Anda di halaman 1dari 4

SPEKTROSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK

1. Tanggal Praktikum: 10 Mei 2023


2. Tujuan Praktikum:
Untuk mengetahui dan memahami dasar-dasar spektrofotometri dan mengetahui cara
mengoperasikan alat.
3. Teori Dasar:
Spektroskopi serapan dalam daerah tampak adalah teknik spektroskopi yang
digunakan untuk mempelajari interaksi antara cahaya tampak dengan materi. Dalam
spektroskopi serapan, cahaya tampak yang melewati suatu larutan atau padatan akan
diserap oleh spesies kimia tertentu dalam sampel tersebut. Hal ini dapat dilihat pada
spektrum serapan yang terbentuk, yang menunjukkan berbagai puncak serapan pada
panjang gelombang tertentu.
Teori dasar dari spektroskopi serapan dalam daerah tampak didasarkan pada
prinsip dasar absorpsi cahaya oleh spesies kimia tertentu dalam sampel. Ketika cahaya
tampak melalui sampel, energi foton cahaya dapat diserap oleh elektron pada spesies
kimia tertentu dalam sampel, sehingga meningkatkan energi mereka ke keadaan yang
lebih tinggi. Proses ini disebut transisi elektronik, di mana elektron melompat dari
orbital energi yang lebih rendah ke orbital energi yang lebih tinggi.
Namun, transisi elektronik ini hanya terjadi pada panjang gelombang tertentu
yang sesuai dengan selisih energi antara orbital yang terlibat dalam transisi elektronik.
Oleh karena itu, spesies kimia dalam sampel akan menyerap cahaya pada panjang
gelombang tertentu yang sesuai dengan energi transisi elektronik mereka, dan ini
tercermin dalam spektrum serapan yang terbentuk.
Secara khusus, intensitas serapan pada panjang gelombang tertentu dapat
dihitung menggunakan hukum Beer-Lambert. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah
cahaya yang diserap oleh spesies kimia dalam sampel sebanding dengan konsentrasi
spesies kimia tersebut dan ketebalan sampel yang dilewati oleh cahaya. Oleh karena
itu, semakin tinggi konsentrasi spesies kimia dalam sampel, semakin besar serapan
cahaya pada panjang gelombang tertentu.
Dalam spektroskopi serapan, spektrum serapan yang terbentuk dapat
digunakan untuk mengidentifikasi spesies kimia tertentu dalam sampel dan mengukur
konsentrasinya. Selain itu, spektroskopi serapan dapat digunakan untuk mempelajari
sifat kimia dan fisika spesies kimia dalam sampel, seperti struktur molekuler, sifat
optik, dan sifat fisika lainnya.
4. Alat dan Bahan
Alat Bahan
3 buah kurvet (diserasikan) Cr(NO3)3 0,0500 M
Spektrofotometer (Spektronik) Co(NO3)2 0,1880 M
5 buah labu ukur 25 mL
Pipet 5, 10, dan 20 mL
2 buah gelas piala 100 mL dan 5 buah gelas piala 50
mL
5. MSDS
No Senyawa Td(°C Tl(°C) Bahaya
)
1
Cr(NO3)3 0,0500 M
2
Co(NO3)2 0,1880
M
6. Cara Kerja
 Respon Spektrofotometer
- Nyalakan spektrofotometer
- Atur knop pengontrol amplifier (kiri depan) sampai jarum menunjukkan 0% T dan
panaskan instrumen selama 20 menit
- Bila perlu dinolkan kembali setelah pemanasan
- Periksa apakah sample holder berada ditempatnya
- Pada waktu mengatur atau membaca, tutuplah bagian atas dari holder untuk
mengurangi penyebaran sinar sebanyak mungkin.

- Masukkan kira-kira 3 mL air distilasi ke dalam kuvet yang sudah dibilas dan
selanjutnya bersihkan dengan kertas tissue yang bersih (perhatikan 5 aturan yang
berhubungan dengan pemakaian kuvet.
- Putarlah knop pengontrol cahaya (kanan muka) ke arah yang berlawanan dengan
jarum jam sejauh mungkin untuk mengurangi jumlah cahaya yang dilewatkan ke
phototube.
- Masukkan kuvet yang telah diisi dengan air ke dalam sample holder dan lurskan
dengan indeks line yang tepat.

- Dengan menggunakan knop pengatur panjang gelombang aturlah pada panjang


gelombang 510 nm.
- Putarlah knop pengontrol cahaya dengan arah jarum jam sampai jarum meter
menunjukkan 90 % T.
- Dengan memutar knop panjang gelombang, ambillah spektrum daerah tampak dan
catat bagaimana responnya terhadap bermacam-macam panjang gelombang
(ditentukan dengan membaca kedudukan jarum).
- Tentukan panjang gelombang dimana instrumen menunjukkan respons paling
tinggi (akan berada disekitar 510 nm).

- Selanjutnya, aturlah knop pengontrol cahaya hingga menunjukkan 100% T pada


panjang gelombang tersebut.
- Kemudian tanpa mengatur kembali knop pengatur amplifier maupun knop
pengontrol cahaya, buatlah kurva spektral respons relatif spektrofotometer dengan
membaca skala %T.
- Bacalah pada panjang gelombang berikut: 350, 375, 400, 425, 450, 475, 500, 525,
550, 575, 600, 612, dan 625.
 Respon Spektrofotometer
- Tempatkanlah kuvet khusus (yang ada kapurnya) ke dalam sample holder untuk
mengamati warna dari berkas cahaya.
- Putarlah kuvet sehingga jalannya sinar jatuh pada permukaan kapur yang miring.
- Amati dan catat warna sinar pada tiap 50 nm dari 650 nm sampai 350 nm.
- Kemungkinan diperlukan pemutaran kop pengontrol cahaya untuk meninggikan
atau menurunkan intensitas cahaya.
- Usahakan agar jarum meter tidak keluar dari skala.
- Aturlah panjang gelombang pada 600 nm dan catat variasi warna yang terdapat
pada berkas cahaya.
- Daerah panjang gelombang berapakah yang menyusun pita yang Anda lihat.
Selanjutnya, aturlah pada 550 nm.

- Putarlah knop pengontrol cahaya dan amati perubahan dalam intensitas cahaya.
- Jumlah cahaya yang melewati sampel diatur dengan lempeng logam yang dapat
bergerak pada suatu celah sempit yang berbentuk V dengan menggerakan lempeng
logam pada jalannya sinar (dengan memutar knop pengontrol cahaya), banyak
sedikitnya cahaya yang dapat lewat celah V dapat diatur.
- Perhatikan variasi intensitas cahaya pada pita dan amati bagian mana yang
mempunyai intensitas paling besar.
 Spektrum Daerah Tampak
- Siapkan larutan-larutan berikut:
a) 0,0200 M Cr (III) dengan mengencerkan 10 mL 0,0500 M larutan baku
Cr(NO2)3 dalam labu ukur sampai tepat 25 mL. Kocok baik-baik dengan cara
membalikkan labu kurang lebih 15 kali.
b) 0,0752 M Co (II) dengan mengencerkan 10 mL larutan baku Co(NO3)2
dalam labu ukur sampai volumenya tepat 25 mL dan kocok baik-baik.
- Ambilah 3 kuvet yang telah diserasikan (lihat langkah 5 pada cara menyerasikan
kuvet).
- Untuk percobaan ini serta percobaan hukum Beer dan sistem 2 komponen,
gunakan selalu kuvet yang sama untuk blanko air distilasi, kuvet kedua untuk
larutan Cr(III) dan kuvet ketiga untuk larutan Co(II).
- Aturlah panjang gelombang pada 375 nm dan selanjutnya aturlah instrumen pada
0% T pada waktu tak ada kuvet dan 100% pada waktu kuvet yang berisi air
ditempatkan pada sample holder.
- (Bila instrumen tidak dapat diatur pada panjang gelombang tersebut, aturlah pada
panjang gelombang terbentuk yang dapat diperoleh).

- Masukkan kira-kira 3 mL larutan0,0200 M Cr(III) dan larutan 0,0752 M Co(II)


pada kuvet ketiga.
- Bersihkan kuvet yang berisi larutan Cr(III) dan masukkan ke dalam sample holder.
Catat %T larutan. Ulangi dengan larutan Co(II).
- Putarlah pengontrol cahaya ke arah yang berlawanandengan jarum jam setiap kali
sebelum mengubah ke panjang gelombang lainnya.
- Putarlah panjang gelombang ke 400 nm, selanjutnya aturlah kembali 0 dan 100%
T dengan menggunakan larutan blanko.
- Kemudian, tempatkan larutan Cr(III) pada holder dan baca %T pada panjang
gelombang ini.
- Ulangi percobaan tersebut dengan menggunakan larutan Co(II).
- Lakukan pengukuran seperti di atas pada berbagai panjang gelombang dari 405
sampai 700 nm dengan interval 5 nm.
- Buanglah larutan dalam kuvet dan bilaslah kuvet baik-baik dengan air (jangan
sekali-kali mencuci kuvet menggunakan larutan pembersih atau alat penggosok).
- Simpanlah kuvet dan ingatlah selau kuvet yang mana yang selalu digunakan untuk
blangko, untuk larutan Cr(III) dan larutan Co(II) untuk percobaan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai