Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ANALISA INSTRUMEN

SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET DAN SINAR TAMPAK

A. Tujuan
1. Menganalisa sampel tembaga dengan menggunakan spektrometer ultraviolet
sinar tampak
2. Memahami prinsip kerja alat spektrofotometer UV/VIS
3. Mengetahui cara mengkalibrasi alat spektrofotometer UV/VIS
4. Mengetahui cara menentukan nilai λ maks (panjang gelombang maksimum)
sebagai parameter penting dalam analisa spektrofotometri UV/VIS.

B. Alat dan Bahan


Alat bahan
Spektrofotometer UV/VIS 1 buah CuSO4.5H2O
Kuvet 1 buah Ammonia Pekat
Labu ukur 25 ml 1 buah Aquadest
Boulb Pipet 1 buah
Pipet Ukur 5 ml 1 buah
Gelas Kimia 1 buah
Botol Semprot 1 buah

C. Prosedur
A. Pembuatan Larutan Standar Sampel Tembaga
1. Pindahkan larutan CuSO4.5H2O ke labu ukur 25 ml sebanyak masing-masing: 0.5 ml,
1.25 ml, 2.5 ml, 3.75 ml, 5 ml, 6.25 ml, dan 7.5 ml.
2. Tambahkan 1.25 ml ammonia pekat dan encerkan dengan aquadest sampai tanfa
batas.
3. Encerkan 1.25 ml ammonia dengan aquadest menggunakan labu ukur 25 ml (air
distilasi / blanko)
4. Nyalakan spektrofotometer dan lampu UV/VIS dan tunggu hingga panjang
gelombang menunjukkan 850 nm.
5. Tekan mode untuk memilih ABS.
6. Isi kedua kuvet dengan air distilasi dan masukkan ke tempat kuvet pada alat
spektrofotometer dengan bagian yang jernih dari sel menghadap kejalannya sinar.
7. Tutup kembali tempat sel dan tekan auto zero, dan tunggu sampai ordinat display
menunjukkan nol.
8. Ambil kuvet bagian depan dan isi dengan larutan CuSO 4.5H2O yang paling pekat
(7.5 ml).
9. Masukkan panjang gelombang (450 nm – 850 nm) dan tekan Go To λ, apabila ingin
mengubah panjang gelombang tunggu sampai absorbans tampak pada display.
10. Catat setiap perubahan.
11. Buat kurva antara panjang gelombang (sebagai absis) terhadap absorbans (sebagai
ordinat).
12. Cari panjang gelombang maksimum (panjang gelombang yang mempunyai
absorbans tertinggi).
13. Masukkan panjang gelombang yang mempunyai absorbans tertinggi. Tekan Go To λ
dan tunggu sampai panjang gelombang tersebut tampak pada display. Isi kuvet
dengan blanko, masukkan ke tempat sel kemudian tekan auto zero sampai display
absorbans menunjukkan nol.
14. Ambil kuvet bagian depan, ukur masing-masing larutan (0.5 ml, 1.25 ml, 2.5 ml,
3.75 ml, 5 ml, 6.25 ml, dan 7.5 ml).
15. Catat absorbansi yang tampak pada display absisca.
16. Buat kurva antara konsentrasi dalam satuan mg /¿ (sebagai absis) terhadap absorbansi
(sebagai ordinat).
17. Tentukan molar absorsivitas ∑ ¿¿ ).

B. Kurva Kalibrasi
1. Masukkan panjang gelombang yang mempunyai absorbans tertinggi. Tekan
GOTO λ dan tunggu sampai panjang gelombang tersebut tampak pada display.
2. Isi sel dengan larutan 0 ml, masukkan ke tempat sel kemudian tekan AUTO
ZERO sampai diplay absorban menunjukkan nol..
.3. Ambil kuvet bagian depan, Ukur masing-masing larutan. Catat absorbans
yang tampak pada display absisca.
4. Buat kurva antara konsentrasi dalam satuan mg/lt (sebagai absis) terhadap
absorbansi (sebagai ordinat).
5. Tentukan molar absorsivitas ∑ (1/cm mol).

D. Data Pengamatan

Tabel 1. Data Pengamatan Panjang Gelombang dengan Absorbansi


ʎ nm Absorban ʎ nm Absorban ʎ nm Absorban
850 0.093 675 0.285 575 0.268
840 0.088 670 0.294 570 0.265
830 0.084 665 0.303 565 0.261
820 0.089 660 0.312 560 0.258
810 0.096 655 0.32 555 0.25
800 0.104 650 0.328 550 0.24
790 0.115 645 0.335 545 0.227
780 0.123 640 0.343 540 0.212
770 0.134 635 0.256 535 0.197
760 0.146 630 0.253 530 0.181
750 0.16 625 0.253 525 0.169
740 0.173 620 0.257 520 0.152
730 0.188 615 0.267 515 0.138
720 0.204 610 0.27 510 0.122
710 0.222 605 0.272 505 0.106
700 0.24 600 0.274 500 0.09
695 0.248 595 0.274
690 0.258 590 0.274
685 0.267 585 0.274
680 0.277 580 0.27

Jadi ʎ Absorbansi maksimum Cu adalah = 640 nm


Grafik 1. Hubungan Panjang Gelombang dengan Absorbansi

Keterangan : sumbu y = absorbansi


sumbu x = Panjang gelombang (nm)

Tabel 2. Data Pengamatan Konsentrasi (Tembaga) dan Absorbansi


Konsentrasi
No Volume/50ml ppm Absorbansi
1 0 0 0
2 2,5 82,7 0.081
3 5 165,4 0.136
4 7,5 248,1 0.194
5 10 330,8 0.248
6 12,5 413,5 0.299
7 15,0 492,2 0,367
Grafik 2. Kalibrasi Cu

E. Data Pengamatan
Pada praktikum hari ini dilakukan percobaan mengenai Spektrofotometri UV/VIS.
Spektrofotometri UV-VIS adalah teknik analisis kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
mengukur absorbansi cahaya oleh molekul-molekul dalam rentang spektrum ultraviolet (UV)
dan tampak (VIS). Alat spektrofotometer UV-VIS memancarkan sinar berenergi tinggi (UV)
atau cahaya tampak (VIS) pada sampel dan kemudian mengukur seberapa banyak cahaya yang
diserap oleh sampel tersebut pada setiap panjang gelombang. Hasil pengukuran ini dapat
memberikan informasi tentang konsentrasi atau kandungan zat tertentu dalam sampel, karena
semakin banyak zat dalam sampel maka semakin banyak pula cahaya yang diserap. Komponen-
komponen peralatan spektrofotometer UV-Vis terdiri dari Sumber Cahaya,sebagai sumber
radiasi UV digunakan lampu Hidrogen (H) atau lampu Deutirium (D). Sedangkan sumber radiasi
tampak yang juga menghasilkan sinarInfra Merah (IR) dekat menggunakan lampu filament
tungsten yang dapatmenghasilkan tenaga radiasi 350-3500 nm. Monokromator, yakni radiasi
yang diperoleh dari berbagai sumber radiasi adalah sinar polikromatis (banyak panjang
gelombang). Monokromator berfungsi untuk mengurai sinar tersebut menjadi monokromatis
sesuai yang diinginkan. Monokromator terbuat daribahan optic yang berbentuk prisma. Tempat
sampel yang dikenal dengan istilah kuvet. Kuvet ada yang berbentuk tabung (silinder) tapi ada
juga yang berbentuk kotak. Syarat bahan yang dapat dijadikan kuvet adalah tidak menyerap sinar
yangdilewatkan sebagai sumber radiasi dan tidak bereaksi dengan sampel dan pelarut. Detektor
yang berfungsi untuk mengubah tenaga radiasi menjadi arus listrik atau peubah panas lainnya
dan biasanya terintegrasi dengan pencatat (printer). Tenaga cahaya yang diubah menjadi tenaga
listrik akan mencatat secara kuantitatif tenaga cahaya tersebut.
Prinsip kerja alat spektrofotometer UV-VIS didasarkan pada hukum Beer-Lambert.
Hukum Beer-Lambert menyatakan bahwa absorbansi cahaya oleh suatu larutan atau sampel
berbanding lurus dengan konsentrasi zat dalam larutan atau sampel tersebut. Dengan kata lain,
semakin konsentrasi zat dalam larutan atau sampel, semakin banyak pula cahaya yang diserap
oleh larutan atau sampel tersebut.Pada alat spektrofotometer UV-VIS, cahaya berenergi tinggi
(UV) atau cahaya tampak (VIS) dipancarkan pada sampel yang ditempatkan di dalam sel khusus.
Sinar yang melewati sampel kemudian diukur pada detektor yang sensitif terhadap cahaya pada
berbagai panjang gelombang. Hasil pengukuran tersebut dicatat sebagai nilai absorbansi. Dengan
mengukur nilai absorbansi pada berbagai panjang gelombang, dapat dibuat kurva kalibrasi untuk
mengukur konsentrasi zat dalam sampel yang tidak diketahui. Kurva kalibrasi ini dibuat dengan
menggunakan sampel standar dengan konsentrasi yang diketahui dan nilai absorbansi yang
diukur pada setiap konsentrasi tersebut. Dari kurva kalibrasi tersebut, dapat ditentukan
konsentrasi zat dalam sampel yang tidak diketahui dengan cara membandingkan nilai absorbansi
sampel tersebut dengan kurva kalibrasi.

Larutan yang diuji sendiri adalah larutan CuSO4.5H2O yang diketahui larutan ini tidak
berwarna dan larutan ini tidak dapat menyerap cahaya. Penggunaan larutan CuSO4 5H2O
sebagai standar kalibrasi spektrofotometer memiliki beberapa alasan, di antaranya adalah
Larutan CuSO4.5H2O cukup stabil dan tidak mudah terurai. Hal ini memastikan bahwa
konsentrasi larutan tetap konstan selama kalibrasi dan pengukuran. Larutan CuSO4.5H2O
memiliki spektrum absorbansi yang sudah diketahui dengan baik. Hal ini memudahkan dalam
penentuan koreksi absorbansi dan penentuan efisiensi pemindahan cahaya pada sampel yang
diukur.Larutan CuSO4.5H2O mudah diperoleh dan tergolong murah dibandingkan dengan
standar kalibrasi lainnya. Dengan menggunakan larutan CuSO4.5H2O sebagai standar kalibrasi,
maka hasil pengukuran pada spektrofotometer akan lebih akurat dan reproduktif, sehingga
memudahkan dalam penentuan konsentrasi sampel yang diukur.

Amonia pekat (NH3) digunakan dalam praktek UV VIS untuk memperbaiki atau
menghilangkan gangguan yang disebabkan oleh ion logam dalam sampel yang diukur. Gangguan
ini dapat menghasilkan sinyal yang tidak akurat dan mempengaruhi hasil pengukuran. Amonia
pekat dapat membentuk kompleks dengan ion logam terutama dengan logam transisi yang
biasanya memiliki elektron yang tidak dipasangkan (unsur transisi biasanya memiliki d-orbitals
yang kosong di kulit terluar elektronnya). Kompleks ini memiliki spektrum absorbansi yang
berbeda dengan ion logam murni, sehingga dapat menghilangkan atau mengurangi efek
gangguan dari ion logam pada sampel yang diukur.Selain itu, amonia pekat juga dapat digunakan
sebagai pengatur pH dalam reaksi kimia. pH dapat mempengaruhi absorbansi pada spektrum
UV-VIS dari suatu senyawa, sehingga pengaturan pH dapat memperbaiki atau memperjelas
sinyal spektrum yang dihasilkan. Oleh karena itu, sampel tersebut ditambahkan amonia pekat
yang berfungsi membentuk senyawa kompleks yang stabil sehingga larutan menjadi berwarna
biru dan dapat diukur absorbansinya dengan menggunakan panjang gelombang 635 – 680 nm.
Seperti pada keterangan gambar 1.1
Gambar 1.1 Keterangan Warna

Untuk reaksi pembentukan senyawa kompleks sendiri seperti berikut.


Cu2+ + NH3 -------> Cu(NH3)4] 2+ biru dongker tetraaminakuprat (II)

Aquades, atau air yang telah di-deionisasi, ditambahkan pada praktek UV VIS untuk beberapa
alasan yakni aquades digunakan sebagai blanko dalam pengukuran UV VIS untuk
mengkompensasi absorpsi oleh air. Dalam praktek UV VIS, blanko digunakan sebagai referensi
untuk menetapkan nol atau dasar sebelum pengukuran.Beberapa senyawa tidak larut dalam air
biasa, maka Aquades digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan senyawa tersebut. Dalam hal
ini, Aquades digunakan untuk mengurangi efek dari larutan yang dipelajari pada pengukuran UV
VIS.Aquades juga dapat digunakan sebagai medium untuk menjaga suhu pengukuran tetap
konstan. Suhu dapat mempengaruhi pengukuran UV VIS, oleh karena itu Aquades digunakan
sebagai pengontrol suhu untuk memastikan bahwa pengukuran dilakukan pada suhu yang sama.
Jadi, penambahan Aquades dalam praktek UV VIS dapat membantu mengurangi kesalahan dan
memastikan akurasi hasil pengukuran.

Untuk mencari panjang gelombang maksimum di pilih satu sampel untuk diamati
menggunakan spectrometer, dan setelah mendapatkan data di buat grafik sehingga mendapatkan
panjang gelombang tertinggi adalah 640 nm dengan nilai absorbansi 0,350 Jika sudah
mendapatkan panjang gelombang tertinggi, selanjutnya data tersebut di setting pada spectrometer
untuk menguji sampel lainnya. Dalam penentuan kadar Cu dalam sampel menggunakan
spektrometer perlu dibuat deret larutan standar yang bertujuan untuk membuat kurva kalibrasi
untuk menghitung kadar tembaga dalam larutan. Dikurva kalibrasi inilah nanti akan dihasilkan
persamaan yang nantinya bisa digunakan untuk menentukan kadar tembaga.

F. Kesimpulan
A. Untuk percobaan sampel 1 ml diperoleh absorban 0,041. Pada sampel 2.5 ml, diperoleh
nilai absorban 0,081. Pada sampel 5 ml diperoleh nilai absorban 0,135. Pada sampel 7,5
ml diperoleh nilai absorban 0,1940. Pada sampel 10 ml diperoleh nilai absorban 0,248
ml. Dan untuk sampel 12,5 ml diperoleh nilai absorban 0,299. Pada sampel 15 ml nilai
absorban 0.367
B. Pada percobaan diperoleh persamaan kurva kalibrasi yakni : y = 0.0007x+0.0312
R² = 0.9966 atau koefisien determinasi pada persamaan tersebut belum sesuai dengan
literature, pada literature nilai R² minimal 0,995. Dari persamaan tersebut diperoleh
konsentrasi Cu sebesar 165.7 ppm. Di dapatkan dengan menghitung konsentrasi
campuran dari semua sampel yang telah di dapatkan nilai absorbansinya yaitu 0,147.

Anda mungkin juga menyukai