AM
Disampaikan dalam Kegiatan Penguatan Kapasitas Perangkat dan Bamus Nagari Andiang
pada tanggal 23 s/d 25 Desember 2020
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 ttg Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa jo. Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis
Peraturan Di Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Kewenangan Desa
Pasal 7 ayat (1) UU 12 Tahun 2011:
PRODUK
HUKUM
DESA
BERSIFAT
KEPUTUSAN KEPALA
PENETAPAN
DESA
(BESCHIKKING)
Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama
BPD.
Materi muatan
Peraturan Desa
harus
mencerminkan
asas:
Ketentuan mengenai
teknik penyusunan
Peraturan di Desa dan
Keputusan Kepala Desa
sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang tentang
Pembentukan Peraturan Mengacu pada
Perundang-undangan
ketentuan Lampiran II
UU Nomor 12 Tahun
2011 tentang
Pembentukan
Peraturan Perundang-
undangan, yang
menjadi pedoman
penyusunan peraturan
perundang-undangan
dari sisi Legal Drafting
A. JUDUL
B. PEMBUKAAN
1. Frasa “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa”
2. Jabatan pembentuk (Kepala Desa)
3. Konsideran
4. Dasar hukum
5. Diktum
C. BATANG TUBUH
1. Ketentuan umum
2. Materi pokok yang diatur
3. Ketentuan peralihan (jika diperlukan)
4. Ketentuan penutup
D. PENUTUP
E. PENJELASAN (jika diperlukan)
F. LAMPIRAN (jika diperlukan)
Konsideran memuat uraian singkat mengenai pokok
pikiran yang menjadi pertimbangan dan alasan
pembentukan Peraturan
Pokok pikiran konsiderans memuat unsur filosofis,
sosiologis, dan yuridis yang menjadi pertimbangan
dan alasan pembentukan peraturan dan ditempatkan
secara berurutan
Konsideran cukup memuat satu pertimbangan yang
berisi uraian ringkas mengenai perlunya
melaksanakan ketentuan pasal atau beberapa pasal
dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
yang memerintahkan pembentukan Perdes dengan
menunjuk pasal atau beberapa pasal yang
memerintahkan
Dasar hukum memuat:
a. Dasar kewenangan pembentukan Perdes
b. Peraturan perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan Perdes
Peraturan yang digunakan sebagai dasar hukum
hanya peraturan perundang-undangan yang
tingkatannya sama atau lebih tinggi
Urutan pencantuman memperhatikan tata urutan
peraturan perundang-undangan (hierarki) dan jika
tingkatannya sama disusun secara kronologis
berdasarkan saat pengundangan atau penetapannya
Ketentuan umum berisi:
a. Batasan pengertian atau definisi
b. Singkatan atau akronim yang dituangkan dalam
batasan pengertian atau definisi
c. Hal-hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi
pasal atau beberapa pasal berikutnya, antara lain
ketentuan yang mencerminkan asas, maksud, dan
tujuan tanpa dirumuskan tersendiri dalam pasal atau
bab
Kata/istilah yang dimuat dalam ketentuan umum
hanyalah kata atau istilah yang digunakan berulang-
ulang di dalam pasal atau beberapa pasal selanjutnya
Rumusan definisi harus sama dengan rumusan
definisi dalam peraturan perundang-undangan yang
telah berlaku
Pembagian materi pokok ke dalam kelompok yang
lebih kecil dilakukan menurut kriteria yang dijadikan
dasar pembagian
Contoh: berdasarkan kronologis/ urutan.