Anda di halaman 1dari 11

Contoh :

Naskah Rancangan Perdes ttg Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal- Usul
Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

Warna Biru : Pilihan yang harus ditegaskan sesuai dengan kondisi Desa masing-
masing
Warna Hijau : Bersifat kondisional apabila Desa sudah menerbitkan Perdes ttg
Kewenangan Desa
KEPALA DESA DATARCAE KECAMATAN CIRINTEN
KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DESA DATARCAE


NOMOR 6 TAHUN 2020

TENTANG
DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL-USUL DAN KEWENANGAN LOKAL
BERSKALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA DATARCAE,


Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (2)
Peraturan Bupati Lebak Nomor 88 Tahun 2020 tentang Daftar
Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa Di Kabupaten Lebak, perlu menetapkan
Peraturan Desa tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak
Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5539) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6321);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1037);
6. Peraturan Mentri Desa PDT dan Transmigrasi Nomor 1 tahun
2015 tentang Pedoman Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal
Usul dan Kewenangan Lokal Bersekala Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158)
7. Peraturan Bupati Lebak Nomor 88 Tahun 2020 tentang Daftar
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DATARCAE
dan
KEPALA DESA DATARCAE

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA
BERDASARKAN HAK ASAL-USUL DAN KEWENANGAN LOKAL
BERSKALA DESA

BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam
Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Kepala Desa adalah penjabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan
kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tanggan Desanya dan melaksanakan
tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
5. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah Lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
6. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa,
pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
7. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala
Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
8. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan
berdasarkan hak asal-usul, kewenangan lokal berskala desa, kewenangan yang
ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Provinsi, atau pemerintah Daerah
Kabupaten serta kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
9. Kewenangan berdasarkan hak asal-usul adalah hak yang merupakan warisan yang
masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan
perkembangan kehidupan masyarakat.
10. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau
mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena perkembangan
Desa dan prakarsa masyarakat Desa.
11. Daerah adalah Kabupaten Lebak
12. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah
yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom;
13. Bupati adalah Bupati Lebak
14. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai satuan kerja perangkat daerah
Kabupaten Lebak dalam wilayah kerja pemerintah Kabupaten Lebak;
15. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah
kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan dari Bupati untuk menangani sebagian
ureusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum Pemerintahan.

Pasal 2 Ruang
lingkup dalam Peraturan Desa ini, meliputi:
a. kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul;
b. kewenangan lokal berskala Desa;
c. mekanisme pelaksanaan kewenangan Desa;
d. Pembinaan, Pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kewenangan Desa;
e. Pembiayaan;
f. Pungutan Desa; dan
g. Ketentuan Penutup.

BAB II
KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL
Pasal 3
(1) Ruang Lingkup Kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul, meliputi :
a. Sistem Organisasi Perangkat Desa;
b. Sistem organisasi masyarakat Desa;
c. pembinaan kelembagaan masyarakat;
d. Pembinaan Lembaga dan Hukum
e. pengelolaan tanah kas Desa; dan
f. Pengelolaan Tanah Bengkok
g. Pengelolaan Tanah Desa atau tanah Milik Desa yang menggunakan sebutan setempat;
h. pengembangan peran masyarakat Desa.
(2) Kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
setelah dilakukan identifikasi dan inventarisasi meliputi :
a. Penataan Kelembagaan Tradisi Desa antara lain Juru kunci makam, Petugas
Pengurus Jenazah, Penjaga Balai Desa, Penjaga Mesjid;
b. Pengelolaan kekayaan dan Aset Desa;
c. Pencatatan dan Inventarisasi kepemilikan tanah masyarakat di desa;
d. Fasilitasi penyelesaian sengketa antar masyarakat diluar pemilikan hak-hak
perdata tingkat Desa;
e. Pelestarian budaya gotong-royong/kerja bakti/bakti sosial;
f. Penataan makam dan situs/petilasan;
g. Pengelolaan seni budaya setempat antara lain sholawatan, Kendang Penca/Pencak
Silat, Nasid, rampak bedug, Khasidah;
h. Pembinaan Kerukunan umat beragama dan adat istiadat; dan
i. Pengelolaan Kesehatan tradisional Desa antara lain nyi paraji,tukang pijat
(3) Kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diatur dan diurus oleh Desa.

BAB III
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
Pasal 4
(1) Kriteria kewenangan lokal berskala Desa, antara lain :
a. Kewenagan yang mengutamakan kegiatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat;
b. Kewenangan yang mempunyai ruang lingkup pengaturan dan kegiatan hanya dalam
wilayah dan masyarakat Desa yang mempunyai dampak internal Desa:
c. sesuai kepentingan masyarakat Desa;
d. kegiatan yang telah dijalankan oleh Desa atas dasar prakarsa Desa;
e. mampu dan efektif dijalankan oleh Desa;
f. muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa
masyarakat Desa; dan
g. program atau kegiatan sektor yang telah diserahkan ke Desa.
(2) Kewenangan lokal bersekala Desa meliputi :
a. Bidang pemerintahan Desa;
b. Bidang pembanguan Desa;
c. Bidang kemasyarakatan De;sa
d. Bidang pemberdayaan Desa;
(3) Kewenangan lokal bersekala Desa dibidang Pemerintahan Desa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf a antara lain
meliputi :
a. Penetapan dan pengesahan batas Desa
b. Pengembangan sistem administrasi Desa
c. Pengembangan tata ruang dan peta sosial Desa
d. Pendataan dan pengklarifikasian tenaga kerja Desa
e. Pendataan penduduk yang bekerja pada sektor pertanian
dan sektor non pertanian;
f. Pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia
kerja, anggakatan kerja, pencari kerja, dan tingkat
partisipasi angkatan kerja;
g. Pendataan penduduk berumur 15 tahun keatas yang
bekerja menurut lapangan pekerjaan jenis pekerjaan dan
status pekerjaan;
h. Pendataan penduduk yang bekerja diluar negri;
i. Penetapan organisasi pemerintah Desa;
j. Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa;
k. Penetapan perangkat Desa;
l. Penetapan BUMDesa;
m. Penetapan APBDesa;
n. Penetapan peraturan Desa;
o. Penetapan kerja samaantar Desa;
p. Pemberian izin penggunaan gedung pertemuan atau balai
Desa;
q. Pendataan potensi Desa;
r. Pemberian izin hak pengelolaan atas tanah Desa;
s. Penetapan Desa dalam keadaan darurat seperti kejadian
bencana, konflik, rawan pangan, wabah penyakit,
gangguan keamanan, dan kejadian luar biasa lainnya
dalam skala Desa;
t. Pengelolaan arsip Desa; dan
u. Penetapan pos keamanan dan pos kesiapsiagaan lainnya
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat Desa;
(4) Kewenangan lokal berskala Desa dibidang pembangunan Desa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b meliputi :
a. Pelayanan dasar Desa;
b. Sarana dan prasarana Desa;
c. Pengembangan ekonomi lokal Desa;
d. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan Desa;
(5) kewenangan lokal bersekala Desa dibidang pelayanan dasar
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf a antara lain
meliputi ;
a. pengembangan pos kesehatan Desa dan polindes;
b. pemngembangan tenaga kesehatan Desa;
c. pengelolaan dan pembinaan posyandu melalui :
1) layanan gizi untu balita;
2) pemeriksaan ibu hamil;
3) pemberian makanan tambahan;
4) penyuluhan kesehatan;
5) gerakan hidup bersih dan sehat;
6) peninmbangan bayi;
7) gerakan sehat untuk lanjut usia;
d. pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional
e. pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika
dan zat adiktif di Desa;
f. pembinaan dan pengelolaan pendidikannanak usia Dini;
g. fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok-kelompok belajar
di Desa;
(6) kewenangan lokal bersekala Desa di bidang sarana dan
prasarana Desa sebagaimana tercantum dalam pasal 4 huruf b
antara lain meliputi :
a. pembangunan dan pemeliharaan kantor Desa dan Balai
Desa;
b. pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa;
c. pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani Desa;
d. pembangunan dan pemeliharaan embung Desa;
e. pembangunan energi baru dan terbarukan;
f. pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah;
g. pengelolaan pemakaman Desa dan petilasan;
h. pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan;
i. pengelolaan dan pemeliharaan air bersih berskala Desa;
j. pembangunan dan pemeliharan irigasi tersier;
k. pembangunan dan pemeliharaan lapangan Desa;
l. pembangunan dan pemeliharaan taman Desa;
m. pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran
untuk budidaya perikanan;
n. pengembangan sarana dan prasarana produksi di Desa;
(7) kewenangan lokal berskala Desa bidang pengembangan
ekonomi lokal Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4
huruf c antara lain meliputi ;
a. pembangunan dan pengelolaan pasar Desa dan kios Desa;
b. pembangunan dan pengelolaan tempat pelelanagn ikan
milik Desa;
c. pengengbangan usaha mikro berbasis Desa;
d. pendayagunaan keuangan mikro berbasis Desa;
e. pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan dan
penetapan cadangan pangan Desa;
f. penetapan komoditas unggulan pertanian dan perikanan
Desa;
g. pengaturan pelaksanaan hama dan penyakit pertaninan
dan perikanan secara terpadu;
h. penetapan jenis pupuk dan pakan organik untuk
pertaninan dan perikanan;
i. pengembangan benih lokal;
j. pengembangan ternak secara kolektif;
k. pengembangan dan pengelolaan energi mandiri;
l. pendirian dan pengeloaan BUM Desa;
m. pengembangan wisata Desa;
n. pengelolaan balai benih ikan;
o. pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil
pertanian dan perikanan; dan
p. pengenvangan sistem usaha produksi pertanian yang
bertumpu pada sumberdaya, kelembagaan dan budaya
lokal;
(8) kewenangan loka bersekala Desa di bidang kemasyarakat Desa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf c meliputi :
a. membina keamanan, ketertiban dan ketenyraman wilayah
dan masyarakat Desa;
b. membina kerukunan warga masyarakat Desa;
c. memelihara perdamaian, mengangani konflik dan
melakukan mediasi di Desa; dan
d. melestarika dan mengembangkan gotong royong masyarkat
Desa;
(9) kewenangan loka berskala Desa dibidang pemberdayaan
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf d
antara lain :
a. pengembangan seni budaya lokal;
b. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitas
lembaga kemasyarakatan;
c. Fasilitas kelompok-kelompok masyarakat melalui :
1) Kelompok Tani;
2) Kelompok seni budaya;
3) Kelompok masyrakat lain di Desa;
d. Pemberian santunan sosial keluarga fakir miskin;
e. Fasilitas terhadap kelompok-kelompok rentan, kelompok
masyarakat miskin,perempuan dan difabel;
f. Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitas
paralegal untuk memberikan bantuan hukum kepada
warga masyarakat Desa;
g. Analisis kemiskinan secara partisipatif di Desa;
h. Penyelengaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup
bersih dan sehat;
i. Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitas kader
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat ;
j. Peningkaatan kapasitas melalui pelatihan usaha ekonomi
Desa;
k. Pendayagunaan teknologi tepat guna; dan
l. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui :
1) kader pemberdayaan masyarakat Desa;
2) kelompok usaha ekonomi produktif;
3) kelompok perempuan;
4) kelopok tani;
5) kelompok masyarakat miskin;
6) kelompok pengrajin;
7) kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
8) kelompok pemuda; dan
9) kelompok lain sesuai kondisi Desa;
10) perincian kewenangan Desa berdasarkan kewenangan
berskala Desa paling sedikit terdiri atas ;
a pengelolaan tempat pemandian umum;
b pengelolaan jaringan irigasi;
c pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat Desa;
d pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos
pelayanan terpadu;
e pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;
f pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;
g pengelolaan embung Desa;
h pengelolaan air minum berskala Desa; dan
i pembuatan jalan Desa antar permukiman ke wilayah
pertanian.
(10) Selain Kewenangan Desa berdasarkan kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat 10, setelah dilakukan identifikasi dan inventarisasi meliputi :
a. Penetapan dan penegasan batas desa;
b. Pengelolaan tata ruang desa dan peta sosial;
c. Pengembangan Sistem administrasi, data, informasi dan kearsipan desa;
d. Pengelolaan dan pemanfaatan sarana prasarana Desa;
e. Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa;
f. Pengelolaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa;
g. Pengelolaan ekonomi lokal desa;
h. Pengelolaan, pemanfaatan dan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan desa;
i. Pengelolaan Teknologi Tepat Guna dan energi baru dan terbarukan;;
j. Pembinaan keamanan, kerukunan, ketertiban dan ketentraman wilayah dan
masyarakat Desa;
k. Pembinaan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif di Desa;
l. Pengelolaan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan TK milik Desa;
m. Pengelolaan wisata Desa;
n. Pengelolaan lahan kritis skala Desa;
o. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam di Desa bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat;
p. pengelolaan persampahan berskala Desa;
q. Pembinaan olahraga dan kepemudaan berskala desa;
r. Pengembangan sumber daya manusia berskala desa;
s. penangulangan bencana, keadaan darurat dan keadaan mendesak yang berskala
lokal desa antara lain Penanganan Kebakaran hutan dan lahan serta Pandemi
Corona Virus Disease (Covid-19)
t. Pembinaan hukum masyarakat desa;
u. Pengelolaan pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan berskala
desa;
v. Pengelolaan Hutan berskala Desa;
w. Dukungan pendidikan bagi siswa miskin desa di luar program pemerintah;
x. Pembinaan tenaga kerja berskala desa;
y. Perlindungan kelompok rentan berskala desa;
z. Pengelolaan sanitasi dan air bersih berskala desa; aa.
Pengembangan inovasi dan produk unggulan desa;
bb. Pembinaan pemberdayaan kesejahteraan keluarga berskala desa; cc.
Penataan kesenjangan sosial berskala desa; dan
dd. Pengelolaan transportasi umum berskala desa;
(11) Kewenangan lokal berskala Desasebagaimana
dimaksud pada ayat (2) sampai dengan ayat
ayat (10) diatur dan diurus oleh Desa.
BAB VI PEMBIAYAAN
Pasal 9
Penyelenggaraan kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala
desa dibiayai dengan:
a. Anggaran pendapatan dan belanja desa; dan
b. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB VII PUNGUTAN


DESA
Pasal 10
(1) Desa dapat melakukan pungutan dalam rangka peningkatan Pendapatan
Asli Desa sesuai dengan Kewenangan Desa berdasarkan Peraturan Perundang-
undangan;
(2) Pungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Desa.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Datarcae

Ditetapkan di Datarcae
pada tanggal 22 November 2020
KEPALA DESA DATARCAE,

ANDI SUHANDI

Diundangkan di Datarcae
pada tanggal …................2020
SEKRETARIS DESA DATARCAE,

SITI MAEMUNAH

LEMBARAN DESA DATARCAE TAHUN 2020 NOMOR 7


BAB IV
MEKANISME PELAKSANAAN KEWENANGAN DESA
Pasal 5
(1) Pemerintah Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa menetapkan peraturan desa
tentang kewenangan desa berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal berkala
desa.
(2) Penetapan peraturan desa tentang kewenangan desa berdasarkan hak asal-usul dan
kewenangan lokal berkala desa sebagaimana ayat (1) dilakukan dengan mekanisme :
a. Pemerintah Desa menyusun rancangan Peraturan Desa tentang kewenangan Desa
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa;
b. Rancangan Peraturan Desa tentang kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul
dan kewenangan lokal berskala Desa dievaluasi oleh Camat yang dikoordinasikan
dengan Pejabat yang membidangi urusan Pemerintahan Desa;
c. Rancangan Peraturan Desa tentang kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul
dan kewenangan lokal berskala Desa dibahas bersama dengan BPD untuk
mendapatkan kesepakatan.
d. Kesepakatan bersama sebagaimana tersebut dijadikan dasar dalam penetapan
Peraturan Desa tentang kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan lokal berskala Desa.

BAB V
PEMBINAAN, PENGAWASAN, EVALUASI
DAN PELAPORAN PELAKSANAAN KEWENANGAN DESA
Bagian Kesatu
Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 6
(1) Camat, Perangkat Daerah yang menangani urusan Pemerintahan Desa, dan
pejabat pengawas fungsional melakukan pembinaan dan pengawasan dalam
pelaksanaan kewenangan Desa.
(2) Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan perangkat daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) melalui :
a. Fasilitasi dan koordinasi; dan
b. Bimbingan Teknis
(3) Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Camat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan kewenangan desa.
(4) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Evaluasi Pasal 7
(1) Camat dan Perangkat Daerah yang menangani urusan pemerintahan desa melakukan
evaluasi terhadap penetapan dan pelaksanaan kewenangan desa.
(2) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) paling sedikit dilakukan setahun
sekali.

Bagian Ketiga
Pelaporan Pasal 8
(1) Kepala Desa melaporkan pelaksanaan kewenangan desa kepada Bupati melalui Camat.
(2) Laporan pelaksanaan kewenangan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan bagian dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Anda mungkin juga menyukai