MANAJEMEN DATA
DAN INFORMASI
EoI-DPK-DQM-DMS
Disclaimer : keseluruhan materi dalam dokumen ini disusun berdasarkan proses pembaruan proses bisnis sebagai bagian dari Proyek Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan
(PSIAP). Setiap hal yang tercantum di dalamnya dapat mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan proyek.
Pengumpulan
Permintaan Informasi
Informasi
Pertukaran
Pengumpulan Informasi
Informasi
Klarifikasi Informasi
Perekaman
Informasi
Transfer
Transfer Informasi
Retensi Dokumen
PENGUMPULAN INFORMASI
Permintaan Informasi
Permintaan informasi yang berasal dari Negara/Yurisdiksi Mitra dan Unit Kerja di DJP meliputi:
• inbound/outbound on request;
• Tax Examination Abroad (TEA) di luar negeri (negara mitra atau yurisdiksi mitra) atau di dalam negeri (Indonesia) ;
• Simultaneous Tax Examination (STE) usulan Pejabat yang Berwenang di Indonesia atau Simultaneous Tax Examination
(STE) usulan Pejabat yang Berwenang Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra.
Permintaan informasi merupakan proses saat pihak-pihak yang memerlukan informasi akan mengkomunikasikan kebutuhan
informasi melalui Pejabat yang Berwenang untuk kepentingan pertukaran informasi berdasarkan perjanjian internasional,
baik bilateral maupun multilateral. Direktur Perpajakan Internasional sebagai Pejabat yang Berwenang akan menerima
permintaan pertukaran informasi dari unit/proses bisnis terkait di internal DJP untuk dikirimkan dan mendapatkan tanggapan
dari Negara/Yurisdiksi Mitra, atau sebaliknya, menerima permintaan informasi dari Negara/Yurisdiksi Mitra untuk dikirimkan
dan mendapatkan tanggapan dari Unit kerja di lingkungan DJP, Wajib Pajak, Lembaga Keuangan, dan/atau instansi, lembaga,
asosiasi, dan pihak lain . Subdirektorat Pertukaran Informasi Perpajakan Internasional (PIPI) Direktorat Perpajakan
Internasional (EoI unit) akan melakukan penelitian atas pemenuhan persyaratan dan ketersediaan informasi atas permintaan
pertukaran informasi dari unit/proses bisnis terkait di internal DJP dan Negara/Yurisdiksi Mitra.
Permintaan Informasi Inbound-Outbound EoI on Request
Sistem akan menyediakan formulir validasi persyaratan permintaan untuk dipergunakan oleh user EoI unit.
Formulir validasi akan dimintakan persetujuan kepada atasan langsung dari EOI user untuk menentukan tindak
lanjut atas permintaan informasi. Apabila permintaan pertukaran tidak memenuhi persyaratan permintaan
informasi maka akan dilakukan Proses Klarifikasi Informasi.
Penelitian Permintaan yang telah direkam masuk ke dalam sistem dan memenuhi persyaratan akan ditindaklanjuti dengan
Ketersediaan pengecekan ketersediaan informasi. Dalam proses ini, petugas/pegawai EOI akan melakukan pengecekan ke
Informasi database perpajakan DJP yang terintegrasi (sebagai Single Source of Truth) untuk memastikan ketersediaan dan
kelengkapan informasi yang diminta.
Dalam hal pegawai EOI Unit dapat mengakses informasi yang dibutuhkan, informasi dimaksud akan segera
dikirimkan kepada unit kerja di DJP atau Pejabat yang Berwenang di negara/yurisdiksi mitra, baik sebagian
(partially responded) maupun seluruh informasi yang diminta (fully responded).
Persiapan Administrasi DMS menyiapkan dokumen berisi informasi yang akan dikeluarkan dan mengirimkannya kepada
Dokumen Negara/Yurisdiksi Mitra terkait dan/atau unit kerja/proses bisnis terkait.
Sistem akan mencetak surat permintaan informasi Administrasi DMS mencatat batas waktu tanggapan atas
untuk ditandatangani manual melalui proses permintaan EoI yang masuk.
persetujuan berjenjang, kemudian diunggah
Pengiriman permintaan informasi melalui:
kembali ke sistem dan dikirimkan melalui kanal
• ILAP: melalui portal pertukaran data
yang tersedia.
• Unit/proses bisnis internal DJP: CTAS case management
• Wajib Pajak: Portal
• Lembaga Keuangan: Portal dan/atau dokumen dengan
tanda tangan digital
Pengajuan TEA di dalam negeri atau Usulan STE dari Pejabat yang
Berwenang di Negara/Yurisdiksi Mitra
Aktivitas Keterangan
Penelitian Persyaratan Pengajuan permintaan dari Negara/Yurisdiksi Mitra diinput dalam sistem,
Permintaan kemudian dilakukan pengecekan aspek legal dan administrasi atas permintaan
tersebut berdasarkan formulir validasi yang disediakan oleh sistem. Formulir
validasi akan dimintakan persetujuan kepada atasan langsung dari pegawai EOI
Unit untuk menentukan tindak lanjut atas pengajuan usulan. Apabila permintaan
tidak memenuhi persyaratan maka dilakukan:
1) Persiapan permintaan klarifikasi informasi apabila masih diperlukan penjelasan
tambahan atas permintaan TEA/STE.
2) Pengiriman surat penolakan apabila permintaan tidak sesuai dengan
persyaratan atau penolakan berdasarkan pertimbangan dari Direktur
Perpajakan Internasional, selaku Pejabat yang Berwenang di Indonesia, atau
permintaan klarifikasi tidak dapat direspon oleh negara/yurisdiksi mitra.
Proses berjenjang dimulai Apabila permintaan sesuai dengan persyaratan maka permintaan TEA/STE
dengan konfirmasi ke dimintakan persetujuan berjenjang dimulai dengan konfirmasi kepada Direktur
Direktur Pemeriksaan dan Pemeriksaan dan Penagihan atau Direktur Penegakan Hukum atau Direktur
Penagihan atau Direktur Intelijen Perpajakan, dan dilanjutkan dengan Persetujuan Direktur Jenderal Pajak.
Penegakan Hukum atau
Direktur Jenderal Pajak dan Direktur Pemeriksaan dan Penagihan atau Direktur
Direktur Intelijen
Penegakan Hukum Direktur Intelijen Perpajakan; dan/atau Direktur Jenderal Pajak dapat
Perpajakan, dan
memberikan persetujuan atau penolakan atas usulan dimaksud. Terhadap keputusan
dilanjutkan dengan
untuk menolak usulan, Direktur Perpajakan Internasional menindaklanjuti dengan
persetujuan Direktur
mengirimkan surat penolakan kepada Pejabat yang Berwenang di negara/yurisdiksi mitra.
Jenderal Pajak
Penelitian Ketersedian Permintaan yang telah direkam masuk ke dalam sistem, memenuhi persyaratan,
Informasi dan telah mendapatkan persetujuan dari Direktur Pemeriksaan dan Penagihan;
Direktur Penegakan Hukum; Direktur Intelijen Perpajakan; dan Direktur Jenderal Pajak
akan ditindaklanjuti dengan pengecekan ketersediaan informasi pada database
perpajakam DJP. Dalam proses ini, petugas/pegawai EOI akan melakukan
pengecekan ke database perpajakan DJP yang terintegrasi (sebagai Single Source
of Truth ) untuk memastikan ketersediaan dan kelengkapan informasi yang
diminta . Dalam hal informasi yang dibutuhkan tersedia pada database, Pejabat
yang Berwenang di Indonesia akan mengirimkan informasi dimaksud kepada
Pejabat yang Berwenang Negara Mitra/Yurisdiksi Mitra.
Persiapan Dokumen EoI Unit akan mempersiapkan dokumen TEA/STE dalam hal permintaan usulan
TEA/STE TEA/STE telah disetujui oleh Direktur Jenderal Pajak, misal: Keputusan Direktur
Jenderal Pajak mengenai tim pelaksana TEA/STE, dan hal-hal lain yang terkait
pelaksanaan TEA/STE kepada Relevan Bisnis Proses dan konfirmasi penerimaan
permintaan kepada Negara/Yurisdiksi Mitra.
Pengajuan TEA ke luar negeri atau Usulan STE dari Pejabat yang Berwenang
di Indonesia
Aktivitas Keterangan
Penelitian Persyaratan Pengajuan permintaan dari Unit Internal DJP (Kantor Pusat, Kanwil dan KPP)
Permintaan melalui formulir permintaan yang tersedia di dalam sistem, dilakukan
pengecekan aspek legal dan administrasi atas permintaan tersebut
berdasarkan formulir validasi yang disediakan oleh sistem. Formulir validasi
akan dimintakan persetujuan kepada atasan langsung dari pegawai EOI Unit
untuk menentukan tindak lanjut atas pengajuan usulan.
Apabila permintaan tidak memenuhi persyaratan maka dilakukan prosedur
berikut:
1. Persiapan permintaan klarifikasi informasi apabila masih diperlukan
penjelasan tambahan atas permintaan TEA/STE.
2. Notifikasi atau pengingat atas permintaan klarifikasi informasi tambahan
dalam hal permintaan klarifikasi belum ditanggapi oleh unit kerja di DJP
sampai dengan batas waktu tertentu.
3. Pengiriman surat penolakan apabila permintaan tidak sesuai dengan
persyaratan atau penolakan berdasarkan pertimbangan Direktur
Perpajakan Internasional, selaku Pejabat yang Berwenang di Indonesia,
atau permintaan klarifikasi tidak dapat direspon oleh unit kerja di DJP.
Proses berjenjang Apabila permintaan sesuai dengan persyaratan maka permintaan TEA/STE
dimulai dengan dimintakan persetujuan berjenjang dimulai dengan konfirmasi kepada
konfirmasi kepada Direktur Pemeriksaan dan Penagihan atau Direktur Penegakan Hukum, dan
Direktur Pemeriksaan dilanjutkan dengan Persetujuan Direktur Jenderal Pajak.
dan Penagihan atau
Direktur Jenderal Pajak dan Direktur Pemeriksaan dan Penagihan, Direktur
Direktur Penegakan
Penegakan Hukum atau Direktur Jenderal Pajak dapat memberikan persetujuan
Hukum dan dilanjutkan
atau penolakan atas usulan dimaksud. Terhadap keputusan untuk menolak usulan,
dengan Persetujuan
Direktur Perpajakan Internasional menindaklanjuti dengan mengirimkan
Direktur Jenderal Pajak
pemberitahuan penolakan kepada pimpinan unit kerja di DJP melalui sistem.
Pengajuan usulan ke Pengajuan TEA ke luar negeri atau Usulan STE dari Pejabat yang Berwenang
Negara/ Yurisdiksi Mitra di Indonesia yang telah disetujui oleh Direktur Jenderal Pajak diajukan
usulan kepada Negara/Yurisdiksi Mitra.
Persiapan Dokumen Setelah mendapat konfirmasi persetujuan dari Negara/Yurisdiksi Mitra, EoI
TEA/STE Unit akan mempersiapkan dokumen TEA/STE yang akan dikirimkan kepada
Negara/Yurisdiksi Mitra dan Unit Internal DJP (Kantor Pusat, Kanwil dan KPP)
PENGUMPULAN INFORMASI
Pengumpulan Informasi
Subproses pengumpulan informasi merupakan proses untuk menerima informasi dan memasukkannya ke dalam sistem untuk diproses di tahapan-tahapan berikutnya,
termasuk menyimpan ke dalam back-up. Sebelum dilakukan back-up , EOI User akan memilah informasi berdasarkan format/tipenya sesuai dengan kebutuhan probis
yang terintegrasi/terhubung. Dokumen berbentuk fisik akan dipindai dan disimpan sesuai tata cara pengelolaan dokumen dalam modul Document Management
System (DMS).
Proses pengumpulan informasi dimulai ketika terdapat informasi dari:
• negara/yurisdiksi mitra
• unit kerja/proses bisnis internal DJP (KPP/Kanwil/Direktorat Terkait)
• lembaga keuangan (baik secara periodik maupun berdasarkan permintaan)
• wajib pajak (baik secara periodik maupun berdasarkan permintaan)
• klarifikasi informasi (apabila terdapat tambahan/perubahan atas informasi yang disampaikan atau jawaban atas permintaan klarifikasi)
Dalam konteks informasi yang diterima dari proses pertukaran informasi berdasarkan permintaan, informasi direkam ke dalam sistem, baik itu berupa data/digital
ataupun dokumen fisik dan/atau dokumen elektronik. Informasi tersebut kemudian dilakukan validasi sebelum dapat ditentukan tindak lanjut atas data/informasi
tersebut, dilakukan klarifikasi atau direkam ke dalam data warehouse DJP. Hal serupa juga berlaku pada data/informasi yang diterima dalam pelaksanaan spontaneous
EOI. Terdapat beberapa bentuk data yang dipertukarkan secara otomatis, periodik dan terstruktur, antara lain adalah informasi keuangan dari lembaga keuangan.
Lembaga keuangan memiliki kewajiban untuk menyampaikan informasi keuangan untuk kepentingan pelaksanaan peraturan perundang-undangan domestik dan
pertukaran informasi secara otomatis sesuai perjanjian internasional, dengan rincian sebagai berikut:
a. Domestik: semua Lembaga Keuangan melaporkan langsung ke DJP
b. Internasional
• Lembaga Keuangan dibawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan melaporkan informasi melalui SiPINA, untuk kemudian disampaikan kepada DJP
• Lembaga Keuangan lain melaporkan langsung ke DJP
Untuk informasi berupa Country by Country Report /Laporan per Negara (CbCR) dari WP dan informasi keuangan dari Lembaga Keuangan yang diterima melalui portal dan interface dengan SiPINA
akan dilakukan validasi saat diterima oleh sistem. Jenis informasi lain yang masuk ke dalam sistem diklasifikasikan sebagai hardcopy, softcopy, atau digital , dan diperlakukan sebagai berikut:
a) informasi digital masuk secara langsung ke database eksternal untuk disimpan sementara (back-up).
b) dokumen hardcopy dipindai dan diunggah ke dalam sistem.
c) dokumen softcopy , termasuk hasil pemindaian dokumen hardcopy , diunggah ke dalam sistem dan disimpan ke database eksternal, dan akan diberikan metadata.
Aktivitas Pengumpulan Informasi
Pengumpulan Informasi
Dalam proses pengumpulan informasi yang berbentuk digital, informasi diterima
melalui:
• interface dengan sistem lain (seperti SiPINA dan Common Transmission
System); dan
• melalui portal (seperti informasi keuangan domestic).
Informasi tersebut divalidasi kemudian di back-up di database eksternal. Untuk
informasi keuangan dan CbCR, lembaga keuangan dan Wajib Pajak harus
mengenkripsi informasi tersebut sebelum mengunggahnya ke portal atau SiPINA.
Selain itu, untuk informasi keuangan yang disampaikan langsung ke DJP, sistem
akan memberikan notifikasi untuk menampilkan ringkasan yang menunjukkan
jumlah saldo, mata uang, dan informasi lainnya. Hal ini bertujuan agar lembaga
keuangan mengetahui apa yang mereka unggah dan sebagai tanda persetujuan
atas informasi yang diunggah.
Informasi selain informasi digital, EoI user akan melakukan klasifikasi atas
informasi yang diterima sebagai berikut:
1. Hardcopy; EoI user akan melakukan input meta data atas data hardcopy ke
dalam sistem dan mengirimkan dokumen fisik ke DMS. Penerima dokumen
fisik melakukan pemindaian secara manual ke database eksternal untuk di-
back-up dan meneruskan fisik dokumen ke proses retensi dokumen yang
terintegrasi dalam proses bisnis DMS. Memasukan Data Eksternal ke Database
2. Softcopy; EoI user akan melakukan input meta data atas data softcopy ke Informasi yang diterima dari proses pengumpulan informasi harus disimpan,
dalam sistem dan database eksternal untuk di-back-up. seperti apa adanya saat diterima dan tidak diubah sedikitpun, ke dalam database
eksternal.
PENGUMPULAN INFORMASI
Klarifikasi Informasi
Kegiatan klarifikasi terdiri dari beberapa jenis kegiatan, yaitu:
a) klarifikasi atas permintaan informasi, baik inbound maupun outbound, serta pengajuan usulan pelaksanaan TEA dan/atau STE, apabila belum
memenuhi persyaratan;
b) validasi atas informasi yang diterima;
c) klarifikasi atas informasi yang diterima;
d) pengawasan kepatuhan penyampaian informasi, baik secara periodik maupun berdasarkan permintaan; dan
e) pengawasan penyampaian tanggapan atas klarifikasi.
Proses klarifikasi informasi bertujuan untuk memeriksa validasi dari permintaan informasi baik dari DJP ke negara/yurisdiksi mitra atau sebaliknya. Proses
klarifikasi akan dilakukan di dalam sistem yang disertai dengan fitur notifikasi atau pengingat, sebagai bentuk pengawasan atas tanggapan klarifikasi
yang belum disampaikan, contohnya terkait dengan batas waktu pemberian klarifikasi. Berkaitan dengan EoI berdasarkan permintaan, terdapat dua jenis
tanggapan, yaitu:
• tanggapan sebagian (partially responded), dalam hal Informasi yang dapat disediakan pada saat itu hanya mencakup sebagian dari kebutuhan
informasi;
• tanggapan penuh (fully responded), apabila seluruh informasi yang dibutuhkan telah berhasil dikumpulkan dan disampaikan.
Selain bertujuan untuk melakukan validasi dan klarifikasi atas informasi yang masuk ke dalam sistem dan permintaan informasi yang belum memenuhi
persyaratan, subproses ini juga berfungsi sebagai sarana untuk melakukan pengawasan kepatuhan penyampaian informasi, baik secara periodik maupun
berdasarkan permintaan. Surat teguran atau himbauan atas ketidakpatuhan dapat diterbitkan dalam proses ini.
Pengawasan penyampaian tanggapan atas klarifikasi juga dilakukan dalam proses ini. Sebagai pelengkap, terdapat fitur pengingat dalam hal permintaan
klarifikasi belum ditanggapi dalam jangka waktu tertentu. Setelah pengingat dikirimkan namun tidak ditanggapi sampai dengan periode yang
ditetapkan, tindak lanjut atas hal ini dapat berupa pengembalian permintaan informasi (kepada Pejabat yang Berwenang atau pimpinan Unit Kerja).
Aktivitas Klarifikasi Informasi
Perekaman
Proses perekaman merupakan upaya dalam pendokumentasian pertukaran informasi yang terjadi secara
terstruktur dan terintegrasi. Subproses perekaman berisi proses memasukan informasi ke dalam sistem untuk
pemanfaatan kedepannya setelah melalui proses validasi dan klarifikasi.
Retensi Dokumen
Registrasi Dokumen
Dalam registrasi dokumen, seperti yang sudah tersampaikan sebelumnya, dokumen fisik akan di pindai dan di
unggah ke dalam sistem. Setelah registrasi dan pengunggahan dokumen telah berhasil, dokumen akan
terintegrasi dalam DMS. Yang bertugas dalam mengunggah dokumen juga harus mengisi formulir yang
terdapat dalam sistem mengenai informasi-informasi relevan yang ada di dalam dokumen tersebut untuk
memudahkan pemanfaatan kedepannya.
Pengarsipan Dokumen
Dokumen yang sudah berhasil di registrasi dan di unggah ke dalam sistem, dokumen fisik yang diterima wajib
disimpan dalam pengarsipan dokumen sesuai dengan standar aturan yang berlaku secara internasional
dan/atau sesuai ketentuan domestik dan struktur pengamanan dokumen internal DJP untuk menjaga
keamanan dan kerahasiaan dokumen serta informasi yang terdapat didalamnya.
Rangkuman Perbedaan Perbandingan Probis As-Is dengan To-be
Disclaimer : keseluruhan materi dalam dokumen ini disusun berdasarkan proses pembaruan proses bisnis sebagai bagian dari Proyek Pembaruan Sistem
Inti Administrasi Perpajakan (PSIAP). Setiap hal yang tercantum di dalamnya dapat mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan proyek.
Pengembangan pada sistem inti administrasi perpajakan (SIAP) akan menciptakan proses bisnis yang
M e n g a pa P ro se s lebih sederhana, terintegrasi di dalam maupun di luar DJP. Kegiatan sentralisasi data serta
penyempurnaan dan pengembangan proses bisnis DPK dilakukan sebagai berikut:
1) Penambahan kanal elektronik (e-Channel) dalam proses pengumpulan data dari ILAP berupa
Bisnis DPK Harus 2)
interface dan portal Data Pihak Ketiga;
Pembuatan kamus data yang kompherensif dan mendorong pemenuhannya kepada ILAP;
B e r u ba h ? 3)
4)
Saluran dan prosedur data outbound dengan system interface engine (Megaware);
Terdapat dasbor pemrosesan data yang terintegrasi dengan proses bisnis BI;
5) Terdapat dasbor kinerja ILAP dan Pemanfaatan Data yang terintegrasi; dan
6) Pengelolaan atas dokumen ILAP yang terintegrasi dengan proses bisnis DMS.
Dengan adanya implementasi dan pemutakhiran sistem maka diharapkan akan terjadi aktualisasi
proses bisnis yang lebih efisien dan terstruktur. Proses bisnis DPK hanya akan berfokus kepada proses
pengumpulan data dan transfer data dikarenakan adanya integrasi sistem dan penyederhanaan alur
proses.
Gambaran Umum Proses Bisnis Data Pihak Ketiga
Alur Proses Bisnis Data Pihak Ketiga (1)
Aktivitas pencocokan data dilakukan oleh sistem (otomatis). Data Row (Baris data) yang dapat
diidentifikasi akan dikirim ke aktivitas persiapan dan reviu data (pada proses Data Transfer) dan akan
ditandai sebagai data yang teridentifikasi. Baris data yang tidak dapat diidentifikasi akan ditandai
sebagai data yang tidak teridentifikasi. Sementara itu, terdapat juga baris data yang ditandai sebagai
need manual identification untuk data yang perlu diidentifikasi secara manual oleh user.
Alur Proses Bisnis Data Pihak Ketiga (4)
1. Proses bisnis terintegrasi dengan SIAP melalui Case Management, serta terkoneksi dengan
DMS termasuk pengolahan dokumen cetak (hardcopy).
2. Penambahan kanal elektronik berupa Portal Data Pihak Ketiga pada proses penerimaan
data dengan fitur notifikasi, penerbitan tanda terima secara otomatis serta validasi atas
data yang diterima dari pihak ketiga.
3. Validasi data yang diterima dari ILAP dilakukan sejak awal data disampaikan pada saat
pemrosesan, dan penjagaan kualitas data melalui proses bisnis DQM.
4. Terdapat dasbor Kinerja ILAP, Dasbor Pengolahan Data Pihak Ketiga, dan Dasbor
Utilitas/Pemanfaatan Data Pihak Ketiga yang terintegrasi dengan SIAP.
Manfaat Perubahan Proses Bisnis Data Pihak Ketiga
1. Proses Permintaan kebutuhan data dan komunikasi lebih mudah dan optimal dengan
Case Management yang terintegrasi dalam sistem SIAP.
2. Tersedianya Portal Data Pihak Ketiga yang meningkatkan produktivitas dengan fitur-fitur
yang memberikan kemudahan bagi ILAP dalam memenuhi kewajibannya.
3. Format penyamapaian data lebih terstruktur, sesuai dengan kamus data dan kebutuhan
DJP.
4. Evaluasi atas kinerja pengolahan data, pemanfaatan data, dan performa ILAP dapat
dipantau secara real time dalam dasbor.
5. Proses reviu (Quality Control) dan proses cleansing data yang berkelanjutan dalam satu
sistem yang terintegrasi.
Proses Bisnis Data Quality Management (DQM)
Data Quality Management (DQM) merupakan proses bisnis yang tujuan utamanya adalah untuk
menjaga data yang ada di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah memenuhi standar kualitas data yang
telah ditetapkan. Data yang diperoleh DJP dari berbagai sumber dan saluran akan melalui serangkaian
proses manajemen kualitas data untuk memastikan agar data tersebut dapat dimanfaatkan dengan
baik. Pada akhirnya, proses bisnis DQM menjadi salah satu pendukung terwujudnya single source of
truth (SSOT) di Direktorat Jenderal Pajak.
DATA QUALITY
MONITORING AND
DATA PROFILING DATA CLEANSING DATA ENRICHMENT EVALUATION
Attribute Enrichment
36
• Library of
• Technical & Manual Data Cleansing
Validation & Data Data Quality SME & Business • Dashboard of Data Cleansing
Quality Rules Framework Owner • Kemudahan dalam trace sumber error
• 6 DQ Dimensions : Bersama DQ Analyst
Completeness menentukan DQ
Validity
Framework
Accuracy Konfirmasi
Consistency
Timeliness
Uniqueness Data Penentuan
Cleansing Atribut Data
Rejected Data
Mendukung
SSOT
V
Integrasi
A
L
ke DWH
WP/
I
Pegawai D
Proses Bisnis
DJP A terkait Operational
T Database Dilakukan ETL Data Data
(Transaksional) Dilakukan Warehouse
I Assessment Enrichment
Assessment
O
Sumber N
(Repository Layer) (Integration Layer)
eksternal
Input/Send Data Profiling
Data
Tier 3
A
S Valid Data
Officer Data
- Extract Invalid
Data
I Tier 1
OLTP Database Cleansing
s Validasi
Assessment in
Exception
Repository Layer
• Level GUI & API Belum sepenuhnya
• Assessment 6 Data Quality Dimension
• Belum terintegrasi otomatis
Taxpayer • Beberapa aplikasi
• Data Quality Rules belum terintegrasi
Valid Data
T
O Pegawai DJP
Data Extract Invalid
- Data
B CTAS Data Quality Exception Handler
Database
E Validasi Database
Automatic Assessment in Repository Layer Exception
Wajib Pajak
Instansi • Level GUI & API
Lembaga • Assessment 6 Data Quality Dimension Menangkap exception
• Terintegrasi
Asosiasi • Satu aplikasi data secara otomatis
Pihak lain • Berdasar pada Data Quality Framework yang
Terintegrasi 37
DATA QUALITY IN REPOSITORY LAYER
Pegawai DJP, Wajib Pajak, Instansi, Lembaga, Asosiasi, dan pihak-pihak lain (ILAP) pada proses bisnis
pemrosesan data pihak ketiga menginput data terkait melalui Application Programming Interface (API)
dan Graphical User Interface (GUI). Dalam aktivitas ini, data yang diinput akan divalidasi untuk menjaga
kualitas data yang masuk ke dalam sistem, misalnya terkait format NPWP, NIK, tanggal, nilai uang, dan
sebagainya. Setelah melewati validasi tersebut, selanjutnya data akan disimpan di database CTAS. Untuk
kondisi sekarang, sudah terdapat validasi pada tingkat entri data, namun validasi tersebut belum
dilakukan secara terintegrasi. Dengan sistem yang baru, validasi in the point of entry, akan dilakukan
secara terintegrasi terhadap semua data yang diproduksi oleh setiap proses bisnis DJP.
Profiling pada repository layer menggambarkan aktivitas manajemen kualitas data setelah data melalui
validasi pada point of entry. Identifikasi kualitas data yang dilakukan pada repository layer ini dapat
meliputi analisis atas domain, assessment dari segi kelengkapan, validitas, dan integritas struktural atas
data tersebut.
DATA QUALITY IN REPOSITORY LAYER
Kegiatan tersebut dimulai dengan penelaahan atas kualitas data yang ada dengan menggunakan rules-
rules yang telah ditetapkan pada data quality framework (kerangka kualitas data) yang telah dibuat
bersama dengan tiap tiap business owner. Data yang tidak memenuhi standar kualitas data yang
ditetapkan akan masuk secara otomatis ke dalam exception handler, untuk selanjutnya dilakukan proses
data cleansing.
Adapun untuk kondisi saat ini, sudah terdapat assessment dengan menggunakan enam dimensi kualitas
data pada repository layer, namun masih terpisah dalam beberapa aplikasi dan belum ada data quality
rules yang terintegrasi. Dengan sistem CTAS yang baru, asessement kualitas data dan data quality rules
akan terintegrasi dalam data quality framework.
Data Quality in Integration Layer
Limited Optional Data Cleansing
Data Quality Rules Invalid Data
Koreksi data secara otomatis berupa
standarisasi data
Data Quality Analyst
DB Cleansing A
Transform
s
Data Valid Data
Extract Load -
Database Tier 1c DWH
Tier 3 DWH
I
Assessment in s
Integration Layer
• Assessment 6 Data Quality Dimension
• Data Quality rules belum terintegrasi
Extract Load
-
CTAS
Database
Staging
Data Warehouse
B
Database
Automatic Assessment in E
Integration Layer
• Assessment 6 Data Quality Dimension
• Berdasar pada Data Quality Framework yang
Terintegrasi
7
DATA QUALITY IN INTEGRATION LAYER
Integration Layer adalah titik dimana data akan diintegrasikan dari OLTP database ke data warehouse.
DQM menyiapkan aturan kualitas data yang digunakan dalam proses ETL (Extract, Transform, Load) yang
dilakukan oleh proses bisnis BI (Business Intelligence). DQM melakukan identifikasi Data Quality Check
Points (titik pemeriksaan kualitas data) pada staging database dalam rangka proses ETL. Setelah itu, DQM
melakukan pemeriksaan terkait absolute data quality (kualitas data absolut) dan optional data quality
(kualitas data opsional). Bersama dengan pemilik bisnis, dan/atau SME, Data Quality Analyst akan
mengidentifikasi sumber dan target data dalam proses ETL ini untuk memastikan data hasil ETL
memenuhi standar kualitas data yang ditetapkan.
Data-data yang valid akan diteruskan ke data warehouse CTAS, dan data yang invalid (tidak memenuhi
standar kualitas data) akan masuk ke exception handler secara otomatis untuk kemudian dilanjutkan ke
proses data cleansing. Dengan sistem CTAS yang baru, data quality rules akan terintegrasi dalam Data
Quality Framework
Data Cleansing (Technical & Manual)
S Exception •
sepenuhnya otomatis
Standarisasi Data & Deduplikasi Database
belum sepenuhnya otomatis
- Handler
• Keterlibatan Business Owner
Update the result
Pemutakhiran belum
belum tergambar jelas
I sepenuhnya otomatis
• Sistem menganalisis
B duplikasi data secara
otomatis
Data Quality Data Quality
Analyst
E Further Analysis Yes
Analyst
Data Cleansing adalah proses mendeteksi dan memperbaiki/menghapus data yang error atau tidak akurat
dari kumpulan data, tabel, atau basis data. Tujuan proses data cleansing adalah untuk mengoreksi data secara
sistematis, sehingga bisa lebih menghemat biaya dan waktu. Pembersihan data ini dilakukan secara otomatis
melalui sistem (subproses Technical Data Cleansing), dan dapat juga dilakukan lebih lanjut dengan proses
manual (subproses Manual Data Cleansing).
Untuk kondisi yang ada saat ini, proses data cleansing belum sepenuhnya dilakukan secara otomatis baik dari
sisi pendeteksian data error, standardisasi, dan pemutakhiran. Di samping itu, belum ada skema keterlibatan
pemilik proses bisnis secara jelas. Dengan sistem SIAP yang baru, proses data cleansing akan dapat berjalan
otomatis, dan bila diperlukan lebih lanjut dapat dilakukan secara manual. Pemilik proses bisnis dapat
berperan dalam mengkonfirmasi dan atau mengoreksi hasil data cleansing, serta skema keterlibatannya
teradministrasikan dalam case management.
Technical Data Cleansing
Subproses ini dijalankan oleh sistem untuk mendeteksi dan membersihkan data-data yang tidak sesuai
dengan parameter kualitas yang ditentukan dalam Data Profiling. Dalam subproses ini, ada beberapa
aktivitas yang tercakup, yaitu antara lain:
i. Data Standardization
Dalam aktivitas ini, sistem akan melakukan standardisasi data secara otomatis sehingga data yang berasal
dari berbagai macam sumber akan memiliki level standard yang sama.
ii. Remove Duplication
Aktivitas ini akan menghilangkan data duplikat secara komprehensif dan otomatis. Keuntungan dari
menghilangkan data duplikat adalah agar DJP mudah mengembangkan satu versi lengkap basis data
Wajib Pajak yang terpercaya.
Hasil dari technical data cleansing ini dapat dipantau melalui dashboard oleh Data Quality Analyst. Pemantauan
ini akan membantu untuk menentukan apakah diperlukan manual data cleansing lebih lanjut atau tidak.
Apabila tidak diperlukan, maka data tersebut dapat dinyatakan valid dan disimpan dalam database SIAP
Manual Data Cleansing
Subproses ini mengatur pembersihan data manual yang dilakukan terhadap data yang masih tidak akurat
sebagai hasil dari analisis kualitas data setelah dilakukan data profiling dan technical data cleansing. Data
Quality Analyst bekerja sama dengan pemilik proses bisnis akan mengidentifikasi sumber kesalahan data
dan melakukan koreksi jika diperlukan. Dalam konteks kualitas data, pihak yang bertanggung jawab untuk
menjaga kualitas data adalah pemilik data.
Sebagaimana technical data cleansing, hasil dari manual data cleansing ini juga dapat dipantau melalui
Dashboard oleh Data Quality Analyst. Data yang telah dinyatakan valid akan dilakukan update ke dalam
database SIAP
Data Enrichment
Enrichment Process
Determining List of Attribute
to be Enriched
A
Error Data
DB Masterfile Database Cleansing DB SIDJP as
s
Analyst & Business Owner Reference Data
• Perumusan list of attribute untuk
enrichment belum terintegrasi
-
I
Deploy hasil enrichment
Enrich Data s
• Analis memperkaya data Profil Data Quality
WP menggunakan sumber lain Analyst
(DJPonline)
•
Data Quality Framework
Dapat dikonfigurasi
Data Quality
Framework
E
Data
Warehouse
9
Data Enrichment
Data enrichment adalah proses melengkapi data yang kosong dan/atau memperkaya data internal dengan
data eksternal dan atau data internal lainnya yang telah diyakini kebenarannya, sehingga diperoleh data
yang lengkap dan semakin kaya, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas dari data tersebut.
a. Determining List Of Attribute to be Enriched
Pada tahap ini, Data Quality Analyst bekerja sama dengan Business Owner dan Subject Matter Expert
untuk mengidentifikasi atribut data yang perlu dicocokkan dalam rangka memperkaya data.
b. Matching & Enrichment Process
Setelah atribut data ditetapkan, pelaksanaan matching (pencocokan) data akan dilakukan. Proses ini
mencocokkan dua data dengan pengidentifikasi yang sama tetapi memiliki atribut yang berbeda.
Misalnya data Wajib Pajak dari data masterfile WP dan data Wajib Pajak dari data pihak ketiga dengan
nama dan tanggal lahir yang sama, tetapi memiliki alamat yang berbeda akan dicocokkan dengan
mengidentifikasi data dengan akurasi yang lebih tinggi. Selanjutnya, adalah proses enrichment
(pengayaan) data, yang dilakukan secara otomatis oleh sistem
Monitoring & Evaluation
Monitoring Evaluation
Database
A
Business Owner Analyst Update the result
S Monitoring • Belum ada sarana • Sarana penerimaan • Pemutakhiran
•
Business Owner komunikasi terintegrasi masukan/saran dari
- Pengumpulan data belum
sepenuhnya otomatis • Business Owner sulit
memonitor kualitas data
dalam sistem BO belum tersistem
belum sepenuhnya
otomatis
Database • Belum ada Dashboard
I
s
Monitoring Evaluation
Data Quality
T Database
Monitoring Business Owner
O • Pengumpulan data otomatis
• Masukan/saran/feedback
Data Quality Analyst
•
Update the result
Pemutakhiran
Data Quality • Dashboard dan Report secara • Penerimaan
- Database otomatis diberikan periodik melalui
system melalui Case
masukan/saran dari
BO melalui •
otomatis.
Perubahan
Management
B Business Owner
• Pengguna data memberi
sistem/Case
Management
Framework semua
Probis
feedback melalui Case terdokumentasi dan
E • Kemudahan memonitor,
Review & Analisis kualitas data
Management terintegrasi pada
• Identifikasi perubahan tata satu tempat.
Kelola data
Data Quality Analyst
• Analis memberi saran
Improvement
• Case Management
10
Data Monitoring
Dalam subproses monitoring data, sistem akan secara otomatis mengumpulkan hasil penilaian atas tingkat
kualitas data dan melaporkannya ke dalam dashboard secara otomatis, untuk dapat dilakukan pemantauan
baik oleh Data Quality Analyst maupun Business Owner. Analis dapat memberikan saran untuk peningkatan
kualitas data. Business Owner dapat memonitor dan mengidentifikasi perubahan tingkat kualitas data pada
dashboard tersebut.
Pada saat ini proses pengumpulan hasil penilaian atas tingkat kualitas data dalam rangka monitoring data
belum dilakukan secara otomatis, dan belum terdapat dashboard monitoring, sehingga pemilik proses bisnis
akan sulit memonitor kualitas data DJP. Dengan sistem CTAS yang baru, proses pengumpulan untuk
peningkatan kualitas data sudah terintegrasi dan dilakukan secara otomatis. Selain itu juga terdapat
dashboard untuk memonitor kualitas data secara menyeluruh, berdasarkan masing-masing dimensi kualitas
data, maupun berdasarkan masing-masing proses bisnis. Data Quality Analyst dapat memberikan saran
peningkatan kepada pemilik proses bisnis berdasarkan nilai kualitas data. Pemilik proses bisnis juga akan
lebih mudah memonitor kulaitas data dan menerima masukan melalui case management.
Data Evaluation
Subproses ini merupakan tindak lanjut atas pemantauan kualitas data oleh Business Owner. Data Quality
Analyst pada unit DQM di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak menerima compiled feedback yang
diperoleh dari KPP dan Kanwil tersebut melalui case management. Feedback tersebut digunakan oleh Data
Quality Analyst untuk merancang pemutakhiran/perubahan aturan-aturan bisnis yang diperlukan dalam
rangka meningkatkan kualitas data. Perubahan aturan bisnis yang dapat diimplementasikan tersebut akan
didokumentasikan secara terintegrasi pada Data Quality Framework.
Pada saat ini, masukan/saran peningkatan kualitas data masih sulit dikomunikasikan karena belum ada
sarana komunikasi yang terintegrasi dengan sistem, sehingga pemutakhiran yang dilakukan atas evaluasi
pun belum otomatis. Dengan sistem SIAP yang baru, masukan/saran peningkatan kualitas data akan
terintegrasi dan disampaikan secara periodik melalui case management. Pemutakhiran yang dilakukan atas
evaluasi akan bisa diterapkan secara otomatis ke dalam sistem. Selain itu, dimungkinkan juga perubahan
framework di masing-masing proses bisnis, dan akan terdokumentasi dan terintegrasi di satu tempat.
Proses Bisnis Document Management System (DMS)
Peminjaman
Manajemen Dokumen Dokumen Outbound Monitoring dan
dokumen yang Pemusnahan Dokumen
Kasus dan Inbound
tersentralisasi
Pemusnahan Dokumen
Pencadangan Dokumen
Permintaan Akses/Peminjaman Dokumen
Tracking Dokumen
Pemberitahuan
Mengajukan Dokumen
Tidak Waktu Fisik?
perpanjanga?
Peminjaman
Dokumen dengan
Disetujui? 2 Ya
watermark* 3 4 Tidak
Tidak
Ya Ya
Pegawai DJP
Tanda Terima
Masa Akses
Proses Pemberian dan Dokumen
Fisik Dokumen
Persetujuan watermark*
Elektronik berakhir
Pejabat yang berwenang
Tidak Tidak
Administrasi
Dokumen Keluar Status
Dokumen Tracking Dokumen
Permintaan
Akses/Peminjaman
Dokumen
Namun jika pegawai yang melakukan pencarian dokumen tidak memiliki hak akses, pegawai tersebut
dapat mengajukan hak akses atas dokumen tersebut. Jika disetujui dalam oleh pejabat berwenang
sebagai pemilik dokumen, maka akan dilanjutkan ke tahap Mengambil Informasi Dokumen dan seterusnya
sebagaimana dijelaskan di atas.
Hak akses terhadap dokumen-dokumen tersebut memiliki batas waktu peminjaman. Jika batas waktu
habis, maka untuk dokumen digital akan terhapus dari akun pegawai (tidak lagi dapat mengakses
dokumen tersebut) dan untuk dokumen fisik harus dikembalikan (melalui proses pengembalian dokumen
fisik). Namun sebelum batas waktu berakhir, pegawai dapat mengajukan perpanjangan hak
akses/peminjaman, dan alur pun kembali ke Proses Persetujuan oleh pejabat yang berwenang.
Manajemen Dokumen Kasus
Tautan ke dokumen
Dokumen terkait
kasus/pekerjaan
System
Nomor Unik, NPWP, NIK,
Judul, kata kunci lainnya
• Mencari dokumen yang Proses Pembuatan
terkait kasus/pekerjaan Persetujuan Watermark*
• Menyiapkan dokumen
terkait kasus/pekerjaan
Pegawai DJP Case Management
System • Membuat tautan
dokumen
Pejabat yang
Akses Dokumen via
berwenang
QR Code
Pihak Lain
Penyiapan Dokumen
Sistem kemudian mempersiapkan dokumen-dokumen tersebut untuk disajikan kepada pegawai yang membutuhkan,
ataupun juga pihak lain (publik) jika diperlukan.
Pembuatan Watermark
Berdasarkan karakteristik dokumen atau pegawai/pihak yang akan memanfaatkan, sistem akan menentukan apakah
diperlukan bagi dokumen tersebut diberi watermark, dan memberikan watermark sesuai kebutuhan.
Dokumen-dokumen yang tidak perlu diberi watermark antara lain jika:
i. Dokumen diakses oleh pejabat yang menandatangani.
ii. Dokumen diakses oleh pegawai yang menjadi tujuan surat/dokumen tersebut.
iii. Dokumen diakses oleh pihak-pihak yang terlibat dalam penandatanganan dokumen tersebut.
Administrasi Dokumen Keluar
as-is
to-be tracking
pengiriman pos Interoperabi
litas
Autosend to TAM
Ya
Doc ID, Status
Tanda Tangan
Doc Metadata Pemilihan Tidak Simpan Dokumen Tracking
Elektronik/ Segel
Dokumen Dokumen Dokumen
Elektronik
Pegawai DJP Butuh
persetujuan
Wajib Pajak? Terkait
Pembuatan TTE/ Wajib Status
Segel Elektronik Pajak? Dokumen
Dihasilkan
Ya Pembuatan TT Biasa
Unduh, cetak, TT Tidak X
oleh DMS? Konsep
Biasa Ya Selesai
Dokumen TT/Segel
Tidak Elektronik atau
TT Biasa?
Dapatkan TT
Ya Wajib Pajak
Unggah Ya Tidak
Ambil Nomor Reviu Konsep
Dokumen yang
Dokumen Dokumen Approved ? sudah di-TT
Tidak Dikirim
melalui TAM
No_Doc
Cetak,Kirim/Fax/
NADINE TT secara manual TAM
Email
Pejabat yang berwenang
1) Pemilihan dokumen
Dokumen yang dibuat oleh pegawai DJP akan diidentifikasi apakah berasal dari DMS atau tidak, jika
bukan berasal dari DMS akan dilanjutkan proses penyusunan dan penandatanganan dokumennya melalui
Nadine. Jika berasal dari proses bisnis terkait perpajakan, proses penyusunan dokumen menggunakan
DMS.
2) Reviu Konsep Dokumen
Sebelum ditandatangani, konsep dokumen akan direviu terlebih dahulu oleh pejabat berwenang yaitu
atasan dari pegawai yang mengajukan penandatanganan dokumen. Jika disetujui maka dokumen akan
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang melalui Nadine atau melalui DMS sesuai karakteristik
dokumennya.
3) Pembubuhan Sertifikat Eletronik
Dokumen dapat dilakukan pembubuhan sertifikat elektronik menggunakan Tanda Tangan Elektronik (TTE)
maupun segel elektronik. Selain itu, dokumen juga dapat diterbitkan secara otomatis tanpa sertifikat
elektronik maupun menggunakan tanda tangan biasa.
4) Penandatanganan dokumen secara biasa
Dokumen dapat diunduh dan dicetak untuk kemudian ditandatangani secara biasa (tanda tangan
manual/basah) jika diperlukan. Untuk dokumen yang ditandatangani secara biasa, perlu diunggah kembali
ke DMS setelah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
5) Penyimpanan dokumen
Dokumen yang telah ditandatangani kemudian disimpan dalam sistem untuk digunakan/diteruskan sesuai
dengan keperluan, dan aktivitas ini juga tercatat dalam Tracking Dokumen yang akan dijelaskan kemudian.
6) Pengiriman/pemanfaatan dokumen
Untuk dokumen yang tidak terkait Wajib Pajak akan dikirimkan melalui DMS/Nadine sesuai jenis
dokumennya dan akan dapat diakses oleh penerima yang dituju melalui sistem secara elektronik.
Sedangkan untuk dokumen yang ditujukan bagi Wajib Pajak, akan dikirimkan melalui Taxpayer Portal di
proses bisnis Taxpayer Account Management (TAM), dan dapat diakses oleh Wajib Pajak melalui akun
elektronik masing-masing Wajib Pajak. Dokumen untuk Wajib Pajak dapat juga dikirimkan melalui e-mail,
faksimile, maupun dokumen fisik tercetak bila diperlukan.
Administrasi Dokumen Masuk
as-is
to-be
Perlu
didistribusikan?
Tidak Mengisi Distribusi
Apakah
berbentuk Metadata Ya Dokumen
fisik?
Ya Tidak
Document Backup
System
Subproses ini dilakukan secara otomatis mengikuti kebijakan backup SIAP secara keseluruhan.
Proses backup dokumen dilakukan oleh administrator sistem pada KPDJP.
Pemilihan dok
yang Pengajuan Persetujuan Membentuk panitia Melakukan Membuat laporan
dimusnahkan usulan pemusnahan pemusnahan arsip pemusnahan arsip pemusnahan arsip pemusnahan arsip
dilakukan manual arsip
Sebagian besar proses belum tersistem
to-be
Monitoring dokumen Proses Bisnis dalam Case Management Dokumen elektronik tetap disimpan
habis masa retensi
Tracking Dokumen
Persetujuan Permintaan
Akses/Peminjaman Dokumen Akses/Peminjaman Dokumen
Tracking Dokumen
Metadata Retensi
Status System Penyusunan Daftar Dokumen
dokumen
Administrasi Dokumen Masuk yang Diusulkan untuk
• Cek Status Dokumen
• Update Status Dokumen Status Dihapuskan
• Pemantauan Dokumen dokumen
Verifikasi pengajuan
Daftar retensi
persetujuan retensi
dokumen disetujui
dokumen
Pejabat yang berwenang
Pemusnahan dokumen
Pegawai DJP
System