Oleh:
120620230011
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah
Metode Penelitian
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2023
DAFTAR ISI
i
3.5 Uji Validitas ............................................................................................29
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Permasalahan lingkungan hidup global pada saat ini sangat perlu dihadapi
tertinggi kedua setelah Cina dengan total 3.22 juta ton setiap tahunnya (The Asean
Post, 2018). Selain itu, Indonesia juga menempati posisi ketujuh dari 11 negara
penghasil gas emisi rumah kaca terbesar di dunia dengan jumlah 1.24 gigaton pada
tahun 2022 dari total emisi sebanyak 53.79 gigaton emisi (Kementerian Keuangan,
2023) Hal tersebut tentunya dapat berakibat buruk pada lingkungan. Berbagai
dampak negatif dapat bermunculan setiap harinya jika hal tersebut tidak dapat
lingkungan. Hal tersebut membuat masyarakat mulai sedikit demi sedikit beralih
1
2
60%
50%
40%
30%
20%
10%
00%
Makanan Rumah Pakaian Kesehatan / Elektronik Kendaraan
Tangga Kosmetik
membeli produk ramah lingkungan adalah karena mereka ingin melestarikan bumi.
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar konsumen di Indonesia telah menyadari
konsumen membeli produk ramah lingkungan adalah karena suka dengan produk
ramah lingkungan maka akan memberikan citra positif kepada konsumen. Selain
itu, sebanyak 24% konsumen menyebutkan alasan mereka membeli produk ramah
60%
50%
40%
30%
20%
10%
00%
Makanan Rumah Pakaian Kesehatan / Elektronik Kendaraan
Tangga Kosmetik
Pada grafik di atas, terlihat bahwa persentase produk ramah lingkungan yang
paling banyak dibeli oleh konsumen adalah produk makanan sebanyak 57%. Hal
tersebut menunjukan bahwa masyarakat sudah mulai membeli produk makanan dan
minuman ramah lingkungan. Salah satu merek minuman yang memiliki citra ramah
merupakan air minum kemasan yang diproduksi oleh PT. Tirta Fresindo Jaya.
ulang, Le Minerale memperkuat citra nya sebagai produk yang ramah lingkungan.
lingkungan dimana pangsa pasar global dari barang dan jasa ramah lingkungan saat
ini ditaksir kurang dari 4% (Ritter et al., 2015). Jika produk tersebut dilengkapi
dengan informasi yang dapat diandalkan, masyarakat akan lebih bersedia untuk
4
membeli dan mengonsumsi produk yang ramah lingkungan. Hal ini dapat
sudah percaya dengan produk tersebut, maka mereka akan kembali membeli produk
bagaimana cara perusahaan memasarkan produk tersebut. Saat ini semakin banyak
pelanggan ramah lingkungan dengan produk ramah lingkungan adalah inti dari
green marketing (Liu et al., 2012). Jika konsumen puas akan produk tersebut maka
2011). Green marketing juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan
dan mempertahankan green consumers tidak diragukan lagi merupakan salah satu
hal pertama yang perlu dilakukan perusahaan adalah mencari inovasi baru untuk
membuat produk tersebut. Tentu saja inovasi tersebut haruslah inovasi yang ramah
mereka yang sejalan dengan peraturan dan undang-undang yang berkaitan dengan
Secara khusus, green innovation telah diadopsi sebagai salah satu alat yang
efektif untuk memposisikan merek mereka sebagai merek yang ramah lingkungan
(Berrone et al., 2013). Lebih lanjut lagi, green innovation terbukti membawa
manfaat tentang berbagai hasil manajemen yang positif, termasuk reputasi dan citra
atau image dari perusahaan tersebut (Chen, 2008). Oleh karena itu, untuk
perusahaan, green innovation dan strategi green marketing yang diterapkan oleh
Selain dari faktor green innovation dan green marketing, faktor diferensiasi
pengambilan keputusan. Oleh karena itu perusahaan perlu belajar lebih banyak
tentang bagaimana pria dan wanita bertindak sebagai konsumen saat membeli
barang dan jasa, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat yang
gender dan brand loyalty. Dimana kepribadiaan merek yang dimoderasi peran
gender terhadap loyalitas merek terbukti tidak signifikan (Soni et al., 2019).
Namun, gender dan usia memoderasi pengaruh pengalaman dan kepercayaan pada
loyalitas situs belanja online shopee (Barokah et al., 2020). Selain itu belum banyak
peneliti sebelumnya yang meneliti secara khusus pengaruh dari green innovation,
green marketing, dan gender terhadap green loyalty. Umumnya penelitian tersebut
marketing, dan gender secara langsung maupun tidak langsung terhadap green
loyalty.
Minerale.
Minerale.
7
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
Teori legitimasi pertama kali dikenalkan oleh Webber pada tahun 1978
dimana teori ini berfokus pada interaksi antara perusahaan dan masyarakat.
Menurut Ghozali dan Chariri (2007), dasar dari teori legitimasi adalah kontrak
sumber ekonomi. Oleh karena itu, legitimasi memiliki manfaat untuk membantu
dalam keadaan di mana norma dan nilai berfungsi sebagai batasan yang dengan
dapat terus bertahan jika perusahaan mampu menyeimbangkan antara proses bisnis
perusahaan perlu untuk memperhatikan isu tersebut agar perusahaan dapat diterima
oleh masyarakat. Karena jika perusahaan tersebut sudah beroperasi sesuai dengan
norma masyarakat setempat dan perusahaan juga diterima oleh masyarakat, maka
jika citra perusahaan sudah terbentuk dengan baik, maka dapat mendorong para
8
9
merupakan inovasi yang memberikan dampak positif bagi lingkungan dan tidak
produknya serta dapat meningkatkan loyalitas konsumen akan produk dari brand
perusahaan tersebut.
terhadap daya saing berkelanjutan (Chang, 2011). Menurut Chen et al. (2006),
green innovation atau inovasi hijau adalah perangkat keras atau perangkat lunak
inovatif yang berkaitan dengan produk atau proses yang ramah lingkungan. Green
daur ulang limbah, desain produk yang ramah lingkungan, dan manajemen
al., 2006).
10
untuk membangun citra merek hijau yang dimiliki perusahaan dan juga dapat
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat untuk produk yang
ramah lingkungan. Sehingga, dengan adanya green innovation yang dilakukan oleh
mereka
lingkungan pelanggan.
lingkungan. Oleh karena itu, pemasaran yang berfokus pada lingkungan melibatkan
(Polonsky, 2011).
yang tidak hanya berfokus pada proses produksi, penggunaan, dan pembuangan
produk, tetapi berfokus juga pada bagaimana pengembangan produk tersebut tidak
yang memiliki dampak positif bagi lingkungan (Hawkins & Mothersbaugh, 2016).
Tidak hanya menawarkan produk yang ramah lingkungan, tetapi green marketing
memodifikasi produk.
Perusahaan dengan pangsa pasar yang memiliki tingkat brand loyalty yang
penjualan dan menarik perhatian pelanggan baru karena keyakinan mereka bahwa
membeli produk dari merek yang telah teruji memiliki risiko negatif yang
Jika strategi green marketing yang diterapkan oleh perusahaan sukses, maka
akan mempengaruhi keputusan konsumen dan konsumen akan menjadi lebih peduli
yang akan menjadi pelanggan yang loyal kepada merek tesebut setelah membeli
a. Produk (Product)
Produk yang ditawarkan dapat berupa barang fisik, jasa, orang atau pribadi,
tempat, organisasi, dan ide. Sehingga produk dapat berupa bentuk berwjudu
b. Harga (Price)
c. Tempat (Place)
produsen ke konsumen.
d. Promosi (Promotion)
2.1.4 Gender
ke dalam kelompok yang memiliki ciri dan karakteristik yang sama agar dapat
kebiasaan atau tingkah laku antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan
secara sosial dan dibuat oleh masing-masing laki-laki dan perempuan. Haryono dan
keputusan. Karena itu perusahaan perlu belajar lebih banyak tentang bagaimana
pria dan wanita bertindak sebagai konsumen saat membeli barang dan jasa,
sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat yang berdampak pada sikap
mereka.
pria dalam melihat suatu hal tertentu karena perbedaan cara pandang serta perilaku
dalam melihat suatu merek pun dapat berbeda juga. Perusahaan perlu memerhatikan
pembeli dan dengan demikian dapat meningkatkan peluang konsumen atas loyalitas
pada saat membeli sesuatu sering kali tidak terlalu berkaitan dengan nama merek
pembelian kembali yang disebabkan oleh sikap lingkungan yang kuat dan
perusahaan, merek, atau kelompok (Chen & Chang, 2013). Fokus pada penelitian
ini lebih lanjut adalah pada brand loyalty. Seringkali konsep mengenai brand
loyalty dan consumer loyalty dianggap sama. Padahal dua hal tersebut memiliki
respon perilaku bias yang diungkapkan sepanjang waktu, oleh beberapa unit
pengambil keputusan yang terkait dengan satu atau lebih merek alternatif dari
psikologis serta proses evaluatif. Ketika konsumen merasa bahwa sebuah merek
atau brand memberikan fitur produk, image, atau tingkat kualitas yang tepat dengan
harga yang tepat, para konsumen tersebut akan melakukan pembelian ulang dan
komitmen yang kuat untuk mebeli atau tetap mendukung produk atau jasa yang
pemasaran yang dapat membuat konsumen beralih (Kotler & Keller, 2016).
Keberadaan konsumen yang loyal pada satu merek tertentu dapat membantu
preferensi tertentu terhadap produk dan jasa suatu perusahaan tertentu dalam
konsumsinya dan tidak mudah terpengaruh ataupun tergoda oleh informasi dari
merek lain (Dick dan Basu, 1994). Ketika loyalitas konsumen sudah terbentuk,
maka toleransi konsumen akan faktor-faktor lain juga akan ikut meningkat. Di sisi
lain, proses pembentukan brand loyalty berbeda dengan loyalitas konsumen. Brand
pengalaman akan penggunaan merk tersebut (Zhang et al., 2023). Berbeda dengan
loyalitas konsumen, green loyalty adalah loyalitas sikap terhadap merek, barang,
lingkungannya.
Berikut ini adalah penelitian-penelitian terdahulu yang membahas mengenai green innovation, green marketing, gender, serta
Gizel Gynalda Kartono, Marketing terhadap brand image berpengaruh positif dan
Brand
1 I. Gde Ketut Warmika Brand Loyalty yang Green Marketing Brand Loyalty ✅ signifikan terhadap brand loyalty dan
Image
(2018) Dimediasi oleh Brand brand image secara signifikan mampu
Green Marketing dan Green Advertising Loyalitas loyalitas konsumen, sedangkan dari
2 Melisa (2023) ✅
Brand Image terhadap dan Citra Merek Konsumen hasil penelitian variabel citra merek
konsumen.
Eko Cahyo Wibowo, I Brand Image Terhadap Green Marketing positif dan signifikan secara parsial
4 Ketut Suarta, Elvira Brand Loyalty pada Mix dan Brand Brand Loyalty ✅ antara brand image terhadap brand
PENGARUH
GENDER,
COMMITMENT,
Hasil penelitian ini menunjukkan
COMMUNICATION, Gender,
bahwa gender tidak berpengaruh
DAN CONFLICT Komitmen,
Setiawan Jatmiko Loyalitas signifikan terhadap loyalitas pelanggan
8 HANDLING Komunikasi, ✅
(2011) Pelanggan namun komitmen, komunikasi dan
TERHADAP Penanganan
penanganan konflik berpengaruh
CUSTOMER LOYALTY Konflik
signifikan terhadap loyalitas pelanggan
PADA SALAH SATU
BANK SWASTA DI
INDONESIA
21
merek,
perusahaan perlu meyakinkan bahwa tindakan dan kinerja mereka dapat diterima
inovasi tersebut berupa green innovation atau inovasi hijau. Lalu dalam
yang tetap memperhatikan dampak pada lingkungan. Jika strategi green marketing
konsumen dan konsumen akan menjadi lebih peduli dengan produk yang
perusahaan sukses dan konsumen merasa bahwa sebuah merek atau brand
memberikan fitur produk, image, atau tingkat kualitas yang tepat dengan harga yang
tepat, para konsumen tersebut akan melakukan pembelian ulang dan menghasilkan
loyalitas pada merek tersebut. Selain itu, perusahaan juga perlu memerhatikan
pembeli dan dengan demikian dapat meningkatkan peluang konsumen atas loyalitas
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan menggunakan metode kuantitatif dengan sumber dari data
penelitian yang akan digunakan adalah data primer. Metode penelitian menurut
Sugiyono (2021) adalah metode ilmiah yang dapat ditemukan, dibuktikan, dan
penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu yang
bertujuan menguji hipotesis yang sudah ditetapkan. Data primer sendiri merupakan
Teknik atau metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
dilakukan dengan studi lapangan serta studi pustaka. Studi lapangan dilakukan
secara daring atau online menggunakan Google Form kepada sampel penelitian.
penelitian dengan menetukan skor untuk setiap jawaban responden. Skala Likert
25
26
merupakan skala yang digunakan untuk mengukur pendapat, sikap, dan persepsi
menarik yang ingin diselidiki peneliti. Dimana hal ini adalah sekelompok orang,
peristiwa, atau hal-hal menarik yang ingin disimpulkan oleh peneliti berdasarkan
statistik sampel (Sekaran & Bougie, 2016). Populasi pada penelitian ini adalah
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri dari beberapa
anggota yang dipilih populasi. Dengan kata lain, sebagian, namun tidak seluruh,
Karena populasi pada penelitian ini sulit diukur atau diketahui secara pasti
karena jumlah yang besar dan luas, maka digunakan teknik Non-Probability
elemen dalam populasi tidak memiliki probabilitas apa pun untuk dipilih sebagai
27
subjek sampel. Hal ini berarti sampelnya tidak memiliki kesempatan yang sama
Riduwan Dan Akdon (2013). Rumus ini digunakan karena jumlah populasi yang
relatif besar namun besaran pastinya tidak dapat diketahui. Rumus Wibisono adalah
sebagai berikut:
𝑧𝛼⁄ × 𝜎 2
𝑛=( 2 )
𝑒
Keterangan:
𝑛: Jumlah Sampel
𝑧𝛼⁄ : Nilai dari tabel distribusi normal dengan tingkat keyakinan 95% = 1.96
2
𝜎: Standar deviasi 25%
1.96 × 0.25 2
𝑛=( )
0.05
Jumlah sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sejumlah 100
sampel. Sehingga minimum sebanyak 100 orang akan menjadi responden pada
marketing, gender, dan green loyalty. Berikut ini adalah penjelasan rinci dan
1. Harga sesuai
dengan manfaat
Harga yang ditawarkan
2. Harga sesuai
Green Price oleh perusahaan kepada
dengan kualitas
konsumen
3. Daya saing
harga
Pengelolaan untuk
Green Place 1. Lokasi usaha
menyalukan produk
1. Citra merek
Langkah yang dilakukan
2. Pesan terkait
perusahaan dalam
ramah
Green memasarkan produknya
lingkungan
Promotion untuk membujuk target
3. Diskon
konsumen untuk
4. Ketepatan
melakukan pembelian
Media
Sumber: Olahan Data Peneliti
menunjukkan bahwa variabel yang diteliti sudah tepat, dan bahwa variabel yang
30
digunakan dalam penelitian dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian. Kuisioner
dianggap sah atau tidaknya dilihat dari uji validitas (Ghozali, 2016). Uji validitas
dengan totalnya, dimana skor total merupakan penjumlahan skor keseluruhan item.
Item pertanyaan kuesioner dinyatakan valid dilihat dari perbandingan nilai r hitung
dengan r tabel dengan taraf signifikan (α) sebesar 5% atau 0,05. Jika r hitung >
r tabel, maka variabel dinyatakan valid. Jika r hitung < r tabel, maka variabel
dinyatakan tidak valid maka kuisioner perlu dilakukan perancangan kembali karena
𝑁 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥𝑦)2 )((𝑁 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)2 )
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
bahwa reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini
𝑛 ∑ 𝜎𝑡 2
𝑟11 = ( )(1 − )
𝑛−1 𝜎𝑡 2
Keterangan:
𝜎𝑡 2 : Varians total
faktual, dan akurat tentang fakta, sifat, dan hubungan antara fenomena yang
yang terdiri dari tabel frekuensi, ukuran gejala pusat, ukuran letak, dan grafik
jawaban.
5. Untuk setiap variabel dan sub variabel dihitung persentase skor total
meneliti hubungan sebab akibat antara variabel atau bisa disebut juga dengan
analisis statistik SEM berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan masalah
PLS SEM digunakan dalam penelitian ini karena tidak didasarkan pada
banyaknya asumsi. Spesifikasi model PLS yang akan digunakan pada penelitian ini
akan menggunakan outer dan inner model. Outer model akan digunakan untuk
discriminant, dan composite reability. Lalu untuk inner model akan digunakan
Abdillah dan Jogiyanto (2015) menjelaskan bahwa outer model atau model
𝑋 = ^𝑥𝑛 + 𝜀𝑥
𝑌 = ^𝑦𝑛 + 𝜀𝑦
Keterangan:
konstruk tersebut. Uji validitas konvergen dapat diterima jika nilai loading
factor ≥ 0.7 atau nilai Average Variance Extracted (AVE) > 0.5. rumus
∑𝑛𝑖 =1 λ𝑖2
𝐴𝑉𝐸 =
𝑛
Keterangan:
diskriminan dinilai berdasarkan nilai dan konstruk cross loading > 0.7.
Lalu digunakan juga perbandingan akar AVE untuk setiap konstruknya dan
c. Uji Reliabilitas
dan ketepatan alat ukur pada saat melakukan pengukuran. Uji reliabilitas
reability. Uji reabilitas dnyatakan valid jika nilai cronbach alpha > 0.6 atau
akibat antara variabel laten yang dibebntuk berdasarkan substansi teori (Abdillah &
Jayanto, 2015). Model struktural dibentuk untuk mengukur hubungan antar variabel
35
dependen. Hasil pengujian nantinya akan dilihat dari nilai R Square dan nilai t-
Pengujian hipotesis pada penelitian ini uji t yang bertujuan untuk melihat
𝑀𝑑
𝑇=
∑ 𝑋2𝑑
√
𝑁(𝑁 − 1)
Keterangan:
𝑇 : t-statistik
Md : Mean deviasi antara post test dan pre test
∑ 𝑋 2 𝑑 : Jumlah total kuadrat deviasi
𝑑 : N-1
Jika nilai 𝑃𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 0.05 atau t hitung > t tabel, maka terdapat pengaruh
Lalu untuk uji hipotesis pada variabel simultan akan digunakan uji F. Uji F
𝑅2⁄
(𝑛 − 1)
𝐹= 2
(1 − 𝑅 )/(𝑛 − 𝑘)
Keterangan:
R2 : Koefisien determinasi
n : Jumlah data
k : Jumlah variabel independen
Kriteria Uji:
Abdillah, W., & Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (PLS) Alternatif Structural
Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Berrone, P., Fosfuri, A., Gelabert, L., & Gomez-Mejia, L. R. (2013). Necessity as
the mother of ‘green’inventions: Institutional pressures and environmental
innovations. Strategic Management Journal, 34(8), 891–
909. https://doi.org/10.1002/smj.2041
Chen, Y. S. (2008). The driver of green innovation and green image – Green core
competence. Journal of Business Ethics, 81, 531–543.
https://doi.org/10.1007/s10551-007-9522-1
Chen Y. S., Huang, A. F., Wang, T. Y., & Chen, Y. R. (2020). Greenwash and
green purchase behaviour: the mediation of green brand image and green
brand loyalty. Total Quality Management & Business Excellence, 31(1-
2), 194-209. https://doi.org/10.1080/14783363.2018.1426450
Chen, Y. S., Lai, S. B., & Wen, C. T. (2006). The influence of green innovation
performance on corporate advantage in Taiwan. Journal of Business Ethics,
67(4), 331–339. https://doi.org/10.1007/s10551-006-9025-5
Chen, Y. S & Chang, C. H. (2013). Greenwash and green trust: the mediation
effects of green consumer confusion and green perceived risk. Journal of
Business Ethics, 114(3), 489–500. https://doi.org/10.1007/s10551-012-
1360-0
37
38
Dick, A. S., & Basu, K. (1994). Customer loyalty: toward an integrated conceptual
framework. Journal of the Academy of Marketing Science, 22(2), 99–113.
https://doi.org/10.1177/0092070394222001
Dowling, J., & Pfeffer, J. (1975). Organizational legitimacy: social values and
organizational behavior. The Pacific Sociological Review, 18(1), 122–136.
https://doi.org/10.2307/1388226
Fischer, E. & Arnold, S.J. (1990). More than a labor of love: gender roles and
Christmas gift shopping. Journal of Consumer Research, 17(3), 333-345.
https://doi.org/10.1086/208561
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
2. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, L., & Chariri, A. (2007). Toeri Akuntansi, Edisi 3. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Han, H., Yu, J., Lee, J. S., & Wansoo, K. (2019). Impact of hotels' sustainability
practices on guest attitudinal loyalty: application of loyalty chain stages
theory. Journal of Hospitality Marketing & Management, 28(8), 905–925.
https://doi.org/10.1080/19368623.2019.1570896
Katadata Insight Center. (2021). 6 Produk Ramah Lingkungan yang Paling Banyak
Dibeli Masyarakat. Retrieved from Katadata Media Network:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/08/24/6-produk-ramah-
lingkungan-yang-paling-banyak-dibeli-masyarakat
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016): Marketing Management, 15th Edition. New
Jersey: Pearson Pretice Hall, Inc
Lin, J., Lobo, A., & Leckie, C. (2017). The influence of green brand innovativeness
and value perception on brand loyalty: the moderating role of green
knowledge. Journal of Strategic Marketing, 27(1), 81-95.
https://doi.org/10.1080/0965254X.2017.1384044
Liu S., Kasturiratne D., & Moizer J. (2012). A hub-and-spoke model for multi-
dimensional integration of green marketing and sustainable supply chain
management. Industrial Marketing Management, 41(4), 581–588.
10.1016/j.indmarman.2012.04.005
Ottman, J. A. (2011). The New Rules of Green Marketing. UK: Greenleaf Publising
Riduwan & Akdon. (2013). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung:
Alfabeta
Ritter, M., Borchardt, M., Vaccaro, G. L. R., & Pereira, G. M. (2015). Motivations
for promoting the consumption of green products in an emerging country:
exploring attitudes of Brazilian consumers. Journal of Cleaner Production,
106, 507–520. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2014.11.066
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research methods for business: a skill-building
approach. Seventh Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons.
Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-
3. Bandung: Alfabeta.
The Asean Post. (2018). Indonesia’s plastic waste problem. Retrieved from The
Asean Post: https://theaseanpost.com/article/indonesias-plastic-waste-
problem
Zhang, N., Guo, M., Bu, X., Jin, C. (2023). Understanding green loyalty: A
literature review based on bibliometric-content analysis. Heliyon
9(7):e18029. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2023.e18029
41
Zuhdi, B., Suharjo H., & Sumarno. (2016). Perbandingan pendugaan parameter
koefisien struktural model melalui SEM dan PLS-SEM. Journal of
Mathematics and Its Applications, 15(2), 11-22.
https://doi.org/10.29244/jmap.15.2.11-22