Anda di halaman 1dari 1230

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman i

TIM PENYUSUN

BUKU PETA FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


DIREKTORAT TRANSFORMASI PROSES BISNIS
Koordinator :
I. Kasubdit Pengembangan Pelayanan
II. Kasubdit Pengembangan Penyuluhan
III. Kasubdit Pengembangan Ekstensifikasi dan Penilaian
IV. Kasubdit Pengembangan Penegakan Hukum
V. Kasubdit Manajemen Transformasi

Sekretaris :
Koordinator:
1. Kasubdit Manajemen Transformasi (Koordinator Utama)
2. Kasi Manajemen Proses dan Penjaminan Kualitas Pengembangan (Koordinator I)
3. Kasubbag Tata Usaha (Koordinator II)
Anggota:
1. Sisilia Nenci Pratama
2. Asrul Hidayat
3. Nasyarobby Nugraha Putra
4. Ideoloog World Peacer

Tim Kerja:
Fungsi Pelayanan
Koordinator:
1. Kasubdit Pengembangan Pelayanan (Koordinator Utama)
2. Kasi Pengembangan Pelayanan I (Koordinator I)
3. Pengembangan Pelayanan II (Koordinator II)

Anggota:
1. M Zuhud Fattah (PJ. Probis Registrasi)
2. Ruben Christian Lumban Tobing (PJ. Probis Registrasi)
3. Agustinus Widiantoro (PJ. Probis Registrasi)
4. Davied Pirri (PJ. Probis Layanan Administrasi)
5. Arief Sutopo (PJ. Probis Layanan Administrasi)
6. Ika Lisdiyantari (PJ. Probis Layanan Administrasi)
7. Ikhsan Tanjung (PJ. Probis Layanan Administrasi)
8. Yayan Puji Riyanto (PJ. Probis Pembayaran)
9. I Gusti Agung Yuliari (PJ. Probis Pembayaran)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman ii


10.Maraha Sufitra (PJ. Probis Pembayaran)
11. Pujian Nauli (PJ. Probis Keberatan dan PJ. Probis Litigasi)
12.Hasrul Fuad Adliansyah (PJ. Probis Keberatan dan PJ. Probis Litigasi)
13. Dolly Poncho S. (PJ. Probis Non Keberatan)
14. Novita Eri Kristanti (PJ. Probis Non Keberatan)

Fungsi Pengawasan
Koordinator:
1. Kasubdit Pengembangan Ekstensifikasi dan Penilaian (Koordinator Utama)
2. Kasi Pengembangan Ekstensifikasi (Koordinator I)
3. Kasi Pengembangan Pemetaan dan Penilaian (Koordinator II)

Anggota:
1. Hanik Susilawati Muamarah (PJ. Probis Ekstensifikasi)
2. Kristinne Meiliani Sitanggang (PJ. Probis Ekstensifikasi)
3. Andhica Wiratama (PJ. Probis Ekstensifikasi)
4. David Monru S (PJ. Probis Pengawasan)
5. M Zuhud Fattah (PJ. Probis Pengawasan)
6. Soupani Andri Nasution (PJ. Probis Pengawasan)
7. Leo Satria Eka Putra (PJ. Probis Pengenaan)
8. Arief Subyantoro (PJ. Probis Pengenaan)
9. Jose Mayer Sinaga (PJ. Probis Pemeriksaan)
10. Iva Muliani (PJ. Probis Pemeriksaan)
11. Ideoloog World Peacer (PJ. Probis Penilaian PBB)
12. Arief Subyantoro (PJ. Probis Penilaian PBB)
13. Yayan Puji Riyanto (PJ. Probis Penilaian PNN)

Fungsi Penegakan Hukum


Koordinator:
1. Kasubdit Pengembangan Penegakan Hukum (Koordinator Utama)
2. Kasi Pengembangan Penegakan Hukum I (Koordinator I)
3. Kasi Pengembangan Penegakan Hukum II (Koordinator II)

Anggota:
1. Bayu Ardiansyah (PJ. Probis Penagihan)
2. Diebbi Triana A. (PJ. Probis Penagihan)
3. Syahril (PJ. Probis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan)
4. Soupani Andri nasution (PJ. Probis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman iii


5. Yulifar Widodo (PJ. Probis Intelijen Perpajakan)
6. Fauzi (PJ. Probis Intelijen Perpajakan)

Fungsi Pendukung
Koordinator:
1. Kasubdit Pengembangan Penyuluhan (Koordinator Utama)
2. Kasi Pengembangan Penyuluhan I (Koordinator I)
3. Kasi Pengembangan Penyuluhan II (Koordinator II)
4. Kasubbag Tata Usaha (Koordinator III)
5. Kasi PPMP (Koordinator IV)

Anggota:
1. Diana Sulistyowati (PJ. Probis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
2. Yulifar Widodo (PJ. Probis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
3. Fauzi (PJ. Probis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
4. Kristinne Meiliani Sitanggang (PJ. Probis Pengelolaan SPT)
5. Aprilia Rachmawati (PJ. Probis Pengelolaan SPT)
6. Nasyarobby Nugraha Putra (PJ. Probis Pengelolaan SPT)
7. Alpha Nur Setyawan P (PJ. Probis Pengelolaan SPT)
8. Iva Muliani (PJ. Probis Bantuan Hukum)
9. Sokhid (PJ. Probis Bantuan Hukum dan Probis Kerjasama Pihak Ketiga)
11. Winardi (PJ. Probis Kerjasama Pihak Ketiga)
12. Resnu Aryadipa (PJ. Probis Kerjasama Pihak Ketiga)
13. Toto Sugianto (PJ. Probis Regulasi)
14. Buyung Muniriyanto (PJ. Probis Regulasi)
15. Agustinus Widiantoro (PJ.Probis Edukasi)
16. Yudi Antoni (PJ. Probis Hubungan Masyarakat)
17. Partom Juniult Tranparanter (PJ. Probis Hubungan Internasional)
18. Marina Purnama Ayu (PJ. Probis Penelitian dan Pengembangan)
19. Jihardi (PJ. Probis Pengelolaan Pengetahuan)
20. Didik Yandiawan (PJ. Probis Pengelolaan Pengetahuan)
21. Agustinus WidiantoroAugust Andrian (PJ. Probis Pengelolaan Pengetahuan)
22. Didik Yandiawan Nunuk Purwati (PJ. Probis Penelitian dan Pengembangan)
23. Zulfikar Azhar (PJ. Probis TIK)
24. Bayu Ardiansyah (PJ. Probis TIK)
25. Dwinto Adi Pratomo (PJ. Probis Sumber Daya Manusia)
26. Theresia Ayu Anggia Sari (PJ. Probis Sumber Daya Manusia)
27. Muhammad Andri (PJ. Probis Sumber Daya Manusia)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman iv


28. John Bartimeus (PJ. Probis Sumber Daya Manusia)
29. Toto Sugianto (PJ. Probis Organisasi)
30. Buyung Muniriyanto (PJ. Probis Organisasi)
31. Indri YaniBayu Ardiansyah (PJ. Probis Pengelolaan Aset, Logistik & Keuangan)
32. Kada (PJ. Probis Pengelolaan Aset, Logistik & Keuangan)
33. Michael Angelo Halomoan S (PJ. Probis Pengelolaan Aset, Logistik &Keuangan)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman v


KATA PENGANTAR

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memiliki tugas dan fungsi untuk menghimpun
penerimaan negara melalui pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan sehingga
mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. Dalam rangka menunjang
pemenuhan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Pajak melaksanakan serangkaian
proses bisnis yang dapat dikategorikan ke dalam fungsi manajemen, utama, pendukung
serta pondasi.
Dalam rangka memelihara kesinambungan pengembangan administratif, konsistensi,
dan catatan historis proses bisnis DJP, Direktorat Transformasi Proses Bisnis melakukan
pendokumentasian rangkaian proses bisnis yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak
tersebut dalam suatu dokumen yang disebut dengan “Peta Fungsi Direktorat Jenderal
Pajak”. Buku Peta Fungsi Direktorat Jenderal Pajak ini merupakan gambaran umum dari
kondisi yang sedang berjalan (existing condition) dari keseluruhan fungsi dan proses bisnis
DJP. Dalam dokumen ini digambarkan Input dan Output, pemilik proses, hubungan antar
proses bisnis serta kaitan proses bisnis antar fungsi.
Buku Peta Fungsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam rangka
melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap proses bisnis yang ada, mengetahui SOP yang
telah ada, mengetahui dan mengevaluasi risiko adanya tugas yang tumpang tindih (overlap)
atau beban tugas yang berlebihan. Buku Peta Fungsi merupakan dokumen yang bersifat
dinamis dan akan terus mengalami penyempurnaan (living document) dan perubahan
disesuaikan kondisi terkini dari masing-masing proses bisnis yang ada. Buku Peta Fungsi
1.2 ini adalah penyempurnaan dari Buku Peta Fungsi sebelumnya.
Pada kesempatan ini, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
seluruh anggota tim penyusun “Peta Fungsi Direktorat Jenderal Pajak” yang telah bekerja
keras sehingga mampu menghasilkan dokumen yang berharga ini. Akhir kata, semoga Peta
Fungsi Direktorat Jenderal Pajak Versi 1.2. dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Juni 2016


Direktur Transformasi Proses Bisnis

Hantriono Joko Susilo

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman vi


DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ....................................................................................................................ii


BUKU PETA FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .....................................................ii
DIREKTORAT TRANSFORMASI PROSES BISNIS ..............................................................ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1
1.2. TUJUAN DAN MANFAAT ........................................................................................... 1
1.3. RUANG LINGKUP PENULISAN ................................................................................. 2
BAB II GAMBARAN UMUM FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ............................. 1
2.1. FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK .............................................................. 1
2.1.1. Fungsi Manajemen .......................................................................................... 1
2.1.2. Fungsi Utama .................................................................................................. 1
2.1.3. Fungsi Pendukung dan Pondasi ...................................................................... 1
2.2. PROSES BISNIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK................................................. 2
2.2.1. Pengertian Proses Bisnis ................................................................................. 2
2.2.2. Proses Bisnis DJP Berdasarkan Fungsi ........................................................... 3
BAB III PROSES BISNIS DALAM FUNGSI MANAJEMEN DJP ............................................ 5
3.1. Proses Bisnis Manajemen Strategis (AF).................................................................... 5
3.2. Proses Bisnis Pengawasan Internal (AG) ................................................................... 7
3.3. Proses Bisnis Pengelolaan Kinerja (AH) ................................................................... 10
3.4. Proses Bisnis Manajemen Risiko (T) ........................................................................ 12
BAB IV PROSES BISNIS DALAM FUNGSI UTAMA DJP ................................................... 15
4.1. FUNGSI PELAYANAN.............................................................................................. 15
4.1.1. Proses Bisnis Registrasi (A)........................................................................... 15
4.1.2. Proses Bisnis Layanan Administrasi (B)......................................................... 20
4.1.3. Proses Bisnis Pembayaran (C) ...................................................................... 24
4.1.4. Proses Bisnis Keberatan (D) .......................................................................... 32
4.1.5. Proses Bisnis Non Keberatan (E)................................................................... 37
4.2. FUNGSI PEMBINAAN .............................................................................................. 43
Proses Bisnis Edukasi (Q) ....................................................................................... 43
4.3. FUNGSI PENGAWASAN ......................................................................................... 46
4.3.1. Proses Bisnis Ekstensifikasi (F) ..................................................................... 46

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman vii


4.3.2. Proses Bisnis Pengawasan (G) ..................................................................... 50
4.3.3. Proses Bisnis Pemeriksaan (I) ....................................................................... 55
4.3.4. Proses Bisnis Pengenaan PBB (J) ................................................................. 61
4.3.4. Proses Bisnis Penilaian PBB (U).................................................................... 64
4.4. FUNGSI PENEGAKAN HUKUM ............................................................................... 67
4.4.1. Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan (K) .................. 67
4.4.2. Proses Bisnis Penagihan (L) .......................................................................... 79
4.4.3. Proses Bisnis Intelijen Perpajakan (O) ........................................................... 83
BAB V PROSES BISNIS DALAM FUNGSI PENDUKUNG DAN PONDASI DJP ................... 1
5.1. Proses Bisnis Pengelolaan SPT (M) ................................................................... 1
5.2. Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3 (N)............................................... 9
5.3. Proses Bisnis Hubungan Masyarakat (R)....................................................... 14
5.4. Proses Bisnis Litigasi (S) ............................................................................... 16
5.5 Proses Bisnis Bantuan Hukum (V) ................................................................. 20
5.6. Proses Bisnis Regulasi (W)............................................................................ 24
5.7. Proses Bisnis Hubungan Internasional (X) ..................................................... 30
5.8. Proses Bisnis Pengelolaan Pengetahuan (Y) ................................................. 37
5.9. Proses Bisnis Penelitian dan Pengembangan (Z) .......................................... 42
5.10. Proses Bisnis Kerjasama Pihak Ketiga (AA) ............................................... 44
5.11. Proses Binis Pengelolaan Aset, Keuangan dan Logistik (AB)..................... 48
5.12. Proses Bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi (AC) ........................... 50
5.13. Proses Bisnis Sumber Daya Manusia (AD) ................................................ 55
5.14. Proses Bisnis Organisasi (AE).................................................................... 63
LAMPIRAN I KODE PROSES BISNIS DALAM FUNGSI UTAMA DJP ............................... 69
LAMPIRAN II HUBUNGAN ANTAR PROSES BISNIS ...................................................... 130
LAMPIRAN III GAMBAR PETA FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ................... 145
LAMPIRAN IV MATRIKS IDENTIFIKASI PROSES BISNIS............................................... 489

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman viii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Keterhubungan Proses Bisnis ...................................................................... 1


Gambar 2 Peta Fungsi Direktorat Jenderal Pajak ................................................................. 2
Gambar 3 Business Process Mapping .................................................................................. 3
Gambar 4 Peta Proses Bisnis Manajemen Strategis ............................................................. 6
Gambar 5 Peta Proses Bisnis Pengawasan Internal ............................................................. 8
Gambar 6 Peta Proses Bisnis Pengelolaan Kinerja ............................................................. 11
Gambar 7 Peta Proses Bisnis Manajemen Risiko ............................................................... 13
Gambar 8 Peta Proses Bisnis Registrasi............................................................................ 15
Gambar 9 Peta Proses Bisnis Layanan Administrasi........................................................... 21
Gambar 10 Peta Proses Bisnis Pembayaran ...................................................................... 25
Gambar 11 Peta Proses Bisnis Keberatan .......................................................................... 33
Gambar 12 Peta Proses Bisnis Non Keberatan................................................................... 38
Gambar 13 Peta Proses Bisnis Edukasi .............................................................................. 43
Gambar 14 Peta Proses Bisnis Ekstensifikasi ..................................................................... 47
Gambar 15 Peta Proses Bisnis Pengawasan ...................................................................... 51
Gambar 16 Peta Proses Bisnis Pemeriksaan ...................................................................... 56
Gambar 17 Peta Proses Bisnis Pengenaan PBB ................................................................ 61
Gambar 18 Peta Proses Bisnis Penilaian ............................................................................ 65
Gambar 19 Peta Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan .................. 68
Gambar 20 Peta Proses Bisnis Penagihan ......................................................................... 79
Gambar 21 Peta Proses Bisnis Intelijen Perpajakan ........................................................... 84
Gambar 22 Peta Proses Bisnis Pengelolaan SPT ................................................................. 1
Gambar 23 Peta Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3 ............................................. 10
Gambar 24 Peta Proses Bisnis Kehumasan ....................................................................... 15
Gambar 25 Peta Proses Bisnis Litigasi ............................................................................... 18
Gambar 26 Peta Proses Bisnis Bantuan Hukum ................................................................. 21
Gambar 27 Peta Proses Bisnis Regulasi............................................................................. 25
Gambar 28 Peta Proses BInsis Hubungan Internasional ..................................................... 31
Gambar 29 Peta Proses Bisnis Pengelolaan Pengetahuan ................................................. 38
Gambar 30 Peta Proses Bisnis Penelitian dan Pengembangan .......................................... 42
Gambar 31 Peta Proses Bisnis Kerja Sama Pihak Ketiga ................................................... 45
Gambar 32 Peta Proses Bisnis Pengelolaan Aset, Keuangan dan Logistik ......................... 49
Gambar 33 Peta Proses Bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi ................................. 51
Gambar 34 Peta Proses Bisnis Sumber Daya Manusia ...................................................... 56
Gambar 35 Peta Proses Bisnis Organisasi ......................................................................... 65

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman ix


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pemetaaan Fungsi dan Proses Bisnis (Process Business Mapping) merupakan suatu
hal yang sangat penting dalam organisasi. Peta Fungsi menggambarkan seluruh proses
bisnis yang berjalan dalam suatu organisasi. Umumnya Peta Fungsi dimulai dari visi, misi,
nilai-nilai, sasaran-sasaran strategis, fungsi-fungsi utama, dan fungsi-fungsi pendukungnya.
Perancangan Peta Fungsi dilaksanakan untuk mendefinisikan fungsi-fungsi bisnis yang
ada dalam rantai misi yang sudah ditetapkan yang bertujuan guna memberikan gambaran
yang jelas terhadap keadaan organisasi pada saat ini. Oleh karena itu, Peta Fungsi dapat
menjadi dasar perbaikan dan pengembangan organisasi dalam rangka pencapaian visi dan
misi organisasi.
Direktorat Jenderal Pajak adalah sebuah lembaga/institusi pemerintahan yang memiliki
visi “Menjadi Institusi Penghimpun Penerimaan Negara yang Terbaik demi Menjamin
Kedaulatan dan Kemandirian Negara” dan misi “Menjamin penyelenggaraan negara yang
berdaulat dan mandiri dengan: a) mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak
sukarela yang tinggi dan penegakan hukum yang adil; b) Pelayanan berbasis teknologi
modern untuk kemudahan pemenuhan kewajiban perpajakan; c) Aparatur pajak yang
berintegritas, kompeten dan profesional; dan d) Kompensasi yang kompetitif berbasis sistem
manajemen kinerja.” Dalam upaya mencapai dan mewujudkan visi dan misinya, Direktorat
Jenderal Pajak melakukan berbagai aktivitas/kegiatan dari merumuskan kebijakan dan
standarisasi teknis di bidang perpajakan serta penerapannya di lapangan. Rangkaian
berbagai aktivitas tersebut merupakan perwujudan dari fungsi dan proses bisnis yang
dimiliki DJP. Pemetaan fungsi dan proses bisnis DJP sangat diperlukan untuk mengarahkan
kinerja organisasi agar dapat mencapai visi dan misi secara efektif dan efisien dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal.

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT

Penyusunan Buku Peta Fungsi DJP dilaksanakan dengan tujuan untuk memetakan
seluruh fungsi dan proses bisnis yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Dokumen ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk:
1. Mengawasi dan mengevaluasi proses bisnis yang ada.
2. Menciptakan suatu proses bisnis yang baru yang lebih efektif dan efisien.
3. Mengetahui SOP yang telah dimiliki.
4. Mengetahui kebutuhan SOP baru.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1


5. Mengetahui dan mengevaluasi tugas yang overlap atau beban tugas yang tidak
merata.
6. Mengevaluasi uraian pekerjaan dan struktur organisasi yang ada agar sesuai dengan
proses bisnis.
7. Mengembangkan sistem aplikasi secara terintegrasi.
8. Mengetahui pemilik masing-masing proses bisnis yang ada sehingga diketahui
kebutuhan sumber daya manusia untuk mengerjakan suatu proses bisnis.
9. Mengetahui perkiraan jangka waktu penyelesaian suatu layanan.

1.3. RUANG LINGKUP PENULISAN

Peta Fungsi DJP merupakan gambaran umum dari seluruh proses bisnis dalam fungsi
utama dan pendukung DJP. Dokumen ini memberikan gambaran mengenai keseluruhan
fungsi, proses bisnis, Input dan Output, pemilik proses, hubungannya antar proses bisnis
serta hubungan antara proses bisnis dan fungsi DJP. Ruang lingkup dokumen ini terbatas
pada fungsi utama DJP (core bussiness process) dan sebagian fungsi pendukung. Peta
Fungsi ini juga dibuat untuk kondisi per tanggal 30 September 2015.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 2


BAB II
GAMBARAN UMUM FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Peta Keterhubungan Proses Bisnis


(Relationship Business Process Mapping)

Fungsi Manajemen Fungsi Utama Fungsi Pendukung


Pelayanan Pelayanan Pembinaan Supporting

AF. Perencanaan A. Registrasi B. Layanan C. Pembayaran Q. Edukasi M. Pengelolaan SPT W. Regulasi


Strategis Administrasi M.01 M.02 W.01 W.02
Penerimaan SPT Pengolahan SPT Perencanaan Penyusunan/
A.01 A.02 B.01 B.02 C.01 C.02 Q.01 Q.02 Pembahasan
Layanan Melalui Layanan tanpa
Pendaftaran dan Pemutakhiran Data Pengeluaran surat
Penerimaan Data Penyesuaian Perencanaan Kegiatan Edukasi
Pengeluaran surat
AF.01 AF.02 Pemberian NPWP Keputusan/surat Keputusan/surat Pembayaran Edukasi
Perumusan Visi dan Perencanaan keterangan/surat keterangan/surat
Misi Strategis W.03 W.04
Penetapan Evaluasi
A.03 A.04 B.03 C.03 Q.03
Penghapusan Pengaktifan Layanan untuk non- Pelaporan dan Monitoring dan
AF.03 AF.04 Evaluasi
NPWP Kembali WP Evaluasi
Penyusunan Evaluasi Strategi
Penerimaan Pajak
Rencana Kerja

A.05
AF.05 Evaluasi dan
Penyusunan Penetapan Promosi/
Kebijakan Demosi

AG. Pengawasan D. Keberatan E. Non Keberatan N. Pengolahan Data X. Hubungan


Internal Pihak ke-3 Internasional
D.01 D.02 E.01 E.02 E.03
Penerimaan Permohonan N.01 N.02 X.01 X.02
Penerimaan Persiapan Ps 16/36(1) KUP, Ps 19 Pembuatan usulan Persiapan Perjanjian Kerjasama
AG.01 AG.02 Pembangunan Data Pemanfaatan Data Exchange of
Permohonan Pelaksanaan UUPBB Ps 16/36 Secara Pelaksanaan Perpajakan Internasional
Pencegahan Penindakan Keberatan Penelitian Jabatan Penelitian Information
Kepatuhan Internal Kepatuhan Internal
D.03 D.04 E.04 E.05 E.06
Pelaksanaan Pelaksanaan Penelitian Ps N.03 X.03 X.04
Pelaksanaan Evaluasi/ 36(1) KUP dan Ps 19 Penelaahan Sejawat
AG.03 Penelitian Pengawasan Data Mutual Agreement Advanced Pricing
Penelitian Penelaahan Sejawat UUPBB (Peer Review)
Pemantauan Tindak Pembetulan Procedure Aggreement
Keberatan (Peer Review)
Lanjut Pengawasan
Eksterna
D.05 E.07
Pencabutan X.05 X.06
Pencabutan
Permohonan Non Negara Donor Protokoler
Keberatan Wajib
Pajak Keberatan

R. Hubungan Y. Pengelolaan
AH. Pengelolaan Masyarakat Pengetahuan
Kinerja R.01 R.02 Y.01 Y.02
Rencana Kerja Kegiatan Identifikasi Penyusunan
AH.01 Kehumasan dan Kehumasan PEngetahuan Pengetahuan Baru
AH.01
Penyusunan Penyusunan Pengawasan Penegakan Hukum Pengaduan
Laporan Kinerja Laporan Tahunan
Organisasi DJP R.03 R.04 Y.03 Y.04
Pengelolaan Monitoring dan Klasifikasi atas Penyimpanan
F. Ekstensifikasi G. Pengawasan I. Pemeriksaan K. Pemeriksaan Bukper L. Penagihan O. Intelijen Perpajakan Informasi dan
Pengaduan
Evaluasi Pengetahuan Pengetahuan

F.01 F.02 G.01 G.02 I.01 I.02


dan Penyidikan
Pelaksanaan Pemeriksaan Y.05 Y.06
Perencanaan Pelaksanaan Mapping Profilling Perencanaan K.01 K.02 L.01 L.02 O.01 O.02
Untuk Pengujian Distribusi Penerapan
Ekstensifikasi Ekstensifikasi Pemeriksaan Kepatuhan Pemenuhan Pemeriksaan Bukri Persiapan Penatausahaan Penagihan Aktif Intelijen Stratejik Intelijen Penggalian Pengetahuan Pengetahuan
Kewajiban Perpajakan Permulaan Penyidikan Piutang dan Potensi
Penagihan Pajak
F.03 F.04 G.03 I.03
Tindak Lanjut Pemantauan dan Pemanfaatan data Pelaksanaan K.03 K.04 L.03 O.03 O.04
Pelaksanaan
Ekstensifikasi
Evaluasi
Ekstensifikasi
Profilling PemeriksaanUntuk
Tujuan Lain
Pelaksanaan
Penyidikan
Pemantauan Sidang Penghapusan
Piutang
Intelijen Penegakan
Hukum
Operasi Intelijen
S. Litigasi Z. Penelitian dan
T. Manajemen Risiko Pengembangan
K.05 K.06 S.01 S.02 Z.01 Z.02
Evaluasi Penyidikan Penghentian Persiapan Sidang Pelaksanaan Penelitian Pengembangan
T.01 T.02
Penetapan Konteks Risk Assessment Penyidikan Sidang

S.03 S.04
T.03 T.04 Tindak Lanjut Persiapan
Mitigasi Risiko Pemantauan dan Putusan Banding/ Peninjauan Kembali
Kunci Riviu Manajemen J. Pengenaan PBB U. Penilaian Gugatan
Risiko
J.01 J.02 U.01 U.02 S.05
T.05 Pendataan Penilaian Persiapan Penilaian Pelaksanaan Tindak Lanjut
Pelaporan Penilaian Putusan PK
Manajemen Risiko

J.03 U.03
Penetapan Pelaporan Hasil
Penilaian V. Bantuan Hukum AA. Kerjasama Pihak
ke-3
V.01 V.02 AA.01 AA.02
Penandatangan,
Bantuan Hukum Legal Opinion Penyusunan Pengarsipan Kesepakatan
Kesepakatan Bersama
Bersama

V.03 V.04 AA.03 AA.04


Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi Bantuan Penyusunan Sosialisasi Kesepakatan Bersama
Hukum Petunjuk Teknis Kesepakatan
Bersama

Pondasi
Pondasi

AC. TIK AD. Sumber Daya Manusia AE. Organisasi AB. Pengelolaan Aset,
Logistik dan Keuangan
AC.01 AC.02 AD.01 AD.02 AD.03 AE.01 AE.02
Pengembangan TIK AB.01 AB.02
Pengelolaan Proyek Perencanaan Pengadaan Pegawai Administrasi Pengembangan Pengembangan Pengelolaan Aset Keuangan
TIK Pegawai Pegawai Proses Bisnis Desain Organisasi dan Logistik

AC.03 AC.04 AD.04 AD.05 AD.06 AE.03


Pengelolaan dan Pelaksanaan Manajemen Kinerja Pengembangan Manajemen Karir Pengelolaan Proyek
Pemberian Layanan Penyidikan Kapasitas Pegawai
TIK

AC.05 AC.06 AD.07 AD.08 AD.09


Pengelolaan Evaluasi dan Kompensasi dan Pemberhentian dan Assessment Center
Keamanan Pemantauan Manfaat Pemensiunan
Informasi

Gambar 1 Peta Keterhubungan Proses Bisnis

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1


2.1. FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang
mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. Dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab tersebut, dalam kegiatan operasionalnya, Direktorat Jenderal Pajak
melakukan berbagai aktivitas/kegiatan dari merumuskan kebijakan, pembuatan peraturan
dan standarisasi prosedur teknis di bidang perpajakan hingga pelaksanaannya di lapangan.
Rangkaian dari berbagai aktivitas tersebut dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu: fungsi
manajemen, utama, pendukung dan pondasi:

2.1.1. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen merupakan sejumlah proses yang mengendalikan atau mengelola


proses bisnis utama dari suatu sistem/proses yang memastikan bahwa proses utama dan
pendukung berjalan dengan baik. Fungsi manajemen bertujuan untuk memastikan
organisasi memiliki rencana strategis yang mendukung tercapainya tujuan organisasi dan
menjamin adanya kesesuaian antara fungsi utama dan fungsi pendukung.

2.1.2. Fungsi Utama

Fungsi Utama merupakan sejumlah rangkaian fungsi yang terkait langsung dengan
usaha penciptaan produk atau jasa yang akan ditawarkan kepada stakeholder misalnya
masyarakat, Wajib Pajak, Bank, dan instansi lain. Direktorat Jenderal Pajak sebagai sebuah
otoritas administrasi perpajakan menyelenggarakan 4 (empat) pilar/fungsi utama
administrasi perpajakan yaitu fungsi Pelayanan, Pembinaan, Pengawasan, dan Penegakan
Hukum. Pelayanan memastikan agar Wajib Pajak mendapatkan layanan perpajakan yang
mudah, murah, cepat, aman dan dapat dipertanggungjawabkan. Pembinaan memfasilitasi
wajib pajak dalam memahami hak dan kewajiban perpajakan. Pengawasan memastikan
Wajib Pajak untuk mematuhi peraturan perundang-undangan perpajakan. Sedangkan
Fungsi Penegakan Hukum membangun kepercayaan bahwa Wajib Pajak diperlakukan
secara adil berdasarkan undang-undang memastikan piutang pajak tertagih, membuat
terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

2.1.3. Fungsi Pendukung dan Pondasi

Ketiga fungsi utama administrasi perpajakan tidak dapat berdiri tegak tanpa ditopang
oleh sebuah pondasi atau fungsi pendukung/enabler. Fungsi Pendukung (supporting
function) merupakan sejumlah aktivitas yang bertujuan untuk mendukung terselenggaranya

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1


fungsi utama dengan baik. Sedangkan fungsi pondasi merupakan proses bisnis terkait
pengelolaan sumber daya dan infrastruktur organisasi.

Kedua fungsi ini menunjang dan mendukung fungsi utama Direktorat Jenderal Pajak
baik secara langsung atau pun tidak langsung sehingga fungsi utama Direktorat Jenderal
Pajak dapat berjalan secara efektif dan efisien, sesuai dengan yang ditetapkan. Fungsi
utama dan fungsi pendukung tercermin dalam struktur organisasi Direktorat Jenderal Pajak
pada level pusat dan pada unit vertikal dibawahnya.

Gambar 2 Peta Fungsi Direktorat Jenderal Pajak

2.2. PROSES BISNIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

2.2.1. Pengertian Proses Bisnis

Proses bisnis, menurut ensiklopedia bebas wikipedia diartikan sebagai suatu kumpulan
pekerjaan yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu (Wikipedia,

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 2


2010).1 Menurut Hammer dan Champy dalam Reengineering The Corporation (1993); yang
dimaksud dengan proses bisnis adalah kumpulan kegiatan yang menggunakan suatu Input
atau beberapa macam Input untuk menghasilkan suatu Output yang bernilai untuk para
pelanggan.2 Menurut Harmon (2010), proses bisnis didefinisikan sebagai suatu set
rangkaian aktivitas berulang yang menciptakan suatu value bagi customer yang dilakukan
melalui proses perubahan suatu Input menjadi Output yang lebih berguna.3 Jadi proses
bisnis menggambarkan bagaimana suatu organisasi melakukan pekerjaan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan Output yang berharga berdasarkan Input yang diterimanya.
Dalam pemetaan proses bisnis (Business Process Mapping), proses bisnis
digambarkan sebagai suatu kotak dengan arah panah ke dalam yang menunjukkan Input
proses dan arah panah keluar yang menunjukkan Output proses. Setiap proses bisnis akan
dapat diketahui SOP yang ada, pemilik kegiatan (Owner process), produk hukum yang
dihasilkan serta proses bisnis lain yang berhubungan.

Aturan Terkait
INPUT OUTPUT
Kode dan Nama Proses Bisnis
Dokumen/data masukan Dokumen/data keluaran

Pemilik Proses

Gambar 3 Business Process Mapping


Beberapa proses bisnis dapat diuraikan ke dalam beberapa sub proses. Gambaran
proses bisnis yang paling besar atau gambaran utama dari suatu bisnis organisasi biasanya
disebut sebagai proses bisnis level 0. Proses bisnis level 0 ini dapat diuraikan lebih lanjut ke
dalam beberapa sub proses pada level 1, level 2, dan seterusnya hingga dapat diketahui
prosedur kerja yang standar (SOP). Peta proses bisnis menggambarkan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan untuk menentukan secara pasti apa saja yang dilakukan dalam suatu
organisasi, siapa yang bertanggung jawab, dan proses standar apa yang harus dikerjakan
atau diselesaikan.

2.2.2. Proses Bisnis DJP Berdasarkan Fungsi


Guna mencapai visi dan misi yang dimilikinya, dalam kegiatan operasionalnya, DJP
menyelenggarakan berbagai proses bisnis dalam rangka pelaksanaan suatu fungsi, baik
fungsi utama maupun fungsi pendukung. Fungsi utama dan pendukung yang tertera di
bawah ini berdasarkan struktur organisasi dan peraturan yang ada saat ini.

1
HTTP://id.wikipedia.org/wiki/Proses_bisnis, 1 Juli 2014
2
Hammer, Michael and Champy, James, Reengineering the Corporation: A Manifesto for Business
Revolution, Harper Business, 1993.
3
Harmon, Paul, What Is A Business Process, BPTrends, Volume 8 Number 21, December 14, 2010
diambil dari http://www.bptrends.com/

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 3


1. Fungsi Pelayanan

Secara garis besar Fungsi Pelayanan DJP terdiri dari 5 (lima) proses bisnis, yaitu:
1) Proses Bisnis Registrasi;
2) Proses Bisnis Layanan Administrasi;
3) Proses Bisnis Pembayaran;
4) Proses Bisnis Keberatan; dan
5) Proses Bisnis Non Keberatan.

2. Fungsi Pembinaan

Fungsi Pembinaan DJP adalah proses bisnis Edukasi.

3. Fungsi Pengawasan

DJP memiliki Fungsi Pengawasan yang meliputi 5 (lima) proses bisnis , yaitu:
1) Proses Bisnis Ekstensifikasi;
2) Proses Bisnis Pengawasan;
3) Proses Bisnis Pemeriksaan;
4) Proses Bisnis Pengenaan; serta
5) Proses Bisnis Intelijen.

4. Fungsi Penegakan Hukum

DJP melaksanakan Fungsi Penegakan Hukum yang mencakup 3 (tiga) proses bisnis,
yaitu:
1) Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan;
2) Penagihan; dan
3) Proses Bisnis Intelijen Perpajakan.

5. Fungsi Pendukung dan Pondasi


Fungsi Utama DJP mendapat dukungan dari Fungsi Pendukung yang terdiri dari 10
(sepuluh) proses , yaitu:
1) Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3;
2) Proses Bisnis Pengelolaan SPT;
3) Proses Bisnis Litigasi (Beracara);
4) Proses Bisnis Bantuan Hukum
5) Proses Bisnis Hubungan Internasional;
6) Proses Bisnis Hubungan Masyarakat;
7) Proses Bisnis Pengelolaan Pengetahuan;
8) Proses Bisnis Regulasi;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 4


9) Proses Bisnis Penelitian dan Pengembangan; serta
10) Proses Bisnis Kerjasama Pihak Ketiga.

Sedangkan Fungsi Pondasi yang terdiri dari 4 (empat) proses , yaitu:


1) Proses Bisnis Pengelolaan Aset, Logistik dan Keuangan;
2) Proses Bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi;
3) Proses Bisnis Sumber Daya Manusia; serta
4) Proses Bisnis Organisasi.

BAB III
PROSES BISNIS DALAM FUNGSI MANAJEMEN DJP

3.1. Proses Bisnis Manajemen Strategis (AF)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 5


Proses Bisnis Manajemen Strategis adalah kelompok proses bisnis yang
menggambarkan aktivitas-aktivitas atau rangkaian aktivitas dalam rangka menyusun visi
misi dan rencana strategis DJP dan penjabarannya dalan Rencana Kerja Tahunan dan
rencana kerja tiap-tiap unit di DJP. Visi Misi serta Rencana Strategis memberikan arah dan
tujuan bagi pengembangan DJP ke depannya sehingga semua aktivitas di DJP diharapkan
dapat selaras dan saling membantu meningkatkan kinerja dan produktivitas DJP.

AF
PROSES BISNIS MANAJEMEN STRATEGIS

Level 1
Renstra DJP

Seluruh Unit
di DJP
Masukan Renstra DJP, Katalog IKU, Kontrak Kinerja Kemenkeu One

Renstra DJP, Kontrak Kinerja


Unit Lain AF.2 Kemenkeu AE
Katalog IKU,
Perencanaan Kontrak Kinerja two-four ORGANISASI
Strategis Kemenkeu One

Subdit TO, Dit. AF.3


KITSDA Penyusunan
Laporan Rencana Kerja
Evaluasi RKT
Visi dan Organta
Misi
Kemenkeu

Renstra dan KPK31-0005


Kontrak Kinerja Rencana kerja, AH
Kemenkeu Wide Kontrak Kinerja
PENGELOLAAN
kemenkeu two-four
Renstra DJP, KINERJA
AF.4
Kemenkeu Kontrak
Evaluasi Strategi
Kinerja

BOD, Dit.
KITSDA, Dit. TPB,
AF.1 Setditjen
Perumusan Visi
dan Misi

BOD, Dit.
KITSDA, Dit. TPB,
Setditjen
AH
PENGELOLAAN Laporan
KINERJA Kinerja

Gambar 4 Peta Proses Bisnis Manajemen Strategis

Proses Bisnis Manajemen Strategis dibagi menjadi 4 (empat) proses bisnis, meliputi:
1. Perumusan Visi dan Misi (AF.01);
2. Manajemen Strategis (AF.02);
3. Penyusunan Rencana Kerja (AF.03); dan
4. Evaluasi Strategi (AF.04).

Input kelompok Proses Bisnis Organisasi adalah dari Kementerian Keuangan berupa
Rencana Strategis Kementerian Keuangan dan Kontrak Kinerja Kemenkeu Wide serta
masukan/usulan dari unit-unit lain. Input ini menjadi masukan dalam menentukan arah
kebijakan DJP yang dituangkan dalam Rencana Strategis DJP jangka menengah serta
Kontrak Kinerja Eselon I hingga pelaksana. Rencana Strategis ini kemudian menjadi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 6


landasan dalam menyusun Rencana Kerja Tahunan, Proses Bisnis, Struktur organisasi
serta tugas dan fungsi masing-masing bagian di DJP.

Output kelompok Proses Bisnis Ini berupa Rencana Strategis, Rencana Kerja
Tahunan, dan Katalog Indikator Kinerja Utama (IKU) yang kemudian diteruskan kepada
Seluruh Unit di DJP.

3.2. Proses Bisnis Pengawasan Internal (AG)

Proses Bisnis Pengawasan Internal merupakan kumpulan proses bisnis yang


menggambarkan aktivitas yang berkaitan dengan fungsi pengawasan internal. Secara garis
besar proses bisnis pengawasan internal dapat dikelompokkan dalam tiga kegiatan utama
yaitu :
1. Pencegahan Kepatuhan Internal (AG.1)
2. Penindakan Kepatuhan Internal (AG.2)
3. Pemantauan Tindak Lanjut Pengawasan Eksternal (AG.3)

AG
PROSES BISNIS PENGAWASAN INTERNAL

LEVEL 1

Hasil Pemantauan
AF AG.01 Laporan Pelaksanaan Internalisasi,
MANAJEMEN Rencana Kerja Pencegahan Kepatuhan Laporan Pemantauan Kepatuhan,
STRATEGIS Internal Laporan Pengujian Kepatuhan.
Subdirektorat KI,
Rekomendasi
Profil Risiko Seluruh Unit Kerja Surat Hasil Tindak Lanjut,
T
Laporan Hasil Pemantauan
MANAJEMEN Laporan Manajemen Risiko Kode Etikdan Disiplin
RISIKO
Aduan Laporan Hasil Investigasi
Laporan Monitoring/Reviu
Dir. KITSDA

AG.02
Aduan Penindakan Kepatuhan
Internal Penerusan aduan
Unit Terkait Tembusan SK Hukuman Disiplin
Subdirektorat II Unit Terkait

Laporan Hasil Pengujian,

BA Rekonsiliasi

AG.03
Aparat
Laporan Pengawasan Pemantauan Tindak Lanjut Pengawas
Pengawasan Eksternal Fungsional
Aparat Pemerintah
Pengawas Subdirektorat II
Fungsional
Pemerintah

BA Pembahasan

AUDITEE

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 7


Gambar 5 Peta Proses Bisnis Pengawasan Internal

Alur input proses bisnis pengawasan internal dapat terdiri dari :


a) Proses Bisnis Manajemen Strategis
Rencana strategis DJP merupakan salah satu dasar dalam menyusun rencana kerja
tahunan kegiatan pengawasan internal.
b) Unit Terkait
Unit terkait memberikan input berupa aduan.
c) Aparat Pengawas Fungsional Pemerintah
Beberapa instansi termasuk dalam Aparan Pengawas Fungsional Pemerintah,
seperti BPK dan Inspektorat Jenderal (Itjend) Kementerian Keuangan.
Output Proses Bisnis Pengawasan internal terdiri dari :
a) Direktur KITSDA
Dalam proses bisnis ini, Direktur Kitsda menerima output dari beberapa proses
berupa Laporan Pelaksanaan Internalisasi, Laporan Pemantauan Kepatuhan,
Laporan Pengujian Kepatuhan, Laporan Hasil Investigasi, dll.
b) Unit Terkait
Unit terkait dapat berupa KPP dimana pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin
bekerja atau unit yang terkait dengan Laporan Aparat Pengawas Fungsional
Pemerintah.
c) Aparat Pengawas Fungsional Pemerintah
Proses bisnis ini memberikan output kepada aparat pengawas fungsional pemerintah
berupa Berita Acara Rekonsiliasi
d) Auditee
Laporan pengawasan yang disampaikan oleh Aparat Pengawas Fungsional
Pemerintah dibahas dengan unit terkait (Auditee). Berita Acara Pembahasan
disampaikan kepada Auditee.

1. Pencegahan Kepatuhan Internal (AG.01)


Pencegahan Kepatuhan Internal merupakan kelompok proses bisnis dalam
mempersiapkan strategi pengawasan internal di Direktorat Jenderal Pajak meliputi :
a) Penyusunan rencana
b) Internalisasi kepatuhan internal
c) Pemantauan kepatuhan internal
d) Pengujian kepatuhan internal
Proses ini diawali dengan proses penyusunan rencana yang menggunakan input
dari proses bisnis Manajemen Strategis berupa Rencana Kerja Tahunan. Proses

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 8


penyusunan rencana akan menghasilkan beberapa output yaitu rencana kerja internalisasi,
rencana pemantauan tahunan, dan rencana pengujian kepatuhan internal tahunan.
Rencana kerja internalisasi merupakan input untuk proses internalisasi kepatuhan internal.
Kemudian, proses internalisasi kepatuhan internal akan menghasilkan laporan pelaksanaan
internalisasi yang akan disampaikan kepada Direktur KITSDA.

Rencana kerja pemantauan tahunan merupakan input untuk proses pemantauan


kepatuhan internal. Selain itu, proses ini juga mendapatkan input dari proses manajemen
risiko berupa profil risiko dan laporan mitigasi risiko. Proses pemantauan kepatuhan internal
ini akan menghasilkan output berupa laporan hasil pemantauan yang disampaikan kepada
Direktur Kitsda, aduan sebagai input pada proses penindakan kepatuhan internal, dan
laporan hasil pemantauan kode etik dan disiplin yang disampaikan kepada unit terkait.

Proses pengujian kepatuhan internal mendapatkan input dari proses penyusunan


rencana berupa rencana pengujian kepatuhan internal tahunan. Selain itu, proses ini juga
mendapatkan input dari unit terkait berupa tanggapan hasil rekomendasi. Proses pengujian
kepatuhan internal akan menghasilkan beberapa output berupa aduan yang akan menjadi
input untuk proses penindakan kepatuhan internal, rekomendasi dan surat hasil tindak lanjut
yang akan disampaikan ke unit terkait, dan laporan hasil pengujian yang akan disampaikan
kepada auditee.

2. Penindakan Kepatuhan Internal (AG.02)


Kegiatan penindakan kepatuhan merupakan kelompok proses bisnis yang meliputi:
a) Pengelolaan pengaduan
b) Analisis aduan
c) Pengumpulan bahan dan keterangan
d) Investigasi aduan
e) Penelitian pendahuluan
f) Pemeriksaan hukuman disiplin
g) Monitoring/reviu penindakan kepatuhan internal
Proses pengelolaan pengaduan mendapatkan input berupa aduan dari berbagai
sumber pengaduan. Proses ini akan menghasilkan formulir penerimaan aduan yang akan
menjadi input untuk proses analisis aduan. Adapun proses analisis aduan akan
menghasilkan laporan hasil analisis yang akan menjadi input untuk proses pengumpulan
bahan dan keterangan. Proses analisis aduan juga akan meneruskan aduan kepada unit
terkait. Selain itu, proses analisis aduan akan menghasilkan laporan hasil analisis yang akan
digunakan untuk beberapa proses pada proses penindakan kepatuhan internal.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 9


Proses pengumpulan bahan dan keterangan akan menghasilkan output berupa
laporan pengumpulan bahan dan keterangan yang akan menjadi input untuk proses
investigasi aduan. Pada proses investigasi aduan juga menggunakan input yang dihasilkan
oleh proses penelitian pendahuluan berupa laporan penelitian pendahuluan. Adapun proses
investigasi aduan akan menghasilkan laporan hasil investigasi yang akan disampaikan
kepada Direktur Kitsda. Laporan hasil investigasi ini juga digunakan sebagai input pada
proses Pemeriksaan Hukuman Disiplin.
Proses pemeriksaan hukuman disiplin akan menghasilkan output berupa tindak
lanjut penindakan kepatuhan internal yang akan menjadi input untuk proses monitoring/reviu
penindakan kepatuhan internal. Proses ini akan menghasilkan laporan monitoring/reviu
untuk disampaikan kepada Direktur KITSDA.

3. Pemantauan Tindak Lanjut Pengawasan Eksternal (AG.03)


Kegiatan pemantauan tindak lanjut pengawasan eksternal merupakan kelompok
proses bisnis yang meliputi:
a) Analisis tindak lanjut hasil pengawasan
b) Rekonsiliasi tindak lanjut
c) Tindak lanjut perbaikan terkait tugas dan fungsi
d) Asistensi tindak lanjut
e) Pembahasan temuan
Proses analisis tindak lanjut hasil pengawasan menggunakan input dari Aparat
Pengawas Fungsional Pemerintah berupa laporan hasil pengawasan. Proses ini akan
menghasilkan surat direktur dan laporan hasil audit investigasi yang digunakan untuk proses
pemeriksaan hukuman disiplin dan LHP dan matriks untuk proses tindak lanjut perbaikan
terkait tugas dan fungsi.
Proses rekonsiliasi tindak lanjut menggunakan input dari proses pemeriksaan
hukuman disiplin berupa SK penjatuhan hukuman disiplin. Proses ini akan menghasilkan
output berupa Berita Acara Rekonsiliasi yang akan disampaikan kepada Aparat Pengawas
Fungsional Pemerintah.
Proses tindak lanjut perbaikan terkait tugas dan fungsi akan menghasilkan update
matriks yang akan dijadikan input pada proses pembahasan temuan. Proses pembahasan
temuan ini juga mendapatkan input dari proses asistensi tindak lanjut berupa update
matriks. Adapun output yang dihasilkan pada proses ini adalah Berita Acara Pembahasan
yang disampaikan kepada Aparat Pengawas Fungsional Pemerintah dan Auditee.

3.3. Proses Bisnis Pengelolaan Kinerja (AH)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 10


Proses Bisnis Pengelolaan Kinerja adalah kelompok proses bisnis yang
menggambarkan aktivitas-aktivitas atau rangkaian aktivitas dalam rangka pengelolaan
kinerja organisasi DJP meliputi penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) dan Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak guna evaluasi kegiatan-kegiatan sehingga organisasi dapat
bekerja secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.

Input kelompok Proses Bisnis Pengelolaan Kinerja adalah Dokumen Perencanaan


berupa Rencana Strategis DJP, Rencana Kerja Tahunan, Kontrak Kinerja, Rencana Kerja
Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAK/L), serta dokumen-dokumen perencanaan lain.

Output kelompok Proses Bisnis Pengelolaan Kinerja berupa Laporan Kinerja


(LAKIN) dan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak untuk kemudian dilaporkan kepada
Menteri Keuangan dan juga menjadi bahan perbaikan perencanaan di periode berikutnya.
AH
PROSES BISNIS PENGELOLAAN KINERJA
AF
Level 1 MANAJEMEN
STRATEGIS
AF
Kontrak Kinerja, Laporan
MANAJEMEN Rencana Kerja es 2-4
KPA11-0001 Kinerja DJP
STRATEGIS
AH.1 Inpres 7/1999
Penyusunan Inpres 5/2004.
Laporan Kinerja PMK 206/2014 Laporan
Organisasi PermenPANRB 29/ Tahunan DJP

2010
Bagian Organta, Kemenkeu
AE Laporan Proyek Setditjen; Para AH.2
ORGANISASI Laporan
eselon II Kinerja DJP Penyusunan
Laporan
Tahunan DJP
Laporan
Tahunan DJP
Bagian Organta, Seluruh Unit
Setditjen; Para di DJP
eselon II

Gambar 6 Peta Proses Bisnis Pengelolaan Kinerja

Proses Bisnis Pengelolaan Kinerja terdiri dari 2 (dua) subproses yaitu:

1. Penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Organisasi


2. Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak

1. Penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Organisasi


Laporan Kinerja (LAKIN) merupakan laporan rutin tahunan yang dibuat oleh seluruh
eselon satu kementerian keuangan untuk melaporkan kinerjanya selama satu tahun.
Input proses ini adalah dokumen Perencanaan berupa Rencana Strategis DJP,
Rencana Kerja Tahunan, Kontrak Kinerja, Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 11


(RKAK/L), serta dokumen-dokumen perencanaan lain. Sementara output proses ini adalah
Laporan Kinerja (LAKIN)

2. Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak


Laporan Tahunan DJP merupakan merupakan laporan yang dibuat untuk disebarkan
kepada para stakeholder yang berisi seluruh aktivitas dan pencapaian DJP dalam satu
tahun terakhir termasuk demografi, rencana dan realisasi, serta tujuan yang akan dicapai.
Input proses ini adalah Laporan Kinerja (LAKIN) , serta dokumen-dokumen
perencanaan lain. Sementara output proses ini adalah Laporan Tahunan DJP

3.4. Proses Bisnis Manajemen Risiko (T)

Proses Bisnis Manajemen Risiko merupakan kumpulan proses bisnis yang


menggambarkan aktivitas yang berkaitan dengan pengelolaan risiko organisasi yang
bertujuan untuk:
a. Meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja.
b. Mendorong manajemen proaktif
c. Memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan dan perencanaan
d. Meningkatkan efektivitas alokasi dan efisiensi penggunaan sumber daya organisasi
e. Meningkatkan kepatuhan kepada ketentuan
f. Meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan
g. Meningkatkan ketahanan organisasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 12


T
PROSES BISNIS MANAJEMEN RISIKO

LEVEL 1

PMK 12/PMK.09/2016
PMK dan petunjuk
teknis PMK, T.1
SK Manajemen Risiko, Penetapan Konteks
Kriteria, Selera Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I dan Unit
Komite Eselon II Laporan Piagam
Manajemen Manajemen Risiko
Risiko
Kemenkeu

Piagam Manajemen Risiko

PMK 12/PMK.09/2016

Renstra (untuk Es I), T.2 Laporan Profil


Penyusunan
Kontrak Kinerja Risk Assessment Risiko Kunci
Rencana Strategis (untuk Es II)

Komite Manajemen Risiko Es I


dan Unit Eselon II
PMK 12/PMK.09/2016

T.5
Laporan Manajemen Risiko
Profil Risiko Kunci Pelaporan Manajemen Eselon I dan Eselon II
Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I
Itjen
dan Unit Eselon II Kemenkeu
PMK 12/PMK.09/2016

T.3 Laporan Mitigasi


Mitigasi Risiko Risiko Kunci

Komite Manajemen Risiko Es I


dan Unit Eselon II

Mitigasi Risiko Kunci

PMK 12/PMK.09/2016 Laporan Pemantauan dan Reviu


Proses Manajemen Risiko
T.4
Pemantauan dan Reviu
Proses Manajemen Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Gambar 7 Peta Proses Bisnis Manajemen Risiko

Secara garis besar proses bisnis manajemen risiko dapat dikelompokkan dalam lima
kegiatan utama, yakni:
1. Penetapan Konteks
1.1. Penentuan Tujuan atau Sasaran
1.2. Penentuan Parameter PenerapanManajemen Risiko
1.3. Penentuan Struktur Manajemen Risiko
1.4. Penentuan Pemangku Kepentingan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 13


1.5. Penetapan Kriteria Risiko
1.6. Penetapan Matriks Analisis Risiko
1.7. Penetapan Selera Risiko
2. Risk Assessment
2.1. Pengidentifikasian Risiko
2.1.1. Pemahaman Sasaran Strategis dan Proses Bisnis
2.1.2. Identifikasi Kejadian Risiko
2.1.3. Identifikasi Penyebab Risiko
2.1.4. Identifikasi Dampak Risiko
2.2. Analisis Risiko
2.2.1. Penentuan Sistem Pengendalian
2.2.2. Pengestimasian Level Kemungkinan Risiko
2.2.3. Pengestimasian Level Dampak Risiko
2.2.4. Penentuan Level Risiko
2.2.5. Pembuatan Peta Risiko
2.3. Evaluasi Risiko
2.3.1. Penentuan Prioritas Risiko Kunci
2.3.2. Penentuan Keputusan Mitigasi
3. Mitigasi Risiko
3.1. Penentuan Opsi Mitigasi Risiko
3.2. Penyusunan Rencana Mitigasi Risiko
3.3. Penetapan Target Penurunan Level Risiko
3.4. Pelaksanaan Rencana Mitigasi Risiko
3.5. Pengukuran Capaian Target Mitigasi Risiko
4. Pemantauan dan Reviu Proses Manajemen Risiko
4.1. Penentuan Level Risiko Sebelumnya
4.2. Penentuan Level Risiko Aktual
4.3. Penentuan Level Risiko Residual Harapan
4.4. Penentuan Tren Risiko
4.5. Penentuan Deviasi Risiko
4.6. Penyusunan Rekomendasi
4.7. Pembuatan Peta Hasil Mitigasi
5. Pelaporan Manajemen Risiko
5.1. Pengkompilasian Laporan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 14


BAB IV
PROSES BISNIS DALAM FUNGSI UTAMA DJP

4.1. FUNGSI PELAYANAN

4.1.1. Proses Bisnis Registrasi (A)


Proses Bisnis Registrasi merupakan proses administrasi perpajakan yang paling
awal dilakukan dalam rangka pembentukan basis data perpajakan. Proses Bisnis Registrasi
adalah proses bisnis yang menggambarkan proses pendaftaran/pemberian identitas,
pemutakhiran, evaluasi dan penetapan promosi/demosi, penghapusan, dan pengaktifan
kembali identitas Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan.
A
PROSES BISNIS REGISTRASI

Level 1

PER-35/PJ/2013
PER-38/PJ/2013
SE-51/PJ/2013
SE-60/PJ/2013
Q
DPE/DPESI, Formulir Pengamatan,
A.01 Data WP Baru
F EDUKASI
Daftar Nominatif, Pendaftaran dan
EKSTENSIFIKASI Formulir Pendaftaran WP ereg Pemberian
dan dokumen yang disyaratkan
NPWP Kartu NPWP, SKT, Starter Kit

LHP, Formulir Pendaftaran WP KPP


I
PEMERIKSAAN

Formulir Pendaftaran WP/ereg PER-38/PJ/2013


dan dokumen yang disyaratkan PER-13/PJ/2014 SPPKP, Surat Penolakan Pengukuhan PKP
Surat Pencabutan Pengukuhan PKP,
SE-60/PJ/2013 Surat Penolakan Pencabutan Pengukuhan PKP,
SE-26/PJ/2014 Surat Pemberitahuan Perubahan Data,
LHP, Formulir Pengukuhan PKP, Surat Pindah, Surat Pencabutan SKT,
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP Kartu NPWP, SKT dan/atau SPPKP,
Surat Pemberitahuan Tidak dapat Dipindah
A.02 Surat Pemberitahuan Penetapan WP NE/
Formulir Pengukuhan PKP dan
Pemutakhiran Pengaktifan Kembali WP NE atau
Wajib Pajak
dokumen yang disyaratkan Surat Penolakan Penetapan WP NE/
Data
Penolakan Pengaktifan Kembali WP NE
Formulir Pengukuhan PKP,
Formulir Perubahan Data, Nota Dinas Usulan dan Lampirannya
Formulir Pemindahan WP, KPP, BIDANG PEP
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP KANWIL DJP, SUBDIT
POTENSI Data WP/PKP
Formulir Permohonan Penetapan WP NE,
Formulir Permohonan Pengaktifan PERPAJAKAN DIT. PKP
Wajib Pajak Kembali WP NE,
dan dokumen yang disyaratkan

Basis
Data
PER-38/PJ/2013
SE-60/PJ/2013
Data WP

LHP, Formulir Penghapusan NPWP/ A.03


I
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP/e-Reg Penghapusan Nota Dinas Usulan dan Lampirannya
PEMERIKSAAN
NPWP
Formulir Penghapusan NPWP/
Surat Keputusan penghapusan NPWP,
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP
/e-Reg dan dokumen yang disyaratkan
KPP Surat Penolakan penghapusan NPWP
SK Promosi/
Demosi

G PER-38/PJ/2013
PENGAWASAN
Nota Dinas Usulan SE-60/PJ/2013
A.04
Pengaktifan
Nota Dinas Usulan Kembali NPWP
dan Aktivasi
Sementara Surat Pemberitahuan Pembatalan
Penghapusan NPWP/Pembatalan
KPP Surat Pencabutan Pengukuhan PKP,
Pemberitahuan Aktivasi Sementara WP Hapus

PER-13/PJ/2014
SE-26/PJ/2014
A.05
Surat Permintaan Evaluasi dan
Daftar Peringkat WP Penetapan SK Promosi/Demosi
Promosi/Demosi
BIDANG PEP KANWIL
Direktorat Potensi, DJP, KPP, SUBDIT
Kepatuhan, dan POTENSI
Penerimaan PERPAJAKAN DIT.
PKP, SUBDIT
PELAYANAN
OPERASIONAL DIT.
TIP

Gambar 8 Peta Proses Bisnis Registrasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 15


Proses Bisnis Registrasi dibagi menjadi 5 (lima) proses bisnis, meliputi:
1. Pendaftaran dan Pemberian NPWP (A.01);
2. Pemutakhiran Data (A.02);
3. Penghapusan NPWP (A.03);
4. Pengaktifan Kembali NPWP dan Aktivasi Sementara (A.04); dan
5. Evaluasi dan Penetapan Promosi/Demosi (A.05)

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Registrasi
memiliki Input dari beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a Wajib Pajak berupa: Formulir Pendaftaran Wajib Pajak/ereg, Formulir Pengukuhan PKP
Formulir Perubahan Data, Formulir Pemindahan Wajib Pajak, Formulir Pencabutan
Pengukuhan PKP, Formulir Permohonan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif, Formulir
Permohonan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif, Formulir Penghapusan
NPWP, Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP, baik yang diajukan secara tertulis
maupun melalui Aplikasi e-Registration, serta dokumen yang disyaratkan dalam
pengajuan permohonan.
b Proses Bisnis Ekstensifikasi (F) berupa Daftar Penugasan Ekstensifikasi/Daftar
Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPE/DPESI), Formulir Pengamatan, Daftar
Nominatif, Formulir Pendaftaran Wajib Pajak, Formulir Pengukuhan PKP, dan dokumen
yang disyaratkan.
c Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa Nota Dinas Usulan, antara lain Usulan
Perubahan Data Wajib Pajak, Usulan Pemindahan Wajib Pajak, Usulan
Penetapan/Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif, Usulan Pembatalan
Pencabutan Pengukuhan PKP, Usulan Pengaktifan Kembali NPWP, dan Usulan
Aktivasi Sementara WP Hapus.
d Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan, Formulir
Pendaftaran WP, Formulir Pengukuhan PKP, Formulir Penghapusan NPWP, dan
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP.
e Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan berupa Surat Permintaan Daftar
Peringkat Wajib Pajak Terbesar.

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Registrasi
memberikan Output ke beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a Proses Bisnis Edukasi (Q) berupa Data Wajib Pajak Baru.
b Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa Nota Dinas Usulan dan lampirannya berupa
Usulan dan berkas pemeriksaan tujuan lain dalam rangka penghapusan NPWP dan/atau
Pencabutan Pengukuhan PKP.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 16


c Wajib Pajak berupa Kartu NPWP, Surat Keterangan Terdaftar (SKT), Starter Kit, Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP), Surat Pencabutan Pengukuhan PKP,
Surat Penolakan Pengukuhan PKP, Surat Pemberitahuan Perubahan Data, Surat
Pindah, Surat Pemberitahuan Tidak Dapat Dipindah, Surat Pencabutan SKT, Surat
Pencabutan Pengukuhan PKP, Surat Pemberitahuan Penetapan/Pengaktifan Kembali
WP NE, Surat Penolakan Penetapan/Pengaktifan Kembali WP NE, Surat Keputusan
Penghapusan NPWP, Surat Pencabutan Pengukuhan PKP, Surat Penolakan
Penghapusan NPWP, Surat Penolakan Pencabutan Pengukuhan PKP, Surat
Pemberitahuan Pembatalan Penghapusan NPWP, Surat Pemberitahuan Pembatalan
Surat Pencabutan Pengukuhan PKP, pemberitahuan aktivasi sementara.
d Basis Data berupa data Wajib Pajak/Pengusaha Kena Pajak.

1. Proses Bisnis Pendaftaran dan Pemberian NPWP (A.01) :


Proses Bisnis Pendaftaran dan Pemberian NPWP menguraikan kegiatan
pendaftaran dan pemberian identitas kepada Wajib Pajak atas permohonan Wajib Pajak
atau secara jabatan. Proses Bisnis Pendaftaran dan Pemberian NPWP meliputi:
a) Pendaftaran dan Pemberian NPWP atas Permohonan Wajib Pajak; dan
b) Pendaftaran dan Pemberian NPWP secara Jabatan.
Input Proses Bisnis Pendaftaran Diri berasal dari:
a) Wajib Pajak berupa Formulir Pendaftaran Wajib Pajak, baik yang diajukan secara
tertulis maupun melalui Aplikasi e-Registration, serta dokumen yang disyaratkan
dalam pengajuan permohonan;
b) Proses Bisnis Ekstensifikasi (F) berupa Daftar Penugasan Ekstensifikasi/Daftar
Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPE/DPESI), Formulir Pengamatan,
Daftar Nominatif, Formulir Pendaftaran Wajib Pajak, dan dokumen yang disyaratkan;
dan
c) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan
Formulir Pendaftaran Wajib Pajak.
Output Proses Bisnis Pendaftaran Diri ke beberapa proses bisnis atau pihak lain,
yaitu:
a) Proses Bisnis Edukasi (Q) berupa Data Wajib Pajak baru;
b) Wajib Pajak berupa Kartu NPWP, Surat Keterangan Terdaftar (SKT), dan Starter Kit;
dan
c) Basis Data berupa data Wajib Pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 17


2. Proses Bisnis Pemutakhiran Data (A.02)
Proses Bisnis Pemutakhiran Data menguraikan kegiatan pemutakhiran data
identitas Wajib Pajak. Proses Bisnis Pemutakhiran Data meliputi :
a) Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan PKP;
b) Perubahan Data;
c) Pemindahan dan Penetapan Tempat Terdaftar/Pelaporan Usaha;
d) Penetapan dan Pengaktifan Kembali WP Non Efektif (NE); dan
e) Pembatalan Pencabutan Pengukuhan PKP.
Input Proses Bisnis Pemutakhiran Data berasal dari:
a) Wajib Pajak berupa Formulir Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Formulir
Perubahan Data, Formulir Pemindahan Wajib Pajak, Formulir Permohonan
Penetapan Wajib Pajan Non Efektif (NE), Formulir Permohonan Pengaktifan Kembali
Wajib Pajak Non Efektif, baik yang diajukan secara tertulis maupun melalui Aplikasi
e-Registration, serta dokumen yang disyaratkan dalam pengajuan permohonan;
b) Proses Bisnis Ekstensifikasi (F) berupa Formulir Pengukuhan PKP dan dokumen
yang disyaratkan.
c) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), Formulir
Pengukuhan PKP, dan Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP.
d) Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa Nota Dinas Usulan, antara lain: Usulan
Perubahan Data, Usulan Pemindahan Wajib Pajak, Usulan Penetapan Wajib Pajak
Non Efektif, Usulan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif, dan Usulan
Pembatalan Pencabutan Pengukuhan PKP.
e) Proses Bisnis Evaluasi dan Penetapan Promosi/Demosi (A.05) berupa Surat
Keputusan Promosi/Demosi.
Output Proses Bisnis Pemutakhiran Data ke beberapa proses bisnis atau pihak lain,
yaitu:
a) Wajib Pajak berupa Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP), Surat
Penolakan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Surat Pencabutan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, Surat Penolakan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak, Surat Pemberitahuan Perubahan Data, Kartu NPWP, Surat Keterangan
Terdaftar, Surat Pindah, Surat Pencabutan Surat Keterangan Terdaftar, Surat
Pemberitahuan Tidak Dapat Dipindah, Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak
Non Efektif, Surat Pemberitahuan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif,
Surat Penolakan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif, Surat Penolakan Pengaktifan
Kembali Wajib Pajak Non Efektif, Surat Pemberitahuan Pembatalan Surat
Pencabutan Pengukuhan PKP.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 18


b) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa Nota Dinas Usulan dan Lampirannya yaitu
Usulan dan berkas pemeriksaan tujuan lain dalam rangka Pencabutan Pengukuhan
PKP.
c) Basis Data berupa data Wajib Pajak.

3. Penghapusan NPWP (A.03)


Proses Bisnis Penghapusan NPWP menguraikan kegiatan penghapusan identitas
Wajib Pajak terhadap Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif
dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan. Proses Bisnis Penghapusan NPWP meliputi:
a) Penghapusan NPWP atas Permohonan Wajib Pajak; dan
b) Penghapusan NPWP secara Jabatan.
Input ProsesPenghapusan NPWP berasal dari:
a) Wajib Pajak berupa Formulir Penghapusan NPWP baik yang diajukan secara tertulis
maupun melalui Aplikasi e-Registration, serta dokumen yang disyaratkan dalam
pengajuan permohonan.
b) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan dan Formulir
Penghapusan NPWP.
Output Proses Bisnis Penghapusan NPWP ke beberapa proses bisnis atau pihak
lain, yaitu:
a) Wajib Pajak berupa Surat Keputusan Penghapusan NPWP atau Surat Penolakan
Penghapusan NPWP;
b) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa Nota Dinas Usulan dan Lampirannya yaitu
Usulan dan berkas Pemeriksaan Tujuan Lain dalam rangka Penghapusan NPWP
c) Basis Data berupa data Wajib Pajak.

4. Proses Bisnis Pengaktifan Kembali NPWP dan Aktivasi Sementara (A.04)


Proses Bisnis Pengaktifan Kembali NPWP dan Aktivasi Sementara menguraikan
kegiatan pembatalan atas penghapusan NPWP melalui Pembatalan Surat Penghapusan
NPWP yang dilakukan dalam hal terdapat data dan/atau informasi yang menunjukkan
bahwa Wajib Pajak yang pernah diterbitkan Surat Penghapusan NPWP ternyata masih
memenuhi persyaratan subjektif dan objektif, dan kegiatan pengaktifan sementara Wajib
Pajak Hapus yang dilakukan agar suatu hak dan kewajiban Wajib Pajak yang muncul
setelah NPWP dihapus dapat dilaksanakan. Proses Bisnis Pengaktifan Kembali dan Aktivasi
Sementara meliputi:

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 19


a) Pengaktifan Kembali NPWP; dan
b) Aktivasi Sementara Wajib Pajak Hapus.
Input Proses Bisnis Pengaktifan Kembali MPWP dan Aktivasi Sementara berasal dari
Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa Nota Dinas Usulan, antara lain: Usulan Pengaktifan
Kembali NPWP dan Usulan Aktivasi Sementara Wajib Pajak Hapus.
Output Proses Bisnis Pengaktifan Kembali MPWP dan Aktivasi Sementara ke
beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a) Wajib Pajak berupa Surat Pembatalan Penghapusan NPWP atau Pemberitahuan
Aktivasi Sementara WP Hapus; dan
b) Basis Data berupa data Wajib Pajak.

5. Proses Bisnis Evaluasi dan Penetapan Promosi/Demosi (A.05)


Proses Bisnis Evaluasi dan Penetapan Promosi/Demosi menguraikan kegiatan
evaluasi dan penetapan tempat terdaftar Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di
lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak
di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor
Pelayanan Pajak Madya. Proses Bisnis Evaluasi dan Penetapan Promosi/Demosi meliputi:
a) Evaluasi Promosi/Demosi; dan
b) Penetapan Promosi/Demosi.
Input Proses Bisnis Evaluasi dan Penetapan Promosi/Demosi berasal dari Direktorat
Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan berupa Surat Permintaan Daftar Peringkat Wajib
Pajak.
Output Proses Bisnis Evaluasi dan Penetapan Promosi/Demosi ke beberapa proses
bisnis atau pihak lain, yaitu:
a) Wajib Pajak berupa Surat Keputusan Promosi/Demosi; dan
b) Proses Bisnis Pemutakhiran Data berupa Surat Keputusan Promosi/Demosi.

4.1.2. Proses Bisnis Layanan Administrasi (B)


Proses Bisnis Layanan Administrasi adalah kelompok proses bisnis yang
menggambarkan aktivitas-aktivitas atau rangkaian aktivitas dalam rangka pemberian
layanan kepada Wajib Pajak sebagai bagian dari haknya setelah mendaftarkan dirinya
menjadi Wajib Pajak dan pemberian layanan kepada non Wajib Pajak.
Proses Bisnis Layanan Administrasi dibagi menjadi 3 (tiga) sub proses bisnis, yaitu:
1. Layanan melalui pengeluaran surat keputusan/surat keterangan/surat (B.01).
2. Layanan tanpa pengeluaran surat keputusan/surat keterangan/surat (B.02).
3. Layanan untuk non Wajib Pajak (B.03).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 20


B
PROSES BISNIS LAYANAN ADMINISTRASI

Level 1

M. PENGELOLAAN Data SPT SKD


SPT
Usulan Pemeriksaan Tujuan lain-
LHP Permohonan Penentuan WP lokasi
I. PEMERIKSAAN (Terkait WP terpencil dan 01 I. PEMERIKSAAN
terpencil, fasilitas perpajakan lainnya
Fasilitas Perpajakan Lain) Layanan Melalui
E. NON- Pengeluaran surat SK penundaan,
SK pasal 16/36 mengangsur hutang pajak
L. PENAGIHAN
KEBERATAN
Keputusan/surat
D. KEBERATAN SK keberatan keterangan/surat SKPPKP,Nota Persetujuan C. PEMBAYARAN
,SKPLB,

TURIS S. LITIGASI SK banding/PK Cash TURIS


Surat Permohonan SKB,SKF,Izin,
& Faktur Pajak Khusus
KPP/Kanwil/KP DJP SKPPKP, SK lain-lain
Surat PermohonaN,
SK kebetratan/banding produk BC

02
Permohonan
Layanan tanpa Legalisasi Dokumen, cetak ulang,

Legalisasi Dokumen, cetak ulang Pengeluaran Surat


Keputusan/Surat Wajib Pajak
Wajib Pajak Keterangan/surat
Data (ex. endorsement FTZ,
permohonan norma penghitungan,
KPP, KP2KP
Pemberitahuan perpanjangan SPT)

Surat Ijin Konsultan,


Surat Jawaban
Permohonan
03 Surat
Layanan untuk non- Konfirmasi Ada Konsultan Pajak
Konsultan Pajak
WP Unit Vertikal
Surat Permintaan Surat
Konfirmasi Konfirmasi Tidak Ada G. PENGAWASAN
KPP/Kanwil/KP DJP
Unit Vertikal

Gambar 9 Peta Proses Bisnis Layanan Administrasi

Proses Bisnis Layanan Administrasi memiliki input dari beberapa proses bisnis lain,
Wajib pajak atau pihak lain diluar wajib pajak, yaitu:
a) Wajib Pajak berupa permohonan/surat permohonan/surat permintaan Wajib Pajak.
b) Turis berupa Faktur Pajak Khusus.
c) Konsultan Pajak berupa surat permohonan/permintaan.
d) Proses Bisnis Pengolahan SPT (M) berupa data SPT.
e) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa LHP Pemeriksaan Tujuan Lain (terkait
permohonan Wajib Pajak dalam rangka Wajib Pajak lokasi terpencil dan dalam rangka
fasilitas perpajakan lainnya).
f) Proses Bisnis Keberatan (D) berupa Surat Keputusan (SK) Keberatan.
g) Proses Bisnis Non-Keberatan (E) berupa Surat Keputusan Pembetulan dan Surat
Keputusan Pengurangan/Penghapusan/Pembatalan.
h) Proses Bisnis Litigasi (S) berupa Surat Keputusan (Pelaksanaan) Putusan Banding dan
Peninjauan Kembali.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 21


i) Unit vertikal/KPP berupa surat permintaan konfirmasi.

Proses Bisnis Layanan Administrasi memberikan output bagi beberapa proses bisnis
lain, wajib pajak atau pihak lain diluar wajib pajak yaitu:
a) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa usulan pemeriksaan tujuan lain dalam rangka
penentuan WP lokasi terpencil dan pemberian fasilitas perpajakan lainnya.
b) Proses Bisnis Penagihan (L) berupa Surat Keputusan (SK) Penundaan, mengangsur
hutang pajak.
c) Proses Bisnis Pembayaran (C) berupa SKPPKP, PLB, SKPLB, nota persetujuan (untuk
VAT refund), SKPIB.
d) Proses Bisnis Pengawasan (G) atas surat konfirmasi “tidak ada”, data untuk dilakukan
tindakan pengawasan lebih lanjut.
e) Wajib Pajak berupa validasi/legalisasi dokumen, SKD, SKB, SKF, Pemberian Ijin,
SKPPKP, SK/Putusan.
f) Konsultan Pajak berupa Surat izin terkait dengan Konsultan pajak
g) Turis berupa uang tunai (cash).
h) Unit vertikal/KPP berupa surat jawaban konfirmasi.

1. Layanan melalui pengeluaran surat keputusan/surat keterangan/surat (B.01).


Proses bisnis layanan Melalui Pengeluaran Surat Keputusan/Surat keterangan/surat
adalah kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan berdasarkan permohonan/
permintaan/pemberitahuan Wajib Pajak baik melalui surat
permohonan/permintaan/pemberitahuan tersendiri atau melalui SPT, terkait dengan
fasilitas/kemudahan/layanan yang telah ditetapkan di dalam peraturan perundangan atau
dapat juga dilakukan berdasarkan input dari proses bisnis lainnya. Out-put dari proses bisnis
ini adalah surat keputusan/surat keterangan/surat.
Proses bisnis ini meliputi pemberian restitusi tanpa melalui pemeriksaan, pemberian
imbalan bunga, pemberian perizinan, pemberian fasilitas sesuai pasal 31A UU PPh,
pemberian fasilitas terkait pembayaran pajak seperti mengangsur dan menunda
pembayaran dan, Pemberian Surat Keterangan/surat.
Input Proses Bisnis ini berupa data SPT yang digunakan dalam hal Wajib Pajak
mengajukan permohonan restitusi melalui fasilitas pengembalian pendahuluan, Faktur Pajak
Khusus dalam hal pengembalian VAT refund oleh turis atau LHP Pemeriksaan tujuan lain
dalam rangka pemberian fasilitas lainnya dan surat permohonan lainnya dari wajib pajak
serta output dari proses bisnis Keberatan (D), Non Keberatan (E) dan Litigasi (S).
Output dari Proses Bisnis ini disampaikan kepada :

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 22


a) Wajib Pajak berupa SKB, SKF, SKPPKP, Perizinan, Kode Aktivasi dan Password e-
nofa, Surat Pemberitahuan NSFP, dan lain-lain.
b) Turis berupa uang tunai (cash).
c) Proses Bisnis Penagihan berupa SK Penundaan/Pengurangan/ Mengangsur
Pembayaran Hutang Pajak.
d) Proses Bisnis Pembayaran berupa SKPPKP, Nota Persetujuan dan SKPLB.
e) Proses Bisnis Pemeriksaan berupa Usulan pemeriksaan tujuan lain (Penentuan WP
Lokasi terpencil dan fasilitas perpajakan lainnya).
f) Proses Bisnis Pengawasan berupa Surat Keterangan Domisili dan Surat Konfirmasi
“Tidak Ada”.

2. Layanan tanpa pengeluaran surat keputusan/surat keterangan/surat (B.02).


Proses Bisnis layanan Tanpa Pengeluaran Surat Keputusan/Surat Keterangan/ Surat
adalah adalah kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan berdasarkan permohonan/
permintaan/pemberitahuan Wajib Pajak baik melalui surat permohonan/permintaan/
pemberitahuan tersendiri terkait dengan fasilitas/kemudahan/layanan yang telah ditetapkan
di dalam peraturan perundangan namun kantor pajak selaku unit yang melayani tidak
mengeluarkan surat keputusan/surat keterangan/surat.
Proses Bisnis ini diantaranya meliputi kegiatan legalisasi/validasi dokumen, cetak
ulang dan pengadministrasian berbagai surat pemberitahuan dari Wajib pajak misalnya
surat pemberitahuan perpanjangan penyampaian SPT tahunan, surat pemberitahuan
menggunakan norma penghitungan dan lain-lain.
Input Proses Bisnis ini adalah permohonan atau pemberitahuan dari Wajib Pajak,
sedangkan output dari proses bisnis ini adalah dokumen yang telah dilegalisir/validasi,
dokumen cetak ulang, Sertifikat Elektronik dan Passphrase atau Data e-Faktur, dan input
untuk proses bisnis pengawasan.
Output dari Proses Bisnis ini disampaikan kepada :
a) Wajib pajak berupa dokumen yang telah dilegalisir/validasi, dokumen cetak ulang,
Sertifikat Elektronik dan Passphrase atau Data e-Faktur.
b) Proses bisnis pengawasan berupa data/ Surat pemberitahuan dari Wajib Pajak.

3. Layanan untuk non Wajib Pajak (B.03)


Proses Bisnis layanan untuk non Wajib Pajak adalah kegiatan pemberian pelayanan
yang ditujukan kepada subjek pajak yang tidak memiliki NPWP, misalnya unit vertikal lain
atau konsultan pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 23


Proses Bisnis ini berhenti pada level 2. Tidak ada lagi sub proses lain dibawahnya,
dengan kata lain proses bisnis layanan untuk non wajib pajak langsung diikuti dengan SOP
(Standard Operating Procedure) dibawahnya.
Input Proses Bisnis ini adalah surat permintaan/permohonan, sedangkan output dari
proses bisnis ini adalah surat izin konsultasi, surat jawaban konfirmasi.
Output dari Proses Bisnis ini disampaikan kepada konsultan pajak berupa surat
izin/perpanjangan usaha atau diteruskan dengan proses bisnis pengawasan (G) dalam hal
surat jawaban konfirmasi menyatakan ‘tidak ada’.

4.1.3. Proses Bisnis Pembayaran (C)

Proses Bisnis Pembayaran merupakan kelompok proses bisnis yang


menggambarkan rangkaian siklus pembayaran pajak, mulai dari pembuatan data
pembayaran pajak, penerimaan data pembayaran pajak, penyesuaian atas pengakuan
penerimaan pajak, serta pelaporan penerimaan pajak. Oleh karena itu, Proses Bisnis
Pembayaran secara garis besar dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kelompok proses bisnis,
yaitu Pembuatan Data Pembayaran (C.1), Penerimaan Data Pembayaran (C.2),
Penyesuaian (C.3) dan Pelaporan Penerimaan (C.34).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 24


C
PROSES BISNIS PEMBAYARAN

LEVEL 1

Input Data Setoran C.01 NTPN


Pembuatan Data Pembayaran
Wajib Pajak Wajib Pajak

Data pajak Impor


Dit. TIP, Dit. PKP, KPP, Seksi
PDI, Seksi Pelayanan
DJBC
Data Setoran
Request NTPN
Request Reversal
Rekapitulasi Transaksi
ISO Messaging
Bank/Pos
Persepsi

D
Data SK Keberatan
KEBERATAN C.02
Penerimaan Data
Pembayaran
Data SK Pembetulan
E Data SK Penghapusan
NON KEBERATAN Data SK Pengurangan
Dit. TIP, Dit. PKP, KPP, Seksi
Data SK Pembatalan
PDI, Seksi Pelayanan

SKPKPP
G SPMKP
Data STP
PENGAWASAN Data Pembayaran Pajak SSP
Laporan Hasil Analisis SKPPIB
Portal MPN Rekon SPMIB
Daft Ket PBB Data Pbk Bukti Pbk Wajib Pajak
Migas & Pabum (Pbk)
J Data SPPT
PENGENAAN ND Permintaan
L
Pembayaran Bukti Pbk
Data SPMKP
Salinan SPPT PENAGIHAN

M
Lampiran SPT C.03
PENGOLAHAN SPT
Penyesuaian

G
KEBIJAKAN anggaran P-DTP Bukti Pbk
Seksi WasKon I, Seksi PENGAWASAN
Pelayanan, Seksi Penagihan,
Seksi PDI
Input Data Setoran
SSP
Data hasil Rekonsiliasi SSP PBB
Wajib Pajak Data Potongan SPM
Flag Transaction Bank
Bukti Pbk Persepsi
Data SPMKP
Data SPMIB SKPKPP
Laporan Kas Posisi SPMKP
DJPB
SKPPIB
Data SKP SPMIB
SSP KPPN
I C.04
SKPLB
PEMERIKSAAN Pelaporan dan Evaluasi
PLB Data SAI DJP
Penerimaan
SKPLB Proyeksi/Prognosa Penerimaan
B Pajak SAI
SKPPKP Laporan Analisis Penerimaan
LAYANAN kEMENKEU
Nota Persetujuan LPP
ADMINISTRASI Pengisian Kas VAT Refund
SKPIB Dit. PKP, Dit. TIP, Sesditjen,
KEBIJAKAN
Permohonan Pbk Seksi PDI

Gambar 10 Peta Proses Bisnis Pembayaran

1. Pembuatan Data Pembayaran (C.1)


Melunasi pajak terutang adalah salah satu kewajiban Wajib Pajak sebagaimana
diamanatkan oleh undang-undang perpajakan. Pembayaran yang dilakukan oleh Wajib

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 25


Pajak harus jelas peruntukannya agar dapat diadministrasikan dengan baik oleh Direktorat
Jenderal Pajak.
Secara umum, pembayaran pajak dilaksanakan melalui sistem Modul Penerimaan
Negara (MPN). Saat ini sistem MPN akan segera dimigrasikan sepenuhnya menuju sistem
MPN Generasi Kedua (MPN-G2). Setelah adanya MPN-G2, sistem MPN yang lama disebut
MPN-G1. Mengingat vitalnya posisi sistem MPN bagi Penerimaan Negara (tidak hanya
penerimaan perpajakan), implementasi MPN-G2 dilaksanakan secara paralel, sehingga
MPN-G1 masih akan beroperasi sampai dengan tahun 2016.
Proses bisnis Pembuatan Data Pembayaran (C.1.1) merupakan proses penciptaan
informasi bahwa penerimaan pembayaran pajak telah masuk ke kas negara. Sejalan
dengan ketentuan mengenai perbendaharaan negara, bukti bahwa penerimaan negara,
termasuk penerimaan perpajakan telah masuk ke kas negara, ditunjukkan dengan Nomor
Transaksi Penerimaan Negara (NTPN)
Perbaikan terhadap proses bisnis terhadap sistem MPN-G1, yang didesain untuk
mengakomodasi metode pembayaran secara elektronik. Untuk itu, proses bisnis ini adalah
pembuatan kode billing baik oleh Wajib Pajak atau Bank/Pos Persepsi atau pihak lain yang
ditunjuk melalui Sistem Billing DJP.

Input Proses Bisnis Pembuatan Kode Billing adalah:

a) Data setoran; dan


b) ISO Messaging.

Sedangkan Output Proses Bisnis Pembuatan Kode Billing adalah Kode Billing.

2. Penerimaan Data Pembayaran (C.2)


Proses Bisnis Penerimaan Data Pembayaran merupakan proses pengelolaan data
terkait transaksi pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak agar dapat diadministrasikan
dengan baik.
Secara umum, pembayaran pajak dilaksanakan melalui sistem Modul Penerimaan
Negara (MPN). Saat ini sistem MPN akan segera dimigrasikan sepenuhnya menuju sistem
MPN generasi kedua (MPN-G2). Mengingat vitalnya posisi sistem MPN bagi Penerimaan
Negara (tidak hanya penerimaan perpajakan), implementasi MPN-G2 dilaksanakan secara
paralel, sehingga MPN-G1 masih akan beroperasi sampai dengan tahun 2016. Di sisi lain,
masih terdapat beberapa metode pembayaran pajak yang berada di luar sistem MPN,
karena terdapat peraturan khusus yang mengatur tata caranya tersendiri. Untuk itu, di dalam
dokumen ini kami membagi proses Penerimaan Data Pembayaran (C.2) menjadi 3 (tiga)
subproses, yaitu Penerimaan Data MPN-G1 (C.2.1), Data Pembayaran MPN-G2 (C.2.2) dan
Penerimaan Data Non-MPN (C.2.3).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 26


Proses bisnis MPN-G1 (C.2.1) merupakan sistem MPN yang ada sekarang
(existing). Sistem ini dikelola oleh Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan, dan tidak
hanya mengadministrasikan penerimaan perpajakan saja, namun juga sebagian penerimaan
bukan pajak. Proses ini terdiri dari beberapa aktivitas, yakni:
a) Penerbitan NTPN (C.1.1.1)
Aktivitas ini dipicu oleh transaksi penyetoran melalui Bank/Pos Persepsi. Wajib Pajak
menyampaikan Surat Setoran Pajak (SSP) pada saat melakukan penyetoran. Isian
SSP tersebut direkam ke dalam sistem oleh Teller Bank/Pos Persepsi dan datanya
diterima oleh Sistem MPN. Sistem MPN kemudian menerbitkan NTPN dan
disampaikan kepada Bank/Pos Persepsi sebagai bukti transaksi Penerimaan
Negara.
b) Rekonsiliasi Atas (C.1.1.2)
Pada akhir hari, data sistem MPN direkonsiliasikan dengan data transaksi pada
sistem masing-masing Bank/Pos Persepsi.
c) Pemutakhiran Data Tampilan Aplikasi Portal DJP (C.1.1.3)
Hasil Rekonsiliasi Atas ditampilkan pada menu data pembayaran MPN pada aplikasi
Portal DJP.
d) Penerimaan Data Hasil Rekonsiliasi Bawah (C.1.1.4)
Direktorat Jenderal Perbendaharaan mengawasi Penerimaan Negara pada
Bank/Pos Persepsi melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di
daerah. Setiap hari KPPN melakukan rekonsiliasi jumlah saldo Sub-Rekening Kas
Umum Negara (Sub-RKUN) di Bank/Pos Persepsi. Hasil rekonsiliasi tersebut
dikompilasi di Kantor Pusat dan dikirimkan ke Direktorat Jenderal Pajak.
e) Penurunan Data ke SIDJP
Hasil Rekonsiliasi Atas (C.1.1.2) berdasarkan SE-63/PJ/2012 langsung diturunkan ke
dalam akun pembayaran Wajib Pajak pada SIDJP. Setelah Direktorat Jenderal Pajak
menerima data hasil rekonsiliasi bawah, data tersebut direkonsiliasikan dan
perubahan pada data tersebut digunakan untuk mengoreksi data rekonsiliasi atas,
dan diturunkan juga ke SIDJP.
Proses bisnis MPN-G2 (C.2.2) merupakan sistem MPN yang baru
diimplementasikan. Sistem ini dikelola oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dimana
Direktorat Jenderal Pajak hanya menerima data pembayaran. Proses ini terdiri dari
beberapa aktivitas, yakni:
a) Settlement Transaction (C.1.2.4)
Pada saat Teller Bank/Pos Persepsi memproses transaksi pembayaran (melakukan
settlement pembayaran), Sistem Settlement pada Direktorat Jenderal

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 27


Perbendaharaan mengirimkan pesan secara sistem ke Sistem Billing DJP untuk
menandai Kode Billing telah terbayar.
b) Penerimaan Data MPN-G2 Hasil Rekonsiliasi (C.1.2.5)
Direktorat Jenderal Perbendaharaan melakukan rekonsiliasi transaksi dan
rekonsiliasi kas antara data Sistem Settlement MPN-G2 dengan data Bank/Pos
Persepsi serta data Bank Indonesia. Hasil rekonsiliasi tersebut dikirimkan setiap hari
ke masing-masing Biller MPN-G2, termasuk Biller DJP, secara elektronis.
c) Penerimaan Data DJBC dan Potongan SPM (C.1.2.6)
Direktorat Jenderal Pajak menerima data pembayaran pajak dengan SSPCP dari
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, serta data pembayaran pajak melalui mekanisme
Potongan SPM dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Data tersebut langsung
diturunkan ke akun pembayaran Wajib Pajak pada SIDJP.
d) Pengiriman Data Penyesuaian (C.1.2.7)
Agar tercapai kesesuaian antara Sistem Akuntansi Instansi pada Direktorat Jenderal
Pajak (SAI-DJP) dengan Sistem Akuntansi Umum (SAU) Pemerintah Pusat yang
diadministrasikan pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan, data-data penyesuaian
yang dilakukan pada Direktorat Jenderal Pajak akan dikirimkan juga kepada
Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Selain melalui MPN, baik MPN-G1 maupun MPN-G2, masih terdapat beberapa
proses pembayaran pajak yang diatur secara khusus dan tidak melalui mekanisme dalam
sistem MPN. Proses-proses tersebut adalah Pembayaran Pajak dalam Mata Uang Asing
Non-MPN (C.2.3.1.), Pembayaran Pajak Ditanggung Pemerintah (C.2.3.2) dan Penerimaan
Data Pembayaran PBB Migas (Pemindahbukuan). Input Proses Bisnis Penerimaan Data
Pembayaran terdiri dari:
a) Data Setoran dari Bank/Pos Persepsi dan/atau Bank Persepsi Mata Uang Asing;
b) Request NTPN dari Bank/Pos Persepsi dan/atau Bank Persepsi Mata Uang Asing;
c) Request Reversal dari Bank/Pos Persepsi dan/atau Bank Persepsi Mata Uang Asing;
d) Rekapitulasi Transaksi Akhir Hari dari Bank/Pos Persepsi;
e) Data rekonsiliasi bawah dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
f) Input Data Setoran dari Wajib Pajak;
g) Data SPPT dari Proses Bisnis Pengenaan;
h) Data SK Keberatan dari Proses Bisnis Keberatan;
i) Data SKP dari Proses Bisnis Pemeriksaan dan/atau Proses Bisnis Verifikasi;
j) Data STP dari Proses Bisnis Pengawasan;
k) ISO Messaging dari Bank/Pos Persepsi;
l) Flag Transaction dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
m) Data Hasil Rekonsiliasi dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 28


n) Data Potongan SPM dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
o) Data Pajak Impor dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
p) Data Pemindahbukuan dari Proses Penyesuaian;
q) Data SPMKP dari Proses Penyesuaian;
r) Data SPMIB dari Proses Penyesuaian;
s) Lampiran SPT (SSP Lembar ke-2 dan Bukti Transfer) dari Proses Bisnis pengolahan
SPT;
t) Data Pembayaran valas dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
u) Alokasi Anggaran Pajak DTP dari Proses Kebijakan;
v) SPT dengan klaim Pajak DTP dari Proses Bisnis Pengolahan SPT;
w) Daftar Ketetapan PBB Migas dan Pabum Pemindahbukuan dari Proses Bisnis
Pengenaan;
x) Nota Dinas Permintaan Pembayaran dari Proses Bisnis Pengenaan; dan
y) Salinan SPPT dari Proses Bisnis Pengenaan.
Output Proses Bisnis Penerimaan Data Pembayaran terdiri dari:
a) Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) yang disampaikan ke Bank/Pos
Persepsi;
b) Portal MPN Rekon yang diteruskan ke Proses Bisnis Pengawasan;
c) Data Pembayaran SIDJP yang digunakan dalam Proses Bisnis Pengawasan;
d) Data Pembayaran Pajak yang digunakan dalam Proses Bisnis Penagihan dan
Proses Bisnis Pengawasan;
e) Kode Billing yang disampaikan kepada Wajib Pajak dan/atau Bank/Pos Persepsi,
diteruskan ke Proses Bisnis Pengenaan, Proses Bisnis Keberatan, Proses Bisnis
Pemeriksaan, Proses Bisnis Pengawasan;
f) Data Penyesuaian yang diteruskan ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
g) Data Pembayaran Valas yang digunakan dalam Proses Bisnis Pengawasan dan
Proses Bisnis Penagihan ; dan
h) SPM Pajak DTP yang diteruskan ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

3. Penyesuaian (C.3)
Penyesuaian adalah kasus/kejadian yang mengakibatkan perubahan pada
penerimaan pajak setelah diterimanya data pembayaran. Penyesuaian dapat berupa
Penerbitan SPMKP (C.3.1), Penerbitan SPMIB (C.3.2) dan Pemindahbukuan (C.3.3). Baik
SPMKP maupun SPMIB merupakan penyesuaian yang menjadi pengurang terhadap
penerimaan pajak. Sedangkan Pemindahbukuan tidak mengurangi penerimaan pajak,
namun hanya memindahkan peruntukan suatu pembayaran.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 29


Proses bisnis penyesuaian merupakan rangkaian aktivitas untuk melakukan koreksi
atas data pembayaran Wajib Pajak. Rangkaian proses bisnis utama dari Penyesuaian
adalah sebagai berikut:
a) Proses Pengembalian Kelebihan Pajak
Proses pengembalian kelebihan pembayaran pajak merupakan rangkaian aktivitas
untuk mengembalikan kelebihan pembayaran pajak kepada Wajib Pajak yang
disebabkan oleh terbitnya ketetapan pajak/keputusan/putusan.
b) Proses Pemberian Imbalan Bunga
Proses pemberian imbalan bunga merupakan rangkaian aktivitas untuk memberikan
imbalan bunga kepada Wajib Pajak melalui penerbitan SPMIB atas keterlambatan
pengembalian kepada Wajib Pajak, keterlambatan penerbitan ketetapan lebih bayar,
atau diterimanya keberatan/banding/peninjauan kembali yang menyebabkan
kelebihan pembayaran pajak.
c) Proses Pemindahbukuan
Proses pemindahbukuan merupakan rangkaian aktivitas untuk memindahkan suatu
setoran pembayaran atas suatu akun pajak/jenis setoran/Wajib pajak tertentu ke
akun pajak/jenis setoran/Wajib Pajak lain sesuai dengan permohonan Wajib Pajak.
Proses pemindahbukuan dilakukan dalam hal terdapat permohonan dari Wajib Pajak
yang disebabkan adanya kesalahan dalam pembayaran/penyetoran pajak
Input Proses Bisnis Penyesuaian yaitu berupa:
a) Permohonan pemindahbukuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak;
b) Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dari Proses Bisnis Pemeriksaan
dan/atau Proses Bisnis Pelayanan;
c) Perhitungan Lebih Bayar (PLB) dari Proses Bisnis Pelayanan;
d) Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) dari
Proses Bisnis Pelayanan;
e) Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (SKKP PBB)
dari Proses Bisnis Pemeriksaan;
f) Nota Persetujuan Pengisian Kas Unit pelaksana VAT Refund dari Proses Bisnis
Pelayanan; dan
g) Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga (SKPIB) dari Proses Bisnis Pelayanan.
Output Proses Bisnis Penyesuaian terdiri dari:
a) Bukti Pemindahbukuan yang disampaikan kepada Wajib Pajak dan diteruskan ke
Proses Bisnis Pengawasan dan Proses Bisnis Pelaporan Penerimaan;
b) Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) yang disampaikan ke Wajib
Pajak dan KPPN serta diteruskan ke Proses Bisnis Pelaporan Penerimaan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 30


c) Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB) yang disampaikan ke Wajib Pajak
dan KPPN serta diteruskan ke Proses Bisnis Pelaporan Penerimaan;
d) Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) yang
disampaikan kepada Wajib Pajak dan diteruskan ke KPPN;
e) Surat Keputusan Perhitungan Pemberian Imbalan Bunga (SKPPIB) yang
disampaikan kepada Wajib Pajak dan diteruskan ke KPPN;
f) Surat Setoran Pajak (SSP) yang disampaikan ke Wajib Pajak, Bank Persepsi, dan
KPPN serta diteruskan ke Proses Bisnis Pelaporan Penerimaan; dan

4. Pelaporan Penerimaan Pajak (C.4)


Dalam suatu siklus akuntansi, akhir dari siklus tersebut adalah untuk menyajikan
suatu laporan keuangan. Demikian juga proses bisnis pembayaran pajak. Sistem
administrasi pembayaran pajak harus dapat menghasilkan laporan penerimaan pajak yang
andal dan relevan agar dapat digunakan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen.
Pelaporan penerimaan pajak dapat berupa Evaluasi Penerimaan Pajak Tahun
Berjalan (C43.1) atau penyusunan Laporan Penerimaan Pajak (LPP), baik Penyusunan
Laporan Penerimaan Pajak KPP (C.4.2) maupun Penyusunan Laporan Penerimaan Pajak
Nasional (C.4.3).
Proses Bisnis Pelaporan dan Evaluasi Penerimaan adalah rangkaian aktivitas untuk
membuat laporan penerimaan pajak neto yang berasal dari data penerimaan pajak yang
telah melalui proses penyesuaian dan melakukan evaluasi atas kinerja penerimaan tahun
pajak berjalan. Rangkaian proses bisnis dari Pelaporan dan Evaluasi Penerimaan adalah
sebagai berikut:
a) Proses Evaluasi Penerimaan Pajak Berjalan
Proses Evaluasi Penerimaan Pajak Berjalan merupakan rangkaian aktivitas untuk
mengukur dan mengevaluasi kinerja penerimaan pajak dibandingkan kondisi
perekonomian nasional pada tahun berjalan secara berkala.
b) Proses Penyusunan Laporan Penerimaan KPP
Proses Penyusunan Laporan Penerimaan KPP merupakan rangkaian aktivitas untuk
menatausahakan data penerimaan pajak dan data penyesuaiannya untuk
menghasilkan informasi jumlah penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak.
c) Proses Penyusunan Laporan Penerimaan Nasional
Proses Penyusunan Laporan Penerimaan Nasional merupakan rangkaian aktivitas
untuk menatausahakan data penerimaan pajak dan penyesuaiannya serta
melakukan rekonsiliasi antara laporan penerimaan pajak dengan data realisasi
penerimaan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk mengukur kinerja
penerimaan pajak secara nasional.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 31


Input Proses Bisnis Pelaporan dan Evaluasi Penerimaan berupa:
a) Data Pembayaran Pajak dari Proses Bisnis Penerimaan Data Pembayaran;
b) Laporan Hasil Analisis dari Proses Bisnis Penerimaan Data Pembayaran;
c) Portal MPN Rekon dari Proses Bisnis Penerimaan Data Pembayaran;
d) Data Pemindahbukuan dari Proses Bisnis Penyesuaian;
e) Data SPMKP dari Proses Bisnis Penyesuaian;
f) Data SPMIB dari Proses Bisnis Penyesuaian;
g) Laporan Kas Posisi dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Output Proses Bisnis Pelaporan dan Evaluasi Penerimaan terdiri dari:
a) Proyeksi/Prognosa Penerimaan yang diteruskan ke proses kebijakan;
b) Laporan Penerimaan Pajak yang diteruskan ke proses kebijakan;
c) Data SAI DJP yang diteruskan ke SAI DJP

4.1.4. Proses Bisnis Keberatan (D)


Proses Keberatan terdiri atas proses Keberatan menurut Pasal 25 UU KUP dan
proses Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) menurut Pasal 15 UU PBB. Proses
Keberatan (Pasal 25 UU KUP) adalah proses penyelesaian sengketa antara Wajib Pajak
dan fiskus apabila Wajib Pajak (WP) merasa tidak sependapat atas suatu ketetapan pajak
atau atas pemotongan/pemungutan pajak oleh pihak ketiga yang dikenakan kepadanya.
Proses Keberatan PBB (Pasal 15 UU PBB) adalah proses penyelesaian sengketa
antara Wajib Pajak dan fiskus apabila Wajib Pajak (WP) merasa tidak sependapat atas luas
objek Pajak Bumi dan/atau Bangunan atau nilai jual objek Pajak Bumi dan/atau Bangunan,
atau penafsiran peraturan perundang-undangan PBB yang mengakibatkan perbedaan
jumlah PBB terutang.
Input dari proses Keberatan adalah surat ketetapan pajak, pemotongan/pemungutan
pajak oleh pihak ketiga, Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), atau Surat Ketetapan
Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (SKPPBB) yang diajukan permohonan Keberatan oleh
Wajib Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak. Selain input berupa dasar untuk pengajuan
Keberatan, proses Keberatan juga membutuhkan input berupa Data Pembayaran sejumlah
yang disetujui dalam pembahasan akhir Pemeriksaan, data ber-NPWP dari Wajib Pajak
yang mengajukan Keberatan dan apabila diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Tujuan
Lain berupa Laporan Hasil Pemeriksaan, Saran dan Rekomendasi dari proses Pemeriksaan.
Input dari proses Keberatan yang digunakan sebagai kelengkapan dokumen dalam
mendukung penelitian Keberatan berupa SPT masa/tahunan Wajib Pajak yang
bersangkutan, Laporan Hasil Pemeriksaan dan Kertas Kerja Pemeriksaan. Khusus untuk
Keberatan PBB, terdapat input dari proses bisnis Pengenaan berupa Laporan Hasil
Penilaian.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 32


Output dari proses ini adalah Surat Keputusan Keberatan yang apabila Wajib Pajak
belum/tidak puas maka dapat diajukan Banding ke Pengadilan Pajak. Output lainnya dapat
berupa Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan Tidak Memenuhi Persyaratan,
Surat Persetujuan Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan, Surat Penolakan
Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan, Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain Dalam
Rangka Keberatan, dan Rekomendasi dari hasil penelaahan sejawat.

D.
PROSES BISNIS KEBERATAN

LEVEL 1

S Surat Pelaksanaan
Litigasi Putusan
1
I LHP, Saran / Rekomendasi
Pemeriksaan 1
SKPKB/SKPKBT/ I
SKPLB/SKPN, LHP Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain Dalam Rangka Keberatan
N 2 Pemeriksaan
(SPHP, BAHP, dll) & KKP
Dokumen/Image Alket
Pengolahan Data
(ber-NPWP)
Pihak Ketiga

C Data Pembayaran sejumlah yang E


disetujui dalam Pembahasan Non Keberatan
Pembayaran
Akhir Pemeriksaan
D.04
J Laporan Hasil Penilaian Penelaahan Sejawat
Laporan Hasil Penilaian
(Peer Review) Rekomendasi Kebijakan
Pengenaan dari KPP dari Kanwil

DKB / KITSDA
M
SPT Wajib Pajak
Pengelolaan SPT
Berkas Keberatan,
Tanda Terima dan Surat
Pemberitahuan Tidak
Memenuhi persyaratan
D.03
Permohonan D.01 D.02
Pelaksanaan
keberatan Penerimaan Berkas, Persiapan
Penelitian Keberatan SK Keberatan
atas skp Permohonan Tanda Terima, Pelaksanaan Surat Tugas (pasal 25 KUP & Psl. SK Keberatan
/ potput / Keberatan Surat Penelitian (Berkas Keberatan) 15 UUPBB)
SPPT / Pemberitahuan
Wajib Pajak SKPPBB KPP Kanwil
Kanwil
Wajib Pajak

SK Keberatan PBB J
Permintaan Rekomendasi Penilaian Pengenaan

Laporan Penelitian Pencabutan B


Pengajuan Keberatan, SK Keberatan Pelayanan
Surat Persetujuan Permohonan Administasi
Pencabutan Pengajuan Keberatan,
Surat Penolakan Permohonan
Surat Keberatan dan SK Keberatan
L
Pencabutan Pengajuan Keberatan Penagihan
2
N
Permohonan Peminjaman,
Pengantar Pengembalian & Dokumen Fisik
Pengolahan Data
Pihak Ketiga
D.05
Pencabutan
Formulir Peminjaman Dokumen SPT M
Keberatan Wajib
Pajak Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan
Pengelolaan SPT
Permohonan Pencabutan Keberatan
Tidak Memenuhi Persyaratan /Laporan Penelitian
Kanwil Pencabutan Pengajuan Keberatan, Surat Persetujuan
Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan, Surat
Penolakan Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan
Informasi Permohonan Keberatan atas SKP
(untuk Penangguhan Tindakan Penagihan)

Bukti Penerimaan Surat

Gambar 11 Peta Proses Bisnis Keberatan


Input Proses Bisnis Keberatan dapat dilihat pada gambar 11 Wajib Pajak yang
mengajukan permohonan, proses bisnis Pemeriksaan, proses bisnis Pembayaran dan
proses bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga. Input dari Proses Bisnis Keberatan yang
digunakan sebagai kelengkapan dokumen dalam mendukung penelitian Keberatan berupa
SPT masa/tahunan Wajib Pajak yang berangkutan, Laporan Hasil Pemeriksaan dan Kertas
Kerja Pemeriksaan. Khusus untuk Keberatan PBB, terdapat input dari proses bisnis
Pengenaan berupa Laporan Hasil Penilaian.

Pada Proses Bisnis Keberatan, Wajib Pajak yang telah mengajukan Keberatan
dengan alasan tertentu berhak untuk mencabut Keberatan yang telah diajukannya. Input

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 33


dari proses pencabutan Keberatan berupa Surat Permohonan Pencabutan Keberatan yang
diajukan Wajib Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak.
Output kelompok Proses Bisnis Keberatan adalah:
a) Surat Keputusan Keberatan, dapat berupa mengabulkan seluruhnya atau sebagian,
menolak atau menambah besarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar. Surat
Keputusan (SK) Keberatan disampaikan kepada:
i. wajib Pajak;
ii. proses bisnis Penagihan dalam hal terdapat pajak yang masih harus dibayar;
iii. proses bisnis Pelayanan Administrasi dalam hal terdapat kelebihan pembayaran
pajak.
b) Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain Dalam Rangka Keberatan, disampaikan ke proses
bisnis Pemeriksaan.
c) Laporan Penelitian Pencabutan Pengajuan Keberatan dan Surat Permohonan
Pencabutan Keberatan Tidak Memenuhi Persyaratan, disampaikan kepada Wajib
Pajak sebagai output dari proses pencabutan Keberatan.
d) Lainnya yang berasal dari proses Pelaksanaan Penelitian Keberatan dalam hal
terdapat data baru atau data yang semula belum terungkap dalam proses
Pemeriksaan, disampaikan kepada Unit Pelaksana Pemeriksaan sebagai Alat
Keterangan (Alket).
Proses Bisnis Keberatan sebagaimana digambarkan pada gambar 11 dapat
dijabarkan menjadi 5 (lima) subproses sebagai berikut:

1. Penerimaan Permohonan Keberatan (D.01)

SubProses penerimaan permohonan adalah proses penerimaan permohonan


Keberatan yang disampaikan Wajib Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak dalam hal ini
diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Input atas subproses ini berupa surat
permohonan Wajib Pajak (Pasal 25 UU KUP/Pasal 15 UU PBB) dilampiri dengan
persyaratan yang telah ditentukan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku. Output proses ini berupa Bukti Penerimaan Surat (BPS) sebagai
tanda penerimaan permohonan surat Keberatan dan dimulainya jangka waktu penyelesaian
Keberatan Wajib Pajak untuk paling lama 12 (dua belas) bulan. Penangguhan tindakan
penagihan terhadap utang pajak yang diajukan Keberatan juga dimulai saat Wajib Pajak
menyampaikan surat Keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak.

Pada proses penerimaan permohonan Keberatan di KPP, surat Keberatan Wajib


Pajak beserta lampirannya dilengkapi dengan berkas induk Wajib Pajak termasuk SPT

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 34


masa dan/atau tahunan yang diajukan Keberatan, berkas Pemeriksaan atas SKP yang
diajukan Keberatan meliputi Laporan Hasil Pemeriksaan dan Kertas Kerja Pemeriksaan, dan
juga bukti penerimaan surat Keberatan berupa Lembar Pengawasan Arus Dokumen. Surat
Keberatan Wajib Pajak dilengkapi dengan berkas pendukung tersebut dan dikelompokkan
menjadi berkas Keberatan. Berkas Keberatan kemudian dikirimkan ke Kantor Wilayah
(Kanwil) DJP sebagai Unit Peneliti Keberatan.

2. Persiapan Pelaksanaan Penelitian (D.02)


SubProses Persiapan Pelaksanaan Penelitian adalah proses untuk menerima berkas
Keberatan, meneliti pemenuhan persyaratan Keberatan, serta mempersiapkan hal-hal yang
diperlukan sebelum memulai proses penelitian Keberatan. SubProses ini dilakukan oleh
Kantor Wilayah. Input atas subproses ini berasal dari subproses penerimaan permohonan
berupa berkas Keberatan dan tanda terima. Input lainnya berupa data pembayaran yang
dilakukan Wajib Pajak paling sedikit sejumlah yang disetujui dalam pembahasan akhir
Pemeriksaan sebagai salah satu syarat pengajuan Keberatan. Khusus untuk Keberatan
PBB yang diselesaikan oleh Kanwil DJP, input proses juga berupa Laporan Hasil Peneilitian.
Atas input berupa berkas Keberatan Wajib Pajak yang dilampiri dengan persyaratan
selanjutnya diteliti apakah permohonan tesebut telah memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan. Output dari subproses ini adalah pengembalian permohonan kepada Wajib
Pajak dalam hal permohonan tidak atau belum memenuhi persyaratan sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan perpajakan, atau dalam hal permohonan Keberatan
memenuhi persyaratan maka berkas Keberatan dan tanda terima siap untuk dilakukan
proses Pelaksanaan Penelitian (D.03). Output dari subproses ini adalah berkas Keberatan
yang memenuhi persyaratan, wewenang penelitian benar, dan surat tugas untuk melakukan
pelaksanaan penelitian Keberatan Pasal 25 UU KUP atau Pasal 15 UU PBB (D.03).

3. Pelaksanaan Penelitian Keberatan Pasal 25 UU KUP & Pasal 15 UU PBB (D.03)

SubProses Pelaksanaan Penelitian Keberatan (Pasal 25 UU KUP & Pasal 15 UU


PBB) adalah proses pelaksanaan penelitian dan analisis dokumen, keterangan, dan bukti
yang ada sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Input dari subproses ini adalah surat tugas
yang diterbitkan oleh Kepala Unit Pelaksana Peneliti Keberatan kepada Tim Peneliti
Keberatan. Input untuk subproses ini juga berasal dari Proses Pengolahan Data Pihak
Ketiga berupa dokumen ber-NPWP/image (Alket) menyangkut Wajib Pajak yang
mengajukan Keberatan. Output dari subproses ini adalah Surat Keputusan Keberatan yang
disampaikan kepada Wajib Pajak, proses bisnis penagihan, proses bisnis pelayanan, dan
dapat terpilih sebagai salah satu Surat Keputusan yang dilakukan penelaahan sejawat (peer
review) (D.04). Output lainnya dari subproses ini juga dapat berupa data baru atau data

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 35


yang semula belum terungkap dalam proses Pemeriksaan yang dikirim kepada Unit
Pelaksana Pemeriksaan sebagai Alat Keterangan (Alket). Pada subproses pelaksanaan
penelitian Keberatan juga dimungkinkan untuk meminta/mengusulkan dilakukan
Pemeriksaan Tujuan Lain Dalam Rangka Keberatan yang ditujukan kepada proses bisnis
Pemeriksaan, kemudian ketika proses Pemeriksaan Tujuan Lain Dalam Rangka Keberatan
telah selesai yang output-nya berupa Laporan Hasil Pemeriksaan, Saran, dan Rekomendasi
digunakan sebagai salah satu input untuk melanjutkan proses pelaksanaan penelitian
Keberatan.

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan pencabutan Keberatan dan dinyatakan


memenuhi persyaratan pencabutan Keberatan, proses penelitian Keberatan dihentikan.
Namun, apabila permohonan pencabutan Keberatan dinyatakan tidak memenuhi
persyaratan atau Surat Penolakan Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan
diterbitkan, maka proses penelitian Keberatan tetap dilanjutkan.

4. Penelaahan Sejawat (Peer Review) (D.04)

Penelaahan sejawat (peer review) atas Surat Keputusan Keberatan adalah kegiatan
evaluasi atas proses penyelesaian Keberatan termasuk evaluasi atas tertib administrasi dan
pemenuhan ketentuan perpajakan. Input dari subproses ini adalah Surat Keputusan
Keberatan dan dokumen pendukung yang terkait. Output dari subproses ini adalah
rekomendasi sebagai feedback bagi perumusan kebijakan atau rekomendasi untuk
pembetulan Surat Keputusan secara jabatan.

5. Pencabutan Keberatan Wajib Pajak (D.05)

Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pencabutan Keberatan kepada Direktur


Jenderal Pajak, untuk Keberatan sesuai Pasal 25 UU KUP diajukan sebelum diterbitkan
Surat panggilan Untuk Hadir (SPUH) sedangkan untuk Keberatan sesuai Pasal 15 UU PBB
diajukan diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan setelah surat Keberatan
diterima dan Keputusan Keberatan belum diterbitkan. Input dari subproses ini adalah
permohonan Pencabutan Keberatan beserta data pendukungnya. Output dari subproses ini
adalah Laporan Penelitian Pencabutan Pengajuan Keberatan, Surat Persetujuan
Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan, atau Surat Penolakan Permohonan
Pencabutan Pengajuan Keberatan dalam hal Permohonan Pencabutan Keberatan
dinyatakan memenuhi persyaratan, atau Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan
Keberatan Tidak Memenuhi Persyaratan dalam hal Permohonan Pencabutan Keberatan
dinyatakan tidak memenuhi persyaratan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 36


4.1.5. Proses Bisnis Non Keberatan (E)
Kelompok Proses Bisnis Non Keberatan adalah kelompok proses bisnis yang
menggambarkan rangkaian aktivitas dalam rangka penerimaan permohonan Non Keberatan
(Pasal 16 dan 36 (1) KUP & Pasal 19 dan 20 UU PBB), Persiapan Pelaksanaan Penelitian
Non Keberatan, Pelaksanaan Penelitian Non Keberatan dan evaluasi atas Surat Keputusan
Non Keberatan serta usulan pembetulan (pasal 16 UU KUP) dan Pengurangan-
Penghapusan-Pembatalan (pasal 36 ayat (1) UU KUP) Secara Jabatan. Kelompok proses
bisnis ini meliputi penyelesaian proses bisnis Non Keberatan yang mencakup Pembetulan
(diatur dalam pasal 16 UU KUP), Pengurangan – Penghapusan – Pembatalan (diatur dalam
pasal 36 ayat (1) UU KUP dan pasal 19 dan 20 UU PBB) dengan penjelasan sebagai
berikut:

1. Pembetulan (pasal 16 UU KUP) adalah proses pemberian layanan kepada Wajib Pajak
apabila Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak menemukan adanya surat
ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan
Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak,
Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga, yang
dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan
penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Pengurangan - Penghapusan - Pembatalan yang diatur dalam Undang-undang sebagai
berikut:
a. Pasal 36 ayat (1) huruf a, b, c, dan d UU KUP, bahwa Direktur Jenderal Pajak karena
jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat:
1) mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda,
dan kenaikan yang terutang dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena
kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya;
2) mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar;
3) mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak yang tidak benar; atau
4) membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil
pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa:
a) penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan; atau
b) pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak
b. Pengurangan PBB (pasal 19 UU PBB), Wajib Pajak berhak mendapatkan
pengurangan PBB yang terhutang :

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 37


1) karena kondisi tertentu obyek pajak yang ada hubungannya dengan subyek
pajak dan/atau karena sebab-sebab tertentu lainnya;
2) dalam hal obyek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang diluar biasa.
c) Wajib Pajak dapat meminta Pengurangan atas denda administrasi PBB (Pasal 20
UU PBB).
Secara diagramatis, proses-proses yang ada dalam kelompok proses bisnis Non
keberatan dapat digambarkan pada gambar 12.

E
PROSES BISNIS NON KEBERATAN

Level 1

SE-150/PJ/2010

D
SK Keberatan E.06
KEBERATAN
Penelaahan Sejawat
(Peer Review)
PMK-8/PMK.03/2013
PMK-11/PMK.03/2013 Subdit Peninjauan Kembali
1. SE-17/PJ/2014
SE-17/PJ/2014 dan Evaluasi, DKB/
Rekomendasi
2. SE-41/PJ/2015
SE-41/PJ/2015 Subdit Kepatuhan Internal,
LHP dan SKPKB/ KITSDA
I SKPKBT/
SKPN/SKPLB/
E.02
PEMERIKSAAN Pembuatan Usulan Psl.16/
SKP PBB/STP
36 (1) UU KUP & Psl. 19/20 Usulan Pembetulan,
UU PBB Secara Jabatan Pengurangan, Penghapusan, Pembatalan
KPP SE-41/PJ/2015

SK B
1. PER-56/PJ/2009 stdtd E.04 Pembetulan LAYANAN
Usulan Pembetulan atau Pembatalan STP/SKP PER-17/PJ/2012 Pelaksanaan ADMINISTRASI
G
dan Usulan Pengurangan atau Penghapusan 2. SE-97/PJ/2009 Penelitian Pembetulan
PENGAWASAN Sanksi Administrasi secara Jabatan 3. SE-17/PJ/2014 (Psl. 16 UU KUP)
4. SE-41/PJ/2015
5. KWL60-0011 KPP/Bidang KBP SK Pembetulan/
E.03 Pengurangan/ L
1. PER-56/PJ/2009 stdtd Penghapusan/ PENAGIHAN
Persiapan Pelaksanaan
1. PER-56/PJ/2009 stdtd PER-17/PJ/2012 Pembatalan
Penelitian Surat Tugas
PER-17/PJ/2012 2. SE-97/PJ/2009
Permohonan 2. SE-97/PJ/2009 3. SE-17/PJ/2014
3. SE-17/PJ/2014 KPP/Bidang KBP 4. KWL60-0011
Wajib Pajak 4. SE-41/PJ/2015 E.05
5. KPP 70-0093 Pelaksanaan
SK
Berkas Permohonan, Penelitian Psl
E.01 Pengurangan/
Tanda Terima & 36 (1) UU KUP &
Penerimaan Permohonan Penghapusan/
M Kelengkapan lain Psl. 19/20 UU PBB
Data dan Image SPT, Psl.16/36 (1) UU KUP & Pembatalan
PENGELOLAAN
SPT Wajib Pajak Psl. 19/20 UU PBB Dokumen, Data, Bidang KBP
SPT N
Dan/atau Informasi
KPP Alket PENGOLAHAN
DATA PIHAK KE-3

M
Formulir Peminjaman Dokumen
SPT PENGELOLAAN
SPT
Laporan Sumir
N
PENGOLAHAN Data berNPWP
DATA PIHAK KE-
3 Berkas Non Keberatan,Tanda Terima

SE-17/PJ/2014 Wajib Pajak

E.07
Pencabutan Permohonan Surat Permohonan Pencabutan
Pasal 36(1) UU KUP Tidak Memenuhi Persyaratan
Surat Permohonan
Pencabutan
Wajib Pajak KPP/Bidang KBP

Gambar 12 Peta Proses Bisnis Non Keberatan

Input kelompok Proses Bisnis Non Keberatan dapat dilihat pada gambar X adalah
dari Wajib Pajak yang mengajukan permohonan, proses bisnis Pemeriksaan, dan Proses
bisnis Pengawasan untuk dilakukan pembetulan atau pengurangan – penghapusan –
pembatalan secara jabatan. Input lainnya berupa Data ber-NPWP yang digunakan dalam
proses Pelaksanaan Penelitian Pasal 36 ayat (1) KUP & Pasal 19 dan 20 UUPBB yang
berasal dari proses bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga, maupun input berupa Data dan
Image SPT dan SPT Wajib Pajak dari Proses Bisnis Pengelolaan SPT.

Output kelompok Proses Bisnis Non keberatan diteruskan kepada Wajib Pajak,
proses bisnis Penagihan dan proses bisnis Layanan Administrasi. Output lainnya yang

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 38


berasal dari proses Pelaksanaan Penelitian Pasal 36 ayat (1) KUP & Pasal 19 UUPBB
dalam hal terdapat data baru atau data yang semula belum terungkap dalam proses
pemeriksaan yang dikirim kepada Unit Pelaksana Pemeriksaan sebagai Alat keterangan
(Alket), Formulir Peminjaman Dokumen SPT (probis Pengelolaan SPT).

Kelompok Proses Bisnis Non Keberatan sebagaimana digambarkan pada gambar X


dapat dijabarkan menjadi 7 (tujuh) sub proses sebagai berikut:

1. Penerimaan Permohonan Psl.16 dan Psl.36 (1) & Psl. 19 dan 20 UU PBB (E.01)
Sub Proses Penerimaan Permohonan adalah proses penerimaan permohonan Non
Keberatan yang disampaikan Wajib Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak dalam hal ini
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP).
Input atas sub proses ini berupa surat permohonan Wajib Pajak (pasal 16 UU KUP /
pasal 36 ayat (1) UU KUP / pasal 19 dan 20 UU PBB) dilampiri dengan persyaratan yang
telah ditentukan berdasarkan peraturan dan perundangan perpajakan yang berlaku. Atas
input berupa surat permohonan Wajib Pajak yang dilampiri dengan persyaratan selanjutnya
diteliti kelengkapannya dan Wajib Pajak diberikan tanda terima. Proses dilanjutkan dengan
penyiapan dokumen non keberatan beserta dokumen perpajakan lainnya menjadi satu
berkas non keberatan untuk dikirimkan kepada Unit Pelaksana Penelitian (KPP/Kantor
Wilayah). Proses ini juga menerima Input dari proses Pengelolaan SPT (M) berupa Data dan
Image SPT serta SPT Wajib Pajak.
Output dari sub proses ini adalah berkas permohonan, tanda terima, dan
kelengkapan lain dikirimkan kepada Unit Pelaksana Penelitian untuk dilakukan persiapan
pelaksanaan penelitian pada sub proses Persiapan Pelaksanaan Penelitian (E.03).

2. Pembuatan Usulan Psl. 16/36 KUP Secara Jabatan (E.02)


Pembetulan atau pengurangan – penghapusan – pembatalan secara jabatan adalah
proses pembetulan atau pengurangan – penghapusan – pembatalan yang diusulkan oleh
Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang mengetahui adanya
ketidaktepatan/ketidakbenaran dari suatu ketetapan pajak atau surat keputusan yang telah
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak tanpa menunggu permohonan dari Wajib Pajak.
Input dari sub proses ini adalah LHP dan SKPKB/SKPKBT/SKPN/SKPLB/SKP
PBB/STP (Pemeriksaan) dari Proses Bisnis Pemeriksaan (I) dan Usulan Pembetulan atau
Pembatalan STP/SKP dan Usulan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
secara Jabatan dari kelompok Proses Bisnis Pengawasan (G).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 39


Output dari sub proses bisnis ini adalah usulan Usulan Pembetulan, Pengurangan,
Penghapusan, Pembatalan untuk dilakukan penelitian atas berkas atau dokumen yang
menjadi dasar penerbitan SKP.

3. Persiapan Pelaksanaan Penelitian (E.03)


Sub Proses Persiapan Pelaksanaan Penelitian adalah proses untuk mempersiapkan
hal-hal yang diperlukan sebelum memulai proses penelitian dari proses Pembetulan, dan
Pengurangan – Penghapusan - Pembatalan. Sub proses ini dilakukan KPP atau Kantor
Wilayah.
Input atas sub proses ini berasal dari sub proses penerimaan permohonan berupa
berkas permohonan, tanda terima dan kelengkapan lainnya. Input dari proses ini yang
terkait dengan Pembetulan secara jabatan atau pengurangan - penghapusan – pembatalan
secara jabatan, berupa Usulan Pembetulan, Pengurangan, Penghapusan, Pembatalan dari
sub proses Pembuatan Usulan Psl. 16/36 KUP Secara Jabatan (E.02).
Output dari sub proses ini adalah surat tugas dan berkas non keberatan kepada tim
peneliti untuk melakukan pelaksanaan penelitian sesuai dengan jenis permohonan (pasal 16
UU KUP (E.04) atau pasal 36 ayat (1) UU KUP (E.05) pasal 19 dan 20 UU PBB (E.05))

4. Pelaksanaan Penelitian Pembetulan (pasal 16 UU KUP) (E.04)


Sub Proses Pelaksanaan Penelitian Pembetulan (pasal 16 UU KUP) adalah proses
pelaksanaan penelitian dan analisis dokumen, keterangan dan bukti yang ada sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Input dari sub proses ini adalah surat tugas yang di terbitkan oleh Kepala Unit
Pelaksana Peneliti kepada Tim Peneliti.
Output dari sub proses ini adalah Surat Keputusan Pembetulan yang disampaikan
kepada Wajib Pajak, proses bisnis Penagihan (L), proses bisnis Layanan Administrasi (B)
dan dapat terpilih sebagai salah satu Surat Keputusan yang dilakukan Peer Review
(Penelaahan Sejawat) (E.06)
5. Pelaksanaan Penelitian Psl. 36 (1) KUP & Psl. 19 dan 20 UU PBB (E.05)
Sub proses Pelaksanaan Penelitian pasal 36 ayat (1) UU KUP dan pasal 19 dan 20
UU PBB adalah proses pelaksanaan penelitian dan analisis dokumen, keterangan dan bukti
yang ada sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Input dari sub proses ini adalah surat tugas yang di terbitkan oleh kepala Unit
Pelaksana Peneliti non Keberatan kepada Tim Peneliti. Input untuk sub proses ini juga
berasal dari Proses Pengolahan Data Pihak Ketiga berupa Data ber-NPWP menyangkut
Wajib Pajak yang mengajukan Pengurangan-penghapusan-pembatalan. Input lain berasal
dari Sub Proses Pencabutan Permohonan Pasal 36(1) UU KUP (E.07) berupa Laporan
Sumir.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 40


Output dari sub proses ini adalah Surat Keputusan Pengurangan / Penghapusan /
Pembatalan yang disampaikan kepada Wajib Pajak, proses bisnis Penagihan (L), proses
bisnis Layanan Adminstrasi (B) dan dapat terpilih sebagai salah satu Surat Keputusan yang
dilakukan Peer Review (Penelaahan Sejawat) (E.06). Output lainnya dari sub proses ini juga
dapat berupa data baru atau data yang semula belum terungkap dalam proses pemeriksaan
yang dikirim kepada Unit Pelaksana Pemeriksaan sebagai Alat keterangan (Alket) ke
Pengolahan Data Pihak ke-3 (N).
6. Penelaahan Sejawat (Peer Review) (E.06)
Penelaahan sejawat (peer review) atas surat keputusan pembetulan, pengurangan –
penghapusan – pembatalan adalah kegiatan evaluasi atas proses penyelesaian
pembetulan, pengurangan – penghapusan – pembatalan termasuk evaluasi atas tertib
administrasi, dan pemenuhan ketentuan perpajakan.
Input dari sub proses ini adalah Surat Keputusan pembetulan, pengurangan –
penghapusan – pembatalan dan dokumen pendukung yang terkait.
Output dari sub proses ini adalah rekomendasi sebagai feedback bagi perumusan
kebijakan atau rekomendasi untuk pembetulan Surat Keputusan secara jabatan.
Penelaahan Sejawat terdiri atas 3 Sub proses yaitu:
a. Penentuan Nama Tim Peer Review & Menugaskan Tim Peer Review dengan Surat
Tugas (E.06.1)
Proses yang dilakukan di Subdirektorat Peninjauan Kembali dan Evaluasi Direktorat
Keberatan dan Banding / Subdirektorat Kepatuhan Internal, Direktorat KITSDA sesuai
kewenangannya untuk menentukan pegawai yang ditugaskan untuk melakukan Peer
Review terhadap suatu surat keputusan yang memenuhi kriteria untuk di lakukan
Penelaahan Sejawat / Peer Review
Input subproses ini adalah Surat Keputusan Pembetulan /Pengurangan
/Penghapusan/Pembatalan serta Surat Keputusan Keberatan dari proses bisnis
Keberatan (D) yang memenuhi kriteria untuk di lakukan Penelaahan Sejawat/Peer
Review yang merupakan output dari Proses Pelaksanaan Penelitian (E.04 dan E.05)
Output subproses ini adalah Daftar Nama Tim Evaluasi dan Surat Tugas untuk
pelaksanaan Penelaahan Sejawat (E.06.2)
b. Pelaksanaan Penelaahan Sejawat (Peer Review) (E.06.2)
Proses yang dilakukan di Direktorat Keberatan dan Banding / Direktorat KITSDA sesuai
kewenangannya untuk melakukan proses Evaluasi / Peer Review atas suatu surat
keputusan yang memenuhi kriteria dilakukan Evaluasi / Peer Review
Input subproses ini adalah Daftar Nama Tim Evaluasi dan Surat Tugas untuk
pelaksanaan Penelaahan Sejawat (E.06.2). Output subproses ini adalah Laporan Hasil
Evaluasi dan Risalah Temuan untuk dapat ditindaklannjuti oleh Kanwil atau KPP.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 41


c. Tindak Lanjut Penelaahan Sejawat (Peer Review )
Proses yang dilakukan di KPP / Kanwil sesuai kewenangannya untuk melakukan tindak
lanjut atas Laporan Hasil Evaluasi dan/atau Risalah Temuan.
Input subproses ini adalah Laporan Hasil Evaluasi dan Risalah Temuan. Output
subproses ini adalah Rekomendasi untuk pengusulan Non Keberatan secara jabatan.
7. Pencabutan Permohonan Pasal 36(1) UU KUP (E.07)
Pencabutan Permohonan Non Keberatan adalah proses penerimaan dan penelitian
permohonan Pencabutan yang disampaikan Wajib Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak
dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Wilayah.
Input dari sub proses ini adalah Surat Permohonan Pencabutan dari Wajib Pajak.
Output dari sub proses ini adalah Surat Permohonan Pencabutan Tidak Memenuhi
Persyaratan yang diberikan kepada Wajib Pajak dalam hal permohonan yang diajukan tidak
lengkap, serta diterbitkannya laporan sumir yang akan menghentikan proses Penelitian
Pengurangan – penghapusan – pembatalan (pasal 36 ayat (1) UU KUP & pasal 19 dan 20
UU PBB) (E.05).
Pencabutan Permohonan terdiri atas 2 subproses yaitu:
a. Penerimaan Pencabutan Permohonan (E.07.1)
Proses yang dilakukan di KPP untuk menerima permohonan pencabutan permohonan
non keberatan yang diajukan Wajib Pajak.
Input dari subproses ini adalah Surat Permohonan Pencabutan dari Wajib Pajak. Output
dari subproses ini adalah Tanda Terima Permohonan yang diberikan ke Wajib Pajak
serta Berkas Pencabutan Permohonan yang diteruskan ke subproses penelitian
permohonan, pembuatan laporan sumir serta penghentian penelitian (E.07.2)
b. Penelitian Permohonan, Pembuatan Laporan Sumir Non Keberatan dan Penghentian
Penelitian
Proses yang dilakukan di Kanwil untuk meneliti pemenuhan persyaratan permohonan
pencabutan permohonan non keberatan yang diajukan Wajib Pajak, membuat Laporan
Penelitian Permohonan Pencabutan Permohonan Non Keberatan berdasarkan surat
permohonan pencabutan, dan Surat permohonan pencabutan permohonan non
keberatan tidak Memenuhi Persyaratan, tanpa menerbitkan Surat Keputusan Non
Keberatan.
Input dari subproses ini adalah Berkas Pencabutan Permohonan yang menjadi dasar
dari penghentian Permohonan. Output subproses ini adalah Laporan Sumir, dalam hal
Permohonan diterima untuk diteruskan ke Penelitian (E.05) serta Surat Permohonan
Pencabutan Tidak Memenuhi Persyaratan dalam hal permohonan tidak diterima yang
akan dikirim ke Wajib Pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 42


4.2. FUNGSI PEMBINAAN

Proses Bisnis Edukasi (Q)


Proses Bisnis Edukasi merupakan kumpulan proses bisnis yang menggambarkan aktivitas
yang berkaitan dengan fungsi operasional edukasi yaitu pemberian informasi perpajakan
kepada masyarakat yang bertujuan untuk membangun landasan bagi terbentuknya
kesadaran, kepedulian dan kepatuhan pajak. Secara garis besar proses bisnis edukasi
dapat dikelompokkan dalam tiga kegiatan utama sebagaimana disajikan dalam gambar 17
yaitu :
1. Perencanaan Penyuluhan (Q.01)
a. Perumusan Edukasi DJP (Q.01.1)
b. Perencanaan SDM Edukasi (Q.01.2)
c. Perencanaan Sarana dan Prasarana Edukasi (Q.01.3)
2. Kegiatan Edukasi (Q.02).
a. Edukasi Langsung (Q.02.1)
b. Edukasi Tidak Langsung (Q.02.2)
3. Monitoring & Evaluasi Edukasi (Q.03).
a. Laporan dan Evaluasi Kegiatan Edukasi (Q.03.1)
b. Monitoring Edukasi (Q.03.2)

Q
PROSES BISNIS EDUKASI

Level 1

Permohonan Layanan Edukasi Layanan Edukasi

Hasil Evaluasi &,


Wajib Pajak / Analisa Kebutuhan Wajib Pajak /
Masyarakat Rencana Strategis Edukasi Masyarakat
Prioritas, Arah
Kebijakan Organisasi Usulan Pendidikan & Pelatihan,
Kebijakan Data & Kebutuhan SDM
Tenaga Penyuluh

Pendidikan & Pelatihan, SDM


SDM Tenaga Penyuluh
SDM
Data Mapping
WP, Data Pendaftaran
Kelas Pajak
G Q.01 Q.03
Pengawasan Q.02
Perencanaan Rencana Kerja Laporan & Evaluasi Monitoring & Evaluasi Hasil Analisa &
Edukasi Kegiatan Edukasi Edukasi
Edukasi Edukasi Evaluasi Edukasi
Kebijakan
R Dit. P2Humas, Kanwil, KP2KP, KPP, Kanwil, KP2KP, KPP, Kanwil,
MoU
Hubungan KPP, KP2KP Dit. P2Humas Dit. P2Humas
Masyarakat

Pengelolaan Permohonan Penyediaan


Pengetahuan Materi Metode/Tehnik Sarana & Prasarana
Dan Keuangan Pengelolan Aset,
Logistik dan
Keuangan
A Data WP Baru
Registrasi
Data WP yang
disuluh
G
Pengelolan Aset, Pengawasan
Logistik dan
Keuangan Sarana & Prasarana
Penyuluhan dan Keuangan
Materi, Metode/Tehnik
Pengelolaan
Pengetahuan

Gambar 13 Peta Proses Bisnis Edukasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 43


Alur input dan output dalam proses bisnis edukasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Input Proses Bisnis edukasi terdiri dari :
a. Wajib Pajak/Masyarakat
Permohonan Wajib Pajak/masyarakat untuk memperoleh informasi perpajakan
melalui saluran yang telah disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Permohonan
tersebut menjadi dasar bagi DJP untuk memberikan layanan edukasi dan menyusun
perencanaan penyuluhan.
b. Monitoring dan Evaluasi Edukasi
Hasil monitoring dan evaluasi edukasi digunakan dalam merencanakan kegiatan
edukasi DJP, mulai dari perumusan kegiatan, perencanaan kebutuhan SDM, sarana
dan prasarana edukasi yang disesuaikan dengan hasil analisa kebutuhannya.
c. Kebijakan
Input ini dapat berupa rencana strategis, prioritas atau arah kebijakan organisasi
yang memerlukan dukungan kegiatan edukasi untuk mencapai sasaran yang
ditentukan.
d. Pengelolaan Pengetahuan
Input ini dapat berupa database peraturan, materi presentasi, video, metodologi
atau aplikasi yang disediakan organisasi untuk perencanaan materi penyuluhan.
e. Pengawasan
Output proses bisnis pengawasan berupa data mapping wajib pajak yang
membutuhkan layanan edukasi dan data pendaftaran kelas pajak.
f. Hubungan Masyarakat
Output proses bisnis Hubungan Masyarakat berupa kerjasama/kesepakatan
bersama (MoU) DJP dengan Wajib Pajak/Masyarakat yang membutuhkan layanan
edukasi.
g. Registrasi
Output proses bisnis registrasi berupa data wajib pajak yang baru memperoleh
NPWP yang menjadi dasar bagi pelaksanaan kegiatan dan perencanaan edukasi
h. SDM
Pendidikan dan pelatihan untuk tenaga penyuluh serta pemenuhan kebutuhan SDM
untuk mendukung pelaksanaan edukasi.
i. Pengelolaan Aset, Logistik dan Keuangan
Hasil penyediaan sarana dan prasarana penyuluhan serta ketersediaan anggaran
yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiataan edukasi.

2. Output Proses Bisnis Edukasi terdiri dari :


a. Wajib Pajak/Masyarakat

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 44


Layanan edukasi yang diperoleh masyarakat melalui saluran yang disediakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak.
b. Kebijakan
Output proses bisnis monitoring dan evaluasi edukasi yang menjadi masukan untuk
bagi perumusan kebijakan organisasi.
c. Pengelolaan Aset, Logistik dan Keuangan
Permintaaan penyediaan sarana, prasarana dan anggaran yang diperlukan untuk
kegiatan edukasi
d. Pengawasan
Data wajib pajak yang telah diberikan layanan edukasi
e. Pengelolaan Pengetahuan
Materi, metode, atau tehnik edukasi yang dibangun dan ditempatkan pada fungsi
Pengelolaan Pengetahuan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan edukasi.

1. Perencanaan Edukasi (Q.01)


Perencanaan Edukasi merupakan kelompok proses bisnis dalam merumuskan
rencana kerja edukasi Direktorat Jenderal Pajak meliputi :
a) perumusan edukasi DJP
b) perencanaan SDM
c) perencanaan sarana dan prasarana edukasi
Proses ini menggunakan input permohonan layanan edukasi dari kebijakan
organisasi yang berkaitan dengan edukasi, output proses bisnis monitoring dan evaluasi
edukasi, data mapping WP yang memerlukan layanan edukasi, data usulan kelas pajak,
dan kebutuhan layanan edukasi sebagai hasil kerjasama/kesepakatan yang berasal dari
proses binis Hubungan Masyarakat. Output yang dihasilkan Rencana Kerja Edukasi.

2. Kegiatan Edukasi (Q.02)


Kegiatan Edukasi merupakan kelompok proses bisnis penyampain layanan edukasi
kepada Wajib Pajak/masyarakat meliputi :
a) Edukasi Langsung
b) Edukasi Tidak Langsung
c) Edukasi Melalui KLIP
Proses ini menggunakan input permohonan layanan edukasi dari Wajib
Pajak/Masyarakat, output proses bisnis perencanaan edukasi, output proses bisnis
monitoring dan evaluasi edukasi, materi, metode atau tehnik edukasi yang diperoleh dari
fungsi Pengelolaan Pengetahuan, data wajib pajak yang baru dari proses bisnis Registrasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 45


dan Sarana dan Prasarana kegiatan edukasi yang diperoleh dari fungsi Pengelolaan Aset,
Logistik dan Keuangan.
Output yang dihasilkan layanan edukasi kepada Wajib Pajak/masyarakat, laporan
kegiatan/evaluasi untuk proses bisnis Evaluasi dan Monitoring serta data wajib pajak yang
telah diberikan layanan edukasi untuk proses bisnis Pengawasan.

3. Monitoring dan Evaluasi (Q.03)


Monitoring dan Evaluasi merupakan kelompok proses bisnis yang terkait dengan
peloporan, monitoring dan evaluasi kegiatan edukasi.
Input Proses Bisnis Evaluasi Penyuluhan adalah laporan pelaksanaan kegiatan dan
evaluasi pelaksanaan edukasi.

Output Proses Bisnis Monitoring dan Evaluasi Penyuluhan adalah hasil analisa dan
evaluasi kegiatan edukasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
merumuskan kebijakan organisasi, merencanakan edukasi dan tindakan korektif atas
kegiatan edukasi yang sedang berlangsung.

4.3. FUNGSI PENGAWASAN

4.3.1. Proses Bisnis Ekstensifikasi (F)


Proses Bisnis Ekstensifikasi adalah kelompok proses bisnis yang menggambarkan
rangkaian aktivitas dalam rangka pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Proses Bisnis Ekstensifikasi sebagaimana terdapat pada gambar, dibagi menjadi 4
(empat) proses bisnis, yaitu:
1. Perencanaan Ekstensifikasi (F.01);
2. Pelaksanaan Ekstensifikasi (F.02);
3. Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi (F.03);
4. Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi (F.04).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 46


F
PROSES BISNIS EKSTENSIFIKASI

Level 1

PER-35/PJ/2013
SE-51/PJ/2013

F.04
AF
Pemantauan dan
Laporan Berkala PERENCANAAN
Evaluasi
STRATEGIS
Ekstensifikasi
W Laporan Berkala KPP, Kanwil DJP,
REGULASI Semua Peraturan yang telah ditetapkan
dan Kantor Pusat
DJP

Laporan Berkala
Usulan pemeriksaan
tujuan lain penerbitan NPWP I
PER-35/PJ/2013 PER-35/PJ/2013 PER-35/PJ/2013 dan pengukuhan PKP PEMERIKSAAN
SE-51/PJ/2013 SE-51/PJ/2013 SE-51/PJ/2013

DPE, DPESI, F.03


N F.01 F.02
Data Belum Formulir Pendaftaran. Tindak Lanjut
PENGOLAHAN Perencanaan DSE, RK Pelaksanaan
Ber-NPWP Formulir Pengukuhan, Pelaksanaan
DATA PIHAK KE-3 Ekstensifikasi Ekstensifikasi
Formulir Pengamatan Ekstensifikasi DPE/DPESI, Daftar Nominatif,
Formulir Pendaftaran, A
Data Mapping, KPP, Kanwil DJP,
Formulir Pengukuhan, REGISTRASI
Profiling, dan Kantor Pusat KPP
KPP Formulir Pengamatan
Feeding DJP

G N
PENGAWASAN Alket PENGOLAHAN
Data Hasil Pengamatan DATA PIHAK KE-3

Data Hasil Pengamatan G


PENGAWASAN
Daftar Nominatif

Pihak ke-3 Surat Permintaan Daftar Nominatif


(Pemberi Kerja/
Bendaharawan
Pemerintah) Pihak ke-3
(Pemberi Kerja/
Bendaharawan
Pemerintah)

Surat Imbauan
Pendaftaran
Wajib Pajak

Gambar 14 Peta Proses Bisnis Ekstensifikasi

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Ekstensifikasi
memiliki input dari beberapa proses bisnis lain, yaitu:
a) Proses Regulasi (W) berupa semua peraturan yang telah ditetapkan;
b) Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga (N) berupa data Wajib Pajak belum ber-
NPWP;
c) Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa data mapping, profilling, dan feeding;
d) Pihak ketiga (Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah) berupa Daftar Nominatif.

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Ekstensifikasi
memberikan output kebeberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a) Manajemen Strategis (AF) berupa Laporan Berkala;
b) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa usulan pemeriksaan tujuan lain penerbitan NPWP
dan pengukuhan PKP;
c) Proses Bisnis Registrasi (A) berupa Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE), Daftar
Nominatif, Formulir Pengamatan, Formulir Pendaftaran,dan Formulir Pengukuhan;
d) Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga (N) berupa Alat Keterangan (Alket);
e) Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa Data Hasil Pengamatan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 47


f) Pihak ketiga (Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah) berupa Surat Permintaan
Daftar Nominatif;
g) Wajib Pajak berupa Surat Imbauan Pendaftaran.

1. Perencanaan Ekstensifikasi (F.01)


Proses Bisnis Perencanaan Ekstensifikasi adalah rangkaian aktivitas untuk
mempersiapkan pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas serta efisiensinya. Rangkaian proses bisnis utama dari Perencanaan
Ekstensifikasi adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE);
2. Penyusunan Rencana Kerja (RK).
Input Proses Bisnis Perencanaan Kegiatan Ekstensifikasi berupa semua peraturan
yang telah ditetapkan Proses Regulasi, berupa data Wajib Pajak belum ber-NPWP dari
Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga (N), berupa data mapping, profilling, dan
feeding dari Proses Bisnis Pengawasan (G), dan berupa Data Hasil Pengamatan dari
Proses Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi.
Output Proses Bisnis Perencanaan Kegiatan Ekstensifikasi terdiri dari Daftar
Sasaran Ekstensifikasi (DSE) dan Rencana Kerja (RK) yang akan diteruskan ke Proses
Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi.

2. Pelaksanaan Ekstensifikasi (F.02)


Proses Bisnis Pelaksanaan Ekstensifikasi adalah rangkaian aktivitas untuk
melaksanakan kegiatan ekstensifikasi sesuai dengan yang direncanakan yang meliputi
kegiatan penyusunan Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE)/Daftar Penugasan
Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI), mendatangi Wajib Pajak di lokasi Wajib Pajak,
melakukan ekstensifikasi melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah, dan
mengirimkan Surat Imbauan kepada Wajib Pajak. Rangkaian proses bisnis utama dari
Pelaksanaan Ekstensifikasi adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE)/Daftar Penugasan
Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI);
2. Mendatangi Wajib Pajak di Lokasi Wajib Pajak;
3. Melakukan Ekstensifikasi melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah;
4. Mengirimkan Surat Imbauan kepada Wajib Pajak.
Input Proses Bisnis Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi berupa Daftar Sasaran
Ekstensifikasi (DSE) dan Rencana Kerja (RK) dari Proses Perencanaan Ekstensifikasi dan
berupa Daftar Nominatif dari Pihak ketiga (Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah).

Output Proses Bisnis Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi terdiri dari Laporan Berkala
yang akan diteruskan ke Proses Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi; Daftar

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 48


Penugasan Ekstensifikasi (DPE), Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI),
Formulir Pendaftaran, Formulir Pengukuhan, Formulir Pengamatan yang akan diteruskan ke
Proses Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi; Surat Permintaan Daftar Nominatif yang
akan diteruskan ke Pihak ketiga (Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah); dan Surat
Imbauan Pendaftaran yang akan diteruskan kepada Wajib Pajak.

3. Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi (F.03)


Proses Bisnis Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi adalah rangkaian aktivitas
untuk memproses data yang diperoleh dari kegiatan ekstensifikasi yang terdiri dari proses
perekaman Formulir Pendaftaran, penyampaian Formulir Pengukuhan, pemantauan
tanggapan Surat Imbauan, Pembuatan Usulan Pemeriksaan, dan tindak lanjut hasil
pengamatan. Rangkaian proses bisnis utama dari Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi
adalah sebagai berikut:
1. Perekaman Formulir Pendaftaran;
2. Penyampaian Formulir Pengukuhan;
3. Pemantauan Tanggapan Surat Imbauan;
4. Pembuatan Usulan Pemeriksaan;
5. Tindak Lanjut Hasil Pengamatan.
Input Proses Bisnis Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi berupa Daftar Penugasan
Ekstensifikasi (DPE), Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI), Formulir
Pendaftaran, Formulir Pengukuhan, Formulir Pengamatan dari Proses Pelaksanaan
Ekstensifikasi.
Output Proses Bisnis Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi adalah berupa Daftar
Penugasan Ekstensifikasi (DPE), Daftar Nominatif, Formulir Pengamatan, Formulir
Pendaftaran, dan Formulir Pengukuhan yang akan diteruskan ke Proses Bisnis Registrasi;
Laporan Berkala yang akan diteruskan ke Proses Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi;
Usulan pemeriksaan tujuan lain penerbitan NPWP dan pengukuhan PKP yang akan
diteruskan ke Proses Bisnis Pemeriksaan; alket yang akan diteruskan ke Proses Bisnis
Pengolahan Data Pihak Ketiga; data hasil pengamatan yang akan diteruskan ke Proses
Bisnis Pengawasan dan Proses Perencanaan Ekstensifikasi.

4. Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi (F.04)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 49


Proses Bisnis Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi adalah rangkaian aktivitas untuk
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan setiap tahapan kegiatan ekstensifikasi mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan tindaklanjut yang dilakukan melalui penyampaian laporan
berkala.
Input Proses Bisnis Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi berupa Laporan Berkala
dari Proses Pelaksanaan Ekstensifikasi dan Proses Tindak Lanjut Pelaksanaan
Ekstensifikasi.
Output Proses Bisnis Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi adalah berupa Laporan
Berkala yang akan diteruskan ke Proses Manajemen Strategis.

4.3.2. Proses Bisnis Pengawasan (G)


Proses Bisnis Pengawasan adalah proses bisnis yang menggambarkan aktivitas-
aktivitas dalam rangka mewujudkan pemahaman dan kesadaran wajib pajak melalui
pengawasan kepatuhan Wajib Pajak. Pada proses ini tujuan yang akan dicapai adalah
terciptanya pemahaman wajib pajak akan kewajiban perpajakannya sehingga terwujud wajib
pajak yang patuh melalui sistem pengawasan Wajib Pajak yang baik dan terpadu.
Proses Bisnis Pengawasan sebagaimana terdapat pada gambar, dibagi menjadi 3 (tiga)
proses bisnis, yaitu:
1. Mapping (G.01).
2. Profiling (G.02).
3. Tindak Lanjut Pemanfaatan Data (G.03).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 50


G
PROSES BISNIS PENGAWASAN
AF
Lap mapping makro;
LEVEL-1 MANAJEMEN
Rencana Penerimaan KPP
STRATEGIS

N G.01 Laporan Q
Data alket-ber NPWP Mapping Mikro
Mapping Daftar Usulan EDUKASI
PENGOLAHAN Data Alket-ber NPWP, Dokumen/image Kelas Pajak
DATA PIHAK KE-3
F
Lap Mapping Mikro Belum Ber-NPWP
DATA NON- KPP EKSTENSIFIKASI
DATABASE?
(data yang diperoleh Data Pemberi Kerja
dari internet, surat Data non-database
kabar, permintaan ke
instansi atau sumber Lap mapping-mikro O
lainnya) Data Ber-NPWP; Laporan ND Permintaan melakukan
intelijen/pengamatan
INTELIJEN
B Pencarian Data Usulan Penetapan PERPAJAKAN
LAYANAN PKP fiktif
ADMINISTRASI Surat Jawaban
konfirmasi “tidak ada”, SKD, data Permohonan peminjaman
N
G.02 Dokumen/image PENGOLAHAN DATA
F Data Hasil
Pengamatan
Profilling PIHAK KE-3
EKSTENSIFIKASI Data alket
Usulan Update Profil, Data&informasi

O Formulir Pemanfaatan/ Data


KPP
INTELIJEN Tindak Lanjut IDLP Detail WP ND-usulan perubahan data; A
ND Usulan WP NE REGISTRASI
PERPAJAKAN Lap. Informasi
Intelijen Perpajakan/
Usulan pemeriksaan
Lap. Pengamatan
penerbitan/penghapusan NPWP & I
I Data profiling Pengukuhan/pencabutan PKP
secara jabatan, PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
Usulan Pemeriksaan berdasarkan analisis risiko,
Analisis atas data konkret

S Data Lap. Evaluasi Data Base G.03 Usulan Pembetulan atau Pembatalan
Data STP/SKP dan Pengurangan atau E
LITIGASI Tindak Lanjut Penghapusan Sanksi Adm secara jabatan NON KEBERATAN
Pemanfaatan Data

C Bukti Pbk, KP, Kanwil, KPP W


Usulan Penetapan WP Patuh
PEMBAYARAN Data Pembayaran Pajak REGULASI

M STP, SKP PBB; L


Image SPT, Data SPT
PENGOLAHAN SPT STP Bunga Penagihan PENAGIHAN

Data PBB Terutang,


ND Permintaan
Data Penyampaian/Pengembalian Bantuan Penilaian; U
J SPOP &LSPOP Surat Permintaan PENILAIAN
PENGENAAN
Bantuan Penilaian
Data WP

Surat Himbauan Penyampaian SPT


A Surat Teguran; Surat Himbauan Pembetulan SPT,
REGISTRASI Pemberitahuan Perubahan
Angsuran PPh Pasal 25

Q
Data Penyuluhan WP
EDUKASI
Laporan Hasil
Penilaian STP, STP Bunga Penagihan, SKP PBB Wajib Pajak
Data LPBP, Surat Surat Teguran, SP2DK
K
Pemberitahuan
PENYIDIKAN Penghentian Penyidikan

U
PENILAIAN

Jawaban atas SP2DK

Wajib Pajak

Gambar 15 Peta Proses Bisnis Pengawasan

Dalam kaitannya dengan proses bisnis lain, Proses Bisnis Pengawasan memiliki input
dari beberapa proses bisnis dan pihak lain, yaitu:
a) Data Alket ber-NPWP (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
b) Data Non-Database (data yang diperoleh dari internet, surat kabar, permintaan ke
instansi atau sumber lainnya)
c) Data dari Database
d) Surat Jawaban konfirmasi “tidak ada”, SKD, data (Proses Bisnis Layanan Administrasi)
e) Data Hasil Pengamatan (Proses Bisnis Ekstensifikasi)
f) Formulir Pemanfaatan/Tindak Lanjut IDLP, Lap. Informasi Intelijen Perpajakan/Lap.
Pengamatan (Proses Bisnis Intelijen Perpajakan)
g) Usulan Update Profil, Data & Informasi (Proses Bisnis Pemeriksaan)
h) Data Laporan Evaluasi (Proses Bisnis Litigasi)
i) Bukti Pemindahbukuan dan Data Pembayaran Pajak (Proses Bisnis Pembayaran)
j) Image SPT, Data SPT (Proses Bisnis Pengolahan Data SPT)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 51


k) Data PBB Terutang, Data Penyampaian/Pengembalian SPOP &LSPOP (Proses Bisnis
Pengenaan)
l) Data Wajib Pajak (Proses Bisnis Registrasi)
m) Data Penyuluhan Wajib Pajak (Proses Bisnis Edukasi)
n) Data LPBP, Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (Proses Bisnis Penyidikan)
o) Laporan Hasil Penilaian (Proses Bisnis Penilaian)
p) Jawaban atas SP2DK (Wajib Pajak)
Dari beberapa input proses bisnis tersebut, tidak secara langsung mempengaruhi
proses bisnis Pengawasan yaitu :
a) Proses Bisnis Registrasi berupa data Wajib Pajak.
b) Proses Bisnis Pembayaran berupa bukti Pbk dan data pembayaran pajak
c) Proses Bisnis Pengenaan berupa Data PBB Terutang, Data Penyampaian/
Pengembalian SPOP &LSPOP.
d) Proses Bisnis Penyidikan berupa Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan, dan Surat
Pemberitahuan Penghentian Penyidikan
e) Proses Bisnis Pengolahan SPT berupa data SPT Wajib Pajak
f) Proses Bisnis Edukasi berupa data penyuluhan Wajib Pajak
g) Proses Bisnis Litigasi berupa data laporan evaluasi.
Input dari beberapa proses tersebut dikumpulkan terlebih dahulu dalam data base
pengawasan.
Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Pengawasan
memberikan output ke beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a) Lap mapping-Makro, Rencana Penerimaan KPP (Proses Bisnis Manajemen Strategis)
b) Laporan Mapping Mikro, Daftar Usulan Kelas Pajak (Proses Bisnis Edukasi)
c) Laporan Mapping Mikro Belum Ber-NPWP, Data Pemberi Kerja (Proses Bisnis
Ekstensifikasi)
d) ND Permintaan melakukan intelijen/pengamatan, Usulan Penetapan PKP fiktif (Proses
Bisnis Intelijen Perpajakan)
e) Permohonan peminjaman Dokumen/Image, Data alket (Proses Bisnis Pengolahan Data
Pihak Ke-3)
f) ND-usulan perubahan data; ND Usulan WP NE (Proses Bisnis Registrasi
g) Usulan pemeriksaan penerbitan/penghapusan NPWP & Pengukuhan/pencabutan PKP
secara jabatan, Usulan
h) Pemeriksaan berdasarkan analisis risiko, usulan pemeriksaan berdasarkan analisis atas
data konkret (Proses Bisnis Pemeriksaan)
i) Usulan Pembetulan atau Pembatalan STP/SKP dan Pengurangan atauPenghapusan
Sanksi Administrasi secara jabatan (Proses Bisnis Non Keberatan)
j) Usulan Penetapan WP Patuh (Proses Bisnis Regulasi)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 52


k) STP, SKP PBB, STP Bunga Penagihan (Proses Bisnis Penagihan)
l) ND Permintaan Bantuan Penilaian; Surat Permintaan Bantuan Penilaian (Proses Bisnis
Penilaian)
m) Surat Himbauan Penyampaian SPT, Surat Teguran; Surat Himbauan Pembetulan SPT,
Pemberitahuan Perubahan Angsuran PPh Pasal 25, STP, STP Bunga Penagihan, SKP
PBB, Surat Teguran, Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan Keterangan (Wajib
Pajak)

1. Mapping (G.01)
Proses Bisnis Mapping adalah kegiatan yang dilakukan untuk memetakan potensi
perpajakan yang ada dengan pengelompokkan berdasarkan wilayah/lokasi, subjek/objek
pajak, jenis pajak, sektor/subsektor usaha, sesuai dengan kebutuhan dan keunggulan yang
terdapat di wilayah kerja KPP dan Kanwil DJP yang akan digunakan sebagai petunjuk dan
saran analisis dalam rangka penggalian potensi penerimaan pajak.
Kegiatan dalam proses bisnis ini adalah;
1. G.01.1 Pencarian Data Untuk Monografi Fiskal
2. G.01.2 Pembuatan dan Penatausahaan Data Monografi Fiskal
Input Proses Bisnis Mapping berupa:
a) Data dari Database
b) Data Non-Database
c) Data Alket ber-NPWP (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
Output Proses Bisnis Mapping berupa:
a) Laporan mapping-mikro ber-NPWP,
b) Laporan mapping mikro-belum ber-NPWP (Proses Bisnis Ekstensifikasi)
c) Laporan Pencarian Data
d) Laporan Mapping Makro, Rencana Penerimaan KPP (Proses Bisnis Manajemen
Strategis)
e) Daftar usulan kelas pajak (Proses Bisnis Edukasi)

2. Profiling (G.02)
Proses Bisnis Profiling adalah kegiatan mencari, mengidentifikasi, dan memutakhirkan
data Wajib Pajak agar pengawasan terhadap Wajib Pajak bisa dilakukan secara optimal.
Kegiatan dalam proses proses bisnis profiling yaitu:
1. G.02.1 Pengumpulan data melalui visiting
2. G.02.2 Pemutakhiran Profil Wajib Pajak (di dalamnya termasuk kegiatan penentuan
prioritas, analisis Laporan Keuangan, Makro dan Mikro Ekonomi maupun benchmarking)
Input Proses Bisnis Profilling berupa:
a) Laporan mapping mikro ber-NPWP,

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 53


b) Database (data detail WP),
c) Data non-database,
d) Data alket ber NPWP, Dokumen/Image (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
e) usulan update profil Wajib Pajak (Proses Bisnis Pemeriksaan)
f) Laporan Informasi Intelijen Perpajakan/Laporan Pengamatan, Formulir Pemanfaatan/
Tindak Lanjut IDLP (Proses Bisnis Intelijen Perpajakan)
g) Surat jawaban konfirmasi ‘tidak ada’, SKD, Data (Proses Bisnis Layanan
Administrasi)
i) Jawaban atas SP2DK (Wajib Pajak)
Output Proses Bisnis Profiling berupa:
a) Laporan visiting,
b) ND permintaan melakukan intelijen/pengamatan (Proses Bisnis Intelijen Perpajakan)
c) Data profiling
d) Permohonan peminjaman dokumen/image (Pengolahan Data Pihak Ke-3)

3. Tindak Lanjut Pemanfaatan Data (G.03)


Proses Bisnis Tindak Lanjut Pemanfaatan Data adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat
pengawasan terhadap kewajiban Wajib Pajak dengan memanfaatkan data untuk meneliti,
menganalisis dan memastikan Wajib Pajak patuh terhadap ketentuan peraturan perpajakan.
Kegiatan dalam proses bisnis ini meliputi:
G.03.1 Pengusulan perubahan data WP secara jabatan
G.03.2 Penelitian/analisis kepatuhan formal dan material WP
G.03.3 Tindak lanjut Kegiatan Membangun Sendiri
G.03.4 Pengusulan penetapan WP patuh
G.03.5 Pengusulan pembetulan ketetapan pajak secara jabatan & Pengurangan
Penghapusan Sanksi Administrasi
G.03.6 Pengusulan pemberian NPWP
Input Proses Bisnis Tindak Lanjut Pemanfaatan Data berupa:
a) Data profiling
b) Data hasil pengamatan
c) Data
Output Proses Bisnis Tindak Lanjut Pemanfaatan Data berupa:
a) NP usulan perubahan data, ND usulan WP NE (Proses Bisnis Registrasi)
b) ND Permintaan Bantuan Penilaian; Surat Permintaan Bantuan Penilaian (Proses
Bisnis Penilaian)
c) STP bunga penagihan, STP, SKP PBB (Proses Bisnis Penagihan)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 54


d) Surat Himbauan Penyampaian SPT, Surat Teguran; Surat Himbauan Pembetulan
SPT, SP2DK, Pemberitahuan Perubahan Angsuran PPh Pasal 25, STP, SKP PBB
(Wajib Pajak)
e) Usulan pemeriksaan dengan analisis risiko dan analisis data konkret, Usulan
pemeriksaan penerbitan/penghapusan NPWP & Pengukuhan/pencabutan PKP
secara jabatan (Proses Bisnis Pemeriksaan)
f) Usulan Penetapan PKP Fiktif (Proses Bisnis Intelijen Perpajakan)
g) Usulan Penetapan WP Patuh (Proses Bisnis Regulasi)
h) Usulan Pembetulan atau pembatalan STP/SKP dan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi secara jabatan (Proses Bisnis Non Keberatan)
i) Data pemberi kerja (Proses Bisnis Ekstensifikasi)
j) Data alket (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3)

4.3.3. Proses Bisnis Pemeriksaan (I)


Proses Bisnis Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan
mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Proses Bisnis Pemeriksaan sebagaimana terlihat pada gambar 11, dibagi menjadi 4
(empat) proses bisnis, yaitu:
1. Proses Bisnis Perencanaan Pemeriksaan (I.01);
2. Proses Bisnis Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
(I.02);
3. Proses Bisnis Pemeriksaan Tujuan Lain (I.03)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 55


I
PROSES BISNIS PEMERIKSAAN
Level 1

KPD00-0004, KPD10-0003
ND Peminjaman atau Pengembalian
M
M Berkas Pemeriksaan Berkas Pemeriksaan PENGELOLAAN SPT
PENGELOLAAN SPT I.01
Rencana Kerja
Perencanaan Pemeriksaan
National Audit Plan
G
Subdit. Perencanaan Data dan/atau informasi
PENGAWASAN
Pemeriksaan
O ND Rekomendasi/Usul Riksus, LIA IDLP,
formulir Pemanfaatan/Tindak Lanjut IDLP atau Target Pemeriksaan K
INTELIJEN PERPAJAKAN ND Penerusan dan Lembar Resume IDLP (Kuota) Laporan
Usulan Pemeriksaan PEMERIKSAAN BUKTI
Peer Review
Bukti Permulaan PERMULAAN DAN
PENYIDIKAN
PMK-256/PMK.03/2014
G SE-28/PJ/2013 U
PENGAWASAN
I.02 PENILAIAN
Usulan penilaian kembali aktiva tetap Nota Dinas/Surat Permintaan Penilaian
Pemeriksaan Untuk
K Data SPT
Analisis Risiko/Usulan pemeriksaan AR/ Menguji Kepatuhan
PEMERIKSAAN BUKTI Usulan Pemeriksaan Ulang L
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Kewajiban
PERMULAAN DAN SKPKB/SKPKBT/STP/SKP PBB PENAGIHAN
Data ber-NPWP Perpajakan
PENYIDIKAN LHP
SPDP atau SPTDP atau LPBP atau KPP, Dit. Pemeriksaan dan
Putusan Pengadilan
Penagihan C
U Nota Dinas usulan dan lampirannya SKPKB/SKPKBT/SKP PBB/STP/SKPLB
PEMBAYARAN
PENILAIAN
BA Penelaahan +Usul Pemsus,Data dan/atau LPBP Usulan Pemeriksaan Menguji
Spemb Bukper, Spemb penolakan usul bukper, Kepatuhan Pemenuhan
Surat pemberitahuan Penghentian Penyidikan, Kewajiban Perpajakan
Buku, catatan dan dokumen
Spemb dimulainya penyidikan Skp/STP, SKP PBB,
L Dokumen Wajib Pajak, dan
Penerbitan/Penghapusan NPWP Surat Peminjaman Buku,
PENAGIHAN dan Pengukuhan/pencabutan PKP Catatan dan Dokumen WAJIB PAJAK
PMK-256/PMK.03/2014 SKPKB//SKPKBT/SKPN/
AF Usulan pemeriksaan tujuan lain terkait SE-28/PJ/2013 SKPLB,SKP PBB, KKP, LHP
PERENCANAAN permintaan Informasi dari negara mitra D
LHP, Saran / Rekomendasi KEBERATAN
STRATEGIS Usulan pemeriksaan tujuan lain
I.03
Usulan pembuatan norma
X Pemeriksaan Untuk Tujuan Alket
HUBUNGAN Lain E
INTERNASIONAL LHP dan SKPKB/SKPKBT/SKPN/SKPLB/SKP PBB/STP NON KEBERATAN
B Usulan pemeriksaan tujuan lain terkait KPP, Kanwil, Dit.
penentuan lokasi daerah terpencil,
LAYANAN ADMINISTRASI saat produksi, pencocokan data/alket
Pemeriksaan dan Penagihan
LHP
LHP, Formulir Pendaftaran A
A REGISTRASI
Nota Dinas usulan dan lampirannya
REGISTRASI

LHP B
D Usulan pemeriksaan
LAYANAN ADMINISTRASI
KEBERATAN tujuan lain terkait pengajuan keberatan LHP

AF
F Usulan pemeriksaan tujuan lain LHP terkait Norma PERENCANAAN
EKSTENSIFIKASI penerbitan NPWP dan pengukuhan PKP ADMINISTRASI
Buku, catatan dan dokumen

Buku, catatan dan dokumen

Informasi X
N LHP,Informasi HUBUNGAN
PENGOLAHAN DATA Alket INTERNASIONAL
PIHAK KETIGA
N
PENGOLAHAN DATA
PIHAK KETIGA

WAJIB PAJAK

Gambar 16 Peta Proses Bisnis Pemeriksaan


Dalam kaitannya dengan pihak dan kelompok proses bisnis lain, Proses Bisnis
Pemeriksaan memiliki Input dari pihak dan beberapa proses bisnis antara lain:
a) Proses Bisnis Pengelolaan SPT (M) berupa berkas pemeriksaan dan data SPT;
b) Proses Bisnis Intelijen Perpajakan (O) berupa Nota Dinas Rekomendasi/Usulan
Pemeriksaan Khusus, Lembar Informasi Analisis (LIA) IDLP, formulir
Pemanfaatan/Tindak Lanjut IDLP atau Nota Dinas Penerusan dan Lembar Resume
IDLP;
c) Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa Analisis Risiko, usulan pemeriksaan, dan
usulan Pemeriksaan Ulang yang dibuat oleh Account Representative;
d) Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan (K) berupa usulan
Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Laporan Kemajuan Penyidikan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 56


e) Proses Bisnis Penagihan (L) berupa usulan untuk dilakukan Pemeriksaan Tujuan
Lain dalam rangka penagihan (delinquency audit);
f) Proses Bisnis Hubungan Internasional (X) berupa usulan Pemeriksaan Tujuan Lain
terkait permintaan Informasi dari negara mitra;
g) Proses Bisnis Layanan Administrasi (B) berupa usulan penilaian kembali aktiva
tetap, usulan pemeriksaan tujuan lain terkait penentuan lokasi daerah terpencil, saat
produksi, dan pencocokan data/alket;
h) Proses Bisnis Manajemen Strategis (AF) berupa rencana kerja dan usulan
pembuatan norma;
i) Proses Bisnis Registrasi (A) berupa usulan dan berkas pemeriksaan tujuan lain
terkait penghapusan NPWP dan/atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak, perubahan tahun buku dan metode pembukuan, penentuan tempat terutang
PPN, dan informasi Wajib Pajak Pindah;
j) Proses Bisnis Keberatan (D) berupa usulan Pemeriksaan Tujuan Lain dalam rangka
keberatan;
k) Proses Bisnis Ekstensifikasi (F) berupa usulan Pemeriksaan Tujuan Lain penerbitan
NPWP dan pengukuhan PKP;
l) Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3 (N) berupa alket atau data dan/atau
informasi;
m) Proses Bisnis Penilaian (U) berupa Laporan Hasil Penilaian; serta
n) Wajib Pajak berupa buku, catatan dan dokumen.

Dalam kaitannya dengan pihak dan kelompok proses bisnis lain, Proses Bisnis
Pemeriksaan memberikan Output ke pihak dan beberapa proses bisnis antara lain:
a) Proses Bisnis Pengelolaan SPT (M) berupa surat peminjaman berkas pemeriksaan;
b) Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa data dan atau informasi;
c) Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan (K) berupa usulan
pemeriksaan bukti permulaan;
d) Proses Bisnis Penagihan (L) berupa LHP dan SKPKB/SKPKBT/STP/SKP PBB;
e) Proses Bisnis Pembayaran (C) berupa SKPKB/SKPKBT/SKP PBB/STP/SKPLB;
f) Proses Bisnis Keberatan (D) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan dan saran atau
rekomendasi terkait dengan pemeriksaan tujuan lain dalam rangka Wajib Pajak
mengajukan keberatan serta Output berupa SKPKB/SKPKBT/SKPLB/SKPN, Kertas
Kerja Pemeriksaan dan Laporan Hasil Pemeriksaan dalam hal Wajib Pajak
mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak yang dihasilkan melalui proses
pemeriksaan;
g) Proses Bisnis Non Keberatan (E) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan dan surat
ketetapan pajak;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 57


h) Proses Bisnis Registrasi (A) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan terkait
penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi atau Pembubaran, meninggalkan
Indonesia, dan perubahan tahun buku dan metode pembukuan; Laporan Hasil
Pemeriksaan dan formulir pendaftaran terkait penerbitan atau penghapusan dan
pengukuhan atau pencabutan PKP;
i) Proses Bisnis Layanan Administrasi (B) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan terkait
penilaian kembali aktiva tetap, Laporan Hasil Pemeriksaan terkait penerbitan atau
Penghapusan NPWP dan Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak; Laporan Hasil Pemeriksaan terkait WP terpencil, tempat terutang PPN,
penentuan saat produksi dan permintaan informasi);
j) Proses Bisnis Manajemen Strategis (AF) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan terkait
Norma dan National Audit Plan;
k) Proses Bisnis Penilaian berupa Nota Dinas/Surat permintaan penilaian;
l) Proses Bisnis Hubungan Internasional berupa Laporan Hasil Pemeriksaan dan/atau
informasi;
m) Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga (N) berupa alket; serta
n) Wajib Pajak berupa buku, catatan dan dokumen;
SKPKB/SKPKBT/SKPLB/SKPN/STP/ SKP PBB, Dokumen Wajib Pajak, dan Surat
Peminjaman Buku, Catatan dan Dokumen.

1. Perencanaan Pemeriksaan (I.01)


Perencanaan Pemeriksaan adalah proses penentuan atau pemilihan Wajib Pajak
atau kelompok Wajib Pajak yang menjadi sasaran atau prioritas dilakukannya pemeriksaan,
termasuk penentuan rencana penerbitan dan penyelesaian penugasan pemeriksaan dan
rencana penerimaan yang diharapkan dapat dihasilkan dari kegiatan pemeriksaan, dalam
suatu periode tertentu (misalnya satu tahun).
Input Proses Bisnis Perencanaan Pemeriksaan berupa rencana kerja berupa target
kerja pemeriksaan yang akan dilakukan yang berasal dari proses bisnis Manajemen
Strategis.
Output Proses Bisnis Perencanaan Pemeriksaan berupa National Audit Plan yang
akan digunakan sebagai rencana pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (I.02)
Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak dilakukan dengan menguji kebenaran Surat Pemberitahuan, pembukuan atau
pencatatan, dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan lainnya dibandingkan dengan
kegiatan usaha, pekerjaan bebas, dan/atau keadaan yang sebenarnya dari Wajib Pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 58


Pelaksanaan dan hasil Pemeriksaan Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan Wajib Pajak dituangkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan dan/atau
surat ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak.
Kriteria Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
Wajib Pajak terdiri dari:
a. Pemeriksaan Rutin, merupakan pemeriksaan yang dilakukan sehubungan dengan
pemenuhan hak dan/atau pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
b. Pemeriksaan Khusus atau pemeriksaan berdasarkan analisis risiko (risk based audit),
merupakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak yang berdasarkan hasil
analisis risiko secara manual atau secara komputerisasi menunjukkan adanya indikasi
ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
Input Proses Bisnis Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan antara lain terdiri dari usulan Pemeriksaan Khusus & Laporan Hasil
Pemeriksaan IDLP yang berasal dari Proses Bisnis Intelijen Perpajakan, data SPT Lebih
Bayar kompensasi/restitusi dari Proses Bisnis Pengelolaan SPT, analisis risiko/usulan
Pemeriksaan Khusus yang dibuat oleh Account Representative dari Proses Bisnis
Pengawasan, Laporan Hasil Penilaian yang berasal dari Proses Bisnis Penilaian dan data
ber-NPWP yang berasal dari Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga.
Output Proses Bisnis Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan antara lain terdiri dari: usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan yang akan
diteruskan ke Proses Bisnis Penyidikan, surat ketetapan pajak/Surat Tagihan Pajak hasil
pemeriksaan yang diteruskan ke Proses Bisnis Penagihan, surat ketetapan pajak dan
Laporan Hasil Pemeriksaan diteruskan ke Proses Bisnis Keberatan untuk dilakukan
pembetulan secara jabatan atas hasil pemeriksaan/surat ketetapan pajak yang tidak benar
(Pasal 36 ayat (1) huruf d Undang-Undang KUP) jika terdapat kesalahan, surat ketetapan
pajak hasil pemeriksaan untuk disampaikan kepada Wajib Pajak, alket pihak ke-3 yang akan
diteruskan ke Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga dan informasi yang akan
diteruskan ke Proses Bisnis Hubungan Internasional.
3. Pemeriksaan Tujuan Lain (I.03)
Pemeriksaan Tujuan Lain merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
melaksanakan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan dan
bukan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak serta tidak
dimaksudkan untuk menerbitkan surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak. Ruang
lingkup Pemeriksaan Tujuan Lain meliputi penentuan, pencocokan atau pengumpulan
materi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 59


Pemeriksaan Tujuan Lain dilakukan dengan kriteria antara lain:
a) pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan;
b) penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;
c) pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
d) Wajib Pajak mengajukan keberatan;
e) pengumpulan bahan guna penyusunan norma penghitungan penghasilan neto;
f) pencocokan data dan/atau alat keterangan;
g) penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
h) penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai;
i) pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
j) penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu kompensasi
kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan; dan/atau
k) memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda.
Input Proses Bisnis Pemeriksaan Tujuan Lain antara lain terdiri dari: usulan untuk
dilakukan Pemeriksaan Tujuan Lain dalam rangka penagihan (delinquency audit) dari
Proses Bisnis Penagihan, Surat Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain dalam rangka pemberian
NPWP/pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dari Proses Bisnis Ekstensifikasi, berkas
permohonan Wajib Pajak dalam rangka penghapusan NPWP/pencabutan pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak dari Proses Bisnis Registrasi, usulan Pemeriksaan Tujuan Lain
dalam rangka keberatan dari Proses Bisnis Keberatan, usulan Pemeriksaan Tujuan Lain
terkait permintaan data dari Negara P3B dari Proses Bisnis Hubungan Internasional,
permohonan Wajib Pajak dalam rangka penentuan Wajib Pajak lokasi terpencil dan dalam
rangka fasilitas perpajakan lainnya dari Proses Bisnis Layanan Administrasi.
Output Proses Bisnis Pemeriksaan Tujuan Lain terdiri dari: Laporan Hasil
Pemeriksaan Pemeriksaan Tujuan Lain (terkait permohonan Wajib Pajak dalam rangka
Wajib Pajak lokasi terpencil dan dalam rangka fasilitas perpajakan lainnya) yang diteruskan
ke Proses Bisnis Layanan Administrasi, Laporan Hasil Pemeriksaan terkait keberatan yang
diteruskan ke Proses Bisnis Keberatan, Laporan Hasil Pemeriksaan yang berisi daftar Wajib
Pajak untuk ditindaklanjuti dengan penerbitan NPWP/pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
atau penghapusan NPWP/pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang diteruskan
ke Proses Bisnis Registrasi, Laporan Hasil Pemeriksaan terkait delinquency audit yang
diteruskan ke Proses Bisnis Penagihan, alket yang akan diteruskan ke proses bisnis
Pengolahan Data Pihak Ketiga serta Laporan Hasil Pemeriksaan dan informasi yang akan
diteruskan Proses Bisnis Hubungan Internasional.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 60


4.3.4. Proses Bisnis Pengenaan PBB (J)
Proses Bisnis Pengenaan PBB merupakan serangkaian kegiatan yang terstruktur
dan sistematis untuk menetapkan Wajib Pajak dan untuk menentukan besarnya PBB
terutang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan,
dan Sektor Lainnya, berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Proses Bisnis Pengenaan PBB sebagaimana terlihat pada Gambar, dibagi menjadi 3
(tiga), yaitu:
1. Proses Bisnis Pendataan (J.01);
2. Proses Bisnis Penilaian (J.02); dan
3. Proses Bisnis Penetapan (J.03).
J
PROSES BISNIS PENGENAAN PBB

LEVEL 1

Data penyampaian/
SE-45/PJ/2015 pengembalian
SPOP/LSPOP
SPOP/LSPOP J.01
Wajib Pajak Pendataan
Semua Peraturan yang telah ditetapkan KPP
G.
PENGAWASAN
Data SPOP/LSPOP
Pihak ketiga
SE-89/PJ/2011, SE-64/PJ/
W
REGULASI
Data 2012, SE-64/PJ/2013, SE- D
Laporan Hasil Penilaian
33/PJ/2015 KEBERATAN
J.02
Semua Peraturan yang telah ditetapkan
Penilaian
AF
Permintaan KPP, Kanwil DJP Laporan Uji Petik PERENCANAAN
Rekomendasi Nilai
STRATEGIS

Nilai Bumi/m2 dan/atau Nilai Bangunan/m2

D.
KEBERATAN PER-27/PJ/2014 Data PBB terutang

J.03 SPPT
SK Keberatan
Penetapan
Pelaksanaan Putusan: Wajib Pajak
S. - Banding/Gugatan KPP, Kanwil DJP, KPDJP SPPT
LITIGASI - Peninjauan Kembali

C
PEMBAYARAN
ND Permintaan Pembayaran,
Salinan SPPT Rangkap ke-1,
Daftar Ketetapan PBB Migas dan Panas Bumi

L
Data PBB terutang
Penagihan

Gambar 17 Peta Proses Bisnis Pengenaan PBB

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 61


Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa dalam kaitannya dengan proses
bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Pengenaan PBB memiliki Input dari beberapa proses
bisnis lain, yaitu:
a) Wajib Pajak berupa Surat Pemberitahuan Objek Pajak/Lampiran Surat
Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP/LSPOP);
b) Pihak ketiga berupa Data-data;
c) Proses Bisnis Regulasi (W) berupa Semua Peraturan yang Telah Ditetapkan;
d) Proses Bisnis Keberatan (D) berupa Permintaan Rekomendasi Nilai; dan
e) Proses Bisnis Litigasi (S) berupa Pelaksanaan Putusan Banding/Gugatan,
Pelaksanaan Putusan Peninjauan Kembali;

Output yang dihasilkan, dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain,
Proses Bisnis Pengenaan PBB memberikan Output ke beberapa proses bisnis atau pihak
lain, yaitu:
a) Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa Data Penyampaian/Pengembalian
SPOP/LSPOP dan Data PBB Terutang;
b) Proses Bisnis Keberatan (D) berupa Laporan Hasil Penilaian;
c) Wajib Pajak berupa Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT);
d) Proses Bisnis Pembayaran (C) berupa Nota Dinas Permintaan Pembayaran,
Salinan SPPT Rangkap ke-1, Daftar Ketetapan PBB Migas dan Panas Bumi;
e) Proses Bisnis Penagihan (L) berupa Data PBB Terutang; serta
f) Proses Bisnis Regulasi berupa Laporan Uji Petik (W).
Telah dijelaskan diatas bahwa Proses Bisnis Pengenaan PBB secara umum dibagi
menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: Proses Bisnis Pendataan, Proses Bisnis Penilaian, dan
Proses Bisnis Penetapan. Berikut penjelasan masing-masing dari Proses Bisnis
sebagaimana dimaksud:

1. Proses Bisnis Pendataan (J.01)


Proses Bisnis Pendataan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Kegiatan untuk
memperoleh, mengumpulkan, melengkapi dan menatausahakan data Objek Pajak dan/atau
Subjek Pajak atau Wajib Pajak sebagai bahan penetapan besarnya PBB terutang. Objek
Pajak dalam Proses Pendataan terdiri atas:
a) PBB Sektor Perkebunan;
b) PBB Sektor Perhutanan;
c) PBB Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan Batubara (yang
selanjutnya disebut PBB Mineral dan Batubara);

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 62


d) PBB Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas
Bumi ( yang selanjutnya disebut PBB Migas dan PBB Panas Bumi);
e) PBB Sektor Lainnya.
Proses Bisnis Pendataan meliputi:
a) Proses Bisnis Pendaftaran (J.01.1) adalah Kegiatan untuk memperoleh,
mengumpulkan, melengkapi, dan menatausahakan, data Objek Pajak dan/atau
Subjek Pajak yang belum terdapat dalam administrasi perpajakan.
b) Proses Bisnis Pemutakhiran (J.01.2) adalah Kegiatan untuk memperoleh,
mengumpulkan, melengkapi, dan menatausahakan, data Objek Pajak dan/atau
Subjek Pajak atau Wajib Pajak yang telah terdaftar dalam administrasi perpajakan.
c) Proses Bisnis Pemetaan (J.01.3) adalah adalah Kegiatan untuk memperoleh,
mengumpulkan, melengkapi, dan menatausahakan, data Objek Pajak dan/atau
Subjek Pajak atau Wajib Pajak untuk menghasilkan informasi geografis terkait Objek
Pajak dan Wajib Pajak untuk keperluan administrasi perpajakan.
Dalam Proses Bisnis Pendataan menggunakan Input berupa Semua aturan yang
telah ditetapkan dan SPOP/LSPOP yang disampaikan/dikembalikan oleh Wajib Pajak.
Terkait Output yang dihasilkan, dalam Proses Bisnis Pendataan menghasilkan
beberapa data berupa, Data SPOP/LSPOP untuk Proses Bisnis Penilaian (J.02) dan Data
penyampaian/pengembalian SPOP/LSPOP untuk Proses Bisnis Pengawasan (G).
2. Proses Bisnis Penilaian (dalam rangka Pengenaan PBB) (J.02)
Penilaian (dalam rangka Pengenaan PBB) adalah Serangkaian kegiatan dalam
rangka menentukan nilai pasar wajar atas objek penilaian pada suatu saat tertentu yang
dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan standar penilaian yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menghitung PBB terutang. Objek yang dinilai berupa bumi
dan bangunan pada Sektor Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan, dan Sektor Lainnya .
a) Proses Bisnis Penilaian (dalam rangka pengenaan PBB) meliputi:
b) Proses Bisnis Penilaian NJOP (J.02.1) adalah Kegiatan untuk NJOP yang akan
dijadikan dasar pengenaan pajak, dengan menggunakan pendekatan data pasar,
pendekatan biaya, dan pendekatan kapitalisasi pendapatan.
c) Proses Bisnis Uji Petik Penilaian (J.02.2) adalah Kegiatan melakukan konfirmasi
kebenaran data yang disampaikan oleh Wajib Pajak dan menentukan kembali nilai
objek pajak yang telah ditentukan sebelumnya.
Input Proses Bisnis Penilaian dalam rangka pengenaan PBB adalah data
SPOP/LSPOP yang merupakan output dari Proses Bisnis Pendataan (J.01), Data-data dari
Pihak ketiga, Permintaan Rekomendasi Nilai yang merupakan output dari Proses Bisnis
Keberatan (D), dan semua aturan yang telah ditetapkan dari Proses Bisnis Regulasi (W).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 63


Output yang dihasilkan dalam Proses Bisnis Penilaian adalah berupa Nilai Bumi/m2
dan Nilai Bangunan/m2 yang akan menjadi input dalam Proses Bisnis Penetapan (J.03),
Laporan Hasil Penelitian PBB untuk Proses Bisnis Keberatan (D), Laporan Uji Petik untuk
Proses Bisnis Regulasi (W).
3. Penetapan (J.03)
Penetapan adalah kegiatan untuk menetapkan besarnya PBB yang terutang kepada
Wajib Pajak dengan menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) yang
merupakan dasar penagihan pajak.
Proses Bisnis Penetapan meliputi:
a) Proses Bisnis Penyusunan Usulan Lampiran KMK NJOP (J.03.1) yaitu kegiatan
untuk menyusun NJOP berdasarkan nilai bumi/m2dan nilai bangunan/m2 yang akan
digunakan sebagai lampiran Keputusan Menteri Keuangan mengenai NJOP sebagai
dasar pengenaan PBB;
b) Proses Bisnis Penerbitan KMK NJOP(J.03.2) yaitu kegiatan untuk untuk menyusun
Keputusan Menteri Keuangan mengenai NJOP sebagai dasar pengenaan PBB
berdasarkan usulan yang disampaikan KPP;
c) Proses Bisnis Penerbitan SPPT (J.03.3) yaitu kegiatan untuk menetapkan besarnya
PBB yang terutang kepada Wajib Pajak dengan menerbitkan SPPT;
d) Proses Bisnis Penatausahaan SPPT PBB PBB Migas dan PBB Panas Bumi
Pemindahbukuan (J.03.4), yaitu kegiatan untuk menatausahakan SPPT PBB Migas
dan PBB Panas Bumi yang pembayarannya melalui mekanisme pemindahbukuan.
Input pada Proses Bisnis Penetapan adalah berupa nilai bumi/m2 dan nilai
bangunan/m2 dari Proses Bisnis Penilaian NJOP (J.02.1), Surat Keputusan dari Proses
Bisnis Keberatan (D), Pelaksanaan Putusan Banding/Gugatan, Pelaksanaan Putusan
Peninjauan Kembali dari Proses Bisnis Litigasi (S),
Output Proses Bisnis Penetapan adalah Data PBB Terutang ke Proses Bisnis
Penagihan (L) dan Proses Bisnis Pengawasan (G), SPPT yang disampaikan kepada Wajib
Pajak, serta Nota Dinas Permintaan Pembayaran, Salinan SPPT Rangkap ke-1, Daftar
Ketetapan PBB Migas dan Panas Bumi ke Proses Bisnis Pembayaran (C).

4.3.4. Proses Bisnis Penilaian PBB (U)


Penilaian dilakukan oleh fungsional penilai atau petugas penilai dengan tujuan
menentukan nilai pasar wajar atas objek penilaian pada suatu saat tertentu yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan standar penilaian yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menghitung pajak terutang atau tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Hasil penilaian

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 64


nantinya akan menjadi trigger untuk proses bisnis lain, dalam rangka mendukung
pencapaian target penerimaan pajak.
Proses Bisnis Penilaian merupakan kelompok proses bisnis yang menggambarkan
rangkaian siklus penilaian, mulai dari persiapan penilaian, pelaksanan penilaian, dan
pelaporan hasil penilaian. Secara garis besar, proses bisnis Penilaian dikelompokkan ke
dalam 2 (dua) kelompok proses bisnis, yaitu Persiapan Penilaian (U.01) dan Pelaksanaan
Penilaian (U.02).
U
PROSES BISNIS PENILAIAN

LEVEL 1
SE-61/PJ/2015

U.01.
Persiapan Penilaian

KPP, Kanwil, KPDJP

G
Surat Tugas Penilaian
PENGAWASAN
Nota Dinas/Surat Surat Pemberitahuan Penilaian
Permintaan Penilaian

I.
SE-61/PJ/2015
PEMERIKSAAN

U.02.
Pelaksanaan Penilaian
L.
PENAGIHAN
Fungsional Penilai/ Petugas
Penilai di KPP, Kanwil, KPDJP
K.
PEMERIKSAAN BUKTI
PERMULAAN DAN
PENYIDIKAN
G
Kertas Kerja Penilaian
PENGAWASAN

I.
SE-61/PJ/2015 PEMERIKSAAN

U.03. L.
Pelaporan Hasil Penilaian Laporan Hasil Penilaian PENAGIHAN

Fungsional Penilai/ Petugas K.


PEMERIKSAAN BUKTI
Penilai di KPP, Kanwil, KPDJP PERMULAAN DAN
PENYIDIKAN

Gambar 18 Peta Proses Bisnis Penilaian

1. Persiapan Penilaian (U.01)


Proses persiapan penilaian (U.01) terdiri dari beberapa aktivitas, yaitu:
a. Permintaan Penilaian
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-61/PJ/2015,
permintaan penilaian dapat berasal dari Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 65


Penagihan, Proses Bisnis Pemeriksaan, dan Proses Bisnis Penyidikan. Permintaan
penilaian dilakukan dalam hal terdapat data perpajakan yang memerlukan opini nilai
untuk menentukan kewajaran suatu transaksi, nilai wajar, atau nilai pasar yang
dilaporkan Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT).
b. Permintaan Bantuan Penilai
Penilaian dilakukan oleh fungsional penilai atau petugas penilai. Namun demikian,
karena kondisi yang berbeda-beda, tidak semua KPP atau Kanwil DJP memiliki SDM
Fungsional Penilai atau Petugas Penilai. Untuk menjembatani hal tersebut, KPP atau
Kanwil DJP yang memerlukan fungsional Penilai/Petugas Penilai dapat meminta
bantuan kepada Kanwil DJP atasannya atau Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian.
Dalam kaitannya dengan proses bisnis lain, Proses Bisnis Penilaian memiliki input
dari proses bisnis lain yaitu berupa surat permintaan bantuan penilaian baik yang
berasal dari Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis Penagihan, Proses Bisnis
Pemeriksaan, dan Proses Bisnis Penyidikan.
Sedangkan output dari Proses Bisnis Penilaian yang terkait dengan proses bisnis
lainnya yaitu Laporan Hasil Penilaian yang diberikan sebagai tindak lanjut atas surat
permintaan bantuan penilaian baik yang berasal dari Proses Bisnis Pengawasan, Proses
Bisnis Penagihan, Proses Bisnis Pemeriksaan, dan Proses Bisnis Penyidikan.

2. Pelaksanaan Penilaian (U.02)


Pelaksanaan penilaian merupakan rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh
Fungsional Penilai/Petugas penilai dalam melakukan Penilaian. Proses pelaksanaan
Penilaian adalah sebagai berikut:
a. Penentuan Pendekatan, Metode, dan Teknik Penilaian
Berdasarkan Surat Tugas Penilaian yang diterbitkan oleh KPP, Kanwil DJP, atau
Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian dari Proses Persiapan Penilaian (U.01),
Penilai melakukan penentuan pendekatan, metode, dan teknik penilaian, sesuai
jenis objek yang dinilai.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data yang akan digunakan dalam
proses penilaian, yang antara lain seperti data pembanding yang sejenis.
c. Analisis dan Penentuan Nilai
Analisis data dilakukan dengan melakukan telaah atas data yang diperoleh,
selanjutnya melakukan penyesuaian apabila diperlukan, dan menentukan nilai atas
objek yang dinilai.
d. Penyusunan Kertas Kerja

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 66


Seluruh tahapan yang dilakukan dalam Penilaian, dituangkan dalam suatu Kertas
Kerja Penilaian.

3. Pelaporan Hasil Penilaian (U.03)


Pelaporan Hasil Penilaian merupakan rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh
Fungsional Penilai atau Petugas Penilai dalam menatausahakan dan meneruskan hasil
penilaian berupa laporan ke Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis Pemeriksaan,
Proses Bisnis Penagihan, dan Proses Bisnis Penyidikan. Laporan Hasil Penilaian dibuat
berdasarkan kertas kerja penilaian dan sekurang-kurangnya memuat:
a. Ringkasan hasil penilaian;
b. Pernyataan, asumsi, dan kondisi pembatas;
c. Tujuan penilaian;
d. Tanggal penilaian;
e. Pendekatan penilaian;
f. Proses penilaian; dan
g. Kesimpulan nilai.

4.4. FUNGSI PENEGAKAN HUKUM

4.4.1. Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan (K)


Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan adalah proses bisnis
yang menggambarkan serangkaian aktivitas untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan, menggambarkan apa
yang terjadi dan menemukan tersangkanya, serta mengetahui besarnya kerugian negara.
Penyidikan dilaksanakan oleh Tim Penyidik Pajak yang terdiri dari para penyidik pajak pada
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak dan/atau para penyidik pada Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak.
Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan sebagaimana terdapat
pada gambar 13, dibagi menjadi 6 (enam) proses bisnis, yaitu:
1. Proses Pemeriksaan Bukti Permulaan(K.01);
2. Proses Persiapan Penyidikan (K.02);
3. Proses Pelaksanaan Penyidikan (K.03);
4. Proses Pemantauan Sidang (K.04);
5. Proses Monitoring dan Evaluasi Penyidikan (K.05); serta
6. Proses Penghentian Penyidikan (K.06).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 67


K
PROSES BISNIS PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN DAN PENYIDIKAN
X
Level 1 Informasi EOI HUBUNGAN
P
INTERNASIONAL
PENGEMBANGAN
DAN ANALISIS IDLP LIA IDLP
+Usul Bukper PMK-239/PMK.03/
2014 SKPKB (Pasal 13A)
K SE-23/PJ/2015 L
PEMERIKSAAN Lap Perkembangan/ PENAGIHAN
BUKPER DAN Lap Kemajuan +
K.01
PENYIDIKAN Usul Bukper Surat peminjaman/Permintaan BA Penelaahan + usul pendalaman melaluit intelijen/pengamatan
Proses
Pemeriksaan buku,catatan,dokumen,data, keterangan BA Penelaahan + usul Pemsus
Surat Permintaan data dan informasi, Data dan/atau LPBP
Bukti Permulaan
Surat Pemberitahuan Terjadinya TP Spemb Bukper
selain di Bidang Perpajakan
Subdit Pemeriksaan Pihak ke-3 Spemb penolakan usul bukper
Bukti Permulaan dan
Atau lainnya
Bidang P2IP

SE-06/PJ/2014 Pemberitahuan keterlibatan


Aparat pajak dalam tindak pidana
Lembar Informasi K.02 Di bidang perpajakan
Intelijen Perpajakan+ LPBP + Proses
Usul Bukper SPDP
usul sidik Persiapan
Penyidikan
Dokumen/Image, Alket Subdit Penyidikan
dan Bidang P2IP
Buku,catatan,dokumen,
data, keterangan Sprindik
Dokumen/Image, Alket X
Surat Permohonan bantuan
N + Lap Kemajuan HUBUNGAN
PENGOLAHAN SE-06/PJ/2014 INTERNASIONAL
DATA PIHAK KE- Informasi EOI Kejaksaan
3 K.03 melalui Korwas
Proses Surat Panggilan PPNS
P19/P21 Pelaksanaan
Penyidikan
KWL40-0029 Wajib Pajak
Subdit Penyidikan KPE40-0002
Korwas PPNS Surat permintaan izin penggeledahan/
dan Bidang P2IP
K.04 Surat permintaan izin penyitaan
Pemberitahuan Proses
Sidang Pengadilan
Pemantauan Negeri
Include salinan putusan Sidang
O P
Lembar Informasi
INTELIJEN Usul Penghentian Subdit Penyidikan PENGEMBANGAN
Intelijen Perpajakan Usul bukper + lap.perkembangan
PERPAJAKAN Penyidikan + dan Bidang P2IP DAN ANALISIS IDLP
Lap.Perkembangan
LHPantau Surat permohonan pencegahan/
Penolakan pencabutan pencegahan
penghentian
KWL40-0037
KWL40-0036 Berkas perkara, tanggungjawab tersangka,
KPE40-0003 dan barang bukti
Respon berupa keterangan O
SE-06/PJ/2014 SPDP ND permintaan melakukan
INTELIJEN
Permintaan informasi, SSP PMK-129/PMK.03/ K.05 Kegiatan Intelijen Perpajakan
Wajib Pajak PERPAJAKAN
2012 Proses Evaluasi
Penyidikan

Lap.Evaluasi KEBIJAKAN
K.06 Subdit Penyidikan
Proses dan Bidang P2IP SP3
Permintaan pendapat
Penghentian SP3 + Pemberian Informasi
Penyidikan Kerugian negara + sanksi + pemberitahuan penolakan

Lap.Hasil Penelitian
Menteri Pemberitahuan Persetujuan/Penolakan Subdit Penyidikan Menteri
KeuanganPenghentian Penyidikan, Pemberitahuan dan Bidang P2IP Suratinformasi
Pemberitahuan Keuangan
Perintah pencairan escrow account, SKP3 Pemberitahuan pelunasan, kerugianPenolakan Penghentian Penyidikan
negara, SSP
(Pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang) + I
SSP PEMERIKSAAN
SP3

Data dan/atau LPBP


Salinan Putusan pengadilan (Psl 13 ayat 5 UU KUP)

G
PENGAWASAN

C
PEMBAYARAN

Gambar 19 Peta Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan

Dalam kaitannya dengan kelompok proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis
Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan memiliki Input dari proses bisnis atau pihak
lain antara lain:
a) Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP (P) berupa Laporan Hasil
Pengembangan dan Analisis IDLP dan Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan;
b) Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3 (N) berupa dokumen/Image, alket;
c) Proses Bisnis Intelijen Perpajakan (O) berupa Lembar Informasi Intelijen Perpajakan;
d) Proses Bisnis Registrasi (A) berupa informasi Wajib Pajak pindah;
e) Korwas PPNS berupa Pemberitahuan Sidang termasuk salinan putusan pengadilan
dan pemberitahuan status berkas P19/P21;
f) Menteri Keuangan apabila ada permohonan dari Wajib Pajak untuk menghentikan
penyidikan terkait dengan Pasal 44B UU KUP berupa permintaan pendapat dalam
rangka penghentian penyidikan pajak Pasal 44B, pemberitahuan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 68


persetujuan/penolakan penghentian penyidikan, dan Surat Keputusan Penghentian
Penyidikan Pajak (SKP3) dari Jaksa Agung;
g) Wajib Pajak berupa:
1) Surat Setoran Pajak (SSP) atas pelunasan pajak yang tidak atau kurang
dibayar atau yang seharusnya tidak dikembalikan dan ditambah dengan sanksi
administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali dari pajak yang tidak atau
kurang dibayar atau yang seharusnya tidak dikembalikan;
2) Buku, catatan, dokumen, data , dan keterangan; serta
3) Permintaan informasi kerugian Negara.

Dalam kaitannya dengan kelompok proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis
Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan memberikan Output ke proses bisnis atau
pihak lain antara lain:
a) Proses Bisnis Penagihan (L) berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang bayar (SKPKB)
Pasal 13A;
b) Proses Bisnis Intelijen Perpajakan (O) berupa Berita Acara Penelaahan dan usul
pendalaman melalui kegiatan intelijen perpajakan, Nota Dinas permintaan
melakukan kegiatan Intelijen Perpajakan;
c) Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP (P) berupa Usul Pemeriksaan Bukti
Permulaan dan Laporan Perkembangan Pemeriksaan Bukti Permulaan (dalam
rangka perluasan Pemeriksaan Bukti Permulaan);
d) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa :
1) Berita Acara Penelaahan dan usul pemeriksaan khusus;
2) Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan;
3) Surat Penolakan usul pemeriksaan bukti permulaan;
4) Data dan/atau Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan;
5) Salinan Putusan Pengadilan (Pasal 13 ayat (5) UU KUP;
6) Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3); dan
7) Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP).
e) Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa data dan/atau Laporan Pemeriksaan Bukti
Permulaan, Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3);
f) Proses Bisnis Pembayaran (C ) berupa Surat Pemberitahuan Penghentian
Penyidikan dan Surat Setoran Pajak terkait Pasal 44B yang sudah disetor namun
ditolak oleh Jaksa Agung;
g) Proses Bisnis Hubungan Internasional (X) berupa Informasi Exchange of Information
(EOI);
h) Korwas PPNS berupa surat permintaan bantuan dalam proses penyidikan, Laporan
Kemajuan, SP3, berkas perkara, barang bukti, dan tersangka;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 69


i) Pengadilan Negeri berupa Surat Permintaan Ijin Penggeledahan /Surat Permintaan
Ijin Penyitaan;
j) Menteri Keuangan Berupa Laporan Hasil Penelitian, Surat Setoran Pajak (SSP),
surat permohonan pencegahan/pencabutan tersangka, informasi kerugian negara,
Pemberitahuan keterlibatan aparat pajak dalam tindak pidana di bidang perpajakan;
k) Wajib Pajak berupa Surat Panggilan, Surat Permintaan/Peminjaman Buku, Catatan,
Dokumen, data, keterangan;
l) Kebijakan berupa Laporan Evaluasi; serta
m) Pihak berwenang terkait berupa Surat Pemberitahuan Tindak Pidana selain Tindak
Pidana di bidang perpajakan.

1. Proses Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01)


Proses Pemeriksaan Bukti Permulaan merupakanPemeriksaan untuk mendapatkan
bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana. Bukti Permulaan adalah
keadaan, perbuatan, dan/atau bukti keterangan, tulisan, atau benda yang dapat
memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu tindak
pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan Negara. Proses Pemeriksaan Bukti Permulaan meliputi :
a) Proses Penelaahan Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.1)
Proses Penelaahan Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan menguraikan tatacara
penelaahan usulan bukti permulaan oleh Kepala UPPBP dengan Tim Penelaah
dalam menentukan layak atau tidaknya suatu usulan pemeriksaan dapat dilakukan
pemeriksaan Bukti Permulaan. Hasil Penelaahan dituangkan ke dalam Berita Acara
Penelaahan Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan.
b) Proses Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.2)
Direktur Penegakan Hukum atau Kepala Kantor Wilayah DJP menerbitkan Surat
Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan berdasarkan Usul Pemeriksaan Bukti
Permulaan, Laporan Kemajuan Pelaksanaan Penyidikan dan Berita Acara
Penelaahan yang telah disetujui untuk dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan.
c) Proses Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.3)
Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan dilaksanakan oleh Tim Pemeriksa Bukti
Permulaan di Kantor Pusat (Direktorat Penegakan Hukum ) atau di Kantor Wilayah
DJP berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan/Surat Perintah
Pemeriksaan Bukti Permulaan Perubahan. Hasil pelaksanaan Pemeriksaan Bukti
Permulaan dituangkan ke dalam Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan untuk
selanjutnya dilakukan penelaahan.
d) Proses Penelaahan atas Konsep Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.4)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 70


Penelaahan atas Konsep Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan dilakukan oleh Tim
Penelaah yang ditetapkan oleh Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan Bukti
Permulaan (Direktur Penegakan Hukum/Kepala Kantor Wilayah DJP). Hasil
penelaahan dituangkan ke dalam Berita Acara Penelaahan atas Konsep Laporan
Pemeriksaan Bukti Permulaan.
e) Proses Tindak Lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.5)
Tindak lanjut Pemeriksaan Bukti Pemulaan meliputi :
1) Ditingkatkan ke Proses Penyidikan, jika ditemukan Bukti Permulaan yang cukup;
2) Pemberitahuan Tidak Dilakukan Penyidikan Karena Pengungkapan
Ketidakbenaran Perbuatan sebagaimana diatur Pasal 8 ayat (3)Telah Sesuai
Keadaan yang Sebenarnya;
3) Penerbitan SKPKB Pasal 13A UU KUP kepada Wajib Pajak yang dilakukan
Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka;
4) Penghentian Pemeriksaan Bukti Permulaan, jika Wajib Pajak orang pribadi yang
dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan meninggal dunia; atau
5) Penghentian Pemeriksaan Bukti Permulaan, jika tidak ditemukan adanya Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
Termasuk dalam pengertian tidak ditemukan adanya Bukti Permulaan Tindak Pidana
di Bidang Perpajakan, yaitu
i. calon tersangka tidak dapat diidentifikasi;
ii. satu-satunya calon tersangka meninggal dunia;
iii. daluwarsa penuntutan;
iv. nebis In Idem.
Input dari Proses Pemeriksaan Bukti Permulaan berupa ND Usul Pemeriksaan Bukti
Permulaan, Laporan Analisa IDLP, Formulir Pemanfaatan Tindak Lanjut IDLP atau ND
Penerusan Lembar resume IDLP (Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP),
Lembar Informasi Intelijen Perpajakan/Laporan Pengamatan (Proses Bisnis
Intelijen/Pengamatan), dokumen/Image/data alket dari Proses Bisnis Pengolahan Data
Pihak Ke-3, buku/catatan/dokumen/data/keterangan dari Wajib Pajak, dan SPT dari
Pengolahan SPT.

Proses Pemeriksaan Bukti Permulaan memberikan Output ke :


a) Proses Bisnis Penagihan berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Pasal 13A;
b) Proses Bisnis Intelijen Perpajakan berupa Berita Acara Penelaahan Usul
Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Usul Pendalaman melalui kegiatan Intelijen
Perpajakan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 71


c) Proses Bisnis Pemeriksaan berupa Berita Acara Penelaahan Usul Pemeriksaan
Bukti Permulaan dan Usul Pemeriksaan Khusus, Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Bukti Permulaan, Surat Penolakan Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan, Data
dan/atau Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan;
d) Proses Bisnis Pengawasan berupa Data dan/atau Laporan Pemeriksaan Bukti
Permulaan;
e) Pihak Ketiga atau lainnya berupa Surat Permintaan Data dan Informasi, Surat
Pemberitahuan Tindak Pidana selain Tindak Pidana di Bidang Perpajakan (instansi
yang berwenang);
f) Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP berupa Usul Pemeriksaan Bukti
Permulaan dan Laporan Perkembangan Pemeriksaan Bukti Permulaan dalam
rangka perluasan Pemeriksaan Bukti Permulaan; serta
g) Proses Bisnis Hubungan Internasional berupa Informasi Exchange of Information
(EOI).

2. Proses Persiapan Penyidikan (K.02)


Proses Persiapan Penyidikan merupakan proses yang dilakukan sebelum
dilaksanakan penyidikan. Output dari proses persiapan penyidikan adalah Surat Perintah
Penyidikan dan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan.
Proses persiapan penyidikan meliputi:
a) Proses Penelaahan Usul Penyidikan (K.02.1)
Penelaahan usul penyidikan dilakukan oleh Tim Penelaah Direktorat Penegakan
Hukum. Hasil penelaahan dituangkan dalam Berita Acara Penelaahan Usul
Penyidikan yang memuat kesimpulan berupa:
i) Ditingkatkan ke Penyidikan;
ii) Belum dapat ditingkatkan ke Penyidikan; atau
iii) Tidak ditingkatkan ke Penyidikan.
b) Proses Penerbitan Laporan Kejadian (K.02.2)
Dalam hal hasil penelaahan menyimpulkan bahwa usul penyidikan diterima, Tim
Pemeriksa Bukti Permulaan menutup Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan dan
membuat Laporan Kejadian.
c) Proses Penerbitan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) (K.02.3)
Berdasarkan Laporan Kejadian tersebut, Kepala Kantor Wilayah DJP atau Direktur
Penegakan Hukum menerbitkan Surat Perintah Penyidikan yang akan disampaikan
kepada Tim Penyidik.
d) Proses Penerbitan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP)(K.02.4)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 72


Berdasarkan Surat Perintah Penyidikan yang diterima oleh Tim Penyidik baik di
Kantor Pusat maupun Kantor Wilayah DJP, maka diterbitkan Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan yang akan disampaikan kepada Penyidik POLRI sebagai
Korwas PPNS dan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak yang
dilakukan penyidikan terdaftar.
Input dari Proses Bisnis Persiapan Penyidikan berupa Laporan Pemeriksaan
Bukti Permulaan (LPBP), usul penyidikan, dan Laporan Kejadian. Output dari Proses
Bisnis Persiapan Penyidikan adalah Surat Perintah Penyidikan sebagai dasar untuk
pelaksanaan penyidikan (K.03) , Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP)
ke Korwas PPNS, dan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) ke proses
Pemeriksaan (I).

3. Proses Pelaksanaan Penyidikan (K.03)


Proses Pelaksanaan Penyidikan dilakukan setelah Tim Penyidik menerima Surat
Perintah Penyidikan dan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan sudah disampaikan
kepada Penyidik POLRI. Proses Pelaksanaan Penyidikan yang dilakukan oleh Tim Penyidik
meliputi:
a) Permintaan Pencegahan (K.03.1)
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pengajuan permohonan Surat
Permintaan Pencegahan/Pencabutan Pencegahan ke Luar Negeri terhadap
tersangka kepada Jaksa Agung melalui Menteri Keuangan.
b) Penggeledahan dan/atau Penyitaan (K.03.2)
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penggeledahan/penyitaan dalam rangka
penyidikan pajak. Penggeledahanadalah tindakan penyidik pajak untuk melakukan
pemeriksaan tempat atau ruangan tertentu untuk mendapatkan bahan bukti dalam
rangka tindakan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.Penyitaanadalah
Serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih danmenyimpan di bawah
penguasaannya benda Bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud
untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan.
c) Permintaan Bantuan Penangkapan dan Penahanan (K.03.3)
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara permintaan bantuan penangkapan dan
penahanan. Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan
sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti
guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. Penahananadalah penempatan
tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum atau

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 73


hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini
d) Pemanggilan dan Pemeriksaan saksi, ahli, dan tersangka (K.03.4)
Proses yang dilakukan oleh Tim Penyidik di Kantor Pusat/Kantor Wilayah untuk
melakukan pemanggilan terhadap saksi, ahli, dan tersangka untuk mendapatkan
keterangan. Berdasarkan surat panggilan tersebut, Saksi, ahli, dan tersangka
diperiksa untuk mendapatkan keterangan, kejelasan, dan keidentikan tersangka,
saksi ahli dan/atau barang bukti maupun tentang unsur-unsur tindak pidana yang
telah terjadi, sehingga kedudukan atau peranan seseorang maupun barang bukti di
dalam tindak pidana tersebut menjadi jelas dan dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan.
e) Pembuatan Berita Acara Pendapat/Resume (K.03.5)
Proses yang dilakukan oleh Tim Penyidik di kantor Pusat/Kantor Wilayah untuk
membuat Berita Acara Pendapat/Resume. Berita Acara Pendapat/Resume memuat
uraian tentang pembahasan fakta-fakta dan keterangan yang diperoleh sehingga
dapat disimpulkan :
1) tindak pidana di bidang perpajakan telah terjadi dan unsur-unsur pidananya
terpenuhi dengan menyebutkan Pasal pidana yang bersangkutan, atau
2) tidak merupakan tindak pidana di bidang perpajakan.
f) Pemberkasan (K.03.6)
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara untuk memberkaskan isi berkas perkara
dengan syarat-syarat yang ditentukan mengenai susunannya, penghimpunan,
pengikatan, penyegelan atau lak, dan penomorannya.
g) Penyerahan berkas perkara, tersangka dan barang bukti (K.03.7)
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara untuk menyerahkan berkas perkara,
Barang bukti , dan tanggung jawab tersangka kepada Kejaksaan melalui Korwas
PPNS. Barang bukti dan tanggung jawab tersangka diserahkan setelah status berkas
perkara dinyatakan lengkap (P21).
h) Pengembangan Penyidikan (K.03.8)
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara untuk mengembangkan penyidikan
terhadap Wajib Pajak untuk tahun yang tidak dilakukan penyidikan atau adanya
Wajib Pajak lain (grup atau non-grup) yang terindikasi melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan.

Input Proses Pelaksanaan Penyidikan meliputi Surat Perintah Penyidikan,


Pemberitahuan sidang termasuk salinan putusan pengadilan, berkas P19/P21 dan Lembar
Informasi Intelijen Perpajakan, dokumen/Image/alket.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 74


Output Proses Bisnis Pelaksanaan Penyidikan meliputi :
a) Proses Bisnis Intelijen Perpajakan (O) berupa Nota Dinas Permintaan melakukan
Kegiatan Intelijen Perpajakan;
b) Menteri Keuangan berupa Surat Permohonan Pencegahan tersangka ke Luar
Negeri/Pencabutan Pencegahan Tersangka ke Luar Negeri;
c) Pengadilan Negeri berupa Surat Permintaan Ijin Penggeledahan/Penyitaan;
d) Saksi/ahli/tersangka berupa surat panggilan;
e) Proses Penerbitan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) (K.02.3)
berupa Usul Penyidikan terkait Pasal 43 UU KUP;
f) Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP (P) berupa Usul Pemeriksaan Bukti
Permulaan dan Laporan Kemajuan Pelaksanaan Penyidikan;
g) Proses Bisnis Hubungan Internasional (X) berupa Informasi Exchange of Information
(EOI); serta
i) Proses Penghentian Penyidikan (K.06) berupa Usul Penghentian Penyidikan.

4. Proses Pemantauan Sidang (K.04)


Proses pemantauan sidang merupakan serangkaian kegiatan untuk memantau
pelaksanaan sidang di pengadilan atas berkas perkaran yang sudah dinyatakan lengkap
(P21). Input dari proses pemantauan sidang adalah pemberitahuan sidang termasuk salinan
putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Output dari proses pemantauan sidang
adalah Laporan Hasil Pemantauan Sidang yang akan digunakan untuk bahan evaluasi
penyidikan.

5. Proses Monitoring dan Evaluasi Penyidikan (K.05)


Proses Monitoring adalah serangkaian kegiatan untuk memantau proses
pelaksanaan penyidikan berdasarkan Laporan Kemajuan Pelaksanaan Penyidikan dari Tim
Penyidik.Sedangkan proses evaluasi penyidikan merupakan serangkaian kegiatan untuk
mengevaluasi pelaksanaan penyidikan berdasarkan hasil pemantauan sidang dan hasil
monitoring pelaksanaan penyidikan. Input dari proses monitoring dan evaluasi penyidikan
adalah laporan Hasil Pemantauan Sidang dan Laporan Kemajuan Pelaksanaan Penyidikan.
Output dari proses monitoring dan evaluasi penyidikan adalah Laporan Evaluasi yang akan
digunakan untuk menyempurnakan kebijakan di bidang penegakan hukum.

6. Proses Penghentian Penyidikan (K.06)


Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan terdiri dari :
a) Penghentian Penyidikan sesuai dengan Pasal 44A UU KUP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 75


Penyidikan dapat dihentikan apabila memenuhi kriteria tidak terdapat cukup bukti,
atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan atau
peristiwanya daluwarsa atau meninggal dunia. Hal ini berdasarkan usulan dari Tim
Penyidik ketika dalam proses pelaksanaan penyidikan.
b) Penghentian Penyidikan sesuai dengan Pasal 44B UU KUP
Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
dalam rangka kepentingan penerimaan negara atas permintaan Menteri Keuangan.
Hal ini berdasarkan permintaan pendapat dari Menteri Keuangan atas permohonan
penghentian penyidikan oleh Wajib Pajak. Wajib Pajak mengajukan permohonan
penghentian penyidikan sesuai dengan Pasal 44B UU KUP yang diajukan kepada
Menteri Keuangan disertai dengan SSP atas pajak yang tidak atau kurang dibayar
atau yang seharusnya tidak dikembalikan dan ditambah dengan sanksi administrasi
berupa denda sebesar 4 (empat) kali dari pajak yang tidak atau kurang dibayar atau
yang seharusnya tidak dikembalikan.

Proses penghentian penyidikan terdiri dari :


a) Penyelesaian Usul Penghentian Penyidikan sesuai dengan Pasal 44A UU KUP
(K.06.1)
Penyidik membuat Laporan Kemajuan Pelaksanaan Penyidikan dengan usul
menghentikan penyidikan yang disampaikan kepada Atasan Penyidik. Berdasarkan
Laporan Kemajuan Pelaksanaan Penyidikan, Penyidik melakukan gelar perkara
pada Unit Pelaksana Penyidikan Pajak (Direktorat Penegakan Hukum atau Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak) yang dihadiri oleh Tim Pembahas dan dapat
mengundang penyidik POLRI selaku Korwas PPNS dan pihak Kejaksaan.
Penyidik menyampaikan nota dinas usul penghentian penyidikan kepada Atasan
Penyidik dengan melampirkan Laporan Kemajuan Pelaksanaan Penyidikan dan
Laporan Hasil Rapat atas gelar perkara yang telah dilaksanakan.
b) Penerbitan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (K.06.2)
Dalam hal usul penghentian Penyidikan disetujui, Kepala Unit Pelaksana Penyidikan
Pajak selaku Penyidik menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan yang
ditujukan kepada Penyidik. Dalam hal Atasan Penyidik bukan Penyidik, maka pejabat
struktural terkait pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan yang berstatus
Penyidik menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan dan diketahui oleh
Atasan Penyidik.
c) Penerbitan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan Pajak (SKP3) (K.06.3)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 76


Penyidik membuat Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan Pajak (SKP3)
berdasarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan dari Kepala Unit Pelaksana
Penyidikan Pajak selaku Penyidik.
d) Tindak Lanjut atas Permintaan Informasi Kerugian Negara (K.06.4)
Proses tindak lanjut atas permintaan informasi kerugian negara beserta sanksi
administrasi dari Wajib Pajak.
e) Penelitian dalam rangka penghentian penyidikan Pasal 44B (K.06.5)
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penelitian permohonan penghentian
penyidikan Pasal 44B dan pemberian pendapat oleh Direktur Jenderal Pajak kepada
Menteri keuangan terkait tindak lanjutnya. Hasil penelitian dituangkan ke dalam
Laporan Hasil Penelitian yang paling sedikit memuat nama Wajib Pajak, NPWP,
nama tersangka, kedudukan/jabatan tersangka, masa pajak dan/atau tahun pajak,
tindak pidana di bidang perpajakan yang disangkakan, tahapan perkembangan
penyidikan, jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya
dikembalikan dan sanksi administrasi, kebenaran pelunasan jumlah yang tercantum
dalam SSP dan/atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP, serta
pendapat dari Direktur Jenderal Pajak.
f) Tindak Lanjut atas Persetujuan/Penolakan Penghentian Penyidikan (K.06.6)
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara tindak lanjut atas persetujuan/penolakan
penghentian penyidikan yang disampaikan oleh Menteri Keuangan terkait
permohonan penghentian penyidikan yang sudah diteliti oleh DJP. Dalam hal Menteri
Keuangan menolak permohonan Wajib Pajak, Menteri Keuangan menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis kepada Wajib Pajak melalui Direktur Jenderal Pajak
dan pelunasan sebagaimana tercantum dalam surat setoran pajak dan/atau sarana
administrasi lain yang disamakan dengan surat setoran pajak merupakan kelebihan
pembayaran pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 77


Dalam hal Menteri Keuangan menyetujui permohonan Wajib Pajak, Menteri
Keuangan menyampaikan surat permintaan penghentian Penyidikan kepada Jaksa
Agung disertai dengan surat setoran pajak dan/ atau sarana administrasi lain yang
disamakan dengan surat setoran pajak.
Dalam hal keputusan Jaksa Agung berupa menerima permintaan penghentian
penyidikan, Keputusan Penghentian Penyidikan Pajak diberitahukan secara tertulis
oleh Menteri Keuangan kepada Wajib Pajak melalui Direktur Jenderal Pajak dan
proses Penyidikan terhadap Wajib Pajak dihentikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Dalam hal keputusan dari Jaksa Agung berupa menolak permintaan penghentian
penyidikan, berlaku ketentuan sebagai berikut :
1) Keputusan dari Jaksa Agung tersebut diberitahukan secara tertulis oleh
Menteri Keuangan kepada Wajib Pajak melalui Direktur Jenderal Pajak.
2) Proses penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan terhadap Wajib Pajak
dilanjutkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3) pelunasan sebagaimana tercantum dalam surat setoran pajak dan/atau
sarana administrasi lain yang disamakan dengan surat setoran pajak
merupakan kelebihan pembayaran pajak.
g) Pemberitahuan Persetujuan/Penolakan Penghentian Penyidikan (K.06.7)
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pemberitahuan persetujuan/penolakan
penghentian penyidikan kepada Wajib Pajak baik melalui Korwas PPNS maupun
langsung dari KPP dimana proses pemeriksaan masih ditangguhkan.
Input dari proses penghentian penyidikan berasal dari :
a) Proses pelaksanaan penyidikan berupa Usul Penghentian Penyidikan oleh Tim
Penyidik Direktorat Penegakan Hukum /Kantor Wilayah DJP;
b) Menteri Keuangan berupa permintaan pendapat, Surat Pemberitahuan
Penolakan/Persetujuan Penghentian Penyidikan Pajak, Surat Keputusan
Penghentian Penyidikan Pajak; serta
Wajib Pajak berupa permintaan informasi kerugian negara, Surat Setoran Pajak.
Proses penghentian penyidikan memberikan Output ke :
a) Menteri Keuangan berupa Surat Setoran Pajak, Pemberitahuan pelunasan, informasi
kerugian negara, Laporan Hasil Penelitian;
b) Proses Bisnis Pemeriksaan berupa Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan;
c) Proses Bisnis Pengawasan berupa Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan;
d) Proses Bisnis Pembayaran berupa Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan,
SSP; serta

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 78


e) Wajib Pajak berupa Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3), Surat
Pemberitahuan Penolakan Penghentian Penyidikan, pemberian informasi kerugian
Negara dan sanksi

4.4.2. Proses Bisnis Penagihan (L)


Proses Bisnis Penagihan adalah proses bisnis yang menggambarkan serangkaian
tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan
menegur atau mengingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyanderaan, melakukan penjualan barang sitaan baik melalui lelang
maupun tidak, termasuk didalamnya penatausahaan dan penghapusan piutang pajak.
L
PROSES BISNIS PENAGIHAN

Level 1

Risalah lelang, Cek/Cash

KANTOR
LELANG
SSP (pelunasan dari WP) dan SSP
M (pelunasan secara Jabatan
NDR Pengiriman Informasi PMK-85/PMK.03/2010,
INTELIJEN PMK-23/KMK.03/2006, melalui Juru Sita)
KEP-459/PJ/2002,
KPP40-0004,KPP40-0014 KEP-21/PJ/2002,
G PP 136 Tahun 2000, BANK
STP, STP BP, SKP PBB KPP40-0018, KPP40-0019 Surat Teguran,
PENGAWASAN KPP40-0021, KPP40-0053, SE-01/PJ.75/2000, Surat Perintah Penagihan Seketika
KPP40-0056, KPP40-0057, KMK-294/KMK.03/2003, dan Sekaligus, Surat Paksa,
KPP40-0058, KPP40-0059, KEP-218/PJ/2003, Berita Acara Pelaksanaan Sita,
KPD53-0007, KWL43-0009, PER-24/PJ/2014, Keputusan Pencegahan,dan
KPP40-0060 SE-29/PJ/2012, Surat Perintah Penyanderaan WAJIB PAJAK
I SKPKB/SKPKBT, STP, SE-48/PJ.6/2000
SKP PBB, LHP
PEMERIKSAAN
L.01 L.02
Penatausahaan Piutang Data Piutang Pajak Berkas Lelang
Penagihan Aktif
D dan Penagihan Pajak
Surat Keberatan, SK Keberatan,
KEBERATAN
KPP, Bidang P2IP, KANTOR
KPP Subdirektorat Penagihan LELANG
E SK Pengurangan/Penghapusan Usulan Pemeriksaan untuk I
NON /Pembatalan, Daftar Piutang pajak yang Tujuan Lain/Delinquency Audit
SK Pembetulan Diperkirakan PEMERIKSAAN
KEBERATAN
Tidak Dapat atauTidak Mungkin
Ditagih Lagi
K Surat permintaan bantuan penilaian U
PEMERIKSAAN BUKTI SKPKB Pasal 13A dalam rangka penentuan nilai objek sita PENILAIAN
PERMULAAN DAN atau nilai limit lelang
Keputusan
PENYIDIKAN
Menteri Keuangan
Penerusan Informasi Perintaan Beserta Lampirannya M
S SUB/Surat Tanggapan,
NDR Permintaan Melakukan
LITIGASI Pelaksanaan Pjutusan Banding/Gugatan
Kegiatan Intelijen Perpajakan INTELIJEN

B
SK Penundaan, SE-13/PJ/2013, Surat Permintaan Pencegahan Bepergian
LAYANAN SK pengangsuran piutang pajak
SE-86/PJ/2011 ke Luar Negeri, Permohonan Ijin
ADMINISTRASI Melakukan Penyanderaan,
Usul Perpanjangan dan Pencabutan
L.03 Pencegahan/Penghentian Penyanderaan
J Data SPPT Penghapusan Piutang
PENGENAAN Daftar Usulan Penghapusan Piutang Pajak

KPP, Bidang P2IP, KEMENTERIAN


KEUANGAN
Subdirektorat Penagihan
C
Data pembayaran Pajak AB
PEMBAYARAN PENGELOLAAN ASET,
Data Piutang Pajak
LOGISTIK, DAN
KEUANGAN
U
Laporan Hasil Penilaian
PENILAIAN

SK Penghapusan Piutang Pajak

KEMENTERIAN
KEUANGAN

Gambar 20 Peta Proses Bisnis Penagihan

Rangkaian Proses Bisnis Penagihan dimulai dari proses bisnis Penatausahaan


Piutang dan Penagihan Pajak yang akan mengolah seluruh ketetapan pajak yang telah
diterbitkan, penyesuaian-penyesuaian, dan pelunasan dari Wajib Pajak yang akan
dimanfaatkan untuk proses selanjutnya. Output dari proses penatausahaan piutang dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 79


penagihan pajak berupa data piutang pajak yang sudah inkracht kemudian akan digunakan
sebagai dasar untuk proses tindakan penagihan aktif. Apabila jumlah utang pajak tidak atau
kurang dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran atau sampai dengan
tanggal jatuh tempo penundaan pembayaran, atau Wajib Pajak tidak memenuhi angsuran
pembayaran pajak, penagihan aktif selanjutnya dilaksanakan dengan penerbitan surat
teguran dan surat paksa. Dalam kondisi tertentu pelaksanaan penagihan dapat dilakukan
secara langsung tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran ataupun penerbitan
surat teguran terlebih dahulu tetapi langsung dilakukan dengan penerbitan Surat Perintah
Penagihan Seketika dan Sekaligus yang kemudian dilanjutkan dengan penyampaian Surat
Paksa. Pada saat proses penagihan berjalan, apabila memenuhi kriteria dan persyaratan
tertentu terhadap Wajib Pajak/Penanggung Pajak dapat dilakukan tindakan
penyanderaan/pencegahan. Apabila Wajib Pajak/Penanggung Pajak melunasi utang
pajaknya maka tindakan penagihan dihentikan dan apabila Wajib Pajak/Penanggung Pajak
masih tidak melunasi utang pajaknya, dilakukan tindakan penyitaan. Upaya terakhir yang
dilakukan apabila Wajib Pajak/Penanggung Pajak masih belum melunasi utang pajaknya
adalah dengan melakukan lelang atas barang barang yang telah disita sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Atas tunggakan Wajib Pajak yang memenuhi syarat untuk dihapuskan berdasarkan
output dari proses penatausahaan piutang dan penagihan pajak, dilakukan usulan
penghapusan ke Menteri Keuangan. Proses Usulan Penghapusan dari Kantor Pelayanan
Pajak dilakukan secara hierarki melalui Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor
Pusat. Menteri Keuangan menerbitkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI tentang
Penghapusan Piutang Pajak beserta lampirannya berupa Daftar Rekapitulasi Piutang Pajak
yang dihapuskan dan/atau Daftar Rekapitulasi Piutang Pajak Bumi dan Bangunan yang
dihapuskan.
Dalam kaitannya dengan kelompok proses bisnis lain, Proses Bisnis Penagihan
memiliki input dari beberapa proses bisnis atau pihak lain antara lain:
a) Proses Bisnis Intelijen (M) berupa NDR Pengiriman Informasi;
b) Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa STP, STP BP, SKP PBB;
c) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa SKPKB/SKPKBT, STP, SKP PBB, dan LHP
Delinquency Audit;
d) Proses Bisnis Keberatan (D) berupa Surat Keberatan (berupa data di Sistem
Informasi DJP yang secara otomatis akan digunakan untuk penangguhan tindakan
penagihan), SK Keberatan;
e) Proses Bisnis Non Keberatan (E) berupa SK
Pengurangan/Penghapusan/Pembatalan dan SK Pembetulan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 80


f) Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan (K) berupa SKPKB
Pasal 13A;
g) Proses Litigasi (S) berupa Penerusan Informasi Permintaan SUB/Surat Tanggapan,
Pelaksanaan Putusan Banding/Gugatan;
h) Proses Bisnis Layanan Administrasi (B) berupa SK Penundaan, SK Pengangsuran
Piutang Pajak;
i) Proses Bisinis Pengenaan PBB (J) berupa Data SPPT;
j) Proses Bisnis Pembayaran (C) berupa Data pembayaran Pajak termasuk Bukti
Pemindahbukuan (Pbk);
k) Proses Bisnis Penilaian (U) berupa Laporan Hasil Penilaian;
l) Kantor Lelang berupa Risalah Lelang Cek/Cash; dan
m) Kementerian Keuangan, berupa SK Penghapusan Piutang Pajak.
Dalam kaitannya dengan kelompok proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis
Penagihan memberikan output ke:
a) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa Usulan Pemeriksaan untuk Tujuan
Lain/Delinquency Audit.
b) Proses Bisnis Pengelolaan Aset, Logistik dan Keuangan berupa data piutang pajak
yang dimanfaatkan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
c) Proses Bisnis Penilaian (U) berupa Surat permintaan bantuan penilaian dalam
rangka penentuan nilai objek sita atau nilai limit lelang;
d) Proses Bisnis Intelijen (M) berupa NDR Permintaan Melakukan Kegiatan Intelijen
Perpajakan;
e) Wajib Pajak berupa Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika Sekaligus,
Surat Paksa, Berita Acara Pelaksanaan Sita, Keputusan Pencegahan, dan Surat
Perintah Penyanderaan;
f) Bank berupa SSP yang berasal dari pelunasan Wajib Pajak ataupun SSP yang
berasal dari pelunasan secara Jabatan;
g) Kementerian Keuangan berupa Surat Permintaan Pencegahan Bepergian, ke Luar
Negeri, Permohonan Ijin, Melakukan Penyanderaan, Usul Perpanjangan dan
h) Pencabutan Pencegahan/Penghentian Penyanderaan, dan Daftar; dan
i) Kantor Lelang berupa Berkas Lelang.

Proses Bisnis Penagihan sebagaimana terdapat pada gambar 20, dibagi menjadi 3
(tiga) sub proses bisnis, yaitu:
1. Penatausahaan Piutang dan Penagihan Pajak (L.01);
2. Penagihan Aktif (L.02); dan
3. Penghapusan Piutang (L.03)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 81


1. Penatausahaan Piutang dan Penagihan Pajak (L.01)
Proses Penatausahaan Piutang dan Penagihan Pajak akan mengolah seluruh
ketetapan pajak yang diterbitkan, penyesuain yang ada, dan pelunasan dari Wajib Pajak
baik berupa SSP maupun Pemindahbukuan (Pbk) untuk menghasilkan saldo piutang pajak
yang akan dimanfaatkan untuk proses selanjutnya. Secara umum proses penatausahaan
piutang dan penagihan pajak berfungsi untuk:
a. Menghasilkan daftar Wajib Pajak yang mempunyai tunggakan yang sudah inkracht
atau berkekuatan hukum tetap sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga
terhadap Wajib Pajak tersebut dapat dilakukan tindakan penagihan aktif.
b. Menampung dokumen yang dikeluarkan dalam rangka penagihan aktif mulai yang
meliputi Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus, Surat
Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan, Surat Sita, Surat Blokir, surat-surat
yang berhubungan dengan penyanderaan dan pencegahan, dan surat-surat yang
berhubungan dengan lelang dalam rangka monitoring atas pelaksanan penagihan
aktif.
c. Menghasilkan daftar piutang pajak yang dijadikan dasar dalam analisis umur piutang
untuk menentukan piutang mana yang akan diusulkan untuk dihapuskan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
d. Menyediakan daftar piutang yang akan dimanfaatkan oleh Proses Bisnis Keuangan
dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Input Proses Penatausahaan Piutang dan Penagihan Pajak adalah STP, STP BP,
SKP PBB, SKPKB/SKPKBT, STP, SKP PBB, SKPKB Pasal 13A, LHP Delinquency Audit,
Laporan Hasil Penilaian, NDR Pengiriman Informasi, data Surat Keberatan, SK Keberatan,
Data SPPT, Data pembayaran Pajak termasuk Bukti Pemindahbukuan (Pbk), SK
Pengurangan/Penghapusan/Pembatalan, SK Pembetulan,Penerusan Informasi Perintaan
SUB/Surat Tanggapan, Pelaksanaan Pjutusan Banding/Gugatan, SK Penundaan, SK
Pengangsuran Piutang Pajak, Risalah Lelang Cek/Cash, dan SK Penghapusan Piutang
Pajak.
Output Proses Bisnis Penatausahaan Piutang dan Penagihan Pajak adalah data
piutang pajak untuk kegiatan penagihan aktif, data piutang pajak yang diperkirakan tidak
dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, serta data piutang pajak yang dimanfaatkan dalam
penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
2. Penagihan Aktif (L.02)
Proses Bisnis Penagihan Aktif adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak
melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau mengingatkan,
melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa,

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 82


mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan
menjual barang yang telah disita
Input Proses Bisnis Penagihan Aktif adalah Risalah lelang, Cek/Cash, NDR
Pengiriman Informasi, Laporan Hasil Penilaian, dan data piutang pajak. Output Proses
Bisnis Penagihan Aktif adalah Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus, Surat Paksa, Berita Acara Pelaksanaan Sita, Keputusan Pencegahan, Surat
Perintah Penyanderaan dan SSP pelunasan dari WP, SSP pelunasan secara jabatan
melalui Juru Sita, Surat Permintaan Pencegahan Bepergian ke Luar Negeri, Permohonan
Ijin Melakukan Penyanderaan, Usul Perpanjangan dan Pencabutan
Pencegahan/Penghentian Penyanderaan, Berkas Lelang dan Usulan Pemeriksaan untuk
Tujuan Lain/Delinquency Audit, Surat permintaan bantuan penilaian dalam rangka
penentuan nilai objek sita atau nilai limit lelang, atau NDR permintaan melakukan kegiatan
intelijen perpajakan.

3. Penghapusan Piutang (L.03)


Proses Bisnis Penghapusan Piutang adalah serangkaian tindakan yang dimulai dari
pengajuan usulan permohonan dari Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Wilayah DJP dan
selanjutnya kepada Direktur Jenderal Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Menteri Keuangan tentang Penghapusan Piutang Pajak beserta lampirannya untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Usulan penghapusan piutang pajak
dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Untuk mencerminkan prinsip kehati-hatian, Jurusita
Pajak wajib melakukan pengawasan terhadap piutang pajak yang hak penagihannya akan
daluwarsa dan belum dilakukan tindakan penagihan pajak serta melakukan melakukan
penelitian atas piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi, baik penelitian administrasi
maupun penelitian setempat.
Input dari Proses Bisnis Penghapusan Piutang adalah data piutang pajak sedangkan
output Proses Bisnis Penghapusan Piutang berupa daftar usulan penghapusan piutang
pajak.

4.4.3. Proses Bisnis Intelijen Perpajakan (O)


Proses bisnis Intelijen Perpajakan adalah serangkaian kegiatan dalam siklus Intelijen
yang dilakukan oleh Petugas Intelijen Perpajakan yang meliputi perencanaan,
pengumpulan, pengolahan dan penyajian sehingga diperoleh suatu produk intelijen yang
berisi data dan/atau informasi terkait Wajib Pajak sehubungan dengan terjadinya suatu
transaksi, peristiwa, dan/atau keadaan yang diperkirakan berkaitan dengan pemenuhan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan/atau indikasi tindak pidana di bidang perpajakan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 83


Dasar dilaksanakannya Proses Bisnis Intelijen Perpajakan (trigger) secara umum
dapat dibedakan menjadi hal-hal berikut:
a) Permintaan dari pihak manajemen DJP (management request) dan permintaan dari unit
kerja lain di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
b) Informasi, Data, Laporan dan Pengaduan (IDLP);
c) Hasil pengembangan kasus yang dilakukan oleh fungsi pengawasan maupun
penegakan hukum yang mencakup antara lain pemeriksaan bukti permulaan dan/atau
penyidikan yang memerlukan data dan informasi lebih lanjut; dan
d) Usulan kegiatan intelijen yang berasal dari masing-masing Subdirektorat di Lingkungan
Direktorat Intelijen Perpajakan.
Proses bisnis Intelijen Perpajakan meliputi aktivitas Intelijen Stratejik, Intelijen
Penggalian Potensi, Intelijen Penegakan Hukum, dan Operasi Intelijen.

Gambar 21 Peta Proses Bisnis Intelijen Perpajakan


Dalam kaitannya dengan kelompok proses bisnis lain, Proses Bisnis Intelijen
Perpajakan memiliki Input dari beberapa proses bisnis antara lain:
a) Proses Bisnis Kebijakan berupa Permintaan dari pihak manajemen DJP
(management request), maupun kebijakan kebutuhan data dan atau informasi yang
ditetapkan;
b) Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan (K) berupa Nota Dinas
Rahasia Permintaan Melakukan Kegiatan Intelijen Perpajakan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 84


c) Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa Nota Dinas Permintaan Melakukan Kegiatan
Intelijen Perpajakan;
d) Proses Bisnis Ekstensifikasi (F) berupa Nota Dinas Permintaan Melakukan Kegiatan
Intelijen Perpajakan;
e) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa Nota Dinas Permintaan Melakukan Kegiatan
Intelijen Perpajakan;
f) Proses Bisnis Penagihan (L) berupa Nota Dinas Permintaan Melakukan Kegiatan
Intelijen Perpajakan;
g) Proses Bisnis Hubungan Masyarakat (R) berupa IDLP; dan
h) Pihak Ketiga di luar DJP berupa data dan/atau informasi yang dapat digunakan untuk
mendukung pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan.
Proses Bisnis Intelijen Perpajakan memberikan Output ke beberapa proses bisnis
antara lain:
a) Proses Bisnis Kebijakan berupa data dan informasi untuk kepentingan pengambilan
keputusan (decision support system), Laporan Atensi Intelijen dalam rangka
pelaksanaan Intelijen Perpajakan yang bersifat high risk.
b) Proses Bisnis Bukti Permulaan dan Penyidikan (K) berupa Nota Dinas Rahasia
Pengiriman Informasi terkait Wajib Pajak yang sedang dilakukan Pemeriksaan Bukti
Permulaan dan Lembar Informasi Intelijen Perpajakan dan Nota Dinas Rahasia
Pengiriman Informasi terkait Wajib Pajak yang sedang dilakukan penyidikan dan
Lembar Informasi Intelijen Perpajakan.
c) Proses Bisnis Ekstensifikasi (F) berupa Nota Dinas Rahasia Pengiriman Informasi
terkait Wajib Pajak dalam LIIP untuk tujuan penggalian potensi.
d) Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa Nota Dinas Rahasia Pengiriman Informasi
terkait Wajib Pajak yang tidak diusulkan untuk ditindaklanjuti dengan Usulan
Pemeriksaan Bukti Permulaan, dan Pemeriksaan Khusus dan data dan informasi
dalam LIIP untuk tujuan penggalian potensi.
e) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa Nota Dinas Rahasia Pengiriman Informasi
terkait Wajib Pajak yang diusulkan untuk ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan
Khusus.
f) Proses Bisnis Penagihan (L) berupa Nota Dinas Rahasia Pengiriman Informasi
terkait Wajib Pajak yang dilakukan upaya penagihan.
g) Pihak ketiga berupa Surat/Nota Dinas Rahasia Permintaan Tambahan Data dan
Informasi kepada Pihak Lain.

1. Intelijen Stratejik (O.01)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 85


Proses Bisnis Intelijen Stratejik adalah serangkaian kegiatan penyiapan bahan
penelaahan, penyusunan, dan analisis informasi dan fakta yang terkumpul terkait dengan
perumusan kebijakan, strategi, dan keputusan Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka
pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan setiap ancaman terhadap optimalisasi
penerimaan pajak, serta penyiapan dan pelaksanaan dukungan operasional kegiatan
intelijen.
Input Proses Bisnis Intelijen Stratejik berupa:
a) Nota Dinas dari pihak manajemen DJP (management request), kebijakan kebutuhan
data dan/atau informasi yang ditetapkan dari Direktur Potensi, Kepatuhan dan
Penerimaan, maupun data dan/atau informasi yang dibutuhkan pihak lain dalam
manajemen DJP berdasarkan hasil perumusan kebijakan atau untuk keperluan
pengambilan keputusan;
b) Nota Dinas Rahasia Permintaan Melakukan Kegiatan Intelijen Perpajakan, Usul
Pendalaman Melalui Kegiatan Intelijen Perpajakan dan Berita Acara Penelaahan
maupun Nota Dinas Permintaan Melakukan Kegiatan Intelijen Perpajakan dari
Direktur Penegakan Hukum berdasarkan hasil pengembangan pemeriksaan bukti
permulaan maupun penyidikan;
c) Nota Dinas Permintaan Melakukan Kegiatan Intelijen Perpajakan dari Direktur
Ekstensikasi dan Penilaian maupun Direktur Pemeriksaan dan Penagihan untuk
tujuan tertentu;
d) Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin) dalam hal usulan
kegiatan intelijen stratejik berasal dari Subdirektorat Intelijen Stratejik;
e) Data dan/atau informasi yang dihasilkan oleh Proses Bisnis Intelijen Penggalian
Potensi, Proses Bisnis Intelijen Penegakan Hukum, dan Proses Bisnis Operasi
Intelijen;
f) Data dan/atau informasi dari sumber-sumber lain yang mendukung pelaksanaan
Proses Bisnis Intelijen Penggalian Potensi baik itu yang berasal dari internal maupun
eksternal DJP yang dapat diperoleh tanpa melalui kegiatan intelijen di lapangan.
Output Proses Bisnis Intelijen Stratejik antara lain:
a) Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin) dalam hal usulan
kegiatan intelijen stratejik berasal dari Subdirektorat Intelijen Stratejik;
b) Laporan Hasil Intelijen Perpajakan (LHIP) Stratejik;
c) Laporan Atensi (LA);
d) Formulir Penerimaan IDLP;
e) IDLP yang telah teridentifikasi;
f) Laporan Pengamanan/Penggalangan;
g) Nota Dinas Rahasia Penyampaian Informasi;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 86


h) Berita Acara Penelahaan konsep LHIP Penegakan Hukum dengan usulan
pemeriksaan bukti permulaan.
i) Penanggung jawab Proses Bisnis Intelijen Stratejik adalah Kepala Subdirektorat
Intelijen Stratejik.

2. Intelijen Penggalian Potensi (O.02)

Proses Bisnis Intelijen Penggalian Potensi adalah serangkaian kegiatan


melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pemantauan serta pelaksanaan kebijakan
teknis operasional kegiatan intelijen perpajakan di kantor dalam rangka pengawasan
kepatuhan wajib pajak, analisis ekonomi, proses bisnis, dan modus ketidakpatuhan wajib
pajak dalam skala nasional berbasis sektoral, wilayah, dan risiko.
Input Proses Bisnis Intelijen Penggalian Potensi berupa:
a) Nota dinas rahasia permintaan kegiatan intelijen dari Subdirektorat Intelijen Stratejik;
b) Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin) dalam hal usulan
kegiatan intelijen penegakan hukum berasal dari Subdirektorat Intelijen Penggalian
Potensi;
c) IDLP yang tidak teridentifikasi mengandung unsur tindak pidana perpajakan dari
Subdit Intelijen Stratejik berdasarkan identifikasi awal IDLP;
d) IDLP yang tidak teridentifikasi mengandung unsur tindak pidana perpajakan dari
Subdit Intelijen Penegakan Hukum, setelah dilakukan pengembangan dan analisis
IDLP;
e) Data dan/atau informasi tambahan dari Operasi Intelijen berdasarkan permintaan
bantuan pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan di lapangan yang diusulkan oleh
Petugas Intelijen Penggalian Potensi dalam hal dibutuhkan data dan informasi
tambahan; dan
f) Data dan/atau informasi dari sumber-sumber lain yang mendukung pelaksanaan
Proses Bisnis Intelijen Penggalian Potensi baik itu yang berasal dari internal maupun
eksternal DJP yang dapat diperoleh tanpa melalui kegiatan intelijen di lapangan.
Output Proses Bisnis Intelijen Penggalian Potensi berupa:
a) Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin) dalam hal usulan
kegiatan intelijen penegakan hukum berasal dari Subdirektorat Intelijen Penggalian
Potensi;
b) Nota Dinas Penyampaian data dan informasi ke Subdirektorat Intelijen Penegakan
Hukum apabila dalam proses analisis ditemukan adanya indikasi tindak pidana di
bidang perpajakan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 87


c) Nota Dinas Permintaan Bantuan Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Lapangan ke
Subdirektorat Operasi Intelijen dalam hal dibutuhkan data dan informasi tambahan;
dan
d) Laporan Hasil Intelijen Perpajakan (LHIP) Penggalian Potensi.Penanggung jawab
Proses Bisnis Intelijen Penggalian Potensi adalah Kepala Subdirektorat Intelijen
Penggalian Potensi.

3. Intelijen Penegakan Hukum (O.03)

Proses Bisnis Intelijen Penegakan Hukum adalah serangkaian kegiatan penyiapan


bahan perumusan dan pemantauan serta pelaksanaan kebijakan teknis operasional
kegiatan intelijen perpajakan di kantor dalam rangka pengembangan dan analisis informasi,
data, laporan, dan pengaduan di bidang penegakan hukum perpajakan.
Input Proses Bisnis Intelijen Penegakan Hukum berupa:
a) Nota Dinas Penerusan dari Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi dalam hal dari
hasil analisis terhadap proses bisnis dan modus ketidakpatuhan Wajib Pajak
diketahui terdapat unsur tindak pidana di bidang perpajakan;
b) Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin) dalam hal usulan
kegiatan intelijen penegakan hukum berasal dari Subdirektorat Intelijen Penegakan
Hukum;
c) IDLP dari Seksi Penerimaan, Identifikasi, dan Distribusi IDLP, Subdirektorat Intelijen
Stratejik;
d) Data dan informasi tambahan dari Operasi Intelijen berdasarkan permintaan bantuan
pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan di lapangan yang diusulkan oleh Petugas
Intelijen Penegakan Hukum dalam hal dibutuhkan data dan informasi tambahan;
e) Data dan/atau informasi dari sumber-sumber lain yang mendukung pelaksanaan
Proses Bisnis Intelijen Penegakan Hukum baik itu yang berasal dari internal maupun
eksternal DJP yang dapat diperoleh tanpa melalui kegiatan intelijen di lapangan.
Output Proses Bisnis Intelijen Penegakan Hukum antara lain:
a) Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin) dalam hal usulan
kegiatan intelijen penegakan hukum berasal dari Subdirektorat Intelijen Penegakan
Hukum;
b) Nota Dinas Permintaan Bantuan Kegiatan Operasi Intelijen dalam hal pelaksanaan
pengembangan dan analisis IDLP membutuhkan data dan/atau informasi tambahan;
dan
c) Laporan Hasil Intelijen Perpajakan (LHIP) Penegakan Hukum.

4. Operasi Intelijen (O.04)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 88


Proses Bisnis Operasi Intelijen adalah siklus Intelijen yang melaksanakan penyiapan
bahan perumusan dan pemantauan serta pelaksanaan kebijakan teknis operasional
kegiatan intelijen di lapangan.
Input Proses Bisnis Operasi Intelijen berupa:
a) Nota dinas rahasia permintaan kegiatan intelijen dari Subdirektorat Intelijen Stratejik;
b) Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin);
c) Permintaan Bantuan Kegiatan Operasi Intelijen dari Subdirektorat Intelijen
Penggalian Potensi dalam hal pelaksanaan analisis membutuhkan data dan
informasi tambahan;
d) Permintaan Bantuan Kegiatan Operasi Intelijen dari Subdirektorat Intelijen
Penegakan Hukum dalam hal pelaksanaan pengembangan dan analisis IDLP
membutuhkan data dan informasi tambahan;
e) Permintaan Bantuan Kegiatan Operasi Intelijen dari Subdirektorat Intelijen Stratejik;
f) Data dan/atau informasi dari sumber-sumber lain yang mendukung pelaksanaan
Proses Bisnis Operasi Intelijen baik itu yang berasal dari internal maupun eksternal
DJP yang dapat diperoleh tanpa melalui kegiatan intelijen di lapangan.
Output Proses Bisnis Operasi Intelijen antara lain:
a) Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin);
b) Surat penugasan operasi intelijen;
c) Laporan Informasi;
d) Laporan Intelijen Lapangan untuk kegiatan intelijen yang permintaannya berasal dari
Subdirektorat Intelijen Stratejik, Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi, dan
Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum;
e) Nota dinas rahasia penyampaian Laporan Intelijen Lapangan;
f) Laporan Hasil Intelijen Perpajakan (LHIP);
g) Lembar Informasi Intelijen Perpajakan (LIIP);
h) Nota Dinas pengiriman laporan informasi hasil kegiatan operasi intelijen;
i) Nota Dinas pengiriman Laporan Hasil Intelijen Perpajakan (LHIP).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 89


BAB V
PROSES BISNIS DALAM FUNGSI PENDUKUNG DAN PONDASI DJP

5.1. Proses Bisnis Pengelolaan SPT (M)


Proses bisnis pengelolaan SPT merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka
menerima dan mengolah SPT yang disampaikan Wajib Pajak, baik SPT Masa (terdiri dari
SPT Masa Pajak Penghasilan-PPh dan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai-PPN) maupun
SPT Tahunan-PPh. Pada peta proses bisnis pengolahan SPT sebagaimana terdapat pada
gambar 15 dapat dilihat bahwa pada level 1 proses bisnis pengolahan SPT terbagi ke dalam
2 (dua) proses bisnis, yakni:

1. Proses Bisnis Penerimaan SPT (M.01), dan


2. Proses Bisnis Pengolahan SPT (M.02).

M
PROSES BISNIS PENGELOLAAN SPT

Level 1
Salinan SPT,
Berita Acara Pemberian Data
ND Peminjaman Berkas, dan Informasi Inspektorat
I ND Pengembalian Berkas, Jenderal
Pemeriksaan SPT
Tembusan BA Pemusnahan Berkas,
D Daftar Pertelaan Arsip
Keberatan

Sekretariat Jenderal
E Kemenkeu
Non Keberatan
SPT, Tanda Terima
Pengembalian Berkas
K Formulir Peminjaman
Penyidikan Dokumen, SPT

SPT, Salinan SPT, Pengadilan Pajak


S
Tanda Terima I
Litigasi
Pengembalian Berkas Pemeriksaan
Salinan SPT
B
Layanan Administrasi
PMK 243/PMK.03/2014 PMK 243/PMK.03/2014
Data dan
Data Image SPT
SPT Kertas, e-SPT, SPT Kertas, G
M.01 M.02 SPT
Respon Kelengkapan e-SPT, Pengawasan
SPT Penerimaan SPT Register Harian Pengolahan SPT
Wajib Pajak N
KPP, PPDDP, KPDDP, DMS Pengolahan Data Pihak
KP2KP, KPP, Dit TIP
Dit. TIP Ketiga

Daftar Data dan Informasi E


yang diminta, Surat Tugas Non Keberatan
SPT, Surat Pengantar Pengiriman,
Formulir Peminjaman Dokumen, Salinan SPT,
Inspektorat Tanda Terima Pengembalian Berkas D
Jenderal Keberatan

K
Surat Tugas, Surat Perintah Penyidikan
Peminjaman Berkas dari
Pengadilan Pajak, SPT S
Bukti Penerimaan Surat,
Bukti Penerimaan Elektronik, Litigasi
Pengadilan
Pajak Lembar Penelitian SPT
Surat Permintaan Kelengkapan SPT,
Surat Pemberitahuan Status Penyampaian SPT
Surat Pemberitahuan SPT Dianggap Tidak
Disampaikan
Wajib Pajak

Gambar 22 Peta Proses Bisnis Pengelolaan SPT

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1


Dalam kaitannya dengan proses bisnis lain atau pihak lain, proses bisnis pengeloaan
SPT mendapatkan Input dari:

a) Wajib Pajak, yaitu berupa SPT kertas, SPT elektronik, dan respon kelengkapan SPT;
b) KPP Lain, yaitu berupa SPT Tahunan kertas, surat pengiriman dan daftar nominative
pengiriman SPT Tahunan;
c) Proses bisnis Keberatan (D), Non Keberatan (E), Penyidikan (K), Litigasi (S), yaitu
berupa Formulir Peminjaman Dokumen dan SPT (yang dikembalikan);
d) Proses bisnis Pemeriksaan (I), yaitu berupa Nota Dinas Peminjaman Berkas, Nota
Dinas Pengembalian Berkas dan SPT (yang dikembalikan);
e) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan, yaitu berupa daftar data dan informasi
yang diminta dan surat tugas; dan
f) Pengadilan Pajak, yaitu berupa surat tugas dan surat perintah peminjaman berkas
dari pengadilan pajak serta SPT (yang dikembalikan).

Proses bisnis pengolahan SPT memberikan Output ke beberapa proses bisnis atau
pihak lain, yaitu:
a) Proses bisnis Layanan Administrasi (B), yaitu berupa data dan Image SPT, SPT
Lebih Bayar atau salinan SPT Lebih Bayar (LB) dari Wajib Pajak yang memenuhi
kriteria tertentu atau persyaratan tertentu yang menunjukkan Lebih Bayar (LB);
b) Proses bisnis Pengawasan (G), yaitu berupa data dan Image SPT yang tidak benar;
c) Proses bisnis Pemeriksaan (I), yaitu berupa SPT/salinan SPT Lebih Bayar (LB), data
dan Image SPT, serta SPT/salinan SPT dan tanda terima pengembalian berkas
terkait peminjaman SPT;
d) Proses bisnis Non Keberatan (E),yaitu berupa data dan Image SPT serta
SPT/salinan SPT, formulir peminjaman dokumen, surat pengantar pengiriman berkas
dan tanda terima pengembalian berkas terkait peminjaman SPT;
e) Proses bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3 (N), yaitu berupa data dan Image SPT;
f) Sekretariat Jenderal Kemenkeu, yaitu berupa tembusan Berita Acara (BA)
pemusnahan berkas dan Daftar Pertelaan Arsip;
g) Wajib Pajak, yaitu berupa tanda terima SPT, bukti penerimaan surat, lembar
ketidaklengkapan SPT, surat permintaan kelengkapan SPT, surat pemberitahuan
SPT dianggap tidak disampaikan, surat penolakan SPT, surat pembatalan tanda
terima SPT dan surat pembetulan tanda terima SPT;
h) KPP Lain, berupa SPT Tahunan kertas,SPT elektronik Tahunan, surat pengiriman
dan daftar nominatif pengiriman SPT Tahunan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 2


i) Proses bisnis Keberatan (D), Penyidikan (K), Litigasi (S), berupa SPT/salinan SPT,
formulir peminjaman dokumen, surat pengantar pengiriman berkas dan tanda terima
pengembalian berkas terkait peminjaman SPT;
j) Pengadilan Pajak, yaitu berupa SPT dan tanda terima pengembalian berkas; dan
k) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan, yaitu berupa salinan SPT, berita acara
pemberian data dan informasi.

1. Proses Bisnis Penerimaan SPT (M.01)


Proses bisnis penerimaan SPT adalah kegiatan untuk menerima SPT yang dimulai
dari penyampaian SPT oleh Wajib Pajak secara langsung melalui Tempat Pelayanan
Terpadu (TPT), pojok pajak, mobil pajak, atau melalui pos, perusahaan jasa ekspedisi, jasa
kurir atau melalui saluran tertentu yang ditetapkan Direktur Jenderal Pajak sampai dengan
pemberian/pencetakan Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan pencetakan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen (LPAD), atau pemberian Bukti Penerimaan Elektronik (BPE).
Input proses bisnis penerimaan SPT adalah SPT kertas, SPT elektronik dan respon
kelengkapan SPT dari Wajib Pajak serta SPT Tahunan kertas.
Output proses bisnis penerimaan SPT yaitu BPS, BPE, surat permintaan
kelengkapan SPT Tahunan dalam hal berdasarkan penelitian diketahui SPT Tahunan tidak
lengkap, surat pemberitahuan SPT dianggap tidak disampaikan dalam hal Wajib Pajak tidak
memenuhi permintaan kelengkapan SPT Tahunan atau SPT termasuk dalam kriteria
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 ayat (7) huruf a, c dan huruf d UU KUP, surat
penolakan SPT dalam hal berdasarkan penelitian diketahui SPT Masa tidak lengkap dan
Surat Pemberitahuan Status Penyampaian SPT (dalam hal SPT Tahunan diketahui
disampaikan lebih dari (1) satu kali atau isi amplop bukan SPT Tahunan atau SPT
Pembetulan yang tidak memenuhi syarat pembetulan sebagaimana dimaksud pada Pasal 8
UU KUP atau formulir SPT yang digunakan salah atau tempat penyampaian SPT tidak
sesuai dengan Per-01/PJ/2016) serta Surat Pemberitahuan Pemutakhiran NPWP (dalam hal
semula NPWP tidak valid kemudian diketahui NPWP valid setelah dilakukan validasi) yang
akan diserahkan kepada Wajib Pajak, Surat Pemberitahuan Status Penyampaian SPT, SPT
Tahunan kertas, SPT lengkap (kertas dan e-SPT) dan data SPT yang harus dikemas yang
akan diteruskan untuk dilakukan pengolahan SPT; serta Salinan SPT Lebih Bayar (LB) yang
akan diteruskan kepada Proses Bisnis Layanan Administrasi (B) atau Proses Bisnis
Pemeriksaan (I).
Penerimaan SPT terbagi menjadi 3 (tiga) proses bisnis yang merupakan level 2
proses bisnis pengolahan SPT yaitu:

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 3


1.1. Penerimaan langsung (M.01.1)
Proses bisnis penerimaan langsung yaitu kegiatan menerima SPT yang dimulai dari
penyampaian SPT oleh Wajib Pajak secara langsung melalui TPT, pojok pajak, mobil
pajak, sampai dengan pemberian/pencetakan BPS dan pencetakan LPAD.
Input proses bisnis penerimaan langsung yaitu SPT, e-SPT dan respon kelengkapan
SPT dari Wajib Pajak serta SPT Tahunan kertas..
Output proses bisnis penerimaan langsung yaitu BPS, surat permintaan kelengkapan
SPT Tahunan dalam hal berdasarkan penelitian diketahui SPT Tahunan tidak lengkap,
surat pemberitahuan SPT dianggap tidak disampaikan dalam hal Wajib Pajak tidak
memenuhi permintaan kelengkapan SPT Tahunan atau SPT termasuk dalam kriteria
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 ayat (7) huruf c dan huruf d UU KUP, dan Surat
Pemberitahuan Status Penyampaian SPT Surat Pemberitahuan Status Penyampaian
SPT (dalam hal SPT Tahunan diketahui disampaikan lebih dari (1) satu kali atau isi
amplop bukan SPT Tahunan atau SPT Pembetulan yang tidak memenuhi syarat
pembetulan sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 UU KUP atau formulir SPT yang
digunakan salah atau tempat penyampaian SPT tidak sesuai dengan PER-01/PJ/2016)
serta Surat Pemberitahuan Pemutakhiran NPWP (dalam hal semula NPWP tidak valid
kemudian diketahui NPWP valid setelah dilakukan validasi) yang akan diserahkan
kepada Wajib Pajak; SPT lengkap (kertas dan e-SPT) yang akan diteruskan untuk
dilakukan pengolahan SPT dan dalam hal untuk selanjutnya SPT akan dilakukan
pengolahan di UPDDP maka terdapat Output berupa data SPT yang harus dikemas;
Salinan SPT LB yang akan diteruskan kepada Proses Bisnis Layanan Administrasi (B)
dan Proses Bisnis Pemeriksaan (I).
Penerimaan langsung terbagi menjadi 4 (empat) proses bisnis yang merupakan level
3 proses bisnis pengolahan SPT yaitu:
a) Penerimaan SPT Masa di KP2KP (M.01.1.1)
b) Penerimaan SPT Tahunan di KP2KP (M.01.1.2)
c) Penerimaan SPT Masa di KPP (M.01.1.3)
d) Penerimaan SPT Tahunan di KPP (M.01.1.4)

1.2. Penerimaan melalui pos/jasa ekspedisi/kurir (M.01.2)


Proses bisnis penerimaan melalui pos/jasa ekspedisi/kurir yaitu kegiatan menerima
SPT yang dimulai dari penyampaian SPT oleh Wajib Pajak melalui pos/jasa
ekspedisi/kurir dengan bukti pengiriman surat sampai dengan pencetakan LPAD.
Input proses bisnis penerimaan melalui pos/jasa ekspedisi/kurir yaitu SPT kertas, e-
SPT dan respon kelengkapan SPT dari Wajib Pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 4


Output proses bisnis penerimaan melalui pos/jasa ekspedisi/kurir yaitu surat
permintaan kelengkapan SPT Tahunan dalam hal berdasarkan penelitian diketahui SPT
Tahunan tidak lengkap, surat pemberitahuan SPT dianggap tidak disampaikan dalam hal
Wajib Pajak tidak memenuhi permintaan kelengkapan SPT Tahunan atau SPT termasuk
dalam kriteria sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 ayat (7) huruf c dan huruf d UU
KUP, surat penolakan SPT dalam hal berdasarkan penelitian diketahui SPT Masa tidak
lengkap dan Surat Pemberitahuan Status Penyampaian SPT (dalam hal SPT Tahunan
diketahui disampaikan lebih dari (1) satu kali atau isi amplop bukan SPT Tahunan atau
SPT Pembetulan yang tidak memenuhi syarat pembetulan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 8 UU KUP atau formulir SPT yang digunakan salah atau tempat penyampaian
SPT tidak sesuai dengan PER-01/PJ/2016) serta Surat Pemberitahuan Pemutakhiran
NPWP (dalam hal semula NPWP tidak valid kemudian diketahui NPWP valid setelah
dilakukan validasi) yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak; SPT lengkap (kertas dan
e-SPT) yang akan diteruskan untuk dilakukan pengolahan SPT dan dalam hal untuk
selanjutnya SPT akan dilakukan pengolahan di UPDDP maka terdapat Output berupa
data SPT yang harus dikemas; SPT lengkap (kertas dan e-SPT) yang akan diteruskan
untuk dilakukan pengolahan SPT; Salinan SPT LB yang akan diserahkan kepada Proses
Bisnis Layanan Administrasi (B) atau Proses Bisnis Pemeriksaan (I).
Penerimaan melalui pos/jasa ekspedisi/kurir terbagi menjadi 3 (tiga) proses bisnis
yang merupakan level 3 proses bisnis pengolahan SPT yaitu:
a) Penerimaan SPT Masa di KP2KP (M.01.2.1)
b) Penerimaan SPT Masa di KPP (M.01.2.2)
c) Penerimaan SPT Tahunan di KPP (M.01.2.3)

1.3. Penerimaan SPT yang Menggunakan Saluran Tertentu yang Ditetapkan Direktur
Jenderal Pajak (M.01.3)
Proses bisnis penerimaan SPT Melalui Saluran Tertentu yang Ditetapkan Direktur
Jenderal Pajak yaitu kegiatan menerima SPT yang dimulai dari penyampaian SPT
elektronik oleh Wajib Pajak secara Online sampai dengan pemberian/pencetakan Bukti
Penerimaan Elektronik (BPE).
Input proses bisnis penerimaan SPT yang menggunakan Saluran Tertentu yang
ditetapkan Direktur Jenderal Pajak yaitu SPT elektronik yang disampaikan oleh Wajib
Pajak.
Output proses bisnis penerimaan SPT yang manggunakan Saluran Tertentu yang
ditetapkan Direktur Jenderal Pajak yaitu SPT elektronik lengkap yang akan diteruskan
untuk dilakukan pengolahan SPT.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 5


2. Proses Bisnis Pengolahan SPT (M.02)
Proses bisnis pengolahan SPT adalah kegiatan yang dimulai dari memasukkan data
SPT disampaikan oleh Wajib Pajak ke dalam sistem informasi perpajakan sampai dengan
pemusnahan SPT.
Input proses bisnis Pengolahan SPT yaitu SPT kertas dan SPT elektronik dari
Proses Bisnis Penerimaan SPT; surat tugas dan surat perintah peminjaman berkas dari
Pengadilan Pajak; Nota Dinas Peminjaman Berkas, ND Pengembalian Berkas dan SPT
yang dikembalikan dari Proses Bisnis Pemeriksaan; Formulir Peminjaman Dokumen dan
SPT yang dikembalikan dari Proses Bisnis Keberatan (D), Non Keberatan (E), , Penyidikan
(K), dan Litigasi (S); daftar data dan informasi yang diminta dan surat tugas dari Inspektorat
Jenderal Kementerian Keuangan (Itjen).
Output proses bisnis Pengolahan SPT yaitu data dan Image SPT yang akan men-
trigger proses bisnis Layanan Administrasi (B), Pengawasan (G), , Pengolahan Data Pihak
Ke-3 (N), Non Keberatan (E), dan Pemeriksaan (I); SPT dan tanda terima pengembalian
berkas yang akan diserahkan kepada Pengadilan Pajak; Salinan SPT dan berita acara
pemberian data dan informasi yang akan diserahkan kepada Itjen; SPT dan/ atau salinan
SPT dan tanda terima pengembalian berkas yang akan diserahkan kepada proses bisnis
Pemeriksaan (I); SPT LB yang akan diserahkan kepada proses bisnis Layanan Administrasi
(B) dan Pemeriksaan (I); SPT/ salinan SPT, surat pengantar pengiriman, formulir
peminjaman dokumen yang akan diserahkan kepada proses bisnis Keberatan (D), Non
Keberatan (E), , Penyidikan (K), dan Litigasi (S); serta tembusan BA pemusnahan berkas
dan daftar pertelaan arsip yang akan diteruskan kepada Sekretariat Jenderal Kementerian
Keuangan dan Direktur Jenderal Pajak c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak.
Pengolahan SPT terbagi menjadi 3 (tiga) proses bisnis yang merupakan level 2
proses bisnis pengolahan SPT yaitu:
2.1. Pengolahan SPT kertas di unit pengolahan data dan dokumen perpajakan (M.02.1)
Proses Bisnis Pengolahan SPT Kertas di unit pengolahan data dan dokumen
perpajakan adalah kegiatan untuk memasukan data SPT kertas ke dalam Sistem
Informasi Perpajakan melalui capturing dokumen SPT dan penyimpanan dokumen SPT
yang dilakukan oleh Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP) serta
Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP) sebagai unit pengolahan
data dan dokumen perpajakan.
Input proses bisnis pengolahan SPT kertas di unit pengolahan data dan dokumen
perpajakan adalah SPT kertas yang telah dilakukan perekaman penerimaan SPT
dengan penerbitan BPS/LPAD; Data SPT yang harus dikemas, Surat Permohonan
Peminjaman Berkas, Surat Tugas peminjaman berkas SPT, Surat Tugas pengembalian
berkas SPT, SPT dikembalikan setelah dipinjam, Surat permohonan permintaan salinan,

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 6


Daftar Data dan Informasi yang diminta oleh Inspektorat Jenderal, dan Surat Tugas
kegiatan pengawasan oleh Inspektorat Jenderal.
Output proses bisnis pengolahan SPT kertas di unit pengolahan data dan dokumen
perpajakan adalah Image SPT dan data digital SPT yang selanjutnya dapat
dimanfaatkan untuk Proses Bisnis Non Keberatan, Layanan Administrasi, Proses Bisnis
Pengawasan, Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3, Proses Bisnis Pemeriksaan,
dan; Berita Acara pemusnahan berkas untuk dilakukan pengarsipan, tembusan Berita
acara pemusnahan berkas disampaikan kepada Sekretariat Jenderal Kementerian
Keuangan dan Direktur Jenderal Pajak c.q Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak, SPT
dikembalikan ke KPP, SPT yang akan dipinjam, Berita Acara serah terima berkas SPT,
Tanda terima pengembalian berkas SPT/Berita Acara Penolakan Berkas, Surat
pengantar pengiriman salinan, Salinan SPT, dan Berita Acara Pemberian Data dan
Informasi kepada Inspektorat Jenderal.
Pengolahan SPT kertas di unit pengolahan data dan dokumen perpajakan terbagi
menjadi 10 (sepuluh) proses bisnis yang merupakan level 3 proses bisnis Pengolahan
SPT yaitu:
a) Pelaksanaan Urusan Logistik
b) Pengemasan
c) Transportasi Dokumen dan Penerimaan
d) Pemilahan dan Pemindaian
e) Perekaman dan Transfer Data
f) Penyimpanan Dokumen
g) Pengembalian Dokumen ke KPP
h) Pemusnahan Dokumen
i) Peminjaman dan Permintaan Salinan Dokumen
j) Pengembalian Dokumen yang Dipinjam

2.2. Pengolahan SPT kertas di KPP (M.02.2)


Proses bisnis pengolahan SPT di KPP adalah kegiatan yang dimulai dari
memasukkan data (isi) SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak, kedalam sistem
informasi perpajakan sampai dengan pemusnahan SPT.
Input proses bisnis pengolahan SPT di KPP adalah SPT yang telah dilakukan
perekaman penerimaan SPT dengan penerbitan LPAD dan e-SPT; surat tugas dan surat
perintah peminjaman berkas dari pengadilan pajak serta SPT yang dikembalikan;
formulir peminjaman dokumen dan SPT yang dikembalikan dari Proses Bisnis Keberatan
(D), Non Keberatan (E), Penyidikan (K), dan Litigasi (S); nota dinas peminjaman berkas,
nota dinas pengembalian berkas dan SPT yang dikembalikan dari Proses Bisnis

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 7


Pemeriksaan (I); SPT, salinan SPT, dan BA serah terima berkas SPT, tanda terima
pengembalian berkas SPT/BA penolakan berkas dari UPDDP.
Output Proses Bisnis pengolahan SPT di KPP adalah data digital SPT yang akan
men-trigger Proses Bisnis Layanan Administrasi (B), Pengawasan (G), , Pengolahan
Data Pihak Ke-3 (N), Non Keberatan (E), dan Pemeriksaan (I); SPT LB yang akan
diserahkan kepada Proses Bisnis Layanan Administrasi (B) dan Pemeriksaan (I);
tembusan Berita acara pemusnahan berkas dan daftar pertelaan arsip yang akan
disampaikan kepada Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan dan Direktur Jenderal
Pajak c.q Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak; SPT dan tanda terima pengembalian
berkas yang diteruskan ke Pengadilan Pajak; SPT/salinan SPT, surat pengantar
pengiriman, formulir peminjaman dokumen, dan tanda terima pengembalian berkas
untuk diteruskan kepada proses bisnis yang membutuhkan, yaitu Proses Bisnis
Keberatan (D), Non Keberatan (E), , Penyidikan (K), dan Litigasi (S); SPT dan tanda
terima pengembalian berkas yang akan dipinjam oleh Pengadilan Pajak; surat
permohonan peminjaman berkas, surat tugas peminjaman berkas, surat permohonan
permintaan salinan, surat tugas pengembalian berkas SPT dan SPT dalam hal
permintaan peminjaman dokumen SPT diteruskan kepada UPDDP; tembusan BA
pemusnahan berkas dan daftar pertelaan arsip yang akan diteruskan kepada Sekretariat
Jenderal Kementerian Keuangan dan Direktur Jenderal Pajak c.q. Sekretaris Direktorat
Jenderal Pajak.
Pengolahan SPT di KPP terbagi menjadi 5 (lima) proses bisnis yang merupakan
level 3 proses bisnis pengolahan SPT, yaitu:
a) Perekaman isi SPT
b) Penyimpanan SPT
c) Peminjaman SPT
d) Pengembalian SPT
e) Pemusnahan SPT

2.3. Pengolahan SPT Yang Menggunakan Saluran Tertentu Yang Ditetapkan Oleh
Direktur Jenderal Pajak (M.02.3)
Proses bisnis pengolahan SPT Yang Menggunakan Saluran Tertentu Yang
Ditertapkan Oleh Direktur Jenderal Pajak adalah kegiatan untuk mengolah SPT
elektronik yang disampaikan oleh Wajib Pajak secara Online.
Input proses bisnis pengolahan SPT Yang Menggunakan Saluran Tertentu Yang
Ditertapkan Oleh Direktur Jenderal Pajak adalah SPT elektronik lengkap yang
disampaikan oleh Wajib Pajak secara Online.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 8


Output proses bisnis pengolahan SPT Yang Menggunakan Saluran Tertentu Yang
Ditetapkan Oleh Direktur Jenderal Pajak adalah data digital SPT yang selanjutnya men-
trigger Proses Bisnis Layanan Administrasi (B), Pengawasan (G), Pengolahan Data
Pihak Ke-3 (N), Pemeriksaan (I), Non Keberatan (E).

5.2. Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3 (N)


Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga merupakan proses bisnis yang
menggambarkan kegiatan pengumpulan data kegiatan usaha Wajib Pajak yang diperoleh
dari sumber data selain laporan Wajib Pajak itu sendiri, seperti dari Instansi pemerintah,
Lembaga, Asosiasi, dan Pihak lain (ILAP) yang wajib memberikan data dan informasi terkait
perpajakan kepada Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35A
Undang-Undang KUP. Data dari Pihak ketiga tersebut dikelola sedemikian rupa sehingga
dapat digunakan untuk mengawasi kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan
kewajibannya serta meningkatkan pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan.
Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga sebagaimana terdapat pada gambar 23,
dibagi menjadi 3 (tiga) proses bisnis, yaitu:
1. Pembangunan Data (N.01).
2. Pemanfaatan Data (N.02).
3. Pengawasan Data (N.03).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 9


N
PROSES BISNIS PENGOLAHAN DATA PIHAK KE-3

Level 1

Data dan Informasi Surat Klarifikasi Data &


Bukti Pendukungnya
Pemberitahuan Penerimaan
Pihak ke-3 Data & Informasi
(ILAP Sudah Ditetapkan
Dalam PMK) Surat Himbauan Pengiriman
Data & Informasi
Pihak ke-3
Data dan Informasi

Pihak ke-3
(ILAP Belum Ditetapkan N.01
Dalam PMK)
Pembangunan
R Basis Data Register
Data Media Massa Pencarian Data,
Hubungan KPP, Kanwil, Laporan Pengolahan
& MoU
Masyarakat KPDE, KPDJP Data Eksternal

F Data Hasil
Ekstensifikasi Pengamatan
N.03 Ikhtisar
Hasil Analisa
Pengawasan Kebijakan
Laporan Pengolahan
G Data Alket Data Data Eksternal
Pengawasan KPP, Kanwil,
KPDE, KPDJP
I Data Alket
Pemeriksaan

P Data Wajib Pajak


Pengembangan Luar Negeri
dan Analisis IDLP Register Negara
Pemanfaatan Mitra P3B
Basis data, Data
D Berkas Data
Data belum F
Data Alket
Keberatan ber-NPWP Ekstensifikasi

E Data Alket
Data Alket ber NPWP, G
Non Keberatan Dokumen/image Pengawasan

Data Alket
P
M Data SPT/
Image SPT ber NPWP Pengembangan
Pengolahan SPT
dan Analisis IDLP
Permohonan
Dokumen
H Data Alket /Image Alket I
Alket, Data, dan/atau Informasi
Verifikasi Pemeriksaan

Data Alket N.02 Dokumen/Image Alket


D
(ber NPWP) Keberatan
Permintaan Pengelolaan
Data WP
Luar Negeri
Data
Negara
Mitra P3B KPP, Kanwil,
E
KPDE, KPDJP Dokumen/Image Alket
(ber NPWP) Non Keberatan

Dokumen/Image Alket H
(ber NPWP) Verifikasi

Dokumen/Image Alket K
(ber NPWP) Penyidikan

Gambar 23 Peta Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Pengolahan
Data Pihak Ketiga memiliki Input dari beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:

a) Pihak ketiga (ILAP yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) tentang rincian jenis data dan informasi serta tata cara penyampaian data dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 10


informasi yang berkaitan dengan perpajakan maupun ILAP yang belum ditetapkan
dalam PMK) berupa data dan informasi yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan
intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan serta permohonan permintaan data
perpajakan tertentu;
b) Proses Bisnis Regulasi berupa Kebijakan Kebutuhan Data Eksternal yang berkaitan
dengan perpajakan yang menjadi bahan dalam pencarian data pihak ketiga;
c) Proses Bisnis Registrasi berupa data Wajib Pajak yang bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan identifikasi;
d) Proses Bisnis Keberatan berupa Alat Keterangan (Alket), serta permohonan
peminjaman dokumen fisik, surat pengantar pengembalian dokumen fisik dan
dokumen fisik;
e) Proses Bisnis Non Keberatan berupa Alat Keterangan (Alket);
f) Proses Bisnis Ekstensifikasi berupa Alat Keterangan (Alket);
g) Proses Bisnis Pengawasan berupa Alat Keterangan (Alket) yang didapatkan dari
hasil pengawasan;
h) Proses Bisnis Pemeriksaan berupa Alat Keterangan (Alket) yang didapatkan dari
hasil pemeriksaan;
i) Proses Bisnis Hubungan Masyarakat berupa Alat Keterangan (Alket);
j) Proses Bisnis Penilaian berupa Alat Keterangan (Alket) yang didapatkan dari hasil
penilaian;
k) Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan berupa Alat Keterangan
(Alket) yang didapatkan dari hasil penyidikan;
l) Proses Bisnis Penagihan berupa Alat Keterangan (Alket);
m) Proses Bisnis Intelijen Perpajakan berupa Alat Keterangan (Alket);
n) Proses Bisnis Pengolahan SPT berupa data SPT hasil pengolahan dari Unit
Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan;
o) Proses Bisnis Litigasi berupa permohonan peminjaman dokumen fisik, surat
pengantar pengembalian dokumen fisik dan dokumen fisik;
p) Negara Mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) berupa data dan
informasi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan intensifikasi dan ekstensifikasi
perpajakan dan permohonan permintaan data perpajakan tertentu.

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Pengolahan Data
Pihak Ke-3 memberikan Output bagi beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a) Proses Bisnis Kebijakan berupa Ikhtisar Hasil Analisa dan Laporan Pengolahan Data
Eksternal;
b) Negara Mitra P3B berupa pemberian data Wajib Pajak Luar Negeri;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 11


c) Proses Bisnis Ekstensifikasi (F) berupa data belum ber-NPWP;
d) Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa data Alat Keterangan (Alket) yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan intensifikasi perpajakan dan dokumen / Image alket;
e) Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP (P) berupa data Alat Keterangan
(Alket) yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan Pengembangan dan analisis IDLP
dan dokumen/Image alket;
f) Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa data Alat Keterangan (Alket) yang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan pemeriksaan dan dokumen / Image alket;
g) Proses Bisnis Keberatan (D) berupa data Alat Keterangan (Alket) yang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan keberatan dan dokumen / Image alket;
h) Proses Bisnis Non Keberatan(E) berupa data Alat Keterangan (Alket) yang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan non keberatan dan dokumen / Image alket; dan
i) Proses Bisnis Verifikasi (H) berupa data Alat Keterangan (Alket) yang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan verifikasi dan dokumen / Image alket.

1. Pembangunan Basis Data (N.01)


Pembangunan Basis Data adalah kegiatan pembangunan Basis Data Pajak yang
meliputi kegiatan pengolahan data eksternal (Pasal 35A UU KUP) oleh Kantor Pengolahan
Data Eksternal (KPDE), pencarian, penyesuaian, produksi, pengesahan, penyimpanan dan
penyandingan data dari sumber data lain selain laporan Wajib Pajak (SPT) yang dilakukan
oleh unit-unit organisasi DJP terkait dalam melaksanakan tugas pokok yang berkaitan
dengan kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi.
Proses akhir dari pembangunan Basis Data adalah penyandingan antara data
laporan Wajib Pajak dengan data internal maupun data eksternal sehingga terhadap data
yang ber-NPWP dapat dimanfaatkan untuk intensifikasi, sedangkan terhadap data yang
belum ber-NPWP dapat dimanfaatkan untuk ekstensifikasi Wajib Pajak.
Input Proses Bisnis Pembangunan Basis Data terdiri dari data eksternal dan data
internal Direktorat Jenderal Pajak. Data eksternal Direktorat Jenderal Pajak yang menjadi
Input Proses Bisnis Pembangunan Basis Data adalah data dan informasi yang didapatkan
dari pihak ke-3 (ILAP yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
tentang rincian jenis data dan informasi serta tata cara penyampaian data dan informasi
yang berkaitan dengan perpajakan maupun ILAP yang belum ditetapkan dalam PMK),
negara mitra P3B maupun data Alat Keterangan (data Alket) dari proses bisnis seperti
Proses Bisnis Hubungan Masyarakat, Proses Bisnis Ekstensifikasi, Proses Bisnis
Pemeriksaan, Proses Bisnis Keberatan, Proses Bisnis Non Keberatan, Proses Bisnis
Pengawasan serta Proses Bisnis Verifikasi. Data internal Direktorat Jenderal Pajak yang

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 12


menjadi Input Proses Bisnis Pembangunan Basis Data adalah Data SPT/Image SPT yang
dihasilkan dari Proses Pengolahan SPT.
Output Proses Bisnis Pembangunan Basis Data adalah data pihak ke-3 yang sudah
tersimpan dalam basis data sehingga bisa dimanfaatkan dalam proses bisnis selanjutnya
yaitu Proses Bisnis Pengelolaan Data serta Register Pencarian Data yang dapat digunakan
sebagai bahan Pengawasan terhadap kegiatan Pembangunan Basis Data.
2. Pengelolaan Data (N.02)
Pengelolaan Basis Data adalah kegiatan pemanfaatan data dalam rangka
intensifikasi, ekstensifikasi dan tujuan lainnya yang berhubungan dengan perpajakan
dengan menggunakan data yang telah tersedia pada basis data, kegiatan akses data dalam
rangka pengawasan, penelitian dan pemeriksaan Wajib Pajak, kegiatan akses data untuk
keperluan analisis, kegiatan akses data untuk keperluan verifikasi, serta kegiatan
pengelolaan dokumen data dalam rangka peminjaman dalam rangka pembuktian di
pengadilan maupun peminjaman untuk keperluan penjaminan kualitas
perekaman/pemindaian di KPDE, pengiriman, dan pengembalian dokumen.
Input Proses Bisnis Pengelolaan Basis Data terdiri dari data pihak ke-3 yang sudah
tersimpan dalam basis data, permohonan peminjaman dokumen alket serta permintaan
Data Wajib Pajak Luar Negeri yang dilakukan oleh Negara Mitra P3B terhadap Direktorat
Jenderal Pajak
Output Proses Bisnis Pengelolaan Basis Data terdiri dari data Alat Keterangan
(Alket) yang belum ber-NPWP diteruskan ke Proses Bisnis Ekstensifikasi dan data Alat
Keterangan (Alket) Orang Pribadi atau Badan yang sudah ber-NPWP yang diteruskan ke
Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP, Proses Bisnis
Pemeriksaan, Proses Bisnis Keberatan, Proses Bisnis Non Keberatan, Proses Bisnis
Penyidikan, serta Proses Bisnis Verifikasi. Output Proses Bisnis Pengelolaan Data juga
berupa pemberian Data Wajib Pajak Luar Negeri yang diminta oleh Negara P3B, Register
Pemanfaatan Data yang dapat digunakan sebagai bahan Pengawasan terhadap kegiatan
Pengelolaan Data, serta Surat Tanggapan Permohonan Dokumen Fisik atau Surat
Pengantar Pengiriman Dokumen Fisik beserta Dokumen Fisik yang akan dipinjamkan.
3. Pengawasan Data (N.03)
Pengawasan Data adalah kegiatan pegawasan yang dilakukan oleh pejabat atau unit
yang berwenang dan bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kegiatan
pembangunan Basis Data, pengawasan terhadap kegiatan pengelolaan Basis Data serta
pengawasan pengolahan data eksternal di KPDE.
Input Proses Bisnis Pengawasan Data terdiri dari Register Pencarian Data dan
Laporan Pengolahan Data Eksternal yang berasal dari Proses Bisnis Pembangunan Basis

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 13


Data dan Register Pemanfaatan Data yang berasal dari Proses Bisnis Pembangunan Basis
Data. Output Proses Bisnis Pengawasan Data terdiri dari Laporan Pengolahan Data
Eksternal dan Ikhtisar Hasil Analisa yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan
kebijakan terkait Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3.

5.3. Proses Bisnis Hubungan Masyarakat (R)


Proses Bisnis Kehumasan (Hubungan Masyarakat) adalah kegiatan yang
memasyarakatkan (sosialisasi) berbagai kebijakan, ruling dan sistem perpajakan yang telah
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada pihak eksternal (Wajib Pajak/masyarakat)
maupun pihak internal (pegawai DJP) melalui strategi komunikasi yang terukur berdasarkan
ukuran tingkat awareness dan penerimaan yang akan dicapai melalui kegiatan kehumasan
tersebut, termasuk dalam membangun jaringan dengan pihak ketiga dengan
mempertimbangkan aspek-aspek yang mempengaruhi seperti kultur dan budaya suatu
daerah.
Proses Bisnis kehumasan sebagaimana terdapat pada gambar dibawah,dibagi
menjadi 4 (empat) proses bisnis, yaitu:
1. Rencana Kehumasan dan Pengaduan (R.01) adalah perencanaan yang dilakukan oleh
kehumasan baik itu dalam bidang kerjasama dengan pihak ekternal ataupun dalam
menerima kunjungan dari pihak eksternal maupun melakukan kunjungan ke pihak luar.
2. Kegiatan Kehumasan (R.02) adalah kegiatan yang dilakukan dalam bentuk kerjasama
baik dengan pihak eksternal maupun internal, melakukan sosialisasi dalam bidang
kehumasan serta melakukan pengelolaan berita dan publikasi.
3. Pengelolaan Informasi dan Pengaduan (R.03) adalah proses penerimaan untuk
dilakukan penyelesaian pengaduan pelayanan perpajakan yang disampaikan oleh
pelapor yang mengetahui dan melaporkan informasi sehubungan dengan dugaan
pelayanan perpajakan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Monitoring atau Evaluasi Kehumasan dan Pengelolaan Pengaduan adalah proses yang
memastikan bahwa tahapan hasil dari sosialisasi dan tahapan dalam pengelolaan
pengaduan yang diterima serta untuk melihat efektivitas dan efisiensi pengelolaan
pengaduan pelayanan perpajakan yang dijalankan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 14


R
PROSES BISNIS KEHUMASAN

Level 1
C C
Rekomendasi Pencabutan Bank TP Perjanjian/Dokumen Kerjasama
Pembayaran Pembayaran

Q
Informasi, MoU
Permohonan Data Pihak ke-3 Edukasi
Belum ada MoU
Pihak ke-3 N
(ILAP) MoU Pengolahan Data
Pihak ketiga
Info Pemberitaan
R.02
Kontrak/Perjanjian/Pembatalan/Dokumen Kerjasama
Media Massa Kegiatan Kehumasan
Permintaan Kerjasama
Informasi
Lap. Hasil Humas
Institusi/
Permintaan
KPP, Kanwil, Dit. P2Humas, data Pihak
Institusi
Kerjasama/ R.04 ke-3
Permintaan R.01 Rencana Monitoring atau
Tanggapan Rencana Kerja Kerja Evaluasi
Peraturan Kehumasan dan Kehumasan dan
Kebijakan
Pengaduan Pengelolan Layanan
Informasi dan Produk
Permintaan
Kanwil, Dit. P2Humas
Pengaduan
Kerjasama Wajib Pajak /
Kanwl, Dit. P2Humas Masyarakat

Peraturan/
Wajib Pajak / R.03 Informasi/ Kebijakan
Masyarakat
Permintaan Sosialisasi, Pengelolaan Informasi Lap. Hasil Pengaduan Produk
Pengaduan dan Pengaduan

KP2KP,KPP, Kanwil, Dit. P2


Permintaan Survey Humas dan Unit Eselon II P
lainnya Informasi Pengaduan IDLP Pengembangan dan
Internal DJP Analisa IDLP

Informasi Pengaduan
Sumber Daya Manusia
Kode Etik dan Disiplin

Gambar 24 Peta Proses Bisnis Kehumasan


Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Kehumasan
memiliki Input dari proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a. Wajib Pajak/Masyarakat berupa permohonan kepada Direktorat Jenderal Pajak
melalui KP2KP, Kanwil atau Direktorat Penyuluhan untuk melakukan kerjasama
dalam bidang perpajakan dan juga untuk melakukan sosialisasi dalam hal peraturan-
peraturan terbaru, selain itu Wajib Pajak/masyarakat dapat juga mengadukan
berbagai macam permasalahan seputar perpajakan seperti pelayanan, sarana dan
prasarana, informasi data laporan pengaduan, kode etik dan disiplin yang diberikan
tidak baik dan lain-lain;
b. Institusi merupakan instansi yang melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal
Pajak contohnya Bank, Kepolisian dll;
c. Kebijakan berupa masukan untuk rencana kerja kehumasan dan pengaduan (proses
kerjasama perpajakan, pelaksanaan sosialisasi, tanggapan atau pengaduan maupun
publikasi/pengumpulan berita) seperti: dilakukannya survey SPT Tahunan yang
dimasukkan ke dalam dropbox apakah Wajib Pajak telah mengetahui/memahami
bahwa memasukkan SPT Tahunan dapat melaporkannya melalui dropbox dan lain-
lain;
d. Proses Bisnis Pembayaran (C) merupakan Input untuk kegiatan kehumasan dalam
hal memberikan rekomendasi pencabutan bank tempat pembayaran;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 15


e. Media Massa yang memberikan info pemberitaan sehingga kehumasan dapat
melakukan sosialisasi, dll;

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Hubungan
Masyarakat memberikan Output ke beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a. Proses Bisnis Pembayaran (C) dalam hal melakukan perjanjian/dokumen kerjasama
dengan pihak eksternal;
b. Proses Bisnis Edukasi(Q) berupa tindak lanjut adanya kerjasama perpajakan (MoU)
dengan Wajib Pajak/masyarakat;
c. Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP (P) berupa informasi, data, laporan
dan pengaduan (IDLP);
d. Proses BisnisPengolahan data Pihak ke-3 (N) berupaAlket maupun data yang
diperoleh dari pihak ke 3;
e. Proses Kebijakan berupa laporan hasil evaluasi kegiatan kehumasan;
f. Wajib Pajak/masyarakat berupa produk/layanan kehumasan;
g. Institusi berupakontrak/perjanjiankerjasama dengan Direktorat Jenderal Pajak;
h. Sumber Daya Manusia berupa informasi pengaduan dari masyarakat atas kode etik
yang telah dilanggar oleh pegawai.

5.4. Proses Bisnis Litigasi (S)


Proses Bisnis Litigasi adalah sistem penyelesaian sengketa pajak melalui lembaga
peradilan yang akan diperiksa dan diputus oleh hakim. Proses Bisnis Litigasi terkait
sengketa pajak terdiri atas Proses Bisnis Banding dan Gugatan (Pengadilan Pajak), dan
Proses Bisnis Peninjauan Kembali (Mahkamah Agung).

1. Banding / Gugatan
Proses Banding adalah proses penyelesaian sengketa pajak yang diajukan oleh
Wajib Pajak yang tidak atau belum puas dengan Surat Keputusan Keberatan kepada
Pengadilan Pajak. Proses Gugatan adalah proses penyelesaian sengketa pajak yang
diajukan oleh WP terhadap pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan, atau Pengumuman Lelang;keputusan pencegahan dalam rangka penagihan
pajak; keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang
ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26 UU KUP; atau penerbitan surat ketetapan
pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan
prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak.
Input dari dari proses ini adalah permintaan Surat Uraian Banding (SUB) untuk
proses Banding atau Surat Tanggapan (ST) untuk proses Gugatan dari Pengadilan Pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 16


Permintaan SUB atau ST dikirimkan oleh Pengadilan Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak
setelah Wajib Pajak menyampaikan permohonan Banding atau Gugatan kepada Pengadilan
Pajak. Input berikutnya adalah Putusan Banding/Gugatan yang diterbitkan oleh Pengadilan
Pajak setelah melalui proses Persidangan Banding/Gugatan.
Output dari proses Banding/Gugatan berupa Surat uraian Banding / Surat
Tanggapan dikirimkan kepada Pengadilan Pajak dan Tembusan Permintaan SUB dari
pengadilan pajak dikirimkan kepada proses bisnis Penagihan sebagai informasi untuk
penangguhan tindakan penagihan atas SK Keberatan yang diajukan banding oleh Wajib
Pajak. Output lainnya berupa Surat Pelaksanaan Putusan Banding yang diteruskan ke
proses Penagihan atau proses Pelayanan. Evaluasi atas putusan Banding/Gugatan akan
diteruskan ke sub proses Peninjauan Kembali (S.04) dan perumusan Kebijakan.

2. Peninjauan Kembali
Peninjauan Kembali (PK), adalah proses penyelesaian sengketa ditingkat tertinggi
dalam hal pihak yang bersengketa (Wajib Pajak maupun DJP) tidak/belum puas dengan
Putusan Banding/Gugatan dari Pengadilan Pajak. Proses ini melibatkan Mahkamah Agung
(MA) dan Pengadilan Pajak.
Input dari proses ini berasal dari sub Proses Bisnis Banding / Gugatan (S.03) dalam
hal DJP yang mengajukan Peninjauan Kembali berupa Laporan Evaluasi Putusan
Banding/Gugatan yang menyatakan atas Putusan Banding/Gugatan tersebut harus diajukan
Peninjauan Kembali, atau berasal dari Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak dalam
hal Wajib Pajak yang mengajukan Peninjauan Kembali berupa permintaan Kontra Memori
Peninjauan Kembali.
Output dari Proses ini adalah Memori atau Kontra Memori Peninjauan Kembali yang
ditujukan kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak. Output lainnya berupa
Pelaksanaan Putusan Peninjauan Kembali yang dilakukan oleh KPP melalui proses
Penagihan atau proses Pelayanan dan Laporan Evaluasi yang ditujukan ke proses
Kebijakan.

Secara garis besar, proses Banding/Gugatan dapat digambarkan pada gambar 24.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 17


S
PROSES BISNIS LITIGASI

LEVEL 1
SUB/ST

Pengadilan
Pajak
Tembusan Permintaan SUB (untuk penangguhan penagihan)
Surat Panggilan Menghadiri Sidang
Surat Uraian Banding (SUB) /

Data/Berkas Sidang dan


L
Surat Tanggapan (ST),

Laporan Hasil Sidang


Surat Tugas & Data
S.03 Penagihan
S.01 S.02 Tindak Lanjut
Permintaan

Persiapan Sidang Pelaksanaan Sidang Putusan Banding / Pelaksanaan Putusan B


Gugatan Banding / Gugatan Layanan
Administrasi
Pengadilan DKB / KANWIL DKB / KANWIL DKB / KANWIL / KPP
J
Pajak
Pengenaan

Laporan Evaluasi G
Putusan Banding /
Pengawasan
Gugatan

Kebijakan

S.04
Persiapan Memori /
Kontra Memori, SKU,
Peninjauan Kembali
Permintaan Kontra Memori Bukti Pembayaran
Peninjauan Kembali Biaya Perkara
DKB Mahkamah
Mahkamah Agung
Agung melalui
melalui Pengadilan
Pengadilan Pajak
Pajak

S.05
Putusan Tindak Lanjut Pelaksanaan Putusan
Peninjauan Kembali Putusan PK Peninjauan Kembali

DKB

Laporan Evaluasi

Gambar 25 Peta Proses Bisnis Litigasi

Proses Bisnis Litigasi terdiri atas 5 (lima) sub proses sebagai berikut:

1. Persiapan Sidang (S.01)

Persiapan sidang adalah proses penyiapan administrasi dan unsur legal dalam
menghadapi persidangan Banding/Gugatan. Input dari sub proses ini adalah permintaan
SUB/ST dialnjutkan dengan Surat Panggilan Menghadiri Sidang dari Pengadilan Pajak.
Output dari sub proses ini adalah diterbitkannya Surat Uraian Banding / Surat Tanggapan
kepada Pengadilan Pajak, Surat Tugas penunjukkan pegawai DJP sebagai Petugas Sidang
untuk mewakili Dirjen Pajak dalam persidangan dan data yang diperlukan dalam dalam sub
proses Pelaksanaan Sidang (S.02). Output lainnya berupa tembusan Permintaan SUB
dikirimkan kepada proses bisnis Penagihan sebagai informasi untuk penangguhan tindakan
penagihan atas SK Keberatan yang diajukan banding oleh Wajib Pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 18


2. Pelaksanaan Sidang (S.02)
Pelaksanaan Sidang dilakukan oleh Petugas Sidang DJP untuk memberikan
argumentasi atas materi dan alasan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan dalam
persidangan. Input dari sub proses ini berupa Surat Tugas penunjukkan pegawai DJP
sebagai Petugas Sidang untuk mewakili Dirjen Pajak dalam persidangan dan data yang
diperlukan dalam proses persidangan. Output dari sub proses Pelaksanaan Sidang adalah
Data/Berkas Sidang dan Laporan Hasil Sidang yang diteruskan ke proses Tindak Lanjut
Putusan Banding/Gugatan (S.03).

3. Tindak Lanjut Putusan Banding/Gugatan (S.03)

Tindak Lanjut Putusan Banding/Gugatan adalah proses pelaksanaan Putusan


Banding/Gugatan di KPP dan analisis atas Putusan Banding/Gugatan yang diterbitkan
Pengadilan Pajak. Input dari sub proses ini adalah Putusan Banding/Gugatan dari
Pengadilan Pajak dan Data/Berkas Sidang dan Laporan Hasil Sidang. Output dari sub
proses ini adalah Usulan Pengajuan Peninjauan Kembali (S.04) ke Mahkamah agung dalam
hal Putusan Banding memenuhi kriteria untuk diajukan Peninjauan Kembali. Hasil Evaluasi
juga diteruskan ke proses Kebijakan. Tindak lanjut Putusan Banding/Gugatan berupa
pelaksanaan Putusan Banding/Gugatan diproses pada proses bisnis Penagihan atau proses
bisnis Pelayanan. Tindak putusan banding/gugatan berupa surat pelaksanaan putusan
banding atau gugatan terkait PBB dapat dilanjutkan ke proses bisnis Pengenaan sebagai
dasar untuk penerbitan SPPT.

4. Persiapan Peninjauan Kembali (S.04)


Persiapan Peninjauan Kembali adalah proses penyiapan administrasi dan unsur
legal berupa pembuatan Surat Tugas untuk pembuatan Memori/Kontra Memori,
pembayaran biaya perkara (dalam hal DJP yang mengajukan PK) dan Surat Kuasa Khusus
untuk pengajuan Peninjauan Kembali atau menjawab pengajuan Peninjauan Kembali Wajib
Pajak. Input dari sub proses ini adalah Putusan Banding/Gugatan dan Hasil Evaluasi
Putusan Banding/Gugatan yang menyatakan DJP perlu mengajukan Peninjauan Kembali.
Dalam hal pihak yang mengajukan Peninjauan Kembali adalah Wajib Pajak, Input dari sub
proses ini berasal dari Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak yang meminta DJP
untuk membuat Kontra Memori Peninjauan Kembali. Output dari sub proses ini adalah
diterbitkannya Memori Peninjauan Kembali (DJP mengajukan Peninjauan Kembali) atau
Kontra Memori Peninjauan kembali (WP mengajukan Peninjauan Kembali) dan juga Surat
Kuasa Khusus serta Bukti Pembayaran Biaya Perkara yang di sampaikan kepada
mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak sebagai dasar melakukan proses Peninjauan
Kembali.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 19


5. Tindak Lanjut Putusan Peninjauan Kembali (S.05)
Tindak Lanjut Putusan Peninjauan Kembali adalah proses Pelaksanaan Putusan
peninjauan Kembali di KPP dan analisis atas putusan Peninjauan Kembali yang diterbitkan
Mahkamah Agung. Input dari sub proses ini adalah Putusan Peninjauan Kembali dari
Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak. Output dari sub proses ini adalah Laporan
Hasil Evaluasi yang di teruskan ke proses Kebijakan dan Pelaksanaan Putusan Peninjauan
Kembali melalui proses bisnis Penagihan atau proses bisnis Pelayanan. Tindak lanjut
putusan Peninjauan Kembali berupa surat pelaksanaan putusan Peninjauan Kembali terkait
PBB dapat dilanjutkan ke proses bisnis Pengenaan sebagai dasar untuk penerbitan SPPT.

5.5 Proses Bisnis Bantuan Hukum (V)


Proses bisnis Bantuan Hukum adalah proses bisnis pemberian bantuan penanganan
Masalah Hukum dari Direktorat Jenderal Pajak kepada Unit Kerja, Pejabat, Pegawai,
Pensiunan dan/atau Mantan Pegawai untuk menjamin dan memenuhi hak hukum mereka.
Inti dari proses bisnis ini terkait langsung dengan penanganan masalah peradilan, yang
terdiri dari: Bantuan Hukum atas masalah yang mengarah pada proses pengadilan, Bantuan
Hukum atas masalah yang sedang dalam proses pengadilan, dan Bantuan Hukum setelah
adanya putusan pengadilan.
Selain proses inti tersebut, proses bisnis pendukung kegiatan Bantuan Hukum juga
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak, yaitu berupa proses bisnis Monitoring dan
Evaluasi serta proses bisnis Penyusunan Petunjuk Teknis atas Bantuan Hukum.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 20


PROSES BISNIS BANTUAN HUKUM

Level 1 Laporan Pendampingan, Surat Kuasa Khusus,


Jawaban, Duplik, Kesimpulan, Putusan,
Laporan/Berita Acara Sidang, Memori Banding,
Kontra Memori Banding, Laporan/Berita Acara
Penyerahan Memori/Kontra Memori
Banding, Memori/Kontra Memori Kasasi,
Tanda Terima Penyerahan Memori/Kontra
Memori Kasasi, Berita Acara Penyerahan
Memori/Kontra Memori Kasasi,
Putusan Inkracht Van Gewisje
Pejabat, Permohonan
pensiunan dan Bantuan Hukum
mantan pegawai

Kanwil DJP, Dit.PPII

PENGADILAN

Pejabat,
pensiunan dan
mantan pegawai

Surat/Nota Dinas
Legal Opinion

Kanwil DJP, Dit. PP II

UNIT KERJA

Putusan Hakim

Laporan
Evaluasi Bantuan
Hukum

UNIT KERJA
Dit. PP II

SDM
Permohonan
Laporan

Penyusunan Petunjuk
Regulasi
Teknis
Modul Petunjuk Teknis
Dit. PP II

Bantuan Hukum
Setelah Ada Putusan
Hukum

Dit. PP II

Gambar 26 Peta Proses Bisnis Bantuan Hukum

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 21


1. Penanganan Bantuan Hukum
Penanganan Bantuan Hukum dapat berupa penyelesaian di luar jalur pengadilan
maupun di dalam jalur pengadilan. Dalam hal masalah hukum tersebut terjadi di jalur
pengadilan, maka bantuan hukum yang diberikan dapat terkait perkara praperadilan,
perdata, pidana, tata usaha negara, niaga, agama, perpajakan, dan badan peradilan lain.
Merujuk pada tahapan di pengadilan yang dihadapi oleh pemohon, Bantuan Hukum
diberikan pada setiap tahapan masalah hukum, baik dalam tahap penyelidikan atau
penyidikan, dalam tahap persidangan, maupun setelah adanya keputusan hukum. Secara
rinci, proses bisnis Bantuan Hukum dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Proses Bisnis Pendampingan
Proses bisnis Pendampingan adalah Bantuan Hukum dalam bentuk pemberian
pendampingan bagi Unit Kerja, Pejabat, Pegawai, Pensiunan dan/atau Mantan Pegawai
sebagai Saksi/Ahli dalam proses penyelidikan/penyidikan maupun proses pengadilan.
Input dari proses bisnis ini adalah Surat Panggilan dari Kepolisian, Kejaksaan, KPK,
KPPU, atau Lembaga sejenis lainnya dan Surat Permintaan Bantuan Pendampingan
dari Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak Direktur, Kanwil DJP, Kepala KPP, Kepala
Karikpa, atau Kepala KPPBB).
Output dari proses bisnis ini adalah Laporan/Berita Acara Pendampingan yang akan
disetujui oleh Direktur Peraturan Perpajakan II dan diarsipkan oleh Subdirektorat
Bantuan Hukum.
b. Proses Bisnis Penanganan Perkara Gugatan
Prosedur bisnis Penanganan Perkara Gugatan menguraikan aktivitas maupun rangkaian
aktivitas terkait dengan penanganan perkara gugatan di Pengadilan Tingkat I,
Pengadilan Tinggi (Tingkat Banding), Pengadilan Tingkat Kasasi, dan Peninjauan
Kembali.
Output dari satu aktivitas penanganan perkara dapat menjadi suatu keputusan final
ataupun akan menjadi input pada proses penanganan perkara berikutnya. Misal,
keputusan hakim dari Pengadilan Tingkat I dapat menjadi suatu keputusan yang diterima
oleh yang berperkara atau akan menjadi input untuk proses di Pengadilan Tinggi
(Tingkat Banding).
c. Proses Bisnis Penanganan Perkara Gugatan di Pengadilan Tinggi (Tingkat Banding)
d. Proses Bisnis Penanganan Perkara Uji Materi
Uji Materi merupakan kewenangan lembaga peradilan untuk menguji kesahihan
dan daya laku produk-produk hukum yang dihasilkan oleh ekesekutif legislatif maupun
yudikatif di hadapan konstitusi yang berlaku. Penanganan perkara Uji Materi dapat
dilakukan di Mahkamah Agung maupun di Mahkamah Konstitusi.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 22


Input dari proses bisnis ini adalah permohonan dari unit kerja. Output dari proses bisnis
ini adalah dokumen Putusan Inkracht Van Gewisje yang dapat digunakan untuk
perbaikan relugasi di masa mendatang.

2. Proses Bisnis Legal Opinion


Prosedur bisnis Legal Opinion menguraikan menguraikan tata cara pemberian legal
opinion terhadap permasalahan-permasalahan yang memiliki aspek hukum.
Input dari proses bisnis ini adalah permohonan Legal Opinion dari unit
kerja/pejabat/pegawai/ mantan pegawai. Output dari proses bisnis ini adalah dokumen Legal
Opinion yang dapat digunakan oleh Pengadilan/ unit kerja/pejabat/pegawai/ mantan
pegawai.

3. Proses Bisnis Evaluasi Bantuan Hukum


Prosedur bisnis Evaluasi Bantuan Hukum menguraikan tata cara evaluasi dalam
rangka mengukur efektivitas pemberian Bantuan Hukum di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak.
Input dari proses bisnis ini adalah kebijakan dari Direktur Peraturan Perpajakan II.
Dokumen hasil pemberian Bantuan Hukum merupakan input lain yang dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi. Output dari proses bisnis ini adalah Laporan Hasil Evaluasi
Bantuan Hukum yang dapat digunakan oleh internal Direktorat Jenderal Pajak untuk
penanganan Masalah Hukum di masa berikutnya.

4. Proses Bisnis Penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Hukum


Proses bisnis Penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Hukum menguraikan prosedur
dalam menyusun petunjuk teknis pemberian Bantuan Hukum. Petunjuk teknis dianggap
penting karena banyaknya Masalah Hukum yang ditujukan ke Direktorat Jenderal Pajak,
baik berupa pemanggilan, gugatan, maupun sanggahan. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan pemberian bantuan hukum di Direktorat Jenderal Pajak.
Input dari proses bisnis ini adalah kebijakan dari Direktur Peraturan Perpajakan II.
Output dari proses bisnis ini adalah Petunjuk Teknis Bantuan Hukum.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 23


5. Proses Bisnis Penanganan Setelah Putusan Pengadilan
Input dari proses bisnis ini adalah permohonan dari unit kerja pejabat/pegawai/
mantan pegawai. Output dari proses bisnis ini adalah pemulihan nama baik dan rehabilitasi
terhadap pegawai yang terbukti tidak melakukan tindakan hukum berdasarkan putusan yang
berkekuatan hukum tetap.

5.6. Proses Bisnis Regulasi (W)


Proses Bisnis Regulasi adalah sistem penyelesaian dalam pembuatan peraturan
perundang-undangan perpajakan dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Menteri Keuangan, Peraturan Direktur Jenderal Pajak, dan Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak. Namun demikian, berkaitan dengan proses bisnis dalam membuat
peraturan perundang-undangan perpajakan dalam bentuk Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan, Peraturan Direktur Jenderal Pajak, dan Surat
Edaran Direktur Jenderal Pajak terdapat perbedaan, sehingga proses bisnis regulasi pada
level 1 dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu proses yaitu UU/PP/PMK dan Per Dirjen/SE.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 24


W
PROSES BISNIS REGULASI

UU 12/2011

W.01
Penugasan Dirjen
UU/PP/PMK
Usulan Wajib Pajak
Dit PP1, PP2
R
Hubungan R
Masyarakat Hubungan
Masyarakat

F
Ekstensifikasi F
Ekstensifikasi

G UU 12/2011
Pengawasan G
Pengawasan
W.02
Perdirjen/SE
I I
Dit PP1, PP2
Pemeriksaan Pemeriksaan

P
P Pengembangan
Pengembangan dan Analisis IDLP
dan Analisis IDLP
D
Keberatan
D
Keberatan
E
Non Keberatan

E
Non Keberatan M
Pengolahan SPT

M
Pengelolaan SPT
W.01.4

W.01.4
W.02.5

W.02.5

Gambar 27 Peta Proses Bisnis Regulasi

1. Penyusunan UU/PP/PMK
Berdasarkan ketentuan pembuatan undang-undang yang berlaku, pada level 02
Proses UU/PP/PMK) memiliki 4 (empat) kegiatan utama sebagaimana disajikan dalam
gambar XX yaitu:
a) Perencanaan
b) Penyusunan dan pembahasan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 25


c) Pengesahan
d) Evaluasi
Input Proses Bisnis Penyusunan UU/PP/PMK terdiri dari :
a) Masyarakat Yang dimaksud masyarakat adalah pihak eksternal di luar Direktorat
Jenderal Pajak seperti Wajib Pajak, asosiasi, tenaga ahli dan akademisi. Usulan
termasuk pertanyaan terkait peraturan perpajakan dapat disampaikan dalam bentuk
surat, konsultasi melalui kring pajak, maupun email kepada Direktorat Jenderal
Pajak merupakan masukan untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas
atau membuat peraturan baru.
b) Pembayaran
Output dalam bentuk laporan proyeksi/prognosis penerimaan, laporan analisis
penerimaan, dan LPP dari proses bisnis pembayaran merupakan salah satu pemicu
untuk menyempurnakan kebijakan akan datang.
c) Keberatan

Output dalam bentuk rekomendasi dari proses bisnis keberatan merupakan salah
satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau membuat
peraturan baru.
d) Non Keberatan
Output dalam bentuk rekomendasi dari proses bisnis non keberatan merupakan
salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau
membuat peraturan baru.
e) Ekstensifikasi
Output dalam bentuk laporan berkala dari proses bisnis ekstensifikasi merupakan
salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau
membuat peraturan baru.
f) Pengawasan
Output dalam bentuk laporan mapping dari proses bisnis pengawasan merupakan
salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau
membuat peraturan baru.
g) Pemeriksaan
Output dalam bentuk LHP terkait norma dan National Audit Plan dari proses bisnis
pemeriksaan merupakan salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang
kurang jelas atau membuat peraturan baru.
h) Pengenaan PBB

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 26


Output dalam bentuk laporan uji petik dan laporan kaji ulang hasil penilaian dari
proses bisnis pengenaan PBB merupakan salah satu pemicu untuk
menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau membuat peraturan baru.
i) Penyidikan
Output dalam bentuk laporan evaluasi dari proses bisnis penyidikan merupakan
salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau
membuat peraturan baru.
j) Pengolahan Data Pihak Ketiga
Output dalam bentuk ikhtisar hasil analisa dan laporan pengolahan data eksternal
dari proses bisnis pengolahan data pihak ketiga merupakan salah satu pemicu
untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau membuat peraturan baru.
k) Pengembangan dan Analisis IDLP
Output dalam bentuk laporan pengawasan IDLP dari proses bisnis pengembangan
dan analisis IDLP merupakan salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan
yang kurang jelas atau membuat peraturan baru.
l) Edukasi
Output dalam bentuk hasil analisis dan evaluasi edukasi dari proses bisnis edukasi
merupakan salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas
atau membuat peraturan baru.
m) Hubungan Masyarakat
Output dalam bentuk peraturan/informasi/produk dari proses bisnis hubungan
masyarakat merupakan salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang
kurang jelas atau membuat peraturan baru.
n) Litigasi
Output dalam bentuk laporan evaluasi dari proses bisnis litigasi merupakan salah
satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau membuat
peraturan baru.
o) Hasil Evalusi/Dampak
Output dalam bentuk hasil evaluasi dari proses bisnis regulasi akan menjadi input
proses bisnis regulasi untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau
membuat peraturan baru karena proses bisnis regulasi berbentuk siklus.

Output Proses Bisnis Penyusunan UU/PP/PMK adalah rancangan UU/PP/PMK yang


telah disetujui oleh Direktur Jenderal Pajak. Selanjutnya rancangan peraturan tersebut akan
diserahkan kepada Kementerian Keuangan untuk ditindaklanjuti. Khusus untuk Rancangan
PMK, menteri Keuangan yang akan memberikan pengesahan dengan menandatangani

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 27


ketentuan yang dilanjutkan dengan pengundangan dengan penetapan dalam Lembaran
Negara. Namun, untuk rancangan UU dan sebagian rancangan PP yang telah disetujui oleh
Menteri Keuangan akan dibahas oleh DPR dan disahkan oleh Presiden. Sebagian
rancangan PP tidak perlu dilakukan pembahasan dengan DPR sehingga dari Kementerian
Keuangan dapat langsung disampaikan kepada Presiden. Sesuai dengan prosedur
pembuatan peraturan perundang-undangan, setelah mendapatkan pengesahan dari
Presiden, peraturan perundang-undangan akan diundangkan dalam lembaran negara.
Oleh karena, proses bisnis regulasi dibuat dalam bentuk siklus, hasil evaluasi
merupakan output sekaligus input dari proses bisnis regulasi.

2. Penyusunan Per Dirjen/SE


Proses bisnis penyusunan Perdirjen dan SE sama dengan penyusunan UU/PP/PMK
sebagai berikut. Proses Bisnis Regulasi (Per Dirjen/SE) memiliki 4 (empat) kegiatan utama
sebagaimana disajikan dalam gambar 3 yaitu:
a) Perencanaan
b) Penyusunan dan pembahasan
c) Pengesahan dan penetapan
d) Evaluasi
Input Proses Bisnis penyusunan Perdirjen dan SE terdiri dari :
a) Masyarakat
Yang dimaksud masyarakat adalah pihak eksternal di luar Direktorat Jenderal Pajak
seperti Wajib Pajak, asosiasi, tenaga ahli dan akademisi. Usulan termasuk
pertanyaan terkait peraturan perpajakan dapat disampaikan dalam bentuk surat,
konsultasi melalui kring pajak, maupun email kepada Direktorat Jenderal Pajak
merupakan masukan untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau
membuat peraturan baru.
b) Pembayaran
Output dalam bentuk laporan proyeksi/prognosis penerimaan, laporan analisis
penerimaan, dan LPP dari proses bisnis pembayaran merupakan salah satu pemicu
untuk menyempurnakan kebijakan akan datang.
c) Keberatan
Output dalam bentuk rekomendasi dari proses bisnis keberatan merupakan salah
satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau membuat
peraturan baru.
d) Non Keberatan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 28


Output dalam bentuk rekomendasi dari proses bisnis non keberatan merupakan
salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau
membuat peraturan baru.
e) Ekstensifikasi
Output dalam bentuk laporan berkala dari proses bisnis ekstensifikasi merupakan
salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau
membuat peraturan baru.
f) Pengawasan
Output dalam bentuk laporan mapping dari proses bisnis pengawasan merupakan
salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau
membuat peraturan baru.
g) Pemeriksaan
Output dalam bentuk LHP terkait norma dan National Audit Plan dari proses bisnis
pemeriksaan merupakan salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang
kurang jelas atau membuat peraturan baru.
h) Pengenaan PBB
Output dalam bentuk laporan uji petik dan laporan kaji ulang hasil penilaian dari
proses bisnis pengenaan PBB merupakan salah satu pemicu untuk
menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau membuat peraturan baru.
i) Penyidikan
Output dalam bentuk laporan evaluasi dari proses bisnis penyidikan merupakan
salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau
membuat peraturan baru.
j) Pengolahan Data Pihak Ketiga
Output dalam bentuk ikhtisar hasil analisa dan laporan pengolahan data eksternal
dari proses bisnis pengolahan data pihak ketiga merupakan salah satu pemicu
untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau membuat peraturan baru.
k) Pengembangan dan Analisis IDLP
Output dalam bentuk laporan pengawasan IDLP dari proses bisnis pengembangan
dan analisis IDLP merupakan salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan
yang kurang jelas atau membuat peraturan baru.
l) Edukasi

Output dalam bentuk hasil analisis dan evaluasi edukasi dari proses bisnis edukasi
merupakan salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas
atau membuat peraturan baru.
m) Hubungan Masyarakat

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 29


Output dalam bentuk peraturan/informasi/produk dari proses bisnis hubungan
masyarakat merupakan salah satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang
kurang jelas atau membuat peraturan baru.
n) Litigasi
Output dalam bentuk laporan evaluasi dari proses bisnis litigasi merupakan salah
satu pemicu untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau membuat
peraturan baru.
o) Hasil Evalusi/Dampak
Output dalam bentuk hasil evaluasi dari proses bisnis regulasi akan menjadi input
proses bisnis regulasi untuk menyempurnakan peraturan yang kurang jelas atau
membuat peraturan baru karena proses bisnis regulasi berbentuk siklus.

5.7. Proses Bisnis Hubungan Internasional (X)


Proses Bisnis Hubungan Internasional adalah kegiatan kerjasama yang dilakukan
Direktorat Jenderal Pajak dengan pihak asing baik negara/jurisdiksi lain terkait dengan
perpajakan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 30


X
PROSES BISNIS HUBUNGAN INTERNASIONAL

LEVEL 1

PMK-234/PMK.01/2015
KEMENKEU/
KEMENLU/ Surat Usulan; X.01
Negara-Jurisdiksi
Surat Permintaan Bahan; Perjanjian dan Kerjasama - Draft Perjanjian
Asing/OI
Surat permintaan delegasi; - Ijin Prinsip & Ratifikasi
Perpajakan Internasional
Surat lainnya
KEMENKEU/
Subdirektorat Perjanjian & KEMLU
Kerja Sama Dit. PI
Direktorat/Kantor Permintaan Pemeriksaan I
Wilayah/Kantor
Pelayanan Pajak
Tujuan Lain Pemeriksaan

I
Pemeriksaan PMK-125/PMK.010/2015
Informasi EOI
PMK-60/PMK.03/2014
K
Pemeriksaan Bukti Permintaan Pertukaran X.02
Surat Jawaban EOI
Permulaan dan Informasi Pertukaran Informasi
Penyidikan
Subdit Pertukaran Informasi Direktorat/Kantor
Perpajakan Internasional Dit. Wilayah/Kantor
PI Pelayanan Pajak

PMK-240/PMK.03/2014 Persetujuan
Otoritas bersama
Negara Mitra/
X.03
Jurisdiksi Mitra
Surat Permintaan MAP Prosedur Persetujuan Negara Mitra/
Bersama (MAP) Jurisdiksi Mitra

Subdit Pencegahan & Permintaan Pemeriksaan I


Laporan Tujuan Lain Pemeriksaan
Penanganan Sengketa PI

Wajib Pajak PMK-7/PMK.03/2015

X.04
Permohonan APA Kesepakatan Harga Transfer Naskah &
Keputusan APA Direktorat/Kantor
(APA)
Wilayah/Kantor
Subdit Pencegahan & Pelayanan Pajak
Penanganan Sengketa PI

Wajib Pajak

Undangan;
PMK-234/PMK.01/2015 Laporan Pelaksanaan/
Negara Tawaran Asistensi Evaluasi Asistensi
Donor X.05
Negara
Negara Donor
Donor

Usulan Kebutuhan
Subdirektorat Kerjasama &
Kemitraan Dit. P2Humas, Term of Reference

Direktorat Subdirektorat Transformasi


Terkait Organsasi Dit. KITSDA Direktorat
Terkait
PMK-234/PMK.01/2015 Konsep Surat

X.06 Dirjen Pajak


Pemberitahuan
Protokoler
Delegasi Asing
Subdirektorat Kerjasama &
Kemitraan Dit. P2Humas Surat/Invitation Letter

Delegasi Asing

Gambar 28 Peta Proses BInsis Hubungan Internasional

Proses bisnis Hubungan Internasional sebagaimana terdapat pada gambar di atas,


dibagi menjadi 6 (enam) proses bisnis, yaitu:
1. Perjanjian Kerjasama Perpajakan Internasional (X.01)
2. Pertukaran Informasi (Exchange of Information) (X.02)
3. Prosedur persetujuan bersama/Mutual Agreement Procedure -MAP (X.03)
4. Kesepakatan harga transfer/Advance Pricing Agreement - APA(X.04)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 31


5. Negara donor (X.05)
6. Protokoler hubungan internasional (X.06)

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Hubungan
Internasional memiliki input dari beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu
a) Kementerian Keuangan/Kementerian Luar Negeri/Negara atau Jurisdiksi
Asing/Organisasi Internasional berupa surat baik surat terkait usulan pembentukan
perjanjian dan kerjasama perpajakan, surat permintaan bahan/kajian, surat
permintaan delegasi, atau surat lainnya.
b) Unit di Direktorat Jenderal Pajak seperti Direktorat, Kantor Wilayah, Kantor
Pelayanan Pajak berupa surat usulan pembentukan perjanjian dan kerjasama
perpajakan, surat permintaan pertukaran informasi, atau surat usulan kebutuhan
donor, dan surat lainnya.
c) Otoritas negara mitra atau jurisdiksi mitra yang berupa surat permintaan pertukaran
informasi, surta permintaan pelaksanaan mutual agreement procedure (MAP), surat
permohonan pelaksanaan advanced pricing agreement (APA), atau surat lainnya.
d) Wajib Pajak berupa surat permintaan MAP, surat permintaan APA, atau surat
lainnya.
e) Negara atau organisasi donor berupa undangan, surat tawaran asistensi, surat
kegiatan overseas (invitation letter), atau surat lainnya.
f) Delegasi Asing berupa surat pemberitahuan kunjungan atau surat lainnya.
g) Proses bisnis Pemeriksaan berupa informasi EOI untuk disampaikan kepada otoritas
mitra/jurisdiksi perjanjian.
h) Proses bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan berupa informasi EOI
untuk disampaikan kepada otoritas mitra/jurisdiksi perjanjian.

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Hubungan
Internasional memberikan output ke beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a) Kementerian Keuangan/Kementerian Luar Negeri/Negara atau Jurisdiksi
Asing/Organisasi Internasional berupa draft perjanjian, surat permintan ijin prinsip
dan ratifikasi, bahan atau kajian, dan surat lainnya.
b) Unit di Direktorat Jenderal Pajak seperti Direktorat, Kantor Wilayah, Kantor
Pelayanan Pajak berupa Surat Jawaban EOI, term of reference, Ketetapan Direktur
Jenderal Pajak untuk hasil keputusan APA, dan surat lainnya.
c) Otoritas negara mitra atau jurisdiksi mitra yang berupa surat jawaban EOI, naskah
persetujuan bersama, dan surat lainnya.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 32


d) Wajib Pajak berupa naskah dan Ketetapan Direktur Jenderal Pajak untuk hasil
keputusan APA.
e) Negara atau organisasi donor berupa laporan pelaksanaan/evaluasi asistensi donor,
term of reference, dan surat lainnya.
f) Dirjen Pajak berupa konsep surat dan laporan pelaksanaan.
g) Delegasi asing berupa surat invitation letter atau surat lainnya.

1. Perjanjian dan Kerjasama Perpajakan Internasional (X.01)


Proses bisnis Perjanjian dan Kerjasama Perpajakan Internasional adalah
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan DJP dalam rangka kerjasama perpajakan dengan
negara mitra atau jurisdiksi mitra atau organisasi internasional (OI) yang dibentuk melalui:
a) X.01.1 perjanjian dan kerjasama internasional inisiasi oleh Direktorat Jenderal Pajak
(DJP)
b) X.01.2 perjanjian dan kerjasama inisiasi olehnon DJP

Input proses bisnis perjanjian dan kerjasama perpajakan internasionalberasal dari:


a) Kementerian Keuangan/Kementerian Luar Negeri/BKPM/ Kementerian Lembaga
lainnya berupa usulan pembentukan perjanjian dan kerjasama perpajakan, surat
permintaan bahan/kajian, surat permintaan delegasi, atau surat lainnya.
b) Negara atau Jurisdiksi Asing/Organisasi Internasional berupa surat baik surat terkait
usulan pembentukan perjanjian dan kerjasama perpajakan, surat permintaan
bahan/kajian, surat permintaan delegasi, atau surat lainnya.
c) Unit di Direktorat Jenderal Pajak seperti Direktorat, Kantor Wilayah, Kantor
Pelayanan Pajak berupa surat usulan pembentukan perjanjian dan kerjasama
perpajakan atau surat lainnya.
Output proses bisnis perjanjian dan kerjasama perpajakan internasionalke beberapa
proses bisnis atau pihak lain yaituKementerian Keuangan/Kementerian Luar Negeri/Negara
atau Jurisdiksi Asing/Organisasi Internasional berupa draft perjanjian, surat permintan ijin
prinsip dan ratifikasi, bahan atau kajian, dan surat lainnya.

2. Pertukaran Informasi (X.02)


Proses Bisnis Pertukaran Informasi atau yang lazim dikenal dengan Exchange of
Information (EOI) adalah kegiatan pertukaran informasi untuk kepentingan/tujuan
perpajakan antara DJP dengan dengan Negara Mitra P3B atau negara/jurisdiksi mitra
Perjanjian Pertukaran Informasibaik yang bersifat bilateral maupun multilateral.Proses bisnis

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 33


Pertukaran Informasi ini terdiri dari Pertukaran Informasi berdasarkan permintaan,
Pertukaran Informasisecara spontan,dan Pertukaran Informasi otomatis.
Input yang digunakan dalam proses bisnis Pertukaran Informasi berasal dari:
a) Proses Bisnis Pemeriksaan berupa informasi EOI.
b) Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan berupa informasi EOI.
c) Unit di Direktorat Jenderal Pajak seperti Direktorat, Kantor Wilayah, Kantor
Pelayanan Pajak berupa surat pertukaran informasi, atau surat lainnya.
d) Otoritas negara mitra atau jurisdiksi mitra berupa surat pertukaran informasi, atau
surat lainnya.
Output proses bisnis Pertukaran Informasi ke beberapa proses bisnis atau pihak lain
yaitu:
a) Unit di Direktorat Jenderal Pajak seperti Direktorat, Kantor Wilayah, Kantor
Pelayanan Pajak berupa Surat Jawaban EOI.
b) Otoritas negara mitra atau jurisdiksi mitra berupa surat jawaban EOI, atau surat
lainnya.
c) Proses Bisnis Pemeriksaan berupa Permintaan pemeriksaan tujuan lain.

3. Prosedur Persetujuan Bersama(X.03) :


Proses bisnis prosedur persetujuan bersama (Mutual Agreement Procedures) atau
yang biasa disingkat MAP adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan
prosedur administratif yang diatur dalam Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam penerapan P3B. Persetujuan
Bersama adalah hasil yang telah disepakati dalam penerapan P3B oleh pejabat yang
berwenang dari Pemerintah Indonesia dan pemerintah Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra
P3B sehubungan dengan MAP yang telah dilaksanakan.
Proses bisnis ini terdiri dari tiga rangkaian kegiatan, yaitu: Penelitian Pengajuan
Permintaan Pelaksanaan MAP, Pelaksanaan MAP; dan Dokumentasi Pelaksanaan MAP.
Input atas proses bisnis ini ialah:
a) Surat Permintaan Pelaksanaan MAP yang diajukan Wajib Pajak kepada Direktur
Jenderal Pajak.
b) Hasil peninjauan ulang atas pelaksanaan MAP sebelumnya;
c) Permintaan Penyesuaian Lanjutan;
d) Tindak lanjut permohonan APA dari WP di Indonesia;
e) Penafsiran atas suatu ketentuan dalam P3B yang diperlukan dalam pelaksanaan;
f) Permintaan WNI yang menjadi Wajib Pajak dalam Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra;
atau
g) Hal-hal lain yang diperlukan dalam melaksanakan ketentuan P3B

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 34


Output dari proses ini ialah:
a) Surat Pemberitahuan Pengajuan Permintaan Pelaksanaan MAP Lengkap kepada
Wajib Pajak;
b) Surat Penolakan Permintaan Pelaksanaan MAP kepada Wajib Pajak;
c) Surat Permintaan Pelaksanaan MAP kepada Otoritas Pajak Negara Mitra atau
Yuridiksi Mitra;
d) Lembar Penelitian Permintaan;
e) Pemberitahuan Pelaksanaan MAP;
f) Usulan Tim Pelaksanaan MAP;
g) Surat permintaan dokumen pendukung kepada Wajib Pajak;
h) Nota Dinas Pemberitahuan Rencana Pelaksanaan MAP kepada Direktur Jenderal
Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak;
i) Surat pemberitahuan adanya permintaan pelaksanaan MAP kepada Wajib Pajak;
j) Surat permintaan informasi atau dokumen pendukung kepada Wajib Pajak;
k) Surat permintaan penjelasan kepada Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra
atau kepada Wajib Pajak;
l) Surat pemberitahuan persetujuan atau penolakan atas pengajuan permintaan
pelaksanaan MAP;
m) Permintaan pertukaran informasi kepada Otoritas Pajak Negara Mitra;
n) Permintaan pemeriksaan tujuan lain
o) Surat Permintaan dokumen pendukung kepada Direktorat/Kantor Wilayah/Kantor
Pelayanan Pajak terkait;
p) Hasil pembahasan dengan Direktorat/Kantor Wilayah/Kantor Pelayanan Pajak terkait
atau Wajib Pajak atau WNI yang menjadi Wajib Pajak dalam Negara Mitra; dan
q) Rekomendasi Naskah Posisi kepada Direktur Jenderal Pajak.
r) Naskah Posisi.
s) Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Bersama

4. Kesepakatan Harga Transfer (X.04)


Proses bisnis Kesepakatan Harga Transfer adalah kegiatan terkait pembentukan dan
pelaksanaan kesepakatan harga transfer (APA) untuk menentukan harga transaksi antar
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Proses Bisnis ini terbagi kedalam beberapa proses yaitu kesepakatan harga transfer
yang diajukan Wajib Pajak dalam negeri, kesepakatan harga transfer yang diajukan Wajib
Pajak Negara/Jurisdiksi Mitra, evaluasi kesepakatan harga transfer, dan pembaruan
kesepakatan harga transfer.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 35


Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Prosesini memiliki input dari
beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu
a) Wajib Pajak berupa surat permintaan APA, laporan kepatuhan tahunan, pengajuan
pembaruan APA, dan surat lainnya.
b) Otoritas negara mitra atau jurisdiksi mitra yang berupa, surat permohonan
pelaksanaan advanced pricing agreement (APA) dan surat lainnya.
Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis APA
memberikan output ke beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a) Wajib pajak dalam negeri atau wajib pajak terkait di dalam negeri berupa naskah
kesepakatan harga transfer (APA), Keputusan Direktur Jenderal Pajak mengenai
APA, hasil evaluasi APA, dan surat lainnya.
b) Probis APA terkait proses awal pengajuan APA untuk setiap pengajuan pembaruan
APA.
c) Proses Bisnis Pemeriksaan berupa permintaan pemeriksaan tujuan lain.

5. Negara Donor (X.05)


Proses bisnis Negara Donor menguraikan tata cara penyusunan rencana kerja,
koordinasi, pelaksanaan kegiatan, permintaan data dan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang
diberikan oleh Negara hibah atau donor kepada Direktorat Jenderal Pajak. Dalam fungsi ini,
terdapat 3 proses bisnis di dalamnya, yaitu:
a) Pelaksanaan donor meeting(X.05.1);
b) Pelaksanaan kegiatan overseas (X.05.2); dan
c) Pelaksanaan kegiatan asistensi (X.05.3).
Input atas proses bisnis ini adalah :
a) Undangan kegiatan overseas dari Negara Donor;
b) Hasil seleksi peserta dari Bagian Kepegawaian;
c) Nota Dinas Persetujuan Pendanaan dari Bagian Keuangan;
d) Tawaran asistensi dari Negara donor;
e) Kajian analisis kebutuhan dari direktorat terkait;
g) Nota Dinas Hasil Rapat;
h) Terms of Reference atau Hasil Kesepakatan;
i) Rencana kerja asistensi;
j) Laporan Kegiatan Asistensi yang diberikan oleh pihak donor.
Output dari kegiatan ini ialah:
a) Nota Dinas Permintaan Bahan atau Kebutuhan Donor Meeting;
b) Bahan donor meeting;
c) Nota Dinas Laporan Hasil Rapat (minutes of meeting);

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 36


d) Nota Dinas permintaan usulan peserta;
e) Nota Dinas usulan pendanaan;
f) Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan yang Dibiayai Hibah/Negara Donor;
g) surat permintaan kajian dan analisis kebutuhan kepada direktorat-direktorat terkait;
dan
h) Laporan Hasil Evaluasi Asistensi yang diserahkan kepada pihak Negara donor dan
direktorat terkait.

6. Protokoler (X.06)
Proses bisnis protokoler ialah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
asistensi terhadap kunjungan dari delegasi asing. Proses bisnis ini mencakup kegiatan:

a) Persiapan asistensi kunjungan delegasi asing (X.06.1);


b) Pelaksanaan kunjungan delegasi asing (X.06.2); dan
c) Penyusunan laporan kegiatan kunjungan (X.06.3).

Proses bisnis ini dikerjakan oleh Subdirektorat Kerja Sama dan Kemitraan Direktorat
Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat. Input dari proses bisnis ini ialah
pemberitahuan kunjungan dari delegasi asing dan output dari proses bisnis ini ialah konsep
surat jawaban pemberitahuan kunjungan atau tembusan kepada Direktur Jenderal Pajak,
invitation letter untuk delegasi asing dan Laporan Kegiatan Kunjungan.

5.8. Proses Bisnis Pengelolaan Pengetahuan (Y)


Proses Bisnis Pengelolaan Pengetahuan adalah rangkaian kegiatan
mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk
digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di Direktorat Jenderal Pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 37


Y
PROSES BISNIS PENGELOLAAN PENGETAHUAN

Level 1

PMK-234/PMK.01/2015
PMK-206/PMK.01/2015

PEGAWAI Y.02
Z Penyusunan
PENELITIAN DAN Pengetahuan Baru
PENGEMBANGA Pengetahuan yang Teridentifikasi
N Decision Support System, Data Mining
Creation of Knowledge,
Peraturan, Kajian, Proses Bisnis, Identification of Best Practice
Kebijakan, Pengetahuan Subdit Pelayanan
Perpajakan, Dit. P2 Humas

Q PMK-234/PMK.01/2015
Heading PMK-234/PMK.01/2015
PMK-206/PMK.01/2015 PMK-206/PMK.01/2015
EDUKASI

Y.01
Pelaksanaan
Y.04
Identifikasi
W Penyimpanan
Pengetahuan di
REGULASI Pengetahuan
Direktorat Jenderal
Pajak

Subdit Pelayanan Subdit Pelayanan


Perpajakan, Dit. P2 Humas PMK-234/PMK.01/2015 Perpajakan, Dit. P2 Humas
PMK-206/PMK.01/2015

Determination of Requirement Evaluation of Existing Knowledge


Y.03
Pelaksanaan Klasifikasi
Atas Pengetahuan
PEGAWAI

Subdit Pelayanan
Perpajakan, Dit. P2 Humas

Knowledge Package Design, Codification, & Integration,


Update Knowledge Map, Data Storage, Protocol

PMK-234/PMK.01/2015 PMK-234/PMK.01/2015
PMK-206/PMK.01/2015 PMK-206/PMK.01/2015 Unit Terkait

Y.06
Y.05 Knowledge Sharing Occasion,
Penerapan
Distribusi Pengetahuan Knowledge Update,
Pengetahuan
Product, Service, & Process

Q
Subdit Pelayanan Subdit Pelayanan EDUKASI
Perpajakan, Dit. P2 Humas Perpajakan, Dit. P2 Humas

Tax Knowledge Base Update,


Announcement of Knowledge

Gambar 29 Peta Proses Bisnis Pengelolaan Pengetahuan

Proses Bisnis Pengelolaan Pengetahuan sebagaimana terdapat pada gambar 1,


dibagi menjadi 6 (enam) proses bisnis, yaitu:
1. Pelaksanaan Identifikasi Pengetahuan di Direktorat Jenderal Pajak (Y.01)
2. Penyusunan Pengetahuan Baru (Y.02)
3. Pelaksanaan Klasifikasi Atas Pengetahuan (Y.03)
4. Penyimpanan Pengetahuan (Y.04)
5. Distribusi Pengetahuan (Y.05)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 38


6. Penerapan Pengetahuan (Y.06)

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Pengelolaan
Pengetahuan memiliki Input dari beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a) Pegawai yang mempunyai kriteria sebagai subject matter expert berupa
pengetahuan spesifik yang melekat pada personal dan belum terdokumentasikan
(tacit), biasanya diperoleh dari pengalaman, misalnya keahlian.
b) Proses Bisnis Penelitian dan Pengembangan berupa kajian atas pengembangan
suatu proses bisnis.
c) Proses Bisnis Edukasi berupa materi, metode/teknik.
d) Proses Bisnis Regulasi berupa peraturan dan kajian. .

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Pengelolaan
Pengetahuan memberikan Output ke beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a) Pegawai berupa Knowledge Sharing Occasion, Knowledge Update, dan Product,
Service and Process
b) Unit Terkait berupa Knowledge Sharing Occasion, Knowledge Update, dan Product,
Service and Process
c) Proses Bisnis Edukasi yang berupa Audited Knowledge Asset dan Measured
Intellectual Capital

1. Pelaksanaan Identifikasi Pengetahuan di Direktorat Jenderal Pajak:


Proses Bisnis Pelaksanaan Identifikasi Pengetahuan di Direktorat Jenderal Pajak
adalah proses mengidentifikasi pengetahuan (knowledge) yang ada, dilanjutkan dengan
menentukan apa saja pengetahuan (knowledge) yang akan dikelola.
Proses Bisnis Pelaksanaan Identifikasi Pengetahuan di Direktorat Jenderal Pajak
meliputi Proses Bisnis Identifikasi Kebutuhan dan Penentuan Kebutuhan.
Input Proses Bisnis Pelaksanaan Identifikasi Pengetahuan di Direktorat Jenderal
Pajak berasal dari:
a) Pegawai yang mempunyai kriteria sebagai subject matter expert berupa
pengetahuan spesifik yang melekat pada personal dan belum
terdokumentasikan,biasanya diperoleh dari pengalaman, misalnya keahlian.
b) Proses Bisnis Penelitian dan Pengembangan berupa kajian atas pengembangan
suatu proses bisnis.
c) Proses Bisnis Edukasi berupa materi, metode/teknik.
d) Proses Bisnis Regulasi berupa peraturan dan kajian .

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 39


Output Proses Bisnis Pelaksanaan Identifikasi Pengetahuan di Direktorat Jenderal
Pajak ke Proses Bisnis Penyusunan Pengetahuan Baru berupa:
a) Determination of Requirement
b) Evaluation of Existing Knowledge
c) Decision Support System
d) Data Mining

2. Penyusunan Pengetahuan Baru


Proses Bisnis Penyusunan Pengetahuan Baru adalah serangkaian proses yang
bertujuan untuk menemukan dan membentuk pengetahuan baru.
Proses Bisnis Penyusunan Pengetahuan Baru meliputi : Pelaksanaan Pengumpulan
Pengetahuan, Penyusunan Kaitan antar Pengetahuan, Boundary Spanning, Penemuan
Pengetahuan Baru, dan Pembentukan Pengetahuan Baru.
Input Proses Bisnis Penyusunan Pengetahuan Baru berasal dari Proses Bisnis
Pelaksanaan Identifikasi Pengetahuan di Direktorat Jenderal Pajak berupa Determination of
Requirement, Evaluation of Existing Knowledge, Decision Support System, dan Data Mining.
Output Proses Bisnis Penyusunan Pengetahuan Baru ke proses bisnis
Penyimpanan Pengetahuan berupa Identification of Best Practice.

3. Pelaksanaan Klasifikasi atas Pengetahuan


Proses Bisnis Pelaksanaan Klasifikasi atas Pengetahuan adalah proses
menentukan ruang lingkup (scope definition) pengetahuan yang akan dikelola dan
dilanjutkan dengan memetakan pengetahuan.
Proses Bisnis Pelaksanaan Klasifikasi atas Pengetahuan meliputi Penyusunan
Scope Definition dan Penyusunan Peta Pengetahuan.
Input Bisnis Pelaksanaan Klasifikasi atas Pengetahuan berasal dari Proses Bisnis
Pelaksanaan Identifikasi Pengetahuan di Direktorat Jenderal Pajak berupa Determination of
Requirement ,Evaluation of Existing Knowledge, Decision Support System, dan Data Mining.
Output Proses Bisnis Bisnis Pelaksanaan Klasifikasi atas Pengetahuan ke proses
bisnis Penyimpanan Pengetahuan berupa Creation of Knowledge dan Identification of Best
Practice.

4. Penyimpanan Pengetahuan
Proses Bisnis Penyimpanan Pengetahuan adalah proses penyimpanan
pengetahuan dengan memanfaatkan teknologi maupun dengan manajemen perpustakaan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 40


Proses Binis Penyimpanan Pengetahuan meliputi Desain Infrastruktur Teknologi,
Manajemen Perekaman dan Penyimpanan Pengetahuan, dan Manajemen Perpustakaan.
Input Proses Bisnis Penyimpanan Pengetahuan berasal dari:
a) Proses Bisnis Penyusunan Pengetahuan Baru berupa Determination of Requirement,
Evaluation of Existing Knowledge, Decision Support System, Data Mining
b) Proses Bisnis Pelaksanaan Klasifikasi atas Pengetahuan berupa Evaluation of
Existing Knowledge.
Output Proses Bisnis Penyimpanan Pengetahuan ke proses bisnis Distribusi
Pengetahuan berupa Knowledge Package Design, Codification and Integration, Update
Knowledge Map, Data Storage, Protocol.

5. Distribusi Pengetahuan
Proses Bisnis Distribusi Pengetahuan adalah proses penyebarluasan pengetahuan
yang mutakhir kepada seluruh pegawai.
Proses Binis Distribusi Pengetahuan meliputi Penyebarluasan Pengetahuan dan
Pemutakhiran Pengetahuan.
Input Proses Bisnis Distribusi Pengetahuan berasal dari Proses Bisnis Penyimpanan
Pengetahuan berupa Knowledge Package Design, Codification and Integration, Update
Knowledge Map, Data Storage, Protocol.
Output Proses Bisnis Distribusi Pengetahuan ke proses bisnis Penerapan
Pengetahuan berupa Tax Knowledge Base Update dan Announcement of Knowledge.

6. Penerapan Pengetahuan
Proses Bisnis Penerapan Pengetahuan adalah proses memanfaatkan pengetahuan
untuk mendukung pelaksanaan tugas atau fungsi..
Proses Binis Penerapan Pengetahuan meliputi Knowledge Sharing, Pemanfaatan
Pengetahuan, dan Knowledge Auditing.
Input Proses Bisnis Penerapan Pengetahuan berasal dari Proses Bisnis Distribusi
Pengetahuan berupa Tax Knowledge Base Update dan Announcement of Knowledge.
Output Proses Bisnis Distribusi Pengetahuan ke beberapa proses dan pihak yaitu:
a) Pegawai berupa Knowledge Sharing Occasion, Knowledge Update, dan Product,
Service and Process
b) Unit Terkait berupa Knowledge Sharing Occasion, Knowledge Update, dan Product,
Service and Process
c) Proses Bisnis Edukasi yang berupa Audited Knowledge Asset dan Measured
Intellectual Capital

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 41


5.9. Proses Bisnis Penelitian dan Pengembangan (Z)
Proses Bisnis Penelitian dan Pengembangan merupakan salah satu proses bisnis
pendukung dalam fungsi yang dijalankan Direktorat Jenderal Pajak. Proses Bisnis
Penelitian dan Pengembangan adalah proses bisnis yang bertujuan untuk memberikan
rekomendasi ataupun usulan terhadap proses bisnis utama maupun proses bisnis lainnya.

Proses Bisnis Penelitian dan Pengembangan sebagaimana gambar di atas, terbagi


atas dua jenis proses bisnis, yaitu:
1. penelitian; dan
2. pengembangan.

Z
PROSES BISNIS PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Level 1

Instruksi Public Hearing

DIRJEN PAJAK MASYARAKAT


Heading

W
Hasil Survey
REGULASI
Pengaduan
Dokumen Analisis Pembahasan Dokumen Analisis dan
MASYARAKAT Usulan Pengembangan
Usulan Pengembangan
Z.01 Z.02
Penelitian Pengembangan
Dokumen Rekomendasi AE
dan Hasil Pengembangan ORGANISASI
Direktorat TPB Direktorat TPB
Direktorat KITSDA Direktorat KITSDA
Direktorat TTKI Direktorat TTKI
Data Dashboard Informasi Setditjen Setditjen
Dokumen Rekomendasi dan AF
Hasil Pengembangan PERENCANAAN
STRATEGIS

Hasil Evaluasi
Rencana Strategis
Dokumen Rencana Kerja
Peraturan
Dokumen Anggaran Surat Permintaan Masukan/Persetujuan
Kebijakan
Standar IKU Dokumen Rekomendasi dan
Dokumen Analisis Hasil Pengembangan
UNIT ESELON
II DJP UNIT ESELON
II TERKAIT

KEMENTERIAN
KEUANGAN

Gambar 30 Peta Proses Bisnis Penelitian dan Pengembangan


Hal-hal yang dapat menjadi masukan atau input bagi proses bisnis ini ialah:
a) instruksi Direktur Jenderal Pajak;
b) hasil survey dari masyarakat;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 42


c) pengaduan dari masyarakat;
d) dashboard Informasi;
e) hasil evaluasi unit eselon II DJP;
f) dokumen rencana kerja;
g) dokumen anggaran;
h) standar IKU; dan
i) dokumen analisis.

Proses Bisnis Penelitian dan Pengembangan ini selanjutnya akan menghasilkan


output berupa:
a) dokumen analisis dan usulan pengembangan;
b) public hearing;
c) pembahasan dokumen analisis dan usulan pengembangan;
d) surat permintaan masukan/persetujuan kepada unit eselon II terkait; dan
e) dokumen rekomendasi dan hasil pengembangan.

1. PENELITIAN
Penelitian merupakan serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan, mengolah, dan
menganalisis informasi hingga menyajikan laporan yang dapat dimanfaatkan untuk proses
selanjutnya, yaitu pengembangan. Penelitian terdiri dari tiga rangkaian proses bisnis, yaitu:
a) identifikasi permasalahan;
b) penyusunan analisis; dan
c) penyusunan laporan hasil penelitian.
Input proses bisnis penelitian dapat diperoleh melalui:
a) instruksi Direktur Jenderal Pajak;
b) hasil survey dari masyarakat;
c) pengaduan dari masyarakat;
d) dashboard informasi;
e) hasil evaluasi unit eselon II DJP;
f) dokumen rencana kerja;
g) dokumen anggaran; dan
h) standar IKU.
Sedangkan output dari proses bisnis penelitian adalah sebagai berikut:
a) audit proses data kejadian;
b) dokumen risiko; dan
c) dokumen analisis dan usulan pengembangan.
.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 43


2. PENGEMBANGAN
Pengembangan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai tindak
lanjut hasil Penelitian. Proses ini bertujuan menghasilkan sejumlah pengembangan bagi
regulasi, proses bisnis maupun organisasi. Proses Pengembangan terdiri dari tiga rangkaian
proses bisnis, yaitu:
a) perencanaan pengembangan;
b) pengembangan dan uji coba; dan
c) penyusunan laporan hasil pengembangan.
Input dari proses bisnis ini adalah dokumen analisis dan usulan pengembangan yang
dihasilkan dari proses Penelitian. Output yang dihasilkan dalam proses bisnis ini adalah:
a) dokumen analisis dan usulan pengembangan;
b) public hearing;
c) pembahasan dokumen analisis dan usulan pengembangan;
d) surat permintaan masukan/persetujuan kepada unit eselon II terkait; dan
e) dokumen rekomendasi dan hasil pengembangan.

5.10. Proses Bisnis Kerjasama Pihak Ketiga (AA)


Proses Bisnis Kerja sama Pihak Ketiga adalah rangkaian kegiatan yang
menggambarkan aktivitas Penyusunan Kesepakatan Bersama, Penandatanganan dan
Pengarsipan Kesepakatan Bersama, Sosialisasi Kesepakatan Bersama, dan Pengawasan
dan Evaluasi Kesepakatan Bersama.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 44


AA
PROSES BISNIS KERJASAMA DENGAN PIHAK KE-3

Level 1

W
Usulan PMK kesepakatan bersama
REGULASI

PIHAK
KETIGA SE-19/PJ/2014
SE-19/PJ/2014 Laporan Hasil Evaluasi
AA.04
AA.01 Pengawasan dan
Penyusunan Evaluasi DIREKTUR
Usulan Kesepakatan Bersama
Kesepakatan Kesepakatan P2HUMAS
Bersama Bersama
PEJABAT P2Humas, PPII,
ESELON II DJP P2Humas, Kanwil
Setditjen, Unit DJP
Pengusul, Kanwil Laporan Hasil Ealuasi
DJP
KEPALA
Konsep Kesepakatan Bersama KANWIL
DJP
PEJABAT ESELON III
DI LINGKUNGAN
KANWIL DJP SE-19/PJ/2014
Usulan Penetapan PMK SE-19/PJ/2014 Naskah Kesepakatan
AA.02 Bersama
AA.03
N Penandatanganan
PENGOLAHAN DATA Sosialisasi
dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama
WEBSITE RESMI
PIHAK KETIGA Kesepakatan
Kesepakatan DJP/KANWIL DJP
Bersama
Bersama
Dirjen, KPDJP, KPDJP, Kanwil DJP
Kanwil DJP Undangan Sosialisasi dan
Permintaan Narasumber

PIHAK
TEKAIT

Gambar 31 Peta Proses Bisnis Kerja Sama Pihak Ketiga

Proses Bisnis Kerja Sama Pihak Ketiga sebagaimana terdapat pada gambar 1, dibagi
menjadi 4 (empat) proses bisnis, yaitu:
1. Penyusunan Kesepakatan Bersama(AA.01);
2. Penandatanganan dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama(AA.02);
3. Sosialisasi Kesepakatan Bersama(AA.03); dan
4. Pengawasan dan Evaluasi Kesepakatan Bersama(AA.04).

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Kerja Sama Pihak
Ketiga memiliki Input dari beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a) Pihak Ketiga berupa usulan kesepakatan bersama.
b) Pejabat eselon II DJP berupa usulan kesepakatan bersama.
c) Pejabat eselon III di lingkungan Kanwil DJP berupa usulan kesepakatan bersama
d) Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga berupa usulan Penetapan PMK

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Kerja Sama Pihak
Ketiga memberikan Output ke Proses Bisnis Regulasi yaitu berupa usulan PMK
Kesepakatan Bersama.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 45


1. Penyusunan Kesepakatan Bersama (AA.01)
Proses Bisnis Penyusunan Kesepakatan Bersama adalah proses menyusun dan
membahas konsep kesepakatan bersama antara Direktorat P2Humas dan direktorat terkait
dengan unit pengusul atau antara Kanwil DJP dengan unit pengusul
Proses Bisnis Penyusunan Kesepakatan Bersama meliputi Proses Bisnis
Penyusunan Konsep Kesepakatan Bersama dan Pembahasan Konsep Kesepakatan
Bersama.
Input Proses Bisnis Penyusunan Kesepakatan Bersama berasal dari:
a) Pihak Ketiga berupa usulan kesepakatan bersama.
b) Pejabat eselon II DJP berupa usulan kesepakatan bersama.
c) Pejabat eselon III di lingkungan Kanwil DJP berupa usulan kesepakatan bersama
d) Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga berupa usulan Penetapan PMK

Output Proses Bisnis Penyusunan Kesepakaan Bersama terdiri dari:


a) Proses Bisnis Penandatanganan dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama berupa
Konsep Kesepakatan Bersama; dan
b) Proses Bisnis Regulasi berupa Usulan PMK Kesepakatan Bersama.

2. Penandatanganan dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama (AA.02)

Proses Bisnis Penandatangan dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama adalah


proses penandatanganan kesepakatan bersama oleh Direktur Jenderal Pajak dan Pihak
Ketiga mitra kerja sama dan pengarsipan kesepakatan bersama yang telah ditandatangani.
Proses Bisnis Penandatangan dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama meliputi
Persetujuan Kesepakatan Bersama dan penandatanganan Kesepakatan Bersama.
Input Proses Bisnis Penandatangan dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama
berasal dari Proses Bisnis Penyusunan Kesepakatan Bersama berupa Konsep Kesepakatan
Bersama.
Output Proses Bisnis Penandatangan dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama
terdiri dari:

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 46


a) Proses Bisnis Sosialisasi Kesepakatan Bersama berupa Kesepakatan Bersama; dan
b) Proses Bisnis Pengawasan dan Evaluasi Kesepakatan Bersama berupa
Kesepakatan Bersama.

3. Sosialisasi Kesepakatan Bersama (AA.03)

Proses Bisnis Sosialisasi Kesepakatan Bersama adalah proses Mensosialisasikan


kesepakatan bersama yang telah ditandatangani oleh pihak DJP dan Pihak Ketiga kepada
unit-unit terkait.
Proses Bisnis Sosialisasi Kesepakatan Bersama meliputi Persetujuan Rencana
Sosialisasi Kesepakatan Bersama dan Pelaksanaan Sosialisasi Kesepakatan Bersama.
Input Bisnis Sosialisasi Kesepakatan Bersama berasal dari:
a) Proses Bisnis Penandatangan dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama berupa
Kesepakatan Bersama; dan
b) Direktorat P2Humas dan Kanwil DJP berupa Rencana Sosialisasi.
Output Proses Bisnis Sosialisasi Kesepakatan Bersama terdiri dari:
a) Website resmi DJP/Kanwil DJP berupa Naskah Kesepakatan Bersama; dan
b) Pihak terkait berupa Undangan Sosialisasi dan Permintaan Narasumber

4. Pengawasan dan Evaluasi Kesepakatan Bersama (AA.04)

Proses Bisnis Pengawasan dan Evaluasi Kesepakatan Bersama adalah proses


mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan seluruh kesepakatan bersama, baik di KP
DJP maupun di Kanwil DJP.
Proses Binis Pengawasan dan Evaluasi Kesepakatan Bersama meliputi Penugasan
Pelaksanaan Pengawasan dan Evaluasi Kesepakatan Bersama dan Pelaksanaan
Pengawasan dan Evaluasi Kesepakatan Bersama.
Input Proses Bisnis Pengawasan dan Evaluasi Kesepakatan Bersama berasal dari
Proses Bisnis Penandatanganan dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama berupa
Kesepakatan Bersama.
Output Proses Bisnis Pengawasan dan Evaluasi Kesepakatan Bersama berupa
Laporan Hasil Evaluasi, Rekomendasi Perubahan dan Pembaharuan Kesepakatan
Bersama, dan Pembatalan Kesepakatan Bersama.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 47


5.11. Proses Binis Pengelolaan Aset, Keuangan dan Logistik (AB)
Proses Bisnis Pengelolaan Aset, Kuangan Dan Logistik merupakan proses bisnis
yang menggambarkan aktivitas yang berkaitan dengan tata kelola barang milik negara,
keuangan dan kebutuhan Direktorat Jenderal Pajak dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Proses bisnis ini mengatur dan mengelola rangkaian proses yang dikelompokan
ke dalam dua kelompok subproses, yakni:
1. Pengelolaan Aset dan Logistik
2. Pengelolaan Keuangan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 48


AB
PROSES BISNIS PENGELOLAAN ASET, LOGISTIK DAN
KEUANGAN

LEVEL 1

AB.01
Pengeloaan Aset dan Logistik

Semua Satuan Kerja

Pembayaran Uang Muka/Prestasi Kerja

AB.02
Pengelolaan Keuangan

Sesditjen, Bagian Keuangan

Gambar 32 Peta Proses Bisnis Pengelolaan Aset, Keuangan dan Logistik

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 49


5.12. Proses Bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi (AC)
Proses Bisnis Teknologi Informasi merupakan sekumpulan proses bisnis yang
menggambarkan aktivitas yang berkaitan dengan tata kelola Teknologi Informasi di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Proses bisnis ini mengatur dan mengelola
keseluruhan proses yang ada dari proses penyusunan kebijakan, perencanaan, realisasi,
operasional harian, pengamanan, kelangsungan layanan, serta pemantauan dan evaluasi
internal penyelenggaraan TIK DJP. Secara garis besar proses bisnis Teknologi Informasi
dikelompokkan dalam empat kegiatan utama sebagaimana disajikan dalam Gambar AD,
yaitu:
1. Pengembangan TIK (AC.01);
2. Pengelolaan Proyek TIK (AC.02);
3. Pengelolaan dan Pemberian Layanan TIK (AC.03);
4. Pengelolaan Kelangsungan Layanan TIK (AC.04)
5. Pengelolaan Keamanan Informasi (AC.05); dan
6. Evaluasi dan Pemantauan (AC.06).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 50


AC
PROSES BISNIS TEKNOLOGI INFORMASI

Level 1

Pemberitahuan adanya problem


Pihak Ketiag Penyedia
Barang dan Jasa

Formulir Permintaan Layanan, Formulir Permintaan perubahan Layanan,


Laporan adanya gangguan
Formulir Inventarisasi Perangkat
Unit Pengguna SDD, Hasil pengembangan TIK
Layanan
PER-50/PJ/2010, SE-156/PJ/2010,
PER-54/PJ/2010, PER-9/PJ/2011, SE-55/PJ/2011, SE-157/PJ/2010, SE-158/PJ/2010,
SE-54/PJ/2011, SE-6/PJ/2011 SE-58/PJ/2011, SE-63/PJ/2011 SE-13/PJ/2011, SE-25/PJ/2011, Laporan Hasil Survei Publikasi
SE-59/PJ/2011, SE-64/PJ/2011

AB Nota Dinas AC.03


Aplikasi, AC.01 AC.02 Konfirmasi penyelesaian layanan,
PENGELOLAAN ASET, Penugasan
LOGISTIK, DAN paket hardware, Pengembangan
Pengelolaan dan konfirmasi permintaan layanan
Pengembangan TIK Pengelolaan Proyek TIK
KEUANGAN dan Infrastruktur TIK Pemberian Layanan TIK tidak dapat diproses

TPB, TTKI Project Manager TTKI, TIP, TPB


Laporan Verifikasi Aset
Perumusan pembelian perangkat baru, dan Konfigurasi Layanan TIK,
Usulan perubahan URS, SRS, SDD dan User Manual Laporan BA Pelaksanaan
evaluasi rutin Verifikasi Aset
Surat Tanggapan Permintaan Pengembangan TIK,
Surat Persetujuan Pengembangan EUC
BA Rollout Layanan TIK, Aplikasi
Detail Spesifikasi Teknis Unit Pengguna
Layanan
Usulan layanan,
Laporan pencapaian tingkat layanan,
Permintaan pengembangan,
Laporan optimalisasi,
Hasil evaluasi layanan TIK berjalan
Laporan pengelolaan gangguan layanan,
Laporan pengelolaan problem layanan
AB
PER-41/PJ/2011,SE-159/PJ/2010, PENGELOLAAN ASET,
PER-8/PJ/2011, SE-60/PJ/2011, SE-136/PJ/2010, SE-10/PJ/2011, LOGISTIK, DAN
SE-65/PJ/2011, SE-74/PJ/2011 SE-05/PJ/2011, SE-09/PJ/2011,
PER-17/PJ/2011
KEUANGAN
AF SE-12/PJ/2011, SE-14/PJ/2011,
PERENCANAAN SE-15/PJ/2011, SE-16/PJ/2011,
Rencana strategis TIK SE-52/PJ/2011, SE-56/PJ/2011,
STRATEGIS AC.04 SE-57/PJ/2011, SE-61/PJ/2011 AC.06
Pengelolaan Evaluasi dan
I Kelangsungan Layanan Pemantauan
Rencana Uji Coba AC.05
MANAJEMEN
Penanganan Bencana Pengelolaan Keamanan
RISIKO TPB, Tim Pengelolaan Informasi TTKI, Kanwil, KPP
Kelangsungan Layanan TIK

TIP, PPDDP, Kanwil, KPP

Restoration Plan
Log Pemantauan AF
Damage Assessment Report PERENCANAAN
STRATEGIS
Petugas
Pemantau T
BIA, Hasil Penilaian Risiko, DRP, Laporan Uji Coba MANAJEMEN
RISIKO

Gambar 33 Peta Proses Bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi

Rangkaian Proses Bisnis TIK dimulai dari pengembangan TIK yang akan
menghasilkan aplikasi serta infrastruktur pendukungnya. Pengembangan tersebut dapat
berupa pembangunan aplikasi secara mandiri (inhouse), oleh pihak ketiga (outsource),
maupun pembelian paket software yang sudah ada. Pengembangan TIK yang berupa
pembangunan aplikasi inhouse maupun outsource akan dimanajemen dalam proses Bisnis
Pengelolaan Proyek TIK. Setelah aplikasi dan atau infrastruktur tersebut ada maka akan
mulai digunakan dalam kegiatan operasional sehari-hari oleh unit pengguna layanan.
Apabila terdapat permasalahan dengan layanan atau apabila unit pengguna layanan
membutuhkan adanya perubahan layanan maka akan dilakukan pengelolaan layanan dalam
proses bisnis Pengelolaan dan Pemberian Layanan TIK. Untuk menjamin bahwa layanan
yang ada tetap dapat berjalan ketika terjadi gangguan pada sistem maka diperlukan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 51


pengelolaan kelangsungan layanan yang didalamnya antara lain didefinisikan manajemen
risiko serta Analisis Dampak (Business Impact Analysis) dari layanan yang ada.
Penggunaan layanan TIK di lingkungan DJP harus memperhatikan Pengelolaan Keamanan
Informasi yang ada di dalamnya.
Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Teknologi
Informasi dan Komunikasi mendapatkan input dari:
a) Unit Pengguna Layanan berupa Formulir Permintaan Layanan, Formulir Permintaan
perubahan Layanan, dan Laporan adanya gangguan.
b) Proses Bisnis Pengelolaan Aset, Logistik, dan Keuangan berupa Formulir
Inventarisasi Perangkat, Aplikasi, paket hardware, dan infrastruktur.
c) Proses Bisnis Manajemen Strategis berupa Rencana Strategis TIK.
d) Proses Bisnis Manajemen Risiko berupa Rencana uji Coba Penanganan Bencana.
e) Pihak Ketiga Penyedia Barang dan Jasa berupa Pemberitahuan adanya problem
layanan; dan
f) Petugas Pemantau berupa Log Pemantauan.
Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Teknologi
Informasi dan Komunikasi memberikan output ke:
a) Unit Pengguna Layanan berupa Surat Tanggapan Permintaan Pengembangan TIK,
Konfirmasi permintaan layanan, Konfirmasi permintaan layanan tidak dapat diproses,
dan Surat Persetujuan Pengembangan EUC.
b) Proses Bisnis Pengelolaan Aset, Logistik, dan Keuangan berupa Laporan Verifikasi
Aset dan Konfigurasi Layanan Tik, Berita Acara Pelaksanaan Verifikasi Aset, Detail
Spesifikasi Teknis, dan Restoration Plan.
c) Proses Bisnis Manajemen Strategis berupa Damage Assessment Report;
d) Proses Bisnis Manajemen Risiko berupa Business Impact Analysis, Hasil Penilaian
Risiko, Disaster Recovery Plan, dan Laporan Uji Coba.
e) Publikasi berupa Laporan Hasil Survei

1. Pengembangan TIK (AC.01)


Pengembangan TIK merupakan serangkaian kegiatan pengembangan aplikasi baik
yang dilakukan secara mandiri oleh Direktorat Jenderal Pajak atau melalui pihak ketiga dan
pembelian paket perangkat lunak atau perangkat keras melalui kegiatan pengadaan barang
dan jasa.
Input Proses Pengembangan TIK adalah Permintaan Pengembangan, Evaluasi
Layanan TIK Berjalan, Perumusan Pembelian Perangkat Baru, Aplikasi, Formulir
Permintaan EUC, dan Proposal Pengembangan EUC. Sedangkan Output Proses Bisnis ini
berupa Surat Tanggapan Permintaan Pengembangan TIK, Nota Dinas Penugasan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 52


Pengembangan TIK, Software Design Detail, Hasil Penjaminan Kualitas, Detail Spesifikasi
Teknis, dan Surat Persetujuan Pengembangan EUC.

2. Pengelolaan Proyek TIK (AC.02)


Pengelolaan Proyek TIK merupakan segala kegiatan yang terkait TIK di lingkungan
DJP yang dilakukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, tidak bersifat rutin, dan
ditetapkan oleh Project Sponsor untuk menghasilkan deliverable (hasil kerja) yang bersifat
unik, yang dapat berupa suatu produk seperti aplikasi, infrastruktur, dan/atau dokumen di
bidang TIK.
Input proses bisnis ini berupa Rencana Kerja TIK, atau Nota Dinas Penugasan
Pengembangan TIK. Sedangkan output dari proses bisnis ini berupa Laporan akhir proyek
yang akan diserahkan ke unit pengguna layanan atau Request For Change ke pengelolaan
layanan dalam hal dibutuhkan adanya perubahan terhadap layanan yang sudah ada.

3. Pengelolaan dan Pemberian Layanan TIK


Pengelolaan dan Pemberian layanan TIK merupakan serangkaian kegiatan yang
bertujuan untuk mengelola segala macam faskilitas yang terdisri dari gabungan komponen
teknologi, proses, dan personil dalam rangka penyelenggaraan system informasi yang
direncanakan, dikembangkan, dioperasikan, dan dipelihara oleh Unit Kerja TIK DJP baik
secara terpusat maupun terdistribusi, yang digunakn untuk memenuhi kepentingan
pemenuhan tugas dan fungsi unit kerja terkait maupun DJP pada umumnya.
Input proses bisnis ini berupa Hasil evaluasi rutin, formulir inventarisasi perangkat,
SDD, Formulir Permintaan Layanan, Formulir Permintaan Perubahan Layanan, Laporan
adanya gangguan layanan, hasil pengembangan TIK, pemberitahuan adanya problem, Data
dan Informasi lainnya dari organisasi.
Output proses bisnis ini berupa Laporan hasil survey, Usulan Layanan, Laporan
pencapaian tingkat layanan TIK, Laporan pengelolaan konfigurasi layanan, Laporan
Optimalisasi, perumusan pembelian perangkat baru, Laporan pengelolaan gangguan
layanan, Laporan verifikasi aset dan konfigurasi, BA Pelaksanaan Verifikasi Aset, Laporan
pengelolaan asset dan konfigurasi, konfirmasi permintaan layanan tidak dapat diproses,
Konfirmasi penyelesaian layanan, Laporan pengelolaan problem layanan, Laporan
pengelolaan perubahan dan release layanan, Laporan kegiatan rollout, Laporan post
implementation review, Tiket close, usulan perubahan URS, SRS, SDD, dan User Manual,
BA Rollout Layanan TIK, dan Aplikasi untuk dirilis.

4. Pengelolaan Kelangsungan Layanan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 53


Pengelolaan Kelangsungan Layanan merupakan serangkaian kegiatan untuk
memastikan bahwa semua layanan TIK berjalan sebagaimana mestinya dan meminimalkan
gangguan terhadap proses bisnis Direktorat Jenderal Pajak pada saat terjadi kondisi darurat
Layanan TIK. Kegiatan yang dilakukan antara lain yaitu melakukan penilaian risiko TIK dan
Business Impact Analysis, menyusun Disaster Recovery Plan, dan Disaster Recovery
Center.
Input dari proses bisnis ini adalah rencana strategis TI dan Rencana Penanganan
Bencana. Output dari proses bisnis ini adalah Business Impact Analysis, Damage
Assessment Report, Restoration Plan, Disaster Recovery Plan (DRP), dan Laporan Uji
Coba.

5. Pengelolaan Keamanan Informasi


Pengelolaan keamanan informasi adalah pelaksanaan kerangka kerja manajemen
pengamanan asset informasi yang menggunakan pendekatan berbasis risiko dalam
menyusun, menerapkan, melaksanakan, mengawasi, mangakaji, memelihara, dan
meningkatkan kinerja pengelolaan keamanan informasi.
Input proses bisnis ini berupa Formulir permintaan akses dan penggunaan asset
informasi, Non disclosure agreement, Daftar perangkat keras, daftar inventaris perangkat
lunak, data dan atau informasi keluaran aplikasi, serta dokumen dan catatan penerapan tata
kelola TIK.
Output proses bisnis ini adalah Ijin akses, penghentian ijin akses untuk pifhak ketiga,
serta ijin akses untuk pengguna asset informasi internal.

6. Evaluasi dan Pemantauan


Evaluasi merupakan kegiatan menganalisis data yang terkumpul
dalam pemantauan kinerja TIK dengan cara membandingkan antara
hasil kinerja dengan sasaran kinerja TIK yang telah ditetapkan dalam
rangka mengukur efektivitas penerapan kerangka kerja TIK. Pemantauan merupakan
kegiatan menghimpun data mengenai hasil pelaksanaan kinerja TIK, baik melalui observasi
langsung maupun melalui laporan yang tersedia dalam rangka evaluasi kinerja TIK. Kedua
kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja TIK dari aspek efektifitas, efisiensi,
dan keamanan TIK.

Input proses bisnis ini berupa log pemantauan, Laporan pengelolaan gangguan layanan,
Laporan pengelolaan problem layanan, Laporan optimalisasi, Laporan pengelolaan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 54


perubahan dan release layanan, Laporan kegiatan rollout, Laporan post implementation
review, Laporan pencapaian tingkat layanan, serta Usulan penambahan layanan
Output proses bisnis ini berupa Laporan hasil evaluasi rutin, Laporan evaluasi
layanan TIK berjalan, dan permintaan pengembangan.

5.13. Proses Bisnis Sumber Daya Manusia (AD)


Proses Bisnis Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan sekumpulan proses bisnis
yang menggambarkan aktivitas yang berkaitan dengan tata kelola Sumber Daya Manusia di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Proses bisnis ini mengatur dan mengelola
keseluruhan proses yang ada dari proses penyusunan kebijakan, perencanaan, realisasi,
operasional harian, pengamanan, kelangsungan layanan, serta pemantauan dan evaluasi
internal penyelenggaraan SDM DJP. Secara garis besar proses bisnis Sumber Daya
Manusia dibagi menjadi 9 (sembilan) proses bisnis, yaitu:
1. Perencanaan Pegawai (SDM.01)
2. Pengadaan Pegawai (SDM.02)
3. Administrasi Pegawai (SDM.03)
4. Manajemen Kinerja (SDM.04)
5. Pelatihan dan Pengembangan Pegawai (SDM.05)
6. Manajemen Karir (SDM.06)
7. Kompenasi dan Manfaat (SDM.07)
8. Pemberhentian dan Pemensiunan (SDM.08)
9. Assessment Center (SDM.09)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 55


SDM
PROSES BISNIS SUMBER DAYA MANUSIA

Level 1 UU-43/1999, Biro SDM


UU-5/2014, PP-78/2013,
PMK-140/PMK.01/2006, PP-9/2003
Analisis Beban Kerja (ABK), PMK-184/PMK.01/2010, PMK-75/PMK.01/2008,
KEP/75/M.PAN/7/2004, PER-01/PJ/2012,
Rencana Strategis DJP (Renstra), PERKA BKN-19/2011, Penerimaan Pegawai
Data Current, PER-07/PJ/2012
SE-109/PJ./UP.53/2006
Profil Pegawai, Formasi Pegawai
Kebijakan Pimpinan, SDM.01 SDM.02 Bagian Pengelolaan Aset, Logistik
dan Keuangan
Surat Keputusan Tentang Organisasi, Perencanaan Pegawai Pengadaan Pegawai Kepegawaian
Laporan Pelaksanaan Pekerjaan,
Bagian Kepegawaian Bagian Kepegawaian
Literatur atau Referensi Yang berkaitan
(Sekretariat Direktorat Jenderal) (Sekretariat Direktorat Jenderal)
dengan Misi atau Fungsi Organisasi

UU-5/2014, UU-43/1999,
PP-46/2011, PMK-184/PMK.01/2010,
KMK-467/KMK.01/2014 s.t.d.d. PP-24/1976, Data Pegawai
Bagian KMK-556/KMK.01/2015, KEP-1/PJ./UP.41/2006,
Kepegawaian Peraturan Kepala BKN PMK-149/PMK.01/2008,
Nomor 1 Tahun 2013 PP-7/1977,
PP-97/2000,
Kep Renstra DJP
PP-11/2002,
Heading SDM.04 PP-9/2003,
Manajemen Kinerja KMK-518/KMK.01/UP.11/2004,
Organisasi PP-15/1079,
SE BAKN-03/SE/1980, Cuti,
KMK-96/KMK.01/2012, Karis/Karsu, Karpeg,
KPDJP, Kanwil, KPP, KP2KP, PMK-303/PM.1/2006, Surat Izin Melakukan Perjalanan
PPDDP, KPDDP, KPDE, KLIP SE-59/PJ.1/UP.50/2003, Ke Luar Negeri,
Permohonan Cuti, Kepres-85/2006, Surat Izin/Keterangan Untuk
Karis/Karsu, Karpeg, Melakukan Perceraian,
SDM.03
Izin Melakukan Perjalanan Ke Luar Negeri, SPP, SPMT, SPMJ,
Administrasi Pegawai
Izin/Keterangan Untuk Melakukan Perceraian, Laporan Kelahiran dan Kematian Keluarga,
Kebijakan SPP, SPMT, SPMJ, KP4, Laporan SPT, LHKPN, LP2P,
KPDJP, Kanwil, KPP, KP2KP, PPDDP,
Laporan Kelahiran dan Kematian Keluarga, KPDDP, KPDE, KLIP dan/atau Sumpah PNS
KP4, Laporan SPT, LHKPN, LP2P,
dan/atau Permohonan Sumpah PNS

SK Mutasi/ Promosi Jabatan, PPK PNS


Daftar Usulan Kegiatan
SK Penjatuhan Hukuman Disiplin,
Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
SK Pembebasan Jabatan

UU-5/2014, Pegawai
PPK PNS PP-53/2010,
Pegawai PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
UU-5/2014, PMK-29/PMK.01/2007 s.t.d.d.
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002, PMK-161/PMK.01/2012,
PMK-100/PMK.01/2008 s.t.d.d. PMK-39/PMK.01/2009,
PMK-149/PMK.01/2008, PMK-184/PMK.01/2010,
PMK-18/PMK.01/2009, PER-01/PJ/2012 s.t.d.d.
PMK-148/PMK.01/2012, PER-25/PJ/2015,
PER-16/PJ/2013 KEP-233/PJ/2011,
SDM.05 KEP-18/PJ/2015,
Peraturan Kepala BKN
Pengembangan Kapasitas Nomor 21 Tahun 2010
PPK PNS
Pegawai
Ijazah,
SDM.06
Subdirektorat Pengembangan Transkrip Nilai,
Manajemen Karir
Kapasitas Pegawai Sertifikat Diklat
(Direktorat KITSDA) Bagian Kepegawaian
Bagian Kepegawaian (Sekretariat Direktorat Jenderal),
(Sekretariat Direktorat Jenderal) Direktorat KITSDA

Surat Usulan Pemberhentian


Tidak Dengan Hormat

SDM.07 SDM.08 SDM.09


Kompensasi dan Manfaat Pemberhentian dan Pemensiunan Assessment Center
Subirektorat Pengembangan Bagian Kepegawaian
Manajemen Kepegawaian Direktorat KITSDA
(Sekretariat Direktorat Jenderal)
(Direktorat KITSDA)

Gambar 34 Peta Proses Bisnis Sumber Daya Manusia

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Sumber Daya
Manusia mendapatkan input dari beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a) Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (Dit. KITSDA
- Analisis Beban Kerja (ABK), Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
(Renstra), Data Current, Profil Pegawai, Surat Keputusan Tentang Organisasi,
Laporan Pelaksanaan Pekerjaan, Literatur atau Referensi Yang berkaitan dengan
Misi atau Fungsi Organisasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 56


b) Pegawai berupa Permohonan Cuti, Permohonan Cuti di luar Tanggungan Negara,
Rekomendasi Atasan Eselon III, Rekomendasi Atasan Eselon II, Surat Pernyataan
Bersedia Bekerja Kembali di Lingkungan DJP, Kelengkapan yang berkaitan dengan
alasan cuti di luar tanggungan Negara Surat Keputusan CPNS, PNS, dan Kenaikan
Pangkat Terakhir, Berkas Perkawinan Pertama Pegawai/Duda/Janda, Surat
Permohonan Karis/Karsu, Surat Permohonan Izin Perjalanan ke Luar Negeri, Surat
Permintaan Cuti kepada Menteri Keuangan, Surat Izin Cuti, Permohonan surat
ijin/surat keterangan untuk melakukan perceraian disertai alasannya, Bukti yang
memperkuat alasan perceraian, Berita Acara Pemeriksaan dan Laporan Hasil
Pemeriksaan, Pertimbangan dari atasan yang bersangkutan, Foto kopi akta nikah,
Fotokopi surat gugatan perceraian, Fotokopi surat panggilan (relaas) dari
pengadilan, Foto kopi surat pemberitahuan adanya gugatan perceraian, Salinan Sah
Surat Keterangan/Akta Kelahiran, Laporan Kelahiran/Pertambahan Anak, Berita
Acara Kematian, KP4, Tanda Terima Laporan SPT, Tanda terima LHKPN, Tanda
terima LP2P, Surat Permohonan Karpeg dan dokumen persyaratan sesuai Peraturan
Direktur Jenderal Pajak nomor PER-16/PJ/2013;
c) Pelamar yang ingin mendaftarkan diri menjadi calon pegawai berupa Surat Lamaran,
Fotocopy Ijazah, Kartu Tanda Pencari Kerja dari Disnaker, Pas Photo, SKCK, Surat
Keterangan Sehat Jasmani, Kartu Pencari Kerja dari Disnaker, Surat Pernyataan;
dan
d) Penyelenggara Beasiswa berupa Surat Penawaran Beasiswa

Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Sumber Daya
Manusia memberikan output ke beberapa proses bisnis atau pihak lain, yaitu:
a) Pegawai berupa Nota Dinas Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara ke
Menteri Keuangan u.p. Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan, Surat Keputusan
Cuti Di Luar Tanggungan Negara, Surat Izin Cuti, Kartu Cuti Pegawai, Laporan
Perkawinan Pertama/Duda/Janda, Surat Pengantar Penyampaian Karis/Karus,
Karis/Karsu, Surat Ijin ke Luar Negeri, Surat Undangan Pengambilan Sumpah, Berita
Acara Sumpah Pegawai Negeri Sipil, Berita Acara Sumpah Jabatan yang telah
ditandatangani, Naskah Sumpah Pegawai Negeri Sipil yang telah Ditandatangani,
Berita Acara Pelantikan yang Telah Ditandatangani, Surat Pengantar Penyampaian
Karpeg dan Karpeg, Surat Keputusan Penempatan Pegawai, ijin perceraian/surat
keterangan untuk melakukan perceraian, Ijin beristri lebih dari 1, Surat Undangan
Pengambilan Sumpah

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 57


b) Pelamar yang ingin mendaftarkan diri menjadi calon pegawai berupa Pengumuman
Penerimaan Pegawai, Surat Pemanggilan Pelamar, Nomor Ujian, Pengumuman
Hasil Seleksi Pegawai, Jadwal Pemberkasan Bagi Peserta Yang Lulus.
c) Panitia Pelaksana Ujian berupa BA Serah Terima Soal Ujian, Daftar Hadir Ujian,
Berita Acara Pelaksanaan Ujian, Berita Acara Serah Terima Soal Ujian.
d) Badan Kepegawaian Negara berupa Usulan CPNS, Surat Pengantar Permohonan
Karis/Karsu, Usulan CDTN,
e) Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan berupa Surat Ijin ke Luar Negeri, Surat
Pengantar Permohonan Karpeg.
f) Bagian Kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak berupa SPP, SPMT,
SPMJ, Laporan Kelahiran, Kematian Keluarga, dan KP4, Rekapitulasi Penyampaian
KP4, Laporan SPT, LHKPN, LP2P, Kartu Cuti Pegawai, Naskah Sumpah PNS yang
telah Ditandatangani, BA Sumpah PNS/ BA Sumpah Jabatan, BA Pelantikan
g) Rohaniwan berupa Surat Permintaan Bantuan Tenaga Rohaniwan

1. Perencanaan Pegawai (SDM.01)


Proses Bisnis Perencanaan Pegawai adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan dan akan direkrut pada suatu periode untuk
mengisi formasi pegawai. Proses Bisnis ini meliputi kegiatan perkiraan persediaan pegawai
dan perhitungan kebutuhan pegawai.
Dalam kaitannya dengan proses bisnis atau pihak lain, Proses Bisnis Perencanaan
Pegawai mendapat Input dari proses bisnis lain dan pihak lain, yaitu:
a) Bagian Kepegawaian Setditjen berupa Profil Pegawai dan data current;
b) Proses Bisnis Organisasi berupa uraian jabatan, spesifikasi jabatan dan peta
jabatan;
c) Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (Dit.
KITSDA) berupa Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak, matrix kebutuhan
SDM berdasarkan Analisis Beban Kerja; dan
d) Kebijakan Pimpinan
Output dari Proses Bisnis Perencanaan Pegawai ini adalah Daftar Keseimbangan
Kebutuhan dan Persediaan Pegawai (Formasi Pegawai) yang diteruskan ke Proses Bisnis
Pengadaan Pegawai (SDM.02).

2. Pengadaan Pegawai (SDM.02)


Proses Bisnis Pengadaan Pegawai merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan
untuk mengisi formasi pegawai yang lowong. Lowongnya formasi dalam suatu organisasi
pada umumnya disebabkan oleh dua hal yaitu adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti,

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 58


pensiun dan meninggal dunia atau adanya perluasan organisasi. Proses Bisnis ini meliputi
kegiatan Perencanaan Pengadaan Pegawai, Pelaksanaan Pengadaan Pegawai, dan
Pengangkatan Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Input Proses Bisnis Pengadaan Pegawai yaitu berupa:
a) Daftar Keseimbangan Kebutuhan dan Persediaan Pegawai (Formasi Pegawai) dari
Proses Bisnis Perencanaan Pegawai (SDM.01);
b) Surat Lamaran, Fotocopy Ijazah, Daftar Riwayat Hidup, Pas Photo, SKCK, Surat
Keterangan Sehat Jasmani, Kartu Pencari Kerja dari Disnaker dan Surat Pernyataan
dari Pelamar; dan
c) Nota Persetujuan dan Nomor Induk Pegawai (NIP) dari Badan Kepegawaian Negara
(BKN).
Output Proses Bisnis Pengadaan Pegawai yaitu berupa:
a) Pengumuman Penerimaan Pegawai, Surat Pemanggilan Pelamar, Nomor Ujian,
Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai, Jadwal Pemberkasan Bagi Peserta Yang Lulus
kepada Pelamar;
b) Berita Acara Serah Terima Soal Ujian, Daftar Hadir Ujian, Berita Acara Pelaksanaan
Ujian kepada Panitia Pelaksanaan Ujian;
c) Usulan CPNS kepada BKN; dan
d) Surat Keputusan Penempatan Pegawai kepada Pegawai

3. Administrasi Pegawai (SDM.03)


Proses Bisnis Administrasi Pegawai merupakan serangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan penyelesaian permohonan yang diajukan oleh pegawai maupun kegiatan
yang dilakukan dalam rangka menertibkan tata administrasi data kepegawaian. Proses
Bisnis ini meliputi Pemberian Cuti, Pengusulan Karis/Karsu, Pemberian Izin Melakukan
Perjalanan Ke Luar Negeri Selain Kepentingan Dinas, Pemberian Izin/Keterangan Untuk
Melakukan Perceraian, Izin Beristri Lebih dari Satu, Penerbitan SPP, SPMT, SPMJ,
Penyampaian Laporan Kelahiran dan Kematian Keluarga, KP4, Laporan SPT, LHKPN,
LP2P, Pengambilan Sumpah PNS, dan Pengusulan Karpeg.
Input Proses Bisnis Administrasi Pegawai yaitu berupa:
a) Permohonan Cuti, Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
Rekomendasi
Atasan Eselon III, Rekomendasi Atasan Eselon II, Surat Pernyataan Bersedia
Bekerja Kembali di Lingkungan DJP, Kelengkapan yang berkaitan dengan alasan
cuti di luar tanggungan Negara, Surat Keputusan CPNS, PNS, dan Kenaikan
Pangkat Terakhir dari pegawai;
b) Nota Persetujuan CDTN dari BKN;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 59


c) Berkas Perkawinan Pertama Pegawai/Duda/Janda, Surat Permohonan Karis/Karsu
dari pegawai;
d) Surat Permohonan Izin Perjalanan ke Luar Negeri dari pegawai yang bersangkutan
e) Surat Permintaan Cuti kepada Menteri Keuangan, Surat Izin Cuti dari pegawai;
f) Permohonan surat ijin/surat keterangan untuk melakukan perceraian disertai
alasannya, Bukti yang memperkuat alasan perceraian, Berita Acara Pemeriksaan
dan Laporan Hasil Pemeriksaan, Pertimbangan dari atasan yang bersangkutan, foto
kopi akta nikah, fotokopi surat gugatan perceraian, fotokopi surat panggilan (relaas)
dari pengadilan, foto kopi surat pemberitahuan adanya gugatan perceraian dari
pegawai;
g) Surat Keputusan Penempatan Pegawai dari pegawai;
h) Salinan Sah Surat Keterangan/Akta Kelahiran, Laporan Kelahiran/Pertambahan
Anak, Berita Acara Kematian dari pegawai;
i) Tanda Terima SPT LHKPN, LP2P dan KP4 dari pegawai;
j) Naskah Pelantikan, Naskah Pengambilan Sumpah Jabatan, Naskah Serah Terima
Jabatan, Serta Pengambilan Sumpah PNS, Berita Acara Pelantikan, Pengambilan
Sumpah/Janji dan Serah Terima Jabatan, Berita Acara Pengambilan Sumpah PNS
yang telah ditandatangani;
k) Surat Keputusan Mutasi; dan
l) Surat Permohonan Karpeg dari pegawai;
Output Proses Bisnis Administrasi Pegawai yaitu berupa:
a) Nota Dinas Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara ke Menteri Keuangan u.p.
Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan
b) Surat Keputusan Cuti Di Luar Tanggungan Negara, Surat Izin Cuti, Kartu Cuti
Pegawai
c) Laporan Perkawinan Pertama/Duda/Janda, Surat Pengantar Permohonan
Karis/Karsu, Karis/Karsu
d) Surat Ijin ke Luar Negeri
e) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pemberian/ Penolakan Ijin
Perceraian/Keterangan untuk melakukan perceraian atau Ijin beristri lebih dari satu;
f) SPP, SPMT, SPMJ
g) Laporan Kelahiran, Kematian Keluarga, dan KP4
h) Rekapitulasi Penyampaian KP4, Laporan SPT, LHKPN, LP2P
i) Surat Undangan Pengambilan Sumpah, Berita Acara Sumpah Pegawai Negeri Sipil,
Berita Acara Sumpah Jabatan yang telah ditandatangan, Naskah Sumpah Pegawai
Negeri Sipil yang telah Ditandatangani, Berita Acara Pelantikan yang Telah
Ditandatangani; dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 60


j) Surat Pengantar Permohonan Karpeg, Karpeg.

4. Manajemen Kinerja (SDM.04)


Proses Bisnis Manajemen Kinerja menguraikan serangkaian kegiatan pemanfaatan
sumber daya untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Proses
Bisnis ini meliputi Perencanaan Penilaian Kinerja, Pelaksanaan Penilaian Kinerja, dan
Evaluasi Kinerja.
Input Proses Bisnis Manajemen Kinerja adalah Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Pajak.
Output Proses Bisnis Manajemen Kinerja antara lain berupa:
a) Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PPK PNS); dan
b) Daftar Usulan Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Pegawai.

5. Pengembangan Kapasitas Pegawai (SDM.05)


Proses Bisnis Pengembangan Kapasitas Pegawai menguraikan serangkaian
kegiatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan maupun pelatihan untuk
mengurangi gap kompetensi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Proses Bisnis ini
meliputi Tugas Belajar Kedinasan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Izin Belajar di Luar
Kedinasan.
Input Proses Bisnis Pengembangan Kapasitas Pegawai antara lain berupa:
a) Surat Penawaran Beasiswa;
b) Surat Keputusan Pembebasan Jabatan;
c) Daftar Usulan Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Pegawai;
d) Laporan Individual Assessment Center (LIAC); dan
e) Dokumen-Dokumen Persyaratan Izin Belajar sesuai Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-16/PJ/2013.
Output Proses Bisnis Pengembangan Kapasitas Pegawai antara lain berupa:
a) Laporan Telah Selesai Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan;
b) Keterangan Kronologis Perkuliahan;
c) Ijazah;
d) Transkrip Nilai;
e) Nota Dinas Penempatan Kembali Pegawai Tugas Belajar; dan
f) Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 61


6. Manajemen Karir (SDM.06)
Proses Bisnis Manajemen Karir menguraikan serangkaian kegiatan terkait pola karir
pegawai sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun.
Proses Bisnis ini meliputi Pengembangan Desain Karir, dan Pengelolaan Karir.
Input Proses Bisnis Manajemen Karir antara lain berupa:
a) Benchmark;
b) Surat Pengumuman Penerima Beasiswa;
c) Ijazah;
d) Transkrip Nilai;
e) Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan;
f) Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PPK PNS); dan
g) Laporan Individual Assessment Center (LIAC).
Output Proses Bisnis Manajemen Karir antara lain berupa:
a) Surat Keputusan Mutasi;
b) Surat Keputusan Promosi Jabatan;
c) Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin;
d) Surat Keputusan Pembebasan Jabatan; dan
e) Surat Usulan Pemberhentian
Tidak Dengan Hormat.

7 Kompensasi dan Manfaat (SDM.07)


Proses Bisnis Kompensasi dan Manfaat ini menguraikan tata cara pengelolaan dan
pemberian penghargaan kepada pegawai atas pengabdiannya. Proses Bisnis ini meliputi
Pengelolaaan Kompensasi dan Pengeloaan Manfaat.
Input Proses Bisnis Kompensasi dan Manfaat antara lain berupa:
a) SK CPNS
b) SK PNS
c) Surat Perintah Melaksanakan Tugas
d) Surat Pernyataan Pelantikan
e) Surat Peryataan Menduduki Jabatan
f) Surat Permohonan Penghunian Rumah Negara
g) Surat Pernyataan Tidak Memiliki Rumah Sendiri
h) SK Mutasi
Output Proses Bisnis Kompensasi dan Manfaat antara lain berupa:
a) Gaji
b) Tunjangan Kinerja
c) Kartu Taspen

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 62


d) Kartu Tanda Peserta BPJS
e) Surat Ijin Penghunian Rumah Negara

8 Pemberhentian dan Pemensiunan (SDM.08)


Proses Bisnis Pemberhentian dan Pemensiunan ini menguraikan tentang tata cara
dalam pengelolaan pemberhentian pegawai, pemberhentian pegawai sementara dan
pengelolaan terkait pemensiunan pegawai. Proses Bisnis ini Pengelolaan Pemberhentian
Pegawai, Pengelolaan Pemberhentian Pegawai Sementara dan Pengelolaan Pemensiunan
Pegawai.
Input Proses Bisnis Pemberhentian dan Pemensiunan antara lain berupa:
a) Surat Peringatan (I,II, dan III)
b) Surat Keputusan Hukuman Disiplin
c) Surat Penahanan
d) Surat Putusan Pengadilan
e) Surat Permohonan Pemberhentian
Output Proses Bisnis Pemberhentian dan Pemensiunan antara lain berupa:
a) Surat Keputusan Pemberhentian Dengan Hormat
b) Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
c) Surat Keputusan Pemberhentian Sementara
d) Surat Keputusan Pensiun

9 Assessment Center (SDM.09)


Proses Bisnis Assessment Center menguraikan serangkaian kegiatan terkait
penilaian berbasis kompetensi dengan melibatkan beragam teknik evaluasi, metode, dan
alat ukur terhadap pegawai. Proses Bisnis ini meliputi Pengembangan Sistem Assessment
Center dan Pelaksanaan Assessment Center.
Input Proses Bisnis Assessment Center antara lain berupa:
a) Kamus Kompetensi; dan
b) Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PPK PNS).
Output Proses Bisnis Assessment Center adalah Laporan Individual Assessment
Center (LIAC).

5.14. Proses Bisnis Organisasi (AE)


Proses Bisnis Organisasi adalah kelompok proses bisnis yang menggambarkan
aktivitas-aktivitas atau rangkaian aktivitas dalam rangka penyelenggaraan dan pengendalian
operasional organisasi mulai dari perencanaan, pengelolaan, hingga pengendalian dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 63


evaluasi kegiatan-kegiatan sehingga organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan.
Proses Bisnis Organisasi tidak memberikan nilai tambah secara langsung pada
produk akhir namun sangat dibutuhkan pada sebuah organisasi karena menentukan arah
tujuan organisasi serta output yang dihasilkan menjadi panduan proses bisnis lain dalam
menjalankan aktivitasnya.
Proses Bisnis Organisasi dimulai dengan aktivitas penentuan visi dan misi. Visi dan
misi sangat menentukan arah tujuan yang akan dicapai sebuah organisasi. Visi dan misi
organisasi ini kemudian dijabarkan dalam berbagai sasaran strategis yang akan menjadi
kiblat setiap elemen dalam melakukan aktivitas kerjanya sesuai dengan struktur organisasi.
Aktivitas Proses Bisnis Organisasi meliputi perumusan rencana strategis, penyusunan
rencana kerja tahunan, pengelolaan kinerja organisasi, pengelolaan proyek, pengembangan
proses bisnis dan SOP, dan pengembangan desain organisasi termasuk struktur organisasi,
tugas dan fungsi, serta analisis jabatan.Struktur organisasi tersebut akan menjelaskan
fungsi dari masing-masing anggota organisasi dalam lingkup kegiatan organisasi. Masing-
masing pihak yang terdapat dalam struktur organisasi tersebut kemudian akan
melaksanakan proses bisnis organisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-
masing.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 64


AE
PROSES BISNIS ORGANISASI
Level 1

AF Renstra DJP, PMK 206/2014


PERENCANAAN Katalog IKU,
Kontrak Kinerja PMK 206.2/2014
STRATEGIS
AE.1 KEP SOP,
Pengembangan Manual SOP
Proses BIsnis

Dit. TPB
Masukan

Proses Bisnis

Unit Lain Masukan

PMK 206/2014
PMK 206.2/2014
PMK 100/2008
KEP Renstra
AE.2
Pengembangan Struktur Organisasi,
Desain Tusi, Urjab
Organisasi
Seluruh Unit
Masukan Di DJP
Dit. KITSDA

KEP Renstra
PMK 206/2014
PMK 206.2/2014
PER-9/PJ/2011

AE.3 AH
Laporan Monitoring dan
Pengelolaan Evaluasi Proyek PENGELOLAAN
Proyek KINERJA

Dit. KITSDA

Gambar 35 Peta Proses Bisnis Organisasi

Proses Bisnis Organisasi terdiri dari beberapa subproses sebagai berikut:


1. Pengembangan Proses Bisnis
2. Pengembangan Desain Organisasi
3. Pengelolaan Proyek

Input kelompok Proses Bisnis Organisasi adalah dari Kementerian Keuangan berupa
Rencana Strategis Kementerian Keuangan dan Kontrak Kinerja Kemenkeu Wideserta
masukan/usulan dari unit-unit lain. Input ini menjadi masukan dalam menentukan arah
kebijakan DJP yang dituangkan dalam Rencana Strategis DJP jangka menengah serta

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 65


Kontrak Kinerja Eselon I hingga pelaksana. Rencana Strategis ini kemudian menjadi
landasan dalam menyusun Rencana Kerja Tahunan, Proses Bisnis, Struktur organisasi
serta tugas dan fungsi masing-masing bagian di DJP.
Output kelompok Proses Bisnis Organisasi berupa Rencana Strategis, Rencana
Kerja Tahunan, Katalog Indikator Kinerja Utama (IKU), Proses Bisnis,StandardOperating
Procedure (SOP), Struktur organisasi, tugas dan fungsi serta Uraian Jabatan untuk masing-
masing bagian di DJPditeruskan kepada Seluruh Unit di DJP. Output lain berupa Laporan
Kinerja organisasi dan dan Laporan Tahunan diserahkan kepada Menteri Keuangan.
Kelompok Proses Bisnis Organisasi dapat dijabarkan menjadi 3 (tiga) sub proses, yaitu
Pengembangan Proses Bisnis (AE.02), Pengembangan Desain Organisasi (AE.03), dan
Pengelolaan Proyek (AE.03)

1. Pengembangan Proses Bisnis


Proses bisnis merupakan elemen dasar pembentukan suatu organisasi.
Pengembangan proses bisnis perlu dilakukan secara terus menerus yang diselaraskan
dengan rencana strategis yang ditetapkan oleh organisasi dan dalam rangka merespons
dinamika lingkungan yang memengaruhi kinerja organisasi. Berdasarkan analisis,
pengembangan proses bisnis berkaitan langsung dengan pengembangan organisasi, di
mana hasil pengembangan dari suatu proses bisnis dapat mendorong dilakukannya
penataan organisasi. Proses ini melakukan pengembangan proses bisnis meliputi
penyusunan proses bisnis baru, penyempurnaan proses bisnis yang sedang berjalan hingga
proses penyusunan, penyempurnaan, dan/atau pengembangan SOP.
Input Proses bisnis ini berupa renstra DJP, Katalog IKU dan Kontrak Kinerja
Kemenkeu One s.d Five, data hasil pengembangan SOP tahun sebelumnya,
usulan/masukan terkait proses bisnis, serta usulan/masukan terkait SOP. Output proses
bisnis ini berupa proses bisnis baru, proses bisnis disempurnakan, dokumen SOP yang
telah ditandatangani, dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak penetapan SOP.

2. Pengembangan Desain Organisasi


Sejalan dengan modernisasi yang dilaksanakan, struktur organisasi DJP difokuskan
pada proses bisnis dalam mencapai tujuan yang diamanatkan Undang-undang dalam hal
pengumpulan penerimaan negara. Proses Bisnis ini menguraikan tentang tata cara
penataan organisasi DJP yang meliputi analisa jabatan dan tupoksi unit mulai dari
persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasinya.
Input proses bisnis ini berupa Renstra DJP, proses bisnis baru dan yang
disempurnakan serta usulan penataan organisasi. Output proses bisnis ini berupa aturan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 66


penataan organisasi, uraian jabatan, dan laporan hasil evaluasi implementasi penataan
organisasi.
3. Pengelolaan Proyek
Untuk meningkatkan nilai yang dihasilkan dari tiap-tiap proses di DJP, diperlukan
pengembangan-pengembangan yang umumnya dikelola secara proyek. Proyek adalah
sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya, ruang
lingkup dan waktu selesainya, dengen pendanaan tertentu untuk mencapai tujuan dan hasil
yang spesifik dan unik, dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang
bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah. Pengelolaan proyek-proyek di DJP
dibutuhkan untuk memastikan efektifitas, efisiensi, kesesuaian antar proyek, kesesuaian
proyek dengan tujuan organisasi, ketersediaan sumber daya, dan hal-hal lain yang
dibutuhkan agar proyek dapat terlaksana dengan baik. Proses Bisnis ini menguraikan
tentang tata cara pengelolaan proyek DJP yang meliputi sesuai siklus proyek mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, penyelesaian, hingga monitoring dan evaluasi.
Input proses bisnis ini berupa Renstra DJP dan usulan/Masukan pembentukan
proyek. Output proses bisnis ini berupa Project Charter/Contract, Project Management
Plan/Dokumen Perencanaan Proyek, Output/deliverables, Dokumentasi proyek, Laporan
Pelaksanaan/ Penutupan Proyek, dan Laporan Monitoring dan Evaluasi Proyek.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 67


Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 68
LAMPIRAN I
KODE PROSES BISNIS DALAM FUNGSI UTAMA DJP

Untuk lebih memudahkan dalam pengembangan dan evaluasi atas proses bisnis yang ada dibuat suatu standarisasi dan pengkodean proses
bisnis sebagaimana berikut:

PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE


FUNGSI MANAJEMEN

Manajemen Strategis AF 1. Perumusan Visi dan Misi AF.01


2. Manajemen Strategis AF.02
2.1. Inventarisasi Masukan/Informasi AF.02.1
2.2. Penyusunan Renstra AF.02.2
2.3. Penyusunan Konsep Peraturan Renstra AF.02.3
2.4. Sosialisasi Renstra AF.02.4
3. Penyusunan Rencana Kerja AF.03
3.1. Penyusunan Kontrak Kinerja Kemenkeu Two s.d. Five AF.03.1
3.2. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan DJP AF.03.2
3.3. Penyusunan Rencana Kerja Unit Eselon II DJP AF.03.3
3.4. Penyusunan Rencana Kerja Unit Eselon III DJP AF.03.4
3.5. Penyusunan Rencana Kerja Unit Eselon III DJP AF.03.5
4. Evaluasi Strategi AF.04
5. Penyusunan Kebijakan AF.05

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 69


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
Pengawasan Internal AG 1. Pencegahan Kepatuhan Internal AF.01
1.1. Penyusunan Rencana AF.01.1
1.2. Internalisasi Kepatuhan AF.01.2
1.3. Pemantauan Kepatuhan AF.01.3
1.3.1. Pemantauan Pengendalian Internal AF.01.3.1
1.3.1.1. Pemantuan Pengendalian Utama AF.01.3.1.1
1.3.1.2.Pemantauan Efektivitas Implementasi dan Kecukupan AF.01.3.1.2
Rancangan Pengendalian Internal
1.3.2. Pemantauan Kode Etik dan Disiplin Pegawai AF.01.3.2
1.3.3. Pemantauan Manajemen Risiko AF.01.3.3
1.4. Pengujian Kepatuhan AF.01.4
1.4.1. Persiapan Pengujian AF.01.4.1
1.4.2. Pelaksanaan Pengujian AF.01.4.2
1.4.3. Monitoring Tindak Lanjut Hasil Pengujian AF.01.4.3
2. Penindakan Kepatuhan Internal AF.02
2.1. Pengelolaan Pengaduan AF.02.1
2.2. Analisis Aduan AF.02.2
2.3. Pengumpulan Bahan dan Keterangan AF.02.3
2.4. Investigasi Aduan AF.02.4
2.5. Penelitian Pendahuluan AF.02.5
2.6. Pemeriksaan Hukuman Disiplin AF.02.6
2.6.1. Pengusulan Tim Pemeriksa AF.02.6.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 70


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.6.2. Pemanggilan dan Pemeriksaan AF.02.6.2
2.6.3. Penjatuhan Hukuman Disiplin AF.02.6.3
2.7. Monitoring/ Reviu Penindakan Kepatuhan Internal AF.02.7
3. PemantauanTindak Lanjut Pengawasan Eksternal AF.03
3.1. Analisis Tindak Lanjut Hasil Pengawasan AF.03.1
3.2. Rekonsiliasi Tindak Lanjut AF.03.2
3.3. Asistensi Tindak Lanjut AF.03.3
3.4. Pembahasan Temuan AF.03.4

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 71


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
Pengelolaan Kinerja AH 1. Penyusunan Laporan Kinerja Organisasi AH.01
2. Penyusunan Laporan Tahunan DJP AH.02

Manajemen Risiko T 1. Penetapan Konteks T.01


1.1. Penentuan Tujuan atau Sasaran T.01.1
1.2. Penentuan Parameter PenerapanManajemen Risiko (Ruang Lingkup, Time T.01.2
horizon, output)
1.3. Penentuan Struktur Manajemen Risiko T.01.3
1.4. Penentuan Pemangku Kepentingan (stakeholder) T.01.4
1.5. Penetapan Kriteria Risiko T.01.5
1.6. Penetapan Matriks Analisis Risiko T.01.6
1.7. Pemindahan Wajib Pajak T.01.7
2. Risk Assessment T.02
2.1. Identifikasi Risiko T.02.1
2.1.1. Penentuan Sasaran Strategis dan Proses Bisnis T.02.1.1
2.1.2. Identifikasi Kejadian Risiko T.02.1.2
2.1.3. Identifikasi Penyebab Risiko T.02.1.3
2.1.4. Identifikasi Dampak Atas Risiko T.02.1.4
2.2. Analisis Risiko T.02.2
2.2.1. Penentuan Sistem Pengendalian dan Efektivitasnya T.02.2.1
2.2.2. Estimasi Level Kemungkinan Risiko T.02.2.2
2.2.3. Estimasi Level Dampak Risiko T.02.2.3
2.2.4. Penentuan Level Risiko T.02.2.4

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 72


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.2.5. Penyusunan Peta Risiko T.02.2.5
2.3. Evaluasi Risiko T.02.3
2.3.1. Penentuan Sistem Pengendalian dan Efektivitasnya T.02.3.1
2.3.2. Estimasi Level Kemungkinan Risiko T.02.3.2
3. Mitigasi Risiko Kunci T.03
3.1. Penentuan Opsi Mitigasi Risiko T.03.1
3.2. Penyusunan Rencana Mitigasi Risiko T.03.2
3.3. Penetapan Target Penurunan Level Risiko T.03.3
3.4. Pelaksanaan Rencana Mitigasi Risiko T.03.4
3.4. Pengukuran Capaian Target Mitigasi Risiko T.03.5
4. Pemantauan dan Reviu Manajemen Risiko T.04
4.1. Penentuan Level Risiko Sebelumnya T.04.1
4.2. Penentuan Level Risiko Aktual T.04.2
4.3. Penentuan Level Risiko Residual Harapan A.04.3
4.4. Penentuan Tren Risiko T.04.4
4.5. Penentuan Deviasi Risiko T.04.5
4.6. Penyusunan Rekomendasi T.04.6
4.7. Penyusunan Peta Hasil Mitigasi T.04.7
5. Pelaporan Manajemen Risiko T.05
5.1. Penyusunan Laporan T.05.1

FUNGSI UTAMA

Registrasi A 1. Pendaftaran dan Pemberian NPWP A.01

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 73


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.1. Pendaftaran dan Pemberian NPWP atas Permohonan Wajib Pajak A.01.1
1.1.1. Pendaftaran Melalui Tempat Pelayanan Terpadu di KPP atau KP2KP A.01.1.1
1.1.2. Pendaftaran Melalui Aplikasi e-Registration A.01.1.2
1.1.3. Pendaftaran Hasil Ekstensifikasi A.01.1.3
1.2. Pendaftaran dan Pemberian NPWP atas Permohonan Wajib Pajak A.01.2
2. Pemutakhiran Data A.02
2.1. Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan PKP A.02.1
2.1.1. Pengukuhan PKP A.02.1.1
2.1.1.1. Pengukuhan PKP atas Permohonan Wajib Pajak A.02.1.1.1
2.1.1.2. Pengukuhan PKP secara Jabatan A.02.1.1.2
2.1.2. Pencabutan Pengukuhan PKP A.02.1.2
2.1.2.1. Pencabutan Pengukuhan PKP atas Permohonan Wajib Pajak A.02.1.2.1
2.1.2.2. Pencabutan Pengukuhan PKP secara Jabatan A.02.1.2.2
2.2. Perubahan Data A.02.2
2.2.1. Perubahan Data atas Permohonan Wajib Pajak A.02.2
2.2.2. Perubahan Data atas Permohonan Wajib Pajak A.02.2.1
2.3. Pemindahan dan Penetapan Tempat Terdaftar/Pelaporan Usaha A.02.3
2.3.1. Pemindahan Wajib Pajak atas Permohonan Wajib Pajak A.02.3.1
2.3.2. Pemindahan Wajib Pajak secara Jabatan A.02.3.2
2.3.3. Penetapan Tempat Terdaftar/Pelaporan Usaha A.02.3.3
2.4. Penetapan dan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif A.02.4
2.4.1. Penetapan WP NE/Pengaktifan Kembali WP NE atas Permohonan A.02.4.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 74


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
Wajib Pajak
2.4.1.1. Penetapan WP NE atas Permohonan Wajib Pajak A.02.4.1.1
2.4.1.2. Pengaktifan Kembali WP NE atas Permohonan Wajib Pajak A.02.4.1.2
2.4.2. Penetapan WP NE/Pengaktifan Kembali WP NE secara Jabatan A.02.4.2
2.4.2.1. Penetapan WP NE secara Jabatan A.02.4.2.1
2.4.2.2. Pengaktifan Kembali WP NE secara Jabatan A.02.4.2.2
2.5. Pembatalan Pencabutan Pengukuhan PKP A.02.5
3. Penghapusan NPWP A.03
3.1. Pembatalan Pencabutan Pengukuhan PK A.03.1
3.2. Penghapusan NPWP secara Jabatan A.03.2
4. Pengaktifan Kembali NPWP dan Aktivasi Sementara A.04
4.1. Pengaktifan kembali NPWP A.04.1
4.2. Aktivasi Sementara WP Hapus A.04.2
5. Evaluasi dan Penetapan Promosi/Demos A.05
5.1. Evaluasi Promosi/Demosi A.05.1
5.2. Penetapan Promosi/Demosi A.05.2

Layanan Administrasi B 1. Layanan Melalui Pengeluaran Surat Keputusan/Surat Keterangan/Surat B.01


1.1. Pemberian Restitusi-tanpa Pemeriksaan B.01.1
1.1.1. Restitusi PBB B.01.1.1
1.1.2. Pengembalian Pendahuluan (Ps. 17C, Ps. 17D, PKP Risiko Rendah) B.01.1.2
1.1.3. Pengembalian PPN Bagi Turis B.01.1.3
1.1.4. Pengembalian atas Putusan Keberatan / Banding / PK / Ps.16/36 B.01.1.4

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 75


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.1.5. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak B.01.1.5
Terhutang
1.2. Pemberian Imbalan Bunga B.01.2
1.3. Pemberian Perizinan B.01.3
1.3.1. Perijinan Terkait Pembukuan B.01.3.1
1.3.2. Perijinan Terkait Pelunasan Pajak Dengan Cara Lain B.01.3.2
1.3.3. Perijinan Terkait Fasilitas Lainnya B.01.3.3
1.4. Pemberian Fasilitas Ps. 31A UU PPh B.01.4
1.4.1. Daerah/Jenis Usaha Tertentu PP 52/2011 B.01.4.1
1.4.2. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET, PP 147/2000) B.01.4.2
1.5. Pemberian Fasilitas Tekait Pembayaran Pajak B.01.5
1.6. Pemberian Surat Keterangan/Surat B.01.6
1.6.1. Pemberian SKF B.01.6.1
1.6.2. Pemberian SKB B.01.6.2
1.6.3. Pemberian SKD B.01.6.3
1.6.4. Pemberian NFSP B.01.6.4
2. Layanan Tanpa Pengeluaran Surat Keputusan/Surat Keterangan/Surat B.02
2.1. Legalisasi atau Validasi Dokumen B.02.1
2.2. Cetak ulang B.02.2
2.3. Pengadministrasian Pemberitahuan B.02.3
2.4. Pemberian Sertifikat Elektronik dan Passphrase atau Data e-Faktur B.02.4
3. Layanan untuk non-WP B.03

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 76


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
Pembayaran C 1. Pembuatan Data Pembayaran C.01
1.1. MPN-G1 C.01.1
1.1.1. Penerbitan NTPN C.01.1.1
1.1.2. Rekonsiliasi Atas C.01.1.2
1.1.3. Pemutakhiran Data Tampilan Aplikasi Portal DJP C.01.1.3
1.1.3.1. Pengalokasian Pagu Pajak DTP C.01.1.3.1
1.1.3.2. Pelaporan SPT atas Pajak DTP C.01.1.3.2
1.1.3.3. Penerimaan Data Pembayaran Pajak DTP C.01.1.3.3
1.1.4. Penerimaan Data Hasil Rekonsiliasi Bawah C.01.1.4
1.1.5. Penurunan Data ke SIDJP C.01.1.5
1.2. MPN-G2 C.01.2
1.2.1. Create Billing SSE C.01.2.1
1.2.1.1. Perekaman Valas Migas C.01.2.1.2
1.2.1.2. Rekonsiliasi Pembayaran Pajak Valas Migas C.01.2.1.2
1.2.2. Official Billing C.01.2.2
1.2.3. Create Billing CA C.01.2.3
1.2.4. Settlement Transaction C.01.2.4
1.2.5. Penerimaan Data MPN-G2 Hasil Rekonsiliasi C.01.2.5
1.2.6. Penerimaan Data DJBC dan Potongan SPM C.01.2.6
1.2.7. Pengiriman Data Penyesuaian C.01.2.7
1.3. Penerimaan Data Non-MPN C.01.3
1.3.1. Pembayaran Pajak dalam Mata Uang Asing Non-MPN C.01.3.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 77


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.3.1.1. Perekaman SSP Mata Uang Asing C.01.3.1.1
1.3.1.2. Rekonsiliasi Pembayaran Pajak dalam Mata Uang Asing C.01.3.1.2
1.3.2. Pembayaran Pajak DTP C.01.3.2
1.3.2.1. Pengalokasian Pagu P-DTP C.01.3.2.1
1.3.2.2. Pelaporan Rekapitulasi P-DTP C.01.3.2.2
1.3.2.3. Pengesahan P-DTP C.01.3.2.3
1.3.3. Penerimaan Data Pembayaran PBB Migas (Pemindahbukuan) C.01.3.3
1.3.3.1. Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran C.01.3.3.1
1.3.3.2. Tindak Lanjut Surat Direktur Jenderal Anggaran C.01.3.3.2
1.3.4. Penerimaan Data Pembayaran Potongan SPM C.01.3.4
2. Penerimaan Data Pembayaran C.02

3. Penyesuaian C.03
2.1. Penerbitan SPMKP C.02.1
2.2. Penerbitan SPMIB C.02.2
2.3. Pemindahbukuan (Pbk) C.02.3
4. Pelaporan dan Evaluasi Penerimaan Pajak C.04
3.1. Evaluasi Penerimaan Pajak Tahun Berjalan C.03.1
3.2. Penyusunan Laporan Penerimaan Pajak KPP C.03.2
3.3. Penyusunan Laporan Penerimaan Pajak Nasional C.03.3

Keberatan D 1. Penerimaan Permohonan Keberatan D.01


1.1. Penerimaan Permohonan Keberatan (Pasal 25 KUP, Pasal 15 UUPBB) D.01.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 78


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.2. Penyiapan Dokumen Perpajakan dan Pengiriman ke Kanwil/KPDJP D.01.2
2. Persiapan Pelaksanaan Penelitian D.02
2.1. Penerimaan Berkas Keberatan dari KPP D.02.1
2.2. Penugasan Tim Peneliti dengan Surat Tugas D.02.2
2.3. Penelitian Persyaratan Keberatan D.02.3
3. Pelaksanaan Penelitian Keberatan (Pasal 25 KUP & Pasal 15 UUPBB) D.03
3.1. Penelitian Berkas D.03.1
3.2. Permintaan dan Analisa Data/Keterangan D.03.2
3.3. Pembuatan Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain dalam Rangka Keberatan D.03.3
3.4. Pembuatan Usulan Peninjauan ke Lokasi WP D.03.4
3.5. Pembahasan Awal Sengketa Pajak D.03.5
3.6. Pembuatan Kertas Kerja Penelitian dan Konsep Laporan Penelitian D.03.6
3.7. Pembahasan Oleh Tim Pembahas D.03.7
3.8. Pembahasan Akhir Sengketa Pajak D.03.8
3.9. Penerbitan Surat Keputusan D.03.9
4. Pencabutan Keberatan Wajib Pajak D.04
4.1. Penerimaan dan Penelitian Permohonan Pencabutan Keberatan D.04.1
4.2. Pembuatan Laporan Sumir Keberatan dan Menghentikan Pelaksanaan D.04.2
Penelitian Keberatan

Non Keberatan E 1. Penerimaan Permohonan Pasal 16 dan Pasal 36 (1) & Pasal 19 UUPBB E.01
2. Pembuatan Usulan Pasal 16/36 (1) KUP dan Ps 19 /20 UU PBB Secara Jabatan E.02
3. Persiapan Pelaksanaan Penelitian E.03

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 79


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
4. Pelaksanaan Penelitian Pembetulan (Pasal 16 KUP) E.04
5. Pelaksanaan Penelitian Pasal 36 (1) KUP & Pasal 19/20 UUPBB E.05
6. Penelaahan Sejawat (Peer Review) E.06
6.1. Penentuan Nama Tim Peer Review & Menugaskan Tim Preview dengan E.06.1
Surat Tugas
6.2. Pelaksanaan Evaluasi / Peer Review E.06.2
6.3. Tindak Lanjut Evaluasi / Penelaahan Sejawat (Peer Review) E.06.3
7. Pencabutan Permohonan Pasal 36 (1) KUP E.07
7.1. Penerimaan Permohonan Pencabutan E.07.1
7.2. Penelitian Permohonan, Membuat Laporan Sumir Non Keberatan dan E.07.2
Menghentikan Penelitian
Edukasi Q 1. Perencanaan Edukasi Q.01
1.1. Perumusan Edukasi DJP Q.01.1
1.1.1. Penyusunan Rencana Kerja Edukasi Skala Nasional Q.01.1.1
1.1.2. Penyusunan Rencana Kerja Edukasi Skala Regional/Lokal Q.01.1.2
1.2. Perencanaan SDM Edukasi Q.01.2
1.2.1. Penatausahaan Tenaga Penyuluh Q.01.2.1
1.2.2. Peningkatan Kompetensi Tenaga Penyuluh Q.01.2.2
1.3. Perencanaan Sarana dan Prasarana Edukasi Q.01.3
1.3.1. Penyusunan Metode dan Materi Edukasi Q.01.3.1
1.3.2. Penyiapan Sarana dan Prasarana Edukasi Q.01.3.2
2. Kegiatan Edukasi Q.02

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 80


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.1. Pelaksanaan Edukasi Langsung Q.02.1
2.1.1. Pelaksanaan Penyuluhan Q.02.1.1
2.1.2. Pelaksanaan Konsultasi Q.02.1.2
2.2. Pelaksanaan Edukasi Tidak Langsung Q.02.2
2.2.1. Pelaksanaan Edukasi Melalui Media Elektronik Q.02.2.1
2.2.2. Pelaksanaan Edukasi Melalui Media Cetak Q.02.2.2
2.2.3. Pelaksanaan Edukasi Melalui KLIP Q.02.2.3
3. Monitoring dan Evaluasi Q.03
3.1. Penyusunan Laporan dan Evaluasi Kegiatan Edukasi Q.03.1
3.2. Pelaksanaan Monitoring Edukasi Penyuluhan Q.03.2

Ekstensifikasi F 1. Perencanaan Ekstensifikasi F.01


1.1. Penyusunan Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE) F.01.1
1.2. Penyusunan Rencana Kerja (RK) F.01.2
2. Pelaksanaan Ekstensifikasi F.02
2.1. Penyusunan DPE/DPESI F.02.1
2.2. Kunjungan Lokasi WP F.02.2
2.3. Pelaksanaan Ekstensifikasi melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah F.02.3
2.4. Pengiriman Surat Imbauan kepada WP F.02.4
3. Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi F.03
3.1. Perekaman Formulir Pendaftaran F.03.1
3.2. Penyampaian Formulir Pengukuhan F.03.2
3.3. Pemantauan Tanggapan Surat Imbauan F.03.3

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 81


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
3.4. Pembuatan Usulan Verifikasi atau Pemeriksaan F.03.4
3.5. Tindak Lanjut Hasil Pengamatan F.03.5
4. Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi F.04

Pengawasan G 1. Mapping G.01


1.1. Pencarian Data untuk Monografi Fiskal G.01.1
1.2. Pembuatan dan Penatausahaan data Monografi Fiskal G.01.2
2. Profilling G.02
2.1. Pengumpulan Data Melalui Visiting G.02.1
2.2. Pemutakhiran Profil WP G.02.2
3. Tindak Lanjut Pemanfaatan Data G.03
3.1. Pengusulan Perubahan Data WP Secara Jabatan G.03.1
3.2. Penelitian/Analisis Kepatuhan Material WP (termasuk SPT Unbalance) G.03.2
3.3. Tindak Lanjut KMS G.03.3
3.4. Pengusulan Penetapan WP Patuh G.03.4
3.5. Pengusulan Pembetulan atau Pembatalan Ketetapan Pajak & Pengurangan G.03.5
atau Penghapusan Sanksi Adm Secara Jabatan
3.6. Pengusulan Pemberian NPWP G.03.6

Pemeriksaan I 1. Perencanaan Pemeriksaan I.01


2. Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan I.02
2.1. Usulan Pemeriksaan I.02.1
2.2. Persetujuan/Penugasan Pemeriksaan I.02.2
2.3. Instruksi pemeriksaan I.02.3

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 82


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.4. Persiapan Pemeriksaan I.02.4
2.5. Pelaksanaan Pemeriksaan Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban I.02.5
Perpajakan
2.5.1. Pemeriksaan Lapangan I.02.5.1
2.5.2. Pemeriksaan Kantor I.02.5.2
2.6. Reviu (penelaahan) I.02.6
2.1.1. 2.7. Pembahasan dengan Tim Quality Assurance I.02.7
2.8. Pelaporan Pemeriksaan I.02.8
2.9. Penetapan Surat Ketetapan Pajak I.02.9
2.10. Peer Review (Penelaahan Sejawat) Pemeriksaaan I.02.10
3. Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain I.03
3.1. Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain I.03.1
3.2. Persetujuan/Penugasan Pemeriksaan Tujuan Lain I.03.2
3.3. Instruksi Pemeriksaan Tujuan Lain I.03.3
3.4. Persiapan Pemeriksaan Tujuan Lain I.03.4
3.5. Pelaksanaan Pemeriksaan Tujuan Lain I.03.5
3.5.1. Pemeriksaan Lapangan I.03.5.1
3.5.2. Pemeriksaan Kantor I.03.5.2
3.6. Pelaporan Pemeriksaan Tujuan Lain I.03.6

Pengenaan PBB J 1. Pendataan J.01


1.1. Pendaftaran PBB J.01.1
1.2. Pemutakhiran J.01.2

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 83


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.3. Pemetaan J.01.3
2. Penilaian J.02
2.1. Penilaian Nilai Jual Objek Pajak J.02.1
2.1.1. Perhitungan Nilai Referensi J.02.1.1
2.1.2. Pengolahan Data SBPHT dan SBPK J.02.1.2
2.1.3. Penghitungan Standar Investasi Tanaman J.02.1.3
2.1.4. Perhitungan Nilai Bumi dan Nilai Bangunan J.02.1.4
2.2. Uji Petik Penilaian J.02.2
2.2.1. Uji Petik SPOP dan LSPOP PBB Mineral dan Batubara J.02.2.1
3. Penetapan J.03
3.1. Penyusunan Usulan Nilai Jual Bumi Per Meter Persegi dan/atau Nilai Jual J.03.1
Bangunan Per Meter Persegi
3.2. Penerbitan KMK NJOP J.03.2
3.3. Penerbitan SPPT PBB J.03.3
3.4. Penatausahaan SPPT PBB Migas dan PBB Panas Bumi Pemindahbukuan J.03.4
3.4.1. Pembuatan Daftar Ketetapan PBB Migas dan Panas Bumi J.03.4.1
3.4.2. Permintaan Pembayaran J.03.4.2

Penilaian U 1. Persiapan Penilaian U.01


1.1. Permintaan Penilaian U.01.1
1.2. Permintaan Bantuan Penilai U.01.2
2. Pelaksanaan Penilaian U.02
2.1. Penentuan Pendekatan, Metode, dan Teknik Penilaian U.02.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 84


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.2. Pengumpulan Data U.02.2
2.3. Analisis dan Penentuan Nilai U.02.1
2.4. Penyusunan Kertas Kerja U.02.2
3. Pelaporan Hasil Penilaian U.03

Pemeriksaan Bukti K 1. Proses Pemeriksaan Bukti Permulaan K.01


Permulaan dan 1.1. Penelaahan Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan K.01.1
Penyidikan 1.2. Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan K.01.2
1.3. Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan K.01.3
1.3.1. Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan K.01.3.1
1.3.2. Perolehan Keterangan dan Data K.01.3.2
1.3.2.1. Permintaan Keterangan Calon Tersangka dan Calon Saksi K.01.3.2.1
Serta Pihak Lain Terkait
1.3.2.2. Peminjaman Buku, Catatan, Dokumen, dan Lain-Lain K.01.3.2.2
1.3.2.3. Penyegelan/Pembukaan Kertas Segel K.01.3.2.3
1.3.2.4. Pembukaan Rahasia Bank dan Pengolahan Dokumen K.01.3.2.4
1.3.2.5. Perolehan/Pengambilan dan Pengolahan Data Elektronik K.01.3.2.5
1.3.2.6. Permintaan Bantuan Tenaga Ahli K.01.3.2.6
1.3.3. Pelaksanaan Pengujian Tindak Pidana di Bidang Perpajakan K.01.3.3
1.3.4. Penyusunan KKP dan Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan K.01.3.4
1.3.5. Penghentian Pemeriksaan Bukti Permulaan K.01.3.5
1.3.6. Perpanjangan Jangka Waktu Penyelesaian K.01.3.6
1.3.7. Perluasan Pemeriksaan Bukti Permulaan K.01.3.7

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 85


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.3.8. Pengalihan Pemeriksaan Bukti Permulaan K.01.3.8
1.3.9. Tindak Lanjut Atas Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan Oleh K.01.3.9
Wajib Pajak
1.3.10. Pemeriksaan Bukti Permulaan Wajib Pajak K.01.3.10
1.4. Penelaahan atas Konsep LPBP K.01.4
1.5. Tindak Lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan K.01.5
1.5.1. Penerbitan Surat Usul Penyidikan K.01.5.1
1.5.2. Penerbitan SKPKB (Pasal 13A) K.01.5.2
1.5.3. Tindak Lanjut Pengungkapan Ketidakbenaran (Pasal 8 ayat (3) UU K.01.5.3
KUP
1.5.4. Tindak Lanjut atas Tindak Pidana selain Tindak Pidana di Bidang K.01.5.4
Perpajakan
1.5.5. Tindak Lanjut Penghentian Bukper K.01.5.5
1.5.6. Tindak Lanjut atas Keterlibatan Aparat Pajak dalam Tindak Pidana K.01.5.6
Perpajakan
2. Proses Persiapan Penyidikan K.02
2.1. Penelaahan Usul Penyidikan K.02.1
2.2. Penerbitan Laporan Kejadian K.02.2
2.3. Penerbitan Surat Perintah Penyidikan K.02.3
2.4. Penerbitan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) K.02.4
3. Proses Pelaksanaan Penyidikan K.03
3.1. Permintaan Pencegahan K.03.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 86


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
3.2. Penggeledahan dan/atau Penyitaan K.03.2
3.3. Permintaan Bantuan Penangkapan dan Penahanan K.03.3
3.4. Pemanggilan dan Pemeriksaan saksi, ahli, dan tersangka K.03.4
3.5. Pembuatan Berita Acara Pendapat/Resume K.03.5
3.6. Pemberkasan K.03.6
3.7. Penyerahan Berkas Perkara, Tersangka, Dan Barang Bukti K.03.7
3.8. Pengembangan Penyidikan K.03.8
4. Proses Penghentian Penyidikan K.04
4.1. Penyelesaian usul penghentian penyidikan K.04.1
4.2. Penerbitan Surat Perintah Penghentian Penyidikan K.04.2
4.3. Penerbitan SKP3 K.04.3
4.4. Tindak Lanjut atas permintaan informasi Kerugian negara K.04.4
4.5. Penelitian dalam rangka penghentian penyidikan 44B K.04.5
4.6. Tindak Lanjut atas Persetujuan/Penolakan Penghentian Penyidikan K.04.6
4.7. Pemberitahuan Persetujuan/Penolakan Penghentian Penyidikan K.04.7

Penagihan L 1. Penatausahaan Piutang dan Penagihan Pajak L.01


2. Penagihan Aktif L.02
2.1. Penagihan Seketika dan Sekaligus L.02.1
2.2. Penerbitan Surat Teguran L.02.2
2.3. Penerbitan Surat Paksa L.02.3
2.4. Pencegahan L.02.4
2.5. Penerbitan SPMP L.02.5

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 87


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.6. Pengusulan Pemeriksaan untuk Penagihan Pajak (Delinquency Audit) L.02.6
2.7. Penyitaan L.02.7
2.8. Penyanderaan L.02.8
2.9. Pelelangan L.02.9
2.10. Penyetoran Barang Sitaan tidak Melalui Lelang L.02.10
3. Penghapusan Piutang L.03
3.1. Penelitian Administrasi L.03.1
3.2. Penelitian Setempat L.03.2
3.3. Pengusulan Penghapusan Piutang Pajak L.03.3
3.4. Peneiltian Administrasi oleh Kanwil L.03.4
3.5. Penelitian Administrasi oleh Kantor Pusat L.03.5
2.1.2. 3.6. Tindak Lanjut Penghapusan Piutang Pajak 2.1.3. L.03.6

Intelijen Perpajakan O 1. Kegiatan Intelijen Stratejik O.01


1.1. Perencanaan Kegiatan Intelijen O.01.1
1.2. Pengamanan dan Penggalangan O.01.2
1.2.1. Penerimaan IDLP O.01.2.1
1.2.2. Penerusan IDLP O.01.2.2
1.2.3. Identifikasi IDLP O.01.2.3
1.3. Penerimaan dan Identifikasi IDLP O.01.3
1.4. Pengolahan Data Intelijen O.01.4
2. Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi O.02
2.1. Perencanaan Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi O.02.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 88


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.2. Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi O.02.2
2.2.1. Pencarian Data dan Pengumpulan Data O.02.2.1
2.2.2. Analisis Data O.02.2.2
2.2.3. Penyusunan dan Perekaman LHIP O.02.2.3
2.2.4. Permintaan Bantuan Intelijen Lapangan O.02.2.4
2.3. Distribusi Pemanfaatan dan Evaluasi O.02.3
3. Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum O.03
3.1. Perencanaan Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum O.03.1
3.2. Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum O.03.2
3.2.1. Penerimaan IDLP O.03.2.1
3.2.2. Pengembangan dan Analisis IDLP O.03.2.2
3.2.3. Penyusunan dan Perekaman LHIP O.03.2.3
3.2.4. Permintaan Bantuan Intelijen Lapangan O.03.2.4
3.3. Distribusi Pemanfaatan dan Pengawasan Tindak Lanjut O.03.3
4. Kegiatan Operasi Intelijen O.04
4.1. Perencanaan Kegiatan Operasi Intelijen O.04.1
4.2. Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Operasional O.04.2
4.3. Distribusi Pemanfaatan dan Evaluasi O.04.3

FUNGSI PONDASI DAN PENDUKUNG

Pengolahan SPT M 1. Penerimaan SPT M.01


1.1. Penerimaan Langsung M.01.1
1.1.1. Penerimaan SPT Masa Di KP2KP M.01.1.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 89


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.1.2. Penerimaan SPT Tahunan Di KP2KP M.01.1.2
1.1.3. Penerimaan SPT Masa Di KPP M.01.1.3
1.1.4. Penerimaan SPT Tahunan Di KPP M.01.1.4
1.2. Penerimaan Melalui Pos/Jasa Ekspedisi/ Kurir M.01.2
1.2.1. Penerimaan SPT Masa di KP2KP M.01.2.1
1.2.2. Penerimaan SPT Masa di KPP M.01.2.2
1.2.3. Penerimaan SPT Tahunan di KPP M.01.2.3
1.3. Penerimaan e-Filing M.01.3
2. Pengelolaan SPT M.02
2.1. Pengelolaan SPT Kertas di Unit Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan M.02.1
2.1.1. Pelaksanaan Urusan Logistik M.02.1.1
2.1.1.1. Pengiriman Logistik Pengemasan M.02.1.1.1
2.1.1.2. Penghantaran Logistik Pengemasan M.02.1.1.2
2.1.2. Pengemasan M.02.1.2
2.1.3. Transportasi Dokumen dan Penerimaan M.02.1.3
2.1.3.1. Pengambilan Kemasan M.02.1.3.1
2.1.3.1.1. Penugasan Pengambilan Kemasan SPT M.02.1.3.1.1
2.1.3.1.2. Pengambilan Kemasan SPT M.02.1.3.1.2
2.1.3.2. Pengiriman Kemasan M.02.1.3.2
2.1.3.3. Penerimaan Kemasan M.02.1.3.3
2.1.3.3.1. Penerimaan Kemasan SPT M.02.1.3.3.1
2.1.3.3.2. Penghitungan Ulang Isi Kemasan M.02.1.3.3.2

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 90


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.1.3.3.3. Penyimpanan Kemasan Sementara Di Gudang M.02.1.3.3.3
Pengumpulan Dan Penerimaan Dokumen
2.1.3.3.4. Pengajuan Kemasan M.02.1.3.3.4
2.1.3.3.5. Persetujuan Pengajuan Kemasan M.02.1.3.3.5
2.1.4. Pemilahan dan Pemindahan M.02.1.4
2.1.4.1. Pemilahan M.02.1.4.1
2.1.4.2. Penyimpanan Kemasan Sementara di Gudang Pemindaian M.02.1.4.2
2.1.4.3. Pemindaian M.02.1.4.3
2.1.4.4. Penyimpanan Kemasan Sementara di Gudang Repacking M.02.1.4.4
2.1.4.5. Repacking M.02.1.4.5
2.1.4.6. Validasi Image M.02.1.4.6
2.1.4.7. Quality Control hasil Pemindaian (QC) M.02.1.4.7
2.1.4.8. Transfer Image M.02.1.4.8
2.1.5. Perekaman Dan Transfer Data M.02.1.5
2.1.5.1. Recogniton M.02.1.5.1
2.1.5.2. Penjaminan Data M.02.1.5.2
2.1.5.2.1. Completion M.02.1.5.2.1
2.1.5.2.2. Supervisi M.02.1.5.2.2
2.1.5.2.3. Cek Balance Unbalance M.02.1.5.2.3
2.1.5.3. Quality Assurance SPT Unbalance M.02.1.5.3
2.1.5.4. Quality Assurance SPT Balance M.02.1.5.4
2.1.5.5. Transfer Data M.02.1.5.5

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 91


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.1.6. Penyimpanan Dokumen M.02.1.6
2.1.6.1. Penyimpanan Kemasan M.02.1.6.1
2.1.6.1.1. Penerimaan Kemasan SPT untuk Disimpan M.02.1.6.1.1
2.1.6.1.2. Pemeriksaan Kemasan SPT M.02.1.6.1.2.
2.1.6.1.3. Penyimpanan Kemasan SPT M.02.1.6.1.3
2.1.6.2. Stock Opname M.02.1.6.2
2.1.6.3. Penanganan Masalah M.02.1.6.3
2.1.6.4. Penanganan Dokumen Hilang M.02.1.6.4
2.1.6.5. Penanganan Penemuan Dokumen Hilang M.02.1.6.5
2.1.7. Pengembalian Dokumen Ke KPP M.02.1.7
2.1.7.1. Pengiriman SPT yang dikembalikan ke KPP M.02.1.7.1
2.1.7.2. Penghantaran SPT yang dikembalikan ke KPP M.02.1.7.2
2.1.8. Pemusnahan Dokumen M.02.1.8
2.1.9. Peminjaman dan Permintaan Salinan Dokumen M.02.1.9
2.1.9.1. Peminjaman Dokumen M.02.1.9.1
2.1.9.2. Pengembalian Dokumen yang Dipinjam M.02.1.9.2
2.1.9.3. Permintaan Salinan Dokumen M.02.1.9.3
2.2. Pengelolaan SPT di KPP M.02.2
2.2.1. Perekaman Isi SPT M.02.2.1
2.2.2. Penyimpanan SPT M.02.2.2
2.2.3. Peminjaman SPT M.02.2.3
2.2.4. Pengembalian SPT M.02.2.4

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 92


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.2.5. Pemusnahan SPT M.02.2.5
2.3. Pengelolaan e-Filing M.02.3

Pengolahan Data Pihak N 1. Pembangunan Basis Data N.01


Ke-3 1.1. Pencarian Data N.01.1
1.1.1. Pencarian Data Dalam Negeri N.01.1.1
1.1.1.1. Load Data N.01.1.1.1
1.1.1.2. Editing (Transkrip) Data N.01.1.1.2
1.1.1.3. Perekaman Data N.01.1.1.3
1.1.1.4. Penyampaian Data ILAP ke KPDE N.01.1.1.4
1.1.1.5. Klarifikasi Data ILAP N.01.1.1.5
1.1.2. Pencarian Data Luar Negeri (Load Data) N.01.1.2
1.2. Penyesuaian Data N.01.2
1.2.1. Profiling Data (Penyesuaian Struktur Data) N.01.2.1
1.2.2. Cleansing Data (Standarisasi Isi Data) N.01.2.2
1.2.3. Identifikasi Data (Penentuan NPWP) N.01.2.3
1.3. Produksi Data N.01.3
1.3.1. Produksi Data Sehubungan dengan Tindak Lanjut Ekstensifikasi N.01.3.1
1.3.2. Produksi Data Media Massa N.01.3.2
1.3.3. Produksi Data Sehubungan dengan Informasi Lainnya N.01.3.3
1.3.4. Produksi Data Hasil Pemeriksaan N.01.3.4
1.3.5. Produksi Data Hasil Pengawasan N.01.3.5
1.3.6. Produksi Data Hasil Verifikasi N.01.3.6

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 93


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.4. Pengesahan Data N.01.4
1.5. Penyimpanan Data N.01.5
1.6. Penyandingan Data N.01.6
1.7. Pengolahan Data Eksternal (Psl. 35A UU KUP) N.01.7
1.7.1. Pengumpulan / Penerimaan Data N.01.7.1
1.7.1.1. Penerimaan Data Eksternal Dalam Bentuk Dokumen Fisik N.01.7.1.1
1.7.1.2. Penerimaan Data Eksternal Dalam Media Elektronik N.01.7.1.2
1.7.1.3. Penerimaan Data Eksternal Secara Online N.01.7.1.3
1.7.1.4. Backup Data Eksternal N.01.7.1.4
1.7.1.5. Pemantauan dan Pengawasan Penerimaan Data Eksternal N.01.7.1.5
1.7.2. Penelitian / Pemilahan N.01.7.2
1.7.2.1. Penelitian & Pemilahan Data dalam Bentuk Dokumen Fisik N.01.7.2.1
1.7.2.2. Penelitian Data dalam Bentuk Dokumen Elektronik N.01.7.2.2
1.7.3. Klarifikasi N.01.7.3
1.7.4. Pemindaian N.01.7.4
1.7.5. Perekaman N.01.7.5
1.7.6. Identifikasi Data N.01.7.6
1.7.6.1. Data Matching & Identifikasi N.01.7.6.1
1.7.6.2. Data Aging N.01.7.6.2
1.7.7. Transfer Data N.01.7.7
1.8. Pengarsipan / Penyimpanan Data Eksternal (Psl. 35A UU KUP) N.01.8
1.8.1. Pengemasan Dokumen Fisik N.01.8.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 94


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.8.2. Penyimpanan Dokumen & Media Data Elektronik N.01.8.2
1.8.3. Pemeliharaan Data Eksternal N.01.8.3
1.8.4. Pemusnahan Dokumen N.01.8.4
2. Pengelolaan Data N.02
2.1. Pemanfaatan Data untuk Ekstensifikasi N.02.1
2.2. Pemanfaatan Data untuk Intensifikasi N.02.2
2.3. Pemanfaatan Data untuk Tujuan Lain N.02.3
2.3.1. Akses Awal N.02.3.1
2.3.2. Peminjaman Dokumen N.02.3.2
2.3.3. Pengiriman Dokumen N.02.3.3
2.3.4. Penerimaan Permintaan Image Dokumen N.02.3.4
2.3.5. Upload Image Dokumen N.02.3.5
2.3.6. Peminjaman Dokumen Data Eksternal (ILAP) N.02.3.6
2.3.7. Pengembalian Dokumen Data Eksternal (ILAP) N.02.3.7
3. Pengawasan Data N.03
3.1. Pengawasan Pembangunan Basis Data N.03.1
3.2. Pengawasan Pengelolaan Basis Data N.03.2
3.3. pengawasan Pengolahan Data Eksternal di KPDE N.03.3

Hubungan Masyarakat R 1. Rencana Kerja Kehumasan dan Pengaduan R.01


1.1. Rencana MoU R.01.1
1.2. Membentuk Tim Pengaduan R.01.2
1.3. Rencana Menerima Kunjungan dari Luar R.01.3

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 95


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2. Kegiatan Kehumasan R.02
2.1. Kerjasama Perpajakan R.02.1
2.1.1. Pelaksanaan Nota Kesepahaman (MoU) R.02.1.1
2.1.2. Pembentukan Bank Data Perpajakan R.02.1.2
2.1.3. Penerimaan Kunjungan Dan Ijin Magang Mahasiswa R.02.1.3
2.1.4. Pelaksanaan Asistensi Kunjungan Negara Asing R.02.1.4
2.1.5. Pelaksanaan Studi Banding R.02.1.5
2.1.6. Pelaksanaan Kunjungan Dari dan Ke Pihak Luar R.02.1.6
2.1.7. Pelaksanaan Penyuluhan dan Peningkatan Citra R.02.1.7
2.1.8. Penunjukan Tempat Kerjasama Pembayaran/Penghentian PBB R.02.1.8
2.1.8.1. Kerjasama Penunjukan TP Non Elektronik R.02.1.8.1
2.1.8.2. Kerjasama Penunjukan TP Elektronik R.02.1.8.2
2.1.8.3. Penghentian Kerjasama Penunjukan TP Non Elektronik R.02.1.8.3
2.1.8.4. Penghentian Kerjasama Penunjukan TP Non Elektronik R.02.1.8.4
2.2. Sosialisasi Kehumasan R.02.2
2.2.1. Pelaksanaan Sosialisasi Internal R.02.2.1
2.2.2. Pelaksanaan Sosialisasi Eksternal R.02.2.2
2.3.Pengelolaan Berita dan Publikasi R.02.3
2.3.1. Pembuatan Siaran Press R.02.3.1
2.3.2. Pencitraan DJP R.02.3.2
2.3.3. Pengumpulan Bahan Bacaan R.02.3.3
2.3.4. Pengelolaan Berita R.02.3.4

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 96


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
3. Pengelolaan Informasi dan Pengaduan R.03
3.1. Penerimaan dan Pengelolaan Pengaduan R.03.1
3.1.1. Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan R.03.1.1
3.1.1.1. Penerimaan Pengaduan Melalui Datang Langsung (onsite) R.03.1.1.1
3.1.1.2. Penerimaan Pengaduan Melalui Surat R.03.1.1.2
3.1.1.3. Penerimaan Pengaduan Melalui Email R.03.1.1.3
3.1.1.4. Penerimaan Pengaduan Melalui Website Pajak R.03.1.1.4
3.1.1.5. Penerimaan Pengaduan Melalui Kring Pajak 500200 R.03.1.1.5
3.1.1.6. Penerimaan Pengaduan Melalui Faksimili R.03.1.1.6
3.1.1.7. Penerimaan Pengaduan Melalui Media Cetak/Online R.03.1.1.7
3.1.1.8. Penerusan Pengaduan Selain Pelayanan Perpajakan R.03.1.1.8
3.1.2. Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan R.03.1.2
3.1.2.1. Konfirmasi Kelengkapan R.03.1.2.1
3.1.2.2. Distribusi Pengaduan R.03.1.2.2
3.1.2.3. Validasi dan Konfirmasi Jawaban ke Pelapor R.03.1.2.3
3.1.2.4. Tindak Lanjut Penanganan Pengaduan R.03.1.2.4
3.2. Pemberian Informasi Perpajakan R.03.2
3.2.1. Penerimaan Data R.03.2.1
3.2.2. Pengolahan Data R.03.2.2
3.2.3. Pengunggahan Data R.03.2.3
3.2.4. Menghubungi Wajib Pajak/Masyarakat R.03.2.4
3.2.5. Pelaksanaan Survey R.03.2.5

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 97


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
4. Monitoring Dan Evaluasi Kehumasan Serta Pengelolaan Pengaduan R.04
4.1. Evaluasi Kehumasan R.04.1
4.2. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Pengaduan R.04.2

Litigasi S 1. Persiapan Sidang S.01


1.1. Pembuatan Surat Uraian Banding (SUB) / Surat Tanggapan S.01.1
1.2. Pembuatan Surat Tugas Menghadiri Sidang S.01.2
1.3. Pembuatan Surat Permintaan Data ke Unit DJP terkait S.01.3
2. Pelaksanaan Sidang S.02
2.1. Proses Persidangan S.02.1
2.1. Pembuatan Laporan Hasil Sidang S.02.2
3. Tindak Lanjut Putusan Banding / Gugatan S.03
3.1.Pelaksanaan Putusan Banding / Gugatan S.03.1
3.2. Analisis Hasil Putusan Banding / Gugatan S.03.2
4. Persiapan Peninjauan Kembali S.04
4.1. Pembuatan Surat Tugas Pembuatan Memori / Kontra Memori PK S.04.1
4.2. Pembuatan Memori / Kontra Memori S.04.2
4.3. Pembuatan Surat Kuasa Khusus (SKU) dan Pembayaran Biaya Perkara S.04.3
5. Tindak Lanjut Putusan PK S.05
5.1. Pelaksanaan Putusan Peninjauan Kembali S.05.1
5.2. Analisis Hasil Putusan Peninjauan Kembali S.05.2

Bantuan Hukum V 1. Bantuan Hukum V.01


1.1. Pendampingan V.01.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 98


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.2. Pembuatan Surat Kuasa Khusus Penanganan Perkara Gugatan V.01.2
1.2.1. Penyusunan Surat Kuasa Khusus untuk Gugatan kepada Dirjen Pajak V.01.2.1
1.2.2. Penyusunan Surat Kuasa Khusus untuk Gugatan kepada selain Dirjen V.01.2.2
Pajak
1.3. Penanganan Perkara Gugatan V.01.3
1.3.1. Penanganan Perkara Gugatan di Pengadilan Tingkat I V.01.3.1
1.3.2. Penanganan Perkara Gugatan di Pengadilan Tingkat Banding V.01.3.2
1.3.3. Penanganan Perkara Gugatan di Pengadilan Tingkat Kasasi V.01.3.3
1.3.4. Peninjauan Kembali V.01.3.4
1.4. Penanganan Perkara Uji Materi V.01.4
1.4.1. Penanganan Perkara Uji Materi di Mahkamah Agung V.01.4.1
1.4.2. Penanganan Perkara Uji Materi di Mahkamah Konstitusi V.01.4.2
2. Legal Opinion V.02
2.1. Persiapan Penyusunan Legal Opinion V.02.1
2.2. Penyusuanan Legal Opinion V.02.2
3. Evaluasi Bantuan Hukum V.03
4. Penyusunan Petunjuk Teknis V.04
5. Penyusunan Petunjuk Teknis V.05
5.1. Persiapan Penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Hukum V.04.1
5.2. Penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Hukum V.04.2
6. Bantuan Hukum Setelah Ada Putusan Hukum V.05
6.1. Rehabilitasi V.05.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 99


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
6.2. Pemulihan Nama Baik V.05.2

Regulasi W 1.

Hubungan X 1. Perjanjian dan Kerjasama Perpajakan Internasional X.01


Internasional 1.1. Perjanjian dan Kerjasama Internasional Inisiasi DJP X.01.1
1.1.1. Pembentukan/Renegosiasi Perjanjian Internasional X.01.1.1
1.1.1.1. Penelitian atas usulan pembentukan/renegosiasi X.01.1.1.1
1.1.1.2. Penyusunan Draft Perjanjian X.01.1.1.2
1.1.1.3. Perundingan perjanjian X.01.1.1.3
1.1.1.4. Permintaan Ijin Prinsip X.01.1.1.4
1.1.2. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Perjanjian dan Kerjasama X.01.1.2
Internasional
1.1.3. Evaluasi Pelaksanaan Perjanjian dan Kerjasama Internasional X.01.1.3
1.2. Perjanjian dan Kerjasama Internasional Inisiasi non DJP X.01.2
1.2.1. Penyusunan Bahan/Draft Perjanjian X.01.2.1
1.2.2. Partisipasi perundingan X.01.2.2
2. Pertukaran Informasi X.02
2.1. Pertukaran Informasi Berdasarkan Permintaan X.02.1
2.1.1. Penelitian Permintaan Informasi Ke Luar Negeri X.02.1.1
2.1.2. Penelitian Permintaan Informasi Ke Dalam Negeri X.02.1.2
2.1.3. Pemanfaatan Informasi Dari Luar Negeri X.02.1.3
2.1.4. Pemanfaatan Informasi Dari Dalam Negeri X.02.1.4

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 100


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.2. Pertukaran Informasi Secara Spontan X.02.2
2.2.1. Pertukaran Informasi Secara Spontan Ke Luar Negeri X.02.2.1
2.2.2. Penelitian Permintaan Informasi Ke Dalam Negeri X.02.2.2
2.3. Pertukaran Informasi Secara Otomatis X.02.3
2.3.1. Pertukaran Informasi Secara Otomatis Ke Luar Negeri X.02.3.1
2.3.2. Pertukaran informasi secara otomatis ke dalam negeri X.02.3.2
3. Prosedur Persetujuan Bersama (MAP) X.03
3.1. Penelitian Pengajuan Permintaan Pelaksanaan MAP X.03.1
3.1.1. Penelitian Pengajuan Permintaan Pelaksanaan MAP Oleh WP Melalui X.03.1.1
DJP
3.1.2. Penelitian Pengajuan Permintaan Pelaksanaan MAP Oleh Dirjen Pajak X.03.1.2
3.2. Pelaksanaan MAP X.03.2
3.2.1. Penelitian Atas Materi Permintaan Pelaksanaan Map X.03.2.1
3.2.2. Pembahasan Rekomendasi Naskah Posisi (Position Paper) X.03.2.2
3.2.3. Konsultasi Negara Mitra X.03.2.3
3.2.4. Persetujuan Bersama X.03.2.4
3.3. Dokumentasi Pelaksanaan MAP X.03.3
4. Kesepakatan Harga Transfer (APA) X.04
4.1. Kesepakatan Harga Transfer Yang Diajukan WP DN Indonesia X.04.1
4.1.1. Pembicaraan Awal X.04.1.1
4.1.2. Pembahasan APA X.04.1.2
4.1.3. Quality Assurance X.04.1.3

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 101


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
4.1.4. Penyusunan Naskah APA X.04.1.4
4.2. Kesepakatan harga transfer yang diajukan WP Negara/Yurisdiksi Mitra X.04.2
4.2.1. Review Permintaan APA X.04.2.1
4.2.2. Pembicaraan Awal X.04.2.2
4.2.3. Pembahasan APA X.04.2.3
4.2.4. Quality Assurance X.04.2.4
4.2.5. Penyusunan Naskah APA X.04.2.5
4.2.6. Penerbitan Keputusan X.04.2.6
4.3. Evaluasi Kesepakatan Harga Transfer X.04.3
4.3.1. Evaluasi atas Laporan Kepatuhan Tahunan X.04.3.1
4.3.2. Peninjauan Kembali APA X.04.3.2
4.3.3. Pembatalan APA X.04.3.3
4.3.4. Perubahan Naskah APA X.04.3.4
4.3.5. Penerbitan Keputusan X.04.3.5
4.4. Pembaruan Kesepakatan Harga Transfer X.04.4
5. Negara Donor X.05
5.1. Pelaksanan Donor Meeting X.05.1
5.1.1. Penugasan Pelaksanaan Donor Meeting X.05.1.1
5.1.2. Penyusunan Bahan Pertemuan Negara Donor X.05.1.2
5.1.3. Pertemuan Negara Donor (Donor Meeting) X.05.1.3
5.1.4. Penyusunan Minutes of Meeting X.05.1.4
5.2. Pelaksanaan Kegiatan Overseas X.05.2

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 102


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
5.2.1. Penerimaan Undangan Kegiatan X.05.2.1
5.2.2. Pengajuan Usulan Dana X.05.2.2
5.2.3. Pelaksanaan Kegiatan X.05.2.3
5.2.4. Evaluasi Kegiatan Overseas X.05.2.4
5.3. Pelaksanaan Kegiatan Asistensi X.05.3
5.3.1. Penyusunan Rencana Kegiatan Asistensi X.05.3.1
5.3.2. Pembahasan Kajian Analisis Kebutuhan X.05.3.2
5.3.3. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Asistensi X.05.3.3
5.3.4. Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Asistensi X.05.3.4
5.3.5. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Asistensi X.05.3.5
6. Protokoler X.06
6.1. Persiapan Asistensi Kunjungan Delegasi Asing X.06.1
6.2. Pelaksanaan Kunjungan Delegasi Asing X.06.2
6.3. Penyusunan Laporan Kegiatan Kunjungan X.06.3

Pengelolaan Y 1. Pelaksanaan Identifikasi Pengetahuan di Direktorat Jenderal Pajak Y.01


Pengetahuan 1.1. Identifikasi Kebutuhan Y.01.1
1.2. Penentuan Kebutuhan Y.01.2
2. Penyusunan Pengetahuan Baru Y.02
2.1. Pelaksanaan Pengumpulan Pengetahuan Y.02.1
2.2. Penyusunan Kaitan Antar Pengetahuan Y.02.2
2.3. Boundary Spanning Y.02.3
2.4. Penemuan Pengetahuan Baru Y.02.4

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 103


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.5. Pembentukan Pengetahuan Baru Y.02.5
3. Penyusunan Pengetahuan Baru Y.03
3.1. Penyusunan Scope Definition Y.03.1
3.2. Penyusunan Peta Pengetahuan (Knowledge Map) Y.03.2
4. Penyimpanan Pengetahuan Y.04
4.1. Desain Infrastruktur Teknologi Y.04.1
4.2. Manajemen Perekaman dan Penyimpanan Pengetahuan Y.04.2
4.3. Manajemen Perpustakaan Y.04.3
5. Distribusi Pengetahuan Y.05
5.1. Penyebarluasan Pengetahuan Y.05.1
5.2. Pemutakhiran Pengetahuan Y.05.2
6. Penerapan Pengetahuan Y.06
6.1. Knowledge Sharing Y.06.1
6.2. Pemanfaatan Pengetahuan Y.06.2
6.3. Knowledge Auditing Y.06.3

Penelitian dan Z 1. Penelitian Z.01


Pengembangan 1.1. Identifikasi Permasalahan Z.01.1
1.2. Penyusunan Analisis Penelitian Z.01.2
1.2.1. Penyusunan Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) Z.01.2.1
1.2.2. Penyusunan Analisis Dampak (Impact Analysis) Z.01.2.2
1.2.3. Penyusunan Strategi Manajemen Perubahan (Change Management Z.01.2.3
Strategy)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 104


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.2.4. Penyusunan Dokumen Manajemen Kualitas Z.01.2.4
1.3. Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Z.01.3
2. Pengembangan Z.02
2.1. Perencanaan Pengembangan Z.02.1
2.2. Pengembangan dan Uji Coba Z.02.2
2.2.1. Uji Konsep Pengembangan Z.02.2.1
2.2.2. Pembuatan Prototype (Purnarupa) Z.02.2.2
2.2.3. Pengujian Prototype Z.02.2.3
2.2.4. Persiapan Public Hearing Z.02.2.4
2.2.5. Pelaksanaan Public Hearing Z.02.2.5
2.2.6. Persiapan Piloting Z.02.2.6
2.2.7. Pelaksnaan Piloting Z.02.2.7
2.3. Penyusunan Laporan Hasil Pengembangan Z.02.3

Kerjasama Pihak AA 1. Penyusunan Kesepakatan Bersama AA.01


Ketiga 1.1. Penyusunan Konsep Kesepakatan Bersama AA.01.1
1.2. Pembahasan Konsep Kesepakatan Bersama AA.01.2
1.2.1. Persiapan Pembahasan Konsep Kesepakatan Bersama AA.01.2.1
1.2.2. Pelaksanaan Pembahasan Konsep Kesepakatan Bersama AA.01.2.2
2. Penandatanganan dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama AA.02
2.1. Persetujuan Kesepakatan Bersama AA.02.1
2.2. Penandatanganan Kesepakatan Bersama AA.02.2
3. Sosialisasi Kesepakatan Bersama AA.03

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 105


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
3.1. Persetujuan Rencana Sosialisasi Kesepakatan Bersama AA.01.3.1
3.2. Pelaksanaan Sosialisasi Kesepakatan Bersama AA.01.3.2
4. Pengawasan dan Evaluasi Kesepakatan Bersama AA.04
4.1. Penugasan Pelaksanaan Pengawasan dan Evaluasi Kesepakatan Bersama AA.04.1
4.2. Pelaksanaan Pengawasan dan Evaluasi Kesepakatan Bersama AA.04.2

Pengelolaan Aset, AB 1. Pengelolaan Aset dan Logistik AB.01


Keuangan dan Logistik 1.1. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran AB.01.1
1.1.1. Pelaksanaan Identifikasi Barang Milik Negara AB.01.1.1
1.1.2. Perencanaan Pengadaan Barang Milik Negara AB.01.1.2
1.1.2.1. Perencanaan Pengadaan Tanah dan Bangunan AB.01.1.2.1
1.1.2.2. Perencanaan Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional dan AB.01.1.2.2
Sarana Teknologi Informasi
1.1.2.3. Perencanaan Pengadaan Barang Milik Negara Lainnya AB.01.1.2.3
1.1.3. Perencanaan Pemeliharaan barang Milik Negara AB.01.1.3
1.2. Pengadaan Barang/Jasa AB.01.2
1.2.1. Penysusunan Rencana Umum pengadaan AB.01.2.1
1.2.2. Pelaksanaan Swakelola AB.01.2.2
1.2.3. Persiapan Pengadaan barang dan Jasa AB.01.2.3
1.2.3.1. Pengumuman Rencana Umum Pengadaan AB.01.2.3.1
1.2.3.1.1. Pelaksanaan Pengumuman Renacna Umum AB.01.2.3.1.1
Pengadaan
1.2.3.1.2. Penyamapaian Rencana Umum Pengadaan kepada AB.01.2.3.1.2

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 106


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
Pejabat Pembuatr Komitmen dan Unit Layanan
Pengadaan
1.2.3.2. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan AB.01.2.3.2
1.2.3.2.1. Pengkajian Ulang Pemaketan Pekerjaan AB.01.2.3.2.1
1.2.3.2.2. Pengkajian Ulang Penganggaran AB.01.2.3.2.2
1.2.3.2.3. Pengkajian Ulang Kerangka Acuan Kerja AB.01.2.3.2.3
1.2.3.2.4. Penetapan Kembali Kerangka Acuan Kerja AB.01.2.3.2.4
1.2.3.3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pengadaan AB.01.2.3.3
1.2.3.3.1. Penyusunan dan Penetapan Harga Perkiraan AB.01.2.3.3.1
Sendiri
1.2.3.3.2. Penyusunan Spesifikasi Teknis AB.01.2.3.3.2
1.2.3.3.3. Penyusunan Rancangan Kontrak AB.01.2.3.3.3
1.2.3.4. Penyusunan Dokumen dan Pemilihan Metode Pengadaan AB.01.2.3.4
1.2.3.4.1. Penetapan Metode Pemilihan Penyedia AB.01.2.3.4.1
Barang/Jasa
1.2.3.4.2. Penetapan Metode Penyampaian Dokumen AB.01.2.3.4.2
1.2.3.4.3. Penetapan Metode Evaluasi Pengadaan AB.01.2.3.4.3
Barang/Jasa
1.2.3.4.4. Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia AB.01.2.3.4.4
Barang/Jasa
1.2.4. Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa AB.01.2.4
1.2.4.1. Pengumuman Pemilihan Penyedia Barang/Jasa AB.01.2.4.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 107


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.2.4.2. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen AB.01.2.4.2
1.2.4.3. Pemberian Penjelasan AB.01.2.4.3
1.2.4.4. Pemantauan Dokumen Penawaran dan Formulir Isian AB.01.2.4.4
Kualifikasi
1.2.4.5. Pelaksanaan Evaluasi Penawaran dan Penilaian Kualifikasi AB.01.2.4.5
1.2.4.6. Penetapan dan Pengumuman Pemenang AB.01.2.4.6
1.2.4.7. Penyelesaian Pemilihan Gagal AB.01.2.4.7
1.2.4.8. Penyelesaian Sanggahan AB.01.2.4.8
1.2.4.9. Penunjukan Penyedia Barang/Jasa AB.01.2.4.9
1.2.5. Pelaksanaan Kontrak AB.01.2.5
1.2.5.1. Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa AB.01.2.5.1
1.2.5.2. Perubahan Kontrak AB.01.2.5.2
1.2.5.3. Pengendalian Pelaksanaan Kontrak AB.01.2.5.3
1.2.5.3.1. Pelaksanaan Kontrak AB.01.2.5.3.1
1.2.5.3.2. Pembayaran Tagihan (Uang Muka dan Pembayaran AB.01.2.5.3.2
Prestasi Kerja)
1.2.5.3.3. Penyesuaian harga AB.01.2.5.3.3
1.2.5.3.4. Penyelesaian Perselisihan AB.01.2.5.3.4
1.2.5.3.5. Pemutusan Kontrak AB.01.2.5.3.5
1.2.5.4. Pemeriksaan Pekerjaan AB.01.2.5.4
1.2.5.5. Pelaksanaan Serah Terima Pekerjaan AB.01.2.5.5
1.3. Penggunaan barang Milik Negara AB.01.3

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 108


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.3.1. Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara AB.01.3.1
1.3.1.1. Pengajuan Usulan ke Biro Perlengkapan AB.01.3.1.1
1.3.1.1.1. Pengajuan Usulan Terkait Tanah dan Bangunan AB.01.3.1.1.1
1.3.1.1.2. Pengajuan Usulan Terkait selain Tanah dan AB.01.3.1.1.2
Bangunan
1.3.2. Pelaksanaan Alih Status Penggunaan Barang Milik Negara AB.01.3.2
1.3.2.1. Pelaksanaan Alih Status Antar Unit Eselon I di Kemenkeu AB.01.3.2.1
1.3.2.2. Pelaksanaan Alih Status Antar pengguna Barang (Lintas AB.01.3.2.2
Kementerian)
1.4. Pemanfaatan Barang Milik Negara AB.01.4
1.4.1. Penyewaan Barang Milik Negara AB.01.4.1
1.4.2. Pelaksanaan Pinjam Pakai Barang Milik Negara AB.01.4.2
1.4.3. Pelaksanaan Kerjasama Pemanfaatan barang Milik Negara AB.01.4.3
1.4.4. Pemanfaatan atas Bangunan Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna AB.01.4.4
1.5. Pengamanan dan Pemeliharaan Barang Milik Negara AB.01.5
1.5.1. Pengamanan Barang Milik Negara AB.01.5.1
1.5.1.1. Pengamanan Fisik AB.01.5.1.1
1.5.1.2. Pengamanan Hukum AB.01.5.1.2
1.5.1.3. Pengamanan Administrasi AB.01.5.1.3
1.5.2. Pemeliharaan Barang Milik Negara AB.01.5.2
1.5.2.1. Pemeliharaan Ringan AB.01.5.2.1
1.5.2.2. Pemeliharaan Sedang AB.01.5.2.2

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 109


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.5.2.3. Pemeliharaan Berat AB.01.5.2.3
1.6. Penghapusan Barang Milik Negara AB.01.6
1.6.1. Pemusnahan Barang Milik Negara AB.01.6.1
1.6.2. Pemindahtanganan Barang Milik Negara AB.01.6.
1.6.2.1. Penjualan Barang Milik Negara AB.01.6.2.1
1.6.2.2. Tukar Menukar Barang Milik Negara AB.01.6.2.2
1.6.2.3. Hibah Barang Milik Negara AB.01.6.2.3
1.7. Penatausahaan Barang Milik Negara AB.01.7
1.7.1. Pembukuan Barang Milik Negara AB.01.7.1
1.7.2. Inventarisasi (sensus dan stock opname) Barang Milik Negara AB.01.7.2
1.7.3. Pelaporan Barang Milik Negara AB.01.7.3
1.8. Pengawasan dan Pengendalian atas Barang Milik Negara AB.01.8
1.8.1. Pemantauan atas Pengelolaan Barang Milik Negara AB.01.8.1
1.8.2. Penertiban atas Pengelolaan Barang Milik Negara AB.01.8.2
1.9. Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Barang Milik Negara AB.01.9
1.9.1. Penyusunan Kebijakan Standar Barang (Spesifikasi) AB.01.9.1
1.9.2. Penyusunan Kebijakan Standar Kebutuhan (Jumlah) AB.01.9.2
1.9.3. Penyusunan Kebijakan Standar Penggunaan (Operasional) AB.01.9.3
1.10. Pemberian Bimbingan pengelolaan Barang Milik Negara AB.01.10
1.10.1. Pelaksanaan Bimbingan Pengelolaan Barang Milik Negara AB.01.10.1
1.10.2. Pelaksanaan Konsultasi Pengelolaan Barang Milik Negara AB.01.10.2

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 110


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2. Pengelolaan Keuangan AB.02
2.1. Penyusunan Kebijakan dan Pedoman Pengelolaan Keuangan Direktorat AB.02.1
Jenderal Pajak
2.1.1. Penyusunan Kebijakan dan Pedoman Perencanaan Keuangan AB.02.1.1
2.1.2. Penyusunan Kebijakan dan Pedoman Pelaksanaan Anggaran AB.02.1.2
2.1.3. Penyusunan Kebijakan dan Pedoman Pelaporan Keuangan AB.02.1.3
2.2. Penganggaran AB.02.2
2.2.1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga AB.02.2.1
(RKAKL)
2.2.1.1. Penyusunan Kebutuhan Anggaran Direktorat Jenderal Pajak AB.02.2.1.1
2.2.1.2. Penyusunan Pagu Indikatif AB.02.2.1.2
2.2.1.2.1. Pelaksanaan Reviu Baseline AB.02.2.1.2.1
2.2.1.2.2. FGD AB.02.2.1.2.2
2.2.1.2.3. Research Forum AB.02.2.1.2.3
2.2.1.2.4. Penyusunan Kebutuhan Pagu Indikatif AB.02.2.1.2.4
2.2.1.2.5. Pelaksanaan Trilateral Meeting AB.02.2.1.2.5
2.2.1.3. Penyusunan Pagu Anggaran AB.02.2.1.3
2.2.1.3.1. Research Forum AB.02.2.1.3.1
2.2.1.3.2. Penyesuaian Renja AB.02.2.1.3.2
2.2.1.3.3. Penyusunan Kebutuhan Pagu Anggaran AB.02.2.1.3.3
2.2.1.3.4. Pelaksanaan Penelitian Pagu Anggaran AB.02.2.1.3.4
2.2.1.3.5. Pelaksanan Reviu Pagu Anggaran AB.02.2.1.3.5

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 111


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.2.1.3.6. Pelaksanaan Penelaahan Pagu Anggaran AB.02.2.1.3.6
2.2.1.3.7. Pelaksanaan Pembahasan DPR Pagu Anggaran AB.02.2.1.3.7
2.2.1.4. Penyusunan Pagu Alokasi Anggaran AB.02.2.1.4
2.2.1.4.1. Pelaksanaan DPR Pagu Alokasi Anggaran AB.02.2.1.4.1
2.2.1.4.2. Research Forum AB.02.2.1.4.2
2.2.1.4.3. Penyesuaian Renja AB.02.2.1.4.3
2.2.1.4.4. Penyusunan Kebutuhan Pagu Alokasi Anggaran AB.02.2.1.4.4
2.2.1.4.5. Pelaksanaan Penelitian Pagu Alokasi Anggaran AB.02.2.1.4.5
2.2.1.4.6. Pelaksanaan Reviu Pagu Alokasi Anggaran AB.02.2.1.4.6
2.2.1.4.7. Pelaksanaan Penelaahan Pagu Alokasi Anggaran AB.02.2.1.4.7
2.2.2. Penyusunan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) AB.02.2.2
2.2.3. Penyusunan Revisi Anggaran AB.02.2.3
2.2.3.1. Revisi Kantor Pusat DJP AB.02.2.3.1
2.2.3.1.1. Revisi Kewenangan Kuasa Pengguna Anggaran AB.02.2.3.1.1
(Revisi POK)
2.2.3.1.2. Revisi Kewenangan Pihak Eksternal AB.02.2.3.1.2
2.2.3.2. Revisi yang Melibakan Satuan Kerja DJP AB.02.2.3.2
2.3. Perbendaharaan AB.02.3
2.3.1. Pelaksanaan Anggaran Belanja Pegawai AB.02.3.1
2.3.1.1. Pembayaran Gaji Pegawai AB.02.3.1.1
2.3.1.1.1. Pembayaran Gaji Induk AB.02.3.1.1.1
2.3.1.1.2. Pembayaran Gaji Susulan AB.02.3.1.1.2

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 112


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.3.1.1.3. Pembayaran Kekurangan Gaji AB.02.3.1.1.3
2.3.1.1.4. Pembayaran Gaji Bulan Ke 13 AB.02.3.1.1.4
2.3.1.1.5. Pembayaran Uang Tunggu AB.02.3.1.1.5
2.3.1.1.6. Pembayaran Gaji Terusan AB.02.3.1.1.6
2.3.1.1.7. Pembayaran Persekot/ Uang Muka Gaji AB.02.3.1.1.7
2.3.1.1.8. Penyusunan SPM Gaji AB.02.3.1.1.8
2.3.1.1.9. Pembuatan SKPP Gaji AB.02.3.1.1.9
2.3.1.2. Pembayaran Uang Makan AB.02.3.1.2
2.3.1.3. Pembayaran Lembur AB.02.3.1.3
2.3.1.4. Pembayaran Insentif AB.02.3.1.4
2.3.1.5. Pengelolaan TUKIN Kantor Pusat AB.02.3.1.5
2.3.1.5.1. Revisi Kewenangan Kuasa Pengguna Anggaran AB.02.3.1.5.1
(Revisi POK)
2.3.1.5.2. Revisi Kewenangan Pihak Eksternal AB.02.3.1.5.2
2.3.1.6. Pengelolaan TUKIN Direktorat Jenderal Pajak AB.02.3.1.6
2.3.1.6.1. Permintaan Dropping TUKIN ke Kementerian AB.02.3.1.6.1
Keuangan
2.3.1.6.2. Pelaksanaan Dropping TUKIN ke Satuan Kerja AB.02.3.1.6.2
2.3.1.6.3. Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban AB.02.3.1.6.3
Pembayaran TUKIN DJP
2.3.2. Pelaksanaan Anggaran Non Belanja Pegawai AB.02.3.2
2.3.2.1. Pembayaran Tagihan AB.02.3.2.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 113


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.3.2.1.1. Pengurusan Tagihan Langsung AB.02.3.2.1.1
2.3.2.1.2. Penyusunan SPM AB.02.3.2.1.2
2.3.2.1.3. Pengurusan Tagihan dengan Uang Persediaan AB.02.3.2.1.3
2.3.2.1.4. Pembayaran Tagihan dengan Uang Persediaan AB.02.3.2.1.4
2.3.2.2. Pembayaran Perjalanan Dinas AB.02.3.2.2
2.3.2.2.1. Pembayaran Perjalanan Dinas Pindah AB.02.3.2.2.1
2.3.2.2.2. Penyusunan Daftar Nominatif AB.02.3.2.2.2
2.3.2.2.3. Pembayaran Perjalanan Dinas Jabatan AB.02.3.2.2.3
2.3.2.3. Pembayaran Pesangon Pindah AB.02.3.2.3
2.3.3. Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan AB.02.3.3
2.3.3.1. Pembuatan Bukti Potong Pajak AB.02.3.3.1
2.3.3.2. Penyetoran Pajak AB.02.3.3.2
2.3.3.3. Pelaporan Pajak AB.02.3.3.3
2.3.4. Pelaksanaan Administrasi Penerimaan Negara Bukan Pajak AB.02.3.4
2.4. Pelaksanaan Bimbingan Keuangan AB.02.4
2.4.1. Pelaksanaan Bimbingan Penyusunan Anggaran AB.02.4.1
2.4.2. Pelaksanaan Bimbingan Perbendaharaan AB.02.4.2
2.4.3. Pelaksanaan Bimbingan Akuntansi dan Pelaporan AB.02.4.3
2.5. Penyelenggaraan Akuntansi dan Pelaporan AB.02.5
2.5.1. Penyelenggaraan Akuntansi AB.02.5.1
2.5.2. Penyusunan Laporan Keuangan Satker Kantor Pusat AB.02.5.2
2.5.2.1. Penyusunan Neraca AB.02.5.2.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 114


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
2.5.2.2. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran AB.02.5.2.2
2.5.2.3. Penyusunan Laporan Operasional AB.02.5.2.3
2.5.2.4. Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas AB.02.5.2.4
2.5.2.5. Kompilasi AB.02.5.2.5
2.5.3. Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Eselon I AB.02.5.3
2.5.3.1. Penyusunan Neraca AB.02.5.3.1
2.5.3.2. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran AB.02.5.3.2
2.5.3.3. Penyusunan Laporan Operasional AB.02.5.3.3
2.5.3.4. Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas AB.02.5.3.4
2.5.3.5. Penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan AB.02.5.3.5
2.5.3.6. Kompilasi AB.02.5.3.6
2.5.4. Pelaporan Non Laporan Keuangan AB.02.5.4
2.5.4.1. Penyusunana Laporan Penerimaan Negara Bukan Pajak AB.02.5.4.1
(PNBP)
2.5.4.2. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Belanja AB.02.5.4.2
2.5.5. Pengawasan Atas Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi AB.02.5.5
2.5.6. Pelaksanaan Monitoring Rekening Pemerintah di Lingkungan DJP AB.02.5.6
2.5.7. Pendampingan Audit Keuangan AB.02.5.7
2.6. Penatausahaan Data dan Dokumen AB.02.6
2.7. Pemantauan dan Evaluasi Anggaran AB.02.7
2.7.1. Pemantauan dan Evaluasi Perencanaan Anggaran AB.02.7.1
2.7.2. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran AB.02.7.2

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 115


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
Teknologi Informasi AC 1. Pengembangan TIK AC.01
dan Komunikasi 1.1. Perencanaan Pengembangan AC.01.1
1.1.1. Penerimaan Permintaan Pengembangan AC.01.1.1
1.1.2. Analisis Permintaan Pengembangan AC.01.1.2
1.1.3. Penyusunan Laporan Analisis Permintaan Pengembangan AC.01.1.3
1.1.4. Persetujuan Permintaan Pengembangan AC.01.1.4
1.2. Pengelolaan Requirement AC.01.2
1.2.1. Penyusunan User Requirement AC.01.2.1
1.2.2. Penyusunan Software Requirement Specification AC.01.2.2
1.3. Perancangan dan Pembangunan TIK AC.01.3
1.3.1. Menyusun Software Detail Desain (SDD) AC.01.3.1
1.3.2. Membangun Aplikasi AC.01.3.2
1.4. Pendefinisian Detail Spesifikasi Teknis AC.01.4
1.4.1. Pendefinisian Kebutuhan AC.01.4.1
1.4.2. Menyusun Detil Spesifikasi Teknis AC.01.4.2
1.5. Instalasi, Konfigurasi, Uji Coba, dan Pengujian Aplikasi AC.01.5
1.5.1. Unit Testing AC.01.5.1
1.5.2. Integration Testing AC.01.5.2
1.5.3. System Testing AC.01.5.3
1.5.4. User Acceptance Testing AC.01.5.4
1.6. Implementasi AC.01.6
1.6.1. Penyerahan AC.01.6.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 116


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.6.2. Training of Trainer AC.01.6.2
1.7. Pengelolaan End User Computing AC.01.7
1.7.1. Penerimaan Permintaan EUC AC.01.7.1
1.7.2. Studi Kelayakan Permintan EUC AC.01.7.2
1.7.3. Persetujuan Permintaan EUC AC.01.7.3
1.8. Pengelolaan Penjaminan Kualitas TIK AC.01.8
2. Pengelolaan Proyek TIK AC.02
2.1. Inisiasi dan Perencanaan AC.02.1
2.1.1. Penyusunan Project Charter AC.02.1.1
2.1.2. Penetapan Project Charter AC.02.1.2
2.1.3. Penyusunan Project Management Plan AC.02.1.3
2.1.4. Penetapan dan Perubahan Project Management Plan AC.02.1.4A
2.2. Pelaksanaan Proyek AC.02.2
2.2.1. Pelaksanaan Kick off Meeting AC.02.2.1
2.2.2. Pelaksanaan Progress Meeting AC.02.2.2
2.2.3. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Proyek AC.02.2.3
2.2.4. Pelaksanaan Manajemen Risiko AC.02.2.4
2.2.5. Pelaksanaan Manajemen Perubahan Proyek TIK AC.02.2.5
2.3. Pengakhiran Proyek AC.02.3
2.3.1. Penyusunan Laporan Akhir AC.02.3.1
2.3.2. Persetujuan Laporan Akhir AC.02.3.2
2.4. Penjaminan Kualitas Proyek AC.02.4

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 117


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
3. Pengelolaan dan Pemberian Layanan TIK AC.03
3.1. Pengelolaan Tingkat Layanan AC.03.1
3.1.1. Penyusunan OLA Layanan AC.03.1.1
3.1.2. Penyusunan SLA TIK AC.03.1.2
3.1.3. Pemantauan dan Pelaporan AC.03.1.3
3.1.4. Reviu SLA TIK AC.03.1.4
3.1.5. Survei AC.03.1.5
3.2. Pengelolaan Pihak Ketiga Penyedia Barang/Jasa TIK AC.03.2
3.3. Pengelolaan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan AC.03.3
3.3.1. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan AC.03.3.1
3.3.2. Pemenuhan Kapasitas dan Ketersedian Layanan AC.03.3.2
3.3.3. Pemantauan dan Pelaporan Kapasitas Ketersediaan Layanan AC.03.3.3
3.4. Service Desk AC.03.4
3.4.1. Administrasi dan Penerimaan Permintaan Layanan AC.03.4.1
3.4.2. Pengelolaan Permintaan Layanan AC.03.4.2
3.4.3. Pelaporan Pengelolaan Permintaan Layanan AC.03.4.3
3.4.4. Pengelolaan Katalog Layanan AC.03.4.4
3.5. Pengelolaan Gangguan Layanan AC.03.5
3.5.1. Administrasi Pengelolaan Gangguan Layanan AC.03.5.1
3.5.2. Penanganan Gangguan Tier 1 AC.03.5.2
3.5.3. Penanganan Gangguan Tier 2 dan 3 AC.03.5.3
3.5.4. Pemantauan dan Pelaporan AC.03.5.4

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 118


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
3.6. Pengelolaan Problem Layanan AC.03.6
3.6.1. Deteksi Problem Layanan AC.03.6.1
3.6.2. Penanganan Layanan Problem AC.03.6.2
3.6.3. Pemantauan dan Pelaporan AC.03.6.3
3.7. Pengelolaan Perubahan dan Release Layanan AC.03.7
3.7.1. Administrasi Permintaan Perubahan Layanan AC.03.7.1
3.7.2. Change Impact Analysis (CIA) AC.03.7.2
3.7.3. Persetujuan Perubahan Layanan AC.03.7.3
3.7.4. Implementasi Perubahan Layanan AC.03.7.4
3.7.5. Pelaksanaan Release AC.03.7.5
3.7.6. Pelaksanaan Rollout AC.03.7.6
3.7.7. Pemantauan dan Pelaporan Rutin AC.03.7.7
3.8. Pengelolaan Aset dan Konfigurasi Layanan AC.03.8
3.8.1. Perencanaan Aset dan Konfigurasi AC.03.8.1
3.8.2. Identifikasi dan Pencatatan Aset AC.03.8.2
3.8.3. Operasional Aset AC.03.8.3
3.8.4. Pemantauan dan Pelaporan Aset dan Konfigurasi AC.03.8.4
3.8.5. Verifikasi Aset dan Konfigurasi AC.03.8.5
3.8.6. Penghapusan Aset AC.03.8.6
4. Pengelolaan Kelangsungan Layanan AC.04
4.1. Penyusunan Business Impact Analysis dan Penilaian Risiko TIK AC.04.1
4.2. Disaster Recovery AC.04.2

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 119


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
4.3. Uji Coba dan Peningkatan Kepedulian AC.04.3
5. Pengelolaan Keamanan Informasi AC.05
5.1. Pengelolaan Aset Informasi AC.05.1
5.1.1. Inventarisasi Perangkat Aset Informasi AC.05.1.1
5.1.2. Pemberian Label Aset Informasi AC.05.1.2
5.1.3. Pengendalian Aset Informasi AC.05.1.3
5.2. Pengaturan Keamanan Informasi Pihak Ketiga AC.05.2
5.2.1. Permintaan Akses Pihak Ketiga AC.05.2.1
5.2.2. Pelaksanaan Kajian Risiko AC.05.2.2
5.2.3. Pemberian Akses Kepada Pihak Ketiga AC.05.2.3
5.2.4. Pengawasan Akses Pihak Ketiga AC.05.2.4
5.2.5. Penghentian Akses Pihak Ketiga AC.05.2.5
5.3. Pengaturan Keamanan SDM AC.05.3
5.4. Pengaturan Keamanan Fisik dan Lingkungan AC.05.4
5.5. Pengelolaan Komunikasi dan Operasional AC.05.5
5.6. Pengendalian Akses ke Aset Informasi AC.05.6
5.7. Keamanan Informasi dalam Pengembangan dan Pemeliharaan SI AC.05.7
5.8. Pengelolaan Gangguan Keamanan Informasi AC.05.8
5.9. Keamanan Informasi dalam Pengelolaan Kelangsungan Layanan TIK AC.05.9
5.10.Pemantuan Kepatuhan AC.05.10
6. Evaluasi dan Pemantauan AC.06
6.1. Pemantauan Kinerja TIK AC.06.1

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 120


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
6.2. Evaluasi Kinerja TIK AC.06.2

Sumber Daya Manusia AD 1. Perencanaan Pegawai AB.01


1.1. Perkiraan Persediaan Pegawai AB.01.1
1.2. Perhitungan Kebutuhan Pegawai AB.01.2
2. Pengadaan Pegawai AB.02
2.1. Perencanaan Pengadaan Pegawai AB.02.1
2.1.1. Inventarisasi Lowongan Jabatan AB.02.1.1
2.1.2. Perhitungan Biaya AB.02.1.2
2.1.3. Penjadwalan Kegiatan AB.02.1.3
2.1.4. Penyiapan Materi Ujian AB.02.1.4
2.1.5. Persiapan Sarana dan Prasarana Pelaksanaan Ujian AB.02.1.5
2.2. Pelaksanaan Pengadaan Pegawai AB.02.2
2.2.1. Pengumuman Penerimaan Pegawai AB.02.2.1
2.2.2. Pelamaran AB.02.2.2
2.2.3. Penyediaan Soal Ujian AB.02.2.3
2.2.4. Pelaksanaan Seleksi Pegawai AB.02.2.4
2.2.5. Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai AB.02.2.5
2.3. Pengangkatan Menjadi CPNS AB.02.3
2.3.1. Pemberkasan AB.02.3.1
2.3.2. Input Data ke Dalam SI BKN (SAPK) AB.02.3.2
2.3.3. Pengangkatan Sebagai Pegawai AB.02.3.3
2.3.4. Penugasan/Penempatan Pegawai AB.02.3.4

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 121


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
3. Administrasi Pegawai AB.03
3.1. Pemberian Cuti AB.03.1
3.1.1. Pemberian Cuti di Luar Tanggungan Negara AB.03.1.1
3.1.2. Penyampaian Surat Keputusan Cuti di Luar Tanggungan Negara AB.03.1.2
3.1.3. Pemberian Cuti Selain Cuti di Luar Tanggungan Negara AB.03.1.3
3.2. Pengusulan Karis/Karsu AB.03.2
3.3. Pemberian Izin Melakukan Perjalanan ke Luar Negeri Selain Kepentingan AB.03.3
Dinas
3.4. Pemberian Izin/Keterangan Untuk Melakukan Perceraian, Izin Beristri Lebih AB.03.4
dari Satu
3.4.1. Penelitian oleh Tim Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun AB.03.4.1
1983 s.t.t.d. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1990
3.4.2. Penertiban Izin/Keterangan Untuk Melakukan Perceraian dan Izin AB.03.4.2
Beristri Lebih dari Satu
3.5. Penerbitan SPP, SPMT, SPMJ AB.03.5
3.6. Penyampaian Laporan Kelahiran dan Kematian Keluarga AB.03.6
3.7. Laporan SPT, LHPKN, LP2D AB.03.7
3.8. Pengambilan Sumpah PNS AB.03.8
3.8.1. Persiapan Pelaksanaan Sumpah PNS AB.3.8.1
3.8.2. Pelaksanaan Sumpah PNS AB.3.8.2
3.9. Pengusulan Karpeg AB.03.9
4. Manajemen Pegawai AB.04

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 122


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
4.1. Perencanaan Penilaian Kinerja AB.04.1
4.1.1. Penyusunan Manual Indikator Kinerja Utama AB.04.1.1
4.1.2. Penetapan Target Kinerja AB.04.1.2
4.2. Pelaksanaan Penilaian Kinerja AB.04.2
4.2.1. Penyusunan Kontrak Kinerja AB.04.2.1
4.2.2. Reviu Target Kinerja AB.04.2.2
4.2.3. Revisi Target Kinerja AB.04.2.3
4.3. Evaluasi Kinerja AB.04.3
4.3.1. Evaluasi Realisasi Kinerja AB.04.3.1
4.3.2. Pengusulan Pemberian Penghargaan Pegawai AB.04.3.2
4.3.3. Pengusulan Pelatihan dan Pengembangan Pegawai AB.04.3.3
5. Pengembangan Kapasitas Pegawai AB.05
5.1. Tugas Belajar Kedinasan AB.05.1
5.1.1. Penawaran Tugas Belajar Kedinasan AB.05.1.1
5.1.2. Pendaftaran Calon Pegawai Tugas Belajar Kedinasan AB.05.1.2
5.1.3. Seleksi Tugas Belajar Kedinasan AB.05.1.3
5.1.4. Pemantauan Pegawai Tugas Belajar AB.05.1.4
5.1.5. Pelaporan Selesai Tugas Belajar Kedinasan AB.05.1.5
5.2. Pendidikan dan Pelatihan AB.05.2
5.2.1. Penyusunan Analisis Kebutuhan Dinas AB.05.2.1
5.2.2. Koordinasi SGO dan Pusdiklat AB.05.2.2
5.2.3. Penawaran Diklat AB.05.2.3

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 123


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
5.2.4. Pemanggilan Calon Peserta Diklat AB.05.2.4
5.2.5. Pemantauan Pelaksanaan Diklat AB.05.2.5
5.2.6. Evaluasi Pelaksanaan Diklat AB.05.2.6
5.3. Izin Belajar di Luar Kedinasan AB.05.3
5.3.1. Pengajuan Izin Belajar di Luar Kedinasan AB.05.3.1
5.3.2. Pemantauan Kegiatan Belajar di Luar Kedinasan AB.05.3.2
5.3.3. Pelaporan Selesai Belajar di Luar Kedinasan AB.05.3.3
6. Manajemen Karir AB.06
6.1. Pengembangan Desain Karir AB.06.1
6.1.1. Perumusan Kajian Regulasi Desain Karir AB.06.1.1
6.1.2. Penyusunan Regulasi Desain Karir AB.06.1.2
6.2. Pengelolaan Karir AB.06.2
6.2.1. Pengelolaan Mutasi Pegawai AB.06.2.1
6.2.2. Pengelolaan Promosi Pegawai AB.06.2.2
6.2.3. Pengelolaan Hukuman Disiplin AB.06.2.3
6.2.4. Pengelolaan Pembebasan Jabatan Pegawai AB.06.2.4
7. Kompensasi dan Manfaat AB.07
7.1. Pengelolaan Kompensasi AB.07.1
7.1.1. Pengelolaan Gaji AB.07.1.1
7.1.1.1. Pembuatan Daftar Perubahan Data Pegawai dan Pembayaran AB.07.1.1.1
Gaji
7.1.1.2. Permohonan Pembayaran Gaji AB.07.1.1.2

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 124


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
7.1.2. Pengelolaan Tunjangan AB.07.1.2
7.1.2.1. Permintaan Droping Tunjangan Kinerja AB.07.1.2.1
7.1.2.2. Kompilasi Permintaan Droping Tunjangan Kinerja AB.07.1.2.2
7.1.2.3. Distribusi Droping Tunjangan Kinerja AB.07.1.2.3
7.1.2.4. Pembayaran Tunjangan Kinerja AB.07.1.2.4
7.1.3. Pengelolaan Kesejahteraan AB.07.1.3
7.1.3.1. Pengelolaan Program Pensiun dan Tabungan Hari Tua AB.07.1.3.1
7.1.3.1.1. Penelitian Kelengkapan Berkas Permohonan AB.07.1.3.1.1
7.1.3.1.2. Kompilasi Permohonan dan Pembuatan Surat AB.07.1.3.1.2
Pengantar
7.1.3.2. Pengelolaan Asuransi Kesehatan AB.07.1.3.2
7.1.3.2.1. Penelitian Kelengkapan Berkas Permohonan AB.07.1.3.2.1
7.1.3.2.2. Kompilasi Permohonan dan Pembuatan Surat AB.07.1.3.2.2
Pengantar
7.2. Pengelolaan Manfaat AB.07.2
7.2.1. Pengelolaan Rumah Dinas Negara AB.07.2.1
7.2.1.1. Penelitian Kelengkapan Permohonan AB.07.2.1.1
7.2.1.2. Penerbitan Surat Izin Penghuni Rumah Negara AB.07.2.1.2
8. Pemberhentian dan Pemensiunan AB.08
8.1. Pengelolaan Pemberhentian Pegawai AB.08.1
8.1.1. Pengelolaan Pemberhentian Pegawai dengan Hormat Atas Permintaan AB.08.1.1
Sendiri

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 125


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
8.1.1.1. Penelitian Permohonan Pemberhentian Dengan Hormat AB.08.1.1.1
8.1.1.2. Pelaksanaan Exit Interview AB.08.1.1.2
8.1.1.3. Penerbitan Keputusan PDH APS AB.08.1.1.3
8.1.2. Pengelolaan Pemberhentian Pegawai dengan Hormat Tidak Atas AB.08.1.2
Permintaan Sendiri
8.1.2.1. Pemeriksaan AB.08.1.2.1
8.1.2.2. Penerbitan SK AB.08.1.2.2
8.1.3. Pengelolaan Pemberhentian Pegawai dengan Tidak Hormat AB.08.1.3
8.1.3.1. Usulan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat AB.08.1.3.1
8.1.3.2. Penelitian Usulan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat AB.08.1.3.2
8.1.3.3. Penerbitan Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan AB.08.1.3.3
Hormat
8.2. Pengelolaan Pemberhentian Pegawai Sementara AB.08.2
8.2.1. Usulan Pemberhentian Sementara AB.08.2.1
8.2.2. Penelitian Usulan Pemberhentian Sementara AB.08.2.2
8.2.3. Penerbitan Surat Keputusan Pemberhentian Sementara AB.08.2.3
8.2.4. Usulan Pengakhiran Pemberhentian Sementara AB.08.2.4
8.2.5. Penelitian Usulan Pengakhiraan Pemberhentian Sementara AB.08.2.5
8.2.6. Penerbitan Surat Keputusan Pengakhiran Pemberhentian Sementara AB.08.2.6
8.3. Pengelolaan Pemensiunan Pegawai AB.08.3
8.3.1. Penelitian Kelengkapan Berkas AB.08.3.1
8.3.2. Penelitian Permohonan Pensiun AB.08.3.2

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 126


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
8.3.3. Administrasi SK Pensiun AB.08.3.3
9. Assessment Center AB.09
9.1. Pengembangan Sistem Assessment Center AB.09.1
9.1.1. Analisis dan Perumusan Konsep Model Kompetensi AB.09.1.1
9.1.2. Penyusunan Kebijakan Pengukuran Kompetensi AB.09.1.2
9.2. Pelaksanaan Assessment Center AB.09.2
9.2.1. Penyeleksian dan Penugasan Assessor AB.09.2.1
9.2.2. Profiling Kompetensi Pegawai AB.09.2.2
9.2.3. Penyusunan Talent Pool AB.09.2.3
9.2.4. Evaluasi Pelaksanaan Assessment Center AB.09.2.4

Organisasi AE . 1. Pengembangan Proses Bisnis AE.01


1.1. Pengembangan Proses Bisnis Baru AE.01.1
1.1.1. Perancangan Proses Bisnis Baru AE.01.1.1
1.1.2. Uji coba Proses Bisnis Baru AE.01.1.2
1.1.3. Implementasi Proses Bisnis Baru AE.01.1.3
1.2. Penyempurnaaan Proses Bisnis Berjalan AE.01.2
1.2.1. Pengkajian Proses Bisnis Berjalan AE.01.2.1
1.2.2. Implementasi Proses Bisnis yang disempurnakan AE.01.2.2
1.3. Pengembangan Standard Operating Procedure (SOP) AE.01.3
1.3.1. Penyusunan Rencana Pengembangan Standard Operating Procedure AE.01.3.1
1.3.2. Penerimaan dan Pengolahan Masukan Standard Operating Procedure AE.01.3.2
1.3.3. Pengembangan Standard Operating Procedure (SOP) AE.01.3.3

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 127


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
1.3.4. Pembahasan dengan Perwakilan dari Unit Terkait dan Narasumber AE.01.3.4
1.3.5. Uji Coba Standard Operating Procedure (SOP) AE.01.3.5
1.3.6. Pengesahan Standard Operating Procedure (SOP) AE.01.3.6
1.3.7. Penatausahaan dan Publikasi Standard Operating Procedure (SOP) AE.01.3.7
1.3.8. Monitoring Pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) AE.01.3.8
1.3.9. Pengolahan Pertanyaan terkait Standard Operating Procedure (SOP) AE.01.3.9
2. Pengembangan Desain Organisasi AE.02
2.1. Penyiapan Penataan Organisasi AE.02.1
2.1.1. Penerimaan Usulan Penataan Organisasi AE.02.1.1
2.1.2. Penyiapan Bahan Penataan Organisasi AE.02.1.2
2.2. Pengembangan Organisasi AE.02.2
2.2.1. Penataan Organisasi AE.02.2.1
2.2.2. Analisa Jabatan AE.02.2.2
2.2.3. Penyusunan Aturan Penataan Organisasi AE.02.2.3
2.3. Evaluasi Penataan Organisasi AE.02.3
2.3.1. Penentuan Standard Evaluasi Penataan Organisasi AE.02.3.1
2.3.2. Pelaksanaan Penataan Organisasi AE.02.3.2
2.3.3. Tindak Lanjut Permintaan Data Evaluasi Penataan Organisasi AE.02.3.3
2.3.4. Tindak Lanjut Laporan Hasil Evaluasi Penataan Organisasi AE.02.3.4
2.3.5. Tindak Lanjut Permintaan tanggapan atas Laporan Hasil Evaluasi AE.02.3.5
Penataan Organisasi
3. Pengelolaan Proyek AE.03

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 128


PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
3.1. Perencanaan Proyek AE.03.1
3.2. Pelaksanaan Proyek AE.03.2
3.3. Penyelesaian Proyek AE.03.3
3.4. Monitoring Pelaksanaan Proyek AE.03.4
3.5. Evaluasi Strategi AE.03.5

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 129


LAMPIRAN II
HUBUNGAN ANTAR PROSES BISNIS

Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
Pengelolaan
Kinerja Laporan Kinerja Seluruh Proses Rencana Kerja
(AH)
Kontrak Kinerja, Kemenkeu
Manajemen Organisasi (AE)
Two - Kemenkeu Four
Strategis
Renstra DJP, Katalog IKU, Kontrak Kinerja
(AF) Organisasi (AE)
Kemenkeu One
Rencana kerja, Kontrak Kinerja, Kemenkeu
Pengelolaan
Two-Kemenkeu Four
Kinerja (AH)

Manajemen
Pengawasan Strategis Rencana Kerja
Internal (AF)
(AG) Manajemen Risiko
Profil Risiko, Laporan Manajemen Risiko
(T)

Manajemen Kontrak Kinerja, Kemenkeu Manajemen


Pengelolaan Laporan Kinerja DJP
Strategis (AF) Two - Kemenkeu Four Strategis (AF)
Kinerja (AH)
Organisasi (AE) Laporan Proyek

Manajemen Manajemen Kontrak Kinerja, Kemenkeu


Risiko (T) Strategis (AF) Two - Kemenkeu Four
Daftar Penugasan Ekstensifikasi/Daftar
Registrasi (A) Ekstensifikasi (F) Edukasi (Q) Data WP Baru
Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan,

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 130


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
Formulir Pendaftaran, Formulir Pengukuhan
PKP, Daftar Nominatif, Formulir
Pengamatan, Dokumen Yang Disyaratkan
LHP, Formulir Pendaftaran WP, Formulir
Pemeriksaan (I) Pengukuhan PKP, Formulir Pencabutan Pemeriksaan (I) Nota Dinas Usulan dan Lampirannya
Pengukuhan PKP
Pengawasan (G) Nota Dinas Usulan Registrasi (A) SK Pemindahan Wajib Pajak

Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain Terkait


Pengelolaan SPT Penentuan Lokasi Daerah Terpencil, Usulan
Data SPT Pemeriksaan (I)
(M) Penilaian Kembali Aktiva Tetap, Fasilitas
Perpajakan Lainnya
Layanan SK Penundaan, SK Pengangsuran Hutang
Administrasi Pemeriksaan (I) LHP Penagihan (L)
Pajak
(B) SKPPKP,Nota Persetujuan
Non Keberatan (E) SK pasal 16/36 Pembayaran (I)
,SKPLB.
Keberatan (D) SK Keberatan Pengawasan (G) Surat Konfirmasi "Tidak Ada", SKD
Litigasi (S) SK Banding/PK

Pembayaran
Keberatan SK Keberatan Pemeriksaan *konfirmasi kode billing ke tip dan ttki
(C)
Data Pembayaran termasuk Bukti Pbk
Pengawasan STP PBB dan STP Keberatan
*konfirmasi kode billing ke tip dan ttki
Daft Ket PBB Migas & Pabum (Pbk)
Data SPPT
Pengenaan Pengenaan *konfirmasi kode billing ke tip dan ttki
ND Permintaan Pembayaran
Salinan SPPT
*konfirmasi ke PKP Data Pembayaran Pajak
Pengolahan SPT Penagihan
yang dibutuhkan fisik/data/image *dibedakan di matriks dan narasi
Kebijakan *konfirmasi ke PKP Pengawasan Data Pembayaran Pajak, Bukti Pbk

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 131


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
Pemeriksaan SKPKB, SKPKBT, SKPPBB, STP Kebijakan Regulasi
SKPLB
SKPPKP, Nota Persetujuan Pengembalian
Layanan
Kelebihan PPN, SKPLB, PLB, SKPIB,
Administrasi
Uraian Penelitian Pbk
Penagihan STP Bunga Penagihan

Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain Dalam


Litigasi (S) Surat Pelaksanaan Putusan Pemeriksaan (I)
Rangka Keberatan
Non Keberatan
Pemeriksaan (I) LHP, Saran / Rekomendasi SK Keberatan
(E)
SKPKB/SKPKBT/SKPLB/SKPN, LHP, KKP, SK Keberatan PBB
Pengenaan (J)
SKP PBB Permintaan Rekomendasi Penilaian
Pengolahan Data Dokumen/Image Alket Layanan
Keberatan (D) SK Keberatan
Pihak Ketiga (N) (dokumen ber-NPWP) Administrasi (B)
Data Pembayaran sejumlah yang disetujui
Pembayaran (C) Penagihan (L) Surat Keberatan, SK Keberatan
dalam Pembahasan Akhir Pemeriksaan
Pengolahan Data Permohonan Peminjaman,
Pengenaan (J) Laporan Hasil Penelitian
Pihak Ketiga (N) Pengantar Pengembalian & Dokumen Fisik
Pengelolaan SPT Pengolahan SPT Formulir Peminjaman Dokumen SPT
SPT Wajib Pajak
(M) (M)

LHP dan
Layanan SK Pembetulan/
Pengurangan/
Pemeriksaan (I) SKPKB/SKPKB/SKPKBT/SKPN/SKPLB/SKP
Non Keberatan Administrasi (B) Penghapusan/ Pembatalan
PBB
(E)
Usulan Pembetulan atau Pembatalan SK Pembetulan/
Pengurangan/
Pengawasan (G) Penagihan (L)
STP/SKP dan Usulan Pengurangan atau Penghapusan/ Pembatalan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 132


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
Penghapusan Sanksi Adm secara jabatan
Pengelolaan SPT Pengolahan Data
Data dan Image SPT, SPT Wajib Pajak Alket
(M) Pihak Ketiga (N)
Pengolahan Data Pengelolaan SPT Formulir Peminjaman Dokumen
Data berNPWP
Pihak Ketiga (N) (M) SPT
Keberatan (D) SK Keberatan

Sumber Daya Pendidikan & Pelatihan, SDM Tenaga Sumber Daya Usulan Pendidikan & Pelatihan, Data &
Manusia (Z) Penyuluh Manusia (Z) Kebutuhan SDM Tenaga Penyuluh
Permohonan Penyediaan
Data Mapping WP, Data Pendaftaran Kelas Pengelolaan
Pengawasan (G) Sarana & Prasarana
Aset, Keuangan,
Pajak Dan Keuangan
dan Logistik (AB)
Edukasi (Q) Hubungan
MoU Pengawasan (G) Data WP yang disuluh
Masyarakat (R)
Pengelolaan Pengelolaan Materi, Metode/Tehnik
Materi Metode/Tekhnik
Pengetahuan (Y) Pengetahuan (Y)
Registrasi (A) Data WP Baru
Pengelolaan Aset, Sarana & Prasarana Penyuluhan dan
Keuangan, dan Keuangan
Logistik (AB)

Semua Peraturan yang telah ditetapkan Manajemen


Regulasi (W) Laporan Berkala
Strategis (AF)
Pengolahan Data Data Belum Ber-NPWP Usulan pemeriksaan
Ekstensifikasi
Pemeriksaan (I) tujuan lain penerbitan NPWP dan
(F) Pihak Ketiga (AA)
pengukuhan PKP
Data Mapping, Profiling, Feeding DPE/DPESI, Daftar Nominatif, Formulir
Pengawasan (G) Registrasi (A)
Pengamatan, Formulir Pendaftaran, Formulir

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 133


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
Pengukuhan, dan
Dokumen yang Disyaratkan
Pengolahan Data
Pihak Ketiga Alket
(AA)
Pengawasan (G) Data Hasil Pengamatan

Pengolahan Data Laporan Mapping Mikro, Daftar Usulan


Data Alket-ber NPWP, Dokumen/image Edukasi (Q)
Pihak Ketiga (N) Kelas Pajak
Layanan Surat Jawaban konfirmasi “tidak ada”, SKD,
Ekstensifikasi (F) Lap Mapping Mikro Belum Ber-NPWP
Administrasi (B) Data
Intelijen ND Permintaan Melakukan Intelijen/
Ekstensifikasi (F) Data Hasil Pengamatan
Perpajakan (O) Pengamatan, Usulan Penetapan PKP Fiktif
Pengolahan Data Permohonan peminjaman
Pemeriksaan (I) Usulan Update Profil, Data & Informasi
Pihak Ketiga (N) Dokumen/image, Data Alket
Intelijen ND Usulan Perubahan data;ND Usulan WP
Formulir Pemanfaatan/ Tindak Lanjut IDLP Registrasi (A)
Perpajakan (O) NE
Pengawasan Usulan Pemeriksaan
(G) Penerbitan/Penghapusan NPWP &
Litigasi (S) Data Lap. Evaluasi Pemeriksaan (I) Pengukuhan/Pencabutan PKP secara
jabatan,Usulan Pemeriksaan Berdasarkan
Analisis Risiko, Analisis Atas Data Konkret
Usulan Pembetulan atau Pembatalan
Non Keberatan
Pembayaran (C) STP/SKP dan Usulan Pengurangan atau
(E)
Penghapusan Sanksi Adm secara jabatan
Pengelolaan SPT
Image SPT, Data SPT Penagihan (L) STP, STP BP, SKP PBB
(M)
Data PBB Terutang,
Pengenaan (J) Pembayaran (C) STP dan STP PBB
Data Penyampaian/Pengembalian SPOP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 134


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
&LSPOP
Registrasi (A) Data WP Penilaian (U) Nota Dinas/ Surat Permintaan Penilaian
Manajemen Lap mapping makro, Rencana Penerimaan
Data Penyuluhan WP Strategis (AF) KPP
Edukasi (Q)
Pemeriksaan
Data LPBP, Surat Pemberitahuan
Bukper dan
Penghentian Penyidikan
Penyidikan (K)
Penilaian (U) Laporan Hasil Penilaian

Pengelolaan SPT Pengolahan SPT ND Peminjaman Berkas Pemeriksaan,


Berkas Pemeriksaan dan Data SPT
(M) (M) ND Pengembalian Berkas
Analisis Risiko, usulan pemeriksaan, dan
Pengawasan (G) usulan Pemeriksaan Ulang yang dibuat oleh Pengawasan (G) Data dan/atau Informasi
Account Representative
Pemeriksaan Data/ LPBP, Usul Pemeriksaan Khusus, Pemeriksaan
Bukper dan Surat pemberitahuan penolakan Usul Bukper dan Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Penyidikan (K) Bukper Penyidikan (K)
Usulan pemeriksaan tujuan lain
Pemeriksaan (I) Penagihan (L) Penagihan (L) SKPKB/SKPKBT/STP/SKP PBB, LHP

Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain Terkait


Layanan Penentuan Lokasi Daerah Terpencil, ,
Pembayaran (C) SKPKB/SKPKBT/SKP PBB/STP/SKPLB
Administrasi (B) Fasilitas Perpajakan Lainnya, Usulan
Penilaian Kembali Aktiva Tetap
SKPKB/SKPKBT/SKPLB/SKPN, LHP, KKP,
Registrasi (A) Nota Dinas Usulan dan Lampirannya Keberatan (D)
SKP PBB, LHP, Saran dan Rekomendasi
Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain Dalam Non Keberatan LHP dan SKPKB/ SKPKB/ SKPKBT/ SKPN/
Keberatan (D)
Rangka Keberatan (E) SKPLB/ SKP PBB

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 135


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
Usulan pemeriksaan tujuan lain
Ekstensifikasi (F) Registrasi (A) LHP, LHP + formulir pendaftaran WP
penerbitan NPWP dan pengukuhan PKP
Pengolahan Data Layanan
Data ber-NPWP LHP
Pihak Ketiga (N) Administrasi (B)
Pengolahan Data
Penilaian (U) Laporan Hasil Penilaian Alket
Pihak Ketiga (N)
ND Rekomendasi/Usul Riksus, LIA IDLP,
Intelijen Formulir Pemanfaatan/Tindak Lanjut IDLP
Penilaian (U) Nota Dinas/ Surat Permintaan Penilaian
Perpajakan (O) atau ND Penerusan dan Lembar Resume
IDLP

Data penyampaian/
pengembalian
Regulasi (W) Semua Peraturan yang Telah Ditetapkan Pengawasan (G)
SPOP/LSPOP
SK Keberatan, Permintaan Rekomendasi
Keberatan (D) Keberatan (D) Laporan Hasil Penilaian
Nilai
Data SPPT, ND Permintaan Pembayaran,
Pelaksanaan Putusan:
Salinan SPPT Rangkap ke-1,
Pengenaan Litigasi (S) - Banding/Gugatan Pembayaran (C)
Daftar Ketetapan PBB Migas dan Panas
PBB (J) - Peninjauan Kembali
Bumi
Penagihan (L) Data PBB Terutang
Data SPPT dan Data Penyampaian/
Pengawasan (G)
pengembalian SPOP / LSPOP
Manajemen
Laporan Uji Petik
Strategis (AF)

Penialain (U) Pengawasan (G) Nota Dinas/Surat Permintaan Penilaian Pengawasan (G) Laporan Hasil Penilaian

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 136


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
Pemeriksaan (I) Nota Dinas/Surat Permintaan Penilaian Pemeriksaan (I) Laporan Hasil Penilaian

Penagihan (L) Nota Dinas/Surat Permintaan Penilaian Penagihan (L) Laporan Hasil Penilaian

Pemeriksaan
Pemeriksaan Bukti
Bukti Permulaan Laporan Hasil Penilaian
Permulaan dan Nota Dinas/Surat Permintaan Penilaian
dan Penyidikan
Penyidikan (K)
(K)

Pemeriksaan Bukti
Lap Perkembangan/ Lap Kemajuan dan
Permulaan dan Penagihan (L) SKPKB (Psl 13A)
Usul Bukper
Penyidikan (K)

Pengolahan Data Intelijen ND permintaan melakukan


Dokumen/Image/Alket
Pemeriksaan Pihak Ketiga (N) Perpajakan (O) Kegiatan Intelijen Perpajakan
Bukti
Permulaan dan Salinan Putusan pengadilan (Psl 13 ayat 5
Penyidikan (K) UU KUP), BA Penelaahan + usul Pemsus
Intelijen
Lembar Informasi Intelijen Perpajakan Pemeriksaan (I) Data dan/atau LPBP, Surat Pemberitahuan
Perpajakan
Bukper, Surat Pemberitahuan Penolakan
Usul Bukper

Surat Pemberitahuan Penolakan


Pembayaran (C) Penghentian Penyidikan (Pengembalian
pajak yang seharusnya tidak terutang) +
SSP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 137


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
Pengawasan (G) SP3

Hubungan
Informasi EOI
Internasional (X)

Usulan pemeriksaan tujuan lain


Pengawasan (G) STP, STP BP, SKP PBB Pemeriksaan (I)
*detil di narasi

Pengelolaan
Aset, Logistik
Pemeriksaan (I) SKPKB/SKPKBT/STP/SKP PBB, LHP Data Piutang Pajak
dan Keuangan
(AB)

Keberatan (D) Surat Keberatan, SK Keberatan Penilaian (U) Nota Dinas/Surat Permintaan Penilaian

SK Pengurangan/Penghapusan/Pembatalan NDR Permintaan Melakukan Kegiatan


Non Keberatan (E) Penagihan (L)
Penagihan (L) SK Pembetulan Intelijen Perpajakan

Pemeriksaan
Bukper dan SKPKB Pasal 13A
Penyidikan (K)

Penerusan Informasi Permintaan SUB/Surat


Litigasi (S) Tanggapan, Pelaksanaan Putusan Banding /
Gugatan

Layanan SK penundaan, SK pengangsuran hutang


Administrasi (B) pajak

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 138


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
Pengenaan PBB
Data SPPT
(J)

Data Pembayaran Pajak


Pembayaran (C)
*dibedakan di matriks dan narasi

Penilaian (U) Laporan Hasil Penilaian

NDR Pengiriman Informasi/


Penagihan (L)
LI Untuk Pengawasan

Pemeriksaan
NDR Pengiriman Informasi Terkait WP yang
NDR Permintaan Melakukan Kegiatan Bukti Permulaan
Penagihan (L) diBukper+LIIP/ Usulan Pemeriksaan Bukper,
Intelijen Perpajakan dan Penyidikan
NDR Pengiriman Informasi/ LIIP
(K)

Pemeriksaan Bukti
NDR Permintaan Melakukan Kegiatan NDR Pengiriman Informasi/LIIP Untuk
Permulaan dan Ekstensifikasi (F)
Intelijen Perpajakan Penggalian Potensi
Penyidikan (K)
Intelijen
Perpajakan (O) NDR Permintaan Melakukan Kegiatan NDR Pengiriman Informasi/
Pengawasan (G) Penagihan (L)
Intelijen Perpajakan LIIP Untuk Pengawasan

NDR Pengiriman Informasi


NDR Permintaan Melakukan Kegiatan
Ekstensifikasi (F) Pengawasan (G) Terkait WP yang non
Intelijen Perpajakan
Usulan Bukper/Riksus

NDR Permintaan Melakukan Kegiatan NDR Pengiriman Informasi/LIIP Untuk


Pemeriksaan (I)
Intelijen Perpajakan Pengawasan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 139


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
Hubungan NDR Pengiriman Informasi+LIIP
IDLP Pemeriksaan (I)
Masyarakat (R) Terkait WP Usulan Pemeriksaan Khusus

SPT, Salinan SPT,


ND Peminjaman Berkas Pemeriksaan,
Pemeriksaan (I) Pemeriksaan (I) Tanda Terima Pengembalian Berkas, Data
ND Pengembalian Berkas
dan Image SPT, Salinan SPT

Layanan
Keberatan (D) Formulir Peminjaman Dokumen SPT Salinan SPT, Data dan Image SPT
Administrasi (B)

Non Keberatan (E) Formulir Peminjaman Dokumen SPT Pengawasan (G) Data dan Image SPT

Pemeriksaan Bukti
Pengolahan Data
Permulaan dan Formulir Peminjaman Dokumen SPT Data dan Image SPT
Pihak Ketiga (N)
Penyidikan (K)
Pengelolaan
Non Keberatan
SPT (M) Litigasi (S) Formulir Peminjaman Dokumen SPT Data dan Image SPT, SPT Wajib Pajak
(E)

Keberatan (D) Data dan Image SPT, SPT Wajib Pajak

Pemeriksaan SPT, Surat Pengantar Pengiriman,


Bukti Permulaan Formulir Peminjaman Dokumen, Salinan
dan Penyidikan SPT,
(K) Tanda Terima Pengembalian Berkas

SPT, Surat Pengantar Pengiriman,


Litigasi (S) Formulir Peminjaman Dokumen, Salinan
SPT, Tanda Terima Pengembalian Berkas

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 140


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
Data dan Informasi, Usulan Penetapan
PMK, Laporan Hasil Pencarian Data, Ikhtisar
Regulasi (W) Kebijakan Kebutuhan Data Eksternal Regulasi (W)
Hasil Analisa, Laporan Pengolahan
Data Eksternal

Registrasi (A) Alket Ekstensifikasi (F) Data belum ber-NPWP

Keberatan (D) Data ber-NPWP Pengawasan (G) Data ber-NPWP

Permohonan Dokumen/Image Alket


Non Keberatan (E) Pemeriksaan (I) Data ber-NPWP
(ber-NPWP), Data ber-NPWP

Ekstensifikasi (F) Alket Penagihan (L) Data ber-NPWP

Pengolahan Permohonan Peminjaman Dokumen, Data


Pengawasan (G) Alket Keberatan (D)
Data Pihak ber-NPWP
Ketiga (N)
Non keberatan Permohonan Peminjaman Dokumen, Data
Pemeriksaan (I) Alket
(E) ber-NPWP

Pemeriksaan
Hubungan Bukti Permulaan
Alket Data ber-NPWP
Masyarakat (R) dan Penyidikan
(K)

Tanggapan Permohonan,
Pengantar Pengiriman&
Penilaian (U) Alket Litigasi (S) Dokumen Fisik,
Pemberitahuan
Dokumen Fisik Belum lengkap

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 141


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
Pemeriksaan Bukti
Permulaan dan Alket
Penyidikan (K)

Penagihan (L) Alket

Intelijen
Alket
Perpajakan (O)

Pengelolaan SPT
Alket
(M)

Permohonan Peminjaman, Pengantar


Litigasi (S)
Pengembalian,& Dokumen Fisik

Pembayaran (C) Rekomendasi Pencabutan Bank TP Pembayaran (C) Perjanjian/Dokumen Kerjasama

Edukasi (Q) Informasi, MoU

Pengolahan Data
MoU
Hubungan Pihak ketiga (N)
Masyarakat (R)
Sumber Daya
Data Pengaduan Kode Etik dan Disiplin
Manusia (AD)

Intelijen
IDLP
Perpajakan (O)

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 142


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
Penelitian dan Peraturan, Kajian, Proses Bisnis, Knowledge Sharing Occasion,
Edukasi
Pengembangan (Z) Kebijakan, Pengetahuan Knowledge Update

Pengelolaan Peraturan, Kajian, Proses Bisnis,


Pengetahuan Edukasi (Q)
Kebijakan, Pengetahuan
(Y)
Peraturan, Kajian, Proses Bisnis,
Regulasi (W)
Kebijakan, Pengetahuan

Pembahasan Dokumen Analisis dan Usulan


Regulasi (W)
Pengembangan

Penelitian dan Manajemen Dokumen Rekomendasi dan Hasil


Pengembangan Strategis (AF) Pengembangan
(Z)
Dokumen Rekomendasi dan Hasil
Organisasi (AE)
Pengembangan

Kerjasama Pengolahan Data


Pihak Ketiga Usulan Penetapan PMK Regulasi (W) Usulan PMK kesepakatan bersama
Pihak Ketiga (N)
(AA)

Pengelolaan Aset, Pengelolaan Laporan Verifikasi Aset dan Konfigurasi


Formulir Inventarisasi Perangkat, Aplikasi,
Keuangan dan Aset, Keuangan Layanan TIK, BA Pelaksanaan
Paket Hardware, dan Infrastruktur
Logistik (AB) dan Logistik (AB) Verifikasi Aset, Restoration Plan
TIK (AC)
Manajemen Manajemen
Rencana strategis TIK Damage Assessment Report
Strategis (AF) Strategis (AF)
Manajemen Risiko Rencana Uji Coba Manajemen BIA, Hasil Penilaian Risiko, DRP, Laporan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 143


Input Output
Level 1
Probis Input Probis Output
(T) Penanganan Bencana Risiko (T) Uji Coba

Organisasi Manajemen Pengelolaan


KEP Renstra Laporan Monitoring dan Evaluasi Proyek
(AE) Strategis (AF) Kinerja (AH)

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 144


LAMPIRAN III
GAMBAR PETA FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 145


Gambar Proses Bisnis Manajemen Strategis

AF
PROSES BISNIS MANAJEMEN STRATEGIS

Level 1
Kebijakan A-AI
SEMUA PROSES
Masukan

AF.5
Kebijakan Penyusunan
Kebijakan

Renstra DJP Pimpinan/BOD


Seluruh Unit
Renstra DJP
di DJP
PMK 206/2014
PMK 206.2/2014
KMK 466/2015 Renstra DJP, Katalog IKU, Kontrak Kinerja Kemenkeu One
Masukan
KMK 454/2011
Unit Lain Kepdirjen 95/2015
Kontrak Kinerja
Kepdirjen 105/2012 Kemenkeu AE
PMK 206/2014 ORGANISASI
two-four
PMK 206.2/2014
AF.2 Renstra DJP,
Katalog IKU, KMK 466/2015
Perencanaan Kontrak Kinerja KMK 454/2011
Strategis Kemenkeu One Kepdirjen 95/2015
Kepdirjen 105/2012
Subdit TO, Dit. Laporan
KITSDA Evaluasi
AF.3
Visi dan Kemenkeu
Misi Penyusunan
Renstra
Renstradan
dan Rencana Kerja RKT
KPK31-0005
Kontrak
KontrakKinerja
Kinerja AH
Kemenkeu
KemenkeuWide
Wide Organta PENGELOLAAN
Renstra DJP, Rencana kerja, KINERJA
AF.4
Kemenkeu Kontrak Kontrak Kinerja
Evaluasi Strategi kemenkeu two-four
Kinerja

BOD, Dit.
KITSDA, Dit. TPB,
AF.1 Setditjen
Perumusan Visi
dan Misi

BOD, Dit.
KITSDA, Dit. TPB,
Setditjen
AH
PENGELOLAAN Laporan
KINERJA Kinerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 146


AF.2
PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
Level 2
KPK31-003

AF.2.3
Penyusunan
Konsep
KEP renstra
Konsep
Peraturan
Renstra
Kemenkeu Renstra dan
Subdit TO, Dit.
Kontrak Kinerja KPK31-002 KEP Renstra
Kemenkeu Wide KITSDA
AF.1 AF2.2 Subdit PMK,
Perumusan Visi Visi dan Misi Penyusunan Katalog IKU Kemenkeu One Dit. KITSDA
dan Misi Renstra
Subdit TO dan
Bahan Subdit PMK, Dit. KEP Renstra DJP,
Katalog IKU, AE
Penyusunan KITSDA;
Renstra KK Kemenkeu One ORGANISASI
Sesditjen, Tim
Kerja

KPK31-004

AF.2.1
Masukan/ Inventarisasi
Kep Renstra DJP
Indformasi Masukan/
Informasi AF.3
Unit Lain Penyusunan Rencana
Subdit TO, Dit. KPK31-006 Kerja
KITSDA
AF.2.4
Sosialisasi
Renstra

Subdit TO, Dit. KEP Renstra DJP,


KITSDA Materi Sosialisasi

Seluruh
Unit di DJP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 147


AF.3
PENYUSUNAN RENCANA KERJA
Level 2
KP-0031; KP-0032;
KP-0033; KP-0034;
Kontrak Kinerja
KPA10-0003; KPK30- Kemenkeu Two s.d. Five
0001; KPP00-0036

AF.3.1
Penyusunan
Kontrak Kinerja
KK Kemenkeu One, Kemenkeu Two
Katalog IKU Kemenkeu s.d. Five Kontrak Kinerja
Two s.d. Five Kontrak Kinerja
Kontrak Kinerja Kemenkeu Four
Seluruh Unit di Kemenkeu Two
Kemenkeu Three
DJP

AF.2 KPA11-0006 KPA11-0008 KWL50-0019;


SE RKT DJP SE RKT DJP SE RKT DJP KPA13-0004
Penyusunan KPK00-0001
Rencana Strategis AF.3.2 AF.3.4 AF.3.5
Penyusunan AF.3.3
Renstra DJP, Penyusunan Penyusunan
Rencana Kerja Penyusunan RK Eselon IV
Katalog IKU RK Eselon II RK Eselon III Rencana Kerja Rencana Kerja
Tahuan (RKT) Rencana Kerja
Unit Eselon III Unit Eselon IV
DJP Unit Eselon II
DJP DJP
Kasubbag
Kelembagaan, Para Eselon II Para Eselon III Para Eselon IV
Organta
RK Eselon II RK Eselon IV
RK Eselon III
AH
PENGELOLAAN
KINERJA

RKT DJP

Kemenkeu

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 148


Gambar Proses Bisnis Pengawasan Internal

AG
PROSES BISNIS PENGAWASAN INTERNAL

LEVEL 1

Hasil Pemantauan
AF AG.01 Laporan Pelaksanaan Internalisasi,
MANAJEMEN Rencana Kerja Pencegahan Kepatuhan Laporan Pemantauan Kepatuhan,
STRATEGIS Internal Laporan Pengujian Kepatuhan.
Subdirektorat KI,
Rekomendasi
Profil Risiko Seluruh Unit Kerja Surat Hasil Tindak Lanjut,
T
Laporan Hasil Pemantauan
MANAJEMEN Laporan Manajemen Risiko Kode Etikdan Disiplin
RISIKO
Aduan Laporan Hasil Investigasi
Laporan Monitoring/Reviu
Dir. KITSDA

AG.02
Aduan Penindakan Kepatuhan
Internal Penerusan aduan
Unit Terkait Tembusan SK Hukuman Disiplin
Subdirektorat II Unit Terkait

Laporan Hasil Pengujian,

BA Rekonsiliasi

AG.03
Aparat
Laporan Pengawasan Pemantauan Tindak Lanjut Pengawas
Pengawasan Eksternal Fungsional
Aparat Pemerintah
Pengawas Subdirektorat II
Fungsional
Pemerintah

BA Pembahasan

AUDITEE

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 149


AG 1.1
PENCEGAHAN KEPATUHAN INTERNAL

LEVEL 2

AF Rencana
Kerja AG.1.1
PERENCANAAN
Tahunan Penyusunan Rencana
STRATEGIS

Subdirektorat KI

Rencana Kerja
Internalisasi
AG.1.2
Internalisasi Kepatuhan
Laporan
Subdirektorat KI Pelaksanaan
Internalisasi

Rencana Pemantauan
Tahunan

AG.1.3 Laporan
T Profil Risiko Hasil Pemantauan
MANAJEMEN Pemantauan Kepatuhan (Level 3)
Laporan Mitigasi Risiko
RISIKO Direktur KITSDA
Subdirektorat KI

PENINDAKAN
Aduan KEPATUHAN
INTERNAL

Laporan Hasil Pemantauan


Kode Etik dan Disiplin

Unit Terkait
Laporan
Pengujian Kepatuhan
Rencana
Pengujian Kepatuhan Internal
Tahunan

Aduan

Tanggapan AG.1.4 Rekomendasi


Hasil Rekomendasi Pengujian Kepatuhan Surat Hasil Tindak Lanjut

Unit Terkait Subdirektorat KI

Laporan Hasil Pengujian,

Auditee

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 150


AG 1.3
PEMANTAUAN KEPATUHAN INTERNAL

LEVEL 3

AG.1.3 Laporan Hasil Pemantauan


PENYUSUNAN
Pemantauan Pengendalian Kode Etik dan Disiplin
RENCANA
Intern
Rencana
Subdirektorat KI Unit Terkait
Pemantauan Tahunan

PENINDAKAN
Aduan KEPATUHAN
INTERNAL
Aduan

Laporan Hasil Pemantauan


Pengendalian Utama Reguler
(Bulanan/Triwulanan/Tahunan)
Dan Kejadian Khusus lainnya,
Laporan Pemantauan EIKR
dan Pernyataan Manajemen
AG.1.2
Pemantauan Kode Etik dan
Disiplin Pegawaii

Subdirektorat KI

Laporan Hasil Pemantauan


Kode Etik dan Disiplin
Direktur KITSDA

T AG.1.2
Profil Risiko
MANAJEMEN Pemantauan Manajemen Laporan Pemantauan Tata Kelola MR
Laporan Mitigasi Risiko Laporan Pemantauan Mitigasi
RISIKO Risiko

Subdirektorat KI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 151


AG 1.3
PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN

LEVEL 2

KMK-32/2013

AG.01.3.1 Laporan Hasil Pemantauan


Pengendalian Utama Reguler
Pemantauan Pengendalian
(Bulanan/Triwulanan/Tahunan)
Utama
Dan Kejadian Khusus lainnya
Subdirektorat KI dan UKI

PENYUSUNAN
RENCANA

Rencana
Pemantauan Tahunan

KMK-32/2013
Direktur KITSDA
AG.1.3.2
Pemantauan Efektivitas
Laporan Pemantauan EIKR
Implementasi dan Kecukupan
dan Pernyataan Manajemen
Rancangan Pengendalian
Internal

Subdirektorat KI dan UKI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 152


AG 1.4
PENGUJIAN KEPATUHAN INTERNAL

LEVEL 2

Perdirjen 19 tahun 2011

PENYUSUNAN Rencana Pengujian Kepatuhan AG.01.4.1


RENCANA Internal Tahunan Persiapan Pengujian

Subdirektorat KI
Unit Terkait

Rekomendasi

Audit Program,
Surat Permintaan Peminjaman Dokumen,
Surat Tugas dan Surat Pemberitahuan Pengujian
Laporan Hasil Pengujian,

Auditee

Perdirjen 19 tahun 2011 Laporan Hasil Pengujian

AG.1.4.2 Direktur KITSDA


Pelaksanaan Pengujian

Subdirektorat KI

PENINDAKAN
Aduan KEPATUHAN
INTERNAL
Surat Hasil Tindak Lanjut
Perdirjen 19 tahun 2011

AG.1.4.3
Tanggapan
Monitoring Tindak Lanjut
Hasil Rekomendasi
Hasil Pengujian

Unit Terkait Subdirektorat KI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 153


AG.02
PENINDAKAN KEPATUHAN INTERNAL

LEVEL 2

Aduan AG.02.1
Pengelolaan Pengaduan
Sumber
Pengaduan Subdirektorat II

Formulir Penerimaan Aduan

AG.02.2
Penerusan Aduan
Analisis Aduan

Unit Terkait
Subdirektorat II

Laporan
Laporan
Pengumpulan Bahan dan Keterangan
Hasil Analisis

AG.02.3
Laporan AG.02.4
Pengumpulan Bahan dan
Hasil Analisis Investigasi Aduan
Keterangan

Subdirektorat II Subdirektorat

Laporan
Penelitian Pendahuluan Laporan
Hasil Investigasi

Laporan
Hasil Investigasi
Laporan AG.02.5
Hasil Analisis Penelitian pendahuluan

Kantor Wilayah Direktur KITSDA

Rekomendasi

PP 53 Tahun 2010

AG.02.6
Laporan Pemeriksaan Hukuman
Hasil Analisis Disiplin

Atasan Langsung Pegawai

Tindak Lanjut Penindakan KI

PP 53 Tahun 2010
Laporan
AG.02.7 Monitoring/Reviu
Laporan Monitoring/ Reviu
Hasil Analisa Penindakan Kepatuhan
Internal

Subdit II

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 154


AG.02.6
PEMERIKSAAN HUKUMAN DISIPLIN

LEVEL 2

Pp 53 tahun 2010

ANALISIS ADUAN Laporan Hasil Analisis AG.02.6.1


Surat Usulan Tim Pemeriksa
Pengusulan Tim Pemeriksa

INSPEKTORA
Atasan Langsung, Setdijten T JENDERAL
Laporan
Hasil Investigasi

Laporan
Hasil Investigasi

INVESTIGASI

Laporan
Hasil Analisis
Pp 53 tahun 2010

AG.02.6.1
Pemanggilan dan Pemeriksaan

SK tim Atasan Langsung/Tim


Pemeriksa
INSPEKTORA
T JENDERAL

Laporan Pemeriksaan dan Laporan Kewenangan

PEMANTAUAN TINDAK
LANJUT PENGAWASAN Surat Direktur dan AG.06.2
SK Hukuman Disiplin
EKSTERNAL Laporan Hasil Audit Investigasi Penjatuhan Hukuman Disiplin

Pejabat yang Berwenang Pegawai


Penjatuhan Hukuman

Tembusan SK Hukuman Disiplin

UNIT
TERKAIT

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 155


AG.03
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN EKSTERNAL

LEVEL 2

AG.03.1
Surat Direktur dan PEMERIKSAAN
Analisis Tindak Lanjut Hasil
Laporan Hasil Pengawasan Laporan Hasil Audit Investigasi HUKUMAN DISIPLIN
Pengawasan

Aparat
Subdirektorat II
Pengawas
Fungsional
Pemerintah

PEMERIKSAAN AG.03.2
SK Penjatuhan Hukuman Disiplin
HUKUMAN DISIPLIN Rekonsiliasi Tindak Lanjut

Subdit II dan IBI


Surat Direktur (LHP dan Matriks)

BA Rekonsiliasi
AG.03.3
Tindak Lanjut Perbaikan
terkait Tugas dan Fungsi

Auditee

Update Matriks

Aparat
Pengawas
Fungsional
Update Matriks Pemerintah
AG.03.4
Asistensi Tindak Lanjut

Subdit II

Berita Acara Pembahasan


Update Matriks
Berita Acara Pembahasan

AG.03.5 Berita Acara


Pembahasan Temuan Pembahasan

Subdit II dan Aparat Pengawas AUDITEE


Fungsional Pemerintah

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 156


Gambar Proses Bisnis Pengelolaan Kinerja

AH
PROSES BISNIS PENGELOLAAN KINERJA
AF
Level 1 PERENCANAAN
STRATEGIS
AF
Kontrak Kinerja, Laporan
PERENCANAAN Rencana Kerja es 2-4
KPA11-0001 Kinerja DJP
STRATEGIS
AH.1 Inpres 7/1999
Penyusunan Inpres 5/2004.
Laporan Kinerja PMK 206/2014 Laporan
Tahunan DJP
Organisasi PermenPANRB 29/
2010
Bagian Organta, Kemenkeu
AE Laporan Proyek Setditjen; Para AH.2
ORGANISASI Laporan
eselon II Kinerja DJP Penyusunan
Laporan
Tahunan DJP
Laporan
Tahunan DJP
Bagian Organta, Seluruh Unit
Setditjen; Para di DJP
eselon II

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 157


Gambar Proses Bisnis Manajemen Risiko

T
PROSES BISNIS MANAJEMEN RISIKO

LEVEL 1

PMK 12/PMK.09/2016
PMK dan petunjuk
teknis PMK, T.1
SK Manajemen Risiko, Penetapan Konteks
Kriteria, Selera Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I dan Unit
Komite Eselon II Laporan Piagam
Manajemen Manajemen Risiko
Risiko
Kemenkeu

Piagam Manajemen Risiko

PMK 12/PMK.09/2016

Renstra (untuk Es I), T.2 Laporan Profil


Penyusunan
Kontrak Kinerja Risk Assessment Risiko Kunci
Rencana Strategis (untuk Es II)

Komite Manajemen Risiko Es I


dan Unit Eselon II
PMK 12/PMK.09/2016

T.5
Laporan Manajemen Risiko
Profil Risiko Kunci Pelaporan Manajemen
Eselon I dan Eselon II
Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I
Itjen
dan Unit Eselon II Kemenkeu
PMK 12/PMK.09/2016

T.3 Laporan Mitigasi


Mitigasi Risiko Risiko Kunci

Komite Manajemen Risiko Es I


dan Unit Eselon II

Mitigasi Risiko Kunci

PMK 12/PMK.09/2016 Laporan Pemantauan dan Reviu


Proses Manajemen Risiko
T.4
Pemantauan dan Reviu
Proses Manajemen Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 158


T.1. PENETAPAN KONTEKS

LEVEL 2 PMK 12/PMK.09/2016


T.1.1.
PMK dan petunjuk teknis PMK,
SK Manajemen Risiko, Penentuan tujuan atau
Kriteria, Selera Risiko sasaran
Komite Manajemen Risiko Es I
Komite dan Unit Eselon II
Manajemen
Risiko
Kemenkeu Sasaran Organisasi

PMK 12/PMK.09/2016
T.1.2.
Penentuan Parameter
PenerapanManajemen
Risiko (Ruang Lingkup,
Time horizon, output)
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Parameter Penerapan Manajemen Risiko

PMK 12/PMK.09/2016

T.1.3.
Penentuan Struktur
Manajemen Risiko
Komite Manajemen Risiko
Es I dan Unit Eselon II

Struktur Manajemen Risiko

PMK 12/PMK.09/2016
T.1.4.
Penentuan Pemangku
Kepentingan
(stakeholder)
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Daftar Pemangku Kepentingan

PMK 12/PMK.09/2016

T.1.5.
Penetapan Kriteria Risiko

Komite Manajemen Risiko Es I


dan Unit Eselon II

Matriks Kriteria Risiko

PMK 12/PMK.09/2016

T.1.6.
Penetapan Matriks
Analisis Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Laporan Piagam Pelaporan


Matriks Analisis Risiko
Manajemen Risiko Manajemen Risiko

PMK 12/PMK.09/2016

T.1.7.
Piagam Manajemen Risiko Risk Assessment
Penetapan Selera Risiko

Komite Manajemen Risiko Es I


dan Unit Eselon II

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 159


T.2. RISK ASSESSMENT

LEVEL 2

Penyusunan
Rencana Strategis
Renstra (untuk Es I) PMK 12/PMK.09/2016
Kontrak Kinerja (untuk Es II)
T.2.1.
Identifikasi Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I
Piagam Manajemen Risiko
dan Unit Eselon II
Penetapan Konteks
Risk
Profil Risiko Kunci ( Daftar Risiko)

PMK 12/PMK.09/2016

T.2.2.
Analisis Risiko

Komite Manajemen Risiko Es I


dan Unit Eselon II

Profil Risiko Kunci (Level Risiko)

PMK 12/PMK.09/2016

T.2.3. Identifikasi Mitigasi


Profil Risiko Kunci
Risiko
Evaluasi Risiko
Komite Manajemen Risiko
Es I dan Unit Eselon II
Pelaporan
Laporan Profil Risiko Kunci
Manajemen Risiko

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 160


T.2.1.
PROSES BISNIS IDENTIFIKASI RISIKO

Level 3

PMK 12/PMK.09/2016

Penyusunan Renstra (untuk Es I)


T.2.1.1.
Rencana Strategis Kontrak Kinerja (untuk Es II) Penentuan Sasaran
Strategis dan Proses Bisnis
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II
Profil Risik Kunci (Prioritas Risiko,
Keputusan Penanganan Risiko)
Assessment

Profil Risiko Kunci (Sasaran Organisasi)

PMK 12/PMK.09/2016

T.2.1.2.
Identifikasi Kejadian
Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Profil Risiko Kunci (Kejadian Risiko)

PMK 12/PMK.09/2016

T.2.1.3.
Identifikasi Penyebab
Risiko
Komite Manajemen Risiko
Es I dan Unit Eselon II

Profil Risiko Kunci (Penyebab Risiko)

PMK 12/PMK.09/2016

T.2.1.4. Profil Risiko Kunci


Identifikasi Dampak (Kejadian, Penyebab, Analisis Risiko
Risiko Dan Dampak Risiko)
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 161


T.2.2.
ANALISIS RISIKO

Level 3

PMK 12/PMK.09/2016
T.2.2.1.
Profil Risiko Kunci
Penentuan Sistem
Identiifikasi Risiko (Kejadian, Penyebab,
Pengendalian &
dan Dampak Risiko)
Efektivitasnya
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Profil Risiko Kunci (Sistem Pengendalian)

PMK 12/PMK.09/2016

T.2.2.2.
Estimasi Level
Kemungkinan Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Profil Risiko Kunci (Level Kemungkinan)

PMK 12/PMK.09/2016

T.2.2.3.
Estimasi Level Dampak
Risiko
Komite Manajemen Risiko
Es I dan Unit Eselon II

Profil Risiko Kunci (Level Dampak)

PMK 12/PMK.09/2016

T.2.2.4.
Penentuan Level Risiko

Komite Manajemen Risiko Es I


dan Unit Eselon II

Profil Risiko Kunci (Level Risiko)

PMK 12/PMK.09/2016

Profil Risiko Kunci


T.2.2.5.
(Sistem Pengendalian dan Level Risiko) Evaluasi Risiko
Penyusunan Peta Risiko dan Peta Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 162


T.1.2.3.
EVALUASI RISIKO

Level 3

PMK 12/PMK.09/2016
Profil Risiko Kunci T.2.3.1.
Evaluasi Analisis
(Sistem Pengendalian dan Level Risiko) Penentuan Prioritas
Risiko
dan Peta Risiko
Risiko Kunci
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Profil Risiko Kunci (Prioritas Risiko)

PMK 12/PMK.09/2016

T.2.3.2. Profil Risiko Kunci


Penentuan Keputusan (Prioritas dan Keputusan Mitigasi Risiko
Mitigasi Mitigasi)
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II
Pelaporan
Laporan Profil Risiko Kunci
Manajemen Risiko

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 163


T.3.
MITIGASI RISIKO KUNCI

LEVEL 2

PMK 12/PMK.09/2016
T.3.1.
Evaluasi Risk Penentuan Opsi Mitigasi
Profil Risiko Kunci
Assessment Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Mitigasi Risiko Kunci (Opsi Mitigasi Risiko)

PMK 12/PMK.09/2016

T.3.2.
Penyusunan Rencana Manajemen Rencana
Strategis
Mitigasi Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Mitigasi Risiko Kunci (Rencana Mitigasi Risiko)

PMK 12/PMK.09/2016

T.3.3.
Penetapan Target
Penurunan Level Risiko
Komite Manajemen Risiko
Es I dan Unit Eselon II

Mitigasi Risiko Kunci (Level Risiko Residual Harapan)

PMK 12/PMK.09/2016

T.3.4.
Pelaksanaan Rencana
Mitigasi Risiko
Komite Manajemen Risiko
Es I dan Unit Eselon II

Pemantauan dan Reviu


Mitigasi Risiko yang
Proses Manajemen Risiko
Selesai Dijalankan
Mitigasi Risiko Kunci
(Rencana dan Capaian Mitigasi Risiko)
PMK 12/PMK.09/2016 Pelaporan
Manajemen Risiko
T.3.5.
Pengukuran Capaian
Target Mitigasi Risiko
Komite Manajemen Risiko
Es I dan Unit Eselon II

Laporan Mitigasi Risiko Kunci

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 164


T.4.
PEMANTAUAN DAN REVIU PROSES MANAJEMEN RISIKO

LEVEL 2
PMK 12/PMK.09/2016
T.4.1.
Mitigasi Risiko Mitigasi Risiko Kunci Penentuan Level Risiko
Kunci (Rencana dan Capaian Mitigasi Risiko) Sebelumnya
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Penilaian Efektivitas Mitigasi Risiko (Level Risiko Sebelumnya)

PMK 12/PMK.09/2016

T.4.2.
Penentuan Level Risiko
Aktual
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Penilaian Efektivitas Mitigasi Risiko (Level Risiko Aktual)

PMK 12/PMK.09/2016

T.4.3.
Penentuan Level Risiko
Residual Harapan
Komite Manajemen Risiko
Es I dan Unit Eselon II

Penilaian Efektivitas Mitigasi Risiko (Level Risiko Residual Harapan)

PMK 12/PMK.09/2016

T.4.4.
Penentuan Tren Risiko

Komite Manajemen Risiko Es I


dan Unit Eselon II

Penilaian Efektivitas Mitigasi Risiko (Tren Risiko)

PMK 12/PMK.09/2016

T.4.5.
Penentuan Deviasi
Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Penilaian Efektivitas Mitigasi Risiko (Deviasi Risiko)

PMK 12/PMK.09/2016

T.4.6.
Penyusunan
Rekomendasi
Komite Manajemen Risiko Es I
Pelaporan
dan Unit Eselon II

Peta Hasil Mitigasi

PMK 12/PMK.09/2016

T.4.7.
Penyusunan Peta Hasil Pelaporan
Manajemen Risiko
Mitigasi
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II
Laporan Pemantauan dan Reviu
Proses Manajemen Risiko

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 165


T.5.
PELAPORAN MANAJEMEN RISIKO

LEVEL 2

PMK 12/PMK.09/2016

Penetapan
Piagam Manajemen Risiko
Konteks

Identiifikasi Risiko Laporan Profil Risiko Kunci


T.5.1. Laporan Manajemen Risiko
Penyusunan Laporan Eselon I dan Eselon II
Laporan Mitigasi
Mitigasi Risiko
Risiko Kunci
Itjen Kemenkeu

Pemantauan dan Reviu


Laporan Pemantauan dan Reviu
Proses Manajemen
Risiko Proses Manajemen Risiko
Komite Manajemen Risiko Es I
dan Unit Eselon II

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 166


Gambar Proses Bisnis Registrasi
A
PROSES BISNIS REGISTRASI

Level 1

PER-35/PJ/2013
PER-38/PJ/2013
SE-51/PJ/2013
SE-60/PJ/2013
Q
DPE/DPESI, Formulir Pengamatan,
A.01 Data WP Baru
F EDUKASI
Daftar Nominatif, Pendaftaran dan
EKSTENSIFIKASI Formulir Pendaftaran WP/ereg Pemberian
dan dokumen yang disyaratkan
NPWP Kartu NPWP, SKT, Starter Kit

LHP, Formulir Pendaftaran WP KPP


I
PEMERIKSAAN

Formulir Pendaftaran WP/ereg PER-38/PJ/2013


dan dokumen yang disyaratkan PER-13/PJ/2014 SPPKP, Surat Penolakan Pengukuhan PKP
Surat Pencabutan Pengukuhan PKP,
SE-60/PJ/2013 Surat Penolakan Pencabutan Pengukuhan PKP,
SE-26/PJ/2014 Surat Pemberitahuan Perubahan Data,
LHP, Formulir Pengukuhan PKP, Surat Pindah, Surat Pencabutan SKT,
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP Kartu NPWP, SKT dan/atau SPPKP,
Surat Pemberitahuan Tidak dapat Dipindah
A.02 Surat Pemberitahuan Penetapan WP NE/
Formulir Pengukuhan PKP dan
Pemutakhiran Pengaktifan Kembali WP NE atau
Wajib Pajak
dokumen yang disyaratkan Surat Penolakan Penetapan WP NE/
Data
Penolakan Pengaktifan Kembali WP NE
Formulir Pengukuhan PKP/ereg,
Formulir Perubahan Data/ereg,
Formulir Pemindahan WP/ereg, Nota Dinas Usulan dan Lampirannya
KPP, BIDANG PEP
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP/ereg KANWIL DJP, SUBDIT
Formulir Permohonan Penetapan WP NE/ereg, POTENSI Data WP/PKP
Formulir Permohonan Pengaktifan
Kembali WP NE/ereg, PERPAJAKAN DIT. PKP
Wajib Pajak dan dokumen yang disyaratkan

Basis
Data
PER-38/PJ/2013
SE-60/PJ/2013
Data WP

A.03
LHP, Formulir Penghapusan NPWP I
Penghapusan Nota Dinas Usulan dan Lampirannya
PEMERIKSAAN
NPWP
Formulir Penghapusan NPWP/ereg Surat Keputusan penghapusan NPWP,
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP/e-Reg KPP
SK Promosi/ Surat Penolakan penghapusan NPWP
dokumen yang disyaratkan
Demosi

G PER-38/PJ/2013
PENGAWASAN
Nota Dinas Usulan SE-60/PJ/2013
A.04
Pengaktifan
Nota Dinas Usulan Kembali NPWP
dan Aktivasi
Sementara Surat Pemberitahuan Pembatalan
Penghapusan NPWP/Pembatalan
KPP Surat Pencabutan Pengukuhan PKP,
Pemberitahuan Aktivasi Sementara WP Hapus

PER-13/PJ/2014
SE-26/PJ/2014
A.05
Surat Permintaan Evaluasi dan
Daftar Peringkat WP Penetapan SK Promosi/Demosi
Promosi/Demosi
BIDANG PEP KANWIL
Direktorat Potensi, DJP, KPP, SUBDIT
Kepatuhan, dan POTENSI
Penerimaan PERPAJAKAN DIT.
PKP, SUBDIT
PELAYANAN
OPERASIONAL DIT.
TIP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 167


A.01
PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NPWP

Level 2
PER-35/PJ/2013
PER-38/PJ/2013
SE-51/PJ/2013
SE-60/PJ/2013
A.01.1
Formulir Pendaftaran WP/ereg Pendaftaran dan
dan dokumen yang disyaratkan
Q
Data WP Baru
Pemberian EDUKASI
Wajib Pajak NPWP atas
Permohonan
DPE/DPESI, Formulir Pengamatan, Wajib Pajak Kartu NPWP,
F Daftar Nominatif, SEKSI PELAYANAN, SKT, starter kit
Formulir Pendaftaran WP e-Reg KP2KP Data WP
EKSTENSIFIKASI dan dokumen yang disyaratkan

PER-38/PJ/2013 Wajib Pajak


SE-60/PJ/2013 Basis
Data
A.01.2
Pendaftaran dan
I LHP, Formulir Pendaftaran WP
Pemberian Data WP
PEMERIKSAAN
NPWP secara
Jabatan
Kartu NPWP,
SEKSI PELAYANAN SKT, starter kit

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 168


A.01.1
PENDAFTARAN/PEMBERIAN NPWP ATAS
PERMOHONAN WAJIB PAJAK

Level 3 KPP30-0138 Kartu NPWP, SKT,


KPP30-0120 Starter Kit
KPP80-0095
A.01.1.1
Pendaftaran
Formulir Pendaftaran WP Melalui Tempat
dan dokumen yang disyaratkan Data WP Baru
Pelayanan
Terpadu di KPP
Wajib Pajak atau di KP2KP Wajib Pajak

SEKSI PELAYANAN,
Data WP Kartu NPWP, SKT,
KP2KP Starter Kit

KPP30-0137
KPP30-0119
A.01.1.2
Formulir Pendaftaran WP e-Reg Pendaftaran Data WP Baru Q
dan dokumen yang disyaratkan Melalui Aplikasi EDUKASI
e-Registration

SEKSI PELAYANAN Data WP

KPP30-0139 Data WP Baru


KPP30-0140
KPP30-0121
KPP30-0122
DPE/DPESI, Formulir Pengamatan, A.01.1.3
Daftar Nominatif,
F Formulir Pendaftaran WP e-Reg
Pendaftaran
Data WP
EKSTENSIFIKASI dan dokumen yang disyaratkan Hasil Basis Data
Ekstensifikasi

Kartu NPWP,
SEKSI PELAYANAN
SKT, Starter kit

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 169


A.02
PEMUTAKHIRAN DATA

Level 2

PER-38/PJ/2013
SE-60/PJ/2013

F Formulir Pengukuhan PKP dan


EKSTENSIFIKASI dokumen yang disyaratkan A.02.1
Pengukuhan dan
Pencabutan SPPKP, Surat Penolakan Pengukuhan PKP,
I LHP, Formulir Pengukuhan PKP, Pengukuhan PKP Surat Pencabutan Pengukuhan PKP,
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP
PEMERIKSAAN Surat Penolakan Pencabutan pengukuhan PKP

Wajib Pajak
Formulir Pengukuhan PKP/e-Reg,
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP/e-Reg, KPP
dan Dokumen yang Disyaratkan
Wajib Pajak

PER-38/PJ/2013
SE-60/PJ/2013
Formulir Perubahan Data WP/e-Reg Surat Pemberitahuan Perubahan Data
dan Dokumen yang Disyaratkan

Nota Dinas Usulan


A.02.2
G Perubahan Data
PENGAWASAN

KPP

PER-38/PJ/2013
PER-13/PJ/2014
SE-60/PJ/2013
SE-26/PJ/2014
Nota Dinas Usulan
A.02.3
Pemindahan dan Kartu NPWP, SKT dan/atau SPPKP,
Formulir Pemindahan WP/e-Reg Surat Pindah,Surat Pencabutan SKT,
Penetapan
dan Dokumen yang Disyaratkan Surat Pencabutan Pengukuhan PKP,
Tempat
Surat Pemberitahuan Tidak Dapat Dipindah
Terdaftar/
A.05 Pelaporan Usaha
EVALUASI DAN KPP, BIDANG
SK Promosi/Demosi
PENETAPAN PEP KANWIL DJP
PROMOSI/DEMOSI

PER-38/PJ/2013
SE-60/PJ/2013

Formulir Permohonan Penetapan WP NE/ereg A.02.4 Surat Pemberitahuan Penetapan WP NE/


Formulir Permohonan Pengaktifan Penetapan dan Pengaktifan Kembali WP NE atau
Kembali WP NE/e-Reg Pengaktifan Surat Penolakan Penetapan WP NE/
dan dokumen yang disyaratkan Penolakan Pengaktifan Kembali WP NE
Kembali WP NE

Nota Dinas Usulan KPP I


Data WP Nota Dinas Usulan dan Lampirannya
PEMERIKSAAN

PER-38/PJ/2013 Basis
SE-60/PJ/2013 Data

Data WP
A.02.5
Nota Dinas Usulan
Pembatalan
Pencabutan
Pengukuhan PKP Surat Pemberitahuan Pembatalan
Surat Pencabutan Pengukuhan PKP

KPP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 170


A.02.1
PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PKP

Level 3

PER-38/PJ/2013 Q
SE-60/PJ/2013 EDUKASI
Data PKP baru
Formulir Pengukuhan PKP
/e-Reg dan dokumen yang disyaratkan

Wajib Pajak A.02.1.1 SPPKP, Surat Penolakan


Pengukuhan PKP Pengukuhan PKP
LHP,
Formulir Pengukuhan PKP Wajib Pajak
KPP Data WP

PER-38/PJ/2013
SE-60/PJ/2013 Basis Data

A.02.1.2
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP
Pencabutan Data WP
/e-Reg dan Dokumen yang Disyaratkan
Pengukuhan PKP

Surat Keputusan Pencabutan


I LHP,
Pengukuhan PKP, Surat Penolakan
Formulir Pencabutan KPP
PEMERIKSAAN Pengukuhan PKP Pencabutan Pengukuhan PKP

Usulan dan berkas pemeriksaan I


tujuan lain terkait Pencabutan
Pengukuhan PKP
PEMERIKSAAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 171


A.02.1.1
PENGUKUHAN PKP

Level 4

KPP30-0115

A.02.1.1.1.
Pengukuhan PKP
Formulir Pengukuhan PKP/e-Reg SPPKP,
dan dokumen yang disyaratkan
atas Surat Penolakan Pengukuhan PKP
Permohonan
Wajib Pajak Wajib Pajak
SEKSI PELAYANAN,
KP2KP
Data WP

Basis Data
Wajib Pajak

Data WP

A.02.1.1.2
Pengukuhan PKP SPPKP
secara Jabatan

I LHP dalam rangka Pengukuhan PKP, SEKSI PELAYANAN


PEMERIKSAAN Formulir pengukuhan PKP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 172


A.02.1.2
PENCABUTAN PENGUKUHAN PKP

Level 4

KPP30-0026
KPP30-0116

A.02.1.2.1 I
Pencabutan ND Usulan dan Lampirannya
PEMERIKSAAN
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP/ Pengukuhan PKP
e-Reg dan dokumen yang disyaratkan atas Surat Pencabutan Pengukuhan PKP,
Permohonan Surat Penolakan Pencabutan
Wajib Pajak Pengukuhan PKP
Wajib Pajak

LHP SEKSI PELAYANAN


Data WP

Basis Data
Wajib Pajak

Data WP
KPP30-0026

A.02.1.2.2
Pencabutan Surat Pencabutan Pengukuhan PKP
Pengukuhan PKP
secara Jabatan

I LHP dalam rangka Pencabutan


Pengukuhan PKP, SEKSI PELAYANAN
PEMERIKSAAN Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 173


A.02.2
PERUBAHAN DATA

Level 3

KPP30-0131 Surat Pemberitahuan


Perubahan Data
KPP30-0141

A.02.2.1
Formulir Perubahan Data WP/e-Reg
Perubahan Data
dan dokumen yang disyaratkan atas
Permohonan
Wajib Pajak Wajib Pajak

SEKSI PELAYANAN
Data WP

Basis Data
Wajib Pajak

Data WP

A.02.2.2
Perubahan Data
secara Jabatan

G Surat Pemberitahuan
Usulan Perubahan Data WP SEKSI PELAYANAN
PENGAWASAN Perubahan Data

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 174


A.02.3
PEMINDAHAN DAN PENETAPAN TEMPAT TERDAFTAR/PELAPORAN USAHA

Level 3

Kartu NPWP, SKT dan/atau SPPKP,


KPP30-0117 Surat Pindah,Surat Pencabutan SKT,
Surat Pencabutan Pengukuhan PKP,
Surat Pemberitahuan Tidak Dapat Dipindah
A.02.3.1
Formulir Pemindahan WP/e-Reg Pemindahan
dan dokumen yang disyaratkan Wajib Pajak atas
Permohonan Wajib Pajak
Wajib Pajak Wajib Pajak

SEKSI PELAYANAN

A.02.3.2
G Pemindahan
Usulan Pemindahan Wajib Pajak
PENGAWASAN Wajib Pajak
secara Jabatan

Kartu NPWP, SKT dan/atau SPPKP,


SEKSI PELAYANAN Surat Pindah,Surat Pencabutan SKT,
Surat Pencabutan Pengukuhan PKP

Data WP

A.05 A.02.3.3
EVALUASI DAN Penetapan
PENETAPAN SK Promosi/Demosi Tempat Data WP
PROMOSI/ Terdaftar/ Basis Data
DEMOSI Pelaporan Usaha

SEKSI PELAYANAN,
SEKSI BIMBINGAN Kartu NPWP, SKT dan/atau SPPKP
PENDAFTARAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 175


A.02.4
PENETAPAN DAN PENGAKTIFAN KEMBALI WAJIB PAJAK NON EFEKTIF

Level 3

PER-38/PJ/2013
SE-60/PJ/2013

A.02.4.1
Penetapan WP
Formulir Permohonan Penetapan WP NE/ereg
NE/Pengaktifan Surat Pemberitahuan Penetapan WP NE/
Formulir Permohonan Pengaktifan
Kembali WP NE/e-Reg Kembali WP NE Penolakan Penetapan WP NE
/Pengaktifan Kembali WP NE/
dan dokumen yang disyaratkan atas Penolakan Pengaktifan Kembali WP NE
Wajib Pajak Permohonan Wajib Pajak
Wajib Pajak
Data WP
SEKSI PELAYANAN

Basis Data
PER-38/PJ/2013
SE-60/PJ/2013
Data WP

A.02.4.2
Penetapan WP
Surat Pemberitahuan Penetapan WP NE/
NE/Pengaktifan Pengaktifan Kembali WP NE
Kembali WP NE
secara Jabatan

G Nota Dinas Usulan SEKSI PELAYANAN


PENGAWASAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 176


A.02.4.1
PENETAPAN DAN PENGAKTIFAN KEMBALI WAJIB PAJAK NON EFEKTIF
ATAS PERMOHONAN WAJIB PAJAK

Level 4
KPP30-0132
KPP30-0142
KPP30-0118

A.02.4.1.1
Penetapan WP
Formulir Permohonan Penetapan WP NE/
eReg dan dokumen yang disyaratkan NE atas Surat Pemberitahuan Penetapan WP NE/
Penolakan Penetapan WP NE
Permohonan
Wajib Pajak Wajib Pajak Wajib Pajak
Data WP
SEKSI PELAYANAN

Basis Data
KPP30-0133
KPP30-0143
Data WP

A.02.4.1.2
Formulir Permohonan Pengaktifan
Pengaktifan
Kembali WP NE Surat Pemberitahuan Pengaktifan
Kembali WP NE/eReg
Kembali WP NE/
dan dokumen yang disyaratkan atas Penolakan Pengaktifan Kembali WP NE
Permohonan
Wajib Pajak

SEKSI PELAYANAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 177


A.02.4.2
PENETAPAN DAN PENGAKTIFAN KEMBALI WAJIB PAJAK NON EFEKTIF
SECARA JABATAN

Level 3

A.02.4.2.1
Nota Dinas Usulan
Penetapan WP Surat Pemberitahuan
NE secara Penetapan WP NE
Jabatan
Wajib Pajak

Data WP
SEKSI PELAYANAN

Basis Data

Data WP

A.02.4.2.2
Pengaktifan Surat Pemberitahuan
Kembali WP NE Pengaktifan Kembali WP NE
secara Jabatan

G
Nota Dinas Usulan SEKSI PELAYANAN
PENGAWASAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 178


A.03
PENGHAPUSAN NPWP

Level 2

KPP30-0025
KPP30-0114

A.03.1
Penghapusan
Formulir Penghapusan NPWP/
NPWP atas Surat Keputusan Penghapusan NPWP/
/e-Reg dan dokumen yang disyaratkan
Surat Penolakan Penghapusan NPWP
Permohonan
Wajib Pajak Wajib Pajak Wajib Pajak

LHP SEKSI PELAYANAN

Data WP
KPP30-0025 ND Usulan dan Lampirannya

A.03.2
Penghapusan
Data WP
NPWP secara Basis Data I
Jabatan PEMERIKSAAN

I LHP, Surat Keputusan Penghapusan NPWP


SEKSI PELAYANAN
PEMERIKSAAN Formulir Penghapusan
NPWP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 179


A.04
PENGAKTIFAN KEMBALI NPWP DAN AKTIVASI SEMENTARA

Level 2

Surat Pembatalan
Penghapusan NPWP
A.04.1
Nota Dinas Usulan Pengaktifan
kembali NPWP
Data WP

SEKSI PELAYANAN

G
PENGAWASAN Basis Data
KPP30-0134
Wajib Pajak
Data WP
A.04.2
Nota Dinas Usulan Aktivasi
Sementara WP
Pemberitahuan Aktivasi
Hapus Sementara WP Hapus

SEKSI PELAYANAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 180


A.05
EVALUASI DAN PENETAPAN PROMOSI/DEMOSI

Level 2

KPP00-0039
KWL23-0002 KPH00-0001

A.05.1 Daftar A.05.2 A.02


Surat Permintaan Peringkat WP, SK Promosi/
Daftar Peringkat WP
Evaluasi Daftar Usulan
Penetapan Demosi
PEMUTAKHIRAN DATA
Promosi/Demosi Promosi/Demosi Promosi/Demosi WAJIB PAJAK
Direktorat Potensi,
Kepatuhan, dan SUBDIT POTENSI
Penerimaan BIDANG PEP KANWIL PERPAJAKAN DIT.
DJP, KPP PKP, SUBDIT
PELAYANAN
OPERASIONAL DIT.
TIP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 181


Gambar Proses Bisnis LayananAdministrasi

B
PROSES BISNIS LAYANAN ADMINISTRASI

Level 1

M. PENGELOLAANData SPT
SKD
SPT
Usulan Pemeriksaan Tujuan lain-
LHP Permohonan Penentuan WP lokasi
I. PEMERIKSAAN (Terkait WP terpencil dan 01 I. PEMERIKSAAN
terpencil, fasilitas perpajakan lainnya
Fasilitas Perpajakan Lain) Layanan Melalui
E. NON- Pengeluaran surat SK penundaan,
SK pasal 16/36 mengangsur hutang pajak
L. PENAGIHAN
KEBERATAN
Keputusan/surat
D. KEBERATAN SK keberatan keterangan/surat SKPPKP,Nota Persetujuan C. PEMBAYARAN
,SKPLB,

TURIS S. LITIGASI SK banding/PK Cash TURIS


Surat Permohonan SKB,SKF,Izin,
& Faktur Pajak Khusus
KPP/Kanwil/KP DJP SKPPKP, SK lain-lain
Surat PermohonaN,
SK kebetratan/banding produk BC

02
Permohonan
Layanan tanpa Legalisasi Dokumen, cetak ulang,

Legalisasi Dokumen, cetak ulang Pengeluaran Surat


Keputusan/Surat Wajib Pajak
Wajib Pajak Keterangan/surat
Data (ex. endorsement FTZ,
permohonan norma penghitungan,
KPP, KP2KP
Pemberitahuan perpanjangan SPT)

Surat Ijin Konsultan,


Surat Jawaban
Permohonan
03 Surat
Konfirmasi “Ada” Konsultan Pajak
Konsultan Pajak Layanan untuk non-
WP Unit Vertikal
Surat Permintaan Surat
Konfirmasi Konfirmasi “Tidak Ada” G. PENGAWASAN
KPP/Kanwil/KP DJP
Unit Vertikal

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 182


B.01
LAYANAN MELALUI PENGELUARAN
SURAT KEPUTUSAN/SURAT KETERANGAN/SURAT

Level 2

Turis Turis
cash
FP khusus
B.01.1
SKPLB, SKPPKP
Pemberian Restitusi-tanpa
M. Pengolahan pemeriksaan
SPT
SPT Seksi Waskon I, Seksi
Ekstensifikasi dan PLB, SKPLB, SKPPKP,
Penyuluhan, Seksi Nota persetujuan C. PEMBAYARAN
E. NON- SK pasal 16/36
KEBERATAN Pelayanan

D. SK keberatan
KEBERATAN
B.01.2 SKPIB
S. LITIGASI SK bandng/PK Pemberian imbalan bunga

Seksi Waskon I SKPIB

Surat
B.01.3
Permohonan, Surat Pemberian Izin
SK keberatan/banding BC Pemberian Perizinan
LHP
(Terkait WP terpencil dan Usulan Pemeriksaan
Fasilitas Perpajakan Lain) Seksi Waskon I, Kanwil
Tujuan Lain
I. PEMERIKSAAN
I. PEMERIKSAAN

Wajib Pajak
B.01.4 Wajib Pajak
LHP Usulan pemeriksaan
Surat (PP 52/2011)
Pemberian fasilitas ps 31A Tujuan lain
permohonan UU PPh

SK Dirjen pajak,
PP 2, Seksi Waskon I
SK KaKPP

B.01.5 SK mengangsur,
Pemberian fasilitas terkait penundaan
pembayaran pajak

SK mengangsur,
Seksi Waskon I L. PENAGIHAN
penundaan

B.01.6
G.
Pemberian surat SKD
PENGAWASAN
keterangan/surat
Seksi Waskon I SKF, SKD, SKB, surat
keterangan lainnya

PEMBERIAN SKB:
KPP70-0012, KPP70-0015, KPP70-0018, KPP70-0017, KPP70-0014, KPP70-0013, KPP70-0016, KPP70-0019, KPP70-0020, KPP70-0021, KPP70-0022, KPP70-
0023, KPP70-0024, KPP70-0025, KPP70-0026, KPP70-0027, KPP70-0014, KPP70-0025, KPP70-0027, KPP70-0097, KPP70-0098, KPP70-0099

PEMBERIAN IJIN:
KPP70-0070, KPP70-0010, KPP70-0011, KWL50-0020, KWL50-0008, KPP70-0004, KPP70-0028, KPP50-0010,KWL50-0022, KPP70-0031, KPP70-0040, KPP70-
0039, KPP70-0034, KPP70-0030, KPP70-0038, KPP70-0037, KPP70-0033, KPP70-0029 KPP70-0036, KPP70-0035, KPP70-0032, KWL50-0003, KPP30-0023,
KWL50-0024, KPC10-0001, KPC10-0002, KPC10-0003, KPC10-0004, KPC10-0005, KPP30-0019, KPP30-0022

PEMBERIAN FASILITAS TERKAIT PENGEMBALIAN PENDAHULUAN:


KWL50-0021, KPP70-0059, KPP70-0045, KPP70-0046, KPP50-0004

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 183


B.01.1
Pemberian Restitusi Tanpa Pemeriksaan

Level 3

SE-25/PJ/2015

B.01.1.1
SKPLB
Permohonan WP Restitusi PBB

Wajib Pajak Seksi Waskon I, Seksi Wajib Pajak


Ekstensifikasi dan
Penyuluhan

SE-12/PJ/2014
M. SE-144/PJ/2014 C
SPT LB
Pengolahan SPT B.01.1.2 Pembayaran
Permohonan WP
Pengembalian pendahuluan (Psl 17C, SKPPKP
Psl 17D, PKP resiko rendah)

Seksi Waskon I

Faktur Pembelian, SE-39/PJ/2013 Cash


Faktur Pajak Khusus
B.01.1.3 TURIS
TURIS
Pengembalian
PPN Bagi Turis

SK Keberatan /
UPRPPN Nota Persetujuan
Banding Bea Cukai

E SK Pembetulan, SK Pengurangan
Non Keberatan , Penghapusan,/Pembatalan PMK-16/PMK.03/2011
B.01.1.4
D Pengembalian atas
Keberatan SK Keberatan, PLB, SKPLB
Putusan Keberatan /
Pelaksanaan Putusan Banding/PK/ps 16/36
Peninjauan Kembali, SKPLB
S
Pelaksanaan Putusan Seksi Waskon I SKPLB
Litigasi
Banding
PMK-10/PMK.03/2013

B.01.1.5
Pengembalian Kelebihan
Permohonan WP Pembayaran Pajak Yang
Seharusnya Tidak
Wajib Pajak Terutang

Seksi Waskon I

Pemberian Restitusi Tanpa pemeriksaan :


KPP70-0047, KPP70-0120, KPP-0133, KPP80-0041, KPP30-0062, KPP30-0065, KPP30-0125, KPP70-0110, KPP70-0061, KPP70-0077, KPP70-0075

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 184


B.01.3
Pemberian Perizinan

Level 3

SOP TERLAMPIR

B.01.3.1 SK Perubahan Metode,


Perijinan Terkait Pembukuan Nilai Buku dll

Bimbingan Pelayanan/
Seksi Waskon I

SOP TERLAMPIR

B.01.3.2 SK Pengalihan
permohonan Perijinan Terkait Pelunasan Saldo Materai,
Pajak Dgn Cara Lain Stiker dll
Wajib Pajak
Wajib Pajak
Bimbingan Pelayanan/
Seksi Waskon I

KPP70-0139
SK ijin
B.01.3.3 Daerah Terpencil,
Perijinan Terkait SK pemusatan PPN,
LHP Fasilitas Lainnya SK WP patuh,
I. (Terkait WP terpencil dan Permohonan e-fin
PEMERIKSAAN Fasilitas Perpajakan Lain)
Seksi Waskon I

Permintaan/usulan pemeriksaan

Perijinan Terkait Pembukuan:


KPP30-0019, KPP70-0004, KPP70-0010, KPP70-0011, KPP70-0028, KPP70-0070, KWL50-0008
KWL50-0020, KWL50-0024

Perijinan Terkait Pelunasan Pajak Dengan Cara Lain:


KPP30-0054, KPP30-0066, KPP30-0067, KPP30-0068, KPP30-0069, KPP30-0070, KPP30-0071,
KWL50-0022

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 185


B.01.4
Pemberian Fasilitas pasal 31A UU PPh

Level 3

B.01.4.1 Permintaan I
Surat permohonan Daerah/jenis usaha tertentu pemeriksaan PEMERIKSAAN
PP 52/2011
LHP

PP 2 SK Dirjen Pajak

B.01.4.2
Kawasan Pengembangan
ekonomi terpadu
Wajib Pajak (KAPET, PP 147/2000)

Seksi Waskon I SK KaKPP


Surat permohonan

Wajib Pajak

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 186


B.01.6
Pemberian Surat Keterangan

Level 3

B.01.6.1 SKF
Surat permohonan
Pemberian SKF

Seksi Waskon I

B.01.6.2
Surat permohonan SKB
Pemberian SKB

Wajib Pajak Wajib Pajak


Seksi Waskon I

SE-89/2010

B.01.6.3
Surat permohonan SKD
Pemberian SKD
Seksi Waskon I
G. PENGAWASAN

B.01.6.4 Surat Kode aktivasi/pasword,


Surat permohonan Pemberian NSFP Surat NSFP

Seksi Pelayanan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 187


B. 02
LAYANAN TANPA PENGELUARAN SURAT KEPUTUSAN
/SURAT KETERANGAN/SURAT

Level 2

B.02.1
Legalisasi atau validasi
dokumen

KPP/KP2KP Legalisasi/validasi
dokumen
Permohonan,
pemberitahuan
Wajib Pajak
Wajib Pajak
B.02.2 Dokumen cetak ulang
Cetak ulang

Waskon,Pelayanan

B.02.3 Data
Pengadministrasian (ex. endorsement FTZ, G.
Pemberitahuan Norma Perhitungan, PENGAWASAN
Perpanjangan SPT)
Pelayanan

B.02.4
Pemberian Sertifikat Sertifikat Elektronik
Elektronik dan Passphrase dan Passphrase atau
atau Data e-Faktur Data e-Faktur

Petugas Khusus

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 188


B.02.3.1 PENGADMINISTRASIAN PEMBERITAHUAN PABEAN

Level 3

SPPB

PMK-62/PMK.03/2012 PMK-62/PMK.03/2012 Wajib Pajak


SE-59/PJ/2015 SE-59/PJ/2015

Penerimaan Berkas Penelitian dan PPFTZ-03 yang dicap


PPFTZ-01.02.03, PPBTT Data,e-Doc, SPPB
PPFTZ-03,PPBTT
Endorsement
Wajib Pajak
Data & informasi

KPP KPP

G. PENGAWASAN
N. PENGOLAHAN
DATA PIHAK Data dan informasi
KETIGA

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 189


Gambar Proses Bisnis Pembayaran

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 190


Gambar Proses Bisnis Keberatan

D.
PROSES BISNIS KEBERATAN

LEVEL 1

S Surat Pelaksanaan
Litigasi Putusan
1
I LHP, Saran / Rekomendasi
Pemeriksaan 1
SKPKB/SKPKBT/ I
SKPLB/SKPN, LHP Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain Dalam Rangka Keberatan
N 2 Pemeriksaan
(SPHP, BAHP, dll) & KKP
Dokumen/Image Alket
Pengolahan Data
(dokumen ber-NPWP)
Pihak Ketiga

C Data Pembayaran sejumlah yang


disetujui dalam Pembahasan
Pembayaran
Akhir Pemeriksaan

E
J Laporan Hasil Penilaian Laporan Hasil Penilaian SK Keberatan
Non Keberatan
Pengenaan dari KPP dari Kanwil

M
SPT Wajib Pajak
Pengelolaan SPT
Berkas Keberatan,
Tanda Terima dan Surat
Pemberitahuan Tidak
Memenuhi persyaratan
D.03
Permohonan D.01 D.02
Pelaksanaan
keberatan Penerimaan Berkas, Persiapan
Penelitian Keberatan
atas skp Permohonan Tanda Terima, Pelaksanaan Surat Tugas (pasal 25 KUP & Psl. SK Keberatan
/ potput / Keberatan Surat Penelitian (Berkas Keberatan) 15 UUPBB)
SPPT / Pemberitahuan
Wajib Pajak SKPPBB KPP Kanwil
Kanwil
Wajib Pajak

SK Keberatan PBB J
Permintaan Rekomendasi Penilaian Pengenaan

Laporan Penelitian Pencabutan B


Pengajuan Keberatan, SK Keberatan Pelayanan
Surat Persetujuan Permohonan Administasi
Pencabutan Pengajuan Keberatan,
Surat Penolakan Permohonan
Surat Keberatan dan SK Keberatan
L
Pencabutan Pengajuan Keberatan Penagihan
2
N
Permohonan Peminjaman,
Pengantar Pengembalian & Dokumen Fisik
Pengolahan Data
Pihak Ketiga
D.04
Pencabutan
Keberatan Wajib Formulir Peminjaman Dokumen SPT M
Pajak Pengelolaan SPT
Permohonan Pencabutan Keberatan Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan
Kanwil Tidak Memenuhi Persyaratan /Laporan Penelitian
Pencabutan Pengajuan Keberatan, Surat Persetujuan
Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan, Surat
Penolakan Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan
Informasi Permohonan Keberatan atas SKP
(untuk Penangguhan Tindakan Penagihan)

Bukti Penerimaan Surat

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 191


D.01
PENERIMAAN PERMOHONAN KEBERATAN

LEVEL 2

S
Surat Pelaksanaan Putusan
Litigasi

I SKPKB/SKPKBT/
Pemeriksaan SKPLB/SKPN, LHP, KKP, SKP PBB

M
SPT Wajib Pajak
Pengelolaan SPT
Bukti Penerimaan Surat

Wajib Pajak

KPP30-0050 KPP30-0051

D.01.1 D.01.2
Penerimaan Penyiapan Dokumen
Permohonan Keberatan Perpajakan dan D.02
Permohonan Berkas Keberatan,
(Psl 25 KUP, Psl 15 UU Berkas Keberatan Pengiriman ke Kanwil/ Persiapan
Tanda terima
PBB) dan Tanda Terima KPDJP Pelaksanaan
Wajib Pajak Serta dokumen pendukungnya
Penelitian

KPP KPP

J Laporan Hasil Penilaian Informasi Permohonan Keberatan atas SKP L


Pengenaan (untuk penangguhan tindakan penagihan) Penagihan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 192


D. 02.
PERSIAPAN PELAKSANAAN PENELITIAN
LEVEL 2

SE – 11/PJ/2014

SE-11/PJ/2014
D.02.1
D. 01 D.02.2
Berkas Keberatan, Penerimaan Berkas Daftar
Penerimaan
Tanda Terima dan Nama Tim Penugasan Tim Peneliti
Permohonan Dokumen Pendukung
Keberatan dari KPP
Peneliti dengan Surat Tugas
Keberatan

Kanwil Kanwil

Surat Tugas
(Berkas Keberatan)

SE – 11/PJ/2014
Berkas Keberatan,
Data Pembayaran Tanda Terima dan Surat Pemberitahuan
C Wajib Pajak
Teremasuk Bukti Tidak Memenuhi persyaratan
Pembayaran Pemindahbukuan D.02.3

Penelitian Persyaratan D. 03
Keberatan Berkas Keberatan Pelaksanaan
J Laporan Hasil Penilaian Lengkap, Wewenang Benar, dan Penelitian Keberatan
Pengenaan Memenuhi Persyaratan (Psl. 25 UU KUP &
Kanwil Psl. 15 UUPBB)

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 193


D.03.
PELAKSANAAN PENELITIAN KEBERATAN

LEVEL 2

Formulir Peminjaman Dokumen SPT M


M Pengolahan SPT
SPT Wajib Pajak
Pengelolaan SPT

2
2 N
Permohonan Peminjaman Dokumen Fisik Pengolahan Data
N
Pihak Ketiga
Pengolahan Data Data Ber-NPWP
Pihak Ketiga
KWL60-0035
D. 02 Data/Keterangan Usulan Pemeriksaan
Berkas Keberatan WP/Pemeriksa/AR /Pihak Lain yang Diusulkan Tujuan Lain
Persiapan D.03.3
yang Memenuhi Pemeriksaan Tujuan Lain Dalam Rangka
Pelaksanaan Persyaratan Pembuatan Usulan Keberatan
Penelitian Pemeriksaan Tujuan

Keberatan, Surat Persetujuan Permohonan


Laporan Penelitian Pencabutan Pengajuan
Lain Dalam Rangka

Pencabutan Pengajuan Keberatan,


Keberatan

Pencabutan Pengajuan Keberatan


KWL60-0031 KWL60-0035 KWL60-0035

Surat Penolakan Permohonan


D.03.2

Resume Sengketa Pajak


Kanwil
D.03.1 D.03.4 1
D. 05 Permintaan dan Data/Keterangan
WP/Pemeriksa/AR Pembuatan Usulan I
Prose Bisnis
Penelitian Berkas Analisa Data/ /Pihak Lain yang Peninjauan ke Lokasi Laporan Peninjauan Pemeriksaan
Pencabutan
Keberatan
Keterangan Diusulkan WP di Lokasi WP
Peninjauan ke
Kanwil Kanwil Lokasi WP
Kanwil
KWL60-0035
Data/Keterangan
WP/Pemeriksa/AR/Pihak Lain yang
Tidak Diusulkan Pemeriksaan Tujuan Lain
1 dan Peninjauan Lokasi D.03.5
Pembahasan Awal
I
LHP, Saran / Rekomendasi Sengketa Pajak
Pemeriksaan

Kanwil

Berita Acara Pembahasan,


Kesimpulan Awal E
Non Keberatan

Rekomendasi Nilai
Permintaan
J
KWL60-0027 KWL60-0027 KWL60-0027 Pengenaan

D.03.6

Berita Acara, KKP


L

LPP, Konsep SK
Pembuatan Kertas Kertas Kerja Penelitian,
D.03.8 D.03.9 Surat Keberatan
Kerja Penelitain dan Pembahasan Akhir Penerbitan Surat Penagihan
Konsep Laporan Penelitian,
Konsep Laporan Konsep SPUH Sengketa Pajak Keputusan
Penelitian Yang tidak Memenuhi B
Kriteria Pembahasan Layanan
Kanwil
Kanwil Kanwil Administrasi
KWL60-0039
KWL60-0040
Kertas Kerja Penelitian,
KPG10-0019
Konsep Laporan Penelitian, KPG10-0020
Wajib Pajak
Konsep SPUH
yang memenuhi D.04
Kriteria Pembahasan D.03.7 Peer Review
Pembahasan oleh Tim Pengantar Pengembalian Dokumen Fisik
Pembahas Laporan Hasil
Pembahasan N
Pengolahan Data
Pihak Ketiga
Kanwil / DKB

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 194


D.04
PENCABUTAN KEBERATAN

LEVEL 2

D.03

Surat Permohonan Pencabutan


KWL60-0034 Pelaksanaan
KWL60-0034
Permohonan Pencabutan

Penelitian Keberatan

Memenuhi Persyaratan
Pengajuan Keberatan
Pengajuan Keberatan

D.04.2
Laporan Sumir, Laporan Penelitian
D.04.1 Pembuatan Laporan
Pencabutan Pengajuan Keberatan,
Penelitan Pencabutan
Surat Persetujuan Permohonan
Penerimaan dan Pengajuan Keberatan dan
Pencabutan Pengajuan Keberatan,
Penelitian Permohonan Menghentikan
Surat Penolakan Permohonan
Wajib Pajak Pencabutan Keberaran Pelaksanaan Penelitian
Pencabutan Pengajuan Keberatan
Keberatan
Kanwil
Kanwil
Wajib Pajak

Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan


Keberatan Tidak Memenuhi Persyaratan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 195


Gambar Proses Bisnis Non Keberatan
E
PROSES BISNIS NON KEBERATAN

Level 1

SE-150/PJ/2010

D
SK Keberatan E.06
KEBERATAN
Penelaahan Sejawat
(Peer Review)
PMK-8/PMK.03/2013
PMK-11/PMK.03/2013 Subdit Peninjauan Kembali
1. SE-17/PJ/2014
SE-17/PJ/2014 dan Evaluasi, DKB/
Rekomendasi
2. SE-41/PJ/2015
SE-41/PJ/2015 Subdit Kepatuhan Internal,
LHP dan SKPKB/ KITSDA
I SKPKBT/
SKPN/SKPLB/
E.02
PEMERIKSAAN Pembuatan Usulan Psl.16/
SKP PBB/STP
36 (1) UU KUP & Psl. 19/20 Usulan Pembetulan,
UU PBB Secara Jabatan Pengurangan, Penghapusan, Pembatalan
KPP SE-41/PJ/2015

SK B
1. PER-56/PJ/2009 stdtd E.04 Pembetulan LAYANAN
Usulan Pembetulan atau Pembatalan STP/SKP PER-17/PJ/2012 Pelaksanaan ADMINISTRASI
G
dan Usulan Pengurangan atau Penghapusan 2. SE-97/PJ/2009 Penelitian Pembetulan
PENGAWASAN Sanksi Administrasi secara Jabatan 3. SE-17/PJ/2014 (Psl. 16 UU KUP)
4. SE-41/PJ/2015
5. KWL60-0011 KPP/Bidang KBP SK Pembetulan/
E.03 Pengurangan/ L
1. PER-56/PJ/2009 stdtd Penghapusan/ PENAGIHAN
Persiapan Pelaksanaan
1. PER-56/PJ/2009 stdtd PER-17/PJ/2012 Pembatalan
Penelitian Surat Tugas
PER-17/PJ/2012 2. SE-97/PJ/2009
Permohonan 2. SE-97/PJ/2009 3. SE-17/PJ/2014
3. SE-17/PJ/2014 KPP/Bidang KBP 4. KWL60-0011
Wajib Pajak 4. SE-41/PJ/2015 E.05
5. KPP 70-0093 Pelaksanaan
SK
Berkas Permohonan, Penelitian Psl
E.01 Pengurangan/
Tanda Terima & 36 (1) UU KUP &
Penerimaan Permohonan Penghapusan/
M Kelengkapan lain Psl. 19/20 UU PBB
Data dan Image SPT, Psl.16/36 (1) UU KUP & Pembatalan
PENGELOLAAN SPT Wajib Pajak Psl. 19/20 UU PBB Dokumen, Data, Bidang KBP
SPT N
Dan/atau Informasi
KPP Alket PENGOLAHAN
DATA PIHAK KE-3

M
Formulir Peminjaman Dokumen
SPT PENGELOLAAN
SPT
Laporan Sumir
N
PENGOLAHAN Data berNPWP
DATA PIHAK KE-
3 Berkas Non Keberatan,Tanda Terima

SE-17/PJ/2014 Wajib Pajak

E.07
Pencabutan Permohonan Surat Permohonan Pencabutan
Pasal 36(1) UU KUP Tidak Memenuhi Persyaratan
Surat Permohonan
Pencabutan
Wajib Pajak KPP/Bidang KBP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 196


E.06
PENELAAHAN SEJAWAT
(PEER REVIEW)
Level 2

1. SE-150/PJ./2010;
1. SE-150/PJ./2010;
Lampiran X & XI
Lampiran X & XI SE-150/PJ./2010;

Tim Evaluasi dan Surat Tugas


2. KPG42-0003
D 2. KPG42-0003 Lampiran XII & XIII
SK Keberatan 3. KPK12-0011
KEBERATAN 3. KPK12-0011

Laporan Hasil Evaluasi


E.06.1

dan Risalah Temuan


E.06.2 E.06.3

Daftar Nama
Penentuan Nama Tim E.02
SK Pembetulan/ Peer Review & Pelaksanaan Tindak Lanjut
E.04 , E.05 Pengurangan/
PEMBUATAN
PELAKSANAAN Menugaskan Tim Penelaahan Sejawat Penelaahan Sejawat Rekomendasi USULAN Psl. Psl.16/
Penghapusan/ Preview dengan Surat
PENELITIAN (Peer Review) (Peer Review) 36 (1) UU KUP & Psl.
Pembatalan
Tugas 19/20 UU PBB
Subdit Peninjauan Kembali Subdit Peninjauan Kembali
dan Evaluasi, DKB/ KPP/Bidang PKB
dan Evaluasi, DKB/
Subdit Kepatuhan Internal, Subdit Kepatuhan Internal,
KITSDA KITSDA

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 197


E. 07
PENCABUTAN PERMOHONAN PASAL 36 (1) UU KUP

Level 2

Tanda Terima, berkas permohonan


SE-17/PJ/2014 SE-17/PJ/2014

E.07.2 E. 05
E.07.1 PELAKSANAAN
Surat Permohonan Pencabutan
Penelitian Permohonan,
Penerimaan Laporan Sumir PENELITIAN Psl
Pembuatan Laporan
Permohonan 36 ayat (1) KUP & Psl.
Wajib Pajak Sumir Non Keberatan dan 19 UUPBB
Pencabutan
Penghentian Penelitian

KPP Bidang KBP

Surat Permohonan Pencabutan


Tidak Memenuhi Persyaratan
Wajib Pajak

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 198


Gambar Proses Bisnis Edukasi

Q
PROSES BISNIS EDUKASI
Layanan Edukasi

Level 1

Permohonan Layanan Edukasi


Hasil Evaluasi &,
Wajib Pajak / Analisa Kebutuhan Wajib Pajak /
Masyarakat Rencana Strategis Edukasi Masyarakat
Prioritas, Arah
Kebijakan Organisasi Usulan Pendidikan & Pelatihan,
KEBIJAKAN Data & Kebutuhan SDM
Tenaga Penyuluh Z
Pendidikan & Pelatihan,
SUMBER DAYA
Z SDM Tenaga Penyuluh MANUSIA
SUMBER DAYA
MANUSIA Data Mapping
WP, Data Pendaftaran PER 03/PJ/2013, SE-05/PJ/ PER 03/PJ/2013, SE-05/PJ/ PER 03/PJ/2013, SE-05/PJ/
Kelas Pajak 2013 2013 2013
G Q.01 Q.03
PENGAWASAN Q.02
Perencanaan Rencana Kerja Laporan & Evaluasi Monitoring & Evaluasi Hasil Analisa &
Edukasi
Kegiatan Edukasi Edukasi
Edukasi Edukasi Evaluasi Edukasi
KEBIJAKAN
R Dit. P2Humas, Kanwil, KP2KP, KPP, Kanwil, KP2KP, KPP, Kanwil,
MoU
HUBUNGAN KPP, KP2KP Dit. P2Humas Dit. P2Humas
MASYARAKAT

W
Permohonan Penyediaan
PENGELOLAAN
Materi Metode/Tehnik Sarana & Prasarana AB
PENGETAHUAN Dan Keuangan PENGELOLAAN
ASET, LOGISTIK
A Data WP Baru DAN KEUANGAN
Registrasi
Data WP yang
disuluh
G
AB PENGAWASAN
PENGELOLAAN
ASET, LOGISTIK Sarana & Prasarana
DAN KEUANGAN Penyuluhan dan Keuangan
Materi, Metode/Tehnik W
PENGELOLAAN
PENGETAHUAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 199


Q.01
PERENCANAAN EDUKASI

Level 2

PER 03/PJ/2013, SE-05/PJ/2013


Rencana Strategis
Prioritas, Arah
Kebijakan Organisasi Q.01.1
Kebijakan Perumusan Edukasi DJP
MoU
Usulan Pendidikan & Pelatihan,
Data Mapping WP, Data & Kebutuhan SDM
Direktorat P2Humas, Kanwil, KPP, KP2KP
Data Pendaftaran Tenaga Penyuluh
Kelas Pajak
SDM
G
Pengawasan
Kebutuhan SDM

R PER 03/PJ/2013, SE-05/PJ/2013


Rencana Kerja Edukasi Q.02
Hubungan Q.01.2
Masyarakat Perencanaan SDM Edukasi Kegiatan
Penyuluhan
Direktorat P2Humas

Hasil Evaluasi &,


Analisa Kebutuhan
Edukasi
Q.03 Kebutuhan Usulan Penyediaan
Evaluasi dan Sarana & Prasarana Sarana & Prasarana
Monitoring Dan Keuangan Pengelolan Aset,
PER 03/PJ/2013, SE-05/PJ/2013
Logistik dan
Q.01.3 Keuangan
Perencanaan Sarana dan Prasarana Edukasi

Direktorat P2Humas, Kanwil, KPP, KP2KP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 200


Q.01.1
PERUMUSAN EDUKASI DJP

Level 3

Rencana Strategis
Prioritas, Arah
Kebijakan Organisasi
Kebijakan
Kebutuhan SDM dan Peningkatan Kompetensi
Tenaga Penyuluh Q.01.2
Q 01.1.1 Perencanaan
Penyusunan Rencana Kerja Edukasi Skala Nasional SDM Penyuluhan
R MoU
Hubungan
Masyarakat Tim Penyuluhan Perpajakan
Direktorat P2Humas Q.02
Rencana Kerja Edukasi
Data Mapping WP, Kegiatan
Data Pendaftaran Penyuluhan
Kelas Pajak Arah Kebijakan Penyuluhan
G Nasional
Pengawasan
Q.01.3
Perencanaan
KWL50-0019, KPP80-0029, KPI12-0001
Hasil Evaluasi &, Sarana &
Analisa Kebutuhan Usulan Penyediaan Prasarana
Q.03 Edukasi Q 01.1.2 Sarana & Prasarana Penyuluhan
Evaluasi dan Penyusuanan Rencana Kerja Edukasi Skala Regional/ Dan Keuangan
Monitoring Lokal
Tim Penyuluhan Perpajakan, Seksi Bimbingan Pelayanan,
Seksi Bimbingan Penyuluhan, Seksi Humas, Bagian
Umum Kanwil, Kelompok Jabatan Fungsional KP2KP,
Seksi Bimbingan Tenaga Penyuluh Dit. P2Humas

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 201


Q.01.2
PERENCANAAN SDM EDUKASI

Level 3

KPI12-003

Q 01.2.1
Penatausahaan Tenaga Penyuluh
Hasil Evaluasi &,
Analisa Kebutuhan
Q.04 Edukasi Seksi Bimbingan Tenaga Penyuluhan-Dit P2Humas SDM Penyuluh Q.02
Evaluasi dan Kegiatan
Monitoring Penyuluhan

Kebutuhan/Peningkatan Kompetensi
Q.01.1 Tenaga Penyuluh
Perumusan KPI12-0002, KPI12-0004 SDM
Edukasi DJP Usul Pendidikan & Pelatihan
Kebutuhan SDM Penyuluh
Q 01.2.2
Peningkatan Kompetensi Tenaga Penyuluh

Seksi Bimbingan Penyuluhan-Kanwil, Seksi Bimbingan


Tenaga Penyuluhan-Dit P2Humas

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 202


Q.01.3
PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA EDUKASI

Level 3

KPI11-0003

Q 01.3.1
Penyusunan Metode dan Materi Edukasi

Seksi Materi Penyuluhan D.P2Humas, Direktorat PP I, Pengelolan Aset,


Direktorat PP II, Direktorat TPB, Tim Penyuluhan Logistik dan
Hasil Evaluasi &, Perpajakan Permohonan Penyediaan Keuangan
Analisa Kebutuhan Sarana & Prasarana
Q.04 Edukasi Dan Keuangan
Evaluasi dan
Monitoring

Kebutuhan Sarana & Prasarana


Q.01.1 Edukasi
Perumusan
Edukasi DJP

Materi, Tehnik/Metode
KPI13-0007,KPI13-0008, KPI14-0011 Pengelolaan
Pengetahuan

Q 01.3.2
Penyiapan Sarana dan Prasarana Edukasi

Seksi Bimbingan Penyuluhan-Kanwil, KP2KP, Seksi


Dukungan Penyuluhan, Seksi Dokumentasi dan
Perpustakaan P2Humas, Tim Penyuluhan Perpajakan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 203


Q.02
KEGIATAN EDUKASI

Level 2

Permohonan Layanan Edukasi


Wajib Pajak / PER 03/PJ/2013, SE-05/PJ/2013
Masyarakat
Hasil Evaluasi &, Q 02.1
Analisa Kebutuhan Pelaksanaan Edukasi Langsung
Q.03 Edukasi Data WP
Evaluasi dan yg disuluh G
Kanwil, KPP, KP2KP
Monitoring Pengawasan

Q.01 Layanan Edukasi


Rencana Kerja Edukasi
Perencanaan
Edukasi
Wajib Pajak /
Materi/Metode/ Masyarakat
Tehnik Edukasi PER 03/PJ/2013, SE-05/PJ/2013
Pengelolaan
Pengetahuan Laporan
Q 02.2 Kegiatan/Evaluasi Q.03
Pelaksanaan Edukasi Tidak Langsung Evaluasi dan
Monitoring
Data WP Direktorat P2Humas, Kanwil, KPP, KP2KP
A. Baru
Registrasi

Sarana & Prasarana


Dan Keuangan
Pengelolan Aset,
Logistik dan
Keuangan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 204


Q.02.1
PELAKSANAAN EDUKASI LANGSUNG

Level 3

Permohonan
KPP80-0037, KPP80-0028, KPP80-0022,KPP80-0021, KPI13-
Wajib Pajak / 0003
Masyarakat
Q 02.1.1
Hasil Evaluasi &, Layanan Edukasi
Analisa Kebutuhan Pelaksanaan Penyuluhan
Q.03
Edukasi
Evaluasi dan Wajib Pajak /
Monitoring Tim Penyuluhan Perpajakan KP DJP, Kanwil, KPP, KP2KP Masyarakat

Q.03
Q.01
Rencana Kerja Edukasi Laporan Kegiatan/Evaluasi Evaluasi dan
Perencanaan
Monitoring
Edukasi
Materi/Metode/
Tehnik Edukasi
KPP80-0027, KPP80-0031 KPP70-0068
Pengelolaan
Pengetahuan Q 02.1.2
Pelaksanaan Konsultasi G
Data WP yg diedukasi
Pengawasan
Seksi Waskon KP, Tim Penyuluhan Perpajakan, Seksi
Data WP Ekstensifikasi
A Baru
Registrasi

Sarana & Prasarana


Dan Keuangan
Pengelolan Aset,
Logistik dan
Keuangan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 205


Q.02.2
PELAKSANAAN EDUKASI TIDAK LANGSUNG

Level 3

KPP80-0025,KPI32-0005KPI33-0004, KPI34-0001,
KWL50-0018, KPI24-0001, KPI14-0008,KPP80-0032,
KPI32-0002
Hasil Evaluasi &,
Analisa Kebutuhan
Edukasi
Q 02.2.1
Q.03 Pelaksanaan Edukasi Melalui Media Elektronik
Evaluasi dan G.
Data WP yg disuluh
Monitoring Pengawasan
Kelompok Jabatan Fungsional, KP2KP, Seksi Hubungan
Eksternal P2Humas, Seksi Pengelolaan Berita, Seksi
Pengelolaan Situs, Seksi Bimbingan Penyuluhan, Seksi
Q.01
Rencana Kerja Edukasi Pemutakhiran Tax Knowladge Base, Seksi Dokumentasi
Perencanaan
dan Perpustakaan, Seksi Hubungan Ekstrnal
Edukasi Layanan Informasi
Materi/Metode/
Tehnik Edukasi
Wajib Pajak /
Pengelolaan KPP80-0024,KPI13-0008, KPP80-0026, KPI14-0003, Masyarakat
Pengetahuan KPI14-0001, KPI14002, KPI14-0004
KPI14-0005, KPI14-0006, KPI14-0009
Sarana & Prasarana Q.03
Dan Keuangan Q 02.2.2 Laporan Kegiatan/Evaluasi Evaluasi dan
Pengelolan Aset,
Pelaksanaan Edukasi Melalui Media Cetak Monitoring
Logistik dan
Keuangan
Seksi Dukungan Penyuluhan D. P2Humas
KP2KP, Tim Penyuluhan Perpajakan, Seksi Dokumentasi
dan Perpustakaaan
Dit. P2Humas

LIP20-0009, LIP20-0011, LIP20-0012, LIP20-0016, LIP20-


0019, LIP20-0020

Permintaan Informasi Q 02.2.3


Pelaksanaan Edukasi melalui KLIP
Wajib Pajak /
Masyarakat
KLIP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 206


Q.03
MONITORING DAN EVALUASI

Level 2

KPI13-004; KPI13-0005,KPI11-0004, KPP80-0038;


KWL50-0015 Hasil Analisa &
Evaluasi Edukasi
Kebijakan
Q 03.1
Penyusunan Laporan dan Evaluasi Kegitan Edukasi

Tim Penyuluhan Perpajakan


Seksi Dukungan Penyuluhan-Dit P2Humas, Seksi Bidang
P2Humas-Kanwil, KPP, KP2KP
Q.01
Laporan & Evaluasi Laporan Kegiatan/Evaluasi Perencanaan
Edukasi Edukasi
Q.02
Kegiatan Edukasi

Hasil Evaluasi &,


KWL50-0002, KWL20-004, KWL20-0006 Analisa Kebutuhan
Edukasi
Q.02
Q 03.1 Kegiatan Edukasi
Pelaksanaan Monitoring Edukasi Penyuluhan

Seksi Bimbingan Penyuluhan-Kanwil, Seksi Bimbingan


Konsultasi-Kanwil, Tim Penyuluhan Perpajakan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 207


Gambar Proses Bisnis Ekstensifikasi
F
PROSES BISNIS EKSTENSIFIKASI

Level 1

PER-35/PJ/2013
SE-51/PJ/2013

F.04
AF
Pemantauan dan
Laporan Berkala PERENCANAAN
Evaluasi
STRATEGIS
Ekstensifikasi
W Laporan Berkala KPP, Kanwil DJP,
REGULASI dan Kantor Pusat
Semua Peraturan yang telah ditetapkan DJP

Usulan pemeriksaan
Laporan Berkala I
tujuan lain penerbitan NPWP
dan pengukuhan PKP PEMERIKSAAN
PER-35/PJ/2013 PER-35/PJ/2013
SE-51/PJ/2013 PER-35/PJ/2013
SE-51/PJ/2013 SE-51/PJ/2013

N F.01 F.02 DPE, DPESI, F.03


Data Belum Formulir Pendaftaran. Tindak Lanjut
PENGOLAHAN Perencanaan DSE, RK Pelaksanaan
Ber-NPWP Formulir Pengukuhan, Pelaksanaan
DATA PIHAK KE-3 Ekstensifikasi Ekstensifikasi DPE/DPESI, Daftar Nominatif,
Formulir Pengamatan Ekstensifikasi
Formulir Pengamatan,
A
Data Mapping, KPP, Kanwil DJP, Formulir Pendaftaran,
REGISTRASI
Profiling, dan Kantor Pusat KPP Formulir Pengukuhan, dan
KPP
Feeding DJP Dokumen yang Disyaratkan

G N
PENGAWASAN Alket PENGOLAHAN
Data Hasil Pengamatan DATA PIHAK KE-3

Data Hasil Pengamatan G


PENGAWASAN
Daftar Nominatif

Pihak ke-3 Surat Permintaan Daftar Nominatif


(Pemberi Kerja/
Bendaharawan
Pemerintah) Pihak ke-3
(Pemberi Kerja/
Bendaharawan
Pemerintah)

Surat Imbauan
Pendaftaran
Wajib Pajak

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 208


F.01
Perencanaan Ekstensifikasi

Level 2

W
REGULASI Semua Peraturan yang telah ditetapkan

F.01.1
N Penyusunan Daftar F.01.2 F.02
Data Belum
PENGOLAHAN Sasaran DSE Penyusunan DSE, RK Pelaksanaan
Ber-NPWP
DATA PIHAK KE-3 Ekstensifikasi Rencana Kerja (RK) Ekstensifikasi
(DSE)
G Data Mapping, Bidang PEP dan
KPP
PENGAWASAN Profiling, KPP
Feeding

F.03
Tindak Lanjut
Data Hasil Pengamatan
Pelaksanaan
Ekstensifikasi

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 209


F.02
Pelaksanaan Ekstensifikasi

Level 2

F.04
Pemantauan dan
Laporan Berkala
Evaluasi
Ekstensifikasi

DPE F.02.2
Kunjungan Lokasi WP
DPE,
Formulir Pendaftaran.
KPP Formulir Pengukuhan,
Formulir Pengamatan

F.02.3
Pelaksanaan F.03
F.01
F.02.1 Ekstensifikasi melalui DPE, Tindak Lanjut
Perencanaan DSE, RK DPE
Penyusunan DPE/DPESI Pemberi Kerja/ Formulir Pendaftaran. Pelaksanaan
Ekstensifikasi
Bendaharawan Ekstensifikasi
Pemerintah
KPP
KPP
Surat Permintaan
Daftar Nominatif
Daftar Nominatif
Pihak ke-3
(Pemberi Kerja/
Bendaharawan
Pihak ke-3 Pemerintah)
(Pemberi Kerja/ F.02.4 DPESI,
Bendaharawan DPESI
Pemerintah)
Pengiriman Surat Formulir Pendaftaran.
Imbauan kepada WP Formulir Pengukuhan,

Surat Imbauan
KPP Pendaftaran

Wajib Pajak

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 210


F.03
Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi

Level 2

F.03.1 DPE/DPESI, Daftar Nominatif, A


Perekaman Formulir Formulir Pengamatan, Formulir Pendaftaran, REGISTRASI
Pendaftaran Formulir Pengukuhan

KPP
DPE, DPESI,
Formulir
Pendaftaran.

Formulir Pengukuhan

DPE, F.04
F.03.2
DPESI, Pemantauan dan
Penyampaian Formulir Laporan Berkala
Formulir Evaluasi
Pengukuhan
Pengukuhan Ekstensifikasi

KPP

F.02 F.03.3
Pelaksanaan DPESI Pemantauan Tanggapan
Ekstensifikasi Surat Imbauan

KPP

Tanggapan atas
Surat Imbauan

F.03.4
Usulan pemeriksaan
DPE, Pembuatan Usulan I
tujuan lain penerbitan NPWP
DPESI Verifikasi atau PEMERIKSAAN
dan pengukuhan PKP
Pemeriksaan

KPP

Formulir N
Pengamatan Alket PENGOLAHAN
DATA PIHAK KE-3

F.03.5
G
Tindak Lanjut Hasil Data Hasil Pengamatan
PENGAWASAN
Pengamatan

F.01
KPP Data Hasil Pengamatan Perencanaan
Ekstensifikasi

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 211


Gambar Proses Bisnis Pengawasan
G
PROSES BISNIS PENGAWASAN
AF
Lap mapping makro;
LEVEL-1 PERENCANAAN
Rencana Penerimaan KPP
STRATEGIS

N G.01 Laporan Q
Data alket-ber NPWP Mapping Mikro
Mapping Daftar Usulan EDUKASI
PENGOLAHAN Data Alket-ber NPWP, Dokumen/image Kelas Pajak
DATA PIHAK KE-3
F
Lap Mapping Mikro Belum Ber-NPWP
DATA NON- KPP EKSTENSIFIKASI
DATABASE?
(data yang diperoleh
Data Pemberi Kerja
dari internet, surat Data non-database
kabar, permintaan ke
instansi atau sumber Lap mapping-mikro O
lainnya) Data Ber-NPWP; Laporan ND Permintaan melakukan
intelijen/pengamatan
INTELIJEN
B Pencarian Data Usulan Penetapan PERPAJAKAN
LAYANAN PKP fiktif
ADMINISTRASI Surat Jawaban
konfirmasi “tidak ada”, SKD, data Permohonan peminjaman
N
G.02 Dokumen/image PENGOLAHAN DATA
F Data Hasil
Pengamatan
Profilling PIHAK KE-3
EKSTENSIFIKASI Data alket
Usulan Update Profil, Data&informasi

O Formulir Pemanfaatan/ Data


KPP
INTELIJEN Tindak Lanjut IDLP Detail WP ND-usulan perubahan data; A
ND Usulan WP NE REGISTRASI
PERPAJAKAN Lap. Informasi
Intelijen Perpajakan/
Usulan pemeriksaan
Lap. Pengamatan
penerbitan/penghapusan NPWP & I
I Data profiling Pengukuhan/pencabutan PKP
secara jabatan, PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
Usulan Pemeriksaan berdasarkan analisis risiko,
Analisis atas data konkret

S Data Lap. Evaluasi Data Base G.03 Usulan Pembetulan atau Pembatalan
Data STP/SKP dan Pengurangan atau E
LITIGASI Tindak Lanjut Penghapusan Sanksi Adm secara jabatan NON KEBERATAN
Pemanfaatan Data

C Bukti Pbk, KP, Kanwil, KPP W


Usulan Penetapan WP Patuh
PEMBAYARAN Data Pembayaran Pajak REGULASI

M STP, SKP PBB; L


Image SPT, Data SPT
PENGOLAHAN SPT STP Bunga Penagihan PENAGIHAN

Data PBB Terutang,


ND Permintaan
Data Penyampaian/Pengembalian Bantuan Penilaian; U
J SPOP &LSPOP Surat Permintaan PENILAIAN
PENGENAAN
Bantuan Penilaian
Data WP

Surat Himbauan Penyampaian SPT


A Surat Teguran; Surat Himbauan Pembetulan SPT,
REGISTRASI Pemberitahuan Perubahan
Angsuran PPh Pasal 25

Q
Data Penyuluhan WP
EDUKASI
Laporan Hasil
Penilaian Wajib Pajak
STP, STP Bunga Penagihan, SKP PBB
K Data LPBP, Surat Surat Teguran, SP2DK
Pemberitahuan
PENYIDIKAN Penghentian Penyidikan

U
PENILAIAN

Jawaban atas SP2DK

Wajib Pajak

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 212


G.01
Mapping

Level-2 KPP20-0003,KPP60-
0005
Lap mapping mikro
Laporan G.02
G.01.1 Ber-NPWP
pencarian data Profiling
Data Pencarian Data
DATABASE untuk Monografi
Fiskal

KPP

Lap mapping-Makro; AF
Data PERENCANAAN
Rencana Penerimaan KPP
DATA NON- STRATEGIS
DATABASE KPP60-0006,
(data yang
diperoleh dari Data KPP20-0004
internet, surat non-database
kabar, permintaan
ke instansi atau G.01.2
sumber lainnya) Pembuatan dan
Data alket Penatausahaan data Daftar usulan kelas pajak
Monografi Fiskal Q
ber-NPWP Lap mapping-mikro
EDUKASI
KPP
N
PENGOLAHAN DATA
PIHAK KE-3
Lap mapping-mikro F.03
Belum ber-NPWP EKSTENSIFIKASI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 213


G.02
J.02
Profilling
Profiling
LEVEL-2
Level-2

Lap mapping-mikro
G.01
J.01
Ber-NPWP;
Mapping
Mapping Laporan Pencarian Data

SE-39/PJ/2015

J.02.01
G.02.1
Data WP Pengumpulan data
DATABASE melalui visiting
KPP

N
PENGOLAHAN Data alket ber NPWP,
DATA PIHAK KE-3 Dokumen/Image

Laporan visiting

DATA NON- O
DATABASE? ND Permintaan melakukan INTELIJEN
(data yang diperoleh dari intelijen/pengamatan PERPAJAKAN
internet, surat kabar,
permintaan ke instansi
atau sumber lainnya) KPP70-0072

Data G.02.2 G.03


Non-database Pemutakhiran Profil Data profiling Tindak Lanjut
WP Pemanfaatan Data
B Surat Jawaban
LAYANAN Konfirmasi “tidak ada”, KPP
ADMINISTRASI SKD, data
N
Permohonan peminjaman
Formulir Pemanfaatan/ PENGOLAHAN DATA
Dokumen/image
Tindak Lanjut IDLP PIHAK KE-3
O
INTELIJEN Lap. Informasi
PERPAJAKAN Intelijen Perpajakan/
Lap. Pengamatan

I Usulan update profile WP


PEMERIKSAAN Data & informasi

Jawaban atas SP2DK

Wajib Pajak

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 214


G.03
Tindak Lanjut Pemanfaatan Data

Level-2

G.03.1
Pengusulan Perubahan ND-usulan perubahan data; A
Data WP Secara ND Usulan WP NE REGISTRASI
Jabatan
KPP ND Permintaan
Bantuan Penilaian; U
Surat Permintaan PENILAIAN
KPP70-0078, KPP70- Bantuan Penilaian
0043,KPP70-0067,
KPP70-0083,KPP70-
0079,KPP70-0073;
L
KPP30-0018, STP; SKP PBB
PENAGIHAN
KPP70-0084
STP Bunga Penagihan
G.03.2
U Laporan Hasil Penelitian/analisis Surat Himbauan Penyampaian SPT
PENILAIAN Penilaian kepatuhan formal dan Surat Teguran; Surat Himbauan Pembetulan SPT,
SP2DK; Pemberitahuan Perubahan
material WP
Angsuran PPh Pasal 25
KPP STP/SKP

Usulan pemeriksaan
PMK-163/PMK.03/2012, dengan analisis risiko
SE-53/PJ/2012, SE-22/
F Data Hasil Surat Teguran,
PJ/2013
EKSTENSIFIKASI Pengamatan SP2DK
G.03.3
Tindak lanjut KMS Wajib Pajak
KPP
Usulan pemeriksaan analisis
atas data konkret

G.02 I
Data Profil WP
Profilling PEMERIKSAAN
Usulan pemeriksaan
Penerbitan NPWP
KPP70-0071
O
G.03.4 INTELIJEN
Usulan Penetapan PKP Fiktif
Pengusulan Penetapan PERPAJAKAN
WP Patuh
Data alket
KPP

W
Usulan Penetapan WP Patuh
Data REGULASI
DATABASE
G.03.5
Pengusulan pembetulan Usulan Pembetulan atau pembatalan STP/SKP
atau pembatalan Ketetapan E
dan Pengurangan atau
Pajak & Pengurangan atau NON KEBERATAN
Penghapusan Sanksi Adm secara jabatan
Penghapusan Sanksi Adm
secara jabatan

KPP
F
Data pemberi kerja
EKSTENSIFIKASI

G.03.6
Pengusulan Pemberian
NPWP Usulan pemeriksaan N
penerbitan/penghapusan NPWP & PENGOLAHAN DATA
KPP Pengukuhan/pencabutan PKP PIHAK KE-3
secara jabatan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 215


Gambar Proses Bisnis Pemeriksaan
I
PROSES BISNIS PEMERIKSAAN
Level 1

KPD00-0004, KPD10-0003
ND Peminjaman atau Pengembalian
M
M Berkas Pemeriksaan Berkas Pemeriksaan PENGELOLAAN SPT
PENGELOLAAN SPT I.01
Rencana Kerja
Perencanaan Pemeriksaan
National Audit Plan
G
Subdit. Perencanaan Data dan/atau informasi
PENGAWASAN
Pemeriksaan
O ND Rekomendasi/Usul Riksus, LIA IDLP,
formulir Pemanfaatan/Tindak Lanjut IDLP atau Target Pemeriksaan K
INTELIJEN PERPAJAKAN ND Penerusan dan Lembar Resume IDLP Laporan
(Kuota)
Usulan Pemeriksaan PEMERIKSAAN BUKTI
Peer Review
Bukti Permulaan PERMULAAN DAN
PENYIDIKAN
PMK-256/PMK.03/2014
G SE-28/PJ/2013 U
PENGAWASAN
I.02 PENILAIAN
Usulan penilaian kembali aktiva tetap Nota Dinas/Surat Permintaan Penilaian
Pemeriksaan Untuk
K Data SPT
Analisis Risiko/Usulan pemeriksaan AR/ Menguji Kepatuhan
PEMERIKSAAN BUKTI Usulan Pemeriksaan Ulang L
Laporan Hasil Penilaian Pemenuhan Kewajiban
PERMULAAN DAN SKPKB/SKPKBT/STP/SKP PBB PENAGIHAN
Data ber-NPWP Perpajakan
PENYIDIKAN LHP
SPDP atau SPTDP atau LPBP atau KPP, Dit. Pemeriksaan dan
Putusan Pengadilan
Penagihan C
U Nota Dinas usulan dan lampirannya SKPKB/SKPKBT/SKP PBB/STP/SKPLB
PEMBAYARAN
PENILAIAN
BA Penelaahan +Usul Pemsus,Data dan/atau LPBP Usulan Pemeriksaan Menguji
Spemb Bukper, Spemb penolakan usul bukper, Kepatuhan Pemenuhan
Surat pemberitahuan Penghentian Penyidikan, Kewajiban Perpajakan
Buku, catatan dan dokumen
Spemb dimulainya penyidikan Skp/STP, SKP PBB,
L Dokumen Wajib Pajak, dan
Penerbitan/Penghapusan NPWP Surat Peminjaman Buku,
PENAGIHAN dan Pengukuhan/pencabutan PKP Catatan dan Dokumen WAJIB PAJAK
PMK-256/PMK.03/2014 SKPKB//SKPKBT/SKPN/
AF Usulan pemeriksaan tujuan lain terkait SE-28/PJ/2013 SKPLB,SKP PBB, KKP, LHP
PERENCANAAN permintaan Informasi dari negara mitra D
LHP, Saran / Rekomendasi KEBERATAN
STRATEGIS Usulan pemeriksaan tujuan lain
I.03
Usulan pembuatan norma
X Pemeriksaan Untuk Tujuan Alket
HUBUNGAN Lain E
INTERNASIONAL LHP dan SKPKB/SKPKBT/SKPN/SKPLB/SKP PBB/STP NON KEBERATAN
B Usulan pemeriksaan tujuan lain terkait KPP, Kanwil, Dit.
penentuan lokasi daerah terpencil,
LAYANAN ADMINISTRASI saat produksi, pencocokan data/alket
Pemeriksaan dan Penagihan
LHP
LHP, Formulir Pendaftaran A
A REGISTRASI
Nota Dinas usulan dan lampirannya
REGISTRASI

LHP B
D Usulan pemeriksaan
LAYANAN ADMINISTRASI
KEBERATAN tujuan lain terkait pengajuan keberatan LHP

AF
F Usulan pemeriksaan tujuan lain LHP terkait Norma PERENCANAAN
EKSTENSIFIKASI penerbitan NPWP dan pengukuhan PKP ADMINISTRASI
Buku, catatan dan dokumen

Buku, catatan dan dokumen

Informasi X
N LHP,Informasi HUBUNGAN
PENGOLAHAN DATA Alket INTERNASIONAL
PIHAK KETIGA
N
PENGOLAHAN DATA
PIHAK KETIGA

WAJIB PAJAK

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 216


I.02
Pemeriksaan Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
Level 2 Surat Peminjaman M
Usulan penilaian kembali aktiva tetap Berkas Pemeriksaan PENGELOLAAN SPT

O ND Rekomendasi/Usul Riksus, LIA IDLP, K


INTELIJEN formulir Pemanfaatan/Tindak Lanjut IDLP atau Usulan Pemeriksaan PEMERIKSAAN BUKTI
PERPAJAKAN ND Penerusan dan Lembar Resume IDLP Bukti Permulaan PERMULAAN DAN
Data Ber-NPWP KPD13-0004, KPD13-0009, PENYIDIKAN
BA Penelaahan Bukti Permulaan dan Usulan Pemeriksaan Khusus KPD31-0003, KWL41-003

K
PEMERIKSAAN BUKTI KPP50-0005 I.02.3
Usulan pemeriksaan khusus D
PERMULAAN DAN Instruksi Pemeriksaan SKPKB//SKPKBT/SKPN/SKPL/SKP PBB
atau usulan pemeriksaan ulang KEBERATAN
PENYIDIKAN I.02.1 KKP, LHP
Bidang Pemeriksaan,
Usulan Pemeriksaan Penagihan, Intelijen dan
Target Pemeriksaan
(Kuota) Penyidikan/Subdit Teknik dan L
Pengendalian Pemeriksaan SKPKB/SKPKBT/STP/SKP PBB
Usulan pemeriksaan KPP PENAGIHAN
rutin
G
NP2
PENGAWASAN Usulan Pemeriksaan
Laporan Hasil Penilaian
KWL40-0003, KPD13-0005
KPP50-0031
KWL41-0005 C
I.01 KPP30-024 SKPKB/SKPKBT/SKP PBB/STP/SKPLB
PEMBAYARAN
Perencanaan I.02.2 I.02.4
Pemeriksaan Persetujuan/Penugasan NP2
Persiapan Pemeriksaan I.02.9 SKPKB/SKPKBT/
Pemeriksaan Penetapan SKP SKPN/SKPLB/STP/SKP PBB

Bidang Pemeriksaan, Tim Pemeriksa Pajak, Seksi

Pengalihan Pemeriksaan
Penagihan, Intelijen dan Pemeriksaan/Dit. Pemeriksaan
U

Surat Persetujuan
dan Penagihan Seksi Pelayanan
PENILAIAN Penyidikan/Subdit Teknik dan
Pengendalian Pemeriksaan Rencana pemeriksaan, berkas pemeriksaan
SP2, dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Dokumen Wajib Pajak, dan
Lapangan/Surat Panggilan Surat Peminjaman Buku, WAJIB PAJAK
Berkas Pemeriksaan Dalam Rangka Pemeriksaan Catatan dan Dokumen
Nota
PMK-256/PMK.03/2014 Penghitungan A
Data dan/atau informasi SE-28/PJ/2013 LHP
REGISTRASI
Putusan Pengadilan I.02.5
N Pelaksanaan Pemeriksaan U
Nota Dinas/Surat permintaan penilaian
PENGOLAHAN DATA Data ber-NPWP Untuk Menguji Kepatuhan PENILAIAN
PIHAK KETIGA Buku, catatan dan dokumen Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan B
LHP LAYANAN
Surat Tindak
Lanjut Hasil Reviu Tim Pemeriksa Pajak UP2 ADMINISTRASI
KWL40-0020, KPD22-0005

Dokumen Wajib Pajak, Berkas Pemeriksaan


I.02.10 I.01

Konsep Nota Penghitungan,


Laporan

Kosep LHP, konsep KKP,


KWL41-0007, KPD22-0002 Peer Review (Penelaahan Perencanaan
Peer Review
KPD31-0006, KPD41-0003 Sejawat) Pemeriksaan
KPD00-0008
KPP50-0010, KPD54-0005 Pemeriksaan

NotA Penghitungan
Untuk dilakukan Reviu

KPP50-0015

LHP, KKP dan


M Bidang Pemeriksaan,
Konsep LHP

PENGELOLAAN SPT Penagihan, Intelijen dan


X
I.02.6 Penyidikan/Subdit Teknik dan
Reviu (Penelaahan) I.02.8 Pengendalian Pemeriksaan
HUBUNGAN
Pelaporan Pemeriksaan INTERNASIONAL
KPD22-008, KPD00-0010,
Bidang Pemeriksaan,
KWL42-0015 Tim Pemeriksa Pajak, Seksi Informasi
Penagihan, Intelijen dan
Pemeriksaan/Dit. Pemeriksaan G
Penyidikan/Subdit Teknik dan Data dan/atau informasi
Pengendalian Pemeriksaan dan Penagihan PENGAWASAN
I.02.7
WAJIB PAJAK
Pembahasan dengan Tim
Surat Permohonan Pembahasan dengan Quality Assurance
Tim Quality Assurance Pemeriksaan N
B Bidang Pemeriksaan, Alket PENGOLAHAN DATA
LAYANAN Penagihan, Intelijen dan PIHAK KETIGA
ADMINISTRASI Penyidikan/Subdit Teknik dan
Pengendalian Pemeriksaan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 217


I.02.5
PELAKSANAAN UNTUK PEMERIKSAAN MENGUJI
KEPATUHAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN
Level 3

I.02.6
Surat Tindak Lanjut Hasil Reviu
Reviu (Penelaahan) I.02.6
Konsep LHP
Untuk dilakukan Reviu Reviu (Penelaahan)

Putusan Pengadilan KPP50-0046


Kosep LHP, konsep KKP, I.02.7
Konsep Nota Penghitungan,
Dokumen Wajib Pajak,
Pelaporan Pemeriksaan
Rencana pemeriksaan, berkas pemeriksaan
I.02.4 I.02.5.1 Berkas Pemeriksaan
SP2, dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Persiapan Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Lapangan

Buku, catatan dan dokumen Tim Pemeriksa Pajak UP2 N


Data ber-NPWP (KPP/Dit Pemeriksaan dan
Peminjaman PENGOLAHAN DATA
K Penagihan Berkas PIHAK KETIGA
PEMERIKSAAN BUKTI
PERMULAAN
Perubahan Jenis
Pemeriksaan

Surat Persetujuan
Surat Tindak Lanjut Hasil Reviu Pengalihan Pemeriksaan I.02.4
N Persiapan Pemeriksaan
Dta ber-NPWP
PENGOLAHAN DATA KPP50-0047
PIHAK KETIGA Putusan Pengadilan
K
Rencana pemeriksaan, berkas I.02.5.2 Usulan Pemeriksaan PEMERIKSAAN BUKTI
Pemeriksaan SP2, dan Surat Bukti Permulaan
Pemeriksaan Kantor PERMULAAN DAN
Panggilan Dalam Rangka
Pemeriksaan PENYIDIKAN
Tim Pemeriksa Pajak UP2
Buku, catatan dan dokumen (KPP/Dit Pemeriksaan dan
Penagihan Surat Peminjaman
Buku, catatan dandokumen
WAJIB PAJAK
WAJIB PAJAK

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 218


I.03
Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain
Level 2 Usulan pemeriksaan tujuan lain
Surat Peminjaman M
N dalam rangka penagihan KPD13-0004, KPD50-0001,
PENGOLAHAN DATA KWL41-0004
Berkas Pemeriksaan PENGELOLAAN SPT
Usulan pemeriksaan
PIHAK KETIGA tujuan lain terkait pengajuan keberatan
Usulan pembuatan norma Penentuan tempat terutang PPN I.03.3
Instruksi Pemeriksaan
Usulan pemeriksaan tujuan lain terkait
B penentuan lokasi daerah terpencil, Tujuan Lain
D
LAYANAN saat produksi, dan LHP terkait pengajuan keberatan
Bidang Pemeriksaan, KEBERATAN
ADMINISTRASI pencocokan data/alket
Penagihan, Intelijen dan
Usulan pemeriksaan tujuan lain terkait
permintaan Informasi dari negara Mitra Penyidikan/Subdit Teknik dan
Pengendalian Pemeriksaan
D
KEBERATAN

B
L Usulan pemeriksaan tujuan lain
LAYANAN
PENAGIHAN
Usulan pemeriksaan tujuan lain dalam rangka penagihan ADMINISTRASI
dalam rangka penagihan

X
X
HUBUNGAN
HUBUNGAN LHP INTERNASIONAL
INTERNASIONAL KPP60-0015 Instruksi pemeriksaan tujuan lain LHP, Informasi

AF I.03.1
PERENCANAAN Usulan Pemeriksaan
STRATEGIS AF
Tujuan Lain LHP terkait norma PERENCANAAN
Penghapusan NPWP dan

STRATEGIS
Pencabutan NPPKP

Seksi Pemeriksaan

Usulan pemeriksaan
tujuan lain Buku, catatan dan dokumen

G
WAJIB PAJAK
terkait penerbitan NPWP,pengukuhan PKP,

PENGAWASAN KWL40-0004, KWL41-0006 SE-116/PJ/2009


penerbitan NPWP dan pengukuhan PKP

penghapusan NPWP dan pencabutan


Usulan pemeriksaan tujuan lain
Usulan pemeriksaan tujuan lain

Persetujuan
I.03.2 I.03.4 KWL40-0020, KPD22-0005 Alket PENGOLAHAN DATA
Persetujuan/Penugasan Persiapan Pemeriksaan PIHAK KETIGA
F Tujuan Lain
PKP

Pemeriksaan Tujuan Lain I.03.6


EKSTENSIFIKASI
Tim Pemeriksa Pajak, Seksi Pelaporan Pemeriksaan
Bidang Pemeriksaan,
Penagihan, Intelijen dan Pemeriksaan/ Bidang Tujuan Lain A
Penyidikan Pemeriksaan, Penagihan, LHP REGISTRASI
Intelijen dan Penyidikan/Dit. KPP, Kanwil, Dit. Pemeriksaan
Pemeriksaan dan Penagihan dan Penagihan
A
REGISTRASI L
SP2, dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan LHP
Lapangan/Surat Panggilan
PENAGIHAN
Dalam Rangka Pemeriksaan Konsep LHP dan
konsep KKP

M PMK-256/PMK.03/2014
Berkas Pemeriksaan
PENGELOLAAN SPT SE-28/PJ/2013
I.02.10
I.03.5 Peer Review
LHP dan KKP
Pelaksanaan Pemeriksaan (Penelaahan Sejawat)
Data Ber-NPWP
Tujuan Lain Pemeriksaan

Tim Pemeriksa Pajak KPP,


Buku, catatan dan dokumen Kanwil DJP, Dit. Pemeriksaan
dan Penagihan
WAJIB PAJAK I.02
Usulan Pemeriksaan Menguji
Kepatuhan Pemenuhan Pemeriksaan Untuk Menguji
Kewajiban Perpajakan Kepatuhan Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 219


I.03.5
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN LAIN
Level 3

Alket KPP50-0048

I.03.4 I.03.6
SP2, dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan I.03.5.1
Persiapan Pemeriksaan Lapangan Konsep LHP, KKP Pelaporan Pemeriksaan
Pemeriksaan Lapangan
Untuk Tujuan Lain Tujuan Lain
Tim Pemeriksa Pajak KPP,
Buku, catatan dan dokumen Kanwil DJP, Dit. Pemeriksaan
dan Penagihan

N
PENGOLAHAN DATA
PIHAK KETIGA

Buku, catatan dan dokumen KPP50-0049

Usulan Pemeriksaan Menguji I.02


WAJIB PAJAK I.03.5.2
SP2, dan Surat Panggilan
Kepatuhan Pemenuhan Pemeriksaan Untuk Menguji
Pemeriksaan Kantor Kewajiban Perpajakan Kepatuhan Kewajiban
Dalam Rangka Pemeriksaan
Perpajakan

Tim Pemeriksa Pajak KPP,


Alket Kanwil DJP, Dit. Pemeriksaan Surat Peminjaman
dan Penagihan Buku, catatan dandokumen

Wajib Pajak

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 220


Gambar Proses Bisnis PengenaanPBB

J
PROSES BISNIS PENGENAAN PBB

LEVEL 1

Data penyampaian/
SE-45/PJ/2015 pengembalian
SPOP/LSPOP
SPOP/LSPOP J.01
Wajib Pajak Pendataan
Semua Peraturan yang telah ditetapkan KPP
G.
PENGAWASAN
Data SPOP/LSPOP
Pihak ketiga
SE-89/PJ/2011, SE-64/PJ/
W
REGULASI
Data 2012, SE-64/PJ/2013, SE- D
Laporan Hasil Penilaian
33/PJ/2015 KEBERATAN
J.02
Semua Peraturan yang telah ditetapkan
Penilaian
AF
Permintaan KPP, Kanwil DJP Laporan Uji Petik PERENCANAAN
Rekomendasi Nilai
STRATEGIS

Nilai Bumi/m2 dan/atau Nilai Bangunan/m2

D.
KEBERATAN PER-27/PJ/2014 Data PBB terutang

J.03 SPPT
SK Keberatan
Penetapan
Pelaksanaan Putusan: Wajib Pajak
S. - Banding/Gugatan KPP, Kanwil DJP, KPDJP SPPT
LITIGASI - Peninjauan Kembali

C
PEMBAYARAN
ND Permintaan Pembayaran,
Salinan SPPT Rangkap ke-1,
Daftar Ketetapan PBB Migas dan Panas Bumi

L
Data PBB terutang
Penagihan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 221


J.01J.01
PENDATAAN
PENDATAAN

LEVEL 2

KPP60-0028, KPP60-0029,
KPP60-0028, KPP00-0029, Data penyampaian Data pengembalian/
KPP00-0029, KPP00-0037,
KPP00-0037 SPOP/LSPOP penyampaian SPOP/LSPOP
SE-64/PJ/2013 Lampiran VIII
J.01.1
SPOP/LSPOP
Pendaftaran
Pendaftaran PBBPBB
Objek
Subjek
Pajak
Seksi Ekstensifikasi dan
Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Penyuluhan
Data J.02
Basis SPOP/LSPOP Penilaian
KPP60-0028, KPP60-0029, Data
W KPP60-0029, KPP00-0029,
Probis Regulasi KPP00-0029, KPP00-0037,
Peraturan KPP00-0037,
yang
SE-64/PJ/2013 Lampiran VIII
Telah
Ditetapkan J.01.2
Pemutakhiran
Pemutakhiran Objek PBB
SPOP/ Seksi Ekstensifikasi dan Data G.
LSPOP Seksi Pengawasan dan Konsultasi SPOP/LSPOP
Penyuluhan Pengawasan
Wajib
Pajak

SE-48/PJ/2015

J.01.3
Pemetaan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 222


J.02.
PENILAIAN

LEVEL 2

SE-89/PJ/2011, SE-64/PJ/2012 , SE-


64/PJ/2013, SE-33/PJ/2015

J.02.1 J.03
J.01 Nilai Bumi/m2dan
PENDATAAN
Data Penilaian Nilai Jual Objek Pajak Nilai Bangunan/m2 PENETAPAN
SPOP/LSPOP
(NJOP) NJOP
Data
Pihak ketiga Kantor Pelayanan Pajak
Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Laporan D.
D. Permintaan Penilaian Hasil Penelitian PBB KEBERATAN
KEBERATAN Rekomendasi Nilai Subdit Penilaian I
Subdit Penilaian II
Aturan Fungsional Penilai, Petugas Penilai.

SE-32/PJ/2012
W
REGULASI
J.02.2
Uji Petik Penilaian

AF
Aturan Kantor Pelayanan Pajak
Fungsional Penilai, Petugas Penilai.
Laporan Uji Petk, PERENCANAAN
STRATEGIS

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 223


J.02.1
PENILAIAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP)

LEVEL 3
Data Data

KPF43-0015, KPF30-0001, KPF43-0012 KPF30-0002, KPF30-0003

J.02.1.2
J.02.1.1 Pengolahan Data SBPHT
Perhitungan Nilai Referensi dan SBPK

Subdit Penilaian I Dit. EP,


Subdit Penilaian I, Dit. EP Fungsional Penilai
Subdit Penilaian II, Dit. EP
Fungsional Penilai
Pihak Ketiga
Surat Direktur EP tentang SBPHTdan SBPK
atau
pemberitahuan penggunaan SBT tahun pajak sebelumnya
Kepdirjen Pajak tentang: dengan penyesuaian tertentu
1. Angka Kapitalisasi, Nilai Bumi/m2 Permukaan Bumi
Untuk Offshore, Nilai Tubuh Bumi/m2 Tubuh Bumi Eksplorasi,
Dan Harga Uap dan Harga Listrik PBB Migas dan Panas Bumi KWL33-0007, KWL33-0001
2
2. Nilai Bumi/m Untuk Areal Offshore, Nilai Tubuh Bumi Eksplorasi,
Dan Angka Kapitalisasi PBB MIneral dan Batubara
J.02.1.3
3. Angka Kapitalisasi dan Rasio Biaya Biaya Produksi PBB Sektor Perhutanan
4. Nilai Bumi/m2, Angka Kapitalisasi, Rasio Biaya Produksi,
Penghitungan
dan Luas Areal Penangkapan Ikan per Kapal Standar Investasi Tanaman

Kabid Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan


Penilaian
Fungsional Penilai/Petugas Penilai

KPP60-0061 (Perkebunan) Keputusan Kakanwil tentang:


1. SIT Sektor Perhutanan.
KPP00-0029 (Perhutanan), 2. SIT Sektor Perkebunan.
KPP00-0037 ( Minerba), 3. Perubahan SIT

J.02.1.4 J.03
J.01 Nilai Bumi /m2 dan
Pendataan
Data SPOP/LSPOP Perhitungan Nilai Bumi dan Nilai Bangunan /m2
Penetapan
Nilai Bangunan
D. Permintaan D.
KPP
Rekomendasi Laporan Hasil Penilaian
Keberatan Nilai
Fungsional Penilai/Petugas Penilai Keberatan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 224


J.02.2
UJI PETIK PENILAIAN

LEVEL 3

KPP60-0057

J.02.2.1 AF
W aturan
REGULASI
Uji Petik SPOP dan LSPOP Laporan PERENCANAAN
Uji Petik STRATEGIS
PBB Mineral dan Batubara
KPP,
Fungsional Penilai/Petugas Penilai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 225


J.03.
PENETAPAN

LEVEL 2

J.02.1. Nilai Bumi /m2 dan


KPP60-0062, KPP60-0056, KPP70-0118
PENILAIAN NJOP Nilai Bangunan /m2

J.03.1
Penyusunan Usulan Nilai Jual Bumi
Per Meter Persegi dan/atau Nilai Jual
Bangunan Per Meter Persegi

KPP (Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan)

Usulan Lampiran KMK tentang


NJOP sebagai Dasar Pengenaan PBB

KWL33-0005, KWL33-0008, KWL-22-0001

J.03.2.
Penyusunan KMK NJOP

Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan


Penilaian

Keputusan Menteri Keuangan tentang


Penetapan NJOP sebagai Dasar Pengenaan PBB

Data PBB L
KPP70-0090 terutang Penagihan

D.
Surat Keputusan
J.03.3 Data PBB G
Keberatan Penerbitan SPPT terutang Pengawasan

Pelaksanaan Putusan:
S.
- Banding/Gugatan KPP SPPT
Litigasi - Peninjauan Kembali
Wajib Pajak

Rekapitulasi Penerbitan SPPT;


Salinan SPPT;
PBB Migas dan PBB Panas Bumi
(Pemindahbukuan) SPPT

SE-64/PJ/2013

J.03.4 ND Permintaan Pembayaran,


Penatausahaan SPPT Salinan SPPT Rangkap ke-1, C
Daftar Ketetapan PBB Migas Pembayaran
PBB Migas dan PBB Panas Bumi dan Panas Bumi
Pemindahbukuan
Subdirektorat Penilaian II,
Subdirektorat Administrasi dan Evaluasi
Penerimaan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 226


J.03.4
Penatausahaan SPPT
PBB Migas dan PBB Panas Bumi Pemindahbukuan

LEVEL 3

KPF43-0011

Rekapitulasi Penerbitan SPPT


J.03.4.1
Salinan SPPT Pembuatan Daftar Ketetapan PBB
Migas dan Panas Bumi

Subdirektorat Penilaian II,


(Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian)

J.03.3 ND Permintaan Pembayaran


Penerbitan SPPT Daftar Ketetapan PBB Migas dan Pabum

KPH42-0004

J.03.4.2
Salinan SPPT
Permintaan Pembayaran

Subdirektorat Administrasi dan Evaluasi Surat Permintaan Pembayaran,


Penerimaan Salinan SPPT Rangkap ke-1, C
(Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Daftar Ketetapan PBB Migas Pembayaran
Penerimaan) dan Panas Bumi

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 227


Gambar Proses Bisnis Penilaian

U
PROSES BISNIS PENILAIAN

LEVEL 1
SE-61/PJ/2015

U.01.
Persiapan Penilaian

KPP, Kanwil, KPDJP

G
Surat Tugas Penilaian
PENGAWASAN
Nota Dinas/Surat Surat Pemberitahuan Penilaian
Permintaan Penilaian

I.
SE-61/PJ/2015
PEMERIKSAAN

U.02.
Pelaksanaan Penilaian
L.
PENAGIHAN
Fungsional Penilai/ Petugas
Penilai di KPP, Kanwil, KPDJP
K.
PEMERIKSAAN BUKTI
PERMULAAN DAN
PENYIDIKAN
G
Kertas Kerja Penilaian
PENGAWASAN

I.
SE-61/PJ/2015 PEMERIKSAAN

U.03. L.
Pelaporan Hasil Penilaian Laporan Hasil Penilaian PENAGIHAN

Fungsional Penilai/ Petugas K.


PEMERIKSAAN BUKTI
Penilai di KPP, Kanwil, KPDJP PERMULAAN DAN
PENYIDIKAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 228


U.01.
PERSIAPAN PENILAIAN

LEVEL 2

Pengawasan

U.02.
U.01.1. Surat Tugas Penilaian
Nota Dinas Surat Pemberitahuan Penilaian
Pelaksanaan
Penagihan Permintaan Penilaian
Permintaan Penilaian Penilaian

KPP, Kanwil DJP, KPDJP


Pemeriksaan

Surat
Permintaan
Bantuan Penilai

Penyidikan

U.01.2.
Permintaan Bantuan Penilai

Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi,


dan Penyuluhan, Kanwil DJP
SubDirektorat Penilaian I, Direktorat
EP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 229


U.02.
PELAKSANAAN PENILAIAN

LEVEL 2

U.02.1.
Surat Tugas Penilaian
Surat Pemberitahuan Penilaian
Penentuan Pendekatan,
Metode, dan Teknik Penilaian

Fungsional Penilai/Petugas
U.01. Penilai
Persiapan Penilaian
Pendekatan, metode, dan Teknik Penilaian

U.02.2.
Pengumpulan Data

Fungsional Penilai/Petugas
Penilai

Data pembanding objek

U.02.3.
Analisis dan Penentuan Nilai

Fungsional Penilai/Petugas
Penilai

Analisis Penentuan Nilai

U.03.
U.02.4.
Kertas Kerja Penilaian Pelaporan Hasil
Penyusunan Kertas Kerja Penilaian

Fungsional Penilai/Petugas
Penilai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 230


U.03.
PELAPORAN HASIL PENILAIAN

LEVEL 2

U.02.
Pelaksanaan Penilaian

Kertas Kerja Penilaian

U.03.1.
G
Penyusunan Laporan Hasil Laporan Hasil Penilaian
PENGAWASAN
Penilaian

Fungsional Penilai/Petugas
Penilai I.
PEMERIKSAAN

L.
PENAGIHAN

K.
PEMERIKSAAN BUKTI
PERMULAAN DAN
PENYIDIKAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 231


Gambar Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan
K
PROSES BISNIS PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN DAN PENYIDIKAN
X
Level 1 Informasi EOI HUBUNGAN
P
INTERNASIONAL
PENGEMBANGAN
DAN ANALISIS IDLP LIA IDLP
+Usul Bukper PMK-239/PMK.03/
2014 SKPKB (Pasal 13A)
K SE-23/PJ/2015 L
PEMERIKSAAN Lap Perkembangan/ PENAGIHAN
BUKPER DAN Lap Kemajuan +
K.01
PENYIDIKAN Usul Bukper
Proses Surat peminjaman/Permintaan BA Penelaahan + usul pendalaman melaluit intelijen/pengamatan
Pemeriksaan BA Penelaahan + usul Pemsus
buku,catatan,dokumen,data, keterangan Surat Permintaan data dan informasi,
Bukti Permulaan Data dan/atau LPBP
Surat Pemberitahuan Terjadinya TP Spemb Bukper
selain di Bidang Perpajakan
Subdit Pemeriksaan Pihak ke-3 Spemb penolakan usul bukper
Bukti Permulaan dan
Atau lainnya
Bidang P2IP

SE-06/PJ/2014 Pemberitahuan keterlibatan


Aparat pajak dalam tindak pidana
Lembar Informasi K.02 Di bidang perpajakan
Intelijen Perpajakan+ LPBP + Proses
Usul Bukper SPDP
usul sidik Persiapan
Penyidikan
Dokumen/Image, Alket
Subdit Penyidikan
dan Bidang P2IP
Buku,catatan,dokumen,
data, keterangan Dokumen/Image, Alket Sprindik X
Surat Permohonan bantuan
N + Lap Kemajuan HUBUNGAN
PENGOLAHAN SE-06/PJ/2014 INTERNASIONAL
DATA PIHAK KE- Informasi EOI Kejaksaan
3 K.03 melalui Korwas
Proses Surat Panggilan PPNS
P19/P21 Pelaksanaan
Penyidikan
KWL40-0029 Wajib Pajak
Subdit Penyidikan KPE40-0002
Korwas PPNS Surat permintaan izin penggeledahan/
dan Bidang P2IP
K.04 Surat permintaan izin penyitaan
Pemberitahuan Proses
Sidang Pengadilan
Pemantauan Negeri
Include salinan putusan Sidang
O P
Lembar Informasi
INTELIJEN Usul Penghentian Subdit Penyidikan PENGEMBANGAN
Intelijen Perpajakan Usul bukper + lap.perkembangan
PERPAJAKAN Penyidikan + dan Bidang P2IP DAN ANALISIS IDLP
Lap.Perkembangan
LHPantau Surat permohonan pencegahan/
Penolakan pencabutan pencegahan
penghentian
KWL40-0037
KWL40-0036 Berkas perkara, tanggungjawab tersangka,
KPE40-0003 dan barang bukti
Respon berupa keterangan O
SE-06/PJ/2014 SPDP ND permintaan melakukan
INTELIJEN
Permintaan informasi, SSP PMK-55/PMK.03/ K.05 Kegiatan Intelijen Perpajakan
Wajib Pajak PERPAJAKAN
2016 Proses Evaluasi
Penyidikan

K.06 Lap.Evaluasi KEBIJAKAN


Subdit Penyidikan
Proses dan Bidang P2IP SP3
Permintaan pendapat
Penghentian SP3 + Pemberian Informasi
Penyidikan Kerugian negara + sanksi + pemberitahuan penolakan

Pemberitahuan Persetujuan/Penolakan Lap.Hasil Penelitian


Menteri Subdit Penyidikan Menteri
Penghentian Penyidikan, Pemberitahuan
Keuangan dan Bidang P2IP Keuangan
Perintah pencairan escrow account, SKP3 Pemberitahuan pelunasan, informasi kerugian negara, SSP
I
PEMERIKSAAN
SP3
Data dan/atau LPBP
Salinan Putusan pengadilan (Psl 13 ayat 5 UU KUP)

G
PENGAWASAN

Surat Pemberitahuan Penolakan Penghentian Penyidikan


C
(Pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang) +
PEMBAYARAN
SSP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 232


K.01
PROSES PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN

LEVEL II

PMK-239/PMK.03/2014 Usul bukper+


P SE-23/PJ/2015 Lap. perkembangan
PENGEMBANGAN LIA IDLP + Berita Acara
Usul Bukper Penelaahan
DAN ANALISIS K.01.1 O
IDLP Penelaahan Usul Berita Acara Penelaahan + Usul Pendalaman
Melalui Kegiatan Intelijen dan Penyidikan INTELIJEN
Lembar Informasi
Pemeriksaan PERPAJAKAN
O Intelijen Perpajakan+ Bukti Permulaan Surat pemberitahuan
INTELIJEN Usul Bukper penolakan usul bukper G
PERPAJAKAN Subdit Data untuk dimanfaatkan
PENGAWASAN
Laporan Perkembangan/ Pemeriksaan
Laporan Kemajuan + Bukti Permulaan
Usul Bukper dan Bidang P2IP
K Lap.perkembangan + usul bukper P
PENYIDIKAN PENGEMBANGAN
PMK-239/PMK.03/2014 PMK-239/PMK.03/2014 Data untuk dimanfaatkan DAN ANALISIS IDLP
SE-23/PJ/2015 SE-23/PJ/2015 Spem + Surat permintaan
Buku, dokumen, catatan
keterangan
K.01.2 Pemberitahuan
K.01.3
Penerbitan Surat tidak
BA Penelaahan yang disetujui Pelaksanaan dilakukan
Untuk dilakukan Pemeriksaan Bukper
Perintah Penyidikan/
Pemeriksaan Wajib Pajak
Pemeriksaan Konsep Pemberitahuan penolakan
Bukti Permulaan
Bukti Permulaan SP2 LPBP
Subdit Buper Subdit PMK-239/PMK.03/2014 L
SKPKB (Psl 13A)
Pemeriksaan Pemeriksaan SE-23/PJ/2015 PENAGIHAN
Bukti Permulaan Bukti Permulaan
dan Bidang P2IP dan Bidang P2IP
Persetujuan K.01.4
SK Pemindahan Wajib Pajak
pengalihan Penelaahan atas
Konsep LPBP
LPBP + K
Usul Penyidikan +
Buku, dokumen, catatan, PENYIDIKAN
keterangan/data,Pernyataan pengungkapan Subdit Laporan Kejadian
ketidakbenaran (Pasal 8 ayat(3) dan lampiran Pemeriksaan
Wajib Pajak Bukti Permulaan
dan Bidang P2IP

BA Penelaahan +LPBP

PMK-239/PMK.03/2014 Laporan TIndak


Data atau Spem
SE-23/PJ/2015 Pidana
LPBP
selain di
K.01.5 bidang perpajakan
Tindak Lanjut Pihak
Berwenang
Pemeriksaan terkait
Bukti Permulaan
A
REGISTRASI Subdit Laporan
Dokumen/Image/Alket keterlibatan
Pemeriksaan Pegawai dalam
Bukti Permulaan tindak pidana Menteri
dan Bidang P2IP perpajakan Keuangan

I
Data/LPBP
Usul Pemsus PEMERIKSAAN

N X
PENGOLAHAN DATA Informasi EOI HUBUNGAN
INTERNASIONAL
PIHAK KE-3

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 233


K.01.3
Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Spem

KPE30-0009
spem
KWL42-0004
K.01.3.1
K.01.3 SP2 Pemberitahuan
Penerbitan Surat (terbuka) Pemeriksaan Bukti
Perintah Pemeriksaan Permulaan
Subdit Surat Permintaan buku, dokumen, catatan, keterangan, dan data/
Bukti Permulaan
Pemeriksaan Bukti Surat panggilan
Permulaan dan
Bidang P2IP Wajib Pajak/
SP2 (terbuka/tertutup) calon tersangka/
WP tidak ditemukan calon saksi

SOP I
PEMERIKSAAN
K.01.3.5
Penghentian
Informasi WP meninggal dunia/WP tidak ditemukan
Pemeriksaan Bukti
Permulaan
Subdit Persetujuan KPE30-0014
PMK-239/PMK.03/
Pemeriksaan Bukti perpanjangan KWL42-0009
2014
Permulaan dan SE-23/PJ/2015 K.01.3.6
Bidang P2IP K.01.3.2 Perpanjangan
Informasi Wp meninggal dunia Perolehan jangka waktu
/tidak ditemukan tindak pidana keterangan dan/atau
penyelesaian
data Data + BAPK
Subdit Subdit
Pemeriksaan Bukti Pemeriksaan Bukti
setuju diperiksa Permohonan Permulaan dan
Permulaan dan
Buku,dokumen, catatan,keterangan dan data Bidang P2IP perpanjangan Bidang P2IP
PMK-239/PMK.03/
Wajib Pajak/ 2014
calon tersangka/ SE-23/PJ/2015
SOP
calon saksi ND Persetujuan/Penolakan K.01.3.3
K.01.3.7 P
Pengalihan Pelaksanaan Lap
Perluasan PENGEMBANGAN
Pengujian Tindak Usul perluasan Perkembangan
Usul bukper Pemeriksaan Bukti DAN ANALISIS
Pidana di Bidang + usul bukper
Wp lokasi Permulaan IDLP
KPE30-0016 Perpajakan
KWL42-0012 Subdit Subdit
K.01.3.8 Permohonan Pemeriksaan Bukti Pemeriksaan Bukti
SK Pemindahan ditolak Permulaan dan Permulaan dan
A Pengalihan
Wajib Pajak + Bidang P2IP Bidang P2IP
REGISTRASI Pemeriksaan Bukti
ND Permohonan K.01.3
Permulaan Surat Pengalihan Pemeriksaan
Penerbitan SP2
Subdit (disetujui)
WP tidak kooperatif Bukper
Pemeriksaan Bukti
Permulaan dan Usul sidik
Bidang P2IP K.01.1
menolak diperiksa PMK-239/PMK.03/2014 Usul bukper Penelaahan Usul
(usul penyidikan) SE-23/PJ/2015 Bukper
K.01.3.4
Permohonan Penyusunan KKP dan
KWL42-0019 K.01.5
disetujui Laporan Pemeriksaan Konsep
KPE30-0019 Penelaahan atas
Bukti Permulaan LPBP
Konsep LPBP
K.01.3.9 Subdit Pemeriksaan Bukti
Berkas permohonan WP Tindak Lanjut atas Permulaan dan Bidang
Terkait Pasal 8 ayat (3) Pengungkapan P2IP
ketidakbenaran perbuatan
oleh Wajib Pajak SE-23/PJ/2015 Konsep LPBP

Subdit Pemeriksaan Bukti K.01.3.10


Permulaan dan Bidang Pemeriksaan Bukti
P2IP Permulaan Wajib
Pajak Lokasi
Subdit
Pemeriksaan Bukti
Permulaan dan
Bidang P2IP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 234


K.01.3.2
PEROLEHAN KETERANGAN DAN/ATAU DATA

Surat panggilan

KPE30-0011
KWL42-0006
Calon tersangka
K.01.3.2.1 dan/atau calon
Permintaan saksi
SP2 Keterangan
K.01.2 (terbuka/tertutup)
Penerbitan Surat Perintah Calon Tersangka K.01.5.5
Informasi WP meninggal dunia/
Pemeriksaan Bukti dan calon saksi Penghentian
Tidak ditemukan tindak dipidana
Permulaan serta pihak lain Pemeriksaan Bukper
terkait
SE-23/PJ/2015 Subdit
Pemeriksaan
K.01.3.2.2
Bukper dan
Peminjaman
Bidang P2IP
Buku, Catatan, Surat permintaan buku, catatan, dokumen
Dokumen, dan
lain-lain
SE-23/PJ/2015
Subdit Pemeriksaan
Setuju diperiksa Bukper dan Bidang WP tidak
kooperatif K.01.3.2.3
P2IP
Penyegelan/
Wajib Pajak/ Pembukaan kertas
Calon tersangka SE-23/PJ/2015 segel
dan/atau calon K.01.3.2.4 Subdit Pemeriksaan
saksi Bukper dan Bidang WP tidak kooperatif K.01.5.3
Pembukaan
P2IP Usul sidik Pelaksanaan Pengujian
Rahasia Bank dan
Tindak Pidana di Bidang
Pengolahan Data perbankan
Perpajakan
Dokumen
Subdit Pemeriksaan KPE30-0012
Bukper dan Bidang
P2IP
KWL42-0007
Persetujuan/penolakan
Permintaan tenaga ahli K.01.3.2.6
Permintaan
SE-23/PJ/2015 bantuan tenaga
Surat Permintaan
K.01.3.2.5 ahli
Tenaga ahli
Perolehan/ Subdit
Pengambilan dan Pemeriksaan
Pengolahan data Bukper dan
elektronik Bidang P2IP
Subdit
Pemeriksaan Data
Bukper dan
Bidang P2IP
K.01.5.4
Penyusunan KKP dan
Konsep LPBP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 235


K.01.5
Tindak Lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan

KWL40-0006

K.01.5.1
Penerbitan surat K.02
K.01.5 Usul Penyidikan LPBP + Usul penyidikan
BA Penelahaan + Persiapan
Penelaahan atas Subdit Pemeriksaan
+ Laporan Kejadian
LPBP Penyidikan
Konsep LPBP Bukper dan Bidang
P2IP
KPE30-0018
KWL42-0014
KPP30-0081 L
K.01.5.2
LPBP+Nota hitung+ PENAGIHAN
Penerbitan SKPKB
(Pasal 13A) SKPKB
Subdit Pemeriksaan
Bukper dan Bidang
P2IP
Pemberitahuan Wajib Pajak
KWL42-0019 tidak dilakukan
KPE30-0019 Penyidikan/
K.01.5.3 Pemberitahuan penolakan
Tindak Lanjut I
Pengungkapan Data/LPBP
PEMERIKSAAN
ketidakbenaran
(Pasal 8 ayat (3) UU
KUP
Subdit Pemeriksaan Data dan/atau LPBP
Bukper dan Bidang
P2IP

KPE30-0015
KWL42-0010
K.01.5.4
Tindak Lanjut atas Laporan TIndak Pidana
Tindak Pidana selain selain di bidang perpajakan
Tindak Pidana di
Bidang Perpajakan
Subdit Pemeriksaan Pihak
Bukper dan Bidang Berwenang
P2IP terkait

SE-23/PJ/2015
K.01.5.5
Tindak Lanjut G
Penghentian Bukper Data dan/atau LPBP
PENGAWASAN
Bukper dihentikan Subdit Pemeriksaan
Bukper dan Bidang
P2IP

KPE30-0015
KWL42-0010

K.01.5.6 Laporan Keterlibatan pegawai dalam tindak


Tindak Lanjut atas Pidana perpajakan
Keterlibatan Aparat
Pajak dalam Tindak Direktur
Pidana Perpajakan Jenderal Pajak

Subdit Pemeriksaan
Bukper dan Bidang
P2IP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 236


K.02
PROSES PERSIAPAN PENYIDIKAN

SE-06/PJ/2014
SE-06/PJ/2014 KWL40-0040 dan SE-06/PJ/2014
KPE40-0001 SPDP
K.01 K.02.4
K.02.1 K.02.2
Proses LPBP + Penerbitan Surat
Penelaahan Usul BA Penelaahan Penerbitan K.02.3 Korwas PPNS
Pemeriksaan Bukti Usul Penyidikan Pemberitahuan
Penyidikan Usul Penyidikan Laporan Laporan Penerbitan Surat Sprindik
Permulaan Dimulainya
Kejadian Kejadian Perintah
Penyidikan Penyidikan
Subdit Penyidikan Subdit (SPDP)
dan Bidang P2IP Penyidikan dan
Bidang P2IP Subdit Penyidikan Subdit Penyidikan
dan Bidang P2IP dan Bidang P2IP
K.03
Pengembangan penyidikan
Proses Pelaksanaan
terkait Pasal 43 K.03
Penyidikan
Sprindik Proses Pelaksanaan
Penyidikan

SPDP I
PEMERIKSAAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 237


K.03
Proses Pelaksanaan Penyidikan

K.02
Persiapan Sprindik
Penyidikan

O
INTELIJEN Lap.Hasil Intelijen,
PERPAJAKAN

Penolakan penghentian penyidikan

O
ND Permintaan melakukan
INTELIJEN
SOP KWL40-0027 Kegiatan intelijen/pengamatan
KWL40-0028 SOP PERPAJAKAN

K.03.2 K.03.4
K.03.1 K.03.3 Pemanggilan Permintaan bantuan+
K.06 Penggeledahan
Permintaan Permintaan dan Pemeriksaan Lap Kemajuan
Proses dan/atau
Pencegahan Bantuan saksi, ahli, dan
Penghentian Penyitaan Penangkapan tersangka Surat Penggilan
Penyidikan
dan Penahanan
Subdit Penyidikan Subdit Penyidikan
Subdit Penyidikan
dan Bidang P2IP dan Bidang P2IP Saksi/ahli/
Subdit Penyidikan dan Bidang P2IP
tersangka
dan Bidang P2IP
keterangan Surat Permohonan Pencegahan/
BA
Pencabutan Pencegahan
Penggeledahan/ Menteri
Saksi/ahli/
Penyitaan Keuangan
tersangka Permintaan izin penggeledahan/
Penyitaan

N
PENGOLAHAN Dokumen/image,
Usul pengembangan
DATA PIHAK KE- Alket
Penyidikan Pengadilan
3 Negeri

2
Berita Acara
Berita Acara Pendapat/ Pemeriksaan
SE-06/PJ/2014
Resume

KWL40-0009 K.03.5 Permintaan bantuan


KWL40-0010 Pembuatan +Lapju
KWL40-0011 Berita Acara
KWL40-0036 Korwas PPNS
Pendapat/ SOP
KWL40-0041
Resume
K.03.8 K.02.4
K.03.6 Berkas Subdit Penyidikan Usul sidik Penerbitan SPDP
Pengembangan
Pemberkasan Perkara dan Bidang P2IP Terkait Psl 43
Penyidikan

Subdit Penyidikan
Subdit Penyidikan dan Bidang P2IP P
P19 dan Bidang P2IP Usul bukper + Lap perkembangan PENGEMBANGAN
KWL40-0030
DAN ANALISIS IDLP
K.03.7
Penyerahan Berkas perkara,tanggung jawab tersangka,
berkas perkara, Barang bukti
tersangka, dan
barang bukti K.06
Usul penghentian
Penghentian
Subdit Penyidikan Penyidikan
Penyidikan
dan Bidang P2IP

P21
X
Informasi EOI HUBUNGAN
INTERNASIONAL

Korwas PPNS

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 238


K.04
PROSES PENGHENTIAN PENYIDIKAN

KWL40-0025 SE-06/PJ/2014 KWL40-0026

K.04.1 K.04.2
Usul penghentian Penyelesaian Penerbitan Surat Perintah Penghentian K.04.3
ND usul penghentian Penyidikan Penerbitan SKP3
Penyidikan + Lapju usul penghentian Surat Perintah
Penyidikan
penyidikan Penghentian
K.03 Penyidikan
Subdit Penyidikan Subdit Penyidikan
Pelaksanaan dan Bidang P2IP Korwas PPNS
dan Bidang P2IP Subdit Penyidikan
Penyidikan
dan Bidang P2IP

Informasi kerugian negara + Sanksi

PMK-55/PMK.03/
2016
K.04.4
Tindak Lanjut
Informasi
atas permintaan
Kerugian negara + sanksi
informasi
Kerugian negara
Subdit Penyidikan
dan Bidang P2IP

PMK-55/PMK.03/
Menteri 2016 Lap. Hasil Penelitian
Keuangan K.04.5 dari Dirjen Pajak
Penelitian dalam
Permintaan Pendapat rangka Menteri
Permintaan informasi
penghentian Keuangan
penyidikan 44B
SSP Subdit Penyidikan
dan Bidang P2IP
Wajib Pajak

Wajib Pajak

PMK-55/PMK.03/ SKP3
2016
Pemberitahuan
K.04.6
Persetujuan/penolakan
Tindak Lanjut
atas Persetujuan/ ND Persetujuan/Penolakan
Penolakan Penghentian Penyidikan
Penghentian
Penyidikan
K.03
Subdit Penyidikan Pelaksanaan
dan Bidang P2IP Penyidikan
PMK-55/PMK.03/
2016
SKP3
SP3/Surat Pemberitahuan
K.04.7 Penolakan Penghentian
Pemberitahuan
Persetujuan/
Penolakan SP3
Penghentian
Penyidikan I
PEMERIKSAAN
Subdit Penyidikan
dan Bidang P2IP
SP3
G
PENGAWASAN

Direktorat Transfomasi Proses Penolakan


Surat Pemberitahuan BisnisPenghentian Penyidikan C Halaman 239
(pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang) + SSP PEMBAYARAN
Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 240
Gambar Proses Bisnis Penagihan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 241


L
PROSES BISNIS PENAGIHAN

Level 1

Risalah lelang, Cek/Cash

KANTOR
LELANG
SSP (pelunasan dari WP) dan SSP
M NDR Pengiriman Informasi (pelunasan secara Jabatan
PMK-85/PMK.03/2010,
INTELIJEN PMK-23/KMK.03/2006, melalui Juru Sita)
KEP-459/PJ/2002,
KEP-21/PJ/2002,
KPP40-0004,KPP40-0014 PP 136 Tahun 2000, Surat Teguran, BANK
U Laporan Hasil Penilaian Surat Perintah Penagihan Seketika
KPP40-0018, KPP40-0019 SE-01/PJ.75/2000,
PENILAIAN KMK-294/KMK.03/2003, dan Sekaligus, Surat Paksa,
KPP40-0021, KPP40-0053,
KEP-218/PJ/2003, Berita Acara Pelaksanaan Sita,
KPP40-0056, KPP40-0057,
PER-24/PJ/2014,
KPP40-0058, KPP40-0059, Keputusan Pencegahan,dan
SE-29/PJ/2012, WAJIB PAJAK
G SE-48/PJ.6/2000 Surat Perintah Penyanderaan
PENGAWASAN STP, STP BP, SKP PBB

L.01 Data L.02 Berkas Lelang


I SKPKB/SKPKBT, STP, Penatausahaan Piutang Piutang Pajak Penagihan Aktif
PEMERIKSAAN SKP PBB, LHP dan Penagihan Pajak

KPP, Bidang P2IP, KANTOR


KPP Subdirektorat Penagihan LELANG
D
Surat Keberatan, SK Keberatan, Usulan Pemeriksaan untuk
KEBERATAN I
Tujuan Lain/Delinquency Audit
PEMERIKSAAN
E SK Pengurangan/Penghapusan
NON /Pembatalan,
Daftar Piutang Pajak Surat permintaan bantuan penilaian U
KEBERATAN SK Pembetulan
yang Diperkirakan Keputusan dalam rangka penentuan nilai objek sita PENILAIAN
Tidak Dapat atau Menteri Keuangan atau nilai limit lelang
K Tidak Mungkin
PEMERIKSAAN BUKTI Beserta Lampirannya
SKPKB Pasal 13A Ditagih Lagi
PERMULAAN DAN NDR Permintaan Melakukan M
PENYIDIKAN
Kegiatan Intelijen Perpajakan INTELIJEN
Penerusan Informasi Permintaan
S SUB/Surat Tanggapan,
Pelaksanaan Putusan Banding/Gugatan, Surat Permintaan Pencegahan Bepergian
LITIGASI SE-13/PJ/2013,
Pelaksanaan Peninjauan Kembali ke Luar Negeri, Permohonan Ijin
SE-86/PJ/2011
Melakukan Penyanderaan,
B Usul Perpanjangan dan Pencabutan
SK Penundaan, L.03 Pencegahan/Penghentian Penyanderaan
LAYANAN
SK pengangsuran piutang pajak Penghapusan Piutang
ADMINISTRASI Daftar Usulan Penghapusan Piutang Pajak
KPP, Bidang P2IP, KEMENTERIAN
J Subdirektorat Penagihan KEUANGAN
PENGENAAN Data SPPT
AB
PBB PENGELOLAAN ASET,
Data Piutang Pajak LOGISTIK, DAN
KEUANGAN
C
Data pembayaran Pajak
PEMBAYARAN

SK Penghapusan Piutang Pajak

KEMENTERIAN
KEUANGAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 242


Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 243
L.02
PENAGIHAN AKTIF

Level 2
KPP40-0006
KWL43-0007
KPP40-0007, KPP40- L.02.6
0051, KPP40-0052 Pengusulan
Pemeriksaan Usulan Pemeriksaan I
L.02.1 Untuk Penagihan Untuk Penagihan
Data
PEMERIKSAAN
L.01 Memenuhi Kriteria Penagihan Pajak Pajak (Delinquency Audit)
Tunggakan Pasal 6 UU PPSP SPPSS
Penagihan Seketika dan (Delinquency
Sekaligus Audit)
Perlu KPP/Bidang P2IP/
KPP Deliquency Audit Subdirektorat Penagihan

Memenuhi Kriteria
Pasal 6 UU PPSP

Tidak Memenuhi
Kriteria Pasal 6 UU PPSP KPP40-0011, KPP40-
dan Tidak Melunasi 0042, KPP40-0043, KPP40-0015, KPP40-
KPP40-0010, KPP40-
KPP40-0046, KPP40- 0020, KPP40-0022,
Tunggakan Pajak 0049, KPP40-0051,
KPD51-0002, KPD51-
KPP40-0052 0050, KPP40-0051,
KPP40-0052 0004, KPD51-0007
(Surat Teguran)
L.02.2 Tidak Memenuhi Surat Permintaan
L.02.3 Pencegahan
Penerbitan Surat
Kriteria Pasal 6 Memenuhi Kriteria L.02.4
UU PPSP Penerbitan Surat Pencegahan Bepergian
Teguran dan WP tidak Pencegahan
Melunasi Paksa ke Luar Negeri
Tunggakan Pajak KPP/Subdirektorat
KPP KPP
Penagihan
KEMENTERIAN
KEUANGAN
Surat Paksa Keputusan
(Tidak membutuhkan Pencegahan

Surat Teguran Deliquency Audit,


tidak memenuhi
kriteria pencegahan
SPPSS
serta WP tidak
melunasi Tunggakan Pajak) Surat Paksa

WAJIB PAJAK

KPP40-0012, KPP40-
0051, KPP40-0052

L.02.5
BAPS
Penerbitan SPMP
KPP

Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SSP


(pelunasan secara Jabatan
U melalui Juru Sita)
Laporan Hasil Penilaian BANK
PENILAIAN
KPP40-0013, KPP40-
KPP40-0015, KPP40-
0033. KPP40-0034,
0023, KPP40-0024,
KPP40-0025, KPP40-
NDR KPP40-0025, KPP40- Memenuhi kriteria 0036, KPP40-0037,
0026, KPP40-0051, (Dalam hal dibutuhkan)
M Pengiriman Penyanderaan KPP40-0038, KPP40-
KPP40-0052. KPD51- Surat Pemintaan
Informasi 0039, KPP40-0040, U
INTELIJEN 0003, KPD51-0005, bantuan penilaian
KPD51-0008
KPP40-0041, KPP40-
dalam rangka penentuan PENILAIAN
0044, KPP40-0047
L.02.8 (Risalah Lelang) nilai objek sita
L.02.7
Penyanderaan Hasil Lelang
Risalah lelang, Penyitaan Tidak Cukup
KPP
Cek/Cash KPP

KANTOR
LELANG Penjualan barang sitaan Penjualan barang sitaan
tidak melalui lelang melalui lelang

(Dalam hal dibutuhkan)


KPP40-0016, KPP40- Surat Pemintaan
KPP40-0027
0017, KPP40-0029, bantuan penilaian
KPP40-0028
KPP40-0030, KPP40-
dalam rangka penentuan
L.02.10 0031, KPP40-0032
nilai limit lelang
KPP40-0045, KPP40-
Penyetoran 0048, KPP40-0051,
Barang Sitaan KPP40-0052
Berkas Lelang
Tidak Melalui L.02.9
Lelang Pelelangan
KPP KPP KANTOR
LELANG
SSP

Surat Perintah Penyanderaan

Permohonan Ijin Melakukan Penyanderaan


M
NDR Permintaan Melakukan Kegiatan Intelijen Perpajakan
INTELIJEN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 244


L.03
PENGHAPUSAN PIUTANG

Level 2

KPP40-0008

L.03.1
Penelitian
Administrasi
KPD53-0006
KPP40-0008 KWL43-0006
KPP
L.03.5
L.01 Daftar Piutang Pajak L.03.3 L.03.4 Daftar Usulan Daftar Usulan
yang Diperkirakan Laporan Daftar Usulan Penelitian
Penatausahaan Pengusulan Penelitian Penghapusan Penghapusan
Tidak Dapat atau Hasil Penghapusan Administrasi di
Piutang dan Tidak Mungkin Ditagih Lagi Penghapusan Administrasi di Piutang Pajak Piutang Pajak
Penelitian Piutang Pajak Kantor Pusat
Penagihan Pajak Piutang Pajak Kanwil
KEMENTERIAN
KPP40-0008 Subdirektorat
KPP KEUANGAN
Bidang P2IP
Penagihan

L.03.2
Penelitian
Setempat

KPP

KPD53-0007/
KWL43-0009/
KPP40-0060

L.03.6 L.01
Keputusan
Tindak Lanjut Penatausahaan
Menteri Keuangan Untuk diadministrasikan
Penghapusan Piutang dan
Beserta Lampirannya
Piutang Pajak Penagihan Pajak
Kementerian
Keuangan KPP, Bidang P2IP,
Subdirektorat
Penagihan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 245


Gambar Proses Bisnis Intelijen Perpajakan
O
PROSES BISNIS INTELIJEN PERPAJAKAN

LEVEL 1

SE-21/PJ/2016 KANWIL
Data dan Informasi
MANAGEMENT Kebijakan Intelijen dalam rangka
REQUEST/ Strategis Galpot/ DSS/Evaluasi
Management O.02
KEBIJAKAN Laporan Atensi
MANAGEMENT
Request Kegiatan Intelijen
RK Tahunan/ Intelijen REQUEST/
Penggalian
Management KEBIJAKAN
Potensi
Request/ Laporan KIP yang bersifat
IDLP tidak terindikasi strategis/VVIP untuk DSS
Tindak pidana Subdit Intelijen
Penggalian Potensi
NDR Permintaan Data dan Informasi LHIP/
Melakukan LIIP Galpot Data/Informasi
L NDR Pengiriman Informasi
Kegiatan
PENAGIHAN Intelijen Terkait WP yang diBukper+LIIP/ K
Perpajakan SE-21/PJ/2016 SE-21/PJ/2016 Usulan Pemeriksaan PEMERIKSAAN
Bukper BUKPER DAN
K NDR Permintaan NDR Pengiriman Informasi/ PENYIDIKAN
PEMERIKSAAN Melakukan LIIP
BUKPER DAN Kegiatan Intelijen
O.01 O.03
PENYIDIKAN Perpajakan
Kegiatan Intelijen Kegiatan Intelijen NDR NDR Pengiriman Informasi/
NDR Permintaan Stratejik Penegakan Hukum Permintaan LIIP Untuk F
Melakukan RK Tahunan/ Bantuan/ Penggalian Potensi EKSTENSIFIKASI
G
Kegiatan Rencana Koordinasi Koordinasi
PENGAWASAN Intelijen
Subdit Intelijen Kegiatan Intelijen Subdit Intelijen
Perpajakan
Stratejik Penegakan Hukum NDR Pengiriman Informasi/
NDR Permintaan LIIP L
F Melakukan
Kegiatan
PENAGIHAN
EKSTENSIFIKASI Data dan Informasi LHIP/ NDR Permintaan NDR Pengiriman Informasi
Intelijen SR/NDR Permintaan Tambahan Bantuan/Koordinasi Terkait WP yang non
Perpajakan Informasi dan Data Kepada Pihak Lain/ Usulan Bukper/Riksus
NDR Permintaan Permohonan Dokumen/Image Alket
Melakukan SE-21/PJ/2016
I NDR Pengiriman Informasi/
Kegiatan G
PEMERIKSAAN Intelijen LIIP Untuk
Pengawasan PENGAWASAN
Perpajakan
O.04
R
IDLP Kegiatan Operasi
HUBUNGAN Management Request Intelijen
MASYARAKAT Terkait KIP bersifat NDR Pengiriman Informasi+LIIP
I
High Risk Terkait WP Usulan Pemeriksaan
Khusus PEMERIKSAAN
Data dan Subdit Operasi
Informasi Intelijen
S/ND Rahasia
Pihak Ke- Permintaan Tambahan
3 Informasi dan Data
Data dan Informasi LHIP/LI Kepada Pihak Lain
Pihak Ke-
3

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 246


O.01
KEGIATAN INTELIJEN STRATEJIK

LEVEL 2

Kebijakan
Management Request/ Strategis Galpot/
IDLP
Kebijakan Management
Request
KANWIL
O.01.1 O.01.2
Perencanaan Management Pengamanan dan
NDR Permintaan Request
Kegiatan Intelijen Penggalangan
L Melakukan L
PENAGIHAN Kegiatan Intelijen PENAGIHAN
Perpajakan Subdit Intelijen Subdit Intelijen NDR Pengiriman
Stratejik Stratejik Informasi+LIIP
K NDR Permintaan
PEMERIKSAAN Melakukan RK Tahunan
BUKPER DAN Kegiatan Intelijen O.02
PENYIDIKAN Perpajakan KI Penggalian
RK Tahunan Potensi

NDR Permintaan NDR Pengiriman Informasi


G Melakukan IDLP tidak Terkait WP yang non G
Keg. Intelijen SE-21/PJ/2016 PENGAWASAN
PENGAWASAN Teridentifikasi Tindak Pidana Usulan Bukper/Riksus
Perpajakan
NDR Permintaan
Melakukan O.01.3 O.03
I IDLP+Formulir IDLP
Kegiatan Penerimaan dan KI Penegakan
PEMERIKSAAN Hukum
Intelijen Identifikasi IDLP
Perpajakan
NDR Pengiriman Informasi K
NDR Permintaan Subdit Intelijen
F Terkait WP yang diBukper+LIIP/ PEMERIKSAAN
Melakukan Stratejik
EKSTENSIFIKASI Usulan Pemeriksaan BUKPER DAN
Kegiatan
Bukper PENYIDIKAN
Intelijen
Perpajakan
R Data dan Informasi/ LIIP Untuk F
HUBUNGAN Laporan Pelaksanaan Penggalian Potensi
IDLP Pamgal (adm.) EKSTENSIFIKASI
MASYARAKAT
Laporan Atensi
O.02
KI Penggalian Data dan Informasi LHIP/LI
Data dan Informasi Intelijen Management
Potensi
Dalam rangka Request/Kebijakan
Data dan Informasi LHPA/LI/ O.01.4 DSS/Evaluasi
O.03
S/ND Rahasia Permintaan Tambahan
KI Penegakan Pengolahan Data
Informasi dan Data Kepada Pihak Lain/ NDR Pengiriman Informasi+LIIP I
Hukum Intelijen
Permohonan Dokumen/Image Alket Terkait WP Usulan Pemeriksaan Khusus PEMERIKSAAN
O.04 Subdit Intelijen
Data dan Informasi LI S/ND Rahasia
KI Operasi Intelijen Stratejik
Permintaan Tambahan
Informasi dan Data
Kepada Pihak Lain
Pihak Ke-
3

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 247


O.01.3
PENERIMAAN DAN IDENTIFIKASI IDLP

LEVEL 3

O.01.2.2
IDLP
K NDR Permintaan Penerusan IDLP
PEMERIKSAAN Melakukan
Kegiatan KANWIL
BUKPER DAN
Intelijen Subdit Intelijen
PENYIDIKAN Perpajakan Stratejik

NDR Permintaan IDLP


Melakukan IDLP yang tidak
G
Kegiatan Terindikasi tindak O.02
PENGAWASAN Intelijen Pidana di Bidang KI Penggalian
Perpajakan Perpajakan Potensi

NDR Permintaan
Melakukan
F Kegiatan O.01.2.1 O.01.2.3
IDLP
EKSTENSIFIKASI Intelijen Penerimaan IDLP Identifikasi IDLP
Perpajakan

Subdit Intelijen Subdit Intelijen IDLP yang O.03


Stratejik Stratejik Terindikasi tindak
NDR Permintaan Pidana di Bidang
KI Penegakan
Melakukan Perpajakan Hukum
I
Kegiatan
PEMERIKSAAN Intelijen
Perpajakan
IDLP Tidak
Teridentifikasi
NDR Permintaan
Melakukan
L
Kegiatan
PENAGIHAN Intelijen Arsip
Perpajakan Sementara

R
HUBUNGAN IDLP
MASYARAKAT

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 248


O.02
KEGIATAN INTELIJEN PENGGALIAN POTENSI

LEVEL 2

O.04
Data dan Informasi
KI Operasi Intelijen

O.03 IDLP tidak


KI Penegakan Terindikasi
Hukum Tindak pidana

Rencana SE-21/PJ/2016
Kegiatan
0.02.1 Intelijen/ O.02.2
Perencanaan Rencana Pelaksanaan O.02.3
O.01.1 RK Tahunan/ Pengumpulan
Kegiatan Intelijen Kegiatan Intelijen Distribusi O.01.3 Pengolahan
Perencanaan Management Data dan LHIP LHIP
Request Penggalian Penggalian Pemanfaatan dan Data Intelijen
Kegiatan Intelijen Informasi
Potensi Potensi Evaluasi
(Renpuldatin)

Subdit Intelijen Galpot Subdit Intelijen Galpot Subdit Intelijen Galpot

IDLP tidak
O.01.2.2
Teridentifikasi
Identifikasi IDLP Tindak Pidana
O.04
NDR Permintaan Bantuan
Kegiatan Operasi
Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Lapangan
Intelijen

Data dan informasi


Data/Informasi dalam hal O.03
Pihak Ke- analisis terhadap data/informasi/modus ketidakpatuhan WP KI Penegakan
3 menunjukkan indikasi tindak pidana Hukum
di bidang perpajakan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 249


O.02.2
PELAKSANAAN KEGIATAN INTELIJEN PENGGALIAN POTENSI

LEVEL 3

Basis Data
O.02.1 Rencana
Kegiatan
Perencanaan
Intelijen/
Kegiatan Intelijen Renpul Data/Informasi
Penggalian Potensi datin

O.02.2.1 O.02.3
O.04 O.02.2.3
Pencarian Data O.02.2.2 Distribusi
Kegiatan Operasi Data/Informasi Data/Informasi Hasil Analisis Penyusunan dan LHIP/LI
dan Pengumpulan Analisis Data Pemanfaatan dan
Intelijen Perekaman LHIP
Data Evaluasi

Subdit Intelijen Galpot Subdit Intelijen Galpot Subdit Intelijen Galpot

Data dan
Dalam hal Analisis Data memerlukan
Informasi
Tambahan data yang dapat Data/Informasi dalam hal
Diperoleh melalui kegiatan analisis terhadap data/informasi/ O.03
Pihak Ke- Intelijen lapangan modus ketidakpatuhan WP Kegiatan Intelijen
3 menunjukkan indikasi tindak pidana Penegakan Hukum
di bidang perpajakan

O.02.2.4
O.04
Permintaan ND Permintaan Bantuan
Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Lapangan
Kegiatan Operasi
Bantuan Intelijen
Intelijen
Lapangan

Subdit Intelijen Galpot

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 250


O.03
KEGIATAN INTELIJEN PENEGAKAN HUKUM

LEVEL 2

O.04
Kegiatan Operasi Data dan Informasi
Intelijen

S/ND Rahasia
Permintaan Tambahan
O.01
Rencana Kegiatan Informasi dan Data
Kegiatan Intelijen Kepada Pihak Lain
Intelijen IDLP
Stratejik Pihak Ke-
SE-21/PJ/2016 3
KPE10-0006/KPE10-
KPE20-0005
0007
Data/Informasi/
IDLP O.03.3
dalam hal O.03.1 O.03.2 Distribusi
O.02 Data/informasi O.01.3
hasil analisis Perencanaan Renpuldatin/ Pelaksanaan LHIP/LI Pemanfaatan dan
Kegiatan Intelijen LHIP/LI Pengolahan Data
menunjukkan Kegiatan Intelijen IDLP Kegiatan Intelijen Pengawasan
Penggalian Potensi indikasi tindak Intelijen
Penegakan Hukum Penegakan Hukum Tindak Lanjut
pidana di
bidang perpajakan Subdit Intelijen Subdit Intelijen Subdit Intelijen
Penegakan Hukum Penegakan Hukum Penegakan Hukum

O.01.2.2
IDLP
Identifikasi IDLP O.04
Permintaan Bantuan Kegiatan Operasi
Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Lapangan Intelijen

Data dan Informasi IDLP dalam hal O.02


hasil analisis tidak
Kegiatan Intelijen
menunjukkan indikasi tindak pidana
di bidang perpajakan Penggalian Potensi
Pihak Ke-
3

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 251


O.03.2
PELAKSANAAN KEGIATAN INTELIJEN PENEGAKAN HUKUM

LEVEL 3

Basis Data

O.03.1 Rencana
Perencanaan Kerja
Kegiatan Intelijen Intelijen/
Penegakan Hukum IDLP
KPE20-0011/
KPE20-0012/
KPE20-0013/ O.03.3
KPE20-0014 LHIP/ Distribusi
LI Pemanfaatan dan
Evaluasi
O.04 O.03.2.2 O.O3.2.3
Data/Informasi O.03.2.1
Kegiatan Operasi IDLP Pengembangan Hasil PA IDLP Penyusunan dan
Penerimaan IDLP
Intelijen dan Analisis IDLP Perekaman LHIP
Permohonan O.01.3
Subdit Intelijen Subdit Intelijen Subdit Intelijen Dokumen Pengolahan Data
Penegakan Hukum Penegakan Hukum Penegakan Hukum /Image Alket Intelijen

Data dan
Informasi Dalam Hal Analisis Data
memerlukan
Pihak Ke- Tambahan data yang dapat
3 S/ND Rahasia
Diperoleh melalui kegiatan Permintaan Tambahan
Intelijen lapangan Informasi dan Data
Kepada Pihak Lain Pihak Ke-
3

O.03.2.4
Permintaan Bantuan O.04 KEGIATAN
Permintaan
Pelaksanaan Kegiatan OPERASI
Bantuan Intelijen Intelijen Lapangan INTELIJEN
Lapangan

Subdit Intelijen
Penegakan Hukum

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 252


O.04
KEGIATAN OPERASI INTELIJEN

LEVEL 2

NDR
Pengiriman O.02
Informasi+ Kegiatan Inteliijen
Lap. Intelijen Penggalian Potensi
Lapangan

NDR
Pengiriman O.03
Informasi+ Kegiatan Intelijen
Rencana Kegiatan
O.01.1 Intelijen/Rencana Lap. Intelijen Penegakan Hukum
Perencanaan Koordinasi Lapangan
Kegiatan Intelijen Kegiatan Intelijen
Lapangan
KPE10-0006/KPE10-
0007

O.04.1 O.04.2 O.04.3 NDR


O.03 Permintaan Bantuan
Perencanaan Pelaksanaan Distribusi Pengiriman O.01.3 Pengolahan
Kegiatan Intelijen Pelaksanaan Kegiatan Renpuldatin LHIP
Kegiatan Operasi Kegiatan Intelijen Pemanfaatan dan Informasi/ Data Intelijen
Penegakan Hukum Intelijen Lapangan
Intelijen Operasional Evaluasi LHIP

Subdit Operasi Subdit Operasi Subdit Operasi


O.02 Intelijen Intelijen Intelijen
Permintaan Bantuan
Kegiatan Intelijen Pelaksanaan Kegiatan
NDR
Penggalian Potensi Intelijen Lapangan O.01
Pengiriman
Informasi+ Kegiatan Intelijen
Lap. Intelijen Stratejik
Lapangan
Management Request
Management
Terkait KIP bersifat
Request/Kebijakan High Risk

Laporan Atensi Management


Intelijen Request/Kebijakan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 253


Gambar Proses Bisnis Pengelolaan SPT

M
PROSES BISNIS PENGELOLAAN SPT

Level 1

Salinan SPT,
Berita Acara Pemberian Data
ND Peminjaman Berkas, dan Informasi Inspektorat
I
ND Pengembalian Berkas, Jenderal
Pemeriksaan
SPT
Tembusan BA Pemusnahan Berkas,
D Daftar Pertelaan Arsip
Keberatan

Sekretariat Jenderal
E Kemenkeu
Non Keberatan
SPT, Tanda Terima
Pengembalian Berkas
K Formulir Peminjaman
Penyidikan Dokumen, SPT

Pengadilan Pajak
S
Litigasi SPT, Salinan SPT, I
Tanda Terima Pemeriksaan
Pengembalian Berkas
Salinan SPT B
Layanan Administrasi
SPT Kertas, Data dan
Data Image SPT
SPT Kertas, e-SPT, e-SPT, G
M.01 M.02 SPT
Respon Kelengkapan Data SPT Pengawasan
SPT Penerimaan SPT Yang harus Pengolahan SPT
Wajib Pajak Dikemas N
KPP, PPDDP, KPDDP, DMS Pengolahan Data Pihak
KP2KP, KPP, Dit TIP
Dit. TIP Ketiga

SPT, Surat Pengantar Pengiriman,


Formulir Peminjaman Dokumen, Salinan SPT, E
SPT Tahunan Kertas, Surat Non Keberatan
Tanda Terima Pengembalian Berkas
Pengiriman, Dafnom
D
Keberatan
KPP Lain
K
Daftar Data dan Informasi Penyidikan
yang diminta, Surat Tugas
Tanda Terima SPT, S
Lembar Ketidaklengkapan SPT, Litigasi
Inspektorat Surat Penolakan SPT,
Jenderal Bukti Penerimaan Surat,
Bukti Penerimaan Elektronik,
Surat Tugas, Surat Perintah Surat Pembatalan Tanda Terima SPT,
Peminjaman Berkas dari Surat Pembetulan Tanda Terima SPT,
Pengadilan Pajak, SPT Surat Permintaan Kelengkapan SPT,
SPT Tahunan Kertas, Surat
Pengadilan Surat Pemberitahuan SPT Dianggap Tidak Wajib Pajak
Pengiriman, Dafnom
Pajak Disampaikan

KPP Lain

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 254


M.01
PENERIMAAN SPT
Level 2

SPT Tahunan Kertas, Surat


SPT Tahunan Kertas, Surat M.01.1 Pengiriman, Dafnom
Pengiriman, Dafnom Penerimaan Langsung

KPP Lain SPT Kertas, e-SPT, KPP Lain


Respon Kelengkapan KP2KP, KPP Salinan SPT LB
SPT SPT Kertas, B
e-SPT, Layanan Administrasi
Data SPT yang
Harus dikemas

M.02
PENGELOLAAN SPT

SPT Kertas, Tanda Terima SPT,


SPT Kertas, e-SPT, M.01.2 e-SPT, Lembar Ketidaklengkapan SPT,
Respon Kelengkapan Penerimaan Melalui Pos/ Data SPT yang Surat Penolakan SPT,
SPT Jasa Ekspedisi/ Kurir Harus dikemas Bukti Penerimaan Surat,
Bukti Penerimaan Elektronik,
Surat Pembatalan Tanda Terima SPT,
KP2KP, KPP Surat Pembetulan Tanda Terima SPT,
Surat Permintaan Kelengkapan SPT, Wajib Pajak
Surat Pemberitahuan SPT Dianggap Tidak
Wajib Pajak Disampaikan, SPT

I
Salinan SPT LB
PER-47/PJ/2008 jo. PER-36/PJ/ Pemeriksaan
2013, PER-1/PJ/2014, SE-1/PJ/ e-SPT
2014

M.01.3
e-SPT Penerimaan SPT elektronik

Dit. TIP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 255


M.01.1
PENERIMAAN LANGSUNG
Level 3
KPP80-0069, KPP80-0070
PER-2/PJ/2011 jo. PER-21/PJ/
2013

M.01.1.1
SPT Kertas,
e-SPT
Penerimaan SPT MAsa di
KP2KP
Tanda Terima
SPT
KP2KP Salinan SPT LB

KPP80-0034,
Surat Pengantar, SPT Kertas,
PER-26/PJ/2012,SE-55/PJ/
e-SPT
2012, SE-12/PJ/2014

M.01.1.2
SPT Kertas, Penerimaan SPT Tahunan Tanda Terima SPT, Lembar
e-SPT Ketidaklengkapan SPT
di KP2KP

Salinan SPT LB
KP2KP

Wajib Pajak
KPP30-0093, KPP30-0094
Bukti Penerimaan
Berita Acara, SPT Kertas, PER-2/PJ/2011 jo. PER-21/PJ/
Surat
e-SPT 2013
M.01.1.3
SPT Kertas, SPT Kertas. M.02
e-SPT
Penerimaan SPT Masa di e-SPT, Daftar SPT
PENGELOLAAN SPT
KPP yang harus dikemas

KPP
I
SPT Kertas, e-SPT, Salinan SPT LB
Pemeriksaan
Respon Kelengkapan
SPT
KPP30-0009,
B
PER-26/PJ/2012, SE-55/PJ/ Salinan SPT LB
Layanan Administrasi
2012, SE-12/PJ/2014
M.01.1.4 Tanda Terima SPT,
SPT Tahunan Kertas, Surat Penerimaan SPT Tahunan Lembar Ketidaklengkapan SPT,
Pengiriman, Dafnom
di KPP Surat Pembatalan Tanda Terima SPT,
Surat Pembetulan Tanda Terima SPT,
KPP Lain Surat Permintaan Kelengkapan SPT,
KPP Surat Pemberitahuan SPT Dianggap Tidak Wajib Pajak
Disampaikan

SPT Tahunan Kertas, Surat


Pengiriman, Dafnom

KPP Lain

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 256


M.01.2
PENERIMAAN MELALUI POS/JASA EKSPEDISI/KURIR

Level 3
KPP80-0069, KPP80-0070
PER-2/PJ/2011 jo. PER-21/PJ/
2013

M.01.2.1
SPT Kertas,
Penerimaan SPT Masa Di
e-SPT
KP2KP

KP2KP Salinan SPT LB

Surat Penolakan SPT

Surat Pengantar, SPT Kertas,


e-SPT

Wajib Pajak
KPP30-0093, KPP30-0094
PER-2/PJ/2011 jo. PER-21/PJ/ Surat Penolakan SPT
2013

SPT Kertas, SPT Kertas. e-SPT,


M.01.2.2 M.02
Daftar SPT yang
e-SPT Penerimaan SPT Masa di KPP PENGELOLAAN SPT
harus dikemas

KPP

B
Salinan SPT LB
Layanan Administrasi
KPP30-0009,
SPT Kertas, e-SPT, PER-26/PJ/2012,SE-55/PJ/2012,
Respon Kelengkapan SE-12/PJ/2014
SPT

M.01.2.3
Salinan SPT LB I
Penerimaan SPT Tahunan di
Pemeriksaan
KPP
Surat Pembatalan Tanda Terima SPT,
Surat Pembetulan Tanda Terima SPT,
KPP Surat Permintaan Kelengkapan SPT,
Surat Pemberitahuan SPT Dianggap Tidak
Disampaikan
Wajib Pajak

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 257


M.02
PENGELOLAAN SPT

Level 2

Surat Permohonan Peminjaman Berkas,


Salinan SPT, BA Pemberian
Daftar Data dan Informasi Surat Tugas Peminjaman Berkas SPT, Data dan Informasi
Surat Permohonan Permintaan Salinan Inspektorat Jenderal
yang diminta, Surat Tugas M.02.1
Surat Tugas Pengembalian Berkas SPT, SPT
SPT Kertas, Pengelolaan SPT
Inspektorat Jenderal Tembusan BA Pemusnahan Berkas,
Data SPT yang Kertas Di Unit Pengolahan
Daftar Pertelaan Arsip
M.01 harus dikemas Data dan Dokumen
Penerimaan SPT Perpajakan
Sekretariat Jenderal
KPP, PPDDP DAN KPDDP Kemenkeu
ND Peminjaman Berkas,
I ND Pengembalian Berkas,
Pemeriksaan SPT
SPT, BA serah terima SPT, Tanda Terima
berkas SPT, Salinan SPT
Tanda Terima Pengembalian Berkas
Data SPT, Pengadilan
D Pengembalian
Berkas SPT/ BA Image SPT Pajak
Keberatan
Penolakan Berkas

SPT LB
E
Non Keberatan Data dan B
Image SPT Layanan Administrasi
Data SPT
Data
K Formulir Peminjaman M.02.2
SPT Data dan G
Penyidikan Dokumen, SPT Pengelolaan SPT di KPP Image SPT Pengawasan

S SPT Kertas, Data dan N


DMS
Litigasi e-SPT Image SPT Pengolahan Data Pihak
KPP Ketiga

Data dan I
Image SPT Pemeriksaan

SPT, Salinan SPT,


Tanda Terima
Pengembalian Berkas
Surat Tugas, Surat Perintah
Data dan
Peminjaman Berkas dari Image SPT
Pengadilan Pajak, SPT
SPT, Surat Pengantar Pengiriman, E
Formulir Peminjaman Dokumen, Salinan SPT,
Tanda Terima Pengembalian Berkas Non Keberatan
Data SPT
Pengadilan D
Pajak Keberatan
PER-47/PJ/2008 jo. PER-36/PJ/
2013, PER-1/PJ/2014, SE-1/PJ/
2014 K
Penyidikan
M.02.3
e-SPT S
Pengelolaan SPT elektronik
Litigasi

Dit. TIP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 258


M.02.1
PENGELOLAAN SPT KERTAS
DI UNIT PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN PERPAJAKAN

Level 3
Data pengiriman kemasan

Logistik
Data SPT Pengemasan,
M.01 M.02.1.1
yang harus Daftar Logistik yang SE-43/PJ/2014, SE-04/PJ/2015
Penerimaan SPT Pelaksanaan Urusan Logistik
dikemas diserahkan,
Resi Pengiriman
Data SPT yang
M.02.1.3
Seksi Pengumpulan dan M.02.1.2 telah dikemas,
Kemasan SPT,
Transportasi Dokumen dan
Penerimaan Dokumen – PPDDP; Pengemasan
Daftar Isi Kemasan Penerimaan
Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP

SPT Kertas, Seksi Pelayanan – KPP


Seksi Pelayanan – KPP
Data SPT yang harus dikemas Seksi Pengumpulan dan B
Image SPT,
Penerimaan Dokumen – PPDDP; Pelayanan
Data SPT
Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP
Kemasan SPT,
Daftar Isi Kemasan

Image SPT, G
Data SPT Pengawasan
M.02.1.5
M.02.1.4 Image Image SPT,
SPT
Perekaman dan Data SPT
Pemilahan dan Pemindaian Data SPT
Transfer Data N
Image SPT,
Data SPT Pengolahan Data Pihak
Ke-3
Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP; DMS
Seksi Verifikasi Dokumen; Seksi Seksi Perekaman dan
Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen Transfer Data - PPDDP
- KPDDP Image SPT, I
Data SPT Pemeriksaan
Image
SPT

Kemasan SPT

Daftar rekapitulasi SPT


yang dikembalikan, KMK-1429 / KM.1/1993, SE-25/PJ.113/
SPT yang dikembalikan 1994, DPC22-0013

Tembusan BA
M.02.1.6 Daftar yang akan M.02.1.8
Pemusnahan
Penyimpanan Dokumen dimusnahkan, SPT Pemusnahan Dokumen Berkas
Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Seksi Penyimpanan dan Peminjaman
Dokumen – PPDDP; Sekretariat Jenderal
Dokumen – PPDDP; Kemenkeu
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan
M.02.1.7 Dokumen - KPDDP Dokumen - KPDDP
Pengembalian Dokumen Ke KPP

Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen Arsip


– PPDDP; BA Pemusnahan Berkas
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP SPT, SPT,
Seksi Pelayanan - KPP Data penyimpanan, Data peminjaman
Salinan SPT

SPT,
Daftar SPT yang Dikembalikan
Surat Permohonan Peminjaman Berkas,
Surat Tugas peminjaman berkas SPT,
M.02.2
Surat Tugas pengembalian berkas SPT, M.02.1.9 KPP
Pengelolaan SPT di KPP
SPT, Surat permohonan
Peminjaman dan Permintaan Salinan
permintaan salinan
Dokumen
Salinan SPT,
Seksi Penyimpanan dan Peminjaman
Berita Acara Pemberian Data dan Informasi
Daftar Data dan Informasi yang diminta, Dokumen - PPDDP;
Surat Tugas Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan
Dokumen - KPDDP
Itjen
Itjen
SPT,
BA serah terima berkas SPT,
Tanda terima pengembalian berkas SPT/ M.02.2
BA Penolakan Berkas, Pengelolaan SPT di KPP
Surat pengantar pengiriman salinan,
Salinan SPT

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 259


M.02.1.1
PELAKSANAAN URUSAN LOGISTIK

Level 5

M.01 SE-05/PJ/2015, DPC21-0019, DDP20-0025


Penerimaan SPT

M.02.1.1.2 Daftar Logistik


Data SPT
Pengiriman Logistik Pengemasan yang Diserahkan,
yang harus
Resi Pengiriman
dikemas
SE-05/PJ/2015
Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP;
Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP
M.02.1.1.1 Logistik
Penambahan Logistik Pengemasan pengemasan
M.02.1.2
Pengemasan
Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen –
PPDDP;
Data pengiriman Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP
kemasan
SE-05/PJ/2015, DPC21-0011, DPC21-0012
DDP20-0006, DDP20-0014
M.02.1.3
Transportasi Dokumen dan Daftar Logistik
Penerimaan M.02.1.1.3
Pengantaran Logistik Pengemasan yang Diserahkan

Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP;


Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 260


M.02.1.3
TRANSPORTASI DOKUMEN DAN PENERIMAAN

Level 4

M.02.1.3.1 M.02.1.1
Pengambilan Kemasan Pelaksanaan Urusan Logistik

Seksi Pengumpulan dan Penerimaan


Dokumen – PPDDP; Kemasan SPT Tersegel
Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP

SE-43/PJ/2014, SE-05/PJ/2015,
Data pengiriman kemasan
Data SPT yang KPP30-0111
M.02.1.2 telah dikemas,
Kemasan SPT, M.02.1.4
Pengemasan Kemasan SPT,
Daftar Isi Kemasan Pemilahan dan Pemindaian
Daftar Isi Kemasan M.02.1.3.2 kemasan SPT dan
Daftar isi Kemasan,
Pengiriman Kemasan
Resi Pengiriman

Seksi Pelayanan – KPP


SE-43/PJ/2014, SE-05/PJ/2015

Informasi persediaan
M.02.1.4 M.02.1.3.3
SPT di bagian Pemilahan,
Pemilahan dan Pemindaian Penerimaan Kemasan
Permintaan kemasan SPT

Seksi Pengumpulan dan Penerimaan


Dokumen – PPDDP;
Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 261


M.02.1.3.1
PENGAMBILAN KEMASAN

Level 5

SE-04/PJ/2015, SE-05/PJ/2015

M.02.1.2 M.02.1.3.1.1
Data SPT yang telah dikemas
Pengemasan Penugasan Pengambilan Kemasan SPT

Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP


Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP

Daftar Penugasan Pengambilan Kemasan,


Daftar Kemasan akan diangkut,
Surat Tugas pengambilan kemasan

DPC21-0003, DPC21-0013, DPC21-0014,


DDP20-0008, DDP20-0012

Kemasan SPT, M.02.1.3.1.2 Kemasan SPT M.02.1.3.3


Daftar Isi Kemasan Pengambilan Kemasan SPT Tersegel Penerimaan Kemasan

Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP


Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 262


M.02.1.3.3
PENERIMAAN KEMASAN

Level 5 SE-05/PJ/2015, DPC21-0004,


DPC21-0017, DDP20-0002,
DDP20-0023

M.02.1.3.1 Kemasan SPT M.02.1.3.3.1 Kemasan/ segel rusak,


Pengambilan Kemasan Tersegel Penerimaan Kemasan SPT Daftar Isi Kemasan

Seksi Pengumpulan dan Penerimaan


Dokumen – PPDDP;
Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP
DPC21-0005, DDP20-0013

Kemasan SPT Tersegel, M.02.1.3.3.2


Daftar Isi Kemasan Penghitungan Ulang Isi Kemasan

Seksi Pengumpulan dan Penerimaan


Dokumen – PPDDP;
Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP
DPC21-0006, DDP20-0005

M.02.1.3.3.3 Kemasan SPT Tersegel,


M.02.1.3.2 Kemasan SPT,
Daftar Isi Kemasan,
Penyimpanan Kemasan Sementara Daftar Isi Kemasan Tidak Lengkap,
Pengiriman Kemasan di Gudang Pengumpulan dan
Resi Pengiriman Daftar Kemasan Tidak Lengkap
Penerimaan Dokumen

Seksi Pengumpulan dan Penerimaan M.02.1.1


Dokumen – PPDDP; Data pengiriman kemasan Pelaksanaan Urusan
Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP Logistik

Kemasan SPT Tersegel,


Daftar Isi Kemasan

DPC21-0007, DDP20-0003 DPC21-0008, DDP20-0016

M.02.1.4 Informasi persediaan


M.02.1.3.3.4 M.02.1.4
Pemilahan dan SPT di bagian Pemilahan, Kemasan SPT, M.02.1.3.3.5 Kemasan SPT,
Permintaan kemasan SPT Pengajuan Kemasan Pemilahan dan
Pemindaian Daftar Isi Kemasan Persetujuan Pengajuan Kemasan Daftar Isi Kemasan
Pemindaian
Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Seksi Pengumpulan dan Penerimaan
Dokumen – PPDDP; Dokumen – PPDDP;
Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 263


M.02.1.4
PEMILAHAN DAN PEMINDAIAN
Level 4

M.02.1.3
DPC31-0001, DPC32-0053, Informasi persediaan SPT di bagian Pemilahan,
Transportasi Dokumen dan
DPC31-0006, DDP20-0007 Permintaan kemasan SPT
Penerimaan
M.02.1.3
Kemasan SPT, M.02.1.4.1
Transportasi Dokumen dan
Daftar Isi Kemasan Pemilahan
Penerimaan Berkas fisik SPT yang
Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP; M.02.1.7
Dikembalikan,
Pengembalian Dokumen Ke
Seksi Verifikasi Dokumen - KPDDP Daftar Rekapitulasi SPT Fisik
KPP
yang dikembalikan
Kemasan SPT

DPC31-0009, DDP30-0011
DPC31-0009, DDP30-0010
M.02.1.4.2
Penyimpanan Kemasan M.02.1.4.4
Sementara di Gudang Penyimpanan Kemasan Sementara
Pemindaian di Gudang Repacking
Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP;
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP;
Dokumen - KPDDP Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan
Dokumen - KPDDP

Kemasan SPT Fisik SPT Fisik SPT

DPC31-0007, DPC31-0008, M.02.1.6


DPC31-0002, DDP30-0003 DDP30-0027 Kemasan SPT Penyimpanan Dokumen

M.02.1.4.3 M.02.1.4.5
Pemindaian Recpacking

Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP; Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP;


Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan
Dokumen -KPDDP Dokumen -KPDDP

Image SPT
Image SPT B
Pelayanan

DPC31-0003, DDP30-0019 Tidak ada SOP Image SPT


DMS

M.02.1.4.6 M.02.1.4.8 Image SPT G


Image yang lolos validasi
Validasi Image Transfer Image Pengawasan

Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP; Seksi Pemeliharaan dan


Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Pelayanan Dokumen -
Dokumen -KPDDP Image yang tidak KPDDP N
lolos validasi Pengolahan Data Pihak
Image SPT
Ke-3

DPC31-0005, DPC31-0006, Image yang lolos validasi Image SPT I


DDP30-0018 Pemeriksaan

M.02.1.4.7
Quality Control Hasil Pemindaian
M.02.1.5
(QC)
Perekaman dan Transfer
Data
Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP;
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Daftar nominatif SPT
yang dikembalikan
Dokumen -KPDDP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 264


M.02.1.5
PEREKAMAN DAN TRANSFER DATA

Level 4

By System

M.02.1.4
M.02.1.5.1
Pemilahan dan Image SPT
Pemindaian Recognition
Seksi Perekaman dan
Transfer Data - PPDDP
DPC22-0007

M.02.1.5.4
Data SPT Image dan Data SPT
Balance sample QA
Quality Assurance
SPT Balance
Seksi Penyimpanan dan
Peminjaman Dokumen -
PPDDP
M.02.1.5.2
Penjaminan Data

Seksi Perekaman dan Image dan Data SPT Image SPT, B


Transfer Data - PPDDP Unbalance Data SPT Pelayanan

DPC32-0007

Image dan G
M.02.1.5.3 Data SPT Balance
Image SPT,
Quality Assurance Data SPT Pengawasan
SPT Unbalance
Seksi Perekaman dan
Transfer Data - PPDDP
Image SPT, N
Data SPT Pengolahan Data Pihak
Image dan Data SPT Ke-3
Unbalance / Balance

DPC32-0009

M.02.1.5.5 Image SPT, Image SPT, I


Pen-Transfer-an Data Data SPT Data SPT Data SPT Pemeriksaan

Image dan Data SPT Seksi Perekaman dan


Balance Transfer Data - PPDDP
DMS

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 265


M.02.1.5.2
PENJAMINAN DATA

Level 5

DPC32-0002

M.02.1.5.1 M.02.1.5.2.1
Image SPT dan
Recognition Completion
Data SPT
Seksi Perekaman dan Transfer Data - Image SPT dan Data
PPDDP SPT Hasil Completion

Image SPT dan Data


SPT yang Dieskalasi

DPC32-0004, DPC32-0050

M.02.1.5.2.2
Supervisi M.02.1.5.4
Image dan Data SPT
Quality Assurance SPT
Balance sample QA
Seksi Perekaman dan Transfer Data - PPDDP Balance

By System

Image SPT dan Data M.02.1.5.2.3 Image dan Data SPT M.02.1.5.5
SPT Hasil Supervisi Pengecekan Balance Unbalance Balance Transfer Data

Seksi Perekaman dan Transfer Data - PPDDP

M.02.1.5.3
Image dan Data SPT
Quality Assurance SPT
Unbalance
Unbalance

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 266


M.02.1.6
PENYIMPANAN DOKUMEN

Level 4 SPT,
M.02.1.9
data penyimpanan, Peminjaman dan
Salinan SPT Permintaan salinan
Dokumen

M.02.1.4 M.02.1.6.1 M.02.1.8


Kemasan SPT Daftar yang akan
Pemilahan dan Pemusnahan Dokumen
Penyimpanan Kemasan dimusnahkan, SPT
Pemindaian

Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Daftar rekapitulasi SPT M.02.1.7


Dokumen – PPDDP; yang dikembalikan, Pengembalian Dokumen
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan SPT yang dikembalikan ke KPP
Dokumen - KPDDP

Kemasan SPT
KPDDP30-0008

DPC22-0008, DDP30-0021
M.02.1.6.4
M.02.1.6.2 Penanganan Dokumen Hilang
SPT, BA hilang/
Stock Opname SPT ditemukan
M.02.1.9 data peminjaman
Seksi Penyimpanan dan Peminjaman
Peminjaman dan Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP;
Permintaan salinan Dokumen – PPDDP; Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan
Dokumen Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan SPT hilang Dokumen - KPDDP
Dokumen - KPDDP

BA dan Laporan Hasil Stock Opname

DPC22-0017 DPC31-0004, DDP30-0008

M.02.1.6.5
M.02.1.6.3
SPT ditemukan Penanganan Penemuan Dokumen
Penanganan Masalah BA penemuan,
Hilang
laporan penemuan,
Seksi Pemindaian – PPDDP; SPT ditemukan
Seksi Penyimpanan dan Peminjaman
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan
Dokumen – PPDDP;
Dokumen - KPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan
Dokumen - KPDDP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 267


M.02.1.6.1
PENYIMPANAN KEMASAN

Level 5
M.02.1.4
Kemasan SPT
Pemilahan dan Pemindaian

M.02.1.6.4 BA hilang/
DPC22-0001, DDP30-0012
Penanganan Dokumen Hilang SPT ditemukan

M.02.1.6.1.1
Penerimaan Kemasan SPT untuk Disimpan

M.02.1.6.5 BA penemuan,
Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP;
Penanganan Penemuan laporan penemuan,
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen - KPDDP
Dokumen Hilang SPT ditemukan

Kemasan SPT

DPC22-0002, DDP30-0012

M.02.1.6.1.2
Pemeriksaan Kemasan SPT

Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP;


Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen - KPDDP

M.02.1.9
Kemasan SPT SPT,
Peminjaman dan Permintaan
data penyimpanan
salinan Dokumen

DPC22-0003, DDP30-0015

M.02.1.6.1.3 M.02.1.6.2
Kemasan SPT
Penyimpanan Kemasan SPT Stock Opname

SPT, Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP;


data peminjaman Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen - KPDDP

M.02.1.9
Peminjaman dan Permintaan
salinan Dokumen Daftar yang akan M.02.1.8
dimusnahkan, SPT Pemusnahan Dokumen

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 268


M.02.1.7
PENGEMBALIAN DOKUMEN KE KPP

Level 4

SE-05/PJ/2015,
DPC21-0018, DPC21-0020,
DDP20-0004, DDP20-0026, KPP30-0109

M.02.1.7.1
Daftar SPT yang Dikembalikan ke KPP,
Pengiriman SPT yang Dikembalikan
berkas fisik SPT dalam amplop tersegel
ke KPP
Seksi Pengumpulan dan Penerimaan
Dokumen – PPDDP;
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
Berkas fisik SPT yang Seksi Pelayanan - KPP
M.02.1.4 Dikembalikan,
Pemilahan dan Pemindaian Daftar Rekapitulasi SPT Fisik
yang dikembalikan

DPC21-0009, DPC21-0010, DPC21-


0015, DDP20-0004, DDP20-0010,
DDP20-0011, KPP

M.02.1.7.2 Daftar SPT yang Dikembalikan ke KPP,


Penghantaran SPT yang berkas fisik SPT dalam amplop tersegel
Dikembalikan ke KPP

Seksi Pengumpulan dan Penerimaan


Dokumen – PPDDP;
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
Seksi Pelayanan - KPP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 269


M.02.1.9
PEMINJAMAN DAN PERMINTAAN SALINAN DOKUMEN

SE-35/PJ/2014,
DPC22-0005, DDP30-0004

M.02.2 Surat Permohonan Peminjaman Berkas, M.02.1.9.1 M.02.1.5


Surat Tugas peminjaman berkas SPT Data peminjaman
Pengelolaan SPT di KPP Peminjaman Dokumen Penyimpanan Dokumen

Seksi Penyimpanan dan Peminjaman


Dokumen - PPDDP; SPT,
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan BA serah terima
Dokumen - KPDDP berkas SPT
SPT,
data penyimpanan Data peminjaman

SE-35/PJ/2014, SPT
DPC22-0006, DDP30-0013
Tanda terima
Surat Tugas M.02.1.9.2 pengembalian
pengembalian berkas SPT, berkas SPT/ M.02.2
Pengembalian Dokumen yang Pengelolaan SPT di KPP
SPT Dipinjam BA Penolakan
Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Berkas
Dokumen – PPDDP;
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan
Dokumen - KPDDP

Surat permohonan SE-35/PJ/2014,


permintaan salinan DPC22-0027, DDP30-0016
Surat pengantar
pengiriman salinan,
M.02.1.5 Salinan SPT M.02.1.9.3 Salinan SPT
Penyimpanan Dokumen Permintaan Salinan Dokumen

Seksi Penyimpanan dan Peminjaman


Daftar Data dan Informasi yang diminta, Dokumen – PPDDP; Salinan SPT,
Surat Tugas Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Berita Acara Pemberian Data dan Informasi
Dokumen - KPDDP
Itjen

Itjen

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 270


M.02.2
PENGELOLAAN SPT DI KPP

Level 3
Tembusan BA
Pemusnahan Berkas,
KPP30-0009, KPP30-0093, Daftar Pertelaan Arsip
KPP30-0094
PER-26/PJ/2012, SE-55/PJ/
2012, PER-2/PJ/2011 jo. PER- Sekretariat Jenderal
21/PJ/2013 Kemenkeu

M.01 SPT Kertas, M.02.2.1 B


Data Data SPT
Penerimaan SPT e-SPT Perekaman Isi SPT Layanan Administrasi
SPT
G
SEKSI PDI, SEKSI Pengawasan
PELAYANAN
H
SPT Kertas, Verifikasi
e-SPT
I
SPT LB
Pemeriksaan

KPP30-0028 N
SE-25/PJ.113/1994
Pengolahan Data Pihak
Ketiga

M.02.2.2 SPT Kertas, M.02.2.5


Penyimpanan SPT e-SPT E
Pemusnahan SPT
Non Keberatan
Surat Tugas,
Surat Perintah
Peminjaman Berkas SEKSI PELAYANAN SEKSI PELAYANAN
dari Pengadilan Pajak

Pengadilan Pajak

D
KPP00-0034, KPP50-0015 SPT, Salinan SPT
Keberatan
SPT

E
M.02.2.3 Surat Permohonan Peminjaman Berkas,
Non Keberatan Formulir Peminjaman Pengadilan
Surat Tugas Peminjaman Berkas SPT,
Dokumen Peminjaman SPT Pajak
Surat Permohonan Permintaan Salinan

H M.02.1
Verifikasi Pengelolaan SPT Kertas di
SPT, Surat Pengantar Pengiriman,
SEKSI PELAYANAN Formulir Peminjaman Dokumen, Salinan SPT
UPDDP
K
Penyidikan
D
S SPT, Formulir Keberatan
Litigasi Peminjaman Dokumen
KPP00-0034, KPP50-0015 Surat Tugas Pengembalian
Berkas SPT, SPT E
M.02.1 Non Keberatan
SPT, BA serah terima
Pengelolaan SPT Kertas di berkas SPT, Salinan SPT
Tanda Terima
UPDDP Pengembalian M.02.2.4 Tanda Terima
Berkas SPT/ BA Pengembalian SPT Pengembalian Berkas K
Penolakan Berkas Penyidikan
I ND Peminjaman
Pemeriksaan Berkas Wajib Pajak
ND Pengembalian Berkas SEKSI PELAYANAN S
Wajib Pajak, SPT Litigasi

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 271


Gambar Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga
N
PROSES BISNIS PENGOLAHAN DATA PIHAK KETIGA

Level 1
Surat Permintaan Data Eksternal
Data dan Informasi
Surat Klarifikasi Data Eksternal &
Permintaan Data Bukti Pendukungnya
Surat Pemberitahuan Kelengkapan
Pihak ke-3 Data & Informasi
(ILAP)

Data dan Informasi Surat Pemberitahuan Tidak Pihak ke-3


Disampaikannya Data Eksternal (ILAP)
Permintaan Data

Usulan Penetapan
Negara
Mitra P3B
N.01 PMK,
AA.
Laporan Hasil Pencarian Data
Pembangunan Usulan Penetapan PMK Kerjasama Pihak
W. Kebijakan Kebutuhan Data Register Ketiga
Regulasi Data Eksternal Penerimaan Data Eksternal,
KPDJP, Kanwil, Laporan Transfer
KPP, KPDE Data Eksternal

A.
Alket Ikhtisar
Registrasi N.03 Hasil Analisa
Pengawasan W.
Laporan Pengolahan
Alket, Data Data Eksternal
Regulasi
D. Permohonan Peminjaman,
Keberatan S. Pengantar Pengembalian, Permohonan KPDJP, Kanwil,
& Dokumen Fisik Peminjaman, KPP, KPDE
Pengantar
Pengembalian, Data dan Informasi
& Dokumen
E. Fisik
Alket
Non Keberatan

Data dan Informasi

F. Register
Alket Tanggapan Pemanfaatan Pihak ke-
Ekstensifikasi Permohonan, 3 (ILAP)
Data
Basis data, Pengantar
Berkas Data Pengiriman&
Dokumen Data dan Informasi
Fisik,
G. Pemberitahuan
Alket
Pengawasan Dok. Fisik Negara
Belum lengkap Mitra P3B

I. Data belum F.
Alket ber-NPWP Ekstensifikasi
Pemeriksaan

R. G.
Hubungan Alket Data ber-NPWP
Pengawasan
Masyarakat

I.
U. Data ber-NPWP
Alket Pemeriksaan
Penilaian

K. L.
N.02 Data ber-NPWP
Penagihan
Pemeriksaan
Bukper dan
Alket Pemanfaatan
Penyidikan Data Data ber-NPWP,
Tanggapan Permohonan,
S. Pengantar Pengiriman& D.
KPDJP, Kanwil, KPP Dokumen Fisik, Keberatan
L. S. Pemberitahuan
Alket Dokumen Fisik Belum lengkap
Penagihan

Data ber-NPWP
E.
O. Non Keberatan
Intelijen Alket
Perpajakan
K.
M. Pemeriksaan
Data ber-NPWP
Pengolahan Data SPT Bukper dan
SPT Penyidikan

Tanggapan Permohonan,
S. Pengantar Pengiriman&
Permohonan Peminjaman, S.
S. S. Pengantar Pengembalian,
Dokumen Fisik,
S. Pemberitahuan Litigasi
Litigasi & Dokumen Fisik
Dokumen Fisik Belum lengkap

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 272


N.01
Pembangunan Data
Surat Pemberitahuan
Level 2
Kelengkapan Data & Informasi

Surat Klarifikasi Data &


SE-10/PJ/2015 Bukti Pendukungnya
N.01.4 SE-10/PJ/2015
Data dan Informasi Pengolahan Data N.01.5
Dokumen Fisik &
Eksternal Pengarsipan /
Media Elektronik
Penyimpanan
Data Eksternal Pihak ke-3 (ILAP
KPDE PMK/Non PMK)
Data Teridentifikasi &
Tidak Terdentifikasii KPDE
Surat Permintaan
Klarifikasi Data &
Pihak ke-3 Bukti Pendukungnya
(ILAP PMK)
Data & Informasi

Data dan Informasi SE-10/PJ/2015 Surat Permintaan Data Eksternal


Pihak ke-3 Data dan Informasi Usulan Penetapan W.
(ILAP Non
PMK) (Non PMK) N.01.1 PMK, Regulasi
Pencarian Data Laporan Hasil Pencarian Data
Data dan Informasi Permohonan Peminjaman,
Surat Klarifikasi Data &
Bukti Pendukungnya S. Pengantar Pengembalian,
Negara & Dokumen Fisik
Mitra P3B KPP, Kanwil,
KPDJP Data & Informasi
Register
Kebijakan Kebutuhan Penerimaan Data Eksternal,
Laporan Transfer
Data Eksternal
Data Eksternal
SE-10/PJ/2015

W. N.01.3 N.02
Regulasi Basis Basis data
Penyandingan Pemanfaatan
Data
Data Data

A. KPDJP
Alket
Registrasi Register
Penerimaan Data Eksternal

D.
Alket
Keberatan N.03
Pengawasan
Data
E.
Non Keberatan Alket

F. Alket
Ekstensifikasi SE-10/PJ/2015

G. Alket N.01.2
Data
Pengawasan Produksi Data

KPP, Kanwil,
I. KPDJP
Alket
Pemeriksaan

R.
Hubungan Alket
Masyarakat

U.
Alket
Penilaian

K.
Pemeriksaan
Bukper dan Alket
Penyidikan

L.
Alket
Penagihan

O.
Intelijen Alket
Perpajakan

M. Data SPT
Pengolahan SPT

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 273


N.01.1
Pencarian Data

Level 3

Kebijakan Keb. Data Eksternal SE-10/PJ/2015 Surat Permintaan Data Eksternal

Data dan Informasi Surat Klarifikasi Data &


N.01.1.1 Bukti Pendukungnya
Pihak ke-3 Data dan Informasi
(ILAP PMK) (Non PMK) Pencarian Data Data & Informasi Pihak ke-3
Dalam Negeri (ILAP PMK)
Permintaan Usulan Penetapan PMK, AA.
Klarifikasi Data KPP, Kanwil, Laporan Hasil Kerjasama Pihak
KPDJP Pencarian Data
Ketiga
Pihak ke-3
(ILAP Non
PMK) N.03
Register
Penerimaan Data Eksternal
Pengawasan
Data
N.01.4
Pengolahan Data
Eksternal N.02
Data dan Informasi Pemanfaatan
Data

SE-10/PJ/2015

N.01.1.2 N.01.4
Data dan Informasi Pencarian Data Data dan Informasi Pengolahan Data
Luar Negeri Eksternal
Negara
Mitra P3B
KPDJP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 274


N.01.1.1
Pencarian Data Dalam Negeri

Level 4

Kebijakan
W. Kebutuhan
Data
SE-10/PJ/2015 Surat Permintaan Data Eksternal
Regulasi
Eksternal

AA. Pihak ke-3


Pencarian Data (ILAP )
Kerjasama Pihak MoU
ke ILAP
Ketiga
Usulan Penetapan PMK, AA.
Laporan Hasil Pencarian Kerjasama Pihak
KPP,Kanwil, Ketiga
Data
KPDJP

Data dan Informasi

Data dan
SE-10/PJ/2015 SE-10/PJ/2015 SE-10/PJ/2015
Informasi

Pihak ke-3 Data dan Data dan Penggandaan Data dan N.01.4
(ILAP Non Informasi Informasi Informasi
Penerimaan Data Penelitian Data dan Pengiriman (ILAP PMK)
Pengolahan Data
PMK ) (ILAP PMK) (ILAP PMK)
Data Eksternal

Data dan Kanwil Kanwil Kanwil


Informasi
Data yang perlu
Pihak ke-3 diklarifikasi N.02
Data dan
(ILAP PMK ) Informasi Pemanfaatan
(ILAP Non PMK)
Data

N.03
Register
Penerimaan Data Eksternal
Pengawasan
Data

SE-10/PJ/2015

N.01.4
Permintaan Surat Klarifikasi Data &
Pengolahan Data Klarifikasi Data
Klarifikasi Data Bukti Pendukungnya
Eksternal
Pihak ke-3
(ILAP)
Kanwil

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 275


N.01.2
Produksi Data

Level 3

A.
Alket
Registrasi

D. Alket
Keberatan

SE-10/PJ/2015

N.01.2.1
E.
Alket Produksi Data dan Pengolahan
Non Keberatan
Hasil Produksi Data
Sehubungan dengan Tugas
dan Fungsi

L. KPDJP, Kanwil, KPP


Alket
Penagihan
Data Teridentifikasi Basis
& Valid Data

F. Alket SE-10/PJ/2015
Ekstensifikasi

N.01.2.1
Produksi Data dan Pengolahan
Hasil Produksi Data
G. Sehubungan dengan dengan
Pengawasan Alket
Data dari Media Massa

KPDJP, Kanwil, KPP

I. Alket
Pemeriksaan Alket

O.
Intelijen Alket
Perpajakan

K. Alket
Pemeriksaan
Bukper dan
Penyidikan Alket

R.
Hubungan Alket
Masyarakat

U.
Penilaian Alket

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 276


N.01.2.1
Produksi Data dan Pengolahan Hasil Produksi Data
Sehubungan dengan Tugas dan Fungsi

Level 4

A.
Alket SE-10/PJ/2015
Registrasi

Identifikasi Data
D. Alket
Keberatan KPDJP, Kanwil,
KPP

Data Teridentifikasi
E.
Alket
Non Keberatan
SE-10/PJ/2015

L. Perekaman Data
Penagihan Alket

KPDJP, Kanwil,
KPP

F.
Alket
Ekstensifikasi Data Teridentifikasi

G. SE-10/PJ/2015
Pengawasan Alket

Data Teridentifikasi Basis


Validasi Data & Valid Data

I. Alket KPDJP, Kanwil,


Pemeriksaan KPP

Dokumen Produksi Data

O.
Intelijen Alket
Perpajakan SE-10/PJ/2015

K.
Penyimpanan
Pemeriksaan
Alket Berkas Data
Bukper dan
Penyidikan
KPDJP, Kanwil,
KPP

R.
Hubungan Alket
Masyarakat

U.
Penilaian Alket

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 277


N.01.2.2
Produksi Data dan Pengolahan Hasil Produksi Data
Sehubungan dengan Data dari Media Massa

Level 4

I.
Alket SE-10/PJ/2015
Pemeriksaan

Identifikasi Data
K.
Pemeriksaan Alket
Bukper dan KPDJP, Kanwil,
Penyidikan KPP

Data Teridentifikasi

SE-10/PJ/2015

Perekaman Data

KPDJP, Kanwil,
KPP

Data Teridentifikasi

SE-10/PJ/2015

Data Teridentifikasi Basis


Validasi Data & Valid Data

KPDJP, Kanwil,
KPP

Dokumen Produksi Data

SE-10/PJ/2015

Penyimpanan
Berkas Data

KPDJP, Kanwil,
KPP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 278


N.01.4
PENGOLAHAN DATA EKSTERNAL

Level 3

SE-10/PJ/2015 SE-10/PJ/2015

N.01.4.1 N.01.4.2 Surat Pemberitahuan


Data dan Kelengkapan
Informasi Pengumpulan / Data dan Informasi Penelitian / Data & Informasi
Penerimaan Data Pemilahan

Pihak ke-3
KPDE KPDE
(ILAP PMK) Pihak ke-3
(ILAP
Data dan PMK)
Informasi Dokumen Elektronik
N.01.1 Data yang Perlu
Dokumen Fisik
Pencarian Data Diklarifikasi

SE-10/PJ/2015 SE-10/PJ/2015

N.01.4.4 Data yang Perlu N.01.4.3 Surat Klarifikasi Data &


Pemindaian Diklarifikasi Klarifikasi Bukti Pendukungnya

Surat Permintaan N.01.1


KPDE KPDE Klarifikasi Data & Pencarian Data
Bukti Pendukungnya

Tanggapan Permohonan, Dokumen Fisik &


N.02 S. Pengantar Pengiriman & Dokumen Elektronik
Data yang Perlu
Pemanfaatan Dokumen Fisik, Diklarifikasi
S. Pemberitahuan Dokumen
Data
Fisik Belum lengkap
SE-10/PJ/2015 SE-10/PJ/2015

N.02
N.01.4.6 Dokumen N.01.4.5 Permohonan Peminjaman,
Elektronik S. Pengantar Pengembalian, Pemanfaatan
Identifikasi Data Perekaman
& Dokumen Fisik Data

KPDE KPDE

Data Teridentifikasi &


Dokumen Fisik N.01.5
& Media Elektronik
Tidak Teridentifikasi Pengarsipan /
Media Elektronik
Penyimpanan Data
Eksternal
SE-10/PJ/2015

N.01.4.7
Register Penerimaan N.03
Transfer Data
Data Eksternal Pengawasan
Laporan Transfer
Data Eksternal Data
KPDE

Basis
Data Teridentifikasi & Tidak Teridentifikasi
Data

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 279


N.01.4.1
PENGUMPULAN / PENERIMAAN DATA

Level 4

SE-10/PJ/2015
Dokumen Elektronik
secara online N.01.4.2
Dokumen Fisik &
Penelitian /
Dokumen Fisik Dokumen Elektronik
Penerimaan dan Pemilahan
Pengumpulan Data
Dokumen Elektronik Eksternal
dalam Media Elektronik N.03
Pihak ke-3 Register Penerimaan
Pengawasan
(ILAP PMK) Data Eksternal,
Data
KPDE

Dokumen Fisik Dokumen Fisik &


Dokumen Elektronik

Dokumen Elektronik
dalam Media Elektronik
SE-10/PJ/2015

N.01.1
Pencarian Data N.01.5
Back Up Data Media Elektronik Pengarsipan /
Eksternal Penyimpanan Data
Eksternal

KPDE

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 280


N.01.4.6
IDENTIFIKASI DATA

Level 4

Basis Data

Data Teridentifikasi

SE-10/PJ/2015 SE-10/PJ/2015

N.01.4.5 Data Matching & Data Belum Data Tidak N.01.4.7


Data Data Aging
Perekaman Identifikasi Teridentifikasi Teridentifikasi Transfer Data

KPDE KPDE

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 281


N.01.5
PENGARSIPAN / PENYIMPANAN DATA EKSTERNAL

Level 3

SE-10/PJ/2015

N.01.4.5 Dokumen Fisik Pengemasan


Perekaman Dokumen Fisik

KPDE

SE-10/PJ/2015

Penyimpanan
Media
Dokumen & Media
Elektronik
Elektronik

N.01.4.1
Pengumpulan / KPDE
Penerimaan Data Dokumen Fisik &
Media Elektronik

SE-10/PJ/2015 Tempat
Penyimpanan

Dokumen Fisik & Pemeliharaan Data


Media Elektronik Eksternal

Tempat
KPDE
Penyimpanan

Dokumen Fisik

SE-10/PJ/2015

Pemusnahan
Dokumen

KPDE

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 282


N.02
Pemanfaatan Data

Level 2

Data belum F.
SE-10/PJ/2015
ber-NPWP Ekstensifikasi
N.02.1
Pemanfaatan Data
Data ber-NPWP G.
Basis data untuk Analisis
Pengawasan
pemetaan risiko dan
penggalian potensi

Kanwil, KPP I.
Data ber-NPWP
Pemeriksaan

D.
Data ber-NPWP
Keberatan
SE-10/PJ/2015

N.02.2
Pemanfaatan Data E.
Basis data Data ber-NPWP
untuk Penegakan Non Keberatan
Hukum

Kanwil, KPP Data ber-NPWP L.


Penagihan

K.
Data ber-NPWP Pemeriksaan Bukper
SE-10/PJ/2015 dan Penyidikan

Register Pemanfaatan Data N.03


N.01 N.02.3 Pengawasan Data
Pembangunan Basis data Pemanfaatan Data
Data untuk Pertukaran Data

Data dan Informasi


KPDJP
Permintaan Data Pihak ke-
3 (ILAP)

Pihak ke-
3 (ILAP)
SE-10/PJ/2015 Negara
Permintaan Data Mitra P3B

N.02.4
Basis data Pemanfaatan Data W.
Negara
untuk Penyusunan Data dan Informasi Regulasi
Mitra P3B
Kebijakan

KPDJP

SE-10/PJ/2015

N.02.5
Basis data
Akses Data

KPDJP, Kanwil, KPP

Berkas Data SE-10/PJ/2015


Surat Tanggapan Permohonan Dokumen Fisik / N.01
Surat Pengantar Pengiriman & Dokumen Fisik
Permohonan Peminjaman Dokumen Fisik Pembangunan Data
Surat Pemberitahuan Dokumen Fisik
Surat Pengantar Pengembalian Dokumen Fisik N.02.6 Belum Lengkap
& Dokumen Fisik Pelayanan
Peminjaman dan Surat Tanggapan Permohonan Dokumen Fisik /
Pengembalian Surat Pengantar Pengiriman & Dokumen Fisik
Dokumen Data Surat Pemberitahuan Dokumen Fisik S.
Permohonan Peminjaman Dokumen Fisik Eksternal Belum Lengkap Litigasi
S.
Surat Pengantar Pengembalian Dokumen Fisik
Litigasi & Dokumen Fisik
Surat Tanggapan Permohonan Dokumen Fisik / D.
KPDE Surat Pengantar Pengiriman & Dokumen Fisik Keberatan
Permohonan Peminjaman Dokumen Fisik Surat Pemberitahuan Dokumen Fisik
D. Surat Pengantar Pengembalian Dokumen Fisik Belum Lengkap
Keberatan & Dokumen Fisik

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 283


N.03
Pengawasan Data

Level 2

Surat Pemberitahuan Tidak


SE-10/PJ/2015 Disampaikannya Data Eksternal
Laporan Transfer
Data Eksternal N.03.1
N.01 Pengawasan Pihak ke-3
Pembangunan Pembangunan Laporan Pengolahan (ILAP)
Data Register Data Data Eksternal
Penerimaan
Data Eksternal
KPDJP, Kanwil, Ikhtisar
KPP, KPDE Hasil Analisa

W.
Regulasi

SE-10/PJ/2015

N.03.2
N.02 Register
Pengawasan Ikhtisar
Pemanfaatan Pemanfaatan
Pemanfaatan Hasil Analisa
Data Data
Data

Kanwil, KPDJP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 284


Gambar Proses Bisnis Hubungan Masyarakat
R
PROSES BISNIS KEHUMASAN

Level 1
C
C Rekomendasi Pencabutan Bank TP Perjanjian/Dokumen Kerjasama
PEMBAYARAN
PEMBAYARAN

Permohonan Data Pihak ke-3 Q


Belum ada MoU Informasi, MoU
EDUKASI

PIHAK KE-3
N
(ILAP) R.02
MoU PENGOLAHAN DATA
Kegiatan Kehumasan PIHAK KETIGA
Info Pemberitaan
Kontrak/Perjanjian/Pembatalan/
MEDIA MASSA Dokumen Kerjasama/Informasi
KPP, Kanwil, Dit. P2Humas,

Permintaan Kerjasama
Laporan INSTITUSI/
Permintaan Laporan Layanan Informasi
Monitoring/ DATA PIHAK
Kerjasama/ Hasil Humas & Produk Evaluasi KE-3
INSTITUSI Permintaan Rencana
Tanggapan Kerja
R.01
R.04
Peraturan Rencana Kerja
KEBIJAKAN Monitoring Dan Evaluasi
Kehumasan dan
Kehumasan Serta
Pengaduan
Permintaan Data Pengelolaan Pengelolaan Pengaduan WAJIB PAJAK /
Kerjasama Kanwil, Dit. P2Humas Pengaduan MASYARAKAT
Kanwl, Dit. P2Humas
Rencana
Peraturan/
Kerja R.03
Informasi Informasi/
Pengelolaan Produk
Informasi Pengaduan Pengaduan dan Jawaban Pengaduan/
WAJIB PAJAK / Survey Perpajakan
MASYARAKAT Pelaksanaan KEBIJAKAN
Sosialisasi/Survey
KP2KP,KPP, KLIP, Kanwil,
Dit. P2 Humas dan Unit Data Pengaduan P
Eselon II lainnya IDLP INTELIJEN PERPAJAKAN
Permintaan
Survey/Sosialisasi Data Pengaduan AD
Kode Etik SUMBER DAYA
INTERNAL dan Disiplin MANUSIA
DJP

Hasil Sosialisasi/Survey
Perpajakan
INTERNAL DJP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 285


R.01
RENCANA KERJA

Level 2
KPI41-0002, KPI41-0003, KPI41-0004, dan
KPI41-0005
R.01.1
KEBIJAKAN
Peraturan Rencana MoU
Seksi Kerjasama DN- Dit. P2Humas

Permintaan Kerjasama/ KWL13-0004


Permintaan Tanggapan R.02
R.01.2 Rencana KEGIATAN
Membentuk Tim Pengaduan Kerja KEHUMASAN
INSTITUSI Subag bantuan Hukum & Pelaporan-Kanwil
Permintaan kerjasama,
KPI43-0001 dan KPI43-0002
R.01.3
Rencana Menerima Kunjungan dari Luar
Seksi Kemitraan WP, Dit. P2Humas
WAJIB PAJAK /
MASYARAKAT

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 286


R.02
KEGIATAN KEHUMASAN

Level 2

C C
Rekomendasi Pencabutan Bank TP Perjanjian/Dokumen Kerjasama
PEMBAYARAN PEMBAYARAN

Permohonan Data
Informasi
Pihak ke-3 Belum ada MoU R.02.1
Kerjasama Perpajakan
PIHAK KE-3 Kontrak/Perjanjian/Pembatalan
Dokumen Kerjasama
Permintaan Kerjasama KPP, Kanwil, Dit. P2Humas
INSTITUSI/DATA
PIHAK KE-3

INSTITUSI Permintaan Kerjasama, N


Permintaan Sosialisasi R.02.2
Informasi, MoU PENGOLAHAN DATA
Kerjasama Perpajakan
Sosialisasi PIHAK KETIGA
Kehumasan MoU
Rencana kerja Kanwil, Dit. P2humas
Kanwil, Dit. P2humas
WAJIB PAJAK / Kanwil, Q
MASYARAKAT Dit. P2humas EDUKASI
Permintaan
Tanggapan

R.01 R.02.3
RENCANA KERJA
Kerjasama Perpajakan Layanan Informasi
Pengelolaan Berita dan Produk
KEHUMASAN DAN
dan Publikasi
PENGADUAN Kanwil, Dit. P2humas WAJIB PAJAK /
Kanwil, Dit. P2humas MASYARAKAT
Info/Pemberitaan Kanwil, Dit. P2Humas
Informasi Pengaduan
Pelanggaran Kode Etik R.04
MONITORING DAN EVALUASI
KEHUMASAN SERTA
MEDIA MASSA PENGELOLAAN PENGADUAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 287


R.02.1
KERJASAMA PERPAJAKAN

Level 3

KWL50-0005
R.02.1.1
Pelaksanaan Nota Kesepahaman (MoU) Kontrak/
Permohonan Data Seksi Hubungan Masyarakat-Kanwil Perjanjian/
Pihak ke-3 Pembatalan
Belum ada MoU Kerjasama
KWL30-0017
INSTITUSI/
R.02.1.2 DATA
PIHAK Pembentukan Bank Data Perpajakan PIHAK KE-3
KE-3 Seksi Bimbingan Kerjasama Perpajakan-Kanwil

KPI13-0001; KPI32-0003
R.02.1.3
R.01 Penerimaan Kunjungan Dan Ijin Magang Mahasiswa
RENCANA KERJA Rencana Seksi Hub. Eksternal, Seksi Dukungan Penyuluhan
-Dit. P2Humas Informasi
KEHUMASAN DAN Kerja
PENGADUAN
KPI42-0001 INTERNAL
DJP
R.02.1.4
Pelaksanaan Asistensi Kunjungan Negara Asing
Permintaan Seksi Kerjasama LN-Dit. P2Humas
Kerjasama

INSTITUSI KPI42-0002 Q
R.02.1.5 MoU
EDUKASI
Pelaksanaan Studi Banding
Seksi Kerjasama LN-Dit. P2Humas

KPI43-0001; KPI43-0002 Layanan


R.02.1.6 Informasi dan
Pelaksanaan Kunjungan Dari dan Ke Pihak Luar Produk
Seksi Kemitraan WP-Dit. P2Humas WAJIB PAJAK /
Permintaan MASYARAKAT
Kerjasama
Laporan Hasil
Wajib Pajak / KWL50-0014 Hubungan Masyarakat
Masyarakat R.02.1.7
Pelaksanaan Penyuluhan dan Peningkatan Citra R.04
Seksi Hubungan Masyarakat-Kanwil Monitoring dan Evaluasi
Kehumasn dan
C SE-101/PJ/2009 – SE-125/PJ/2010 Pengelolaan Pengaduan
PEMBAYARAN
R.02.1.8
Penunjukan Tempat Kerjasama Pembayaran/
Rekomendasi Penghentian PBB Perjanjian/ C
Pencabutan Bank TP Dokumen kerjasama PEMBAYARAN
Seksi PDI-KPP ; Seksi Hubungan Eksternal- Dit.
P2Humas
Penghentian Kerjasama

BANK TP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 288


R.02.1.8
Penunjukan Tempat Kerjasama Pembayaran/
Penghentian PBB

Level 4

KPP20-0015
R.02.1.8.1
Kerjasama Penunjukan TP
Non Elektronik
Seksi PDI-KPP
Permintaan Perjanjian/Dokumen C
Kerjasama Kerjasama PEMBAYARAN
WAJIB PAJAK / SE-101/PJ/2009
MASYARAKAT
R.02.1.8.2
Kerjasama Penunjukan TP Elektronik

Seksi Hubungan Eksternal-Dit. P2Humas

KPP20-0019
R.02.1.8.3
Penghentian Kerjasama Penunjukan TP
Non Elektronik
Seksi PDI-KPP
C Rekomendasi
PEMBAYARAN Penghentian Kerjasama
Penghentian
PMK-167/PMK.03/2007 Kerjasama
R.02.1.8.4
Penghentian Kerjasama Penunjukan TP BANK TP
Elektronik
Seksi Hubungan Eksternal-Dit. P2Humas

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 289


R.02.2
SOSIALISASI KEHUMASAN

Level 3

KPI30-0001, KPI11-0001, KWL50-0006,


KPI33-0002
N
R.02.2.1 Informasi, MoU PENGOLAHAN DATA
PIHAK KETIGA
Pelaksanaan Sosialisasi
Internal
Seksi Materi Penyuluhan-Dit. P2Humas,
Seksi Bimbingan Pelayanan-Kanwil,
Permintaan Seksi Pengelolan Berita- Dit. P2Humas Kontrak /Perjanjian/
Kerjasama Pembatalan Dokumen
Kerjasama
INSTITUSI
INSTITUSI/
DATA
PIHAK KE-3
R.01
RENCANA KERJA Rencana
KEHUMASAN DAN Kerja
PENGADUAN
Q
MoU
EDUKASI
KPI32-0007; KWL50-0013

R.02.2.2
Pelaksanaan Sosialisasi
Layanan/
Permintaan Kerjasama dan Eksternal Informasi dan Produk
Permintaan Sosialisasi Seksi Hub. Eksternal-Dit.P2Humas,
Kanwil WAJIB PAJAK /
WAJIB PAJAK / MASYARAKAT
MASYARAKAT

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 290


R.02.2
SOSIALISASI KEHUMASAN

Level 3

KPI30-0001, KPI11-0001, KWL50-0006,


KPI33-0002
N
R.02.2.1 Informasi, MoU PENGOLAHAN DATA
PIHAK KETIGA
Pelaksanaan Sosialisasi
Internal
Seksi Materi Penyuluhan-Dit. P2Humas,
Seksi Bimbingan Pelayanan-Kanwil,
Permintaan Seksi Pengelolan Berita- Dit. P2Humas Kontrak /Perjanjian/
Kerjasama Pembatalan Dokumen
Kerjasama
INSTITUSI
INSTITUSI/
DATA
PIHAK KE-3
R.01
RENCANA KERJA Rencana
KEHUMASAN DAN Kerja
PENGADUAN
Q
MoU
EDUKASI
KPI32-0007; KWL50-0013

R.02.2.2
Pelaksanaan Sosialisasi
Layanan/
Permintaan Kerjasama dan Eksternal Informasi dan Produk
Permintaan Sosialisasi Seksi Hub. Eksternal-Dit.P2Humas,
Kanwil WAJIB PAJAK /
WAJIB PAJAK / MASYARAKAT
MASYARAKAT

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 291


R.02.3
PENGELOLAAN BERITA DAN PUBLIKASI

Level 3

KPI32-0004

R.02.3.1
Pembuatan Siaran Press
R.04
Seksi Hub. Eksternal-Dit.P2Humas Informasi Pengaduan MONITORING ATAU EVALUASI
Pelanggaran Kode Etik KEHUMASAN DAN
Permintaan PENGELOLAAN PENGADUAN
Tanggapan

INSTITUSI
KPI32-0001; KWL50-0012

R.02.3.2
Pencitraan DJP
Seksi Hub. Eksternal-Dit.P2Humas,
Seksi Hubungan Masyarakat-Kanwil

KPI13-0002

R.02.3.3
Pengumpulan Bahan Bacaan Layanan
Info/ Informasi dan Produk
Pemberitaan Seksi Hub. Eksternal-Dit.P2Humas
WAJIB PAJAK /
MASYARAKAT
MEDIA MASSA

KPI33-0002

R.02.3.4
Pengelolaan Berita
Seksi Pengelolaan Berita-
Dit.P2Humas

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 292


R.03
PENGELOLAAN PENGADUAN DAN PELAKSANAAN SOSIALISASI/SURVEY

Level 2 R.04
Data Pengelolaan MONITORING DAN
Pengaduan EVALUASI KEHUMASAN
SERTA PENGELOLAAN
PENGADUAN

R.03.1 Data Pengaduan O


IDLP INTELIJEN PERPAJAKAN
Informasi Penerimaan dan
Pengaduan Pengelolaan
Pengaduan
WAJIB PAJAK /
MASYARAKAT
KP2KP,KPP, KLIP, Kanwil, Data Pengaduan
Dit. P2 Humas dan Unit Kode Etik AD
Eselon II di KPDJP dan Disiplin SUMBER DAYA MANUSIA

Jawaban Pengaduan

Sosialisasi/Survey
Perpajakan
R.03.2
Pelaksanaan WAJIB PAJAK /
Permintaan Survey/Sosialisasi
Sosialisasi / Survey MASYARAKAT
Perpajakan
INTERNAL DJP
KLIP

Hasil Sosialisasi/Survey
Perpajakan

INTERNAL DJP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 293


R.03.1
PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN PENGADUAN

Level 3
O
INTELIJEN PERPAJAKAN
ATAU PENGAMATAN
R.03.1.1 Data Pengaduan IDLP
Penerimaan Pengaduan
Informasi Pelayanan Perpajakan
Pengaduan
KP2KP, KPP. Kanwil, KLIP Dit.
P2Humas
WAJIB PAJAK / Data Pengaduan
MASYARAKAT
Kode Etik dan Disiplin
AD
SUMBER DAYA MANUSIA
Data Penerimaan Pengaduan
Pelayanan Perpajakan

R.03.1.2 Jawaban Pengaduan


Pengelolaan Pengaduan WAJIB PAJAK /
Pelayanan Perpajakan MASYARAKAT

KPP, Kanwil, Dit. P2Humas, KLIP


dan Unit Eselon II lainnya
Data Pengelolaan R.04
Pengaduan MONITORING DAN
EVALUASI KEHUMASAN
SERTA PENGELOLAAN
PENGADUAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 294


R.03.1.1
PENERIMAAN PENGADUAN PELAYANAN PERPAJAKAN

Level 4

KPP80-0068; KPP30-0080;
KWL52-0004; KPI21-0007

Formulir R.03.1.1.1
Penerimaan Penerimaan Pengaduan Melalui
Datang Langsung (onsite)

KP2KP, Seksi Pelayanan-KPP,


Seksi Bimbingan Pelayanan-
Kanwil, Seksi Pelayanan LIP20-0001
Pengaduan-Dit. P2Humas
R.03.1.1. 5
Telepon
Penerimaan Pengaduan
Pengaduan
Melalui Kring Pajak 500200
KPP80-0068; KPP30-0080; Data Penerimaan R.03.1.2
KWL52-0004; KPI21-0003; Pengaduan PENGELOLAAN
Seksi Operasional-KLIP
Pelayanan PENGADUAN PELAYANAN
R.03.1.1.2 Perpajakan PERPAJAKAN
Surat Penerimaan Pengaduan Melalui
Pengaduan Surat
KP2KP, Seksi Pelayanan-KPP,
Seksi Bimbingan Pelayanan- LIP20-0002
Kanwil, Seksi Pelayanan
Informasi Pengaduan-Dit. P2Humas R.03.1.1.6
Pengaduan Faksimili Penerimaan Pengaduan
Pengaduan Melalui Faksimili
WAJIB PAJAK /
LIP20-0003 Data Penerimaan
MASYARAKAT Seksi Operasional-KLIP Pengaduan O
Email R.03.1.1.3 selain Pelayanan INTELIJEN PERPAJAKAN
Pengaduan Penerimaan Pengaduan Perpajakan ATAU PENGAMATAN
Melalui Email
KPI21-0006 Data Pengaduan
Seksi Operasional-KLIP KPI21-0002, LIP20-0005 IDLP
R.03.1.1.7
Pengaduan di Penerimaan Pengaduan R.03.1.1.8
Media Cetak/Online Melalui Media Cetak/Online Penerusan Pengaduan Selain
Pelayanan Perpajakan
LIP20-0004 Seksi Pelayanan Pengaduan- Data Pengaduan
Formulir Penerimaan Seksi Pelayanan Pengaduan-
R.03.1.1.4 Dit. P2Humas Dit. P2Humas, Seksi Kode Etik dan
Pengaduan Pelayanan Disiplin
Perpajakan di Penerimaan Pengaduan Operasional-KLIP AD
Website Pajak Melalui Website Pajak SUMBER DAYA
MANUSIA
Seksi Operasional-KLIP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 295


R.03.1.2
PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PERPAJAKAN

Level 4
R.04
MONITORING DAN
EVALUASI KEHUMASAN
SERTA PENGELOLAAN
KPP30-0085; KWL52-0005; PENGADUAN
KPI21-0009;LIP20-0006 KPI21-0011; LIP20-0007 Data Pengelolaan
Data Penerimaan Pengaduan
R.03.1.1
Pengaduan R.03.1.2.1 R.03.1.2.4
PENERIMAAN
Pelayanan Konfirmasi Kelengkapan Validasi dan Konfirmasi
PENGADUAN
Perpajakan
Seksi Pelayanan-KPP, Seksi Jawaban ke Pelapor
Bimbingan Pelayanan- Kanwil, Seksi Pelayanan Pengaduan-Dit.
Seksi Pelayanan Pengaduan- P2Humas, Seksi Operasional-
Dit. P2Humas, Seksi KLIP
Operasional-KLIP

Laporan Hasil
Data Penerimaan Tindaklanjut Konfirmasi Jawaban
Pengaduan Pelayanan Pengaduan Pengaduan
Perpajakan setelah Konfirmasi

KPP30-0086; KWL00-0008;
KPI00-0001; KP-0023;LIP10-
KPI21-0010 0073

Permintaan
R.03.1.2.3
R.03.1.2.2
Tindaklanjut Pengaduan Tindak Lanjut Jawaban Pengaduan
Distribusi Pengaduan
Penanganan Pengaduan
Seksi Pelayanan Pengaduan-
Dit. P2Humas KPP, Kanwil, Dit. P2Humas, WAJIB PAJAK /
KLIP dan Unit Eselon II lainnya MASYARAKAT

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 296


R.03.2
PELAKSANAAN SOSIALISASI/SURVEY PERPAJAKAN

Level 3

LIP10-0074

Permintaan R.03.2.1
Sosialisasi/Survey Penerimaan Data
Data/Informasi
INTERNAL
DJP
Subbagian TU & KI -KLIP

LIP20-0008

Permintaan Sosialisasi/Survey
Data/Informasi R.03.2.4
Menghubungi Wajib
Pajak/Masyarakat
Hasil
LIP10-0076 Sosialisasi
Sosialisasi
LIP10-0075 Data/Informasi Informasi
Untuk Seksi Operasional-KLIP
Permintaan Sosialisasi
R.03.2.2 Sosialisasi/ R.03.2.3
Pengolahan Data Survey Pengunggahan Data
Data/Informasi
WAJIB PAJAK /
Subbagian TU & KI -KLIP Materi Survey MASYARAKAT
Subbagian TU & KI -KLIP LIP20-0014 Survey
Perpajakan

R.03.2.5
Pelaksanaan Survey

INTERNAL
DJP
Hasil
Seksi Operasional-KLIP
Survey

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 297


R.04
MONITORING DAN EVALUASI KEHUMASAN SERTA PENGELOLAAN
PENGADUAN

Level 2

KPI31-0002; KWL50-0011

R.04.1
R.02 Evaluasi Kehumasan
Laporan Hasil
KEGIATAN Peraturan/Informaqsi/Produk KEBIJAKAN
Hubungan Masyarakat
KEHUMASAN
Kanwil, Dit. P2Humas

KPI21-0013;KPI21-0014;KPI21-
R.03.1.1 0015;KPI21-0016;KPI21-0017
PENERIMAAN
PENGADUAN R.04.2
Laporan dan
Monitoring dan Evaluasi
Statistik Pengaduan
Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Pengaduan

ITJEN
Dit. P2Humas KEMENKEU
R.03.1.2
PENGELOLAAN
PENGADUAN PELAYANAN
PERPAJAKAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 298


Gambar Proses Bisnis Litigasi

S
PROSES BISNIS LITIGASI

LEVEL 1
SUB/ST

Pengadilan
Pajak
Tembusan Permintaan SUB (untuk penangguhan penagihan)

Surat Panggilan Menghadiri Sidang


Surat Uraian Banding (SUB) /

Data/Berkas Sidang dan


L

Surat Tanggapan (ST),

Laporan Hasil Sidang


Surat Tugas & Data
S.03 Penagihan
S.01 S.02 Tindak Lanjut

Permintaan
Persiapan Sidang Pelaksanaan Sidang Putusan Banding / Pelaksanaan Putusan B
Gugatan Banding / Gugatan Layanan
Administrasi
Pengadilan DKB / KANWIL DKB / KANWIL DKB / KANWIL / KPP
J
Pajak
Pengenaan
Laporan Evaluasi
G
Putusan Banding /
Pengawasan
Gugatan

Kebijakan

S.04
Persiapan Memori /
Kontra Memori, SKU,
Peninjauan Kembali
Permintaan Kontra Memori Bukti Pembayaran
Peninjauan Kembali Biaya Perkara
DKB Mahkamah
Mahkamah Agung
Agung melalui
melalui Pengadilan
Pengadilan Pajak
Pajak

S.05
Putusan Tindak Lanjut Pelaksanaan Putusan
Peninjauan Kembali Putusan PK Peninjauan Kembali

DKB

Laporan Evaluasi

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 299


S.01
PERSIAPAN SIDANG
LEVEL 2

KWL60-0024;
SUB / ST
KPG00-0001
Pengadilan
S.01.1 Pajak
Pembuatan Surat
Permintaan Uraian Banding
Tembusan Permintaan SUB L
Surat Uraian Banding (SUB) / (SUB) / Surat
(untuk penangguhan penagihan) Penagihan
Surat Tanggapan (ST) Tanggapan

KANWIL/DKB

Pengadilan
KPG00-0003 KPG00-0002
Pajak
S.01.2 S.01.3

Analisis Kasus
Pembuatan Surat Pembuatan Surat S.02
Surat Panggilan Menghadiri Sidang Tugas Menghadiri Permintaan Data ke Data Pelaksanaan
Sidang Unit DJP terkait Sidang

KANWIL/DKB KANWIL/DKB

Surat Tugas

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 300


S.02
PELAKSANAAN SIDANG

LEVEL 2
KPG00-0008;
KPG00-0011

S.02.1
S.01 Proses S.03
Data/Berkas Sidang
Persiapan Data dan Surat Tugas Persidangan Tindak Lanjut Putusan
dan Laporan Hasil Sidang
Sidang Banding / Gugatan

DKB / KANWIL

Laporan Hasil Sidang

KPG00-0004

S.02.2
Pembuatan
Laporan Hasil
Sidang

DKB / KANWIL

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 301


S.03
TINDAK LANJUT PUTUSAN BANDING/GUGATAN
Surat Pelaksanaan Putusan J
LEVEL 2 Banding/Gugatan
SE-41/PJ/2014 Pengenaan
terkait PBB
KPP70-0060
L
S.03.1 Penagihan
Pelaksanaan
Surat
Putusan Banding /
Pelaksanaan Putusan
Gugatan
Banding/Gugatan
B
KPP/KANWIL Layanan
Putusan Banding / Administrasi
Gugatan

Pengadilan S.04
Pajak Persiapan
Peninjauan
S.03.2
Kembali
Analisis Hasil
Putusan Banding /
S.02 Laporan evaluasi
Data/Berkas Sidang Gugatan
Pelaksanaan
dan Laporan Hasil Sidang
Sidang
DKB
Kebijakan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 302


S.04
PERSIAPAN PENINJAUAN KEMBALI

LEVEL 2

KPG40-0001 KPG40-0001 KPG40-0001


S.03
Banding / Laporan Evaluasi S.04.1 S.04.3
Gugatan Pembuatan Surat S.04.2 Pembuatan Surat Memori /
Tugas Pembuatan Pembuatan Memori/ Memori / Kuasa Khusus (SKU) Kontra Memori, SKU,
Memori / Kontra Surat Tugas Kontra Memori dan Pembayaran
Permintaan Kontra Memori Kontra Memori Bukti Pembayaran
Memori PK Biaya Perkara Biaya Perkara
Peninjauan Kembali
Mahkamah
Mahkamah DKB DKB DKB Agung
Agung melalui
melalui Pengadilan
Pengadilan Pajak
Pajak

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 303


S.05
TINDAK LANJUT PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

LEVEL 2
Surat Pelaksanaan Putusan J
Peninjauan Kembali Pengenaan
SE-41/PJ/2014 terkait PBB
L
S.05.1 Penagihan
Pelaksanaan Putusan Surat
Peninjauan Kembali Pelaksanaan Putusan
Peninjauan Kembali
B
KPP Layanan
Administrasi
Putusan
Peninjauan kembali

Mahkamah
Agung
melalui S.05.2
Pengadilan Analisis Hasil Putusan
Pajak Peninjauan Kembali Laporan Evaluasi Kebijakan

DKB

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 304


Gambar Proses Bisnis Bantuan Hukum
V
PROSES BISNIS BANTUAN HUKUM

Level 1 Laporan Pendampingan, Surat Kuasa Khusus,


Jawaban, Duplik, Kesimpulan, Putusan,
Laporan/Berita Acara Sidang, Memori Banding,
Kontra Memori Banding, Laporan/Berita Acara
Penyerahan Memori/Kontra Memori
Banding, Memori/Kontra Memori Kasasi,
Tanda Terima Penyerahan Memori/Kontra
PER-11/PJ/2014 Memori Kasasi, Berita Acara Penyerahan
Memori/Kontra Memori Kasasi,
Putusan Inkracht Van Gewisje
Permohonan
V.01
Bantuan Hukum

Pejabat, Pensiunan Pengadilan


dan Mantan Kanwil DJP, Dit.PPII
Pegawai

Pejabat, Pensiunan
dan Mantan
PER-11/PJ/2014 Pegawai

Surat/Nota Dinas
V.02
Legal Opinion

Kanwil DJP, Dit. PP II

Unit Kerja

KPC40-0008

V.03 Laporan
Evaluasi Bantuan
Hukum

Dit. PP II
Unit Kerja
AD
SDM

Laporan

KPC40-0007

V.04
W
Penyusunan Petunjuk
Regulasi
Teknis
Modul Petunjuk Teknis
Dit. PP II, Kanwil DJP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 305


V. 01
BANTUAN HUKUM

Level 2

PER-11/PJ/2014

V.01.1
Pendampingan

Dit. PP II, Kanwil Laporan Pendampingan


Permohonan

Pejabat, Pensiunan Pejabat, Pensiunan


dan Mantan dan Mantan
Pegawai KPC40-0005 Pegawai

V.01.2
Pembuatan Surat
Kuasa Khusus
Penanganan Perkara
Gugatan
Dit. PP II, Kanwil

Jawaban, Duplik, Kesimpulan, Putusan,


Surat Kuasa Khusus Laporan/Berita Acara Sidang, Memori
Banding, Kontra Memori Banding, Laporan/Berita
Acara Penyerahan Memori/Kontra Memori
Banding, Memori/Kontra Memori Kasasi,
KPC40-0001 Tanda Terima Penyerahan Memori/Kontra
Memori Kasasi, Berita Acara Penyerahan
Memori/Kontra Memori Kasasi
V.01.3
Penanganan Perkara
Gugatan

Dit. PP II, Kanwil Unit Kerja

Permohonan

Unit Kerja

PER-11/PJ/2014

V.01.4
W
Penanganan Perkara Putusan Inkracht Van Gewisje
Regulasi
Uji Materi

Dit. PP II

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 306


V.01.2
PEMBUATAN SURAT KUASA KHUSUS PENANGANAN PERKARA
GUGATAN

Level 3
KPC40-0005
V.01.1.1
Penyusunan Surat
Kuasa Khusus untuk
Gugatan kepada dirjen
Pajak

Dit. PP II

Unit Kerja Pengadilan

KPC40-0005

V.01.1.2
Penyusunan Surat
Kuasa Khusus untuk
Gugatan kepada Selain
Dirjen Pajak

Dit. PP II

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 307


V.01.3
PENANGANAN PERKARA GUGATAN

Level 3

KPC40-0001

V.01.2.1
Penanganan Perkara
Gugatan di Pengadilan
Tingkat I

Dit. PP II, Kanwil

KPC40-0002

V.01.2.2
Permohonan Penanganan Perkara
Gugatan di Pengadilan
Tingkat Banding
Pengadilan
Dit. PP II, Kanwil
Unit Kerja

KPC40-0003

V.01.2.3
Penangan Perkara
Gugatan di Pengadilan
Tingkat Kasasi

Dit. PP II, Kanwil

KWL60-0022

V.01.2.4
Peninjauan Kembali

Dit. PP II, Kanwil

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 308


V.01.4
PENANGANAN PERKARA UJI MATERI

Level 3

PER-11/PJ/2014

V.01.3.1
Penanganan Perkara
Uji Materi di Mahkamah
Agung

Dit. PP II

Permohonan Putusan Inkracht Van Gewisje


W
Regulasi

Unit Kerja

PER-11/PJ/2014

V.01.3.2
Penanganan Perkara
Uji Materi di Mahkamah
Konstitusi

Dit. PP II

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 309


V.02
LEGAL OPINION

Level 2

KPC40-0006

V.02.1
Persiapan Penyusunan
Legal Opinion
Pejabat, Pensiunan
dan Mantan
Pegawai Kanwil, Dit. PP II Pejabat, Pensiunan
dan Mantan
Pegawai

KPC40-0006

V.02.2 Nota Dinas atau Surat


Penyusunan Legal
Opinion

Kanwil, Dit PP II
Permohonan

Unit Kerja

Unit Kerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 310


V.03.
EVALUASI BANTUAN HUKUM

Level 2

KPC40-0008

V.03.1
V Pengumpulan Bahan
Bantuan Hukum Evaluasi Bantuan
Hukum

Dit. PP II

W
Regulasi

AD
SDM

Laporan

KPC40-0008

V.03.2
Penyusunan Laporan
Evaluasi Bantuan
Hukum

Dit. PP II

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 311


V.04
PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS

Level 2

KPC40-0007

V.04.1
Persiapan Penyusunan
Petunjuk Teknis
Bantuan Hukum

Dit. PP II
Laporan

Monitoring dan
evaluasi

W
Regulasi

AD
SDM

Modul Petunjuk Teknis


Bantuan Hukum

KPC40-0007

V.04.2
Penyusunan Petunjuk
Teknis Bantuan Hukum

Dit. PP II

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 312


Gambar Proses Bisnis Regulasi

W
PROSES BISNIS REGULASI

UU 12/2011

W.01
Penugasan Dirjen
UU/PP/PMK
Usulan Wajib Pajak
Dit PP1, PP2
R
Hubungan R
Masyarakat Hubungan
Masyarakat

F
Ekstensifikasi F
Ekstensifikasi

G UU 12/2011
Pengawasan G
Pengawasan
W.02
Perdirjen/SE
I I
Dit PP1, PP2
Pemeriksaan Pemeriksaan

P
P Pengembangan
Pengembangan dan Analisis IDLP
dan Analisis IDLP
D
Keberatan
D
Keberatan
E
Non Keberatan

E
Non Keberatan M
Pengolahan SPT

M
Pengelolaan SPT
W.01.4

W.01.4
W.02.5

W.02.5

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 313


W.01
UU,PP,PMK

UU.12/2011

W.01.1
Penugasan Dirjen
Perencanaan
Usulan
Dit Terkait Wajib Pajak
R
Hubungan R
Bahan Kajian Hubungan
Masyarakat
Masyarakat
UU.12/2011
F F
W.01.2
Ekstensifikasi Ekstensifikasi
Penyusunan/
Pembahasan
G Dit Terkait G
Pengawasan Pengawasan

Draft Peraturan Perundangan


I
I Pemeriksaan
Pemeriksaan UU. 12/2011
W.01.3
P
Pengesahan
Pengembangan dan
P Analisis IDLP
Pengembangan dan Dirjen Pajak
Analisis IDLP
D
Keberatan
D
Keberatan UU.12/2011
E
W.01.4
Non Keberatan
Evaluasi

E
Dit Terkait M
Non Keberatan
Pengolahan SPT

M W.01.4
Pengolalaan SPT

W.01.4

W.02.5

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 314


W.01.1
PERENCANAAN

UU.12/2011
W.01.1.1
ND Dirjen/Usulan Mengumpulkan
Usulan Masukan
Dit PP1, Dit PP2
R
Hubungan
Masyarakat
UU.12/2011
F
Ekstensifikasi W.01,1,2
Penyaringan
Masukan
G Dit PP1, Dit PP2
Pengawasan

UU.12/2011
I
W.01.1.3
Pemeriksaan
Penetapan Awal

Dit PP1, Dit PP2


P
Pengembangan dan
Analisis IDLP
UU.12/2011
W.01.1.4
D
Pembahasan
Keberatan
internal

Dit PP1, PP2


Ektsternal Unit
E
Pengusul
Non Keberatan

UU.12/2011
Bahan pembuatan
M W.01.1.5 Internal Unit
kajian yang sudah
Pengolalaan SPT Penetapan Akhir pengusul
diseleksi
Dit PP1, Dit PP2

W.01.4

W.02.5

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 315


W.01.2
PENYUSUNAN/PEMBAHASAN

UU.12/2011
Bahan pembuatan W.01.2.1
Perencanaan kajian yang sudah Pembuatan Naskah
diseleksi Akademik
Dit PP1, Dit PP2

UU.12/2011
W.01.2.2
Penyusunan
Rancanangan
Peraturan
Dit PP1, Dit PP2

UU.12/2011
UU.12/2011
W.02.2.3
Harmonisasi, W.01.2.3
Pembulatan dan Pembahasan
Pemantapan Konsepsi

Dit PP1, Dit PP2


Dit PP1, Dit PP2

UU.12/2011 UU.12/2011

W.01.2.5
W.01.2.4
Cosign/meminta
Cosign/Meminta
masukan atau
Masukan
arahan

Dit PP1, Dit PP2 Dit PP1, Dit PP2, Dit


Dit Lainnya Lainya, Staf Ahli

Eksternal Unit
Pengusul

Draft Peraturan
Internal Unit
Pengusul

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 316


W.01.3
PENGESAHAN

UU.12/2011
W.01.3.1
Pembahasan Draft Peraturan KPB00-0001

Setditjen, PP1, PP2,

UU.12/2011

W.01.3.2
KPB00-0002

Setditjen, PP1, PP2,

Usulan Peraturan
Kementerian
Yang sudah disetujui
Keuangan
Dirjen

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 317


W.01.4
EVALUASI

UU.12/2011

W.01.4.1 Eksternal Unit


Peraturan
Evaluasi Pengusul

Hasil Evaluasi

Internal Unit
Pengusul

Dit PKP, PP1, PP2, Dit Lainnya

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 318


W.02
PERDIRJEN / SE

UU.12/2011

W.02.1
Usulan Penugasan Dirjen
Perencanaan

Dit Terkait Wajib Pajak


R
Hubungan R
Masyarakat Hubungan
Masyarakat
UU.12/2011
F
W.02.2 F
Ekstensifikasi
Penyusunan/ Ekstensifikasi
Pembahasan
G Dit Terkait
Pengawasan G
Pengawasan

I I
Pemeriksaan UU.12/2011 Pemeriksaan
W.02.3
Pengesahan dan
P
Penetapan
P Pengembangan dan
Pengembangan dan Analisis IDLP
Dirjen Pajak
Analisis IDLP
D
Keberatan
D
Keberatan
Level.02
E
W.02.5 Non Keberatan
Evaluasi
E
Non Keberatan M
Dit Terkait
Pengolahan SPT

M
Pengolalaan SPT W.02.5

W.01.4

W.02.5

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 319


W.02.1
PERENCANAAN

UU.12/2011
W.02.1.1
ND Dirjen/Usulan Mengumpulkan
Usulan Masukan
Dit PP1, Dit PP2
R
Hubungan
Masyarakat
UU.12/2011
F
Ekstensifikasi W.02,1,2
Penyaringan
Masukan
G Dit PP1, Dit PP2
Pengawasan

UU.12/2011
I
W.02.1.3
Pemeriksaan
Penetapan Awal

Dit PP1, Dit PP2


P
Pengembangan dan
Analisis IDLP
UU.12/2011
W.02.1.4
D
Pembahasan
Keberatan
internal

Dit PP1, PP2


Ektsternal Unit
E
Pengusul
Non Keberatan

UU.12/2011
Bahan pembuatan
M W.02.1.5 Internal Unit
kajian yang sudah
Pengolahan SPT Penetapan Akhir pengusul
diseleksi
Dit PP1, Dit PP2

W.01.4

W.02.5

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 320


W.02.2
PENYUSUNAN/PEMBAHASAN

UU.12/2011
Bahan pembuatan W.02.2.1
Perencanaan kajian yang sudah Pembuatan Naskah
diseleksi Akademik
Dit PP1, Dit PP2

UU.12/2011
W.02.2.2
Penyusunan
Rancanangan
Peraturan
Dit PP1, Dit PP2

UU.12/2011
UU.12/2011
W.02.2.3
Harmonisasi, W.02.2.3
Pembulatan dan Pembahasan
Pemantapan Konsepsi

Dit PP1, Dit PP2 Dit PP1, Dit PP2

UU.12/2011 UU.12/2011

W.02.2.6
W.02.2.5
Cosign/meminta
Cosign/Meminta
masukan atau
Masukan
arahan

Dit Terkait Dit Staf Ahli

Eksternal Unit
Pengusul

Draft Peraturan
Internal Unit
Pengusul

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 321


W.02.3
PENGESAHAN DAN PENETAPAN

UU.12/2011

W.02.3.1
Pembahasan Draft Peraturan
Pengesahan

Dirjen Pajak

UU.12/2011

W.02.3.1
Penetapan

Dirjen Pajak Eksternal Unit


Pengusul

Peraturan
Peundangan

Internal Unit
Pengusul

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 322


W.02.4
EVALUASI

UU.12/2011

W.02.4.1 Eksternal Unit


Peraturan
Evaluasi Pengusul

DiT Terkait

Hasil Evaluasi

Internal Unit
Pengusul

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 323


Gambar Proses Bisnis Hubungan Internasional

X
PROSES BISNIS HUBUNGAN INTERNASIONAL

LEVEL 1

PMK-234/PMK.01/2015
KEMENKEU/
KEMENLU/ Surat Usulan; X.01
Negara-Jurisdiksi
Surat Permintaan Bahan; Perjanjian dan Kerjasama - Draft Perjanjian
Asing/OI
Surat permintaan delegasi; - Ijin Prinsip & Ratifikasi
Perpajakan Internasional
Surat lainnya
KEMENKEU/
Subdirektorat Perjanjian & KEMLU
Kerja Sama Dit. PI
Direktorat/Kantor Permintaan Pemeriksaan I
Wilayah/Kantor
Pelayanan Pajak
Tujuan Lain Pemeriksaan

I
Pemeriksaan PMK-125/PMK.010/2015
Informasi EOI
PMK-60/PMK.03/2014
K
Pemeriksaan Bukti Permintaan Pertukaran X.02
Surat Jawaban EOI
Permulaan dan Informasi Pertukaran Informasi
Penyidikan
Subdit Pertukaran Informasi Direktorat/Kantor
Perpajakan Internasional Dit. Wilayah/Kantor
PI Pelayanan Pajak

PMK-240/PMK.03/2014 Persetujuan
Otoritas bersama
Negara Mitra/
X.03
Jurisdiksi Mitra
Surat Permintaan MAP Prosedur Persetujuan Negara Mitra/
Bersama (MAP) Jurisdiksi Mitra

Subdit Pencegahan & Permintaan Pemeriksaan I


Laporan Tujuan Lain Pemeriksaan
Penanganan Sengketa PI

Wajib Pajak PMK-7/PMK.03/2015

X.04
Permohonan APA Kesepakatan Harga Transfer Naskah &
Keputusan APA Direktorat/Kantor
(APA)
Wilayah/Kantor
Subdit Pencegahan & Pelayanan Pajak
Penanganan Sengketa PI

Wajib Pajak

Undangan;
PMK-234/PMK.01/2015 Laporan Pelaksanaan/
Negara Tawaran Asistensi Evaluasi Asistensi
Donor X.05
Negara
Negara Donor
Donor

Usulan Kebutuhan
Subdirektorat Kerjasama &
Kemitraan Dit. P2Humas, Term of Reference

Direktorat Subdirektorat Transformasi


Terkait Organsasi Dit. KITSDA Direktorat
Terkait
PMK-234/PMK.01/2015 Konsep Surat

X.06 Dirjen Pajak


Pemberitahuan
Protokoler
Delegasi Asing
Subdirektorat Kerjasama &
Kemitraan Dit. P2Humas Surat/Invitation Letter

Delegasi Asing

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 324


Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 325
X.01
PERJANJIAN DAN KERJASAMA PERPAJAKAN INTERNASIONAL

LEVEL 2

PMK-234/PMK.01/2015

Surat Usulan; X.01.1


Surat Permintaan Bahan; - Draft Perjanjian
Surat permintaan delegasi;
Perjanjian dan Kerjasama - Ijin Prinsip dan Ratifikasi
Surat lainnya Internasional Inisiasi DJP
Negara/ KEMENKEU
Jurisdiksi Subdirektorat Perjanjian &
Asing/OI Kerja Sama Dit. PI

Direktorat/
Kanwil/KPP

PMK-234/PMK.01/2015

KEMENKEU/ X.01.2
KEMENLU/
Surat Permintaan Bahan/ Perjanjian dan Kerjasama Bahan/Draft Perjanjian
BKPM/
Permintaan Delegasi Internasional Inisiasi non
KL Lain
DJP
KEMENKEU/
Subdirektorat Perjanjian & KEMENLU/
Kerja Sama Dit. PI BKPM/KL Lain

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 326


X.01.1
PERJANJIAN DAN KERJASAMA INTERNASIONAL INISIASI DJP

LEVEL 3

KEMENKEU/
KEMENLU/
BKPM/ PMK-234/PMK.01/2015
KL Lain

Surat Usulan; X.01.1.1


- Draft Perjanjian
Surat Permintaan Bahan; Pembentukan/Renegosiasi - Ijin Prinsip dan Ratifikasi
Surat lainnya Perjanjian Internasional
Direktorat/ KEMENKEU
Kanwil/KPP Subdirektorat Perjanjian &
Kerja Sama Dit. PI

Negara/
Jurisdiksi
Asing/OI

PMK-234/PMK.01/2015

Naskah Perjanjian X.01.1.2


Internasional yang Penyusunan Petunjuk Konsep Surat Edaran Probis
berlaku efektif Pelaksanaan Perjanjian dan Dirjen Pajak Regulasi
Kerjasama Internasional
Subdirektorat Perjanjian &
Kerja Sama Dit. PI

PMK-234/PMK.01/2015

X.01.1.3 Laporan Evaluasi


Evaluasi Pelaksanaan Perjanjian
Perjanjian dan Kerjasama Internasional
Internasional
Direktorat/Kanwil/ Subdirektorat Perjanjian &
KPP
Kerja Sama Dit. PI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 327


X.01.1.1
PEMBENTUKAN/RENEGOSIASI PERJANJIAN DAN KERJASAMA
INTERNASIONAL

LEVEL 4

Permintaan Bahan

PMK-234/PMK.01/2015 KEMENKEU

KEMENKEU/
KEMENLU/ Surat Usulan; X.01.1.1.1
BKPM/ Surat Permintaan Bahan; Penelitian atas usulan Permintaan Bahan
KL Lain Surat lainnya pembentukan/renegosiasi
KEMENLU
Subdirektorat Perjanjian &
Kerja Sama Dit. PI
Permintaan Bahan

Bahan Kajian Keekonomian


Pihak Lain
Direktorat/
Kanwil/KPP Bahan Kajian Analisis
Kewilayahan dan Geopolitik

Bahan Kajian lainnya

PMK-234/PMK.01/2015

Bahan Kajian Perpajakan


X.01.1.1.2
Surat dan Draft Perjanjian
Penyusunan draft perjanjian
Direktorat
/Kanwil/ KEMENLU
Subdirektorat Perjanjian &
KPP
Kerja Sama Dit. PI

PMK-234/PMK.01/2015

Draft Perjanjian X.01.1.1.3 Agreed Minutes


dan Naskah Hasil
Perundingan perjanjian
Perundingan

Dit. Perpajakan Internasional/


BKF/KEMENLU

PMK-234/PMK.01/2015

X.01.1.1.4
Ijin Prinsip dan Ratifikasi
Permintaan Ijin Prinsip

KEMENKEU
Subdirektorat Perjanjian &
Kerja Sama Dit. PI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 328


X.01.2
PERJANJIAN DAN KERJASAMA INTERNASIONAL INISIASI NON
DJP

LEVEL 3

PMK-234/PMK.01/2015

X.01.2.1
Bahan/
Surat Permintaan Bahan Penyusunan bahan/draft Draft Perjanjian
perjanjian
KEMENKEU/ KEMENKEU/
KEMENLU/ Subdirektorat Perjanjian & KEMENLU/
BKPM/KL Kerja Sama Dit. PI BKPM/KL
LAIN LAIN

PMK-234/PMK.01/2015

Permintaan Delegasi X.01.2.2


Laporan Perundingan
Perundingan Partisipasi perundingan

KEMENKEU/ Dirjen Pajak


KEMENLU/ Subdirektorat Perjanjian &
BKPM/KL Kerja Sama Dit. PI
LAIN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 329


X.02
PERTUKARAN INFORMASI

LEVEL 2

PMK-125/PMK.010/2015
PMK-60/PMK.03/2014

X.02.1
Permintaan Pemeriksaan I
Pertukaran informasi Tujuan Lain Pemeriksaan
berdasarkan permintaan

Subdit Pertukaran Informasi


Perpajakan Internasional Dit. PI
I
Pemeriksaan

K
Pemeriksaan Bukti
Permulaan dan
Penyidikan PMK-125/PMK.010/2015
PMK-60/PMK.03/2014
Informasi EOI
X.02.2
Permintaan Surat Jawaban
EOI Pertukaran informasi secara EOI
spontan
Otoritas Otoritas
Negara Mitra/ Subdit Pertukaran Informasi Negara Mitra/
Jurisdiksi Mitra Perpajakan Internasional Dit. PI Jurisdiksi Mitra
atau atau
Direktorat/ Direktorat/
Kantor Kantor
Wilayah/Kantor Wilayah/Kantor
Pelayanan Pelayanan
Pajak Pajak

PMK-125/PMK.010/2015
PMK-60/PMK.03/2014

X.02.3
Pertukaran informasi secara
otomatis

Subdit Pertukaran Informasi


Perpajakan Internasional Dit. PI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 330


X.02.1
PERTUKARAN INFORMASI BERDASARKAN PERMINTAAN

LEVEL 3

PMK-125/PMK.010/2015
PMK-60/PMK.03/2014
Permintaan EOI
X.02.1.1
Penelitian permintaan EOI Request
Direktorat/Kantor
Wilayah/Kantor Informasi ke luar negeri
Pelayanan Pajak
Otoritas
Permintaan melengkapi/ Subdit Pertukaran Informasi Negara Mitra/
dikembalikan Perpajakan Internasional Dit. PI Jurisdiksi Mitra

Permintaan
I
Pemeriksaan
Pemeriksaan
PMK-125/PMK.010/2015 Tujuan Lain
PMK-60/PMK.03/2014
Akses
Data
X.02.1.2
Permintaan EOI Penelitian permintaan
Otoritas
informasi ke dalam negeri
Negara Mitra/
Jurisdiksi Mitra Subdit Pertukaran Informasi
Jawaban EOI Informasi
Perpajakan Internasional Dit. PI

Permintaan
Informasi

Direktorat/Kantor
PMK-125/PMK.010/2015 Wilayah/Kantor
PMK-60/PMK.03/2014 Pelayanan Pajak

X.02.1.3
Direktorat/Kantor
Wilayah/Kantor Jawaban EOI Pemanfaatan Informasi dari Jawaban EOI
Pelayanan Pajak luar negeri

Laporan Subdit Pertukaran Informasi Laporan


Pemanfaatan Pemanfaatan
Perpajakan Internasional Dit. PI

PMK-125/PMK.010/2015
PMK-60/PMK.03/2014

X.02.1.4
Laporan Laporan
Pemanfaatan Informasi dari Pemanfaatan
Pemanfaatan
dalam negeri
Direktorat/Kantor
Subdit Pertukaran Informasi Wilayah/Kantor
Perpajakan Internasional Dit. PI Pelayanan Pajak

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 331


X.02.2
PERTUKARAN INFORMASI SECARA SPONTAN

LEVEL 3

I PMK-125/PMK.010/2015
Pemeriksaan PMK-60/PMK.03/2014

K X.02.2.1
Pemeriksaan Bukti
Permulaan dan
Informasi EOI Pertukaran informasi secara Informasi EOI
Penyidikan spontan ke luar negeri

Otoritas
Subdit Pertukaran Informasi Pemberitahuan
Negara Mitra/
Perpajakan Internasional Dit. PI pemanfaatan
Jurisdiksi Mitra

PMK-125/PMK.010/2015
PMK-60/PMK.03/2014

X.02.2.2
Informasi EOI Pertukaran informasi secara Informasi EOI
spotan ke dalam negeri
Otoritas Direktorat/Kantor
Negara Mitra/ Laporan Hasil Subdit Pertukaran Informasi Laporan Hasil Wilayah/Kantor
Jurisdiksi Mitra Pemanfaatan Pemanfaatan Pelayanan Pajak
Perpajakan Internasional Dit. PI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 332


X.02.3
PERTUKARAN INFORMASI SECARA OTOMATIS

LEVEL 3

PMK-125/PMK.010/2015
PMK-60/PMK.03/2014

X.02.3.1
Informasi Perpajakan/ Informasi Perpajakan/
Informasi Keuangan
Pertukaran informasi secara Informasi Keuangan
otomatis ke luar negeri
Direktorat/Kantor Otoritas
Wilayah/Kantor Subdit Pertukaran Informasi Negara Mitra/
Pelayanan Pajak Perpajakan Internasional Dit. PI Jurisdiksi Mitra

PMK-125/PMK.010/2015
PMK-60/PMK.03/2014

X.02.3.2
Informasi Perpajakan/ Informasi Perpajakan/
Informasi Keuangan
Pertukaran informasi secara
Informasi Keuangan
otomatis ke dalam negeri
Otoritas Direktorat/Kantor
Negara Mitra/ Subdit Pertukaran Informasi Wilayah/Kantor
Jurisdiksi Mitra Pelayanan Pajak
Perpajakan Internasional Dit. PI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 333


X.03
PROSEDUR PERSETUJUAN BERSAMA
(MUTUAL AGREEMENT PROCEDURES)

Level 2

Permintaan Pelaksanaan MAP


PMK-240/PMK.03/2014

Negara Mitra/
Jurisdiksi Mitra X.03.1
Penelitian pengajuan
Surat Permintaan Pengajuan permintaan
Pelaksanaan MAP pelaksanaan MAP

Wajib Pajak Subdit Pencegahan Negara Mitra/


& Penanganan Jurisdiksi Mitra
Sengketa PI

Pemberitahuan Pelaksanaan MAP

Inisiatif Permintan Pelaksanaan MAP


PMK-240/PMK.03/2014

Naskah Posisi;
X.03.2
Rancangan Persetujuan Bersama
Pelaksanaan MAP
Direktur Jenderal Direktur Jenderal
Pajak Pajak
Subdit Pencegahan &
Penanganan Sengketa Konsultasi;
PI, Tim Pelaksana MAP, Rancangan Persetujuan Bersama;
Tim Quality Assurance, Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas
Delegasi Perunding Persetujuan Bersama

Laporan Penelitian Permintaan;


Laporan Penelitian Tim Pelaksanaan MAP;
Laporan Pembahasan Tim Quality Assurance;
Naskah Posisi;
Surat, Rekaman, dokumen lain.

PMK-240/PMK.03/2014

X.03.3
Dokumentasi
Pelaksanaan MAP

Subdit Pencegahan &


Penanganan Sengketa PI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 334


X.03.1
PENELITIAN PENGAJUAN PERMINTAAN PELAKSANAAN MAP

Level 3

PMK-240/PMK.03/
2014 Pemberitahuan Pengajuan
X.03.1.1 Permintaan Pelaksanaan MAP Lengkap;
Penelitian pengajuan Atau Penolakan Permintaan Pelaksanaan MAP
Surat Permintaan Pengajuan
permintaan Wajib Pajak
Pelaksanaan MAP
Wajib Pajak pelaksanaan MAP
oleh WP melalui DJP
Subdit Pencegahan &
Penanganan Surat Permintaan
Sengketa PI Pelaksanaan MAP

Lembar Penelitian Permintaan;


Pemberitahuan Pelaksanaan MAP
Usulan Tim Pelaksnaan MAP Negara Mitra/
Jurisdiksi Mitra

PMK-240/PMK.03/
2014
Peninjauan Ulang MAP Sebelumnya; atau
X.03.1.2
Permintaan Penyesuaian Lanjutan;atau
Penelitian pengajuan
Tindak lanjut Permohonan APA; atau Surat Permintaan Dokumen Pendukung
permintaan
Penafsiran atau hal lain dalam P3B atau
Direktur Jenderal pelaksanaan MAP
Permintaan WNI di Negara Mitra
Pajak oleh Dirjen Pajak

Subdit Pencegahan & Direktur Jenderal


Nota Dinas Pemberitahuan
Penanganan Pajak
Rencana Pelaksanaan MAP;
Sengketa PI Usulan Tim Pelaksanaan MAP

Surat Permintaan
Pelaksanaan MAP

Surat Pemberitahuan
WNI yang
menjadi WP
Negara Mitra
atau Yuridiksi
Mitra

PMK-240/PMK.03/2014

X.03.1.3
Penelitian pengajuan
permintaan
Permintaan Pelaksanaan MAP
pelaksanaan MAP oleh
otoritas pajak negara
atau yurisdiksi mitra
Otoritas
Negara Mitra/
Jurisdiksi Mitra Subdit Pencegahan & Permintaan Penjelasan,
Penanganan Sengketa Surat Persetujuan atau
PI Surat Penolakan Pelaksanaan MAP

Surat Pemberitahuan;
Permintaan Informasi/Dokumen Pendukung

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 335


X.03.2
PELAKSANAAN MAP

Level 3
Permintaan Pertukaran Informasi
Keputusan Direktur Jenderal Pajak PMK-240/PMK.03/
Atas Tim Pelaksanaan MAP 2014
X.03.2.1 Negara Mitra/
Penelitian atas Jurisdiksi Mitra
materi
permintaan
Permintaan Pemeriksaan
pelaksanaan Pemeriksaan
Tujuan Lain
MAP
Direktur Jenderal
Pajak Tim Pelaksanaan
MAP Pembahasan dan
Permintaan Dokumen Pendukung
Rekomendasi Naskah Posisi

Direktorat/Kantor
Keputusan Dirjen atas PMK-240/PMK.03/ Pembahasan dan Wilayah/Kantor
Tim Quality Assurance 2014 Permintaan Dokumen PendukungPelayanan Pajak
X.03.2.2
Pembahasan
Pemeriksaan LHP rekomendasi
naskah posisi WNI yang
Pembahasan dan menjadi WP
(Position paper)
Permintaan Dokumen Pendukung Negara Mitra
Wajib Pajak atau Yuridiksi
Mitra
Tim Quality
Assurance
Rekomendasi Naskah Posisi

Naskah Posisi Direktur Jenderal


Pajak

PMK-240/PMK.03/
2014

X.03.2.3
Keputusan Dirjen atas
Konsultasi Minute of meeting
Delegasi Perunding
negara mitra

Delegasi Negara Mitra/


Perunding, Jurisdiksi Mitra
Naskah Posisi Direktur
Perpajakan
Internasional
Negara Mitra/
Jurisdiksi Mitra Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas
Persetujuan Bersama

PMK-240/PMK.03/
2014

Persetujuan Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas


bersama Persetujuan Bersama

Direktur
Perpajakan
Internasional,
Direktur Jenderal
Pajak
Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas
Persetujuan Bersama

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 336


X.04
KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (APA)

LEVEL 2

PMK-7/PMK.03/2015

Direktorat/Kantor
X.04.1 Wilayah/Kantor
Kesepakatan harga transfer Naskah & Pelayanan Pajak
Surat Permohonan APA
yang diajukan WP DN Keputusan APA

Wajib Pajak Indonesia

Dit P2 & Dit PI Wajib Pajak

PMK-7/PMK.03/2015

Direktorat/Kantor
X.04.2 Wilayah/Kantor
Kesepakatan harga transfer Naskah & Pelayanan Pajak
Surat Permohonan APA
yang diajukan WP Negara/ Keputusan APA
Yurisdiksi Mitra
Otoritas
Negara Mitra/ Subdit Pencegahan & Penanganan
Jurisdiksi Mitra Sengketa PI Wajib Pajak

PMK-7/PMK.03/2015
X.04.3
Laporan Kepatuhan Tahunan Evaluasi kesepakatan harga Hasil Evaluasi
transfer
Wajib Pajak Subdit Pencegahan & Penanganan Wajib Pajak
Sengketa PI

PMK-7/PMK.03/2015

X.04.4
Probis APA
Pengajuan Pembaruan APA Pembaruan kesepakatan (X.04.1/X.04.2)
harga transfer
Wajib Pajak
Dit. P2 & Dit PI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 337


X.04.1
KESEPAKATAN HARGA TRANSFER YANG DIAJUKAN WPDN

LEVEL 3

PMK-7/PMK.03/2015

Permohonan X.04.1.1
Undangan APA
Pembicaraan Awal Pembicaraan Awal
Wajib Pajak/BUT Wajib Pajak
Subdit Pencegahan & Penanganan
Sengketa PI
Permintaan Pemeriksaan I
Tujuan Lain
Pemeriksaan

X.03
Permohonan MAP
MAP
Permohonan APA PMK-7/PMK.03/2015

Wajib Pajak
X.04.1.2
Pembahasan APA
Usulan
I Dit. Perpajakan Internasional Rekomendasi
LHP
Pemeriksaan & Tim Pembahas APA Naskah posisi APA

PMK-7/PMK.03/2015

X.04.1.3
Quality Assurance

Dirjen Pajak & Tim QA

Persetujuan

PMK-7/PMK.03/2015

X.04.1.4 Naskah &


Penyusunan Naskah APA Keputusan APA

Subdit Pencegahan & Penanganan Direktorat/Kantor


Sengketa PI Wilayah/Kantor
Pelayanan Pajak

PMK-7/PMK.03/2015

X.04.1.5 Naskah &


Penerbitan Keputusan Keputusan APA

Subdit Pencegahan & Penanganan Wajib Pajak


Sengketa PI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 338


X.04.2
KESEPAKATAN HARGA TRANSFER YANG DIAJUKAN WP
NEGARA/YURISDIKSI MITRA

LEVEL 3
PMK-7/PMK.03/2015

X.04.2.1 Surat
Permintaan APA
Review Permintaan APA Pemberitahuan
WP terkait di
Subdit Pencegahan & Penanganan dalam negeri
Otoritas Penolakan Tidak menyetujui
Sengketa PI
Negara Mitra/
Jurisdiksi Mitra

PMK-7/PMK.03/2015

X.04.2.2
Undangan APA Persetujuan
Pembicaraan Awal

Subdit Pencegahan & Penanganan


Sengketa PI
WP terkait di X.03
dalam negeri Permohonan MAP
MAP

PMK-7/PMK.03/2015
Permintaan Pemeriksaan I.
X.04.2.3 Tujuan Lain Pemeriksaan
Permohonan APA
Pembahasan APA
I Dit. Perpajakan Internasional
LHP
Pemeriksaan & Tim Pembahas APA
Usulan
Rekomendasi
Naskah posisi APA

PMK-7/PMK.03/2015

X.04.2.4
Quality Assurance

Dirjen Pajak & Tim QA

Persetujuan

PMK-7/PMK.03/2015

X.04.2.5 Naskah &


Penyusunan Naskah APA Keputusan APA

Subdit Pencegahan & Penanganan Direktorat/Kantor


Sengketa PI Wilayah/Kantor
Pelayanan Pajak

PMK-7/PMK.03/2015

X.04.2.6 Naskah &


Penerbitan Keputusan Keputusan APA

Subdit Pencegahan & Penanganan Wajib Pajak


Sengketa PI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 339


X.04.3
EVALUASI KESEPAKATAN HARGA TRANSFER

LEVEL 3
Arsip Laporan
Kepatuhan
Tahunan
PMK-7/PMK.03/2015

X.04.3.1
Laporan Peninjauan Kembali
Kepatuhan tahunan
Evaluasi atas Laporan
Kepatuhan Tahunan APA
Wajib Pajak
Subdit Pencegahan & Penanganan
Sengketa PI

Pembatalan APA

PMK-7/PMK.03/2015

X.04.3.2
Surat Pemberitahuan
Peninjauan Kembali APA
Wajib Pajak
Subdit Pencegahan & Penanganan
Sengketa PI

PMK-7/PMK.03/2015
Negara Mitra/
X.04.3.3 Jurisdiksi Mitra
Surat Pemberitahuan
Pembatalan APA
Subdit Pencegahan & Penanganan
Sengketa PI

PMK-7/PMK.03/2015

X.04.3.4
Perubahan Naskah APA
Subdit Pencegahan & Penanganan Direktorat/Kantor
Sengketa PI Wilayah/Kantor
Pelayanan Pajak

PMK-7/PMK.03/2015

X.04.3.5 Naskah &


Penerbitan Keputusan Keputusan APA

Wajib Pajak
Subdit Pencegahan & Penanganan
Sengketa PI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 340


X.5
NEGARA DONOR

Level 2
PMK-184/PMK.01/2010

X.05.1
Pelaksanaan donor
meeting Undangan Donor Meeting;
Laporan Hasil Rapat
Direktorat P2Humas,
Subdit Transformasi
Organsasi Dit. KITSDA

PMK-184/PMK.01/2010

X.05.2
Undangan Overseas Pelaksanaan kegiatan
overseas
Negara Donor Subdit Transformasi
Usulan Kebutuhan Organsasi Dit. KITSDA

PMK-184/PMK.01/2010
Direktorat terkait
X.05.3 Rencana Asistensi;
Tawaran Asistensi Pelaksanaan kegiatan Term of Reference
asistensi
Usulan Kebutuhan
Subdit Transformasi
Organsasi Dit. KITSDA
Laporan Hasil
Direktorat terkait
Evaluasi Asistensi

Negara Donor

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 341


X.05.1
PELAKSANAAN DONOR MEETING

PMK-184/PMK.01/
2010 Undangan Donor Meeting
X.05.1.1
Direktur Penugasan
P2HUMAS Penugasan
Pelaksanaan Donor
Negara Donor
Meeting

Subdirektorat
Kerjasama dan
Kemitraan, Dir. P2
Humas

ND Permintaan Bahan
Undangan Donor Meeting
Kementerian Undangan Donor Meeting
Keuangan PMK-184/PMK.01/
2010
Direktorat terkait
X.05.1.2
Penyusunan Bahan
Permintaan Bahan Terkait
Pertemuan Negara
Donor

Subdit Transformasi
Organsasi Dit. KITSDA

Bahan Donor Meeting

PMK-184/PMK.01/
2010
X.05.1.3
Pertemuan Negara
Donor (Donor
Meeting)
Subdirektorat
Kerjasama dan
Kemitraan, Dir.
P2Humas

PMK-184/PMK.01/
2010

X.05.1.4
Penyusunan Minutes
of Meeting
Subdirektorat
Kerjasama dan
Minutes of Meeting
Kemitraan, Dir.
P2Humas Nota Dinas Laporan Hasil Rapat
(Minutes of Meeting);
Perjanjian Kerja Sama

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 342


X.05.2
PELAKSANAAN KEGIATAAN OVERSEAS

PMK-184/PMK.01/
2010
Undangan Kegiatan Overseas
X.05.2.1
Penerimaan Permintaan Usulan Peserta SDM
Undangan Kegiatan
Negara Donor

Direktorat KITSDA

PMK-184/PMK.01/
2010

X.05.2.2 Pengelolaan Aset,


Pengajuan Usulan Usulan Pendanaan Logistik, dan
Dana Keuangan

Subdit Transformasi
Organsasi Dit. KITSDA

PMK-184/PMK.01/
SDM Hasil Seleksi Peserta 2010
Usulan Pendanaan
X.05.2.3
Pelaksanaan Negara Donor
Kegiatan

Subdit Transformasi
Pengelolaan Aset, Organsasi Dit. KITSDA
Nota Dinas
Logistik, dan
Persetujuan Pendanaan Direktur KITSDA
Keuangan

PMK-184/PMK.01/2010

X.05.2.4
Laporan Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi Kegiatan
Yang Dibiayai Hibah/Utang LN
Overseas

Subdit Transformasi
Organsasi Dit. KITSDA

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 343


X.05.3
PELAKSANAAN KEGIATAN ASISTENSI

PMK-184/PMK.01/2010

X.05.3.1 Surat Permintaan Kajian


Penyusunan Rencana Analisis Kebutuhan
Kegiatan Asistensi
Negara Donor Direktorat terkait
Subdit Transformasi Nota Dinas Hasil Rapat;
Tawaran Asistensi Organsasi Dit. KITSDA TOR/Kesepakatan;
Rencana Kerja Asistensi

Nota Dinas Hasil Rapat;


TOR/Kesepakatan;
PMK-184/PMK.01/2010
Rencana Kerja Asistensi
Direktur
X.05.3.2
Eselon II Terkait Jenderal Pajak
Pembahasan Kajian
Analisis Kebutuhan

Subdit Transformasi
Kajian Analisis Kebutuhan Nota Dinas Hasil Rapat;
Organsasi Dit. KITSDA
TOR/Kesepakatan;
Rencana Kerja Asistensi
Negara Donor

PMK-184/PMK.01/2010

X.05.3.3
Koordinasi
Pelaksanaan Kegiatan
Asistensi

Direktur KITSDA Subdit Transformasi Bahan Koordinasi;


Nota Dinas
Organsasi Dit. KITSDA Surat Pemberitahuan

PMK-184/PMK.01/2010

X.05.3.4
Laporan Kegiatan Asistensi Monitoring Pelaksanaan
Kegiatan Asistensi

Subdit Transformasi
Undangan Rapat Monitoring
Organsasi Dit. KITSDA

Laporan Hasil Rapat

PMK-184/PMK.01/2010

X.05.3..5
Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan Asistensi

Subdit Transformasi
Organsasi Dit. KITSDA Laporan Hasil Evaluasi Asistensi

Laporan Hasil Evaluasi Asistensi

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 344


X.06
PROTOKOLER

Level 2

Konsep atau Tembusan


PMK-149/PM.01/2008 Surat Jawaban

Direktur
X.06.1 Jenderal Pajak
Pemberitahuan Persiapan Asistensi
Delegasi Asing Kunjungan Kunjungan Delegasi
Asing

Subdirektorat Kerja Invitation Letter


Sama dan Kemitraan
Dit. P2Humas, Bagian Delegasi Asing
Umum Pemberitahuan Kunjungan

Nota Dinas Permintaan Sarana dan Prasarana

PMK-149/PM.01/2008 Direktorat terkait

X.06.2
Pelaksanaan
Kunjungan Delegasi
Asing

Subdirektorat Kerja
Sama dan Kemitraan
Dit. P2Humas

PMK-149/PM.01/2008

X.06.3
Penyusunan Laporan Laporan Kegiatan Kunjungan
Kegiatan Kunjungan
Direktur
Subdirektorat Kerja P2Humas
Sama dan Kemitraan
Dit. P2Humas

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 345


Gambar Proses Bisnis Pengelolaan Pengetahuan

Y
PROSES BISNIS PENGELOLAAN PENGETAHUAN

Level 1

PMK-234/PMK.01/2015
PMK-206/PMK.01/2015

PEGAWAI Y.02
Z Penyusunan
PENELITIAN DAN Pengetahuan Baru
PENGEMBANGA Pengetahuan yang Teridentifikasi
N Decision Support System, Data Mining
Creation of Knowledge,
Peraturan, Kajian, Proses Bisnis, Identification of Best Practice
Kebijakan, Pengetahuan Subdit Pelayanan
Perpajakan, Dit. P2 Humas

Q PMK-234/PMK.01/2015
Heading PMK-234/PMK.01/2015
PMK-206/PMK.01/2015 PMK-206/PMK.01/2015
EDUKASI

Y.01
Pelaksanaan
Y.04
Identifikasi
W Penyimpanan
Pengetahuan di
REGULASI Pengetahuan
Direktorat Jenderal
Pajak

Subdit Pelayanan Subdit Pelayanan


Perpajakan, Dit. P2 Humas PMK-234/PMK.01/2015 Perpajakan, Dit. P2 Humas
PMK-206/PMK.01/2015

Determination of Requirement Evaluation of Existing Knowledge


Y.03
Pelaksanaan Klasifikasi
Atas Pengetahuan
PEGAWAI

Subdit Pelayanan
Perpajakan, Dit. P2 Humas

Knowledge Package Design, Codification, & Integration,


Update Knowledge Map, Data Storage, Protocol
Knowledge Sharing Occasion,
Knowledge Update,
Product, Services, and Processes

PMK-234/PMK.01/2015 PMK-234/PMK.01/2015
PMK-206/PMK.01/2015 PMK-206/PMK.01/2015 Unit Terkait

Y.06
Y.05
Penerapan
Distribusi Pengetahuan Audited Knowledge Asset,
Pengetahuan
Measured Intellectual Capital

Q
Subdit Pelayanan Subdit Pelayanan EDUKASI
Perpajakan, Dit. P2 Humas Perpajakan, Dit. P2 Humas

Tax Knowledge Base Update,


Announcement of Knowledge

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 346


Y.01
Pelaksanaan Identifikasi Pengetahuan di Direktorat Jenderal Pajak

Level 2

Y.02
PEGAWAI
Penyusunan
Pengetahuan Baru
Z
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
Determination of Requirement,
Peraturan, Kajian, Proses Bisnis, Evaluation of Existing Knowledge,
Kebijakan, Pengetahuan Decision Support System,
Pengetahuan yang Data Mining
Teridentifikasi
Q Y.01.1 Y.01.2
EDUKASI Identifikasi Kebutuhan Penentuan Kebutuhan

W Subdit Pelayanan Subdit Pelayanan


REGULASI Perpajakan, Dit. P2 Humas Perpajakan, Dit. P2 Humas

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 347


Y.02
Penyusunan Pengetahuan Baru

Level 2 Identification of New Ideas,


Collection of Knowledge Evaluation of
Candidates Knowledge Candidates

Y.02.1
Y.02.2
Pelaksanaan Y.02.3
Penyusunan Kaitan
Pengumpulan Boundary Spanning
Antar Pengetahuan
Determination of Requirement, Pengetahuan
Evaluation of Existing Knowledge,
Decision Support System,
Data Mining
Subdit Pelayanan Subdit Pelayanan Subdit Pelayanan
Perpajakan, Dit. P2 Humas Perpajakan, Dit. P2 Humas Perpajakan, Dit. P2 Humas
Y.01
Pelaksanaan
Identifikasi
Pengetahuan di
Direktorat Selection of Knowledge Candidates
Jenderal Pajak

Creation of Identification of
Y.02.4 Knowledge Y.02.5 Best Practice Y.04
Penemuan Pembentukan Penyimpanan
Pengetahuan Baru Pengetahuan Baru Pengetahuan

Subdit Pelayanan Subdit Pelayanan


Perpajakan, Dit. P2 Humas Perpajakan, Dit. P2 Humas

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 348


Y.03
Pelaksanaan Klasifikasi Atas Pengetahuan

Level 2

Y.01
Pelaksanaan
Identifikasi
Pengetahuan di
Direktorat Jenderal
Pajak

Determination of Requirement,
Evaluation of Existing Knowledge,
Decision Support System, Creation of Knowledge,
Data Mining Identification of
Y.03.2 Best Practice
Y.03.1 Y.04
Scope Definition Penyusunan Peta
Penyusunan Scope Penyimpanan
Pengetahuan
Definition Pengetahuan
(Knowledge Map)

Subdit Pelayanan Subdit Pelayanan


Perpajakan, Dit. P2 Humas Perpajakan, Dit. P2 Humas

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 349


Y.04
Penyimpanan Pengetahuan

Level 2

Y.02
Penyusunan
Pengetahuan Baru

Determination of Requirement,
Evaluation of Existing Knowledge,
Decision Support System,
Data Mining

Y.04.2
Y.04.1
Manajemen Perekaman
Desain Infrastruktur
dan Penyimpanan
Teknologi
Pengetahuan
Evaluation of Existing Knowledge
Y.03
Pelaksanaan
Klasifikasi Atas
Subdit Pelayanan Subdit Pelayanan
Pengetahuan Perpajakan, Dit. P2 Humas Perpajakan, Dit. P2 Humas

Knowledge Package Design


Codification & Integration
Update Knowledge Map Y.05
Package Design, Distribusi
Data Storage
Package Codification, Pengetahuan
Protocol
Package Integration

Y.04.3
Manajemen
Perpustakaan

Subdit Pelayanan
Perpajakan, Dit. P2 Humas

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 350


Y.05
Distribusi Pengetahuan

Level 2

Y.04 1. KP124-0002
Penyimpanan 2. KP124-0003
3. KP124-0004
Pengetahuan
4. KP124-0005
5. KP124-0007
6. KP124-0008

Knowledge Package Design,


Codification & Integration,
Update Knowledge Map, Y.05.1 Y.05.2
Data Storage, Penyebarluasan Tax Knowledge Base Pemutakhiran
Protocol Pengetahuan Pengetahuan

Subdit Pelayanan Subdit Pelayanan


Perpajakan, Dit. P2 Humas Perpajakan, Dit. P2 Humas

Tax Knowledge Base Update


Announcement of Knowledge

Y.06
Penerapan
Pengetahuan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 351


Y.06
Penerapan Pengetahuan

Level 2

Y.05
Penyimpanan Database Pengetahuan,
Pengetahuan Knowledge Sharing Occasion,
Knowledge Update

Tax Knowledge Base Update,


Announcement of Knowledge
Y.06.1
Knowledge Sharing
PEGAWAI

Subdit Pelayanan
Perpajakan, Dit. P2 Humas Knowledge Sharing Occasion,
Y.06.2
Pemanfaatan Knowledge Update,
Pengetahuan Product, Services, and Processes

Subdit Pelayanan
Perpajakan, Dit. P2 Humas

Unit Terkait

Q
EDUKASI

Y.06.3
Knowledge Auditing

Audited Knowledge Asset


Measured Intellectual Capital
Subdit Pelayanan
Direktorat Transfomasi Perpajakan,
ProsesDit.Bisnis
P2 Humas Halaman 352
Gambar Proses Bisnis Penelitian dan Pengembangan
Z
PROSES BISNIS PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Level 1

Instruksi Public Hearing

DIRJEN PAJAK MASYARAKAT


Heading

W
Hasil Survey
REGULASI
Pengaduan
Dokumen Analisis Pembahasan Dokumen Analisis dan
MASYARAKAT Usulan Pengembangan
Usulan Pengembangan
Z.01 Z.02
Penelitian Pengembangan
Dokumen Rekomendasi AE
dan Hasil Pengembangan ORGANISASI
Direktorat TPB Direktorat TPB
Direktorat KITSDA Direktorat KITSDA
Direktorat TTKI Direktorat TTKI
Data Dashboard Informasi Setditjen Setditjen
Dokumen Rekomendasi dan AF
Hasil Pengembangan PERENCANAAN
STRATEGIS

Hasil Evaluasi
Rencana Strategis
Dokumen Rencana Kerja
Peraturan
Dokumen Anggaran Surat Permintaan Masukan/Persetujuan
Kebijakan
Standar IKU Dokumen Rekomendasi dan
Dokumen Analisis Hasil Pengembangan
UNIT ESELON
II DJP UNIT ESELON
II TERKAIT

KEMENTERIAN
KEUANGAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 353


Z.01
PENELITIAN

Level 2

Instruksi
Z.01.1
DIRJEN PAJAK Identifikasi
Permasalahan

Hasil Survey Direktorat TPB


Direktorat KITSDA
Pengaduan
Direktorat TTKI
MASYARAKAT Setditjen

Rencana Strategis
Peraturan Audit Proses
Kebijakan Data Kejadian

KEMENTERIAN
KEUANGAN

Z.01.2
Penyusunan Analisis
Dashboard Informasi Penelitian

Direktorat TPB
Direktorat KITSDA
Data
Direktorat TTKI
Setditjen
Hasil Evaluasi
Dokumen Rencana Kerja
Dokumen Anggaran
Standar IKU Dokumen Risiko
UNIT ESELON Dokumen Analisis Dokumen Analisis/Kajian
II DJP

Z.01.3
Penyusunan Laporan
Hasil Penelitian

Direktorat TPB
Direktorat KITSDA
Direktorat TTKI
Setditjen Dokumentasi Analisis& Z.02
Usulan Pengembangan PENGEMBANGAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 354


Z.01.2
PENYUSUNAN ANALISIS PENELITIAN

Level 3

Z.01.2.1
Z.01.1
Audit Proses Penyusunan Analisis
IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN Data Kejadian Kesenjangan (Gap
Analysis)

Direktorat TPB
Direktorat TTKI
Direktorat KITSDA
Setditjen

Gap Analysis

Z.01.2.2 Penyusunan
Analisis Dampak
(Impact Analysis)

Direktorat TPB
Direktorat TTKI
Direktorat KITSDA
Setditjen

Impact Analysis

Z.01.2.3 Penyusunan
Strategi Manajemen
Perubahan (Change
Management Strategy)

Direktorat TPB
Direktorat TTKI
Direktorat KITSDA
Setditjen

Change Management Strategy

Z.01.2.4 Z.01.3
Penyusunan Dokumen Dokumen Risiko
PENYUSUNAN LAPORAN
Manajemen Kualitas Dokumen Analisis / Kajian HASIL PENELITIAN

Direktorat TPB
Direktorat TTKI
Direktorat KITSDA
Setditjen

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 355


Z.02
PENGEMBANGAN

Level 2

Pembahasan Dokumen Analisis dan W


Rekomendasi Perbaikan REGULASI
Z.02.1
Z.01 Dokumen Analisis Perencanaan
PENELITIAN & Usulan Pengembangan Pengembangan
Direktorat TPB
Direktorat TTKI
Direktorat KITSDA Surat Permintaan Masukan/Persetujuan
Setditjen Dokumen Rencana Pengembangan

Dokumen Perencanaan

UNIT ESELON
Pemberitahuan
II TERKAIT
Piloting

Z.02.2
Surat Tanggapan atas Permintaan
Pengembangan dan Uji Public Hearing
Masukan/Persetujuan
Coba
MASYARAKAT
UNIT ESELON Direktorat TPB
II TERKAIT Direktorat TTKI
Direktorat KITSDA
Setditjen

Hasil Uji Coba

Z.02.3
Dokumen Rekomendasi dan AE
Penyusunan Laporan
Hasil Pengembangan ORGANISASI
Hasil Pengembangan
Direktorat TPB
Direktorat TTKI
Direktorat KITSDA
Setditjen AF
PERENCANAAN
STRATEGIS

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 356


Z.02.2
PENGEMBANGAN DAN UJI COBA

Level 3

Z.02.1
PERENCANAAN
PENGEMBANGAN
Z.02.2.1
Dokumen Perencanaan Uji Konsep
Pengembangan

Direktorat TPB
Direktorat TTKI
Direktorat KITSDA
Setditjen
Surat Tanggapan atas Permintaan
Masukan/Persetujuan Undangan

MASYARAKAT
Hasil Uji Konsep

UNIT ESELON
II TERKAIT

Z.02.2.2 Z.02.2.4 UNIT ESELON


Pembuatan Prototype Z.02.2.6 II TERKAIT
Persiapan Public
(Purwarupa) Persiapan Piloting
Hearing Pemberitahuan
Direktorat TPB Piloting
Direktorat TPB Direktorat TPB
Direktorat TTKI Direktorat TTKI Direktorat TTKI
Direktorat KITSDA Direktorat KITSDA Direktorat KITSDA
Setditjen Setditjen Setditjen

Prototype Materi Public Hearing Materi Piloting

Z.02.2.5 Z.02.2.7
Z.02.2.3 Pengujian Pelaksanaan Public
Prototype (Purwarupa) Pelaksanaan Piloting
Hearing

Direktorat TPB Direktorat TPB Direktorat TPB


Direktorat TTKI Direktorat TTKI Direktorat TTKI
Direktorat KITSDA Direktorat KITSDA Direktorat KITSDA
Setditjen Setditjen Setditjen

Hasil Piloting

Hasil Public Hearing


Z.02.3
Hasil Uji Coba Prototype PENYUSUNAN LAPORAN
HASIL PENGEMBANGAN

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 357


Gambar Proses Bisnis Kerjasama Pihak Ketiga
AA
PROSES BISNIS KERJASAMA DENGAN PIHAK KE-3

Level 1

W
Usulan PMK kesepakatan bersama
REGULASI

PIHAK KETIGA SE-19/PJ/2014


SE-19/PJ/2014 Laporan Hasil Evaluasi
AA.04
AA.01 Pengawasan dan
Penyusunan Evaluasi DIREKTUR
Usulan Kesepakatan Bersama
Kesepakatan P2HUMAS
Kesepakatan
PEJABAT ESELON II DJP Bersama Bersama
P2Humas, PPII, P2Humas, Kanwil
Setditjen, Unit DJP
Pengusul,
Konsep Kanwil
Kesepakatan Bersama Laporan Hasil Ealuasi
DJP
KEPALA KANWIL
DJP

PEJABAT ESELON III


DI LINGKUNGAN
KANWIL DJP SE-19/PJ/2014
Usulan Penetapan PMK SE-19/PJ/2014 Naskah Kesepakatan
AA.02 Bersama
AA.03
N Penandatanganan
PENGOLAHAN DATA Sosialisasi WEBSITE
dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama
RESMI DJP/
PIHAK KETIGA Kesepakatan
Kesepakatan KANWIL DJP
Bersama
Bersama
Dirjen, KPDJP, KPDJP, Kanwil DJP
Kanwil DJP Undangan Sosialisasi dan
Permintaan Narasumber

PIHAK TEKAIT

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 358


AA.01
PENYUSUNAN KESEPAKATAN BERSAMA

Level 2

SE-19/PJ/2014 SE-19/PJ/2014
PIHAK KETIGA

AA.01.1 Konsep Kesepakatan AA.01.2


Penyusunan Bersama Pembahasan
Usulan Kesepakatan
Konsep Konsep
Bersama
Kesepakatan Kesepakatan
Bersama Bersama
PEJABAT
ESELON II DJP
P2Humas, PPII, P2Humas, PPII, AA.02
Setditjen, Unit Setditjen, Unit Konsep Kesepakatan Penandatanganan Dan
Pengusul, Kanwil Pengusul, Kanwil Bersama Pengarsipan Kesepakatan
Bersama
DJP DJP
Usulan PMK
kesepakatan bersama
PEJABAT ESELON III
DI LINGKUNGAN W
KANWIL DJP REGULASI
Usulan Penetapan PMK

N
PENGOLAHAN DATA
PIHAK KETIGA

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 359


AA.01.2
PEMBAHASAN KONSEP KESEPAKATAN BERSAMA

Level 3

SE-19/PJ/2014 SE-19/PJ/2014
DIREKTUR
P2HUMAS

AA.01.1 AA.01.2.1 AA.01.2.2


Penyusunan Kesepakatan Konsep Kesepakatan
Persiapan Pelaksanaan
Bersama Dalam Wewenang Bahan rapat pembahasan,
Bersama Pembahasan Pembahasan Laporan Hasil
Direktur Jenderal Pajak Undangan rapat, ND permintaan
Konsep Konsep Rapat
prasarana
Kesepakatan Kesepakatan
Bersama Bersama KEPALA KANWIL
DJP

P2Humas, PPII, P2Humas, PPII,


Setditjen, Unit Setditjen, Unit AA.02
Pengusul, Kanwil Pengusul, Kanwil Konsep kesepakatan Penandatanganan Dan
bersama Pengarsipan Kesepakatan
DJP DJP Bersama

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 360


AA.02
PENANDATANGANAN DAN PENGARSIPAN KESEPAKATAN BERSAMA

Level 2

SE-19/PJ/2014 SE-19/PJ/2014 PIHAK KETIGA


Kesepakatan bersama
Yang sudah ditandatangani
AA.01 Oleh kedua belah pihak
Konsep kesepakatan AA.02.1 AA.02.2
Penyusunan Kesepakatan
bersama Kesepakatan bersama AA.03
Bersama Persetujuan Penandatanganan Sosialisasi Kesepakatan
yang telah disetujui oleh
Kesepakatan Direktur Jenderal Pajak Kesepakatan Bersama
Bersama Bersama

AA.04
Pengawasan Dan
KPDJP, Kanwil DJP KPDJP, Kanwil DJP Evaluasi Kesepakatan
Bersama

Arsip Kesepakatan bersama


Yang sudah ditandatangani
Oleh kedua belah pihak

ARSIP

W
Usulan PMK Kesepakatan Bersama
REGULASI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 361


AA.03
SOSIALISASI KESEPAKATAN BERSAMA

Level 2

SE-19/PJ/2014 SE-19/PJ/2014 Naskah Kesepakatan


KANWIL Bersama WEBSITE
DJP RESMI DJP/
Rencana Sosialisasi AA.03.1 KANWIL DJP
AA.03.2
Persetujuan
Pelaksanaan
Rencana
Sosialisasi
Sosialisasi Rencana sosialisasi
yang sudah disetujui
Kesepakatan
Kesepakatan Undangan sosialisasi dan
Bersama Permintaan Narasumber
Bersama
DIREKTORAT
P2HUMAS
KPDJP, Kanwil DJP KPDJP, Kanwil DJP PIHAK TEKAIT
Kesepakatan Bersama

AA.02
Penandatanganan Dan
Pengarsipan Kesepakatan
Bersama

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 362


AA.04
PENGAWASAN DAN EVALUASI KESEPAKATAN BERSAMA

Level 2

DIREKTUR
P2HUMAS
SE-19/PJ/2014 SE-19/PJ/2014

AA.04.1 Laporan Hasil Evaluasi


AA.04.2
AA.02 Penugasan
Penandatanganan Dan Kesepakatan Bersama Pelaksanaan
Pengarsipan Kesepakatan yang dilakukan oleh KPDJP Pelaksanaan Penugasan monitoring Pengawasan dan
dan Kanwil DJP Laporan Hasil Evaluasi
Bersama Pengawasan dan Dan evaluasi Evaluasi
Evaluasi Kesepakatan
Kesepakatan Bersama KEPALA KANWIL
Bersama DJP

KPDJP, Kanwil DJP KPDJP, Kanwil DJP AA.01


Rekomendasi perubahan dan
Penyusunan Kesepakatan
Pembaharuan kesepakatan bersama
Bersama

Pembatalan Kesepakatan

PIHAK KETIGA

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 363


Gambar Proses Bisnis Pengelolaan Aset, Logistik, dan Keuangan

AB.01.1
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN

LEVEL 3
Renstra-DJP,
DIPA

PMK-150/PMK.06/2014

AB.01.1.1
Satker
Pelaksanaan Identifikasi
Barang Milik Negara

Data Ketersediaan BMN Semua Satuan Kerja

Hasil Identifikasi BMN


Hasil Identifikasi BMN

PMK-150/PMK.06/2014

Standar Barang,
Standar Kebutuhan
AB.01.1.2 Usulan RKA K/L
Perencanaan Pengadaan
Barang Milik Negara
Pengelola Barang Satker

Penelitian RKBMN
Semua Satuan Kerja RKBMN KPB Pengadaan
KPB

PMK-150/PMK.06/2014

AB.01.1.3
Kuasa RKBMN KPB Pemeliharaan
Daftar Barang, Perencanaan Pemeliharaan
Pengguna Anggaran
Rencana Kebutuhan Pemeliharaan BMN Barang Milik Negara

Semua Satuan Kerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 364


AB.01.1.2
PERENCANAAN PENGADAAN BARANG MILIK NEGARA

LEVEL 4

PMK-150/PMK.06/2014

Standar Barang,
Standar Kebutuhan AB.01.1.2.1
RKBMN KPB Penelitian RKBMN
Perencanaan Pengadaan Pengadaan KPB
Tanah dan Bangunan

Semua Satuan Kerja

Standar Barang,
Pengelola Barang Standar Kebutuhan
PMK-150/PMK.06/2014

AB.01.1.2.2
Perencanaan Pengadaan
Usulan RKA K/L
Kendaraan Dinas
Pelaksanaan Operasional dan Sarana
Identifikasi Barang Milik Hasil Identifikasi BMN Teknologi Informasi
Negara Satker
Hasil Identifikasi BMN
Semua Satuan Kerja

PMK-150/PMK.06/2014

AB.01.1.2.3
Perencanaan Pengadaan
Barang Milik Negara Lainnya

Semua Satuan Kerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 365


AB.01.2
PENGADAAN BARANG/JASA

LEVEL 3

Perpres-4/2015

AB.01.2.1
RKA yang telah disetujui
Penganggaran DPR
Penyusunan Rencana Umum
Pengadaan

?
Rencana Umum Pengadaan

Perpres-4/2015

AB.01.2.2
Pertanggungjawaban Pekerjaan/Kegiatan
Pelaksanaan Swakelola

KTA
?

Perpres-4/2015

AB.01.2.3
Persiapan Pengadaan Barang
dan Jasa

? Pengumuman Rencana Umum Pengadaan

Masyarakat
Dokumen Pengadaan

Formulir Isian Kualifikasi


Dokumen Penawaran
Perpres-4/2015
Pengumuman Lelang/Seleksi
AB.01.2.4
Pelaksanaan Pemilihan
Berita Acara Pemberian Penjelasan,
Penyedia Barang/Jasa Dokumen Pengadaan

Calon Penyedia
? Calon Penyedia

Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

Penyedia

Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan,


DIPA Perpres-4/2015 Surat Pemutusan Kontrak

Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan


Satker Surat Permohonan Pembayaran Uang Muka,
Permohonan Penyesuaian Harga AB.01.2..5
Pelaksanaan Kontrak PPHP

Pembayaran Tagihan
Penyedia ? Pembayaran Uang Muka/Prestasi Kerja
Pengadaan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 366


Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 367
AB.01.2.3
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA

LEVEL 4

Penyusunan Rencana
Rencana Umum Pengadaan Perpres-4/2015
Umum Pengadaan

AB.01.2.3.1
Pengumuman Rencana Umum Pengumuman Rencana Umum Pengadaan
Pengadaan
Masyarakat

Rencana Umum Pengadaan Hasil Pengkajian Ulang

Rencana Umum Pengadaan yang Akan Dikaji Ulang

Perpres-4/2015

AB.01.2.3.2
Pengkajian Ulang Rencana
Umum Pengadaan

Perpres-4/2015 Rencana Umum Pengadaan Hasil Pengkajian Ulang

AB.01.2.3.3
Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pengadaan

Rencana Pelaksanaan Pengadaan (HPS, Spesifikasi Teknis, Rancangan Kontrak)

Perpres-4/2015

AB.01.2.3.4
Penyusunan Dokumen dan Pelaksanaan Pemilihan
Dokumen Pengadaan
Penyedia Barang/Jasa
Pemilihan Metode Pengadaan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 368


AB.1.2.3.1
PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN

LEVEL 5

Perpres-4/2015

Penyusunan Rencana AB.01.2.3.1.1


Rencana Umum Pengadaan Pengumuman Rencana
Umum Pengadaan Pelaksanaan Pengumuman Rencana Umum Umum Pengadaan
Pengadaan
Masyarakat

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Hasil Pengkajian Ulang

Perpres-4/2015

AB.01.2.3.1.2
Pengkajian Ulang Penyampaian Rencana Umum Pengadaan Pengkajian Ulang
Rencana Umum Kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan Rencana Umum Pengadaan Yang Akan Dikaji Ulang Rencana Umum
Pengadaan Unit Layanan Pengadaan Pengadaan

PPK, ULP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 369


AB.01.2.3.2
PENGKAJIAN ULANG RENCANA UMUM PENGADAAN

LEVEL 5

Perpres-4/2015

AB.01.2.3.2.1
Pengumuman Rencana
Rencana Umum Pengadaan Yang Akan Dikaji Ulang Pengkajian Ulang Pemaketan
Umum Pengadaan
Pekerjaan

ULP, PPK, KPA

Pemaketan Pekerjaan Hasil Pengkajian Ulang

Perpres-4/2015

AB.01.2.3.2.2
Pengkajian Ulang
Penganggaran

ULP, PPK, KPA

Penganggaran Hasil Pengkajian Ulang

Perpres-4/2015

AB.01.2.3.2.3
Pengkajian Ulang Kerangka
Acuan Kerja

ULP, PPK, KPA

Kerangka Acuan Kerja Hasil Pengkajian Ulang

Pengumuman Rencana
Umum Pengadaan
Perpres-4/2015

AB.01.2.3.2.4 Penyusunan Rencana


Rencana Umum Pengadaan
Penetapan Kembali Kerangka Hasil Pengkajian Ulang Pelaksanaan Pengadaan
Acuan Kerja

KPA
Pemilihan Metode
Pengadaan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 370


AB.01.2.3.3
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PENGADAAN

LEVEL 5

Perpres-4/2015

AB.01.2.3.3.1
Penyusunan dan Penetapan Harga
Perkiraan Sendiri

PPK

Perpres-4/2015 Rencana Pelaksanaan Pengadaan


(HPS, Spesifikasi Teknis, Rancangan Kontrak)

Rencana Umum Pengadaan Hasil Pengkajian Ulang


Penyusunan Dokumen
Pengkajian Ulang AB.01.2.3.3.2
Pengadaan
Rencana Umum Penyusunan Spesifikasi Teknis
Pengadaan
Rencana Umum Pengadaan Hasil Pengkajian Ulang
Rencana Pelaksanaan Pengadaan
(HPS, Spesifikasi Teknis, Rancangan Kontrak)
?

Perpres-4/2015

AB.01.2.3.3.3
Penyusunan Rancangan Kontrak

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 371


AB.01.2.3.4
PENYUSUNAN DOKUMEN DAN PEMILIHAN METODE
PENGADAAN

LEVEL 5

Perpres-4/2015

AB.01.2.3.4.1
Penetapan Metode Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa

Rencana Pelaksanaan Pengadaan


?

Dokumen Pengadaan

Perpres-4/2015

AB.01.2.3.4.2
Penetapan Metode
Penyampaian Dokumen

Rencana Pelaksanaan Pengadaan Dokumen Pengadaan

Penyusunan Rencana ? Pelaksanaan Pemilihan


Pelaksanaan Penyedia Barang/Jasa
Pengadaan
Dokumen Pengadaan

Perpres-4/2015
Rencana Pelaksanaan Pengadaan

AB.01.2.3.4.3
Penetapan Metode Evaluasi
Pengadaan Barang/Jasa

Rencana Pelaksanaan Pengadaan Dokumen Pengadaan

AB.01.2.3.4.4
Penyusunan Jadwal Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 372


AB.01.2.4
PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA

LEVEL 4
Perpres-4/2015
Penyusunan Dokumen AB.01.2.4.1
dan Pemilihan Metode Dokumen Pengadaan Pengumuman Pengumuman Lelang/Seleksi
Pengadaan Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa
? Masyarakat

Dokumen Pengadaan

Perpres-4/2015
AB.01.2.4.2
Pendaftaran dan Dokumen Pengadaan
Pengambilan Dokumen

? Calon Penyedia

Dokumen Pengadaan

Perpres-4/2015
AB.01.2.4.3
Pemberian Berita Acara Pemberian Penjelasan
Penjelasan
?

Perpres-4/2015
Formulir Isian Kualifikasi
AB.01.2.4.4
Pemasukan Dokumen
Penawaran dan Formulir
Isian Kualifikasi

Dokumen Penawaran ?
Calon Penyedia
Dokumen Penawaran

Formulir Isian Kualifikasi Penghentian Proses


Pelelangan/Seleksi

Perpres-4/2015
AB.01.2.4.5
Pelaksanaan Evaluasi
Penawaran dan
Penilaian Kualifikasi Surat Pernyataan Pemilihan Gagal

Perpres-4/2015 Perpres-4/2015
Evaluasi Penawaran
AB.01.2.4.6 AB.01.2.4.7
Penetapan dan Penyelesaian
Pengumuman Pemenang Pemilihan Gagal
? ?

Perpres-4/2015
Penetapan dan Pengumuman Pemenang AB.01.2.4.8
Penyelesaian Keputusan Sanggahan Terbukti
Sanggahan
?

Penetapan dan Pengumuman Pemenang


Keputusan Sanggahan Tidak Terbukti

Perpres-4/2015 SPPBJ

AB.01.2.4.9
Penunjukan Penyedia Penyedia
Barang/Jasa

?
Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pelaksanaan Kontrak

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 373


AB.01.2.5
PELAKSANAAN KONTRAK

LEVEL 4

DIPA Perpres-4/2015 Perpres-4/2015


Usulan Perubahan Kontrak
AB.01.2.5.1
Satker AB.01.2.5.2
Penandatanganan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa Perubahan Kontrak
Rancangan Kontrak (Perubahan)
Pelaksanaan Pemilihan Dokumen Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa
Penyedia Barang/Jasa ? ?

Kontrak
Pembayaran Tagihan
Tagihan
Langsung

Surat Permohonan Berita Acara Penyesuaian Harga


Pembayaran Uang Muka
Perpres-4/2015

AB.01.2.5.3
Permohonan Penyesuaian Harga Pengendalian Surat Kesepakatan
Pelaksanaan Kontrak
Penyedia ?

Laporan Penyelesaian Pekerjaan

Laporan Hasil Pemeriksaan Pekerjaan Belum Selesai

Surat Pemutusan Kontrak

Perpres-4/2015
Penyedia
Tagihan
AB.01.2.5.4
Pemeriksaan Pekerjaan

Laporan Hasil
Pemeriksaan
Pekerjaan Selesai

BAST Akhir Pekerjaan

Perpres-4/2015

AB.01.2.5.6
Pelaksanaan Serah
Terima Pekerjaan

? BAST Akhir Pekerjaan

PPHP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 374


AB.01.2.5.3
PENGENDALIAN PELAKSANAAN KONTRAK

LEVEL 5

Perpres-4/2015

AB.01.2.5.3.1 Pemeriksaan
Kontrak Laporan Penyelesaian Pekerjaan
Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan

Pelaksanaan Serah Tagihan Perpres-4/2015


Terima Pekerjaan
AB.01.2.5.3.2
Pembayaran Tagihan (Uang Pembayaran Tagihan
SPP
Kontrak
Muka dan Pembayaran Pengadaan
Prestasi Kerja)

Surat Permohonan Pembayaran Uang Muka PPK

Penyedia
Surat Kesepakatan
Perpres-4/2015
Permohonan Penyesuaian Harga

AB.01.2.5.3.3
Penandatanganan Penyesuaian Harga
Kontrak Pengadaan
Berita Acara Penyesuaian Harga
Barang/Jasa
Kontrak ?

Perubahan Kontrak
Perpres-4/2015
Pemeriksaan Pekerjaan Laporan Hasil Pemeriksaan Pekerjaan Belum Selesai
AB.01.2.5.3.4
Penyelesaian
Perselisihan Surat Kesepakatan

Laporan/Surat Keberatan ?

PPK Perpres-4/2015

Laporan Penelitian PPK Surat Pemutusan Kontrak


AB.01.2.5.3.5
Pemutusan Kontrak
Penyedia

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 375


AB.01.3
PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

LEVEL 3

Keputusan Pengguna Barang

Kuasa Pengguna
Barang Satker
PMK-246/PMK.06/2014 Keputusan Pengelola Barang

Keputusan Pengguna Barang,


Keputusan Pengelola Barang

AB.01.3.1
Pengguna Barang Permohonan Penetapan Penetapan Status Penggunaan
Status PenggunaanBMN
Barang Milik Negara

Bagian Perlengkapan Permohonan Penetapan


Status Penggunaan BMN

Kuasa Pengguna
Pengguna Barang
Barang Satker PMK-246/PMK.06/2014 Permohonan Pengalihan
Status Penggunaan BMN

Permohonan Pengalihan
Status Penggunaan BMN AB.01.3.2 BAST
Pelaksanaan Alih Status
Penggunaan Barang Milik
Negara

Surat Persetujuan
Pengalihan Status Bagian Perlengkapan

BAST

Kuasa Pengguna
Barang Baru

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 376


AB.01.3.1
PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

LEVEL 4
Keputusan Pengguna Barang

Kuasa Pengguna
Barang Satker

PMK-246/PMK.06/2014
Keputusan Pengelola Barang

AB.01.3.1.1
Permohonan Penetapan
Status PenggunaanBMN
Pengajuan Usulan ke Biro
Perlengkapan
Kuasa Pengguna
Barang Satker

Keputusan Pengelola Barang,


Keputusan Pengelola Barang
Bagian Perlengkapan

Pengguna Barang Pengguna Barang

Pengguna Barang

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 377


AB.01.3.1.1
PENGAJUAN USULAN KE BIRO PERLENGKAPAN

LEVEL 5

Permohonan Penetapan PMK-246/PMK.06/2014


Status Penggunaan BMN

Keputusan Pengelola Barang

AB.01.3.1.1.1 Kuasa Pengguna


Pengajuan Usulan Terkait Tanah Barang Satker
dan Bangunan

Bagian Perlengkapan
Keputusan Pengelola Barang

Permohonan Penetapan Status PenggunaanBMN

Kuasa Pengguna Pengguna Barang


Barang Satker PMK-246/PMK.06/2014

AB.01.3.1.1.2
Pengajuan Usulan Terkait Selain
Permohonan Penetapan Tanah dan Bangunan
Pengguna Barang
Status Penggunaan BMN

Keputusan Pengguna Barang


Keputusan Pengguna Barang
Bagian Perlengkapan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 378


AB.01.3.2
PELAKSANAAN ALIH STATUS PENGGUNAAN
BARANG MILIK NEGARA

LEVEL 4

PMK-246/PMK.06/2014

Kuasa Pengguna
AB.01.3.2.1 Barang Satker
Pelaksanaan Alih Status Antar BAST

Unit Eselon I di Kemenkeu

Bagian Perlengkapan
Kuasa Pengguna
Permohonan Pengalihan
Status Penggunaan BMN
Barang Baru

Kuasa Pengguna
Barang Satker PMK-246/PMK.06/2014

AB.01.3.2.2
Pelaksanaan Alih Status Antar Pengguna Baru
Pengguna Barang (Lintas
Kementerian)
Pengguna Baru Permohonan Pengalihan Status Penggunaan BMN

Bagian Perlengkapan
Surat Persetujuan Pengalihan Status

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 379


AB.01.4
PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA

LEVEL 3

PMK-78/PMK.06/2014 Keputusan Pelaksanaan Sewa

Ketetapan Formula Tarif Sewa BMN Perjanjian Sewa

AB.01.4.1 Penyewa
Penyewaan Barang Milik Negara

Usulan Pemanfaatan BMN

Bagian Perlengkapan

Persetujuan Pemanfaatan BMN


Laporan Perubahan BMN, Keputusan Pelaksanaan Pinjam Pakai,
Peminjam Pakai Usulan Perubahan BMN, PMK-78/PMK.06/2014 Perjanjian Pinjam Pakai,
BAST Pengembalian BMN Pinjam Pakai Persetujuan Perubahan BMN

Rencana Pemanfaatan BMN


AB.01.4.2
Perencanaan Pelaksanaan Pinjam Pakai Peminjam Pakai
Pemanfaatan Barang Usulan Pemanfaatan BMN
Barang Milik Negara
Milik Negara

Rencana Pemanfaatan BMN Bagian Perlengkapan

Usulan Persetujuan Pemanfaatan BMN


Kuasa Pengguna
Barang Satker PMK-78/PMK.06/2014
Persetujuan Pemanfaatan BMN Pengelola Barang

AB.01.4.3 Keputusan Pelaksanaan KSP


Persetujuan Besaran Kontribusi Tetap
dan Pembagian Keuntungan, Kerjasama Pemanfaatan
Pengelola Barang
Persetujuan Pemanfaatan BMN Barang Milik Negara
Perjanjian KSP

Usulan Pemanfaatan BMN Ketetapan Kontribusi Tetap


Mitra KSP
BAST Hasil KSP Bagian Perlengkapan dan Pembagian Keuntungan

Mitra KSP Usulan Besaran Kontribusi Tetap


dan Pembagian Keuntungan

PMK-78/PMK.06/2014

Rencana Pemanfaatan BMN


AB.01.4.4
Pemanfaatan atas Bangunan
Bangun Guna Serah/Bangun
Serah Guna BAST BMN yang akan Dilakukan BGS/BSG

Bagian Perlengkapan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 380


AB.01.5
PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN BARANG MILIK NEGARA

LEVEL 3

KMK-21/KMK.01/2012

AB.01.5.1
Daftar Hasil Pengamanan Barang
Pengamanan Barang Milik Negara
Daftar Kebutuhan Pengamanan Barang DIPA

Semua Satuan Kerja


Satker

DIPA

KMK-21/KMK.01/2012 Bagian
Kuasa Pengguna Perlengkapan
Barang
Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang,
Daftar Barang
AB.01.5.2
Daftar Hasil Pemeliharaan Barang
Pemeliharaan Barang Milik Negara

Semua Satuan Kerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 381


AB.01.5.1
PENGAMANAN BARANG MILIK NEGARA

LEVEL 4

KMK-21/KMK.01/2012

Daftar Kebutuhan Pengamanan Barang


AB.01.5.1.1
Pengamanan Fisik
DIPA

Daftar Hasil Pengamanan Barang

Semua Satuan Kerja

KMK-21/KMK.01/2012

AB.01.5.1.2
Daftar Kebutuhan Pengamanan Barang Daftar Hasil Pengamanan Barang
Pengamanan Hukum

Kuasa Pengguna DIPA Bagian


Barang
Perlengkapan

Semua Satuan Kerja

Satker
KMK-21/KMK.01/2012
Daftar Hasil Pengamanan Barang

Daftar Kebutuhan Pengamanan Barang

Pengamanan Administrasi

DIPA

Semua Satuan Kerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 382


AB.01.5.2
PEMELIHARAAN BARANG MILIK NEGARA

LEVEL 4

KMK-21/KMK.01/2012

Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang,


Daftar Barang AB.01.5.2.1
Pemeliharaan Ringan

Daftar Hasil Pemeliharaan Barang

Semua Satuan Kerja

Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang,


Daftar Barang
KMK-21/KMK.01/2012

Kuasa Pengguna
Barang

AB.01.5.2.2
Daftar Hasil Pemeliharaan Barang
Pemeliharaan Sedang

Bagian
Perlengkapan

DIPA Semua Satuan Kerja

DIPA
KMK-21/KMK.01/2012
Daftar Hasil Pemeliharaan Barang
Satker

Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang,


Daftar Barang
AB.01.5.2.3
Pemeliharaan Berat

Semua Satuan Kerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 383


AB.01.6
PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA

LEVEL 3

PMK-50/PMK.06/2014 BA Pemusnahan

Kuasa Pengguna
Barang
Persetujuan Penghapusan BMN
AB.01.6.1
Pemusnahan Barang Milik Negara
Usulan Penghapusan BMN, Permohonan Penghapusan BMN,
DBKP Perubahan BA Pemusnahan,
Keputusan Penghapusan BMN

Bagian Perlengkapan
Rencana Penghapusan BMN

Rencana
Penghapusan BMN

Pengelola Barang
Rencana Penghapusan BMN
Kuasa Pengguna
Barang
PMK-50/PMK.06/2014

Persetujuan Penghapusan BMN


AB.01.6.2 Permohonan Penghapusan BMN,
BAST
Pengelola Barang Pemindahtanganan Barang Milik BA Pemusnahan,
Usulan Penghapusan BMN Keputusan Penghapusan BMN
Negara

Risalah Lelang Bagian Perlengkapan


BAST KPKNL

KPKNL

Naskah HIbah
Penerima Barang Hasil
Tukar Menukar
Penerima Hibah

Penerima Hibah

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 384


AB.01.6.2
PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA

LEVEL 4

Risalah Lelang PMK-50/PMK.06/2014

Rencana Penghapusan BMN


BAST
AB.01.6.2.1
Usulan Penghapusan BMN Penjualan Barang Milik
Negara
KPKNL
KPKNL Persetujuan Penghapusan BMN
BAST

DBKP Perubahan Bagian Perlengkapan

Kuasa Pengguna
Barang
Keputusan Penghapusan BMN,
Laporan Penghapusan BMN
PMK-50/PMK.06/2014
BAST

Rencana
Penghapusan BMN Rencana Penghapusan BMN
AB.01.6.2.2 Pengelola Barang
Keputusan Penghapusan BMN,
Tukar Menukar Barang Milik Laporan Penghapusan BMN
Negara
Usulan Penghapusan BMN,
DBKP Perubahan BAST

Kuasa Pengguna
Barang
Persetujuan Penghapusan BMN Bagian Perlengkapan
BAST

Keputusan Penghapusan BMN,


Laporan Penghapusan BMN Penerima Barang Hasil
Tukar Menukar
Pengelola Barang
Persetujuan Penghapusan BMN PMK-50/PMK.06/2014

Rencana Penghapusan BMN

AB.01.6.2.3
Usulan Penghapusan BMN, Hibah Barang Milik Negara
DBKP Perubahan BAST

Penerima Hibah
Penerima Hibah

Naskah Hibah Bagian Perlengkapan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 385


AB.01.7
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

LEVEL 3

PP-27/2014

AB.01.7.1
DBPB
Pembukuan Barang Milik Negara

DBKPB

Bagian Perlengkapan

PP-27/2014

AB.01.7.2
Rencana Inventarisasi BMN Inventarisasi (sensus dan stock opname) Laporan Hasil Inventarisasi BMN
Barang Milik Negara
Kuasa Pengguna Pengelola Barang
Barang

Semua Satuan Kerja

PP-27/2014

Laporan Barang Kuasa Pengguna Barang AB.01.7.3 Neraca


Pelaporan Barang Milik Negara

Sekretariat Direktorat Jenderal

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 386


AB.01.8
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ATAS PENGELOLAAN
BARANG MILIK NEGARA

LEVEL 3

PP-27/2014

Rencana Pemantauan Pengelolaan BMN AB.01.8.1


Pemantauan atas Pengelolaan Barang
Milik Negara

Semua Satuan Kerja


Laporan Hasil Pemantauan Pengelolaan BMN

Laporan Hasil Penertiban Pengelolaan BMN

Kuasa Pengguna Pengguna Barang


Barang PP-27/2014

AB.01.8.2
Penertiban atas Pengelolaan Barang Milik
Rencana Penertiban Pengelolaan BMN Negara

Semua Satuan Kerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 387


AB.01.9
PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

LEVEL 3

AB.01.9.1
Penyusunan Kebijakan Standar Barang
(Spesifikasi)
Usulan Kebijakan Standar Baru/Perubahan

Bagian Perlengkapan

Usulan Standar Barang

AB.01.9.2
Usulan Kebijakan Standar Baru/Perubahan Penyusunan Kebijakan Standar Usulan Standar Kebutuhan
Kebutuhan (Jumlah)
Pengelola Barang
Satker

Bagian Perlengkapan
Usulan Standar Penggunaan

Usulan Kebijakan Standar Baru/Perubahan

AB.01.9.3
Penyusunan Kebijakan Standar
Penggunaan (Operasional)

Bagian Perlengkapan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 388


AB.01.10
PEMBERIAN BIMBINGAN PENGELOLAAN BARANG DAN BIMBINGAN
PENGADAAN

LEVEL 3

AB.01.10.1
Rencana Pelaksanaan Bimbingan Pelaksanaan Bimbingan Pengelolaan
Barang Milik Negara

Bagian Perlengkapan
Laporan Hasil Pelaksanaan Bimbingan

Bagian Perlengkapan

Bagian Perlengkapan
Laporan Hasil Pelaksanaan Konsultasi

AB.01.10.2
Permohonan Konsultasi
Pelaksanaan Konsultasi Pengelolaan
Barang Milik Negara

Satker

Bagian Perlengkapan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 389


AB.02
PENGELOLAAN KEUANGAN

LEVEL 2

AB.02.1
Penyusunan Kebijakan dan
Pedoman Pengelolaan Keuangan
Direktorat Jenderal Pajak

AB.02.2
Penganggaran

AB.02.3
Perbendaharaan

AB.02.4
Pelaksanaan Bimbingan
Keuangan

AB.02.5
Penyelengaraan Akuntansi
dan Pelaporan

AB.02.6
Penatausahaan Data dan
Dokumen

AB.02.7
Pemantauan dan Evaluasi
Anggaran

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 390


AB.02.1
PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAN PEDOMAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

LEVEL 3

Renstra

AB.02.1.1
Penyusunan Kebijakan Kebijakan dan Pedoman
Peraturan Terkait dan Pedoman Perencanaan Keuangan
Perencanaan Keuangan Perencanaan Keuangan

Bagian Keuangan

Peraturan Terkait
Pelaksanaan
AE Anggaran
AB.02.1.2 Pelaksaan
ORGANISASI Penyusunan Kebijakan Kebijakan dan Pedoman Bimbingan Keuangan
dan Pedoman Pelaksanaan Anggaran

Pelaksanaan Anggaran

Bagian Keuangan

Peraturan Terkait
Pelaporan Keuangan AB.02.1.3
Penyusunan Kebijakan Kebijakan dan Pedoman
Pelaporan Keuangan
dan Pedoman
Pelaporan Keuangan

Bagian Keuangan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 391


AB.02.2.3
PENYUSUNAN REVISI ANGGARAN

LEVEL 4 Pemberitahuan Revisi Anggaran

Usulan Revisi Anggaran


dan Dokumen Kelengkapan

AB.02.2.3.1
Kawil DJPB
Revisi Kantor Pusat DJP

Usulan Revisi Anggaran


Usulan Revisi Anggaran Bagian Keuangan dan Dokumen Kelengkapan

RocanKeu

Penyusunan Petunjuk
Pemberitahuan Revisi Anggaran
Revisi Anggaran Operasional Kegiatan
(POK)
Usulan Revisi Anggaran
dan Dokumen Kelengkapan

Unit Kerja

Usulan Revisi Anggaran

Revisi Anggaran
AB.02.2.3.2
Revisi Yang Melibatkan
Satuan Kerja DJP

Bagian Keuangan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 392


AB.02.2
PENGANGGARAN

LEVEL 3

Perencanaan Kebutuhan
dan Penganggaran Data Kebutuhan
Identifikasi BMN
Pernyataan Komitmen

AE
Renstra
ORGANISASI Satuan Kerja

RKBMN Hasil AB.02.2.1


Penelahaan Penyusunan Rencana Kerja POK
dan Anggaran Kementerian
Kuasa Pagu Indikatif
dan Lembaga (RKAKL)
Pengguna Unit Kerja
Anggaran
Pagu Anggaran
Penyusunan SPP
POK Gaji
Pagu Alokasi Anggaran

Pengurusan Tagihan
POK Dengan Uang
Persediaan

Pengurusan Tagihan
Langsung

POK
Menteri Keuangan
AB.02.2.2
Penyusunan Petunjuk
DIPA Operasional Kegiatan Pemantauan dan
(POK) POK Evaluasi Perencanaan
Anggaran

Pemantauan dan
POK Evaluasi Pelaksanaan
Revisi Anggaran
Anggaran

Pemberitahuan
Revisi Anggaran

AB.02.2.3 Usulan Revisi Anggaran


Usulan Revisi Anggaran Penyusunan Revisi dan Dokumen
Anggaran Kelengkapan

Unit Kerja Kanwil DJPB


Usulan Revisi Anggaran
dan Dokumen
Kelengkapan

Biro Perencanaan
Keuangan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 393


AB.02.2.1
PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
KEMENTERIAN DAN LEMBAGA (RKAKL)

LEVEL 4

AB.02.2.1.1
Usulan RKA K/L- Penyusunan Kebutuhan
Satker Anggaran Direktorat
Jenderal Pajak
Satuan Kerja Bagian Keuangan

Usulan Awal

Pemantauan dan
RKBMN Hasil Evaluasi Pelaksanaan
Penelaahan Anggaran

Kuasa AB.02.2.1.2
Pengguna Pagu Indikatif Pernyataan
Penyusunan Pagu
Anggaran Komitmen
Indikatif

Bagian Keuangan
Satuan Kerja

AE Nota RKA Pagu Anggaran


Renstra Kesepakatan dan Dok. Pendukung
ORGANISASI Renja Hasil
Trilateral Meeting
Catatan Atas Penelitian Penelitian Pagu
Anggaran
Penelaahan Pagu Catatab Atas Penelaahan
Anggaran
AB.02.2.1.3
Penyusunan Pagu Catatan Atas Reviu Reviu Pagu Anggaran
Pagu Anggaran RKA Pagu Alokasi
Anggaran dan Dokumen Pendukung

Menteri Keuangan Catatan Atas


Bagian Keuangan
Reviu
RKA Pagu Anggaran
Penelaahan Pagu
Hasil Penyesuaian
dan Dokumen Pendukung Anggaran

RKA Pagu Anggaran


RKA Pagu Anggaran Pembahasan DPR
Hasil Penyesuaian
Hasil Penyesuaian dan Dokumen Pendukung Pagu Anggaran

RKA Pagu Anggaran


Hasil Penyesuaian RKA Pagu Anggaran
Hasil Penyesuaian dan Dokumen Pendukung

SetJen Kemenkeu
RKA Pagu Alokasi
Pagu AB.02.2.1.4 Anggaran Hasil Penyesuaian
Alokasi Penyusunan Pagu
Anggaran Alokasi Anggaran RKA Pagu Alokasi Anggaran Reviu Pagu Alokasi
dan Dokumen Pendukung Anggaran
Catatan Atas Reviu
Bagian Keuangan
Catatan Atas Penelaahan
Reviu Pagu Alokasi Penelaahan Pagu
Anggaran Alokasi Anggaran

Pengadaan Barang dan


RKA Pagu Alokasi Anggaran Hasil Penyesuaian
Jasa

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 394


AB.02.2.1.2
PENYUSUNAN PAGU INDIKATIF

LEVEL 5

RKBMN Hasil Penelaahan


AB.02.2.1.2.1
Pelaksanaan Reviu
Kuasa
Pengguna Anggaran Baseline

Usulan Awal Bagian Keuangan


Penyusunan Rencana
Kebutuhan Anggaran
Direktorat Jenderal
RKBMN Hasil Reviu
Pajak
Pemantauan dan
Evaluasi Pelaksanaan
Anggaran
Pagu Indikatif

Usulan Awal Hasil Reviu


AB.02.2.1.2.2
Pernyataan Komitmen
FGD

Bagian Perlengkapan,
RKBMN Hasil Penelaahan
Sakter Terkait
Satuan Kerja

AB.02.2.1.2.3
Research Forum

AE Renstra
ORGANISASI Direktorat Terkait

Laporan Hasil Research Forum

Pagu Indikatif
AB.02.2.1.2.4
Penyusunan Kebutuhan
Pagu Indikatif

Bagian Keuangan

Renja K/L-DJP

Renja Hasil Trilateral Meeting

AB.02.2.1.2.5 Penyusunan Pagu


Pelaksanaan Trilateral Anggaran
Meeting

Bagian Keuangan, Dit. Nota Kesepakatan


KITSDA, Bagian Organta

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 395


AB.02.2.1.3
PENYUSUNAN PAGU ANGGARAN

LEVEL 5
Renja Hasil Trilateral Meeting,
Nota Kesepakatan
Penyusunan Pagu
Indikatif Renstra
AB.02.2.1.3.1
Research Forum

Pagu Anggaran Bagian Keuangan Laporan


Hasil Research Forum

Renja Hasil Trilateral Meeting,


Nota Kesepakatan

AB.02.2.1.3.2
Penyesuaian Renja

AE Renstra Bagian Keuangan


Laporan Hasil
ORGANISASI Research Forum

Pagu Anggaran Renja Hasil Penyesuaian


Renstra
AB.02.2.1.3.3
Penyusunan Kebutuhan
Pagu Anggaran
Pagu Anggaran
Menteri Keuangan Bagian Keuangan

Catatan atas Penelitian


RKA Pagu Anggaran Penelitian Pagu
Penelitian Pagu dan Dokumen Pendukung Anggaran
AB.02.2.1.3.4
Anggaran Pelaksanaan Penelitian
Pagu Anggaran
RKA Pagu Anggaran

Bagian Keuangan

Catatan Atas Reviu


Reviu Pagu
Anggaran Reviu Pagu
AB.02.2.1.3.5 RKA Pagu Anggaran dan Dokumen Pendukung
Anggaran
Pelaksanaan Reviu
Pagu Anggaran

Bagian Keuangan
RKA Pagu Anggaran
Hasil Penyesuaian

Catatan Hasil Reviu


RKA Pagu Anggaran
Hasil Penyesuaian

Catatan atas Reviu

AB.02.2.1.3.6 RKA Pagu Anggaran Hasil Penyesuaian Penelaahan Pagu


Penelaahan Pagu
Pelaksanaan dan Dokumen Pendukung Anggaran
Anggaran
Penelaahan Pagu
Anggaran
Catatan Atas Penelaahan

Bagian Keuangan RKA Pagu Anggaran Hasil Penyesuaian

RKA Pagu Anggaran Hasil Penyesuaian Setjen


RKA Pagu Anggaran Hasil Penyesuaian

AB.02.2.1.3.7 Penyusunan Pagu


Pelaksanaan Alokasi Anggaran
Pembahasan DPR
Pagu Anggaran
Pembahasan DPR
RKA Pagu Anggaran Hasil Penyesuaian Pagu Anggaran
Bagian Keuangan dan Dokumen Pendukung

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 396


AB.02.2.1.4
PENYUSUNAN PAGU ALOKASI ANGGARAN

LEVEL 5

AB.02.2.1.4.1
Pelaksanaan RKA Pagu Anggaran Hasil Penyesuaian Pembahasan DPR Pagu
Pembahasan DPR Pagu dan Dokumen Pendukung Alokasi Anggaran
Alokasi Anggaran

Bagian Keuangan

Penyusunan Pagu RKA Pagu Anggaran


Anggaran Hasil Penyesuaian

AB.02.2.1.4.2
Research Forum

Bagian Keuangan Laporan Hasil


Research Forum

RKA Pagu Anggaran Hasil Penyesuaian

AB.02.2.1.4.3
Penyesuaian Renja

AE Bagian Keuangan
Renstra
ORGANISASI Laporan Hasil
Research Forum

Pagu Alokasi Anggaran Renja Hasil Penyesuaian

AB.02.2.1.4.4
Penyusunan Kebutuhan
Pagu Alokasi Anggaran

Menteri Keuangan
Bagian Keuangan

Penelitian Pagu Alokasi


Anggaran
AB.02.2.1.4.5 RKA Pagu Alokasi Anggaran
RKA Pagu Alokasi Anggaran Pelaksanaan Penelitian dan Dokumen Pendukung
Pagu Alokasi Anggaran Catatan Atas Penelitian

Bagian Keuangan

Catatan Atas Reviu

Penelitian Pagu Alokasi RKA Pagu Alokasi Anggaran Reviu Pagu Alokasi
AB.02.2.1.4.6 dan Dokumen Pendukung
Anggaran Anggaran
RKA Pagu Alokasi Anggaran Pelaksanaan Reviu
Pagu Alokasi Anggaran

Bagian Keuangan

RKA Pagu Alokasi Anggaran


Hasil Penyesuaian
RKA Pagu Alokasi Anggaran
Hasil Penyesuaian

Catatan Atas Reviu Catatan Atas Reviu

Penelaahan Pagu RKA Pagu Alokasi Anggaran Hasil Penyesuaian Penelaahan Pagu
Penelaahan Pagu Alokasi Anggaran
Alokasi Anggaran dan Dokumen Pendukung Alokasi Anggaran
AB.02.2.1.4.7
Pelaksanaan
Penelaahan Pagu
RKA Pagu Anggaran dan Dokumen Pendukung
Alokasi Anggaran

Bagian Keuangan RKA Pagu Anggaran dan Dokumen Pendukung


Setjen
Pengadaan Barang dan
Jasa

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 397


AB.2.2.3.1
REVISI KANTOR PUSAT

LEVEL 5

Revisi Kewenangan Kuasa Penyusunan Petunjuk


Pengguna Anggaran Revisi Anggaran Operasional Kegiatan
(Revisi POK) (POK)

Usulan Revisi Anggaran


Bagian Keuangan Pemberitahuan Revisi Anggaran

Usulan Revisi Anggaran


dan Dokumen Kelengkapan

Unit Kerja Kanwil DJPB


Revisi Kewenangan Pihak
Eksternal
Usulan Revisi Anggaran
dan Dokumen Kelengkapan

Usulan Revisi Anggaran Bagian Keuangan RocanKeu

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 398


AB.02.3
PERBENDAHARAAN

LEVEL 3

Surat Permohonan Pembayaran


Persekot/Uang Muka Gaji AB.02.3.1
dan Dokumen Pendukung
Pelaksanaan Anggaran
Belanja Pegawai

Bagian Keuangan

SSP
Pegawai

SPM dan Lampiran


Penyusunan Petunjuk
Operasional Kegiatan Petunjuk Operasional Kerja (POK)
(POK)
KPPN
SP2D
Permohonan Pembayaran
Perjalanan Dinas Pindah/ Pembayaran Tagihan
Perjalanan Dinas Jabatan/ AB.02.3.2
Pesangon Pindah Pelaksanaan Anggaran
dan Dokumen Kelengkapan Non Belanja Pegawai
KPPN Penyedia
Pembayaran Tagihan
(Uang Muka dan
Tagihan Bagian Keuangan Pembayaran Perjalanan Dinas/Pesangon Pindah
Pembayaran Prestasi
Kerja)
Pegawai

SSP

Bukti Potong
AB.02.3.3
Pelaksanaan Kewajiban
Perpajakan SSP

Bank SSP Validasi Bank Bagian Keuangan


Bank

SPT, SSP
PP-1/2004

AB.02.3.4 KPP
Pelaksanaan Administrasi Penyusunan Laporan
SSBP Penerimaan Negara Laporan PNBP Penerimaan Negara Bukan
Bukan Pajak Pajak (PNBP)
Wajib PNBP
Bagian Keuangan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 399


AB.02.3.1
PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA PEGAWAI

LEVEL 4
Surat Permohonan Pembayaran Persekot/
Uang Muka Gaji dan Dokumen Pendukung

Pegawai
AE
PP Gaji Bulan Ke-13
ORGANISASI SKPP yang Telah DIvalidasi
SE Gaji Bulan Ke-13
Pegawai

Surat Penetapan Tewas SKPP yang Telah DIvalidasi


Surat Kematian
BKN Surat Visum Kematian
AB.02.3.1.1
Dokumen Pendukung Pembayaran Gaji Unit Kerja Baru
Ahli Waris Pembuatan SKPP Gaji, Dokumuen Pendukung SKPP yang Belum DIvalidasi
Pembayaran Gaji
Pegawai
SKPP yang Telah DIvalidasi
Bagian Keuangan

DJPB Dokumuen Pendukung


Pembayaran Uang Makan
AB.02.3.1.2
Pembayaran Uang Makan

Unit Kerja
Bagian Keuangan

SPM
Penyusunan Petunjuk
Operasional Kegiatan Petunjuk Operasional Kerja (POK) SKPP TUKIN KPPN
(POK)
AB.02.3.1.3
Dokumuen Pendukung Pembayaran Lembur
Pembayaran Lembur

Bagian Keuangan

SP2D SSP Penyetoran Pajak


SSP
Dokumuen Pendukung
Pembayaran Insentif AB.02.3.1.4
KPPN
Pembayaran Insentif

Bagian Keuangan

Dokumen Pendukung
Permintaan TUKIN

SR tentang AB.02.3.1.5
Tata Cara Pembayaran TUKIN Bulan Ke-13 Pengelolaan TUKIN
Setjen Daftar Pembayaran
Kantor Pusat
Surat Permintaan Dropping
Daftar Pembayaran
Bagian Keuangan
yang Telah Divalidasi Bank

Bank Laporan Pertanggungjawaban


Surat Permintaan Bank
Dana TUKIN Kantor Pusat Pembayaran TUKIN Kantor Pusat
Pemberitahuan
Pemberitahuan Transfer Dana
Transfer Dana

Surat Permintaan Dana TUKIN Satker AB.02.3.1.6 Daftar Transfer Dana


Pengelolaan TUKIN
Laporan Pertanggungjawaban Direktorat Jenderal Pajak Surat Permintaan Dana TUKIN DJP
Satker
Pembayaran TUKIN Satker Laporan Pertanggungjawaban
Surat Konfimasi Bagian Keuangan Pembayaran TUKIN DJP RocanKeu
Surat Konfirmasi

Pemberitahuan Transfer Dana


RocanKeu
Satker

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 400


AB.02.3.1.1
PEMBAYARAN GAJI PEGAWAI

LEVEL 5

AB.02.3.1.1.1
Dokumuen Pendukung Pembayaran Gaji
Pembayaran Gaji Induk
Induk

Bagian Keuangan

AB.02.3.1.2
Dokumuen Pendukung Pembayaran Gaji
Pembayaran Gaji Susulan Susulan

Bagian Keuangan

Unit Kerja AB.02.3.1.3


Dokumuen Pendukung
Pembayaran Kekurangan Gaji
Pembayaran
Kekurangan Gaji Daftar Pembayaran Gaji Induk
dan Daftar Perubahan Gaji
Bagian Keuangan
Daftar Pembayaran Gaji Susulan
dan Daftar Perubahan Gaji

Daftar Pembayaran Kekurangan Gaji


SKPP dan Daftar Perubahan Gaji
AE AB.02.3.1.4
PP Gaji Pembayaran Gaji
ORGANISASI
Bulan Ke-13
Bulan Ke-13
SE Gaji
Bulan Ke-13 Bagian Keuangan
Daftar Pembayaran Gaji Bulan Ke-13
dan Daftar Perubahan Gaji
POK
DJPB
Penyusunan Petunjuk
Operasional Kegiatan AB.02.3.1.5
(POK) Penyusunan SPP Gaji

Bagian Keuangan

Surat Kematian Daftar Pembayaran Gaji Terusan


dan Daftar Perubahan Gaji
AB.02.3.1.6
Ahli Waris
Surat Visum Kematian Pembayaran Gaji
Terusan

Surat Penetapan Tewas Bagian Keuangan


SPP dan Lampiran

BKN
AB.02.3.1.7
Surat Permohonan Pembayaran Persekot/ Pembayaran
Uang Muka Gaji dan Persekot/Uang Muka
Dokumen Pendukung Gaji
Pegawai
Bagian Keuangan

AB.02.3.1.8
Penyusunan SPM Gaji
SPM

PPSPM KPPN

SKPP Yang Belum Divalidasi

AB.02.3.1.9
Dokumen Pendukung
Pembuatan SKPP Gaji Pembuatan SKPP
Gaji Pegawai
SKPP Yang Telah Divalidasi

KPPN SKPP yang Telah Divalidasi Bagian Keuangan

Unit Kerja Baru

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 401


AB.02.3.1.5
PENGELOLAAN TUKIN KANTOR PUSAT

LEVEL 5

AB.02.3.1.5.1
Dokumen Pendukung Pengelolaan TUKIN Daftar Pembayaran TUKIN Induk
Permintaan TUKIN Induk
Induk

Bagian Keuangan

AB.02.3.1.5.2 Daftar Pembayaran


Dokumen Pendukung Pengelolaan TUKIN TUKIN Susulan
Permintaan TUKIN Susulan
Susulan

Bagian Keuangan

AB.02.3.1.5.3
Dokumen Pendukung Pengelolaan Daftar Pembayaran
Permintaan Kekurangan TUKIN Kekurangan TUKIN
Kekurangan TUKIN
Unit Kerja
Bagian Keuangan
Daftar Pembayaran
TUKIN Bulan Ke-13
Dokumen Pendukung
Permintaan TUKIN Bulan Ke-13 AB.02.3.1.5.4
Pengelolaan TUKIN
Bulan Ke-13
SR tentang Tata Cara
Pembayaran TUKIN Bulan Ke-13 Permintaan Dropping
Bagian Keuangan AB.02.3.1.5.6
Surat Permintaan TUKIN ke
Penyusunan Surat
Setjen Dana TUKIN Kantor Pusat Kementerian
Permintaan Dana Keuangan
TUKIN
AB.02.3.1.5.5
Bagian Keuangan
Dokumen Pendukung Pengelolaan Tunjangan
Permintaan Tunjangan Pokok Harian Pokok Harian
Daftar Pembayaran
Bagian Keuangan Tunjangan Pokok Harian

SSP Penyetoran Pajak


Pelaksanaan Dropping AB.02.3.1.5.7
TUKIN ke Satuan Pemberitahuan Transfer Dana
Pembayaran TUKIN
Kerja
Kantor Pusat
Daftar Pembayaran
Daftar Pembayaran Bagian Keuangan
yang Telah Divalidasi Bank
Bank
Bank

Daftar Pembayaran
yang Telah
Divalidasi Bank

AB.02.3.1.5.8
Penyusunan Laporan Penyusunan Laporan
Laporan Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban
Pembayaran TUKIN Kantor Pusat
Pembayaran TUKIN Pengelolaan TUKIN
Kantor Pusat
Bagian Keuangan

AB.02.3.1.5.9
SK Mutasi
dan Dokumen Pendukung Lainnya Pembuatan SKPP SKPP TUKIN
TUKIN
Unit Kerja
KPA Baru

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 402


AB.2.3.1.6
PENGELOLAAN TUKIN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

LEVEL 5

Penyusunan Surat Surat Permintaan


Permintaan Dana TUKIN Dana TUKIN Kantor Pusat AB.2.3.6.1.1
Permintaan Dropping
Surat Permintaan Dana TUKIN DJP
TUKIN ke Kementerian
Keuangan

Surat Permintaan Dana TUKIN Satker Bagian Keuangan

RocanKeu
Satker

AB.2.3.6.1.2 Daftar Transfer Dana


Surat Konfirmasi
Pelaksanaan Dropping
TUKIN ke Satuan Kerja
RocanKeu Bank
Bagian Keuangan
Pembayaran TUKIN
Pemberitahuan Transfer Dana
Kantor Pusat

Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Laporan Pertanggungjawaban
Pembayaran TUKIN Kantor Pusat
AB.2.3.6.1.3
Pembayaran TUKIN Laporan
Kantor Pusat Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban
Pembayaran TUKIN
Pembayaran TUKIN DJP
Laporan Pertanggungjawaban DJP
Pembayaran TUKIN Satker
Bagian Keuangan
Pemberitahuan Transfer Dana

Satker

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 403


AB.02.3.2
PELAKSANAAN ANGGARAN NON BELANJA PEGAWAI

LEVEL 4
SPM dan Lampiran

Pembayaran Tagihan
(Uang Muka dan Tagihan KPPN
Prestasi Kerja)
Pembayaran Tagihan

Penyusunan
Petunjuk Operasional Petunjuk Operasional Kerja (POK) AB.02.3.2.1 Penyedia
Kegiatan (POK) Pembayaran Tagihan
Pembayaran Perjalanan Dinas,
Pembayaran Pesangon Pindah

Pegawai
SP2D PPK, PPSPM, Bendahara SSP
Pengeluaran
Pelaporan Pajak
KPPN

Daftar Nominatif dan Lampiran

Permohonan Pembayaran Perjalanan Dinas Pindah


dan Dokumen Kelengkapan

AB.02.3.2.2
Pembayaran Perjalanan Daftar Nominatif
Dinas dan Lampiran

Permohonan Pembayaran Perjalanan Dinas Jabatan


dan Dokumen Kelengkapan Unit Kerja

Pegawai

Permohonan Pembayaran Pesangon Pindah


AB.02.3.2.3
dan Dokumen Kelengkapan
Pembayaran Pesangon
Pindah

Unit Kerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 404


AB.02.3.2.1
PEMBAYARAN TAGIHAN

LEVEL 5

Tagihan

Pembayaran Tagihan
(Uang Muka dan
Prestasi Kerja)
Pengurusan Tagihan
Langsung

SPP dan Lampiran


PPK

Penyusunan Petunjuk
Operasional Kegiatan
(POK)
Petunjuk Operasional Kerja
(POK) Penyusunan SPM SPM dan Lampiran

KPPN
Penyusunan Daftar PPSPM
Nominatif

Daftar Nominatif
dan Lampiran
SPP dan Lampiran

Pengurusan Tagihan
Dengan Uang Persediaan

Petunjuk Operasional Kerja


(POK) PPK

SPBy DRPP

Pembayaran Tagihan

Penyedia
Pembayaran Tagihan
SP2D Dengan Uang Persediaan SSP

KPPN Penyetoran Pajak


Bendahara Pengeluaran

Pembayaran Perjalanan Dinas,


Pembayaran Pesangon Pindah

Pegawai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 405


AB.02.3.2.3
PEMBAYARAN PERJALANAN DINAS

LEVEL 5

AB.02.3.2.3.1
Permohonan Pembayaran Perjalanan Dinas Pindah Pembayaran Perjalanan
dan Dokumen Kelengkapan Dinas Pindah

Permohonan Pembayaran Perjalanan Dinas Pindah


Unit Kerja dan Dokumen Kelengkapan

Pembayaran
Tagihan Langsung
Daftar Nominatif dan Lampiran

AB.02.3.2.3.2
Penyusunan Daftar
Nominatif
Daftar Nominatif dan Lampiran Pembayaran Tagihan
Pegawai Dengan Uang
Persediaan
Unit Kerja

Permohonan Pembayaran Perjalanan Dinas Jabatan


dan Dokumen Kelengkapan

Permohonan Pembayaran Perjalanan Dinas Jabatan


AB.02.3.2.3.3
dan Dokumen Kelengkapan Pembayaran Perjalanan
Dinas Jabatan

Unit Kerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 406


AB.02.3.3
PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

LEVEL 4

Pegawai
Bukti Potong

AB.02.3.3.1
Pembuatan Bukti Potong
Pajak
Bukti Potong
Penyedia
Bagian Keuangan

SSP Validasi Bank

Bank
SSP Validasi Bank

Pembayaran TUKIN
SSP
Kantor Pusat
AB.02.3.3.2 SSP

Penyetoran Pajak
Pembayaran Tagihan
Dengan Uang SSP
Bank
Persediaan
Bagian Keuangan

SSP Validasi Bank

AB.02.3.3.3
SPT, SSP
Pelaporan Pajak

KPP
Bagian Keuangan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 407


AB.02.4
PELAKSANAAN BIMBINGAN KEUANGAN

LEVEL 3

AB.02.4.1
Penyusunan Kebijakan
dan Pedoman
Kebijakan dan Pedoman Pelakasanaan Bimbingan
Perencanaan Keuangan
Perencanaan Keuangan Penyusunan Angggaran

Bagian Keuangan

Penyusunan Kebijakan AB.02.4.2


Kebijakan dan Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Laporan Pelaksanaan Bimbingan
dan Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pelaksanaan Anggaran Perbendaharaan
Kabag Keuangan

Bagian Keuangan

Penyusunan Kebijakan AB.02.4.3


Kebijakan dan Pedoman
dan Pedoman Pelaporan Pelaporan Keuangan Pelaksanaan Bimbingan
Keuangan Akuntansi dan Pelaporan

Bagian Keuangan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 408


AB.02.5
PENYELENGGARAAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN

LEVEL 3
UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014;
PMK 177/2015; SE-72/2015

AB.02.5.1
Dokumen Sumber Penyelenggaran
Akuntansi

Pihak Terkait Bagian Keuangan

Buku Besar

UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014;


PMK 177/2015; SE-72/2015

AB.02.5.2
Penyusunan Laporan
LK Satker Kantor Pusat
Keuangan Satker Kantor
Pusat

Bagian Keuangan Penatausahaan


Data dan Dokumen
LK Satker Kantor Pusat

UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014;


LK Kanwil/UPT
PMK 177/2015; SE-72/2015

AB.02.5.3
Penyusunan Laporan
Keuangan Tingkat
Eselon I Laporan PNBP DJP
Kanwil/UPT
RocanKeu
Bagian Keuangan

Pelaksanaan PP-1/2004
Administrasi
Laporan PNBP
Penerimaan Negara AB.02.5.4
Bukan Pajak Pelaporan Non Laporan
Keuangan

Laporan Realisasi Anggaran Belanja Bagian Keuangan

UU 1/2004; PMK 213/2014

AB.02.5.5
Laporan Penyelesaian Pengawasan Atas
TGR Penyelesaian Tuntutan Laporan Pengawasan Penyelesaian TGR
Ganti Rugi
Satker Bagian Keuangan

Laporan UU 1/2004; PMK 57/2007; PMK 58/2008; Laporan Daftar Rekening Pemerintah
Rekening Pemerintah PER-35/PB/2007 di Lingkungan DJP

AB.02.5.6
Pelaksanaan Monitoring
Rekening Pemerintah di
Lingkungan DJP Laporan
Anggaran Belanja DJP
Bagian Keuangan LK DJP
Setditjen
-

AB.02.5.7
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Pendampingan Audit
Tanggapan Atas Temuan
Keuangan

Bagian Keuangan
BPK

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 409


AB.02.5.3
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT ESELON I

LEVEL 4

UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014;


PMK 177/2015; SE-72/2015

AB.02.5.3.1
Penyusunan Neraca

Laporan Keuangan Kanwil/UPT


Bagian Keuangan

UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014; Neraca


PMK 177/2015; SE-72/2015

AB.02.5.3.2
Penyusunan Laporan Laporan Realisasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Laporan Keuangan Satker Kantor Pusat

Bagian Keuangan
Laporan Keuangan Kanwil/UPT

UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014;


PMK 177/2015; SE-72/2015
Laporan Keuangan Satker Kantor Pusat
Penyusunan Laporan
Laporan Operasional
Keuangan Satker AB.02.5.3.3
Kantor Pusat Penyusunan Laporan Penatausahaan
Operasional Data dan
Dokumen
UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014;
PMK 177/2015; SE-72/2015
Bagian Keuangan
Laporan Keuangan DJP
Laporan Keuangan Kanwil/UPT AB.02.5.3.6 Laporan Keuangan DJP
UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014; Kompilasi
PMK 177/2015; SE-72/2015 Laporan Keuangan DJP
Laporan Keuangan Satker Kantor Pusat
Kanwil/UPT RocanKeu
Laporan Keuangan Kanwil/UPT
AB.02.5.3.4 Bagian Keuangan
Penyusunan Laporan
Pendampingan
Perubahan Ekuitas Audit Keuangan

Bagian Keuangan Laporan Perubahan Modal

UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014;


PMK 177/2015; SE-72/2015

AB.02.5.3.5 Catatan Atas Laporan Keuangan


Laporan Keuangan Kanwil/UPT
Penyusunan Catatan
Atas Laporan Keuangan

Bagian Keuangan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 410


AB.02.5.2
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATKER KANTOR PUSAT

LEVEL 4
UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014;
PMK 177/2015; SE-72/2015

AB.02.5.2.1
Penyusunan Neraca

Buku Besar
Bagian Keuangan

Neraca
UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014;
PMK 177/2015; SE-72/2015

AB.02.5.2.2
Penyusunan Laporan
Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran
Buku Besar

Bagian Keuangan

UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014;


PMK 177/2015; SE-72/2015

Laporan Operasional
AB.02.5.2.3
Penyelenggaraan Penatausahaan Data
Buku Besar Penyusunan Laporan
Akuntansi dan Dokumen
Operasional
UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014;
Laporan Keuangan Satker Kantor Pusat
PMK 177/2015; SE-72/2015
Bagian Keuangan

Penyusunan Laporan
AB.02.5.2.6
Laporan Keuangan Satker Kantor Pusat Keuangan Tingkat
UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014; Kompilasi Eselon I
PMK 177/2015; SE-72/2015

Buku Besar

AB.02.5.2.4 Bagian Keuangan


Penyusunan Laporan
Perubahan Ekuitas

Bagian Keuangan Laporan Perubahan Modal

UU 17/2003; PP 1/2010; PMK 270/2014;


PMK 177/2015; SE-72/2015

Buku Besar
AB.02.5.2.5
Penyusunan Catatan Atas Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan Keuangan

Bagian Keuangan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 411


AB.02.5.4
PELAPORAN NON LAPORAN KEUANGAN

LEVEL 4
PP-1/2004

Pelaksanaan AB.02.5.4.1
Administrasi
Laporan PNBP
Penyusunan Laporan
Laporan PNBP DJP
Penerimaan Negara Penerimaan Negara
Bukan Pajak Bukan Pajak (PNBP)
RocanKeu
Laporan PNBP DJP
Bagian Keuangan

Penatausahaan Data
dan Dokumen

- Laporan Realisasi Anggaran Belanja DJP


Laporan Realisasi Anggaran Belanja

AB.02.5.4.2
Penyusunan Laporan
Laporan Realisasi Anggaran Belanja DJP
Realisasi Anggaran
Belanja
Satker
Setditjen
Bagian Keuangan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 412


AB.02.7
PEMANTAUAN DAN EVALUASI ANGGARAN

LEVEL 3

DIPA AB.02.7.1
Pemantauan dan Evaluasi Tindak Lanjut Atas Pemantauan Perencanaan Anggaran

Menteri Keuangan Perencanaan Anggaran

Bagian Keuangan

Penyusunan Petunjuk Petunjuk Operasional Kerja (POK)


Operasional Kegiatan
(POK) Hasil Evaluasi Pelaksanaan Anggaran

Satker

Petunjuk Operasional Kerja (POK)

FGD Pernyataan Komitmen


AB.02.7.2
Pemantauan dan Evaluasi Tindak Lanjut Atas Pemantauan Pelaksanaan Anggaran
Pelaksanaan Anggaran

Laporan Progress Belanja Modal


Bagian Keuangan

Satker Realisasi Anggaran

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 413


Gambar Proses Bisnis Teknologi Informasi dan komunikasi

AC
PROSES BISNIS TEKNOLOGI INFORMASI

Level 1

Pemberitahuan adanya problem


Pihak Ketiga Penyedia
Barang dan Jasa

Formulir Permintaan Layanan, Formulir Permintaan perubahan Layanan,


Laporan adanya gangguan
Formulir Inventarisasi Perangkat
Unit Pengguna SDD, Hasil pengembangan TIK
Layanan
PER-50/PJ/2010, SE-156/PJ/2010,
PER-54/PJ/2010, PER-9/PJ/2011, SE-55/PJ/2011, SE-157/PJ/2010, SE-158/PJ/2010,
SE-54/PJ/2011, SE-6/PJ/2011 SE-58/PJ/2011, SE-63/PJ/2011 SE-13/PJ/2011, SE-25/PJ/2011, Laporan Hasil Survei Publikasi
SE-59/PJ/2011, SE-64/PJ/2011

AB Nota Dinas AC.03


Aplikasi, Konfirmasi penyelesaian layanan,
PENGELOLAAN ASET, AC.01 Penugasan AC.02
LOGISTIK, DAN paket hardware, Pengembangan
Pengelolaan dan konfirmasi permintaan layanan
Pengembangan TIK Pengelolaan Proyek TIK
KEUANGAN dan Infrastruktur TIK Pemberian Layanan TIK tidak dapat diproses

TPB, TTKI Project Manager TTKI, TIP, TPB


Laporan Verifikasi Aset
Perumusan pembelian perangkat baru, dan Konfigurasi Layanan TIK,
Usulan perubahan URS, SRS, SDD dan User Manual Laporan BA Pelaksanaan
evaluasi rutin Verifikasi Aset
Surat Tanggapan Permintaan Pengembangan TIK,
Surat Persetujuan Pengembangan EUC
BA Rollout Layanan TIK, Aplikasi
Detail Spesifikasi Teknis Unit Pengguna
Layanan
Usulan layanan,
Laporan pencapaian tingkat layanan,
Permintaan pengembangan,
Laporan optimalisasi,
Hasil evaluasi layanan TIK berjalan
Laporan pengelolaan gangguan layanan,
Laporan pengelolaan problem layanan
AB
PER-41/PJ/2011,SE-159/PJ/2010, PENGELOLAAN ASET,
PER-8/PJ/2011, SE-60/PJ/2011, SE-136/PJ/2010, SE-10/PJ/2011, LOGISTIK, DAN
SE-65/PJ/2011, SE-74/PJ/2011 SE-05/PJ/2011, SE-09/PJ/2011,
PER-17/PJ/2011
KEUANGAN
AF SE-12/PJ/2011, SE-14/PJ/2011,
PERENCANAAN SE-15/PJ/2011, SE-16/PJ/2011,
Rencana strategis TIK SE-52/PJ/2011, SE-56/PJ/2011,
STRATEGIS AC.04 SE-57/PJ/2011, SE-61/PJ/2011 AC.06
Pengelolaan Evaluasi dan
I Kelangsungan Layanan Pemantauan
Rencana Uji Coba AC.05
MANAJEMEN
Penanganan Bencana Pengelolaan Keamanan
RISIKO TPB, Tim Pengelolaan Informasi TTKI, Kanwil, KPP
Kelangsungan Layanan TIK

TIP, PPDDP, Kanwil, KPP

Restoration Plan
Log Pemantauan AF
Damage Assessment Report PERENCANAAN
STRATEGIS
Petugas
Pemantau T
BIA, Hasil Penilaian Risiko, DRP, Laporan Uji Coba MANAJEMEN
RISIKO

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 414


AC.01
Pengembangan TIK

Level 2
Surat Tanggapan
Permintaan Pengembangan TIK

Unit Pengguna
Layanan
AC.04
Nota Dinas Penugasan Pengembangan TIK Pengelolaan
Proyek TIK
PER-54/PJ/2010, PER-54/PJ/2010, PER-54/PJ/2010,
SE-54/PJ/2011, SE-54/PJ/2011 SE-54/PJ/2011

Permintaan Nota Dinas AC.03.2


AC.06 AC.01.1 AC.01.2 AC.01.3
Pengembangan, Penugasan Pengelolaan Kapasitas
Evaluasi dan Perencanaan Pengelolaan SRS Perancangan dan SDD dan Ketersediaan
Evaluasi Layanan Pengembangan
Pemantauan Pengembangan Requirement Pembangunan TIK Layanan
TIK Berjalan TIK
TPB, TTKI, System Analyst, Developer,
System Analyst
Service Desk Pihak Ketiga
AC.03.2
Pengelolaan Kapasitas Perumusan pembelian Nota Dinas Penugasan
dan Ketersediaan Perangkat baru Pengembangan TIK
Layanan
(pengadaan paket software ND Aplikasi
Penugasan Aplikasi
dan/atau perangkat keras)

PER-54/PJ/2010, PER-54/PJ/2010, PER-54/PJ/2010,


SE-54/PJ/2011 SE-54/PJ/2011 SE-54/PJ/2011

AC.01.8 Laporan Pengujian,


AC.01.5
AC.01.4
Pengelolaan Spesifikasi Instalasi, Konfigurasi,
Pendefinisian Detail DST Produk Aplikasi,
Penjaminan Kualitas Uji Coba, dan Pengujian
Spesifikasi Teknis User Manual
TIK Aplikasi

AESI Tim Penjaminan Kualitas Developer, System Tester

Hasil Penjaminan Kualitas Kebijakan


AB
PENGELOLAAN ASET, Laporan Pengujian,
LOGISTIK, DAN
Aplikasi Spesifikasi Produk Aplikasi,
KEUANGAN User Manual AB
PENGELOLAAN ASET,
Detail Spesifikasi Teknis LOGISTIK, DAN
KEUANGAN

PER-54/PJ/2010,
SE-08/PJ/2016
SE-54/PJ/2011

X.01.7 AC.03.7.6
Formulir Permintaan EUC, X.01.6
Pengelolaan End User Pelaksanaan
Proposal Pengembangan EUC Implementasi
Computing Rollout

Unit Pengguna Developer, Direktur TIP, User


TTKI
Layanan Representative

Surat Persetujuan pengembangan EUC


Unit Pengguna
Layanan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 415


AC.01.1
Perencanaan Pengembangan

Level 3

KPJ13-0005, KPJ22-0005,
AC.06 Permintaan KPE13-0003, KPK34-0008, KPM00-0005
Evaluasi dan Pengembangan aplikasi baru/ KPL30-0001, KP-0022
Pemantauan Perbaikan aplikasi berjalan
AC.01.1.1 Penerusan AC.01.1.2
Penerimaan Permintaan Permintaan Analisis Permintaan
Pengembangan Pengembangan Pengembangan

TPB (untuk pengembangan TPB (untuk pengembangan


AC.03.2 Perumusan pembelian
Pengelolaan Kapasitas
aplikasi baru/pemutakhiran), aplikasi baru/pemutakhiran),
dan Ketersediaan Software atau perangkat TTKI (untuk permintaan TTKI (untuk permintaan
Layanan keras baru pembelian software/ pembelian software/
perangkat keras baru) perangkat keras baru)

Draft Laporan Hasil Analisis Pengembangan Aplikasi

SE-54/PJ/2011

AC.01.1.3
Penyusunan Laporan
Analisis Permintaan
Pengembangan

TPB (untuk pengembangan


aplikasi baru/pemutakhiran),
TTKI (untuk permintaan
pembelian software/
perangkat keras baru)

Laporan Hasil Analisis


Pengembangan Aplikasi

AC.04
Nota Dinas
KPM00-0006 Pengelolaan
Penugasan Pengembangan TIK
Proyek TIK

AC.01.1.4 AC.01.2
Nota Dinas
Persetujuan Permintaan Pengelolaan
Penugasan Pengembangan TIK
Pengembangan Requirement

IT Steering Comitee

Surat Tanggapan
Permintaan Pengembangan TIK

Unit Pengguna
Layanan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 416


AC.01.2
Pendefinisian Kebutuhan

Level 3

KPL30-0002 KPL30-0002

AC.01.2.1 AC.01.2.2 AC.01.1.3


AC.01.1
Penyusunan User Penyusunan Software Perancangan dan
Perancangan ND Penugasan User Requirement Spesification Software Requirement Spesification
Requirement Requirement Pembangunan
Pengembangan Aplikasi
Spesification Spesification

System Analyst System Analyst

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 417


AC.01.3
Perancangan dan Pengembangan Aplikasi

Level 3

KPJ12-0004, KPJ33-0003,
KPL23-0002, KPL23-0003,
KPL23-0001, KPL24-0001,
KPL24-0002, KPL30-0007
KPL24-0003, KPL30-0003,
KPL30-0004, KPL30-0005,
KPL30-0006

AC.01.2 AC.01.3.1 AC.01.5


AC.01.3.2 Instalasi, Konfigurasi,
Pendefinisian Software Requirement Spesification Menyusun Sofware Software Detail Desain Aplikasi
Membangun Aplikasi Uji Coba, dan
Kebutuhan Detail Desain (SDD) Pengujian TIK

System Analyst dan Pihak


Developer dan Pihak ke-3
ke-3

AC.03.3
Pengelolaan Kapasitas
Software Detail Desain dan Ketersediaan
Layanan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 418


AC.01.4
Pendefinisian Detail Spesifikasi Teknis

Level 3

KPL12-0002, KPL13-0003,
KPL22-0001, KPL22-0002,
SE-54/PJ/2011
KPL22-0003, KPL22-0004,
KPL30-0002

AC.01.1 AC.01.4.1 URS,SRS, AC.01.4.2 AB


ND Penugasan Detail Spesifikasi Teknis PENGELOLAAN ASET,
Perancangan Pendefinisian Spesifikasi Teknis Paket Software Menyusun Detail LOGISTIK, DAN
Pengembangan TIK
Pengembangan Kebutuhan dan/atau Perangkat Keras Spesifikasi Teknis KEUANGAN

Capacity Planner, AESI System Analys

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 419


AC.01.5
Instalasi, Konfigurasi, Uji Coba, dan Pengujian Aplikasi

Level 3

KPL30-0008
AC.01.3
Perancangan dan
Pembangunan TIk
AC.01.5.1
Aplikasi
Unit Testing
AB
PENGELOLAAN ASET,
LOGISTIK, DAN
KEUANGAN Developer

Laporan Pengujian Unit Testing

KPL30-0008, KPJ33-0006,
KPJ33-0008

AC.01.5.2
Integration Testing

Developer dan System Tester

Laporan Pengujian Integration Testing

KPL34-0004

AC.01.5.3
System Testing

Developer dan System Tester

Laporan Pengujian System Testing

KPL30-0011, KPL34-0003

Hasil Pengembangan TIK


AC.01.5.4
(Laporan Pengujian, AC.01.6
User Acceptance
Spesifikasi Produk Aplikasi, Implementasi
Testing
User Manual)
Developer, System Tester,
dan User Representative

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 420


AC.01.6
Implementasi

Level 3

KPJ13-0007, KPJ13-0010,
KPJ21-0002, KPJ21-0003,
KPJ21-0004, KPJ21-0005,
KPJ00-0003, KPJ21-0001
KPJ21-0006, KPJ21-0008,
KPL34-0005, KPJ33-0006,
KPJ33-0008

Hasil Pengembangan TIK (dalam hal pengembangan


AC.01.5
Instalasi, Konfigurasi, (Laporan Pengujian, AC.01.6.1 dan dibutuhkan ToT) AC.01.6.2 AC.03.7.6
Laporan Transfer Knowledge
Uji Coba, dan Spesifikasi Produk Aplikasi, Penyerahan Training of Trainer Pelaksanaan Rollout
Pengujian Aplikasi Kebutuhan training of trainer
User Manual)
Developer, User
Developer, Direktur TIP
Representative

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 421


AC.01.7
Pengelolaan End user Computing

Level 3

KPDDP20-0021,
KPL11-0004 KPL11-0004
KPDDP20-0022

AC.01.7.1 AC.01.7.2 Laporan Studi Kelayakan AC.01.7.3


Formulir Permintaan EUC, Surat Persetujuan Surat
Penerimaan Permintaan Studi Kelayakan Permintaan Persetujuan Permintaan
Proposal Pengembangan EUC permintaan EUC persetujuan
EUC Permintaan EUC End User Computing (EUC) EUC

Unit Pengguna TTKI AESI TTKI Unit Pengguna


Layanan Layanan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 422


AC.02
Pengelolaan Proyek TIK

Level 2

AC.03.7
Request For Change Pengelolaan
(dalam hal terkait aplikasi) Perubahan dan Release
Layanan

Kebijakan RKT TIK Accepted


SE-55/PJ/2011 SE-58/PJ/2011 SE-58/PJ/2011
Change Request

AC.01 ND Penugasan AC.02.1 Laporan


Project AC.02.2 AC.02.3
Pengembangan Pengembangan Inisiasi dan Pelaksanaan Laporan Akhir
Management Plan Pelaksanaan Proyek Pengakhiran Proyek
TIK TIK Perencanaan Proyek

PMO, Project Manager, Tim Project Manager, Project Unit Pengguna


Project Manager
Project TIK Sponsor Layanan

Laporan Pelaksanaan Proyek

SE-63/PJ/2012

AC.02.4
Laporan Akhir
Project Management Plan Penjaminan Kualitas
Penjaminan Kualitas
Proyek

Tim QA Project TIK

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 423


AC.02.1
Inisiasi dan Perencanaan

Level 3

KPL00-0002 KPL00-0002

Kebijakan RK TIK

AC.02.1.1 AC.02.1.2 AC.02.4


Penyusunan Project Draft Project Charter Penetapan Project Project Charter Penjaminan
Charter Charter Kualitas Proyek
AC.01 Nota Dinas
Pengembangan Penugasan
TIK PMO Project Sponsor
Pengembangan TIK

Project Charter

KPL00-0003

AC.02.1.4
Penyusunan Project
Management Plan

Project Manager dan Tim


Proyek TIK

Draft Project Management Plan

KPL00-0003

AC.02.1.5
AC.02.2.6 Penetapan dan AC.02.2
Pelaksanaan
Manajemen Perubahan Accepted Change Request Perubahan Project Management Plan Pelaksanaan
Proyek TIK Project Management Proyek
Plan
Penanggung Jawab Proyek
dan PMO

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 424


AC.02.2
Pengelolaan Pelaksanaan Proyek

Level 3

SE-58/PJ/2011 KPL30-0009 SE-58/PJ/2011 AC.02.4


Laporan Penjaminan
Pelaksanaan Proyek Kualitas Proyek
AC.02.2.1 AC.02.2.2 AC.02.2.3
Laporan
Pelaksanaan Kick-Off Pelaksanaan Progress Penyusunan Laporan
Progress Meeting
Meeting Meeting Pelaksanaan Proyek
AC.02.3
Project Manager Project Manager Project Manager Laporan Penyelesaian
Pelaksanaan Proyek Proyek
AC.02.1 Project
Inisiasi dan Management
Perencanaan Plan

SE-58/PJ/2011

AC.02.2.4
Pelaksanaan Daftar Risiko
Manajemen Risiko

Project Manager

Laporan Pelaksanaan Proyek

Laporan Progress Meeting

AC.02.4 AC.03.1
Penjaminan Laporan Penjaminan Kualitas KPL00-0005 Request For Change
Pengelolaan
Kualitas Proyek (dalam hal terkait aplikasi)
Layanan
AC.02.2.5
Pelaksanaan
Manajemen Perubahan
Proyek TIK AC.02.1.5
Accepted Penetapan dan
Project Manager Perubahan
Change Request Project Management
Formulir Permintaan Perubahan Plan

Unit Pengguna
Layanan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 425


AC.02.3
Pengakhiran Proyek

Level 3

AC.02.2.4
Penyusunan Laporan
Laporan SE-58/PJ/2011 SE-58/PJ/2011
Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Proyek

AC.02.3.1 AC.02.3.2
Penyusunan Laporan Draft Laporan Akhir Persetujuan Laporan Laporan Akhir
Akhir Akhir
AC.02.4
Laporan Akhir Penanggung Jawab Proyek Unit Pengguna
Penjaminan Project Manager
Penjaminan Kualitas dan Project Sponsor Layanan
Kualitas Proyek

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 426


AC.03
Pengelolaan dan Pemberian Layanan TIK
Laporan Hasil Survei Publikasi
Level 2
AC.06
Usulan Layanan,
SE-13/PJ/2011 Laporan Pencapaian Tingkat Layanan TIK
Evaluasi dan
Pemantauan
Laporan Pengelolaan Konfigurasi Layanan

Laporan Hasi Survei


X.06 AC.03.1 (retirement software/hardware)
Evaluasi dan Hasil evaluasi rutin Pengelolaan Tingkat Laporan Pengelolaan
Pemantauan Layanan Gangguan Layanan
Laporan Pengelolaan
Hasil evaluasi rutin Problem Layanan
TTKI, TIP, TPB, Direktorat
Terkait

Usulan perbaikan target ambang batas, Usulan perbaikan


Laporan Pengelolaan Kapasitas Layanan, kontrak
Laporan Pengelolaan Ketersediaan Layanan
AB
PENGELOLAAN ASET,
LOGISTIK, DAN
Formulir Inventarisasi Perangkat
KEUANGAN Laporan Pencapaian
Laporan Optimalisasi
Tingkat Layanan TIK, AC.01.1
Laporan SLA Perumusan pembelian
perangkat baru
Perencanaan
Pengelolaan Pengembangan
Permintaan
Layanan
SE-64/PJ/2011 PER-50/PJ/2010

AC.01.3 AC.03.3 AC.03.2


Perancangan dan Pengelolaan Kapasitas Pengelolaan Pihak
SDD
Pembangunan dan Ketersediaan Renstra, Ketiga Penyedia
TIK Layanan Cetak Biru TIK, Barang/Jasa TIK
Data dan Hasil Capasity Plan
Informasi Lainnya TIP, TTKI
AC
Laporan adanya Laporan Pengelolaan Evaluasi dan
gangguan dan problem Gangguan Layanan
Pemantauan
Laporan Pengelolaan
Laporan
Gangguan Layanan Kebijakan
Pengelolaan
PER-50/PJ/2010 Tiket open SE-158/PJ/2010 SE-25/PJ/2011 Aset (Pembuatan
dan Konfigurasi Perencanaan TIK)
Layanan

Formulir Permintaan Layanan. Tiket close, AC.03.5 AC.03.8


AC.03.4 Form. Permintaan
Form. Permintaan Perubahan Layanan, Pengelolaan Gangguan Pengelolaan Aset dan
Laporan adanya gangguan layanan Service Desk Perubahan Layanan
Layanan Konfigurasi Layanan Laporan
Verifikasi Aset AB
Unit Pengguna Petugas Service Desk Insident Coordinator TTKI, Bag. Perlengkapan
dan Konfigurasi PENGELOLAAN ASET,
Layanan TIK, LOGISTIK, DAN
Layanan BA Pelaksanaan KEUANGAN
Verifikasi Aset
Laporan adanya Early detection,
Laporan hasil survei, Tiket RFC Gangguan Laporan Pengelolaan
Usulan RFC Open dan Problem Gangguan Layanan
Konfirmasi permintaan layanan tidak dapat diproses,
konfirmasi penyelesaian layanan

Form. Permintaan
SE-59/PJ/2011 Perubahan Layanan SE-156/PJ/2010 Unit Pengguna
Layanan
AC.02.2
Pengelolaan RFC AC.03.7 AC.03.6 AC.07
Pemberitahuan Laporan Pengelolaan
Proyek TIK Pengelolaan Perubahan Pengelolaan Problem Evaluasi dan
adanya problem Problem Layanan
AC.01 dan Release Layanan Layanan Pemantauan
Pengembangan Hasil pengembangan TIK
TIK Change Manager Problem Coordinator
Laporan Pengelolaan Perubahan
dan Release Layanan,
Laporan Kegiatan Rollout,
Pemberitahuan adanya problem Laporan Post implementation Review

Tiket close, AC.01


usulan perubahan URS, SRS, SDD, Pengembangan
Pihak Ketiga dan User Manual TIK
Penyedia Barang
dan Jasa AC.04
Pengelolaan
BA Rollout Layanan TIK
Kelangsungan
Layanan

Aplikasi siap pakai

Unit Pengguna
Layanan
(Operasional)

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 427


AC.03.1
Pengelolaan Tingkat Layanan

Level 3

AC.03.3.1
Perencanaan
Kebutuhan Kapasitas Perbaikan target ambang batas
Layanan

AC.03.3
SE-13/PJ/2011 SE-13/PJ/2011
Pengelolaan Lap. Pengelolaan
Kapasitas dan Kapasitas TIK
Ketersediaan
Layanan
AC.03.1.1 AC.03.1.2 SLA
OLA
AC.03.8 Penyusunan OLA TIK Penyusunan SLA TIK (target tingkat layanan dan pengukurannya)
Laporan Pengelolaan
Pengelolaan Aset dan
Konfigurasi Layanan Konfigurasi Layanan
TTKI, TIP TPB, Dir Terkait
AC.03.3
AC.03.8 Pengelolaan
Pengelolaan Aset Laporan Pemantauan Kapasitas Laporan SLA
Kapasitas dan
dan Konfigurasi Dan Ketersediaan Layanan Hasil Survei Ketersediaan
Layanan Layanan
Usulan
perbaikan SLA SE-13/PJ/2011 Laporan Pencapaian Tingkat layanan TIK

AC.03.6.3 AC.03.1.3
Pemantauan dan Laporan Pengelolaan Problem Pemantauan dan Laporan Pencapaian Tingkat Layanan TIK
Pelaporan Pelaporan AC.06
Usulan Layanan Evaluasi dan
SE-13/PJ/2011 Pemantauan
Subdit ESI

Usulan Laporan Hasil Survei


perbaikan OLA
AC.03.1.5 Dir. TIP dan Dir
Jika Survei TPB
diperlukan
Laporan Hasil Survei Publikasi
AC.06 Laporan Pencapaian Subdit AESI
Evaluasi dan Hasil evaluasi subdit AESI Tingkat Layanan TIK AC.03.7
Pemantauan Laporan Hasil Survei Pengelolaan
(pengusulan RFC) Perubahan dan
AC.03.5 Release Layanan
Pengelolaan Lap. Pengelolaan Gangguan Layanan TIK AC.03.8
Gangguan SE-13/PJ/2011 Laporan Hasil Survei Laporan Hasil Survei Pengelolaan Aset
(retirement software/hardware) dan Konfigurasi
AC.03.3 Layanan
Pengelolaan
Kapasitas dan Lap. Pengelolaan Kapasitas TIK AC.03.2
Ketersediaan AC.03.1.4
Usulan perbaikan kontrak dengan pihak ketiga penyedia barang/jasa Pengelolaan
Layanan Reviu SLA TIK
Pihak Ketiga
Lap. Pengelolaan Ketersediaan Layanan TIK

X.03.8
Pengelolaan Aset
dan Konfigurasi Lap. Pengelolaan Konfigurasi Layanan
Layanan

X.03.4
Lap. Pengelolaan Permintaan Layanan TIK
Service Desk

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 428


AC.03.3
Pengelolaan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan TIK

Level 3

SE-64/PJ/2011

AC.03.3.1
AC.01.3 Perencanaan
Perancangan dan SDD Kebutuhan Kapasitas Usulan perbaikan target ambang batas AC.03.1.2
Pembangunan TIK Penyusunan SLA
dan Ketersediaan
Layanan
AC.03.1 Seksi AKK
SLA,
Pengelolaan
Tingkat Layanan Laporan Pencapaian Tingkat layanan

Dokumen Perencanaan Rutin


AC.06 Kapasitas dan Ketersediaan
Evaluasi dan Hasil evaluasi rutin ESI dan AJKD Layanan utk Optimalisasi
Pemantauan

AC.03.5 KPJ00-0005, KPJ00-0006,


Pengelolaan Laporan Pengelolaan Gangguan KPJ00-0007, KPJ34-0001,
Gangguan Layanan KPJ34-0002, KPL12-0003,
KPL12-0004, KPL13-0002

AC.03.6 Laporan Pemantauan AC.03.3.2


Pengelolaan Laporan Pengelolaan Problem Layanan Kapasitas dan Ketersediaan AC.01.1
Pemenuhan Kapasitas
Problem Layanan
Layanan TIK Perumusan pembelian perangkat baru Perencanaan
dan Ketersediaan
(usulan ambang batas) Pengembangan
Layanan
AC.04
Pengelolaan BIA TIP, TTKI
Kelangsungan
Layanan AC.06
Laporan optimalisasi Evaluasi dan
pemantauan
Laporan optimalisasi
Data informasi lainnya

Unit Pengguna
Layanan SE-64/PJ/2011

AC.03.3.3
Pemantauan dan
Laporan Pemantauan Kapasitas AC.03.1.1
Pelaporan Kapasitas
dan Ketersediaan Layanan TIK Penyusunan OLA
dan Ketersediaan
Layanan AC.03.5
Seksi PKK, Sejsi PKSJKD, Laporan adanya gangguan
Seksi PBD
Pengelolaan
Gangguan

AC.03.6
Laporan adanya problem Pengelolaan
Problem

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 429


AC.03.4
Service Desk

Level 3

Formulir Permintaan Layanan, KPJ11-0003, KPJ11-0004,


KPJ13-0001, KPJ13-0009,
Formulir Permintaan Perubahan Layanan,
KPJ22-0007, KPJ11-0001,
Laporan adanya gangguan Layanan KPJ14-0001

Unit Pengguna AC.03.4.1


AC.03.5
Layanan Administrasi dan
Tiket gangguan open Pengelolaan
AC.03.6 Penerimaan Permintaan
Gangguan
Pengelolaan Layanan
Problem Layanan
Form Permintaan Perubahan Layanan Petugas Service Desk Konfirmasi permintaan layanan tidak dapat diproses
AC.03.5
Pengelolaan
Gangguan Layanan

Updating katalog layanan

PER-50/PJ/2010 PER-50/PJ/2010
Unit Pengguna
Layanan
AC.03.4.4 AC.03.4.2
Pengelolaan Katalog Pengelolaan Konfirmasi penyelesaian layanan
Layanan Permintaan Layanan

Petugas Service Desk Petugas Service Desk

Penyelesaian permintaan layanan

PER-50/PJ/2010

AC.03.4.3
AC.03.1.4
Pelaporan Pengelolaan Laporan Pengelolaan Permintaan Layanan
Reviu SLA TIK
Permintaan Layanan

Petugas Service Desk

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 430


X.03.5
Pengelolaan Gangguan Layanan

Level 3

AC.03.6
SE-158/PJ/2010 SE-158/PJ/2010
Early detection Pengelolaan
Problem Layanan
AC.03.5.1 AC.03.5.2
AC.03.4
Tiket gangguan Administrasi Penanganan Gangguan
Service Desk
Pengelolaan Gangguan Tier 1
Tiket Close
Insident Coordinator, AESI Petugas Service Desk (dapat diselesaikan) AC.03.4
Service Desk

Detil Penanganan Gangguan


Tiket Linked Tiket Close
(eskalasi) (dapat diselesaikan)

KWL20-0008 SE-158/PJ/2010

AC.03.5.4 AC.03.5.3 RFC


AC.03.4
Pemantauan dan Detil Penanganan Gangguan Penanganan Gangguan (Dalam hal dibutuhkan
Service Desk
Pelaporan Tier 2 dan Tier 3 perubahan layanan)

Insident Coordinator, AESI Insident Coordinator

Early detection

AC.03.6
Laporan Pengelolaan Gangguan Layanan Pengelolaan
Problem Layanan

AC.06
Laporan Pengelolaan Gangguan Layanan Evaluasi dan
Pemantauan

AC.03.3
Pengelolaan
Laporan Pengelolaan Gangguan Layanan Kapasitas dan
Ketersediaan
Layanan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 431


AC.03.6
Pengelolaan Problem Layanan

Level 3

Pemberitahuan adanya problem

Pihak Ketiga
Penyedia Barang
dan Jasa SE-156/PJ/2010 KWL20-0013, KWL20-0014

AC.03.5 Early detection,


Pengelolaan Laporan Pengelolaan
Gangguan Layanan Gangguan Layanan AC.03.6.1 AC.03.6.2
AC.03.4
Deteksi Problem Prioritas penanganan Penanganan Problem RFC (jika dibutuhkan)
Service Desk
AC.03.7.4 Layanan Layanan
Implementasi Laporan adanya problem
Perubahan Layanan
Insident Coordinator, AESI Problem Coordinator
AC.03.7.6
Pengelolaan Laporan adanya problem
Rollout
Laporan Penanganan
AC.03.7.7 Problem Layanan
Pemantauan dan Laporan adanya problem
Pelaporan Rutin

SE-156/PJ/2010 AC.06
Evaluasi dan
Pemantauan
AC.03.6.3
Laporan Pengelolaan
Pemantauan dan
Problem Layanan
Pelaporan
AC.03.1.3
Pemantauan dan
Problem Coordinator Pelaporan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 432


AC.03.7
Pengelolaan Perubahan dan Release Layanan

Level 3

SE-59/PJ/2011 SE-59/PJ/2011 SE-59/PJ/2011

AC.03.7.1
AC.03.7.2 AC.03.7.3
AC.03.4 Administrasi
Tiket RFC open Change Impact Analysis Formulir CIA Persetujuan Perubahan
Service Desk Permintaan Perubahan
(CIA) Layanan
Layanan
AC.02.2
Pengelolaan RFC TTKI Change Coordinator Change Coordinator
Proyek TIK
Persetujuan

SE-59/PJ/2011

AC.03.7.4 AC.01
Implementasi Tiket Close
Pengembangan
Perubahan Layanan (Usulan pengembangan TIK jika diperlukan)
TIK

TTKI

Release plan

SE-59/PJ/2011 SE-59/PJ/2011

Hasil Pengembangan TIK


AC.01
(Laporan Pengujian, AC.03.7.6 AC.03.7.5
Pengembangan Perubahan URS, SRS, SDD dan User Manual
Spesifikasi Produk Aplikasi, Pelaksanaan Rollout Pelaksanaan Release
TIK AC.03.5
User Manual)
Laporan adanya gangguan Pengelolaan
Rollout Manager Release Coordinator Gangguan
AC.03.6
SE-59/PJ/2011 Laporan adanya problem Pengelolaan
Problem

AC.03.7.7 Laporan Pengelolaan Perubahan


Jadwal pelaksanaan release, AC.06
Pemantauan dan dan Release Layanan,
Rollback Plan, Pemantauan dan
Pelaporan Rutin Laporan Kegiatan Rollout,
Checklist kelengkapan data rollout Evaluasi
Laporan Post implementation Review

BA Rollout Layanan TIK Change Manager


AC.04
Pengelolaan
BA Rollout Layanan TIK (perbaikan DRP)
Kelangsungan
Layanan

Aplikasi siap pakai

Unit Pengguna
Layanan
(Operasional)

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 433


AC.03.8
Pengelolaan Aset dan Konfigurasi Layanan

Level 3

KPJ11-0005, KPJ12-0003, KPJ14-0002, KPJ14-0003,


KPJ13-0002, KPJ13-0003, KPJ22-0001, KPJ22-0003,
KPJ13-0004, KPJ13-0006, KPJ22-0004, KPJ22-0006,
KPJ13-0008, KPJ34-0003, KPJ23-0001, KPJ23-0005,
KPL12-0002, KPL13-0004, KPJ23-0006, KPJ24-0005,
AC.03.3 Renstra, KPJ31-000, KPJ00-001,
Pengelolaan Kapasitas
KPL21-0001, DPC32-0024, KPJ24-0006, KPJ24-0007,

Rencana pengelolaan
KPJ00-0002
dan Ketersediaan Cetak Biru TIK, DPC32-0040 KPJ31-0002, KWL20-0012
AB
Layanan Hasil Capasity Plan PENGELOLAAN ASET,
Permintaan penambahan aset LOGISTIK, DAN
AC.03.8.1 AC.03.8.2 KEUANGAN
Daftar status aset, AC.03.8.3
Perencanaan Aset dan Identifikasi dan
Label fisik aset Operasional Aset AC.03.5
Konfigurasi Pencatatan Aset
Laporan adanya gangguan Pengelolaan
Seksi AKK TTKI, Tim Gangguan
Permintaan Unit Kerja TTKI TTKI
Pengembang Aplikasi

Unit Pengguna
Layanan
(dilakukan pemantauan)
AB
PENGELOLAAN ASET,
LOGISTIK, DAN
Formulir inventarisasi perangkat
KEUANGAN

PDE20-0010 KPL12-0005, DPC32-0047


AC.03.1
Pengelolaan Laporan Hasil Survei
Tingkat Layanan AC.03.8.4
Laporan Pengelolaan
AC.03.8.6 Laporan Pemantauan dan
Aset dan Konfigurasi
Penghapusan Aset Penghapusan Aset Pelaporan Aset dan
Layanan TIK
Konfigurasi
Usulan Penghapusan Aset Direktur TTKI
Subdit PSI TIP, Bag. Perlengkapan

Unit Pengguna
Layanan
Data sampling Aset

SE-25/PJ/2011

AC.03.8.5 Laporan Verifikasi Aset AB


PENGELOLAAN ASET,
Verifikasi Aset dan dan Konfigurasi Layanan TIK, LOGISTIK, DAN
Konfigurasi BA Pelaksanaan Verifikasi Aset KEUANGAN

Subdit AESI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 434


X.04
Pengelolaan Kelangsungan Layanan

Level 2

AC.03.3
AF SE-65/PJ/2011, Pengelolaan
PERENCANAAN Rencana strategis TIK KPJ22-0002, DPC32-0029, BIA Kapasitas dan
STRATEGIS LIP10-0072 Ketersediaan
Layanan
AC.04.1
Penyusunan Business
Impact Analysis dan BIA, Hasil Penilaian Risiko
Penilaian Risisko TIK

TPB

BIA
Laporan Post SE-74/PJ/2011
Disaster Review KPJ23-0003, KPJ33-0001,
KPJ33-0004, KWL20-0017, AF
DPC32-0041, DPC32-0048, Damage Assessment Report PERENCANAAN
DPC32-0008, DPC32-0022, STRATEGIS
PDE20-0014, KPDDP20-
0020

AB
AC.04.2 PENGELOLAAN ASET,
Restoration Plan LOGISTIK, DAN
Disaster Recovery
KEUANGAN

T
Tim Pengelolaan Disaster Recovery Plan MANAJEMEN
Kelangsungan Layanan TIK (DRP) RISIKO

SE-60/PJ/2011

AC.04.3
I
Uji Coba dan
MANAJEMEN Rencana Uji Coba Penanganan Bencana Laporan Uji Coba
Peningkatan
RISIKO
Kepedulian
Tim Pengelolaan
Kelangsungan Layanan TIK

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 435


X.05
Pengelolaan Keamanan Informasi

Level 2

Formulir Permintaan Akses


dan Penggunaan Aset inforamsi, Ijin Akses, penghentian ijin akses
Non Disclosure Agreement
Daftar perangkat keras
Pihak Ketiga Pihak Ketiga
SE-57/PJ/2011
KPJ24-0001, KPJ24-0003,
KPJ24-0004, KPJ24-0008,
KPJ32-0001, KPJ32-0002,
KPJ32-0004, KPJ34-0005,
Pembelian Daftar Inventaris KPJ34-0006, KPJ34-0007,
SE-159/PJ/2010 PER-41/PJ/2010 PER-41/PJ/2010
Perangkat Lunak Perangkat Lunak KPL13-0001

AC.05.1 AC.05.2 AC.05.3 AC.05.4


AC.01 Pengelolaan Aset Pengaturan Keamanan Pengaturan keamanan Pengaturan Keamanan
Pengembangan Data atau informasi Informasi Informasi Pihak ketiga SDM Fisik dan Lingkungan
TIK keluaran aplikasi
Bag. Umum, Bag.
TIP, PPDDP, Kanwil, KPP
Perlengkapan, TTKI

Dokumen dan Catatan Ijin akses


Penerapan Tata Kelola TIK
Pengguna Aset
Unit Pengguna informasi
Layanan PER-41/PJ/2010, KP-0020,
PER-41/PJ/2010 PER-41/PJ/2010 PER-41/PJ/2010
KP-0021

AC.05.5 AC.05.7
AC.05.6 AC.05.8
Pengelolaan Keamanan Informasi
Pengendalian Akses ke Pengelolaan Gangguan
Komunikasi dan dalam Pengembangan
Aset Informasi Keamanan Informasi
Operasional dan Pemeliharaan SI

PER-41/PJ/2010 PER-41/PJ/2010

AC.05.9
Keamanan Informasi
AC.05.10
dalam Pengelolaan
Pemantauan Kepatuhan
Kelangsungan layanan
TIK

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 436


AC.05.1
Pengelolaan Aset Informasi

Level 3

Daftar perangkat keras

Pihak Ketiga

AB
PENGELOLAAN ASET, Daftar Inventaris
LOGISTIK, DAN Perangkat Lunak
KEUANGAN
Daftar Inventaris
KPL34-0006, KPP20-0023 SE-57/PJ/2011
Perangkat Keras dan Lunak

AC.01 AC.05.1.1 AC.05.1.2


Data atau informasi Daftar Inventaris
Pengembangan Inventarisasi Perangkat Pemberian Label Aset
keluaran aplikasi Data dan Informasi
TIK Aset Informasi Informasi
Daftar Inventaris
Dokumen dan Catatan
Bagian umum Bagian Perlengkapan
Penerapan Tata Kelola TIK,
Berita Acara Inventarisasi
Dokumen dan Catatan
Penerapan Tata Kelola TIK Berita Acara Pemberian
Label Perangkat Keras

Unit Pengguna
Layanan
KPJ32-0003, DPC32-0045,
KPJ32-0005, KPP00-0013,
KWL00-0001, KWL00-0002,
DPC00-0012, DPC00-0013

AC AC.05.1.3
Pengembangan Surat ijin atau Surat Tugas Pengendalian Aset Ijin
Aplikasi Informasi
Pengguna Aset
TTKI informasi

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 437


AC.05.2
Pengelolaan Keamanan Informasi Pihak Ketiga

Level 3

DPC32-0044, KPJ32-0006,
SE-159/PJ/2010 SE-159/PJ/2010
KPP20-0024

Formulir Permintaan Akses AC.05.2.1 AC.05.2.2 AC.05.2.3


dan Penggunaan Aset inforamsi, Formulir Hasil Ijin Akses
Permintaan Akses Pelaksanaan Kajian Pemberian Akses
Non Disclosure Agreement Kajian Risiko
Pihak Ketiga Risiko Kepada Pihak Ketiga

Pihak Ketiga TIP, PPDDP, Kanwil, KPP


Seksi PSI TIP, Kabid PDPP Seksi PSI TIP, Kabid PDPP Pihak Ketiga
PPDDP, Duktekkon, Seksi PDI PPDDP, Duktekkon, Seksi PDI

Daftar Pemberian
Akses Pihak Ketiga

DPC32-0049, KPP20-0025,
KWL21-0001, DPC32-0052,
PDE20-0004

AC.05.2.4
Pengawasan Akses
Pihak Ketiga

Seksi PSI TIP, Kabid PDPP


Daftar Pemberian PPDDP, Duktekkon, Seksi PDI
Akses Pihak Ketiga

SE-159/PJ/2010

AC.05.2.5
Penghentian Akses Penghentian Ijin Akses
Pihak Ketiga

TTKI

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 438


AC.06
Evaluasi dan Pemantauan

Level 2

KPJ33-0002, KPJ34-0006,
KWL20-0008, PDE20-0004,
PDE30-0004

AC.06.1
Log pemantauan
Pemantauan Kinerja TIK
Wajib Pajak
Subditt PSI, Duktekkon, KPP

Laporan Pemantauan Kinerja TIK

PER-17/PJ/2011, AC.03
KPL14-0001, KPL14-0002, Hasil evaluasi rutin Pengelolaan dan
Laporan Pengelolaan Gangguan Layanan, KPL14-0003, KPL14-0004 Pemberian Layanan
Laporan Pengelolaan Problem Layanan,
Laporan Optimalisasi,
AC.03
Laporan Pengelolaan Perubahan dan Release Layanan, AC.06.2
Pengelolaan dan
Pemberian Layanan Laporan Kegiatan Rollout, Evaluasi Kinerja TIK
Laporan Post Implementation Review,
AC.01
Laporan Pencapaian Tingkat Layaann, Permintaan Pengembangan,
Pengembangan
Usulan penambahan layanan Subdit AESI Evaluasi Layanan TIK Berjalan
TIk

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 439


Gambar Proses Bisnis Sumber Daya Manusia
SDM
PROSES BISNIS SUMBER DAYA MANUSIA

Level 1 UU-43/1999, Biro SDM


UU-5/2014, PP-78/2013,
PMK-140/PMK.01/2006, PP-9/2003
Analisis Beban Kerja (ABK), PMK-184/PMK.01/2010, PMK-75/PMK.01/2008,
KEP/75/M.PAN/7/2004, PER-01/PJ/2012,
Rencana Strategis DJP (Renstra), PERKA BKN-19/2011, Penerimaan Pegawai
Data Current, PER-07/PJ/2012
SE-109/PJ./UP.53/2006
Profil Pegawai, Formasi Pegawai
Kebijakan Pimpinan, SDM.01 SDM.02 Bagian Pengelolaan Aset, Logistik
dan Keuangan
Surat Keputusan Tentang Organisasi, Perencanaan Pegawai Pengadaan Pegawai Kepegawaian
Laporan Pelaksanaan Pekerjaan,
Bagian Kepegawaian Bagian Kepegawaian
Literatur atau Referensi Yang berkaitan
(Sekretariat Direktorat Jenderal) (Sekretariat Direktorat Jenderal)
dengan Misi atau Fungsi Organisasi

UU-5/2014, UU-43/1999,
PP-46/2011, PMK-184/PMK.01/2010,
KMK-467/KMK.01/2014 s.t.d.d. PP-24/1976, Data Pegawai
Bagian KMK-556/KMK.01/2015, KEP-1/PJ./UP.41/2006,
Kepegawaian Peraturan Kepala BKN PMK-149/PMK.01/2008,
Nomor 1 Tahun 2013 PP-7/1977,
PP-97/2000,
Kep Renstra DJP
PP-11/2002,
Heading SDM.04 PP-9/2003,
Manajemen Kinerja KMK-518/KMK.01/UP.11/2004,
Organisasi PP-15/1079,
SE BAKN-03/SE/1980, Cuti,
KMK-96/KMK.01/2012, Karis/Karsu, Karpeg,
KPDJP, Kanwil, KPP, KP2KP, PMK-303/PM.1/2006, Surat Izin Melakukan Perjalanan
PPDDP, KPDDP, KPDE, KLIP SE-59/PJ.1/UP.50/2003, Ke Luar Negeri,
Permohonan Cuti, Kepres-85/2006, Surat Izin/Keterangan Untuk
Karis/Karsu, Karpeg, Melakukan Perceraian,
SDM.03
Izin Melakukan Perjalanan Ke Luar Negeri, SPP, SPMT, SPMJ,
Administrasi Pegawai
Izin/Keterangan Untuk Melakukan Perceraian, Laporan Kelahiran dan Kematian Keluarga,
Kebijakan SPP, SPMT, SPMJ, KP4, Laporan SPT, LHKPN, LP2P,
KPDJP, Kanwil, KPP, KP2KP, PPDDP,
Laporan Kelahiran dan Kematian Keluarga, KPDDP, KPDE, KLIP dan/atau Sumpah PNS
KP4, Laporan SPT, LHKPN, LP2P,
dan/atau Permohonan Sumpah PNS

SK Mutasi/ Promosi Jabatan, PPK PNS


Daftar Usulan Kegiatan
SK Penjatuhan Hukuman Disiplin,
Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
SK Pembebasan Jabatan

UU-5/2014, Pegawai
PPK PNS PP-53/2010,
Pegawai PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
UU-5/2014, PMK-29/PMK.01/2007 s.t.d.d.
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002, PMK-161/PMK.01/2012,
PMK-100/PMK.01/2008 s.t.d.d. PMK-39/PMK.01/2009,
PMK-149/PMK.01/2008, PMK-184/PMK.01/2010,
PMK-18/PMK.01/2009, PER-01/PJ/2012 s.t.d.d.
PMK-148/PMK.01/2012, PER-25/PJ/2015,
PER-16/PJ/2013 KEP-233/PJ/2011,
SDM.05 KEP-18/PJ/2015,
Peraturan Kepala BKN
Pengembangan Kapasitas Nomor 21 Tahun 2010
PPK PNS
Pegawai
Ijazah,
SDM.06
Subdirektorat Pengembangan Transkrip Nilai,
Manajemen Karir
Kapasitas Pegawai Sertifikat Diklat
(Direktorat KITSDA) Bagian Kepegawaian
Bagian Kepegawaian (Sekretariat Direktorat Jenderal),
(Sekretariat Direktorat Jenderal) Direktorat KITSDA

Surat Usulan Pemberhentian


Tidak Dengan Hormat

SDM.07 SDM.08 SDM.09


Kompensasi dan Manfaat Pemberhentian dan Pemensiunan Assessment Center
Subirektorat Pengembangan Bagian Kepegawaian
Manajemen Kepegawaian Direktorat KITSDA
(Sekretariat Direktorat Jenderal)
(Direktorat KITSDA)

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 440


SDM.01
Perencanaan Pegawai

Level 2

UU-5/2014, UU-43/1999
Bagian Kepegawaian - PMK-140/PMK.01/2006,
Setditjen Profil Pegawai, PMK-184/PMK.01/2010,
(Sistem Informasi Data Current KEP/75/M.PAN/7/2004,
PERKA BKN-19/2011,
Kepegawaian) SE-109/PJ./UP.53/2006
SDM.01.1
Perkiraan Persediaan
X.XX
Pegawai
Probis Organisasi
Bagian Kepegawaian
Setditjen, Subdit PMK dan
Surat Keputusan Tentang Organisasi, Subdit TO - Dit. KITSDA
Laporan Pelaksanaan Pekerjaan,
Literatur atau Referensi Yang berkaitan
dengan Misi atau Fungsi Organisasi
UU-5/2014, Uraian Jabatan,
PMK-140/PMK.01/2006, Spesifikasi Jabatan,
PMK-184/PMK.01/2010, Peta Jabatan
KEP/75/M.PAN/7/2004,
PERKA BKN-19/2011,
SE-109/PJ./UP.53/2006,
Kepmenpan 61/2004 Daftar Jabatan,
Daftar Pegawai Menurut Jabatan,
X.XX Perkiraan Perubahan Komposisi Pegawai,
Analisis Jabatan Perkiraan Persediaan Pegawai
(Bezetting)
Bagian Organta Sesditjen, Dit.
KITSDA (TO)

Uraian Jabatan,
Spesifikasi Jabatan,
UU-5/2014, UU-43/1999
Peta Jabatan PMK-140/PMK.01/2006,
PMK-184/PMK.01/2010,
KEP/75/M.PAN/7/2004,
PERKA BKN-19/2011,
SE-109/PJ./UP.53/2006
SDM.01.2 Daftar Keseimbangan Kebutuhan SDM.02
Subdit TO - Dit. matrix kebutuhan SDM berdasarkan dan Persediaan Pegawai
Perhitungan Kebutuhan Pengadaan
KITSDA, Organta ABK, Renstra dan (Formasi Pegawai)
Pegawai Pegawai
Kebijakan Pimpinan
Bagian Kepegawaian -
Setditjen

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 441


SDM.02
Pengadaan Pegawai

Level 2

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002
SDM.01.2 SDM.02.1
Perhitungan Daftar Keseimbangan Kebutuhan
dan Persediaan Pegawai, Perencanaan
Kebutuhan Pengadaan Pegawai
Pegawai (Formasi Pegawai)
Bagian Kepegawaian –
Setditjen, Subdit PMK dan
Subdit KPKP – Dit.KITSDA

Lowongan Jabatan,
Syarat Jabatan
Biaya, Anggaran
Rencana Kegiatan,
Jadwal Kegiatan
Soal Ujian,
Sarana dan Prasarana,
Lokasi Ujian

Pengumuman Penerimaan Pegawai,


Pengumuman Pemanggilan Pelamar,
UU-5/2014, PP-78/2013,
Nomor Ujian
PP-9/2003, PP-11/2002,
Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011, Jadwal Pemberkasan Bagi Peserta Yang Lulus,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002 Surat Lamaran,
Fotocopy Ijazah,
SDM.02.2
Kartu Tanda Pencari Kerja dari Disnaker,
Pelaksanaan Pas Photo
Pengadaan Pegawai Pelamar
Pelamar
Bagian Kepegawaian
Sesditjen, Bagian Umum

BA Serah Terima Soal Ujian,


Daftar Hadir Ujian,
Berita Acara Pelaksanaan Ujian
Berita Acara Serah Terima Soal Ujian,
Daftar Peserta Yang Memenuhi
Hasil Ujian
Nilai Ambang Batas (Passing Grade), Panitia Pelaksanaan
Daftar Peringkat Nilai Seluruh Peserta Tes, Ujian
Daftar Peserta Yang Dinyatakan Lulus,
Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai, Surat Lamaran,
Jadwal Pemberkasan Bagi Peserta Yang Lulus, Fotocopy Ijazah,
Daftar Riwayat Hidup,
Pas Photo,
SKCK,
Surat Keterangan Sehat Jasmani,
Kartu Pencari Kerja dari Disnaker,
Surat Pernyataan

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
Usulan CPNS
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002 BKN
Nota Persetujuan,
SDM.02.3 NIP
Pengangkatan Menjadi
CPNS
Bagian Kepegawaian - Surat Keputusan Penempatan Pegawai
Sesditjen
Pegawai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 442


SDM.02.1
Perencanaan Pengadaan Pegawai

Level 3
UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002
Daftar Keseimbangan Kebutuhan
dan Persediaan Pegawai,
SDM.01.2 SDM.02.1.1 SDM.02.2.1
(Formasi Pegawai) Lowongan Jabatan,
Perhitungan Inventarisasi Lowongan Pengumuman
Syarat Jabatan
Kebutuhan Pegawai Jabatan Penerimaan Pegawai

Bagian Kepegawaian
Setditjen, Dit. KITSDA Lowongan Jabatan,
Syarat Jabatan
Kamus Kompetensi
Dit. KITSDA
Probis Organisasi
UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
Kamus Kompetensi PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002

Perkiraan Jumlah Pelamar atau


SDM.02.1.2
Daftar Pelamar Yang memenuhi Syarat
Perhitungan Biaya
Biaya, Anggaran

Bagian Keuangan Setditjen

Biaya, Anggaran Biaya, Anggaran


SDM.02.2.2
Pelamaran UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002
SDM.02.2.1
Rencana Kegiatan,
Pengumuman
Jadwal Kegiatan
Penerimaan
SDM.02.1.3 Pegawai
Penjadwalan Kegiatan

Bagian Kepegawaian
Setditjen

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012 Rencana Kegiatan,
KepKaBKN-11/2002 Jadwal Kegiatan

SDM.02.1.4
Penyiapan Materi Ujian

SDM.02.2.3
Bagian Kepegawaian Soal Ujian Pendistribusian
Setditjen, Subdit PMK dan
Subdit KPKP – Dit. KITSDA
Soal

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002

Daftar Pelamar Yang Memenuhi Syarat SDM.02.1.5


Persiapan Sarana dan
Prasarana Pelaksanaan
Ujian
SDM.02.2.4
Bagian Kepegawaian, Bagian Sarana dan Prasarana,
Pelaksanaan
Umum Lokasi Ujian
Seleksi Pegawai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 443


SDM.02.2
Pelaksanaan Pengadaan Pegawai

Level 3

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
SDM.02.1.1 Lowongan Jabatan,
PMK-75/PMK.01/2008
Inventarisasi Lowongan Syarat Jabatan
PerKaBKN 19/2011,
Jabatan
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002
Pengumuman Penerimaan Pegawai
SDM.02.2.1
Pengumuman Penerimaan
SDM.02.1.3 Rencana Kegiatan, Pegawai Pelamar
Penjadwalan Kegiatan Jadwal Kegiatan
Bagian Kepegawaian Setditjen Surat Lamaran,
Fotocopy Ijazah,
Kartu Tanda Pencari Kerja dari Disnaker,
Pas Photo

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011, Pengumuman Pemanggilan Pelamar,
PER-07/PJ/2012 Nomor Ujian
KepKaBKN-11/2002

SDM.02.2.2
Pelamaran

Bagian Kepegawaian Setditjen

Daftar Pelamar Yang Memenuhi Syarat

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002
SDM.02.1.4
Soal Ujian BA Serah Terima Soal Ujian,
Penyiapan Materi Ujian
SDM.02.2.3
Penyediaan Soal Ujian
Panitia Pelaksanaan
Ujian
Bagian Kepegawaian Setditjen

Soal Ujian

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002 Daftar Hadir Ujian,
SDM.02.1.5 Berita Acara Pelaksanaan Ujian
Persiapan Sarana dan Sarana dan Prasarana, SDM.02.2.4 Berita Acara Serah Terima Soal Ujian,
Prasarana Pelaksanaan Lokasi Ujian Pelaksanaan Seleksi Pegawai Hasil Ujian
Ujian
Bagian Kepegawaian dan Bagian
Umum Setditjen

Daftar Peserta Yang Memenuhi


Nilai Ambang Batas (Passing Grade),
Daftar Peringkat Nilai Seluruh Peserta Tes,
Daftar Peserta Yang Dinyatakan Lulus,

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012 Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai,
KepKaBKN-11/2002 Jadwal Pemberkasan
Bagi Peserta Yang Lulus,
SDM.02.2.5
Pengumuman Hasil Seleksi SDM.02.3
Pegawai Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai, Pengangkatan Menjadi
Jadwal Pemberkasan CPNS
Bagi Peserta Yang Lulus,
Bagian Kepegawaian Setditjen

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 444


SDM.02.3
Pengangkatan Menjadi CPNS

Level 3

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai, PMK-75/PMK.01/2008
SDM.02.2.5
Jadwal Pemberkasan Bagi Peserta Yang Lulus, PerKaBKN 19/2011,
Pengumuman Hasil
PER-07/PJ/2012
Seleksi Pegawai
KepKaBKN-11/2002

SDM.02.3.1
Surat Lamaran, Pemberkasan
Fotocopy Ijazah,
Daftar Riwayat Hidup,
Pas Photo, Bagian Kepegawaian Setditjen
SKCK,
Pelamar Surat Keterangan Sehat Jasmani,
Kartu Pencari Kerja dari Disnaker,
Surat Pernyataan Daftar Kelengkapan Berkas Lamaran

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002

SDM.02.3.2
Input Data Ke Dalam SI
BKN (SAPK)
Bagian Kepegawaian Setditjen

Daftar Pelamar yang Diusulkan Menjadi Calon CPNS,


Daftar Usul Penetapan NIP

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
Usulan CPNS
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002
SDM.02.3.3
Pengangkatan Sebagai
Pegawai Nota Persetujuan,
NIP
BKN
Bagian Kepegawaian Setditjen

SK CPNS

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002
SDM.02.3.4 Surat Keputusan Penempatan Pegawai,
Penugasan/Penempatan SPMT
Pegawai
Pegawai
Bagian Kepegawaian Setditjen

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 445


SDM.02.3
Pengangkatan Menjadi CPNS

Level 3

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai, PMK-75/PMK.01/2008
SDM.02.2.5
Jadwal Pemberkasan Bagi Peserta Yang Lulus, PerKaBKN 19/2011,
Pengumuman Hasil
PER-07/PJ/2012
Seleksi Pegawai
KepKaBKN-11/2002

SDM.02.3.1
Surat Lamaran, Pemberkasan
Fotocopy Ijazah,
Daftar Riwayat Hidup,
Pas Photo, Bagian Kepegawaian Setditjen
SKCK,
Pelamar Surat Keterangan Sehat Jasmani,
Kartu Pencari Kerja dari Disnaker,
Surat Pernyataan Daftar Kelengkapan Berkas Lamaran

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002

SDM.02.3.2
Input Data Ke Dalam SI
BKN (SAPK)
Bagian Kepegawaian Setditjen

Daftar Pelamar yang Diusulkan Menjadi Calon CPNS,


Daftar Usul Penetapan NIP

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
Usulan CPNS
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002
SDM.02.3.3
Pengangkatan Sebagai
Pegawai Nota Persetujuan,
NIP
BKN
Bagian Kepegawaian Setditjen

SK CPNS

UU-5/2014, PP-78/2013,
PP-9/2003, PP-11/2002,
PMK-75/PMK.01/2008
PerKaBKN 19/2011,
PER-07/PJ/2012
KepKaBKN-11/2002
SDM.02.3.4 Surat Keputusan Penempatan Pegawai,
Penugasan/Penempatan SPMT
Pegawai
Pegawai
Bagian Kepegawaian Setditjen

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 446


SDM.03
Administrasi Pegawai (Bagian 2)

Level 2

PER Kepala BKN 31 tahun 2007

SDM.02.3 Surat Keputusan Penempatan Pegawai SDM.03.5 SPP, SPMT, SPMJ


Pengangkatan Penerbitan SPP, SPMT,
Menjadi CPNS SPMJ,
KP2KP, KPP, PPDDP, KLIP,
KPDE, KPDJP

Surat Edaran Kepala Badan


Administrasi Kepegawaian
Salinan Sah Surat Keterangan/Akta Kelahiran
Negara Nomor 08/SE/1983
Laporan Kelahiran/Pertambahan Anak Laporan Kelahiran, Kematian Keluarga,
Berita Acara Kematian SDM.03.6 dan KP4
Penyampaian Laporan Bagian Kepegawaian
Kelahiran dan Kematian
Keluarga, kp4
Pegawai KP2KP, KPP, PPDDP, KLIP,
KPDE, KPDJP

S- 4718/PJ.01/UP.90/2013, UU
No. 28 Tahun 1999, UU No. 30
KP4,
Tahun 2002, Inpres 5 Tahun
Tanda Terima Laporan SPT, 2004, SE/03/M.PAN/01/2005 Rekapitulasi
Tanda terima LHKPN,
Penyampaian KP4,
Tanda terima LP2P SDM.03.7
Laporan SPT,
Laporan SPT, LHKPN,
LHKPN,
LP2P,
LP2P
KP2KP, KPP, PPDDP, KLIP,
KPDE, KPDJP

UU 43 tahun 1999, PP 13 Surat Undangan Pengambilan Sumpah


tahun 2002 Berita Acara Sumpah Pegawai Negeri Sipil
Berita Acara Sumpah Jabatan yang telah ditandatangan
Naskah Sumpah Pegawai Negeri Sipil yang telah Ditandatangani
SK PNS SDM.03.8 Berita Acara Pelantikan yang Telah Ditandatangani
Pengadaan Pengambilan Sumpah
Pegawai PNS
Setditjen, Kanwil, UPT Eselon
II Pegawai

UU 43 tahun 1999, PP 13 Surat Pengantar Permohonan Karpeg


tahun 2002

BKN
SDM.03.9 Karpeg
Surat Permohonan Karpeg Pengusulan Karpeg
KP2KP, KPP, PPDDP, KLIP,
Pegawai KPDE, KPDJP
Surat Pengantar Penyampaian Karpeg
Karpeg Pegawai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 447


SDM.03.1
Permohonan Cuti

Level 3

Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara


Rekomendasi Atasan Eselon III UU 43 tahun 1999, PP 24 tahun
Rekomendasi Atasan Eselon II 1976, PMK184/PMK.01/2010,
Surat Pernyataan Bersedia Bekerja Kembali di Lingkungan DJP KEP-1/PJ./UP.41/2006
Kelengkapan yang berkaitan dengan alasan cuti di luar tanggungan Negara
Surat Keputusan CPNS, PNS, dan Kenaikan Pangkat Terakhir
Usulan CDTN
SDM.03.1.1
Pemberian Cuti di luar
Tanggungan Negara
Pegawai
Bagian Kepegawaian Setditjen BKN

Nota Persetujuan

UU 43 tahun 1999, PP 24 tahun


1976, PMK184/PMK.01/2010,
KEP-1/PJ./UP.41/2006

SDM.03.1.2
Penyampaian Surat Surat Keputusan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
Keputusan Cuti Di Luar
Tanggungan Negara Pegawai

Bagian Kepegawaian Setditjen

UU 43 tahun 1999, PP 24 tahun


1976, PMK184/PMK.01/2010,
KEP-1/PJ./UP.41/2006

Permohonan Cuti
SDM.03.1.3
Kartu Cuti Pegawai
Pemberian Cuti Selain Bagian
Cuti di Luar Kepegawaian
Tanggungan Negara

KP2KP, KPP, PPDDP, KLIP, Surat Izin Cuti


KPDE, KPDJP

Pegawai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 448


SDM.03.4
Izin/Keterangan Untuk Melakukan Perceraian, Ijin Beristri
Lebih dari Satu

Level 3

Permohonan surat ijin/surat keterangan untuk melakukan perceraian UU 1 tahun 1974, PP 45 tahun
disertai alasannya. 1990, KMK 582/KMK.01/UP.11/
Bukti yang memperkuat alasan perceraian 2006, KEP-17/PJ./UP.90/2006,
Berita Acara Pemeriksaan dan Laporan Hasil Pemeriksaan SE-148/SJ/2008
Pertimbangan dari atasan yang bersangkutan
Foto kopi akta nikah
Fotokopi surat gugatan perceraian SDM.03.4.1
Fotokopi surat panggilan (relaas) dari pengadilan
Foto kopi surat pemberitahuan adanya gugatan perceraian
Penelitian oleh Tim
Pelaksana Peraturan
Pemerintah Nomor 10
Pegawai Tahun 1983 s.t.d.d.
Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 1990
Subbagian Pemberhentian
dan Pemensiunan Pegawai

Berita Acara Pemeriksaan dan Laporan Hasil Pemeriksaan

UU 1 tahun 1974, PP 45 tahun


1990, KMK 582/KMK.01/UP.11/
2006, KEP-17/PJ./UP.90/2006,
SE-148/SJ/2008

ijin perceraian/surat keterangan


SDM.03.4.2 untuk melakukan perceraian,
Penerbitan Izin/ Ijin beristri lebih dari 1
Keterangan Untuk
Melakukan Perceraian
dan Izin Beristri Lebih Pegawai
dari satu
Subbagian Pemberhentian
dan Pemensiunan Pegawai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 449


SDM.03.8
Pelaksanaan Sumpah PNS

Level 3

UU 43 tahun 1999, PP 13 tahun


2002

Surat Permintaan Bantuan Tenaga Rohaniwan

Surat Keputusan Mutasi SDM.03.8.1


Rohaniwan
Persiapan Pelaksanaan
Pegawai Sumpah PNS
Surat Undangan Pengambilan Sumpah
Setditjen, Kanwil, UPT
Eselon II

Pegawai

Naskah Pelantikan,
Naskah Pengambilan Sumpah Jabatan,
Naskah Pengambilan Sumpah PNS

UU 43 tahun 1999, PP 13 tahun


2002

Naskah Sumpah PNS yang telah Ditandatangani


BA Sumpah PNS/ BA Sumpah Jabatan
BA Pelantikan
SDM.03.8.2 Bagian
Pelaksanaan Sumpah Kepegawaian
PNS

Setditjen, Kanwil, UPT


Eselon II

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 450


SDM.04
Manajemen Kinerja

Level 2 UU-5/2014,
PP-46/2011,
KMK-467/KMK.01/2014 s.t.d.d.
KMK-556/KMK.01/2015,
Peraturan Kepala BKN
Nomor 1 Tahun 2013

SDM.04.1
Organisasi.01.1.2
Kep Renstra DJP Perencanaan Penilaian
Penyusunan Renstra
Kinerja
Direktorat KITSDA,
Bagian Organta
(Sekretariat Direktorat Jenderal)

Manual IKU,
Target Kontrak Kinerja

UU-5/2014,
PP-46/2011,
KMK-467/KMK.01/2014 s.t.d.d.
KMK-556/KMK.01/2015,
Peraturan Kepala BKN
Nomor 1 Tahun 2013

SDM.04.2
Pelaksanaan Penilaian
Kinerja

KPDJP, Kanwil, KPP, KP2KP,


PPDDP, KPDDP, KPDE, KLIP

Kontrak Kinerja,
Kontrak Kinerja Addendum, SDM.05
Kontrak Kinerja Komplemen Pengembangan
Daftar Usulan Kapasitas Pegawai
UU-5/2014, Kegiatan Pelatihan dan
PP-46/2011, Pengembangan Pegawai
KMK-467/KMK.01/2014 s.t.d.d.
SDM.06
KMK-556/KMK.01/2015,
Peraturan Kepala BKN Manajemen Karir
Nomor 1 Tahun 2013

SDM.07
SDM.04.3 Penilaian Prestasi Kerja PNS
Kompensasi dan
Evaluasi Kinerja (PPK PNS)
Manfaat

KPDJP, Kanwil, KPP, KP2KP, SDM.09


PPDDP, KPDDP, KPDE, KLIP
Assessment Center

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 451


SDM.04.1
Perencanaan Penilaian Kinerja

Level 3
UU-5/2014,
PP-46/2011,
KMK-467/KMK.01/2014 s.t.d.d.
KMK-556/KMK.01/2015,
Peraturan Kepala BKN
Nomor 1 Tahun 2013

SDM.04.1.1
Organisasi.01.1.2 Kep Renstra DJP Penyusunan Manual Manual IKU
Penyusunan Renstra
Indikator Kinerja Utama
Direktorat KITSDA,
Bagian Organta
(Sekretariat Direktorat Jenderal)

Manual IKU

UU-5/2014,
PP-46/2011,
KMK-467/KMK.01/2014 s.t.d.d.
KMK-556/KMK.01/2015,
Peraturan Kepala BKN
Nomor 1 Tahun 2013

SDM.04.2
SDM.04.1.2
Target Kontrak Kinerja Pelaksanaan Penilaian
Penetapan Target Kinerja
Kinerja

Bagian Organta
(Sekretariat Direktorat Jenderal)

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 452


SDM.04.2
Pelaksanaan Penilaian Kinerja

Level 3 UU-5/2014,
PP-46/2011,
KMK-467/KMK.01/2014 s.t.d.d.
KMK-556/KMK.01/2015,
Peraturan Kepala BKN
Nomor 1 Tahun 2013

SDM.04.1 SDM.04.2.1
Manual IKU,
Perencanaan Penilaian Penyusunan Kontrak Kinerja
Target Kontrak Kinerja
Kinerja Kontrak Kinerja

KPDJP, Kanwil, KPP, KP2KP,


PPDDP, KPDDP, KPDE, KLIP

Kontrak Kinerja

UU-5/2014,
PP-46/2011,
KMK-467/KMK.01/2014 s.t.d.d. SDM.04.3
KMK-556/KMK.01/2015, Evaluasi Kinerja
Peraturan Kepala BKN
Nomor 1 Tahun 2013

SDM.04.2.2
Reviu Target Kinerja

KPDJP, Kanwil, KPP, KP2KP,


PPDDP, KPDDP, KPDE, KLIP

Capaian IKU Semester I

UU-5/2014,
PP-46/2011,
KMK-467/KMK.01/2014 s.t.d.d.
KMK-556/KMK.01/2015,
Peraturan Kepala BKN
Nomor 1 Tahun 2013

SDM.04.2.3 Kontrak Kinerja Addendum,


Revisi Target Kinerja Kontrak Kinerja Komplemen

KPDJP, Kanwil, KPP, KP2KP,


PPDDP, KPDDP, KPDE, KLIP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 453


SDM.04.3
Evaluasi Kinerja

Level 3
UU-5/2014,
PP-46/2011,
KMK-467/KMK.01/2014 s.t.d.d. SDM.06.2
KMK-556/KMK.01/2015, Pengelolaan
Peraturan Kepala BKN Karir
Nomor 1 Tahun 2013
SDM.04.3.2
Pengusulan PPK PNS
Capaian Kinerja Pegawai (CKP), Pemberian
Penghargaan Pegawai
Nilai Perilaku (NP),
SDM.07
Nilai Tugas Tambahan (NTT),
KPDJP, Kompensasi dan
(NK), Kanwil, KPP, KP2KP,
UU-5/2014, Nilai Kreativitas PPDDP, KPDDP, KPDE, KLIP Manfaat
Nilai Sasaran Kerja Pegawai (NSKP),
PP-46/2011,
Penilaian Prestasi
KMK-467/KMK.01/2014 s.t.d.d. Kerja PNS (PPK PNS)
KMK-556/KMK.01/2015,
Peraturan Kepala BKN
Nomor 1 Tahun 2013
SDM.04.2 Kontrak Kinerja,
Pelaksanaan Kontrak Kinerja Addendum, SDM.04.3.1
Penilaian Kinerja Kontrak Kinerja Komplemen Evaluasi Realisasi Kinerja

KPDJP, Kanwil, KPP, KP2KP,


PPDDP, KPDDP, KPDE, KLIP
UU-5/2014,
PP-46/2011,
KMK-467/KMK.01/2014 s.t.d.d.
KMK-556/KMK.01/2015,
Peraturan Kepala BKN
Nomor 1 Tahun 2013
SDM.04.3.3 Daftar Usulan SDM.05.2
Pengusulan Pelatihan dan Kegiatan Pelatihan dan Pendidikan dan
Pengembangan Pegawai Pengembangan Pegawai Pelatihan

KPDJP, Kanwil, KPP, KP2KP,


PPDDP, KPDDP, KPDE, KLIP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 454


SDM.05
Pengembangan Kapasitas Pegawai

Level 2
UU-5/2014,
Surat Penawaran Beasiswa PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-18/PMK.01/2009
Ijazah,
Penyelenggara SDM.05.1 Transkrip Nilai,
Beasiswa Tugas Belajar Kedinasan ND Penempatan Kembali
SDM.06 Pegawai Tugas Belajar
Manajemen SK Pembebasan Jabatan Bagian Kepegawaian
Karir (Sekretariat Direktorat Jenderal)

SDM.04 Daftar Usulan UU-5/2014,


PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
Manajemen Kegiatan Pelatihan dan PMK-100/PMK.01/2008 s.t.d.d.
Kinerja Pengembangan Pegawai PMK-149/PMK.01/2008
SDM.06
SDM.05.2 Sertifikat Manajemen
Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan Pelatihan Karir
SDM.09 Bagian Kepegawaian
Assessment LIAC (Sekretariat Direktorat Jenderal),
Center Direktorat KITSDA

UU-5/2014,
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-148/PMK.01/2012,
PER-16/PJ/2013 Laporan Telah Selesai Mengikuti
Dokumen-Dokumen Persyaratan SDM.05.3 Pendidikan di Luar Kedinasan,
sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Izin Belajar di Luar Keterangan Kronologis Perkuliahan,
nomor PER-16/PJ/2013 Kedinasan Ijazah,
Pegawai Transkrip Nilai
Bagian Kepegawaian
(Sekretariat Direktorat Jenderal)

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 455


SDM.05.1
Tugas Belajar Kedinasan

Level 3
UU-5/2014,
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-18/PMK.01/2009

SDM.05.1.1
Surat Penawaran Beasiswa Penawaran Tugas Belajar
Kedinasan
Bagian Kepegawaian
Penyelenggara (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Beasiswa

Surat Penawaran Beasiswa Pendidikan Kedinasan

UU-5/2014,
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-18/PMK.01/2009
Formulir Pendaftaran,
Pegawai Surat Rekomendasi Pejabat Eselon III, SDM.05.1.2
Surat Keterangan Tidak Sedang Pendaftaran Calon Pegawai
Menjalani Hukuman Disiplin Tugas Belajar Kedinasan
Bagian Kepegawaian
Surat Usulan Pendaftar Beasiswa, (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Berkas Formulir Pendaftaran Lengkap
Surat Pengumuman Pemanggilan Ujian Seleksi

UU-5/2014,
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-18/PMK.01/2009

Surat Pengumuman SDM.05.1.3 Surat Pengumuman


Hasil Seleksi Administrasi Seleksi Tugas Belajar Penerima Beasiswa
Kedinasan
Bagian Kepegawaian
(Sekretariat Direktorat Jenderal)
SDM.06.2
Pengelolaan Karir

UU-5/2014,
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-18/PMK.01/2009

SDM.05.1.4
Laporan Perkembangan Studi Pemantauan SK Pembebasan Jabatan
Pegawai Tugas Belajar
Bagian Kepegawaian
(Sekretariat Direktorat Jenderal)

Laporan Perkembangan Studi

UU-5/2014,
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-18/PMK.01/2009
Ijazah,
SDM.05.1.5 Transkrip Nilai,
Pelaporan Selesai ND Penempatan Kembali
Tugas Belajar Kedinasan Pegawai Tugas Belajar
Bagian Kepegawaian
(Sekretariat Direktorat Jenderal)

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 456


SDM.05.2
Pendidikan dan Pelatihan

Level 3
UU-5/2014,
SDM.04.3 PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
Evaluasi Kinerja Daftar Usulan Kegiatan Pelatihan PMK-100/PMK.01/2008 s.t.d.d.
dan Pengembangan Pegawai PMK-149/PMK.01/2008
SDM.09.2 SDM.05.2.1
Pelaksanaan LIAC Penyusunan Analisis
Assessment Center Kebutuhan Diklat
Direktorat KITSDA,
Bagian Kepegawaian
(Sekretariat Direktorat Jenderal),

Laporan Analisis
Kebutuhan Diklat
UU-5/2014,
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-100/PMK.01/2008 s.t.d.d.
PMK-149/PMK.01/2008
SDM.05.2.2
Koordinasi SGO dan
Pusdiklat
Direktorat KITSDA
Bagian Kepegawaian
(Sekretariat Direktorat Jenderal),

Daftar Diklat

UU-5/2014,
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-100/PMK.01/2008 s.t.d.d.
PMK-149/PMK.01/2008

SDM.05.2.3
Penawaran Diklat

Bagian Kepegawaian
(Sekretariat Direktorat Jenderal)

Pengumuman Penawaran Diklat


Surat Usulan
Penyempurnaan Kurikulum, UU-5/2014,
Hasil Survey Kepuasaan Atasan PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002, Pengumuman
PMK-100/PMK.01/2008 s.t.d.d.
Pemanggilan Calon Peserta Diklat
PMK-149/PMK.01/2008
SDM.05.2.4 Pegawai
Pemanggilan Calon
Peserta Diklat
Bagian Kepegawaian
(Sekretariat Direktorat Jenderal) Surat Usulan Peserta Diklat

Pengumuman
Pemanggilan Calon Peserta Diklat
UU-5/2014,
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-100/PMK.01/2008 s.t.d.d.
PMK-149/PMK.01/2008
SDM.05.2.5
Pemantauan Pelaksanaan
Diklat
Bagian Kepegawaian
(Sekretariat Direktorat Jenderal),
Direktorat KITSDA Pusdiklat

Laporan Pemantauan Pelaksanaan Diklat

UU-5/2014,
Sertifikat Diklat
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-100/PMK.01/2008 s.t.d.d.
PMK-149/PMK.01/2008
SDM.05.2.6
Evaluasi Pelaksanaan Laporan Pelaksanaan Diklat,
Diklat Pengumuman Hasil Diklat
Bagian Kepegawaian
SDM.06.2
(Sekretariat Direktorat Jenderal),
Direktorat KITSDA Pengelolaan Karir

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 457


SDM.05.3
Izin Belajar di Luar Kedinasan

Level 3
UU-5/2014,
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-148/PMK.01/2012,
PER-16/PJ/2013
Dokumen-Dokumen Persyaratan SDM.05.3.1
sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Pengajuan Izin
nomor PER-16/PJ/2013 Belajar di Luar Kedinasan
Bagian Kepegawaian
(Sekretariat Direktorat Jenderal)
Pegawai
Hasil Penelitian
Tim Seleksi Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan,
Surat Keputusan Hasil Seleksi
Pemberian Izin Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan,
Surat Izin Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan

UU-5/2014,
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-148/PMK.01/2012,
PER-16/PJ/2013
SDM.05.3.2
Pemantauan Kegiatan
Belajar di Luar Kedinasan
Bagian Kepegawaian
(Sekretariat Direktorat Jenderal)

Jadwal Perkuliahan,
Kartu Hasil Studi,
Surat Keputusan Alih Kredit,
Laporan Perkembangan Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan,
Laporan Cuti Belajar,
Laporan Selesai Menjalani Cuti Belajar

UU-5/2014,
PP-99/2000 s.t.d.d. PP-12/2002,
PMK-148/PMK.01/2012,
PER-16/PJ/2013
SDM.05.3.3
Pelaporan Selesai
Belajar di Luar Kedinasan
Bagian Kepegawaian
(Sekretariat Direktorat Jenderal)

Laporan Telah Selesai Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan,


SDM.06.2
Keterangan Kronologis Perkuliahan,
Pengelolaan
Ijazah,
Karir
Transkrip Nilai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 458


SDM.06
Manajemen Karir

Level 2

UU-5/2014,
PP-53/2010,
PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
PMK-39/PMK.01/2009

SDM.06.1
Rekomendasi Benchmark
Pengembangan Desain Karir

Direktorat KITSDA

Regulasi/ Kebijakan Laporan Evaluasi

UU-5/2014,
PP-53/2010,
PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
PMK-29/PMK.01/2007 s.t.d.d.
SK Mutasi/
PMK-161/PMK.01/2012, Promosi Jabatan,
PMK-39/PMK.01/2009, SK Penjatuhan SDM.03
SDM.04
PPK PNS PMK-184/PMK.01/2010, Hukuman Disiplin, Administrasi
Manajemen Kinerja PER-01/PJ/2012 s.t.d.d. SK Pembebasan Jabatan, Pegawai
PER-25/PJ/2015, Surat Usulan Pemberhentian
KEP-233/PJ/2011, Tidak Dengan Hormat
KEP-18/PJ/2015,
Peraturan Kepala BKN
Surat Pengumuman Nomor 21 Tahun 2010
SDM.05 Penerima Beasiswa,
SDM.06.2
Pengembangan Ijazah,
Pengelolaan Karir
Kapasitas Pegawai Transkrip Nilai,
Sertifikat Diklat Bagian Kepegawaian SDM.08
(Sekretariat Direktorat Jenderal), Surat Usulan Pemberhentian Pemberhentian dan
Direktorat KITSDA Tidak Dengan Hormat Pemensiunan
SDM.09 LIAC
Assessment Center

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 459


SDM.06.1
Pengembangan Desain Karir

Level 3

UU-5/2014,
PP-53/2010,
Rekomendasi Benchmark PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
PMK-39/PMK.01/2009
SDM.06.1.1
Perumusan Kajian Regulasi
Desain Karir
SDM.06.2
Laporan Evaluasi Direktorat KITSDA
Pengelolaan Karir

Laporan Kajian

UU-5/2014,
PP-53/2010,
PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
PMK-39/PMK.01/2009
SDM.06.1.2
SDM.06.2
Penyusunan Regulasi Regulasi/ Kebijakan Pengelolaan Karir
Desain Karir

Direktorat KITSDA

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 460


SDM.06.2
Pengelolaan Karir

Level 3 UU-5/2014,
PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
Regulasi/ Kebijakan PMK-39/PMK.01/2009,
PER-01/PJ/2012 s.t.d.d. Laporan Evaluasi
PER-25/PJ/2015,
KEP-18/PJ/2015

SDM.04.3 SDM.06.2.1 SK Mutasi/


PPK PNS
Evaluasi Kinerja Pengelolaan Mutasi Pegawai Promosi Jabatan

Bagian Kepegawaian
(Sekretariat Direktorat Jenderal)

SDM.09.2
Pelaksanaan LIAC UU-5/2014,
Assessment Center PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002, SDM.06.1
PMK-39/PMK.01/2009,
PER-01/PJ/2012 s.t.d.d. Laporan Evaluasi Pengembangan
PER-25/PJ/2015, Desain Karir
KEP-18/PJ/2015

SDM.05 Ijazah, SDM.06.2.2


Pengembangan Transkrip Nilai, Pengelolaan Promosi
Kapasitas Pegawai Sertifikat Diklat Pegawai
SK Mutasi/
Bagian Kepegawaian Promosi Jabatan
Regulasi/ Kebijakan (Sekretariat Direktorat Jenderal)
SDM.06.1
Pengembangan SDM.03
Desain Karir UU-5/2014, Administrasi
PP-53/2010, Pegawai
PMK-29/PMK.01/2007 s.t.d.d.
Regulasi/ Kebijakan Laporan Evaluasi
PMK-161/PMK.01/2012,
Peraturan Kepala BKN
SK Penjatuhan
Surat Panggilan, Nomor 21 Tahun 2010
Hukuman Disiplin
BA Pemeriksaan,
SDM.06.2.3
Unit Eselon II Laporan Hasil Pemeriksaan,
Pengelolaan Hukuman
Terkait Laporan Kewenangan
Disiplin
Penjatuhan Hukuman Disiplin,
Bukti Pendukung Pelanggaran Disiplin Bagian Kepegawaian Surat Usulan SDM.08
(Sekretariat Direktorat Jenderal), Pemberhentian Tidak Pemberhentian dan
Direktorat KITSDA Dengan Hormat Pemensiunan
SK Penjatuhan Hukuman Disiplin Tk. Berat/Sedang

UU-5/2014,
PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
Regulasi/ Kebijakan PMK-184/PMK.01/2010, Laporan Evaluasi
KEP-233/PJ/2011,
KEP-18/PJ/2015

SDM.05.1 SDM.06.2.4
Surat Pengumuman
Tugas Belajar Pengelolaan Pembebasan SK Pembebasan Jabatan
Penerima Beasiswa
Kedinasan Jabatan Pegawai
SDM.05.1
Bagian Kepegawaian
SK Pembebasan Jabatan Tugas Belajar
(Sekretariat Direktorat Jenderal)
Kedinasan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 461


SDM.07
Kompensasi dan Manfaat

Level 2

UU-5/2014
PP-7/1977
PER-66/PB/2005
PER-37/PB/2009
PP-53/2010
PMK-85/PMK.01/2015
PMK-33/PMK.3/2002
PMK-222/PMK.03/2003

SDM.07.1
Pengelolaan
Kompensasi
KP2KP, KPP, KLIP, KPDE,
KPDJP, Kanwil

SDM.07.2
Pengelolaan Manfaat

KP2KP, KPP, KLIP, KPDE,


KPDJP, Kanwil

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 462


SDM.07.1
Pengelolaan Kompensasi

Level 3

UU-43/1999
UU-17/2003
UU-1/2004
Kepres No. 72/2004
PMK-134/PMK.06/2015
SK CPNS, SK PNS, SPMT, SPP, SPMJ PER-66/PB/2015

SDM.07.1.1
Pengelolaan Gaji

Unit Kerja

SK CPNS, SK PNS, SPMT, SPP, SPMJ UU-43/1999


UU-17/2003
UU-1/2004
Kepres No. 72/2004
PMK-134/PMK.06/2015
PER-66/PB/2015
Unit kerja
SDM.07.1.2
Pengelolaan Tunjangan
Pegawai
Unit Kerja

UU-8/1974
PP No. 26/1981
SK CPNS, SK PNS, SPMT, SPP, SPMJ
SDM.07.1.3
Pengelolaan
Kesejahteraan

Unit Kerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 463


SDM.07.1.1
Pengelolaan Gaji

Level 4

UU-5/2014
UU-17/2003
SK CPNS,SK PNS,SPMT,SPMJ,SPP,SK UU-1/2004
Kepres No. 72/2004
PNJ,KGB, SK Kenaikan Pangkat,SKPP Gaji, PMK-134/PMK.06/2015
SK Pensiun dan Pemberhentian, Akta Nikah, PER-66/PB/2015
Akta Kelahiran Anak, KP4, SK Hukdis, Surat SDM.07.1.1.1
Ijin Penempatan Rumah Negara Pembuatan Daftar
Perubahan Data Pegawai
dan Pembayaran Gaji
Unit Kerja
Unit Kerja

Rekapitulasi Daftar Pembayaran Gaji,


Daftar Perubahan Data Pegawai
KPPN
UU-5/2014
UU-17/2003
UU-1/2004 SP2D
Kepres No. 72/2004
PMK-134/PMK.06/2015
PER-66/PB/2015

SDM.07.1.1.2
Permohonan
Pembayaran Gaji Bank

Unit Kerja
Pembayaran Gaji

Pegawai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 464


SDM.07.1.2
Pengelolaan Tunjangan Kinerja

Level 4

UU-43/1999
UU-17/2003
UU-1/2004
Konsep Surat Permintaan Kepres No. 72/2004
Droping Tunjangan Kinerja
PMK-134/PMK.06/2015 Permintaan Droping
PER-66/PB/2015
Tunjangan Kinerja
SDM.07.1.2.1
Unit Kerja Permintaan Droping
Tunjangan Kinerja

Unit Kerja

UU-43/1999 Kompilasi Permintaan


UU-17/2003
UU-1/2004
Droping Tunjangan
Kepres No. 72/2004 Kinerja
PMK-134/PMK.06/2015
PER-66/PB/2015
SDM.07.1.2.2
Kompilasi Permintaan Biro Keuangan
Droping Tunjangan Kementerian
Kinerja Keuangan

Sesditjen (Bagian Keuangan)

Droping Tunjangan
UU-43/1999 Kinerja
UU-17/2003
UU-1/2004
Kepres No. 72/2004
PMK-134/PMK.06/2015
PER-66/PB/2015

SDM.07.1.2.3
Distribusi Droping
Tunjangan Kinerja

Sesditjen (Bagian Keuangan)

UU-43/1999
UU-17/2003
UU-1/2004
Kepres No. 72/2004
PMK-134/PMK.06/2015 Tunjangan Kinerja
PER-66/PB/2015

SDM.07.1.2.4
Pembayaran Tunjangan
Kinerja Pegawai

Unit Kerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 465


SDM.07.1.3
Pengelolaan Kesejahteraan

Level 4

UU-8/1974
PP No. 26/1981
Kartu Tanda Peserta Taspen
SDM.07.1.3.1
Pengelolaan Program
Pensiun dan Tabungan
Hari Tua
Pegawai
Formulir Isian dan
Kelengkapannya Unit Kerja

Unit Kerja

UU-8/1974
PP No. 26/1981

Kompilasi Formulir Peserta Kartu Tanda Peserta BPJS


SDM.07.1.3.2
Pengelolaan Asuransi
Kesehatan
Pegawai
Unit Kerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 466


SDM.07.1.3.1
Pengelolaan Program Pensiun
dan Tabungan Hari Tua

Level 5

UU-8/1974
PP No. 26/1981
Formulir Permohonan
Keikutsertaan dan
Kelengkapannya
SDM.07.1.3.1.1
Penelitian Kelengkapan
Berkas Permohonan
Unit Kerja

Unit Kerja

Berkas Kelengkapan

UU-8/1974
PP No. 26/1981

SDM.07.1.3.1.2 Surat Pengantar dan


Kompilasi Permohonan Berkas Kelengkapan
dan Pembuatan Surat
Pengantar
PT. Taspen
Sesditjen, Kanwil
(Unit Eselon II)

Kartu Taspen

Pegawai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 467


SDM.07.1.3.2
Pengelolaan Asuransi Kesehatan

Level 5

Formulir Permohonan
Keikutsertaan dan
Kelengkapannya
SDM.07.1.3.2.1
Penelitian Kelengkapan
Berkas Permohonan
Unit Kerja

Unit Kerja

Berkas Kelengkapan

SDM.07.1.3.2.2 Surat Pengantar dan


Kompilasi Permohonan Berkas Kelengkapan
dan Pembuatan Surat
Pengantar
BPJS
Sesditjen, Kanwil
(Unit Eselon II)

Kartu BPJS

Pegawai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 468


SDM.07.2.1
Pengelolaan Rumah Dinas Negara

Surat Permohonan Penghunian Rumah Negara,


Surat Pernyataan Tidak Memiliki Rumah Sendiri,
SPMT,
SK Mutasi

UU No.1/2011
PP No.31/2005
PP No.44/1999
SE-02/PJ.143/2000

Pegawai SDM.07.2.1.1
Penelitian Kelengkapan
Permohonan

Unit Kerja

Penerusan Permohonan

UU No.1/2011
PP No.31/2005
PP No.44/1999
Surat Ijin Penghunian Rumah Negara
SE-02/PJ.143/2000

SDM.07.2.1.2
Penerbitan Surat Izin
Penghuni Rumah Negara Pegawai
Bagian Perlengkapan
(Sesditjen), Bagian Umum
(Kanwil DJP)

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 469


SDM.08
Pemberhentian dan Pensiun Pegawai

Level 2

UU-11/1969
UU-5/2014
PP No. 32/1979 Surat Keputusan Pemberhentian Dengan Hormat,
Surat Peringatan (I,II,III), Surat Keputusan PP No.63/2009 Surat Keputusan Pemberhentian Dengan Tidak
Hukuman Disiplin, Surat Penahanan PP No.11/2002 Hormat
78/KMK.01/2008
SE-145/SJ/2008
SDM.08.1
Pengelolaan
Pemberhentian Pegawai
Surat Putusan Pengadilan Sesditjen (Bagian
Kepegawaian)

Pegawai
UU-43/1999
PP No.32/1979
PP No.65/2008
78/KMK.01/2008 Pegawai
Surat Permohonan, Surat
Penahanan dari Kejaksaan/
SDM.08.2
Kepolisian
Unit Kerja Pengelolaan
Pemberhentian Pegawai
Sementara
Surat Keputusan Pemberhentian Sementara
Sesditjen (Bagian
Kepegawaian)

UU No.11/1969
UU No.43/1999
PP No.65/2008
PP No.9/2003
PP No.12/2002
KEP BKN No.14/2003
SDM.08.3 Surat Keputusan Pensiun
Pengelolaan
Pemensiunan Pegawai

Sesditjen (Bagian
Kepegawaian)

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 470


SDM.08.1
Pengelolaan Pemberhentian Pegawai

UU-11/1969
UU-5/2014
PP No. 32/1979
PP No.9/2003
SE-29/2013
Perka BKN No.21/2010
PP-53/2010
SE-145/SJ/2008
SE Kepala BAKN 04/SE/1980
Surat Permohonan Pemberhentian APS, KEP-465/2015
Surat Keterangan Tim Penguji Kesehatan KEP-138/PJ/2015 SK Pemberhentian Dengan Hormat
SDM.08.1.1 Atas Pemintaan Sendiri
Pengelolaan
Pemberhentian Pegawai
dengan Hormat Atas
Permintaan Sendiri

Pegawai Unit Kerja

BAP, LHP, Surat Usulan UU-11/1969


Pemberhentian Pegawai, Surat UU-5/2014
Keputusan Pengadilan PP No. 32/1979
PP No.9/2003
SE-29/2013
Perka BKN No.21/2010
Unit Kerja PP-53/2010
SE-145/SJ/2008
SE Kepala BAKN 04/SE/1980
KEP-465/2015
KEP-138/PJ/2015 SK Pemberhentian Dengan Hormat
Pegawai
SDM.08.1.2 Tidak Atas Pemintaan Sendiri
Pengelolaan
Pemberhentian Pegawai
dengan Hormat Tidak
Atas Permintaan Sendiri

Unit Kerja

UU-5/2014
PP No. 32/1979
Surat Keputusan Pengadilan, Putusan PP No.9/2003
KPU (terkait dengan pencalonan SE-145/SJ/2008
SE Kepala BAKN 04/SE/1980
kepala daerah, menjadi anggota PP-37/2004
parpol)
SDM.08.1.3
Pengelolaan
Pemberhentian Pegawai
dengan Tidak Hormat
Unit Kerja

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 471


SDM.08.1.1
Pengelolaan Pemberhentian Pegawai Dengan Hormat Atas
Permintaan Sendiri

UU-43/1999
PP No.65/2008
PP No. 32/1979
Permohonan PP No.9/2003
Pemberhentian/
Undur Diri SDM.08.1.1.1
Penelitian Permohonan
Pemberhentian Dengan
Hormat
Unit Kerja Pegawai

Pegawai
Surat Pengantar &
hasil Exit Interview

UU-11/1969
UU-5/2014
PP No. 32/1979
PP No.9/2003
SE-145/SJ/2008
SE Kepala BAKN 04/SE/1980

SDM.08.1.1.2
Pelaksanaan Exit
Interview

Unit Kerja

UU-11/1969
UU-5/2014
PP No. 32/1979
PP No.9/2003
SE-145/SJ/2008
SE Kepala BAKN 04/SE/1980

SDM.08.1.1.3
Penerbitan Keputusan
PDH APS

Sesditjen, Dirjen

Surat Keputusan Pemberhentian Dengan


Hormat Atas Permintaan Sendiri

Pegawai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 472


SDM.08.1.2
Pengelolaan Pemberhentian Pegawai Dengan Hormat Tidak Atas
Permintaan Sendiri

UU-43/1999
PP No.65/2008
PP No. 32/1979
Pengaduan, Bukti PP No.9/2003

Pelanggaran
SDM.08.1.2.1
Pemeriksaan

Atasan Langsung, Tim


Pemeriksa LH Pemeriksaan, BAP,
Unit Kerja/ Laporan Kewenangan
Pihak Ketiga

UU-11/1969
UU-5/2014
PP No. 32/1979
PP No.9/2003
SE-145/SJ/2008
SE Kepala BAKN 04/SE/1980
Surat Keputusan PDH TAPS

SDM.08.1.2.2
Penerbitan SK
Menteri Keuangan Pegawai
(Pejabat Pembina
Kepegawaian)

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 473


SDM.08.1.3
Pengelolaan Pemberhentian Pegawai Tidak Dengan Hormat

UU-11/1969
UU-5/2014
PP No. 32/1979
PP No.9/2003
Surat Keputusan Pengadilan, SE-145/SJ/2008
Putusan KPU (terkait dengan SE Kepala BAKN 04/SE/1980
465/KMK.01/2015
pencalonan kepala daerah,
menjadi anggota parpol)
SDM.08.1.3.1
Unit Terkait Usulan Pemberhentian
Tidak Dengan Hormat

Seluruh Unit Kerja

UU-11/1969
UU-5/2014
PP No. 32/1979
PP No.9/2003
SE-145/SJ/2008
SE Kepala BAKN 04/SE/1980
465/KMK.01/2015

SDM.08.1.3.2
Penelitian Usulan
Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat
Sekretariat Direktorat
Jenderal Pajak – Bagian
Kepegawaian

UU-11/1969
UU-5/2014
PP No. 32/1979
PP No.9/2003
SE-145/SJ/2008
SE Kepala BAKN 04/SE/1980
465/KMK.01/2015 Surat Keputusan Pemberhentian Dengan Pegawai
Tidak Hormat
SDM.08.1.3.3
Penerbitan Surat
Keputusan
Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat
Pejabat Pembina
Kepegawaian

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 474


SDM.08.2
Pengelolaan Pemberhentian Pegawai Sementara

UU-5/2014
PP N0. 4/1966
PP No.32/1979
Surat Penahanan dari KEP-78/KMK.01/2008
Kepolisian/Kejaksaan/ SE-145/SJ/2008
Surat Permohonan dan
KEP-138/PJ/2015
Pengadilan Kelengkapan
SDM.08.2.1
Pegawai/Unit
Usulan Pemberhentian
Kerja
Sementara

Unit Kerja Pegawai

UU-5/2014 UU-5/2014
PP N0. 4/1966 PP N0. 4/1966
PP No.32/1979 PP No.32/1979
KEP-78/KMK.01/2008 KEP-78/KMK.01/2008
SE-145/SJ/2008 SE-145/SJ/2008
KEP-138/PJ/2015 KEP-138/PJ/2015
SDM.08.2.3
SDM.08.2.2
Penerbitan Surat
Penelitian Usulan
Keputusan
Pemberhentian
Pemberhentian
Sementara
Sementara Pegawai
Sekretariat Direktorat Jenderal Pejabat Pembina
Pajak (Bagian Kepegawaian) Kepegawaian

UU-5/2014 UU-5/2014
PP N0. 4/1966 UU-5/2014
PP N0. 4/1966
PP No.32/1979 PP N0. 4/1966
PP No.32/1979
KEP-78/KMK.01/2008 PP No.32/1979
KEP-78/KMK.01/2008
SE-145/SJ/2008 KEP-78/KMK.01/2008
SE-145/SJ/2008
KEP-138/PJ/2015 SE-145/SJ/2008
KEP-138/PJ/2015
KEP-138/PJ/2015
SDM.08.2.4 SDM.08.2.5 SDM.08.2.6
Pegawai/Unit Usulan Pengakhiran Penelitian Usulan Penerbitan Surat
Kerja Pemberhentian Pengakhiraan Keputusan Pengakhiran
Sementara Pemberhentian Pemberhentian
Sementara Sementara
Unit kerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Pejabat Pembina
Pajak (bagian Kepegawaian)
Kepegawaian

Surat Keputusan
Pengakhiran Pemberhentian Sementara
(Pengaktifan Pegawai)

Pegawai

SDM.08.1
Pengelolaan
Pemberhentian Pegawai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 475


SDM.08.3
Pengelolaan Pemensiunan Pegawai

UU-11/1969
Unit Terkait UU-5/2014
PP No.32/1979
PP No.99/2000
Surat Permohonan dan
Kelengkapan
SDM.08.3.1
Penelitian Kelengkapan
Berkas
Surat Pengantar
Pegawai
KP2KP, KPP, KPDE, KLIP,
UPDDP, Kanwil, KPDJP

UU-11/1969
UU-5/2014
PP No.32/1979
PP No.9/2005
PP No.99/2000

SDM.08.3.2
Penelitian Permohonan
Pensiun
Sesditjen
Surat Usulan Pensiun

BKN

UU-11/1969
UU-5/2014
PP No.32/1979
PP No.9/2005 SK Pensiun
PP No.99/2000

SDM.08.3.3
Administrasi SK Pensiun

Unit Terkait

Pegawai

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 476


SDM.09
Assessment Center

Level 2

UU-5/2014,
PP-53/2010,
PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
PMK-47/PMK.01/2008,
PER-55/SJ/2008,
SDM.09.1
Kebijakan Kamus Kompetensi Pengembangan Sistem
Assessment Center

Direktorat KITSDA

Laporan Evaluasi
Standar Kompetensi Jabatan

UU-5/2014,
PP-53/2010,
PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
PMK-47/PMK.01/2008,
PER-55/SJ/2008,
SE-109/MK.1/2010,
SE-189.2/MK.1/2011
SDM.09.2 SDM.05
SDM.04
PPK PNS Pelaksanaan Pengembangan
Manajemen Kinerja Laporan Individual
Assessment Center Kapasitas Pegawai
Assessment Center
Direktorat KITSDA SDM.06
Manajemen Karir

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 477


SDM.09.1
Pengembangan Sistem Assessment Center

Level 3
UU-5/2014,
PP-53/2010,
Kebijakan Kamus Kompetensi PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
PMK-47/PMK.01/2008,
PER-55/SJ/2008,
SDM.09.1.1
Analisis dan Perumusan
Konsep Model Kompetensi
SDM.09.2
Pelaksanaan Laporan Evaluasi Direktorat KITSDA
Assessment Center
Laporan Analisis

UU-5/2014,
PP-53/2010,
PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
PMK-47/PMK.01/2008,
PER-55/SJ/2008,
SDM.09.1.2 SDM.09.2
Penyusunan Kebijakan Standar Kompetensi Jabatan Pelaksanaan
Pengukuran Kompetensi Assessment Center

Direktorat KITSDA

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 478


SDM.09.2
Pelaksanaan Assessment Center

Level 3
UU-5/2014,
PP-53/2010,
SDM.09.1 PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
Pengembangan Sistem SKJ PMK-47/PMK.01/2008,
Assessment Center PER-55/SJ/2008,
SE-109/MK.1/2010,
SE-189.2/MK.1/2011

SDM.09.2.1
Penyeleksian dan Penugasan
Assessor

Direktorat KITSDA

Kep Tim Assessor

UU-5/2014,
PP-53/2010,
PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
PMK-47/PMK.01/2008,
PER-55/SJ/2008,
SE-109/MK.1/2010,
SE-189.2/MK.1/2011

SDM.04.3 SDM.09.2.2
PPK PNS
Evaluasi Kinerja Profiling Kompetensi Pegawai

Direktorat KITSDA

BA Pelaksanaan
Job Person Match
Assessment
UU-5/2014, UU-5/2014,
PP-53/2010, PP-53/2010,
PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002, PP-100/2000 s.t.d.d. PP-13/2002,
PMK-47/PMK.01/2008, PMK-47/PMK.01/2008,
PER-55/SJ/2008, PER-55/SJ/2008,
SE-109/MK.1/2010, SE-109/MK.1/2010,
SE-189.2/MK.1/2011 SE-189.2/MK.1/2011

SDM.09.2.4
SDM.09.2.3
Evaluasi Pelaksanaan
Penyusunan Talent Pool
Assessment Center

Direktorat KITSDA Direktorat KITSDA

SDM.09.1
Laporan Evaluasi Pengembangan Sistem
Assessment Center

SDM.05.2
Pendidikan dan
Pelatihan
Laporan Individual Assessment Center
SDM.06.2
Pengelolaan Karir

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 479


Gambar Proses Bisnis Organisasi

AE
PROSES BISNIS ORGANISASI
Level 1

AF Renstra DJP,
Katalog IKU, PMK 206/2014
PERENCANAAN Kontrak Kinerja PMK 206.2/2014
STRATEGIS Kemenkeu One--Four

AE.1 KEP SOP,


Pengembangan Manual SOP
Proses BIsnis

Dit. TPB
Masukan

Proses Bisnis

Unit Lain Masukan

PMK 206/2014
PMK 206.2/2014
PMK 100/2008
KEP Renstra
AE.2
Pengembangan Struktur Organisasi,
Desain Tusi, Urjab
Organisasi
Seluruh Unit
Masukan Di DJP
Dit. KITSDA

KEP Renstra
PMK 206/2014
PMK 206.2/2014
PER-9/PJ/2011

AE.3 AH
Laporan Monitoring dan
Pengelolaan Evaluasi Proyek PENGELOLAAN
Proyek KINERJA

Dit. KITSDA

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 480


AE.1
PENGEMBANGAN PROSES BISNIS

Level 2
PMK 206/2014
PMK 206.2/2014

AE.1.1.
Masukan
Pengembangan
Proses Bisnis
Baru PMK 206/2014
PMK 206.2/2014
AF Renstra DJP, Dit. TPB
PERENCANAAN Katalog IKU, AE.1.3
Kontrak Kinerja Proses Bisnis
STRATEGIS Baru
Pengembangan
SOP

Bagian Organta,
Setditjen, Seksi
Proses Bisnis KEP
Disempurnakan
PDK, Dit. KITSDA; Dirjen
Unit Lain Unit Pengembang SOP
PMK 206/2014 SOP
Seluruh Unit
PMK 206.2/2014 di DJP

AE.1.2
Penyempurnaan
Proses Bisnis
Berjalan

Masukan
Dit TPB

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 481


AE.1.1
PENGEMBANGAN PROSES BISNIS BARU
Level 3

AF Renstra DJP,
PERENCANAAN Katalog IKU, KPM00-0003
Kontrak Kinerja
STRATEGIS
AE.1.1.1
AE.1.1.2
Perancangan Konsep
Probis Baru
Uji Coba Proses
Proses Bisnis
Bisnis Baru
Baru

Masukan Dit. TPB Dit TPB

Laporan Uji Coba

Unit Lain

KPM00-0003
Konsep
Probis Baru AE.1.3
AE.1.1.3
Pengembangan SOP
Implementasi Proses BIsnis
Proses Bisnis
Baru AE.2.1
Persiapan Penataan
Dit. TPB Organisasi

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 482


AE.1.2
PENYEMPURNAAN PROSES BISNIS BERJALAN

Level 3

AF Renstra DJP, KPM00-002


PERENCANAAN Katalog IKU, KPM00-002
Kontrak Kinerja
STRATEGIS AE.1.2.2
AE.1.2.1
Kajian Implementasi
Pengkajian Proses Bisnis AE.1.3
penyempurnaan Proses Bisnis disempurnakan
Proses Bisnis probis berjalan Pengembangan SOP
Yang
Berjalan
Masukan Disempurnakan
AE.2.1
Dit. TPB Proses Bisnis
Dit. TPB disempurnakan Persiapan Penataan
Unit Lain Organisasi

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 483


AE.1.3
PENGEMBANGAN SOP
Level 3
KPK32-0014 KPK32-0005

AE.1.3.1 AE.1.3.4
AE.2.1. Penyusunan Pembahasan
Pengembangan Proses Proses Bisnis Baru Rencana dengan
Bisnis Baru Pengembangan Undangan Narasumber
Pembahasan
SOP SOP
AE.2.2. Seksi PDK, Dit. Seksi PDK, Dit.
Proses Bisnis disempurnakan KITSDA; Unit
Penyempurnaan KITSDA; Unit
Proses Bisnis Berjalan Pengembang SOP Pengembang SOP
Rencana

Form Pemeliharaan SOP;


KPK32-0001 ND Masukan SOP

AE.1.3.2
Penerimaan dan KPK32-0004
Pengolahan Hasil
Masukan SOP Pembahasan
AE.1.3.3
Subdit TO, Dit. Pengembangan Usulan
KPK32-0006
KITSDA; Unit SOP Uji Coba SOP

Pengembang SOP
Subdit TO, Dit. AE.1.3.5
Konsep SOP, KITSDA; Unit Uji Coba SOP
ND cosign Pengembang SOP
Laporan pelaksanaan Subdit TO, Dit.
Uji Coba SOP KITSDA; Unit
KPK32-0007; Pengembang SOP
Masukan
KPA12-0012

AE.1.3.6 KPK32-0008;
Pengesahan SOP KEPDirjen SOP KPA12-0013
AE.1.3.7
Bagian Organta,, Penatausahaan
Setditjen, Seksi dan Publikasi
PDK, Dit. KITSDA; SOP
Unit Pengembang KPK32-0009
Bag. Organta,
SOP
Setditjen
AE.1.3.8
Laporan KEP Dirjen
Unit Lain Monitoring Monitoring SOP
SOP

Pertanyaan KPK32-0010
Subdit TO, Dit.
Feedback
AE.1.3.9 KITSDA
Pengolahan
Pertanyaan
Terkait SOP
Subdit TO, Dit.
KITSDA; Unit Jawaban
Pengembang SOP
Seluruh Unit
di DJP

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 484


AE.2
PENGEMBANGAN DESAIN ORGANISASI

Level 2

AF
PMK 206/2014
PERENCANAAN KEP Renstra PMK 206.2/2014
STRATEGIS
AE.2.1
AE.1
Proses
Persiapan PMK 206/2014
Pengembangan
Bisnis Penataan PMK 206.2/2014
Proses Bisnis
Organisasi PMK 100/2008
Subdit TO, AE.2.2
Bahan Aturan Desain
Dit.KITSDA; Penataaan Penataan
Usulan Organisasi,
Bagian Organta, Organisasi
Organisasi Uraian Jabatan
Setditjen
Unit Lain Subdit TO,
Laporan hasil evaluasi Dit.KITSDA;
Bagian Organta,
PMK 206/2014 Setditjen
PMK 206.2/2014

AE.2.3
Evaluasi
Implementasi feedback
Penataan
Organisasi
Seluruh Unit
Subdit TO,
Di DJP
Dit.KITSDA

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 485


AE.2.1
PERSIAPAN PENATAAN ORGANISASI

Level 3

KPK32-0013

AE.2.1.1 AE.2.2
Penerimaan Penataan
Usulan Usulan Penataan Organisasi
Organisasi Laporan Penelaahan
Usulan dan Konsep
Unit Lain Naskah Akademis
Subdit TO, Bahan
Dit.KITSDA Penataaan
Organisasi

AF
PERENCANAAN KEP Renstra KPA11-0002
STRATEGIS
AE.2.1.2
Penyiapan Bahan
AE.02.1 Pembinaan
Pengembangan Proses Organisasi
Bisnis Baru
Bag Organta,
SOP
Setditjen
AE.02.2
Penyempurnaan Proses
Bisnis Berjalan

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 486


AE.2.2
PENATAAN ORGANISASI

Level 3

Konsep Penataan
KPK32-0003 Organisasi

AE.2.1 AE.2.2.1 Persetujuan


Bahan Penataan
Persiapan Penataan Penataaan Penataan Organisasi
Organisasi Organisasi Organisasi DJP
KPK33-0003
MenPAN
Subdit TO,
Dit.KITSDA. AE.2.2.3
Penyusunan
Draft Aturan Penataani
Penataan Organisasi
Organisasi

Subdit TO,
Dit.KITSDA; Aturan
Bagian Organta, Penataan
KPK32-0002; Organisasi
Setditjen
KPK32-0011
Uraian
AE.2.2.2 Jabatan
Analisa Jabatan

Subdit TO, Uraian


Dit.KITSDA. Jabatan

AE.2.3
Dokumen implementasi penataan organisasi Evaluasi Penataan
Organisasi

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 487


AE.2.3
EVALUASI PENATAAN ORGANISASI

Level 3
KPK33-0001

AE.2.3.1
Penentuan
Standar Evaluasi Standar Evaluasi
Penataan
Organisasi
KPK33-0002
Subdit TO, KPK33-0006
AE.2.3.2 Dit.KITSDA
Pelaksanaan AE.2.3.3
AE.2.2 Dokumen ND Permintaan Tindak Lanjut
Implementasi
Evaluasi Data
Penataan Organisasi Permintaan Data
Penataan
Organisasi Evaluasi Penataan
Organisasi
Subdit TO, ND Penyampaian
Dit.KITSDA Data
Seluruh Unit di DJP
Laporan Hasil Evaluasi

ND
KPK33-0004 Permintaaan KPK33-0005
Tanggapan

AE.2.3.5
AE.2.3.4
Tindak Lanjut
Tindak Lanjut ND Permintaan
Laporan Hasil Penyampaian
Tanggapan Tanggapan Atas
Evaluasi Penataan
Laporan Hasil
Organisasi
Evaluasi Penataan
Organisasi
Subdit TO,
Dit.KITSDA; Unit
Seluruh Unit di DJP
Penindak Lanjut
AE.2.1
Kompilasi Tanggapan Persiapan Penataan
Organisasi

Direktorat Transfomasi Proses Bisnis Halaman 488


LAMPIRAN IV
MATRIKS IDENTIFIKASI PROSES BISNIS

Matriks Manajemen Strategis

AF PROSES BISNIS MANAJEMEN STRATEGIS

1. Definisi Proses perumusan arah strategis Direktorat Jenderal Pajak mulai dari perumusan Visi dan Misi perumusan
rencana strategis, penyusunan Rencana Kerja, Pengelolaan Kinerja, Pengelolaan Proyek, hingga monitoring dan
evaluasi atas pengelolaan straegi di DJP
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Dirjen Pajak;
BOD;
Subbagian Organisasi, Bagian Organta , Sesditjen
Subbag Kelembagaan, Bagian Organta, Sekretariat Direktorat Jenderal
Seksi Manajemen Strategis, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Direktorat KITSDA
Tim Kerja Penyusunan Renstra DJP
Tim Pelaksanaan Sosialisasi Rencana Strategis DJP
Tim Penyusun Laporan Tahunan DJP
Sub Manajer Kinerja Organisasi
Mitra Manajer Kinerja Organisasi
Pemilik (Sponsor) proyek,
Manajer Proyek,
Project Management Office
Seluruh Unit Eselon II, III, dan IV di DJP
4. Input Renstra Kemenkeu
Kontrak Kinerja Kemenkeu Wide
Masukan/Usulan terkait Renstra DJP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 489


5. Output Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Manajemen Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Katalog IKU Kemenkeu-One s.d. Kemenkeu-Five
Kontrak Kinerja Kemenkeu-One
Kontrak Kinerja Kemenkeu Two s.d. Five
Rencana Kerja Tahunan (RKT) DJP
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Unit Eselon II s.d. IV DJP
Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Jenderal Pajak
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak
Output/deliverables Proyek
Laporan Monitoring dan Evaluasi Strategi
6. Ruang Lingkup Perumusan Visi dan Misi
Manajemen Strategis
Penyusunan Rencana Kerja
Pengelolaan Kinerja Organsisasi
Pengelolaan Proyek
Evaluasi Strategi

AF.1 PERUMUSAN VISI DAN MISI

1. Definisi Proses perumusan Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak


2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Dirjen Pajak;
BOD;
Seksi Manajemen Strategis, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Dit. KITSDA
4. Input Renstra Kemenkeu
Kontrak Kinerja Kemenkeu Wide
5. Output Pernyataan Visi dan Misi DJP
6. Dasar Hukum Tidak Ada
7. SOP Belum ada

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 490


AF.2 PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

1. Definisi Proses Bisnis ini menguraikan tentang tata cara penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak mulai
dari asumsi dasar, analisis internal dan eksternal, diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak, sampai dengan sosialisasi.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak adalah dokumen perencanaan yang berisi visi, misi, nilai, tujuan,
sasaran, strategi, program, indikator kinerja dan target Direktorat Jenderal Pajak untuk periode 5 (lima) tahun
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Manajemen Strategis, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Dit. KITSDA
Tim Kerja Penyusunan Renstra DJP
Tim Pelaksanaan Sosialisasi Rencana Strategis DJP
4. Input Masukan/ Informasi Sebagai Bahan Penyusunan Rencana Strategis
Renstra Kemenkeu
Kontrak Kinerja Kemenkeu Wide
5. Output Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Manajemen Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Katalog IKU Kemenkeu-One s.d. Kemenkeu-Five
Kontrak Kinerja Kemenkeu-One
Materi Sosialisasi renstra DJP
6. Ruang Lingkup Inventarisasi Masukan/Informasi
Penyusunan Rencana Strategis
Penyusunan Konsep Peraturan Rencana Strategis
Sosialisasi Rencana Strategis

AF.2.1 INVENTARISASI MASUKAN/INFORMASI

1. Definisi Proses pengumpulan masukan/informasi dari unit-unit di DJP yang akan digunakan sebagai bahan
penyusunan Rencana Strategis DJP.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Manajemen Strategis, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Dit. KITSDA
4. Input ND Penyampaian Data
Masukan/ Informasi Sebagai Bahan Penyusunan Rencana Strategis

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 491


5. Output ND Permintaan Data
Bahan Penyusunan Rencana Strategis
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan
Tahun 2015 – 2019;
Keputusan Menteri Keuangan nomor 454/KMK.01/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 95/PJ/2015 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Tahun 2015-2019;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-105/PJ/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Pengelolaan Kinerja
di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPK31-0004 : Tata Cara Inventarisasi Masukan/Informasi Sebagai Bahan Penyusunan Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Pajak

AF.2.2 PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

1. Definisi Proses Bisnis ini menguraikan tentang tata cara penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
mulai dari asumsi dasar, analisis internal dan eksternal hingga disetujuinya konsep renstra DJP
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Manajemen Strategis, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Dit. KITSDA
Tim Kerja Penyusunan Renstra DJP
4. Input Renstra Kemenkeu
Kontrak Kinerja Kemenkeu Wide
Pernyataan Visi dan Misi DJP
Bahan Penyusunan Rencana Strategis
5. Output Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Katalog IKU Kemenkeu-One s.d. Kemenkeu-Five
Kontrak Kinerja Kemenkeu-One

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 492


6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan
Tahun 2015 – 2019;
Keputusan Menteri Keuangan nomor 454/KMK.01/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pengelolaan Kinerja
di Lingkungan Kementerian Keuangan;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 95/PJ/2015 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Tahun 2015-2019;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-105/PJ/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPK31-0002 : Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak

AF.2.3 PENYUSUNAN KONSEP PERATURAN RENCANA STRATEGIS

1. Definisi Proses Bisnis ini menguraikan tentang tata cara penyusunan Peraturan terkait pengesahan/penetapan
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Manajemen Strategis, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Dit. KITSDA
4. Input Konsep Rencana Strategis DJP
5. Output Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan
Tahun 2015 – 2019;
Keputusan Menteri Keuangan nomor 454/KMK.01/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 95/PJ/2015 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 493


Tahun 2015-2019;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-105/PJ/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPK31-0003 : Tata Cara Penyusunan Konsep Peraturan Tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Pajak

AF.2.4 SOSIALISASI RENCANA STRATEGIS

1. Definisi Proses sosialisasi, diseminasi dan penyampaian informasi mengenai peraturan terkait rencana strategis DJP
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Manajemen Strategis, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Dit. KITSDA
Tim Pelaksanaan Sosialisasi Rencana Strategis DJP
4. Input Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
5. Output Materi Sosialisasi
Laporan pelaksanaan Soisalisasi
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan
Tahun 2015 – 2019;
Keputusan Menteri Keuangan nomor 454/KMK.01/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 95/PJ/2015 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Tahun 2015-2019;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-105/PJ/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Pengelolaan Kinerja
di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPK31-0006 : Tata Cara Pelaksanaan Sosialisasi Rencana Strategis

AF.3 PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 494


1. Definisi Proses penetapan Kontrak Kinerja Seluruh Jajaran Pegawai DJP serta Rencana Kerja Tahunan (RKT)
Unit Eselon II, III, IV dan Unit Pelaksana Teknis Setingkat Eselon II, III, IV di Lingkungan Kantor Pusat,
Kanwil, maupun KPP
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Manajemen Strategis, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Direktorat KITSDA
Subbag Kelembagaan, Bagian Organta, Sekretariat Direktorat Jenderal
Sub Manajer Kinerja Organisasi
Mitra Manajer Kinerja Organisasi
Seluruh Unit Eselon II, III, dan IV di DJP
4. Input Renstra DJP
Kontrak Kinerja Kemenkeu One
Katalog IKU Kemenkeu Two s.d. Five
Perkiraan Target Capaian IKU
Trajectory triwulanan/bulanan
Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) masing-masing unit kerja.
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun Sebelumnya
5. Output Kontrak Kinerja Kemenkeu Two s.d. Five
Rencana Kerja Tahunan (RKT) DJP
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Unit Eselon II DJP
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Unit Eselon III DJP
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Unit Eselon IV DJP
6. Ruang Lingkup Penyusunan Kontrak Kinerja Kemenkeu Two s.d. Five
Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) DJP
Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Unit Eselon II DJP
Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Unit Eselon III DJP
Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Unit Eselon IV DJP

AF.3.1 PENYUSUNAN KONTRAK KINERJA KEMENKEU TWO S.D. FIVE

1. Definisi Proses penetapan Kontrak Kinerja Seluruh Jajaran Pegawai DJP, meliputi Pimpinan Unit Eselon II, III, IV,
Unit Pelaksana Teknis Setingkat Eselon II, III, IV, Tenaga Pengkaji, Fungsional baik di Lingkungan Kantor

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 495


Pusat, Kanwil, maupun KPP, serta Pelaksana, mulai dari penetapan target sampai dengan penandatanganan
kontrak kinerja.
Kontrak Kinerja adalah dokumen kesepakatan antara para pegawai/pejabat di DJP dengan Pimpinan Unit di
atasnya tentang target kinerja dalam periode 1 (satu) tahun.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Manajemen Strategis, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Direktorat KITSDA
Subbag Kelembagaan, Bagian Organta, Sekretariat Direktorat Jenderal
Sub Manajer Kinerja Organisasi
Mitra Manajer Kinerja Organisasi
4. Input Kontrak Kinerja Kemenkeu One
Katalog IKU Kemenkeu Two s.d. Five
Perkiraan Target Capaian IKU
Trajectory triwulanan/bulanan
5. Output Kontrak Kinerja Kemenkeu Two s.d. Five yang telah ditandatangani
6. Dasar Hukum Keputusan Menteri Keuangan nomor 454/KMK.01/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-105/PJ/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPA11-0006 : Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) DJP
KPA13-0004 : Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Subag Pengukuran Kinerja
KPD00-0006 : Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Direktorat
KPD10-0002 : Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Sub Direktorat Perencanaan Pemeriksaan
KPK00-0001 : Tata Cara Penyusunan Dan Pengajuan Rencana Kerja Tahunan
KPK20-0013 : Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Subdirektorat Investigasi Internal

AF.3.2 PENYUSUNAN RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) DJP

1. Definisi Proses penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Pajak
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Kasubbag Kelembagaan, Bagian Organta, Sekretariat Direktorat Jenderal

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 496


4. Input Renstra DJP
Katalog IKU
Rencana Kerja Tahunan Tahun Sebelumnya
5. Output Rencana Kerja Tahunan DJP
6. Dasar Hukum Instruksi Presiden Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan
Tahun 2015 – 2019;
Keputusan Menteri Keuangan nomor 454/KMK.01/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 95/PJ/2015 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Tahun 2015-2019;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-105/PJ/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPA11-0006 : Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) DJP

AF.3.3 PENYUSUNAN RENCANA KERJA UNIT ESELON II

1. Definisi Proses penyusunan Rencana Kerja Unit Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis Setingkat Eselon II Direktorat
Jenderal Pajak
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seluruh Unit Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis Setingkat Eselon II di DJP
4. Input Renstra DJP
Katalog IKU
Surat Edaran Dirjen Pajak mengenai penyusunan LAKIP, RKT dan PK di lingkungan Kemenkeu
Kontrak Kinerja Kemenkeu Two.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 497


Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) masing-masing unit kerja.
Rencana Kerja Tahunan Tahun Sebelumnya
5. Output Rencana Kerja Tahunan (RKT) Unit Eselon II DJP
6. Dasar Hukum Instruksi Presiden Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan
Tahun 2015 – 2019;
Keputusan Menteri Keuangan nomor 454/KMK.01/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 95/PJ/2015 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Tahun 2015-2019;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-105/PJ/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPA11-0008 : Tata Cara Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) Setditjen
KPD00-0006 : Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan

AF.3.4 PENYUSUNAN RENCANA KERJA UNIT ESELON III

1. Definisi Proses penyusunan Rencana Kerja Unit Eselon III dan Unit Pelaksana Teknis Setingkat Eselon III Direktorat
Jenderal Pajak
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seluruh Unit Eselon III dan Unit Pelaksana Teknis Setingkat Eselon III di DJP
4. Input Renstra DJP
Katalog IKU
Surat Edaran Dirjen Pajak mengenai penyusunan LAKIP, RKT dan PK di lingkungan Kemenkeu
Kontrak Kinerja Kemenkeu Three.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 498


Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) masing-masing unit kerja.
Rencana Kerja Tahunan Tahun Sebelumnya
5. Output Rencana Kerja Tahunan (RKT) Unit Eselon III DJP
6. Dasar Hukum Instruksi Presiden Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan
Tahun 2015 – 2019;
Keputusan Menteri Keuangan nomor 454/KMK.01/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 95/PJ/2015 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Tahun 2015-2019;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-105/PJ/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPA13-0004 : Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Subag Pengukuran Kinerja
KPD10-0002 : Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Sub Direktorat Perencanaan Pemeriksaan
KPK20-0013 : Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Subdirektorat Investigasi Internal
KPK00-0001 : Tata Cara Penyusunan Dan Pengajuan Rencana Kerja Tahunan
KWL50-0019 : Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Bidang P2Humas Kanwil

AF.3.5 PENYUSUNAN RENCANA KERJA UNIT ESELON IV

1. Definisi Proses penyusunan Rencana Kerja Unit Eselon IV dan Unit Pelaksana Teknis Setingkat Eselon IV Direktorat
Jenderal Pajak
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seluruh Unit Eselon IV dan Unit Pelaksana Teknis Setingkat Eselon IV di DJP
4. Input Renstra DJP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 499


Katalog IKU
Surat Edaran Dirjen Pajak mengenai penyusunan LAKIP, RKT dan PK di lingkungan Kemenkeu
Kontrak Kinerja Kemenkeu Three.
Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) masing-masing unit kerja.
Rencana Kerja Tahunan Tahun Sebelumnya
5. Output Rencana Kerja Tahunan (RKT) Unit Eselon IV DJP
6. Dasar Hukum Instruksi Presiden Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan
Tahun 2015 – 2019;
Keputusan Menteri Keuangan nomor 454/KMK.01/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 95/PJ/2015 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Tahun 2015-2019;
Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-105/PJ/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPA13-0004 : Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Subag Pengukuran Kinerja

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 500


Matriks Pengawasan Internal

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 501


Matriks Pengelolaan Kinerja
AH. PROSES BISNIS PENGELOLAAN KINERJA ORGANISASI

1. Definisi Proses penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) dan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Subbagian Organisasi, Bagian Organta , Sesditjen
Tim Penyusun Laporan Tahunan DJP
4. Input Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Pajak.
Kontrak Kinerja Pejabat Eselon II untuk unit kerja eselon II.
Kontrak Kinerja Pejabat Eselon III untuk unit kerja UPT.
Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) masing-masing unit kerja.
Dokumen Perencanaan lainnya yang telah ditetapkan di tingkat pusat
Dokumen perencanaan yang telah ditetapkan di tingkat pusat.
Dokumentasi kegiatan Direktorat Jenderal Pajak.
Bahan Penyusunan Laporan Tahunan dari unit eselon II di tingkat pusat
5. Output Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Jenderal Pajak
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak
6. Dasar Hukum Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tanggal 9 Desember 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
7. Ruang Lingkup Penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Jenderal Pajak
Penyusunan Laporan Tahunan DJP

AH.1 PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA ORGANISASI

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 502


1. Definisi Proses penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Jenderal Pajak.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Subbagian Organisasi, Bagian Organta, Sesditjen
4. Input Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Pajak.
Kontrak Kinerja Pejabat Eselon II untuk unit kerja eselon II.
Kontrak Kinerja Pejabat Eselon III untuk unit kerja UPT.
Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) masing-masing unit kerja.
Dokumen Perencanaan lainnya yang telah ditetapkan di tingkat pusat
5. Output Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Jenderal Pajak
6. Dasar Hukum Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tanggal 9 Desember 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
7. SOP KPA11-0001 : Tata Cara Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP)

AH.2 PROSES BISNIS PENYUSUNAN LAPORAN TAHUNAN DJP

1. Definisi Proses penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak.


2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Subbagian Organisasi, Bagian Organta, Sesditjen
Tim Penyusun Laporan Tahunan DJP
4. Input Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Jenderal Pajak
Dokumen perencanaan yang telah ditetapkan di tingkat pusat.
Dokumentasi kegiatan Direktorat Jenderal Pajak.
Bahan Penyusunan Laporan Tahunan dari unit eselon II di tingkat pusat
5. Output Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 503


6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan
7. SOP KPA11-0009 : Tata Cara Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 504


Matriks Manajemen Risiko
T. PROSES BISNIS MANAJEMEN RISIKO
Definisi Kumpulan proses bisnis yang menggambarkan aktivitas yang berkaitan dengan pengelolaan risiko organisasi
Kriteria sukses Semua risiko yang mempengaruhi tujuan organisasi dikelola dan dimitigasi dengan efektif.
Process Owner Komite Manajemen Risiko Eselon I dan Eselon II
Input PMK tentang manajemen risiko
Petunjuk teknis PMK tentang manajemen risiko
SK pengelola manajemen risiko
Kriteria risiko
Selera risiko

Output Laporan Manajemen Risiko Eselon I dan Eselon II

Ruang Lingkup Penetapan Konteks (T.01)


Proses Risk Assessment (T.02)
Mitigasi Risiko (T.03)
Pemantauan dan Reviu Proses Manajemen Risiko (T.04)
Pelaporan Manajemen Risiko (T.05)

Peraturan Terkait PMK - 12/PMK.09/2016

SOP -

T.01 Penetapan Konteks (T.01)


Definisi Kelompok proses bisnis yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan kerangka acuan serta parameter-
parameter dasar sebagai pondasi dan batasan dalam penerapan manajemen risiko di tingkat unit eselon I dan
eselon II
Kriteria sukses Dihasilkannya piagam manajemen risiko
Process Owner Komite Manajemen Risiko Eselon I dan Eselon II
Input PMK tentang manajemen risiko

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman505
Petunjuk teknis PMK tentang manajemen risiko
SK pengelola manajemen risiko
Kriteria risiko
Selera risiko

Output Piagam Manajemen Risiko

Ruang Lingkup Penentuan Tujuan atau Sasaran (T.01.1)


Proses Penentuan Parameter PenerapanManajemen Risiko (T.01.2)
Penentuan Struktur Manajemen Risiko (T.01.3)
Penentuan Pemangku Kepentingan (T.01.4)
Penetapan Kriteria Risiko (T.01.5)
Penetapan Matriks Analisis Risiko (T.01.6)
Penetapan Selera Risiko (T.01.7)

Peraturan Terkait PMK - 12/PMK.09/2016

SOP -

T.02Risk Assessment (T.02)


Definisi Kelompok proses bisnis yang bertujuan untuk melakukan penilaian atas risiko.

Kriteria sukses Tersusunnya form profil risiko kunci


Process Owner Laporan Manajemen Risiko Eselon I dan Eselon II

Input Rencana Strategis DJP


Piagam Manajemen Risiko
Output Form profil risiko kunci

Ruang Lingkup Identifikasi Risiko (T.02.1)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman506
Proses Analisis Risiko (T.02.2)
Evaluasi Risiko (T.02.3)

Peraturan Terkait PMK - 12/PMK.09/2016

SOP -

T.03 MITIGASI RISIKO


Definisi kelompok proses bisnis yang bertujuan untuk menurunkan level risiko unit eselon I dan Eselon IIhingga berada
pada area penerimaan risiko, sesuai dengan selera risiko yang telah ditetapkan.

Kriteria sukses Tersusunnya form mitigasi risiko kunci

Process Owner Komite Manajemen Risiko Eselon I dan Eselon II

Input Form profil risiko kunci


Output Form mitigasi risiko kunci
Ruang Lingkup Penentuan opsi mitigasi risiko (T.03.1)
Proses Penyusunan rencana mitigasi risiko (T.03.2)
Penetapan target penurunan level risiko (T.03.3)
Pelaksanaan rencana mitigasi risiko (T.03.4)
Pengukuran capaian target mitigasi risiko (T.03.5)

Peraturan Terkait PMK - 12/PMK.09/2016

SOP -

T.04 PEMANTAUAN DAN REVIU PROSES MANAJEMEN RISIKO


Definisi Kelompok proses bisnis yang bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh tahapan dalam proses manajemen risiko
di tingkat eselon Idan Eselon II telah berjalan dengan efektif sesuai dengan kerangka dan parameter

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman507
yang telah ditetapkan
Kriteria sukses Tersusunnya form pemantauan dan reviu proses manajemen risiko.
Process Owner Komite Manajemen Risiko Eselon I dan Eselon II
Input Form mitigasi risiko kunci
Output Form Pemantauan dan Reviu Proses Manajemen Risiko
Ruang Lingkup Penentuan Level Risiko Sebelumnya (T.04.1)
Proses Penentuan Level Risiko Aktual (T.04.2)
Penentuan Level Risiko Residual Harapan (T.04.3)
Penentuan Tren Risiko (T.04.4)
Penentuan Deviasi Risiko (T.04.5)
Penyusunan Rekomendasi (T.04.6)
Pembuatan Peta Hasil Mitigasi (T.04.7)

Peraturan Terkait PMK - 12/PMK.09/2016

SOP -

T.05 PELAPORAN MANAJEMEN RISIKO


Definisi Kelompok proses bisnis yang bertujuan untuk menyajikan informasi terkait dengan pengelolaan risiko kepada para
pemangku kepentingan di masing-masing unit eselon I dan eselon II di Kementerian Keuangan.
Kriteria sukses Dihasilkannya laporan manajemen risiko
Process Owner Komite Manajemen Risiko Eselon I dan Eselon II
Input piagam manajemen risiko
form profil risiko kunci
form mitigasi risiko kunci
laporan pemantauan dan reviu proses manajemen risiko

Output laporan manajemen risiko


Ruang Lingkup pengkompilasian laporan
Proses

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman508
Peraturan Terkait PMK - 12/PMK.09/2016

SOP -

Matriks Registrasi
A PROSES BISNIS REGISTRASI
1. Definisi Proses Bisnis Registrasi adalah proses administrasi perpajakan yang paling awal dilakukan dalam rangka
pembentukan basis data perpajakan. Proses Bisnis Registrasi adalah proses bisnis yang menggambarkan
proses pendaftaran/pemberian identitas, pemutakhiran, evaluasi dan penetapan promosi/demosi,
penghapusan, dan pengaktifan kembali identitas Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan.
2. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak
Bidang Pendaftaran Ekstensifikasi dan Penilaian Kantor Wilayah DJP
SubDirektorat Potensi Perpajakan Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan
SubDirektorat Pelayanan Operasioan Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
3. Input Formulir Pendaftaran Wajib Pajak/ereg,
Formulir Pengukuhan PKP/ereg
Formulir Perubahan Data/ereg
Formulir Pemindahan Wajib Pajak/ereg
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP/ereg
Formulir Permohonan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif/ereg
Formulir Permohonan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif/ereg
Formulir Penghapusan NPWP/ereg
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP/ereg
Dokumen yang disyaratkan dalam pengajuan permohonan.
Daftar Penugasan Ekstensifikasi/Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPE/DPESI)
Formulir Pengamatan
Daftar Nominatif
Nota Dinas Usulan, antara lain Usulan Perubahan Data Wajib Pajak, Usulan Pemindahan Wajib Pajak, Usulan
Penetapan/Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif, Usulan Pembatalan Pencabutan Pengukuhan
PKP, Usulan Pengaktifan Kembali NPWP, dan Usulan Aktivasi Sementara WP Hapus.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman509
Laporan Hasil Pemeriksaan
Surat Permintaan Daftar Peringkat Wajib Pajak Terbesar.
4. Output Data Wajib Pajak Baru
Nota Dinas Usulan dan lampirannya berupa Usulan dan berkas pemeriksaan tujuan lain dalam rangka
penghapusan NPWP, Usulan dan/atau Usulan dan berkas pemeriksaan tujuan lain dalam rangka
Pencabutan Pengukuhan PKP.
Kartu NPWP
Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
Starter Kit
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP)
Surat Pencabutan Pengukuhan PKP
Surat Penolakan Pengukuhan PKP
Surat Pemberitahuan Perubahan Data
Surat Pindah
Surat Pemberitahuan Tidak Dapat Dipindah
Surat Pencabutan SKT
Surat Pencabutan Pengukuhan PKP
Surat Pemberitahuan Penetapan/Pengaktifan Kembali WP NE
Surat Penolakan Penetapan/Pengaktifan Kembali WP NE
Surat Keputusan Penghapusan NPWP
Surat Pencabutan Pengukuhan PKP
Surat Penolakan Penghapusan NPWP
Surat Penolakan Pencabutan Pengukuhan PKP
Surat Pemberitahuan Pembatalan Penghapusan NPWP
Surat Pemberitahuan Pembatalan Surat Pencabutan Pengukuhan PKP
Pemberitahuan aktivasi sementara
Data Wajib Pajak/Pengusaha Kena Pajak.
5. Ruang Lingkup Proses Pendaftaran dan Pemberian NPWP (A.01)
Pemutakhiran Data (A.02)
Penghapusan NPWP (A.03)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman510
Pengaktifan KembaliNPWP dan Aktivasi Sementara (A.04)
Evaluasi dan Penetapan Promosi/Demosi (A.05)
6 Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-182/PMK.03/2015 Tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok
Wajib Pajak, Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-38/PJ/2013
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012 Tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat
Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya sebagaimana telah diubah dengan
PER-13/PJ/2014.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib
Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak
sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-26/PJ/2014 Tentang Evaluasi dan Penetapan Wajib Pajak
Terdaftar Dalam Rangka Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-28/PJ/2012 Tentang
Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-13/PJ/2014.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman511
Direktorat Transformasi Proses Bisnis
Halaman512
A.01 Proses Bisnis Pendaftaran dan Pemberian NPWP
1. Definisi Proses Bisnis Pendaftaran dan Pemberian NPWP menguraikan kegiatan pendaftaran dan pemberian identitas
kepada Wajib Pajak atas permohonan Wajib Pajak atau secara jabatan.
2. Kriteria Sukses Pendaftaran dan pemberian dan NPWP yang mudah, murah, cepat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan, KP2KP
4. Input Produk Formulir Pendaftaran Wajib Pajak/ereg
Dokumen yang disyaratkan
Daftar Penugasan Ekstensifikasi/Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPE/DPESI)
Formulir Pengamatan
Daftar Nominatif
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

5. Output Produk Data Wajib Pajak baru;


Kartu NPWP
Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
Starter Kit
Data Wajib Pajak.
6 Ruang Lingkup Proses/ Pendaftaran dan Pemberian NPWP atas Permohonan Wajib Pajak(A.01.1)
Detil Proses Pendaftaran dan Pemberian NPWP secara Jabatan (A.01.2)
7 Dasar Hukum/ Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
aturan terkait Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-38/PJ/2013
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman513
PER-38/PJ/2013

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman514
A.01.1 Proses Bisnis Pendaftaran dan Pemberian NPWP atas Permohonan Wajib Pajak
1. Definisi Proses Bisnis Pendaftaran dan Pemberian NPWP menguraikan kegiatan pendaftaran dan pemberian identitas
kepada Wajib Pajak atas permohonan Wajib Pajak dan hasil kegiatan ekstensifikasi.
2. Kriteria Sukses Pendaftaran dan Pemberian NPWP atas Permohonan Wajib Pajak yang mudah, murah, cepat, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan, KP2KP
4. Input Produk Formulir Pendaftaran Wajib Pajak/ereg
Dokumen yang disyaratkan
Daftar Penugasan Ekstensifikasi/Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPE/DPESI)
Formulir Pengamatan
Daftar Nominatif
5. Output Produk Data Wajib Pajak baru;
Kartu NPWP
Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
Starter Kit
Data Wajib Pajak.
6 Ruang Lingkup Proses/ Pendaftaran dan Pemberian NPWP atas Permohonan Wajib Pajak(A.01.1)
Detil Proses Pendaftaran dan Pemberian NPWP secara Jabatan (A.01.2)
7 Dasar Hukum/ Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
aturan terkait Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-38/PJ/2013
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-38/PJ/2013

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman515
8 SOP KPP30-0120 Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian NPWP melalui Tempat Pelayanan Terpadu di KPP
KPP30-0121 Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian NPWP Hasil Ekstensifikasi di KPP Pratama
KPP30-0121 Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian NPWP Hasil Ekstensifikasi Selain di KPP Pratama
KPP30-0137 Tata Cara Pendafatran dan Pemberian NPWP Melalui Aplikasi e-Registration
KPP30-0138 Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian NPWP melalui Tempat Pelayanan Terpadu di KPP
KPP30-0139 Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian NPWP Hasil Ekstensifikasi di KPP Pratama
KPP30-0140 Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian NPWP Hasil Ekstensifikasi Selain di KPP Pratama

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman516
A.02 Proses Binis Pemutakhiran Data
1. Definisi Proses Bisnis Pemutakhiran Data adalah kegiatan pemutakhirandata identitas Wajib Pajak.
2. Kriteria Sukses Pemutakhiran data yang mudah, murah, cepat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner KPP, Bidang Pendaftaran Ekstensifikasi dan Penilaian Kanwil DJP.
4. Input Produk Formulir Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak/ereg
Formulir Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak/ereg
Formulir Perubahan Data/ereg
Formulir Pemindahan Wajib Pajak/ereg
Formulir Permohonan Penetapan Wajib Pajan Non Efektif (NE)/ereg
Formulir Permohonan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif/ereg
Dokumen yang disyaratkan
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
Nota Dinas Usulan, antara lain: Usulan Perubahan Data, Usulan Pemindahan Wajib Pajak, Usulan Penetapan
Wajib Pajak Non Efektif, Usulan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif, dan Usulan Pembatalan
Pencabutan Pengukuhan PKP.
Surat Keputusan Promosi/Demosi.
5. Output Produk Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP)
Surat Penolakan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Surat Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Surat Penolakan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Surat Pemberitahuan Perubahan Data
Kartu NPWP
Surat Keterangan Terdaftar
Surat Pindah
Surat Keputusan Pencabutan Surat Keterangan Terdaftar
Surat Pemberitahuan Tidak Dapat Dipindah
Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif
Surat Pemberitahuan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif
Surat Penolakan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman517
Surat Penolakan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif
Surat Pemberitahuan Pembatalan Surat Pencabutan Pengukuhan PKP.
Nota Dinas Usulan dan Lampirannya yaitu Usulan pemeriksaan tujuan lain dalam rangka Pencabutan
Pengukuhan PKP dan berkas permohonan Wajib Pajak.
Data Wajib Pajak.
6 Ruang Lingkup Proses/ Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan PKP (A.02.1)
Detil Proses Perubahan Data (A.02.2)
Pemindahan dan Penetapan Tempat Terdaftar/Pelaporan Usaha (A.02.3)
Penetapan dan Pengaktifan Kembali WP Non Efektif (NE) (A.02.4)
Pembatalan Pencabutan Pengukuhan PKP (A.02.5)
7 Dasar hukum/ Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
Aturan terkait Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-38/PJ/2013
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012 Tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat
Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya sebagaimana telah diubah
dengan PER-13/PJ/2014.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-38/PJ/2013.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-26/PJ/2014 Tentang Evaluasi dan Penetapan Wajib Pajak
Terdaftar Dalam Rangka Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-28/PJ/2012 Tentang
Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman518
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak
Madya sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-13/PJ/2014.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman519
A.02.1 Proses Binis Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan PKP
1. Definisi Proses Bisnis Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan PKP adalah kegiatan pengukuhan sebagai
Pengusaha Kena Pajak terhadap Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan subjektif dan objektif untuk
dikukuhkan sebagai PKP atau Wajib Pajak yang secara sukarela dikukuhkan sebagai PKP, dan kegiatan
pencabutan pengukuhan PKP terhadap PKP yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif.
2. Kriteria Sukses Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan PKP yang mudah, murah, cepat, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner KPP
4. Input Produk Formulir Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak/ereg
Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP/ereg
Dokumen yang disyaratkan
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dalam rangka Pengukuhan PKP
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dalam rangka Pencabutan Pengukuhan PKP
5. Output Produk Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP)
Surat Penolakan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Surat Keputusan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Surat Penolakan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Nota Dinas Usulan dan Lampirannya yaitu Usulan pemeriksaan tujuan lain dalam rangka Pencabutan
Pengukuhan PKP dan berkas permohonan Wajib Pajak.
Data Wajib Pajak.
6 Ruang Lingkup Proses/ Pengukuhan PKP (A.02.1.1)
Detil Proses Pencabutan Pengukuhan PKP (A.02.1.2)
7 Dasar hukum/ Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
Aturan terkait Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-38/PJ/2013
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman520
Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-38/PJ/2013.

A.02.1.1 Proses Binis Pengukuhan PKP


1. Definisi Proses Bisnis Pengukuhan PKP adalah kegiatan pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak terhadap Wajib
Pajak yang memenuhi persyaratan subjektif dan objektif untuk dikukuhkan sebagai PKP atau Wajib Pajak yang
secara sukarela dikukuhkan sebagai PKP.
2. Kriteria Sukses Pengukuhan PKP yang mudah, murah, cepat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan, KP2KP
4. Input Produk Formulir Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak/ereg
Dokumen yang disyaratkan
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dalam rangka Pengukuhan PKP
5. Output Produk Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP)
Surat Penolakan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Data Wajib Pajak.
6 Ruang Lingkup Proses/ Pengukuhan PKP atas Permohonan Wajib Pajak (A.02.1.1.1)
Detil Proses Pengukuhan PKP secara Jabatan (A.02.1.1.2)
7 Dasar hukum/ Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
Aturan terkait Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-38/PJ/2013
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman521
PER-38/PJ/2013.
8 SOP KPP30-0115 Tata Cara Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Melalui Aplikasi
e-Registration

A.02.1.2 Proses Binis Pencabutan Pengukuhan PKP


1. Definisi Proses Bisnis Pencabutan Pengukuhan PKP adalah kegiatan pencabutan pengukuhan PKP terhadap PKP
yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif.
2. Kriteria Sukses Pencabutan Pengukuhan PKP yang mudah, murah, cepat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan
4. Input Produk Formulir Pencabutan Pengukuhan PKP/ereg
Dokumen yang disyaratkan
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dalam rangka Pencabutan Pengukuhan PKP
5. Output Produk Surat Keputusan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Surat Penolakan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Nota Dinas Usulan dan Lampirannya yaitu Usulan pemeriksaan tujuan lain dalam rangka Pencabutan
Pengukuhan PKP dan berkas permohonan Wajib Pajak.
Data Wajib Pajak.
6 Ruang Lingkup Proses/ Pencabutan Pengukuhan PKPatas Permohonan Wajib Pajak (A.02.1.2.1)
Detil Proses Pencabutan Pengukuhan PKP secara Jabatan (A.02.1.2.2)
7 Dasar hukum/ Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
Aturan terkait Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-38/PJ/2013
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman522
PER-38/PJ/2013.
8 SOP KPP30-0026 Tata Cara Penyelesaian Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
KPP30-0116 Tata Cara Pencabutan Pengukuhan PKP Melalui Aplikasi e-Registration

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman523
A.02.2 Proses Binis Perubahan Data
1. Definisi Proses Bisnis Perubahan Data adalah kegiatan perubahan data Wajib Pajak yang dapat dilakukan dalam hal
data yang terdapat dalam administrasi perpajakan berbeda dengan data Wajib Pajak menurut keadaan
sebenarnya.
2. Kriteria Sukses Perubahan Data yang mudah, murah, cepat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan
4. Input Produk Formulir Perubahan Data/ereg
Dokumen yang disyaratkan
Nota Dinas UsulanPerubahan Data

5. Output Produk Surat Pemberitahuan Perubahan Data


Data Wajib Pajak
6 Ruang Lingkup Proses/ Perubahan Dataatas Permohonan Wajib Pajak (A.02.2.1)
Detil Proses Perubahan Data secara Jabatan (A.02.2.2)

7 Dasar hukum/ Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
Aturan terkait Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-38/PJ/2013
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-38/PJ/2013.

8 SOP KPP 30-0131 Tentang Tata Cara Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau PKP melalui Aplikasi e-registration di
KPP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman524
KPP30-0141 Tentang Tata Cara Perubahan Data Wajib Pajak melalui Tempat Pelayanan Terpadu di KPP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman525
A.02.3 Proses Binis Pemindahan dan Penetapan Tempat Terdaftar/Pelaporan Usaha
1. Definisi Proses Bisnis Pemindahan dan Penetapan Tempat Terdaftar/Pelaporan Usaha adalah kegiatan yang
dilakukan apabila Wajib Pajak orang pribadi pindah tempat tinggal atau Wajib Pajak badan pindah tempat
kedudukan ke tempat yang berdasarkan keadaan sebenarnya merupakan wilayah kerja KPP lain, dan kegiatan
penetapan Wajib Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya berdasarkan SK Promosi/Demosi.
2. Kriteria Sukses Pemindahan dan Penetapan Tempat Terdaftar/Pelaporan Usaha yang mudah, murah, cepat, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan, Seksi Bimbingan Pendaftaran Kanwil DJP
4. Input Produk Formulir Pemindahan Wajib Pajak/ereg
Dokumen yang disyaratkan
Nota Dinas Usulan Pemindahan Wajib Pajak
Surat Permintaan Daftar Peringkat Wajib Pajak.
5. Output Produk Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP)
Surat Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Kartu NPWP
Surat Keterangan Terdaftar
Surat Pindah
Surat Pencabutan Surat Keterangan Terdaftar
Surat Pemberitahuan Tidak Dapat Dipindah
Data Wajib Pajak.
6 Ruang Lingkup Proses/ Pemindahan Wajib Pajak atas Permohonan Wajib Pajak (A.02.3.1)
Detil Proses Pemindahan Wajib Pajak secara Jabatan (A.02.3.2)
Penetapan Tempat Terdaftar/Pelaporan Usaha (A.02.3.3)

7 Dasar hukum/ Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
Aturan terkait Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman526
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-38/PJ/2013
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012 Tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat
Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya sebagaimana telah diubah
dengan PER-13/PJ/2014.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-38/PJ/2013.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-26/PJ/2014 Tentang Evaluasi dan Penetapan Wajib Pajak
Terdaftar Dalam Rangka Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-28/PJ/2012 Tentang
Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak
Madya sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-13/PJ/2014.
8 SOP KPP30-0117 Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pemindahan Tempat Wajib Pajak Terdaftar Melalui Aplikasi
e-Registration di KPP Lama
A.02.4 Proses Binis Penetapan dan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif
1. Definisi Proses Bisnis Penetapan dan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif adalah kegiatan penetapan
sebagai Wajib Pajak Non Efektif sehingga dikecualikan dari pengawasan rutin, dan kegiatan pengaktifan
kembali Wajib Pajak Non Efektif dalam hal terdapat data dan/atau informasi yang menunjukkan bahwa Wajib
Pajak yang telah ditetapkan sebagai Wajib Pajak Non Efektif tidak lagi memenuhi kriteria sebagai Wajib Pajak
Non Efektif.
2. Kriteria Sukses Penetapan dan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif yang mudah, murah, cepat, dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman527
3. Proses Owner Seksi Pelayanan
4. Input Produk Formulir Permohonan Penetapan Wajib Pajan Non Efektif (NE)/ereg
Formulir Permohonan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif/ereg
Dokumen yang disyaratkan
Nota Dinas Usulan, antara lain: Usulan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif dan Usulan Pengaktifan Kembali
Wajib Pajak Non Efektif

5. Output Produk Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif


Surat Pemberitahuan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif
Surat Penolakan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif
Surat Penolakan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif
Data Wajib Pajak.
6 Ruang Lingkup Proses/ Penetapan/Pengaktifan Kembali WP Non Efektif (NE) atas Permohonan Wajib Pajak (A.02.4.1)
Detil Proses Penetapan/Pengaktifan Kembali WP Non Efektif (NE) secara Jabatan (A.02.4.2)

7 Dasar hukum/ Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
Aturan terkait Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-38/PJ/2013
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-38/PJ/2013.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman528
A.02.4.1 Proses Binis Penetapan/Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif atas Permohonan Wajib Pajak
1. Definisi Proses Bisnis Penetapan dan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektifatas Permohonan Wajib
Pajakadalah kegiatan penetapan sebagai Wajib Pajak Non Efektif sehingga dikecualikan dari pengawasan
rutin, dan kegiatan pengaktifan kembali Wajib Pajak Non Efektif dalam hal terdapat data dan/atau informasi
yang menunjukkan bahwa Wajib Pajak yang telah ditetapkan sebagai Wajib Pajak Non Efektif tidak lagi
memenuhi kriteria sebagai Wajib Pajak Non Efektif, berdasarkan permohonan Wajib Pajak.
2. Kriteria Sukses Penetapan/Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektifatas Permohonan Wajib Pajakyang mudah, murah,
cepat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan
4. Input Produk Formulir Permohonan Penetapan Wajib Pajan Non Efektif (NE)/ereg
Formulir Permohonan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif/ereg
Dokumen yang disyaratkan

5. Output Produk Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif


Surat Pemberitahuan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif
Surat Penolakan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif
Surat Penolakan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif
Data Wajib Pajak
6 Ruang Lingkup Proses/ Penetapan Wajib Pajak Non Efektif (NE) atas Permohonan Wajib Pajak (A.02.4.1.1)
Detil Proses Pengaktifan Kembali WP Non Efektif (NE) atas Permohonan Wajib Pajak (A.02.4.1.2)

7 Dasar hukum/ Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
Aturan terkait Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-38/PJ/2013
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman529
Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-38/PJ/2013.

8 SOP KPP30-0132 Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Non Efektif Melalui Aplikasi e-Registration di KPP
KPP30-0133 Tata Cara Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif Melalui Aplikasi e-Registration di KPP
KPP30-0118 Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Non Efektif Melalui Aplikasi e-Registration di KPP
KPP30-0142 Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Non Efektif Melalui Tempat Pelayanan Terpadu di KPP
KPP30-0143 Tata Cara Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif Melalui Tempat Pelayanan Terpadu di
KPP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman530
A.02.4.2 Proses Binis Penetapan/Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif secara Jabatan
1. Definisi Proses Bisnis Penetapan/Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektifsecara jabatan adalah kegiatan
penetapan sebagai Wajib Pajak Non Efektif sehingga dikecualikan dari pengawasan rutin, dan kegiatan
pengaktifan kembali Wajib Pajak Non Efektif dalam hal terdapat data dan/atau informasi yang menunjukkan
bahwa Wajib Pajak yang telah ditetapkan sebagai Wajib Pajak Non Efektif tidak lagi memenuhi kriteria sebagai
Wajib Pajak Non Efektif, yang dilakukan secara jabatan.
2. Kriteria Sukses Penetapan/Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektifsecara jabatan yang mudah, murah, cepat, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan
4. Input Produk Nota Dinas Usulan, antara lain: Usulan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif dan Usulan Pengaktifan Kembali
Wajib Pajak Non Efektif

5. Output Produk Surat Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak Non Efektif


Surat Pemberitahuan Pengaktifan Kembali Wajib Pajak Non Efektif
Data Wajib Pajak
6 Ruang Lingkup Proses/ Penetapan Wajib Pajak Non Efektif (NE) secara Jabatan (A.02.4.2.1)
Detil Proses Pengaktifan Kembali WP Non Efektif (NE) secara Jabatan (A.02.4.2.2)

7 Dasar hukum/ Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
Aturan terkait Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-38/PJ/2013
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-38/PJ/2013.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman531
8 SOP -

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman532
A.03 Proses Bisnis Penghapusan NPWP
1. Definisi Proses Bisnis Penghapusan NPWP adalah kegiatan Penghapusan NPWP terhadap Wajib Pajak yang sudah
tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan
2. Kriteria Sukses Penghapusan NPWP yang mudah, murah, cepat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan
4. Input Produk Formulir Penghapusan NPWP/ereg
Dokumen yang dipersyaratkan
Laporan Hasil Pemeriksaan dalam rangka Penghapusan NPWP
5. Output Produk Surat Keputusan Penghapusan NPWP
Surat Penolakan Penghapusan NPWP
Nota Dinas Usulan dan Lampirannya yaitu Usulan pemeriksaan tujuan lain dalam rangka Penghapusan NPWP
dan berkas permohonan Wajib Pajak.
6 Ruang Lingkup Proses/ Penghapusan NPWP atas Permohonan Wajib Pajak (A.03.1)
Detil Proses Penghapusan NPWP secara Jabatan (A.03.2)

7 Dasar Hukum/ Aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
terkait Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-38/PJ/2013
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-38/PJ/2013.
8 SOP KPP30-0025 Tentang Tata Cara Penyelesaian Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman533
KPP30-0114 Tata Cara Penghapusan NPWP melalui Aplikasi e-Registration

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman534
A.04 Proses Binis Pengaktifan Kembali NPWP dan Aktivasi Sementara
1. Definisi Proses Bisnis Pengaktifan Kembali NPWP dan Aktivasi Sementara adalah kegiatan pembatalan atas
penghapusan NPWP melalui Pembatalan Surat Penghapusan NPWP yang dilakukan dalam hal terdapat data
dan/atau informasi yang menunjukkan bahwa Wajib Pajak yang pernah diterbitkan Surat Penghapusan NPWP
ternyata masih memenuhi persyaratan subjektif dan objektif, dan kegiatan pengaktifan sementara Wajib Pajak
Hapus yang dilakukan agar suatu hak dan kewajiban Wajib Pajak yang muncul setelah NPWP dihapus dapat
dilaksanakan.
2. Kriteria Sukses Pengaktifan kembali NPWP yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan dan Seksi Pemeriksaan
4. Input Produk Nota Dinas Usulan Pengaktifan Kembali NPWP
Nota Dinas Usulan Aktivasi Sementara WP Hapus

5. Output Produk Surat Pemberitahuan Pembatalan Penghapusan NPWP


Pemberitahuan Aktivasi Sementara WP Hapus
Data Wajib Pajak
6 Ruang Lingkup Proses/ Pengaktifan Kembali NPWP (A.04.1)
Detil Proses atau Aktivasi Sementara Wajib Pajak Hapus (A.04.2)

7 Dasar Hukum/ Aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
terkait Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data
dan Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-38/PJ/2013
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan
Pemindahan Wajib Pajak sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-38/PJ/2013.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman535
8 SOP KPP30-0134 Tata Cara Aktivasi Sementara Wajib Pajak Hapus

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman536
A.05 Proses Binis Evaluasi dan Penetapan Promosi/Demosi
1. Definisi Evaluasi dan penetapan Promosi/Demosi adalah kegiatan evaluasi dan penetapan Wajib Pajak yang terdaftar
pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Pajak Besar, Kantor
Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor
Pelayanan Pajak Madya
2. Kriteria Sukses Evaluasi Penetapan Promosi/Demosi
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Seksi PDI, Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi, KPP, Kanwil,
Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan
4. Input Produk Surat Permintaan Daftar Peringkat Wajib Pajak
5. Output Produk SK Promosi/Demosi
6 Ruang Lingkup Proses/ Evaluasi Promosi/Demosi (A.05.1)
Detil Proses Penetapan Promosi/Demosi (A.05.2)

7 Dasar Hukum/ Aturan PER-13/PJ/2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2012 Tentang
terkait Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak
Madya
SE-26/PJ/2014 Tentang Evaluasi dan Penetapan Wajib Pajak Terdaftar Dalam Rangka Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-28/PJ/2012 Tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat
Pelaporan Usaha Bagi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-13/PJ/2014
8 SOP KPH00-0001 Tentang Tata Cara Evaluasi dan Penetapan Wajib Pajak pada KPP di Lingkungan Kanwil DJP
Wajib Pajak Besar, KPP di Lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus dan KPP Madya yang dilaksanakan
oleh Kantor Pusat DJP
KPP00-0039 Tentang Tata Cara Evaluasi Wajib Pajak yang Terdaftar Pada Kantor Pelayanan Pajak di
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman537
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak
Madya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak
KWL23-0002 Tentang Tata Cara Evaluasi Wajib Pajak yang Terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Wajib Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya
yang dilakukan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman538
Matriks Layanan Administrasi
B. PROSES BISNIS LAYANAN ADMINISTRASI
1. Definisi Proses Bisnis Layanan Administrasi adalah kelompok proses bisnis yang menggambarkan aktivitas-aktivitas atau
rangkaian aktivitas dalam rangka pemberian layanan kepada Wajib Pajak sebagai bagian dari haknya setelah
mendaftarkan dirinya menjadi Wajib Pajak dan pemberian layanan kepada non Wajib Pajak. Aktivitas-aktivitas
atau rangkaian aktivitas dalam rangka hubungan masyarakat dan pemberian edukasi baik kepada wajib pajak
dan non-wajib pajak tidak termasuk dalam proses bisnis layanan administrasi.

2. ProsesOwner Seksi Pelayanan, Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Seksi Waskon I, KP2KP, Kanwil dan Dit.PP KP DJP

3. Input Surat Pemberitahuan.


Surat Permohonan Wajib Pajak.
SK Keberatan/Banding.
Data SPT.
LHP Pemeriksaan Tujuan Lain
4. Output SKB,SKF,Izin,SKPPKP, SKPLB Restitusi PBB, SK lain-lain (Wajib Pajak).
SKUsulan WPTerpencil (Proses Bisnis Pemeriksaan).
SK Penundaan/mengangsur hutang pajak (Proses Bisnis Penagihan).
SKPPKP, SK Izin Saldo Bea Materai (Proses Bisnis Pembayaran).
Validasi SSB, Legalisasi Dokumen, Surat Keterangan Domisili (Wajib Pajak).
SKPLB (Wajib Pajak).
SKPLB (Proses Bisnis Pembayaran).
PLB (Wajib Pajak).
PLB (Proses Bisnis Pembayaran).
Kode Aktivasi dan Password e-nofa (Wajib Pajak)
Surat Pemberitahuan NSFP (Wajib Pajak)
Sertifikat Elektronik dan Passphrase(Wajib Pajak)
Data e-faktur (Wajib Pajak)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman539
5. Ruang Lingkup Layanan melalui pengeluaran surat keputusan/surat keterangan/surat (B.01).
Layanan tanpa pengeluaran surat keputusan/surat keterangan/surat (B.02)
Layanan untuk non Wajib Pajak (B.03).

B.01 Layanan Melalui Pengeluaran Surat Keputusan/Surat Keterangan/Surat


1. Definisi Proses bisnis layanan Melalui Pengeluaran Surat Keputusan/Surat keterangan/surat adalah kegiatan
pemberian pelayanan yang dilakukan berdasarkan permohonan/permintaan/pemberitahuan Wajib Pajak
baik melalui surat permohonan/permintaan/pemberitahuan tersendiri atau melalui SPT, terkait dengan
fasilitas/kemudahan/layanan yang telah ditetapkan di dalam peraturan perundangan atau dapat juga
dilakukan berdasarkan input dari proses bisnis lainnya. Out-put dari proses bisnis ini adalah kantor pajak
mengeluarkan surat keputusan/surat keterangan/surat.

2. Kriteria Sukses Permohonan Wajib Pajak dapat terlayani dengan baik sesuai hak dan tepat waktu
3. Proses Owner KP2KP, KPP, Kanwil dan KP DJP
4. Input Produk Surat permohonan, data SPT,LHP Pemeriksaan tujuan lain
5. Output Produk SKB, SKF, SKPPKP, Perizinan,Usulan pemeriksaan tujuan lain, SKPPKP,
SKPenundaan/Pengurangan/Mengangsur Pembayaran Hutang Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman540
6 Ruang Lingkup Proses Pemberian Restitusi tanpa pemeriksaan
Pemberian imbalan bunga
Pemberian Perijinan
Pemberian fasilitas ps 31A UU PPh
Pemberian Fasilitas Terkait Pembayaran Pajak
Pemberian surat keterangan/surat lainnya

B.01.1 Pemberian Restitusi tanpa pemeriksaan


1. Definisi ProsedurinimenguraikantatacarapenyelesaianpermohonanWajibPajakataspengembalianpembayaran pajak
yang dilakukan tanpa melalui pemeriksaan.
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya SKPLB/SKPPKP sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak
5. Output Produk SKPPKP/SKPKPP/Nota Persetujuan/SKPLB

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman541
6. Ruang Lingkup Proses Restitusi PBB (B.01.1.1)
Pengembalian Pendahuluan (B.01.1.2)
VAT refund bagi turis asing (B.01.1.3)
Pengembalian atas keputusan keberatan/Banding/PK/ps 16/36 (B.01.1.4)
Kelebihan Pembayaran Pajak Yang Seharusnya Tidak Terutang (B.01.1.5)

B.01.1.1Restitusi PBB
1. Definisi Proses bisnis pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang dilakukan melalui proses
penelitian.
2. Kriteria Sukses Penerbitan SKKP PBB dan Laporan Hasil Penelitian sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi I , Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
4. Input Produk PermohonanWajibPajak
5. Output Produk SKKP PBB dan Laporan Hasil Penelitian
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri keuangan Nomor 17/PMK.03/2011 tanggal 24 Januari 2011 tentang Permohonan
terkait Pengembalian Kelebihan Pembayaran PBB.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 256/PMK.03/2014 tanggal 30 Desember 2014 tentang Tata Cara
Pemeriksaan dan Penelitian Pajak Bumi dan Bangunan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-7/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-25/PJ./2015 tanggal 30 Maret 2015 tentang Kebijakan
Pemeriksaan dan Penelitian Pajak Bumi dan Bangunan.
7. SOP KPP70-0047 Tata Cara Penyelesaian Permohonan Kelebihan Pembayaran PBB

B.01.1.2 Pemberian Fasilitas Terkait Pengembalian Pendahuluan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman542
1. Definisi Proses bisnis Pemberian Fasilitas Terkait Pengembalian Pendahuluan adalah proses pelayanan fasilitas
kepada Wajib Pajak terkait dengan fasilitas pengembalian pendahuluan pada Pasal 17C dan Pasal 17D
Undang-Undang KUP serta Pasal 9 ayat (4c) UU PPN
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya SKPPKP sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
4. Input Produk Data Surat Pemberitahuan, Surat permohonan Wajib Pajak
5. Output Produk SKPPKP
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/PMK.03/2012 tanggal 14 Mei 2012 tentang Tata
Cara Penetapan Dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-406/PJ./2001 tanggal 19 Juni 2001 tentang Tata Cara
Penerbitan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak s.t.d.d. Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor KEP-359/PJ/2003.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 198/PMK.03/2013 tanggal 27 Desember 2013 tentang Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Wajib Pajak Yang Memenuhi Persyaratan Tertentu.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-12/PJ/2014 tanggal 13 Maret 2014 tentang Tata Cara
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak Bagi Wajib Pajak Yang Memenuhi Persyaratan
Tertentu
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.03/2010 tanggal 31 Maret 2010 tentang Pengusaha Kena Pajak
Berisiko Rendah Yang Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2010 tanggal 5 Juli 2015 tentang Tata Cara Penetapan
Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-63/PJ/2010 tanggal 22 Desember 2010 tentang Tata Cara
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-144/PJ/2010 tanggal 22 Desember 2010 tentang Penegasan
Tata Cara Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah dan Tata Cara Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.03/2010 tanggal 31 Maret 2010 tentang Tata Cara
Pengembalian Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai Atau PajakPertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman543
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 615/KMK.00/1989 tentang tanggal 5 Juni 1989
tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dan atau Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah

7. SOP KPP70-0120 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan
Pembayaran Pajak Bagi Wajib Pajak Persyaratan Tertentu
KPP70-0133 tentang Tata Cara Penyelesaian Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak Bagi Wajib Pajak
Dengan Kriteria Tertentu
(SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengembalian Pendahuluan PPN PKP Resiko Rendah sudah
dikirim ke kitsda , belum disahkan)

B.01.1.3 Pengembalian PPN Bagi Turis Asing


1. Definisi Proses bisnis ini merupakan proses yang memberikan pelayanan falitas pengembalian PPN bagi Turis Asing

2. Kriteria Sukses Pengembalian PPN kepada Turis secara tunai atau transfer melalui rekening jika jumlahnya melampui Rp.
500.000

3. Proses Owner Seksi Pelayanan,Unit Pelaksana Restitusi Pajak Pertambahan Nilai (UPRPPN)

4. Input Produk Faktur Pajak Khusus

5. Output Produk Uang Tunai, Nota Persetujuan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman544
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 76/PMK.03/2010 tanggal 31 Maret 2010 tentang
Tata Cara Pengajuan Dan Penyelesaian Permintaan Kembali Pajak Pertambahan Nilai Barang Bawaan
Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri s.t.d.t.d Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 100/PMK.03/2013
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2013 tanggal 25 Juli 2013 tentang Tata Cara
pendaftaran dan Kewajiban Pengusaha Kena Pajak Toko Retail serta Pengelolaan Administrasi
Pengembalian Pajak Pertambahan Nilai Kepada Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-39/PJ/2013 tanggal 2 Agustus 2013 tentang Tata Cara
Pengembalian dan Pengelolaan Administrasi Pajak Pertambahan Nilai kepada Orang Pribadi Pemegang
Paspor Luar Negeri.

7. SOP KPP30-0062 tentang Tata Cara Pengembalian Pajak Pertambahan Nilai Bagi Orang Pribadi Pemegang
Paspor Luar Negeri
KPP30-0065 tentang Tata Cara Pengelolaan Administrasi Pelaksanaan Pengembalian Pajak Pertambahan
Nilai Bagi Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri
KPP30-0125 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Keputusan Penunjukan Pengusaha Kena Pajak Toko Retail
Dan Surat Pemberitahuan Personal Identification Number (PIN) Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Ingin
Berpartisipasi Dalam Skema Pengembalian PPN Kepada Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri

B.01.1.4 Pelayanan Pengembalian Atas Putusan Keberatan/Banding/PK/Psl 16/36


1. Definisi Proses pelayanan pengembalian kelebihan pajak yang dilakukan atas SK Keberatan/Banding/PK/Psl 16/36.
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya SKPKPP/PLB sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman545
4. Input Produk Surat Permohonan, SK Keberatan/Banding dari Proses Keberatan atau SK Keberatan/Banding Bea Cukai dari
Pengadilan Pajak, Putusan Banding dari Proses Bisnis Banding/Gugatan serta Putusan PK dari Proses Bisnis
Peninjauan Kembali
5. Output Produk SKPKPP/PLB
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 16/PMK.03/2011 Tentang Tata Cara Penghitungan
Dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak.

7. SOP KPP70-0110 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengembalian Pajak Atas SPTNP/SPKTNP Serta
SK Keberatan/Banding/PK Terkait Dengan Produk Hukum Direktorat Jenderal Bea & Cukai
KPP70-0061 tentang Tata Cara Penerbitan Penghitungan Lebih Bayar (PLB)
KPP70-0077 tentang Tata Cara Penatausahaan Dan Tindak Lanjut Surat Keputusan
Keberatan/Banding/Gugatan/Peninjauan Kembali/Pembetulan/Pengurangan Atau Pembatalan Ketetapan
Pajak Dan Surat Keputusan Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi Di KPP

B.01.1.5Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Yang Seharusnya Tidak Terutang


1. Definisi Proses bisnis ini melakukan pelayanan pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya SKPLB sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
4. Input Produk Surat Permohonan Wajib Pajak
5. Output Produk SKPLB
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNomor : 10/PMK.03/2013TentangTata Cara Pengembalian Atas
Kelebihan Pembayaran PajakYang Seharusnya Tidak Terutang.

7. SOP KPP70-0075 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengembalian Atas Kelebihan Pembayaran Pajak
Yang Seharusnya Tidak Terutang

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman546
B.01.2 Pemberian imbalan bunga
1. Definisi Proses ini mengatur tentang tatacarapenyelesaianpemberian imbalan bunga
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya SKPIB sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner SeksiPengawasandanKonsultasi I
4. Input Produk Suratpermohonan
5. Output Produk SKPIB
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 226/PMK.03/2013 tanggal 27 Desember 2013 tentang
Tata Cara Penghitungan dan Pemberian Imbalan Bunga kepada Wajib Pajak
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 186/PMK.03/2015 tanggal 30 September 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 226/PMK.03/2013 tentang Tata
Cara Penghitungan dan Pemberian Imbalan Bunga

7. SOP KPP70-0003 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Membayar ImbalanBunga (SPMIB) kepada Wajib
Pajak yang mendapat imbalan bunga

B.01.3 Pemberian Perijinan


1. Definisi Proses Bisnis Pemberian Perijinan adalah proses pemberian pelayanan fasilitas kepada Wajib Pajak dalam
bentuk perijinan-perijinan perpajakan

2. Kriteria Sukses Diterbitkannya Surat Ijin sesuai dengan hak dan tepat dalam jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
4. Input Produk Surat permohonan dan LHP Pemeriksaan tujuan lain
5. Output Produk Surat Ijin Terkait Pembukuan, Surat Ijin Terkait Pelunasan Pajak dalam bentuk lain dan Surat Ijin Lain-lainnya

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman547
6 Ruang Lingkup Proses Perijinan Terkait Pembukuan
Perijinan Terkait Pelunasan Pajak dalam bentuk lain
Perijinan Terkait Pemusatan PPN
Perijinan Terkait Fasilitas Lainnya

B.01.3.1 Perijinan Terkait Pembukuan


1. Definisi Proses bisnis ini melakukan pelayanan perijinan terkait pembukuan kepada Wajib Pajak antara lain perubahan
metode pembukuan, penggunaan nilai buku dan revaluasi aktiva
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya Surat Persetujuan/Surat Ijin terkait pembukuan sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya

3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi I/ Seksi Pelayanan


4. Input Produk Surat Permohonan
5. Output Produk Surat Persetujuan Penggunaan Nilai Buku, Surat Persetujuan Perubahan Metode Pembukuan dll
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 43/PMK.03/2008 tanggal 13 Maret 2008 tentang
Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan,Peleburan, Atau Pemekaran
Usaha
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 196/PMK.03/2007 tanggal 28 Desember 2007 tentang
Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa Asing Dan Satuan Mata Uang
Selain Rupiah Serta Kewajiban PenyampaianSurat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Badan s.t.d.d Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.03/2015
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-297/PJ./2002 tanggal 5 Juni 2002 tentang Pelimpahan
Wewenang Direktur Jenderal Pajak Kepada Para Pejabat Di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak s.t.d.t.d.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-127/PJ/2015
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 12/PJ/2009 tanggal 23 Februari 2009 tentang Tata Cara
Pengajuan Permohonan Dan Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan
Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-14/PJ.313/1991 tanggal 2 November 1991 tentang Petunjuk
Penerbitan Keputusan Persetujuan/Penolakan Permohonan Perubahan Tahun Buku/Tahun Pajak Dari Wajib

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman548
Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-21/PJ.42/1999 tanggal 26 Mei 1999 tentang Penggunaan Nilai
Buku atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha
7. SOP KPP30-0019 tentangTata Cara Penyelesaian Permohonan Pembukuan Dalam Bahasa Inggris Dan Mata Uang
Dollar Amerika Serikat
KPP70-0004 tentangTata Cara Penyelesaian Permohonan Penggunaan Nilai Buku Dalam Rangka
Penggabungan Usaha, Pengambilalihan Usaha Atau Pemekaran Usaha
KPP70-0010 tentangTata Cara Penyelesaian Permohonan Perubahan Metode Pembukuan
KPP70-0011 tentangTata Cara Layanan Permintaan Perubahan Tahun Buku Pertama
KPP70-0028 tentangTata Cara Layanan Permintaan Pemusatan PPN
KPP70-0070 tentang Tata Cara Layanan Permintaan Perubahan Metode Penilaian Persediaan
KWL50-0008 tentang Tata Cara Layanan Permintaan Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta Dalam
Rangka Penggabungan, Peleburan Atau Pemekaran Usaha (Merger)
KWL50-0020 tentangTata Cara Layanan Permintaan Perubahan Metode Pembukuan Dan/Atau Tahun Buku
Kedua, dan Seterusnya
KWL50-0024 tentangTata Cara Layanan Permintaan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan
Perpajakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman549
B.01.3.2 Perijinan Terkait Pelunasan Pajak dengan Cara Lain
1. Definisi Proses bisnis Perijinan Terkait Pelunasan Pajak dengan Cara Lain adalah proses bisnis yang melayani Wajib Pajak
yang ingin memperoleh ijin menggunakan cara lain dalam pelunasan pajak seperti Stiker PPN, Meterai
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya Surat Ijin/Persetujuan sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner SeksiPengawasandanKonsultasi I/ SeksiPelayanan
4. Input Produk SuratPermohonan
5. Output Produk Surat Ijin/Persetujuan Penggunaan Stiker Lunas PPN, Pengalihan Saldo dsb
6. Dasar hukum/aturan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 122b/PJ./2000 tanggal 1 Mei 2000 tentang Tata Cara Pelunasan Bea
terkait Meterai dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan Meterai
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 66/PJ/2010 Tentang Tata Cara Pelunasan Bea Meterai Dengan
Membubuhkan TandaBea Meterai Lunas Dengan Mesin Teraan Meterai Digital
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 122d/PJ./2000 tanggal 1 Mei 2000 tentang Tata Cara Pelunasan Bea
Meterai dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Sistem Komputerisasi
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-122c/PJ./2000 tanggal 1 Mei 2000 tentang Tata Cara Pelunasan
Bea Materai dengan Membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Teknologi Percetakan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 122a/PJ./2000 tanggal 1 Mei 2000 tentang Tata Cara Pelunasan
Bea Meterai Dengan Menggunakan Benda Meterai
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-153/PJ./2002 tanggal 20 Maret 2002 tentang Penetapan Bentuk,
Ukuran, Warna, Isi dan Teks Stiker Lunas Pajak Pertambahan Nilai dan Dasar Pengenaan Pajak untuk
Menghitung Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Produk Rekaman Gambar dan Penunjukan Asosiasi
yang Memberikan Rekomendasi untuk Penebusan Stiker Lunas Pajak Pertambahan Nilai Serta Tata Cara

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman550
Penebusan dan Pelaporannya s.t.t.d Peraturan Direktur Jenderal PajakNomor PER- 5/PJ/2008
7. SOP KPP30-0054 tentang Tata Cara Penyelesaian Pemberian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan
Mesin Teraan Meterai Digital
KPP30-0066 tentangTata Cara Penyelesaian Pemberian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan
Teknologi Percetakan
KPP30-0067 tentang Tata Cara Penyelesaian Pemberian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Meterai Lunas Dengan
Sistem Komputerisasi
KPP30-0068 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Penambahan Deposit Teknologi Percetakan
KPP30-0069 tentangTata Cara Penyelesaian Permohonan Penambahan Deposit Sistem Komputerisasi
KPP30-0070tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Teknologi
Percetakan Ke Sistem Komputerisasi
KPP30-0071 tentangTata Cara Penyelesaian Permohonan Pengalihan Saldo Bea Meterai Dari Sistem
Komputerisasi Ke Teknologi Percetakan
KWL50-0022 tentang Tata Cara Layanan Permintaan Penebusan Stiker Lunas Pajak Pertambahan Nilai

B.01.3.3 PerijinanTerkaitFasilitasLainnya
1. Definisi Proses bisnis perijinan terkait fasilitas lainnyaadalah proses bisnis yang
melayanipermohonanijinWajibPajakselainijin yang terkaitpembukuandanpelunasandengancara lain.
2. KriteriaSukses DiterbitkannyaSuratijin/ Persetujuansesuaidenganjangkawaktupenyelesaiannya
3. Proses Owner SeksiPengawasandanKonsultasi I
4. Input Produk SuratPermohonan
5. Output Produk SuratIjin/ SuratPersetujuan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman551
6.. Dasarhukum/aturanterkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 tentang Penyediaan Makanan dan
Minuman Bagi Seluruh Pegawai Serta Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk Natura dan Kenikmatan di
Daerah Tertentu dan yang berkaitan dengan Pelaksanaan Pekerjaan yang dapat dikurangkan dari
Penghasilan Bruto Pemberi Kerja
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 tanggal 15 Mei 2009 tentang Jenis-Jenis Harta yang
Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.03/2010 tanggal 31 Maret 2010 tentang Pengusaha Kena Pajak
Beresiko Rendah yang diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.04/2012 tanggal 26 Agustus 2012 tentang Perubahan Ketiga
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147/PMK.04/2011 Tentang Kawasan Berikat
PeraturanDirekturJenderalPajakNomor PER - 51/PJ/2009 tanggal 7 September 2009 tentang Tata Cara
Pemberian Dan PenetapanBesaranKuponMakanan Dan/AtauMinumanBagiPegawai, Kriteria Dan Tata Cara
Penetapan Daerah Tertentu, Dan BatasanMengenaiSarana Dan Fasilitas Di LokasiKerja
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2010 tanggal 29 Maret 2010 tentang Penetapan Satu
Tempat atau Lebih sebagai Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2010 tanggal 5 Juli 2010 tentang Tata Cara Penetapan
Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-76/PJ/2010 tanggal 5 Juli 2010 tentang Penyampaian
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2010 tentang Tata Cara Penetapan Pengusaha Kena
Pajak Berisiko Rendah

7. SOP KPP70-0139 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Sebagai Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah

B.01.4 Pemberian Fasilitas psl 31A UU PPh


1. Definisi Proses Bisnis ini adalah proses bisnis yang melakukan pelayanan fasilitas terkait Pasal 31A UU PPh
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya Surat Keputusan tentang pemberian fasilitas terkait pasal 31A UU PPh sesuai dengan jangka
waktu penyelesaiannya

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman552
3. Proses Owner Seksi Peraturan PPh Badan- Direktorat Peraturan Perpajakan, Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak
5. Output Produk Surat Keputusan Dirjen Pajak/Kepala KPP
6. Ruang Lingkup Proses Fasilitas untuk Daerah /jenis usaha tertentu (PP 18/2015)
Fasilitas untuk Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) (PP147/2000)

B.01.4.1.Pemberian Fasilitas untuk Daerah /jenis usaha tertentu (PP 18/2015)


1. Definisi Proses Bisnis ini adalah proses bisnis yang melakukan pelayanan fasilitas terkait PP 18/2015
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya Surat Keputusan Dirjen Pajak tentang pemberian fasilitas terkait PP 18/2015 sesuai dengan
jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Peraturan PPh Badan- Direktorat Peraturan Perpajakan
4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak
5. Output Produk Surat Keputusan Dirjen Pajak
6. Dasar hukum/aturan terkait PeraturanPemerintahRepublik IndonesiaNomor 18 TAHUN 2015 tanggal 6 April 2015
tentangFasilitasPajakPenghasilanUntukPenanaman ModalDi Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di
Daerah-Daerah Tertentu
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 89/PMK.010/2015 tanggal 28 April 2015 tentang Tata Cara Pemberian
Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau Daerah-
daerah tertentu Serta Pengalihan Aktiva dan Sanksi Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Diberikan
Fasilitas Pajak Penghasilan
7. SOP KPC10-0005 Tata Cara Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang
Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu

B.01.4.2 Pemberian Fasilitas untuk KAPET

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman553
1. Definisi Proses bisnis ini menguraikan tentang proses pemberian fasilitas perpajakan di Kawasan
PengembanganEkonomi Terpadu (KAPET)
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya SKKP PBB sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak
5. Output Produk Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Perlakuan Perpajakan Di Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu s.t.t.d Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 147 Tahun 2000

7. SOP SOP Belum Ada

B.01.5 Pemberian Fasilitas Terkait Pembayaran Pajak


1. Definisi Proses bisnis ini merupakan proses bisnis yang memberilkan pelayanan pemberian fasilitas terkait pembayaran
pajak seperti permohonan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya Surat Keputusan Mengangsur atau Menunda Pembayaran Pajak sesuai dengan jangka waktu
penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak
5. Output Produk Surat Keputusan Mengangsur atau Menunda Pembayaran Pajak
6. Dasar hukum/aturan terkait Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 537/PJ./2000 tanggal 29 Desember 2000 tentang Penghitungan
Besarnya Angsuran Pajak dalam Tahun Pajak Berjalan dalam Hal-Hal tertentu
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 522/KMK.04/2000 tanggal 14 Desember 2000 tentang
Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak Penghasilan dalam Tahun Pajak Berjalan yang Harus Dibayar
Sendiri oleh Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi, Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah, dan Wajib Pajak Lainnya Termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha
Tertentu s.t.d.t.d. Peraturan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNomor 208/PMK.03/2009
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 38/PJ/2008 tanggal 24 September 2008 Tentang Tata Cara

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman554
Pemberian Angsuran Atau Penundaan Pembayaran Pajak
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 79/PMK.03/2008tanggal 23 Mei 2008Tentang Penilaian
Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan
7. SOP KPP80-0045 tentang Tata Cara Penerimaan Permohonan Wajib Pajak Untuk Mengangsur Atau Menunda
Pembayaran Pajak
KPP70-0041 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan Angsuran Pph Pasal 25
KPP70-0042 tentang Tata Cara Penetapan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 Wajib Pajak Bank, Sewa
Guna Usaha Dengan Hak Opsi, Badan Usaha Milik Negara Dan Badan Usaha Milik Daerah
KPP70-0043 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Pemberitahuan Perubahan Besarnya Angsuran Pajak
Penghasilan Pasal 25 (Dinamisasi)
KPP70-0098 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Pengenaan Pajak Bumi Dan Bangunan Atas Perguruan
Tinggi Swasta
KPP70-0099 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Pengenaan Pajak Bumi Dan Bangunan Atas Rumah Sakit
Swasta
KWL50-0021 tentang Tata Cara Layanan Permintaan Pembayaran Angsuran Atas Selisih Lebih Penilaian
Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman555
B.01.6 Pemberian Surat Keterangan / Surat
1. Definisi Proses bisnis ini merupakan proses pelayanan kepada Wajib Pajak untuk memperoleh Surat Keterangan/surat

2. Kriteria Sukses Diterbitkannya Surat Keterangan / Surat sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak
5. Output Produk Surat Keterangan / Surat
6. Ruang lingkup proses Pemberian SKF
Pemberian SKB
Pemberian SKD
Pemberian NSFP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman556
B.01.6.1 Pemberian Surat Keterangan Fiskal
1. Definisi Proses bisnis ini merupakan proses pelayanan kepada Wajib Pajak untuk memperoleh Surat Keterangan Fiskal
(SKF)
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya Surat Keterangan / Surat sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak
5. Output Produk Surat Keterangan / Surat
6. Dasar hukum/aturan terkait Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 187/KMK.01/2010 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Nomor 601/KMK.01/2015 tentang Perubahan kedua atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor
187/KMK.01/2010 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) Layanan Unggulan
Kementerian Keuangan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-447/PJ./2001 tanggal tentang Tata Cara Pemberian Surat
Keterangan Fiskal s.t.d.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-69/PJ./2007
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-32/PJ/2014 tanggal 29 Desember 2014 tentang Tata Cara Pemberian Surat
Keterangan Fiskal
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ./2007tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-69/PJ./2007 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
447/PJ./2001 Tentang Tata Cara Pemberian Surat Keterangan Fiskal Dan Pencabutan Atas Surat Edaran
Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-33/PJ.4/2001 Tentang Surat Keterangan Fiskal
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-591/PJ/2001 tentang Tata Cara Pemberian Surat Keterangan
Fiskal Pengusaha di Kawasan Berikat (SKF PDKB)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman557
7. SOP KWL50-0023 tentang Tata Cara Layanan Permintaan Surat Keterangan Fiskal Wajib Pajak Pengusaha Di
Kawasan Berikat (PDKB)
KPP70-0053 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Fiskal Wajib Pajak Dalam Rangka
Pengadaan Barang dan/atau Jasa untuk Keperluan Instansi Pemerintah
KPP80-0049 Tentang Tata Cara Permohonan Surat Keterangan Fiskal (SKF) Non Bursa

B.01.6.2 Pemberian Surat Keterangan Bebas


1. Definisi Proses bisnis ini merupakan proses pelayanan kepada Wajib Pajak untuk memperoleh Surat Keterangan Bebas
(SKB)
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya Surat Keterangan / Surat sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak
5. Output Produk Surat Keterangan
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan s.t.d.t.d Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 71 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 146 Tahun 2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang Impor dan/atau Penyerahan
Barang Kena Pajak Tertentu dan/atau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu yang Dibebaskan Dari
Pengenaan Pajak Pertambahan Nilais.t. d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2003 tanggal 14 Juli
2003
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tanggal 22 Maret 2001 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang
Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
s.t.d.t. d. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007 tanggal 1 Mei 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang Penghitungan Penghasilan
Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 tanggal 31 Agustus 2010 tentang Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang Dan Kegiatan di Bidang

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman558
Impor Atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 155/KMK.03/2001 tentang Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai yang
Dibebaskan Atas Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Yang Bersifat Strategis s.t.d.t.d.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.03/2008
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 355/KMK.03/2003 tanggal 11 Agustus 2003 tentang
Jenis Kendaraan Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 370/KMK.03/2003 tanggal 21 Agustus 2003 tentang Pelaksanaan Pajak
Pertambahan Nilai Yang Dibebaskan atas Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu dan/atau
Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-160/PJ/2005 tanggal 9 Nopember 2005 tentang Tata Cara
Penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan
Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang Diterima atau Diperoleh Dana Pensiun yang
Pendiriannya telah Disahkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-39/PJ/2010
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2009 tanggal 20 April 2009 tentang Pelaksanaan
Ketentuan Peralihan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2006 Tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tetang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-30/PJ/2009 tanggal 27 April 2009 tentang Tata Cara Pemberian
Pengecualian dari Kewajiban Pembayaran atau Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2015 tanggal 5 Agustus 2015 tentang Perubahan Ketiga
atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2010 tentang Tata Cara dan Prosedur
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan
Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-21/PJ/2014 tanggal 25 Juli 2014 tentang Perubahan atas
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan
Pembebasan dari Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan oleh Pihak Lain
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-229/PJ/2003 tanggal 12 Agustus 2003 tentang Tata Cara
Pemberian Dan Penatausahaan Pembebasan Serta Pengembalian Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman559
Atas Impor Atau Penyerahan Kendaraan Bermotor
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-233/PJ/2003 tanggal 26 Agustus 2003 tentang Tata Cara
Pemberian Dan Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai Atas Impor Dan Atau Penyerahan Barang Kena Pajak
Tertentu Dan Atau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu
Surat Edaran Direkur Jenderal Pajak Nomor SE-39/PJ/2014 tanggal 21 November 2014 tentang Prosedur
Penerbitan Surat Keterangan Bebas dan Surat Dispensasi serta Prosedur Pengembalian Pajak Pertambahan
Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah kepada Perwakilan Negara
Asing dan Badan Internasional serta Pejabatnya.
Surat Edaran Direkur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ.4/1998 tanggal 5 Agustus 1998 tentang SKB PPh Pasal
22 atas Impor Emas Batangan
Surat Edaran Direkur Jenderal Pajak Nomor SE-24/PJ.43/2000 tanggal 28 Agustus 2000 tentang Penegasan
tentang Pengertian Force Majeure dalam Surat Edaran Nomor SE-21/PJ.4/1995 tentang Surat Keterangan
Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPh
Surat Edaran Direkur Jenderal Pajak Nomor SE - 37/PJ.43/2001 tanggal 4 Oktober 2001 tentang SKB atas
Pooled Fundyang Dimiliki Oleh Dana Pensiun
Surat Edaran Direkur Jenderal Pajak Nomor SE-50/PJ/2009 tanggal 25 Mei 2009 tentang Tata Cara Penerbitan
Surat Keterangan Bebas Pembayaran Pajak Penghasilan yang Bersifat Final bagi Wajib Pajak Badan,
termasuk Koperasi, yang Usaha Pokoknya melakukan Transaksi Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan
7. SOP KPP70-0112 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) di Kantor Pelayanan
Pajak

B.01.6.3 Pemberian Surat Keterangan Domisili


1. Definisi ProsedurinimenguraikantatacarapenyelesaianpermohonanWajibPajakatas Surat Keterangan Domisili (SKD)

2. Kriteria Sukses Diterbitkannya SKD sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya


3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman560
4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak
5. Output Produk SKD
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2010 tentang Surat Keterangan Domisili Bagi Subjek Pajak
Dalam Negeri Indonesia Dalam Rangka Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-54/PJ/2015 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard
Operating Procedures) Layanan Unggulan Bidang Perpajakan
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 187/KMK.01/2010 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Nomor NOMOR 601/KMK.01/2015 tentang Perubahan kedua atas Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 187/KMK.01/2010 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) Layanan
Unggulan Kementerian Keuangan
SuratEdaranDirekturJenderalPajakNomor SE - 89/PJ/2010TentangTata Cara PenerbitanPengesahan dan
PemanfaatanSuratKeteranganDomisiliBagiSubjekPajakDalamNegeri Indonesia DalamRangkaPenerapan
PersetujuanPenghindaranPajakBerganda

7. SOP KPP70-0132 tentang Tata cara Penerbitan/Pengesahan Surat Keterangan Domisili Bagi Subjek Pajak dalam
Negeri dalam rangka Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda

B.01.6.4 Layanan Faktur Pajak


1. Definisi Prosedurinimenguraikantatacara layanan faktur pajak
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya kode aktivasi, password e-nofa, nomor seri faktur pajak, sertifikat elektronik, dan data faktur pajak
elektronik sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner KPP
4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman561
5. Output Produk kode aktivasi, password e-nofa, nomor seri faktur pajak, sertifikat elektronik, dan data faktur pajak elektronik
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2014 tanggal 20 Juni 2014 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian
Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian,
dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2014 tanggal 20 Juni 2014 tentang Tata Cara Pembuatan
dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-28/PJ/2015 tanggal 22 Juli 2015 tentang Tata Cara Pemberian
dan Pencabutan Sertifikat Elektronik
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-20/PJ/2014 tanggal 20 Juni 2014 tentang Tata Cara
Permohonan Kode Aktivasi dan Password, Permintaan Aktivasi Akun Pengusaha Kena Pajak dan Sertifikat
Elektronik, serta Permintaan, Pengembalian, dan Pengawasan Nomor Seri Faktur Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-69/PJ/2015 tanggal 13 November 2015 tentang Prosedur
Pemberian dan Pencabutan Sertifikat Elektronik
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-58/PJ/2015 tanggal 28 Juli tentang Tata Cara Penyelesaian
Permintaan Data Faktur Pajak Berbentuk Elektronik (e-Faktur) Yang Rusak atau Hilang
7. SOP KPP30-0104 tentang Tata Cara Pemberian Kode Aktivasi dan Password atau Pencetakan Ulang Kode Aktivasi
atau Update Email Dalam Rangka Pemberian Nomor Seri Faktur Pajak
KPP30-0113 tentang Tata Cara Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak
KPP20-0032 tentang Tata Cara Pengembalian dan Pengawasan Nomer Seri Faktur Pajak

B.01.6.5Pemberian Izin Penggunaan Stempel Tanda Tangan pada Bukti Potong


1. Definisi Prosedurinimenguraikantatapemberian izin penggunaan stempel tand tangan pada bukti potong Pajak
Penghasilan atas pembayaran dividen kepada para pemegang saham
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya Surat Keputusan Penggunaan Stempel Tanda TanganPada Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan
Atas Pembayaran Dividen Kepada Para Pemegang Saham tepat waktu.
3. Proses Owner KPP
4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman562
5. Output Produk Keputusan Penggunaan Stempel Tanda TanganPada Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Atas Pembayaran
Dividen Kepada Para Pemegang Saham
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2014 tentang Penggunaan Stempel Tanda Tangan Pada
Bukti PemotonganPajak Penghasilan Atas Pembayaran Dividen Kepada ParaPemegang Saham

7. SOP Belum ada

B.02 Layanan tanpa pengeluaran Surat Keputusan/Surat Keterangan/Surat


1. Definisi Kegiatan pemberian pelayananyangdilakukanberdasarkan permohonan/permintaan/pemberitahuan Wajib
Pajakbaikmelalui surat permohonan/permintaan/pemberitahuan tersendiriterkait dengan
fasilitas/kemudahan/layanan yang telah ditetapkan di dalam peraturan perundangan namun kantor pajak selaku
unit yang melayani tidak mengeluarkan surat keputusan/surat keterangan/surat.

2. Kriteria Sukses Diselesaikannya permohonan dari Wajib Pajak sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya atau
diadministrasikannya permohonan Wajib Pajak dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku

3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, Seksi Pelayanan

4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak

5. Output Produk Validasi/Legalisasi Dokumen, Surat Keterangan Domisili

6 Ruang Lingkup Proses/ Legalisasi atau validasi Dokumen


Detil Proses Cetak ulang
Pengadministrasian pemberitahuan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman563
B.02.1 Legalisasi Dokumen Perpajakan
1. Definisi Proses Bisnis Legalisasi Dokumen Perpajakan adalah proses pelayanan yang dilakukan berdasarkan
permohonan Wajib Pajak yang berkaitan legalisasi dokumen perpajakan dan/atau validasi dokumen Wajib Pajak

2. Kriteria Sukses Selesainya permohonan legalisasi dokumen dari Wajib Pajak sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi/Pelayanan

4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak

5. Output Produk Validasi/Legalisasi Dokumen

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman564
6 Dasar hukum Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan
Pembebasan dari Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan oleh Pihak Lain
Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-32/PJ/2013 tentang Tata Cara Pembebasan dari Pemotongan
dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan Bagi Wajib pajak yang Dikenai Pajak Penghasilan Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang
Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ.2011 tanggal 20 januari 2011 tentang Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan
Pembebasan dan Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan oleh Pihak lain

7 SOP KPP80-0050 tentang Tata Cara Legalisasi Dokumen Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP)
KPP30-0064 tentang Tata Cara Legalisasi Dokumen Wajib Pajak

B.02.2Cetak Ulang
1. Definisi ProsedurinimenguraikantatacarapenyelesaianpermohonanWajibPajakataspermohonan cetak ulang dokumen
perpajakan

2. Kriteria Sukses Diterbitkannya dokumen cetak ulang sesuai dengan jangka waktu penyelesaiannya
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi/Pelayanan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman565
4. Input Produk SuratPermohonanWajibPajak

5. Output Produk Dokumen cetak ulang

6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Direktur jenderal Pajak Nomor PER - 20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian
Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib
Pajak Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-2/PJ/2015 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Pemberitahuan
Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Untuk sektor Perkebunan, Sektor Perhutanan, Sektor
Pertambangan dan Sektor Lainnya
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE - 60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 ata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib
Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-19/PJ.6/1994 tentang Pelayanan Satu Tempat SISMIOP

7. SOP KPP30-0015 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pencetakan Salinan SPPT/SKP/STP
KPP30-0033 tentangTata Cara Penerbitan Surat Keterangan Lunas Atas Kehilangan/Kerusakan Struk Anjungan
Tunai Mandiri (ATM) Atau Bukti Pembayaran PBB Lainnya Dari Fasilitas Perbankan Elektronik Untuk TP-
Elektronik

B.02.3Pengadministrasian Pemberitahuan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman566
Definisi Pengadministrasian pemberitahuan dari Wajib Pajak
Kriteria Sukses Diadministrasikannya permohonan/pemberitahuan dari Wajib Pajak secara baik sesuai ketentuan yang berlaku

Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi/Pelayanan/Seksi Pelayanan

Input Produk SuratPermohonan/pemberitahuan WajibPajak

Output Produk Data/dokumen

Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, dan Cukai Serta Tata
Laksana Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Serta Berada di Kawasan yang Telah Ditetapkan
Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas penghasilan usaha yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengawasan, Pengadministrasian,
Pembayaran, Serta Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas
Pengeluaran dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Kawasan Bebas ke
Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dan Pemasukan dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2015 tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-233/PJ/2012 tentang Klasifikasi Lapangan Usaha Wajib Pajak
sebagaimana telah diubah dengan KEP-321/PJ/2012.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-59/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan dan
PengadministrasianPajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualanatas Barang Mewah atas Pengeluaran
dan/atau PenyerahanBarang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Kawasan Bebaske Tempat Lain Dalam
Daerah Pabean dan Pemasukan dan/atauPenyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajakdari Tempat
Lain Dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman567
SOP KPP30-0022 tentang Tata Cara Penyelesaian Pemberitahuan Penggunaan Norma Penghitungan
Lampiran SE-59 Tahun 2015

B.02.3.1Pengadministrasian Pemberitahuan Pabean


1. Definisi Prosedurinimenguraikanproses penerimaan dokumen pemberitahuan pabean di Unit Pelaksana Kawasan Bebas
Batam, Bintan dan Karimun hingga Prosedur Endorsementatas penyerahan/pemasukan Barang Kena Pajak
Berwujud dari Tempat Lain dalam Daerah Pabean (TLDDP) ke Kawasan Bebas
2. Kriteria Sukses Dibubuhkannya cap pada dokumen PPFTZ
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi
4. Input Produk PPFTZ 01, PPFTZ 02, PPFTZ 03
5. Output Produk PPFTZ yang telah dibubuhkan cap, Data dan Informasi
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, dan Cukai Serta Tata
terkait Laksana Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Serta Berada di Kawasan yang Telah Ditetapkan
Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengawasan, Pengadministrasian,
Pembayaran, Serta Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas
Pengeluaran dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Kawasan Bebas ke
Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dan Pemasukan dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-59/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan dan
PengadministrasianPajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualanatas Barang Mewah atas Pengeluaran
dan/atau PenyerahanBarang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Kawasan Bebaske Tempat Lain Dalam
Daerah Pabean dan Pemasukan dan/atauPenyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajakdari
Tempat Lain Dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas
7. SOP Lampiran I SE-59/PJ/2015 tentang Prosedur Pengadministrasian Dokumen Pemberitahuan Pabean (PPFTZ) dan
Dokumen Pelengkap Pabean.
Lampiran II SE-59/PJ/2015 tentang Prosedur Penerimaan Dokumen Pemberitahuan Pabean (PPFTZ) dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman568
Dokumen Pelengkap Pabean.
Lampiran III SE-59/PJ/2015 tentang Prosedur Endorsement atas Penyerahan/Pemasukan Barang Kena Pajak
Berwujud dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean (TLDDP) ke Kawasan Bebas Prosedur Pemberian
Persetujuan atas Pemberitahuan Pemasukan/Pengeluaran Barang Transaksi Tertentu (PPBTT).
Lampiran IV SE-59/PJ/2015 tentang Prosedur Perekaman Dokumen Pemberitahuan Pabean (PPFTZ).
Lampiran V SE-59/PJ/2015 tentang Prosedur Pemberkasan Dokumen Pemberitahuan Pabean (PPFTZ) dan
Dokumen Pelengkap Pabean.
Lampiran VI SE-59/PJ/2015 tentang Prosedur Pengawasan atas Pemasukan/Pengeluaran Kembali Barang Untuk
Transaksi Tertentu.
Lampiran VII SE-59/PJ/2015 tentang Petunjuk Penelitian Kebenaran Dokumen Pemberitahuan Pabean PPFTZ-03
Dalam Rangka Endorsement.

B.03Layanan untuk non-Wajib Pajak


1. Definisi Proses Bisnis layanan untuk non Wajib Pajak adalah kegiatan pemberian pelayanan yang ditujukan kepada non
wajib pajak, misalnya pelayanan untuk unit vertikal lain atau dari konsultan pajak.
2. Kriteria Sukses Setiap permohonan pelayanan dapat diselesaikan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan
3. Proses Owner KPP/Kanwil/ KPDJP
4. Input Produk Surat Permintaan Konfirmasi, Permohonan Ijin Konsultan Pajak
5. Output Produk Surat Konfirmasi Internal/Eksternal, Surat Ijin Kosultan Pajak dsb
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.03/2014 tentang Konsultan Pajak
terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor PER-158/PMK.01/2012 tentang Bantuan Hukum di Lingkungan Kementerian
Keuangan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-11/PJ/2014 tentang Bantuan Hukum di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Ketentuan Konsultan
Pajak
7. SOP KPA12-0002 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan penerbitan/Peningkatan/Peningkatan Surat Ijin
Konsultan Pajak
KPA12-0003 tentang Tata Cara Penyelesaian Perpanjangan Kartu Tanda Pengenal Konsultan Pajak
KPA12-0007 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Perubahan Surat Ijin Konsultan Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman569
KPA12-0009 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pencabutan Surat Ijin Konsultan Pajak
KPC10-0004 tentang Tata Cara Pendaftaran Dan Pelaporan Oleh Penampung, Penyalur Dan Atau Pengelola
Sumbangan Dalam Rangka Bantuan Kemanusiaan
KPP10-0087 tentang Tata Cara Permohonan Bantuan Hukum Penanganan Perkara Selain Pidana dan Perpajakan
Oleh Kantor Pelayanan Pajak Kepada Kantor Wilayah DJP
KPP10-0088 tentang Tata Cara Permohonan Bantuan Hukum Pendampingan Atas
Panggilan/Permintaan/Undangan dari Aparat Yang Berwenang Oleh Kantor Pelayanan Pajak Kepada Kantor
Wilayah DJP
KWL13-0011 tentang Tata Cara Penanganan Permohonan Bantuan Hukum Penanganan Perkara Selain Pidana
dan Perpajakan Di Kantor Wilayah DJP
KWL13-0012 tentang Tata Cara Penanganan Permohonan Bantuan Hukum Pendampingan Atas
Panggilan/Permintaan/Undangan Dari Aparat Penegak Hukum Oleh Kantor Wilayah DJP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman570
Matriks Pembayaran
C.PROSES BISNIS PEMBAYARAN
1. Definisi Proses Bisnis Pembayaran adalah proses bisnis yang menggambarkan kegiatan penerimaan data pembayaran yang
dilakukan oleh Wajib Pajak dan pihak ketiga lainnya yang terkait dalam rangka pemenuhan hak dan kewajiban
perpajakannya, kegiatan penyesuaian dan pengembalian atas pembayaran pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak, dan
pelaporan data penerimaan pajak.
2. Proses Owner Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak
Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) I Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
Seksi Pelayanan Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan
Kanwil DJP
3. Input Data Setoran; Data SPMKP; Surat Keputusan Penghapusan;
Request NTPN; Data SPMIB; Surat Keputusan Pengurangan;
Request Reversal; Lampiran SPT (SSP Lembar ke-2/BPN Surat Keputusan Pembatalan;
Rekapitulasi Transaksi Akhir Hari dan Bukti Transfer); Perhitungan Lebih Bayar (PLB);
(Bank/Pos Persepsi); Data Pembayaran valas; Surat keputusan Pengembalian
Data Rekonsiliasi bawah; Alokasi Anggaran Pajak DTP; Pendahuluan Kelebihan Pajak
Input Data Setoran; SPT dengan klaim Pajak DTP; (SKPPKP);
Data SPPT; Daftar Ketetapan PBB Migas dan Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran
Data SK Keberatan; Pabum Pemindahbukuan; Pajak Bumi dan Bangunan (SKKP
Data SKP; Nota Dinas Permintaan Pembayaran; PBB);
Data STP; Salinan SPPT; Nota Persetujuan Pengisian Kas Unit
ISO Messaging; Permohonan Pemindahbukuan; Pelaksana VAT Refund; dan
Flag Transaction; Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Surat Keputusan Pemberian Imbalan
Data Hasil Rekonsiliasi; (SKPLB); Bunga (SKPIB).
Data Potongan SPM; Surat Keputusan Pembetulan;
Data Pajak Impor;
Data Pemindahbukuan;
4. Output Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) yang disampaikan ke Bank/Pos Persepsi;
Portal MPN Rekon yang diteruskan ke Proses Bisnis Pengawasan;
Data Pembayaran SIDJP yang digunakan dalam Proses Bisnis Pengawasan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman571
Data Pembayaran Pajak yang digunakan dalam Proses Bisnis Penagihan dan Proses Bisnis Pengawasan;
Kode Billing yang disampaikan kepada Wajib Pajak dan/atau Bank/Pos Persepsi, diteruskan ke Proses Bisnis Pengenaan,
Proses Bisnis Keberatan, Proses Bisnis Pemeriksaan, Proses Bisnis Pengawasan;
Data Penyesuaian yang diteruskan ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
Data Pembayaran Valas yang digunakan dalam Proses Bisnis Pengawasan dan Proses Bisnis Penagihan;
SPM Pajak DTP yang diteruskan ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
Bukti Pemindahbukuan yang disampaikan kepada Wajib Pajak dan diteruskan ke Proses Bisnis Pengawasan dan Proses
Bisnis Pelaporan Penerimaan;
Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) yang disampaikan ke Wajib Pajak dan KPPN serta diteruskan ke
Proses Bisnis Pelaporan Penerimaan;
Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB) yang disampaikan ke Wajib Pajak dan KPPN serta diteruskan ke
Proses Bisnis Pelaporan Penerimaan;
Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) yang disampaikan kepada Wajib Pajak dan
diteruskan ke KPPN;
Surat Keputusan Perhitungan Pemberian Imbalan Bunga (SKPPIB) yang disampaikan kepada Wajib Pajak dan diteruskan
ke KPPN;
Surat Setoran Pajak (SSP) atau Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang disampaikan ke Wajib Pajak, Bank Persepsi, dan
KPPN serta diteruskan ke Proses Bisnis Pelaporan Penerimaan;
Proyeksi/Prognosa Penerimaan yang diteruskan ke proses kebijakan;
Laporan Penerimaan Pajak yang diteruskan ke proses kebijakan; dan
Data SAI DJP yang diteruskan ke SAI DJP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman572
5. Ruang Lingkup Pembuatan Data Pembayaran (C.01);
Proses Penerimaan Data Pembayaran (C.02);
Penyesuaian (C.03);
Pelaporan dan Evaluasi Penerimaan (C.04).
6. Dasar Hukum/ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 tentang Modul Penerimaan Negara
Aturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 237/PMK.05/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
228/PMK.05/2010 tentang Mekanisme Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Atas Pajak Ditanggung Pemerintah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.03/2013 tentang Penatausahaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 179/PMK.011/2013 tentang Pajak Penghasilan Ditanggung Pemerintah dan
Penghitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak Atas Hasil Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi Untuk
Pembangkitan Energi/Listrik
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak
Keputusan Bersama Direktur Jenderal Anggaran dan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-306/PJ/1999, KEP-60/A/1999
tentang Tata Cara Pembayaran Pajak Penghasilan Dalam Mata Uang Dollar Amerika Serikat
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-78/PB/2006 tentang Penatausahaan Penerimaan Negara
Melalui Modul Penerimaan Negara Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.011/2014 tentang Pajak Penghasilan
Ditanggung Pemerintah Atas Bunga atau Imbalan Surat Berharga Negara yang Diterbitkan di Pasar Internasional dan
Penghasilan Pihak Ketiga Atas Jasa yang Diberikan kepada Pemerintah Dalam Penerbitan dan/atau Pembelian
Kembali/Penukaran Surat Berharga Negara di Pasar Internasional Tahun Anggaran 2014
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-182/PJ/2015 tentang Uji Coba Transaksi Pembayaran Pajak secara
Elektronik melalui Mini Automated Teller Machine
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir Surat Setoran Pajak s.t.d.t.d PER-
30/PJ/2015
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 tentang Tata Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2014 tentang Sistem Pembayaran Pajak secara Elektronik
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-102.PJ.2011 tg Petunjuk Pelaksanaan Uji Coba Penerapan Billing
System dalam Sistem MPN

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman573
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-63/PJ/2012 tentang Tata Cara Distribusi Data Modul Penerimaan Negara
ke Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi
7. Ruang Lingkup Pembuatan Data Pembayaran
Proses Penerimaan Data Pembayaran
Penyesuaian; dan
Pelaporan dan Evaluasi Penerimaan./

C.01Proses Bisnis Pembuatan Data Pembayaran


1. Definisi Proses bisnis Pembuatan Data Pembayaran merupakan proses penciptaan informasi bahwa pembuatan
pembayaran pajak telah masuk ke kas negara.
2. Kriteria Sukses Tersedia data transaksi pembayaran yang detil, valid, andal dan terkini untuk dimanfaatkan dalam proses bisnis lain
yang membutuhkan.
3. Proses Owner Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan;

4. Input Produk Data Setoran;


ISO Messaging;

5. Output Produk Kode Billing;

6. Dasar Hukum/ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 tentang Modul PenerimaanNegara
Aturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-182/PJ/2015 tentang Uji Coba Transaksi Pembayaran Pajak secara
Elektronik melalui Mini Automated Teller Machine

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman574
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2014 tentang Sistem Pembayaran Pajak secara Elektronik
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak NomorSE-102.PJ.2011 tg Petunjuk Pelaksanaan Uji Coba Penerapan Billing
System dalam Sistem MPN
7. Ruang Lingkup Pembuatan kode billing pajak
Proses

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman575
C.02 Proses Bisnis Penerimaan Data Pembayaran
1. Definisi Proses pengelolaan data terkait peruntukan transaksi pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak agar dapat
diadministrasikan dengan baik.
2. Kriteria Sukses Tersedia data transaksi pembayaran yang detil, valid, andal dan terkini untuk dimanfaatkan dalam proses bisnis lain
yang membutuhkan.
3. Proses Owner Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan;
Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan;
Kantor Wilayah DJP;
Kantor Pelayanan Pajak;
Seksi Pengolahan Data dan Informasi; dan
Seksi Pelayanan.
4. Input Produk Data Setoran;
Request NTPN;
Request Reversal;
Rekapitulasi Transaksi Akhir Hari (Bank/Pos Persepsi);
Data Rekonsiliasi bawah;
Input Data Setoran;
Data SPPT;
Data SK Keberatan;
Data SKP;
Data STP;
ISO Messaging;
Flag Transaction;
Data Hasil Rekonsiliasi;
Data Potongan SPM;
Data Pajak Impor;
Data Pemindahbukuan;
Data SPMKP;
Data SPMIB;
Lampiran SPT (SSP Lembar ke-2 dan Bukti Transfer);

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman576
Data Pembayaran valas;
Alokasi Anggaran Pajak DTP;
SPT dengan klaim Pajak DTP;
Daftar Ketetapan PBB Migas dan Pabum Pemindahbukuan;
Nota Dinas Permintaan Pembayaran; dan
Salinan SPPT.
5. Output Produk Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN);
Portal MPN Rekon;
Data Pembayaran SIDJP;
Data Pembayaran Pajak;
Kode Billing;
Data Penyesuaian;
Data Pembayaran Valas; dan
SPM Pajak DTP.
6. Dasar Hukum/ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 tentang Modul PenerimaanNegara
Aturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 237/PMK.05/2011 tentangPerubahan Atas Peraturan Menteri KeuanganNomor
228/PMK.05/2010 tentang Mekanisme Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Atas Pajak Ditanggung
Pemerintah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor76/PMK.03/2013 tentang Penatausahaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 179/PMK.011/2013 tentangPajak Penghasilan Ditanggung Pemerintah
danPenghitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak AtasHasil Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi
UntukPembangkitan Energi/Listrik
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak
Keputusan Bersama Direktur Jenderal Anggaran dan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-306/PJ/1999, KEP-
60/A/1999 tentang Tata Cara Pembayaran Pajak Penghasilan Dalam Mata Uang Dollar Amerika Serikat
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-182/PJ/2015 tentang Uji Coba Transaksi Pembayaran Pajak secara
Elektronik melalui Mini Automated Teller Machine
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir Surat Setoran Pajak s.t.d.t.d

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman577
PER-30/PJ/2015
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 tentang Tata Cara Pengenaan Pajak Bumi dan
BangunanSektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2014 tentang Sistem Pembayaran Pajak secara Elektronik
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak NomorSE-102.PJ.2011 tg Petunjuk Pelaksanaan Uji Coba Penerapan Billing
System dalam Sistem MPN
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 tentangTata Cara Penatausahaan Pajak Bumi dan
BangunanSektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi
6. Ruang Lingkup MPN-G1;
Proses MPN-G2; dan
Penerimaan Data Non MPN.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman578
C.02.1Proses Bisnis MPN-G1
1. Definisi Proses yang memuatserangkaian prosedur mulai dari penerimaan, penyetoran, pengumpulandata, pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan yangberhubungan dengan penerimaan Negara.
2. Kriteria Sukses Diterimanya data pembayaran yang valid dan diterbitkannya NTPN.
3. Proses Owner Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan; dan
Seksi Pelayanan.
4. Input Produk Data Setoran;
Request NTPN;
Request Reversal;
Rekapitulasi Transaksi Akhir Hari (DJP);
Rekapitulasi Transaksi Akhir Hari (Bank/Pos Persepsi); dan
Data rekonsiliasi bawah.
5. Output Produk Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN);
Portal MPN Rekon;
Data Pembayaran SIDJP; dan
Data Pembayaran Pajak.
6. Dasar Hukum/ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 tentang Modul PenerimaanNegara
Aturan Terkait Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-78/PB/2006 tentangPenatausahaan Penerimaan Negara
Melalui Modul Penerimaan Negara
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir Surat Setoran Pajak s.t.d.t.d
PER-30/PJ/2015
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-63/PJ/2012 tentang Tata Cara Distribusi Data Modul Penerimaan
Negara ke Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP)
7. SOP KPJ22-0004 tentang Tata Cara Pengelolaan Sistem Aplikasi dan Program Modul Penerimaan Negara
KPJ23-0005 tentang Sinkronisasi Pembayaran Antara KPDJP, KPP, dan Perbankan

C.01.2 Proses Bisnis MPN-G2


1. Definisi Proses yang memuat serangkaian aktivitas penerbitan Kode Billing serta transaksi pembayaran berdasarkan Kode

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman579
Billing.

2. Kriteria Sukses Terlaksananya transaksi berdasarkan Kode Billing.


3. Proses Owner Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan; dan
Seksi Pelayanan.
4. Input Produk Input Data Setoran;
Data SPPT;
Data SK Keberatan;
Data SKP;
Data STP;
ISO Messaging;
Flag Transaction;
Data Hasil Rekonsiliasi;
Data Potongan SPM;
Data Pajak Impor;
Data Pemindahbukuan;
Data SPMKP; dan
Data SPMIB.
5. Output Produk Kode Billing;
Data Pembayaran Pajak; dan
Data Penyesuaian.
6. Dasar Hukum/ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik
Aturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-182/PJ/2015 tentang Uji Coba Transaksi Pembayaran Pajak secara
Elektronik melalui Mini Automated Teller Machine
PeraturanDirektur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2014 tentang Sistem Pembayaran Pajak secara Elektronik
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak NomorSE-102.PJ.2011 tg Petunjuk Pelaksanaan Uji Coba Penerapan Billing
System dalam Sistem MPN

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman580
7. SOP Belum ada

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman581
C.01.3 Proses Bisnis Penerimaan Data Non-MPN
1. Definisi Proses penerimaan data pembayaran pajak yang tidak melalui sistem MPN karena tata cara pembayarannya diatur
secara khusus dalam aturan tersendiri.
2. Kriteria Sukses Diterimanya data pembayaran Non-MPN yang detil dan valid untuk keperluan administrasi perpajakan.
3. Proses Owner Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan;
Seksi Pengolahan Data dan Informasi;
Kantor Wilayah DJP; dan
Kantor Pelayanan Pajak.
4. Input Produk Lampiran SPT (SSP Lembar ke-2 dan Bukti Transfer);
Data Pembayaran valas;
Alokasi Anggaran Pajak DTP;
SPT dengan klaim Pajak DTP;
Daftar Ketetapan PBB Migas dan Pabum Pemindahbukuan;
Nota Dinas Permintaan Pembayaran; dan
Salinan SPPT.
5. Output Produk Data Pembayaran Valas;
Data Pembayaran Pajak; dan
SPM Pajak DTP.
6. Dasar Hukum/ Keputusan Bersama Direktur Jenderal Anggaran dan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-306/PJ/1999, KEP-
Aturan Terkait 60/A/1999 tentang Tata Cara Pembayaran Pajak Penghasilan Dalam Mata Uang Dollar Amerika Serikat
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.011/2014 tentangPajak Penghasilan Ditanggung Pemerintah Atas
Bunga atau ImbalanSurat Berharga Negara yang Diterbitkan di Pasar Internasional danPenghasilan Pihak Ketiga
Atas Jasa yang Diberikan kepada Pemerintah Dalam Penerbitan dan/atau PembelianKembali/Penukaran Surat
Berharga Negara di Pasar Internasional Tahun Anggaran 2014
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 179/PMK.011/2013 tentangPajak Penghasilan Ditanggung Pemerintah dan
Penghitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak AtasHasil Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi
UntukPembangkitan Energi/Listrik
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 237/PMK.05/2011 tentangPerubahan Atas Peraturan Menteri KeuanganNomor
228/PMK.05/2010 tentang Mekanisme Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Atas Pajak Ditanggung

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman582
Pemerintah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor76/PMK.03/2013 tentang Penatausahaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 tentang Tata Cara Pengenaan Pajak Bumi dan
BangunanSektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 tentangTata Cara Penatausahaan Pajak Bumi dan
BangunanSektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi
7. Ruang Lingkup Pembayaran Pajak dalam Mata Uang Asing Non-MPN
Proses Pembayaran Pajak DTP
Penerimaan Data Pembayaran PBB Migas (Pemindahbukuan)
Penerimaan Data Pembayaran Potongan SPM

C.01.3.1 Proses Bisnis Pembayaran Pajak dalam Mata Uang Asing Non-MPN
1. Definisi Proses pembayaran pajak dalam mata uang asing dengan metode transfer langsung ke rekening di Bank Indonesia,
tanpa melalui sistem MPN.
2. Kriteria Sukses Diterimanya pembayaran dalam mata uang asing di Kas Negara, serta laporan dari Wajib Pajak atas pembayaran
tersebut di KPP.
3. Proses Owner Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan
Seksi Pengolahan Data dan Informasi
4. Input Produk Lampiran SPT (SSP Lembar ke-2 dan Bukti Transfer)
Data Pembayaran valas
5. Output Produk Data Pembayaran Valas

6. Dasar Hukum/ Keputusan Bersama Direktur Jenderal Anggaran dan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-306/PJ/1999, KEP-
Aturan Terkait 60/A/1999 tentang Tata Cara Pembayaran Pajak Penghasilan Dalam Mata Uang Dollar Amerika Serikat

7. SOP Belum ada

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman583
C.01.3.2 Proses Bisnis Pembayaran Pajak DTP
1. Definisi Proses pengalokasian anggaran dan pengakuan penerimaan atas Pajak Ditanggung Pemerintah (P-DTP).

2. Kriteria Sukses Diakuinya Pajak DTP sebagaimana dilaporkan oleh Wajib Pajak melalui SPT, sebagai penerimaan pajak.
3. Proses Owner Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan
Kantor Wilayah DJP
Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Produk Alokasi Anggaran Pajak DTP
SPT dengan klaim Pajak DTP
5. Output Produk Data Pembayaran Pajak
SPM Pajak DTP
6. Dasar Hukum/ Peraturan Menteri KeuanganNomor 149/PMK.011/2014 tentangPajak Penghasilan Ditanggung Pemerintah Atas
Aturan Terkait Bunga atau ImbalanSurat Berharga Negara yang Diterbitkan di Pasar Internasional danPenghasilan Pihak Ketiga
Atas Jasa yang Diberikan kepada Pemerintah Dalam Penerbitan dan/atau PembelianKembali/Penukaran Surat
Berharga Negara di Pasar Internasional Tahun Anggaran 2014
Peraturan Menteri KeuanganNomor 179/PMK.011/2013 tentangPajak Penghasilan Ditanggung Pemerintah
danPenghitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak AtasHasil Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi
UntukPembangkitan Energi/Listrik
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 237/PMK.05/2011 tentangPerubahan Atas Peraturan Menteri KeuanganNomor
228/PMK.05/2010 tentang Mekanisme Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Atas Pajak Ditanggung
Pemerintah
7. SOP Belum ada

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman584
C.01.3.3Proses Bisnis Penerimaan Data Pembayaran PBB Migas (Pemindahbukuan)
1. Definisi Proses penerimaan data transaksi pembayaran dan pengakuan penerimaan PBB Migas melalui mekanisme
pemindahbukuan.
2. Kriteria Sukses Diterimanya data pembayaran PBB Migas melalui mekanisme pemindahbukuan.
3. Proses Owner Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan
Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Produk Daftar Ketetapan PBB Migas dan Pabum Pemindahbukuan
Nota Dinas Permintaan Pembayaran
Salinan SPPT
5. Output Produk Data Pembayaran Pajak

6. Dasar Hukum/ Peraturan Menteri KeuanganNomor76/PMK.03/2013 tentang Penatausahaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Aturan Terkait Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 tentang Tata Cara Pengenaan Pajak Bumi dan
BangunanSektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak NomorSE-64/PJ/2013 tentangTata Cara Penatausahaan Pajak Bumi dan
BangunanSektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi
7. SOP KPH42-0004

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman585
C.02Proses Bisnis Penyesuaian
1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk melakukan koreksi atas data pembayaran Wajib Pajak.

2. Kriteria Sukses Data Pembayaran Wajib pajak termutakhirkan sesuai kondisi yang sebenarnya.
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi;
Seksi Pelayanan;
Seksi Penagihan; dan
Seksi Pengolahan Data dan Informasi.
4. Input Produk Permohonan Pemindahbukuan;
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB);
Perhitungan Lebih Bayar (PLB);
Surat keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP);
Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (SKKP PBB);
Nota Persetujuan Pengisian Kas Unit Pelaksana VAT Refund; dan
Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga (SKPIB).
5. Output Produk Bukti Pemindahbukuan;
Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP);
Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB);
Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP);
Surat Keputusan Perhitungan Pemberian Imbalan Bunga (SKPPIB);
Surat Setoran Pajak (SSP); dan
Bukti Penerimaan Negara (BPN)
6. Dasar Hukum/ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pengembalian
Aturan Terkait Kelebihan Pembayaran Pajaks.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 185/PMK.03/2015
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2011 tentang Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak Bumi dan Bangunan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-7/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-22/PJ/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-7/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman586
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 17/PMK.03/2011 tentang Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2012 tentang Tata Cara Pengawasan Penerbitan Surat
Perintah Membayar Kelebihan Pajaks.t.d.d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-25/PJ/2014
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 226/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pemberian Imbalan
Bungas.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.03/2015
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-89/PJ/2006 tentang Tata Cara Pembatalan/Penggantian Surat
Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) dan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB) yang
Tidak Dapat Diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-59/PJ/2012 tentang Tata Usaha Penerimaan dan Restitusi Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-26/PJ.9/1991 tentang Petunjuk Teknis Pemindahbukuan (Pbk)
7. Ruang Lingkup Penerbitan SPMKP
Proses Penerbitan SPMIB
Pemindahbukuan.

C.02.1Proses Bisnis Penerbitan SPMKP


1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk mengembalikan kelebihan pembayaran pajak kepada Wajib Pajak karena terbitnya
ketetapan pajak/keputusan/putusan yang menyebabkan adanya kelebihan pembayaran pajak.
2. Kriteria Sukses Penerbitan dan penyampaian SKPKPP dan SPMKP ke KPPN sebagai dasar pengembalian kelebihan pembayaran
pajak.
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan KonsultasiI;
Seksi Pelayanan; dan
Seksi Penagihan.
4. Input Produk Surat Keputusan Pajak Lebih Bayar (SKPLB);
Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (SKKP PBB);
Nota Persetujuan Pengisian Kas Unit Pelaksana VAT Refund;
Perhitungan Lebih Bayar (PLB); dan
Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman587
5. Output Produk Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP);
Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP); dan
Surat Setoran Pajak (SSP);
6. Dasar Hukum/ Peraturan Menteri Keuangan Nomor16/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pengembalian Kelebihan
Aturan Terkait Pembayaran Pajaks.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor185/PMK.03/2015
Peraturan Menteri Keuangan Nomor17/PMK.03/2011 tentang Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak Bumi dan Bangunan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-7/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-22/PJ/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-7/PJ/2011 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 17/PMK.03/2011 tentang Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2012 tentang Tata Cara Pengawasan Penerbitan Surat
Perintah Membayar Kelebihan Pajaks.t.d.d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-25/PJ/2014
7. SOP KPP30-0020 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak Untuk Perwakilan Negara
Asing dan Badan-Badan Internasional Serta Pejabat/Tenaga Ahlinya
KPP40-0004 tentang Tata Cara Menjawab Konfirmasi Data Tunggakan Wajib Pajak
KPP40-0055 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Kompensasi Utang Pajak
KPP70-0002 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP)
KPP70-0080 tentang Tata Cara Penerbitan Pengganti SPMKP/SPMIB Pengganti Karena Lewat Waktu/Daluwarsa
KPP70-0081 tentang Tata Cara Penerbitan Pengganti SPMKP/SPMIB Yang Rusak/Salah (Yang Telah
didistribusikan)
KPP70-0082 tentang Tata Cara Penerbitan Pengganti SPMKP/SPMIB Yang Rusak/Salah (Yang Belum
Didistribusikan)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman588
C.02.2Proses Bisnis Penerbitan SPMIB
1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk memberikan imbalan bunga kepada Wajib Pajak melalui penerbitan SPMIB atas
keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajakkepada Wajib Pajak, keterlambatan penerbitansurat
ketetapan pajaklebih bayar, atau diterimanya keberatan/banding/peninjauan kembali yang menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak
2. Kriteria Sukses Penerbitan dan penyampaian SKPPIB dan SPMIB ke KPPN sebagai dasar pemberian imbalan bunga kepada Wajib
Pajak
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan KonsultasiI;
Seksi Pelayanan; dan
Seksi Penagihan.
4. Input Produk Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga
5. Output Produk Surat Keputusan Perhitungan Pemberian Imbalan Bunga (SKPPIB);
Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB);
Surat Setoran Pajak (SSP); dan
6. Dasar Hukum/ Peraturan Menteri Keuangan Nomor226/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pemberian Imbalan
Aturan Terkait Bungas.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.03/2015
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-89/PJ/2006 tentang Tata Cara Pembatalan/Penggantian Surat
Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) dan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB) yang
Tidak Dapat Diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
7. SOP KPP70-0080 Tentang Tata Cara Penerbitan Pengganti SPMKP/SPMIB Pengganti Karena Lewat Waktu/Daluwarsa
KPP70-0081 Tentang Tata Cara Penerbitan Pengganti SPMKP/SPMIB Yang Rusak/Salah (Yang Telah
Didistribusikan)
KPP70-0082 Tentang Tata Cara Penerbitan Pengganti SPMKP/SPMIB Yang Rusak/Salah (Yang Belum
Didistribusikan)
C.02.3Proses Bisnis Pemindahbukuan (Pbk)
1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk memindahbukukan penerimaan pajak untuk dibukukan pada penerimaan pajak yang
sesuai.
2. Kriteria Sukses Penerbitan Bukti Pemindahbukuan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman589
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan KonsultasiI;
Seksi Pelayanan; dan
Seksi Pengolahan Data dan Informasi.
4. Input Produk Permohonan Pemindahbukuan
5. Output Produk Bukti Pemindahbukuan

6. Dasar Hukum/ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak
Aturan Terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-59/PJ/2012 tentang Tata Usaha Penerimaan dan Restitusi Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak NomorSE-26/PJ.9/1991 tentang Petunjuk Teknis Pemindahbukuan (Pbk)
7. SOP KPP70-0051 Tentang Tata Cara Penyelesaian Pemindahbukuan (Pbk)
KPP30-0059 Tentang Tata Cara Penerusan Permohonan Pemindahbukuan ke KPP Tempat Wajib Pajak Terdaftar
KPP20-0006 tentang Tata Cara Pembuatan Dan Penyampaian Surat Perhitungan (SPH) Kirim Ke Kantor Pelayanan
Pajak Lain

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman590
C.03Proses Bisnis Pelaporan dan Evaluasi Penerimaan
1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk membuat laporan penerimaan pajak neto yang berasal dari data penerimaan pajak yang
telah melalui proses penyesuaian dan melakukan evaluasi atas kinerja penerimaan tahun pajak berjalan
2. Kriteria Sukses Penyelesaian pembuatan laporan penerimaan pajak yang dapat memberikan informasi kinerja penerimaan pajak
pada tahun berjalan sebagai pendukung pembuatan kebijakan extra effort dan kinerja penerimaan akhir tahun pajak.
3. Proses Owner Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan
Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak
Seksi Pengolahan Data dan Informasi, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Produk Data Pembayaran Pajak
Laporan Hasil Analisis
Portal MPN Rekon
Data Pemindahbukuan
Data SPMKP
Data SPMIB
Laporan Kas Posisi
5. Output Produk Laporan Penerimaan Pajak Nasional
Laporan Analisis Penerimaan
Proyeksi/Prognosa Penerimaan Pajak
Data SAI DJP
6. Dasar Hukum/ Peraturan Menteri KeuanganNomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
Aturan Terkait Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-148/PJ./2007 tentang Pelaksanaan Modul Penerimaan Negara
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-89/PJ/2006 tentang Tata Cara Pembatalan/Penggantian Surat
Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) dan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB) yang
Tidak Dapat Diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-49/PJ/2007 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-149/PJ/2007 tentang Pelaksanaan Modul Penerimaan Negara.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-59/PJ/2012 tentang Tata Usaha Penerimaan dan Restitusi Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman591
6. Ruang Lingkup Evaluasi Penerimaan Pajak Berjalan
Proses Penyusunan Laporan Penerimaan KPP
Penyusunan Laporan Penerimaan Nasional

C.03.1Proses Bisnis Evaluasi Penerimaan Pajak Berjalan


1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja penerimaan pajak dibandingkan kondisi
perekonomian nasional pada tahun berjalan secara berkala.
2. Kriteria Sukses Terciptanya formula atau langkah antisipatif untuk menindaklanjuti hasil evaluasi pengukuran kinerja penerimaan
pajak pada tahun berjalan.
3. Proses Owner Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan

4. Input Produk Data Pembayaran Pajak


Laporan Hasil Analisis
Portal MPN Rekon
Data Pemindahbukuan
Data SPMKP
Data SPMIB
5. Output Produk Proyeksi / Prognosa Penerimaan Pajak

6. Dasar Hukum/ Peraturan Menteri KeuanganNomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
Aturan Terkait

7. SOP KPH43-0004 Tentang Tata Cara Penyiapan Analisis Penerimaan Pajak Bulanan DJP
KPH10-0002 Tentang Tata Cara Analisis Bulanan Penerimaan Perpajakan Sektoral dan Menyajikannya ke Badan
Kebijakan Fiskal (BKF)
KPH10-0006 tentang Analisis Penerimaan Perpajakan Per Kanwil Per Sektor

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman592
C.03.2Proses Bisnis Penyusunan Laporan Penerimaan KPP
1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk menatausahakan data penerimaan pajak dan data penyesuaiannya untuk menghasilkan
informasi jumlah penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak.
2. Kriteria Sukses Penyelesaian laporan penerimaan pajak tahun berjalan dan akhir tahun pajak yang dapat memberikan informasi
kinerja penerimaan pajak pada tahun berjalan dan kinerja penerimaan akhir tahun pajak
3. Proses Owner Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

4. Input Produk Data Pembayaran Pajak


Portal MPN Rekon
Data Pemindahbukuan
Data SPMKP
Data SPMIB
5. Output Produk Laporan Penerimaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak

6. Dasar Hukum/ Peraturan Direktur Jenderal Pajak NomorPER-148/PJ./2007 tentang Pelaksanaan Modul Penerimaan Negara
Aturan Terkait Peraturan Direktur Jenderal Pajak NomorPER-89/PJ/2006 tentang Tata Cara Pembatalan/Penggantian Surat
Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) dan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB) yang
Tidak Dapat Diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak NomorSE-49/PJ/2007 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-149/PJ/2007 tentang Pelaksanaan Modul Penerimaan Negara.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak NomorSE-59/PJ/2012 tentang Tata Usaha Penerimaan dan Restitusi Pajak
7. SOP KPP50-0014 Tentang Tata Cara Penyusunan Laporan Penyelesaian Permohonan Restitusi PPN, PPnBM dan PTLL
di Kantor Pelayanan Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman593
C.03.3Proses Bisnis Penyusunan Laporan Penerimaan Nasional
1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk menatausahakan data penerimaan pajak dan penyesuaiannya serta melakukan
rekonsiliasi antara laporan penerimaan pajak dengan data realisasi penerimaan dari Direktorat Jenderal
Perbendaharaan untuk mengukur kinerja penerimaan pajak secara nasional.
2. Kriteria Sukses Penyelesaian laporan penerimaan pajak tahun berjalan yang dapat memberikan informasi untuk mendukung
pembuatan kebijakan extra effort dan penyelesaian laporan penerimaan pajak pada akhir tahun sebagai gambaran
kinerja penerimaan akhir tahun pajak.
3. Proses Owner Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan
Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak
4. Input Produk Laporan Penerimaan Pajak KPP
Data Pemindahbukuan
Data SPMKP
Data SPMIB
Laporan Kas Posisi
5. Output Produk Laporan Penerimaan Pajak Nasional

6. Dasar Hukum/ Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-59/PJ/2012 tentang Tata Usaha Penerimaan dan Restitusi Pajak
Aturan Terkait

7. SOP KPH40-0001 tentang Tata Cara Pengawasan dan Evaluasi Penerimaan Pajak
KPH40-0002 Tentang Tata Cara Penyusunan dan Evaluasi Laporan Penerimaan Pajak
KPH40-0004 Tentang Tata Cara Penyusunan Laporan Penerimaan Sektor Retail
KPH41-0001 Tentang Tata Cara Penyusunan Laporan Penerimaan PPh Dalam Bentuk Dollar Amerika Serikat
KPH43-0005 Tentang Tata Cara Penyiapan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak
KPH44-0002 Tentang Tata Cara Penyusunan Konsep Laporan Penerimaan Pajak Sebagai Bahan Untuk
Mengetahui Perkembangan Penerimaan PBB dan BPHTB
KPA33-0016 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Internal Data Laporan Keuangan Unit Eselon I Direktorat Jenderal
Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman594
Matriks Keberatan
PENERIMAAN PERMOHONAN KEBERATAN
Definisi Proses yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak untuk menerima dan mengirimkan kepada unit yang
berwenang untuk melakukan penelitian sesuai kewenangannya, baik Pasal 25 UU KUP maupun Pasal 15 UU
PBB.
Kriteria Sukses Dokumen permohonan keberatan yang diajukan Wajib Pajak dapat diterima dan diberi tanda terima sesuai
dengan jenis surat permohonan dan tanggal penyampaian, kelengkapan dokumen SPT, dokumen hasil
pemeriksaan dapat melengkapi permohonan keberatan Wajib Pajak, dan mengirimkan kepada Unit Peneliti
Keberatan yang berwenang.
Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak
Input Produk Surat Permohonan Keberatan, LHP dan KKP, SPT Wajib Pajak
Output Produk Berkas Keberatan, Bukti Penerimaan Surat, Informasi Penerimaan Surat Keberatan atas SKP
Ruang Lingkup Proses Penerimaan Permohonan Keberatan
Penyiapan Dokumen Perpajakan dan Distribusi Kanwil
D.01.1 Penerimaan Permohonan Keberatan
Definisi Proses yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak untuk menerima dokumen permohonan keberatan dan
membuat daftar dokumen yang dilampirkan.
Kriteria Sukses Dokumen permohonan dapat diterima dan diberikan tanda terima sesuai dengan jenis permohonan keberatan
dan tanggal sesuai tanggal penyampaian permohonan.
Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (Seksi Pelayanan)
Input Produk Dokumen Permohonan Keberatan
Output Produk Berkas Keberatan dan Tanda Terima
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP KPP30-0050
D.01.2 Penyiapan Dokumen Perpajakan dan Distribusi ke KPP/Kanwil/KPDJP
Definisi Proses yang dilakukan oleh KPP untuk menyiapkan dokumen yang diperlukan dalam proses keberatan baik yang
berasal dari Wajib Pajak maupun dari sistem perpajakan dan mengirimkannya kepada Unit Penelitian Keberatan.
Kriteria Sukses Dokumen yang diperlukan dalam proses penelitian keberatan dapat disediakan lengkap dan dikirim kepada pihak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman595
yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (Seksi Pelayanan)
Input Produk Berkas Keberatan, tanda terima, SPT Wajib Pajak, LHP dan KKP
Output Produk Berkas Keberatan lengkap dengan dokumen pendukung
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP KPP30-0051

PERSIAPAN PELAKSANAAN PENELITIAN


Definisi Proses yang dilakukan oleh Kanwil untuk menatausahakan penerimaan berkas keberatan dari KPP, menugaskan
Tim Peneliti dengan Surat Tugas, dan meneliti pemenuhan persyaratan keberatan, serta mempersiapkan hal-hal
yang diperlukan sebelum memulai proses penelitian Keberatan.
Kriteria Sukses Penelitian persyaratan sesuai dengan daftar persyaratan yang diatur dalam aturan yang berlaku.
Proses Owner Kantor Wilayah DJP (Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding / Bidang Keberatan dan Banding)
Input Produk Berkas Keberatan dan tanda terima, Data Pembayaran sejumlah yang disetujui dalam pembahasan akhir
pemeriksaan, Laporan Hasil Penilaian khusus keberatan PBB.
Output Produk Berkas Keberatan, tanda terima, surat pemberitahuan surat keberatan tidak memenuhi persyaratan, berkas
keberatan lengkap
Ruang Lingkup Proses Penerimaan Berkas Keberatan dari KPP
Menugaskan Tim Peneliti dengan Surat Tugas
Penelitian Persyaratan Keberatan
D.02.1 Penerimaan Berkas Keberatan dari KPP
Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP sesuai kewenangannya untuk meneliti kelengkapan berkas keberatan dan
kewenangan penyelesaiannya dan penentuan nama Petugas sebagai Tim Peneliti Keberatan
Kriteria Sukses Berkas yang diterima lengkap dan diterima dalam batas waktu sesuai aturan yang berlaku serta diterima oleh unit
yang berwenang melakukan penyelesaian sesuai aturan pelimpahan wewenang Dirjen Pajak, penunjukan
petugas yang tepat untuk melakukan penelitian persyaratan keberatan.
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Berkas Keberatan lengkap dan tanda terima

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman596
Output Produk Berkas keberatan lengkap dan Daftar Nama Tim Peneliti
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
D.02.2 Menugaskan Tim Peneliti dengan Surat Tugas
Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP sesuai kewenangannya untuk memilih tim peneliti dan menerbitkan surat
tugas kepada pegawai yang telah ditentukan namanya dalam proses sebelumnya.
Kriteria Sukses Tim Peneliti yang dipilih sesuai dengan beban kerja dan kompetensi sesuai dengan jenis kasus keberatan
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Berkas keberatan lengkap dan Daftar nama Tim Peneliti
Output Produk Berkas keberatan lengkap dan Surat Tugas
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
D.02.3 Penelitian Berkas Keberatan
Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP untuk meneliti pemenuhan persyaratan formal dan material dari suatu surat
keberatan yang diajukan Wajib Pajak
Kriteria Sukses Hanya surat keberatan yang memenuhi persyaratan yang dapat dilanjutkan ke proses berikutnya
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Berkas Keberatan lengkap, Data Pembayaran, LHP, dan Surat Tugas
Output Produk Berkas Keberatan lengkap, Surat Pemberitahuan Tidak Memenuhi Persyaratan
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman597
Direktorat Transformasi Proses Bisnis
Halaman598
PELAKSANAAN PENELITIAN KEBERATAN
Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP untuk melakukan proses penelitian Keberatan dengan cara meneliti,
menganalisis, meminta keterangan, Pembahasan dengan Wajib Pajak, Pemeriksa atau pihak lain yang terkait,
membuat Kertas Kerja Penelitian dan Konsep Laporan Penelitian Keberatan dan seterusnya sampai dengan
diterbitkan Surat Keputusan Keberatan berupa mengabulkan seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah
besarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar.
Kriteria Sukses Penelitian dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, surat keputusan Keberatan diterbitkan
sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Berkas keberatan yang memenuhi persyaratan
SPT Wajib Pajak
Data ber-NPWP
LHP, saran/rekomendasi (dari proses pemeriksaan tujuan lain)
Laporan Penelitian Pencabutan Pengajuan Keberatan
Surat Persetujuan Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan
Surat Penolakan Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan
Output Produk Surat Keputusan Keberatan
Formulir Peminjaman Dokumen SPT
Permohonan Peminjaman Dokumen Fisik
Pengantar Pengembalian Dokumen Fisik
Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain dalam Rangka Keberatan
Permintaan Rekomendasi Nilai
Ruang Lingkup Proses Meneliti Berkas
Meminta dan menganalisis data/keterangan
Pembuatan Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain dalam Rangka Keberatan
Pembuatan Usulan Peninjauan ke Lokasi Wajib Pajak
Pembahasan Awal Senketa Pajak
Membuat Kertas Kerja Penelitian dan konsep Laporan Penelitian Keberatan
Pembahasan oleh Tim Pembahas
Pembahasan Akhir Sengketa Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman599
Penerbitan Surat Keputusan Keberatan
D.03.1 Meneliti Berkas
Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP untuk meneliti dan menganalisis berkas keberatan dan menuangkan
hasilnya dalam bentuk matriks sengketa
Kriteria Sukses Matriks sengketa dibuat dengan akurat dan menampilkan resume perhitungan pajak menurut Wajib Pajak dan
menurut Fungsional Pemeriksa.
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Berkas keberatan yang memenuhi persyaratan
Laporan Penelitian Pencabutan Pengajuan Keberatan
Surat Persetujuan Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan
Surat Penolakan Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan
Output Produk Resume Sengketa Pajak (Matriks Sengketa)
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP KWL60-0031
D.03.2 Meminta dan Menganalisis Data / Keterangan
Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP sesuai kewenangannya untuk meminta penjelasan dan/atau keterangan
dan/atau pembuktian tentang dasar perhitungan yang disertai buku, catatan, data, dan informasi dalam bentuk
hardcopy atau softcopy kepada Wajib Pajak
Kriteria Sukses Wajib Pajak memberikan data/informasi relevan yang dibutuhkan
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Resume Sengketa Pajak (Matriks Sengketa)
SPT Wajib Pajak
Data ber-NPWP
Output Produk Data/Keterangan WP/Pemeriksa/AR/Pihak Lain yang diusulkan Pemeriksaan Tujuan Lain
Data/Keterangan WP/Pemeriksa/AR/Pihak Lain yang diusulkan Peninjauan ke Lokasi WP
Data/Keterangan WP/Pemeriksa/AR/Pihak Lain yang tidak diusulkan Pemeriksaan Tujuan Lain dan Peninjauan
ke Lokasi WP
Formulir Peminjaman Dokumen SPT

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman600
Permohonan Peminjaman Dokumen Fisik
Pengantar Pengembalian Dokumen Fisik
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP KWL60-0035
D.03.3 Pembuatan Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain dalam Rangka Keberatan
Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP sesuai kewenangannya untuk mengajukan usul dilakukannya pemeriksaan
dalam rangka keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Kriteria Sukses Pengajuan usul pemeriksaan tujuan lain dalam rangka keberatan dengan alasan yang relevan.
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Data/Keterangan WP/Pemeriksa/AR/Pihak Lain yang diusulkan Pemeriksaan Tujuan Lain
Output Produk Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain dalam Rangka Keberatan
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP KWL60-0035
D.03.4 Pembuatan Usulan Peninjauan ke Lokasi Wajib Pajak
Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP sesuai kewenangannya untuk menugaskan tim peneliti meninjau ke tempat
Wajib Pajak.
Kriteria Sukses Tim Peneliti membuat laporan peninjauan di lokasi WP sesuai dengan tujuan dilakukannnya Tinjauan ke lokasi
Wajib Pajak
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Data/Keterangan WP/Pemeriksa/AR/Pihak Lain yang diusulkan Peninjauan ke Lokasi WP
Output Produk Laporan Peninjauan di Lokasi WP
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP KWL60-0035
D.03.5 Pembahasan Awal Sengketa Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman601
Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP sesuai kewenangannya untuk memanggil Wajib Pajak dan/atau Pemeriksa
Pajak atau pihak lain yang terkait untuk melakukan pembahasan sengketa pajak
Kriteria Sukses Pembahasan Awal Sengketa Pajak dihadiri oleh para pihak yang diminta untuk hadir.
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Data/Keterangan WP/Pemeriksa/AR/Pihak Lain yang tidak diusulkan Pemeriksaan Tujuan Lain dan Peninjauan
ke Lokasi WP
Laporan Peninjauan di Lokasi WP
LHP, Saran / Rekomendasi (dari Proses Pemeriksaan Tujuan Lain)
Output Produk Berita Acara Pembahasan, Kesimpulan Awal
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP KWL60-0035
D.03.6 Membuat Kertas Kerja Penelitian dan Konsep Laporan Penelitian
Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP sesuai kewenangannya untuk membuat Kertas Kerja Penelitian dan Konsep
Laporan Penelitian yang memuat hasil penelitian keberatan.
Kriteria Sukses KKP dan konsep LPP dibuat berdasarkan proses penelitian terhadap buku, catatan, dokumen, data dan informasi
yang tercantum dalam Bukti Peminjaman
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Berita Acara Pembahasan, Kesimpulan Awal
Output Produk Kertas Kerja Penelitan, Konsep Laporan Penelitian Keberatan, Konsep SPUH yang memenuhi kriteria
Pembahasan
Kertas Kerja Penelitan, Konsep Laporan Penelitian Keberatan, Konsep SPUH yang tidak memenuhi kriteria
Pembahasan
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP KWL60-0027
D.03.7 Pembahasan oleh Tim Pembahas
Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP sesuai kewenangannya untuk membahas sengketa pajak sebelum

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman602
diterbitkannya Surat Pemberitahuan Untuk Hadir (SPUH)
Kriteria Sukses Laporan Hasil Pembahasan membantu dalam proses penyelesaian keberatan
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Kertas Kerja Penelitan, Konsep Laporan Penelitian Keberatan, Konsep SPUH yang memenuhi kriteria
Pembahasan
Output Produk Laporan Hasil Pembahasan
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-101/PJ/2011 tentang Pengantar Keputusan Menteri Keuangan Nomor
328/KMK.03/2011 Tentang Penetapan Tata Cara Pembahasan Keberatan dan Reviu atas Keputusan Keberatan
dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-336/PJ/2011 tentang Penetapan Tata Cara Pembahasan
Keberatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SOP KWL60-0039, KWL60-0040, KPG10-0019, KPG10-0020


D.03.8 Pembahasan Akhir Sengketa Pajak
Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP sesuai kewenangannya untuk meminta Wajib Pajak hadir guna memberikan
keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai keberatan Wajib Pajak menggunakan Surat Pemberitahuan
untuk Hadir (SPUH)
Kriteria Sukses Wajib Pajak menghadiri pembahasan akhir sengketa pajak dan memberi tanggapan
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Kertas Kerja Penelitan, Konsep Laporan Penelitian Keberatan, Konsep SPUH yang tidak memenuhi kriteria
Pembahasan
Laporan Hasil Pembahasan
Output Produk Berita Acara
Kertas Kerja Penelitian dan Laporan Penelitian Keberatan
Konsep Surat Keputusan Keberatan
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman603
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP KWL60-0027
D.03.9 Penerbitan Surat Keputusan Keberatan
Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP sesuai kewenangannya untuk menerbitkan Surat Keputusan Keberatan dan
mengirimkan kepada KPP penerbit surat ketetapan pajak
Kriteria Sukses Surat Keputusan Keberatan diterbitkan sebelum tanggal jatuh tempo penyelesaian keberatan
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Berita Acara
Kertas Kerja Penelitian dan Laporan Penelitian Keberatan
Konsep Surat Keputusan Keberatan
Output Produk Surat Keberatan
Surat Keputusan Keberatan
Permintaan Rekomendasi Nilai
Pengantar Pengembalian Dokumen
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP KWL60-0027

PENCABUTAN KEBERATAN
Definisi Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pencabutan keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak, untuk
keberatan sesuai pasal 25 UU KUP diajukan sebelum diterbitkan Surat panggilan Untuk Hadir (SPUH) sedangkan
untuk keberatan sesuai pasal 15 UU PBB diajukan diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan
setelah surat Keberatan diterima dan keputusan Keberatan belum diterbitkan.
Kriteria Sukses Pencabutan Keberatan diteliti dan diputuskan untuk diterima atau tidak diterima sesuai dengan aturan yang
berlaku
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Permohonan Pencabutan Keberatan
Output Produk Laporan Sumir

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman604
Laporan Penelitian Pencabutan Pengajuan KeberatanSumir
Surat Permohonan Pencabutan Pengajuan keberatan Tidak Memenuhi Persyaratan
Surat Persetujuan Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan
Surat Penolakan Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan
Ruang Lingkup Proses Menerima dan Meneliti Permohonan Pencabutan Keberatan
Membuat Laporan Sumir Keberatan dan Menghentikan Pelaksanaan Penelitian Keberatan
D.04.1 Menerima dan Meneliti Permohonan Pencabutan Keberatan

Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP untuk menerima permohonan pencabutan keberatan dan meneliti
pemenuhan persyaratan pencabutan keberatan yang diajukan Wajib Pajak
Kriteria Sukses Pegawai ditunjuk berdasarkan kompetensi dan beban kerja
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Permohonan Pencabutan Keberatan
Output Produk Surat Permohonan Pencabutan Keberatan Memenuhi Persyaratan
Surat Permohonan Pencabutan Keberatan Memenuhi Tidak Persyaratan
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP KWL60-0034
D.04.2 Membuat Laporan Sumir Keberatan dan Menghentikan Pelaksanaan Penelitian Keberatan

Definisi Peneliti membuat Laporan Penelitian Keberatan berdasarkan permohonan pencabutan pengajuan keberatan
(sumir) yang dilampiri dengan Surat Permohonan Pencabutan Keberatan dan Surat Permohonan Pencabutan
Surat Keberatan Memenuhi Persyaratan dan tanpa menerbitkan Surat Keputusan Keberatan
Kriteria Sukses Laporan Penelitian Keberatan Sumir dibuat untuk menghentikan Penelitian Keberatan tanpa penerbitan Surat
Keberatan.
Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan dan Banding / Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding)
Input Produk Surat Pencabutan Keberatan Memenuhi Persyaratan
Output Produk Laporan Sumir
Laporan Penelitian Pencabutan Pengajuan KeberatanSumir

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman605
Surat Persetujuan Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan
Surat Penolakan Permohonan Pencabutan Pengajuan Keberatan
Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Terkait Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-11/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
SOP KWL60-0034

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman606
Matriks Non Keberatan
PROSES BISNIS KODE SUB PROSES KODE
Non Keberatan E Penerimaan Permohonan Psl.16 dan Psl.36 (1) UU KUP & Psl. 19 dan 20 UU PBB E.01
Pembuatan Usulan Psl. 16/36 UU KUP Secara Jabatan E.02
Persiapan Pelaksanaan Penelitian E.03
Pelaksanaan Penelitian Pembetulan (Psl. 16 UU KUP) E.04
Pelaksanaan Penelitian Psl. 36 (1) UU KUP & Psl. 19 dan 20 UU PBB E.05
Penelaahan Sejawat (Peer Review ) E.06
6.1. Penentuan Nama Tim Peer Review & Menugaskan Tim Peer Review E.06.1
dengan Surat Tugas
6.2. Pelaksanaan Penelaahan Sejawat (Peer Review) E.06.2
6.3. Tindak Lanjut Penelaahan Sejawat (Peer Review ) E.06.3
Pencabutan Permohonan Pasal 36(1) UU KUP E.07
7.1. Penerimaan Permohonan Pencabutan E.07.1
7.2. Penelitian Permohonan, Pembuatan Laporan Sumir Non Keberatan dan E.07.2
Penghentian Penelitian

E. PROSES BISNIS NON KEBERATAN


Definisi Kelompok proses bisnis yang menggambarkan rangkaian aktivitas dalam rangka penerimaan permohonan Non
Keberatan (Pasal 16 dan 36 (1) KUP & Pasal 19 dan 20 UU PBB), Persiapan Pelaksanaan Penelitian Non
Keberatan, Pelaksanaan Penelitian Non Keberatan dan evaluasi atas Surat Keputusan Non Keberatan serta
usulan pembetulan (pasal 16 UU KUP) dan Pengurangan-Penghapusan-Pembatalan (pasal 36 ayat (1) UU KUP)
Secara Jabatan.
Proses Owner Subdirektorat Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding
Subdirektorat Kepatuhan Internal, Direktorat KITSDA
Bidang Keberatan, Banding dan Pengurangan, Kantor Wilayah DJP
Kantor Pelayanan Pajak
Input Permohonan Non Keberatan dan Permohonan Pencabutan (Wajib Pajak)
Surat Keputusan Keberatan (D. Keberatan)
Usulan Pembetulan atau Pembatalan STP/SKP dan Usulan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman607
secara Jabatan (G. Pengawasan)
LHP dan SKPKB/SKPKBT/SKPN/SKPLB/SKP PBB/STP (I. Pemeriksaan)
Data dan Image SPT, SPT Wajib Pajak (M. Pengelolaan SPT)
Data ber–NPWP (N. Pengolahan Data Pihak Ketiga)
Output Surat Keputusan Pembetulan/
Pengurangan/Penghapusan/Pembatalan (Wajib Pajak, L. Penagihan, B. Layanan
Administrasi)
Alket (N. Pengolahan Data Pihak Ketiga)
Formulir Peminjaman Dokumen SPT (M. Pengelolaan SPT)
Surat Permohonan Pencabutan Tidak Memenuhi Persyaratan (Wajib Pajak)
Ruang Lingkup Proses Penerimaan Permohonan Pasal 16/36 (1) UU KUP & Pasal 19/20 UU PBB
Pembuatan Usulan Pasal16/36 (1) UU KUP & Pasal 19/20 UU PBB Secara Jabatan
Persiapan Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Pembetulan (Pasal 16 UU KUP)
Pelaksanaan Penelitian Pasal 36 (1) UU KUP & Psl. 19/20 UU PBB
Penelaahan Sejawat (Peer Review)
Pencabutan Permohonan Pasal 36 (1) UU KUP

E.01 PENERIMAAN PERMOHONAN PASAL 16/36 (1) UU KUP & PASAL 19/20 UU PBB
1. Definisi Proses yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak untuk menerima, dokumen permohonan non keberatan dan
mengirimkan kepada unit yang berwenang untuk melakukan penelitian sesuai kewenangannya, baik pasal 16 dan 36
ayat (1) UU KUP maupun pasal 19 dan 20 UU PBB
2. Kriteria Sukses Dokumen permohonan Non Keberatan yang diajukan Wajib Pajak dapat diterima dan diberi tanda terima dan
mengirimkan kepada unit peneliti yang berwenang
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Produk Permohonan Non Keberatan (Wajib Pajak)
Data dan Image SPT, SPT Wajib Pajak (M. Pengelolaan SPT)
5. Output Produk Berkas Permohonan, Tanda Terima dan Kelengkapan Lain
Dokumen, Data, dan/atau Informasi
Formulir Peminjaman Dokumen SPT
6. Dasar Hukum / Aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman608
terkait Perpajakan.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-297/PJ./2002 tentang Pelimpahan Wewenang Direktur Jenderal
Pajak kepada para Pejabat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-11/PJ/2013.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 111/PMK.03/2009 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan
Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dan
Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Bumi dan
Bangunan, Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan, atau Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yang tidak Benar.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembetulan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-56/PJ/2009 s.t.d.t.d. PER-17/PJ/2012 tentang Tata Cara Pengajuan
dan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan
Bangunan, dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan, dan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang tidak Benar.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-97/PJ/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengajuan dan
Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan,
dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi
dan Bangunan, dan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang tidak Benar.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat
Tagihan Pajak.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-41/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembetulan.
7 SOP SOP KPP70-0093 Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi PBB,
dan Pengurangan atau Pembatalan SPPT, SKP PBB, dan STP PBB, yang tidak Benar pada KPP Pratama
Lampiran I SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi (pasal 36 ayat (1) huruf a).
Lampiran II SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Ketetapan Pajak yang Tidak Benar (pasal 36 ayat (1) huruf b).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman609
Lampiran III SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 Undang-Undang KUP yang Tidak Benar (Pasal 36 ayat
(1) huruf c).
Lampiran IV SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak dari
Hasil Pemeriksaan atau Verifikasi (pasal 36 ayat (1) huruf d)
Lampiran I SE-41/PJ/2015 tentang Prosedur Penanganan dan Penyelesaian Permohonan Pembetulan dan
Pembetulan Secara Jabatan

E.02 PEMBUATAN USULAN PASAL16/36 (1) UU KUP & PASAL 19/20 UU PBB SECARA JABATAN
1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Jenderal Pajak untuk membuat usulan pembetulan, pengurangan, penghapusan
atau pembatalan atas suatu Surat Keputusan sesuai dengan kesalahan yang ditemukan di lapangan maupun
berdasarkan rekomendasi dari proses penelaahan sejawat.
2. Kriteria Sukses Usulan pembetulan, pengurangan, penghapusan, atau pembatalan selesai dibuat dan dapat diteruskan ke proses
Persiapan Pelaksanaan Penellitian.
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Produk Surat Keputusan Keberatan (D. Keberatan)
LHP dan SKPKB/SKPKBT/SKPN/SKPLB/SKP PBB/STP (I. Pemeriksaan)
Usulan Pembetulan atau Pembatalan STP/SKP dan Usulan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
secara Jabatan (G. Pengawasan)
Rekomendasi (E.06)
5. Output Produk Usulan Pembetulan, Pengurangan, Penghapusan, Pembatalan
6. Dasar hukum / aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
terkait Perpajakan.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-297/PJ./2002 tentang Pelimpahan Wewenang Direktur Jenderal
Pajak kepada para Pejabat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman610
terakhir dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-11/PJ/2013.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembetulan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat
Tagihan Pajak.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-41/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembetulan.
7 SOP Lampiran V SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi
Secara Jabatan (pasal 36 ayat (1) huruf a).
Lampiran VI SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak
Yang Tidak Benar Secara Jabatan (pasal 36 ayat (1) huruf b).
Lampiran VII SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Pengurangan Atau Pembatalan Surat Tagihan Pajak
Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 14 Undang-Undang KUP Yang Tidak Benar Secara Jabatan (Pasal 36
ayat (1) huruf c).
Lampiran VIII SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Dari Hasil
Pemeriksaan Atau Verifikasi Secara Jabatan (pasal 36 ayat (1) huruf d)
Lampiran I SE-41/PJ/2015 tentang Prosedur Penanganan dan Penyelesaian Permohonan Pembetulan dan
Pembetulan Secara Jabatan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman611
E.03 PERSIAPAN PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Definisi Proses yang dilakukan di KPP/Kanwil DJP sesuai kewenangannya untuk menyiapkan proses penelitian non
keberatan dan menugaskan pegawai yang ditunjuk untuk melaksanakan penelitian non keberatan
2. Kriteria Sukses Tim Peneliti yang dipilih sesuai dengan beban kerja dan kompetensi sesuai dengan jenis kasus non keberatan
3. Proses Owner Bidang Keberatan, Banding, dan Pengurangan, Kantor Wilayah
Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Produk Berkas Permohonan, Tanda Terima dan Kelengkapan Lain (E.01)
Usulan Pembetulan, Pengurangan, Penghapusan, Pembatalan (E.02)
5. Output Produk Surat Tugas
6. Dasar hukum / aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
terkait Perpajakan.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-297/PJ./2002 tentang Pelimpahan Wewenang Direktur Jenderal
Pajak kepada para Pejabat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-11/PJ/2013.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 111/PMK.03/2009 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan
Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dan
Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Bumi dan
Bangunan, Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan, atau Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yang tidak Benar.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembetulan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-56/PJ/2009 s.t.d.t.d. PER-17/PJ/2012 tentang Tata Cara Pengajuan
dan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan
Bangunan, dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan, dan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang tidak Benar.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-97/PJ/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengajuan dan
Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan,
dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi
dan Bangunan, dan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang tidak Benar.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman612
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat
Tagihan Pajak.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-41/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembetulan.
7 SOP SOP KWL60-0011 Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi PBB,
dan Pengurangan atau Pembatalan SPPT, SKP PBB, dan STP PBB, yang tidak Benar Pada Kanwil DJP.
Lampiran I SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi (pasal 36 ayat (1) huruf a).
Lampiran II SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Ketetapan Pajak yang Tidak Benar (pasal 36 ayat (1) huruf b).
Lampiran III SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 Undang-Undang KUP yang Tidak Benar (Pasal 36 ayat
(1) huruf c).
Lampiran IV SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak dari
Hasil Pemeriksaan atau Verifikasi (pasal 36 ayat (1) huruf d)
Lampiran V SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
secara Jabatan.
Lampiran VI SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Ketetapan Pajak yang Tidak Benar secara Jabatan (pasal 36 ayat (1) huruf b).
Lampiran VII SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 Undang-Undang KUP yang Tidak Benar secara Jabatan
(Pasal 36 ayat (1) huruf c).
Lampiran VIII SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak dari
Hasil Pemeriksaan atau Verifikasi secara Jabatan (pasal 36 ayat (1) huruf d)
Lampiran I SE-41/PJ/2015 tentang Prosedur Penanganan dan Penyelesaian Permohonan Pembetulan dan
Pembetulan Secara Jabatan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman613
E.04 PELAKSANAAN PENELITIAN PEMBETULAN (PASAL 16 UU KUP)
1. Definisi Proses yang dilakukan di KPP/Kanwil DJP sesuai kewenangannya untuk melakukan proses penelitian pembetulan
dengan cara meneliti, menganalisis, meminta keterangan dan seterusnya sampai dengan diterbitkan Surat
Keputusan terkait adanya kesalahan tulis, kesalahan hitung maupun kesalahan penerapan undang-undang dalam
suatu ketetapan atau keputusan
2. Kriteria Sukses Penelitian dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, surat keputusan pembetulan diterbitkan
sesuai dengan analisis terhadap produk hukum yang diajukan pembetulan.
3. Proses Owner KPP /Kantor Wilayah (Bidang Keberatan , Banding dan Pengurangan)
4. Input Produk Surat Tugas (E.03)
5. Output Produk Surat Keputusan Pembetulan
6. Dasar hukum / aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban Perpajakan
terkait Berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun 1983 Tentang KUP Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah
Terakhir Dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2009
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-297/PJ./2002 tentang Pelimpahan Wewenang Direktur Jenderal
Pajak kepada para Pejabat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-11/PJ/2013.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembetulan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-41/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembetulan.
7 SOP Lampiran I SE-41/PJ/2015 tentang Prosedur Penanganan dan Penyelesaian Permohonan Pembetulan dan
Pembetulan Secara Jabatan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman614
E.05 PELAKSANAAN PENELITIAN PASAL 36 (1) UU KUP & PSL. 19/20 UU PBB
1. Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil DJP sesuai kewenangannya untuk melakukan proses penelitian pasal 36 ayat (1)
huruf a, b, c, atau d dengan cara meneliti, menganalisis, meminta keterangan, pembahasan dengan Wajib Pajak,
Pemeriksa atau pihak lain yang terkait, membuat Konsep Laporan Penelitian Non Keberatan dan seterusnya sampai
dengan diterbitkan Surat Keputusan sesuai dengan pasal 36 ayat (1) UU KUP.
2. Kriteria Sukses Penelitian dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, surat keputusan pasal 36 ayat (1) huruf a,
b, c atau d diterbitkan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.
3. Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan , Banding dan Pengurangan)
4. Input Produk Data ber-NPWP (N. Pengolahan Data Pihak Ketiga)
Dokumen, Data dan/atau Informasi (E.01)
Surat Tugas (E.04)
Laporan Sumir (E.07)
5. Output Produk Surat Keputusan Pengurangan/Penghapusan/Pembatalan
Alket
6. Dasar hukum / aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban Perpajakan
terkait Berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun 1983 Tentang KUP Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah
Terakhir Dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2009
Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 111/PMK.03/2009 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan
Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dan
Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Bumi dan
Bangunan, Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan, atau Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yang tidak Benar.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Dan Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Atau Surat Tagihan Pajak.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-297/PJ./2002 tentang Pelimpahan Wewenang Direktur Jenderal
Pajak kepada para Pejabat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-11/PJ/2013.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-56/PJ/2009 s.t.d.t.d. PER-17/PJ/2012 tentang Tata Cara Pengajuan
dan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan
Bangunan, dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman615
Pajak Bumi dan Bangunan, dan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang tidak Benar.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-97/PJ/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengajuan dan
Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan,
dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi
dan Bangunan, dan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang tidak Benar.
Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-17/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan Atau Penghapusan
Sanksi Administrasi Dan Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Atau Surat Tagihan Pajak
7 SOP SOP KWL60-0011 Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi PBB,
dan Pengurangan atau Pembatalan SPPT, SKP PBB, dan STP PBB, yang tidak Benar Pada Kanwil DJP.
Lampiran I SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi (pasal 36 ayat (1) huruf a).
Lampiran II SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Ketetapan Pajak yang Tidak Benar (pasal 36 ayat (1) huruf b).
Lampiran III SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 Undang-Undang KUP yang Tidak Benar (Pasal 36 ayat
(1) huruf c).
Lampiran IV SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak dari
Hasil Pemeriksaan atau Verifikasi (pasal 36 ayat (1) huruf d).
Lampiran V SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
secara Jabatan.
Lampiran VI SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Ketetapan Pajak yang Tidak Benar secara Jabatan (pasal 36 ayat (1) huruf b).
Lampiran VII SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 Undang-Undang KUP yang Tidak Benar secara Jabatan
(Pasal 36 ayat (1) huruf c).
Lampiran VIII SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak dari
Hasil Pemeriksaan atau Verifikasi secara Jabatan (pasal 36 ayat (1) huruf d).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman616
E. 06 PENELAAHAN SEJAWAT (PEER REVIEW )
1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Keberatan dan Banding / Direktorat KITSDA sesuai kewenangannya untuk
melakukan evaluasi atas proses penyelesaian pembetulan, keberatan,pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi, pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak atau surat tagihan pajak, atau pembatalan hasil
pemeriksaan termasuk evaluasi atas tertib administrasi, dan pemenuhan ketentuan perpajakan
2. Kriteria Sukses Pegawai yang ditunjuk untuk melakukan Penelaahan Sejawat didasarkan pada kompetensi dan beban kerja . Proses
Penelaahan Sejawat menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi untuk memperbaiki kualitas Surat Keputusan
3. Proses Owner Subdirektorat Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding
Subdirektorat Kepatuhan Internal, Direktorat KITSDA
4. Input Produk Surat Keputusan Pembetulan/Pengurangan/Penghapusan/Pembatalan yang memenuhi kriteria untuk di lakukan
Penelaahan Sejawat/Peer Review
5. Output Produk Rekomendasi
6. Ruang Lingkup Proses Penentuan Nama Tim Peer Review dan menugaskan Tim Peer Review dengan Surat Tugas
Pelaksanaan Penelaahan Sejawat (Peer Review)
Tindak Lanjut Penelaahan Sejawat (Peer Review)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman617
E.06.1 PENENTUAN NAMA TIM PEER REVIEW DAN MENUGASKAN TIM PEER REVIEW DENGAN SURAT TUGAS
1. Definisi Proses yang dilakukan di Subdirektorat Peninjauan Kembali dan Evaluasi Direktorat Keberatan dan Banding /
Subdirektorat Kepatuhan Internal, Direktorat KITSDA sesuai kewenangannya untuk menentukan pegawai yang
ditugaskan untuk melakukan Peer Review terhadap suatu surat keputusan yang memenuhi kriteria untuk di lakukan
Penelaahan Sejawat / Peer Review
2. Kriteria Sukses Pegawai ditunjuk berdasarkan kompetensi dan beban kerja
3. Proses Owner Subdirektorat Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding
Subdirektorat Kepatuhan Internal, Direktorat KITSDA
4. Input Produk
Surat Keputusan Pembetulan/Pengurangan/Penghapusan/Pembatalan yang memenuhi kriteria untuk di lakukan
Penelaahan Sejawat/Peer Review (E.04 dan E.05)

5. Output Produk Daftar Nama Tim Evaluasi dan Surat Tugas

6. Dasar hukum/aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
terkait Perpajakan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 111/PMK.03/2009 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dan Pengurangan atau
Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Tagihan Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, atau Surat Tagihan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yang tidak Benar.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembetulan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-56/PJ/2009 s.t.d.t.d. PER-17/PJ/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan
Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan, dan
Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan
Bangunan, dan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang tidak Benar.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-97/PJ/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengajuan dan Penyelesaian
Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pengurangan atau

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman618
Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, dan Surat
Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang tidak Benar.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-150/PJ/2010 tentang Prosedur Penelaahan Sejawat (Peer Review )
Atas Proses Penyelesaian Pembetulan, Keberatan, Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi,
Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Atau Surat Tagihan Pajak Yang Tidak Benar, Atau Pembatalan
Hasil Pemeriksaan Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan
Pajak.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-41/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembetulan.
7. SOP Lampiran X dan XI SE-150/PJ./2010
KPG42-0003 Tata Cara Pembentukan Tim Penelaahan Sejawat Dan Pelaksanaan Penelaahan Sejawat Oleh Direktorat
Keberatan Dan Banding
KPK12-0011 Tata Cara Pembentukan Tim Penelaahan Sejawat Dan Pelaksanaan Penelaahan Sejawat Proses Keberatan
dan Non Keberatan Oleh Direktorat KITSDA

E.06.2 PELAKSANAAN PENELAAHAN SEJAWAT (PEER REVIEW)


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Keberatan dan Banding / Direktorat KITSDA sesuai kewenangannya untuk melakukan
proses Evaluasi / Peer Review atas suatu surat keputusan yang memenuhi kriteria dilakukan Evaluasi / Peer Review
2. Kriteria Sukses Proses Evaluasi menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi untuk memperbaiki kualitas Surat Keputusan
3. Proses Owner Subdirektorat Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding
Subdirektorat Kepatuhan Internal, Direktorat KITSDA
4. Input Produk Daftar Nama Tim Evaluasi dan Surat Tugas (E.06.1)
5. Output Produk Laporan Hasil Evaluasi dan Risalah Temuan
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
terkait Perpajakan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 111/PMK.03/2009 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dan Pengurangan atau

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman619
Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Tagihan Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, atau Surat Tagihan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yang tidak Benar.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembetulan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-56/PJ/2009 s.t.d.t.d. PER-17/PJ/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan
Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan, dan
Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan
Bangunan, dan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang tidak Benar.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-97/PJ/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengajuan dan Penyelesaian
Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pengurangan atau
Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, dan Surat
Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang tidak Benar.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-150/PJ/2010 tentang Prosedur Penelaahan Sejawat (Peer Review )
Atas Proses Penyelesaian Pembetulan, Keberatan, Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi,
Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Atau Surat Tagihan Pajak Yang Tidak Benar, Atau Pembatalan
Hasil Pemeriksaan Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan
Pajak.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-41/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembetulan.
7. SOP Lampiran X dan XI SE-150/PJ/2010
KPG42-0003 Tata Cara Pembentukan Tim Penelaahan Sejawat Dan Pelaksanaan Penelaahan Sejawat Oleh Direktorat
Keberatan Dan Banding
KPK12-0011 Tata Cara Pembentukan Tim Penelaahan Sejawat Dan Pelaksanaan Penelaahan Sejawat Proses Keberatan
dan Non Keberatan Oleh Direktorat KITSDA

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman620
E.06.3 TINDAK LANJUT PENELAAHAN SEJAWAT (PEER REVIEW)
1. Definisi Proses yang dilakukan di KPP / Kanwil sesuai kewenangannya untuk melakukan tindak lanjut atas Laporan Hasil Evaluasi
dan/atau Risalah Temuan
2. Kriteria Sukses Tindak lanjut dilakukan sesuai dengan laporan hasil evaluasi dan risalah temuan
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak
Kantor Wilayah (Bidang Keberatan Banding dan Pengurangan)
4. Input Produk Laporan Hasil Evaluasi dan Risalah Temuan (E.06.2)
5. Output Produk Rekomendasi
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
terkait Perpajakan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 111/PMK.03/2009 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dan Pengurangan atau
Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Tagihan Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan, Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, atau Surat Tagihan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yang tidak Benar.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembetulan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-56/PJ/2009 s.t.d.t.d. PER-17/PJ/2012 tentang Tata Cara Pengajuan dan
Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan, dan
Pengurangan atau Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan
Bangunan, dan Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang tidak Benar.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-97/PJ/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengajuan dan Penyelesaian
Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Pengurangan atau
Pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, dan Surat
Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang tidak Benar.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-150/PJ/2010 tentang Prosedur Penelaahan Sejawat (Peer Review )
Atas Proses Penyelesaian Pembetulan, Keberatan, Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi,
Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Atau Surat Tagihan Pajak Yang Tidak Benar, Atau Pembatalan
Hasil Pemeriksaan Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman621
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan
Pajak.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-41/PJ/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembetulan.
7. SOP Lampiran XII dan XIII SE-150/PJ./2010

E. 07 PENCABUTAN PERMOHONAN PASAL 36 (1) UU KUP


1. Definisi Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pencabutan permohonan non keberatan kepada Direktorat Jenderal
Pajak untuk non keberatan sesuai pasal 36 ayat (1) UU KUP yang diajukan sebelum diterbitkan Surat Keputusan
terkait permohonan wajib pajak.
2. Kriteria Sukses Permohonan Pencabutan Permohonan Non Keberatan diteliti dan diputuskan untuk diterima atau tidak diterima
sesuai dengan aturan yang berlaku
3. Proses Owner 1. Bidang Keberatan, Banding, dan Pengurangan, Kantor Wilayah
2. Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Produk Surat Permohonan Pencabutan
5. Output Produk Laporan Sumir
Tanda Terima, Berkas Permohonan
Surat Permohonan Pencabutan Permohonan tidak Memenuhi Persyaratan
6. Ruang Lingkup Proses 1. Penerimaan Permohonan Pencabutan
2. Penelitian Permohonan Pencabutan, Pembuatan Laporan Sumir Non Keberatan dan Penghentian Penelitian

E.07.1 PENERIMAAN PERMOHONAN PENCABUTAN

1. Definisi Proses yang dilakukan di KPP untuk menerima permohonan pencabutan permohonan non keberatan yang diajukan
Wajib Pajak
2. Kriteria Sukses Dokumen permohonan Pencabutan permohonan Non Keberatan yang diajukan Wajib Pajak dapat diterima dan
diberi tanda terima dan mengirimkan berkas kepada unit peneliti yang berwenang

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman622
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Produk Surat Permohonan Pencabutan
5. Output Produk Tanda Terima, Berkas permohonan Pencabutan
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban Perpajakan
terkait Berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun 1983 Tentang KUP Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah
Terakhir Dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2009
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Dan Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Atau Surat Tagihan Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan Atau
Penghapusan Sanksi Administrasi Dan Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Atau Surat
Tagihan Pajak
7 SOP Lampiran I SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi (pasal 36 ayat (1) huruf a).
Lampiran II SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Ketetapan Pajak yang Tidak Benar (pasal 36 ayat (1) huruf b).
Lampiran III SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 Undang-Undang KUP yang Tidak Benar (Pasal 36 ayat
(1) huruf c).
Lampiran IV SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak dari
Hasil Pemeriksaan atau Verifikasi (pasal 36 ayat (1) huruf d).

E.07.2 PENELITIAN PERMOHONAN, PEMBUATAN LAPORAN SUMIR NON KEBERATAN DAN PENGHENTIAN PENELITIAN

1. Definisi Proses yang dilakukan di Kanwil untuk meneliti pemenuhan persyaratan permohonan pencabutan permohonan non
keberatan yang diajukan Wajib Pajak, membuat Laporan Penelitian Permohonan Pencabutan Permohonan Non
Keberatan berdasarkan surat permohonan pencabutan, dan Surat permohonan pencabutan permohonan non
keberatan tidak Memenuhi Persyaratan, tanpa menerbitkan Surat Keputusan Non Keberatan
2. Kriteria Sukses Laporan Penelitian Permohonan Pencabutan permohonan Non Keberatan (Laporan Sumir) dibuat untuk
menghentikan Penelitian Permohonan Non Keberatan tanpa penerbitan Surat Keputusan Non Keberatan.
3. Proses Owner Kantor Wilayah (Bidang Keberatan, Banding, dan Pengurangan)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman623
4. Input Produk Tanda Terima, Berkas Permohonan Pencabutan
5. Output Produk Laporan Penelititan Permohonan Pencabutan Permohonan Non Keberatan (Laporan Sumir)
Surat Permohonan Pencabutan Tidak Memenuhi Persyaratan
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban Perpajakan
terkait Berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun 1983 Tentang KUP Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah
Terakhir Dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2009
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Dan Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Atau Surat Tagihan Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengurangan Atau
Penghapusan Sanksi Administrasi Dan Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Atau Surat
Tagihan Pajak
7 SOP Lampiran I SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi (pasal 36 ayat (1) huruf a).
Lampiran II SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Ketetapan Pajak yang Tidak Benar (pasal 36 ayat (1) huruf b).
Lampiran III SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 Undang-Undang KUP yang Tidak Benar (Pasal 36 ayat
(1) huruf c).
Lampiran IV SE-17/PJ/2014 tentang Prosedur Penyelesaian Permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak dari
Hasil Pemeriksaan atau Verifikasi (pasal 36 ayat (1) huruf d).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman624
Matriks Edukasi
Q.PROSES BISNIS EDUKASI
1. Definisi Proses Bisnis Edukasi merupakan kumpulan proses bisnis yang menggambarkanaktivitas yang
berkaitandenganfungsioperasionaledukasi yaitu pemberian informasi perpajakan kepada masyarakat yang bertujuan
untuk membangun landasan bagi terbentuknya kesadaran, kepedulian dan kepatuhan pajak
2. Proses Owner Direktorat Penyuluhan Perpajakan dan Hubungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Masyarakat(Direktorat P2HUMAS) Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultansi Perpajakan
Kantor Wilayah(Kanwil) (KP2KP)
3. Input Rencana strategis, priorotas dan arah Hasil evaluasi dan analisa kebutuhan Materi, metode/tehnik layanan
kebijakan organisasi edukasi edukasi
Permohonan layanan edukasi Wajib Data mapping WP& Data Usulan Sarana, prasarana dan keuangan
Pajak (WP) Kelas Pajak Pendidikan dan Pelatihan, SDM
Data Wajib Pajak Baru MoU DJP dengan WP/masyarakat Tenaga Penyuluh
4. Output Layanan edukasi Usulan pendidikan dan pelatihan Permohonan penyediaan sarana,
Hasil analisa dan evaluasi edukasi SDM, data dan kebutuhan SDM prasaranan dan keuangan
Data WP telah di Edukasi Edukasi
Materi, Metode/Tehnik Edukasi

5. Ruang Lingkup Proses Perencanaan Edukasi (Q.01)


Kegiatan Edukasi (Q.02)
Materi dan Evaluasi Edukasi (Q.03)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman625
Q.01 Proses Bisnis Perencanaan Edukasi
1. Definisi Perencanaan Edukasi merupakan kelompok proses bisnis dalam merumuskan rencana kerja edukasi Direktorat
Jenderal Pajak.
2. Kriteria Sukses Tersediannya rencana kerja edukasi DJP;
Terpenuhinya kebutuhan SDM edukasi yang kompeten;
Terpenuhinya sarana, prasarana dan keuangan penunjang kegiatan edukasi
3. Proses Owner Direktorat Penyuluhan Perpajakan dan Hubungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Masyarakat(Direktorat P2HUMAS) Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultansi
Kantor Wilayah(Kanwil) Perpajakan (KP2KP)
4. Input Produk Rencana strategis, prioritas dan arah kebijakan organisasi Hasil evaluasi dan analisa kebutuhan edukasi
Data mapping WP dan data usulan kelas pajak MoU DJP dengan WP/masyarakat

5. Output Produk Rencana kerja edukasi DJP


Usulan Pendidikan dan Pelatihan, Data dan Kebutuhan SDM Tenaga Penyuluh
Usulan penyediaa sarana, prasarana dan keuangan
6. Ruang Lingkup Proses Perumusan Edukasi DJP
Perencanaan SDM Edukasi
Perencanaan Sarana dan Prasarana Edukasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman626
Q.01.1 Proses Bisnis Perumusan Edukasi DJP
1. Definisi Perumusan Edukasi DJP merupakan kelompok proses bisnis dalam rangka merumuskan arah kebijakan edukasi
mencakup rencana kerja skala nasional dan regional/lokal
2. Kriteria Sukses Tersedianya arah kebijakan edukasi DJP;
Tersedianya rencana kerja edukasi skala nasional, regional/lokal
3. Proses Owner Seksi Bimbingan Tenaga Penyuluh - Direktorat P2HUMAS Tim Penyuluhan Perpajakan
Seksi Bimbingan Pelayanan, Seksi Bimbingan Kelompok Jabatan Fungsional KP2KP (KP2KP)
Penyuluhan, Seksi Humas Bagian Umum Kanwil
4. Input Produk Rencana strategis, prioritas dan arah kebijakan organisasi Hasil evaluasi dan analisa kebutuhan edukasi
Data mapping WP,data pendaftaran kelas pajak MoU DJP dengan WP/masyarakat

5. Output Produk Rencana kerja edukasi DJP


Kebutuhan SDM dan Peningkatan kompetensi tenaga penyuluh
Usulan penyediaan sarana, prasarana dan keuangan
6. Ruang Lingkup Proses Rencana Kerja Edukasi Skala Nasional
Rencana Kerja Edukasi Skala Regional/Lokal
7. Dasar Hukum/ aturan PER-03/PJ/2013 Pedoman Penyuluhan Perpajakan
terkait SE-05/PJ/2013 Tata Cara Kegiatan Penyuluhan Perpajakan
PMK Nomor 100/PMK.01/2008sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 149/PMK.01/2008
8. SOP KWL50-0019TATA cara penyusunan rencana kerja bidang penyuluhan, pelayanan dan hubungan masyarakat
KPP80-0029tata cara penyelenggaraan rapat kerja nasional penyuluh
KPI12-001tata cara pembuatan rencana operasional bulanan, triwulanan, dan tahunan kegiatan penyuluhan perpajakan
kantor penyuluhan dan pengamatan potensi perpajakan
Q.01.2 Proses Bisnis Perencanaan SDM Edukasi
1. Definisi Perencanaan SDM Edukasi merupakan kelompok proses bisnis yang menatausahakan, merencanakan kebutuhan dan
meningkatkan kompentensi SDM Tenaga Penyuluh
2. Kriteria Sukses SDM Edukasi tersedia sesuai kebutuhan;
SDM Edukasi memiliki kompetensi yang sesuai
3. Proses Owner Seksi Bimbingan Tenaga Penyuluh - Direktorat P2HUMAS

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman627
Seksi Bimbingan Pelayanan, Seksi Bimbingan
Penyuluhan, Seksi Humas Bagian Umum Kanwil
4. Input Produk Hasil evaluasi dan analisa kebutuhan edukasi
Kebutuhan SDM dan peningkatan kompetensi Tenaga
Penyuluh
5. Output Produk SDM Penyuluh
Usul kebutuhan SDM dan peningkatan kompetensi tenaga penyuluh
6. Ruang Lingkup Proses Penatausahaan Tenaga Penyuluh
Peningkatan Kompetensi Tenaga Penyuluh
7. Dasar Hukum/ aturan PER-03/PJ/2013 Pedoman Penyuluhan Perpajakan
terkait SE-05/PJ/2013 Tata Cara Kegiatan Penyuluhan Perpajakan
PMK Nomor 100/PMK.01/2008sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 149/PMK.01/2008
8. SOP KPI12-002Tata Cara Pembuatan Usulan Kebutuhan Diklat Penyuluh
KPI12-004Tata Cara Penyusunan Kalender Diklat Tenaga Penyuluh

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman628
Q.01.3 Proses Bisnis Perencanaan Sarana dan Prasarana Edukasi
1. Definisi Perencanaan SDM Edukasi merupakan kelompok proses bisnis yang merencanakan kebutuhan materi, metoda/tehnik
dan sarana prasarana edukasi
2. Kriteria Sukses Materi, metode, tehik edukasi tersedia;
Sarana dan Prasarana edukasi terpenuhi;
3. Proses Owner Seksi Materi Penyuluhan - Direktorat P2HUMAS Direktorat TPB
Direktorat PP I Tim Penyuluhan Perpajakan
4. Input Produk Hasil evaluasi dan analisa kebutuhan edukasi
Kebutuhan sarana dan prasarana edukasi
5. Output Produk Materi, metode/tehnik edukasi
Permohonan penyediaan sarana, prasarana dan keuangan
6. Ruang Lingkup Proses Metode dan Materi Edukasi
Sarana dan Prasarana Edukasi
7. Dasar Hukum/ aturan PER-03/PJ/2013 Pedoman Penyuluhan Perpajakan
terkait SE-05/PJ/2013 Tata Cara Kegiatan Penyuluhan Perpajakan
PMK Nomor 100/PMK.01/2008sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 149/PMK.01/2008
8. SOP KPI11-001 Tata Cara Pembuatan Key Note Speech
KPI11-002 Tata Cara Pembuatan Materi Sosialisasi Direktur Jenderal Pajak
KPI11-003Tata Cara Pemilihan Metode Dan Penyiapan Materi Penyuluhan
KPI13-007Tata Cara Penyusunan Rancangan Sarana Penyuluhan
KPI13-008 Tata Cara Pendistribusian Cetak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman629
Q.02. Proses Bisnis Kegiatan Edukasi
1. Definisi Kegiatan Edukasi merupakan kelompok proses bisnis penyampain layanan edukasi kepada Wajib Pajak/masyarakat
2. Kriteria Sukses Wajib Pajak/masyarakat menerima layanan edukasi yang sesuai dengan kebutuhannya;
Layanan edukasi dapat diakses dengan mudah oleh Wajib Pajak/masayrakat;
3. Proses Owner Direktorat Penyuluhan Perpajakan dan Hubungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Masyarakat(Direktorat P2HUMAS) Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultansi
Kantor Wilayah(Kanwil) Perpajakan (KP2KP)
4. Input Produk Permohonan layanan edukasi Materi, metoda, tehnik edukasi
Hasil evaluasi dan analisa kebutuhan edukasi Data wajib pajak baru
Rencana kerja edukasi Sarana, prasarana dan keuangan
5. Output Produk Layanan edukasi
Laporan kegiatan/evaluasi
Data WP yang diedukasi
6. Ruang Lingkup Proses Edukasi Langsung
Edukasi Tidak langsung
7. Dasar Hukum/ aturan PER-03/PJ/2013 Pedoman Penyuluhan Perpajakan
terkait SE-05/PJ/2013 Tata Cara Kegiatan Penyuluhan Perpajakan
PMK Nomor 100/PMK.01/2008sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 149/PMK.01/2008
8. SOP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman630
Q.02.1 Proses Bisnis Edukasi Langsung
1. Definisi Edukasi Langsung merupakan kelompok proses bisnis penyampain layanan edukasi secara langsung kepada Wajib
Pajak/masyarakat meliputi penyampaian penyuluhan dan konsultasi
2. Kriteria Sukses Wajib Pajak/masyarakat menerima layanan edukasi yang sesuai dengan kebutuhannya;
Layanan edukasi dapat diakses dengan mudah oleh Wajib Pajak/masyarakat;
3. Proses Owner Tim Penyuluhan Perpajakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Kantor Wilayah(Kanwil) Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultansi
Perpajakan (KP2KP)
4. Input Produk Permohonan layanan edukasi Materi, metoda, tehnik edukasi
Hasil evaluasi dan analisa kebutuhan edukasi Data wajib pajak baru
Rencana kerja edukasi Sarana, prasarana dan keuangan
5. Output Produk Layanan edukasi
Laporan kegiatan/evaluasi
Data WP yang diedukasi
6. Ruang Lingkup Proses Penyuluhan
Konsultansi
7. Dasar Hukum/ aturan PER-03/PJ/2013 Pedoman Penyuluhan Perpajakan
terkait SE-05/PJ/2013 Tata Cara Kegiatan Penyuluhan Perpajakan
PMK Nomor 100/PMK.01/2008sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 149/PMK.01/2008
8. SOP KP80-021 tata cara penyuluhan perpajakan melalui penyelenggaraan pameran pembangunan
KP80-022 tata cara penyuluhan perpajakan partisipatif melalui penyelenggaraan diskusi panel/sarasehan &simulasi
KP80-028 tata cara penyuluhan perpajakan dengan pemberian penataran melalui pendidikan dan latihan
KPI13-003 tata cara pemberian penyuluhan kepada pemangku kepentingan tingkat nasional
KPP80-027 Tata Cara Pelayanan Konsultasi Perpajakan Melalui Penyelenggaraan Information Desk
KPP80-031 Tata Cara Pelayanan Konsultasi Perpajakan Melalui Tatap Muka
KPP70-068 Tata Cara Pemberian Bimbingan Kepada Wajib Pajak

Q.02.2 Proses Bisnis Edukasi Tidak Langsung

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman631
1. Definisi Edukasi Tidak Langsung merupakan kelompok proses bisnis penyampain layanan edukasi kepada Wajib
Pajak/masyarakat melalui media elektronik atau cetak.
2. Kriteria Sukses Wajib Pajak/masyarakat menerima layanan edukasi yang sesuai dengan kebutuhannya;
Layanan edukasi dapat diakses dengan mudah oleh Wajib Pajak/masayrakat;
3. Proses Owner Direktorat Penyuluhan Perpajakan dan Hubungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Masyarakat(Direktorat P2HUMAS) Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultansi
Kantor Wilayah(Kanwil) Perpajakan (KP2KP)
4. Input Produk Permohonan layanan edukasi Materi, metoda, tehnik edukasi
Hasil evaluasi dan analisa kebutuhan edukasi Data wajib pajak baru
Rencana kerja edukasi Sarana, prasarana dan keuangan
5. Output Produk Layanan edukasi
Laporan kegiatan/evaluasi
Data WP yang diedukasi
6. Ruang Lingkup Proses Edukasi Melalui Media Elektronik
Edukasi Melalui Media Cetak
EdukasiMelaluiKLIP
7. Dasar Hukum/ aturan PER-03/PJ/2013 Pedoman Penyuluhan Perpajakan
terkait SE-05/PJ/2013 Tata Cara Kegiatan Penyuluhan Perpajakan
PMK Nomor 100/PMK.01/2008sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 149/PMK.01/2008
8. SOP KPP80-025 Tata Cara Penyuluhan Perpajakan Melalui Media Massa Elektronik - Radio
KPP80-032 Tata Cara Pelayanan Konsultasi Perpajakan Melalu1 Telepon
KPI14-008 Tata Cara Pelaksanaan Dokumentasi Peraturan Perpajakan Secara Elektronik/Electronic Document (E-Doc)
KPI24-001 Tata Cara Pemutakhiran Tax Knowledge Base
KPI32-004 Tata Cara Pembuatan Siaran Pers
KPI32-005 Tata Cara Penayangan Materi Psa Televisi
KPI32-007 Tata Cara Tatacara Penyelenggaraan Konferensi Pers
KPI33-004 Tata Cara Update Peraturan Website
KPI34-001 Tata Cara Pengembangan Website
KWL50-018 Tata Cara Kerja Pemutakhiran Website Dan Panduan Informasi Perpajakan
KPP80-024 Tata Cara Penyuluhan Perpajakan Melalui Media Massa Cetak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman632
KPP80-026 Tata Cara Penyuluhan Perpajakan Melalui Penerbitan Prospektus/Brosur/Leaflet/Karikatur
KPI13-008 Tata Cara Pendistribusian Cetak
KPI14-001Tata Cara Penatausahaan Buku-Buku Dan Bahan Kepustakaan Lain Yang Diterima
KPI14-002 Tata Cara Pelaksanaan Penyimpanan Buku-Buku Dan Bahan Kepustakaan Lain
KPI14-003 Tata Cara Pelaksanaan Urusan Peminjaman Buku-Buku Dan Bahan Kepustakaan Lain
KPI14-004 Tata Cara Pemberian Kode Penyimpanan Kepustakaan
KPI14-005 Tata Cara Pengumpulan Peraturan-Peraturan
KPI14-006 Tata Cara Pelaksanaan Dokumentasi Peraturan-Peraturan Perpajakan
KPI14-009 Tata Cara Pengelolaan Perpustakaan
LIP20-0009 Tata Cara Pemberian Layanan Informasi Aplikasi Elektronik pada KLIP
LIP20-0011 Tata Cara Permintaan Jawaban Pertanyaan Interpretasi
LIP20-0012 Tata Cara Tindaklanjut atas Jawaban Pertanyaan Interpretasi
LIP20-0016 Tata Cara Penyelesaian Eskalasi Informasi
LIP20-0019 Tata Cara Pemberian Persetujuan Konsep Jawaban Eskalasi Informasi
LIP20-0020 Tata Cara Penyampaian Tindaklanjut Eskalasi Informasi kepada Wajib Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman633
Q.03 Proses Bisnis Monitoring dan Evaluasi
1. Definisi Monitoring dan Evaluasi merupakan kelompok proses bisnis yang terkait dengan peloporan, monitoring dan evaluasi
kegiatan edukasi
2. Kriteria Sukses Tersedia alat ukur untuk monitoring pelaksanaan edukasi
Tersedia data untuk melakukan pengujian efektifitas kegiatan edukasi
Tersedia data dan alat untuk melakukan tindakan korektif atas pelaksanaan edukasi ;;
3. Proses Owner Direktorat Penyuluhan Perpajakan dan Hubungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Masyarakat(Direktorat P2HUMAS) Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultansi
Kantor Wilayah(Kanwil) Perpajakan (KP2KP)
4. Input Produk Laporan dan evaluasi edukasi
5. Output Produk Hasil Analisa dan Evaluasi Edukasi
Laporan kegiatan/evaluasi
Hasil Evaluasi dan Analisa Kebutuhan Edukasi
6. Ruang Lingkup Proses Laporan dan Evaluasi Kegiatan Edukasi
Monitoring Edukasi Penyuluhan
7. Dasar Hukum/ aturan PER-03/PJ/2013 Pedoman Penyuluhan Perpajakan
terkait SE-05/PJ/2013 Tata Cara Kegiatan Penyuluhan Perpajakan
PMK Nomor 100/PMK.01/2008sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 149/PMK.01/2008
8. SOP KPP80-038Tata Cara Penatausahaan Dan Penyusunan Laporan Bulanan Dan Triwulanan Kegiatan Pelayanan,
Penyuluhan, Dan Konsultasi Perpajakan
KPI11-004 Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Metoda Dan Materi Penyuluhan
KPI13-004 Tata Cara Pemantauan Kegiatan Penyuluhan Kepada Pihak Luar
KPI13-005Tata Cara Pemantauan Penggunaan Sarana Penyuluhan
KWL50-002Tata Cara Kerja Bimbingan Penyuluhan
KWL50-015Tata Cara Penyusunan Laporan Berkala Bidang Penyuluhan Pelayanan Dan Hubungan Masyarakat
KWL20-004Tata Cara Pemberian Bimbingan Teknis Konsultasi Kepada Kantor Pelayanan Pajak Di Daerah Wewenang
Kantor Wilayah Demi Kelancaran Tugas Operasional

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman634
Direktorat Transformasi Proses Bisnis
Halaman635
Matriks Ekstensifikasi
F. PROSES BISNIS EKSTENSIFIKASI
1. Definisi Kelompok proses bisnis yang menggambarkan rangkaian aktivitas dalam rangka pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
2. Proses Owner KPP, Kanwil DJP, Kantor Pusat DJP
3. Input Semua Peraturan yang telah Ditetapkan (Proses Regulasi)
Data Wajib Pajak belum ber-NPWP (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga)
Data Mapping, Profiling, dan Feeding (Proses Bisnis Pengawasan)
Daftar Nominatif (Pihak ketiga (Pemberi Kerja))
4. Output Laporan Berkala (Proses Manajemen Strategis)
Usulan pemeriksaan tujuan lain penerbitan NPWP dan pengukuhan PKP (Proses Bisnis Pemeriksaan)
Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE), Daftar Nominatif, Formulir Pengamatan, Formulir Pendaftaran, dan Formulir
Pengukuhan (Proses Bisnis Registrasi)
Alat Keterangan (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga)
Data Hasil Pengamatan (Proses Bisnis Pengawasan)
Surat Imbauan Pendaftaran (Wajib Pajak)
Surat Permintaan Daftar Nominatif (Pihak ketiga (Pemberi Kerja))
5. Ruang Lingkup Proses Perencanaan Ekstensifikasi
Pelaksanaan Ekstensifikasi
Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi
Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi
6. Dasar Hukum/Aturan 1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
Terkait 2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman636
F.01 Perencanaan Ekstensifikasi
1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk mempersiapkan pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas serta efisiensinya
2. Kriteria Sukses Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE) dan Rencana Kerja (RK) disusun berdasarkan data dan informasi yang dimiliki
dan/atau diperoleh dan disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki
3. Proses Owner KPP, Kanwil DJP, dan Kantor Pusat DJP
4. Input Semua Peraturan yang telah Ditetapkan (Proses Regulasi)
Data Wajib Pajak belum ber-NPWP (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga)
Data Mapping, Profiling, dan Feeding (Proses Bisnis Pengawasan)
Data Hasil Pengamatan (Proses Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi)
5. Output Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE) dan Rencana Kerja (RK) (Proses Pelaksanaan Ekstensifikasi)
6. Ruang Lingkup Proses Penyusunan Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE)
Penyusunan Rencana Kerja (RK)
7. Dasar Hukum/Aturan 1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
Terkait 2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi

F.01.1 Penyusunan Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE)


1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk menyusun daftar calon Wajib Pajak yang akan dijadikan sasaran kegiatan ekstensifikasi
2. Kriteria Sukses Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE) tersusun sesuai dengan hasil analisis data yang menunjukan bahwa Wajib Pajak
telah memenuhi syarat subjektif dan objektif untuk diberikan NPWP dan/atau telah memenuhi kriteria untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP)
3. Proses Owner KPP
4. Input Semua Peraturan yang telah Ditetapkan (Proses Regulasi)
Data Wajib Pajak belum ber-NPWP (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga)
Data Mapping, Profiling, dan Feeding (Proses Bisnis Pengawasan)
Data Hasil Pengamatan (Proses Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi)
5. Output Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE) (Proses Penyusunan Rencana Kerja (RK))
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman637
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
7. SOP Belum ada

F.01.2 Penyusunan Rencana Kerja (RK)


1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk menyusun Rencana Kerja (RK) sesuai dengan Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE)
2. Kriteria Sukses Rencana Kerja disusun sesuai dengan Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE) dengan memperhatikan prioritas lokasi,
jumlah yang menjadi sasaran ekstensifikasi, dan sumber daya
3. Proses Owner KPP dan Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian
4. Input Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE) (Proses Penyusunan Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE))
5. Output Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE) dan Rencana Kerja (RK) (Proses Pelaksanaan Ekstensifikasi)
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
7. SOP Belum ada

F.02 Pelaksanaan Ekstensifikasi


1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk melaksanakan kegiatan ekstensifikasi sesuai dengan yang direncanakan yang meliputi
kegiatan penyusunan Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE)/Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI),
mendatangi Wajib Pajak di lokasi Wajib Pajak, melakukan ekstensifikasi melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan
Pemerintah, dan mengirimkan Surat Imbauan kepada Wajib Pajak
2. Kriteria Sukses Pelaksanaan ekstensifikasi dapat berjalan sesuai dengan Rencana Kerja (RK)
3. Proses Owner KPP
4. Input Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE) dan Rencana Kerja (RK) (Proses Perencanaan Ekstensifikasi)
Daftar Nominatif (Pihak ketiga (Pemberi Kerja))
5. Output Laporan Berkala (Proses Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi)
Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE), Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI), Formulir
Pendaftaran, Formulir Pengukuhan, Formulir Pengamatan (Proses Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi)
Surat Imbauan Pendaftaran (Wajib Pajak)
Surat Permintaan Daftar Nominatif (Pihak ketiga (Pemberi Kerja))
6. Ruang Lingkup Proses Penyusunan Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE)/Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman638
Mendatangi Wajib Pajak di Lokasi Wajib Pajak
Melakukan Ekstensifikasi melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah
Mengirimkan Surat Imbauan kepada Wajib Pajak
7. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi

F.02.1 Penyusunan Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE)/Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI)
1. Definisi Rangkaian aktivitas penyusunan Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE)/Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat
Imbauan (DPESI) sesuai dengan Rencana Kerja (RK) dengan memperhatikan kondisi geografis, ketersediaan SDM,
anggaran, target penambahan NPWP, serta efektifitas dan efisiensi pelaksanaannya
2. Kriteria Sukses Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE)/Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI) disusun sesuai
dengan kondisi geografis, ketersediaan SDM, anggaran, target penambahan NPWP, serta efektifitas dan efisiensi
pelaksanaannya
3. Proses Owner KPP
4. Input Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE) dan Rencana Kerja (RK) (Proses Perencanaan Ekstensifikasi)
5. Output Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE) (Proses Mendatangi Wajib Pajak di Lokasi Wajib Pajak)
Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE) (Proses Melakukan Ekstensifikasi melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan
Pemerintah)
Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI) (Proses Mengirimkan Surat Imbauan kepada Wajib Pajak)
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
7. SOP Belum ada

F.02.2 Kunjungan Lokasi Wajib Pajak


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan di lokasi Wajib Pajak dengan cara
memberikan penyuluhan, memberikan formulir pendaftaran dan/atau formulir pengukuhan, menyampaikan Surat
Imbauan, dan melakukan pengamatan potensi pajak di lokasi Wajib Pajak
2. Kriteria Sukses Diperoleh hasil kunjungan atas seluruh Wajib Pajak yang ada di dalam Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman639
3. Proses Owner KPP
4. Input Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE) (Proses Penyusunan Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE)/Daftar Penugasan
Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI))
5. Output Laporan Berkala (Proses Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi)
Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE), Formulir Pendaftaran, Formulir Pengukuhan, Formulir Pengamatan (Proses
Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi)
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
7. SOP Belum ada

F.02.3 Pelaksanaan Ekstensifikasi melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan
Pemerintah dengan cara menyampaikan Surat Permintaan Daftar Nominatif, memberikan penjelasan mengenai
prosedur pendaftaran, menyerahkan formulir pendaftaran, melaksanakan penyuluhan, dan meneliti daftar nominatif dan
Formulir Pendaftaran yang telah diisi dan ditandatangani
2. Kriteria Sukses Diperoleh hasil kunjungan atas seluruh Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah yang ada di dalam Daftar Penugasan
Ekstensifikasi (DPE)
3. Proses Owner KPP
4. Input Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE) (Proses Penyusunan Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE)/Daftar Penugasan
Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI))
Daftar Nominatif (Pihak ketiga (Pemberi Kerja))
5. Output Laporan Berkala (Proses Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi)
Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE) dan Formulir Pendaftaran (Proses Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi)
Surat Permintaan Daftar Nominatif (Pihak ketiga (Pemberi Kerja))
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
7. SOP Belum ada

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman640
F.02.4 Pengiriman Surat Imbauan kepada Wajib Pajak
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan dengan mengirimkan Surat Imbauan kepada
Wajib Pajak
2. Kriteria Sukses Seluruh Wajib Pajak yang ada di dalam Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI) dikirimkan Surat
Imbauan
3. Proses Owner KPP
4. Input Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI) (Proses Penyusunan Daftar Penugasan Ekstensifikasi
(DPE)/Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI))
5. Output Laporan Berkala (Proses Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi)
Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI), Formulir Pendaftaran, Formulir Pengukuhan (Proses Tindak
Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi)
Surat Imbauan Pendaftaran (Wajib Pajak)
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
7. SOP Belum ada

F.03 Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi


1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk memproses data yang diperoleh dari kegiatan ekstensifikasi yang terdiri dari proses
perekaman Formulir Pendaftaran, penyampaian Formulir Pengukuhan, pemantauan tanggapan Surat Imbauan,
pembuatan usulan pemeriksaan, dan tindak lanjut hasil pengamatan
2. Kriteria Sukses Semua data yang diperoleh dari kegiatan ekstensifikasi ditindaklanjuti
3. Proses Owner KPP
4. Input Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE), Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI), Formulir
Pendaftaran, Formulir Pengukuhan, Formulir Pengamatan (Proses Pelaksanaan Ekstensifikasi)
5. Output Laporan Berkala (Proses Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi)
Usulan pemeriksaan tujuan lain penerbitan NPWP dan pengukuhan PKP (Proses Bisnis Pemeriksaan)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman641
Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE), Daftar Nominatif, Formulir Pengamatan, Formulir Pendaftaran, dan Formulir
Pengukuhan (Proses Bisnis Registrasi)
Alat Keterangan (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga)
Data Hasil Pengamatan (Proses Bisnis Pengawasan)
Data Hasil Pengamatan (Proses Perencanaan Ekstensifikasi)
6. Ruang Lingkup Proses Perekaman Formulir Pendaftaran
Penyampaian Formulir Pengukuhan
Pemantauan Tanggapan Surat Imbauan
Pembuatan Usulan Pemeriksaan
Tindak Lanjut Hasil Pengamatan
7. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi

F.03.1 Perekaman Formulir Pendaftaran


1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk merekam Formulir Pendaftaran yang telah diisi, ditandatangani, dan dilengkapi dokumen
yang disyaratkan ke dalam aplikasi pendaftaran Wajib Pajak
2. Kriteria Sukses Seluruh Formulir Pendaftaran direkam ke dalam aplikasi dan hasil rekaman sesuai dengan dokumen fisik
3. Proses Owner KPP
4. Input Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE), Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI), Formulir Pendaftaran
(Proses Pelaksanaan Ekstensifikasi)
5. Output Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE), Daftar Nominatif, Formulir Pengamatan, dan Formulir Pendaftaran (Proses
Bisnis Registrasi)
Laporan Berkala (Proses Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi)
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
7. SOP Belum ada

F.03.2 Penyampaian Formulir Pengukuhan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman642
1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk menyampaikan Formulir Pengukuhan yang telah diisi, ditandatangani, dan dilengkapi
dokumen yang disyaratkan ke Seksi Pelayanan untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku
2. Kriteria Sukses Seluruh Formulir Pengukuhan disampaikan ke Seksi Pelayanan
3. Proses Owner KPP
4. Input Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE), Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI), Formulir
Pengukuhan (Proses Pelaksanaan Ekstensifikasi)
5. Output Formulir Pengukuhan (Proses Bisnis Registrasi)
Laporan Berkala (Proses Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi)
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
7. SOP Belum ada

F.03.3 Pemantauan Tanggapan Surat Imbauan


1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk memantau tanggapan atas Surat Imbauan yang disampaikan kepada Wajib Pajak
2. Kriteria Sukses Diperoleh tanggapan atas seluruh Surat Imbauan yang disampaikan kepada Wajib Pajak
3. Proses Owner KPP
4. Input Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI) (Proses Pelaksanaan Ekstensifikasi)
5. Output Laporan Berkala (Proses Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi)
Usulan pemeriksaan tujuan lain penerbitan NPWP dan pengukuhan PKP (Proses Bisnis Pemeriksaan)
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
7. SOP Belum ada

F.03.4 Pembuatan Usulan Pemeriksaan


1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk membuat usulan pemeriksaan dalam rangka penerbitan NPWP dan/atau Pengukuhan PKP
secara jabatan atas Wajib Pajak yang tidak memberikan tanggapan atas Surat Imbauan dalam jangka waktu 14 (empat
belas) hari sejak Surat Imbauan diterima
2. Kriteria Sukses Usulan pemeriksaan dibuat atas semua Wajib Pajak yang tidak memberikan tanggapan atas Surat Imbauan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman643
3. Proses Owner KPP
4. Input Daftar Penugasan Ekstensifikasi (DPE) dan Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan (DPESI) (Proses
Pelaksanaan Ekstensifikasi)
Tanggapan atas Surat Imbauan (Proses Pemantauan Tanggapan Surat Imbauan)
5. Output Laporan Berkala (Proses Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi)
Usulan pemeriksaan tujuan lain penerbitan NPWP dan pengukuhan PKP (Proses Bisnis Pemeriksaan)
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
7. SOP Belum ada

F.03.5 Tindak Lanjut Hasil Pengamatan


1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk menindaklanjuti hasil pengamatan yang tertuang dalam Formulir Pengamatan
2. Kriteria Sukses Semua data hasil pengamatan dapat dimanfaatkan/ditindaklanjuti untuk keperluan ekstensifikasi dan proses bisnis DJP
lainnya
3. Proses Owner KPP
4. Input Formulir Pengamatan (Proses Pelaksanaan Ekstensifikasi)
5. Output Alat Keterangan (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga)
Data Hasil Pengamatan (Proses Bisnis Pengawasan)
Data Hasil Pengamatan (Proses Perencanaan Ekstensifikasi)
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
7. SOP Belum ada

F.04 Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi


1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan setiap tahapan kegiatan ekstensifikasi mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan tindaklanjut yang dilakukan melalui penyampaian laporan berkala
2. Kriteria Sukses Laporan Bulanan disampaikan oleh KPP ke Kanwil DJP atasannya secara rutin
Laporan Bulanan disampaikan oleh Kanwil DJP ke Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian secara rutin

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman644
3. Proses Owner KPP, Kanwil DJP, dan Kantor Pusat DJP
4. Input Laporan Berkala (Proses Pelaksanaan Ekstensifikasi)
Laporan Berkala (Proses Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi)
5. Output Laporan Berkala (Proses Manajemen Strategis)
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
7. SOP Belum ada

Matriks Pengawasan
G. PROSES BISNIS PENGAWASAN
1. Definisi Proses Bisnis Pengawasan adalah proses bisnis yang menggambarkan aktivitas-aktivitas dalam rangka mewujudkan
pemahaman dan kesadaran wajib pajak melalui pengawasan kepatuhan Wajib Pajak. Pada proses ini tujuan yang
akan dicapai adalah terciptanya pemahaman wajib pajak akan kewajiban perpajakannya sehingga terwujud wajib pajak
yang patuh melalui sistem pengawasan Wajib Pajak yang baik dan terpadu.
2. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Wilayah DJP, Kantor Pusat DJP
3. Input Data Alket ber-NPWP (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
Data Non-Database(data yang diperoleh dari internet, surat kabar, permintaan ke instansi atau sumber lainnya)
Data dari Database
Surat Jawaban konfirmasi “tidak ada”, SKD, data (Proses Bisnis Layanan Administrasi)
Data Hasil Pengamatan (Proses Bisnis Ekstensifikasi)
Formulir Pemanfaatan/Tindak Lanjut IDLP, Lap. Informasi Intelijen Perpajakan/Lap. Pengamatan (Proses Bisnis
Intelijen Perpajakan)
Usulan Update Profil, Data& Informasi (Proses Bisnis Pemeriksaan)
Data Lap. Evaluasi (Proses Bisnis Litigasi)
Bukti Pemindahbukuan danData Pembayaran Pajak (Proses Bisnis Pembayaran)
Image SPT, Data SPT (Proses Bisnis Pengolahan Data SPT)
Data PBB Terutang,Data Penyampaian/Pengembalian SPOP &LSPOP (Proses Bisnis Pengenaan)
Data Wajib Pajak (Proses Bisnis Registrasi)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman645
Data Penyuluhan Wajib Pajak (Proses Bisnis Edukasi)
Data LPBP, Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (Proses Bisnis Penyidikan)
Laporan Hasil Penilaian (Proses Bisnis Penilaian)
Jawaban atas SP2DK (Wajib Pajak)
4. Output Lap mapping-Makro, Rencana Penerimaan KPP (Proses Bisnis Manajemen Strategis)
Laporan Mapping Mikro, Daftar Usulan Kelas Pajak (Proses Bisnis Edukasi)
LaporanMapping Mikro Belum Ber-NPWP, Data Pemberi Kerja (Proses Bisnis Ekstensifikasi)
ND Permintaan melakukan intelijen/pengamatan, Usulan Penetapan PKP fiktif (Proses Bisnis Intelijen Perpajakan)
Permohonan peminjaman Dokumen/Image, Data alket (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
ND-usulan perubahan data; ND Usulan WP NE (Proses Bisnis Registrasi
Usulan pemeriksaan penerbitan/penghapusan NPWP & Pengukuhan/pencabutan PKP secara jabatan, Usulan
Pemeriksaan berdasarkan analisis risiko, usulan pemeriksaan berdasarkan analisis atas data konkret (Proses Bisnis
Pemeriksaan)
Usulan Pembetulan atau Pembatalan STP/SKP dan Pengurangan atauPenghapusan Sanksi Administrasi secara
jabatan (Proses Bisnis Non Keberatan)
Usulan Penetapan WP Patuh (Proses Bisnis Regulasi)
STP, SKP PBB, STP Bunga Penagihan (Proses Bisnis Penagihan)
ND PermintaanBantuan Penilaian;Surat PermintaanBantuan Penilaian (Proses Bisnis Penilaian)
Surat Himbauan Penyampaian SPT, Surat Teguran; Surat Himbauan Pembetulan SPT, Pemberitahuan Perubahan
Angsuran PPh Pasal 25, STP, STP Bunga Penagihan, SKP PBB, Surat Teguran, Surat Permintaan Penjelasan
atas Data dan Keterangan (Wajib Pajak)
5. Ruang Lingkup Mapping (G.01)
Profiling (G.02)
Tindak Lanjut Pemanfaatan Data (G.03)

6. Dasar Hukum/Aturan
Terkait:

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman646
G.01Mapping
1. Definisi Kegiatan yang dilakukan untuk memetakan potensi perpajakan yang ada dengan pengelompokkan berdasarkan
wilayah/lokasi, subjek/objek pajak, jenis pajak, sektor/subsektor usaha, sesuai dengan kebutuhan dan keunggulan yang
terdapat di wilayah kerja KPP dan Kanwil DJP yang akan digunakan sebagai petunjuk dan saran analisis dalam rangka
penggalian potensi penerimaan pajak
2. Kriteria Sukses Terpetakannya potensi penerimaan pajak yang valid dan up-to date yang diharapkan dapat meningkatkan penerimaan
pajak atau menambah jumlah wajib pajak.
3. Proses Owner Seksi PDI, Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
4. Input Produk Data dari Database
Data Non-Database,
Data Alket ber-NPWP(Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
5. Output Produk Lap mapping-mikro ber-NPWP,
Lap mapping mikro-belum ber-NPWP (Proses Bisnis Ekstensifikasi)
Laporan Pencarian Data
Laporan Mapping Makro, Rencana Penerimaan KPP (Proses Bisnis Manajemen Strategis)
Daftar usulan kelas pajak (Proses Bisnis Edukasi)
6. Ruang Lingkup Proses Pencarian data untuk monografi fiskal
Pembuatan dan penatausahaan data monografi fiskal
7. Dasar Hukum/Aturan
Terkait
8. SOP KPP20-0003 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Penerimaan Pajak Berdasarkan Potensi Pajak, Perkembangan
Ekonomi Dan Keuangan
KPP60-0005 tentang Tata Cara Pencarian Data Dari Pihak Ketiga Dalam Rangka Pembentukan/Pemutakhiran Bank
Data Perpajakan
KPP60-0006tentang Tata Cara Pencarian Data Potensi Perpajakan Dalam Rangka Pembuatan Monografi Fiskal
KPP20-0004 tentang Tata Cara Pembentukan Bank Data

G.01.1Pencarian Data Untuk Monografi Fiskal


1. Definisi .Kegiatan yang dilakukan untuk mencari dan menghimpun data guna pembentukan monografi fiskal
2. Kriteria Sukses Terhimpunnya data wajib pajak baik data mikroekonomi atau data makroekonomi yang dapat dijadikan bank data dalam

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman647
pembentukan monografi fiskal
3. Proses Owner seksi PDI
4. Input Produk Data
Data non-database,
Data alket ber-NPWP (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
5. Output Produk Laporan Pencarian Data, Data
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-29/PMK.01/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
terkait Nomor 62/PMK.01/2009Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi VertikalDirektorat Jenderal Pajak
7. SOP KPP20-0003 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Penerimaan Pajak Berdasarkan Potensi Pajak, Perkembangan
Ekonomi Dan Keuangan
KPP60-0005 tentang Tata Cara Pencarian Data Dari Pihak Ketiga Dalam Rangka Pembentukan/Pemutakhiran Bank
Data Perpajakan

G.01.2 Pembuatan dan Penatausahaan Data Monografi Fiskal


1. Definisi Kegiatan yang dilakukan untuk memetakan potensi perpajakan dengan mencari data yang bersifat makro ekonomi
ataupun mikro ekonomi yang merujuk pada subyek pajak/wajib pajak/obyek pajak.
2. Kriteria Sukses Terpetakannya potensi penerimaan pajak yang valid, up-to date, jelas dan bersifat individual yang dapat ditindaklanjuti
secara langsung
3. Proses Owner Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, seksi PDI
4. Input Produk Data
Data non-database,
Data alket ber-NPWP (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
5. Output Produk Lap mapping-mikro ber-NPWP,
Lap mapping mikro-belum ber-NPWP (Proses Bisnis Ekstensifikasi)
Laporan Mapping Makro, Rencana Penerimaan KPP (Proses Bisnis Manajemen Strategis)
Daftar usulan kelas pajak (Proses Bisnis Edukasi)
6. Dasar hukum/aturan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-01/PJ.22/2003 tentang Penyempurnaan pedoman pembuatan Monografi fiskal
terkait SE-20/PJ.22/1995 tanggal 4 Juli 1995 tentang Pedoman Pembuatan MonografiFiskal
7. SOP KPP60-0006 tentang Tata Cara Pencarian Data Potensi Perpajakan Dalam Rangka Pembuatan Monografi Fiskal
KPP20-0004 tentang Tata Cara Pembentukan Bank Data

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman648
G.02 Profilling
1. Definisi Kegiatan mencari, mengidentifikasi, dan memutakhirkan data Wajib Pajak agar pengawasan terhadap Wajib Pajak bisa
dilakukan secara optimal.
2. Kriteria Sukses terbentuknya data wajib pajak yang lengkap, komprehensif, valid, dan up-to date
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
4. Input Produk Laporan mapping mikro ber-NPWP,
Database (data detail WP),
Data non-database,
Data alket ber NPWP, Dokumen/Image (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
usulan update profil Wajib Pajak (Proses Bisnis Pemeriksaan)
Laporan Informasi Intelijen Perpajakan/Laporan Pengamatan,Formulir Pemanfaatan/ Tindak Lanjut IDLP(Proses Bisnis
Intelijen Perpajakan)
surat jawaban konfirmasi ‘tidak ada’, SKD, Data (Proses Bisnis Layanan Administrasi)
Jawaban atas SP2DK (Wajib Pajak)
5. Output Produk Laporan visiting,
NDpermintaan melakukan intelijen/pengamatan (Proses Bisnis Intelijen Perpajakan)
Data profiling
Permohonan peminjaman dokumen/image (Pengolahan Data Pihak Ke-3)
6 Ruang Lingkup Proses Pengumpulan data melalui visiting
Pengisian/pemutakhiran Profil WP
9. Dasar Hukum/Aturan
Terkait
10. SOP

G.02.1 Pengumpulan Data Melalui Visiting


1. Definisi kegiatanmencari dan mengumpulkan data wajib pajak dengan mendatangi langsung wajib pajak di lokasi usaha atau
domisili Wajib Pajak.
2. Kriteria Sukses diperolehnya data wajib pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman649
3. Proses Owner Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Seksi Pengawasan dan Konsultasi
4. Input Produk data WP,
Laporan mapping-mikro Ber-NPWP,
Laporan Pencarian Data
5. Output Produk Laporan Visiting
6. Dasar hukum/aturan SE-39/PJ/2015 tentang Pengawasan Wajib Pajak Dalam Bentuk Permintaan Penjelasan Atas Data Dan/Atau
terkait Keterangan, Dan Kunjungan (Visit) Kepada Wajib Pajak
7. SOP SOP belum ada

G.02.2Pemutakhiran Profil Wajib Pajak


1. Definisi kegiatan memutakhirkan data wajib pajak
2. Kriteria Sukses terbentuknya data wajib pajak yang lengkap, komprehensif, valid, dan up-to date
3. Proses Owner Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Seksi Pengawasan dan Konsultasi
4. Input Produk Laporan visit,
Data WP dari Database,
Data non database,
Data alket ber NPWP, dokumen/image,
Surat jawaban konfirmasi “tidak ada”, SKD, data
Formulir Pemanfaatan/ Tindak Lanjut IDLP,Laporan Informasi Intelijen Perpajakan/Laporan Pengamatan
Usulan update profil WP
Jawaban atas SP2DK
5. Output Produk Data profiling,
ND permintaan melakukan intelijen/pengamatan
ND permohononan peminjaman dokumen/image
7. Dasar hukum/aturan Surat Edaran Dirjen Pajak NomorSE-41/PJ/2010 tentang Penggunaan Aplikasi APPROWEB sebagai Sarana
terkait Pembuatan Profil Wajib Pajak
8. SOP KPP70-0072 tentang Tata Cara Pemutakhiran Profil Wajib Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman650
G.03 Tindak Lanjut Pemanfaatan Data
1. Definisi kegiatan-kegiatan yang bersifat pengawasan terhadap kewajibanWajib Pajak dengan memanfaatkan data untuk
meneliti, menganalisis dan memastikan Wajib Pajak patuh terhadap ketentuan peraturan perpajakan
2. Kriteria Sukses dapat dilakukannya kegiatan pengawasan terhadap kepatuhan wajib pajak yang dapat dipertanggungjawabkan
3. Proses Owner Kantor Pusat DJP, Kantor Wilayah DJP,Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Seksi
Penagihan, Seksi Pemeriksaan
4. Input Produk Data profiling
Data hasil pengamatan
Data
5. Output Produk NP usulan perubahan data, ND usulan WP NE (Proses Bisnis Registrasi)
ND Permintaan Bantuan Penilaian; Surat Permintaan Bantuan Penilaian (Proses Bisnis Penilaian)
STP bunga penagihan, STP, SKP PBB (Proses Bisnis Penagihan)
Surat Himbauan Penyampaian SPT, Surat Teguran; Surat Himbauan Pembetulan SPT,SP2DK, Pemberitahuan
PerubahanAngsuran PPh Pasal 25, STP, SKP PBB (Wajib Pajak)
Usulan pemeriksaan dengan analisis risiko dan analisis data konkret, Usulan pemeriksaan penerbitan/penghapusan
NPWP & Pengukuhan/pencabutan PKP secara jabatan (Proses Bisnis Pemeriksaan)
Usulan Penetapan PKP Fiktif (Proses Bisnis Intelijen Perpajakan)
Usulan Penetapan WP Patuh (Proses Bisnis Regulasi)
Usulan Pembetulan atau pembatalan STP/SKP danPengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
secarajabatan (Proses Bisnis Non Keberatan)
Data pemberi kerja (Proses Bisnis Ekstensifikasi)
Data alket (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
6 Ruang Lingkup Proses Pengusulan perubahan data WP secara jabatan
Penelitian/analisis kepatuhan formal dan material WP
Tindak lanjut Kegiatan Membangun Sendiri
Pengusulan penetapan WP patuh
Pengusulan pembetulan ketetapan pajak secara jabatan& Pengurangan Penghapusan Sanksi Administrasi
Pengusulan pemberian NPWP

G.03.1 Pengusulan perubahan data WP secara jabatan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman651
1. Definisi kegiatan meneliti dan menganalisis data, serta mengusulkan perubahan data wajib pajak agar data Wajib Pajak dapat
disajikan secara mutakhir (update)
2. Kriteria Sukses perubahan data wajib pajak dapat disajikan dengan baik dan mutakhir
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
4. Input Produk data profil WP, data hasil pengamatan
5. Output Produk ND-usulan perubahan data, ND usulan WP Non Efektif (Proses Bisnis Registrasi)
6. Dasar hukum/aturan PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran Dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak,Pelaporan Usaha Dan
terkait Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pencabutan Pengukuhan
Bpengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan DataDan pemindahan wajib pajak,
SE-60/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-20/Pj/2013 Tentang Tata
Cara Pendaftaran Dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha Dan Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta
Perubahan Data Dan Pemindahan Wajib Pajak Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor Per-38/Pj/2013
7. SOP SOP tidak ada

G.03.6 Penelitian/Analisis Kepatuhan Material WP


1. Definisi kegiatan meneliti dan menganalisis kepatuhan formal seperti penyampaian SPT dan pembayaran pajak, serta
kepatuhan materialmeliputi kebenaran SPT WP dengan cara membandingkan SPT dengan seluruh data atau informasi
yang tersedia
2. Kriteria Sukses dihasilkannya tindak lanjut/produk hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Seksi Ekstensifikasi dan Penilaian, Seksi Pemeriksaan
4. Input Produk Data profil WP
Data
Data hasil pengamatan
Laporan Hasil Penilaian
5. Output Produk ND Permintaan Bantuan Penilaian; Surat Permintaan Bantuan Penilaian (Proses Bisnis Penilaian)
STP bunga penagihan, STP, SKP PBB (Proses Bisnis Penagihan)
Surat Himbauan Penyampaian SPT, Surat Teguran; Surat Himbauan Pembetulan SPT,SP2DK, Pemberitahuan
PerubahanAngsuran PPh Pasal 25, STP, SKP PBB (Wajib Pajak)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman652
Data alket (Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3)
Usulan pemeriksaan dengan analisis risiko dan analisis data konkret, Usulan pemeriksaan penerbitan/penghapusan
NPWP & Pengukuhan/pencabutan PKP secara jabatan (Proses Bisnis Pemeriksaan)
Usulan Penetapan PKP Fiktif (Proses Bisnis Intelijen Perpajakan)
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.01/2015, KMK – 595/KM1/2013 tentang Urjab Struktural Instansi Vertikal
terkait dan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan DJP
7. SOP KPP70-0100 tentang Tata Cara Pelaksanaan Konseling Terhadap Wajib Pajak Sebagai Tindak Lanjut Surat Himbauan
KPP70-0078 tentang Tata Cara Penyusunan Estimasi Penerimaan Pajak Per-Wajib Pajak
KPP70-0043 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Pemberitahuan Perubahan Besarnya Angsuran Pajak Penghasilan
Pasal 25 (Dinamisasi)
KPP70-0067 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Himbauan Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT)
KPP70-0083 tentang Tata Cara Optimalisasi Pemanfaatan Data Perpajakan (OPDP) Dan Tindak Lanjutnya
KPP70-0079 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penelitian Dan Analisis Kepatuhan Material Wajib Pajak
KPP70-0073 tentang Tata Cara Pelaksanaan Ekualisasi
KPP40-0009 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Bunga Penagihan
KPP30-0018 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemenuhan Permintaan Konfirmasi Dan Klarifikasi
KPP70-0084 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Faktur Pajak
KPP70-0074 tentang Tata Cara Pengusulan Pengusaha Kena Pajak Fiktif

G.03.5Tindak lanjut KMS


1. Definisi kegiatan pengawasan terhadap Kegiatan Membangun Sendiri (KMS)
2. Kriteria Sukses KMS yang ditindaklanjuti
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi dan Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
4. Input Produk Data profil WP,
Data Hasil Pengamatan (Proses Bisnis Ekstensifikasi)
Data
5. Output Produk Surat Teguran,SP2DK (Wajib Pajak)
Usulan pemeriksaan dgn analisis risikodan analisis atas data konkret, Usulan pemeriksaan Penerbitan NPWP (Proses
Bisnis Pemeriksaan)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman653
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-163/PMK.03/2012 tentang Batasan Dan Tata Cara Pengenaan Pajak
terkait Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri
Surat Edaran Dirjen Pajak NomorSE-22/PJ/2012 tentang Perubahan Atas Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor SE-53/PJ/2012 Tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 163/PMK.03/2012 Tentang
Batasan Dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri
7. SOP belum ada

G.03.4 Pengusulan Penetapan WP Patuh


1. Definisi kegiatan penelitian untuk mengusulkan WP patuh sesuai pasal 17C UU KUP
2. Kriteria Sukses usulan kriteria WP patuh yang kredibel
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Kantor Wilayah DJP, Kantor Pusat DJP
4. Input Produk Data Profil WP, Data
5. Output Produk Usulan Penetapan WP Patuh
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan Dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak
terkait Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak
7. SOP KPP70-0071 tentang Tata Cara Pengusulan Dan Penyampaian Penetapan Wajib Pajak Patuh
KWL50-0001 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Patuh

G.03.5 Pengusulan Pembetulan atau Pembatalan Ketetapan Pajak & Pengurangan Penghapusan Sanksi Administrasi Secara Jabatan
1. Definisi kegiatan penelitian untuk mengusulkan pembetulan atau pembatalan ketetapan pajak dan pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi (ps 16 dan 36 UU KUP) secara jabatan tanpa adanya permohonan WP
2. Kriteria Sukses usulan pembetulan ketetapan pajak secara jabatan dan usulan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi
yang kredibel
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi
4. Input Produk Data
5. Output Produk Usulan Pembetulan atau pembatalan STP/SKP dan Pengurangan atauPenghapusan Sanksi Adminsitrasi secara
jabatan (Proses Bisnis Non Keberatan)
6. Dasar hukum/aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
terkait s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman654
7. SOP belum ada

G.03.6Pengusulan Pemberian NPWP


1. Definisi kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi ada Wajib Pajak yang belum ber-NPWP dari SPT yang disampaikan oleh
Wajib Pajak atau data dan informasi lainnya
2. Kriteria Sukses terdapat penambahan jumlah WP yang ber-NPWP
3. Proses Owner Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
4. Input Produk data profil WP, data
5. Output Produk Data pemberi kerja (Proses Bisnis Ekstensifikasi)
Usulan pemeriksaan penerbitan/penghapusan NPWP & Pengukuhan/pencabutan PKP secara jabatan (Proses Bisnis
Pemeriksaan)
6. Dasar hukum/aturan PER-35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi
terkait
7. SOP belum ada

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman655
Matriks Pemeriksaan
I PROSES BISNIS PEMERIKSAAN
1. Definisi Proses Bisnis Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak, Kanwil DJP, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan.
3. Input Proses Bisnis Pengelolaan SPT (M) berupa berkas pemeriksaan dan data SPT.
Proses Bisnis Intelijen Perpajakan (O) berupa Nota Dinas Rekomendasi/Usulan Pemeriksaan Khusus,
Lembar Informasi Analisis (LIA) IDLP, formulir Pemanfaatan/Tindak Lanjut IDLP atau Nota Dinas
Penerusan dan Lembar Resume IDLP.
Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa Analisis Risiko, usulan pemeriksaan, dan usulan Pemeriksaan Ulang
yang dibuat oleh Account Representative.
Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan (K) berupa usulan Pemeriksaan Bukti
Permulaan dan Laporan Kemajuan Penyidikan.
Proses Bisnis Penagihan (L) berupa usulan untuk dilakukan Pemeriksaan Tujuan Lain dalam rangka
penagihan (delinquency audit).
Proses Bisnis Hubungan Internasional (X) berupa Usulan pemeriksaan tujuan lain terkait permintaan
Informasi dari negara mitra.
Proses Bisnis Layanan Administrasi (B) berupa usulan penilaian kembali aktiva tetap, usulan pemeriksaan
tujuan lain terkait penentuan lokasi daerah terpencil, saat produksi, dan pencocokan data/alket
Proses Bisnis Registrasi (A) berupa usulan dan berkas pemeriksaan tujuan lain terkait penghapusan NPWP
dan/atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, perubahan tahun buku dan metode
pembukuan, penentuan tempat terutang PPN, dan informasi Wajib Pajak Pindah.
Proses Bisnis Keberatan (D) berupa usulan Pemeriksaan Tujuan Lain dalam rangka keberatan.
Proses Bisnis Ekstensifikasi (F) berupa usulan pemeriksaan tujuan lain penerbitan NPWP dan pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak.
Proses Bisnis Penilaian (U) berupa Laporan Hasil Penilaian
Proses Bisnis Manajemen Strategis (AF) berupa usulan pembuatan norma dan rencana kerja
Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga (N) berupa data ber-NPWP.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman656
Wajib Pajak berupa buku, catatan dan dokumen.
4. Output Proses Bisnis Pengelolaan SPT (M) berupa surat peminjaman berkas pemeriksaan.
Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa data dan atau informasi.
Proses Bisnis Penyidikan (K) berupa usulan pemeriksaan bukti permulaan.
Proses Bisnis Penagihan (L) berupa surat ketetapan pajak, surat ketetapan pajak PBB dan Surat Tagihan
Pajak.
Proses Bisnis Pembayaran (C) berupa Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
Proses Bisnis Keberatan (D) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan dan saran atau rekomendasiterkait dengan
pemeriksaan tujuan lain dalam rangka Wajib Pajak mengajukan keberatan serta Output berupa
SKPKB/SKPKBT/SKPLB/SKPN/SKP PBB, Kertas Kerja Pemeriksaan dan Laporan Hasil Pemeriksaan
dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak yang dihasilkan melalui proses
pemeriksaan.
Proses Bisnis Non Keberatan (E) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan dan surat ketetapan pajak termasuk
SKP PBB
Proses Bisnis Registrasi (A) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan terkait penggabungan, peleburan,
pemekaran, likuidasi atau Pembubaran, meninggalkan Indonesia, dan perubahan tahun buku dan metode
pembukuan.
Proses Bisnis Layanan Administrasi(B) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan terkait penilaian kembali aktiva
tetap, Laporan Hasil Pemeriksaan terkait penerbitan atau Penghapusan NPWP dan Pengukuhan atau
pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; Laporan Hasil Pemeriksaan terkaitWP terpencil, tempat
terutang PPN, penentuan saat produksi dan permintaan informasi).
Proses Bisnis Manajemen Strategis (AF) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan terkait Norma.
Proses Bisnis Penilaian (U) berupa nota dinas/surat permintaan penilaian.
Proses Bisnis Hubungan Internasional (X) berupa Laporan Hasil Pemeriksaan dan informasi.
Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga (N) berupa alket.
Wajib Pajak berupa Wajib Pajak berupa buku, catatan dan dokumen;
SKPKB/SKPKBT/SKPLB/SKPN/STP/SKP PBB, Dokumen Wajib Pajak, dan Surat Peminjaman Buku,
Catatan dan Dokumen.
5. Ruang Lingkup Proses Perencanaan Pemeriksaan (I.01)
Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (I.02)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman657
Pemeriksaan Tujuan Lain (I.03)
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan s.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 256/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Penelitian Pajak
Bumi dan Bangunan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan

I.01 Perencanaan Pemeriksaan


1. Definisi Perencanaan pemeriksaan adalah proses penentuan atau pemilihan Wajib Pajak atau kelompok Wajib Pajak
yang menjadi sasaran atau prioritas dilakukannya pemeriksaan, termasuk penentuan rencana penerbitan dan
penyelesaian penugasan pemeriksaan dan rencana penerimaan yang diharapkan dapat dihasilkan dari
kegiatan pemeriksaan, dalam suatu periode tertentu (misalnya satu tahun).
2. Kriteria Sukses Rencana pemeriksaan nasional disetujui dan diotorisasi oleh Direktur Jenderal Pajak
Kebijakan pemeriksaan disetujui dan diotorisasi oleh Direktur Jenderal Pajak
3. Proses Owner Subdit. Perencanaan Pemeriksaan
4. Input Rencana Kerja
5. Output National Audit Plan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan s.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 256/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Penelitian Pajak
Bumi dan Bangunan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPD00-0004 Tentang Tata Cara Penyusunan Kebijakan Pemeriksaan
KPD10-0003 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pemeriksaan Nasional

I.02Pemeriksaan Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan


1. Definisi Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dilakukan
denganmenguji kebenaran Surat Pemberitahuan, pembukuan atau pencatatan, dan/atau pemenuhan
kewajiban perpajakan lainnya dibandingkan dengan kegiatan usaha, pekerjaan bebas, dan/atau keadaan
yang sebenarnya dari Wajib Pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman658
Pelaksanaan dan hasil Pemeriksaan Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak
dituangkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan dan/atau surat ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan
Pajak.
2. Kriteria Sukses Proses pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan hasil pemeriksaan sesuai
dengan data yang ada dan sesuai dengan kondisi sebenarnya serta proses pemeriksaan dilakukan sesuai
dengan tujuan pemeriksaan.
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak, Kanwil DJP, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
4. Input Usulan Pemeriksaan Khusus
Laporan Hasil Pengembangan Analisis IDLP
Usulan Pemeriksaan Ulang
Putusan Pengadilan
Usulan terkait penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi atau Pembubaran, meninggalkan Indonesia,
pencabutan PKP tanpa penghapusan NPWP (Wajib Pajak Badan)
Berita Acara Penelaahan +Usul Pemsus,Data dan/atau LPBP, Spemb Bukper, Spemb penolakan usul bukper
Surat pemberitahuan penghentian penyidikan
Surat pemberitahuan dimulainya penyidikan
Usulan penilaian kembali aktiva tetap
Laporan hasil penilaian
Berkas Pemeriksaan
5. Output Laporan Peer Review
Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Surat Peminjaman Berkas Pemeriksaan
Data dan/atau informasi
Surat ketetapan pajak, SKP PBB
Surat Tagihan Pajak
Dokumen Wajib Pajak
Surat Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen
Laporan Hasil Pemeriksaan
Alket
Nota Dinas/surat permintaan penilaian

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman659
6. Ruang Lingkup Proses Usulan Pemeriksaan
Persetujuan/Penugasan Pemeriksaan
Instruksi Pemeriksaan
Persiapan Pemeriksaan
Pelaksanaan Pemeriksaan Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
Reviu (Penelaahan)
Pembahasan dengan Tim Quality Assurance
Pelaporan Pemeriksaan
Penetapan surat ketetapan pajak, SKP PBB
Peer Review(PenelaahanSejawat) pemeriksaan

I.02.1 Usulan Pemeriksaan


1. Definisi Usulan pemeriksaan adalah proses pembuatan daftar nominatif usulan Wajib Pajak yang akan dilakukan
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
2. Kriteria Sukses Wajib Pajak yang diusulkan sesuai/Wajib Pajak yang tepat (sesuai dengan kriteria risiko)
Usulan pemeriksaan disetujui dan diotorisasi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Pengiriman Daftar Nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa kriteria Pemeriksaan Rutin sebelum tanggal 15
bulan berikutnya
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Usulan Pemeriksaan Khusus
Usulan Pemeriksaan Ulang
Usulan Pemeriksaan Rutin
Target pemeriksaan
Data dan/atau informasi
Laporan hasil penilaian
5. Output Usulan Pemeriksaan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara PemeriksaanPeraturan Menteri
Terkait Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 256/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Penelitian Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman660
Bumi dan Bangunan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPP50-0005 Tentang Tata Cara Pengajuan Usulan Pemeriksaan Di Kantor Pelayanan Pajak

I.02.2 Persetujuan/Penugasan Pemeriksaan


1. Definisi Persetujuan/Penugasan Pemeriksaan adalah persetujuan/penugasan yang diberikan oleh Kepala Kanwil atas
usulan pemeriksaan yang diajukan oleh Kantor Pelayanan Pajak.
2. Kriteria Sukses Persetujuan/Penugasan dan daftar alokasi disetujui dan diotorisasi oleh Kepala Kanwil DJP.
3. Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Pajak/ Subdit Perencanaan Pemeriksaan Direktorat
Pemeriksaan dan Penagihan
4. Input Usulan Pemeriksaan
5. Output Nomor Pengawasan Pemeriksaan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara PemeriksaanPeraturan Menteri
Terkait Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 256/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Penelitian Pajak
Bumi dan Bangunan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KWL40-0003 Tentang Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan
KPD13-0005 Tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Pemeriksaan Khusus Dan Validasi Pada SIMPP
KWL41-0005 Tentang Tata Cara Penyelesaian Pengajuan Usulan Pemeriksaan Khusus Di Kantor Wilayah
DJP
*) Saat ini SIMPP tidak digunakan lagi, digantikan dengan SIDJP dan ALPP

I.02.3 Instruksi Pemeriksaan


1. Definisi Instruksi pemeriksaan adalah penugasan pemeriksaan berdasarkan
analisis risiko secara manual dari usulan Kepala Subdirektorat di Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan;
analisis risiko secara manual dari instruksi Direktur Pemeriksaan dan Penagihan;
hasil analisis dan pengembangan atas informasi, data, laporan, dan pengaduan (IDLP) yang dilakukan oleh
Direktur Intelijen dan Penyidikan yang ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Khusus ;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman661
kriteria seleksi berbasis risiko secara komputerisasi;
analisis risiko secara manual yang dibuat oleh Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, Intelijen dan
Penagihan;
hasil analisis dan pengembangan atas informasi, data, laporan, dan pengaduan (IDLP) yang dilakukan oleh
Kepala Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, Intelijen dan Penagihan.
2. Kriteria Sukses Instruksi Pemeriksaan disetujui dan diotorisasi oleh Kanwil DJP/Direktur Pemeriksaan dan
Penagihan/Direktur Jenderal Pajak.
3. Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan /Subdit Perencanaan Pemeriksaan Direktorat
Pemeriksaan dan Penagihan
4. Input Usulan Pemeriksaan Khusus
Data per-NPWP
Berita Acara Penelaahan Bukti Permulaan
5. Output Nomor Pengawasan Pemeriksaan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan
Terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPD13-0004 Tentang Tata Cara Penerbitan Instruksi Pemeriksaan Dan Validasi Pada SIMPP
KPD13-0009 Tentang Tata Cara Validasi Pada SIMPP Untuk Instruksi Pemeriksaan Dari Subdit Transaksi
Khusus
KPD31-0003 Tentang Tata Cara Pembuatan Konsep Surat Instruksi Pemeriksaan Wajib Pajak Group
KWL41-003 Tentang Tata Cara Penerbitan Instruksi Pemeriksaan Khusus Di Kantor Wilayah DJP
*) Saat ini SIMPP tidak digunakan lagi, digantikan dengan ALPP

I.02.4 Persiapan Pemeriksaan


1. Definisi Persiapan Pemeriksaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim Pemeriksa Pajak sebelum melaksanakan
tindakan pemeriksaan. Persiapan pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa Pajak bertujuan untuk
mempelajari/menelaah profil, dokumen dan berkas Wajib Pajak yang akan diperiksa termasuk hasil analisis
risiko yang telah dilakukan oleh Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk memperoleh gambaran yang
lengkap tentang kegiatan usaha Wajib Pajak termasuk benchmark, data, dan informasi yang terkait dengan
Wajib Pajak.
Hasil penelaahan dan evaluasi terhadap Profil Wajib Pajak digunakan sebagai dasar untuk

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman662
membuatperencanaan penyelesaian pemeriksaan (audit planning), merancang programpemeriksaan (audit
program), prosedur pemeriksaan yang akan ditempuhserta untuk menentukan teknik pemeriksaan (metode
pengujian) yang digunakan.
2. Kriteria Sukses Audit planning, audit program, prosedur pemeriksaan yang akan ditempuhserta metode pengujian dibuat
dengan baik per Wajib Pajak yang akan dilakukan pemeriksaan.
3. Proses Owner Tim Pemeriksa Pajak, Seksi Pemeriksaan, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
4. Input Nomor Pengawasan Pemeriksaan
5. Output Surat Perintah Pemeriksaan
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan dalam Rangka Pemeriksaan
Berkas Pemeriksaan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan s.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPP50-0031 Tentang Tata Cara Persiapan Pemeriksaan Di Kantor Pelayanan Pajak

I.02.5 Pelaksanaan Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan


1. Definisi Pelaksanaan Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan adalah kegiatan
pelaksanaan pemeriksaan dengan menguji kebenaran Surat Pemberitahuan, pembukuan atau pencatatan,
dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan lainnya dibandingkan dengan kegiatan usaha, pekerjaan bebas,
dan/atau keadaan yang sebenarnya dari Wajib Pajak.
2. Kriteria Sukses Hasil pemeriksaan sesuai dengan data yang ada dan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
3. Proses Owner Tim Pemeriksa Pajak UP2 (Kantor Pelayanan Pajak/Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan)
4. Input Surat Perintah Pemeriksaan
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan dalam Rangka Pemeriksaan
Berkas Pemeriksaan
5. Output Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
Konsep KKP
Konsep Nota Penghitungan
Surat Persetujuan Pengalihan Pemeriksaan
Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman663
Surat peminjaman buku, catatan, dan dokumen
Data per-NPWP
6. Lingkup Proses Pemeriksaan Lapangan (I.02.5.1)
Pemeriksaan Kantor (I.02.5.2)

I.02.5.1 Pemeriksaan Lapangan Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan


1. Definisi Pemeriksaan Lapangan Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan adalah pemeriksaan yang
bertujuan menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajakyang dilakukan di di tempat
tinggal atau tempat kedudukanWajib Pajak, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebasWajib Pajak,
dan/atau tempat lain yang dianggap perluoleh Pemeriksa Pajak.
2. Kriteria Sukses Hasil pemeriksaan sesuai dengan data yang ada dan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
3. Proses Owner Tim Pemeriksa Pajak UP2 (Kantor Pelayanan Pajak/Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan)
4. Input Surat Perintah Pemeriksaan
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan
Berkas Pemeriksaan
5. Output Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
Konsep KKP
Konsep Nota Penghitungan
Surat Persetujuan Pengalihan Pemeriksaan
Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Surat peminjaman buku, catatan, dan dokumen
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaans.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPP50-0046Tata Cara Pemeriksaan Lapangan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
di KPP

I.02.5.2 Pemeriksaan Kantor Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan


1. Definisi Pemeriksaan Kantor Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan adalah pemeriksaan yang
bertujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang dilakukan di kantor

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman664
Direktorat Jenderal Pajak.
2. Kriteria Sukses Hasil pemeriksaan sesuai dengan data yang ada dan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
3. Proses Owner Tim Pemeriksa Pajak UP2 (Kantor Pelayanan Pajak/Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan)
4. Input Surat Perintah Pemeriksaan
Surat Panggilan dalam Rangka Pemeriksaan
Berkas Pemeriksaan
5. Output Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
Konsep KKP
Konsep Nota Penghitungan
Surat Persetujuan Pengalihan Pemeriksaan
Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Surat peminjaman buku, catatan, dan dokumen
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaans.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPP50-0047Tata Cara Pemeriksaan Kantor Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan di
KPP

I.02.6 Reviu (Penelaahan)


1. Definisi Reviu (Penelaahan) adalah penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan atau konsep Laporan Hasil
Pemeriksaan dari UP2 oleh Tim Reviu sebelum dilakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan (closing
conference). Reviu dilakukan dengan tujuan agar dapat diperoleh keyakinan yang memadai bahwa Tim
Pemeriksa Pajak telah secara optimal menerapkan standar pemeriksaan dalam mengungkapkan
ketidakbenaran laporan Wajib Pajak.
2. Kriteria Sukses Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dikirimkan sesuai dengan jangka waktu pengiriman.
3. Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan/Subdit Teknik dan Pengendalian Pemeriksaan
4. Input Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
5. Output Surat Tindak Lanjut Hasil Reviu, Risalah Reviu
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaans.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman665
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-83/PJ./2009 Tentang Reviu (Penelaahan) dan Penelaahan
Sejawat (Peer Review).
7. SOP KWL41-0007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Reviu (Penelaahan) Di Kantor Wilayah DJP
KPD22-0002 Tentang Tata Cara Penelaahan Konsep Laporan Pemeriksaan Pajak
KPD31-0006 Tentang Tata Cara Penelaahan Hasil Pemeriksaan Khusus Wajib Pajak Group
KPD41-0003 Tentang Tata Cara Penelaahan Hasil Pemeriksaan Gabungan DJP-DJBC
KPD00-0008 Tentang Tata Cara Penelaahan Hasil Pemeriksaan TOPN

I.02.7 Pembahasan dengan Tim Quality Assurance


1. Definisi Pembahasan dengan Tim Quality Assurance adalah pembahasan yang dilakukan oleh Tim Quality
Assurance , Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak, Wakil atau Kuasanya dalam rangka membahas hasil
Pemeriksaan yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan guna menghasilkan Pemeriksaan yang berkualitas.
2. Kriteria Sukses Hasil pemeriksaan yang berkualitas.
3. Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan/Subdit Teknik dan Pengendalian Pemeriksaan
4. Input Surat permohonan pembahasan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan
5. Output Risalah Tim Quality Assurance Pemeriksaan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaans.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 256/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Penelitian Pajak
Bumi dan Bangunan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPD22-0008 Tentang Tata Cara Pembentukan/Perubahan Susunan Tim Quality Assurance Pemeriksaan Di
Kantor Pusat DJP
KPD00-0010 Tentang Tata Cara Pembahasan Hasil Pemeriksaan Oleh Tim Quality Assurance Pemeriksaan
Di Kantor Pusat DJP
KWL42-0015 Tentang Tata Cara Pembentukan/ Perubahan Susunan Tim Quality Assurance Pemeriksaan Di
Kantor Wilayah DJP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman666
I.02.8 Pelaporan
1. Definisi Pelaporan meliputi pelaporan dan pengembalian dokumen Wajib Pajak, penatausahaan Laporan Hasil
Pemeriksaan dan Nota Penghitungan, dan pengembalian berkas pemeriksaan.
2. Kriteria Sukses Pelaporan, pengembalian dokumen Wajib Pajak, penatausahaan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Nota
Penghitungan, dan pengembalian berkas pemeriksaan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
3. Proses Owner Tim Pemeriksa Pajak UP2, Seksi Pemeriksaan
4. Input Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
Konsep KKP
Konsep Nota Penghitungan
Dokumen Wajib Pajak
Berkas pemeriksaan
5. Output Laporan Hasil Pemeriksaan
KKP
Nota Penghitungan
Dokumen Wajib Pajak
Berkas Pemeriksaan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaans.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 256/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Penelitian Pajak
Bumi dan Bangunan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-83/PJ./2009 Tentang Reviu (Penelaahan) dan Penelaahan
Sejawat (Peer Review).
7. SOP KPP50-0010 Tentang Tata Cara Penatausahaan Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak Dan Nota Penghitungan
Di Kantor Pelayanan Pajak
KPD54-0005 Tentang Tata Cara Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak
KPP50-0015 Tentang Tata Cara Peminjaman Dan Pengembalian Berkas Pemeriksaan Di Kantor Pelayanan
Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman667
I.02.9 Penetapan SKP
1. Definisi Penetapan surat ketetapan pajak adalah penerbitan surat ketetapan pajak hasil pemeriksaan.
2. Kriteria Sukses Penyelesaian penetapan surat ketetapan pajak ≤ 3 hari sejak tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Nota penghitungan
5. Output surat ketetapan pajak/Surat Tagihan Pajak, SKP PBB
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaans.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 256/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Penelitian Pajak
Bumi dan Bangunan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2012 Tentang Bentuk dan Isi Nota Penghitungan,
Bentuk dan Isi Surat Ketetapan Pajak serta Bentuk dan Isi Surat Tagihan Pajak s.t.d.t.d PER-33/PJ/2015
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPP30-0024 Tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak

I.02.10Peer Review(Penelaahan Sejawat)


1. Definisi Peer Review(Penelaahan Sejawat) adalah kegiatan yang dilakukan oleh Direktur Pemeriksaan dan
Penagihan atau Kepala Kantor Wilayah DJP guna mendapatkan keyakinan bahwa pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan pajak telah sesuai dengan standar pemeriksaan dan ketentuan lain di bidang pemeriksaan
serta untuk menilai apakah tertib administrasi pemeriksaan telah dilaksanakan.
2. Kriteria Sukses Administrasi perpajakan yang meliputi administrasi laporan rutin pemeriksaan, penatausahaan Laporan Hasil
Pemeriksaan dan KKP, perekaman administrasi dan hasil pemeriksaan, administrasi pengawasan
pemeriksaan, dsb sesuai dengan ketentuan.
Kinerja pemeriksaan baik, antara lain: realisasi penyelesaian pemeriksaan ≥ rencana, realisasi penerimaan
dari pemeriksaan ≥ rencana, jangka waktu penyelesaian pemeriksaan sesuai ketentuan, dsb.
Kualitas pemeriksaan baik, antara lain: kesesuaian dan kelengkapan formulir, surat dan daftar yang
digunakan dalam pemeriksaan; dipenuhinya ketentuan formal penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman668
dan KKP, kebenaran materi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan dan KKP.
3. Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan/Subdit Teknik dan Pengendalian Pemeriksaan
4. Input Laporan Hasil Pemeriksaan
5. Output Laporan Peer Review(Risalah Temuan Penelaahan Sejawat)
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaans.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-49/PJ/2012 Tentang Penelaahan Sejawat (Peer Review)
Pemeriksaan
7. SOP KWL40-0020 Tata Cara Pelaksanaan Penelaahan Pekerjaan Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak (Peer
Review)

I.03Pemeriksaan Tujuan Lain


1. Definisi Pemeriksaan Tujuan Lain adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk melaksanakan ketentuan tertentu dalam
peraturan perundang-undangan perpajakan dan bukan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak serta tidak dimaksudkan untuk menerbitkan surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan
Pajak.
2. Kriteria Sukses Proses pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan proses pemeriksaan dilakukan
sesuai dengan tujuan pemeriksaan
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Wilayah DJP, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
4. Input Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain
5. Output Laporan Hasil Pemeriksaan
KKP
Alket
6. Lingkup Proses Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain (I.03.1)
Persetujuan/Penugasan Pemeriksaan Tujuan Lain (I.03.2)
Instruksi Pemeriksaan Tujuan Lain (I.03.3)
Persiapan Pemeriksaan Tujuan Lain (I.03.4)
Pelaksanaan Pemeriksaan Tujuan Lain (I.03.5)
Pelaporan Pemeriksaan Tujuan Lain (I.03.6)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman669
I.03.1 Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain
1. Definisi Usulan Pemeriksaan Tujuan lain adalah proses pembuatan daftar nominatif usulan Wajib Pajak yang akan
dilakukan pemeriksaan tujuan lain.
2. Kriteria Sukses Usulan pemeriksaan disetujui dan diotorisasi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Penyampaian Surat Pengantar dan Daftar Nominatif kriteria pemeriksaan tujuan lain paling lama 5 (lima) hari
kerja sejak permohonan diterima
3. Proses Owner Seksi Pemeriksaan
4. Input Usulan Pemeriksaan Tujuan Lain
5. Output Daftar nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa kriteria Pemeriksaan Tujuan Lain
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan
Terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-27/PJ/2015 Tentang Petugas Pemeriksa Pajak
7. SOP KPP50-0005 Tentang Tata Cara Pengajuan Usulan Pemeriksaan Di Kantor Pelayanan Pajak

I.03.2 Persetujuan/Penugasan Pemeriksaan Tujuan Lain


1. Definisi Persetujuan/Penugasan Pemeriksaan adalah persetujuan yang diberikan oleh Kepala Kanwil atas usulan
pemeriksaan yang diajukan oleh Kantor Pelayanan Pajak.
2. Kriteria Sukses alokasi disetujui dan diotorisasi oleh Kepala Kanwil DJP.
3. Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan
4. Input Daftar nominatif Wajib Pajak yang akan diperiksa kriteria Pemeriksaan Tujuan Lain
5. Output Nomor Pengawasan Pemeriksaan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaans.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KWL40-0003 Tentang Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan
KWL40-0004 Tentang Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan Dalam Rangka Penagihan Pajak
(Delinquency Audit)

I.03.3 Instruksi Pemeriksaan Tujuan Lain

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman670
1. Definisi Instruksi Pemeriksaan Tujuan Lain adalah penugasan pemeriksaan tujuan lain yang diterbitkan oleh Direktur
Pemeriksaan dan Penagihan atau Kepala Kantor Wilayah DJP berdasarkan Surat Permohonan atau Surat
Permintaan.
Instruksi pemeriksaan tujuan lain diterbitkan apabila terdapat permohonan atau permintaan yang terkait
dengan:
Wajib Pajak mengajukan keberatan;
Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto;
Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai;
Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu kompensasi kerugian sehubungan
dengan pemberian fasilitas perpajakan; dan/atau
Memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda.
Menetapkan besarnya biaya pada tahapan eksplorasi.
2. Kriteria Sukses Instruksi disetujui dan diotorisasi oleh Kanwil DJP/Direktur Pemeriksaan dan Penagihan/Direktur Jenderal
Pajak
3. Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan /Subdit Perencanaan Pemeriksaan
4. Input Surat Permohonan atau Surat Permintaan
5. Output Nomor Pengawasan Pemeriksaan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaans.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPD13-0004 Tentang Tata Cara Penerbitan Instruksi Pemeriksaan Dan Validasi Pada SIMPP
KPD50-0001 Tentang Tata Cara Penatausahaan Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (Tujuan Lain)

I.03.4 Persiapan Pemeriksaan Tujuan Lain


1. Definisi Persiapan Pemeriksaan Tujuan Lain adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim Pemeriksa Pajak sebelum
melaksanakan tindakan pemeriksaan untuk tujuan lain.
2. Kriteria Sukses Audit planning, audit program, prosedur pemeriksaan yang akan ditempuhserta metode pengujian dibuat
dengan baik per Wajib Pajak yang akan dilakukan pemeriksaan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman671
3. Proses Owner Tim Pemeriksa Pajak, Seksi Pemeriksaan, Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan
/Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
4. Input Nomor Pengawasan Pemeriksaan
5. Output Surat Perintah Pemeriksaan
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan dalam Rangka Pemeriksaan
Berkas Pemeriksaan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaans.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPP50-0031 Tentang Tata Cara Persiapan Pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak

I.03.5 Pelaksanaan Pemeriksaan Tujuan Lain


1. Definisi Pelaksanaan Pemeriksaan Tujuan Lain adalah kegiatan pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan untuk
melaksanakan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan dan bukan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak serta tidak dimaksudkan untuk
menerbitkan surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak.
2. Kriteria Sukses Proses pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan proses pemeriksaan dilakukan
sesuai dengan tujuan pemeriksaan.
3. Proses Owner Tim Pemeriksa Pajak Kantor Pelayanan Pajak, Kanwil DJP, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
4. Input Surat Perintah Pemeriksaan
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan dalam Rangka Pemeriksaan
Berkas Pemeriksaan
5. Output Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
Konsep KKP
Surat peminjaman buku, catatan, dan dokumen
6. Lingkup Proses Pemeriksaan Lapangan (I.03.4.1)
Pemeriksaan Kantor (I.03.5.2)

I.03.5.1 Pemeriksaan Lapangan Tujuan Lain


1. Definisi Pemeriksaan Lapangan Tujuan Lain adalah pemeriksaan dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman672
perundang-undangan perpajakan yang dapat meliputi penentuan, pencocokan, atau pengumpulan
materi yang berkaitan dengan tujuan Pemeriksaan yang dilakukan di tempat kedudukan, tempat
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal Wajib Pajak, atau tempat lain yang ditentukan
oleh Direktur Jenderal Pajak.
2. Kriteria Sukses Proses pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan proses pemeriksaan dilakukan
sesuai dengan tujuan pemeriksaan.
3. Proses Tim Pemeriksa Pajak Kantor Pelayanan Pajak, Kanwil DJP, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
4. Input Surat Perintah Pemeriksaan
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan
Berkas Pemeriksaan
5. Output Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
Konsep KKP
Surat peminjaman buku, catatan, dan dokumen
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan
Terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPP50-0048Tentang Tata Cara Pemeriksaan Lapangan Untuk Tujuan Lain Di KPP

I.03.5.2 Pemeriksaan Kantor Tujuan Lain


1. Definisi Pemeriksaan Kantor Tujuan Lain adalah pemeriksaan dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang dapat meliputi penentuan, pencocokan, atau pengumpulan
materi yang berkaitan dengan tujuan Pemeriksaan yang dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak.
2. Kriteria Sukses Proses pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan proses pemeriksaan dilakukan
sesuai dengan tujuan pemeriksaan.
3. Proses Owner Tim Pemeriksa Pajak Kantor Pelayanan Pajak, Kanwil DJP, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
4. Input Surat Perintah Pemeriksaan
Surat Panggilan dalam Rangka Pemeriksaan
Berkas Pemeriksaan
5. Output Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
Konsep KKP
Surat peminjaman buku, catatan, dan dokumen

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman673
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaans.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPP50-0049Tentang Tata Cara Pemeriksaan Kantor Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan Di KPP

I.03.6 Pelaporan
1. Definisi Pelaporan meliputi pelaporan dan pengembalian dokumen Wajib Pajak, penatausahaan Laporan Hasil
Pemeriksaan dan Nothit, dan pengembalian berkas pemeriksaan.
2. Kriteria Sukses Pelaporan, pengembalian dokumen Wajib Pajak, penatausahaan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Nota
Penghitungan, dan pengembalian berkas pemeriksaan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
3. Proses Owner Tim Pemeriksa Pajak UP2, Seksi Pemeriksaan
4. Input Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
Konsep KKP
Dokumen Wajib Pajak
Berkas pemeriksaan
5. Output Laporan Hasil Pemeriksaan
KKP
Dokumen Wajib Pajak
Berkas Pemeriksaan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaans.t.d.d Peraturan
Terkait Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPP50-0010 Tentang Tata Cara Penatausahaan Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak Dan Nota Penghitungan
Di Kantor Pelayanan Pajak
KPD54-0005 Tentang Tata Cara Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak
KPP50-0015 Tentang TataCara Peminjaman Dan Pengembalian Berkas Pemeriksaan Di Kantor Pelayanan
Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman674
Matriks Pengenaan PBB
J. PROSES BISNIS PENGENAAN PBB
1. Definisi Pengenaan adalah serangkaian kegiatanuntukmenetapkan Wajib Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan
menentukan besarnya PBB terutangberdasarkanperaturanperundang-undangan.
2. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Wilayah DJP (Kanwil DJP) danKantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
(KPDJP)
3. Input a. SPOP/LSPOP
b. Semua Peraturan yang telah Ditentukan (Proses Bisnis Regulasi)
c. Data Pihak Ketiga
d. Permintaan Rekomendasi Nilai (Proses Bisnis Keberatan)
e. Pelaksanaan Putusan Banding/Gugatan(Proses BisnisLitigasi)
f. Pelaksanaan Putusan Peninjauan Kembali (Proses Bisnis Litigasi)
4. Output a. Data Penyampaian/pengembalian SPOP/LSPOP (Proses Bisnis Pengawasan)
b. Laporan Hasil Penilaian (Proses Bisnis Keberatan)
c. Laporan Uji Petik (Proses Bisnis Manajemen Strategis)
d. SPPT (Wajib Pajak)
e. Nota Dinas Permintaan Pembayaran, Salinan SPPT Rangkap ke-1,Daftar Ketetapan PBB Migas dan
Panas Bumi (Proses Bisnis Pembayaran)
f. Data PBB Terutang (Proses Bisnis Pengawasan dan Proses Bisnis Penagihan)

5. Ruang Lingkup Proses 1. Pendataan (J.01)


2. Penilaian (J.02)
3. Penetapan (J.03)
6. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pendataan
Terkait Objek Pajak dan Subjek Pajak atau Wajib Pajak Pajak Bumi dan Bangunan;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tanggal 20 Desember 2013 Tentang Tata
Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi,
Gas Bumi, dan Panas Bumi;
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tanggal 28 Desember 2012 Tentang Tata
Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman675
Batubara;
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tanggal 18 November 2011 Tentang Tata
Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perhutanan;
e. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas
Bumi;
f. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
g. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perhutanan
h. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-45/PJ/2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pendaftaran dan Pemutakhiran Pajak Bumi dan Bangunan;

J.01 Proses Bisnis Pendataan


1. Definisi Kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi, dan menatausahakan, data Objek Pajak dan/atau
Subjek Pajak atau Wajib PajaksebagaibahanpenetapanbesarnyaPBBterutang.
2. Kriteria Sukses Terkumpulnya data objek PBB dan subjek pajak/Wajib PajakPBB.
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Rencana Kerja, SPOP/LSPOP
5. Output Data SPOP/LSPOP, Data penyampaian/pengembalianSPOP/LSPOP
6. Ruang Lingkup Proses 1. Proses Bisnis Pendaftaran (J.01.1)
2. Proses BisnisPemutakhiran (J.01.2)
3. Proses Bisnis Pemetaan (J.01.3)
7. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pendataan
Terkait Objek Pajak dan Subjek Pajak atau Wajib Pajak Pajak Bumi dan Bangunan;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tanggal 20 Desember 2013 Tentang Tata
Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi,
Gas Bumi, dan Panas Bumi;
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tanggal 28 Desember 2012 Tentang Tata

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman676
Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan
Batubara;
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tanggal 18 November 2011 Tentang Tata
Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perhutanan;
e. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas
Bumi;
f. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
g. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perhutanan
h. Surat Edaran Direktur Jenderap Pajak Nomor SE-45/PJ/2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pendaftaran dan Pemutakhiran Pajak Bumi dan Bangunan.

J.01.1 Proses Bisnis Pendaftaran


1. Definisi Kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi, dan menatausahakan, data Objek Pajak dan/atau
Subjek Pajak yang belum terdapat dalamadministrasi perpajakan.
2. Kriteria Sukses Terkumpulnya data objek PBB baru dan Subjek Pajak/Wajib PajakPBBSektor Perkebunan, Perhutanan,
Pertambangan, dan Sektor Lainnya.
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Rencana Kerja, SPOP/LSPOP.
5. Output a. Data SPOP/LSPOP;
b. Data penyampaian/pengembalian SPOP/LSPOP.
6. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pendataan
Terkait Objek Pajak dan Subjek Pajak atau Wajib Pajak Pajak Bumi dan Bangunan;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tanggal 20 Desember 2013 Tentang Tata
Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi,
Gas Bumi, dan Panas Bumi;
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tanggal 28 Desember 2012 Tentang Tata

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman677
Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan
Batubara;
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tanggal 18 November 2011 Tentang Tata
Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perhutanan;
e. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas
Bumi;
f. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
g. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perhutanan
h. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-45/PJ/2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pendaftaran dan Pemutakhiran Pajak Bumi dan Bangunan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman678
7. SOP 1. KPP60-0028 Tentang Tata Cara Pembentukan Basis Data Objek PBB Sektor Perkebunan;
2. KPP00-0029 Tentang Tata Cara Pembentukan/Pemeliharaan Basis Data Objek Pajak PBB Sektor
Perhutanan;
3. KPP00-0037 Tentang Tata Cara Pendataan Subjek Pajak dan/atau Wajib Pajak PBB Mineral dan
Batubara;
4. KPF43-0006 Tentang Tata Cara Pendaftaran Objek Pajak Atau Pemutakhiran Data Objek Pajak Pbb
Migas Dan Pbb Panas Bumi;
5. KPP70-0137 Tentang Tata Cara Pendaftaran Atau Pemutakhiran Data Objek Pajak dan Subjek Pajak
Atau Wajib Pajak PBB Migas Dan PBB Panas Bumi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama;

J.01.2 Proses Bisnis Pemutakhiran


1. Definisi Kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi, dan menatausahakan, data Objek Pajak dan/atau
Subjek Pajak atau Wajib Pajak yang telah terdaftardalam administrasi perpajakan.
2. Kriteria Sukses Terkumpulnya data objek PBB dan subjek pajak Sektor Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan, dan Sektor
Lainnya.
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak Pratama
4. Input Rencana Kerja, SPOP/LSPOP
5. Output a. Data SPOP/LSPOP;
b. Data penyampaian/pengembalian SPOP/LSPOP.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman679
6. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/KMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pendataan
Terkait Objek Pajak dan Subjek Pajak atau Wajib Pajak Pajak Bumi dan Bangunan;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tanggal 20 Desember 2013 Tentang Tata
Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi,
Gas Bumi, dan Panas Bumi;
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tanggal 28 Desember 2012 Tentang Tata
Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan
Batubara;
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tanggal 18 November 2011 Tentang Tata
Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perhutanan;
e. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas
Bumi;
f. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
g. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perhutanan;
h. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-45/PJ/2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pendaftaran dan Pemutakhiran Pajak Bumi dan Bangunan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman680
7 SOP 1. KPP60-0028 Tentang Tata Cara Pembentukan Basis Data Objek PBB Sektor Perkebunan;
2. KPP00-0029 Tentang Tata Cara Pembentukan/Pemeliharaan Basis Data Objek Pajak PBB Sektor
Perhutanan;
3. KPP00-0037 Tentang Tata Cara Pendataan Subjek Pajak dan/atau Wajib Pajak PBB Mineral dan
Batubara;
4. KPF43-0006 Tentang Tata Cara Pendaftaran Objek Pajak atau Pemutakhiran Data Objek Pajak Pbb
Migas dan PBB Panas Bumi;
5. KPP70-0137 Tentang Tata Cara Pendaftaran Atau Pemutakhiran Data Objek Pajak dan Subjek Pajak
Atau Wajib Pajak PBB Migas Dan PBB Panas Bumi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama;

J.01.3 Proses Bisnis Pemetaan


1. Definisi Kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi, dan menatausahakan, data Objek Pajak dan/atau
Subjek Pajak atau Wajib Pajak untuk menghasilkan informasi geografis terkait Objek Pajak dan Wajib Pajak
untuk keperluan administrasi perpajakan
2. Kriteria Sukses Terkumpulnya data lokasi tempat tinggal, tempat kedudukan, tempat kegiatan usaha Wajib Pajak Orang
Pribadi dan/atau Badan serta lokasi objek pajak Pajak Bumi dan Bangunan.
3. Proses Owner Seluruh Pegawai DJP
4. Input Semua Peraturan yang telah ditentukan (Proses Bisnis Regulasi)
5. Output a. Titik koordinat lokasi tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan Subjek
Pajak/Wajib Pajak;
b. Titik koordinat Lokasi Objek Pajak
6. Dasar Hukum/Aturan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-48/PJ/2015 tentang Kegiatan Pemetaan Lokasi Wajib Pajak
Terkait Orang Pribadi dan/atau Badan serta Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan melalui Geotagging.

7 SOP Belum ada SOP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman681
J.02 Proses Bisnis Penilaian Objek PBB
1. Definisi Serangkaiankegiatandalamrangkamenentukannilai pasar wajar atas objek penilaian pada suatu saat tertentu
yang dilaksanakansecaraobjektifdanprofessionalberdasarkanstandarpenilaian yang
dapatdigunakansebagaidasaruntukmenghitung PBB terutang.
2. Kriteria Sukses Diperolehnya nilai bumi dan nilai bangunan atas objek pajak yang dinilai.
3. Proses Owner a. Kantor Pelayanan Pajak;
b. Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, danPenilaian(Kanwil DJP);
c. SubdirektoratPenilaian I;
d. SubdirektoratPenilaian II;
e. Fungsional Penilai, Petugas Penilai.
4. Input a. Data SPOP/LSPOP;
b. Data Pihak Ketiga;
c. Permintaaan Rekomendasi Nilai;
d. Rencana Kegiatan (Proses Bisnis Regulasi).
5. Output a. Nilai Bumi/m2dan Nilai Bangunan/m2;
b. Laporan Hasil Penilaian;
c. Laporan Uji Petik.
6. Ruang Lingkup Proses 1. Proses Bisnis Penilaian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) (J.02.1);
2. Proses Bisnis Uji Petik Penilaian (J.02.2).
7. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.03/2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Terkait Keuangan Nomor 76/PMK.03/2013 Tentang Penatausahaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perhutanan;
e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Lainnya;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman682
f. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas
Bumi;
g. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
h. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perhutanan;
i. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-33/PJ/2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Lainnya

J.02.1 Penilaian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)


1. Definisi KegiatanuntukmenentukanNilaiJualObjekPajak (NJOP) yang akandijadikandasarpengenaanpajak,
denganmenggunakanpendekatan data pasar, pendekatanbiaya, danpendekatankapitalisasipendapatan.
2. Kriteria Sukses Diperolehnya nilai bumi/m2 dannilai bangunan/m2atas objek pajak yang dinilai.
3. Proses Owner a. Kantor Pelayanan Pajak;
b. Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi danPenilaian(Kanwil DJP);
c. SubdirektoratPenilaian I;
d. SubdirektoratPenilaian II;
e. Fungsional Penilai, Petugas Penilai.
4. Input a. Data Pihak Ketiga,;
b. Data SPOP/LSPOP;
c. Permintaaan Rekomendasi Nilai.
5. Output a. Nilai Bumi/m2;
b. Nilai Bangunan/m2;
c. Laporan Hasil Penilaian;
d. Rekomendasi Nilai.
6. Ruang Lingkup Proses 1. Perhitungan Nilai Referensi (J.02.1.1);
2. Pengolahan Data Satuan Biaya Pembangunan Hutan Tanaman (SBPHT) dan Satuan Biaya

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman683
Pembangunan Kebun (SBPK) (J.02.1.2);
3. Penghitungan Standar Investasi Tanaman (J.02.1.3);
4. Perhitungan Nilai Bumi dan Nilai Bangunan (J.02.1.4).
7. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.03/2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Terkait Keuangan Nomor 76/PMK.03/2013 Tentang Penatausahaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perhutanan;
e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Lainnya;
f. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas
Bumi;
g. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
h. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perhutanan;
i. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-33/PJ/2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Lainnya

J.02.1.1 Perhitungan Nilai Referensi


1. Definisi Kegiatanuntukmenentukannilai referensi untuk menghitung nilai bumi/m2 yang akandijadikan
sebagaidasarpengenaan PBB.
2. Kriteria Sukses Diperolehnya nilai referensi atas objek pajak yang dinilai untuk PBB Sektor Pertambangan, PBB Sektor

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman684
Perhutanan, PBB Sektor Lainnya.
3. Proses Owner a. Subdirektorat Penilaian I;
b. Subdirektorat Penilaian II;
c. Fungsional Penilai, (Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian)
4. Input Data Pihak Ketiga
5. Output a. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang AngkaKapitalisasi,
NilaiBumi/m2PermukaanBumiUntukOffshore, NilaiTubuhBumi/m2TubuhBumiEksplorasi, dan
HargaUapdanHargaListrikPBBMigasdanPanas Bumi;
b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang NilaiBumi/m2Untuk Areal Offshore,
NilaiTubuhBumiEksplorasi, danAngkaKapitalisasi PBB MineraldanBatubara;
c. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang AngkaKapitalisasidanRasio BiayaProduksi PBB
SektorPerhutanan;
d. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Nilai Bumi/m2, Angka Kapitalisasi, Rasio Biaya Produksi, dan
Luas Areal Penangkapan Ikan per Kapal.
6. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor26/PMK.03/2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Terkait Keuangan Nomor 76/PMK.03/2013 Tentang Penatausahaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perhutanan;
e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Lainnya;
f. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas
Bumi;
g. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman685
h. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perhutanan;
i. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-33/PJ/2015Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Lainnya
7. SOP 1. KPF43-0015 tentang Tata Cara Penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Mengenai Nilai Bumi Per
Meter Persegi Untuk Areal Offshore, Nilai Tubuh Bumi Eksplorasi, Dan Angka Kapitalisasi PBB Mineral
Dan Batubara;
2. KPF30-0001 Tentang Tata Cara Penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Mengenai Angka
Kapitalisasi Dan Rasio Biaya Produksi PBB Sektor Perhutanan;
3. KPF43-0012 Tentang Tata Cara Penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Mengenai Nilai Referensi
Untuk Penilaian Objek Pajak Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Pertambangan;

J.02.1.2 Pengolahan Data SBPHT dan SBPK


1. Definisi Kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi data dari pihak ketiga sebagai bahan penyusunan
Standar Investasi Tanaman (SIT).
2. Kriteria Sukses Diterbitkannya surat Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian tentang SBPHT dan SBPK pertahun pajak
3. Proses Owner a. Subdirektorat Penilaian I, (Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian);
b. Fungsional Penilai
4. Input Data Pihak Ketiga (DataSBPHT dan SBPK)
5. Output Surat Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian mengenai SBPHT dan SBPK
6. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Terkait Bangunan Sektor Perhutanan;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perkebunan;
c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman686
Perhutanan;
d Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-42/PJ/2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perkebunan
7. SOP 1. KPF30-0002 Tentang Tata Cara Penerbitan Surat Direktur Ekstensifikasi Dan Penilaian Mengenai
Satuan Biaya Pembangunan Hutan Tanaman (SBPHT);
2. KPF30-0003 Tentang Tata Cara Penerbitan Surat Direktur Ekstensifikasi Dan Penilaian Mengenai
Satuan Biaya Pembangunan Kebun (SBPK)

J.02.1.3 Penghitungan Standar Investasi Tanaman


1. Definisi Kegiatan untuk menghitung Standar Investasi Tanaman sektor Perhutanan dan Perkebunan berdasarkan
data SBPHT dan SBPK. Standar Investasi Tanaman adalah jumlah biaya tenaga kerja, bahan dan alat yang
diinvestasikan untuk pembukaan lahan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman.
2. Kriteria Sukses Diterbitkan Keputusan Kanwil DJP tentang Standar Investasi Tanaman
3. Proses Owner a. Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian (Kanwil DJP);
b. Fungsional Penilai / Petugas Penilai
4. Input a. Surat Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian tentang SBPHT dan SBPK;
b. Data ILAP
5. Output a. Keputusan Kepala Kantor Wilayah Tentang Standar Investasi Tanaman Sektor Perhutanan;
b. Keputusan Kepala Kantor Wilayah Tentang Standar Investasi Tanaman Sektor Perkebunan
6. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Terkait Bangunan Sektor Perhutanan;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perkebunan;
c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perhutanan;
d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-42/PJ/2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman687
Perkebunan.
7. SOP 1. KWL33-0007 Tentang Tata Cara Penerbitan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Mengenai Standar Investasi Tanaman (SIT) Sektor Perhutanan;
2. KWL33-0001 Tentang Tata Cara Penyusunan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak Mengenai Standar Investasi Tanaman Dan Perubahan Keputusan Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Mengenai Standar Investasi Tanaman Sektor Perkebunan

J.02.1.4 Penghitungan Nilai Bumi dan Nilai Bangunan


1. Definisi Kegiatan untuk melakukan perhitungan untuk menentukan nilai bumi/m2 dan nilai bangunan/m2.
2. Kriteria Sukses Diperolehnya nilai bumi/m2 dan nilai bangunan/m2 atas objek yang dinilai.
3. Proses Owner a. Kantor Pelayanan Pajak;
b. Fungsional Penilai/ Petugas Penilai
4. Input a. Data SPOP/LSPOP;
b. Permintaan Rekomendasi Nilai
5. Output a. Nilai Bumi/m2 dan Nilai Bangunan/m2;
b. Laporan Hasil Penilaian;
6. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.03/2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Terkait Keuangan Nomor 76/PMK.03/2013 Tentang Penatausahaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perhutanan;
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Lainnya;
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perkebunan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman688
e. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas
f. Bumi;
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
g. Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 tentang Petunjuk PelaksanaanPeraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
h. Perhutanan;
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-42/PJ/2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
i. Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perkebunan;
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-33/PJ/2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
j. Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Lainnya.

k.

7. SOP 1. KPP60-0061 Tentang Tata Cara Penilaian Objek Pajak PBB Perkebunan;
2. KPP00-0029 Tentang Tata Cara Pembentukan atau Pemeliharaan Basis Data PBB Sektor Perhutanan;
3. KPP00-0037 tentang Tata Cara Pendataan Subjek Pajak dan/atau Objek Pajak PBB Mineral dan
Batubara;

J.02.2 Uji Petik Penilaian


1. Definisi Kegiatan melakukan konfirmasi kebenaran data yang disampaikan oleh Wajib Pajak dan menentukan
kembali nilai objek pajak yang telah ditentukan tahun-tahun sebelumnya
2. Kriteria Sukses Diperolehnya data objek pajak dan Wajib Pajak yang benar serta nilai bumi dan nilai bangunan atas objek
yang dinilai
3. Proses Owner a. Kantor Pelayanan Pajak Pratama;
b. Subdirektorat Penilaian II, (Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian);

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman689
c. Fungsional Penilai, Petugas Penilai
4. Input Rencana Kerja.
5. Output Laporan Uji Petik
6. Ruang Lingkup Proses 1. UjiPetik SPOP dan LSPOP PBB Mineral dan Batubara(J.02.2.1);
7. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tentang Tata Cara Pengenaan Pajak Bumi
Terkait dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan Batubara

J.02.2.1 Uji Petik SPOP dan LSPOP PBB Mineral dan Batubara
1. Definisi Kegiatan melakukan konfirmasi kebenaran data yang disampaikan oleh Wajib Pajak melalui SPOP dan
LSPOP. Uji petik SPOP dan LSPOP ini tidak harus selalu dilakukan, dilakukan jika dianggap perlu
2. Kriteria Sukses Diperolehnya data SPOP dan LSPOPyang telah dikonfirmasi kebenarannya kepada Wajib Pajak
3. Proses Owner a. Kantor Pelayanan Pajak;
b. Fungsional Penilai / Petugas Penilai
4. Input Rencana Kerja
5. Output Laporan Uji Petik SPOP dan LSPOP PBB Mineral dan Batubara
6. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tentang Tata Cara Pengenaan Pajak Bumi
Terkait dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan Batubara
7. SOP KPP60-0057Tentang Tata Cara UjiPetik SPOPdan LSPOP PBB Mineral dan Batubara

J.03 Proses Bisnis Penetapan


1. Definisi Kegiatan untuk menetapkan besarnyaPBByang terutang kepada Wajib Pajak dengan menerbitkan Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) yang merupakan dasar penagihan pajak.
2. Kriteria Sukses Ditetapkannya :
a. Besarnya PBB terutang dan
b. Wajib Pajak PBB
3. Proses Owner a. Kantor Pelayanan Paja

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman690
b. Subdirektorat Penilaian II, (Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian);
c. Subdirektorat Administrasi dan Evaluasi Penerimaan(Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan).

4. Input a. Nilai Bumi/m2 dan Nilai Bangunan/m2;


b. Surat Keputusan;
c. Pelaksanaan Putusan Banding/Gugatan, Pelaksanaan Putusan Peninjauan Kembali
5. Output a. Data PBB terutang;
b. SPPT;
c. Nota Dinas Permintaan Pembayaran, Salinan SPPT Rangkap ke-1, Daftar Ketetapan PBB Migas dan
Panas Bumi.
6. Ruang Lingkup Proses 1. Proses Bisnis Penyusunan Usulan Nilai Jual Bumi Per Meter Persegi dan/atau Nilai Jual Bangunan Per
Meter Persegi (J.03.1);
2. Proses Bisnis Penyusunan KMK NJOP (J.03.2);
3. Proses Bisnis Penerbitan SPPT (J.03.3);
4. Proses Bisnis Penatausahaan SPPT PBB Migas dan PBB Panas Bumi Pemindahbukuan (J.03.4).
6 Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.03/2014 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual
Terkait Objek sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perhutanan;
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2014 Tentang Penetapan NJOP Sebagai Dasar
Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan;
f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Lainnya;
g. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perkebunan;Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 tentang
Petunjuk PelaksanaanPeraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 tentang Pengenaan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman691
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perhutanan;
h. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
i. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas
Bumi;
j. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-36/PJ/2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2014 Tentang Penetapan NJOP Sebagai Dasar Pengenaan
Pajak Bumi dan Bangunan;
k. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-42/PJ/2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perkebunan;
l. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-33/PJ/2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Lainnya.

J.03.1 Proses Bisnis Penyusunan Usulan Nilai Jual Bumi Per Meter Persegi dan/atau Nilai Jual Bangunan Per Meter Persegi
1. Definisi Kegiatan untuk menyusun NJOP berdasarkan Nilai Jual Bumi/m2 dan Nilai Bangunan/m2 yang akan
digunakan sebagai lampiran Keputusan Menteri Keuangan mengenai NJOP sebagai dasar pengenaan PBB.
2. Kriteria Sukses Telah mengusulkan Nilai Jual Bumi/m2 dan Nilai Jual Bangunan/m2lampiran KMK NJOP sesuai jangka waktu
yang telah ditentukan. (Usulan Nilai Jual Bumi/m2 dan Nilai Jual Bangunan/m2sebagai lampiran KMK NJOP
disampaikan ke Kanwil DJP paling lambat tanggal 31 Maret Tahun Pajak)
3. Proses Owner Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
4. Input a. SPOP/LSPOP;
b. FDM
5. Output Usulan Nilai Jual Bumi/m2 dan Nilai Jual Bangunan/m2
6 Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.03/2014 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual
Terkait Objek sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perhutanan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman692
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2014 Tentang Penetapan NJOP Sebagai Dasar
Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan;
f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Lainnya;
g. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perkebunan;Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 tentang
Petunjuk PelaksanaanPeraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 tentang Pengenaan
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perhutanan;
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
h. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas
Bumi;
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-36/PJ/2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
i. Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2014 Tentang Penetapan NJOP Sebagai Dasar Pengenaan
Pajak Bumi dan Bangunan;
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-42/PJ/2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
j. Perkebunan;
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-33/PJ/2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Lainnya.
k.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman693
l.

7 SOP 1. KPP60-0056 Tentang Tata Cara Pembuatan Usulan Lampiran Keputusan Menteri Keuangan Mengenai
Klasifikasi Dan Besarnya NJOP Bumi Dan Bangunan PBB Mineral Dan Batubara;
2. KPP60-0062 Tentang Tata Cara Penyusunan Usulan Nilai Jual Bumi Per Meter Persegi dan/atau Nilai
Jual Bangunan Per Meter Persegi Sebagai Dasar Penetapan Nilai Jual Objek Pajak dan Usulan
Perubahannya Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama;
3. KPP70-0118 tentang Tata Cara Pembuatan Usulan Perhitungan Nilai Ketetapan PBB Migas Dan Usulan
Surat Keputusan Menteri Keuangan Tentang Klasifikasi NJOP Bumi dan Bangunan PBB Migas Di KPP
Minyak Dan Gas Bumi;

J.03.2Proses Bisnis Penyusunan KMK NJOP


1. Definisi Kegiatan untuk menyusun Keputusan Menteri Keuangan mengenai Penetapan Nilai Jual Objek Pajaksebagai
dasar pengenaan PBB berdasarkan usulan yang disampaikan oleh KPP.
2. Kriteria Sukses Terbitnya Keputusan Menteri Keuangan tentang Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan
PBB tepat waktu.
3. Proses Owner a. Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian (Kanwil DJP);
b. Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan-Kanwil DJP Jakarta Khusus).

4. Input a.
Usulan Nilai Jual bumi dan/atau Bangunan, atau Usulan Perubahan Nilai Jual bumi dan/atau Bangunan;
Surat Keputusan Keberatan PBB, SuratKeputusan Pengurangan Ketetapan PBB yang Tidak Benar,
b. atau Surat Keputusan PembatalanKetetapan PBB yang Tidak Benar.
5. Output Keputusan Menteri Keuangan dan/atau Perubahan Keputusan Menteri Keuangan tentang Penetapan Nilai
Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan PBB
6. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.03/2014 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual
Terkait Objek sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman694
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perhutanan;
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2014 Tentang Penetapan NJOP Sebagai Dasar
Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan;
f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Lainnya;
g. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perkebunan;
h. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 tentang Petunjuk PelaksanaanPeraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perhutanan;
i. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
j. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas
Bumi;
k. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-36/PJ/2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2014 Tentang Penetapan NJOP Sebagai Dasar Pengenaan
Pajak Bumi dan Bangunan;
l. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-42/PJ/2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perkebunan;
m Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-33/PJ/2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Lainnya.
7. SOP 1. KWL33-0005 Tentang Tata Cara Persetujuan Usulan Perhitungan Nilai Ketetapan PBB Migas dan PBB

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman695
Panas Bumi dan Usulan Surat Keputusan Menteri Keuangan tentang Klasifikasi NJOP Bumi dan
Bangunan PBB Migas dan PBB Panas Bumi di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak;
2. KWL33-0008 Tentang Tata Cara Penyusunan Keputusan Menteri Keuangan Dan Perubahan Keputusan
Menteri Keuangan Mengenai Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi
Dan Bangunan Di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak;
3.KWL22-0001 Tentang tentang Tata Cara Persetujuan Usulan Perhitungan Nilai Ketetapan PBB Migas dan
PBB Panas Bumi dan Usulan Surat Keputusan Menteri Keuangan tentang Klasifikasi NJOP Bumi dan
Bangunan PBB Migas di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus;

J.03.3 Proses Bisnis Penerbitan SPPT


1. Definisi Kegiatan untuk menetapkan besarnyaPBByang terutang kepada Wajib Pajak dengan menerbitkan Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).
2. Kriteria Sukses Terbitnya SPPT dalam jangka Waktu yang telah ditentukan.
3. Proses Owner a. Kantor Pelayanan Pajak
4. Input a. Keputusan Menteri Keuangan tentang Penetapan NJOP sebagai Dasar Pengenaan PBB;
b. Surat Keputusan Keberatan;
c. Pelaksanaan Putusan: Banding/Gugatan, Peninjauan Kembali
5. Output a. SPPT;
b. Data PBB terutang;
c. Rekapitulasi Penerbitan SPPT, Salinan SPPT untuk PBB Migas dan PBB Panas Bumi Pemindahbukuan.
6. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.03/2014 Tentang Penyesuaian Besarnya Nilai Jual Objek
Terkait Pajak Tidak Kena Pajak Pajak Bumi dan Bangunan;
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER 02/PJ/2015Tata Cara Penerbitan Surat Pemberitahuan
Pajak TerutangPajak Bumi Dan BangunanUntuk Sektor Perkebunan, Sektor Perhutanan,
SektorPertambangan, Dan Sektor Lainnya;
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman696
Bangunan Sektor Perhutanan;
f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2015 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Lainnya;
g. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perkebunan;
h. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas
Bumi;
i. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral dan Batubara;
j. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 tentang Petunjuk PelaksanaanPeraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perhutanan;
k. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-42/PJ/2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2014 Tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perkebunan;
l. Surat Edaran DirekturJenderalPajakNomor SE-33/PJ/2015
TentangPetunjukPelaksanaanPeraturanDirekturJenderalPajakNomor PER-20/PJ/2015
tentangPengenaanPajakBumidanBangunanSektor Lainnya
7. SOP 1. KPP70-0090 Tentang Tata Cara Penerbitan Surat pemberitahuan Pajak Terutang PBB Sektor
Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan;

J.03.4 Proses Bisnis Penatausahaan SPPT PBB Migas dan PBB Panas Bumi Pemindahbukuan
1. Definisi Kegiatan untuk menatausahakan SPPT PBB Migas dan Panas Bumi yang pembayaran PBB nya melalui
mekanisme Pemindahbukuan.
2. Kriteria Sukses Telah mengirimkan Daftar Ketetapan PBB serta Surat permintaan Pembayaran PBB Migas dan PBB Panas
Bumi melalui pemindahbukuan sesuai jangka waktu yang ditentukan.
3. Proses Owner a. Subdirektorat Penilaian II, (Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian);
b. Subdirektorat Administrasi dan Evaluasi Penerimaan (Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman697
4. Input Rekapitulasi Penerbitan SPPT, Salinan SPPT untuk PBB Migas dan PBB Panas Bumi Pemindahbukuan
5. Output a. Surat Permintaan Pembayaran, Salinan SPPT Rangkap ke-1;
b. Daftar Ketetapan PBB Migas dan Panas Bumi
6. Ruang Lingkup Proses 1. Proses Bisnis Pembuatan Daftar Ketetapan (J.03.4.1);
2. Proses Bisnis Permintaan Pembayaran (J.03.4.2).
6. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
Terkait dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas
Bumi.

J.03.4.1 Proses Bisnis Pembuatan Daftar Ketetapan PBB Migas dan Panas Bumi
1. Definisi Kegiatan untuk membuat Daftar Ketetapan PBB Migas onshore per Wajib Pajak per kabupaten/kota, Daftar
Ketetapan PBB Migas Offshore dan Tubuh bumi per Wajib Pajak, dan Daftar Ketetapan PBB Panas Bumi per
Wajib Pajak per kabupaten/kota, untuk SPPT yang pembayarannya melalui pemindahbukuan.
2. Kriteria Sukses Telah mengirimkan Daftar Ketetapan PBB Migas dan Panas Bumi melalui pemindahbukuan sesuai jangka
waktu yang ditentukan.
3. Proses Owner Subdirektorat Penilaian II, (Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian)
4. Input Rekapitulasi Penerbitan SPPT, Salinan SPPT untuk PBB Migas dan Panas Bumi Pemindahbukuan
5. Output Daftar Ketetapan PBB Migas dan Panas Bumi
6. Dasar Hukum/Aturan a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
Terkait dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas
Bumi.
7. SOP KPF43-0011 Tentang Tata Cara Penatausahaan Salinan SPPT dan Rekapitulasi Penerbitan SPPT PBB
Migas dan PBB Panas Bumi di Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian

J.03.4.2 Proses Bisnis Permintaan Pembayaran


1. Definisi Kegiatan untuk menerbitkan surat permintaan pembayaran PBB Migas dan Panas Bumi yang akan dikirimkan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman698
ke Direktorat Jenderal Anggaran dalam rangka pemindahbukuan.
2. Kriteria Sukses Telah mengirimkan Surat permintaan Pembayaran PBB Migas dan PBB Panas Bumi melalui
pemindahbukuan sesuai jangka waktu yang ditentukan.
3. Proses Owner Subdirektorat Administrasi dan Evaluasi Penerimaan (Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan)
4. Input Salinan SPPT untuk PBB Migas dan Panas Bumi Pemindahbukuan, Daftar Ketetapan PBB
5. Output Surat Permintaan Pembayaran PBB Migas dan Panas Bumi
6. Dasar Hukum/Aturan 1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2013 Tentang Tata cara Pengenaan Pajak Bumi
Terkait dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 Tentang Tata cara Penatausahaan Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas
Bumi.
7. SOP KPH42-0004 Tentang Prosedur Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran PBB Migas dan Panas Bumi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman699
Matriks Penilaian
U. PROSES BISNIS PENILAIAN
1. Definisi Kelompok proses bisnis yang menggambarkan rangkaian rangkaian siklus penilaian, mulai dari persiapan penilaian,
pelaksanan penilaian, dan pelaporan hasil penilaianyang digunakan untuk memberikan opini atas nilai wajar atau nilai
pasar suatu objek penilaian secara luas
2. Proses Owner KPP, Kanwil DJP, Kantor Pusat DJP
3. Input Nota Dinas Permintaan Bantuan Penilaian (Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis Penagihan, Proses Bisnis
Pemeriksaan, dan Proses Bisnis Penyidikan)
Surat Permintaan Bantuan Penilai(Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis Penagihan, Proses Bisnis Pemeriksaan,
dan Proses Bisnis Penyidikan)
4. Output Laporan Hasil Penilaian (Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis Penagihan, Proses Bisnis Pemeriksaan, dan
Proses Bisnis Penyidikan)
5. Ruang Lingkup Proses Persiapan Penilaian (U.01)
Pelaksanaan Penilaian (U.02)
Pelaporan Hasil Penilaian (U.03)
6. Dasar Hukum/Aturan PER-27/PJ/2014
Terkait SE-61/PJ/2015

U.01. Persiapan Penilaian


1. Definisi Persiapan Penilaian merupakan rangkaian aktivitas untuk mempersiapkan pelaksanaan kegiatan penilaian yang
bertujuan untuk meningkatkan efektifitas serta efisiensi pelaksanaannya
2. Kriteria Sukses Surat Tugas Penilaian yang diterbitkan berdasarkan data dan informasi yang dimiliki dan/atau diperoleh dan
disesuaikan dengan sumber daya yang dimilikisebagai dasar pelaksanaan penilaian untuk kepentingan perpajakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman700
secara luas
3. Proses Owner KPP
Kanwil DJP
Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan
Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian
Kantor Pusat DJP
Subdirektorat Kerjasama dan Dukungan Pemeriksaan
Subdirektorat Penilaian I
Subdirektorat Penilaian II
4. Input Nota Dinas Permintaan Penilaian (Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis Penagihan, Proses Bisnis Pemeriksaan,
dan Proses Bisnis Penyidikan)
Surat Permintaan Bantuan Penilai (Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis Penagihan, Proses Bisnis Pemeriksaan,
dan Proses Bisnis Penyidikan)
5. Output Surat Tugas Penilaian
Surat Pemberitahuan Penilaian
Surat Permintaan Bantuan Penilai (Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis Penagihan, Proses Bisnis Pemeriksaan,
dan Proses Bisnis Penyidikan)
6 Ruang Lingkup Proses Permintaan Penilaian (U.1.1)
Permintaan Bantuan Penilai (U.1.2)
7 Dasar Hukum/Aturan PER-27/PJ/2014
Terkait SE-61/PJ/2015
8 SOP -

U.1.1. Permintaan Penilaian


1. Definisi Permintaan Penilaian merupakan rangkaian aktivitasmelakukan permintaan penilaian kepada Fungsional Penilai atau
Petugas Penilai agar dapat memberikan opini, atas nilai nilai wajar atau nilai pasar suatu objek penilaian yang
digunakan untuk kepentingan perpajakan secara luas

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman701
2. Kriteria Sukses Surat Tugas Penilaian yang diterbitkan berdasarkan data dan informasi yang dimiliki dan/atau diperoleh dan
disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki sebagai dasar pelaksanaan penilaian untuk kepentingan perpajakan
secara luas
Surat Permintaan Bantuan Penilai yang diterbitkan berdasarkan permintaan penilaian
3. Proses Owner KPP
Kanwil DJP
Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan
Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian
Kantor Pusat DJP
Subdirektorat Kerjasama dan Dukungan Pemeriksaan
Subdirektorat Penilaian I
Subdirektorat Penilaian II
4. Input Nota Dinas Permintaan Penilaian (Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis Penagihan, Proses Bisnis Pemeriksaan,
dan Proses Bisnis Penyidikan)
5. Output Surat Permintaan Bantuan Penilai (Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis Penagihan, Proses Bisnis Pemeriksaan,
dan Proses Bisnis Penyidikan)
Surat Tugas Penilaian
Surat Pemberitahuan Penilaian
6 Ruang Lingkup Proses -
7 Dasar Hukum/Aturan SE-61/PJ/2015
Terkait
8 SOP -

U.1.2. Permintaan Bantuan Penilai


1. Definisi Permintaan Penilaian merupakan rangkaian aktivitasmelakukan permintaan penilaian kepada Fungsional Penilai atau
Petugas Penilai agar dapat memberikan opini, atas nilai nilai wajar atau nilai pasar suatu objek penilaian yang

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman702
digunakan untuk kepentingan perpajakan secara luas
2. Kriteria Sukses Surat Tugas Penilaian yang diterbitkan berdasarkan data dan informasi yang dimiliki dan/atau diperoleh dan
disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki sebagai dasar pelaksanaan penilaian untuk kepentingan perpajakan
secara luas
3. Proses Owner KPP
Kanwil DJP
Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan
Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian
Kantor Pusat DJP
Subdirektorat Kerjasama dan Dukungan Pemeriksaan
Subdirektorat Penilaian I
Subdirektorat Penilaian II
4. Input Surat Permintaan Bantuan Penilai (Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis Penagihan, Proses Bisnis Pemeriksaan,
dan Proses Bisnis Penyidikan)
5. Output Surat Tugas Penilaian
Surat Pemberitahuan Penilaian
6 Ruang Lingkup Proses -
7 Dasar Hukum/Aturan SE-61/PJ/2015
Terkait
8 SOP -

U.2.PelaksanaanPenilaian
1. Definisi Pelaksanaan Penilaian merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari aktivitas penentuan pendekatan, metode,
dan teknik penilaian, pengumpulan data, analisis dan penentuan nilai hingga penyusunan kertas kerja penilain yang

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman703
dilaksanakan oleh Fungsional Penilai atau Petugas Penilai menurutprosedur dan ketentuan yang berlaku
2. Kriteria Sukses Pelaksanaan penilaian dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
3. Proses Owner KPP
Kanwil DJP
Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan
Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian
Kantor Pusat DJP
Subdirektorat Kerjasama dan Dukungan Pemeriksaan
Subdirektorat Penilaian I
Subdirektorat Penilaian II
4. Input Surat Tugas Penilaian
Surat Pemberitahuan Penilaian
5. Output Kertas Kerja Penilaian
6. Ruang Lingkup Proses Penentuan Pendekatan, Metode, dan Teknik Penilaian
Pengumpulan Data
Analisis dan Penentuan Nilai
Penyusunan Kertas Kerja
7 Dasar Hukum/Aturan SE-61/PJ/2015
Terkait
8 SOP -

U.2.1 Penentuan Pendekatan, Metode, dan Teknik Penilaian


1. Definisi Penentuan Pendekatan, Metode dan Teknik Penilaian yang digunakan oleh Fungisional Penilai atau Petugas Penilai
dalam melakukan penilaian terhadap suatu objek yang dilakukan penilaian

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman704
2. Kriteria Sukses Penggunaan pendekatan, metode dan, teknik penilaian yang mengacu pada Standar Penilaian yang berlaku
3. Proses Owner KPP
Kanwil DJP
Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan
Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian
Kantor Pusat DJP
Subdirektorat Kerjasama dan Dukungan Pemeriksaan
Subdirektorat Penilaian I
Subdirektorat Penilaian II
4. Input Surat Tugas Penilaian
Surat Pemberitahuan Penilaian
5. Output Pendekatan, Metode, dan Teknik Penilaian
6. Ruang Lingkup Proses -
7 Dasar Hukum/Aturan -
Terkait
8 SOP -

U.2.2 Pengumpulan Data


1. Definisi Pengumpulan Data merupakan serangkai aktivitas untuk mengumpulkan data/dokumen yang dapat menjadi bahan
pembanding atas objek yang dilakukan penilaian yang memiliki kriteria sejenis
2. Kriteria Sukses Data/dokumen yang bisa menjadi bahan pembanding atas objek yang dilakukan penilaian

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman705
3. Proses Owner KPP
Kanwil DJP
Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan
Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian
Kantor Pusat DJP
Subdirektorat Kerjasama dan Dukungan Pemeriksaan
Subdirektorat Penilaian I
Subdirektorat Penilaian II
4. Input Pendekatan, Metode, dan Teknik Penilaian
5. Output Data Pembanding Objek
6. Ruang Lingkup Proses -
7 Dasar Hukum/Aturan -
Terkait
8 SOP -

U.2.3. Analisis dan Penentuan Nilai


1. Definisi Analisis dan Penentuan Nilai merupakan rangkaian aktivitas untuk melakukan analisis terhadap suatu objek yang
dilakukan penilaian berdasarkan data/dokumen pembanding objek yang bertujuan untuk menentukan nilai wajar atau
nilai pasar objek tersebut
2. Kriteria Sukses KPP
Kanwil DJP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman706
Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan
Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian
Kantor Pusat DJP
Subdirektorat Kerjasama dan Dukungan Pemeriksaan
Subdirektorat Penilaian I
Subdirektorat Penilaian II
3. Proses Owner KPP, Kanwil DJP, Kantor Pusat DJP
4. Input Data Pembanding Objek
5. Output Analisis Penentuan Nilai
6. Ruang Lingkup Proses -
7 Dasar Hukum/Aturan -
Terkait
8 SOP -

U.2.4. Penyusunan Kertas Kerja


1. Definisi Penyusunan Kertas Kerja merupakan rangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh Fungsional Penilai atau Petugas
Penilai untuk membuat dan menyusun kertas kerja penilaian.
2. Kriteria Sukses Kertas Kerja Penilaian disusun sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
3. Proses Owner KPP
Kanwil DJP
Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman707
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan
Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian
Kantor Pusat DJP
Subdirektorat Kerjasama dan Dukungan Pemeriksaan
Subdirektorat Penilaian I
Subdirektorat Penilaian II
4. Input Analisis Penentuan Nilai
5. Output Kertas Kerja Penilaian
6. Ruang Lingkup Proses -
7 Dasar Hukum/Aturan -
Terkait
8 SOP -

U.03Pelaporan Hasil Penilaian


1. Definisi Pelaporan Hasil Penilaian merupakan rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh Fungsional Penilai atau Petugas Penilai
2. Kriteria Sukses Laporan Hasil Penilaian yang dapat memberikan opini nilai wajar atau nilai pasar atas objek yang dilakukan penilaian
3. Proses Owner KPP
Kanwil DJP
Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan
Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi, dan Penilaian

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman708
Kantor Pusat DJP
Subdirektorat Kerjasama dan Dukungan Pemeriksaan
Subdirektorat Penilaian I
Subdirektorat Penilaian II
4. Input Kertas Kerja Penialain
5. Output Laporan Hasil Penilaian (Proses Bisnis Pengawasan, Proses Bisnis Penagihan, Proses Bisnis Pemeriksaan, dan
Proses Bisnis Penyidikan)
6. Ruang Lingkup Proses -
7 Dasar Hukum/Aturan SE-61/PJ/2015
Terkait
8 SOP -

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman709
Matriks Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan
K . PROSES BISNIS PENYIDIKAN
1. Definisi Proses Bisnis Penyidikan adalah kelompok proses bisnis yang menggambarkan serangkaian aktivitas-aktivitas
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang
perpajakan yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya, serta mengetahui besarnya kerugian pada
pendapatan negara.
2. Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
Direktorat Penegakan Hukum (Subdit Penyidikan).
3. Input Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP (P) berupa ND Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan, Lembar
Informasi dan Analisis IDLP dan Formulir Pemanfaatan Tindak Lanjut IDLP atau ND Penerusan Lembar
Resume IDLP
SPT dari Pengolahan SPT
Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ke-3 (N) berupa dokumen/image, alket
Proses Bisnis Intelijen Perpajakan (O) berupa Lembar Informasi Intelijen Perpajakan
Proses Bisnis Registrasi (A) berupa informasi WP pindah
Proses Bisnis Hubungan Internasional (X) berupa Informasi Exchange of Information (EOI)
Korwas PPNS berupa Pemberitahuan Sidang termasuk salinan putusan pengadilan dan pemberitahuan status
berkas P19/P21.
Menteri Keuangan apabila ada permohonan dari Wajib Pajak untuk menghentikan penyidikan terkait dengan pasal
44B UU KUP berupa permintaan pendapat dalam rangka penghentian penyidikan pajak Pasal 44B,
pemberitahuan persetujuan/penolakan penghentian penyidikan dan Surat Keputusan Penghentian
Penyidikan Pajak (SKP3) dari Jaksa Agung.
Wajib Pajak berupa
Surat Setoran Pajak (SSP) atas pelunasan pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang seharusnya tidak
dikembalikan dan ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali dari pajak
yang tidak atau kurang dibayar atau yang seharusnya tidak dikembalikan;
Buku, catatan, dokumen, data , dan keterangan, pernyataan pengungkapan ketidakbenaran (Pasal 8 ayat (3))
Permintaan informasi kerugian negara
4. Output Proses Bisnis Penagihan (L) berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang bayar (SKPKB) Pasal 13A
Proses Bisnis Intelijen Perpajakan (O) berupa Berita Acara Penelaahan dan usul pendalaman melalui kegiatan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman710
Intelijen Perpajakan, Nota Dinas permintaan melakukan kegiatan Intelijen Perpajakan
Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP (P) berupa Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Laporan
Perkembangan Pemeriksaan Bukti Permulaan (dalam rangka perluasan Pemeriksaan Bukti Permulaan)
Proses Bisnis Pemeriksaan (I) berupa :
Berita Acara Penelaahan dan usul pemeriksaan khusus
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Surat Penolakan usul pemeriksaan bukti permulaan
Data dan/atau Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Salinan Putusan Pengadilan (Pasal 13 ayat (5) UU KUP
Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3)
Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP)
Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa data dan/atau Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan, Surat
Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3)
Proses Bisnis Pembayaran (C ) berupa Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan dan Surat Setoran
Pajak terkait Pasal 44B yang sudah disetor namun ditolak oleh Jaksa Agung
Korwas PPNS berupa surat permintaan bantuan dalam proses penyidikan, laporan perkembangan, SP3,
berkas perkara, barang bukti, dan tersangka
Pengadilan Negeri berupa Surat Permintaan Ijin Penggeledahan /Surat Permintaan Ijin Penyitaan
Menteri Keuangan Berupa Laporan Hasil Penelitian, Surat Setoran Pajak (SSP), surat permohonan
pencegahan/pencabutan tersangka, informasi kerugian negara, Pemberitahuan keterlibatan aparat pajak
dalam tindak pidana di bidang perpajakan.
Wajib Pajak berupa Surat Panggilan, Surat Permintaan/Peminjaman Buku, Catatan, Dokumen, data,
keterangan
Kebijakan berupa Laporan Evaluasi
Pihak berwenang terkait berupa Surat Pemberitahuan Tindak Pidana selain Tindak Pidana di bidang
perpajakan
5. Ruang Lingkup Proses Proses Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01)
Proses Persiapan Penyidikan (K.02)
Proses Pelaksanaan Penyidikan (K.03)
Proses Pemantauan Sidang (K.04)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman711
Proses Evaluasi Penyidikan (K.05)
Proses Penghentian Penyidikan (K.06)

K.01. PROSES PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN


Definisi Proses pemeriksaan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana.
Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti keterangan, tulisan, atau benda yang dapat
memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu tindak pidana di bidang
perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
Proses Owner Subdit Pemeriksaan Bukti Permulaan pada Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
Input Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP (P) berupa Lembar Informasi dan Analisis IDLP
Proses Bisnis Intelijen Perpajakan (O) berupa Lembar Informasi Intelijen Perpajakan
Wajib Pajak berupa buku, dokumen, catatan, keterangan/data, pernyataan, pengungkapan ketidakbenaran (Pasal
8 ayat 3) dan lampiran.
Proses Bisnis Registrasi (A) berupa informasi Wajib Pajak pindah
Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga (N) berupa dokumen/image/alat keterangan
Output Proses Bisnis Intelijen Perpajakan (O) berupa Berita Acara Penelaahan dan Usul Pendalaman Melalui Kegiatan
Penegakan Hukum
Proses Bisnis Pengawasan (G) berupa Surat Pemberitahuan Penolakan Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan
Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP berupa Laporan Perkembangan dan Usul Pemeriksaan Bukti
Permulaan
Proses Bisnis Penagihan berupa SKPKB (terkait Pasal 13 A)
Proses Bisnis Penyidikan berupa Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan dengan usul penyidikan dan Laporan
Kejadian
Proses Bisnis Pemeriksaan berupa data atau Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Proses Bisnis Hubungan Internasional (X) berupa Informasi Exchange of Information (EOI)
Wajib Pajak berupa Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan, Surat Permintaan Buku Dokumen
Catatan Keterangan, Pemberitahuan tidak dilakukan Penyidikan atau Pemberitahuan Penolakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman712
Menteri Keuangan berupa Laporan keterlibatan pegawai dalam tindak pidana perpajakan
Pihak Berwenang Terkait berupa Laporan Tindak Pidana selain di bidang Perpajakan
Ruang Lingkup Proses Penelaahan Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.1)
Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.2)
Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.3)
Penelaahan atas Konsep LPBP (K.01.4)
Tindak Lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.5)

K.01.1 PENELAAHAN USUL PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN


Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara penelaahan usulan bukti permulaan oleh Kepala UPPBP dengan Tim
Penelaahan dalam menentukan layak atau tidaknya suatu usulan pemeriksaan dapat dilakukan pemeriksaan
Bukti Permulaan
Kriteria Sukses Tim Penelaahan mampu mengkaji dan memberikan rekomendasi yang tepat bahwa suatu usulan layak atau atau
tidak layak dilakukan pemeriksaan bukti permulaan (terdapat/tidak terdapat indikasi awal tindak pidana
perpajakan).
Proses Owner Kakanwil dan Tim Penelaah (Tingkat Kanwil);
Direktur Penegakan Hukum dan Tim Penelaah (Tingkat KPDJP)
Input Lembar Informasi dan Analisis IDLP dan Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan (dari Proses Pengembangan dan
Analisis IDLP)
Lembar Informasi Intelijen Perpajakan dan Usulan Permeriksaan Bukti Permulaan (dari Proses Bisnis Intelijen
Perpajakan)
Laporan Perkembangan/Laporan Kemajuan dan Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Output Berita Acara Penelaahan
Usul Pendalaman Melalui Kegiatan Penegakan Hukum
Surat Pemberitahuan Penolakan Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan
Data untuk dimanfaatkan
Usul Pemeriksaan Khusus
Dasar hukum/aturan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
terkait Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP KWL40-0005

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman713
KPE30-0025

K.01.3 PENERBITAN SURAT PERINTAH PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN


Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara penerbitan Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan
Kriteria Sukses Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan diterbitkan sesuai dengan Instruksi Pemeriksaan Bukti Permulaan
dan
tepat waktu
Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah, Subdit Pemeriksaaan Bukti
Permulaan Dit Penegakan Hukum
Input Berita Acara Penelaahan (dari Proses Bisnis Penelaahan Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan)
Persetujuan Pengalihan (dari Proses Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan)
Output Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan
Dasar hukum/aturan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
terkait Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP KPE30-0004 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan di Kantor Pusat
KPE30-0008 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Tugas Pengganti Pemeriksaan Bukti Permulaan di Kantor Pusat
KWL40-0007 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan di Kantor Wilayah DJP
KWL42-0003 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Tugas Pengganti Pemeriksaan Bukti Permulaan di Kantor
Wilayah

K.01.4 PELAKSANAAN PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN


Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Kriteria Sukses Pemeriksaan Bukti Permulaan dapat memastikan bahwa Wajib Pajak terkait terindikasi melakukan tindak pidana
didukung dengan bukti yang valid dan meyakinkan.
Pelaksananaan pemeriksaan Bukti permulaan dapat diselesaikan dalam rentang waktu yang telah disesuaikan
Proses Owner Tim Pemeriksa Bukti Permulaan
Input Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan (dari Proses Bisnis Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti
Permulaan)
Buku, dokumen, catatan, keterangan/data, pernyataan pengungkapan ketidakbenaran (Pasal 8 ayat3) dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman714
lampiran (dari Wajib Pajak)
Informasi Wajib Pajak Pindah (dari Proses Bisnis Registrasi)
Dokumen/Image/Alat Keterangan (dari Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga)
Output Konsep Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Data atau Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Surat Permintaan Buku, Dokumen, Catatan Keterangan
Laporan Perkembangan Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan
Ruang Lingkup Proses Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.4.1)
Perolehan Keterangan dan Data (K.01.4.2)
Pelaksanaan Pengujian Tindak Pidana di Bidang Perpajakan (K.01.4.3)
Penyusunan KKP dan Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.4.4)
Penghentian Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.4.5)
Perpanjangan Jangka Waktu Penyelesaian Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.4.6)
Perluasan Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.4.7)
Pengalihan Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.4.8)
Tindak Lanjut atas Pengungkapan Ketidakbeneran Perbuatan oleh Waiib Pajak (K.01.4.9)
Pemeriksaan Bukti Permulaan Wajib Pajak Lokasi (K.01.4.10)

K.01.4.1 PEMBERITAHUAN PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN


Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Kriteria Sukses Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan diterbitkan dan dikirimkan sesuai dengan Surat Perintah
Pemeriksaan Bukti Permulaan tepat waktu
Proses Owner Tim Pemeriksa
Input Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan (terbuka) (dari Proses Bisnis Penerbitan Surat Perintah
Pemeriksaan Bukti Permulaan)
Output Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Informasi Wajib Pajak tidak ditemukan
Dasar hukum/aturan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman715
terkait Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP KPE30-0009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan di Kantor Pusat
KWL42-0004 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan di Kantor Wilayah

K.01.4.2 PEROLEHAN KETERANGAN DAN DATA


Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara perolehan keterangan dan data dalam menunjang pelaksanaan
pemeriksaan bukti permulaan
Kriteria Sukses Surat Permintaan buku, dokumen, catatan, keterangan dan data dan/atau surat panggilan dapat tersampaikan
kepada Wajib Pajak serta data dan informasi dapat tersajikan secara tepat waktu
Proses Owner Tim Pemeriksa
Input Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan (terbuka/tertutup) (dari Proses Bisnis Penerbitan Surat Perintah
Pemeriksaan Bukti Permulaan)
Informasi Wajib Pajak setuju untuk dilakukan pemeriksaan bukti permulaan
Output Surat Permintaan buku, dokumen, catatan, keterangan dan data
Surat Panggilan
Usul Penyidikan
Data dan/atau informasi
Berita Acara Permintaan Keterangan
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Ruang Lingkup Proses Permintaan Keterangan Calon Tersangka dan Calon Saksi serta Pihak Lain Terkait (K.01.5.2.1)
Peminjaman Buku, Catatan, Dokumen dan lain-lain (K.01.5.2.2)
Penyegelan/Pembukaan Kertas Segel (K.01.5.2.3)
Pembukaan Rahasia Bank dan Pengolahan Dokumen (K.01.5.2.4)
Perolehan/Pengambilan dan Pengolahan Data Elektronik (K.01.5.2.5)
Permintaan Bantuan Tenaga Ahli (K.01.5.2.6)

K.01.4.2.1 PERMINTAAN KETERANGAN CALON TERSANGKA DAN CALON SAKSI SERTA PIHAK LAIN TERKAIT

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman716
Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara permintaan keterangan kepada calon tersangka, calon saksi dan pihak
lain untuk memperkuat pengumpulan bahan bukti dalam pelaksanaan pemeriksaan bukti permulaan
Kriteria Sukses Surat panggilan dapat tersampaikan dan adanya Berita Acara Permintaan Keterangan
Proses Owner Tim Pemeriksa
Input Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan (terbuka/tertutup) (dari Proses Bisnis Penerbitan Surat Perintah
Pemeriksaan Bukti Permulaan)
Output Surat Panggilan
Informasi Wajib Pajak Meninggal Dunia
Informasi tidak ditemukan tindak pidana
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP KPE30-0011 tentang Tata Cara Pemanggilan Calon Tersangka, Calon Saksi dan/atau Pihak Lain yang berkaitan
untuk memperoleh keterangan dalam rangka pemeriksaan bukti permulaan di Kantor Pusat.
KWL42-0006 tentang Tata Cara Pemanggilan Calon Tersangka, Calon Saksi dan/atau Pihak Lain yang berkaitan
untuk memperoleh keterangan dalam rangka pemeriksaan bukti permulaan di Kantor Wilayah.
K.01.4.2.2 PEMINJAMAN BUKU,CATATAN, DOKUMEN DAN LAIN-LAIN
Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara peminjaman buku, catatan, dokumen dan lain-lain untuk memperkuat
pengumpulan bahan bukti dalam pelaksanaan pemeriksaan bukti permulaan
Kriteria Sukses Surat permintaan peminjaman tersampaikan kepada Wajib Pajak dan tepat waktu
Proses Owner Tim Pemeriksa
Input Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan (terbuka/tertutup) (dari Proses Bisnis Penerbitan Surat Perintah
Pemeriksaan Bukti Permulaan)
Informasi Wajib Pajak setuju untuk diperiksa (dari Wajib Pajak)
Output Surat Permintaan Buku, Catatan dan Dokumen
Informasi Wajib Pajak tidak Kooperatif untuk dilakukan proses penyegelan
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman717
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP

K.01.4.2.3 PENYEGELAN/PEMBUKAAN KERTAS SEGEL


Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara penyegelan/pembukaan kertas segel dalam pelaksanaan pemeriksaan
bukti permulaan terkait adanya Wajib Pajak yang tidak kooperatif
Kriteria Sukses Proses dapat dilaksanakan tepat waktu dan didapatkannya data serta tindak lanjut melalui usul penyidikan yang
sesuai
Proses Owner Tim Pemeriksa
Input Informasi Wajib Pajak tidak kooperatif (dari Proses Bisnis Peminjaman Buku, Catatan, Dokumen dan Lain-Lain)
Output Usul Penyidikan
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
7. SOP
K.01.4.2.4 PEMBUKAAN RAHASIA BANK DAN PENGOLAHAN DOKUMEN
Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara perolehan data melalui pembukaan rahasia bank dan pengolahan
dokumen dalam pelaksanaan pemeriksaan bukti permulaan
Kriteria Sukses Proses yang dilaksanakan dapat menghasilkan data yang sesuai dan tepat waktu
Proses Owner Tim Pemeriksa
Input Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan (terbuka/tertutup) (dari Proses Bisnis Penerbitan Surat Perintah
Pemeriksaan Bukti Permulaan)
Output Data Perbankan
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman718
K.01.4.2.5 PEROLEHAN/PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK
Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara perolehan dan pengambilan data elektronik dalam mendukung
pelaksanaan pemeriksaan bukti permulaan
Kriteria Sukses Proses yang dilaksanakan dapat menghasilkan data yang sesuai dan tepat waktu
Proses Owner Tim Pemeriksa
Input Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan (terbuka/tertutup) (dari Proses Bisnis Penerbitan Surat Perintah
Pemeriksaan Bukti Permulaan)
Output Nota Dinas Permintaan Bantuan Pihak Ketiga
Data
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP

K.01.4.2.6 PERMINTAAN BANTUAN TENAGA AHLI


Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara permintaan bantuan tenaga ahli dalam mendukung perolehan data
pada pelaksanaan pemeriksaan bukti permulaan
Kriteria Sukses Surat Permintaan dapat disampaikan kepada Tenaga Ahli yang sesuai dengan tepat waktu
Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Kanwil DJP, Subdit Pemeriksaaan Bukti Permulaan Dit
Penegakan Hukum
Input Nota Dinas Permintaan Bantuan dari Tim Pemeriksa
Output Surat Permintaan Bantuan Tenaga Ahli
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP KPE30-0012 tentang Tata Cara Permintaan Bantuan Pihak Ketiga di Kantor Pusat
KWL 42-0007 tentang Tata Cara Permintaan Bantuan Pihak Ketiga di Kantor Wilayah

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman719
K.01.4.3 PELAKSANAAN PENGUJIAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara pengujian bahan bukti dan keterangan untuk mengetahui ada tidaknya
tindak pidana di bidang perpajakan
Kriteria Sukses Tim Pemeriksa mampu untuk mengungkapkan tindak pidana perpajakan berdasarkan bahan bukti dan alat
keterangan yang dikumpulkan dan dianalisis
Proses Owner Tim Pemeriksa
Input Buku, dokumen, catatan, keterangan dan data dari Wajib Pajak
Pengalihan ditolak
Nota Dinas Persetujuan Perpanjangan
Data
Berita Acara Permintaan Keterangan
Surat Penolakan Permohonan atas Tindak Lanjut Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan
Output Nota Dinas Permohonan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan
Nota Dinas Usulan Perluasan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Nota Dinas Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan Wajib Pajak Lokasi
Hasil Pengujian Tindak Pidana
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP Working Instruction

K.01.4.4 PENYUSUNAN KKP DAN LAPORAN PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN


Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara penyusunan kertas kerja pemeriksaan dan Laporan Pemeriksaan Bukti
Permulaan sebagai dokumentasi hasil pengujian tindak pidana di Bidang Perpajakan
Kriteria Sukses Tim Pemeriksa mampu menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan dan Konsep Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
secara akurat dan tepat waktu
Proses Owner Tim Pemeriksa
Input Usul Penyidikan karena Wajib Pajak tidak Kooperatif (dari Proses Bisnis Perolehan Keterangan dan Data)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman720
Hasil Pengujian Tindak Pidana di Bidang Perpajakan (dari Proses Bisnis Pelaksanaan Pengujian Tindak Pidana di
Bidang Perpajakan)
Konsep Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan Wajib Pajak Lokasi (dari Proses Bisnis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Wajib Pajak Lokasi)
Nota Dinas Permohonan Disetujui (dari Proses Bisnis Tindak Lanjut atas Pengungkapan Ketidakbenaran
Perbuatan oleh Wajib Pajak)
Output Konsep Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP Working Instruction
K.01.4.5 PENGHENTIAN PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN
Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara penghentian pemeriksaan bukti permulaan
Kriteria Sukses Tim Pemeriksa menghentikan pemeriksaan bukti permulaan berdasarkan kondisi/kriteria yang tepat
Proses Owner Tim Pemeriksa
Input Informasi Wajib Pajak Tidak ditemukan (dari Proses Bisnis Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan)
Informasi Wajib Pajak Meninggal Dunia atau Tidak Ditemukan Tindak Pidana (dari Proses Bisnis Perolehan
Keterangan dan Data)
Output Data
Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP

K.01.4.6 PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYELESAIAN


Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara penyelesaian permohonan perpanjangan jangka waktu pemeriksaan
bukti permulaan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman721
Kriteria Sukses Permohonan perpanjangan jangka waktu penyelesaian pemeriksaan bukti permulaan di proses tepat waktu
Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah, Subdit Pemeriksaaan Bukti
Permulaan Dit Penegakan Hukum
Input Nota Dinas Permohonan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan Bukti Permulaan (dari Proses Bisnis
Pelaksanaan Pengujian Tindak Pidana di Bidang Perpajakan)
Output Nota Dinas Persetujuan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan Bukti Permulaan
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP KPE30-0014 tentang Tata Cara Permohonan Perpanjangan Jangka Waktu Penyelesaian Pemeriksaan Bukti
Permulaan di Kantor Pusat
KWL42-0009 tentang Tata Cara Perpanjangan Pemeriksaan Bukti Permulaan di Lingkungan Kantor Wilayah DJP

K.01.4.7 PERLUASAN PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN


Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara penyelesaian usulan perluasan pemeriksaan bukti permulaan
Kriteria Sukses Usulan perluasan pemeriksaan bukti permulaan ditindaklanjuti secara tepat waktu
Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah, Subdit Pemeriksaaan Bukti
Permulaan Dit Penegakan Hukum
Input Nota Dinas Usul perluasan Pemeriksaan Bukti Permulaan (dari Proses Bisnis Pelaksanaan Pengujian Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan)
Output Nota Dinas Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan
Laporan Perkembangan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP

K.01.4.8 PENGALIHAN PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman722
Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara penyelesaian pengalihan pemeriksaan bukti permulaan
Kriteria Sukses Usulan pengalihan pemeriksaan bukti permulaan ditindaklanjuti secara tepat waktu
Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah, Subdit Pemeriksaaan Bukti
Permulaan Dit Penegakan Hukum
Input Surat Keputusan Pemindahan Wajib Pajak
Nota Dinas Permohonan Pengalihan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Output Nota Dinas Persetujuan/Penolakan Pengalihan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Surat Pengalihan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP KPE30-0016 tentang Tata Cara Pengalihan Pemeriksaan Bukti Permulaan Instruksi KP DJP
KWL42-0012 tentang Tata Cara Pengalihan Pemeriksaan Bukti Permulaan Instruksi Kanwil DJP

K.01.4.9 TINDAK LANJUT ATAS PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN OLEH WAJIB PAJAK
Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara pengungkapan ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak terkait
diterimanya permohonan Wajib Pajak sesuai dengan Pasal 8 ayat (3)
Kriteria Sukses Tindak lanjut permohonan Wajib Pajak sesuai dengan Pasal 8 ayat (3) akurat dan tepat waktu
Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah, Subdit Pemeriksaaan Bukti
Permulaan Dit Penegakan Hukum
Input Berkas Permohonan Wajib Pajak terkait Pasal 8 ayat (3)
Output Nota Dinas Penolakan Permohonan
Nota Dinas Persetujuan Permohonan
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP
K.01.4.10 PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN WAJIB PAJAK LOKASI

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman723
Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara penyelesaian usulan pemeriksaan wajib pajak lokasi
Kriteria Sukses Tindak lanjut usulan pemeriksaan bukti permulaan Wajib Pajak akurat dan tepat waktu
Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah, Subdit Pemeriksaaan Bukti
Permulaan Dit Penegakan Hukum
Input Nota Dinas Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan Wajib Pajak Lokasi
Output Surat Usul Penerbitan Instruksi Pemeriksaan Bukti Permulaan
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP

K.01.5 PENELAAHAN ATAS KONSEP LAPORAN PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN


Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara penelaahan konsep Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan oleh tim
penelaah
Kriteria Sukses Tim penelaahan mampu melakukan kajian terhadap konsep Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan dan
memberiksan rekomendasi tindak lanjut yang sesuai dengan kondisi riil.
Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah, Subdit Pemeriksaaan Bukti
Permulaan Dit Penegakan Hukum ,
Input Konsep Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Output Berita Acara Penelaahan Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP KPE30-0003 tentang Tata Cara Penelaahan atas Konsep Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan di Kantor Pusat
KWL 42-0013 tentang Tata Cara Penelaahan atas Konsep Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan di Kantor
Wilayah

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman724
K.01.6 TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN
Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara penerbitan keputusan tindaklanjut pemeriksaan bukti permulaan
Kriteria Sukses Indikasi tindak pidana perpajakan yang ditemukan dalam Pemeriksaan Bukti Permulaan dapat ditindaklanjuti
seusai dengan ketentuan yang berlaku.
Tindak pidana diluar bidang perpajakan dapat ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Kepastian hukum kepada Wajib Pajak yang tidak diindikasikan melakukan tindak pidana perpajakan
Proses Owner Tim Pemeriksa Bukti Permulaan
Input Berita Acara Penelaahan Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan (dari Proses Bisnis Penelaahan atas Konsep
LPBP)
Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan (dari Proses Bisnis Penelaahan atas Konsep LPBP dan Proses Bisnis
Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan)
Data (dari Proses Bisnis Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan)
Output Data
Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Surat Pemberitahuan tidak dilakukan Penyidikan
Surat Pemberitahuan Penolakan
SKPKB (pasal 13 A)
Usul Penyidikan
Laporan Tindak Pidana selain di Bidang Perpajakan
Laporan Keterlibatan Pegawai Dalam Tindak Pidana Perpajakan
Ruang Lingkup Proses Penerbitan Surat Usul Penyidikan (K.01.6.1)
Penerbitan SKPKB Pasal 13 A (K.01.6.2)
Tindak Lanjut Pengungkapan Ketidakbenaran terkait Pasal 8 ayat (3) (K.01.6.3)
Tindak Lanjut atas Tindak Pidana selain Tindak Pidana di Bidang Perpajakan (K.01.6.4)
Tindak Lanjut Penghentian Pemeriksaan Bukti Permulaan (K.01.6.5)

K.01.6.1 PENERBITAN SURAT USUL PENYIDIKAN


Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara pemrosesan usulan penyidikan terkait tindak pidana perpajakan dari
Tim Pemeriksa
Kriteria Sukses Indikasi Tindak Pidana perpajakan yang ditindaklanjuti dengan usul penyidikan pajak diproses tepat waktu dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman725
akurat.
Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah, Subdit Pemeriksaaan Bukti
Permulaan Dit Penegakan Hukum
Input Berita Acara Penelaahan Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan (dari Proses Bisnis Penelaahan atas Konsep
LPBP)
Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan (dari Proses Bisnis Penelaahan atas Konsep LPBP)
Output Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Usul Penyidikan
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP KWL40-0006 tentang Tata Cara Penyelesaian Usulan Penyidikan
K.01.6.2 PENERBITAN SURAT USUL PENYIDIKAN
Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara tindak lanjut pemeriksaan bukti permulaan terkait penerbitan Surat
Ketetapan Pajak
Kriteria Sukses Surat Ketetapan Pajak dapat diterbitkan tepat waktu dan akurat
Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah, Subdit Pemeriksaaan Bukti
Permulaan Dit Penegakan Hukum , Kantor Pelayanan Pajak
Input Berita Acara Penelaahan Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan (dari Proses Bisnis Penelaahan atas Konsep
LPBP)
Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan (dari Proses Bisnis Penelaahan atas Konsep LPBP)
Output Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Nota Penghitungan
Nota Dinas Pengantar
SKPKB
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman726
SOP KPE30-0018 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan Berupa Penerbitan Surat Ketetapan
Pajak dalam Hal Wajib Pajak melakukan Perbuatan Sebagaimana Diatur dalam Pasal 13 A UU KUP di Kantor
Pusat
KWL42-0014 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan Berupa Penerbitan Surat Ketetapan
Pajak dalam Hal Wajib Pajak melakukan Perbuatan Sebagaimana Diatur dalam Pasal 13 A UU KUP di Kantor
Wilayah
KPP30-0081 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Surat Ketetapan Pajak dalam Hal Wajib Pajak melakukan
Perbuatan Sebagaimana Diatur dalam Pasal 13 A UU KUP di KPP

K.01.6.3 TINDAK LANJUT PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PASAL 8 AYAT (3) KUP


Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tatacara tindak lanjut pengungkapan ketidakbenaran
Kriteria Sukses Surat Ketetapan Pajak dapat diterbitkan tepat waktu dan akurat
Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah, Subdit Pemeriksaaan Bukti
Permulaan Dit Penegakan Hukum , Kantor Pelayanan Pajak
Input Berita Acara Penelaahan Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan (dari Proses Bisnis Penelaahan atas Konsep
LPBP)
Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan (dari Proses Bisnis Penelaahan atas Konsep LPBP)
Output Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Nota Penghitungan
Nota Dinas Pengantar
SKPKB
Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
terkait Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-23/PJ/2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
SOP KPE30-0018 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan Berupa Penerbitan Surat Ketetapan
Pajak dalam Hal Wajib Pajak melakukan Perbuatan Sebagaimana Diatur dalam Pasal 13 A UU KUP di Kantor
Pusat
KWL42-0014 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan Berupa Penerbitan Surat Ketetapan
Pajak dalam Hal Wajib Pajak melakukan Perbuatan Sebagaimana Diatur dalam Pasal 13 A UU KUP di Kantor

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman727
Wilayah
KPP30-0081 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Surat Ketetapan Pajak dalam Hal Wajib Pajak melakukan
Perbuatan Sebagaimana Diatur dalam Pasal 13 A UU KUP di KPP

K. 02. Proses Persiapan Penyidikan


1. Definisi Proses yang dilakukan setelah menerima usul penyidikan dari Pemeriksa Bukti Permulaan sebelum dilaksanakan
penyidikan. Persiapan dilakukan agar pelaksanaan penyidikan tepat sasaran
2. Kriteria Sukses Penyelesaian Usul Penyidikan tepat waktu
Penyelesaian penerbitan Surat Perintah Penyidikan dan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan tepat waktu
3. Proses Owner Subdit Penyidikan di Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan berupa usul penyidikan
5. Output Produk Berita Acara Penelaahan Usul Penyidikan, Laporan Kejadian, Surat Perintah Penyidikan, dan Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
6 Ruang Lingkup Proses Penelaahan Usul Penyidikan (K.02.1)
Penerbitan Laporan Kejadian (K.02.2)
Penerbitan Surat Perintah Penyidikan (K.02.3)
Penerbitan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (K.02.4)

K.02. 1. Penelaahan Usul Penyidikan


1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tindak lanjut atas usul penyidikan dari hasil pemeriksaan bukti permulaan
2. Kriteria Sukses Persetujuan/penolakan atas pengajuan usul penyidikan dari pemeriksa bukti permulaan di Kantor Pusat maupun di
Kantor Wilayah dapat dipetakan.
3. Proses Owner Subdit Penyidikan di Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan dengan usul penyidikan
5. Output Produk Berita Acara Penelaahan Usul Penyidikan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman728
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan

7. SOP KWL40-0006 tentang Tata Cara Penyelesaian Usul Penyidikan diusulkan untuk direvisi dengan judul tata Cara
Penelaahan Usul Penyidikan di Kantor Wilayah

K.02.2. Penerbitan Laporan Kejadian


1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penerbitan Laporan Kejadian sebagai tindak lanjut atas hasil
penelaahan usul penyidikan yang dilakukan oleh Tim Penelaah Direktorat Penegakan Hukum yang menyimpulkan
bahwa usul penyidikan diterima
2. Kriteria Sukses Usulan penyidikan yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Laporan Kejadian dapat dipetakan
3. Proses Owner Direktorat Penegakan Hukum
4. Input Produk Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan disertai dengan Berita Acara Penelaahan Usul Penyidikan
5. Output Produk Laporan Kejadian
6. Dasar hukum/aturan terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP KPE40-0004 tentang Tata Cara Penerbitan Instruksi Penyidikan diusulkan untuk direvisi

K.02.3. Penerbitan Surat Perintah Penyidikan


1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penerbitan Surat Perintah Penyidikan setelah menerima Laporan
Kejadian sebagai dasar untuk pelaksanaan penyidikan
2. Kriteria Sukses Wajib Pajak yang akan dilakukan penyidikan dapat dipetakan dan Tim Penyidik yang akan melakukan penyidikan
dapat dipetakan
3. Proses Owner Subdirektorat Penyidikan di Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Laporan Kejadian
5. Output Produk Surat Perintah Penyidikan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman729
6. Dasar hukum/aturan terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP KWL40-0040 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Penyidikan diusulkan untuk direvisi
KPE40-0001 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Penyidikan atas Instruksi Penyidikan kepada Direktur
Penegakan Hukum diusulkan untuk direvisi

K.02.4. Penerbitan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP)


1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penerbitan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan di Kantor
Wilayah/Kantor Pusat yang dibuat oleh Tim Penyidik sesuai dengan Surat Perintah Penyidikan. SPDP disampaikan
kepada Penuntut Umum melalui Korwas PPNS dan KPP tempat Wajib Pajak yang dilakukan penyidikan terdaftar
2. Kriteria Sukses Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan disampaikan kepada Penuntut Umum melalui Korwas PPNS secara
tepat waktu
3. Proses Owner Subdirektorat Penyidikan di Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Surat Perintah Penyidikan
5. Output Produk Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP)

6. Dasar hukum/aturan terkait Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP

K.03 Proses Pelaksanaan Penyidikan


1. Definisi Proses yang dilakukan oleh Tim Penyidik Kantor Pusat/Kantro Wilayah untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya, serta mengetahui besarnya kerugian pada pendapatan negara.
2. Kriteria Sukses Tercapainya status berkas perkara P21
Tersangka ditemukan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman730
Wajib pajak terkait yang terindikasi tindak pidana di bidang perpajakan dapat dipetakan
Semua tindakan penggeledahan/penyitaan sudah dituangkan dalam Berita Acara Penggeledahan/Penyitaan
Semua tindakan pemeriksaan terhadap saksi, ahli, tersangka sudah dituangkan ke dalam Berita Acara
Pemeriskaan saksi, ahli, tersangka
Kerugian negara dapat dihitung
Tersangka telah dicegah/dicabut pencegahan ke Luar negeri
Pemanggilan saksi,ahli,tersangka tertuju pada alamat yang tepat
3. Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
Subdirektorat Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Tim Penyidik Kantor Pusat/Kantor Wilayah
4. Input Produk Surat Perintah Penyidikan
5. Output Produk Proses Bisnis Intelijen Perpajakan berupa Nota Dinas Permintaan Melakukan Kegiatan Intelijen Perpajakan
Saksi/ahli/tersangka berupa surat panggilan
Korwas PPNS berupa Permintaan bantuan dan Laporan Kemajuan Pelaksanaan Penyidikan
Pengadilan Negeri berupa Permintaan Izin Penggeledahan/Pencabutan Pencegahan
Penerbitan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan berupa Usul Penyidikan terkait Pasal 43
Menteri Keuangan berupa Surat Permohonan Pencegahan/Pencabutan Pencegahan
Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP berupa Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Laporan
Perkembangan Penyidikan
Proses Bisnis Hubungan Internasional berupa Informasi Exchange of Information (EOI)
Proses Penghentian Penyidikan berupa Usul Penghentian Penyidikan

6. Ruang Lingkup Proses Permintaan Pencegahan (K03.1)


Penggeledahan/Penyitaan (K.03.2)
Permintaan Bantuan Penangkapan dan Penahanan (K.03.3)
Pemanggilan saksi, ahli, dan tersangka (K.03.4)
Pembuatan Berita Acara Pendapat/Resume(K.03.5)
Pemberkasan (K.03.6)
Penyerahan Berkas Perkara, Barang Bukti, dan Tanggung jawab tersangka (K.03.7)
Pengembangan Penyidikan (K.03.7)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman731
K.03.1. Permintaan Pencegahan
1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pengajuan permohonan Surat Permintaan Pencegahan/Pencabutan
Pencegahan ke Luar Negeri terhadap tersangka kepada Jaksa Agung melalui Menteri Keuangan
2. Kriteria Sukses Tersangka telah dicegah/dicabut pencegahanntya oleh Kejaksaan berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh
Undang-Undang
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Surat Perintah Penyidikan dan Laporan Hasil Intelijen /
5. Output Produk Surat Permintaan Pencegahan/Pencabutan Pencegahan Tersangka
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP KWL40-0028 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Surat Permintaan Pencegahan/Pencabutan Pencegahan
ke Luar Negeri terhadap tersangka

K.03.2. Penggeledahan/Penyitaan
1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penggeledahan/penyitaan dalam rangka penyidikan pajak.
Penggeledahan adalah tindakan penyidik pajak untuk melakukan pemeriksaan tempat atau ruangan tertentu untuk
mendapatkan bahan bukti dalam rangka tindakan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.Penyitaan adalah
Serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan menyimpan di bawah penguasaannya benda Bergerak
atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan
dan peradilan.
2. Kriteria Sukses Semua tindakan penggeledahan/penyitaan telah tercatat dalam Berita Acara Penggeledahan/Penyitaan
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Laporan Hasil Intelijen/ dan Surat Perintah Penyidikan
5. Output Produk Surat Permintaan Ijin Penggeledahan/Penyitaan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman732
Berita Acara Penggeledahan/Penyitaan
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP
K. 03.3. Permintaan Bantuan Penangkapan dan Penahanan
1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara permintaan bantuan penangkapan dan penahanan. Penangkapan
adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa
apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum
atau hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini
2. Kriteria Sukses Tersangka telah ditangkap dan ditahan oleh yang berwenang berdasarkan surat permohonan bantuan
penangkapan dan penahanan dari PPNS dan telah dicatat dalam Berita Acara Penangkapan dan Penahanan
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Nota Dinas Tambahan Informasi dari proses Intelijen Perpajakan
5. Output Produk Surat Permintaan bantuan penangkapan dan penahanan
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP

K. 03.4. Pemanggilan dan Pemeriksaan Saksi, Ahli, dan Tersangka


1. Definisi Proses yang dilakukan oleh Tim Penyidik di Kantor Pusat/Kantor Wilayah untuk melakukan pemanggilan terhadap
saksi, ahli, dan tersangka untuk mendapatkan keterangan. Berdasarkan surat panggilan tersebut, Saksi, ahli, dan
tersangka diperiksa untuk mendapatkan keterangan, kejelasan, dan keidentikan tersangka, saksi ahli dan/atau
barang bukti maupun tentang unsur-unsur tindak pidana yang telah terjadi, sehingga kedudukan atau peranan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman733
seseorang maupun barang bukti di dalam tindak pidana tersebut menjadi jelas dan dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan.
2. Kriteria Sukses Pemanggilan saksi, ahli, tersangka tertuju pada alamat yang tepat
Semua keterangan saksi, ahli, dan tersangka telah dimasukkan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Laporan Hasil Intelijen/ dan Surat Perintah Penyidikan
5. Output Produk Surat Panggilan

6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP KWL40-0027 tentang Tata Cara Penatausahaan Berita Acara Pemeriksaan saksi/ahli/tersangka
K. 03.5. Pembuatan Berita Acara Pendapat/Resume
1. Definisi Proses yang dilakukan oleh Tim Penyidik di kantor Pusat/Kantor Wilayah untuk membuat Berita Acara
Pendapat/Resume. Berita Acara Pendapat/Resume memuat uraian tentang pembahasan fakta-fakta dan
keterangan yang diperoleh sehingga dapat disimpulkan :
1) tindak pidana di bidang perpajakan telah terjadi dan unsur-unsur pidananya terpenuhi dengan menyebutkan
pasal pidana yang bersangkutan, atau
2) tidak merupakan tindak pidana di bidang perpajakan
2. Kriteria Sukses Kesimpulan atas tindak lanjut pelaksanaan penyidikan dapat dipetakan
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Berita Acara Pemeriksaan saksi, ahli, dan tersangka
Berita Acara Penggeledahan/Penyitaan
5. Output Produk Berita Acara Pendapat/Resume
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman734
Pidana di Bidang Perpajakan
7. Working Instruction

K. 03.6. Pemberkasan
Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara untuk memberkaskan isi berkas perkara dengan syarat-syarat yang ditentukan
mengenai susunannya, penghimpunan, pengikatan, penyegelan atau lak, dan penomorannya
Kriteria Sukses Tercapainya Status berkas perkara P21
Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
Input Produk Berita Acara Pendapat/Resume
Output Produk Berkas Perkara Penyidikan
Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik Pegawai
Negeri Sipil
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana di
Bidang Perpajakan
SOP KWL40-0009 tentang Tata Cara Peminjaman Berkas Perkara Penyidikan
KWL40-0010 tentang Tata Cara Penyimpanan Berkas Perkara Penyidikan
KWL40-0011 tentang Tata Cara Pengarsipan Berkas Perkara Penyidikan
KWL40-0041 tentang Tata Cara Pengembalian Berkas Perkara Penyidikan
KPE43-0001 tentang Tata Cara Penyimpanan Berkas Perkara Penyidikan

K. 03.7. Penyerahan Berkas Perkara, Barang Bukti, dan Tanggung jawab tersangka
1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara untuk menyerahkan berkas perkara, Barang bukti , dan tanggung jawab
tersangka kepada Kejaksaan melalui Korwas PPNS. Barang bukti dan tanggung jawab tersangka diserahkan
setelah status berkas perkara dinyatakan lengkap (P21).
2. Kriteria Sukses Tercapainya status berkas perkara P21
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman735
4. Input Produk Berkas Perkara
5. Output Produk Berkas perkara, tersangka, dan barang bukti
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP KWL40-0030 tentang Tata Cara Penyerahan Berkas Perkara, Barang Bukti, dan Tangung Jawab tersangka

K. 03.8. Pengembangan Penyidikan


1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara untuk mengembangkan penyidikan terhadap Wajib Pajak untuk tahun
yang tidak dilakukan penyidikan atau adanya Wajib Pajak lain (grup atau non-grup) yang terindikasi melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan usul pengembangan penyidikan dan Laporan Perkembangan
penyidikan.
2. Kriteria Sukses Wajib Pajak terkait yang terindikasi melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dapat dipetakan
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Usul Pengembangan Penyidikan dari proses pemeriksaan saksi, ahli, dan tersangka
5. Output Produk Proses Penerbitan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) berupa usul penyidikan terkait Pasal 43
Proses Bisnis Pengembangan dan Analisis IDLP berupa Usul Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Laporan
perkembangan

6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI No. 6 Thn 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik PNS
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP Belum ada

K. 04. Proses Pemantauan di Persidangan


1. Definisi serangkaian kegiatan untuk memantau pelaksanaan sidang di pengadilan atas berkas perkaran yang sudah
dinyatakan lengkap (P21).Pemantauan sidang meliputi : mencatat jalannya sidang, mendampingi saksi, ahli, PPNS,
Jaksa, dan membuat laporan pelaksanaan tugas yang berguna dalam melakukan evaluasi atas kegiatan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman736
penyidikan.
2. Kriteria Sukses Dihasilkan Laporan Hasil Pemantauan Sidang yang valid yang akan berguna untuk evaluasi penyidikan
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Pemberitahuan sidang
5. Output Produk Laporan Hasil Pemantauan Sidang
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI No. 6 Thn 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik PNS
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP KWL40-0029 tentang Tata Cara Telaahan Laporan Hasil Pemantauan di Persidangan
KPE40-0002 tentang Tata Cara Pemantauan Sidang di Pengadilan

K. 05. Proses Evaluasi Penyidikan


1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk mengevaluasi pelaksanaan penyidikan berdasarkan hasil pemantauan sidang.
2. Kriteria Sukses Tindak lanjut atas hasil evaluasi penyidikan yang dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan kebijakan di bidang
penegakan hukum
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Laporan Hasil Pemantauan di Persidangan

5. Output Produk Laporan Hasil Evaluasi Penyidikan untuk perbaikan kebijakan di bidang penegakan hukum

6. Dasar hukum/aturan terkaitPeraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP KWL40-0037 tentang Tata Cara Evaluasi Penyidikan
KPE40-0003 tentang Tata Cara Penyusunan Evaluasi Penyidikan
K. 06 Proses Penghentian Penyidikan
1. Definisi Penghentian penyidikan dilakukan dalam :

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman737
Tidak terdapat cukup bukti;
Peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan;
Peristiwanya telah daluwarsa;
Tersangkanya meninggal dunia;
untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan Republik Indonesia kepada Jaksa
Agung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B UU KUP
2. Kriteria Sukses Wajib Pajak yang memenuhi kriteria pasal 44A maupun 44B dapat dipetakan
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Proses pelaksanaan penyidikan berupa Usul Penghentian Penyidikan dan Laporan Perkembangan Penyidikan
Menteri Keuangan berupa Permintaan pendapat dari Menteri Keuangan,
Surat Setoran Pajak dari Wajib Pajak
Pemberitahuan persetujuan/penolakan penghentian penyidikan
Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan (SKP3)
5. Output Produk Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan kepada Korwas PPNS
Laporan Hasil Penelitian kepada Menteri Keuangan
Surat Pemberitahuan pelunasan dan SSP kepada Menteri Keuangan
Pemberitahuan Penolakan Penghentian Penyidikan kepada Wajib Pajak
Pemberitahuan Penolakan penghentian penyidikan ke Proses Pelaksanaan Penyidikan
Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3) ke Proses Bisnis Pemeriksaan dan Proses Bisnis
Pengawasan

6. Ruang Lingkup Proses Penyelesaian usul penghentian penyidikan (K.06.1)


Penerbitan surat perintah penghentian penyidikan (K.06.2)
Penerbitan Surat Keputusan Penghentian Penyidikan Pajak (SKP3) (K.06.3)
Tindak Lanjut atas permintaan informasi kerugian negara (K..06.4)
Penelitian dalam rangka penghentian penyidikan Pasal 44B UU KUP (K.06.6)
Tindak Lanjut atas Persetujuan/Penolakan Penghentian Penyidikan Pasal 44B (K.06.7)
Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (K.06.9)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman738
K. 06.1 Penyelesaian Usul Penghentian Penyidikan
1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara tindaklanjut atas usul penghentian penyidikan berdasarkan Pasal 44A
UU KUP dari Tim Penyidik di Kantor Pusat/Kantor Wilayah berupa persetujuan/penolakan usul penghentian
penyidikan.
2. Kriteria Sukses Persetujuan/penolakan atas usul penghentian penyidikan dapat dipetakan.
Pajak-pajak terutang dapat dihitung
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Usul Penghentian Penyidikan dan Laporan Kemajuan Pelaksanaan Penyidikan
5. Output Produk Nota Dinas Usul Penghentian Penyidikan
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP KWL40-0025 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Usul Penghentian Penyidikan

K. 06.2 Penerbitan Surat Perintah Penghentian Penyidikan


1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penerbitan Surat Perintah Penghentian Penyidikan oleh Direktur
Penegakan Hukum atau Kepala Kantor Wilayah DJP. Surat Perintah Penghentian Penyidikan diterbitkan sebagai
dasar untuk penerbitan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan Pajak (SKP3) dan Surat Pemberitahuan
Penghentian Penyidikan (SP3).
2. Kriteria Sukses Wajib Pajak yang akan dihentikan penyidikannya berdasarkan Pasal 44A UU KUP dapat dipetakan
3. Proses Owner Direktur Penegakan Hukum atau Kepala Kantor Wilayah DJP
4. Input Produk Nota Dinas Usul Penghentian Penyidikan
5. Output Produk Surat Perintah Penghentian Penyidikan
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP Belum ada

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman739
K. 06.3 Penerbitan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan Pajak (SKP3)
1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penerbitan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan (SKP3). Surat
Ketetapan Penghentian Penyidikan Pajak diterbitkan oleh Penyidik setelah menerima Surat Perintah Penghentian
Penyidikan dari Direktur Penegakan Hukum atau Kepala Kantor Wilayah DJP
Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan yang telah diterbitkan digunakan sebagai dasar pembuatan Surat
Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3).
2. Kriteria Sukses Wajib Pajak yang memenuhi kriteria pasal 44A dapat dipetakan
Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan diselesaikan secara tepat waktu
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Surat Perintah Penghentian Penyidikan
5. Output Produk Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan (SKP3)
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-55/PMK.03/2016 tentang Tata Cara Penghentian Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan untuk Kepentingan Penerimaan Negara
7. SOP KWL40-0026 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan

K. 06.4 Tindak Lanjut atas Permintaan Informasi Kerugian Negara


1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara tindak lanjut atas permintaan informasi kerugian negara beserta sanksi
administrasi dari Wajib Pajak sebagai dasar pelunasan pajak beserta sanksi administrasi.
2. Kriteria Sukses Informasi kerugian negara tersedia secara valid
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Permintaan informasi dari Wajib Pajak
5. Output Produk Informasi kerugian negara beserta sanksi administrasi
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-55/PMK.03/2016 tentang Tata Cara Permintaan Penghentian Penyidikan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman740
Tindak Pidana di Bidang Perpajakan untuk Kepentingan Penerimaan Negara

7. SOP Belum ada

K. 06.5 Penelitian dalam rangka penghentian penyidikan Pasal 44B


1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penelitian permohonan penghentian penyidikan Pasal 44B dan
pemberian pendapat kepada Menteri keuangan terkait tindak lanjutnya.
2. Kriteria Sukses Wajib Pajak yang layak atau tidak layak untuk dihentikan penyidikannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B
dapat dipetakan
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Permintaan pendapat dari Menteri Keuangan
5. Output Produk Laporan Hasil Penelitian
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-55/PMK.03/2016 tentang Tata Cara Permintaan Penghentian
Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan untuk Kepentingan Penerimaan Negara
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP Belum ada

K. 06.6 Tindak Lanjut atas Persetujuan/penolakan Penghentian Penyidikan


1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara tindak lanjut atas persetujuan/penolakan penghentian penyidikan yang
disampaikan oleh Menteri Keuangan terkait permohonan penghentian penyidikan yang sudah diteliti oleh DJP
2. Kriteria Sukses Persetujuan/Penolakan ditindaklanjuti secara tepat waktu
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Pemberitahuan Persetujuan/Penolakan Penghentian Penyidikan dan SSP
5. Output Produk Nota Dinas Persetujuan/Penolakan Penghentian Penyidikan
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI No. 6 Thn 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik PNS.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman741
Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-55/PMK.03/2016 tentang Tata Cara Permintaan Penghentian Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Perpajakan untuk kepetingan Penerimaan Negara
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP
K. 06.7 Pemberitahuan Persetujuan/Penolakan Penghentian Penyidikan
1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pemberitahuan persetujuan/penolakan penghentian penyidikan kepada
Wajib Pajak baik melalui Korwas PPNS maupun langsung dan KPP dimana proses pemeriksaan masih
ditangguhkan
2. Kriteria Sukses Surat pemberitahuan Penghentian Penyidikan sebagai hasil persetujuan penghentian penyidikan telah disampaikan
kepada Wajib Pajak melalui Korwas PPNS atau langsung kepada Wajib Pajak secara tepat waktu
Surat pemberitahuan Penghentian Penyidikan sebagai hasil persetujuan penghentian penyidikan telah disampaikan
kepada KPP secara tepat waktu
3. Proses Owner Subdit Penyidikan Direktorat Penegakan Hukum
Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen dan Penyidikan di Kantor Wilayah
4. Input Produk Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan Pajak (SKP3) dari Jaksa Agung melalui Menteri Keuangan (Pasal 44B)
dan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan Pajak (Pasal 44A)
5. Output Produk Proses Bisnis Pemeriksaan dan Proses Bisnis Pengawasan berupa Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan
Proses Bisnis Pembayaran berupa Surat Pemberitahuan Penolakan Penghentian Penyidikan dan SSP sebagai
dasar untuk mengembalikan kepada wajib Pajak melalui pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang
6. Dasar hukum/aturan terkait Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 6 Tahun 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-55/PMK.03/2016 tentang Tata Cara Permintaan Penghentian
Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan untuk kepetingan Penerimaan Negara
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
7. SOP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman742
Matriks Penagihan
PROSES BISNIS PENAGIHAN
1. Definisi Proses bisnis penagihan adalah proses bisnis yang menggambarkan serangkaian tindakan agar
Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau
mengingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa,
mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, melaksanakan
lelang terhadap barang yang telah disita, termasuk didalamnya penatausahaan dan penghapusan
piutang pajak.

2. Proses Owner KPP, Kantor Wilayah DJP, Dit. Pemeriksaan dan Penagihan
3. Input STP, STP BP, SKP PBB;
SKPKB/SKPKBT, STP, SKP PBB, dan LHP Delinquency Audit;
Surat Keberatan (berupa data di Sistem Informasi DJP yang secara otomatis akan digunakan untuk
penangguhan tindakan penagihan), SK Keberatan;
SK Pengurangan/Penghapusan/Pembatalan dan SK Pembetulan;
SKPKB Pasal 13A;
Penerusan Informasi Perintaan SUB/Surat Tanggapan, Pelaksanaan Pjutusan Banding/Gugatan;
SK Penundaan, SK Pengangsuran Piutang Pajak;
Data SPPT;
Data pembayaran Pajak termasuk Bukti Pemindahbukuan (Pbk);
Laporan Hasil Penilaian;
Risalah Lelang Cek/Cash; dan
SK Penghapusan Piutang Pajak.
NDR Pengiriman Informasi;
4. Output Usulan Pemeriksaan untuk Tujuan Lain/Delinquency Audit.
Data piutang pajak yang dimanfaatkan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Surat permintaan bantuan penilaian dalam rangka penentuan nilai objek sita atau nilai limit lelang;
NDR Permintaan Melakukan Kegiatan Intelijen Perpajakan;
Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika Sekaligus, Surat Paksa, Berita Acara Pelaksanaan
Sita, Keputusan Pencegahan, dan Surat Perintah Penyanderaan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman743
SSP yang berasal dari pelunasan Wajib Pajak ataupun SSP yang berasal dari pelunasan secara
Jabatan;
Surat Permintaan Pencegahan Bepergian, ke Luar Negeri, Permohonan Ijin, Melakukan Penyanderaan,
Usul Perpanjangan dan Pencabutan Pencegahan/Penghentian Penyanderaan, dan Daftar; dan
Berkas Lelang.
5 Ruang Lingkup Proses Penatausahaan Piutang dan Penagihan Pajak (L.01)
Penagihan Aktif (L.02)
Penghapusan Piutang (L.03)

L.01 Penatausahaan Piutang dan Penagihan Pajak


1. Definisi Kegiatan penatausahaan piutang pajak serta penatausahaan dokumen dari hasil tindakan penagihannya.
2. Kriteria Sukses Saldo piutang tersaji dengan akurat dan valid sehingga dapat meningkatkan kualitas informasi Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat;
Data dan informasi mengenai proses penagihan tersaji dengan akurat dan valid dalam rangka monitoring
dan evaluasi sehingga dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan dan peningkatan kualitas
tindakan penagihan; dan
Masalah hilangnya dokumen dasar penagihan pajak teratasi.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input STP
SKPKB/SKPKBT
SKPKB Pasal 13 A
SKP PBB
Laporan Hasil Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
Data Surat Keberatan
Surat Keputusan Penundaan
Surat Keputusan Mengangsur Hutang Pajak
Surat Keputusan Pembetulan
Surat Keputusan Pengurangan
Surat Keputusan Penghapusan
Surat Keputusan Pembatalan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman744
Surat Keputusan Keberatan
Penerusan Informasi Permintaan SUB/Surat Tanggapan
Pelaksanaan Putusan Banding
Pelaksanaan Putusan Gugatan
Pelaksanaan Peninjauan Kembali
Data Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
Data Pembayaran Pajak termasuk Bukti Pemindahbukuan
Surat Keputusan Penghapusan Piutang Pajak
5. Output Data Piutang Pajak
Data Piutang Pajak yang Diperkirakan Tidak Dapat atau Tidak Mungkin Ditagih Lagi
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.01/2005 Tanggal 6 September 2005 perihal Tata Naskah
Dinas Departemen Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 80/PMK.03/2010 Tanggal 5 April 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 Tentang Penentuan Tanggal
Jatuh Tempo Pembayaran danPenyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata
Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan
Pembayaran Pajak
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 85/PMK.03/2010 Tanggal 13 April 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.03/2008 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan Dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 Tanggal 24 Desember 2014 tentang Tata Cara
Pembayaran dan Penyetoran Pajak
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 38/PJ/2008 Tanggal 24 September 2008 Tentang Tata Cara
Pemberian Angsuran atau Penundaan Pembayaran Pajak.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-19/PJ./1995 Tanggal 23 Pebruari 1995 tentang Pedoman
Tata Usaha Piutang dan Penagihan Pajak s.t.d.t.d. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
474/PJ./2002 Tanggal 12 November 2002
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-168/PJ./2001 Tanggal 22 Februari 2001 Tentang Tata
Cara Pemberian Kode Surat, Laporan, Formulir, Kartu, Daftar, dan Buku yang Digunakan dalam
Administrasi Perpajakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman745
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-645/PJ./2001 tanggal 4 Oktober 2001 Tentang Bentuk,
Jenis, Kartu, Formulir, Surat, dan Buku yang Digunakan dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa s.t.d.d KEP-474/PJ/2002
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-27/PJ.9/1992 Tanggal 1 Agustus 1992 Tentang
Konfirmasi Setoran Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.9/1995 Tanggal 18 Mei 1995 Tentang Tata Cara
Penghitungan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ.75/1998 Tanggal 20 Nopember 1998 Tentang
Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak
Surat Direktur Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Pajak Nomor S-67/PJ.75/2005 Tanggal 01 Maret
2005 Tentang Penyampaian Laporan Penagihan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ/2012 tanggal 5 April 2012 tentang Tata cara
Penerbitan dan Pengawasan Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak sebagaimana
telah diubah dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-25/PJ/2014
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-22/PJ/2015 Tanggal 25 Maret 2015 tentang Tata Cara
Penerbitan Kembali Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, dan/atau Surat Tagihan Pajak
7. SOP KPP40-0004 tentang Tata Cara Menjawab Konfirmasi Data Tunggakan Wajib Pajak
KPP40-0014 tentang Tata Cara Pemindahan Berkas Penagihan dari Kantor Pelayanan Pajak Ke KPP
Lainnya
KPP40-0018 tentang Tata Cara Pembuatan Laporan Seksi Penagihan Ke Kantor Wilayah
KPP40-0019 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Mengangsur/Menunda Pembayaran Pajak
KPP40-0021 tentang Tata Cara Konfirmasi Setoran Pajak
KPP40-0053 tentang Tata Cara Pencetakan Kembali SKPKB, SKPKBT, dan/atau STP Di Kantor
Pelayanan Pajak
KPP40-0055 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Kompensasi Utang Pajak
KPP40-0056 tentang Tata Cara Pembuatan Berita Acara Hasil Penelitian dan Usulan Daftar Nominatif Di
Kantor Pelayanan Pajak
KPP40-0057 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran
Pajak Bumi Dan Bangunan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman746
KPP40-0058 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Perubahan Saldo Utang PBB Yang
Diangsur atau Ditunda Pembayarannya
KPP40-0059 tentang Tata Cara Penetapan Kembali Besarnya Angsuran dan/atau Masa Angsuran
Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

L.02 Penagihan Aktif


1. Definisi Serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan
menegur atau memperingatkan, melaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus, memberitahukan
Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan
menjual atau melelang barang yang telah disita.
2. Utang pajak dapat tertagih melalui mekanisme penerbitan surat teguran, Penagihan Seketika dan
Kriteria Sukses Sekaligus, penyampaian Surat Paksa, penyitaan, pencegahan, penyanderaan dan penjualan atau
pelelangan barang sitaan.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Risalah Lelang, Cek/Cash
Data Piutang pajak
NDR Pengiriman Informasi
Laporan Hasil Penilaian
5. Output Surat Setoran Pajak (SSP)
Surat Teguran
Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus (SPPSS)
Surat Paksa
Berita Acara Pelaksanaan Sita (BAPS)
Surat Permintaan Pencegahan Bepergian ke Luar Negeri
Permohonan Ijin Melakukan Penyanderaan
Usulan Perpanjangan Pencegahan/Penyanderaan
Usulan Pencabutan Pencegahan/Penghentian Penyanderaan
Berkas Lelang
Usulan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain (Penagihan Pajak)/Delinquency Audit
Surat Permintaan bantuan penilaian dalam rangka penentuan nilai objek sita atau nilai limit lelang

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman747
Nota Dinas Rahasia permintaaan melakukan kegiatan intelijen perpajakan.
6. Ruang Lingkup Proses Penagihan Seketika dan Sekaligus (L.02.1)
Penerbitan Surat Teguran (L.02.2)
Penerbitan Surat Paksa (L.02.3)
Pencegahan (L.02.4)
Penerbitan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (L.02.5)
Pengusulan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain (Penagihan Pajak)/Delinquency Audit (.02.6)
Penyitaan (L.02.7)
Penyanderaan (L.02.8)
Pelelangan (L.02.9)
Penyetoran Barang Sitaan Tidak Melalui Lelang (L.03.10)

L.02.1 Penagihan Seketika dan Sekaligus


1. Definisi Tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa
menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran, tanpa didahului dengan Surat Teguran, atau tanpa
menunggu jangka waktu 21 hari setelah penerbitan Surat Teguran meliputi seluruh utang pajak dari
semua jenis pajak, Masa Pajak, dan Tahun Pajak
2. Kriteria Sukses Penagihan Seketika dan Sekaligus dilakukan oleh Jurusita Pajak dalam hal kriteria pelaksanaan
Penagihan Seketika dan Sekaligus dipenuhi dengan melaksanakan penyitaan terhadap sebagian besar
barang milik Penanggung Pajak yang bersangkutan setelah Surat Paksa diberitahukan.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Surat Teguran
Bukti pelunasan (SSP/STTS/Bukti Pbk)
Surat ketetapan pajak (SKPKB/SKPKBT/Keputusan Keberatan/Putusan Banding) dan STP
Data/informasi terkait
5. Output Surat Perintah Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.03/2008 Tanggal 6 februari 2008 tentang Tata Cara
pelaksanaan Penagihan Dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman748
s.t.d.d. PMK-85/PMK.03/2010
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-645/PJ./2001 Tanggal 4 Oktober 2001 Tentang Bentuk,
Jenis, Kartu, Formulir, Surat, dan Buku yang Digunakan dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa s.t.d.t.d. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-474/PJ/2002
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ.75/1998 Tanggal 20 Nopember 1998 Tentang
Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-08/PJ.75/2000 Tanggal 5 September 2000 Tentang Tata
Cara Penerbitan Ulang Surat Teguran, Penerbitan Surat Paksa Pengganti, dan Pembetulan atau
Penggantian Surat-surat dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
7. SOP KPP40-0007 tentang Tata Cara Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus
KPP40-0051 tentang Tata Cara Pembetulan Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, atau
Pengumuman Lelang dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
KPP40-0052 tentang Tata Cara Penggantian Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, dan
Pengumuman Lelang dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak

L.02.2 Penerbitan Surat Teguran


1. Definisi Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh Pejabat
untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya. Pelaksanaan
penagihan pajak dilakukan dengan terlebih dahulu menerbitkan Surat Teguran oleh Pejabat berwenang.
Surat Teguran tidak diterbitkan terhadap Penanggung Pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau
menunda pembayaran pajak.
2. Kriteria Sukses Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Teguran kemudian menyampaikannya kepada Wajib
Pajak/Penanggung Pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Bukti pelunasan (SSP/STTS/SSB/Bukti Pbk)
Bukti pengurangan (Keputusan pembetulan/Keputusan Keberatan/Putusan Banding/Keputusan
pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak/Keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman749
Surat ketetapan pajak (SKPKB/SKPKBT/Keputusan Keberatan/Putusan Banding) dan STP
5. Output Surat Teguran
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-561/KMK.04/2000 Tanggal 26 Desember 2000 Tentang Tata
Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa
Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-645/PJ./2001 Tanggal 4 Oktober 2001 Tentang Bentuk,
Jenis, dan Kode Kartu, Formulir, Surat, dan Buku yang Digunakan dalam Pelaksanaan Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa s.t.d.t.d. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-474/PJ./2002
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ.75/1998 Tanggal 20 November 1998 Tentang
Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-08/PJ.75/2000 Tanggal 5 September 2000 Tentang Tata
Cara Penerbitan Ulang Surat Teguran, Penerbitan Surat Paksa Pengganti, dan Pembetulan atau
Penggantian Surat-surat dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
7. SOP KPP40-0010 Tentang Tata Cara Penerbitan dan Penyampaian Surat Teguran Penagihan
KPP40-0049 Tentang Tata Cara Penerbitan Ulang Surat Teguran Dalam Rangka Pelaksanaan
Penagihan Pajak
KPP40-0051 Tentang Tata Cara Pembetulan Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika Dan
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, Atau
Pengumuman Lelang Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
KPP40-0052 Tentang Tata Cara Penggantian Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika Dan
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, Dan
Pengumuman Lelang Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak

L.02.3 Penerbitan Surat Paksa


1. Definisi Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.
Surat Paksa diterbitkan oleh Pejabat berwenang apabila :
Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau Surat
Peringatan atau surat lain yang sejenis
Terhadap penanggung pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus
Penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan
angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman750
Surat Paksa memberikan kewenangan kepada petugas penagihan pajak untuk melaksanakan eksekusi
langsung (parate executie) dalam penyitaan atas barang milik Penanggung Pajak dan melakukan
penjualan langsung atau melalui lelang atas barang-barang tersebut untuk pelunasan pajak terutang
tanpa melalui prosedur di pengadilan terlebih dahulu.
2. Kriteria Sukses Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Paksa dan menyampaikan secara langsung kepada
Penanggung Pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Surat Teguran
Surat Perintah Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus
Surat ketetapan pajak (SKPKB/SKPKBT/Keputusan Keberatan/Putusan Banding) dan STP
Bukti Pelunasan (SSP/STTS/SSB/bukti Pbk)
Surat Pemberitahuan Bantuan Pelaksanaan Surat Paksa
5. Output Surat Paksa
Pemberitahuan Akan Melaksanakan Surat Paksa
Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa
Laporan Pelaksanaan Surat Paksa
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 Tanggal 20 Desember 2000 Tentang Tata Cara Penyitaan
dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-561/KMK.04/2000 Tanggal 26 Desember 2000 Tentang Tata
Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 564/KMK.04/2000 Tanggal 26 Desember 2000 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Surat Paksa dan Penyitaan di Luar Wilayah Kerja Pejabat yang Menerbitkan Surat
Paksa
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-645/PJ./2001 Tanggal 4 Oktober 2001 Tentang Bentuk,
Jenis, Kartu, Formulir, Surat, dan Buku yang Digunakan dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa s.t.d.d KEP-474/PJ/2002
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-21/PJ./2002 Tanggal 11 Januari 2002 Tentang Tata Cara
Pemberitahuan Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa di Luar Wilayah Kerja Pejabat
yang Berwenang Menerbitkan Surat Paksa
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ.75/1998 Tanggal 20 Nopember 1998 Tentang

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman751
Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-08/PJ.75/2000 Tanggal 5 September 2000 Tentang Tata
Cara Penerbitan Ulang Surat Teguran, Penerbitan Surat Paksa Pengganti, dan Pembetulan atau
Penggantian Surat-surat dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
7. SOP KPP40-0011 tentang Tata Cara Penerbitan dan Pemberitahuan Surat Paksa
KPP40-0042 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa di Luar Wilayah
Kerja Namun Masih Dalam Satu Kota yang Mempunyai Beberapa Kantor Pelayanan Pajak
KPP40-0043 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Paksa di Luar Wilayah Kerja Kantor Pelayanan
Pajak yang Berwenang Menerbitkan Surat Paksa (yang Meminta Bantuan)
KPP40-0046 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Paksa di Luar Wilayah Kerja Kantor Pelayanan
Pajak yang Berwenang Menerbitkan Surat Paksa (yang Diminta Bantuan)
KPP40-0050 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Paksa Pengganti Dalam Rangka Pelaksanaan
Penagihan Pajak
KPP40-0051 tentang Tata Cara Pembetulan Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, Atau
Pengumuman Lelang Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
KPP40-0052 tentang Tata Cara Penggantian Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, dan
Pengumuman Lelang Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak

L.02.4 Pencegahan
1. Definisi Larangan yang bersifat sementara terhadap Penanggung Pajak tertentu untuk keluar dari wilayah Negara
Republik Indonesia berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Kriteria Sukses Pencegahan dapat dilakukan sebelum Penanggung Pajak keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia
berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
Subdirektorat Penagihan, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
4. Input Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar/Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan/Surat Tagihan
Pajak/Surat Keputusan Keberatan/Putusan Banding, Surat Teguran dan Surat Paksa
Print Out Data Tunggakan Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman752
Akte Pendirian Badan Usaha dan perubahannya (khusus Wajib Pajak badan)
Fotokopi SPT Tahunan PPh Badan/Orang Pribadi terakhir
Fotokopi permohonan NPWP Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang akan dicegah
5. Output Surat Permintaan Pencegahan/Perpanjangan Pencegahan/Penghentian Pencegahan Bepergian ke Luar
Negeri kepada Menteri Keuangan
Daftar Kelengkapan Data Pencegahan
Ikhtisar Pencegahan ke Luar Negeri
Keputusan Menteri Keuangan tentang Pencegahan/Perpanjangan Pencegahan/Penghentian Pencegahan
Wajib Pajak/Penanggung Pajak Bepergian ke Luar Negeri
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian sebagaimana terakhir diubah dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1994 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan dan
Penangkalan
Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 Tanggal 20 Desember 2000 Tentang Tata Cara Penyitaan
Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-218/PJ/2003 Tanggal 30 Juli 2003 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyanderaan dan Pemberian Rehabilitasi Nama Baik Penanggung Pajak yang
Disandera
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-645/PJ./2001 Tanggal 4 Oktober 2001 Tentang Bentuk,
Jenis, dan Kode Kartu, Formulir, Surat, dan Buku yang Digunakan dalam Pelaksanaan Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa s.t.d.t.d. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-474/PJ./2002
Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Nomor:
M-02.UM.01 Tahun 2003 dan Nomor 294/KMK.03/2003 tanggal 25 Juni 2003 Tentang Tata Cara
Penitipan Penanggung Pajak yang Disandera di Rumah Tahanan Negara dalam Rangka Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 2261/KMK.01/2015 tentang Penunjukan Direktur
Jenderal Pajak Bertindak Untuk dan Atas Nama Menteri Keuangan Menandatangani Surat dan/atau
Keputusan Menteri Keuangan Mengenai Pencegahan Penanggung Pajak Bepergian Ke Luar Negeri,

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman753
Perpanjangan Pencegahan Penanggung Pajak Bepergian Ke Luar Negeri, dan Pencabutan
Pencegahan Penanggung Pajak Bepergian Ke Luar Negeri
7. SOP KPP40-0015 tentang Tata Cara Pembuatan Usulan Pencegahan dan Penyanderaan Terhadap Wajib Pajak
Tertentu
KPP40-0020 tentang Tata Cara Pencabutan Pencegahan
KPP40-0022 tentang Tata Cara Pengajuan Usulan Perpanjangan Pencegahan
KPD51-0002 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pencabutan Pencegahan Wajib
Pajak/Penanggung Pajak Bepergian Ke Luar Negeri
KPD51-0004 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pencegahan Wajib Pajak/Penanggung Pajak
Bepergian Ke Luar Negeri
KPD51-0007 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Perpanjangan Pencegahan Wajib
Pajak/Penanggung Pajak
L.02.5 Penerbitan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)
1. Definisi Apabila utang pajak tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam terhitung
sejak tanggal Surat Pajak diberitahukan kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak, Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan (SPMP) diterbitkan oleh Pejabat berwenang yang telah menerbitkan Surat
Paksa.
2. Kriteria Sukses Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sehingga Jurusita Pajak dapat melaksanakan penyitaan atas barang Penanggung
Pajak.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Surat Teguran
Surat Paksa
Laporan Pelaksanaan Surat Paksa
Surat ketetapan pajak (SKPKB/SKPKBT/Keputusan Keberatan/Putusan Banding) dan STP
Bukti Pelunasan (SSP/STTS/SSB/bukti Pbk)
5. Output Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Penyitaan dalam Rangka Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 561/KMK.04/2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman754
Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa
Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-564/KMK.04/2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Surat
Paksa dan Penyitaan di Luar Wilayah Kerja Pejabat yang Menerbitkan Surat Paksa
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-645/PJ./2001 Tentang Bentuk, Jenis, Kartu, Formulir,
Surat, dan Buku yang Digunakan dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa s.t.d.d
KEP-474/PJ/2002
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ.75/1998 Tentang Jadwal Waktu Pelaksanaan
Penagihan Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-08/PJ.75/2000 Tentang Tata Cara Penerbitan Ulang
Surat Teguran, Penerbitan Surat Paksa Pengganti, dan Pembetulan atau Penggantian Surat-surat
dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
7. SOP KPP40-0012 Tentang Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)
KPP40-0051 Tentang Tata Cara Pembetulan Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, Atau
Pengumuman Lelang Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
KPP40-0052 Tentang Tata Cara Penggantian Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, dan
Pengumuman Lelang Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak

L.02.6 Pengusulan Pemeriksaan Untuk Penagihan Pajak (Delinquency Audit)


1. Definisi Pemeriksaan untuk tujuan penagihan pajak dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan :
Identitas Penanggung Pajak/Wajib Pajak pada saat pemeriksaan dilakukan;
Harta yang dimiliki Wajib Pajak/Penanggung Pajak pada saat pemeriksaan dilakukan;
Kegiatan penagihan aktif yang sedang dan sudah dilakukan dalam hal Wajib Pajak sudah mempunyai
hutang pajak sebelumnya; dan
Upaya hukum dari Wajib Pajak/Penanggung Pajak dalam hal Wajib Pajak sudah mempunyai hutang pajak
sebelumnya.
2. Kriteria Sukses Jurusita Pajak dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam melaksanakan penyitaan atas barang
Penanggung Pajak.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman755
4. Input Data dan/atau Informasi
5. Output Nota Dinas Usulan Pemeriksaan Untuk Tujuan Penagihan Pajak (Delinquency Audit)
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Tanggal 7 Januari 2013 tentang Tata Cara
Pemeriksaan sebagaimana terakhir diubah dengan PMK-184/PMK.03/2015
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-17/PJ/2002 Tentang Bentuk, Jenis, dan Kode Kartu,
Formulir, Surat, dan Daftar yang Digunakandalam Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 Tanggal 11 Juni 2013 tentang Kebijakan
Kebijakan Pemeriksaan
7. SOP KPP40-0006 Tentang Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan Dalam Rangka Penagihan Pajak
KWL40-0004 Tentang Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan Dalam Rangka Penagihan Pajak
(Delinquency Audit)
KPD50-0001 Tentang Tata Cara Penatausahaan Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (Tujuan
Lain)

L.02.7 Penyitaan
1. Definisi Tindakan Jurusita Pajak untuk menguasai barang Penanggung Pajak, guna dijadikan jaminan untuk
melunasi utang pajak menurut peraturan perundang-undangan.
2. Kriteria Sukses Jurusita Pajak dapat melaksanakan penyitaan atas barang Penanggung Pajak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)
Surat Peringatan Penyitaan Piutang
Surat Permintaan Bantuan untuk menerbitkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan (dilampiri salinan
Surat Paksa dan data obyek sita selengkap-lengkapnya)
Laporan Hasil Penilaian
5. Output Berita Acara Pelaksanaan Sita
Berita Acara Persetujuan Pengalihan Hak
Berita Acara Pelaksanaan Sita
Berita Acara Pemblokiran
Akta Persetujuan Pengalihan Hak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman756
Surat Pengantar salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita
Surat Permintaan Pemblokiran (Kekayaan Penanggung Pajak yang Tersimpan pada Bank), dilampiri
salinan Surat Paksa dan SPMP
Surat Permintaan Pemblokiran (dan/atau Permintaan Keterangan tentang Rekening Efek pada
Kustodian) atas Rekening Efek yang Tersimpan pada Kustodian.
Surat Perintah (untuk memberikan kuasa kepada bank untuk memberitahukan saldo kekayaan
penanggung pajak yang tersimpan di bank)
Surat Kuasa (memberitahukan saldo kekayaan yang tersimpan pada Bank ) / Berita Acara Penolakan
Pemberian Kuasa (oleh Penanggung Pajak kepada Bank untuk Memberitahukan Saldo Kekayaan di
Bank kepada Jurusita Pajak)
Surat kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan (dilampiri konsep surat
kepada Menteri Keuangan untuk meminta Bank Indonesia agar memerintahkan bank untuk
memberitahukan saldo kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan pada Bank)
Surat Pemberitahuan (saldo kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan pada Bank)
Surat Pemberitahuan Penyitaan Piutang
Surat Pemberitahuan Penyitaan (Deposito berjangka, Tabungan, Saldo Rekening Koran, Giro, atau
Bentuk Lainnya yang Dipersamakan dengan itu)
Surat Pemberitahuan Penyitaan (Obligasi, Saham, dan Sejenisnya)
Surat Pengantar Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita
Surat Peringatan Penyitaan Piutang (untuk Pelunasan Utang Pajak dan Biaya Penagihan Pajak)
Surat Permintaan Bantuan Pelaksanaan Surat Paksa (dilampiri dengan informasi data mengenai Wajib
Pajak)
Surat Pemberitahuan tentang Pelaksanaan Surat Perintah Melakukan Penyitaan (dilampiri dengan Berita
Acara Pelaksanaan Sita)
Surat Permintaan Bantuan penilaian dalam rangka penentuan nilai objek sita
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 Tanggal 20 Desember 2000 Tentang Tata Cara Penyitaan
dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
Peraturan Pemerintah Nomor 136 tahun 2000 Tanggal 20 Desember 2000 Tentang Tata Cara Penjualan
Barang Sitaan yang Dikecualikan dari Penjualan secara Lelang dalam Rangka Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman757
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 Tanggal 24 Desember 2014 tentang Tata Cara
Pembayaran dan Penyetoran Pajak
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.03/2008 Tanggal 6 Februari 2008 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan Dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus
s.t.d.d. PMK-85/PMK.03/2010
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 563/KMK.04/2000 Tanggal 26 Desember 2000
tentang Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak yang Tersimpan pada Bank
dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 564/KMK.04/2000 Tanggal 26 Desember 2000 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Surat Paksa dan Penyitaan di Luar Wilayah Kerja Pejabat yang Menerbitkan Surat
Paksa
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 85/KMK.03/2002 Tanggal 20 Maret 2002 tentang Tata Cara
Penyitaan Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Piutang dalam Rangka Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.0.3/2006
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2014 Tanggal 17 September 2014 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak yang Tersimoan
pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-645/PJ./2001 Tanggal 4 Oktober 2001 tentang Bentuk,
Jenis, dan Kode Kartu, Formulir, Surat, dan Buku yang Digunakan dalam Pelaksanaan Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa s.t.d.d. Keputusan Direktur Jenderal Pajak KEP - 474/PJ./2002
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-21/PJ./2002 Tanggal 11 Januari 2002 Tentang Tata
Cara Pemberitahuan Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa di Luar Wilayah Kerja
Pejabat yang Berwenang Menerbitkan Surat Paksa
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-459/PJ./2002 Tanggal 16 Oktober 2002 Tentang Tata
Cara Penyitaan Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Piutang dalam Rangka Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ.75/1998 Tanggal 20 Nopember 1998 tentang
Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-08/PJ.75/2000 Tanggal 5 September 2000 tentang Tata
Cara Penerbitan Ulang Surat Teguran, Penerbitan Surat Paksa Pengganti, dan Pembetulan atau

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman758
Penggantian Surat-surat dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
7. SOP KP40-0013 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Keputusan Pencabutan Sita
KP40-0033 tentang Tata Cara Penyitaan Terhadap Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Uang Tunai
(Termasuk Mata Uang Asing), Emas, Permata, dan Sejenisnya Dalam Rangka Pelaksanaan
Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
KP40-0034 tentang Tata Cara Penyitaan Terhadap Kekayaan Penanggung Pajak yang Disimpan di Bank
Berupa Deposito Berjangka, Tabungan, Saldo Rekening Koran, Giro, dan Bentuk Lainnya yang
Dipersamakan Dengan Itu Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
KP40-0035 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Peringatan Penyitaan Piutang Untuk Pelunasan Utang
Pajak dan Biaya Penagihan Pajak
KP40-0036 tentang Tata Cara Penyitaan Terhadap Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Piutang Dalam
Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
KP40-0037 tentang Tata Cara Penyitaan Terhadap Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Surat Berharga
(Obligasi, Saham, dan Sejenisnya) yang Diperdagangkan di Bursa Efek Dalam Rangka Pelaksanaan
Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
KP40-0038 tentang Tata Cara Penyitaan Terhadap Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Surat Berharga
(Obligasi, Saham, dan Sejenisnya) yang Tidak Diperdagangkan di Bursa Efek Dalam Rangka
Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
KP40-0039 tentang Tata Cara Penyitaan Terhadap Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Penyertaan
Modal Pada Perusahaan Lain yang Tidak Ada Surat Sahamnya Dalam Rangka Pelaksanaan
Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
KP40-0040 tentang Tata Cara Penyitaan Terhadap Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Barang Tidak
Bergerak Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
KP40-0041 tentang Tata Cara Penyitaan Terhadap Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Barang
Bergerak Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
KP40-0044 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penyitaan di Luar Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak
yang Berwenang Menerbitkan Surat Paksa (yang Meminta Bantuan)
KP40-0047 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penyitaan di Luar Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak
yang Berwenang Menerbitkan Surat Paksa (yang Diminta Bantuan)
KP40-0051 tentang Tata Cara Pembetulan Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman759
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, atau
Pengumuman Lelang Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
KP40-0052 tentang Tata Cara Penggantian Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, dan
Pengumuman Lelang Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak

L.02.8 Penyanderaan
1. Definisi Penyanderaan dalam rangka penagihan pajak dengan Surat Paksa di Indonesia merupakan salah satu
upaya penagihan pajak yang wujudnya berupa pengekangan sementara waktu terhadap kebebasan
Penanggung Pajak dengan menempatkannya di tempat tertentu, yaitu rumah tahanan Negara yang
terpisah dari tahanan lain. Penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap Penanggung Pajak yang tidak
melunasi utang pajak setelah lewat jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal Surat
Paksa diberitahukan kepada Penanggung Pajak.
2. Kriteria Sukses Penyanderaan dapat dilakukan tanpa bertentangan dengan rasa keadilan bersama setelah syarat-syarat
tertentu bagi pelaksanaan penyanderaan baik syarat yang bersifat kuantitatif maupun yang bersifat
kualitatif.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
Subdirektorat Penagihan, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
4. Input Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar/Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan/Surat Tagihan
Pajak/Surat Keputusan Keberatan/Putusan Banding
Fotokopi Surat Paksa
Print out data tunggakan pajak Wajib Pajak/Penanggung Pajak
Akte Pendirian Badan Usaha dan perubahannya (khusus Wajib Pajak Badan)
Fotokopi SPT Tahunan PPh Badan/Orang Pribadi terakhir
Fotokopi identitas Kartu Tanda Penduduk/NPWP Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang akan
dicegah/disandera
Nota Dinas Rahasia Pengiriman Informasi Intelijen
5. Output Surat Rahasia Menteri Keuangan tentang Izin Penyanderaan/Perpanjangan Penyanderaan/Pencabutan
Penyanderaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak
Surat Permohonan Ijin Melakukan Penyanderaan/Perpanjangan Penyanderaan/Pencabutan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman760
Penyanderaan
Surat Perintah Penyanderaan
Surat Permintaan Bantuan untuk Menangkap Penangung Pajak yang akan Disandera yang Melarikan Diri
atau Bersembunyi
Surat Permintaan Bantuan Pelaksanaan Penyanderaan
Berita Acara Penyampaian Surat Perintah Penyanderaan
Berita Acara Penitipan Penyanderaan
Berita Acara Pelaksanaan Penyanderaan
Berita Acara Gelar perkara penyanderaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak tingkat Kantor Pusat DJP
Nota Dinas Rahasia permintaan dilakukannya kegiatan intelijen perpajakan
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 Tanggal 20 Desember 2000 Tentang Tata Cara Penyitaan
Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
Peraturan Pemerintah Nomor 137 Tahun 2000 Tanggal 20 Desember 2000 Tentang Tempat dan Tata
Cara Penyanderaan, Rehabilitasi Nama Baik Penanggung Pajak, dan Pemberian Ganti Rugi dalam
Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
Keputusan Bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor 294/KMK.03/2003, M-02.UM.09.01 Tahun 2003 tanggal 25 Juni
2003 tentang Tata Cara Penitipan Penanggung Pajak yang Disandera di Rumah Tahanan Negara
dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 561/KMK.04/2000 Tanggal 26 Desember 2000 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 294/KMK.03/2003 Tanggal 25 Juni 2003 Tentang Tata Cara
Penitipan Penanggung Pajak di Rumah Tahanan Negara dalam Rangka Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-218/PJ/2003 Tanggal 30 Juli 2003 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyanderaan dan Pemberian Rehabilitasi Nama Baik Penanggung Pajak yang
Disandera
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-645/PJ./2001 Tanggal 4 Oktober 2001 Tentang Bentuk,
Jenis, dan Kode Kartu, Formulir, Surat, dan Buku yang Digunakan dalam Pelaksanaan Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa s.t.d.t.d. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-474/PJ./2002

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman761
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-08/PJ.75/2000 Tanggal 5 September 2000 tentang Tata
Cara Penerbitan Ulang Surat Teguran, Penerbitan Surat Paksa Pengganti, dan Pembetulan atau
Penggantian Surat-surat dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
7. SOP KPP40-0015 Tentang Tata Cara Pembuatan Usulan Pencegahan dan Penyanderaan Terhadap Wajib
Pajak Tertentu
KPP40-0023 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penyanderaan
KPP40-0024 Tentang Tata Cara Pengusulan/Permohonan Rekomendasi Penghentian Penyanderaan
KPP40-0025 Tentang Tata Cara Penghentian Penyanderaan
KPP40-0026 Tentang Tata Cara Rehabilitasi Nama Baik Penanggung Pajak dan Pemberian Ganti Rugi
KPP40-0051 Tentang Tata Cara Pembetulan Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, Atau
Pengumuman Lelang Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
KPP40-0052 Tentang Tata Cara Penggantian Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, dan
Pengumuman Lelang Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak

L.02.9 Pelelangan
1. Definisi Lelang merupakan penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis
dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi yang didahului
dengan pengumuman lelang. Apabila utang pajak dan/atau biaya penagihan pajak tidak dilunasi setelah
dilaksanakan penyitaan, Pejabat berwenang melaksanakan penjualan secara lelang terhadap barang
yang disita melalui Kantor Lelang. Sekalipun Penanggung Pajak telah melunasi utang pajak, tetapi
apabila belum melunasi biaya penagihan pajak, penjualan secara lelang terhadap barang yang telah
disita tetap dapat dilaksanakan.
2. Kriteria Sukses Pelelangan dilakukan setelah dilaksanakannya penyitaan melalui Kantor Lelang untuk memenuhi utang
pajak dan/atau biaya penagihan pajak yang tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Bukti pelunasan (SSP/STTS/SSB/Bukti Pbk)
Bukti pengurangan (Keputusan Pembetulan/Keputusan Keberatan/Putusan Banding/Keputusan
Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak/Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman762
Administrasi)
Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang
Risalah Lelang
Surat ketetapan pajak (SKPKB/SKPKBT/Keputusan Keberatan/Putusan Banding) dan Surat Tagihan
Pajak
Laporan Hasil Penilaian
5. Output Surat Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan
Pengumuman Lelang
Surat Kesempatan Terakhir
Surat Penetapan Harga Limit
Surat Permintaan bantuan penilaian dalam rangka penentuan nilai limit lelang
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 135 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Penyitaan Dalam
Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 136 Tahun Tentang Tata Cara Penjualan Barang
Sitaan yang Dikecualikan dari Penjualan Secara Lelang dalam Rangka Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.07/2006 tanggal 30 Mei 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang s.t.d.t.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 61/PMK.06/2008
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 85/KMK.03/2002 tanggal 8 Maret 2002 tentang Tata Cara
Penyitaan Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Piutang dalam Rangka Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa s.t.d.t.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.03/2006
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.03/2008 Tanggal 6 Februari 2008 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan Dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus
s.t.d.d. PMK-85/PMK.03/2010
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2014 Tanggal 17 September 2014 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak yang Tersimpan
pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-645/PJ./2001 Tanggal 4 Oktober 2001 tentang Bentuk,
Jenis, dan Kode Kartu, Formulir, Surat, dan Buku yang Digunakan dalam Pelaksanaan Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa s.t.d.t.d. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-474/PJ./2002

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman763
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-21/PJ./2002 Tanggal 11 Januari 2002 tentang Tata Cara
Pemberitahuan Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa di Luar Wilayah Kerja Pejabat
yang Berwenang Menerbitkan Surat Paksa
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-459/PJ./2002 Tanggal 16 Oktober 2002 tentang Tata
Cara Penyitaan Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Piutang dalam Rangka Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ.75/1998 tentang Jadwal Waktu Pelaksanaan
Penagihan Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-214/PJ/1999 Tanggal 25 Agustus 1999 tentang Lelang
Eksekusi Pajak
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-01/PJ.75/2000 Tanggal 4 Februari 2000 tentang
Pelaksanaan Pengumuman Lelang
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-08/PJ.75/2000 Tanggal 5 September 2000 tentang Tata
Cara Penerbitan Ulang Surat Teguran, Penerbitan Surat Paksa Pengganti, dan Pembetulan atau
Penggantian Surat-surat dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
7. SOP KPP40-0016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Lelang
KPP40-0017 tentang Tata Cara Peneyelesaian Permohonan Pembatalan Lelang
KPP40-0029 tentang Tata Cara Penjualan Barang Sitaan Berupa Piutang Dalam Rangka Pelaksanaan
Penagihan Pajak
KPP40-0030 tentang Tata Cara Penjualan Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Surat Berharga
(Obligasi, Saham, dan Sejenisnya) yang Diperdagangkan di Bursa Efek Dalam Rangka Pelaksanaan
Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
KPP40-0031 tentang Tata Cara Penjualan Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Surat Berharga
(Obligasi, Saham, dan Sejenisnya) yang Tidak Diperdagangkan di Bursa Efek Dalam Rangka
Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
KPP40-0032 tentang Tata Cara Penjualan Kekayaan Penanggung Pajak Berupa Penyertaan Modal Pada
Perusahaan Lain yang Tidak Ada Surat Sahamnya Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
Dengan Surat Paksa
KPP40-0045 tentang Tata Cara Pelaksanaan Lelang Atas Objek Sita yang Berada di Luar Wilayah Kerja
Kantor Pelayanan Pajak yang Berwenang Menerbitkan Surat Paksa (yang Meminta Bantuan)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman764
KPP40-0048 tentang Tata Cara Pelaksanaan Lelang Atas Objek Sita yang Berada di Luar Wilayah Kerja
Kantor Pelayanan Pajak Yang Berwenang Menerbitkan Surat Paksa (yang Diminta Bantuan)
KPP40-0051 tentang Tata Cara Pembetulan Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, Atau
Pengumuman Lelang Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
KPP40-0052 tentang Tata Cara Penggantian Surat Teguran, Surat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, dan
Pengumuman Lelang Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak

L.02.10 Penyetoran Barang Sitaan Tidak Melalui Lelang


1. Definisi Apabila Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak setelah 14 (empat
belas) hari sejak penyitaan barang yang penjualannya dikecualikan dari penjualan secara lelang, Pejabat
yang berwenang segera menggunakan, menjual dan/atau memindahbukukan barang sitaan untuk
pelunasan biaya penagihan pajak dan utang pajak.
2. Kriteria Sukses Penjualan barang yang dikecualikan dari penjualan secara lelang dilakukan untuk memenuhi utang pajak
dan/atau biaya penagihan pajak yang tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Berita Acara Pelaksanaan Sita
5. Output Surat Pengambilan Barang Sitaan
Surat Setoran Pajak (SSP) dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
Surat Pemindahbukuan (Harta Kekayaan Penanggung Pajak untuk Melunasi Utang Pajak dan Biaya
Penagihan Pajak)
Surat Setoran Pajak (SSP) dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
Surat Pencabutan Pemblokiran
Surat Pencabutan Sita
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Penyitaan dalam Rangka Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa
Peraturan Pemerintah Nomor 136 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Penjualan Barang Sitaan yang
Dikecualikan dari Penjualan secara Lelang dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.03/2008 Tanggal 6 Februari 2008 tentang Tata Cara

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman765
pelaksanaan Penagihan Dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus
s.t.d.d. PMK-85/PMK.03/2010
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 563/KMK.04/2000 Tentang Pemblokiran dan
Penyitaan Harta kekayaan Penanggung Pajak yang Tersimpan pada Bank dalam Rangka Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2014 Tanggal 17 September 2014 tentang Tata
cara Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak yang tersimoan
pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-645/PJ./2001 Tentang Bentuk, Jenis, dan Kode Kartu,
Formulir, Surat, dan Buku yang Digunakan dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
s.t.d.d. Keputusan Direktur Jenderal Pajak KEP-474/PJ./2002
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ.75/1998 Tentang Jadwal Waktu Pelaksanaan
Penagihan Pajak
7. SOP KPP40-0027 Tentang Tata Cara Penyetoran Barang Sitaan Berupa Uang Tunai Untuk Pelunasan Utang
Pajak dan Biaya Penagihan Pajak yang Dikecualikan dari Penjualan Secara Lelang Dalam Rangka
Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
KPP40-0028 Tentang Tata Cara Pemindahbukuan Barang Sitaan Berupa Kekayaan Penanggung Pajak
yang Disimpan di Bank Berupa Deposito Berjangka, Tabungan, Saldo Rekening Koran, Giro, dan
Bentuk Lainnya yang Dipersamakan Dengan Itu Dalam Rangka Pelaksanaan Penagihan Pajak
L.03 Penghapusan Piutang
1. Definisi Salah satu tujuan penghapusbukuan piutang pajak adalah untuk mengoreksi laporan keuangan
pemerintah agar mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Piutang pajak yang sudah lama harus
diputihkan. Sebab kalau tidak, akan membebani neraca laporan keuangan.
2. Kriteria Sukses Mekanisme usulan penghapusan piutang pajak dan penempatan besarnya penghapusan terpenuhi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga dapat mendukung kelancaran tugas dan peningkatan
kinerja khususnya dalam rangka penghapusan piutang pajak yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih
lagi.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
Seksi Bimbingan Penagihan, Kantor Wilayah DJP
Subdirektorat Penagihan, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman766
4. Input Data piutang pajak
5. Output Keputusan Menteri Keuangan tentang Penghapusan Piutang Pajak beserta lampirannya berupa daftar
rekapitulasi piutang pajak dan/atau piutang PBB yang dihapuskan.
6. Ruang Lingkup Proses Penelitian Administrasi (di KPP) (L.03.1)
Penelitian Setempat (di KPP) (L.03.2)
Pengusulan Penghapusan Piutang Pajak (L.03.3)
Penelitian Administrasi (di Kanwil) (L.03.4)
Penelitian Administrasi (di Kantor Pusat) (L.03.5)

L.03.1 Penelitian Administrasi


1. Definisi Penelitian yang dilakukan dalam rangka penghapusan piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi karena:
Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;
Dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah dilakukan penelusuran secara
optimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan.
2. Kriteria Sukses Penelitian Administrasi dapat memberikan kepastian tentang keadaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak
atau piutang pajak yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Data Piutang Pajak
5. Output Surat Perintah Penelitian Setempat
Laporan Hasil Penelitian Administrasi
Laporan Hasil Penelitian Setempat
Konsep Usulan Penghapusan Piutang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah yang terdiri atas:
Konsep Daftar Usulan Piutang Pajak yang harus dihapuskan; dan
Konsep Petikan Salinan Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak berupa Daftar Piutang Pajak
yang dihapuskan
Konsep Usulan Penghapusan Piutang Pajak Bumi dan Bangunan yang terdiri atas:
Konsep Daftar Usulan Piutang Pajak Bumi dan Bangunan yang dihapuskan;dan
Konsep petikan Salinan Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak berupa Daftar Piutang Pajak
Bumi dan Bangunan yang dihapuskan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman767
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Pasal 24 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2012 Tanggal 2 Mei 2012 tentang Tata Cara
Penghapusan Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ/2013 Tanggal 26 Maret 2013 tentang Tata Cara
Pengusulan dan Tindak Lanjut Penghapusan Piutang Pajak
7. SOP KPP40-0008 Tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak

L.03.2 Penelitian Setempat


1. Definisi Penelitian yang dilakukan dalam rangka penghapusan piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi karena:
Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Penanggung Pajak meninggal dunia dan tidak mempunyai harta
warisan atau kekayaan;
Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan;
Wajib Pajak Badan bubar, likuidasi, atau pailit dan Penanggng Pajak tidak dapat ditemukan.
2. Kriteria Sukses Penelitian Setempat dapat memberikan kepastian tentang keadaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak atau
piutang pajak yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Data Piutang Pajak
5. Output Surat Perintah Penelitian Setempat
Laporan Hasil Penelitian Administrasi
Laporan Hasil Penelitian Setempat
Konsep Usulan Penghapusan Piutang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah yang terdiri atas:
Konsep Daftar Usulan Piutang Pajak yang harus dihapuskan; dan
Konsep Petikan Salinan Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak berupa Daftar Piutang Pajak
yang dihapuskan
Konsep Usulan Penghapusan Piutang Pajak Bumi dan Bangunan yang terdiri atas:
Konsep Daftar Usulan Piutang Pajak Bumi dan Bangunan yang dihapuskan;dan
Konsep petikan Salinan Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak berupa Daftar Piutang Pajak
Bumi dan Bangunan yang dihapuskan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman768
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Pasal 24 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2012 Tanggal 2 Mei 2012 tentang Tata Cara
Penghapusan Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ/2013 Tanggal 26 Maret 2013 tentang Tata Cara
Pengusulan dan Tindak Lanjut Penghapusan Piutang Pajak
7. SOP KPP40-0008 Tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak

L.03.3 Pengusulan Penghapusan Piutang Pajak


1. Definisi Kepala Kantor Pelayanan Pajak setiap bulan Juni dan bulan Desember menyusun Daftar Usulan
Penghapusan Piutang Pajak berdasarkan dan selanjutnya mengirimkan Daftar Usulan Penghapusan
Piutang Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala Kantor Wilayah DJP.
2. Kriteria Sukses Daftar Usulan Penghapusan Piutang Pajak disusun setiap bulan Juni dan Desember berdasarkan
Laporan Hasil Penelitian.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Data Piutang Pajak
5. Output Surat Perintah Penelitian Setempat
Laporan Hasil Penelitian Administrasi
Laporan Hasil Penelitian Setempat
Konsep Usulan Penghapusan Piutang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah yang terdiri atas:
Konsep Daftar Usulan Piutang Pajak yang harus dihapuskan; dan
Konsep Petikan Salinan Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak berupa Daftar Piutang Pajak
yang dihapuskan
Konsep Usulan Penghapusan Piutang Pajak Bumi dan Bangunan yang terdiri atas:
Konsep Daftar Usulan Piutang Pajak Bumi dan Bangunan yang dihapuskan;dan
Konsep petikan Salinan Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak berupa Daftar Piutang Pajak
Bumi dan Bangunan yang dihapuskan
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Pasal 24 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman769
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2012 Tanggal 2 Mei 2012 tentang Tata Cara
Penghapusan Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ/2013 Tanggal 26 Maret 2013 tentang Tata
Cara Pengusulan dan Tindak Lanjut Penghapusan Piutang Pajak
7. SOP KPP40-0008 Tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak

L.03.4 Penelitian Administrasi di Kanwil


1. Definisi Kepala Kantor Wilayah DJP melakukan penelitian mengenai kebenaran Daftar Usulan Penghapusan
Piutang Pajak yang disampaikan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan selanjutnya meneruskan
Daftar Usulan Penghapusan Piutang Pajak beserta dokumen lainnya kepada Direktur Jenderal Pajak.
2. Kriteria Sukses Kepala Kantor Wilayah DJP dapat melakukan penelitian/pengujian kembali atas Daftar Usulan
Penghapusan Piutang Pajak yang diusulkan dari KPP dan mengirimkan hasilnya kepada Direktur
Jenderal Pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Proses Owner Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan, Kantor Wilayah DJP
4. Input Konsep Usulan Penghapusan Piutang Pajak
Laporan Hasil Penelitian Administratif
Laporan Hasil Penelitian Setempat
5. Output Berita Acara Penelitian Usulan Penghapusan Piutang Pajak
Konsep Lampiran Keputusan Menteri Keuangan berupa:
Daftar Rekapitulasi Piutang Pajak yang dihapuskan; dan/atau
Daftar Rekapitulasi Piutang Pajak Bumi dan Bangunan yang dihapuskan
Konsep Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak berupa:
Rincian Piutang Pajak yang dihapuskan
Rincian Piutang Pajak Bumi dan Bangunan yang dihapuskan
Daftar usulan Piutang Pajak yang dihapuskan
Daftar Usulan Piutang Pajak Bumi dan Bangunan yang dihapuskan
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Pasal 24 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2012 Tanggal 2 Mei 2012 tentang Tata Cara
Penghapusan Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman770
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ/2013 Tanggal 26 Maret 2013 tentang Tata Cara
Pengusulan dan Tindak Lanjut Penghapusan Piutang Pajak
7. SOP KWL43-0006 Tentang Tata Cara Persetujuan Pengusulan Penghapusan Piutang Pajak

L.03.5 Penelitian Administrasi di Kantor Pusat


1. Definisi Direktur Jenderal Pajak membuat dan menyampaikan konsep Keputusan Menteri Keuangan dan
lampirannya kepada Menteri Keuangan.
2. Kriteria Sukses Direktur Pemeriksaan dan Penagihan dapat melakukan penelitian/pengujian kembali atas Daftar Usulan
Penghapusan Piutang Pajak yang dikirimkan dari Kantor Wilayah DJP dan menyampaikan konsep
Keputusan Menteri Keuangan beserta lampirannya kepada Menteri Keuangan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Proses Owner Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan, Kantor Pusat DJP
4. Input Konsep Lampiran Keputusan Menteri Keuangan
Konsep Lampiran keputusan Direktur Jenderal Pajak
Berita Acara Penelitian Usulan Penghapusan Piutang Pajak
5. Output Konsep Keputusan Menteri Keuangan
Konsep Lampiran Keputusan Menteri Keuangan
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Pasal 24 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2012 Tanggal 2 Mei 2012 tentang Tata Cara
Penghapusan Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ/2013 Tanggal 26 Maret 2013 tentang Tata Cara
Pengusulan dan Tindak Lanjut Penghapusan Piutang Pajak
7. SOP KPD53-0006 tentang Tata Cara Pengusulan Penghapusan Piutang Pajak di Kantor Pusat

L.03.6 Tindak Lanjut Penghapusan Piutang Pajak


1. Definisi Merupakan rangkaian aktivitas yang dilakukan untuk menindaklajuti penghapusan piutang pajak yang
dimulai dari Kantor Pusat DJP sampai dengan penghapusan piutang pajak di Kantor Pelayanan Pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman771
2. Kriteria Sukses Pelaksana Seksi Penagihan menghapuskan piutang pajak dan menatausahakan Keputusan Menteri
Keuangan tentang Penghapusan Piutang Pajak beserta Lampirannya, Keputusan Direktur Jenderal Pajak
tentang Rincian Penghapusan Piutang Pajak beserta lampirannya dan Petikan Salinan Lampiran
Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
3. Proses Owner Subdirektorat Penagihan, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Seksi Bimbingan Penagihan, Kantor Wilayah DJP
Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak,
4. Input Keputusan Menteri Keuangan tentang Penghapusan Piutang Pajak
Lampiran Keputusan Menteri Keuangan tentang Penghapusan piutang berupa:
Daftar Rekapitulasi Piutang Pajak yang dihapuskan; dan
Daftar rekapitulasi Pitang Pajak Bumi dan Bangunan yang dihapuskan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Rincian Penghapusan Piutang Pajak beserta Lampirannya
Petikan Salinan Lampiran Keputusan Direktur jenderal Pajak berupa Daftar Piutang Pajak yang
dihapuskan dan/atau Daftar Piutang Pajak Bumi dan Bangunan yang dihapuskan
5. Output Data Piutang Pajak yang dihapuskan
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait Pasal 24 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2012 Tanggal 12 Mei 2012 Tentang Tata Cara
Penghapusan Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 13/PJ/2013 tanggal 26 Maret 2013 Tentang Tata Cara
Pengusulan dan Tindak Lanjut Penghapusan Piutang Pajak.
7. SOP KPD53-0007 tentang Tata Cata Tindak Lanjut Keputusan Penghapusan Piutang Pajak di Kantor Pusat
DJP
KWL43-0009 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Keputusan Penghapusan Piutang Pajak di Kantor Wilayah
DJP
KPP40-0060 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Keputusan Penghapusan Piutang Pajak di Kantor
Pelayanan Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman772
Matriks Intelijen Perpajakan
O. PROSES BISNIS KEGIATAN INTELIJEN PERPAJAKAN
Definisi
1. Kegiatan Intelijen Perpajakan adalah serangkaian kegiatan dalam siklus Intelijen yang dilakukan oleh Petugas
Intelijen Perpajakan yang meliputi perencanaan, pengumpulan, pengolahan dan penyajian
sehingga diperoleh suatu produk intelijen yang berisi data dan/atau informasi terkait Wajib Pajak
sehubungan dengan terjadinya suatu transaksi, peristiwa, dan/atau keadaan yang diperkirakan
berkaitan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan/atau indikasi tindak pidana
di bidang perpajakan
Proses2.Owner Direktorat Intelijen Perpajakan, Subdirektorat Intelijen Stratejik, Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi,
Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum, Subdirektorat Operasi Intelijen.
Input 3. Permintaan dari pihak manajemen DJP (management request), maupun kebijakan kebutuhan data dan atau
informasi yang ditetapkan;
Nota Dinas Rahasia Permintaan Melakukan Kegiatan Intelijen Perpajakan; dan
Data dan/atau informasi yang dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan.
Output4. Data dan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan (decision support system), Laporan Atensi
Intelijen dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan yang bersifat high risk.
Nota Dinas Rahasia Pengiriman Informasi terkait Wajib Pajak yang sedang dilakukan Pemeriksaan Bukti
Permulaan dan Lembar Informasi Intelijen Perpajakan dan Nota Dinas Rahasia Pengiriman Informasi terkait
Wajib Pajak yang sedang dilakukan penyidikan dan Lembar Informasi Intelijen Perpajakan.
Nota Dinas Rahasia Pengiriman Informasi terkait Wajib Pajak dalam LIIP untuk tujuan penggalian potensi.
Nota Dinas Rahasia Pengiriman Informasi terkait Wajib Pajak yang tidak diusulkan untuk ditindaklanjuti dengan
Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan, dan Pemeriksaan Khusus dan data dan informasi dalam LIIP untuk
tujuan penggalian potensi.
Nota Dinas Rahasia Pengiriman Informasi terkait Wajib Pajak yang diusulkan untuk ditindaklanjuti dengan
Pemeriksaan Khusus.
Nota Dinas Rahasia Pengiriman Informasi terkait Wajib Pajak yang dilakukan upaya penagihan.
Surat/Nota Dinas Rahasia Permintaan Tambahan Data dan Informasi kepada Pihak Lain.
Ruang5.Lingkup Proses Kegiatan Intelijen Stratejik.
Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi.
Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman773
Kegiatan Intelijen Operasional.
Dasar6.
Hukum/Aturan Terkait Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan
Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan
Analisis Informasi, Data, Laporan, dan Pengaduan
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan

O.01 Kegiatan Intelijen Stratejik


1. Definisi Kegiatan Intelijen Stratejik adalah serangkaian kegiatanpenyiapan bahan penelaahan, penyusunan, dan analisis
informasi dan fakta yang terkumpul terkait dengan perumusan kebijakan, strategi, dan keputusan Direktorat Jenderal
Pajak dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan setiap ancaman terhadap optimalisasi
penerimaan pajak, serta penyiapan dan pelaksanaan dukungan operasional kegiatan intelijen.
2. Kriteria Sukses Rencana Kerja dan Rencana Pengumpulan Data dan Informasi (Renpuldatin) dapat disusun dengan baik.
Proses penerimaan, identifikasi, dan distribusi IDLP dapat terlaksana sesuai ketentuan.
Data dan informasi terkait Kegiatan Intelijen Perpajakan dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk mendukung
pelaksanaan KIP selanjutnya.
Sistem informasi pendukung KIP yang reliable.
Komunikasi dan jaringan intelijen yang dapat diandalkan baik itu dengan pihak intelijen internal maupun eksternal.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Stratejik
4. Input Nota Dinas dari pihak manajemen DJP (management request), kebijakan kebutuhan data dan/atau informasi yang
ditetapkan dari Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan, maupun data dan/atau informasi yang
dibutuhkanpihak lain dalam manajemen DJ P berdasarkan hasil perumusan kebijakan atau untuk keperluan
pengambilan keputusan;
Nota Dinas Rahasia Permintaan Melakukan Kegiatan Intelijen Perpajakan, Usul Pendalaman Melalui Kegiatan
Intelijen Perpajakan dan Berita Acara Penelaahan maupun Nota Dinas Permintaan Melakukan Kegiatan Intelijen
Perpajakan dari Direktur Penegakan Hukum berdasarkan hasil pengembangan pemeriksaan bukti permulaan
maupun penyidikan;
Nota Dinas Permintaan Melakukan Kegiatan Intelijen Perpajakan dari Direktur Ekstensikasi dan Penilaian maupun

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman774
Direktur Pemeriksaan dan Penagihan untuk tujuan tertentu;
Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin) dalam hal usulan kegiatan intelijen stratejik berasal
dari Subdirektorat Intelijen Stratejik;
Data dan/atau informasi yang dihasilkan oleh Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi, Kegiatan Intelijen Penegakan
Hukum, dan Kegiatan Operasi Intelijen;
Data dan/atau informasi dari sumber-sumber lain yang mendukung pelaksanaan Kegiatan Intelijen Penggalian
Potensi baik itu yang berasal dari internal maupun eksternal DJP yang dapat diperoleh tanpa melalui kegiatan
intelijen di lapangan.
5. Output Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin) dalam hal usulan kegiatan intelijen stratejik berasal
dari Subdirektorat Intelijen Stratejik;
Laporan Hasil Intelijen Perpajakan (LHIP) Stratejik;
Laporan Atensi (LA);
Formulir Penerimaan IDLP;
IDLP yang telah teridentifikasi;
Laporan Pengamanan/Penggalangan;
Nota Dinas RahasiaPenyampaian Informasi;
Berita Acara Penelahaan konsep LHIP Penegakan Hukum dengan usulan pemeriksaan bukti permulaan.
6. Ruang Lingkup Perencanaan Kegiatan Intelijen (O.01.1)
Pengamanan dan Penggalangan (O.01.2)
Penerimaan dan Identifikasi IDLP (O.01.3)
Pengolahan Data Intelijen (O.01.4)
7. Dasar hukum/aturan PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.
terkait PER-3/PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Informasi, Data, Laporan, dan
Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan

O.01.1 Perencanaan Kegiatan Intelijen


1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara perencanaan kegiatan intelijen terkait transaksi, peristiwa, dan/atau
keadaan yang diperkirakan berkaitan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan/atau indikasi tindak
pidana di bidang perpajakan. Perencanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan adalah kegiatan untuk menentukan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman775
kebutuhan intelijen perpajakan sehingga produk yang dihasilkan dapat digunakan sebagai masukan para pengambil
keputusan guna memaksimalkan penerimaan negara dan identifikasi tindak pidana di bidang perpajakan.
2. Kriteria Sukses Penyusunan Rencana Kerja dan Renpuldatin efektif, efisien, akurat dan relevan sesuai kebutuhan pihak yang meminta
informasi berdasarkan Unsur-unsur Utama Keterangan (UUK). Penyelesaian pembuatan RKIP tepat waktu.
Penyelesaian pembuatan RKIP tepat waktu.
Kerahasiaan informasi terjaga.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Stratejik, Seksi Kajian Intelijen Stratejik
4. Input Kebijakan Kebutuhan Data dan Informasi (Management’s call), Management Request.
Nota Dinas/Surat Permintaan Melakukan Kegiatan Intelijen.
Hasil Analisis Intelijen.
Informasi yang diterima oleh Direktur Intelijen dan Penyidikan.
5. Output Rencana Kerja.
Renpuldatin.
6. Dasar hukum/aturan PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.
terkait PER-3/PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Informasi, Data, Laporan, dan
Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.01.2Pengamanan dan Penggalangan Kegiatan Intelijen Perpajakan


1. Definisi Prosedur ini menguraikan tata cara pelaksanaan kegiatan intelijen di lapangan dalam rangka pengamanan VVIP,
kegiatan, dan fisik kantor serta melakukan kerjasama dan koordinasi intelijen terhadap pihak eksternal dan internal
serta pembentukan dan pembinaan jaringan intelijen.
2. Kriteria Sukses Pelaksanaan kegiatan intelijen di lapangan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Terwujudnya kerja sama dan koordinasi intelijen dengan pihak internal maupun eksternal.
Terwujudnya jaringan intelijen yang reliable dan sustainable.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Stratejik, Seksi Pengamanan dan Penggalangan.
4. Input Management Request
5. Output Surat Perintah Kegiatan Intelijen.
Surat/Nota Dinas Rahasia Permintaan Bantuan Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Intelijen.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman776
Memorandum of Understanding (MoU).
6. Dasar hukum/aturan PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.
terkait PER-3/PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Informasi, Data, Laporan, dan
Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.01.3 Penerimaan dan Identifikasi IDLP


1. Definisi Prosedur ini menguraikan tata cara penerimaan dan pengadministrasianinformasi, data, laporan, dan pengaduan
(IDLP) untuk kemudian dilakukan identifikasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah terhadap IDLP tersebut dapat
dilakukan tindakan pengembangan dan analisis IDLP maupun kegiatan intelijen untuk tujuan penggalian potensi.
2. Kriteria Sukses Proses penerimaan dan identifikasi IDLP dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Stratejik, Seksi Penerimaan, Identifikasi dan Distribusi IDLP.
4. Input Informasi, data, laporan, dan pengaduan (IDLP).
Data Alket yang ber-NPWP.
5. Output Formulir Penerimaan IDLP, bila IDLP diterima lisan.
IDLP Tertulis Internal/Eksternal.
Dokumen Pendukung (jika ada).
Lembar Identifikasi IDLP
Nota Dinas Penyampaian IDLP
6. Ruang Lingkup Penerimaan IDLP (O.01.3.1)
Penerusan IDLP (O.01.3.2)
Identifikasi IDLP (O.01.3.3)
7. Dasar hukum/aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
terkait Perpajakan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis
Informasi, Data, Laporan, dan Pengaduan
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman777
O.01.3.1 PenerimaanIDLP
1. Definisi Prosedur ini menguraikan tata cara penerimaan dan pengadministrasian informasi, data, laporan, dan pengaduan
(IDLP) dalam rangka kegiatan penggalian potensi atau penegakan hukum.
2. Kriteria Sukses Proses penerimaan IDLP dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Stratejik, Seksi Penerimaan, Identifikasi dan Distribusi IDLP.
4. Input Informasi, data, laporan, dan pengaduan (IDLP).
Data Alket yang ber-NPWP.
5. Output Formulir Penerimaan IDLP, bila IDLP diterima lisan.
IDLP Tertulis Internal/Eksternal.
Dokumen Pendukung (jika ada).
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
terkait Perpajakan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis
Informasi, Data, Laporan, dan Pengaduan
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.01.3.2 Penerusan IDLP


1. Definisi Proses Bisnis Penerusan IDLP adalah aktivitas meneruskan IDLP dari unit penerima IDLP kepada unit yang berhak
melakukan Pengembangan dan Analisis IDLP. Penerusan ini dilakukan oleh KP2KP, KPP, PPDDP, KLIP, KPDE dan
Unit Eselon II Lain selain Direktorat Intelijen Perpajakan dengan mekanisme Nota Dinas/Surat Rahasia.
2. Kriteria Sukses Proses penerusan IDLP dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat tujuan
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Stratejik, Seksi Penerimaan, Identifikasi dan Distribusi IDLP.
4. Input Formulir Penerimaan IDLP, bila IDLP diterima lisan.
IDLP Tertulis Internal/Eksternal.
Dokumen Pendukung (jika ada)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman778
Data Alket yang ber-NPWP.
5. Output Nota Dinas Rahasia Penerusan IDLP
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
terkait Perpajakan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis
Informasi, Data, Laporan, dan Pengaduan
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.01.3.3 Identifikasi IDLP


1. Definisi Prosedur ini menguraikan aktivitas mengidentifikasi IDLP yang diterima untuk mengetahui dapat tidaknya atas IDLP
dilakukan Pengembangan dan Analisis IDLP. Identifikasi ini dilakukan dengan menggunakan Lembar Identifikasi IDLP
untuk mengetahui apakah atas IDLP dapat dilakukan Pengembangan dan Analisis IDLP. IDLP yang dapat dilakukan
Pengembangan dan Analisis IDLP dikirimkan ke Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum. IDLP yang tidak dapat
dilakukan Pengembangan dan Analisis IDLP atau dari indikasi awal tidak memiliki unsur tindak pidana perpajakan
namun dapat digunakan untuk mendukung analisis penggalian potensi dikirimkan ke Subdirektorat Intelijen Penggalian
Potensi.
2. Kriteria Sukses Proses identifikasi IDLP dapat memberikantelaahan awal dan identifikasi administratif/atributifyang tepat serta
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Stratejik, Seksi Penerimaan, Identifikasi dan Distribusi IDLP.
4. Input Formulir Penerimaan IDLP, bila IDLP diterima lisan.
IDLP Tertulis Internal/Eksternal.
Dokumen Pendukung (jika ada)
Data Alket yang ber-NPWP.
5. Output Lembar Identifikasi IDLP
Nota Dinas Penyampaian IDLP.
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
terkait Perpajakan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman779
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 239/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis
Informasi, Data, Laporan, dan Pengaduan
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.01.4Pengolahan Data Intelijen


1. Definisi Prosedur ini menguraikan aktivitas pengolahan data intelijen dan pelaksanaan dukungan teknis terhadap kegiatan
intelijen yang mencakup pengumpulan, penatausahaan, distribusi, dan pemantauan pemanfaatan data dan/atau
informasi hasil kegiatan intelijen perpajakan serta melakukan pengembangan dan pemeliharaan aplikasi pendukung
kegiatan intelijen dan mengawasi serta memelihara alat khusus intelijen.
2. Kriteria Sukses Data dan informasi hasil kegiatan intelijen perpajakan dapat dikelola dengan baik sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Tersedianya sarana dan/atau prasarana pendukung kegiatan intelijen perpajakan.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Stratejik, Seksi Pengumpulan, Pengolahan dan Diseminasi Intelijen.
4. Input Data dan informasi hasil intelijen
5. Output Nota Dinas Penyampaian dan Pemanfaatan Hasil Kegiatan Intelijen Perpajakan.
6. Dasar hukum/aturan PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.
terkait PER-3/PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis Informasi, Data, Laporan, dan
Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP KPE13-0002

O.02 Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi


1. Definisi Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi adalah serangkaian kegiatan melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan
pemantauan serta pelaksanaan kebijakan teknis operasional kegiatan intelijen perpajakan di kantor dalam rangka

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman780
pengawasan kepatuhan wajib pajak, analisis ekonomi, proses bisnis, dan modus ketidakpatuhan wajib pajak dalam
skala nasional berbasis sektoral, wilayah, dan risiko.
2. Kriteria Sukses Rencana Kerja dan Renpuldatin terkait penggalian potensi perpajakan dapat disusun.
Data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan kegiatan intelijen terkait penggalian potensi dapat
diperoleh.
Analisis terhadap data dan informasi yang diperoleh dapat dilakukan sesuai dengan metode dan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Hasil analisis memiliki kualitas dan level of confidence yang tinggi dan dapat digunakan sebagai pendukung dalam
rangka pengamanan penerimaan negara.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi
4. Input Nota dinas rahasia permintaan kegiatan intelijen dari Subdirektorat Intelijen Stratejik;
Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin) dalam hal usulan kegiatan intelijen penegakan hukum
berasal dari Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi;
IDLP yang tidak teridentifikasi mengandung unsur tindak pidana perpajakan dari Subdit Intelijen Stratejik berdasarkan
identifikasi awal IDLP;
IDLP yang tidak teridentifikasi mengandung unsur tindak pidana perpajakan dari Subdit Intelijen Penegakan Hukum,
setelah dilakukan pengembangan dan analisis IDLP;
Data dan/atau informasi tambahan dari Operasi Intelijen berdasarkan permintaan bantuan pelaksanaan Kegiatan
Intelijen Perpajakan di lapangan yang diusulkan oleh Petugas Intelijen Penggalian Potensi dalam hal dibutuhkan
data dan informasi tambahan; dan
Data dan/atau informasi dari sumber-sumber lain yang mendukung pelaksanaan Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi
baik itu yang berasal dari internal maupun eksternal DJP yang dapat diperoleh tanpa melalui kegiatan intelijen di
lapangan.
5. Output Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin) dalam hal usulan kegiatan intelijen penegakan hukum
berasal dari Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi;
Nota Dinas Penyampaian data dan informasi ke Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum apabila dalam proses
analisis ditemukan adanya indikasi tindak pidana di bidang perpajakan;
Nota Dinas Permintaan Bantuan Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Lapangan ke Subdirektorat Operasi Intelijen dalam
hal dibutuhkan data dan informasi tambahan; dan
Laporan Hasil Intelijen Perpajakan (LHIP) Penggalian Potensi.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman781
6. Ruang Lingkup Perencanaan Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi (O.02.1)
Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi (O.02.2)
Distribusi Pemanfaatan dan Evaluasi (O.02.3)
7. Dasar hukum/aturan a. PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
terkait b. SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan

O.02.1 Perencanaan Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi


1. Definisi Kegiatan Perencanaan KI Penggalian Potensi merupakan serangkaian kegiatan penyiapan bahan penelaahan,
perancangan, pemantauan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan intelijen perpajakan di kantor dalam
rangka pengawasan kepatuhan wajib pajak, analisis ekonomi, proses bisnis, dan modus ketidakpatuhan wajib pajak
serta penyiapan bahan pelaksanaan, penatausahaan, dan distribusi data dan/atau informasi hasil analisis penggalian
potensi
2. Kriteria Sukses Rencana Kerja dan Renpuldatin terkait Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi dapat disusun dengan baik.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi, Seksi Perencanaan dan Evaluasi Intelijen Penggalian Potensi.
4. Input Rencana Stratejik dan Management Request;
IDLP yang tidak terindikasi tindak pidana perpajakan berdasarkan hasil Identifikasi IDLP maupun analisis dalam KI
Penegakan Hukum.
5. Output Rencana Kerja dan Renpuldatin yang didasarkan pada bahan kebijakan teknis operasional dalam rangka penggalian
potensi perpajakan dengan melakukan analisis dan pemetaan potensi pajak berbasis analisis ekonomi secara makro
dan mikro serta analisis proses bisnis dan modus ketidakpatuhan wajib pajak dalam skala nasional berbasis sektoral,
wilayah, dan risiko
6. Dasar hukum/aturan a. PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
terkait b SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.02.2 Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi


1. Definisi Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Penggalian Potensi merupakan serangkaian kegiatan pengumpulan bahan
analisis intelijen dalam rangka penggalian potensi perpajakan dengan melakukan analisis dan pemetaan potensi pajak
berbasis analisis ekonomi secara makro dan mikro serta analisis proses bisnis dan modus ketidakpatuhan wajib pajak
dalam skala nasional berbasis sektoral, wilayah, dan risiko.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman782
2. Kriteria Sukses Data dan Informasi dapat dikumpulkan dan dianalisis.
Kerahasiaan dapat terjaga.
Laporan Hasil Intelijen Perpajakan dapat disusun.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi, Seksi Intelijen Penggalian Potensi I, II, dan III.
4. Input Renpuldatin.
5. Output Laporan Hasil Intelijen Perpajakan.
6. Ruang Lingkup Pencarian dan Pengumpulan Data (O.02.2.1)
Analisis Data (O.02.2.2)
Penyusunan dan Perekaman LHIP (O.02.2.3)
Permintaan Bantuan Intelijen di Lapangan (O.02.2.4)
7. Dasar hukum/aturan a. PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
terkait b. SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan

O.02.2.1 Pencarian dan Pengumpulan Data


1. Definisi Kegiatan Pencarian dan Pengumpulan Data merupakan bagian dari siklus kegiatan intelijen yang mencakup kegiatan
pencarian dan pengumpulan data dan informasi berdasarkan Renpuldatin sebagai dasar penyusunan analisis dalam
rangka pengawasan kepatuhan wajib pajak, analisis ekonomi, proses bisnis, dan modus ketidakpatuhan wajib pajak
serta penyiapan bahan pelaksanaan, penatausahaan, dan distribusi data dan/atau informasi hasil analisis penggalian
potensi.
2. Kriteria Sukses Data dan informasi yang diperlukan dapat diperoleh.
Kerahasiaan dapat terjaga.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi, Seksi Intelijen Penggalian Potensi I, II, dan III.
4. Input Renpuldatin.
5. Output Data dan informasi.
6. Dasar hukum/aturan a. PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
terkait b. SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.02.2.2 Analisis Data


1. Definisi Kegiatan Pencarian dan Pengumpulan Data merupakan bagian dari siklus kegiatan intelijen yang mencakup kegiatan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman783
analisis data dan informasi untuk dalam rangka pengawasan kepatuhan wajib pajak, analisis ekonomi, proses bisnis,
dan modus ketidakpatuhan serta penyiapan bahan pelaksanaan, penatausahaan, dan distribusi data dan/atau
informasi hasil analisis penggalian potensi.
2. Kriteria Sukses Analisis data dan informasi dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan.
Kerahasiaan dapat terjaga.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi, Seksi Intelijen Penggalian Potensi I, II, dan III.
4. Input Data dan Informasi
5. Output Hasil analisis data dan informasi
6. Dasar hukum/aturan a. PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
terkait b. SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.02.2.3 Penyusunan dan Perekaman LHIP


1. Definisi Kegiatan Penyusunan dan Perekaman LHIP merupakan bagian dari siklus kegiatan intelijen yang mencakup kegiatan
menuangkan hasil analisis data dan informasi ke dalam format standar laporan (LHIP) yang telah ditetapkan dan
mengadministrasikannya ke dalam sistem informasi yang dilakukan dalam rangka pengawasan kepatuhan wajib pajak,
analisis ekonomi, proses bisnis, dan modus ketidakpatuhan serta penyiapan bahan pelaksanaan, penatausahaan, dan
distribusi data dan/atau informasi hasil analisis penggalian potensi.
2. Kriteria Sukses LHIP dapat disusun sesuai dengan ketentuan.
Hasil analisis data dan informasi diadministrasikan/disimpan dalam sistem informasi.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi, Seksi Intelijen Penggalian Potensi I, II, dan III.
4. Input Hasil analisis data dan informasi
5. Output LHIP
6. Dasar hukum/aturan a. PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
terkait b. SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.02.2.4Permintaan Bantuan Intelijen Lapangan


1. Definisi Kegiatan Permintaan Bantuan Intelijen Lapangan merupakan bagian dari siklus kegiatan intelijen yang mencakup
kegiatan menyusun permintaan bantuan pelaksanaan kegiatan intelijen lapangan untuk memperoleh data dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman784
informasi tambahan sebagai pendukung analisis apabila diperlukan data dan informasi tambahan yang dilakukan
dalam rangka pengawasan kepatuhan wajib pajak, analisis ekonomi, proses bisnis, dan modus ketidakpatuhan serta
penyiapan bahan pelaksanaan, penatausahaan, dan distribusi data dan/atau informasi hasil analisis penggalian
potensi.
2. Kriteria Sukses Permintaan Bantuan Intelijen Lapangan dapat dilaksanakan.
Data dan informasi tambahan untuk mendukung analisis dapat diperoleh.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi, Seksi Intelijen Penggalian Potensi I, II, dan III.
4. Input Hasil Analisis Data dan Informasi
5. Output Nota Dinas Rahasia Permintaan Bantuan Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Lapangan.
6. Dasar hukum/aturan a. PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
terkait b. SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP
O.02.3 Distribusi, Pemanfaatan dan Pengawasan Tindak Lanjut
1. Definisi Kegiatan Distribusi, Pemanfaatan dan Evaluasi merupakan bagian dari siklus kegiatan intelijen yang mencakup
kegiatan penyampaian LHIP kepada Seksi P2DI untuk selanjutnya diteruskan kepada pengguna, mengawasi tindak
lanjut hasil analisis terutama terkait dengan kualitas hasil analisis (persentase kebenaran data/persentase realisasi
penerimaan) serta melakukan langkah-langkah evaluasi yang diperlukan yang dilakukan dalam rangka pengawasan
kepatuhan wajib pajak, analisis ekonomi, proses bisnis, dan modus ketidakpatuhan serta penyiapan bahan
pelaksanaan, penatausahaan, dan distribusi data dan/atau informasi hasil analisis penggalian potensi.
2. Kriteria Sukses LHIP disampaikan kepada pengguna melalui Seksi P2DI
Langkah-langkah evaluasi pelaksanaan KIP dapat disusun
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi, Seksi Perencanaan dan Evaluasi Intelijen Penggalian Potensi
4. Input LHIP
5. Output Laporan Hasil Evaluasi
6. Dasar hukum/aturan a. PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
terkait b. SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.03 Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum


1. Definisi Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum adalah serangkaian kegiatan penyiapan bahan perumusan dan pemantauan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman785
serta pelaksanaan kebijakan teknis operasional kegiatan intelijen perpajakan di kantor dalam rangka pengembangan
dan analisis informasi, data, laporan, dan pengaduan di bidang penegakan hukum perpajakan.
2. Kriteria Sukses Rencana Kegiatan Intelijen dan Renpuldatin terkait penegakan hukum dapat disusun.
IDLP dapat ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan.
Identifikasi IDLP mampu memberiksan telaahan yang tepat.
Proses pengembangan dan analisis IDLP yang mampu memberiksan telaahan yang akurat dan memberi usulan yang
sesuai.
Proses pengawasan tindak lanjut IDLP yang mampu memberikan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum
4. Input Nota Dinas Penerusan dari Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi dalam hal dari hasil analisis terhadap proses
bisnis dan modus ketidakpatuhan Wajib Pajak diketahui terdapat unsur tindak pidana di bidang perpajakan;
Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin) dalam hal usulan kegiatan intelijen penegakan hukum
berasal dari Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum;
IDLP dari Seksi Penerimaan, Identifikasi, dan Distribusi IDLP, Subdirektorat Intelijen Stratejik;
Data dan informasi tambahan dari Operasi Intelijen berdasarkan permintaan bantuan pelaksanaan Kegiatan Intelijen
Perpajakan di lapangan yang diusulkan oleh Petugas Intelijen Penegakan Hukum dalam hal dibutuhkan data dan
informasi tambahan;
Data dan/atau informasi dari sumber-sumber lain yang mendukung pelaksanaan Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum
baik itu yang berasal dari internal maupun eksternal DJP yang dapat diperoleh tanpa melalui kegiatan intelijen di
lapangan.
5. Output Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin) dalam hal usulan kegiatan intelijen penegakan hukum
berasal dari Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum;
Nota Dinas Permintaan Bantuan Kegiatan Operasi Intelijen dalam hal pelaksanaan pengembangan dan analisis IDLP
membutuhkan data dan/atau informasi tambahan; dan
Laporan Hasil Intelijen Perpajakan (LHIP) Penegakan Hukum.
6. Ruang Lingkup Perencanaan Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum (O.03.1)
Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum (O.03.2)
Distribusi Pemanfaatan dan Pengawasan Tindak Lanjut (O.03.3)
7. Dasar hukum/aturan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman786
terkait Perpajakan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 239/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 3/PJ./2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis
Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan
Analisis Infomasi, Data, Laporan, dan Pengaduan.
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan

O.03.1 Perencanaan Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum


1. Definisi Kegiatan Perencanaan KI Penggalian Potensi merupakan serangkaian kegiatan yang mencakup penyiapan bahan
penelaahan, perancangan, pemantauan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan intelijen perpajakan di
kantor dalam rangka pengembangan dan analisis informasi, data, laporan, dan pengaduan di bidang penegakan
hukum perpajakan serta penyiapan pelaksanaan, penatausahaan, dan distribusi data dan/atau informasi hasil analisis
penegakan hukum.
2. Kriteria Sukses Rencana Kerja dan Renpuldatin terkait Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum dapat disusun dengan baik.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum, Seksi Perencanaan dan Evaluasi Intelijen Penegakan Hukum.
4. Input Rencana Stratejik;
IDLP yang terindikasi tindak pidana perpajakan berdasarkan hasil Identifikasi IDLP maupun analisis dalam KI
Penegakan Hukum.
5. Output Rencana Kerja dan Renpuldatin.
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
terkait Kementerian Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 239/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 3/PJ./2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis
Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman787
Analisis Infomasi, Data, Laporan, dan Pengaduan.
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.03.2 Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum


1. Definisi Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum merupakan serangkaian kegiatan yang mencakup
pengumpulan dan penelaahan bahan analisis intelijen serta penyusunan laporan hasil analisis intelijen dalam rangka
pengembangan dan analisis informasi, data, laporan, dan pengaduan di bidang penegakan hukum perpajakan.
2. Kriteria Sukses Analisis terhadap Data dan Informasi dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
Kerahasiaan dapat terjaga.
Laporan Hasil Intelijen Perpajakan dapat disusun.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum, Seksi Intelijen Penegakan Hukum I, II, dan III
4. Input Renpuldatin.
IDLP yang terindikasi tindak pidana perpajakan berdasarkan hasil Identifikasi IDLP maupun analisis dalam KI
Penegakan Hukum.
Data dan informasi tambahan yang diperoleh dari pelaksanaan Kegiatan Intelijen Lapangan maupun pihak ketiga.
5. Output Rencana Kerja dan Renpuldatin terkait Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum dapat disusun dengan baik.
6. Ruang Lingkup Penerimaan IDLP (O.03.2.1)
Pengembangan dan Analisis IDLP (O.03.2.2)
Penyusunan dan Perekaman IDLP (O.03.2.3)
Permintaan Bantuan Intelijen Lapangan (O.03.2.4)
7. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
terkait Kementerian Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 239/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 3/PJ./2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis
Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan
Analisis Infomasi, Data, Laporan, dan Pengaduan.
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman788
O.03.2.1 Penerimaan IDLP
1. Definisi Kegiatan Penerimaan IDLP merupakan serangkaian kegiatan yang mencakuppenerimaan IDLP dari Seksi PIDI
maupun dari Kegiatan Operasi Intelijen sebagai bahan analisis intelijen serta penyusunan laporan hasil analisis
intelijen dalam rangka pengembangan dan analisis informasi, data, laporan, dan pengaduan di bidang penegakan
hukum perpajakan.
2. Kriteria Sukses IDLP diterima secara lengkap sesuai dengan Formulir Penerimaan IDLP beserta bukti pendukung jika ada.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum, Seksi Intelijen Penegakan Hukum I, II, dan III
4. Input Renpuldatin.
IDLP yang terindikasi tindak pidana perpajakan berdasarkan hasil Identifikasi IDLP maupun analisis dalam KI
Penegakan Hukum.
Data dan informasi tambahan yang diperoleh dari pelaksanaan Kegiatan Intelijen Lapangan maupun pihak ketiga.
5. Output IDLP
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
terkait Kementerian Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 239/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 3/PJ./2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis
Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan
Analisis Infomasi, Data, Laporan, dan Pengaduan.
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.03.2.2 Penyusunan dan Perekaman IDLP


1. Definisi Kegiatan Pelaksanaan KI Penegakan Hukum merupakan serangkaian kegiatan yang mencakupkegiatan yang
dilakukan untuk menentukan tindak lanjut atas IDLP yang diterima. Dalam proses Pengembangan dan Analisis IDLP,
Petugas Intelijen Perpajakan menguraikan fakta-fakta IDLP, melakukan analisis, kemudian membuat kesimpulan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman789
untuk menentukan usul tindak lanjut.Untuk membuat kesimpulan dan menentukan usul tindak lanjut, Petugas Intelijen
Perpajakan melakukan penelitian validitas dan kelengkapan IDLP, unsur-unsur indikasi tindak pidana di bidang
perpajakan, dan dampak perbuatan.
2. Kriteria Sukses Proses pengembangan dan analisis IDLP yang mampu memberiksan telaahan yang akurat dan memberi usulan yang
sesuai.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum, Seksi Intelijen Penegakan Hukum I, II, dan III
4. Input Formulir Penerimaan IDLP, bila IDLP diterima lisan.
IDLP Tertulis Internal/Eksternal.
Dokumen Pendukung (jika ada)
5. Output Hasil Analisis
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
terkait Kementerian Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 239/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 3/PJ./2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis
Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan
Analisis Infomasi, Data, Laporan, dan Pengaduan.
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan

O.03.2.3 Penyusunan dan Perekaman LHIP


1. Definisi Kegiatan Penyusunan dan Perekaman LHIP merupakan bagian dari siklus kegiatan intelijen yang mencakup kegiatan
menuangkan hasil analisis data dan informasi ke dalam format standar laporan (LHIP) yang telah ditetapkan dan
mengadministrasikannya ke dalam sistem informasi yang dilakukan dalam rangka pengembangan dan analisis
informasi, data, laporan, dan pengaduan di bidang penegakan hukum perpajakan.
2. Kriteria Sukses LHIP
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum, Seksi Intelijen Penegakan Hukum I, II, dan III
4. Input Formulir Penerimaan IDLP, bila IDLP diterima lisan.
IDLP Tertulis Internal/Eksternal.
Dokumen Pendukung (jika ada)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman790
5. Output LHIP dapat disusun sesuai dengan ketentuan.
Hasil analisis data dan informasi diadministrasikan/disimpan dalam sistem informasi.
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
terkait Kementerian Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 239/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 3/PJ./2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis
Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan
Analisis Infomasi, Data, Laporan, dan Pengaduan.
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.03.2.4 Permintaan Bantuan Intelijen Lapangan


1. Definisi Kegiatan Permintaan Bantuan Intelijen Lapangan merupakan bagian dari siklus kegiatan intelijen yang mencakup
kegiatan menyusun permintaan bantuan pelaksanaan kegiatan intelijen lapangan untuk memperoleh data dan
informasi tambahan sebagai pendukung analisis apabila diperlukan data dan informasi tambahan yang dilakukan
dalam rangka pengembangan dan analisis informasi, data, laporan, dan pengaduan di bidang penegakan hukum
perpajakan.
2. Kriteria Sukses Permintaan Bantuan Intelijen Lapangan dapat dilaksanakan.
Data dan informasi tambahan untuk mendukung analisis dapat diperoleh.
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum, Seksi Intelijen Penegakan Hukum I, II, dan III
4. Input Hasil Analisis Data dan Informasi
5. Output Nota Dinas Rahasia Permintaan Bantuan Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Lapangan.
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
terkait Kementerian Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 239/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 3/PJ./2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis
Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman791
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan
Analisis Infomasi, Data, Laporan, dan Pengaduan.
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.03.3 Distribusi dan Pengawasan Pemanfaatan dan Tindak Lanjut


1. Definisi Kegiatan Distribusi, Pemanfaatan dan Evaluasi merupakan bagian dari siklus kegiatan intelijen yang mencakup
kegiatan penyampaian LHIP kepada Seksi P2DI untuk selanjutnya diteruskan kepada pengguna, mengawasi tindak
lanjut hasil analisis terutama terkait dengan kualitas hasil analisis (persentase kebenaran data/persentase realisasi
penerimaan) serta melakukan langkah-langkah evaluasi yang diperlukan yang dilakukan dalam rangka
pengembangan dan analisis informasi, data, laporan, dan pengaduan di bidang penegakan hukum perpajakan.
2. Kriteria Sukses LHIP disampaikan kepada pengguna melalui Seksi P2DI
Langkah-langkah evaluasi pelaksanaan KIP dapat disusun
3. Proses Owner Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum, Seksi Perencanaan dan Evaluasi Intelijen Penggalian Potensi
4. Input LHIP
5. Output Laporan Hasil Evaluasi
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
terkait Kementerian Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 239/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 3/PJ./2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis
Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan
Analisis Infomasi, Data, Laporan, dan Pengaduan.
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.04 Kegiatan Operasi Intelijen


1. Definisi Kegiatan Operasi Intelijen adalah siklus Intelijen yang melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pemantauan
serta pelaksanaan kebijakan teknis operasional kegiatan intelijen di lapangan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman792
2. Kriteria Sukses Rencana Kegiatan Operasi Intelijen dapat disusun.
Data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh, akurat, relevan dan tepat waktu.
Informasi yang diperoleh mendukung dan memperkuat proses pengambilan keputusan oleh pengguna/pihak yang
meminta dilakukannya kegiatan intelijen.
Kerahasiaan informasi terjaga.
3. Proses Owner Subdirektorat Operasi Intelijen.
4. Input Nota dinas rahasia permintaan kegiatan intelijen dari Subdirektorat Intelijen Stratejik;
Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin);
Permintaan Bantuan Kegiatan Operasi Intelijen dari Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi dalam hal pelaksanaan
analisis membutuhkan data dan informasi tambahan; dan
Permintaan Bantuan Kegiatan Operasi Intelijen dari Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum dalam hal pelaksanaan
pengembangan dan analisis IDLP membutuhkan data dan informasi tambahan.
Permintaan Bantuan Kegiatan Operasi Intelijen dari Subdirektorat Intelijen Stratejik.
Data dan/atau informasi dari sumber-sumber lain yang mendukung pelaksanaan Kegiatan Operasi Intelijen baik itu
yang berasal dari internal maupun eksternal DJP yang dapat diperoleh tanpa melalui kegiatan intelijen di lapangan.
5. Output Rencana Pengumpulan Data dan/atau Informasi (Renpuldatin);
Surat penugasan operasi intelijen;
Laporan Informasi;
Laporan Intelijen Lapangan untuk kegiatan intelijen yang permintaannya berasal dari Subdirektorat Intelijen Stratejik,
Subdirektorat Intelijen Penggalian Potensi, dan Subdirektorat Intelijen Penegakan Hukum;
Nota dinas rahasia penyampaian Laporan Intelijen Lapangan;
Laporan Hasil Intelijen Perpajakan (LHIP);
Nota Dinas pengiriman laporan informasi hasil kegiatan operasi intelijen;
Nota Dinas pengiriman Laporan Hasil Intelijen Perpajakan (LHIP).
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
terkait Kementerian Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 239/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti
Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 3/PJ./2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan dan Analisis
Informasi, Data, Laporan, Dan Pengaduan Melalui Pengamatan atau Kegiatan Intelijen Perpajakan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman793
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/PJ/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan dan
Analisis Infomasi, Data, Laporan, dan Pengaduan.
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan

O.04.1 Perencanaan Kegiatan Operasi Intelijen


1. Definisi Kegiatan Perencanaan Kegiatan Operasi Intelijen merupakan serangkaian kegiatan yang mencakuppenyiapan bahan
penelaahan, perancangan, pemantauan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan intelijen perpajakan di
lapangan serta penyiapan pelaksanaan, penatausahaan, dan distribusi data dan/atau informasi hasil kegiatan intelijen
perpajakan di lapangan.
2. Kriteria Sukses Rencana Kerja dan Renpuldatin terkait Kegiatan Operasi Intelijen dapat disusun dengan baik.
3. Proses Owner Subdirektorat Operasi Intelijen, Seksi Perencanaan dan Evaluasi Operasi Intelijen.
4. Input Management Request;
Permintaan Bantuan Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Lapangan dari Subdit. Intelijen Potensi dan Penegakan Hukum.
5. Output Rencana Kerja dan Renpuldatin.
Surat Penugasan Operasi intelijen.
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
terkait Kementerian Keuangan
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

O.04.2 Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum


1. Definisi Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Penegakan Hukum merupakan serangkaian kegiatan yang
mencakupkegiatan intelijen perpajakan di lapangan serta pelaksanaan dukungan teknis tugas operasional intelijen.
2. Kriteria Sukses Pencarian data dan informasi dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
Kerahasiaan dapat terjaga.
Laporan Hasil Intelijen Perpajakan dapat disusun.
3. Proses Owner Subdirektorat Operasi Intelijen, Seksi Operasi Intelijen I, II, dan III
4. Input Renpuldatin
5. Output LHIP
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman794
terkait Kementerian Keuangan
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan

O.04.3 Distribusi dan Pengawasan Pemanfaatan dan Evaluasi Data


1. Definisi Kegiatan Distribusi, Pemanfaatan dan Evaluasi merupakan bagian dari siklus kegiatan intelijen yang mencakup
kegiatan penyampaian LHIP kepada Subdit Intelijen Penggalian Potensi, Subdit Penegakan Hukum maupun
Manajemen DJP mengawasi tindak lanjut hasil analisis terutama terkait dengan kualitas hasil analisis (persentase
kebenaran data/persentase realisasi penerimaan) serta melakukan langkah-langkah evaluasi yang diperlukan
2. Kriteria Sukses Pencarian data dan informasi dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
Kerahasiaan dapat terjaga.
Laporan Hasil Intelijen Perpajakan dapat disusun.
3. Proses Owner Subdirektorat Operasi Intelijen, Seksi Operasi Intelijen I, II, dan III
4. Input LHIP
5. Output Laporan Evaluasi
6. Dasar hukum/aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
terkait Kementerian Keuangan
SE-21/PJ/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Perpajakan
7. SOP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman795
Matriks Pengelolaan SPT
M. 01. Proses Bisnis Penerimaan SPT
1. Definisi Kegiatan untuk menerima SPT yang dimulai dari penyampaian SPT oleh Wajib Pajak secara langsung melalui
Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), pojok pajak, mobil pajak, atau melalui pos, perusahaan jasa ekspedisi,
jasa kurir atau melalui saluran tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak sampai dengan
pemberian/pencetakan Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) atau
pemberian bukti penerimaan elektronik.
2. Kriteria Sukses SPT diterima lengkap dan dapat direkam di menu penerimaan SPT.
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Kantor Penyuluhan, Pelayanan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan (Dit. TIP)
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik
Respon Kelengkapan SPT

5. Output Bukti Penerimaan Surat atau Bukti Penerimaan Elektronik


Lembar Penelitian SPT
Surat permintaan kelengkapan SPT
Surat pemberitahuan SPT dianggap tidak disampaikan
SPT Tahunan
Surat Pemberitahuan Status Penyampaian SPT
Daftar SPT yang Harus Dikemas

6. Ruang Lingkup Proses Penerimaan Langsung (M.01.1)


Penerimaan Melalui Pos/ Jasa Ekspedisi/ Jasa Kurir (M.01.2)
Penerimaan Melalui Saluran Tertentu Yang Ditetapkan Oleh Direktur Jenderal Pajak (M.01.3)

M. 01.1. Proses Bisnis Penerimaan Langsung


1. Definisi Kegiatan untuk menerima SPT yang dimulai dari penyampaian SPT oleh Wajib Pajak secara langsung melalui
Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), pojok pajak, mobil pajak, drop box sampai dengan pemberian/pencetakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman796
Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD). Dalam hal pengolahan SPT
dilakukan oleh UPDDP (Unit Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan), proses ini juga menghasilkan data
SPT yang harus dikemas untuk dilakukan pengiriman ke UPDDP atau pengambilan oleh UPDDP.
2. Kriteria Sukses SPT diterima lengkap dan dapat direkam di menu penerimaan SPT (dilakukan pencetakan LPAD).
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Kantor Penyuluhan, Pelayanan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik
Respon Kelengkapan SPT

5. Output Bukti Penerimaan Surat


Lembar Penelitian SPT
Surat permintaan kelengkapan SPT
Surat pemberitahuan SPT dianggap tidak disampaikan
SPT Kertas
SPT elektronik
Daftar SPT yang Harus Dikemas
Salinan SPT Lebih Bayar (LB)
6. Ruang Lingkup Proses Penerimaan SPT Masa di KP2KP (M.01.1.1)
Penerimaan SPT Tahunan di KP2KP (M.01.1.2)
Penerimaan SPT Masa di KPP (M.01.1.3)
Penerimaan SPT Tahunan di KPP (M.01.1.4)

M. 01.1.1 Proses Bisnis Penerimaan SPT Masa di KP2KP


1. Definisi Kegiatan untuk menerima SPT masa yang dimulai dari penyampaian SPT oleh Wajib Pajak secara langsung
melalui KP2KP dan SPT selanjutnya dikirimkan ke KPP atasan KP2KP.
2. Kriteria Sukses SPT diterima lengkap.
3. Proses Owner Kantor Penyuluhan, Pelayanan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman797
5. Output Surat Pengantar beserta SPT Kertas dan SPT elektronik
Salinan SPT LB
Surat Pengantar
SPT Kertas
SPT elektronik
6. Dasar Hukum PER-2/PJ/2011 jo. PER-21/PJ/2013 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Masa PPN
7. SOP KPP80-0069 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Masa PPh di KP2KP
KPP80-0070 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Masa PPN di KP2KP

M. 01.1.2 Proses Bisnis Penerimaan SPT Tahunan di KP2KP


1. Definisi Kegiatan untuk menerima SPT Tahunan yang dimulai dari penyampaian SPT oleh Wajib Pajak secara
langsung melalui KP2KP dan SPT selanjutnya dikirimkan ke KPP atasan KP2KP.
2. Kriteria Sukses SPT diterima lengkap.
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2P)
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik
5. Output Lembar Penelitian SPT
Berita Acara serah terima berkas penerimaan SPT
SPT Kertas
SPT elektronik
Salinan SPT LB
6. Dasar Hukum PER-01/PJ/2016 Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan
SE-01/PJ/2016 Tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan
Tahunan
SE-12/PJ/2014 Tentang Tata Cara Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak bagi WP yang
Memenuhi Persyaratan Tertentu
7. SOP KPP80-0034 Tentang Tata Cara Penerimaan SPT Tahunan PPh pada KP2KP

M. 01.1.3. Proses Bisnis Penerimaan SPT Masa di KPP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman798
1. Definisi Kegiatan untuk menerima SPT yang dimulai dari penyampaian SPT oleh Wajib Pajak secara langsung melalui
KPP, sampai dengan pemberian/pencetakan Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan pencetakan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen (LPAD). Dalam hal pengolahan SPT dilakukan oleh UPDDP (Unit Pengolahan
Data dan Dokumen Perpajakan), proses ini juga menghasilkan data SPT yang harus dikemas untuk dilakukan
pengiriman ke UPDDP atau pengambilan oleh UPDDP.
2. Kriteria Sukses SPT diterima lengkap dan dapat direkam di menu penerimaan SPT.
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik
5. Output Bukti Penerimaan Surat
SPT Kertas
SPT elektronik
Daftar SPT yang Harus Dikemas
Salinan SPT LB
6. Dasar Hukum PER-2/PJ/2011 jo. PER-21/PJ/2013 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Masa PPN
7. SOP a. KPP30-0093 Tentang Tata Cara Penerimaan SPT Masa PPh di KPP
b. KPP30-0094 Tentang Tata Cara Penerimaan SPT Masa PPN di KPP

M. 01.1.4 Proses Bisnis Penerimaan SPT Tahunan di KPP


1. Definisi Kegiatan untuk menerima SPT yang dimulai dari penyampaian SPT oleh Wajib Pajak secara langsung melalui
Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), pojok pajak, mobil pajak, dan pencetakan Lembar Pengawasan Arus
Dokumen (LPAD). Dalam hal pengolahan SPT dilakukan oleh UPDDP (Unit Pengolahan Data dan Dokumen
Perpajakan), proses ini juga menghasilkan data SPT yang harus dikemas untuk dilakukan pengiriman ke
UPDDP atau pengambilan oleh UPDDP.
2. Kriteria Sukses SPT diterima lengkap dan dapat direkam di menu penerimaan SPT (dilakukan pencetakan LPAD).
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik
Respon Kelengkapan SPT

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman799
Berita Acara serah terima berkas penerimaan SPT di KP2KP

5. Output SPT Kertas


SPT elektronik
Daftar SPT yang harus Dikemas
Salinan SPT LB
Lembar Penelitian SPT
Surat Permintaan Kelengkapan SPT
Surat Pemberitahuan SPT dianggap Tidak Disampaikan

6. Dasar Hukum PER-01/PJ/2016 Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan
SE-01/PJ/2016 Tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan
Tahunan
SE-12/PJ/2014 Tentang Tata Cara Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak bagi WP yang
Memenuhi Persyaratan Tertentu
7. SOP KPP30-0009 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan Pajak Penghasilan

M. 01.2. Proses Bisnis Penerimaan melalui Pos/ Jasa Ekspedisi/ Jasa Kurir
1. Definisi Kegiatan untuk menerima SPT yang dimulai dari penyampaian SPT oleh Wajib Pajak melalui pos/ jasa
ekspedisi/ jasa kurir sampai dengan pencetakan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD). Dalam hal
pengolahan SPT dilakukan oleh UPDDP (Unit Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan), proses ini juga
menghasilkan data SPT yang harus dikemas untuk dilakukan pengiriman ke UPDDP atau pengambilan oleh
UPDDP.
2. Kriteria Sukses SPT diterima lengkap dan dapat direkam di menu penerimaan SPT.
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Kantor Penyuluhan, Pelayanan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik
Respon Kelengkapan SPT

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman800
5. Output Surat permintaan kelengkapan SPT
Surat pemberitahuan SPT dianggap tidak disampaikan
Surat Pemberitahuan Status Penyampaian SPT
Daftar SPT yang Harus Dikemas
Surat Penolakan SPT
Salinan SPT LB
6. Ruang Lingkup Proses Penerimaan SPT Masa di KP2KP (M.01.2.1)
Penerimaan SPT Masa di KPP (M.01.2.2)
Penerimaan SPT Tahunan di KPP (M.01.2.3)

M. 01.2.1. Proses Bisnis Penerimaan SPT Masa di KP2P


1. Definisi Kegiatan untuk menerima SPT Masa yang dimulai dari penyampaian SPT oleh Wajib Pajak melalui pos/ jasa
ekspedisi/ jasa kurir sampai dengan pencetakan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) di KP2KP dan
SPT selanjutnya dikirimkan ke KPP atasan KP2KP.
2. Kriteria Sukses SPT diterima lengkap
3. Proses Owner Kantor Penyuluhan, Pelayanan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik
5. Output Surat Pengantar Pengiriman SPT
SPT Kertas
SPT elektronik
Surat Penolakan SPT
Salinan SPT LB
6. Dasar Hukum PER-2/PJ/2011 jo. PER-21/PJ/2013 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Masa PPN
7. SOP a. KPP80-0069 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Masa PPh di KP2KP
b. KPP80-0070 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Masa PPN di KP2KP

M. 01.2.2. Proses Bisnis Penerimaan SPT Masa di KPP


1. Definisi Kegiatan untuk menerima SPT masa yang dimulai dari penyampaian SPT oleh Wajib Pajak melalui pos/ jasa

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman801
ekspedisi/ jasa kurir sampai dengan pencetakan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) di KPP. Dalam
hal pengolahan SPT dilakukan oleh UPDDP (Unit Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan), proses ini
juga menghasilkan data SPT yang harus dikemas untuk dilakukan pengiriman ke UPDDP atau pengambilan
oleh UPDDP.
2. Kriteria Sukses SPT diterima lengkap dan dapat direkam di menu penerimaan SPT (dilakukan pencetakan LPAD).
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik
Surat Pengantar Pengiriman SPT dari KP2KP
5. Output SPT Kertas
SPT elektronik
Daftar SPT yang Harus Dikemas
Surat Penolakan SPT
Salinan SPT LB
6. Dasar Hukum PER-2/PJ/2011 jo. PER-21/PJ/2013 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Masa PPN
7. SOP a. KPP30-0093 Tentang Tata Cara Penerimaan SPT Masa PPh di KPP
b. KPP30-0094 Tentang Tata Cara Penerimaan SPT Masa PPN di KPP

M. 01.2.3. Proses Bisnis Penerimaan SPT Tahunan di KPP


1. Definisi Kegiatan untuk menerima SPT Tahunan yang dimulai dari penyampaian SPT oleh Wajib Pajak melalui pos/
jasa ekspedisi/ jasa kurir sampai dengan pencetakan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) di KPP.
Dalam hal pengolahan SPT dilakukan oleh UPDDP (Unit Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan),
proses ini juga menghasilkan data SPT yang harus dikemas untuk dilakukan pengiriman ke UPDDP atau
pengambilan oleh UPDDP.
2. Kriteria Sukses SPT diterima lengkap dan dapat direkam di menu penerimaan SPT (dilakukan pencetakan LPAD).
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik
Respon Kelengkapan SPT
5. Output a. SPT Kertas

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman802
b. SPT elektronik
c. Daftar SPT yang Harus Dikemas
f. Lembar Penelitian SPT
g. Surat Pemberitahuan SPT dianggap Tidak Disampaikan
h. Salinan SPT LB
6. Dasar Hukum PER-01/PJ/2016 Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan
SE-01/PJ/2016 Tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan
Tahunan
SE-12/PJ/2014 Tentang Tata Cara Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak bagi WP yang
Memenuhi Persyaratan Tertentu
7. SOP KPP30-0009 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan Pajak Penghasilan

M. 01.3. Proses Bisnis Penerimaan Melalui Saluran Tertentu yang Ditetapkan Direktur Jenderal Pajak
1. Definisi Kegiatan penerimaan SPT dalam bentuk SPT elektronik yang disampaikan melalui saluran tertentu yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak baik melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) maupun melalui website
Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id)
2. Kriteria Sukses SPT diterima lengkap
3. Proses Owner Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
4. Input Produk SPT elektronik
5. Output Produk Bukti Penerimaan Elektronik (BPE)
SPT elektronik
6. Dasar Hukum PER-03/PJ/2015 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik

M. 02. Proses Bisnis Pengolahan SPT


1. Definisi Kegiatan yang dimulai dari memasukkan isi SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak ke dalam sistem
informasi perpajakan sampai dengan pemusnahan SPT.
2. Kriteria Sukses Data SPT dapat di-release di SIDJP dan Image SPT masuk ke DMS (Document Management System)
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman803
Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP)
Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan (Dit. TIP)
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik
Data SPT yang harus Dikemas
ND Peminjaman Berkas
ND Pengembalian Berkas
Surat Tugas dan Surat Perintah Peminjaman Berkas dari Pengadilan Pajak
Formulir Peminjaman Dokumen
Surat Tugas dan Daftar Data dan Informasi yang diminta
5. Output Data SPT
Image SPT
SPT
Salinan SPT
BA Pemberian Data dan Informasi
Surat Pengantar Pengiriman
Formulir Peminjaman Dokumen
Tanda Terima Pengembalian Berkas
Tembusan BA Pemusnahan Berkas
M. 02.1 Pengolahan SPT Kertas di Unit Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
Daftar Pertelaan Arsip
Rangkaian aktivitas dalam rangka memasukan data SPT kertas ke dalam Sistem Informasi Perpajakan
6. Ruang Lingkup Proses Pengolahan SPT Kertas di UPDDP (M.02.1)
1. Definisi melalui capturing dokumen SPT untuk kemudian dilakukan penyimpanan dokumen SPT yang dilakukan oleh
Pengolahan SPT di KPP (M.02.2)
Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP) dan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen
Pengelohan SPT yang menggunakan Saluran Tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak(M.02.3)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman804
Perpajakan (KPDDP) sebagai unit pengolahan data dan dokumen perpajakan.
Data SPT Wajib Pajak dapat disimpan dalam Sistem Informasi Perpajakan
2. Kriteria Sukses
Berkas SPT tersimpan dengan baik
Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP)
3. Proses Owner Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP)
Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
SPT kertas yang telah diterbitkan BPS/LPAD
Data SPT yang harus dikemas
Surat Permohonan Peminjaman Berkas
Surat Tugas peminjaman berkas SPT
4. Input Produk Surat Tugas pengembalian berkas SPT
SPT dikembalikan setelah dipinjam
Surat permohonan permintaan salinan
Daftar Data dan Informasi yang diminta oleh Inspektorat Jenderal
Surat Tugas kegiatan pengawasan oleh Inspektorat Jenderal
Data SPT
Image SPT
Berita acara Pemusnahan Berkas
Tembusan Berita acara pemusnahan berkas SPT
SPT dikembalikan ke KPP
5. Output Produk SPT yang akan dipinjam
Berita Acara serah terima berkas SPT
Tanda terima pengembalian berkas SPT/ Berita Acara Penolakan Berkas
Surat pengantar pengiriman salinan
Salinan SPT
Berita Acara Pemberian Data dan Informasi kepada Inspektorat Jenderal
Pelaksanaan Urusan Logistik (M.02.1.1)
Pengemasan (M.02.1.2)
6. Ruang Lingkup Proses
Transportasi Dokumen dan Penerimaan (M.02.1.3)
Pemilahan dan Pemindaian (M.02.1.4)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman805
Perekaman dan Transfer Data (M.02.1.5)
Penyimpanan Dokumen (M.02.1.6)
Pengembalian Dokumen ke KPP (M.02.1.7)
Pemusnahan Dokumen (M.02.1.8)
Peminjaman dan Permintaan Salinan Dokumen (M.02.1.9)
Pengembalian Dokumen yang Dipinjam (M.02.1.9)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman806
M.02.1.1 Pelaksanaan Urusan Logistik
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka pengiriman dan penghantaran logistik pengemasan ke KPP dari
PPDDP/KPDDP berdasarkan hasil pengawasan logistik pengemasan dalam rangka memantau dan
memenuhi kebutuhan logistik.
2. Kriteria Sukses Logistik pengemasan yang dikirim/dihantar sampai ke KPP
Tersedianya logistik pengemasan di KPP yang tidak menghambat proses pengemasan
Persediaan logistik pengemasan di KPP tidak berlebihan
3. Proses Owner Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
4. Input Data SPT yang harus dikemas
Data Pengiriman Kemasan sebagai bahan rekapitulasi persediaan logistik pengemasan di KPP
AK01 s.d. AK04 sebagai bahan rekapitulasi persediaan logistik pengemasan di KPP
5. Output Logistik Pengemasan
Tanda Terima Logistik Pengemasan
Resi Pengiriman
6. Ruang Lingkup Proses Pengiriman Logistik Pengemasan (M.02.1.1.1)
Penghantaran Logistik Pengemasan (M.02.1.1.2)

M.02.1.1.1 Pengiriman Logistik Pengemasan


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka pengiriman logistik pengemasan dari PPDDP/KPDDP ke KPP melalui Pos
atau Penyedia Jasa Ekspedisi dengan jenis pengiriman tercatat dan tanda terima pengiriman (resi) dianggap
sebagai bukti pengiriman logistik pengemasanberdasarkan hasil pengawasan logistik pengemasan dalam
rangka memantau dan memenuhi kebutuhan logistik.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman807
2. Kriteria Sukses Logistik pengemasan yang dikirim melalui Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi sampai ke KPP
Tersedianya logistik pengemasan di KPP yang tidak menghambat proses pengemasan
Persediaan logistik pengemasan di KPP tidak berlebihan
3. Proses Owner Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
4. Input Data SPT yang harus dikemas
Data Pengiriman Kemasan sebagai bahan rekapitulasi persediaan logistik pengemasan di KPP
5. Output Logistik Pengemasan
Resi Pengiriman
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 tanggal 6 Nopember 2012
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-34/PJ/2013 Tanggal 12 Juli 2013 Tentang Tata Cara
Pengemasan Surat Pemberitahuan, Pengiriman Kemasan Surat Pemberitahuan, Pengiriman Logistik
Pengemasan, dan Pengiriman Surat Pemberitahuan yang Dikembalikan ke Kantor Pelayanan Pajak
Melalui Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi Sehubungan Dengan Beroperasinya Pusat Pengolahan Data
dan Dokumen Perpajakan dan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
7. SOP DDP20-0025 Tentang Tata Cara Pengiriman Logistik Pengemasan Melalui Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi
di Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
DPC21-0019 Tentang Tata Cara Pengiriman Logistik Pengemasan Melalui Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi
di Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
M.02.1.1.2 Penghantaran Logistik Pengemasan
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penghantaran logistik pengemasan ke KPP dari PPDDP/KPDDP
berdasarkan hasil pengawasan logistik pengemasan dalam rangka memantau dan memenuhi kebutuhan
logistik.
2. Kriteria Sukses Logistik pengemasan yang dihantar sampai ke KPP
Tersedianya logistik pengemasan di KPP yang tidak menghambat proses pengemasan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman808
Persediaan logistik pengemasan di KPP tidak berlebihan
3. Proses Owner Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
4. Input Data SPT yang harus dikemas
AK01 s.d. AK04 sebagai bahan rekapitulasi persediaan logistik pengemasan di KPP
5. Output Logistik Pengemasan
Tanda Terima Logistik Pengemasan
6. Dasar Hukum/Aturan PeraturanMenteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 tanggal 6 Nopember 2012
PeraturanMenteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC21-0011 Tentang Tata Cara Pengiriman Logistik Pengemasan ke KPP
DPC21-0012 Tentang Tata Cara Pengawasan Logistik Pengemasan Dokumen
DDP20-0006 Tentang Tata Cara Pengawasan Logistik Pengemasan Dokumen di KPDDP
DDP20-0014 Tentang Tata Cara Pengiriman Logistik Pengemasan ke KPP oleh KPDDP
M.02.1.2 Pengemasan
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka mengemas dokumen SPT yang dimulai dengan menempelkan barcode
pada kemasan, menghitung jumlah lembar SPT, menempelkan barcode pada setiap SPT, mengInputnya ke
dalam aplikasi pengemasan SPT, dan memasukkan dokumen SPT ke dalam kemasan.
2. Kriteria Sukses Isi kemasan lengkap sesuai dengan Daftar Isi Kemasan
Jumlah lembar SPT yang dihitung oleh Petugas Pengemas dan Petugas TPT sama
Label barcode ditempel pada SPT yang tepat
3. Proses Owner Seksi Pelayanan – KPP
4. Input SPT kertas yang telah diterbitkan BPS/LPAD
Data SPT yang harus dikemas
Logistik Pengemasan
Tanda Terima Logistik Pengemasan
Resi Pengiriman

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman809
5. Output Data SPT yang telah dikemas tiap-tiap KPP
Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
6. Dasar Hukum/Aturan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-40/PJ/2011 Tanggal 6 Juni 2011 Tentang Tata Cara
Terkait Penerimaan dan Pengemasan Surat Pemberitahuan (SPT) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Berkenaan
dengan Pengolahan SPT di Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP)
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-61/PJ/2012 Tanggal 28 Desember 2012 Tentang Tata Cara
Pengemasan dan Penegasan Pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPH)
Wajib Pajak Badan Sehubungan Dengan Pengolahan SPT Tahunan PPH Wajib Pajak Badan di Unit
Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (UPDDP)
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-34/PJ/2013 Tanggal 12 Juli 2013 Tentang Tata Cara
Pengemasan Surat Pemberitahuan, Pengiriman Kemasan Surat Pemberitahuan, Pengiriman Logistik
Pengemasan, dan Pengiriman Surat Pemberitahuan yang Dikembalikan ke Kantor Pelayanan Pajak
Melalui Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi Sehubungan Dengan Beroperasinya Pusat Pengolahan Data
dan Dokumen Perpajakan dan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
KPP30-0091 Tentang Tata Cara Pengemasan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan di KPP
7. SOP KPP30-0110 Tentang Tata Cara Pengemasan SPT yang Kemasannya Dikirim Melalui Pos atau Penyedia
Jasa Ekspedisi di Kantor Pelayanan Pajak

M. 02.1.3 Transportasi Dokumen dan Penerimaan


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka memindahkan kemasan SPT dari KPP ke PPDDP/KPDDP serta
penerimaannya di PPDDP/KPDDP.
2. Kriteria Sukses Kemasan diangkut sesuai dengan Surat Tugas pengambilan kemasan oleh Petugas Pengambil dan dapat
diterima oleh PPDDP/KPDDP dalam kondisi baik dan lengkap
Kemasan yang dikirim oleh KPP sesuai dengan keterangan yang tercantum dalam Resi Pengiriman dan
dapat diterima oleh PPDDP/KPDDP dalam kondisi baik dan lengkap
Semua kemasan dilakukan penerimaan di PPDDP/KPDDP sesuai dengan prosedurnya
3. Proses Owner Seksi Pelayanan – KPP
Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman810
4. Input Data SPT yang telah dikemas tiap-tiap KPP
Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
Informasi persediaan SPT di bagian Pemilahan berkurang
Permintaan kemasan SPT dari Bagian Pemilahan
5. Output Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
Data Pengiriman Kemasan sebagai bahan rekapitulasi persediaan logistik pengemasan di KPP
AK01 s.d. AK04 sebagai bahan rekapitulasi persediaan logistik pengemasan di KPP
6. Ruang Lingkup Proses Pengambilan Kemasan (M.02.1.3.1)
Pengiriman Kemasan (M.02.1.3.2)
Penerimaan Pengemasan (M.02.1.3.3)

M. 02.1.3.1 Pengambilan Kemasan


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka pengambilan kemasan SPT ke KPP oleh Petugas Pengambil dari
PPDDP/KPDDP.
2. Kriteria Sukses Penugasan dilakukan tepat sasaran yaitu dengan mempertimbangkan sumber daya, jumlah kemasan SPT
yang diambil, dan rute KPP dalam setiap kali pengambilan sehingga efektif dan efisien
Surat Tugas beserta lampirannya diserahkan tepat kepada Petugas Pengambil yang sudah dipilih
Pengecekan isi kemasan dilakukan dengan baik sehingga isi kemasan lengkap sesuai dengan Daftar Isi
Kemasan
Kemasan tersegel dengan baik
Kemasan diangkut sesuai dengan Surat Tugas pengambilan kemasan oleh Petugas Pengambil dan dapat
diterima oleh PPDDP/KPDDP dalam kondisi baik dan lengkap
3. Proses Owner Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
4. Input Data SPT yang telah dikemas tiap-tiap KPP
Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
5. Output Kemasan SPT

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman811
Daftar Isi Kemasan
Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK01)
Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK02)
Lampiran Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK03)
Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04)
6. Ruang Lingkup Proses Penugasan Pengambilan Kemasan SPT (M.02.1.3.1.1)
Pengambilan Kemasan SPT (M.02.1.3.1.2)

M. 02.1.3.1.1 Penugasan Pengambilan Kemasan SPT


1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk menentukan KPP yang akan diambil kemasan SPTnya serta menunjuk Petugas
Pengambil yang dituangkan dalam Surat Tugas Pengambilan Kemasan serta detil pengambilan kemasan
SPT per-KPP.
2. Kriteria Sukses Penugasan dilakukan tepat sasaran yaitu dengan mempertimbangkan sumber daya, jumlah kemasan SPT
yang diambil, dan rute KPP dalam setiap kali pengambilan sehingga efektif dan efisien
Surat Tugas beserta lampirannya diserahkan tepat kepada Petugas Pengambil yang sudah dipilih
3. Proses Owner Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
4. Input Data SPT yang telah dikemas tiap-tiap KPP
5. Output Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK01)
Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK02)
Lampiran Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK03)
Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04)
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC21-0001 Tentang Tata Cara Penugasan Pengambilan Kemasan dari KPP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman812
DPC21-0002 Tentang Tata Cara Pembatalan Penugasan Pengambilan Kemasan dari KPP
DDP20-0001 Tentang Tata Cara Pembatalan Penugasan Pengambilan Kemasan dari KPP di KPDDP
DDP20-0015 Tentang Tata Cara Tata Cara Penugasan Pengambilan Kemasan dari KPP di KPDDP

M. 02.1.3.1.2 Pengambilan Kemasan SPT


1. Definisi Rangkaian aktivitas pengambilan kemasan SPT oleh Petugas Pengambil PPDDP/KPDDP pada tiap KPP
yang telah ditentukan berdasarkan Surat Tugas Pengambilan Kemasan serta detil pengambilan kemasan
SPT per-KPP.
2. Kriteria Sukses Pengecekan isi kemasan dilakukan dengan baik sehingga isi kemasan lengkap sesuai dengan Daftar Isi
Kemasan
Kemasan tersegel dengan baik
Kemasan diangkut sesuai dengan Surat Tugas pengambilan kemasan oleh Petugas Pengambil dan dapat
diterima oleh PPDDP/KPDDP dalam kondisi baik dan lengkap
3. Proses Owner Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
4. Input Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK01)
Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK02)
Lampiran Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK03)
Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04)
5. Output Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK01)
Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK02)
Lampiran Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK03)
Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04)
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman813
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC21-0003 Tentang Tata Cara Pengambilan Kemasan Dari KPP
DPC21-0013 Tentang Tata Cara Pengambilan Kemasan Dari KPP oleh Pihak Ketiga
DPC21-0014 Tentang Tata Cara Penggantian Kendaraan Pengambilan Kemasan di Tengah Perjalanan
KPDDP20-0008 Tentang Tata Cara Pengambilan Kemasan Dari KPP oleh Petugas KPDDP
KPDDP20-0012 Tentang Tata Cara Penggantian Kendaraan yang Bermasalah Dalam Rangka Pengambilan
Kemasan di KPDDP

M. 02.1.3.2 Pengiriman Kemasan


1. Definisi Kegiatanpengirimankemasan SPT yang sudah melalui proses pengemasan dari KPP ke PPDDP/KPDDP
melalui Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi dengan jenis pengiriman tercatat dan tanda terima pengiriman
(resi) diperlakukan sebagai bukti pengiriman kemasan SPT.
2. Kriteria Sukses Kemasan yang dikirim oleh KPP sesuai dengan keterangan yang tercantum dalam Resi Pengiriman dan
dapat diterima oleh PPDDP/KPDDP dalam kondisi baik dan lengkap.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan – KPP
4. Input Data SPT yang telah dikemas tiap-tiap KPP
Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
5. Output Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
Resi Pengiriman
6. Dasar Hukum/Aturan PeraturanMenteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-34/PJ/2013 Tanggal 12 Juli 2013 Tentang Tata Cara

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman814
Pengemasan Surat Pemberitahuan, Pengiriman Kemasan Surat Pemberitahuan, Pengiriman Logistik
Pengemasan, dan Pengiriman Surat Pemberitahuan yang Dikembalikan ke Kantor Pelayanan Pajak
Melalui Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi Sehubungan Dengan Beroperasinya Pusat Pengolahan Data
dan Dokumen Perpajakan dan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
7. SOP KPP30-0111 Tentang Tata Cara Pengiriman Kemasan SPT Melalui Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi di
Kantor Pelayanan Pajak

M. 02.1.3.3 Penerimaan Kemasan


1. Definisi Rangkaian aktivitas penerimaan kemasan di PPDDP/KPDDP yang dimulai dengan penerimaan kemasan SPT
oleh Petugas Penerima dari Petugas Pengambil/Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi, menyimpannya ke dalam
tempat penyimpanan Sementara dan menyiapkan kemasan untuk diproses ke proses selanjutnya (proses
pemilahan) di PPDDP/KPDDP.
2. Kriteria Sukses Semua kemasan yang dikirim/dihantar diterima oleh PPDDP/KPDDP dalam kondisi baik dan lengkap sesuai
dengan Surat Tugas Pengambilan Kemasan dan resi pengiriman
Semua kemasan dilakukan penerimaan di PPDDP/KPDDP sesuai dengan prosedurnya
3. Proses Owner Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
4. Input Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK01)
Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK02)
Lampiran Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK03)
Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04)
Resi Pengiriman
Informasi persediaan SPT di bagian Pemilahan berkurang
Permintaan kemasan SPT dari Bagian Pemilahan
5. Output Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
Data Pengiriman Kemasan sebagai bahan rekapitulasi persediaan logistik pengemasan di KPP
AK01 s.d. AK04 sebagai bahan rekapitulasi persediaan logistik pengemasan di KPP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman815
6. Ruang Lingkup Proses Penerimaan Kemasan SPT ( M.02.1.3.3.1)
Penghitungan Ulang Isi Kemasan (M.02.1.3.3.2)
Penyimpanan Kemasan Sementara di Gudang Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen (M.02.1.3.3.3)
Pengajuan Kemasan (M.02.1.3.3.4)
Persetujuan Pengajuan Kemasan (M.02.1.3.3.5)

M. 02.1.3.3.1 Penerimaan Kemasan SPT


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penerimaan kemasan SPT dari Petugas Pengambil/Pos atau Penyedia
Jasa Ekspedisi oleh Petugas Penerima.
2. Kriteria Sukses Semua kemasan yang dikirim/dihantar diterima oleh PPDDP/KPDDP dalam kondisi baik dan lengkap sesuai
dengan Surat Tugas Pengambilan Kemasan dan resi pengiriman
Semua kemasan dilakukan penerimaan di PPDDP/KPDDP sesuai dengan prosedurnya
Barcode Kemasan dapat dibaca pada saat dipindai
3. Proses Owner Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
4. Input Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK01)
Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK02)
Lampiran Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK03)
Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04)
Resi Pengiriman
5. Output Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK01)
Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK02)
Lampiran Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK03)
Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04)
Kemasan/Segel SPT yang Rusak
6. Dasar Hukum/Aturan PeraturanMenteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman816
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
PeraturanMenteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-34/PJ/2013 Tanggal 12 Juli 2013 Tentang Tata Cara
Pengemasan Surat Pemberitahuan, Pengiriman Kemasan Surat Pemberitahuan, Pengiriman Logistik
Pengemasan, dan Pengiriman Surat Pemberitahuan yang Dikembalikan ke Kantor Pelayanan Pajak
Melalui Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi Sehubungan Dengan Beroperasinya Pusat Pengolahan Data
dan Dokumen Perpajakan dan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
7. SOP DPC21-0004 Tentang Tata Cara Penerimaan Kemasan di PPDDP
DDP20-0002 Tentang Tata Cara Penerimaan Kemasan di KPDDP
DPC21-0017Tentang Tata Cara Penerimaan Kemasan SPT dari Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi di Pusat
Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
DDP20-0023 Tentang Tata Cara Penerimaan Kemasan SPT dari Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi di Kantor
Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan

M. 02.1.3.3.2 Penghitungan Ulang Isi Kemasan


Rangkaian aktivitas dalam rangka penghitungan ulang isi kemasan SPT yang diterima Petugas Penerima dari
1. Definisi
Petugas Pengambil dalam hal kemasan atau segel kemasan diterima mengalami kerusakan.
Semua kemasan SPT yang kemasan/segelnya rusak dilakukan penghitungan ulang isi kemasan.
2. Kriteria Sukses Semua kemasan SPT yang telah dilakukan penghitungan ulang, dilakukan update nomor segel dan/atau
barcode kemasan dalamsistem
Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
3. Proses Owner
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
Kemasan/Segel SPT yang Rusak
4. Input
Daftar Isi Kemasan
Kemasan SPT
5. Output Daftar Isi Kemasan
Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK01)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman817
Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK02)
Lampiran Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK03)
Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04)
Berita Acara Hitung Ulang
Berita Acara Isi Kemasan Tidak Lengkap
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Dasar Hukum/Aturan Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
6.
Terkait Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
DPC21-0005 Tentang Tata Cara Penghitungan Ulang Penerimaan Karena Kemasan/Segel Rusak
7. SOP
DDP20-0013 Tentang Tata Cara Penghitungan Ulang Isi Kemasan Karena Kemasan/Segel Rusak di KPDDP

M. 02.1.3.3.3 Penyimpanan Kemasan Sementara di Gudang Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penyimpanan sementara kemasan SPT di gudang pengumpulan dan
penerimaan dokumen sebelum dilakukan proses selanjutnya (proses pemilahan).
2. Kriteria Sukses Seluruh trolley atau kemasan SPT disimpan dengan baik sesuai dengan urutan masuk
3. Proses Owner Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
4. Input Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK01)
Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK02)
Lampiran Surat Tugas Pengambilan Kemasan (AK03)
Lampiran Daftar Kemasan Akan Diangkut (AK04)
Berita Acara Hitung Ulang
Berita Acara Isi Kemasan Tidak Lengkap
5. Output Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman818
Data Pengiriman Kemasan sebagai bahan rekapitulasi persediaan logistik pengemasan di KPP
AK01 s.d. AK04 sebagai bahan rekapitulasi persediaan logistik pengemasan di KPP
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC21-0006 Tentang Tata Cara Penyimpanan Kemasan di Bagian Penyimpanan Sementara
DDP20-0005 Tentang Tata Cara Penyimpanan Kemasan di Bagian Penyimpanan Sementara di KPDDP

M. 02.1.3.3.4 Pengajuan Kemasan


Rangkaian aktivitas dalam rangka pengajuan kemasan SPT ke bagian pemilahan dengan memperhatikan
1. Definisi
FIFO (first in first out) kemasan yang disimpan dalam gudang pengumpulan dan penerimaan dokumen.
2. Kriteria Sukses Kemasan SPT diajukan sesuai dengan urutan (FIFO)
Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
3. Proses Owner
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan
4. Input
Informasi persediaan SPT di bagian Pemilahan berkurang
Permintaan kemasan SPT dari Bagian Pemilahan
Kemasan SPT yang diajukan
5. Output
Daftar Isi Kemasan yang diajukan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Dasar Hukum/Aturan Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
6.
Terkait Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC21-0007 Tentang Tata Cara Pengajuan Trolley dan Kemasan Ke Bagian Pemilahan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman819
DDP20-0003 Tentang Tata Cara Pengajuan Trolley dan Kemasan ke Bagian Pemilahan di KPDDP

M. 02.1.3.3.5 Persetujuan Pengajuan Kemasan


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka persetujuan pengajuan trolley dan kemasan SPT ke fungsi pemilahan.
2. Kriteria Sukses Kemasan SPT yang diajukan sesuai dengan urutan (FIFO) trolley dan kemasan SPT
Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
3. Proses Owner Seksi Pemindaian Dokumen - PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
Kemasan SPT yang diajukan
4. Input
Daftar Isi Kemasan yang diajukan
Kemasan SPT siap kirim ke bagian pemilahan
5. Output
Daftar Isi Kemasan siap kirim ke bagian pemilahan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Dasar Hukum/Aturan Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
6.
Terkait Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
DPC21-0008 Tentang Tata Cara Persetujuan Pengajuan Trolley dan Kemasan ke Fungsi Pemilahan
7. SOP
DDP20-0016 Tentang ata Cara Persetujuan Pengajuan Trolley dan Kemasan ke Bagian Pemilahan di KPDDP

M. 02.1.4 Pemilahan dan Pemindaian


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka mendigitalisasikan berkas SPT ke dalam bentuk Image yang dimulai
dengan pemilahan berkas SPT untuk dilakukan pemindaian sampai dengan pengemasan ulang berkas SPT
yang telah dipindai.
2. Kriteria Sukses Semua SPT dapat dipindai dan lolos validasi Image
3. Proses Owner Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Kemasan SPT

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman820
Daftar Isi Kemasan
5. Output SPT sudah dilakukan pengemasan ulang, siap untuk disimpan di gudang penyimpanan berkas
Image SPT
Informasi persediaan SPT di bagian Pemilahan berkurang
Permintaan kemasan SPT dari Bagian Pemilahan
SPT yang akan dikembalikan ke KPP
Daftar nominatif SPT yang akan dikembalikan ke KPP
6. Ruang Lingkup Proses Pemilahan (M.02.1.4.1)
Penyimpanan Kemasan Sementara di Gudang Pemindaian (M.02.1.4.2)
Pemindaian (M.02.1.4.3)
Penyimpanan Kemasan Sementara di Gudang Repacking (M.02.1.4.4)
Repacking (M.02.1.4.5)
Validasi Image (M.02.1.4.6)
Quality Control Hasil Pemindaian (QC) (M.02.1.4.7)
Transfer Image (M.02.1.4.8)

M. 02.1.4.1 Pemilahan
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penyiapan dokumen SPT untuk dipindai dengan melakukan pemilahan
dokumen-dokumen pada satu kemasan berdasarkan format dokumen, jenis dokumen, dan keadaan fisik
lembar dokumen.
2. Kriteria Sukses Barcode terbaca dengan baik
Jumlah isi kemasan lengkap
LPAD sesuai dengan SPT
Dokumen terpilah HS dan LS
Kelengkapan SPT sesuai kriteria SPT lengkap
Dokumen rapi siap dipindai (tidak ada staples, lipatan, lem basah)
3. Proses Owner Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
4. Input Kemasan SPT
Daftar Isi Kemasan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman821
5. Output SPT telah dipilah (HS dan LS), dimasukkan dalam kemasan dan siap untuk dipindai
Informasi persediaan SPT di bagian Pemilahan berkurang
Permintaan kemasan SPT dari Bagian Pemilahan
SPT yang akan dikembalikan ke KPP
Daftar nominatif SPT yang akan dikembalikan ke KPP
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC31- 0001 Tentang Tata Cara Penyiapan Dokumen
DPC32-0053 Tentang Tata Cara Penanganan Isi Kemasan Dokumen Tidak Lengkap
DPC31-0006 Tentang Tata Cara Pengembalian Berkas SPT Melalui Sistem di Seksi Pemindaian Dokumen
DDP20-0007 Tentang Tata Cara Penyiapan Dokumen di KPDDP
M. 02.1.4.2 Penyimpanan Kemasan Sementara di Gudang Pemindaian
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penyimpanan sementara kemasan SPT di gudang sebelum dilakukan
pemindaian.
2. Kriteria Sukses Penyimpanan kemasan sesuai dengan urutan masuk.
3. Proses Owner Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input SPT telah dipilah (HS dan LS), dimasukkan dalam kemasan dan siap untuk dipindai
5. Output SPT telah dipilah (HS dan LS), dimasukkan dalam kemasan dan siap untuk dipindai
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC31-0009 Tentang Tata Cara Penatausahaan Kemasan di Gudang Sementara Pemindaian

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman822
DDP30-0011 Tentang ata Cara Penatausahaan Kemasan di Gudang Sementara Siap Pindai di KPDDP

M. 02.1.4.3 Pemindaian
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka pemindaian dokumen fisik SPT untuk mendapatkan dokumen digital SPT
hasil pemindaian.
2. Kriteria Sukses Dokumen berhasil terpindai seluruhnya
Barcode terbaca oleh sistem
Jumlah lembar hasil pemindaian sama dengan jumlah lembar menurut data KPP
SPT lengkap (induk dan lampiran tidak ada yang hilang)
Kualitas Image hasil pemindaian baik
3. Proses Owner Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input SPT telah dipilah (HS dan LS), dimasukkan dalam kemasan dan siap untuk dipindai
5. Output Kemasan SPT yang telah dipindai
Image SPT hasil pemindaian
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC31-0002 Tentang Tata Cara Pemindaian Dokumen
DDP30-0003 Tentang Tata Cara Pemindaian di KPDDP

M. 02.1.4.4 Penyimpanan Kemasan Sementara di Gudang Repacking


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penyimpanan sementara kemasan SPT yang telah selesai dilakukan
pemindaian di gudang repacking sebelum dilakukan proses selanjutnya (Proses repacking).
2. Kriteria Sukses Penyimpanan kemasan sesuai dengan urutan masuk
3. Proses Owner Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman823
4. Input Kemasan SPT yang telah dipindai
5. Output Kemasan SPT siap dikemas ulang
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC31-0009 Tentang Tata Cara Penatausahaan Kemasan di Gudang Sementara Pemindaian
DDP30-0010 Tentang Tata Cara Penatausahaan Kemasan di Gudang Sementara Siap Kemas Ulang di
KPDDP

M. 02.1.4.5 Repacking
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka pengemasan ulang SPT yang telah dipindai dan lolos proses validasi
Image.
2. Kriteria Sukses Seluruh kemasan telah terisi dengan penuh
Dokumen telah terkemas dengan baik
3. Proses Owner Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Kemasan SPT siap dikemas ulang
5. Output SPT sudah dilakukan pengemasan ulang, siap untuk disimpan di gudang penyimpanan berkas
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC31-0007 Tentang Tata Cara Pengemasan Ulang Dokumen
DPC31-0008 Tentang Tata Cara Pengiriman Kemasan ke Gudang Penyimpanan
DDP30-0027 Tentang Tata Cara Pengemasan Ulang di KPDDP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman824
M. 02.1.4.6 Validasi Image
1. Definisi Rangkaian aktivitas untuk penyusunan kembali (sesuai urutan) hasil pemindaian SPT ke dalam sistem dan
menguji kelayakan hasil pemindaian untuk digunakan sebagai bahan data entry dan Document Management
System (DMS).
2. Kriteria Sukses Image lengkap dan tersusun sesuai urutan
Kualitas Image baik
3. Proses Owner Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Image SPT lengkap hasil pemindaian (Image status putih (jumlah lembar sudah benar))
5. Output Image yang lolos validasi (Image SPT lengkap dan tersusun sesuai urutan SPT)
Image yang tidak lolos validasi
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC31-0003 Tentang Tata Cara Penataan Hasil Pemindaian
DDP30-0019 Tentang Tata Cara Quality Review di KPDDP

M. 02.1.4.7 Quality Control Hasil Pemindaian


1. Definisi Rangkaian aktivitas yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada saat pemindaian
berlangsung. Kegiatan ini untuk memastikan proses pemindaian dapat berlangsung dengan baik.
2. Kriteria Sukses Image hasil pemindaian berstatus putih (jumlah lembar sudah benar)
Dokumen yang hilang/kurang dapat ditemukan
SPT lengkap sesuai kriteria SPT lengkap
3. Proses Owner Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Image yang tidak lolos validasi karena:

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman825
Reject dari Sistem, seperti :
Image hasil pemindaian dengan 2 kriteria warna (Merah dan kuning)
Poor Image
Data Already Exist
Neurascript (Terpotongnya Image hasil pemindaian, seharusnya satu per satu)
Reject dari Manusia, seperti : Reject dari Validasi Image dan Data Entry.
Batch class (Dokumen SPT masuk dalam baki yang salah) pada proses pemindaian
5. Output Image yang lolos validasi (Image SPT lengkap dan tersusun sesuai urutan SPT)
Daftar nominatif SPT yang akan dikembalikan ke KPP
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 tanggal 31 Juli 2007 tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC31-0005 Tentang Tata Cara Quality Control
DPC31-0006 Tentang Tata Cara Pengembalian Berkas SPT Melalui Sistem di Seksi Pemindaian Dokumen
DDP30-0018 Tentang Tata Cara Quality Control (QC) di KPDDP

M. 02.1.4.8 Transfer Image


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka pengiriman Image SPT dari basis data KPDDP ke basis data PPDDP
2. Kriteria Sukses Image SPT tersimpan dan terbaca di basis data PPDDP
3. Proses Owner Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Image yang lolos validasi (Image SPT lengkap dan tersusun sesuai urutan SPT)
5. Output Image SPT terkirim ke basis data PPDDP
Image SPT terkirim ke DMS (untuk Datacap)
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP -

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman826
02.1.5 Perekaman dan Transfer Data
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka perekaman data yang dimulai dengan proses recognition, penjaminan data
hasil recognition, kemudian hasilnya ditransfer ke basis data KP DJP.
2. Kriteria Sukses Data digital (metadata) SPT sesuai dengan Image SPT
Data digital SPT (metadata) berhasil ditransfer ke Database KP DJP dan Image SPT berhasil disimpan dalam
Database DMS
3. Proses Owner Seksi Perekaman dan Transfer Data – PPDDP
Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
4. Input Image SPT yang lolos Validasi Image
5. Output Data SPT (metadata)
Image SPT terkirim ke DMS
6. Ruang Lingkup Proses Recognition (M.02.1.5.1)
Penjaminan Data (M.02.1.5.2)
Quality Assurance SPT Unbalance (M.02.1.5.3)
Quality Assurance SPT Balance (M.02.1.5.4)
Transfer Data (M.02.1.5.5)

M. 02.1.5.1 Recognition
1. Definisi Kegiatan yang dilakukan oleh sistem komputer dalam mengenali huruf dan angka yang berasal dari sebuah
pencetak (printer atau mesin ketik) maupun dari tulisan tangan dengan cara membandingkan ciri-ciri huruf
dan angka yang diperoleh dengan ciri-ciri huruf dan angka yang ada pada database.
2. Kriteria Sukses Image dapat dibaca oleh sistem dan berhasil di-recognize (dikenali) sebagai angka dan huruf dengan baik
(tergantung tingkat confidential sistem)
3. Proses Owner Seksi Perekaman dan Transfer Data – PPDDP
4. Input Image SPT yang lolos Validasi Image
5. Output Data digital hasil recognition
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 tanggal 31 Juli 2007 tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 tanggal 6 Nopember 2012

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman827
7. SOP - (by system)

M. 02.1.5.2 Penjaminan Data


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penjaminan dikenalinya data SPT secara benar hasil recognize oleh sistem
2. Kriteria Sukses Data digital (metadata) SPT sesuai dengan Image SPT.
3. Proses Owner Seksi Perekaman dan Transfer Data – PPDDP.
4. Input Data digital hasil recognition
5. Output Image SPT dan Data digital SPT unbalance
Image SPT dan Data digital balance
Image SPT dan Data digital balance sampel QA
6. Ruang Lingkup Proses Completion (M.02.1.5.2.1)
Supervisi (M.02.1.5.2.2)
Cek Balance Unbalance (M.02.1.5.2.3)

M. 02.1.5.2.1 Completion
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penjaminan data melalui pengecekan kesesuaian digital hasil recognition
secara utuh dengan Image SPT hasil pemindaian, apabila terdapat ketidaksesuaian dilakukan perbaikan
sesuai Image SPT.
2. Kriteria Sukses Data digital (metadata) SPT sesuai dengan Image SPT.
3. Proses Owner Seksi Perekaman dan Transfer Data – PPDDP
4. Input Image SPT dan Data digital hasil recognition
5. Output Image SPT dan Data digital hasil completion
Image SPT dan Data SPT yang Dieskalasi
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC32-0002 Tentang Tata Cara Perekaman Data Pada Aplikasi Completion

M. 02.1.5.2.2 Supervisi
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka pemeriksaan akhir data digital hasil recognition yang tidak dapat dikenali

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman828
oleh sistem dengan membandingkan Image SPT.
2. Kriteria Sukses Data digital (metadata) SPT yang benar dan sesuai dengan Image SPT.
3. Proses Owner Seksi Perekaman dan Transfer Data – PPDDP
4. Input Image SPT dan Data SPT yang Dieskalasi
5. Output Image SPT dan Data SPT Hasil Supervisi
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 tanggal 31 Juli 2007 tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC32-0004 Tentang Tata Cara Penggunaan Aplikasi Supervisor
DPC32-0050 Tentang Tata Cara Penanganan Data SPT Suspend

M. 02.1.5.2.3 Cek Balance Unbalance


1. Definisi Kegiatan yang dilakukan oleh sistem untuk menentukan apakah Data SPT masuk kategori balance atau
unbalance .
2. Kriteria Sukses Data digital SPT tepat dikategorikan sebagai SPT balance atau unbalance .
3. Proses Owner Seksi Perekaman dan Transfer Data – PPDDP
4. Input Image SPT dan Data digital hasil completion
Image SPT dan Data SPT Hasil Supervisi
5. Output Image SPT dan Data digital SPT unbalance
Image SPT dan Data digital balance
Image SPT dan Data digital balance sampel QA
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 tanggal 31 Juli 2007 tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP (By System)

M. 02.1.5.3 Quality Assurance SPT Unbalance


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penjaminan kualitas terhadap SPT unbalance dengan cara mencocokan
data digital dengan Image pada DMS.
2. Kriteria Sukses Data unbalance teridentifikasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman829
Data digital sesuai Image
3. Proses Owner Seksi Perekaman dan Transfer Data – PPDDP
4. Input Image SPT dan Data digital SPT unbalance
5. Output ImageSPT dan Data digital SPT tetap unbalance (sesuai denganImage)
Image SPT dan Data digital SPT menjadi balance (sesuai dengan Image)
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 tanggal 31 Juli 2007 tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC32-0007 Tentang Tata Cara Quality Assurance SPT Unbalance

M. 02.1.5.4 Quality Assurance SPT Balance


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penjaminan kualitas Output SPT yang telah diolah (Image dan data digital)
sesuai dengan dokumen fisik SPT. Proses ini dilakukan secara sampling dari data SPT yang telah disimpan
dalam gudang penyimpanan. Penjaminan kualitas dilakukan dengan mencocokan Image SPT, data digital
SPT, dan dengan fisik dokumen SPT jika diperlukan.
2. Kriteria Sukses Sampel yang dipilih merepresentasikan SPT yang ada di gudang
Hasil uji sampling data salah tidak melebihi toleransi yang telah ditentukan
Data digital hasil uji sampling sesuai dengan fisik dokumen
Tidak terdapat kesalahan yang termasuk kriteria SPT yang dikembalikan
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
4. Input Image SPT dan Data digital balance sampel QA
5. Output Image SPT dan Data digital balance yang telah lulus QA (sampel QA)
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC22-0007 Tentang Tata Cara Quality Assurance SPT Balance
M. 02.1.5.5 Transfer Data
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka pengiriman data digital SPT hasil pengolahan dari basis data PPDDP ke
SIDJP.
2. Kriteria Sukses Seluruh data CSV yang dikirim tersimpan di basis data SIDJP.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman830
3. Proses Owner Seksi Perekaman dan Transfer Data – PPDDP
4. Input Image SPT dan Data digital SPT unbalance
Image SPT dan Data digital balance bukan sampel QA
Image SPT dan Data digital balance yang telah lulus QA (sampel QA)
5. Output Data SPT terkirim ke Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
Image SPT terkirim ke DMS (untuk Kofax)
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC32-0009 Tentang Tata Cara Pengiriman Data ke Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan

M. 02.1.6 Penyimpanan Dokumen


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penyimpanan kemasan SPT dalam gudang penyimpanan termasuk
didalamnya kegiatan pemeliharaan berkas.
2. Kriteria Sukses Kemasan SPT disimpan pada bilik lemari yang benar di gudang berkas.
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
Seksi Pemindaian Dokumen - PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input SPT sudah dilakukan pengemasan ulang
SPT dikembalikan setelah dipinjam
Data peminjaman
5. Output SPT yang akan dipinjam
Data penyimpanan untuk mencari lokasi penyimpanan SPT
Berkas SPT daluarsa yang akan dimusnahkan
Daftar dokumen yang akan dimusnahkan
6. Ruang Lingkup Proses Penyimpanan Kemasan (M.02.1.6.1)
Stock Opname (M.02.1.6.2)
Penanganan Masalah (M.02.1.6.3)
Penanganan Dokumen Hilang (M.02.1.6.4)
Penanganan Penemuan Dokumen Hilang (M.02.1.6.5)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman831
M. 02.1.6.1 Penyimpanan Kemasan
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penyimpanan akhir berkas SPT yang telah dikemas ulang yang dimulai
dengan penerimaan kemasan SPT dari bagian repacking, pemeriksaan kemasan SPT, dan penyimpanan
kemasan SPT pada lokasi rak yang tepat.
2. Kriteria Sukses Kemasan SPT disimpan pada bilik lemari yang benar di gudang berkas.
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input SPT sudah dilakukan pengemasan ulang
SPT dikembalikan setelah dipinjam
Data peminjaman
5. Output Kemasan SPT sudah disimpan pada bilik lemari yang benar di gudang berkas
6. Ruang Lingkup Proses Penerimaan Kemasan SPT untuk Disimpan (M.02.1.6.1.1)
Pemeriksaan Kemasan SPT (M.02.1.6.1.2)
Penyimpanan Kemasan SPT (M.02.1.6.1.3)

M. 02.1.6.1.1 Penerimaan Kemasan SPT untuk Disimpan


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penerimaan kemasan SPT dari bagian repacking untuk disimpan di gudang
akhir.
2. Kriteria Sukses Seluruh kemasan dilakukan penerimaan
Kemasan yang diserahterimakan lengkap dan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Kemasan
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input SPT sudah dilakukan pengemasan ulang
Berita Acara berkas hilang
SPT hilang ditemukan
Berita Acara Penemuan Dokumen
Laporan Penemuan Dokumen Hilang
Berkas SPT yang ditemukan
5. Output Kemasan SPT yang akan disimpan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman832
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC22-0001 Tata Cara Penerimaan Kemasan di Gudang
DDP30-0012 Tata Cara Penerimaan Kemasan dan Pemeriksaan Berkas SPT Pada Kemasan Sebelum di
Simpan di Gudang Penyimpanan

M. 02.1.6.1.2 Pemeriksaan Kemasan SPT


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka pemeriksaan kemasan SPT yang akan disimpan di gudang akhir dengan
cara mencocokkan daftar isi dengan isi berkas SPT pada setiap kemasan.
2. Kriteria Sukses Seluruh kemasan dilakukan pemeriksaan
Jumlah SPT pada kemasan lengkap dan sesuai dengan daftar isi (packing list)
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Kemasan SPT yang akan disimpan
5. Output Kemasan SPT yang sudah diperiksa yang sudah sesuai dengan daftar isi
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC22-0002 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Berkas pada Kemasan
DDP30-0012 Tentang Tata Cara Penerimaan Kemasan dan Pemeriksaan Berkas SPT Pada Kemasan
Sebelum di Simpan di Gudang Penyimpanan
M. 02.1.6.1.3 Penyimpanan Kemasan SPT
1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penyimpanan kemasan SPT pada lokasi rak yang tepat di gudang akhir.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman833
2. Kriteria Sukses Seluruh kemasan SPT disimpan pada bilik lemari yang benar di gudang berkas.
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Kemasan SPT yang sudah diperiksa yang sudah sesuai dengan daftar isi (packing list)
SPT dikembalikan setelah dipinjam
Data peminjaman
5. Output SPT yang akan dipinjam
Data penyimpanan untuk mencari lokasi penyimpanan SPT
Kemasan SPT untuk dilakukan stock opname
Daftar dokumen yang akan dimusnahkan
Berkas SPT yang akan dimusnahkan
7. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
8. SOP DPC22-0003 Tentang Tata Cara Penyimpanan Kemasan Dalam Gudang Penyimpanan
DDP30-0015 Tentang Tata Cara Penyimpanan Kemasan Dalam Gudang Penyimpanan di KPDDP

M.02.1.6.2 Stock Opname


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka memeriksa ulang isi kemasan (stock opname) berkas sebagai bagian dari
pemeliharaan berkas dan kemasan SPT yang ada di dalam gudang penyimpanan berkas
2. Kriteria Sukses Jumlah SPT pada kemasan lengkap dan sesuai dengan daftar isi kemasan pada sistem
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Kemasan SPT yang telah disimpan dan belum dilakukan stock opname
5. Output Berita Acara dan laporan hasil stock opname
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman834
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC22-0008 Tata Cara Stock Opname
DDP30-0021 Tata Cara Stock Opname di KPDDP

M.02.1.6.3 Penanganan Masalah


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka penanganan masalah yang dapat mengganggu proses kerja penyimpanan
dokumen yang meliputi dokumen ditemukan dan dokumen hilang.
2. Kriteria Sukses Permasalahan dapat diselesaikan.
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Berita Acara dan laporan hasil stock opname
5. Output Berita Acara Manajemen Kasus
Informasi mengenai berkas yang hilang
Berkas SPT ditemukan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC22-0017 Tentang Tata Cara Penanganan Permasalahan

M.02.1.6.4 Penanganan Dokumen Hilang


1. Definisi Rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam upaya melakukan pencarian dan analisis terjadinya dokumen
hilang.
2. Kriteria Sukses Mengeluarkan dari sistem data SPT hilang dari baki/kemasan sehingga baki dapat diproses ke tahapan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman835
selanjutnya.
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Berita Acara Manajemen Kasus
Informasi mengenai berkas yang hilang
5. Output Setelah dilakukan pencarian fisik:
SPT hilang ditemukan
Berita Acara berkas hilang jika tidak ditemukan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DDP30-0008 Tata Cara Penanganan Dokumen Hilang dan Dokumen Ditemukan di KPDDP

M.02.1.6.5 Penanganan Penemuan Dokumen Hilang


1. Definisi Kegiatan penanganan atas berkas SPT yang ditemukan setelah dinyatakan hilang yang melalui prosedur
khusus.
2. Kriteria Sukses Berkas SPT yang ditemukan dapat diolah dan disimpan pada gudang penyimpanan.
3. Proses Owner Seksi Pemindaian Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Berita Acara Manajemen Kasus
Berkas SPT ditemukan
Berita Acara berkas hilang
5. Output Berita Acara Penemuan Dokumen
Laporan Penemuan Dokumen Hilang
Berkas SPT yang ditemukan
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman836
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC31-0004 Tentang Tata Cara Penanganan Dokumen Ditemukan
DDP30-0008 Tentang Tata Cara Penanganan Dokumen Hilang dan Dokumen Ditemukan di KPDDP

M.02.1.7 Pengembalian Dokumen Ke KPP


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka pengembalian berkas SPT yang tidak dapat diolah di PPDDP/KPDDP ke
KPP dengan cara penghantaran oleh Petugas Pengambil atau pengiriman melalui Pos atau Penyedia Jasa
Ekspedisi dengan jenis pengiriman tercatat dan tanda terima pengiriman (resi) dianggap sebagai bukti
pengiriman SPT yang dikembalikan ke KPP.
Penanganan berkas SPT yang dikembalikan dibedakan menjadi 2 (dua):
Secara sistem : melalui aplikasi di PPDDP dan KPDDP terhadap SPT yang diterima PPDDP dan KPDDP
melalui aplikasi pengemasan SPT di KPP
Secara manual : terhadap SPT yang diterima PPDDP dan KPDDP yang tidak melalui aplikasi pengemasan
SPT di KPP. Contoh: 2 SPT yang terstaples menjadi 1, SPT yang tidak memiliki barcode, SPT tidak
memiliki LPAD.
2. Kriteria Sukses SPT yang dikembalikan sesuai dengan kriteria dan dikembalikan ke KPP asal dengan benar
Fisik SPT yang dikembalikan yang diterima oleh KPP sesuai dengan Surat Pengantar Pengembalian Berkas
SPT
3. Proses Owner Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
Seksi Pelayanan - KPP
4. Input SPT yang akan dikembalikan ke KPP
Daftar nominatif SPT yang akan dikembalikan ke KPP
5. Output SPT yang akan dikembalikan ke KPP
Surat Pengantar Pengembalian Berkas SPT
Resi Pengiriman
6. Ruang Lingkup Proses Pengiriman SPT yang Dikembalikan ke KPP (M.02.1.7.1)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman837
Penghantaran SPT yang Dikembalikan ke KPP (M.02.1.7.2)

M.02.1.7.1 Pengiriman SPT yang Dikembalikan ke KPP


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka pengembalian berkas SPT yang tidak dapat diolah di PPDDP/KPDDP ke
KPP dengan cara pengiriman melalui Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi dengan jenis pengiriman tercatat
dan tanda terima pengiriman (resi) dianggap sebagai bukti pengiriman SPT yang dikembalikan ke KPP.
2. Kriteria Sukses SPT yang dikembalikan sesuai dengan kriteria dan dikembalikan ke KPP asal dengan benar
Fisik SPT yang dikembalikan yang diterima oleh KPP sesuai dengan Surat Pengantar Pengembalian Berkas
SPT
3. Proses Owner Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
Seksi Pelayanan - KPP
4. Input SPT yang akan dikembalikan ke KPP
Daftar nominatif SPT yang akan dikembalikan ke KPP
5. Output SPT yang akan dikembalikan ke KPP
Surat Pengantar Pengembalian Berkas SPT
Resi Pengiriman
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-34/PJ/2013 Tanggal 12 Juli 2013 Tentang Tata Cara
Pengemasan Surat Pemberitahuan, Pengiriman Kemasan Surat Pemberitahuan, Pengiriman Logistik
Pengemasan, dan Pengiriman Surat Pemberitahuan yang Dikembalikan ke Kantor Pelayanan Pajak
Melalui Pos atau Penyedia Jasa Ekspedisi Sehubungan Dengan Beroperasinya Pusat Pengolahan Data
dan Dokumen Perpajakan dan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
7. SOP DPC21-0018 Tentang Tata Cara Pengemasan SPT yang Dikembalikan ke KPP Melalui Pos atau Penyedia
Jasa Ekspedisi di Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman838
DPC21-0020Tentang Tata Cara Pengiriman SPT Yang Dikembalikan Ke KPP Melalui Pos atau Penyedia
Jasa Ekspedisi di Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
DDP20-0024 Tentang Tata Cara Pengemasan SPT Yang Dikembalikan Ke KPP Melalui Pos atau Penyedia
Jasa Ekspedisi di Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
DDP20-0026 Tentang Tata Cara Pengiriman SPT Yang Dikembalikan Ke KPP Melalui Pos atau Penyedia
Jasa Ekspedisi di Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
KPP30-0109 Tentang Tata Cara Penerimaan SPT Yang Dikembalikan Ke KPP Dari Pos atau Penyedia Jasa
Ekspedisi di Kantor Pelayanan Pajak

M.02.1.7.2 Penghantaran SPT yang Dikembalikan ke KPP


1. Definisi Rangkaian aktivitas dalam rangka pengembalian berkas SPT yang tidak dapat diolah di PPDDP/KPDDP ke
KPP dengan cara penghantaran oleh Petugas Pengambil pada saat proses pengambilan kemasan SPT ke
KPP.
2. Kriteria Sukses SPT yang dikembalikan sesuai dengan kriteria dan dikembalikan ke KPP asal dengan benar
Fisik SPT yang dikembalikan yang diterima oleh KPP sesuai dengan Surat Pengantar Pengembalian Berkas
SPT
3. Proses Owner Seksi Pengumpulan dan Penerimaan Dokumen – PPDDP
Seksi Verifikasi Dokumen – KPDDP
Seksi Pelayanan - KPP
4. Input SPT yang akan dikembalikan ke KPP
Daftar nominatif SPT yang akan dikembalikan ke KPP
5. Output SPT yang akan dikembalikan ke KPP
Surat Pengantar Pengembalian Berkas SPT
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
7. SOP DPC21-0009 Tentang Tata Cara Pengembalian Berkas SPT ke KPP Melalui Sistem

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman839
DPC21-0010 Tentang Tata Cara Penutupan Pengembalian SPT di PPDDP
DPC21-0015 Tentang Tata Cara Pengembalian SPT ke KPP Secara Manual
DDP20-0004 Tentang Tata Cara Penutupan Pengembalian SPT di KPDDP
DDP20-0010 Tentang Tata Cara Pengembalian Berkas SPT ke KPP Melalui Sistem di KPDDP
DDP20-0011 Tentang Tata Cara Pengembalian SPT ke KPP Secara Manual di KPDDP

M. 02.1.8 Pemusnahan Dokumen


1. Definisi Kegiatan Pemusnahan berkas SPT yang telah melewati batas waktu penyimpanan berkas.
Saat ini PPDDP dan KPDDP belum pernah melakukan pemusnahan berkas.
2. Kriteria Sukses Dokumen yang dimusnahkan sesuai yaitu dokumen yang sudah daluarsa
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Daftar dokumen yang akan dimusnahkan
Berkas SPT daluarsa yang akan dimusnahkan
5. Output Berita Acara pemusnahan berkas SPT dan tembusannya
6. Dasar Hukum/Aturan KMK-1429 / KM.1/1993 Tentang Jadwal Retensi Arsip Direktorat Jenderal Pajak
Terkait SE-25/PJ.113/1994 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jadwal Retensi Arsip Direktorat Jenderal Pajak
7. SOP DPC22 – 0013 TentangTata Cara Pemusnahan Berkas

M. 02.1.9 Peminjaman dan Permintaan Salinan Dokumen


1. Definisi Kegiatan terkait peminjaman berkas SPT dan permintaan salinan dokumen di PPDDP/KPDDP.
2. Kriteria Sukses Semua permohonan peminjaman berkas fisik SPT dan permintaan salinan dokumen ditindaklanjuti
Dokumen yang dikembalikan lengkap dan sesuai dengan yang dipinjam
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Surat Permohonan Peminjaman Berkas
Surat Tugas peminjaman berkas SPT
Data penyimpanan untuk mencari lokasi penyimpanan SPT
SPT yang akan dipinjam
Surat Tugas pengembalian berkas SPT

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman840
SPT dikembalikan setelah dipinjam
Surat permohonan permintaan salinan
Salinan SPT dari bagian penyimpanan
Daftar Data dan Informasi yang diminta oleh Inspektorat Jenderal
Surat Tugas kegiatan pengawasan oleh Inspektorat Jenderal
5. Output SPT yang akan dipinjam
BA serah terima berkas SPT
Data peminjaman
Tanda terima pengembalian berkas SPT/ Berita Acara Penolakan Berkas
SPT dikembalikan setelah dipinjam
Surat pengantar pengiriman salinan
Salinan SPT
Berita Acara Pemberian Data dan Informasi kepada Inspektorat Jenderal
6. Ruang Lingkup Proses Peminjaman Dokumen (M.02.1.9.1)
Pengembalian Dokumen Yang Dipinjam (M.02.1.9.2)
Permintaan Salinan Dokumen (M.02.1.9.3)

M. 02.1.9.1 Peminjaman Dokumen


1. Definisi Kegiatan yang dilakukan PPDDP/KPDDP dalam menindaklanjuti permohonan peminjaman berkas fisik SPT
yang diajukan oleh KPP tempat Wajib Pajak terdaftar sebagai Peminjam Berkas.
2. Kriteria Sukses Semua permohonan peminjaman berkas fisik SPT ditindaklanjuti.
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Surat Permohonan Peminjaman Berkas
Surat Tugas peminjaman berkas SPT
Data penyimpanan untuk mencari lokasi penyimpanan SPT
SPT yang akan dipinjam
5. Output SPT yang akan dipinjam
BA serah terima berkas SPT
Data peminjaman

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman841
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-35/PJ/2013 Tanggal 12 Juli 2013 Tentang Penegasan Tata
Cara Peminjaman dan Permintaan Salinan Surat Pemberitahuan Pada Pusat Pengolahan Data dan
Dokumen Perpajakan dan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak.
7. SOP DPC22-0005 Tata Cara Penyelesaian Peminjaman Berkas Surat Pemberitahuan (SPT) di PPDDP
DDP30-0004 Tata Cara Penyelesaian Peminjaman Berkas Surat Pemberitahuan (SPT) di KPDDP

M. 02.1.9.2 Pengembalian Dokumen Yang Dipinjam


1. Definisi Kegiatan pengembalian dan penatausahaan berkas SPT yang telah selesai dipinjam oleh peminjam berkas
(KPP tempat Wajib Pajak terdaftar) di PPDDP/KPDDP.
2. Kriteria Sukses Dokumen yang dikembalikan lengkap dan sesuai dengan yang dipinjam.
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Surat Tugas pengembalian berkas SPT
SPT dikembalikan setelah dipinjam
5. Output Tanda terima pengembalian berkas SPT/ Berita Acara Penolakan Berkas
SPT dikembalikan setelah dipinjam
6. Dasar Hukum/Aturan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.01/2007 Tanggal 31 Juli 2007 Tentang
Terkait Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.t.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor133/PMK.01/2011 Tanggal 18 Agustus 2011 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan s.t.d.d Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor172/PMK.01/2012 Tanggal 6 Nopember 2012
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-35/PJ/2013 Tanggal 12 Juli 2013 Tentang Penegasan Tata

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman842
Cara Peminjaman dan Permintaan Salinan Surat Pemberitahuan Pada Pusat Pengolahan Data dan
Dokumen Perpajakan dan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak.
7. SOP DPC22-0006 Tentang Tata Cara Penyelesaian PengembalianBerkas Surat Pemberitahuan (SPT) di PPDDP
DDP30-0013 Tentang Tata Cara Penyelesaian Pengembalian Berkas Surat Pemberitahuan (SPT) di KPDDP

M. 02.1.9.3 Permintaan Salinan Dokumen


1. Definisi Kegiatan penyelesaian permintaan salinan berkas SPT di PPDDP/KPDDP atas permohonan dari KPP tempat
Wajib Pajak terdaftar sebagai Pemohon, dikarenakan Image SPT belum dapat dilihat pada aplikasi Document
Management System (DMS). Salinan berkas SPT adalah salinan berkas SPT hasil penggandaan berkas SPT
yang berada di PPDDP.
2. Kriteria Sukses Semua permohonan permintaan salinan ditindaklanjuti.
3. Proses Owner Seksi Penyimpanan dan Peminjaman Dokumen – PPDDP
Seksi Pemeliharaan dan Pelayanan Dokumen – KPDDP
4. Input Surat permohonan permintaan salinan
Salinan SPT dari bagian penyimpanan
Daftar Data dan Informasi yang diminta oleh Inspektorat Jenderal
Surat Tugas kegiatan pengawasan oleh Inspektorat Jenderal
5. Output Surat pengantar pengiriman salinan
Salinan SPT
Berita Acara Pemberian Data dan Informasi kepada Inspektorat Jenderal
6. Dasar Hukum/Aturan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-35/PJ/2013 Tanggal 12 Juli 2013 Tentang Penegasan Tata
Terkait Cara Peminjaman dan Permintaan Salinan Surat Pemberitahuan Pada Pusat Pengolahan Data dan
Dokumen Perpajakan dan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-296/KMK.09/2010 Tanggal 26 Juli 2010 Tentang Pemberian Data
dan Informasi Dalam Rangka Pengawasan Oleh Inspektorat Jenderal Terhadap Pelaksanaan Tugas dan
Fungsi Unit Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-344/PJ/2011 Tanggal 30 Desember 2011 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemberian Data dan Informasi Dalam Rangka Pengawasan oleh Inspektorat Jenderal

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman843
7. SOP DPC22-0027 Tentang Tata Cara Penyelesaian Permintaan Salinan Berkas SPT di PPDDP
DDP30-0016Tentang Tata Cara Penyelesaian Permintaan Salinan Berkas SPT di KPDDP

M.02.2 Proses Bisnis Pengolahan SPT di KPP


1. Definisi Kegiatan yang dimulai dari memasukkan data (isi) SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak ke dalam sistem
informasi perpajakan sampai dengan pemusnahan SPT. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka proses
pengelolaan SPT di KPP.
2. Kriteria Sukses Data SPT dapat di-release di SIDJP
Berkas SPT tersimpan dengan baik dan benar
3. Proses Owner Seksi PelayananKPP
Seksi PDIKPP
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik
Formulir Peminjaman Dokumen
ND Peminjaman Berkas
ND Pengembalian Berkas
Surat Tugas dan Surat Perintah Peminjaman Berkas dari Pengadilan Pajak
BA serah terima berkas SPT
Tanda Terima pengembalian berkas SPT/ BA Penolakan Berkas
5. Output Data SPT
SPT
Salinan SPT
Tanda Terima Pengembalian Berkas
Formulir Peminjaman Dokumen
Surat Pengantar Pengiriman
Tembusan BA Pemusnahan Berkas
Daftar Pertelaan Arsip
Surat Permohonan Peminjaman Berkas
Surat Tugas Peminjaman Berkas

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman844
Surat Permohonan Permintaan Salinan
Surat Tugas Pengembalian
6. Ruang Lingkup Proses Perekaman Isi SPT (M.02.2.1)
Penyimpanan SPT (M.02.2.2)
Peminjaman SPT (M.02.2.3)
Pengembalian SPT (M.02.2.4)
Pemusnahan SPT (M.02.2.5)

M. 02.2.1 Proses Bisnis Perekaman Isi SPT


1. Definisi Kegiatan untuk memasukkan semua unsur SPT ke dalam basis data perpajakan. Dalam hal SPT berupa SPT
elektronik, kegiatan perekaman dilakukan dengan cara me-load data SPT yang tersimpan dalam media
digital.
2. Kriteria Sukses Data SPT dapat di-release di SIDJP
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP):
a. Seksi Pelayanan (load SPT elektronik)
b. Seksi PDI
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik
5. Output SPT Kertas
SPT elektronik
Data SPT
SPT LB
6. Dasar Hukum a. PER-26/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
b. SE-55/PJ/2012 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
c. PER-2/PJ/2011 jo. PER-21/PJ/2013 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Masa PPN
7. SOP a. KPP30-0009 Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan Pajak Penghasilan
b. KPP30-0093 Tentang Tata Cara Penerimaan SPT Masa PPh di KPP
c. KPP30-0094 Tentang Tata Cara Penerimaan SPT Masa PPN di KPP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman845
M. 02.2.2 Proses Bisnis Penyimpanan SPT
1. Definisi Kegiatan untuk menyimpan berkas SPT setelah selesai dilakukan perekaman sampai dengan daluwarsa
penyimpanan.
2. Kriteria Sukses SPT tersimpan dalam rumah berkas yang benar.
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP):
Seksi Pelayanan
4. Input SPT Kertas
SPT elektronik
5. Output SPT Kertas
SPT elektronik
6. SOP KPP30-0028 Tentang Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak

M. 02.2.3 Proses Bisnis Peminjaman SPT


1. Definisi Kegiatan untuk meminjam berkas SPT Tahunan di KPP. Dalam hal berkas SPT terdapat di UPDDP,
penyelesaian peminjaman dilakukan dengan memberikan salinan SPT, baik melalui DMS maupun dengan
meneruskan permohonan peminjaman atau permintaan salinan ke UPDDP.
2. Kriteria Sukses SPT atau salinan SPT sesuai dengan permohonan peminjaman.
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP):
Seksi Pelayanan
4. Input Formulir Peminjaman Dokumen
ND Peminjaman Berkas Wajib Pajak
Surat Tugas dan Surat Perintah Peminjaman Dokumen dari Pengadilan Pajak
Berita Acara serah terima berkas SPT
SPT (dari UPDDP)
Salinan SPT (dari UPDDP)
5. Output SPT
Salinan SPT
Surat Permohonan Peminjaman Berkas
Surat Tugas Peminjaman Berkas SPT

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman846
Surat Permohonan Permintaan Salinan
Surat Pengantar Pengiriman
Formulir Peminjaman Dokumen
6. SOP KPP00-0034 Tentang Tata Cara Permintaan Peminjaman/ Penyelesaian Permintaan Peminjaman/
Pengembalian Dokumen di KPP
KPP50-0015 Tentang Tata Cara Peminjaman dan Pengembalian Berkas Pemeriksaan di KPP

M. 02.2.4 Proses Bisnis Pengembalian SPT


1. Definisi Kegiatan pengembalian berkas SPT yang telah selesai dipinjam.
2. Kriteria Sukses SPT yang dikembalikan sesuai dengan SPT yang dipinjam.
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP):
Seksi Pelayanan
4. Input SPT
Formulir Peminjaman Dokumen
Tanda Terima Pengembalian Berkas SPT/ BA Penolakan Berkas
ND Pengembalian Berkas WP
5. Output SPT (ke UPDDP)
Tanda Terima Pengembalian Berkas
Surat Tugas Pengembalian Berkas SPT
6. SOP KPP00-0034 Tentang Tata Cara Permintaan Peminjaman/ Penyelesaian Permintaan Peminjaman/
Pengembalian Dokumen di KPP
KPP50-0015 Tentang Tata Cara Peminjaman dan Pengembalian Berkas Pemeriksaan di KPP

M. 02.2.5 Proses Bisnis Pemusnahan SPT


1. Definisi Kegiatan untuk memusnahkan berkas (fisik) SPT yang telah melampaui jangka waktu penyimpanan.
2. Kriteria Sukses Dokumen yang dimusnahkan sesuai, yaitu dokumen yang sudah daluarsa
3. Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak (KPP):
Seksi Pelayanan
4. Input SPT Kertas

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman847
SPT elektronik yang tersimpan dalam media digital
5. Output Tembusan BA Pemusnahan Berkas
Daftar Pertelaan Arsip
6. Dasar Hukum KMK-1429 / KM.1/1993 Tentang Jadwal Retensi Arsip Direktorat Jenderal Pajak
SE-25/PJ.113/1994 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jadwal Retensi Arsip Direktorat Jenderal Pajak

M.02.3. Proses Bisnis Pengolahan SPT elektronik


1. Definisi Kegiatan pengelolaan SPT dalam bentuk SPT elektronik yang disampaikan secara e-Filing baik melalui
Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) maupun melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) sehingga
data SPT tersaji di Sistem Informasi pada Direktorat Jenderal Pajak.
2. Kriteria Sukses Data SPT dapat di-release di SIDJP
3. Proses Owner Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
4. Input Produk SPT elektronik
5. Output Produk Data SPT
6. Dasar Hukum PER-47/PJ/2008 jo. PER-36/PJ/2013 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan
Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan secara Elektronik (e-Filing) melalui
Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP),
PER-1/PJ/2014 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi yang Menggunakan Formulir 1770 S atau 1770 SS secara e-Filing melalui Website Direktorat
Jenderal Pajak (www.pajak.go.id),
SE-1/PJ/2014 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bagi Wajib
Pajak Orang Pribadi yang Menggunakan Formulir 1770 S atau 1770 SS secara e-Filing melalui Website
Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman848
Matriks Pengolahan Data Pihak Ketiga
N PROSES BISNIS PENGOLAHAN DATA PIHAK KETIGA
1. Definisi Proses Bisnis Pengolahan Data Pihak Ketiga merupakan proses bisnis yang menggambarkan kegiatan
pengumpulan data kegiatan usaha Wajib Pajak yang diperoleh dari sumber data selain laporan Wajib Pajak
itu sendiri, seperti dari instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain yang wajib memberikan data
dan informasi terkait perpajakan kepada Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35A
Undang Undang KUP.
2. Proses Owner KPP, Kanwil DJP, KPDJP, KPDE
3. Input Kebijakan Kebutuhan Data Eksternal
Data dan Informasi dari Pihak ketiga (ILAP)
Data dan Informasi dari Negara Mitra P3B
Alat Keterangan (Alket)
Data SPT
Permintaan Data (dari pihak luar DJP)
Surat PermohonanPeminjaman Dokumen Fisik
Surat Pengantar Pengembalian Dokumen Fisik dan Dokumen Fisik
4. Output Surat Permintaan Data Eksternal
Surat Klarifikasi Data dan Bukti Pendukungnya
Surat Pemberitahuan Kelengkapan Data dan Informasi
Surat Pemberitahuan Tidak Disampaikannya Data Eksternal
Surat Tanggapan Permohonan Peminjaman Dokumen Fisik
Surat Pengantar Pengiriman Dokumen Fisik dan Dokumen Fisik
Surat Pemberitahuan Dokumen Fisik Belum Lengkap
Usulan Penetapan PMK
Laporan Hasil Pencarian Data
Ikhtisar Hasil Analisa
Laporan Pengolahan Data Eksternal
Data dan Informasi (berdasarkan permintaan dan untuk kebutuhan penyusunan kebijakan)
Data belum ber-NPWP
Data ber-NPWP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman849
5. Ruang Lingkup Proses Pembangunan Data (N.01)
Pemanfaatan Data (N.02)
Pengawasan Data (N.03)

N.01 Pembangunan Data


1. Definisi Pembangunan Data adalah kegiatan pembangunan Basis Data yang meliputi kegiatan pencarian data
eksternal, pengolahan data eksternal (Pasal 35A UU KUP), dan produksi data dari sumber data lain selain
laporan Wajib Pajak oleh unit-unit terkait dalam melaksanakan tugas pokok yang berkaitan dengan kegiatan
ekstensifikasi dan intensifikasi.
2. Kriteria Sukses Kegiatan Pembangunan Data yang tertib, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga diperoleh suatu
Basis Data yang valid dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perpajakan seperti kegiatan ekstensifikasi,
intensifikasi, maupun tujuan lain.
3. Proses Owner KPP, Kanwil DJP, KPDJP, KPDE
4. Input Kebijakan Kebutuhan Data Eksternal
Data danInformasidariPihakketiga (ILAP yang sudahditetapkandalam PMK maupun ILAP yang
belumditetapkandalam PMK)
Data dan Informasi dari Negara Mitra P3B
AlatKeterangan (Alket)
Data SPT
5. Output Surat Permintaan Data Eksternal
Basis Data
Register Penerimaan Data Eksternal
Laporan Transfer Data Eksternal
Surat Pemberitahuan Kelengkapan Data dan Informasi
Surat Klarifikasi Data dan Bukti Pendukungnya
Usulan Penetapan PMK
Laporan Hasil Pencarian Data
Data dan Informasi
Surat PermohonanPeminjaman Dokumen Fisik

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman850
Surat Pengantar Pengembalian Dokumen Fisik dan Dokumen Fisik
6. Ruang Lingkup Proses/ Pencarian Data(N.01.1)
Detil Proses Produksi Data(N.01.2)
Penyandingan Data(N.01.3)
Pengolahan Data Eksternal (N.01.4)
Pengarsipan/Penyimpanan Data Eksternal (N.01.5)

N.01.1 Pencarian Data


1. Definisi Pencarian Data adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data yang meliputi data dalam negeri dan
luar negeri yang dilakukan bagi kepentingan pembangunan basis data.
2. Kriteria Sukses Data valid berhasil diperoleh dan dapat digunakan untuk kepentingan pembangunan basis data.
3. Proses Owner KPP, Kanwil DJP, KPDJP
4. Input Kebijakan Kebutuhan Data Eksternal
Data dan Informasi dari Pihak ketiga(ILAP yang sudahditetapkandalam PMK maupun ILAP yang
belumditetapkandalam PMK)
Data dan Informasi dari Negara Mitra P3B
PermintaanKlarifikasi Data
5. Output Surat Permintaan Data Eksternal
Data dan Informasi
Register Penerimaan Data Eksternal
Usulan Penetapan PMK
Laporan Hasil Pencarian Data
Surat Klarifikasi Data dan Bukti Pendukungnya

x6. Ruang Lingkup Proses/ Pencarian Data Dalam Negeri (N.01.1.1)


Detil Proses Pencarian Data Luar Negeri (N.01.1.2)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman851
N.01.1.1 Pencarian Data Dalam Negeri
1. Definisi Pencarian Data Dalam Negeri merupakan kegiatan pencarian data dalam negeri ke ILAP tingkat nasional
maupun ILAP tingkat regional yang kegiatannya meliputi serangkaian aktivitas yang dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh data bagi kepentingan pembangunan basis data.
2. Kriteria Sukses Data dalam negeri yang valid berhasil diperoleh dan dapat digunakan untuk kepentingan pembangunan basis
data.
3. Proses Owner KPDJP dalamhalILAP Tingkat Nasional dan ILAP Tingkat Regionalyang berkedudukan di DKI Jakarta
Kanwil DJP dalamhalILAP Tingkat Regional selain yang berkedudukan di DKI Jakarta
4. Input Kebijakan Kebutuhan Data Eksternal
Data dan Informasi dari Pihak ketiga (ILAP yang sudahditetapkandalam PMK maupun ILAP yang
belumditetapkandalam PMK)
Permintaan Klarifikasi Data
5. Output Surat Permintaan Data Eksternal
Data dan Informasi
Register Penerimaan Data Eksternal
Usulan Penetapan PMK
Laporan Hasil Pencarian Data
Surat Klarifikasi Data dan Bukti Pendukungnya
6. Ruang Lingkup Proses/ Pencarian Data ke ILAP
Detil Proses Penerimaan Data
Penelitian Data
Penggandaan dan Pengiriman Data
Klarifikasi Data
7. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
8. SOP -

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman852
N.01.1.2 Pencarian Data Luar Negeri
1. Definisi Pencarian Data Dalam Negeri merupakan kegiatan pencarian data luar negeri bagi kepentingan
pembangunan basis data.
2. Kriteria Sukses Data luar negeri yang valid berhasil diperoleh dan dapat digunakan untuk kepentingan pembangunan basis
data.
3. Proses Owner Direktorat Perpajakan Internasional
4. Input Data dan Informasi dari Negara Mitra P3B
5. Output Data dan Informasi
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman853
N.01.2Produksi Data

1. Definisi Produksi Data merupakan kegiatan memperoleh data sehubungan dengan hasil dari kegiatan proses
bisnisekstensifikasi, registrasi, pengawasan, pemeriksaan, penagihan, pemeriksaan bukti permulaan,
penyidikan, keberatandan banding, pengamatan/kegiatanintelijen serta sehubungan dengan data yang
bersumber dari media massa untuk kepentingan pembangunan basis data.
2. Kriteria Sukses Data yang valid berhasil diperoleh dan dapat digunakan untuk kepentingan pembangunan basis data.
3. Proses Owner KPP, Kanwil DJP, KPDJP
4. Input Alat Keterangan (Alket)
5. Output Data Teridentifikasi dan Valid
6. Ruang Lingkup Proses/ Produksi Data sehubungan dengan tugas dan fungsi (N.01.2.1)
Detil Proses Produksi Data sehubungan dengan data dari media massa (N.01.2.2)
7. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015TentangPedomanAdministrasi Pembangunan, Pemanfaatan danPengawasan Data (PAP3D)
Terkait

N.01.2.1 Produksi Data dan Pengolahan Hasil Produksi Data sehubungandenganTugas dan Fungsi

1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara produksi data darihasilkegiatan proses bisnisekstensifikasi,
registrasi, pengawasan, pemeriksaan, penagihan, pemeriksaan bukti permulaan, penyidikan, keberatandan
banding, pengamatan/kegiatanintelijenyang dilakukanolehmasing-masing unit terkait dan pengolahannya
yang meliputi kegiatan identifikasi, perekaman, validasi, pengiriman dan penyimpanan data.
2. Kriteria Sukses Data yang valid berhasil diperoleh dan dapat digunakan untuk kepentingan pembangunan basis data.
3. Proses Owner KPP, Kanwil DJP, KPDJP
4. Input AlatKeterangan (Alket)
5. Output Data Teridentifikasi dan Valid
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman854
N.01.2.2 Produksi Datadan Pengolahan Hasil Produksi Data sehubungan dengan Data dari Media Massa
1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara produksi data yang bersumberdari media
massabaikcetakmaupunelektronik dan pengolahannya yang meliputi kegiatan identifikasi, perekaman,
validasi, pengiriman dan penyimpanan data.
2. Kriteria Sukses Data yang valid berhasil diperoleh dan dapat digunakan untuk kepentingan pembangunan basis data.
3. Proses Owner Kanwil DJP, KPDJP
4. Input AlatKeterangan(Alket)
5. Output Data Teridentifikasi dan Valid
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.01.3Penyandingan Data
1. Definisi Penyandingan Data merupakan proses penyandingan data yang telah diidentifikasi dan disahkan dengan
data SPT maupun data laporan keuangan dari Wajib Pajak. Hasil dari proses penyandingan ini digunakan
sebagai bahan untuk proses ekstensifikasi, intensifikasi maupun tujuan lain.
2. Kriteria Sukses Diperolehnya informasi yang akurat dari hasil penyandingan data
3. Proses Owner Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
4. Input Basis Data
5. Output Basis Data
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.01.4Pengolahan Data Eksternal


1. Definisi Proses Bisnis Pengolahan Data Eksternal merupakan proses pengolahan data khusus untuk data eksternal
yang dari Instansi Pemerintah, Lembaga, Asosiasi, atau Pihak Lain (ILAP) sesuai amanat Pasal 35A UU
KUP.
2. Kriteria Sukses Data dan Informasi dari ILAP berhasil diterima KPDE, diolah, diidentifikasi dan dapat digunakan untuk

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman855
kepentingan pembangunan basis data
3. Proses Owner KPDE
4. Input Data danInformasidariPihakKetiga (ILAP yang sudahditetapkandalam PMK)
Surat Tanggapan Permohonan Peminjaman Dokumen Fisik
Surat Pengantar Pengiriman Dokumen Fisik dan Dokumen Fisik
Surat Pemberitahuan Dokumen Fisik Belum Lengkap
5. Output Data Teridentifikasi dan Tidak Teridentifikasi
Dokumen Hardcopy dan Media Elektronik
Surat Pemberitahuan Kelengkapan Data dan Informasi
Surat Klarifikasi Data dan Bukti Pendukungnya
Surat Permintaan Klarifikasi Data dan Bukti Pendukungnya
Register Penerimaan Data Eksternal
Laporan Transfer Data Eksternal
PermohonanPeminjaman Dokumen Fisik
Surat Pengantar Pengembalian Dokumen Fisik dan Dokumen Fisik
6. Ruang Lingkup Proses/ Pengumpulan/Penerimaan Data (N.01.4.1)
Detil Proses Penelitian/Pemilahan (N.01.4.2)
Klarifikasi (N.01.4.3)
Pemindaian (N.01.4.4)
Perekaman (N.01.4.5)
Identifikasi Data (N.01.4.6)
Transfer Data (N.01.4.7)

N.01.4.1 Pengumpulan/Penerimaan Data


1. Definisi Proses Bisnis Pengumpulan/Penerimaan Data merupakan kegiatan menerima data dan informasi yang
disampaikan oleh Pihak Ketiga (ILAP) dan kegiatan pengumpulan data dan informasi yang disampaikan oleh
Pihak Ketiga (ILAP) melalui Unit Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
2. Kriteria Sukses Data dan informasi Pihak Ketiga (ILAP) berhasil diterima oleh Kantor Pengolahan Data Eksternal (KPDE).
3. Proses Owner KPDE
4. Input Data dan Informasi (Dokumen Fisik, Dokumen Elektronik dalam Media Elektronik, Dokumen Elektronik

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman856
secara Online)
5. Output Data dan Informasi (Dokumen Fisik dan Elektronik)
Register Penerimaan Data Eksternal
Media Elektronik
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.01.4.2 Penelitian/Pemilahan
1. Definisi Proses Bisnis Penelitian/Pemilahan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan dan
kesesuaian data dan informasi dengan persyaratan yang telah diatur dalam suatu peraturan terkait
penyerahan data dan informasi kepada DJP, serta kegiatan yang dilakukan untuk melakukanpemilahan Data
Eksternal ke dalam kategori Data Eksternal yang perlu dilakukan proses identifikasi atau tidak.
2. Kriteria Sukses Data dan informasi sesuai dengan persyaratan dan dapat diolah
3. Proses Owner KPDE
4. Input Data dan informasi (Dokumen Fisik & Elektronik)
5. Output Data daninformasi (DokumenFisik&Elektronik)
Surat Pemberitahuan kelengkapan Data dan Informasi
Data yang PerluDiklarifikasi
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.01.4.3 Klarifikasi
1. Definisi Proses Bisnis Klarifikasi merupakan kegiatan untuk meminta penjelasan dan/atau permintaan ulang secara
langsung ke Pihak Ketiga (ILAP) atau melalui Unit Kerja di Lingkungan DJP sehubungan dengan data dan
informasi yang diterima tidak lengkap, tidak utuh, atau keadaan lain yang mengakibatkan data dan informasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman857
tidak dapat diproses.
2. Kriteria Sukses Adanya tindak lanjut dari Pihak Ketiga (ILAP) terkait klarifikasi yang dikirimkan oleh DJP.
3. Proses Owner KPDE
4. Input Data yang Perlu Diklarifikasi
5. Output Surat Klarifikasi Data dan Bukti Pendukungnya
Surat Permintaan Klarifikasi Data dan Bukti Pendukungnya
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.01.4.4 Pemindaian
1. Definisi Proses Bisnis Pemindaian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengonversi dokumen fisik menjadi
dokumen elektronik.
2. Kriteria Sukses Dokumen fisik berhasil dikonversi menjadi dokumen elektronik.
3. Proses Owner KPDE
4. Input Dokumen Fisik
5. Output DokumenFisikdanElektronik
Data yang Perlu Diklarifikasi

6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.01.4.5 Perekaman
1. Definisi Proses Bisnis Perekaman merupakan kegiatan memasukkan (Input) data dan informasi ke dalam basis data
KPDE melalui aplikasi yang tersedia.
2. Kriteria Sukses Data dan informasi berhasil diInput ke dalam basis data KPDE.
3. Proses Owner KPDE
4. Input Data dan informasi (Fisik dan Elektronik)
Surat Tanggapan Permohonan Peminjaman Dokumen Fisik

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman858
Surat Pengantar Pengiriman Dokumen Fisik dan Dokumen Fisik
Surat Pemberitahuan Dokumen Fisik Belum Lengkap
5. Output Data Elektronik
Dokumen Fisik
Media Elektronik
Surat Permohonan Peminjaman Dokumen Fisik Data Eksternal
Surat Pengantar Pengembalian Dokumen Fisik dan Dokumen Fisik
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.01.4.6 Identifikasi Data


1. Definisi Proses Bisnis Identifikasi Data merupakan kegiatan analisis data yang bertujuan untuk memastikan bahwa
orang pribadi atau badan yang namanya tercantum dalam data dan informasi yang diterima KPDE telah
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
2. Kriteria Sukses Data dan informasi dinyatakan teridentifikasi atau tidak teridentifikasi.
3. Proses Owner KPDE
4. Input Data Elektronik (Digital)
5. Output Data Teridentifikasi dan Tidak Teridentifikasi
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.01.4.7 Transfer Data


1. Definisi Proses Bisnis Transfer Data merupakan kegiatan menindahkan data dari basis data Kantor Pengolahan Data
Eksternal ke basis data Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan (TIP).
2. Kriteria Sukses Data berhasil dipindahkan ke basis data Direktorat TIP.
3. Proses Owner KPDE
4. Input Data Teridentifikasi dan Tidak Teridentifikasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman859
5. Output Data TeridentifikasidanTidakTeridentifikasidalam basis data TIP
Laporan Transfer Data Eksternal
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -
N.01.5 Pengarsipan/Penyimpanan Data Eksternal
1. Definisi Proses Bisnis Pengarsiapan/Penyimpanan Data Eksternal (Pasal 35A UU KUP) merupakan kegiatan
pengelolaan dokumen meliputi kegiatan pengemasan, penyimpanan, pemeliharaan dan pemusnahan data.
2. Kriteria Sukses Data terarsipkan dengan baik serta tersimpan dengan aman dan terpelihara.
3. Proses Owner KPDE
4. Input Dokumen Hardcopy (Fisik) dan Media Elektronik
5. Output Dokumen Hardcopy (Fisik) dan Media Elektronik
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.02 Pemanfaatan Data


1. Definisi Pemanfaatan Data adalah kegiatan pemanfaatan data dalam rangka analisis pemetaan risiko dan penggalian
potensi, penegakan hukum, pertukaran data, penyusunan kebijakan, kegiatan akses data, serta kegiatan
pengelolaan dokumen data dalam rangka pelayanan peminjaman dokumen fisik di KPDE
2. Kriteria Sukses Pemanfaatan data yang efektif dan didasari oleh data-data yang valid sehingga hasilnya dapat lebih
maksimal.
3. Proses Owner KPP, KPDE, Kanwil DJP, KPDJP

4. Input Basis Data


Permintaan Data (dari pihak luar DJP
Surat Permohonan Peminjaman Dokumen Fisik
Surat Pengantar Pengembalian Dokumen Fisik dan Dokumen Fisik
5. Output Data belum ber-NPWP
Data ber-NPWP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman860
Data dan Informasi (berdasarkan permintaan dari pihak luar DJP)
Register Pemanfaatan Data
Surat Tanggapan Permohonan Dokumen Fisik
Surat Pengantar Pengiriman Dokumen Fisik dan Dokumen Fisik
Surat Pemberitahuan Dokumen Fisik Belum lengkap
6. Ruang Lingkup Proses/ Pemanfaatan Data untuk AnalisisPemetaanRisikodanPenggalianPotensi(N.02.1)
Detil Proses Pemanfaatan Data untuk PenegakanHukum(N.02.2)
Pemanfaatan Data untuk Pertukaran Data(N.02.3)
Pemanfaatan Data untuk PenyusunanKebijakan(N.02.4)
Akses Data (N.02.5)
Pelayanan Peminjaman danPengembalianDokumen Data Eksternal(N.02.6)

N.02.1 Pemanfaatan Data untuk Analisis Pemetaan Risiko dan Penggalian Potensi

1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pemanfaatan data Wajib Pajak yang belum ber- NPWP dengan
kegiatan ekstensifikasidan data Wajib Pajak yang ber-NPWP dalam rangka analisis dan penggalian potensi
perpajakan melalui kegiatan intensifikasi
2. Kriteria Sukses Data Wajib Pajak yang belum ber-NPWP berkurang dan penggalian potensi Wajib Pajak yang optimal
3. Proses Owner Kanwil, KPP
4. Input Basis Data

5. Output Data belum ber-NPWP


Data ber-NPWP
Register Pemanfaatan Data
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.02.2 Pemanfaatan Data untuk Penegakan Hukum

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman861
1. Definisi Proses operasi ini menguraikan tata cara pemanfaatan data dalam rangka penegakan hukum
2. Kriteria Sukses Data dapatdimanfaatkandenganbaikuntukkegiatanpenegakanhukum
3. Proses Owner Kanwil, KPP
4. Input Basis Data
5. Output Data ber-NPWP
Register Pemanfaatan Data
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.02.3 Pemanfaatan Data untuk Pertukaran Data


1. Definisi Proses operasi ini menguraikan tata cara pemberian dataperpajakantertentukepada Pihak Luar DJPdi dalam
negeri maupun luar negeridenganmemperhatikanasastimbalbalik
2. Kriteria Sukses Pemberian data perpajakan dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga berguna untuk optimalisasi
penerimaan pajak
3. Proses Owner KPDJP

4. Input Basis Data


Permintaan Data (dari pihak luar DJP)
5. Output Register PemanfaatanData
Data dan Informasi (berdasarkan permintaan dari pihak luar DJP)
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.02.4 Pemanfaatan Data untuk Penyusunan Kebijakan


1. Definisi
Proses operasi ini menguraikan tata cara pemanfaatan data untuk penyusunan kebijakan terkait perpajakan
2. Kriteria Sukses Kebijakan yang dapat digunakan untuk optimalisasi penerimaan pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman862
3. Proses Owner KPDJP

4. Input Basis Data

5. Output Data dan Informasi

6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.02.5Akses Data
1. Definisi Proses operasiinimenguraikantatacaraakses data yang meliputikegiatanmelihat data WajibPajak
dalamrangka pemanfaatan data untukanalisispemetaanrisikodanpenggalianpotensi, penegakanhukum,
pertukaran data, penyusunankebijakan
2. Kriteria Sukses Proses akses data yang efektif, cepat, dan mudah.
3. Proses Owner KPP, Kanwil, KPDJP
4. Input Basis Data
5. Output Register pemanfaatan data
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.02.6 Pelayanan Peminjaman dan Pengembalian Dokumen Data Eksternal

1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara peminjaman dokumen fisik yang dilakukan oleh Unit Kerja di
Lingkungan DJP ke KPDE yang menyimpan dokumen fisik data eksternal ILAP dalam rangka pembuktian di
pengadilan, serta dalam rangka penjaminan kualitas perekaman di KPDE.
Prosedur operasi ini juga menguraikan tata cara pengembalian dokumen fisik yang telah selesai dipinjam
oleh Unit Kerja di Lingkungan DJP ke KPDE.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman863
2. Kriteria Sukses Proses peminjamandokumen yang efektif, cepat, danmudah.
Dokumenfisikterarsipkandantersimpankembali di KPDE.
3. Proses Owner Seksi Pengelolaan Data dan Dukungan Operasional KPDE
4. Input Berkas Data Eksternal
SuratPermohonanPeminjamanDokumenFisik Data Eksternal
Surat Pengantar Pengembalian Dokumen Fisik dan Dokumen Fisik
5. Output Surat Tanggapan Permohonan Dokumen Fisik
Surat Pengantar Pengiriman Dokumen Fisik dan Dokumen Fisik
Surat Pemberitahuan Dokumen Fisik Belum Lengkap
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.03 Pengawasan Data


1. Definisi Pengawasan Data adalah kegiatan pegawasan yang dilakukan oleh pejabat atau unit yang berwenang dan
bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kegiatan pembangunan Data dan pengawasan terhadap
kegiatan pemanfaatan Data.
2. Kriteria Sukses Kegiatan pembangunan dan pemanfaatan data terkontrol dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner KPP, KPDE, Kanwil DJP, KPDJP
4. Input Laporan Transfer Data Eksternal
Register Penerimaan Data Eksternal
Register Pemanfaatan Data

5. Output Laporan Pengolahan Data Eksternal


Surat Pemberitahuan Tidak Disampaikannya Data Eksternal
Ikhtisar Hasil Analisa
6. Ruang Lingkup Proses/ Pengawasan Pembangunan Data

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman864
Detil Proses Pengawasan Pemanfaatan Data

N.03.1 Pengawasan Pembangunan Data


1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pengawasan pembangunan data yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengawasi semua kegiatan yang berlangsung dalam rangka membangun Basis Data yang meliputi
pencarian data (Dalam Negeri dan/atau Luar Negeri), produksi data, dan pengolahan Data Eksternal.
2. Kriteria Sukses Kegiatan pembangunan data terkontrol dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner Kanwil DJP, KPDJP, KPDE
4. Input Laporan Transfer Data Eksternal
Register Penerimaan Data Eksternal
5. Output Laporan Pengolahan Data Eksternal
Surat Pemberitahuan Tidak Disampaikannya Data Eksternal
Ikhtisar Hasil Analisa
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

N.03.2 Pengawasan Pemanfaatan Data


1. Definisi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pengawasan pemanfaatan data yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengawasi kegiatan pemanfaatan data termasuk kegiatan akses data yang telah dilakukan oleh
seluruh pegawai di Kantor Pusat, Kanwil dan KPP.
2. Kriteria Sukses Kegiatan pemanfaatan data terkontrol dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Proses Owner KPP, Kanwil DJP, KPDJP dalamhalPengawasan atas akses data dan pemanfaatan data
KPDJP(DirektoratEkstensifikasidanPenilaian, DirektoratPotensi, Kepatuhan, danPenerimaan)
dalamhalPemantauan pengawasan atas pemanfaatan data
KPDJP (DirektoratTeknologiInformasiPerpajakan) dalamhalpemantauan pengawasan atas akses data
4. Input Register Pemanfaatan Data
5. Output Ikhtisar Hasil Analisa

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman865
6. Dasar Hukum/Aturan SE-10/PJ/2015 Tentang Pedoman Administrasi Pembangunan, Pemanfaatan dan Pengawasan Data
Terkait (PAP3D)
7. SOP -

Matriks Hubungan Masyarakat


R. PROSES BISNIS KEHUMASAN
1. Definisi Proses Bisnis Hubungan Masyarakat adalah kegiatan yang memasyarakatkan (sosialisasi) berbagai kebijakan, ruling d
sistem perpajakan yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada pihak eksternal (wajib pajak/masyarak
maupun pihak internal (pegawai DJP) melalui strategi komunikasi yang terukur berdasarkan ukuran tingkat awareness
penerimaan yang akan dicapai melalui kegiatan kehumasan tersebut, termasuk dalam membangun jaringan dengan pi
ketiga dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang mempengaruhi seperti kultur dan budaya suatu daerah.
2. Proses Owner KP2KP, KPP, Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan, Kanwil, Dit. Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyara
dan Unit Eselon II lainnya
3. Input Permintaan Kerjasama/ Permintaan Sosialisasi (Wajib Pajak/Masyarakat).
Pengaduan (Wajib Pajak/ Masyarakat).
Rencana Kerja Kehumasan dan Pengaduan (Kebijakan).
Permohonan Kerja sama sebagai bank tempat pembayaran (Bank Tempat Pembayaran)
Permintaan Sosialisasi/Survey dari internal DJP.
4. Output Edukasi
Produk/layanan (Wajib Pajak/Masyarakat).
Informasi Data Laporan Pengaduan (Intelijen Perpajakan).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman866
5. Ruang Lingkup Proses Rencana Kerja Kehumasan dan Pengaduan (R.01).
Kegiatan Kehumasan (R.02).
Pengelolaan Pengaduan dan Pelaksanaan Sosialisasi/Survey (R.03).
Monitorning dan Evaluasi Kehumasan serta Pengelolan Pengaduan (R.04).

R.01. PROSES BISNIS RENCANA KERJA KEHUMASAN DAN PENGADUAN


1. Definisi Proses Bisnis Rencana Kerja Kehumasan dan Pengaduan adalah kegiatan untuk melakukan perencanaan kerja ya
merupakan input atau masukan bagi pelaksanaan kegiatan kehumasan dan pengelolaan informasi dan pengaduan se
pelaksanaan sosialisasi/survey.
2. Kriteria Sukses Wajib Pajak, masyarakat maupun institusi setelah dilakukannya kerjasama dalam bidang perpajakan diharapkan akan lebi
memahami akan perpajakan
3. Proses Owner Seksi Kerjasama Dalam Negeri - Dit. P2Humas, Seksi Kemitraan Wajb Pajak – Dit. P2Humas, Subag bantuan Hukum
Pelaporan – Kanwil.
4. Input Permintaan Kerjasama/ Permintaan Sosialisasi (Wajib Pajak/Masyarakat).
Permintaan Kerjasama (Institusi)
Kebijakan (Peraturan).
5. Output Kegiatan Kehumasan (R.02)
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan nomor 234/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata K
Kementerian Keuangan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-118/PJ1/UP.74/1995 tanggal 06 Nopember 1995 tentang Perintah un
Memeriksa Pelanggaran Disiplin

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman867
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-175/PJ./1998 tanggal 21 Agustus 1998 tentang Tindak Lanjut atas H
Pemeriksaan Aparat Pengawas Fungsional dan Pengaduan Masyarakat
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-242/PJ.1/1998 tanggal 04 September 1998 tentang Pedoman
Pelaksanaan Tindak Lanjut atas Hasil Pemeriksaan Aparat Pengawas Fungsional dan Pengaduan Masyarakat
7. SOP KPI41-0002 tentang Tata Cara Penyusunan Kesepakatan Bersama Dengan Pihak Luar Direktorat Jenderal Pajak
KPI41-0003 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Rapat Pembahasan Kesepakatan Bersama
KPI41-0004 tentang Tata Cara Penandatanganan Kesepakatan Bersama
KPI41-0005 tentang Tata Cara Evaluasi Kesepakatan Bersama
KPI43-0001 tentang Tata Cara Persiapan Kunjungan ke Pihak Luar (eksternal)
KPI43-0002 tentang Tata Cara Persiapan Penerimaan Kunjungan dari Pihak Luar (eksternal)
KWL13-0004 tentang Tata Cara Prosedur pembentukan Tim Peneliti Pengaduan Masyarakat/Tromol Pos 5000

R.02. PROSES BISNIS KEGIATAN KEHUMASAN


1. Definisi Proses Bisnis Kegiatan Kehumasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memasyarakatkan (sosialisasi) berba
kebijakan, ruling dan sistem perpajakan yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada pihak eksternal (w
pajak/masyarakat) maupun pihak internal (pegawai DJP) melalui strategi komunikasi yang terukur berdasarkan ukuran ting
awareness dan penerimaan yang akan dicapai melalui kegiatan kehumasan tersebut, termasuk dalam membangun jarin
dengan pihak ketiga dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang mempengaruhi seperti kultur dan budaya suatu dae
dan juga mengelola berita dan mempublikasikan kegiatan yang dilaksanakan oleh Kanwil atau Diraktorat Penyuluh
Pelayanan dan Hubungan Masyarakat.
2. Kriteria Sukses Wajib Pajak dan Masyarakat diharapkan mengerti akan perpajakan
2. Proses Owner KPP, Kanwil dan Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat
3. Input Permintaan Kerjasama/ Permintaan Sosialisasi (Wajib Pajak/Masyarakat).
Pengaduan (Wajib Pajak/ Masyarakat).
Rencana Kerja Hubungan Masyarakat (Kebijakan).
Permohonan Kerja sama sebagai bank tempat pembayaran (Bank Tempat Pembayaran).
4. Output Penyuluhan.
Produk/layanan (Wajib Pajak/Masyarakat).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman868
Informasi Data Laporan Pengaduan (Intelijen Perpajakan).
5. Ruang Lingkup Proses Kerjasama Perpajakan (R.02.1).
Sosialisasi kehumasan (R.02.2).
Pengelolaan Berita dan Publikasi (R.02.3).

R.02.1. PROSES BISNIS KERJASAMA PERPAJAKAN


1. Definisi Proses Bisnis Kerjasama Perpajakan adalah kegiatan untuk melakukan perencanaan kerja yang merupakan input a
masukan bagi pelaksanaan untuk melakukan kegiatan kehumasan dan pengelolaan informasi dan pengaduan.
2. Kriteria Sukses Dengan dilakukannya kerjasama tersebut diharapkan saling mendukung. melengkapi dan saling menyempurnakan serta
menguntungkan pada pihak-pihak yang melakukan kerjasama tersebut
3. Proses Owner Seksi Kerjasama Dalam Negeri - Dit. P2Humas, Seksi Kemitraan Wajb Pajak – Dit. P2Humas, Subag bantuan Hukum
Pelaporan – Kanwil.
4. Input Permintaan Kerjasama/ Permintaan Sosialisasi (Wajib Pajak/Masyarakat).
Permintaan Kerjasama (Institusi)
Kebijakan (Peraturan).
5. Output Kehumasan (R.02)
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departem
Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-118/PJ1/UP.74/1995 tanggal 06 Nopember 1995 tentang Perintah un
Memeriksa Pelanggaran Disiplin
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-175/PJ./1998 tanggal 21 Agustus 1998 tentang Tindak Lanjut atas H

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman869
Pemeriksaan Aparat Pengawas Fungsional dan Pengaduan Masyarakat
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-242/PJ.1/1998 tanggal 04 September 1998 tentang Pedoman Pelaksan
Tindak Lanjut atas Hasil Pemeriksaan Aparat Pengawas Fungsional dan Pengaduan Masyarakat
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 101/PJ/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan PER-58/PJ./2009 tentang T
Cara Penunjukkan Tempat Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
Surat Edaran Direktur Jenderel Pajak Nomor 125/PJ/2010 tentang Tata Cara penunjukan Tempat Pembayaran (
Elektronik dan Tempat Pembayaran (TP) Payment Online System (Pos) Pajak Bumi dan Bangunan.
7. SOP KPI13-0001 tentang tata cara pemberian ijin bagi pelajar/mahasiswa yang bermaksud mengadakan riset/PKL/Magang pad
Direktorat di Lingkungan KPDJP/kanwil/KPP di Wilayah DKI Jakarta
KPI13-0002 tentang Tata cara Penyiapan bahan Referensi atau bacaan Perpajakan
KPI42-0001 tentang Tata cara Asistensi terhadap kunjungan delegasi negara asing atau lembaga internasional ke DJP
KPI42-0002 tentang Tata cara Kunjungan Delegasi DJP ke Luar negeri dalam Rangka studi banding
KPI43-0001 tentang Tata Cara Persiapan Kunjungan ke Pihak Luar (eksternal)
KPI43-0002 tentang Tata Cara Persiapan Penerimaan Kunjungan dari Pihak Luar (eksternal)
KWL30-0017 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Kerjasama Perpajakan dalam rangka pembentukan bank data
perpajakan
KWL50-0005 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tindak lanjut Nota Kesepahaman (MoU)
KWL50-0014 tentang Tata Cara Pelaksanaan kegiatan kerjasama perpajakan dalam rangka penyuluhan dan peningkatan
citra
KPP20-0015 tentang Tata cara Penunjukan tempat pembayaran PBB (TP)
KPP20-0019 tentang Tata Cara Penunjukan dan kerjasama (MoU) tempat pembayaran payment inline (POS) PBB di KPP
Pratama

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman870
R.02.2. PROSES BISNIS SOSIALISASI KEHUMASAN
1. Definisi Proses Bisnis Sosialisasi Kehumasan adalah kegiatan untuk melakukan perencanaan kerja yang merupakan input a
masukan bagi pelaksanaan untuk melakukan kegiatan kehumasan dan pengelolaan informasi dan pengaduan.
2. Kriteria Sukses Dengan dilakukannya sosialisasi diharapkan mereka dapat mengerti dan memahami ketentuan perpajakan atau peraturan
perpajakan yang berlaku
3. Proses Owner Seksi Materi Penyuluhan- Dit. P2Humas, Seksi Bimbingan Pelayanan-Kanwil, Seksi Pengelolaan Berita-Dit. P2Humas, Se
Hubungan Eksternal-Dit. P2Humas..
4. Input Permintaan Kerjasama/ Permintaan Sosialisasi (Wajib Pajak/Masyarakat).
Permintaan Kerjasama (Institusi)
Rencana Kerja (Rencana Kerja Kehumasan dan Pengaduan)
5. Output Informasi, MoU (Pengolahan data Pihak ke tiga)
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan nomor 234/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata K
Kementerian Keuangan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-118/PJ1/UP.74/1995 tanggal 06 Nopember 1995 tentang Perintah un

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman871
Memeriksa Pelanggaran Disiplin
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-175/PJ./1998 tanggal 21 Agustus 1998 tentang Tindak Lanjut atas H
Pemeriksaan Aparat Pengawas Fungsional dan Pengaduan Masyarakat
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-242/PJ.1/1998 tanggal 04 September 1998 tentang Pedoman Pelaksanaa
Tindak Lanjut atas Hasil Pemeriksaan Aparat Pengawas Fungsional dan Pengaduan Masyarakat
7. SOP KPI11-0001 tentang Tata cara Pembuatan Keynote Speech
KPI30-0001 tentang Tata Cara Sosialisasi Internal
KPI32-0007 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Konferensi Pers
KWL50-0013 tentang Tata cara Penyampaian Informasi Perpajakan

R.02.3. PROSES BISNIS PENGELOLAAN BERITA DAN PUBLIKASI


1. Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Berita dan Publikasi adalah kegiatan dalam rangka mensosialisasikan kegiatan yang dilaku
oleh DJP maupun mengumpulkan berita-berita yang terkait dengan kegiatan sosialisasi yang diadakan Direktorat Jend
Pajak.
2. Kriteria Sukses Citra Direktorat Jenderal Pajak meningkat
3. Proses Owner Seksi Hubungan Eksternal - Dit. P2Humas, Seksi Pengelolaan Berita – Dit. P2Humas, Seksi Hubungan Masyaraka
Kanwil..
4. Input Permintaan Tanggapan (Institusi)
Info/Pemberitaan (Media Massa)
Informasi Pengaduan Pelanggaran dan Kode Etik (Monitoring atau Evaluasi Kehumasan dan pengelolaan pengaduan
5. Output
Layanan Informasi dan Produk (Wajib Pajak/Masyarakat)
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan nomor 234/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman872
7. SOP KPI32-0004 tentang tata cara Pembuatan Siaran Pers ;
KPI32-0001 tentang tata cara Koordinasi Pemanfaatan media dalam rangka Pencitraan;
KPI13-0002 tentang Tata Cara Penyiapan bahan Referensi atau Bacaan Perpajakan;
KPI33-0002 tentang Tata Cara Pembuatan serta mengelola kumpulan berita harian pajak, keuangan dan moneter (PaMor
;
KWL50-0012 tentang tata cara Kegiatan Peningkatan Citra Direktorat Jenderal Pajak

R.03 PROSES BISNIS PENGELOLAAN PENGADUAN DAN PELAKSANAAN SOSIALISASI/SURVEY PERPAJAKAN


1. Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Informasi dan Pengaduan adalah proses bisnis untuk menerima pengaduan pelayanan
perpajakan dari masyarakat dan wajib pajak melalui saluran penerimaan pengaduan di Direktorat Jenderal Pajak untuk
selanjutnya dapat diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Proses Bisnis ini juga termasuk proses
pemberian sosialisasi/survey perpajakan kepada masyarakat melalui saluran yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak.
2. Kriteria sukses Setiap Informasi Pengaduan dari Pelapor yang diterima melalui Saluran Pengaduan yang disediakan dapat ditindaklanjuti
sesuai ketentuan yang berlaku dalam jangka waktu yang ditentukan
3. Proses Owner KP2KP,KPP, KLIP, Kanwil, Dit. P2 Humas dan Unit Eselon II di KPDJP
4. Input Informasi Pengaduan (Masyarakat/Wajib Pajak)
Permintaan Survey/Sosialisasi Perpajakan (Internal DJP)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman873
5. Output Jawaban Pengaduan (Masyarakat/Wajib Pajak)
Hasil Survey dan Sosialisasi Perpajakan (Internal DJP)
Informasi/Survey Perpajakan (Wajib Pajak/Masyarakat)
Data Pengelolaan Pengaduan (R.04 Monitoring dan Evaluasi Kehumasan serta Pengelolaan Pengaduan)
Data Pengaduan IDLP (O. Intelijen Perpajakan)
Data Pengaduan Kode Etik dan Disiplin (Sumber Daya Manusia)
6. Ruang Lingkup Proses Penerimaan dan Pengelolaan Pengaduan (R.03.1)
Pelaksanaan Sosialisasi/Survey Perpajakan (R.03.2)

R.03.1 PROSES BISNIS PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN PENGADUAN


1. Definisi Proses Bisnis Penerimaan dan Pengelolaan Pengaduan adalah proses melakukan penerimaan dan penanganan /
penyelesaian kasus pengaduan yang disampaikan pelapor mengenai dugaan pelayanan perpajakan yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Proses ini menghasilkan jawaban pengaduan kepada pelapor.
2. Kriteria sukses Setiap Pengaduan yang masuk dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang ditentukan serta Pelapor mendapatkan
jawaban atas Pengaduan yang disampaikannya.
3. Proses Owner KP2KP,KPP, KLIP, Kanwil, Dit. P2 Humas dan Unit Eselon II di KPDJP
4. Input Informasi Pengaduan (Masyarakat/Wajib Pajak)
5. Output Data Pengaduan IDLP (Intelijen Perpajakan)
Data Pengaduan Kode Etik dan Disiplin (Sumber Daya Manusia)
Data Pengelolaan Pengaduan (R.04 Monitoring Dan Evaluasi Kehumasan Serta Pengelolaan Pengaduan)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman874
Jawaban Pengaduan (Masyarakat/Wajib Pajak)

6. Ruang Lingkup Proses Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan (R.03.1.1)


Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan (R.03.1.2)

R.03.1.1. PROSES BISNIS PENERIMAAN PENGADUAN PELAYANAN PERPAJAKAN


1. Definisi Proses Bisnis Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan adalah kegiatan menerima pengaduan dari pelapor o
Penerima Pengaduan melalui saluran pengaduan yang telah disediakan.
2. Kriteria sukses Semua informasi yang disampaikan oleh Pelapor dapat dicatat oleh Petugas Penerima ke dalam Formulir Penerim
Pengaduan atau direkam ke dalam Sistem Informasi Pengaduan Pajak sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.
Proses penerimaan pengaduan dioptimalkan untuk mendapatkan identitas pelapor yang memungkinkan dilakukan pro
konfirmasi kelengkapan pengaduan melalui telepon.
3. Proses Owner KP2KP, KPP. Kanwil, KLIP, Dit. P2Humas
4. Input Informasi Pengaduan dari Masyarakat/Wajib Pajak
5. Output Data Penerimaan Pengaduan selain Pelayanan Perpajakan (R.03.1.1.8. Penerusan Pengaduan selain Pelaya
Perpajakan)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman875
Data Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan (R.03.1.2 Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan)
6. Ruang Lingkup Proses Penerimaan Pengaduan Melalui Datang Langsung (R.03.1.1.1)
Penerimaan Pengaduan Melalui Surat (R.03.1.1.2)
Penerimaan Pengaduan Melalui Email (R.03.1.1.3)
Penerimaan Pengaduan Melalui Website Pajak (R.03.1.1.4)
Penerimaan Pengaduan Melalui Kring Pajak 500200 (R.03.1.1.5)
Penerimaan Pengaduan Melalui Faksimile (R.03.1.1.6)
Penerimaan Pengaduan Melalui Media Cetak/Online (R.03.1.1.7)
Penerusan Pengaduan Selain Pelayanan Perpajakan (R.03.1.1.8)

R.03.1.1.1. PROSES BISNIS PENERIMAAN PENGADUAN MELALUI DATANG LANGSUNG (ONSITE)


1. Definisi Proses Penerimaan Pengaduan Melalui Datang Langsung (onsite) adalah kegiatan menerima pengaduan dari pelapor yan
datang langsung ke unit kerja DJP baik di KP2KP, KPP, Kanwil, maupun ke Kantor Pusat DJP.
2. Kriteria sukses Semua informasi yang disampaikan oleh Pelapor dapat dicatat di dalam formulir pengaduan untuk kemudian direkam ke
dalam SIPP
3. Proses Owner KP2KP, Seksi Pelayanan-KPP, Seksi Bimbingan Pelayanan-Kanwil dan Seksi Pelayanan Pengaduan-Dit. P2Humas
4. Input Formulir Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan
5. Output Data Penerimaan Pengaduan selain Pelayanan Perpajakan (R.03.1.1.8. Penerusan Pengaduan selain Pelayanan
Perpajakan)
b. Data Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan (R.03.1.2 Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan)
6. Dasar Hukum UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman876
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
PER-26/PJ/2011 tentang Sarana Pengaduan Pelayanan Perpajakan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-70/PJ./2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelayanan
Perpajakan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
7. SOP KPP80-0068 tentang Tata Cara Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di KP2KP
KPP30-0080 tentang Tata Cara Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di KPP
KWL52-0004 tentang Tata Cara Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di Kantor Wilayah
KPI21-0007 tentang Tata Cara Penerimaan Pengaduan Secara Langsung (On Site) Di Direktorat P2Humas

R.03.1.1.2. PROSES BISNIS PENERIMAAN PENGADUAN MELALUI SURAT


1. Definisi Proses Penerimaan Pengaduan Melalui Surat adalah kegiatan menerima pengaduan dari pelapor yang disampaikan mel
surat kepada unit kerja DJP baik di KP2KP, KPP, Kanwil, maupun ke Kantor Pusat DJP.
2. Kriteria sukses Semua informasi yang disampaikan di dalam surat dicatat ke dalam SIPP
3. Proses Owner KP2KP, Seksi Pelayanan-KPP, Seksi Bimbingan Pelayanan-Kanwil dan Seksi Pelayanan Pengaduan-Dit. P2Humas
4. Input Surat Pengaduan
5. Output Data Penerimaan Pengaduan selain Pelayanan Perpajakan (R.03.1.1.8. Penerusan Pengaduan selain Pelaya
Perpajakan)
Data Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan (R.03.1.2 Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan)
6. Dasar Hukum UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tent

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman877
Pelayanan Publik;
PER-26/PJ/2011 tentang Sarana Pengaduan Pelayanan Perpajakan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-70/PJ./2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelaya
Perpajakan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
7. SOP KPP80-0068 tentang Tata Cara Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di KP2KP
KPP30-0080 tentang Tata Cara Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di KPP
KWL52-0004 tentang Tata Cara Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di Kantor Wilayah
KPI21-0003 tentang Tata Cara Penerimaan Pengaduan Melalui Surat Tertulis Di Direktorat Penyuluhan, Pelayanan D
Hubungan Masyarakat

R.03.1.1.3. PROSES BISNIS PENERIMAAN PENGADUAN MELALUI EMAIL


1. Definisi Proses Penerimaan Pengaduan Melalui Email adalah kegiatan menerima pengaduan dari pelapor yang disampaikan mel
email pengaduan@pajak.go.id.
2. Kriteria sukses Semua informasi yang disampaikan di dalam email dicatat ke dalam SIPP
3. Proses Owner Seksi Operasional-KLIP
4. Input Email Pengaduan
5. Output Data Penerimaan Pengaduan selain Pelayanan Perpajakan (R.03.1.1.8. Penerusan Pengaduan selain Pelaya
Perpajakan)
Data Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan (R.03.1.2 Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan)
6. Dasar Hukum UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tent
Pelayanan Publik;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman878
PER-26/PJ/2011 tentang Sarana Pengaduan Pelayanan Perpajakan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-70/PJ./2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelayan
Perpajakan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
7. SOP LIP20-0003 tentang Tata Cara Penerimaan Pengaduan Melalui Email Di KLIP

R.03.1.1.4. PROSES BISNIS PENERIMAAN PENGADUAN MELALUI WEBSITE PAJAK


1. Definisi Proses Penerimaan Pengaduan Melalui Website Pajak adalah Proses dimana pelapor menyampaikan informasi mel
formulir penerimaan pengaduan pelayanan perpajakan yang terdapat di website pajak.go.id
2. Kriteria sukses Semua informasi yang disampaikan melalui formulir penerimaan pengaduan di website pajak secara otomatis terekam
dalam SIPP
3. Proses Owner Seksi Operasional-KLIP
4. Input Formulir Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan di Website Pajak
5. Output Data Penerimaan Pengaduan selain Pelayanan Perpajakan (R.03.1.1.8. Penerusan Pengaduan selain Pelaya
Perpajakan)
Data Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan (R.03.1.2 Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan)
6. Dasar Hukum UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tent
Pelayanan Publik;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman879
PER-26/PJ/2011 tentang Sarana Pengaduan Pelayanan Perpajakan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-70/PJ./2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelayan
Perpajakan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
7. SOP LIP20-0004 tentang Tata Cara Penerimaan Pengaduan Melalui Website Layanan Pengaduan Di KLIP

R.03.1.1.5. PROSES BISNIS PENERIMAAN PENGADUAN MELALUI KRING PAJAK 1500200


1. Definisi Proses Penerimaan Pengaduan Melalui Kring Pajak 1500200 adalah kegiatan menerima pengaduan dari pelapor y
disampaikan melalui Kring Pajak 500200 dan dicatat oleh agen call center.
2. Kriteria sukses Informasi yang disampaikan pelapor melalui Kring Pajak 1500200 direkam oleh agen ke dalam aplikasi SIPP
3. Proses Owner Seksi Operasional-KLIP
4. Input Telepon Pengaduan
5. Output Data Penerimaan Pengaduan selain Pelayanan Perpajakan (R.03.1.1.8. Penerusan Pengaduan selain Pelaya
Perpajakan)
Data Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan (R.03.1.2 Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan)
6. Dasar Hukum UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tent
Pelayanan Publik;
PER-26/PJ/2011 tentang Sarana Pengaduan Pelayanan Perpajakan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-70/PJ./2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelayan
Perpajakan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman880
7. SOP LIP20-0001 tentang Tata Cara Penerimaan Pengaduan Melalui Telepon Di KLIP

R.03.1.1.6. PROSES BISNIS PENERIMAAN PENGADUAN MELALUI FAKSIMILI


1. Definisi Proses Penerimaan Pengaduan Melalui Faksimile adalah kegiatan menerima pengaduan dari pelapor yang disampai
melalui Faksimile Pengaduan dan dicatat oleh petugas pengaduan ke dalam aplikasi SIPP.
2. Kriteria sukses Informasi yang disampaikan pelapor melalui Faksimile direkam oleh petugas penerima ke dalam aplikasi SIPP
3. Proses Owner Seksi Operasional-KLIP
4. Input Faksimili Pengaduan
5. Output Data Penerimaan Pengaduan selain Pelayanan Perpajakan (R.03.1.1.8. Penerusan Pengaduan selain Pelaya
Perpajakan)
Data Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan (R.03.1.2 Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan)
6. Dasar Hukum UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tent
Pelayanan Publik;
PER-26/PJ/2011 tentang Sarana Pengaduan Pelayanan Perpajakan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-70/PJ./2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelaya
Perpajakan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
7. SOP LIP20-0002 tentang Tata Cara Penerimaan Pengaduan Melalui Faksimile Di KLIP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman881
R.03.1.1.7. PROSES BISNIS PENERIMAAN PENGADUAN MELALUI MEDIA CETAK/ONLINE
1. Definisi Proses Penerimaan Pengaduan Melalui Media Cetak/Online adalah kegiatan menerima pengaduan dari pelapor ya
disampaikan melalui Media Cetak/Online yang selanjutnya diinventarisasi oleh Direktorat Penyuluhan, Pelayanan
Hubungan Masyarakat (P2Humas).
2. Kriteria sukses Informasi yang disampaikan pelapor melalui Media Cetak/Online direkam oleh petugas penerima ke dalam aplikasi SIPP
3. Proses Owner Seksi Pelayanan Pengaduan-Direktorat P2Humas
4. Input Pengaduan di Media Cetak/Online
5. Output Data Penerimaan Pengaduan selain Pelayanan Perpajakan (R.03.1.1.8. Penerusan Pengaduan selain Pelaya
Perpajakan)
Data Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan (R.03.1.2 Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan)
6. Dasar Hukum UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tent
Pelayanan Publik;
PER-26/PJ/2011 tentang Sarana Pengaduan Pelayanan Perpajakan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-70/PJ./2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelaya
Perpajakan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
7. SOP KPI21-0006 tentang Tata Cara Penerimaan Pengaduan Melalui Media Cetak/Online Di Direktorat Penyuluhan, Pelaya
Dan Hubungan Masyarakat

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman882
R.03.1.1.8. PROSES BISNIS PENERUSAN PENGADUAN SELAIN PELAYANAN PERPAJAKAN
1. Definisi Proses Penerusan Pengaduan Selain Pelayanan Perpajakan adalah kegiatan meneruskan data penerimaan pengaduan y
bukan merupakan pengaduan pelayanan perpajakan ke unit yang berwenang.
2. Kriteria sukses Data Penerimaan Pengaduan yang bukan merupakan pengaduan pelayanan perpajakan diteruskan ke unit kerja y
berwenang.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan Pengaduan-Direktorat P2Humas, dan KLIP
4. Input Data Penerimaan Pengaduan selain Pelayanan Perpajakan (R.03.1.1.1 s.d. R.03.1.1.7 Penerimaan Pengaduan)
5. Output Data Pengaduan IDLP (Pengembangan dan Analisa IDLP)
Data Pengaduan Kode Etik dan Disiplin (Sumber Daya Manusia)
6. Dasar Hukum UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tent
Pelayanan Publik;
PER-26/PJ/2011 tentang Sarana Pengaduan Pelayanan Perpajakan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-70/PJ./2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelaya
Perpajakan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
7. SOP KPI21-0012 tentang Tata Cara Penerusan Pengaduan Selain Pelayanan Perpajakan Di Direktorat Penyuluhan, Pelayan
Dan Hubungan Masyarakat
LIP20-0005 tentang Tata Cara Penerusan Pengaduan Selain Pelayanan Perpajakan Di KLIP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman883
R.03.1.2. PROSES BISNIS PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PERPAJAKAN
1. Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan adalah proses melakukan penanganan / penyelesaian ka
pengaduan yang disampaikan pelapor mengenai dugaan pelayanan perpajakan yang tidak sesuai dengan ketentuan y
berlaku. Proses ini menghasilkan jawaban pengaduan kepada pelapor.
2. Kriteria sukses Setiap pengaduan pelayanan perpajakan yang telah diterima dapat ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku da
jangka waktu yang ditentukan dan Pelapor mendapatkan jawaban atas pengaduan yang telah disampaikannya.
3. Proses Owner KPP, Kanwil, Dit. P2Humas, KLIP dan Unit Eselon II di KPDJP
4. Input Data Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan (R.03.1.1)
5. Output Data Pengelolaan Pengaduan (R.04 Monitoring Dan Evaluasi Kehumasan Serta Pengelolaan Pengaduan)
Jawaban Pengaduan (Masyarakat/Wajib Pajak)
6. Ruang Lingkup Proses Konfirmasi Kelengkapan (R.03.1.2.1)
Distribusi Pengaduan(R.03.1.2.2)
Tindak lanjut Pengaduan (R.03.1.2.3)
Validasi dan Konfirmasi jawaban Pengaduan ke Pelapor (R.03.1.2.4)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman884
R.03.1.2.1. PROSES BISNIS KONFIRMASI KELENGKAPAN
1. Definisi Proses Konfirmasi Kelengkapan Pengaduan Pelayanan Perpajakan adalah proses melakukan konfirmasi data pengadu
kepada pelapor sekaligus meminta kelengkapan data bila diperlukan kepada pelapor. Proses ini dilakukan oleh unit k
penerima. Proses ini memastikan bahwa data pelapor telah lengkap dan benar (valid) serta informasi cukup untuk ditanga
ditindaklanjuti.
2. Kriteria sukses Informasi data pelapor dan data aduan telah lengkap dan benar (valid) sehingga dapat ditindaklanjuti serta apabila data f
dan tidak lengkap pengaduan dapat dibatalkan dan ditutup.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan-KPP, Seksi Bimbingan Pelayanan-Kanwil, Seksi Pelayanan Pengaduan-Direktorat P2Humas, Se
Operasional-KLIP
4. Input Data Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan (R.03.1.1)
5. Output Data Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan setelah Konfirmasi (R.03.1.2.2)
6. Dasar Hukum UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tent
Pelayanan Publik;
PER-26/PJ/2011 tentang Sarana Pengaduan Pelayanan Perpajakan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-70/PJ./2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelaya
Perpajakan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
7. SOP KPP30-0085 tentang Tata Cara Konfirmasi Kelengkapan Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di KPP
KWL52-0005 tentang Tata Cara Konfirmasi Kelengkapan Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di Kanwil
KPI21-0009 tentang Tata Cara Konfirmasi Kelengkapan Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di Direktorat P2Humas
LIP20-0006 tentang Tata Cara Konfirmasi Kelengkapan Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di KLIP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman885
R.03.1.2.2. PROSES BISNIS DISTRIBUSI PENGADUAN
1. Definisi Proses Distribusi Pengaduan adalah proses melakukan distribusi pengaduan pelayanan perpajakan kepada unit y
berwenang untuk menyelesaikan kasus pengaduan. Pemilihan unit yang berwenang didasarkan pada materi pengad
yang masuk.
2. Kriteria sukses Setiap pengaduan pelayanan perpajakan didistribusikan ke unit yang berwenang untuk menyelesaikan pengaduan
selesai didistribusikan dalam jangka waktu tertentu.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan Pengaduan-Direktorat P2Humas
4. Input Data Penerimaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan setelah Konfirmasi (R.03.1.2.1)
5. Output Permintaan Tindaklanjut Pengaduan (R.03.1.2.3)
6. Dasar Hukum UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tent
Pelayanan Publik;
PER-26/PJ/2011 tentang Sarana Pengaduan Pelayanan Perpajakan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-70/PJ./2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelaya
Perpajakan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
7. SOP KPI21-0010 tentang Tata Cara Distribusi Pengaduan Pelayanan Perpajakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman886
R.03.1.2.3. PROSES BISNIS TINDAK LANJUT PENANGANAN PENGADUAN
1. Definisi Proses Tindak Lanjut Penanganan Pengaduan adalah proses melakukan penyelesaian dan tindaklanjut penanga
pengaduan pelayanan perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku dalam jangka waktu yang ditentukan sehingga pela
mendapatkan jawaban atas pengaduan yang telah disampaikannya.
2. Kriteria sukses Tindaklanjut diselesaikan dan Jawaban Pengaduan dapat diterima Pelapor dalam jangka waktu yang ditentukan
3. Proses Owner KPP, Kanwil, Direktorat P2Humas, KLIP dan unit Eselon II di KP DJP
4. Input Permintaan Tindaklanjut Pengaduan (R.03.1.2.2)
5. Output 1. Jawaban Pengaduan (Wajib Pajak/Masyarakat)
2. Laporan Hasil Tindaklanjut Pengaduan (R.03.1.2.4)
6. Dasar Hukum UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tent
Pelayanan Publik;
PER-26/PJ/2011 tentang Sarana Pengaduan Pelayanan Perpajakan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-70/PJ./2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelaya
Perpajakan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
7. SOP KPP30-0086 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di KPP
KWL00-0008 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di Kanwil
KPI00-0001 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di Direktorat P2Humas
KP-0023 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di Unit Eselon II KPDJP Selain Direkto
P2Humas
LIP10-0073 tentang Tata Cara Tindak Lanjut Pengaduan Pelayanan Perpajakan Di KLIP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman887
R.03.1.2.4. PROSES BISNIS VALIDASI DAN KONFIRMASI JAWABAN PENGADUAN KE PELAPOR
1. Definisi Proses Validasi dan Konfirmasi Jawaban kepada Pelapor merupakan proses meneliti hasil tindaklanjut pengaduan apa
telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan proses menghubungi pelapor untuk melakukan konfirmasi kepada pela
atas jawaban pengaduan Pelayanan Perpajakan yang telah disampaikan unit penyelenggara pelayanan publik sehing
didapatkan tanggapan dari pelapor terhadap jawaban pengaduan yang telah diberikan.
2. Kriteria sukses Validasi dan Konfirmasi Jawaban Pengaduan dapat dilakukan dalam jangka waktu yang ditentukan.
3. Proses Owner Direktorat P2Humas dan KLIP
4. Input Laporan Hasil Tindaklanjut Pengaduan (R.03.1.2.4)
5. Output Hasil Konfirmasi kepada Pelapor
6. Dasar Hukum UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tent
Pelayanan Publik;
PER-26/PJ/2011 tentang Sarana Pengaduan Pelayanan Perpajakan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-70/PJ./2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelaya
Perpajakan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
7. SOP KPI21-0011 tentang Tata Cara Konfirmasi Tindak lanjut Pengaduan Pelayanan Perpajakan
LIP20-0007 Tata Cara Konfirmasi Tindak Lanjut Pengaduan Pelayanan Perpajakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman888
R.03.3. PROSES BISNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI/SURVEY PERPAJAKAN
1. Definisi Proses Bisnis Pelaksanaan Sosialisasi/Survey Perpajakan adalah proses menghubungi Wajib Pajak/Masyarakat da
rangka pemberian sosialisasi/survey perpajakan terbaru melalui Kring Pajak 1500200. Proses ini dilakukan dalam ran
membantu unit kerja DJP dalam melakukan sosialisasi atau survey perpajakan kepada Wajib Pajak/Masyarakat.
2. Kriteria Sukses Setiap permintaan sosialisasi/survey perpajakan dapat diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Proses Owner KLIP
4. Input Permintaan Survey/Sosialisasi (Internal DJP)
Informasi/Survey Perpajakan (Wajib Pajak/Masyarakat)
5. Output
Hasil Survey dan Sosialisasi Perpajakan (Internal DJP)
6. Ruang Lingkup Proses Penerimaan Data (R.03.3.1)
Pengolahan Data (R.03.3.2)
Pengunggahan Data (R.03.3.3)
Menghubungi wajib Pajak/Masyarakat (R.03.3.4)
Pelaksanaan Survey (R.03.3.5)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman889
R.03.3.1. PROSES BISNIS PENERIMAAN DATA
1. Definisi Proses Penerimaan Data adalah kegiatan menerima data di KLIP dari unit kerja DJP sebagai bahan pendukung kegia
sosialisasi/survey perpajakan yang akan dilakukan kepada Wajib Pajak/Masyarakat.
2. Kriteria Sukses Setiap data pendukung yang diterima di KLIP dapat diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3. Proses Owner Subbagian Tata Usaha & Kepatuhan Internal-KLIP
4. Input Permintaan Survey dan sosialisasi/Data/Informasi (Internal DJP)
5. Output Permintaan Survey dan sosialisasi/Data/Informasi (R.03.3.2 Pengolahan Data)
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi
Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP LIP10-0074 tentang Tata Cara Penerimaan Data

R.03.3.2. PROSES BISNIS PENGOLAHAN DATA


1. Definisi Proses Pengolahan Data adalah kegiatan mengolah data yang telah diterima di KLIP dari unit kerja DJP sebagai ba

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman890
pendukung kegiatan sosialisasi/survey perpajakan yang akan dilakukan kepada Wajib Pajak/Masyarakat.
2. Kriteria Sukses Setiap data yang telah diterima akan diolah sesuai dengan kebutuhan dan diteliti kelengkapan data yang telah diterima.
3. Proses Owner Subbagian Tata Usaha & Kepatuhan Internal-KLIP
4. Input Permintaan Survey dan Sosialisasi/data/Informasi (R.03.3.1 Penerimaan Data)
5. Output Permintaan Survey dan Sosialisasi/data/Informasi (R.03.3.3 Pengunggahan Data)
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi
Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP LIP10-0075 tentang Tata Cara Pengolahan Data

R.03.3.3. PROSES BISNIS PENGUNGGAHAN DATA


1. Definisi Proses Pengunggahan Data adalah kegiatan mengunggah data yang telah diolah di KLIP dari unit kerja DJP sebagai ba
pendukung kegiatan sosialisasi/survey perpajakan yang akan dilakukan kepada Wajib Pajak/Masyarakat.
2. Kriteria Sukses Setiap data yang telah diolah akan diunggah sesuai dengan kebutuhan dan diteliti kelengkapan data yang telah diterima.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman891
3. Proses Owner Subbagian Tata Usaha & Kepatuhan Internal-KLIP
4. Input Permintaan Survey dan Sosialisasi/data/Informasi (R.03.3.2 Pengolahan Data)
Data/Informasi untuk Sosialisasi (R.03.3.4 Menghubungi Wajib Pajak/Masyarakat)
5. Output
Materi Survey (R.3.3.5 Pelaksanaan Survey)
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi
Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak
7. SOP LIP10-0076 tentang Tata Cara Pengunggahan Data

R.03.3.4. PROSES BISNIS MENGHUBUNGI WAJIB PAJAK/MASYARAKAT

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman892
1. Definisi Proses Menghubungi Wajib Pajak/Masyarakat adalah kegiatan menghubungi wajib pajak / masyarakat melalui Kring Pa
500200 yang dikelola KLIP untuk melakukan sosialisasi informasi perpajakan berdasarkan permintaan sosialisasi unit k
DJP.
2. Kriteria Sukses Setiap permintaan sosialisasi berdasarkan data pendukung yang telah diolah dan diunggah dilaksanakan sesuai den
ketentuan yang berlaku
3. Proses Owner Seksi Operasional-KLIP
4. Input Data/Informasi untuk Sosialisasi (R.03.3.3 Pengunggahan Data)
Sosisalisasi Informasi (Wajib Pajak/Masyarakat)
5. Output
Hasil Sosialisasi (Internal DJP)
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi
Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP LIP20-0008 tentang Tata Cara menghubungi Wajib Pajak/Masyarakat

R.03.3.5. PROSES BISNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI/SURVEY PERPAJAKAN


1. Definisi Proses Menghubungi Wajib Pajak/Masyarakat adalah kegiatan menghubungi wajib pajak / masyarakat melalui Kring Pa
1500200 yang dikelola KLIP untuk melakukan sosialisasi /survey perpajakan berdasarkan permintaan sosialisasi/survey

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman893
kerja DJP.
2. Kriteria Sukses Setiap permintaan sosialisasi/survey berdasarkan data pendukung yang telah diolah dan diunggah dilaksanakan ses
dengan ketentuan yang berlaku
3. Proses Owner Seksi Operasional-KLIP
4. Input Materi Survey (R.03.3.3 Pengunggahan Data
Sosialisasi/Survey Perpajakan (Wajib Pajak/Masyarakat)
5. Output
Hasil Sosialisasi/Survey (Internal DJP)
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi
Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP LIP20-0014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Survey

R.04. PROSES BISNIS MONITORING ATAU EVALUASI KEHUMASAN DAN PENGELOLAAN PENGADUAN
1. Definisi Proses Bisnis Monitoring atau Evaluasi Kehumasan dan Pengelolaan Pengaduan adalah kegiatan untuk mengeta
seberapa berhasilnya sosialisasi perpajakan yang telah dilaksanakan serta melihat seberapa banyak pengaduan yang da
tertangani dengan sarana dan prasarana yang ada

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman894
2. Kriteria Sukses Wajib Pajak paham akan peraturan perpajakan
3. Proses Owner Kanwil dan Dit. P2Humas
4. Input Laporan hasil Hubungan Masyarakat (R. Kegiatan Kehumasan)
Pemantauan dan Evaluasi (R. Penerimaan Pengaduan dan R. Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan)
Peraturan/Informasi/Produksi (kebijakan)
5. Output
Laporan dan Statistik Pengaduan (ITJEN Kemenkeu)
6. Ruang Lingkup Proses Evaluasi Kehumasan (R.04.1)
Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Pengaduan (R.04.2)

R.04.1 PROSES BISNIS EVALUASI KEHUMASAN


1. Definisi Proses bisnis Evaluasi kehumasan kegiatan untuk melihat hasil yang telah dicapai dalam melakukan sosialisasi perpajakan
Kriteria Sukses Wajib Pajak/Masyarakat paham akan peraturan perpajakan
2. Proses Owner Kanwil, dan Dit. P2Humas
3. Input Laporan hasil Hubungan Masyarakat (R. Kegiatan Kehumasan).

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman895
4. Output Peraturan/Informasi/Produk (Kebijakan)
5. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departem
Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006 tentang Organisasi dan Tata K
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 62/PMK.01/2009

6. SOP KPI31-0002 tentang Tata Cara Pembuatan Laporan rapat antar Instansi
KWL50-0011 tentang Tata cara Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Peningkayan Citra Direktorat Jenderal Pajak

R.04.2 PROSES BISNIS MONITORING DAN EVALUASI PENGELOLAAN PENGADUAN


1. Definisi Proses monitoring dan evaluasi pengelolaan pengaduan adalah proses melakukan monitoring atas pengelolaan
pengaduan pelayanan perpajakan di Direktorat Jenderal Pajak melalui aplikasi Sistem Informasi Pengaduan Pajak
(SIPP) untuk memastikan bahwa tahapan dalam pengelolaan pengaduan sejak pengaduan diterima hingga
pengaduan diselesaikan telah dilakukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Hasil dari pelaksanaan monitoring
akan menjadi masukan bagi pelaksanaan evaluasi untuk melihat efektivitas dan efisiensi proses pengelolaan
pengaduan pelayanan perpajakan mulai dari penyesuaian dengan aturan hukum terbaru serta mengevaluasi sarana-
prasarana, SOP dalam pengelolaan pengaduan dapat dijalankan dengan baik.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman896
2. Kriteria Sukses Setiap tahapan pengaduan dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang ditentukan serta mengetahui efektivitas dan
efisiensi pengelolaan pengaduan pelayanan perpajakan.
3. Proses Owner Seksi Pelayanan Pengaduan - Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat
4. Input Data pada Aplikasi Sistem Informasi Pengaduan Pajak (SIPP)
Laporan Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan
5. Output
Kebijakan Pengelolaan Pengaduan yang baru
6. Dasar Hukum UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi
dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak
PER-26/PJ/2011 tentang Sarana Pengaduan Pelayanan Perpajakan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-70/PJ./2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelayanan
Perpajakan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
7. SOP KPI21-0015 tentang Tata Cara Monitoring Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan
KPI21-0016 tentang Tata Cara Asistensi Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan
KPI21-0014 tentang Tata Cara Penyusunan Laporan Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan
KPI21-0017 tentang Tata Cara Penyusunan Surat Di Seksi Pelayanan Pengaduan
KPI21-0013 tentang Tata Cara Penyusunan Peraturan/Kebijakan Mengenai Pengelolaan Pengaduan Pelayanan
Perpajakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman897
Matriks Litigasi
PERSIAPAN SIDANG
Definisi Proses yang dilakukan di Kantor Wilayah DJP / Direktorat Keberatan dan Banding untuk menyiapkan hal-hal
terkait proses Banding/Gugatan dan memenuhi permintaan Pengadilan Pajak terkait permohonan
Banding/Gugatan oleh Wajib Pajak
Kriteria Sukses Surat Uraian Banding / Surat Tanggapan dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang diterbitkannya Surat
Keputusan yang diajukan banding/gugatan
Proses Owner Kanwil DJP
Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk Permintaan Surat Uraian Banding / Surat Tanggapan
Surat Panggilan Menghadiri Sidang
Output Produk Surat Uraian Banding / Surat Tanggapan
Tembusan Permintaan SUB (Untuk penangguhan Penagihan)
Surat Tugas
Data
RuangLingkup Proses Pembuatan Surat Uraian Banding / Surat Taggapan
Pembuatan Surat Tugas Menghadiri Sidang
Pembuatan Surat Permintaan Data ke Unit DJP terkait
S.01.1 Pembuatan Surat Uraian Banding (SUB) / Surat Tanggapan (ST)
Definisi Proses yang dilakukan di Kantor Wilayah DJP / Direktorat Keberatan dan Banding untuk memenuhi permintaan
Surat Uraian Banding/ Surat Tanggapan dari Pengadilan Pajak
Kriteria Sukses Surat Uraian Banding / Surat Tanggapan dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang diterbitkannya Surat
Keputusan yang diajukan banding/gugatan dan dibuat sesuai jangka waktu yang diatur dalam peraturan dan
perundang-undangan
Proses Owner Kantor Wilayah DJP
Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk permintaan Surat Uraian Banding/ Surat Tanggapan
Output Produk Surat Uraian Banding/ Surat Tanggapan
Tembusan Permintaan Surat Uraian Banding (untuk penangguhan penagihan)
Dasar hukum/aturan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman898
terkait Undang Undang Nomor 14 tahun 2002
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2011
Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-65/PJ/2012
SOP KWL60-0024, KPG00-0001
S.01.2 Pembuatan Surat Tugas Menghadiri Sidang
Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Keberatan dan Banding untuk membuat Surat Tugas Menghadiri Sidang
setelah diterimanya surat panggilan menghadiri sidang banding / gugatan
Kriteria Sukses Petugas yang ditunjuk didasarkan pada kompetensi dan beban kerja
Proses Owner Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk Surat Panggilan Menghadiri Sidang
Output Produk Surat Tugas, Analisis Kasus
Dasar hukum/aturan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
terkait Undang Undang Nomor 14 tahun 2002
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2011
Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-65/PJ/2012
SOP KPG00-0003
S.01.3 Pembuatan Surat Permintaan Data ke Unit DJP terkait
Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Keberatan dan Banding untuk membuat Surat Permintaan Data ke Unit DJP
terkait dalam rangka memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam proses persidangan
banding/gugatan
Kriteria Sukses Data dan keterangan yang diperlukan dalam proses persidangandiberikan oleh Unit DJP terkait
Proses Owner Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk Analisis Kasus
Output Produk Data
Dasar hukum/aturan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
terkait Undang Undang Nomor 14 tahun 2002
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2011
Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-65/PJ/2012
SOP KPG00-0002

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman899
Direktorat Transformasi Proses Bisnis
Halaman900
PELAKSANAAN SIDANG
Definisi Proses yang dilakukan oleh Petugas Sidang dari Direktorat Keberatan Banding untuk menghadiri sidang dan
mewakili Dirjen Pajak dalam memberikan keterangan/bukti maupun penjelasan yang dianggap perlu untuk
mempertahankan surat keputusan yang diajukan Banding / gugatan oleh Wajib Pajak. Setiap kali selesai suatu
persidangan, petugas sidang harus membuat Laporan Hasil Sidang.
Kriteria Sukses Petugas Sidang mempunyai kemampuan litigasi yang mumpuni dan memberikan keterangan/bukti kuat dan
relevan yang telah dipersiapkan sebelumnya
Proses Owner Direktorat Keberatan danBanding
Input Produk Data
Surat Tugas
Output Produk Data/Berkas Sidang dan laporan Hasil Sidang
RuangLingkup Proses Proses Persidangan
Pembuatan Laporan Hasil Sidang
S.02.1 Proses Persidangan
Definisi Proses yang dilakukan oleh Petugas Sidang dari Direktorat Keberatan Banding untuk menghadiri sidang dan
mewakili Dirjen Pajak dalam memberikan keterangan/bukti maupun penjelasan yang dianggap perlu untuk
mempertahankan surat keputusan yang diajukan Banding/Gugatan oleh Wajib Pajak
Kriteria Sukses Petugas Sidang mempunyai kemampuan litigasi yang mumpuni dan memberikan keterangan/bukti kuat dan
relevan
Proses Owner Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk Data
Surat Tugas
Laporan Hasil Sidang
Output Produk Laporan Hasil Sidang
Dasar hukum/aturan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
terkait Undang Undang Nomor 14 tahun 2002
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2011
Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-65/PJ/2012
SOP KPG00-0008, KPG00-0011
S.02.2Pembuatan Laporan Hasil Sidang

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman901
Definisi Proses yang dilakukan oleh Petugas Sidang dari Direktorat Keberatan Banding untuk membuat Laporan Hasil
Sidang yang berisi resume jalannya suatu persidangan. Laporan Hasil Sidang berguna dalam mengevaluasi
suatu persidangan yang telah selesai dan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam
persidangan berikutnya.
Kriteria Sukses Laporan Hasil Sidang memuat secara akurat jalannya suatu persidangan yang berguna untuk mempersiapkan
strategi dalam persidangan selanjutnya
Proses Owner Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk Laporan Hasil Sidang
Output Produk Laporan Hasil Sidang
Dasar hukum/aturan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
terkait Undang Undang Nomor 14 tahun 2002
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2011
Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-65/PJ/2012
SOP KPG00-0004

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman902
TINDAK LANJUT PUTUSAN BANDING/GUGATAN
Definisi Proses yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak/Direktorat Keberatan dan Banding untuk menindaklanjuti
Putusan Banding atau Gugatan dari Pengadilan Pajak
Kriteria Sukses Putusan Banding / Gugatan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak
Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk Putusan Banding / Gugatan
Data/Berkas Sidang dan laporan Hasil Sidang
Output Produk Surat Keputusan Pelaksanaan Putusan Banding / Gugatan
Laporan Evaluasi
RuangLingkup Proses Pelaksanaan Putusan Banding/Gugatan
Analisis Hasil Putusan Banding/Gugatan
S.03.1 Pelaksanaan Putusan Banding/Gugatan
Definisi Proses yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak untuk menindaklanjuti Putusan Banding/Gugatan yang
memutuskan untuk menolak atau menerima permohonan banding/gugatan Wajib Pajak
Kriteria Sukses Surat Keputusan Pelaksanaan Banding atau Gugatan dibuat dengan benar
Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak
Input Produk Putusan Banding/Gugatan
Output Produk Surat Pelaksanaan Putusan Banding/Gugatan
Dasar hukum/aturan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
terkait Undang Undang Nomor 14 tahun 2002
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2011
Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-65/PJ/2012
Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-41/PJ/2014
SOP KPP70-0060
S.03.2 Analisis Hasil Putusan Banding/Gugatan
Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Keberatan dan Banding untukmenganalisis Putusan Banding dan Gugatan
dan melakukan evaluasi terhadap kekuatan dan kelemahan Direktorat Jenderal pajak yang tergambar pada hasil
sidang banding/gugatan
Kriteria Sukses Hasil Analisis / Evaluasi digunakan dalam perbaikan sistem dan proses di Direktorat Jenderal Pajak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman903
Proses Owner Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk Putusan Banding/Gugatan
Data/Berkas Sidang dan Laporan Hasil Sidang
Output Produk Laporan Evaluasi
Dasar hukum/aturan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
terkait Undang Undang Nomor 14 tahun 2002
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2011
Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-65/PJ/2012
SOP Tidak ada aturan dan SOP terkait

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman904
PERSIAPAN PENINJAUAN KEMBALI
Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Keberatan dan Banding untuk menyiapkan hal-hal terkait proses Pengajuan
Peninjauan Kembali oleh Direktorat Jenderal Pajak dan memenuhi permintaan Mahkamah Agung melalui
Pengadilan Pajak terkait permohonan Peninjauan Kembali oleh Wajib Pajak
Kriteria Sukses Putusan Banding yang harus diajukan Peninjauan Kembali memenuhi syarat yang telah ditetapkan
Memori/Kontra Memori PK dibuat dengan dasar yang kuat; dan
Pembayaran Biaya Perkara dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
Proses Owner Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk Laporan Evaluasi (yang menyatakan bahwa Putusan Banding/Gugatan harus di ajukan Peninjauan Kembali)
Permintaan Kontra Memori Peninjauan Kembali
Output Produk Memori / Kontra Memori Peninjauan Kembali
Surat Kuasa Khusus
Bukti Pembayaran Biaya Perkara
RuangLingkup Proses Pembuatan Surat Tugas Pembuatan Memori / Kontra Memori Peninjauan Kembali (PK)
Pembuatan Memori / Kontra Memori Peninjauan Kembali
Pembuatan Surat Kuasa Khusus dan Pembayaran Biaya Perkara
S.04.1 Pembuatan Surat Tugas Pembuatan Memori / Kontra Memori Peninjauan Kembali (PK)
Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Keberatan dan Banding dengan menunjuk Pegawai untuk membuat Memori
atau Kontra Memori pengajuan Peninjauan Kembali.
Pembuatan Kontra Memori setelah diterimanya Surat Permintaan Kontra Memori dari Pengadilan Pajak
Kriteria Sukses Petugas yang ditunjuk didasarkan pada kompetensi dan beban kerja
Memori/Kontra Memori dibuat dengan cermat, akurat dan relevan
Proses Owner Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk Laporan Evaluasi (yang menyatakan bahwa Putusan Banding/Gugatan harus di ajukan Peninjauan Kembali)
Permintaan Kontra Memori Peninjauan Kembali
Output Produk Surat Tugas
Dasar hukum/aturan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
terkait Undang Undang Nomor 14 tahun 2002
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2011
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 03 tahun 2002

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman905
SOP KPG40-0001
S.04.2 Pembuatan Memori / Kontra Memori Peninjauan Kembali
Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Keberatan dan Banding untuk membuat Memori atau Kontra memori
Peninjauan Kembali.
Memori Peninjauan Kembali dibuat dalam hal Direktorat Jenderal Pajak mengajukan Peninjauan Kembali
berdasarkan hasil evaluasi Putusan Banding/Gugatan.
Kontra Memori Peninjauan Kembali dibuat dalam hal Wajib pajak mengajukan Peninjauan kembali kemudian
Pengadilan Pajak mengirimkan Surat Permintaan Kontra Memori kepada Direktorat Jenderal Pajak.
Kriteria Sukses Memori/Kontra Memori PK dibuat dengan dasar yang kuat
Proses Owner Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk Surat tugas
Output Produk Memori / Kontra Memori
Dasar hukum/aturan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
terkait Undang Undang Nomor 14 tahun 2002
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2011
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 03 tahun 2002
SOP KPG40-0001
S.04.3 Pembuatan Surat Kuasa Khusus dan Pembayaran Biaya Perkara
Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Keberatan dan Banding untuk membuat Surat Kuasa Khusus (SKU) dan
pembayaran Biaya Perkara sebagai persyaratan dalam hal DJP pengajuan Peninjauan Kembali
Kriteria Sukses Penerbitan Surat Kuasa Khusus dan Pembayaran Biaya Perkara dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
Proses Owner Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk Memori / Kontra Memori
Output Produk Memori / Kontra Memori
Surat Kuasa Khusus
Bukti Pembayaran Biaya Perkara
Dasar hukum/aturan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
terkait Undang Undang Nomor 14 tahun 2002
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2011
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 03 tahun 2002

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman906
SOP KPG40-0001

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman907
TINDAK LANJUT PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Definisi Proses yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak/Direktorat Keberatan dan Banding untuk menindaklanjuti
Putusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah Agung
Kriteria Sukses Putusan Peninjuan Kembali ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak
Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk Putusan Peninjauan Kembali
Output Produk Surat Pelaksanaan Putusan Peninjauan Kembali
Laporan Evaluasi
RuangLingkup Proses Pelaksanaan Putusan Peninjauan Kembali
Analisis Hasil Putusan Peninjauan Kembali
S.05.1 Pelaksanaan Putusan Peninjauan Kembali
Definisi Proses yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak untuk menindaklanjuti Putusan Peninjauan Kembali yang
memutuskan untuk menolak atau menerima permohonan Peninjauan Kembali DJP atau WP
Kriteria Sukses Surat Keputusan Pelaksanaan Peninjauan Kembali dibuat dengan benar
Proses Owner Kantor Pelayanan Pajak
Input Produk Putusan Peninjauan Kembali
Output Produk SK Pelaksanaan Putusan Peninjauan Kembali
Dasar hukum/aturan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
terkait Undang Undang Nomor 14 tahun 2002
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2011
Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-41/PJ/2014
SOP Belum ada SOP terkait
S.05.2 Analisis Hasil Putusan Peninjauan Kembali
Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Keberatan dan Banding untuk menganalisis Putusan Putusan Peninjauan
Kembali dan melakukan evaluasi terhadap kekuatan dan kelemahan Direktorat Jenderal pajak yang tergambar
pada hasil sidang Putusan Peninjauan Kembali
Kriteria Sukses Hasil Analisis / Evaluasi digunakan dalam perbaikan sistem dan proses di Direktorat Jenderal Pajak
Proses Owner Direktorat Keberatan dan Banding
Input Produk Putusan Putusan Peninjauan Kembali

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman908
Output Produk Laporan Evaluasi
Dasar hukum/aturan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
terkait Undang Undang Nomor 14 tahun 2002
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2011
SOP Belum ada aturan dan SOP terkait

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman909
Matriks Bantuan Hukum
V. PROSES BISNIS BANTUAN HUKUM
1. Definisi Proses bisnisBantuanHukumadalah proses
bisnispemberianbantuanpenangananMasalahHukumdariDirektoratJenderalPajakkepada Unit Kerja, Pejabat,
Pegawai, Pensiunandan/atauMantanPegawaiuntukmenjamindanmemenuhihakhukummereka.
2. Proses Owner DirektoratPeraturanPerpajakan II
Kantor Wilayah DJP
3. Input SuratPermohonanBantuanHukum
SuratPermintaanBantuanPendampingan
RelaasPanggilanSidangdan/atauGugatan
AktaPernyataanPermohonan Banding
PutusanPengadilan Tingkat I
Memori Banding
SuratTugas
Nota Dinas
4. Output LaporanPendampingan
SuratKuasaKhusus
Jawaban
Duplik
Kesimpulan
Putusan
Laporan/Berita Acara Sidang
Memori Banding
KontraMemori Banding
Laporan/Berita Acara PenyerahanMemori/KontraMemori Banding
Memori/KontraMemoriKasasi
TandaTerimaPenyerahanMemori/KontraMemoriKasasi
Berita Acara PenyerahanMemori/KontraMemori Banding
PutusanInkracht Van Gewisje
PetunjukTeknisBantuanHukum

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman910
5. RuangLingkup Proses BantuanHukum;
Legal Opinion;
EvaluasiBantuanHukum; dan
PenyusunanPetunjukTeknik.
6. DasarHukum PeraturanMenteriKeuanganNomor 158/PMK.01/2012 tentangBantuanHukum di
LingkunganKementerianKeuanga
PeraturanDirekturJenderalPajakNomor PER-11/PJ/2014tentangBantuanHukum di
LingkunganDirektoratJenderalPajak
7. SOP KPC40-0001 SOP Tata Cara PenangananPerkaraGugatandi Pengadilan Tingkat I
KPC40-0002 SOP Tata Cara PenangananPerkara Tingkat Banding
KPC40-0003 SOP Tata Cara PenangananPerkara Tingkat Kasasi
KPC40-0004 SOP Tata Cara Pendampingan
KPC40-0005 SOP Tata Cara PembuatanSuratKuasaKhususPenangananPerkaraGugatan
KPC40-0006 SOP Tata Cara Pemberian Legal Opinion
KPC40-0007 SOP Tata Cara PenyusunanPetunjukTeknisBantuanHukum
KPC40-0008 SOP Tata Cara EvaluasiBantuanHukum
KWL60-0022 SOP Tata Cara PembuatanKonsepMemoriPeninjauanKembalike MAMelalui KPDJP

V.01. PROSES BISNIS BANTUAN HUKUM


1. Definisi Proses bisnisBantuanHukumadalah proses
bisnispemberianbantuanpenangananMasalahHukumdariDirektoratJenderalPajakkepada Unit Kerja, Pejabat,
Pegawai, Pensiunandan/atauMantanPegawaiuntukmenjamindanmemenuhihakhukummereka.
2. Proses Owner DirektoratPeraturanPerpajakan II
Kantor Wilayah DJP
3. Input SuratPermohonanBantuanHukum
SuratPermintaanBantuanPendampingan
RelaasPanggilanSidangdan/atauGugatan
AktaPernyataanPermohonan Banding

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman911
PutusanPengadilan Tingkat I
Memori Banding
SuratTugas
Nota Dinas
4. Output LaporanPendampingan
SuratKuasaKhusus
Jawaban
Duplik
Kesimpulan
Putusan
Laporan/Berita Acara Sidang
Memori Banding
KontraMemori Banding
Laporan/Berita Acara PenyerahanMemori/KontraMemori Banding
Memori/KontraMemoriKasasi
TandaTerimaPenyerahanMemori/KontraMemoriKasasi
Berita Acara PenyerahanMemori/KontraMemori Banding
PutusanInkracht Van Gewisje
5. RuangLingkup Proses Pendampingan;
Pembuatan Surat Kuasa Khusus Penanganan Perkara Gugatan;
Penanganan Perkara Gugatan; dan
Penanganan Perkara Uji Materi.
6. DasarHukum PeraturanMenteriKeuanganNomor 158/PMK.01/2012 tentangBantuanHukum di
LingkunganKementerianKeuanga
PeraturanDirekturJenderalPajakNomor PER-11/PJ/2014tentangBantuanHukum di
LingkunganDirektoratJenderalPajak
7. SOP KPC40-0001 SOP Tata Cara PenangananPerkaraGugatandi Pengadilan Tingkat I
KPC40-0002 SOP Tata Cara PenangananPerkara Tingkat Banding
KPC40-0003 SOP Tata Cara PenangananPerkara Tingkat Kasasi
KPC40-0004 SOP Tata Cara Pendampingan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman912
KPC40-0005 SOP Tata Cara PembuatanSuratKuasaKhususPenangananPerkaraGugatan

V.01.2 PROSES BISNIS PEMBUATAN SURAT KUASA KHUSUS PENANGANAN PERKARA GUGATAN
1. Definisi Proses BisnisPembuatanSuratKuasaKhususPenangananPerkaraGugatanadalah proses
bisnispembuatansuratkuasakhususpenangananperkaragugatan.
2. Proses Owner DirektoratPeraturanPerpajakan II
3. Input SuratPermohonanBantuanHukum
SuratPanggilanSidang
RelaasPanggilanSidangdan/atauGugatan
4. Output SuratKuasaKhusus
5. RuangLingkup Proses Penyusunan Surat Kuasa Khusus untuk Gugatan kepada dirjen Pajak;
Penyusunan Surat Kuasa Khusus untuk Gugatan kepada Selain Dirjen Pajak.
6. DasarHukum KitabUndang-undangHukumPerdata
KitabUndang-undangHukum Acara Perdata
Undang-undangPeradilan Tata Usaha Negara
PeraturanMenteriKeuanganNomor 158/PMK.01/2012 tentangBantuanHukum di
LingkunganKementerianKeuangan
PeraturanDirekturJenderalPajakNomor PER-11/PJ/2014tentangBantuanHukum di
LingkunganDirektoratJenderalPajak
7. SOP
KPC40-0005 SOP Tata Cara PembuatanSuratKuasaKhususPenangananPerkaraGugatan

V.01.3 PROSES BISNIS PENANGANAN PERKARA GUGATAN


1. Definisi Proses BisnisPenangananPerkaraGugatanadalahproses penangananperkaragugatan di
PengadilanterhadapDirektoratJenderalPajak yang dilaksanakanberdasarkanpermintaanbantuanhukumdari
Kantor Pusat DJP dan Kantor Wilayah DJP.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman913
2. Proses Owner DirektoratPeraturanPerpajakan II
Kantor Wilayah DJP
3. Input SuratPermohonanBantuanHukum
AktaPernyataanPermohonan Banding
PutusanPengadilan Tingkat I
Memori Banding
SuratTugas
Nota Dinas
SuratKuasaKhusus
PutusantingkatPertamam
Putusan Tingkat Kasasi
MemoriKasasi
SuratPermintaanMemoriPeninjauanKembali
4. Output SuratKuasaKhusus
Jawaban
Duplik
DaftarBukti
Kesimpulan
Putusan
Laporan/Berita Acara Sidang
Memori Banding
KontraMemori Banding
LaporanBerita Acara PenyerahanMemori Banding atauKontraMemori Banding
MemoriKasasiatauKontraMemoriKasasi
TandaTerimaPenyerahanMemoriKasasi/ KontraMemoriKasasi
Berita Acara PenyerahanMemoriKasasi/ KontraMemoriKasasi
KonsepMemoriPeninjauanKembali
SuratPengantarKonsepMemoriPeninjauanKembali
5. RuangLingkup Proses Penanganan Perkara Gugatan di Pengadilan Tingkat I;
Penanganan Perkara Gugatan di Pengadilan Tingkat Banding;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman914
Penangan Perkara Gugatan di Pengadilan Tingkat Kasasi;
Peninjauan Kembali.
6. DasarHukum Undang-UndangNomor 6 Tahun 1983 tentangKetentuanUmumdan Tata
CaraPerpajakansebagaimanatelahbeberapa kali diubahterakhirdenganUndang-UndangNomor 16 Tahun
2000
PeraturanMenteriKeuanganNomor 158/PMK.01/2012 tentangBantuanHukum di
LingkunganKementerianKeuangan
PeraturanDirekturJenderalPajakNomor PER-11/PJ/2014tentangBantuanHukum di
LingkunganDirektoratJenderalPajak
SuratEdaranDirekturJenderalPajakNomor SE-17/PJ/2003 tanggal 9 Juni 2003 tentangTata Cara
PenangananPeninjauanKembaliatasPutusanPengadilanPajakkeMahkamahAgung
7. SOP KPC40-0001 SOP Tata Cara PenangananPerkaraGugatan di PengadilanPajak Tingkat Pertama;
KPC40-0002 SOP Tata Cara PenangananPerkara Tingkat Banding;
KPC40-0003 SOP Tata Cara PenanganaPerkara Tingkat Kasasi;
KWL60-0022 SOP Tata Cara PembuatanKonsepMemoriPeninjauanKembalike MA Melalui KPDJP.

V.01.4 PROSES BISNIS PENANGANAN PERKARA UJI MATERI


1. Definisi Proses BisnisPenanganPerkaraUjiMateriadalah proses bisnisPenangananperkaraatashakUjimateri di
MahkamahKonstitusiatauMahkamahAgung.
2. Proses Owner DirektoratPeraturanPerpajakan II
3. Input SuratPermohonanBantuanHukum
4. Output LaporanSidang/PelaksanaanTugasLainnya
5. RuangLingkup Proses Penanganan Perkara Uji Materi di Mahkamah Agung;
Penanganan Perkara Uji Materi di Mahkamah Konstitusi.
6. DasarHukum PeraturanDirekturJenderalPajakNomor PER-11/PJ/2014tentangBantuanHukum di
LingkunganDirektoratJenderalPajak
7. SOP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman915
V.02. PROSES BISNIS LEGAL OPINION
1. Definisi Proses BisnisLegal Opinionadalah proses bisnistatacarapemberianlegal opinion terhadap
permasalahan-permasalahan yang memilikiaspekhukum.
2. Proses Owner DirektoratPeraturanPerpajakan II
Kantor Wilayah DJP
3. Input Surat/ Nota Dinas
4. Output Legal Opinion
5. RuangLingkup Proses Persiapan Penyusunan Legal Opinion;
Penyusunan Legal Opinion.
6. DasarHukum Undang-UndangNomor 6 Tahun 1983 tentangKetentuanUmumdan Tata Cara
Perpajakansebagaimanatelahbeberapa kali diubahterakhirdenganUndang-UndangNomor 16 Tahun 2000
7. SOP KPC40-0006 SOP Tata Cara Pemberian Legal Opinion

V.03. PROSES BISNIS EVALUASI BANTUAN HUKUM


1. Definisi Proses BisnisEvaluasiBantuanHukumadalah proses bisnistatacaraevaluasibantuanhukum.
2. Proses Owner DirektoratPeraturanPerpajakan II
3. Input
4. Output LaporanHasilEvaluasiBantuanHukum
5. RuangLingkup Proses Pengumpulan Bahan Evaluasi Bantuan Hukum;
Penyusunan Laporan Evaluasi Bantuan Hukum.
6. DasarHukum Undang-UndangNomor 6 Tahun 1983 tentangKetentuanUmumdan Tata Cara
Perpajakansebagaimanatelahbeberapa kali diubahterakhirdenganUndang-UndangNomor 16 Tahun 2000
7. SOP KPC40-0008 SOP Tata Cara Pemberian Legal Opinion

V.04. PROSES BISNIS PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman916
1. Definisi Proses BisnisPenyusunanPetunjukTeknisadalah proses
bisnistatacarapenyusunanpetunjukteknisbantuanhukum.
2. Proses Owner DirektoratPeraturanPerpajakan II
3. Input
4. Output PetunjukTeknisBantuanHukum
5. RuangLingkup Proses Persiapan Penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Hukum;
Penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Hukum.
6. DasarHukum Undang-UndangNomor 6 Tahun 1983 tentangKetentuanUmumdan Tata Cara
Perpajakansebagaimanatelahbeberapa kali diubahterakhirdenganUndang-UndangNomor 16 Tahun 2000
7. SOP KPC40-0007 SOP Tata Cara Pemberian Legal Opinion

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman917
Matriks Regulasi
W.01. UU/PP/PMK
1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I atau Direktorat Peraturan Perpajakan II untuk
membuat peraturan perundang-undangan perpajakan (Rancangan UU/PP/PMK) baik peraturan baru maupun
penyempurnaan peraturan yang ada.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Masukan dari masyarakat dan/atau output dari proses bisnis pembayaran, keberatan, non keberatan,
ekstensifikasi, pengawasan, pemeriksaan, pengenaan PBB, penyidikan, pengolahan data pihak ketiga,
pengembangan dan analisa IDLP, edukasi, hubungan masyarakat, litigasi, dan hasil evaluasi/dampak
Nota Dinas penugasan dari Direktur Jenderal Pajak
5. Output Bahan Kajian
6. Ruang Lingkup Proses Perencanaan
Perencanaan
Penyusunan dan pembahasan
Pengesahan

W.01.1 Perencanaan
1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I atau Direktorat Peraturan Perpajakan II untuk
membuat peraturan perundang-undangan perpajakan (Rancangan UU/PP/PMK) baik peraturan baru maupun
penyempurnaan peraturan yang ada.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Masukan dari masyarakat dan/atau output dari proses bisnis pembayaran, keberatan, non keberatan,
ekstensifikasi, pengawasan, pemeriksaan, pengenaan PBB, penyidikan, pengolahan data pihak ketiga,
pengembangan dan analisa IDLP, edukasi, hubungan masyarakat, litigasi, dan hasil evaluasi/dampak
Nota Dinas penugasan dari Direktur Jenderal Pajak
5. Output Bahan Kajian

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman918
6. Ruang Lingkup Proses Mengumpulkan Masukan
Penyaringan Masukan
Penetapan Awal
Pembahasan Internal
Penetapan Akhir

W.01.1.1 Mengumpulkan Masukan


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk mengumpulkan bahan sebagai dasar pembuatan atau penyempurnaan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Masukan dari masyarakat dan/atau output dari proses bisnis pembayaran, keberatan, non keberatan,
ekstensifikasi, pengawasan, pemeriksaan, pengenaan PBB, penyidikan, pengolahan data pihak ketiga,
pengembangan dan analisa IDLP, edukasi, hubungan masyarakat, litigasi, dan hasil evaluasi/dampak
Nota Dinas penugasan dari Direktur Jenderal Pajak
5. Output Bahan Kajian
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0001
KPB00-0002

W.01.1.2 Penyaringan Masukan


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk menyaring bahan sebagai dasar pembuatan atau penyempurnaan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman919
4. Input Bahan kajian
5. Output Bahan Kajian
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0001
KPB00-0002

W.01.1.3 Penetapan Awal


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk menetapkan bahan awal sebagai dasar pembuatan atau penyempurnaan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Bahan kajian
5. Output Bahan Kajian
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0001
KPB00-0002

W.01.1.4 Pembahasan Internal


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk membahas alasan penting dan bahan yang dipergunakan sebagai dasar pembuatan
atau penyempurnaan peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Bahan kajian
5. Output Bahan Kajian

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman920
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0001
KPB00-0002

W.01.1.5 Penetapan Akhir


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk menetapkan bahan yang dipergunakan sebagai dasar pembuatan atau
penyempurnaan peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Bahan kajian
5. Output Bahan Kajian yang telah diseleksi
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0001
KPB00-0002

W.01.2 Penyusunan dan pembahasan


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk menyusun Draf peraturan perundang-undangan perpajakan sesuai dengan bahan
kajian yang telah disetujui dan mengharmonisasikannya dengan peraturan lain yang berlaku.
2. Kriteria Sukses Draf peraturan harus melalui tahap harmonisasi sehingga dapat peraturan yang pada akhirnya berlaku dapat
diterapkan dengan baik.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Bahan Kajian yang telah diseleksi
5. Output Draf peraturan
6. Ruang Lingkup Proses Pembuatan naskah akademik

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman921
Penyusunan rancangan peraturan
Pembahasan
Harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi
Cosign/meminta masukan dan arahan direktorat terkait
Cosign/meminta masukan dan arahan staf ahli

W.01.2.1 Pembuatan Naskah Akademik


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk menyusun naskah akademik sesuai dengan bahan kajian yang telah disetujui.
2. Kriteria Sukses Pembuatan naskah akademik akan terus berlanjut sampai Draf peraturan disahkan.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Bahan Kajian yang telah diseleksi
5. Output Naskah akademik
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP

W.1.02.2 Penyusunan Rancangan Peraturan


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk menyusun rancangan peraturan sesuai dengan naskah akademik yang telah dibuat
2. Kriteria Sukses Draf peraturan disusun sesuai dengan naskah akademik dan disesuaikan dengan peraturan lain yang
berlaku.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Naskah akademik
5. Output Draf peraturan (rancangan UU/PP/PMK)
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0001

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman922
KPB00-0002

W.1.02.3 Pembahasan
1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk membahas draf peraturan perundang-undangan perpajakan dengan pihak-pihak
terkait baik dari pihak internal DJP maupun pihak eksternal.
2. Kriteria Sukses Semua pihak yang terkait memberikan kontribusi terbaiknya.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Draf peraturan
5. Output Draf peraturan
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0001
KPB00-0002

W.01.2.4 Harmonisasi, Pembulatan dan Pemantapan Konsepsi


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk mengharmonisasikan Draf peraturan yang telah dibuat dengan peraturan lain yang
berlaku.
2. Kriteria Sukses Harmonisasi dilakukan oleh pihak yang memiliki wawasan yang luas tentang peraturan perundang-undangan
yang berlaku baik di bidang perpajakan maupun lainnya .
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Draf peraturan PP/PMK
5. Output Draf peraturan yang telah diharmonisasikan
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPC51-0001

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman923
KPC52-0001
KPC53-0001

W.01.2.5 Cosign/meminta masukan dan arahan direktorat terkait


1. Definisi Proses yang dikoordinasikan oleh Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lain untuk mendapatkan persetujuan direktorat lain yang terkait atas draf peraturan yang telah
dibuat.
2. Kriteria Sukses Draf peraturan telah melalui proses harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Draf peraturan PP/PMK
5. Output Draf peraturan yang telah dicosign direktorat terkait
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0001
KPB00-0002

W.01.2.6 Cosign/meminta masukan dan arahan staf ahli


1. Definisi Proses yang dikoordinasikan oleh Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lain untuk mendapatkan persetujuan staf ahli atas draf peraturan yang telah dibuat.
2. Kriteria Sukses Telah mendapatkan persetujuan dari direktorat lain yang terkait.
3. Proses Owner Staf Ahli
Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Draf peraturan PP/PMK yang telah dicosign direktorat terkait
5. Output Draf peraturan PP/PMK yang telah disetujui staf ahli
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman924
W.01.3 Pengesahan
1. Definisi Proses yang dikoordinasikan oleh Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat pengusul lainnya untuk mendapatakan pengesahan dari Direktur Jenderal Pajak atas Draf
peraturan yang telah disetujui staf ahli dan salinannya dari Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak.
2. Kriteria Sukses Semua pihak terkait menyetujui dengan membubuhkan tanda tangan dalam verbal Draf peraturan.
3. Proses Owner Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak
Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
4. Input Draf peraturan
5. Output Draf peraturan yang telah disetujui Direktur Jenderal Pajak
6. Ruang Lingkup Proses KPB00-0001
KPB00-0002

W.01.4Evaluasi
1. Definisi Proses evaluasi yang dilakukan oleh Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II
atau direktorat lainnya yang membuat peraturan perundang-undangan perpajakan yang telah
diimplementasikan di lapangan.
2. Kriteria Sukses Melakukan pemantauan dan peninjauan langsung ke lapangan atas implementasi peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Proses Owner Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan
Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Peraturan
5. Output Hasil evaluasi
6. Ruang Lingkup Proses KPB00-0004
KPC54-0001

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman925
W.02Perdirjen/SE
1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk membuat Peraturan Dirjen dan/atau SuratEdaran Dirjen (SE) yang baru maupun
penyempurnaan peraturan yang ada.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Masukan dari masyarakat dan/atau output dari proses bisnis pembayaran, keberatan, non keberatan,
ekstensifikasi, pengawasan, pemeriksaan, pengenaan PBB, penyidikan, pengolahan data pihak ketiga,
pengembangan dan analisa IDLP, edukasi, hubungan masyarakat, litigasi, dan hasil evaluasi/dampak
Nota Dinas penugasan dari Direktur Jenderal Pajak
5. Output Bahan Kajian
6. Ruang Lingkup Proses Perencanaan
Perencanaan
Penyusunan dan pembahasan
Pengesahan

W.02.1 Perencanaan
1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk membuat peraturan perundang-undangan perpajakan baik peraturan baru maupun
penyempurnaan peraturan yang ada.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Masukan dari masyarakat dan/atau output dari proses bisnis pembayaran, keberatan, non keberatan,

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman926
ekstensifikasi, pengawasan, pemeriksaan, pengenaan PBB, penyidikan, pengolahan data pihak ketiga,
pengembangan dan analisa IDLP, edukasi, hubungan masyarakat, litigasi, dan hasil evaluasi/dampak
Nota Dinas penugasan dari Direktur Jenderal Pajak
5. Output Bahan Kajian
6. Ruang Lingkup Proses Mengumpulkan Masukan
Penyaringan Masukan
Penetapan Awal
Pembahasan Internal
Penetapan Akhir

W.02.1.1 Mengumpulkan Masukan


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk mengumpulkan bahan sebagai dasar pembuatan atau penyempurnaan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Masukan dari masyarakat dan/atau output dari proses bisnis pembayaran, keberatan, non keberatan,
ekstensifikasi, pengawasan, pemeriksaan, pengenaan PBB, penyidikan, pengolahan data pihak ketiga,
pengembangan dan analisa IDLP, edukasi, hubungan masyarakat, litigasi, dan hasil evaluasi/dampak
Nota Dinas penugasan dari Direktur Jenderal Pajak
5. Output Bahan Kajian
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0003
KPC00-0001
KPE10-0009
KPD32-0005
KPD32-0007

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman927
KPE-30-0005
KPL11-0003
KPI21-0013

W.02.1.2 Penyaringan Masukan


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk menyaring bahan sebagai dasar pembuatan atau penyempurnaan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Bahan kajian
5. Output Bahan Kajian
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0003
KPC00-0001
KPE10-0009
KPD32-0005
KPD32-0007
KPE-30-0005
KPL11-0003
KPI21-0013

W.02.1.3 Penetapan Awal


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk menetapkan bahan awal sebagai dasar pembuatan atau penyempurnaan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman928
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Bahan kajian
5. Output Bahan Kajian
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0003
KPC00-0001
KPE10-0009
KPD32-0005
KPD32-0007
KPE-30-0005
KPL11-0003
KPI21-0013

W.02.1.4 Pembahasan Internal


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk membahas alasan penting dan bahan yang dipergunakan sebagai dasar pembuatan
atau penyempurnaan peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Bahan kajian
5. Output Bahan Kajian
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman929
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0003
KPC00-0001
KPE10-0009
KPD32-0005
KPD32-0007
KPE-30-0005
KPL11-0003
KPI21-0013

W.02.1.5 Penetapan Akhir


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk menetapkan bahan yang dipergunakan sebagai dasar pembuatan atau
penyempurnaan peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Kriteria Sukses Bahan kajian dibuat sesuai dengan dasar/latar belakang perpajakan dan kondisi ekonomi di Indonesia.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Bahan kajian
5. Output Bahan Kajian yang telah diseleksi
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0003
KPC00-0001
KPE10-0009
KPD32-0005
KPD32-0007
KPE-30-0005

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman930
KPL11-0003
KPI21-0013

W.02.2 Penyusunan dan pembahasan


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk menyusun Draf peraturan perundang-undangan perpajakan sesuai dengan bahan
kajian yang telah disetujui dan mengharmonisasikannya dengan peraturan lain yang berlaku.
2. Kriteria Sukses Draf peraturan harus melalui tahap harmonisasi sehingga dapat peraturan yang pada akhirnya berlaku dapat
diterapkan dengan baik.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Bahan Kajian yang telah diseleksi
5. Output Draf peraturan
6. Ruang Lingkup Proses Pembuatan naskah akademik
Penyusunan rancangan peraturan
Pembahasan
Harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi
Cosign/meminta masukan dan arahan direktorat terkait
Cosign/meminta masukan dan arahan staf ahli

W.02.2.1 Pembuatan Naskah Akademik


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk menyusun naskah akademik sesuai dengan bahan kajian yang telah disetujui.
2. Kriteria Sukses Pembuatan naskah akademik akan terus berlanjut sampai Draf peraturan disahkan.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman931
4. Input Bahan Kajian yang telah diseleksi
5. Output Naskah akademik
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP

W.02.2.2 Penyusunan Rancangan Peraturan


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk menyusun rancangan peraturan sesuai dengan naskah akademik yang telah dibuat
2. Kriteria Sukses Draf peraturan disusun sesuai dengan naskah akademik dan disesuaikan dengan peraturan lain yang
berlaku.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Naskah akademik
5. Output Draf peraturan (rancangan Per Dirjen/SE)
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0003
KPC00-0001
KPE10-0009
KPD32-0005
KPD32-0007
KPE-30-0005
KPL11-0003
KPI21-0013

W.02.2.3 Pembahasan
1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk membahas draf peraturan perundang-undangan perpajakan dengan pihak-pihak

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman932
terkait baik dari pihak internal DJP maupun pihak eksternal.
2. Kriteria Sukses Semua pihak yang terkait memberikan kontribusi terbaiknya.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Draf peraturan
5. Output Draf peraturan
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0003
KPC00-0001
KPE10-0009
KPD32-0005
KPD32-0007
KPE-30-0005
KPL11-0003
KPI21-0013

W.02.2.4 Harmonisasi, Pembulatan dan Pemantapan Konsepsi


1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk mengharmonisasikan Draf peraturan yang telah dibuat dengan peraturan lain yang
berlaku.
2. Kriteria Sukses Harmonisasi dilakukan oleh pihak yang memiliki wawasan yang luas tentang peraturan perundang-undangan
yang berlaku baik di bidang perpajakan maupun lainnya .
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Draf peraturan
5. Output Draf peraturan yang telah diharmonisasikan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman933
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPC51-0001
KPC52-0001
KPC53-0001

W.02.2.5 Cosign/meminta masukan dan arahan direktorat terkait


1. Definisi Proses yang dikoordinasikan oleh Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lain untuk mendapatkan persetujuan direktorat lain yang terkait atas draf peraturan yang telah
dibuat.
2. Kriteria Sukses Draf peraturan telah melalui proses harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Draf peraturan
5. Output Draf peraturan yang telah dicosign direktorat terkait
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0003
KPC00-0001
KPE10-0009
KPD32-0005
KPD32-0007
KPE-30-0005
KPL11-0003
KPI21-0013

W.02.2.6 Cosign/meminta masukan dan arahan staf ahli


1. Definisi Proses yang dikoordinasikan oleh Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lain untuk mendapatkan persetujuan staf ahli atas draf peraturan yang telah dibuat.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman934
2. Kriteria Sukses Telah mendapatkan persetujuan dari direktorat lain yang terkait.
3. Proses Owner Staf Ahli
Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Draf peraturan yang telah dicosign direktorat terkait
5. Output Draf peraturan yang telah disetujui staf ahli
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP

W.02.3 Pengesahan dan penetapan


1. Definisi Proses yang dikoordinasikan oleh Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat pengusul lainnya untuk mendapatakan pengesahan dari Direktur Jenderal Pajak atas Draf
peraturan yang telah disetujui staf ahli dan salinannya dari Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak.
2. Kriteria Sukses Semua pihak terkait menyetujui dengan membubuhkan tanda tangan dalam verbal Draf peraturan.
3. Proses Owner Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak
Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Draf peraturan
5. Output Peraturan
Salinan Peraturan
6. Ruang Lingkup Proses Pengesahan
Penetapan

W.02.3.1 Pengesahan
1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktur Jenderal Pajak untuk mengesahkan draf peraturan perpajakan sesuai
dengan kewenangannya.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman935
2. Kriteria Sukses Semua pihak terkait menyetujui dengan membubuhkan tanda tangan dalam verbal draf peraturan.
3. Proses Owner Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Draf peraturan
5. Output Peraturan
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Terkait undangan
7. SOP KPB00-0003
KPC00-0001
KPE10-0009
KPD32-0005
KPD32-0007
KPE-30-0005
KPL11-0003
KPI21-0013

W.02.3.2 Penetapan
1. Definisi Proses yang dilakukan di Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II atau
direktorat lainnya untuk mendapatkan salinan atas peraturan perundang-undangan perpajakan yang telah
disahkan.
2. Kriteria Sukses Mengajukan kepada pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan segera setelah peraturan disahkan.
3. Proses Owner Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak
Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Peraturan
5. Output Salinan Peraturan
6. Dasar Hukum/Aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman936
Terkait undangan
7. SOP

W.02.4Evaluasi
1. Definisi Proses evaluasi yang dilakukan oleh Direktorat Peraturan Perpajakan I, Direktorat Peraturan Perpajakan II
atau direktorat lainnya yang membuat peraturan perundang-undangan perpajakan yang telah
diimplementasikan di lapangan.
2. Kriteria Sukses Melakukan pemantauan dan peninjauan langsung ke lapangan atas implementasi peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Proses Owner Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan
Direktorat Peraturan Perpajakan I
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Direktorat lainnya
4. Input Peraturan
5. Output Hasil evaluasi
6. Ruang Lingkup Proses KPB00-0004
KPC54-0001

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman937
Matriks Hubungan Internasional
X.PROSES BISNIS HUBUNGAN INTERNASIONAL
1. Definisi Proses Bisnis Hubungan Internasional adalah kegiatan Direktorat Jenderal Pajak dengan pihak asing baik
negara/jurisdiksi lain atau organisasi internasional yang meliputi antara lain:
perjanjian kerjasama perpajakan yang dinisiasi oleh DJP maupun yang dinisiasi oleh pihak eksternal DJP antara
lain Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Perjanjian Pertukaran Informasi, Perjanjian Peningkatan
dan Perlindungan Penanaman Modal, Perjanjian Multilateral;
pertukaran informasi(Exchange of Information);
prosedur persetujuan bersama (Mutual Agreement Procedure);
kesepakatan harga transfer (Advance Pricing Agreement);
koordinasi bantuan Negara atau pihak donor;
protokoler terkait dengan hubungan internasional.
2. Proses Owner Direktur Jenderal Pajak
Direktorat Perpajakan Internasional
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Pajak
Direktur Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
3. Input Surat dari Kementerian Keuangan
Surat dari Kementerian Luar Negeri
Surat dari kementerian lain/BKPM
Surat dari otoritas negara lain, organisasi internasional, negara donor
Surat dari Direktorat, Kanwil, KPP
Delegasi Asing
Proses bisnis Pemeriksaan
Proses bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan

4. Output Draft Perjanjian


Ijin Prinsip dan ratifikasi
Surat Jawaban EOI
Persetujuan Bersama
Keputusan APA

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman938
Laporan Pelaksanaan/Evaluasi Asistensi
Term of Reference
Surat/Invitation Letter
Konsep Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Proses bisnis Pemeriksaan

5. Ruang Lingkup Proses Perjanjian dan Kerjasama Perpajakan Internasional(X.01)


pertukaran informasi (X.02)
prosedur persetujuan bersama (X.03)
kesepakatan harga transfer (X.04)
Negara Donor (X.05)
Protokoler (X.06)
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan nomor 234/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan
Keputusan Menteri Keuangan nomor 394/KMK.01/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang Penunjukkan Pejabat di
Ingkungan Kementerian Keuangan untuk Bertindak sebagai Competent Tax Authority Dalam rangka
Pembentukan dan/atau Renegosiasi Perjanjian Perpajakan Indonesia dengan Negara Lain dan Pelaksanaan
serta Penyelesaian Permasalahan Terkait dengan Perpajakan Internasional
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 60/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pertukaran
Informasi (Exchange Of Information)
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 125/PMK.010/2015 Tentang Tata Cara Pertukaran
Informasi (Exchange Of Information)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman939
X.01. PROSES BISNIS PERJANJIAN DAN KERJASAMA PERPAJAKAN INTERNASIONAL
1. Definisi Proses Bisnis Perjanjian dan Kerjasama Perpajakan Internasional adalah kegiatan dalam rangka kerjasama
perpajakan dengan negara mitra atau jurisdiksi mitra atau organisasi internasional (OI) melalui naskah Perjanjian
baik yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) maupun dinisiasi olehpihak eksternal DJP.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktur Perpajakan Internasional
Kementerian Luar Negeri
Badan Kebijakan Fiskal
4. Input Surat dari Kementerian Keuangan/Kementerian Luar Negeri/BKPM/ Kementerian dan Lembaga lain
Surat dari Direktorat/Kanwil/KPP
Naskah Perjanjian Internasional yang telah berlaku efektif
Bahan Kajian
Surat permintaan bahan
Agreed Minutes
Draft Perjanjian
5. Output Permintaan Ijin Prinsip dan Ratifikasi
Laporan Perundingan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Laporan evaluasi perjanjian internasional
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan nomor 234/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan
Keputusan Menteri Keuangan nomor 394/KMK.01/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang Penunjukkan Pejabat di
Ingkungan Kementerian Keuangan untuk Bertindak sebagai Competent Tax Authority Dalam rangka
Pembentukan dan/atau Renegosiasi Perjanjian Perpajakan Indonesia dengan Negara Lain dan Pelaksanaan
serta Penyelesaian Permasalahan Terkait dengan Perpajakan Internasional

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman940
7. SOP KPC30-0003 tentang TATA CARA PENYUSUNAN DRAFT PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK
BERGANDA
KPC30-0004 tentang TATA CARA PENYUSUNAN PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN
PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
KPC30-0005 tentang TATA CARA EVALUASI PELAKSANAAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK
BERGANDA

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman941
X.01.1. PROSES BISNIS PERJANJIAN DAN KERJSAMA INTERNASIONAL INISIASI DJP
1. Definisi Proses Bisnis Perjanjian dan Kerjasama Internasional Inisiasi DJP adalah kegiatan DJP dalam melaksanakan
kerjasama perpajakan dengan Negara/jurisdiksi asing atau organisasi internasional dimana DJP bertindak selaku
koordinator untuk melakukan pembentukan dan/atau renegosiasi. Proses Bisnis ini meliputi tahap pembentukan
atau renegosiasi perjanjian internasional, penyusunan petunjuk pelaksanaan atas perjanjian dan kerjasama
internasional, dan evaluasi atas pelaksanaan perjanjian perpajakan dan kerjasama perpajakan internasional.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktur Perpajakan Internasional
Badan Kebijakan Fiskal
Kementerian Luar Negeri/Kementerian dan Lembaga lain

4. Input Surat dari Kementerian Keuangan. Kementerian Luar Negeri/BKPM/Kementerian dan lembaga lain
Surat dari Direktorat/Kanwil/KPP
Naskah Perjanjian Internasional yang berlaku efektif

Draft Perjanjian
Permintaan Ijin Prinsip dan Ratifikasi
5. Output
Konsep Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Laporan evaluasi perjanjian internasional
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan nomor 234/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan
Keputusan Menteri Keuangan nomor 394/KMK.01/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang Penunjukkan Pejabat di
Ingkungan Kementerian Keuangan untuk Bertindak sebagai Competent Tax Authority Dalam rangka
Pembentukan dan/atau Renegosiasi Perjanjian Perpajakan Indonesia dengan Negara Lain dan Pelaksanaan
serta Penyelesaian Permasalahan Terkait dengan Perpajakan Internasional

7. SOP KPC30-0003 TATA CARA PENYUSUNAN DRAFT PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman942
X.01.1.1 PEMBENTUKAN/RENEGOSIASI PERJANJIAN INTERNASIONAL

1. Definisi Proses Bisnis Pembentukan/Renegosiasi Perjanjian dan Kerjasama Internasional adalah kegiatan dalam rangka
penjajakan untuk memulai terbentuknya perjanjian dan kerjasama internasional dengan Negara atau jurisdiksi lain
dimana DJP bertindak selaku koordinator untuk melakukan pembentukan dan/atau renegosiasi. Proses Bisnis ini
meliputi tahap penelitian atas usulan pembentukan/renegosiasi, penyusunan draft perjanjian, perundingan
perjanjian, dan permintaan ijin prinsip.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktur Perpajakan Internasional
Badan Kebijakan Fiskal
Kementerian Luar Negeri/Kementerian dan Lembaga lain
4. Input Surat dari Kementerian Keuangan. Kementerian Luar Negeri/BKPM/Kementerian dan lembaga lain
Surat dari Direktorat/Kanwil/KPP
Bahan Kajian Perpajakan
Bahan Kajian Keekonomian
Bahan Kajian Analsis Kewilayahan dan Geopolitik
Bahan Kajian lainnya
Draft Perjanjian
Agreed Minutes naskah hasil perundingan
Permintaan Bahan
Draft Perjanjian
5. Output
Agreed minutes dan naskah hasil perundingan
Permintaan Ijin Prinsip dan Ratifikasi
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan nomor 234/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan
Keputusan Menteri Keuangan nomor 394/KMK.01/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang Penunjukkan Pejabat di
Ingkungan Kementerian Keuangan untuk Bertindak sebagai Competent Tax Authority Dalam rangka
Pembentukan dan/atau Renegosiasi Perjanjian Perpajakan Indonesia dengan Negara Lain dan Pelaksanaan
serta Penyelesaian Permasalahan Terkait dengan Perpajakan Internasional

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman943
7. SOP KPC30-0003 TATA CARA PENYUSUNAN DRAFT PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman944
X.01.2PROSES BISNIS PERJANJIAN DAN KERJASAMA INTERNASIONAL INISIASI NON DJP
1. Definisi Proses Bisnis PERJANJIAN DAN KERJASAMA INTERNASIONAL INISIASI NON DJPadalah kegiatan dimana
DJP terlibat dalam perjanjian dan kerjasama internasional terkait perpajakan dengan Negara/jurisdiksi asing atau
organisasi internasional dimana DJP tidak bertindak selaku koordinator untuk melakukan pembentukan dan/atau
renegosiasi. Proses Bisnis ini meliputi tahap penyusunan bahan/draft perjanjian dan keikutsertaan DJP dalam
perundingan perjanjian dan kerjasama internasional.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktur Perpajakan Internasional
4. Input Surat Permintaan Bahan dari Kementerian Keuangan. Kementerian Luar Negeri/BKPM/Kementerian dan lembaga
lain
Permintaan Delegasi Perundingan dari Kementerian Keuangan. Kementerian Luar Negeri/BKPM/Kementerian dan
lembaga lain
Bahan/draft Perjanjian
5. Output
Laporan Perundingan
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan nomor 234/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan
Keputusan Menteri Keuangan nomor 394/KMK.01/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang Penunjukkan Pejabat di
Ingkungan Kementerian Keuangan untuk Bertindak sebagai Competent Tax Authority Dalam rangka
Pembentukan dan/atau Renegosiasi Perjanjian Perpajakan Indonesia dengan Negara Lain dan Pelaksanaan
serta Penyelesaian Permasalahan Terkait dengan Perpajakan Internasional
7. SOP KPC30-0004 TATA CARA PENYUSUNAN PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN
PAJAK BERGANDA

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman945
X.02. PROSES BISNIS PERTUKARAN INFORMASI
1. Definisi Proses Bisnis ini mencakup tata cara pertukaran informasi dengan Negara Mitra P3B dan Perjanjian Pertukaran
Informasi bilateral maupun multilateral untuk kepentingan/tujuan perpajakan. Proses Bisnis ini meliputi pertukaran
informasi berdasarkan permintaan, pertukaran informasi secara spontan, dan pertukaran informasi secara
otomatis
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Subdit Pertukaran Informasi Perpajakan Internasional. Dit. Perpajakan Internasional
4. Input Surat permintaan EOI dari Negara Mitra P3BdanPerjanjian Pertukaran Informasi bilateral maupun multilateral
Surat permintaan EOI dari Direktorat/Kantor Wilayah/Kantor Pelayanan Pajak
Proses bisnis Pemeriksaan
Proses bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan
Surat Jawaban EOI
5. Output
Proses bisnis Pemeriksaan
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan nomor 234/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan
Keputusan Menteri Keuangan nomor 394/KMK.01/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang Penunjukkan Pejabat di
Ingkungan Kementerian Keuangan untuk Bertindak sebagai Competent Tax Authority Dalam rangka
Pembentukan dan/atau Renegosiasi Perjanjian Perpajakan Indonesia dengan Negara Lain dan Pelaksanaan
serta Penyelesaian Permasalahan Terkait dengan Perpajakan Internasional
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 60/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pertukaran
Informasi (Exchange Of Information)
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 125/PMK.010/2015 Tentang Tata Cara Pertukaran
Informasi (Exchange Of Information)
7. SOP KPC34-0003 SOP TATA CARA PENERUSAN PERMINTAAN INFORMASI DAN TINDAK LANJUTNYA DARI DJP
KEPADA NEGARA MITRA P3B
KPC34-0004 SOP TATA CARA PERTUKARAN INFORMASI DARI NEGARA MITRA P3B

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman946
X.02.1PROSES BISNIS PERTUKARAN INFORMASI BERDASARKAN PERMINTAAN
1. Definisi Proses Bisnis ini menguraikan tata cara pertukaran informasi berdasarkan permintaan, baik dari direktorat teknis
maupun unit pelaksana, maupun dari otoritas pajak negara/jurisdiksi mitra.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Subdit Pertukaran Informasi Perpajakan Internasional. Dit. Perpajakan Internasional
4. Input Surat permintaan EOI dari Negara Mitra P3B danPerjanjian Pertukaran Informasi bilateral maupun multilateral
Surat permintaan EOI dari Direktorat/Kantor Wilayah/Kantor Pelayanan Pajak
Laporan Pemanfaatan
Surat Permintaan informasi kepada Negara Mitra P3B danPerjanjian Pertukaran Informasi bilateral maupun
multilateral
Surat Permintaan informasi kepada Direktorat/Kantor Wilayah/Kantor Pelayanan Pajak
5. Output
Laporan Pemanfaatan
Permintaan Pemeriksaan Tujuan Lain
Proses bisnis Pemeriksaan
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan nomor 234/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan
Keputusan Menteri Keuangan nomor 394/KMK.01/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang Penunjukkan Pejabat di
Ingkungan Kementerian Keuangan untuk Bertindak sebagai Competent Tax Authority Dalam rangka
Pembentukan dan/atau Renegosiasi Perjanjian Perpajakan Indonesia dengan Negara Lain dan Pelaksanaan
serta Penyelesaian Permasalahan Terkait dengan Perpajakan Internasional
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 60/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pertukaran
Informasi (Exchange Of Information)
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 125/PMK.010/2015 Tentang Tata Cara Pertukaran
Informasi (Exchange Of Information)
7. SOP KPC34-0003 SOP TATA CARA PENERUSAN PERMINTAAN INFORMASI DAN TINDAK LANJUTNYA DARI
DJP KEPADA NEGARA MITRA P3B

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman947
X.02.2PROSES PERTUKARAN INFORMASI SECARA SPONTAN
1. Definisi Proses Bisnis ini menguraikan tata cara pertukaran informasi secara spontan yang dilakukan berdasarkan data
yang diterima/diperoleh dari direktorat teknis maupun unit pelaksana, maupun dari otoritas pajak negara/jurisdiksi
mitra.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Subdit Pertukaran Informasi Perpajakan Internasional. Dit. Perpajakan Internasional
4. Input Informasi terkait perpajakan
Pemberitahuan Pemanfaatan
Proses bisnis Pemeriksaan
Proses bisnis Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan
Surat penyampaian informasi kepada Negara Mitra P3B danPerjanjian Pertukaran Informasi bilateral maupun
multilateral
5. Output
Surat penyampaian informasi kepada Direktorat/Kantor Wilayah/Kantor Pelayanan Pajak
Laporan Pemanfaatan
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan nomor 234/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan
Keputusan Menteri Keuangan nomor 394/KMK.01/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang Penunjukkan Pejabat di
Ingkungan Kementerian Keuangan untuk Bertindak sebagai Competent Tax Authority Dalam rangka
Pembentukan dan/atau Renegosiasi Perjanjian Perpajakan Indonesia dengan Negara Lain dan Pelaksanaan
serta Penyelesaian Permasalahan Terkait dengan Perpajakan Internasional
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 60/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pertukaran
Informasi (Exchange Of Information)
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 125/PMK.010/2015 Tentang Tata Cara Pertukaran
Informasi (Exchange Of Information)
7. SOP KPC34-0003 SOP TATA CARA PENERUSAN PERMINTAAN INFORMASI DAN TINDAK LANJUTNYA DARI
DJP KEPADA NEGARA MITRA P3B

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman948
X.02.2PROSES PERTUKARAN INFORMASI SECARA OTOMATIS
1. Definisi Proses Bisnis ini menguraikan tata cara pertukaran informasi secara otomatis atas informai perpajakan dan
informasi keuangan nasabah yang dapat dilakukan DJP dengan otoritas pajak negara/jurisdiksi mitra sesuai
perjanjian P3B atau perjanjian pertukaran informasi secara bilateral maupun multilateral.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Subdit Pertukaran Informasi Perpajakan Internasional. Dit. Perpajakan Internasional
4. Input Informasi terkait perpajakan
Informasi Keuangan

Informasi terkait perpajakan


5. Output
Informasi Keuangan
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan nomor 234/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan
Keputusan Menteri Keuangan nomor 394/KMK.01/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang Penunjukkan Pejabat di
Ingkungan Kementerian Keuangan untuk Bertindak sebagai Competent Tax Authority Dalam rangka
Pembentukan dan/atau Renegosiasi Perjanjian Perpajakan Indonesia dengan Negara Lain dan Pelaksanaan
serta Penyelesaian Permasalahan Terkait dengan Perpajakan Internasional
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 60/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pertukaran
Informasi (Exchange Of Information)
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 125/PMK.010/2015 Tentang Tata Cara Pertukaran
Informasi (Exchange Of Information)
7. SOP KPC34-0003 SOP TATA CARA PENERUSAN PERMINTAAN INFORMASI DAN TINDAK LANJUTNYA DARI
DJP KEPADA NEGARA MITRA P3B

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman949
3. PROSES BISNIS PROSEDUR PERSETUJUAN BERSAMA (MUTUAL AGREEMENT PROCEDURE - MAP)
1. Definisi Proses Bisnis Prosedur Persetujuan Bersama menguraikan pelaksanaan prosedur persetujuan bersama yang
dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak dan Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra
2. Proses Owner Direktorat Perpajakan Internasional

3. Input 1. Surat Permintaan Pelaksanaan MAP oleh Wajib Pajak


2. Surat Permintaan Pelaksanaan MAP oleh WNI yang berada dalam Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra
3. Surat Permintaan Pelaksanaan MAP oleh Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra
4. Inisiatif Direktur Jenderal Pajak
4. Output 1. Surat Pemberitahuan kepada Wajib Pajak
2. Laporan Penelitian Permintaan Pelaksanaan MAP
3. Surat Permintaan Pelaksanaan MAP kepada Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra
4. Surat Pemberitahuan kepada Direktur Jenderal Pajak
5. Naskah Posisi
6. Rancangan Persetujuan Bersama
7. Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas Persetujuan Bersama
5. Ruang Lingkup Proses Penelitian Pengajuan Permintaan Pelaksanaan MAP
Pelaksanaan MAP
Dokumentasi Pelaksanaan MAP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman950
3.1. PROSES BISNIS PENELITIAN PENGAJUAN PERMINTAAN PELAKSANAAN PROSEDUR PERSETUJUAN BERSAMA
1. Definisi Proses Bisnis penelitian pengajuan permintaan pelaksanaan prosedur persetujuan bersama menguraikan
pelaksanaan prosedur penelitian atas pengajuan permintaan pelaksanaan MAP oleh Wajib Pajak, Negara
Mitra atau Yuridiksi Mitra dan inisiatif Direktur Jenderal Pajak
2. Proses Owner Direktorat Perpajakan Internasional

3. Input 1. Surat Permintaan Pelaksanaan MAP oleh Wajib Pajak


2. Surat Permintaan Pelaksanaan MAP oleh WNI yang berada dalam Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra
3. Surat Permintaan Pelaksanaan MAP oleh Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra
4. Inisiatif Direktur Jenderal Pajak
4. Output Surat Pemberitahuan Pengajuan Permintaan Pelaksanaan MAP Lengkap kepada Wajib Pajak;
Surat Penolakan Permintaan Pelaksanaan MAP kepada Wajib Pajak;
Lembar Penelitian Permintaan;
Surat permintaan dokumen pendukung kepada Wajib Pajak;
Nota Dinas Pemberitahuan Rencana Pelaksanaan MAP kepada Direktur Jenderal Pajak
Surat pemberitahuan kepada WNI yang menjadi Wajib Pajak dalam Negara Mitra
Surat permintaan penjelasan kepada Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra atau kepada Wajib Pajak
Surat Permintaan Pelaksanaan MAP kepada negara mitra atau yuridiksi mitra;
Usulan Tim Pelaksanaan MAP
5. Ruang Lingkup Proses Penelitian Pengajuan Permintaan Pelaksanaan MAP oleh Wajib Pajak
Penelitian Pengajuan Permintaan Pelaksanaan MAP atas inisiatif Direktur Jenderal Pajak
Penelitian Pengajuan Permintaan Pelaksanaan MAP oleh Otoritas Pajak Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra

3.2. PROSES BISNIS PELAKSANAAN PERSETUJUAN PERSETUJUAN BERSAMA


1. Definisi Proses Bisnis pelaksanaan persetujuan persetujuan bersama menguraikan serangkaian kegiatan
pelaksanaan penyusunan persetujuan bersama dengan Negara Mitra atau Yuridiksi Mitra
2. Proses Owner Direktorat Perpajakan Internasional
3. Input Surat Permintaan Pelaksanaan MAP
Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas Tim Pelaksana MAP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman951
Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas Tim Quality Assurance
Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas Delegasi Perunding
Laporan Hasil Pemeriksaan
4. Output Permintaan pertukaran informasi kepada Otoritas Pajak Negara Mitra;
Surat Permintaan dokumen pendukung kepada Direktorat/Kantor Wilayah/Kantor Pelayanan Pajak terkait;
Hasil pembahasan dengan Direktorat/Kantor Wilayah/Kantor Pelayanan Pajak terkait atau Wajib Pajak atau
WNI yang menjadi Wajib Pajak dalam Negara Mitra;
Permintaan Pemeriksaan Tujuan Lain
Rekomendasi Naskah Posisi kepada Direktur Jenderal Pajak
Naskah Posisi
Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas Persetujuan Bersama
Proses bisnis Pemeriksaan
5. Ruang Lingkup Proses Penelitian atas materi atau hal-hal yang diminta dalam permintaan pelaksanaan MAP;
Pembahasan rekomendasi naskah posisi (position paper);
Konsultasi Negara mitra; dan
Persetujuan bersama

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman952
X.04. PROSES BISNIS KESEPAKATAN HARGA TRANSFER
1. Definisi Proses Bisnis ini menguraikan tata cara pembentukan dan pelaksanaan kesepakatan harga transfer (APA) untuk
menentukan harga transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Proses Bisnis ini meliputi
pelaksanaan kesepakatan harga transfer yang diajukan Wajib Pajak Dalam negeri, kesepakatan harga transfer
yang diajukan Wajib Pajak Negara/Jurisdiksi Mitra, evaluasi kesepakatan harga transfer, dan pembaruan
kesepakatan harga transfer.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktur Jenderal Pajak
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
DirektoratPerpajakan Internasional
4. Input Surat Permohonan APA
Laporan Kepatuhan Tahunan
Surat Pengajuan Pembaruan PA
Naskah APA
5. Output
Kep Dirjen Putusan APA
6. Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak penghasilan s.t.d.t.d Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan s.t.d.t.d Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 7/Pmk.03/2015 Tentang Tata Cara Pembentukan Dan
Pelaksanaan Kesepakatan Harga Transfer(Advance Pricing Agreement)
7. SOP KPD33-0001SOP Tata Cara Advance Pricing Agreement (Perlu update)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman953
X.04.1PROSES BISNIS KESEPAKATAN HARGA TRANSFER YANG DIAJUKAN OLEH WPDN
1. Definisi Proses Bisnis ini menguraikan tata cara advance pricing agreement untukpenanganan transfer pricing melalui
terhadap transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang diajukan oleh Wajib Pajak
dalam negeri Indonesia.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktorat Perpajakan Internasional
Tim Pembahas APA
Tim QA APA

4. Input Surat Permohonan Pembicaraan Awal


Surat Permohonan APA
Laporan Hasil Pemeriksaan
Undangan APA
Permohonan MAP
Rekomendasi Naskah Posisi APA
5. Output Permintaan Pemeriksaan Tujuan Lain
Naskah APA
Kep Dirjen Putusan APA
Proses bisnis Pemeriksaan
6. Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak penghasilan s.t.d.t.d Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan s.t.d.t.d Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 7/Pmk.03/2015 Tentang Tata Cara Pembentukan Dan
Pelaksanaan Kesepakatan Harga Transfer(Advance Pricing Agreement)
7. SOP Belum ada

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman954
X.04.2PROSES BISNIS KESEPAKATAN HARGA TRANSFER YANG DIAJUKAN OLEH WP NEGARA/YURISDIKSI MITRA
1. Definisi Proses Bisnis ini menguraikan tata cara advance pricing agreement untukpenanganan transfer pricing melalui
terhadap transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang diajukan oleh Wajib Pajak
Negara/Yurisdiksi Mitra.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktur Jenderal Pajak
Direktorat Perpajakan Internasional
Tim Pembahas APA
Tim QA APA

4. Input Surat Permintaan APA dari otoritas negara/yurisdiksi mitra


Persetujuan untuk APA dari WP terkait di dalam negeri
Surat Permohonan APA
Laporan Hasil Pemeriksaan
Surat Pemberitahuan
Undangan APA
Permohonan MAP
Permintaan Pemeriksaan Tujuan Lain
5. Output
Rekomendasi Naskah Posisi APA
Naskah APA
Kep Dirjen Putusan APA
Proses bisnis Pemeriksaan
6. Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak penghasilan s.t.d.t.d Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan s.t.d.t.d Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 7/Pmk.03/2015 Tentang Tata Cara Pembentukan Dan
Pelaksanaan Kesepakatan Harga Transfer(Advance Pricing Agreement)
7. SOP Belum ada

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman955
Direktorat Transformasi Proses Bisnis
Halaman956
X.04.3PROSES BISNIS EVALUASI KESEPAKATAN HARGA TRANSFER
1. Definisi Proses Bisnis ini menguraikan tata cara evaluasi advance pricing agreement
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktorat Perpajakan Internasional

4. Input Laporan Kepatuhan Tahunan

Surat Pemberitahuan
5. Output
Kep Dirjen Putusan APA
6. Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak penghasilan s.t.d.t.d Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan s.t.d.t.d Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 7/Pmk.03/2015 Tentang Tata Cara Pembentukan Dan
Pelaksanaan Kesepakatan Harga Transfer(Advance Pricing Agreement)
7. SOP Belum ada

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman957
5. PROSES BISNIS NEGARA DONOR
1. Definisi Proses Bisnis Negara Donor menguraikan tata cara penyusunan rencana kerja, koordinasi, pelaksanaan
kegiatan, permintaan data dan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang diberikan oleh Negara hibah atau donor
kepada Direktorat Jenderal Pajak
2. Proses Owner Subdirektorat Transformasi Organisasi Direktorat KITSDA
Subdirektorat Kerjasama dan Kemitraan Direktorat P2Humas
3. Input Undangan Kegiatan Overseas
Tawaran kegiatan asistensi
Usulan kebutuhan
4. Output Undangan Donor Meeting
Laporan Hasil Rapat
Rencana Asistensi
Terms of Reference
Laporan Hasil Evaluasi Asistensi
5. Ruang Lingkup Proses Pelaksanaan Donor Meeting
Pelaksanaan Kegiatan Overseas
Pelaksanaan Kegiatan Asistensi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman958
5.1. PROSES BISNIS PELAKSANAAN DONOR MEETING
1. Definisi Proses Bisnis Negara Donor menguraikan tata cara pelaksanaan penyelenggaraan pertemuan dengan pihak
negara hibah atau donor dengan perwakilan Direktorat Jenderal Pajak
2. Proses Owner Subdirektorat Transformasi Organisasi Direktorat KITSDA
Subdirektorat Kerjasama dan Kemitraan Direktorat P2Humas
3. Input Penugasan
Undangan Donor Meeting
4. Output Undangan Donor Meeting
Nota Dinas Permintaan Bahan Donor Meeting
Laporan Hasil Rapat
Terms of Reference
Laporan Hasil Evaluasi Asistensi
Rencana Kerja Sama
5. Ruang Lingkup Proses Penugasan Pelaksanaan Donor Meeting;
Penyusunan Bahan Pertemuan (Donor Meeting);
Pertemuan dengan Negara Donor (donor meeting);
Penyusunan Laporan Hasil Rapat (minutes of meeting);

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman959
5.2. PROSES BISNIS PELAKSANAAN KEGIATAN OVERSEAS
1. Definisi Proses Bisnis Negara Donor menguraikan tata cara kegiatan pelaksanaan kunjungan ke luar negeri sebagai
bagian dari kerja sama dengan Negara donor
2. Proses Owner Subdirektorat Transformasi Organisasi Direktorat KITSDA
3. Input Undangan Kegiatan Overseas
Hasil seleksi peserta
Persetujuan pendanaan
4. Output Nota Dinas permintaan usulan peserta;
Nota Dinas usulan pendanaan; dan
Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan yang Dibiayai Hibah/Negara Donor
5. Ruang Lingkup Proses Penerimaan undangan;
Pengajuan usulan dana; dan
Pelaksanaan kegiatan; dan
Evaluasi kegiatan overseas

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman960
5.3. PROSES BISNIS PELAKSANAAN KEGIATAN ASISTENSI
1. Definisi Proses Bisnis Negara Donor menguraikan tata cara penyelenggaraan kegiatan asistensi yang disponsori oleh
negara donor

2. Proses Owner Subdirektorat Transformasi Organisasi Direktorat KITSDA


3. Input Tawaran Asistensi dari Negara Donor
Kajian analisis kebutuhan
Nota Dinas
Laporan Kegiatan asistensi dari Negara Donor
4. Output Surat permintaan kajian analisis kebutuhan;
Nota Dinas Hasil Rapat
TOR/Kesepakatan
Rencana Kerja asistensi
Bahan Koordinasi
Surat Pemberitahuan
Undangan rapat monitoring
Laporan hasil evaluasi asistensi
5. Ruang Lingkup Proses Penyusunan rencana asistensi;
Pembahasan kajian analisis kebutuhan;
Koordinasi pelaksanaan kegiatan asistensi;
Monitoring pelaksanaan asistensi; dan
Evaluasi kegiatan asistensi.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman961
6. PROSES BISNIS PROTOKOLER
1. Definisi Proses Bisnis Protokoler menguraikan tata cara persiapan penerimaan kunjungan dan asistensi terhadap
kunjungan delegasi negara asing atau lembaga internasional ke DJP.
2. Proses Owner Subdirektorat Kerjasama dan Kemitraan Direktorat P2Humas
3. Input Surat Permohonan atau Pemberitahuan Rencana Kunjungan Delegasi Negara Asing atau Lembaga
Internasional
4. Output 1. Surat Jawaban untuk menjawab/menanggapi surat permohonan/pemberitahuan rencana kunjungan
2. Invitation Letter
3. Surat Pemberitahuan adanya Kunjungan Delegasi keunit yang akan dikunjungi
4. Laporan hasil pelaksanaan kegiatan penerimaan kunjungan delegasi negara asing atau lembaga
internasional ke DJP

5. Ruang Lingkup Proses Persiapan asistensi kunjungan delegasi asing;


Pelaksanaan kunjungan delegasi asing; dan
Penyusunan laporan kegiatan kunjungan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman962
Matriks Pengelolaan Pengetahuan
Y. PROSES BISNIS PENGELOLAAN PENGETAHUAN
Definisi Proses Bisnis PengelolaanPengetahuan adalah rangkaiankegiatanmengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan,
danmendistribusikanpengetahuanuntukdigunakankembali, diketahui, dandipelajari di
DirektoratJenderalPajak
Kriteriasukses Pengetahuandapatter-capturedandikeloladalamsuatusistem yang
baiksehinggadapatdimanfaatkanolehseluruhpegawai
Process Owner Direktorat P2 Humas
Input Peraturan
Kajian
Proses Bisnis
Kebijakan
Pengetahuan
Output Knowledge Sharing Occasion
Knowledge Update
Ruang Lingkup PelaksanaanIdentifikasiPengetahuan di DirektoratJenderalPajak (Y.01)
Proses PenyusunanPengetahuanBaru (Y.02)
PelaksanaanKlasifikasiAtasPengetahuan (Y.03)
PenyimpananPengetahuan (Y.04)
DistribusiPengetahuan (Y.05)
PenerapanPengetahuan (Y.06)
PeraturanTerkait PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan;
SOP -

Y.01PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PENGETAHUAN DI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


Definisi Proses Bisnis PelaksanaanIdentifikasiPengetahuan di DirektoratJenderalPajakadalah proses
mengidentifikasipengetahuan (knowledge) yang ada,
dilanjutkandenganmenentukanapasajapengetahuan (knowledge) yang akandikelola

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman963
Kriteriasukses Pengetahuan yang akandikelolatelahditentukan
Process Owner Direktorat P2 Humas
Input Peraturan
Kajian
Proses Bisnis
Kebijakan
Pengetahuan
Output Determination of Requirement
Evaluationof Existing Knowledge
Decision Support System
Data Mining
Ruang Lingkup IdentifikasiKebutuhan (Y.01.1)
Proses PenentuanKebutuhan (Y.01.2)
PeraturanTerkait PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan;
SOP -

Y.02PENYUSUNAN PENGETAHUAN BARU


Definisi Proses Bisnis PenyusunanPengetahuanBaruadalah serangkaian proses yang
bertujuanuntukmenemukandanmembentukpengetahuanbaru
Kriteriasukses Terbentuknyapengetahuanbaru
Process Owner Direktorat P2 Humas
Input Determination of Requirement
Evaluation of Existing Knowledge
Decision Support System
Data mining
Output Identification of Best Practice
Ruang Lingkup PelaksanaanPengumpulanPengetahuan (Y.02.1)
Proses PenyusunanKaitanAntarPengetahuan (Y.02.2)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman964
Boundary Spanning (Y.02.3)
PenemuanPengetahuanBaru (Y.02.4)
PembentukanPengetahuanBaru (Y.02.5)
PeraturanTerkait PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan;
SOP -

Y.03PELAKSANAAN KLASIFIKASI ATAS PENGETAHUAN


Definisi Proses Bisnis PelaksanaanKlasifikasiAtasPengetahuanadalah proses menentukan ruang lingkup (scope definition)
pengetahuan yang akan dikelola dandilanjutkandenganmemetakanpengetahuan.

Kriteriasukses Pengetahuandipetakandenganjelas
Process Owner Direktorat P2 Humas
Input Determination of Requirement
Evaluation of Existing Knowledge
Decision Support System
Data Mining
Output Creation of Knowledge
Identification of Best Practice
Ruang Lingkup PenyusunanScope Definition (Y.03.1)
Proses PenyusunanPetaPengetahuan (Y.03.2)
PeraturanTerkait PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan;
SOP -

Y.04PENYIMPANAN PENGETAHUAN
Definisi Proses Bisnis PenyimpananPengetahuanadalah proses
penyimpananpengetahuandenganmemanfaatkanteknologimaupundenganmanajemenperpustakaan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman965
Kriteriasukses Terbentuknyaperpustakaandan basis data pengetahuan
Process Owner Direktorat P2 Humas
Input Determination of Requirement
Evaluation of Existing Knowledge
Decision Support System
Data Mining
Evaluation of Existing Knowledge
Output Knowledge Package Design
Codification & Integration
Update Knowledge Map
Data Storage
Protocol
Ruang Lingkup DesainInfrastrukturTeknologi (Y.04.1)
Proses ManajemenPerekamandanPenyimpananPengetahuan (Y.04.2)
ManajemenPerpustakaan (Y.04.3)
PeraturanTerkait PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan;
SOP -

Y.05DISTRIBUSI PENGETAHUAN
Definisi Proses Bisnis DistribusiPengetahuanadalah proses penyebarluasanpengetahuan
yangmutakhirkepadaseluruhpegawai
Kriteriasukses Pengetahuandapatdiaksesmelaluiaplikasi
Process Owner Direktorat P2 Humas
Input Knowledge Package Design
Codification & Integration
Update Knowledge Map
Data Storage
Protocol

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman966
Output Tax Knowledge Base Update
Announcement of Knowledge
Ruang Lingkup PenyebarluasanPengetahuan (Y.05.1)
Proses PemutakhiranPengetahuan (Y.05.2)
PeraturanTerkait PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan;
SOP KP124-0002
KP124-0003
KP124-0004
KP124-0005
KP124-0007
KP124-0008

Y.06PENERAPAN PENGETAHUAN
Definisi Proses BisnisPenerapanPengetahuanadalah proses
memanfaatkanpengetahuanuntukmendukungpelaksanaantugasataufungsi
Kriteriasukses Pengetahuandapatdimanfaatkanolehpegawaidalammelaksanakantugas
Process Owner Direktorat P2 Humas
Input Tax Knowledge Base Update
Announcement of Knowledge
Output Knowledge Sharing Occasion
Knowledge Update
Product, Service, and Process
Audited Knowledge Asset
Measured Intellectual Capital
Ruang Lingkup Knowledge Sharing (Y.06.1)
Proses PemanfaatanPengetahuan (Y.06.2)
Knowledge Auditing (Y.06.3)
PeraturanTerkait PMK-234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman967
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan;
SOP -

Matriks Penelitian dan Pengembangan


Z. PROSES BISNIS PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
1. Definisi Proses Bisnis Penelitian dan Pengembangan adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memberikan
rekomendasi ataupun usulan terhadap proses bisnis utama maupun proses bisnis lainnya.
2. Proses Owner Direktorat Transformasi Proses Bisnis;
Direktorat Kepatuhan Internal dan Sumber Daya Aparatur;
Direktorat Transformasi Teknologi dan Informasi; dan
Sekertariat Direktorat Jenderal.
3. Input Hasil Survey;
Dashboard Informasi;
Rencana Strategis;
Standar IKU;
Dokumen Rencana Kerja;
Kebijakan;
Pengaduan;
Hasil Evaluasi;
Dokumen Analisis dan Usulan Pengembangan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman968
4. Output Dokumen Analisis dan Usulan Pengembangan;
Public Hearing;
Pembahasan dokumen analisis dan usulan pengembangan;
Surat permintaan masukan/persetujuan kepada unit eselon II terkait; dan
Dokumen Rekomendasi dan Hasil Pengembangan.
5. Ruang Lingkup Proses Penelitian; dan
Pengembangan.

Z.1 PROSES BISNIS PENELITIAN


1. Definisi Proses Bisnis Penelitian adalah serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisis
informasi hingga menyajikan laporan untuk kegiatan pengembangan.
2. Proses Owner Direktorat Transformasi Proses Bisnis;
Direktorat Kepatuhan Internal dan Sumber Daya Aparatur;
Direktorat Transformasi Teknologi dan Informasi; dan
Sekertariat Direktorat Jenderal.
3. Input Hasil Survey;
Dashboard Informasi;
Rencana Strategis;
Standar IKU;
Dokumen Rencana Kerja;
Kebijakan;
Pengaduan;
Hasil Evaluasi; dan
Dokumen Analisis.
4. Output Audit Proses Data Kejadian;
Dokumen Risiko; dan
Dokumen Analisis dan Usulan Pengembangan.
5. Ruang Lingkup Proses Identifikasi Permasalahan;
Penyusunan Analisis; dan
Penyusunan Laporan Hasil Penelitian.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman969
Z.1.2 PROSES BISNIS PENYUSUNAN ANALISIS
1. Definisi Proses Bisnis Penyusunan Analisis adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis hasil audit
proses data kejadian sebagai bahan penyusunan laporan hasil penelitian.
2. Proses Owner Direktorat Transformasi Proses Bisnis;
Direktorat Kepatuhan Internal dan Sumber Daya Aparatur;
Direktorat Transformasi Teknologi dan Informasi; dan
Sekertariat Direktorat Jenderal.
3. Input Audit Proses Data Kejadian.
4. Output Hasil Gap Analysis;
Hasil Impact Analysis;
Strategi manajemen perubahan;
Dokumen Risiko; dan
Dokumen Analisis/Kajian.
5. Ruang Lingkup Proses Penyusunan analisis kesenjangan (Gap Analysis);
Penyusunan analisis dampak (Impact Analysis);
Penyusunan strategi manajemen perubahan (Change Management); dan
Penyusunan dokumen manajemen kualitas.

Z.2 PROSES BISNIS PENGEMBANGAN


1. Definisi Proses Bisnis Pengembangan adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk menghasilkan sejumlah
pengembangan bagi regulasi, proses bisnis maupun organisasi.
2. Proses Owner Direktorat Transformasi Proses Bisnis;
Direktorat Kepatuhan Internal dan Sumber Daya Aparatur;
Direktorat Transformasi Teknologi dan Informasi; dan
Sekertariat Direktorat Jenderal
3. Input Dokumen Analisis dan Usulan Pengembangan.
4. Output Dokumen analisis dan usulan pengembangan;
Public Hearing;
Pembahasan dokumen analisis dan usulan pengembangan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman970
Surat permintaan masukan/persetujuan kepada unit eselon II terkait; dan
Dokumen rekomendasi dan hasil pengembangan.
5. Ruang Lingkup Proses Rencana Pengembangan;
Pengembangan & Uji Coba; dan
Penyusunan Laporan Hasil Pengembangan.

Z.2.2 PROSES BISNIS PENGEMBANGAN DAN UJI COBA


1. Definisi Proses Bisnis Pengembangan dan Uji Coba adalah tahap awal dan uji coba dari pengembangan yang dapat
berupa pelaksanaan prototyping, rapat dengar pendapat dan uji kesiapan pengguna (user acceptance test).
2. Proses Owner Direktorat Transformasi Proses Bisnis;
Direktorat Kepatuhan Internal dan Sumber Daya Aparatur;
Direktorat Transformasi Teknologi dan Informasi; dan
Sekertariat Direktorat Jenderal.
3. Input Dokumen Rencana Pengembangan; dan
Tanggapan atas Permintaan Masukan/Persetujuan.
4. Output Hasil Uji Konsep;
Undangan Public Hearing;
Pemberitahuan Piloting;
Laporan Hasil Public Hearing;
Laporan Hasil Uji Prototype; dan
Laporan Hasil Piloting.
5. Ruang Lingkup Proses Pelaksanaan Uji Konsep;
Pembuatan Prototype;
Pengujian Prototype;
Persiapan Public Hearing;
Pelaksanaan Public Hearing;
Persiapan Piloting; dan
Pelaksanaan Piloting.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman971
Matriks Kerjasama Pihak Ketiga
AA. PROSES BISNIS KERJA SAMA PIHAK KETIGA
Definisi Proses BisnisKerjaSamaPihakKetigaadalahrangkaiankegiatanyang
menggambarkanaktivitasPenyusunanKesepakatan Bersama, Penandatanganan dan Pengarsipan
Kesepakatan Bersama, Sosialisasi Kesepakatan Bersama, dan Monitoring dan Evaluasi Kesepakatan
Bersama.
Kriteriasukses Kerja sama antara Direktorat Jenderal Pajak dengan Pihak Ketiga dapat terjalin dan dikelola dengan baik
Process Owner Direktorat P2Humas
PP II
Sesditjen
Kanwil DJP
Unit Pengusul
Input Usulan Kesepakatan Bersama dari Pihak Ketiga
Usulan Kesepakatan Bersama dari Pejabat Eselon II DJP
Usulan Kesepakatan BersamadariPejabatEselon III di lingkunganKanwil DJP
UsulanPenetapan PMK
Output Kesepakatan Bersama
Laporan Hasil Evaluasi Kesepakatan Bersama
Ruang Lingkup Penyusunan Kesepakatan Bersama(AA.01)
Proses Penandatanganan dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama(AA.02)
Sosialisasi Kesepakatan Bersama(AA.03)
PengawasandanEvaluasiKesepakatan Bersama(AA.04)
PeraturanTerkait SE-19/PJ/2014
SOP -

AA.01 PENYUSUNAN KESEPAKATAN BERSAMA


Definisi Proses Bisnis Penyusunan Kesepakatan Bersama adalah proses menyusun dan membahas konsep kesepakatan
bersama antara Direktorat P2Humas dan direktorat terkait dengan unit pengusul atau antara Kanwil
DJP dengan unit pengusul
Kriteriasukses Konsep kesepakatan bersama telah dibahas

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman972
Process Owner Direktorat P2Humas
PP II
Sesditjen
Kanwil DJP
Unit Pengusul
Input Usulan Kesepakatan Bersama dari Pihak Ketiga
Usulan Kesepakatan Bersama dari Pejabat Eselon II DJP
Usulan Kesepakatan BersamadariPejabatEselon III di lingkunganKanwil DJP
UsulanPenetapan PMK
Output Konsep Kesepakatan Bersama
Usulan PMK Kesepakatan Bersama
Ruang Lingkup Penyusunan Konsep Kesepakatan Bersama(AA.01.1)
Proses Pembahasan Konsep Kesepakatan Bersama(AA.01.2)
PeraturanTerkait SE-19/PJ/2014
SOP -

AA.01.2 PEMBAHASAN KONSEP KESEPAKATAN BERSAMA


Definisi Proses Bisnis Pembahasan Konsep Kesepakatan Bersama adalah proses membahas konsep kesepakatan
bersama antara Direktorat P2Humas atau Kanwil DJP dengan Unit Pengusul kesepakatan bersama
Kriteriasukses Konsep kesepakatan bersama telah dibahas
Process Owner Direktorat P2Humas
PP II
Sesditjen
Kanwil DJP
Unit Pengusul
Input Konsep kesepakatan bersama
Output Konsep Kesepakatan Bersama
Usulan PMK Kesepakatan Bersama
Ruang Lingkup Persiapan Pembahasan Konsep Kesepakatan Bersama(AA.01.2.1)
Proses Pelaksanaan Pembahasan Konsep Kesepakatan Bersama(AA.01.2.2)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman973
PeraturanTerkait SE-19/PJ/2014
SOP -

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman974
AA.02 PENANDATANGANAN DAN PENGARSIPAN KESEPAKATAN BERSAMA
Definisi Proses Bisnis Penandatangan dan Pengarsipan Kesepakatan Bersama adalah proses penandatanganan
kesepakatan bersama oleh Direktur Jenderal Pajak dan Pihak Ketiga mitra kerja sama dan
pengarsipan kesepakatan bersama yang telah ditandatangani
Kriteriasukses Kesepakatan bersama ditandatangani dan diarsipkan
Process Owner Direktorat P2 Humas
Kanwil DJP
Input Konsep Kesepakatan Bersama
Output Kesepakatan Bersama yang telah ditandatangani
Ruang Lingkup Persetujuan Kesepakatan Bersama(AA.02.1)
Proses Penandatanganan Kesepakatan Bersama(AA.02.2)
PeraturanTerkait SE-19/PJ/2014
SOP -

AA.03 SOSIALISASI KESEPAKATAN BERSAMA


Definisi Proses Bisnis Sosialisasi Kesepakatan Bersamaadalah proses Mensosialisasikan kesepakatan bersama yang telah
ditandatangani oleh pihak DJP dan Pihak Ketiga kepada unit-unit terkait
Kriteriasukses Kesepakatan bersama telah diketahui oleh unit-unit terkait
Process Owner Direktorat P2Humas
Kanwil DJP
Input Rencana Sosialisasi
Kesepakatan Bersama
Output Naskah kesepakatan bersama pada website DJP atau Kanwil DJP
Undangan Sosialisasi dan permintaan narasumber
Ruang Lingkup Persetujuan Rencana Sosialisasi Kesepakatan Bersama(AA.03.1)
Proses Pelaksanaan Sosialisasi Kesepakatan Bersama(AA.03.2)
PeraturanTerkait SE-19/PJ/2014
SOP -

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman975
Direktorat Transformasi Proses Bisnis
Halaman976
AA.04 PENGAWASAN DAN EVALUASI KESEPAKATAN BERSAMA
Definisi Proses BisnisPengawasandanEvaluasiKesepakatanBersamaadalah proses
mengawasidanmengevaluasipelaksanaanseluruhkesepakatan bersama, baik di KP DJP maupun di
Kanwil DJP
Kriteriasukses Kesepakatan bersama telah dimonitoring dan dievaluasi
Process Owner Direktorat P2Humas
Kanwil DJP
Input Kesepakatan Bersama
Output Laporan Hasil Evaluasi
Rekomendasi perubahan dan pembaharuan kesepakatan bersama
Pembatalan Kesepakatan Bersama
Ruang Lingkup PenugasanPelaksanaanPengawasandanEvaluasiKesepakatan Bersama(AA.04.1)
Proses PelaksanaanPengawasandanEvaluasiKesepakatan Bersama (AA.04.2)
PeraturanTerkait SE-19/PJ/2014
SOP -

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman977
Matriks Pengelolaan Aset, Keuangan, dan Logistik

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman978
Matriks Teknologi Informasi dan Komunikasi
AC. PROSES BISNIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
1. Definisi Proses Bisnis Teknologi Informasi merupakan sekumpulan proses bisnis yang menggambarkan aktivitas
yang berkaitan dengan tata kelola Teknologi Informasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Proses
bisnis ini mengatur dan mengelola keseluruhan proses yang ada dari proses penyusunan kebijakan,
perencanaan, realisasi, operasional harian, pengamanan, kelangsungan layanan, serta pemantauan dan
evaluasi internal penyelenggaraan TIK DJP.

2. Proses Owner TTKI, TPB, TIP


3. Input Formulir Permintaan Layanan, Formulir Permintaan Perubahan Layanan
Laporan Adanya Gangguan
Formulir Inventarisasi Perangkat
Aplikasi hasil pengembangan atau pembelian
Pemberitahuan adanya problem layanan
Log Pemantauan
4. Output Surat Tanggapan Permintaan Pengembangan TIK
Surat Persetujuan Pengembangan EUC
Detail Spesifikasi Teknis
Restoration Plan
Laporan Hasil Survei
5 Ruang Lingkup Proses Pengembangan TIK (AC.01)
Pengelolaan Proyek TIK (AC.02)
Pengelolaan dan Pemberian Layanan TIK (AC.03)
Pengelolaan Kelangsungan Layanan TIK (AC.04)
Pengelolaan Keamanan Informasi (AC.05)
Evaluasi dan Pemantauan (AC.06)

AC.01Pengembangan TIK

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman979
1. Definisi Kegiatan pengembanganaplikasi baik yang dilakukan secara mandiri oleh Direktorat JenderalPajak atau
melalui pihak ketiga dan pembelian paket perangkat lunakatau perangkat keras melalui kegiatan
pengadaan barang dan jasa.
2. Kriteria Sukses Aplikasi dan/atau infrastruktur berhasil di deliver kepada unit pengguna layanan
Kebutuhan layanan TIK baik berupa kebutuhan aplikasi, perangkat keras, atau infrastruktur terpenuhi.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Permintaan Pengembangan
Evaluasi Layanan TIK Berjalan
Perumusan pemberlian perangkat baru
Aplikasi dari proses pengadaan
Formulir permintaan EUC
Proposal Pengembangan EUC
5. Output Surat Tanggapan Permintaan Pengembangan TIK
Nota Dinas Penugasan Pengembangan TIK
SDD
Hasil Penjaminan Kualitas
Detail Spesifikasi Teknis
Surat Persetujuan Pengembangan EUC
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait PER-54/PJ/2010 tentang Kebijakan Pengembangan TIK
SE-54/PJ/2011tentang Pedoman Pengembangan Aplikasi dan Infrastruktur TIK

AC.01.1 Perencanaan Pengembangan


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam membuat dan menentukan rencana pengembangan TIK sesuai dengan
usulan dari unit kerja pengguna layanan TIK dan hasil evaluasi TIK guna mendukung Rencana Strategis
dan Cetak Biru TIK DJP.
2. Kriteria Sukses Rencana pengembangan TIK berhasil disusun sesuai dengan Cetak Biru TIK DJP.
3. Proses Owner TPB, TTKI
4. Input Permintaan Pengembangan aplikasi baru/Perbaikan aplikasi berjalan;
Perumusan pembelian Software atau perangkat keras baru;
5. Output Laporan Hasil Analisis Pengembangan Aplikasi;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman980
Nota Dinas Penugasan Pengembangan TIK;
Surat Tanggapan Permintaan Pengembangan TIK.
6. Dasar Hukum SE-54/PJ/2011tentang Pedoman Pengembangan Aplikasi dan Infrastruktur TIK

AC.01.1.1Penerimaan Permintaan Pengembangan


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangka menerima permintaan pengembangan TIK yang disampaikan oleh
unit kerja pengguna
2. Permintaan pengembangan TIK yang disampaikan oleh unit kerja pengguna mendapatkan persetujuan
Kriteria Sukses
dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan
3. Proses Owner TPB, TTKI
4. Input Permintaan pengembangan aplikasi baru/Perbaikan aplikasi berjalan
Perumusan pembelian Software atau perangkat keras baru;
5. Output Penerusan Permintaan Pengembangan
6. SOP KPJ13-0005MENERIMA DAN MENGADMINISTRASIKAN SURAT-SURAT PERMINTAAN DAN
PERBAIKAN
KPJ22-0005PENGEMBANGAN APLIKASI
KPE13-0003SOP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INTELIJEN
KPK43-0004 TATA CARA PENGEMBANGAN APLIKASI OTOMASI SISTEM KOMPENSASI
KPL30-0001TATA CARA PENYUSUSNAN RENCANA KERJA PENGEMBANGAN APLIKASI
KP-0022TATA CARA PENYAMPAIAN PERMINTAAN PENGEMBANGAN APLIKASI

AC.01.1.2Analisis Permintaan Pengembangan


1. Definisi Serangkaian kegiatan analisis terhadap permintaan pengembangan aplikasi dan memastikanbahwa
permintaan tersebut mendukung visi, misi, dan Rencana Strategis DJP
2. Kegiatan analisis terhadap permintaan pengembangan aplikasi dan memastikanbahwa permintaan sudah
Kriteria Sukses
mendukung visi, misi, dan Rencana Strategis DJP
3. Proses Owner TPB, TTKI, KITSDA
4. Input Penerusan Permintaan Pengembangan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman981
5. Output Draft Laporan Hasil Analisis Pengembangan Aplikasi
6. SOP KPM00-0005TATA CARA ANALISIS PERMINTAAN PENGEMBANGAN APLIKASI

AC.01.1.3Penyusunan Laporan Hasil Analisis Pengembangan Aplikasi


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam menyusun Laporan Hasil Analisis Pengembangan Aplikasi
2. Kriteria Sukses Laporan Hasil Analisis Pengembangan Aplikasi telah mendukung visi, misi, dan Rencana Strategis DJP
3. Proses Owner TPB, TTKI, KITSDA
4. Input Draft Laporan Hasil Analisis Pengembangan Aplikasi
5. Output Laporan Hasil Analisis Pengembangan Aplikasi
6. SOP -

AC.01.1.4Persetujuan Permintaan Pengembangan


1. Definisi Pemberian persetujuan atas permintaan pengembangan aplikasi dengan mempertimbangkan Laporan
Hasil Analisis Permintaan Pengembangan Aplikasi
2. Kriteria Sukses Pemberian persetujuan atas permintaan pengembangan aplikasi telah disetujui oleh IT Steering Comitte
3. Proses Owner IT Steering Comitte
4. Input Laporan Hasil Analisis Pengembangan Aplikasi
5. Output Nota Dinas Pengembangan TIK
Surat Tanggapan Permintaan Pengembangan TIK
6. SOP KPM00-0006TATA CARA PERSETUJUAN PERMINTAAN PENGEMBANGAN APLIKASI

AC.01.2 Pendefinisian Kebutuhan


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam Mendefinisikan kebutuhan (requirement) dan konfigurasi TIK yang akan
digunakandalam pengembangan TIK guna menentukan kriteria definisi kebutuhan TIK yang sesuai
dengan kebutuhan DJP.
2. Kriteria Sukses Kebutuhan dan konfigurasi pengembangan TIK berhasil didefinisikan.
3. Proses Owner TTKI (System Analyst)
4. Input Nota Dinas Penugakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman982
5. Output User Requirement Spesification
Software Requirement Spesification
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-54/PJ/2011tentang Pedoman Pengembangan Aplikasi dan Infrastruktur TIK

AC.01.2.1Penyusunan User Requirement Spesification


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam menyusun spesifikasi atau rincian kemampuanaplikasi perangkat
lunak/perangkat keras yang dibutuhkan oleh pengguna dan/atauperangkat keras dalam menjalankan
tugasnya
2. Kriteria Sukses User Requirement Spesification harus memuat:
a. Deskripsi umum tentang latar belakang, tujuan/manfaat, dan proses bisnisterkait; dan
b. Kebutuhan operasional yang meliputi fungsi-fungsi utama, data, pengguna,dan lingkungan di mana
aplikasi akan digunakan.
3. Proses Owner TTKI (System Analyst)
4. Input Nota Dinas Penugasan
5. Output User Requirement Spesification
6. SOP KPL30-0002TATA CARA ANALISIS KEBUTUHAN SOFTWARE (SOFTWARE REQUIREMENT)

AC.01.2.2Penyusunan Software Requirement Spesification


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam menyusun spesifikasi atau rincian fitur,kemampuan, atau karakteristik yang
harus dipenuhi oleh aplikasi perangkat lunak
2. Kriteria Sukses Software Requirement Spesification telah disusun dengan mengacu pada User Requirement
Spesification
3. Proses Owner TTKI (System Analyst)
4. Input User Requirement Spesification;
5. Output Software Requirement Spesification
6. SOP KPL30-0002TATA CARA ANALISIS KEBUTUHAN SOFTWARE (SOFTWARE REQUIREMENT)

AC.01.3 Perancangan dan Pengembangan Aplikasi


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam melakukan perancangan dan pembangunan aplikasi sesuai dengan
kebutuhan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman983
2. Kriteria Sukses Perancangan dan pembangunan aplikasi berhasil didefinisikan.
3. Proses Owner System Analyst, Developer, Pihak Ketiga pengembang aplikasi
4. Input Software Requirement Spesification
5. Output Software Detail Desain
Aplikasi
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-54/PJ/2011tentang Pedoman Pengembangan Aplikasi dan Infrastruktur TIK

AC.01.3.1Penyusunan Software Detail Desain


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam melakukan penyusunan dokumen untuk menguraikan rancangan aplikasi
yang dikembangkan
2. Kriteria Sukses Dokumen disusun dalam batas waktu yang disesuaikan dengan ruang lingkup aplikasi yang akan
dibangun
3. Proses Owner System AnalystPihak Ketiga pengembang aplikasi
4. Input Software Requirement Spesification
5. Output Software Detail Desain
6. SOP KPJ12-0004PEMBUATAN DESIGN APLIKASI
KPJ33-0003TATA CARA PELAKSANAAN PENYIAPAN STRUKTUR DATA
KPL23-0002TATA CARA PERENCANAAN DATABASE UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI
KPL23-0003TATA CARA PEMBUATAN DESAIN SINKRONISASI DATA BAIK INTERNAL MAUPUN
EKSTERNAL
KPL23-0001TATA CARA PERENCANAAN DATABASE UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI
KPL24-0001TATA CARA DESAIN BASIS DATA SPASIAL
KPL24-0003TATA CARA PERBAIKAN DESAIN BASIS DATA SPASIAL
KPL30-0003TATA CARA PENYUSUNAN PERANCANGAN ARSITEKTUR APLIKASI
KPL30-0004TATA CARA PENYUSUNAN PERANCANGAN BASIS DATA APLIKASI
KPL30-0005TATA CARA PENYUSUNAN PERANCANGAN INPUT APLIKASI
KPL30-0006TATA CARA PENYUSUNAN PERANCANGAN OUTPUT APLIKASI

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman984
AC.01.3.2Pembangunan Aplikasi
1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam melakukan pembangunan aplikasi atau pemrograman yang dilakukan
berdasarkan SDD
2. Kriteria Sukses Pembangunan aplikasi atau pemrograman yang dilakukan telah sesuai dengan SDD
3. Proses Owner Developer, Pihak Ketiga pengembang aplikasi
4. Input Software Detail Desain
5. Output Aplikasi
6. SOP KPL24-0002TATA CARA PEMBENTUKAN BASIS DATA SPASIAL
KPL30-0007TATA CARA PEMROGRAMAN APLIKASI

AC.01.4 Pendefinisian Detail Spesifikasi Teknis


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam melakukan pendefinisian detail spesifikasi teknis untuk pengembangan
aplikasisecara outsourcing dan pembelian paket software atau perangkat keras
2. Kriteria Sukses Detail Spesifikasi Teknis dapat didefinisikan dengan baik dan benar.
3. Proses Owner Direktorat TTKI, Capacity Planner, AESI
4. Input ND Penugasan Pengembangan TIK
5. Output Detail Spesifikasi Teknis
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-54/PJ/2011tentang Pedoman Pengembangan Aplikasi dan Infrastruktur TIK

AC.01.4.1 Pendefinisian Kebutuhan


1. Definisi Adalah serangkaian kegiatan dalam menyusun User Requirement Specification (URS), Software
Requirement Specification (SRS), dan Spesifikasi Teknis Paket Software dan/atau Perangkat Keras
URS adalah spesifikasi atau rincian kemampuan aplikasi perangkat lunak/perangkat keras yang
dibutuhkan oleh pengguna dan/atau perangkat keras dalam menjalankan tugasnya
Software Requirement Specification (SRS) adalah spesifikasi atau rincian fitur, kemampuan, atau
karakteristik yang harus dipenuhi oleh aplikasi perangkat lunak.
Spesifikasi Teknis Paket Software dan/atau Perangkat Keras adalah daftar rincian
perangkat lunak atau perangkat keras yang dibutuhkan sesuai dengan URS dan SRS.
2. Kriteria Sukses Pengelolaan dokumen URS, SRS, dan Spesifikasi Teknis Paket Software dan/atau Perangkat Keras
dilakukan dengan mengacu kepada Pedoman Pengendalian Dokumen dan Catatan Penerapan Tata

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman985
Kelola TIK
3. Proses Owner Capacity Planner, AESI
4. Input ND Penugasan Pengembangan TIK
5. Output URS, SRS, Spesifikasi Teknis Paket Software dan/atau Perangkat Keras
6. SOP KPL12-0002TATA CARA MELAKUKAN ANALISA ATAS PERMINTAAN PERANGKAT KOMPUTER
DARI SELURUH UNIT KANTOR DJP DAN ANALISA KEBUTUHAN PERANGKAT KOMPUTER
YANG AKAN DATANG
KPL13-0003TATA CARA PEMBUATAN DESAIN DAN INFRASTRUKTUR JARINGAN KOMUNIKASI
DATA
KPL22-0001TATA CARA PEMBUATAN DESAIN INFRASTRUKTUR DAN KONFIGURASI BASIS DATA
KPL22-0002TATA CARA STANDARISASI PENGALAMATAN IP JARINGAN KOMUNIKASI DATA
KPL22-0003TATA CARA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DAN KONFIGURASI JARINGAN
KOMUNIKASI DATA
KPL22-0004TATA CARA PEMBUATAN DESAIN INFRASTRUKTUR DAN KONFIGURASI
KPL30-0002TATA CARA ANALISIS KEBUTUHAN SOFTWARE (SOFTWARE REQUIREMENT)

AC.01.4.2Penyusunan Detail Spesifikasi Teknis


1. Definisi Adalah serangkaian kegiatan dalam mendetailkan daftar rincianperangkat lunak atau perangkat keras
yang dibutuhkan sesuai dengan Spesifikasi Teknis Paket Software dan/atau Perangkat Keras dan
SRS
2. Kriteria Sukses Penyusunan Detail Spesifikasi Teknis dilaksanakan telah sesuai dengan Tata Cara Penyusunan Detail
Spesifikasi Teknis
3. Proses Owner System Analyst
4. Input Spesifikasi Teknis
5. Output Detail Spesifikasi Teknis
6. SOP -

AC.01.5Instalasi, Konfigurasi, Uji Coba, dan Pengujian Aplikasi


1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk Memastikan Teknologi Informasi dan Komunikasi baik aplikasi, paket
software,maupun perangkat keras yang dihasilkan telah sesuai dengan kebutuhan dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman986
untuk menentukan pedoman, jenis, dan tahapan pengujian yang akan digunakan dalam
pengembangan TIK.
2. Kriteria Sukses Aplikasi, paket software,maupun perangkat keras yang dihasilkan telah sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses Owner Developer, System Tester, dan User Representative
4. Input Aplikasi hasil pengembangan atau pembelian
5. Output Hasil Pengembangan TIK (Laporan Pengujian, Spesifikasi Produk Aplikasi, User Manual)
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-54/PJ/2011 tentang Pedoman Pengembangan Aplikasi dan Infrastruktur TIK

AC.01.5.1Unit Testing
1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangka pengujian untuk memverifikasi satu modul aplikasi tertentu.
2. Kriteria Sukses Unit testing dilakukan sesuai dengan rencana pengujian yang meliputi metode, alur, dan parameter
pengujian atas aplikasi yang dikembangkan
3. Proses Owner Developer
4. Input Aplikasi hasil pengembangan atau pembelian
5. Output Laporan Pengujian Unit Tester
6. SOP KPL30-0008TATA CARA PENGUJIAN PROGRAM APLIKASI

AC.01.5.2Integration Testing
1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangkapengujian untuk memastikan bahwa hubungan antara satu modul
aplikasi dengan modul aplikasi lainnya dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan (requirement) yang
telah ditetapkan.
2. Kriteria Sukses Integration Testing dilakukan sesuai dengan rencana pengujian yang meliputi metode, alur, dan
parameter pengujian atas aplikasi yang dikembangkan
3. Proses Owner Developer dan System Tester
4. Input Aplikasi hasil pengembangan atau pembelian dan Laporan Unit Tester
5. Output Laporan Pengujian Integration Testing
6. SOP KPL30-0008 TATA CARA PENGUJIAN PROGRAM APLIKASI
KPJ33-0006 TATA CARA IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN INTEGRASI (INTEGRATION TESTING)
APLIKASI TEMPAT PEMBAYARAN PAYMENT ONLINE SYSTEM (TP POS) PBB
KPJ33-0008 TATA CARA IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN INTEGRASI (INTEGRATION TESTING)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman987
APLIKASI TP ELEKTRONIK PBB

AC.01.5.3System Testing
1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangkapengujian dilakukan terhadap sistem secara lengkap dan terintegrasi
baik perangkat lunak maupun perangkat kerasnya untuk memastikan bahwa sistem telah berjalan
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam kebutuhan perangkat lunak. System testing
meliputi tes fungsional, tes beban, tes regresi (regression testing), dan tes keamanan, namun
dalam hal perangkat belum tersedia lengkap, maka cukup dilakukan untuk meyakinkan bahwa
aplikasi perangkat lunak dapat berjalan dengan baik
2. Kriteria Sukses System Testing dilakukan sesuai dengan rencana pengujian yang meliputi metode, alur, dan parameter
pengujian atas aplikasi yang dikembangkan
3. Proses Owner Developer dan System Tester
4. Input Aplikasi hasil pengembangan atau pembelian dan Laporan Unit Tester, Laporan Integration Testing;
5. Output Laporan Pengujian System Testing
6. SOP KPL34-0004TATA CARA PELAKSANAAN UJI COBA SISTEM (SYSTEM TESTING)

AC.01.5.4User Acceptance Testing


1. Definisi Adalah serangkain proses untuk mendapatkan konfirmasi dari pengguna atau user representative
aplikasi yang diuji atas kesesuaian fungsi aplikasi yang dibuat dengan kebutuhan pengguna
2. Kriteria Sukses User Acceptance Testing dilakukan telah mengacu kepada kebutuhan pengguna (user requirement) yang
telah disepakati
3. Proses Owner Developer dan System Tester, dan User Representative
4. Input Aplikasi hasil pengembangan atau pembelian dan Laporan Unit Tester, Laporan Integration Testing,
Laporan System Testing
5. Output Hasil Pengembangan TIK (Laporan Pengujian, Spesifikasi Produk, Aplikasi, dan User Manual)
6. SOP KPL30-0011TATA CARA USER ACCEPTANCE TESTING (UAT) APLIKASI
KPL34-0003TATA CARA PENYUSUNAN PETUNJUK PENGGUNAAN SISTEM

AC.01.6 Implementasi
1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk memastikan bahwa aplikasi, paket software, ataupun perangkat keras yang

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman988
dibuat atau diadakan dapat diimplementasikan dengan benar untuk penggunaan operasional sehari-hari
oleh unit pengguna layanan.
2. Kriteria Sukses Aplikasi, paket software, ataupun perangkat keras yang dibuat atau diadakan dapat diimplementasikan
dengan benar.
3. Proses Owner Direktur TIP, Developer, User Representative
4. Input Hasil Pengembangan TIK(Laporan Pengujian,Spesifikasi Produk Aplikasi,User Manual)
5. Output Pelaksanaan training of trainer
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-54/PJ/2011tentang Pedoman Pengembangan Aplikasi dan Infrastruktur TIK

AC.01.6.1Penyerahan
1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk menyerahkan hasil pengembangan aplikasi beserta dokumen
pendukungnya
2. Kriteria Sukses Penyerahan hasil pengembangan aplikasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Hasil UAT-nya telah disetujui oleh pengguna yang terkait;
b. Semua dokumentasi pengembangan TIK yang dilakukan secara outsource
telah diserahkan kepada Direktorat TTKI; dan
c. Transfer of knowledge telah dapat diyakini keberhasilannya bahwa sistem
yang dibangun dapat dikuasai oleh dedicated person di Direktorat TTKI.
3. Proses Owner Direktur TIP, Developer
4. Input Hasil Pengembangan TIK(Laporan Pengujian,Spesifikasi Produk Aplikasi,User Manual)
5. Output Kebutuhan training of trainer
6. SOP KPJ13-0007PELAYANAN BIMBINGAN DUKUNGAN TEKNIS KEPADA OPERATOR CONSOLE (OC)
KANWIL DAN KPP
KPJ13-0010MENYELENGGARAKAN PENGIRIMAN DAN PENDISTRIBUSIAN SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN DAN TEMPATNYA
KPJ21-0002SOSIALISASI PENGGUNAAN APLIKASI DAN PROGRAM
KPJ21-0003PELATIHAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI
KPJ21-0004SOSIALISASI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI
KPJ21-0005TATA CARA PEMBUATAN MODUL TRAINING APLIKASI DAN PROGRAM
KPJ21-0006MENERIMA DAN MENGADMINISTRASIKAN SURAT PENUNJUKAN OC DAN FKOC

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman989
KPJ21-0008SOSIALISASI PENGGUNAAN PORTAL DJP
KPL34-0005TATA CARA PERSIAPAN IMPLEMENTASI SISTEM
KPJ33-0006TATA CARA IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN INTEGRASI (INTEGRATION TESTING)
APLIKASI TEMPAT PEMBAYARAN PAYMENT ONLINE SYSTEM (TP POS) PBB
KPJ33-0008TATA CARA IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN INTEGRASI (INTEGRATION TESTING)
APLIKASI TP ELEKTRONIK PBB

AC.01.6.2Training Of Trainer
1. Definisi Serangkaian kegiatan kegiatan pelatihan operasional penggunaan aplikasi hasil pengembangan TIK
kepada pegawai di Direktorat TIP dan/atau pihak lain yang terkait yang akan ditugaskan untuk melakukan
pelatihan ke unit kerja DJP terkait
2. Kriteria Sukses Telah terjadi transfer knowledge penggunaan aplikasi hasil pengembangan TIK kepada pegawai di
Direktorat TIP dan/atau pihak lain yang terkait yang akan ditugaskan untuk melakukan pelatihan ke unit
kerja DJP terkait
3. Proses Owner Developer, User Representative
4. Input Kebutuhan Training of Trainer
5. Output Laporan Transfer Knowledge
6. SOP KPJ00-0003PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS IT BAGI PEGAWAI DIREKTORAT TEKNOLOGI
INFORMASI PERPAJAKAN
KPJ21-0001PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI

AC.01.7PengelolaanEnd User Computing


1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk mengelola End User Computing dengan mengatur tentang batasan,
mekanisme, dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan EUC.
2. Kriteria Sukses Permohonan EUD dari unit pengguna dapat dikelola dengan baik.
3. Proses Owner Seksi Penagihan, Kantor Pelayanan Pajak
4. Input Formulir Permintaan EUC, Proposal Pengembangan EUC
5. Output Surat Persetujuan permintaan EUC
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-08/PJ/2016 tentang Pedoman Pengelolaan EUC

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman990
AC.01.7.1Penerimaan Permintaan End User Computing
1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangka menerima permintaan End User Computing oleh Unit Kerja
Pengguna
2. Kriteria Sukses Penerimaan permohonan EUC dari unit pengguna dapat dikelola dengan baik.
3. Proses Owner TTKI
4. Input Formulir Permintaan EUC, Proposal Pengembangan EUC
5. Output Penerusan Permintaan EUC
6. SOP KPDDP20-0021TATA CARA PERMINTAAN END USER COMPUTING (EUC) DI KPDDP
KPDDP20-0022TATA CARA PELAKSANAAN END USER COMPUTING (EUC) DI KPDDP

AC.01.7.2Studi Kelayakan Permintaan End User Computing


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangka melakukan studi kelayakan terhadap permintaan EUC untuk
mengkaji kesesuaian permintaan EUC dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan
2. Kriteria Sukses Permintaan EUC telah memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu:
Data hasil olahan sistem informasi EUC tidak dimasukkan ke Sistem Informasi Utama Perpajakan;
Sistem Informasi EUC tidak mengubah data yang ada dalam Sistem Informasi Utama Perpajakan;
Sistem Informasi EUC tidak digunakan untuk memberikan pelayanan transaksional kepada wajib
pajak dan tidak digunakan untuk menghasilkan keluaran produk hukum;
EUC hanya untuk pendukung analisis data; dan
Tidak diperbolehkan adanya perekaman ulang pada sistem informasi EUC terhadap data yang sudah
ada di Sistem Informasi Utama Perpajakan.
3. Proses Owner AESI
4. Input Penerusan Permintaan EUC
5. Output Laporan Studi Kelayakan Permintaan End User Computing (EUC)
6. SOP KPL11-0004TATA CARA ANALISIS PERMINTAAN END USER COMPUTING (EUC)

AC.01.7.3Persetujuan Permintaan End User Computing


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangka memberi persetujuan atas permintaan End User Computing oleh
Unit Kerja Pengguna
2. Kriteria Sukses Persetujuan atas permintaan End User Computing oleh Unit Kerja Pengguna telah diberikan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman991
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan
3. Proses Owner TTKI
4. Input Laporan Studi Kelayakan Permintaan End User Computing (EUC)
5. Output Surat Persetujuan End User Computing (EUC)
6. SOP KPL11-0004TATA CARA ANALISIS PERMINTAAN END USER COMPUTING (EUC)

AC.02 Pengelolaan Proyek TIK


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam pengelolaan proyek TIK di lingkungan DJP agar dapat diselesakikan tepat
waktu dan memberikan hasil sesuai yang direncanakan serta untuk menjamin penerapan metoldologi
pengelolaan proyek secara konsisten terhadap seluruh Proyek TIK.
2. Kriteria Sukses Proyek menghasilkan deliverable yang diinginkan.
3. Proses Owner PMO, Project Manager, Tim Project TIK
4. Input Rencana Kerja TIK
ND Penugasan Pengembangan TIK
5. Output Request For Change
Laporan akhir
6. Ruang Lingkup Inisiasi dan Perencanaan (AC.02.1);
Pelaksanaan Proyek (AC.02.2);
Pengakhiran Proyek (AC.02.3);
Penjaminan Kualias Proyek (AC.02.4)

AC.02.1 Inisiasi dan Perencanaan


1. Definisi Pedoman Inisasi dan Perencanaan Proyek Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
dibuat untuk digunakan sebagai acuan bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam
menjamin agar seluruh proses yang terkait dalam pengelolaan Proyek TIK khususnya yang
berada dalam tahap inisiasi dan perencanaan proyek dapat diterapkan secara efektif dan
konsisten sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Kriteria Sukses Project Charter diterbitkan
3. Proses Owner PMO, Project Sponsor, Project Manager, Tim Proyek TIK
4. Input Nota dinas penugasan pengembangan TIK;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman992
Accepted Change Request.
5. Output Project Charter
Project Management Plan
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-55/PJ/2011 tentang Pedoman Inisiasi dan Perencanaan Proyek TIK

AC.02.1.1Penyusunan Project Charter


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangka menyusun Nota Dinas atau Surat Keputusan yang ditetapkan oleh
Project Sponsor, berisi penunjukan dan pemberian wewenang kepada Project Manageruntuk
menggunakan sumber daya yang ada dalam rangka pelaksanaan Proyek TIK
2. Kriteria Sukses Draft Project Charter harus berisi antara lain:
Nama Proyek;
Nama Penanggung Jawab Proyek;
Nama Project Manager;
Susunan Tim Penjaminan Kualitas;
Susunan keanggotaan Tim Proyek TIK;
Peran dan tugas masing-masing pihak yang terlibat;
Ruang lingkup Proyek TIK;
Deskripsi hasil kerja Proyek TIK; dan
Tanggal mulai dan selesainya Proyek TIK.
3. Proses Owner PMO
4. Input Nota dinas penugasan pengembangan TIK
5. Output Draft Project Charter
6. SOP KPL00-0002TATA CARA PENYUSUNAN PROJECT CHARTER PADA PROYEK TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

AC.02.1.2Penetapan Project Charter


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangka menetapkan dan menerbitkan Nota Dinas atau Surat Keputusan
yang ditetapkan oleh Project Sponsor, berisi penunjukan dan pemberian wewenang kepada Project
Manageruntuk menggunakan sumber daya yang ada dalam rangka pelaksanaan Proyek TIK
2. Kriteria Sukses Penetapan dan penerbitan Project Charter harus didasarkan pada:

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman993
Kegiatan atau inisiatif pengembangan TIK yang sudah dituangkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT)
TIK;
Permintaan pengembangan aplikasi tahun berjalan yang sudah disetujui oleh Direktur TTKI, Direktur
TPB, dan Direktur KITSDA; dan/atau
Permintaan pengadaan barang dan/atau jasa TIK pada tahun berjalan yang sudah disetujui oleh Direktur
TTKI.
3. Proses Owner Project Sponsor
4. Input Draft Project Charter
5. Output Project Charter
6. SOP KPL00-0002TATA CARA PENYUSUNAN PROJECT CHARTER PADA PROYEK TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

AC.02.1.3Penyusunan Project Management Plan


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam menyusun dokumen perencanaan Proyek TIK yang disusun oleh Project
Managerdan pihak terkait lainnya untuk digunakan sebagai rencana atau patokan dalam pelaksanaan
Proyek TIK
2. Kriteria Sukses Draft Project Management Planharus berisi antara lain:
Nama Proyek TIK;
Nama Penanggung Jawab Proyek;
Nama Project Manager;
Ruang lingkup Proyek TIK;
Struktur organisasi dan keanggotaan Tim Proyek TIK;
Peran dan tugas masing masing anggota Tim Proyek TIK;
Uraian kegiatan dan penanggungjawabnya;
Jadwal pelaksanaan Proyek TIK;
Kebutuhan sumber daya;
Rencana manajemen risiko Proyek TIK;
Rencana manajemen perubahan Proyek TIK;
Rencana Penjaminan Kualitas Proyek TIK;
Rencana komunikasi dan pelaporan;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman994
Rencana hasil kerja Proyek TIK
Benefit Review
3. Proses Owner Project Manager dan Tim Proyek TIK
4. Input Project Charter
5. Output Draft Project Management Plan
6. SOP KPL00-0003TATA CARA PENYUSUNAN PROJECT MANAGEMENT PLAN PADA PROYEK
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

AC.02.1.4Penetapan Project Management Plan


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam menetapkan dan menerbitkan dokumen perencanaan Proyek TIK yang
disusun oleh Project Managerdan pihak terkait lainnya untuk digunakan sebagai rencana atau patokan
dalam pelaksanaan Proyek TIK
2. Kriteria Sukses Project Management Plandibuat dan disusun dengan mengacu kepada Project Charter dan informasi
Proyek TIK yang diperoleh dari PMO
3. Proses Owner Penanggung Jawab Proyek dan PMO
4. Input Draft Project Management Plan
5. Output Project Management Plan
6. SOP KPL00-0003TATA CARA PENYUSUNAN PROJECT MANAGEMENT PLAN PADA PROYEK
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

AC.02.2 Pengelolaan Pelaksanaan Proyek


1. Definisi Serangkaian kegiatan pelaksanaan Proyek TIK yang dilakukan baik secara swakelola (in-house) oleh
pihakDJPmaupun secara bersama-sama dengan pihak ketiga melalui suatu perjanjian kerjasama
(outsource).
2. Kriteria Sukses Pelaksanaan proyek bisa dilaksanakan dengan baik.
3. Proses Owner Project Manager
4. Input Project Management Plan
Laporan Penjaminan Kualitas
Formulir Permintaan Perkubahan
5. Output Laporan Pelaksanaan Proyek

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman995
Request For Change dalama hal terkait aplikasi
Accepted Change Request
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-58/PJ/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Proyek

AC.02.2.1Pelaksanaan Kick Off Meeting


1. Definisi Serangkaian kegiatan yang menandai dimulainya pelaksanaan suatu proyek
2. Kriteria Sukses Pelaksanaan kick of meeting paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Project Management Plandisetujui
dengan dihadiri sekurang-kurangnya oleh Penanggung Jawab Proyek, Project Manager, Tim Penjaminan
Kualitas, anggota Tim Proyek TIK dan/atau Pihak Ketiga.
3. Proses Owner Project Manager
4. Input Project Management Plan
5. Output Laporan Kick Off Meeting
6. SOP -

AC.02.2.2Pelaksanaan Progress Meeting


1. Definisi Serangkaian rapat yang dilakukan untuk membahas kemajuan pelaksanaan Proyek TIK.
2. Kriteria Sukses Hal-hal yang dibahas pada progress meeting meliputi:
Keselaran pelaksanaan Proyek TIK dengan Project Management Plan pada periode tertentu;
Evaluasi terhadap pelaksanaan Proyek TIK yang dilakukan oleh setiap anggota Tim Proyek TIK dan/atau
Pihak Ketiga;
Permasalahan yang timbul saat pelaksanaan Proyek TIK serta penanganan masalah yang dilakukan
untuk disesuaikan dengan rencana manajemen risiko Proyek TIK sebagaimana tertuang dalam
Project Management Plan;
Kemajuan pelaksanaan kegiatan penjaminan kualitas Proyek TIK;
Hasil progress meeting periode sebelumnya bilamana terdapat hal-hal yang belum diselesaikan;
dan/atau Perubahan (changes) terhadap permintaan perubahan yang diajukan oleh pihak yang
mempunyai kewenangan.
3. Proses Owner Project Manager
4. Input Laporan Kick Off Meeting
5. Output Laporan Progress Meeting

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman996
6. SOP KPL30-0009TATA CARA PENYUSUNAN LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN PENGEMBANGAN
APLIKASI

AC.02.2.3Penyusunan Laporan Pelaksanaan Proyek


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam menyusun laporan atas perkembangan Proyek TIK pada 1 (satu) periode
tertentu yang dilaporkan oleh Project Managerkepada Penanggung Jawab Proyek.
2. Kriteria Sukses Laporan Pelaksanaan Proyek disetujui oleh Penanggung Jawab Proyek
3. Proses Owner Project Manager
4. Input Laporan Progress Meeting
5. Output Laporan Pelaksanaan Proyek
6. SOP -

AC.02.2.4Pelaksanaan Manajemen Risiko


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam melakukan pemantauan dan mengoordinasikan pengendalian atas risiko
pada pelaksanaan Proyek TIK berdasarkan rencana manajemen risiko yang tertuang dalam Project
Management Plan
2. Kriteria Sukses Project Managermelakukan tindakan pencegahan (preventive actions) dan/atau tindakan perbaikan
(corrective actions) dalam hal terdapat risiko pada saat pelaksanaan Proyek TIK
3. Proses Owner Project Manager
4. Input Project Management Plan
5. Output Daftar Risiko
6. SOP -

AC.02.2.5Pelaksanaan Manajemen Perubahan Proyek TIK


1. Definisi Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Project Manager untuk melakukan modifikasi berupa
penambahan, pengurangan, maupun penghapusan atas proses, dokumen, dan/atau hasil kerja Proyek
TIK
2. Kriteria Sukses Permintaaan Perubahan Proyek TIK telah disetujui oleh Project Sponsor berdasarkan hasil change
impact analysis yang telah disetujui oleh Penanggung Jawab Proyek
3. Proses Owner Project Manager

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman997
4. Input Laporan Penjaminan Kualitas
Formulir Permintaan Perubahan
Laporan Progress Meeting
Laporan Pelaksanaan Proyek
5. Output Request For Change
Accepted Change Request
6. SOP KPL00-0005TATA CARA PENGALIHAN BENTUK DOKUMEN TEKNIS PROYEK TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

AC.02.3 Pengakhiran Proyek


1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk mengidentifikasikan semua kegiatan proyek TIK dalam rangka untuk
penghentian proyek.
2. Kriteria Sukses Proyek dapat dihentikan dengan benar.
3. Proses Owner Project Manager, Penanggung Jawab Proyek dan Project Sponsor
4. Input Laporan Pelaksanaan Proyek.
Laporan Akhir Penjaminan Kualitas.
5. Output Laporan Akhir
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-58/PJ/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Proyek

AC.02.3.1Penyusunan Laporan Akhir


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam menyusun laporan yang dibuat oleh Project Manager setelah seluruh
proses dan hasil kerja Proyek TIK yang telah ditetapkan dalam Project Management Plan beserta
perubahannya telah diselesaikan secara lengkap oleh Tim Proyek TIK dan/atau Pihak Ketiga
2. Kriteria Sukses Laporan Akhir Proyek sekurang-kurangnya berisi:
Daftar hasil kerja Proyek TIK akhir atau keseluruhan;
Daftar sumber daya yang telah dipergunakan selama Proyek TIK berlangsung;
Lesson learned yang diperoleh dalam pelaksanaan Proyek TIK;
Rekam jejak penyelesaian risiko;
Daftar perubahan (changes) yang terjadi;
Berita Acara Serah Terima; dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman998
Hal-hal lain yang telah ditetapkan.
3. Proses Owner Project Manager
4. Input Laporan Pelaksanaan Proyek.
Laporan Akhir Penjaminan Kualitas.
5. Output Draft Laporan Akhir
6. SOP -

AC.02.3.2Persetujuan Laporan Akhir


1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk memberikan persetujuan atas laporan yang dibuat oleh Project Manager
setelah seluruh proses dan hasil kerja Proyek TIK yang telah ditetapkan dalam Project
Management Plan beserta perubahannya telah diselesaikan secara lengkap oleh Tim Proyek TIK
dan/atau Pihak Ketiga
2. Kriteria Sukses Laporan Akhir Proyek telah disetujui dan ditandatangani oleh Penanggung Jawab Proyek dan Project
Sponsor
3. Proses Owner Penanggung Jawab Proyek dan Project Sponsor
4. Input Draft Laporan Akhir
5. Output Laporan Akhir
6. SOP -

AC.03 Pengelolaan dan Pemberian Layanan TIK


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam mengelola seluruh layanan TIK yang ada di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak.
2. Kriteria Sukses User dapat mengakses semua layanan TIK dengan lancer
Adanya gangguan dan problem layanan dapat diatasi dengan baik
3. Proses Owner TTKI, TIP, TPB, Direktorat Terkait
4. Input Hasil Evaluasi Rutin
SDD
Formulir Permintaan Layanan
Formulir Permintaan Perubahan Layanan
Laporan adanya gangguan layanan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman999
Laporan hasil survei
Hasil pengembangan TIK
Pemberitahuan adanya problem
Data dan Informasi lainnya
5. Output Laporan Hasil Survei
Usulan Layanan
Laporan Pencapaian Tingkat Layanan TIK
Laporan Optimalisasi
Perumusan Pembelian Perangkat Baru
Laporan Pengelolaan Gangguan Layanan
Laporan verifikasi Aset dan konfigurasi layanan TIK
Laporan pengelolaan Aset dan konfigurasi layanan
Konfirmasi permintaan layanan tidak dapat diproses,
Konfirmasi penyelesaian layanan
Laporan Pengelolaan Problem Layanan
Laporan Pengelolaan Perubahan dan Release Layanan,
Laporan Kegiatan Rollout
Laporan Post Implementation Review
Usulan perubahan URS, SRS, SDD, dan User Manual
BA Rollout Layaan TIK
Aplikasi
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait PER-50/PJ/2010 tentang Kebijakan Pengelolaan Layanan TIK
SE-13/PJ/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Tingkat Layanan TIK
SE-64/PJ/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan TIK
SE-158/PJ/2010 tentang Pedoman Pengelolaan Gangguan Layanan TIK
SE-25/PJ/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Aset dan Konfigurasi Layanan TIK
SE-59/PJ/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Perubahan dan Release Layanan TIK
SE-156/PJ/2010 tentang Pedoman Pengelolaan Problem Layanan TIK
7. Ruang Lingkup Pengelolaan Tingkat Layanan (AC.03.1)
Pengelolaan Pihak Ketiga Penyedia Barang/Jasa TIK (AC.03.2)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1000
Pengelolaan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan (AC.03.3)
Service Desk
Pengelolaan Gangguan Layanan;
Pengelolaan Aset dan Konfigurasi Layanan;
Pengelolaan Perubahan dan Release Layanan;
Pengelolaan Problem Layanan.

AC.03.1 Pengelolaan Tingkat Layanan


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam pengelolaan tingkat layanan TIK sehingga target tingkat Layanan TIK dapat
didefinisikan, disepakati, dipantau, dan dilaporkan.
2. Kriteria Sukses Tingkat Kepuasan Pengguna TIK tinggi
3. Proses Owner TTKI, TIP
4. Input Perbaikan target ambang batas
Laporan Pengelolaan kapasitas TIk
Laporan Pengelolaan Konfigurasi Layanan
Laporan Pemantauan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan
Laporan Pengelolaan Problem
Hasil Evaluasi Subdit AESI
Laporan Pengelolaan Gangguan Layanan
Laporan Pengelolanan Kapasitas
Laporan Pengelolaan Ketersediaan Layanan
Laporan Pengelolaan Konfigurasi Layanan
Pengelolaan Permintaan Layanan.
5. Output SLA
Laporan pekncapaian tingkat layanana TIK
Laporan Pencapaian tingkat layanan TIK
Usulan Layanan
Laporan Hasil Survei
Usulan perbaikan kontrak dengan pihak ketiga penyedia barang/jasa
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-13/PJ/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Tingkat Layanan TIK

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1001
AC.03.1.1Penyusunan OLA TIK
1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam menyusun dokumen berisi kesepakatan internal Unit Kerja TIK sebagai
penyelenggara layanan TIK dalam rangka menjamin pencapaian sasaran atau komitmen yang tertuang
pada dokumen SLA
2. Kriteria Sukses OLA disahkan oleh Direktur TIP dan Direktur TTKI
3. Proses Owner TTKI, TIP
4. Input Laporan Pengelolaan kapasitas TIk
Laporan Pengelolaan Konfigurasi Layanan
Laporan Pemantauan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan
5. Output OLA
6. SOP -
AC.03.1.2Penyusunan SLA TIK
1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam menyusun dokumen berisi pernyataan kesepakatan antara Unit Kerja TIK
dengan unit Kerja pengguna Layanan TIK yang mencantumkan kesepakatan hak dan kewajiban masing-
masing pihak, Layanan TIK yang diberikan, pengukuran kualitas layanan TIK, serta pelaporan dan
penanganan kondisi pengecualian (exception handling)
2. Kriteria Sukses Penyusunan SLA Layanan TIK telah mengacu pada Tata Cara Penyusunan SLA Layanan TIK
3. Proses Owner TPB, Direktorat Terkait
4. Input Perbaikan target ambang batas
5. Output SLA
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-13/PJ/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Tingkat Layanan TIK
7. SOP -

AC.03.1.3Pemantuan dan Pelaporan


1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk mengukur kinerja Unit Kerja TIK dalam memenuhi target Tingkat Layanan
yang disepakati dalam SLA
2. Kriteria Sukses Pemantauan dan Pelaporan dapat pencapaian target Tingkat Layanan sesuai dengan SLA
3. Proses Owner TPB, Direktorat Terkait
4. Input SLA

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1002
Laporan Pengelolaan Problem
5. Output Laporan Pencapaian Tingkat Layanan
6. SOP -

AC.03.1.4Reviu SLA TIK


1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk melakukan pengkajian ulang atas SLA TIK yang dilakukan sekali dalam
setahun
2. Kriteria Sukses Hasil reviu dapat berupa:
Usulan Perbaikan/Perubahan OLA
Usulan Perbaikan Perubahan SLA
Usulan Penambahan/Perubahan klausul teknis yang perlu dimasukkan dalam perjanjian/kontrak dengan
Pihak Ketiga Penyedia Barang/Jasa
3. Proses Owner AESI
4. Input Hasil Evaluasi Subdit AESI
Laporan Pengelolaan Gangguan Layanan
Laporan Pengelolanan Kapasitas
Laporan Pengelolaan Ketersediaan Layanan
Laporan Pengelolaan Konfigurasi Layanan
Pengeloaan Permintaan Layanan
Usulan Perubahan SLA
Usulan Perubahan OLA
Laporan Pencapaian Tingkat Layanan TIK
Laporan Hasil Survei
5. Output Usulan perbaikan kontrak dengan pihak ketiga penyedia barang/jasa
6. SOP -

AC.03.1.5Survei
1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk melakukan survei untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna layanan
TIK atas Kinerja Unit TIK
2. Kriteria Sukses Hasil pelaksanaan Survei harus dapat memberikan informasi:

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1003
Fitur dan fasilitas yang disediakan oleh layanan TIK
Performa layanan TIK
Tingkat Kepuasan Pengguna
Saran Perbaikan
3. Proses Owner AESI
4. Input Laporan Pencapaian Tingkat Layanan TIK
5. Output Usulan Layanan
Laporan Hasil Survei
6. SOP -

AC.03.3 Pengelolaan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan TIK


1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk merencanakan kapasitas dan ketersediaan layanan TIK sesuai dengan
kebutuhan DJP saat ini dan yang akan datang.
2. Kriteria Sukses Capasity Plan dapat disusun dengan baik
3. Proses Owner TTKI, TIP, Seksi AKK, Seksi PKK, Seksi PKSJKD
4. Input SDD
SLA
Laporan Pencapaian Tingkat Layanan
Hasil Evaluasi Rutin ESI dan AJKD
Laporan Pengelolaan Gangguan
Laporan Pengelolaan Problem Layanan
BIA
Data informasi lainnya
5. Output Usulan perbaikan target ambang batas
Perumusan pembelian perangkat baru
Laporan optimalisasi
Laporan pemantauan kapasitas dan ketersediaan layanan TIK
Laporan adanya gangguan
Laporan adanya problem
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-64/PJ/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan TIK

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1004
AC.03.3.1Perencanaan Kebutuhan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan
1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangka perencanaan kebutuhan kapasitas dan ketersediaan Layanan TIK
yang dilakukanuntuk memastikan kecukupan kapasitas dan tingkat ketersediaan Layanan TIKdalam
rangka mendukung kebutuhan bisnis DJP di masa yang akan datangmelalui pembiayaan yang efisien
2. Kriteria Sukses Pembuatan Dokumen Perencanaan Kebutuhan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan dilakukan secara
rutin dan memperoleh persetujuan dari Kasubdit AESI
3. Proses Owner Seksi AKK
4. Input SDD
SLA
Laporan Pencapaian Tingkat Layanan
Hasil Evaluasi rutin ESI dan AJKD
Laporan Pengelolaan Gangguan
Laporan Pengelolaan Problem Layanan
BIA
Data informasi lainnya
5. Output Usulan perbaikan target ambang batas
Dokumen Perencanaan Rutin Kapasitas dan Ketersediaan Layanan utk Optimalisasi
6. SOP -

AC.03.3.2Pemenuhan Kebutuhan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangka menambah/mengubah kapasitas dan ketersediaan layanan yang
meliputi optimalisasi perangkat yang ada; dan/atau pembelian perangkat baru.
2. Kriteria Sukses Penambahan/pengubahan kapasitas dan ketersedian layanan yang dilakukan telah dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang ada
3. Proses Owner Direktorat TIP, Direktorat TTKI
4. Input Dokumen Perencanaan Rutin Kapasitas dan Ketersediaan Layanan untuk Optimalisasi
5. Output Laporan Optimalisasi
Perumusan pembelian perangkat baru
6. SOP KPJ00-0005PEMELIHARAAN LAN DAN WAN DJP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1005
KPJ00-0006INSTALASI PERANGKAT JARINGAN LAN DJP
KPJ00-0007INSTALASI PERANGKAT JARINGAN WAN DJP
KPJ34-0001MAINTENANCE DATA E-SPT & E-FILLING
KPJ34-0002MAINTENANCE DATA MP3
KPL12-0003INSTALASI HARDWARE DAN SOFTWARE DI POJOK PAJAK
KPL12-0004PENYUSUNAN KONSEP SE DAN JUKNIS DI BIDANG REGISTRASI DAN
PEMELIHARAAN MF WP
KPL13-0002TATA CARA BENCHMARK TERHADAP PERANGKAT IT
AC.03.3.3Pemantuan dan Pelaporan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan
1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangka memastikan tercapainya hasil dari perencanaan dan
pelaksanaanpemenuhan kapasitas dan ketersediaan Layanan TIK
2. Kriteria Sukses Ketentuan dalam pelaksanaan pemantauan kapasitas dan ketersediaan Layanan TIK adalah sebagai
berikut:
Pemantauan terhadap kinerja perangkat sedapat mungkin dilakukan dengan menggunakan tools yang
tersedia.
Dalam hal terdapat kejadian (event) terkait kapasitas dan ketersediaan yang menyebabkan
gangguan/problem Layanan TIK, maka kejadian (event) tersebut harus dilaporkan oleh Pelaksana
terkait kepada Service DeskTIK secara otomatis melalui tools atau secara manual apabila pelaporan
secara otomatis tidak berjalan dengan semestinya.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pemantauan sebagaimana dimaksud harus menyimpan dan mem-
backup log file hasil kegiatan pemantauan.
3. Proses Owner Seksi AKK, Seksi PKK, Seksi PKSJKD
4. Input Laporan Optimalisasi
5. Output Laporan pemantauan kapasitas dan ketersediaan layanan TIK
Laporan adanya gangguan
Laporan adanya problem
6. SOP -

AC.03.4 Service Desk


1. Definisi .

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1006
2. Kriteria Sukses Unit Pengguna Layanan mendapatkan pelayanan dengan baik
Gangguan dan Problem layanan dapat diselesaikan dengan baik
3. Proses Owner Petugas Service Desk
4. Input Formulir Permintaan Layanan
Formulir Permintaan Perubahan Layanan
Laporan adanya gangguan Layanan
Formulir Permintaan Perubahan Layanan
Formulir Permintaan Perubahan
5. Output Tiket gangguan
Konfirmasi permintaan layanan tidak dapat diproses
Konfirmasi penyelesaian layanan
Laporan pengelolaan permintaan layanan

AC.03.4.1Administrasi dan Penerimaan Permintaan Layanan


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam monitoring penyelesaian permintaan layanan TIK dan konfirmasi kepada
seksi terkait yang belum menyelesaikan permintaan Layanan TIK
2. Kriteria Sukses Seluruh permintaan layanan TIK telah diadministrasikan dan dikonfirmasi
3. Proses Owner Petugas Service Desk
4. Input Formulir Permintaan Layanan
Formulir Permintaan Perubahan Layanan
Laporan adanya gangguan Layanan
Formulir Permintaan Perubahan Layanan
Formulir Permintaan Perubahan
5. Output UpdatingKatalog Layanan
Tiket Gangguan
Konfirmasi permintaan layanan tidak dapat diproses
6. SOP KPJ11-0003TATA CARA PENYELESAIAN PERMASALAHAN PENGGUNAAN SIP
KPJ11-0004PELAPORAN PERMASALAHAN SISTEM INFORMASI MELALUI APLIKASI LAYANAN
SISTEM ONLINE
KPJ13-0001PELAYANAN DUKUNGAN TEKNIS ATAS PERMASALAHAN KOMPUTERISASI YANG

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1007
DIALAMI USER DJP
KPJ13-0009MENGANALISA DAN MEMBERIKAN ARAHAN ATAS PERMASALAHAN
INFRASTRUKTUR YANG DIHADAPI USER TERMASUK MENANGANI MASALAH UPS
(UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY) DAN PENGAWASAN INSTALASI KABEL DATA BARU
KPJ22-0007TROUBLE SHOOTING TRANSFER DATA DARI KANTOR PELAYANAN PAJAK KE
KANTOR PUSAT
KPJ11-0001TATA CARA PELAYANAN PASCA NPWP YANG DITERBITKAN SECARA JABATAN
KPJ14-0001TATA CARA PELAYANAN JARINGAN APLIKASI HELP DESK KOMUNIKASI DATA

AC.03.4.2Pengelolaan Permintaan Layanan


1. Definisi Serangkaian kegiatan yang terdiri dari penyampaian permintaan layanan TIK, Administrasi dalam
pengelolaan pelayanan TIK, dan Pelaporan Pengelolaan Layanan TIK
2. Kriteria Sukses Layanan TIK yang diselenggarakan oleh Unit Kerja TIK sesuai dengan kebutuhan pengguna
Peningkatan tingkat kepuasan pengguna
3. Proses Owner Petugas Service Desk
4. Input -
5. Output Penyelesaian Permintaan Layanan
6. SOP -

AC.03.4.3Pelaporan Pengelolaan Permintaan Layanan


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangka menyusun laporan atas Pengelolaan Permintaan Layanan TIK yang
berfungsi sebagai bahan untuk melakukan analisis terhadap kinerja pengelolaan Layanan TIK dan
sebagai bahan untuk mereviu pencapaian target layanan TIK sebagaimana disepakati pada SLA.
2. Kriteria Sukses Laporan Pengelolaan Permintaan Layanan dibuat secara periodik dan tepat waktu setiap triwulan
3. Proses Owner Petugas Service Desk
4. Input Penyelesaian Permintaan Layanan
5. Output Laporan Pengelolaan Permintaan Layanan
6. SOP -

AC.03.4.4Pengelolaan Katalog Layanan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1008
1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam mengadministrasi daftar layanan TIK yang berisi informasi mengenai jenis
dan ketentuan penyelenggaraan Layanan TIK untuk memudahkan pengguna dalam berinteraksi dengan
Unit Kerja TIK dan untuk memperjelas batas kemampuan Unit Kerja TIK dalam penyelenggaraan
Layanan TIK
2. Kriteria Sukses Seluruh Layanan TIK yang terdapat di Direktorat Jenderal Pajak harus terdaftar pada Katalog Layanan
3. Proses Owner Petugas Service Desk
4. Input Updating Katalog Layanan
5. Output -
6. SOP -
AC.03.5 Pengelolaan Gangguan Layanan
1. Definisi Serangkaian pedoman mengenai metode dan sarana bagi perwakilan pengguna dalam penyampaian,
administrasi, dan penanganan gangguan layanan TIK, serta pelaporan pengelolaan gangguan layanan
TIK.
2. Kriteria Sukses Gangguan Layanan TIK yang terjadi dapat segera ditangani dan meluasnya dampak gangguan dapat
dicegah.
3. Proses Owner Insident Coordinator, AESI, Petugas Service Desk
4. Input Tiket gangguan
5. Output Early Detection
Tiket Close
Request For Change
Laporan Pengelolaan Gangguan Layanan
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-158/PJ/2010tentang Pedoman Pengelolaan Gangguan Layanan TIK

AC.03.5.1Administrasi Pengelolaan Gangguan


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam mengadministrasikan setiap pelaporan gangguan yang dilakukan oleh
Pengguna/Perwakilan Pengguna kepada Service DeskTIK saat terjadi gangguan atau hal-hal yang
berpotensi menjadi gangguan Layanan TIK

2. Kriteria Sukses Seluruh pelaporan gangguan telah diadministrasikan dalam Sistem Informasi Manajemen Layanan TIK
(SiMelati) dan dieskalasi sesuai jenis gangguan yang dilaporkan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1009
3. Proses Owner Insident Coordinator, AESI
4. Input Tiket gangguan
5. Output Daftar Prioritas Penanganan Gangguan Layanan TIK
6. SOP -

AC.03.5.2Penanganan Gangguan Tier 1


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam menangani gangguan layanan TIK yang dapat diselesaikan sendiri oleh
Service Desk atau dieskalasi ke Penanganan Tier 2/Tier 3
2. Kriteria Sukses Seluruh pelaporan gangguan telah ditangani dan/atau dieskalasi sesuai jenis gangguan yang dilaporkan
3. Proses Owner Petugas Service Desk
4. Input Tiket gangguan
5. Output Early Detection
Ticket Close
Ticket Linked
6. SOP -

AC.03.5.3Penanganan Gangguan Tier 2 dan Tier3


1. Definisi Serangkaian kegiatan yang tediri dari:
Pemeriksaan tiket yang dieskalasikan oleh Service DeskTIK, menyesuaikan prioritas gangguan, dan
mendisposisikan tiket gangguan kepada Pelaksana terkait
Penerusan gangguan yang tidak sesuai dengan ruang lingkup tugasnya kepada Incident Coordinator lain
yang ruang lingkup tugasnya relevan dengan jenis gangguan yang dilaporkan
Pemantauan penyelesaian penanganan gangguan yang dieskalasikan kepadanya
2. Kriteria Sukses Seluruh pelaporan gangguan telah diberikan status penanganan gangguan atau status tiket
yangmerupakan keadaan yang menginformasikan sampai pada tahap apakah penanganan gangguan
layanan TIK
3. Proses Owner Insident Coordinator
4. Input Tiket Linked
5. Output Early Detection
Ticket Close

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1010
RFC
6. SOP -

AC.03.5.4Pemantauan dan Pelaporan


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam rangka memantau dan melaporkan seluruh pengelolaan gangguan Layanan
TIK yang berfungsi sebagai bahan analisis problem Layanan TIK dan mencari solusi bagi problem
tersebut serta sebagai analisis kinerja pengelolaan Layanan TIK.
2. Kriteria Sukses Pelaporan Pengelolaan Gangguan Layanan TIK dibuat secara periodik dan tepat waktu di setiap triwulan
3. Proses Owner Insident Coordinator, AESI
4. Input Detail Penanganan Gangguan
5. Output Laporan Pengelolaan Gangguan Layanan
6. SOP KWL20-0008TATA CARA PEMANTAUAN KASUS ATAU PERMASALAHAN SIDJP YANG BERSIFAT
INSIDENTIL DAN YANG BERSIFAT RUTIN

AC.03.6. Pengelolaan Problem Layanan


1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk memberikan panduan standarisasi mengenai pengelolaan problem
Layanan TIK guna mengurangi tingkat gangguan Layanan TIK yang bersifat berulang
dengan mengetahui root cause/ penyebab utamanya agar dapat ditemukan dan
diimplementasikan solusi permanennya.
2. Kriteria Sukses Problem dapat diatasi
3. Proses Owner Insident Coordinator, AESI, Problem Coordinator
4. Input Pemberitahuan adanya problem
Early Detection
Laporan Pengelolaan Gangguan Layanan
Laporan adanya problem
5. Output RFC
Laporan Pengelolaan Problem Layanan
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-156/PJ/2010tentang Pedoman Pengelolaan Problem Layanan TIK

AC.03.6.1Deteksi Problem Layanan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1011
1. Definisi Serangkaian kegiatan deteksi awal adanya problem layanan serta bagaimana menyusun proiritas
penanganannya.
2. Kriteria Sukses Problem terdeteksi dan prioritas penanganan dapat disusun.
3. Proses Owner Insident Coordinator, AESI
4. Input Pemberitahuan adanya problem
Early Detection
Laporan Pengelolaan Gangguan Layanan
Laporan adanya problem
5. Output Prioritas Penanganan
6. SOP -

AC.03.6.2 Penanganan Problem Layanan


1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk menyelesaikan problem sesuai dengan prioritas penanganan.
2. Kriteria Sukses Problem dapat teratasi
3. Proses Owner Problem Coordinator
4. Input Prioritas Penanganan
5. Output RFC
Laporan Penanganan Problem Layanan
6. SOP KWL20-0013TATA CARA PENANGANAN PERMASALAHAN JARINGAN
KWL20-0014TATA CARA PERBAIKAN KOMPUTER BILA TERJADI PERMASALAHAN

AC.03.6.3 Pemantauan dan Pelaporan


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam pelaksanaan pemantauan terhadap penyelesaian problem layanan dan
pelaksanaan penyusunan laporan.
2. Kriteria Sukses Problem dapat diatasi
3. Proses Owner Problem Coordinator
4. Input Laporan Penanganan Problem Layanan
5. Output Laporan Pengelolaan Problem Layanan
6. SOP -

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1012
AC.03.7 Pengelolaan Perubahan dan Release Layanan
1. Definisi Serangkaian pedoman memberikan panduan dan standarisasi
mengenai pengelolaan perubahan dan ReleaseLayanan TIK untuk memastikan bahwa
setiap perubahan dan Releaseterhadap Layanan TIK maupun komponen pendukungnya
terotorisasi, tercatat, terkendali, dan terpantau dengan baik, sehingga di kemudian hari tidak
menimbulkan gangguan Layanan TIK.
2. Kriteria Sukses Perubahan layanan dapat diRelease dan dapat dikelola dengan baik
3. Proses Owner TTKI, Change Coordinator, Rollout Manager, Release Manager, Change Manager
4. Input Tiket RFC
Hasil pengembangan TIK
5. Output Tiket Close
Perubahan URS, SRS, SDD, dan User Manual
Laporan adanya gangguan
Laporan adanya problem
Laporan pengelolaan perubahan dan Release layanan,
Laporan Kegiatan Rollout
Laporan Post Implementation Review
Berita Acara RolloutLayanan TIK
Aplikasi siap pakai
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-59/PJ/2011tentang Pedoman Pengelolaan Perubahan dan Release Layanan TIK

AC.03.7.1 Administrasi Permintaan Perubahan Layanan


1. Definisi Serangkaian kegiatan pengadministrasian permintaan perubahan
2. Kriteria Sukses Perubahan layanan dapat diRelease dan dapat dikelola dengan baik
3. Proses Owner TTKI
4. Input Tiket RFC
5. Output -
6. SOP -

AC.03.7.2 Change Impact Analysis (CIA)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1013
1. Definisi Serangkaian kegiatan analisis utnuk mengetahui dampak yang akan ditimbulkan dari perubahan Layanan
TIK yang dilakukan.
2. Kriteria Sukses Dampak perubahan dapat diidentifikasi dengan baik
3. Proses Owner Change Coordinator
4. Input Tiket RFC
5. Output Formulir Change Impact Analysis
6. SOP -

AC.03.7.3Persetujuan Perubahan Layanan


1. Definisi Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memutuskan apakah suatu formulir perubahan yang sudah
diusulkan disetujui atau tidak.
2. Kriteria Sukses Persetujuan atas formulir CIA
3. Proses Owner TTKI, Change Coordinator, Rollout Manager, Release Manager, Change Manager
4. Input Formulir Change Impact Analysis
5. Output Persetujuan atas formulir CIA
6. SOP -

AC.03.7.4 Implementasi Perubahan Layanan


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam pelaksanaan implementasi perubahan layanan pada lingkungan production.
2. Kriteria Sukses Implementasi dapat dijalankan dengan baik
3. Proses Owner TTKI
4. Input Persetujuan
5. Output Tiket Close (usulan pengembangan TIK jika diperlukan)
Release Plan
6. SOP -

AC.03.7.5 Pelaksanaan Release


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam mengimplementasikan perubahan layanan TIK yang bersifat normal atau
emergency dan tidak membutuhkan pengembangan TIK, pada lingkungan production.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1014
2. Kriteria Sukses Perubahan layanan dapat diRelease dan dapat dikelola dengan baik
3. Proses Owner Release Coordinator
4. Input Release Plan
5. Output Jadwal Pelaksanaan Release
Rollback Plan
Checklist kelengkapan data Rollout
Perubahan URS, SRD, SDD, dan User Manual
6. SOP -

AC.03.7.6 Pelaksanaan Rollout


1. Definisi Serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah proses Release selesai dilakukan.
2. Kriteria Sukses Pelaksanaan Rollout dapat dilakukan dengan baik
3. Proses Owner Rollout Manager
4. Input Jadwal Pelaksanaan Release
Rollback Plan
Checklist kelengkapan data Rollout
Hasil pengembangan TIK
5. Output Berita Acara RolloutLayanan TIK
Aplikasi siap pakai
6. SOP -

AC.03.7.7Pemantauan dan Pelaporan Rutin


1. Definisi Serangkaian kegiatan utnuk memantau penyelesaian tiket perubahan layanan TIK setiap hari dan
mengkonfiramsi pihak terkait yang belum melakukan penyelesaian perubahan layanan TIK.
2. Kriteria Sukses Penyelesaian tiket perubahan terpantau
3. Proses Owner Change Manager
4. Input Berita Acara Rollout Layanan TIK
5. Output Laporan adanya gangguan
Laporan adanya problem
Laporan pengelolaan perubahan dan Release layanan,

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1015
Laporan Kegiatan Rollout
Laporan Post Implementation Review
6. SOP -

AC.03.8 Pengelolaan Aset dan Konfigurasi Layanan


1. Definisi Serangkaian pedoman mengenai standardisasi pengelolaan Aset TIK
2. Kriteria Sukses Seluruh Aset TIK dan konfigurasinya dapat didefinisikan, diidentifikasi, dan dikontrol, dan dikelola dnegan
baik.
3. Proses Owner Seksi AKK, Tim Pengembang Aplikasi, Subdit AESI, Bagian Perlengkapan
4. Input Renstra
Cetak Biru TIK
Hasil Capacity Plan
Pemintaan Unit Kerja
Forulir Inventarisasi Perangkat
Laporan Hasil Survei
Usulan Penghapusan Aset
5. Output Pemintaan Penambahan Aset
Laporan adanya gangguan
Laporan Pengelolaan Aset dan konfigurasi layanan TIK
Laporan verifikasi Aset dan konfigurasi layanan TIK
Berita Acara Pelaksanaan Verifikasi Aset
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-25/PJ/2010tentang Pedoman Pengelolaan Aset dan Konfigurasi Layanan TIK

AC.03.8.1 Perencanaan Aset dan Konfigurasi


1. Definisi Serangkaian kegiatan dalam menyusun perencanaan pengelolaan Aset baik berupa perencanaan rutin
maupun perencanaan spesifik.
2. Kriteria Sukses Perencanaan dapat disusun dengan baik
3. Proses Owner Seksi AKK TTKI, Tim Pengembang Aplikasi
4. Input Renstra
Cetak Biru TIK

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1016
Hasil Capacity Plan
Pemintaan Unit Kerja
5. Output Rencana pengelolaan aset dan konfigurasi TIK
6. SOP KPJ11-0005PEMBENAHAN DATA MASTER FILE TERHADAP WAJIB PAJAK UNTUK MENDAPATKAN
DATA WAJIB PAJAK EFEKTIF YANG TERDAFTAR
KPJ12-0003PEMELIHARAAN SISTEM APLIKASI DAN PROGRAM PENDUKUNG
KPJ13-0002PELAYANAN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN OPERATING SYSTEM SCO UNIX 5.06 /
5.07
KPJ13-0003PELAYANAN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN DATABASE ORACLE 7.3.4
KPJ13-0004MEMPERBAIKI PERANGKAT KOMPUTER PC, SERVER DAN PERANGKAT
PENDUKUNGNYA DALAM HAL PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK
KPJ13-0006PEMELIHARAAN HARDWARE DAN SOFTWARE DI KP PBB DAN KP DITJEN PAJAK
KPJ13-0008PELAYANAN PEMELIHARAAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT PRINTER SERVER
DAN TERMINAL SERVER
KPJ34-0003INSTALASI HARDWARE DAN SOFTWARE DI POJOK PAJAK
KPL12-0002TATA CARA MELAKUKAN ANALISA ATAS PERMINTAAN PERANGKAT KOMPUTER
DARI SELURUH UNIT KANTOR DJP DAN ANALISA KEBUTUHAN PERANGKAT KOMPUTER
YANG AKAN DATANG
KPL13-0004TATA CARA ANALISIS ATAS KEBUTUHAN, PERFORMA, DAN KONFIGURASI JARINGAN
KOMUNIKASI DATA
KPL21-0001TATA CARA MELAKUKAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DAN KONFIGURASI
BASIS DATA BESERTA MANAJEMEN
DPC32-0024TATA CARA IMPLEMENTASI STANDARDISASI KONFIGURASI, BANDWIDTH, DAN
PENGALAMATAN IP UNTUK SISTEM JARINGAN KOMPUTER DI PPDDP
DPC32-0040TATA CARA PENANGANAN PERUBAHAN KONFIGURASI INFRASTRUKTUR PPDDP

AC.03.8.2 Identifikasi dan Pencatatan Aset


1. Definisi Kegiatan identifikasi dan pencatatan serta pemberian label fisik pada setiap perangkat keras din semua
unit kerja DJP
2. Kriteria Sukses Seluruh Aset TIK teridentifikasi dan diberi label

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1017
3. Proses Owner TTKI
4. Input Rencana Pengelolaan
Formulir InventarisasiPerangkat
5. Output Daftar status aset, label fisik aset
6. SOP KPJ31-0001INVETARISASI DESKTOP, SERVER, PERANGKAT KOMUNIKASI DATA, SISTEM DAN
APLIKASI, KONFIGURASI DC DAN DRC, SERTA ADMINISTRASI BUKU MANUAL, DOKUMEN
SISTEM DAN PROSEDUR, CD DAN DISKET APLIKASI
KPJ00-0001DOKUMENTASI SISTEM INFORMASI, INTRANET, APLIKASI DAN PROGRAM
KPJ00-0002DUKUMENTASI INFRASTRUKTUR IT DJP

AC.03.8.3 Operasional Aset


1. Definisi Serangkaian pedoman dalam operasional aset TIK
2. Kriteria Sukses Semua penggunaan TIK memenuhi persyaratan keamanan inforamsi
3. Proses Owner TTKI
4. Input Daftar status aset
Label fisik aset
5. Output Pemintaan Penambahan Aset
Laporan adanya gangguan
6. SOP KPJ14-0002TATA CARA PELAYANAN JARINGAN SISTEM MP3
KPJ14-0003TATA CARA PENGELOLAAN VIDEO CONFERENCE
KPJ22-0001PENGELOLAAN APLIKASI E-SPT DAN E-FILING
KPJ22-0003PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI DAN PROGRAM PENDUKUNG
KPJ22-0004TATA CARA PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI DAN PROGRAM MODUL PENERIMAAN
NEGARA
KPJ22-0006PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI DAN PROGRAM KEGIATAN NPWP MASSAL (PWPM)
KPJ23-0001PENGOLAHAN DATA DAN ALAT KETERANGAN
KPJ23-0005SINKRONISASI PEMBAYARAN ANTARA KPDJP, KPP DAN PERBANKAN
KPJ23-0006PEREKAMAN DATA PIHAK KETIGA NON-ELEKTRONIK
KPJ24-0005TATA CARA PENGELOLAAN SURAT ELEKTRONIK (E-MAIL)
KPJ24-0006IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN DESKTOP MANAJEMEN DI KANWIL DAN KPP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1018
KPJ24-0007PENGELOLAAN PORTAL DJP
KPJ31-0002PENGELOLAAN CALL MANAGER ( IP PHONE )
KWL20-0012TATA CARA PEMELIHARAAN DAN PENGAWASAN RUANG SERVER

AC.03.8.4 Pemantauan dan Pelaporan Aset dan Konfigurasi


1. Definisi Serangkaian pedoman mengenai mekanisme pemantauan dan penyusunan laporan
2. Kriteria Sukses Semua aset dan pengelolaannya terpantau dengan baik
3. Proses Owner Subdit PSI
4. Input Laporan penghapusan aset
5. Output Laporan Pengelolaan Aset dan konfigurasi layanan TIK
6. SOP KPL12-0005TATA CARA MEMBERIKAN REKOMENDASI PENGEMBANGAN KONFIGURASI DAN
KAPASITAS PERANGKAT KOMPUTER
DPC32-0047TATA CARA MONITORING HARDWARE / SOFTWARE / KONEKSI JARINGAN PPDDP

AC.03.8.5 Verifikasi Aset dan Konfigurasi


1. Definisi Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memastikan data yang terdapat dalam CMDB sesuai dengan
kondnisi di lapangan
2. Kriteria Sukses Seluruh Aset TIK dan konfigurasinya dapat didefinisikan, diidentifikasi, dan dikontrol, dan dikelola dnegan
baik.
3. Proses Owner Subdit AESI
4. Input Data sampling Aset
5. Output Pemintaan Penambahan Aset
Laporan adanya gangguan
Laporan Pengelolaan Aset dan konfigurasi layanan TIK
Laporan verifikasi Aset dan konfigurasi layanan TIK
Berita Acara Pelaksanaan Verifikasi Aset
6. SOP -

AC.03.8.6. Penghapusan Aset


1. Definisi Serangkaian pedoman mengenai mekanisme pengusulan penghapusan Aset TIK

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1019
2. Kriteria Sukses Usulan penghapusan disusun dengan benar
3. Proses Owner Subdit PSI
4. Input Laporan Hasil Survei
Usulan Penghapusan Aset
5. Output Laporan Penghapusan Aset
6. SOP PDE20-0010TATA CARA PEMUSNAHAN DATA EKSTERNAL DALAM BENTUK HARDCOPY
(DOKUMEN FISIK)
AC.04 Pengelolaan Kelangsungan Layanan
1. Definisi Serangkaian kegiatan untuk memastikan bahwa layanan tetap dapat berlangsung dalam kondisi kahar
2. Kriteria Sukses Kelangsungan layanan dapat terjamin
3. Proses Owner TTKI
4. Input Rencana Strategis TIK
Rencana Uji Coba Penangan Bencana
5. Output BIA
Hasil Penilaian Risiko
Damage Assessment Report
Restoration Plan
Disaster Recovery Plan
Laporan Uji Coba
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait SE-65/PJ/2011 tentang Pedoman BIA dan Risk Assessment
SE-74/PJ/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Kelangsungan Layanan
SE-60/PJ/2011 tentang Pedoman Pelatihan Uji Coba Kelangsungan Layanan

AC.04.1 Penyusunan Business Impact Analysis dan Penilaian Risiko TIK


1. Definisi Merupakan serangkaian kerangka kerja dalam memberikan panduan mengenai metode dan sarana bagi
Unit Kerja terkait dalam melaksanakan Business Impact Analysis
2. Kriteria Sukses BIA dapat disusun dengan baik
3. Proses Owner TPB
4. Input Rencana Strategis TIK
Laporan Post Disaster Review

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1020
5. Output BIA
Hasil penilaian risiko
6. SOP KPJ22-0002MENJAGA SINKRONISASI DATA DARI KANWIL LTO DENGAN DATA CENTRE
DPC32-0029TATA CARA MANAJEMEN RESIKO DAN ANALISIS DAMPAK TERHADAP
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SISTEM JARINGAN KOMPUTER PPDDP
LIP10-0072TATA CARA PENANGANAN KEGAGALAN SISTEM

AC.04.2 Disaster Recovery


1. Definisi Merupakan serangkaian pedoman dalam memberikan panduan dan aturan mengenai metode dan sarana
bagi Tim Pengelola Kelangsungan Layanan TIK DJP dalam menyelenggarankan kelangsunagan layanan
TIK pada saat terjadinya keadaan darurat.
2. Kriteria Sukses Keadaan darurat dapat teratasi dengan baik
3. Proses Owner Tim Pengelola Kelangsungan Layanan TIK DJP
4. Input BIA
5. Output Damage Assessment Report
Restoration Plan
Disaster Recovery Plan
6. SOP KPJ23-0003BACK UP DATA PIHAK KETIGA
KPJ33-0001TATA CARA BACKUP BASIS DATA
KPJ33-0004TATA CARA SINKRONISASI BASIS DATA DATA CENTRE DENGAN DATA RECOVERY
CENTRE
KWL20-0017TATA CARA BACKUP DATA
DPC32-0041TATA CARA PENGIRIMAN MEDIA BACKUP DATA KE DATA RECOVERY CENTER (DRC)
DPC32-0048TATA CARA PEMELIHARAAN DAN PEMULIHAN DATA CENTER PPDDP
DPC32-0008TATA CARA PENYIAPAN CADANGAN DATA PPDDP
DPC32-0022TATA CARA BACK UP BASIS DATA
PDE20-0014TATA CARA BACKUP DATA EKSTERNAL
KPDDP20-0020TATA CARA BACKUP DATA DI KPDDP

AC.04.3 Uji Coba dan Peningkatan Kepedulian

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1021
1. Definisi Merupakan serangkaian pedoman dalam memberikan panduan dan aturan mengenai metode dan sarana
bagi Tim Pengelolaan Kelangsungan Layanan TIK dalam melaksanakan pelatihan dan uji coba Disaster
Recovery Plan TIK DJP.
2. Kriteria Sukses Uji Coba berhasil dilakukan
3. Proses Owner Tim Pengelolaan Kelangsungan Layanan TIK
4. Input Rencana uji Coba Penanganan bencana
5. Output Laporan Uji Coba
6. SOP -

AC.05 Pengelolaan Keamanan Informasi


1. Definisi Merupakan kerangka kerja manajemen pengamanan Aset informasi yang menggunakan pendekatan
berbasis risiko dalam menyusun, menerapkan, melaksanakan, mengawasi, mengkaji, memeliara, dan
meningkatkan kinerja pengelolaan keamanan informasi.
2. Kriteria Sukses Keutuhan dan ketersediaan Aset informasi dapat terjaga.
3. Proses Owner
4. Input Formulir Pemintaan Akses dan Penggunaan Aset Informasi
Non Disclosure Agreement
Daftar Perangkat keras
Daftar Innventaris perangkat lunak
Data dan atu informasi keluaran aplikasi
Dokumen dan catatan penerapan tata kelola TIK
5. Output Ijin akses
Penghentian ijin akses
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait PER-41/PJ/2010 tentang Kebijakan Pengelolaan Keamanan Informasi
SE-57/PJ/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Aset Informasi
SE-159/PJ/2010 tentang Pedoman Akses pihak Ketiga

AC.03.5.1 Pengelolaan Aset Informasi


1. Definisi Serangkaian pedoman mengenai bagaimana caramelindungi dan mencegah aset informasi dari akses
dan penyalahgunaan oleh pihak yang tidak berwenang, serta memandu pemilik aset informasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1022
agar dapat menangani dan melindungi aset informasi sesuai klasifikasinya.
2. Kriteria Sukses Aset informasi terinventarisasi dengan baik.
Akses terhadap aset informasi dapat diekndalikan.
3. Proses Owner TTKI, Bagian Umum, Bagian Perlengkapan
4. Input Daftar perangkat keras
Daftar Inventaris Perangkat Lunak
Data atau Inforamsi keluaran aplikasi
Dokumen dan Catatan Penerapan Tata Kelola TIK
Surat Ijin atau Surat Tugas
5. Output Ijin
6. SOP KPJ24-0001PERUBAHAN PASSWORD USER PORTAL
KPJ24-0003PENGELOLAAN APLIKASI ANTI SPAM FOR SMTP DAN ANTI VIRUS
KPJ24-0004PENGELOLAAN DOMAIN NAME SERVER
KPJ24-0008PENDAFTARAN USER APLIKASI
KPJ32-0001PENGELOLAAN KEAMANAN PENGIRIMAN DATA MP3 / MPN
KPJ32-0002PENGELOLAAN INTERNET SECURITY AND ACCELERATOR
KPJ32-0003TATA CARA PENGATURAN AKSES DARI TIAP ZONA JARINGAN BERKAITAN DENGAN
KEAMANAN SISTEM DAN PEMAKAIAN RESOURCE JARINGAN YANG EFISIEN
KPJ32-0004TATA CARA PENGELOLAAN USERNAME & PASSWORD TERKAIT JARINGAN
KOMUNIKASI DATA
KPJ32-0005TATA CARA PEMBERIAN USER ACCOUNT VPN UNTUK KEGIATAN TELEWORKING
KPJ34-0005PERMINTAAN DATA OLEH FIHAK INTERNAL DJP DAN EKSTERNAL DJP
KPJ34-0006PEMANTAUAN PERUBAHAN DATA MF WP
KPJ34-0007PEMBENAHAN DATA MF TERHADAP PERUBAHAN STATUS DAN ATAU IDENTITAS WP
KPL13-0001TATA CARA ANALISIS KEAMANAN SISTEM DAN JARINGAN KOMUNIKASI DATA
KPL34-0006TATA CARA INVENTARISASI DATA/INFORMASI DARI FASILITAS PENGOLAHAN
INFORMASI
KPP00-0013TATA CARA PERMOHONAN IZIN MELAKSANAKAN KEGIATAN TELEWORKING DI KPP
KPP20-0023TATA CARA INVENTARISASI DOKUMEN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI (TIK) DAN CATATAN PENERAPAN TATA KELOLA TIK DI KPP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1023
KWL00-0001TATA CARA PERMOHONAN IZIN MELAKSANAKAN KEGIATAN TELEWORKING DI
KANWIL
KWL00-0002TATA CARA PEMBUATAN KAJIAN RISIKO PERMOHONAN KEGIATAN TELEWORKING
DI KANWIL
DPC00-0012TATA CARA PERMOHONAN IZIN MELAKSANAKAN KEGIATAN TELEWORKING DI
PPDDP
DPC00-0013TATA CARA PEMBUATAN KAJIAN RISIKO PERMOHONAN KEGIATAN TELEWORKING
DI PPDDP
DPC32-0045TATA CARA CREATE USER PIHAK INTERNAL DAN REKAPITULASI DAFTAR USER
PIHAK INTERNAL

AC.05.2 Pengelolaan Keamanan Informasi Pihak Ketiga


1. Definisi Serangkaian pedoman mengenai pemberian fasilitas akses untuk pihak ketiga di Direktorat Jenderal
Pajak sehingga keamanan atas inforamsi yang tersedia dapat dikelola dengan baik dan inforamsi
tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk keperluan DJP.
2. Kriteria Sukses Akses pihak ketiga dapat dikelola dan dimonitor
3. Proses Owner TIP, PPDDP, Kanwil, KPP
4. Input Formulir permintaan akses dan penggunaan aset informasi
Non discloseure agreement
5. Output Ijin akses
Penghentian ijin akses
6. SOP DPC32-0044TATA CARA CREATE USER PIHAK EKSTERNAL DAN LAPORAN REKAPITULASI USER
PIHAK EKSTERNAL
KPJ32-0006TATA CARA PEMBERIAN AKSES PIHAK KETIGA DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KPP20-0024TATA CARA PEMBERIAN AKSES PIHAK KETIGA DI LINGKUNGAN KANTOR
PELAYANAN PAJAK (KPP)
DPC32-0049TATA CARA PENGAWASAN PEGAWAI OUTSOURCE
KPP20-0025TATA CARA PENGAWASAN AKSES PIHAK KETIGA DI LINGKUNGAN KANTOR
PELAYANAN PAJAK (KPP)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1024
KWL21-0001TATA CARA PEMBERIAN AKSES PIHAK KETIGA DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH
(KANWIL) DJP
DPC32-0052TATA CARA PENARIKAN DATA DARI SIDJP
PDE20-0004TATA CARA PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PENERIMAAN DATA EKSTERNAL

AC.06 Evaluasi dan Pemantauan


1. Definisi Merupakan serangkaian kegiatan menganalisis data yang terkumpuldalam pemantauan kinerja TIK
dengan cara membandingkan antarahasil kinerja dengan sasaran kinerja TIK yang telah ditetapkan
dalamrangka mengukur efektivitas penerapan kerangka kerja TIK serta kegiatan menghimpun data
mengenai hasil pelaksanaan kinerja TIK, baik melalui observasi langsung maupun melalui laporan yang
tersedia dalam rangka evaluasi kinerja TIK.
2. Kriteria Sukses Kinerja setiap objek TIK terjamin layanananya sesuai dengan statndar yang telah ditentukan.
3. Proses Owner Subdit Pemmantauan Sistem Inforamsi, Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi, KPP, Subdit AESI
4. Input Log Pemantauan
Laporan Pengelolaan Gangguan Layanan
Laporan Pengelolaan Problem Layanan
Laporan Optimalisasi
Laporan Pengelolaan Perubahan dan Release Layanan
Laporan Kegiatan Rollout
Laporan Post Implementation Review
Laporan Pencapaian Tingkat Layanan
Usulan penambahan layanan
5. Output Hasil Evaluasi rutin
Evaluasi layanan TIK berjalan
Permintaan pengembangan
6. Dasar Hukum/Aturan Terkait PER-17/PJ/2011 Kebijakan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja TIK

AC.06 Evaluasi dan Pemantauan


1. Definisi Merupakan serangkaian kegiatan menganalisis data yang terkumpuldalam pemantauan kinerja TIK
dengan cara membandingkan antarahasil kinerja dengan sasaran kinerja TIK yang telah ditetapkan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1025
dalamrangka mengukur efektivitas penerapan kerangka kerja TIK serta kegiatan menghimpun data
mengenai hasil pelaksanaan kinerja TIK, baik melalui observasi langsung maupun melalui laporan yang
tersedia dalam rangka evaluasi kinerja TIK.
2. Kriteria Sukses Kinerja setiap objek TIK terjamin layanananya sesuai dengan statndar yang telah ditentukan.
3. Proses Owner Subdit Pemantauan Sistem Inforamsi, Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi, KPP, Subdit AESI
4. Input Log Pemantauan
Laporan Pengelolaan Gangguan Layanan
Laporan Pengelolaan Problem Layanan
Laporan Optimalisasi
Laporan Pengelolaan Perubahan dan Release Layanan
Laporan Kegiatan Rollout
Laporan Post Implementation Review
Laporan Pencapaian Tingkat Layanan
Usulan penambahan layanan
5. Output Hasil Evaluasi rutin
Evaluasi layanan TIK berjalan
Permintaan pengembangan
6. SOP -

AC.06.1 Pemantauan Kinerja TIK


1. Definisi Serangkaian kegiatan rutin yang harus dilakukan setiap hari atau setiap periode sesuai ketentuan
2. Kriteria Sukses Objek TIK berjalan sesuai standar
3. Proses Owner Subdit Pemmantauan Sistem Inforamsi, Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi, KP
4. Input Log Pemantauan
5. Output Laporan Pemantauan Kinerja TIK
6. SOP KPJ33-0002TATA CARA PEMANTAUAN BASIS DATA
KPJ34-0006PEMANTAUAN PERUBAHAN DATA MF WP
KWL20-0008TATA CARA PEMANTAUAN KASUS ATAU PERMASALAHAN SIDJP YANG BERSIFAT
INSIDENTIL DAN YANG BERSIFAT RUTIN
PDE20-0004TATA CARA PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PENERIMAAN DATA EKSTERNAL

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1026
PDE30-0004TATA CARA PEMANTAUAN TRANSFER DATA

AC.06.2. Evaluasi Kinerja TIK


1. Definisi Merupakan kegiatan menganalisa data yang terkumpul dalam kegiatan pemantauan kinerja Tik dengan
cara membandingkan antara hasil kinerja TIK dengan sasaran kinerja TIK yang telah ditetapkan dalam
rangka mengukur efektifitas penerapan kerangka kerja Tata Kelola TIK.
2. Kriteria Sukses Rekomendasi perbaikan atas kinerja objek TIK yang bermasalah.
3. Proses Owner Subdit Pemantauan Sistem Inforamsi, Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi, KPP
4. Input Log Pemantauan
5. Output Laporan Pemantauan Kinerja TIK
6. SOP KPL14-0001TATA CARA EVALUASI SISTEM INFORMASI
KPL14-0002TATA CARA EVALUASI IMPLEMENTASI IT POLICY
KPL14-0003TATA CARA EVALUASI PELAKSANAAN IT BLUE PRINT
KPL14-0004TATA CARA AUDIT TI TERHADAP SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN

Matriks Sumber Daya Manusia


SDM. PROSES BISNIS SUMBER DAYA MANUSIA
Definisi Proses Bisnis Sumber Daya Manusia adalah merupakan sekumpulan proses bisnis yang menggambarkan
aktivitas yang berkaitan dengan tata kelola Sumber Daya Manusia di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak. Proses bisnis ini mengatur dan mengelola keseluruhan proses yang ada dari proses
penyusunan kebijakan, perencanaan, realisasi, operasional harian, pengamanan, kelangsungan
layanan, serta pemantauan dan evaluasi internal penyelenggaraan SDM DJP.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Bagian Keuangan Setditjen
Bagian Organisasi dan Tatalaksana - Sekretariat Direktorat Jenderal
Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai - Sekretariat Direktorat Jenderal
Bagian Mutasi dan Kepangkatan - Sekretariat Direktorat Jenderal
SubDirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian – Direktorat KITSDA

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1027
Subdirektorat Transformasi Organisasi – Direktorat KITSDA
Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai - Direktorat KITSDA
KP2KP
KPP
PPDDP
KLIP
KPDE
KPDJP
Input Profil Pegawai
Data Current
Uraian Jabatan
Spesifikasi Jabatan
Peta Jabatan
RenstraDJP
Matrix Kebutuhan SDM Berdasarkan ABK
Kebijakan Pimpinan
Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
Rekomendasi Atasan Eselon III
Rekomendasi Atasan Eselon II
Surat Pernyataan Bersedia Bekerja Kembali di Lingkungan DJP
Kelengkapan yang berkaitan dengan alasan cuti di luar tanggungan Negara
Surat Keputusan CPNS, PNS, dan Kenaikan Pangkat Terakhir
Permohonan Cuti
Nota Persetujuan CDTN dari BKN
Berkas Perkawinan Pertama Pegawai/Duda/Janda
Surat Permohonan Karis/Karsu
Surat Permohonan Izin Perjalanan ke Luar Negeri dari pegawai yang bersangkutan
Surat Permintaan Cuti kepada Menteri Keuangan
Surat Izin Cuti
Permohonan surat ijin/surat keterangan untuk melakukan perceraian disertai alasannya.
Bukti yang memperkuat alasan perceraian

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1028
Berita Acara Pemeriksaan dan Laporan Hasil Pemeriksaan
Pertimbangan dari atasan yang bersangkutan
foto kopi akta nikah
fotokopi surat gugatan perceraian
fotokopi surat panggilan (relaas) dari pengadilan
foto kopi surat pemberitahuan adanya gugatan perceraian
Surat Keputusan Penempatan Pegawai
Salinan Sah Surat Keterangan/Akta Kelahiran
Laporan Kelahiran/Pertambahan Anak
Berita Acara Kematian
Tanda Terima SPT
Tanda Terima LHKPN
Tanda Terima LP2P
Tanda Terima KP4
Naskah Pelantikan
Naskah Pengambilan Sumpah Jabatan
Naskah Serah Terima Jabatan, Serta Pengambilan Sumpah PNS
Berita Acara Pelantikan, Pengambilan Sumpah/Janji dan Serah Terima Jabatan
Berita Acara Pengambilan Sumpah PNS yang telah ditandatangani
Surat Keputusan Mutasi
Surat Permohonan Karpeg
Output Pengumuman Penerimaan Pegawai
Surat Pemanggilan Pelamar
Nomor Ujian
Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai
Jadwal Pemberkasan Bagi Peserta Yang Lulus
Surat Keputusan Penempatan Pegawai
Nota Dinas Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara ke Menteri Keuangan u.p. Sekretaris Jenderal
Departemen Keuangan
Surat Keputusan Cuti Di Luar Tanggungan Negara

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1029
Surat Izin Cuti
Kartu Cuti Pegawai
Laporan Perkawinan Pertama/Duda/Janda
Surat Pengantar Permohonan Karis/Karsu
Karis/Karsu
Surat Ijin ke Luar Negeri
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pemberian/ Penolakan Ijin Perceraian/Keterangan untuk
melakukan perceraian atau Ijin beristri lebih dari 1
SPP, SPMT, SPMJ
Laporan Kelahiran, Kematian Keluarga, dan KP4
Rekapitulasi Penyampaian KP4, Laporan SPT, LHKPN, LP2P
Surat Undangan Pengambilan Sumpah
Berita Acara Sumpah Pegawai Negeri Sipil
Berita Acara Sumpah Jabatan yang telah ditandatangan
Naskah Sumpah Pegawai Negeri Sipil yang telah Ditandatangani
Berita Acara Pelantikan yang Telah Ditandatangani
Surat Pengantar Permohonan Karpeg
Ruang Lingkup SDM.01 Proses Bisnis Perencanaan Pegawai
Proses SDM.02 Proses Bisnis Pengadaan Pegawai
SDM.03 Proses Bisnis Administrasi Pegawai
SDM.04 Proses Bisnis Manajemen Kinerja
SDM.05 Proses Bisnis Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
SDM.06 Proses Bisnis Manajemen Karir
SDM.07 Proses Bisnis Kompenasi dan Manfaat
SDM.08 Proses Bisnis Pemberhentian dan Pemensiunan
SDM.09 Proses Bisnis Assessment Center

SDM.01 PROSES BISNIS PERENCANAAN PEGAWAI


Definisi Kegiatan untuk menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan dan akan direkrut pada suatu periode. Kegiatan ini
terdiri dari Perkiraan Persediaan Pegawai, hingga Perhitungan Kebutuhan Pegawai.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1030
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen, SubDirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian dan Subdirektorat
Transformasi Organisasi – Direktorat KITSDA
Input Profil Pegawai
Data Current
Uraian Jabatan
Spesifikasi Jabatan
Peta Jabatan
Renstra
Matrix Kebutuhan SDM Berdasarkan ABK
Kebijakan Pimpinan
Output Daftar Keseimbangan Kebutuhan dan Persediaan Pegawai (Formasi Pegawai)
Ruang Lingkup Perkiraan Persediaan Pegawai (SDM.01.1)
Proses Perhitungan Kebutuhan Pegawai (SDM.01.2)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang nomor 8 Tahun 1974 tanggal 6 Nopember 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
Peraturan Menteri Keuangan nomor 140/PMK.01/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja
(Workload Analysis) di lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor
KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka
Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Kepala BKN nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai
Negeri Sipil
Surat Edaran Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak nomor SE-109/PJ./UP.53/2006 tanggal 31 Juli 2006 hal
Permohonan Penyusunan Pegawai Secara Keseluruhan Dan Kebutuhan Pegawai Disertai Alasan
SOP Terkait KP-0061 tentang Tata Cara Permintaan Kebutuhan Pegawai di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Pajak
KPA21-0028 tentang Tata Cara Penyelesaian Permintaan Data Statistik Kepegawaian

SDM.02 PROSES BISNIS PENGADAAN PEGAWAI

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1031
Definisi Serangkaian Kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong. Lowongnya formasi dalam sesuatu organisasi pada
umumnya disebabkan oleh dua hal yaitu adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun dan
meninggal dunia atau adanya perluasan organisasi. Kegiatan ini dimulai dari Persiapan Seleksi
Calon Pegawai, Pelaksanaan Seleksi Calon Pegawai, dan Pengangkatan Menjadi CPNS.
Proses Owner Bagian Kepegawaian - Sesditjen
Input Daftar Keseimbangan Kebutuhan dan Persediaan Pegawai (Formasi Pegawai)
Surat Lamaran
Fotocopy Ijazah
Kartu Tanda Pencari Kerja dari Disnaker
Pas Photo
Daftar Riwayat Hidup
SKCK
Surat Keterangan Sehat Jasmani
Surat Pernyataan
Output Pengumuman Penerimaan Pegawai
Surat Pemanggilan Pelamar
Nomor Ujian
Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai
Jadwal Pemberkasan Bagi Peserta Yang Lulus
BA Serah Terima Soal Ujian
Daftar Hadir Ujian
Berita Acara Pelaksanaan Ujian
Surat Keputusan Penempatan Pegawai
Ruang Lingkup Perencanaan Pengadaan Pegawai (SDM.02.1)
Proses Pelaksanaan Pengadaan Pegawai (SDM.02.2)
Pengangkatan Menjadi CPNS (SDM.02.3)
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1032
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
SOP Terkait KPA22-0008 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pemindahan Pegawai dari Luar ke Dalam DJP
KPA22-0043 tentang Tata Cara Penempatan Kembali Pegawai Tugas Belajar

SDM.02.1 PROSES BISNIS PERENCANAAN PENGADAAN PEGAWAI


Definisi Serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan pengadaan agar dapat
terlaksana dengan baik. Kegiatan ini meliputi inventarisasi lowongan jabatan, perhitungan biaya,
penjadwalan kegiatan, penyiapan materi ujian dan persiapan sarana dan prasarana pelaksanaan
ujian.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Bagian Keuangan Setditjen
SubDirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian – Direktorat KITSDA
Subdirektorat Transformasi Organisasi – Direktorat KITSDA
Input Daftar Keseimbangan Kebutuhan dan Persediaan Pegawai (Formasi Pegawai)
Kamus Kompetensi
Perkiraan Jumlah Pelamar atau
Daftar Pelamar Yang memenuhi Syarat
Output Lowongan Jabatan
Syarat Jabatan
Biaya Anggaran
Rencana Kegiatan
Jadwal Kegiatan
Soal Ujian

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1033
Sarana dan Prasarana
Lokasi Ujian
Ruang Lingkup Inventarisasi Lowongan Jabatan (SDM.02.1.1)
Proses Perhitungan Biaya (SDM.02.1.2)
Penjadwalan Kegiatan (SDM.02.1.3)
Penyiapan Materi Ujian (SDM.02.1.4)
Persiapan Sarana dan Prasarana Pelaksanaan Ujian (SDM.02.1.5)
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
SOP Terkait KPA22-0008 ttg Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pemindahan Pegawai dari Luar ke Dalam DJP
KPA22-0043 ttg Tata Cara Penempatan Kembali Pegawai Tugas Belajar

SDM.02.1.1 PROSES BISNIS INVENTARISASI LOWONGAN JABATAN


Definisi Serangkaian kegiatan untuk menentukan lowongan jabatan dan syarat jabatan yang dibutuhkan oleh organisasi
dari calon pegawai, yang akan menjadi dasar pada saat pengumuman penerimaan pegawai.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
SubDirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian – Direktorat KITSDA
Subdirektorat Transformasi Organisasi – Direktorat KITSDA
Input Daftar Keseimbangan Kebutuhan dan Persediaan Pegawai (Formasi Pegawai)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1034
Kamus Kompetensi
Output Lowongan Jabatan
Syarat Jabatan
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.02.1.2 PROSES BISNIS PERHITUNGAN BIAYA


Definisi Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menentukan anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan pegawai.
Anggaran ini dapat ditentukan setelah jumlah pelamar diketahui atau sebelum jumlah pelamar
diketahui (berdasarkan perkiraan jumlah pelamar).
Proses Owner Bagian Keuangan Setditjen
Input Daftar Pelamar Yang Memenuhi Syarat
Perkiraan Jumlah Pelamar
Output Biaya
Anggaran
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1035
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.02.1.3 PROSES BISNIS PENJADWALAN KEGIATAN


Definisi Serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun jadwal dan rencana kegiatan pengadaan.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Biaya
Anggaran
Output a. Rencana Kegiatan
b. Jadwal Kegiatan
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.02.1.4 PROSES BISNIS PENYIAPAN MATERI UJIAN


Definisi Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menyusun soal ujian yang sesuai dengan lowongan jabatan dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1036
syarat jabatan yang dibutuhkan. Sehingga soal ujian tersebut dapat menjaring peserta yang
memiliki kompetensi dengan tepat.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Subdit PMK – Dit. KITSDA
Subdit KPKP – Dit. KITSDA
Input Lowongan Jabatan
Syarat Jabatan
Biaya
Anggaran
Output Soal Ujian
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.02.1.5 PROSES BISNIS PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA PELAKSANAAN UJIAN


Definisi Serangkaian kegiatan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan kegiatan
pengadaan pegawai.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Bagian Umum Setditjen
Input Daftar Pelamar Yang Memenuhi Syarat
Rencana Kegiatan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1037
Jadwal Kegiatan
Biaya
Anggaran
Output Sarana dan Prasarana,
Lokasi Ujian
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.02.2 PROSES BISNIS PELAKSANAAN SELEKSI CALON PEGAWAI


Definisi Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menseleksi calon pegawai. Kegiatan ini meliputi Pengumuman
Penerimaan Pegawai, Pelamaran, Penyediaan Soal Ujian, Pelaksanaan Seleksi Pegawai dan
Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Lowongan Jabatan
Syarat Jabatan
Rencana Kegiatan
Jadwal Kegiatan
Surat Lamaran,
Fotocopy Ijazah,
Kartu Tanda Pencari Kerja dari Disnaker,

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1038
Pas Photo
Soal Ujian
Sarana dan Prasarana,
Lokasi Ujian
Output Pengumuman Penerimaan Pegawai
Surat Pemanggilan Pelamar
Nomor Ujian
BA Serah Terima Soal Ujian
Daftar Hadir Ujian
Berita Acara Pelaksanaan Ujian
Berita Acara Serah Terima Soal Ujian
Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai
Jadwal Pemberkasan Bagi Peserta Yang Lulus
Ruang Lingkup Pengumuman Penerimaan Pegawai (SDM.02.2.1)
Proses Pelamaran (SDM.02.2.2)
Pendistribusian Soal (SDM.02.2.3)
Pelaksanaan Seleksi Pegawai (SDM.02.2.4)
Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai (SDM.02.2.5)
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1039
SDM.02.2.1 PROSES BISNIS PENGUMUMAN PENERIMAAN PEGAWAI
Definisi Kegiatan yang dilakukan untuk menyusun pengumuman penerimaan pegawai kepada masyarakat berdasarkan
hasil inventarisasi lowongan jabatan.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Lowongan Jabatan,
Syarat Jabatan
Rencana Kegiatan,
Jadwal Kegiatan
Output Pengumuman Penerimaan Pegawai
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.02.2.2 PROSES BISNIS PELAMARAN


Definisi Kegiatan yang dilakukan untuk menentukan pelamar yang memenuhi syarat administrasi untuk mengikuti ujian
seleksi pegawai.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Surat Lamaran,
Fotocopy Ijazah,
Kartu Tanda Pencari Kerja dari Disnaker,

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1040
Pas Photo
Output Surat Pemanggilan Pelamar
Nomor Ujian
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.02.2.3 PROSES BISNIS PENYEDIAAN SOAL UJIAN


Definisi Kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan soal ujian ke panitia pelaksanaan ujian. Soal ujian dapat berupa
dokumen fisik, atau ujian dilaksanakan dengan menggunakan jaringan internet.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Soal Ujian
Output BA Serah Terima Soal Ujian
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1041
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.02.2.4 PROSES BISNIS PELAKSANAAN SELEKSI PEGAWAI


Definisi Kegiatan pelaksanaan ujian dalam rangka seleksi pegawai. Pelaksanaan ujian diawasi oleh Panitia Pelaksana
Ujian.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Sarana dan Prasarana,
Lokasi Ujian
Output Daftar Hadir Ujian,
Berita Acara Pelaksanaan Ujian
Berita Acara Serah Terima Soal Ujian,
Hasil Ujian
Daftar Peserta Yang Memenuhi
Nilai Ambang Batas (Passing Grade),
Daftar Peringkat Nilai Seluruh Peserta Tes,

Daftar Peserta Yang Dinyatakan Lulus,
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1042
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.02.2.5 PROSES BISNIS PENGUMUMAN HASIL SELEKSI PEGAWAI


Definisi Kegiatan pengumuman hasil seleksi pegawai kepada pelamar melalui media yang telah ditentukan. Selain itu,
disampaikan juga jadwal pemberkasan bagi peserta yang lulus.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Daftar Peserta Yang Memenuhi
Nilai Ambang Batas (Passing Grade)
Daftar Peringkat Nilai Seluruh Peserta Tes

Daftar Peserta Yang Dinyatakan Lulus
Output Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai
Jadwal Pemberkasan Bagi Peserta Yang Lulus
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.02.3 PROSES BISNIS PENGANGKATAN MENJADI CPNS


Definisi Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengangkat pelamar yang lulus seleksi pegawai menjadi CPNS.
Kegiatan ini meliputi pemberkasan, Input data ke dalam SI BKN (SAPK), pengangkatan sebagai
pegawai, dan penugasan/penempatan pegawai.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1043
Input Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai
Jadwal Pelaporan Bagi Peserta Yang Lulus
Surat Lamaran
Fotocopy Ijazah
Daftar Riwayat Hidup
Pas Photo
SKCK
Surat Keterangan Sehat Jasmani
Kartu Pencari Kerja dari Disnaker
Surat Pernyataan
Output Usulan CPNS
Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
Surat Keputusan Penempatan Pegawai
Ruang Lingkup Pemberkasan (SDM.02.3.1)
Proses Input Data ke dalam SI BKN (SAPK) (SDM.02.3.2)
Pengangkatan Sebagai Pegawai (SDM.02.3.3)
Penugasan/Penempatan Pegawai (SDM.02.3.4)
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1044
SDM.02.3.1 PROSES BISNIS PEMBERKASAN
Definisi Kegiatan administrasi berupa permintaan dan penelitian kelengkapan berkas sebagai syarat usulan penetapan
CPNS kepada BKN.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Pengumuman Hasil Seleksi Pegawai
Jadwal Pelaporan Bagi Peserta Yang Lulus
Surat Lamaran,
Fotocopy Ijazah,
Daftar Riwayat Hidup,
Pas Photo,
SKCK,
Surat Keterangan Sehat Jasmani,
Kartu Pencari Kerja dari Disnaker,
Surat Pernyataan
Output Daftar Kelengkapan Berkas Lamaran
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.02.3.2 PROSES BISNIS INPUT DATA KE DALAM SI BKN (SAPK)


Definisi Kegiatan input data calon pegawai yang diusulkan untuk ditetapkan sebagai CPNS ke dalam SI BKN

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1045
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Daftar Kelengkapan Berkas Lamaran
Output Daftar Pelamar yang Ditetapkan Diterima Untuk Diangkat Sebagai Pegawai
Daftar Usul Penetapan NIP
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.02.3.3 PROSES BISNIS PENGANGKATAN SEBAGAI PEGAWAI


Definisi Kegiatan penyampaian usulan calon pegawai yang diusulkan untuk diangkat menjadi CPNS kepada BKN agar
memperoleh persetujuan dan dapat diberikan NIP.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Daftar Pelamar yang Ditetapkan Diterima Untuk Diangkat Sebagai Pegawai
Daftar Usul Penetapan NIP
Output Usulan CPNS
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1046
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.02.3.4 PROSES BISNIS PENUGASAN/PENEMPATAN PEGAWAI


Definisi Kegiatan penentuan posisi dan/atau lokasi penugasan/penempatan kepada pegawai yang telah diangkat
menjadi CPNS.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Nota Persetujuan dari BKN
NIP
SK CPNS
Output Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas,
Surat Keputusan Penempatan Pegawai
Peraturan Terkait Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4014) s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Peraturan Menteri Keuangan nomor 75/PMK.01/2008 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Melalui
Pencalonan Terbuka di Lingkungan Departemen Keuangan
Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP nomor 98 Tahun 2000
tentang Pengadaan PNS sebagaimana diubah dengan PP No 11 Tahun 2002
Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-07/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

SDM.03 PROSES BISNIS ADMINISTRASI PEGAWAI

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1047
Definisi Serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian permohonan yang diajukan oleh pegawai maupun
kegiatan yang dilakukan dalam rangka menertibkan tata administrasi data kepegawaian.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen, KP2KP, KPP, PPDDP, KLIP, KPDE, KPDJP
Input Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
Rekomendasi Atasan Eselon III
Rekomendasi Atasan Eselon II
Surat Pernyataan Bersedia Bekerja Kembali di Lingkungan DJP
Kelengkapan yang berkaitan dengan alasan cuti di luar tanggungan Negara
Surat Keputusan CPNS, PNS, dan Kenaikan Pangkat Terakhir
Permohonan Cuti
Nota Persetujuan CDTN dari BKN
Berkas Perkawinan Pertama Pegawai/Duda/Janda
Surat Permohonan Karis/Karsu
Surat Permohonan Izin Perjalanan ke Luar Negeri dari pegawai yang bersangkutan
Surat Permintaan Cuti kepada Menteri Keuangan
Surat Izin Cuti
Permohonan surat ijin/surat keterangan untuk melakukan perceraian disertai alasannya.
Bukti yang memperkuat alasan perceraian
Berita Acara Pemeriksaan dan Laporan Hasil Pemeriksaan
Pertimbangan dari atasan yang bersangkutan
foto kopi akta nikah
fotokopi surat gugatan perceraian
fotokopi surat panggilan (relaas) dari pengadilan
foto kopi surat pemberitahuan adanya gugatan perceraian
Surat Keputusan Penempatan Pegawai
Salinan Sah Surat Keterangan/Akta Kelahiran
Laporan Kelahiran/Pertambahan Anak
Berita Acara Kematian
Tanda Terima SPT
Tanda Terima LHKPN
Tanda Terima LP2P

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1048
Tanda Terima KP4
Naskah Pelantikan
Naskah Pengambilan Sumpah Jabatan
Naskah Serah Terima Jabatan, Serta Pengambilan Sumpah PNS
Berita Acara Pelantikan, Pengambilan Sumpah/Janji dan Serah Terima Jabatan
Berita Acara Pengambilan Sumpah PNS yang telah ditandatangani
Surat Keputusan Mutasi
Surat Permohonan Karpeg
Output Nota Dinas Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara ke Menteri Keuangan u.p. Sekretaris Jenderal
Departemen Keuangan
Surat Keputusan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
Surat Izin Cuti
Kartu Cuti Pegawai
Laporan Perkawinan Pertama/Duda/Janda
Surat Pengantar Permohonan Karis/Karsu
Karis/Karsu
Surat Ijin ke Luar Negeri
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pemberian/ Penolakan Ijin Perceraian/Keterangan untuk
melakukan perceraian atau Ijin beristri lebih dari 1
SPP, SPMT, SPMJ
Laporan Kelahiran, Kematian Keluarga, dan KP4
Rekapitulasi Penyampaian KP4, Laporan SPT, LHKPN, LP2P
Surat Undangan Pengambilan Sumpah
Berita Acara Sumpah Pegawai Negeri Sipil
Berita Acara Sumpah Jabatan yang telah ditandatangan
Naskah Sumpah Pegawai Negeri Sipil yang telah Ditandatangani
Berita Acara Pelantikan yang Telah Ditandatangani
Surat Pengantar Permohonan Karpeg
Karpeg
Ruang Lingkup SDM.03.1 Pemberian Cuti

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1049
Proses SDM.03.2 Pengusulan Karis/Karsu
SDM.03.3 Pemberian Izin Melakukan Perjalanan Ke Luar Negeri Selain Kepentingan Dinas
SDM.03.4 Pemberian Izin/Keterangan Untuk Melakukan Perceraian, Izin Beristri Lebih dari Satu
SDM.03.5 Penerbitan SPP, SPMT, SPMJ,
SDM.03.6 Penyampaian Laporan Kelahiran dan Kematian Keluarga, kp4
SDM.03.7 Laporan SPT, LHKPN, LP2P,
SDM.03.8 Pengambilan Sumpah PNS
SDM.03.9 Pengusulan Karpeg
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tanggal 6 Nopember 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil
Keputusan Dirjen Pajak nomor KEP-1/PJ./UP.41/2006 tentang Pelimpahan Wewenang Penandatanganan Surat
Ijin Cuti di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 100/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan.s.t.d.d Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 149/PMK.01/2008.
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2003
Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000
Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 2002
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 11 Tahun 2002
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2003
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 518/KMK.01/UP.11/2004 tanggal 1 Nopember 2004
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1079
Surat Edaran Kepala BAKN No. 03/SE/1980
Keputusan Menteri Keuangan nomor 96/KMK.01/2012 tanggal 3 April 2012 tentang Identitas Perlengkapan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1050
Kantor Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.01/2005 tanggal 6 September 2005 tentang
Tata Naskah Departemen Keuangan, s.t.d.d Peraturan Menteri Keuangan Nomor 303/PM.1/2006
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-59/PJ.1/UP.50/2003 tentang Pemutakhiran Data Pegawai.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tanggal 3 November
2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah s.t.d.d. Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2006
SOP Terkait KP-0062 tentang Tata Cara Penerimaan Dan Penyampaian Surat Keputusan Pengangkatan Cpns Pns
KPA21-0001 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Dan Pelaksanaan Pengambilan Sumpah Pegawai
KPA21-0008 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Permohonan Cuti Pegawai Golongan Iii Kebawah
KPA21-0012 tentang Tata Cara Update Data Pegawai
KPA22-0012 tentang Tata Cara Penyelesaian Usulan Pengangkatan Cpns Menjadi Pns Gol Iii
KPA22-0013 tentang Tata Cara Penyelesaian Usulan Pengangkatan Cpns Menjadi PNS Golongan III
KPA22-0014 tentang Tata Cara Penyelesaian Usulan Pengangkatan Cpns Menjadi PNS Golongan III
KPA22-0018 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Penerbitan Karpeg
KPA22-0025 tentang Tata Cara Penyelesaian Usulan Pengangkatan Menjadi CPNS
KPA23-0006 tentang Tata Cara Pembuatan Data Statistik Pegawai
KPA24-0009 tentang Tata Cara Pendataan Pegawai Yang Telah Mengikuti Diklat
KPA51-0009 tentang Tata Cara Pembuatan Nametag
KWL11-0030 tentang Tata Cara Penataan Dosier, Surat atau Dokumen Kepegawaian
KWL11-0032 tentang Tata Cara Pemindahan Berkas Pegawai Yang Pindah
KWL11-0036 tentang Tata Cara Pemutakhiran Data Pegawai
KWL14-0015 tentang Tata Cara Pembuatan Kartu Pengenal Pegawai

SDM.03.1 PROSES BISNIS PEMBERIAN CUTI


Definisi Serangkaian Kegiatan ini menguraikan tata cara menyelesaikan permohonan Cuti yang diajukan pegawai.
Permohonan cuti yang diajukan meliputi permohonan Cuti di luar Tanggungan Negara (CDTN) dan cuti
selain CDTN
Proses Owner KP2KP, KPP, PPDDP, KLIP, KPDE, KPDJP
Input Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
Rekomendasi Atasan Eselon III

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1051
Rekomendasi Atasan Eselon II
Surat Pernyataan Bersedia Bekerja Kembali di Lingkungan DJP
Kelengkapan yang berkaitan dengan alasan cuti di luar tanggungan Negara
Surat Keputusan CPNS, PNS, dan Kenaikan Pangkat Terakhir
Permohonan Cuti
Output Nota Dinas Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara ke Menteri Keuangan u.p. Sekretaris Jenderal
Departemen Keuangan
Surat Keputusan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
Ruang Lingkup Permohonan Cuti di Luar Tanggungan Negara (SDM.03.1.1)
Proses Permohonan Cuti Selain Cuti di Luar Tanggungan Negara (SDM.03.1.2)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tanggal 6 Nopember 1974sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil
Keputusan Dirjen Pajak nomor KEP-1/PJ./UP.41/2006 tentang Pelimpahan Wewenang Penandatanganan Surat
Ijin Cuti di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
SOP Terkait 1. KPA23-0003 tentang Tata Cara Menyelenggarakan Pelaksanaan Pemberian Cuti Di Luar Tanggungan
Negara
2. KPP10-0048 tentang Tata Cara Pengajuan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
3. PDE10-0012 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
4. KPP10-0048 tentang Tata Cara Pengajuan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
5. KP-0052 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Cuti Tahunan Dan Cuti Sakit Tidak Lebih Dari 14
Hari Di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
6. KPA21-0008 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Permohonan Cuti Pegawai Golongan Iii Kebawah Kpdjp
7. KPA21-0025 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Permohonan Cuti Bersalin, Cuti Sakit, Cuti Besar, Cuti
Alasan Penting Pejabat Eselon III Dan IV Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
8. KPA21-0024 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Permohonan Cuti Bersalin, Cuti Sakit, Cuti Besar, Cuti
Alasan Penting Pelaksana Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
9. PDE10-0021 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Cuti Tahunan Dan Cuti Sakit Tidak Lebih Dari

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1052
14 Hari Pegawai Di Lingkungan Kantor Pengolahan Data Eksternal
10. PDE10-0022 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Cuti Sakit Lebih Dari 14 Hari, Cuti Bersalin,
Cuti Karena Alasan Penting, Dan Cuti Besar Pada Kantor Pengolahan Data Eksternal

SDM.03.1.1 PROSES BISNIS PEMBERIAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA


Definisi Serangkaian Kegiatan ini menguraikan tata cara pemberian Cuti di Luar Tanggungan Negara. Cuti di Luar
Tanggungan Negara diberikan atas permintaan yang diajukan secara tertulis oleh pegawai yang
berkepentingan dengan menyebut alasan-alasannya dan diberikan oleh pejabat yang berwenang
secara tertulis setelah mendapat persetujuan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
Rekomendasi Atasan Eselon III
Rekomendasi Atasan Eselon II
Surat Pernyataan Bersedia Bekerja Kembali di Lingkungan DJP
Kelengkapan yang berkaitan dengan alasan cuti di luar tanggungan Negara
Surat Keputusan CPNS dan PNS,
Kenaikan Pangkat Terakhir
Output Usulan CDTN ke BKN
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tanggal 6 Nopember 1974sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil
Keputusan Dirjen Pajak nomor KEP-1/PJ./UP.41/2006 tentang Pelimpahan Wewenang Penandatanganan Surat
Ijin Cuti di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
SOP Terkait KPA23-0003 tentang Tata Cara Menyelenggarakan Pelaksanaan Pemberian Cuti Di Luar Tanggungan Negara
KPP10-0048 tentang Tata Cara Pengajuan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
PDE10-0012 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
KPP10-0048 tentang Tata Cara Pengajuan Cuti Di Luar Tanggungan Negara

SDM.03.1.2 PROSES BISNIS PENYAMPAIAN SURAT KEPUTUSAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1053
Definisi Serangkaian Kegiatan ini menguraikan tata cara pemberian Cuti di Luar Tanggungan Negara. Cuti di Luar
Tanggungan Negara diberikan atas permintaan yang diajukan secara tertulis oleh pegawai yang
berkepentingan dengan menyebut alasan-alasannya dan diberikan oleh pejabat yang berwenang
secara tertulis setelah mendapat persetujuan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Nota Persetujuan CDTN dari BKN
Output Surat Keputusan CDTN
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tanggal 6 Nopember 1974sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil
Keputusan Dirjen Pajak nomor KEP-1/PJ./UP.41/2006 tentang Pelimpahan Wewenang Penandatanganan Surat
Ijin Cuti di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
SOP Terkait KPA23-0003 tentang Tata Cara Menyelenggarakan Pelaksanaan Pemberian Cuti Di Luar Tanggungan Negara
KPP10-0048 tentang Tata Cara Pengajuan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
PDE10-0012 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Cuti Di Luar Tanggungan Negara
KPP10-0048 tentang Tata Cara Pengajuan Cuti Di Luar Tanggungan Negara

SDM.03.1.3 PROSES BISNIS PEMBERIAN CUTI SELAIN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA
Definisi Serangkaian Kegiatan ini menguraikan tata cara menyelesaikan permohonan Cuti Tahunan, Cuti Sakit Tidak Lebih dari 14
(Empat Belas) Hari Cuti Sakit Lebih dari 14 Hari, Cuti Bersalin, Cuti Karena Alasan Penting, dan Cuti Besar.
Proses Owner KP2KP, KPP, PPDDP, KLIP, KPDE, KPDJP
Input Permohonan Cuti
Output Surat Izin Cuti
Kartu Cuti Pegawai
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tanggal 6 Nopember 1974sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1054
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil
Keputusan Dirjen Pajak nomor KEP-1/PJ./UP.41/2006 tentang Pelimpahan Wewenang Penandatanganan Surat
Ijin Cuti di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
SOP Terkait KP-0052 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Cuti Tahunan Dan Cuti Sakit Tidak Lebih Dari 14 Hari
Di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
KPA21-0008 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Permohonan Cuti Pegawai Golongan Iii Kebawah Kpdjp
KPA21-0025 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Permohonan Cuti Bersalin, Cuti Sakit, Cuti Besar, Cuti
Alasan Penting Pejabat Eselon III Dan IV Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
KPA21-0024 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Permohonan Cuti Bersalin, Cuti Sakit, Cuti Besar, Cuti
Alasan Penting Pelaksana Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
PDE10-0021 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Cuti Tahunan Dan Cuti Sakit Tidak Lebih Dari 14
Hari Pegawai Di Lingkungan Kantor Pengolahan Data Eksternal
PDE10-0022 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Cuti Sakit Lebih Dari 14 Hari, Cuti Bersalin, Cuti
Karena Alasan Penting, Dan Cuti Besar Pada Kantor Pengolahan Data Eksternal

SDM.03.2 PROSES BISNIS PENERBITAN KARIS/KARSU


Definisi Serangkaian Kegiatan ini menguraikan tata cara Bagian Kepegawaian dalam membuat Surat Pengantar
permohonan Karis/Karsu ke Biro Sumber Daya Manusia Departemen Keuangan Republik
Indonesia/Badan Kepegawaian Negara hingga penyampaian Karis/Karsu kepada Pegawai yang
bersangkutan
Proses Owner Bagian Kepegawaian
Biro Sumber Daya Manusia Departemen Keuangan
Badan Kepegawaian Negara
Input Berkas Perkawinan Pertama Pegawai/Duda/Janda
Surat Permohonan Karis/Karsu
Output Laporan Perkawinan Pertama/Duda/Janda
Surat Pengantar Permohonan Karis/Karsu
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tanggal 2 Januari 1974 tentang Perkawinan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tanggal 6 Nopember 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian s.t.d.d.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1055
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1972 tanggal 19 Oktober 1972 tentang Badan Administrasi
Kepegawaian Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tanggal 21 April 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian
Bagi Pegawai Negeri Sipil s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai negeri Sipil
Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 08/SE/1983 tentang Izin Perkawinan
Bagi Pegawai Negeri Sipil
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor 06/MK.1/1984
Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 48/SE/1990 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990
SOP Terkait KPA21-0010 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Karis/Karsu
KPA21-0026 tentang Tata Cara Penyelesaian Penatausaahaan Laporan Perkawinan Pertama/Janda/Duda dan
Permohonan Karis/Karsu Pegawai Golongan III ke atas Direktorat Jenderal Pajak
LIP10-0006 tentang Tata Cara Laporan Perkawinan Pertama Pegawai/ Duda/ Janda Dan Permohonan
Pembuatan Karis/ Karsu
DDP10-0024 tentang Tata Cara Laporan Perkawinan Pertama Pegawai/ Duda/ Janda Dan Permohonan
Pembuatan Karis/ Karsu

SDM.03.3 PROSES BISNIS IJIN MELAKUKAN PERJALANAN KE LUAR NEGERI SELAIN KEPENTINGAN DINAS
Definisi Serangkaian Kegiatan ini menguraikan tata cara pengajuan permohonan izin perjalanan ke luar negeri untuk
kepentingan pribadi/di luar kedinasan. Sebelum melakukan perjalanan ke luar negeri, Pegawai
Negeri Sipil tersebut wajib mendapatkan izin tertulis terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Surat Permohonan Izin Perjalanan ke Luar Negeri dari pegawai yang bersangkutan
Surat Permintaan Cuti kepada Menteri Keuangan
Surat Izin Cuti
Output Surat Izin Perjalanan ke Luar Negeri
Surat Izin Cuti Besar yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti dalam hal cuti yang
digunakan adalah cuti besar untuk ibadah keagamaan (misalnya untuk ibadah haji/umrah)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1056
Surat Ijin ke Luar Negeri kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian s.t.d.d. Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-101/PJ/2012 tanggal 28 Maret 2012 tentang Penunjukan Para
Pejabat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang Diberi Kuasa Untuk Atas Nama Direktur Jenderal
Pajak Menandatangani Surat Keputusan dan Sebagainya Serta Melaksanakan Wewenang di Bidang
Kepegawaian
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-102/MK.1/1988 tanggal 4 November 1988 tentang Izin Perjalanan
ke Luar Negeri untuk Kepentingan Pribadi di Luar Kedinasan
Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 01/SE/1977 tanggal 25 Februari 1977 tentang Permintaan dan Pemberian
Cuti Pegawai Negeri Sipil
Surat Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan Nomor S-562/SJ./1992 tanggal 9 Oktober 1992 tentang Izin
Perjalanan ke Luar Negeri untuk Kepentingan Pribadi/di Luar Kedinasan
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-3559/MK.1/2009 tanggal 10 Desember 2009
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-03/PJ/UP.90/2010 tentang Izin Perjalanan ke Luar Negeri
untuk Kepentingan Pribadi/di Luar Kedinasan
SOP Terkait LIP10-0013 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Izin Perjalanan Ke Luar Negeri Untuk Kepentingan
Pribadi/Di Luar Kedinasan
DDP10-0007 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Izin Perjalanan Ke Luar Negeri Untuk Kepentingan
Pribadi/Di Luar Kedinasan
KPA23-0001 tentang Tata Cara Pemberian Ijin Ke Luar Negeri

SDM.03.4 PROSES BISNIS IJIN/KETERANGAN UNTUK MELAKUKAN PERCERAIAN, IJIN BERISTRI LEBIH DARI SATU
Definisi Serangkaian Kegiatan ini menguraikan tata cara pemberian ijin perceraian dan ijin perkawinan lebih dari satu.
PNS baik pria maupun wanita yang akan melakukan perceraian, berkedudukan sebagai
penggugat/tergugat wajib memperoleh surat ijin/surat keterangan dari Pejabat. Untuk memperoleh
ijin/surat keterangan tersebut PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara
tertulis dan mencantumkan alasan lengkap yang mendasarinya.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1057
Input Permohonan surat ijin/surat keterangan untuk melakukan perceraian disertai alasannya.
Bukti yang memperkuat alasan perceraian
Berita Acara Pemeriksaan dan Laporan Hasil Pemeriksaan
Pertimbangan dari atasan yang bersangkutan
foto kopi akta nikah
fotokopi surat gugatan perceraian
fotokopi surat panggilan (relaas) dari pengadilan
foto kopi surat pemberitahuan adanya gugatan perceraian
Output Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pemberian/ Penolakan Ijin Perceraian/Keterangan untuk
melakukan perceraian bagi PNS dibawah Gol. II/d.
Nota Dinas Usulan ijin perceraian/surat keterangan untuk melakukan perceraian ke Menteri Keuangan up.
Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan untuk PNS Gol. III/a ke atas
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pemberian/ Penolakan Ijin Beristri Lebih dari Satu
Ruang Lingkup SDM.03.4.1 Penelitian oleh Tim Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 s.t.d.d. Peraturan
Proses Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990
SDM.03.4.2 Izin/Keterangan Untuk Melakukan Perceraian
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1990
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 582/KMK.01/UP.11/2006 tanggal 30 Agustus 2006
tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang Kepada Para Pejabat Eselon I di Lingkungan Departemen
Keuangan untuk Memberikan atau Menolak ijin Perceraian dan Surat Keterangan untuk Melakukan
Perceraian serta Memberikan atau Menolak Ijin untuk Beristri Lebih dari Seorang.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-17/PJ./UP.90/2006 tanggal 16 Oktober 2006 tentang
Penunjukkan Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak yang Diberi Kuasa untuk atas nama Direktur Jenderal
Pajak Menandatangani Surat Keputusan/Surat Keterangan sebagaimana Dimaksud dalam Keputusan
Menteri Keuangan RI Nomor 582/KMK.01/UP.11/2006 tanggal 30 Agustus 2006 di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak.
Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 08/SE/1983 tanggal 26 April 1983 tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian
Bagi PNS

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1058
Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 48/SE/1990 tanggal 22 Desember 1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990
Surat Edaran Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan Nomor SE-145/SJ/2008 tentang Kelengkapan
Dokumen dalam Usul Penjatuhan Hukuman Disiplin, Pensiun, Perceraian, Ralat Nama/Tahun Kelahiran dan
Cuti Di Luar Tanggungan Negara
SOP Terkait KPA23-0004 tentang Tata Cara Menyelenggarakan Pelaksanaan Pemberian Ijin Perceraian Dan Ijin
Perkawinan Lebih Dari Satu
KPP10-0047 tentang Tata Cara Menyelenggarakan Pelaksanaan Pemberian Ijin Perceraian Dan Ijin Beristri
Lebih Dari Satu
KP-0055 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Izin/Surat Keterangan Untuk Melakukan Perceraian
Dan Izin Beristri Lebih Dari Satu Di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
LIP10-0011 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Izin/Surat Keterangan Untuk Melakukan Perceraian
Dan Izin Beristri Lebih Dari Satu
KPDDP10-0005 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Izin/Surat Keterangan Untuk Melakukan
Perceraian Dan Izin Beristri Lebih Dari Satu
PDE10-0011 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Izin/Surat Keterangan Untuk Melakukan Perceraian
Dan Izin Beristri Lebih Dari Satu

SDM.03.5 PROSES BISNIS SPP, SPMT, SPMJ


Definisi Serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka penyelesaian pembuatan Surat Pernyataan Pelantikan
(SPP), Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT), dan Surat Pernyataan Menduduki Jabatan
(SPMJ).
Proses Owner KP2KP, KPP, PPDDP, KLIP, KPDE, KPDJP
Input Surat Keputusan Penempatan Pegawai
Output SPP,
SPMT,
SPMJ
Peraturan Terkait PER Kepala BKN 31 tahun 2007
SOP Terkait KPA21-0020 TATA CARA PENYELESAIAN PEMBUATAN SPMT, SPP, DAN SPMJ

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1059
KWL11-0026 TATA CARA PEMBUATAN/PENGADMINISTRASIAN SPP, SPMJ, SPMT KARENA
PROMOSI/MUTASI
KPA21-0019 TATA CARA PENYELESAIAN PEMBUATAN SURAT PERNYATAAN PELANTIKAN (SPP),
SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS (SPMT), DAN SURAT PERNYATAAN MENDUDUKI
JABATAN (SPMJ) BAGI PEJABAT ESELON II

SDM.03.6 PROSES BISNIS LAPORAN KELAHIRAN DAN KEMATIAN KELUARGA


Definisi Kegiatan pemutakhiran data pegawai berdasarkan laporan kelahiran dan kematian keluarga dari pegawai yang
bersangkutan.
Proses Owner KP2KP, KPP, PPDDP, KLIP, KPDE, KPDJP
Input Salinan Sah Surat Keterangan/Akta Kelahiran
Laporan Kelahiran/Pertambahan Anak
Berita Acara Kematian
Output Laporan Kelahiran,
Kematian Keluarga,
KP4
Peraturan Terkait Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 08/SE/1983 Tanggal 26 April 1983

SDM.03.7 PROSES BISNIS KP4, LAPORAN SPT, LHKPN, LP2P


Definisi Serangkaian Kegiatan yang menguraikan tata cara penyelesaian pelaporan KP4, Laporan SPT, LHKPN, LP2P.
Proses Owner KP2KP, KPP, PPDDP, KLIP, KPDE, KPDJP
Input Tanda Terima SPT
Tanda Terima LHKPN
Tanda Terima LP2P
Tanda Terima KP4
Output Rekapitulasi Tanda terima Penyampaian
Peraturan Terkait S- 4718/PJ.01/UP.90/2013 tanggal 10 Desember 2013 tentang Pemberitahuan Pelaksanaan Administrasi
Penyampaian LP2P, LHKPN, dan SPT PPh OP Pegawai DJP melalui Aplikasi SIKKA
UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1060
Nepotisme
UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi
Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: SE/03/M.PAN/01/2005 tentang
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
SOP Terkait KPA21-0014

SDM.03.8 PROSES BISNIS PERMOHONAN SUMPAH PNS


Definisi Serangkaian Kegiatan ini menguraikan tata cara pelaksanaan pelantikan, pengambilan sumpah dan serah terima
jabatan, serta pengambilan sumpah PNS.
Proses Owner Setditjen, Kanwil, UPT Eselon II
Input Naskah Pelantikan
Naskah Pengambilan Sumpah Jabatan
Naskah Serah Terima Jabatan, Serta Pengambilan Sumpah PNS
Berita Acara Pelantikan, Pengambilan Sumpah/Janji dan Serah Terima Jabatan
Berita Acara Pengambilan Sumpah PNS yang telah ditandatangani
Surat Keputusan Mutasi
Output Surat Undangan Pengambilan Sumpah
Berita Acara Sumpah Pegawai Negeri Sipil/ Berita Acara Sumpah Jabatan yang telah ditandatangan
Naskah Sumpah Pegawai Negeri Sipil yang telah Ditandatangani
Berita Acara Pelantikan yang Telah Ditandatangani
Ruang Lingkup SDM.03.8.1 Persiapan Pelaksanaan Sumpah PNS
Proses SDM.03.8.2 Pelaksanaan Sumpah PNS
Peraturan Terkait Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok Pokok Kepegawaian s.t.d.d. Undang Undang Nomor
43 Tahun 1999
Keputusan Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tanggal 17 Juni 2002 Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan
Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2002
SOP Terkait KWL11-0006 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pelantikan, Pengambilan Sumpah Dan Serah Terima Jabatan,

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1061
Serta Pengambilan Sumpah Pns
DPC11-0015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pelantikan, Pengambilan Sumpah Dan Serah Terima Jabatan
Serta Pengambilan Sumpah Pns
KWL11-0006 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pelantikan, Pengambilan Sumpah Dan Serah Terima Jabatan,
Serta Pengambilan Sumpah Pns

SDM.03.9 PROSES BISNIS PENGUSULAN KARPEG


Definisi Serangkaian Kegiatan ini menguraikan tata cara Bagian Kepegawaian dalam membuat Surat Pengantar
permohonan Kartu Pegawai (Karpeg) ke Badan Kepegawaian Negara hingga penyampaian Karpeg
kepada Pegawai yang bersangkutan.
Proses Owner Bagian Kepegawaian Setditjen
Input Surat Permohonan Karpeg
Output Surat Pengantar Permohonan Karpeg
Surat Pengantar Penyampaian Karpeg
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tanggal 2 Januari 1974 tentang Perkawinan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tanggal 6 Nopember 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian s.t.d.d.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1972 tanggal 19 Oktober 1972 tentang Badan Administrasi
Kepegawaian Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tanggal 21 April 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian
Bagi Pegawai Negeri Sipil s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai negeri Sipil
Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 08/SE/1983 tentang Izin Perkawinan
Bagi Pegawai Negeri Sipil
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor 06/MK.1/1984
Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 48/SE/1990 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990
KPA22-0018

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1062
TATA CARA PENYELESAIAN PERMOHONAN PENERBITAN KARTU PEGAWAI (KARPEG) DI
LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KP-0047
TATA CARA PEMBUATAN/PERMOHONAN KARTU PEGAWAI NEGERI SIPIL (KARPEG) DI LINGKUNGAN
KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KWL11-0003
TATA CARA PEMBUATAN/PERMOHONAN KARPEG

SDM.04 PROSES BISNIS MANAJEMEN KINERJA


Definisi Proses Bisnis Manajemen Kinerja ini menguraikan serangkaian kegiatan pemanfaatan sumber daya untuk
meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Bagian Organisasi dan Tatalaksana (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Output Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PPK PNS)
Daftar Usulan Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
Ruang Lingkup Perencanaan Penilaian Kinerja (SDM.04.1)
Proses Pelaksanaan Penilaian Kinerja (SDM.04.2)
Evaluasi Kinerja (SDM.04.3)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
556/KMK.01/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013

SDM.04.1 PERENCANAAN PENILAIAN KINERJA


Definisi Proses Bisnis Perencanaan Penilaian Kinerja ini menguraikan serangkaian kegiatan untuk menyusun manual
indikator kinerja utama sebagai panduan pengukuran kinerja beserta penetapan besaran target yang
harus dicapai oleh organisasi.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1063
Bagian Organisasi dan Tatalaksana (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Output Manual Indikator Kinerja Utama
Target Kontrak Kinerja
Ruang Lingkup Penyusunan Manual Indikator Kinerja Utama (SDM.04.1.1)
Proses Penetapan Target Kinerja (SDM.04.1.2)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
556/KMK.01/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013

SDM.04.1.1 PENYUSUNAN MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA


Definisi Proses Bisnis Penyusunan Manual Indikator Kinerja Utama ini menguraikan tata cara penyusunan dokumen
penjelasan mengenai indikator kinerja utama yang diperlukan untuk melakukan pengukuran kinerja.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Bagian Organisasi dan Tatalaksana (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Output Manual Indikator Kinerja Utama
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
556/KMK.01/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013
SOP KPK42-0001 Tata Cara Penyiapan Bahan Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja
KPK42-0002 Tata Cara Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja
KPK42-0003 Tata Cara Evaluasi Penerapan Sistem Pengukuran Kinerja

SDM.04.1.2 PENETAPAN TARGET KINERJA


Definisi Proses Bisnis Penetapan Target Kinerja ini menguraikan tata cara penetapan standar minimal pencapaian kinerja

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1064
yang ditetapkan untuk periode tertentu.
Process OwnerBagian Organisasi dan Tatalaksana (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Manual Indikator Kinerja Utama
Output Target Kontrak Kinerja
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
556/KMK.01/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013
SOP KPA11-0008 Tata Cara Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) Sekretariat
Direktorat Jenderal
KPA10-0003 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Tenaga Pengkaji
KPK30-0001 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pimpinan Unit Eselon II/ Unit Pelaksana Teknis Setingkat
Eselon II
KP-0031 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pimpinan Unit Eselon III Kantor Pusat dan Unit Pelaksana Teknis
Setingkat Eselon III
KP-0032 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pimpinan Unit Eselon III Unit Vertikal
KP-0033 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pimpinan Unit Eselon IV
KP-0034 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pejabat Fungsional di Lingkungan Kantor Pusat dan Kantor Wilayah
KP-0035 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pelaksana/ Account Representative/ Penelaah Keberatan
KPP00-0036 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pejabat Fungsional di Kantor Pelayanan Pajak

SDM.04.2 PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA


Definisi Proses Bisnis Pelaksanaan Penilaian Kinerja ini menguraikan serangkaian kegiatan yang dimulai dari penyusunan
kontrak kinerja, peninjauan ulang target kinerja di tengah periode berjalan, sampai dengan revisi target
jika dipandang perlu.
Process Owner
Seluruh Unit Kerja di DJP
Input Manual Indikator Kinerja Utama
Target Kontrak Kinerja
Output Kontrak Kinerja

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1065
Kontrak Kinerja Addendum
Kontrak Kinerja Komplemen
Ruang Lingkup Penyusunan Kontrak Kinerja (SDM.04.2.1)
Proses Reviu Target Kinerja (SDM.04.2.2)
Revisi Target Kinerja (SDM.04.2.3)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
556/KMK.01/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013

SDM.04.2.1 PENYUSUNAN KONTRAK KINERJA


Definisi Proses Bisnis Penyusunan Kontrak Kinerja ini menguraikan tata cara penyusunan dokumen yang merupakan
kesepakatan antara pegawai dengan atasan langsung yang paling sedikit berisi pernyataan
kesanggupan, sasaran kerja pegawai dan trajectory target yang harus dicapai dalam periode tertentu.
Process OwnerSeluruh Unit Kerja di DJP
Input Manual Indikator Kinerja Utama
Target Kontrak Kinerja
Output Kontrak Kinerja
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
556/KMK.01/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013
SOP KPA11-0008 Tata Cara Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) Sekretariat
Direktorat Jenderal
KPA10-0003 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Tenaga Pengkaji
KPK30-0001 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pimpinan Unit Eselon II/ Unit Pelaksana Teknis Setingkat
Eselon II
KP-0031 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pimpinan Unit Eselon III Kantor Pusat dan Unit Pelaksana Teknis

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1066
Setingkat Eselon III
KP-0032 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pimpinan Unit Eselon III Unit Vertikal
KP-0033 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pimpinan Unit Eselon IV
KP-0034 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pejabat Fungsional di Lingkungan Kantor Pusat dan Kantor Wilayah
KP-0035 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pelaksana/ Account Representative/ Penelaah Keberatan
KPP00-0036 Tata Cara Penetapan Kontrak Kinerja Pejabat Fungsional di Kantor Pelayanan Pajak

SDM.04.2.2 REVIU TARGET KINERJA


Definisi Proses Bisnis Reviu Target Kinerja ini menguraikan tata cara peninjauan ulang target kinerja di tengah periode
penilaian dengan memperhatikan capaian target kinerja Semester I, perubahan beban kerja yang
disebabkan oleh perubahan jumlah pegawai, serta jika terdapat perubahan peraturan perundang-
undangan atau kebijakan lainnya di tengah periode penilaian.
Process OwnerSeluruh Unit Kerja di DJP
Input Kontrak Kinerja
Output Capaian IKU Semester I
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
556/KMK.01/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013
SOP Tidak Ada

SDM.04.2.3 REVISI TARGET KINERJA


Definisi Proses Bisnis Revisi Target Kinerja ini menguraikan tata cara perubahan (peningkatan/penurunan) target tahunan
pada tahun berjalan berdasarkan hasil peninjauan ulang target kinerja di tengah periode penilaian.
Process OwnerSeluruh Unit Kerja di DJP
Input Capaian IKU Semester I
Output Kontrak Kinerja Addendum
Kontrak Kinerja Komplemen
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1067
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
556/KMK.01/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013
SOP Tidak Ada

SDM.04.3 EVALUASI KINERJA


Definisi Proses Bisnis Evaluasi Kinerja ini menguraikan serangkaian kegiatan yang dimulai dari penghitungan capaian
realisasi kinerja yang kemudian dibandingkan dengan targetnya, sampai dengan tindak lanjut hasil
evaluasi yang berupa pengusulan pemberian penghargaan serta pengusulan pelatihan dan
pengembangan pegawai.
Process OwnerSeluruh Unit Kerja di DJP
Input Kontrak Kinerja
Kontrak Kinerja Addendum
Kontrak Kinerja Komplemen
Output Daftar Usulan Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
Penilaian Prestasi Kerja PNS (PPK PNS)
Ruang Lingkup Evaluasi Realisasi Kinerja (SDM.04.3.1)
Proses Pengusulan Pemberian Penghargaan Pegawai (SDM.04.3.2)
Pengusulan Pelatihan dan Pengembangan Pegawai (SDM.04.3.3)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
556/KMK.01/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013

SDM.04.3.1 EVALUASI REALISASI KINERJA


Definisi Proses Bisnis Evaluasi Realisasi Kinerja ini menguraikan tata cara penghitungan capaian realisasi kinerja yang
kemudian dibandingkan dengan target yang telah disepakati dalam kontrak kinerja.
Process OwnerSeluruh Unit Kerja di DJP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1068
Input Kontrak Kinerja
Kontrak Kinerja Addendum
Kontrak Kinerja Komplemen
Output Capaian Kinerja Pegawai (CKP)
Nilai Perilaku (NP)
Nilai Tugas Tambahan (NTT)
Nilai Kreativitas (NK)
Nilai Sasaran Kerja Pegawai (NSKP)
Penilaian Prestasi Kerja PNS (PPK PNS)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
556/KMK.01/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013
SOP KPA11-0008 Tata Cara Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) Sekretariat Direktorat
Jenderal

SDM.04.3.2 PENGUSULAN PEMBERIAN PENGHARGAAN PEGAWAI


Definisi Proses Bisnis Pengusulan Pemberian Penghargaan Pegawai ini menguraikan tata cara pengusulan pemberian
penghargaan terhadap para pegawai yang memperoleh predikat sangat baik dalam evaluasi penilaian
kinerja pada satu periode penilaian.
Process OwnerSeluruh Unit Kerja di DJP
Input Capaian Kinerja Pegawai (CKP)
Nilai Perilaku (NP)
Nilai Tugas Tambahan (NTT)
Nilai Kreativitas (NK)
Nilai Sasaran Kerja Pegawai (NSKP)
Penilaian Prestasi Kerja PNS (PPK PNS)
Output Penilaian Prestasi Kerja PNS (PPK PNS)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1069
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
556/KMK.01/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013
SOP Tidak Ada

SDM.04.3.3 PENGUSULAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI


Definisi Proses Bisnis Pengusulan Pelatihan dan Pengembangan Pegawai ini menguraikan tata cara pengusulan pelatihan
dan pengembangan pegawai terhadap pegawai yang memperoleh predikat kurang dalam evaluasi
penilaian kinerja dengan tujuan mengurangi gap kompetensi, maupun reward berupa kesempatan
prioritas untuk pengembangan kompetensi bagi pegawai yang memperoleh predikat sangat baik
dalam evaluasi penilaian kinerja.
Process OwnerSeluruh Unit Kerja di DJP
Input Capaian Kinerja Pegawai (CKP)
Nilai Perilaku (NP)
Nilai Tugas Tambahan (NTT)
Nilai Kreativitas (NK)
Nilai Sasaran Kerja Pegawai (NSKP)
Penilaian Prestasi Kerja PNS (PPK PNS)
Output Daftar Usulan Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 s.t.d.d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
556/KMK.01/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013
SOP LIP10-0001 Tata Cara Pengajuan Nama Daftar Calon Peserta Diklat
PDE10-0001 Tata Cara Pengajuan Nama Daftar Calon Peserta Diklat
KPDDP10-0034 Tata Cara Pengajuan Nama Daftar Calon Peserta Diklat
KPD54-0007 Tata Cara Penatausahaan Pengusulan Calon Peserta Diklat Pegawai
KPP10-0052 Tata Cara Pengajuan Nama Daftar Calon Peserta Diklat

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1070
KPP80-0006 Tata Cara Pengusulan Calon Peserta Diklat Pegawai pada Unit Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan

SDM.05 PROSES BISNIS PENGEMBANGAN KAPASITAS PEGAWAI


Definisi Proses Bisnis Pengembangan Kapasitas Pegawai ini menguraikan serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas
sumber daya manusia melalui pendidikan maupun pelatihan untuk mengurangi gap kompetensi dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.
Process Owner Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Surat Penawaran Beasiswa
Surat Keputusan Pembebasan Jabatan
Daftar Usulan Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
Laporan Individual Assessment Center (LIAC)
Dokumen-Dokumen Persyaratan Izin Belajar sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-16/PJ/2013
Output Laporan Telah Selesai Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan
Keterangan Kronologis Perkuliahan
Ijazah
Transkrip Nilai
Nota Dinas Penempatan Kembali Pegawai Tugas Belajar
Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan
Ruang Lingkup Tugas Belajar Kedinasan (SDM.05.1)
Proses Pendidikan dan Pelatihan (SDM.05.2)
Izin Belajar di Luar Kedinasan (SDM.05.3)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
149/PMK.01/2008
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.01/2009
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.01/2012
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2013

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1071
SDM.05.1 PROSES BISNIS TUGAS BELAJAR KEDINASAN
Definisi Proses Bisnis Tugas Belajar Kedinasan ini menguraikan tata cara penugasan pegawai untuk menuntut ilmu,
mendapat pendidikan atau pelatihan keahlian, baik di dalam, maupun di luar negeri, dengan biaya
Negara atau dengan biaya oleh instansi pemerintah lainnya, Pemerintah Negara Asing, atau Badan
Internasional, atau Badan Swasta Nasional/Intemasional, Lembaga Pendidikan Nasional/ Internasional
yang meliputi Program DIII, DIV, S1, S2, dan S3.
Process OwnerBagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Surat Penawaran Beasiswa
Surat Keputusan Pembebasan Jabatan
Output Ijazah
Transkrip Nilai
Nota Dinas Penempatan Kembali Pegawai Tugas Belajar
Ruang Lingkup Penawaran Tugas Belajar Kedinasan (SDM.05.1.1)
Proses Pendaftaran Calon Pegawai Tugas Belajar Kedinasan (SDM.05.1.2)
Seleksi Tugas Belajar Kedinasan (SDM.05.1.3)
Pemantauan Pegawai Tugas Belajar (SDM.05.1.4)
Pelaporan Selesai Tugas Belajar Kedinasan (SDM.05.1.5)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.01/2009

SDM.05.1.1 PROSES BISNIS PENAWARAN TUGAS BELAJAR KEDINASAN


Definisi Proses Bisnis Penawaran Tugas Belajar Kedinasan ini menguraikan tata cara penawaran beasiswa tugas belajar
kedinasan, baik dari penyelenggara di dalam maupun di luar negeri.
Process OwnerBagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Surat Penawaran Beasiswa
Output Surat Penawaran Beasiswa Pendidikan Kedinasan
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1072
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.01/2009
SOP KPA24-0017 Tata Cara Proses Penawaran, Pemanggilan dan Selesai Tugas Belajar Kedinasan
KPA24-0021 Tata Cara Proses Penawaran dan Pemanggilan Tugas Belajar Kedinasan

SDM.05.1.2 PROSES BISNIS PENDAFTARAN CALON PEGAWAI TUGAS BELAJAR KEDINASAN


Definisi Proses Bisnis Pendaftaran Calon Pegawai Tugas Belajar Kedinasan ini menguraikan tata cara pegawai dalam
mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi calon pegawai tugas belajar kedinasan, termasuk
permohonan izin tugas belajar secara mandiri.
Process OwnerBagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Surat Penawaran Beasiswa Pendidikan Kedinasan
Formulir Pendaftaran
Surat Rekomendasi Pejabat Eselon III
Surat Keterangan Tidak Sedang Menjalani Hukuman Disiplin
Output Surat Usulan Pendaftar Beasiswa
Berkas Formulir Pendaftaran Lengkap
Surat Pengumuman Pemanggilan Ujian Seleksi
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.01/2009
SOP KPA24-0017 Tata Cara Proses Penawaran, Pemanggilan dan Selesai Tugas Belajar Kedinasan
KPA24-0021 Tata Cara Proses Penawaran dan Pemanggilan Tugas Belajar Kedinasan
KPA24-0022 Tata Cara Permohonan Izin Tugas Belajar Secara Mandiri

SDM.05.1.3 PROSES BISNIS SELEKSI TUGAS BELAJAR KEDINASAN


Definisi Proses Bisnis Seleksi Tugas Belajar Kedinasan ini menguraikan tata cara pemanggilan pegawai yang
mendaftarkan diri dan telah lolos persyaratan administrasi untuk mengikuti seleksi calon pegawai
tugas belajar kedinasan.
Process Owner
Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Surat Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi
Surat Pengumuman Pemanggilan Ujian Seleksi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1073
Output Surat Pengumuman Penerima Beasiswa
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.01/2009
SOP KPA24-0017 Tata Cara Proses Penawaran, Pemanggilan dan Selesai Tugas Belajar Kedinasan
KPA24-0021 Tata Cara Proses Penawaran dan Pemanggilan Tugas Belajar Kedinasan

SDM.05.1.4 PROSES BISNIS PEMANTAUAN PEGAWAI TUGAS BELAJAR


Definisi Proses Bisnis Pemantauan Pegawai Tugas Belajar ini menguraikan tata cara pemantauan pegawai selama
menjalani tugas belajar kedinasan, mulai dari penerbitan surat tugas belajar, pembebastugasan,
sampai dengan pembekalan tentang kewajiban apa saja yang perlu dipenuhi oleh pegawai selama
menjalani tugas belajar kedinasan.
Process OwnerBagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Surat Keputusan Pembebasan Jabatan
Output Laporan Perkembangan Studi
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.01/2009
SOP KPA24-0017 Tata Cara Proses Penawaran, Pemanggilan dan Selesai Tugas Belajar Kedinasan
KPA22-0042 Tata Cara Pembebastugasan Pegawai Tugas Belajar
KPA24-0023 Tata Cara Pemberangkatan Tugas Belajar Kedinasan di Luar Negeri Dengan Penyelenggara Selain
BPPK
KPA24-0024 Tata Cara Penerbitan Surat Tugas Pegawai Tugas Belajar
KPA24-0025 Tata Cara Pelaksanaan Pembekalan Pegawai Tugas Belajar
KPA24-0027 Tata Cara Pemantauan Pegawai Tugas Belajar

SDM.05.1.5 PROSES BISNIS PELAPORAN SELESAI TUGAS BELAJAR KEDINASAN


Definisi Proses Bisnis Pelaporan Selesai Tugas Belajar Kedinasan ini menguraikan tata cara pasca tugas belajar, dimulai
pelaporan selesai tugas belajar oleh pegawai yang menjalani dengan menyampaikan dokumen hasil
studi, sampai dengan penempatan kembali pegawai tugas belajar kedinasan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1074
Process OwnerBagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Laporan Perkembangan Studi
Output Ijazah
Transkrip Nilai
Nota Dinas Penempatan Kembali Pegawai Tugas Belajar
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.01/2009
SOP KPA24-0017 Tata Cara Proses Penawaran, Pemanggilan dan Selesai Tugas Belajar Kedinasan
KPA24-0028 Tata Cara Pelaporan Selesai Tugas Belajar
KPA22-0043 Tata Cara Penempatan Kembali Pegawai Tugas Belajar

SDM.05.2 PROSES BISNIS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


Definisi Proses Bisnis Pendidikan dan Pelatihan ini menguraikan serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya
manusia melalui pendidikan maupun pelatihan untuk mengurangi gap kompetensi yang dimulai dari
penyusunan dan pengembangan program serta kurikulum sampai dengan evaluasi dan pelaporan
kegiatan pendidikan dan pelatihan.
Process Owner Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Daftar Usulan Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
Laporan Individual Assessment Center (LIAC)
Output Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan
Ruang Lingkup Penyusunan Analisis Kebutuhan Diklat (SDM.05.2.1)
Proses Koordinasi Skill Group Owner dan Pusdiklat (SDM.05.2.2)
Penawaran Diklat (SDM.05.2.3)
Pemanggilan Calon Peserta Diklat (SDM.05.2.4)
Pemantauan Pelaksanaan Diklat (SDM.05.2.5)
Evaluasi Pelaksanaan Diklat (SDM.05.2.6)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1075
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
149/PMK.01/2008

SDM.05.2.1 PROSES BISNIS PENYUSUNAN ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT


Definisi Proses Bisnis Penyusunan Analisis Kebutuhan Diklat ini menguraikan tata cara analisis kebutuhan organisasi akan
pengembangan kapasitas sumber daya manusianya dengan mempertimbangkan hasil evaluasi
pelaksanaan diklat tahun sebelumnya.
Process Owner Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Daftar Usulan Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
Laporan Individual Assessment Center (LIAC)
Surat Usulan Penyempurnaan Kurikulum
Hasil Survey Kepuasaan Atasan
Output Laporan Analisis Kebutuhan Diklat
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
149/PMK.01/2008
SOP KPA24-0011 Tata Cara Penyusunan Analisis Kebutuhan Diklat

SDM.05.2.2 PROSES BISNIS KOORDINASI SKILLED GROUP OWNER DAN PUSDIKLAT


Definisi Proses Bisnis Koordinasi Skilled Group Owner dan Pusdiklat ini menguraikan tata cara penyusunan daftar diklat
yang sebelumnya telah dikoordinasikan dengan skilled group owner dan Pusdiklat sebagai pihak
penyelenggara kegiatan diklat.
Process Owner Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Laporan Analisis Kebutuhan Diklat
Output Daftar Diklat
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1076
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
149/PMK.01/2008
SOP Tidak Ada

SDM.05.2.3 PROSES BISNIS PENAWARAN DIKLAT


Definisi Proses Bisnis Penawaran Diklat ini menguraikan tata cara penyusunan penawaran kebutuhan diklat kepada unit-
unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
Process OwnerBagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Daftar Diklat
Output Pengumuman Penawaran Diklat
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
149/PMK.01/2008
SOP KPA24-0012 Tata Cara Penyusunan Penawaran Kebutuhan Diklat dan Pemanggilan Calon Peserta Diklat

SDM.05.2.4 PROSES BISNIS PEMANGGILAN CALON PESERTA DIKLAT


Definisi Proses Bisnis Pemanggilan Calon Peserta Diklat ini menguraikan tata cara penyaringan atas calon peserta diklat
yang diusulkan untuk kemudian melakukan pemanggilan.
Process OwnerBagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Pengumuman Penawaran Diklat
Output Surat Usulan Peserta Diklat
Pengumuman Pemanggilan Calon Peserta Diklat
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
149/PMK.01/2008
SOP KPA24-0012 Tata Cara Penyusunan Penawaran Kebutuhan Diklat dan Pemanggilan Calon Peserta Diklat
KPP10-0052 Tata Cara Pengajuan Nama Daftar Calon Peserta Diklat
KPP10-0054 Tata Cara Tindak Lanjut Pemanggilan Peserta Diklat

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1077
SDM.05.2.5 PROSES BISNIS PEMANTAUAN PELAKSANAAN DIKLAT
Definisi Proses Bisnis Pemantauan Pelaksanaan Diklat ini menguraikan tata cara pemantauan pelaksanaan diklat untuk
mengetahui perkembangan diklat dan tingkat keterampilan yang diperoleh pegawai di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak.
Process Owner Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Input Pengumuman Pemanggilan Calon Peserta Diklat
Output Laporan Pemantauan Pelaksanaan Diklat
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
149/PMK.01/2008
SOP KPA24-0008 Tata Cara Pemantauan Pelaksanaan Diklat

SDM.05.2.6 PROSES BISNIS EVALUASI PELAKSANAAN DIKLAT


Definisi Proses Bisnis Evaluasi Pelaksanaan Diklat ini menguraikan tata cara evaluasi pelaksanaan diklat, baik dari sisi
kurikulum maupun penyelenggaraan.
Process Owner Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Input Laporan Pemantauan Pelaksanaan Diklat
Laporan Pelaksanaan Diklat
Pengumuman Hasil Diklat
Output Surat Usulan Penyempurnaan Kurikulum
Hasil Survey Kepuasaan Atasan
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
149/PMK.01/2008
SOP KPA24-0010 Tata Cara Penyempurnaan Kurikulum Diklat

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1078
SDM.05.3 PROSES BISNIS IZIN BELAJAR DI LUAR KEDINASAN
Definisi Proses Bisnis Izin Belajar di Luar Kedinasan ini menguraikan serangkaian kegiatan melanjutkan pendidikan yang
dilakukan oleh pegawai atas inisiatif sendiri dengan menggunakan biaya sendiri dan dilakukan di luar
jam kerja.
Process OwnerBagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Dokumen-Dokumen Persyaratan Izin Belajar sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-16/PJ/2013
Output Laporan Telah Selesai Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan
Keterangan Kronologis Perkuliahan
Ijazah
Transkrip Nilai
Ruang Lingkup Pengajuan Izin Belajar di Luar Kedinasan (SDM.05.3.1)
Proses Pemantauan Kegiatan Belajar di Luar Kedinasan (SDM.05.3.2)
Pelaporan Selesai Belajar di Luar Kedinasan (SDM.05.3.3)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.01/2012
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2013

SDM.05.3.1 PROSES BISNIS PENGAJUAN IZIN BELAJAR DI LUAR KEDINASAN


Definisi Proses Bisnis Pengajuan Izin Belajar di Luar Kedinasan ini menguraikan tata cara permohonan izin, pembentukan
tim seleksi pemberian izin, sampai dengan penerbitan izin melanjutkan pendidikan di luar kedinasan.
Process OwnerBagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Dokumen-Dokumen Persyaratan Izin Belajar sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-16/PJ/2013
Output Hasil Penelitian Tim Seleksi Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan
Surat Keputusan Hasil Seleksi Pemberian Izin Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan
Surat Izin Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.01/2012

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1079
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2013
SOP KPP10-0007 Tata Cara Penerbitan Izin Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan (S1)
KPDDP10-0031 Tata Cara Penerbitan Izin Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan sampai dengan Strata 1 atau
Diploma IV
KPP10-0051 Tata Cara Pembentukan Tim Seleksi Pemberian Izin Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan di
Kantor Pelayanan Pajak
KWL11-0031 Tata Cara Pembentukan Tim Seleksi Pemberian Izin Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan di
Kantor Wilayah
KPDDP10-0033 Tata Cara Pembentukan Tim Seleksi Pemberian Izin Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan
pada Unit Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
DPC11-0029 Tata Cara Pemrosesan Permohonan Izin Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan
KWL11-0021 Tata Cara Pemrosesan Permohonan Izin Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan

SDM.05.3.2 PROSES BISNIS PEMANTAUAN KEGIATAN BELAJAR DI LUAR KEDINASAN


Definisi Proses Bisnis Pemantauan Kegiatan Belajar di Luar Kedinasan ini menguraikan tata cara pemantauan
perkembangan kegiatan belajar di luar kedinasan.
Process OwnerBagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Hasil Penelitian Tim Seleksi Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan
Surat Keputusan Hasil Seleksi Pemberian Izin Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan
Surat Izin Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan
Output Jadwal Perkuliahan
Kartu Hasil Studi
Surat Keputusan Alih Kredit
Laporan Perkembangan Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan
Laporan Cuti Belajar
Laporan Selesai Menjalani Cuti Belajar
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.01/2012
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2013

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1080
SOP KWL11-0022 Tata Cara Pemrosesan Daftar Laporan Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan
KPDDP10-0030 Tata Cara Pemrosesan Daftar Laporan Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan

SDM.05.3.3 PROSES BISNIS PELAPORAN SELESAI BELAJAR DI LUAR KEDINASAN


Definisi Proses Bisnis Pelaporan Selesai Belajar di Luar Kedinasan ini menguraikan tata cara pelaporan selesai tugas
belajar yang meliputi laporan kronologis perkuliahan beserta dokumen-dokumen hasil studi.
Process OwnerBagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Jadwal Perkuliahan
Kartu Hasil Studi
Surat Keputusan Alih Kredit
Laporan Perkembangan Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan
Laporan Cuti Belajar
Laporan Selesai Menjalani Cuti Belajar
Output Laporan Telah Selesai Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan
Keterangan Kronologis Perkuliahan
Ijazah
Transkrip Nilai
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.01/2012
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2013
SOP KWL11-0022 Tata Cara Pemrosesan Daftar Laporan Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan
KPDDP10-0030 Tata Cara Pemrosesan Daftar Laporan Melanjutkan Pendidikan di Luar Kedinasan

SDM.06 PROSES BISNIS MANAJEMEN KARIR


Definisi Proses Bisnis Manajemen Karir ini menguraikan serangkaian kegiatan terkait pola karir pegawai sejak
pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Bagian Mutasi dan Kepangkatan (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1081
Input Benchmark
Surat Pengumuman Penerima Beasiswa
Ijazah
Transkrip Nilai
Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PPK PNS)
Laporan Individual Assessment Center (LIAC)
Output Surat Keputusan Mutasi
Surat Keputusan Promosi Jabatan
Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin
Surat Keputusan Pembebasan Jabatan
Surat Usulan Pemberhentian
Tidak Dengan Hormat
Ruang Lingkup Pengembangan Desain Karir (SDM.06.1)
Proses Pengelolaan Karir (SDM.06.2)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
161/PMK.01/2012
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.01/2009
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2012 s.t.d.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
25/PJ/2015
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-233/PJ/2011
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-18/PJ/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010

SDM.06.1 PROSES BISNIS PENGEMBANGAN DESAIN KARIR


Definisi Proses Bisnis Pengembangan Desain Karir ini menguraikan serangkaian kegiatan terkait penetapan dan
pengembangan desain pola karir pegawai.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1082
Process OwnerSubdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Input Benchmark
Laporan Evaluasi Pengelolaan Karir
Output Regulasi/ Kebijakan
Ruang Lingkup Perumusan Kajian Regulasi Desain Karir (SDM.06.1.1)
Proses Penyusunan Regulasi Desain Karir (SDM.06.1.2)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.01/2009

SDM.06.1.1 PROSES BISNIS PERUMUSAN KAJIAN REGULASI DESAIN KARIR


Definisi Proses Bisnis Perumusan Kajian Regulasi Desain Karir ini menguraikan tata cara kegiatan penetapan desain terkait
penentuan dan pembobotan parameter sistem pola karir pegawai.
Process OwnerSubdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Input Benchmark
Laporan Evaluasi Pengelolaan Karir
Output Laporan Kajian Regulasi Desain Karir
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.01/2009
SOP KPK43-0002 Tata Cara Pengembangan Model Sistem Mutasi, Promosi, atau Kompensasi
KPK43-0005 Tata Cara Penentuan dan Pembobotan Parameter Pengembangan Sistem Mutasi, Promosi, atau
Kompensasi

SDM.06.1.2 PROSES BISNIS PENGEMBANGAN DESAIN KARIR


Definisi Proses Bisnis Pengembangan Desain Karir ini menguraikan tata cara kegiatan pengembangan model sistem pola
karir pegawai.
Process Owner
Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1083
Input Laporan Kajian Regulasi Desain Karir
Output Regulasi/ Kebijakan
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.01/2009
SOP KPK43-0002 Tata Cara Pengembangan Model Sistem Mutasi, Promosi, atau Kompensasi
KPK43-0005 Tata Cara Penentuan dan Pembobotan Parameter Pengembangan Sistem Mutasi, Promosi, atau
Kompensasi

SDM.06.2 PROSES BISNIS PENGELOLAAN KARIR


Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Karir ini menguraikan serangkaian kegiatan pengelolaan pola karir pegawai yang
meliputi pengelolaan mutasi, promosi, hukuman disiplin dan pembebasan jabatan pegawai.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Bagian Mutasi dan Kepangkatan (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Regulasi/ Kebijakan
Surat Pengumuman Penerima Beasiswa
Ijazah
Transkrip Nilai
Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PPK PNS)
Laporan Individual Assessment Center (LIAC)
Surat Panggilan
Berita Acara Pemeriksaan
Laporan Hasil Pemeriksaan
Laporan Kewenangan Penjatuhan Hukuman Disiplin
Bukti Pendukung Pelanggaran Disiplin
Output Laporan Evaluasi Pengelolaan Karir

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1084
Surat Keputusan Mutasi
Surat Keputusan Promosi Jabatan
Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin
Surat Keputusan Pembebasan Jabatan
Surat Usulan Pemberhentian
Tidak Dengan Hormat
Ruang Lingkup Pengelolaan Mutasi Pegawai (SDM.06.2.1)
Proses Pengelolaan Promosi Pegawai (SDM.06.2.2)
Pengelolaan Hukuman Disiplin (SDM.06.2.3)
Pengelolaan Pembebasan Jabatan Pegawai (SDM.06.2.4)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
161/PMK.01/2012
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.01/2009
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2012 s.t.d.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
25/PJ/2015
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-233/PJ/2011
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-18/PJ/2015
Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010

SDM.06.2.1 PROSES BISNIS PENGELOLAAN MUTASI PEGAWAI


Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Mutasi Pegawai ini menguraikan tata cara pemindahan pegawai secara horizontal
dalam jabatan karir.
Process Owner Bagian Mutasi dan Kepangkatan (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Regulasi/ Kebijakan
Ijazah
Transkrip Nilai

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1085
Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PPK PNS)
Laporan Individual Assessment Center (LIAC)
Output Surat Keputusan Mutasi
Laporan Evaluasi Pengelolaan Karir
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.01/2009
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2012 s.t.d.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
25/PJ/2015
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-18/PJ/2015
SOP KPDDP10-0018 Tata Cara Pengusulan Mutasi Pegawai
PDE10-0026 Tata Cara Pengusulan Mutasi Pegawai
LIP10-0026 Tata Cara Pengusulan Mutasi Pegawai
DPC11-0014 Tata Cara Pengusulan Mutasi Pegawai
KWL11-0005 Tata Cara Pengusulan Mutasi Pegawai
KWL11-0052 Tata Cara Penyelesaian Pengajuan Ralat Surat Keputusan Mutasi
KPA22-0023 Tata Cara Penyelesaian Permohonan Mutasi/ Pindah atas Keinginan Sendiri Pegawai di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak
KP-0057 Tata Cara Pengusulan Mutasi Pegawai atas Permintaan Sendiri di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak
KP-0058 Tata Cara Pengusulan Mutasi Reguler dan/atau Promosi Pegawai di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak

SDM.06.2.2 PROSES BISNIS PENGELOLAAN PROMOSI PEGAWAI


Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Promosi Pegawai ini menguraikan tata cara pemindahan pegawai secara vertikal
setingkat lebih tinggi dalam jabatan karir.
Process Owner Bagian Mutasi dan Kepangkatan (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Regulasi/ Kebijakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1086
Ijazah
Transkrip Nilai
Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PPK PNS)
Laporan Individual Assessment Center (LIAC)
Output Surat Keputusan Promosi Jabatan
Laporan Evaluasi Pengelolaan Karir
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.01/2009
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2012 s.t.d.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
25/PJ/2015
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-18/PJ/2015
SOP KPDDP10-0017 Tata Cara Pengusulan Promosi Pegawai
PDE10-0025 Tata Cara Pengusulan Promosi Pegawai
LIP10-0025 Tata Cara Pengusulan Promosi Pegawai
DPC11-0013 Tata Cara Pengusulan Promosi Pegawai
KWL11-0004 Tata Cara Pengusulan Promosi Pegawai
KP-0058 Tata Cara Pengusulan Mutasi Reguler dan/atau Promosi Pegawai di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak

SDM.06.2.3 PROSES BISNIS PENGELOLAAN HUKUMAN DISIPLIN


Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Hukuman Disiplin ini menguraikan tata cara pengelolaan hukuman yang dijatuhkan
kepada pegawai karena melanggar peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Bagian Mutasi dan Kepangkatan (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Regulasi/ Kebijakan
Surat Panggilan
Berita Acara Pemeriksaan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1087
Laporan Hasil Pemeriksaan
Laporan Kewenangan Penjatuhan Hukuman Disiplin
Bukti Pendukung Pelanggaran Disiplin
Output Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin
Surat Usulan Pemberhentian
Tidak Dengan Hormat
Laporan Evaluasi Pengelolaan Karir
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
161/PMK.01/2012
Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010
SOP KWL11-0016 Tata Cara Penjatuhan Hukuman Disiplin Berupa Peringatan Tertulis Sesuai Dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 15/KMK.01/UP.6/1985
KPA23-0018 Tata Cara Pemberitahuan Penjatuhan Hukuman Disiplin Fungsional ke Unit Terkait
KPA23-0011 Tata Cara Administrasi Penjatuhan Hukuman Disiplin yang Merupakan Kewenangan Direktur Jenderal
Pajak Maupun Pejabat yang Lebih Tinggi
KPA23-0008 Tata Cara Pendataan Pegawai yang Terkena Hukuman Disiplin
KPDDP10-0012 Tata Cara Penerbitan Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin atas Pelanggaran Disiplin
Pegawai
PDE10-0020 Tata Cara Penerbitan Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin atas Pelanggaran Disiplin
Pegawai
LIP10-0020 Tata Cara Penerbitan Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin atas Pelanggaran Disiplin
Pegawai

SDM.06.2.4 PROSES BISNIS PENGELOLAAN PEMBEBASAN JABATAN PEGAWAI


Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Pembebasan Jabatan Pegawai ini menguraikan tata cara pembebasan pegawai dari
jabatan negeri, baik bersifat sementara maupun tetap.
Process Owner Bagian Mutasi dan Kepangkatan (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal)
Input Regulasi/ Kebijakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1088
Surat Pengumuman Penerima Beasiswa
Output Surat Keputusan Pembebasan Jabatan
Laporan Evaluasi Pengelolaan Karir
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-233/PJ/2011
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-18/PJ/2015
SOP KPA13-0001 Tata Cara Penyelesaian Usul Pembebasan Sementara dari Jabatan Fungsional Pemeriksa Pajak dan
Penilai PBB
KPA22-0037 Tata Cara Pengusulan Pembebasan Sementara Pejabat Fungsional (Selain Karena Hukuman
Disiplin)
KPA22-0041 Tata Cara Penyelesaian Pembebasan Sementara dari Jabatan Struktural
KPA23-0010 Tata Cara Penyelesaian Usul Pembebasan Sementara Fungsional yang Terkena Hukuman Disiplin

SDM.07 PROSES BISNIS KOMPENSASI DAN MANFAAT


Definisi Proses Bisnis Kompensasi dan Manfaat ini menguraikan tata cara pengelolaan dan pemberian penghargaan
kepada pegawai atas pengabdiannya.
Process Owner Seluruh Unit Kerja
Input SK CPNS
SK PNS
Surat Perintah Melaksanakan Tugas
Surat Pernyataan Pelantikan
Surat Peryataan Menduduki Jabatan
Surat Permohonan Penghunian Rumah Negara
Surat Pernyataan Tidak Memiliki Rumah Sendiri
SK Mutasi
Output Gaji
Tunjangan Kinerja
Kartu Taspen

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1089
Kartu Tanda Peserta BPJS
Surat Ijin Penghunian Rumah Negara
Ruang Lingkup Pengelolaaan Kompensasi (SDM.07.1)
Proses Pengeloaan Manfaat (SDM.07.2)
Peraturan Terkait Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun1977
Peraturn Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 37 Tahun 2009
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Menteri Keuangan No. 85 Tahun 2015

SDM.07.1 PROSES BISNIS PENGELOLAAN KOMPENSASI


Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Kompensasi ini menguraikan tata cara pengelolaan penghargaan berupa
finansial kepada pegawai.
Process Owner Seluruh Unit Kerja
Input SK CPNS
SK PNS
Surat Perintah Melaksanakan Tugas
Surat Pernyataan Pelantikan
Surat Peryataan Menduduki Jabatan
Output Gaji
Tunjangan Kinerja
Kartu Taspen
Kartu Tanda Peserta BPJS
Ruang Lingkup Pengelolaan Gaji
Prose Pengelolaan Tunjangan
s Pengelolaan Kesejahteraan
Peraturan Terkait Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
6. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun1977
Peraturn Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 37 Tahun 2009
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1090
Peraturan Menteri Keuangan No. 85 Tahun 2015

SDM.07.1.1 PROSES BISNIS PENGELOLAAN GAJI


Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Gaji menguraikan tentang tata cara pemberian gaji kepada pegawai sebagai
bentuk penghargaan.
Process Seluruh Unit Kerja
O
w
n
e
r
Input SK CPNS
SK PNS
Surat Perintah Melaksanakan Tugas
Surat Pernyataan Pelantikan
Surat Peryataan Menduduki Jabatan
Output Pembayaran Gaji
Peraturan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
T Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun1977
e Peraturn Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 37 Tahun 2009
r Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
k Peraturan Menteri Keuangan No. 85 Tahun 2015
a
i
t
SOP KPA34-0002 Tata Cara Pembayaran Gaji
6. KPP10-0069 Tata Pembayaran Gaji Pada Kantor Pelayanan Pajak
KWL-00-0007 Tata Cara Pembayaran Gaji Pada Kantor Wilayah
KPP80-0015 Tata Cara Pembayaran Gaji di KP2KP
LIP10-0059 Tata Cara Pembayaran Gaji

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1091
SDM.07.1.2 PROSES BISNIS PENGELOLAAN TUNJANGAN KINERJA
Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Tunjangan Kinerja menguraikan tentang tata cara pemberian tunjangan
kinerja kepada pegawai sebagai bentuk penghargaan.
Process Bagian Keuangan (Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak)
O
w
n
e
r
Input SK CPNS
SK PNS
Surat Perintah Melaksanakan Tugas
Surat Pernyataan Pelantikan
Surat Peryataan Menduduki Jabatan
Output Pembayaran Tunjangan Kinerja
Peraturan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
T Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun1977
e Peraturn Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 37 Tahun 2009
r Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
k Peraturan Menteri Keuangan No. 85 Tahun 2015
a Peraturan Preseiden Nomor 37 Tahun 2015
i Peraturan Menteri Keuangan Nomor 273 Tahun 2015
t
SOP KPA34-0004 Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja
6. KPP10-0014 Tata Cara Pengurusan Tunjangan Kinerja

SDM.07.1.3 PROSES BISNIS PENGELOLAAN KESEJAHTERAAN


Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Kesejahteraan menguraikan tentang tata cara pemberian kompensasi berupa
tabungan hari tua dan asuransi kesehatan.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1092
Process Seluruh Unit Kerja
O
w
n
e
r
Input SK CPNS
SK PNS
Surat Perintah Melaksanakan Tugas
Output Kartu Tanda Peserta Taspen
Kartu Tanda Peserta BPJS
Peraturan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
T
e
r
k
a
i
t
SOP KPP10-0017 Tata Cara Permohonan Kartu Tanda Peserta Asuransi dan Taspen.
6. KWL11-0025 Tata Cara Permohonan Kartu Tanda Peserta Asuransi dan Taspen.

SDM.07.2.1 PROSES BISNIS PENGELOLAAN RUMAH NEGARA


Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Rumah Negara menguraikan tentang tata cara pemberian kompensasi
berupa pemberian izin penghunian rumah Negara kepada pegawai.
Process Bagian Perlengkapan (Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak)
O Bagian Umum (Kantor Wilayah DJP)
w
n
e

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1093
r
Input Surat Permohonan Penghunian Rumah Negara
Surat Pernyataan Tidak Memilki Rumah Sendiri
SK Mutasi
SPMT
Output Surat Izin Penghunian Rumah Negara
Peraturan Undang-Undang No. 1 Tahun 2011
T Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2005
e Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1999
r Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. 2 Tahun 2000
k
a
i
t
SOP KPA43-0008 Tata Cara Penerbitan Surat Ijin Penghunian Rumah Negara
6.

SDM.08 PROSES BISNIS PENGELOLAAN PEMBERHENTIAN DAN PEMENSIUNAN PEGAWAI


Definisi Proses Bisnis Pemberhentian dan Pemensiunan Pegawai menguraikan tentang tata cara dalam
pengelolaan pemberhentian pegawai, pemberhentian pegawai sementara dan pengelolaan
terkait pemensiunan pegawai.
Process Owner Bagian Perencanaan,Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak)
Input Surat Peringatan (I,II, dan III)
Surat Keputusan Hukuman Disiplin
Surat Penahanan
Surat Putusan Pengadilan
Surat Permohonan Pemberhentian
Output Surat Keputusan Pemberhentian Dengan Hormat
Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1094
Surat Keputusan Pemberhentian Sementara
Surat Keputusan Pensiun
Ruang Lingkup Pengelolaan Pemberhentian Pegawai (SDM.08.1)
Prose Pengelolaan Pemberhentian Pegawai Sementara (SDM.08.2)
s Pengelolaan Pemensiunan Pegawai (SDM.08.3)
Peraturan Terkait Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
Undang-Undang No.11 Tahun 1969
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1979 s.t.d.d Peraturan Pemerintah no.19 Tahun 2013
Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2003 s.t.d.d Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2009
Peraturan Pemerintah No.12 Tahun 2012
Keputusan Kepala BKN No.14 Tahun 2003

SDM.08.1 PROSES BISNIS PENGELOLAAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI


Definisi Proses Bisnis Pemberhentian Pegawai menguraikan tentang tata cara dalam proses penyelesaian
pemberhentian pegawai baik atas permintaan sendiri atau pun tidak atas permintaan sendiri.
Process Owner Bagian Perencanaan,Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak)
Input Surat Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri
Surat Keterangan Tim Penguji Kesehatan
Berita Acara Pemeriksaan
Laporan Hasil Pemeriksaan
Surat Usulan Pemberhentian Pegawai
Surat Keputusan Pengadilan
Output Surat Keputusan Pemberhentian Dengan Hormat Atas Permintaan Sendiri
Surat Keputusan Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri
Surat Keputusan Pemberhentian Pegawai Tidak Dengan Hormat
Ruang Lingkup Pengelolaan Pemberhentian Pegawai dengan Hormat Atas Permintaan Sendiri (SDM.08.1.1)
Prose Pengelolaan Pemberhentian Pegawai dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri (SDM.08.1.2)
s Pengelolaan Pemberhentian Pegawai Tidak Dengan Hormat (SDM.08.1.3)
Peraturan Terkait Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1979 s.t.d.d Peraturan Pemerintah no.19 Tahun 2013

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1095
Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2003 s.t.d.d Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2009
Peraturan Kepala BKN No.21 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010

SDM.08.2 PROSES BISNIS PENGELOLAAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI SEMENTARA


Definisi Proses Bisnis Pemberhentian Pegawai Sementara menguraikan tentang tata cara dalam proses
penyelesaian pemberhentian pegawai yang sifatnya sementara.
Process Owner Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak)
Input Surat Penahanan dari Kepolisian/Kejaksaan/Pengadilan
Output Surat Keputusan Pemberhentian Sementara
Peraturan Terkait Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1979 s.t.d.d Peraturan Pemerintah no.19 Tahun 2013
Keputusan Menteri Keuangan No. 78 Tahun 2008
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 138 Tahun 2015
SOP KPA23-0002 tentang Tata Cara Menyelenggarakan Pelaksanaan Pemberhentian Sementara

SDM.08.3 PROSES BISNIS PENGELOLAAN PEMENSIUNAN PEGAWAI


Definisi Proses Bisnis Pengelolaan Pemensiunan Pegawai menguraikan tata cara penyelesaian proses
pemensiunan pegawai.
Process Owner Bagian Perencanaan, Pengembangan dan Pemberhentian Pegawai (Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak)
Input Surat Permohonan
Output Surat Keputusan Pemberhentian Sementara
Peraturan Terkait Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1979 s.t.d.d Peraturan Pemerintah no.19 Tahun 2013
Peraturan Pemerintah No.99 tahun 2000
Peraturan Pemerintah No.9 tahun 2005
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 138 Tahun 2015
SOP KPA23-0015 tentang Tata Cara Penyelesaian Usul Pemberhentian dan Usul Pensiun Pegawai,
Janda/Duda, dan Yatim

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1096
SDM.09 PROSES BISNIS ASSESSMENT CENTER
Definisi Proses Bisnis Assessment Center ini menguraikan serangkaian kegiatan terkait penilaian berbasis kompetensi
dengan melibatkan beragam teknik evaluasi, metode, dan alat ukur terhadap pegawai.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Input Kamus Kompetensi
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PPK PNS)
Output Laporan Individual Assessment Center (LIAC)
Ruang Lingkup Pengembangan Sistem Assessment Center (SDM.09.1)
Proses Pelaksanaan Assessment Center (SDM.09.2)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.01/2008
Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 55/SJ/2008
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-109/MK.1/2010
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-189.2/MK.1/2011

SDM.09.1 PROSES BISNIS PENGEMBANGAN SISTEM ASSESSMENT CENTER


Definisi Proses Bisnis Pengembangan Sistem Assessment Center ini menguraikan serangkaian kegiatan terkait penetapan
dan pengembangan desain sistem penilaian pegawai berbasis kompetensi.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Input Kamus Kompetensi
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Assessment Center
Output Standar Kompetensi Jabatan
Ruang Lingkup Analisis dan Perumusan Konsep Model Kompetensi (SDM.09.1.1)
Proses Penyusunan Kebijakan Pengukuran Kompetensi (SDM.09.1.2)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1097
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.01/2008
Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 55/SJ/2008

SDM.09.1.1 PROSES BISNIS ANALISIS DAN PERUMUSAN KONSEP MODEL KOMPETENSI


Definisi Proses Bisnis Analisis dan Perumusan Konsep Model Kompetensi ini menguraikan tata cara penyusunan analisis
kriteria kompetensi pegawai.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Input Kamus Kompetensi
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Assessment Center
Output Laporan Analisis Konsep Model Kompetensi
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.01/2008
Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 55/SJ/2008
SOP KPK51-0006 Tata Cara Penyusunan Analisis Kriteria Kompetensi Pegawai
KPK51-0007 Tata Cara Evaluasi dan Penyusunan Laporan Analisis Kriteria Kompetensi Pegawai

SDM.09.1.2 PROSES BISNIS PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENGUKURAN KOMPETENSI


Definisi Proses Bisnis Penyusunan Kebijakan Pengukuran Kompetensi ini menguraikan tata cara penyusunan standar
kompetensi dari setiap jabatan yang diramu ke dalam daftar kompetensi yang diperlukan untuk
masing-masing jabatan.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Input Laporan Analisis Konsep Model Kompetensi
Output Standar Kompetensi Jabatan
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1098
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.01/2008
Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 55/SJ/2008
SOP KPK51-0001 Tata Cara Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan

SDM.09.2 PROSES BISNIS PELAKSANAAN ASSESSMENT CENTER


Definisi Proses Bisnis Pelaksanaan Assessment Center ini menguraikan serangkaian kegiatan pelaksanaan assessment
center, mulai dari penyeleksian dan penugasan assessor, profiling kompetensi pegawai, penyusunan
talent pool, sampai dengan evaluasi kegiatan assessment center.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Input Standar Kompetensi Jabatan
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PPK PNS)
Output Laporan Individual Assessment Center (LIAC)
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Assessment Center
Ruang Lingkup Penyeleksian dan Penugasan Assessor (SDM.09.2.1)
Proses Profiling Kompetensi Pegawai (SDM.09.2.2)
Penyusunan Talent Pool (SDM.09.2.3)
Evaluasi Pelaksanaan Assessment Center (SDM.09.2.4)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.01/2008
Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 55/SJ/2008
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-109/MK.1/2010
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-189.2/MK.1/2011

SDM.09.2.1 PROSES BISNIS PENYELEKSIAN DAN PENUGASAN ASSESSOR


Definisi Proses Bisnis Penyeleksian dan Penugasan Assessor ini menguraikan tata cara penyelenggaraan seleksi dan
penugasan associate assessor yang akan digunakan pada assessment center.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1099
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Input Standar Kompetensi Jabatan
Output Surat Keputusan Pembentukan Tim Assessor
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.01/2008
Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 55/SJ/2008
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-109/MK.1/2010
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-189.2/MK.1/2011
SOP Tidak Ada

SDM.09.2.2 PROSES BISNIS PROFILING KOMPETENSI PEGAWAI


Definisi Proses Bisnis Profiling Kompetensi Pegawai ini menguraikan tata cara dalam menyusun, memelihara dan
mendistribusikan basis data profil kompetensi pegawai dari hasil assessment center.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Input Surat Keputusan Pembentukan Tim Assessor
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PPK PNS)
Output Job Person Match
Berita Acara Pelaksanaan Assessment Center
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.01/2008
Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 55/SJ/2008
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-109/MK.1/2010
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-189.2/MK.1/2011
SOP KPK51-0002 Tata Cara Identifikasi Kompetensi Pegawai

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1100
SDM.09.2.3 PROSES BISNIS PENYUSUNAN TALENT POOL
Definisi Proses Bisnis Penyusunan Talent Pool ini menguraikan tata cara penyusunan manajemen talenta/ pemetaan
sumber daya manusia berbasis kompetensi.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Input Job Person Match
Output Laporan Individual Assessment Center (LIAC)
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.01/2008
Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 55/SJ/2008
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-109/MK.1/2010
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-189.2/MK.1/2011
SOP KPK51-0002 Tata Cara Identifikasi Kompetensi Pegawai

SDM.09.2.4 PROSES BISNIS EVALUASI PELAKSANAAN ASSESSMENT CENTER


Definisi Proses Bisnis Evaluasi Pelaksanaan Assessment Center ini menguraikan tata cara evaluasi dan penyusunan
laporan pelaksanaan assessment center.
Process Owner Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian (Direktorat KITSDA)
Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat KITSDA)
Input Berita Acara Pelaksanaan Assessment Center
Output Laporan Evaluasi Pelaksanaan Assessment Center
Peraturan Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 s.t.d.d. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.01/2008
Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 55/SJ/2008
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-109/MK.1/2010

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1101
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-189.2/MK.1/2011
SOP KPK51-0003 Tata Cara Evaluasi dan Penyusunan Laporan Pelaksanaan Identifikasi Kompetensi Pegawai

Direktorat Transformasi Proses Bisnis


Halaman1102
Matriks Organisasi
AE PROSES BISNIS ORGANISASI

1. Definisi Proses Bisnis ini menguraikan tentang penyelenggaraan organisasi pada tingkat manajemen tertinggi
mulai dari manajemen strategis, pengembangan proses bisnis, serta pengembangan desain organisasi
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Semua Unit di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
4. Input Renstra Kemenkeu
Kontrak Kinerja Kemenkeu Wide
Masukan/Usulan terkait pengembangan Organisasi
5. Output Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak
Katalog IKU Kemenkeu One s.d. Kemenkeu-Five
Kontrak Kinerja Kemenkeu One s.d. Five
Rencana Kerja Tahunan (RKT)
Penataan Organisasi
Uraian Jabatan
Proses Bisnis
SOP (Standard Operating Procedure)
6. Ruang Lingkup Manajemen Strategis
Pengembangan Proses Bisnis
Pengembangan Desain Organisasi

AE.1 PENGEMBANGAN PROSES BISNIS

1. Definisi Proses pengembangan proses bisnis meliputi penyusunan proses bisnis baru, penyempurnaan proses
bisnis yang sedang berjalan hingga proses penyusunan, penyempurnaan, dan/atau pengembangan SOP
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktorat Transformasi Proses Bisnis
Subbagian Tata Laksana, Bagian Organta, Setditjen
Seksi PDK, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Direktorat KITSDA

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1103


Seksi Pengujian Kepatuhan, Subdirektorat Kepatuhan Internal, Direktorat KITSDA
Unit Pengembang SOP
Unit Terkait SOP
4. Input Renstra DJP
Katalog IKU
Kontrak Kinerja
Data hasil pengembangan SOP tahun sebelumnya
Usulan/masukan terkait Proses bisnis
Usulan/masukan terkait SOP
5. Output Proses Bisnis Baru
Proses Bisnis Disempurnakan
Dokumen SOP yang telah ditandatangani
Keputusan Direktur Jenderal Pajak penetapan SOP
6. Ruang Lingkup Pengembangan Proses Bisnis Baru
Penyempurnaan Proses Bisnis Berjalan
Pengembangan SOP (Standard Operating Procedure)

AE.1.1 PENGEMBANGAN PROSES BISNIS BARU

1. Definisi Proses penyusunan proses bisnis baru yang meliputi penyusunan strategi, perancangan, penyiapan, uji
coba dan implementasi dari proses bisnis baru.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktorat Transformasi Proses Bisnis
4. Input Renstra DJP
Katalog IKU
Kontrak Kinerja
Masukan/Usulan proses bisnis baru
5. Output Proses Bisnis baru
6. Ruang Lingkup Perancangan Proses Bisnis Baru
Uji Coba Proses Bisnis Baru

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1104


Implementasi Proses Bisnis Baru

AE.1.1.1 PERANCANGAN PROSES BISNIS BARU

1. Definisi Proses perancangan proses bisnis baru yang meliputi penyusunan strategi, perancangan, penyiapan dari
proses bisnis baru.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktorat Transformasi Proses Bisnis
4. Input Renstra DJP
Katalog IKU
Kontrak Kinerja
Masukan/Usulan proses bisnis baru
5. Output Konsep Proses Bisnis baru
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
7. SOP KPM00-0003: Tata Cara Pengembangan Proses Bisnis Baru

AE.1.1.2 PROSES BISNIS UJI COBA PROSES BISNIS BARU

1. Definisi Proses uji coba proses bisnis baru.


2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktorat Transformasi Proses Bisnis
4. Input Konsep Proses Bisnis baru
5. Output Laporan Uji Coba
6. Dasar Hukum/ aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
terkait Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1105


7. SOP Belum ada

AE.1.1.3 IMPLEMENTASI PROSES BISNIS BARU

1. Definisi Proses Implementasi proses bisnis baru.


2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktorat Transformasi Proses Bisnis
4. Input Konsep Proses Bisnis baru
Laporan Uji Coba
5. Output Proses Bisnis baru
6. Dasar Hukum/ aturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
terkait Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
7. SOP KPM00-0003: Tata Cara Pengembangan Proses Bisnis Baru

AE.1.2 PENYEMPURNAAN PROSES BISNIS BERJALAN

1. Definisi Proses penyempurnaan proses bisnis yang sedang berjalan yang meliputi penyusunan strategi,
perancangan, penyiapan, pengkajian pengembangan dan implementasi.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktorat Transformasi Proses Bisnis
4. Input Renstra DJP
Katalog IKU
Kontrak Kinerja
Masukan/Usulan penyempurnaan proses bisnis berjalan
5. Output Proses Bisnis yang Disempurnakan
6. Ruang Lingkup Pengkajian Proses Bisnis Berjalan
Implementasi Proses Bisnis yang Disempurnakan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1106


AE.1.2.1 PENGKAJIAN PROSES BISNIS BERJALAN

1. Definisi Proses pengkajian proses bisnis yang akan disempurnakan yang meliputi penyusunan strategi,
perancangan, penyiapan, pengkajian pengembangan proses bisnis yang akan disempurnakan.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktorat Transformasi Proses Bisnis
4. Input Renstra DJP
Katalog IKU
Kontrak Kinerja
Masukan/Usulan penyempurnaan proses bisnis berjalan
5. Output Kajian Penyempurnaan Proses Bisnis
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
7. SOP KPM00-0002: Tata Cara Penyempurnaan Proses Bisnis

AE.1.2.2 IMPLEMENTASI PROSES BISNIS YANG DISEMPURNAKAN

1. Definisi Proses Implementasi proses bisnis yang disempurnakan.


2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Direktorat Transformasi Proses Bisnis
4. Input Kajian Penyempurnaan Proses Bisnis
5. Output Proses Bisnis yang Disempurnakan
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
7. SOP KPM00-0002: Tata Cara Penyempurnaan Proses Bisnis

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1107


AE.1.3 PENGEMBANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

1. Definisi Proses penyusunan, penyempurnaan, dan/atau pengembangan SOP mulai dari penerimaan
usulan/masukan, penyusunan rencana pengembangan hingga pengesahan SOP serta penanganan
Pertanyaan terkait SOP. Pengembangan SOP dilaksanakan di delapan Subdirektorat Pengembangan di
tiga direktorat transformasi yang berfungsi sebagai subdirektorat pengembang SOP, yaitu Subdirektorat
Transformasi Organisasi (Direktorat KITSDA), Subdirektorat Pengembangan Manajemen Kepegawaian
(Direktorat KITSDA), Subdirektorat Kompetensi dan Pengembangan Kapasitas Pegawai (Direktorat
KITSDA), Subdirektorat Analisis dan Evaluasi Sistem Informasi (Direktorat TTKI), Subdirektorat
Pengembangan Penyuluhan (Direktorat TPB), Subdirektorat Pengembangan Pelayanan (Direktorat TPB),
Subdirektorat Pengembangan Penegakan Hukum (Direktorat TPB), dan Subdirektorat Pengembangan
Ekstensifikasi dan Penilaian (Direktorat TPB).
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Subbagian Tata Laksana, Bagian Organta, Setditjen
Seksi PDK, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Direktorat KITSDA
Seksi Pengujian Kepatuhan, Subdirektorat Kepatuhan Internal, Direktorat KITSDA
Unit Pengembang SOP
Unit Terkait SOP
4. Input Data hasil pengembangan SOP tahun sebelumnya
Proses Bisnis Baru
Proses Bisnis Disempurnakan
Usulan/masukan terkait SOP
5. Output Dokumen SOP yang telah ditandatangani
Keputusan Direktur Jenderal Pajak penetapan SOP
Laporan Hasil Monitoring Pelaksanaan SOP
Kompilasi pertanyaan terkait SOP
Jawaban atas pertanyaan terkait SOP
6. Ruang Lingkup Penyusunan Rencana Pengembangan SOP
Penerimaan Usulan/Masukan SOP
Pengembangan SOP
Mengundang Perwakilan Dari Unit Terkait Dan Narasumber Dalam Pembahasan SOP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1108


Uji Coba SOP
Pengesahan SOP
Penatausahaan Dan Publikasi SOP
Monitoring Pelaksanaan SOP
Pengolahan Pertanyaan Terkait SOP

AE.1.3.1 PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

1. Definisi Proses penyusunan rencana pengembangan Standard Operating Procedure (SOP) untuk satu tahun ke
depan
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi PDK, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Direktorat KITSDA
Unit Pengembang SOP
4. Input Data hasil pengembangan SOP tahun sebelumnya
Proses Bisnis Baru
Proses Bisnis Disempurnakan
5. Output Rencana pengembangan SOP
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan nomor 139/PMK.01/2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di lingkungan Departemen
Keuangan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan nomor 55/PM.1/2007;
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-43/PJ/2011 tanggal 20 Juni 2011 tentang Manajemen
Standard Operating Procedure (SOP) Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPK32-0014: Tata Cara Penyusunan Rencana Pengembangan Standard Operating Procedure (SOP)

AE.1.3.2 PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN MASUKAN SOP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1109


1. Definisi Proses penerimaan dan pengolahan usulan/masukan terkait dengan SOP dalam rangka penyusunan SOP
baru atau penyempurnaan dan/atau pengembangan SOP yang sudah ada.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi PDK, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Direktorat KITSDA
Unit Pengembang SOP
4. Input Usulan/masukan terkait SOP
5. Output Formulir pemeliharaan SOP
Nota dinas penyampaian usulan/masukan terkait SOP
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan nomor 139/PMK.01/2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di lingkungan Departemen
Keuangan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan nomor 55/PM.1/2007;
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-43/PJ/2011 tanggal 20 Juni 2011 tentang Manajemen
Standard Operating Procedure (SOP) Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPK32-0001: Tata Cara Penerimaan Usulan/Masukan SOP

AE.1.3.3 PENGEMBANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

1. Definisi Proses penyusunan, penyempurnaan, dan/atau pengembangan SOP. SOP ini dilaksanakan di delapan
Subdirektorat Pengembangan di tiga direktorat transformasi yang berfungsi sebagai subdirektorat
pengembang SOP
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi PDK, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Direktorat KITSDA
Unit Pengembang SOP
Unit Terkait SOP
4. Input Formulir pemeliharaan SOP
Nota dinas penyampaian usulan/masukan terkait SOP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1110


Rencana pengembangan SOP
Laporan Hasil Pembahasan SOP
Laporan pelaksanaan uji coba SOP
5. Output Undangan pembahasan SOP
Usulan uji coba SOP
Konsep SOP baru/SOP revisi
Nota dinas persetujuan bersama (cosign)
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan nomor 139/PMK.01/2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di Lingkungan Departemen
Keuangan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan nomor 55/PM.1/2007
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-43/PJ/2011 tanggal 20 Juni 2011 tentang Manajemen
Standard Operating Procedures (SOP) Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPK32-0004: Tata Cara Pengembangan SOP

AE.1.3.4 PEMBAHASAN DENGAN PERWAKILAN DARI UNIT TERKAIT DAN NARASUMBER

1. Definisi Proses mengundang dan melakukan pembahasan dengan perwakilan dari unit terkait dan narasumber
dalam rangka penyusunan SOP
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi PDK, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Direktorat KITSDA
Unit Pengembang SOP
Unit Terkait SOP
4. Input Konsep SOP baru/SOP revisi
Undangan pembahasan SOP
5. Output Konsep SOP baru/SOP revisi
Laporan Hasil Pembahasan SOP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1111


6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan nomor 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan nomor 139/PMK.01/2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di Lingkungan Departemen
Keuangan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan nomor 55/PM.1/2007
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-43/PJ/2011 tanggal 20 Juni 2011 tentang Manajemen
Standard Operating Procedures (SOP) Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPK32-0005: Tata Cara Mengundang Perwakilan Dari Unit Terkait Dan Narasumber Dalam Pembahasan
SOP

AE.13.3.5 UJI COBA STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

1. Definisi Proses pelaksanaan uji coba SOP


2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi PDK, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Direktorat KITSDA
Unit Pengembang SOP
Unit Terkait SOP
4. Input Usulan uji coba SOP
5. Output Rencana uji coba SOP
Laporan pelaksanaan uji coba SOP
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan nomor 139/PMK.01/2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di Lingkungan Departemen
Keuangan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan nomor 55/PM.1/2007
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-43/PJ/2011 tanggal 20 Juni 2011 tentang Manajemen
Standard Operating Procedures (SOP) Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPK32-0006: Tata Cara Uji Coba SOP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1112


AE.1.3.6 PENGESAHAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

1. Definisi Proses pengesahan konsep SOP meliputi permintaan persetujuan Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak
dan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, hingga penetapan SOP melalui Keputusan Direktur
Jenderal Pajak
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi PDK, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Direktorat KITSDA
Subbagian Tata Laksana, Bagian Organta, Setditjen
4. Input Konsep SOP baru/SOP revisi
Nota dinas persetujuan bersama (cosign)
5. Output Persetujuan SOP dari Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan
Dokumen SOP yang telah ditandatangani
Keputusan Direktur Jenderal Pajak penetapan SOP
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan nomor 139/PMK.01/2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di Lingkungan Departemen
Keuangan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan nomor 55/PM.1/2007
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-43/PJ/2011 tanggal 20 Juni 2011 tentang Manajemen
Standard Operating Procedures (SOP) Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPK32-0007: Tata Cara Pengesahan SOP
KPA12-0012: Tata Cara Pengesahan SOP

AE.1.3.7 PENATAUSAHAAN DAN PUBLIKASI STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

1. Definisi Proses penatausahan SOP yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pajak kepada dan publikasi SOP tersebut
kepada seluruh unit di DJP
2. Kriteria Sukses

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1113


3. Proses Owner Seksi PDK, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Direktorat KITSDA
Subbagian Tata Laksana, Bagian Organta, Setditjen
4. Input Dokumen SOP yang telah ditandatangani
Keputusan Direktur Jenderal Pajak penetapan SOP
5. Output Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal yang ditujukan kepada Direktur Teknologi Informasi Perpajakan.
Nota Dinas Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana yang ditujukan kepada Kepala Bagian
Kepegawaian
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan nomor 139/PMK.01/2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di Lingkungan Departemen
Keuangan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan nomor 55/PM.1/2007
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-43/PJ/2011 tanggal 20 Juni 2011 tentang Manajemen
Standard Operating Procedures (SOP) Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPA12-0013: Tata Cara Penatausahaan Dan Publikasi SOP

AE.1.3.8 MONITORING PELAKSANAAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

1. Definisi Proses pengawasan dan evaluasi Pelaksanaan SOP meliputi penyusunan rencana monitoring,
pelaksanaan, serta penyusunan laporan hasil monitoring
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Pengujian Kepatuhan, Subdirektorat Kepatuhan Internal, Direktorat KITSDA
4. Input Rencana kerja Subdirektorat Kepatuhan Internal
5. Output Laporan Hasil Monitoring Pelaksanaan SOP
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1114


Peraturan Menteri Keuangan nomor 139/PMK.01/2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di Lingkungan Departemen
Keuangan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan nomor 55/PM.1/2007
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-43/PJ/2011 tanggal 20 Juni 2011 tentang Manajemen
Standard Operating Procedures (SOP) Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPK32-0009: Tata Cara Monitoring Pelaksanaan SOP

AE.1.3.9 PENGOLAHAN PERTANYAAN TERKAIT STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

1. Definisi Proses penanganan pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam implementasi SOP meliputi inventarisir
pertanyaan, membuat daftar FAQ, serta penyusunan dan publikasi jawaban atas pertanyaan tersebut
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi PDK, Subdirektorat Transformasi Organisasi, Direktorat KITSDA
Unit Pengembang SOP
4. Input Pertanyaan-pertanyaan terkait SOP yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung
5. Output Kompilasi pertanyaan terkait SOP
Nota dinas penyampaian kompilasi pertanyaan terkait SOP
Jawaban atas pertanyaan terkait SOP
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan nomor 139/PMK.01/2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di Lingkungan Departemen
Keuangan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan nomor 55/PM.1/2007
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-43/PJ/2011 tanggal 20 Juni 2011 tentang Manajemen
Standard Operating Procedures (SOP) Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPK32-0010:Tata Cara Pengolahan Pertanyaan Terkait SOP

AE.2 PENGEMBANGAN DESAIN ORGANISASI

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1115


1. Definisi Proses Bisnis ini menguraikan tentang tata cara Penataan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak yang
meliputi uraian jabatan dan tupoksi unit mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasinya.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Pengembangan Desain Kelembagaan, Sub Direktorat Transformasi Organisasi, Direktorat
Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
Seksi Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan, Sub Direktorat Transformasi Organisasi, Direktorat
Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
Subbag Organisasi, Bagian Organisasi dan Tata laksana,Sekretariat Direktorat Jenderal
Unit Pengusul Penataan Organisasi
4. Input Usulan Penataan Organisasi
Renstra DJP
Proses Bisnis baru dan yang disempurnakan
5. Output Aturan penataan organisasi
Uraian Jabatan
Laporan Hasil Evaluasi Implementasi Penataan Organisasi
6. Ruang Lingkup Persiapan Penataan Organisasi (X.03.1)
Penataan Organisasi (X.03.2)
Implementasi Penataan Organisasi (X.03.3)
Evaluasi Implementasi Penataan Organisasi (X.03.4)

AE.2.1 PERSIAPAN PENATAAN ORGANISASI

1. Definisi Proses pekerjaan penyiapan bahan pembinaan organisasi, yaitu bertindak sebagai fasilitator dalam
pelaksanaan penelaahan terhadap uraian jabatan dan tupoksi unit, baik yang bersumber dari usulan unit
yang bersangkutan maupun dari hasil penelitian Direktorat Transformasi Proses Bisnis. Usulan penataan
organisasi tersebut terkait dengan usulan pembentukan, pemecahan, penggabungan, dan/atau
penghapusan tugas dan fungsi dari suatu unit organisasi.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Pengembangan Desain Kelembagaan, Sub Direktorat Transformasi Organisasi, Direktorat
Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1116


Subbag Organisasi, Bagian Organisasi dan Tata laksana,Sekretariat Direktorat Jenderal

4. Input Usulan Penataan Organisasi


Renstra DJP
Proses Bisnis baru dan yang disempurnakan
5. Output Surat Tanggapan atas Usulan Penataan Organisasi
Bahan Penataan Organisasi
6. Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.01/2009 tentang Pedoman Penataan Organisasi di
Lingkungan Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman
Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah NonKementerian
7. SOP Penerimaan Usulan Penataan Organisasi
Penyiapan Bahan Pembinaan Organisasi

AE.2.1.1 PENERIMAAN USULAN PENATAAN ORGANISASI

1. Definisi Proses penerimaan usulan penataan organisasi dan penyampaian tanggapan atas usulan penataan
organisasi yang disampaikan oleh Unit Pengusul Penataan Organisas, terkait dengan usulan
pembentukan, pemecahan, penggabungan, dan/atau penghapusan tugas dan fungsi dari suatu unit
organisasi
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Pengembangan Desain Kelembagaan, Sub Direktorat Transformasi Organisasi, Direktorat
Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
4. Input Usulan penataan Organisasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1117


5. Output Surat Tanggapan atas Usulan Penataan Organisasi
Laporan hasil penelaahan terhadap usulan penataan organisasi
Konsep Naskah Akademis penataan organisasi
6. Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.01/2009 tentang Pedoman Penataan Organisasi di
Lingkungan Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman
Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah NonKementerian
7. SOP KPK32-0013: Tata Cara Penyampaian Tanggapan Atas Usulan Penataan Organisasi

AE.2.1.2 PENYIAPAN BAHAN PENATAAN ORGANISASI

1. Definisi Proses pekerjaan penyiapan bahan pembinaan organisasi, yaitu bertindak sebagai fasilitator dalam
pelaksanaan penelaahan terhadap uraian jabatan dan tupoksi unit, baik yang bersumber dari usulan unit
yang bersangkutan maupun dari hasil penelitian Direktorat Transformasi Proses Bisnis.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Subbag Organisasi, Bagian Organisasi dan Tata laksana,Sekretariat Direktorat Jenderal
4. Input Renstra DJP
Proses Bisnis baru dan yang disempurnakan
Laporan hasil penelaahan terhadap usulan penataan organisasi
Konsep Naskah Akademis penataan organisasi
5. Output Bahan Penataan Organisasi
6. Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1118


Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.01/2009 tentang Pedoman Penataan Organisasi di
Lingkungan Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman
Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah NonKementerian
7. SOP KPA11-0002: Tata Cara Penyiapan Bahan Pembinaan Organisasi

AE.2.2 PENATAAN ORGANISASI

1. Definisi Proses Penataan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak yang meliputi penyusunan konsep struktur
organisasi serta tugas dan fungsi yang tertuang dalam aturan terkait penataan organisasi serta analisa
jabatan.
2. Kriteria Sukses Konsep penataan organisasi disetujui oleh MenPAN dan dituangkan dalam peraturan
3. Proses Owner Seksi Pengembangan Desain Kelembagaan, Sub Direktorat Transformasi Organisasi, Direktorat
Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
Seksi Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan, Sub Direktorat Transformasi Organisasi, Direktorat
Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
4. Input Bahan Penataan Organisasi
5. Output Aturan Penataan Organisasi
Uraian Jabatan
6. Ruang Lingkup Penataan Organisasi DJP
Analisa Jabatan
Penyusunan Aturan Penataan Organisasi

AE.2.2.1 IMPLEMENTASI PENATAAN ORGANISASI DJP

1. Definisi Proses Penataan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak yang meliputi penyusunan konsep struktur
organisasi serta tugas dan fungsinya
2. Kriteria Sukses Konsep Penataan organisasi disampaikan kepada MenPAN

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1119


3. Proses Owner Seksi Pengembangan Desain Kelembagaan, Sub Direktorat Transformasi Organisasi, Direktorat
Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
4. Input Bahan Penataan Organisasi
5. Output Konsep Penataan organisasi
Dokumen implementasi penataan organisasi
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.01/2009 tanggal 21 April 2009 tentang Pedoman Penataan
Organisasi di Lingkungan Departemen Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Keuangan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.01/2008;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 67 Tahun 2011
tanggal 30 Desember 2011;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1554/KM.1/2011 tanggal 29 Desember 2011 tentang Uraian Jabatan
Struktural di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.
7. SOP KPK32-0003: Tata Cara Penyempurnaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak
KPK32-0012: Tata Cara Penyampaian Hasil Penataan Organisasi Terkait Uraian Jabatan

AE.2.2.2 ANALISA JABATAN

1. Definisi Proses analisa jabatan pada organisasi DJP dalam rangka memaparkan secara terperinci dan lengkap
tentang informasi jabatan
2. Kriteria Sukses Konsep urjab disetujui oleh Dirjen Pajak
3. Proses Owner Seksi Pengembangan Desain Kelembagaan, Sub Direktorat Transformasi Organisasi, Direktorat
Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
4. Input Konsep penataan organisasi

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1120


5. Output Uraian Jabatan
6. Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Keuangan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.01/2008;
7. SOP KPK32-0011: Tata Cara Penyampaian Tanggapan atas Usulan Perubahan Uraian Jabatan
KPK32-0002: Tata Cara Penyusunan Uraian Jabatan

AE.2.2.3 PENYUSUNAN ATURAN PENATAAN ORGANISASI

1. Definisi Proses penyusunan aturan terkait penataan organisasi


2. Kriteria Sukses Peraturan terkait Penataan Organisasi ditandatangani oleh Dirjen Pajak
3. Proses Owner Seksi Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan, Sub Direktorat Transformasi Organisasi, Direktorat
Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
4. Input Konsep Penataan organisasi
5. Output Aturan Penataan Organisasi
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.01/2009 tanggal 21 April 2009 tentang Pedoman Penataan
Organisasi di Lingkungan Departemen Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Keuangan s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.01/2008;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 67 Tahun 2011
tanggal 30 Desember 2011;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1554/KM.1/2011 tanggal 29 Desember 2011 tentang Uraian Jabatan
Struktural di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1121


7. SOP KPK33-0003: Tata Cara Penyusunan Konsep Aturan Yang Terkait Transformasi Organisasi

AE.2.3 EVALUASI PENATAAN ORGANISASI

1. Definisi Proses Evaluasi atas dari aturan penataan Organisasi dan uraian jabatan yang telah disetujui.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan, Sub Direktorat Transformasi Organisasi, Direktorat
Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
Seluruh Unit di DJP
4. Input Dokumen implementasi penataan organisasi
5. Output Laporan pelaksanaan implementasi penataan organisasi
6. Ruang Lingkup Penentuan Standar Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan
Pelaksanaan Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan
Tindak Lanjut Laporan Hasil Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan
Tindak Lanjut Permintaan Tanggapan Atas Laporan Hasil Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan
Tindak Lanjut Permintaan Data Sebagai Bahan Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan

AE.2.4.1 PENENTUAN STANDAR EVALUASI PENATAAN ORGANISASI

1. Definisi Proses penentuan standard yang akan digunakan sebagai dasar pengukuran evaluasi atas implementasi
dari penataan organisasi
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan, Sub Direktorat Transformasi Organisasi, Direktorat
Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
4. Input Penugasan
5. Output Standar Evaluasi Implementasi Penataan Organisasi
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1122


Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1554/KM.1/2011 tanggal 29 Desember 2011 tentang Uraian Jabatan
Struktural di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
7. SOP KPK33-0001: Tata Cara Penentuan Standar Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan

AE.2.4.2 PELAKSANAAN EVALUASI PENATAAN ORGANISASI

1. Definisi Proses pelaksanaan evaluasi implementasi dari penataan Organisasi dalam rangka membandingkan
kondisi aktual dengan standar yang telah disetujui untuk peningkatan kinerja organisasi
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan, Sub Direktorat Transformasi Organisasi, Direktorat
Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
4. Input Standar Evaluasi Implementasi Penataan Organisasi
Dokumen Impementasi Penataan Organisasi
Data Evaluasi Implementasi Penataan Organisasi
ND Penyampaian Data
5. Output ND Permintaan Data
Laporan Hasil Evaluasi Implementasi Penataan Organisasi
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1554/KM.1/2011 tanggal 29 Desember 2011 tentang Uraian Jabatan
Struktural di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
7. SOP KPK33-0002: Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan

AE.2.4.3 TINDAK LANJUT PERMINTAAN DATA EVALUASI PENATAAN ORGANISASI

1. Definisi Proses tindak lanjut atas permintaan data yang dibutuhkan sebagai bahan dalam evaluasi implementasi
penataan Organisasi di unit-unit di DJP
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seluruh Unit di DJP

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1123


4. Input ND Permintaan Data
5. Output ND Penyampaian Data
Data Evaluasi Implementasi Penataan Organisasi
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1554/KM.1/2011 tanggal 29 Desember 2011 tentang Uraian Jabatan
Struktural di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
7. SOP KPK33-0006: Tata Cara Menindaklanjuti Permintaan Data Sebagai Bahan Evaluasi Implementasi Desain
Kelembagaan

AE.2.4.4 TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL EVALUASI PENATAAN ORGANISASI

1. Definisi Proses tindak lanjut atas laporan hasil evaluasi implementasi penataan organisasi
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seksi Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan, Sub Direktorat Transformasi Organisasi, Direktorat
Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
4. Input Laporan Hasil Evaluasi Implementasi Penataan Organisasi
ND Penyampaian Tanggapan atas Laporan Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan
5. Output ND Permintaan Tanggapan atas Laporan Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan
Kompilasi Tanggapan atas Laporan Evaluasi Implementasi Penataan Organisasi
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1554/KM.1/2011 tanggal 29 Desember 2011 tentang Uraian Jabatan
Struktural di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
7. SOP KPK33-0004: Tata Cara Tindak Lanjut Laporan Hasil Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1124


AE.2.4.5 TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL EVALUASI PENATAAN ORGANISASI

1. Definisi Proses tindak lanjut atas permintaan tanggaan atas laporan hasil evaluasi implementasi penataan
organisasi
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Seluruh Unit di DJP
4. Input ND Permintaan Tanggapan atas Laporan Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan
5. Output ND Penyampaian Tanggapan atas Laporan Evaluasi Implementasi Desain Kelembagaan
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1554/KM.1/2011 tanggal 29 Desember 2011 tentang Uraian Jabatan
Struktural di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
7. SOP KPK33-0005: Tata Cara Menindaklanjuti Permintaan Tanggapan Atas Laporan Hasil Evaluasi
Implementasi Desain Kelembagaan

AE.3 PENGELOLAAN PROYEK

1. Definisi Proses pengelolaan proyek-proyek di DJP sesuai siklus proyek mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
penyelesaian, hingga monitoring dan evaluasi.
Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya, ruang
lingkup dan waktu selesainya, dengen pendanaan tertentu untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik
dan unik, dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang
mempunyai nilai tambah.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Pemilik (Sponsor) proyek, Manajer Proyek, Project Management Office
4. Input Rencana Strategis DJP
Usulan/Masukan pembentukan proyek

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1125


5. Output Project Charter/Contract
Project Management Plan/Dokumen Perencanaan Proyek
Output/deliverables
Dokumentasi proyek
Laporan Pelaksanaan/ Penutupan Proyek
Laporan Monitoring dan Evaluasi Proyek
6. Ruang Lingkup Perencanaan Proyek
Pelaksanaan Proyek
Penyelesaian Proyek
Monitoring Pelaksanaan Pengembangan

AE.3.1. PERENCANAAN ROYEK

1. Definisi Proses Perencanaan proyek yang meliputi antara lain rapat inisiasi, FGD, guna merumuskan tujuan
proyek, jadwal penyelesaian, alokasi sumber daya, risiko proyek, manajemen perubahan, serta proses
koordinasinya untuk kemudian dituangkan dalam sebuah dokumen.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Pemilik (Sponsor) proyek,
Manajer Proyek,
Project Management Office
4. Input Rencana Strategis DJP
Usulan/Masukan pembentukan proyek
5. Output Project Charter/Contract
Project Management Plan/Dokumen Perencanaan Proyek
Surat Keputusan pembentukan tim proyek
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1126


Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-9/PJ/2011 tentang Kebijakan Pengelolaan Proyek
Teknologi Informasi dan Komunikasi
7. SOP KPM50-0002: Tata Cara Pembuatan Project Plan

AE.3.2 PELAKSANAAN ROYEK

1. Definisi Proses pelaksanaan seluruh kegiatan yang tertulis dalam dokumen perencanan proyek yang meliputi
antara lain rapat koordinasi, dokumentasi kegiatan, penjaminan kualitas, pengadaan barang dan jasa,
hingga menghasilkan output sesuai tujuan proyek.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Manajer Proyek
4. Input Project Charter/Contract
Rencana Strategis DJP
Project Management Plan/Dokumen Perencanaan Proyek
Surat Keputusan pembentukan tim proyek
5. Output Output/deliverables
Laporan Perkembangan Proyek
Dokumentasi proyek
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-9/PJ/2011 tentang Kebijakan Pengelolaan Proyek
Teknologi Informasi dan Komunikasi
7. SOP KPM50-0004: Tata Cara Penyampaian Laporan Pelaksanaan Proyek

AE.3.3 PENYELESAIAN PROYEK

1. Definisi Proses penyelesaian sebuah proyek yang meliputi antara lain penyerahan output/deliverables kepada
pemilik proyek, penutupan kontrak proyek, pelaporan penyelesaian proyek, serta pembubaran tim proyek.
2. Kriteria Sukses

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1127


3. Proses Owner Manajer Proyek, Pemilik (Sponsor) proyek
4. Input Output/deliverables
Dokumentasi proyek
5. Output Laporan Pelaksanaan/ Penutupan Proyek
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-9/PJ/2011 tentang Kebijakan Pengelolaan Proyek
Teknologi Informasi dan Komunikasi
7. SOP KPM50-0004: Tata Cara Penyampaian Laporan Pelaksanaan Proyek

AE.3.4 MONITORING PELAKSANAAN PROYEK

1. Definisi Proses pengawasan dan evaluasi pengerjaan sebuah proyek yang dilakukan oleh PMO dan pemilik proyek
ketika proyek sedang berjalan hingga penutupan proyek. Pengawasan dan evaluasiini diperlukan agar tim
proyek dapat mengetahui kondisi pelaksanaan proyek dengan baik. Dengan pemahaman yang baik
mengenai kondisi terkini, permasalahan yang timbul dapat segera ditangani dan faktor-faktorpenghambat
pelaksanaan proyek dapat diminimalisasi sehingga proyek dapat dilaksanakan secara tepat waktu, biaya,
dan kualitas.
2. Kriteria Sukses
3. Proses Owner Pemilik (Sponsor) proyek,
Project Management Office
4. Input Output/deliverables
Dokumentasi proyek
5. Output Laporan Monitoring dan Evaluasi Proyek
6. Dasar Hukum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1128


Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-9/PJ/2011 tentang Kebijakan Pengelolaan Proyek
Teknologi Informasi dan Komunikasi
7. SOP KPM51-0001: Tata Cara Pengawasan Pelaksanaan Pengembangan

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Halaman 1129

Anda mungkin juga menyukai