TAXPAYER ACCOUNT
MANAGEMENT
GAMBARAN UMUM PROSES BISNIS
• Taxpayer Account Management (TAM) merupakan proses bisnis pengelolaan informasi perpajakan
untuk tiap Wajib Pajak.
• TAM mencatat transaksi perpajakan yang terkait dengan pendapatan, kelebihan pembayaran pajak,
piutang pajak, potensi pendapatan, dan realisasi potensi pendapatan tiap Wajib Pajak (WP) yang
berasal dari dokumen sumber terkait yang diperoleh melalui pelaksanaan proses administrasi
perpajakan.
• Pencatatan transaksi perpajakan tersebut dilakukan berdasarkan standar akuntansi pemerintahan dan
standar akuntansi manajemen.
• Transaksi perpajakan tersebut beserta informasi perpajakan lainnya tersaji dalam suatu akun Wajib
Pajak (electronic Taxpayer Account/e-TPA) yang dapat diakses oleh Wajib Pajak/Kuasa Wajib Pajak
dengan menggunakan NPWP atau NIK yang telah dimiliki oleh Wajib Pajak.
• Sedangkan untuk sisi fiskus disajikan dalam Sistem Inti Administrasi Perpajakan (SIAP) modul TAM yang
terdiri dari Revenue Accounting System (RAS), Taxpayer Profile, dan Potential Revenue.
HIGH-LEVEL DESIGN TO BE TAXPAYER ACCOUNT MANAGEMENT
DATA SUMBER EKSTERNAL
TAXPAYER ACCOUNT MANAGEMENT PENGGUNA INTERNAL
(INTEROPERABILITAS)
Pengawasan Pemeriksaan
Potential Revenue
PENGGUNA EKSTERNAL
Penilaian Keberatan dan Banding • Inspektorat Jenderal
Monitoring Potensi Proses Bisnis, Jenis Pajak, dan Unit
Standar Akuntansi Vertikal • Sekretariat Jenderal
Non-Keberatan Penagihan Manajemen (Double
Entry) • Direktorat Jenderal
Monitoring Realisasi Penerimaan PPM & PKM
Pengelolaan SPT Ekstensifikasi Perbendaharaan
Account Receivable
2 3
Account Payable
Closing
DOKUMEN SUMBER Ya Process Ya
DARI PROSES BISNIS Posted? Matched?
RELEVAN Pemrosesan Jurnal
General Ledger
Otomatis Tidak Report
PENGGUNA
Tidak EKSTERNAL
Suspended Account
Dataset
c. Reporting RAS
• RAS menghasilkan laporan-laporan akuntansi terkait pendapatan, kelebihan pembayaran pajak, dan
piutang pajak yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk mendukung pengambilan keputusan.
• Laporan-laporan tersebut akan tersedia di sistem informasi DJP setiap saat dan sudah mencerminkan
data pada kondisi saat itu secara real-time.
• Hal ini dimungkinkan karena penjurnalan di RAS dilakukan secara otomatis dan seketika dalam sistem
pada saat dokumen sumber dihasilkan di sistem oleh proses bisnis terkait.
• Pengguna juga diberikan pilihan untuk memilih/filtering informasi-informasi mana saja yang ditampilkan
dalam laporan-laporan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
• Laporan-laporan tersebut juga dapat disusun secara akumulasi atau detil per level, mulai dari level
nasional, level kantor wilayah, level KPP, sampai level Wajib Pajak secara individual.
• Dapat juga disusun per jenis/kelompok akun seperti laporan penerimaan (termasuk estimasinya), laporan
piutang, dan sebagainya.
TAXPAYER PROFILE
Taxpayer Profile, atau profil wajib pajak merupakan serangkaian proses pengumpulan data dan/atau informasi
perpajakan yang terkait dengan hak dan kewajiban perpajakan bagi setiap Wajib Pajak yang berasal dari setiap
proses bisnis perpajakan yang relevan dimana penyajian data dan/atau informasi tersebut disajikan dalam satu
tampilan sistem dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang kondisi perpajakan
Wajib Pajak.
Ada beberapa subproses dalam Taxpayer Profile, yaitu Pengumpulan Data (Riwayat dan Kasus Wajib Pajak), dan
Akun Elektronik Wajib Pajak atau e-Taxpayer Account (e-TPA).
ALUR DATA/PENCATATAN TAXPAYER PROFILE
TAXPAYER PROFILE
DATA SUMBER 1
EKSTERNAL 2 e-TPA
(INTEROPERABILITAS) Financial Data
Saldo Awal Non-Financial Data
(Taxpayer Accounting Source Documents)
Taxpayer Profile sisi Fiskus
PENGGUNA
Yes INTERNAL
Posted?
PENGGUNA
EKSTERNAL
Suspended Account
Informasi tersebut ditampilkan secara ringkas dalam profil wajib pajak yang disajikan untuk sisi Wajib Pajak atau Kuasa Wajib
Pajak melalui Portal Wajib Pajak dan untuk sisi Petugas Pajak (Taxpayer 360 degrees view) di sistem informasi DJP. Informasi untuk
ditampilkan di sisi Petugas Pajak lebih detil dibandingkan untuk wajib pajak karena terdapat informasi sensitif yang cukup
diketahui oleh Petugas Pajak saja. Taxpayer 360 degrees view memuat gambaran umum profil Wajib Pajak dan ringkasan informasi
dari proses bisnis terkait. Jika Petugas Pajak memerlukan detil informasi lebih lanjut dapat mengakses modul proses bisnis terkait.
TAXPAYER PROFILE FRAMEWORK 12
PENGGUNA CTAS
NPWP
Tindak lanjut oleh proses bisnis
terkait
NPWP
Taxpayer Ledger, disajikan dalam profil Wajib Pajak yang dapat dilihat oleh Petugas Pajak dan Wajib
Pajak/Kuasa Wajib Pajak.. Dalam Taxpayer Ledger akan ditampilkan rincian transaksi antara lain nilai
kurang bayar/lebih bayar SPT, nilai ketetapan pajak (SKP, STP, produk upaya hukum), nilai
pengembalian kelebihan pembayaran pajak, serta seluruh pembayaran pajak yang telah dilakukan
Wajib Pajak.
Transaksi yang dicatat dan disajikan dalam Taxpayer Ledger diproses menggunakan dasar kebijakan
akuntansi manajemen sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Wajib Pajak dapat
mengetahui kondisi terkini atas jumlah kewajiban/utang pajak dan hak kelebihan pembayaran pajak
secara transparan dan aktual.
POTENTIAL REVENUE
merupakan serangkaian kegiatan mencatat transaksi perpajakan dari dokumen sumber yang memiliki potensi
penerimaan pajak dan realisasinya yang dapat berasal dari beberapa proses bisnis yang relevan, seperti
pengelolaan SPT, pengawasan, pemeriksaan, dan sebagainya.
Pencatatan tersebut ditampilkan dalam laporan monitoring potensi penerimaan yang dapat dilihat sesuai dengan
jenis kantor, jenis pajak dan proses bisnisnya. Potential Revenue juga mencatat dan menyajikan laporan target
penerimaan dan estimasi penerimaan di tingkat Nasional, tingkat Kantor Wilayah, maupun tingkat KPP.
Ada dua subproses besar dalam proses ini, yaitu Setup and Configuration (Pengaturan dan Konfigurasi) dan
Monitoring.
ALUR DATA/PENCATATAN POTENTIAL REVENUE
2 2
Dashboard
DOKUMEN SUMBER Ya
DARI PROSES BISNIS Posted?
RELEVAN Journal Processing PENGGUNA
General Ledger
INTERNAL
Tidak
Report
Suspended Account
1. Chart Of Accounts
Pembukuan akuntansi Potensi Penerimaan menggunakan Bagan Akun (CoA) yang disusun dan ditetapkan oleh DJP
sendiri, berbeda dengan Bagan Akun yang digunakan untuk RAS yang ditetapkan oleh DJPb. Hal ini dikarenakan
akuntansi Potensi Penerimaan didasarkan atas standar akuntansi manajemen yang ditentukan oleh DJP, sedangkan RAS
menggunakan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).
Setiap akun tersebut setidaknya harus memuat informasi mengenai:
• Kode Akun – terdiri dari 6 digit kode untuk masing-masing akun
• Nama Akun – nama akun dalam bentuk teks
• Tipe Akun – Debet atau Kredit
• Periode – tanggal awal dan akhir dari periode yang digunakan akun tersebut
CoA tersebut dikelola oleh admin sistem di Kantor Pusat DJP dengan pengaturan akses tertentu sehingga dimungkinkan
untuk melakukan pemutakhiran akun dan ketentuan penjurnalannya dalam hal terdapat perubahan proses bisnis dan
kebijakan di DJP diantaranya yaitu:
• penambahan akun baru di CoA,
• memperbarui detil akun yang sudah ada, atau
• menonaktifkan akun yang sudah ada.
POTENTIAL REVENUE
a. Pengaturan dan Konfigurasi
2. Kebijakan Akuntansi
• Untuk Potensi Penerimaan, kebijakan akuntansinya disusun berdasarkan standar akuntansi
manajemen serta mempertimbangkan regulasi yang mengatur proses bisnis terkait.
• Seperti halnya RAS, kebijakan akuntansi akan ditetapkan dalam suatu aturan atau keputusan Direktur
Jenderal Pajak dan dikonfigurasi dalam sistem informasi DJP.
• Apabila terdapat perubahan regulasi di proses bisnis terkait yang berdampak pada perubahan
dokumen atau alur proses bisnis, maka kebijakan akuntansi juga akan mengalami perubahan sehingga
diperlukan pemutakhiran aturan akuntansi dalam sistem informasi DJP.
• Kebijakan akuntansi mengatur bagaimana proses penjurnalan dan pembukuan dilakukan atas setiap
elemen data di dokumen sumber yang dihasilkan oleh proses bisnis terkait.
• Dokumen sumber yang diperlukan yaitu dokumen yang memiliki nilai potensi pajak dan tindak lanjut
atau realisasinya.
POTENTIAL REVENUE
a. Pengaturan dan Konfigurasi
Prognosa yang harus dibuat oleh KPP setiap bulannya adalah sebagai berikut:
i. Prognosa Pengawasan Pembayaran Masa (PPM)
ii. Prognosa Pengawasan Kepatuhan Material (PKM)
iii. Prognosa pendapatan kas kotor
iv. Prognosa pendapatan kas bersih
v. Prognosa pengembalian kelebihan pembayaran (restitusi termasuk didalamnya imbalan bunga apabila
ada)
POTENTIAL REVENUE
b. Monitoring Potensi Penerimaan
Subproses Monitoring Potensi Penerimaan ini bertujuan menyediakan laporan target, prognosa, dan potensi
penerimaan serta realisasinya yang dihasilkan dari proses penjurnalan akuntansi potensi penerimaan.
• Proses penjurnalan akuntansi potensi penerimaan pajak dilakukan secara otomatis dan seketika dalam sistem
saat dokumen sumber dihasilkan, sehingga atas tiap transaksi yang teridentifikasi dalam akun Potential
Revenue akan langsung tersaji real-time dalam laporan dan dashboard potensi penerimaan.
• Pengguna dapat memperoleh laporan terkini terkait potensi penerimaan melalui sistem informasi DJP secara
mudah melalui berbagai menu pelaporan dan dashboard.
• Monitoring potensi penerimaan disajikan dalam laporan dan dashboard di berbagai tingkatan yaitu Kanwil DJP,
KPP, sampai dengan per Wajib Pajak serta dapat dikelompokkan per proses bisnis dan per jenis pajak.
• Monitoring Potensi Penerimaan akan membantu manajemen dalam melakukan pemantauan kinerja dan
pengambilan kebijakan strategis dalam pencapaian target penerimaan pajak.