Anda di halaman 1dari 26

RISNGKASAN MATERI PELATIHAN PROSES BISNIS

TAXPAYER ACCOUNT
MANAGEMENT
GAMBARAN UMUM PROSES BISNIS
• Taxpayer Account Management (TAM) merupakan proses bisnis pengelolaan informasi perpajakan
untuk tiap Wajib Pajak.
• TAM mencatat transaksi perpajakan yang terkait dengan pendapatan, kelebihan pembayaran pajak,
piutang pajak, potensi pendapatan, dan realisasi potensi pendapatan tiap Wajib Pajak (WP) yang
berasal dari dokumen sumber terkait yang diperoleh melalui pelaksanaan proses administrasi
perpajakan.
• Pencatatan transaksi perpajakan tersebut dilakukan berdasarkan standar akuntansi pemerintahan dan
standar akuntansi manajemen.
• Transaksi perpajakan tersebut beserta informasi perpajakan lainnya tersaji dalam suatu akun Wajib
Pajak (electronic Taxpayer Account/e-TPA) yang dapat diakses oleh Wajib Pajak/Kuasa Wajib Pajak
dengan menggunakan NPWP atau NIK yang telah dimiliki oleh Wajib Pajak.
• Sedangkan untuk sisi fiskus disajikan dalam Sistem Inti Administrasi Perpajakan (SIAP) modul TAM yang
terdiri dari Revenue Accounting System (RAS), Taxpayer Profile, dan Potential Revenue.
HIGH-LEVEL DESIGN TO BE TAXPAYER ACCOUNT MANAGEMENT
DATA SUMBER EKSTERNAL
TAXPAYER ACCOUNT MANAGEMENT PENGGUNA INTERNAL
(INTEROPERABILITAS)

DATA SUMBER INTERNAL Revenue Accounting System


(PROSES BISNIS RELEVAN) Seluruh Pegawai DJP
Pendapatan Pendapatan Piutang Pajak UKPP
Standar Akuntansi
Registrasi Pembayaran (Basis Kas) (Basis Akrual)
Pemerintahan (Double Entry)

Pengawasan Pemeriksaan
Potential Revenue
PENGGUNA EKSTERNAL
Penilaian Keberatan dan Banding • Inspektorat Jenderal
Monitoring Potensi Proses Bisnis, Jenis Pajak, dan Unit
Standar Akuntansi Vertikal • Sekretariat Jenderal
Non-Keberatan Penagihan Manajemen (Double
Entry) • Direktorat Jenderal
Monitoring Realisasi Penerimaan PPM & PKM
Pengelolaan SPT Ekstensifikasi Perbendaharaan

Monitoring Target & Prognosa Penerimaan Badan Pemeriksa


Criminal Investigation Layanan Perpajakan
Keuangan
Operational Intelligence Business Intelligence
Taxpayer Profile
Exchange of Standar Akuntansi
Data Pihak Ketiga Manajemen (Single
Information Entry) Wajib Pajak
Data Management Data Quality
System Management

Identifikasi Pencatatan Posting Laporan


LATAR BELAKANG PEMBARUAN PROSES BISNIS
• Belum terintegrasinya aplikasi akuntansi dengan sistem DJP saat ini (SIDJP. Input dan update data
masih dilakukan secara manual dan dapat diubah melalui menu konversi, data yang terbentuk dalam
sistem saat ini masih belum dapat menghasilkan pencatatan yang andal sepenuhnya, serta
pencatatan tidak dilakukan secara simultan (real-time) tetapi setelah ditariknya data dari SIDJP;
• Data profil Wajib Pajak masih tersebar dan belum terintegrasi dalam satu aplikasi (belum terdapat
single source of truth);
• Sudah terdapat suatu sistem untuk menyajikan profil Wajib Pajak, namun hanya terbatas pada
mengakses informasi riwayat SPT dan profil singkatnya, sedangkan untuk penyajian informasi untuk
sisi fiskus masih dalam berbagai aplikasi terpisah sehingga menghambat petugas untuk memperoleh
informasi yang diinginkan dan diperlukan waktu dan sumber daya yang besar;
• Belum terdapat standardisasi untuk pencatatan potensi pendapatan pajak dan pemantauannya,
selama ini masih tersaji dalam beberapa aplikasi terpisah diantaranya aplikasi Renpen, Mandor dan
Approweb yang menyebabkan output aplikasi menjadi belum terintegrasi dan terkait antara satu
dengan sistem lainnya.
REVENUE ACCOUNTING SYSTEM (RAS)
Merupakan serangkaian proses pencatatan dan pelaporan transaksi perpajakan terkait pendapatan,
kelebihan pembayaran pajak, dan piutang pajak untuk tiap Wajib Pajak berdasarkan standar akuntansi
pemerintahan.

Ruang Lingkup RAS:


1. Pemeliharaan Bagan Akun Standar (Chart of Account) untuk Revenue Accounting
2. Pemeliharaan Referensi Nilai Tukar dan Suku Bunga
3. Pemeliharaan Kebijakan Akuntansi
4. Pembukuan atas transaksi perpajakan berupa pendapatan, kelebihan pembayaran pajak,
dan piutang pajak berdasarkan standar akuntansi pemerintahan
5. Proses Tutup Buku Sementara
6. Proses Tutup Buku Permanen
7. Pemutakhiran atas Suspended Transaction
8. Pembuatan Laporan Internal/Eksternal
9. Tindak lanjut rekomendasi pemeriksaan laporan keuangan (financial audit)
10.Tindak lanjut rekomendasi pemeriksaan kinerja/performa (performance audit)
ALUR DATA/PENCATATAN REVENUE ACCOUNTING SYSTEM
REVENUE ACCOUNTING SYSTEM 3 REPORTING RAS

1 Saldo Awal Maintenance


Tax Revenue – Cash Basis
DATA SUMBER
EKSTERNAL
(INTEROPERABILITAS) Tax Revenue – Accrual Basis

Account Receivable
2 3
Account Payable

Manual Journal PENGGUNA


Dashboard INTERNAL

Closing
DOKUMEN SUMBER Ya Process Ya
DARI PROSES BISNIS Posted? Matched?
RELEVAN Pemrosesan Jurnal
General Ledger
Otomatis Tidak Report

PENGGUNA
Tidak EKSTERNAL

Suspended Account
Dataset

1 Master Data & COA Maintenance 2 Closing Process 3 Reporting


REVENUE ACCOUNTING SYSTEM (RAS)
a. Master Data Maintenance
Subproses ini bertujuan mengelola data-data referensi yang digunakan oleh proses bisnis TAM maupun proses bisnis
terkait. Data referensi tersebut diterima oleh DJP secara otomatis melalui mekanisme interopabilitas sistem dengan pihak
penyedia data.
Data-data referensi yang dikelola antara lain:
1) Chart of Accounts (CoA)
CoA dikirimkan secara otomatis dari DJPb ke DJP melalui interoperabilitas sistem sesuai protokol komunikasi data yang disepakati, sehingga
apabila terdapat akun yang baru/diubah/dihapus, pemutakhiran di sistem DJP dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
2) Referensi Nilai Tukar/Kurs
Kurs/nilai tukar tersebut akan diterima oleh DJP dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF) dan Bank Indonesia (BI) secara otomatis melalui
interoperabilitas sistem sesuai protokol komunikasi data yang disepakati, sehingga pemanfaatan kurs/nilai tukar tersebut di sistem informasi
DJP dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
3) Referensi Suku Bunga
Suku bunga digunakan oleh proses bisnis terkait sebagai referensi untuk menghitung sanksi administrasi dan pemberian imbalan bunga
acuan, ditetapkan oleh BKF secara periodik dan dituangkan dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK), dan secara otomatis ter-update di
sistem informasi DJP dengan protocol introperabilitas yang disepakati.
4) Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi RAS disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintahan dan mempertimbangkan regulasi yang mengatur proses
bisnis terkait. Kebijakan akuntansi ini ditetapkan dalam suatu aturan atau keputusan Direktur Jenderal Pajak dan dikonfigurasi dalam sistem
yang digunakan DJP.
REVENUE ACCOUNTING SYSTEM (RAS)
b. Proses Tutup Buku (Closing Proses)
bertujuan untuk menutup semua transaksi pendapatan, kelebihan pembayaran pajak, dan piutang pajak dalam suatu
periode tertentu. Proses ini didahului dengan melakukan reviu dimana pengguna akan menganalisis data akuntansi
menggunakan beberapa laporan yang disediakan oleh sistem, yang bertujuan menemukan transaksi yang belum
terekam atau selisih pencatatan transaksi.
Ada dua jenisyaitu Tutup Buku Sementara (Temporary Closing) dan Tutup Buku Permanen (Permanent Closing)
No Perbedaan Tutup Buku Sementara Tutup Buku Permanen
1. Periode dilakukan secara periodik, dibedakan menjadi harian, dilakukan sesuai permintaan business
bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan owner, sesudah cut-off data pemeriksaan
BPK
2. Sifat masih dimungkinkan untuk dibatalkan dan diulang prosesnya bersifat final dan tidak dapat diubah serta
dibatalkan
3. Validasi dilakukan secara otomatis melalui sistem dilakukan secara otomatis melalui sistem
4. Persetujuan/ • Terdapat approval untuk closing triwulanan, semesteran, • Terdapat approval untuk tutup buku
Approval dan tahunan permanen
• Untuk harian dan bulanan secara otomatis • Arsip Data Komputer (ADK) terbentuk
• Arsip Data Komputer (ADK) terbentuk secara otomatis secara otomatis
REVENUE ACCOUNTING SYSTEM (RAS)

Pemutakhiran Suspended Transactions


merupakan kegiatan pemutakhiran elemen data transaksi perpajakan yang dilakukan apabila terdapat
transaksi yang tidak dapat dilakukan penjurnalan berdasarkan validasi yang ditetapkan dalam kebijakan
akuntansi yang ada. Data-data akuntansi yang kurang akurat akan diselesaikan di sumber masalahnya oleh
masing-masing proses bisnis terkait, namun jika masih ditemukan juga ketidakakuratan data akan
ditindaklanjuti dengan pemutakhiran Suspended Transaction.
REVENUE ACCOUNTING SYSTEM (RAS)

c. Reporting RAS
• RAS menghasilkan laporan-laporan akuntansi terkait pendapatan, kelebihan pembayaran pajak, dan
piutang pajak yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk mendukung pengambilan keputusan.
• Laporan-laporan tersebut akan tersedia di sistem informasi DJP setiap saat dan sudah mencerminkan
data pada kondisi saat itu secara real-time.
• Hal ini dimungkinkan karena penjurnalan di RAS dilakukan secara otomatis dan seketika dalam sistem
pada saat dokumen sumber dihasilkan di sistem oleh proses bisnis terkait.
• Pengguna juga diberikan pilihan untuk memilih/filtering informasi-informasi mana saja yang ditampilkan
dalam laporan-laporan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
• Laporan-laporan tersebut juga dapat disusun secara akumulasi atau detil per level, mulai dari level
nasional, level kantor wilayah, level KPP, sampai level Wajib Pajak secara individual.
• Dapat juga disusun per jenis/kelompok akun seperti laporan penerimaan (termasuk estimasinya), laporan
piutang, dan sebagainya.
TAXPAYER PROFILE
Taxpayer Profile, atau profil wajib pajak merupakan serangkaian proses pengumpulan data dan/atau informasi
perpajakan yang terkait dengan hak dan kewajiban perpajakan bagi setiap Wajib Pajak yang berasal dari setiap
proses bisnis perpajakan yang relevan dimana penyajian data dan/atau informasi tersebut disajikan dalam satu
tampilan sistem dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang kondisi perpajakan
Wajib Pajak.

Ada beberapa subproses dalam Taxpayer Profile, yaitu Pengumpulan Data (Riwayat dan Kasus Wajib Pajak), dan
Akun Elektronik Wajib Pajak atau e-Taxpayer Account (e-TPA).
ALUR DATA/PENCATATAN TAXPAYER PROFILE

TAXPAYER PROFILE
DATA SUMBER 1
EKSTERNAL 2 e-TPA
(INTEROPERABILITAS) Financial Data
Saldo Awal Non-Financial Data
(Taxpayer Accounting Source Documents)
Taxpayer Profile sisi Fiskus

DOKUMEN SUMBER Taxpayer Profile sisi Wajib


DARI PROSES BISNIS 2 2 Pajak
RELEVAN

Journal Taxpayer Ledger


Processing

PENGGUNA
Yes INTERNAL
Posted?

No Taxpayer 3600 Taxpayer Profile


Ledger

PENGGUNA
EKSTERNAL

Suspended Account

1 Pengumpulan Data 2 Electronic Taxpayer Account (e-TPA)


TAXPAYER PROFILE
a. Pengumpulan Data (Data Collection)
Subproses ini menghimpun informasi yang paling relevan atas masing-masing wajib pajak dan menampilkan kondisi perpajakan
wajib pajak secara menyeluruh.

Informasi yang dihimpun antara lain terkait:


1) data registrasi
2) dokumen sumber dasar pencatatan buku besar WP
3) riwayat pelaporan SPT
4) riwayat pembayaran dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
5) kasus yang masih aktif terkait layanan perpajakan
6) sertifikat perpajakan yang masih aktif
7) data ICALE (Income Cost Asset Liability Equity)
8) data pertukaran informasi/Exchange of Information (EoI)
9) profil risiko.

Informasi tersebut ditampilkan secara ringkas dalam profil wajib pajak yang disajikan untuk sisi Wajib Pajak atau Kuasa Wajib
Pajak melalui Portal Wajib Pajak dan untuk sisi Petugas Pajak (Taxpayer 360 degrees view) di sistem informasi DJP. Informasi untuk
ditampilkan di sisi Petugas Pajak lebih detil dibandingkan untuk wajib pajak karena terdapat informasi sensitif yang cukup
diketahui oleh Petugas Pajak saja. Taxpayer 360 degrees view memuat gambaran umum profil Wajib Pajak dan ringkasan informasi
dari proses bisnis terkait. Jika Petugas Pajak memerlukan detil informasi lebih lanjut dapat mengakses modul proses bisnis terkait.
TAXPAYER PROFILE FRAMEWORK 12

DATA SOURCES DATA COLLECTION E-TAXPAYER ACCOUNT

Financial Data (Taxpayer Ledger)


Registrasi Pembayaran

Pengawasan Pemeriksaan Tax Obligations TAXPAYER


Keberatan dan Tax Entitlements PORTAL
Penilaian Rp Rp (also serves as
Banding
Tax Payment gateway to DGT e-
Non-Keberatan Penagihan filing, e-billing, and
Cash Disbursement other e-services)
Pengelolaan SPT Ekstensifikasi

Criminal Investigation Layanan Perpajakan


Non Financial Data
Operational
Intelligence Business Intelligence
Profile Data
Data Pihak Ketiga
Exchange of
Information
3600
Case History & Tracking
Data Management Data Quality Taxpayer 3600
Taxpayer
System Management
Outbound & Inbound Overview Overview

Documents, Notifications in CTAS


Other Non-Financial
Data
TAXPAYER PROFILE
b. Akun Elektronik Wajib Pajak (e-Taxpayer Account)
Wajib Pajak/Kuasa Wajib Pajak dapat mengakses Akun Elektronik Wajib Pajak (e-TPA) dalam Portal Wajib Pajak melalui jaringan
internet dari berbagai macam browser.
1) Akses Portal Wajib Pajak
Wajib pajak dapat memilih dua cara untuk mendapatkan akses ke Portal Wajib Pajak yaitu:
a) melalui proses registrasi normal, dimana wajib pajak akan mendapatkan NPWP serta diminta untuk melakukan verifikasi
dan membuat password untuk login ke Portal Wajib Pajak; atau =
b) melalui permintaan akses digital bagi Wajib Pajak yang belum terdaftar, namun hanya ingin merespons atas salah satu
proses bisnis tertentu misalnya imbauan ekstensifikasi perpajakan. Akses ini hanya menampilkan menu terbatas bagi Wajib
Pajak sesuai kebutuhan proses bisnis dimaksud.
2) Login Portal Wajib Pajak
Untuk masuk ke Portal Wajib Pajak, pengguna harus memasukkan:
a) username, yaitu:
- wajib pajak orang pribadi menggunakan NIK
- wajib pajak badan/bendaharawan/PMSE menggunakan NPWP
- bagi wajib pajak yang belum terdaftar menggunakan nomor identitas lainnya
b) password, diperoleh melalui alamat surat elektronik atau nomor telepon yang didaftarkan
c) CAPTCHA
MANAJEMEN PENGGUNA PORTAL WP

PENGGUNA CTAS

Data Collection Proses Bisnis


(Pengumpulan Data) Terkait/Case
Management

WNA & Non Subjek Pajak Aplikasi Khusus


yang Disediakan
DJP

PORTAL WAJIB PAJAK

NPWP
Tindak lanjut oleh proses bisnis
terkait

NPWP/NIK Tidak Aktif


Login Akses Layanan Perpajakan

NPWP

Pilih Role Akses

*Termasuk NPWP/NIK Akses Informasi Kewajiban &


yang sebelumnya Hak Perpajakan
NPWP/NIK Aktif* pernah aktif (status saat
ini NE)
Portal Wajib Pajak, sarana bagi Wajib Pajak/Kuasa Wajib Pajak untuk:
a) mengakses profil Wajib Pajak, memuat ringkasan informasi terkini dan menyeluruh mengenai hak
dan kewajiban perpajakan;
b) mengajukan layanan perpajakan antara lain e-registration, pelaporan SPT, pembuatan kode billing,
dan layanan perpajakan lainnya;
c) mendapatkan dokumen resmi perpajakan (sertifikat perpajakan, imbauan perpajakan, dan produk
hukum);
d) menerima notifikasi terkait hak dan kewajiban perpajakannya; dan
e) mengakses materi edukasi perpajakan.

Taxpayer Ledger, disajikan dalam profil Wajib Pajak yang dapat dilihat oleh Petugas Pajak dan Wajib
Pajak/Kuasa Wajib Pajak.. Dalam Taxpayer Ledger akan ditampilkan rincian transaksi antara lain nilai
kurang bayar/lebih bayar SPT, nilai ketetapan pajak (SKP, STP, produk upaya hukum), nilai
pengembalian kelebihan pembayaran pajak, serta seluruh pembayaran pajak yang telah dilakukan
Wajib Pajak.
Transaksi yang dicatat dan disajikan dalam Taxpayer Ledger diproses menggunakan dasar kebijakan
akuntansi manajemen sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Wajib Pajak dapat
mengetahui kondisi terkini atas jumlah kewajiban/utang pajak dan hak kelebihan pembayaran pajak
secara transparan dan aktual.
POTENTIAL REVENUE
merupakan serangkaian kegiatan mencatat transaksi perpajakan dari dokumen sumber yang memiliki potensi
penerimaan pajak dan realisasinya yang dapat berasal dari beberapa proses bisnis yang relevan, seperti
pengelolaan SPT, pengawasan, pemeriksaan, dan sebagainya.

Pencatatan tersebut ditampilkan dalam laporan monitoring potensi penerimaan yang dapat dilihat sesuai dengan
jenis kantor, jenis pajak dan proses bisnisnya. Potential Revenue juga mencatat dan menyajikan laporan target
penerimaan dan estimasi penerimaan di tingkat Nasional, tingkat Kantor Wilayah, maupun tingkat KPP.

Ada dua subproses besar dalam proses ini, yaitu Setup and Configuration (Pengaturan dan Konfigurasi) dan
Monitoring.
ALUR DATA/PENCATATAN POTENTIAL REVENUE

POTENTIAL REVENUE 2 MONITORING PR

1 Saldo Awal Monitoring Potensi Probis,


Jenis Pajak, dan Unit Vertikal
DATA SUMBER Set up and Configuration Monitoring Penerimaan PPM
EKSTERNAL
& PKM
(INTEROPABILITAS)
Input Target & Prognosa Penerimaan
Monitoring Target &
Prognosa Penerimaan

2 2

Dashboard
DOKUMEN SUMBER Ya
DARI PROSES BISNIS Posted?
RELEVAN Journal Processing PENGGUNA
General Ledger
INTERNAL
Tidak

Report

Suspended Account

1 Setup and Configuration 2 Monitoring


POTENTIAL REVENUE
a. Pengaturan dan Konfigurasi

Input Data Review Persetujuan


Subproses pengaturan dan
konfigurasi disini dilakukan
• Target Nasional untuk akun yang terkait
• Target Kanwil dengan Potensi Penerimaan
• Target KPP Oleh Pejabat melalui Oleh Pejabat melalui antara lain:
• Prognosa Case Management Case Management
CTAS CTAS 1. Chart Of Accounts
2. Kebijakan Akuntansi
Pengaturan Akun Konfigurasi Rule Penerapan Rule 3. Penginputan/Pemutakhir
an Target Penerimaan
Input dan update Rule akuntansi
akun dalam tabel Oleh pengelola sistem diterapkan dalam 4. Penginputan/
referensi CTAS transaksi Pemutakhiran Prognosa
Penerimaan
POTENTIAL REVENUE
a. Pengaturan dan Konfigurasi

1. Chart Of Accounts
Pembukuan akuntansi Potensi Penerimaan menggunakan Bagan Akun (CoA) yang disusun dan ditetapkan oleh DJP
sendiri, berbeda dengan Bagan Akun yang digunakan untuk RAS yang ditetapkan oleh DJPb. Hal ini dikarenakan
akuntansi Potensi Penerimaan didasarkan atas standar akuntansi manajemen yang ditentukan oleh DJP, sedangkan RAS
menggunakan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).
Setiap akun tersebut setidaknya harus memuat informasi mengenai:
• Kode Akun – terdiri dari 6 digit kode untuk masing-masing akun
• Nama Akun – nama akun dalam bentuk teks
• Tipe Akun – Debet atau Kredit
• Periode – tanggal awal dan akhir dari periode yang digunakan akun tersebut

CoA tersebut dikelola oleh admin sistem di Kantor Pusat DJP dengan pengaturan akses tertentu sehingga dimungkinkan
untuk melakukan pemutakhiran akun dan ketentuan penjurnalannya dalam hal terdapat perubahan proses bisnis dan
kebijakan di DJP diantaranya yaitu:
• penambahan akun baru di CoA,
• memperbarui detil akun yang sudah ada, atau
• menonaktifkan akun yang sudah ada.
POTENTIAL REVENUE
a. Pengaturan dan Konfigurasi

2. Kebijakan Akuntansi
• Untuk Potensi Penerimaan, kebijakan akuntansinya disusun berdasarkan standar akuntansi
manajemen serta mempertimbangkan regulasi yang mengatur proses bisnis terkait.
• Seperti halnya RAS, kebijakan akuntansi akan ditetapkan dalam suatu aturan atau keputusan Direktur
Jenderal Pajak dan dikonfigurasi dalam sistem informasi DJP.
• Apabila terdapat perubahan regulasi di proses bisnis terkait yang berdampak pada perubahan
dokumen atau alur proses bisnis, maka kebijakan akuntansi juga akan mengalami perubahan sehingga
diperlukan pemutakhiran aturan akuntansi dalam sistem informasi DJP.
• Kebijakan akuntansi mengatur bagaimana proses penjurnalan dan pembukuan dilakukan atas setiap
elemen data di dokumen sumber yang dihasilkan oleh proses bisnis terkait.
• Dokumen sumber yang diperlukan yaitu dokumen yang memiliki nilai potensi pajak dan tindak lanjut
atau realisasinya.
POTENTIAL REVENUE
a. Pengaturan dan Konfigurasi

3. Penginputan/Pemutakhiran Target Penerimaan


• Aktivitas ini merupakan proses penginputan dan/atau pemutakhiran target penerimaan tahunan.
• Pertama, setelah ditetapkan target nasional, maka Kantor Pusat DJP akan mendistribusikan target untuk
tiap Kantor Wilayah (Kanwil) DJP.
• Kanwil DJP kemudian membagi target tersebut kepada masing-masing Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di
wilayahnya. Pembagian target Kanwil DJP dan KPP tersebut terintegrasi melalui case management
dalam sistem informasi DJP.
• Distribusi target penerimaan pertama kali dilakukan di akhir tahun sebelumnya dan/atau awal tahun
berjalan, selanjutnya apabila terdapat penyesuaian target penerimaan dapat dilakukan pemutakhiran
dalam tahun berjalan.
POTENTIAL REVENUE
a. Pengaturan dan Konfigurasi

4. Penginputan/Pemutakhiran Prognosa Penerimaan


Aktivitas ini bertujuan agar para pemangku kepentingan dapat memantau prakiraan penerimaan pajak dalam
tahun berjalan atau tahun yang akan datang sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan strategis
dalam mencapai target penerimaan.
Proses ini dilakukan di tingkat:
a.KPP untuk prognosa jangka pendek. KPP melakukan input pada akhir tahun sebelumnya dan/atau awal
tahun berjalan untuk periode satu tahun dan dapat dimutakhirkan tiap bulan sesuai kondisi terkini.
b.Kantor Pusat DJP untuk prognosa jangka menengah dan jangka panjang untuk setiap jenis pajak.

Prognosa yang harus dibuat oleh KPP setiap bulannya adalah sebagai berikut:
i. Prognosa Pengawasan Pembayaran Masa (PPM)
ii. Prognosa Pengawasan Kepatuhan Material (PKM)
iii. Prognosa pendapatan kas kotor
iv. Prognosa pendapatan kas bersih
v. Prognosa pengembalian kelebihan pembayaran (restitusi termasuk didalamnya imbalan bunga apabila
ada)
POTENTIAL REVENUE
b. Monitoring Potensi Penerimaan

Subproses Monitoring Potensi Penerimaan ini bertujuan menyediakan laporan target, prognosa, dan potensi
penerimaan serta realisasinya yang dihasilkan dari proses penjurnalan akuntansi potensi penerimaan.
• Proses penjurnalan akuntansi potensi penerimaan pajak dilakukan secara otomatis dan seketika dalam sistem
saat dokumen sumber dihasilkan, sehingga atas tiap transaksi yang teridentifikasi dalam akun Potential
Revenue akan langsung tersaji real-time dalam laporan dan dashboard potensi penerimaan.
• Pengguna dapat memperoleh laporan terkini terkait potensi penerimaan melalui sistem informasi DJP secara
mudah melalui berbagai menu pelaporan dan dashboard.
• Monitoring potensi penerimaan disajikan dalam laporan dan dashboard di berbagai tingkatan yaitu Kanwil DJP,
KPP, sampai dengan per Wajib Pajak serta dapat dikelompokkan per proses bisnis dan per jenis pajak.
• Monitoring Potensi Penerimaan akan membantu manajemen dalam melakukan pemantauan kinerja dan
pengambilan kebijakan strategis dalam pencapaian target penerimaan pajak.

Anda mungkin juga menyukai