Anda di halaman 1dari 19

Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

CONTOH SOAL USKP A

MATA UJIAN AKUNTANSI PERPAJAKAN

SOAL I BENAR ATAU SALAH

1. B S Berdasarkan peraturan perundang-undangan, Wajib Pajak yang


mempunyai peredaran usaha kurang dari Rp 600.000.000,- (enam
ratus juta rupiah) dalam satu tahun pajak boleh tidak melakukan
pembukuan. (Soal USKP Akt Pajak A Nop 06)

Jawaban B
Peredaran usaha kurang dari Rp 600 juta boleh tidak menggunakan pembukuan
Dasar Hukum

Pasal 14 ayat (2) UU KUP berbunyi Wajib Pajak orang pribadi yang peredaran
brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp 600.000.000,00 boleh menghitung
penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
dengan syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.

Catatan : Peraturan terbaru tentang batasan peredaran bruto bagi WP Orang


Pribadi yang boleh menghitung penghasilan Netto dengan Norma Penghirungan
Penghasilan Netto diatur dalam PMK 01/PMK.03/2007, yang menyatakan
(1) Besarnya peredaran bruto dalam 1 (satu) tahun bagi Wajib Pajak orang
pribadi yang boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2000, diubah menjadi kurang dari Rp. 1.800.000.000,00
(satu miliar delapan ratus juta rupiah).
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mulai berlaku sejak Tahun
Pajak 2007.

2. B S Sistem pencatatan persediaan dengan menggunakan sistem periodik


dapat dipergunakan dalam menghitung harga pokok penjualan baik
secara akuntansi komersial maupun akuntansi pajak. (Soal USKP
Akt Pajak A Nop 06)

Jawaban B
UU Perpajakan hanya mengatur metode penilaian persediaan, yaitu yang
diperbolehkan adalah FIFO atau Average, tetapi tidak mengatur system
pencatatan (periodic/perpetual).
Dasar Hukum
Pasal 10 ayat (6) UU PPh berbunyi Persediaan dan pemakaian persediaan untuk
penghitungan harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang dilakukan
secara rata-rata atau dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh

Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) 1


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

pertama.

3. B S Perbedaan perlakuan antara akuntansi komersial dan akuntansi


pajak dalam menghitung biaya Entertainment yang tidak dilampiri
daftar nominatif merupakan beda waktu. (Soal USKP Akt Pajak A
Nop 06)

Jawaban S
Beda Waktu (temporary different) adalah perbedaan yang mengakibatkan
timbulnya jumlah yang kena pajak (taxable) atau jumlah yang dapat
dikurangkan (deductible) di masa yang akan datang.

Contoh :
Pembentukan penyisihan piutang tak tertagih dibebankan sebagai biaya
untuk tujuan akuntansi, sedangkan untuk tujuan pajak baru diakui pada saat
piutang dihapuskan.
Pengakuan laba /rugi selisih kurs harus diakui pada tanggal neraca untuk
tujuan akuntansi, sedangkan untuk tujuan pajak diberikan pilihan
* diakui pada tanggal neraca (tidak ada perbedaan antara akuntansi &
pajak)., atau
* diakui pada saat realisasi sehingga ada beda waktu.
Penyusutan fiskal lebih besar dari penyusutan akuntansi atau sebaliknya.

Beda Tetap (permanent different) adalah perbedaan yang hanya


mempengaruhi perhitungan laba kena pajak pada tahun berjalan (no future tax
effect).

Contoh :
Biaya yang tidak boleh dikurangkan : Bantuan, Natura dll.
Penghasilan yang bukan obyek pajak.
Penghasilan yang dikenakan PPh final.

Berdasarkan SE 27/PJ.22/1986, biaya entertainment dapat dibiayakan dengan


syarat :
Berhubungan langsung dengan usaha.
Secara formal dapat dibuktikan.
Dibuat daftar nominatif.

Dengan demikian biaya entertainment yang tidak dilampiri daftar nominatif


merupakan beda tetap karena tidak ada pengaruh pada perhitungan pajak di
masa depan.

4. B S Penggantian imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan tidak


boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. Oleh karena itu, atas
biaya tersebut harus dilakukan koreksi fiskal negatif. (Soal USKP
Akt Pajak A Nop 06)

Jawaban S

2 Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia)


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

Merupakan koreksi fiscal positif karena tidak dapat digunakan sebagai


pengurang penghasilan bruto sehingga menambah penghasilan neto
Dasar Hukum

Pasal 9 ayat (1) huruf e berbunyi Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena
Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh
dikurangkan penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau
jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan.

5. B S Perhitungan penyusutan secara fiskal tidak menetapkan nilai residu


(nilai residu dianggap nihil). Hal ini sejalan dengan metode yang
dianut oleh akuntansi komersial, (Soal USKP Akt Pajak A Nop
06)

Jawaban S
Akuntansi bisa ada residu/tidak tergantung perkiraan nilai residu itu sendiri
pada saat aktiva tersebut sudah selesai masa manfaatnya. Hal ini tertuang
secara implicit dalam penjelasan Pasal 1 UU PPh.

Dasar Hukum
Penjelasan Pasal 11 UU PPh berbunyi Metode penyusutan yang dibolehkan
berdasarkan ketentuan ini adalah :
a. dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang
ditetapkan bagi harta tersebut (metode garis lurus atau straight-line
method); atau
b. dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif
penyusutan atas nilai sisa buku (metode saldo menurun atau declining
balance method).

6. B S Pada tanggal 1 April 2005, perusahaan memperpanjang Hak Guna


Usaha seluas 3.000 Ha dengan biaya sebesar Rp 6 milyar. Atas
pengeluaran tersebut, perusahaan dapat melakukan amortisasi
dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak. (Soal USKP Akt Pajak
A Nop 06)

Jawaban B
Pembebanan dilakukan dengan cara amortisasi.
Dasar Hukum
Penjelasan Pasal 11 UU PPh berbunyi ..............pengeluaran untuk memperoleh
tanah hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai yang pertama kali
adalah biaya perolehan tanah berstatus hak guna bangunan, hak guna usaha
atau hak pakai dari pihak ketiga dan pengurusan hak-hak tersebut dari instansi
yang berwenang untuk pertama kalinya. Sedangkan biaya perpanjangan hak
guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai diamortisasikan selama
jangka waktu hak-hak tersebut.

Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) 3


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

7. B S Metode penyusutan dengan menggunakan saldo menurun atas mesin


yang masuk dalam kelompok III menggunakan tarif sebesar 12,5 %
dari nilai perolehan. (Soal USKP Akt Pajak A Nop 06)

Jawaban S
Penyusutan dengan metode saldo menurun yang masuk kelompok III adalah
12,5% sesuai Pasal 11 UU PPh.
Dasar Hukum

Pasal 11 ayat (6) Untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif
penyusutan harta berwujud ditetapkan sebagai berikut : untuk Kelompok 3
dengan masa manfaat 16 tahun dengan metode dalam bagian-bagian yang
menurun selama masa manfaat diperoleh tariff sebesar 12,5% dari nilai buku.

8. B S Pada saat menghitung persediaan pada akhir tahun 2005, terdapat


persediaan yang rusak. Persediaan yang rusak tersebut mempunyai
nilai perolehan Rp200.000.000,- dan nilai pasar Rp50.000.000,-.
Kerugian yang diakui menurut fiskal adalah tidak ada. (Soal USKP
Akt Pajak A Nop 06)

Jawaban B
Secara fiskal kerugian baru diakui jika ada penghapusan persediaan namun jika
penurunan nilai tidak diakui sebagai kerugian
Dasar Hukum

Pasal 10 ayat 6 U PPh menyatakan Persediaan dan pemakaian persediaan untuk


penghitungan harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang
dilakukan secara rata-rata atau dengan cara mendahulukan persediaan yang
diperoleh pertama.

11. B-S Hasil akhir pencatatan yang dilakukan oleh SP adalah laporan
keuangan yang berupa lapran laba rugi & Neraca. (Soal USKP A
Akt Pajak Mei 07)
Jawaban : Salah
Laporan Rugi Laba adalah laporan yang terdiri dari penghasilan dan biaya
untuk satu periode tertentu yang dihasilkan dari proses pembukuan, sedangkan
pencatatan hanya membukukan penghasilan atau peradaran brutonya saja.
Dasar Hukum
Pasal 28 ayat 9 UU diatur bahwa pencatatan terdiri dari data yang dikumpulkan
secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan atau penghasilan
bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak terhutang, termasuk
penghasilan yang bukan obyek pajak dan atau yang dikenakan Pajak yang
bersifat final..

4 Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia)


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

12. B-S Prinsip konservatisme dalam menghitung PPh secara umum tidak
diperkenankan tetapi terdapat pengecualian , misalnya cadangan
piutang tidak tertagih untuk usaha perbankan yaitu sebesar 2,5%
dari saldo rata-rata piutang. (Soal USKP A Akt Pajak Mei 07)
Jawaban : Salah
Pajak tidak menganut prinsip konservatisme, sehingga pajak tidak mengakui
pembentukan dan pemupukan dana cadangan, kecuali untuk cadangan piutang
tak tertagih untuk usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, cadangan
untuk usaha asuransi dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha
pertambangan (pasal 9 ayat 1 huruf d UU PPh). Lebih lanjut diatur dalam KMK
204/KMK.04/2000 besarnya cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank
dan sewa guna usaha dengan hak opsi adalah sebagai berikut :
a. Usaha bank sesuai dengan pembukuan, ditentukan sbb :
5% dari kredit dengan perhatian khusus.
15% dari kredit kurang lancar.
50% dari kredit diragukan.
100% dari kredit macet.
b. Usaha sewa guna usaha dengan hak opsi sesuai dengan pembukuan,
maksimum 2,5% dari rata-rata saldo awal dan saldo akhir piutang.

13. B S Perusahaan menggunakan system periodic dalam menghitung harga


pokok perolehan. Pada tanggal 31 Des, terdapat pembelian barang
sebesar Rp.100 juta. Pembelian tersebut belum dijurnal dan belum
dimasukkan dalam persediaan. Apabila kesalahan tersebut
diperbaiki, maka penghasilan kena pajak akan tetap sama. (Soal
USKP A Akt Pajak Mei 07)
Jawaban : Benar
Formula perhitungan HPP = Persediaan awal + pembelian persediaan akhir.
Sehingga jika kesalahan tersebut diperbaiki akan berakibat menambah
pembelian dan menambah persediaan akhir yang akan saling meniadakan dan
tidak akan berpengaruh pada besarnya HPP.

14. B-S Dalam ketentuan perpajakan, diperbolehkan untuk mengakui biaya


berdasarkan stelsel kas, yaitu biaya diakui apabila terjadi
pengeluaran kas. (Soal USKP A Akt Pajak Mei 07)
Jawaban : Benar
Berdasarkan pasal 28 ayat 5 UU KUP, diatur bahwa pembukuan harus
diselenggarakan dengan taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas.
Berdasarkan stelsel kas penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan bila
benar-benar telah diterima tunai dalam suatu periode tertentu, serta biaya baru
dianggap sebagai biaya bila benar-benar telah dibayar untuk suatu periode
tertentu. Naum demikian untuk menhindari penggeseran penghasilan,
penggunaan stelsel kas harus memperhatikan hal-hal sbb :

Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) 5


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

a. Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu periode harus meliputi seluruh


penjualan, baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam menhitung harga pokok
penjualan harus diperhitungkan seluruh pembelian dan persediaan.
b. Dalam memperoleh harta hang dapat disusutkan dan hak-hak yang dapat
diamortisasi, biaya yang dikurangkan dari penghasilan hanya dapat dilakukan
melalui penyusutan dan amortisasi.
Dengan mengasumsikan bahwa biaya yang dimaksud dalam soal adalah biaya
selain penyusutan, maka jawaban adalah benar.

15. B S Keuntungan penjualan aktiva tetap dapat sama atau berbeda


jumlahnya antara akuntansi komersial dan akuntansi fiscal.
Perbedaan tersebut termasuk beda waktu. (Soal USKP A Akt Pajak
Mei 07)
Jawaban : Salah
Lihat penjelasan soal 3

SOAL II MULTIPLE CHOICE


Pilihlah salah satu pilihan jawaban yang paling benar dengan menuliskan pada lembar
jawaban.

1 Manakah dari item-item di bawah ini yang merupakan beda waktu antara
akuntansi komersial dan akuntansi pajak? (Soal USKP Akt Pajak A Nop 06)
A. Biaya Gaji dan Tunjangan
B. Laba Penjualan Aktiva
C. Penghasilan Bunga Deposito
D. Biaya sumbangan
E. Jawaban a, b, c dan d tidak ada yang benar

Jawaban E

2. Data persediaan akhir per 31 Desember 2005 menggunakan metode


AVERAGE (Rata-rata) (dalam ribuan rupiah):
Jenis Persediaan Jumlah Harga Perolehan Harga Pasar per
Persediaan Akhir per Unit Unit
A 400 10,25 9,50
B 120 22,50 24,10
C 600 8,00 7,75
D 280 14,00 14,75

Untuk kepentingan akuntansi, perusahaan menggunakan metode harga rendah


antara harga pasar dan harga perolehan (COMWIL). Berapakah nilai persediaan
akhir per 31 Desember 2005 berdasarkan ketentuan perpajakan? (Soal USKP
Akt Pajak A Nop 06)
A. Rp15.520.000,-

6 Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia)


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

B. Rp15.070.000,-
C. Rp15.922.000,-
D. Rp15.496.000,-
E. Tidak ada jawaban yang benar

Jawaban A nilai persediaan Rp 15.520.000,00


Ketentuan perpajakan menggunakan metode FIFO atau Avager( rata-rata).
Berdasarkan data yang ada

Persedi
aan Cost Per Unit Total

A 400 10,25 4.100,00

B 120 22,50 2.700,00

C 600 8,00 4.800,00

D 280 14,00 3.920,00

15.520,0
0
Dasar Hukum

Pasal 10 ayat (6) UU PPh berbunyi Persediaan dan pemakaian persediaan untuk
penghitungan harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang dilakukan
secara rata-rata atau dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh
pertama.

3. Perusahaan membeli aktiva pada tanggal 28 Agustus 2005 sebesar


Rp120.000.000,- Untuk keperluan akuntansi komersial, aktiva disusutkan
keseluruhan dengan metode saldo menurun dan diestimasikan bahwa aktiva
berumur 5 tahun. Untuk keperluan perpajakan, aktiva tersebut masuk
kelompok I dengan metode garis lurus. Berapakah penyusutan tahun 2005
menurut akuntansi komersial dan fiskal? (Soal USKP Akt Pajak A Nop
06)
A. Rp20.000.000,- dan Rp12.500.000,-
B. Rp16.000.000,- dan Rp12.500.000,-
C. Rp20.000.000,- dan Rp10.000.000,-
D. Rp16.000.000,- dan Rp10.000.000,-
E. Jawaban a, b, c dan d tidak ada yang benar.

Jawaban B

Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) 7


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

Menurut akuntansi penyusutan dengan metode saldo menurun selama 5 tahun sehingga prosentase yang
digunakan adalah 40% (berasal dari 100/5 X 200%). Karena masa manfaatnya hanya 4 bulan maka penyusutan
dimulai pada awal September 2005 sehingga 4 bulan.
Perhitungan: 120.000.000
% penyusutan 40% 48.000.000
penyusutan 2005 =
4/12 16.000.000

Dasar Hukum

Menurut perpajakan mengikuti ketentuan Pasal 11 UU Pajak Penghasilan dimaka


menggunakan tarif 25% untuk metode garis lurus dan mulai perhitungan
penyusutan tahun 2005 sebanyak 5 bulan (Dasar Ayat 3 Pasal 11 UU PPh yang
berbunyi dasar penyusutan adalah bulan dilakukan pengeluaran)

Ketentuan Perpajakan
Perhitungan: 120.000.000
% penyusutan 25% 30.000.000
penyusutan 2005 =
5/12 12.500.000

4. Manakah pernyataan berikut yang benar ? (Soal USKP Akt Pajak A Nop
07)
A. BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan dalam
Perusahaan dibiayakan dengan mekanisme amortisasi sesuai Pasal 11 A
UU PPh
B. BPHTB atas hak atas bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam
Perusahaan dibiayakan sekaligus pada tahun pengeluaran
A. BPHTB atas hak atas tanah dan bangunan yang dimiliki dan
dipergunakan dalam Perusahaan dibiayakan melalui penyusutan sesuai
dengan Pasal 11 UU PPh
B. BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan dalam
Perusahaan tidak boleh dibiayakan, namun dikapitalisasi menambah
harga perolehan tanah
C. Jawaban B & D yang benar

Jawaban : A
Berdasarkan SE 01/PJ.42/2002 diatur bahwa :
a. BPHTB adalah pajak yang dibayar dalam rangka dan merupakan bagian dari
biaya pengeluaran untuk memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan;
b. PBB adalah pajak yang dibayar sehubungan dengan pemilikan hak atau
perolehan manfaat atas tanah dan atau pemilikan, penguasaan, atau
perolehan manfaat atas bangunan, yang merupakan biaya/pengeluaran rutin
setiap tahun;
c. BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan dalam
perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan, dapat dikurangkan sebagai biaya dalam penghitungan

8 Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia)


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

Penghasilan Kena Pajak melalui amortisasi hak atas tanah sepanjang hak
atas tanah tersebut dapat diamortisasi sesuai ketentuan Pasal 11A Undang-
undang Pajak Penghasilan;
d. BPHTB atas hak atas bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam
perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan dapat dikurangkan sebagai biaya dalam penghitungan
Penghasilan Kena Pajak melalui penyusutan bangunan tersebut sesuai
ketentuan Pasal 11 Undang-undang Pajak Penghasilan;
e. PBB atas tanah dan bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam
perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan, dapat dikurangkan sekaligus sebagai biaya dalam penghitungan
Penghasilan Kena Pajak;
f. Penegasan dimaksud pada huruf-huruf c, d, dan e di atas, berlaku atas
penghasilan yang tidak berkaitan dengan penerimaan/perolehan penghasilan
yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan atau dikenakan
berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan Neto/Norma Penghitungan
Khusus.

SOAL III Essay


Soal 1 (Soal USKP Akt Pajak A Nop 06)
Sdr. Andi bergerak dibidang perdagangan dengan nama ANDI STORE.
Berikut adalah neraca saldo per 31 Desember 2005 (dalam rupiah):
Kas 37.500.000 -
Bank 82.500.000 -
Piutang Usaha 600.000.000 -
Sewa Dibayar Dimuka 120.000.000
Persediaan Barang 240.000.000 -
Dagangan
Perlengkapan 36.000.000 -
PPh Pasal 25 dibayar dimuka 54.000.000 -
Peralatan 90.000.000 -
Akumulasi Penyusutan- - 36.000.000
Peralatan
Kendaraan 360.000.000 -
Akumulasi Penyusutan- - 90.000.000
Kendaraan
Hutang Usaha - 1.086.000.000
Hutang Pajak - 45.000.000
Hutang Lain-lain - 30.000.000
Modal Andi - 300.000.000
Prive Andi 108.000.000 -
Penjualan - 3.780.000.000
Pot. Penjualan 135.000.000 -
Pembelian 2.700.000.000 -
Biaya Angkut Pembelian 60.000.000 -
Potongan Pembelian - 90.000.000
Biaya SDM 405.000.000 -
Biaya Sewa 108.000.000 -
Biaya Listrik dan Telpon 63.000.000 -

Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) 9


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

Biaya Perlengkapan - -
Biaya Kantor 36.000.000 -
Biaya Pemasaran 180.000.000 -
Biaya Kerugian Piutang - -
Penyusutan Peralatan - -
Penyusutan Kendaraan - -
Biaya Lain-lain 47.100.000 -
Penghasilan Jasa Giro - 5.100.000
Total 5.462.100.000 5.462.100.000
Keterangan per 31 Desember 2005 adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan Rekening Koran Bank, perusahaan belum membukukan
biaya Bank sebesar Rp750.000,- dan jasa giro periode Desember sebesar
Rp850.000,-. Perkiraan biaya bank dimasukkan ke Biaya Lain-lain
b. Piutang usaha dilakukan penghapusan sebesar Rp15.000.000,-.
Penghapusan tersebut tidak didaftarkan di Pengadilan Negeri serta tidak
diumumkan dalam penerbitan.
c. Sewa dibayar dimuka adalah pembayaran sewa kantor untuk 1 (satu)
tahun mulai 1 April 2005.
d. Biaya Listrik dan Telepon bulan Desember 2005 yang belum dibayar
sebesar Rp6.000.000,-
Keterangan tambahan untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak dan PPh
Terutang:
Status Sdr. Andi menikah (istri tidak mempunyai usaha) dan menanggung 2
orang anak serta 1 orang adik.
D. Perincian biaya SDM adalah:
1. Gaji Rp 270.000.000,-
2. Penggantian Pengobatan Rp 30.000.000,-
3. PPh Pasal 21 ditanggung perusahaan Rp 20.000.000,-
4. Biaya Perjalanan Dinas (tiket, akomodasi) Rp 60.000.000,-
5. Biaya sekolah putra Sdr. Andi Rp 25.000.000,-
E. Didalam biaya listrik dan telepon termasuk listrik dan telepon rumah Sdr.
Andi sebesar Rp10.000.000,-
F. Perincian Biaya Lain-lain sebelum adjustment adalah:
1. Beban Entertainment tidak dibuatkan daftar nominatif Rp 12.000.000,-
2. Sumbangan Rp 3.000.000,-
3. Perbaikan kendaraan perusahaan Rp 20.000.000,-
4. Perbaikan Rumah Andi Rp 10.000.000,-
5. Lain-lain tidak diperinci Rp 2.100.000,-

Diminta:
1. Buatlah jurnal penyesuaian (adjustment) per 31 Desember 2005
2. Buat Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal

10 Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia)


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

3. Hitung Penghasilan Kena Pajak, PPh Terutang dan Kurang (lebih) bayar
tahun 2005!

Jawaban & Pembahasan Soal III :


Jurnal Penyesuaian Untuk Menyesuaikan :
Dalam menyusun Lapran Keuangan terdapat perkiraan-perkiraan yang perlu
dilakukan penyesuaian, diantaranya sbb :
1. Penyusutan aktiva tetap dan amortisasi aktiva tidak berwujud.
2. Cadangan piutang tak tertagih.
3. Biaya yang terutang (Accrued Expense), misalnya :
Gaji yang terutang di akhir periode akuntansi.
Biaya bunga yang terutang di akhir periode akuntansi.
4. Pengakuan pendapatan yang belum diterima (Accrued Revenues), misalnya :
Pendapatan bunga atas note receivable.
5. Biaya dibayar dimuka (Prepaid expense), misalnya :
Asuransi dibayar dimuka.
Sewa dibayar dimuka.
6. Pendapatan diterima dimuka (deferred revenues), misalnya :
Sewa diterima dimuka.
7. Persediaan Barang.
Persediaan akhir barang periodic.

Sehingga jurnal yang perlu dibuat sbb :


a. Biaya Bank & Penghasilan Jasa Giro
Biaya Lain-lain 750.000
Bank 750.000

Bank 850.000
Penghasilan Jasa Giro 850.000

b. Penghapusan Piutang
Biaya Kerugian Piutang 15.000.000
Piutang Usaha 15.000.000
Asumsi : pemutihan piutang dibukukan dengan metode direct write off,
karena dalam neraxa saldo tidak ada perkiraan cadangan penghapusan
piutang.

c. Sewa dibayar dimuka

Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) 11


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

Biaya Sewa 90.000.000


Sewa Dibayar dimuka 90.000.000
(120 juta x 9/12)

d. Biaya listrik & telepon


Biaya Lisrik & Telpon 6.000.000
Hutang lain-lain 6.000.000
Disamping itu dalam neraca saldo terdapat perkotaan-perkiraan yang dilakukan
penyesuaian namun tidak ada keterangan dalam soal sbb :

e. Persediaan Barang Dagangan


Dengan metode pencatatan persediaan Periodic Inventory System, mutasi-
mutasi yang terjadi pada persediaan tidak langsung dibukukan di perkiraan
persediaan, sehingga nilai persediaan dalam neraca saldo tersebut pada
dasarnya adalah persediaan awal barang dagangan. Sehingga nilai
persediaan harus disesuaikan sesuai nilai persediaan akhir yang dihitung
dengan jalan penghirungan fisik barang.
Dalam soal tidak ada penjelasan apapun tentang nilai persediaan
akhir. Jika diasumsikan bahwa nilai persediaan akhir adalah
Rp.200.000.000,- maka jurnal penyesuaian sbb :

Persediaan Barang (akhir) 200.000.000


Ikhtisar Laba rugi 40.000.000
Persediaan Barang (Awal) 240.000.000

f. Perlengkapan
Perusahaan mencatat perlengkapan yang dibelinya dengan pendekatan Asset
Approach. Persediaan akhir perlengkapan harus dihitung untuk mengetahui
nilai perlengkapan yang digunakan.
Jika diasumsikan bahwa nilai persediaan akhir perlengkapan adalah
Rp.20.000.000,-, maka jurnal penyesuaian sbb :

Biaya Perlengkapan 16.000.000


Perlengkapan 16.000.000

g. Penyusutan Peralatan
Dalam soal tidak dijelaskan data yang diperlukan untuk menghitung
penyusutan (masa manfaat, nilai residu, metode).
Jika diasumsikan bahwa masa manfaat 5 tahun, tidak ada nilai residu,
metode garus lurus, maka jurnal penyesuaian sbb :

12 Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia)


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

Biaya Penyusutan 18.000.000


Akumulasi Penyusutan 18.000.000

h. Penyusutan Kedaraan
Jika diasumsikan bahwa masa manfaat 8 tahun, tidak ada nilai residu,
metode garis lurus, jurnal penyesuaian sbb :

Biaya Penyusutan 45.000.000


Akumulasi Penyusutan 45.000.000
Dari Jurnal penyesuaian dapat disusun Work Sheet (terlampir), Laporan Laba
Rugi dan rekonsiliasi Fiskal sbb :

Rekonsiliasi Fiskal
R/L R/L
N
o Uraian Komersial Koreksi Fiskal
A Penjualan
Penjualan 3,780,000,000 0 3,780,000,000
Pot. Penjualan -135,000,000 0 -135,000,000
3,645,000,000 0 3,645,000,000
B HPP
Persediaan awal 240,000,000 0 240,000,000
Pembelian 2,700,000,000 0 2,700,000,000
Biaya Angkut 60,000,000 0 60,000,000
Pot. Pembelian -90,000,000 0 -90,000,000
Persediaan akhir -200,000,000 0 -200,000,000
2,710,000,000 0 2,710,000,000
C Laba Bruto 935,000,000 0 935,000,000
D Biaya Usaha
Biaya SDM 405,000,000 45,000,000 360,000,000 a
Biaya Sewa 198,000,000 0 198,000,000
Biaya Listrik & Telp 69,000,000 10,000,000 59,000,000 b
Biaya Perlengkapan 16,000,000 0 16,000,000
Biaya Kantor 36,000,000 0 36,000,000
Biaya Pemasaran 180,000,000 0 180,000,000
Biaya Kerugian Piutang 15,000,000 15,000,000 0 f
Penyusutan Peralatan 18,000,000 -4,500,000 22,500,000 c
Penyusutan Kendaraan 45,000,000 0 45,000,000 c
Biaya Lain 47,850,000 27,100,000 20,750,000 d
1,029,850,000 65,500,000 916,500,000

Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) 13


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

E Laba Usaha -94,850,000 -65,500,000 18,500,000


F Biaya & Pengh Lain
Penghasilan Jasa Giro 5,950,000 -5,950,000 0 e
5,950,000 -5,950,000 0
G Laba Bersih -88,900,000 -71,450,000 18,500,000
H PTKP (K/2) -15,600,000
I Penghasilan Kena Pajak -2,900,000
K PPh Terhutang 0
L PPh dipot Pihak lain 0
M PPh harus dibyr sendiri 0
N PPh sudah dibyr sendiri -54,000,000
O PPh lebih dibayar -54,000,000
Penjelasan Koreksi
a. PPh pasal 21 ditanggung perusahaan merupakan pemberian
natura/kenikmatan yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya sesuai pasal 9
ayat 1 huruf e UU PPh.
Biaya sekolah anak WP tidak dapat dibiayakan sesuai pasal 9 ayat 1 huruf b
UU PPh.
b. Penjelasan sama dengan biaya sekolah anak WP.
c. Diasumsikan sbb :
Peralatan termasuk Kel I (4 tahun), disusutkan dengan metode garis
lurus.
Kendaraan termasuk Kel II (8 tahun), disusutkan dengan metode garis
lurus.

d. Biaya entertainment tanpa daftar nominative tidak memenuhi syarat SE


27/PJ.22/1986.
Sumbangan tidak dapat dibiayakan sesuai pasal 9 ayat 1 huruf g UU PPh.
Perbaikan rumah Andi, penjelasan sama dengan biaya sekolah anak WP.
Biaya tidak dirinci, tidak dapat dibebankan sebagai biaya.

e. Penghasilan Jasa Giro merupakan penghasilan yang dikenakan PPh Final


sesuai PP 131 tahun 2000.
f. Penghapusan piutang tak tertagih tidak memenuhi syarat untuk dapat
dibebankan sebagai biaya sesuai pasal 9 ayat 1 huruf h UU PPh, sbb :
1) telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
2) telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau
Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) atau adanya
perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang
antara kreditur dan debitur yang bersangkutan;
3) telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; dan

14 Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia)


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

4) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih
kepada Direktorat Jenderal Pajak,
yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal
Pajak.

Soal 2 (Soal USKP Akt Pajak A Mei 07)


Pada tgl 25 Mei 05, Firma Humanis membeli aktiva tetap berupa mesin
secara tunai dengan perincian pengeluaran adalah sbb :
- Harga beli mesin = Rp.500 juta
- Biaya pengangkutan = Rp.10 juta
- Biaya asuransi pengangkutan = Rp.5 juta
- Biaya pemasangan mesin = Rp.20 juta
- Biaya pemeliharaan mesin = Rp.10 juta

Untuk keperluan akuntansi, mesin disusutkan dengan metode garis lurus


selama 5 tahun dengan nilai residu Rp.20 juta. Sedangkan untuk keperluan
perpajakan, dengan metode saldo menurun. Mesin tsb termasuk kelompok II.
Karena sering mengalami gangguan, mesin tersebut dijual pada tg. 8 Mei 07
dgn harga Rp.300 juta.

Berdasarkan data-data diatas , diminta :


1. Hitunglah nilai perolehan mesin.
2. Hitunglah penyusutan tahun 2005, 2006 dan 2007
berdasarkan akuntansi & perpajakan.
3. Hitunglah laba rugi penjualan mesin menurut
akuntansi & perpajakan.
4. Buatlah jurnal yang diperlukan tahun 2005, 2006 &
2007.
5. Perbedaan nilai laba rugi penjualan aktiva termasuk
beda waktu atau beda tetap ? berapakah koreksi fiscal positif atau
negative yang dilakukan oleh WP

Jawaban
1. Hitunglah nilai perolehan
mesin
Diatur dalam penjelasan pasal 10 ayat 1 UU PPh bahwa yang termasuk
dalam harga perolehan harta adalah harga beli dan biaya yang dikeluarkan
dalam rangka memperoleh harta tersebut, seperti bea masuk, biaya
pengangkutan dan biaya pemasangan.
Dengan demikian harga perolehan mesin tersebut adalah sbb :

1 Harga Beli mesin Rp500.000.000


2 Biaya pengangkutan Rp10.000.000
3 Asuransi Pengangkutan Rp5.000.000
4 Biaya pemasangan mesin Rp20.000.000
Rp535.000.000

Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) 15


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

Tidak termasuk biaya pemeliharaan, karena biaya tersebut bukan dalam


rangka perolehan aktiva, tetapi dalam rangka perawatan mesin.

2. Penyusutan 2005, 2006 dan 2007


berdasarkan akuntansi & Pajak
Akuntansi Pajak
Saldo
Metode Garis Lurus menurun
8 tahun(kel
Masa Manfaat 5 tahun II)
Harga Rp535,000, Rp535,000,0
Perolehan 000 00
Rp20,000,0
Nilai Residu 00
Dasar Rp515,000, Rp535,000,0
penyusutan 000 00
Awal
penyusutan Juni 2005* Mei 2005
Tarif
penyusutan 20% 25%

Penyusutan Rp60,083,3 Rp89,166,66


2005 33 7
Rp474,916, Rp445,833,3
Nilai Buku 667 33
Penyusutan Rp103,000, Rp111,458,3
2006 000 33
Rp371,916, Rp334,375,0
Nilai Buku 667 00
Penyusutan Rp34,333,3 Rp27,864,58 Disusutkan 4 bulan (Jan-Apr
2007 33 3 07)
Rp337,583, Rp306,510,4
Nilai Buku 333 17
* Saat dimulainya penyusutan menurut akuntansi tergantung pada kebijakan
manajemen, namun umumnya jika aktiva diperoleh s.d. tanggal 15, maka
aktiva disusutkan mulai bulan yang bersangkutan dan jika aktiva dibeli setelah
tanggal 15, maka aktiva mulai disusutkan mulai bulan berikutnya.

3. Laba / Rugi penjualan aktiva menurut akuntansi & pajak


Rp300,000, Rp300,000,0
Harga Jual 000 00
Rp337,583, Rp306,510,4
Nilai Buku 333 17
Rugi Penjualan - -Rp6,510,417

16 Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia)


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

Rp37,583,3
33

4. Jurnal yang diperlukan tahun 2005, 2006 & 2007

a. Tgl. 25 Mei 2005 pembelian mesin


Mesin Rp.535.000.000,-
Biaya Pemeliharaan Rp. 10.000.000,-
Kas Rp.545.000.000,-

b. Tgl.31 Des 2005 penyusutan mesin


Biaya Penyusutan Rp.60.083.333,-
Akum. Penyusutan Rp.60.083.333,-

c. Tgl.31 Des 2006 penyusutan mesin


Biaya Penyusutan Rp.103.000.000,-
Akum. Penyusutan Rp.103.000.000,-

d. Tgl.8 Mei 2007 penyusutan mesin


Biaya Penyusutan Rp.34.333.333
Akum. Penyusutan Rp.34.333.333

d. Tgl.8 Mei 2007 penjualan mesin


Kas Rp.300.000.000,-
Akum. Penyusutan Rp.197.416.667,-
Rugi penjualan mesin Rp. 37.583.333,-
Mesin Rp.535.000.000,-

5. Beda Waktu/Tetap & Koreksi Negatif/Positif


Berdasarkan penjelasan Soal 1 no.9 perbedaan nilai rugi penjualan aktiva adalah beda tetap.
Koreksi positif adalah koreksi fiscal yang mengakibatkan laba bertambah atau rugi berkurang.
Koreksi negative adalah koreksi fiscal yang mengakibatkan laba berkurang atau rugi bertambah.
Dengan demikian harus dilakukan koreksi positif atas kerugian penjualan aktiva tetap sebesar
Rp.31.072.916,-

Soal 3 (USKP Akt Pajak A Nop 07)


Anda seorang tax accountant di sebuah perusahaan, sajikan jurnal berdasarkan
transaksi bulan September 2007 di bawah ini!
Tanggal Transaksi Nilai Transaksi Keterangan

Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) 17


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

01/09/2007 Pembayaran gaji Rp 10.000.000 Catatan : PPh 5 %


karyawan ditanggung perusahaan.

01/09/2007 Pembayaran fee untuk US$ 450 Kurs Tengah BI Rp


WP OP (pembicara 8.600
seminar) Kurs KMK Rp 8.500

04/09/2007 Jual barang ke Rp 11.000.000 Termasuk PPN


Departemen Keuangan
secara kredit

08/09/2007 Pembayaran sewa Rp 22.000.000 Termasuk PPN


mesin fotocopy

10/09/2007 Bayar audit fee Rp 5.500.000 Termasuk PPN


Jurnal Transaksi
01/09/2007 Biaya Gaji Rp10.000.000
Kas Rp10.000.000

Beban PPh 21 Rp500.000


Hutang PPh 21 Rp500.000
Tidak ada pemotongan PPh pasal 21 karena PPh ditanggung perusahaan. Beban
PPh 21 tersebut tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal karena merupakan
pemberian natura / kenikmatan.

1/9/2007 Honor Pembicara Rp3.870.000


Hutang PPh 21 Rp191.250
Laba selisih kurs Rp2.250
Kas Rp3.676.500
Pembayaran honor :
Beban Honor $450,00
PPh pasal 21 : 5% $22,50
Rp3.676.50
Dibayar $427,50 x Rp.8.600 = 0

PPh 21 dibayar = $ 450 x 8.500 x 5% = Rp191.250


Pembebanan biaya menggunakan kurs tengah BI, sedangkan pemotongan PPh
pasal 21 mengunakan kurs KMK (pasal 6 KEP 545/PJ./2000 jo PER 15/PJ./2006).
Sedangkan tarif untuk pembicara seminar adalah tarif pasal 17 diterapkan atas
penghasilan bruto (pasal 11 KEP 545/PJ./2000 jo PER 15/PJ./2006).

04/09/2007 Piutang Rp11.000.000


Penjualan Rp10.000.000
PPN Keluaran - Pemungut Rp1.000.000
Transaksi tersebut merupakan penyerahan kepada Pemungut, dimana
Pemungut wajib memungut PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 1,5%.
Jurnal pada waktu menerima pembayaran dari Dep Keu :

18 Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia)


Pendidikan Brevet A-B AKUNTANSI 1

Kas Rp9.850.000
PPN Keluaran - Pemungut Rp1.000.000
UM PPh 22 Rp150.000
Piutang Rp11.000.000

08/09/2007 Biaya Sewa Mesin FC Rp20.000.000


PPN Masukan Rp2.000.000
Hutang PPh 23 Rp900.000
Kas Rp21.100.000
Tarif PPh 23 atas sewa mesin Foto Copy adalah 15% x 30%, sesuai PER
70/PJ./2007.

10/09/2007 Biaya Audit Rp5.000.000


PPN Masukan Rp500.000
Hutang PPh 23 Rp225.000
Kas Rp5.275.000
Tarif PPh 23 atas jasa konsultan adalah 15% x 30%, sesuai PER 70/PJ./2007.

Tax Training House IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) 19

Anda mungkin juga menyukai