Jawaban B
Peredaran usaha kurang dari Rp 600 juta boleh tidak menggunakan pembukuan
Dasar Hukum
Pasal 14 ayat (2) UU KUP berbunyi Wajib Pajak orang pribadi yang peredaran
brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp 600.000.000,00 boleh menghitung
penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
dengan syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.
Jawaban B
UU Perpajakan hanya mengatur metode penilaian persediaan, yaitu yang
diperbolehkan adalah FIFO atau Average, tetapi tidak mengatur system
pencatatan (periodic/perpetual).
Dasar Hukum
Pasal 10 ayat (6) UU PPh berbunyi Persediaan dan pemakaian persediaan untuk
penghitungan harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang dilakukan
secara rata-rata atau dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh
pertama.
Jawaban S
Beda Waktu (temporary different) adalah perbedaan yang mengakibatkan
timbulnya jumlah yang kena pajak (taxable) atau jumlah yang dapat
dikurangkan (deductible) di masa yang akan datang.
Contoh :
Pembentukan penyisihan piutang tak tertagih dibebankan sebagai biaya
untuk tujuan akuntansi, sedangkan untuk tujuan pajak baru diakui pada saat
piutang dihapuskan.
Pengakuan laba /rugi selisih kurs harus diakui pada tanggal neraca untuk
tujuan akuntansi, sedangkan untuk tujuan pajak diberikan pilihan
* diakui pada tanggal neraca (tidak ada perbedaan antara akuntansi &
pajak)., atau
* diakui pada saat realisasi sehingga ada beda waktu.
Penyusutan fiskal lebih besar dari penyusutan akuntansi atau sebaliknya.
Contoh :
Biaya yang tidak boleh dikurangkan : Bantuan, Natura dll.
Penghasilan yang bukan obyek pajak.
Penghasilan yang dikenakan PPh final.
Jawaban S
Pasal 9 ayat (1) huruf e berbunyi Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena
Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh
dikurangkan penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau
jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan.
Jawaban S
Akuntansi bisa ada residu/tidak tergantung perkiraan nilai residu itu sendiri
pada saat aktiva tersebut sudah selesai masa manfaatnya. Hal ini tertuang
secara implicit dalam penjelasan Pasal 1 UU PPh.
Dasar Hukum
Penjelasan Pasal 11 UU PPh berbunyi Metode penyusutan yang dibolehkan
berdasarkan ketentuan ini adalah :
a. dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang
ditetapkan bagi harta tersebut (metode garis lurus atau straight-line
method); atau
b. dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif
penyusutan atas nilai sisa buku (metode saldo menurun atau declining
balance method).
Jawaban B
Pembebanan dilakukan dengan cara amortisasi.
Dasar Hukum
Penjelasan Pasal 11 UU PPh berbunyi ..............pengeluaran untuk memperoleh
tanah hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai yang pertama kali
adalah biaya perolehan tanah berstatus hak guna bangunan, hak guna usaha
atau hak pakai dari pihak ketiga dan pengurusan hak-hak tersebut dari instansi
yang berwenang untuk pertama kalinya. Sedangkan biaya perpanjangan hak
guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai diamortisasikan selama
jangka waktu hak-hak tersebut.
Jawaban S
Penyusutan dengan metode saldo menurun yang masuk kelompok III adalah
12,5% sesuai Pasal 11 UU PPh.
Dasar Hukum
Pasal 11 ayat (6) Untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif
penyusutan harta berwujud ditetapkan sebagai berikut : untuk Kelompok 3
dengan masa manfaat 16 tahun dengan metode dalam bagian-bagian yang
menurun selama masa manfaat diperoleh tariff sebesar 12,5% dari nilai buku.
Jawaban B
Secara fiskal kerugian baru diakui jika ada penghapusan persediaan namun jika
penurunan nilai tidak diakui sebagai kerugian
Dasar Hukum
11. B-S Hasil akhir pencatatan yang dilakukan oleh SP adalah laporan
keuangan yang berupa lapran laba rugi & Neraca. (Soal USKP A
Akt Pajak Mei 07)
Jawaban : Salah
Laporan Rugi Laba adalah laporan yang terdiri dari penghasilan dan biaya
untuk satu periode tertentu yang dihasilkan dari proses pembukuan, sedangkan
pencatatan hanya membukukan penghasilan atau peradaran brutonya saja.
Dasar Hukum
Pasal 28 ayat 9 UU diatur bahwa pencatatan terdiri dari data yang dikumpulkan
secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan atau penghasilan
bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak terhutang, termasuk
penghasilan yang bukan obyek pajak dan atau yang dikenakan Pajak yang
bersifat final..
12. B-S Prinsip konservatisme dalam menghitung PPh secara umum tidak
diperkenankan tetapi terdapat pengecualian , misalnya cadangan
piutang tidak tertagih untuk usaha perbankan yaitu sebesar 2,5%
dari saldo rata-rata piutang. (Soal USKP A Akt Pajak Mei 07)
Jawaban : Salah
Pajak tidak menganut prinsip konservatisme, sehingga pajak tidak mengakui
pembentukan dan pemupukan dana cadangan, kecuali untuk cadangan piutang
tak tertagih untuk usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, cadangan
untuk usaha asuransi dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha
pertambangan (pasal 9 ayat 1 huruf d UU PPh). Lebih lanjut diatur dalam KMK
204/KMK.04/2000 besarnya cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank
dan sewa guna usaha dengan hak opsi adalah sebagai berikut :
a. Usaha bank sesuai dengan pembukuan, ditentukan sbb :
5% dari kredit dengan perhatian khusus.
15% dari kredit kurang lancar.
50% dari kredit diragukan.
100% dari kredit macet.
b. Usaha sewa guna usaha dengan hak opsi sesuai dengan pembukuan,
maksimum 2,5% dari rata-rata saldo awal dan saldo akhir piutang.
1 Manakah dari item-item di bawah ini yang merupakan beda waktu antara
akuntansi komersial dan akuntansi pajak? (Soal USKP Akt Pajak A Nop 06)
A. Biaya Gaji dan Tunjangan
B. Laba Penjualan Aktiva
C. Penghasilan Bunga Deposito
D. Biaya sumbangan
E. Jawaban a, b, c dan d tidak ada yang benar
Jawaban E
B. Rp15.070.000,-
C. Rp15.922.000,-
D. Rp15.496.000,-
E. Tidak ada jawaban yang benar
Persedi
aan Cost Per Unit Total
15.520,0
0
Dasar Hukum
Pasal 10 ayat (6) UU PPh berbunyi Persediaan dan pemakaian persediaan untuk
penghitungan harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang dilakukan
secara rata-rata atau dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh
pertama.
Jawaban B
Menurut akuntansi penyusutan dengan metode saldo menurun selama 5 tahun sehingga prosentase yang
digunakan adalah 40% (berasal dari 100/5 X 200%). Karena masa manfaatnya hanya 4 bulan maka penyusutan
dimulai pada awal September 2005 sehingga 4 bulan.
Perhitungan: 120.000.000
% penyusutan 40% 48.000.000
penyusutan 2005 =
4/12 16.000.000
Dasar Hukum
Ketentuan Perpajakan
Perhitungan: 120.000.000
% penyusutan 25% 30.000.000
penyusutan 2005 =
5/12 12.500.000
4. Manakah pernyataan berikut yang benar ? (Soal USKP Akt Pajak A Nop
07)
A. BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan dalam
Perusahaan dibiayakan dengan mekanisme amortisasi sesuai Pasal 11 A
UU PPh
B. BPHTB atas hak atas bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam
Perusahaan dibiayakan sekaligus pada tahun pengeluaran
A. BPHTB atas hak atas tanah dan bangunan yang dimiliki dan
dipergunakan dalam Perusahaan dibiayakan melalui penyusutan sesuai
dengan Pasal 11 UU PPh
B. BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan dalam
Perusahaan tidak boleh dibiayakan, namun dikapitalisasi menambah
harga perolehan tanah
C. Jawaban B & D yang benar
Jawaban : A
Berdasarkan SE 01/PJ.42/2002 diatur bahwa :
a. BPHTB adalah pajak yang dibayar dalam rangka dan merupakan bagian dari
biaya pengeluaran untuk memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan;
b. PBB adalah pajak yang dibayar sehubungan dengan pemilikan hak atau
perolehan manfaat atas tanah dan atau pemilikan, penguasaan, atau
perolehan manfaat atas bangunan, yang merupakan biaya/pengeluaran rutin
setiap tahun;
c. BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan dalam
perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan, dapat dikurangkan sebagai biaya dalam penghitungan
Penghasilan Kena Pajak melalui amortisasi hak atas tanah sepanjang hak
atas tanah tersebut dapat diamortisasi sesuai ketentuan Pasal 11A Undang-
undang Pajak Penghasilan;
d. BPHTB atas hak atas bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam
perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan dapat dikurangkan sebagai biaya dalam penghitungan
Penghasilan Kena Pajak melalui penyusutan bangunan tersebut sesuai
ketentuan Pasal 11 Undang-undang Pajak Penghasilan;
e. PBB atas tanah dan bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam
perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan, dapat dikurangkan sekaligus sebagai biaya dalam penghitungan
Penghasilan Kena Pajak;
f. Penegasan dimaksud pada huruf-huruf c, d, dan e di atas, berlaku atas
penghasilan yang tidak berkaitan dengan penerimaan/perolehan penghasilan
yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan atau dikenakan
berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan Neto/Norma Penghitungan
Khusus.
Biaya Perlengkapan - -
Biaya Kantor 36.000.000 -
Biaya Pemasaran 180.000.000 -
Biaya Kerugian Piutang - -
Penyusutan Peralatan - -
Penyusutan Kendaraan - -
Biaya Lain-lain 47.100.000 -
Penghasilan Jasa Giro - 5.100.000
Total 5.462.100.000 5.462.100.000
Keterangan per 31 Desember 2005 adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan Rekening Koran Bank, perusahaan belum membukukan
biaya Bank sebesar Rp750.000,- dan jasa giro periode Desember sebesar
Rp850.000,-. Perkiraan biaya bank dimasukkan ke Biaya Lain-lain
b. Piutang usaha dilakukan penghapusan sebesar Rp15.000.000,-.
Penghapusan tersebut tidak didaftarkan di Pengadilan Negeri serta tidak
diumumkan dalam penerbitan.
c. Sewa dibayar dimuka adalah pembayaran sewa kantor untuk 1 (satu)
tahun mulai 1 April 2005.
d. Biaya Listrik dan Telepon bulan Desember 2005 yang belum dibayar
sebesar Rp6.000.000,-
Keterangan tambahan untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak dan PPh
Terutang:
Status Sdr. Andi menikah (istri tidak mempunyai usaha) dan menanggung 2
orang anak serta 1 orang adik.
D. Perincian biaya SDM adalah:
1. Gaji Rp 270.000.000,-
2. Penggantian Pengobatan Rp 30.000.000,-
3. PPh Pasal 21 ditanggung perusahaan Rp 20.000.000,-
4. Biaya Perjalanan Dinas (tiket, akomodasi) Rp 60.000.000,-
5. Biaya sekolah putra Sdr. Andi Rp 25.000.000,-
E. Didalam biaya listrik dan telepon termasuk listrik dan telepon rumah Sdr.
Andi sebesar Rp10.000.000,-
F. Perincian Biaya Lain-lain sebelum adjustment adalah:
1. Beban Entertainment tidak dibuatkan daftar nominatif Rp 12.000.000,-
2. Sumbangan Rp 3.000.000,-
3. Perbaikan kendaraan perusahaan Rp 20.000.000,-
4. Perbaikan Rumah Andi Rp 10.000.000,-
5. Lain-lain tidak diperinci Rp 2.100.000,-
Diminta:
1. Buatlah jurnal penyesuaian (adjustment) per 31 Desember 2005
2. Buat Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
3. Hitung Penghasilan Kena Pajak, PPh Terutang dan Kurang (lebih) bayar
tahun 2005!
Bank 850.000
Penghasilan Jasa Giro 850.000
b. Penghapusan Piutang
Biaya Kerugian Piutang 15.000.000
Piutang Usaha 15.000.000
Asumsi : pemutihan piutang dibukukan dengan metode direct write off,
karena dalam neraxa saldo tidak ada perkiraan cadangan penghapusan
piutang.
f. Perlengkapan
Perusahaan mencatat perlengkapan yang dibelinya dengan pendekatan Asset
Approach. Persediaan akhir perlengkapan harus dihitung untuk mengetahui
nilai perlengkapan yang digunakan.
Jika diasumsikan bahwa nilai persediaan akhir perlengkapan adalah
Rp.20.000.000,-, maka jurnal penyesuaian sbb :
g. Penyusutan Peralatan
Dalam soal tidak dijelaskan data yang diperlukan untuk menghitung
penyusutan (masa manfaat, nilai residu, metode).
Jika diasumsikan bahwa masa manfaat 5 tahun, tidak ada nilai residu,
metode garus lurus, maka jurnal penyesuaian sbb :
h. Penyusutan Kedaraan
Jika diasumsikan bahwa masa manfaat 8 tahun, tidak ada nilai residu,
metode garis lurus, jurnal penyesuaian sbb :
Rekonsiliasi Fiskal
R/L R/L
N
o Uraian Komersial Koreksi Fiskal
A Penjualan
Penjualan 3,780,000,000 0 3,780,000,000
Pot. Penjualan -135,000,000 0 -135,000,000
3,645,000,000 0 3,645,000,000
B HPP
Persediaan awal 240,000,000 0 240,000,000
Pembelian 2,700,000,000 0 2,700,000,000
Biaya Angkut 60,000,000 0 60,000,000
Pot. Pembelian -90,000,000 0 -90,000,000
Persediaan akhir -200,000,000 0 -200,000,000
2,710,000,000 0 2,710,000,000
C Laba Bruto 935,000,000 0 935,000,000
D Biaya Usaha
Biaya SDM 405,000,000 45,000,000 360,000,000 a
Biaya Sewa 198,000,000 0 198,000,000
Biaya Listrik & Telp 69,000,000 10,000,000 59,000,000 b
Biaya Perlengkapan 16,000,000 0 16,000,000
Biaya Kantor 36,000,000 0 36,000,000
Biaya Pemasaran 180,000,000 0 180,000,000
Biaya Kerugian Piutang 15,000,000 15,000,000 0 f
Penyusutan Peralatan 18,000,000 -4,500,000 22,500,000 c
Penyusutan Kendaraan 45,000,000 0 45,000,000 c
Biaya Lain 47,850,000 27,100,000 20,750,000 d
1,029,850,000 65,500,000 916,500,000
4) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih
kepada Direktorat Jenderal Pajak,
yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal
Pajak.
Jawaban
1. Hitunglah nilai perolehan
mesin
Diatur dalam penjelasan pasal 10 ayat 1 UU PPh bahwa yang termasuk
dalam harga perolehan harta adalah harga beli dan biaya yang dikeluarkan
dalam rangka memperoleh harta tersebut, seperti bea masuk, biaya
pengangkutan dan biaya pemasangan.
Dengan demikian harga perolehan mesin tersebut adalah sbb :
Rp37,583,3
33
Kas Rp9.850.000
PPN Keluaran - Pemungut Rp1.000.000
UM PPh 22 Rp150.000
Piutang Rp11.000.000