Pada akhir tahun dapat dihitung besarnya Pajak Penghasilan terutang untuk satu tahun
pajak. Dari Pajak Penghasilan terutang tersebut sebagian dilunasi melalui
pemotongan/pemungutan PPh oleh pihak lain dan sebagian dibayar sendiri oleh wajib
pajak melalui angsuran PPh Pasal 25. Jika PPh yang sudah dipotong/dipungut oleh
pihak lain dan PPh Pasal 25 yang dibayar sendiri lebih besar daripada PPh terutang,
maka akan timbul PPh lebih bayar (PPh Pasal 28A). PPh Pasal 28A ini merupakan
piutang wajib pajak kepada negara. Sebaliknya, jika PPh terutang lebih besar daripada
PPh yang sudah dipotong/dipungut oleh pihak lain dan PPh Pasal 25 yang dibayar
sendiri, maka timbul PPh kurang bayar (PPh Pasal 29). PPh Pasal 29 merupakan utang
Pajak Penghasilan yang harus disetor ke negara sebelum SPT Tahunan PPh
disampaikan.
Contoh 2.12
Rp 2.450.000.000
PPh kurang bayar pada akhir tahun pajak adalah Rp50.000.000 atau Rp2.500.000.000 -
Rp2.450.000.000
Misalnya PPh kurang bayar tersebut dibayar ke kas negara pada tanggal 15 April 2014, jurnal
yang dicatat oleh PT Anugerah jika digunakan Standar Akuntansi Keuangan ETAP adalah
sebagai berikut:
Tgl Uraian Debit Kredit
2014
Sumber : Purwanto. 2014. Modul Akuntansi Perpajakan. Diklat Teknis Substantif Dasar Pajak I.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak