Anda di halaman 1dari 28

PER-24/PJ/2021

BENTUK DAN TATA CARA PEMBUATAN


BUKTI PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN
UNIFIKASI SERTA BENTUK, ISI, TATA CARA
PENGISIAN, DAN PENYAMPAIAN SPT
MASA PPh UNIFIKASI
KPP MADYA JAKARTA BARAT

www.pajak.go.id
LATAR BELAKANG 2

KEPASTIAN KEPATUHAN AKURASI & ONE-STOP


KEMUDAHAN
HUKUM VALIDASI APPLICATION
Memberikan
kemudahan dan Menghitung PPh
Meningkatkan Meningkatkan Membuat Bukti
pelayanan bagi Memberikan kepastian kepatuhan akurasi dan validasi Pemotongan dan
Pemotong/Pemung hukum terkait status pembuatan bukti kepada Pemotongan/ Bukti Pemungutan
ut PPh untuk dan keandalan Bukti potong dan Pemungutan PPh Membuat Billing
membuat dan Potong penyampaian SPT
melaporkan Membuat dan
SPT Masa menyampaikan SPT
Masa PPh

www.pajak.go.id
Kewajiban Pemotong/Pemungut PPh 4

Membuat Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dan menyerahkan Bukti Pemotongan/


Pemungutan Unifikasi kepada pihak yang dipotong dan/atau dipungut

Menyetorkan PPh yang telah dipotong, dipungut dan/atau disetor sendiri

Melaporkan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi menggunakan SPT Masa PPh


Unifikasi beserta lampiran paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir

www.pajak.go.id
Pihak yang Dipotong/Dipungut 5

Harus memberikan informasi identitas kepada Pemotong/Pemungut PPh

o Nomor Pokok Wajib Pajak o Tax Identification


(NPWP), atau Number (TIN), atau
o Nomor Induk Kependudukan o SKD atau Tanda terima
WPDN bagi Orang Pribadi yang WPLN
SKD bagi WPLN yang
tidak memiliki NPWP akan menerapkan P3B

www.pajak.go.id
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi 6

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi terdiri dari:


1. Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat Standar
2. Dokumen yang Dipersamakan dengan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat Standar dibuat melalui


Aplikasi e-Bupot Unifikasi, sedangkan Dokumen yang Dipersamakan dengan
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dibuat menggunakan sarana yang
dimiliki Pemotong/Pemungut PPh

www.pajak.go.id
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi 7
Berformat Standar

Terdiri dari:
o Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15, PPh Pasal 22,
serta PPh Pasal 23 (Formulir BPBS); dan
o Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 dan 4 ayat (2) bagi Wajib Pajak luar negeri
(Formulir BPNR).

Pembuatan
Bukti Pemotongan/Pemungutan Berformat Standar dibuat melalui Aplikasi
e-Bupot Unifikasi.
Dengan cara:
- Pengisian langsung pada Aplikasi e-Bupot Unifikasi (key-in); dan/atau
- Impor data ke dalam Aplikasi e-Bupot Unifikasi

www.pajak.go.id
Penomoran Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi 8
Berformat Standar

Kode Dokumen Keterangan Kode Seri Nomor Seri


2 Berbentuk dokumen elektronik 0000001 s.d. 9999999
00 s.d. 99
dalam 1 (satu) tahun kalender

Ketentuan Penomoran:

o Nomor Seri diberikan secara berurutan walaupun jenis PPh berbeda


o Satu Nomor Seri untuk Satu Wajib Pajak, Satu Kode Objek Pajak, dan Satu Masa Pajak
o Nomor Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi tidak berubah apabila terjadi perubahan (edit) atau Pembetulan
dan tidak dapat digunakan kembali apabila terjadi penghapusan (delete) atau Pembatalan

www.pajak.go.id
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi 9
Berformat Standar

1
Wajib Pajak,

1
Kode Objek Pajak, dan
BUKTI
untuk…
Masa Pajak
PEMOTONGAN/
PEMUNGUTAN Dalam hal pada suatu Masa Pajak terdapat 2 (dua) atau lebih
transaksi pemotongan/pemungutan pajak atas pihak yang
sama dan dengan kode objek pajak yang sama
Pemotong/Pemungut PPh dapat membuat 1 (satu) Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat
Standar

www.pajak.go.id
Dokumen yang Dipersamakan dengan Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi 10

Dokumen yang digunakan oleh Pemotong/Pemungut PPh untuk


melakukan pemotongan PPh atas transaksi:
o PPh atas penghasilan berupa bunga deposito/tabungan, diskonto Sertifikat Bank Indonesia dan
jasa giro;
o PPh atas penghasilan berupa diskonto Surat Perbendaharaan Negara dan bunga obligasi berupa
surat utang, surat utang negara, dan obligasi daerah yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua
belas) bulan, termasuk surat utang yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah;
o PPh atas penghasilan dari transaksi penjualan bukan saham pendiri di bursa efek, penjualan
saham milik perusahaan modal ventura tidak di bursa efek dan tambahan PPh atas kepemilikan
saham pendiri pada saat penawaran umum perdana; dan
o Penghasilan lain yang diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

Contoh Dokumen: Paling sedikit memuat:


o Buku tabungan o Nama pihak yang dipotong
o Rekening koran o Nomor unik transaksi atas penghasilan yang
o Rekening kustodian dilakukan pemotongan/pemungutan
o Rekening efek o Jumlah PPh yang dipotong
o Dokumen lain setara
www.pajak.go.id
Pembuatan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi 11

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi tetap dibuat


dalam hal:

o Jumlah PPh yang dipotong/dipungut Nihil karena ada SKB


o Transaksi dengan WP yang memiliki Surat Keterangan
PP No. 23 Tahun 2018 terkonfirmasi dengan syarat SSP harus
tetap dibuat sesuai PP No. 23 Tahun 2018
o PPh Pasal 26 dipotong berdasarkan ketentuan P3B
ditunjukkan dengan SKD WPLN
o PPh terutang yang ditanggung Pemerintah (PPh DTP)
o PPh yang dipotong, dipungut dan/atau disetor sendiri diberikan
fasilitas PPh
o Pemotongan/Pemungutan dengan SSP/BPN/sarana
administrasi lain yang dipersamakan dengan SSP
www.pajak.go.id
12

PERUBAHAN (EDIT) DAN PENGHAPUSAN (DELETE)


BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PAJAK

Dapat dilakukan sebelum SPT Masa


PPh Unifikasi disampaikan.

www.pajak.go.id
Pembetulan, Pembatalan, dan Penambahan 13
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi

Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi yang telah dilaporkan dalam


SPT Masa PPh Unifikasi dapat dilakukan:
o Pembetulan, dalam hal terdapat kekeliruan dalam pengisian Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi atau terdapat transaksi retur
Pembetulan dapat dilakukan atas setiap bagian kecuali;
Nomor, Masa Pajak, dan Identitas pihak yang dipotong/dipungut
o Pembatalan, dalam hal terdapat transaksi yang dibatalkan
o Penambahan, dalam hal terdapat objek pajak yang belum dilaporkan
dalam SPT Masa PPh Unifikasi

Sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum melakukan pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan secara
terbuka terhadap SPT Masa PPh Unifikasi yang bersangkutan

www.pajak.go.id
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat
Standar PPh Pasal 4 ayat (2),PPh Pasal 15, PPh Pasal 14
22 dan PPh Pasal 23 (Formulir BPBS)

o Nomor Bukti Pot/Put Unifikasi Berformat Standar


o Jenis Pemotongan/Pemungutan PPh
o Identitas pihak yang dipotong/dipungut (nama dan NPWP/Nomor Induk
Kependudukan)
o Masa Pajak dan Tahun Pajak
o Kode Objek Pajak
o Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
o Tarif
o PPh yang dipotong/dipungut/ditanggung Pemerintah
o Dokumen sebagai dasar potput PPh
o Identitas pemotong/pemungut (nama dan NPWP Pemotong/Pemungut
PPh serta nama penanda tangan.
o Tanggal bukti pemotongan/pemungutan ditandatangani
o Kode verifikasi (QR)

www.pajak.go.id
Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi Berformat
Standar PPh Pasal 26 dan PPh Pasal 4 ayat (2) bagi 15
WP luar negeri (Formulir BPNR)

o Nomor Bukti Pot/Put Unifikasi Berformat Standar


o Identitas pihak yang dipotong/dipungut (Nama ,Tax
Identification Number/identitas perpajakan lainnya)
o Alamat
o Negara
o Tanggal/Bulan/Tahun lahir, Kota kelahiran,
o Nomor Paspor, Nomor KITAS/KITAP
o Masa Pajak dan Tahun Pajak
o Kode Objek Pajak
o Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
o Tarif
o PPh yang dipotong/dipungut/ditanggung Pemerintah
o Dokumen sebagai dasar potput PPh
o Identitas pemotong/pemungut (nama dan NPWP
Pemotong/Pemungut PPh serta nama penanda tangan
o Tanggal bukti pemotongan/pemungutan ditandatangani
o Kode verifikasi (QR)

www.pajak.go.id
SPT Masa PPh Unifikasi 16

JENIS PPH

PPhPasal 4 PPhPasal PPhPasal PPhPasal PPhPasal


Ayat (2) 15 22 23 26

www.pajak.go.id
SPT Masa PPh Unifikasi 17

Induk SPT Masa PPh Unifikasi (Formulir SPT Masa PPh Unifikasi)
1

Daftar Rincian Pajak Penghasilan yang Disetor Sendiri (Formulir DOSS)


2

Daftar Objek Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pihak Lain (Formulir DOPP)


3
Daftar Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi beserta Daftar Surat Setoran Pajak, Bukti
Penerimaan Negara, Bukti Pemindahbukuan PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15,
4 PPh Pasal 22, PPh Pasal 23 dan/atau PPh Pasal 26 (Formulir DBP)

www.pajak.go.id
Pembetulan SPT Masa PPh Unifikasi 18

Ketentuan mengenai Pembetulan SPT Masa PPh Unifikasi, yaitu:


o Dapat dilakukan untuk 1 (satu) atau beberapa jenis PPh
o Memberi tanda pada tempat yang disediakan dalam SPT Masa PPh
Unifikasi
o Belum dilakukan pemeriksaan atau pemberiksaan bukti permulaan
secara terbuka terhadap jenis pajak dan Masa Pajak yang bersangkutan
o Bentuk SPT Masa PPh Unifikasi yang dibetulkan mengikuti bentuk semula
(sebelum dibetulkan)
o Pembetulan SPT Masa PPh Unifikasi mengakibatkan:
1. Pajak kurang disetor = Pemotong/Pemungut PPh melunasi pajak
yang kurang disetor tersebut sebelum menyampaikan pembetulan
2. Pajak lebih disetor = Pemotong/Pemungut PPh dapat mengajukan
permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang
tidak seharusnya terutang / Pemindahbukuan (Pbk)

Sepanjang Direktur Jenderal Pajak belum melakukan pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan secara
terbuka terhadap SPT Masa PPh Unifikasi yang bersangkutan
Keterlambatan Pelaporan dan Pembayaran 19

o SPT PPh Unifikasi yang tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan
dikenakan sanksi administrasi Pasal 7 UU KUP berupa denda sebesar :
• Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk jenis pajak PPh, yang dikenakan
sebagai satu kesatuan dan tidak dihitung bagi tiap-tiap jenis PPh

o Penyetoran jumlah pajak setelah tanggal jatuh tempo dikenai sanksi administrasi
Pasal 9 ayat (2a) UU KUP berupa bunga.

o Penyetoran jumlah pajak yang kurang disetor akibat pembetulan SPT Masa PPh
Unifikasi setelah tanggal jatuh tempo dikenai sanksi administrasi
Pasal 8 ayat (2a) UU KUP berupa bunga.

www.pajak.go.id
Prasyarat Penggunaan Aplikasi e-Bupot Unifikasi 20

Pemotong/Pemungut harus:
o Memiliki EFIN untuk menggunakan akun DJP Online;
o Memiliki Sertifikat Elektronik untuk menandatangani
SPT Masa PPh Unifikasi;

www.pajak.go.id
Penandatangan Bukti Potong 21

a. Wakil Wajib Pajak (pengurus)

b. b. Kuasa Wajib Pajak

Perekaman penandatangan tidak dapat dihapus,


karena data ini diperlukan sebagai history
bahwa Wajib Pajak tersebut pernah
menandatangani bukti potong/SPT sebelumnya.
Yang disediakan hanyalah perubahan status
dari Aktif ---> Tidak Aktif.

www.pajak.go.id
Induk SPT Masa PPh Unifikasi 22

o Masa Pajak dan Tahun Pajak;


o status SPT normal atau pembetulan;
o identitas Pemotong/Pemungut PPh;
o jenis PPh;
o jumlah dasar pengenaan pajak (ada di daftar rincian);
o jumlah nilai PPh yang dipotong, dipungut, ditanggung
Pemerintah, dan/atau PPh yang disetor sendiri;
o jumlah total PPh atau jumlah total PPh yang disetor pada SPT
yang dibetulkan;
o jumlah PPh yang kurang (lebih) disetor karena pembetulan;
o tanggal SPT Masa PPh Unifikasi dibuat; dan
o Nama penanda tangan atau kuasa WP;
o Kode verifikasi (QR)

www.pajak.go.id
Daftar Rincian Pajak Penghasilan yang Disetor Sendiri (Formulir DOSS) 23

1 2

www.pajak.go.id
Daftar Objek Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pihak Lain
(Formulir DOPP) 24

1 2

www.pajak.go.id
Daftar Objek Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan Pihak Lain
(Formulir DOPP) 25

www.pajak.go.id
Daftar Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi dan Daftar SSP, BPN, dan
Bukti Pbk (Formulir DBP) 26

1 2

www.pajak.go.id
Skema Impor Bupot 27

Lakukan unduh template


impor excel pada aplikasi
ebupot dengan masuk ke
menu impor data PPh
kemudian pilih petunjuk
pengisian dan tekan tombol
disini

www.pajak.go.id
Kelebihan Pembayaran PPh 23/26 28

a. Salah pemotongan oleh pemotong


 Pemindahbukuan
 Persyaratan sesuai PMK 242/2014
 Melampirkan surat pernyataan dari pihak yang dipotong, bahwa pihak yang
dipotong telah menerima kelebihan pemotongan dan tidak mengajukan
pengembalian kelebihan pemotongan ke KPP tempat pihak yang dipotong
terdaftar.
b. Salah penyetoran oleh pemotong
 Pemindahbukuan
 Persyaratan sesuai PMK 242/2014

www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai