Anda di halaman 1dari 6

KOREKSI KESALAHAN

1. Analisis koreksi kesalahan


Analisis pengembalian koreksi kesalahan, sbb:
a. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan pada
periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang
pendapatan.
b. Koreksi pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas penerimaan pendapatan yang
terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan
pada periode tang sama.

2. Penyebab terjadinya kesalahan


a. Keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggran
b. Kesalahan hitung
c. Kesalahan penerapan satandar dan akuntansi
d. Kelalaian

3. Dokumen sumber yang digunakan dalam transaksi pemerintah


Dokumen sumber adalah dokumen yang berhubungan dengan transaksi keuangan
pemerintah daerah yang digunakan sebagai sumber atau bukti untuk menghasilkan data
akuntansi.
Dalam akuntansi pemerintah, dokumen sumber dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Dokumen sumber dari transaksi pendapatan pemerintah
Adapun dokumen yang digunakan pada Akuntansi Pendapatan-LO dan Pendapatan LRA
PPKD,sbb:

No. Jenis Transaksi Dokumen


1. Pendapatan Pajak daerah Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah
asli daerah Retribusi daerah SKR (Surat Ketetapan Retribusi)
Hasil pengelolaan Hasil RUPS/dokumen yang dipersamakan
kekayaan daerah yang
dipisahkan
Lain-lain yang sah:
Penjulana aset yang Dokumen kontrak penjualan/perjanjian
dipisahkan penjualan/dokumen yang dipersamakan/
bukti memorial
Jasa giro/bunga deposito Nota kredit/sertifikat deposito/dokumen
yang dipersamakan/bukti memorial
Tuntutan ganti rugi SK pembebanan/SKP2K/SKTJM/ dokumen
yang dipersamakan
2. Pendapatan Pendapatan transfer pemerintah pusat:
transfer Bagi hasil pajak PMK/dokumen yang dipersamakan/bukti
memorial
Bagi hasil bukan pajak PMK/dokumen yang dipersamakan/bukti
memorial
DAU Perpres/dokumen yang dipersamakan
dan nota kredit dari bank/bukti memorial
DAK PMK/dokumen yang dipersamakan dan
nota kredit dari bank /bukti memorial
Pendapatan tresfer pemerintah lainnya:
Dana penyesuaian PMK/dokumen yang dipersamakan dan
nota kredit dari bank /bukti memorial
Pendapatan tresfer pemerintah daerah lainnya:
Pendapatan bagi hasil Keputusan kepala daerah/dokumen yang
pajak dipersamakan/bukti memorial
Bantuan keuangan Keputusan kepala daerah/dokumen yang
dipersamakan/bukti memorial
3. Lain-lain Pendapatan hibah Keputusan kepala daerah/dokumen yang
pendapatan dipersamakan serta nota perjanjian hibah
daerah yang daerah/bukti memorial
sah Dana darurat Keputusan kepala daerah/PMK/ dokumen
yang dipersamakan
Pendapatan lainnya dokumen yang dipersamakan/bukti
memorial

b. Dokumen sumber dari transaksi belanja


Dalam melakukan pencatatan atas setiap transaksi yang terjadi, fungsi akuntansi PPKD
melakukan pencatatan atau pengakuan beban dalam buku. Adapun dokumen sumber
yang digunakan dalam akuntansi pemerintahan daerah dan desa, antara lain:

1) Surat tagihan pihak ketiga. 7) Dokumen perjanjian utang.


2) Bukti pengeluaran kas. 8) Surat tagihan dari penerimaan subsidi.
3) Kuintansi/bukti pembayaran. 9) Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).
4) Surat pertanggungjawaban (SPJ). 10) Surat keputusan kepala daerah.
5) Surat Perintah Membayar 11) Bukti memorial.
Langsung (SPM-LS). 12) Nota debit.
6) Surat Perintah Pencairan Dana 13) Bukti akuntansi lainnya.
(SP2D).

4. Pihak yang terkait dan dokumen yang digunakan


a. Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi koreksi kesalahan di SKPD terdiri atas PPK-
SKPD dan PA/KPA.
b. Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi koreksi kesalahan di PPKD, terdiri atas fungsi
akuntansi PPKD dan PPKd sendiri.

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi kewajiban, di antaranya:

a. Peraturan kepala daerah tentang kebijakan akuntansi pemerintah daerah.


b. Bukti memorial/dokumen lain yang dipersembahkan.
c. SP2D.

5. Pencatatan koreksi kesalahan


Fungsi dari koreksi kesalahan, yaitu untuk mengembalikan kondisi pencatatan seperti yang
seharusnya. Di samping itu, terkadang dalam perjalanan realisasi anggarannya terdapat
suatu peristiwa yang tidak terduga, seperti bencana alam. Adanya peristiwa tersebut
mengakibatkan adanya pengeluaran tambahan. Untuk itu, tambahan tersebut juga harus
dicatat.
a. Koreksi kesalahan yang tidak berulang
Adalah kesalahan yang tidak diharapkan tidak akan terjadi kembali. Kesalahan tidak
berulang dapat dibagi menjadi dua jenis, sbb:
1) Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan.
Dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam periode
berjalan.
Contoh:
Pengembalian pendapatan hibah yang diterima pada tahun yang bersangkutan
kepada pemerintah pusat karena terjadi kesalahan pengiriman oleh pemerintah
pusat.
Jurnal awal:
Jurnal LO dan neraca

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
xxx xxx Kas di kas daerah xxx
Pendapatan hibah dari pemerintah-LO xxx
Jurnal LRA

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
xxx xxx Perubahan SAL xxx
Pendapatan hibah dari pemerintah-LRA xxx
Jurnal koreksi:
Jurnal LO dan neraca

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
xxx xxx Pendapatan hibah dari pemerintah-LO xxx
Kas di kas daerah xxx
Jurnal LRA

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
xxx xxx Pendapatan hibah dari pemerintah-LRA xxx
Kas di kas Perubahan SAL xxx

2) Koreksi kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya.


Kesalahan jenis ini bisa terjadi pada periode pada saat yang berbeda, yakni terjadi
dalam periode sebelumnya namun laporan keuangan periode tersebut belum
diterbitkan dan yang terjadi dalam periode sebelumnya dan laporan keuangan
periode tersebut sudah diterbitkan. Keduanya memiliki perlakukan yang berbeda.
Berikut perlakuan untuk kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode
sebelumnya.
a) Koreksi saat laporan keuangan belum diterbitkan
Contoh:
Terjadi pengembalian belanja pegawai tahun lalu karena salah perhitungan
jumlah gaji. Jurnal awal (dengan asumsi pelaksanaan anggran mengikuti kode
rekening BAS Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal laporan operasional dan neraca

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
xxx xxx Beban pegawai xxx
RK PPKD xxx

Jurnal LRA

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
xxx xxx Belanja pegawai-LRA xxx
Perubahan SAL xxx
Jurnal koreksi (dengan asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening
BAS Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal Laporan operasional dan neraca

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
xxx xxx Kas di kas daerah xxx
Pendapatan linnya-LO xxx
Jurnal LRA

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
xxx xxx Perubahan SAL xxx
Pendapatan linnya-LRA xxx

b) Koreksi saat laporan keuangan sudah diterbitkan


Koreksi laporan keuangan yang sudah diterbitkan dapat mempengaruhi laporan
keuangan. Di mana akibat koreksi tersebut dapat menambah kas dan juga ada
yang dapat menambah maupun mengurangi kas.
(1) Koreksi yang menambah kas
(2) Koreksi kesalahan yang dapat menambah maupun mengurangi kas
b. Kesalahan berulang
Kesalahan berulang dan sistemik, yaitu kesalahan yang disebabkan sifat alamiah
(normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara
berulang. Misalnya penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi
sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran dari wajib pajak.
Kesalahan berulang tidak memerlukan koreksi, melaikan dicatat pada saat terjadi
pengeluaran kas untuk mengembalikan kelebihan pendapatan dengan mengurangi
pendapatan-LRA maupun pendapatan-LO yang bersangkutan.
Contoh:
1) Pada tanggal 25 Juni 2019, DPPKAD menerima pendapatan pajak bulan dari Bintaro
Super Mall sebesar Rp24.500.000,00.
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64
Tahun 2013)
Jurnal LO dan neraca

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
25-06-2019 xxx Kas di kas daerah Rp24.500.000,00
Pajak Mall-LO Rp24.500.000,00
Jurnal LRA

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
25-06-2019 xxx Perubahan SAL Rp24.500.000,00
Pajak Mall-LRA Rp24.500.000,00

2) Pada tanggal 28 Juni 2019, atas pajak mall yang diterima dari Bintaro Super Mall dan
terjadi kelebihan pembayaran sebesar Rp3.500.000,00.
Jurnal LO dan neraca

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
28-06-2019 xxx Pajak Mall-LO Rp3.500.000,00
Kas di kas daerah Rp3.500.000,00
Jurnal LRA

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
28-06-2019 xxx Pajak Mall-LRA Rp3.500.000,00
Perubahan SAL Rp3.500.000,00

3) Pada tanggal 10 April 2019, ditemukan kesalahan pencatatan belanja cetak sebesar
Rp7.500.000,00 (transaksi 6 April 2019), yang seharusnya belanja ATK sebesar
Rp6.500.000,00 dengan menggunakan UP/GU. Asumsi pelaksanaan anggaran
mengikuti kode rekening BAS (permendagri Nomor 64 Tahun 2013).
Jurnal semula:
Jurnal LO dan neraca

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
10-04-2019 xxx Beban cetak-LO Rp6.500.000,00
Kas di bendahara Rp6.500.000,00
pengeluaran
Jurnal LRA

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
6-04-2019 xxx Belanja cetak-LRA Rp7.500.000,00
Perubahan SAL Rp7.500.000,00
Jurnal koreksi
Jurnal LO dan neraca

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
10-11-2019 xxx Kas di bendahara Rp1.000.000,00
pengeluaran
Beban persediaan Rp6.500.000,00
ATK-LO
Beban cetak-LO Rp7.500.000,00
Jurnal LRA

Tgl. Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
10-11-2019 xxx Belanja ATK-LRA Rp6.500.000,00
Perubahan SAL Rp1.000.000,00
Belanja cetak-LRA Rp7.500.000,00

Anda mungkin juga menyukai