Anda di halaman 1dari 43

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BERBASIS AKRUAL

AKUNTANSI PIUTANG

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH
Definisi

 Buletin Teknis SAP Nomor 02 tahun 2005 menyatakan piutang adalah


hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain
termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Piutang adalah manfaat masa depan yang diakui pada saat
ini.
• Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang
kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya dimasa akan
datang dari seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas lain.
Nilai penyisihan piutang tak tertagih tidak bersifat akumulatif
tetapi diterapkan setiap akhir periode anggaran sesuai
perkembangan kualitas piutang.
• Penilaian kualitas piutang untuk penyisihan piutang tak tertagih
dihitung berdasarkan kualitas umur piutang, jenis/karakteristik
piutang, dan diterapkan dengan melakukan modifikasi tertentu
tergantung kondisi dari debitornya. Mekanisme perhitungan dan
penyisihan saldo piutang yang mungkin tidak dapat ditagih,
merupakan upaya untuk menilai kualitas piutang.
Klasifikasi
Pungutan • Piutang Pajak Daerah Pemerintah Provinsi;
• Piutang Pajak Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota;
• Piutang Retribusi;
• Piutang Pendapatan Asli Daerah Lainnya.
Perikatan • Pemberian Pinjaman;
• Penjualan;
• Kemitraan;
• Pemberian fasilitas.
Transfer • Piutang Dana bagi hasil;
• Piutang Dana Alokasi Umum;
antar • Piutang Dana Alokasi khusus;
Pemerintah • Piutang Dana Otonomi Khusus;
• Piutang Transfer Lainnya;
• Piutang Bagi Hasil Dari Provinsi;
• Piutang Transfer Antar Daerah;
• Piutang Kelebihan Transfer.
Tuntutan • Piutang yang timbul akibat Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara;
Ganti Rugi • Piutang yang timbul akibat Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah terhadap Bendahara.
Lanjutan ……
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013,
Piutang antara lain diklasifikasikan sebagai berikut
Piutang Piutang Pajak Daerah
Pendapatan
Piutang Retribusi
Piutang Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Piutang Lain-lain PAD yang Sah
Piutang Transfer Pemerintah Pusat
Piutang Transfer Pemerintah Lainnya
Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya
Piutang Pendapatan Lainnya
Piutang Lainnya Bagian Lancar Tagihan Jangka Panjang
Bagian Lancar Tagihan Pinjaman Jangka Panjang kepada
Entitas Lainnya
Uang Muka
Pengakuan Piutang

Piutang diakui saat timbulnya klaim/hak untuk


menagih uang atau manfaat ekonomi lainnya kepada
entitas lain.
Piutang Diakui pada saat:
1. Diterbitkan surat ketetapan/dokumen yang sah; atau
2. Telah diterbitkan surat penagihan dan telah
dilaksanakan penagihan; atau
3. Belum dilunasi sampai dengan akhir periode
pelaporan.
Pengukuran
1. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan
tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang ditetapkan
berdasarkan surat ketetapan kurang bayar yang diterbitkan;
atau
2. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan
tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang telah ditetapkan
terutang oleh Pengadilan Pajak untuk WP yang mengajukan
banding; atau
3. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan
tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang masih proses
banding atas keberatan dan belum ditetapkan oleh majelis
tuntutan ganti rugi.
.
Penilaian
 Piutang disajikan sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan (net realizable value).

 Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah


selisih antara nilai nominal piutang dengan
penyisihan piutang.
Pengungkapan

 Piutang disajikan dan diungkapkan secara memadai. Informasi


mengenai akun piutang diungkapkan secara cukup dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan. Informasi dimaksud dapat
berupa:
 kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian,
pengakuan dan pengukuran piutang;
 rincian jenis-jenis, saldo menurut umur untuk mengetahui
tingkat kolektibilitasnya;
 penjelasan atas penyelesaian piutang;
 jaminan atau sita jaminan jika ada. Khusus untuk tuntutan
ganti rugi/tuntutan perbendaharaan juga harus diungkapkan
piutang yang masih dalam proses penyelesaian, baik melalui
cara damai maupun pengadilan.
Sistem Akuntansi
Piutang SKPD
Pihak Pihak Yang terkait

Pihak – Pihak Terkait Dokumen Dasar


1. Pejabat 1. Surat Ketetapan
Penatausahaan Retribusi Daerah
Keuangan SKPD (SKR Daerah)
(PPK-SKPD). 2. SP2D
2. Bendahara 3. Dokumen yang
Penerimaan SKPD. dipersamakan
Jurnal Standar

 Pada saat SKPD menerbitkan SKR Daerah oleh SKPD mencatat


dengan jurnal standar :
Jurnal LO dan Neraca
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
X.X.X.XX.XX Piutang …. XXX
XXXXX XXXXX
X.X.X.XX.XX Pendapatan …. LO XXX

 Pada saat SKPD menerima pembayaran dari wajib retribusi


maka SKPD mencatat dengan jurnal standar :
Jurnal LO dan Neraca
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
X.X.X.XX.XX Kas bend pengeluaran XXX
XXXXX XXXXX
X.X.X.XX.XX Piutang…… XXX
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
X.X.X.XX.XX Perubahan SAL XXX
XXXXX XXXXX
X.X.X.XX.XX Pendapatan ….LRA XXX

 Pada saat diterima Nota Kredit dari bank dimana wajib


retribusi melakukan pembayaran langsung ke rek bendahara
penerimaan atas pendapatan maka SKPD akan mencatat jurnal
standar :
Jurnal LO dan Neraca
No Kode
Tanggal Rekening Uraian Debit Kredit
Bukti

X.X.X.XX.XX Kas bend pengeluaran XXX


XXXXX XXXXX
X.X.X.XX.XX Pendapatan …LO XXX
Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
X.X.X.XX.XX Perubahan SAL XXX
XXXXX XXXXX
X.X.X.XX.XX Pendapatan ….LRA XXX

 Pada saat diterima Nota Kredit dari bank dimana wajib retribusi
melakukan pembayaran langsung ke rek bendahara penerimaan
atas piutang maka SKPD akan mencatat jurnal standar :
Jurnal LO dan Neraca
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
X.X.X.XX.XX Kas bend pengeluaran XXX
XXXXX XXXXX
X.X.X.XX.XX Piutang ……… XXX

Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
X.X.X.XX.XX Perubahan SAL XXX
XXXXX XXXXX
X.X.X.XX.XX Pendapatan ….LRA XXX
Sistem Akuntansi
Piutang PPKD
Pihak Pihak Yang terkait

1. Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD


(PPK-PPKD)
2. Bendahara Penerimaan PPKD
Dokumen Yang Digunakan :
Uraian Dokumen
Piutang Pajak Daerah SKP
Daerah/SKPDKB/Dokumen
yang dipersamakan
Piutang Hasil Pengelolaan Kekayaan Hasil RUPS/Dokumen yang
Daerah yang Dipisahkan dipersamakan

Piutang Lain-lain PAD yang sah:


 Jasa Giro/Bunga deposito Nota Kredit/sertifikat
deposito/dokumen yang
dipersamakan

 Tuntutan Ganti kerugian daerah SK


Pembebanan/SKP2K/SKTJM/D
okumen yang dipersamakan

 Piutang Hasil Eksekusi atas Jaminan Keputusan


Pengadilan/Dokumen yang
dipersamakan
Uraian Dokumen
Piutang Transfer Pemerintah Pusat :
 Bagi Hasil Pajak PMK
 Bukan hasil pajak PMK
 DAU Perpres
 DAK PMK
 Bukan hasil pajak PMK
Piutang Transfer Pemerintah Lainnya:
 Dana Otsus PMK
 Dana Penyesuaian PMK
 Piutang Dana Bos Kurang Salur Keputusan Kepala
Daerah/PMK/Dokumen yang
dipersamakan
Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya

 Bagi Hasil Pajak Keputusan Kepala


Daerah/Dokumen yang
dipersamakan
 Bantuan Keuangan Keputusan Kepala
Daerah/Dokumen yang
dipersamakan
Uraian Dokumen
 Bantuan Keuangan Keputusan Kepala Daerah/Dokumen
yang dipersamakan

 Piutang Pendapatan Lainnya Dokumen yang dipersamakan

Bagian Lancar Tagihan Jangka Surat keputusan Kepala


Panjang Daerah/Dokumen yang dipersamakan

Bagian Lancar Tagihan Pinjaman Surat Keputusan Kepala


Jangka Panjang kepada Entitas Daerah/Dokumen yang dipersamakan
Lainnya

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Kontrak/Perjanjian Penjualan secara


Angsuran anggsuran/Dokumen yang dipersamakan

Bagian lancar Tuntutan Ganti Surat Keputusan Pembebanan


Kerugian Daerah kerugian/Dokumen yang dipersamakan

Uang Muka SP2D/Nota Debet/Dokumen yang


dipersamakan
Jurnal Standar

 Pada saat pentapan SKP Daerah Pajak Hotel dan wajib


pajak belum melakukan pembayaran maka fungsi
akuntansi akan melakukan jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca

No Kode
Tanggal Rekening Uraian Debit Kredit
Bukti
X.X.X.XX.XX Piutang …. XXX
XXXXX XXXXX
X.X.X.XX.XX Pendapatan …. LO XXX
 Pada saat diterima Nota Kredit dari bank/ Bukti tanda terima
pembayaran/bukti penerimaan kas/dokumen yang
dipersamakan dimana wajib pajak melakukan pembayaran
atas piutang pajak ke bendahara penerimaan maka fungsi
akuntansi melakukan jurnal standar :
Jurnal LO dan Neraca
No Kode
Tanggal Rekening Uraian Debit Kredit
Bukti

X.X.X.XX.XX Kas di kas daerah XXX


XXXXX XXXXX
X.X.X.XX.XX Piutang ……… XXX

Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
X.X.X.XX.XX Perubahan SAL XXX
XXXXX XXXXX
X.X.X.XX.XX Pendapatan ….LRA XXX
 Telah diterima dokumen berupa PMK/Perpres/Surat
Keputusan Kepala Daerah/Kontrak/Surat
Perjanjian/Dokumen yang dipersamakan dan belum diterima
pembayaran maka fungsi akuntansi akan melakukan jurnal
standar:
Jurnal LO dan Neraca
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
X.X.X.XX.XX Piutang …. XXX
XXXXX XXXXX
X.X.X.XX.XX Pendapatan …. LO XXX
 Telah diterima Nota Kredit dari bank/ Bukti tanda terima
pembayaran/bukti penerimaan kas/dokumen yang
dipersamakan dimana terjadi pemindah bukuan ke kas daerah,
oleh itu bendahara penerimaan akan mencatat sebagai
penerimaan kas untuk pelunasan piutang maka fungsi
akuntansi melakukan jurnal standar :
Jurnal LO dan Neraca
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
X.X.X.XX.XX Kas di kas daerah XXX
XXXXX XXXXX
X.X.X.XX.XX Piutang ……… XXX

Jurnal LRA
No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
X.X.X.XX.XX Perubahan SAL XXX
XXXXX XXXXX
X.X.X.XX.XX Pendapatan ….LRA XXX
PENYISIHAN PIUTANG
PENYISIHAN PIUTANG
Definisi
 Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib
dibayar kepada pemerintah daerah dan/atau hak
hak pemerintah daerah yang dapat dinilai
dengan uang sebagai akibat perjanjian atau
akibat lainnya berdasarkan perturan perundang-
undangan atau akibat lainnya yang sah.
 Penyisihan piutang tidak tertagih adalah
estimasi yang dilakukan untuk piutang tidak
tertagih pada akhir setiap periode yang dibentuk
sebesar persentase tertentu dari akun piutang
berdasarkan penggolongan kualitas piutang.
DEFINISI
 Nilai realiasasi bersih (Net Realizable Value)
piutang adalah jumlah bersih piutang yang
diperkirakan dapat ditagih.
 Penghapusbukuan piutang adalah
pengurangan piutang dan penyisihan piutang
tidak tertagih yang tercatat dalam neraca.
 Penghapustagihan piutang adalah hilangnya

hak tagih dan/atau hak menerima tagihan atas


piutang.
 Umur piutang adalah jangka waktu dari
tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal
pelaporan
TUJUAN:
Penyisihan piutang bertujuan untuk menyajikan
nilai bersih piutang yang dapat direalisasikan
(net realizable value).
Untuk mendapatkan nilai bersih piutang tersebut
pertama kali dilakukan perhitungan nilai
penyisihan piutang.
Nilai bersih piutang yang dapat direalisasikan
diperoleh dari piutang dikurangi dengan
penyisihan piutang.
Penyisihan piutang bukan merupakan
penghapusan piutang
TATA CARA PENYISIHAN PIUTANG
Tata cara penyisihan piutang dilakukan dengan
tahapan:
1. Penentuan jenis-jenis piutang;
2. Penentuan kualitas piutang;
3. Penentuan besaran penyisihan piutang;
4. Pencatatan akuntansi piutang;
5. Pelaporan penyisihan piutang; dan
6. Penghapusan piutang.
BAGAN ALIR PIUTANG

PENGHAPUS PENGHAPUS PENETAPAN


KEPALA
PENYISIHAN BUKUAN TAGIHAN
PIUTANG DAERAH
PIUTANG PSL 7-8 PSL 12&13 PSL 10 PP
PP14/2005 PP14/2005 14/2005

CATATAN:
*Tata cara penghapusan Pajak & Retribusi mengacu pd psl 168 UU 28/2009
** Tata cara penghapusan selain pajak&retribusi mengacu 7 s.d 13 PP 14/2005
PENENTUAN JENIS-JENIS PIUTANG
Jenis-jenis piutang yang akan dilakukan penghitungan penyisihan piutang,
meliputi:
a. Piutang dari Pungutan Pendapatan Daerah;
 Piutang Pajak Daerah;
 Piutang Retribusi; dan
 Piutang lain-lain PAD Yang Sah.
b. Piutang dari Perikatan:
 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran;
 Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMD dan Lembaga Lainnya; dan
 Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi.
c. Piutang dari Transfer Antar Pemerintahan:
 Piutang transfer pemerintah pusat;
 Piutang transfer pemerintah lainnya; dan
 Piutang transfer pemerintah daerah lainnya
PENENTUAN KRITERIA KUALITAS PIUTANG

Tujuan:
Melaksanakan prinsip kehati-hatian agar hasil penagihan
piutang yang telah disisihkan senantiasa dapat direalisasikan

Langkah-langkah:
1. Menilai kualitas piutang, dengan mempertimbangkan jatuh
tempo piutang dan upaya penagihan
2. Menetapkan Kualitas Piutang, digolongkan atas :
a. kualitas lancar;
b. kualitas kurang lancar;
c. kualitas diragukan; dan
d. kualitas macet.
3. Menetapkan Kriteria
Kriteria kualitas piutang dari pajak daerah yang penghitungan dan
pembayarannya dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self
assessment) dilakukan dengan ketentuan:

Kualitas Lancar, dengan kriteria:


Umur piutang kurang dari 1 tahun; dan/atau
Masih dalam tenggang waktu jatuh tempo; dan/atau
Wajib Pajak menyetujui hasil pemeriksaan; dan/atau
Wajib pajak kooperatif; dan/atau
Wajib pajak likuid; dan/atau
Wajib pajak tidak mengajukan keberatan/banding.

Kurang Kurang Lancar, dengan kriteria:


Umur piutang 1 sampai dengan 2 tahun; dan/atau
Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung
sejak tanggal Surat Tagihan Pertama belum melakukan pelunasan;
dan/atau
Wajib pajak kurang kooperatif dalam pemeriksaan; dan/atau
Wajib Pajak menyetujui sebagian hasil pemeriksaan; dan/atau
Wajib pajak mengajukan keberatan/banding.
Kualitas Diragukan, dengan kriteria:
Umur piutang lebih dari 2 tahun sampai dengan 5 tahun; dan/atau
Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung
sejak tanggal Surat Tagihan Kedua belum melakukan pelunasan;
dan/atau
Wajib pajak tidak kooperatif; dan/atau
Wajib pajak tidak menyetujui seluruh hasil pemeriksaan; dan/atau
Wajib pajak mengalami kesulitan likuiditas.

Kualitas Macet, dengan kriteria:


Umur piutang lebih 5 tahun; dan/atau
Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung
sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga belum melakukan pelunasan;
dan/atau
Wajib pajak tidak diketahui keberadaannya; dan/atau
Wajib pajak bangkrut/meninggal dunia; dan/atau
Wajib pajak mengalami musibah (force majeure).
Kriteria kualitas piutang dari pajak daerah yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah (official assessment) dilakukan dengan
ketentuan:

Kualitas Lancar, dengan kriteria:


Umur piutang kurang dari 1 tahun; dan/atau
Masih dalam tanggang waktu jatuh tempo; dan/atau
Wajib pajak kooperatif; dan/atau
Wajib pajak likuid; dan/atau
Wajib pajak tidak mengajukan keberatan/banding.

Kurang Kurang Lancar, dengan kriteria:


Umur piutang 1 sampai dengan 2 tahun; dan/atau
Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung
sejak tanggal Surat Tagihan Pertama belum melakukan pelunasan;
dan/atau
Wajib pajak kurang kooperatif dalam pemeriksaan; dan/atau
Wajib pajak mengajukan keberatan/banding.
Kualitas Diragukan, dengan kriteria:
Umur piutang lebih dari 2 tahun sampai dengan 5 tahun; dan/atau
Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung
sejak tanggal Surat Tagihan Kedua belum melakukan pelunasan;
dan/atau
Wajib pajak tidak kooperatif; dan/atau
Wajib pajak mengalami kesulitan likuiditas.

Kualitas Macet, dengan kriteria:


Umur piutang lebih dari 5 tahun; dan/atau
Apabila wajib pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung
sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga belum melakukan pelunasan;
dan/atau
Wajib pajak tidak ditemukan; dan/atau
Wajib pajak bangkrut/meninggal dunia; dan/atau
Wajib pajak mengalami musibah (force majeure).
Kriteria kualitas piutang dari retribusi daerah dilakukan dengan
ketentuan:

Kualitas Lancar
• Umur piutang 0 sampai dengan 1 (satu) bulan; dan/atau
• Apabila wajib retribusi belum melakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh
tempo yang ditetapkan.
Kualitas Kurang Lancar
• Umur piutang 1 (satu) bulan sampai dengan 3 (tiga) bulan; dan/atau
• Apabila wajib retribusi belum melakukan pelunasan dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan.
Kualitas Diragukan
• Umur piutang 3 (tiga) bulan sampai dengan 12 (dua belas) bulan; dan atau
• Apabila wajib retribusi belum melakukan pelunasan dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan.
Kualitas Macet
• Umur piutang lebih dari 12 (dua belas) bulan; dan/atau
• Apabila wajib retribusi belum melakukan pelunasan dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan
atau Piutang telah diserahkan kepada instansi yang menangani pengurusan
piutang negara.
Kriteria kualitas piutang selain pajak dan retribusi daerah dilakukan
dengan ketentuan:

Kualitas Lancar
• Apabila belum melakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh tempo yang
ditetapkan.

Kualitas Kurang Lancar


• Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Pertama tidak dilakukan pelunasan.

Kualitas Diragukan
• Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Kedua tidak dilakukan pelunasan.

Kualitas Macet
• Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Ketiga tidak dilakukan pelunasan atau Piutang telah diserahkan kepada instansi
yang menangani pengurusan piutang negara.
PENENTUAN BESARAN PENYISIHAN PIUTANG

Besaran penyisihan piutang tidak tertagih pada


setiap akhir tahun (Periode Pelaporan) dapat
ditentukan sebagai berikut:

Besaran Penyisihan
No. Kualitas Piutang
Piutang Tidak Tertagih

1. Lancar 0,5 %

2. Kurang Lancar 10 %

3. Diragukan 50 %
PENCATATAN AKUNTANSI
Dokumen Yang Digunakan:
• Bukti memorial penyisihan piutang

Pihak terkait:
• PPK-SKPD / PPK-SKPKD

Jurnal LO dan Neraca

No Kode
Tanggal Rekening Uraian Debit Kredit
Bukti
Beban Penyisihan piutang
X.X.X.XX.XX XXX
Tidak tertagih ...........
XXXXX XXXXX
Penyisihan Piutang
X.X.X.XX.XX XXX
Tidak Tertagih
PELAPORAN – LAPORAN OPERASIONAL
PEMERINTAH PROVINSI/KAB/KOTA.....
SKPD : ......................
LAPORAN OPERASIONAL
Untuk Periode Yang Berakhir 31 desember 2015

URAIAN 2015

KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah xxx
Pendapatan Retribusi Daerah xxx
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

xxx
Lain-lain PAD Yang Sah xxx
Jumlah Pendapatan Asli Daerah xxxx

JUMLAH PENDAPATAN xxxx

BEBAN
Beban Pegawai xxx
Beban Persediaan xxx
Beban Jasa xxx
Beban Pemeliharaan xxx
Beban Perjalanan Dinas xxx
Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih xxx
Beban Penyusutan xxx

JUMLAH BEBAN xxxx

SURPLUS (DEFISIT) - LO xxx


PELAPORAN – NERACA
PEMERINTAH PROVINSI/KAB/KOTA.....
SKPD : ......................
NERACA
31 DESEMBER 2015

Aset Kewajiban dan Ekuitas


Aset Lancar : Kewajiban :
Kas....... xxx Utang Jangka Pendek :
Piutang........... xxx .................... xxx
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih (xx) xxx

Persediaan....... xxx .................... xxx


.......... xxx .................... xxx
Jumlah Aset Lancar xxx Jumlah Kewajiban Jk. Pendek xxx
Aset tetap :
Tanah xxx Utang Jangka Panjang :
Bangunan xxx .................... xxx
Kendaraan xxx .................... xxx
Akumulasi Penyusutan (xx) .................... xxx
Jumlah Aset Tetap xxx Jumlah Kewajiban Jk. Pendek xxx
Aset Lainnya :
xxx Ekuitas :
xxx Ekuitas xxx
xxx Jumlah Ekuitas xxx
Jumlah Aset Lainnya xxx

JUMLAH ASET xxx JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS xxx


Ilustrasi

Dalam Neraca Pemda X Tahun 2023 disajikan Nilai Piutang sebesar


Rp1.200.000.000,-. Piutang tersebut disajikan berdasarkan Nilai Nominal
Piutang yang merupakan akumulasi Piutang selama 7 tahun terakhir. Kebijakan
akuntansi piutang dalam Perkada Kebijakan Akuntansi Pemda X yang baru
menegaskan bahwa Piutang harus disajikan berdasarkan Nilai Bersih yg dapat
direalisasikan. Berdasarkan kebijakan akuntansi tersebut untuk penyajian Nilai
Piutang Tahun 2023 Pemda X melakukan analisis kualitas Piutang, sbb.:
Hasil Analis:
Piutang Lancar Rp800.000.000,- x 0,5% = Rp4.000.000,-
Piutang Kurang Lancar Rp200.000.000,- x 10% = Rp20.000.000,-
Piutang Diragukan Rp100.000.000,- x 50% = Rp50.000.000,-
Piutang Macet Rp100.000.000,- x 100% = Rp100.000.000,-
Nilai Penyisihan Piutang : Rp174.000.000,-

Nilai bersih Piutang = Nilai Nominal Piutang – Nilai Penyisihan Piutang


= Rp1.200.000.000,- – Rp174.000.000,-
= Rp1.026.000.000,-
Penyajian dalam Neraca

AKTIVA PASIVA
ASET LANCAR KEWAJIBAN
Kas di Kasda
Piutang Rp1.200.000.000
Penyisihan Piutang (Rp174.000.000)

ASET TETAP EKUITAS


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai