Lembar Kerja Menyiapkan Dokumen Transaksi Pemungutan dan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh)
Diskusikan dalam kelompok berkaitan dengan topik menyiapkan dokumen transaksi
pemungutan dan pemotongan PPh dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan salah satu topik : a. Subjek dan objek pemungutan dan pemotongan PPh b. Perbedaan pemotongan dan pemungutan pajak c. Jenis-jenis dokumen pemungutan dan pemotongan pajak d. Fungsi dokumen pemungutan dan pemotongan pajak e. Cara pengisian dokumen pemungutan dan pemotongan pajak 3. Setelah selesai dikerjakan setiap peserta mengunggah hasil pekerjaannya dengan format LK1-nama (contoh:LK1-Nanang) pada tautan berikut …….. C. Jenis-jenis Dokumen Pemungutan dan Pemotongan Pajak
1. Bukti Potong PPh Pasal 21/26
Jenis bukti potong pajak akan dibedakan menjadi 4 jenis untuk PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26. Jenis-jenis tersebut adalah: a. Bukti pemotongan PPh Pasal 21 (tidak final)/Pasal 26 (Formulir 1721-VI). Bukti pemotongan ini berguna untuk pemotongan PPh Pasal 21 bagi pegawai tidak tetap. Beberapa contohnya adalah tenaga ahli, bukan pegawai, dan peserta kegiatan.
b. Bukti pemotongan PPh Pasal 21 (final) (formulir 1721-VII). Formulir ini
digunakan untuk pemotongan PPh Pasal 21 bersifat final seperti PPh Pasal 21 atas pesangon atau honorarium yang diterima PNS dimana dananya berasal dari APBN atau APBD.
c. Bukti pemotongan PPh Pasal 21 (Formulir 1721-A1). Formulir ini digunakan
untuk pegawai tetap atau penerima pensiun atau tunjangan hari tua/jaminan hari tua berkala. d. Bukti pemotongan PPh Pasal 21 (1721-A2). Formulir ini digunakan bagi Pegawai Negeri Sipil atau anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau anggota Polisi Republik Indonesia (POLRI) atau pejabat negara atau pensiunannya.
2. Bukti Potong PPh Pasal 22
Bukti potong PPh Pasal 22 bukti pemotongan pajak penghasilan yang dipungut oleh bendahara pemerintah pusat dan daerah, instansi/lembaga pemerintah dan lembaga negara lainnya, terkait pembayaran atas penyerahan barang. Kemudian bukti pemotongan oleh wajib pajak badan tertentu, baik pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha bidang lainnya. Serta wajib pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah; tertuang dalam pasal 22 ayat 1. Sedangkan untuk pemungutan PPh pasal 22 e berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk kegiatan usahanya.
3. Bukti Potong PPh Pasal 23/26
Bupot PPh Pasal 23/26 merupakan pajak dipotong oleh pemungut pajak dari wajib pajak atas penghasilan yang diperoleh dari modal (dividen, bunga, royalti, dan lainya), penyerahan jasa atau penyelenggaraan kegiatan selain yang dipotong PPh Pasal 21.
4. Bukti Potong PPh Pasal 15
Bukti potong pajak PPh Pasal 15 adalah bukti pemotongan dari pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak tertentu. Seperti perusahaan pelayaran atau pernerbangan internasional, perusahaan dalam negeri. Kemudian perusahaan penerbangan dalam negeri, perusahaan luar negeri, perusahaan pengeboran migas dan panas bumi, perusahaan dagang asing, perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk guna-serah atau build-operate-transfer (BOT). 5. Bukti Potong PPh Pasal 4 ayat (2) Bupot PPh 4 ayat (2) atau PPh Final adalah bupot yang berasal dari pemotongan pajak penghasilan atas jenis penghasilan tertentu yang bersifat final dan tidak dapat dikreditkan dengan PPh Terutang. PPh Pasal 4 ayat (2) ini dikenakan pada: ● Peredaran bruto usaha di bawah omzet Rp4,8 miliar dalam 1 tahun masa pajak ● Bunga deposito dan jenis-jenis tabungan, bunga obligasi, bunga tabungan yang dibayarkan koperasi kepada anggotanya ● Hadiah berupa lotre/undian ● Transaksi saham dan surat berharga lainnya, transaksi derivatif perdagangan di bursa, transaksi penjualan saham atau pengalihan ibukota mitra perusahaan yang diterima oleh perusahaan modal usaha ● Transaksi atas pengalihan aset dalam bentuk tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate dan sewa tanah dan/atau banagunan ● Pendapatan tertentu lainnya, sebagaimana diatur dalam atau sesuai Peraturan Pemerintah (PP) *Mulai April 2022 pemotongan/pemungutan PPh Pasal 4 ayat (2), PPh pasal 15, PPh Pasal 22, dan PPh Pasal 23 hanya menggunakan satu form saja, yaitu BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh PASAL 4 AYAT (2), PPh PASAL 15, PPh PASAL 22, DAN PPh PASAL 23 yang dibuat melalui e-bupot unifikasi.
6. Bukti Pemungutan PPN
Bukti pemungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang menyerahkan BKP/JKP adalah faktur pajak.