Anda di halaman 1dari 8

LK-1

Nama :
Instansi :
Kelompok : 3

Lembar Kerja
Menyiapkan Dokumen Transaksi Pemungutan dan
Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh)

Diskusikan dalam kelompok berkaitan dengan topik menyiapkan dokumen transaksi


pemungutan dan pemotongan PPh dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok


2. Masing-masing kelompok mendiskusikan salah satu topik :
a. Subjek dan objek pemungutan dan pemotongan PPh
b. Perbedaan pemotongan dan pemungutan pajak
c. Jenis-jenis dokumen pemungutan dan pemotongan pajak
d. Fungsi dokumen pemungutan dan pemotongan pajak
e. Cara pengisian dokumen pemungutan dan pemotongan pajak
3. Setelah selesai dikerjakan setiap peserta mengunggah hasil pekerjaannya
dengan format LK1-nama (contoh:LK1-Nanang) pada tautan berikut ……..
C. Jenis-jenis Dokumen Pemungutan dan Pemotongan Pajak

1. Bukti Potong PPh Pasal 21/26


Jenis bukti potong pajak akan dibedakan menjadi 4 jenis untuk PPh Pasal 21 dan/atau
Pasal 26. Jenis-jenis tersebut adalah:
a. Bukti pemotongan PPh Pasal 21 (tidak final)/Pasal 26 (Formulir 1721-VI). Bukti
pemotongan ini berguna untuk pemotongan PPh Pasal 21 bagi pegawai tidak
tetap. Beberapa contohnya adalah tenaga ahli, bukan pegawai, dan peserta
kegiatan.

b. Bukti pemotongan PPh Pasal 21 (final) (formulir 1721-VII). Formulir ini


digunakan untuk pemotongan PPh Pasal 21 bersifat final seperti PPh Pasal 21 atas
pesangon atau honorarium yang diterima PNS dimana dananya berasal dari
APBN atau APBD.

c. Bukti pemotongan PPh Pasal 21 (Formulir 1721-A1). Formulir ini digunakan


untuk pegawai tetap atau penerima pensiun atau tunjangan hari tua/jaminan hari
tua berkala.
d. Bukti pemotongan PPh Pasal 21 (1721-A2). Formulir ini digunakan bagi Pegawai
Negeri Sipil atau anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau anggota Polisi
Republik Indonesia (POLRI) atau pejabat negara atau pensiunannya.

2. Bukti Potong PPh Pasal 22


Bukti potong PPh Pasal 22 bukti pemotongan pajak penghasilan yang dipungut oleh
bendahara pemerintah pusat dan daerah, instansi/lembaga pemerintah dan lembaga negara
lainnya, terkait pembayaran atas penyerahan barang.
Kemudian bukti pemotongan oleh wajib pajak badan tertentu, baik pemerintah maupun
swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha bidang lainnya.
Serta wajib pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah;
tertuang dalam pasal 22 ayat 1.
Sedangkan untuk pemungutan PPh pasal 22 e berkenaan dengan pembayaran atas
pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk kegiatan usahanya.

3. Bukti Potong PPh Pasal 23/26


Bupot PPh Pasal 23/26 merupakan pajak dipotong oleh pemungut pajak dari wajib pajak atas
penghasilan yang diperoleh dari modal (dividen, bunga, royalti, dan lainya), penyerahan jasa
atau penyelenggaraan kegiatan selain yang dipotong PPh Pasal 21.

4. Bukti Potong PPh Pasal 15


Bukti potong pajak PPh Pasal 15 adalah bukti pemotongan dari pajak penghasilan yang
dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak tertentu.
Seperti perusahaan pelayaran atau pernerbangan internasional, perusahaan dalam negeri.
Kemudian perusahaan penerbangan dalam negeri, perusahaan luar negeri, perusahaan
pengeboran migas dan panas bumi, perusahaan dagang asing, perusahaan yang melakukan
investasi dalam bentuk guna-serah atau build-operate-transfer (BOT).
5. Bukti Potong PPh Pasal 4 ayat (2)
Bupot PPh 4 ayat (2) atau PPh Final adalah bupot yang berasal dari pemotongan pajak
penghasilan atas jenis penghasilan tertentu yang bersifat final dan tidak dapat dikreditkan
dengan PPh Terutang.
PPh Pasal 4 ayat (2) ini dikenakan pada:
● Peredaran bruto usaha di bawah omzet Rp4,8 miliar dalam 1 tahun masa pajak
● Bunga deposito dan jenis-jenis tabungan, bunga obligasi, bunga tabungan yang
dibayarkan koperasi kepada anggotanya
● Hadiah berupa lotre/undian
● Transaksi saham dan surat berharga lainnya, transaksi derivatif perdagangan di bursa,
transaksi penjualan saham atau pengalihan ibukota mitra perusahaan yang diterima oleh
perusahaan modal usaha
● Transaksi atas pengalihan aset dalam bentuk tanah dan/atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate dan sewa tanah dan/atau banagunan
● Pendapatan tertentu lainnya, sebagaimana diatur dalam atau sesuai Peraturan Pemerintah
(PP)
*Mulai April 2022 pemotongan/pemungutan PPh Pasal 4 ayat (2), PPh pasal 15, PPh Pasal
22, dan PPh Pasal 23 hanya menggunakan satu form saja, yaitu BUKTI
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh PASAL 4 AYAT (2), PPh PASAL 15, PPh PASAL
22, DAN PPh PASAL 23 yang dibuat melalui e-bupot unifikasi.

6. Bukti Pemungutan PPN


Bukti pemungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang menyerahkan BKP/JKP adalah faktur
pajak.

Anda mungkin juga menyukai