Anda di halaman 1dari 18

Mengenal `Tax Haven` atau Suaka Pajak,

dan Fakta Mencengangkan di Baliknya

Beberapa hari terakhir kita dihebohkan dengan munculnya dokumen Panama Papers.

Dokumen ini menyajikan informasi tentang berbagai pemimpin negara, pejabat dan petinggi
politik, pebisnis, olahragawan, hingga profesional yang menggunakan jasa firma hukum
Mossack Fonseca di Panama untuk berbagai tujuan, baik bisnis, penyamaran kepemilikan,
maupun penghindaran pajak.

Untuk memahami apa dan bagaimana Panama Papers berikut kami buat penjelasan singkat
agar mudah dipahami, dimulai dengan tax havens.

Asal-usul Istilah

Istilah tax havens sering disebut juga tax heaven atau surga pajak. Tax havens sebenarnya
lebih tepat diterjemahkan suaka pajak, karena merupakan perlindungan dari pengenaan pajak.

Istilah surga selain menjadi penanda sesuatu yang nikmat dan menyenangkan, ternyata juga
dekat dengan istilah yang dipakai Prancis yaitu paradis fiscaux, atau di Spanyol disebut
paradisos fiscales, di Italia bernama rifugio fiscale, dan Jerman menyebutnya Stuerhafens.

Sejak kapan tax havens ada?

Tax havens lahir sebagai konsekuensi meningkatnya tarif pajak. Istilah ini pertama kali muncul
di majalah The Times 17 Mei 1894, ketika banyak wajib pajak di Inggris memindahkan
kekayaannya untuk menghindari pajak.

Pasca Perang Dunia I kebutuhan biaya akibat kehancuran ekonomi pasca perang mendorong
negara-negara untuk menaikkan tarif pajak agar pendapatan negara meningkat.

Tarif pajak pada 1924 bahkan mencapai 72 persen. Sejak saat itulah tax havens lahir dan tiga
kota di Swiss Geneva, Zurich, dan Basel menjadi pusat penghindaran pajak yang aman.
Pada kurun 1930-an, pemungutan pajak yang semakin agresif mendorong lahirnya tax havens
baru.

Ketika Roosevelt berkuasa, para pengusaha di AS menggunakan Bahama sebagai tempat


menyembunyikan penghasilan.

Pada tahun 1960, Cayman Island lahir sebagai tax havens baru yang didukung perbankan
Kanada.

The Rolling Stones meninggalkan Inggris pada 1971 karena beban pajak yang terlampau tinggi.
Mereka pun melakukan eksodus ke AS, dan diikuti banyak profesional lainnya.

Pada saat bersamaan Panama juga lahir sebagai tax havens yang menyimpan dana milik
pengusaha AS dan Amerika Tengah, terutama Kuba.

Apa yang dimaksud tax havens?

Secara umum tax havens didefinisikan sebagai suatu negara atau wilayah yang mengenakan
pajak rendah atau sama sekali tidak mengenakan pajak dan menyediakan tempat yang aman bagi
simpanan untuk menarik modal masuk.

OECD memberi tiga ciri tax havens yaitu menerapkan tarif pajak rendah atau bebas pajak, lack
of transparency dan lack of effective exchange of information.

Dengan demikian tidak semua yurisdiksi dengan tarif pajak rendah merupakan tax havens karena
mau bekerja sama dalam pertukaran informasi.

Dalam perpajakan internasional, kerap digunakan tiga istilah yang bisa dipertukarkan satu sama
lain yaitu: Preferential Tax Regimes (PTRs), Offshore Financial Centers (OFCs), dan tax
havens.

Apa saja yang ditawarkan oleh tax havens?

Negara suaka pajak pada umumnya menawarkan manfaat: (i) peluang diversifikasi investasi, (ii),
strategi menangguhkan beban pajak, (iii) perlindungan asset yang kuat, (iv) hasil investasi bebas
pajak, (v) offshore banding dengan keleluasaan dan privasi, (vi) imbal hasil yang lebih besar,
(vii) mengurangi beban pajak, (viii) menghindari restriksi mata uang, (ix) peluang
mengembangkan bisnis.

Bahaya penggunaan tax havens antara lain money laundering, penyalahgunaan perusahaan
cangkang (shell companies), pendanaan yang keliru, penggelapan pajak, dan ancaman pada
stabilitas sistem keuangan.

Siapa saja yang dikategorikan "tax havens"?

Kita sering berpikir tax havens adalah teritori yang sangat jauh dari kita. Faktanya tax havens
semakin marak seiring dengan globalisasi. Bahkan kaitan pajak dan globalisasi sangat erat
karena efisiensi pajak merupakan motif utama modal mencari keuntungan maksimal.

OECD pada tahun 1998 mengeluarkan dokumen Anti-Harmful Tax Competition dan menyusun
daftar hitam negara suaka pajak. Sejak saat itu genderang perang terhadap tax havens dimulai.

Menurut IMF, setidaknya diidentifikasi 60 teritori suaka pajak. Tujuh tax havens terbaik
(Hoyt:2007) adalah Switzerland, Liechtenstein, Austria, Panama, Saint Kitts and Nevis, Belize,
Hong Kong.

Sedangkan 11 tax havens terbaik untuk melindungi asset (Hadnum:2011) adalah Jersey (Channel
Island / European Mediterania), Liechtenstein, The Cayman Island, St Kitt Nevis, Panama,
Gilbatar, Isle of Man, Bermuda, Bahamas, Austria, New Zealand.

Dalam taraf tertentu Irlandia juga merupakan low tax regime karena pemberlakuan Double
Irish yang mengenakan pajak sangat rendah untuk perusahaan yang berkedudukan di Irlandia
namun kontrol manajemen dilakukan di luar Irlandia.

Belanda juga dikenal dengan Dutch Sandwich yang tidak mengenakan pajak terhadap
pembayaran royalti dan bunga sehingga sering digunakan sebagai tempat pendirian special
purpose vehicle (SPV).

Adakah data dan fakta yang mencengangkan terkait "tax havens"?

Sebanyak 33 persen Modal Asing Langsung atau FDI berasal daritax havens. Pada tahun 2010
Barbados, Bermuda dan the British Virgin Islands (BVI) menerima FDI 5,11 persen dari FDI
global, melebihi Jerman (4,77 persen) atau Jepang (3,76 persen).

Investasi ketiga negara ini mencapai 4,54 persen terhadap investasi global, melebihi Jerman
(4,28 persen).

Sementara itu, tahun 2010 lalu BVI merupakan investor terbesar kedua ke China (14 persen),
setelah Hong Kong (45 persen), dan di atas AS (4 persen). Bermuda merupakan investor terbesar
ketiga di Chili (10 persen).

Mauritius adalah investor terbesar ke India dengan kontribusi hingga 24 persen, Cyprus (28
persen), BVI (12 persen), Bermuda (7 persen). Bahama (6 persen) adalah investor terbesar ke
Russia.

BVI berpenduduk 19.000 orang tetapi memiliki 830.000 perusahaan terdaftar dan 300.000
perusahaan cangkang.

Adapun negara Cayman memiliki 70.000 perusahaan, 430 bank, 720 perusahaan asuransi, 7.000
lembaga pembiayaan.

Padahal tercatat hanya 5.400 pegawai dan terdapat satu alamat dengan 18.000 perusahaan.
Cayman memiliki asset 1,3 kali GDP Norwegia dan total assetnya sebesar 700 kali GDP.

Contoh lain, Swiss menyimpan 2.300 miliar dollar AS dana asing. Dan AS kehilangan potensi
pajak sebesar Rp 6.000 triliun, karena Rp 30 triliun laba perusahaan diparkir di luar negeri.

Siapa saja yang pernah memanfaatkan jasa "Tax Havens?

Yang paling hangat adalah Apple, Google, Starbucks dan Amazon. Sebelumnya Airbus, Mark
Spencer, Vodafone, Coca Cola, Cisco, Pfizer, LTCM, Parmalat, Refco, Enron, Northern Rock.

Pada 2008, seekor anjing bernama Gunter terdaftar bersama 1.400 orang pemilik trusts di
Leichenstein, untuk menghindari pajak Jerman.
Juni 2008, pegawai senior bank UBS Swiss mengaku telah membantu menghindari pajak orang
AS senilai 20 miliar dollar AS, dengan biaya 200 juta dollar AS.

Apa yang dilakukan untuk menangkal Tax Havens?

Inisiatif yang pernah dilakukan adalah Financial Action Task Force (1989), membentuk OECD
Forum on Harmful Tax Practices dan OECD Global Forum, Tax Information Exchange
Agreement (2001), dan Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) Action Plan (2013) yang
diinisiasi OECD dan G-20.

Berapa potensi pajak orang Indonesia di Tax Havens?

Menurut penelitian Tax Justice Network (2010), lebih dari 331 miliar dollar AS (setara Rp 4.500
triliun) asset orang Indonesia berada di tax havens.

Sedang, menurut Global Financial Integrity (2014), sedikitnya terdapat Rp 200 triliun aliran dana
ilegal keluar Indonesia setiap tahunnya.

Lembaga lain seperti McKinsey pernah menyebut jumlah asset orang Indonesia di luar negeri
mencapai Rp 4.000 triliun.

Tax Haven, Negara Surga Bebas Pajak

Baru-baru ini beredar dokumen Panama Papers yang di alamnya mempublikasi berbagai tokoh
dunia mulai dari politisi, pengusaha, selebritas hingga atlet yang diduga melakukan praktik
penggelapan pajak. Panama Papers membuka tabir bagaimana dunia offshore atau dunia tanpa
pajak negara Tax Haven (surga pajak) bekerja. Negara mana saja mereka?

Apa itu Tax haven?

Tax haven adalah sebutan bagi negara di dunia yang memberikan tarif pajak rendah bahkan
sampai 0% demi menarik perusahaan-perusahaan asing untuk menyimpan uangnya di negara
tersebut, dan memberikan jaminan kerahasiaan atas aset yang disimpan.

Perusahaan yang beralamat di wilayah tax haven biasanya menjadi alat saja untuk menghindari
pajak di negara asalnya.
Di wilayah tax haven juga dapat dilakukan pengelabuan nilai aset, pencucian uang hasil
kejahatan, serta pengalihan aset.

Mayoritas negara tax haven merupakan negara kepulauan kecil sehingga sering juga dijuluki
sebagai offshore financial centres karena kebaradaannya jauh di tengah lautan

Pola tax haven bekerja

Para pengusaha yang enggan membayar pajak di negaranya membuat SPV (Special Purpose
Vehicle) atau paper company (perusahaan kertas) di negara-negara tax haven.

Perusahaan kertas artinya perusahaan yang hanya tercantum di atas secarik dokumen dimana
wujud perusahaan di negara tax haven hanya berupa setumpuk dokumen sedangkan fisik
perusahaan berada di negara-negara asal perusahaan.

Para pengusaha atau orang kaya juga membuka rekening bank offshore di sebuah negara.
Kebanyakan bank offshore berada di wilayah yurisdiksi tax heaven

Bank offshore menjadi pilihan favorit bagi orang superkaya untuk mengungsikan harta mereka
agar tidak terkena pajak

Apa itu bank offshore?

Offshore banking atau bank lepas pantai mengacu pada orang menyimpan tabungan di rekening
bank di luar negara tinggalnya, biasanya di lokasi yang dianggap sebagai surga pajak agar dapat
mengklaim hukum serta keuntungan keuangan.

Ciri-ciri tax haven

1. Sebuah negara, negara bagian atau yurisdiksi dalam suatu negara yang:

Menerapkan tarif pajak rendah bahkan 0%


Tidak transparan dalam pemberian pelayanan administratif dan legislatif, terutama menyangkut
masalah keuangan
Memberikan struktur pajak istimewa hanya kepada perusahaan asing saja, tetapi tidak
memberikannya kepada penduduk dan usaha lokal
Menerapkan peraturan yang tidak memungkinkan pertukaran data keuangan dengan pemerintah
negara lain serta dimaksudkan semata untuk menarik investasi asing.

2. Sebuah negara yang menerapkan tingkat pajak relatif lebih rendah dibandingkan negara
lainnya

3. Suatu negara dengan tarif pajak rendah bahkan 0% disertai layanan jasa keuangan dan hukum
dengan kerahasiaan tinggi bagi bagi warga dan perusahaan asing.

Negara dengan pajak tertinggi di dunia


1. Aruba

Rasio pajak penghasilan: 58,95%


Penghasilan rata-rata 2010:
Negara yang dikuasai Belanda ini punya tingkat pajak tertinggi di dunia. Pada 2007, tingkat
pajak Aruba sempat mencapai 60%. Warga yang dikenai pajak 58,95% adalah kaum lajang dan
berpenghasilan USD 165.000. Sementara bagi yang sudah menikah 'hanya' dikenai pajak
55,85%.

2. Swedia

Rasio pajak penghasilan: 56,6%


Penghasilan rata-rata 2010: USD 48.800
Tingkat pajak tertinggi dikenakan pada penghasilan USD81.000. Seluruh penghasilan dari pajak
dialokasikan untuk keamanan sosial. Menurut OECD, Swedia menghabiskan sebagian besar
PDB-nya pada pelayanan sosial paling banyak dari negara lain di dunia. Warga Swedia
menerima pendidikan gratis, fasilitas kesehatan bersubsidi, transportasi publik dan pensiun dasar,
semuanya ditanggung pemerintah.

3. Denmark
Rasio pajak penghasilan: 55,4%
Penghasilan rata-rata 2010: USD64.000
Denmark pernah menerapkan tingkat pajak tertingginya yaitu 62,3% pada tahun 2008.
Penghasilan tertinggi yang dikenai pajak paling mahal adalah USD76.000.

4. Belanda
Rasio pajak penghasilan: 52%
Penghasilan rata-rata 2010: USD57.000
Tingkat pajak Belanda termasuk tinggi dibanding negara Eropa Barat yang rata-rata mematok
45,7%. Penghasilan tertinggi yan

5. Austria
Rasio pajak penghasilan: 50%
Penghasilan rata-rata 2010: USD50.700
Austria kerap duduk di posisi pertama negara yang paling nyaman ditinggali di dunia. Namun
pajak yang dikenakan kepada warganya termasuk paling tinggi di Eropa. Tingkat pajak tertinggi
dikenakan untuk warga berpenghasilan USD80.000

6. Belgia
Rasio pajak penghasilan: 50%
Penghasilan rata-rata 2010: USD52.700
Tingkat pajak Belgia lebih tinggi 5% dari rata-rata negara Eropa Barat lainnya yang dikenal
sebagai area berpajak tertinggi nomor satu di dunia. Pajak 50% dikenakan bagi warga
berpenghasilan mulai dari USD46.900.
7. Jepang
Rasio pajak penghasilan: 50%
Penghasilan rata-rata 2010: USD52.200
Jepang satu-satunya negara Asia yang masuk daftar 10 besar. Rata-rata tingkat pajak negara di
Asia 23%. Tingkat pajak penghasilan tertinggi Jepang dikenakan untuk warga berpenghasilan
USD217.000.

8.Inggris
Rasio pajak penghasilan: 50%
Penghasilan rata-rata 2010: USD52.320
Inggris menaikkan 10% tingkat pajak tertingginya jadi 50% pada 2010. Maret lalu, pemerintah
Inggris menurunkan tingkat pajak untuk warga berpenghasilan tertinggi menjadi 45% dan mulai
efektif berlaku April 2013.

Siapa saja negara tax haven?

Menurut Taxhaven.org

1. Andorra
2. Antigua and Barbuda
3. Bahamas
4. Cayman Islands
5. Costa Rica
6. British Virgin Islands
7. Isle of Man
8. Guernsey
9. Samoa
10. Bermuda
11. Cyprus
12. Gibraltar
13. Dominica
14. Belize
15. Hong Kong
16. Singapura
17. Vanuatu

Menurut data OECD

1. Cook Islands
2. Dominica
3. Argentina
4. Kanada
5. Denmark
6. Finlandia
7. US Virgin Island
8. Slovakia
Keuntungan investor di negara tax haven

Memberi peluang investor untuk mendapat keuntungan besar dari rendahnya pajak yang
diberikan.

Investor juga mendapat kesempatan untuk membuat perusahaan dengan tujuan khusus.

Mempermudah transaksi transfer pricing yakni transaksi barang dan jasa antara beberapa divisi
pada suatu kelompok usaha dengan harga tidak wajar, bisa dengan menaikkan (mark up) atau
menurunkan harga (mark down), kebanyakan dilakukan oleh perusahaan global (Multi-National
Enterprise). Tujuannya, pertama, untuk mengakali jumlah profit sehingga pembayaran pajak dan
pembagian dividen menjadi rendah

Perusahaan di tax haven tidak memiliki pegawai dan kantor seperti perusahaan biasa Indonesia

10 besar negara dengan aset keuangan terbesar di tax haven

Menurut data Tax Justice Network 2010, Indonesia masuk dalam daftar 10 besar negara di dunia
yang memiliki aset keuangan terbesar di negara suaka pajak (tax haven). Jumlah aset dari
Indonesia tercatat sebesar USD331 miliar atau setara Rp4,400 triliun (kurs 1USD=Rp13.300)

China
Rusia
Korea
Brasil
Kuwait
Meksiko
Venezuela
Argentina
Indonesia
Arab Saudi

10 negara dengan total aliran dana ilegal di 2004-2013

China
Rusia
Meksiko
India
Malaysia
Brasil
Indonesia
Thailand
Nigeria
Afrika Selatan
(dalam miliar USD) Sumber: Global Financial Integrity 2013
Bristish Virgin Island surga pajak paling populer

British Virgin Islands menempati urutan teratas negara surga pajak paling populer di file
Mossack Fonseca dokumen Panama Papers dengan 113.648 perusahaan lepas pantai (offshore)
yang didirikan di sana.

British Virgin Island 113.648


Panama 48.360
Bahamas 15.915
Seychelles 15.182
Niue 9.611
Samoa 5.307
British Anquilla 3.253
Nevada, AS 1.260
Hong Kong 452
Inggris 148

jumlah perusahaan terdaftar


Artikel Pajak Tentang Tax Heaven

PENDAHULUAN

A. PengertianTax haven

Sebelum kita membahas tentang kasus yang terjadi tantang Tax haven, maka perlu diketahui apa itu tax
heaven

Beberapa pembahasan tentang tax haven :

a) (UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 18 ayat 3c) menyebutkan bahwa tax
haven adalah negara yang memberikan perlindungan pajak

b) Tax Haven adalah tempat persinggahan pajak /Negara yang memberikan kebebasan tentang
kewajiban membayar pajak kepada dengan nomimal terendah hingga zero%. (Dra Sri Luna
Murdianingrum,Msi.)

B. Negara memenuhi Tax haven Country jika memenuhi salah satu faktor berikut :

menurut Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-operation
Development/OECD), jika memenuhi salah satu faktor:

a) Pajaknya sangat rendah, bahkan tidak ada pajak yang dikenakan, dengan tujuan untuk menyediakan
negara/wilayahnya sebagai negara/wilayah tempat pelarian warga asing yang akan menghindarkan
pajak.

b) Memiliki fasilitas perlindungan yang sangat ketat terhadap informasi nasabah.

c) Tidak adanya transparansi dalam operasi tax haven tersebut.

C. Daftar Tax Haven Contry

Berdasarkan hasil pertemuan G-20 pada tanggal 2 April 2009, negara-negara anggota OECD menetapkan
daftar negara-negara yang dikategorikan sebagai Tax Haven Country, yang terdiri dari:

Argentina France Italy New Zealand South Africa


Australia Germany Japan Norway Spain

Barbados Greece Jersey Poland Sweden

Canada Guernsey Korea Portugal Turkey

China Hungary Malta Russian United Arab

Ceko Iceland Mauritus Seychelles United Kingdom

Denmark Ireland Mexico Singapura United States

Finland Isle Of Man Netherlands Slovakia US Virgin Island

D. Pemasalahan

a) Mengapa Singapura dihapus dari Tax Haven Country?

b) Apa dampaknya terhadap Negara Indonesia?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut,perlu dikaji lebih lanjut tentang kasus dan pemberitaan
melalui berbagai artikel.

PEMBAHASAN

Beberapa Public New yang memberitakan tentang memberitakan dihapusnya Singapura dari Negara Tax
Haven dalam bentuk artikel berikut :

Paris(ANTARA News)

Sabtu,14 November 2009 05:07 l 2170 Views

Sabtu,14 November 2009

Paris (ANTARA News) Singapura telah dihapus dari daftar Negara yang memberlakukan tax haven
setelah menandatangani perjanjian pembagian informasi pajak dengan 12 negara,kata kelompok
Negara-negara maju yang tergabung dalam OECD yang berkedudukan di Paris,Jumat.
Singapura telah beralih ke kategori jiridiksi yang secara substansial menerapkan standar pajak
demikian pernyataan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang beranggotakan 30
negara dalam pernyataannya.

Pada dasarnya ,tax haven adalah kebijakan pajak suatu negara yang dengan sengaja memberikan
fasilitas pajak berupa penetapan tarif pajak yang rendah kepada wajib pajak(WP) negara lain.

Kepala OECD,Angel Gurrai mengatakan peralihan itu sangat disambutnya dan hal itu mengkonfirmasi
adanya lingkungan global baru dalam kerja sama perpajakan.Singapura adalah pemain kunci dalam
komunitas keuangan duniakatanya seperti dilaporkan AFP.

OECD telah menghimpun negara-negara yang memberlakukan tax haven dalam daftarnya awal tahun ini
terkait adanya negara-negara yang berkomitmen untuk menegakkan aturan lebih ketat terhadap
kegiatan penghindaran pajak.meski hal itu tidak diterapkan sebagai bagian dari terobosan dunia yang
disetujui dalm kelompok 20 negara yang tergabung dalam G20.

Belgia,Luksemburg dan Swiss juga telah dihapus dari daftar itu,sebagian negara yang masih dalam daftar
yang melakukan tax haven adalah Andora,Anguilla,Barbados,

Liberia,Belize,Dominika,Granada,Kepulauan Marshall

Editor: Bambang

PARIS (Suara Karya)

Senin,16 Nopember 2009

Senin, 16 Nopember 2009

PARIS (Suara Karya): Singapura telah dihapus dari daftar negara yang memberlakukan tax haven setelah
bersedia menandatangani perjanjian pembagian informasi pajak dengan 12 negara, kata kelompok
negara-negara maju yang tergabung dalam OECD yang berkedudukan di Paris.

"Singapura telah beralih ke kategori juridiksi yang secara substansial menerapkan standar pajak,"
demikian pernyataan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang beranggotakan 30
negara dalam pernyataannya.

Pada dasarnya, tax haven adalah kebijakan pajak suatu negara yang dengan sengaja memberikan
fasilitas pajak, berupa penetapan tarif pajak yang rendah kepada wajib pajak (WP) negara lain.

Kepala OECD Angel Gurria mengatakan, peralihan itu sangat disambutnya dan hal itu
mengkonfirmasikan adanya lingkungan global baru dalam kerja sama perpajakan.

"Singapura adalah pemain kunci dalam komunitas keuangan dunia," katanya.


OECD telah menghimpun negara-negara yang memberlakukan tax haven dalam daftarnya awal tahun ini
terkait adanya negara-negara yang berkomitmen untuk menegakkan aturan lebih ketat terhadap
kegiatan penghindaran pajak, meski hal itu tidak diterapkan sebagai bagian terobosan dunia yung
disetujui dalam kelompok 20 negara yang tergabung dalam G20.

Belgia, Luksemburg dan Swiss juga telah dihapus dari daftar itu.

Negara yang masih dalam daftar yang melakukan tax haven adalah Andora, Anguilla, Antigua dan
Barbuda, Bahamas, Belize, Kepulauan Cook, Dominika, Granada, Liberia, Kepulauan Marshall dan
Montserrat.

Mengenai pemulihan kondisi perekonomian, organisasi tersebut mengungkapkan kondisi internasional


terlihat membaik dan tampak seperti tumbuhan muda.

"Pemulihan jelas terlihat di Amerika Serikat, Jepang dan semua perekonomian OECD, dan perekonomian
utama di non-OECD," kata lembaga itu.

Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengatakan bahwa sinyal sementara
mengenai ekspansi telah muncul di Kanada dan Jerman.

OECD, yang mewakili 30 industri terkemuka ekonomi, mengatakan bahwa yang indikator gabungan
utama terus menunjukkan sinyal kuat pemulihan.

Ukuran ini untuk kawasan OECD telah meningkat 1,3 poin pada bulan September dan 3,4 poin lebih
tinggi dari pada bulan September tahun lalu.

Tapi, OECD mengatakan, sinyal-sinyal ini harus ditafsirkan dengan hati-hati karena mereka mengukur
peningkatan yang diharapkan dalam kegiatan ekonomi jangka panjang terhadap tingkat potensi
kegiatan.

Tingkat pertumbuhan yang potensial di masa depan diyakini telah jatuh sebagai akibat dari krisis,
sehingga membantu meningkatkan gambaran kecenderungan relatif pertumbuhan saat ini. (AP/Kentos)

Dampak dihapusnya Singapura dari Negara Tax Heaven terhadap Negara Indonesia

JAKARTA - Indonesia tetap tidak diuntungkan dengan dihapuskannya Singapura sebagai salah satu
negara yang memberikan fasilitas perpajakan dan tiadanya transparansi nasabah.

Ekonom Sustainable Development Indonesia Dradjad H Wibowo mengatakan, Singapura


tetap sulit menghapus statusnya sebagai negara tax haven dengan memberikan kemudahan bagi wajib
pajak nakal dari Indonesia. Akibatnya Indonesia tetap kesulitan menyelesaikan masalah transfer pricing,
penyembunyian aset,atau pelarian modal yang masuk ke negara itu."Apalagi kalau hanya sharing
informasi, tidak banyak manfaatnya bagi Indonesia,"ujar Dradjad di Jakarta kemarin.
Sebagaimana diketahui, Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mencabut Singapura
dari deretan negara tax haven.Pencabutan status tax haven country dilakukan setelah Singapura
menyatakan kesediaan berbagi informasi perpajakan dengan 12 negara lain. Pencabutan status tax
haven country untuk Singapura itu menyusul perubahan status Belgia, Luksemburg, juga telah dihapus
sebelumnya.

Dengan demikian,hingga saat ini masih terdapat negara dengan kebijakan tax haven di dunia, yakni
Andora,Anguilla,Antigua dan Barbuda, Bahamas,Belize,Kepulauan Cook,Dominika,Granada,Liberia,
Kepulauan Marshall, dan Montserrat. Tax haven country merupakan negara pemberi fasilitas
kemudahan perpajakan kepada wajib pajak warga negara lain. Fasilitas ini membawa konsekuensi
peralihan penghasilan wajib pajak tersebut ke dalam kas negara pemberi fasilitas pajak tersebut

Selain menerapkan tarif pajak yang sangat rendah bahkan hingga nol persen, negara-negara tax haven
juga biasanya menutup-nutupi data perpajakan dengan negara lain.Kondisi ini dianggap memberikan
peluang bagi wajib pajak nakal warga negara lain untuk memutus tuntutan kewajiban perpajakan di
negara asalnya. Sementara itu, modus pelarian dari kewajiban perpajakan ke dalam tax haven country
antara lain melalui penggunaan special purpose vehicle, nonrepatriasi dari penghasilan ekspor, dan
transfer pricing.

Dengan modus ini, seperti pernah diungkapkan Dradjad sebelumnya, potensi nilai kehilangan
penerimaan pajak Indonesia akibat praktik tax haven Singapura mencapai sekitar USD40 miliar atau
setara dengan Rp400 triliun. Angka ini didasarkan perhitungan nilai uang wajib pajak Indonesia yang
tidak membayar kewajiban pajaknya mencapai USD100-120 miliar.Bila tarif pajak penghasilan (PPh)
yang dikenakan sebesar 30%,maka nilai penerimaan pajak yang harusnya bisa diterima pemerintah
mencapai USD 40 Miliard

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR Melchias Markus Mekeng menyarankan Indonesia secepatnya
memberlakukan pengampunan pajak (tax amnesty).Menurutnya, kebijakan ini bisa mendorong arus
modal sumber penerimaan pajak di Singapura kembali masuk ke Indonesia. Sependapat dengan
Dradjad, Melchias menilai Indonesia tetap akan kesulitan dalam menyelesaikan para wajib pajak nakal
nasional yang lari ke Singapura.

Hal itu karena pada praktiknya Singapura tetap tidak akan mengubah kebijakan perpajakan. "Karena itu
kalau perlu Presiden mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu)
mengenai tax amnesty untuk memperkuat likuiditas dan rangsangan dalam menarik kembali ke
Indonesia," sarannya.
OPINI (PENDAPAT)

KESIMPULAN,SARAN DAN IMPLIKASI SRATEGIS

Pada bagian ini akan disampaikan beberapa kesimpulan,saran dan implikasi strategis yang berkaitan
dengan permasalahan Dihapusnya Singapura dari negara Tax Haven Untuk itu dilakukan pengkajian
secara lebih lanjut dan analisa secara lebih komprehensif sehingga poin-poin penting dapat diambil dari
artikel tersebut,untuk itu disusun beberapa poin yang harus dipahami dan diambil adalah sebagai
berikut :

I. KESIMPULAN

Hal-hal yang menyebabkan Singapura dihapus dari Tax Haven Country Karena Singapura telah
melanggar peraturan yang diatur dalam OACD,yaitu menutup-nutupi data perpajakan dengan negara
lain,kondisi seperti ini dianggap memberikan peluang bagi wajib pajak nakal dari negara lain untuk
memutus tuntutan kewajiban perpajakan di negara asalnya,hal ini telah menyalahi ketetapan perjanjian
yang telah dibuat OACD dalam konferensi antara negara-negara penganut Tax haven Country.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut Singapura bersedia menandatangani perjanjian


OACD yang berkedudukan di Paris yang diatur dalam ketentuan itu Singapura harus berbagi informasi
perpajakan terhadap 12 negara terkait yang telah disetujui dan beralih ke negara jiridiksi substansial
yang menerapkan standard pajak.

Sebagai organisasi yang menghimpun keanggotaan Tax Haven Country di dunia maka OECD
membekukan Singapura karena telah dianggap menyalahi peraturan tentang menyembunyikan
informasi tentang perpajakan kepada negara lain,karena hal itu dianggap penyikapan membahayakan
negara lain yang dapat memicu penggunaan special purpose vehicle,nonrepatriasi dan penghasilan
ekspor dan transfer pricing.

Akibatnya terhadap negara lain khususnya negara Indonesia kita tercinta ini Potensi nilai
kehilangan penerimaan pajak Indonesia akibat praktik tax haven Singapura mencapai sekitar USD40
miliar atau setara dengan Rp400 triliun. Angka ini didasarkan perhitungan nilai uang wajib pajak
Indonesia yang tidak membayar kewajiban pajaknya mencapai USD100-120 miliar.Bila tarif pajak
penghasilan (PPh) yang dikenakan sebesar 30%,maka nilai penerimaan pajak yang harusnya bisa
diterima pemerintah mencapai USD 40 Miliard.

II. SARAN
Berdasarkan hasil analisa pembahasan dan kesimpulan terhadap permasalahan yang terjadi maka dapat
disampaikan saran-saran untuk perbaikan kinerja dan tumbuhnya transparency diantara negara-negara
persinggahan pajak (Tax haven Country)

1. Seiring dengan semakin beratnya target penerimaan pajak, Direktorat Jenderal Pajak harus
melakukan kebijakan memperketat pengawasan atas pemenuhan kewajiban pajak, termasuk
pengawasan terhadap pajak para pengusaha domestic yang berada di luar negeri.

2. Adanya usaha Pemerintah untuk mengaktifkan lembaga pertukaran informasi dengan negara-
negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda. Dengan adanya langkah ini, kita bisa berharap
semoga pemerintah benar-benar bisa mencegah terjadinya kebocoran potensi penerimaan pajak ke luar
negeri.

3. Begitu banyak masalah di negara ini yang butuh banyak kucuran dana dalam rangka
menyelesaikannya. Pengentasan masyarakat miskin, peningkatan alokasi dana untuk pendidikan,
perbaikan sarana dan prasarana umum, kesehatan, dan lain-lain. Jadi, jika kemudian pemerintah
kehilangan potensi penerimaan, bagaimana dengan nasib segala perbaikan tersebut?

Untuk itu, mari kita dukung upaya pemerintah untuk memberantas tindak pengelakan atas pajak.
Caranya? Ya, dengan membentengi diri dari godaan-godaan untuk berbuat curang, menghindari
tanggung jawab dari pajak. Ingat, jika ingin memperbaiki keadaan, harus dimulai dari diri sendiri dulu.

III. IMPLIKASI STRATEGIS

Hasil kinerja dan perkembangan tax haven di dunia internasional sebagai upaya untuk membangun dan
memperbaiki perekonomian membawa implikasi strategis sebagai berikut :

1. Membuat peraturan tentang kriteria tax haven country dan penetapan daftar tax haven country
ketimbang menghitung-hitung berapa potensi penerimaan yang hilang.

2. Pada dasarnya, penyelesaian tax haven country sangat bergantung kepada political will dari
pemerintah untuk melakukan aksi dibandingkan dengan hanya sekedar membuat peraturan tentang
teknis pengaturan tax haven country.

3. Khusus untuk negara kita tercintaIndonesia,Dalam rangka menurunkan tingkat kejahatan dalam
bidang penggunaan special purpose vehicle,non repatriasi dari penghasilan ekspor dan transfer pricing
maka perlu Preseiden mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang(Perppu)
mengenai Tax amnesty untuk memperkuat likuiditas dan rangsangan dalam rangka menarik kembali
dana yang hilang ke negara Indonesia dari negara tax haven country.

DAFTAR PUSTAKA

Antara News(antaranew.com).Editor Bambang.2009

Surat kabar Suara karya.2009

Pajakonline.com

(Zaenal Muttaqin /Koran SI/css)

Mohammad Zein.2003.Manajemen Perpajakan;Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai