Anda di halaman 1dari 17

Mengenal Skema Investasi Offshore ala

Panama Papers
Jakarta, CNN Indonesia -- Bocornya data Mossack Fonseca, sebuah firma hukum atau
perusahaan offshore asal Panama atau yang dikenal sebagai Panama Papers membuat geger
karena diduga menjadi ajang penggelapan pajak banyak pengusaha hingga politikus dunia.
Sebenarnya apakah investasi offshore itu?
Seperti dilansir dari Investopedia, investasi offshore dalam hal ini bukanlah investasi perusahaan
migas lepas pantai. Kata offshore di sini lebih mengacu ke perbedaan batas negara atau luar
negeri.
Investasi offshore seringkali disalahartikan sebagai aksi investor menyimpan uang mereka ke
beberapa perusahaan ilegal yang terletak di sebuah pulau Karibia di mana tarif pajak tidak ada.
Meskipun benar bahwa akan selalu ada kemungkinan penggelapan pajak, tetapi patut diketahui
sebagian besar investasi offshore adalah legal. Bahkan, investasi offshore dapat memberikan
banyak keuntungan.
Apa itu Investasi Offshore?
Investasi offshore adalah berbagai strategi investasi memanfaatkan keuntungan yang ditawarkan
di luar negara asal investor. Mudahnya, perusahaan menaruh uang di luar negara asalnya untuk
memperoleh berbagai keuntungan. Berikut beberapa keuntungan yang menjadi alasan orang
berinvestasi offshore:
Pengurangan Pajak
Banyak negara yang dikenal sebagai surga bebas pajak, menawarkan insentif pajak untuk
investor asing. Tarif pajak yang menguntungkan di negara tersebut dirancang untuk memberikan
lingkungan investasi yang sehat dengan menarik dana dari luar negeri. Untuk sebuah negara
kecil dengan sumber daya dan populasi kecil, investor menarik secara dramatis dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi.
Sederhananya, investasi offshore terjadi ketika investor membentuk perusahaan di luar negeri.
Perusahaan ini bertindak sebagai cangkang untuk rekening investor, melindungi mereka dari
beban pajak yang lebih tinggi yang akan dipungut di negara asal mereka.
Karena perusahaan itu tidak terlibat dalam operasi lokal, pajak yang dikenakan pada
perusahaan offshore terbilang sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Banyak perusahaan
asing juga menikmati status bebas pajak ketika mereka berinvestasi di pasar Amerika. Dengan
demikian, investasi melalui perusahaan asing lebih menguntungkan daripada melakukan
investasi sebagai individu.

Perlindungan Aset
Negara perusahaan investasi offshore adalah lokasi populer untuk melakukan restrukturisasi
kepemilikan aset. Melalui trust, yayasan atau melalui sebuah perusahaan, kepemilikan kekayaan
individu dapat dialihkan dari perseorangan ke badan hukum lainnya.
Banyak orang yang peduli tentang tuntutan hukum, atau penyitaan dari pemberi pinjaman pada
utang memilih untuk mentransfer sebagian aktiva pribadi ke suatu entitas yang berada di luar
negara asal mereka. Dengan melakukan ini, individu tidak lagi rentan terhadap masalah
domestik lainnya.
Kerahasiaan
Banyak yurisdiksi negara perusahaan investasi offshore menawarkan jaminan undang-undang
kerahasiaan data nasabah. Negara-negara ini telah membuat hukum yang ketat terkait
kerahasiaan perusahaan dan perbankan.
Jika kerahasiaan ini dilanggar, ada konsekuensi serius bagi pihak yang melanggar. Contoh
pelanggaran kerahasiaan perbankan adalah membocorkan identitas nasabah. Sementara
mengungkapkan pemegang saham adalah sebuah pelanggaran atas kerahasiaan perusahaan di
beberapa wilayah yurisdiksi.
Namun, kerahasiaan tidak berarti bahwa investor di perusahaan offshore adalah penjahat
dengan sesuatu yang disembunyikan. Penting juga untuk dicatat bahwa hukum offshoreakan
memungkinkan pengungkapan identitas dalam kasus yang jelas dari perdagangan narkoba,
pencucian uang atau kegiatan ilegal lainnya.
Dari sudut pandang investor papan atas, bagaimanapun, menyimpan data, seperti identitas
investor, kerahasiaan dalam mengumpulkan saham perusahaan publik dapat menawarkan
investor keuntungan yang signifikan dalam keuangan dan hukum.

Investor papan atas tidak suka masyarakat luas mengetahui saham apa yang mereka beli.
Investor kelas miliarder tidak mau sekelompok ikan kecil membeli saham yang sama karena
mereka telah menargetkan pembelian saham dalam volume besar.
Diversifikasi Investasi
Di beberapa negara, peraturan membatasi peluang investasi internasional bagi warganya.
Banyak investor merasa bahwa pembatasan tersebut menghalangi pembentukan portofolio
investasi yang bisa terdiversifikasi. Sementara rekening di luar negeri jauh lebih fleksibel,
memberikan investor akses tak terbatas ke pasar internasional dan ke semua bursa saham
utama.

Sumber: http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160405133304-92-121810/mengenal-skemainvestasi-offshore-ala-panama-papers/

Pengusaha RI Masuk Panama Papers:


4 Modus Sembunyikan Harta
TEMPO.CO, Jakarta - Dokumen rahasia yang terkenal dengan sebutan Panama
Paper menguak aksi tipu-tipu ratusan tokoh yang terdiri dari kepala negara, politisi,
pebisnis, selebriti, dan olah ragawan menyembunyikan hartanya.
Dalam dokumen itu, dipublikasikan aksi ribuan orang kaya di berbagai negara yang
melakukan pencucian uang dan praktek kotor lainnya. Termasuk ratusan nama dari
Indonesia.
Dokumen itu milik Mossack Fonseca, firma hukum yang kantor pusatnya di Panama,
yang bocor ke wartawan koran dari Jerman SddeutscheZeitung.
SIMAK:
Skandal Panama Papers, Michel Platini Bantah Cuci Uang
Skandal Panama Papers, Messi Siap Gugat Harian Spanyol
Media tersebut membagi dokumen itu ke International Consortium of Investigative
Journalists dan 100 organisasi pers dari seluruh dunia yang kemudian bersama-sama
melakukan investigasi. Satu-satunya media di Indonesia yang terlibat dalam proyek
investigasi ini adalah Tempo.
Pada Senin, 4 April 2016, ratusan media itu mempublikan hasil investigasinya dengan
judul Panama Papers. Memang, dokumen yang diperoleh konsorsium jurnalis global ini
mengungkapkan keberadaan perusahaan di yuridiksi bebas pajak (offshore companies)
yang dirahasiakan.
Investigasi Tempo: Panama Papers
Data yang bocor berisi informasi sejak 40 tahun lalu, sejak 1977 sampai awal 2015.
Keberadaan dokumen ini memungkinkan publik untuk mengintip bagaimana dunia
offshore bekerja, bagaimana fulus gelap mengalir di dalam jagat finansial global secara
rahasia, mendorong lahirnya banyak modus kriminalitas dan merampok pundi-pundi
negara dari pajak yang tak dibayarkan.
BACA:
Bagaimana Tempo Terlibat Investigasi Panama Papers?
Ada 803 WNI dalam Panama Papers, Ini Nama & Perusahaannya
Berikut modus yang dilakukan para orang kaya yang melakukan praktek kotor itu:

1. Perusahaan cangkang (shell companies)


Mossack Fonseca membuat perusahaan cangkang yaitu perusahaan yang digunakan
untuk menyembunyikan kepemilikan aset perusahaan. Sang pemilik biasanya menyewa
orang untuk berperan sebagai manajemen perusahaan.
Total ada 214.488 nama perusahaan offshore di Panama Papers yang terhubung
dengan orang-orang dari 200 negara.
2. Pusat keuangan perusahaan di yuridiksi bebas pajak (offshore financial centre)
Ini tempat transaksi keuangan rahasia di British Virgin Islands, Macao, Bahama, dan
Panama. Orang-orang kaya itu menyimpan dana mereka di sini dan dijamin
kerahasiaannya. Transaksi keuangan difasilitasi pajak yang rendah hingga bebas pajak.
3. Saham dan obligasi atas nama (bearer shares and bonds)
Saham dan obligasi atas nama merupakan solusi untuk menyembunyikan kepemilikan
orang kaya dan perusahaan dengan cara memindahkan uang dalam jumlah besar
dengan mudah.
4. Pencucian uang
Pencucian uang termasuk membersihkan uang kotor agar dapat digunakan tanpa
memunculkan kecurigaan. Koruptor yang memiliki banyak uang tunai dapat mengirim
uangnya ke offshore financial center. Uangnya kemudian diubah ke obligasi atas nama
dan dimiliki oleh perusahaan cangkang.

Apa Itu Skandal Pajak Panama Papers? Ini


Penjelasannya
SELASA, 05 APRIL 2016 | 06:47 WIB

Jcohs.org

TEMPO.CO, Jakarta - Dunia tengah membicarakan kebocoran


dokumen finansial dari sebuah firma hukum asal Panama, Mossack
Fonseca. Data tersebut terangkum dalam hasil investigasi sebuah
organisasi wartawan global, International Consortium of Investigative
Journalists (ICIJ), sebuah koran dari Jerman, Sddeutsche Zeitung,
dan lebih dari 100 organisasi pers dari seluruh dunia.
Adapun Tempo menjadi satu-satunya media di Indonesia yang terlibat
dalam pengungkapan skandal ini.
Data Panama Papers sebesar 2,6 terabita, yang berisi informasi sejak
1977 sampai awal 2015, tersebut berhasil diungkap ke publik. Dari
data tersebut dapat diintip dunia offshore atau dunia tanpa pajak
bekerja.
Mossack Fonseca menjajakan kerahasiaan finansial kepada politikus,
penipu, mafia narkoba, miliuner, selebritas, dan bintang olahraga
kelas dunia, untuk mendirikan perusahaan di negara surga bebas
pajak seperti Panama atau British Virgin Island.
SIMAK:
Daftar Pemimpin Dunia dalam Skandal Pajak Panama Papers
Panama Papers Ungkap Skandal Pajak Messi hingga Jackie Chan

Uang terus mengalir di dalam gelombang global tapi terjaga secara


rahasia. Tak jarang praktek tersebut mendorong lahirnya banyak
modus kriminalitas dan perampokan kekayaan negara dari pajak yang

tak dibayar. Semua transaksi tersebut disembunyikan di surga bebas


pajak.
Dalam jutaan lembar dokumen itu, tergambar dengan detail sejumlah
perjanjian bisnis yang melibatkan perusahaan offshore yang dilakukan
sejumlah tokoh kenamaan di dunia. Firma hukum ini memang
terbilang kecil. Namun firma tersebut disebut-sebut berpengaruh di
Panama. Firma ini memiliki kantor cabang di Hong Kong, Zurich,
Miami, dan 35 kota lain di seluruh dunia.
Panama Papers menyimpan data surat elektronik, tabel
keuangan, paspor, dan catatan pendirian perusahaan, yang
mengungkapkan identitas rahasia dari pemilik akun bank dan
perusahaan di 21 wilayah atau yurisdiksi offshore. Di dalam data itu,
tersimpan pula kerahasiaan hasil kejahatan, seperti harta hasil curian,
korupsi, atau pencucian uang. Setidaknya ada 128 politikus dan
pejabat publik dari seluruh dunia yang namanya tercantum dalam
jutaan dokumen yang bocor ini.
Setelah diungkap, dokumen juga menunjukkan bagaimana Mossack
secara teratur menawarkan klien mereka untuk membuatkan
dokumen dengan tanggal mundur (backdated documents) guna
membantu klien mereka mendapat keuntungan dari berbagai
perjanjian bisnis mereka. Setiap satu bulan ke belakang, dalam
penetapan tanggal dokumen perusahaan mereka, klien harus
membayar US$ 8,75 kepada Mossack.
Data tersebut berhasil diungkap pertama kali oleh seorang reporter
di Sddeutsche Zeitung. Kemudian ia membaginya dengan ICIJ dan
semua media dalam kolaborasi ini. Tak ada media yang diminta
membayar untuk memperoleh dokumen tersebut. Dokumen itu
kemudian berujung pada sejumlah operasi penggeledahan di Jerman

pada awal 2015. Dokumen ini kemudian ditawarkan pada otoritas


pajak di Inggris, Amerika Serikat, dan sejumlah negara lain.

Jangan Rancu, Ini Perbedaan "Panama


Papers" dan "Offshore Leak"
JAKARTA, KOMPAS.com "Panama Papers" yang berisi daftar nama pesohor
dunia yang memiliki rekening di luar negeri menjadi perbincangan hangat pada harihari ini.
Di Indonesia, meski belum dipublikasikan secara utuh, ada sederet pengusaha
papan atas yang disebut dalam Panama Papers.
Mereka yang masuk dalam daftar Panama Papers adalah para pengusaha yang
disinyalir melarikan hartanya ke negara-negaratax haven dengan bantuan sebuah
kantor firma hukum Mossack Fonseca.
Hal itu dilakukan dengan berbagai motif. Salah satunya adalah untuk menghindari
pajak serta pencucian uang.
Meskipun Panama Papers belum dipublikasikan secara luas, publik juga diguncang
oleh munculnya sederet daftar nama yang disinyalir memiliki rekening di luar negeri
yang termuat dalam "Offshore Leak".
Nama-nama yang ada pada Offshore Leak lebih luas cakupannya, bukan hanya
pengusaha, melainkan juga pejabat, akademisi, jurnalis, hingga aktivis yang terkenal
dengan penolakannya terhadap neoliberalisme.
Akhirnya, muncul sebuah kerancuan bahwa nama-nama yang ada dalam Offshore
Leak adalah sama dengan daftar yang ada pada Panama Papers. Lantas, apa
perbedaannya?
Jurnalis Tempo yang terlibat dalam penelusuran data Panama Papers, Wahyu
Dhyatmika, menuturkan, Offshore Leak adalah data nasabah yang membuka
rekening luar negeri.
Data tersebut sudah dibocorkan sejak tahun 2013 dan belum tentu melakukan
tindakan ilegal.

Sementara itu, Panama Papers adalah data bocoran baru yang merupakan para
klien Mossack Fonseca. Para klien itu menyewa jasa perusahaan konsultan hukum
ini dengan sejumlah motif.
"Nama-nama yang ada pada Offshore Leak tidak semuanya masuk dalam daftar di
Panama Papers. Namun, ada beberapa nama yang ada di Offshore Leak juga
disebut di Panama Papers," ujarnya Kamis (7/4/2016).
Artinya, kata Wahyu, tidak semua nama yang ada pada Offshore Leak terlibat
skandal tax avoidance atau penghindaran pajak dan tindak pidana pencucian uang
yang dibantu oleh Mossack Fonseca.
Sementara itu, nama-nama yang ada pada Panama Papers hampir dipastikan
mereka yang mendirikan perusahaan cangkang atau perusahaan offshore untuk
tujuan khusus.
Perusahaan cangkang merupakan sebuah struktur korporasi yang bisa digunakan
untuk menyembunyikan kepemilikan aset perusahaan.
Mengutip laporan ICIJ, total ada 214.488 nama perusahaan cangkang di dokumen
Panama Papers. Perusahaan-perusahaan itu terhubung dengan orang-orang
maupun pengusaha dari 200 negara.
Sejauh ini, nama asal Indonesia yang ada dalam Offshore Leak mencapai 2.961.
Adapun yang ada dalam Panama Papers berjumlah 899 nama.
"Kami akan memublikasikan nama-nama pengusaha yang ada di Panama Papers
pada awal Mei," ungkapnya.

2.961 Nama dari Indonesia Muncul di


Panama Papers
Pontianakpost
PANAMA CITY Ribuan nama individu dan perusahaan dari Indonesia muncul
dalam dokumen yang membuat heboh dunia, Panama Papers saat dirilis kemarin
(4/4). Dokumen rahasia yang memuat daftar klien besar di dunia, yang diduga
menginginkan uang mereka tersembunyi dari endusan pajak di negaranya, itu
dibocorkan Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (International Consortium
of Investigative Journalists/ICIJ).
Dari situs ICIJ, ada 2.961 nama individu ataupun perusahaan yang muncul saat kata
kunci Indonesia dimasukkan. Nama-nama tersebut terhubung dengan 43 nama
perusahaan perekayasa bebas pajak (offshore). Pada laman yang sama muncul
2.400 alamat di Indonesia yang terdata dalam kolom Listed Addresses.
Di antara 2.961 nama itu, ada beberapa nama individu dan pengusaha yang terkenal
di Indonesia seperti Sandiaga Uno, Erick Thohir, Muhammad Aksa Mahmud, Chairul
Tanjung, Laksamana Sukardi, James T. Riady, Anindya N. Bakrie, dan Rachmat
Gobel. Nama perusahaan yang terdaftar antara lain Agung Podomoro dan Texmaco
Group. Di daftar alamat, sebagian besar berlokasi di Jakarta. Namun, ada juga
beberapa yang berlokasi di Surabaya, Bali, Bandung, dan Medan Dari rilis ICIJ, total
ada 11 juta halaman dokumen yang ditemukan dari sumber yang tidak diungkap
identitasnya. Misalnya, di Indonesia, terdapat nama-nama politikus, bintang
olahraga, dan selebriti yang diduga menyimpan uang mereka di berbagai
perusahaan perekayasa pajak di luar negeri demi menghindari pajak. Tercatat,
dokumen Panama Papers masuk dalam file sebesar 2,6 terabyte (TB). Ada 4,8 juta
e-mail; 3 juta database; 2,1 juta dokumen PDF; 1,1 juta foto; 320.000 dokumen teks;
dan 2.000-an file lainnya.
Dokumen yang diungkap kemarin disimpan rapi selama sekitar 40 tahun oleh firma
hukum di Panama, Mossack Fonseca. Kini sedikitnya 12 tokoh politik kelas dunia,
termasuk mantan pemimpin negara, harus memberikan penjelasan panjang lebar
kepada publik tentang persekongkolan pajak yang mereka lakukan.

Para pemimpin dunia itu memercayakan pengelolaan aset dan kekayaan mereka
kepada Mossack Fonseca. Tepatnya mengelola harta mereka supaya tidak
terdeteksi negara. Dengan demikian, mereka tidak perlu membayar pajak. Mossack
Fonseca membantu para kliennya mencuci uang, menghindari sanksi hukum, dan
mengingkari pajak, tulis BBC.
Selain pemimpin dan mantan pemimpin negara, ada sedikitnya 60 nama ajudan atau
kolega orang berkuasa. Ada juga sederet nama selebriti kelas dunia yang mengakali
pajak dengan bantuan profesional Mossack Fonseca. Antara lain bintang Bollywood
Amitabh Bachchan dan legenda film kungfu Jackie Chan. Praktik akal-akalan pajak
itu sudah diterapkan Mossack Fonseca selama empat dekade terakhir dengan
aman.
Mossack Fonseca juga menyimpan data beberapa negara yang menjadi tujuan para
orang kaya dunia menyembunyikan uangnya. Setidaknya ada sepuluh negara yang
masuk kategori tax haven atau surga pajak, negara yang menetapkan pajak rendah
atau bahkan bebas pajak. Dilansir dari Marketwatch, sesuai urutan mulai yang
pertama, negara-negara tax haven di laporan Panama Paper adalah British Virgin
Island, Panama, Bahamas, Seychelles, Niue, Samoa, British Anguilla, Nevada,
Hongkong, dan Inggris.
Saat pemerintah Panama menginvestigasi kasus tersebut, negara-negara Eropa dan
beberapa negara lain sibuk melacak nama tokoh mereka dalam dokumen yang
bocor itu. Mereka ingin memastikan bahwa tidak ada nama pemimpin atau tokoh
tenar negerinya di sana. Seandainya ada, mereka bisa segera menindaklanjuti kasus
tersebut.
Kemarin Presiden Prancis Francois Hollande menyambut baik aksi penyebarluasan
dokumen rahasia Mossack Fonseca itu. Ini temuan yang bagus. Pendapatan negara
dari sektor pajak jelas akan bertambah karena individu-individu yang melanggar
harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, papar pemimpin 61 tahun
tersebut.
Bocornya jutaan dokumen rahasia itu juga membuat Perdana Menteri Inggris David
Cameron berang. Dia berjanji mengakhiri kejahatan penggelapan pajak dan
kerahasiaan perusahaan offshore tersebut.

Pada 2013 Cameron pernah meminta rekan pemimpin G8 lainnya, termasuk Barack
Obama dan Angela Merkel, menandatangani sebuah kerja sama mengenai prinsipprinsip perpajakan. Kita perlu membuka siapa yang memiliki apa dan ke mana uang
itu benar-benar mengalir, tutur dia. Cameron menilai apa yang dilakukan sejumlah
orang yang memarkir uangnya dalam jumlah besar di perusahaan offshore dan
mengambil pinjaman kembali untuk meminimalkan pajaknya secara moral sangat
tidak bisa diterima.
Di luar tokoh politik, Panama Papers juga menyebut keterlibatan beberapa nama
besar di sepak bola. Menurut laporan media Spanyol La Sexta dan El Confidencial,
bintang Barcelona Lionel Messi dituding menyiapkan jaringan penipuan pajak
dengan menggunakan perusahaan Panama, Mega Stars Enterprises, untuk
menghindari pembayaran pajak bersama ayahnya. Tindakan itu dilakukan satu hari
setelah pihak berwenang Spanyol menyatakan bahwa Messi telah melakukan
penggelapan pajak sebesar 4,1 juta euro.
Bukan hanya Messi yang terlibat skandal penggelapan pajak yang telah ditemukan
oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) itu. Nama-nama
besar dalam dunia sepak bola seperti mantan Presiden UEFA Michel Platini dan
mantan pemain Real Madrid Ivan Zamorano juga dikatakan tersandung masalah itu.
Panama Papers juga menyebut keterlibatan Leonardo Ulloa, top scorer Leicester
City musim lalu yang berhubungan dengan firma pajak gelap saat bermain di
Argentina pada 2008. Mantan fullback Argentina dan Manchester United Gabriel
Heinze juga disebut terlibat.
Berkelit
Direktur ICIJ Gerard Ryle mengatakan bahwa dokumen yang terkuak itu menjadi
bukti bisnis kotor Mossack Fonseca selama sekitar 40 tahun terakhir. Ini menjadi
pukulan telak bagi para pemimpin dunia yang menggunakan jasa Mossack
Fonseca, ungkapnya. Kini mereka harus menjelaskan persekongkolan tersebut.
Marianna Olszewski, salah seorang klien Mossack Fonseca, pernah ditawari
dokumen kepemilikan palsu untuk menyembunyikan asetnya dari pemerintah.
Seorang petinggi Mossack Fonseca mengirimkan e-mail kepada miliarder Amerika
Serikat (AS) itu tentang cara menipu bank. Kami akan menjadikan pihak lain

sebagai pemilik. Maka, nama pihak lain itulah yang akan tercantum di bank, tulis
lembaga tersebut.
Namun, Mossack Fonseca berkelit. Secara tertulis, Ramon Fonseca yang
merupakan salah seorang pendiri firma hukum tersebut menjelaskan bahwa tidak
ada yang salah dengan aktivitasnya selama ini. Buktinya, selama ini mereka tidak
pernah terjerat kasus hukum.
Kepada AFP Senin (4/4), Ramon bersikeras bahwa bocoran tersebut adalah sebuah
kejahatan, pelanggaran, dan serangan terhadap Panama. Beberapa negara tidak
suka saat kami begitu kompetitif dalam menarik minat sejumlah perusahaan, tutur
Ramon.
Sebelumnya, pada 2010, beredar juga dokumen yang dibocorkan oleh programer
komputer, jurnalis, dan penulis Julian Assange. Dia membocorkan file yang berisi
dokumen-dokumen rahasia operasi intelijen di berbagai negara. Bocoran tersebut
dikenal dengan nama Wikileaks. Namun, dibandingkan dengan Wikileaks, jumlah file
Panama Papers ini lebih besar ribuan kali lipat. Sebagai perbandingan, Wikileaks
yang dibocorkan Assange berukuran file 1,7 GB, sedangkan file Panama Papers
mencapai 2,6 terabytes (TB). (AFP/Reuters/BBC/hep/kim)

Ada 803 WNI dalam Panama Papers, Ini


Nama & Perusahaannya
TEMPO.CO, Jakarta - The Panama Papers menyebut 899 orang dan perusahaan di
Indonesia yang memiliki perusahaan cangkang di beberapa kawasan surga pajak. Dari
jumlah itu, 803 berupa nama pemegang saham, 10 perusahaan, 28 perusahaan yang
diciptakan, dan 58 nama pihak terkait.
Panama Papers berbeda dengan Offshore Leaks. Dalam dokumen Offshore Leaks yang
rampai pada 2013, ada 2.961 orang Indonesia yang terdaftar dalam 23 perusahaan.
Dokumen Panama bocor dari kantor firma hukum Mossack Fonseca di Panama.
Sedangkan data Offshore Leaks berasal dari firma Portcullis TrustNet di Singapura dan
Commonwealth Trust Ltd di British Virgin Island. Walau begitu, baik Offshore Leaks
maupunPanama Papers dibongkar oleh International Consortium of Investigative
Journalists (ICIJ), jejaring wartawan lintas negara.
Baca juga:
Inilah Deretan Pengusaha RI yang Terseret Panama Papers
Pengusaha RI Masuk Panama Papers: 4 Modus Sembunyikan Harta
Dalam Panama Papers, nama yang disebut di antaranya pengusaha minyak Riza Chalid
dan buron Kejaksaan Agung, Joko S. Tjandra. Berikut ini beberapa nama dalam
Panama Papers selain mereka.
Garibaldi Boy Thohir (Adaro): Harold Heights Group Ltd
"Ini hal lumrah. Saat memiliki klub bola, saya pakai SPV (special purpose
vehicle/perusahaan khusus) di luar negeri, jadi otomatis nama saya terpublikasi."
Investigasi Tempo: Panama Papers
Sandiaga Uno (Saratoga, Recapital): Aldia Enterprises, Attica Finance Ltd, dan
Ocean Blue Global Holdings Ltd (melalui Saratoga Equity Partners)
"Saya memang punya rencana membuka semuanya, karena saya sekarang dalam
proses mencalonkan diri menjadi pejabat publik.
Fransiscus Welirang (Indofood): Azzorine Ltd (melalui BOS Trust Company Ltd)
Iya, benar, itu perusahaan saya. Perusahaan satu dolar."
Airlangga Hartanto (Politikus Partai Golongan Karya): Buckley Development
Corporation
"Buckley? Buckley, saya belum tahu. Nanti saya cek dulu.

SIMAK:
Panama Papers, Ketua Transparency International Cile Mundur
Panama Papers, Kebocoran Data Skandal Terbesar dalam Sejarah
Johnny Gerard Plate (Politikus Partai NasDem): Serenity Pacific Ltd
"Ini jangan menjadi rumor atau berita yang tendensius dan cenderung fitnah."
Hilmi Panigoro (Medco Group): Bartonia Capital Ltd
"Saya punya banyak perusahaan offshore sebagai wahana investasi dan mengelola
risiko. Tapi, setelah saya cek, Bartonia tidak ada dalam daftar yang dimiliki Grup Medco
atau saya pribadi.

Anda mungkin juga menyukai