LAUNDERIN
G
kELOmpok 5
Jose Christian Santosa 18.G1.0002
● Pengertian Money Laundering menurut UU No 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian
Uang. Pencucian uang adalah perbuatan menempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan,
menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa keluar negeri, menukarkan, atau perbuatan
lainnya atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut dicurigai merupakan hasil tindak pidana
dengan maksud untuk menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan sehingga
seolah-olah menjadi Harta Kekayaan yang sah.
DASAR HUKUM DALAM
TINDAK
UU NO.8 Tahun PENCUCIAN UANG
01 2010 (Pasal 3)
Setiap orang yang membawa, menstransfer,
menghibahkan, menukarkan, dsb, pidana penjara
paling lama 20th dan denda paling banyak Rp
10.000.000.000 (10 Milyar Rupiah)
UU NO.8
02
UU NO.8 Tahun 03 (Pasal 5)
2010 (pasal 4)
Setiap orang yang menyembunyikan asal usul, Setiap orang yang menerima, menggunakan,
pengalihan hak, dsb, pidana penjara paling dsb, pidana penjara paling lama 5th dan denda
lama 20th dan denda paling banyak Rp paling banyak Rp 1.000.000.000 (1 Milyar
5.000.000.000 (5 Milyar Rupiah) Rupiah)
Tahap-tahap pencucian uang
1. Tahhap
2. Tahap
placement
layering
(penempatan)
(pelapisan)
3. Tahap
integration
(Penyatuan)
1. Tahap placement
(penempatan)
Upaya menempatkan uang tunai atau uang giral ke
sistem keuangan terutama sistem perbankan. Dalam
proses penempatan uang tunai ke dalam sistem
keuangan ini, terdapat penyelundupan uang tunai dari
suatu perusahaan ke perusahaan lainya atau dari
negara ke negara lain, dengan cara pembukaan
deposito, pembelian saham-saham atau
mengkonversikannya ke dalam mata uang negara
lain.
Contoh Kasus Placement
- Tuan A adalah seorang pejabat berkedudukan di instansi Y.
Tuan A diberi tanggung jawab untuk melakukan
penggadaian barang berupa komputer 1000 unit dengan
anggaran negara @Rp 14.000.000, total Rp 14.000.000.000
- Tuan A menunjuk langsung rekanan PT. Z dalam
penggadaian barang tsb dan mendapatkan keuntungan
senilai Rp 1.500.000.000, kemudian digunakan untuk
membuka rekening Efek di PT. M Securities.
- Tuan A membuka rekening atas nama istrinya Ny. B
- Terjadi mark up yang dilakukan Tuan A dan mendapat
keuntungan pribadi atas tindakan tersebut.
2. Tahap layering
(pelapisan)
Upaya untuk mentransfer harta kekayaan dalam
bentuk benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud
maupun tidak berwujud. Dalam proses ini terdapat
rekayasa melalui pengalihan dana hasil placement ke
beberapa rekening dengan serangkaian transaksi
yang kompleks didesain untuk mengelabui sumber
dana tsb. Layering juga dapat dilakukan transaksi
jaringan internasional melalui perusahaan yang
mempunyai nama dan badan hukum namun tidak
melakukan kegiatan usaha apapaun.
Contoh Kasus LAYERING
- Tuan A mendapatkan uang sebesar 5 Milyar dari seseorang karena Tuan A
telah memberi keringanan hukuman atas kejahatan yang dilakukan Mr. X
- Mr. X kemudian memerintahkan perusahaannya, PT A di British Virgin Island
untuk mentransfer dana tersebut ke Bank S di bali untuk Tuan A.
- Tuan A setelah mendapatkan konfirmasi transfer kemudian memerintahkan
kepada penjabat Bank S untuk mentransfer kebali dana yang diperoleh pada
hari yang sama dengan rincian sebagai berikut :
1. 500 juta ke rekening milik saudari G(anak) di Bank H
2. 1,5 miliyar ke rekening perusahaan asuransi PT. I di bank L sebagai
pembukaan polis asuransi untuk beberapa nama tertanggung
3. 2 Miliyar ke rekening bank tuan X di bank T
4. 750 juta ke rekening US$ di bank Z atas nama saudari. O(anak)
5. 250 juta ke rekening PT. C securities di bank D
KERJASAMA
INTERNASIONAL
1. DALAM
United Nations Convention Against ANTI
Illicit Traffic in Narcotic MONEY
Drugs and Psychotropic
Substances
LAUNDERING
Lebih dikenal dengan sebutan UN Drugs Convention atau Vienna Convention. UN
Drugs Convention ini lahir di Wina, Austria pada 19 Desember 1988 dan
ditandatangani oleh 106 negara termasuk Indonesia, yang kemudian diratifikasi
dengan UU No 7 Tahun 1997.
LAUNDERING
FATF muncul pada bulan Juli 1989. Dalam upaya memberantas money laundering, FATF
telah mengeluarkan rekomendasi yang paralel dengan UN Drug Convention. Rekomendasi
itu berisikan tentang dorongan agar negara-negara menciptakan peraturan perundang-
undangan yang mengawasi money laundering. Pada tahun 1996, FATF merevisi
rekomendasi yang berisikan tentang peningkatan sistem hukum nasional, peningkatan
peranan sistem finansial, dan memperkuat kerjasama internasional. Rekomendasi ini telah
menjadi standar internasional untuk pengukuran pencucian uang yang efektif.
Perkembangan Pengaturan
Anti Money Laundering di
Indonesia
Pengaturan anti money laundering di Indonesia berkaitan dengan
keputusan FATF, dimana dalam keputusan tersebut Indonesia
dimasukkan sebagai salah satu negara yang dianggap tidak kooperatif
untuk memberantas tindakan money laundering. Awalnya, pengaturan
di Indonesia sejalan dengan ketentuan Basle Committee on Banking
Regulations and Supervisory Practices (terdiri dari perwakilan-
perwakilan Bank Central dan Badan Pengawas negara-negara
industri. Dalam ketentuan ini, bank harus mengambil langkah untuk
menetapkan identitas nasabahnya, yaitu Know Your-Customer Rule.
Perkembangan Pengaturan
Anti Money Laundering di
Indonesia
Kemudian, bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia
Nomor : 3/10/PBI/2001 tanggal 18 Juni 2001 tentang Penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah. Namun, selanjutnya diubah dengan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/23/PBI/2001 tanggal 13 Desember
2001. Prinsip ini merupakan upaya untuk mencegah industri
perbankan yang digunakan sebagai sarana atau sasaran kejahatan.
Perkembangan Pengaturan
Anti Money Laundering di
Pengaturan anti money laundering di Indonesia dapat dilihat dari UUIndonesia
Nomor 15 Tahun
2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (UUTPPU), yang berlaku sejak tanggal
17 April 2001. UUTPPU bertujuan untuk mencegah dan memberantas kejahatan dalam
bentuk praktek pencucian uang di Indonesia.
—PPATK
- Mengumpulkan, menyimpan,
menganalisis, mengevaluasi informasi
yang telah diperoleh oleh PPTAK sesuai
dengan undang - undang.
- Memantau catatan dalam buku daftar
- Denda
- Pencabutan izin usaha
- Pembubaran korporasi yang diikuti dengan likuidasi
Struktur organisasi
ppatk
- Seorang Kepala dan dibantu oleh paling banyak 4 (empat)
orang wakil kepala
- Kepala dan wakil kepala diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden atas usul menteri Keuangan
- Masa jabatan kepala dan Wakil kepala adalah 4 (empat)
tahun dan dan dapat diangkat kembali hanya untuk 1 (satu)
kali masa jabatan berikutnya.
pelaporan
Penyedia jasa Keuangan wajib melaporkan kepada PPTAK
:
a. Transaksi keuangan yang mencurigakan
b. Transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai dalam
jumlah kumulatif sebesar Rp. 500.000.000 atau lebih yang
di bawa oleh siapapun baik dari manapun ke dalam
wilayah Republik Indonesia.
Dan penyampaian laporan paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja terhitung setelah diketahui oleh penyedia layanan
jasa keuangan ata sejak tanggal transaksi dilakukan.
Hal hal yang perlu
diperhatikan dalam
1. Kerahasian Pelaporan pelaporan
- Anti Tipping-off : Direksi, komisaris, pengurus atau pegawai pihak pelapor dilarang
memberitahukan kepada PJ atau pihak lain, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dengan cara apapun ,mengenai laporan TKM yang sedang disusun atau
telah disampaikan kepada PPATK.
- Sanksi pidana penjara palin lama 5 tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar)
Hal hal yang perlu
diperhatikan dalam
2. Batas Waktu pelaporan
- LTKM(Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan): max 3 hari kerja sejak diketahui
- LTKT(Laporan Transaksi Keuangan Tunai): max 14 hari kerja sejak tanggal transaksi
- LTK transfer dana : max 14 hari kerja sejak tanggal transaksi
Hal hal yang perlu
diperhatikan dalam
pelaporan
3. Prinsip Kerahasiaan