Anda di halaman 1dari 18

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS KASUS PANAMA PAPERS

MATA KULIAH INVESTASI


AUDIT INVESTIGASI DAN AKUNTANSI FORENSIK

LISA AZAHRA 1606953171


AYRIN NASHFATI 1706105201
GERRY NEKA KANTAKI 1706105315
KEVIN AB SEBAYANG 1706105366
MUTIA RAMADHANTY 1706105460
PUTU NIKEN ATRIA 1706105504
VIREN SASTRIA 1706105605

PROGRAM EKSTENSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
2019
Daftar Isi

A. Kronologi Kasus Panama Papers ......................................................................................... 3


B. Nama yang Terlibat serta Perannya .................................................................................... 5
C. Jenis Fraud yang Dilakukan ................................................................................................. 7
1. Identifikasi Fraud pada Kasus Panama Papers ................................................................... 7
2. Penjelasan lebih dalam terkait Fraud jika Dikaitkan dengan Teori .................................... 8
D. Modus yang dilakukan bagaimana .................................................................................... 12
E. Langkah audit yang dapat dilakukan................................................................................ 13
Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 18
A. Kronologi Kasus Panama Papers

Pada awal Mei 2016, International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), sebuah
jaringan global yang mencakup lebih dari 190 jurnalis investigasi yang berbasis di enam
puluh lima negara, memperoleh akses ke 11,5 juta file yang bocor — salah satu informasi
terbesar yang bocor hingga saat itu. Awalnya, sebuah surat kabar Jerman terkemuka,
Süeddeustche Zeitung, memperoleh dokumen-dokumen tersebut dari seorang pengungkap
rahasia (whistleblower) anonim dan kemudian membagikannya dengan ICIJ untuk
mengorganisir upaya global kolaboratif untuk menganalisis dan melaporkan file-file tersebut.
File yang bocor berisi rantai email besar-besaran, catatan klien, faktur, rekening bank,
dokumen yang dipindai, transkrip, kontrak, dan dokumen lainnya yang berasal dari empat
dekade. Dokumen-dokumen tersebut mengungkapkan offshore assets dan aktivitas bisnis
klandestin individu dan entitas dari lebih dari 200 yurisdiksi, termasuk tokoh-tokoh
terkemuka, seperti kepala negara, menteri, politisi, dan anggota Komite Etika Fédération
Internationale de Football Association (FIFA). Meliputi lebih dari 210.000 perusahaan,
Panama Papers mengungkapkan berapa banyak dari orang-orang ini mengeksploitasi
yurisdiksi offshore untuk menutupi kesalahan keuangan mereka, termasuk penggelapan pajak,
penipuan keuangan, pencucian uang, dan penyuapan.

Menurut laporan ICIJ, pelanggaran ini berpusat pada firma hukum yang berbasis di
Panama, Mossack Fonseca, yang telah beroperasi di lebih dari tiga puluh lima yurisdiksi
selama empat puluh tahun terakhir. Dokumen-dokumen yang bocor dilaporkan memberikan
laporan terperinci tentang bagaimana Mossack Fonseca memasukkan dan mengelola
perusahaan-perusahaan offshore atas nama kliennya, menyembunyikan struktur kepemilikan
dan tujuan entitas-entitas ini. Karena yurisdiksi offshore seringkali memerlukan kehadiran
agen lokal sebelum mengizinkan organisasi asing beroperasi, Mossack Fonseca bertindak
sebagai agen lokal untuk organisasi yang dibentuknya di yurisdiksi ini. Sebagai agen dari
perusahaan-perusahaan yang baru dibuat ini, firma hukum sering mengelola mereka dan
mewakili kliennya sebelum lembaga pemerintah di pusat-pusat offshore.
Dengan mendaftarkan perusahaan dengan namanya, Mossack Fonseca menyembunyikan
detail identitas pemilik sebenarnya dari perusahaannya di berbagai dokumen publik. Untuk
menciptakan perusahaan, kepercayaan, dan yayasan untuk kliennya, Mossack Fonseca terlibat
dengan 14.000 firma hukum dan lembaga keuangan, termasuk Deutsche Bank, HSBC, Société
Générale, Credit Suisse, Commerzbank, dan Nordea. Mossack Fonseca mendirikan lebih dari
50 persen dari perusahaan yang didirikannya di Kepulauan Virgin Britania Raya (BVI), yang
mendaftarkan orang lain di tempat-tempat seperti Panama, Bahama, Anguilla, Seychelles,
Niue, dan Samoa. Mossack Fonseca juga menciptakan perusahaan di Inggris dan di AS.
negara bagian Delaware, Nevada, dan Wyoming.

Selain menciptakan entitas korporat yang disamarkan untuk selebritis dan pemimpin
politik, Mossack Fonseca menciptakan firma shell atau perusahaan nominasi untuk sejumlah
tokoh terkenal, termasuk penjahat, anggota kelompok mafia, dan individu yang terkena
sanksi. File-file yang bocor menunjukkan bahwa firma hukum Panama bekerja dengan
setidaknya tiga puluh tiga orang dan entitas yang ditunjuk oleh Departemen Keuangan AS di
bawah program yang memberi sanksi kepada Iran, Suriah, Zimbabwe, dan Korea Utara.
Meskipun beberapa dari hubungan bisnis tersebut ada sebelum pengenaan sanksi-sanksi ini,
Mossack Fonseca terus memberikan layanan bisnis kepada klien-klien setelah sanksi
dijatuhkan. Mossack Fonseca membantah tuduhan bahwa perusahaan tersebut secara sadar
menerima klien yang memiliki hubungan dengan rezim jahat, tetapi dokumen yang bocor
menunjukkan sebaliknya.

Firma hukum, misalnya, bahkan pernah bekerja dengan tokoh-tokoh terkenal seperti
Rami Makhlouf — sepupu Bashar al-Assad. Makhlouf adalah salah satu pengusaha terkaya di
Suriah dan dilaporkan memiliki aset USD 5 miliar. Amerika Serikat telah menggambarkannya
sebagai "poster boy for corruption" dan telah memasukkannya ke daftar hitam sejak 2008.
Namun, Panama Papers memuat dokumentasi bahwa Makhlouf menggunakan Mossack
Fonseca untuk memajukan enam perusahaannya. Korespondensi email internal
mengungkapkan bahwa departemen kepatuhan Mossack Fonseca telah menyarankan bahwa
firma hukum mengakhiri hubungannya dengan Makhlouf pada awal 2011, tetapi para
eksekutif Mossack Fonseca awalnya menolak saran itu dan hanya setuju untuk menghentikan
hubungannya dengan dia sembilan bulan kemudian.

Perusahaan lain yang terus ditangani oleh Mossack Fonseca setelah penunjukan mereka
pada daftar sanksi termasuk perusahaan yang berbasis di Uni Emirat Arab: Pangates
International Corporation Limited, Maxima Middle East Trading, dan Morgan Aditif
Manufacturing Co. Sebuah firma hukum yang berbasis di Dubai, Helene Mathieu Legal
Consultants, memasukkan perusahaan-perusahaan ini melalui Mossack Fonseca di Seychelles.
Departemen Keuangan AS menargetkan perusahaan-perusahaan ini karena mereka
menghindari sanksi yang dijatuhkan pada rezim Assad dengan memasok Assad dengan
sejumlah besar produk minyak bumi.

Panama Papers juga telah mengungkapkan hubungan rahasia Mossack Fonseca dengan
individu dan entitas yang terkait dengan program nuklir dan rudal terkait Korea Utara, seperti
DCB Finance Limited. Pada saat penggabungan individu dan entitas ini oleh Mossack
Fonseca pada tahun 2006, baik Amerika Serikat maupun Dewan Keamanan PBB tidak
memasukkan mereka ke daftar hitam. Namun, Mossack Fonseca gagal untuk mewujudkan
hubungan nyata mereka dengan Korea Utara dan posisi tingkat tinggi mereka di bank Korea
Utara, atau tidak menganggap faktor-faktor ini sebagai risiko yang tinggi. Rantai email yang
bocor mengungkapkan bahwa firma hukum itu tidak mempertanyakan afiliasi kliennya
dengan Korea Utara atau menundanya dengan praktik uji tuntas yang meningkat, yang
seharusnya membuat Mossack Fonseca menolak bisnis mereka dengan baik sebelum
mengambil tindakan pada 2010.

B. Nama yang Terlibat serta Perannya


Tokoh yang terlibat kebocoran data dalam kasus Panama Papers
a. John Doe: pseudonim yang digunakan oleh whistle-blower yang membocorkan data 11.5
juta dokumen kepada jurnalis pada 2016
b. Bastian Obermayer: jurnalis Jerman dari surat kabar Süddeutsche Zeitung (SZ) yang
menerima bocoran data dari John-Doe
c. The International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ): jaringan internasional
yang membantu melakukan investigasi dokumen-dokumen kasus Panama Papers, yang
terdiri dari jurnalis dari 107 media di 80 negara
d. Mossack Fonseca adalah badan hukum dan penyedia jasa perusahaan asal Panama yang
didirikan tahun 1977 oleh Jürgen Mossack dan Ramón Fonseca. Perusahaan ini
menyediakan jasa pembentukan perusahaan di negara lain, pengelolaan perusahaan luar
negeri, dan manajemen asset

Tokoh yang terkuak dalam kebocoran data dalam kasus Panama Papers:
a. 143 tokoh politik termasuk 12 pemimpin negara beserta kerabat dan teman dekat dari
berbagai wilayah di dunia diketahui memakai perusahaan offshore untuk menghindari
pajak
b. Sergei Roldugin, seorang pemain cello dan sahabat baik Presiden Rusia, Vladimir Putin,
menjadi pusat skema penyembunyian uang Bank Nasional Rusia senilai US$2 Miliar.
Sebagian dana tersebut mengalir ke resor ski tempat anak Putin menikah pada 2013.
c. Pemimpin negara yang memiliki kekayaan offshore adalah Nawaz Sharif, Perdana
Menteri Pakistan; Alyad Allawi, mantan perdana menteri dan wakil presiden Iraq; Alaa
Mubarak, anak dari Presiden Mesir.
d. Petro Poroshenko, presiden Ukraina; berjanji kepada masyarakat bahwa ia akan menjual
perusahaan permennya, Roshen, saat mencalonkan diri tahun 2014. Bocoran dokumen
justru menunjukkan bahwa ia malah mendirikan perusahaan holding luar negeri untuk
memindahkan bisnisnya ke Kepulauan Virgin Britania Raya. Atas tindakan tersebut, ia
mampu menghindari pajak di Ukraina senilai jutaan dolar Amerika Serikat
e. Perdana Menteri Islandia Sigmundur Davíð Gunnlaugsson memiliki aset rahasia di bank-
bank gagal Islandia yang disembunyikan di balik perusahaan luar negeri
f. Enam anggota Dewan Bangsawan Britania Raya, tiga anggota parlementer dari
Conservative Party dan lusinan pendonor partai politik Inggris pernah mempunyai aset
offshore
g. Keluarga dari delapan anggota pemimpin negara China, politbiro, diketahui
menyembunyikan aset offshore
h. Dua puluh tiga klien Mossack Fonseca yang terkena sanksi karena mendukung rezim di
Korea Utara, Zimbabwe, Rusia, Iran dan Syiria. Perusahaan offshore klien tersebut
tersebar di Seychelles, Kepulauan Virgin Britania Raya, Panama dan yurisdiksi lainnya.
i. Anggota komite etika FIFA yang menjadi pengacara bagi individu dan perusahaan
dituduh atas kasus penyuapan dan korupsi

C. Jenis Fraud yang Dilakukan


1. Identifikasi Fraud pada Kasus Panama Papers
Secara garis besar, kejadian ini muncul dari adanya praktik investasi atau pemindahan
uang ke sebuah perusahaan yang berada di negara bebas pajak. Pemindahan uang itu biasanya
dibantu oleh seorang perantara. Perantara dalam kasus ini adalah Mossack Fonseca. Secara
umum praktik ini diperbolehkan, termasuk pengelolaan uang di perusahaan yang dibentuk
dengan bantuan perantara tadi. Akan tetapi, praktik ini memiliki celah yang bisa digunakan
oleh para penjahat finansial untuk melakukan kejahatan seperti: penghindaran pajak,
pencucian uang, penjualan narkoba, pendanaan terorisme, pendanaan rezim brutal, korupsi
dan lainya. Hal inilah yang menjadi masalah.

Dilansir dari Tempo, dokumen Mossack Fonseca mengindikasikan bahwa klien dari
firma itu meliputi penipu skema ponzi, mafia narkoba, penggelap pajak, pencucian uang dan
setidaknya satu terpidana kasus pelecehan seks yang sedang dipenjara. Catatan menunjukan
dokumen yang ada juga berisikan keterangan mengenai seorang terpidana pencucian uang
yang mengaku memberikan kontribusi sebesar US$ 50 ribu yang dipakai membayar
perampok dalam skandal Watergate. Ada juga nama 29 miliuner yang termasuk daftar 500
orang terkaya dunia versi majalah Forbes. Tak ketinggalan ada pula nama Jackie Chan,
bintang film ternama asal Cina, yang punya sedikitnya enam perusahaan di bawah
pengelolaan Mossack Fonseca.

Menurut analisis kami, terdapat indikasi Kejahatan Pencucian uang (Money Laundering
Crime) dalam kasus Panama Papers. Dilansir dari wikipedia, pencucian uang adalah suatu
upaya perbuatan untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang/dana atau harta
kekayaan hasil tindak pidana melalui berbagai transaksi keuangan agar uang tersebut tampak
seolah-olah berasal dari kegiatan yang sah/legal. Pencucian uang ini dilakukan untuk
menghindari kejahatan seperti korupsi, pajak, narkoba dan lain-lain. Dalam hal ini,
perusahaan Mossack Fonseca ini diduga membantu mereka dalam pencucian uang untuk
berbagai alasan seperti menghindari pajak, korupsi dan berbagai alasan lainnya.

Jika dikaitkan dengan pengelompokan Fraud, Association of Certified Fraud Examiners


(ACFE) mengelompokan fraud menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: 1) Fraud Terhadap Aset (Asset
Misappropriation), 2) Fraud Terhadap Laporan Keuangan (Fraudulent Statements), 3)
Korupsi (Corruption). Dalam Kasus Panama Papers ini, identifikasi Fraud yang terjadi
meliputi ketiganya, tergantung pada jenis kejahatan yang dilakukan. Terdapat berbagai klien
di Mossack Fonseca yang melakukan pencucian uang dengan tujuannya masing-masing. Ada
yang melakukan pencucian uang untuk menghindari pajak, korupsi, aset hasil curian dan lain
sebagainya. Sehingga menurut analisis kami, fraud yang terjadi dalam kasus Panama Papers
meliputi ketiga jenis fraud yakni Fraud Terhadap Aset (Asset Misappropriation), Fraud
Terhadap Laporan Keuangan (Fraudulent Statements), Korupsi (Corruption).

2. Penjelasan lebih dalam terkait Fraud jika Dikaitkan dengan Teori


Menurut Theodorus M. Tuanakotta, mengacu pada ACFE (Association of Certified Fraud
Examiners) membagi fraud (kecurangan) menjadi tiga, yaitu:
a. Asset Misappropriation. Jenis ini meliputi penyalahgunaan/pencurian aset atau harta
perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang paling mudah dideteksi
karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung (defined value). Dalam kasus
Panama Papers, ICIJ bersama beberapa narasumbernya berhasil menemukan fakta
bahwa Mossack Fonseca diduga terlibat dalam upaya menyembunyikan hasil kejahatan
kasus perampokan emas batangan dan uang tunai dari sebuah Bank besar di Inggris.

b. Fraudulent Statements. Meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif
suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang
sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan dalam penyajian laporan keuangannya
untuk memperoleh keuntungan. fraudulent statement terbagi menjadi dua yakni fraud
dalam menyusun laporan keuangan dan fraud dalam menyusun laporan non-keuangan.
Fraud dalam menyusun laporan keuangan meliputi asset/revenue misstatements (baik
overstatements maupun understatements), pemalsuan pendapatan (fictitious revenue),
concealed liabilities and expenses, improper disclosures dan improper asset valuations.
Sedangkan Fraud dalam menyusun laporan non-keuangan berupa penyampaian laporan
non-keuangan secara menyesatkan, lebih bagus dari keadaan sebenarnya dan sering kali
merupakan pemalsuan atau pemutarbalikan keadaan. Kasus dugaan penggelapan pajak
pada Panama Papers merupakan salah satu contoh fraudulent statement.

c. Corruption. Tindakan ini banyak terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan


hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor
integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena
para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis mutualisme). Termasuk
didalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest)
dan penyuapan (bribery). Dalam kasus Panama Papers yang terkuak untuk kasus korupsi
adalah Petinggi FIFA, Gianni Infantino pernah menandatangani kontrak dengan dua
pebisnis yang terjerat kasus suap.

Theodorus M. Tuanakotta (2010) menjelaskan bahwa penyebab terjadinya fraud tidak


terlepas dari fraud triangle yaitu adanya tekanan, kesempatan dan rasionalisasi.

a. Tekanan (pressure)
Pressure adalah dorongan seseorang melakukan fraud. Penggelapan uang perusahaan
oleh pelakunya bermula dari suatu tekanan yang menghimpit contohnya tagihan yang
menumpuk atau kebutuhan keuangan yang mendesak, yang tidak bisa diceritakan kepada
orang lain. Konsep ini juga disebut perceived non-shareable financial need. Dari
penelitian Cressey menemukan bahwa dalam non-shareable problems yang dihadapi
orang-orang yang diwawancarai dapat timbul dari situasi yang dapat dibagi menjadi
enam kelompok:
a. Violation of ascribed obligation
Suatu kedudukan atau jabatan dengan tanggung jawab keuangan membawa
konsekuensi tertentu bagi yang bersangkutan dan juga menjadi harapan atasan. Di
samping harus jujur, ia dianggap perlu memiliki perilaku tertentu. Orang dalam
jabatan merasa wajib menghindari perbuatan seperti berjudi, mabuk, menggunakan
narkoba, dan perbuatan lainnya yang merendahkan martabatnya. Inilah kewajiban
yang terkait dengan jabatan yang dipercayakan kepadanya adalah yang disebut
ascribed obligation. Apabila seseorang menghadapi situasi yang melanggar
kewajiban terkait jabatannya, orang tersebut menganggap masalah yang dihadapinya
tidak dapat diungkapkan kepada orang lain. Pengungkapan perilaku yang
bertentangan dengan kewajiban tersebut merupakan pengakuan bahwa perilakunya di
bawah standar perilaku yang diharapkan.
b. Problems resulting from personal failures
Kegagalan pribadi juga merupakan situasi yang dipersepsikan oleh orang yang
mempunyai kedudukan serta dipercaya dalam bidang keuangan sebagai kesalahannya
menggunakan akal sehatnya dan karena itu menjadi tanggung jawab pribadinya.
Seseorang takut mengakui kegagalannya dikarenakan ia takut kehilangan statusnya
sebagai orang yang dipercaya dalam bidang keuangan, meskipun ia dapat
mengakuinya kepada orang-orang yang sesungguhnya dapat membantu. Kehormatan
pada diri sendiri menjadi awal kejatuhan.
c. Business reversal
Kegagalan bisnis merupakan kelompok situasi yang mengarah kepada non-
shareable problems. Masalah ini berbeda dengan kegagalan pribadi karena pelakunya
merasa kegagalan tersebut berada di luar kendalinya. Dalam persepsinya, kegagalan
tersebut disebabkan karena inflasi yang tinggi, atau krisis moneter/ekonomi, tingkat
bunga yang tinggi, dan lain-lain. Dalam keadaan dimana seseorang merasa itu bukan
kesalahannya, masalah status tetap memainkan peran penting. Kebutuhan untuk
memberi kesan kepada orang lain bahwa ia tetap sukses merupakan tema yang sangat
lumrah dalam kegagalan bisnis.
d. Physical isolation
Secara bebas, situasi ini dapat diterjemahkan sebagai keterpurukan dalam
kesendirian. Dalam situasi ini, seseorang tidak mau berbagi keluhan pada orang lain.
Seseorang itu tidak mempunyai orang lain tempat ia berkeluh dan mengungkapkan
masalahnya
e. Status gaining
Apabila seseorang memiliki harta atau jabatan tertentu, ia juga harus seperti itu
atau lebih dari itu. Pelaku berusaha meningkatkan statusnya. Masalah muncul ketika
orang tersebut menyadari bahwa ia tidak mampu secara finansial untuk naik ke status
tersebut, untuk menikmati simbol-simbol keistimewaan yang dijanjikan status
tersebut secara sah dan pada saat yang sama ia tidak dapat menerima kenyataan untuk
tetap berada pada status tersebut.
f. Employer-employee relation.
Situasi ini mencerminkan kekesalan seorang pegawai yang menduduki jabatan
sekarang, tetapi pada saat yang sama ia merasa tidak ada pilihan selain tetap
menjalankan apa yang dikerjakannya sekarang. Kekesalan dapat terjadi karena karena
ia merasa beban pekerjaannya yang banyak tetapi kurang mendapatkan penghargaan.
Apabila ia mengungkapkan masalah yang dihadapinya, ia khawatir statusnya di
organisasi akan terancam. Selain itu, terdapat motivasi yang kuat untuk membuat
perhitungan dengan atasannya ketika ia diperlakukan tidak adil.

Keenam kelompok situasi yang disebutkan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan
upaya memperoleh status yang lebih tinggi atau mempertahankan status yang sekarang
dipunyai. Dengan kata lain, non-shareable problems mengancam status orang tersebut
atau merupakan ancaman baginya untuk meningkat ke status yang lebih tinggi dari
statusnya pada saat pelanggaran terjadi.
b. Kesempatan (opportunity)
Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya
disebabkan oleh internal control perusahaan yang lemah, kurangnya pengawasan atau
penyalahgunaan wewenang. Pada kasus Tax Haven kesempatan muncul dikarenakan
adanya celah peraturan mengenai perpajakan. Seperti di negara Luxemburg tidak ada
pajak mengenai cross border payment sehingga investor menerima seluruh dividen yang
dibagikan dan dapat mengatur untuk menghindari pajak pribadi di Perancis sejak tidak
ada peraturan mengenai pertukaran informasi antara bank Perancis dan Swiss. Oleh sebab
itu banyak warga negara Perancis banyak berinvestasi di Luxemburg dengan
menggunakan rekening bank Swiss

c. Rasionalisasi (rationalization)
Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku
mencari pembenaran atas perbuatannya. rasionalisasi merupakan bagian dari fraud
triangle yang paling sulit diukur. Sikap atau karakter adalah apa yang menyebabkan satu
atau lebih individu untuk secara rasional melakukan fraud. Penentu utama dari kualitas
laporan keuangan yaitu integritas manajemen. Ketika integritas manajemen
dipertanyakan, keandalan laporan keuangan diragukan. Bagi mereka yang umumnya
tidak jujur maka akan lebih mudah merasionalisasi kecurangan. Bagi mereka dengan
standar moral yang lebih tinggi, mungkin tidak begitu mudah. Dalam kasus Panama
Papers, pelaku fraud berusaha mencari pembenaran atas tindakannya. Pelaku merasa
tindakannya benar karena menganggap bahwa anggapan bahwa privasi dan fraud yang
mereka lakukan tidak akan terdeteksi, maka mereka merasionalisasi tindakan tersebut
seakan-akan tindakan tersebut adalah benar

D. Modus yang dilakukan bagaimana


Penyebab terbesar dalam perkara dana gelap adalah trade misinvoicing yang menjadi
modus pebisnis menghindari pajak dengan bantuan negara surga pajak. Transaksi
perdagangan yang mengakali harga dilakukan dengan cara membuat perusahaan perantara di
negara surga pajak semacam Panama. Perusahaan cangkang atau special purpose vehicle
(SPV) kerap berhubungan dengan kegiatan bisnis yang potensial melanggar hukum, seperti
penghindaran pajak, pencucian uang (money laundering) hingga penyembunyian/penyamaran
dana hasil tindak pidana, seperti korupsi, narkotik dan bisnis ilegal lainnya. Perusahaan di luar
negeri biasanya sering difungsikan sebagai SPV yang menangani aktivitas aksi korporasi
perusahaan seperti penghimpunan modal, penerbitan surat utang, maupun kegiatan pembelian
dan pelepasan bisnis. Para pelaku sengaja mendirikan perusahaan cangkang hanya untuk
menutupi tindak kejahatannya tersebut.

Biasanya, perusahaan cangkang didirikan di negara-negara yang memberi jaminan tinggi


data kerahasiaan dan tarif pajak rendah. Hukum negara-negara tersebut juga tidak mewajibkan
pengungkapan pemilik perusahaan atau beneficial owner atas perusahaan/aset yang
ditempatkan di wilayah tersebut. Beberapa negara yang sering disebut jadi tempat tumbuh
suburnya perusahaan cangkang antara lain Cayman Islands, British Virgin Island, Panama,
Bermuda, Bahama, Marshall Islands, dan Mauritius.

Dalam penghindaran kewajiban pajak, modusnya dengan cara mengalihkan laba


perusahaan afiliasi di luar negeri kepada perusahaan cangkang. Cara ini untuk menutupi laba
yang diperoleh perusahaan afiliasi tersebut. Artinya, pendirian perusahaan cangkang
dilakukan untuk merekayasa atau memanipulasi laporan keuangan perusahaan afiliasi, laba
yang tercatat dalam perusahaan afiliasi menjadi lebih kecil. Hal ini tentunya akan mengurangi
nilai pajak perusahaan afiliasi tersebut setelah mengalihkan labanya pada perusahaan
cangkang.

E. Langkah audit yang dapat dilakukan


Dalam Kasus Panama Papers ini, identifikasi Fraud yang terjadi meliputi ketiganya, yaitu
Fraud Terhadap Aset (Asset Misappropriation), Fraud Terhadap Laporan Keuangan
(Fraudulent Statements), dan Korupsi (Corruption). Secara umum, teknik audit investigatif
yang dapat digunakan untuk mengungkap ketiga fraud atau tindak kecurangan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Penggunaan teknik-teknik pemeriksaan laporan keuangan.
Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan.Ada
tujuh langkah pemeriksaan laporan keuangan ini, yaitu sebagai berikut:
1. Memeriksa Fisik dan Mengamati
Memeriksa fisik diartikan sebagai penghitungan aset aset yang dimiliki baik berupa
uang tunai, surat berharga, persediaan asset, dan barang berwujud lainnya. Sedangkan
mengamati mencaritau atau memahami sesuatu tentang lingkungan keuangan.
2. Mencari Informasi dan Konfirmasi.
Meminta informasi kepada perusahaan baik secara lisan maupun tertulis dan
diperkuat dengan informasi dari sumber lain. Tujuannya adalah untuk menegaskan
kebenaran atau ketidakbenaran informasi. Pada umumnya hal ini dilakukan untuk
memastikan saldo utang-piutang.
3. Memeriksa Dokumen.
Dokumen harus diperiksa guna memperoleh pemahaman tentang nilai bukti potensial
kasus. Dokumen yang akan diperiksa dapat berupa dokumen dalam bentuk fisik
maupun informasi keuangan yang diolah dan disimpan secara elektronis (digital).
4. Review Analitikal
Review analitikal dapat disajikan melalui beberapa teknik, yaitu:
- Membandingkan antara data anggaran dengan realisasi bukti fisiknya.
- Analisis vertikal dan horizontal. Analisis vertikal adalah Analisis Common-Size
yaitu teknik analisis untuk mengetahui proporsi dari setiap komponen dalam
laporan keuangan terhadap besaran totalnya dalam satuan persen. Selain itu ada
pula analisis Rasio yang merupakan teknik analisis laporan keuangan yang
digambarkan dalam bentuk rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan ada lima
macam yaitu Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas dan Pasar.
Sedangkan analisis horizontal adalah teknik analisis Cross-Section juga sering
disebut dengan analisis komparasi atau analisis perbandingan. Selain analisis
Cross-Section, terdapat pula Analisis Sumber dan Penggunaan Dana, yang dapat
diartikan sebagai Analisis yang bertujuan untuk melihat aliran kas (cashflow)
dan setara kas) pada periode tertentu.
- Analisis Regresi dan Trend Merupakan teknik analisis laporan keuangan yang
menggambarkan kecendrungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama
beberapa periode. Analisis trend dapat memberikan informasi tingkat
pertumbuhan masing-masing pos laporan keuangan dari tahun ke tahun dan
gambaran apakah kinerja naik, turun atau konstan.
- Membandingkan data keuangan atau komparasi.
- Analisis Time Series. Merupakan teknik analisis laporan keuangan dengan cara
membandingkan data historis keuangan dalam beberapa periode tertentu.
- Menggunakan Indikator Ekonomi Makro. Hubungan antara besarnya pajak
penghasilan yang diperoleh dalam suatu tahun dengan indikator-indikator
ekonomi seperti tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan cadangan devisa.
Keandalan perumusan ekonometri ini akan membantu auditor atau investigator
melalui data agregat, tanpa harus melakukan pemeriksaan SPT auditee.
5. Menghitung Kembali atau reperform tidak lain adalah pengecekan kebenaran
perhitungan
6. Laporan Akhir yang menjelaskan Informasi tentang berjalannya proses pemeriksaan
akuntansi, termasuk ditemukannya kecurangan, informasi mengenai pelaku atau
Profilling, motif dilakukannya kecurangan, waktu dan tempat kejadian kecurangan,
bagaimana kecurangan dilakukan.

b. Pemanfaatan teknik perpajakan.


Teknik perpajakan biasa digunakan dalam pemeriksaan kejahatan terorganisisr dan
penyeludupan pajak penghasilan. Teknik ini juga dapat diterapkan terhadap data
kekayaan pejabat Negara. Ada dua macam teknik pemeriksaan perpajakan yaitu Net
Worth Method dan Expenditure Method. Net Worth Method adalah metode yang
digunakan untuk menelusuri penghasilan yang belum dilaporkan oleh wajib pajak.
Sedangkan Expenditure Method adalah metode yang digunakan untuk memeriksa
wajib pajak yang tidak mengumpulkan harta benda, tapi dia mempunyai pengeluaran
pengeluaran besar (mewah).
c. Penelusuran jejak-jejak arus uang.
Penelusuran jejak-jejak arus uang ini lebih dikenal dengan istilah follow the money.
Follow the money secara harfiah berarti mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan dalam
suatu arus uang atau arus dana. Dana bisa mengalir secara bertahap dan berjenjang dan
berhenti di satu atau beberapa tempat. Tempat perhentian terakhir inilah yang menjadi
petunjuk kuat yang akan membawa kepada para pelaku Fraud.

d. Penerapan teknik analisis hukum.


Dalam hal ini akuntan forensik harus mempunyai pemahaman tentang hukum
pembuktian sesuai dengan masalah yang dihadapi, seperti tindak pidana umum, tindak
pidana khusus, serta pencucian uang. Melalui analisis ini, akuntan forensik akan dapat
mengumpulkan bukti dan barang bukti guna mendukung dugaan adanya perbuatan
melawan hukum yang dilakukan para pelaku Fraud atau kecurangan.

e. Pemanfaatan teknik dalam pengadaan barang.


Pemeriksaan pengadaan barang ini merupakan suatu upaya untuk memastikan bahwa
dana publik dibelanjakan dengan baik guna meningkatkan efektivitas operasional serta
sesuai peruntukkannya.

f. Penggunaan Computer Forensic.


Ada dua pokok utama dalam computer forensic. Pertama, segi-segi teknis yang
berkenaan dengan teknologi (komputer, internet dan jaringan) dan alat-alat (Windows,
Unix, serta Disk drive imaging). Kedua, adalah segi-segi teknis hukum seperti
penggeledahan dan penyitaan barang bukti.

g. Penggunaan Teknik Interogasi.


Teknik interogasi ini dilakukan secara persuasif. Akuntan biasanya menggunakan
taktik “membuat penyataan” bukan “mengajukan pertanyaan” untuk mengetahui detil
lengkap tentang kejadian yang sebenarnya

h. Penggunaan Undercover Operations.


Undercover Operations adalah suatu kegiatan yang berupaya mengembangkan barang
bukti secara langsung dari pelaku kecurangan dengan menggunakan samaran
(disguise) dan tipuan (deceit).
i. Pemanfaatan Whistleblower.
Whistleblower adalah orang yang mengetahui adanya bahaya atau ancaman dan
membongkar fraud atau dalam istilah lain adalah pelapor pelanggaran.
Daftar Pustaka

Schilit, Howard Mark, 2010. Financial Shenanigans: How to Detect Accounting Gimmicks and
Fraud in Financial Reports. New York: McGraw-Hill.

Tuanakotta, Theodorus. M. 2010. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPFE UI). Edisi ke 2: Jakarta.

Erol, Eda. Spector, Leonard S. 2017. Due Diligence and The Panama Papers Episode: Lessons
for Proliferation Finance. James Martin Center for Nonproliferation Studies. Middlebury
Institute of International Study at Monterey.

Garside, J., Watt J., Pegg D. 2016. The Panama Papers: how the world’s rich and famous hide
their money offshore

https://www.theguardian.com/news/2016/apr/03/the-panama-papers-how-the-worlds-rich-and-
famous-hide-their-money-offshore

International Consortium of Investigative Journalists (IJIC). Explore the Panama Papers Key
Figures. https://www.icij.org/investigations/panama-papers/explore-panama-papers-key-
figures/

“Jejak Korupsi Global dari Panama.” Tempo.Co. (https://investigasi.tempo.co/panama/ Diakses


tanggal 27 Febuari 2019 )

https://id.wikipedia.org/wiki/Pencucian_uang, diakses tanggal 27 Febuari 2019

Sayyid, Annisa. 2014. PEMERIKSAAN FRAUD DALAM AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT
INVESTIGATIF

Anda mungkin juga menyukai