Anda di halaman 1dari 23

KARAKTERISTI

K DAN
LINGKUNGAN
SEKTOR
PUBLIK
Disusun oleh kelompok
10 :
Adam Haikal (1814190073)
Adelia Setyorini (1814190042)
Amalina Hanun (1814190028)
Dina Nur Alfianti (1814190022)
Jumhatta Azwar Rosa (1814190027)
Monic Putri Aji (1814190025)
Nabilatul Maula Ramadhani (1814190006)
Pengertian dan Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik.
Domain publik sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan sektor swasta. Keluasan
wilayah publik tidak hanya disebabkan luasnya jenis dan bentuk organisasi yang berada di dalamnya, akan tetapi juga
karena kompleksnya lingkungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut.

Secara kelembagaan, domain publik antara lain : Badan-badan Pemerintahan (pusat dan daerah), BUMN dan BUMD,
Yayasan, Organisasi politik, LSM, Universitas dan organisasi nirlaba lainnya.

Istilah “Sektor Publik” sendiri memiliki pengertian yang bermacam-macam. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor
publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan
pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik.

Beberapa tugas dan fungsi sektor publik dapat juga dilakukan oleh sektor swasta, misalnya : layanan komunikasi,
penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik dan sebagainya. Adapun beberapa tugas sektor publik yang tidak bisa
digantikan oleh sektor swasta, misalnya : fungsi birokrasi perintahan. Sebagai konsekuensinya, akuntansi sektor publik
dalam beberapa hal berbeda dengan akuntansi sektor swasta.
SIFAT DAN KARAKTERISTIK
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Akuntansi merupakan suatu aktivitas
yang memilki tujuan untuk mencapai
hasil tertentu dan hasil tersebut harus
memiliki manfaat. Dalam beberapa hal,
akuntansi sektor publik berbeda dengan
akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan
sifat dan karakteristik akuntansi tersebut
disebabkan karena adanya perbedaan
lingkungan yang mempengaruhi.
SIFAT DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor publik
meliputi:

Faktor Ekonomi Faktor Politik Faktor Kultural Faktor Demografi


o Pertumbuhan ekonomi o Keragaman suku, ras, o Pertumbuhan
o Hubungan negara dan masyarakat
o Tingkat inflasi agama, bahasa dan penduduk
o Legitimasi pemerintah
o Tenaga kerja budaya o Struktur usia
o Tipe rezim yang berkuasa
o Nilai tukar mata uang o Sistem nilai di penduduk
o Ideologi negara
o Infrastruktur masyarakat o Migrasi
o Elit politik dan massa
o Pertumbuhan pendapatan per- o Historis o Tingkat kesehatan
o Jaringan Internasional
kapita (GNP/GDP) o Sosiologi masyarakat
o Kelembagaan
o Karakteristik
masyarakat
o Tingkat pendidikan
Value for
Money
Value for money merupakan konsep pengelolaan sektor
publik yang berdasarkan pada tiga elemen utama, yaitu
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
Value for Money

Ekonomi Efisiensi Efektivitas


pemerolehan input pencapaian output tingkat pencapaian
dengan kualitas dan yang maksimum hasil program
kuantitas tertentu dengan input dengan target yang
pada harga terendah tertentu atau ditetapkan
penggunaan input
terendah untuk
mencapai output
tertentu
Value for Money

Ketiga hal tersebut merupakan pokok value for money. Namun beberapa pihak berpendapat perlu ditambah 2
elemen, yaitu:
o Keadilan (equity)
Mengacu pada adanya kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan pelayan publik yang
berkualitas dan kesejahteraan ekonomi.
o Pemerataan (equality)
Penggunaan uang publik tidak terkonsentrasi pada kelompok tertentu melainkan secara merata.

Manfaat implementasi value for money :


1. Meningkatkan pelayanan publik
2. Meningkatkan efektifitas pelayanan publik, pelayanan tepat sasaran
3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan penghematan dalam penggunaan
input
Perbedaan dan Persamaan
Sektor Publik dan Sektor Swasta
Perbedaan Sektor Publik Sektor Swasta
Tujuan organisasi Nonprofit motive Profit motive
Sumber pendanaan Pajak, retribusi, utang, Pembiayaan internal : modal
obligasi pemerintah, laba sendiri laba ditahan, penjualan aktiva
BUMN/B UMD, penjualan aset Pembiayaan eksternal : utang
negara, dsb bank, obligasi, penerbitan saham

Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban kepada


kepada masyarakat pemegang saham dan kreditor
(publik) dan parlemen
(DP R/MPR)

Struktur organisasi Birokratis, kaku, dan Fleksibel, datar, piramid, lintas


hierarkis fungsional, dsb
Karakteristik Terbuak unt uk umum Tertutup untuk publik
anggaran
Sistem akuntansi Cash accounting Accrual accounting
Perbedaan dan Persamaan
Sektor Publik dan Sektor Swasta
 Persamaan Sektor Publik dan Sektor Swasta

● Kedua sektor merupakan bagian integral dari ● Proses pengendalian manajemen termasuk
sistem ekonomi di suatu negara dan manajemen keuangan pada dasarnya sama di
menggunakan sumber daya yang sama untuk kedua sektor. Sama- sama membutuhkan
mencapai tujuan organisasi informasi yang handal dan relevan.
● Keduanya menghadapi masalah yang sama ● Kedua sektor terikat pada peraturan
yaitu kelangkaan sumber daya, sehingga perundangan dan ketentuan hukum lain yang
dituntut untuk menggunakan sumber daya diisyaratkan
organisasi secara ekonomis, efisiensi dan
efektif
Tujuan Akuntansi Sektor Publik
 Tujuan Akuntansi Sektor Publik
American Accounting Association (1970) dalam Glynn (1993) menyatakan
bahwa tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk :

o Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat,


efisiensi dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang
dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian
manajemen (management control).

o Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk


melaporkan pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan
efektif program dan penggunaan sumber daya yang menjadi
wewenangnya dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk
melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan
dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntanbilitas (Accountability).
PERKEMBANGAN
AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK
Perkembangan Akuntansi Sektor Publik

1 Akuntabilitas Publik
2 Privatisasi

Kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk


memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan Merupakan salah satu upaya mereformasi
dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang perusahaan publik untuk meningkatkan efisiensi
menjadi tanggungjawabnya kepada pemberi amanah dan efektivitas perusahaan publik.
(principal) yang memiliki hak dan kewajiban untuk meminta Otonomi Daerah dilakukan melalui desentralisasi
pertanggungjawaban tersebut. yang menghasilkan 2 manfaat:

Akuntabilitas publik terdiri atas 2 macam, yaitu : o Mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa
1. Akuntabilitas vertikal dan krativitas masyarakat dalam pembangunan
2. Akuntabilitas Horisontal serta mendorong pemerataan hasilbnya.
o Memperbaiki alokasi sumber daya produktif
melalui pergeseran peran pengambilan
keputusan publik ke tingkat pemerintah yang
paling rendah yang memiliki informasi yang
paling lengkap.
Perkembangan Akuntansi Sektor Publik

3 Pengertian dan Ruang Lingkup

Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyediaan informasi, pengendalian manajemen,
dan akuntabilitas.

Informasi akuntansi berguna untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, terutama untuk
membantu manajer dalam melakukan alokasi sumber daya. Informasi akuntansi dapat digunakan untuk
menentukan biaya suatu program, proyek, atau aktivitas serta kelayakannya baik secara ekonomis maupun
teknis.

Informasi akuntansi dapat digunakan untuk membantu dalam pemilihan program yang efektif dan ekonomis
serta untuk penilaian investasi. Pemilihan program yang tepat sasaran, efektif, dan ekonomis akan sangat
membantu dalam proses penganggaran.

Untuk melakukan pengukuran kinerja, pemerintah memerlukan informasi akuntansi tertama untuk menentukan
indikator kinerja (performance indicator) sebagai dasar penilaian kinerja. Informasi akuntansi memiliki peran
utama dalam menentukan indikator kinerja sektor publik.
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
DAN GOOD GOVERNANCE
Akuntansi Sektor Publik & Good Governance

Pengertian governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan publik.


World Bank memberikan definisi governance sebagai ”the way state power is used in
managing economic and social resources for development of society”. Sementara itu,
United Nation Development Program (UNDP) mendefinisikan governance sebagai “the
exercise of political, economic, and administrative authority to manage a nation’s affair
at all levels”. Dalam hal ini, World Bank lebih menekankan pada cara pemerintah
mengelola sumber daya sosial dan ekonomi untuk kepentingan pembangunan
masyarakat, sedangkan UNDP lebih menekankan pada aspek politik, ekonomi, dan
administratif dalam pengelolaan negara.

Jika mengacu pada program World Bank dan UNDP, orientasi pembangunan sektor publik adalah untuk
menciptakan good governance. Pengertian good governance sering diartikan sebagai kepemerintahan yang baik.
Sementara itu, World Bank mendefinisikan good governance sebagai suatu penyelenggaraan manajemen
pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif,
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
UNDP mendefinisikan karakteristik dari Good Governance sebagai
berikut:
Participation

Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas
dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.

Rule of Law
Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.

Transparency

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan
dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh yang membutuhkan.

Responsiveness
Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani stakeholder.

Consensuss orientation
Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.
UNDP mendefinisikan karakteristik dari Good Governance sebagai
berikut:
Equity

Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan dan keadilan.

Efficiency & Effectiveness

Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdayaguna (efisien) dan berhasil guna (efektif).

Accountability
Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.

Strategic vision
Penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi jauh ke depan.
AKUNTABILITAS
PUBLIK
Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas merupakan salah satu pilar good government yang merupakan pertanggung jawaban pemerintah daerah
dalam mengambil suatu keputusan untuk kepentingan publik, dalam hal ini sebagaimana pertanggungjawaban
pemerintah daerah terhadap pelayanan publik yang di berikan.

Menurut Mardiasmo (2002 : 20),

“Akuntabilitas adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,
melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi
amanah yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.”

Menurut Iman S. Tunggal dan Amin S. Tunggal (2002:7),

Akuntabilitas merupakan penciptaan sistem pengawasan yang efektif berdasarkan keseimbangan pembagian
kekuasaan antara board of commisioners, board of directors, shareholders, dan auditor (pertanggungjawaban
wewenang, traccable, reasonable). Akuntabilitas publik adalah prisip yang menjamin bahwa setiap kegiatan
penyelenggaraan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh pelaku kepada pihak-pihak yang terkena dampak
penerapan kebijakan.
Akuntabilitas Publik
Secara umum, akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memberikan pertanggungjawaban yang
dilakukan oleh unit organisasi atau pihak-pihak yang berkepentingan secara terbuka kepada pihak-pihak yang memberikan
pertanggungjawaban tersebut.

1. Akuntabilitas hukum dan peraturan. Akuntabilitas yang terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan lain yang diisyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik. Untuk menjamin dijalankannya jenis
akuntabilitas ini perlu dilakukan audit kepatuhan.

2. Akuntabilitas proses. Akuntabilitas yang terkait dengan prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas apakah sudah
cukup baik. Jenis akuntabilitas ini dapat diwujudkan melalui pemberian pelayanan yang cepat, responsif, dan murah biaya.

3. Akuntabilitas program. Akuntabilitas yang terkait dengan perimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai
dengan baik, atau apakah pemerintah daerah telah mempertimbangkan alternatif program yang dapat memberikan hasil
optimal dengan biaya yang minimal.

4. Akuntabilitas kebijakan. Akuntabilitas yang terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah daerah dalam terhadap DPRD
sebagai legislatif dan masyarakat luas. Ini artinya, perlu adanya transparansi kebijakan sehingga masyarakat dapat
melakukan penilaian dan pengawasan serta terlibat dalam pengambilan keputusan.
KASUS KORUPSI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Pada 30 Desember 2013, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Jawa Tengah
menahan Dwiyono Wiyono selaku Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU)
Kebumen, Jawa Tengah. Dwiyono Wiyono ditahan terkait kasus korupsi proyek peninggian jalan di
Kebumen, Jawa Tengah, yang merugikan uang negara sejumlah Rp. 1,19 miliar.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng, Kombes Pol Djoko Poerba, menjelaskan bahwa
selain Dwiyono Wiyono terdapat dua tersangka lain, yaitu Alwanuddin Nawawi (direktur PT Surya
Buana Indah) dan Heru Setiadi (direktur PT Mega Sarana). Kasus ini mulai diselidiki oleh pihak Polda
Jateng sejak 1 November 2012 dan penetapan tersangka dilakukan pada 8 Oktober 2013.
Kerugian negara pada kasus ini terungkap setelah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan
audit. Nilai total proyek peninggian jalan itu Rp. 6,7 miliar dan selesai pada 2012. Dananya berasal
dari bantuan APBD Provinsi Jawa Tengah 2011. Diketahui dugaan korupsi itu dilakukan dengan
modus mengurangi campuran aspal dalam proyek peninggian jalan sehingga tidak sesuai kontrak.
KASUS KORUPSI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

• Pada pengerjaan proyek pertama di Taman Winangun–Bocor, sesuai kontrak ATB (aspal trade
base) seharusnya 978,63 ton. Namun tersangka hanya memakai 778,37 ton. Untuk HRS (Hot
Readymix Split) seharusnya sesuai kontrak 1807,77 ton, nyatanya hanya memakai 1406,11 ton.
• Untuk pengerjaan proyek kedua di Soka–Klirong, sesuai kontrak ATB seharusnya 562,79 ton,
nyatanya hanya memakai 157,33 ton. Untuk HRS (Hot Readymix Split) seharusnya 2441,04 ton
sesuai kontrak, nyatanya hanya memakai 1990,34 ton.

Pada pelaporan berita acaranya, tidak sesuai dengan fakta lapangan. Konsultan pengawas dianggap
tidak melakukan pengawasan dengan benar sehingga terjadi korupsi yang merugikan keuangan negara.

Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 2 dan 3 Undang–undang No.31 tahun 1999
sebagaimana telah diubah dan diperbaharui dalam Undang–undang No.20 Tahun 2001 Tentang
Pemberantasan Tipikor.

https://daerah.sindonews.com/berita/825507/22/korupsi-pembangunan-jalan-kadis-pu-kebumen-ditahan?showpage=all
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai