ABSTRAK
PT. Mandiri Berlima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan makanan yaitu roti. Tujuan
Penelitian ialah menganalisis aspek-aspek kelayakan bisnis dan menstandarisasi aspek-aspek yang berkaitan
dengan kelayakan pembukaan pabrik baru PT. Mandiri Berlima. Analisis kelayakan diperlukan untuk menilai layak
atau tidaknya pembukaan pabrik baru dilakukan menggunakan aspek-aspek studi kelayakan. Penelitian ini juga
dibatasi hanya pada aspek hukum, aspek manajemen dan SDM, aspek teknis dan operasional, aspek pasar dan
pemasaran, aspek ekonomi dan sosial, aspek politik, aspek lingkungan industri, dan aspek dampak lingkungan
hidup (AMDAL) dan aspek keuangan. Analisis yang digunakan menggunakan analisis skenario pesimis untuk aspek
keuangan. Berdasarkan hasil pada aspek keuangan, ditemukan hasil bahwa pembukaan pabrik telah layak dilihat
dari NPV, IRR, PI, PP dan BEP. Aspek lain dianalisis berdasarkan data-data PT. Mandiri Berlima sebelumnya
melalui wawancara. Simpulan pada aspek keuangan menunjukan hasil NPV untuk pembukaan pabrik baru adalah
Rp 8,764,525,106.84, IRR untuk pembukaan pabrik baru adalah 70%, PI untuk pembukaan pabrik baru adalah
6.87 dan PP dalam pembukaan pabrik baru adalah 2 tahun 7 bulan. (LR)
PENDAHULUAN
Tingginya permintaan masyarakat akan bahan pangan memang tidak akan pernah menurun. Hal ini memang
sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow yang dikutip dari Robbins (2006:167) dimana
kebutuhan utama manusia yang paling dasar adalah kebutuhan fisiologis meliputi sandang atau pakaian, papan atau
tempat tinggal dan pangan atau makanan. Melihat keadaan tersebut, maka dapat dipastikan perkembangan industri
pangan pun akan selalu meningkat. Fakta membuktikan dari hasil observasi yang dilakukan dengan media internet
pada bisnis keuangan kompas, ditemukan bukti bahwa ternyata memang industri pangan terus tumbuh walaupun
keadaan krisis ekonomi sedang melanda Indonesia. Bahkan peningkatan bisnis roti diprediksi dapat mencapai 10
hingga 11% pada tahun 2013.
Terdapat bermacam-macam jenis produk pemenuhan kebutuhan pangan. Di Indonesia sendiri, produk
pemenuhan kebutuhan pangan adalah beras yang selanjutnya diolah menjadi nasi. Namun, pada kenyataannya,
selain beras, ternyata produk roti menjadi pilihan kedua setelah nasi, dimana menurut data Asosiasi Pengusaha
Bakery Indonesia (APEBI) peningkatan nilai pasar roti dan kue di Indonesia tahun 2012 mencapai Rp 31 triliun. Hal
ini menunjukkan bahwa ternyata roti telah menjadi produk substitusi dari beras yang peminatnya sangat tinggi di
Indonesia.
Melihat tingginya peminatan akan produk roti di Indonesia, maka banyak pihak-pihak yang memanfaatkan
peluang tersebut dengan membuka bisnis pemenuhan kebutuhan pangan berbentuk roti.
Salah satu perusahaan yang saat ini memproduksi roti adalah PT Mandiri Berlima. Beralamat pusat di Jl. AMD
X RT 02 RW 01 No 75 D Petukangan Utara, Pesangrahan Jakarta Selatan, perusahaan yang telah berdiri sejak tahun
2007 ini telah mendistribusikan produk roti mereka ke beberapa distributor, terutama di kota Jakarta. Sejalan dengan
perkembangan peminat produk yang sangat tinggi, maka perusahaan berminat untuk membuka pabrik baru di daerah
Parung. Namun, permasalahan utama yang melanda PT Mandiri Berlima adalah belum diketahui apakah
pembangunan pabrik tersebut akan menguntungkan.
Penelitian ini akan lebih fokus untuk membahas masalah kelayakan cabang baru yang akan didirikan oleh PT
Mandiri Berlima. Dengan menganalisis layak atau tidaknya pabrik baru yang akan didirikan, perusahaan dapat
meminimalisir kerugian yang terjadi dalam membuka pabrik baru. Bapak Ratnadi selaku Direktur Produksi PT
Mandiri Berlima menjelaskan bahwa pembangunan pabrik baru yang akan dilakukan berada di daerah Parung kota
Bogor. Alasan daerah itu dipilih adalah karena adanya investasi tanah di daerah tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, identifikasi masalah yang ada yaitu :
1. Bagaimana kelayakan pembangunan pabrik baru ini dari aspek hukum, aspek manajemen dan SDM, aspek
teknis dan operasional, aspek pasar dan pemasaran, aspek ekonomi dan sosial, aspek politik, aspek
lingkungan industri, dan aspek dampak lingkungan hidup (AMDAL)?
2. Berdasarkan aspek keuangan bagaimana dengan kelayakan investasi usaha apabila dilihat dari Payback
Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI) dan Break
Even Point (BEP)?
Dalam penelitian ini, kerangka landasan pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kepala Cabang
Peracikan
Persiapan Pengadukan
Komposis
Bahan Baku Adonan
i Adonan
(1) (3)
(2)
(4)
(9)
Siap
Untuk
Dijual
(10)
Mesin dan Peralatan merupakan hal yang penting guna menunjang proses operasional perusahaan dalam pembuatan
produk roti dan kue dan berikut akan dijelaskan mesin, peralatan, karyawan dan waktu yang di butuhkan oleh
perusahaan guna menjalankan proses produksi dalam tabel berikut ini:
a=
a = 106,471,291/ 6 b = 21,717,459/ 10
a = 17,745,215 b = 2,171,746
Jadi persamaan regresinya, adalah :
Y = a + bx
Y = 17,745,215 + 2,171,746x
Berikut hasil dari analisis penjualan sepuluh tahun (10) mendatang pada tabel 4.3 Perkiraan Penjualan, sebagai
berikut:
Selanjutnya, agar dapat meningkatkan penjualan, perusahaan diharuskan memilih strategi pemasaran yang tepat.
Berbicara mengenai strategi pemasaran tidak terlepas dari bauran pemasaran atau yang lebih dikenal dengan
marketing mix Secara keseluruhan, pembukaan pabrik roti yang akan dijalankan oleh PT. Mandiri Berlima
mayoritas lebih unggul dibanding pesaing sejenis.
Aspek Politik
Aspek politik merupakan aspek yang tidak memberikan pengaruh yang cukup besar karena pengaruh dalam
stabilitas politik tidak akan memberikan dampak negatif dalam pembukaan pabrik roti baru ini maupun
kelangsungan usaha
1. PT. Mandiri Berlima tidak memberikan pengaruh negatif terhadap pencemaran air disekitar pabrik karena
dalam pembuatan roti, PT Mandiri Berlima tidak mengunakan zat kimia berbahaya yang mempengaruhi
perubahan air di lingkungan sekitar.
2. Dalam memperhatikan lingkungan hidup terhadap udara PT. Mandiri Berlima sangat memperhatikan proses
operasionalnya dalam hal pembakaran roti dan kue nya dengan cara membuat cerobong asap dalam upaya
menetralisir kepulan asap dari hasil pembakarannya dan asap yang ditimbulkan dari pembakaran roti
merupakan asap yang tidak berbau.
Aspek Keuangan
Sumber dana
Dalam pembukaan pabrik baru ini, seluruh modal bisnis dikeluarkan oleh pihak perusahaan tanpa adanya
pinjaman dari pihak bank ataupun pihak investor. Menurut wawancara kepada pihak perusahaan, dijelaskan bahwa
pihak PT Mandiri Berlima menginginkan tingkat pengembalian sebesar 20% dari pembuatan pabrik roti ini. Melihat
dari sumber dana tersebut, maka tidak dibutuhkan metode WACC untuk mengukur tingkat suku bunga yang
dibutuhkan.
Skenario Pesimis
Alasan penggunaan skenario pesimis dikarenakan dalam pemodalan pembukaan pabrik rot ini, sumber dana
hanya berasal dari 1 pihak. dengan resiko bisnis yang besar, maka skenario pesimis merupakan skenario yang paling
tepat untuk diterapkan pada pembukaan bisnis ini. Untuk skenario pesimis, dilihat dari data historis penjualan roti
sebagai berikut:
Angka terendah ini digunakan sebagai dasar pengembangan penjualan dikarenakan perusahaan menginginkan
perhitungan terburuk. Selanjutnya, perusahaan menjelaskan bahwa keseluruhan produk memiliki harga yang sama
yaitu Rp 600,00 dan selama 10 tahun terakhir tidak pernah ditingkatkan, begitu pula selanjutnya, pada 10 tahun ke
depan, perusahaan tidak merencanakan untuk menaikkan harga dimana peningkatan produksi akan ditingkatkan
setiap tahun sebesar 4.29%, dimana produksi yang dihasilkan setiap tahun terdapat 9 jenis produk dengan jumlah
produksi roti perproduknya adalah 2,000,000 dengan tingkat kecacatan produksi sebesar 0.2% dan dengan
pertimbangan tersebut, penghitungan pendapatan dapat diuraikan sebagai berikut:
Keterangan:
Cf = Cash Flow t = Year
K = Discount rate
n = Analytic Horizon (in years)
I0 = Investasi
hasil formulasi perhitungan dengan menggunakan rumus diatas adalah sebagai berikut:
NPV = 13,317,853,106.84 - 4,553,328,000 = 8,764,525,106.84
REFERENSI
Ahmad, Kamaruddin. (2004). Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Boone, Louis E. Kurtz, David L. (2007). Pengantar Bisnis Kontemporer. Jakarta: Buku 2. Salemba Empat
Boone, Louis E. Kurtz, David L. (2008). Pengantar Bisnis Kontemporer. Jakarta: Buku 1. Salemba Empat
Fuad, M. H, Christine. Nurlela, Sugiarto dan Paulus, Y.E.F (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta: Cetakan Kelima, PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Griffin, Ricky W. dan Elbert, Ronald J. (2007). Bisnis. Jakarta: Edisi kedelapan. Jilid 1.Penerbit Erlangga, Jakarta
Heizer, Jay & Render, Barry. (2009). Operation Management.8thedition. Pearson Pretince-Hall.
Ibrahim, Yacob. (2009). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Edisi Revisi. PT. Rineka Cipata.
Kasmir dan Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Edisi Revisi, Cetakan ke-8, Penerbit Kencana Prenada
Media Group.
Keown, J. Arthur, Scott, Martin dan Petty. (2011). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan.
Jakarta: Edisi Kesepuluh. Indeks.
Jeff, Madura. (2007). Pengantar Bisnis. Jakarta: Edisi Keempat. Salemba Empat.
Subagyo, Ahmad. (2008). StudiKelayakanBisnis. Jakarta: Cetakan kedua. PT. Elex Media Komputindo,
KelompokGramedia.
Umar, Husein. (2005). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Cetakan Kesepuluh. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sumber Lain:
http://bisniskeuangan.kompas.com/
http://m.merdeka.com/profil/indonesia/n/nippon-indosari-corpindo
www.Pajak.go.id
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/13/11/21/mwmfnw-ini-daftar-nilai-umk-2014-di-
jawa-barat
Jurnal :
Mulyani, Heni (2008). Keunggulan NPV Sebagai Alat Analisis Kelayakan Investasi. Jurnal Keunggulan NPV. Vol.91.
ISSN 0854-8986,35. Sumber: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/91Ags082935.pdf
Jonas Mackevičius, Vladislav Tomaševič. 2010. Evaluation of Investment Projects in Case of Conflict between the
Internal Rate of Ret Return and the Net Present Value Metethods. ISSN 1392-1258. ekonomika 2010 Vol. 89(4)
Tze San Ong. Net Present Value and Payback Period for Building Integrated Photovoltaic Projects in Malaysia.
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences February 2013, Vol. 3, No. 2 ISSN:
2222-6990
Mohammed B. Ndaliman and Katsina C. Bala. 2007. Practical Limitations of Break-Even Theory. Department of
Mechanical Engineering, Federal University of Technology. Minna, Nigeria. AU J.T. 11(1): 58-61 (Jul. 2007)
Tomonari Shinoda. 2010. Capital Budgeting Management Practices in Japan. Econ. J. of Hokkaido Univ., Vol. 39
(2010), pp. 39 – 50
İsmail Bakan & İnci Fatma Do. Competitiveness Of The Industries Based On The Porter's Diamond Model: An
Empirical Study. www.arpapress.com/Volumes/Vol11Issue3/IJRRAS_11_3_10.pdf. June 2012
RIWAYAT PENULIS
Nama : Lusiana Ratnasari
Tempat/ Tgl. Lahir : Jakarta 28 September 1992
Pendidikan : S1, Binus University, School of Business Management, fokus
Pada Entrepreneur