Anda di halaman 1dari 481

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (Direktorat


Jenderal PDP) Tahun 2021 berisi tentang pencapaian target dari indikator kinerja utama
yang telah diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2021. Perjanjian
Kinerja Direktorat Jenderal PDP berisi 7 (tujuh) Sasaran Strategis dengan 12 (Dua
Belas) Indikator Kinerja Utama, yang disusun secara berjenjang dari indikator kinerja
utama unit kerja dibawahnya dengan Nilai Capaian Kinerja sebesar 115,88%.
Capaian kinerja atas Sasaran Strategis Direktorat Jenderal PDP, pada tahun 2021
adalah:
Tabel 1. Capaian Kinerja Tahun 2021
SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
STRATEGIS
1. Terpenuhinya indeks Rata-rata perkembangan indeks 0,74 0,84* 113,51%
desa yang Desa Berkembang menjadi Mandiri
berkembang dan Rata-rata perkembangan indeks 0,55 0,63* 114,55%
mandiri Desa Tertinggal menjadi
Berkembang
2. Terpenuhinya indeks Rata-rata perkembangan indeks 10 21,88 46,56 212,80%
pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas
kawasan perdesaan Nasional (KPPN) inisiasi menjadi
konsolidasi, mandiri, konsolidasi
dan berdaya saing Rata-rata perkembangan indeks 47 46,65 57,56 123,39%
Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional (KPPN) konsolidasi
menjadi mandiri
Rata-rata perkembangan indeks 5 70,79 65,90 93,09%
Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional (KPPN) mandiri menjadi
berdaya saing
Rata-rata indeks perkembangan 30 46,65 51,29 109,95%
Kawasan Perdesaan Prioritas
Kementerian
3. Menurunnya angka Persentase kemiskinan di 12,30 12,53 98,16%
kemiskinan desa perdesaan

4 Terbangunnya Persentase afirmasi rencana 50% 60% 120%


komitmen lintas program/kegiatan Unit Kerja Internal
K/L/D/M dalam Kemendesa PDTT yang
Pembangunan desa dialokasikan di Desa dan
dan perdesaan Perdesaan sesuai dengan dokumen
rencana teknis pembangunan Desa
dan Perdesaan
Persentase afirmasi rencana 50% 60% 120%
program/kegiatan K/L/D/M yang
dialokasikan di Desa dan
Perdesaan sesuai dengan dokumen
rencana teknis pembangunan Desa
dan Perdesaan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 ii
SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
STRATEGIS
5 Terwujudnya tata Nilai SAKIP Ditjen Pembangunan 75 74,80 99,73%
kelola pemerintahan Desa dan perdesaan
yang baik dalam
mendukung Ditjen
PDP

6 Terwujudnya tata Persentase Nilai Hasil Penilaian 80% 83,55 104,44%


kelola pemerintahan Mandiri Pelaksanaan Reformasi
yang baik dalam Birokrasi (PMPRB) di Ditjen
mendukung Ditjen Pembangunan Desa dan
PDP Perdesaan

7 Terselesaikannya Persentase rekomendasi temuan 75% 60,67% 80,89%


tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan eksternal dan
hasil pemeriksaan APIP yang selesai ditindaklanjuti
eksternal dan Aparat (Sistem Pengendalian Internal dan
Pengawas Internal Kepatuhan terhadap Peraturan
Pemerintah (APIP) Perundang-Undangan)

RATA-RATA 115,88%

Guna mendukung capaian kinerja tahun 2021, ditetapkan pagu anggaran yang berasal
dari APBN sebesar Rp 252.212.774.000 dengan realisasi sebesar Rp 240.299.039.861
atau 95,28% dari total pagu anggaran.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 iii
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ........................................................................................... i


Ringkasan Eksekutif .................................................................................. ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iv
Daftar Tabel ................................................................................................. v
Daftar Grafik ................................................................................................ vi
Daftar Gambar ............................................................................................ vii
BAB I Pendahuluan .................................................................................... 1
A. Umum .................................................................................................. 1
B. Tugas dan Fungsi ................................................................................ 2
C. Struktur Organisasi .............................................................................. 3
D. Tujuan .................................................................................................. 4
E. Sistematika Penyajian ......................................................................... 4
BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja ............................................ 5
A. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan ........................................................................................... 5
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2021 ............................................................ 6
BAB III Akuntabilitas Kinerja ..................................................................... 7
A. Capaian Kinerja Tahun 2021 ............................................................... 7
B. Analisis Capaian Kinerja ...................................................................... 8
C. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2021 dengan Tahun 2020 ...... 14
D. Keberhasilan dan Kegagalan Kinerja Tahun 2021 .............................. 16
E. Realisasi Anggaran Tahun 2021 ......................................................... 21
1. Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal PDP Tahun 2021 ............ 21
2. Evaluasi pelaksanaan anggaran tahun 2021 ................................. 21
3. Efisiensi Penggunaan Anggaran dan Sumberdaya ........................ 22
BAB IV Penutup .......................................................................................... 25
A. Kesimpulan ....................................................................................... 25
B. Saran................................................................................................. 25
LAMPIRAN .................................................................................................. 26

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 iv
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Capaian Kinerja Tahun 2021 ................................................... ii


Tabel 2. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal PDP Tahun
2020-2024................................................................................ 5
Tabel 3. Intepretasi Capaian Kinerja ..................................................... 7
Tabel 4. Capaian Kinerja Tahun 2021 ................................................... 8
Tabel 5. Capaian Sasaran Strategis 1 ................................................... 8
Tabel 6. Perubahan Status Perkembangan Desa Tahun 2021 ............. 9
Tabel 7. Capaian Sasaran Strategis 2 ................................................... 10
Tabel 8. Capaian Sasaran Strategis 3 ................................................... 10
Tabel 9. Capaian Sasaran Strategis 4 ................................................... 11
Tabel 10. Capaian Sasaran Strategis 5 ................................................... 12
Tabel 11. Penilaian SAKIP ...................................................................... 12
Tabel 12. Capaian Sasaran Strategis 6 ................................................... 13
Tabel 13. Capaian Sasaran Strategis 7 ................................................... 14
Tabel 14. Progres Temuan BPK .............................................................. 14
Tabel 15. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2021 dengan
Tahun 2020.............................................................................. 14
Tabel 16. Rata-Rata Nilai Indikator IDM Tahun 2021 .............................. 16
Tabel 17. Penyaluran Dana Desa (RKUN Ke RKD) ................................ 18
Tabel 18. Data Fasilitasi dan Piloting Intervensi Tahun 2021 ................. 19
Tabel 19. Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal PDP 2021................. 21
Tabel 20. Perbandingan Realisasi Anggaran Tahun 2020 - 2021 .......... 22
Tabel 21. Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran Tahun 2021 ................... 23
Tabel 22. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal PDP 2021 ..................... 24

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 v
DAFTAR GRAFIK
Halaman

Grafik 1. Persentase Penduduk Miskin Indonesia Tahun 2021 ............. 11


Grafik 2. Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ................. 18
Grafik 3. Nilai Kinerja Penganggaran Tahun 2021................................. 22

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PDP .......................... 4


Gambar 2. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal PDP Tahun 2021 ........ 5
Gambar 3. Capaian Output Dana Desa 2020 - 2021 ................................ 18

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Umum
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dikenal dua
pendekatan untuk membangun desa dan masyarakat, yakni pembangunan desa dan
pembangunan kawasan perdesaan. Pada hakikatnya, kedua pendekatan ini saling
melengkapi dan harus dilakukan secara bersamaan dan simultan. Dalam konteks yang
lebih luas, pembangunan dalam skala desa maupun kawasan perdesaan tidak bisa
dilepaskan dari berbagai masalah yang terkait dengan masyarakat perdesaan, seperti
kerjasama antar desa, investasi perdesaan, keberadaan desa di daerah tertinggal dan
perbatasan, serta kawasan transmigrasi.
Pembangunan desa dan perdesaan juga menjadi bagian penting dari
pembangunan daerah, pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan antar
wilayah. Penguatan desa pondasi bagi peningkatan skala pembangunan yang lebih luas
untuk memastikan terselenggaranya pelayanan sosial, jasa pemerintahan, kegiatan
ekonomi, hingga permukiman. Aspek-aspek yang ada di masyarakat desa dan
perdesaan tersebut perlu dibangun dan dikembangkan sebagai bagian dari upaya
meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dan cita-cita pembangunan nasional.
Diberlakukannya UU Desa diharapkan dapat menjadi salah satu solusi terhadap
permasalahan kesenjangan antara perkotaan-perdesaan. Karena tujuan dari lahirnya
UU Desa antara lain adalah untuk memajukan perekonomian masyarakat di pedesaan,
mengatasi kesenjangan pembangunan kota dan desa, memperkuat peran penduduk
desa dalam pembangunan serta meningkatkan pelayanan publik bagi warga
masyarakat desa. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa hak dan wewenang diberikan
kepada desa termasuk pendanaannya yang dialokasikan khusus dari APBN untuk desa,
di samping sumber pendapatan lainnya. Selain itu, upaya pembangunan desa dan
perdesaan terus diupayakan guna mendorong dan menyelesaikan masalah-masalah
yang menjadi halangan utama bagi kemajuan dan kemandirian desa, diantaranya
sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan dan tata kelola desa yang belum mandiri, atau sepenuhnya masih
bergantung pada pihak-pihak di atas desa (pemerintah pusat dan daerah), dan
pihak-pihak di luar desa (korporasi, perguruan tinggi, organisasi masyarakat sipil dan
sebagainya).
2. Tingkat kesejahteraan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat di perdesaan yang
masih rendah. Salah satu indikatornya adalah rendahnya nilai tukar petani maupun
upah penduduk desa yang bekerja sebagai petani/nelayan gurem maupun buruh di
sektor pertanian, perikanan/kelautan, perkebunan dan pertambangan.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 1
3. Keterbatasan ketersediaan sarana dan prasarana fisik maupun non fisik atau
pelayanan sosial dasar seperti pendidikan dan kesehatan di desa dan kawasan
perdesaan yang belum memadai. Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya jumlah
tenaga pendidikan dan kesehatan, rendahnya angka ketersediaan lingkungan
permukiman perdesaan seperti air bersih, perumahan, sanitasi dan drainase juga
masih belum memadai, akses terhadap listrik, transportasi dan telekomunikasi,
terutama di desa-desa perbatasan, terpencil dan kepulauan.
4. Marjinalisasi masyarakat perdesaan dari faktor-faktor ekonomi maupun non
ekonomi. Akibatnya ketidakberdayaan dan kemiskinan struktural di perdesaan
sehingga masyarakat terjebak pada lingkaran setan kemiskinan.
5. Daya dukung lingkungan hidup ekonomi, sosial dan budaya masyarakat desa
semakin menurun dan memburuk. Hal ini menyebabkan kedaulatan desa atas
sumber-sumber kehidupan seperti pangan, papan/perumahan, lingkungan fisik dan
energi lokal terbarukan semakin terancam.
6. Pengembangan potensi produksi ekonomi dan kreatif lokal desa yang belum optimal
akibat kurangnya kapasitas, akses modal dan jejaring dalam proses produksi,
distribusi, bahan baku, dan pengolahan, maupun pemasaran hasil produksi
masyarakat desa.
7. Ketimpangan struktur kepemilikan dan penguasaan lahan serta sumber-sumber
daya lokal desa. Ketimpangan penguasaan aset produksi yang dimaksud tidak
hanya meliputi penguasaan modal fisik dan modal finansial semata, tetapi juga
mencakup ketimpangan dalam penguasaan modal manusia dan modal alam.
8. Liberalisasi dan globalisasi yang tidak memberikan perlindungan terhadap aktifitas
perekonomian di desa. Produk-produk hasil sumber daya alam desa yang kurang
berdaya saing karena tidak memiliki nilai tambah yang tinggi menjadikan wilayah
desa semakin terperosok ke dalam jurang ketertinggalan.
Identifikasi permasalahan pokok terkait pembangunan desa dan perdesaan
menjadi basis kerja dan tindakan intervensi sistematis melalui program dan kegiatan
yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (Direktorat
Jenderal PDP). Selain itu, inovasi kerangka kelembagaan di Desa terus disosialisasikan
dan digerakkan untuk memperkuat akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi, dalam
hubungan antara penyelenggara pemerintahan Desa dan warga desa itu sendiri.

B. Tugas dan Fungsi


Peraturan Menteri Desa No. 15 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kelola
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
menggabungkan bidang pembangunan desa dan perdesaan di dalam satu Unit Kerja
Eselon I, yaitu Direktorat Jenderal PDP. Direktorat Jenderal PDP mempunyai tugas
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan desa dan perdesaan.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 2
Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, Direktorat Jenderal PDP menjalankan
serangkaian fungsi, meliputi:
1. Perumusan kebijakan di bidang perencanaan teknis pembangunan desa dan
perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan,
pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan, advokasi dan
kerja sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa.
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan teknis pembangunan desa dan
perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan,
pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan, advokasi dan
kerja sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa.
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang perencanaan teknis
pembangunan desa dan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan
perdesaan, pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan,
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana
desa.
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan teknis
pembangunan desa dan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan
perdesaan, pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan,
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana
desa.
5. Pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan teknis pembangunan
desa dan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan,
pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan, advokasi dan
kerja sama desa dan perdesaan, serta fasilitasi pemanfaatan dana desa.
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal PDP.
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Direktorat Jenderal PDP sesuai Peraturan Menteri Desa No.
15 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dapat dijabarkan, sebagai berikut:

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 3
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PDP

D. Tujuan
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PDP yang disusun setiap tahunnya
dimaksudkan untuk memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah
dicapai. Sedangkan untuk tujuannya mencakup aspek- aspek sebagai berikut:
1. Aspek Akuntabilitas Kinerja, bagi kebutuhan eksternal organisasi, di mana Laporan
Kinerja sebagai sarana pertanggungjawaban atas capaian kinerjanya selama tahun
2020.
2. Aspek Manajemen Kinerja, bagi kebutuhan internal organisasi, di mana Laporan
Kinerja Tahun 2021 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja dan perbaikan
kinerja di masa mendatang.

E. Sistematika Penyajian
Laporan Kinerja ini menyajikan pencapaian kinerja yang telah dicapai pada tahun
2021, adapun sistematika penyajiannya sebagai berikut:
1. Ringkasan Eksekutif, menguraikan ringkasan garis besar capaian kinerja Direktorat
Jenderal PDP.
2. Bab I Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum atau profil
singkat Direktorat Jenderal PDP serta sekilas pengantar lainnya seperti, tujuan dan
serta sistematika penyajian laporan.
3. Bab II Perencanaan Kinerja, dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam
perencanaan kinerja dengan mengacu pada Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun
2021.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 4
4. Bab III Akuntabilitas Kinerja, dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran
program dan kegiatan Direktorat Jenderal PDP dan evaluasi capaian kinerja serta
akuntabilitas keuangan.
5. Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari isi Laporan Kinerja dan
rekomendasi yang diperlukan sebagai bahan masukan untuk perencanaan dan
perbaikan kinerja.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 5
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
(Direktorat Jenderal PDP) Tahun 2020-2024 difokuskan untuk mendukung pencapaian
tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, yakni: Mendorong terwujudnya Desa
Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui
pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan. Secara lebih rinci, sasaran
strategis yang akan dicapai adalah sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 2. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal PDP Tahun 2020-2024
INDIKATOR SASARAN
TUJUAN UMUM RINCIAN TUJUAN RINCIAN INDIKATOR
STRATEGIS
Mendorong ▪ Mempercepat ▪ Jumlah desa mandiri ▪ Penambahan 5.000 desa
terwujudnya Desa pembangunan desa ▪ Jumlah desa mandiri
Berkembang dan dalam rangka berkembang ▪ Penambahan 10.000 desa
Mandiri, serta meningkatkan ▪ Jumlah desa tertinggal berkembang
kolaborasi perdesaan kemandirian dan daya ▪ Indeks rata-rata ▪ Peningkatan Indeks rata-
dengan perkotaan saing desa dan kawasan perkembangan 62 rata perkembangan 62
melalui perdesaan, melalui KPPN (Kawasan KPPN (Kawasan
pengembangan pembangunan sarana Perdesaan Prioritas Perdesaan Prioritas
Kawasan Perdesaan dan pra sarana, Nasional) Nasional)
secara berkelanjutan pengembangan sosial ▪ Indeks rata-rata ▪ Peningkatan Indeks rata-
budaya dan lingkungan, perkembangan 30 rata perkembangan 30
serta pemberdayaan Kawasan Perdesaan Kawasan Perdesaan
masyarakat dan Prioritas Kementerian Prioritas Kementerian
advokasi; Persentase kemiskinan di Persentase kemiskinan di
▪ Mengembangkan perdesaan perdesaan pada akhir
kerjasama desa dan RPJMN sebesar 9,90 persen
pembangunan kawasan
perdesaan untuk ▪ Nilai Reformasi Birokrasi
Meningkatnya kualitas
mewujudkan pusat-pusat ▪ Nilai Kesehatan organisasi
reformasi birokrasi dan
pertumbuhan di ▪ Persentase pelaksanaan
kapasitas organisasi
perdesaan; e-government (SPBE)
▪ Fasilitasi dan koordinasi Sistem Pemerintahan
pembangunan desa dan Berbasis Elektronik
perdesaan untuk ▪ Indeks Penerapan Sistem
mendorong peningkatan Merit
kesejahteraan
▪ Nilai Opini BPK atas
masyarakat desa dan Meningkatnya
Laporan Keuangan
perdesaan dan pengawasan,
▪ Nilai integritas
penanggulangan pengendalian dan
▪ Nilai SAKIP
kemiskinan perdesaan; akuntabilitas aparatur
▪ Tingkat maturitas SPIP
▪ Mewujudkan tata kelola yang baik serta aturan
(Sistem Pengendalian
pemerintahan yang agile, yang efektif
Intern Pemerintah)
efektif, efisien dan
terpercaya.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 5
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2021
Perjanjian kinerja merupakan perwujudan atas komitmen Direktorat Jenderal PDP
dalam meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur, serta
sebagai dasar untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas capaian kinerja.
Gambar 2. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal PDP Tahun 2021

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 6
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Tahun 2021


Akuntabilitas kinerja adalah bentuk pertanggungjawaban atas capaian
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku
kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi. Pertanggungjawaban tersebut
harus terukur dengan sasaran dan/atau target kinerja yang telah ditetapkan melalui
laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun di akhir tahun anggaran.
Dalam Laporan Kinerja dipaparkan secara ringkas dan lengkap tentang informasi
capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kinerja yang ditetapkan dalam
rangka pelaksanaan anggaran. Pengukuran capaian kinerja Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan dilakukan dengan cara membandingkan antara
target sasaran strategis yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja dengan realisasinya.
Tabel 3. Intepretasi Capaian Kinerja
NO KATEGORI KRITERIA WARNA
1 >90% Sangat Baik

2 75-89% Baik

3 60-74% Cukup

4 <60% Kurang Baik

Berdasarkan metode penilian di atas capaian kinerja tahun 2021 bisa dikategorikan
sangat baik karena nilainya mencapai 115,88%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
di bawah ini
Tabel 4 Capaian Kinerja Tahun 2021
SASARAN CAPAIAN
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI
STRATEGIS %
1. Terpenuhinya indeks Rata-rata perkembangan indeks Desa 0,74 0,84* 113,51%
desa yang berkembang Berkembang menjadi Mandiri
dan mandiri Rata-rata perkembangan indeks Desa 0,55 0,63* 114,55%
Tertinggal menjadi Berkembang
2. Terpenuhinya indeks Rata-rata perkembangan indeks 10 21,88 46,56** 212,80%
pembangunan kawasan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
perdesaan konsolidasi, (KPPN) inisiasi menjadi konsolidasi
mandiri, dan berdaya Rata-rata perkembangan indeks 47 46,65 57,56** 123,39%
saing Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
(KPPN) konsolidasi menjadi mandiri
Rata-rata perkembangan indeks 5 70,79 65,90** 93,09%
Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
(KPPN) mandiri menjadi berdaya saing
Rata-rata indeks perkembangan 30 46,65 51,29** 109,95%
Kawasan Perdesaan Prioritas
Kementerian
3. Menurunnya angka Persentase kemiskinan di perdesaan 12,30 12,53*** 98,16%
kemiskinan desa

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 7
SASARAN CAPAIAN
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI
STRATEGIS %
4 Terbangunnya komitmen Persentase afirmasi rencana 50% 60% 120%
lintas K/L/D/M dalam program/kegiatan Unit Kerja Internal
Pembangunan desa dan Kemendesa PDTT yang dialokasikan di
perdesaan Desa dan Perdesaan sesuai dengan
dokumen rencana teknis pembangunan
Desa dan Perdesaan
Persentase afirmasi rencana 50% 60% 120%
program/kegiatan K/L/D/M yang
dialokasikan di Desa dan Perdesaan
sesuai dengan dokumen rencana teknis
pembangunan Desa dan Perdesaan
5 Terwujudnya tata kelola Nilai SAKIP Ditjen Pembangunan Desa 75 74,80 99,73%
pemerintahan yang baik dan perdesaan
dalam mendukung Ditjen
PDP
6 Terwujudnya tata kelola Persentase Nilai Hasil Penilaian Mandiri 80% 83,55 104,44%
pemerintahan yang baik Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
dalam mendukung Ditjen (PMPRB) di Ditjen Pembangunan Desa
PDP dan Perdesaan
7 Terselesaikannya tindak Persentase rekomendasi temuan hasil 75% 60,67% 80,89%
lanjut temuan hasil pemeriksaan eksternal dan APIP yang
pemeriksaan eksternal selesai ditindaklanjuti (Sistem
dan Aparat Pengawas Pengendalian Internal dan Kepatuhan
Internal Pemerintah terhadap Peraturan Perundang-
(APIP) Undangan)
RATA-RATA 115,88%

Keterangan:
*) Sumber data: Indeks Desa Membangun (IDM) 2021
**) Pengukuran capaian sampai awal tahun 2021 dengan menggunakan data olahan hasil evaluasi internal
***) Sumber data: BPS rilis Januari 2022

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA


Tahun 2021 merupakan tahun pertama pelaksanaan program dan kegiatan pada
Direktorat Jenderal PDP (penggabungan unit kerja Ditjen PPMD dan Ditjen PKP).
Adapun analisis capaian kinerja pada tahun 2021 sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1 Terpenuhinya indeks desa yang berkembang dan mandiri

a. Indikator Kinerja 1 : Rata-rata perkembangan indeks Desa Berkembang menjadi Mandiri


b. Indikator Kinerja 2 : Rata-rata perkembangan indeks Desa Tertinggal menjadi Berkembang

Capaian indikator kinerja diukur berdasarkan data Indeks Desa Membangun hasil
pengukuran tahun 2021. Adapun capaian kinerja pada tahun 2021 sebagai berikut:
Tabel 5. Capaian Sasaran Strategis 1
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KINERJA
Rata-rata perkembangan indeks Desa 0,74 0,84 113,51%
Berkembang menjadi Mandiri
Rata-rata perkembangan indeks Desa 0,55 0,63 114,55%
Tertinggal menjadi Berkembang

Pengukuran dilakukan dengan mengelompokkan desa yang mengalami peningkatan


status pada tahun 2021 yang kemudian dihitung rata-rata indeksnya.
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 8
Tabel 6. Perubahan Status Perkembangan Desa Tahun 2021

STATUS DESA STATUS DESA TAHUN 2021*


TAHUN 2020 SANGAT
MANDIRI MAJU BERKEMBANG TERTINGGAL
TERTINGGAL
Mandiri 1.731 9 1 0 0
Maju 1.387 10.386 131 6 2
Berkembang 150 4.867 34.746 233 31
Tertinggal 1 56 3.125 11.611 1.136
Sangat Tertinggal 0 3 69 779 4.478
Desa Baru 2021 0 0 11 6 2
TOTAL 3.269 15.321 38.083 12.635 5.649
Keterangan:
*) Terdapat desa 4 desa yang tidak memenuhi kriteria pembentukan desa berdasarkan UU No.6 Tahun 2014 tentang
Desa, diantaranya tidak memenuhi unsur pemerintahan, wilayah dan penduduk, sehingga tidak dilakukan
pengukuran IDM.

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kemandirian desa:
1. Peningkatan desa berkembang dan desa maju menjadi desa mandiri:
- Jumlah desa berkembang meningkat statusnya menjadi desa mandiri sebanyak
150 desa dengan nilai rata-rata indeks desa membangun 0,84.
- Jumlah desa maju meningkat statusnya menjadi desa mandiri sebanyak 1.387
desa dengan nilai rata-rata indeks desa membangun 0,84.
2. Peningkatan desa sangat tertinggal dan desa tertinggal menjadi desa berkembang:
- Jumlah desa sangat tertinggal meningkat statusnya menjadi desa berkembang
sebanyak 69 desa dengan nilai rata-rata indeks desa membangun 0,63.
- Jumlah desa tertinggal meningkat statusnya menjadi desa berkembang
sebanyak 3.125 desa dengan nilai rata-rata indeks desa membangun 0,63.

Beberapa strategi yang dilakukan dalam mendorong percepatan kemandirian desa:


1. Mendorong peningkatan kualitas pemanfaatan dana desa untuk kegiatan-kegiatan
produktif dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
2. Fasilitasi dan pengembangan desa percontohan program pembangunan desa dan
perdesaan guna menstimulus percepatan pembangunan di desa.

Terpenuhinya indeks pembangunan kawasan perdesaan


Sasaran Strategis 2
konsolidasi, mandiri, dan berdaya saing

a. Indikator Kinerja 1 : Rata-rata perkembangan indeks 10 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional


(KPPN) inisiasi menjadi konsolidasi
b. Indikator Kinerja 2 : Rata-rata perkembangan indeks 47 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
(KPPN) konsolidasi menjadi mandiri
c. Indikator Kinerja 3 : Rata-rata perkembangan indeks 5 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
(KPPN) mandiri menjadi berdaya saing
d. Indikator Kinerja 4 : Rata-rata indeks perkembangan 30 Kawasan Perdesaan Prioritas
Kementerian

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 9
Capaian indikator kinerja diukur berdasarkan data Indeks Perkembangan Kawasan
Perdesaan hasil pengukuran tahun 2020 sd awal tahun 2021. Adapun capaian kinerja
pada tahun 2021 sebagai berikut:
Tabel 7. Capaian Sasaran Strategis 2
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KINERJA
Rata-rata perkembangan indeks 10 21,88 46,56 212,80%
Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
(KPPN) inisiasi menjadi konsolidasi
Rata-rata perkembangan indeks 47 46,65 57,56 123,39%
Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
(KPPN) konsolidasi menjadi mandiri
Rata-rata perkembangan indeks 5 70,79 65,90 93,09%
Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
(KPPN) mandiri menjadi berdaya saing
Rata-rata indeks perkembangan 30 46,65 51,29 109,95%
Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian

Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan (IPKP) terbagi dalam 5 dimensi yang dapat
mewakili karakteristik wilayah, yaitu Dimensi Ekonomi, Sosial Budaya, Lingkungan,
Jaringan Prasarana dan Sarana, serta Kelembagaan. Nilai rata-rata IPKP pada 62
KPPN hasil perhitungan tahun 2021 sebesar 56,43. Beberapa strategi yang dilakukan
dalam mendorong percepatan kemandirian desa:
1. Mendorong peningkatan kualitas pemanfaatan dana desa untuk kegiatan-kegiatan
produktif dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
2. Fasilitasi dan pengembangan desa percontohan program pembangunan desa dan
perdesaan guna menstimulus percepatan pembangunan di desa dan perdesaan.
3. Advokasi dan fasilitasi pengembangan kerja sama desa dengan multipihak dalam
rangka pengembangan potensi yang dimiliki.

Sasaran Strategis 3 Menurunnya angka kemiskinan desa

a. Indikator Kinerja : Persentase kemiskinan di perdesaan

Capaian indikator kinerja diukur berdasarkan data persentase penduduk miskin yang
dirilis BPS. Adapun capaian kinerja pada tahun 2021 sebagai berikut:
Tabel 8. Capaian Sasaran Strategis 3
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KINERJA
Persentase kemiskinan di perdesaan 12,30 12,53 98,16%

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin pada September 2021 (rilis Januari
2022) sebesar 26,50 juta orang (9,71%), dengan persentase penduduk miskin di
perdesaan turun 0,57 persen poin jika dibandingkan pada bulan Maret 2021.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 10
Grafik 1. Persentase Penduduk Miskin Indonesia Tahun 2021

Walaupun disparitas kemiskinan perkotaan dan perdesaan masih tinggi, namun


perubahan peningkatan kemiskinan di perdesaan lebih rendah dibanding perkotaan
Beberapa strategi yang dilakukan dalam mendorong penurunan kemiskinan di
perdesaan:
1. Mendorong pelaksanaan PKTD dalam pembangunan di Desa;
2. Percepatan penyaluran BLT DD untuk masyarakat miskin terdampak Covid-19
3. Pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional di antaranya pengembangan
Desa Wisata
4. Koordinasi dan kolaborasi dengan K/L/DM dalam rangka penanganan kemiskinan
ekstrem di Desa

Terbangunnya komitmen lintas K/L/D/M dalam


Sasaran Strategis 4
Pembangunan desa dan perdesaan

a. Indikator Kinerja 1 : Persentase afirmasi rencana program/kegiatan Unit Kerja Internal


Kemendesa PDTT yang dialokasikan di Desa dan Perdesaan sesuai dengan
dokumen rencana teknis pembangunan Desa dan Perdesaan
b. Indikator Kinerja 2 : Persentase afirmasi rencana program/kegiatan K/L/D/M yang dialokasikan
di Desa dan Perdesaan sesuai dengan dokumen rencana teknis
pembangunan Desa dan Perdesaan

Capaian indikator kinerja diukur berdasarkan rencana program/kegiatan yang


dialokasikan sesuai dengan rencana kerja dan dokumen anggaran yang telah disusun.
Adapun capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 9. Capaian Sasaran Strategis 4
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KINERJA
Persentase afirmasi rencana program/kegiatan 50% 60% 120%
Unit Kerja Internal Kemendesa PDTT yang
dialokasikan di Desa dan Perdesaan sesuai
dengan dokumen rencana teknis
pembangunan Desa dan Perdesaan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 11
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KINERJA
Persentase afirmasi rencana program/kegiatan 50% 60% 120%
K/L/D/M yang dialokasikan di Desa dan
Perdesaan sesuai dengan dokumen rencana
teknis pembangunan Desa dan Perdesaan

Peningkatan afirmasi dan integrasi kebijakan, rencana program dan kegiatan


pembangunan desa dan perdesaan, dilakukan melalui:
1. Penyusunan dokumen perencanaan teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan.
2. Rapat Koordinasi Pembangunan Desa dan Perdesaan pada Tingkat Pusat (Lintas
K/L) dan Daerah untuk penyusunan Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Desa
dan Perdesaan.
Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dalam
Sasaran Strategis 5
mendukung Ditjen PDP

a. Indikator Kinerja 1 : Nilai SAKIP Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan

Capaian indikator kinerja diukur berdasarkan hasil evaluasi SAKIP oleh APIP
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Adapun capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 10. Capaian Sasaran Strategis 5
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KINERJA
Nilai SAKIP Ditjen Pembangunan Desa 75 74,80* 99,73%
dan perdesaan
Keterangan:
*) Merupakan nilai SAKIP 2020

Nilai SAKIP berdasarkan hasil evaluasi SAKIP tahun 2020 oleh APIP Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi mendapat nilai 74,80 atau predikat BB, untuk penilaian
tahun 2021 dilakukan pada awal tahun 2022. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian
kinerjanya. Rincian penilaian tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Penilaian SAKIP
NO KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT NILAI KRITERIA
1 Perencanaan Kinerja 15 13,44 89,58%
2 Pengukuran Kinerja 12,5 9,79 78,33%
3 Pelaporan Kinerja 7,5 6,74 88,80%
4 Evaluasi Internal 10 8,11 81,14%
5 Pencapaian Sasaran/ Kinerja Organisasi 20 10,54 55,71%
Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja (100%) 65 48,63 74,80%

Dalam rangka perbaikan dan peningkatan nilai SAKIP telah dilakukan upaya perbaikan
berdasarkan rekomendasi hasil penilaian SAKIP tahun 2020 diantaranya:
1. Telah dilakukan reviu dan perbaikan Indikator Kinerja Utama lingkup Ditjen PDP.
2. Telah dilakukan penyusunan Rencana Strategis baik tingkat Eselon I dan Eselon II
lingkup Direktorat Jenderal PDP.
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 12
3. Penyusunan peta resiko dan rencana tindak pengendalian lingkup Direktorat
Jenderal PDP.
4. Pelaporan kinerja secara periodik baik secara offline dan online berbasis aplikasi
(SMART, PP39 dan e-SAKIP).
5. Penyusunan petunjuk teknis monitoring dan evaluasi lingkup Direktorat Jenderal
PDP.
6. Pelaksanaan rapat secara periodik dalam rangka pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan lingkup Ditjen PDP.

Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dalam


Sasaran Strategis 6
mendukung Ditjen PDP

b. Indikator Kinerja 1 : Persentase Nilai Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
(PMPRB) di Ditjen Pembangunan Desa dan Perdesaan

Capaian indikator kinerja diukur berdasarkan hasil evaluasi oleh APIP Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi. Adapun capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 12. Capaian Sasaran Strategis 6
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KINERJA
Persentase Nilai Hasil Penilaian Mandiri 80% 83,55 104,44%
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
(PMPRB) di Ditjen Pembangunan Desa
dan Perdesaan

Penilaian meliputi 8 area perubahan meliputi manajemen perubahan, penataan


peraturan perundang-undangan, penataan dan penguatan organisasi, penataan tata
laksana, peningkatan sistem manajemen SDM aparatur, peningkatan akuntabilitas
kinerja, penguatan pengawasan dan peningkatan kualitas publik. Persentase Nilai Hasil
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan tahun 2021 sebesar 83,55%, turun 0,35% dari nilai
tahun 2020 (83,9). Penyebab turunnya nilai PMPRB tahun 2021 diantaranya karena
perubahan nomenklatur organisasi, dari Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa menjadi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan. Hal tersebut menyebabkan perlu penyesuaian, penataan dan penguatan
organisasi serta penguatan sistem manajemen SDM aparatur pada Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan.

Terselesaikannya tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan


Sasaran Strategis 7
eksternal dan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)

a. Indikator Kinerja 1 : Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan eksternal dan APIP
yang selesai ditindaklanjuti (Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan
terhadap Peraturan Perundang-Undangan)

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 13
Capaian indikator kinerja diukur berdasarkan progres tindaklanjut hasil temuan oleh
BPK RI terhadap laporan keuangan Direktorat Jenderal PDP dari tahun 2016 - 2020.
Adapun capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 13. Capaian Sasaran Strategis 7
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KINERJA
Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan 75% 60,67% 80,89%
eksternal dan APIP yang selesai ditindaklanjuti
(Sistem Pengendalian Internal dan Kepatuhan
terhadap Peraturan Perundang-Undangan)

Total temuan BPK dari tahun 2016 - 2020 sebesar Rp. 5.996.150.752 dan telah
ditindaklanjuti sebesar Rp. 3.637.973.331. Adapun rincian temuan BPK sebagai berikut:
Tabel 14. Progres Temuan BPK
NO TAHUN TEMUAN PROGRES % SISA
1 2016 1.843.368.503 961.119.075 52,14 882.249.428
2 2017 506.146.850 472.857.382 93,42 33.289.468
3 2018 1.245.589.412 1.107.069.685 88,88 138.519.727
4 2019 2.395.473.986 1.092.005.188 45,59 1.303.468.798
5 2020 5.572.000 5.572.000 100 0
TOTAL 5.996.150.752 3.637.973.331 60,67 2.358.177.421

Dalam rangka percepatan penyelesaian temuan BPK telah dilakukan upaya


diantaranya:
1. Melakukan koordinasi dan membuat surat teguran kepada pihak terkait untuk
segera melakukan penyelesaian temuan SPI/ Administrasi atau Kepatuhan
(Perorangan dan Pihak ke-3).
2. Memaksimalkan peran TPKN dalam mendorong percepatan koordinasi dengan
pihak terkait untuk penyelesaian temuan.
3. Membuat surat pernyataan kesanggupan pengembalian dan melakukan
pemotongan gaji, tunkin, honor, perjalanan, dll.

C. PERBANDINGAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2021 DENGAN TAHUN 2020

Pada tahun 2021 merupakan tahun pertama pelaksanaan program dan kegiatan pada
Direktorat Jenderal PDP (penggabungan unit kerja Ditjen PPMD dan Ditjen PKP)
dengan target dan indikator yang disesuaikan dengan tusi yang baru.
Tabel 15. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2021 dengan Tahun 2020

TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN %

Jumlah desa tertinggal memenuhi kriteria 2.000 desa 6.308 desa* 315,40%
berkembang

TAHUN 2020 Jumlah desa berkembang memenuhi kriteria 1.000 desa 939 desa* 93,90%
mandiri
Nilai SAKIP 75 74,31* 99,08%

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 14
TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN %

Hasil penilaian Mandiri pelaksanaan Refromasi 26 30,47* 117,19%


Birokrasi (PMPRB) di Ditjen PPMD
Persentase rekomendasi temuan hasil 70% 33,24%* 47,48%
pemeriksaan eksternal yang selesai
ditindaklanjuti
Jumlah Kawasan perdesaan yang meningkat 10 10** 100%
status perkembangannya
Persentase rekomendasi temuan hasil 80% 64,19%** 80,24%
pemeriksaan eksternal dan APIP yang selesai
ditindaklanjuti

RATA-RATA 121,90%

Keterangan:
*) Merupakan data realisasi kinerja pada Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa tahun 2020
**) Merupakan data realisasi kinerja pada Direktorat Pembangunan Kawasan Perdesaan tahun 2020
Rata-rata perkembangan indeks Desa 0,74 0,84* 113,51%
Berkembang menjadi Mandiri
Rata-rata perkembangan indeks Desa 0,55 0,63* 114,55%
Tertinggal menjadi Berkembang
Rata-rata perkembangan indeks 10 Kawasan 21,88 46,56** 212,80%
Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) inisiasi
menjadi konsolidasi
Rata-rata perkembangan indeks 47 Kawasan 46,65 57,56** 123,39%
Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN)
konsolidasi menjadi mandiri
Rata-rata perkembangan indeks 5 Kawasan 70,79 65,90** 93,09%
Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) mandiri
menjadi berdaya saing
Rata-rata indeks perkembangan 30 Kawasan 46,65 51,29** 109,95%
Perdesaan Prioritas Kementerian
Persentase kemiskinan di perdesaan 12,30 12,53*** 98,16%

TAHUN 2021 Persentase afirmasi rencana program/kegiatan 50% 60% 120%


Unit Kerja Internal Kemendesa PDTT yang
dialokasikan di Desa dan Perdesaan sesuai
dengan dokumen rencana teknis
pembangunan Desa dan Perdesaan
Persentase afirmasi rencana program/kegiatan 50% 60% 120%
K/L/D/M yang dialokasikan di Desa dan
Perdesaan sesuai dengan dokumen rencana
teknis pembangunan Desa dan Perdesaan
Nilai SAKIP Ditjen Pembangunan Desa dan 75 74,80 99,73%
perdesaan
Persentase Nilai Hasil Penilaian Mandiri 80% 83,55 104,44%
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di
Ditjen Pembangunan Desa dan Perdesaan
Persentase rekomendasi temuan hasil 75% 60,67% 80,89%
pemeriksaan eksternal dan APIP yang selesai
ditindaklanjuti (Sistem Pengendalian Internal
dan Kepatuhan terhadap Peraturan
Perundang-Undangan)

RATA-RATA 115,88%

Keterangan:
*) Sumber data: Indeks Desa Membangun (IDM) 2021
**) Pengukuran capaian sampai awal tahun 2021 dengan menggunakan data olahan hasil evaluasi internal
***) Sumber data: BPS rilis Januari 2022

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 15
D. Keberhasilan dan Kegagalan Kinerja Tahun 2021
1. Keberhasilan Kinerja Yang Dicapai Tahun 2021
a. Kemandirian desa terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2021 nilai IDM
meningkat 0,0002 jika dibandingkan dengan data tahun 2020.
Tabel 16. Rata-Rata Nilai Indikator IDM Tahun 2021
NO INDIKATOR IDM NILAI 2020 NILAI 2021 SELISIH
1 Jarak ke sarana kesehatan terdekat 0,9899 0,9783 -0,0115
2 Ketersediaan Tenaga Kesehatan (bidan,Dokter 0,1692 0,1894 0,0202
dan Nakes Lain)
3 Askes ke poskesdes, polindes atau posyandu 0,7807 0,7668 -0,0139
4 Tingkat Aktivitas Posyandu 0,9676 0,9578 -0,0098
5 Tingkat Kepesertaan BPJS 0,5897 0,6000 0,0103
6 Akses Pendidikan Dasar SD/MI < 3 KM 0,9868 0,9805 -0,0063
7 Akses Pendidikan SMP/MTs < 6 KM 0,8916 0,8885 -0,0031
8 Akses Pendidikan SMA/SMK/MA < 6 KM 0,7829 0,7827 -0,0002
9 Kegiatan PAUD 0,7535 0,7138 -0,0398
10 Kegiatan PKBM/Paket A-B-C 0,3077 0,3146 0,0069
11 Kegiatan Kursus 0,3055 0,3133 0,0078
12 Taman Bacaan Masyarakat atau Perpustakaan 0,5196 0,5228 0,0032
Desa
13 Kebiasaan Gotong Royong 0,9674 0,9679 0,0005
14 Keterbukaan Ruang Publik 0,6154 0,6299 0,0145
15 Terdapat Kelompok Olahraga 0,3330 0,3438 0,0108
16 Terdapat Kegiatan Olahraga 0,4030 0,4127 0,0097
17 Keragaman Suku/Etnis di Desa 0,6160 0,6316 0,0156
18 Bahasa Sehari-hari Warga Desa 0,7546 0,7732 0,0186
19 Agama Mayoritas Warga Desa 0,6010 0,6108 0,0099
20 Tersedianya Sarana Pos Kamling di Desa 0,8416 0,8313 -0,0104
21 Partisipasi Warga Siskamling 0,8383 0,8315 -0,0068
22 Kejadian Perkelahian Massal di desa 0,9034 0,8978 -0,0055
23 Terdapat Akses ke Sekolah Luar Biasa 0,9931 0,9934 0,0003
24 Terdapat Penyandang Kesejahteraan Sosial 0,9620 0,9613 -0,0007
(Anjal dan Pengemis)
25 Mayoritas Warga MemilikI Sumber Air layak 0,9021 0,8979 -0,0042
Minum
26 Akses Warga Memiliki Air Mandi dan Mencuci 0,8973 0,8929 -0,0043
27 Mayoritas Warga Memiliki Jamban 0,9401 0,9308 -0,0094
28 Terdapat Tempat Pembuangan Sampah 0,7346 0,7313 -0,0033
29 Jumlah Keluarga yang telah memiliki aliran 0,9280 0,9129 -0,0151
listrik
30 Warga Memiliki Telepon seluler dan Sinyal 0,8251 0,8024 -0,0226
Kuat
31 Akses Internet di Kantor Desa 0,6695 0,6733 0,0038
32 Terdapat Akses Internet untuk warga 0,6966 0,6850 -0,0115
33 Terdapat Lebih dari Satu Jenis Kegiatan 0,6674 0,6943 0,0269
Ekonomi Penduduk

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 16
NO INDIKATOR IDM NILAI 2020 NILAI 2021 SELISIH
34 Akses Penduduk ke Pusat Perdagangan 0,5988 0,6061 0,0073
(Pertokoan, Pasar Permanen)
35 Terdapat Pasar Desa 0,3844 0,3836 -0,0008
36 Terdapat Sektor Perdagangan (warung 0,8532 0,8417 -0,0115
minimarket)
37 Terdapat Kantor Pos dan Jasa Logistik 0,1449 0,1617 0,0169
38 Tersedianya Lembaga Pebankan Umum dan 0,1222 0,1293 0,0071
BPR
39 Akses Penduduk ke Kredit 0,3778 0,3841 0,0063
40 Tersedianya Lembaga Ekonomi Rakyat 0,6571 0,6528 -0,0043
(Koperasi)/Bumdes
41 Terdapat Usaha Kedai makanan, Restoran, 0,4795 0,4733 -0,0062
Hotel dan Penginapan
42 Terdapat Moda (Angkutan Umum, Trayek 0,5204 0,5207 0,0002
Reguler dan Jam Operasi)
43 Jalan yang Dapat Dilalui oleh Kendaraan 0,8870 0,8731 -0,0139
Bermotor Roda Empat atau Lebih
44 Kualitas Jalan Desa 0,9135 0,9037 -0,0098
45 Pencemaran Air, Tanah dan Udara 0,9195 0,9240 0,0046
46 Kejadian Bencana Alam (Banjir, Tanah 0,8884 0,8895 0,0011
Longsor, Kebakaran Hutan)
47 Upaya/Tindakan terhadap Potensi Bencana 0,1802 0,2115 0,0313
Alam
NILAI IDM 0,6821 0,6823 0,0002
Sumber data : Direktorat Jenderal PDP 2021

Secara umum, nilai IDM 2021 mengalami peningkatan walaupun belum signifikan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi percepatan pembangunan desa, diantaranya:
1) Kebijakan afirmatif dan perubahan mindset dalam pendekatan pembangunan
desa. Pertama, pemberian kewenangan desa berdasarkan azas rekognisi dan
subdiaritas, artinya desa diberikan pengakuan dan penghormatan terhadap
keberadaanya serta diberikan penggunaan kewenangan skala lokal. Kedua,
kedudukan desa sebagai pemerintahan berbasis masyarakat, artinya desa dan
masyarakat diberikan kewenangan untuk mengatur dirinya sendiri dan
pemerintahan lokal. Perubahan paradigma tersebut, dapat dilihat dari kebijakan
pemerintah dalam pengalokasian dana desa yang terus meningkat setiap
tahunnya (dana desa tahun 2021 sebesar 72 triliun untuk 74.961 desa) dan serta
regulasi yang mendorong desa untuk mandiri, baik secara ekonomi ataupun tata
kelola pemerintahannya.
2) Ketahanan desa dalam menghadapi krisis dan dampak dari pandemi covid-19
semakin kuat, hal ini terlihat dari penurunan tingkat pengangguran terbuka dari
7,07% para Agustus 2020 menjadi 6,49% pada Agustus 2021.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 17
Grafik 2. Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
8.98
8.32

4.71
4.17

Agustus 2020 Agustus 2021


Perkotaan Perdesaan

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional/Sakernas BPS, Agustus 2021

Kesempatan kerja di desa lebih besar dengan adanya kegiatan padat karya tunai
desa (PKTD) meliputi pembangunan infrastruktur kerakyatan yang mendukung
produktivitas masyarakat perdesaan.
Gambar 3. Capaian Output Dana Desa 2020 - 2021

Sumber : Pusdatin Kementerian Desa PDTT, Januari 2022

Penggunaan Dana Desa selama pandemi 2020-2021 selain untuk pemulihan


ekonomi warga desa, juga masih mampu menghasilkan output untuk
pembangunan penunjang aktivitas ekonomi masyarakat dan peningkatan
kualitas hidup masyarakat desa. Hal ini tentu berdampak terhadap penyerapan
tenaga kerja di desa melalui pelaksanaan PKTD.
3) Pemberian bantuan langsung tunai bagi masyarakat yang bersumber dari Dana
Desa (BLT-Dana Desa) terus dilakukan dalam upaya untuk mengurangi beban
masyarakat miskin akibat dampak covid-19.
Tabel 17. Penyaluran BLT Dana Desa (RKUN Ke RKD)
NO BULAN JUMLAH BLT DD JUMLAH KPM
1 Januari 1.687.030.000.000 5.623.426
2 Februari 1.687.030.000.000 5.623.426
3 Maret 1.687.030.000.000 5.623.426
4 April 1.687.000.000.000 5.623.345
5 Mei 1.687.000.000.000 5.623.345
6 Juni 1.686.950.000.000 5.623.180

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 18
NO BULAN JUMLAH BLT DD JUMLAH KPM
7 Juli 1.686.930.000.000 5.623.180
8 Agustus 1.686.840.000.000 5.622.812
9 September 1.686.740.000.000 5.622.460
10 Oktober 1.686.600.000.000 5.622.005
11 November 1.686.550.000.000 5.621.843
12 Desember 1.686.420.000.000 5.621.398
JUMLAH 20.242.130.000.000
Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan 2021

4) Pendampingan desa dan pengendalian dana desa terus dilakukan guna: (1)
Meningkatkan kapasitas, efektivitas dan akuntabilitas pemerintahan desa dan
pembangunan desa. (2) Meningkatkan prakarsa, kesadaran dan partisipasi
masyarakat desa dalam pembangunan desa yang partisipatif. (3) Meningkatkan
sinergi program pembangunan desa antar sektor. (4) Mengoptimalkan aset lokal
desa secara emansipatoris. Sampai dengan Desember 2021, sebanyak 33.185
orang pendamping desa terus aktif mendampingi desa dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan desa.
b. Fasilitasi dan piloting intervensi program pembangunan desa dan perdesaan terus
dilakukan guna menstimulus desa dalam pengembangan potensi unggulan dan
mempercepat pembangunan desa, diantaranya yaitu:
Tabel 18. Data Fasilitasi dan Piloting Intervensi Tahun 2021
NO KEGIATAN TARGET REALISASI KETERANGAN
1. Pengembangan Objek 159 desa 159 desa Pembangunan sarana pendukung
Wisata Desa dan desa wisata dilakukan secara
Amenitas Wisata swakelola desa (jalan lingkungan,
toilet, homestay, kedai, gazebo,
balai kesenian tradisional, sarpras
pendukung TIK)
2 Pembangunan Sarana 1 desa 1 desa Pembangunan sarana air bersih
Air Bersih dilakukan secara swakelola desa

3 Peningkatan kapasitas 900 orang 900 orang Pelaksanaan Bimtek, Penyusunan


dalam pencegahan modul dan media pembelajaran,
stunting (INEY) Pengembangan e-HDW dan
Sosialisasi Sistem Pemantauan
stunting
4 Peningkatan 80 80 Pengembangan Desa Inklusif,
Akuntabilitas Sosial Kabupaten Kabupaten Pengembangan Pusat
dan Kompetensi Pembelajaran Masyarakat Desa
Masyarakat (P3PD) dan Akuntabilitas Sosial
5 Peningkatan 33 provinsi 33 provinsi Pelaksanaan Workshop
kapasitasnya dalam penyusunan buku saku
Penyediaan Air Minum keberlanjutan Pamsimas
dan Sanitasi
(PAMSIMAS)

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 19
NO KEGIATAN TARGET REALISASI KETERANGAN
6 Advokasi dan 60 orang 226 orang Pelaksanaan advokasi dan fasilitasi
Fasilitasi Kerjasama kerja sama desa dan perdesaan,
Desa dan Perdesaan serta identifikasi permasalahan
desa kawasan hutan, pesisir,
pertambangan, dan perkebunan
7 Layanan 33 Provinsi 33 Provinsi Pelaksanaan dukungan
Pendampingan Desa operasional, rapat koordinasi dan
monitoring pendampingan (pusat
dan dekonsentrasi)
8 Pengendalian 74.961 74.961 Penyiapan perumusan kebijakan
Penggunaan Dana Desa Desa pengelolaan dana desa dan
Desa pelaksanaan pengendalian dan
fasilitasi percepatan penggunaan
dana desa monitoring dan evaluasi
pemanfaatan dana desa pada
seluruh desa
9 Penyusunan Rencana 4 dokumen 4 dokumen Penyusunan dokumen rencana
Teknis Pembangunan teknis PDP pada 4 bidang
Desa dan Perdesaan
10 Dukungan Fasilitasi 1 Layanan 1 Layanan Dukungan teknis dan pelayanan
Program konsultasi kepada stakeholder
Pembangunan Desa terkait pelaksanaan program
dan Perdesaan pembangunan desa dan perdesaan

Sumber: Direktorat Jenderal PDP 2021

2. Kegagalan Capaian Kinerja Tahun 2020


Tidak terpenuhinya capaian kinerja tahun 2020 diakibatkan adanya beberapa
kegagalan, diantaranya:
a. Terdapat Desa Yang Masih Rentan Tertinggal
Sampai dengan tahun 2021, masih terdapat 5.332 desa sangat tertinggal dan 15.934
desa tertinggal (sebagian besar berada di wilayah timur Indonesia). Dari desa
tertinggal tersebut, pada dasarnya memiliki potensi sumber daya alam yang
melimpah, namun masih banyak penduduknya yang belum menikmati manfaat
pembangunan akibat keterisolasian dan terbatasnya akses terhadap layanan publik
dan peluang ekonomi. Kendala yang dihadapi dalam pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa antara lain: rendahnya akses ke pelayanan dasar,
rendahnya kapasitas sumber daya manusia, terbatasnya akses ke lembaga
keuangan, pasar, dan aktivitas ekonomi, rendahnya aksesibilitas dan konektivitas
wilayah ke pusat-pusat pertumbuhan, kurangnya pemahaman tentang menejemen
aset dan sumber daya alam secara berkelanjutan, serta kurangnya perhatian pada
karakteristik sosial dan budaya lokal.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 20
b. Sinkronisasi Kesepahaman dalam Mewujudkan Desa Mandiri
Belum terbangunnya kolaborasi antar sektor dalam mewujudkan Desa mandiri.
Sinkronisasi kesepahaman pengukuran status desa oleh stakeholder dengan
menggunakan alat ukur yang masih berbeda, sehingga terdapat penafsiran yang
berbeda dalam mengukur peningkatan status desa (IDM, IPD dan Indeks Desa).
c. Pandemi Covid-19
Pandemi covid-19 berdampak pada penurunan produktivitas yang mengakibatkan
kelangkaan barang dan jasa, juga menurunkan tingkat pendapatan riil. Pemerintah
melarang kegiatan sosial yang sifatnya tidak terkait kebutuhan dasar seperti logistik,
atau layanan kesehatan, pesta pernikahan, rapat-rapat, konser musik dan lain-lain.
Kegiatan yang diijinkan juga harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat,
dan membatasi jumlah orang yang terlibat. Hal tersebut, mengakibatkan beberapa
kegiatan mengalami pemotongan anggaran dan terlambat waktu pelaksanaannya.
d. Restrukturisasi Program dan Kegiatan
Beberapa kegiatan hasil restrukturisasi memerlukan identifikasi lebih lanjut agar
sesuai dengan IKU dan pencapaian SDGs Desa.

E. Realisasi Anggaran Tahun 2021


1. Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal PDP Tahun 2021
Pagu anggaran Direktorat Jenderal PDP pada Tahun 2021 sebesar Rp.
252.212.774.000 dengan realisasi sampai dengan 31 Desember 2021 sebesar 95,28%
atau Rp. 240.299.039.861, secara rinci disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 19. Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal PDP 2021

NO UNIT KERJA PAGU ANGGARAN REALISASI %


1 Setditjen PDP 57.401.064.000 54.208.526.760 94,44
2 Dit. Perencanaan Teknis PDP 1.510.018.000 1.475.913.970 97,74
3 Dit. Pembangunan Sarana dan 89.239.287.000 88.950.417.292 99,68
Prasarana Desa dan Perdesaan
4 Dit. Pengembangan Sosial Budaya 38.383.115.000 32.564.246.957 84,84
dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
5 Dit. Advokasi & Kerjasama Desa dan 62.072.290.000 59.509.954.492 95,87
Perdesaan
6 Dit. Fasilitasi Pemanfaatan Dana desa 3.607.000.000 3.589.980.390 99,53
TOTAL 252.212.774.000 240.299.039.861 95,28

Sumber: https://spanint.kemenkeu.go.id, Desember 2021

2. Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Tahun 2021


Dalam rangka pengendalian pelaksanaan anggaran tahun 2021, beberapa hal yang
telah dilakukan dalam rangka pencapaian target realisasi diantaranya yaitu:

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 21
a. Melakukan pencermatan detail sisa anggaran masing-masing kegiatan dengan
dengan membuat langkah-langkah percepatan, serta melakukan inventarisasi
kegiatan yang perlu dilakukan revisi.
b. Pengendalian intensif terkait dengan administrasi fisik dan keuangan.
c. Mengawal ketat penyelesaian sisa pekerjaan, dan meningkatkan koordinasi
dengan satker (pusat dan daerah) untuk percepatan pelaksanaan kegiatan.
d. Mengoptimalkan peran pendamping desa dalam pelaksanaan pendampingan
desa pada 74.961 desa.
Tabel 20. Perbandingan Realisasi Anggaran Tahun 2020 - 2021

TAHUN PAGU ANGGARAN REALISASI PERSEN


2020 1.791.851.684.000 1.719.374.915.606 95.96
2021 252.212.774.000 240.299.039.861 95,28

Sumber: https://spanint.kemenkeu.go.id, Desember 2021

Realisasi anggaran Direktorat Jenderal PDP per 31 Desember 2021 sebesar 95,28%.
Secara persentase, realisasi anggaran menurun 0,68% jika dibandingkan dengan
realisasi tahun 2020 (Ditjen PPMD).
3. Efisiensi Penggunaan Anggaran dan Sumberdaya
a. Nilai Kinerja Penganggaran
NIlai kinerja penganggaran adalah penilaian atas rencana kerja dan anggaran
berdasarkan peraturan perundang undangan yang berkenaan denga pengukuran
dan evaluasi kerja atas Pelaksanaan RKA/KL. Tahun 2020 nilai kinerja
penganggaran Direktorat Jenderal PDP pada aplikasi SMART sebesar 84,53.
Penilaian kinerja penganggaran didasarkan pada 4 (empat) komponen diantaranya:
a) Penyerapan anggaran.
b) Konsistensi atas rencana penarikan dana awal.
c) Pencapaian keluaran.
d) Efisiensi.
Grafik 3. Nilai Kinerja Penganggaran Tahun 2021

Sumber: http://monev.anggaran.kemenkeu.go.id/

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 22
Jika dibandingkan dengan nilai kinerja tahun 2021, terdapat peningkatan sebesar
4,01 (nilai tahun 2020 Ditjen PDP sebesar 80,52). Hal yang mempengaruhi
pencapaian nilai SMART tahun 2021 diantaranya:
1) Capaian output belum maksimal, hal ini dipengaruhi karena:
a) Pandemi covid-19 mengakibatkan beberapa kegiatan mengalami
pemotongan anggaran dan terlambat waktu pelaksanaannya.
b) Keterlambatan pelaksanaan kegiatan yang anggarannya bersumber dari loan
(P3PD, INEY, Pamsimas) , karena perbedaan cara pandang dan kebijakan
dari pihak lender. Hal ini membuat beberapa kegiatan terlambat dalam
pelaksanaannya dan keluar NOL dari lender juga terlambat.
2) Rata-rata nilai satker belum optimal, hal ini dikarenakan:
a) Pemenuhan kuota pendamping pada satker dekonsentrasi belum terpenuhi,
namun untuk pelaksanaan dilapangan tetap mendampingi pada 74.961 desa.
Dari kuota 35.340 orang, baru terpenuhi sebanyak 33.185 orang pendamping
desa. Hal ini dikarenakan banyak pendamping yang mengundurkan diri
karena pertimbangan akses geografis, beban kerja dan pendapatan.
b) Konsistensi realisasi dengan RPD (rencana penarikan dana) pada beberapa
satker masih belum optimal, hal ini dikarenakan beberapa kegiatan terlambat
pelaksanaannya karena pandemic covid-19 dan halaman III DIPA terkait RPD
tidak dilakukan revisi secara periodik.
3) Nilai efisiensi masih rendah, hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya
penyerapan anggaran cukup tinggi namun rata-rata nilai satker lebih rendah yang
diakibatkan capaian output belum maksimal, serta banyaknya revisi anggaran
pada satker karena penyesuaian kegiatan dampak pandemi covid-19. Selain itu
juga konsistensi penyerapan anggaran belum optimal, banyak kegiatan yang
dilaksanakan pada akhir tahun.
b. Nilai Pelaksanaan Anggaran
NIlai kinerja pelaksanaan penganggaran adalah penilaian atas kesesuaian
perencanaan dan pelaksanaan anggaran, kepatuhan pada regulasi, serta efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan kegiatan. Tahun 2021 nilai kinerja pelaksanaan anggaran
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan pada aplikasi OM SPAN
sebesar 84,87.
Tabel 6. Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran Tahun 2021
INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET NILAI BOBOT NILAI AKHIR NILAI ASPEK
KESESUAIAN Revisi DIPA 100 5 5
PERENCANAAN DENGAN Deviasi Halaman III DIPA 66,21 5 3,31 88,73
PELAKSANAAN Pagu Minus 99,98 5 5
Data Kontrak 74 10 7,4
KEPATUHAN TERHADAP Pengelolaan UP dan TUP 90 8 7,2
90,05
REGULASI LPJ Bendahara 96,21 5 4,81
Dispensasi SPM 100 5 5

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 23
INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET NILAI BOBOT NILAI AKHIR NILAI ASPEK
Penyerapan Anggaran 58,83 15 8,82
EFEKTIVITAS Penyelesaian Tagihan 89,47 10 8,95
84,51
PELAKSANAAN KEGIATAN Konfirmasi Capaian Output 90,73 17 15,42
Retur SP2D 99,02 5 4,95
EFISIENSI PELAKSANAAN Renkas 100 5 5
90,00
KEGIATAN Kesalahan SPM 80 5 4
NILAI TOTAL 84,87
Sumber: https://spanint.kemenkeu.go.id/

Jika dibandingkan dengan nilai kinerja tahun 2020, terdapat penurunan sebesar 2,63
(nilai tahun 2020 Ditjen PPMD sebesar 87,50).
c. Optimalisasi Kegiatan dan Anggaran dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN)
Guna mendukung percepatan pembangunan desa dan perdesaan serta menjaga
tingkat perekonomian masyarakat pada masa pandemi Covid-19, maka dilakukan
optimalisasi kegiatan dan anggaran tahun 2021, meliputi dukungan kegiatan Direktorat
Jenderal PDP dalam pemulihan ekonomi nasional. Kegiatan PEN pada Direktorat
Jenderal PDP 2021 diarahkan untuk mendukung pengembangan desa wisata dengan
total anggaran sebesar Rp 49 milyar dengan target 96 desa. Sampai dengan akhir
Desember 2021, telah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana pendukung desa
wisata dan amenitas wisata di 96 desa, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 48,89
milyar (99,78%).
d. Jumlah Sumber Daya Manusia
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Jenderal PDP tahun 2021,
dilaksanakan oleh 228 orang Pegawai Negeri Sipil dan dibantu oleh 197 Pegawai
Pemerintah Non Pegawai Negeri.
Tabel 22. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal PDP 2021
JENJANG JABATAN JUMLAH
Eselon I 1
Eselon II 6
Eselon III 1
Eselon IV 6
JFT Ahli Madya 25
JFT Ahli Muda 60
JFT Ahli Pertama 12
JFT Terampil 6
Pelaksana 111
TOTAL 228

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 24
BAB IV
PENUTUP

Nilai kinerja Direktorat Jenderal PDP Tahun 2021 yang dikategorikan sangat baik,
dikarenakan peran dan komitmen pimpinan serta seluruh aparatur di lingkungan
Direktorat Jenderal PDP dalam melaksanakan program/kegiatan yang telah
direncanakan.
A. Kesimpulan
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PDP Tahun menyajikan berbagai keberhasilan
dan kegagalan serta analisa pemasalahan dalam rangka pencapaian kinerjanya. Total
capaian kinerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Tahun 2021 adalah 115,88%. Sedangkan realisasi anggaran dalam rangka pencapaian
kinerja tersebut adalah sebesar Rp. 240.299.039.861 atau 95,28% dari total pagu
anggaran. Capaian tersebut merupakan hasil kerja bersama seluruh komponen, baik
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dan Desa dalam mensukseskan
program pembangunan desa dan perdesaan.

B. Saran
Berdasarkan uraian dan analisis atas capaian kinerja Direktorat Jenderal PDP
Tahun 2021, diketahui bahwa terdapat faktor-faktor pendukung dalam upaya
pencapaian kinerja dan beberapa kendala yang yang mempengaruhi pencapian kinerja.
Sehubungan hal tersebut, maka disarankan agar dioptimalkan lagi kegiatan
pengendalian dan evaluasi secara berkala serta pengawasan yang berkesinambungan
sehingga dalam pelaksanaan program/kegiatan ditahun anggaran yang akan datang,
kendala dan hambatan dapat diidentifikasi secara dini dan secepatnya dicarikan solusi-
solusi pemecahannya.
Demikian Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PDP Tahun 2021, semoga laporan
kinerja ini dapat dijadikan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan sekaligus menjadi
input kebijakan kementerian dalam penyusunan rencana kerja tahun berikutnya.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TAHUN 2021 25
LAMPIRAN

25
1. REKAP DESA YANG MENGALAMI KENAIKAN STATUS PADA 2021
PENINGKATAN STATUS INDEKS DESA MEMBANGUN TAHUN 2020 - 2021
SANGAT SANGAT SANGAT SANGAT
NO PROVINSI BERKEMBANG- BERKEMBANG- TERTINGGAL- TERTINGGAL- TERTINGGAL- TOTAL
MAJU-MANDIRI TERTINGGAL- TERTINGGAL- TERTINGGAL- TERTINGGAL-
MAJU MANDIRI BERKEMBANG MAJU MANDIRI
TERTINGGAL BERKEMBANG MAJU MANDIRI
1 ACEH 11 98 286 6 45 3 449
2 BALI 85 20 1 106
3 BANTEN 1 22 80 8 111
4 BENGKULU 5 79 1 77 4 1 4 171
5 DI YOGYAKARTA 42 27 69
6 GORONTALO 4 52 35 2 93
7 JAMBI 40 91 1 68 1 201
8 JAWA BARAT 278 750 38 102 1 1.169
9 JAWA TENGAH 55 542 5 121 1 2 726
10 JAWA TIMUR 336 1.015 32 2 1.385
11 KALIMANTAN BARAT 134 248 37 285 12 9 3 728
12 KALIMANTAN SELATAN 20 232 2 129 4 6 2 395
13 KALIMANTAN TENGAH 27 130 8 178 10 27 21 1 402
14 KALIMANTAN TIMUR 33 141 3 75 2 3 257
15 KALIMANTAN UTARA 12 19 33 19 1 84
16 KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG 2 25 27
17 KEPULAUAN RIAU 24 7 31
18 LAMPUNG 36 208 3 103 5 1 356
19 MALUKU 20 72 2 98 31 5 1 229
20 MALUKU UTARA 7 36 24 1 68
21 NUSA TENGGARA BARAT 25 102 14 2 143
22 NUSA TENGGARA TIMUR 2 54 211 3 60 2 332
23 PAPUA 8 113 4 207 14 1 347
24 PAPUA BARAT 2 22 174 8 206
25 RIAU 38 118 2 83 3 4 248
26 SULAWESI BARAT 10 35 26 1 72
27 SULAWESI SELATAN 80 253 10 140 1 21 1 506
28 SULAWESI TENGAH 7 91 93 1 7 199
29 SULAWESI TENGGARA 3 39 221 8 271
30 SULAWESI UTARA 51 171 5 54 4 285
31 SUMATERA BARAT 31 84 31 1 147
32 SUMATERA SELATAN 2 69 167 1 6 1 246
33 SUMATERA UTARA 7 64 226 80 1 378
TOTAL 1.387 4.867 150 3.125 56 1 779 69 3 0 10.437

27
2. LOKASI BANTUAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DAN AMENITAS
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA KETERANGAN
1 Aceh Aceh Tamiang Tenggulun Selamat Pembangunan Amenitas Wisata PEN
2 Aceh Bireuen Jeumpa Cot Geurundong Pembangunan Amenitas Wisata PEN
3 Aceh Bireuen Gandapura Lingka Kuta Pembangunan Amenitas Wisata PEN
4 Bali Gianyar Tegallalang Taro Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
5 Bali Klungkung Banjarangkan Aan Pembangunan Sarpras Desa Wisata
6 Banten Serang Cinangka Cikolelet Pembangunan Sarpras Desa Wisata
7 D.I. Yogyakarta Bantul Pleret Bawuran Pembangunan Sarpras Desa Wisata
8 DI Yogyakarta Gunung Kidul Ponjong Ponjong Pembangunan Sarpras Desa Wisata
9 DIY Bantul Dlingo Mangunan Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
10 DIY Bantul Sewon Timbulharjo Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
11 DIY Bantul Banguntapan Potorono Pembangunan Amenitas Wisata PEN
12 DIY Kulonprogo Kokap Hargotirto Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
13 DIY Kulonprogo Samigaluh Purwoharjo Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
14 DIY Kulonprogo Girimulyo Jatimulyo Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
15 DIY Sleman Godean Sidokarto Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
16 DIY Sleman Turi Wonokerto Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
17 DIY Sleman Prambanan Sambirejo Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
18 DIY Sleman Sleman Tridadi Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
19 DIY Sleman Mlati Tirtoadi Pembangunan Amenitas Wisata PEN
20 Gorontalo Boalemo Tilamuta Tenilo Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Pendung Talang
21 Jambi Kerinci Danau Kerinci Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Genting
22 Jambi Merangin Jangkat Rantau Kermas Pembangunan Sarpras Desa Wisata
23 Jambi Muaro Jambi Maro Sebo Muara Jambi Pembangunan Sarpras Desa Wisata
24 Jambi Muaro Jambi Sekernan Tanjung Lanjut Pembangunan Amenitas Wisata PEN
25 Jambi Muaro Jambi Jambi Luar Kota Rengas Bandung Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Tanjung Jabung
26 Jambi Tungkal Ulu Brasau Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Barat
27 Jawa Barat Bandung Nagreg Citaman Pembangunan Sarpras Desa Wisata
28 Jawa Barat Bandung Kertasari Tarumajaya Pembangunan Sarpras Desa Wisata
29 Jawa Barat Bandung Barat Padalarang Padalarang Pembangunan Amenitas Wisata PEN
30 Jawa Barat Bogor Jonggol Cibodas Pembangunan Amenitas Wisata PEN
31 Jawa Barat Cianjur Agrabinta Wanasari Pembangunan Amenitas Wisata PEN
32 Jawa Barat Garut Banyuresmi Sukaratu Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
33 Jawa Barat Garut Samarang Sukalaksana Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
34 Jawa Barat Indramayu Patrol Patrol Lor Pembangunan Amenitas Wisata PEN
35 Jawa Barat Kuningan Cigugur Cisantana Pembangunan Sarpras Desa Wisata
36 Jawa Barat Pangandaran Cijulang Kertayasa Pembangunan Sarpras Desa Wisata
37 Jawa Barat Tasikmalaya Pageurageung Guranteng Pembangunan Amenitas Wisata PEN
38 Jawa tengah Banjarnegara Purworejo Klampok Pagak Pembangunan Sarpras Desa Wisata
39 Jawa Tengah Banyumas Baturaden Karangsalam Lor Pembangunan Sarpras Desa Wisata
40 Jawa Tengah Banyumas Kalibagor Kaliori Pembangunan Sarpras Desa Wisata
41 Jawa Tengah Brebes Paguyangan Pandansari Pembangunan Sarpras Desa Wisata
42 Jawa Tengah Cilacap Dayeuhluhur Bingkeng Pembangunan Amenitas Wisata PEN
43 Jawa Tengah Grobogan Gabus Banjarejo Pembangunan Amenitas Wisata PEN
44 Jawa Tengah Jepara Bangsri Bangsri Pembangunan Sarpras Desa Wisata
45 Jawa Tengah Karanganyar Ngargoyoso Puntukrejo Pembangunan Amenitas Wisata PEN
46 Jawa Tengah Magelang Borobudur Karangrejo Pembangunan Sarpras Desa Wisata
47 Jawa Tengah Magelang Tegalrejo Tegalrejo Pembangunan Sarpras Desa Wisata
48 Jawa Tengah Magelang Borobudur Karanganyar Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
49 Jawa Tengah Magelang Srumbung Polengan Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
50 Jawa Tengah Magelang Ngablak Girirejo Pembangunan Amenitas Wisata PEN
51 Jawa Tengah Magelang Kajoran Sukomakmur Pembangunan Amenitas Wisata PEN
52 Jawa Tengah Pemalang Pulosari Nyalembeng Pembangunan Sarpras Desa Wisata
53 Jawa Tengah Purbalingga Rembang Tanalum Pembangunan Sarpras Desa Wisata
54 Jawa Tengah Purworejo Bener Cacaban Kidul Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
55 Jawa Tengah Purworejo Kaligesing Kaligono Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
56 Jawa Tengah Rembang Rembang Punjulharjo Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
57 Jawa Tengah Rembang Lasem Kajar Pembangunan Amenitas Wisata PEN
58 Jawa Tengah Semarang Ungaran Barat Kalisidi Pembangunan Amenitas Wisata PEN
59 Jawa Tengah Sragen Sambungmacan Sambungmacan Pembangunan Amenitas Wisata PEN
60 Jawa Tengah Temanggung Bansari Bansari Pembangunan Amenitas Wisata PEN
61 Jawa Tengah Wonosobo Garung Tlogo Pembangunan Sarpras Desa Wisata
62 Jawa Timur Bangkalan Geger Geger Pembangunan Amenitas Wisata PEN
63 Jawa Timur Banyuwangi Glagah Kemiren Pembangunan Sarpras Desa Wisata
64 Jawa Timur Banyuwangi Glagah Kampunganyar Pembangunan Sarpras Desa Wisata
65 Jawa Timur Banyuwangi Wongsorejo Bangsring Pembangunan Sarpras Desa Wisata
66 Jawa Timur Banyuwangi Wongsorejo Watukebo Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Bandar Kedung
67 Jawa Timur Jombang Banjarsari Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Mulyo

28
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA KETERANGAN
68 Jawa Timur Jombang Bareng Ngampungan Pembangunan Sarpras Desa Wisata
69 Jawa Timur Kediri Plemahan Langenharjo Pembangunan Sarpras Desa Wisata
70 Jawa Timur Kediri Kepung Keling Pembangunan Amenitas Wisata PEN
71 Jawa Timur Madiun Dagangan Mendak Pembangunan Sarpras Desa Wisata
72 Jawa Timur Magetan Poncol Genilangit Pembangunan Sarpras Desa Wisata
73 Jawa Timur Pacitan Pringkuku Dadapan Pembangunan Sarpras Desa Wisata
74 Jawa Timur Pamekasan Pakong Bajang Pembangunan Sarpras Desa Wisata
75 Jawa Timur Ponorogo Badegan Biting Pembangunan Sarpras Desa Wisata
76 Jawa Timur Ponorogo Jenangan Paringan Pembangunan Sarpras Desa Wisata
77 Jawa Timur Ponorogo Ngebel Gondowido Pembangunan Sarpras Desa Wisata
78 Kalimantan Barat Kapuas Hulu Hulu Gurung Tani Makmur Pembangunan Amenitas Wisata PEN
79 Kalimantan Barat Kayong Utara Sukadana Gunung Sembilan Pembangunan Amenitas Wisata PEN
80 Kalimantan Barat Kubu Raya Teluk Pakedai Sungai Deras Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Kalimantan
81 Banjar Aranio Tiwingan Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Selatan
Kalimantan Kotawaringan
82 Kotawaringin Lama Lalang Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Tengah Barat
83 Kalimantan Timur Kutai Timur Sangatta Selatan Sangkima Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Kepulauan
84 Belitung Timur Manggar Mekar Jaya Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Bangka Belitung
Kepulauan
85 Belitung Timur Damar Burung Mandi Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Bangka Belitung
86 Kepulauan Riau Karimun Moro Keban Pembangunan Amenitas Wisata PEN
87 Lampung Lampung Utara Abung Tengah Sri Bandung Pembangunan Amenitas Wisata PEN
88 Maluku Maluku Tengah Seram Utara Selaman Pembangunan Sarpras Desa Wisata
89 Maluku Utara Halmahera Selatan Gane Barat Utara Dolik Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Nusa Tenggara
90 Lombok Barat Narmada Sesaot Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
91 Lombok Barat Sekotong Sekotong Tengah Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
92 Lombok Barat Narmada Sedau Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
93 Lombok Tengah Praya Barat Selong Belanak Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
94 Lombok Tengah Kopang Kopang Rembiga Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
95 Lombok Tengah Pringgrarata Bilibante Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
96 Lombok Tengah Pujut Aik Dareq Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
97 Lombok Timur Sikur Kembang Kuning Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Barat
Nusa Tenggara
98 Lombok Timur Sembalun Sembalun Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Barat
Nusa Tenggara
99 Lombok Timur Pringgasela Pringgasela Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Barat
Nusa Tenggara
100 Lombok Timur Pringgabaya Seruni Mumbul Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
101 Lombok Timur Sembalun Sembalun Bumbung Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
102 Lombok Timur Jerowaru Paremas Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
103 Lombok Timur Sambelia Sugian Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
104 Lombok Timur Wanasaba Mamben Baru Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
105 Lombok Utara Bayan Senaru Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Barat
Nusa Tenggara
106 Lombok Utara Pemenang Malaka Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
107 Lombok Utara Tanjung Jenggala Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
108 Lombok Utara Pemenang Pemenang Barat Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Barat
Nusa Tenggara
109 Ende Kelimutu Woloara Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Timur
Nusa Tenggara
110 Manggarai Satarmase Utara Todo Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Timur
Nusa Tenggara
111 Manggarai Barat Sano Nggoang Wae Lolos Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Timur
Nusa Tenggara
112 Manggarai Barat Sano Nggoang Wae Sano Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Timur
Nusa Tenggara
113 Manggarai Barat Lembor Selatan Repi Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Timur
29
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA KETERANGAN
Nusa Tenggara
114 Manggarai Timur Sambi Rampas Nanga Mbaur Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Timur
Nusa Tenggara
115 Manggarai Timur Kota Komba Bamo Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Timur
Nusa Tenggara
116 Manggarai Timur Borong Ndejing Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Timur
Nusa Tenggara
117 Ngada Golewa Were I Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Timur
Nusa Tenggara
118 Ngada Golewa Selatan Were III Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Timur
Nusa Tenggara
119 Sumba Barat Kota Waikabubak Tebara Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Timur
Nusa Tenggara
120 Sumba Timur Kanatang Mondu Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Timur
Nusa Tenggara
121 Sumba Timur Kota Waingapu Pambotanjara Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Timur
122 Papua Keerom Skanto Arsopuro Pembangunan Amenitas Wisata PEN
123 Papua Sorong Selatan Taminabuan Seribau Pembangunan Sarpras Desa Wisata
124 Papua Barat Tembrauw Distrik Miyah Kampung Aibogar Pembangunan Amenitas Wisata DT
125 Riau Kampar Kampar Kiri Hulu Kebun Tinggi Pembangunan Amenitas Wisata PEN
126 Sulawesi Selatan Bone Dua Boccoe Cabbeng Pembangunan Amenitas Wisata PEN
127 Sulawesi Selatan Luwu Utara Rongkong Rinding Allo Pembangunan Amenitas Wisata PEN
128 Sulawesi Selatan Soppeng Lala Bata Matta Bulu Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Polongbangkeng
129 Sulawesi Selatan Takalar Towata Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Utara
130 Sulawesi Selatan Toraja Utara Sopai Nonongan Selatan Pembangunan Sarpras Desa Wisata
131 Sulawesi Selatan Toraja Utara Buntu Pepasan Ponglu Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Sulawesi
132 Buton Tengah Nawasangka Kanapa-napa Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Tenggara
Bolaang
133 Sulawesi Utara Lolayan Bombanon Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Mongondow
Bolaang
134 Sulawesi Utara Mongondow Bolaang Uki Pinolantungan Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Selatan
Bolaang
135 Sulawesi Utara Kotabunan Bukaka Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Mongondow Timur
136 Sulawesi Utara Minahasa Utara Likupang Selatan Bahoi Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
137 Sulawesi Utara Minahasa Utara Likupang Timur Wineru Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
138 Sulawesi Utara Minahasa Utara Likupang Timur Kinunang Pembangunan Amenitas Wisata PEN
139 Sulawesi Utara Minahasa Utara Likupang Timur Main Pembangunan Amenitas Wisata PEN
140 Sumatera Barat Kota Pariaman Pariaman Utara Apar Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Sintuk Toboh
141 Sumatera Barat Padang Pariaman Toboh Gadang Timur Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Gadang
142 Sumatera Barat Solok X Koto Singkarak Singkarak Pembangunan Amenitas Wisata PEN
143 Sumatera Selatan Banyuasin Muara Telang Sumber Mulyo Pembangunan Amenitas Wisata PEN
144 Sumatera Selatan Banyuasin Muara Telang Mukti Jaya Pembangunan Amenitas Wisata PEN
145 Sumatera Selatan Empat Lawang muara pinang sawah Pembangunan Sarpras Desa Wisata
146 Sumatera Utara Deli Serdang Amparan Perak Selemak Pembangunan Amenitas Wisata PEN
Humbang
147 Sumatera Utara Baktiraja Tipang Pembangunan Sarpras Desa Wisata
Hasundutan
Humbang
148 Sumatera Utara Pollung Parsingguran II Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
Hasundutan
149 Sumatera Utara Samosir Simanindo Partungko Naginjang Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
150 Sumatera Utara Simalungun Dolok Pardamean Parik Sabungan Pembangunan Sarpras Desa Wisata
151 Sumatera Utara Tapanuli Utara Muara Huta Nagodang Pembangunan Sarpras Desa Wisata
152 Sumatera Utara Tapanuli Utara Muara Aritonang Pembangunan Sarpras Desa Wisata
153 Sumatera Utara Tapanuli Utara Muara Dolok Martumbur Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
154 Sumatera Utara Tapanuli Utara Muara Sampuran Pembangunan Amenitas Wisata PEN
155 Sumatera Utara Toba Laguboti Ompu Raja Hatulian Pembangunan Amenitas Wisata PEN
156 Sumatera Utara Toba Samosir Lumban Julu Tara bunga Pembangunan Sarpras Desa Wisata
157 Sumatera Utara Toba Samosir Tampahan Lintong Nihuta Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
158 Sumatera Utara Toba Samosir Ajibata Pardomuan Ajibata Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN
159 Sumatera Utara Toba Samosir Porsea Parparean I Pembangunan Sarpras Desa Wisata PEN

3. LOKASI BANTUAN PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH


NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA KETERANGAN
1 Jawa Tengah Banyumas Kebasen Cindaga Pembangunan Sarana Air Bersih

30
LAPORAN KINERJA
2021

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL


PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
RINGKASAN EKSEKUTIF

Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan memiliki


tugas dalam hal pemberian pelayanan administratif dan teknis, koordinasi pelaksanaan
tugas unit organsasi, serta urusan umum dan kerumahtanggaan di lingkungan Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan. Terdapat 5 (lima) sasaran program yang
harus dicapai oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan.
Kelima sasaran program tersebut mendukung pada sasaran program Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan.

Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan


Perdesaan berisi tentang pencapaian target dari 5 (lima) sasaran program yang terbagi
kedalam 10 (sepuluh) indikator kinerja utama dengan Nilai Capaian Kinerja sebesar
104,57.

Capaian kinerja atas sasaran program Sekretariat Direktorat Jenderal


Pembangunan Desa dan Perdesaan pada tahun 2021 adalah:
1. Persentase Nilai hasil PMPRB Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan yaitu 83,55%;
2. Opini atas Pengendalian Internal atas Laporan Keuangan dan BMN Ditjen
Pembangunan Desa dan Perdesaan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) yaitu Pengendalian Intern Efektif (PIE);
3. Nilai Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Ditjen Pembangunan
Desa dan Perdesaan sebsesar 84,53;
4. Tingkat penerapan pengendalian intern Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan berada pada nilai 3,240 dengan tingkat maturitas TERDEFINISI;
5. Survei tingkat kepuasan aparatur mengenai pelayanan teknis dan dukungan
manajemen berada pada nilai IKM 3,4012 dan masuk kedalam kategori BAIK;
6. Direktorat Jenderal Pembangunan Desa pada tahun 2021 telah mampu menyusun
beberapa regulasi dan kebijakan terkait pembangunan desa dan perdesaan.

Guna mendukung capaian kinerja tahun 2021, ditetapkan pagu Sekretariat


Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan sebesar Rp 57.401.064.000
dengan realisasi sebesar Rp 54.427.076.992 (94,82%) dari total pagu anggaran.

ii | P a g e
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………... i

RINGKASAN EKSEKUTIF …………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………...……………...... iii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………..... iv

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………..... v

DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………………………... v

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1


A. Umum ……….………………………………………………………………. 1
B. Uraian Tugas dan Fungsi ….……………………………………………… 1
C. Struktur Organisasi ………………………………………………………… 2
D. Maksud dan Tujuan .……………………………………………………….. 4
E. Sistematika Penyajian ….……………………………………………….…. 5
BAB II. PERENCANAAN KINERJA ………………………………………………… 6
A. Rencana Strategis Sekretariat Ditjen PDP …..………………………….. 6
B. Perjanjian Kinerja …………………………………………………………... 9
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ….………………………………………….... 11
A. Capaian Kinerja Tahun 2021 ….………………………………………….. 11
B. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2020 dengan Tahun 2021 ……. 13
C. Analisis Capaian Kinerja ..…………………………………………………. 16
D. Keberhasilan dan Kegagalan Kinerja Tahun 2021 ……………………... 26
E. Realisasi Anggaran Tahun 2021 …………………………………………. 28
BAB IV. PENUTUP ……………………..….………………………………………….. 31
A. Kesimpulan …………………………………………………………………. 31
B. Saran ………………………………………………………………………… 31
LAMPIRAN ………….………………………………………………………………….. 32

iii | P a g e
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pegawai Setditjen PDP Berdasarkan Jenjang Jabatan ...……. 3


Tabel 1.2 Pegawai Setditjen PDP Berdasarkan Golongan ……....……… 3
Tabel 1.3 Pegawai Setditjen PDP Berdasarkan Pendidikan …......……... 4
Tabel 1.4 Pegawai Setditjen PDP Berdasarkan Jenis Kelamin .………... 4
Tabel 2.1 Kebijakan dan Strategis Bidang Perdesaan ………………….....……… 6
Tabel 2.2 Sasaran Strategis Setditjen PDP Tahun 2020-2024 ……..……………. 7
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Setditjen PDP Tahun 2021 ..………………………… 10
Tabel 3.1 Interpretasi Atas Pencapaian Sasaran Strategis ...…………………….. 11
Tabel 3.2 Capaian Kinerja Setditjen PDP Tahun 2021 ….………………………… 11
Tabel 3.3. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2020 dengan Tahun 2021 …... 13
Tabel 3.4 Perhitungan Capaian Kinerja Persentase Hasil PMPRB ….…………... 16
Tabel 3.5 Perhitungan Capaian Kinerja Persentase PNS yang Mengikuti
Pengembangan Kompetensi ...………...…………………………………. 17
Tabel 3.6 Perhitungan Capaian Kinerja Opini Pengendalian Internal dan
Laporan Keuangan dan BMN …………………..………………………… 18
Tabel 3.7 Perhitungan Capaian Kinerja Nilai SAKIP …...………………………….. 19
Tabel 3.8 Penilaian SAKIP …..……………………………………………………….. 20
Tabel 3.9 Perhitungan Capaian Kinerja Nilai Kinerja atas Pelaksanaan Rencana
Kerja dan Anggaran ………..……………………………………………… 20
Tabel 3.10 Perhitungan Capaian Kinerja Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran …………...…………………………………………………….. 21
Tabel 3.11 Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran Tahun 2021 ……………………. 22
Tabel 3.12 Perhitungan Capaian Kinerja Nilai Penerapan Pengendalian
Intern ……………………..……………………………………………..… 22
Tabel 3.13 Penilaian Hasil SPIP ……………………………………………………... 23
Tabel 3.14 Kriteria Tingkat Maturitas SPIP …………………………………………. 24
Tabel 3.15 Perhitungan Capaian Kinerja Kepuasan Aparatur atas Pelayanan
Teknis dan Dukungan Manajemen ……..………………………………. 24
Tabel 3.16 Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan,
dan Kinerja Unit Pelayanan ……………...………………………………. 25
Tabel 3.17 Perhitungan Capaian Kinerja Jumlah Regulasi dan Kebijakan ……… 25
Tabel 3.18 Realisasi Anggaran Sekretariat Ditjen PDP Tahun 2021 …………….. 29
Tabel 3.19 Perbandingan Realisasi Anggaran Tahun 2020 – 2021 ……………… 29

iv | P a g e
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal PDP .………… 2

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Nilai Kinerja Penganggaran Tahun 2021 ………………....……………. 21

v|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Umum
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2021 ini merupakan salah satu bentuk laporan pertanggungjawaban atas capaian
kinerja selama tahun 2021. Penyusunan Laporan Kinerja ini dimaksudkan sebagai salah satu
wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan dalam mewujudkan good governance, menjadi sarana
transparansi informasi publik yang akuntabel, serta sekaligus dapat dijadikan bahan acuan
untuk meningkatkan kualitas kinerja unit organisasi internal, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
secara keseluruhan menggambarkan kinerja dan tingkat pencapaian target kinerja
berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta pendayagunaan sumber daya
yang dimiliki selama tahun 2021.
Disusunnya Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan Tahun 2021 diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja
seluruh pejabat dan pelaksana di lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan di tahun berikutnya.

B. Uraian Tugas dan Fungsi


Sesuai Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 15 Tahun 2020, Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
mempunyai tugas untuk melaksanakan pemberian pelayanan administratif dan teknis,
koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi, serta urusan umum dan kerumahtanggaan di
lingkungan Direktorat Jenderal. Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan menjalankan serangkaian fungsi,
meliputi:
1. Koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, evaluasi, dan pelaporan Direktorat
Jenderal;
2. Koordinasi dan pembinaan pengelolaan keuangan dan barang milik negara di lingkungan
Direktorat Jenderal;
3. Pembinaan hukum dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan dan
instrumen hukum di lingkungan Direktorat Jenderal;
4. Pengelolaan urusan kepegawaian Direktorat Jenderal;
5. Koordinasi dan fasilitasi pembinaan organisasi, tata laksana, dan reformasi birokrasi
Direktorat Jenderal; dan
6. Pelaksanaan urusan umum dan kerumahtanggan Direktorat Jenderal.

1|P age
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
sesuai Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, dapat dijabarkan,
sebagai berikut:

Sekretariat Direktorat Jenderal


Pembangunan Desa dan Perdesaan

Bagian Umum dan Rumah


Tangga

Subbagian Rumah Tangga


dan Perlengkapan

Kelompok Substansi Kelompok


Kelompok Substansi Kelompok Kelompok Substansi
Penyusunan Substansi
Pembinan Hukum dan Substansi Pembinaan
Kebijakan, Rencana, Pengelolaan
Keuangan dan Koordinasi Pengelolaan Organisasi, Tata
Program, Evaluasi, Penyusunan Peraturan Kepegawaian Laksana, dan
dan Pelaporan Barang Milik
Perundang-Undangan Reformasi Birokrasi
Negara

Sub Kelompok Sub


Sub Kelompok Sub Kelompok Kelompok
Substansi Substansi Sub kelompok
Kebijakan Substansi Substansi
Pelaksanaan Penyuluhan dan Tata Usaha Substansi
Teknis, Bimbingan Pembinaan
Rencana, Anggaran Kepegawaian
Penerapan Organisasi
Program, dan Peraturan
Anggaran Perundang-
Sub Kelompok Sub Kelompok
Substansi Undangan Substansi Sub Kelompok
Sub Kelompok Pengelolaan Pengembangan Substansi Tata
Substansi Perbendaharaan Sub Kelompok Pegawai Laksana dan
Pengelolaan Substansi Reformasi
Data dan Pelayanan Birokrasi
Informasi Sub Kelompok Pertimbangan
Substansi Hukum dan Sub Kelompok
Akuntansi dan Advokasi Hukum Substansi Sub Kelompok
Sub Kelompok
Substansi Pelaporan Penilaian Kinerja Substansi Tata
Pemantauan, Keuangan dan Sub Kelompok dan Pembinaan Persuratan dan
Evaluasi, dan Barang Milik Substansi Disiplin Pegawai Kearsipan
Pelaporan Negara Penyusunan
Peraturan
Perundang-
Undangan

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal PDP

2|P age
Di tahun 2021, Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
didukung oleh 56 orang Pegawai Negeri Sipil, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.1 Pegawai Setditjen PDP Berdasarkan Jenjang Jabatan


Jenjang Jabatan Jumlah
Eselon II 1
Eselon III 1
Eselon IV 1
JFT Ahli Madya 4
JFT Ahli Muda 13
JFT Ahli Pertama 5
JF Terampil 2
Pelaksana 29
Total 56

Tabel 1.2 Pegawai Setditjen PDP Berdasarkan Golongan


Golongan Jumlah
Pembina Utama (IV/e) 0
Pembina Utama Madya (IV/d) 1
Pembina Utama Muda (IV/c) 0
Pembina Tingkat I (IV/b) 3
Pembina (IV/a) 3
Penata Tingkat I (III/d) 11
Penata (III/c) 5
Penata Muda Tk.I (III/b) 5
Penata Muda (III/a) 22
Pengatur Tk.I (II/d) 0
Pengatur (II/c) 6
Total 56

3|P age
Tabel 1.3 Pegawai Setditjen PDP Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah
SD 0
SMP 0
SMA 4
D3 6
S1 35
S2 10
S3 1
Total 56

Tabel 1.4 Pegawai Setditjen PDP Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki 24
Perempuam 32
Total 56

D. Maksud dan Tujuan


Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan Tahun 2021 dimaksudkan untuk memberikan informasi kinerja yang terukur atas
kinerja yang telah dicapai. Adapun tujuannya mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
1. Aspek Akuntabilitas Kinerja untuk kebutuhan eksternal organisasi, di mana Laporan
Kinerja sebagai sarana pertanggungjawaban atas capaian kinerja organisasi selama
tahun 2021;
2. Aspek Manajemen Kinerja untuk kebutuhan internal organisasi, di mana Laporan Kinerja
Tahun 2021 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja dan perbaikan kinerja organisasi
di masa mendatang.

4|P age
E. Sistematika Penyajian
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2021 disusun dengan, sistematika penyajian sebagai berikut:
1. Ringkasan Eksekutif, menguraikan ringkasan garis besar capaian kinerja Sekretariat
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan;
2. Bab I Pendahuluan, berisi uraian mengenai gambaran umum atau profil singkat
Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan serta sekilas
pengantar lainnya seperti, maksud dan tujuan serta sistematika penyajian laporan;
3. Bab II Perencanaan Kinerja, merupakan ikhtisar beberapa hal penting dalam perencanaan
kinerja dengan mengacu pada Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2021;
4. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menguraikan pencapaian sasaran-sasaran program dan
kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan dan evaluasi
capaian kinerja serta akuntabilitas keuangan;
5. Bab IV Penutup, berisi kesimpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja dan rekomendasi
yang diperlukan sebagai bahan masukan untuk perencanaan dan perbaikan kinerja.

5|P age
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan


Perdesaan
Penyelenggaraan pembangunan desa dan perdesaan merupakan bagian dari program
pembangunan daerah tertinggal, perdesaan dan kawasan transmigrasi dalam RPJMN tahun
2020-2024 yang diarahkan untuk melaksanakan salah satu agenda pembangunan, yaitu
mengembangkan wilayah dalam mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan.
Sedangkan arah Kebijakan dan Strategi bidang Desa dan Perdesaan kurun waktu 2020-2024
mengacu pada arah kebijakan dan strategi dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi bidang Perdesaan, sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 2.1 Kebijakan dan Strategis Bidang Perdesaan
No Arah Kebijakan Strategi

1 Mengarusutamakan Menyusun kebijakan sebagai instrumen koordinasi lintas


pembangunan Desa pemangku kepentingan dalam pembangunan desa
Berkelanjutan (SDGs Desa)
Mengembangkan program dan kegiatan untuk mendukung
pencapaian SDGs Desa

2 Meningkatkan akses transportasi perdesaan dengan


Peningkatan konektivitas pusat-pusat kegiatan dan pusat pertumbuhan ekonomi
intra dan antar perdesaan lokal/wilayah, dan akses masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan dasar

3 Pengembangan teknologi Integrasi data dan informasi perdesaan baik numeric


tepat guna dan teknologi maupun spasial
digital Meningkatkan ketersediaan prasarana teknologi
telekomunikasi di perdesaan
4 Peningkatan keberlanjutan Pembangunan perdesaan yang ramah lingkungan, selaras
pembangunan perdesaan dengan alam, dan pemanfaatan pengolahan limbah
Menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak desa untuk
mengelola sumber daya alam berskala lokal termasuk
pengelolaan hutan negara oleh desa berorientasi pada
keseimbangan lingkungan hidup dan berwawasan
mitigasi bencana untuk meningkatkan produksi pangan
dan mewujudkan ketahanan pangan
Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan dalam
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam lahan
dan perairan, serta lingkungan hidup desa termasuk desa
pesisir secara berkelanjutan
5 Peningkatan dan Peningkatan pemanfaatan modal sosial budaya dalam
pemanfaatan modal sosial rangka meningkatkan kerekatan masyarakat dan
pengembangan produk unggulan perdesaan

6|P age
No Arah Kebijakan Strategi

budaya untuk Memberi pengakuan, penghormatan, perlindungan, dan


pembangunan perdesaan. pemajuan hak-hak masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat
termasuk perempuan, anak, pemuda dan penyandang
disabilitas melalui fasilitasi, pelatihan, dan
pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa
6 Peningkatan sinergitas Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi
pembangunan perdesaan program/kegiatan dengan K/L/D/M dalam pembangunan
antar K/L/D/M. desa, pengembangan kerjasama antar Desa dan
pembangunan kawasan perdesaan
Meningkatkan keterpaduan perencanaan, pemrograman
dan penganggaran, monitoring dan evaluasi
Mengembangkan kolaborasi antar desa, antar daerah,
dan antar pemerintah-perguruan tinggi/lembaga
penelitian-masyarakat dunia usaha
7 Peningkatan kualitas Meningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur
Reformasi Birokrasi
Meningkatkan dukungan manajemen, sarana dan
prasarana

Meningkatkan pengembangan SDM aparatur

Meningkatkan dukungan perencanaan, penelitian dan


pengembangan

Untuk menjalankan arah dan kebijakan bidang perdesaan tersebut, disusun Rencana
Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020-
2024 yang menjadi acuan kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan agar selaras
dengan tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan maupun Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Tabel 2.2 Sasaran Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan Tahun 2020-2024
Target
Indikator Kinerja
NO. Sasaran Program
Utama 2020 2021 2022 2023 2024

1 Terwujudnya tata kelola Persentase Nilai Hasil 80 84 88 90


pemerintahan yang baik Penilaian Mandiri
dalam mendukung Ditjen Pelaksanaan
Pembangunan Desa dan Reformasi Birokrasi
Perdesaan (PMPRB) di Ditjen


Target tahun 2020 adalah target dari Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa

7|P age
Target
Indikator Kinerja
NO. Sasaran Program
Utama 2020 2021 2022 2023 2024

Pembangunan Desa
dan Perdesaan

2 Terwujudnya Ditjen Persentase Pejabat 80 80 80 80 80


Pembangunan Desa dan Pimpinan Tinggi dan
Perdesaan yang efektif dan Pejabat Administrasi di
efisien lingkungan Ditjen
Pembangunan Desa
dan Perdesaan yang
mengikuti
pengembangan
kompetensi per tahun

Persentase Pejabat 80 80 80 80 80
Fungsional di
lingkungan Ditjen
Pembangunan Desa
dan Perdesaan yang
mengikuti
pengembangan
kompetensi per tahun

3 Terwujudnya Ditjen Opini atas PIEDP PIE PIE PIE


Pembangunan Desa dan Pengendalian Internal
Perdesaan yang bersih, atas Laporan
akuntabel, dan berkinerja Keuangan dan BMN
tinggi Ditjen Pembangunan
Desa dan Perdesaan
berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintah
(SAP) dari hasil
evaluasi Aparat
Pengawas Intern
Pemerintah (APIP)/Tim
Penilai PIPK UKE I

Nilai SAKIP Ditjen 74 75 76 77 78


Pembangunan Desa
dan Perdesaan

Nilai Kinerja atas 80 81 82 83 84


Pelaksanaan Rencana
Kerja dan Anggaran
Ditjen Pembangunan
Desa dan Perdesaan

8|P age
Target
Indikator Kinerja
NO. Sasaran Program
Utama 2020 2021 2022 2023 2024

Nilai atas Indikator 90 92 93 94 95


Kinerja Pelaksanan
Anggaran Ditjen
Pembangunan Desa
dan Perdesaan

Tingkat penerapan 2 3 3 4 4
pengendalian intern
Ditjen Pembangunan
Desa dan Perdesaan

4 Terwujudnya pelayanan publik Tingkat kepuasan 3 3 4 4 4


Ditjen Pembangunan Desa aparatur lingkup Ditjen
dan Perdesaan yang Pembangunan Desa
berkualitas dan Perdesaan atas
pelayanan teknis dan
dukungan manajemen

5 Tersedianya regulasi dan Jumlah regulasi dan 5 5 5 5 5


kebijakan pembangunan desa kebijakan
dan perdesaan pembangunan desa
dan perdesaan

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2021


Menurut Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja di
Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,
Perjanjian Kinerja merupakan perwujudan nyata komitmen antara penerima dan pemberi
amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur,
sebagai dasar dalam penetapan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) serta sebagai dasar bagi
pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi, dan supervise atas perkembangan
kinerja penerima amanah.
Apa yang menjadi sasaran strategis dan indikator kinerja utama Sekretariat Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan berikut ukuran ketercapaiannya dituangkan
dalam dokumen Perjanjian Kinerja yang ditandangani oleh Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sebagai pihak pemberi amanah dan Sekretaris
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan sebagai penerima amanah, sebagai
berikut:

9|P age
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan Tahun 2021
NO. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
1 Terwujudnya tata kelola Persentase Nilai Hasil Penilaian 80
pemerintahan yang baik Mandiri Pelaksanaan Reformasi
dalam mendukung Ditjen Birokrasi (PMPRB) di Ditjen
Pembangunan Desa dan Perdesaan
Pembangunan Desa dan
Perdesaan
2 Terwujudnya Ditjen Persentase Pejabat Pimpinan Tinggi 80
Pembangunan Desa dan dan Pejabat Administrasi di lingkungan
Perdesaan yang efektif Ditjen Pembangunan Desa dan
Perdesaan yang mengikuti
dan efisien
pengembangan kompetensi per tahun
Persentase Pejabat Fungsional di 80
lingkungan Ditjen Pembangunan Desa
dan Perdesaan yang mengikuti
pengembangan kompetensi per tahun
3 Terwujudnya Ditjen Opini atas Pengendalian Internal atas PIEDP
Pembangunan Desa dan Laporan Keuangan dan BMN Ditjen (Pengendalian
Perdesaan yang bersih, Pembangunan Desa dan Perdesaan Internal Efektif
berdasarkan Standar Akuntansi
akuntabel, dan berkinerja Dengan
Pemerintah (SAP) dari hasil evaluasi
tinggi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Pengecualian)
(APIP)/Tim Penilai PIPK UKE I
Nilai SAKIP Ditjen Pembangunan Desa 75
dan Perdesaan
Nilai Kinerja atas Pelaksanaan 81
Rencana Kerja dan Anggaran Ditjen
Pembangunan Desa dan Perdesaan
Nilai atas Indikator Kinerja Pelaksanan 92
Anggaran Ditjen Pembangunan Desa
dan Perdesaan
Tingkat penerapan pengendalian intern 3
Ditjen Pembangunan Desa dan
Perdesaan
4 Terwujudnya pelayanan Tingkat kepuasan aparatur lingkup 3
publik Ditjen Ditjen Pembangunan Desa dan
Pembangunan Desa dan Perdesaan atas pelayanan teknis dan
Perdesaan yang dukungan manajemen
berkualitas
5 Tersedianya regulasi dan Jumlah regulasi dan kebijakan 5
kebijakan pembangunan pembangunan desa dan perdesaan
desa dan perdesaan

10 | P a g e
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Tahun 2021


Akuntabilitas kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban atas capaian pelaksanaan
program dan kegiatan yang telah diamanatkan oleh pemangku kepentingan dalam rangka
mencapai misi organisasi. Pertanggujawaban tersebut harus dapat terukur dengan sasaran
dan target kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya melalui laporan kinerja yang di susun di
akhir tahun anggaran.
Laporan kinerja memuat secara menyeluruh informasi capaian kinerja yang disusun
berdasarkan rencana kinerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan anggaran,
kemudian dilakukan interpretasi terhadap capaian tersebut terkait dengan pencapaian
sasaran strategis organisasi.
Tabel 3.1 Interpretasi Atas Pencapaian Sasaran Strategis
No Kategori Kriteria
1 ≥90% Sangat Baik
2 75-89% Baik
3 60-74% Cukup
4 <60% Kurang Baik

Selama tahun 2021, capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan


Desa dan Perdesaan secara rinci dijabarkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Capaian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan 2021
SASARAN INDIKATOR
NO. TARGET REALISASI CAPAIAN
KEGIATAN KINERJA UTAMA
1 Terwujudnya tata Persentase Nilai 80 83,55 104,44%
kelola Hasil Penilaian
pemerintahan yang Mandiri Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
baik dalam
(PMPRB) di Ditjen
mendukung Ditjen Pembangunan Desa
Pembangunan dan Perdesaan
Desa dan
Perdesaan

2 Terwujudnya Ditjen Persentase Pejabat 80 70 87,5%


Pembangunan Pimpinan Tinggi dan
Desa dan Pejabat Administrasi
di lingkungan Ditjen
Pembangunan Desa
dan Perdesaan yang

11 | P a g e
SASARAN INDIKATOR
NO. TARGET REALISASI CAPAIAN
KEGIATAN KINERJA UTAMA
Perdesaan yang mengikuti
efektif dan efisien pengembangan
kompetensi per
tahun
Persentase Pejabat 80 68,87 86,085%
Fungsional di
lingkungan Ditjen
Pembangunan Desa
dan Perdesaan yang
mengikuti
pengembangan
kompetensi per
tahun
3 Terwujudnya Ditjen Opini atas PIEDP PIE 150%
Pembangunan Pengendalian (Pengendalian (Pengendalian
Desa dan Internal atas Laporan Internal Efektif Intern Efektif)
Keuangan dan BMN
Perdesaan yang Dengan
Ditjen Pembangunan
bersih, akuntabel, Desa dan Perdesaan Pengecualian)
dan berkinerja berdasarkan Standar
tinggi Akuntansi
Pemerintah (SAP)
dari hasil evaluasi
Aparat Pengawas
Intern Pemerintah
(APIP)/Tim Penilai
PIPK UKE I
Nilai SAKIP Ditjen 75 74,8 99,7%
Pembangunan Desa
dan Perdesaan
Nilai Kinerja atas 81 84,53 104,36%
Pelaksanaan
Rencana Kerja dan
Anggaran Ditjen
Pembangunan Desa
dan Perdesaan
Nilai atas Indikator 92 84,87 92,25%
Kinerja Pelaksanan
Anggaran Ditjen
Pembangunan Desa
dan Perdesaan
Tingkat penerapan 3 3,240 108%
pengendalian intern
Ditjen Pembangunan
Desa dan Perdesaan
4 Terwujudnya Tingkat kepuasan 3 3,4012 113,37%
pelayanan publik aparatur lingkup


Nilai SAKIP 2020

12 | P a g e
SASARAN INDIKATOR
NO. TARGET REALISASI CAPAIAN
KEGIATAN KINERJA UTAMA
Ditjen Ditjen Pembangunan
Pembangunan Desa dan Perdesaan
Desa dan atas pelayanan
teknis dan dukungan
Perdesaan yang manajemen
berkualitas

5 Tersedianya Jumlah regulasi dan 5 5 100%


regulasi dan kebijakan
kebijakan pembangunan desa
dan perdesaan
pembangunan
desa dan
perdesaan

Nilai Capaian Kinerja 104,57

Berdasarkan tabel di atas, perbandingan antara target dan realisasi dalam capaian
kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2021
menghasilkan nilai 104, 57 dan dikategorikan Sangat Baik.

B. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2020 dengan Capaian Kinerja Tahun 2021
Tabel 3.3 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2020 dengan Capaian Kinerja
Tahun 2021

Capaian
Tahun Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Nilai
(%)

Nilai Kesesuaian atas Penyajian


Laporan Keuangan dan BMN
Ditjen PPMD berdasarkan Standar
4 4 100
Akuntansi Pemerintah (SAP) dari
hasil evaluasi Aparat Pengawas
Intern Pemerintah (APIP)

Nilai SAKIP 75 74,31 99,06


2020 75,771

Persentase penyampaian laporan


satuan kerja di lingkungan Ditjen
100 75 75
PPMD yang tepat waktu sesuai
dengan ketentuan

Persentase ASN di lingkungan 17 7 41,18


Ditjen PPMD yang mengikuti

13 | P a g e
Capaian
Tahun Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Nilai
(%)
pengembangan kompetensi per
tahun

Nilai rata-rata SKP ASN di


89 85 95,51
lingkungan Ditjen PPMD

Nilai Kinerja atas Pelaksanaan


Rencana Kerja dan Anggaran 85 83,28 94,52
Ditjen PPMD

Persentase Kesesuaian sasaran


RENJA yang diprogramkan dalam 93 100 107,53
RKA Ditjen PPMD

Rata-rata revisi DIPA di lingkungan


5 13 38.46
Ditjen PPMD

Tingkat kepuasan aparatur lingkup


PPMD atas pelayanan teknis dan 3 0 0
dukungan manajemen

Persentase Tindak Lanjut


Rekomendasi Hasil Evaluasi APIP 90 75 82,22
atas Implementasi SAKIP

Jumlah Dokumen Hasil Evaluasi


1 1 100
Status Perkembangan Desa

Persentase Nilai Hasil Penilaian 80 83,55 104,44


Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi (PMPRB) di Ditjen
Pembangunan Desa dan
Perdesaan

2021 104,57
Persentase Pejabat Pimpinan 80 70 87,5
Tinggi dan Pejabat Administrasi di
lingkungan Ditjen Pembangunan
Desa dan Perdesaan yang
mengikuti pengembangan
kompetensi per tahun

14 | P a g e
Capaian
Tahun Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Nilai
(%)

Persentase Pejabat Fungsional di 80 68,87 86,085


lingkungan Ditjen Pembangunan
Desa dan Perdesaan yang
mengikuti pengembangan
kompetensi per tahun

Opini atas Pengendalian Internal PIEDP PIE 150


atas Laporan Keuangan dan BMN (Pengendalian (Pengendalian
Ditjen Pembangunan Desa dan Internal Efektif Intern Efektif)
Perdesaan berdasarkan Standar Dengan
Akuntansi Pemerintah (SAP) dari Pengecualian)
hasil evaluasi Aparat Pengawas
Intern Pemerintah (APIP)/Tim
Penilai PIPK UKE I

Nilai SAKIP Ditjen Pembangunan 75 74,8 99,7


Desa dan Perdesaan

Nilai Kinerja atas Pelaksanaan 81 84,53 104,36


Rencana Kerja dan Anggaran
Ditjen Pembangunan Desa dan
Perdesaan

Nilai atas Indikator Kinerja 92 84,87 92,25


Pelaksanan Anggaran Ditjen
Pembangunan Desa dan
Perdesaan

Tingkat penerapan pengendalian 3 3,240 108


intern Ditjen Pembangunan Desa
dan Perdesaan

Tingkat kepuasan aparatur lingkup 3 3,4012 113,37


Ditjen Pembangunan Desa dan
Perdesaan atas pelayanan teknis
dan dukungan manajemen


Nilai SAKIP 2020

15 | P a g e
Capaian
Tahun Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Nilai
(%)

Jumlah regulasi dan kebijakan 5 5 100


pembangunan desa dan
perdesaan

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, terdapat kenaikan nilai capaian
kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan pada tahun
2021 dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2020 sebesar 28,799.

C. Analisis Capaian Kinerja


Hasil analisis terhadap capaian kinerja di atas dapat dijelaskan secara rinci sebagai
berikut:
1. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan

Tabel 3.4 Perhitungan Capaian Kinerja Persentase Nilai Hasil PMPRB


Sasaran Kegiatan 1
Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dalam Mendukung
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan

Indikator Kinerja Target Realisasi Perhitungan Capaian(%)

Persentase Nilai Hasil Penilaian


Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Realisasi
Birokrasi (PMPRB) di Ditjen 80 83,55 x 100% 104,44%
Target
Pembangunan Desa dan
Perdesaan

Penilaian untuk Reformasi Birokrasi terdiri dari 8 (delapan) area perubahan yaitu
manajemen perubahan, deregulasi kebijakan, penataan dan penguatan organisasi,
penataan dan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan
akubtabilitas, penguatan pengawasan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Pada masing-masing area perubahan tersebut telah dilakukan beberapa kegiatan
yang dapat meningkatkan penerapan Reformasi Birokrasi di lingkungan Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, antara lain:
1. Pembentukan tim Reformasi Birokrasi dan Manajemen Perubahan;
2. Penandatanganan Komitmen Bersama Pimpinan Ditjen PDP Tahun 2021;
3. Pemantauan dan evaluasi Reformasi Birokrasi;
4. Penyusunan dan penetapan Rencana Aksi;
5. Penyusunan kebijakan mengenai penggunaan Dana Desa;

16 | P a g e
6. Pemanfaatan berbagai aplikasi (pemanfaatan E-Government);
7. Finalisasi Kamus Kompetensi Teknis Jabatan;
8. Pengembangan kompetensi pegawai melalui Dilat, seminar, atau pelatihan lainnya;
9. Pencanangan Zona Integritas;
10. Optimalisasi dan percepatan pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai Desa Tahun
Anggaran 2021.

Persentase PMPRB Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan tahun


2021 sebesar 83.55%, sedangkan di tahun 2020 sebesar 83.93%. Terjadi penurunan
persentase hasil PMPRB sebesar 0.38% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal
ini terjadi karena di tahun 2021 terdapat perubahan SOTK di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Dengan adanya perubahan
SOTK tersebut maka perlu adanya penyesuaian kembali mengenai sistem kerja dan
juga penguatan organisasi serta sistem manajemen SDM di Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan.

2. Persentase Pejabat Pimpinan Tinggi, Pejabat Administrasi, dan Pejabat


Fungsional di lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan yang Mengikuti Pengembangan Kompetensi Per Tahun

Tabel 3.5 Perhitungan Capaian Kinerja Persentase PNS Yang Mengikuti


Pengembangan Kompetensi
Sasaran Kegiatan 2
Terwujudnya Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang Efektif dan
Efisien

Indikator Kinerja Target Realisasi Perhitungan Capaian(%)

Persentase Pejabat Pimpinan


Tinggi dan Pejabat Administrasi
di lingkungan Ditjen
Realisasi
Pembangunan Desa dan 80 70 x 100% 87,5
Target
Perdesaan yang mengikuti
pengembangan kompetensi per
tahun

Persentase Pejabat Fungsional di


lingkungan Ditjen Pembangunan
Realisasi
Desa dan Perdesaan yang 80 68,87 x 100% 86,085
Target
mengikuti pengembangan
kompetensi per tahun

17 | P a g e
Pengembangan kompetensi yang diikuti dapat berupa Pendidikan dan Pelatihan,
Seminar, Kursus serta Penataran yang berasal dari internal Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan maupun yang berasal dari eksternal Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan. Beberapa pengembangan kompetensi
tersebut, diantaranya:
1. Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tk.II;
2. Pelatihan dasar Pembentukan Jabatan Fungsional PSM Angkatan VIII;
3. Pendidikan dan Pelatihan Bendahara Pengeluaran;
4. Pendidikan dan Pelatihan Penyelenggaraan SPIP Integratif;
5. Diklat Fungsional Pengangkatan Arsiparis Tingkat Terampil;
6. Pelatihan Fungsional Analis Kepegawaian Jenjang Keahlian;
7. Pelatihan Jabatan Fungsional Perencana Tingkat Keahlian;
8. Pelatihan Agen Perubahan Secara Blended Learning;
9. Bimbingan Teknis Penilaian Mandiri atas Penyelenggaraan SPIP Integratif;
10. Pelatihan Hospitality Desa Wisata;
11. Bimbingan Teknis Penyusunan DUPAK Jabatan Fungsional Perencana;
12. Peningkatan Kapasitas Pegawai Jabatan Fungsional Analis Kebijakan di
lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan;
13. Bimbingan Teknis Penyusunan DUPAK Analis SDM dan Assesor SDM;
14. Webinar Desa Wisata;
15. Webinar Pengembangan Desapolitan dengan Fakultas Geografi UGM.

3. Opini atas Pengendalian Internal atas Laporan Keuangan dan BMN Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) dari Hasil Evaluasi Aparat Pengawas Intern Pemerintah
(APIP)/Tim Penilai PIPK UKE I

Tabel 3.6 Perhitungan Capaian Kinerja Opini Pengendalian Internal dan Laporan
Keuangan dan BMN
Sasaran Kegiatan 3
Terwujudnya Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang Bersih,
Akuntabel, dan Berkinerja Tinggi

Indikator Kinerja Target Realisasi Perhitungan Capaian(%)

Opini atas Pengendalian


Internal atas Laporan PIEDP
Keuangan dan BMN Ditjen (Pengendalian PIE
Pembangunan Desa dan Realisasi
Internal Efektif (Pengendalian x 100% 150%
Perdesaan berdasarkan Target
Dengan Intern Efektif)
Standar Akuntansi Pengecualian)
Pemerintah (SAP) dari hasil
evaluasi Aparat Pengawas

18 | P a g e
Intern Pemerintah (APIP)/Tim
Penilai PIPK UKE I

Penilaian dilakukan terhadap Pengendalian Intern Tingkat Entitas, Pengendalian


Umum Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Pengendalian Intern Tingkat
Proses/Transaksi. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam hal pengendalian internal
atas pelaporan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan antara lain melaksanakan rapat pengendalian, rapat TEPRA,
melaksanakan monthly audit dan menindaklanjutinya, melakukan tindaklanjut atas
audit bulanan Itjen di lingkungan Ditjen PDP, rapat pelaksanaan anggaran, serta
penyusunan SOP pelaksanaan anggaran. Berdasarkan penilaian tersebut, kriteria
penilaian atas Pengendalian Internal atas Laporan Keuangan dan BMN Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) adalah Pengendalian Internal Efektif (PIE).

4. Nilai SAKIP Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan


Capaian indikator kinerja diukur berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh APIP
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Dengan
perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3.7 Perhitungan Capaian Kinerja Nilai SAKIP


Sasaran Kegiatan 3
Terwujudnya Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang Bersih,
Akuntabel, dan Berkinerja Tinggi

Indikator Kinerja Target Realisasi Perhitungan Capaian(%)

Nilai SAKIP Ditjen


Realisasi
Pembangunan Desa dan 75 74,8 x 100% 99,70%
Target
Perdesaan

Nilai SAKIP tersebut berdasarkan hasil dari evaluasi SAKIP tahun 2020 yang dilakukan
oleh APIP Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Untuk penilaian tahun 2021 dilakukan diawal tahun 2022, sehingga nilai SAKIP untuk
tahun 2021 masih belum tersedia. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas
penggunaan anggaraan dibandingkan dengan capaian kinerjanya, dengan rincian
penilaian sebagai berikut:


Nilai SAKIP 2020

19 | P a g e
Tabel 3.8 Penilaian SAKIP

NO KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT NILAI KRITERIA

1 Perencanaan Kinerja 15 13,44 89,58%


2 Pengukuran Kinerja 12,5 9,79 78,33%
3 Pelaporan Kinerja 7,5 6,74 88,80%
4 Evaluasi Internal 10 8,11 81,14%
5 Pencapaian Sasaran/ Kinerja Organisasi 20 10,54 55,71%
Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja (100%) 65 48,63 74,80%

Untuk peningkatan nilai evaluasi SAKIP kedepannya, telah dilakukan beberapa upaya
berdasarkan rekomendasi hasil evaluasi penilaian SAKIP tahun 2020 yaitu:
1. Telah dilakukan reviu dan perbaikan Indikator Kinerja Utama lingkup Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan;
2. Telah dilakukan penyusunan Rencana Strategis baik tingkat Eselon I dan Eselon II
lingkup Direktorat Jenderal PDP;
3. Penyusunan peta resiko dan rencana tindak pengendalian lingkup Direktorat
Jenderal PDP;
4. Pelaporan kinerja secara periodik baik secara offline dan online berbasis aplikasi
(SMART, PP39 dan e-SAKIP);
5. Penyusunan petunjuk teknis monitoring dan evaluasi lingkup Direktorat Jenderal
PDP.
6. Pelaksanaan rapat secara periodik dalam rangka pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan lingkup Ditjen PDP.

5. Nilai Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan
Capaian indikator kinerja dapat dilihat pada aplikasi SMART. Dengan perhitungan
sebagai berikut:

Tabel 3.9 Perhitungan Capaian Kinerja Nilai Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja
dan Anggaran
Sasaran Kegiatan 3
Terwujudnya Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang Bersih,
Akuntabel, dan Berkinerja Tinggi

Indikator Kinerja Target Realisasi Perhitungan Capaian(%)

Nilai Kinerja atas Pelaksanaan Realisasi


81 84,53 x 100% 104,36%
Rencana Kerja dan Anggaran Target

20 | P a g e
Ditjen Pembangunan Desa
dan Perdesaan

Nilai kinerja penganggaran merupakan penilaian atas rencana kerja dan anggaran
berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berkenaan dengan pengukuran
danevaluasi kerja atas pelaksanaan RKA/KL. Tahun 2021 nilai kinerja penganggaran
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaar pada aplikasi SMART sebesar
84.53, sedangkan pada tahun 2020 sebesar 80.52. Terjadi peningkatan nilai sebesar
4.01 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penilaian kinerja penganggaran
didasarkan pada 4 (empat) komponen diantaranya:
1. Penyerapan anggaran;
2. Konsistensi atas rencana penarikan dana awal;
3. Pencapaian keluaran;
4. Efisiensi.
Grafik 3.1 Nilai Kinerja Penganggaran Tahun 2021

Sumber: http://monev.anggaran.kemenkeu.go.id/

6. Nilai atas Indikator Kinerja Pelaksanan Anggaran Direktorat Jenderal


Pembangunan Desa dan Perdesaan
Capaian indikator kinerja dapat dilihat pada aplikasi OM SPAN. Dengan perhitungan
sebagai berikut

Tabel 3.10 Perhitungan Capaian Kinerja Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran


Sasaran Kegiatan 3
Terwujudnya Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang Bersih,
Akuntabel, dan Berkinerja Tinggi

Indikator Kinerja Target Realisasi Perhitungan Capaian(%)

Nilai atas Indikator Kinerja Realisasi


92 84,87 x 100% 92,25%
Pelaksanan Anggaran Ditjen Target

21 | P a g e
Pembangunan Desa dan
Perdesaan

NIlai kinerja pelaksanaan penganggaran adalah penilaian atas kesesuaian


perencanaan dan pelaksanaan anggaran, kepatuhan pada regulasi, serta efektifitas
dan efisiensi pelaksanaan kegiatan. Nilai atas Indikator Kinerja Pelaksanan Anggaran
Ditjen Pembangunan Desa dan Perdesaan pada tahun 2021 sebesar 84,87,
sedangkan pada tahun 2020 sebesar 87,50. Terdapat penurunan nilai sebesar 2,63
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tabel 3.11 Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran Tahun 2021


INDIKATOR KINERJA NILAI NILAI
TARGET NILAI BOBOT
UTAMA AKHIR ASPEK
KESESUAIAN Revisi DIPA 100 5 5
PERENCANAAN Deviasi Halaman III DIPA 66,21 5 3,31
88,73
DENGAN
Pagu Minus 99,98 5 5
PELAKSANAAN
Data Kontrak 74 10 7,4
KEPATUHAN Pengelolaan UP dan TUP 90 8 7,20
90,05
TERHADAP REGULASI LPJ Bendahara 96,21 5 4,81
Dispensasi SPM 100 5 5
Penyerapan Anggaran 58,83 15 8,82
EFEKTIVITAS Penyelesaian Tagihan 89,47 10 8,95
PELAKSANAAN Konfirmasi Capaian 84,51
90,73 17 15,42
KEGIATAN Output
Retur SP2D 99,02 5 4,95
EFISIENSI Renkas 100 5 5
PELAKSANAAN 90,00
Kesalahan SPM 80 5 4
KEGIATAN
NILAI TOTAL 84,87
Sumber: https://spanint.kemenkeu.go.id/

7. Tingkat Penerapan Pengendalian Intern Direktorat Jenderal Pembangunan Desa


dan Perdesaan

Tabel 3.12 Perhitungan Capaian Kinerja Penerapan Pengendalian Intern


Sasaran Kegiatan 3
Terwujudnya Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang Bersih,
Akuntabel, dan Berkinerja Tinggi

Indikator Kinerja Target Realisasi Perhitungan Capaian(%)

Tingkat penerapan Realisasi


3 3,240 x 100% 102,37%
pengendalian intern Ditjen Target

22 | P a g e
Pembangunan Desa dan
Perdesaan

Simpulan hasil penilaian dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
terhadap penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun 2021 menunjukkan bahwa tingkat
maturitas penyelenggaraan SPIP berada pada level Terdefinisi atau tingkat 3 dari 5
(lima) tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP. Pengukuran terhadap komponen
Struktur dan Proses menghasilkan nilai maturitas penyelenggaraan SPIP sebesar
3,240 dengan tingkat maturitas “TERDEFENISI”. Berbeda dengan tahun
sebelumnya di mana penilaian diberikan sampai dengan tingkat Unit Kerja Eselon I
dari masing-masing Kementerian/Lembaga, di tahun 2021 ini penilaian diberikan
hanya sampai tingkat Kementerian/Lembaga. Ini dikarenakan data dukung yang
diserahkan oleh masing-masing Unit Kerja Eselon I dijadikan sebagai data dukung
untuk proses penilaian ditingkat Kementerian/Lembaga.

Nilai maturitas penyelenggaran SPIP Kementerian Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi di tahun 2021 mengalami kenaikan dibandingkan dengan
tahun 2020, di mana pada tahun 2020 nilai maturitas penyelenggaran SPIP sebesar
2,856 (mengalami kenaikan 0,384). Secara rinci, hasil penilaian dapat dilihat pada
tabel di bawah:

Tabel 3.13 Penilaian Hasil SPIP


Penilaian Hasil SPIP Nilai

Total Nilai Maturitas Penyelenggaraan Spip pada Struktur dan Proses 3,240

MRI 2,930

IEPK 2,526

Dengan tingkat maturitas Terdefinisi, maka karakteristik Penyelenggaraan SPIP


secara umum menunjukkan bahwa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi telah mampu mendefinisikan kinerjanya termasuk
strategi pencapaian kinerja dan pengendaliannya yang mana juga berimplikasi
pada Unit Kerja Eselon I yang terdapat dibawahnya.

23 | P a g e
Tabel 3.14 Kriteria Tingkat Maturitas Penilaian SPIP
Tingkat Maturitas Klasifikasi Nilai Interval Nilai

Rintisan 1 1,0 ≤ Nilai < 2,0

Berkembang 2 2,0 ≤ Nilai < 3,0

Terdefinisi 3 3,0 ≤ Nilai < 4,0

Terkelola dan Terukur 4 4,0 ≤ Nilai < 4,5

Optimum 5 Nilai ≥ 4,5

8. Tingkat Kepuasan Aparatur Lingkup Direktorat Jenderal Pembangunan Desa


dan Perdesaan atas Pelayanan Teknis dan Dukungan Manajemen
Capaian indikator merupakan nilai hasil survei yang telah dilakukan mengenai
pelayanan teknis dan dukungan manajemen Sekretariat DIrektorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan, dengan perhitungan capaian kinerja sebagai
berikut:

Tabel 3.15 Perhitungan Capaian Kinerja Kepuasan Aparatur atas Pelayanan Teknis dan
Dukungan Manajemen
Sasaran Kegiatan 4
Terwujudnya Pelayanan Publik Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
yang Berkualitas

Indikator Kinerja Target Realisasi Perhitungan Capaian(%)

Tingkat kepuasan aparatur


lingkup Ditjen Pembangunan
Realisasi
Desa dan Perdesaan atas 3 3,4012 x 100% 113,37%
Target
pelayanan teknis dan
dukungan manajemen

Survei dilakukan terhadap 18 jenis Layanan Dukungan Manajemen yang


diselenggarakan oleh 5 (lima) kelompok substansi dan 1 (satu) Bagian Umum dan
Rumah Tangga yang terdapat di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan. Hasil survei terhadap 6 (enam) jenis layanan
terssebut menunjukkan bahwa secara kuantitatif pelayanan yang diberikan oleh 5
(lima) kelompok substansi yang terdapat di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan masuk dalam kategori “Baik” dengan nilai IKM
3,4012.

24 | P a g e
Tabel 3.16 Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan, dan
Kinerja Unit Pelayanan

Nilai Interval
Nilai Persepsi Nilai Interval Mutu Pelayanan Kinerja Unit
Konversi

1 1,00 – 2,5996 25 – 64,99 D Tidak Baik

2 2,6 – 3,064 65 – 76,60 C Kurang Baik

3 3,0644 – 3,532 76,61 – 88,30 B Baik

4 3,5324 – 4,0 88,31 – 100,00 A Sangat Baik

Sumber: Permen PAN-RB Nomor 14 Tahun 2017

9. Jumlah Regulasi dan Kebijakan Pembangunan Desa dan Perdesaan


Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan pada tahun 2021 ditargetkan
untuk menetapkan setidaknya 5 (lima) regulasi dan kebijakan dalam hal pembangunan
desa dan perdesaan. Bahan regulasi dan kebijakan yang disusun harus mengacu
pada Dokumen Rencana Induk Desa dan Perdesaan, dengan perhitungan capaian
kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.17 Perhitungan Capaian Kinerja Jumlah Regulasi dan Kebijakan


Sasaran Kegiatan 5
Tersedianya Regulasi dan Kebijakan Pembangunan Desa dan Perdesaan

Indikator Kinerja Target Realisasi Perhitungan Capaian(%)

Jumlah regulasi dan kebijakan


Realisasi
pembangunan desa dan 5 5 x 100% 100%
Target
perdesaan

Adapun regulasi dan kebijakan yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal


Pembangunan Desa dan Perdesaan pada tahun 2021 antara lain:
• Dokumen Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan Tahun 2020 -2024;
• Dokumen Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2020 -2024;
• Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022;
• Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembanguan Desa dan Perdesaan Nomor
398.4.1 Tahun 2021 tentang Perubahan Keempat Status Kemajuan dan
Kemandirian Desa;

25 | P a g e
• Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinngal, dan Transmigrasi
Nomor 30 Tahun 2021 tentang Indikator Kinerja Utama lingkup Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

D. Keberhasilan dan Kegagalan Kinerja Tahun 2021


1. Keberhasilan Kinerja Yang Dicapai Tahun 2021
a. Pengendalian internal atas Laporan Keuangan dan BMN Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan mendapatkan kriteria penilaian Pengendalian
Intern Efektif. Pengendalian Intern Efektif (PIE) merupakan kriteria penilaian
maksimal yang diberikan, yang berarti dalam hal ini Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan pada tahun 2021 telah dapat menyajikan
laporan keuangan dan BMN yang telah sesuai dengan SAP. Selain itu, kriteria nilai
Pengendalian Intern Efektif (PIE) pun menunjukkan bahwa tidak terdapat
kelemahan material atau kelemahan signifikan dari hasil penilaian terhadap
Pengendalian Intern Tingkat Entitas, Pengendalian Umum Teknologi Informasi dan
Komunikasi, dan Pengendalian Intern Tingkat Proses/Transaksi;
b. Tingkat penerapan pengendalian intern mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Pengukuran terhadap komponen Struktur dan Proses menghasilkan
nilai maturitas penyelenggaraan SPIP sebesar 3,240 dengan tingkat maturitas
“TERDEFENISI”. Jika dibandingkan dengan tahun 2020, nilai maturitas
penyelenggaraan SPIP mengalami kenaikan sebesa 0,384. Dengan tingkat
maturitas “TERDEFENISI”. Maka karakteristik Penyelenggaraan SPIP secara
umum menunjukkan bahwa:
• Telah sepenuhnya menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian untuk
semua kegiatan pokok pada Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi sesuai PP Nomor 60
Tahun 2008;
• Telah sepenuhnya mengomunikasikan kebijakan dan prosedur atas semua
kegiatan pokok pada Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan;
• Telah sepenuhnya melaksanakan kebijakan dan prosedur atas semua kegiatan
pokok pada Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan dan
mendokumentasikannya secara konsisten;
• Belum sepenuhnya melakukan evaluasi atas efektivitas penerapan kebijakan
dan prosedur pengendalian atas beberapa kegiatan pokok pada Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan secara berkala dan
terdokumentasi;
• Telah mampu mendefinisikan kinerjanya termasuk strategi pencapaian kinerja
dan pengendaliannya;
• Dari sisi manajemen risiko, belum mampu mendefinisikan kinerjanya termasuk
strategi pencapaian kinerja dan pengendaliannya;

26 | P a g e
• Dari efektivitas pengendalian korupsi, Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan telah berada pada level 2 (level berkembang) dengan
karakteristik telah mampu mendefinisikan kinerjanya dengan baik, namun
strategi pencapaian kinerjanya masih belum relevan, serta pelaksanaan
pengendalian masih sebatas pemenuhan.

Guna mendukung pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Direktorat


Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan pada tahun 2021 telah
melaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya:
• Pembentukan Komite Manajemen Risiko Direktorat Jenderal Pembangunan
Desa dan Perdesaan (Surat Keputusan Direktur Jenderal PDP Nomor 81.5.1
Tahun 2021);
• Pembentukan Unit Pemilik Risiko Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan (Surat Keputusan Direktur Jenderal PDP Nomor 87.5.1 Tahun
2021);
• Pembentukan Tim Satuan Tugas SPIP Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan (Surat Keputusan Direktur Jenderal PDP Nomor 133.5.1 Tahun
2021);
• Pembentukan Tim Penilai Mandiri Maturitas Penyelenggaraan SPIP di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (Surat
Keputusan Direktur Jenderal PDP Nomor 696.5.1 Tahun 2021);
• Sosialisasi pemahaman SPIP;
• Pelaksanaan dan implementasi SPIP;
• Evaluasi dengan Tim APIP terkait pelaksaan SPIP terintegrasi.
c. Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan pada tahun 2021 telah
mampu menyusun regulasi dan kebijakan dalam hal pembangunan desa dan
perdesaan yang mana kebijakan tersebut mengacu pada Dokumen Rencana Induk
Desa dan Perdesaan. Regulasi dan kebijakan tersebut diharapkan dapat dijadikan
pedoman dalam hal penyusunan rencana kerja serta kegiatan-kegiatan yang
seharusnya dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Adapun regulasi dan
kebijakan yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan pada tahun 2021 antara lain:
• Dokumen Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan Tahun 2020 -2024;
• Dokumen Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan
Desa dan Perdesaan Tahun 2020 -2024;
• Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022;
• Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembanguan Desa dan Perdesaan Nomor
398.4.1 Tahun 2021 tentang Perubahan Keempat Status Kemajuan dan
Kemandirian Desa;

27 | P a g e
• Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinngal, dan Transmigrasi
Nomor 30 Tahun 2021 tentang Indikator Kinerja Utama lingkup Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

2. Kegagalan Capaian Kinerja Tahun 2021


Masih terdapat beberapa target kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan
Desa dan Perdesaan tahun 2021 yang belum tercapai yaitu persentase Pejabat
Pimpinan Tinggi, Pejabat Administrasi, dan Pejabat Fungsional yang mengikuti
pengembangan kompetensi per tahun, nilai SAKIP, dan nilai atas Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya:
a. Hasil evaluasi program belum sepenuhnya ditindaklanjuti untuk perbaikan
perencanaan dan pelaksanaan program di masa yang akan datang;
b. Hasil evaluasi Rencana Aksi belum ditindaklanjuti dalam bentuk Langkah-langkah
nyata;
c. Indikator kinerja sasaran (outcome dan output) belum memenuhi kriteria indikator
kinerja yang baik;
d. Pelaporan kinerja sudah baik, akan tetapi belum tersampaikan tepat waktu;
e. Masih banyak satker daerah yang tidak melakukan revisi Rencana Penarikan Dana
(RPD);
f. Penyampaian data kontrak masih ada yang melebihi dari batas waktu yang sesuai
dengan ketentuan;
g. Keterbatasan anggaran dan akses sehingga masih terdapat ASN yang belum
mengikuti pengembangan kompetensi mengingat masih dalam masa pandemi
COVID-19;
h. Terdapat jabatan fungsional yang masih kosong serta proporsi staf perlu adanya
pengaturan kembali antar unit kerja;
i. Kendala pemindahan arsip ke arsip center;
j. Adanya pandemi COVID-19 yang menyebabkan adanya peraturan PPKM dari
pemerintah yang mengharuskan pembatasan terhadap mobilitas dan kegiatan
tatap muka langsung sehingga beberapa kegiatan menjadi terhambat dalam hal
pelaksanaannya dan mengakibatkan proses penyerapan anggaran pun menjadi
terhambat.

E. Realisasi Anggaran Tahun 2021


1. Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2021
Pagu anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
pada Tahun 2021 sebesar Rp 57.401.064.000 dengan realisasi sampai dengan 31
Desember 2021 sebesar Rp 54.427.076.992 (94,82%), secara rinci disajikan pada tabel
dibawah ini:

28 | P a g e
Tabel 3.18 Realisasi Anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal PDP Tahun 2021
PAGU
NO NAMA OUTPUT REALISASI %
ANGGARAN
1 Layanan Dukungan Manajemen dan 21.034.426.000 19.816.215.827 94,21%
Dukungan Teknis Lainnya
• Penyusunan Rencana Program dan
Anggaran
• Pelaksanaan Pemantauan dan
Evaluasi
• Pengelolaan Data dan Informasi
• Pengelolaan Keuangan
• Pengelolaan Perbendaharaan
• Pelayanan Hukum dan Kepatuhan
Internal
• Pengelolaan Kepegawaian
• Pelayanan Umum dan Perlengkapan
• Pelayanan Rumah Tangga
• Pelayanan Organisasi, Tata
Laksana, dan Reformasi Birokrasi
2 Layanan Sarana Internal 1.588.000.000 1.569.829.075 98,85%
3 Layanan Prasarana Internal 300.000.000 290.488.000 96,82%
4 Layanan Perkantoran 34.478.638.000 32.750.544.090 94,98%
Total 57.401.064.000 54.427.076.992 94,82%

Sumber: Data OM SPAN Januari 2022

2. Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Tahun 2021


a. Perbandingan Realisasi Tahun 2020 - 2021
Realisasi anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal PDP per 31 Desember 2021
sebesar Rp 54.427.076.992 (94,82%). Mengalami penurunan dibandingkan dengan
persentase realisasi anggaran tahun 2020 yang sebesar 97,20% (terlihat pada
tabel di bawah).

Tabel 3.19 Perbandingan Realisasi Anggaran Tahun 2020 - 2021


TAHUN ANGGARAN PAGU ANGGARAN REALISASI PERSEN
2020 55,720,292,000 54,162,168,436 97,20
2021 57.401.064.000 54.427.076.992 94,82

Sumber: Data OM SPAN Januari 2022

29 | P a g e
Beberapa hal yang telah dilakukan dalam rangka pencapaian target realisasi
diantaranya yaitu:
• Melakukan pencermatan detail sisa anggaran masing-masing kegiatan dengan
membuat langkah-langkah percepatan, serta melakukan inventarisasi kegiatan
yang perlu dilakukan revisi;
• Pengendalian intensif terkait dengan administrasi fisik dan keuangan;
• Mengawal ketat penyelesaian sisa pekerjaan dan meningkatkan koordinasi
percepatan pelaksanaan kegiatan.
b. Permasalahan Pelaksanaan Anggaran Tahun 2021
Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan anggaran tahun 2021, diantaranya:
• Konsistensi realisasi dengan RPD (Rencana Penarikan Dana) masih belum
optimal, dikarenakan beberapa kegiatan terlambat pelaksanaanya karena
pandemi COVID-19 dan Halaman III DIPA terkait RDP tidak dilakukan revisi
secara periodik;
• Nilai efisiensi masih rendah, dikarenakan penyerapan anggaran cukup tinggi
namun rata-rata nilai satker lebih rendah serta banyaknya revisi anggaran pada
saktker karena penyesuaian kegiatan dampak pandemi COVID-19;
• Konsistensi penyerapan anggaran belum bisa dikatakan optimal, dikarenakan
banyak kegiatan yang dilaksanakan pada akhir tahun;
• Keterlambatan pengajuan dokumen pencairan sehingga perlu diadakannya
konsolidasi internal terkait tata cara pengajuan pencairan;
• Beban sisa temuan BPK yang belum ditindaklanjuti, sehingga perlu adanya
koordinasi dengan pihak terkait untuk percepatan penyelesaian;
• Proses administrasi hibah bantuan peralatan eks Ditjen PPMD, maka perlu
adanya koordinasi dengan UKE II teknis dan daerah guna persepatan proses
hibah;
• Adanya refocusing anggaran untuk pencegahan pandemi COVID-19, sehingga
harus dilakukan revisi pada dokumen perencanaan anggaran yang
mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan kegiatan yang masih bisa
dilaksanakan;
• Masih adanya pandemi COVID-19 sehingga pelaksanaan program/kegiatan
yang sudah direncanakan pada tahun 2021 menjadi terhambat.

30 | P a g e
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2021 merupakan bentuk dari pertanggungjawaban atas penyelenggaraan tugas dan
fungsi yang diemban selama tahun 2021. Adapun kesimpulan dari laporan ini yaitu:
1. Dikarenakan terdapat perubahan SOTK di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 sehingga perlu adanya
adaptasi dalam hal sistem kerja. Hal ini menyebabkan target kinerja yang telah ditetapkan
belum semuanya dapat tercapai. Namun meskipun demikian, nilai kinerja tahun 2021 yang
sebesar 104,57 mengalami kenaikan sebesar 29,484dibandingkan dengan tahun 2020;
2. Pagu anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan pada
Tahun 2021 sebesar Rp 57.401.064.000 dengan realisasi sampai dengan 31 Desember
2021 sebesar Rp 54.427.076.992 (94,82%). Jika dibandingkan dengan tahun 2020,
persentase realisasi tahun 2021 mengalami penurunan dibandingkan dengan persentase
realisasi tahun 2020 yang sebesar 97,20% (menurun 2,38% dari tahun 2020);
3. Masih adanya pandemi COVID-19 menyebabkan terdapat refocusing anggaran, sehingga
mengakibatkan beberapa kegiatan dalam pelaksanaannya menjadi terhambat dan juga
terdapat beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan.

B. Saran
1. Perlu dilakukan sosialisasi terhadap pentingnya penerapan SAKIP dalam proses
pelaksanaan program dan kegiatan;
2. Pengendalian secara berkala terkait progres pencairan, sehingga dapat memaksimalkan
pencapaian kinerja;
3. Perlu pengendalian secara berkala dan menyusun ulang terkait rencana pelaksanaan
kegiatan baik secara daring ataupun luring guna mengatasi masalah akibat pandemi
COVID-19 dan pembatasan pertemuan;
4. Guna menindaklanjuti permasalahan kekosongan jabatan fungsional, perlu dilakukan
koordinasi dengan Sekretariat Jenderal terkait pengisian kekosongan jabatan tersebut;
5. Berkoordinasi dengan masing-masing Subbagian Tata Usaha dan Setjen terkait proses
pemindahan arsip;
6. Perlu dilakukan pengendalian, pemantauan dan pelaporan secara periodik guna
memastikan pencapaian target kinerja dapat dicapai sesuai waktu yang ditentukan.

31 | P a g e
LAMPIRAN
Data pegawai Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang mengikuti Pengembangan
Kompetensi Tahun 2021
Pangkat/ Diklat
No Nama NIP Jabatan Unit Kerja
Golongan Nama Periode
1. M. Fachri, S.STP, Pembina Utama 19811020 199912 1 001 Direktur Advokasi Direktorat Advokasi Pelatihan 16 Maret - 2
M.Si Muda (IV/c) dan Kerja Sama dan Kerja Sama Desa Kepemimpinan Juli 2021
Desa dan Perdesaan Nasional (PKN)
TK.II
2. Tri Mei Indriani, Penata Muda 19950505 201903 2 012 Penggerak Direktorat Pelatihan Dasar 19 Maret - 21
S.KM (III/a) Swadaya Pengembangan Sosial Pembentukan April 2021
Masyarakat Ahli Budaya dan Jabatan
Pertama Lingkungan Desa dan Fungsional PSM
Perdesaan Angkatan VIII
3. Iis Darma Kusuma, Penata Muda 19881005 201903 2 013 Penggerak Direktorat Pelatihan Dasar 19 Maret - 21
SE (III/a) Swadaya Pengembangan Sosial Pembentukan April 2021
Masyarakat Ahli Budaya dan Jabatan
Pertama Lingkungan Desa dan Fungsional PSM
Perdesaan Angkatan VIII
4. Ferika Bestati Penata Muda 19930221 201903 2 006 Penggerak Direktorat Fasilitasi Pelatihan Dasar 19 Maret - 21
Panjaitan, S.I.Kom (III/a) Swadaya Pemanfaatan Dana Pembentukan April 2021
Masyarakat Ahli Desa Jabatan
Pertama Fungsional PSM
Angkatan VIII
5. Fathiya Nabila, Penata Muda 19970125 201903 2 002 Penggerak Direktorat Pelatihan Dasar 19 Maret - 21
S.KPm (III/a) Swadaya Perencanaan Teknis Pembentukan April 2021
Masyarakat Ahli Pembangunan Desa Jabatan
Pertama dan Perdesaan Fungsional PSM
Angkatan VIII
6. Agnes Sandrawati, Penata Muda 19941114 201903 2 027 Analis Keuangan Sekretariat Direktorat Pendidikan dan 19 April - 27
S.E (III/a) Jenderal Pelatihan April 2021
Pembangunan Desa Bendahara
dan Perdesaan Pengeluaran
7. Rischa Permata, SE Penata Muda 19900512 201903 2 008 Analis Keuangan Sekretariat Direktorat Pendidikan dan 19 April - 27
(III/a) Jenderal Pelatihan April 2021
Pembangunan Desa Bendahara
dan Perdesaan Pengeluaran
8. Ramma Pengatur (II/c) 19970514 201912 1 001 Pengelola Sekretariat Direktorat Pendidikan dan 19 April - 27
Wirapratama, Keuangan Jenderal Pelatihan April 2021
A.Md.Ak. Pembangunan Desa Bendahara
dan Perdesaan Pengeluaran
9. Rini Levana Penata Muda 19931209 201903 2 006 Analis Laporan Sekretariat Direktorat Pendidikan dan 19 April - 27
Panggabean, S.E (III/a) Keuangan Jenderal Pelatihan April 2021
Pembangunan Desa Bendahara
dan Perdesaan Pengeluaran
10. Yola Sri Ratna Pengatur (II/c) 19980614 201912 2 001 Pengelola Sekretariat Direktorat Pendidikan dan 19 April - 27
Alfiyani, A.Md.Ak. Keuangan Jenderal Pelatihan April 2021
Pembangunan Desa Bendahara
dan Perdesaan Pengeluaran
11. Odi Iriawan, S.Sos Penata Muda 19910627 201803 1 001 Analis Direktorat Pendidikan dan 19 April - 27
(III/a) Pemerintahan Perencanaan Teknis Pelatihan April 2021
Pusat Pembangunan Desa Bendahara
dan Perdesaan Pengeluaran
12. Bresman Mangudut Penata TK. I 19710924 200312 1 001 Penggerak Direktorat Advokasi Pendidikan dan 5 - 9 April
Sigalingging, S.Sos (III/d) Swadaya dan Kerja Sama Desa Pelatihan 2021
Masyarakat Ahli dan Perdesaan Penyelenggaran
Muda SPIP Integratif
13. Fakhriah Aqmarina Penata Muda 19930801 201903 2 008 Analis Direktorat Advokasi Pendidikan dan 5 - 9 April
Quinta, S.Si (III/a) Pengembangan dan Kerja Sama Desa Pelatihan 2021
Sarana dan dan Perdesaan Penyelenggaran
Prasarana SPIP Integratif
14. Khairul Miftah, A.Md Pengatur (II/c) 19910426 201903 1 004 Arsiparis Direktorat Diklat 26 Juli - 2
Terampil Perencanaan Teknis Fungsional September
Pembangunan Desa Pengangkatan 2021
dan Perdesaan Arsiparis tingkat
Terampil
15. Ririn Rahmawati, Pengatur (II/c) 19960202 201903 2 011 Arsiparis Direktorat Diklat 26 Juli - 2
A.Md Terampil Pengembangan Sosial Fungsional September
Budaya dan Pengangkatan 2021
Lingkungan Desa dan Arsiparis tingkat
Perdesaan Terampil
16. Yassir Amrie Pengatur (II/c) 19951008 201903 1 006 Arsiparis Direktorat Advokasi Diklat 26 Juli - 2
Prayoga, A.Md Terampil dan Kerja Sama Desa Fungsional September
dan Perdesaan Pengangkatan 2021
Arsiparis tingkat
Terampil
17. Luki Yuniastari, S.E Penata Muda 19890621 201903 2 005 Analis Sekretariat Direktorat Pelatihan 22 September
(III/a) Kepegawaian Ahli Jenderal Fungsional - 15 Oktober
Pertama Pembangunan Desa Analis 2021
dan Perdesaan Kepegawaian
Jenjang
Keahlian
18. Mariam Solichah, Penata Muda 19920213 201903 2 005 Perencana Ahli Sekretariat Direktorat Pelatihan 12 Oktober-
S.Si (III/a) Pertama Jenderal Jabatan 26 November
Pembangunan Desa Fungsional 2021
dan Perdesaan Perencana
Tingkat Keahlian
19. Nenden Pratiwi Penata Muda 19941127 201903 2 008 Perencana Ahli Sekretariat Direktorat Pelatihan 12 Oktober-
Hadiyanto, S.Si (III/a) Pertama Jenderal Jabatan 26 November
Pembangunan Desa Fungsional 2021
dan Perdesaan Perencana
Tingkat Keahlian
20. Nur Annisa Ratna, Penata (III/c) 19800318 200012 2 001 Analis Kebijakan Direktorat Pelatihan Agen 27 Oktober-
S.A.P Ahli Muda Pengembangan Sosial Perubahan 3 November
Budaya dan Secara Blended 2021
Lingkungan Desa dan Learning
Perdesaan
21. Rizky Arif Santoso, Penata Muda 19950306 201903 1 006 Analis Kebijakan Direktorat Pelatihan Agen 27 Oktober-
S.SOS (III/a) Ahli Pertama Pengembangan Sosial Perubahan 3 November
Budaya dan Secara Blended 2021
Lingkungan Desa dan Learning
Perdesaan
22. Lely Amalia, S.Sos Penata Muda 19920812 201503 2 007 Analis Direktorat Advokasi Pelatihan Agen 27 Oktober-
TK.I (III/b) Pemberdayaan dan Kerja Sama Desa Perubahan 3 November
Masyarakat dan Perdesaan Secara Blended 2021
Learning
1
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

DIREKTORAT ADVOKASI DAN KERJA SAMA


DESA DAN PERDESAAN

i
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Advokasi dan Kerja
Sama Desa dan Perdesaan Tahun 2021 merupakan wujud pertanggungjawaban atas
kinerja sebuah instansi pemerintah. Laporan ini disusun untuk melaporkan capaian
kinerja yang telah dilaksanakan. Diharapkan untuk memberikan gambaran pencapaian
kinerja selama satu tahun anggaran di Direktorat AKDP.
Capaian kinerja Direktorat AKDP tahun 2021 adalah hasil kontribusi dari seluruh entitas
kerja di lingkungan Direktorat AKDP. Diharapkan penyelenggaraan Advokasi dan Kerja
Sama Desa dan Perdesaan yang dilakukan dapat bermanfaat untuk desa terutama untuk
desa yang membutuhkan fasilitasi pendampingan dalam bidang Advokasi dan Kerja
Sama. Pengukuran capaian kinerja dilakukan dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dilakukan Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan Tahun 2021.
Pelaksanaan tugas dan fungsi didasarkan atas Permendes PDTT Nomor 15 Tahun 2020
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi serta perjanjian kinerja Direktorat AKDP dengan Direktur Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan (Dirjen PDP).
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) mengamanatkan spirit
kolektif penyelenggaraan pembangunan desa dengan pendekatan pemberdayaan
masyarakat. Kelahiran UU Desa merupakan langkah bagi terwujudnya mimpi besar
mewujudkan desa yang berdaulat, mandiri dan sejahtera. Salah satu tugas penting
dalam mengamankan mimpi tersebut adalah mengawal implementasi semua peraturan
dan kebijakan turunannya maupun praktek implementasinya, mulai dari tingkat pusat
hingga desa itu sendiri. Mengingat ada banyak kekeliruan dalam menerjemahkan
kehendak UU Desa maka diperlukan fasilitasi bidang advokasi dan kerja sama.
Direktorat AKDP melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan UU
Desa melalui fasilitasi Advokasi dan Kerja Sama Desa. Penyelenggaraan fasilitasi secara
teknis menjadi tugas Direktorat AKDP, dengan sasaran pokok program dan kegiatan
tersedianya regulasi dan kebijakan, pelaksanaan advokasi dan kerja sama desa dan
perdesaan, persentase kegiatan pelaksanaan advokasi dan kerja sama desa dan
perdesaan yang sesuai dengan dokumen perencanaan teknis pengembangan kerja sama
desa dan perdesaan, dan berkembangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan
desa dan perdesaan melalui pendampingan.
Direktorat AKDP menyampaikan terima kasih kepada semua pihak baik internal maupun
eksternal yang telah berperan aktif dalam pelaksanaan tugas dan fungsi selama tahun
2021. Semoga laporan ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi untuk peningkatan kinerja
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan dibawah payung koordinasi dan
pengendalian oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
Jakarta, Januari 2022
DIREKTUR ADVOKASI DAN KERJA SAMA
DESA DAN PERDESAAN

MOH. FACHRI, S.STP, M.Si

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL......................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... v
DAFTAR GRAFIK....................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1. Latar Belakang ................................................................................................1
2. Tugas dan Fungsi ............................................................................................3
3. Struktur Organisasi..........................................................................................5
4. Maksud dan Tujuan .........................................................................................5
5. Sistematika Penyajian ......................................................................................6
BAB II PERENCANAAN KINERJA ..........................................................................8
1. Rencana Strategis 2020-2024 ..........................................................................8
2. Perjanjian Kinerja 2021 ...................................................................................9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................. 10
1. Capaian Kinerja ............................................................................................. 10
1.1 Realisasi Kinerja Tahun Anggaran 2021 ............................................................ 10
1.2 Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan ............................................................. 28
1.3 Realisasi Anggaran ................................................................................................ 29
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................... 33

iii
DAFTAR TABEL

Tabel1 2.1 Perjanjian Kinerja 2021 ........................................................................................... 9


Tabel2 3.1 Hasil Kegiatan (Output) ........................................................................................ 12
Tabel4 3.2 Ringkasan Capaian Kinerja Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan
Perdesaan .................................................................................................................... 27
Tabel5 3.3 Komposisi Anggaran Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan
Perdesaan .................................................................................................................... 29
Tabel6 3.4 Realisasi Anggaran Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan
Perdesaan .................................................................................................................... 29
Tabel7 3.5 Realisasi Anggaran Dekonsentrasi ...................................................................... 30
Tabel8 3.6 Perbandingan Antara Rencana dan Target Realisasi Anggaran ..................... 31
Tabel9 3.7 Realisasi Anggaran per Komponen Kegiatan ..................................................... 32

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Identifikasi Kerjasama Desa ............................................................................. 12


Gambar 3. 2 Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Advokasi pemanfaatan lahan non-
produktif di Desa Mandalasari .............................................................. 14
Gambar 3. 3 Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Advokasi pemanfaatan lahan non-
produktif di Desa Mekarwangi .............................................................. 16
Gambar 3. 4 Kerja Sama dengan Komisi Informasi Pusat (KIP) ................................. 16
Gambar 3. 5 Penganugerahan Keterbukaan Informasi Publik .................................... 16
Gambar 3. 6 Monitoring Kawasan Perdesaan ............................................................ 19
Gambar 3. 7 Monitoring Aktivitas Kawasan Perdesaan .............................................. 19
Gambar 3. 8 Workshop Kebijakan Fasilitasi Pendampingan ....................................... 20

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3. 1 Perbandingan antara Rencana Penarikan Dana dan Realisasi ........................ 31

v
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Desa berperan penting sebagai tiang penyangga struktur pembangunan
nasional. Peran itu diwujudkan melalui penerbitan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa), yang sekaligus merupakan terobosan
baru dalam konteks penyelenggaraan pembangunan desa di Indonesia. UU
Desa tersebut perlu secara aktif dikawal dalam jalur implementasi dan
diadvokasi setiap UU dan kebijakan turunannya di tingkat nasional, daerah,
dan desa untuk menghindari kekeliruan dalam penafsiran UU Desa,
mendorong perbaikan akuntabilitas dan inklusi sosial di desa.

Sesuai Perpres 12 Tahun 2015, Kemendesa PDTT mempunyai tugas


menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan
Kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan menjalankan


fungsinya sebagai unsur pelaksana di bidang advokasi dan kerja sama desa
dan perdesaan sesuai dengan ketentuan di Permendes PDTT No 15 Tahun
2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Direktorat Advokasi dan Kerja Sama
Desa dan Perdesaan (Direktorat AKDP) merupakan salah satu Unit Kerja
Eselon II pada Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (Ditjen
PDP) yang diberi tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang advokasi dan kerja sama desa dan
perdesaan. Direktorat AKDP melaksanakan tugas dan fungsi mengawal
kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan advokasi dan kerja sama

1
melalui berbagai kebijakan, khususnya dalam bidang fasilitasi advokasi dan
diseminasi kebijakan, fasilitasi pendampingan, fasilitasi kerja sama, dan
fasilitasi pembentukan dan pengembangan kawasan perdesaan.

Salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum dalam


Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme adalah asas
akuntabilitas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam pelaksanaan


tugas, fungsi, pengelolaan sumber daya, kebijakan dan program pada tahun
2021, diwujudkan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP), yang mencakup unsur-unsur perencanaan kinerja, pengukuran
kinerja, laporan kinerja dan evaluasi pemanfaatan informasi kinerja,
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014,
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kinerja.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan


salah satu unsur dalam SAKIP dan disusun berdasarkan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Pelaksanaan tugas dan fungsi Kemendesa PDTT pada tahun 2021,


termasuk didalamnya Direktorat AKDP disertai dengan bencana non alam
yaitu Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), yang merupakan pandemi global
dan nasional. Atas kondisi ini, pemerintah menerbitkan kebijakan tentang
Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2021. Peraturan-peraturan tersebut, meminta
kementerian/lembaga melakukan pemotongan anggaran untuk penanganan

2
dampak Covid-19, khususnya yang bersumber dari rupiah murni. Kebijakan
ini berimbas pada pemotongan anggaran Kemendesa PDTT termasuk
Direktorat AKDP. Pemotongan anggaran tersebut, mengakibatkan program-
program dan kegiatan yang telah dialokasikan pembiayaannya melalui DIPA
Awal Tahun Anggaran 2021 tidak dapat dilaksanakan secara optimal,
terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan pendampingan masyarakat
desa.

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas


dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumberdaya selama tahun 2021
dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi organisasi sesuai Renstra
Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan telah disusun LAKIP
Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan Tahun 2021. Selain
itu, penyusunan LAKIP ini merupakan amanat dari Peraturan Presiden Nomor
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

2. Tugas dan Fungsi


Berdasarkan Permendesa PDTT Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, Direktorat AKDP mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang advokasi dan kerja sama
desa dan perdesaan. Dalam menjalankan tugas tersebut, Direktorat AKDP
menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang advokasi dan diseminasi


kebijakan pembangunan desa dan perdesaan, pendampingan
pembangunan desa dan perdesaan, kerja sama desa dan perdesaan,
serta pembentukan dan pengembangan kawasan perdesaan;

3
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang advokasi dan diseminasi kebijakan
pembangunan desa dan perdesaan, pendampingan pembangunan desa
dan perdesaan, kerja sama desa dan perdesaan, serta pembentukan dan
pengembangan kawasan perdesaan;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang advokasi
dan diseminasi kebijakan pembangunan desa dan perdesaan,
pendampingan pembangunan desa dan perdesaan, kerja sama desa dan
perdesaan, serta pembentukan dan pengembangan kawasan perdesaan;
4. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang advokasi dan
diseminasi kebijakan pembangunan desa dan perdesaan, pendampingan
pembangunan desa dan perdesaan, kerja sama desa dan perdesaan,
serta pembentukan dan pengembangan kawasan perdesaan;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang advokasi dan diseminasi
kebijakan pembangunan desa dan perdesaan, pendampingan
pembangunan desa dan perdesaan, kerja sama desa dan perdesaan,
serta pembentukan dan pengembangan kawasan perdesaan; dan
6. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.

4
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan
Perdesaan adalah sebagai berikut:

DIREKTORAT ADVOKASI DAN KERJASAMA DESA DAN PERDESAAN

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan

4. Maksud dan Tujuan


MAKSUD
Laporan akuntabilitas kinerja disusun untuk menjelaskan pencapaian
kinerja Direktorat AKDP selama tahun 2021 sebagai tolak ukur keberhasilan
organisasi.

5
TUJUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat AKDP disusun dengan tujuan
untuk mengetahui keberhasilan capaian program dan kegiatan Direktorat
Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan Tahun Anggaran 2021.

5. Sistematika Penyajian
Capaian kinerja Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
selama tahun 2021 diukur dan dievaluasi dengan mengacu pada penetapan
kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut,
dirumuskan beberapa rekomendasi untuk peningkatan kinerja di tahun
mendatang.

Sistematika penulisan LAKIP dibuat agar mempermudah berbagai pihak


untuk mengakses informasi di dalam laporan ini. Adapun sistematika
penyajian LAKIP Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
adalah sebagai berikut:

PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara ringkas latar belakang, tugas dan fungsi,
struktur organisasi, maksud dan tujuan, dan sistematika penyajian.

PERENCANAAN KINERJA

Bab ini menjelaskan secara ringkas dokumen perencanaan yang menjadi


dasar pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Direktorat Advokasi dan
Kerja Sama Desa dan Perdesaan, Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan yang meliputi Rencana Strategis, Indikator Kinerja, Perjanjian
Kinerja, Metode Pengukuran, dan Target Renstra Tahun 2021.

AKUNTABILITAS KINERJA

Bab ini menjelaskan analisis pencapaian kinerja Direktorat Advokasi dan


Kerjasama Desa dan Perdesaan dikaitkan dengan pertanggungjawaban

6
publik terhadap pencapaian Perjanjian Kinerja tahun 2021. Menjelaskan
perbandingan data kinerja tahun 2021 dengan tahun sebelumnya.
Menjelaskan analisis efisiensi sumber daya dan analisis peningkatan kinerja.
Menjelaskan hasil evaluasi SAKIP 2020 dan masukan bagi kegiatan tahun
berikutnya. Menjelaskan permasalahan dan kendala kegiatan Advokasi dan
Kerjasama Desa dan Perdesaan tahun anggaran 2021.

CAPAIAN PELAKSANAAN PROGRAM

Bab ini menjelaskan capaian kinerja atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan


Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan, yaitu pelaksanaan
program tersedianya regulasi dan kebijakan, pelaksanaan advokasi dan kerja
sama desa dan perdesaan, persentase kegiatan pelaksanaan advokasi dan
kerja sama desa dan perdesaan yang sesuai dengan dokumen perencanaan
teknis pengembangan kerja sama desa dan perdesaan, dan berkembangnya
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa dan perdesaan melalui
pendampingan. Menjelaskan gambaran umum program, capaian
pelaksanaan, serta evaluasi permasalahan dan kendala kegiatan fasilitasi
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan TA 2021.

PENUTUP

Bab ini menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas


Kinerja Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan TA 2021 dan
menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa
datang.

LAMPIRAN

Berisi lampiran data pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat AKDP.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi sumber pustaka.

7
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

1. Rencana Strategis 2020-2024


Tujuan Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan yang ingin
dicapai kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi,
yaitu “Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta
kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan
Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.
Sehingga untuk mendukung tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan, maka tujuan Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan
Perdesaan yang ingin dicapai kurun waktu 2020 – 2024 adalah “Mendorong
terwujudnya kolaborasi perdesaan dan perkotaan melalui
pengembangan kawasan perdesaan secara berkelanjutan dengan
melibatkan pendampingan multistakeholder”.
Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024
memiliki sasaran strategis yang mengacu pada sasaran strategis Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024 yaitu:
1. Tersedianya regulasi dan kebijakan pelaksanaan advokasi dan kerjasama desa
dan perdesaan
2. Terselenggaranya pelaksanaan Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
3. Berkembangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa dan
perdesaan melalui pendampingan

8
2. Perjanjian Kinerja 2021

No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama Target

(1) (2) (3) (4)


1 Tersedianya regulasi dan Jumlah bahan kebijakan dan
kebijakan, pelaksanaan regulasi Pelaksanaan
advokasi dan kerjasama desa Advokasi dan Kerjasama 1
dan perdesaan Desa dan Perdesaan yang
ditetapkan
2 Terselenggaranya Persentase kegiatan
pelaksanaan advokasi dan pelaksanaan advokasi dan
kerjasama desa dan kerjasama desa dan
perdesaan perdesaan yang sesuai
100
dengan dokumen
perencanaan teknis
pengembangan kerjasama
desa dan perdesaan
3 Berkembangnya partisipasi Persentase desa dan
masyarakat dalam perdesaan yang
pembangunan desa dan mendapatkan pendampingan 100
perdesaan melalui
pendampingan

Program : Anggaran :
Program Daerah Tertinggal, Kawasan Rp. 86.247.786.000 (Delapan Puluh
Perbatasan, Enam Milyar Dua Ratus Empat Puluh
Perdesaan, dan Transmigrasi Tujuh Juta Tujuh Ratus Delapan Puluh
Enam Ribu Rupiah)
Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja 2021
1

9
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

1. Capaian Kinerja
1.1 Realisasi Kinerja Tahun Anggaran 2021
Capaian kinerja tahun anggaran 2021 yang merujuk pada Indikator Kinerja
Utama diantaranya;
a) Jumlah bahan kebijakan dan regulasi Pelaksanaan Advokasi dan
Kerjasama Desa dan Perdesaan yang ditetapkan dengan Realisasi Output
1 dokumen.
Indikator Kinerja Utama Nomor 1 ini tercapai dengan terbitnya Kepdirjen
Nomor 1.1 Tahun 2021 pada 5 Januari 2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Kegiatan Dekonsentrasi Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun
Anggaran 2021.
Meskipun pada awalnya rencana untuk mencapai target IKU ini yaitu
penyusunan pedoman teknis Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan, yang
akan digunakan oleh desa serta stakeholder terkait dalam membangun kerja sama
baik kerja sama antar desa maupun kerja sama desa dengan pihak ketiga. Serta
Meningkatkan sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah
desa, masyarakat, dan stakeholder terkait dalam pengembangan kerja sama desa.
Tahapan penyusunan Pedoman Teknis Advokasi dan Kerjasama Desa dan
Perdesaan yaitu;
1) Penyusunan Draft
2) Pembahasan Draft
3) Finalisasi Draft
Penyusunan pedoman teknis Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan
tidak terselenggara karena adanya refocusing anggaran 4 tahap sehingga
tergesernya alokasi anggaran untuk penyusunan pedoman teknis, tahun anggaran
2021 berfokus pada identifikasi kerjasama desa dan perdesaan, serta desa degan
pihak ketiga dengan tujuan untuk dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan
pedoman teknis.

10
b) Persentase kegiatan pelaksanaan advokasi dan kerjasama desa dan
perdesaan yang sesuai dengan dokumen perencanaan teknis
pengembangan kerjasama desa dan perdesaan dengan realisasi 100%.

1) Kegiatan Kelompok Substansi Fasilitasi Kerjasama Desa dan Perdesaan


Perjalanan Dinas dalam rangka Identifikasi Kerja Sama Desa dan
Perdesaan.
(a) Mengumpulkan data dan informasi pelaksanaan kerja sama desa dan
perdesaan.
(b) Mengumpulkan data dan informasi stakeholder terkait yang terlibat dalam kerja
sama desa dan perdesaan.
(c) Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah daerah
kabupaten dan pemerintah desa dalam pengembangan kerja sama desa dan
perdesaan
Perjalanan Dinas dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Kerja Sama Desa
dan Perdesaan.
(a) Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah kabupaten,
pemerintah desa, dan stakeholder terkait tentang kerja sama yang telah
terlaksana di desa dan perdesaan.
(b) Mengumpulkan data dan informasi pelaksanaan kerja sama desa dan
perdesaan.
(c) Mengumpulkan data dan informasi tentang permasalahan pelaksanaan
kerjasama desa dan perdesaan.
Secara garis besar, hasil kegiatan (output) yang dilaksanakan oleh Kelompok
Substansi Fasilitasi Kerja Sama dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

NO. KEGIATAN JENIS KELUARAN (OUTPUT)

1. Perjalanan Dinas dalam rangka 1. Teridentifikasinya Kerja Sama yang


Identifikasi Kerja Sama Desa sudah dilakukan oleh desa ;
dan Perdesaan 2. Terlaksananya fasilitasi Kerja Sama
desa.
3. Teridentifikasinya Pihak Ketiga dalam
pelaksanaan Kerja Sama desa
4. Diperolehnya data potensi desa yang
masih dapat dikembangkan

11
NO. KEGIATAN JENIS KELUARAN (OUTPUT)

5. Mengetahui permasalahan desa dalam


pelaksanaan kerja sama
6. Meningkatkan koordinasi dan
komunikasi dengan pemerintah daerah
kabupaten dan pemerintah desa dalam
pengembangan kerja sama desa dan
perdesaan
2. Perjalanan Dinas dalam rangka 1. Adanya komunikasi dan koordinasi
Monitoring dan Evaluasi Kerja dengan pemerintah kabupaten,
Sama Desa dan Perdesaan pemerintah desa, dan stakeholder
terkait tentang kerja sama yang telah
terlaksana di desa dan perdesaan.
2. Tersedianya data dan informasi
pelaksanaan kerjasama desa dan
perdesaan.
3. Tersedianya data dan informasi tentang
permasalahan kerjasama desa dan
perdesaan.
4. Masukan kepada desa dalam
pengembangan kerjasama desa dan
perdesaan
Tabel23.1 Hasil Kegiatan (Output)

Identifikasi Kerjasama Desa dan Perdesaan


Hasil dari kegiatan Identifikasi
Kerja Sama Desa dan Perdesaan yaitu
teridentifikasinya profil dan
permasalahan kerja sama di 105 Desa,
55 Kabupaten, 16 Provinsi, data
identifikasi kerja sama terlampir pada
LAKIP ini.
Gambar 3. 1 Identifikasi Kerjasama Desa

12
Pilot Project Rintisan Kerjasama Bidang Ekonomi Desa dan Perdesaan dengan PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG):
1. Strategic Partnership Produsen semen dan produk turunan semen untuk
mendukung percepatan Program/Kegiatan yang didanai oleh Dana Desa
2. Penyaluran produk semen SIG khususnya dalam penggunaan anggaran Dana
Desa untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan untuk pelaksanaan proyek
infrastruktur di desa.
3. Bumdes/Bumdesma sebagai mitra kerjasama Distributor untuk menyalurkan
kebutuhan bahan bangunan untuk Proyek Dana Desa
4. Telah teridentifikasi sebanyak 78 Bumdes/Bumdesma dari 16 Provinsi yang siap
untuk menjalin kerjasama dengan PT SIG dalam distribusi produk semen dan
produk turunan semen dan saat ini dalam tahap fasilitasi.
5. Estimasi konsumsi semen dari Anggaran Infrastruktur Dana Desa untuk
kebutuhan semen senilai 1.3 T atau sebesar 1.7 juta Ton
6. Volume semen yang telah teridentifikasi oleh frontliner SIG (tim penjualan)
sebesar 93.584 ton atau senilai 70.6 M ( 6 % )
7. Total volume semen yang telah terealisasi sebesar 39.425 ton atau 42.1% dari
volume semen yang telah teridentifikasi oleh frontliner SIG.
8. Rasio frontliner (TSO) terhadap identifikasi dana desa adalah 1 : 36

2) Kegiatan Kelompok Substansi Fasilitasi Advokasi dan Diseminasi Kebijakan


Pembangunan
Fasilitasi advokasi desa dan perdesaan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan fasilitasi advokasi desa dan perdesaan, yaitu ;
a) Mengadvokasi Desa/Kelompok Masyarakat/Lembaga Kemasyarakatan Desa
dengan para Stakeholder (Pemda/Pemerintah/Swasta) dalam rangka
pengembangan kerja sama desa dan perdesaan.
b) Mengadvokasi Desa dalam menyelesaikan permasalahan di Desa terkait
pemanfaatan lahan-lahan non produktif menjadi lahan produktif.
Fasilitasi Advokasi Desa dilaksanakan 2 kali dengan konsep FGD di Desa, yaitu di
Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, dan Desa Mekarwangi Kecamatan Ibun,
Kabupaten Bandung.

13
Dalam kegiatan fasilitasi advokasi desa menghasilkan beberapa rekomendasi yaitu;
• Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan perlu melakukan
pemetaan stakeholder yang bisa diajak berdialog terkait masalah pemanfaatan
lahan non produktif.
• Lumbung pangan sangat diperlukan untuk meningkatkan ketahanan pangan
masyarakat, dalam rangka mengurangi resiko yang timbul akibat kerawanan
pangan. Oleh karena itu, Pemanfaatan lahan non produktif juga perlu diarahkan
untuk pengembangan lumbung pangan desa.
• Mengadvokasi desa dalam membangun aksesibilitas kerja sama desa dengan
para Stakeholder.

Gambar 3. 2 Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Advokasi pemanfaatan lahan non-produktif di Desa Mandalasari

14
Gambar 3. 3 Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Advokasi pemanfaatan lahan non-produktif di Desa Mekarwangi

Identifikasi Advokasi Desa dan Perdesaan


Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini, yaitu mengidentifikasi permasalahan yang
terjadi di desa dalam rangka pengembangan kerjasama desa melalui advokasi kerja
sama desa dan perdesaan dengan stakeholder.
Identifikasi Advokasi Desa dan Perdesaan dilaksanakan di 12 Provinsi, 16
Kabupaten, 27 Desa.
Hasil pelaksanaan Identifikasi Advokasi Desa dan Perdesaan terdapat pada
lampiran yang menjadi satu kesatuan LAKIP ini.

Monitoring dan Evaluasi Advokasi Desa dan Perdesaan


Monitoring dan Evaluasi Advokasi Desa dan Perdesaan dilakukan di 3 Provinsi, 7
Kabupaten, 11 Desa. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini, yaitu ;
(a) Mengadvokasi permasalahan-permasalahan yang terkait kerja sama desa yang
berada di sekitar kawasan hutan.
(b) Mengadvokasi desa dalam pengembangan kerja sama desa dan perdesaan.

15
Pelaksanaan Apresiasi Keterbukaan Informasi Publik Desa
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan bekerja sama dengan
Komisi Informasi Pusat mengadakan penilaian terhadap rekomendasi desa yang
telah diusulkan oleh
pemerintah daerah
beserta perwakilan
Komisi Informasi di
masing-masing
provinsi. Kerjasama ini
dimuat dalam:
• Nota Kesepahaman
Gambar 3. 3 Kerja Sama dengan Komisi Informasi Pusat (KIP)
antara Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan Komisi
Informasi Pusat nomor 11/HK.07.01/V/2021 tanggal 4 Mei 2021 tentang
Keterbukaan Informasi Publik di Desa
• Perjanjian Kerja Bersama antara Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan dengan Komisi Informasi Pusat nomor 05/PDP/HK.07.01/V/2021
tanggal 4 Mei 2021 tentang Penyelenggaraan Keterbukaan Informasi Publik di
Desa dan Perdesaan
Penganugerahan Apresiasi
Keterbukaan Informasi
Publik dilaksanakan di ICE
BSD, Tangerang Dihadiri
oleh Menteri Desa PDTT,
Ketua Komisi Informasi
Pusat dan Perwakilan BAKTI
Kementerian Komunikasi
dan Informasi. Tahapan
Gambar 3. 4 Penganugerahan Keterbukaan Informasi Publik
kegiatan ini meliputi;
• Sosialisasi, Pihak KI Pusat melakukan Sosialisasi melalui KI Provinsi dan Surat
yang dikirimkan ke masing – masing daerah

16
• Rekomendasi, Masing – Masing Provinsi melalui KI Provinsi dan DPMD Provinsi
mengirimkan 1 nama Desa yang direkomendasikan (28 Desa mengirimkan
Rekomendasinya, dan 5 Desa tidak mengirimkan)
• Desk Review, Tim Penilai melakukan Review atas Persyaratan yang telah dikaji
sebelumnya untuk menentukan 10 Terbaik
• Visitasi, Pendalaman Lapang dilakukan untuk menentukan 3 Terbaik dari 10
Kandidat yang ada
Hasilnya diperoleh 10 Desa terbaik dalam kategori Keterbukaan Informasi Publik,
yaitu:
1. Desa Sendang, Jawa tengah 6. Desa Kabuna, Nusa Tenggara Timur
2. Desa Punggul, Bali 7. Desa Karangsari, DIY
3. Desa Blang Kolak I, Aceh 8. Desa Pohea, Maluku Utara
4. Desa Cibiru Wetan, Jawa Barat 9. Desa Teluk Kapuas, Kalimantan Barat
5. Desa Kumbang, Nusa Tenggara 10. Desa Kedungsumber, Jawa Timur
Barat

3) Kegiatan Kelompok Substansi Fasilitasi Pembentukan dan Pengembangan Kawasan


Perdesaan
Monitoring dan Fasilitasi Pengembangan Kawasan Perdesaan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui langsung kondisi dan perkembangan 62
Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) di 62 Kabupaten/Kota dan 30
Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian.
Sasaran kegiatan Evaluasi Kapasitas Kawasan Perdesaan adalah:
A. Terjalinnya integrasi dan sinergisme program dan kegiatan Kawasan Perdesaan
Prioritas Nasional (KPPN) di 62 Kabupaten/Kota dan 30 Kawasan Perdesaan
Prioritas Kementerian, dengan Pemerinta Daerah;
B. Teridentifikasinya kebutuhan pembangunan dan pengembangan Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional dan Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian;
C. Tersusunnya informasi dan data profil perkembangan Kawasan Perdesaan
Prioritas Nasional (KPPN)

17
Hasil kegiatan Monitoring dan Fasilitasi Pengembangan kawasan Perdesaan;
A. Permasalahan di dalam pengembangan kawasan perdesaan
• Kapasitas SDM Masyarakat dan Kelembagaan masih belum Profesional di
bidangnya dan belum berjalan secara optimal
• Dalam Pengelolaan Potensi Kawasan Perdesaan adanya bencana alam yang
mengakibatkan potensi kawasan perdesaan tersebut tidak produktif
• Masih terbatasnya Teknologi Tepat Guna dalam mengelola potensi kawasan
perdesaan
• Pemasaran dari hulu sampai hilir produk unggulan kawasan perdesaan
(termasuk destinasi wisata) belum berjalan secara optimal
• Dalam pengembangan komoditas unggulan kawasan perdesaan belum
terintegrasi dan sinergis dengan baik
• BUMDesma masih adanya kekosongan dalam kepengurusan
• Masih lemahnya koordinasi dan integrase di dalam kelembagaan tim
koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan (TKPKP) baik TKPKP kawasan,
kabupaten, maupun provinsi.
• Tidak adanya pendampingan kawasan perdesaan

B. Kebutuhan Pengembangan Kawasan Perdesaan


• Pengembangan usaha BUMDesma
• Bantuan Pembangunan Sarana Prasarana pendukung pengembangan dan
pemanfaatan potensi pertanian, destinasi wisata, perkebunan, perikanan, dll.
• Bantuan Sarana dan Prasarana air bersih menjangkau sampai ke titik
perumahan masyarakat kawasan perdesaan
• Peningkatan kualitas pemberdayaan SDM kawasan perdesaan melalui
pelatihan
• Pendampingan oleh pendamping Kawasan Perdesaan

18
C. Kegiatan Monitoring di 23 kabupaten
• Pengembangan kawasan walaupun saat ini masih dilanda Pandemi Covid-19,
pembangunan infrastruktur
dan pemberdayaan
masyarakat masih tetap
berjalan dengan adanya
bantuan atau intervensi
dari Kementerian/Lembaga
terkait, Pemerintah
Provinsi, Kabupaten/ kota,
dan Desa
• Roda Perkonomian
Gambar 3. 5 Monitoring Kawasan Perdesaan
kawasan perdesaan tetap
stabil walaupun tidak maksimal dikarenakan pandemi Covid-19 masih
berlangsung
• Potensi kawasan perdesaan masih
dapat digali dan dikembangkan
sehingga menopang pendapatan
masyarakat dan mengurangi
pengangguran
• BUMDESma sebagian besar masih
berjalan dan menampung potensi
kawasan perdesaan untuk
dikembangkan dan dipasarkan
• Sarana dan Prasarana kawasan
Gambar 3. 6 Monitoring Aktivitas Kawasan Perdesaan
perdesaan diantaranya jalan – jalan
di desa, kondisinya masih bagus dan pada umumnya beraspal, sehingga
memudahkan akses untuk mempercepat roda perkonomian terutama
mempermudah pemasaran potensi kawasan perdesaan
• Bantuan/intervensi dari Eks. Ditjen PKP masih digunakan dan
pemanfaatannya masih dirasakan oleh masyarakat kawasan perdesaan

19
• Kelembagaan kawasan Perdesaan tim koordinasi Pembangunan Kawasan
Perdesaan (TKPKP) masih melakukan tugasnya terkait pembangunan
kawasan perdesaan
• Pemerintah Daerah, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa, akan
mendorong dan berupaya se-optimal mungkin untuk mengembangkan
kawasan perdesaan, guna peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat

c) Persentase desa dan perdesaan yang mendapatkan pendampingan


dengan realisasi 100%
• Kegiatan Kelompok Substansi Fasilitasi Pendampingan
c.1. Workshop Kebijakan Fasilitasi Pendampingan
Workshop kebijakan
pendampingan desa dan
perdesaan di Wilayah II ini
dilaksanakan secara hibrid, 40
orang hadir secara tatap
muka, kegiatan ini dihadiri
oleh berbagai unsur
diantaranya Dinas PMD
Provinsi, Dinas PMD
Kabupaten Bandung, Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa
Gambar 3. 7 Workshop Kebijakan Fasilitasi Pendampingan
Barat, Tenaga Pendamping
Profesional, Akademisi, Pokja Masyarakat Sipil, Indonesian Human Right Committee
for Social Justice (IHRC). Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas
pelaksanaan pendayagunaan tenaga pendamping profesianal (TPP) maupun
multipihak dalam pelaksanaan pembangunan desa dan perdesaan untuk
mewujudkan pencapaian SDGs Desa. Kemudian tujuan dari kegiatan tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Menyamakan visi dan misi dalam pelaksanaan kebijakan pendampingan desa
dan perdesaan

20
b. Mengembangkan kapasitas para pendampingan desa dan perdesaan agar lebih
obyektif, rasional dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan kebijakan
c. Mendorong adanya pendampingan masyarakat dari lintas sektor (swasta,
perguruan tinggi, NGO dan lembaga masyarakat lainnya)
d. Terinformasikannya gambaran umum tentang kerja sama dan kemitraan desa
dalam upaya optimalisasi terhadap pengelolaan pemanfaatan lahan tidak
produktif
e. Terlaksananya tukar pengalaman dan diskusi di antara para peserta dalam
mengembangkan kerjasama dan kemitraan desa dalam pengelolaan lahan tidak
produktif kepada Pemerintah Desa maupun pihak lain yang terlibat didalamnya

c.2.Webinar Pelatihan Akses Pemanfaatan Lahan Perhutanan Sosial Dan


Sumberdaya Agraria Lainnya Melalui Kemitraan Strategis
Kegiatan ini dihadiri dilaksanakan secara daring, dihadiri oleh beberapa unsur
diantaranya Dinas PMD Kabupaten Bandung, Dinas Kehutanan Provinsi, Kepala
Desa, Pegiat Desa, Tenaga Pendamping Profesional, Akademisi, dan BUMD.
Kegiatan ini bertujuan untuk:
a. Sosialisasi kebijakan dan program kerja Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dalam rangka memajukan dan memandirikan desa;
b. Memberikan gambaran umum tentang Kerjasama dan kemitraan desa dalam
upaya optimalisasi terhadap pengelolaan pemanfaatan lahan tidak produktif;
c. Adanya tukar pengalaman dan diskusi di antara para peserta dalam
mengembangkan kerjasama dan kemitraan desa dalam pengelolaan lahan tidak
produktif kepada Pemerintah Desa maupun pihak lain yang terlibat didalamnya

c.3. Fasilitasi Pelatihan Mediasi Desa (Village Mediation Training)


Kegiatan fasilitasi mediasi desa diselenggarakan bekerjasama dengan Dewan
Sengketa Indonesia, pelatihan diikuti oleh 22 orang Tenaga Pendamping
Profesional (TPP) selama 5 hari dari tanggal 27 – 31 Desember 2021 secara daring.
Seperti diketahui saat ini desa-desa dalam melaksanakan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desanya sering mengalami kendala permasalahan yang
sampai saat ini belum banyak terselesaikan, antara lain terkait status tanah/lahan

21
yang kepemilikannya masih tumpang tindih seperti dengan kawasan hutan,
perusahaan pertambangan, perusahaan perkebunan, perikanan, atau lahan yang
belum ada status kepemilikannya. Dalam penyelesaian masalah tersebut diperlukan
tenaga pendamping yang memiliki kapasitas untuk fasilitasi ke berbagai pihak
terkait terutama bidang agraria.
Pelatihan mediasi desa diperlukan dengan maksud dan tujuan, sbb:
• Peningkatan kapasitas para pendamping (TPP) di bidang penyelesaian
perselisihan pertanahan, melalui sertifikasi dari Dewan Sengketa Indonesia.
• Integrasi program dengan Dewan Sengketa Indonesia dalam rangka
membantu desa menyelesaikan permasalahan pertanahan.
• Mengedukasi masyarakat terkait penyelesaian permasalahan pembangunan
desa.
Adapun peserta pelatihan mediasi desa, sbb:
1. Nurahman Joko
2. Safrudin Rumalean
3. Drs. H. Adang Rujiana
4. Muhamad Rijal
5. Andi Hamzah
6. Said Banteng
7. Sabarudin Rery
8. Amin Ramli
9. Albertus Magnus Wona
10. Royani Harahap
11. R. Rahmanu Hendarta
12. Irwansyah
13. Zulkifli Lamasana
14. Yulian Nurnaning
15. Masri Muhammad Amin
16. RA Santi
17. Dindin Abdullah Ghozali
18. Miftahurrahman
19. Dahlan
20. Maulana Sholehodin

22
21. Hendriyatna
22. Egy Diari

c.4. Monitoring dan Evaluasi di bidang Pendampingan Desa dan


Perdesaan
Monitoring dan Evaluasi di bidang Pendampingan Desa dan Perdesaan dilaksanakan
di 98 Desa, 43 Kabupaten, 18 Provinsi. Tujuan dan sasaran kegiatan Monitoring
dan Evaluasi di Bidang Fasilitasi Pendampingan Desa dan Perdesaan Tahun
Anggaran 2021 adalah
a. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan tenaga pendamping professional
dan daerah terkait pendampingan desa dan perdesaan.
b. Mengumpulkan data dan informasi pelaksanaan pendampingan desa dan
perdesaan.
c. Mengumpulkan data dan informasi tentang permasalahan pendampingan desa
dan perdesaan.
d. Mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk perbaikan pedoman
monitoring pendampingan desa dan perdesaan.
Adapun output kegiatan monitoring dan evaluasi bidang fasilitasi pendampingan
desa dan perdesaan yaitu;
a. Teridentifikasinya perkembangan pelaksanaan pemanfaatan dana desa tahun
2021 untuk program Bantuan Langsung Tunai, PPKM Mikro dan Program Padat
Karya Tunai;
b. Terlaksananya fasilitasi desa melalui program prioritas percepatan pencapaian
SDGs Desa, pemanfaatan dana desa untuk BLT-Dana Desa, PPKM Mikro Desa
dan program padat karya tunai desa.
c. Diperolehnya data Tenaga Pendamping Profesional (TPP).
d. Terdorongnya lintas sektor/swasta/Perguruan Tinggi/Lembaga Swadaya
Masyarakat/NGO dalam peningkatan partisipasi pembangunan desa dan
perdesaan melalui kegiatan pendampingan teknis ,
e. Diperolehnya data permasalahan-permasahan fasilitasi pendampingan desa
dan perdesaan

23
f. Terlaksananya fasilitasi dan sosialisasi pentingnya program pendampingan
masyarakat desa dalam implementasi kebijakan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa;
g. Terciptanya upaya pengendalian dan pembinaan terhadap proses fasilitasi
pendampingan desa dan perdesaan
Monitoring dan evaluasi bidang fasilitasi pendampingan desa dan perdesaan
terlaksana di 98 Desa, 43 Kabupaten, 18 Provinsi. Matriks hasil Monitoring dan
Evaluasi terlampir pada lampiran LAKIP.

c.5. Layanan Pendampingan (Dekonsentrasi)


Tujuan pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi adalah untuk mengoptimalkan dukungan
koordinasi dan kerja sama Kementerian dengan Pemerintah Daerah Provinsi, dalam
pelaksanaan kebijakan pemberdayaan masyarakat dan desa serta pembangunan desa
dan perdesaan khususnya bidang advokasi dan diseminasi kebijakan pembangunan
desa dan perdesaan, pendampingan pembangunan desa dan perdesaan, kerja sama
desa dan perdesaan, serta pembentukan dan pengembangan Kawasan perdesaan
melalui pendampingan oleh TPP.
Selanjutnya kewenangan pengelolaan DIPA Dekonsentrasi dilakukan melalui Satuan
Kerja P3MD Provinsi pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi atau
dengan sebutan lainnya, yang selanjutnya disebut Satker Provinsi. Alokasi anggaran
dekonsentrasi bersumber dari rupiah murni yang dialokasikan untuk dukungan
pengelolaan pendampingan masyarakat desa, yang terdiri dari:
1. Belanja Operasional Satker, honor yang terkait dengan Operasional Satker Dekon
yang diperuntukkna bagi honor KPA, PPK, Penandatangan SPM, Bendahara
Pengeluaran, Staf Pengelola Keuangan, Staf Pengelola Sistem Akuntansi
Instansi, dan PPBJ.
2. Belanja Keperluan Kantor untuk berlangganan internet dalam mendukung
pertemuan virtual.
3. Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos
4. Belanja Bahan untuk Menyusun dan Menggandakan Laporan Kegiatan
5. Belanja Honor Output Kegiatan, membayar honorarium pejabat pengadaan
barang

24
6. Belanja Barang persediaan dan Barang Konsumsi untuk ATK dan bahan
Komputer
7. Belanja Sewa meliputi Sewa Kantor dan Kendaraan
8. Belanja Jasa Lainnya untuk honorarium tenaga administrasi dan tenaga teknis
9. Belanja Perjalanan Dinas dalam rangka asistensi, pembinaan rapat-rapat
10.Rapat Koordinasi Provinsi.

25
d) Ringkasan Capaian Kinerja Direktorat AKDP
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami capaian target kinerja Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan,
berikut ringkasan singkat capaian IKU Direktorat AKDP;

No. Sasaran Kegiatan IKU Capaian Program Kegiatan

Jumlah bahan kebijakan dan


Terbitnya Kepdirjen Nomor 1.1 Tahun 2021
Tersedianya regulasi dan regulasi Pelaksanaan Advokasi
tanggal 5 Januari 2021 tentang Petunjuk
kebijakan, pelaksanaan advokasi dan Kerjasama Desa dan 1
1 Teknis Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi
dan kerjasama desa dan Perdesaan yang ditetapkan Dokumen
Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
perdesaan dengan Target Output 1
Tahun Anggaran 2021
dokumen
1. Fasilitasi Advokasi Desa di Wilayah Hutan,
Tambang, dll.
2. Fasilitasi Kerja Sama Desa dan Perdesaan
3. Identifikasi Advokasi dan Kerja Sama Desa
Terselenggaranya Pelaksanaan
Terselenggaranya pelaksanaan dan Perdesaan
Kegiatan Advokasi dan
2 advokasi dan kerjasama desa dan 100% 4. Monitoring dan Evaluasi Perkembangan
Kerjasama Desa dan Perdesaan
perdesaan Kawasan Perdesaan
dengan Target Output 100%
5. Webinar Pelatihan Akses Pemanfaatan
Lahan Perhutanan Sosial Dan
Sumberdaya Agraria Lainnya Melalui
Kemitraan Strategis
Berkembangnya partisipasi Persentase desa dan perdesaan 1. Workshop Kebijakan Fasilitasi
masyarakat dalam pembangunan yang mendapatkan Pendampingan Desa dan Perdesaan
3 100%
desa dan perdesaan melalui pendampingan dengan Target 2. Monitoring dan Evaluasi di bidang
pendampingan Output 100% Pendampingan Desa dan Perdesaan

26
3. Webinar Pelatihan Akses Pemanfaatan
Lahan Perhutanan Sosial Dan
Sumberdaya Agraria Lainnya Melalui
Kemitraan Strategis
4. Fasilitasi Pelatihan Mediasi Desa (Village
Mediation Training)
5. Layanan Pendampingan
(Dekonsentrasi)
Tabel 3.2 Ringkasan Capaian Kinerja Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
3

27
1.2 Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan
A. Keberhasilan dalam pencapaian target kinerja
1) Kuatnya koordinasi lintas Kementerian/Lembaga atau Stakeholder lainnya dalam
mendukung pelaksanaan program kegiatan Direktorat Advokasi dan Kerjasama
Desa dan Perdesaan
2) Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan secara berkala yang dilaksanakan
melalui rapat internal Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan

B. Kegagalan dalam capaian target kinerja


1) Adanya beberapa tahapan refocusing anggaran sehingga berdampak pada
terhapus atau tertundanya kegiatan – kegiatan yang menunjang capaian target
kinerja. Contohnya dalam kegiatan Penyusunan Pedoman Teknis Advokasi dan
Kerjasama Desa dan Perdesaan yang terpaksa ditunda di tahun anggaran 2022
karena dampak dari refocusing anggaran
2) Ketidakselarasan antara perencanaan, pelaksanaan, dan target kinerja.
Contohnya yaitu dalam program kegiatan Kawasan Perdesaan yang tidak
tertuang dalam Indikator Kinerja Utama, namun ada dalam tugas dan fungsi
Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan.
3) Dokumen perencanaan teknis yang terbit di akhir tahun berdampak pada
pelaksanaan kegiatan.

28
1.3 Realisasi Anggaran
Pagu Anggaran Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan Tahun
Anggaran 2021

Pagu Alokasi Pasca Refocusing

Pusat Rp. 15.444.759.000 Rp. 5.319.108.000

Dekonsentrasi Rp. 70.803.027.000 Rp. 56.753.182.000

TOTAL Rp. 86.247.786.000 Rp. 62.072.209.000


Tabel43.3 Komposisi Anggaran Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan

Realisasi

Pusat 95.45% Rp. 5.076.828.076


Dekon 94.90% Rp. 53.856.920.210
Gabungan 94.94% Rp. 58.933.748.286
Tabel 3.4 Realisasi Anggaran Direktorat Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan
5

KOMPOSISI REALISASI ANGGARAN DEKONSENTRASI

PROVINSI REALISASI

JAWA BARAT 97,86%


JAWA TENGAH 90,86%
DIY 94,34%
JAWA TIMUR 97,44%
ACEH 97,63%
SUMATERA UTARA 94,85%
SUMATERA BARAT 95,71%
RIAU 87,40%
JAMBI 96,59%
SUMATERA SELATAN 99,39%
LAMPUNG 91.10%

KALIMANTAN BARAT 96,34%

KALIMANTAN TENGAH 99,76%


KALIMANTAN SELATAN 91,94%
KALIMANTAN TIMUR 89,12%
SULAWESI UTARA 99,91%

29
SULAWESI TENGAH 81,27%
SULAWESI SELATAN 97,33%
SULAWESI TENGGARA 99,93%
MALUKU 95,25%
BALI 95,11%
NUSA TENGGARA BARAT 95,96%
NUSA TENGGARA TIMUR 89,18%
PAPUA 92,25%
BENGKULU 97,50%
MALUKU UTARA 99,94%
BANTEN 99,14%
KEP. BANGKA BELITUNG 94,72%
GORONTALO 96,44%

KEPULAUAN RIAU 99,98%

PAPUA BARAT 90,93%


SULAWESI BARAT 88,87%
KALIMANTAN UTARA 96,78%

TOTAL 94.90%
Tabel63.5 Realisasi Anggaran Dekonsentrasi

30
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

Rencana 0.00% 0.00% 0.99% 3.36% 7.35% 16.34% 19.19% 40.86% 46.87% 76.13% 95.52% 100.00%

Realisasi 0.00% 0.00% 0.92% 3.74% 8.11% 17.21% 20.05% 42.69% 48.93% 53.99% 79.62% 95.45%

PAGU SISA 4.55%


Tabel 3.6 Perbandingan Antara Rencana dan Target Realisasi Anggaran
7

Target RPD dan Realisasi


120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

Rencana Realisasi

Grafik 3. 1 Perbandingan antara Rencana Penarikan Dana dan Realisasi

31
Realisasi Anggaran Per Komponen Kegiatan Direktorat Advokasi dan Kerjasama
Desa dan Perdesaan

No Komponen Kegiatan Pagu Realisasi Persentase

1 Advokasi dan Kerjasama


Fasilitasi Advokasi Desa dan Perdesaan Rp. 1.350.785.000 Rp. 1.297.378.257 95,05%

Fasilitasi Kerjasama Desa dan Perdesaan


2 Pendampingan Desa
Fasilitasi Pendampingan Desa dan
Perdesaan
Rp. 2.661.476.000 Rp. 2.594.778.659 97,49%
Pengelolaan Pendampingan Desa

Pelaksanaan Kebijakan Pendampingan


Desa dan Perdesaan

Pendampingan Pembangunan Kawasan


3
Perdesaan
Rp. 1.306.847.000 Rp. 1.184.671.000 90,65%
Fasilitasi Pendampingan
Pembangunan Kawasan Perdesaan 7
Tabel 3.7 Realisasi Anggaran per Komponen Kegiatan
8

32
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan gambaran pelaksanaan tugas dan fungsi dalam rangka
pencapaian Kinerja Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan
tahun 2021, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut:
1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan
Perdesaan tahun 2021 yang menjadi tolak ukur penilaian kinerja, mencapai
target yang telah ditetapkan, yaitu 1 dokumen regulasi yang mengatur
tentang tugas dan fungsi Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan
Perdesaan, selanjutnya yaitu persentase kegiatan pelaksanaan Advokasi
dan Kerjasama sesuai dengan dokumen perencanaan teknis tercapai 100%,
dan Persentase Desa dan Perdesaan yang mendapatkan Pendampingan
yaitu 100%, meskipun Ketersediaan jumlah TPP yang tidak sebanding
dengan jumlah lokasi dampingan, dalam kondisi sementara waktu dapat
diatasi dengan pengoptimalan TPP yang tersedia untuk mendapingi lokasi-
lokasi desa diluar tanggung jawabnya. Namun demikian, untuk proses
jangka panjang pola ini tidak dapat diterapkan karena proses
pendampingan menjadi tidak efektif dan efisien
2. Capaian anggaran Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan
mencapai 95,45% anggaran Pusat, 94,90% anggaran Dekonsentrasi, dan
94,94% Realisasi Gabungan.
3. Belum terbitnya dokumen Perencanaan Teknis Advokasi dan Kerjasama
Desa dan Perdesaan tahun 2021, sehingga program kegiatan masih
mengacu hanya pada tugas dan fungsi.
4. Adanya Refocusing anggaran 4 tahap sehingga banyak kegiatan yang
ditunda pelaksanaannya

B. Rekomendasi
Rekomendasi pokok yang dapat disampaikan berkenaan hasil evaluasi tugas
pokok dan fungsi Direktorat Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan
tahun 2021, sebagai berikut:
1. Penyesuaian program dan kegiatan Direktorat Advokasi dan Kerjasama
Desa dan Perdesaan yang sesuai dengan dokumen perencanaan teknis
pembangunan desa dan perdesaan yang telah terbit di akhir tahun 2021
untuk tahun anggaran 2022
2. Penyusunan Pedoman Teknis Advokasi, Kerjasama, dan Pendampingan
Desa dan Perdesaan dilaksanakan di triwulan I tahun anggaran 2022
3. Memperkuat koordinasi lintas K/L dan/atau stakeholder lainnya dalam
rangka mendukung capaian kinerja

33
4. Memperluas koordinasi dengan pihak ketiga, contoh Perguruan Tinggi,
BUMN, BUMD, dan NGO untuk memperkuat jalinan Kerjasama dengan Desa
dan Perdesaan dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian di Desa
dan Perdesaan
5. Memperluas koordinasi dengan pihak ketiga, contoh Perguruan Tinggi,
BUMN, BUMD, dan NGO untuk melakukan pendampingan desa dari
berbagai aspek, terutama dalam aspek perekonomian.

34
LAMPIRAN 1. PAKTA INTEGRITAS DIREKTUR ADVOKASI DAN KERJA SAMA
DESA DAN PERDESAAN
LAMPIRAN 2. PERJANJIAN KINERJA DIREKTUR ADVOKASI DAN KERJA
SAMA DESA DAN PERDESAAN
LAMPIRAN 3. FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN
Sasaran Sumber
No. Definisi Operasional Cara Perhitungan
Strategis Data
1. Tersedianya Bahan kebijakan dan regulasi Pelaksanaan Advokasi Jumlah bahan Internal
regulasi dan dan Kerjasama Desa dan Perdesaan yang disusun kebijakan dan Direktorat
kebijakan, mengacu pada Dokumen Rencana Induk Desa dan regulasi AKDP
pelaksanaan Perdesaan serta dokumen perencanaan teknis Pelaksanaan
advokasi dan Pelaksanaan Advokasi dan Kerjasama Desa dan Advokasi dan
kerjasama desa Perdesaan Kerjasama desa
dan perdesaan Bahan kebijakan dan regulasi Pelaksanaan Advokasi dan perdesaan
dan Kerjasama Desa dan Perdesaan terdiri dari: yang ditetapkan
a. Petunjuk Pelaksanaan; pada tahun yang
b. Petunjuk Teknis; bersangkutan
c. Revisi Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2018
d. Rencana Strategis Direktorat advocasi dan
kerjasama desa dan perdesaan Tahun 2020-2024
e. dll

NSPK bidang Pelaksanaan Advokasi dan Kerjasama


Desa dan Perdesaan adalah ketentuan peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan pemerintah
pusat sebagai pedoman dalam menyelenggarakan
urusan pemerintahan konkuren (bersaingan) serta
menjadi kewenangan pemerintah pusat dan untuk
menjadi kewenangan daerah di bidang Pelaksanaan
Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan

Kegiatan Pelaksanaan Advokasi dan Kerjasama Desa


dan Perdesaan meliputi fasilitasi pendataan,
perencanaan dan keterpaduan pembangunan desa dan
perdesaan, fasilitasi kerja sama antar desa dan
perdesaan dan pihak ketiga, fasilitasi pelaksanaan
pendampingan pembangunan desa dan perdesaan,
dan pemantauan, evaluasi, pelaporan advokasi dan
kerja sama desa dan perdesaan
Direktorat Pelaksanaan Advokasi dan Kerjasama Desa
dan Perdesaan juga melakukan bimbingan teknis dan
supervisi atas pelaksanaan kegiatan/bantuan
Pelaksanaan Advokasi dan Kerjasama, serta evaluasi
dan pelaporan
2. Terselenggaranya Bahan regulasi, kebijakan, dan NSPK pengembangan Jumlah kegiatan Direktorat
pelaksanaan kerjasama desa dan perdesaan yang disusun mengacu pelaksanaan Perencanan
advokasi dan pada Dokumen Perencanaan Teknis Advokasi dan advokasi dan Teknis,
kerjasama desa Kerjasama desa dan Perdesaan kerjasama Desa Internal
dan perdesaan dan Perdesaan Direktorat
Kegiatan Pengembangan Advokasi dan Kerjasama yang sesuai dengan Advokasi dan
Perdesaan meliputi dokumen Kerjasama
fasilitasi pendataan, perencanaan dan keterpaduan perencanaan teknis Desa dan
pembangunan desa dan perdesaan, fasilitasi kerja Pelaksanaan Perdesaan,
sama antar desa dan perdesaan dan pihak ketiga, advokasi dan dan K/L/D/M
fasilitasi pelaksanaan pendampingan pembangunan Kerjasama Desa
desa dan perdesaan, dan pemantauan, evaluasi, dan Perdesaan
dibagi dengan
pelaporan advokasi dan kerja sama desa dan jumlah seluruh
Perdesaan kegiatan dalam
Dokumen
Perencanaan Teknis
Advokasi dan
Kerjasama Desa
dan Perdesaan
dikali 100%
Berkembangnya Pendampingan yang dilakukan meliputi kegiatan Jumlah desa dan Direktorat
partisipasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi perdesaan yang Perencanan
masyarakat pembangunan desa mendapatkan Teknis,
dalam pendampingan Internal
pembangunan dibagi jumlah Direktorat
desa dan seluruh desa dikali Advokasi dan
perdesaan 100% Kerjasama
melalui Perdesaan,
pendampingan dan K/L/D/M
LAMPIRAN 4. HASIL INDENTIIKASI KERJASAMA DAN MONITORING DAN EVALUASI KERJASAM DESA DAN PERDESAAN

DATA KERJASAMA DAN KEMITRAAN DESA DENGAN PIHAK KETIGA


Desa/Kec
Kabupate Bidang
No /Kab/Pro Kecamatan Desa Deskripsi Kerjasama Output Kerjasama
n Kerjasama/Tahun
v
1 Prov. Jawa Kab. Kec. Masaran Desa Desa bekerjasama Desa Masaran adalah jantung dari kecamatan Pada tahun 2019 BUMDes
Tengah Sragen, Masaran dengan pihak ke-3 Masaran, dengan jumlah penduduk hampir 11.000 Masaran Berdikari mampu
(pabrik produsen jiwa, terdiri 49 RT dan 16 RW, sedangkan luas
memberikan kontribusi ke
wilayah adalah 340 ha.
boneka) terkait desa sebesar 27 juta, dan
BUMDes Masaran Berdikari dibentuk pada
Pengelolaan lahan pada tahun 2020 sebesar
tahun 2017, pada tahun 2021 perkembangan
parkir oleh BUMDes 35 juta dari unit usaha di
BUMDes Masaran Berdikari sudah cukup baik dan
Masaran Berdikari
sudah mampu memberikan kontribusi ke desa. Pada bidang parkir.
tahun 2019 BUMDes Masaran Berdikari mampu BUMDes Masaran
memberikan kontribusi ke desa sebesar 27 juta, dan Berdikari menitikberatkan
pada tahun 2020 sebesar 35 juta, dan unit usaha unsur pemberdayaan,
baru bergerak di bidang parkir.
termasuk juga parkir
Untuk sejarah kerjasama BUMDes
sudah menyerap tenaga
Masaran Berdikari diawali dengan adanya
kerja lokal sebagai
pabrik produsen boneka yang berada di desa
pengelola sebanyak 20
tetangga dan akses jalan pabrik tersebut
orang, sehingga bisa
menggunakan akses jalan Desa Masaran,
memberikan peningkatan
sehingga desa melihat adanya potensi
penghasilan.
kerjasama yang bisa dijalin, dan pada saat itu
desa melakukan pertemuan dengan direktur di
perusahaan tersebut. Pada pertemuan
tersebut didapatkan informasi bahwa
perusahaan belum menyediakan sarana dan
prasarana parkir untuk pegawainya, dan desa
pun mengajukan proposal kepada perusahaan
tersebut untuk mendapatkan kewenangan
pengelolaan parkir.
Prov. Jawa , Kecamatan Desa Conto, Desa bekerjasama Desa Conto Kecamatan Bulukerto adalah Pemerintah desa
Tengah Wonogiri, Bulukerto dengan pihak ke-3 salah satu desa yang terletak di lereng sebelah mendapatkan profit bagi
terkait pemanfaatan selatan Gunung Lawu. hasil sewa, sebagai
aset desa untuk Terkait kerjasama pemanfaatan aset bentuk tanggung jawab
pariwisata desa di desa Conto adalah adanya lokasi sosial,
wisata yang mana wisata ini berdiri di atas Investor/perusahaan
tanah kas desa seluas 20.450 M² yang sudah bersedia memberikan 4
terdaftar di buku inventaris aset desa dan unit ruko yang nantinya
sudah bersertifikat, kemudian pemerintah desa akan dikelola oleh
berkewajiban menggali potensi yang dimiliki Bumdes, dan tenaga
desa dengan adanya Gua Resi. Salah satu kerja yang akan
investor adalah putra daerah sendiri, investor digunakan untuk
tersebut bersedia memberikan investasi mengelola wisata di
sebesar 7,5 milyar dan sudah digulirkan, dan prioritaskan dari
untuk pemanfaatan aset desanya terdapat penduduk setempat.
beberapa kerjasama. Kerjasama pemanfaatan
aset desa ini bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan aset desa, dari hasil MOU
sementara pemerintah desa mendapatkan
sewa dari tanah setiap tahun dan untuk jangka
waktu pemanfaatan sesuai regulasi kerjasama
selama 15 tahun. Kemudian untuk ijin bupati
saat ini sedang proses, selain pemerintah desa
mendapatkan profit bagi hasil sewa, sebagai
bentuk tanggung jawab sosial perusahaan
bersedia memberikan 4 unit ruko yang
nantinya akan dikelola oleh Bumdes, dan
tenaga kerja yang akan digunakan untuk
mengelola wisata di prioritaskan dari penduduk
setempat.
3 Prov. Jawa Kabupaten Kecamatan Desa Desa Semagar Desa Semagar mempunyai produksi Dengan adanya
Tengah Wonogiri Girimarto Semagar mempunyai produksi batik, untuk pemenuhan bahan mentah kerjasama tersebut maka
batik dan bekerjasama dengan perusahaan mitra. desa mampu mengelola
bekerjasama dengan Kendala yang dihadapi adalah belum dan memanfaatkan
perusahaan mempunyai asset yang cukup untuk membeli potensi-potensi bisnis
mitra/pihak ke-3 mesin produksi (mesin batik). Saat ini yang kedepannya akan
untuk pemenuhan
sementara masih dalam upaya peningkatan dapat meningkatkan
bahan mentah dan
SDM, karena belum ada SDM yang mampu pendapatan asli desa
tenaga kerja, selain
itu terdapat mengoperasikan mesin, dan juga Bumdes baru (PAD)
kerjasama di bidang memproduksi batik pada bulan September
pertanian antara 2020. Jika ada pesanan produk yang banyak,
kelompok tani maka pemenuhan tenaga kerja dilakukan
dengan perusahaan bersama mitra. Untuk pengembangan usaha
agrobisnis ekspor selain batik, masih mencoba dan mempelajari
beras untuk pembuatan tas dan topi, khususnya
untuk produksi topi sedang mencari kerjasama
karena belum mampu untuk memproduksi topi
sendiri.
Menurut kondisi geografis Desa Semagar
adalah pertanian, jadi desa lebih konsentrasi
terhadap pemberdayaan masyarakat dibidang
pertanian dan lainnya. Langkah yang sudah
dilakukan adalah melakukan pembinaan
dikelompok tani untuk bisa menopang
kebutuhannya sendiri. Untuk menutup
kebutuhan harga pokok produksi tersbut maka
dibentuk kerjasama meskipun tidak secara
resmi kerjasama pihak ketiga dengan desa,
tetapi desa memasukkan langsung kepada tani
dan kelompok tani, desa bermitra dengan
salah satu perusahaan bidang agrobisnis
ekspor beras. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan SDM dibidang pertanian,
peningkatan hasilnya, dan peningkatan
kualitas di bidang pertanian padi.
Pasa saat ini kenapa desa peningkatan
kelembagaannya karena dikelembagaan itu
sendiri harapannya ke depan adalah mampu
melindungi anggotanya, dan mampu
mencukupi kebutuhan anggota dari kelompok
tani tersebut, dan kini sudah ada beberpa
kelompok tani yang sudah mampu.
Jadi semua kebutuhan petani, misalnya
adalah kebutuhan bibit baru, pupuk, dan
sebagainya. Kelompok tani tersebut sudah
mampu melindungi petaninta dengan memberi
pinjaman barang dan sebagainya. Untuk
peningkatan sumber daya manusia karena
kebanyakan petani masih menggunakan naluri,
maka berkerjasama dengan pihak ketiga unutk
bisa memberikan pengetahuan tentang budaya
padi yang bisa dijual secara luas keluar negeri
melalui konversi dari pupuk kimia menjadi
pupuk 9rganic dengan harapan pupuk 9rganic
tersebut nantinya dapat diprosuksi sendiri oleh
petani, sehingga untuk menekan biaya
pemupukan hingga 0 persen. Lalu dengan
produksi padi organic ini bisa meningkatkan
kesejahteraan petani.
Upaya desa dalam mendukung pertanian
organic adalah desa membuat kegiatan berupa
bantuan pupuk 9rganic. Semuanya
disinergikan dengan Bumdes, secara teknisnya
adalah desa membuat anggaran bantuan
pupuk 9rganic, Bumdes dengan kelompok tani
menjadi produsen, Bumdes yang akan
menjualkan dan kelompok tani yang akan
memproduksi. Untuk bahan apabila di daerah
tersebut belum mencukupi, maka Bumdes
yang akan menyediakan bahan bakunya.
Harapannya pada tahun kedua program, desa
sudah mampu melakukan tender dengan dinas
maupun perusahaan lainnya (pihak ketiga)
atau perusahaan tersebut membina petani dan
kelompoknya dengan membeli hasil beras dan
menstandarisasi untuk produk ekspornya.
Sebagai pemasok yang bekerjasama dengan
perusahaan tersebut hasilnya untuk dipasarkan
di Amerika, Italia, Singapura dan negara
lainnya.
4 Prov. Jawa Kabupaten Kecamatan Desa Kerjasama Desa Desa Sendang sudah menjalin kerjasama 1. Penggunaan dana
Tengah Wonogiri, Wonogiri Sendang Sendang dengan untuk me-review RPJMDes dengan LSM desa yang tepat
Pihak ke-3 : Desa tentang penggunaan dana desa yang harus sasaran
menjalin kerjasama tepat sasaran, pada tahun 2019 melalui 2. BUMDes mendapatkan
untuk me-review BUMDes Desa Sendang juga melakukan bantuan parasut
RPJMDes dengan kerjasama dengan bank BRI, bank BRI paralayang dari bank
LSM tentang tersebut memberikan penawaran untuk BRI senilai Rp. 60 juta.
penggunaan dana memasang Logo-logo bank BRI di tempat- 3. Tersedianya data
desa, pada tahun tempat wisata yang dikelola oleh BUMDes, spasial terkait
2019 melalui yaitu di Watu Cenik dan di Puncak Joglo. Dari pengentasan
BUMDes desa juga kerjasama tersebut BUMDes mendapatkan kemiskinan
melakukan bantuan parasut paralayang dari bank BRI 4. Tersedianya dokumen
kerjasama dengan senilai Rp. 60 juta. tata ruang desa
bank BRI, Desa
Sendang kerjasama Untuk tahun 2021 yang dimulai dari 5. Teridentifikasinya
dengan Jerami tahun 2020 pemerintah desa melakukan potensi dan masalah
Foundation (Jejaring kerjasama dengan beberapa pihak, yang yang ada di desa,
Rakyat Miskin), Desa pertama dengan Jerami Foundation (Jejaring sehingga dengan
Sendang Rakyat Miskin), mereka menfasilitasi untuk tersedianya dokumen
bekerjasama dengan menyediakan pendataan spasial terkait tersebut maka langkah
Fakultas Teknik PWK ke depan pemerintah
kemiskinan. Pada tahun ini juga Jerami
(Perencanaan desa dalam membuat
Foundation membantu mengajukan proposal
Wilayah dan Kota) program bisa terarah
UNS (Universitas kegiatan pemberdayaan UMKM ke New dan berdasarkan data
Sebelas Maret) Zealand. Selain itu pada tahun 2020 desa juga yang ada
sudah memulai kerjsama dengan Fakultas
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah dan Kota)
UNS (Universitas Sebelas Maret) dalam rangka
penyusunan dokumen tata ruang desa, namun
pada tahun 2020 terjadi pandemic sehingga
ada refocusing dana tersebut untuk BLT dan
kegiatan itu baru dilaksanakan kembali pada
tahun 2021. Pada saat ini kerjasama desa
dengan UNS yang sedang berjalan adalah
mengidentifikasi potensi dan masalah yang
ada di desa, sehingga harapannya setelah
dokumen tersebut tersusun maka langkah ke
depan pemerintah desa dalam membuat
program bisa terarah dan berdasarkan data
yang ada

5 Prov. Jawa Kabupaten Kecamatan Desa Kerjasama Desa kerjasama tersebut difasilitasi oleh Dinas Hasil seleksi tersebut
Tengah Kudus Jati, Jepangpakis Jepangpakis dengan PMD Kabupaten Kudus, dan Kepanitiaan desa, akan didapatkan SDM
Pihak ke-3 Kecamatan, dan mereka duduk bersama guna yang unggul dan
(Universitas Jenderal menentukan akan bekerjasama dengan berkualitas
Soedirman) dalam akademisi yang mana dan mayoritas memilih
pengisian perangkat Unsoed dan kerjasama tersebut ditandatangani
desa
oleh pihak Universitas Jenderal Soedirman
(Unsoed) dengan panitia desa yang mewakili
48 desa tersebut. Untuk masa berlaku
kerjasama (MOU) tersebut hanya dalam satu
kali kagiatan/Event dan kerjasama ini tidak
menutup kemungkinan dapat bekerjasama
dengan Universitas/ Fakultas lainnya.
6 Prov. Jawa Kab. Kec. Pakis Desa Pogalan kerjasama Desa Desa Pogalan merupakan salahsatu desa kerjasama dengan Taman
Tengah Magelang Pogalan dengan yang ada di wilayah Kecamatan Pakis, Nasional di bidang
Pihak ke-3 (Taman Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan pariwisata atau
Nasional) melalui terletak di jalur wisata Ketep Pass. Di Desa pengelolaan aset
Pokdarwis di bidang Pogalan sebagian besar para penduduknya berbentuk panorama
pariwisata atau bermata pencaharian petani, kebanyakan alam ini mampu
pengelolaan aset memberikan sumbangsih
penduduk desa Pogalan mempunyai lahan
berbentuk panorama terhadap peningkatan
pertanian sendiri, dan sebagian penduduk
alam, kerjasama ini ekonomi masyarakat
sudah berakhir desanya mengerjakan ladang orang lain Desa Pogalan dan
karena masa dengan mendapat upah harian. Potensi meningkatkan
perjanjian selama 3 unggulan dari Desa Pogalan sendiri adalah Pendapatan Asli Desa
tahun yaitu pada hasil sayur mayur seperti kubis, tomat, cabe, (PAD)
tahun 2017 – 2020. kentang, seledri, dan brokoli. Hasil dari
pertanian dijual langsung kepasar, atau ke
pengepul sayur mayur yang datang kemudian
menjual kembali ke pasar- pasar di daerah
Magelang. Wisata Alam Grenden dan Top
selfie Kragilan terletak Desa
Pogalan, Kecamatan
Pakis, Kabupaten Magelang adalah wisata
alam yang sudah sangat dikenal di Magelang
dan sekitarnya.

Desa Pogalan bekerjasama dengan


Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)
untuk pembuatan Master Plan pendampingan
pengelolaan objek wisata, dan bekerjasama
dengan Taman Nasional Gunung Merbabu.
kerjasama di bidang pariwisata atau
pengelolaan aset berbentuk panorama alam ini
sudah berakhir karena masa perjanjian selama
3 tahun yaitu pada tahun 2017 – 2020

7 Desa petungkriyono memiliki potensi wisata Pemeberdayaan


Jawa Pekalongan Petungkriyono Telogopakis Kerjasama dengan alam yang sangat bagus, selain wilayah desa masyarakat dengan
Tengah perhutani dengan yang sangat luas desa ini juga mempunyai kerjasama Antaraa desa
pemanaatan untuk sumberdaya manusia yang mendukung, disana dengan pihak perhutani
wisata mempunyai 4 kelompok sadar wisata yang sudh menyumbang
dipimpin oleh Bumdes Desa Telogopakis. pendapatan asli desa
yang cukup baik, hasil
Pemerintah Kab. Pekalongan juga mendukung
dari PAD digunakan untuk
langkah tersebut dengan membuentuk
operasional dan
kawasan perdesaan yang belandakan wisata, perawatan inrastruktur
terdapat beberapa wisata yang sudah mulai yang menunjang wisata.
dikenal secara luas yaitu Camp Sriti dan Curug
Bajing Adanya kawasan wisata
juga meningkatkan
masyarakat untuk
merawat lingkungan
sekitar, beberapa
masyarakat juga
memanfaatkan kawasan
wisata dengan cara
berjualan di sekitar area
wisata, hal tersebut juga
sangat positif yang
akhirnya ekonomi
masyarakat menjadi
meningkat.
8 Jawa Kendal Pageruyung Kebongembo Kerjasama BUMDes BUMDes menyediakan bahan dasar sereh Tersedianya pembeli hasil
Tengah ng dengan PT Urip wangi untuk di proses di PT Urip Mulya Abadi, panen dari para petani,
Mulya Abadi yang nantinya akan ada bagi hasil dari setip terjaminnya harga hasil
hasil penjualan. Untuk meningkatkan panen dengan dibantu
pendapatan bumdes juga memproduksi sereh BUMDes
wangi sendiri, namun belum bisa dipasarkan
karena menunggu PIRT keluar, selain sereh
wangi bumdes juga akan mengembangkan
produksi handshop dan minyak karbol wangi,
sasaran pemasaran dari bumdes adalah
exspor. Untuk kapasitas produksi dari Bumdes
perhari dapat memproduksi 100 botol kecil
9 Jawa Kendal Rowosari Parakan Kerjasama BUMDes CV. COCO ALA INTERNATIONAL menyediakan Meningkatkan Ekonomi
Tengah dengan CV. COCO mesin dan oven untuk menunjang operasional masyarakat sekitar
ALA INTERNATIONAL Bumdes, dan Bumdes menjual hasil produksi dengan menjual Iles dan
ke pihak lain dengan sitem pembagian Porang ke BUMDes,
keuntungan 70% untuk CV. COCO ALA dengan harga porang Rp
INTERNATIONAL dan 30% untuk BUMDes 8.000 – 8.500 perkilo
sedangkan iles Rp 1.500
Untuk kapasitas produksi harian dari Bumdes
perkilo dan harga
mencapai 3 ton basah yang nantinya akan
menjadi 1.6 ton kering. Sementara pembeli tersebut stabil.
mampu menampung 1000 Ton perbulan. hal Sedangkan harga setelah
tersebut juga sudah disampaikan ke dinas melalui proses Rajang
terkait untuk meminjam lahan yang nantikan dan dikeringkan
akan dipergunakan menjadi tempat produksi mencapai Rp 65.000
porang yang kuantiasinya melebihi tempat perkilo untuk porang dan
sekarang, dan Bumdes juga mempunyai 20.000 prkilo untuk iles
rencana memiliki mesin produksi sendiri yang BUMDes tetap
sampai sekarang mesin produksi masih di mendapatkan bagi hasil
pinjami dari CV. Coco Ala Internaional jika proses produksi
terjadi permasalahan
pada bulan berjalan.

10 Jawa Barat Sukabumi Cicurug Pesawahan Konservasi Daerah Desa ini merupakan salah satu desa yang Tahun 2015-2018
Aliran Sungai berada di kaki Gunung Salak-Sukabumi. Desa program kemitraan
Berbasis Penguatan Pasawahan berbatasan langsung dengan kemitraan mampu
Ekonomi dengan TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun melakukan penanaman
PT.Yakult Salak) dan merupakan Hulu dari Sub Daerah 24.800 pohon di wilayah
Indonesia Persada Aliran Sungai (DAS) Cicatih yang bermuara di hulu Desa Pasawahan.
Tahun 2015 s/d Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri- Selain itu, ada 200 sumur
Skrg Sukabumi. resapan dan 500 lubang
biopori di wilayah hilir
Perjanjian Pada 2014, Pemerintah Desa Pasawahan Desa Pasawahan.
Kerjasama antara membentuk Kelompok Kerja Gerakan
PT Yakult Masyarakat Pecinta Alam (Pokja Gempal). Secara ekonomi, ada 25
Indonesia Persada Pokja ini bertugas untuk mengidentifikasi dan orang warga yang
dengan Lembaga menginventarisir permasalahan lingkungan mampu mengembangkan
Alam Lestari yang ada di desa, baik di hulu maupun di hilir. usaha kelompok berupa
Indonesia Hasil riset Pokja Gempal menunjukkan adanya 20.000 tanaman bunga
krisis lingkungan, terutama di daerah aliran potong jenis philo, 30
sungai, di sejumlah titik akibat banyaknya ekor ternak kambing, dan
lahan kritis, sumber mata air yang mengering, 3 ekor sapi. Selain itu,
pembukaan lahan, alih fungsi lahan, ada 100 pohon Jambu Air
penebangan liar, dan buruknya tata kelola Citra di pekarangan
sampah. Berangkat dari hasil riset di atas, masyarakat.
pada 2015, Pemerintah Desa Pasawahan
menyusun Peraturan Desa tentang Program kemitraan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selanjutnya, Pemerintah Desa
Pemerintah Desa Pesawahan Pasawahan dan PT Yakult
menyosialisasikan Peraturan Desa tersebut Indonesia Persada
pada seluruh pemangku kepentingan, memberikan pelajaran
diantaranya perusahaan yang berdomisili di berharga tentang proses
Desa Pasawahan, yaitu PT. Yakult Indonesia memfasilitasi kelompok
Persada. masyarakat,
menempatkan
Pemerintah Desa Pasawahan dan PT Yakult permasalahan lingkungan
Indonesia Persada menjalin program menjadi tugas bersama,
kemitraan untuk melakukan konservasi Daerah serta program CSR
Aliran Sungai (DAS) Cicatih Gunung Salak perusahaan dapat
berbasis penguatan ekonomi masyarakat. terintegrasi dengan
Pembiayaan program dilakukan melalui dana dokumen perencanan
CSR (Corporate Social Responsibility) dari PT pembangunan dan
Yakult Indonesia Persada. pemberdayaan
masyarakat desa.

Kerjasama Ruang lingkup kegiatan Kerjasama ini yaitu Perjanjian Kerjasama


Pengembangan penyediaan usaha jasa wisata alam dengan baru dilakukan pada
Wisata Alam Melalui jenis kegiatan usaha informasi wisata dan tahun 2021, sehingga
Usaha Jasa Wisata usaha perjalanan wisata pada objek daya Tarik untuk pelaksanaannya
Alam di Blok Cimalati wisata alam (ODTWA) Blok Cimalati, Resort masih belum efektif.
Taman Nasional PTN Wilayah Kawah Ratu, Seksi PTNW III
Gunung Halimun Sukabumi untuk terwujudya pemberdayaan
Salak dengan masyarakat di sekitar Kawasan Taman
Koperasi Nasional Gunung Halimun Salak.
Karyawan Halimun
(Taman Nasional Maksud dari perjanjian Kerjasama adalah
Gunung Halimun membangun kebersamaan antara masyarakat
Salak) Tahun 2021 dengan Koperasi Karyawan Halimun sesuai
fungsi dan tanggung jawab masing-masing
Perjanjian dalam rangka pengelolaan pengembangan
Kerjasama antara wisata alam. Sedangkan tujuan dari perjanjian
BUMDes Desa Kerjasama adalah optimalisasi dan efektivitas
Pasawahan pengelolaan usaha jasa wisata alam dalam
dengan Koperasi rangka menjamin kelestarian dan pemanfaatan
Karyawan Halimun Taman asional Gunung Halimun Salak dan
meningkatkan pendapatan masyarakat.

Kegiatan Kerjasama yang dilakukan antara


lain:
1. Koperasi karyawan halimun melakukan
pembinaan berupa bimbingan teknis kepada
BUMDes Desa Pasawahan terhadap kegiatan
pengusahaan jasa wisata alam yang
dikerjasamakan.
2. Koperasi Karyawan Halimun melakukan
kegiatan promosi dan pemasaran wisata alam
dari ODTW yang dikerjasamakan
3. BUMDes Desa Pasawahan melakukan
kegiatan usaha penyediaan jasa wisata alam
yang dikerjasamakan berupa jenis kegiatan
usaha informasi wisata dan perjalanan wisata.
11 Jawa Barat Sukabumi Kebonpedes Kebonpedes Kerjasama di Bidang Desa Kebonpedes memiliki potensi berupa Peningkatan pada
Pendidikan, hasil-hasil pertanian komoditas sayur. BUMDes kualitas, kuantitas, dan
Penelitian, dan Desa Kebonpedes telah melakukan Kerjasama hasil penjualan komoditas
Pengabdian dengan Universitas Muhammadiyah Sukabumi pertanian organik di Desa
Masyarakat di sektor pertanian sayur. Hasil pertanian sayur Kebonpedes sehingga
khususnya dalam yang dihasilkan oleh Desa Kebonpedes dibantu juga berpengaruh
Pengembangan dipasarkan oleh Universitas Muhammadiyah terhadap peningkatan
BUMDes Desa Sukabumi (UMMI) melalui aplikasi ecommerce. keuntungan BUMDes
Kebonpedes dengan Dalam kesepakatan Kerjasama, UMMI banyak
Desa Kebonpedes.
Universitas melakukan pendampingan kepada desa dalam
Muhammadiyah pengelolaan hasil pertanian tersebut. Selain
Sukabumi dalam bidang pemasaran hasil pertanian,
UMMI juga melakukan Kerjasama di bidang
Perjanjian Pendidikan, yaitu program holistik pembinaan
Kerjasama antara dan pemberdayaan desa. Bumdes dan
Fakultas Pertanian Masyarakat desa dibina dan diberdayakan oleh
Universitas UMI.
Muhammadiyah
Sukabumi dengan
BUMDes Amanah
Kebonpedes

12 Jawa Barat Sukabumi Gegerbitung Caringin Kerjasama di Bidang Desa Caringin menjadi bagian dari 1000 desa Pada tahun 2021, output
Pembinaan, ekspor yang memiliki komoditas unggulan Kerjasama berupa
Pendampingan dan Vanili. Desa Caringin menjalin Kerjasama peningkatan wawasan
Pemasaran berbasis dengan Komunitas Desa Ekspor (KDE) di dan pengetahuan petani
Pemberdayaan bidang pembinaan, pendampingan dan dalam budidaya tanaman
Masyarakat antara pemasaran berbasis pemberdayaan vanili.
Desa Caringin masyarakat.
dengan Komunitas Adapun tujuan dari Kerjasama ini adalah untuk Target output pada saat
Desa Ekspor meningkatkan kualitas dan kuantitas panen adalah
komoditas unggulan ekspor sebagai akselerasi peningkatan hasil
peningkatan ekonomi desa berkelanjutan. KDE penjualan vanili yang
membantu para petani vanili dalam pembinaan
dapat meningkatkan
dan pendampingan pada saat produksi vanili
penghasilan para petani
dan membantu dalam memasarkan komoditas
vanili ke luar negeri. dan juga BUMDes di Desa
Kerjasama ini baru dilaksanakan pada akhir Caringin.
tahun 2020, sehingga saat ini masih pada
tahapan sosialisasi dan pembinaan, belum
sampai pada tahap penjualan.
13 Jawa Barat Subang Pagaden Barat Balingbing Kerjasama dalam Desa Balingbing memiliki komoditas utama Penghasilan BUMDes
Program Pilot berupa beras. BUMDes Desa Balingbing Desa Balingbing terutama
Inkubasi Desa bernama BUMDes Maju Sejahtera yang salah dari pengolahan hasil
Pengembangan satu bidang usahanya adalah bidang produksi beras belum
Ekonomi Lokal pertanian, terutama dalam produksi beras. begitu signifikan
(PIDPEL) Desa Hasil produksi beras di Desa Balingbing kontribusinya terhadap
Balingbing dengan mampu memenuhi kebutuhan beras untuk PAD Desa Balingbing,
Sekolah Tinggi Ilmu desa sekitarnya. BUMDes Maju Sejahtera dengan angka masih
Ekonomi memiliki beberapa unit usaha, yaitu dalam dibawah 30 juta per
Sutaatmadja bidang pertanian, peternakan, perikanan, tahun.
(STIESA) pelayanan jasa, pengelolaan air bersih, home
industri perdagangan dan pasar, mitra usaha
koperasi, dan wisata desa. Dalam bidang unit
usaha pertanian, peternakan, dan perikanan,
usaha yang dijalankan adalah pengadaan
sarana produksi pertanian, penanganan hasil
panen (belanja gabah), pemasaran pupuk
organik, pengolahan hasil produksi pertanian
(beras berkualitas), pengadaan pakan ikan,
dan pengadaan pakan ternak.

Kerjasama antara STIESA dengan Desa


Balingbing sudah terjalin sejak tahun 2019,
terutama dalam pembinaan dan
pendampingan dalam produksi,
pengembangan dan pengolahan hasil produksi
beras yang dihasilkan oleh Desa Balingbing.
Kerjasama dalam Desa Balingbing telah melakukan kerjasasama Penyediaan Teknologi
Penyediaan, dengan Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna Tepat Guna untuk
Pendampingan, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sejak pengolahan hasil produksi
Pemanfaatan tahun 2019 dalam Penyediaan, Pendampingan, pertanian Desa
Teknologi Tepat dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna untuk Balingbing, dan
Guna untuk Pengembangan BUMDes Maju Sejahtera. peningkatan wawasan
Pengembangan LIPI melakukan penelitian dan pendampingan
dan pengetahuan
BUMDes Maju dalam pemanfaatan teknologi tepat guna
masyarakat Desa
Sejahtera dengan terutama dalam pengolahan hasil pertanian di
Pusat Penelitian Desa Balingbing. Balingbing terutama
Teknologi Tepat dalam pemanfaatan
Guna Lembaga Ilmu teknologo tepat guna
Pengetahuan tersebut.
Indonesia
14 Jawa Barat Subang Pagaden Barat Sumurgintun Kerjasama dalam Desa Sumurgintung yang berada di Kecamatan Dengan adanya
g penjualan hasil Pagaden Barat, Kabupaten Subang memiliki Kerjasama dengan
produksi beras dan potensi komoditas utama berupa hasil produsen, makan dapat
penjualan baby fish pertanian berupa beras dan peternakan baby membantu desa dalam
fish. Kerjasama dilakukan dengan produsen melakukan penjualan
untuk penjualan beras dan baby fish yang beras dan baby fish yang
diolah dari ikan nila, namun belum dilakukan
dari Desa Sumurgintung.
perjanjian Kerjasama.
15 Jawa Barat Subang Cijambe Tanjungwang Kerjasama antara Desa Tanjungwangi menjadi desa percontohan Dengan adanya
i Kabupaten Subang di Kabupaten Subang yang dijadikan sebagai Kerjasama ini,
(Desa Tanjungwangi, desa yang mendapatkan bantuan program dari masyarakat Desa
Kecamatan Cijambe) pemerintah Korea Selatan dan Yayasan Saemul Tanjungwangi
dengan Pemerintah Globalization Foundation dalam penyediaan mendapatkan kemudahan
Kota Gimcheon, rumah produksi pakan ikan. Selain diberikan dalam memperoleh pakan
Provinsi fasilitas rumah produksi pakan ikan dan
ikan yang murah dan
Gyeongsanbuk-DO, peralatan produksinya, masyarakat Desa
berkualitas.
Korea Selatan dan Tanjungwangi juga diberikan pembinaan dan
Yayasan Saemul pendampingan dalam proses produksi pakan Selain itu dengan adanya
Globalization ikan tersebut. Bantuan ini dimaksudkan untuk pengembangan
Foundation dalam membantu pengembangan pertumbuhan
pengelolaan sampah
Penyediaan Rumah ekonomi di Kabupaten Subang, khususnya di
berbasis desa dengan
Produksi Pakan Ikan Desa Tanjungwangi.
dan Pengelolaan Selain pembangunan rumah produksi pakan sistem 3R, Desa
Sampah 3R ikan, program bantuan lainnya adalah terkait Tanungwangi dapat
pengembangan pengelolaan sampah berbasis mengelola sampah desa
desa dengan metode 3R (reduce, reuse, secara efisien dan dapat
recycle). Program pengembangan pengelolaan memanfaatkan sampah
sampah berbasis Desa dengan sistem 3R yang dihasilkan menjadi
bertahap yang pada akhirnya ditetapkan 5 sesuatu yang memiliki
desa oleh tim penilai yang memperoleh nilai.
bantuan sarana prasarana TPS 3R dan 1 desa
yaitu desa Tanjungwangi merupakan sebagai
desa percontohan, jadi semuanya ada 6 titik
TPS 3R.

Untuk tahun 2020 mendapat jatah sekitar 5


desa ditambah 1 Desa Tanjungwangi sebagai
percontohan, dan yayasan Saemaul Undong
akan memberikan bantuan sesuai dengan
pengajuan proposal untuk pengolahan sampah
3R.

16 Jawa Barat Subang Ciater Cisaat Kerjasama dengan Desa Cisaat di Kabupaten Subang memiliki Peningkatan penjualan
desa lain dan luar produk unggulan desa berupa kayu arang yang kayu arang baik di dalam
negeri dalam dihasilkan dan diolah langsung. Pemasaran negeri maupun ke luar
penjualan hasil kayu kayu arang selain dalam negeri, juga sudah negeri.
arang yang banyak permintaan dari luar negeri. Namun,
diproduksi di Desa untuk harga penjualan di dalam negeri bisa
Cisaat lebih tinggi daripada penjualan ke luar negeri.
Negara yang memiliki permintaan tertinggi
terhadap kayu arang ini adalah negara Timur
Tengah.
Pengelola produksi kayu arang ini telah
mendapatkan bantuan permodalan bahan
baku dari BUMDes dikarenakan permintaan
yang cukup tinggi.
17 Jawa Cilacap Nusawungu Jetis Kerjasama dalam Di Desa Jetis terdapat lokasi pantai tetapi Dengan kerjasama ini
Tengah bidang pengelolaan kepemilikan lahan di klaim milik TNI jadi desa pemberdayaan
lokasi wisata pantai, tidak dapat memanfaatkan lokasi pantai, Di masyarakat desa jetis
antara desa jetis jelaskan oleh kepala desa setelah terjadi mulai berhasil dengan
dengan pihak ketiga komunikasi Antara desa dan pihak TNI terjadi banyaknya warga desa
yaitu CV. Dewa Tani kesepakatan untuk dapat memanfaatkan yang ikut serta dalam
pantai desa harus bekerjasama dengan pihak pengelolaan lokasi wisata,
ketiga untuk mengelola pantai, dari sini penurunan tingkat
kemudian desa bekerjasama dengan pihak pengangguran
ketiga yaitu CV. Dewa Tani untuk mengelola berdampak pada
lokasi pantai untuk di jadikan lokasi wisata. berkurannya tindak
Pemerintah Desa membatasi hanya warga criminal yang sebelumnya
desa jetis yang diperbolehkan untuk membuka banyak terjadinya tindak
usaha dilokasi wisata, selain itu juga terdapat kriminal disebabkan oleh
BUMDes dan Kelompok Sadar Wisata yang tingginya penganguran di
juga ikut mengembangkan usanya di desa jetis.
dalamnya.
Selanjutnya CV.Dewa
Di lokasi pantai juga terdapat Wisata Edukasi Tani memberikan PAD
Garam yang bekerjasama dengan CV. Dewa sebesar Rp. 10.000.000
Tani di jelaskan oleh pengelola Wisata Edukasi di tahun pertama dan di
Garam bahwa proses dari pengisian air tahun selanjutnya akan di
menjadi garam siap panen membutuhkan komunikasikan lagi
waktu 1 Bulan di musim panas, untuk di dengan pihak desa
musim penghujan akan memakan waktu lebih dengan melihat
lama kerena ketergantungan dari sinar perkembangan usaha.
matahari. Selain itu kelompok sadar wisata dan Kemudian Kelompok
BUMDes juga mengelo Sadar Wisata dan
BUMDes juga
memberikan PAD masing
– masing Rp. 2.000.000
dan Rp. 15.000.000
dalam setiap tahunnya.

18 Jawa Banjarnega Kalibening Gununglangit Kerjasama dalam Desa Gununglangit mempunyai tanah kas desa Dengan adanya
Tengah ra bidang pemanfaatan dengan luas 5.107 M2 kemudian di kerjasama ini desa
tanah kas desa untuk manfaatkan untuk pembangunan pabrik mempunyai PAD tetap
di bangun menjadi pengelolaan teh Cv. Raja Gununglangit. sebesar Rp.15.000.000
pabrik teh oleh CV. Dengan adanya pabrik pengelolaan teh di Desa pertahun dengan
Raja Gununglangit Gununglangit para kelompok tani lokal sudah kenaikan 2%
mempunyai pasar tetap yang sebelumnya para pertahunnya. Selain itu
petani mensupply PT.Pagilran namun menemui BUMDes juga ikut
banyak Kendal dari pembayaran sangat lambat berperan serta sebagai
hingga beberapa kelompok tani sampai
supplier utama untuk
sekarang ada yang belum terbayar piutangnya.
memenuhi kebutuhan
bahan baku teh yang
diambil dari para
kelompok tani.

19 Jawa Karanganya Jaten Ngringo Kerjasama dalam Perjanjian Kerjasama terkait Sewa Menyewa Dengan adanya
Tengah r sewa menyewa Pemanfaatan Sebagian Tahan Bengkok yang Kerjasama sewa
tanah bengkok untuk Digunakan untuk Terminal, dilakukan antara menyewa tanah bengkok
terminal dan Kepala Desa Ngringo dengan Kepala Dinas untuk terminal
Kerjasama sewa Perhubungan Kabupaten Karanganyar. Kepala mendapatkan biaya sewa
menyewa tanah kas Desa Ngrino sebagai Pihak Pertama sebesar Rp 35.000.000,-
desa untuk Pasar menyewakan kepada Kepala Dinas
(Tiga Puluh Lima Juta
Perhubungan Kabupaten Karanganyar sebagai
Rupiah) selama satu
Pihak Kedua untuk dimanfaatkan sebagai
Terminal dengan biaya sewa atas pemanfaatan tahun.
tanah kas Desa sebesar Rp 35.000.000,- (Tiga Sedangkan Kerjasama
Puluh Lima Juta Rupiah) selama satu tahun
sewa menyewa tanah kas
mulai tanggal 1 Januari 2021 hingga 31
desa untuk pasar
Desember 2021.
mendapatkan biaya sewa
Sedangkan Kerjasama terkait Penggunaan sebesar Rp 5.000/m2
Tanah Kas Desa Ngrino Kecamatan Jaren yang dengan luas tanah 4.585
Dipergunakan untuk Pasar Palur Kabupaten m2.
Karanganyar dilakukan antara Kaur
Perencanaan Desa Ngrino dengan Kepala
Disdagnakerkop UKM Kabupaten Karanganyar.
Dalam Perjanjian Kerjasama tersebut, Desa
Ngrino sebagai pihak pertama menyediakan
tanah kas desa untuk Pasar palur seluas 4.585
m2 dengan harga sewa sebesar Rp 5.000,-
/m2. Perjanjian Kerjasama tersebut berlaku
selama satu tahun sejak tanggal 1 Januari
2021 hingga 31 Desember 2021.
20 Jawa Karanganya Ngargoyoso Kemuning Kerjasama dengan Desa Kemuning terletak di kaki Gunung Lawu Dengan adanya
Tengah r Telkom Indonesia dan memiliki potensi pertanian kebun teh. Saat pengembangan smart
dalam ini Desa Kemuning sedang mengembangkan village ini, Desa
pengembangan objek wisata baru sehingga memiliki dampak Kemuning dapat
Smart Village terhadap perkonomian lokal masyarakat. meningkatkan pelayanan
Wisata yang dikembangkan oleh Desa pemerintahan,
Kemuning berupa desa wisata agro.
meningkatkan
perekonomian lokal,
Desa Kemuning mendapat bantuan dari
Telkom Indonesia terkait pengembangan kemudahan dalam
Smart Village. Nilai dari bantuan yang pengumpulan data dan
diberikan oleh Telkom adalah sebanyak Rp 3 informasi, dll.
Miliar. Beberapa infrastruktur yang diberikan
adalah berupa Tower, Perangkat Komputer,
CCTV, Toa, Panic Button, dll.
Konsep dari Smart Village yang dibangun oleh
Telkom adalah melakukan digitalisasi dan
pelayanan kepada masyarakat melalui aplikasi
berbasis online. Seluruh pelayanan masyarakat
di Desa Kemuning bisa dilakukan secara online
baik itu surat menyurat, permohonan
perizinan, permohonan surat keterangan, dan
lain-lain sehingga lebih efisien dan terpadu.
Selain di bidang pelayanan masyarakat, juga
dikembangkan aplikasi pasar desa untuk
penjualan produk desa secara online (grosir
desa), eticketing wisata, dan lain-lain. Namun
di sisi lain belum semua masyarakat
memahami penggunaan aplikasi-aplikasi
tersebut dikarenakan belum melek teknologi.
21 D.I Bantul Pajangan Guwosari Kerjasama dalam Desa Guwosari menjalin Kerjasama dengan Kerjasama dengan
Yogyakart bidang pengabdian beberapa universitas. Beberapa universitas universitas dalam bidang
a masyarakat (KKN) yang bekerjasama adalah Universitas Nahdlatul pengabdian masyarakat
dengan universitas, Ulama Yogyakarta terkait Pengembangan dan dirasakan manfaatnya
kerjasama untuk Pengelolaan Laboratorium Sosial dengan oleh warga desa
beasiswa dengan bentuk KKN, kemudian dengan Universitas khususnya dalam
universitas, dan Negeri Yogyakarta terkait Pengabdian
pengembangan ekonomi
kerjasama Masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN)
lokal, sedangkan dengan
peningkatan Mahasiswa UNY, dan dengan Universitas Alma
kapasitas dalam Ata Yogyakarta terkait Pemberian Beasiswa. IRE Yogyakarta warga
bidang Selain itu Desa Guwosari juga bekerja sama desa mendapatkan
pengembangan dengan Institute for Research and peningkatan kapasitas
sumber daya Empowerment (IRE) terkait Desa Dampingan dalam bidang
manusia dan IRE Yogyakarta. Kerjasama dengan IRE pengembangan sumber
peningkatan skill Yogyakarta dilakukan dengan pendampingan daya manusia dan
dengan Institute for oleh pihak IRE untuk peningkatan kapasitas peningkatan skill
Research and dalam bidang pengembangan sumber daya
Empowerment (IRE) manusia dan peningkatan skill.
Yogyakarta
22 D.I Bantul Imogiri Kebonagung Kerjasama dengan Desa Kebonagung memiliki potensi unggulan Kerjasama dengan
Yogyakart Sarjanawiyata berupa pertanian dengan kualitas beras sangat Sarjanawiyata
a Tamansiswa dalam baik. Desa Kebonagung juga memiliki potensi Tamansiswa
pengembangan wisata pertanian dan budaya. Jenis wisata meningkatkan
wisata pertanian di desa ini yaitu mulai dari wisata pengembangan wisata
pertanian tradisonal dengan menggunakan melalui pengabdian
bajak kerbau sampai wisata pertanian modern
masyarakat (KKN).
dengan menggunakan mesin dari tanam
sampai panen. Potensi wisata di desa ini Sedangkan Kerjasama
sangat tinggi pada tahun 2011-2012 dengan dengan Bank
pendapatan dari sektor wisata sendiri memudahkan warga desa
mencapai lebih dari Rp 1 Miliar/tahun. Namun
untuk memanfaatkan
dikarenakan persaingan dan perkembangan
fasilitas perbankan dari
wisata di desa lain yang sangat pesat, saat ini
perkembangan wisata di Desa Kebonagung bank-bank yang
sedikit mengalami penurunan. Namun, pihak berkerjasama.
desa telah bekerjasama dengan Bumdes dan
Pokdarwis untuk pembuatan paket wisata dan
bekerja sama dengan biro perjalanan/ travel
agent untuk meningkatkan wisata yang ada di
Desa Kebonagung.
Desa Kebonagung juga telah melakukan
Kerjasama dengan pihak ketiga, antara lain
dengan Sarjanawiyata Tamansiswa terutama
dalam pengembangan wisata. Setiap tahunnya
universitas ini mengirim mahasiswa KKN
dengan program utamanya adalah
pengembangan wisata.

Perjanjian Kerjasama yang telah dilakukan


Desa Kebonagung dengan pihak ketiga lainnya
adalah dengan perusahaan perbankan yaitu
dengan Bank BPD DIY tentang Penunjukan
Agen Bank BPD DIY Laku Pandai dan dengan
Bank BRI tentang Layanan Brilink yang
memudahkan warga Desa Kebonagung untuk
menggunakan fasilitas perbankan dari bank-
bank tersebut.
23 D.I Bantul Imogiri Wukirsari Kerjasama dengan Saat ini, BUMDes Desa Wukirsari sedang Bagi hasil yang
Yogyakart dengan CV Bara Biru bekerjasama dengan CV Bara Biru Abadi sesuai didapatkan oleh BUMDes
a Abadi untuk dengan Surat Perjanjan Kerjasama Nomor Wukirsari atas
melakukan 143/014/2020. Maksud dan tujuan dari dilakukannya Kerjasama
Kerjasama usaha Kerjasama tersebut adalah untuk melakukan tersebut kurang lebih
Perdagangan Bahan Kerjasama usaha Perdagangan Bahan Bakar sebesar 20% dari total
Bakar Minyak Minyak (Pertashop). Bagi hasil yang
keuntungan setiap tahun
(Pertashop). didapatkan oleh BUMDes Wukirsari atas
dan uang sewa tanah per
dilakukannya Kerjasama tersebut kurang lebih
sebesar 20% dari total keuntungan setiap tahun.
tahun dan uang sewa tanah per tahun.
Program Pertashop ini merupakan program
yang dicanangkan oleh Kementerian Dalam
Negeri dan Pertamina. Jangka waktu
perjanjian Kerjasama tersebut berlangsung
selama 20 tahun terhitung mulai tanggal 2
Desember 2020 sampai dengan tanggal 2
Desember 2045 dan/atau selama Pertashop
diizinkan oleh Pertamina. Keuntungan rata-rata
yang didapatkan dari usaha ini adalah sekitar
Rp 1 juta per harinya.
24 Jawa Purbalingga Pengadegan - Kerjasama di Bidang 5 (lima) kecamatan atau BUMDESMA yang Pada saat ini sudah
Tengah perdagangan, berkerjasama dengan PT. Deresa Logistik mempunyai karyawan
distribusi, dan ritel Indonesia yang diprakarsai oleh Kementerian sebanyak 22 orang,
dengan PT. Deresa Desa, PDTT. Dari kerjasama tersebut terdapat 2.693 toko yang
Logistik Indonesia menghasilkan 2 (dua) dokumen perjanjian menerima distribusi
yaitu dokumen perjanjian dengan 5 (lima) barang dari BUMDESMA
kecamatan dan dokumen perjanjian dengan PT
(PT. Deresa), Dalam hal
Deresa Logistik Indonesia. BUMDESMA (PT.
pengembangan usaha
Deresa) sudah beroperasi dari 1 September
2019 BUMDESMA (PT. Deresa)
berinovasi dengan
meluncurkan produk
untuk dapat bekerjasama
dengan desa dan toko-
toko lainnya berupa
produk “Toko Deresa
Grosir” dimana
BUMDESMA (PT. Deresa)
memberikan
management dan produk
dengan nominal minimal
20 juta dengan
keuntungan produk yang
dijual dapat diretur
kembali

25 Jawa Purbalingga Rembang Gunungwule Desa Gunungwuled Desa Gunungwuled berada di daerah Meningkatkan
Tengah d melakukan pegunungan yang subur, dimana sebagian Pendapatan Asli Desa
kerjasama dengan besar penduduknya adalah bermata
PT. Sido Muncul pencaharian sebagai petani. dengan kondisi
untuk pemenuhan geografis di daerah pegunungan maka Desa
produk hasil bumi Gunungwuled memiliki tanah yang subur, saat
berupa lempuyang ini desa Gunungwuled merupakan sentra
dan kapulaga lempuyang dan kapulaga se-Kabupaten
Purbalingga, bahkan dengan melimpahnya
hasil panen lempuyang dan kapulaga tersebut
Desa Gunungwuled menarik perhatian
perusahaan jamu untuk dijadikan bahan dasar
produk dan kemudian terjalinlah kerjasama
dengan PT. Sido Muncul.
Jawa Purbalingga Rembang Sumampir Kerjasama di bidang Desa Sumampir mengelola bisnis Pertashop Meningkatkan
Tengah pemenuhan dan yang bekerjasama antara BUMDes dengan PT. Pendapatan Asli Desa
pelayanan Pertamina yang difasilitasi oleh Kementerian
perdagangan bahan Dalam Negeri. Bisnis Pertashop ini sudah
26
bakar minyak berjalan sekitar 7 bulan dan saat ini sedang
(Pertashop) dengan diusahakan untuk upgrade kapasitas. Rencana
PT. Pertamina ke depan untuk upgrade kapasitas tersebut
akan dilakukan kerjasama untuk pengumpulan
modal dengan berbagai investor

27 Nusa Lombok Masbagik Kumbang Kerja sama antara Kerja sama antara Desa Kumbang dengan Terfasilitasinya pelayanan
Tenggara Timur Desa Kumbang Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan pengangkutan sampah
Barat dengan Dinas Kabupaten Lombok Timur dalam rangka rumah tangga/ sampah
Lingkungan Hidup Pelayanan Jasa Pengangkutan Sampah Rumah domestik di Desa
dan Kebersihan Tangga/ Sampah Domestik di Desa Kumbang, Kumbang oleh Dinas
Kabupaten Lombok Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Lingkungan Hidup dan
Timur sesuai dengan
Timur dengan tujuan untuk membantu Kebersihan.
Perjanjian Kerjasama
kelancaran pelayanan pengangkutan sampah
nomor
608/96.4/LHK/2020 rumah tangga/ sampah domestik di Desa
tanggal 1 April 2020 Kumbang. Dinas Lingkungan Hidup dan
tentang Pelayanan Kebersihan selaku pihak pertama
Jasa Pengangkutan melaksanakan pelayanan jasa pengangkutan
Sampah Rumah sampah rumah tangga/ sampah domestk yang
Tangga/ Sampah diminta oleh Desa Kumbang sebagai pihak
Domestik di Desa
Kumbang, kedua setiap 1 kali dalam seminggu, yakni
Kecamatan pada hari rabu. Atas pelayanan jasa
Masbagik, Kabupaten pengangkutan sampah tersebut, Desa
Lombok Timur Kumbang berkewajiban untuk membayar
kepada Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan sebesar Rp 1.500.000 (satu juta
lima ratus ribu rupiah) untuk 5 (lima) kali
angkut menggunakan Dum Truk setiap bulan
yang dibayarkan paling lambat setiap tanggal
10 bulan berikutnya.

Kerja sama antara Kepala Loka Latihan Kerja (LLK) Selong dan Meningkatkan
Desa Kumbang Kepala Desa Kumbang mengadakan Kerjasama kemampuan,
dengan Loka Latihan untuk menyelenggarakan Pelatihan keterampilan, dan
Kerja Selong sesuai keterampilan Kerja Tahun 2019 bagi pengetahuan masyarakat
dengan Perjanjian masyarakat Desa Kumbang. Pelatihan tersebut Desa Kumbang terutama
Kerjasama Nomor dilaksanakan pada tanggal 29 November s.d dalam bidang Sub.
563/1046/LLK/TKT/2
09 Desember 2019 untuk Sub. Kejuruan Las. Kejuruan Las.
019 tanggal 27
Dalam pelatihan ini, LKK Selong
November 2019
tentang Pelatihan bertanggungjawab atas penyediaan instruktur,
Keterampilan Kerja. penyediaan bahan pelatihan, dan sertifikat.
Sedangkan kewajiban Desa Kumbang dalam
kegiatan ini adalah bertanggung jawab atas
penyediaan honor instruktur, biaya cetak
sertifikat, dan biaya bahan pelatihan.

28 Nusa Lombok Kuripan Kuripan Kerjasama antara Kerja sama BUMDes Desa Kuripan Utara Meningkatkan pendapatan
Tenggara Barat Utara BUMDesa Kuripan dengan Bisnis Mahadesa TDC Desa bertujuan ekonomi masyarakat dan
Barat Utara dengan PT untuk peningkatan kapasitas desa dengan Pendapatan Asli Desa
Gerbang NTB Emas pemberdayaan dan peningkatan ekonomi dari dengan pembagian
(GNE) dalam bidang desa. GNE dengan mahadesanya sudah keuntungan antara lain
bisnis dan usaha melakukan kolaborasi dalam pembangunan 40% untuk BUMDes, 30%
TDC mahadesa di 25 desa di wilayah NTB, untuk GNE, dan 30%
salah satunya Desa Kuripan. GNE berkolaborasi untuk sales (masyarakat).
dengan BUMDes dengan menggunakan
teknologi kekinian untuk menciptakan nilai
lebih. Pemberdayaan pemuda dan daswisama
menjadi salah satu solusi untuk mengurangi
angka pengangguran yang menjadi
permasalahan nasional hari ini. TDC Mahadesa
merupakan salah satu upaya menciptakan
peluang kerja serta pemberdayaan yang
berkelanjutan. TDC Mahadesa bukan hanya
menyediakan bahan kebutuan sehari-hari tapi
sudah mulai dengan pelayanan perbankkan.

Sistem pembayaran untuk pembelian barang-


barang pokok dilakukan secara konsinyasi,
yaitu dengan melakukan pembelian terlebih
dahulu dan dapat membayar di belakang.

29 Jawa Barat Bogor Megamendung Sukamanah Kerja sama dengan Desa Sukamanah telah melakukan Kerjasama Peningkatan kapasitas
Politeknik Negeri dengan Politeknik Negeri Jakarta dalam bidang pengurus BUMDES dalam
Jakarta dalam bidang Pembinaan BUMDes dan Pembinaan Kearsipan mengelola BUMDES dan
pembinaan BUMDES Desa. dan peningkatan
dan Pembinaan kapasitas pengurus Desa
Kearsipan untuk dalam menata kearsipan
Desa
di Desa.

30 Jawa Barat Bogor Megamendung Cipayung Kerja sama dengan BUMDES Cipayung melakukan Kerjasama Berupa keuntungan bersih
CV Citra Bhakti dengan menyewa Hotel Bayak, yang dari sewa Hotel Bayak,
dalam bidang merupakan salah satu hotel yang berlokasi di namun dikarenakan
penyewaan Hotel Kawasan Puncak, Bogor dan dikelola oleh CV terkendala pandemi
Citra Bhakti sebagai Unit Usaha BUMDes Covid, keuntungannya
Cipayung Kecamatan Megamendung belum begitu dirasakan
Kabupaten Bogor. BUMDes Cipayung karena bisnis hotel yang
melakukan terobosan untuk melakukan usaha sepi di masa pandemi.
di bidang perhotelan serta melakukan kontrak
sewa menyewa dengan salah satu pemilik
hotel di wilayah Puncak yang berlokasi di Kp.
Cilember Desa Cilember Kecamatan Cisarua
Kabupaten Bogor. Target pasar dari hotel ini
adalah Kerjasama dengan kegiatan
pemerintahan. Desa Cipayung melakukan
kontrak hotel selama 5 tahun dimulai dari
tahun 2018 dengan besaran kontrak Rp 2,5
Miliar.
31 Jawa Barat Bogor Cisarua Telaga Saat Kerja sama antara Desa Tugu Utara telah memiliki Naskah Bagi hasil sebesar 60%
Desa Wisata Tugu Kesepakatan Kerjasama Kemitraan Kehutanan dari hasil penjualan Karcis
Utara dengan Perum Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Tanda Masuk wisata yang
Perhutani terkait Alam Talaga Saat antara Perum Perhutani KPH dapat meningkatkan
Pemanfaatan Jasa Bogor dengan Desa Wisata Tugu Utara dan Pendapatan Asli Desa.
Lingkungan dan Lembaga Masayarakat Desa Hutan Puncak
Wisata Alam Telaga
Lestari Tahun 2021. Adapun maksud dari
Saat
Kerjasama adalah untuk pemanfaatan Kawasan
hutan berupa jasa lingkungan untuk
pengembangan wisata alam, meningkatkan
manfaat hutan untuk kepentingan para pihak
maupun masyarakat secara umum yang
didasari prinsip kelestarian alam dan
lingkungan, dan menyelesaikan permasalahan-
permasalahan konflik Kawasan hutan baik di
lokasi kesepakatan kerja sama maupun di
sekitarnya yang berkaitan dengan masyarakat
desa hutan. Sedangkan tujuan dari
kesepakatan Kerjasama kemitraan kehutanan
adalah untuk meningkatkan nilai tambah dalam
pengelolaan sumber daya hutan bagi para
pihak dan masyarakat sekitar,
menyelenggarakan kegiatan kesepakatan
Kerjasama kemitraan kehutanan pemanfaatan
jasa lingkungan berupa wisata alam pada
Kawasan hutan yang dikerjasamakan di
wilayah kerja wilayah pihak kesatu,
pemberdayaan masayarakat desa hutan di
sekitar lokasi kesepakatan Kerjasama, yang
secara tidak langsung membuka lapangan
kerja untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat, serta untuk menselaraskan
kegiatan pengelolaan sumber daya hutan
dengan kegiatan wisata alam sesuai kondisi
dan dinamika sosial masyarakat desa hutan
dengan melibatkan stakeholder.
32 Jawa Barat Cianjur Haurwangi Haurwangi Kerja sama antara Kerja sama dengan CV Rabbani Asysa sesuai Keuntungan yang
BUMDes Haurwangi dengan Perjanjian Kerja Sama Nomor didapatkan oleh biro
Mandiri dengan 2020/M001-00030/PKS-BIRO-B/P tanggal 14 adalah mendapatkan
dengan CV Rabbani April 2021. BUMDes Haurwangi Mandiri telah fasilitas diskon sebesar
Asysa sebagai biro melakukan registrasi sebagai biro untuk 30% pada setiap transaksi
jual beli produk mengadakan kerjasama jual beli produk pembelanjaan.
Rabbani
Rabbani. Produk-produk Rabbani yang dijual di
BUMDes Mandiri Haurwangi berada di toko
yang dibuat di depan kantor desa.

33. Jawa Barat Cianjur Haurwangi Haurwangi Kerja sama antara Kerjasama yang dilakukan antara BUMDes BUMDes Haurwangi
BUMDes Haurwangi Mandiri Haurwangi dengan PT POS Indonesia Mandiri sebagai agen pos
Mandiri dengan PT adalah Pengelolaan Agenpos Jasa Kurir sesuai mendapatkan imbal Jasa
POS Indonesia dalam degan Perjanjian Kerja Sama Nomor 04/KP- ditetapkan oleh PT POS
bidang Pengelolaan CJ/OUTLET/0821 pada tanggal 25 Agustus dan bersifat progresif
Agenpos Jasa Kurir 2021. Adapun ruang lingkup Kerjasama berdasarkan jumlah
meliputi pemberian hak pengelolaan Agenpos pendapatan dalam bulan
layanan jasa kurir di Agenpos outlet dari PT berjalan.
Pos Indonesia kepada BUMDes Haurwangi
Mandiri. PT POS Indonesia memberikan hak
kolekting kepada BUMDes Haurwangi Mandiri.
Layanan POS yang diberikan kepada BUMDes
Haurwangi Mandiri adalag Layanan Jasa Kurir,
Kargo Ritel, Layanan Pos Asuransi, Layanan
Penjualan Prangko, Benda Filateli, Materai, dan
Benda Pos Lainnya. BUMDes Haurwangi
Mandiri sebagai Agenpos diberikan target
pendapatan untuk tahun pertama adalah
sebesar Rp300 juta.

34. Jawa Barat Cianjur Haurwang Haurwangi Kerjasama antara Kerjasama yang dilakukan antara BUMDes BUMDesa Haurwangi
BUMDes Haurwangi Haurwangi Mandiri dengan PT Leu Retailindo Mandiri sebagai mitra
Mandiri dengan PT Insani merupakan kerja sama tentang berhak untuk
Leu Retailindo Insani Kemitraan Ekonomi Desa yang dijalankan mulai mendapatkan komisis
tentang Kemitraan tanggal 1 Agustus 2020. Kerjasama ini meliputi sebesar 1% berupa hasil
Ekonomi Desa Pelatihan, Penyediaan Aplikasi Perangkat penjualan perhari maupun
Lunak, dan Penyediaan Barang Consumer cicilan konsinyasi dari
Goods. PT Leu Retailindo Insani menyediakan mitra.
barang-barang yang dipesan oleh mitra untuk
memenuhi permintaan pasar pelanggan. Lahan
yang digunakan untuk menjual barang tersebut
merupakan lahan dan bangunan milik desa,
dengan sistem penjualan barang berupa pasar
swalayan/ minimarket.

35. Jawa Barat Cianjur Ciranjang Karangwangi Kerjasama BUMDes PPOB merupakan Payment Point Online Bank, Keuntungan berupa fee
Desa Karangwangi yang merupakan layanan khusus untuk berkisar antara 2300-2500
dengan PT Bank BJB membantu masyarakat dalam melakukan rupiah per transaksi
untuk membuka Unit berbagai jenis pembayaran melalui sistem pembayaran yang
Usaha PPOB BUMDes perbankan. Adapun pembayaran yang dapat didapatkan oleh BUMDes.
dilakukan diantaranya pembayaran listrik,
telepon, pajak, cicilan motor, transfer, dan lain-
lain. Bank BJB memberikan fasilitas berupa
aplikasi dan printer mini untuk mencetak bukti
pembayaran.

36. Jawa Barat Cianjur Mande Cikidangbaya Kerja Sama antara BUMDesa Cikidangbayabang mendapatkan
bang BUMDes Desa bantuan dari Shopee sebagai perusahaan
Cikidangbayabang online marketplace berupa laptop, banner,
dengan PT Shopee lampu, papan, dan lain-lain. BUMDesa
Indonesia melalui Cikidagbayabang diberikan akses oleh Shopee
Pemda Kab. Cianjur melalui Shopee Seller Centre. BUMDesa
Cikidangbayabang masih belum banyak
memahami program shopee tersebut, sehingga
membutuhkan pembinaan lebih dalam untuk
mengembangkan akses yang diberikan.

37 Sumatera Solok X Koto Singkarak Nagari Singkarak Nagari Singkarak terdapat danau yang menjadi Meningkatkan PAD nagari
Barat Singkarak kerjasama dengan destinasi wisata namun pengelolaannya belum dan peningkatan
Pemerintah Daerdah begitu baik, untuk sekarang pengelolaan masih kompetensi SDM dengan
dengan pelaksana dipegang oleh kelompok sadar wisata yang berubahnya Kelompok
kelompok sadar bekerja sama dengan nagari singkarak dan sadar wisata menjadi
wisata nagari pemerintah daerah, untuk sistem pembagian BUMDes.
singkarak
pendapatan dari wisata tersebut dibagi menjadi
3 bagian, pembagian pertama 30% untuk
pemerintah daerah, 30% untuk pemerintah
nagari, dan 40% untuk pengelola. Sementara
pendapatan yang disetorkan kepemerintah
daerahmenapai 35.000.000 pertahun.

38 Sumatera Kota pariaman Simpang Kerjasama dengan Di Desa Apar diterima oleh Direktur BUMDes Meningkatkan PAD desa
Barat Pariaman Apar Pertamina dan beliau menjelaskan bahwa Desa BUMDes Apar dan mengembangkan
Kementerian Kelauat mengelola pariwisata pantai yang destinasi potensi SDA yang
unggulan adalah hutan mangrove, hutan termasuk dalam wilayah
mangrove sendiri sangat sedikit ditemukan di Desa Apar. Kemudian
kota pariaman hal tersebut menjadi salah satu dengan berkembangnya
fakor banyak wisatawan yang berkunjung ke potensi wisata akan
hutan mangrove. Hutan mangrove awalnya di mngmbangan juga
bangun memalui dana CSR Pertamina pada tingkat ekonomi warga
tahun 2019 kemudian dalam perjalannya yang desa dengan membuka
cukup baik pada tahun 2020 mendapat took atau tempat usaha
bantuan dari Kemenrian Kelautan, untuk yang menunjang para
pendapatan BUMDes sampai saat ini sudah wisatawan
menapai Rp.75.000.000 dari hasil tiket parkir
dan tiket masuk.

39 Bali Kota Denpasar Padangsambi Desa Padangsambian Kerjasama ini dilakukan untuk pemenuhan Jika produksi listrik
Denpasar Barat an Kaja Kaja dengan PT. instalasi Panel Surya/Solar Panel TPST desa berlebih, maka sisa
Kizuma Jepang Padangsambian Kaja untuk penghematan biaya produksi listrik akan dibeli
Indonesia dan PT. kebutuhan listrik. oleh PLN sehingga desa
Fuji Home Japan akan mendapatkan hasil
terkait pengadaan penjualan listrik tersebut
Panel Surya/ Solar
panel di TPST Desa
Padangsambian Kaja
Desa Padangsambian Kerjasama ini berbentuk sewa toko yang Hasil sewa menyewa toko
Kaja terkait Sewa dimana toko tersebut adalah milik desa. menambah PADes
Menyewa Toko

Desa Padangsambian Kerjasama ini berbentuk fasilitas pemberian Perangkat desa


Kaja dengan Bank kredit kepada perangkat desa mendapatkan kemudahan
Pembangunan dalam pengajuan kredit
Daerah Bali Cabang
Renon terkait
Kerjasama
Pemberian Fasilitasi
Kredit

Desa Padangsambian Kerjasama ini berbentuk pengelolaan keungan Kemudahan dalam


Kaja dengan Bank dan pembayaran gaji perangkat desa pengelolaan keuangan
Pembangunan dan pembayaran gaji
Daerah Bali Cabang
Renon terkait
Kerjasama
Pengelolaan
Keunganan dan
Pembayaran Gaji
Desa Padangsambian Kerjasama ini berbentuk prioritas anak-anak Anak-anak warga desa
Kaja dengan SMK TI warga desa padangsambian kaja untuk dapat Padangsambian kaja
Bali Global Badung menjadi siswa didik baru di SMK TI Bali Global mendapatkan prioritas
terkait Kerjasama Badung untuk menjadi siswa didik
dalam hal baru di SMK TI Bali Global
mensukseskan Badung
terselenggaranya
program Penerimaan
Penerimaan Siswa
Didik Baru (PPDB)
Tahun Pelajaran
2021-2022 yang
diselenggarakan oleh
SMK TI Bali Global
Badung.

40 Bali Kota Denpasar Kesiman Desa Kesiman Kerjasama ini terkait perizinan Desa mendapatkan
Denpasar Timur Kertalangu Kertalangu dengan penyelenggaraan pembangunan infrastruktur fasilitas jasa
PT. Mora Telematika telekomunikasi di dalam desa Kesiman telekomunikasi secara
Indonesia Kertalangu gratis dari PT. Mora
Telematika Indonesia

Desa Kesiman Kerjasama ini terkait penanganan sampah Produksi pupuk kompos
Kertalangu dengan berbasis sumbernya, sehingga sampah tersebut dapat
Banjar Adat Se-Desa tersebut dapat diolah oleh desa menjadi pupuk meningkatkan PADes
Kesiman Kertalangu kompos yang nantinya hasil produksi pupuk
kompos tersebut dapat dijual kembali

Desa Kesiman Kerjasama ini terkait Pengelolaan Tempat Hasil parkir dapat
Kertalangu dengan Parkir Khusus meningkatkan PADes
Perusahaan Daerah
Parkir Kota Denpasar

Desa Kesiman Kerjasama ini terkait Program Pengembangan SDM Desa Kesiman
Kertalangu dengan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Kertalangu menjadi
Trasih Hero Masyarakat. meningkat

Desa Kesiman Kerjasama ini terkait Pengelolaan Wisata Subak Dapat menambah PADes
Kertalangu dengan TeBA Majalangu Desa Kesiman Kertalangu
BUMDes Kerta Sari
Utama
Desa Kesiman Kerjasama ini terkait Program Pelaksanaan 3R Lingkungan Desa
Kertalangu dengan Melalui Bank Sampah Kesiman Kertalangu
Yayasan Bali Wastu bersih dan mensukseskan
Lestari program peduli
lingkungan

Desa Kesiman Kerjasama ini memprioritaskan tamu The Meningkatkan PADes


Kertalangu dengan Vasini Smart Boutique Hotel untuk
The Vasini Smart menggunaan transportasi milik Desa Kesiman
Boutique Hotel Kertalangu jika transportasi The Vasini Smart
terkait Penyediaan Boutique Hotel kekurangan armada
Transportasi

Desa Kesiman Kerjasama ini berbentuk Kegiatan Ekonomi Menstimulus para


Kertalangu dengan Produktif-Kreatif Berbasis Wirausaha pemuda Desa Kesiman
Pengusaha Muda Kertalangu untuk menjadi
(Wirausaha Muda) wirausaha dan
menciptakan inovasi dan
lapangan kerja

41 Bali Gianyar Tegallarang Taro Desa Taro melalui Kerjasama ini berbentuk penyediaan barang Meningkatkan PADes
BUMDes Sarwada produksi pabrik kebutuhan masyarakat dan
Amerta melakukan BUMDes menjadi distributor dengan
kerjasama dengan mendapatkan harga barang yang murah
BUMDes Bersama
Holding BUMDes PT.
Mitra Gianyar Aman

42 Bali Badung Punggul Abiansemal Desa Punggul Kerjasama ini terkait pembangunan TPS 3R, Terlaksana lingkungan
bekerja sama dengan pengelolaan sampah di TPS 3R dilakukan oleh desa yang bersih, dan
Yayasan PunggulH Yayasan Punggul Hijau dan BUMDes Desa hasil pengelolaan sampah
Hijau dan BUMDes Pangguh 3R dapat meningkatkan
Pangguh PADes

43 Nusa Lombok Sengkol Pujut Desa sengkol Kerjasama ini terkait pilot project pengelolaan Masyarakat menjadi
Tenggara Tengah bekerjasama dengan sampah dengan teknologi Black Soldier Fly peduli terhadap
Barat GIZ Energy (BSF) atau Larva Lalat Hitam program Zero lingkungan dan
Waste, kepedulian masyarakat terhadap meningkatkan
lingkungan perlahan menjadi gaya hidup pendapatan masyarakat
positif. Desa Sengkol melalui Bumdesnya dapat dan Desa melalui
pengelolaan sampah
mengelola sampah menggunakan teknologi dengan teknologi Black
larva BSF Soldier Fly (BSF) atau
Larva Lalat Hitam

44 Nusa Lombok Kuripan Utara Kuripan Desa Kuripan melalui Kerjasama ini Bisnis Kontrak Distributorship Pembagian keuntungan
Tenggara Barat BUMDes bekerja Bisnis Mahadesa TDC Desa (Trade & dibagi antara BUMDes,
Barat sama dengan PT Distribution Centre). PT Gerbang NTB Emas GNE, dan sales (yang
Gerbang NTB Emas (GNE) merupakan satu-satunya BUMD di NTB berasal dari masyarakat
yang bisnisnya bergerak dalam aneka usaha. yang ada di setiap
Kerjasama yang dilakukan antara Desa Kuripan dusun). Pembagian
Utara dengan PT Gerbang NTB Emas adalah keuntungan antara lain
Bisnis Mahadesa TDC Desa (Trade & 40% untuk BUMDes,
Distribution Centre). Kerja sama BUMDes Desa 30% untuk GNE, dan
Kuripan dengan Bisnis Mahadesa TDC Desa 30% untuk sales.
bertujuan untuk peningkatan kapasitas desa
dengan pemberdayaan dan peningkatan
ekonomi dari desa. GNE dengan mahadesanya
sudah melakukan kolaborasi dalam
pembangunan TDC mahadesa di 25 desa di
wilayah NTB, salah satunya Desa Kuripan. GNE
berkolaborasi dengan BUMDes dengan
menggunakan teknologi kekinian untuk
menciptakan nilai lebih. Pemberdayaan
pemuda dan daswisama menjadi salah satu
solusi untuk mengurangi angka pengangguran
yang menjadi permasalahan nasional hari ini.
TDC Mahadesa merupakan salah satu upaya
menciptakan peluang kerja serta
pemberdayaan yang berkelanjutan. TDC
Mahadesa bukan hanya menyediakan bahan
kebutuan sehari-hari tapi sudah mulai dengan
pelayanan perbankkan.

Sistem pembayaran untuk pembelian barang-


barang pokok dilakukan secara konsinyasi,
yaitu dengan melakukan pembelian terlebih
dahulu dan dapat membayar di belakang.

45 Daerah Sleman Kalurahan Sleman Kalurahan Tridadi Kerjasama ini berbentuk kerjasama terkait Dengan adanya
Istimewa Tridadi melalui BUMDes Promosi dan Marketing Puri Mataram kerjasama tersebut maka
Yogyakart Tridadi Makmur promosi dan marketing
a melakukan menjadi lebih efisien
kerjasama dengan sehingga berdampak
Princess Syahrini meningkatnya jumlah
Jogja, Bellina Salon & pengunjung /wisatwan
Spa, Ahmad Dhani,s dan juga meningkatkan
Masterpiece Family PADes
Karaoke, Simply
Prime Laundry, Reta
Beauty Clinik
Yogyakarta, Jet
Centre, Gaia Aidos,
Jolie Jogja
Wirobrajan, Toko Cat
Lancar, Larissa
Aesthetic Center,
Mitra Optima Talenta
(Inkubator), BUMDes
Binangun Jati Unggul

46 Daerah Sleman Kalurahan Sleman Kalurahan Tridadi Kerjasama ini berbentuk kerjasama terkait Dengan adanya
Istimewa Tridadi melalui BUMDes pengelolaan management Puri Mataram kerjasama ini maka
Yogyakart Tridadi Makmur BUMDes Tridadi Makmur
a melakukan dapat memaksimalkan
kerjasama dengan pengelolaan management
CV. Nikola Indonesia Puri Mataram sehingga
Grup tujuan organisasi Puri
Mataram dapat tercapai

47 Daerah Sleman Kalurahan Sleman Kalurahan Tridadi Kerjasama ini berbentuk kerjasama terkait Dengan adanya
Istimewa Tridadi melalui BUMDes Pemanfaatan Kartu Identitas Anak (KIA) kerjasama ini maka Anak
Yogyakart Tridadi Makmur Melalui Pemberian Insentif Bagi Anak Pemegang KIA di Daerah
a melakukan Pemegang KIA di Daerah Istimewa Yogyakarta Istimewa Yogyakarta
kerjasama dengan dapat menikmati fasilitas
Pemerintah Daerah edukasi di Puri Mataram
D.I.Yogyakarta milik BUMDes Tridadi
Makmus

48 Lampung Pesawaran Way Ratai Harapan Jaya Desa Harapan Jaya, peningkatan pariwisata yang terletak di areal Meningkatkan
Desa menjali tanah milik PT Masari Multifruit dimana tanah kesejahteraan
kerjasama dengan tersebut berada di wilayah Desa Harapan Jaya, masyarakat sekitar wisata
PT. Masari Multifruti PT. Masari Multifruti meminjamkan lahan alam karena akan
seluas 2 Hektar kepada Desa Harapa Jaya menyerapan tenaga kerja
yang terdiri atas Bumi Perkemahan, dan mendorong
SirkuitMotor, Sepeda dan Embung, dengan masyarakat untuk
jangka kerjasama selama 10 Tahun dan menjadi pelaku usaha di
dievaluasi setiap 5 tahun. area wisata
49 Sulawesi Pangkajene Kecamatan Desa Desa Mattirowalie Untuk meningkatkan kualitas pelayanan Terjaminnya kesehatan
Selatan Kepulauan Tupabbiring Mattirowalie menjalin kerja sama Puskesmas Sabutung, pihak puslesmas masyarakat desa
Utara dengan Puskesmas menjalinkerjasama dengan pemerintah desa Mattirowalie
Sabutung Mattirowalie untuk melakukan pemeriksaan di
luar puskesmas dengan biaya di bebankan
kepada pemerintah desa, hal tersebut
dilakukan karena desa mattirowalie berada di
kepulauan kecil yang terpisah dari daratan
kabupaten pangkajene.

50 Kepulauan Bangka Simpang Simpang Desa Simpang Gong Desa Simpang Gong melakukan kerjasama Meningkatkan PADes dan
Bangka Barat Teritip Gong menjalin kerjasama dengan PT. Duta Putra Lexindo (Bolesa) Menyerap tenaga kerja
Belitung dengan PT. Duta Pangkal Pinang, kerjasama tersebut adalah sebanyak 4 orang
Putra Lexindo BUMDes sebagai distributor dan penjualan
(Bolesa) Pangkal produk dari PT. Duta Putra Lexindo (Bolesa)
Pinang Pangkal Pinang.

Selama menjalankan distribusi produk


”Bolesa”, BUMDes Desa Simpang Gong sudah
mampu menjual 5000 Dus dengan pendapatan
bersih Rp. 1.000.000,-. Namun kerjasama ini
belum ada perjanjian kerjasama, hanya
sekedar menjalankan bisnis.

51 Sumatera Serdang Sipispis Buluh Duri Desa Buluh Duri Desa Buluh Duri memiliki potensi wisata arum 1. Wisatawan menjadi
Utara Bedagai bekerjasama dengan jeram, dan pengelolaan wisata tersebut lebih aman dan nyaman
PT. Jasa Raharja dilaksanakan oleh BUMDes BUDUMA, wisata selama menikmati wisata
arum jeram adalah wisata yang sangat arum jeram di Desa Buluh
diminati oleh wisatawan, namun dibalik itu Duri
juga arum jeram sangat rawan akan
kecelakaan. Sehingga untuk dapat 2. Meningkatnya jumlah
memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan dan meningkat
pengunjung, Desa Buluh Duri melalui BUMDes juga PADes
BUDUMA menjalin kerjasama denga PT. Jasa
Raharja terkait asuransi keselamatan
pengunjung.

52 Sumatera Serdang Tanjung Mangga Dua Desa Mangga Dua Desa Mangga Dua Menginisiasi kerjasama Dengan adanya
Utara Bedagai Beringin bekerjasama dengan untuk memfasilitasi Kelompok Mayarakat di kerjasama
Universitas Negeri Usaha Bordir dengan Universitas Negeri Medan pengembangan usaha
Medan (Unimed) (Unimed) dalam pengembangan usaha border bordir ini, semakin
(Mangga Dua Jaya Bordir). Unimed banyak bermunculan
mendukung dan memfasilitasi dalam kelompok-kelompok
pengembangan usaha bordir, seperti Unimed masyarakat dalam usaha
menyediakan dan membuatkan fasilitas bordir, sehingga banyak
pemasaran hasil produk secara online, dan ibu-ibu yang mempunyai
Unimed juga memberikan meja bordir. kegiatan yang lebih
Produksi dari usaha bordir ini adalah mukena, produktif dan juga
pakaian haji dan umroh, dan juga dapat mereka mendapatkan
membuat produk berdasarkan permintaan manfaat secara finansial.
konsumen

Desa Mangga Dua Desa Mangga Dua juga menjalin kerjasama Masyarakat Desa Mangga
bekerjasama dengan dengan Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Dua mendapatkan
Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah terkait sebagai mitra pendampingan dalam
Nusantara Al pemerintah dalam pengembangan pendidikan, pengembangan
Washliyah penelitian, dan pengabdian masyarakat, dan pendidikan, penelitian,
juga sebagai wadah dalam implementasi dan pengabdian
kampus merdeka masyarakat

53 Sumatera Deli Tanjung Sei Merah Desa Sei Merah, Kec. BUMDes Sei Merah bekerjasama dengan Bank 1. karena lokasi Desa Sei
Utara Serdang Morawa Tg. Morawa melalui BRI (BRI Link), BRI Link adalah perluasan Merah yang jauh dari
BUMDes Sei Merah layanan bank BRI dimana Bank BRI menjalin perkotaan, maka dengan
sudah melakukan kerjasama dengan nasabah Bank BRI sebagai adanya BRI Link maka
kerjasama dengan agen yang dapat melayani transaksi perbankan masyarakat terbantu saat
BRI Link bagi masyarakat secara real time online ingin melakukan transaksi
dengan konsep sharing fee, sehingga dapat keuangan, pembelian
memfasilitasi masyarakat dalam melakukan token listrik, pulsa, dll
transaksi keuangan, pembelian token listrik,
pulsa, dll, dan juga mendapatkan 2. Meningkatkan PADes
keuntungan/fee dari setiap transaksi yang
dilakukan oleh masyarakat

54 Sumatera Deli STM Hilir Gunung Desa Gunung Rintih, Desa Gunung Rintih, Kec. STM Hilir melalui 1. Meningkatkan PADes
Utara Serdang Rintih Kec. STM Hilir BUMDes MAKMUR BERSAMA melakukan
melalui BUMDes kerjasama dengan agen sawit CV. NKT (Neken
melakukan Tarigan) dalam bidang pengelolaan hasil sawit.
kerjasama dengan Jadi BUMDes MAKMUR BERSAMA melakukan
agen sawit CV. usaha di bidang jasa menyediakan dana untuk
Neken Tarigan pembelian sawit, dan BUMDes MAKMUR
BERSAMA akan mendapatkan Fee sebesar Rp.
10,-/kg sawit.

55 Sumatera Kota Cambai Pangkul Desa Pangkul Pemerintah Desa Pangkul bekerjasama dengan 1. Dengan adanya
Selatan Prabumulih Kecamatan Cambai lembaga Kursus Widya untuk mengadakan pelatihan komputer,
sudah melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan komputer Sumber Daya Manusia
kerjasama di bidang bagi masyarakat Desa Pangkul, Kecamatan masyarakat Desa Pangkul
pemberdayaan Cambai melalui Dana Desa. Pelatihan ini tidak menjadi lebih berkualitas
masyarakat terbatas usia, artinya siapapun dan semua dan mampu untuk
kalangan di masyarakat Desa Pangkul dapat
mengikuti pelatihan ini secara gratis, pelatihan bersaing di jaman
selenggarakan selama 10 hari dan kemudian modern seperti ini.
terdapat ujian untuk uji kelulusan dan nantinya
bagi peserta yang dinyatakan lulus akan
mendapatkan sertifikat.

56 Sumatera Banyuasin Tanjung Lago Bangunsari Desa Bangunsari, BUMDes Mertasari bekerjasama dengan Bank 1. karena lokasi Desa
Selatan Kec. Tanjung. Lago BRI (BRI Link), BRI Link adalah perluasan Bangunsari yang jauh
melalui BUMDes layanan bank BRI dimana Bank BRI menjalin dari perkotaan, maka
Mertasari melakukan kerjasama dengan nasabah Bank BRI sebagai dengan adanya BRI Link
kerjasama dengan agen yang dapat melayani transaksi perbankan maka masyarakat
BRI Link bagi masyarakat secara real time online terbantu saat ingin
dengan konsep sharing fee, sehingga dapat melakukan transaksi
memfasilitasi masyarakat dalam melakukan keuangan, pembelian
transaksi keuangan, pembelian token listrik, token listrik, pulsa, dll
pulsa, dll, dan juga mendapatkan
keuntungan/fee dari setiap transaksi yang 2. Meningkatkan PADes
dilakukan oleh masyarakat

57 Sulawesi Pangkajene Kecamatan Desa Pitue Tokopedia membranding kantor BUMDes dan membuka Peningkatan penjualan
Selatan Kepulauan Marang Tokopedia Center yang berguna untuk yang nantinya berdampak
memudahkan menjual dan membeli dari pada peningkatan
aplikasi Tokopedia pendapatan asli desa

58 Jawa Barat Indramayu Kecamatan Desa 1. SAMSAT 2. Bank SAMSAT untuk pembayaran pajak kendaraan Peningkatan kesadaran
Kroya Temiyang BRI bermotor, kemudian dengan Bank BRI unuk masyarakat untuk
membuka BRILink pembayaran pajak dan
Meningkatkan PADes

59 Jawa Barat Indramayu Kecamatan Desa 1. SAMSAT 2. Bank SAMSAT untuk pembayaran pajak kendaraan Peningkatan kesadaran
Anjatan Cilandak BRI bermotor dan BRIlink untuk membatu masyarakat untuk
masyarakat dalam menairkan bantuan darri pembayaran pajak dan
pemerintah. Meningkatkan PADes

60 Jawa Barat Indramayu Kecamatan Desa 1. SAMSAT 2. SAMSAT untuk pembayaan pajak bermotor, Peningkatan kesadaran
Susukan Ujunggebang Tokopedia selain itu BUMDes juga dipercaya untuk masyarakat untuk
melakukan telusur yaitu progam penagihan pembayaran pajak dan
pajak kendaraan bermotor yang mengalami Meningkatkan PADes
keterlambatan

61 Jawa Barat Cirebon Kecamatan Desa 1. PT. Pos Indonesia untuk membatu masyarakat dalam menairkan Memudahkan masyarakat
Plumbon Pesanggraha 2. BRI Link 3. Bank bantuan darri pemerintah dan pembayaran desa untuk pencairan
n BNI 46 multipayment bantuan dari pemerintah
Meningkatkan PADes
62 Jawa Barat Cirebon Kecamatan Desa Putat Pertamina BUMDes bekerja sama dengan Pertamina Meningkatkan PADes
Sedong terkait pembuatan Pertashop, di awal kerja
sama pihak pertamina memberikan diskon
dengan cara biaya sewa lahan di tanggung
oleh pertamina selama 3 bulan sebesar Rp.
1.000.000 tiap bulan, setelah 3 bulan biaya
sewa akan dibebankan kepada BUMDes.

63 Jawa Pasuruan Kecamatan Desa kerjasama dengan kerjasama dengan PT Pos untuk memudahkan Meningkatkan PADes dan
Timur Purwosari Bakalan, PT Pos dan PT pembayaran Listrik dll, kemudian menjalin memudahkan masyarakat
Karyadibya kerja sama dengan PT Karyadibya Mahardika untuk kegiatan belajar
Mahardika untuk pengambilan Avalan atau sampah secara daring
perusahaan, yang terakhir kerja sama dengan
Jasa Pelayanan Internet untuk pelayanan
internet masuk desa

64 Riau Kabupaten Kecamatan Desa Kiab Kerjasama Desa kerja sama pengadaan tanah kas desa untuk Pendapatan Asli Desa
Pelalawan Bandar Sei Jaya, dengan PT Sinar di tanami pohon kelapa sawit, kerjasama 70% dari hasil panen
Kijang Agro Raya dalam tersebut di awali dengan pembelian tanah sawit dan kepemilikan
pengadaan tanah yang sudah dipilih oleh desa yang tanah kas desa baru jika
dan pengelolaan pembayarannya dilakukan oleh PT Sinar Agro sudah lunas.
kebun sawit Raya untuk di tanami pohon kelapa sawit yang
pengelolaanya di bebankan kepada PT Sinar
Agro Raya, kemudian desa mempunyai
kewajiban mengangsur atas pembelian tanah
kas desa tersebut dengan cara mengambil
30% dari hasil panen sawit

65 Riau Kabupaten Kecamatan Desa kerja sama Antara Pemanfaatan lahan yang dimiliki Enha Lima Bahan edukasi untuk
Pelalawan Bandar Sei Simpang BUMDes dengan dengan luas lahan yang dikelola BUMDes masyarakat desa tentang
Kijang Beringin, Enha Lima untuk mencapi 18 Hektar dimanfaatkan untuk bidang pengelolaan tanaman dan
pengelolaan lahan pertanian, perikanan, wisata eduksi dan peningkatan masyarakat
yang dimiliki Enha permainan anak-anak, di perkebunan BUMDes desa.
Lima membuat kebun buah melon dan buah labu
yang nantinya di masa tanam, perawatan
hingga panen BUMDes juga bisa menawarkan
Wisata Edukasi kepada pengunjung dengan
cara ikut serta menanam, merawat dan
memanen buah-buahan

66 Riau Kabupaten Kecamatan Kampung pengelolaan lahan PT pemberian hak pengelolaan lahan PT Duta Peningkatan Pendapatan
siak Mempura Merempan Duta Swakarya Indah Swakarya Indah yang berada di Desa Asli Desa
Hilir, yang berada di Desa Merempan Hilir, dengan luasan total 200
Merempan Hilir Hektar yang berada di Desa Merempan Hilir
namun untuk sekarang pengelolaan hanya 12
Hektar yang dikelola desa.

67 Riau Kabupaten Kecamatan Kampung Pengelolaan dana Desa masih mengembangkan lokasi wisata Peningkatan Pendapatan
siak Dayun Dayun, CSR untuk dengan pengembangan mendapat CSR dari Asli Desa dan penyerapan
pengembangan perusahaan atau pengusaha yang berada di tenaga kerja dari
wisata yang dimiliki Kampung Dayun, untuk wisata terdapat msyarakat desa
BUMDes kampong permainan Flyingfok, Permainan Bebek Air dan
Dayun gasibo untuk menunjang kenyamanan
wisatawan

68 Nusa Kabupaten Kecamatan Desa Pengembangan Bank Nusa Tenggara Timur untuk membantu Pengembangan potensi
Tenggara Ende Detusuko, Detusuko Bumdes dan potensi dalam digitalisasi produk dan renovasi kantor desa, peningkatan katan
Timur Barat, desa dengan kerja BUMDes, selain itu BUMDes juga menjalis kerja Pendapatan Asli Desa dan
sama dengan Bank sama dengan jasa ekspedisi yaitu JNE, penyerapan tenaga kerja
Nusa Tenggara kemudian untuk Pemerintah Desa beliau dari msyarakat desa
Timur, JNE, menginformasikan bahwa Pemerintah Desa
Universitas Flores juga bekerja sama dengan Universitas Flores
dan Universitas KSP dan Universitas KSP salatiga untuk
salatiga pengembangan potensi desa

69 Nusa Kabupaten Kecamtan Desa Kerja Sama dengan BUMDes bekerja sama dengan distributor Masyarakat mudah
Tenggara Kupang Amabi Oefeto Kuanheum Pupuk KalTim untuk pupuk kaltim untuk menyediakan Pupuk medapatkan pupuk
Timur penyediaan di subsidi dan Non Subsidi bagi para petani meningkatkan, ekomoni
BUMDes masyarakat dan
peningkatan PADes
70 Sumatera Kabupaten Kecamatan Desa Huta Desa Huta Tinggi Untuk pengembangan desa wisata beliau Peningkatan Pendapatan
Utara Samosir Pangururan Tinggi mendapat bantuan menjelaskan bahwa dari PT. Astra Asli Desa dan penyerapan
dari PT. Astra Internasional memberikan speaker dan gapura tenaga kerja dari
Internasiona menuju desa wisata di Desa Huta Tinggi msyarakat desa

71 Jawa Klaten Polanharjo Wangen Desa Wangen Desa Wangen melalui BUMDes Wangen 1. Meningkatkan PAdes
Tengah melalui BUMDes Sejahtera melakukan kerjasama dengan
Wangen Sejahtera investor, Desa Wangen pada tahun 2019 2. Menyerap tenaga kerja
melakukan membangun Resto dan wahana bermain D’
kerjasama dengan Wangen di atas tanah kas desa, Desa Wangen
investor mencari investor yang dapat memfasilitasi
pembangunan wahana tersebut, seperti
contoh menjalin komunikasi dengan
kelompok/komunitas kuda di Solo dan Klaten
untuk dapat memfasilitasi pada wahana
bermain “berkuda dan memanah di atas
kuda”, selanjutnya setelah wahana berkuda
sudah tersedia dan berjalan, banyak
pengunjung yang menghendaki adanya resto
untuk menyediakan makanan dan minuman
yang dibutuhkan oleh pengunjung, kemudian
pembangunan resto dapat terlaksana dengan
konsep yang unik yaitu pengunjung dapat
menikmati makanan dan minuman sekaligus
berendam kaki di dalam air dan juga bermain
air sungai atau dalam bahasa jawa diebut
“Ketjeh”, atas konsep unik itulah resto tersebut
diberikan nama Ketjeh Resto. Durasi
kerjasama ini selama 5 tahun, apabila selama
5 tahun perjanjian ini dianggap
menguntungkan, dan desa juga masih belum
mampu dalam pendanaan pengembangan
maka kerjasama tersebut akan diperpanjang

72 Jawa Klaten Polanharjo ranggan Desa Kranggan Desa Kranggan bekerjasama dengan LSM 1. Lingkungan Desa
Tengah bekerjasama dengan Secercah Harapan Indonesia (SHIND) dalam Kranggan bersih dan
LSM Secercah pendampingan manajemen pengelolaan mensukseskan program
Harapan Indonesia sampah non organik berbasis online peduli lingkungan
(SHIND)

73 Jawa Kabupaten Kecamatan Desa Gentan, BUMDes . kerjasama BUMDes mengelola sampah dari masyarakat Peningkatan kesadaran
Tengah Sukoharjo Baki desa dengan pihak yang nantinya akan menjadi tabungan emas di masyaraat tentang
pegadaian dalam pegadaian untuk masyarakat desa sampah dan peningkatan
pengolahan sampah masyarakat desa

74 Jawa Kabupaten Kecamatan Desa Pemerintah desa pembagunan kawasan sekitar embung seperti Pendapaan PAD desa dari
Tengah Sukoharjo Bulu Sanggang , bekerja sama dengan tempat makan dan tempat usaha yang bekerja wisata embung
pertamina sama dengan pihak ketiga yaitu pertamina dan
untuk tanaman yang di sekitar embung di
biayain oleh pihak pemerintah desa
75 Kepulauan kabupaten Gunung Kijang desa Teluk desa sepakat untuk Dalam pelaksanaan budidaya magot pihak Peningkatan pendapatan
Riau Bintan Bakau bermitra dengan desa sepakat untuk bermitra dengan Agro asli desa
Agro Resort untuk Resort, yang dimana pihak dari Agro Resort
budidaya magot mendukung kegiatan pengelolaan sampah
basah (organik) sebagai penunjang budidaya
kembang biak BSF (Black Soldier Fly)/ maggot
BSF dan pengadaan TTG. Sebagai wujud
kemitraan pihak Agro Resort memberikan ijin
dalam pengambilan sampah basah (organik)
dari semua lini usaha Agro Resort Bintan untuk
di lakukan penguraian sampah organic dengan
media Black Soldier Fly yang pekerjaannya di
lakukan di magot brkah.

76 Bangka kabupaten Kecamatan Desa Juru kerja sama dengan Dengan pembangunan toilet yang di danai oleh Peningkaan fsilitas di
Belitung Belitung Tnjung Pandan Sebrang BCA untuk BCA harapan BUMDes adalah eningkatan lokasi wisata
pembangunan toilet wisatawan yang dating ke lokasi wisata
di area desa wisata
77 Bangka Sijuk Desa Terung Desa kerja sama BCA berupan pembangunan sebuah pagar atau Peningkatan PAD desa
Belitung dengan PLN, BNI dan gapura dan pembangunan warung-warung dan penyerapan tenaga
BCA untuk UMKM yang di lakukan pada tahun 2018. Pada kerja dar masyaraat
peningkatan fasilitas 2017 desa Terong juga pernah melakukan sekitar
wisata Kerjasama dengan PLN terkait pemasangan
lampu daerah wisata dan nantinya di tahun ini
2021 ini akan memasang lampu jalan dan
dengan bank BNI terkait merenovasi dan
memperbaharui fasilitas yang ada di homestay
sebanyak 10 homestay yang jika di totalkan
sebesar Rp. 314.000.000
78 Bangka Kabupaten kecamatan Desa Burong BUMDes Kerjasama setiap harinya BUMDes menyiapkan makanan Peningkatan PAD desa
Belitung Belitung Damar Mandi oleh PT. Timah untuk untuk para kariyawan yang bekerja di PT. dan penyerapan tenaga
Timur penyediana makan Timah tersebut. Penyediaan makanan sebanyak kerja dar masyaraat
karyawan 150 porsi untuk 2 kali makan sekitar

79 Jawa Kab. Turen Sanankerto Bekerja sama dengan Desa Sanankerto memiliki luas wilayah sebesar Dengan adanya aktivitas
Timur Malang : 390,37 ha yang terbagi 2 dusun yaitu Dusun BUMDes Kerto Raharjo
1. LIPI Krajan dan Dusun Kampung Anyar serta terdiri atas kerjasama dengan
2. Agen BNI 46 dari 5 RW dengan 23 RT. Desa Sanankerto multi pihak, BUMDes
3. CSR BNI 46 dan terletak di bagian timur Kecamatan Turen. telah memperkerjakan
Univ. Kondisi tanah Desa Sanankerto cocok untuk banyak warga desa
Mhammadiyah ditanami padi dan sayuran, serta pohon
dengan tujuan
Malang sengon. Selain itu, Desa Sanankerto memiliki
pemberdayaan
4. Politeknik irigasi yang baik untuk mendukung potensi
Pembangunan desa dalam bidang pertanian. Tahun 2017 masyarakat dan
Pertanian Malang dibentuklah Badan Usaha Milik Desa penyerapan tenaga kerja
5. Kementerian (BUMDesa) Kerto Raharjo sebagai pilar local. Selain itu, BUMDes
Kelautan dan ekonomi desa. BUMDes Kerto Raharjo bekerja mampu memberikan PAD
Perikanan sama dengan beberapa lembaga antara lain: kepada desa sebesar Rp.
6. Univ. Udayana 1. LIPI dalam bidang Arboretum Bambu 2.386.609.000,-
7. Polinema Malang 2. Agen BNI 46 dalam bidang keuangan walaupun ditengah
8. ITS Surabaya dengan berbagai layanan pandemi (tahun 2020)
9. BRI 3. CSR BNI 46 dan Univ. Mhammadiyah dan membeli tanah
10. Bank Jatim Malang dalam bidang Pembangkit
Listrik Tenaga Mikr0 Hidro (PLTMH)
11. Tempah Pelatihan 4. Politeknik Pembangunan Pertanian seluas 2.400m2 (tahun
Ganesa Malang dan Univ. Kanjuruhan Malang 2019).
12. Univ. Kanjuruhan dalam bidang budidaya maggot
Malang 5. Kementerian Kelautan dan Perikanan Laba juga diunakan untuk
(UNIKAMA) dalam bidang pelestarian plasma peningkatan
nutfah perikanan Indonesia kesejahteraan
6. Univ. Udayanan dalam pengembangan masyarakat seperi
bamboo tabah yang membantu supply memberikan dana
rebung pendidikan anak kurang
7. Polinema Malang dalam rangka mampu, rehab rumah
pemberdayaan karang taruna yang warga, insentif kepada
juga bergerak dalam pengelolaan
guru ngaji TPQ dan
sampah
lainnya.
8. ITS Surabaya kerjasama dalam rangka
peningkatan status BUMDesa untuk
naik kelas
9. BRI, Bank Jatim dan Tempat Pelatihan
Ganesha dalam kegiatan keuangan
dan pemenuhan modal
80 Jawa Kab. Pujon Pujon Kidul Café Sawah, Desa Pujonkidul melakukan Kerjasama dengan Progress report tahun
Timur Malang Kampung, pihak eksternal dalam program peningkatan anggaran 2015-2021:
Penyelenggaraan Uji kapasitas dan kualitas SDM di desa wisata
Kompetensi SDM, pujonkidul guna meningkatkan produktivitas 1. Penanganan kasus
dan daya saing. Desa Pujon Kidul bekerja stunting terjadi progress
sama dengan beberapa Lembaga antara lain: dari 135 kasus menjadi
1. Badan Nasional Sertifikasi Profesi dalam 75 (44%)
penyelenggaraan Uji Kompetensi untuk Tim
Pengelola 2. Sarana Air Bersih dari
2. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) 829 menjadi 1.125 (74%)
dalam penyelenggaraan Uji Kompetensi untuk
staf admin unit kerja 3. Penanggulangan
3. PKBM Abdi Pratama dalam program sekolah sampah rumah tangga
paket C tumbuh 100%

4. Pertambahan unit
Selain itu, Desa Pujon Kidul membangun dan
memperkuat fungsi Business Center Desa usaha bumdesa tumbuh
sebagai lintas BUMDesa dan Masyarakat. 100%
Banyak program yang dirancang untuk
meningkatkan pembangunan desa antara lain:
1. Bidang Kesehatatan
(Pencegahan/penanganan stunting) dan
Pengadaan air bersih (pipanisasi/pengelolaan
air besih)
2. Bidang Lingkungan (Penanganan sampah
rumah tangga) dan Ekonomi (unit usaha
bumdesa)
81 Jawa Barat Kabupaten Kecamatan Desa Cijaya, BUMDes menjalin BUMDes sudah menjalin Kerja Sama dengan Peningkatan PADes
Purwakarta Cempaka, kerja sama dengan Bank Jawa Barat untuk membuat Multipaynent
Bank BJB dan Point yangberada di BUMDes Cijaya, selain itu
SAMSAT BUMDes juga menjalin Kerja Sama degan
SAMSAT Kab Purwakarta untuk melakuakn
pembayarana pajak kendaraan be
82 Jawa Barat Kabupaten Kecamatan Desa BUMDes menjalin BUMDes sudah melakukan unit usaha yaitu Peningkatan PADes
Purwakarta Cikumpay kerja sama dengan Multipayment yang bekerjasama dengan Bank
Cempaka,
Bank BJB dan Jawa Barat dan pembayaran pajak kendaraan
SAMSAT yang bekerja sama dengan SAMSAT
Kabupaten Purwakarta
83 Jawa Barat Kabupaten Kecamatan Desa Kalijati, BUMDes menjalin BUMDes sudah menjalian kerja sama dengan Peningkatan PADes
Karawang kerja sama dengan Bank Jawa Barat dan Bank Tabungan Negara
Jatiasih,
Bank Jawa Barat dan untuk menjadi payment point guna pembayaran
Bank Tabungan tagihan angsuran, Tarik tunai dan pembelian
Negara token listrik.

84 Nusa Kabupaten Kayangan Desa Desa bekerja sama kerja sama tersebut dimulai tahun 2018 pasca Pemulihan psikologi
Tenggara Lombok Santong, dengan Non- Gempa besar yang melanda Nusa Tenggara masyarakat yang lebih
Barat Utara Governmental Barat khususnya di Desa Santong yang juga ikut cepat, peningkatan
Organization atau terdampak dari bencana tersebut kapasitas masyarakat
NGO
85 Nusa Kabupaten Kecamatan Desa Dayun, BUMDes Menjalin PDAM menyalur pipa dari mata air yang berada Peningkatan PADes dan
Tenggara Lombok kerjasama dengan di Desa Bayan pemberdayaan
Dayun
Barat Utara PDAM masyarakat desa

86 Bali Kabupaten Kabupaten Desa Goblek, Desa Goblek sudah Desa melakukan kerja sama dengan BRI untuk Peningkatan PADes dan
Buleleng menjalin kerja sama mempermudah masyarakat melakukan pemberdayaan
Buleleng
dengan BRI dengan pembayaran angsuran atau pembayaran masyarakat desa
unit usaha BRI Link lainyya. Sedangkan untuk pertashop
dan Pertamina masyarakat sangat terbantu dikarenakan jaran
dengan unit usaha desa dengan SPBU sangat jauh
Pertashop
87 Sulawesi Kabupaten Kecamatan Desa BUMDes menjalin PT Klabat menampungan sampah dari Peningkatan PADes serta
Utara kerja sama dengan masyarakat, selanjutnya masyarakat meingkatkan kebersihan
Minahasa Kauditan, Kauditan 1,
PT Klabat untuk menggunakan transportasi pribadi ke dan kesehatan
Utara penampungan penampungan kemudian peran BUMDes masyarakat desa
sampah dari adalah menarik retrebusi dari masyarakat
masyarakat
88 Sulawesi Kabupaten Kecamatan Desa Suluun BUMDes sudah BUMDes menjalin kerjasama dengan Bank BNI Peningkatan PADes serta
Utara menjalin kerjasama untuk menjadi Payment Point, selain untuk mempermudah
Minahasa Suluun Terean Empat
dengan Bank BNI menjadi Payment Point beliau juga masyarakat untuk
Selatan untuk menjadi menjelaskan bahwa BUMDes juga menerima aktififtas pembayaran dan
Payment Point masyarakat yang ingin melakukan penarikan Tarik tunai
uang atau bantuan dari pemerintah yang
menggunakan Bank BNI

89 Sulawesi Kabupaten Kecamatan Desa Budo BUMDes juga bisa kerjasama dengan AILO untuk pengembangan Peningkatan dan
Utara menjalin kerjasama Sumber Daya Manusia hasil dari kerjasama penguatan SDM dalam
Minahasa Wori
dengan NGO yaitu tersebut masyarakat terbantu untuk berorganisasi dan
Utara AILO pengelolaan BUMDes muali dari pelaporan, meningkatkan
penguatan organisasi dan merubah cara pikir pengetahuan pariwisata
tentang pariwisata

90 Sulawesi Kabupaten Kecamatan Desa Bahoi Desa mendapat bantuan pengembangan fisik dengan Bank Mempermudah akses
Utara bantuan dari Bank Indonesia pembangunan jembatan dan Rumah masyarakat desa dan
Minahasa Likupang Barat
Indonesia dan Dinas Apung namun pembuatan rumah apung meningkatkan daya Tarik
Utara Pariwisata kemudian untuk bantuan dari Dinas Pariwisata wisata desa
adalah pembangunan jembatan gantung
DATA KERJASAMA DAN KEMITRAAN DESA DALAM SATU KECAMATAN

No Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Bidang Deskripsi Kerjasama Out put Kerjasama
Kerjasama/Tahun
1 Jawa Tengah Kudus, Dawe, Kajar, kerjasama antar desa Desa Kajar sudah Terjalinnya kerjasama
dengan 4 Desa melakukan kerjasama dengan antar desa untuk
disekitarnya, yang desa-desa lainnya terkait kawasan pembangunan kawasan
telah tertuang dalam perdesaan desa wisata muria. perdesaan wisata muria
Peraturan Bersama Kerjasama tersebut sudah
Kepala Desa Kajar, dibentuk BUMDes bersama namun
Kepala Desa Colo, saat ini belum berjalan lancar
Kepala Desa Japan, karena masih terdapat ego
Kepala Desa sektoral masing-masing desa
Dukuhwaringin, dan tersebut.
Kepala Desa Ternadi
tentang Kerjasama
Antar Desa Dalam
Rangka Pembangunan
Kawasan Perdesaan
Wisata Muria
2 Prov. Jawa Tengah Kab Magelang Kecamatan Desa Sumber Kerjasama dengan Desa Sumber mengelola Dengan adanya
Dukun desa kawasan dalam wisata bahkan pengelolaan wisata kerjasama desa kawasan
pengelolaan wisata, tersebut juga bekerja sama dalam pengelolaan wisata
kerjasama BUMDes dengan kawasan desa sekitar. dan BUMDes Bersama,
Bersama dalam Desa Sumber menawarkan wisata maka masayarakat di
produksi makanan Belajar di Desa (Live In), terdapat kawasan desa akan
mendapatkan manfaat
juga wisata budaya yang mana
ekonomi dan
setiap desa di kawasan
meningkatkan
mempunyai kelompok tari yang Pendapatan Asli Desa
menyuguhkan tarian yang jenisnya (PAD)
berbeda antara desa satu dengan
desa lainnya. Awal mula kerjasama
antar desa untuk pengembangan
wisata edukasi adalah dari Desa
Sumber sebagai embrio. Hal ini
karena ketika banyaknya
permintaan wisatawan yang sudah
melebihi kapasitas Desa Sumber
maka wisatawan lainnya akan
ditempatkan ke desa lainnya.
Untuk BUMDes Bersama
sudah terbentuk di tahun 2020,
masing-masing desa menyertakan
modal sebesar Rp. 7.500.000,-
berasal dari dana desa dan
mendapatkan bantuan dari
Provinsi sebesar Rp. 50.000.000,-
/desa. Rencana ke depan BUMDes
Bersama akan membuat produksi
pengolahan makanan berupa
keripik sayur, saat ini sudah ada
peralatan produksinya namun
masih menunggu ketersediaan
tempat untuk memproduksi.
Beberapa masyarakat sudah ada
yang memproduksi keripik sayur
namun masih dalam skala kecil,
dan juga mereka masih mengalami
kendala dalam beberapa hal
seperti masalah pemasaran, dan
kandungan minyak yang ada di
keripik sayur masih tinggi.
Sehingga BUMDes Bersama
kedepan akan fokus untuk
meningkatkan mutu dari produk
makanan tersebut.
3 Jawa Tengah Pekalongan Paninggaran Paninggaran Pengelolaan BUMDes Kecamatan Paninggran Dengan Pengelolaan
Bersama Kecamatan mempunyai 15 Desa yang Bumdes Bersama
Paninggaran semuanya kompak untuk Kecamaan Paninggaran
mamajukan Paninggaran, yang cukup baik
beberapa kerjasama yang menghasilkan Rp
dilakukan Bumdesma antaralain 280.000.000 Pertahun
Wisata Bangkong Adventure, Unit
untuk pemanfaatan
Saluran Air Bersih, Unit Pasar
Bumdes memberikan
Desa, Unit Pelayanan Jasa
Perdagangan, Unit Simpan Pinjam. bantuan ke masyarakat
miskin dan beasiswa bagi
yang tidak mampu, selain
itu bumdes juga
memberdayakan
masyarakat sebagai
karyawan Bumdes
Besama sebanyak 45
orang.

4 Jawa Tengah Kendal Sukorejo Sukorejo Pengelolaan BUMDes Desa di kecamatan sukorejo Terjalinnya kerjasama
Bersama Kecamatan membentuk Bumdes Bersama antar desa malalui
Sukorejo untuk meningkatkan peningkatan Bumdes Bersama
pendapatan desa, unit kerja kecamatan Sukorejo
didalam Bumdes Bersama mendapatkan bagi hasil
Antaralain pengelolaan SPP, setiap desa Rp 79.000.000
penyedian alat tulis kantor di desa
dari kegiatan Bumdes
dan rencana akan membuat toko
Bersama.
bahan bangunan untuk memenuhi
kebutuhan setiap pekerjaan yang
dilaksanakan desa.
5 Jawa Barat Garut Selawi Selaawi 1. Pembentukan Desa Selaawi dan desa-desa di Dengan adanya
Pengurus Badan sekitarnya telah membentuk Kerjasama Kawasan
Kerjasama Antar Desa Badan Kerjasama Antar Desa Perdesaan Bambu Kreatif
Kawasan Industri (BKAD) yang terdiri dari Desa dan pembentukan
Bambu Kreatif Selaawi, Desa Mekarsari, Desa BUMDes Bersama,
Kecamatan Selaawi Putrajawa, Desa Cigawir, Desa dharapkan masayarakat di
Kabupaten Garut/ Cirapuhan, Desa Samida, dan
kawasan desa akan
Tahun 2019 Desa Pelita Asih. Desa-desa
mendapatkan
2. Pembentukan tersebut telah membentuk
BUMDesa Bersama Kawasan Perdesaan Bambu peningkatan ekonomi dan
Kecamatan Selaawi/ Kreatif. meningkatkan
Tahun 2019 Sedangkan pembentukan BUMDes Pendapatan Asli Desa
Bersama dimaksudkan untuk (PAD). Namun saat ini
meningkatkan pendapatan hasil dari BUMDesa
masyarakat desa melalui lembaga Bersama belum terlihat
yang mengelola pelayanan usaha secara signifikan
antar desa dalam kerangka kerja dikarenakan terkendala
sama desa. Sedangkan peraturan pandemi.
tentang BUMDesa Bersama
bertujuan untuk menjamin
kepastian mengenai kedudukan
BUMDesa Bersama sebagai
lembaga usaha ekonomi desa.
6 Jawa Barat Bogor Megamendun Sukamanah Membentuk Badan Kerjasama Desa Sukamanah Terbangunnya sarana
g Kerja Sama Antar Desa dengan Desa Sukaresmi jalan yang
dengan Desa dimaksudkan untuk menjalin menghubungkan Desa
Sukaresmi hubungan Kerjasama yang Sukamanah dengan Desa
terintegrasi dan saling Sukaresmi yang mana
menguntungkan dalam Jalan tersebut sangat
pelaksanaan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat, yang berpotensi membangn
berwawasan pada Kawasan sosial ekonomi sekitar.
perdesaan dan antar desa serta
sebagai salah satu pilar
pembangunan di masing-masing
desa. Salah satu program kerja
sama antar desa di Desa
Sukamanah dan Sukaresmi adalah
Pengembangan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW)
TA 2021 yang dikelola oleh BKAD.
Program PISEW merupakan
program yang dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya
dibawah koordinasi Kementerian
Perencanaan Pembangunan
Nasional/ Bappenas. Tujuan dari
Program PISEW ini adalah untuk
meningkatkan dan
mengembangkan infrastruktur
yang mendorong pertumbuhan
ekonomi Kawasan permukiman
dalam skala perdsaan (supra
desa), serta meningkatkan kualitas
permukiman perdesaan.
7 Jawa Barat Cianjur Haurwangi Haurwangi Pengelolaan BUMDes Desa Haurwangi telah membentuk Peningkatan ekonomi
Bersama Kecamatan BUMDesa Bersama yang terdiri melalui pengembangan
Haurwangi dari Desa Haurwangi, Desa usaha bersama.
Kertamukti, Desa Cipeuyem, Desa
Ramasari, Desa Sukatani, dan
Desa Kertasari yang berada di
Kecamatan Haurwangi.
BUMDesma tersebut diberi nama
BUMDesa Bersama Haurwangi
Bersatu dan telah terdaftar di
Kementerian Desa PDTT pada
tanggal 24 Agustus 2021.
Penyertaan modal awal BUMDesa
Bersama berjumlah Rp1,2 Milyar
yang terdiri dari Rp720 juta
berasal dari penyertaan modal
desa dan sebesar Rp480 juta
berasal dari penyertaan
masyarakat desa. Masing-masing
dari desa yang bekerja sama
membentuk BUMDes bersama
telah memiliki peraturan desa
tentang Kerja Sama Desa.
Pengembangan usaha bersama
melalui pengembangan desa
wisata, sarana penilitian, dan
pengembangan potensi dan
konservasi hutan.
8 Kalimantan Barat Mempawah Sadaniang Pentek Kerjasama antar desa BUMDes Bersama Anugerah Meningkatkan PADes
dalam produksi beras Sadaniang meiliki usaha produksi
dan penyewaan kios di beras dan juga mengelola pasar
pasar desa desa untuk disewakan dengan
harga sewa Rp. 10.000,- /hari.
9 Kalimantan Barat Sambas Pemangkat Singaraya Kerjasama antar desa BUMDes Bersama Agro Maju Meningkatkan PADes
dalam bentuk BUMDes Bersama memiliki usaha penjualan
Bersama dalam barang (Rumah Pajang)
Kawasan
10 Kepulauan Bangka Bangka Air Gegas Air Gegas Kerjasama antar desa Kawasan Perdesaan Meningkatkan PADes
Belitung Selatan dalam bentuk BUMDes Pengembangan (Budidaya) Lada
Bersama dalam Putih memiliki kerjasama antar
Kawasan desa melalui BUM Desa Bersama
Mitra Lada Bersatu (MLB)
11 Kepulauan Bangka Bangka Barat Simpang Pelangas Kerjasama anatar desa Kerjasama sudah terjalin namun Meningkatkan PADes
Belitung Teritip dalam bentuk BUMDes usaha belum berjalan karena
Bersama dalam BUMDes Bersama baru terbentuk,
kawasan dan direncanakan usahanya
adalah pengelolaan lokasi pujasera
12 Jawa Timur Kabupaten Kecamatan Kecamatan Kerja Sama dalam BUMDesma baru merintis unit Peningkatan ekonomi
Pasuruan Kejayan Kejayan pembatan BUMDes usaha baru yaitu menjadi melalui pengembangan
Bersama distributor sembako, rencana awal usaha bersama
BUMDesma melakukan unit usaha
tersebut untuk memfasilitasi
masyarkat membeli bahan pokok
dengan harga yang lebih murah
namun setelah unit usaha dibuka
tidak hanya masyaraka yang
antusian membeli bahan pokok
yang dijual oleh BUMDesma
banyak juga para penjual dipasar
dan sales juga ikut berbelanja di
BUMDesma
13 Jawa Timur Kabupaten Kecamatan Kecamatan Kerja Sama dalam BUMDesma Wahana Sejahtera Peningkatan ekonomi
Pasuruan Keraton Keraton pembatan BUMDes terdapat 25 desa yang berada di melalui pengembangan
Bersama Kecamatan Keraton dengan unit usaha bersama
yaitu membuka toko retail untuk
penyaluran bantuan Covid-19, dan
BUMDesma memiliki 3 toko hal
tersebut untuk memudhkan
masyarakatt menjangkau ke
BUMDesa
14 Sumatera Utara Kabupaten Kecamatan Desa Pakkat, Kerja sama dalam pembangunan jalan yang Meningkatkan aksesibiltas
Humbang Dolok pembangunan jalan menghubungkan kedua desa, kedua desa dan
Hasundutan Sanggul, desa Antara Desa pembangunan tersebut peningkatan ekonomi
Pakkat dengan Desa memerlukan biaya mencapai Rp. masyarakat dengan
Aek Lung 560.000.000 selain menjadi jalan mempermudah akses ke
pemhubung desa, jalan tersebut lahan pertanian
juga menjadi jalan tani oleh
masyarakat kedua desa yang
mayoritas pekerjaan masyarakat
adalah petani
15 Sumatera Utara Kabupaten Kecamatan Desa Kerja sama dalam pembangunan jalan yang Meningkatkan aksesibiltas
Humbang Onan Sigalogo, pembangunan jalan menghubungkan kedua desa, kedua desa dan
Hasundutan Ganjang, desa Antara Desa selain menjadi jalan pemhubung peningkatan ekonomi
Sigalo dengan Desa desa, jalan tersebut juga menjadi masyarakat dengan
Sibuluan jalan tani oleh masyarakat kedua mempermudah akses ke
desa yang mayoritas pekerjaan lahan pertanian
masyarakat adalah petani
16 Aceh Kota Banda Meuraxa Badan Usaha Badan Usaha Antar BUMG Bersama Berkah Jaya Meningkatkan PADes
Aceh Antar Gampong (BUMG) Meuraxa ini bergerak di kluster
Gampong Bersama Berkah Jaya perikanan, khususnya ikan tuna
(BUMG) Meuraxa bekerjasama dan ikan tongkol, karena kluster
Berkah Jaya dengan Bank Indonesia ikan ini sangat berpengaruh
Meuraxa Provinsi Aceh terhadap inflasi di Kota Banda
Aceh. Oleh karena itu,
menindaklanjuti penandatanganan
Memorandum of Understanding
(MoU) antara Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Aceh
dengan Pemerintah Kota Banda
Aceh pada tanggal 30 Oktober
2018 tentang Kerja Sama
Pengembangan Ekonomi dan
Peningkatan Daya Saing Daerah
17 Aceh Aceh Besar Indrapuri Lampanah Gampong Lampanah Lampanah Baro, Lamanah Ranjo, Tersedianya fasilitas olah
Ranjo Baro, Lamanah Ranjo, Lampanah Dayah, Lampanah raga untuk masyarakat ke
Lampanah Dayah, Teungoh dan Lampanah Tunong 5 desa yakni gampong
Lampanah Teungoh kerjasama antar desa dengan Lampanah Baro, Lamanah
dan Lampanah Tunong membangun sebuah lapangan Ranjo, Lampanah Dayah,
kerjasama antar desa desa di wilayah Lampanah Lampanah Teungoh dan
dengan membangun Lampanah Tunong
sebuah lapangan desa
di wilayah Lampanah
18 Jawa Tengah Temanggung Kranggan Sanggrahan kawasan perdesaan Desa Sanggrahan Kecamatan 1. Meningkatkan PADes
agrowisata Kecamatan Kranggan adalah salah satu desa
Kranggan, Desa yang termasuk di dalam kawasan 2. Menyerap Tenaga Kerja
Ngropoh, Desa Kramat, perdesaan agrowisata Kecamatan
Desa Sanggrahan, Kranggan, dimana kegiatannya
Desa Purwosari dan dikelola oleh BUMDes Bersama
Desa Pendowo Ngromat Sang Purwo Makmur.
Pada tahun 2019 BUMDes
Bersama Ngromat Sang Purwo
Makmur mendapatkan bantuan
berupa rumah pajang dari
Kementerian Desa PDTT. Rumah
Pajang tersebut digunakan untuk
sarana penjualan produk-produk
ekonomi unggulan daerah, namun
berjalannya waktu dengan
mempertimbangkan benyaknya
permintaan masyarakat akan
adanya ketersediaan barang-
barang rumah tangga, maka saat
ini rumah pajang tersebut juga
menyediakan barang kebutuhan
rumah tangga lainnya. Dan selain
rumah pajang, BUMDes Bersama
Ngromat Sang Purwo Makmur juga
memiliki usaha rumah produksi
kopi yang terdapat di Desa
Ngropoh dan pengolahan pakan
ternak di Desa Pendowo.
19 Jawa Tengah Kabupaten Kecamatan Desa desa Sambirobyong Pembuatan jalan penghunung Mobilitas masyarakat desa
Magetan Poncol Sambirobyon dan desa Durenan antar desa dengan memiliki semakin aman dan
g membentukan badan ukuran panjang 5 meter dan lebar nyaman
kerjasama antar desa 3,4 meter dengan menggunakan
BKAD Pisew 2021 bahan beton
20 Provinsi Nusa Kabupaten Keruak Desa Pijot, Pembentuka BUMDes dari pembentukan pada tahun Belum ada output yang
Tenggara Barat Lombok Timur Bersama Antara Desa 2018 tersebut di informasikan oleh dihasilkan
Pijot, Desa Tanjung Direkur BUMDes bahwa telah
Luar dan Desa disepakati tiap desa akan
Kateping Raya memberikan penyertaan modal
sebesar Rp. 50.000.000 pada
tahun 2019 untuk pengembangan
pasar kawasan dan
pengembangan potensi desa

DATA KERJASAMA DAN KEMITRAAN DESA DI LUAR KECAMATAN

No Desa/Kec/Kab/Prov Bidang Deskripsi Kerjasama Output Kerjasama


Kerjasama/Tahun
Desa Way Kalam Desa Way Kalam Kecamatan Penengahan, Desa Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
1 Kecamatan membentuk Badan Kecapi dan Desa Sumur Kembang Kecamatan Kalianda sekitar hutan dengan dibentuknya wisata
Penengahan, Desa Usaha Milik Desa menjalin Kerjasama antar Desa dan membentuk Badan alam akan menyerapan tenaga kerja dan
Kecapi dan Desa Bersama Usaha Milik Desa Bersama untuk memajukan dan mendorong masyarakat untuk menjadi
Sumur Kembang meningkatkan pariwisata desa di wilayah kaki gunung pelaku usaha di area wisata.
Kecamatan Kalianda, Rajabasa tersebut. Pertama, wana wisata air terjun yang
Kabupaten Lampung
terdapat di Desa Way Kalam, Kecamatan Penengahan,
Selatan, prov lampung
kemudian ke pemandian air panas Way Belerang Desa
Kecapi dan Teropong Kota Desa Sumur Kembang yang
terletak di Kecamatan Kalianda
LAMPIRAN 5. HASIL IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DESA KEGIATAN FASILITASI ADVOKASI DAN DISEMINASI KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN (PERJALANAN DINAS)

PERMASALAHAN TINDAK
NO NAMA DESA KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI POTENSI DESA ADVOKASI KETERANGAN
DESA LANJUT
1 Desa Ibun Bandung Jawa Barat Lahan Non Produktif yang Perizinan Lahan yang Melakukan kunjungan bersama dengan
Mekarwangi dapat dimanfaatkan belum diketahui Direktur, perwakilan K/L terkait
sebagai tempat wisata atau kepemilikannya dan (KemenkoPMK, KLHK) beberapa praktisi
lahan tanam untuk warga alur mengurusnya (IHCS, Gerbang Tani Indonesia, WALHI),
sekitar Kepala Dinas PMD Kabupaten Bandung
dan Kepala Dinas PMD Provinsi Jawa Barat,
Wakil Ketua Umum KADIN Provinsi Jawa
Barat serta perwakilan dari TPP Pusat
untuk melakukan Fasilitasi secara langsung
terhadap masalah yang muncul. Beberapa
saran diberikan mulai dari mekanisme
pengajuan Hutan Desa, rekomendasi
beberapa jenis tanaman yang bisa
dibudidayakan serta mendorong BUMDes
sebagai penggerak ekonomi desa.
2 Desa Cikancung Bandung Jawa Barat Pengoptimalan Melakukan kunjungan bersama dengan
Mandalasari pengolahan lahan non Direktur, perwakilan K/L terkait
produktif (KemenkoPMK, KLHK, Kemen PUPR),
beberapa praktisi (POKJA Perhutanan
Sosial, IHCS), KADIN Provinsi Jawa Barat
serta perwakilan dari TPP Pusat untuk
melakukan fasilitasi secara langsung
terhadap masalah yang muncul. Beberapa
saran diberikan yaitu pengembangan
lumbung pangan Desa, pengolahan
Perhutanan Sosial oleh masyarakat
setempat, perlunya Desa melakukan
identifikasi dan inventarisasi atas hak asal-
usul dan kewenangan skala lokal dan
dalam hal pengembangan usaha Desa
perlu diajarkan dalam membuat bussiness
plan, perencanaan cash flow, penyertaan
modal, dll.
3 Desa Cibadak Banjarsari Ciamis Jawa Barat Lahan Non Produktif yang Anggaran biaya yang Pihak Kemendesa PDTT telah melakukan Lebih
dapat dimanfaatkan relatif besar sehingga upaya kongkrit dengan melaksanakan diperjelas,
sebagai tempat wisata, membutuhkan peran perjalanan ke desa dimaksud, adapun hal saran yang
sarana olah raga, budidaya dari investor utk lainnya dari perjalanan dinas bersadarkan diberikan
ternak atau lahan tanam pengembangan lokasi tugas pokok dan fungsi dari Direktorat karena pasti
untuk warga sekitarnya dimaksud, sarana Advokasi Kerjasama Desa dan Perdesaan beda desa beda
usaha yang sudah ada tersebut adalah perlunya untuk lebijh saran konkrit.
utk sementara tidak menekankan sinergitas yang terus Bisa dilihat
dapat beroperasi menerus dan optimal dari seluruh pihak contoh pada
sebagaimana mestinya atau pemangku kepentingan minimal pada pengisian
karena terdampak oleh level desa ( Perangkat Desa, BUMDes, Perjalanan
wabah covid-19 Pelaku UMKM, Tokoh Masyarakat, dan Dinas ke Desa
pemangku kepentinan laiinnya utk dapat Kertajaya
merealisasikan terwujudnya program
pembangunan wisata dan sarana olah raga
di \desa Cibadak. Termasuk lebih
mendorong pihak luar (investor) agar
dapat membantu secara krusial dalam
memuwujdkan program-program yang
telah disepakati bersama oleh para
pemangku kebijakan Desa Cibadak,
Optimilasi pemanfaatan dari Dana Desa
yang yang telah disepakati dan dapat
digunakan, serta mendorong peran
BUMDes untuk lebih berperan sebagai
motor penggerak utama dalam
perekonomian perdesaan dalam hal
mencari pasar yang tepat bagi produk
unggulan desa yang selama ini terkendala
dengan masalah perijinan dari otoritas
yang bersangkutan.
4 Desa Ciamis Ciamis Jawa Barat Desa Panyingkiran juga Bumdes Desa Pihak Kemendesa PDTT telah melakukan Lebih
Panyingkiran dikenal sebagai Kampung Panyingkiran sedang upaya kongkrit dengan melaksanakan diperjelas,
Angklung yang dikelola oleh bermasalah karena perjalanan ke desa dimaksud, adapun hal saran yang
Yayasan Kampung salah satu unit lainnya dari perjalanan dinas bersadarkan diberikan
Angklung yang didirikan usahanya yaitu simpan tugas pokok dan fungsi dari Direktorat karena pasti
oleh Alimudin atau pak pinjam mengalami Advokasi Kerjasama Desa dan Perdesaan beda desa beda
Mumu kredit macet, sehingga tersebut. Dengan melihat kendala yang saran konkrit.
kerjasana untuk lebih dihadapi oleh Desa Panyingkiran adalah Bisa dilihat
dapat memajukan desa dengan menyelesaikan dan membereskan contoh pada
Panyingkiran dalam hal masalah yang terdapat dalam tubuh pengisian
ini alat musik angklung organisasi BUMDes, serta salah satu unit Perjalanan
mengalami kendala usaha mereka yaitu simpan pinjem yang Dinas ke Desa
juga terkendala dengan kredit macet Non Kertajaya
Performing Loan , sehingga turut
menimbulkan masalah dalam organisasi
BUMDes, Desa Panyingkiran saat ini lebih
terkenal dengan Desa Angklung yang
cukup terkenal , usaha ini ditangani oleh
Yayasan Kampung Angklung, pihak
yayasan telah membuka peluang untuk
memberi peran BUMDes secara lebih
dalam ikut memajukan kesejahteraan
masyarakat desa setempat.
5 Desa Simpenan Sukabumi Jawa Barat Merupakan Jalur Strategis Ingin meminta sisa Melakukan kunjungan Perjalanan DInas Terkait
Kertajaya pengunjung yang hendak lahan milik perkebunan dengan memberikan masukan terkait Desa pengajuan
ke Wisata Pantai, memiliki untuk dijadikan Rest perlu menentukan keunikan tersendiri akan perizinan untuk
lahan bengkok desa seluas Area namun terkendala rencana pembangunan Rest Area yang Sharing
12ha, memiliki lokasi perizinan yang belum digagas agar tidak hanya menjadi Rest Perusahaan
Pertambangan milik Desa disetujui, Rencana Area seperti pada umumnya. Saran untuk dengan
pemanfaatan lahan mengembangkan BUMDes dan menjadikan Perusahaan
bengkok desa yang BUMDes sebagai poros penggerak. Terkait sudah memasuki
masih didiskusikan perizinan akan dikomunikasikan kepada Tahapan Proses
pemanfaatannya, pusat untuk meminta arahan terkait pada Bagian
perizinan terkait advokasinya. Selain itu juga memberikan Direksi
dengan lokasi tambang saran kepada Desa untuk mengoptimalkan Perusahaan
yang berada di wilayah lahan Pertambangan agar bisa dijadikan (Informasi dari
perkebunan keunikan tersendiri (Desa berencana PA Manajer
menjadikannya Wisata Edukasi Tambang) Surangga). Untuk
dukungan
anggaran, pihak
PEMDES telah
berkomunikasi
dengan pihak
Kecamatan untuk
dimasukkan pada
Rencana
Anggaran pada
Tahun 2022 dan
dapat
dilaksanakan jika
tidak ada
perubahan

6 Desa Simpenan Sukabumi Jawa Barat Memiliki potensi lokasi Perdes belum ada Melakukan kunjungan dan berdialog Dikunjungi tapi
Sangrawayang wisata pantai, curug dan sehingga masyarakat dengan Ketua Karang Taruna dan Sekdes tidak di SPT
banyak lainnya tidak bisa sebagai salah satu penggerak di Desa dan di SPJ kan
memberlakukan tarif tersebut. Menyarankan untuk internal
untuk pengunjung. perangkat desa duduk bersama membahas
Padahal lokasi wisata masalah tersebut agar bisa diketahui
sangat potensial sumber masalah Perdes yang belum
dengan banyaknya terbentuk karena apa. Dikhawatirkan
pengunjung yang karena adanya perbedaan pandangan
datang mampu menjadi terkait penetapan skala prioritas antar
salah satu PADes internal perangkat desa. Sehingga
diberikan saran agar internal perangkat
desa bisa duduk bersama dengan
pendamping, BPD dan pihak terkait untuk
mendiskusikan bersama sama agar
terbentuk kesatuan pandangan.
7 Desa Padasari Cimalaka Sumedang Jawa Barat Memiliki potensi wisata Wisata Padayungan Melakukan kunjungan Perjalanan Dinas
alam air terjun bumi masih terkendala dengan memberikan masukan untuk
perkemahan Padayungan perizinan dengan pihak memberikan keunikan tersendiri pada
dan Investasi usaha perhutani dan pembangunan wisata alam Padayungan
bersama Desa lain perebutan pengelolaan dan mendorong Desa untuk bisa
lahan dengan pihak memproduksi usahanya sendiri
ketiga
8 Desa Jatigede Sumedang Jawa Barat Memiliki potensi wisata Modal atau anggaran, Melakukan kunjungan Perjalanan Dinas
Cijeungjing alam Tegal Jarong dan usaha pengolahan air dengan memberikan masukan untuk
pengolahan air bersih bersih terkendala pada wisata Tegal Jarong memiliki potensi besar
perizinan dengan pihak untuk dioptimalkan jika Desa mampu
PU sedangkan menurut memberikan keunikan tersendiri dan dalam
warga dan Pemerintah hal promosi melalui media sosial
Desa hal tersebut tidak
perlu dilakukan karena
bendungan berada di
wilayah Desa dan cara
pemompaan air yang
lebih efisien dalam hal
listrik, tumpang
tindihnya regulasi
antara Kemendesa dan
Kemendagri

9 Desa Ujung Sindang Majalengka Jawa Barat Memiliki potensi lokasi Potensi buah durian Upaya yang telah dilaksanaksanakan oleh
Berung Wangi wisata agrikultur berskala Sinapeul masih pihak Kemendesa PDTT adalah dengan
lokal dengan buah durian dianggap kurang untuk melakukan upaya supervisi melalui
sebagai main branding memenuhi permintaan kunjungan perjalanan dinas ke desa
productnya sehingga perlu kebutuhan dalam desa dimaksud, selain Desa Ujungberung perlu
pengembangan lebih lanjut, itu sendiri sehingga untuk lebih memaksimalkan potensi
Potensi lainnya adanya terkadang memerlukan desanya yang dimiliki, memaksimalkan
wisata selfie berupa dinding pasokan buah durian dengan lebih mengedepankan kreativitas
batu yang mirip dengan dari desa-desa sekitar. serta keterlibatan masyarakat dari
gorilla. Wisata bukit Gorila berbagai lapisan. Dengan harapan dapat
belum bisa berjalan dulu tanpa harus menunggu
dikembangkan secara uluran bantuan dari pihak eksternal.
maksimal karena
terkendala dengan
pembiayaan yang
mengandalkan APBDes
10 Desa Sunia Banjaran Majalengka Jawa Barat Desa Sunia Baru Desa Sunia Baru Langkah-langkah yang telah dilakukan
Baru menyandang Status IDM memiliki potensi selain melakukan perjalanan dinas dari
sebagai desa maju, Desa sumber mata air yang pihak Kemendesa PDTT juga oleh desa
Sunia Baru memiliki potensi belum dimanfaatkan adalah melakukan upaya musyawarah
sumber mata air yang oleh desa sendiri, akan desa untuk membahas pengelolaan
sangat potensial untuk tetapi justru sudah sumber mata air tersebut, mulai dari
dikembangkan termanfaatkan oleh pemanfaatan untuk jaringan air bersih bagi
desa-desa baik di warga dan kedepannya akan mencoba
sekitar maupun di untuk membuat AMDK (air minum dalam
kecamatan lain. kemasan). adapun lainnya adalah terdapat
berbagai alternatif pemanfaatan sumber
mata air tersebut diantara akan dijadikan
tempat wisata/ piknik bagi warga sekitar
dengan tidak mengesampingkan
pemeliharaan kelayakan sumber mata air
untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi
warga desa.
11 Desa Teluk Sungai Raya Kubu Raya Kalimantan - - Apresiasi Implementasi Keterbukaan Juara 10 Terbaik
Kapuas Barat Informasi Publik di Desa Nasional

12 Desa Blang Bebesan Aceh Tengah Aceh - - Apresiasi Implementasi Keterbukaan Juara 3 Terbaik
Kolak I Informasi Publik di Desa Nasional

13 Desa Kepanewon Kulon Progo DIY Produksi minuman” wedang - Apresiasi Implementasi Keterbukaan Juara 8 Terbaik
Karangsari ayam ayem” dari bunga Informasi Publik di Desa Nasional
telang, Program bank
sampah melalui program
“nabuh gamelan” atau
Nabung Uwuh Gawe
Merteni Lingkungan, yang
artinya menabung sampah
untuk menjaga lingkungan.
14 Desa Kabuna Kakuluk Belu Nusa - - Apresiasi Implementasi Keterbukaan Juara Terbaik 6
Mesak Tenggara Informasi Publik di Desa Nasional
Timur
15 Desa Ngrupit Jenangan Ponorogo Jawa Timur Wisata perkebunan jambu - BUMDes tidak - Perlu adanya keterlibatan masyarakat Informasi terbaru
kristal (perlu berjalan karena dalam membangun desa, seperti BPD, pihak PEMDES
pengembangan lebih lanjut, terdapat masalah BUMDes, karang taruna, dan kelompok belum melakukan
seperti pengelolaan oleh internal pengurus perempuan. Tidak lagi fokus pada diskusi dengan
BUMDes dan pemanfaatan (perlunya SDM yang pembangunan tapi pada BUMDES terkait
pupuk dari ternak sekitar) gigih, berbuat demi pemberdayaannya. - Perkebunan jambu rencana ke
masyarakat) - Pasar Kristal dapat dihubungkan dengan BUMDes depan. Namun
Desa, terdapat menjadi usaha BUMDes. pihak PEMDES
kegiatan yang telah
melanggar norma memberikan
sehingga perlu adanya arahan untuk
pembenahan - Krisis BUMDES
air, pasokan air masih setidaknya
mengambil dari telaga mengirimkan
ngebel dan belum perwakilannya
mencukupi. Pemdes pada tiap Rapat
ingin mengelola sendiri Desa. Terkait
namun terkendala oleh dengan pelibatan
keterbatasan daya pemuda dan
(sudah melakukan rencana
advokasi dengan PLN, pemberdayaan
namun belum ada masyarakat untuk
hasil) - Adanya gap tanam Jambu
antara pemuda dan Kristal masih
pihak Pemdes belum ada
(keterbatasan pemuda progress dari
pada kegiatan dan pihak PEMDES
program desa)
16 Desa Produk unggulan Jenang, Krisis air, untuk irigasi Perlu adanya koordinasi dengan Progress yang
Semanding Kerupuk, Jamur Tiram dan persawahan dan air kecamatan dan kabupaten terkait masalah dilakukan oleh
Batu bata merah bersih bagi warga desa krisis air bersih pihak PEMDES
terkendala oleh sumber berjalan dengan
air yang jauh, terutama lancar, baik
ketika musim hujan dalam hal
(sering terjadi longsor melakukan follow
dan banjir), up terhadap
masyarakat harus kebutuhan air
mengeluarkan dana dan upaya untuk
pribadi untuk mempertahankan
melakukan perbaikan - ketersediannya
BUMDes, belum untuk masyarakat
berjalan maksimal dan serta
pengurus tidak digaji. restrukturisasi
Kedepannya ingin dan penataan
mengoptimalkan ulang BUMDES
BUMDes dengan
kepengurusan baru dan
inovasi baru
(pengadaan air dan
penyewaan alat
produksi batu bata bagi
masyarakat) - Pelatihan
softskill design grafis
bagi pemuda agar
membantu promosi
desa di social media
17 Desa Semukut Pulau Merbau Kepulauan Riau Potensi Lahan untuk Adapun yang menjadi Perlu dijalin kerjasama hitam diatas putih
Meranti Pengembangan Hutan kendala dalam dengan berbagai pihak namun tetap
Mangrove dan Wisata pengembangan mengutamakan keuntungan bagi
Hutan Mangrove, WIsata BUMDes Bhakti Pertiwi masyarakat Desa tertutama dalam hal
Cetak Sawah, Agrowisata, di Desa Semukut, yang produksi dan penjualan karet agar pasar
Produksi Karet, UMKM sudah berdiri sejak tidak dikuasai oleh tengkulak. Perlu upaya
menghasilkan Atap Rumbia, 2017 adalah dari sisi lebih keras bagi BUMDes untuk terus
Mie Sagu, Arang Sekam bantuan permodalan memanfaatkan dan mengelola lahan hutan
dan Ikan Asin untuk penguatan mangrove agar dapat dimanfaatkan secara
secara finansial maksimal salah satunya untuk wisata
BUMDes Bhakti Pertiwi hutan mangrove.
agar dapat lebih
berkembang dan maju,
selain itu adanya peran
tengkulak yang begitu
besar dan kuat dalam
mempengaruhi dan
menentukan harga jual
dan keuntungan
lainnya dari petani
karet yang ada di Desa
Semukut. Serta belum
maksimalnya
pemanfaatan wilayah
Hutan Mangrove.
18 Desa Majalaya Bandung Jawa Barat Lahan tidak terpakai 1. Besaran tarif pajak Permasalahan tarif pajak bumdes sudah
Wangisagara sebagai taman wisata, untuk BUMDES, disampaikan ke bagian yang menangani
2.akses menuju tempat bumdes. harus ada kesepakatan dengan
wisata adalah milik warga tentang jalan agar tidak terjadi
pribadi sengketa
19 Desa Bringin Semarang Jawa Lahan perkebunan yang Terkait mekanisme izin Melakukan advokasi kepada pihak
Gogodalem Tengah ingin dimanfaatkan desa dan kerjasama kepada Perhutani sehingga mengetahu mekanisme
untuk Rest Area dan pihak Perhutani izin yang perlu dilakukan oleh Desa
penanaman maupun PTPN sehingga
dapat legal untuk
dikelola
20 Desa Bawang Batang Jawa 1 wisata yang mnggunakan desa gerlang 1 desa gerlang 1. kemendesa mencoba Desa gerlang 1.
Kebaturan Tengah lahan perhutani pembangunan sarana tracking surat tsb apakah di bupati sudah salinan surat
pendidikan paud meneruskan kegubernur/klhk . Desa tanggal 28
dilahan perhutani kebaturan 1. membuat perjanjian september 2020
belum mempunyai izin kerjasama bagi hasil antara LMDH belum ketemu .
resmi. kades sudah pokdarwis ddengan BUMDES agar BUMDES Desa Kebaturan
bersurat ke perhutani dapat melakukan kegiatan operasional dan masih menyusun
tanggal 28 september sebagian laba dari wisata dapat disalurkan draft perjanjian
2020 di balas menjadi PAD Desa kerjasama antara
peerhutani tanggal 30 LMDh Pokdarwis
september , di TL dan BUMDesa
kadesbersurat ke
bupati tanggal 7 okt
2020 2. potensi wisata
juga belum diajukan
izin resminya , Desa
Kebaturan 1. sudah
ada wisata yang
berjalan yang dikelola
LMDH dengan pok
darwis, tetapi belum
melibatkan BUMDES 2.
bumdes hanya sekedar
administrasi belum ada
kegiatan
operasionalnya

21 Desa Gerlang Blado Batang Jawa


Tengah
22 Desa Pranten Bawang Batang Jawa
Tengah
23 Desa Sillu Fatuleu Kupang Nusa Lokasi desa dekat dengan Potensi Jambu Mete Pihak Kemendesa PDTT telah melakukan
Tenggara Kawasan Hutan yang dapat sudah bisa upaya kongkrit dengan melaksanakan
Timur dimanfaatkan untuk dimanfaatkan hasil perjalanan ke desa dimaksud, adapun hal
kesejahteraan masyarakat produksinya melalui lainnya dari perjalanan dinas bersadarkan
pemanfaatan lahan tugas pokok dan fungsi dari Direktorat
hutan, akan tetapi Advokasi Kerjasama Desa dan Perdesaan,
pihak Desa sejauh ini melakukan advokasi agar Pihak
sama sekali belum Pemerintahan Desa Sillu, merubah kembali
dapat menerima profit isi Perdes yang sudah ada terlebih dahulu
atau keuntungan akan dan tidak membawa manfaat yang berarti
hasil produksi bagi Desa Sillu dan masyarakatnya,
dimaksud, dikarenakan mengadakan rapat pertemuan dengan
tidak ada kesamaan pihak Perhutani dan koperasi setempat
cara pandang antara mengenai pembagian hasil dari usaha
Kelompok Tani Hutan produksi jambu mete yang sudah dikelola
yang ada , yang telah oleh Kelompok Tani Hutan, Memberi ruang
menerima manfaat bagi BUMDes untuk lebih berperan sebagai
dengan pihak Desa motor utama penggerak ekonomi
sebagai lembaga, perdesaan baik dalam pengelolaan usaha
dimana hasil dari produksi jambu mete dan pengelolaan
produksi yang telah wisata air terjun berskala lokal desa..
ada disalurkan melalui
koperasi yang dibentuk
oleh Pihak KLHK
sehingga Pihak Desa
berencana mencabut
SK Perdes tentang
pembentukan KLH
tersebut.
24 Desa Ekateta Fatuleu Kupang Nusa Lokasi desa dekat dengan Bahwa di Desa Ekateta Pihak Kemendesa PDTT telah melakukan
Tenggara Kawasan Hutan yang dapat hanya baru terbentuk 1 upaya kongkrit dengan melaksanakan
Timur dimanfaatkan untuk KTH (Kelompok Tani perjalanan ke desa dimaksud, adapun hal
kesejahteraan masyarakat Hutan) dengan usaha lainnya dari perjalanan dinas bersadarkan
berupa memanfaatkan tugas pokok dan fungsi dari Direktorat
lahan hutan melalui Advokasi Kerjasama Desa dan Perdesaan,
pendampingan oleh melakukan advokasi agar diupayakan
Balai Diklat KLHK pembentukan beberapa KTH lagi sehingga
setempat dengan cara dapat menampung lebih banyak anggota
menanam tanaman masyarakat desa untuk bergabung,
sayur mayur yang menggali secara lebih cermat potensi desa
hanya dapat lainnya yang ada di desa tersebut,
dimanfaatkan sebagai sehingga pemanfaatan lahan hutan dapat
kebutuhan sehari-hari memberi nilai lebih, tidak hanya sebagai
dan belum mampu pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
menghasilkan profit memberi ruang yang lebih besar bagi
secara finansial BUMDes yang sudah siap baik perangkat
terutama kepada lunaknya maupun perangkat kerasnya
masyarakat desa, untuk berperan sebagai motor utama
ketidaksiapan BUMDes penggerak ekonomi perdesaan
dalam turut mengelola
juga menjadi faktor,
penambahan beberapa
KTH melalui SK Perdes
mendesak untuk
segera dilakukan.
25 Desa Amarasi Kupang Nusa Lokasi desa dekat dengan Di Desa Tesbatan Pihak Kemendesa PDTT telah melakukan
Tesbatan Tenggara Kawasan Hutan yang dapat dihadapi kasus yang upaya kongkrit dengan melaksanakan
Timur dimanfaatkan untuk hampir mirip dengan perjalanan ke desa dimaksud, adapun hal
kesejahteraan masyarakat Desa Ekateta, lainnya dari perjalanan dinas bersadarkan
pengelolaan lahan tugas pokok dan fungsi dari Direktorat
hutan dikelola oleh Advokasi Kerjasama Desa dan Perdesaan,
GAPOKTAN LEMBAH mengupayakan agar desa lebih dalam lagi
MUTIARA. SK dalam menggali potensinya terutama
pembentukan dalam pengelolaan bersama kawasan
Gapoktan yang dibuat hutan oleh GAPOKTAN yang ada dan peran
oleh desa, diajukan BUMDes agar lebih diberi ruang dalam
melalui Penyuluh pengelolaan lahan hutan.
Kehutanan sebagai
persyaratan pengajuan
Izin Pengelolaan
Kawasan Hutan. Izin
Pemanfaatan Kawasan
Hutan digunakan oleh
GAPOKTAN LEMBAH
MUTIARA untuk
menanam sayur mayur
yang hasilnya dikelola
sendiri oleh Gapoktan
tersebut dan belum
mampu berkontribusi
profit/laba secara
finansial kepada Desa.
26 Desa Oesena Amarasi Kupang Nusa Lokasi desa dekat dengan Permasalahan yang Pihak Kemendesa PDTT telah melakukan
Tenggara Kawasan Hutan yang dapat terjadi di Desa Oesena upaya kongkrit dengan melaksanakan
Timur dimanfaatkan untuk setelah terdampak perjalanan ke desa dimaksud, adapun hal
kesejahteraan masyarakat Badai Seroja tempo lainnya dari perjalanan dinas bersadarkan
hari adalah tugas pokok dan fungsi dari Direktorat
keterlambatan Advokasi Kerjasama Desa dan Perdesaan,
pemenuhan yaitu dengan mendorong agar segera
persayaratan secara dipenuhi persyaratan administrasi untuk
administratif untuk relokasi lahan yang akan digunakan
relokasi lahan untuk sebagai pemukiman warga Desa Oesena
pemukiman warga yang terdampak bencana badai Seroja.
Desa Oesena. Saat ini Agar segera diupayakan langkah
Pemerintah Desa percepatan dengan membantu pihak KLHK
Oesena tengah dalam pengukuran kembali lahan
berupaya agar lahan persawahan yang nantinya akan menjadi
relokasi dibangun milik DesaOesena
secara swadaya dan
juga tengah dilakukan
pengukuran kembali
oleh Pihak KLHK agar
lahan persawahan yang
pada awalnya milik
KLHK dapat dikeluarkan
dari perta dan secara
administratif menjadi
milik Desa Oesena
27 Desa Budeng Jembrana Jembrana Bali Potensi Alam berupa Hutan Permasalahan yang Melakukan kunjungan Perjalanan Dinas Sudah dilakukan
Mangrove dengan beragam terjadi di Desa Budeng dengan memberikan masukan terkait Desa upaya koordinasi
jenis varietas mangrove adalah dalam perlu meningkatkan upaya koordinasi baik lebih lanjut
yang sudah mendapatkan pengelolaan Hutan antara Desa dengan BUMDes, Desa antara Desa, KTH
izin pengelolaan dari KLHK, Desa ini dikarenakan dengan KTH maupun Desa dengan UPTD / dan BumDes
potensi wisata hutan belum berhasil Dinas Kehutanan Setempat untuk
mangrove dan restoran. disahkannya perjanjian memaksimalkan
Hasil paling potensial kerjasama / PKB di pengelolaan hasil
adalah Teh Daun Jeruju. UPTD, sehingga hutan mangrove
Hasil potensial lainnya pengelolaan Hutan untuk
adalah kepiting, udang dan Desa belum maksimal. perkembangan
kerang. perekonomian
Potensi Sosial: Pemerintah masyarakat
Desa, beserta jajaran serta
BumDes, Karang Taruna,
PKK Desa serta Kelompok
Tani Hutan bergerak aktif,
dengan budaya gotong
royong yang masih kental
serta tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat.
28 Desa Jembrana Jembrana Bali Potensinya, kawasan Hutan Permasalahannya Melakukan kunjungan Perjalanan Dinas Sudah mulai
Batuagung Lindung yang cukup luas adalah Kepala Desa dengan memberikan masukan terkait Desa dilakukan upaya
dan sudah mendapatkan Batuagung baru terpilih perlu membangkitkan dan mendorong koordinasi antara
perizinan. Potensi Hasil di tahun 2019 dan di BUMDes, dapat pula dilakukan secara Desa, KTH dan
Hutan Bukan Kayu HHBK tahun 2020-2021 swadaya, bersama-sama dengan BumDes untuk
berupa Buah Pala, Alpukat, pandemi covid masyarakat. Untuk selanjutnya bisa memaksimalkan
Manggis, Kemiri dan Durian sehingga Kepala Desa bersama-sama dilakukan upaya kerjasama pengelolaan hasil
Potensi mata air asli masih mencoba antara Desa, Pengelola Hutan bersama hutan untuk
pegunungan serta potensi mempelajari dan BUMDes untuk mengelola dan perkembangan
wisata alam/ spot camping. memahami potensi memanfaatkan potensi hutan yang ada. perekonomian
Desanya. Selain itu, masyarakat
BUMDes juga sempat
stagnan dalam 2 tahun
ini/ kurang aktif, serta
belum adanya
perjanjian Kerjasama
khusus antara LPHD
dengan BUMDes.
29 Desa Simbang Maros Sulawesi Lahan hutan digunakan Akses terhadap hasil
Samangki Selatan oleh kelompok tani untuk madu hutan oleh
menanam jahe, sereh dan masyarakat dilakukan
porang - berpotensi secara konvensional
mengembangkan produk dan tidak memiliki izin,
madu hutan dengan sehingga produk madu
kualitas tinggi - BUMDesa di hutan ini tidak
Desa semangki memiliki mendapatkan sertifikasi
unit usaha perdagangan untuk bisa dijual di
ATK dan Fotocopy, dan gerai-gerai ritel
berencana membentuk unit semacam indomart
usaha pengelolaan air ataupun alfamart,
bersih dengan mengakuisisi sehingga masyarakat
KP-SPAM (Pamsimas) di sekitar kawasan
dusun Balangajia serta menjual madu-madu
mengembangkan usaha Air hutan secara
Galon dan Air Kemasan - konvensional di tepi
BUMDesa juga berencana jalan sepanjang jalur
untuk membangun kerja patunnuang – kappang
sama pengelolaan wisata di jalur poros Makassar
Hutan Alam dengan Taman – Bone - Dalam hal
Nasional Bantimurung – kerja sama pengelolaan
Bulusaraung (TN BABUL). wisata Hutan Alam
Dalam upaya kerja sama dengan Taman
ini, sudah dilakukan Nasional Bantimurung
penjajakan dan bertemu – Bulusaraung (TN
langsung dengan pengelola BABUL) memiliki
TN BABUL, namun belum kendala yaitu rumitnya
ada kesepakatan kerja perizinan, dimana
sama yang dapat dikelola BUMDes mendapatkan
bersama area kelola yang sangat
terbatas
30 Desa Barugai Mallawa Maros Sulawesi Salah satu dusun yang Melakukan advokasi kepada BUMDesa
Selatan seluruh wilayahnya dalam hal pemasaran, agar BUMDesa
merupakan bagian dari melakukan kerjasama dengan taman
Taman Nasional nasional untuk mejadikan produk jahe
Batimurung Bulusaraung - bubuk sebagai souvenir yang harga jahe
Penggunaan lahan hutan bubuk tersebut digabungkan dengan harga
yang masih wilayah Taman tiket masuk taman wisata
Nasional untuk menanam
jahe, hasil jahe kemudian
dikelola kelompok wanita
tani hutan yg mendapat
pelatihan langsung dari
taman nasional batimurung
bulusaraung untuk
memproses jahe menjadi
bubuk jahe, bubuk jahe
kemudian dibeli oleh
BUMDes untuk packing dan
dipasarkan. BUMDes juga
berencana
mengembangkan jahe
organik untuk
meningkatkan kualitas
bubuk jahe

31 Desa Palakka Barru Barru Sulawesi Terdapat potensi wisata di Desa belum paham
Selatan hutan lindung - Terdapat proses pengajuan ijin
sungai dalam wilayah desa penggunaan lahan
yang berpotensi sebagai hutan lindung sebagai
tambang galian C - Salah tempat wisata - sudah
satu unit usaha BUMDesa ada perusahaan swasta
yaitu penggemukan sapi yang mempunyai ijin
yang bekerjasama dengan pengelolaan tambang,
warga tetapi belum
beroperasi. Pihak
BUMDesa berencana
bekerjasama
bagaimana dengan
adanya potensi
tambang tersebut
walaupun sudah
dikelola oleh swasta
tetapi BUMDesa dan
pemerintah desa tetap
mendapat nilai
ekonomi
32 Desa Barru Barru Sulawesi Terdapat hutan lindung Dalam pemanfaatan
Anabanua Selatan yang masuk dalam wilayah hutan lindung, yaitu
desa - Masyarakat tidak adanya akses
memanfaatkan hutan jalan untuk dilewati
lindung untuk bercocok kendaraan bermotor
tanam, dengan prioritas untuk mengangkut
tahun ini adalah bibit dan hasil panen
penanaman bibit kopi
33 Desa Libureng Tanete Riaja Barru Sulawesi Pemanfaatan hutan lindung Terkendala permodalan
Selatan di desa dikelola oleh dan pelatihan dalam
kelompok tani hutan melakukan pembibitan
dengan usaha peternakan dan perawatan
lebah trigona dan tanaman tanaman porang yang
porang menggunakan lahan
hutan desa

34 Desa Mangilu Bungoro Pangkajene Sulawesi Budidaya Tanaman Porang Ketidaktahuan Desa Tim memberikan saran kepada Pihak
dan Selatan dan Pemanfaatan Kawasan terkait berjalannya Perangkat Desa untuk se dini mungkin
Kepulauan Hutan di sekitar Desa pemanfaatan dan mengawal perkembangan KTH dan
pengelolaan lahan yang memberikan dukungan penuh dalam
dilakukan oleh KTH. bentuk kerjasama yang bisa dijalin melalui
Perjanjian Kerjasama antara BUMDES
dengan KTH agar KTH dalam pemanfaatan
tersebut memberikan kontribusi kepada
PADes yang dimotori oleh BUMDES
35 Desa Giri Kuripan Lombok Barat Nusa Potensinya adalah Kawasan Permasalahan yang Melakukan kunjungan Perjalanan Dinas Sudah dilakukan
Sasak Tenggara Hutan berupa Hutan ditemukan adalah dengan memberikan masukan terkait Desa upaya koordinasi
Barat Lindung yang sudah masih kurangnya perlu meningkatkan upaya koordinasi baik antara Desa, KTH
mendapatkan perizinan dari dukungan dana yang antara Desa dengan BUMDes, Desa dan BumDes
KLHK. Terdapat 8 KTH di didapatkan, serta dengan KTH maupun Desa dengan UPTD / untuk
Desa Giri Sasak, dan setiap masih diperlukan Dinas Kehutanan Setempat memaksimalkan
KTH mengelola lahan bantuan berupa pengelolaan hasil
masing-masing dengan pemberian bibit hutan dan
baik. Adapun Hasil Hutan tanaman unggul yang pengelolaan
Bukan Kayu (HHBK) yang bisa ditanam di area potensi wisata
paling potensial adalah Hutan. yang ada untuk
Kemiri, Buah-buahan perkembangan
seperti Alpukat dan perekonomian
Kelengkeng serta Minyak masyarakat
Kayu Putih. Desa Giri Sasak
juga memiliki potensi
Wisata Alam yang cukup
bagus, diantaranya adalah
Potensi Wisata
Pemandangan Alam di Bukit
Batu Gendang dan Wisata
Kolam Renang yang masih
sedang dalam proses
pembuatan. Selain itu juga
terdapat potensi wilayah-
wilayah yang bisa dijadikan
spot "glamping" glamour
camping.
36 Desa Tempos Gerung Lombok Barat Nusa Potensinya adalah pesona Permasalahan yang Melakukan kunjungan Perjalanan Dinas Pemerintah
Tenggara pemandangan alam yang terjadi saat ini adalah dengan memberikan masukan untuk Kabupaten (Dinas
Barat ada sebagai potensi wisata terkait transparansi melakukan Edukasi kepada Masyarakat PMD) beserta
atau yang sudah dikenal pengelolaan keuangan untuk memilih kader/kades dengan lebih dengan
dengan Paket Wisata desa, masyarakat selektif. Pentingnya menciptakan perangkat Desa
"Mewah" (Mepet Sawah), sering bergejolak lingkungan bebas narkoba dengan dan Kepala Desa,
Wisata Kuliner dikarenakan merasa melibatkan peran masyarakat dan karang telah
Tradisional,serta produksi kurang adanya taruna, serta perlu keterlibatan tokoh berkoordinasi
Madu. transparansi. Selain itu, masyarakat dan tokoh agama. Memberikan langsung ke
Kades Desa ini sedang masukan kepada pendamping desa Kementerian
terkena kasus narkoba, terutama untuk mengedukasi Desa dan
sehingga posisi diisi kades/sekdes dan jajaran terkait diterima oleh
oleh Plt. Kades/ pentingnya keterbukaan publik terutama Direktorat
Sekdes. tentang penggunaan dana desa. Pemanfaatan
Dana Desa pada
hari Rabu, 8
Desember 2021
37 Desa Kurau Koba Bangka Kepulauan - Pemanfaatan Kawasan Desa Kurau telah
Tengah Bangka Hutan Mangrove dikelola memberikan
Belitung Kelompok Tani Gempita penyertaan modal
dan telah berkontribusi kepada BUMDesa
kepada Desa dengan kurang lebih Rp
menyerap Tenaga Kerja 400.000.000 sejak
untuk Padat Karya Tunai BUMDesa berdiri untuk
Desa (PKTD) untuk mengelola 12 (dua
penanaman bibit Mangrove belas) unit usaha,
- PEMDES menjalankan unit tetapi karena kinerja
usaha berupa penyediaan yang tidak sesuai
air minum melalui SPAM, dengan yang
penyewaan speed boat, diharapkan, pada
penjualan benih tanaman akhirnya Direktur
Mangrove, ekowisata dan BUMDesa
gazebo tanpa melalui mengundurkan diri dan
BUMDesa PEMDES menghentikan
penyertaan modal
38 Desa Kurau Koba Bangka Kepulauan Pemanfaatan Kawasan Pihak PEMDES telah
Barat Tengah Bangka Hutan Mangrove dikelola memikirkan
Belitung oleh Kelompok Tani Gempa penyusunan dan
01 perjanjian kerjasama
dengan pihak
Kelompok Tani agar
pengelolaan Kawasan
Mangrove bisa saling
bersinergi. Hal ini
sedang dalam proses
penyusunan dan
penyelesaian. Namun,
dalam waktu dekat
PEMDES menyatakan
tidak ingin bersikap
terlalu kaku kepada
Kelompok Tani sebagai
bentuk pengertian dan
dukungan Desa
sehingga pemasukan
yang didapatkan
selama ini bisa
digunakan Kelompok
Tani untuk
membangun usaha
mereka seperti akses
jalan, dsb.
39 Desa Mamuju Mamuju Sulawesi tedapat program Marasa pemerintah kabupaten
Karampuang Barat yang diperuntukkan desa di pasif dalam
prov sulbar 2. provinsi aktif menanggapi informasi
sosialisasi tentang program dari provinsi ,
program instansi pusat koordinasi provinsi
kabupaten dan desa
kurang aktif
1.potensi wisata pantai, 1. kurangnya dukungan 1. tetap harus koordinasi ke pihak-pihak
snorkeling 2. hasil kerajinan dari pemerintah terkait terutama pemerintah kabupaten
dari kerang dan batok kabupaten untuk melalui dinas dinas terkait . 2. berusaha
kelapa mengelola potensi 2. menjalin kerjassama antar desa atau
kurangnya permodalan dengan swasta 3. perbanyak promosi
untuk melakukan potensi wisata dan hasil kerajinan di media
pembangunan di lokasi online
wisata 3. kurang SDM
yang ada di desa
karampuang 3. sumber
listrik hanya dari PLTS
yang jem
operasionalnya
terbatas untuk PLN
sedang proses
pengajuan
LAMPIRAN 6. MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PENDAMPINGAN DESA DAN PERDESAAN

JADWAL
PERJALANAN Lokasi Monev BEFORE AFTER
TUJUAN
Tanggal Upaya Tindak lanjut
Jum
Kabupate lah Identifikasi Permasalahan Kondisi Setelah
Provinsi Desa Kecamatan
n (Kondisi Awa) MONEV
Pendamping Lokal Desa belum Dilakukan Monev dan PLD melakukan
maksimal dalam melakukan Evaluasi pendampingan di tugasnya dengan
pengawalan dalam perencanaa desa dengan melakukan mendorong desa
desa dan desa lebih mengutakan advokasi di desa sesuai agar lebih
pembangunan Infrastuktur dan permendes 13 tahun 2020 mengutamakan
dibidaang pemberdayaan kurang untuk prioritas penggunaan pembangunan
terlaksana di desa dana desa tahun 2021 pemberdayaan
kepada pemdes serta BPD sesiao permendes
bersama Dinas Permades Nomor 21 Tahun
Kab. Temanggung 2020 tentang
pedoman umum
Jawa 30 s/d 2
Wonosobo 1 Bulu Temanggung pembangunan desa
Tengah April 2021
dan pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan Arti peranan Tahun 2022 akan
tidak berkembang kerjasama desa kepada diberikan penyertaan
unsur kepala desa <BPD, modal dana desa
dan Direktur Bumdes sesuai untuk Usaha BUMDes
dengan PP 11 Taahun 2021 melkukan kerjasama
tentang Bumdes Berbadan desa antar desa dan
Hukum pihak swasta dimana
penduduk petani
tembakau
Pendamping Lokal Desa belum Dilakukan Monev dan PLD melakukan
maksimal dalam melakukan Evaluasi pendampingan di tugasnya dengan
pengawalan dalam perencanaa desa dengan melakukan mendorong desa
desa dan desa lebih mengutakan advokasi di desa sesuai agar lebih
pembangunan Infrastuktur dan permendes 13 tahun 2020 mengutamakan
dibidaang pemberdayaan kurang untuk prioritas penggunaan pembangunan
terlaksana di desa dana desa tahun 2021 pemberdayaan
kepada pemdes serta BPD sesuai permendes
bersama Dinas Permades Nomor 21 Tahun
Kab. Temanggung 2020 tentang
pedoman umum
Caturan
2 Temanggung pembangunan desa
om dan pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan Arti peranan Tahun 2022 akan
tidak berkembang kerjasama desa kepada diberikan penyertaan
unsur kepala desa <BPD, modal dana desa
dan Direktur Bumdes sesuai untuk Usaha BUMDes
dengan PP 11 Taahun 2021 melkukan kerjasama
tentang Bumdes Berbadan desa antar desa dan
Hukum pihak swasta dimana
penduduk petani
tembakau
Belum adanya komunikasi yanng Dengan adanya Monitoring Sudah adanya
baik antara TA Kabupaten dengan dan evaluasi pendampingan Kebersamaan visi
Pendamping Desa dan desa dan perdesaan bisa Dan Misi dalam
Pendamping Lokal dsa melakukan advokasi dan Pembangunan Desa
kerjasama antara Sesuai Peraturan
Pendamping Desa Temanggung
pendamping sesuai menteri Desa
ketentuan Kepmen 40 Tahun
2021 tentang petunjuk
Teknis Pendampingan
Masyarakat Desa
Pendamping Lokal Desa belum Dilakukan Monev dan PLD melakukan
maksimal dalam melakukan Evaluasi pendampingan di tugasnya dengan
pengawalan dalam perencanaa desa dengan melakukan mendorong desa
desa dan desa lebih mengutakan advokasi di desa sesuai agar lebih
3 Sariyoso Wonosobo
pembangunan Infrastuktur dan permendes 13 tahun 2020 mengutamakan
dibidaang pemberdayaan kurang untuk prioritas penggunaan pembangunan
terlaksana di desa dana desa tahun 2021 pemberdayaan
kepada pemdes serta BPD sesuai permendes
bersama Dinas Permades Nomor 21 Tahun
Kab. Temanggung 2020 tentang
pedoman umum
pembangunan desa
dan pemberdayaan
masyarakat desa

BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi penguatan Bumdes Tahun 2022 akan
tidak berkembang di desa dan Arti peranan diberikan penyertaan
kerjasama desa kepada modal dana desa
unsur kepala desa <BPD, untuk Usaha BUMDes
dan Direktur Bumdes sesuai melkukan kerjasama
dengan PP 11 Taahun 2021 desa antar desa dan
tentang Bumdes Berbadan pihak swasta dimana
Hukum dan Permendes 3 penduduk rata rata
Tahun 2021 petani sayur
Pendamping Lokal Desa belum Dilakukan Monev dan PLD melakukan
maksimal dalam melakukan Evaluasi pendampingan di tugasnya dengan
pengawalan dalam perencanaa desa dengan melakukan mendorong desa
desa dan desa lebih mengutakan advokasi di desa sesuai agar lebih
pembangunan Infrastuktur dan permendes 13 tahun 2020 mengutamakan
dibidaang pemberdayaan kurang untuk prioritas penggunaan pembangunan
tdiperhatikan di desa dana desa tahun 2021 pemberdayaan
kepada pemdes serta BPD sesuai permendes
bersama Dinas Permades Nomor 21 Tahun
Kab. Temanggung 2020 tentang
pedoman umum
4 Bomerto Wonosobo pembangunan desa
dan pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi penguatan Bumdes Tahun 2022 akan
tidak berkembang di desa dan Arti peranan diberikan penyertaan
kerjasama desa kepada modal dana desa
unsur kepala desa <BPD, untuk Usaha BUMDes
dan Direktur Bumdes sesuai melkukan kerjasama
dengan PP 11 Taahun 2021 desa antar desa dan
tentang Bumdes Berbadan pihak swasta dimana
Hukum dan Permendes 3 penduduk rata rata
Tahun 2021 petani sayur
Kepala Desa sudah berperan Dengan
aktif membangun desa mengadvokasi di
dengan melakukan desa Bumdes sudah
pemberdayaan lewat anak mulai akan
disabilitas membuat produk memasukanan dan
batik tulis namun tidak diolah pemberdayaan anak
oleh Bumdes disabilitas sebagai
unit usaha bumdes
Belum adanya komunikasi yanng Dengan adanya Monitoring Sudah adanya
baik antara TA Kabupaten dengan dan evaluasi pendampingan Kebersamaan visi
Pendamping Desa dan desa dan perdesaan bisa Dan Misi dalam
Pendamping Lokal dsa melakukan advokasi di desa Pembangunan Desa
dan kerjasama antara Sesuai Peraturan
Pendamping Desa Wonosobo
pendamping sesuai menteri Desa
ketentuan Kepmen 40 Tahun
2021 tentang petunjuk
Teknis Pendampingan
Masyarakat Desa
Pendamping Lokal Desa belum Dilakukan Monev dan PLD melakukan
maksimal dalam melakukan Evaluasi pendampingan di tugasnya dengan
pengawalan dalam perencanaa desa dengan melakukan mendorong desa
desa dan desa lebih mengutakan advokasi di desa sesuai agar lebih
pembangunan Infrastuktur dan permendes 13 tahun 2020 mengutamakan
dibidaang pemberdayaan kurang untuk prioritas penggunaan pembangunan
terlaksana di desa dana desa tahun 2021 pemberdayaan
kepada pemdes serta BPD sesiao permendes
bersama Dinas Permades Nomor 21 Tahun
Kab. Cirebon 2020 tentang
Jawa 28 s/d 30 pedoman umum
Cirebon 1 CIREBON
Barat April 2021 pembangunan desa
dan pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan menjelaskan PLD akan nebdorong
tidak berkembang peranan kerjasama desa kembali Bumdes
kepada unsur kepala desa untuk pendaftaran
BPD, dan Direktur Bumdes ulang dan merubah
sesuai dengan PP 11 Taahun struktur organisasi
2021 tentang Bumdes Bumdes seuia
Berbadan Hukum Permendes 3 Tahun
2021
Pendamping Lokal Desa belum Dilakukan Monev dan PLD melakukan
maksimal dalam melakukan Evaluasi pendampingan di tugasnya dengan
pengawalan dalam perencanaa desa dengan melakukan mendorong desa
desa dan desa lebih mengutakan advokasi di desa sesuai agar lebih
pembangunan Infrastuktur dan d permendes 13 tahun 2020 mengutamakan
ibidaang pemberdayaan kurang untuk prioritas penggunaan pembangunan
terlaksana di desa dan dana desa tahun 2021 pemberdayaan
mendorong dinas PMD akan lebih kepada pemdes serta BPD sesuai permendes
mempercepat penyaluran dana bersama Dinas PMD Kab. Nomor 21 Tahun
desa Cirebon 2020 tentang
pedoman umum
pembangunan desa
2 CIREBON
dan pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan Arti peranan Desa Tahun 2022
tidak berkembang kerjasama desa kepada akan diberikan
unsur kepala desa <BPD, penyertaan modal
dan Direktur Bumdes sesuai Bumdes untuk Usaha
dengan PP 11 Taahun 2021 BUMDES melkukan
tentang Bumdes Berbadan kerjasama desa antar
Hukum desa dan pihak
swasta dimana
penduduk rata rata
petani
Pendamping Lokal Desa belum Dilakukan Monev dan PLD melakukan
maksimal dalam melakukan Evaluasi pendampingan di tugasnya dengan
pengawalan dalam perencanaa desa dengan melakukan mendorong desa
desa dan desa lebih mengutakan advokasi di desa sesuai agar lebih
pembangunan Infrastuktur dan d permendes 13 tahun 2020 mengutamakan
ibidaang pemberdayaan kurang untuk prioritas penggunaan pembangunan
terlaksana di desa dan dana desa tahun 2021 pemberdayaan
3 CIREBON
mendorong dinas PMD akan lebih kepada pemdes serta BPD sesuai permendes
mempercepat proses penyaluran bersama Dinas PMD Kab. Nomor 21 Tahun
dana desa Cirebon 2020 tentang
pedoman umum
pembangunan desa
dan pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan Arti peranan Desa Tahun 2022
tidak berkembang kerjasama desa kepada akan diberikan
unsur kepala desa <BPD, penyertaan modal
dan Direktur Bumdes sesuai Bumdes untuk Usaha
dengan PP 11 Taahun 2021 BUMDES melkukan
tentang Bumdes Berbadan kerjasama desa antar
Hukum desa dan pihak
swasta dimana
penduduk petani
tembakau
Komunikasi yanng baik antara TA Dengan adanya Monitoring Sudah adanya
Kabupaten dengan Pendamping dan evaluasi pendampingan pembekalan ilmu
Desa dan Pendamping Lokal dsa desa dan perdesaan bisa bih Advokasi untuk
melakukan advokasi di desa penerapan di desa
Pendamping Desa Kabupaten
sesuai ketentuan Kepmen 40
Cirebon
Tahun 2021 tentang
petunjuk Teknis
Pendampingan Masyarakat
Desa
Pendamping Lokal Desa belum Dilakukan Monev dan PLD melakukan
maksimal dalam melakukan Evaluasi pendampingan di tugasnya dengan
pengawalan dalam perencanaa desa dengan melakukan mendorong desa
desa dan desa lebih mengutakan advokasi di desa sesuai agar lebih
pembangunan Infrastuktur dan permendes 13 tahun 2020 mengutamakan
dibidaang pemberdayaan kurang untuk prioritas penggunaan pembangunan
terlaksana di desa dana desa tahun 2021 pemberdayaan
kepada pemdes serta BPD sesiao permendes
bersama Dinas Permades Nomor 21 Tahun
27 Mei s/d Kab. Temanggung 2020 tentang
Jawa
Tegal 29 Mei 1 Tuwel - pedoman umum
Tengah
2021 pembangunan desa
dan pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan Arti peranan Tahun 2022 akan
tidak berkembang kerjasama desa kepada diberikan penyertaan
unsur kepala desa ,BPD, dan modal dana desa
Direktur Bumdes sesuai untuk Usaha BUMDes
dengan PP 11 Taahun 2021 melkukan kerjasama
tentang Bumdes Berbadan desa antar desa dan
Hukum pihak swasta dimana
penduduk petani
tembakau

Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Sudah adanya


maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan Kebersamaan visi
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Dan Misi dalam
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan Pembangunan Desa
pembangunan Infrastuktur dan kerjasama antara Sesuai Peraturan
dibidaang pemberdayaan kurang pendamping sesuai menteri Desa
terlaksana di desa dan kurang ketentuan Kepmen 40 Tahun
harmonis antara pemerintah 2021 tentang petunjuk
kabupaten dan pemerintah desa Teknis Pendampingan
Masyarakat Desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan Arti peranan Tahun 2022 akan
tidak berkembang kerjasama desa kepada diberikan penyertaan
2 Buniwah -
unsur kepala desa ,BPD, dan modal dana desa
Direktur Bumdes sesuai untuk Usaha BUMDes
dengan PP 11 Taahun 2021 dan desa akan
tentang Bumdes Berbadan menggalakkanngan
Hukum pihak ke 3 Bumdes
untuk bisa
mengelolah hasil
pertanian
masyarakat dengsn
menggandeng suplier
yang selama ini di
pegang perorangan
Pendamping Lokal Desa belum Dilakukan Monev dan PLD melakukan
maksimal dalam melakukan Evaluasi pendampingan di tugasnya dengan
pengawalan dalam perencanaa desa dengan melakukan mendorong desa
desa dan desa lebih mengutakan advokasi di desa sesuai agar lebih
pembangunan Infrastuktur dan permendes 13 tahun 2020 mengutamakan
3 Bojong - dibidaang pemberdayaan kurang untuk prioritas penggunaan pembangunan
terlaksana di desa dan kurang dana desa tahun 2021 pemberdayaan
harmonis antara pemerintah kepada pemdes serta BPD sesuai permendes
kabupaten dan pemerintah desa bersama Dinas Permades Nomor 21 Tahun
Kab. Tegal 2020 tentang
pedoman umum
pembangunan desa
dan pemberdayaan
masyarakat desa

BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi desa dan peranan Tahun 2022 akan
tidak berkembang kerjasama desa kepada diberikan penyertaan
unsur kepala desa ,BPD, dan modal dana desa
Direktur Bumdes sesuai untuk Usaha BUMDes
dengan PP 11 Taahun 2021 melkukan
tentang Bumdes Berbadan pengelolaan pasar
Hukum desa dan mengajak
pihak swasta dalam
pengelolaan wisata
Pendamping Lokal Desa sudah Dilakukan Monev dan PLD melakukan
maksimal dalam melakukan Evaluasi pendampingan di tugasnya dengan
pengawalan dalam perencanaa desa dengan melakukan mendorong desa
desa dan desa lebih mengutakan advokasi di desa sesuai agar lebih
pembangunan Infrastuktur dan permendes 13 tahun 2020 pembangunan
dibidaang pemberdayaan kurang untuk prioritas penggunaan pemberdayaan
terlaksana dan intervensi dana desa tahun 2021 sesuai permendes
Pemerintahan Kabupaten sangat kepada pemdes serta BPD Nomor 21 Tahun
4 Guci -
terasa dan desa hanya sebagai bersama Dinas Permades 2020 tentang
penonton Kab. Tegal pedoman umum
pembangunan desa
dan pemberdayaan
masyarakat desa dan
tetap membuka
hubungqn kerjasama
dengan desa sekitar
BUMDes sudah terbentuk dan Advokasi penguatan Bumdes Tahun 2022 akan
begitu luar biasa karna tekanan di desa dan Arti peranan diberikan penyertaan
pemerintah kabupaten kerjasama desa kepada modal dana desa
unsur kepala desa BPD, dan untuk Usaha BUMDes
Direktur Bumdes sesuai melkukan kerjasama
dengan PP 11 Taahun 2021 desa antar desa dan
tentang Bumdes Berbadan pihak swasta
Hukum dan Permendes 3 dengan
Tahun 2021 dan membuka mengembangkan
hubungan kerjasama dengan wisata lewat
perhutani dalam penelolaan perhutani sosial
hutan di sekitar desa guci
Belum adanya komunikasi yanng Dengan adanya Monitoring Sudah adanya
baik antara TA Kabupaten dengan dan evaluasi pendampingan Kebersamaan visi
Pendamping Desa dan desa dan perdesaan bisa Dan Misi dalam
Pendam Pendamping Lokal dsa melakukan advokasi di desa Pembangunan Desa
ping dan kerjasama antara Sesuai Peraturan
Desa pendamping sesuai menteri Desa dan
Tegal ketentuan Kepmen 40 Tahun tetap berjalan sesuai
2021 tentang petunjuk regulasi yang berlaku
Teknis Pendampingan
Masyarakat Desa
Tenaga Ahli dan Pendamping Dilakukan Monev dan PLD melakukan
sudah memberikan pemahaman Evaluasi pendampingan di tugasnya dengan
dan Desa belum maksimal desa dengan melakukan mendorong desa
membuka kerjasamaantar desa advokasi di desa sesuai agar lebih bisa
dimana desa dapat permendes 13 tahun 2020 membuka diri
mengembangkan ekonominya untuk prioritas penggunaan terhadapdesa lain
dana desa tahun 2021 dengan melakukan
kepada pemdes serta BPD kerjasama dedengan
25 s/d 27
Jawa bersama Dinas Permades semua stakeholder
Pemalang Agustus 1 Pengarit Taman
Tengah Kab. Pemalang
2021
BUMDes sudah terbentuk dan Advokasi dan Arti peranan Tahun 2022 akan
belum lebihaktif mengembangkan kerjasama desa kepada diberikan penyertaan
ekonomi masyarakat desa unsur kepala desa ,BPD, dan modal dana desa
Direktur Bumdes sesuai untuk Usaha BUMDes
dengan PP 11 Taahun 2021 melakukan
tentang Bumdes Berbadan pengembangan
Hukum wisata budaya dan
religi
Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Akan lebih
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan menyatukan visi
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa dalam pembangunan
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan desa antara BPD,
pembangunan Infrastuktur dan kerjasama antara Pemerintah
dibidaang pemberdayaan kurang pendamping sesuai Kabupaten dalam
terlaksana di desa dan kurang ketentuan Kepmen 40 Tahun Pembangunan Desa
harmonis antara pemerintah 2021 tentang petunjuk Sesuai Peraturan
kabupaten dan pemerintah desa Teknis Pendampingan menteri Desa yaitu
Masyarakat Desa lewat SDGs
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan peranan Tahun 2022 akan
Sungapa tidak berkembang kerjasama desa kepada diberikan penyertaan
2 Pemalang
n unsur kepala desa ,BPD, dan modal dana desa
Direktur Bumdes sesuai untuk Usaha BUMDes
dengan PP 11 Taahun 2021 dan desa akan
tentang Bumdes Berbadan menggalakkanngan
Hukum pihak ke 3 Bumdes
untuk bisa
mengelolah hasil
pertanian
masyarakat dengsn
menggandeng suplier
yang selama ini di
pegang perorangan
Adanya komunikasi yanng baik Dengan adanya Monitoring Sudah adanya
antara TA Kabupaten dengan dan evaluasi pendampingan Kebersamaan visi
Pendamping Desa dan desa dan perdesaan bisa Dan Misi dalam
Pendamping Lokal dsa melakukan advokasi di desa Advokasi Desa
dan kerjasama antara Pembangunan Desa
Pendamping Desa Pemalang
pendamping sesuai Sesua sesuai
ketentuan Kepmen 40 Tahun regulasi yang berlaku
2021 tentang petunjuk
Teknis Pendampingan
Masyarakat Desa
Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan juga
pembangunan Infrastuktur kerjasama antara mengembangkan di
pendamping sesuai Bidang
ketentuan Kepmen 40 Tahun pemberdayaan
2021 tentang petunjuk sesuai peraturan
Teknis Pendampingan menteri desa no 21
Masyarakat Desa tahun 2020 Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
1 Brahu
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan Arti peranan Tahun 2022 akan
tidak berkembang kerjasama desa kepada diberikan penyertaan
unsur kepala desa ,BPD, dan modal dana desa
15 s/d 18
Jawa Direktur Bumdes sesuai untuk Usaha BUMDes
Ponorogo September
Timur dengan PP 11 Taahun 2021 dan desa akan
2021
tentang Bumdes Berbadan menggalakkanngan
Hukum pihak ke 3 Bumdes
untuk bisa
mengelolah hasil
pertanian
masyarakatyaitu
tembakau dengsn
menggandeng suplier
dan
mengembangkan
wisata
Belum adanya komunikasi yanng Dengan adanya Monitoring Sudah adanya
baik antara TA Kabupaten dengan dan evaluasi pendampingan Kebersamaan visi
Pendamping Desa dan desa dan perdesaan bisa Dan Misi dalam
Pendamping Lokal dsa melakukan advokasi di desa Pembangunan Desa
Pendamping Desa Ponorogo
dan kerjasama antara Sesuai Peraturan
pendamping sesuai menteri Desa dan
ketentuan Kepmen 40 Tahun tetap berjalan sesuai
2021 tentang petunjuk regulasi yang berlaku
Teknis Pendampingan
Masyarakat Desa

Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal


maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan juga
pembangunan Infrastuktur kerjasama antara mengembangkan di
pendamping sesuai Bidang
ketentuan Kepmen 40 Tahun pemberdayaan
2021 tentang petunjuk sesuai peraturan
Teknis Pendampingan menteri desa no 21
Masyarakat Desa tahun 2020 Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
Pacitan 2 Sedarat Balong
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan Arti peranan Usaha BUMDes Akan
tidak berkembang kerjasama desa kepada lebih dikembangkan
unsur kepala desa ,BPD, dan dengan melibatkan
Direktur Bumdes sesuai seluruh penggerakn
dengan PP 11 Taahun 2021 ekonomi Desa dan
tentang Bumdes Berbadan desa megembangkan
Hukum wisata dengan wisata
budaaya
Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan juga
3 Balong Balong pembangunan Infrastuktur kerjasama antara mengembangkan di
pendamping sesuai Bidang
ketentuan Kepmen 40 Tahun pemberdayaan
2021 tentang petunjuk sesuai peraturan
menteri desa no 21
Teknis Pendampingan tahun 2020 Nomor
Masyarakat Desa 21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan Arti peranan Pengelolahan Wisata
tidak berkembang kerjasama desa kepada dan Air minum yang
unsur kepala desa ,BPD, dan selama ini
Direktur Bumdes sesuai dikembangkan oleh
dengan PP 11 Taahun 2021 desa dan akan
tentang Bumdes Berbadan menyerahkan kepada
Hukum bumdes setelah
pemilihan ketua
bumdes baru
Belum adanya komunikasi yanng Dengan adanya Monitoring Memberikan
baik antara TA Kabupaten dengan dan evaluasi pendampingan Advokasi terhadap
Pendamping Desa dan desa dan perdesaan bisa desa binaan lewat
Pendamping Lokal dsa melakukan advokasi di desa regulasi yang
dan kerjasama antara pembangunan lebih
Pendamping Desa Pacitan
pendamping sesuai memihak masyarakat
ketentuan Kepmen 40 Tahun Desa
2021 tentang petunjuk
Teknis Pendampingan
Masyarakat Desa
Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan juga
pembangunan Infrastuktur kerjasama antara mengembangkan di
pendamping sesuai Bidang
13 s/d 16
Oedikas ketentuan Kepmen 40 Tahun pemberdayaan
NTT TTU Oktober 1 TTU
e 2021 tentang petunjuk sesuai peraturan
2021
Teknis Pendampingan menteri desa no 21
Masyarakat Desa tahun 2020 Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa

BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan Arti peranan Akan lebih
tidak berkembang kerjasama desa kepada mengembangkan
unsur kepala desa ,BPD, dan Bumdes dengan dan
Direktur Bumdes sesuai desa akan
dengan PP 11 Taahun 2021 memberikan bantuan
tentang Bumdes Berbadan modal bumdess.
Hukum
Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan juga
pembangunan Infrastuktur kerjasama antara mengembangkan di
pendamping sesuai Bidang
ketentuan Kepmen 40 Tahun pemberdayaan
2021 tentang petunjuk sesuai peraturan
Teknis Pendampingan menteri desa no 21
Masyarakat Desa tahun 2020 Nomor
21 Tahun 2020
2 Bijeli TTU tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan Arti peranan Akan lebih
tidak berkembang kerjasama desa kepada mengembangkan
unsur kepala desa ,BPD, dan Bumdes dengan dan
Direktur Bumdes sesuai desa akan
dengan PP 11 Taahun 2021 memberikan bantuan
tentang Bumdes Berbadan modal bumdess.
Hukum
Belum adanya komunikasi yanng Dengan adanya Monitoring Sudah adanya
baik antara TA Kabupaten dengan dan evaluasi pendampingan Kebersamaan visi
Pendam Pendamping Desa dan desa dan perdesaan bisa Dan Misi dalam
ping Pendamping Lokal desa dan melakukan advokasi di desa Pembangunan Desa
Desa kurang penguatan regulasi dari dan kerjasama antara Sesuai Peraturan
Timior Tenaga Ahli Kabupaten pendamping sesuai menteri Desa dan
Tengah ketentuan Kepmen 40 Tahun tetap berjalan sesuai
Utara 2021 tentang petunjuk regulasi yang berlaku
Teknis Pendampingan
Masyarakat Desa
Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan juga
pembangunan Infrastuktur kerjasama antara mengembangkan di
pendamping sesuai Bidang
ketentuan Kepmen 40 Tahun pemberdayaan
2021 tentang petunjuk sesuai peraturan
TTS
Teknis Pendampingan menteri desa no 21
Masyarakat Desa tahun 2020 Nomor
21 Tahun 2020
Mnelalet
3 TTS tentang pedoman
e
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan Arti peranan Akan lebih
tidak berkembang kerjasama desa kepada mengembangkan
unsur kepala desa ,BPD, dan Bumdes dengan dan
Direktur Bumdes sesuai desa akan
dengan PP 11 Taahun 2021 memberikan bantuan
tentang Bumdes Berbadan modal bumdess.
Hukum
Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
Kasetna desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan juga
4
na pembangunan Infrastuktur kerjasama antara mengembangkan di
pendamping sesuai Bidang
ketentuan Kepmen 40 Tahun pemberdayaan
2021 tentang petunjuk sesuai peraturan
Teknis Pendampingan menteri desa no 21
Masyarakat Desa tahun 2020 Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi dan Arti peranan Akan lebih
tidak berkembang kerjasama desa kepada mengembangkan
unsur kepala desa ,BPD, dan Bumdes dengan dan
Direktur Bumdes sesuai desa akan
dengan PP 11 Taahun 2021 memberikan bantuan
tentang Bumdes Berbadan modal bumdess.
Hukum
Belum adanya komunikasi yanng Dengan adanya Monitoring Memberikan
baik antara sesama TA dan evaluasi pendampingan Advokasi terhadap
Kabupaten dan Pendamping Desa desa dan perdesaan bisa desa binaan lewat
dan Pendamping Lokal desa dan melakukan advokasi di desa regulasi yang
Pendamping Desa Timor Tengah kurang penguatan regulasi dari dan kerjasama antara pembangunan lebih
Selatan Tenaga Ahli Kabupaten pendamping sesuai memihak masyarakat
ketentuan Kepmen 40 Tahun Desa
2021 tentang petunjuk
Teknis Pendampingan
Masyarakat Desa

Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pemerintah


maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan Kabupaten akan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa mempewrcepat
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan penyaluran dan di
pembangunan Infrastuktur dan kerjasama dan memberika bantu oleh Tenaga
penyaluran blt selalu terlambat advokasi terhadap Ahli profesional
Tapanuli 28 s/d 30
Sumatera Tapanuli karena hubungan desa dan dinas pemerintah kabupaten Kabupaten dan Para
Utara/, Oktober 1
Utara Utara pmd tidak harmonis dengan harapan jangan pendamping desa
Dairi 2021
permasalahan administrasi
menghambat kepentingan
masyarakat desa misalnya
penyaluran BLT dengan 200
kades cuti akibat akan
pilkades
Belum adanya komunikasi yanng Dengan adanya Monitoring Para Pendamping
baik antara Pendamping dengan dan evaluasi pendampingan akan memberikan
Desa dampingannya dimana desa dan perdesaan bisa Advokasi terhadap
Kepala desa melakukan melakukan advokasi di desa desa binaan lewat
pembangunan desa di bidang dan menekankan regulasi yang
Pendamping Desa Tapanuli Utara
Infrastruktur penggunaan dana desa pembangunan lebih
harus sesuai dengan memihak masyarakat
Permendes 13 Tahun 2020 Desa
melalui pendataan SDGs
Desa
Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan juga
pembangunan Infrastuktur kerjasama langsung di desa mengembangkan di
Bidang
pemberdayaan
sesuai peraturan
menteri desa no 21
tahun 2020 Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
Bintang umum pembangunan
2 Sidikalang
Mersada desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi kepada unsur Akan lebih
tidak berkembang kepala desa ,BPD, dan mengembangkan
Direktur Bumdes sesuai Bumdes di desa dan
dengan PP 11 Taahun 2021 desa akan
tentang Bumdes Berbadan memberikan bantuan
Hukum dan pentingnya modal bumdes. Dan
bumdes dalam peningkatan adanya Advokasi
kesehtraan masyarakat kedesa desa dari
para pendamping
desa
Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan juga
pembangunan Infrastuktur kerjasama langsung di desa mengembangkan di
Bidang
pemberdayaan
sesuai peraturan
menteri desa Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
3 Mersada Sidikalang
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi kepada unsur Akan lebih
tidak berkembang dan tidak ada kepala desa ,BPD, dan mengembangkan
pengembangan produk unggulan Direktur Bumdes sesuai Bumdes di desa dan
masyarakat desa dengan PP 11 Taahun 2021 desa akan
tentang Bumdes Berbadan memberikan bantuan
Hukum dan pentingnya modal bumdes. Dan
bumdes dalam peningkatan adanya Advokasi
kesejahteraan masyarakat kedesa desa dari
para pendamping
desa dan banyaknya
produk unggulan
masyarakat yang
akan di kembangkan
Belum adanya komunikasi yanng Dengan adanya Monitoring Para pendamping
baik antara Para Pendamping dan evaluasi pendampingan desa dan perdesaan
sehingga menghambat pekerjaan desa dan perdesaan bisa bisa melakukan
dan komunikasi kerja di desa melakukan advokasikepada advokasi di desa
binaan para pendamping desa sesuai ketentuan
Pendamping Desa Dairi
Kepmen 40 Tahun
2021 tentang
petunjuk Teknis
Pendampingan
Masyarakat Desa
Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan juga
pembangunan Infrastuktur kerjasama langsung di desa mengembangkan di
Bidang
pemberdayaan
sesuai peraturan
menteri desa Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
Minahasa 10 s/d 13
Sulawesi Minahasa pemberdayaan
,Minahasa November 1 Pangu
Utara Utara masyarakat desa
Tenggara 2021
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi kepada unsur Akan lebih
tidak ada pengembangan produk kepala desa ,BPD, dan mengembangkan
unggulan masyarakat desa Direktur Bumdes sesuai Bumdes di desa dan
dengan PP 11 Taahun 2021 desa akan
tentang Bumdes Berbadan memberikan bantuan
Hukum dan pentingnya modal bumdes. Dan
bumdes dalam peningkatan adanya Advokasi
kesejahteraan masyarakat kedesa desa dari
para pendamping
desa dan banyaknya
produk unggulan
masyarakat yang
akan di kembangkan
Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan juga
pembangunan Infrastuktur kerjasama langsung di desa mengembangkan di
Bidang
Minahasa
2 Rasi pemberdayaan
Utara
sesuai peraturan
menteri desa Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa

BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi kepada unsur Akan lebih


tidak ada pengembangan produk kepala desa ,BPD, dan mengembangkan
unggulan masyarakat desa Direktur Bumdes sesuai Bumdes di desa dan
dengan PP 11 Taahun 2021 desa akan
tentang Bumdes Berbadan memberikan bantuan
Hukum dan pentingnya modal bumdes. Dan
bumdes dalam peningkatan adanya Advokasi
kesejahteraan masyarakat kedesa desa dari
para pendamping
desa dan banyaknya
produk unggulan
masyarakat yang
akan di kembangkan
Belum adanya komunikasi yanng Dengan adanya Monitoring Para Pendamping
baik antara Pendamping dengan dan evaluasi pendampingan akan memberikan
Desa dampingannya dimana desa dan perdesaan bisa Advokasi terhadap
Kepala desa melakukan melakukan advokasi di desa desa binaan lewat
Pendamping Desa Minahasa pembangunan desa di bidang dan menekankan regulasi yang
Utara Infrastruktur penggunaan dana desa pembangunan lebih
harus sesuai dengan memihak masyarakat
Permendes 13 Tahun 2020 Desa
melalui pendataan SDGs
Desa
Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan juga
Tonseala pembangunan Infrastuktur kerjasama langsung di desa mengembangkan di
3 Minahasa
ma Bidang
pemberdayaan
sesuai peraturan
menteri desa Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa

BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi kepada unsur Akan lebih


tidak ada pengembangan produk kepala desa ,BPD, dan mengembangkan
unggulan masyarakat desa Direktur Bumdes sesuai Bumdes di desa dan
dengan PP 11 Taahun 2021 desa akan
tentang Bumdes Berbadan memberikan bantuan
Hukum dan pentingnya modal bumdes. Dan
bumdes dalam peningkatan adanya Advokasi
kesejahteraan masyarakat kedesa desa dari
para pendamping
desa dan banyaknya
produk unggulan
masyarakat yang
akan di kembangkan
Pendamping Lokal Desa belum Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa lebih mengutakan melakukan advokasi dan juga
pembangunan Infrastuktur kerjasama langsung di desa mengembangkan di
Bidang
pemberdayaan
Tongdeg
4 Minahasa sesuai peraturan
esan
menteri desa Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi kepada unsur Akan lebih
tidak ada pengembangan produk kepala desa ,BPD, dan mengembangkan
unggulan masyarakat desa Direktur Bumdes sesuai Bumdes di desa dan
dengan PP 11 Taahun 2021 desa akan
tentang Bumdes Berbadan memberikan bantuan
Hukum dan pentingnya modal bumdes. Dan
bumdes dalam peningkatan adanya Advokasi
kesejahteraan masyarakat kedesa desa dari
para pendamping
desa dan banyaknya
produk unggulan
masyarakat yang
akan di kembangkan
Belum adanya komunikasi yanng Dengan adanya Monitoring Para pendamping
baik dimana parapendamping dan evaluasi pendampingan desa dan perdesaan
belum mengerti advokasi yang desa dan perdesaan bisa bisa melakukan
bagaimana harus diterapkan di melakukan advokasi kepada advokasi di desa
desa para pendamping desa sesuai ketentuan
Pendamping Desa Minahasa
Kepmen 40 Tahun
2021 tentang
petunjuk Teknis
Pendampingan
Masyarakat Desa

Kec. Sei
Serdang Desa Bamban
22 s.d 25 1
Sumatera Bedagai PON Kab. Serdang
November
Utara dan Bedagai
2021
Simalungun

Kec. Tanah
Desa
Jawa
2 Muara
Kab
Mulia
Simalungun
BUMDes sudah terbentuk dan Advokasi kepada unsur Akan lebih
mrnjadi perioritas dalam kepala desa ,BPD, dan mengembangkan
pengembangan produk unggulan Direktur Bumdes sesuai Bumdes di desa. Dan
masyarakat desa dengan PP 11 Taahun 2021 adanya Advokasi
Desa
Kec. Cilaku tentang Bumdes Berbadan kedesa desa dari
1 Sirnagali
Kab. Cianjur Hukum dan pentingnya para pendamping
h
bumdes dalam peningkatan desa dan banyaknya
kesejahteraan masyarakat produk unggulan
masyarakat yang
akan di kembangkan
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi kepada unsur Akan lebih
tidak ada pengembangan produk kepala desa ,BPD, dan mengembangkan
unggulan masyarakat desa Direktur Bumdes sesuai Bumdes di desa dan
dengan PP 11 Taahun 2021 desa akan
tentang Bumdes Berbadan memberikan bantuan
Hukum dan pentingnya modal bumdes. Dan
Desa Kec. Cianjur
2 bumdes dalam peningkatan adanya Advokasi
Nagrak Kab. Cianjur
kesejahteraan masyarakat kedesa desa dari
Jawa 29 April s.d para pendamping
Cianjur
Barat 1 Mei 2021 desa dan banyaknya
produk unggulan
masyarakat yang
akan di kembangkan
Pendamping Lokal Desa kurang Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa melakukan advokasi dan juga
kerjasama langsung di desa mengembangkan di
Bidang
pemberdayaan
Pendamping Desa Cianjur sesuai peraturan
menteri desa Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
Bumdes sudah terbentuk dan Advokasi kepada unsur Tahun 2022 akan
menjadi perioritas dalam kepala desa ,BPD, dan diberikan penyertaan
pengembangan desa seperti Direktur Bumdes sesuai modal dana desa
memiliki destinasi wisata, dengan PP 11 Taahun 2021 untuk Usaha BUMDes
lapangan mini serta yang di tentang Bumdes Berbadan melakukan
dalamnya terdapat wayang dan Hukum dan pentingnya kerjasama desa antar
gamelan yang digunakan untuk bumdes dalam peningkatan desa dan pihak
latihan para warga apabila ada kesejahteraan masyarakat swasta.
acara pentas seni di hari-hari
tertentu.
Pendamping Lokal Desa maksimal Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
Kec.
dalam melakukan pengawalan dan evaluasi pendampingan desa melakukan
Desa Baturaden
1 dalam perencanaa desa. desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
Pandak Kab.
melakukan advokasi dan juga
Banyumas
kerjasama langsung di desa mengembangkan di
Bidang
pemberdayaan
sesuai peraturan
7 s/d 9
Jawa menteri desa Nomor
Banyumas September
Tengah 21 Tahun 2020
2021
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
Bumdes sudah terbentuk dan Advokasi kepada unsur Tahun 2022 BUmdes
berjalan dengan beberapa usaha kepala desa ,BPD, dan memberikan bantuan
yang dimiliki, diantaranya dalam Direktur Bumdes sesuai untuk menambah
bidang perdagangan (1 unit kios dengan PP 11 Taahun 2021 homestay sesuai
usaha), bidang pariwisata berupa tentang Bumdes Berbadan dengan anggaran
Kec.
Desa 1 unit homestay yang berada di Hukum dan pentingnya yang ada. Dan
Baturaden
2 Karangs lereng gunung slamet, bidang bumdes dalam peningkatan adanya Advokasi
Kab.
alam pengadaan air bersih bagi warga kesejahteraan masyarakat kedesa desa dari
Banyumas
desa dan desa wisata. para pendamping
desa dan banyaknya
produk unggulan
masyarakat yang
akan di kembangkan
Pendamping Lokal Desa maksimal Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
dalam melakukan pengawalan dan evaluasi pendampingan desa melakukan
dalam perencanaa desa dan desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
infrastruktur desa. melakukan advokasi dan juga
kerjasama langsung di desa mengembangkan di
Bidang
pemberdayaan
sesuai peraturan
menteri desa Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
Komunikasi yanng baik antara TA Dengan adanya Monitoring Sudah adanya
Kabupaten dengan Pendamping dan evaluasi pendampingan pembekalan ilmu
Desa dan Pendamping Lokal dsa desa dan perdesaan bisa bih Advokasi untuk
melakukan advokasi di desa penerapan di desa
Pendamping Desa Banyumas sesuai ketentuan Kepmen 40
Tahun 2021 tentang
petunjuk Teknis
Pendampingan Masyarakat
Desa
Penyertaan Dana Desa untuk Advokasi penguatan Bumdes Tahun 2022 akan
usaha BUMDes yaitu untuk di desa dan Arti peranan diberikan penyertaan
penambahan untuk usaha kerjasama desa kepada modal dana desa
produksi tempet percatakan gelas unsur kepala desa BPD, dan untuk meningkatkan
plastik, apotik serta lokasi cafe Direktur Bumdes sesuai wisata.
mewah. dengan PP 11 Tahun 2021
tentang Bumdes Berbadan
10 s/d 12 Desa Kec. Belopa Hukum dan Permendes 3
Sulawesi
Luwu November 1 Lamunre Utara Kab. Tahun 2021.
Selatan
2021 Tengah Luwu Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
Pendamping Lokal Desa maksimal
dan evaluasi pendampingan desa melakukan
dalam pelaksanaan pembangunan
desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
dengan menggunakan Dana Desa
melakukan advokasi dan juga
karena seluruh rangkaian proses
kerjasama langsung di desa mengembangkan di
dari mulai perencanaan,
Bidang
pelaksanaan dan evaluasi dikawal
pemberdayaan
ketat.
sesuai peraturan
menteri desa Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
Penyertaan Dana Desa untuk Advokasi penguatan Bumdes Tahun 2022 akan
usaha BUMDes yaitu wisata di desa dan Arti peranan diberikan penyertaan
pinggir sawah. kerjasama desa kepada modal dana desa
unsur kepala desa BPD, dan untuk meningkatkan
Direktur Bumdes sesuai wisata.
dengan PP 11 Tahun 2021
tentang Bumdes Berbadan
Hukum dan Permendes 3
Tahun 2021.
Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
dan evaluasi pendampingan desa melakukan
Desa
Kec. Belopa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
2 Kurusum
Kab. Luwu melakukan advokasi dan juga
angga
Pendamping Lokal Desa maksimal kerjasama langsung di desa mengembangkan di
dalam pelaksanaan pembangunan Bidang
dengan menggunakan Dana Desa pemberdayaan
karena seluruh rangkaian proses sesuai peraturan
dari mulai perencanaan, menteri desa Nomor
pelaksanaan dan evaluasi dikawal 21 Tahun 2020
ketat. tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
Penyertaan Dana Desa untuk Advokasi penguatan Bumdes TAHUN 2021
usaha Bumdes yaitu memiliki di desa dan Arti peranan pembangunan
kedai di pinggir sawah dan juga kerjasama desa kepada pabrik penggilingan
Desa senga selatan memiliki unsur kepala desa BPD, dan dan pengeringan
Comand Center dan berfungsi Direktur Bumdes sesuai padi yang masih
melihat profil desa senga selatan dengan PP 11 Tahun 2021 proses
hanya tinggal membuka aplikasi tentang Bumdes Berbadan pembangunannya
tersebut, security service, CCTV, Hukum dan Permendes 3 yang diharapkan
Speaker pengeras suara di titik Tahun 2021. tahun 2022 akan
titik tertentu bertujuan untuk dapat dikelola oleh
memberikan informasi. Terdapat Bumdes sehingga
percepatan pelayanan offline atau bisa dirasakan oleh
online sehingga membuat masyarakat
pelayanan semakin cepat oleh setempat.
Desa Kecamatan
masyarakat desa.
3 Senga Belopa Kab.
Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
Selatan Luwu
dan evaluasi pendampingan desa melakukan
desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
melakukan advokasi dan juga
Pendamping Lokal Desa maksimal kerjasama langsung di desa mengembangkan di
dalam pelaksanaan pembangunan Bidang
dengan menggunakan Dana Desa pemberdayaan
karena seluruh rangkaian proses sesuai peraturan
dari mulai perencanaan, menteri desa Nomor
pelaksanaan dan evaluasi dikawal 21 Tahun 2020
ketat. tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
Komunikasi yanng baik antara TA Dengan adanya Monitoring Sudah adanya
Kabupaten dengan Pendamping dan evaluasi pendampingan pembekalan ilmu
Desa dan Pendamping Lokal dsa desa dan perdesaan bisa bih Advokasi untuk
melakukan advokasi di desa penerapan di desa
Pendamping Desa Luwu sesuai ketentuan Kepmen 40
Tahun 2021 tentang
petunjuk Teknis
Pendampingan Masyarakat
Desa
Penyertaan Dana Desa untuk Advokasi penguatan Bumdes Tahun 2022 akan
usaha BUMDes yaitu tempat cuci di desa dan Arti peranan diberikan penyertaan
29 mobil dan sewa kendaraan. kerjasama desa kepada modal dana desa
November unsur kepala desa BPD, dan untuk meningkatkan
Gorontalo Boalemo s/d 2 Direktur Bumdes sesuai usaha Bumdes.
Desember dengan PP 11 Tahun 2021
2021 tentang Bumdes Berbadan
Hukum dan Permendes 3
Tahun 2021.
Pendamping Lokal Desa maksimal Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
Kec. dalam pelaksanaan pembangunan dan evaluasi pendampingan desa melakukan
Desa
Paguyaman dengan menggunakan Dana Desa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
1 Molomb
Kab. karena seluruh rangkaian proses melakukan advokasi dan juga
ulahe
Boalemo dari mulai perencanaan, kerjasama langsung di desa mengembangkan di
pelaksanaan dan evaluasi dikawal Bidang
ketat. pemberdayaan
sesuai peraturan
menteri desa Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi kepada unsur Akan lebih
tidak ada pengembangan produk kepala desa ,BPD, dan mengembangkan
unggulan masyarakat desa Direktur Bumdes sesuai Bumdes di desa dan
dengan PP 11 Taahun 2021 desa akan
tentang Bumdes Berbadan memberikan bantuan
Kec.
Hukum dan pentingnya modal bumdes. Dan
Desa Paguyaman
2 bumdes dalam peningkatan adanya Advokasi
Hulawa Kab.
kesejahteraan masyarakat kedesa desa dari
Boalemo
para pendamping
desa dan banyaknya
produk unggulan
masyarakat yang
akan di kembangkan
Pendamping Lokal Desa kurang Dengan adanya Monitoring Pendamping Lokal
maksimal dalam melakukan dan evaluasi pendampingan desa akan melakukan
pengawalan dalam perencanaa desa dan perdesaan bisa Advokasi untuk desa
desa dan desa melakukan advokasi dan juga
kerjasama langsung di desa mengembangkan di
Bidang
pemberdayaan
sesuai peraturan
menteri desa Nomor
21 Tahun 2020
tentang pedoman
umum pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat desa
Komunikasi yanng baik antara TA Dengan adanya Monitoring Sudah adanya
Kabupaten dengan Pendamping dan evaluasi pendampingan pembekalan ilmu
Desa dan Pendamping Lokal dsa desa dan perdesaan bisa bih Advokasi untuk
melakukan advokasi di desa penerapan di desa
Gorontalo Pohuwato Pendamping Desa Boalemo sesuai ketentuan Kepmen 40
Tahun 2021 tentang
petunjuk Teknis
Pendampingan Masyarakat
Desa
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi kepada unsur Akan lebih
tidak ada pengembangan produk kepala desa ,BPD, dan mengembangkan
unggulan masyarakat desa Direktur Bumdes sesuai Bumdes di desa dan
melainkan simpan pinjam dengan PP 11 Taahun 2021 desa akan
tentang Bumdes Berbadan memberikan bantuan
Kec.
Hukum dan pentingnya modal bumdes. Dan
Desa Randangan
1 bumdes dalam peningkatan adanya Advokasi
Ayula Kab.
kesejahteraan masyarakat kedesa desa dari
Pohuwato
para pendamping
desa dan banyaknya
produk unggulan
masyarakat yang
akan di kembangkan
BUMDes sudah terbentuk namun Advokasi kepada unsur Akan lebih
tidak ada pengembangan produk kepala desa ,BPD, dan mengembangkan
unggulan masyarakat desa Direktur Bumdes sesuai Bumdes di desa dan
melainkan simpan pinjam dengan PP 11 Taahun 2021 desa akan
tentang Bumdes Berbadan memberikan bantuan
Desa Kec.
Hukum dan pentingnya modal bumdes. Dan
Manung Randangan
2 bumdes dalam peningkatan adanya Advokasi
gal Kab.
kesejahteraan masyarakat kedesa desa dari
Karya Pohuwato
para pendamping
desa dan banyaknya
produk unggulan
masyarakat yang
akan di kembangkan
Komunikasi yanng baik antara TA Dengan adanya Monitoring Sudah adanya
Kabupaten dengan Pendamping dan evaluasi pendampingan pembekalan ilmu
Desa dan Pendamping Lokal dsa desa dan perdesaan bisa bih Advokasi untuk
melakukan advokasi di desa penerapan di desa
Pendamping Desa Pohuwato sesuai ketentuan Kepmen 40
Tahun 2021 tentang
petunjuk Teknis
Pendampingan Masyarakat
Desa
TA. 2021
Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Tahun Anggaran 2021 pada Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa,
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia dapat disusun
dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang merupakan wujud pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa dalam kurun waktu pelaksanaan pada Tahun Anggaran 2021.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dimaksudkan sebagai sarana


pengendalian, penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bersih serta juga sebagai umpan balik dalam perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2021. Capaian
Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa dilaporkan dan dimonitoring melalui
Sistem Monitoring Capaian Kinerja secara triwulan. Pada dasarnya, laporan ini memuat
hasil dan capaian kontrak kinerja Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa pada
tahun anggaran berjalan, yang selanjutnya akan disusun menjadi Laporan Kinerja
Tahunan pada triwulan terakhir.

Program-program yang telah dilaksanakan ini tentu masih banyak kekurangannya.


Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan program/kegiatan serta anggaran Direktorat
Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa yang memuat perkembangan program/kegiatan
anggaran, permasalahan, dan upaya tindak lanjutnya.

i
Dengan adanya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat
Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2021 ini menjadi cermin bagi kita
semua untuk bahan mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat
melaksanakan kinerja ke depan secara lebih baik. Kepada semua pihak yang terkait dan
berperan aktif dalam pelaksanaan Tugas dan Fungsi Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan
Dana Desa, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Desember 2021

Direktur
Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa

Drs. Luthfy Latief, M.Si


NIP: 19701219 199101 1 001

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 1
B. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI ...................................................................................... 2
C. STRUKTUR ORGANISASI ............................................................................................... 7
D. MAKSUD DAN TUJUAN ................................................................................................... 8
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN ........................................................................................... 10

BAB II PERENCANAAN KINERJA ......................................................................................... 11


A. RENSTRA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN
PERDESAAN ........................................................................................................................ 11
B. RENCANA KERJA DIREKTORAT FASILITASI PEMANFAATAN DANA
DESA ...................................................................................................................................... 14
C. PERJANJIAN KINERJA .................................................................................................... 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..................................................................................... 18


A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2021 ..................... 18
A.1 PERBANDINGAN ANTARA CAPAIAN KINERJA TAHUN
ANGGARAN 2021 DAN TAHUN ANGGARAN 2020
.................................................................................................................................. 19
A.2 PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN REALISASI KINERJA
TAHUN ANGGARAN 2021 ............................................................................ 20
A.3 PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2021 DENGAN
TARGET JANGKA MENENGAH YANG TERDAPAT DALAM
DOKUMEN PERENCANAAN STRATEGIS ORGANISASI ................... 21
A.4 ANALISIS KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN, PENINGKATAN
DAN PENURUNAN KINERJA SERTA ALTERNATIF SOLUSI
YANG TELAH DILAKUKAN ......................................................................... 23
A.5 ANALISIS ATAS EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBERDAYA ........ 23
B. REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2021 ......................................... 25
C. PROGRAM/KEGIATAN UNGGULAN DIREKTORAT FASILITASI
PEMANFAATAN DANA DESA .................................................................................... 26

iii
BAB IV PENUTUP .................................................................................................................... 29
A. KESIMPULAN .................................................................................................................... 29
B. SARAN .................................................................................................................................. 29

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa telah menempatkan Desa
sebagai ujung tombak pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Desa
diberikan kewenangan dan sumber dana yang memadai agar dapat mengelola potensi
yang dimilikinya guna meningkatkan ekonomi dan kesejahtaraan masyarakat. Setiap
tahun Pemerintah Pusat telah menganggarkan Dana Desa yang cukup besar untuk
diberikan kepada Desa.
Selama periode tahun 2015-2020, Dana Desa telah digunakan untuk membangun
prasarana penunjang ekonomi masyarakat desa, antara lain berupa: jalan desa
sepanjang 261.877 kilometer; jembatan 1.494.804 meter; pasar desa 11.944 unit;
Bumdes 39.844 kegiatan; tambatan perahu 7.007 unit; embung 5.202 unit; irigasi
76.453 unit; sarana olah raga 27.753 unit. Serta prasarana untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat desa, antara lain berupa: penahan tanah 237.415 unit; prasarana air
bersih 1.281.168 unit; prasarana MCK 422.860 unit; Polindes 11.599 unit; drainase
42.846.367 meter; PAUD 64.429 kegiatan; Posyandu 40.618 unit; sumur 58.269 unit.
Desa juga berinisatif membentuk Bumdes, untuk meningkatkan Pendapatan Asli
Desa (PADes). Sebelum tahun 2014 telah didirikan 8.189 Bumdes. Pada 2015 didirikan
6.274 Bumdes, 2016 sebanyak 14.132 Bumdes, tahun 2017 sebanyak 14.744 Bumdes,
tahun 2018 sebanyak 5.874 Bumdes, dan pada tahun 2019 didirikan sebanyak 1.878
Bumdes. Bahkan, sepanjang pandemi Covid-19 pada 2020 didirikan 43 Bumdes. Secara
keseluruhan, telah ada 51.134 Bumdes. Hingga tahun 2020 sebanyak Rp4,2 triliun Dana
Desa dialokasikan sebagai modal Bumdes dan hasilnya berupa Rp1,1 triliun Pendapatan
Asli Desa yang bersumber dari pembagian hasil keuntungan Bumdes.
Pemerintah senantiasa berupaya agar Dana Desa bisa semakin berpihak pada
masyarakat miskin. Regulasi yang disusun pun diharapkan menghasilkan sistem
pengelolaan Dana Desa yang efektif, efisien, dan akuntabel, sehingga tujuan Pemerintah
melalui pengalokasian Dana Desa dapat terwujud. Untuk itu, diperlukan penguatan
kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia, baik aparatur pemerintah desa,
masyarakat, maupun tenaga pendampingan desa serta perbaikan transparansi,
akuntabilitas, dan pengawasan dalam pengelolaan Dana Desa dan keuangan desa.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 1
Berbagai regulasi turunan diterbitkan untuk mengatur agar pembangunan desa
dapat berjalan sebagaimana amanat Undang-Undang Desa. Regulasi tersebut tertuang di
dalam berbagai tingkatan, dimulai dari peraturan pemerintah, peraturan menteri terkait
(Peraturan Menteri Keuangan, Peraturan Menteri Dalam Negeri, dan Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi), hingga peraturan pelengkap
yang diterbitkan oleh daerah.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam rangka pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat desa menerbitkan regulasi tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa.
Regulasi ini berupa Peraturan Menteri yang bertujuan sebagai pedoman umum
pelaksanaan penggunaan Dana Desa. Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah pilihan
program dan/atau kegiatan yang didahulukan dan diutamakan daripada pilihan
kegiatan lainnya untuk dibiayai dengan Dana Desa.
Selain itu diperlukan juga adanya Pengendalian Pengunaan Dana Desa yang
disusun dan dilaksanakan dengan tujuan agar apa yang telah direncanakan oleh
pemerintah desa dapat dilaksanakan dengan baik sehingga target yang ditetapkan dapat
tercapai. Adapun tujuan lain dari kegiatan Pengendalian Penggunaan Dana Desa sebagai
berikut:
1. memastikan tersampaikannya kebijakan prioritas penggunaan dana desa;
2. memastikan penggunaan Dana Desa sesuai dengan prioritas yang ditetapkan; dan
3. memastikan permasalahan dalam penyaluran Dana Desa teridentifkasi dan dapat
disusun langkah fasilitasi penyelesaiannya.

Hal tersebut sejalan dengan tugas dan fungsi Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan
Dana Desa pada Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia.

B. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI


Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi pemanfaatan dana desa.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 2
Dalam menjalankan tugasnya, Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
menyelenggarakan fungsi:
1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyusunan rencana prioritas
pemanfaatan dana desa, penyusunan rencana pemanfaatan dana desa secara
partisipatif, pelaksanaan pemanfaatan dana desa, pengembangan partisipasi
masyarakat dalam pemanfaatan dana desa, serta pengelolaan sistem informasi
dana desa;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan rencana prioritas pemanfaatan
dana desa, penyusunan rencana pemanfaatan dana desa secara partisipatif,
pelaksanaan pemanfaatan dana desa, pengembangan partisipasi masyarakat
dalam pemanfaatan dana desa, serta pengelolaan sistem informasi dana desa;
3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyusunan
rencana prioritas pemanfaatan dana desa, penyusunan rencana pemanfaatan
dana desa secara partisipatif, pelaksanaan pemanfaatan dana desa,
pengembangan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana desa, serta
pengelolaan sistem informasi dana desa;
4. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyusunan rencana
prioritas pemanfaatan dana desa, penyusunan rencana pemanfaatan dana desa
secara partisipatif, pelaksanaan pemanfaatan dana desa, pengembangan
partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana desa, serta pengelolaan sistem
informasi dana desa;
5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan rencana prioritas
pemanfaatan dana desa, penyusunan rencana pemanfaatan dana desa secara
partisipatif, pelaksanaan pemanfaatan dana desa, pengembangan partisipasi
masyarakat dalam pemanfaatan dana desa, serta pengelolaan sistem informasi
dana desa; dan
6. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2020 tentang Uraian Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama dan Tugas Kelompok Jabatan Fungsional di Lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, pengelompokan uraian fungsi
Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa terdiri atas kelompok substansi:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 3
1. penyusunan prioritas pemanfaatan dana desa;
2. fasilitasi penyusunan rencana pemanfaatan dana desa secara partisipatif;
3. fasilitasi pelaksanaan pemanfaatan dana desa;
4. fasilitasi pengembangan partisipasi masyarakat; dan
5. pengelolaan sistem informasi dana desa.

Adapun masing-masing kelompok substansi mempunyai tugas sebagai berikut:


1. Kelompok Substansi Penyusunan Prioritas Pemanfaatan Dana Desa
Tugas: Melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang prioritas pemanfaatan
dana desa.
Kelompok Substansi Penyusunan Prioritas Pemanfaatan Dana Desa terdiri atas:
a. Sub Kelompok Substansi Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah dan Rencana Kerja Pemerintah Desa mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
dan rencana kerja pemerintah desa; dan
b. Sub Kelompok Substansi Pendataan dan Informasi Pembangunan Desa
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pendataan dan informasi
pembangunan desa serta penyiapan penyusunan dan penetapan prioritas
pemanfaatan dana desa.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 4
2. Kelompok Substansi Fasilitasi Penyusunan Rencana Pemanfaatan Dana Desa
Secara Partisipatif
Tugas: Melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan rencana
pemanfaatan dana desa secara partisipatif.
Kelompok Substansi Penyusunan Rencana Pemanfaatan Dana Desa Secara
Partisipatif terdiri atas:
a. Sub Kelompok Substansi Penyusunan Rencana Pemanfaatan Dana Desa
Secara Partisipatif mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
fungsional dalam pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang penyusunan rencana pemanfaatan dana desa secara partisipatif; dan
b. Sub Kelompok Substansi Fasilitasi Sinkronisasi mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang sinkronisasi pemanfaatan dana desa dengan dokumen
perencanaan.

3. Kelompok Substansi Fasilitasi Pelaksanaan Pemanfaatan Dana Desa


Tugas: Melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelaksanaan pemanfaatan
dana desa.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 5
Kelompok Substansi Fasilitasi Pelaksanaan Pemanfaatan Dana Desa terdiri atas:
a. Sub Kelompok Substansi Pemantauan Dan Evaluasi mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta
evaluasi dan pelaporan di bidang pemantauan dan evaluasi pemanfaatan dana
desa; dan
b. Sub Kelompok Substansi Pelaporan mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang pelaksanaan pelaporan pemanfaatan dana desa.

4. Kelompok Substansi Fasilitasi Pengembangan Partisipasi Masyarakat


Tugas: Melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan partisipasi
masyarakat dalam pemanfaatan dana desa.
Kelompok Substansi Fasilitasi Pengembangan Partisipasi Masyarakat terdiri atas:
a. Sub Kelompok Substansi Tata Kelola Pemanfaatan Dana Desa mempunyai
tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang tata kelola pemanfaatan dana desa; dan
b. Sub Kelompok Substansi Pembentukan Forum Pengelolaan Dana Desa Dan
Publikasi Pemanfaatan Dana Desa mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pembentukan forum pengelolaan dan publikasi pemanfaatan dana desa.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 6
5. Kelompok Substansi Pengelolaan Sistem Informasi Dana Desa
Tugas: Melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan sistem
informasi dana desa.
Kelompok Substansi Pengelolaan Sistem Informasi Dana Desa terdiri atas:
a. Sub Kelompok Substansi Pendataan mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pendataan pemanfaatan dana desa; dan
b. Sub Kelompok Substansi Pengelolaan Sistem Informasi mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang pengelolaan sistem informasi pemanfaatan dana desa.

C. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja serta Nomor 16
Tahun 2020 tentang Uraian Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama dan
Tugas Kelompok Jabatan Fungsional di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Struktur Organisasi Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa adalah sebagai berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 7
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT FASILITASI PEMANFAATAN DANA DESA

Direktur Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa

Subbagian
Tata Usaha

Kelompok Substansi Kelompok Substansi Kelompok Substansi


Kelompok Substansi Kelompok Substansi
Penyusunan Rencana Penyusunan Rencana Pengembangan Partisipasi
Pelaksanaan Pengelolaan Sistem
Prioritas Pemanfaatan Pemanfaatan Dana Desa Masyarakat dalam
Pemanfaatan Dana Desa Pemanfaatan Dana Desa Informasi Dana Desa
Dana Desa secara Partisipatif

Sub Kelompok Substansi Sub Kelompok Substansi Sub Kelompok Substansi Sub Kelompok Substansi
Penyusunan Rencana Sub Kelompok Substansi
Penyusunan RPJM dan Pemantauan Dan Tata Kelola Pemanfaatan
Pemanfaatan Dana Desa Pendataan
RKP Desa Secara Partisipatif Evaluasi Dana Desa

Sub Kelompok Substansi


Sub Kelompok Substansi Pembentukan Forum Sub Kelompok Substansi
Sub Kelompok Substansi Sub Kelompok Substansi
Pendataan dan Informasi Pengelolaan Dana Desa Dan Pengelolaan Sistem
Fasilitasi Sinkronisasi Pelaporan Publikasi Pemanfaatan Dana
Pembangunan Desa Informasi
Desa

D. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2021 adalah:
1. sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis Direktur Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa kepada Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan selaku Pemberi Kewenangan atas Kinerja Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa pada Tahun Anggaran 2021;
2. memberikan gambaran dan informasi mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan program/kebijakan yang telah ditetapkan untuk mewujudkan visi,
misi, tujuan, sasaran Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
maupun unit kerja Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa;
3. memberikan gambaran mengenai tingkat keberhasilan atau tingkat kegagalan
capaian pelaksanaan suatu kegiatan dan program kerja Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa pada Tahun Anggaran 2021.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 8
Adapun tujuan yang diharapkan dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran
2021 adalah:
1. terwujudnya akuntabilitas kinerja Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
pada Tahun Anggaran 2021;
2. memberikan umpan balik bagi peningkatan kinerja perencanaan program dan
kegiatan maupun lingkungan Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa secara
khusus dan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan secara umum;
3. dihasilkan suatu umpan balik (feed back) bagi pengambilan kebijakan strategis
dan peningkatan kinerja perencanaan program/kegiatan di lingkungan
Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa;
4. terlaksananya sasaran penyelenggaraan Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa sesuai
dengan program kerja yang telah ditetapkan.

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasilitasi


Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2021 pada dasarnya meliputi segala sesuatu
yang berkaitan dengan tanggungjawab atas pemberian mandat atau amanah dengan
tanggungjawab yang diberikan untuk dikelola dengan efisien dan efektif dalam rangka
mencapai misi organisasi. Sehubungan dengan hal tersebut, lingkup Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
Tahun Anggaran 2021 mengungkapkan fakta atau profil Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa, Perencanaan Strategis, Kinerja Instansi, dan Evaluasi Kinerja.
Dalam pengungkapan perencanaan strategis disajikan mengenai Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran, Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran, dan Program/Kegiatan.
Selanjutnya kinerja komponen dipaparkan dengan penggunaan indikator kinerja,
pengukuran kinerja dan evaluasinya. Substansi yang dilaporkan lebih ditekankan pada
kinerja program utama komponen dengan tidak mengurangi pentingnya unit-unit
penunjang.
Dengan demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa diharapkan dapat difungsikan sebagai salah satu sarana untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan upaya perbaikan manajemen
pemerintahan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 9
E. SITEMATIKA PENYAJIAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun dengan
sistematika penyajian berdasarkan Peraturan/menteri PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 5
Tahun 2014 sebagai berikut:
 BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang, uraian tugas dan fungsi,
struktur organisasi, maksud dan tujuan, serta sistematika penyajian.
 BAB II PERENCANAAN KINERJA, terdiri dari Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Rencana Kerja Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa, dan Perjanjian Kinerja.
 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA, terdiri dari Capaian Kinerja Organisasi Tahun
Anggaran 2021 yang terdiri dari Realisasi Kinerja Tahun Anggaran Berjalan
(perbandingan target dengan realisasi), perbandingan realisasi kinerja tahun
anggaran berjalan dengan tahun anggaran lalu, membandingkan realisasi kinerja
s.d. tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategi, analisis atas penyebab keberhasilan dan kegagalan atau
peningkatan dan penurunan kinerja, analisis efisiensi penggunaan sumber daya
dan realisasi anggaran.
 BAB IV PENUTUP, terdiri dari kesimpulan dan saran.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 10
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. RENSTRA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN


Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai selama kurun waktu 1 sampai 5 tahun secara sistematis dan
berkesinambungan. Perencanaan kinerja memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan
program yang disertai dengan indikator keberhasilan dan/atau kegagalan serta memuat
strategi dan kebijakan pembangunan secara tepat dan komprehensif sebagai pernyataan
kehendak dan harapan masyarakat, sehingga dapat dikontrol dengan mudah oleh
seluruh stakeholders terkait.
Rencana Strategis (Renstra) disusun dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
semua unit yang berada dalam lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan untuk mewujudkan desa dan perdesaan yang memiliki keunggulan
kolaboratif dan daya saing dalam mendukung Indonesia maju yang berdaulat, mandiri,
dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong.
Visi Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan tahun 2020 – 2024
mengacu pada Visi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, yaitu: “Terwujudnya
Perdesaan yang memiliki keunggulan Kolaboratif dan Daya Saing secara berkelanjutan
dalam Mendukung Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian,
Berlandaskan Gotong-Royong”.
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan sebagai unit kerja eselon I
di Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki misi yang mengacu pada misi
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Khususnya pada misi “Mempercepat
pembangunan Desa dan Perdesaan yang berkelanjutan”.
Tujuan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang ingin dicapai
kurun waktu 2020 – 2024 sesuai dengan Tujuan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi, yakni:
1. mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi
perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara
berkelanjutan;
2. mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan perdesaan, daerah
tertinggal, dan Kawasan transmigrasi;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 11
3. berkurangnya jumlah daerah tertinggal;
4. terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan system pengembangan
dalam mendukung pertumbuhan wilayah;
5. meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan daya saing
melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu pengetahuan, data dan informasi
dalam pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi;
6. terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi;
7. terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien dan terpercaya.

Dalam mendukung pencapaian tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,


Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan fokus pada tujuan “Mendorong
terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan
perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan”.
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi memiliki sasaran strategis seperti pada
tabel berikut:
Tabel 2.1 Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi tahun 2020-2024
INDIKATOR SASARAN
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS
STRATEGIS
1 Mendorong Berkembangnya status - Jumlah desa Mandiri
terwujudnya Desa pembangunan desa - Jumlah desa berkembang
Berkembang dan - Jumlah desa tertinggal
Mandiri, serta Meningkatnya status - Indeks rata-rata
kolaborasi perdesaan perkembangan Kawasan perkembangan
dengan perkotaan melalui Perdesaan 62 KPPN (Kawasan
pengembangan Kawasan Perdesaan
Perdesaan secara Prioritas Nasional)
berkelanjutan - Indeks rata-rata
perkembangan 30 Kawasan
Perdesaan Prioritas
Kementerian
Menurunnya Kemiskinan Persentase kemiskinan di
di perdesaan perdesaan
2 Mendorong tumbuh Terevitalisasinya Badan - Jumlah Bumdes
dan berkembangnya Usaha Milik Desa berkembang
investasi di desa dan (BUMDes) - Jumlah Bumdes maju
perdesaan, daerah Terevitalisasi Badan - Jumlah Bumdes Bersama
tertinggal, dan Usaha berkembang
Kawasan transmigrasi Milik Desa Bersama - Jumlah Bumdes Bersama
(Bumdesma) maju

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 12
INDIKATOR SASARAN
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS
STRATEGIS
Meningkatnya investasi di Persentase kenaikan investasi
perdesaan mendukung di
transformasi ekonomi perdesaan
3 Berkurangnya jumlah Berkurangnya jumlah Jumlah kabupaten daerah
daerah tertinggal daerah tertinggal tertinggal
yang terentaskan menurut
indeks
ketertinggalan
Menurunnya penduduk Persentase penurunan
miskin di daerah penduduk
tertinggal miskin di daerah tertinggal
Meningkatnya IPM di Nilai rata-rata IPM di daerah
daerah tertinggal tertinggal
4 Terwujudnya Meningkatnya status - Rata-rata indeks
kawasan transmigrasi perkembangan Kawasan perkembangan
sebagai satu kesatuan Transmigrasi yang 52 Kawasan Transmigrasi
sistem direvitalisasi Prioritas Nasional yang
pengembangan dalam direvitalisasi
mendukung pertumbuhan - Rata-rata indeks
wilayah perkembangan
100 Kawasan Transmigrasi
Prioritas Kementerian yang
direvitalisasi
5 Meningkatnya kualitas Meningkatnya kualitas - Persentase dokumen
implementasi kebijakan implementasi kebijakan pengembangan kebijakan
dalam pengembangan yang berbasis pada ilmu dan
daya saing melalui pengetahuan, inovasi, perencanaan induk yang
kreativitas dan teknologi serta data dan informasi menjadi rujukan dalam
berbasis ilmu dalam keterpaduan pelaksanaan kebijakan
pengetahuan, data dan rencana untuk - Persentase layanan data
informasi dalam meningkatkan daya saing dan
pembangunan desa dan pembangunan desa, sistem informasi yang
perdesaan, daerah perdesaan, daerah terintegrasi
tertinggal, dan tertinggal dan
transmigrasi transmigrasi
6 Terwujudnya sumber Meningkatnya kapasitas - Persentase Pejabat yang
daya manusia yang SDM desa dan perdesaan memenuhi Standar
unggul dalam melakukan daerah tertinggal dan Kompetensi
pemberdayaan transmigrasi Jabatan
masyarakat desa, daerah - Persentase Kader
tertinggal dan Pemberdayaan Masyarakat
transmigrasi Perdesaan yang mampu
melakukan pendampingan
masyarakat perdesaan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 13
INDIKATOR SASARAN
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS
STRATEGIS
7 Terwujudnya tata Meningkatnya kualitas - Nilai Reformasi Birokrasi
kelola pemerintahan reformasi birokrasi dan - Nilai Kesehatan Organisasi
yang agile, efektif, kapasitas organisasi - Persentase pelaksanaan
efisien dan e-government (SPBE)
terpercaya Sistem
Pemerintahan Berbasis
Elektronik
- Indeks Penerapan Sistem
Merit
Meningkatnya - Nilai Opini BPK atas
pengawasan, Laporan
pengendalian dan Keuangan
akuntabilitas aparatur - Nilai Integritas
yang baik serta aturan - Nilai SAKIP
yang efektif - Tingkat maturitas SPIP
(Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah)

Melihat tabel di atas maka sasaran strategis Direktorat Jenderal Pembangunan


Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024 fokus pada sasaran strategis point 1, yaitu:
1. Meningkatnya status perkembangan desa, dengan indikator:
a. Meningkatnya status desa berkembang menjadi desa mandiri sebanyak 5.000
Desa.
b. Meningkatnya status desa tertinggal menjadi desa berkembang sebanyak
10.000 Desa.
2. Meningkatnya status perkembangan Kawasan Perdesaan, dengan indikator:
a. Indeks rata-rata perkembangan 62 KPPN (Kawasan Perdesaan Prioritas
Nasional).
b. Indeks rata-rata perkembangan 30 Kawasan Perdesaan Prioritas
Kementerian.
3. Menurunnya Kemiskinan di perdesaan, dengan target indikator Persentase
kemiskinan di perdesaan pada akhir RPJM menjadi sebesar 9,90%.

B. RENCANA KERJA DIREKTORAT FASILITASI PEMANFAATAN DANA DESA


Mengacu pada Rencana Strategis (RENSTRA) pada bagian sebelumnya, disusun
rencana kinerja tahunan Direktorat yang berisi kegiatan, output dan aktivitas, serta

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 14
anggaran yang dibutuhkan. Rencana Kinerja Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana
Desa Tahun Anggaran 2021 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Rencana Kerja Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa TA 2021
KODE
RENJA/KRISNA TA 2021
PROGRAM/ PROGRAM/OUTPUT
KEGIATAN/ PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT
ANGGARAN
OUTPUT/ KEGIATAN TARGET SATUAN
(dalam Rp)
SUB OUTPUT
(1) (2) (3) (4) (5)
6468 Pembangunan Desa dan Perdesaan
6468.UBB Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah 74.953 Desa 3.607.000.000
Desa
6468.UBB.001 Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Dana 74.953 Desa 281.892.000
Desa
051 Perumusan Kebijakan Prioritas Pemanfaatan 1 Dokumen 102.317.000
Dana Desa
052 Penyusunan Panduan Fasilitasi Pelaksanaan 1 Dokumen 179.575.000
Pengelolaan Dana Desa
6468.UBB.002 Pengendalian Penggunaan Dana Desa 74.953 Desa 3.325.108.000
051 Fasilitasi Pelaksanaan Percepatan - Desa 277.365.000
Penyaluran dan Pemanfaatan Dana Desa
052 Diseminasi Pelaksanaan Kebijakan 33 Provinsi 362.460.000
Pemanfaatan Dana Desa
053 Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan - Dokumen 1.930.608.000
Pengelolaan Dana Desa
054 Layanan Dukungan Tugas dan Fungsi 1 Layanan 754.675.000

Tabel di atas menginformasikan tentang rencana kerja Direktorat Fasilitasi


Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2021 sesuai dengan penjelasan tentang
rencana strategis pada bagian sebelumnya dan lebih terinci lagi sebagaimana terdapat
dalam dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L)
Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran 2021.

C. PERJANJIAN KINERJA
Bagian yang terpenting dari dokumen rencana pembangunan yang akuntabel
adalah indikator kinerja yang relevan, tepat, dan adanya perumusan capaian kinerja
atau sasaran yang direncanakan. Pelaksanaan rencana pembangunan akan lebih efisien
dan efektif keberhasilannya apabila dilengkapi dengan indikator capaian, pengukuran
kinerjanya, serta kepastian akuntabilitas dari pelaksananya. Konsistensi, koherensi dan
ketepatan dari penetapan perumusan indikator capaian kinerja harus dijaga sesuai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 15
dengan hirarkinya, dimulai dari indikator dampak, outcomes, output, serta input sumber
daya pendukungnya. Bagian ini merupakan tahap penting dalam perencanaan kebijakan
pembangunan (policy planning).
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta mendukung tercapainya sasaran
pembangunan nasional khususnya pada agenda prioritas pembangunan nasional ke-
dua, yaitu Pengembangan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin
Pemerataan dan Kegiatan Prioritas ke empat, yaitu Daerah Tertinggal, Kawasan
Perbatasan, Perdesaan dan Transmigrasi, maka Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana
Desa berkomitmen, dalam hal ini Direktur Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa dengan
Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan melakukan perjanjian kinerja di
tahun 2021, sebagaimana tabel sebagai berikut:

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2021


Unit Kerja Eselon II : Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
Tahun Anggaran : 2021

NO. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET


(1) (2) (3) (4)
1 Tersedianya bahan kebijakan Jumlah bahan kebijakan dan regulasi 3
dan regulasi Desa dan Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
Perdesaan yang ditetapkan
2 Meningkatnya Penggunaan Persentase desa yang memanfaatkan 100
Dana Desa sesuai dengan Dana Desa sesuai dengan prioritas
prioritas
3 Terwujudnya layanan informasi Persentase desa yang laporan 100
publik pemanfaatan Dana Desa pemanfaatan Dana Desanya
yang baik terpublikasi

Dalam melaksanakan kinerja pada Tahun 2021 dengan menjabarkan sasaran


berdasarkan Indikator Kinerja dengan target-target yang tertuang dalam perjanjian
kinerja Tahun 2021, Total Pagu Anggaran Direktorat Pembangunan Ekonomi Kawasan
Perdesaan, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia pada DIPA Awal
sebesar Rp10.000.000.000,- (Sepuluh Miliar Rupiah), kemudian mengalami beberapa
perubahan pada DIPA sehingga total anggaran terakhir menjadi Rp3.607.000.000,- (Tiga
Miliar Enam Ratus Tujuh Juta Rupiah). Komposisi anggaran sebagaimana tabel berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 16
Tabel 2.4 Alokasi Anggaran Tahun 2021 (DIPA Awal)
PAGU ANGGARAN
NO PROGRAM/KEGIATAN OUTPUT/SUBOUTPUT TARGET
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Desa 10.000.000.000
Fasilitasi dan Pengendalian Penggunaan 74.953 Desa 10.000.000.000
Pembinaan Pemerintah Dana Desa
Desa

Tabel 2.5 Alokasi Anggaran Tahun 2021 (DIPA Revisi 1)


PAGU ANGGARAN
NO PROGRAM/KEGIATAN OUTPUT/SUBOUTPUT TARGET
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Desa 10.750.000.000
Fasilitasi dan Penyusunan Kebijakan 1.500.000.000
74.953 Desa
Pembinaan Pemerintah Pengelolaan Dana Desa
Desa
Pengendalian Penggunaan 9.250.000.000
74.953 Desa
Dana Desa

Tabel 2.6 Alokasi Anggaran Tahun 2021 (DIPA Revisi 2)


PAGU ANGGARAN
NO. PROGRAM/KEGIATAN OUTPUT/SUBOUTPUT TARGET
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Desa 6.207.000.000
Fasilitasi dan Penyusunan Kebijakan 911.294.000
74.953 Desa
Pembinaan Pengelolaan Dana Desa
Pemerintah Desa
Pengendalian Penggunaan 5.295.706.000
74.953 Desa
Dana Desa

Tabel 2.7 Alokasi Anggaran Tahun 2021 (DIPA Revisi 3)


PAGU ANGGARAN
NO. PROGRAM/KEGIATAN OUTPUT/SUBOUTPUT TARGET
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Desa 3.607.000.000
Fasilitasi dan Penyusunan Kebijakan 281.892.000
74.953 Desa
Pembinaan Pengelolaan Dana Desa
Pemerintah Desa
Pengendalian Penggunaan 3.325.108.000
74.953 Desa
Dana Desa

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 17
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. ANALISIS DAN CAPAIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2021


Pengukuran capaian kinerja Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa pada
Tahun Anggaran 2021 dilakukan dengan cara membandingkan rencana tingkat capaian
(target) masing-masing indikator kinerja utama dengan capaian kinerja nyata (realisasi)
melalui penilaian sendiri (self assessment). Pengukuran dilakukan guna mengetahui
capaian kinerja untuk dituangkan dalam dokumen Laporan Kinerja Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa pada Tahun Anggaran 2021 yang merupakan wujud
pertanggungjawaban terhadap tingkat keberhasilan pencapaian kinerja institusi.
Untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan perlu
dibuat analisis capaian kinerja sebagai tolak ukur agar semakin baik dari tahun ke
tahun. Capaian kinerja diukur dengan cara membandingkan antara kinerja yang
dihasilkan dengan kinerja yang diharapkan. Dalam hal ini, capaian kinerja diukur dari
Perjanjian Kinerja yang memuat sasaran strategis dan indikator kinerja utama dengan
hasil capaian selama satu tahun. Berdasarkan perjanjian kinerja Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa mempunyai 3 (tiga) Sasaran Kegiatan dan 3 (tiga) Indikator
Kinerja Utama sebagaimana dituangkan pada Perjanjian Kinerja Tahun Anggaran 2021.
Adapun rincian capaian kinerja Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa pada
Tahun Anggaran 2021 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Capaian Kinerja Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa TA 2021
INDIKATOR KINERJA
NO. SASARAN KEGIATAN TARGET REALISASI CAPAIAN
UTAMA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Tersedianya bahan Jumlah bahan kebijakan 3 3 100%
kebijakan dan regulasi dan regulasi Fasilitasi
Desa dan Perdesaan Pemanfaatan Dana Desa
yang ditetapkan
2 Meningkatnya Persentase desa yang 100 100 100%
Penggunaan Dana Desa memanfaatkan Dana Desa
sesuai dengan prioritas sesuai dengan prioritas
3 Terwujudnya layanan Persentase desa yang 100 100 100%
informasi publik laporan pemanfaatan
pemanfaatan Dana Dana Desanya
Desa yang baik terpublikasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 18
Pengukuran capaian kinerja beserta indikatornya menggunakan rentang
penilaian capaian kinerja dan kategori capaian kinerja. Pencapaian target program
didukung oleh kegiatan-kegiatan yang ada di Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana
Desa. Dari target yang telah ditetapkan sebanyak 3 (tiga) bahan kebijakan dan regulasi
fasilitasi pemanfaatan dana desa, Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa telah
menyediakan 3 (tiga) bahan kebijakan dan regulasi fasilitasi pemanfaatan dana desa.
Selain itu, target persentase desa yang memanfaatkan Dana Desa sesuai dengan
prioritas dan yang laporan pemanfaatan Dana Desanya terpublikasi sebanyak 100%.
Untuk mengukur indikator kinerja, penilaian dilakukan dengan melakukan
pemetaan terhadap aspek program, sasaran, kegiatan, dan indikator yang termuat dalam
RPJMN, RKP, Renja K/L, dan RKA K/L. Pengukuran capaian kinerja Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa dilakukan dengan cara:
1. membandingkan antara capaian kinerja tahun anggaran 2021 dan 2020;
2. membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun anggaran 2021;
3. membandingkan realisasi kinerja tahun anggaran 2021 dengan target jangka
menengah dalam dokumen perencanaan strategis Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa;
4. analisis keberhasilan dan kegagalan, peningkatan dan penurunan kinerja serta
alternatif solusi yang telah dilakukan;
5. analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya.

A.1 PERBANDINGAN ANTARA CAPAIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2021 DAN


TAHUN ANGGARAN 2020
Capaian kinerja Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun Anggaran
2021 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.A.1 Kegiatan Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa TA 2021
PROGRAM DAN REALISASI
KODE TARGET PAGU (Rp) CAPAIAN
KEGIATAN Rp %
Pembangunan Desa dan
6468
Perdesaan
Fasilitasi dan Pembinaan
6468.UBB 74.953 Desa 3.607.000.000 74.953 Desa 3.594.325.581 99,65
Pemerintah Desa
Penyusunan Kebijakan
6468.UBB.001 74.953 Desa 281.892.000 74.953 Desa 281.214.850 99,76
Pengelolaan Dana Desa
Perumusan Kebijakan
051 Prioritas Pemanfaatan 1 Dokumen 102.317.000 1 Dokumen 101.820.450 99,51
Dana Desa
Penyusunan Panduan
052 Fasilitasi Pelaksanaan 1 Dokumen 179.575.000 1 Dokumen 179.394.400 99,90
Pengelolaan Dana Desa

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 19
PROGRAM DAN REALISASI
KODE TARGET PAGU (Rp) CAPAIAN
KEGIATAN Rp %
Pengendalian
6468.UBB.002 74.953 Desa 3.325.108.000 74.953 Desa 3.313.110.731 99,64
Penggunaan Dana Desa
Fasilitasi Pelaksanaan
051 Percepatan Penyaluran dan - Desa 277.365.000 - Desa 274.832.660 99,09
Pemanfaatan Dana Desa
Diseminasi Pelaksanaan
052 Kebijakan Pemanfaatan 33 Provinsi 362.460.000 33 Provinsi 360.076.700 99,34
Dana Desa
Monitoring dan Evaluasi
053 Pemanfaatan Pengelolaan - Dokumen 1.930.608.000 - Dokumen 1.930.607.990 100,00
Dana Desa
Layanan Dukungan Tugas
054 1 Layanan 754.675.000 1 Layanan 747.593.381 99,06
dan Fungsi

Kerangka kelembagaan Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa adalah


berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta Nomor 16 Tahun 2020
tentang Uraian Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama dan Tugas
Kelompok Jabatan Fungsional di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi. Kedua Peraturan Menteri tersebut ditetapkan pada tanggal
26 Oktober 2020 dan diundangkan pada tanggal 2 November 2020.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka tidak terdapat capaian kinerja Direktorat
Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa pada tahun 2020 sehingga tidak dapat dilakukan
perbandingan.

A.2 PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN REALISASI KINERJA TAHUN


ANGGARAN 2021
Perbandingan antara target dan realisasi kinerja Tahun Anggaran 2021 adalah
untuk mengetahui apakah sasaran strategis Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana
Desa pada tahun bersangkutan telah sesuai dengan target yang telah direncanakan
sebelumnya. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.A.2 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja TA 2021


Anggaran Output
Nama Output Pagu Realisasi Target Realisasi Capaian
(Rp) (Rp) (vol) (vol) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Penyusunan Kebijakan
281.892.000 281.214.850 74.953 Desa 74.953 Desa 100%
Pengelolaan Dana Desa
Pengendalian Penggunaan
3.325.108.000 3.313.110.731 74.953 Desa 74.953 Desa 100%
Dana Desa
Total 3.607.000.000 3.594.325.581

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 20
Penjelasan:
 Terdapat penyesuaian jumlah anggaran dari semula Rp10.000.000.000,00
menjadi Rp10.750.000.000,00; kemudian terdapat beberapa kali pengurangan
karena adanya refocusing anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19,
sehingga jumlah anggaran tahun 2021 terakhir menjadi Rp3.607.000.000,00.
 Pelaksanaan kegiatan Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa telah
dilaksanakan sesuai Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Utama.

A.3 PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2021 DENGAN TARGET


JANGKA MENENGAH YANG TERDAPAT DALAM DOKUMEN PERENCANAAN
STRATEGIS ORGANISASI
Tabel 3.A.3 Perbandingan Realisasi Kinerja TA 2021 dengan Dokumen Renstra
No. Renstra Ditjen PDP 2020-2024 Target No. Program/Kegiatan Dit. FPDD 2021 Target
Terpenuhinya Indeks Desa yang Terpenuhinya Indeks Desa yang
1 1
Berkembang dan Mandiri Berkembang dan Mandiri
Rata-rata Perkembangan Indeks
Perumusan Kebijakan Prioritas
Desa Tertinggal menjadi 0,55 1 Dokumen
Pemanfaatan Dana Desa
Berkembang
Rata-rata Perkembangan Indeks Penyusunan Panduan Fasilitasi
Desa Berkembang menjadi 0,74 Pelaksanaan Pengelolaan Dana 1 Dokumen
Mandiri Desa
Fasilitasi Pelaksanaan
Percepatan Penyaluran dan - Desa
Pemanfaatan Dana Desa
Diseminasi Pelaksanaan
Kebijakan Pemanfaatan Dana 33 Provinsi
Desa
Monitoring dan Evaluasi
Pemanfaatan Pengelolaan Dana - Dokumen
Desa
Layanan Dukungan Tugas dan
1 Layanan
Fungsi
Terpenuhinya Indeks Terpenuhinya Indeks
Pembangunan Kawasan Perdesaan Pembangunan Kawasan
2 2
yang Berkembang, Mandiri, dan Perdesaan yang Berkembang,
Berdaya Saing Mandiri, dan Berdaya Saing
Rata-rata perkembangan indeks
Perumusan Kebijakan Prioritas
10 Kawasan Perdesaan Prioritas 21,88 1 Dokumen
Pemanfaatan Dana Desa
Nasional (KPPN) berkembang
Rata-rata perkembangan indeks Penyusunan Panduan Fasilitasi
47 KPPN berkembang menjadi 46.65 Pelaksanaan Pengelolaan Dana 1 Dokumen
mandiri Desa
Rata-rata perkembangan indeks 5 Fasilitasi Pelaksanaan
KPPN mandiri menjadi berdaya 70,79 Percepatan Penyaluran dan - Desa
saing Pemanfaatan Dana Desa
Rata-rata perkembangan indeks
Diseminasi Pelaksanaan
30 Kawasan Perdesaan non KPPN
46.65 Kebijakan Pemanfaatan Dana 33 Provinsi
Prioritas Kementerian
Desa
berkembang menjadi mandiri
Monitoring dan Evaluasi
Pemanfaatan Pengelolaan Dana - Dokumen
Desa
Layanan Dukungan Tugas dan
1 Layanan
Fungsi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 21
No. Renstra Ditjen PDP 2020-2024 Target No. Program/Kegiatan Dit. FPDD 2021 Target
Terbangunnya Komitmen Lintas Terbangunnya Komitmen Lintas
3 K/L/D/M dalam Pembangunan 3 K/L/D/M dalam Pembangunan
Kawasan Perdesaan Kawasan Perdesaan
Persentase afirmasi rencana
program/ kegiatan K/L/D/M yang
dialokasikan di Kawasan Prioritas
Prioritas Nasional KPPN) sesuai Perumusan Kebijakan Prioritas
50% 1 Dokumen
dengan dokumen Rencana Pemanfaatan Dana Desa
Pembangunan Kawasan Perdesaan
(RPKP/Masterplan/Rencana
induk)
Persentase afirmasi rencana
program/kegiatan K/L/D/M yang
dialokasikan di kawasan
perdesaan non KPPN sesuai Penyusunan Panduan Fasilitasi
dengan dokumen rencana teknis 50% Pelaksanaan Pengelolaan Dana 1 Dokumen
pembangunan Rencana Desa
Pembangunan Kawasan Perdesaan
(RPKP/Masterplan/ Rencana
induk)
Fasilitasi Pelaksanaan
Percepatan Penyaluran dan - Desa
Pemanfaatan Dana Desa
Diseminasi Pelaksanaan
Kebijakan Pemanfaatan Dana 33 Provinsi
Desa
Monitoring dan Evaluasi
Pemanfaatan Pengelolaan Dana - Dokumen
Desa
Layanan Dukungan Tugas dan
1 Layanan
Fungsi
Menurunnya Kemiskinan di Menurunnya Kemiskinan di
4 4
Perdesaan Perdesaan
Persentase kemiskinan di Perumusan Kebijakan Prioritas
12,3% 1 Dokumen
perdesaan Pemanfaatan Dana Desa
Penyusunan Panduan Fasilitasi
Pelaksanaan Pengelolaan Dana 1 Dokumen
Desa
Fasilitasi Pelaksanaan
Percepatan Penyaluran dan - Desa
Pemanfaatan Dana Desa
Diseminasi Pelaksanaan
Kebijakan Pemanfaatan Dana 33 Provinsi
Desa
Monitoring dan Evaluasi
Pemanfaatan Pengelolaan Dana - Dokumen
Desa
Layanan Dukungan Tugas dan
1 Layanan
Fungsi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 22
A.4 ANALISIS KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN, PENINGKATAN DAN
PENURUNAN KINERJA SERTA ALTERNATIF SOLUSI YANG TELAH
DILAKUKAN
Faktor penyebab keberhasilan/kegagalan diminimalisir tentunya dengan
kerjasama seluruh aparatur Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa dengan
mengoptimalkan sumber daya yang ada agar target kinerja yang telah disepakati dapat
terwujud. Hal ini selain terkait dengan efisiensi penggunaan sumber daya dan anggaran,
juga efektifitas waktu.
Untuk mengukur kinerja kegiatan rutin perkantoran terdapat tiga sasaran
strategis yaitu:
a. tercapainya pelayanan administrasi perkantoran yang efektif dan efisien;
b. meningkatnya pemeliharaan Sarana dan Prasarana aparatur;
c. laporan capaian kinerja dan keuangan yang akuntabel dengan indikator kinerja
persentase Dokumen/Laporan capaian kinerja dan keuangan.

Kegiatan yang dilakukan agar tetap selaras dengan peningkatan kinerja adalah:
a. menyusun target capaian kegiatan yang diperketat menjadi target harian;
b. mengoptimalkan koordinasi internal dan eksternal dalam upaya mendukung
capaian kegiatan;
c. efisiensi waktu dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga waktu pelaksanaan dapat
dioptimalkan tanpa mengurangi target capaian; dan
d. membangun tim kerja dengan tupoksi yang jelas dan ketat dengan target dan
evaluasi secara berkala.

A.5 ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA


Efisiensi (daya guna) mempunyai pengertian yang berhubungan erat dengan
konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of
output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau
hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang
serendah rendahnya (spending well). Efisiensi diukur dengan rasio antara output dan
input.
Sumber daya manusia mempunyai peranan sangat penting dalam suatu
lembaga/instansi. Sumber daya manusia juga merupakan asset terpenting dan berfungsi
sebagai modal di dalam suatu lembaga/instansi, modal yang dimaksud di sini adalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 23
modal non-financial yang dapat dijadikan sebagai potensi yang nyata secara fisik dan
non-fisik dalam mewujudkan suatu eksistensi lembaga/instansi. Fungsi Manajemen
Sumber Daya Manusia adalah sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian. Maksud perencanaan disini adalah agar program dalam meningkatkan
kualitas SDM dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Sementara itu
pengorganisasian lebih menjelaskan tentang pembagian hubungan kerja, tugas kerja,
capaian kerja, koordinasi dalam menyelesaikan tugas, delegasi wewenang. Pengarahan
ialah membuat Sumber Daya Manusia yang ada mau melakukan segalanya secara
bersama-sama dan beriringan saling membantu agar tercapainya tujuan dari program-
program dan kegiatan yang berada di Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa.
Dalam mengawal kegiatan dan program secara efektif dan efisien, Direktorat
Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa memiliki Sumber Daya Manusia sebagai berikut:

Tabel 3.A.5.1 Komposisi PNS menurut Jabatan SOTK


No. Jabatan Jumlah Pegawai
1 Jabatan Tinggi Pratama (Eselon II) 1
2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1
3 JFT Ahli Madya 3
4 JFT Ahli Muda 10
5 JFT Ahli Pertama -
6 JFT Terampil 2
7 Jabatan Pelaksana (JFU) 16
Jumlah 33

Tabel 3.A.5.2 Komposisi PNS menurut Jenjang Pendidikan


No. Jabatan Jumlah Pegawai
1 S2 10
2 S1/Diploma IV 22
3 D3 1
Jumlah 33

Selain itu pada Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa juga dibantu oleh tenaga
pendukung Non PNS sejumlah 28 orang, yang terdiri atas 26 Tenaga Penunjang,
1 Pramubakti, dan 1 Pengemudi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 24
B. REALISASI TAHUN ANGGARAN 2021
Kegiatan pada Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa yang dilaksanakan
pada Tahun Anggaran 2021 adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Dana Desa
Penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan Dana Desa, dengan output yang
telah dicapai pada kegiatan ini adalah:
a. tersusunnya Rancangan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun
2022;
b. tersusunnya SOP Tatakelola Pemanfaatan Dana Desa, terdiri dari:
Pengelolaan Sistem Informasi Pemanfaatan Dana Desa, Fasilitasi Penyusunan
Perencanaan Pemanfaatan Dana Desa, Fasilitasi Rencana Pelaksanaan
Pemanfaatan Dana Desa, dan Fasilitasi Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban Pemanfaatan Dana Desa;
c. tersusunnya kebijakan Percepatan Penyaluran Dana Desa Tahun 2021.

2. Pengendalian Penggunaan Dana Desa


Pelaksanaan pengendalian dan fasilitasi percepatan penggunaan Dana Desa, serta
monitoring dan evaluasi pemanfaatan Dana Desa pada seluruh desa. Output yang
telah dicapai pada kegiatan ini adalah:
a. terlaksananya Sosialisasi Kebijakan Prioritas Pemanfaatan Dana Desa Tahun
2022;
b. tersampaikannya strategi dan langkah-langkah percepatan, pengendalian,
dan pemanfaatan dana desa setiap tahapnya;
c. terkomunikasikannya permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan dan pengelolaan dana desa;
d. tersedianya dokumen Kaleidoskop Pemanfaatan Dana Desa TA 2021
e. terlaksananya pengumpulan data dan penyelesaian permasalahan saat
dibutuhkan terutama dalam membantu penyusunan kebijakan tahun
selanjutnya yang berkaitan dengan pengelolaan sistem informasi dana desa;
f. terlaksananya monitoring dan evaluasi dalam memantau penyerapan dan
penyaluran Dana Desa TA 2021, serta memetakan kendala dan hambatan
yang dihadapi;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 25
g. terselenggaranya layanan dukungan tugas dan fungsi Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa.

C. PROGRAM/KEGIATAN UNGGULAN DIREKTORAT FASILITASI PEMANFAATAN


DANA DESA
Beberapa program/kegiatan unggulan Direktorat Fasilitasi Pemanfataan Dana
Desa yang telah dilaksanakan pada tahun 2021 antara lain sebagai berikut:
1. Penerimaan Layanan Direktorat Fasilitasi Pemanfataan Dana Desa
Layanan telah diberikan oleh Direktorat Fasilitasi Pemanfataan Dana Desa untuk
berbagai pihak, antara lain Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, Aparat Penegak
Hukum, dan Pemerintah Desa.
2. Penyusunan Kebijakan Penggunaan Dana Desa
Merupakan mandat Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2015 yang wajib
disusun oleh Kementerian Desa PDTT setiap tahunnya untuk menjadi pedoman
bagi pemerintah daerah dan desa. Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 7 Tahun
2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022 telah diterbitkan
pada tanggal 24 Agustus 2021 atau 2 bulan lebih cepat dari waktu yang
dimandatkan.
3. Percepatan Penyaluran Dana Desa ke Daerah
Merupakan salah satu bentuk fasilitasi Direktorat Fasilitasi Pemanfataan Dana
Desa dalam mempercepat penyaluran Dana Desa di daerah yang mengalami
keterlambatan. Ini merupakan salah satu bentuk inovasi Direktorat Fasilitasi
Pemanfataan Dana Desa yang sebelumnya percepatan dilakukan hanya melalui
jaringan komunikasi sekarang dengan rapat virtual zoom yang melibatkan
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, pemerintah desa, dan Tenaga
Pendamping Profesional. Percepatan penyaluran Dana Desa juga diupayakan
melalui beberapa kebijakan atau regulasi yang diterbitkan, antara lain:
- Surat Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 1342/PRI.00/VII/2021
tentang Percepatan Penyaluran Dana Desa dan Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa Tahun 2021;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 26
- SEB Dirjen PK Kemenkeu dengan Dirjen PDP Kemendes Nomor 8/PK/2021
dan Nomor 2/PDP/2021 tentang Optimalisasi dan Percepatan Pelaksanaan
Bantuan Langsung Tunai Desa Tahun Anggaran 2021;
- Surat Dirjen PDP Nomor 82/PRI.00/IX/2021 tentang Percepatan Penyaluran
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) dan Penegasan Perluasan
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Tahun 2021 ke Bupati Bogor, Bekasi dan
Tangerang.
4. Warung Monitoring Evaluasi Dana Desa
Merupakan koordinasi internal Kementerian Desa PDTT yang dilaksanakan
setiap Minggu malam untuk membahas dan menyelesaikan permasalahan terkait
Dana Desa.
5. Pelayanan Publik
Salah satu bentuk Pelayanan Publik yang diberikan Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa antara lain penerimaan konsultasi mengenai Dana Desa
dari tamu daerah serta pelayanan terhadap permintaan saksi ahli tentang
penyelewengan penggunaan Dana Desa.
6. Sosialisasi Kebijakan Penggunaan Dana Desa
Merupakan bentuk sosialisasi kebijakan penggunaan dana desa ke daerah.
Sebelumnya peserta sosialisasi terdiri dari perwakilan dari beberapa provinsi
dan kabupaten/kota, namun pada tahun 2021 mengundang seluruh provinsi dan
kabupaten/kota di Indonesia.
7. Kaleidoskop Dana Desa 2021
Merupakan penggambaran pemanfataan Dana Desa Tahun 2021 dengan lokus
Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana


Desa mendapat Pagu Anggaran sebesar Rp3.607.000.000,00. Realisasi anggaran
program-program pada tahun 2021 sebesar Rp3.594.325.581,00 atau 99,65% dari pagu
anggaran Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa, dengan jumlah sisa anggaran
sebesar Rp12.674.419,00 atau 0,35% yang dirinci dalam program/kegiatan sebagai
berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 27
Tabel 3.B Matrik Kegiatan, Target, dan Capaian pada Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa TA 2021

REALISASI SISA
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN TARGET PAGU (Rp) CAPAIAN
Rp % Rp %

6468 Pembangunan Desa dan Perdesaan

6468.UBB Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Desa 74.953 Desa 3.607.000.000 74.953 Desa 3.594.325.581 99,65 12.674.419 0,35

6468.UBB.001 Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Dana Desa 74.953 Desa 281.892.000 74.953 Desa 281.214.850 99,76 677.150 0,24

051 Perumusan Kebijakan Prioritas Pemanfaatan Dana Desa 1 Dokumen 102.317.000 1 Dokumen 101.820.450 99,51 496.550 0,49

Penyusunan Panduan Fasilitasi Pelaksanaan Pengelolaan


052 1 Dokumen 179.575.000 1 Dokumen 179.394.400 99,90 180.600 0,10
Dana Desa

6468.UBB.002 Pengendalian Penggunaan Dana Desa 74.953 Desa 3.325.108.000 74.953 Desa 3.313.110.731 99,64 11.997.269 0,36

Fasilitasi Pelaksanaan Percepatan Penyaluran dan


051 0 Desa 277.365.000 0 Desa 274.832.660 99,09 2.532.340 0,91
Pemanfaatan Dana Desa
Diseminasi Pelaksanaan Kebijakan Pemanfaatan Dana
052 33 Provinsi 362.460.000 33 Provinsi 360.076.700 99,34 2.383.300 0,66
Desa

Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Pengelolaan Dana


053 0 Desa 1.930.608.000 0 Desa 1.930.607.990 100,00 10 0,00
Desa

054 Layanan Dukungan Tugas dan Fungsi 1 Layanan 754.675.000 1 Layanan 747.593.381 99,06 7.081.619 0,94

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 28
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia c.q. Direktorat
Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai basis
perumusan kebijakan terkait berbagai pihak, mulai pemerintah, pemerintah daerah,
swasta dan masyarakat dalam Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa. Faktor utama yang
mempengaruhi pelaksanaan sejumlah kegiatan adalah adanya revisi DIPA pada
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, sehingga kegiatan belum dapat
berjalan dengan optimal. Walau demikian pelaksanaan kegiatan dan penyerapan
anggaran dapat dilaksanakan dengan baik, dengan menyusun rangkaian berbasis target
mulai kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring yang efektif serta evaluasi
secara berkala untuk mencapai target.
Dukungan dari pemerintah daerah, pemerintah desa, maupun kementerian/
lembaga terkait lainnya sangat menentukan keberhasilan pemanfaatan dana desa. Oleh
karena itu, semangat dan komitmen kebersamaan dan kerjasama secara baik dan
profesional sangat diharapkan untuk mendukung keberhasilan dan keberlanjutan
program.
Berdasarkan capaian yang diperoleh dari kinerja unit kerja di lingkungan Direktorat
Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa diharapkan akan menjadi media umpan balik bagi
peningkatan kinerja dan tindaklanjut program maupun kegiatan di tahun berikutnya. Selain
itu, pencapaian perlu dilihat efektifitas kontribusinya dalam pencapaian tujuan Kementerian
sehingga dapat dijadikan daya dorong dalam perbaikan dan peningkatan kinerja yang lebih
efektif pada masa mendatang.

B. SARAN
Dari seluruh kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Direktorat Fasilitasi
Pemanfaatan Dana Desa pada Tahun Anggaran 2021, dapat disampaikan sejumlah saran
untuk pencapaian target kinerja Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa ke depannya, ditinjau
dari aspek tupoksi, kewenangan, dan koordinasi sebagai berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 29
1. Dalam upaya peningkatan realisasi, maka perlu adanya pemantapan pelaksanaan
dengan fokus percepatan penyerapan anggaran, melakukan persiapan
program/kegiatan pada awal tahun;
2. Melakukan koordinasi secara intensif dengan internal Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan dalam rangka percepatan pelaksanan
kegiatan;
3. Meningkatkan koordinasi antara Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten, dan
Desa serta komitmen yang kuat dari seluruh jajaran di lingkungan Direktorat
Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa untuk melaksanakan kegiatan yang telah
ditetapkan;
4. Mendorong penguatan kelembagaan masyarakat untuk peningkatan
keterjangkauan pelayanan yang diberikan dari Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan
Dana Desa;
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi setiap proses pelaksanaan pengadaan
barang/ jasa sehingga dapat diketahui sejak dini berbagai hambatan yang terjadi;
dan
6. Melakukan peningkatan kompetensi sumber daya manusia agar dapat cepat
tanggap dalam memprediksi sejak dini terhadap perubahan proses pelaksanaan
kegiatan, sehingga dapat memberikan kontribusi dan peran positif bagi
peningkatan kinerja dan mampu segera mengambil langkah-langkah antisipatif
dalam memecahkan persoalan.

Laporan ini diharapkan merupakan salah satu bentuk transparansi dan


pertanggungjawaban penyelenggaraan kegiatan dan dapat memacu seluruh staf untuk
bekerja lebih optimal dalam upaya memperbaiki serta meningkatkan kinerja.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 30
Lampiran 1
Pakta Integritas

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 32
Lampiran 2
Perjanjian Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Fasiltasi Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2021 36
TA. 2021
Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
RINGKASAN EKSEKUTIF

Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan. Indikator Kinerja
Utama Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan terdiri dari
2 (dua) jenis, yaitu Jumlah bahan kebijakan dan regulasi pembangunan prasarana dan
sarana Desa dan Perdesaan yang ditetapkan, dan Persentase kegiatan pembangunan
prasarana dan sarana Desa dan Perdesaan yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan dan/atau sesuai dengan
Perencanaan Teknis.

Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan memiliki


alokasi Anggaran sesuai dengan pagu akhir DIPA 2021 sebesar Rp 89.239.287.000,00.
Proporsi anggaran di Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan
Perdesaan yaitu sebesar 89,74% untuk bantuan pemerintah termasuk di dalamnya
juga ada tim pengendali kabupaten dan konsultan pengawas kegiatan kontraktual.
Selanjutnya, 10,26 % untuk dukungan manajemen kegiatan dan operasional kantor.

Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember 2021 sebesar Rp


89.062.825.359,00 (99,80%). Hingga pada akhir tahun anggaran, 31 Desember 2021,
sisa anggaran sejumlah Rp 176.820.141,00 (0,20%). Bantuan pembangunan sarana
dan prasarana desa dan perdesaan tersebar merata di 29 provinsi, 96 kabupaten, 148
kecamatan dan 160 desa. Pembangunan diarahkan sebagai stimulant pengembangan
desa di bidang destinasi wisata dan sarana dan prasarana dasar (air bersih).

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 iii


DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Uraian Tugas dan Fungsi .............................................................................. 2
1.3 Struktur Organisasi ...................................................................................... 7
BAB II PERENCANAAN KINERJA ............................................................................ 8
2.1 Indikator Kinerja Utama 2021 ....................................................................... 8
2.2 Indikator Kinerja Utama Direktorat PSPDP Tahun 2021 ................................ 10
2.3 Penetapan Kinerja Tahun 2021 ................................................................... 10
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................................... 11
3.1 Capaian Kinerja Organisasi ......................................................................... 11
3.1.1 Berdasarkan Penetapan/Perjanjian Kinerja ......................................... 11
3.1.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun Anggaran 2020 dengan Tahun
Anggaran 2021 ............................................................................................ 12
3.1.3 Analisis Penyebab Perbedaan Realisasi Kinerja Tahun 2021 ................ 14
3.1.4 Refocussing Anggaran Tahun Anggaran 2021 .................................... 15
3.2 Analisis Atas Penggunaan Sumber Dana ...................................................... 17
3.2.1 Berdasarkan Dukungan Anggaran ..................................................... 18
3.2.2 Berdasarkan Sumber Daya Manusia (Pegawai) ................................... 24
3.2.3 Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan Pencapian
Kinerja ....................................................................................................... 25
3.3 Realisasi Anggaran .................................................................................... 26
BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 28
4.1 KESIMPULAN ......................................................................................... 28
4.2 SARAN................................................................................................... 29

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 iv


DAFTAR TABEL

Tabel 2-1. IKU Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan ................... 8
Tabel 2-2. IKU Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan
......................................................................................................................... 10
Tabel 2-3. Perjanjian Kinerja Direktorat PSPDP Tahun 2021 .................................. 10
Tabel 3-1. Realisasi Capaian Perjanjian Kinerja Direktorat PSPDP Tahun 2021 ........ 11
Tabel 3-2. Realisasi Kinerja Tahun 2020 dengan Tahun 2021 berdasarkan jumlah desa
penerima bantuan .............................................................................................. 13
Tabel 3-3. Proporsi Anggaran Dit. PSPDP Tahun 2021 .......................................... 18
Tabel 3-4. Rincian jumlah desa penerima bantuan Dit. PSPDP Tahun 2021 ............ 19
Tabel 3-5. Jumlah pegawai di Dit. PSPDP ............................................................. 24

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 v


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1-1. Struktur Organisasi Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa
dan Perdesaan Tahun 2021................................................................................... 7
Gambar 3-1. Persentase proporsi Kegiatan Dit. PSPDP Tahun 2021 ....................... 18
Gambar 3-2. Persentase proporsi bantuan Dit. PSPDP Tahun 2021 ........................ 19
Gambar 3-3. Peta Persebaran bantuan Dit. PSPD Tahun 2021 ............................... 20
Gambar 3-4. Dokumentasi Pembangunan Toilet dan Jalan di Desa Wae Lolos, Kec.
Sano Nggoang, Kab. Manggarai Barat .................................................................. 21
Gambar 3-5. Dokumentasi Pembangunan Jalan Lingkungan, Balai Kesenian dan Kios
Desa Parik Sabungan, Kecamatan Dolok Pardamean, Kab. Simalungun .................. 21
Gambar 3-6. Dokumentasi Pembangunan Kedai dan Balai Kesenian Desa Mangunan,
Kec. Dlingo, Kab. Bantul ..................................................................................... 22
Gambar 3-7. Dokumentasi Pembangunan Homestay, Gazebo, dan Jalan Lingkungan
Desa Pringgasela, Kec. Pringgasela, Kab. Lombok Timur ....................................... 22
Gambar 3-8. Dokumentasi Pembangunan Homestay, Desa Kembang Kuning, Kec.
Sikur, Kab. Lombok Timur ................................................................................... 23
Gambar 3-9. Dokumentasi Pembangunan Kios Desa Seruni Mumbl, Kec. Pringgabaya,
Kab. Lombok Timur ............................................................................................ 23
Gambar 3-10. Rincian Jumlah Pegawai ASN Direktorat PSPDP ............................... 25
Gambar 3-11. Progres penyerapan anggran Dit. PSPDP Tahun 2021 ..................... 26

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 vi


1. BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa memberikan harapan dan
peluang bagi Desa untuk mendapat perhatian lebih dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mendorong percepatan kemandirian
desa. Maka dari itu, pembangunan perdesaan diarahkan untuk (1) Mengurangi
kemiskinan dan kerentanan ekonomi di perdesaan; (2) Memenuhi standar pelayanan
minimum khususnya di desa-desa tertinggal dan perbatasan; (3) Meningkatkan
keberdayaan masyarakat perdesaan; (4) Penguatan tata kelola pemerintahan Desa
yang baik; (5) Mewujudkan Desa berkelanjutan, yang berbasis pada potensi sumber
daya sosial budaya lokal dan daerah; serta (6) Membangun keterkaitan desa-kota
melalui pengembangan kegiatan perekonomian hulu-hilir dan industrialisasi perdesaan,
khususnya di desa-desa yang telah berkembang dan mandiri yang terkait dengan
industri di pusat-pusat pertumbuhan terdekat.
Kondisi tersebut diatas dapat terwujud jika didorong oleh penyelenggaraan
pemerintahan yang baik (good governance) dengan pengembangan dan penerapan
sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya
guna, berhasil, bersih dan bertanggung jawab.
Dalam rangka mendorong hal tersebut, diperlukan penyelenggaraan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang terintegrasi dari sistem
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta evaluasi kinerja dan kegiatan yang
kemudian dituangkan dalam Laporan Kinerja (LAPKIN). LAPKIN disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah diamanatkan
kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan seluruh sumber dayanya, meliputi
Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana serta anggaran. Selain itu LAPKIP juga
disusun untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan
sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja yang akan datang.
Kebijakan teknis Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan
Perdesaan tahun 2021, bahwa kegiatan pembangunan sarana dan prasarana desa dan
perdesaan diprioritaskan untuk mendukung kegiatan prioritas Kementerian Desa,

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 1


Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yaitu pengembangan produk
unggulan desa/kawasan perdesaan dan pengembangan destinasi wisata serta
peningkatan kapasitas SDM pelaku wisata.

1.2 Uraian Tugas dan Fungsi


Tugas dan fungsi dari Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan
Perdesaan, yaitu:

1. Tugas
Sebagaimana Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggala dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal daan
Transmigrasi, pada pasal 70 disebutkan bahwa Direktorat Pembangunan Sarana
dan Prasarana Desa dan Perdesaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan sarana dan
prasarana desa dan perdesaan.

2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Direktorat
Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa menyelenggarakan fungsi :
a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembangunan sarana, prasarana,
dan utilitas kawasan permukiman, pembangunan sarana dan prasarana
konektivitas, pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, dan sosial
budaya, serta pembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan
informatika desa dan perdesaan;
b) pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan sarana, prasarana, dan utilitas
kawasan permukiman, pembangunan sarana dan prasarana konektivitas,
pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, dan sosial budaya, serta
pembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan informatika desa dan
perdesaan;
c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembangunan
sarana, prasarana, dan utilitas kawasan permukiman, pembangunan sarana

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 2


dan prasarana konektivitas, pembangunan sarana dan prasarana ekonomi,
dan sosial budaya, serta pembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan
informatika desa dan perdesaan;
d) pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembangunan sarana,
prasarana, dan utilitas kawasan permukiman, pembangunan sarana dan
prasarana konektivitas, pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, dan
sosial budaya, serta pembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan
informatika desa dan perdesaan;
e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembangunan sarana,
prasarana, dan utilitas kawasan permukiman, pembangunan sarana dan
prasarana konektivitas, pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, dan
sosial budaya, serta pembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan
informatika desa dan perdesaan; dan
f) pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.

Sedangkan tugas dan fungsi dari masing-masing kelompok substansi yang ada di
Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan, yaitu:

1. Kelompok substansi fasilitasi pembangunan sarana, prasarana dan


utilitas kawasan permukiman
Tugas : - melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang pembangunan sarana, prasarana, dan
utilitas kawasan permukiman desa dan perdesaan.
Fungsi : - melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 3


bidang pembangunan sarana dan utilitas kawasan permukiman
desa dan perdesaan.
- melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pembangunan prasarana kawasan permukiman desa dan
perdesaan.

2. Kelompok substansi fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana


konektivitas

Tugas : - melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam


penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang pembangunan sarana dan prasarana
konektivitas desa dan perdesaan.
Fungsi : - melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pembangunan sarana dan prasarana transportasi, air,
energi, dan/atau bentuk lain sebagai jaringan konektivitas antar-
Desa.
- melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pembangunan sarana dan prasarana transportasi, air,
energi, dan/atau bentuk lain sebagai jaringan konektivitas antar-
Kawasan Perdesaan.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 4


3. Kelompok substansi fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana
ekonomi dan sosial budaya

Tugas : - melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam


penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang pembangunan sarana dan prasarana
ekonomi, dan sosial budaya desa dan perdesaan.
Fungsi : - mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional
dalam penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang pembangunan sarana dan prasarana
perdagangan dan jasa, serta sarana dan prasarana pariwisata
desa dan perdesaan.
- melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pembangunan sarana dan prasarana kelembagaan
soaial-budaya desa dan perdesaan.
- melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan
kebencanaan dan pengelolaan lingkungan desa dan perdesaan.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 5


4. Kelompok substansi fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana
komunikasi dan informatika

Tugas : - melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam


penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang pembangunan sarana dan prasarana
komunikasi, dan sarana dan prasarana informatika desa dan
perdesaan.
Fungsi : - melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan
informatika desa dan perdesaan.
- melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pengembangan akses informasi masyarakat desa dan
perdesaan.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 6


1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa
dan Perdesaan, Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan terlihat pada
diagram berikut:

Gambar 1-1. Struktur Organisasi Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana


Desa dan Perdesaan Tahun 2021

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 7


2. BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1 Indikator Kinerja Utama 2021


Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
terdiri dari 7 (tujuh) jenis, seperti yang terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2-1. IKU Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan

No Sasaran Program Indikator Kinerja Utama

1 Terpenuhinya indeks desa yang Rata-rata indeks Desa Berkembang


berkembang dan mandiri menjadi Mandiri
2 Terpenuhinya indeks desa yang Rata-rata indeks Desa Tertinggal menjadi
berkembang dan mandiri Berkembang
3 Terpenuhinya indeks pembangunan Rata-rata indeks perkembangan 10
kawasan perdesaan konsolidasi, Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
mandiri, dan berdaya saing (KPPN) inisiasi menjadi konsolidasi
Terpenuhinya indeks pembangunan Rata-rata indeks perkembangan 47
kawasan perdesaan konsolidasi, Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
mandiri, dan berdaya saing (KPPN) konsolidasi menjadi mandiri
4 Terpenuhinya indeks pembangunan Rata-rata indeks perkembangan 5
kawasan perdesaan konsolidasi, Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
mandiri, dan berdaya saing (KPPN) mandiri menjadi berdaya saing
5 Terpenuhinya indeks pembangunan Rata-rata indeks perkembangan 30
kawasan perdesaan Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian
konsolidasi,mandiri, dan berdaya
saing
6 Terpenuhinya indeks pembangunan Rata-rata indeks perkembangan 30
kawasan perdesaan konsolidasi, Kawasan Perdesaan Prioritas Kementerian
mandiri, dan berdaya saing
7 Menurunnya angka kemiskinan desa Persentase kemiskinan
(perlu pembahasan lebih lanjut) di perdesaan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 8


No Sasaran Program Indikator Kinerja Utama

8 Terbangunnya komitmen lintas Persentase afirmasi rencana


K/L/D/M dalam Pembangunan desa program/kegiatan Unit Kerja Internal
dan perdesaan Kemendesa PDTT yang dialokasikan di
Desa dan Perdesaan sesuai dengan
dokumen rencana teknis pembangunan
Desa dan Perdesaan
9 Terbangunnya komitmen lintas Persentase afirmasi rencana
K/L/D/M dalam Pembangunan desa program/kegiatan K/L/D/M yang
dan perdesaan dialokasikan di Desa dan Perdesaan sesuai
dengan dokumen rencana teknis
pembangunan Desa dan Perdesaan
10 Terwujudnya tata kelola Nilai SAKIP Ditjen Pembangunan Desa dan
pemerintahan yang baik dalam perdesaan
mendukung Ditjen Pembangunan
Desa dan perdesaan

11 Terwujudnya tata kelola Persentase Nilai Hasil Penilaian Mandiri


pemerintahan yang baik dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)
mendukung Ditjen Pembangunan di Ditjen Pembangunan Desa dan
Desa dan perdesaan Perdesaan

12 Terselesaikannya tindak lanjut Persentase rekomendasi temuan hasil


temuan hasil pemeriksaan eksternal pemeriksaan eksternal dan APIP yang
dan Aparat Pengawas Internal selesai ditindaklanjuti (Sistem
Pemerintah (APIP) Pengendalian Internal dan Kepatuhan
terhadap Peraturan Perundang-Undangan)

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 9


2.2 Indikator Kinerja Utama Direktorat PSPDP Tahun 2021
Indikator Kinerja Utama Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa
dan Perdesaan terdiri dari 2 (dua) jenis, seperti yang terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2-2. IKU Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama

1 Tersedianya bahan Jumlah bahan kebijakan dan regulasi pembangunan


kebijakan dan regulasi prasarana dan sarana Desa dan Perdesaan yang
Desa dan Perdesaan ditetapkan

2 Terpenuhinya Persentase kegiatan pembangunan prasarana dan sarana


prasarana dan sarana Desa dan Perdesaan yang sesuai dengan kebutuhan
desa dan perdesaan pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan
dan/atau sesuai dengan Perencanaan Teknis

2.3 Penetapan Kinerja Tahun 2021


Dengan mempertimbangkan alokasi anggaran tahun 2021 dan beban tugas,
maka penetapan kinerja Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan
Perdesaan tahun 2021 yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja adalah sebagai
berikut.

Tabel 2-3. Perjanjian Kinerja Direktorat PSPDP Tahun 2021

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama Target

1 Tersedianya bahan kebijakan Jumlah bahan kebijakan dan regulasi 4


dan regulasi Desa dan pembangunan prasarana dan sarana Desa dan
Perdesaan Perdesaan yang ditetapkan
2 Terpenuhinya prasarana dan Persentase kegiatan pembangunan prasarana 70
sarana desa dan perdesaan dan sarana Desa dan Perdesaan yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan sarana dan
prasarana desa dan perdesaan dan/atau sesuai
dengan Perencanaan Teknis

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 10


3. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja Organisasi


Pengukuran tingkat capaian kinerja Direktorat Pembangunan Sarana Prasarana
Desa dan Perdesaan Tahun 2021 dilakukan dengan cara membandingkan antara
target, pencapaian, indikator yang ditetapkan Tahun 2021 dengan realisasi sebagai
berikut.

3.1.1 Berdasarkan Penetapan/Perjanjian Kinerja

Target dan realisasi kinerja Direktorat Pembangunan Sarana dan


Prasarana Desa dan Perdesaan berdasarkan penetapan/perjanjian kinerja
disajikan dalam pada tabel berikut.

Tabel 3-1. Realisasi Capaian Perjanjian Kinerja Direktorat PSPDP Tahun


2021

Sasaran
No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi (%)
Kegiatan
1 Tersedianya Jumlah bahan kebijakan dan 4 0 0%
bahan regulasi pembangunan
kebijakan dan prasarana dan sarana Desa
regulasi Desa dan Perdesaan yang
dan Perdesaan ditetapkan

2 Terpenuhinya Persentase kegiatan 70% 100% 142%


prasarana dan pembangunan prasarana dan
sarana desa sarana Desa dan Perdesaan
dan perdesaan yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan
sarana dan prasarana desa
dan perdesaan dan/atau
sesuai dengan Perencanaan
Teknis

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 11


Realisasi jumlah bahan kebijakan dan regulasi pembangunan prasarana
dan sarana desa dan perdesaan yang ditetapkan, dalam hal ini diukur dari
jumlah regulasi/laporan/kebijakan yang tersusun terkait pembangunan sarana
dan prasarana desa. Pada tahun 2021 jumlah bahan kebijakan dan regulasi
pembangunan prasarana dan sarana desa dan perdesaan tidak dapat di
realisasikan karena adanya refocusing anggaran tahun 2021. Hal ini
mengakibatkan target Indikator Kinerja Utama terkait bahan kebijakan dan
regulasi pembangunan prasarana dan sarana desa dan perdesaan tidak dapat
tercapai pada tahun 2021.
Realisasi persentase kegiatan pembangunan prasarana dan sarana desa
dan perdesaan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan sarana dan
prasarana desa dan perdesaan dan/atau sesuai dengan perencaan teknis pada
tahun 2021 yaitu 100%. Persentase diperoleh dari total 160 desa yang
menerima bantuan dari Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa
dan Perdesaan, semuanya telah terbangun sesuai dengan kebutuhan
pembangunan sarana dan prasarana di desa, yang artinya persentase
pembangunan telah mencapai 100%. Bila dibandingkan dengan targetnya,
yaitu 70%, maka pada sasaran kegiatan ini persentase ketercapaian target yaitu
sebesar 142% atau sudah melebihi target Perjanjian Kinerja.

3.1.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun Anggaran 2020 dengan Tahun


Anggaran 2021

Pelaksaan kegiatan sarana dan prasarana desa dan perdesaan terbagi


kedalam tiga program yaitu: pembangunan obyek wisata, pengembangan
infrastruktur amenitas wisata dan bantuan sarana dan prasarana air bersih.
Mekanisme bantuan pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 168/PMK.05/2015 yang disempurnakan dalam PMK Nomor
132/PMK.05/2021 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga.
Desa yang memenuhi kriteria untuk mendapat bantuan sarana dan
prasarana desa ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal PDP,

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 12


sebagai dasar untuk merealisasikan bantuan kepada Desa. Bantuan diberikan
melalui perjanjian kerjasama antara PPK Direktorat Pembangunan Sarana dan
Prasarana Desa dengan Kepala Desa penerima bantuan. Selanjutnya bantuan
pembangunan sarana dan prasarana air bersih, pengembangan obyek wisata
dan amenitas wisata dengan menu bantuan homestay, gazebo, toilet,
kios/kedai, sarana dan prasarana TIK, balai kesenian tradisional dan jalan
lingkungan wisata diberikan dalam bentuk uang tunai yang ditransfer langsung
dari KPPN Jakarta IV kepada masing masing rekening kas desa secara bertahap
(Tahap I sebesar 70% dan tahap II sebesar 30% setelah kemajuan pekerjaan
mencapai 50%). Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melibatkan tenaga
kerja lokal desa (masyarakat) secara partisipatif. Adapun untuk pengembangan
infrastruktur amenitas wisata dengan menu stopping point di Kab. Manggarai
Timur dan pembangunan homestay, gazebo dan toilet di Kab. Tembrauw
dilaksanakan secara kontraktual dengan pihak ketiga. Perbandingan realisasi
kinerja tahun 2020 dan tahun 2021 berdasarkan jumlah desa penerima bantuan
disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3-2. Realisasi Kinerja Tahun 2020 dengan Tahun 2021 berdasarkan
jumlah desa penerima bantuan

Tahun 2020 Tahun 2021


No Kegiatan
Target Realisasi % Target Realisasi %
1 Pengembangan
- - - 100 100 100%
Obyek Wisata
2 Pengembangan
Infrastruktur
- - - 59 59 100%
Amenitas
Wisata
3 Sarana dan
Prasarana Air - - - 1 1 100%
Bersih

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 13


Perbandingan yang tidak merata dalam tabel diatas dikarenakan pada
tahun 2020, tidak dilakukan pembangunan sarana dan prasarana desa yang
disebabkan oleh adanya refocussing anggaran untuk dana penanggulangan
COVID-19. Daftar calon lokasi penerima bantuan di tahun 2020 yang kemudian
dialihkan ke tahun 2021.

3.1.3 Analisis Penyebab Perbedaan Realisasi Kinerja Tahun 2021

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap perjanjian kinerja dan


perbandingan kinerja dengan tahun 2020, maka dapat dilhat bahwa ada
perbedaan signifikan. Penyebab perbedaan tersebut, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Realisasi kinerja Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan
Perdesaan tahun 2021 mencapai 142% pada sasaran kegiatan
“Terpenuhinya prasarana dan sarana desa dan perdesaan” dengan indikator
“Persentase kegiatan pembangunan prasarana dan sarana Desa dan
Perdesaan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan sarana dan
prasarana desa dan perdesaan dan/atau sesuai dengan Perencanaan
Teknis”. Hal ini disebabkan Kerjasama dan komitmen kuat dari Direktorat
Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan dengan desa
penerima bantuan. Mengacu pada anggaran yang dialokasikan untuk
pelaksanaan bantuan pemerintah yaitu sebesar Rp. 78,874,965,000 yang
dilaksanakan di 160 desa, dengan realisasi pelaksanaan 160 desa (100 desa
Pengembangan Obyek Wisata, 59 desa Pengembangan Infrastruktur
Amenitas Wisata, dan 1 desa Sarana dan Prasarana Air Bersih).
Pembangunan yang dilakukan pada 160 desa tersebut, telah sesuai dengan
kebutuhan desa dan dilakukan hingga selesai pembangunan sesuai kontrak
yang telah disepakati.
2) Apabila dibandingkan dengan target desa yang mendapatkan bantuan (160
desa), realisasi pelaksanaan yaitu 100%.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 14


3.1.4 Refocussing Anggaran Tahun Anggaran 2021

Pada tahun 2021, sesuai dengan Surat dari Kementerian Keuangan Nomor
S-584/MK.02/2021 tanggal 6 Juli 2021 tentang Refocusing dan Realokasi
Belanja Kementerian/Lembaga TA 2021 dan Nomor S-629/MK.02/2021 tanggal
20 Juli 2021 tentang Refocusing dan Realokasi Belanja Kementerian/Lembaga
TA 2021 Tahap IV, maka telah dilakukan refocusing anggaran di Direktorat
PSPDP dalam rangka penanganan pandemic COVID-19.
Pada Pengesahan Revisi Penghematan Anggaran III Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi TA 2021 sesuai surat
Kementerian Keuangan Nomor S-339/AG/AG.4/2021 tanggal 26 Juli 2021, maka
telah ditetapkan bahwa penghematan yang dilakukan oleh Dit. PSPDP yaitu
sebesar Rp, 30,863,000,000. Penghematan ini dilakukan pada beberapa
kegiatan, yaitu:
1) Kegiatan penyusunan NSPK Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan;
2) Kegiatan Peningkatan kapasitas pelaku wisata di Daerah Tertinggal menjadi
hanya di 1 lokasi, yang awalnya dilakukan di 4 lokasi;
3) Refocussing pada calon desa penerima bantuan pengembangan obyek
wisata dengan pertimbangan lokasi bermasalah terkait status lahan dan
keberadaan wisata yang menjadi syarat utama dalam mendapatkan
bantuan. Calon lokasi penerima bantuan tersebut yaitu:
- Desa Mulyorejo, Kab. Malang
- Desa Sungai Loban, Kab. Tanah Bumbu
- Desa Ambeu Raya, Kab. Wakatobi
- Desa Golu-Golu, Kab. Morotai
- 1 desa di Kab. Agam
- Desa Labolewa, Kab. Nagekeo
- 1 desa di Kab. Gorontalo Utara
- Desa Hariara Pohan, Kab. Samosir
- Desa Sosor Dolok, Kab. Samosir
- Desa Silalahi III, Kab. Dairi
- Desa Kutambaru, Kab. Karo

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 15


4) Refocussing pada calon desa penerima bantuan pengembangan
infrastruktur amenitas di Daerah Tertinggal (DT) dengan pertimbangan
lokasi bermasalah terkait status lahan dan keberadaan wisata yang menjadi
syarat utama dalam mendapatkan bantuan. Calon lokasi penerima bantuan
tersebut yaitu:
- Desa Sibaranun, Kab. Nias Selatan
- 2 Desa di Jayawijaya
- Desa Aisandami, Kab. Teluk Wondama
- Desa Balauring, Kab. Lembata
- Desa Wangel, Kab. Kepulauan Aru
5) Kegiatan Lomba Desa Wisata Tahun 2021;
6) Kegiatan peningkatan kapasitas pelaku wisata di lokasi DSP;
7) Kegiatan penyusunan instrumen petunjuk teknis dan monitoring dan
evaluasi bantuan pengembangan potensi pariwisata terpadu di kawasan
perdesaan;
8) Refocussing pada calon desa penerima bantuan pengembangan potensi
pariwisata terpadu di kawasan perdesaan di Kab. Lombok Tengah dan
Manggarai Barat;
9) Beberapa kegiatan pendukung perjalanan dinas dan rapat fullboard
sosialisasi dan PKS (Perjanjian Kerja Sama).

Kemudian, pada Pengesahan Revisi Penghematan Anggaran Kementerian


Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahap IV TA 2021
sesuai surat Kementerian Keuangan Nomor S-412/AG/AG.4/2021 tanggal 13
Agustus 2021, maka telah ditetapkan bahwa penghematan yang dilakukan oleh
Direktorat PSPDP yaitu sebesar Rp, 49,730,000,000. Penghematan ini dilakukan
pada beberapa kegiatan, antara lain :
1) Kegiatan peningkatan kapasitas pelaku wisata di daerah Tertinggal, target
pelatihan menjadi 0 orang;

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 16


2) Refocussing bantuan pembangunan pasar kawasan di Kabupaten
Pamekasan, beserta kegiatan pendukungnya, target bantuan menjadi 0
desa;
3) Refocussing bantuan sarana dan prasarana air bersih di Kabupaten Buol
dan Banyuasin, beserta kegiatan pendukungnya, target bantuan menjadi 1
desa;
4) Refocussing bantuan peningkatan jalan kawasan perdesaan di Kabupaten
Maluku Tengah dan Kubu Raya, beserta kegiatan pendukungnya, target
bantuan menjadi 0 desa;
5) Refocussing bantuan pengembangan infrastruktur amenitas wisata di
daerah tertinggal di Desa Tema Tana dan Desa Hameli Ate Kabupaten
Sumba Barat Daya serta Desa Anajiaka Kabupaten Sumba Tengah, beserta
kegiatan pendukungnya, target bantuan menjadi 1 desa;
6) Refocussing pada calon desa penerima bantuan pengembangan
infrastruktur amenitas wisata dan pengembangan obyek wisata di 36 lokasi
dengan pertimbangan lokasi bermasalah terkait status lahan dan
keberadaan wisata yang menjadi syarat utama dalam mendapatkan
bantuan. Dari 36 lokasi ini, kemudian pada tanggal 1 November 2021
dilakukan realokasi anggaran kembali dari BPSDM Kemendesa PDTT untuk
dialokasikan menjadi bantuan fisik, sehingga desa calon penerima bantuan
yang terkena refocussing menjadi 35 desa;
7) Realokasi anggran peningkatan kapasitas pelaku wisata di DSP menjadi
bantuan fisik. Target awal untuk 2400 orang, menjadi 0 orang. Perubahan
ini terjadi dalam program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) yang sudah
melalui Trilateral Meeting bersama DJA, Bappenas dan Kemendesa;
8) Kegiatan pendukung perjalanan dinas dan paket fullboard.

3.2 Analisis Atas Penggunaan Sumber Dana


Untuk mencapai target kinerja pembangunan sarana dan prasarana desa dan
perdesaan diperlukan adanya dukungan sumberdaya, antara lain anggaran dan
sumberdaya manusia (pegawai).

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 17


3.2.1 Berdasarkan Dukungan Anggaran
Anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan pembangunan sarana dan
prasarana desa dan perdesaan sesuai dengan pagu akhir DIPA 2021 sebesar
Rp 89.239.287.000,00. Proporsi anggaran di Tahun Anggaran 2021 Direktorat
Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan yaitu terdiri dari
bantuan pemerintah beserta kegiatan pendukungnya dan dukungan
manajemen. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut.
Tabel 3-3. Proporsi Anggaran Dit. PSPDP Tahun 2021

Proporsi Kegiatan Anggaran Persentase Keterangan

Bantuan Pemerintah berdasarkan


PMK 173 tahun 2016 jo PMK 168
tahun 2015 dan Kontraktual
Rp80,082,265,000 89.74% 160 desa
(termasuk tim pengendali
kabupaten dan konsultan
pengawas kegiatan kontraktual)

Dukungan Manajemen Rp9,157,022,000 10.26% -

Total Pagu Dit. PSPDP Rp89,239,287,000

PERSENTASE PROPORSI
ANGGARAN DIT. PSPDP

Bantuan Pemerintah
10% berdasarkan PMK 173
tahun 2016 jo PMK 168
tahun 2015 dan
Kontraktual
Dukungan Manajemen
90%

Gambar 3-1. Persentase proporsi Kegiatan Dit. PSPDP Tahun 2021

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 18


Berdasarkan gambar dan tabel diatas, dapat dilihat bahwa proporsi
anggaran di Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan
Perdesaan yaitu sebesar 89,74% untuk bantuan pemerintah termasuk di
dalamnya juga ada tim pengendali kabupaten dan konsultan pengawas kegiatan
kontraktual. Selanjutnya, 10,26 % untuk dukungan manajemen kegiatan dan
operasional kantor.

Tabel 3-4. Rincian jumlah desa penerima bantuan Dit. PSPDP Tahun 2021

Program Bantuan Jumlah


Anggaran
Pemerintah Lokasi

Bantuan Sarana dan Prasarana


1 300,000,000
Air Bersih

Pengembangan Obyek Wisata 100 Rp51,429,178,000

Bantuan Amenitas Wisata 59 27,145,787,000

TOTAL 160 78,874,965,000

PERSENTASE PROPORSI BANTUAN DIT.


PSPDP
1

Bantuan Sarana dan


59 Prasarana Air Bersih
Pengembangan Obyek Wisata

100 Bantuan Amenitas Wisata

Gambar 3-2. Persentase proporsi bantuan Dit. PSPDP Tahun 2021

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 19


Berdasarkan gambar dan tabel diatas, dapat dilihat bahwa proporsi
bantuan di Dit. PSPD terbagi menjadi 4 program, yaitu pengembangan obyek
wisata, pengembangan amenitas wisata dan prasarana air bersih dengan
jumlah total bantuan ada di 160 desa. Semua dana bantuan telah tersalurkan
ke penerima bantuan. Berikut peta persebaran bantuan Direktorat
Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan di 160 desa.

Gambar 3-3. Peta Persebaran bantuan Dit. PSPD Tahun 2021

Berdasarkan peta diatas, dapat dilihat bahwa bantuan pembangunan


sarana dan prasarana desa dan perdesaan tersebar merata di 29 provinsi, 96
kabupaten, 148 kecamatan dan 160 desa. Pembangunan diarahkan sebagai
stimulant pengembangan desa di bidang destinasi wisata dan sarana dan
prasarana dasar (air bersih).

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 20


Berikut beberapa dokumentasi hasil pembangunan bantuan sarana dan
prasarana destinasi wisata dan air bersih Direktorat PSPDP Tahun 2021.

Gambar 3-4. Dokumentasi Pembangunan Toilet dan Jalan di Desa Wae Lolos,
Kec. Sano Nggoang, Kab. Manggarai Barat

Gambar 3-5. Dokumentasi Pembangunan Jalan Lingkungan, Balai Kesenian


dan Kios Desa Parik Sabungan, Kecamatan Dolok Pardamean, Kab. Simalungun

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 21


Gambar 3-6. Dokumentasi Pembangunan Kedai dan Balai Kesenian Desa
Mangunan, Kec. Dlingo, Kab. Bantul

Gambar 3-7. Dokumentasi Pembangunan Homestay, Gazebo, dan Jalan


Lingkungan Desa Pringgasela, Kec. Pringgasela, Kab. Lombok Timur

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 22


Gambar 3-8. Dokumentasi Pembangunan Homestay, Desa Kembang Kuning,
Kec. Sikur, Kab. Lombok Timur

Gambar 3-9. Dokumentasi Pembangunan Kios Desa Seruni Mumbl, Kec.


Pringgabaya, Kab. Lombok Timur

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 23


3.2.2 Berdasarkan Sumber Daya Manusia (Pegawai)

Untuk mendukung pelaksanaan tugas fungsi dan kegiatan Direktorat


Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan dibutuhkan dukungan SDM/Pegawai
yang memadai, baik dari jumlah maupun standar kompetensinya. Sampai
dengan tahun 2019, kebutuhan Pegawai ASN pada Direktorat Pembangunan
Sarana dan Prasarana Desa masih belum terpenuhi dari sisi jumlah maupun
kualifikasi disiplin ilmu yang diharapkan. Kondisi ini menjadi salah satu kendala
yang menghambat kelancaran tugas fungsi dan kegiatan Direktorat.
Berikut gambaran kondisi SDM ASN dan Non ASN pada Direktorat
Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa yang disajikan dalam bentuk tabel
berikut.
Tabel 3-5. Jumlah pegawai di Dit. PSPDP

Jumlah pegawai
No Unit Kerja
ASN PPNPN
1 Kelompok substansi fasilitasi pembangunan sarana,
7 8
prasarana dan utilitas kawasan permukiman
2 Kelompok substansi fasilitasi pembangunan sarana
7 5
dan prasarana konektivitas
3 Kelompok substansi fasilitasi pembangunan sarana
9 5
dan prasarana ekonomi dan sosial budaya
4 Kelompok substansi fasilitasi pembangunan sarana
8 9
dan prasarana komunikasi dan informatika
5 Sub Bagian Tata Usaha 2 4

JUMLAH 33 31

Jumlah ASN pada Direktorat PSPDP Tahun 2021 berjumlah 32 orang, dan
PPNPN 31 orang. Dengan melihat kondisi SDM di Direktorat Pembangunan
Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan serta memperhatikan tantangan
kedepan yang semakin berat, maka perlu segera dilakukan upaya untuk
sosialisasi jabatan fungsional dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 24


SDM dengan mengikuti Pelatihan Manajerial maupun Teknis. Keberadaan
Tenaga Pendukung dan Tenaga Ahli juga masih diperlukan secara lebih selektif.
Berikut disampaikan rincian Pegawai ASN berdasarkan jenis kelamin, Pendidikan
terakhir dan jabatan.

Jumlah Pegawai ASN Jumlah Pegawai ASN


Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Pendidikan Terakhir

2
8 D3/Sederajat
Perempuan
16 17 S1
Laki-Laki
S2
21

Jumlah Pegawai ASN Berdasarkan


Jabatan

Koordinator
Fungsional/Pelaksana
4
8 Sub Koordinator
Fungsional/Pelaksana
8
Eselon IV
12 1
Fungsional/Pelaksana

Gambar 3-10. Rincian Jumlah Pegawai ASN Direktorat PSPDP

3.2.3 Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan Pencapian


Kinerja

Capaian kinerja Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa pada


tahun 2021 didukung dan dilaksanakan dengan upaya-upaya yang diuraikan
sebagai berikut:
- Melakukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan instansi terkait di Pusat
dan Daerah, serta dengan pihak-pihak yang kompeten seperti Tenaga Ahli
Infrastruktur Kabupaten, Pendamping Desa dan Pendamping Lokal Desa di
lapangan;

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 25


- Melakukan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan;
- Melibatkan Dinas Kabupaten sebagai Tim Pengendali pelaksanaan bantuan
Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung Destinasi Wisata, dengan
mengikutsertakan Dinas Teknis terkait dan Tenaga Ahli Infrastruktur
Kabupaten;
- Melakukan Konsultasi Teknis dan Kolaborasi dengan Narasumber yang
kapabel;
- Melaporkan progres kegiatan dan kendala kepada pimpinan secara rutin.

3.3 Realisasi Anggaran


Dukungan anggaran Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan
Perdesaan pada tahun 2021 sesuai dengan pagu akhir DIPA 2021 sebesar Rp
89.239.287.000,00. Realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember 2021
sebesar Rp 89.062.825.359,00 (99,80%). Gambaran proses penyerapan anggaran
berdasarkan Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
(OMSPAN) dari bulan Januari s.d Desember 2021 tersaji dalam grafik berikut.

Gambar 3-11. Progres penyerapan anggran Dit. PSPDP Tahun 2021

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 26


Dari grafik tersebut, terlihat bahwa penyerapan anggaran Direktorat
Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan pada bulan Januari dan
Februari belum ada realisasi kegiatan disebabkan oleh adanya perubahan SOTK
Kemendesa PDTT, sehingga menyebabkan harus dilakukannya perubahan/revisi DIPA
pada seluruh UKE 1 pada Kemendesa PDTT. Kemudian penyerapan mulai berjalan naik
dari bulan Maret hingga bulan Juni 2021. Penyerapan yang dilakukan antara lain pada
kegiatan identifikasi calon lokasi penerima bantuan, fullboard kegiatan PKS bantuan
dan pencairan termin I (70%) bantuan.
Selanjutnya, penyerapan pada bulan Juli dan Agustus terlihat rata atau sama
dengan penyerapan pada bulan sebelumnya dikarenakan oleh meningkatnya kasus
positif pandemic COVID-19 varian Delta yang mengakibatkan pemerintah harus
kembali menarik rem darurat dengan pemberlakuan PPKM level 3 dan 4 pada sejumlah
wilayah kota/kabupaten. Hal ini tentu saja berdampak pada timeline penyerarapan
anggaran karena terbatasnya pengadaan kegiatan yang melibatkan banyak orang,
pembatasan perjalanan dan keterlambatan pengerjaan fisik bangunan oleh desa
penerima bantuan.
Kemudian, pada bulan September hingga Desember, penyerapan anggaran mulai
kembali berjalan normal. Penyerapan yang dilakukan antara lain pada kegiatan PKS
Tahap 2 dan 3, pencairan Termin II bantuan PKS Tahap 1, pencairan Termin I dan II
PKS Tahap 2 dan 3, serta beberapa kegiatan pendukung lainnya. Hingga pada akhir
tahun anggaran, 31 Desember 2021, sisa anggaran sejumlah Rp 176.820.141,00
(0,20%).

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 27


4 BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1. Realisasi penyerapan Anggaran Kegiatan Pembangunan Sarana dan


Prasarana Desa Tahun 2021 sampai dengan 31 Desember 2021 dari alokasi
pagu Rp 89.239.287.000,00 adalah sebesar Rp 89.062.825.359,00 (99,80%).
Kendala dalam pelaksanaan kegiatan :
a. Perubahan SOTK Kemendesa PDTT, sehingga menyebabkan harus
dilakukannya perubahan/revisi DIPA pada seluruh UKE 1 pada Kemendesa
PDTT.
b. Meningkatnya kasus positif pandemic COVID-19 varian Delta yang
mengakibatkan pemberlakuan PPKM level 3 dan 4 pada sejumlah wilayah
kota/kabupaten. Hal ini berdampak pada timeline penyerarapan anggaran
karena terbatasnya pengadaan kegiatan yang melibatkan banyak orang,
pembatasan perjalanan dan keterlambatan pengerjaan fisik bangunan
oleh desa penerima bantuan.
c. Belum optimalnya koordinasi internal di lingkungan Unit Kerja Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan.
d. Keterbatasan jumlah dan kemampuan/kompetensi SDM pada Direktorat
Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan dalam
menunjang percepattan pelaksanaan kegiatan pada tahun
2. Adanya Refocusing anggaran untuk penanganan pandemic covid-19, dimana
seluruh alokasi anggaran untuk kegiatan bantuan penyediaan sarana dan
prasarana desa berikut kegiatan pendukungnya dialihkan untuk penanganan
pandemic covid-19, berdampak pada :
a. Berkurangnya target Desa yang akan di fasilitasi oleh Direktorat PSPDP
tahun anggaran 2021, dan akan berdampak juga pada targett renstra
Ditjen PDP.
b. Target kinerja Direktorat PSPDP dan sub-sub direktorat yang sudah
ditetapkan pada awal tahun anggaran tidak dapat tercapai.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 28


c. Kegiatan Lomba Desa Wisata Tahun 2021 tidak dapat dilaksanakan dan
dianggarkan kembali pada tahun anggaran 2022.
d. Menyesuaikan Kembali jadwal pelaksanaan dan penyerapan kegiatan yang
sudah disusun pada awal tahun anggaran 2021.
3. Anggaran setelah refocusing dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan yang
sudah dilaksanakan dan dalam proses pelaksanaan, dari sisa alokasi anggaran
yang tersedia dioptimalkan untuk kegiatan yang mendukung penanganan
pandemic Covid-19.

4.2 SARAN

1. Untuk peningkatan kinerja kegiatan pembangunan sarana dan prasarana


desa, selayaknya perencanaan dan penentuan lokus pemberian bantuan
sudah dilakukan sejak T-1 pelaksanaan.
2. Peningkatan koordinasi dan komunikasi aktif dengan Kementerian/Lembaga
terkait dan Pemerintah Daerah untuk mendapatkan dukungan dan kolaborasi
program pembangunan sarana dan prasarana desa.
3. Fasilitasi pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarna desa yang
bersifat pilot project selektif yang dilakukan melalui kolaborasi dan sinergi
program dengan Kementerian/Lembaga lain, yang dipadukan dengan
kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang sarana dan prasarana desa.
4. Untuk peningkatan kinerja dan kelancaran pelaksanaan kegiatan, selain
didukung oleh tenaga pendukung Non ASN, perlu melibatkan Tenaga Ahli di
bidang Infrastruktur, Arsitektur, Elektrifikasi dan Teknologi Informatika.
5. Kegiatan Lomba Desa Wisata agar tetap dilaksanakan setiap tahunnya,
karena sangat efektif untuk promosi desa wisata dan antusias pengelola desa
wisata sangat tinggi untuk ikut dalam lomba desa wisata, perlu juga
menggandeng media untuk sarana promosi lebih luas.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 29


LAMPIRAN
BIDANG PEMBANGUNAN SARANA DAN
PRASARANA DESA DAN PERDESAAN

DIREKTORAT PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA DESA DAN PERDESAAN

TAHUN ANGGARAN 2021

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 30


LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PSPDP TAHUN 2021 31
KEMENTERIAN DES& PEM BANGUNAN DAERAI-I TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI RI
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAH DESA DAN PERDESAAN
]ALAN TMP I(AUBAT& NO 17, JAKARTA SELATAT{ i2740 TELEPON A2L-79L2244, FAI(sIMIU A2L.79t2242
www.kemendesa.go.id

Nomor 77 /KU.00,06Mrr/?021 2s Agustus 2021


Sifat Penting
Lampiran 1 (satu)
Hat Pemberitahuan Refocusing dan Realskasi Anggaran Bantuan Femerintah
Direktorat Pembangunan $arana dan Prasarana Desa dan Perdesaan TA
2fr2L
Yth.
Bupati
(daftar terlampir)
di-
Tempat

Sehubunqan dengan Surat Direktur Jenderal Anggaran Nomor I S-339/AG/AG.4/2021


tangEal 26luli 2021 perihal Pengesahan Revisi Penghematan Anggaran Tahap III Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi TA. 2OZl, dan Nomor : 5-
4121AGIAG.4l202l tanggal 13 Agustus 2021 perihal Pengesahan Revisi Penghematan Anggaran
Tahap IV Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi TA.2021,
maka telah dilakukan refocusing anggaran Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Te*inggal, dan Transmigrasi untuk penanganan Covid-l9 dan perlindungan sosial masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut disampaikan bahwa anggaran Bantuan Pemerintah
DireKorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan Tahun Anggaran 2021
(terlampir) yang dikelola oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, termasuk dalam kategori bantuan yang terkena refocusing dan realokasi dalam
rangka penanganan Covid-19 dan perlindungan sosial masyarakat.
Demikian untuk menjadi maklum, atas perhatian dan kerjasamanya diueapkan terima
kasih.

'Ml't
72fi612199302 1001

Tembusan:
1. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Te*inggal, dan Transmigrasi;
2, Wakit Menteri Desa, Pembangunan Daerah Teftinggal, dan Transmigrasi;
3" Sekretaris Jenderal Kementerian Desa. Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
4. Inspektur lenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
5. Kepala Dinas PMD Provinsi (terlampir);
6. Kepala Dinas PMD Kabupaten (terlamnir).
Lampiran 1
Nomor : 77/KU.00.06/VIII/2021
Tanggal : 25 Agustus 2021

DAFTAR KEPALA DAERAH

1. Bupati Kabupaten Samosir


2. Bupati Kabupaten Tanah Karo
3. Bupati Kabupaten Dairi
4. Bupati Simalungun
5. Bupati Kabupaten Nias Selatan
6. Bupati Kabupaten Deli Serdang
7. Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas
8. Bupati Kabupaten Natuna
9. Bupati Kabupaten Banyuasin
10. Bupati Kabupaten Lampung Timur
11. Bupati Kabupaten Lebak
12. Bupati Kabupaten Pandeglang
13. Bupati Kabupaten Bogor
14. Bupati Kabupaten Majalengka
15. Bupati Kabupaten Jepara
16. Bupati Kabupaten Magelang
17. Bupati Kabupaten Gunungkidul
18. Bupati Kabupaten Sleman
19. Bupati Kabupaten Blitar
20. Bupati Kabupaten Bojonegoro
21. Bupati Kabupaten Probolinggo
22. Bupati Kabupaten Malang
23. Bupati Kabupaten Pamekasan
24. Bupati Kabupaten Tanah Tidung
25. Bupati Kabupaten Kubu Raya
26. Bupati Kabupaten Paser
27. Bupati Kabupaten Tanah Bumbu
28. Bupati Kabupaten Bone Bolango
29. Bupati Kabupaten Buol
30. Bupati Kabupaten Sigi
31. Bupati Kabupaten Konawe Utara
32. Bupati Kabupaten Wakatobi
33. Bupati Kabupaten Selayar
34. Bupati Kabupaten Lombok Utara
35. Bupati Kabupaten Lombok Tengah
36. Bupati Kabupaten Lombok Barat
37. Bupati Kabupaten Lombok Timur
38. Bupati Kabupaten Lembata
39. Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya
40. Bupati Kabupaten Sumba Tengah
41. Bupati Kabupaten Ende
42. Bupati Kabupaten Manggarai
43. Bupati Kabupaten Manggarai Barat
44. Bupati Kabupaten Nagekeo
45. Bupati Kabupaten Halmahera Selatan
46. Bupati Kabupaten Halmahera Barat
47. Bupati Kabupaten Morotai
48. Bupati Kabupaten Tidore
49. Bupati Kabupaten Maluku Tengah
50. Bupati Kabupaten Kepulauan Aru
Lampiran 2
Nomor : 77/KU.00.06/VIII/2021
Tanggal : 25 Agustus 2021

ALOKASI REFOCUSING
DIREKTORAT PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA DESA DAN PERDESAAN
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

No Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa

1. Sumatera Utara Samosir Harian Hariara Pohan

2. Sumatera Utara Samosir Harian Sosor Dolok

3. Sumatera Utara Tanah Karo Munte Kutambaru

4. Sumatera Utara Simalungun Purba Urung Pane

5. Sumatera Utara Dairi Silahisabungan Silalahi III

6. Sumatera Utara Nias Selatan Pulau Batu Barat Sibaranun

7. Sumatera Utara Deli Serdang Biru-Biru Penen

8. Kepulauan Riau Kepulauan Anambas Palmatak Belibak

9. Kepulauan Riau Natuna Bunguran Barat Mekar Jaya

Sukadamai, Bayu
10. Sumatera Selatan Banyuasin Tanjung Lago
Urip, Sri Menanti

11. Lampung Lampung Timur Wayjepara Labuan Ratu Danau

12. Banten Lebak Cijaku Kapunduhan

13. Banten Pandeglang Carita Sukarame

14. Jawa Barat Bogor Megamendung Megamendung

15. Jawa Barat Majalengka Leuwimunding Leuwikujang

16. Jawa Tengah Jepara Pakisaji Plajan

17. Jawa Tengah Magelang Tegalrejo Tegalrejo


No Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa

Daerah Istimewa
18. Gunungkidul Gedangsari Ngalang
Yogyakarta
Daerah Istimewa
19. Sleman Tempel Merdikorejo
Yogyakarta

20. Jawa Timur Blitar Panggungrejo Serang

21. Jawa Timur Blitar Kanigoro Karangsono

22. Jawa Timur Bojonegoro Baureno Sumuragung

23. Jawa Timur Probolinggo Sukapura Sapikerep

24. Jawa Timur Malang Poncokusumo Poncokusumo

25. Jawa Timur Malang Ngantang Mulyorejo

26. Jawa Timur Pamekasan Waru Ragang

27. Kalimantan Utara Tanah Tidung Sesayak Tideng Pale Timur

28. Kalimantan Barat Kubu Raya Sungai Raya Sungai Bulan

29. Kalimantan Timur Paser Long Kali Mendik Makmur

30. Kalimantan Selatan Tanah Bumbu Sungai Loban Sungai Loban

31. Gorontalo Bone Bolango Kabila Bone Botubarani

32. Sulawesi Tengah Buol Tiloan Monggonit

33. Sulawesi Tengah Sigi Kinovaro Balane

34. Sulawesi Tenggara Konawe Utara Lasolo Labengki

35. Sulawesi Tenggara Wakatobi Kaledupa Ambeu Raya

36. Sulawesi Selatan Selayar Bontomanae Bontomaranu

37. Sulawesi Selatan Selayar Bontosikuyu Bahuluang

Nusa Tenggara
38. Lombok Utara Bayan Bayan
Barat
No Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa

Nusa Tenggara
39. Lombok Utara Gangga Genggelang
Barat

Nusa Tenggara
40. Lombok Tengah Pujut Tumpak
Barat

Nusa Tenggara
41. Lombok Tengah Pujut Aik Berik
Barat

Nusa Tenggara
42. Lombok Barat Sekotong Batuputih
Barat

Nusa Tenggara
43. Lombok Timur Sikur Tetebatu Selatan
Barat

Nusa Tenggaara
44. Lembata Omensuri Balauring
Timur

Nusa Tenggara
45. Sumba Barat Daya Wewewa Timur Tema Tana
Timur

Nusa Tenggara
46. Sumba Barat Daya Kodi Utara Hameli Ate
Timur

Nusa Tenggara Umbu Ratu Nggay


47. Sumba Tengah Anajiaka
Timur Barat

Nusa Tenggara
48. Ende Kelimutu Nduaria
Timur

Nusa Tenggara
49. Ende Kelimutu Pemo
Timur
Nusa Tenggara
50. Manggarai Reok Barat Nggalak
Timur
Nusa Tenggara
51. Manggarai Barat Lembar Siru
Timur
Nusa Tenggara
52. Nagekeo Aesesa Labolewa
Timur

53. Maluku Utara Halmahera Selatan Gane Barat Selatan Dowora

54. Maluku Utara Halmahera Barat Sahu Lako Akelamo

55. Maluku Utara Morotai Morotai Selatan Galo-Galo

56. Maluku Utara Tidore Tidore Utara Maitara Tengah

57. Maluku Maluku Tengah Seram Utara Timur Kobi Mukti

58. Maluku Kepulauan Aru Pulau-Pulau Aru Wangel


LAPORAN KINERJA TAHUNAN
DIREKTORAT PENGEMBANGAN SOSIAL BUDAYA DAN LINGKUNGAN
DESA DAN PERDESAAN
TAHUN ANGGARAN 2021

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN


KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN
TRANSMIGRASI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya, maka Laporan Kinerja Tahunan
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan Tahun Anggaran 2021 ini dapat tersusun dengan baik. Laporan
Kinerja ini adalah wujud laporan pertanggungjawaban dan evaluasi kinerja
serta menjadi tolak ukur untuk memperbaiki kinerja program dan kegiatan
pada tahun-tahun mendatang khususnya di Direktorat Pengembangan
Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan, Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Laporan ini menggambarkan pelaksanaan program berbasis kinerja
dan kegiatan pada Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan Perdesaan, berdasarkan tugasnya yaitu
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020.
Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Direktur Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan yang telah memberikan arahan dan
bimbingannya dalam pelaksanaan tugas di lingkungan Direktorat
Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan.
Dengan selesainya Laporan Kinerja Tahunan Direktorat
Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun
2021, kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu terselesaikannya laporan ini.
Sekian dan terima kasih,

Jakarta, Januari 2022

DIREKTUR
PENGEMBANGAN SOSIAL BUDAYA
DAN LINGKUNGAN DESA DAN
PERDESAAN,

TEGUH HADI SULISTIONO

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | ii
RINGKASAN EKSEKUTIF

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–


2024 menyebutkan lima sasaran yang menjadi target untuk direalisasikan
oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi (Kemendes PDTT), yakni (1) terwujudnya Desa tertinggal
menjadi Desa berkembang sebanyak 10.000 Desa, (2) terwujudnya Desa
Berkembang menjadi Desa Mandiri sebanyak 5000 Desa, (3) terwujudnya
revitalisasi kawasan perdesaan sebanyak 60 kawasan perdesaan, (4)
terwujudnya revitalisasi kawasan transmigrasi sebanyak 63 kawasan
transmigrasi, dan (5) terentaskannya daerah tertinggal sebanyak 25
kabupaten tertinggal.
Salah satu indikator penting dalam pencapaian target tersebut adalah
meningkatnya prakarsa dan kuatnya kapasitas masyarakat desa sebagai
basis utama dalam proses kemajuan dan keberdayaan Desa yaitu meliputi
aspek ketahanan sosial, ekonomi dan ekologi. Hal utama dalam
pendampingan pembangunan Desa adalah menciptakan kemudahan-
kemudahan bagi setiap warga Desa untuk mampu secara kreatif dan
inovatif memenuhi kebutuhan maupun menyelesaikan masalah secara
mandiri dengan mendayagunakan sumberdaya pembangunan yang ada di
Desa. Oleh sebab itu, pendampingan masyarakat Desa difokuskan pada
upaya mempermudah akses setiap warga Desa terhadap sumberdaya
manusia, sumberdaya sosial, sumberdaya alam, sumberdaya infrastruktur
maupun sumberdaya finansial yang terbentang mulai dari lingkup
keluarga, tetangga, masyarakat, maupun Desa.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Nomor
15 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan (PDP) mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan desa dan perdesaan. Sebagai pelaksanaan tugas tersebut
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sosial budaya dan
lingkungan desa dan perdesaan.
Masalah-masalah yang ada di dalam upaya peningkatan akuntabilitas
sosial dan kompetensi masyarakat Desa harus dengan cepat diatasi agar
penyelenggaraan pembangunan Desa berjalan sesuai dengan mandat
Undang-Undang Desa. Berangkat dari yang fundamental ini, maka menjadi
sangat mendesak untuk dilakukan pembaharuan pembangunan
partisipatif di Desa melalui pengembangan kapasitas masyarakat Desa.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | iii
Fokusnya adalah peningkatan partisipasi, penguatan akuntabilitas sosial
dan pengembangan kompetensi masyarakat dengan menguatkan peran
kader masyarakat dan forum antar masyarakat melalui pusat
pembelajaran dan pengembangan kapasitas bersama masyarakat
(Community Learning Center).
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan mempunyai 5 Kelompok Substansi dan 1 Sub Bagian Tata
Usaha dengan masing-masing kegiatan pokoknya pada tahun anggaran
2021 ini sebagai berikut:
1. Kelompok Substansi Fasilitasi Pelayanan Kesehatan, Peningkatan
Kesejahteraan Keluarga dan Perlindungan Sosial
Kegiatan Pokok:
Pelaksanaan Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa; Fasilitasi Desa
Peduli Kesehatan dan Desa Peduli Keluarga; Penanggulangan
Kemiskinan Ekstrim di Desa; Program Investing in Nutrition and Early
Years (INEY); dan Perlindungan Sosial Adaptif
2. Kelompok Substansi Fasilitasi Pelayanan Pendidikan dan
Pengembangan Modal Sosial Budaya Masyarakat
Kegiatan Pokok:
Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Adat dan Budaya
(Panduan Desa Tanggap Budaya); Penyusunan Panduan Fasilitasi Desa
Peduli Pendidikan; dan Penyusunan Desain Pengembangan
Pendamping Organik
3. Kelompok Substansi Fasilitasi Pengembangan Desa Inklusif dan Desa
Adat
Kegiatan Pokok:
Peningkatan Akuntabilitas Sosial dan Kompetensi Masyarakat (P3PD);
dan Fasilitasi Pelaksanaan Perlindungan Sosial (Desa Damai
Berkeadilan dan Desa Bersinar)
4. Kelompok Substansi Fasilitasi Pengelolaan Sumber Daya Alam,
Lingkungan dan Kebencanaan
Kegiatan Pokok:
Penyusunan Buku Saku Keberlanjutan Pamsimas; Penyusunan
Panduan Fasilitasi Desa Peduli Iklim dan Desa Tanggap Bencana; dan
Penyusunan Panduan Desa Peduli Penghidupan Berkelanjutan
5. Kelompok Substansi Fasilitasi Pengembangan Ketahanan Pangan dan
Ketahanan Sosial Masyarakat
Kegiatan Pokok:
Fasilitasi Desa Berketahanan Pangan
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | iv
6. Sub Bagian Tata Usaha.
Kegiatan Pokok:
Pengembangan Manajemen Tata Usaha.
Laporan Kinerja Tahunan ini memberikan gambaran dan informasi
mengenai pelaksanaan rangkuman program berbasis kinerja dan kegiatan
penting pada Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan
Desa dan Perdesaan, berdasarkan tugas dan fungsinya sebagaimana
tercantum pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi No.15 Tahun 2020, namun belum redanya pandemi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di wilayah Indonesia secara tidak
langsung berpengaruh pada program kerja dan kegiatan Direktorat
Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan.
Beberapa kebijakan yang dibuat baik oleh Presiden, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan
Kementerian/Lembaga lainnya, memperlihatkan keseriusan Pemerintah
untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 di Indonesia, terutama
sejak dikeluarkannya Kepres No. 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 sebagai
Bencana Nasional pada tanggal 13 April 2020.
Revisi anggaran melalui refocusing kegiatan dan realokasi
anggaran yang terjadi di Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan Perdesaan juga dilakukan dalam upaya percepatan
penanganan penyebaran COVID-19, dengan merevisi sebagian besar
program dan kegiatan yang terdapat di 5 Kelompok Substansi yang ada di
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan, kecuali Pinjaman dan Hibah Luar Negeri antara lain Program
Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) yang
anggarannya berasal dari Loan Agreement Nomor 8941-ID; Program INEY;
Program Pamsimas; dan Program Perlindungan Sosial Adaptif.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii


RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................................................iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................1
1.2. Uraian Tugas dan Fungsi.............................................................................................4
1.3. Struktur Organisasi.......................................................................................................6
1.4. Sumber Daya Manusia .................................................................................................8
1.4.1. Komposisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) ................................................................8
1.4.2. Komposisi Tenaga Kontrak ...................................................................................8
1.5. Sarana dan Prasarana ..................................................................................................9
1.6. Sistematika Penyajian.................................................................................................10
BAB II PERENCANAAN KINERJA...................................................................................11
2.1. Rencana Strategis ........................................................................................................11
2.2. Indikator Kinerja Utama.............................................................................................13
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA...............................................................................15
3.1. Capaian Kinerja ............................................................................................................15
3.2. Realisasi Kinerja Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan
Desa dan Perdesaan Tahun Anggaran 2021.........................................................15
3.3. Realisasi Kinerja Anggaran Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun Anggaran 2021 .................................26
3.4. Uraian Kegiatan Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan
Desa dan Perdesaan Tahun 2021 ............................................................................32
3.4.1. Penyusunan Panduan Fasilitasi Keterpaduan Penanggulangan
Kemiskinan Ekstrem Di Desa ..............................................................................32
3.4.2. Penyusunan Panduan Fasilitasi Desa Peduli Pendidikan...........................33
3.4.3. Penyusunan Panduan Fasilitasi Desa Tanggap Budaya .............................34
3.4.4. Desa Bersih Narkoba ............................................................................................35
3.4.5. Desa Damai Berkeadilan .....................................................................................36
3.4.6. Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak .....................................................37
3.4.7. Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa .......................................................39
3.4.8. Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pemulihan Ekonomi Pasca
Bencana .....................................................................................................................40
3.4.9 Fasilitasi Pengembangan Potensi Sumber Daya Alam Kawasan
Perdesaan ..................................................................................................................41
3.4.10. Sarana Produksi Dan Pasca Panen Di Daerah Tertinggal Rawan
Pangan Yang Disediakan.......................................................................................41
3.4.11. Bantuan Sarana Dan Prasarana Pendukung Pengembangan Dan
Pemanfaatan Potensi Pertanian/ Peternakan Di Kawasan Perdesaan ......42

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | vi
3.4.12. Gudang Pangan Lokal Dan Lantai Jemur Yang Dibangun Di Daerah
Tertinggal Rawan Pangan......................................................................................43
3.4.13. Penyusunan Panduan Fasilitasi Rekonfirmasi Data Hasil Monitoring
ATS/ABPS Sebagai Dampak Pandemi Covid-19 .............................................44
3.4.14. Investing In Nutritions and Early Years (INEY).............................................45
3.4.15. Pelaksanaan Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa .........................47
3.4.16. Penyusunan Panduan Desa Peduli Keluarga dan Desa Peduli
Kesehatan..................................................................................................................49
3.4.17. Penyusunan Desain Pengembangan Pendamping Organik .....................50
3.4.18. Sosialisasi P3PD Subkomponen 2B ...............................................................52
3.4.19. Penyusunan Bahan Pembelajaran P3PD Subkomponen 2B ...................53
3.4.20. Penyusunan Kerangka Logis Scorecard Akuntabilitas Sosial .................55
3.4.21. Uji coba Perangkat Akuntabilitas Sosial .......................................................56
3.4.22. Ujicoba Pendataan Desa ...................................................................................57
3.4.23. Sekolah Pemuda Desa Untuk Literasi Anti Korupsi ..................................58
3.4.24. Bimtek Jaring Pewarta Desa ............................................................................59
3.4.25. Workshop Kepemimpinan Perempuan ..........................................................60
3.4.26. Bimbingan Teknis Desa Inklusif .....................................................................62
3.4.27. Pendokumentasian Praktik Baik Desa Ramah Perempuan dan Peduli
Anak............................................................................................................................64
3.4.28. Penyusunan Buku Saku Keberlanjutan Pamsimas ...................................65
3.4.29. Peningkatan Kapasitas Dalam Rangka Implementasi Perlindungan
Sosial Adaptif (Desa Tanggap Bencana Dan Desa Peduli Iklim) .................66
3.4.30. Penyusunan Panduan Desa Peduli Penghidupan Berkelanjutan ..........68
3.5. Analisis atas Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan atau Peningkatan dan
Penurunan .....................................................................................................................69
3.5.1. Permasalahan .........................................................................................................69
3.5.2. Upaya Tindak Lanjut ............................................................................................70
BAB IV PENUTUP............................................................................................................71
4.1. Kesimpulan..................................................................................................................71
4.2. Saran.............................................................................................................................72

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi (KDPDTT) Republik Indonesia adalah Kementerian
Kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan
pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan
masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden. Kementerian ini dipimpin oleh seorang Menteri yang
menjabat pertama kali sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi adalah Bapak Marwan Ja’far yaitu pada
27 Oktober 2014 dan kemudian pada tahun 2016 dilanjutkan oleh
Bapak Eko Putro Sadjojo, kemudian pada tahun 2019 melalui
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 113/P tentang
Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara
Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dipimpin oleh
Bapak Halim Iskandar.

Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Desa, Pembangunan


Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menjalankan fungsi : (1)
perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan desa dan Kawasan perdesaan, pemberdayaan
masyarakat desa, pengembangan daerah tertentu, pembangunan
daerah tertinggal, penyiapan pembangunan permukiman dan
pengembangan Kawasan transigrasi; (2) koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; (3) pengelolaan
barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; (4)
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 1
Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Tertinggal dan Transmigrasi;(5) pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervise atas pelaksanaan urusan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi; (6) pelaksanaan penelitian dan pengembangan,
Pendidikan dan pelatihan, serta pengelolaan informasi di bidang
pembangunan desa dan Kawasan perdesaan, pemberdayaan
masyarakat desa, pengembangan daerah tertentu, pembangunan
daerah tertinggal dan transmigrasi; dan (7) pelaksanaan dukungan
yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi. Untuk menjalankan tugas dan fungsi tersebut terdapat
12 (dua belas) eselon I yang membantu pelaksanaan pekerjaan. Salah
satunya adalah Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan.

Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa


dan Perdesaan, yang merupakan salah satu dari lima direktorat pada
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, yang pada
triwulan pertama tahun 2021 telah melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan
kesehatan, peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan
sosial desa dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan
modal sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan
desa inklusif dan desa adat, pengelolaan sumberdaya alam,
lingkungan, dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta
pengembangan ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat
desa dan perdesaan.

Namun sejak akhir bulan Juli sampai dengan Desember 2021,


program kegiatan Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan Perdesaan ini lebih terfokus pada upaya untuk
memutus mata rantai penularan COVID-19 di Indonesia, terutama
sejak dikeluarkannya Kepres No. 12 Tahun 2020 tentang Penetapan

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 2
Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 sebagai
Bencana Nasional pada tanggal 13 April 2020.

Revisi anggaran melalui refocusing kegiatan dan realokasi


anggaran yang terjadi di Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan Perdesaan dilakukan dalam upaya percepatan
penanganan penyebaran COVID-19, dengan merevisi sebagian besar
program dan kegiatan yang terdapat di 5 Kelompok Substansi yang
ada di Direktorat Pengembangan Sosial Budaya Lingkungan Desa dan
Perdesaan, kecuali Pinjaman dan Hibah Luar Negeri antara lain
Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD)
yang anggarannya berasal dari Loan Agreement Nomor 8941-ID;
Program INEY; Program Pamsimas; dan Program Perlindungan Sosial
Adaptif.

Pada tanggal 13 April 2020, Kementerian Desa, Pembangunan


Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengeluarkan Permendesa No. 6
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Permendesa No. 11 Tahun 2020
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020. Pasal 8A ayat
(1) Permendesa No. 6 Tahun 2020 menyatakan bahwa Bencana Non
Alam yang dimaksud adalah bencana yang terjadi sebagai akibat
kejadian luar biasa seperti penyebaran penyakit yang mengancam
dan/atau menimpa warga masyarakat secara luas atau skala besar
seperti Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Dijelaskan
lebih lanjut di dalam Permendesa No. 6 Tahun 2020, bahwa
penanganan dampak Pandemi COVID-19 dapat berupa BLT-Dana
Desa kepada keluarga miskin di Desa sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Selain itu untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 4


Tahun 2020 tentang Refocusing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta
Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan
COVID-19 dan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor S-
584/MK.02/2021 tentang Refocusing Kegiatan dan Realokasi
Anggaran Kementerian/Lembaga dalam Rangka Percepatan

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 3
Penanganan COVID 19, Kementerian Desa telah menerbitkan Surat
Edaran Nomor S-1260/PR.01.01/VII/2021 tanggal 12 Juli 2021
tentang Penyampaian rekap Refocusing Kegiatan dan Realokasi
Belanja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, sebagai acuan bagi unit kerja eselon I untuk melakukan
revisi anggaran melalui refocusing kegiatan dan realokasi anggaran
dalam rangka percepatan penanganan penyebaran COVID-19.

1.2. Uraian Tugas dan Fungsi


Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa
dan Perdesaan, jika pada nomenklatur sebelumnya nama Direktorat
ini adalah Direktorat Pelayanan Sosial Dasar, namun sejak
dikeluarkannya Permendes nomor 15 tahun 2020 maka berubah
menjadi Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan
Desa dan Perdesaan. Direktorat ini memiliki Tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan perdesaan.
Dalam melaksanakan tugasnya Direktorat Pengembangan Sosial
Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan menyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan,
peningkatan kesejahteraan keluarga, danperlindungan sosial desa
dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan modal
sosial budayamasyarakat desa dan perdesaan, pengembangan desa
inklusif dan desa adat, pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan,
dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosialmasyarakat desa dan
perdesaan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan,
peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungansosial desa
dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan pengembangan modal
sosial budaya masyarakat desa dan perdesaan, pengembangan desa
inklusif dan desa adat, pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan,

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 4
dan kebencanaan desa dan perdesaan, serta pengembangan
ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat desadan
perdesaan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang
pelayanan kesehatan, peningkatan kesejahteraan keluarga, dan
perlindungan sosial desa dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan
pengembangan modal sosial budaya masyarakat desa dan
perdesaan, pengembangandesa inklusif dan desa adat, pengelolaan
sumberdayaalam, lingkungan, dan kebencanaan desa dan
perdesaan, serta pengembangan ketahanan pangan dan
ketahanansosial masyarakat desa dan perdesaan;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan
kesehatan, peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan
sosial desa dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan
pengembangan modal sosial budaya masyarakat desa dan
perdesaan, pengembangan desa inklusif dan desa adat, pengelolaan
sumberdaya alam, lingkungan, dan kebencanaan desa dan
perdesaan, serta pengembangan ketahanan pangan dan ketahanan
sosial masyarakat desa dan perdesaan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan
kesehatan, peningkatan kesejahteraan keluarga, dan perlindungan
sosial desa dan perdesaan, pelayanan pendidikan dan
pengembangan modal sosial budaya masyarakat desa dan
perdesaan, pengembangan desa inklusif dan desa adat, pengelolaan
sumberdaya alam, lingkungan, dan kebencanaan desa dan
perdesaan, serta pengembangan ketahanan pangan dan ketahanan
social masyarakat desa dan perdesaan; dan
f. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.

Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa


dan Perdesaan terdiri atas:
a. Subbagian Tata Usaha
b. Kelompok jabatan fungsional

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 5
Dikarenakan adanya penyederhanaan birokrasi di lingkungan
instansi pemerintah, maka ada perubahan pada susunan organisasi
dan juga tata kerja, untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi
direktur maka dikeluarkan keputusan sekretaris jenderal
kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
tentang penunjukkan koordinator pelaksana dan juga subkoordinator
pelaksana dimana mereka memiliki tugas melakukan koordinasi
penyusunan rencana, melakukan pengendalian, pemantauan dan
juga evaluasi. Koordinator dan subkoordinator pelaksana adalah
tugas tambahan dari tugas dan fungsi dari jabatan fungsional yang di
duduki.

Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa


dan Perdesaan memiliki 5 Kelompok Substansi, yaitu:
a. Kelompok Substansi Fasilitasi Pelayanan Kesehatan, Peningkatan
Kesejahteraan Keluarga, dan Perlindungan Sosial;
b. Kelompok Substansi Fasilitasi Pelayanan Pendidikan dan
Pengembangan Modal Sosial Budaya Masyarakat;
c. Kelompok Substansi Fasilitasi Pengembangan Desa Inklusif dan
Desa Adat;
d. Kelompok Substansi Fasilitasi Pengelolaan Sumber Daya Alam,
Lingkungan dan Kebencanaan; dan
e. Kelompok Substansi Fasilitasi Pengembangan Ketahanan Pangan
dan Ketahanan Sosial Masyarakat;

1.3. Struktur Organisasi


Berdasarkan Permendesa nomor 16 tahun 2020, bahwa
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan, Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
memiliki uraian fungsi yang dapat digambarkan dengan struktur
organisasi, sebagai berikut:

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 6
STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTORAT PENGEMBANGAN SOSIAL BUDAYA DAN LINGKUNGAN DESA DAN PERDESAAN

Direktorat Pengembangan
Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan
Perdesaan

Kepala Sub Bagian Tata


Usaha

Kelompok Substansi Kelompok Substansi Kelompok Substansi Kelompok Substansi


Kelompok Substansi
Fasilitasi Pelayanan Fasilitasi Pelayanan Fasilitasi Pengelolaan Fasilitasi
Fasilitasi
Kesehatan, Peningkatan Pendidikan dan Sumber Daya Alam, Pengembangan
Pengembangan Desa
Kesejahteraan Keluarga dan Pengembangan Modal Lingkungan dan Ketahanan Pangan dan
Inkluisf dan Desa Adat
Perlindungan Sosial Sosial Budaya Masyarakat Kebencanaan Ketahanan Sosial

Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 7
1.4. Sumber Daya Manusia

1.4.1. Komposisi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan tugas pada


Direktorat Pengembangan Sosial Budaya Lingkungan Desa dan
Perdesaan sampai dengan bulan Desember 2021 berjumlah 39 (tiga
puluh sembilan) orang pegawai yang terdiri dari :
a. Direktur : 1 (Satu) Orang
b. Koordinator : 5 (Lima) Orang
c. Sub Koordinator : 9 (Sembilan) Orang
d. Kepala Subbagian TU : 1 (Satu) Orang
e. Staf Pelaksana (JFU) : 23 (Dua Puluh Tiga) Orang

Jumlah Pegawai Pada Direktorat Pengembangan Sosial Budaya


Lingkungan Desa dan Perdesaan Menurut Klasifikasi Pangkat,
Golongan dan Eselon Tahun 2021
JUM L
GOL. ESELON
AH
NO PANGKAT
(Orang
III IV I II III IV JFU JFT
)
Pembina Utama
1 1 1 1
Muda
2 Pembina TK I 5 5 5
3 Pembina 2 2 2
4 Penata Tk.1 7 7 7
5 Penata 2 2 2
6 Penata Muda TK I 2 1 1 2
7 Penata Muda 19 18 1 19
8 Pengatur TK 1 1 1 1
Jumlah Pegawai (PNS)
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan 39
Perdesaan

1.4.2. Komposisi Tenaga Kontrak


Jumlah tenaga kontrak yang melaksanakan tugas pada
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya Lingkungan Desa dan
Perdesaan sampai dengan bulan Desember 2021 berjumlah 34 (tiga
puluh empat) orang yang terdiri dari:
a. Tenaga Penunjang : 32 (tiga puluh dua) Orang
b. Pramubakti : 2 (dua) Orang

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 8
1.5. Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan setiap
organisasi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Kantor sebagai
tempat berlangsungnya kegiatan yang berkaitan dengan
ketatausahaan atau administrasi sangat memerlukan sarana dan
prasarana yang cukup dengan kualitas yang baik. Sarana dan
prasarana yang terdapat di Direktorat Pengembangan Sosial Budaya
Lingkungan Desa dan Perdesaan berikut rinciannya:

Sarana dan Prasarana di Ruang Direktur Direktorat Pengembangan


Sosial Budaya Lingkungan Desa dan Perdesaan

TAHUN
NO NAMA BARANG KODE BARANG NUP JML CQ
PEROLEHAN
Meja Kerja Kayu 3.05.02.01.002 198, 199 2017 2 Unit
1
Meja Kerja Kayu 3.05.02.01.002 174,156,140 2016 3 Unit
Printer / Mesin Cetak 34, 36 2017 2 Unit
2 3.10.02.03.003
Printer / Mesin Cetak 111 2017 1 Unit
Lemari Besi / Metal 3.05.01.04.001 33 2016 1 Unit
3
Lemari Besi / Metal 3.05.01.04.001 73, 37 2017 2 Unit
4 Air Conditioning 3.15.04.05.001 6, 24, 11 2015 3 Unit
5 Kursi Fiber Glas Plastik (Direktur) 3.05.02.01.020 121, 139, 140 2015 1 Unit
29, 30, 31,
32, 33, 34,
6 Kursi Fiber Glas Plastik 3.05.02.01.020 35, 36, 37, 2015 14
38, 39, 40, 41
, 42 Unit
7 Kursi Zeis 3.07.01.04.108 171, 133, 77 2016 3 Unit
8 Meja Resepsionis 3.05.02.01.014 1.2 2015 2 Unit
9 Meja Rapat 3.05.02.01.008 4 2015 1 Unit
10 Lemari Display 3.05.01. 04.020 16 2015 1 Unit
11 Dispenser 3.05.02.06.036 5 2017 1 Unit
12 Dispenser 3.05.02.06.036 2019 1 Unit
13 Komputer Unit Lainnya 3.10.01.99.999 27 2017 1 Unit
14 Penghancur Kertas 3.05.01.05.015 13 2017 1 Unit
15 Telpon Dugital 1 2015 1 Unit
16 Telpon Analog 21 2015 1 Unit
17 Rak Besi 92, 7 2016 2 Unit
18 LCD Proyektor 3 2015 1 Unit
19 Bracket 1 2015 1 Unit
20 Brandkas 5 2017 1 Unit
Penghancur Kertas 3.05.01.05.015 2019 2

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 9
1.6. Sistematika Penyajian
Dalam pelaporan capaian kinerja Direktorat Pengembangan
Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun Anggaran
2021 ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

1. KATA PENGANTAR

2. RINGKASAN EKSEKUTIF

3. DAFTAR ISI

4. BAB I PENDAHULUAN

5. BAB II PERENCANAAN KINERJA

6. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

7. BAB IV PENUTUP

8. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 10
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis


Salah satu indikator penting dalam pencapaian target RPJMN
2020-2024 adalah meningkatnya prakarsa dan kuatnya kapasitas
masyarakat desa sebagai basis utama dalam proses kemajuan dan
keberdayaan Desa yaitu meliputi aspek ketahanan sosial, ekonomi
dan ekologi. Hal utama dalam pendampingan pembangunan Desa
adalah menciptakan kemudahan-kemudahan bagi setiap warga Desa
untuk mampu secara kreatif dan inovatif memenuhi kebutuhan
maupun menyelesaikan masalah secara mandiri dengan
mendayagunakan sumberdaya pembangunan yang ada di Desa. Oleh
sebab itu, pendampingan masyarakat Desa difokuskan pada upaya
mempermudah akses setiap warga Desa terhadap sumberdaya
manusia, sumberdaya sosial, sumberdaya alam, sumberdaya
infrastruktur maupun sumberdaya finansial yang terbentang mulai
dari lingkup keluarga, tetangga, masyarakat, maupun Desa.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa)


merupakan babak baru bagi Desa dalam menjalankan pemerintahan
tanpa diintervensi dari pihak luar. Adanya pembentukan dan
pengubahan Kementerian dan Lembaga, yang dipertegas dengan
terbitnya Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
menimbulkan pergeseran tugas dan fungsi antar Kementerian dan
Lembaga. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan memiliki tugas dan fungsi secara umum di bidang
pembangunan desa dan perdesaan. Direktorat Pengembangan Sosial
Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan yang berada di bawah
naungan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
memiliki ruang lingkup di lima bidang, yaitu : 1) Pelayanan Kesehatan,

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 11
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga, dan Perlindungan Sosial; 2)
Pelayanan Pendidikan dan Pengembangan Modal Sosial Budaya
Masyarakat; 3) Pengembangan Desa Inklusif dan Desa Adat; 4)
Pengelolaan Sumber Daya Alam, Lingkungan dan Kebencanaan; dan
5) Pengembangan Ketahanan Pangan dan Ketahanan Sosial.

Permasalahan yang terjadi di Indonesia saat ini adalah warga


miskin, disabilitas, perempuan, anak, lansia, serta warga marginal
dan rentan lainnya (atau disebut dengan istilah kelompok marginal
dan rentan) merupakan bagian dari warga Desa yang tidak berdaya,
cenderung akan mengalami ketidaksetaraan ekonomi, politik dan
sosial budaya. Ketidaksetaraan ini akan menghambat kelompok
marginal dan rentan untuk berpartisipasi dalam pembangunan Desa.
Kondisi ini menjadikan kelompok marginal dan rentan berpotensi
kurang memperoleh manfaat dari hasil-hasil pembangunan Desa.

Kepentingan kelompok marginal dan rentan akan lebih terjamin


untuk diprioritaskan dalam pembangunan Desa apabila sebagian
besar atau seluruh warga Desa yang sudah berdaya bersedia untuk
secara sukarela menerima keberadaan mereka, sekaligus
mengutamakan pemenuhan kelompok marginal dan kelompok rentan
yang ada di Desanya. Untuk itu, pembangunan Desa seharusnya
berbasis hak agar setiap warga Desa, utamanya kelompok marginal
dan rentan dimuliakan sebagai subjek pembangunan. Pembangunan
Desa berbasis hak, membuka peluang pendalaman pembangunan
Desa yang menyasar pada pemenuhan hak dan kepentingan kelompok
marginal dan rentan.

Penyusunan kegiatan Direktorat Pengembangan Sosial Budaya


dan Lingkungan Desa dan Perdesaan dimuat dalam RKA-KL
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan Tahun 2021 yang diajukan oleh Direktur Pengembangan
Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan, Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang akan

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 12
dijadikan dasar dalam pembahasan dan penelaahan sampai
penerbitan Surat Daftar Isian Program dan Anggaran (DIPA) Petikan
Tahun Anggaran 2021.

2.2. Indikator Kinerja Utama


Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
dan Perdesaan adalah:

1. Rata-rata indeks Desa Berkembang menjadi Mandiri

2. Rata-rata indeks Desa Tertinggal menjadi Berkembang

3. Rata-rata indeks perkembangan 10 Kawasan Perdesaan Prioritas


Nasional (KPPN) inisiasi menjadi konsolidasi

4. Rata-rata indeks perkembangan 47 Kawasan Perdesaan Prioritas


Nasional (KPPN) konsolidasi menjadi mandiri

5. Rata-rata indeks perkembangan 5 Kawasan Perdesaan Prioritas


Nasional (KPPN) mandiri menjadi berdaya saing

6. Rata-rata indeks perkembangan 30 Kawasan Perdesaan Prioritas


Kementerian

7. Persentase kemiskinan di perdesaan

8. Persentase afirmasi rencana program/kegiatan Unit Kerja


Internal Kemendesa PDTT yang dialokasikan di Desa dan
Perdesaan sesuai dengan dokumen rencana teknis pembangunan
Desa dan Perdesaan

9. Persentase afirmasi rencana program/kegiatan K/L/D/M yang


dialokasikan di Desa dan Perdesaan sesuai dengan dokumen
rencana teknis pembangunan Desa dan Perdesaan

10. Nilai SAKIP Ditjen Pembangunan Desa dan perdesaan

11. Persentase Nilai Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi


Birokrasi (PMPRB) di Ditjen Pembangunan Desa dan Perdesaan

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 13
12. Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan eksternal dan
APIP yang selesai ditindaklanjuti (Sistem Pengendalian Internal
dan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan)

Indikator Kinerja Utama Direktorat Pembangunan Sosial Budaya


dan Lingkungan Desa dan Perdesaan adalah:

1. Jumlah bahan kebijakan dan regulasi Pengembangan Sosial


Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan yang ditetapkan

2. Persentase kegiatan Pengembangan Sosial Budaya dan


Lingkungan Desa dan Perdesaan yang bermanfaat bagi
masyarakat sesuai dengan dokumen perencanaan teknis
Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 14
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja


Capaian kinerja dalam pelaksanaan kegiatan di Direktorat
Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
sejak bulan Januari sampai dengan Desember Tahun 2021
didasarkan pada Target Kinerja yang termuat dalam Rencana Kegiatan
dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) sebagaimana telah
diuraikan pada bab sebelumnya. Pada bagian ini akan diuraikan hal-
hal sebagai berikut:

1. Realisasi Kinerja bulan Januari s/d Desember Tahun Anggaran


Berjalan (Membandingkan Target dengan Realisasi).

2. Realisasi Kinerja Anggaran bulan Januari s/d Desember Tahun


Anggaran Berjalan.

3.2. Realisasi Kinerja Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan


Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun Anggaran 2021
Adapun realisasi kinerja utama pelaksanaan Pengembangan
Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun Anggaran
2021 mengacu pada Target Kinerja yang termuat dalam Rencana
Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL), sebagai
berikut:

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 15
Tabel Realisasi Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan Tahun 2021

JENIS
KODE PROGRAM/KEGIATAN DESKRIPSI TARGET CAPAIAN PERSENTASE
OUTPUT

6468 Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan

6468.BDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat (Volume 975 Orang)

6468.BDC.001 Masyarakat yang Mendapatkan Fasilitasi Peningkatan Akses Informasi Desa dan Perlindungan Sosial (Volume 75 Orang)

051 Fasilitasi Peningkatan Akses Informasi Desa (Volume 75 Orang)


Dukungan Pelaksanaan Program
Dukungan dalam pelaksanaan kegiatan
Pengembangan Sumber Air Minum
D Penyusunan Buku Saku Keberlanjutan Laporan 1 1 100%
Berkelanjutan Berbasis Masyarakat
Pamsimas
(PAMSIMAS III)
1. Pengelolaan Kegiatan Unicef Spesialis
Program Education (Juni 2021), sudah
selesai dilaksanakan
2. Penyusunan Panduan Fasilitasi Desa
Peduli Pendidikan), sudah selesai
dilaksanakan
3. Penyusunan Panduan Rekonfirmasi
Data Hasil Monitoring ATS dan ABPS
Dampak Covid-19), sudah selesai
HIBAH LANGSUNG UNICEF NOMOR dilaksanakan Dokumen
E 22 22 100%
REGISTER 2NYCWZHA 4. Sosialisasi dan Bimtek Panduan /Laporan
Rekonfirmasi Data), sudah selesai
dilaksanakan
5. Pelaksanaan FGD dalam rangka
Rekonfirmasi Data dan Tindak Lanjut
Hasil Monitoring ATS dan ABPS sebagai
Dampak pandemi Covid-19), sudah
selesai dilaksanakan
6. Pengelolaan Kegiatan Unicef Spesialis
Program Education (JUL -SEPT 2021)),

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 17
JENIS
KODE PROGRAM/KEGIATAN DESKRIPSI TARGET CAPAIAN PERSENTASE
OUTPUT
sudah selesai dilaksanakan
7. Pengelolaan Aplikasi, Database dan
Server SIPBM (JUL - SEPT 2021)), sudah
selesai dilaksanakan
8. Pengelolaan Kegiatan Unicef Spesialis
Program Education (OKT -NOV 2021)),
sudah selesai dilaksanakan
9. Pengelolaan Aplikasi, Database dan
Server SIPBM (OKT -NOV 2021)), sudah
selesai dilaksanakan
10. Workshop Perlindungan Sosial Adaptif
(Adaptive Social Protection)), sudah
selesai dilaksanakan
11. Penyusunan Panduan Fasilitasi Desa
Peduli Iklim), sudah selesai dilaksanakan
12. Penyusunan Panduan Fasilitasi Desa
Tanggap Bencana), sudah selesai
dilaksanakan
13. Finalisasi Panduan Fasilitasi Desa
Tanggap Bencana dan Panduan Fasilitasi
Desa Peduli Iklim), sudah selesai
dilaksanakan
14. Pengelolaan Administrasi Kegiatan
Spesialis Program Social Protection (Sept
2021)), sudah selesai dilaksanakan
15. Workshop Penyusunan Modul dan
Media Pembelajaran Panduan Fasilitasi
Desa Peduli Iklim dan Panduan Fasilitasi
Desa Tanggap Bencana), sudah selesai
dilaksanakan
16. Sosialisasi dan Bimtek Panduan
Fasilitasi Desa Peduli Iklim), sudah
selesai dilaksanakan
17. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 18
JENIS
KODE PROGRAM/KEGIATAN DESKRIPSI TARGET CAPAIAN PERSENTASE
OUTPUT
Panduan Desa Tanggap Bencana), sudah
selesai dilaksanakan
18. Pendampingan Desa Model Desa
Tanggap Bencana dan Desa Peduli Iklim),
sudah selesai dilaksanakan
19. Pengelolaan Administrasi Kegiatan
Spesialis Program Social Protection (Okt-
Des 2021)), sudah selesai dilaksanakan
20. Monitoring dan Evaluasi Panduan
PDRA ), sudah selesai dilaksanakan
21. Evaluasi Implementasi Panduan
PDRA), sudah selesai dilaksanakan
22. Pengelolaan Administrasi Kegiatan
Spesialis Program PDRA (SEPT 2021)),
sudah selesai dilaksanakan

052 Fasilitasi Pelaksanaan Perlindungan Sosial


Rapat Persiapan Pelaksanaan Fasilitasi Desa Rapat Persiapan Koordinasi Fasilitasi
A Laporan 1 1 1
Ramah Perempuan dan Peduli Anak Desa Damai Berkeadilan
Publikasi Kegiatan Desa Bersinar sudah
D Fasilitasi Desa Bersih Narkoba Laporan 1 1 1
dilaksanakan
Monitoring, Evaluasi Fasilitasi Perlindungan
E Perjalanan dinas sudah dilaksanakan Laporan 1 1 1
Sosial

6468.BDC.003 Masyarakat yang ditingkatkan kapasitasnya dalam pencegahan stunting (INEY) (Volume 900 Orang)

051 Fasilitasi Pelaksanaan Pencegahan Stunting (INEY) (Volume 900 Orang)


Aplikasi
Penyempurnaan dan Pengembangan e_HDW
1 paket 1 paket 100%
Aplikasi e_HDW Berbasis Website Berbasis
A Pelaksanaan Pencegahan Stunting (INEY) Web
Penyusunan Modul dan Media Modul
Pembelajaran Daring dan 1 paket 1 paket 100%
Media

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 19
JENIS
KODE PROGRAM/KEGIATAN DESKRIPSI TARGET CAPAIAN PERSENTASE
OUTPUT
Pembelaja
ran
Daring
TPP
terlatih
Bimtek TPP dan Evaluasi Pelaksanaan
dan
Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa 900 TPP 900 TPP 100%
Laporan
Hasil
Evaluasi
Pengadaan Tenaga Ahli
Kesekretariatan (personil: Staf Teknis dan
Staf Administrasi, sewa peralatan kantor,
B Dukungan Sekretariat PIU INEY Laporan 1 1 100%
dll)
Rapat-rapat Koordinasi, FGD, Evaluasi
internal Kemendes, PDTT, antar K/L
6468.FBA Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah (Volume 33 Prov)

6468.FBA.001 Pemerintah Daerah yang ditingkatkan kapasitasnya dalam Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (PAMSIMAS) (Volume 33 Prov)

051 Fasilitasi Pelaksanaan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (PAMSIMAS) (Volume 33 Provinsi)

Workshop Penyusunan Buku Saku


Keberlanjutan Pamsimas sudah selesai
dilaksanakan
FGD 1 : Penyusunan Buku Saku
Penyusunan Buku Saku Keberlanjutan Dokumen
A Keberlanjutan Pamsimas; 3 3 100%
Pamsimas /Laporan
FGD 2 : Pembahasan Buku Saku
Keberlanjutan Pamsimas
FGD 3 : Finalisasi Buku Saku
Keberlanjutan Pamsimas
6468.QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat (Volume 110 Orang)
6468.QDC.001 Masyarakat yang mendapatkan fasilitasi penguatan ketahanan pangan (Volume 35 Orang)
051 Fasilitasi Desa Berketahanan Pangan (Volume 35 Orang)

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 20
JENIS
KODE PROGRAM/KEGIATAN DESKRIPSI TARGET CAPAIAN PERSENTASE
OUTPUT
Kegiatan webinar dalam rangka
Persiapan Fasilitasi Desa Berketahanan
A penyusunan buku panduan Desa Dokumen 1 1 100%
Pangan
Berketahanan Pangan
Terlaksananya fullboard dalam rangka
E Monitoring dan Evaluasi persiapan pengembangan desa model Laporan 1 1 100%
desa berketahanan pangan
6468.QDC.004 Masyarakat yang ditingkatkan kapasitasnya dalam pemulihan ekonomi pasca bencana

051 Peningkatan Kapasitas Ekonomi Masyarakat Desa melalui Vokasional Menjahit dan Bakery
Terkendala
Pemberian Mesin Jahit dan Bakery
adanya
Peningkatan Kapasitas Ekonomi Masyarakat (Realisasi anggaran: Kegiatan dalam
refocusing
A Desa melalui Vokasional Menjahit dan Bakery rangka mendukung pemulihan ekonomi Paket 1 -
anggaran
di Kabupaten Sigi pasca bencana berupa
akibat
pencairan/pengadaan ATK dan Bahan)
Covid-19
Terkendala
Pemberian Mesin Olahan Ikan (Realisasi
adanya
Peningkatan Kapasitas Ekonomi Masyarakat Anggaran Kegiatan dalam rangka
refocusing
B Desa melalui Aneka Olahan Ikan di mendukung pemulihan ekonomi pasca Paket 1 -
anggaran
Kabupaten Donggala bencana berupa pencairan/pengadaan
akibat
ATK dan Bahan
Covid-19
6468.QDC.005 Masyarakat dan Aparatur Pemerintah Desa yang ditingkatkan kapasitasnya di Desa

051 Workshop Musyawarah Perencanaan Pembangunan Yang Peka Damai


Terkendala
adanya
Genos sudah dicairkan, tetapi kegiatan
refocusing
C Monitoring dan Evaluasi tidak dapat dilaksanakan karena Laporan 1 -
anggaran
refocusing anggaran
akibat
Covid-19
6468.QDC.006 Aparatur Pemerintah Desa yang ditingkatkan kapasitasnya dalam perencanaan penanggulangan bencana (Volume 75 Orang)

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 21
JENIS
KODE PROGRAM/KEGIATAN DESKRIPSI TARGET CAPAIAN PERSENTASE
OUTPUT

051 Peningkatan Kesadaran Masyarakat dan Aparat Desa terhadap Risiko Bencana melalui PDRA, PDNA, DTB (Volume 75 Orang)
Sudah dilaksanakan perjalanan dinas ke
Koordinasi Peningkatan Kesadaran
A Kabupaten Pesisir Barat, Lebak dan Laporan 3 3 100%
Masyarakat terhadap Kebencanaan
Lombok Utara
Monitoring dan Evaluasi terkait
E Monitoring dan Evaluasi Kebencanaan Laporan 1 1 100%
Kebencanaan
053 Tim Koordinasi Pelaksana Kegiatan
Rapat Koordinasi Program Kebencanaan
Rapat Koordinasi Program Kebencanaan
B Lintas K/L sudah dilaksanakan tanggal Laporan 1 1 100%
Lintas K/L
27 - 29 Mei 2021
6468.QDD Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat

6468.QDD.001 Desa yang Mendapatkan Penanganan Konvergensi Stunting


051 Pelaksanaan Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa
Konsolidasi Tim Pendamping Pusat
Konsolidasi Tim Pendamping Pusat
A Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa Laporan 1 1 100%
Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa
sudah dilaksanakan
Publikasi Penanganan Konvergensi
Pelaksanaan Konvergensi Pencegahan
B Stunting di Desa sudah dilaksanakan Laporan 1 1 100%
Stunting di Desa
1. Rakor Penyusunan Panduan
Konvergensi Pencegahan Stunting di
Desa sudah dilaksanakan
Rakor Penyusunan Panduan dan Sosialisasi 2. Rakor Penyusunan Panduan
Dokumen
F Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa Penanggulangan Kemiskinan 3 3 100%
/Laporan
(Virtual) Ekstreme di Desa sudah dilaksanakan
3. Webinar Kemiskinan Ekstreme di
Desa sudah dilaksanakan

6468.QDD.002 Peningkatan Layanan Kesehatan dan kesejahteraan Keluarga

051 Fasilitasi Desa Peduli Kesehatan dan Desa Peduli Keluarga

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 22
JENIS
KODE PROGRAM/KEGIATAN DESKRIPSI TARGET CAPAIAN PERSENTASE
OUTPUT
Rapat Koordinasi Lintas K/L Untuk
Fasilitasi Koordinasi Lintas K/L Untuk
Keterpaduan Pengembangan Desa Peduli
B Keterpaduan Pengembangan Desa Peduli Laporan 1 1 100%
Keluarga sudah dilaksanakan
Keluarga

6468.QDD.003 Masyarakat Desa atau Desa Adat yang Mendapatkan Akses Pelayanan Sosial Dasar

051 Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Adat dan Budaya


Tanggap Budaya dan Bahan Bacaan Desa
Tanggap Budaya melalui pelaksanaan
B Pelaksanaan Fasilitasi Desa Tanggap Budaya Webinar. Tim Penulis Panduan dan Dokumen 2 2 100%
Bahan Bacaan dijadikan Narasumber
dalam Webinar dimaksud
Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi ke
Desa-Desa yang potensial untuk
C Monev dan Penyusunan Laporan dikembangkan menjadi percontohan Desa Dokumen 1 1 100%
Tanggap Budaya dan penyusunan
laporan Monev
052 Layanan Dukungan Tugas dan Fungsi
1. Fasilitasi Keterpaduan Penurunan
Kemiskinan Ekstrem di Desa sudah
Peningkatan Pengembangan Sosial Budaya
A dilaksanakan Laporan 2 2 100%
dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
2. Publikasi Media Cetak sudah
dilaksanakan
Dukungan Tata Kelola Direktorat sudah
C Dukungan Tata Kelola Direktorat Layanan 1 1 100%
dilaksanakan
6468.RAG Sarana Bidang Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup

6468.RAG.001 Fasilitasi Pengembangan Potensi Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan

051 Fasilitasi Pengembangan dan Pemanfaatan Potensi SDA Pertanian di Kawasan Perdesaan

Penyusunan Instrumen Supervisi, Monitoring Terkendala


(Adanya realisasi anggaran digunakan
A Dan Evaluasi Pengembangan Potensi - - adanya -
untuk swab)
Pertanian/Peternakan refocusing

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 23
JENIS
KODE PROGRAM/KEGIATAN DESKRIPSI TARGET CAPAIAN PERSENTASE
OUTPUT
anggaran
akibat
Covid-19

6468.RAG.002 Sarana Produksi dan Pasca Panen di Daerah Tertinggal Rawan Pangan yang disediakan

052 Dukungan Administrasi dan Teknis Penyediaan Sarana Prasarana Produksi dan Pasca Panen
Sudah dilaksanakan proses survey lokasi Terkendala
penerima bantuan, pengumpulan adanya
Dukungan Penyediaan Sarana Peralatan
kelengkapan berkas administrasi sudah refocusing
A Produksi dan Pasca Panen di Kabupaten - - -
terlaksana, proses blooking sudah anggaran
Kepulauan Mentawai
dibuka, tetapi pelaksanaan bantuan akibat
belum terealisasi. Covid-19

6468.RAG.004 Bantuan Sarana dan Prasarana Pendukung Pengembangan dan Pemanfaatan Potensi Pertanian/ Peternakan di Kawasan Perdesaan

051 Bantuan Sarana dan Prasarana Pendukung Pengembangan dan Pemanfaatan Potensi Pertanian/ Peternakan di Kawasan Perdesaan
Sudah dilaksanakan proses survey lokasi Terkendala
penerima bantuan, pengumpulan adanya
Dukungan Administrasi Teknis
kelengkapan berkas administrasi sudah refocusing
B Pengembangan Potensi Peternakan di - - -
terlaksana, proses blooking sudah anggaran
Kawasan Perdesaan
dibuka, tetapi pelaksanaan bantuan akibat
belum terealisasi. Covid-19
6474.UBB Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Desa (Volume 200 Orang)

6474.UBB.001 Desa Digital yang dikembangkan melalui Peningkatan Akuntabilitas Sosial dan Kompetensi Masyarakat (P3PD) (Volume 200 Orang)

051 Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Sosial


1. Penyusunan Bahan Pembelajaran
P3PD Subkomponen 2B sudah
Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas dan dilaksanakan tanggal 9 September s/d 27 Dokumen
A 9 9 100%
Akuntabilitas Sosial Oktober 2021 /Laporan
2. Pencetakan dan Distribusi Panduan
sudah selesai dilaksanakan

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 24
JENIS
KODE PROGRAM/KEGIATAN DESKRIPSI TARGET CAPAIAN PERSENTASE
OUTPUT
3. Konsolidasi Fasilitator pusat
dilaksanakan tanggal 9-11 November
2021
b. Bimtek Fasilitator Desa Inklusif
dilaksanakan tanggal 17-19 November
2021
c. Bimtek Desa Inklusif sudah selesai
dilaksanakan
4. a. Penyusunan Modul Workshop
Kepemimpinan Perempuan sudah
dilaksanakan tanggal 4 s/d 15 Oktober
2021
b. Workshop Kepemimpinan Perempuan
sudah dilaksanakan tanggal 25 s/d 28
Oktober 2021
5. a. Sosialisasi P3PD Subkomponen 2B,
sudah dilaksanakan tanggal 21-22
Oktober 2021
b. Sosialisasi dan Bimtek Kepemimpinan
Inklusif di Desa, sudah selesai
dilaksanakan
6. Uji Coba Implementasi Akuntabilitas
Sosial di Desa, sudah selesai
dilaksanakan
7. Pengembangan Pusat Pembelajaran
Masyarakat, sudah selesai dilaksanakan
8. Pendokumentasian Praktek Baik Untuk
Pengembangan Desa Model, sudah selesai
dilaksanakan
9. Dukungan Manajemen PIU
Subkomponen 2B sudah selesai
dilaksanakan"

Dukungan Manajemen (Penyelenggaraan


Dukungan Manajemen (Penyelenggaraan
B Workshop/Diseminasi/Rakor/Monev/Bi Laporan 1 1 100%
Workshop/Diseminasi/Rakor/Monev/Bimtek)
mtek)

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 25
3.3. Realisasi Kinerja Anggaran Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
Tahun Anggaran 2021
Berikut kami tampilkan realisasi kinerja tahun 2021 Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan Perdesaan perkegiatan mengacu pada target kinerja yang termuat dalam rencana kegiatan
dan anggaran kementerian/lembaga (RKA-KL) sebagai berikut:

Tabel Rekapitulasi Realisasi Kinerja Anggaran Pelaksanaan Kegiatan Direktorat Pengembangan Sosial Budaya
dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021

KODE PROGRAM/KEGIATAN Pagu Total Realisasi Persentase


Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan 38.383.115.000 32.923.094.045 85,77%
6468.BDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 5.587.937.000 4.905.418.818 87,79%
Masyarakat yang Mendapatkan Fasilitasi Peningkatan Akses
6468.BDC.001 1.961.073.000 1.957.279.792 99,81%
Informasi Desa dan Perlindungan Sosial
51 Fasilitasi Peningkatan Akses Informasi Desa 1.685.339.000 1.681.632.484 99,78%
Dukungan Pelaksanaan Program Pengembangan Sumber Air Minum
D 76.594.000 72.887.484 95,16%
Berkelanjutan Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS III)
E HIBAH LANGSUNG UNICEF NOMOR REGISTER 2NYCWZHA 1.608.745.000 1.608.745.000 100,00%
52 Fasilitasi Pelaksanaan Perlindungan Sosial 275.734.000 275.647.308 99,97%
Rapat Persiapan Pelaksanaan Fasilitasi Desa Ramah Perempuan dan
A 7.552.000 7.547.258 99,94%
Peduli Anak
D Fasilitasi Desa Bersih Narkoba 211.270.000 211.212.500 99,97%
E Monitoring, Evaluasi Fasilitasi Perlindungan Sosial 56.912.000 56.887.550 99,96%
Masyarakat yang ditingkatkan kapasitasnya dalam pencegahan
6468.BDC.003 3.626.864.000 2.948.139.026 81,29%
stunting (INEY)
51 Fasilitasi Pelaksanaan Pencegahan Stunting (INEY) 3.626.864.000 2.948.139.026 81,29%
A Pelaksanaan Pencegahan Stunting (INEY) 1.558.243.000 1.204.964.408 77,33%

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 26
B Dukungan Sekretariat PIU INEY 2.068.621.000 1.743.174.618 84,27%
6468.FBA Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah 793.644.000 456.766.698 57,55%
Pemerintah Daerah yang ditingkatkan kapasitasnya dalam
6468.FBA.001 793.644.000 456.766.698 57,55%
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (PAMSIMAS)
Fasilitasi Pelaksanaan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
51 793.644.000 456.766.698 57,55%
(PAMSIMAS)
A Penyusunan Buku Saku Keberlanjutan Pamsimas 793.644.000 456.766.698 57,55%
6468.QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 488.560.000 475.192.125 97,26%
Masyarakat yang mendapatkan fasilitasi penguatan ketahanan
6468.QDC.001 261.933.000 258.275.862 98,60%
pangan
51 Fasilitasi Desa Berketahanan Pangan 261.933.000 258.275.862 98,60%
A Persiapan Fasilitasi Desa Berketahanan Pangan 140.448.000 140.362.800 99,94%
E Monitoring dan Evaluasi 121.485.000 117.913.062 97,06%
Masyarakat yang ditingkatkan kapasitasnya dalam pemulihan
6468.QDC.004 9.871.000 9.870.300 99,99%
ekonomi pasca bencana
Peningkatan Kapasitas Ekonomi Masyarakat Desa melalui
51 9.871.000 9.870.300 99,99%
Vokasional Menjahit dan Bakery
Peningkatan Kapasitas Ekonomi Masyarakat Desa melalui Vokasional
A 4.942.000 4.941.750 99,99%
Menjahit dan Bakery di Kabupaten Sigi
Peningkatan Kapasitas Ekonomi Masyarakat Desa melalui Aneka
B 4.929.000 4.928.550 99,99%
Olahan Ikan di Kabupaten Donggala
Masyarakat dan Aparatur Pemerintah Desa yang ditingkatkan
6468.QDC.005 30.000 30.000 100,00%
kapasitasnya di Desa
Workshop Musyawarah Perencanaan Pembangunan Yang Peka
51 30.000 30.000 100,00%
Damai
C Monitoring dan Evaluasi 30.000 30.000 100,00%
Aparatur Pemerintah Desa yang ditingkatkan kapasitasnya dalam
6468.QDC.006 216.726.000 207.015.963 95,52%
perencanaan penanggulangan bencana
Peningkatan Kesadaran Masyarakat dan Aparat Desa terhadap
51 118.126.000 108.626.493 91,96%
Risiko Bencana melalui PDRA, PDNA, DTB

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 27
Koordinasi Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap
A 77.056.000 75.932.400 98,54%
Kebencanaan
E Monitoring dan Evaluasi Kebencanaan 41.070.000 32.694.093 79,61%
53 Tim Koordinasi Pelaksana Kegiatan 98.600.000 98.389.470 99,79%
B Rapat Koordinasi Program Kebencanaan Lintas K/L 98.600.000 98.389.470 99,79%
6468.QDD Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat 1.226.987.000 1.207.135.821 98,38%
6468.QDD.001 Desa yang Mendapatkan Penanganan Konvergensi Stunting 444.260.000 443.921.469 99,92%
51 Pelaksanaan Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa 444.260.000 443.921.469 99,92%
Konsolidasi Tim Pendamping Pusat Konvergensi Pencegahan Stunting
A 7.200.000 7.200.000 100,00%
di Desa
B Pelaksanaan Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa 389.460.000 389.141.469 99,92%
Rakor Penyusunan Panduan dan Sosialisasi Konvergensi Pencegahan
F 47.600.000 47.580.000 99,96%
Stunting di Desa (Virtual)
6468.QDD.002 Peningkatan Layanan Kesehatan dan kesejahteraan Keluarga 138.540.000 138.450.426 99,94%
51 Fasilitasi Desa Peduli Kesehatan dan Desa Peduli Keluarga 138.540.000 138.450.426 99,94%
Fasilitasi Koordinasi Lintas K/L Untuk Keterpaduan Pengembangan
B 138.540.000 138.450.426 99,94%
Desa Peduli Keluarga
Masyarakat Desa atau Desa Adat yang Mendapatkan Akses
6468.QDD.003 644.187.000 624.763.926 96,98%
Pelayanan Sosial Dasar
Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Adat dan
51 178.012.000 161.588.188 90,77%
Budaya
B Pelaksanaan Fasilitasi Desa Tanggap Budaya 66.100.000 65.668.063 99,35%
C Monev dan Penyusunan Laporan 111.912.000 95.920.125 85,71%
52 Layanan Dukungan Tugas dan Fungsi 466.175.000 463.175.738 99,36%
Peningkatan Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
A 188.150.000 186.255.905 98,99%
Perdesaan
C Dukungan Tata Kelola Direktorat 278.025.000 276.919.833 99,60%
6468.RAG Sarana Bidang Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup 285.987.000 285.332.787 99,77%
Fasilitasi Pengembangan Potensi Sumber Daya Alam Kawasan
6468.RAG.001 250.000 250.000 100,00%
Perdesaan

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 28
Fasilitasi Pengembangan dan Pemanfaatan Potensi SDA Pertanian di
51 250.000 250.000 100,00%
Kawasan Perdesaan
Penyusunan Instrumen Supervisi, Monitoring Dan Evaluasi
A 250.000 250.000 100,00%
Pengembangan Potensi Pertanian/Peternakan
Sarana Produksi dan Pasca Panen di Daerah Tertinggal Rawan
6468.RAG.002 224.700.000 224.619.299 99,96%
Pangan yang disediakan
Dukungan Administrasi dan Teknis Penyediaan Sarana Prasarana
52 224.700.000 224.619.299 99,96%
Produksi dan Pasca Panen
Dukungan Penyediaan Sarana Peralatan Produksi dan Pasca Panen di
A 224.700.000 224.619.299 99,96%
Kabupaten Kepulauan Mentawai
Bantuan Sarana dan Prasarana Pendukung Pengembangan dan
6468.RAG.004 Pemanfaatan Potensi Pertanian/ Peternakan di Kawasan 61.037.000 60.463.488 99,06%
Perdesaan
Bantuan Sarana dan Prasarana Pendukung Pengembangan dan
51 Pemanfaatan Potensi Pertanian/ Peternakan di Kawasan 61.037.000 60.463.488 99,06%
Perdesaan
Dukungan Administrasi Teknis Pengembangan Potensi Peternakan di
B 61.037.000 60.463.488 99,06%
Kawasan Perdesaan
6474.UBB Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Desa 30.000.000.000 25.593.247.796 85,31%
Desa Digital yang dikembangkan melalui Peningkatan
6474.UBB.001 30.000.000.000 25.593.247.796 85,31%
Akuntabilitas Sosial dan Kompetensi Masyarakat (P3PD)
51 Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Sosial 30.000.000.000 25.593.247.796 85,31%
A Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Sosial 24.686.837.000 21.361.589.130 86,53%
Dukungan Manajemen (Penyelenggaraan
B 5.313.163.000 4.231.658.666 79,64%
Workshop/Diseminasi/Rakor/Monev/Bimtek)

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 29
Realisasi anggaran merupakan salah satu indikator utama dalam
evaluasi kinerja di samping keberhasilan program/kegiatan. Realisasi
anggaran dan keberhasilan program/kegiatan yang sesuai akan
dikombinasikan dan dilihat secara utuh dapat digunakan untuk
mengukur pengaruh program/kegiatan dalam mendukung
ketercapaian IKU maupun target dalam Renstra maupun RPJMN.
Pelaksanaan anggaran Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan Perdesaan berdasar pada Surat Pengesahan
Direktur Jenderal Anggaran tentang Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran Petikan Tahun Anggaran 2021 Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor SP DIPA-
067.03.1.350456/2021 Tanggal 23 November 2020.

Berdasarkan capaian realisasi anggaran dalam pelaksanaan


kegiatan Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan
Desa dan Perdesaan tahun anggaran 2021 berdasarkan target kinerja
yang termuat dalam rencana kegiatan dan anggaran
kementerian/lembaga (RKAK-KL) bahwa sejak bulan Januari sampai
dengan Desember 2021, Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan Perdesaan telah berhasil mencapai total
realisasi kinerja anggaran sebesar Rp. 32.923.094.045 dari rencana
kinerja anggaran sebesar Rp. 38.383.115.000 atau sebesar 85,77%
dari total anggaran.

Beberapa hal yang menjadi kendala dalam penyerapan realisasi


anggaran antara lain yaitu keadaan pandemi Covid-19 membuat
beberapa narasumber dan peserta kegiatan yang dilaksanakan
memilih untuk hadir secara online, sehingga acara dilaksanakan
secara hybrid (offline dan online). Hal ini membuat penyerapan
realisasi anggaran untuk beberapa kegiatan fullboard yang
dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan Perdesaan tidak maksimal. Selain itu, adanya
realisasi transportasi seperti tiket pesawat, sewa kendaraan, maupun
transportasi lainnya dari narasumber dan peserta kegiatan fullboard
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 30
maupun kegiatan perjalanan dinas pegawai yang berada bawah pagu
anggaran yang telah direncanakan juga membuat penyerapan
realisasi anggaran tidak maksimal.

Pandemi COVID-19 yang sudah mulai masuk ke Indonesia sejak


awal bulan Maret 2020 yang masih berlanjut terus sampai tahun 2021
mempengaruhi pelaksanaan program dan kegiatan di Kementerian
Desa, termasuk di Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan Perdesaan. Sebagai tindak lanjut Instruksi
Presiden Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocusing Kegiatan, Realokasi
Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka
Percepatan Penanganan COVID-19 dan Surat Edaran Menteri
Keuangan Nomor S-584/MK.02/2021 tentang Refocusing Kegiatan
dan Realokasi Anggaran Kementerian/Lembaga dalam Rangka
Percepatan Penanganan COVID 19, Kementerian Desa telah
menerbitkan Surat Edaran Nomor S-1260/PR.01.01/VII/2021
tanggal 12 Juli 2021 tentang Penyampaian rekap Refocusing Kegiatan
dan Realokasi Belanja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, sebagai acuan bagi unit kerja eselon I
untuk melakukan revisi anggaran melalui refocusing kegiatan dan
realokasi anggaran dalam rangka percepatan penanganan penyebaran
COVID-19.

Revisi anggaran melalui refocusing kegiatan dan realokasi


anggaran yang terjadi di Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan Perdesaan dilakukan dalam upaya percepatan
penanganan penyebaran COVID-19, dengan merevisi sebagian besar
program dan kegiatan yang terdapat di 5 Kelompok Substansi yang
ada di Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa
dan Perdesaan, kecuali Pinjaman dan Hibah Luar Negeri antara lain
Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD)
yang anggarannya berasal dari Loan Agreement Nomor 8941-ID;
Program INEY; Program Pamsimas; dan Program Perlindungan Sosial
Adaptif
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 31
3.4. Uraian Kegiatan Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021

3.4.1. Penyusunan Panduan Fasilitasi Keterpaduan Penanggulangan


Kemiskinan Ekstrem Di Desa
Kondisi kemiskinan ekstrem ditunjukkan dengan adanya
kondisi manusia yang kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan
dasar, termasuk makanan, air minum bersih, fasilitas sanitasi,
kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan informasi. Oleh karena
itu, upaya penurunan kemiskinan ekstrem di desa tidak bisa hanya
ditangani secara sektoral, tapi perlu kolaborasi multisektoral
(pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, dll).
Panduan Fasilitasi Keterpaduan Penanggulangan Kemiskinan
Ekstrem di Desa disusun dalam upaya percepatan pencapaian
SDGs Desa 1 yang diharapkan dapat berkontribusi terhadap upaya
percepatan penurunan angka kemiskinan ekstrem secara nasional
(target 0% pada tahun 2024).
Terdapat 5 (lima) prinsip dasar dalam menanggulangi
kemiskinan ekstrem di desa diantaranya yaitu keterpaduan,
pengembangan kelembagaan berkelanjutan, pemberdayaan
individu (warga miskin), berbasis komunitas dan pemanfaatan
kemampuan lokal yang tercermin kedalam 3 (tiga) strategi utama
dalam percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem didesa
yaitu penurunan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan dan
meminimalkan wilayah kantong kemiskinan yang tertuang di dalam
panduan Keterpaduan Penurunan Kemiskinan Ekstrem di Desa.
Selain 3 (tiga) strategi yang dilakukan oleh pemerintah pusat
dan daerah terdapat strategi kebijakan yang lebih spesifik yang
dilakukan oleh Kementerian Desa, PDTT yaitu program
pendampingan yang berfokus pada fasilitasi penyusunan RKPDes
dan APBDes untuk penanganan warga miskin dan miskin ekstrem
yang sejalan dengan RPJMN 2020-2024 serta pendampingan
keluarga miskin dan miskin ekstrem yang disertai dengan

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 32
penguatan kelembagaan diantaranya penguatan posyandu sebagai
keterpaduan layanan sosial dasar.
Sebagai salah satu upaya mewujudkan hal tersebut,
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi melalui Direktorat
Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan, Ditjen PDP telah menyusun desain fasilitasi
keterpaduan penurunan kemiskinan ekstrem di desa melalui
penyusunan panduan fasilitasi keterpaduan penanggulangan
kemiskinan ekstrem di Desa.
Dalam kegiatan ini, Kemendesa PDTT dibantu oleh tim
penyusun yang berasal dari IPB dengan mengadakan beberapa kali
pertemuan yang melibatkan Kementerian/Lembaga terkait untuk
mendapatkan masukan terkait penanggulangan kemiskinan
ekstrem di Desa diantaranya yaitu Bappenas, Kemensos, Kemenko
PMK, Kemendagri dan Setwapres.

3.4.2. Penyusunan Panduan Fasilitasi Desa Peduli Pendidikan


Upaya mewujudkan SDGs Desa ke-4 dilakukan dengan cara
melaksanakan kegiatan Desa Peduli Pendidikan yang dilakukan
dengan cara mendorong Desa untuk berperan aktif memastikan
semua warganya dapat mengakses layanan pendidikan, baik
formal, non-formal maupun informal yang berkualitas. Desa Peduli
Pendidikan dimaknai sebagai ikhtiar sungguh-sungguh dari
pemerintah dan masyarakat Desa untuk menempatkan isu
pendidikan sebagai arah dan prioritas utama pembangunan Desa.

Penyusunan Panduan ini bertujuan untuk menemukenali dan


mengembangkan model Desa Peduli Pendidikan yang sesuai dengan
kondisi masing-masing Desa untuk pencapaian SDGs Desa ke-4;
dan mereplikasikan beragam praktek Desa Peduli Pendidikan untuk
mewujudkan pendidikan Desa berkualitas dengan fokus pada
upaya pencapaian SDGs Desa ke-4.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 33
Sebagai kebijakan baru, Desa perlu mendapatkan
pendampingan dan panduan yang sederhana dan praktis berikut
contoh-contoh konkrit dalam mengimplementasikan Desa Peduli
Pendidikan. Dengan demikian, kebijakan pembangunan Desa pada
sektor pendidikan memiliki arah yang jelas dan dapat diwujudkan
sehingga mampu berkontribusi bagi peningkatan kualitas dan
keterjangkauan pendidikan di Desa. Panduan Fasilitasi Desa Peduli
Pendidikan disusun sebagai pegangan bersama dalam memfasilitasi
upaya pencapaian SDGs Desa ke-4 sekaligus meningkatkan
kualitas dan keterjangkauan pelayanan pendidikan di Desa.

Panduan Fasilitasi Desa Tanggap Budaya disusun oleh Penulis


yang merupakan Tenaga Ahli P-ATS UNICEF dengan dukungan
substansi dari Direktorat Pengembangan Sosial Budaya
Masyarakat, Ditjen PDP, Kemendes PDTT dan Direktorat Jenderal
PAUD-Dikdasmen, Kemendikbudristek.

3.4.3. Penyusunan Panduan Fasilitasi Desa Tanggap Budaya


Desa Tanggap Budaya sebagai pelembagaan Pemajuan
Kebudayaan Desa memuat beragam kegiatan pembangunan Desa
untuk mengkoneksikan, mensinergikan, dan mengkolaborasikan
berbagai produk kebudayaan Desa dalam skala yang lebih luas.
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan,
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi mengelola Desa Tanggap
Budaya pertama-tama untuk mewujudkan pencapaian tujuan
SDGs Desa ke-18: Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa
Adaptif.

Upaya penguatan budaya desa adaptif difokuskan pada 2 (dua)


langkah utama:
Pertama, Desa Tanggap Budaya difokuskan pada upaya penguatan
lumbung budaya Desa. Yang dimaksud dengan lumbung budaya
Desa adalah suatu kumpulan sumberdaya budaya yang dimiliki
bersama dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 34
Kedua, Desa Tanggap Budaya difokuskan pada upaya
pemberdayaan masyarakat hukum adat melalui penataan kesatuan
masyarakat hukum adat menjadi desa adat. Penataan desa adat ini
dipilih karena sejatinya kesatuan masyarakat hukum adat secara
hak asal-usul sudah memiliki lumbung budaya Desa yang masih
dipelihara dari generasi ke generasi. Ketika kesatuan masyarakat
hukum adat telah berhasil ditata menjadi desa adat, maka
pelestarian dan pemajuan budaya masyarakat hukum adat menjadi
bagian dari agenda Pemajuan Kebudayaan Desa.
Fasilitasi Desa Tanggap Budaya dilakukan untuk
melembagakan Pemajuan Kebudayaan Desa. Masyarakat Desa
diberdayakan untuk mampu hadir sebagai komunitas kebudayaan
yang mampu mengelola beragam kegiatan Pemajuan Kebudayaan
Desa secara mandiri. Untuk itu, Panduan Fasilitasi Desa Tanggap
Budaya sebagai pegangan bersama dalam memfasilitasi upaya
pencapaian SDGs Desa ke-18 sekaligus melembagaan Pemajuan
Kebudayaan Desa.
Panduan Fasilitasi Desa Tanggap Budaya disusun oleh Tim
Penulis yang berasal dari Universitas Indonesia, Pusat Kajian
Etnografik Masyarakat Adat, dan HIDORA dengan dukungan
substansi dari Direktorat Pengembangan Sosial Budaya
Masyarakat, Ditjen PDP, Kemendes PDTT dan Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Kemendikbudristek.

3.4.4. Desa Bersih Narkoba


Desa Bersih Narkoba (Desa Bersinar) merupakan upaya
pencegahan dan penanganan penyalahgunaan narkoba di Desa
yang dikelola secara mandiri oleh pemerintah Desa, bersama
dengan masyarakat Desa. Desa Bersinar merupakan salah satu
upaya mengimplementasikan mandat Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Undang-Undang Desa), khususnya Pasal
67 Ayat (2a) dan Pasal 68 Ayat (2c). Mandat dimaksud adalah bahwa
Desa berkewajiban melindungi dan menjaga persatuan, kesatuan,
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 35
serta kerukunan masyarakat Desa dalam rangka kerukunan
nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakat Desa berkewajiban mendorong terciptanya situasi yang
aman, nyaman, dan tenteram di Desa. Selain itu Desa Bersinar juga
wujud dari upaya pencapaian SDG’s Desa melalui indikator nomor
3, 16, dan 18.
Pelaksanaan kegiatan pada tahun 2021 adalah
Pendokumentasian Praktik Baik Penyelenggaraan Desa Bersinar di
Kabupaten Trenggalek.

3.4.5. Desa Damai Berkeadilan


Salah satu tujuan pengaturan Desa dalam Undang-Undang
Desa adalah memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek
pembangunan Desa. Untuk itu, Desa diperkuat fungsinya sebagai
self-governing community yaitu komunitas yang mampu mengatur
dan mengurus dirinya sendiri dengan caranya masing-masing yang
khas. Demokratisasi Desa atau pendalaman demokrasi Desa berarti
upaya menggerakkan demokrasi dengan kekhasan Desa itu sendiri
disertai upaya untuk mengembangkan keterlibatan seluas-luasnya
warga Desa untuk berpartisipasi tanpa terkecuali. Pendalaman
demokrasi Desa dilaksanakan dan dikembangkan dengan semangat
pengakuan atas keunikan dan kekhasan adat tradisi Desa serta
membangun adanya partisipasi sejati dari warga Desa.
Peraturan Menteri Desa Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan
Masyarakat mengatur tata kelola pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat Desa yang difokuskan pada upaya mewujudkan SDGs
Desa. SDGs Desa adalah upaya terpadu Pembangunan Desa untuk
percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. SDGs
Desa terdiri dari 18 tujuan. Salah satu tujuan SDGs Desa yang
berkaitan erat dengan upaya mewujudkan kondisi Desa yang aman,
damai dan tenteram adalah SDGs ke 16: Desa Damai Berkeadilan.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 36
Oleh karena itu, pada tahun 2021 ini, Kementerian Desa PDTT
melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
bersama dengan Kementerian Hukum dan HAM melalui Badan
Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) serta The Asia Foundation
(TAF) telah menyusun Panduan Fasilitasi Desa Damai Berkeadilan.
Melalui Panduan Fasilitasi ini diharapkan mampu mendorong
terciptanya pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial
sesuai dengan tujuan pembanguan desa yang tertuang dalam
Undang-Undang Desa. Setelah panduan tersebut telah disusun,
panduan tersebut diujicobakan melalui kegiatan Uji Publik Desa
Damai Berkeadilan untuk mendapatkan saran dan/atau masukan
sebagai bahan rekomendasi implementasi fasilitasi Desa Damai
Berkeadilan.

3.4.6. Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak


Arah kebijakan prioritas Pembangunan Desa saat ini merujuk
pada Pembangunan Desa yang berkelanjutan atau disebut sebagai
SDGs Desa, terdiri dari 18 tujuan pembangunan yang diadaptasi
dari 17 tujuan SDGs dan tujuan ke 18 yang menjadi ciri khas dari
pembangunan desa yaitu Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya
Desa Adaptif (Iskandar,2020). SDGs Desa ini dapat menjadi motor
penggerak percepatan pencapaian Pembangunan Berkelanjutan
yang ditargetkan dapat tercapai tahun 2030. Sejalan dengan SDGs
ditingkat global dan nasional, SDGs Desa juga menekankan bahwa
seluruh aspek pembangunan harus dirasakan manfaatnya oleh
warga desa tanpa terkecuali (no one left behind) termasuk di
dalamnya kelompok perempuan dan anak yang jumlahnya kurang
lebih 50% dari penduduk desa.
Menurut Data BPS tahun 2020, jumlah penduduk Indonesia
sebesar 270,2 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, populasi perempuan
sebanyak 133,54 juta jiwa dan populasi anak sebanyak 84,4 juta
jiwa. Dengan demikian, total populasi perempuan dan anak sekitar
65,2 persen dari total penduduk Indonesia; dan sekitar 43 persen
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 37
tinggal di desa. Jumlah yang besar tersebut akan menjadi modal
besar dalam pencapaian kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan, termasuk untuk mencapai Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan di Desa. Oleh karenanya, Pengembangan Desa
Ramah Perempuan dan Peduli Anak menjadi episentrum baru bagi
pembangunan Desa, dalam rangka mencetak sumber daya manusia
yang unggul di desa.
DRPPA merupakan upaya mewujudkan tujuan pembangunan
berkelanjutan Desa, khususnya pada tujuan nomor 5 (keterlibatan
perempuan desa), serta mendukung pencapaian tujuan SDGs Desa
lainnya seperti tujuan nomor 3 (Desa Sehat dan Sejahtera), Nomor
4 (Pendidikan Desa Berkualitas), Nomor 6 (Desa Layak Air Bersih
dan Sanitasi), Nomor 10 (Desa Tanpa Kesenjangan), Nomor 16 (Desa
Damai Berkeadilan), dan Nomor 17 (Kemitraan untuk
Pembangunan Desa).
Pengarusutamaan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak sangat penting dalam pembangunan Desa
untuk mewujudkan Desa yang inklusif, mandiri, dan kuat. Fasilitasi
Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak menjadi bagian penting
dalam pelaksanaan pembangunan Desa yang difokuskan pada
upaya pencapaian SDGs Desa.
Untuk itu, Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan (Ditjen PDP) Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
bersama seluruh kedeputian di lingkungan Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak (KemenPPPA)
secara khusus Menyusun Panduan Fasilitasi Desa Ramah
Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA).
Penyusunan Panduan DRPPA ini juga merupakan bentuk
tindak lanjut dari Penandatanganan Deklarasi Komitmen
Mewujudkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak antara
Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi dengan Menteri

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 38
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada bulan
November 2020.
Panduan ini disusun dengan menjelaskan konsep dan praktik
baik yang ada, kemudian menarik pengalaman dan pembelajaran
yang ada sesuai dengan konteks Indonesia dan keragaman desa
desa di Indonesia. Harapannya, panduan ini dapat menjadi
pegangan bagi Kepala Desa dan Tim Relawan Desa, dan pemangku
kepentingan terkait sebagai pihak yang terlibat langsung dalam
mendorong pembangungan desa yang inklusif khususnya pada
bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Setelah
panduan tersebut telah disusun, panduan tersebut diujicobakan
melalui kegiatan Uji Publik Desa Ramah Perempuan dan Peduli
Anak untuk mendapatkan saran dan/atau masukan sebagai bahan
rekomendasi implementasi fasilitasi Desa Ramah Perempuan dan
Peduli Anak.

3.4.7. Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa


Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk
kelangsungan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan pangan yang
sehat dan bergizi dijamin oleh negara sebagaimana termaktub
dalam UU No.18/2012. Untuk memenuhi kebutuhan pangan
tersebut, Desa menjadi salah satu penopang sumber pangan yang
ada di Indonesia. upaya Desa untuk memenuhi kebutuhan pangan
bagi warganya merupakan pelaksanaan amanat UU Desa dalam hal
pemenuhan kebutuhan primer. Hal ini sejalan dengan komitmen
Indonesia dalam suatu rencana aksi global untuk mengakhiri
kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan
melalui Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan khususnya kedua Desa Tanpa
Kelaparan. Tujuan ini menargetkan pada tahun 2030 tidak ada
kelaparan di Desa, Desa mencapai kedaulatan pangan,
memperbaiki nutrisi, dan mempromosikan pertanian yang
berkelanjutan. Untuk itu, agar tujuan dari pemenuhan kebutuhan
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 39
pangan tersebut terpenuhi maka diperlukan penyelenggaraan
program Desa Berketahanan Pangan. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka diperlukan langkah-langkah fasilitasi Panduan Desa
Berketahanan Panganyang memudahkan pemerintah Desa,
pendamping Desa, maupun Pemerintah Daerah, dan lembaga yang
selama ini bekerja di Desa serta memiliki isu terkait pangan mulai
dari memfasilitasi proses di Desa terkait pangan sehingga menjadi
kebijakan Desa yang dapat memenuhi kebutuhan pangan sendiri,
maupun membantu Desa lain yang membutuhkan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menemukan dan Mengenali
serta mengembangkan model Desa Berketahanan Pangan yang
sesuai dengan karakteristik masing-masing Desa untuk pencapaian
SDGs Desa secara mandiri dan berkelanjutan dan mereplikasi
beragam praktek baik terkait pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat Desa yang berketahanan pangan yang difokuskan pada
upaya pencapaian SDGs Desa kedua, Desa Tanpa Kelaparan.
Keluaran dari kegiatan ini adalah tersedianya panduan
fasilitasi desa berketahananan pangan sebagai acuan atau
pedoman utuk Desa Berketahanan Pangan.

3.4.8. Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pemulihan Ekonomi


Pasca Bencana
Kegiatan ini didasarkan dalam rangka mendukung SDGs Desa
Tanggap Perubahan Iklim untuk Mempercepat Pemulihan Ekonomi
dan Reformasi Sosial. Program pemulihan pasca bencana ini lebih
ditekankan pada pemulihan kehidupan ekonomi dan masyarakat.
Oleh karena itu dibutuhkan dukungan kegiatan berupa bantuan
peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat sebagai
dukungan kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat melalui
vokasional menjahit dan bakery serta aneka olahan ikan.
Keluaran dari kegiatan ini adalah terlaksananya pelatihan
Kapasitas Ekonomi Masyarakat Desa melalui Vokasional Menjahit
dan Bakery.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 40
3.4.9. Fasilitasi Pengembangan Potensi Sumber Daya Alam Kawasan
Perdesaan
Ketahanan pangan tercantum di dalam tujuan pembangunan
desa berkelanjutan (SDG’s Desa), khususnya yang kedua yaitu
“Desa tanpa kelaparan”. Tujuan ini menargetkan pada tahun 2030
tidak ada kelaparan di desa, desa mencapai kedaulatan pangan,
memperbaiki nutrisi, dan mempromosikan pertanian yang
berkelanjutan. Pencapaian tujuan ini membutuhkan perbaikan
akses terhadap pangan dan peningkatan produksi pertanian secara
berkelanjutan, yang mencakup peningkatan produktivitas dan
pendapatan petani, pengembangan teknologi dan akses pasar,
sistem produksi pangan yang berkelanjutan, serta nilai tambah
produksi pertanian Masyarakat Desa. Oleh karena itu perlu adanya
panduan fasilitasi pengembangan dan pemanfaatan potensi SDA
Pertanian di Kawasan Perdesaan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menemukan dan mengenali
serta mengembangkan pemanfaatan potensi SDA Pertanian di
Kawasan Perdesaan secara mandiri dan berkelanjutan dan
mereplikasi beragam praktek baik terkait pemanfaatan potensi SDA
Pertanian di Kawasan Perdesaan.
Keluaran dari kegiatan ini adalah tersedianya Panduan
Pengembangan dan Pemanfaatan Potensi SDA Pertanian di
Kawasan Perdesaan.

3.4.10. Sarana Produksi Dan Pasca Panen Di Daerah Tertinggal Rawan


Pangan Yang Disediakan
Salah satu SDGs Desa yaitu Desa Tanpa Kelaparan yang
berfokus pada menciptakan upaya-upaya pemenuhan pangan di
Desa dapat terjamin sehingga tidak ada lmateraiagi masyarakat
desa yang tidak berdaya karena kelaparan atau kurangnya pangan
di desa. Salah satu faktor penentu ketersediaan pangan di Desa
yaitu kelancaran kegiatan produksi pangan dan kegiatan pasca
panen. Hal tersebut menyebabkan harus adanya upaya dalam

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 41
menekan kendala-kendala penghambat proses produksi pangan
dan pasca panen di desa. Oleh karena itu, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi terlibat
langsung dalam kerja konkret untuk mencapai Desa Tanpa
Kelaparan melalui kegiatan pemberian ”Bantuan Penyediaan
Sarana Peralatan Produksi dan Pasca Panen”.

3.4.11. Bantuan Sarana Dan Prasarana Pendukung Pengembangan Dan


Pemanfaatan Potensi Pertanian/ Peternakan Di Kawasan
Perdesaan
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan bertujuan untuk
menurunkan tingkat kemiskinan di desa, mengurangi jumlah desa
tertinggal dan terisolasi serta meningkatkan desa-desa berkembang
menjadi desa mandiri. Dengan memperhatikan tujuan
pengembangan dan penerimaan sumber daya pertanian secara luas
serta konsepsi Desa Mandiri. Kebijakan tersebut salah satunya
dapat dijalankan dengan mempercepat pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya pertanian/peternakan di kawasan
perdesaan serta peningkatan keberdayaan masyarakat dalam
mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya alam kawasan
perdesaan. Oleh karena itu perlu adanya bantuan pendukung
potensi pertanian/peternakan di Kawasan perdesaan.
Tujuan Bantuan Bangunan Pendukung Pengembangan Potensi
Pertanian/Peternakan dalam mendukung pencapaian SDGs Desa
Nomor 2: Desa Tanpa Kelaparan yang diharapkan dapat dikelola
dengan baik dan berkelanjutan untuk:
a. Meningkatkan produktivitas komoditas unggulan kawasan
perdesaan berbasis potensi Pertanian/Peternakan dalam rangka
penguatan ketahanan pangan;
b. Membantu penyediaan sarana utama dan atau penunjang
aktivitas pemanfaatan sumber daya alam berbasis potensi
Pertanian/Peternakan yang dikelola masyarakat kawasan
perdesaan.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 42
3.4.12. Gudang Pangan Lokal Dan Lantai Jemur Yang Dibangun Di
Daerah Tertinggal Rawan Pangan
Salah satu SDGs Desa yaitu Desa Tanpa Kelaparan yang
berfokus pada menciptakan upaya-upaya pemenuhan pangan di
Desa dapat terjamin sehingga tidak ada lagi masyarakat Desa yang
tidak berdaya karena kelaparan atau kurangnya pangan di Desa.
Salah satu faktor penentu ketersediaan pangan di Desa yaitu
kelancaran kegiatan produksi pangan dan kegiatan pasca panen.
Hal tersebut menyebabkan harus adanya upaya dalam menekan
kendala-kendala penghambat proses produksi pangan dan pasca
panen di Desa. Oleh karena itu, Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi terlibat langsung dalam kerja
konkret untuk mencapai Desa Tanpa Kelaparan melalui kegiatan
pemberian ”Bantuan Pembangunan Lumbung Pangan Lokal”.
Tujuan penggunaan bantuan pemerintah ini adalah untuk
memfasilitasi pembangunan lumbung pangan lokal dalam
mendukung pencapaian SDGs Desa Nomor 2: Desa Tanpa
Kelaparan yang diharapkan dapat dikelola dengan baik dan
berkelanjutan untuk:
a. Meningkatkan produktivitas pangan di Daerah Tertinggal
Rawan Pangan;
b. Membantu penyediaan sarana utama dan atau penunjang
ketersediaan pangan Daerah Tertinggal Rawan Pangan dan
diharapkan akan memperlancar kegiatan produksi pangan dan
pasca panen sebagai upaya-upaya pemenuhan pangan di desa
agar dapat terjamin; dan
c. Mendayagunakan bantuan yang diterima untuk menjaga
stabilitas pangan secara berkelanjutan dan secara mandiri serta
mampu menghadapi tekanan pada situasi darurat seperti
bencana alam dan bencana non alam maupun krisis ekonomi.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 43
3.4.13. Penyusunan Panduan Fasilitasi Rekonfirmasi Data Hasil
Monitoring ATS/ABPS Sebagai Dampak Pandemi Covid-19
Sesuai programme document (prodoc) kerjasama Pemerintah RI,
Kementerian Desa PDTT dengan UNICEF tahun 2021-2025,
mendukung penerimaan hasil perencanaan di Indonesia yang
sejalan dengan UNICEF Country Programme Action Plan (CPAP) 2021-
2025. Prodoc merupakan operasionalisasi yang berupa detail
kegiatan hasil turunan Annual Work Plan (AWP) yang
diimplementasikan oleh Kementerian Desa PDTT. CPAP
dikembangkan melalui konsultasi antar partner di Indonesia
dibawah koordinasi Bappenas. CPAP juga mendukung pencapaian
program-program prioritas Republik Indonesia yang ada pada
dokumen RPJMN 2020-2024 dibawah kerangka SDGs. Selain itu,
kegiatan-kegiatan yang ada juga sejalan dengan RPJMD baik
provinsi maupun kabupaten.
Program kerjasama Kemendesa PDTT-UNICEF berada dibawah
naungan Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan
Desa dan Perdesaan, Ditjen Pembangunan Desa dan Perdesaan
selama 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal 01 Januari 2021 s.d 31
Desember 2025.
Kemendesa PDTT dan UNCIEF telah melaksanakan penguatan
kapasitas terhadap pemerintah daerah, kabupaten dan desa
khususnya dalam penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Anak
Beresiko Putus Sekolah (ABPS) sebagai akibat pandemi Covid-19
sejak tahun 2020. Di tahun 2021, dilaksanakan rekonfirmasi data
dengan melibatkan 200 kabupaten dan 400 desa yang dilanjutkan
dengan FGD Rekonfirmasi Data.
Sebelum pelaksanaan FGD, telah disusun panduan
pelaksanaan rekonfirmasi data yang telah disosialisasikan dan telah
dilakukan bimbingan teknis kepada para fasilitator dan pelaku FGD
rekonfirmasi data.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 44
Tujuan dari program ini adalah Pemutakhiran data ATS/ABPS
akibat pandemi Covid-19 serta mengidentifikasi faktor resiko
terbanyak yang mengakibatkan ATS/ABPS.
Keluaran dari kegiatan ini adalah terlaksananya pemutakhiran
data ATS/ABPS di 148 Kabupaten (dari 200 Desa) dan 292 Desa
(dari 400 Desa).
Keluaran dari kegiatan ini adalah Pemerintah Pusat
(Kemendesa PDTT) dan Kabupaten mengetahui data faktual terkait
ATS/ABPS yang ada di desa, sebagai salah satu alat pemantauan
dan evaluasi atas efektivitas pelaksanaan kebijakan program yang
telah dilaksanakan selama kurang lebih 1 (satu) tahun terkait
penanganan ATS/ABPS.
Dalam kegiatan ini, Kemendesa PDTT bersinergi dengan
Kementerian/Lembaga terkait untuk mendapatkan masukan dalam
penyusunan panduan, diantaranya yaitu Kementerian Dalam
Negeri dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selanjutnya,
bersinergi baik dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten hingga
Pemerintah Desa dalam pelaksanaan FGD kepada masyarakat
sebagai salah satu upaya pemutakhiran data ATS/ABPS.

3.4.14. Investing In Nutritions and Early Years (INEY)


Pada Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting,
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi mendapatkan tugas untuk memfasilitasi konvergensi
pencegahan stunting di Desa. Fasilitasi yang dilakukan diharapkan
dapat mencapai beberapa hal berikut, diantaranya:
 Desa mengalokasikan Dana Desa untuk kegiatan pencegahan
stunting.
 Desa melakukan konvergensi pencegahan stunting.
 Kader Pembangunan Manusia (KPM) mendapatkan pelatihan
atau bimbingan teknis oleh Kabupaten.
 Menerbitkan peraturan yang mengatur pelaksanaan konvergensi
pencegahaan stunting di Desa.
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 45
Untuk pelaksanaan tugasnya dalam memfasilitasi konvergensi
pencegahan stunting di Desa, sejak tahun 2021 Kementerian Desa,
PDT dan Transmigrasi mendapatkan dukungan dari INEY Program
serta ditetapkan sebagai salah satu implementing agency dan
mendapat dukungan manajemen untuk membentuk Sekretariat
PIU yang di dalamnya terdiri dari Tenaga Ahli serta supporting staff
(staf teknis dan staf administrasi). Selain dukungan manajemen,
Kemendes, PDTT juga mendapat dukungan dalam bentuk
program/kegiatan pada tahun 2021 yaitu:
 Penyusunan/Penyelarasan Panduan Konvergensi Penurunan
Stunting Di Desa dengan Perpres 72 Tahun 2021 serta kebijakan
baru lainnya;
 Penyusunan Modul dan Konten Media Pembelajaran Daring
maupun luring;
 Sosialisasi dan Bimtek Modul KPM terhadap TPP Provinsi dan
Kabupaten;
 Monev Pelaksanaan Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa;
 Pengembangan aplikasi eHDW berbasis web.
Tujuan dari kegiatan ini adalah: memberdayakan desa untuk
dapat mengidentifikasi sasaran pencegahan stunting dan
mendorong terjadinya konvergensi pencegahan stunting di tingkat
Desa.
Keluaran yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan
angka konvergensi penurunan stunting di desa. Hasil yang
diharapkan adalah menurunnya angka prevalensi stunting di Desa
sehingga mendukung upaya pencapaian target penurunan angka
prevalensi stunting secara nasional hingga mencapai 14% pada
tahun 2024.
Dalam kegiatan ini, Kemendesa PDTT mengundang
Kementerian/Lembaga terkait untuk mendapatkan masukan dalam
penyusunan panduan dan modul seperti Kementerian Dalam
Negeri, Bappenas, Setwapres, Kemenkes, BKKBN, dll.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 46
Selanjutnya, dalam pengembangan aplikasi eHDW dilakukan
juga monev ke beberapa desa untuk mendapatkan input dan
gambaran penggunaan aplikasi eHDW dalam membantu tugas KPM
khususnya dalam hal pemantauan stunting di Desa sebagai dasar
perbaikan/pengembangan aplikasi eHDW.

3.4.15. Pelaksanaan Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa


Pembangunan Sumber Daya Manusia Unggul Indonesia
dimulai dari Desa dan harus dikerjakan secara terpadu lintas
sektor. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 terkait
Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Penurunan Stunting
mengamanatkan tanggung jawab utama Kementerian Desa PDTT
pada pilar ke-5 yaitu melakukan penguatan sistem Pemantauan
dan Evaluasi terpadu Percepatan Penurunan Stunting dengan
target capaian indikator tahun 2024 sebesar 90% Pemerintah Desa
yang memiliki kinerja baik dalam konvergensi Percepatan
Penurunan Stunting. Selain mempunyai tanggung jawab utama,
Kemendesa PDTT juga menjadi pendukung dalam beberapa pilar
terkait target yang harus dicapai oleh K/L lain seperti Bappenas,
Sekretariat Wakil Presiden, Kementerian Kesehatan, BKKBN,
Kementerian Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, pemda provinsi
dan kabupaten serta pemerintah desa, diantaranya memastikan
desa mengalokasi dana desa untuk program percepatan penurunan
stunting.

Pelaksanaan konvergensi pencegahan stunting di desa yang


telah dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Sosial Budaya
dan Lingkungan Desa Perdesaan diantaranya Konsolidasi Tim
Pendamping Pusat (TPP) Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa
yang dilakukan secara daring untuk membekali dan meningkatkan
kapasitas TPP dalam memahami kebijakan dna isu terkini terkait
stunting; Publikasi Penanganan Konvergensi Stunting yang
dilaksanakan di kabupaten Pekalongan bertujuan untuk

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 47
mendokumentasikan praktik baik yang telah di lakukan oleh desa
desa di Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah Desa dalam upaya
konvergensi pencegahan stunting di Desa; lalu kegiatan Rakor
penyusunan Rakor Penyusunan Panduan dan Sosialisasi
Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa yang dilakukan secara
virtual membahas Publikasi Penanganan Konvergensi Stunting di
Desa sudah dilaksanakan; Rakor Penyusunan Panduan-Panduan
seperti webinar penyempurnaan Panduan Konvergensi Pencegahan
Stunting di Desa, Panduan Kader Pembangunan Manusia, Panduan
Rumah Desa Sehat, Panduan Monitoring Evaluasi Konvergensi
Pencegahan Stunting serta Rakor Penyusunan Panduan
Penanggulangan Kemiskinan Ekstreme yang dilaksanakan secara
daring.

Capaian Output (keluaran) dari kegiatan Pelaksanaan


Konvergensi Pencegahan Stunting ini meliputi:

a. Terlaksananya kegiatan konsolidasi Tenaga Pendamping


Profesional (TPP) Konvergensi Pencegahan Stunting untuk
membekali dan meningkatkan kapasitas KPM dalam memahami
kebijakan, peran dan fungsinya untuk mendukung upaya
percepatan penurunan stunting yang sudah dilaksanakan,
sehingga status capaian targetnya 100% tercapai
b. Terjalinnya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
program/kegiatan antara Tim Pusat Lintas K/L dalam
mendukung Pelaksanaan Konvergensi Pencegahan Stunting di
Desa; Terlaksananya Pembinaan dan Monitoring evaluasi dalam
rangka Koordinasi Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa,
Terdokumentasikannya Publikasi praktik baik konvergensi
pencegahan Stunting di desa berupa video atau konten dari desa
sehingga status capaian target 100% tercapai;
c. Terlaksananya kegiatan rakor penyusunan Panduan Konvergensi
Pencegahan Stunting, Panduan Kader Pembangunan Manusia,
Rumah Desa Sehat dan Monev Panduan Konvergensi Pencegahan
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 48
Stunting serta Panduan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem di
Desa, sehingga status capaian target 100% tercapai
Dalam kegiatan ini, Kemendesa PDTT mengundang
Kementerian/Lembaga terkait untuk mendapatkan masukan dalam
penyusunan panduan, diantaranya seperti Bappenas, Sekretariat
Wakil Presiden, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian,
Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Dalam Negeri, BKKBN, dan
World Bank.

3.4.16. Penyusunan Panduan Desa Peduli Keluarga dan Desa Peduli


Kesehatan
Panduan Fasilitasi Desa Peduli Kesehatan dan Panduan
Fasilitasi Desa Peduli Keluarga disusun untuk acuan dalam
memfasilitasi desa sebagai upaya percepatan pencapaian SDGs
Desa 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 11. Kegiatan penyusunan Panduan Desa
Peduli Kesehatan merupakan salah satu bagian dari Program
Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD)
Subkomponen 2B yang pendanaannya dibiayai oleh loan dari Bank
Dunia.
Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa
(P3PD) merupakan upaya pemerintah bersama sejumlah
kementerian/lembaga sesuai tugas dan fungsi masing – masing
yaitu Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, dan Kementerian Keuangan, serta
kementerian dan lembaga lain terkait sebagai komponen pelaksana.
Program dicanangkan mulai Tahun 2020 hingga Tahun 2024.
Dalam lingkup tugas Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi atau komponen-2, yaitu
Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Sistem Akuntabilitas Sosial
yang dilakukan melalui pengembangan Desa Inklusif. Desa Inklusif

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 49
dibangun melalui penyediaan literasi untuk memperkuat pilar-pilar
transformasi Desa seperti demokrasi, pembangunan, dan
kebudayaan. Salah satunya adalah dengan mengembangkan
Panduan Fasilitasi Desa Peduli Kesehatan dan Panduan Fasilitasi
Desa Peduli Keluarga.
Fasilitasi Desa Peduli Kesehatan dan Desa Peduli Keluarga
tidak terlepas dari prinsip Desa Inklusif yaitu mendorong dan
mengedepankan partisipasi warga dan keterbukaan. Partisipasi
warga/masyarakat didorong melalui peningkatan kapasitas
masyarakat dan penguatan sistem akuntabilitas sosial dengan
dibentuknya pusat pembelajaran masyarakat sebagai sarana
penyedia literasi untuk memperkuat pilar-pilar transformasi Desa
seperti demokrasi, pembangunan, kebudayaan, dll.
Keluaran dari kegiatan ini adalah Panduan Desa Peduli
Keluarga dan Desa Peduli Kesehatan.
Dalam kegiatan ini, Kemendesa PDTT mengundang
Kementerian/Lembaga terkait untuk mendapatkan masukan dalam
penyusunan panduan, diantaranya seperti Bappenas, Sekretariat
Wakil Presiden, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial,
Kementerian Dalam Negeri, BKKBN, dan IPB.

3.4.17. Penyusunan Desain Pengembangan Pendamping Organik


Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa
(P3PD) merupakan upaya pemerintah bersama sejumlah
kementerian/lembaga sesuai tugas dan fungsi masing – masing
yaitu Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, dan Kementerian Keuangan, serta
kementerian dan lembaga lain terkait sebagai komponen pelaksana.
Program dicanangkan mulai Tahun 2020 hingga Tahun 2024.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 50
Dalam lingkup tugas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi atau komponen-2, yaitu Peningkatan
Kapasitas Masyarakat dan Sistem Akuntabilitas Sosial yang
dilakukan melalui pengembangan Desa Inklusif. Desa Inklusif
dibangun melalui penyediaan literasi untuk memperkuat pilar-pilar
transformasi Desa seperti demokrasi, pembangunan, dan
kebudayaan. Salah satunya adalah dengan menyediakan Panduan
Desa Peduli Penghidupan Berkelanjutan.
Pendamping Organik adalah kader Desa yang secara sukarela
bekerja sebagai penggerak dan pengorganisasi pengembangan
kapasitas masyarakat Desa yang dikelola mandiri oleh Desa.
Seorang pendamping organik harus memiliki kehendak yang kuat
menjadi penggerak dan pembaharu pembangunan Desa, memiliki
pengetahuan dan keterampilan tentang pembangunan Desa
sekaligus aktif berkiprah di Desa. Pendampingan organik memiliki
keunggulan tersendiri yaitu mereka sebagai warga Desa yang
terlibat secara langsung dalam setiap tahapan pembangunan Desa.
Salah satu strategi dalam membentuk dan mengembangkan
pendampingan organik ialah menjadikan Pesantren sebagai ruang
belajar bagi para pemimpin dan warga Desa pada umumnya dan
kader-kader Desa untuk meningkatkan kapasitas, kompetensi dan
kapabilitas dirinya sebagai pendamping organik. Tentunya, pilihan
strategi ini dilandaskan pada beberapa alasan rasional.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun desain
pengembangan pendamping organik di Desa melalui pengembangan
Ruang Belajar Masyarakat Desa Berbasis Pesantren. Keluaran
kegiatan adalah Dokumen Desain Pengembangan Pendamping
Organik di Desa.
Dalam kegiatan ini, Kemendesa PDTT bekerjasama dengan
Perguruan Tinggi Negeri yang fokus pada pendidikan agama islam
tetapi juga menyediakan pembelajaran di studi-studi di luar agama
islam, yaitu Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 51
Kegiatan penyusunan Desain Pengembangan Pendamping
Organik merupakan bagian dari Program Penguatan Pemerintahan
dan Pembangunan Desa (P3PD) Subkomponen 2B yang
pendanaannya dibiayai oleh loan dari Bank Dunia.

3.4.18. Sosialisasi P3PD Subkomponen 2B


Pengembangan kapasitas masyarakat dan sistem akuntabilitas
sosial dalam pelaksanaan P3PD Subkomponen 2B dilaksanakan
melalui beberapa kegiatan yaitu Pengembangan Desa Inkluasi, dan
Sistem Akuntabilitas Sosial. Pengembangan kedua kegiatan besar
ini akan diterapkan metode benchmarking melalui implementasi
Percontohan Desa Inklusif dan Replikasi ke Desa-Desa non lokasi
percontohan. Dengan demikian, pelaksanaan P3PD Subkomponen
2B tidak dapat terlepas dari kerjasama seluruh stakeholder
utamanya yaitu pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota,
pemerintah Desa serta pihak ketiga.
Karena pentingnya berbagai peran pihak yang terlibat dalam
mewujudkan Desa percontohan dan replikasi desa percontohan
tersebut, Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan
Desa dan Perdesaan melaksanakan kegiatan sosialisasi dan
diseminasi kebijakan dan mekanisme program sebagai langkah
awal dalam menyampaikan program kepada pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten/kota untuk mendukung pelaksanaan
replikasi.
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
a) Memberikan pengetahuan dan pemahaman yang menyeluruh
kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
dalam penyelenggaraan P3PD Subkomponen 2B : Pengembangan
Kapasitas Masyarakat dan Sistem Akuntabilitas Sosial melalui
Percontohan Desa Inklusif dan Sistem Akuntabilitas Sosial;
b) Memberikan penjelasan kepada pemangku kepentingan tentang
Pelaksanaan Percontohan serta Replikasi Percontohan Desa
Inklusif dan Sistem Akuntabilitas Sosial;
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 52
c) Melaksanakan koordinasi, kolaborasi, dan sinergitas program
dan kegiatan dengan Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, serta Pemerintah Desa dalam pelaksanaan
P3PD Subkomponen 2B: Pengembangan Kapasitas Masyarakat
dan Sistem Akuntabilitas Sosial;
d) Melatih Pemerintah Desa dan BPD tentang penerapan
kepemimpinan inklusi.
e) Menumbuhkan pengetahuan serta pemahaman tentang
kepemimpinan yang inklusif bagi Pemerintah Desa dan BPD
khususnya Kepala Desa di desa-desa percontohan dan non
percontohan.
Sasaran kegiatan Sosialisasi P3PD Subkomponen 2B ini adalah
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, dan
Pemerintah Desa. Outputnya adalah terbentuknya pemahaman
pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan pemerintah Desa tentang
Kebijakan dan Mekanisme P3PD Subkomponen 2B, dan
Kepemimpinan Inklusif di Desa di 33 Provinsi.
Lingkup Kegiatan antara lain:
a) Sosialisasi P3PD Subkomponen 2B
Sosialisasi ini merupakan upaya penyampaian informasi terkait
pelaksanaan P3PD Subkomponen 2B kepada seluruh lokasi P3PD
Subkomponen 2B.
b) Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Kepemimpinan Inklusif
Sosialisasi dan Bimtek ini merupakan kegiatan lanjutan untuk
memperkuat implementasi Desa Inklusif melalui penguatan
pengetahuan dan pemahaman para pemimpin di desa. Kegiatan
ini melibatkan unsur Perwakilan Dinas PMD Provinsi, Perwakilan
Dinas PMD Kabupaten, Kepala Desa, Ketua BPD, Kader Desa,
serta perwakilan TPP kabupaten.

3.4.19. Penyusunan Bahan Pembelajaran P3PD Subkomponen 2B


Untuk mengoptimalkan penyampaian nilai-nilai inklusivitas ke
stakeholder dan masyarakat Desa, Direktorat Pengembangan Sosial
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 53
Budaya dan Lingkungan, Ditjen PDP melaksanakan kegiatan
Penyusunan Bahan Pembelajaran Program Penguatan
Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) Subkomponen 2B:
Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Sistem Akuntabilitas Sosial
di Desa. Kegiatan ini penting sebagai sumber pengetahuan yang
akan menjadi acuan bagi Pemerintah Daerah dan Tenaga
Pendamping Profesional dalam melaksanakan Fasilitasi P3PD
Subkomponen 2B khususnya terkait Desa Inklusif dan
Akuntabilitas Sosial di Desa.
Tujuan Kegiatan antara lain:
a) Memberikan acuan berupa panduan, modul pembelajaran dan
bahan bacaan bagi pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, dan pemerintah Desa dalam pelaksanaan P3PD
Subkomponen 2B; dan
b) Memudahkan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota,
dan pemerintah Desa untuk memahami dan menerapkan nilai-
nilai inklusivitas serta materi pendukung dalam pelaksanaan
P3PD Subkomponen 2B.
Kegiatan ini telah terlaksana melalui rangkaian penyusunan
yaitu rapat penyusunan dan rapat pembahasan dan finalisasi yang
menghasilkan:
a) Buku Panduan Fasilitasi Desa Inklusif: Desa untuk Semua Warga
(revisi). Buku ini berisi langkah-langkah untuk
mengimplementasikan nilai-nilai inklusivitas dalam rangka
mewujudkan Desa Inklusif;
b) Buku Modul Pembelajaran dan Bahan Bacaan Desa Inklusif.
Modul dan bahan bacaan ini merupakan penjabaran dan
gambaran praktik baik Desa-Desa Inklusif sebagai acuan bagi
Desa dalam menerapkan Desa Inklusif;
c) Buku Bahan Bacaan Sekolah Lapang. Bahan bacaan ini berisi
langkah implementasi sekolah lapang dalam mendorong
pemberdayaan masyarakat yang disertai dengan berbagai praktik
baik;
d) Buku Bahan Bacaan Replikasi Model. Bahan bacaan ini berisi
langkah implementasi replikasi model dalam mendorong

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 54
pemberdayaan masyarakat yang disertai dengan berbagai praktik
baik;
e) Buku Modul Pembelajaran dan Bahan Bacaan KKN Tematik
tentang Desa Inklusif. Modul pembelajaran dan bahan bacaan
KKN tematik ini berisi acuan acuan pembelajaran bagi
mahasiswa KKN untuk menerapkan langkah-langkah
mengimplementasikan nilai-nilai inklusivitas di Desa disertai
Pratik-pratik baik;
f) Buku Bahan Bacaan Akuntabilitas Sosial. Bahan bacaan ini
berisi gambaran penjabaran Panduan Akuntabilitas Sosial yang
disertai dengan praktik-pratik baik;
g) Buku Bahan Bacaan Implementasi PermenDesa Nomor 21 Tahun
2020. berisi gambaran penjabaran Implementasi PermenDesa
Nomor 21 Tahun 2020 yang disertai dengan praktik-pratik baik;
h) Buku Handbook Desa Inklusif. Buku ini berisi penjelasan Desa
Inklusif serta implementasi Desa Inklusif yang dapat dijadikan
buku acuan dalam pembelajaran di kelas bagi mahasiswa; dan
i) Desain Desa Peduli Kesehatan Sebagai Upaya Meningkatkan
Pelayanan Dasar di Desa.

3.4.20. Penyusunan Kerangka Logis Scorecard Akuntabilitas Sosial


Penyelenggaraan pembangunan Desa yang inklusif merupakan
bagian dari upaya mewujudkan SDGs Desa ke-18: Kelembagaan
Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif. Pembangunan Desa yang
inklusif mensyaratkan adanya kepala Desa beserta perangkat Desa
yang mampu bekerja secara cakap, profesional, bersih, dan
akuntabel, khususnya akuntabel dalam mengelola keuangan serta
aset Desa. Yang dimaksud dengan akuntabel adalah pemerintah
Desa mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
Akuntabilitas sosial adalah proses pertanggungjawaban kepala
Desa kepada BPD dan warga Desa perihal penyelenggaraan
pembangunan Desa. Seluruh proses pertanggungjawaban ini
dimungkinkan karena adanya dorongan serta keikutsertaan warga
Desa yang aktif terlibat dalam setiap tahap pembangunan Desa.
Partisipasi warga Desa adalah kata kunci untuk keberhasilan
penyelenggaraan pembangunan Desa yang transparan dan

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 55
akuntabel. Melihat pentingnya implementasi akuntabilitas sosial di
Desa, Kementerian Desa PDTT melalui Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan menyusun Indikator Kerangka
Logis Scorecard Akuntabilitas Sosial untuk memastikan
implementasi akuntabilitas sosial tepat sasaran.
Tujuan kegiatan memberikan ukuran keberhasilan dalam
implementasi akuntabilitas sosial di Desa dan memudahkan
stakeholder dalam memahami implementasi akuntabilitas sosial di
Desa.
Lingkup Kegiatan antara lain:
a) Penyusunan kerangka logis scorecard akuntabilitas sosial;
b) Penyusunan Prototipe perangkat akuntabilitas sosial; dan
c) Finalisasi kerangka logis scorecard akuntabilitas sosial.

3.4.21. Uji coba Perangkat Akuntabilitas Sosial


Evaluasi Penguatan Akuntabilitas Sosial di Desa merupakan
kegiatan uji coba penggunaan Lembar Penilaian (Scorecard)
Akuntabilitas Sosial (LPAS) sebagai alat untuk mengetahui tingkat
kualitas praktik akuntabiitas pemerintahan Desa dari pandangan
masyarakat Desa. Dalam kegiatan uji coba LPAS kali ini ruang
lingkup akuntabilitas sosial Desa yang diukur dibatasi hanya pada
bidang pelayanan dasar yang meliputi 4 aspek yaitu:
a) aspek Kesehatan/Posyandu (terlebih khusus pada layanan
Posyandu untuk ibu dengan 1000 HPK),
b) aspek Pendidikan dan Budaya,
c) aspek layanan Administrasi Kependudukan,
d) layanan infrastruktur air bersih dan MCK.
Tujuan dari uji coba evaluasi akuntabilitas sosial penggunaan
LPAS adalah untuk membantu masyarakat Desa mengukur tingkat
kepuasaannya (masyarakat Desa) terhadap layanan dasar yang
diterima dari pemerintah Desa. Dari hasil pengukuran tingkat
kepuasaan tersebut, masyarakat Desa dapat mengetahui faktor
kelemahan dari layanan dasar yang harus diatasi dan faktor
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 56
kelebihan yang harus dipertahankan atau ditingkatkan. Dengan
demikian tujuan lain dari uji coba evaluasi akuntabilitas sosial
penggunaan LPAS adalah untuk perbaikan tingkat layanan dasar.
Kegiatan ini melibatkan Perwakilan Dinas PMD Kabupaten,
perwakilan TPP kabupaten, kepala Desa, Ketua BPD, dan Kader
Desa di 3 Provinsi terpilih, yaitu Provinsi Gorontalo (Kabupaten
Gorontalo Utara), Provinsi DIY (Kabupaten Gunung Kidul), dan
Provinsi Banten (Kabupaten Tangerang).

3.4.22. Ujicoba Pendataan Desa


Sesuai Peraturan Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Nomor
21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, bahwa pembangunan desa
dilaksanakan melalui empat tahapan, dan diantaranya yaitu
Pendataan Desa. Pendataan Desa merupakan proses penggalian,
pengumpulan, verifikasi dan validasi data SDGs Desa, yang memuat
data objektif kewilayahan dan kewargaan desa berupa aset dan
potensi aset desa yang dapat didayagunakan untuk pencapaian
tujuan pembangunan desa.

Data yang akurat melalui penyusunan dan penyelarasan arah


kebijakan Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
dilakukan melalui Sistem Informasi Desa. Sistem Informasi Desa
sebagaimana dimaksud digunakan untuk menyusun: arah
kebijakan Perencanaan Pembangunan Desa; dan program dan/atau
kegiatan prioritas Pembangunan Desa untuk pencapaian tujuan
SDGs Desa.

Dalam pembangunan Desa dibutuhkan dorongan,


keterlibatan, hingga kontrol dari warga Desa untuk memastikan
pendataan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pembangunan Desa termasuk pemanfaatan anggaran Desa dapat
dipertanggungjawabkan oleh para pelaksana pembangunan Desa.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 57
Untuk itu, diperlukan untuk melaksanakan uji coba
pendataan di Desa untuk memdorong implementasi akuntabilitas
sosial dalam pembangunan di desa melalui keterlibatan aktif
seluruh unsur masyarakat di Desa.
Tujuan kegiatan yaitu:
a) Melakukan pengkajian keadaan desa melalui FGD dengan
menggunakan tools Partisipatory Rural Apraisal (PRA);
b) Menjadikan data awal yang digunakan dalam pengkajian keadan
desa diperoleh dari survey partisipatory;
c) Alat Kaji PRA yang dapat gunakan melalui FGD atau diskusi
terpumpun adalah: Peta Sosial Desa, Kalender Musim, Diagram
Kelembagaan, dan Analisis Pohon Masalah.
Keluaran kegiatan yaitu memberikan masukan tindak lanjut
dari hasil pendataan SDGs Desa yang telah selsai dilaksanakan dan
memberikan masukan perbaikan tentang data SDGs Desa yang ada
di Sistem Informasi Desa.
Kegiatan Ujicoba Pendataan di Desa yang dilaksanakan di 3
Provinsi, yaitu Jawa Barat (Kabupaten Karawang), Banten
(Kabupaten Tangerang), dan Gorontalo (Kabupaten Gorontalo).

3.4.23. Sekolah Pemuda Desa Untuk Literasi Anti Korupsi


Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa
(P3PD) merupakan upaya pemerintah bersama sejumlah
kementerian/lembaga sesuai tugas dan fungsi masing – masing
yaitu Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, dan Kementerian Keuangan, serta
kementerian dan lembaga lain terkait sebagai komponen pelaksana.
Program dicanangkan mulai Tahun 2020 hingga Tahun 2024.
Dalam lingkup tugas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi atau komponen-2, yaitu Peningkatan
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 58
Kapasitas Masyarakat dan Sistem Akuntabilitas Sosial. Prasayat
dasar bagi desa untuk dapay mewujudkan akuntabiitas sosial di
Desa adalah tumbuhnya atau membudayanya sifat dan sikap anti
korupsi.
Tujuan Program Sekolah Pemuda Desa untuk Literasi Anti
Korupsi:
a) Peningkatan pemuda yang mendapatkan hak dan kewajibannya;
b) Peningkatan keikutsertaan pemuda dalam proses pengambilan
keputusan atau kebijakan di desanya;
c) Peningkatan partisipasi pemuda dalam pembangunan desa; dan
d) Menumbuhkan semangat anti korupsi.

Lingkup Kegiatan antara lain:


a) Penyusunan Modul Sekolah Pemuda Desa untuk Literasi Anti
Korupsi; dan
b) Uji Coba Modul Sekolah Pemuda Desa untuk Literasi Anti Korupsi
di 3 Kabupaten Terpilih (Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten
Pandeglang, dan Kabupaten Purwakarta).

3.4.24. Bimtek Jaring Pewarta Desa


Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa
(P3PD) merupakan upaya pemerintah bersama sejumlah
kementerian/lembaga sesuai tugas dan fungsi masing – masing
yaitu Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, dan Kementerian Keuangan, serta
kementerian dan lembaga lain terkait sebagai komponen pelaksana.
Program dicanangkan mulai Tahun 2020 hingga Tahun 2024.
Dalam lingkup tugas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi atau komponen-2, yaitu Peningkatan
Kapasitas Masyarakat dan Sistem Akuntabilitas Sosial. Prasayat

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 59
dasar bagi desa untuk dapay mewujudkan akuntabiitas sosial di
Desa adalah keterbukaan informasi. Keterbukaan Informasi di Desa
merupakan kondisi ketika, masyarakat Desa akan bergerak aktif
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan
Desa dengan berdasarkan kepada informasi yang mencukupi
tentang beragam hal yang berkaitan dengan urusan pembangunan
Desa. Hasil analisa sosial dari beragam informasi lainnya tentang
Desa harus disebarluaskan kepada masyarakat Desa. Jaring
Pewarta Desa mendukung masyarakat Desa untuk memperoleh
informasi pembangunan Desa secara mudah, sekaligus
menumbuhkan perbincangan di antara warga masyarakat Desa
tentang urusan pembangunan Desa.
Tujuan kegiatan adalah memberikan wawasan, pemahaman
dan meningkatkan kemampuan warga desa dalam konteks
jurnalisme, sehingga mampu menyusun informasi atau berita
tentang potret desa yang memuat kegiatan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat di desa seperti potensi desa dan
permasalahannya serta strategi pemecahan masalah desa yang
dipublikasikan melalui media online.
Lingkup Kegiatan antara lain:
1. BIMTEK Jaring Pewarta Desa di 10 Kab terpilih (offline)
2. BIMTEK Jaring Pewarta Desa di 80 Kab lokus (online)
3. Editorial berita
4. Penanyangan atau pemuatab berita terpilih yang ditulis peserta
BIMTEK pada laman jpnusanews.com

3.4.25. Workshop Kepemimpinan Perempuan


Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
mengamanatkan bahwa tujuan dari pembangunan Desa yaitu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa,

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 60
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber
daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Salah satu hal penting dalam mencapai tujuan pembanguan
Desa yaitu melalui peran pemimpin di Desa, yang dalam konteks ini
yaitu Kepala Desa. Selain kepala desa, terdapat beberapa organisasi
sosial Desa yang mampu menggerakkan warga Desa misalnya PKK,
karang taruna, serta kader-kader Desa yang berperan sebagai
penggerak organik dari masyarakat Desa. Memperhatikan realita
tersebut, penggerak organik yang sering kali diperankan oleh
perempuan. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa gerakan di Desa
yang dipelopori oleh perempuan dengan menggerakkan perempuan
lainnya yang lebih pasif di Desa. Realitas ini menunjukkan bahwa
perempuan merupakan kelompok yang potensial dalam
pembangunan di Desa.
Data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi menunjukan jumlah Kepala Desa Perempuan saat ini
adalah 1.042 orang atau hanya sekitar 1,3% dari seluruh Kepala
Desa di Indonesia. Oleh karena itu karena itu, perlu dibangun
gerakan kepemimpinan perempuan membangun Desa untuk
mendorong kaum perempuan lebih percaya diri untuk bangkit dan
memperjuangkan hak-haknya dalam setiap segi pembangunan.
Dengan demikian, diharapkan arah dan prioritas pembangunan
lebih tepat guna dan tepat sasaran, terutama sesuai dengan
kebutuhan nyata masyarakat.
Kepemimpinan Perempuan di Desa ini sejalan dengan tujuan
pembangunan berkelanjutan di Desa (SDGs Desa) nomor 5 (lima)
yaitu “Keterlibatan Perempuan Desa”. Kepemimpinan Perempuan
sangat dibutuhkan untuk memastikan penyelenggaraan
pemerintahan Desa berjalan secara demokratis dan berkeadilan
sosial.
Memperhatikan pentingnya peran perempuan tersebut,
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi melalui Ditjen

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 61
Pembangunan Desa dan Perdesaan menyelenggarakan Workshop
Kepemimpinan Perempuan untuk Mewujudkan Desa Inklusif
sebagai upaya pembelajaran peran-peran perempuan Desa dalam
menggerakkan masyarakat dan pembangunan Desa.
Sebelum melaksanakan workshop tersebut, disusun modul
Kepemimpinan Perempuan untuk Mewujudkan Desa Inklusif yang
dikerjasamakan bersama Program Studi Gender, SKSG Universitas
Indonesia. Harapannya, melalui penyusunan modul dan workshop
ini dapat mendukung upaya memperkuat kepemimpinan
perempuan desa dan perdesaan dalam mewujudkan desa inklusif
sebagai upaya pembelajaran peran-peran perempuan Desa dalam
menggerakkan masyarakat dan pembangunan Desa.
Output kegiatan adalah tersedianya Modul Kepemimpinan
Perempuan untuk Mewujudkan Desa Inklusif dan meningkatnya
kapasitas para perempuan desa yang responsif gender dalam
menerapkan nilai-nilai inklusivitas di desa.
Lingkup Kegiatan ini yaitu:
a) Penyusunan Modul Kepemimpinan Perempuan untuk
Mewujudkan Desa Inklusif;dan
b) Pelaksanaan Workshop Kepemimpinan Perempuan untuk
Mewujudkan Desa Inklusif.

3.4.26. Bimbingan Teknis Desa Inklusif


Pembentukan dan pengembangan Desa Inklusif tidak hanya
berupa penyediaan layanan dasar, tetapi juga mencakup
peningkatan kualitas layanan dasar maupun peningkatan
partisipasi kelompok marginal dan rentan dalam penyelenggaraan
Desa. Dalam hal Desa sebagai subjek pembangunan seperti yang
telah dimandatkan oleh Undang-undang Desa Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, Desa wajib menyelenggarakan pembangunan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa
dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana-
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 62
prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, pemanfaatan
sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan, serta
berkontribusi terhadap perlindungan dan pemenuhan hak terhadap
kelompok yang terpinggirkan. Peran lain yang tidak kalah penting
yaitu memfasilitasi keterpaduan dari sisi kebutuhan masyarakat
melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dan memastikan
aksesibilitas pangan bagi kelompok marginal dan rentan.
Pelaksanaan Bimbingan Teknis Desa Inklusif di Tingkat Desa
menjadi penting untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran
mengenai pentingnya isu ini untuk ditumbuhkan di tingkat Desa.
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan telah melaksanakan Bimbingan Teknis Desa Inklusif di
80 Kabupaten di 33 Provinsi.
Tujuan kegiatan adalah:
a) Terciptanya koordinasi dan sinergitas antara pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta pemerintah Desa
dalam penyelenggaraan Desa inklusif;
b) Memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi masyarakat
Desa tentang penyelenggaraan Desa Inklusif;
c) Memberikan gambaran desain percontohan penyelenggaraan
Desa Inklusif; dan
d) Menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan lokasi
percontohan Desa Inklusif.

Lingkup Kegiatan antara lain:


a) Bimbingan teknis fasilitator Desa Inklusif
Bimbingan teknis ini melibatkan unsur Kementerian Desa PDTT,
Perwakilan Dinas PMD Provinsi, Perwakilan Dinas PMD 80
Kabupaten Lokasi P3PD Subkomponen 2B tahun 2021,
Perwakilan TPP kabupaten, serta perwakilan KAGAMA provinsi
dan/atau kabupaten. Bimbingan teknis ini bertujuan untuk
memberikan bekal bagi calon fasilitator desa inklusif untuk

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 63
melaksanakan fasilitasi dalam bimbingan teknis Desa Inklusif di
80 kabupaten lokasi P3PD Subkomponen 2B tahun 2021.
b) Bimbingan teknis Desa Inklusif di 80 kabupaten
Bimbingan teknis ini dilaksanakan secara offline di 80 kabupaten
lokasi P3PD Subkomponen 2B tahun 2021. Bimtek Desa Inklusif
melibatkan unsur Perwakilan Dinas PMD Provinsi, Perwakilan
Dinas PMD Kabupaten, Kepala Desa, Kader Desa, serta
perwakilan TPP kabupaten.

3.4.27. Pendokumentasian Praktik Baik Desa Ramah Perempuan dan


Peduli Anak
Pelaksanaan P3PD Subkomponen 2B yang berfokus pada
program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Sistem
Akuntabilitas Sosial, wajib dikelola berdasarkan mandat Undang-
undang Desa yang mampu mewadahi semua kepentingan
masyarakat Desa tidak terkecuali kepentingan warga miskin, warga
disabilitas, perempuan, anak, dan kelompok marginal.
Salah satu upaya dalam rangka mengembangkan kapasitas
masyarakat serta mendorong keterlibatan masyarakat dalam
perencanaan dan pembangunan di Desa untuk mendukung
Akuntabilitas Sosial di Desa perlu didukung dengan strategi
komunikasi yang baik, salah satunya adalah melalui kegiatan
kampanye/pendokumentasian praktek baik dalam pengembangan
model Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak.
Harapan dalam kegiatan penyebarluasan informasi melalui
pendokumentasian praktik baik dalam pengembangan Desa model
ini akan berdampak pada peningkatan kapasitas pemerintah Desa
sebagai pengelola program serta pemangku kepentingan lainnya di
Desa maupun supra Desa dan juga sebagai daya ungkit pada
perubahan perilaku serta partisipasi aktif masyarakat dalam hal
perencanaan dan pembangunan di Desa.
Tujuan kegiatan adalah:

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 64
a) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat
melalui internalisasi cara-cara penyelesaian permasalahan yang
ada di Desa melalui Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak;
b) Mendorong adanya perubahan perilaku dan partisipasi aktif
masyarakat dalam perencanaan pembangunan di Desa secara
aktual; dan
c) Mendorong terwujudnya replikasi penyelenggaraan Desa Ramah
Perempuan dan Peduli Anak;
Output kegiatan adalah tersedianya media/konten
pendokumentasian praktik baik untuk pengembangan Desa Model
(visual, audio visual) sebagai saluran publikasi praktik baik Desa
Ramah perempuan dan Peduli Anak.
Lingkup Kegiatan antara lain:
a) Rapat koordinasi persiapan pendokumentasian DRPPA bersama
pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung.
b) Pelaksanaan Pendokumentasian praktik baik Desa Ramah
Perempuan dan Peduli Anak di Kabupaten Tulungagung (Desa
Kesambi, Kec Bandung dan Desa Pojok, Kec. Ngantru).

3.4.28. Penyusunan Buku Saku Keberlanjutan Pamsimas


Dalam RPJMN 2020-2024 Pemerintah Indonesia berkomitmen
untuk mewujudkan 100% akses layanan air minum aman dan
sanitasi layak bagi seluruh penduduk Indonesia. Program
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Pamsimas) telah menjadi salah satu program andalan nasional
(Pemerintah dan Pemerintah Daerah) untuk meningkatkan akses
penduduk perdesaan terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang
layak dengan pendekatan berbasis masyarakat.
Program Pamsimas merupakan program yang pendanaannya
dibiayai oleh loan/hibah dari Bank Dunia dan pendampingan dari
Rupiah Murni (RM). Saat ini program Pamsimas yang sedang
berjalan adalah Pamsimas 3 (2018-2021), sehingga program
Pamsimas 3 ini berakhir di bulan Desember 2021.
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 65
Peran Utama Kemendesa PDTT yaitu mengendalikan upaya
pencapaian target:
a. Membina BPD dan KKM dalam mengkoordinasikan
pelaksanaan Pamsimas di tingkat desa
b. Membina kader AMPL dan pendamping desa dalam
perencanaan dan pendampingan kepada KPSPAMS dalam
menjamin keberlanjutan pengelolaan pelayanan SPAMS desa
yang berkualitas.

Kemendesa PDTT memandang penting melaksanakan kegiatan


Penyusunan Buku Saku Keberlanjutan Pamsimas diharapkan
dapat memberikan informasi sekaligus menjadi panduan praktis
bagi seluruh pelaku Pamsimas khususnya KPSPAMS sehingga
dapat berperan lebih optimal dalam kesinambungan penyediaan air
minum dan sanitasi dalam mewujudkan pengelolaan Pamsimas
yang berkelanjutan pasca Program.
Dalam kegiatan penyusunan Buku Saku Keberlanjutan
Pamsimas ini, Kemendesa PDTT melibatkan K/L terkait antara lain:
KemenPUPR, Kemendagri, Kemenkes, Bappenas, Perguruan Tinggi,
Praktisi, Pemerintah Desa, maupun Pengelola KPSPAMS untuk
memberikan masukan dan memperkaya isi Buku Saku
Keberlanjutan Pamsimas ini.

3.4.29. Peningkatan Kapasitas Dalam Rangka Implementasi


Perlindungan Sosial Adaptif (Desa Tanggap Bencana Dan Desa
Peduli Iklim)
Penguatan kapasitas pemerintah daerah dan pemerintah desa
dalam rangka implementasi sistem perlindungan sosial adaptif
dimana didalamnya termasuk penguatan kapasitas/mitigasi
perubahan iklim dan penanggulangan bencana untuk mengurangi
risiko perubahan iklim dan bencana serta pengarusutamaan
kerentanan bencana dan perubahan iklim dalam RPJMD dan
RPJMDesa sejalan dengan upaya pencapaian SDGs Desa 1, 5, 11,
12, 13, 14, 15, 17 dan 18. Oleh karena itu, Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi bekerja sama dengan UNICEF menyelenggarakan

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 66
Program Implementasi Sistem Perlindungan Sosial Adaptif
meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan desa dalam
mitigasi perubahan iklim dan penanggulangan bencana melalui
Fasilitasi Desa Tanggap Bencana dan Desa Peduli Iklim.
Tujuan kegiatan yaitu meningkatkan kapasitas pemerintah
daerah kabupaten/kota, desa, dan masyarakat dalam merumuskan
dan mengimplementasikan program-program perlindungan sosial
adaptif (responsif terhadap risiko lingkungan/bencana dan risiko
perubahan iklim) dan memfasilitasi pemerintah daerah
kabupaten/kota dan desa dalam sistem perencanaan
pembangunannya, sehingga APBD/APBDesnya mencerminkan
prioritas untuk program-program perlindungan sosial adaptif
termasuk didalamnya yang responsif terhadap risiko
lingkungan/bencana dan perubahan iklim.
Keluarannya adalah meningkatnya kapasitas pemerintah
pusat (Kemendesa PDTT), daerah kabupaten/kota, desa dan
masyarakat dalam merumuskan dan mengimplementasikan
program-program perlindungan sosial adaptif (responsif terhadap
risiko lingkungan/bencana dan risiko perubahan iklim).
Lingkup Kegiatan antara lain:
a) Penyusunan Panduan Fasilitasi Desa Peduli Iklim;
b) Penyusunan Panduan Fasilitasi Desa Tanggap Bencana;
c) Workshop Finalisasi Panduan Fasilitasi Desa Peduli Iklim dan
Panduan Fasilitasi Desa Tanggap Bencana;
d) Workshop Penyusunan Modul dan Media Pembelajaran Panduan
Fasilitasi Desa Peduli Iklim dan Panduan Fasilitasi Desa Tanggap
Bencana;
e) Sosialisasi dan Bimtek Panduan Fasilitasi Desa Peduli Iklim dan
Panduan Fasilitasi Desa Tanggap Bencana; dan
f) Pendampingan Desa Model Desa Tanggap Bencana dan Desa
Peduli Iklim di Kabupaten Lombok Utara.

Dalam kegiatan ini, Kemendesa PDTT mengundang


Kementerian/Lembaga terkait untuk mendapatkan masukan dalam
penyusunan panduan, diantaranya seperti Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Nasional
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 67
Penanggulangan Bencana, Bappenas, Kementerian Dalam Negeri,
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Kementerian Sosial,
dan Kementerian PUPR.
Kegiatan peningkatan kapasitas dalam rangka implementasi
perlindungan sosial adaptif (Desa Tanggap Bencana dan Desa
Peduli Iklim), bekerjasama dengan UNICEF dan pembiayaan berasal
dari dana hibah UNICEF.

3.4.30. Penyusunan Panduan Desa Peduli Penghidupan Berkelanjutan


Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa
(P3PD) merupakan upaya pemerintah bersama sejumlah
kementerian/lembaga sesuai tugas dan fungsi masing – masing
yaitu Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, dan Kementerian Keuangan, serta
kementerian dan lembaga lain terkait sebagai komponen pelaksana.
Program dicanangkan mulai Tahun 2020 hingga Tahun 2024.
Dalam lingkup tugas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi atau komponen-2, yaitu Peningkatan
Kapasitas Masyarakat dan Sistem Akuntabilitas Sosial yang
dilakukan melalui pengembangan Desa Inklusif. Desa Inklusif
dibangun melalui penyediaan literasi untuk memperkuat pilar-pilar
transformasi Desa seperti demokrasi, pembangunan, dan
kebudayaan. Salah satunya adalah dengan menyediakan Panduan
Desa Peduli Penghidupan Berkelanjutan.
Penghidupan Berkelanjutan membantu individu dan keluarga
rentan dan terpinggirkan untuk naik ke tangga penghidupan,
mengurangi ketergantungan mereka pada tunjangan negara dan
layanan lainnya, dengan demikian menjauhkan diri mereka dari
krisis melalui tindakan pencegahan. Penghidupan Berkelanjutan
juga mengembangkan rasa kesamaan, kohesi, dan kepemilikan atas
Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 68
isu-isu dalam komunitas yang terpinggirkan melalui pertukaran
dan pengumpulan informasi juga identifikasi fasilitas yang ada dan
bantuan untuk mengembangkan inisiatif lain. Selanjutnya,
Sustainability Livelihood Approach (SLA) membantu penyedia
layanan memahami dampak kebijakan tertentu di tingkat lokal
didalam masyarakat dan bagaimana informasi yang dikumpulkan
dapat digunakan untuk membawa perubahan positif. SLA juga
membantu struktur masyarakat untuk dapat mengidentifikasi
peluang apa yang ada untuk meningkatkan pengaruh mereka
sendiri dalam proses pengambilan keputusan lokal dengan
melibatkan orang-orang yang terpinggirkan secara sosial dan
terpinggirkan dalam proses pengambilan keputusan tersebut.
Keluaran dari kegiatan ini adalah Panduan Desa Peduli
Penghidupan Berkelanjutan.
Dalam kegiatan ini, Kemendesa PDTT mengundang
Kementerian/Lembaga terkait untuk mendapatkan masukan dalam
penyusunan panduan, diantaranya seperti Bappenas, Sekretariat
Wakil Presiden, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Kementerian Sosial, Kementerian Pertanian, dan Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
Kegiatan penyusunan Panduan Desa Peduli Penghidupan
Berkelanjutan merupakan bagian dari Program Penguatan
Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) Subkomponen 2B
yang pendanaannya dibiayai oleh loan dari Bank Dunia.

3.5. Analisis atas Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan atau


Peningkatan dan Penurunan

3.5.1. Permasalahan

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (tupoksi)


untuk pelaksanaan kegiatan tahun 2021 yang telah dilaksanakan
oleh Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa
dan Perdesaan, tentunya tidak lepas dari sejumlah hambatan dan

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 69
kendala yang mengakibatkan timbulnya masalah, terutama dalam
menjalankan tugas rutin keseharian. Kendala utama adalah
pandemi Covid-19 yang telah mengganggu berbagai sendi
kehidupan negara, yang mengakibatkan harus direvisinya anggaran
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan
Perdesaan dalam rangka refocusing dan realokasi anggaran
kegiatan. Selain itu juga terdapat beberapa masalah teknis dan
administrasi dalam menjalankan tupoksi, yaitu:

 Beban kerja setiap kelompok substansi di lingkungan Direktorat


Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan dibandingkan
dengan kapasitas Sumber Daya Manusia di lingkungan Direktorat
Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan perlu
disesuaikan;
 Banyaknya pegawai yang memasuki masa purna tugas pada mulai
bulan awal Juli 2021 dan belum ditetapkan kembali dan jumlah
personil perlu disesuaikan;
 Adanya kekosongan posisi Sub Koordinator dikarenakan adanya
purna tugas; dan
 Beberapa Sub Koordinator yang memiliki tambahan tugas sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat PSBLDP dan pada
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM);

3.5.2. Upaya Tindak Lanjut

Adapun beberapa upaya tindak lanjutnya adalah sebagai


berikut :

 Merekrut Sumber Daya Manusia baru baik Aparatur Sipil Negara


(ASN) ataupun Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;
 Mencari pengisi kekosongan beberapa Sub Koordinator; dan
 Selalu berkoordinasi kepada unit kerja terkait tentang
permasalahan yang dapat diselesaikan bersama.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 70
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Program dan kegiatan Pembangunan dan Pemberdayaan


Masyarakat secara umum bertujuan meningkatkan kemandirian
atau keswadayaan masyarakat desa dalam menopang pelaksanaan
tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam mewujudkan target RPJMN
2020-2024. Target tersebut tentu saja merupakan tugas yang perlu
dientaskan sampai dengan tahun 2024 dengan target kuncinya
adalah kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa.

Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa


dan Perdesaan telah melaksanakan tugas di bulan Januari sampai
dengan Desember tahun 2021 sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan
capaian realisasi anggaran dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat
Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
tahun anggaran 2021 berdasarkan target kinerja yang termuat dalam
rencana kegiatan dan anggaran kementerian/lembaga (RKAK-KL)
bahwa sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2021, Direktorat
Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
telah berhasil mencapai total realisasi kinerja anggaran sebesar Rp.
32.923.094.045 dari rencana kinerja anggaran sebesar Rp.
38.383.115.000 atau sebesar 85,77% dari total anggaran.

Beberapa hal yang menjadi kendala dalam penyerapan realisasi


anggaran antara lain yaitu keadaan pandemi Covid-19 membuat
terjadinya efisiensi di beberapa kegiatan, seperti kehadiran
narasumber dan peserta kegiatan yang memilih untuk hadir secara
online, sehingga acara dilaksanakan secara hybrid (offline dan online).
Hal ini membuat penyerapan realisasi anggaran untuk beberapa
kegiatan fullboard yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 71
Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan tidak maksimal.
Selain itu, adanya realisasi transportasi seperti tiket pesawat, sewa
kendaraan, maupun transportasi lainnya dari narasumber dan
peserta kegiatan fullboard maupun kegiatan perjalanan dinas pegawai
yang berada bawah anggaran yang telah direncanakan juga membuat
penyerapan realisasi anggaran tidak maksimal.

4.2. Saran

Berdasarkan gambaran pada bagian-bagian sebelumnya maka


disampaikan beberapa hal sebagai rekomendasi, yaitu:
1. Penyusunan program/kegiatan perlu dikoordinasikan dengan
bagian perencanaan sehingga program/kegiatan yang dilakukan
mengacu kepada Indikator Kinerja Utama (IKU) dan dokumen
RKP;

2. Penentuan program/kegiatan maupun lokus prioritas pada


setiap Direktorat perlu disinergikan sehingga hasil
pembangunan maupun pemberdayaan masyarakat desa lebih
terukur;

3. Mengoptimalkan kegiatan dengan anggaran yang tersedia

4. Perlu melakukan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga


terkait di Pusat maupun dengan Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) di Provinsi, Kabupaten hingga Pemerintah Desa
khususnya dalam upaya percepatan pencapaian SDGs Desa;

5. Program/kegiatan yang masuk dalam program/kegiatan


unggulan segera dapat dilaksanakan setelah ada pagu defenitif
untuk menghidari keterlambatan proses lelang barang/jasa
maupun proses pencairan anggaran;

6. Perlu dilakukan evaluasi berkala dan pemantauan terhadap


pelaksanaan program/kegiatan dan realisasi anggaran sehingga
seluruh kegiatan maupun anggarannya dapat terserap pada
akhir tahun anggaran; dan

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 72
7. Diperlukan disiplin dokumentasi pelaporan kegiatan/program
agar kendali dan evaluasi anggaran bisa dilakukan sepanjang
periode tahun anggaran, disamping tidak terjadi penumpukan
kegiatan administrasi pelaporan di akhir tahun.

Laporan Kinerja
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Tahun 2021 | 73
RINGKASAN EKSEKUTIF

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi juga terus berupaya untuk


melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang menjadi prioritas
pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024, yaitu mengurangi jumlah Desa
Tertinggal sampai 10.000 Desa dan meningkatkan jumlah Desa Mandiri sedikitnya
5.000 Desa pada akhir tahun 2024. Sehubungan dengan upaya melaksanakan
prioritas pembangunan nasional tersebut maka salah satu hal yang dilakukan oleh
Pemerintah adalah memperkuat proses pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa secara berkelanjutan.
Salah satu indikator pentingnya adalah meningkatnya prakarsa dan kuatnya
kapasitas masyarakat desa sebagai basis utama dalam proses kemajuan dan
keberdayaan Desa yaitu meliputi aspek ketahanan sosial, ekonomi dan ekologi.
Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM). Sedangkan Indek Pembangunan
Kawasan Perdesaan (IPKP) adalah untuk mengukur status perkembangan dan
kinerja Kawasan/wilayah dengan mempertimbangkan indicator ekonomi, sosial
budaya, lingkukngan, jejaring sarana prasaran dan kelembagaan.
Secara organisatoris, Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa
dan Perdesaan terdiri atas 4 (empat) Koordinator dan 1 (satu) Sub Bagian yaitu
Koordinator Fasilitasi Perencanaan Teknis Pembangunan Sarana dan Prasarana,
Koordinator Fasilitasi Perencanaan Teknis Pengembangan Sosial Budaya dan
Lingkungan, Koordinator Fasilitasi Perencanaan Teknis Advokasi dan Kerjasama,
dan Koordinator Fasilitasi Perencanaan Teknis Pemanfaatan dan Pengendalian
Dana Desa serta Sub Bagian Tata Usaha.
Permendes PDTT Nomor 15 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
mengamanatkan bahwa salah satu tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan. Direktorat Perencanaan
Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan merupakan salah satu komponen di
bawah Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan yang fokus pada
ii
upaya-upaya perencanaan teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan.
Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan diberi
mandat untuk melaksanakan tugas penting dalam mewujudkan kemandirian
masyarakat desa serta mendukung terlaksananya visi dan misi dalam RPJMN.
Sehubungan dengan proses pencapaian target pembangunan nasional di
atas maka dukungan program dan kegiatan Direktorat Perencanaan Teknis
Pembangunan Desa dan Perdesaan pada Tahun 2021 telah dilaksanakan dengan
memperhatikan target, sasaran, output dan capaian setiap program serta
dampaknya atau pengaruhnya dalam mendukung pencapaian target RPJMN.
Program maupun kegiatan Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan
Perdesaan yang terlaksana di tahun 2021 juga didasarkan pada Indikator Kinerja
Utama (IKU) Direktorat Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa serta
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi.
Berdasarkan dokumen perencanaan tahun 2021, Direktorat Perencanaan
Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan melaksanakan sejumlah kegiatan
unggulan yang bersumber dari APBN. Sehubungan dengan proses evaluasi dan
review yang dilakukan oleh Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa
dan Perdesaan terkait program dan kegiatan tahun 2021 maka akan diuraikan
program dan kegiatan beserta target dan capaian tahun 2021 serta kendala yang
dihadapi.
Penjelasan yang digambarkan dalam laporan ini didasarkan pada
proram/kegiatan unggulan. Laporan ini dibuat dalam rangka evaluasi secara
menyeluruh atas program dan kegiatan maupun realisasi penyerapan anggaran
yang telah dilakukan pada tahun 2021 untuk selanjutnya ditelaah sehingga
diharapkan dapat membantu proses penyusunan kebijakan maupun langkah-
langkah strategis di tahun 2021 maupun pada tahun-tahun mendatang.

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………….…………….…………….…………….…………….…………….…………… i


Ringkasan Eksekutif ………………………….…………….…………….…………….…………….………… ii
Daftar Isi …………..…………….…………….…………….…………….…………….…………….…….…… iv
Daftar tabel ……………….…………….…………….…………….…………….…………….……….…….… v
Daftar gambar ……………….…………….……….…………….…………….…………….……….….….… vi

BAB I PENDAHULUAN ……………………….………………………...…………… 1


A. Latar Belakang ………………………….……………………………….………….………..………… 1
B. Uraian Tugas dan Fungsi …………………………….……………………………………..……… 15
C. Struktur Organisasi ……………………………………..……………………………….…………… 23
D. Sistematika Penyajian ……………………………………………..…..…………………………... 23
BAB II PERENCANAAN KINERJA ……………………….…….…….……………. 25
A. Renstra 2020-2024 ………………………………………………………………………………...… 25
B. Indikator Kinerja Utama 2020-2024 ……………………………………………………..….... 33
C. Perjanjian Kinerja 2021 …………………………….…………………………………….………… 34
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………….………………...…………………. 38
A. Capaian Kinerja Organisasi ……………………………………………….……….…….………… 38
B. Realisasi Anggaran ………………………………….………………….………………………...…. 43
BAB IV PENUTUP ……………………….……………………….………..………… 47
A. Capaian Kinerja ….............……………………………………………….……….…….………… 47
B. Tindaklanjut .........………………………………….………………….………………………...…. 48
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 ......................................................................................... 2


Tabel 1.2 ......................................................................................... 2
Tabel 1.3 ......................................................................................... 4
Tabel 1.4 ......................................................................................... 7
Tabel 2.1 ......................................................................................... 26
Tabel 2.2 ......................................................................................... 33
Tabel 2.3 ......................................................................................... 35
Tabel 2.4 ......................................................................................... 36
Tabel 2.5 ......................................................................................... 36
Tabel 2.6 ......................................................................................... 37
Tabel 2.7 ......................................................................................... 37
Tabel 3.1 ......................................................................................... 38
Tabel 3.2 ......................................................................................... 40
Tabel 3.3 ......................................................................................... 41
Tabel 3.4 ......................................................................................... 42
Tabel 3.5 ......................................................................................... 44

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 ......................................................................................... 11


Gambar 1.2 ......................................................................................... 23

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia kaya akan SDA, hanya saja pemanfaatan SDA di Indonesia


belum terlaksana secara optimal terutama bagi kesejahteraan masyarakat.
Pengalaman menunjukan bahwa pemanfaatan SDA selama ini dilakukan secara
tidak efisien, berorientasi pada kepentingan jangka pendek dan kurang
memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan SDA yang berkelanjutan, sehingga
mengakibatkan terjadinya pengrusakan lingkungan secara tidak terkendali. Hal
ini sebagaimana yang tertuang dalam Nawacita Presiden yang ketiga yakni
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
Desa. Strategi pembangunan Desa dirancang untuk mengatasi problem
kemiskinan dan ketimpangan yang semakin pelik. Secara operasional, terdapat
dua jalur yang mesti ditempuh, yaitu jalur pembangunan melalui penyediaan
daya dukung peningkatan taraf hidup masyarakat Desa dan jalur
pemberdayaan yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
individu dan masyarakat Desa.
Dalam konteks tersebut maka Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
juga terus berupaya untuk melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang
menjadi prioritas pembangunan nasional. Salah satu indikator penting adalah
meningkatnya prakarsa dan kuatnya kapasitas masyarakat Desa sebagai basis
utama dalam proses kemajuan dan keberdayaan Desa yaitu meliputi aspek
ketahanan sosial, ekonomi dan ekologi. Berdasarkan Indeks Desa Membangun
(IDM), ditetapkan 15.000 Desa yang menjadi lokus dari pelaksanaan program
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa, yang terdiri dari 5.000
Desa Sangat Tertinggal, 5.000 Desa Tertinggal, 2.500 Desa Berkembang, dan
2.500 Desa Maju, yang di dalam jumlah 15.000 Desa dengan semua status
Desa itu terdapat 1.138 Desa Perbatasan.
Secara umum penanggulangan kemiskinan di Indonesia dihadapkan
pada laju penurunan angka kemiskinan yang semakin melambat. Selama kurun

P a g e | 1 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


waktu 2010-2017, rata-rata laju penurunan angka kemiskinan sebesar 0,44%.
Berdasarkan data tersebut, pengentasan kemiskinan perlu segera dilakukan.
Sesuai dengan data BPS Bulan Maret 2019, jumlah atau persentase penduduk
miskin cenderung menurun, namun jumlahnya masih cukup besar di
perdesaan. Kemiskinan Indonesia kini hanya satu digit dan terendah sejak
1998. Sepanjang Maret 2018-Maret 2019, terjadi penurunan 0,81 Juta.
Pertumbuhan presentase penduduk miskin di perdesaan disajikan pada Tabel
1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1
Pertumbuhan Penduduk Miskin tahun 2014-2019
Indikator 2014 2019 Growth
Jumlah Penduduk Miskin Perdesaan 17,77 juta 15,15 juta -14,7%
Persentase Penduduk Miskin 14,17% 12,85% -9,3%
Perdesaan
Sumber: Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pembangunan
Desa dan Perdesaan 2020-2024

Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM), sejak tahun 2014 s.d 2019, Desa
Tertinggal turun 11.668 dan Desa Sangat Tertinggal turun 2.224. Klasifikasi
jumlah desa berdasarkan IDM dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2
Status Desa Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM)

No Status Desa IDM % IDM %


2014 2019
1 Mandiri 173 0,3% 824 1,1%
2 Maju 3.576 5,3% 8.544 11,4%
3 Berkembang 22.522 33,3% 38.162 50,9%
4 Tertinggal 32.256 47,7% 20.855 27,5%
5 Sangat Tertinggal 9.059 13,4% 6.835 9,1%
Total 67.586 100,0% 74.954 100,0
%
Sumber: Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan 2020-2024

P a g e | 2 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa pasal 1 menyebutkan Kawasan
Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Sedangkan di pasal 83 berbunyi
pembangunan Kawasan Perdesaan adalah pembangunan antar desa yang
dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas
pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa melalui
pendekatan partisipatif yang dilaksanakan pada kawasan perdesaan tertentu
yang ditetapkan oleh Bupati/ Walikota.
Prioritas program dan kegiatan Kawasan perdesaan antara lain:
1. Penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam rangka penetapan
Kawasan perdesaan sesuai dengan tata ruang kab/kota;
2. Pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
perdesaan;
3. Pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan, dan
pengembangan TTG;
4. Pemberdayaan masyarakat Desa untuk meningkatkan akses terhadap
pelayanan dan kegiatan ekonomi.
Jumlah Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) sebanyak 62 kawasan
dan 30 sasaran Kawasan perdesaan non KPPN yang sudah memiliki indeks
perkembangan kawasan perdesaan. Strategi pembangunan Kawasan
perdesaan untuk menuju Kawasan perdesaan yang mandiri dan berdaya saing,
melalui pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar, sarana dan prasarana
ekonomi Kawasan, pegembangan usaha kecil dan menengah, revitalisasi
Bumdes dan Bumdesa Bersama, pengembangan produk unggulan Kawasan
perdesaan, dan kerjasama kemitraan dengan dunia usaha dan mitra
pembangunan lainnya. Selain itu perlu meningkatkan peran koordinasi dan
Kerjasama kolaboratif antar K/L/D/M dalam mengintegrasikan program dan
kegiatan di kawasan perdesaan. Oleh karena itu diperlukan penguatan
dokumen perencanaan dalam bentuk masterplan atau Rencana Pembangunan

P a g e | 3 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Kawasan Perdesaan (RPKP) yang implementatif sesuai dengan peran masing-
masing. Pembangunan Kawasan perdesan merupakan bagian integral dari
rencana tata ruang dan wilayah kabupaten, sehingga perlu mendorong peran
aktif pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan kawasan perdesaan.
Tabel 1.3

P a g e | 4 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


P a g e | 5 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021
P a g e | 6 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021
Tabel 1.4
Lokasi Prioritas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi

P a g e | 7 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


P a g e | 8 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021
Kerangka Pembangunan Rancangan RPJMN 2020- 2024 memiliki visi
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
berlandaskan Gotong Royong. Program yang berkaitan dengan Ditjen PDP
adalah Pembangunan Kewilayahan melalui pemerataan antar wilayah dalam
rangka mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan.
Arah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan transmigrasi
dan daerah tertinggal sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau
Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu kerangka komitmen dan
pengarusutamaan untuk pembangunan yang menjaga peningkatan
kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan
yang menjaga keberlanjutan kehidupan social masyarakat, pembangunan yang
menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin

P a g e | 9 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan
kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Secara khusus
agenda agenda pembangunan nasional mengembangkan wilayah dalam
mengurangi kesenjangan termasuk dalam tujunan SDGs ke-10 yaitu
berkurangnya kesenjangan.
Dalam rangka mengarusutamakan SDGs dalam pembangunan desa,
Kawasan perdesaan, Kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal, Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi pada tahun 2020-2024 telah merumuskan SDGs
Desa sebagai arah kebijakan prioritas pembangunan desa, yaitu ditetapkannya
18 tujuan pembangunan Desa, meliputi; (1) Desa tanpa kemiskinan; (2) Desa
tanpa kelaparan; (3) Desa sehat dan sejahtera; (4) Pendidikan Desa
berkualitas; (5) Keterlibatan perempuan desa; (6) Desa layak air bersih dan
sanitasi; (7) Desa berenergi bersih dan terbarukan; (8) Pertumbuhan ekonomi
desa merata; (9) infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan; (10) Desa
tanpa kesenjangan; (11) Kawasan pemukiman desa aman dan nyaman; (12)
Konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan; (13) Desa tanggap perubahan
iklim; (14) Desa peduli lingkungan laut; (15) Desa peduli lingkungan
darat; (16) Desa damai berkeadilan; (17) Kemitraan untuk pembangunan
desa; (18) Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.

P a g e | 10 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Gambar 1.1
Sustainable Development Goals (SDGs) Desa
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024

Sehubungan dengan proses evaluasi dan review yang dilakukan oleh


Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan terkait
program dan kegiatan tahun 2021 maka akan diuraikan secara lebiih rinci
program dan kegiatan beserta target dan capaian tahun 2021 serta kendala
yang dihadapi. Penjelasan-penjelasan yang digambarkan dalam laporan ini
didasarkan pada program/kegiatan unggulan.

Permasalahan
Pengurangan kesenjangan sosial-ekonomi Jawa dan Luar Jawa serta
peningkatan keterpaduan antar provinsi dalam satu pulau dan antar pulau
di bidang ekonomi, sosial-budaya serta sarana dan prasarana merupakan
tujuan pembangunan nasional berbasis kewilayahan pada kurun waktu 2020-
2024. Pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
termasuk dalam Prioritas Nasional Kedua tentang “Mengembangkan Wilayah
untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan”.

Dalam konteks pembangunan, undang-undang desa mengamanatkan dua

P a g e | 11 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


hal yang dilaksanakan secara kolaboratif, yaitu pembangunan desa dan
pembangunan kawasan perdesaan. Pembangunan Desa bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia
serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi
lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Sedangkan pembangunan Kawasan Perdesaan yang
merupakan perpaduan pembangunan antar- Desa dalam 1 (satu)
Kabupaten/Kota, dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan
kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa di
Kawasan Perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif.
Pembangunan desa dan kawasan perdesaan tersebut diarahkan untuk
memajukan perekonomian masyarakat desa serta memperkuat masyarakat
desa sebagai subjek pembangunan merupakan mandat yang cukup kuat
untuk mengatasi kesenjangan pembangunan nasional. Aspek materialisme
undang-undang desa yaitu keuangan desa dipandang sebagai peluang
sekaligus tantangan dalam membangun desa. Dari cara pandang peluang,
dana yang cukup besar yang diberikan kepada desa dapat mendorong
percepatan pembangunan desa, pengentasan kemiskinan, serta pemenuhan
pelayanan dasar desa. Namun dari cara pandang tantangan, fakta lemahnya
tata kelola keuangan desa selama ini berpotensi menggiring desa pada
inefisiensi tata kelola desa, tidak tepatnya sasaran pelaksanaan percepatan
pembangunan desa, serta degradasi kultur gotong-royong dan integritas
aparat pemerintah desa. Karena itu, pendampingan desa menjadi agenda
besar dalam implementasi undang-undang desa, termasuk pemanfaatan
dana desa bagi kesejahteraan masyarakat desa. Sedangkan kawasan
perdesaan yang merupakan salah satu kawasan strategis nasional memiliki
peran penting dalam mendukung pengurangan kesenjangan dalam
pembangunan nasional. Berdasarkan undang-undang desa, kawasan
perdesaan diartikan sebagai kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

P a g e | 12 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Berdasarkan paparan di atas, keuangan desa dipandang sebagai peluang
sekaligus tantangan dalam membangun desa. Dari cara pandang peluang,
dana yang cukup besar yang diberikan kepada desa dapat mendorong
percepatan pembangunan desa, pengentasan kemiskinan, serta pemenuhan
pelayanan dasar desa. Namun dari cara pandang tantangan, fakta lemahnya
tata kelola keuangan desa selama ini berpotensi menggiring desa pada
inefisiensi tata kelola desa, tidak tepatnya sasaran pelaksanaan percepatan
pembangunan desa, serta degradasi kultur gotong-royong dan integritas
aparat pemerintah desa. Karena itu, pendampingan desa menjadi agenda
besar dalam implementasi undang-undang desa, termasuk pemanfaatan
dana desa bagi kesejahteraan masyarakat desa.
Berbagai masalah berkenaan dengan upaya percepatan pembangunan
perdesaan masih menyisakan berbagai isu strategis yang harus dihadapi.
Salah satu isu yang menjadi landasan oleh Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi khusus nya Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan untuk dapat memberikan kontribusi terhadap upaya pengurangan
kesenjangan pembangunan nasional adalah isu ketimpangan antarwilayah
yang masih cukup tinggi yang ditandai dengan tiga hal, yaitu: 1) tingkat
kemiskinan, 2) tingkat rasio gini, dan 3) ketimpangan pertumbuhan ekonomi
antara daerah tertinggal dan non tertinggal.
Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan pokok dan isu-isu
strategis pembangunan desa dan kawasan perdesaan adalah:
1. Tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di perdesaan yang
masih rendah;
2. Ketersediaan sarana dan prasarana fisik maupun non-fisik di desa dan
kawasan perdesaan yang belum memadai;
3. Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan akibat faktor ekonomi maupun
non ekonomi;
4. Kualitas lingkungan hidup masyarakat desa memburuk dan sumber

P a g e | 13 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


pangan yang terancam berkurang;
5. Pengembangan potensi ekonomi lokal desa yang belum optimal akibat
kurangnya akses dan modal dalam proses produksi, pengolahan, maupun
pemasaran hasil produksi masyarakat desa.

Secara lebih spesifik permasalahan pembangunan desa dan kawasan


perdesaan adalah sebagai berikut:

1. Penurunan Kemiskinan perdesaan hanya 0,3% pertahun pada 2014-


2019
2. Kemiskinan di desa masih 12,85% (15,15 juta penduduk) pada Maret
2019
3. Kenaikan pendapatan per kapita penduduk desa hanya 6% pertahun
4. Desa yang terdapat angkutan umum tahun 2018 baru 64,52%
5. Tingkat pendidikan pekerja di desa yang tidak bersekolah sampai lulus
SD masih 69%
6. Terdapat 3.909 kawasan perdesaan yang belum dikembangkan sesuai
komoditas unggulan.

Sedangkan potensi yang perlu dikembangkan yang ada di desa dan


kawasan perdesaan adalah:

1. Dana Desa meningkat hingga Rp.400 Triliun pada Tahun 2020-2024


2. Gini Ratio perdesaan Maret 2014-2019 tetap bertahan pada 0,32
3. Tingkat pengangguran di desa terus menurun tinggal 3,45% pada
Februari 2019
4. Jalan aspal dan atau jalan yang diperkeras telah naik menjadi 88,42%
desa pada tahun 2018
5. Desa dengan mata pencaharian utama penduduk pada
sektor pertanian masih 92,82% pada tahun 2018
6. Desa Digital sebesar 82% desa sudah terjangkau internet dan 96%
penduduk desa menggunakan telepon seluler.

P a g e | 14 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Dengan disahkannya UU Desa memberikan harapan dan peluang bagi
desa untuk mendapat perhatian lebih dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mendorong mempercepat
pembangunannya. Desa menjadi titik simpul terkecil pembangunan, sehingga
mendinamisasikan pembangunan di desa akan memberikan dampak
terhadap pembangunan pada lingkup kewilayahan yang lebih luas.

Konsekuensinya, pembangunan di desa tidak seharusnya hanya berfokus


pada keberadaan desa tersebut. Desa harus dibangun dalam sebuah
kerangka pembangunan yang koheren, terencana, dan terpadu, sehingga
diperlukan perencanaan dan penetapan pembangunan pada skala kawasan
perdesaan. Dengan demikian, pembangunan di desa didorong dalam
perspektif kawasan sehingga akselerasi pembangunan dapat lebih cepat,
mengingat potensi dan permasalahan desa dapat dipetakan dan diselesaikan
dalam perspektif yang lebih komprehensif. Pemetaan dan penyelesaian
secara komprehesif mutlak dilaksanakan sebagai penentu keberhasilan dari
pencapaian target kinerja dari Ditjen PDP.

B. Uraian Tugas dan Fungsi

1) Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Trasmigrasi Nomor 15 Tahun 2020
Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Trasmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang perencanaan teknis pembangunan desa dan perdesaan.
Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan
menyelenggarakan fungsi:
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perencanaan teknis
pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan teknis pengembangan

P a g e | 15 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


sosial budaya dan lingkungan, perencanaan teknis advokasi dan kerja sama
desa dan perdesaan, serta perencanaan teknis pemanfaatan dan
pengendalian dana desa;

a. Pelaksanan kebijakan di bidang perencanaan teknis pembangunan


sarana dan prasarana, perencanaan teknis pengembangan sosial
budaya dan lingkungan, perencanaan teknis advokasi dan kerja
sama desa dan perdesaan, serta perencanaan teknis pemanfaatan
dan pengendalian dana desa;

b. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang


perencanaan teknis pembangunan sarana dan prasarana,
perencanaan teknis pengembangan sosial budaya dan lingkungan,
perencanaan teknis advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan,
serta perencanaan teknis pemanfaatan dan pengendalian dana
desa;

c. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan


teknis pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan lingkungan, perencanaan teknis
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta perencanaan
teknis pemanfaatan dan pengendalian dana desa;

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan teknis


pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan lingkungan, perencanaan teknis
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta perencanaan
teknis pemanfaatan dan pengendalian dana desa; dan

e. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat

Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa, dan


Perdesaan terdiri atas:

a. Subbagian Tata Usaha; dan

b. Kelompok jabatan fungsional.

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan

P a g e | 16 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


fasilitasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, pelaporan
kinerja, koordinasi data dan informasi, koordinasi administrasi
penerapan sistem pengendalian intern, administrasi kepegawaian,
ketatalaksanaan, administrasi keuangan, administrasi barang milik
negara, tata persuratan, kearsipan, serta kerumahtanggaan Direktorat.

2) Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Trasmigrasi Nomor 16 Tahun 2020

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah


Tertinggal dan Trasmigrasi Nomor 16 Tahun 2020 tentang Uraian
Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Dan Tugas
Kelompok Jabatan Fungsional Di Lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi, Direktorat
Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan
menyelenggarakan fungsi:
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perencanaan teknis
pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan lingkungan, perencanaan teknis
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta perencanaan teknis
pemanfaatan dan pengendalian dana desa;
Pelaksanan kebijakan di bidang perencanaan teknis pembangunan
sarana dan prasarana, perencanaan teknis pengembangan sosial
budaya dan lingkungan, perencanaan teknis advokasi dan kerja sama
desa dan perdesaan, serta perencanaan teknis pemanfaatan dan
pengendalian dana desa;
Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perencanaan teknis pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan
teknis pengembangan sosial budaya dan lingkungan, perencanaan
teknis advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta perencanaan
teknis pemanfaatan dan pengendalian dana desa;

P a g e | 17 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan
teknis pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan lingkungan, perencanaan teknis
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta perencanaan teknis
pemanfaatan dan pengendalian dana desa;
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan teknis
pembangunan sarana dan prasarana, perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan lingkungan, perencanaan teknis
advokasi dan kerja sama desa dan perdesaan, serta perencanaan teknis
pemanfaatan dan pengendalian dana desa; dan
Pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.

Pengelompokan uraian fungsi Direktorat Perencanaan Teknis


Pembangunan Desa dan Perdesaan terdiri atas:

a. Kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis pembangunan


sarana dan prasarana, mempunyai tugas melaksanakan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan teknis
pembangunan sarana dan prasarana desa dan perdesaan.
Kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis pembangunan
sarana dan prasarana terdiri dari dua sub kelompok, yakni:
(1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pembangunan sarana, prasarana, dan utilitas umum, dan
konektifitas, mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
fungsional dalam pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan
rencana teknis pembangunan sarana, prasarana, dan utilitas
umum, serta prasarana konektifitas desa dan perdesaan.

P a g e | 18 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


(2) sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pembangunan prasarana dan sarana ekonomi, sosial budaya,
komunikasi dan informatika, mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang penyusunan rencana teknis pembangunan sarana dan
prasarana ekonomi, sarana dan prasarana sosial budaya, serta
sarana dan prasarana komunikasi dan informatika desa dan
perdesaan.

b. Kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis pengembangan


sosial budaya dan lingkungan, mempunyai tugas melaksanakan
pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan
teknis pengembangan sosial budaya dan lingkungan desa dan
perdesaan. Kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis
pengembangan sosial budaya dan lingkungan terdiri dari tiga sub
kelompok, yakni:
(1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis layanan
sosial dasar dan perlindungan sosial, mempunyai tugas
melakukan pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang penyusunan rencana teknis layanan sosial
dasar dan perlindungan sosial desa dan perdesaan.
(2) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pengembangan modal sosial, desa inklusif dan desa adat,

P a g e | 19 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional
dalam pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan
rencana teknis pengembangan modal sosial, pengembangan
desa inklusif, dan pemberdayaan masyarakat desa adat.

(3) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis


pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, kebencanaan,
ketahanan pangan dan ketahanan sosial masyarakat,
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional
dalam pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan
teknis pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan,
penyusunan rencana teknis pengelolaan kebencanaan,
ketahanan pangan, dan ketahanan sosial masyarakat desa dan
perdesaan.

c. Kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis advokasi dan kerja


sama, mempunyai tugas melaksanakan pemberianpelayanan
fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang perencanaan teknis pelaksanaan advokasi,
dan pengembangan kerja sama desa dan perdesaan. Kelompok
substansi fasilitasi perencanaan teknis advokasi dan kerja sama
terdiri dari dua sub kelompok, yakni:
(1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pendampingan, advokasi dan diseminasi kebijakan

P a g e | 20 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


pembangunan, mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam pelaksanaan penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
penyusunan rencana teknis pelaksanaan pendampingan,
penyusunan rencana teknis advokasi dan diseminasi kebijakan
pembangunan desa dan perdesaan.
(2) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis
pengembangan kerja sama, mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam pelaksanaan penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang penyusunan rencana teknis pengembangan kerja sama
antar-desa dan kawasan perdesaan, kerja sama antar-kawasan
perdesaan dengan pihak ketiga, serta kerja sama pembentukan
dan pengembangan kawasan perdesaan.
d. Kelompok substansi fasilitasi perencanaan teknis pemanfaatan dan
pengendalian dana desa, mempunyai tugas melaksanakan
pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan
teknis pemanfaatan dan pengendalian dana desa. Kelompok
substansi fasilitasi perencanaan teknis pemanfaatan dan
pengendalian dana desa terdiri dari tiga sub kelompok, yakni:

(1) Sub kelompok substansi penyusunan rencana teknis fasilitasi


pemanfaatan dana desa, mempunyai tugas melakukan
pemberian pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan

P a g e | 21 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
penyusunan rencana teknis fasilitasi pemanfaatan dana desa.
(2) Sub kelompok substansi perencanaan teknis pengembangan
partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana desa,
mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan fungsional
dalam penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan
pelaporan di bidang penyusunan rencana teknis pengembangan
partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dana desa.
(3) Sub kelompok substansi perencanaan teknis pengelolaan sistem
informasi dana desa, mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan fungsional dalam penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan
rencana teknis pengelolaan sistem informasi dana desa.

P a g e | 22 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada Direktorat Pendayagunaan Sumber daya Alam dan


Teknologi Tepat Guna Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.2
Struktur Organisasi Direktorat Perencanaan Teknis Desa dan
Perdesaan

D. Sistematika Penyajian

Laporan ini untuk menyajikan pencapaian kinerja Direktorat


Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun Anggaran
2020, dengan bentuk sajian seperti berikut:

1. Bab I. Pendahuluan
Menguraikan gambaran secara garis besar tentang Direktorat
Perencanaan Teknis Desa dan Perdesaan yang berisi tentang:

a) Latar Belakang;

b) Tugas dan Fungsi;

c) Struktur Organisasi;

P a g e | 23 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


d) Sistematika Penyajian.

2. Bab II. Perencanaan Kinerja


Menguraikan tentang perencanaan kinerja Direktorat Perencanaan
Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan yang berisikan antara lain:

a) Rencana Strategis 2020-2024;

b) Indikator Kinerja Utama;

c) Perjanjian Kinerja Tahun 2020.

3. Bab III. Akuntabilitas Kinerja


Menguraikan mengenai Akuntabilitas Kinerja yang isinya menguraikan
tentang:

a) Capaian Kinerja Organisasi

b) Kinerja Anggaran

4. Bab IV. Penutup

P a g e | 24 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. Renstra 2020-2024

Indikator kinerja harus memberikan informasi yang spesifik tentang hasil


atau capaian kinerja (tujuan/sasaran/outcomes), dan tidak dwimakna. Dalam
rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertingggal dan Transmigrasi, serta mendukung tercapainya kebijakan pada
level nasional khususnya pada Prioritas Nasional ke-2 (PN-2) dan Kegiatan
Prioritas (KP-4), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi menetapkan 7 (tujuh) tujuan dengan 10 (sepuluh) sasaran
strategis, yang merupakan kondisi yang ingin dicapai secara nyata oleh
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertingggal dan Transmigrasi, dan
mencerminkan pengaruh atas ditimbulkannya hasil (outcome) dari satu atau
beberapa Program.
Adanya perubahan yang mengacu pada Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 85 Tahun 2020 tentang Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan transmigrasi terjadi perubahan Susunan Organisasi dan Tata
Kerja (SOTK) di tingkat Unit Kerja Eselon 1 di Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sehingga Direktorat Pendayagunaan
Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna sudah ditiadakan.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaiannya, setiap sasaran
strategis dan Program diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Sasaran
Strategis dan Indikator Kinerja Program. Tabel 2.1. Tujuan, Sasaran Strategis,
Indikator dan Target Kinerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2020-2024.

P a g e | 25 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Tabel 2.1
Sasaran Strategis, Indikator dan Target Kinerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Tahun 2020-2024

Target Tahun 2020-2024


No. Sasaran Indikator Satuan Baseline Kumulatif Keterangan
Strategis Kinerja 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Tahun
2024
10.000 desa
Berkembagnya
berkembang dan
status
1 5.000 desa
pembangunan
mandiri (dalam 5
desa tahun)
Jumlah desa
Desa 1.444 1.800 1.865 1.950 2.000 1.500 10.559
Mandiri
jumah desa
Desa 54.291 1.000 1.200 1.200 1.188 1.000 59.879
berkembang
Jumlah desa
desa 19.452 3.220 3.300 3.400 3.300 3.000 3.232
Tertinggal
Meningkatnya Dengan target
rata-rata indeks akhir tahun
perkembangan 2024:
2 62 Kawasan 10
Perdesaan Kawasan
Prioritas Perdesaan
Nasional (KPPN) Berkemban
Nilai rata-rata g 45
indeks Kawasan
perkembangan 60 Perdesaan
nilai 51,1 52,3 54,5 56,0 57,6 58,7 58,70
Kawasan Mandiri
Perdesaan 5 Kawasan
Prioritas Nasional Perdesaan
(KPPN) berdaya saing
Meningkatnya (dalam 5
rata-rata indeks tahun)
3 perkembangan
30 Kawasan
Perdesaan

P a g e | 26 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Target Tahun 2020-2024
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Baseline 2019 Kumulatif Tahun Keterangan
2020 2021 2022 2023 2024 2024
Prioritas Kementerian

Nilai rata-rata
indeks
perkembangan 30
Nilai ?? ?? ?? ?? ?? ??
Kawasan Perdesaan
Prioritas
Kementerian

Menurunnya
4 angka kemiskinan
Persentase
penurunan angka % 12,9 0,4 0,5 0,5 1,0 0,6 9,9
kemiskinan
Terevitalisasinya
5 Badan Usaha Milik
Desa (Bumdes)
Jumlah Bumdes
Bumdes 5.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 10.000
berkembang
Jumlah Bumdes
Bumdes 600 200 250 250 300 200 1800
Maju
Terevitalisasinya
Badan Usaha Milik
6
Desa Bersama
(Bumdesma)
Jumlah Bumdes
Bersama
Bumdesma 200 15 20 25 20 20 300
(Bumdesma)
Berkembang
Jumlah Bumdes
Bersama Bumdesma 120 10 15 20 20 15 200
(Bumdesma) maju

P a g e | 27 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Target Tahun 2020-2024
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Baseline 2019 Kumulatif Tahun Keterangan
2020 2021 2022 2023 2024 2024
Meningkatnya
investasi produk
unggulan
perdesaan
7
mendukung
transformasi
ekonomi

Persentase % 0,75% 1,0 1,5 1,75 2,0 2,5% 2,5 Rata-rata


kenaikan investasi kenaikan per
produk unggulan tahun
Perdesaan
Meningkatnya
penyerapan
8 tenaga kerja
perdesaan
Penyerapan tenaga Orang 1,5 juta 1,5 juta 1,5 juta 1,5 juta 1,5 juta 1,5 juta 7,5 juta orang Penyerapan
kerja perdesaan tenaga kerja
padat karya tunai
sebesar
7.500.000 orang
dalam 5 tahun
(cash for work)

Terentaskannya
9 Terentaskannya sekurang
daerah tertinggal kurangnya 25
daerah
tertinggal pada
akhir tahun
2024.
Jumlah Percepatan
daerah kabupaten 62 5 5 5 5 5 25 pembangunan
tertinggal daerah tertinggal
yang termasuk
terentaskan

P a g e | 28 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Target Tahun 2020-2024
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Baseline 2019 Kumulatif Tahun Keterangan
2020 2021 2022 2023 2024 2024
percepatan
pembangunan
daerah dengan
karakteristik
wilayah tertentu
Menurunnya
penduduk miskin
10 di daerah
tertinggal
Persentase
penurunan
penduduk miskin di % 25,5 0,3 0,5 0,5 0,5 0,2 23,5
daerah tertinggal

Meningkatnya
11 rata-rata IPM di
daerah Tertinggal

Nilai rata-rata IPM


di daerah tertinggal nilai 58,8 59,5 60,5 61,0 61,5 62,2 62,2

Meningkatnya Perhitungan
rata-rata indeks sampai dengan
perkembangan 52 akhir tahun
12 Kawasan 2024 adalah:
Transmigrasi 12 kawasan
Prioritas Nasional tahap
yang direvitalisasi berkembang
33 kawasan
Nilai rata-rata tahap mandiri
indeks 7 kawasan
perkembangan nilai 48,7 48,74 50,93 53,12 55,31 57,50 57,50 tahap berdaya
52 Kawasan
Transmigrasi

P a g e | 29 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Target Tahun 2020-2024
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Baseline 2019 Kumulatif Tahun Keterangan
2020 2021 2022 2023 2024 2024

Prioritas saing
Nasional yang (dalam 5
direvitalisasi tahun)

Meningkatnya
rata-rata indeks
perkembangan
92 Kawasan
13 Transmigrasi
Prioritas
kementreian
yang
direvitalisasi
Nilai rata-rata
indeks
perkembangan
92 Kawasan
nilai 38,28 39,83 41,38 42,93 44,48 46,14 46,14
Transmigrasi
Prioritas
kementreian yang
Direvitalisasi
Meningkatny
14
a kapasitas
SDM
perdesaan
Persentase % 70 70 75 80 85 90 90 Kumulatif
Pejabat yang
memenuhi
Standar
Kompetensi
Jabatan

P a g e | 30 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Target Tahun 2020-2024
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Baseline 2019 Kumulatif Tahun Keterangan
2020 2021 2022 2023 2024 2024

Persentase Kader % 70 75 80 85 90 90 90 Kumulatif


Pemberdayaan
Masyarakat
Perdesaan yang
mampu
melakukan
pendampingan
masyarakat
Perdesaan
Meningkatnya
pelaksanaan
reformasi
birokrasi,
Perbaikan
15
governance,
penyederhanaa
n regulasi dan
penguatan
kelembagaan

Nilai Nilai 60 70 80 90 90 90 90
Reformasi
Birokrasi
Meningkatnya
kepercayaan
publik terhadap
16
pengelolaan
Keuangan
Kementerian
Nilai
Laporan Nilai WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Pengelolaan
Keuangan

P a g e | 31 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Target Tahun 2020-2024
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Baseline 2019 Kumulatif Tahun Keterangan
2020 2021 2022 2023 2024 2024

Tersedianya
dokumen
kebijakan dan
17 perencanaan
pembangunan
perdesaan,
inovasi, serta
data dan
informasi
Persentase
dokumen
pengembangan
kebijakan, % 60 70 80 85 90 90 90
perencanaan data
dan informasi
yang
diimplementasikan
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2020-2024

P a g e | 32 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


B. Indikator Kinerja Utama 2020-2024

Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan terdiri dari dua jenis, seperti yang tertera dalam
table berikut ini:

Tabel 2.2
Indikator Kinerja Utama Ditjen PDP

KINERJA UTAMA
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA KETERANGAN
(TUJUAN/SASARAN STRATEGIS)

1. Berkurangnya jumlah desa tertinggal Jumlah penurunan desa tertinggal Desa tertinggal menjadi desa
sedikitnya 10.000 desa % penurunan desa tertinggal berkembang

2. Meningkatnya jumlah desa mandiri Jumlah peningkatan desa mandiri Desa berkembang menjadi desa
sedikitnya 5.000 desa % peningkatan desa mandiri mandiri

P a g e | 33 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Melihat tabel di atas maka sasaran strategis Direktorat Jenderal
Pembangunan Desa dan Perdesaan Tahun 2020-2024 fokus pada
sasaran strategis point 1, yaitu:
1. Meningkatnya status perkembangan desa, dengan indikator:

a. Meningkatnya status desa berkembang menjadi desa


mandiri sebanyak 5000 Desa;

b. Meningkatnya status desa tertinggal menjadi desa


berkembang sebanyak 10.000 Desa.

2. Meningkatnya status perkembangan Kawasan Perdesaan,


dengan indikator:

a. Indeks rata-rata perkembangan 62 KPPN (Kawasan


Perdesaan Prioritas Nasional).

b. Indeks rata-rata perkembangan 30 Kawasan Perdesaan


Prioritas Kementerian.

3. Menurunnya Kemiskinan di perdesaan, dengan target indikator


Persentase kemiskinan di perdesaan pada akhir RPJM menjadi
sebesar 9,90 %.

C. Perjanjian Kinerja Tahun 2021

Berdasarkan struktur organisasi yang terdapat pada Direktorat


Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan di tahun 2021 telah
tersusun sesuai dengan fungsi pencapaian dan indikator kinerja.

34 | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Tabel 2.3
Perjanjian Kinerja
Direktorat Perencanaan Teknis Tahun 2021
KINERJA UTAMA
NO (TUJUAN/SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS)
1. Perencanaan Teknis Jumlah dokumen rencana
Pembangunan Desa teknis pembangunan desa 4
dan Perdesaan dan perdesaan yang
ditetapkan*

Persentase afirmasi rencana


program/kegiatan unit kerja
internal Kemendesa PDTT 60
yang dialokasikan di
Kawasan Perdesaan sesuai
dengan dokumen rencana
teknis pembangunan desa
dan perdesaan
Persentase afirmasi rencana
program/kegiatan K/L/M
yang dialokasikan di 60
Kawasan Perdesaan sesuai
dengan dokumen rencana
teknis pembangunan desa
dan perdesaan
Jumlah dokumen hasil
monitoring dan evaluasi, 1
afirmasi, dan status
perkembangan desa

Jumlah dokumen hasil


monitoring dan evaluasi, 1
afirmasi, dan status
perkembangan kawasan
perdesaan

Perjanjian kinerja yang dibuat pada tahun 2021 diwujudkan


dengan penyusunan program kerja di masing-masing Koordinator
pada Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan
Perdesaan Koordinator tersebut adalah sebagai berikut:
a. Koordinator Fasilitasi Perencanaan Teknis Pembangunan
Sarana dan Prasarana;

35 | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Tabel 2.4
Perjanjian Kinerja Koordinator Fasilitasi Perencanaan Teknis
Pembangunan Sarana dan Prasarana Tahun 2021

KINERJA UTAMA
NO (TUJUAN/SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS)
1. Koordinator Fasilitasi
Perencanaan Teknis Jumlah dokumen Rencana
Pembangunan Sarana Teknis Pembangunan Sarana 1 laporan
dan Prasarana dan Prasarana

b. Koordinator Fasilitasi Perencanaan Teknis Pengembangan


Sosial Budaya dan Lingkungan;

Tabel 2.5
Perjanjian Kinerja Koordinator Fasilitasi Pengembangan Sosial
Budaya dan Lingkungan Tahun 2021
KINERJA UTAMA
NO (TUJUAN/SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS)
1. Koordinator Fasilitasi
Perencanaan Teknis Jumlah dokumen Rencana
Pengembangan Sosial Teknis Pengembangan Sosial 1 laporan
Budaya dan Budaya dan Lingkungan
Lingkungan

c. Koordinator Fasilitasi Perencanaan Teknis Advokasi dan


Kerja sama;

36 | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Tabel 2.6
Perjanjian Kinerja Koordinator Fasilitasi Perencanaan Teknis
Advokasi dan Kerja sama Tahun 2021

KINERJA UTAMA
NO (TUJUAN/SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS)
1. Koordinator Fasilitasi
Perencanaan Teknis Jumlah dokumen Rencana
Advokasi dan Kerja Teknis Advokasi dan 1 laporan
sama Kerjasama

d. Koordinator Fasilitasi Perencanaan Teknis Pemanfaatan dan


Pengendalian Dana Desa.

Tabel 2.7
Perjanjian Kinerja Koordinator Fasilitasi Perencanaan Teknis
Pemanfaatan dan Pengendalian Dana Desa Tahun 2020

KINERJA UTAMA
NO (TUJUAN/SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS)
1. Koordinator Fasilitasi
Perencanaan Teknis Jumlah dokumen Rencana
Pemanfaatan dan Teknis Pemanfaatan dan 1 laporan
Pengendalian Dana Pengendalian Dana Desa
Desa

Pelaksanaan kebijakan melalui program kerja di masing-


masing Koordinatort selama tahun 2021 dapat tercapai dengan baik
bila didukung dengan adanya sarana prasarana yang mendukung dan
ketersediaan tenaga pendukung baik secara teknis maupun
administratif.

37 | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja

1. Realisasi Kinerja Tahun Anggaran Berjalan Target Pelaksanaan


kegiatan Direktorat Perencanaan Teknis Tahun 2021 adalah seperti
tabel berikut:

Tabel 3.1
Target Kegiatan Direktorat Perencanaan Teknis PDP
Tahun 2021

JENIS
INDIKATOR VOLUME
KELUARA
NO KEGIATAN KINERJA KELUARAN HASIL (OUTCOME)
N
KEGIATAN (OUTPUT)
(OUTPUT)
1 Penyusunan Jumlah Dokumen 1 Tersusunnya Dokumen
dokumen Dokumen Perencanaan Teknis
Rencana Teknis Perencanaan Pembangunan Desa dan
Pembangunan
Teknis Perdesaan Tahun 2022
Desa dan
Perdesaan Pembanguna
n Desa dan
Perdesaan
Tahun 2022

2 Penyusunan Norma, Dokumen 3 Norma, Standar, Prosedur dan


Norma, Standar, Kriteria (NSPK) Pembangunan
Standar, Prosedur dan Desa dan Perdesaan
Prosedur dan Kriteria (NSPK)
Kriteria (NSPK) Pembangunan
Pembangunan Desa dan
Desa dan Perdesaan
Perdesaan
3 Identifikasi Tersusunnya Dokumen 1 Buku Profil, Pelaporan dan
Pemetaan Buku Profil, Dokumentasi Praktik Inovasi
Potensi dan Pelaporan dan Pembangunan Kawasan
Kebutuhan Dokumentasi Perdesaan Berbasis Pertanian
Desa dan Praktik Inovasi dan Wisata dapat dijadikan
Perdesaan Pembangunan Percontohan untuk Pelaksanaan
Tahun 2021 Kawasan Pembangunan Kawasan
Perdesaan Perdesaan Berbasis Pertanian
Berbasis dan Wisata di Lokasi Lainnya

38 | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


JENIS
INDIKATOR VOLUME
KELUARA
NO KEGIATAN KINERJA KELUARAN HASIL (OUTCOME)
N
KEGIATAN (OUTPUT)
(OUTPUT)
Pertanian dan
Wisata

4 Pemantauan Jumlah Dokumen 1 Terwujudnya teknis


Pembangunan dokumen perencanaan pembangunan
Desa dan pemantauan desa dan perdesaan menuju
Perdesaan pembangunan pencapaian IDM dan IPKP yang
desa dan telah ditetapkan
perdesaan yang
ditetapkan
5. Rapat Terlaksananya Rekomend 1 Terwujudnya Pembangunan
Koordinasi Koordinasi asi Desa dan Perdesaan dengan
Pembangunan Pembangunan Kebijakan mengintegrasikan berbagai
Desa dan Desa dan kebijakan, rencana, program,
Perdesaan Perdesaan Pada dan kegiatan para pihak pada
Tingkat Pusat kawasan yang ditetapkan
(Lintas K/L) dan
Daerah untuk
penyusunan
Rekomendas
Kebijakan
Pembangunan
Desa dan
Perdesaan

2. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun Anggaran Berjalan dengan


Tahun Anggaran yang lalu:
Belum adanya data pembanding dengan tahun lalu. Karena
Direktorat Perencanaan Teknis terbentuk pada tahun 2020 sesuai
dengan perubahan SOTK di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi berdasarkan Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun
2020.
3. Analisisis atas Penyebab Keberhasilan/kegagalan Kinerja:
a. Peningkatan kinerja di tahun 2021 dapat dilihat dari beberapa
aspek, antara lain:
1) Kesiapan perencanaan program

39 | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


2) Kesiapan DIPA
3) Sarana dan Prasarana
4) Sumber daya Manusia
5) Waktu Pelaksanaan
6) Peran aktif Pemerintah Daerah
b. Kegagalan penyerapan anggaran di triwulan pertama tahun 2021
dikarenakan belum selesainya revisi anggaran.

4. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya yang ada di


Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2021.
Berikut adalah Komposisi Pegawai PNS, CPNS dan Tenaga
Kontrak di Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan
Perdesaan.
a. Untuk komposisi pegawai negeri sipil yang seharusnya ada pada
Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan
Perdesaan adalah:
Tabel 3.2
Komposisi ASN Tahun 2021

NO. JABATAN JUMLAH


PEGAWAI
1. Jabatan Tinggi Pratama (Eselon II) 1
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1
3. JFT Ahli Madya 4
4. JFT Ahli Muda 10
5. JFT Ahli Pertama 1
6. JFT Terampil 1
7. Jabatan Pelaksana (JFU) 18
JUMLAH 36
Data Bulan Maret 2021, hasil penysuain SOTK baru

40 | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Data realisasi pegawai negeri sipil berdasarkan SOTK terbaru dapat
dilihat dalam table 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3
Data PNS di Direktorat Tahun 2021

NO ESELON Kasubag JFT Ahli JFT Ahli JFT Ahli JFT Jabatan
II TU Madya Muda Pertama Terampil Pelaksana
(JFU)
1 Dra. Aldi St. Reno M. yusuf Khairul Aditya
Dewi Nurkarim Budi Abioso, Miftah, Muhammad
Yuliani, Adil, SE, Sasotyo, ST S.Kom A.Md Mudzakir, ST
MP M.Si
2 Ir. Hanna M. Lukman Fathiya
Prastuti, MM Thamrin, ST Nabila, SKPm
3 Ir. Veronika Tionar, SE, Hany Nabila
Dwi Utari, M.Si Shabrina, ST
M.Si
4 Ir. Yani Slamet Muhammad
Ganefiyanto, Fitrianto, Wahyu
M.Si SE, M.Si Akbari, S.PWK
5 Silvia Dwei Odi Irawan,
Ratna Wati, S.Sos
ST, M.Si
6 Judi Kukuh
Pramono, Riyanto, ST,
S.Sos, M.Si M.Ec.Dev
7 Slamet Puspita, S.Pi
Budiharto,
SE
8 Christian Candra
Tamrin, ST Ferdinand
Hutagalung,
S.STP
9 Dieska Siti Nurahma
Nuaria
Supardi, SE,
MM
10 Gokma Ririn
Panggabean Saraswati
Simamora, Istiani, SE
S.Pt, MM
11 Kahirul
Miftah, A.Md
12 Steffi Alicia,
S.Psi

41 | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


13 Yasinta Tiwi
Carysa, S.Psi
14 Aisyah
Asysyifaturra
hman, STP
15 A. Iman Tanta
S, S.Kesos
16 Rizki Annisa,
S.Kom
17 Alifan Darul
Ilma, SE
18 Febriani
Simanjuntak,
A.Md.Bns

1. Komposisi Tenaga Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN)


Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) yang ada pada
Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan
Tahun 2021 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4
Data PPNPN di Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa
dan Perdesaan Tahun 2021

NO KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR TATA USAHA


SARPRAS SOSBUD ADVOKER DANA DESA

1 Achmad Ahmad Amirul Aulia Wahyu Ammylinda


Khatim Syahid Mukminin Rizka Junita
2 Fajar Harianto Budhi Damianus Andi
Suryanto Prabowo Robinson Akhmad
Hale Burhani
3 Muhammad Media Fiko Agung Oki Sabri Anita
Fathurohman Marlina Prakoso
4 Rikyat Moch Absori Muhammad Paulus Anton
Mubarok Fikri Khairul Brikmar Sulastio
Hasan Imam
5 Yusuf Faktul Syaifuddin Rara Suparjo Kaiki
Yogi Virmagura Muhammad
Desa
6 Rheny
Aldila Putri
Wika

42 | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


B. Realisasi Anggaran

Salah satu indikator penting dalam evaluasi kinerja pemerintah adalah


tingkat keberhasilan program/kegiatan dan jumlah realisasi anggaran
pada tahun sebelumnya dengan melihat besaran target dan capaian
yang diperoleh. Kesesuaian antara program dan kegiatan maupun
realisasi persentase anggaran dilihat secara utuh untuk dapat mengukur
keberhasilan program/kegiatan serta pengaruhnya dalam mendukung
pencapaian IKU maupun target dalam RKP, Renstra dan RPJMN.
Pelaksanaan anggaran tahun 2021 Direktorat Perencanaan Teknis
Pembangunan Desa dan Perdesaan didasarkan pada Surat Pengesahan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara tentang Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Tahun 2021 Nomor SP-DIPA-067.03.1.350456/2021 tanggal 23 Februari
2021.

43 | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Berdasarkan hasil evaluasi anggaran tahun 2021 Direktorat Perencanaan Teknis Desa dan Perdesaan, diperoleh gambaran
mengenai penyerapan anggaran tahun 2021 sebagaimana terlihat pada tabel dan gambar pada tabel berikut:

Tabel 3.5
Penyerapan Anggaran Direktorat Perencanaan Teknis PDP Triwulan Keempat (setelah refocusing)
Tahun 2021

PROGRES TARGET PROSENTASE


NO KEGIATAN PAGU REALISASI
KEGIATAN PELAKSANAAN (%)
1 Dokumen Perencanaan Teknis 767.598.000 750.429.476 Rapat Laporan Desember 97.76
Pembangunan Desa dan Perdesaan Awal, Antara 2021
dan Laporan
Final Dokumen
Perencanaan
Teknis PDP
2 Penyusunan NSPK Tentang 3.380.000 3.235.000 Terlaksananya Desember 95.71
Pembangunan Desa dan Perdesaan Penyusunan 2021
NSPK tentang
Pembangunan
Desa dan
Perdesaan
3 Identifikasi Pemetaan Potensi dan 49.766.000 48.074.750 Terlaksananya Desember 96.60
Kebutuhan Desa dan Perdesaan Rapat 2021
Sosialisasi
Kuesioner,
Rapat

P a g e | 44 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


pelaksanaan
dan Rapat
Pelaporan
Identifikasi
Potensi dan
Kebutuhan
Desa dan
Perdesaan
4 Pemantauan Pembangunan Desa dan 89.750.000 87.135.809 Terlaksananya November 97.09
Perdesaan Rapat Final 2021
Pemantauan
dan
Pembuatan
Lporan Akhir
Pemantauan
5 Layanan Dukungan Tugas dan Fungsi 505.224.000 497.271.000 98.43

6 Rapat Koordinasi Pusat Pembangunan 29.272.000 28.935.600 Terlaksananya September 98.85


Desa dan Perdesaan (Pusat) Rapat 2021
Koordinasi
Pusat
Pembangunan
Desa dan
Perdesaan
(Pusat)

P a g e | 45 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


7 Rapat Koordinasi Pembangunan Desa 65.028.000 63.113.000 Terlaksananya September 97.06
dan Perdesaan (Daerah) Rapat 2021
Koordinasi
Pusat
Pembangunan
Desa dan
Perdesaan
(Daerah)
TOTAL 1.510.018.000 1.478.194.635 97.89

Sesuai dengan data pada tabel dan gambar di atas, penyerapan anggaran di Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Desa
dan Perdesaan pada triwulan keempat yaitu sebesar Rp. 1.478.194.635,-

P a g e | 46 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


BAB IV
PENUTUP

A. Capaian Kinerja
Program Kegiatan tahun 2021 yang dilaksanakan oleh Direktorat
Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan, Direktorat
Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah:
1. Penyusunan Dokumen Rencanaan Teknis Pembangunan Desa dan
Perdesaan;
2. Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, Keriteria (NSPK)
Pembangunan Desa dan Perdesaan;
3. Identifikasi Pemetaan Potensi dan Kebutuhan Desa dan
Perdesaan;
4. Pelaksanaan Pemantauan Pembangunan Desa dan Perdesaan;
5. Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pembanguan Desa dan Perdesaan;
6. Layanan dukungan tugas dan fungsi;
7. Pelaksanaan monitoring progress Dana Desa di Provinsi
Kalimantan Tengah;
8. Pemberdayaan Masyarakat pada Lokasi Perhutanan Sosial;

Sedangkan target RPJMN 2020-2024 antara lain terwujudnya desa


tertinggal menjadi desa berkembang sebanyak 10.000 ribu desa,
terwujudnya desa berkembang menjadi desa mandiri sebanyak 5.000
desa, terwujudnya revitalisasi kawasan perdesaan sebanyak 62
kawasan perdesaan, terwujudnya revitalisasi kawasan transmigrasi
sebanyak 62 kawasan transmigrasi dan terentaskannya daerah
tertinggal sebanyak 62 kabupaten tertinggal.
Target tersebut tentu saja merupakan tugas yang perlu dientaskan
sampai dengan tahun 2024 dengan target kuncinya adalah kemandirian
dan kesejahteraan masyarakat desa.
Pada tahun 2021 ini belum tercapainya target realisasi ini dikarenakan
antara lain:

P a g e | 47 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


1. Perubahan anggaran di triwulan pertama dan triwulan kedua;
2. Adanya pandemi corona virus 19 yang datang dari awal tahun
2020. Sehingga berdampak pada kegiatan tidak dapat terlaksana
sebagaimana jadwal kegiatan yang telah disusun.
3. Pada bulan Maret dan April, kegiatan terfokus pada pelayanan
vaksin yang ada di internal Kemeterian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Beberapa langkah antisipasi
yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara
lain:
a. Menyusun kembali jadwal kegiatan dan rencana penarikan
anggaran;
b. Menyusun kembali prioritas kegiatan dan alokasi anggaran,
karena adanya kegiatan baru dalam internal Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
yaitu pemberian vaksin kepada seluruh pegawai.

B. Tindaklanjut
Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan antara lain:
1. Terlaksananya Rapat Laporan Awal, antara dan Final Dokumen
Perencanaan Teknis PDP;
2. Terlaksananya Penyusunan NSPK tentang Pembangunan Desa dan
Perdesaan;
3. Terlaksananya Identifikasi Pemetaan Potensi dan Kebutuhan Desa dan
Perdesaan di 1 (satu) lokasi untuk Focuss Group Discussion (FGD) yaitu
Kabupaten Agam dan penyebaran kuesioner di Rapat Sosialisasi serta
Rapat Pelaksanaan dan Rapat Pelaporan;
4. Terlaksananya Pemantauan Pembangunan Desa dan Perdesaan sudah
melaksanakan Rapat Final Pemantauan dan Pembuatan Laporan Akhir;
5. Terlaksananya Rapat Koordinasi Pusat Pembangunan Desa dan
Perdesaan (Pusat dan Daerah) pada Bulan September 2021;
6. Masih melaksanaan monitoring progress Dana Desa di Provinsi
Kalimantan Tengah;

P a g e | 48 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024
merupakan tahapan penting dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025 karena akan mempengaruhi pencapaian target
pembangunan dalam RPJPN.
Sesuai arahan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan
jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian
yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
RPJMN 2020-2024 telah mengarusutamakan Sustainable Development Goals
(SDGs). Target-target dari 18 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
beserta indikatornya telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam 7
agenda pembangunan Indonesia ke depan.

P a g e | 49 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PDP 2021


MATRIKS KESESUAIAN CAPAIAN IKU DAN OUTPUT
DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN TA 2022

NO SASARAN INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN KODE KEGIATAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN ANALISIS KENDALA REKOMENDASI
STRATEGIS KINERJA UTAMA (Rata2 dari OUTPUT KINERJA CAPAIAN TERHADAP PERBAIAKAN
% Capaian (%) KINERJA BELUM KINERJA
Kegiatan) TERCAPAINYA
CAPAIAN
KINERJA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Tersediannya Jumlah dokumen 4 100% Tersusunnya 4 6468.ABP. Penyusunan 4 Dokumen 767.598.000 750.429.476 97.76 Terpenuhi - -
dokumen rencana teknis dokumen 001.051 Dokumen
rencana PDP yang rencana teknis Perencanaan
teknis ditetapkan PDP Teknis PDP
pembangunan
desa dan
perdesaan
2 Terbangunnya Presentasi 60 100% Terbentuknya 6468.PBP. Rapat 100 Persentase 29.272.000 28.935.600 98.85 Terpenuhi - -
komitmen afirmasi rencana komitmen 001.051 Koordinasi
lintas K/L/D/M program/kegiatan lintas K/L/D/M PDP (Pusat)
dalam unit kerja internal dalam
pembangunan Kemendesa PDTT pembangunan
desa dan yang dialokasikan desa dan
perdesaan di Kawasan perdesaan
perdesaan sesuai
dengan dokumen
rencana teknis
pembangunan
desa dan
perdesaan
3 Terbangunnya Presentasi 60 100% Terbentuknya 6468.PBP. Rapat 100 Persentase 65.028.000 63.113.000 97.06 Terpenuhi - -
komitmen afirmasi rencana komitmen 001.052 Koordinasi
lintas K/L/D/M program/kegiatan lintas K/L/D/M PDP
dalam K/L/M yang dalam (Daerah)
pembangunan dialokasikan di pembangunan
desa dan Kawasan kawasan
perdesaan perdesaan sesuai perdesaan
dengan dokumen
rencana teknis
pembangunan
desa dan
perdesaan
4 Terpenuhinya Jumlah Dokumen 1 100% Tersusunnya 1 6468.ABP. Pemantauan 1 Dokumen 89.750.000 87.135.809 97.09 Terpenuhi - -
indeks desa hasil monitoring dokumen hasil 001.055 PDP
yang dan evaluasi monitoring
berkembang status dan evaluasi
dan mandiri status
NO SASARAN INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN KODE KEGIATAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN ANALISIS KENDALA REKOMENDASI
STRATEGIS KINERJA UTAMA (Rata2 dari OUTPUT KINERJA CAPAIAN TERHADAP PERBAIAKAN
% Capaian (%) KINERJA BELUM KINERJA
Kegiatan) TERCAPAINYA
CAPAIAN
KINERJA
perkembangan perkembangan
desa desa
5 Terpenuhinya
indeks
pembangunan
Kawasan
perdesaan
yang
berkembang,
mandiri dan
berdaya saing
RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A. 2021
KEMEN/LEMB (067) KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
UNIT ORG (03) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
UNIT KERJA (350456) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
ALOKASI Rp.195,459,592,000
Halaman : 1

PROGRAM/ KEGIATAN/ KRO/ RO/ KOMPONEN/ PERHITUNGAN TAHUN 2021 SD/


KODE
SUBKOMP/ DETIL VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH BIAYA CP
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
067.03.CT Program Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, 138,058,528,000
Perdesaan, dan Transmigrasi
6468 Pembangunan Desa dan Perdesaan 108,058,528,000
6468.ABP Kebijakan Bidang Pengembangan Wilayah[Output Baru - 5.0 Rekomendasi 1,415,718,000
Perubahan Kebijakan] Kebijakan
Lokasi : KOTA JAKARTA PUSAT
Dokumen Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan 4.0 Rekomendasi 910,494,000
6468.ABP.001
Perdesaan Kebijakan
051 Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis 767,598,000 U
Pembangunan Desa dan Perdesaan
B Pelaksanaan 760,997,000
521211 Belanja Bahan 40,000,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
Diseminasi Dokumen Perencanaan Teknis 33,000,000
>
Pembangunan Desa dan Perdesaan
- Pengadaan Alat Tulis Kantor 1.0 PKT 2,500,000 2,500,000
- Pengadaan Computer Supplies 1.0 PKT 2,500,000 2,500,000
- Cetak dan Penggandaan Laporan 4.0 PKT 1,500,000 6,000,000
- Seminar Kit [80 ORG x 1 KEG] 80.0 OK 250,000 20,000,000
- Backdrop 1.0 PAKET 2,000,000 2,000,000
> Pelaksanaan 7,000,000
- Konsumsi Rapat [25 ORG x 4 KEG] 100.0 OK 70,000 7,000,000
522131 Belanja Jasa Konsultan 496,000,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Dokumen Perencanaan Teknis Pembangunan Sarana 100,000,000 100,000,000
dan Prasarana Desa dan Perdesaan 1.0 PAKET
- Dokumen Perencanaan Teknis Advokasi dan
Kerjasama Desa dan Perdesaan 100,000,000 100,000,000
- Dokumen Perencanaan Teknis Pengembangan Sosial, 1.0 PAKET
Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
- Dokumen Perencanaan Teknis Pemanfaatan dan 1.0 PAKET 100,000,000 100,000,000
Pengendalian Dana Desa
- Penyusunan Success Story Pembangunan Desa dan
Perdesaan 1.0 PAKET 100,000,000 100,000,000
Belanja Jasa Profesi
1.0 PAKET 96,000,000 96,000,000
(KPPN.133-Jakarta IV )
522151 9,600,000 RM
Diseminasi Dokumen Perencanaan Teknis
>
Pembangunan Desa dan Perdesaan
Honorarium Narasumber Eselon I atau yang
- disetarakan [2 ORG x 2 JAM x 1 KL]
9,600,000
- Honorarium
Narasumber Eselon II atau yang
disetarakan [2 ORG x 2 JAM x 1 KL]
Belanja Jasa - Penanganan Pandemi COVID-19 4.0 OJ 1,400,000 5,600,000

(KPPN.133-Jakarta IV ) 4.0 OJ 1,000,000 4,000,000


Tes Antigen [3 ORG x 3 KL x 2 KALI]
522192 - 13,740,000 RM
Dalam Rangka Diseminasi Dokumen Perencanaan
>
Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan
- Test Antigen [84 ORG x 1 KALI] 18.0 OK 250,000 4,500,000
9,240,000

84.0 OK 110,000 9,240,000


RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A. 2021
KEMEN/LEMB (067) KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
UNIT ORG (03) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
UNIT KERJA (350456) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
ALOKASI Rp.195,459,592,000
Halaman : 2

PROGRAM/ KEGIATAN/ KRO/ RO/ KOMPONEN/ PERHITUNGAN TAHUN 2021 SD/


KODE
SUBKOMP/ DETIL VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH BIAYA CP
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa 65,097,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Tiket Pesawat [3 ORG x 3 KL] 9.0 OK 2,695,000 24,255,000
- Taksi Bandara JKT PP [3 ORG x 3 KL] 9.0 OK 512,000 4,608,000
- Penginapan [3 ORG x 3 HR x 2 KL] 18.0 OH 1,076,000 19,368,000
- Uang Harian [3 ORG x 3 HR x 3 KL] 27.0 OH 410,000 11,070,000
- Transportasi Provinsi ke Kab/Kota (PP) [2 HR x 3 KL] 6.0 HR 966,000 5,796,000
524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 136,560,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
Diseminasi Dokumen Perencanaan Teknis 136,560,000
>
Pembangunan Desa dan Perdesaan
- Paket Meeting Fullboard [80 ORG x 1 HARI x 1 KEG] 80.0 OK 1,197,000 95,760,000
- Uang Harian [80 ORG x 2 HARI x 1 KEG] 160.0 OH 180,000 28,800,000
- Transport Lokal [80 ORG x 1 KEG] 80.0 OK 150,000 12,000,000
C Pelaporan 6,601,000
521211 Belanja Bahan 6,601,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Pengadaan Alat Tulis Kantor 1.0 PKT 2,401,000 2,401,000
- Konsumsi Rapat [30 ORG x 2 KEG] 60.0 OK 70,000 4,200,000
052 Penyusunan NSPK Tentang Pembangunan Desa dan 3,380,000 U
Perdesan
A Persiapan 3,380,000
521211 Belanja Bahan 3,380,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Pengadaan Alat Tulis Kantor 1.0 PKT 2,500,000 2,500,000
- Konsumsi Rapat [20 ORG x 2 KEG] 40.0 OK 22,000 880,000
053 Identifikasi Pemetaan Potensi dan Kebutuhan Desa dan 49,766,000 U
Perdesaan
A Persiapan 1,100,000
521211 Belanja Bahan 1,100,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Konsumsi Rapat [25 ORG x 2 KEG] 50.0 OK 22,000 1,100,000
B Pelaksanaan 37,466,000
521211 Belanja Bahan 11,581,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Pengadaan Alat Tulis Kantor 1.0 PKT 2,100,000 2,100,000
- Pengadaan Computer Supplies 1.0 PKT 2,100,000 2,100,000
- Pengadaan/ Fotocopy Bahan 1.0 PKT 1,431,000 1,431,000
- Konsumsi Rapat [30 ORG x 2 KEG] 60.0 OK 70,000 4,200,000
Dalam Rangka FGD di Daerah/Lokasi Identifikasi
> 1,750,000
Pembangunan Desa dan Perdesaan
- Konsumsi Rapat [25 ORG x 1 KL] 25.0 OK 70,000 1,750,000
522192 Belanja Jasa - Penanganan Pandemi COVID-19 1,500,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Tes Antigen [6 ORG x 1 KL] 6.0 OK 250,000 1,500,000
RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A. 2021
KEMEN/LEMB (067) KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
UNIT ORG (03) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
UNIT KERJA (350456) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
ALOKASI Rp.195,459,592,000
Halaman : 3

PROGRAM/ KEGIATAN/ KRO/ RO/ KOMPONEN/ PERHITUNGAN TAHUN 2021 SD/


KODE
SUBKOMP/ DETIL VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH BIAYA CP
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa 24,385,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )

> Perjalanan Dinas Biasa Dalam Rangka Pemantauan 18,445,000


Pembangunan Desa dan Perdesaan
- Tiket Pesawat [3 ORG x 1 KL] 3.0 OK 3,125,000 9,375,000
- Taksi Bandara JKT PP [3 ORG x 1 KL] 3.0 OK 300,000 900,000
- Penginapan [3 ORG x 2 HR x 1 KL] 6.0 OH 525,000 3,150,000
- Uang Harian [3 ORG x 3 HR x 1 KL] 9.0 OH 380,000 3,420,000
- Transportasi Provinsi ke Desa (PP) [2 HR x 1 KL] 2.0 HR 800,000 1,600,000
Perjalanan Dinas Biasa Dalam Rangka Pemantauan 5,940,000
>
Pembangunan Desa dan Perdesaan
- Penginapan [4 ORG x 1 HR x 1 KL] 4.0 OH 500,000 2,000,000
- Uang Harian [4 ORG x 2 HR x 1 KL] 8.0 OH 430,000 3,440,000
- Transportasi Provinsi ke Desa (PP) [2 HR x 1 KL] 2.0 HR 250,000 500,000
C Pelaporan 11,200,000
521211 Belanja Bahan 5,800,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Konsumsi Rapat [25 ORG x 2 KEG] 50.0 OK 70,000 3,500,000
- Konsumsi Snack Rapat [20 ORG x 1 KEG] 20.0 OK 20,000 400,000
- Penggandaan Laporan 1.0 PKT 1,900,000 1,900,000
522151 Belanja Jasa Profesi 5,400,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Honorarium Narasumber Eselon III atau yang
disetarakan [1 ORG x 3 JAM x 2 KL] 6.0 OJ 900,000 5,400,000
Pemantauan Pembangunan Desa dan Perdesaan
055 89,750,000 U
Persiapan
A 7,250,000
Belanja Bahan
521211 7,250,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Pengadaan Alat Tulis Kantor
1.0 PKT 2,000,000 2,000,000
- Konsumsi Rapat [25 ORG x 3 KEG]
75.0 OK 70,000 5,250,000
Pelaksanaan
B 72,100,000
Belanja Bahan
521211 11,300,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Pengadaan Alat Tulis Kantor
1.0 PKT 2,500,000 2,500,000
- Pengadaan Computer Supplies
1.0 PKT 2,500,000 2,500,000
- Konsumsi Rapat [30 ORG x 3 KL]
90.0 OK 70,000 6,300,000
Belanja Honor Output Kegiatan
521213 60,800,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Honorarium Sekretaris [1 ORG x 4 BLN]
4.0 OB 600,000 2,400,000
- Honorarium Pengarah [1 ORG x 4 BLN]
4.0 Ob 750,000 3,000,000
- Honorarium Penanggungjawab [1 ORG x 4 BLN]
4.0 OB 700,000 2,800,000
- Honorarium Ketua [1 ORG x 4 BLN]
4.0 OB 650,000 2,600,000
- Honorarium Anggota [25 ORG x 4 BLN]
100.0 OB 500,000 50,000,000
Pelaporan
C 10,400,000
RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A. 2021
KEMEN/LEMB (067) KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
UNIT ORG (03) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
UNIT KERJA (350456) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
ALOKASI Rp.195,459,592,000
Halaman : 4

PROGRAM/ KEGIATAN/ KRO/ RO/ KOMPONEN/ PERHITUNGAN TAHUN 2021 SD/


KODE
SUBKOMP/ DETIL VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH BIAYA CP
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
521211 Belanja Bahan 5,000,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Konsumsi Rapat [25 ORG x 2 KEG] 50.0 OK 70,000 3,500,000
- Penggandaan Laporan 1.0 PKT 1,500,000 1,500,000
522151 Belanja Jasa Profesi 5,400,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Honor Narasumber/Pembahas (Eselon III/yang 900,000 5,400,000
disetarakan) [1 ORG x 3 JAM x 2 KL] 6.0 OJ
Rekomendasi Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber 1.0 Rekomendasi
Daya Alam Kawasan Perdesaan bidang Pertanian dan 505,224,000
6468.ABP.002 Kebijakan
Perikanan
Layanan Dukungan Tugas dan Fungsi
052 505,224,000
Layanan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
A 17,640,000
Belanja Bahan
521211 2,640,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Konsumsi Rapat [15 ORG x 8 KL]
120.0 OK 22,000 2,640,000
Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi
521811 15,000,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Pengadaan Alat Tulis Kantor [1 PKT x 3 BLN]
3.0 BLN 2,500,000 7,500,000
- Pengaan Computer Supplies [1 PKT x 3 BLN]
3.0 BLN 2,500,000 7,500,000
Layanan Penyusunan LAKIP dan Annual Report
B 35,556,000
Belanja Bahan
521211 5,556,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Pencetakan dan Penjilidan LAKIP dan Annual Report
5.0 EKS 200,000 1,000,000
- Penggandaan Bahan
1.0 PKT 1,406,000 1,406,000
- Konsumsi Rapat [15 ORG x 3 KL]
45.0 OK 70,000 3,150,000
Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi
521811 30,000,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Pengadaan Alat Tulis Kantor [1 PKT x 6 BLN]
6.0 BLN 2,500,000 15,000,000
- Pengaan Computer Supplies [1 PKT x 6 BLN]
6.0 BLN 2,500,000 15,000,000
Layanan Kepegawaian Direktorat Perencanaan Teknis PDP
C 75,100,000
Belanja Barang Operasional - Penanganan Pandemi COVID-
521131 19 14,000,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )

> Pengadaan Paket Data dan Komunikasi


14,000,000
Biaya Paket Data dan Komunikasi Pejabat Setingkat
- Eselon I dan II/yang setara [1 ORG x 2 BLN]
2.0 OB 400,000 800,000
Biaya Paket Data dan Komunikasi Pejabat Setingkat
- Eselon III/yang setara ke bawah [33 ORG x 2 BLN]
66.0 OB 200,000 13,200,000
Belanja Bahan
521211 (KPPN.133-Jakarta IV ) 3,100,000 RM

- Penggandaan Bahan
1.0 PKT 1,000,000 1,000,000
- Konsumsi Rapat [15 ORG x 2 KL]
Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 30.0 OK 70,000 2,100,000
521811 (KPPN.133-Jakarta IV ) 50,000,000 RM
Pengadaan Alat Tulis Kantor [1 PKT x 10 BLN]
-
Pengaan Computer Supplies [1 PKT x 10 BLN] 10.0 BLN 2,500,000 25,000,000
-
10.0 BLN 2,500,000 25,000,000
RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A. 2021
KEMEN/LEMB (067) KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
UNIT ORG (03) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
UNIT KERJA (350456) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
ALOKASI Rp.195,459,592,000
Halaman : 5

PROGRAM/ KEGIATAN/ KRO/ RO/ KOMPONEN/ PERHITUNGAN TAHUN 2021 SD/


KODE
SUBKOMP/ DETIL VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH BIAYA CP
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
522141 Belanja Sewa 8,000,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Sewa Platform Zoom Webinar 1.0 PKT 8,000,000 8,000,000
D Layanan Ketatausahaan dan Pelayanan Pimpinan 376,928,000
521111 Belanja Keperluan Perkantoran 33,200,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Snack Layanan Tamu Pimpinan 8.0 BLN 2,500,000 20,000,000
- Air Galon 600.0 Galon 22,000 13,200,000
521211 Belanja Bahan 2,640,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Konsumsi Rapat [20 ORG x 6 KL] 120.0 PKT 22,000 2,640,000
522192 Belanja Jasa - Penanganan Pandemi COVID-19 14,280,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Tes Antigen [2 ORG x 17 KEG x 2 KL] 68.0 OK 210,000 14,280,000
524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa 326,808,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Tiket Pesawat [2 ORG x 17 KL] 34.0 OK 4,170,000 141,780,000
- Taksi Bandara JKT PP [2 ORG x 17 KL] 34.0 OK 512,000 17,408,000
- Penginapan Gol III [1 ORG x 2 HR x 17 KL] 34.0 OH 910,000 30,940,000
- Penginapan Gol IV [1 ORG x 2 HR x 17 KL] 34.0 OH 1,770,000 60,180,000
- Uang Harian Gol IV [1 ORG x 3 HR x 17 KL] 51.0 OH 450,000 22,950,000
- Uang Harian Gol III [1 ORG x 3 HR x 17 KL] 51.0 OH 450,000 22,950,000
- Sewa Kendaraan Roda Empat [2 HR x 17 KL] 34.0 HR 900,000 30,600,000
Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat[Output Baru -
6468.BDC 975.0 Orang 5,587,937,000
Perubahan Kebijakan]
Lokasi : KOTA JAKARTA PUSAT
Masyarakat yang Mendapatkan Fasilitasi Peningkatan 75.0 Orang 1,961,073,000
6468.BDC.001
Akses Informasi Desa dan Perlindungan Sosial
051 Fasilitasi Peningkatan Akses Informasi Desa 1,685,339,000 U
D Dukungan Pelaksanaan Program Pengembangan Sumber Air 76,594,000
Minum Berkelanjutan Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS III)
522151 Belanja Jasa Profesi 20,400,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
> FGD Penyusunan Buku Saku Keberlanjutan Pamsimas 20,400,000
- Narasumber Ess II [1 ORG x 2 JAM x 1 KL] 2.0 OJ 1,000,000 2,000,000
- Narasumber Ess III/IV [4 ORG x 2 JAM x 1 KL] 8.0 OJ 900,000 7,200,000
>> FGD Draf Penyusunan Buku Saku Keberlanjutan 0 5,600,000
Pamsimas
- Narasumber Ess II [1 ORG x 2 JAM x 1 KL] 2.0 OJ 1,000,000 2,000,000
- Narasumber Ess III/IV [2 ORG x 2 JAM x 1 KL] 4.0 OJ 900,000 3,600,000
>> FGD Finalisasi Buku Saku Keberlanjutan Pamsimas 0 5,600,000
- Narasumber Ess II [1 ORG x 2 JAM x 1 KL] 2.0 OJ 1,000,000 2,000,000
- Narasumber Ess III/IV [2 ORG x 2 JAM x 1 KL] 4.0 OJ 900,000 3,600,000
522192 Belanja Jasa - Penanganan Pandemi COVID-19 11,128,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Swab Test [4 ORG x 13 KL] 52.0 OK 214,000 11,128,000
RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A. 2021
KEMEN/LEMB (067) KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
UNIT ORG (03) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
UNIT KERJA (350456) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
ALOKASI Rp.195,459,592,000
Halaman : 11

PROGRAM/ KEGIATAN/ KRO/ RO/ KOMPONEN/ PERHITUNGAN TAHUN 2021 SD/


KODE
SUBKOMP/ DETIL VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH BIAYA CP
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa 560,298,000 HLN
(KPPN.133-Jakarta IV / Reg. 278EATNA)
- Tiket PP 1.0 PKT 285,226,000 285,226,000 RK
- Taksi Bandara Jakarta PP [2 ORG x 28 PROV x 1 KL] 56.0 OK 512,000 28,672,000 RK
- Penginapan [2 ORG x 3 HR x 28 PROV x 1 KL 168.0 OH 700,000 117,600,000 RK
- Uang Harian [2 ORG x 4 HR x 28 PROV x 1 KL 224.0 OH 450,000 100,800,000 RK
- Transport Lokal Daerah [2 ORG x 28 PROV x 1 KL] 56.0 OK 500,000 28,000,000 RK
524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 275,270,000 HLN
(KPPN.133-Jakarta IV / Reg. 278EATNA)
>> Dalam Rangka Rapat Antar Lembaga (offline 1x) 0 27,950,000 RK
- Paket Meeting Fullday [37 ORG x 1 KL] 37.0 OK 500,000 18,500,000 RK
- Uang Harian [30 ORG x 1 KL] 30.0 OK 130,000 3,900,000 RK
- Transpot Narasumber dan Peserta [37 ORG x 1 KL] 37.0 OK 150,000 5,550,000 RK
>> Dalam Rangka Rapat Antar Lembaga (Offline (1x) 0 110,328,000 RK
- Paket Meeting Fullboard [37 ORG x 2 HR x 1 KL] 74.0 OH 1,197,000 88,578,000 RK
- Uang Harian [30 ORG x 3 HR x 1 KL] 90.0 OH 180,000 16,200,000 RK
- Transpot Narasumber dan Peserta [37 ORG x 1 KL] 37.0 OK 150,000 5,550,000 RK
>> Dalam Rangka Rapat Evaluasi Akhir Tahun 0 136,992,000 RK
- Paket Meeting Fullboard Narasumber, Moderator
Praktisi [8 ORG x 1 HR x 1 KL] 8.0 OH 1,347,000 10,776,000 RK
- Paket Meeting Fullboard Peserta [40 ORG x 2 HR x 1
KL] 1,197,000 95,760,000 RK
80.0 OH
- Uang Harian [40 ORG x 3 HR x 1 KL]
120.0 OH 180,000 21,600,000 RK
- Transport lokal narasumber, moderator dan peserta
1.0 PKT 8,856,000 8,856,000 RK
Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
524119 147,000,000 HLN
(KPPN.133-Jakarta IV / Reg. 278EATNA)

> Dalam Rangka Sosialisasi Sistem Pemantauan Tingkat


Konvergensi Stunting di Desa 147,000,000 RK
- Paket Meeting Fullday [44 ORG x 1 HR x 5 KEG]
220.0 OH 400,000 88,000,000 RK
- Uang Harian [40 ORG x 1 HR x 5 KEG]
- Transpot Narasumber, Moderator daerah dan Peserta 200.0 OH 130,000 26,000,000 RK
daerah [44 ORG x 1 KL x 5 KEG]
Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah[Output Baru - 220.0 OK 150,000 33,000,000 RK
Perubahan Kebijakan]
6468.FBA 33.0 Daerah 793,644,000
(Prov/Kab/Kota)
Lokasi : KOTA JAKARTA PUSAT
Pemerintah Daerah yang ditingkatkan kapasitasnya dalam 33.0 Daerah 793,644,000
6468.FBA.001
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (PAMSIMAS) (Prov/Kab/Kota)
051 Pelaksanaan Program Penyedia Air Minum dan Sanitasi 793,644,000 U
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)
A Penyusunan Buku Saku Keberlanjutan Pamsimas 793,644,000
522191 Belanja Jasa Lainnya 793,644,000 HLN
(KPPN.133-Jakarta IV / Reg. 2B7K43PA)

- Workshop Penyusunan Buku Saku Keberlanjutan 1.0 PKT 793,644,000 793,644,000 RK


Pamsimas
Kebijakan Bidang Pengembangan Wilayah[Output Baru - 62.0 Rekomendasi
6468.PBP 94,300,000
Perubahan Kebijakan] Kebijakan
Lokasi : KOTA JAKARTA PUSAT
Koordinasi Nasional Pembangunan Desa dan Perdesaan 62.0 Rekomendasi 94,300,000
6468.PBP.001
Kebijakan
051 Rapat Koordinasi Pusat Pembangunan Desa dan 29,272,000 U
Perdesaan (Pusat)
B Pelaksanaan 24,520,000
RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A. 2021
KEMEN/LEMB (067) KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
UNIT ORG (03) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
UNIT KERJA (350456) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
ALOKASI Rp.195,459,592,000
Halaman : 12

PROGRAM/ KEGIATAN/ KRO/ RO/ KOMPONEN/ PERHITUNGAN TAHUN 2021 SD/


KODE
SUBKOMP/ DETIL VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH BIAYA CP
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
521211 Belanja Bahan 10,520,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Pengadaan Alat Tulis Kantor 1.0 PKT 2,500,000 2,500,000
- Pengadaan Computer Supplies 1.0 PKT 2,500,000 2,500,000
- Konsumsi Rapat [30 ORG x 2 KEG] 60.0 OK 92,000 5,520,000
522151 Belanja Jasa Profesi 14,000,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Honor Narasumber/Pembahas (Eselon II/yang 1,000,000 5,000,000
disetarakan) [5 ORG x 1 JAM x 1 KL] 5.0 OJ
- Honorarium Narasumber Eselon III [10 ORG x 1 JAM x
1 KALI] 10.0 OJ 900,000 9,000,000
Pelaporan
C 4,752,000
Belanja Bahan
521211 4,752,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Cetak Laporan
1.0 PKT 2,302,000 2,302,000
- Konsumsi Rapat [35 ORG x 1 KEG]
Rapat Koordinasi Pembangunan Desa dan Perdesaan 35.0 OK 70,000 2,450,000
052 (Daerah) 65,028,000 U
Pelaksanaan
B 60,928,000
Belanja Bahan
521211 13,280,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Pengadaan Alat Tulis Kantor
1.0 PKT 2,500,000 2,500,000
- Pengadaan Computer Supplies
1.0 PKT 2,500,000 2,500,000
- Konsumsi Rapat [45 ORG x 2 KEG]
90.0 OK 92,000 8,280,000
Belanja Jasa Profesi
522151 14,800,000 RM
(KPPN.133-Jakarta IV )
- Honor Narasumber/Pembahas (Eselon II/yang
disetarakan) [13 ORG x 1 JAM x 1 KL]
- Honor Narasumber/Pembahas (Eselon III/yang 13.0 OJ 1,000,000 13,000,000
disetarakan) [2 ORG x 1 JAM x 1 KL]
Belanja Perjalanan Dinas Biasa 2.0 OJ 900,000 1,800,000

524111 (KPPN.133-Jakarta IV ) 32,848,000 RM


Dalam rangka Tindaklanjut Rapat Koordinasi
>
Pembangunan Desa dan Perdesaan
- Tiket Pesawat [2 ORG x 2 KL] 32,848,000
- Taksi Bandara JKT PP [2 ORG x 2 KL]
4.0 OK 3,500,000 14,000,000
- Penginapan [2 ORG x 2 HR x 2 KL]
4.0 OK 512,000 2,048,000
- Uang Harian [2 ORG x 3 HR x 2 KL]
8.0 OH 1,000,000 8,000,000
- Sewa Kendaraan Roda Empat [1 UNIT x 2 HARI x 2
KALI] 12.0 OH 450,000 5,400,000
Pelaporan
4.0 UH 850,000 3,400,000
Belanja Bahan
C 4,100,000
(KPPN.133-Jakarta IV )
521211 4,100,000 RM
- Cetak Laporan
- Konsumsi Rapat [30 ORG x 1 KALI]
Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat[Output Baru - 1.0 PKT 2,000,000 2,000,000
Perubahan Kebijakan]
30.0 OK 70,000 2,100,000
6468.QDC 35553.0 Orang 6,137,668,000

Lokasi : KOTA JAKARTA PUSAT


Masyarakat yang mendapatkan fasilitasi penguatan 35.0 Orang 261,933,000
6468.QDC.001
ketahanan pangan

Anda mungkin juga menyukai