Anda di halaman 1dari 35

Objek dan subjek Pajak

Pertambahan Nilai dan PPnBM


Sutisna Adang Permana ,SH MM
OBJEK PAJAK
Ps. 4

PPN DIKENAKAN ATAS

PENYERAHAN BKP ATAU JKP DI DALAM DAERAH


PABEAN OLEH PENGUSAHA;
(BAIK PENGUSAHA YANG TELAH DIKUKUHKAN MENJADI PKP, MAUPUN
PENGUSAHA YANG SEHARUSNYA DIKUKUHKAN MENJADI PKP TETAPI
BELUM DIKUKUHKAN)

IMPOR BKP;
PEMANFAATAN BKP TIDAK BERWUJUD
ATAU JKP DARI LUAR DAERAH PABEAN DI DALAM
DAERAH PABEAN;

EKSPOR BKP /JKP OLEH PKP.


SYARAT SUATU PENYERAHAN UNTUK DAPAT
DIKENAKAN PPN
Penjelasan Ps. 4 (1) huruf a dan c.

PPN DIKENAKAN ATAS


PENYERAHAN BARANG DAN JASA

APABILA

BARANG BERWUJUD DAN JASA YG DISERAHKAN ADALAH


BKP ATAU JKP;

BARANG TIDAK BERWUJUD YANG DISERAHKAN ADALAH


BKP TIDAK BERWUJUD;
PENYERAHAN DILAKUKAN DI DALAM DAERAH PABEAN;

PENYERAHAN DILAKUKAN DALAM RANGKA KEGIATAN USAHA


ATAU PEKERJAAN PENGUSAHA
TERMASUK DALAM
PENGERTIAN PENYERAHAN BKP
Ps. 1 A ayat (1)

ADALAH :
PENYERAHAN HAK ATAS BKP KARENA SUATU
PERJANJIAN, MIS : JUAL BELI, TUKAR MENUKAR, JUAL BELI DENGAN ANGSURAN

PENGALIHAN BKP OLEH KARENA SUATU PERJANJIAN


SEWA BELI, ATAU PERJANJIAN LEASING DGN HAK OPSI
PENYERAHAN BKP KEPADA PEDAGANG PERANTARA
(KOMISIONER), ATAU MELALUI JURU LELANG
PEMAKAIAN SENDIRI & PEMBERIAN CUMA-CUMA ATAS BKP,
SEPERTI PEMBERIAn CONTOH BARANG UNTUK PROMOSI
KEPADA RELASI ATAU PEMBELI
PERSEDIAAN BKP & AKTIVA YG MENURUT TUJUAN
SEMULA TIDAK UNTUK DIPERJUAL BELIKAN YG MASIH
TERSISA PADA SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN,
SEPANJANG PPN ATAS PEROLEHAN AKTIVA TSB.
MENURUT KETENTUAN DAPAT DIKREDITKAN
PENYERAHAN BKP DARI PUSAT KE CABANG ATAU
SEBALIKNYA & PENYERAHAN BKP ANTAR CABANG

PENYERAHAN BKP SECARA KONSINYASI


Teramasuk juga dalam pengertian
penyerahan BKP
Penyerahan BKP oleh PKP dalam rangka perjanjian
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, yg
penyerahannya dianggap langsung dari PKP ke
pihak yg menerima BKP.
Contoh : Dalam transaksi murabahah, bank syariah
sebagai penyedia dana untuk membeli mobil dari
PKP (A) untuk nasabahnya tuan (B), disini
dianggap PKP (A) menyerahkan langsung kepada
(B) =prinsip syariah,Bank beli dulu dari (A)
kemudian dijual lagi kepada tuan B =
TIDAK TERMASUK DALAM
PENGERTIAN PENYERAHAN BKP
Ps.1 A ayat (2)

ADALAH :
PENYERAHAN BKP KEPADA MAKELAR
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM KUHD
(PEDAGANG PERANTARA YANG DIANGKAT OLEH
PRESIDEN ATAU OLEH PEJABAT YANG BERWENANG,
UNTUK MENYELENGGARAKAN PERUSAHAAN ATAU
MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MENDAPAT UPAH
ATAU PROVISI ATAS AMANAT DAN ATAS NAMA
ORANG LAIN YANG DENGAN MEREKA
TIDAK TERDAPAT HUBUNGAN KERJA)
PENYERAHAN BKP UNTUK JAMINAN
UTANG PIUTANG

PENYERAHAN BKP DARI PUSAT KE CABANG


ATAU SEBALIKNYA & PENYERAHAN ANTAR
CABANG, DALAM HAL PKP TELAH MEMPEROLEH
IJIN PEMUSATAN TEMPAT PAJAK TERUTANG
DARI DIREKTUR JENDERAL PAJAK
• Masih tidak termasuk dalam pengertian
penyerahan BKP adalah : - Pengalihan BKP
dalam rangka penggabungan , pemekaran
dan pengambil alihan usaha sesuai uu tentang
Perseroan Terbatas ,dengan syarat kedua
pihak adalah PKP
• -BKP berupa aktiva yg tujuan semula tidak
untuk diperjual belikan, yg msh tersisa pada
saat pembubaran usaha yg PM atas
perolehannya tidak dapat dikreditkan sesuai
undang2.(misal .tidak ada hubungan dg usaha)
JENIS BARANG YANG TIDAK
DIKENAI PPN
Ps. 4 A ayat (2)

JENIS BARANG YANG TIDAK DIKENAI PPN ADALAH BARANG


TERTENTU DALAM KELOMPOK BARANG SBB :

BARANG HASIL PERTAMBANGAN ATAU HASIL PENGEBORAN


YANG DIAMBIL LANGSUNG DARI SUMBERNYA SEPERTI :
TIMAH,BIJI BESI ,EMAS, MINYAK MENTAH, GAS BUMI,PASIR DAN KERIKIL

BARANG-BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG


SANGAT DIBUTUHKAN OLEH RAKYAT BANYAK,
SEPERTI BERAS & GABAH, JAGUNG, SAGU,
KEDELAI, GARAM BAIK YG BERYODIUM
MAUPUN YG TIDAK BERYODIUM

MAKANAN DAN MINUMAN YG DISAJIKAN DI HOTEL,


RUMAH MAKAN, WARUNG DAN SEJENISNYA
(TERMASUK YG DISERAHKAN OLEH JASA BOGA/KATERING)

UANG, EMAS BATANGAN, DAN


SURAT-SURAT BERHARGA
• Penjelasan : ( psl 4A ayat 2a )
Barang hasiltambang/pengeboran yg diambil
langsung dari sumbernya meliputi : -minyak
mentah (crude oil) ,-gas bumi (kecuali elpiji ) ,
-panas bumi, -asbes ,batu tulis,batu
kapur,batu apung , batu permata,kaolin, mika,
marmer,tanah liat, tawas,fospat, -batu bara ,(
sebelum diproses jadi briket ), dan biji besi,biji
emas,biji tembaga,biji perak, biji nikel dan biji
bouksit.
• Penjelasan ( psl 4A ayat 2b ), barang kebutuhan
pokok meliputi :-beras, jagung,gabah, sagu,
kedelai, garam(beryodium/tidak),
- daging segar ( tanpa di olah )
- telur ( telur yg tidak di olah
- susu perah ,( tidak ditambah gula / bahan
lainnya ) - Buah2 an segar yg dipetik
- Sayur2 an segar yang dipetik .
• Penjelasan ayat 2 c. yaitu makanan dan minuman
yg disediakan di hotel ,restoran dst. Tidak dikenai
PPN untuk menghindari pajak berganda , karena
sudah dikenakan pajak daerah
JENIS JASA YANG TIDAK
DIKENAKAN PPN
Ps. 4 A ayat (3)

JASA PELAYANAN KESEHATAN MEDIK,


SEPERTI DOKTER UMUM , DOKTER SPESIALIS
JASA PELAYANAN SOSIAL, SEPERTI PANTI ASUHAN,
JASA PEMAKAMAN
JASA PENGIRIMAN SURAT DENGAN PERANGKO
JASA KEUANGAN, JASA ASURANSI, JASA KEAGAMAAN,

JASA PENDIDIKAN, JASA PENGIRIMAN UANG DG WESEL POS


JASA KESENIAN DAN HIBURAN
JASA TELEPON UMUM MENGGUNAKAN UANG LOGAM
JASA PENYEDIAAN TEMPAT PARKIR, JASA BOGA KATERING

JASA PENYIARAN YANG TIDAK BERSIFAT IKLAN

JASA ANGKUTAN UMUM DARAT , AIR DAN UDARA DALAM NG


JASA TENAGA KERJA, SEPERTI JASA
PENYELENGGARAAN LATIHAN BAGI TENAGA KERJA
JASA PERHOTELAN, SEPERTI PERSEWAAN
KAMAR DI HOTEL, MOTEL, LOSMEN DAN HOSTEL
JASA YANG DISEDIAKAN OLEH PEMERINTAH DALAM RANGKA
MENJALANKAN PEMERINTAHAN SECARA UMUM
Penjelasan pasal pasal 4A ayat (3 )
A.jasa pelayanan kesehatan :
1.jasa dokter umum,spesialis,gigi,
2.jasa dokter hewan ,
3. jasa ahli kesehatan ,(ahli giji dll)
4. jasa kebidanan dan dukun bayi
5. jasa paramedis dan perawat ,
6.jasa rumah sakit, laboratorium,
7.jasa sikolog dan psikiater ,
8. jasa pengobatan alternatif
• Ayat 3 huruf b.
jasa pelayan sosial meliputi :
1.jasa panti asuhan ,panti jompo ;
2.jasa pemadam kebakaran ;
3.jasa pertolongan pd kecelakaan
4.jasa lembaga rehabilitasi ;
5.jasa pemakaman, krematorium
6.jasa dibidang olah raga (kecuali yang
komersial )
• Ayat 3 huruf c. Jasa pengiriman surat dengan
perangko, meliputi perangko tempel dan cara
lain pengganti perangko.
• Ayat 3 huruf d,
jasa keuangan meliputi ;
1.jasa menghimpun dana dari masyarakat
berupa giro,deposito, tabungan dan bentuk
lainnya,
2.jasa menmpatkan dana, meminjamkan
dana, cek dll.
3.jasa pembiayaan berupa ,; -a. sewa guna
usaha dg hak opsi , -b. kartu kreditt --
c.Pembiayaan konsumen
4.jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum
gadai
5. jasa penjaminan
• Huruf e. Jasa Assuransi adalah jasa
pertanggungan melipti ass.kerugian, ass.jiwa
yg dilakukan oleh perusahaan assuransi
kepada pemegang polis assuransi.
• Huruf f ,Jasa Keagamaan, meliputi : pelayana
rumah ibadah, pemberian khotbah/dakwah,
penyelenggaran kegiatan2 lainya
• Huruf m , jasa yg disediakan oleh pemerintah
seperti pemberian ijin mendirikan bangunan
• Huruf n, jasa penyediaanntempat parkir oleh
pemilik tempat parkir.
• Ayat 3 huruf (h) jasa kesenian dan hiburan
meliputi semua jenis jasa yg diklakukan oleh
pekerja seni dan hiburan.
• Ayat 3 huruf (k), jasa tenaga kerja meliputi ;
jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang
penyedia tsb.tidak bertanggung jawab atas
hasil kerja dari tenaga kerja itu.
• Ayat 3 huruf (l ) ,jasa perhotelan meliputi ;
jasa persewaan kamar dan jasa persewaan
ruangan untuk kegiatan /pertemuan di
hotelitu, losmen,motel
• Disampimg itu ada objek yg diatur secara khusus
yaitu :
• 1.Pasal 16 C.=PPN atas kegiatan membangun
sendiri yg dilakukan tidak dalam kegiatan usaha
atau pekerjaanya dg sayarat (
163/PMK.03/2012): -konstruksi utama dari
kayu, beton,batu bata atau sejenisnya dan atau
baja, - untuk tempat tinggal atau tempat usaha
dan - luas paling sedikit 200 m2
• 2.Pasal 16 D = PPN atas penyerahan aktiva yg
menurut tujuan semula tidak untuk diperjual
belikan olah PKP,kecuali atas aktiva yg Pajak
masukannya tidak dapat dikreditkan
• 3.Objek PPnBM ;
• Berdasarkan pasal 5 UU PPN, disamping
pengenaan PPN dikenai PPnBM terhadap :
• a.Penyerahan BKP tergolong mewah oleh
pengusaha yg menghasilkanya di daerah
pabean dalam kegiatan usahanya
• b.Impor BKP tergolong mewah
• Dalam penjelasan pasal 5 UU PPN, tujuan /
pertimbangan dikenakan PPnBM adalah :
• 1.Perlu keseimbangan pembebanan pajak
antara konsumen berpenghasilan tinggi
dengan yg berpenghasilan rendah
• 2.Sebagai pengendalian pola konsumsi atas
BKP yang terglong mewah
• 3.Sebagai perlindungan terhadap produsen
kecil atau tradisionil
• 4.Untuk mengamankan penerimaan negara
• Subjek PPnBM ; adalah :
• 1. Pengusaha Kena Pajak produsen ( yang
menghasilkan BKP) yg melakukan penyerahan
BKP tergong mewah
(kegiatan menghasilkan a.l :merakit,memasak,
mencampur, mengemas, membotolkan dan
kegiatan lain yg dipersama kan atau menyuruh
orang lain unuk itu)
• 2.Orang pribadi atau badan yg melakukan
impor BKP tergolong mewah
SUBJEK PAJAK
Subjek pajak adalah pihak yang bertanggung
jawab untuk menghitung, menyetor dan
melapor kan PPN atas transaksi yang
terhutang PPN .
• Subjek pajak adalah Pengusaha Kena Pajak
atau seharusnya menjadi Pengusaha Kena
Pajak, kecuali dalam hal melakukan impor BKP
Subjek pajak bisa bukan Pengusaha
kena pajak dalam kegiatan sbb:
1.Imfor Barang kena pajak
2.Pemanfaatan jKP/BKP tidak berwujud dari luar
daerah pabean
3.Memangun sendiri yg dilakukan tidak dalam
lingkungan perusahaan atau pekerjaanya
4.Penyerahan aktiva yg menurut tujuan semula
tidak untuk diperjual belikan oleh Pengusaha
Kena Pajak( asal nya PKP jadi bukan PKP )
PENGUSAHA KENA PAJAK
(PKP)
Ps. 1 angka 15

PENGUSAHA

YANG MELAKUKAN PENYERAHAN


BKP/JKP

YANG DIKENAKAN PAJAK BERDASARKAN UU PPN

TIDAK TERMASUK PENGUSAHA KECIL, KECUALI


PENGUSAHA KECIL YANG MEMILIH UNTUK DIKUKUHKAN
SEBAGAI PKP
Gololongan. Pengusa Kena Pajak
• Pengusaha kena pajak dibagi menjadi 2 golongan :
1. Pengusaha yg otomatis menurut UU harus dikukuhkan
menjadi Pengusaha Kena Pajak , yaitu:
- Pabrikan yang menghasilkan barang Kena Pajak
- Eksportir BKP
- pedagang BKP , kecuali Pengusaha kecil
- pengusaha jasa kena pajak
- pengusaha yg memanfaatkan BKP tidak berwujud dari luar
daerah pabean
- pengusaha yg memanfaatkan JKP dari luar daerah pabean
2.Pengusaha kecil yg dapat memilih
menjadi PKP
2. Pengusaha yang tidak wajib menjadi PKP ,tapi boleh jadi PKP yaitu:
- Pengusaha yang tergolong kecil tapi memilih untuk dikukuhkan
menjadi Pengusaha Kena Pajak,
Sesuai PER MEN KEU NO.197/ PMK 03/ 2013, pengusaha kecil
adalah pengusaha yang DALAM SATU TAHUN BUKU jumlah
PEREDARANNYA tidak lebih dari Rp 4.800.000.000,-( empat miliar
delapan ratus juta rupiah, mulai April 2014 )
Apabila sampai dengansuatu bulan dalam tahun buku peredaraan
bruta melebihi Rp. 4,800 milyar ,maka pengusa kecil itu WAJIB
MELAPOPRKAN usahanya untuk dikukuhkan SEBAGAI Pengusaha
Kena Pajak paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah bulan
dilampoinya batas nilai pengusaha kecil tsb.
CONTOH
• Tuan Ardi ,seorang Pengusaha yg melakukan
penyerahan BKP, dalam tahun 2016 sampai
bulan Agustus jumlah peredaranya sebesar
Rp 4,5 milyar, pada bulan september jumlah
peredaranya sebesar Rp 500 Juta
• Apakah tuan Ardi termasuk Pengusaha Kecil ?
Kapan Tuan Ardi wajib mendaftarkan diri
untuk dikukukhkan sebagai PENGUSAHA
KENA PAJAK (PKP ) ?
KEWAJIBAN PENGUSAHA MELAPORKAN USAHANYA
UNTUK DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
Ps. 3 A ayat (1) dan (2)

PENGUSAHA YANG MELAKUKAN :


• PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK;
• PENYERAHAN JASA KENA PAJAK, DAN
• EKSPOR BARANG/JASA KENA PAJAK
TERMASUK PENGUSAHA KECIL YG MEMILIH
UNTUK DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
MELAPORKAN USAHANYA UNTUK
W
DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
A
MEMUNGUT PPN / PPn BM YANG TERUTANG
J MENYETORKAN PPN / PPn BM
IB
YANG MASIH HARUS DIBAYAR
MELAPORKAN PENGHITUNGAN PAJAK
KEWAJIBAN ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG
MEMANFAATKAN BKP TIDAK BERWUJUD DAN JKP
DARI LUAR DAERAH PABEAN ( Ps. 3A ayat (3) )

ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG MEMANFAATKAN :


- BARANG KENA PAJAK TIDAK BERWUJUD DARI LUAR DAERAH
PABEAN;
- JASA KENA PAJAK DARI LUAR DAERH PABEAN

W
MEMUNGUT PPN
A
J YG
MENYETOR, DAN TERUTANG
I
B MELAPORKAN

PENGHITUNGAN & TATA CARANYA DIATUR DENGAN


KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
Memenuhi syarat untuk jadi PKP tapi TIDAK
melaporkan usahanya,
• Setiap penyerahan tetap terhutang PPN
• TIDAK boleh nembuat faktur pajak
• TIDAK mengisi spt masa PPN

• TETAPI TIDAK BERHAK


MENGKREDITKAN PAJAK MASUKAN, sehingga
tidak akan mengalami kelebihan pajak dan
mendapat restitusi
Tatacara pengukuhan dan pencabutan
sebagai Pengusah Kena Pajak
• Pengusaha mengisi formulir yg tersedia di Kantor
Pelayan Pajak
• Permohonan dilakukan secara elektronik dengan
mengisi formulir pada aplikasi e’Registration yg
tersedia pada laman Dit. jend .Pajak di
www.pajak.go.id
• Kemudian mengirimkan dokumen kelengkapan
seperti alamat,tempat kedudukan atau tempat
kegiatan usaha baik secara elektronik ataupun
dengan surat pengiriman dokumen yg sudah
ditandatangani
• Permohonan dapat diajukan secara tertulis
dengan mengisi formulir pengukuhan
pengusaha kena Pajak
• Dokumen sebagai kelengkapan permhonan :
• WP orang pribadi : KTP. Ijin kegiatan usaha,
surat keterangan tempat kagiatan usaha
• Wp Badan :foto (copi akte pendirian,NPWP
pengurus),ijin usaha, keterangan tempat
usaha
TATA CARA Pencabutan sebagai PKP
A.Atas permohonan : dengan alasan
a.PKP pindah alamat ke wilayah KPP. lain .
b.perusahaan bubar ,atau tidak aktif
c.tidak memenuhi syarat lagi atau
d.PKP orang pribadi karena meninggal
B.Pencabutan secara jabatan
• - PKP dengan status non efektif
• - PKP pindah dan tidak diketahui keberadaanya
• -PKP menyalah gunakan pengukuhan
• -PKP sudah dipusatkan tempat terhutangnya
• Keputusan Pencabutan diterbitkan berdasarkan hasil
pemeriksaan atau verifikasi Ditjend Pajak,paling lama 6
bulan sejak permohohonan diterima
Hak dari Pengusaha Kena Pajak
• 1.Berhak mengkreditkan pajak masukan
• 2.meminta pengembalian jika ada lebih bayar
(restitusi).
• 3.Bisa ekspor dengan tarif PPN sebesar 0 %
Sedangkan yg tidak daftar jadi PKP, padahal
memenuhi sarat, tidak mendapatkan hak
tersebut, bahkan apabila diketahui, disamping
harus bayar PPN juga dikenakan sanksi

Anda mungkin juga menyukai