Anda di halaman 1dari 10

PASAR MODAL

A. PENGERTIAN PASAR MODAL

Pasar modal (capital modal) yaitu pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan
pasar yang konkret. Dana jangka panjang yaitu dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar
modal dalam arti sempit yaitu suatu daerah dalam pengertian fisik yang terorganisasi daerah efek-efek
diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian bursa imbas (stock exchange) yaitu suatu sistem
yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli imbas yang dilakukan baik secara
eksklusif maupun tidak langsung. Pengertian imbas yaitu setiap surat berharga (sekuritas) yang
diterbitkan oleh perusahaan, misalnya: surat akreditasi utang, surat berharga komersial (commercial
paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant).
Definisi pasar modal berdasarkan Kamus Pasar Uang dan Modal yaitu pasar faktual atau absurd yang
mempertemukan pihak yang menunjukkan dan memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu
tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak penawar yaitu perusahaan asuranssi, dana pensiun,
bank-bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat yaitu pengusaha, pemerintah dan masyarakat
umum.
Pasar modal berbeda dengan pasar uang (money market). Pasar uang berkaitan dengan instrument
keuangan jangka pendek (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dan merupakan pasar yang abstrak.
Instrument pasar uang biasanya terdiri dari aneka macam jenis surat berharga jangka pendek
menyerupai sertifikat deposito, commercial papper, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat
Berharga Pasar Uang (SPBU).
B. PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA
Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada kala ke-19.
Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreninging voor den Effectenhandel pada tahun
1939, jual beli imbas telah berlangsung semenjak 1880. Pada tanggal Desember 1912, Amserdamse
Effectenbeurs mendirikan cabang bursa imbas di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut
merupakan yang tertua keempat sehabis Bombay, Hongkong, dan Tokyo. Aktivitas yang kini
diidentikkan sebagai acara pasar midal sudah semenjak tahun 1912 di Jakarta. Aktivitas ini pada
waktu itu dilakukan oleh orang-orang Belanda di Batavia yang dikenal sebagai Jakarta ketika ini.
Sekitar awal kala ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-
besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana yaitu dari para penabung yang telah dikerahkan
sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang
penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka
pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar midal. Setelah mengadakan persiapan akibatnya
berdiri secara resmi pasar midal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14
Desember 1912 dan berjulukan Verreninging voor den Effectenhandel (bursa efek) dan eksklusif
memulai perdagangan. Efek yang dperdagangkan pada ketika itu yaitu saham dan obligasi perusahaan
milik perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belada. Bursa Batabia dilarang pada
perang dunia yang pertama dan dibuka kembali pada tahun 1925 dan menambah jangkauan
aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Aktivitas ini terhenti pada
perang dunia kedua.
Setahun sehabis pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950, obligasi
Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali
Pasar Modal Indonesia. Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No. 13 tanggal 1
September 1951, yang kelak ditetapkan senagai Undang-undang No. 15 tahun 1952, sehabis terhenti
12 tahun. Adapun penyelenggarannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-
efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bangk negara dan beberapa makelar imbas lainnya dengan Bank
Indonesia sebagai penasihat. Aktivitas ini semakin meningkat semenjak Bank Industri Negara
mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan 1956. Para pembeli
obligasi banyak warga negara Belanda, baik perorangan maupun tubuh hukum. Semua anggota
diperbolehkan melaksanakan transaksi abitrase dengan luar negeri terutama dengan Amsterdam.
Menjelang simpulan era 50-an, terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di bursa. Hal ini
diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga
mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan menyebabkan banyak warga begara Belanda
meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebyut makin parah sejalan dengan memburuknya
hubungan Republik Indonesia denan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya agresi
pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-undang
Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan isyarat dari Badan Nasonialisasi
Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan Bursa Efek Indonesia untuk
memperdagangkan semua imbas dari perusahaan Belanda yangberoperasi di Indonesia, termasuk
semua imbas yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah perdagangan imbas di
Indonesia.
Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal
(Bapepam), institusi gres di bawah Departemen Keuangan. Unuk merangsang perusahan
melaksanakan emisi, pemerintah mengatakan dispensasi atas pajak persetoan sebesar 10%-20%
selama 5 tahun semenjak perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI
yang membeli saham melalui pasar midal tidak dikenakan pajar pendapatan atas capital gain, pajak
atas bunga, dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai saham/bukti penyertaan modal.
Pada tahun 1988, pemerintah melakuka deregulasi di sektor keuangan dan perbankan termasuk pasar
midal. Deregulasi yang memengaruhi perkembangan pasar midal antara lain Pakto 27 tahun 1988 dan
Pakses 20 tahun 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan Paker 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan
perjuangan pengembangan pasar modal mencakup pokok-pokok:
a. Kemudahan syarat go public antar lain keuntungan tidak harus mencapai 10%.
b. Diperkenalkan Bursa Paralel.
c. Penghapusan pungutan menyerupai fee registrasi dan pencatatan di bursa yang sebelumya
dipungut oleh Bapepam.
d. Investor ajaib boleh membeli saham di perusahaan yang go public.
e. Saham boleeh dierbitkan atas unjuk.
f. Batas fluktuasi harga saham di bursa imbas sebesar 4% dari kurs sebelum ditiadakan.
g. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari semenjak
dilengkapinya persyaratan.
Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham dswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta. Swastanisasi
bursa saham menjadi PT BEJ ini menyebabkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal.
C. MANFAAT PASAR MODAL
1. Bagi Emiten
Bagi emiten, pasar modal mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
1. jumlah dana yang sanggup dihimpun berjumlah besar
2. dana tersebut sanggup diterima sekaligus pada ketika pasar perdana selesai
3. tidak ada convenantsehingga administrasi sanggup lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
4. solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki gambaran perusahaan
5. ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil
2. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
1. nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin
pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain
2. memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang
mengambang bagi pemenang obligasi
3. dapat sekaligus melaksanakan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi risiko

D. LEMBAGA-LEMBAGA YANG TERLIBAT DI PASAR MODAL


1. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)

Tugas Badan Pengawas Pasar Modal berdasarkan Keppres No. 53 Tahun 1990 perihal Pasar Modal
yaitu :
a. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga imbas sanggup ditawarkan dan
diperdagangkan secara teratur dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal masyarakat umum.
b. Melaksanakan training dan pengawas terhadap lembaga-lembaga berikut:
1) Bursa efek
2) Lembaga kliring, penyelesaian dan penyimpanan
3) Reksa dana
4) Perusahaan imbas dan perorangan
c. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar modal
Bapepam sebagai forum pengawas pasar modal wajib memutuskan ketentuan bagi terjaminnya
pelaksanaan imbas secara ertib dan masuk akal dalam rangka melindungi pemodal dan masyarakat
berupa:
1) Keterbukaan informasi perihal transaksi imbas di bursa imbas oleh semua perusahaan imbas
dan semua pihak. Ketentuan ini wajib memuat persyaratan kererbukaan kepada Ketua Bapepam dan
masyarakat perihal semua transaksi imbas oleh semua pemegang saham utama dan orang dalam serta
pihak terasosiasikan dengannya.
2) Penyimpanan catatan dan laporan yang diberikan oleh pihak telah memperoleh izin usaha, izin
perorangan, persetujuan atau registrasi profesi.
3) Penjatahan efek, dalam hal terdapat kelebihan jumlah undangan pada suatu penawaran umum.
Ketentuan ini tidak mengharuskn diadakannya penerbitan sertifikat dalam jumlah yang kurang dari
jumlah standar yang berlaku dalam perdagangan imbas pada suatu bursa efek.
Bapepam dipimpin oleh seorag ketua yang kiprah pokoknya yaitu memimpin Bapepam sesuaidengan
kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pemerintah dan membina aparatur Bapepam biar berdaya
guna dan berhasil guna. Disamping itu Ketua Bapepam bertugas membuat ketentuan pelaksanaan
teknis di bidang pasar modal secara

fungsional menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan serta berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Lembaga Penunjang Pasar Perdana
a. Penjamin Emisi Efek
Tugas penjamin imbas antara lain yaitu sebagai berikut:
1) Memberikan nasihat mengenai jenis imbas yang sebaiknya dikeluarkan, harga yang masuk akal
dan jangka waktu imbas (obligasi dan sekuritas kredit).
2) Dalam mengajukan pernyataan registrasi emisi efek, membantu menuntaskan kiprah adinistrasi
yang bekerjasama dengan pengisian dokumen pernyataan registrasi emisi efek, penyusunan
prospektus merancang spesimen imbas dan mendampingi emiten selama proses evaluasi.
3) Mengatur penyelenggaraan emisi (pendistribusian imbas dan menyiapkan sarana-sarana
penunjang).

b. Akuntan Publik
Tugas akuntan publik antara lain yaitu sebagai berikut:
1) Melakukan investigasi atas laporan keuangan perusahaan dan mengatakan pendapatya.
2) Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
ketentuan-ketentuan Bapepam.
3) Memberikan petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik apabila diperlukan

c. Konsultan Hukum
Tugas konsultan aturan yaitu meneliti aspek-aspek aturan emiten dan mengatakan pendapat dari sisi
aturan perihal keadaan dan keabsahan perjuangan emiten, yang mencakup anggaran dasar, izin usaha,
bukti kepemilikan atas kekayaaan emiten, perikatan yang dilakukan oleh emiten dengan pihak ketiga,
serta somasi dalam kasus perdata dan pidana.
d. Notaris
Notaris bertugas membuat info program RUPS, membuat konsep sertifikat perubahan anggaran dasar
dan menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka emisi efek.
e. Agen Penjual
Agen penjual ini umumnya terdiri dari perusahaan pialang (broker/dealer) yang bertugas melayani
investor yang akan memesan efek, melaksanakan pengembalian uang pesanan dan menyerahkan
sertifikat imbas kepada pemesan.

f. Perusahaan Penilai
Perusahaan penilai dibutuhkan apabila perusahaan emiten akan melaksanakan penilaian kembali
aktivanya. Penilaian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui beberapa beesarnya nilai masuk akal
aktiva perusahaan sebagai dasar dalam melaksanakan emisi melalui pasar modal.

3. Lembaga Penunjang dalam Emisi Obligasi

Dalam emisi obligasi, disamping forum penunjang untuk emisi saham juga dikenal forum sebagai
berikut:
a. Wali Amanat (Trustee)
Tugas wali amanat antara lain:
1) Menganalisis kemampuan dan dapat dipercaya emiten
2) Melakukan penilaian terhadap sebagian atau seluruh harta kekayaan emiten yang diterima
olehnya sebagai jaminan.
3) Memberikan nasihat yang diperhitungkan oleh emiten.
4) Melakukan pengawasan terhadap pelunasan pinjaman pokok beserta bunganya yang harus
dilakukan oleh emiten sempurna pada waktunya.
5) Melaksanankan kiprah selaku biro utama pembayaran.
6) Mengikuti secara terus-menerus perkembangan pengelolaan perusahaan emiten.
7) Membuat perjanjian perwaliamanatan dengan pihak emiten.
8) Memanggil Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO), apabila diperlukan.

b. Penanggung (Guarantor)
Penanggung bertanggungjawab atas dipenuhinya pembayaran pinjaman pokok obligasi beserta
bunganya dari emiten kepada para pemengang obligasi sempurna pada waktunya, apabila emiten tidak
memenuhi kewajibannya.

c. Agen Pembayar (Paying Agent)


Agen pembayar bertugas membayar bunga obligasi yang biasanya dilakukukan setiap dua kali
setahun dan pelunasan pada ketika obligasi telah jatuh tempo.
4. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder

Lembaga penunjang pasar sekunder merupakan forum yang menyediakan jasa-jasa dalam
pelaksanaan transaksi jual beli di bursa. Lembaga penunjang terdiri dari:
a. Pedagang Efek
Di samping melaksanakan jual beli imbas untuk diri sendiri, pedangang imbas juga berfungsi untuk
membuat pasar bagi imbas tertentu dan menjaga keseimbangan harga serta memelihara likuiditas
imbas dengan cara membeli dan menjual imbas tertentu di pasar sekunder.

b. Perantara Perdagangan Efek (Broker)


Broker bertugas mendapatkan order jual dan order beli investor untuk kemudian ditawarkan di bursa
efek. Atas jasa keperantaraan ini broker mengenakan fee kepada investor.

c. Perusahaan Efek
Perusahaan imbas atau perusahaan sekuritas (sekurities company) sanggup menjalankan saru atau
beberapa kegiatan, baik sebagai penjamin emisi imbas (underwriter) , peranraa pedagang efek,
manajer investasi atau penasihat investasi.

d. Biro Administrasi Efek


Yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten secara teratur menyediakan jasa-jasa
melaksanakan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran dividen, pembagaian hak opsi, emisi
sertifikat, atau laporan tahunan untuk emiten.

e. Reksa Dana (Mutual Fund)


Reksadana meripakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana-dana investor yang pada
umumnya diinvestasikan dalam bentuk instrumen pasar modal atau pasar uang oleh manajer investasi.
Atas dana yang dikelola tersebut diterbitkan unit saham atau sertifikat sebagai bukti keikutsertaan
investor pada perusahaan reksadana.

E. JENIS PASAR MODAL


Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder :
1) Pasar Perdana ( Primary Market )
Pasar Perdana yaitu penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu
yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar
sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar
perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis mendasar
perusahaan yang bersangkutan.
Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan
sanggup memakai dana hasil emisi untuk menyebarkan dan memperluas barang modal untuk
memproduksi barang dan jasa. Selain itu sanggup juga dipakai untuk melunasi hutang dan
memperbaiki struktur pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang
yaitu penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui
biro penjualan.

2) Pasar Sekunder ( Secondary Market )


Pasar sekunder yaitu daerah terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor sehabis
melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari sehabis
ijin emisi diberikan maka imbas tersebut harus dicatatkan di bursa.
Dengan adanya pasar sekunder para investor sanggup membeli dan menjual imbas setiap saat.
Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder mempunyai kegunaan sebagai daerah untuk
menghimpun investor forum dan perseorangan.
Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak yang
berwenang yaitu pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian, pemesanannya
dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak terbatas.
Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu :
a. Bursa reguler
Bursa reguler yaitu bursa imbas resmi menyerupai Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek
Surabaya (BES)

b. Bursa paralel
Bursa paralel atau over the counter yaitu suatu sistem perdagangan imbas yang terorganisir di
luar bursa imbas resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dan
diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh
Bapepam. Over the counter alasannya pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu
daerah tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer.
Pasar Uang berbeda dengan Pasar Modal yang tradingnya dilakukan melalui Bursa atau Stock
Exchange. Pasar Uang sifatnya abstrak, tidak ada daerah khusus menyerupai halnya dengan Pasar
Modal, transaksi pada Pasar Uang dilakukan secara OTC (Over The Counter Market) dilakukan oleh
setiap penerima (partisipan) melalui Desk atau Dealing Room masing-masing peserta.
Alasan kenapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem perekonomian yaitu banyaknya
perusahaan serta individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai antara inflows dan outflows.
Misalnya, perusahaan melaksanakan penagihan dari klien pada periode tertentu dan pada waktu yang
lain ia harus mengeluarkan uang untuk menutupi biaya operasionalnya.
Untuk mengatasi problem tersebut (perusahaan pada ketika kasnya mengalami defisit), maka
perusahaan tersebut sementara sanggup memasuki pasar uang sebagai peminjam dengan mencari
forum keuangan atau pihak lain yang mempunyai surplus (kelebihan) dana. Selanjutnya, pada ketika
perusahaan tersebut mengalami surplus dana, maka perusahaan tersebut menjadi kreditor dalam pasar
uang untuk memperoleh pendapatan daripada membiarkan dananya tak terpakai atau idle.
Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatarbelakangi adanya kebutuhan untuk mendapatkan
sejumlah dana dalam jangka pendek atau yang sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan demikian pasar
uang merupakan sarana alternatif, khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-
perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta lainnya, baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka
pendeknya maupun dalam rangka melaksanakan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya.
Pasar uang juga merupakan sarana pengendali moneter (secara tidak langsung) oleh otoritas
moneter dalam melaksanakan operasi terbuka, alasannya di Indonesia pelaksanaan operasi pasar
terbuka oleh Bank Sentral yaitu Bank Indonesia dilakukan melalui pasar uang dengan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) sebagai instrumennya. Definisi pasar modal
berdasarkan Kamus Pasar Uang dan Modal yaitu pasar faktual atau absurd yang mempertemukan
pihak yang menunjukkan dan memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas.
Umumnya yang termasuk pihak penawar yaitu perusahaan asuranssi, dana pensiun, bank-bank
tabungan sedangkan yang termasuk peminat yaitu pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum.
Produk yang Terdapat di Pasar Modal
1.      Reksa Dana
2.      Saham
3.      Saham Preferan
4.      Obligasi
5.      Waran
6.      Right Issue

Manfaat Pasar Modal


1.      Bagi Emiten
Bagi emiten, pasar modal mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
6.      jumlah dana yang sanggup dihimpun berjumlah besar
7.      dana tersebut sanggup diterima sekaligus pada ketika pasar perdana selesai
8.      tidak ada convenantsehingga administrasi sanggup lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
9.      solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki gambaran perusahaan
10.  ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil

2.      Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
4.      nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin
pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain
5.      memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang
mengambang bagi pemenang obligasi
6.      dapat sekaligus melaksanakan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi risiko
Semakin berkembangnya waktu maka muncul prinsip pasar modal gres yang memakai prinsip
syariah.

Contoh Soal :
 Nilai pasar di BEI hari Senin Rp.250 M, nilai dasar Rp.50 M maka IHSGnya adalah:

Jika  PT.A melakukan IPO (Initial Public Offering), 5 juta lembar saham, Rp.500/lbr, maka IHSG
baru :

Contoh Perhitungan Indeks Harga Saham


Indeks harga saham merupakan angka yang tersusun dengan hitungan tertentu sehingga menghasilkan
trend. Sedangkan angka indeks itu sendiri dibuat untuk membandingkan perubahan harga saham dari
masa ke masa.
Dengan demikian, untuk bisa menemukan angka indeks harus tersedia data lebih dari satu karena
harus ditentukan waktu dasar dan waktu yang berlaku.
Contoh Data:
Indeks harga saham menggunakan rumus umum:
IHS = (Ht / H0) X 100%
IHS:  Indeks Harga Saham
Ht  :  Harga pada waktu yang berlaku
H0 :  Harga pada waktu dasar

Anda mungkin juga menyukai