Anda di halaman 1dari 12

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

PASAR KEUANGAN

Disusun oleh :

Maulana Muhammad Yusuf (12010118130182)

Kelas G

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
1. a). Pasar keuangan adalah mekanisme pasar yang memungkinkan bagi seorang atau
koporasi untuk dengan mudah dapat melakukan transaksi penjualan dan pembelian
dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti saham dan obligasi)
b). Peran manajer keuangan sangatlah penting dalam keberlangsungan perusahaan, tugas
manajer keuangan pada tiap akhir periode adalah membuat sebuah laporan keuangan
yang berisi lima komponen yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal,
laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan yang akan berguna dalam pasar
keuangan yaitu terkait harga saham perusahaan

2. a). Sistem keuangan sendiri adalah suatu sistem yang terdiri atas lembaga keuangan,
pasar keuangan, infrastruktur keuangan, serta perusaahaan non keuangan dan rumah
tangga, yang saling berinteraksi dalam pendanaan dan/atau penyediaan pembiayaan
pertumbuhan perekonomian
Lembaga keuangan merupakan badan usaha atau institusi di bidang jasa keuangan
yang bergerak dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
untuk pendanaan serta dengan mendapatkan keuntungan dalam bentuk bunga atau
persentase. Meski demikian, kegiatan usaha lembaga ini dapat berupa penghimpunan
dana saja, menyalurkan dana saja, atau keduanya sekaligus
Sistem keuangan dan lembaga keuangan adalah 2 hal yang tidak terpisah dari
pasar keuangan karena pasar keuangan menggunakan sistem yang telah di tetapkan
dalam sistem keuangan serta lembaga keuangan merupakan perantara pasar keuangan

b). Aliran dana secara langsung apabila tanpa perantara. Jadi pihak defisit (peminjam)
menerbitkan sekuritas (surat-surat) yang diajukan kepada pihak surplus (pemilik
dana) dengan ketentuan pengembalian tertentu. Transaksi ini dapat terjadi karena
adanya pengembalian yang lebih tinggi dalam artian kedua belah pihak saling
diuntungkan.

Secara tidak langsung apabila dengan perantara. Jadi lembaga perantara keuangan
akan menampung dana dari pihak surplus dan akan menerbitkan sekuritas yang akan
dibeli oleh pihak defisit berupa pinjaman. Konsekuensi bagi peminjam adalah dengan
memberikan jaminan pengembalian dan bunga kepada lembaga perantara keuangan.
Lembaga perantara keuangan akan memberikan pengembalian kepada pihak surplus,
biasanya dalam bentuk deposito. Pihak surplus (suppliers) terdiri dari rumah tangga,
perusahaan, pemerintah, asing. Sedangkan pihak defisit (demander) juga terdiri dari
rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan asing.
3. a).

b). 1). Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM)
Berfungsi mengawasi dan membina bursa efek, serta menilai perusahaan-
perusahaan yang akan menjual saham ke pasar modal.

2). Tugas BAPEPAM adalah:

 Bertanggung jawab kepada menteru keuangan


 Menyelenggarakan pasar modal
 Mengawasi dan membina bursa efek
 Menilai perusahaan-perusahaan yang akan menjual saham ke pasar modal
3). Bursa Efek
Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem serta sarana untuk
mempertemukan penawaran dan permintaan di pasar modal.

4. a). 1). Penjamin Emisi Efek. Dalam fungsinya sebagai penjamin emisi, aktivitas
perusahaan adalah melakukan penawaran umum atas efek/ sekuritas emiten
dengan atau tanpa
kewajiban untuk membeli apabila terdapat sisa efek yang tidak terjual.
2). Perantara Pedagang Efek. Perantara Pedagang Efek berfungsi sebagai perusahaan
yang memperdagangkan efek untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan
pihak lain/nasabah.
3). Manajer Investasi. Manajer investasi adalah pihak yang aktivitas usahanya
mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau kolektif sekelompok nasabah,
kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun dan bank yang melakukan sendiri
kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

b). Penjamin Emisi Efek (Underwriter) adalah pihak yang membuat kontrak dengan
emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau
tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.

Jenis-jenis penjamin emisi :


1). Penjamin Emisi Utama (Lead Underwriter)
Penjamin utama emisi ini berbentuk kontak dengan emiten dalam suatu perjanjian
dengan memberikan jaminan penjualan surat berharga dan pembayaran seluruh
nilai surat berharga kepada emiten.
2). Penjamin pelaksana Emisi (Managing Underwriter)
Penjamin pelaksana emisi ini mengkoordinir pengelolaan serta penyelenggaraan
emisi surat berharga.
3). Penjamin Peserta Emisi (Co Underwriter)
Penjamin peserta emisi ini tidak bertanggung jawab secara langsung kepada
emiten, sebab peserta emisi membuat kontrak dengan emisi utama dalam suatu
perjanjian untuk melakukan penjualan dan pembayaran sesuai porsi yang diambil.
5. a). LKP adalah pihak yang menjamin bahwa pihak pembeli akan memperoleh saham
yang dibelinya pada tanggal jatuh tempo transaksi bursa dan menjamin bahwa pihak
penjual akan menerima uang hasil penjualan sahamnya pada waktu jatuh tempo
transaksi bursa.

b). LKP dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus berdasarkan suatu aturan yang
jelas dan dilaksanakan secara konsisten.

6. a). 1). Pada masa penjajahan


14 Desember 1912 di Batavia, didirikan Bursa Efek dengan nama
“Vereniging Voor De Effecten Handel". Efek yang diperjual belikan :
 Saham dan obligasi perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia
 Obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.
 Sertifikat saham-saham perusahaan Belanda yang diperdagangkan di Bursa
Negeri Belanda.

Pada tahun 1914 – 1918, Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang
Dunia I. Pada tahun 1925 – 1942, Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali, bersama
dengan dibukanya Bursa Efek di Surabaya (11 Januari 1925) dan Semarang (1
Agustus 1925 ). Awal tahun 1939, Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya ditutup. Pada tahun 1942 – 1952, Bursa Efek di
Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II. Pecah Perang Dunia II kegiatan
pasar modal berhenti, padahal transaksi mencapai Rp.7 Triliun (kurs pada waktu
itu), dan jumlah efek yang diperdagangkan mencapai 250 macam.

2). Pada masa Orde Lama

Pada tahun 1952, Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU


Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman
Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo).
Instrumen yang diperdagangkan adalah Obligasi Pemerintah RI (1950).
Penyelenggara Bursa diserahkan pada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-
efek (PPUE). Pada tahun 1956, Bursa Efek semakin tidak aktif, karena Program
nasionalisasi perusahaan Belanda, larangan perdagangan efek yang menggunakan
mata uang Belanda, inflasi 650%. Pada tahun 1956 – 1977, Perdagangan di Bursa
Efek vakum.

3). Pada masa Orde Baru

Pada tanggal 10 Agustus 1977, Bursa Efek diresmikan kembali oleh


Presiden Soeharto. Penyelenggara Bursa dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana
Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen
Cibinong sebagai emiten pertama.

Untuk menarik masyarakat pengusaha dan investor, maupun lembaga


perantara untuk aktif dipasar modal, pemerintah memberikan keringanan Fiskal,
yaitu :

 Keringanan pajak perseroan bagi perusahaan yang mau go public


 Pembebasan pajak penjualan atas jasa perdagangan efek di pasar modal.

Pada tahun 1983 fasilitas pajak dihapuskan, dan selama mengenyam


pasilitas perpajakan tercatat 24 perusahaan melakukan emisi saham, dan 3
perusahaan melakukan emisis obligasi. Selama pengaktifan kembali pasar modal,
banyak kebijakan pemerintah yang bertujuan memperkuat dan menstabilkan
perekonomian dalam negeri, ternyata berpengaruh kurang baik terhadap
perkembangan pasar modal indonesia. Kebijakan pemerintah tersebut adalah :

 Devaluasi : 1978 (dari RP.415.US$ menjadi Rp.625/US$), 1983


(Rp.702,50/US$ - Rp.970/US$), 1986 (RP.1.134/US$ - Rp.1.644/US$).
 Kebijakan moneter 1 Juni 1983, yang memberikan kebebasan bagi bank untuk
menetapkan sendiri bunga deposito, sehingga bunga naik dari 12% menjadi
20%.

 Kenaikan bahan bakar minyak.

4). Pada Masa Era kebangkitan Pasar Modal

Kebijakan-kebijakan untuk membangkitkan pasar modal :

 Paket Enam Mei (Pakem) 1986 :

Memberikan status yang sama dengan PMDN, bagi PMA yang 51%
sahamnya dijual di pasar modal, atau minimal 51% sahamnya dimiliki oleh
negara/swasta nasional dan dijual melalui pasar modal.

 Paket Desember 1987 (PAKDES 87) :

1. Penyederhanaan prosedur dan persyaratan emisi efek.

2. Investor asing diperkenankan membelisaham perusahaan yang telah go


public

3. Pengenalan saham atas unjuk.

4. Memberikan kesempatan bagi perusahaan yang baru dan belum


memperoleh laba mencari modal di pasar modal melalui bursa paralel.

5. Penghapusan pembatasan fluktuasi kurs 4% per hari.

 Paket Oktober (Pakto) 1988 :

1. Pengenaan pajak terhadap bunga deposito

2. Ketentuan Legal Lending Limit yang membetasi kredit pada nasabahnya.

3. Ada ketentuan Capital Adequacy Ratio bagi bank

Pada tanggal 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
Pada tanggal 13 Juli 1992, Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. Pada tanggal
22 Mei 1995 diterapkan otomasi sistem perdagangan di Bursa Efek Jakarta yang
dikenal dengan JATS (The Jakarta Automated Trading System) yang
memungkinkan dilakukannya transaksi harian sebanyak 200.000 kali
dibandingkan dengan sistem lama yang hanya mencapai 3.800 kali transaksi per
hari. Pada tanggal 10 November 1995, Pemerintah mengeluarkan Undang –
Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996.

        Pada tanggal 1995, Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya. Pada bulan September 1996, Bursa Efek Surabaya memperkenalkan
sistem S-MART (The Surabaya Market Information and Automated Remote
Trading) yang memungkinkan terlaksananya perdagangan jarak jauh. Pada tahun
2000, Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan
di pasar modal Indonesia. Pada tahun 2007, Penggabungan Bursa Efek Surabaya
(BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek
Indonesia (BEI). 

b). 1). Jumlah Emiten

Jumlah emiten adalah jumlah perusahaan yang memiliki saham yang


melakukan listing pada bursa efek dan tercatat dalam bursa efek. Jumlah emiten
terbagi menjadi 2 kategori yaitu dari dalam negeri (domestic) dan luar negeri
(foreign). Jumlah emiten menjadi indikator yang penting untuk mengukur
perkembangan pasar modal di suatu negara, karena semakin banyak emiten yang
listing, maka investor memiliki pilihan investasi saham yang semakin banyak
pula, sehingga membuat pasar modal di negara tersebut menjadi lebih menarik,
sedangkan dari sisi lain semakin banyak emiten yang listing juga dapat
menunjukkan daya tarik pasar modal sebagai wadah untuk menghimpun dana dari
para investor untuk kepentingan ekspansi perusahaan namun diimbangi juga
kesejahteraan shareholders.

2). Kapitalisasi Pasar

Kapitalisasi pasar, sering kali disingkat kap pasar, adalah sebuah istilah
bisnis yang enunjuk ke harga keseluruhan dari sebuah saham perusahaan yaitu
sebuah harga yang harus dibayar seseorang untuk membeli seluruh perusahaan.
Besar dan pertumbuhan dari suatu kapitalisasi pasar perusahaan seringkali adalah
pengukuran penting dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan terbuka.

Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan jumlah saham perusahaan


tersebut dengan harga sekarang dari saham tersebut. Istilah kapitalisasi
kadangkala digunakan sebagai sinonim dari kapitalisasi pasar; dan dapat juga
kapitalisasi pasar dan hutang jangka panjang. Indikator kapitalisasi pasar penting
karena semakin besar kapitalisasi sebuah perusahaan berarti akan diikuti naiknya
harga saham sebuah perusahaan yang diperdagangkan pada pasar modal, naiknya
harga saham menunjukkan adanya peningkatan permintaan/pembelian terhadap
sebuah saham yang diakibatkan oleh kondisi fundamental perusahaan yang baik
pula, sehingga mendapat kepercayaan dari investor.

Semakin besar kapitalisasi pasar sebuah emiten juga akan tercermin dari
meningkatkan kapitalisasi bursa dari sebuah negara.

3). Trading Volume

Merupakan gambaran seberapa banyak saham yang berada di pasar yang


di perdagangkan dalam suatu waktu tertentu. Dengan meliaht trading value paling
tidak dapat mengetahui bagaimana setiap aktivitas pasar saham dan melihat
bagaimana prospek kedepan. Volume perdagangan saham dipergunakan untuk
mengukur apakah para pemodal individu mengetahui informasi yang dikeluarkan
perusahaan dan menggunakanya dalam pembelian atau penjualan saham sehingga
akan mendapatkan keuntungan diatas normal.

Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang


digunakan dalam análisis teknikal pada penilaian harga saham dan suatu
instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap
informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di
pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi
sebagai berita baik dan pasar seharusnya bereaksi positif. Volume perdagangan
saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan.
Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama
menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini mengakibatkan
menurunnya tingkat bid-ask spread.

4). Inflasi

Angka inflasi adalah angka yang mengukur tingkat barang dan jasa yang
dibeli oleh konsumen. Harga-harga yang naik tinggi mendorong naiknya angka
inflasi yang tinggi. Jika angka inflasi tinggi, biasanya BI / Bank Indonesia
cenderung meningkatkan suku bunga. Jika suku bunga naik, maka beban
perusahaan bertambah, terutama perusahaan yang banyak meminjam dari bank.
Nah dengan beban yang semakin bertambah tersebut, akan mengurangi tingkat
keuntungan perusahaan. Selain itu, harga-harga bahan baku yang naik juga akan
menambah beban perusahaan. Akibatnya, jika inflasi naik dan suku bunga
meningkat, harga saham beberapa perusahaan cenderung turun. Karena itulah,
angka inflasi yang berlebihan akan menjadi sentiment negatif bagi para investor
saham.
Sebenarnya inflasi itu tidak selalu buruk. Inflasi dalam batas wajar dan
normal menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi. Jika inflasi wajar, orang
akan terdorong untuk terus bekerja, menabung, dan berinvestasi. Nah inflasi yang
tidak baik adalah inflasi yang berlebihan / HIPERINFLASI sehingga uang
menjadi tidak berharga. HIPERINFLASI juga membuat daya beli masyarakat
merosot tajam. Inflasi disebut ringan jika besarannya kurang dari 10% per tahun.
Inflasi disebut sedang jika besarannya antara 10%-30% per tahun dan tergolong
berat jika besarannya 30%-100% per tahun.

5). Risk & Return

Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan
individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan
dalam suatu periode akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat
pengembalian adalah:

 bersifat linear atau searah.


 Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.
 Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka
semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.

7. a). LPS merupakan lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah
penyimpan dan turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai
kewenangannnya. Simpanan nasabah bank konvensional yang dijamin LPS
berbentuk: tabungan, deposito, giro, sertifikat deposito, dan bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Selain itu, LPS juga menjamin simpanan nasabah bank
syariah yang berbentuk: giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan
deposito mudharabah.
b). KPEI adalah Central Counterparty (CCP) yaitu KPEI bertindak sebagai penjual untuk
setiap pembeli dan sebagai pembeli untuk setiap penjual, dalam setiap penyelesaian
transaksi atas instrumen investasi yang diperdagangkan di bursa efek. Hadirnya KPEI
juga mendorong efisiensi dan kepastian dalam penyelesaian transaksi bursa.
8. a). 1). Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi
pada jenis instrumen investasi pasar uang dangan masa jatuh tempo kurang dari
satu tahun. Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito
berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi
pasar uang lainnya. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.
2). Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang
menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk
efek utang atau obligasi. Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian
yang stabil. Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang.

3). Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)

Reksadana campuran adalah jenis reksadana mengalokasikan dana


investasinya dalam portofolio yang bervariasi. Instrumen investasinya dapat
berbentuk saham dan dikombinasikan dengan obligasi. Tujuannya untuk
pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko reksadana campuran bersifat moderat
dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan
reksadana pendapatan tetap.

4). Reksadana Saham (Equity Fund)


Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan
sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.
Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang.
Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan
tetap, namun memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.

b). Keuntungan Berinvestasi di Reksadana

Investasi reksadana mendatangkan berbagai peluang keuntungan. Investor


reksadana dapat melakukan diversifikasi investasi tanpa harus memiliki modal yang
besar. Sebagai contoh, investor dengan dana terbatas dapat memiliki portofolio
obligasi, yang tidak mungkin bisa dimiliki jika investor tersebut tidak mempunyai
dana yang besar. Di marketplace Bareksa, sejumlah produk reksadana bisa dibeli
dengan modal hanya Rp100.000. Bahkan, ada produk yang minimum pembelian
Rp50.000 saja. Melalui reksadana, akan terkumpul dana dalam jumlah besar sehingga
manajer investasi dapat melakukan diversifikasi pada produk investasi di pasar modal
maupun di pasar uang. Dengan kata lain, investasi dilakukan pada berbagai produk
investasi seperti saham, obligasi, deposito, sesuai dengan kebijakan dari masing-
masing jenis reksadana yang dikelola.

Melalui reksadana pula investor awam sekalipun dapat ikut merasakan manisnya
keuntungan berinvestasi di pasar modal. Seperti berinvestasi pada saham, dalam hal
menentukan saham-saham apa yang baik untuk dikoleksi bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah. Hal tersebut memerlukan pengetahuan dan keahlian khusus yang tidak
semua investor memilikinya. Dengan berinvestasi di reksadana, investor pun tidak
perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya. Sebab, hal tersebut telah
ditangani oleh manajer investasi profesional yang sudah berpengalaman dalam hal
pengelolaan dana.

Risiko Berinvestasi di Reksadana

Seperti halnya wadah investasi lainnya, di samping mendatangkan berbagai


peluang keuntungan, reksadana juga mengandung berbagai peluang risiko.
Contohnya, risiko berkurangnya nilai unit penyertaan. Risiko yang dipengaruhi oleh
turunnya harga dari efek saham, obligasi, atau surat berharga lainnya yang masuk
dalam portofolio reksadana ini dapat diminimalisir oleh manajer investasi (selaku
pengelola) dengan prinsip diversifikasi yang diterapkan. Adapun risiko likuiditas
adalah risiko menyangkut kesulitan yang dihadapi manajer investasi jika sebagian
besar investor reksadana melakukan redemption (penjualan kembali) atas unit-unit
yang dimiliki. Kondisi seperti ini dapat berpeluang membuat manajer investasi
kesulitan dalam hal menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.

       

Anda mungkin juga menyukai