PASAR KEUANGAN
Disusun oleh :
Kelas G
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
1. a). Pasar keuangan adalah mekanisme pasar yang memungkinkan bagi seorang atau
koporasi untuk dengan mudah dapat melakukan transaksi penjualan dan pembelian
dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti saham dan obligasi)
b). Peran manajer keuangan sangatlah penting dalam keberlangsungan perusahaan, tugas
manajer keuangan pada tiap akhir periode adalah membuat sebuah laporan keuangan
yang berisi lima komponen yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal,
laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan yang akan berguna dalam pasar
keuangan yaitu terkait harga saham perusahaan
2. a). Sistem keuangan sendiri adalah suatu sistem yang terdiri atas lembaga keuangan,
pasar keuangan, infrastruktur keuangan, serta perusaahaan non keuangan dan rumah
tangga, yang saling berinteraksi dalam pendanaan dan/atau penyediaan pembiayaan
pertumbuhan perekonomian
Lembaga keuangan merupakan badan usaha atau institusi di bidang jasa keuangan
yang bergerak dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
untuk pendanaan serta dengan mendapatkan keuntungan dalam bentuk bunga atau
persentase. Meski demikian, kegiatan usaha lembaga ini dapat berupa penghimpunan
dana saja, menyalurkan dana saja, atau keduanya sekaligus
Sistem keuangan dan lembaga keuangan adalah 2 hal yang tidak terpisah dari
pasar keuangan karena pasar keuangan menggunakan sistem yang telah di tetapkan
dalam sistem keuangan serta lembaga keuangan merupakan perantara pasar keuangan
b). Aliran dana secara langsung apabila tanpa perantara. Jadi pihak defisit (peminjam)
menerbitkan sekuritas (surat-surat) yang diajukan kepada pihak surplus (pemilik
dana) dengan ketentuan pengembalian tertentu. Transaksi ini dapat terjadi karena
adanya pengembalian yang lebih tinggi dalam artian kedua belah pihak saling
diuntungkan.
Secara tidak langsung apabila dengan perantara. Jadi lembaga perantara keuangan
akan menampung dana dari pihak surplus dan akan menerbitkan sekuritas yang akan
dibeli oleh pihak defisit berupa pinjaman. Konsekuensi bagi peminjam adalah dengan
memberikan jaminan pengembalian dan bunga kepada lembaga perantara keuangan.
Lembaga perantara keuangan akan memberikan pengembalian kepada pihak surplus,
biasanya dalam bentuk deposito. Pihak surplus (suppliers) terdiri dari rumah tangga,
perusahaan, pemerintah, asing. Sedangkan pihak defisit (demander) juga terdiri dari
rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan asing.
3. a).
b). 1). Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM)
Berfungsi mengawasi dan membina bursa efek, serta menilai perusahaan-
perusahaan yang akan menjual saham ke pasar modal.
4. a). 1). Penjamin Emisi Efek. Dalam fungsinya sebagai penjamin emisi, aktivitas
perusahaan adalah melakukan penawaran umum atas efek/ sekuritas emiten
dengan atau tanpa
kewajiban untuk membeli apabila terdapat sisa efek yang tidak terjual.
2). Perantara Pedagang Efek. Perantara Pedagang Efek berfungsi sebagai perusahaan
yang memperdagangkan efek untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan
pihak lain/nasabah.
3). Manajer Investasi. Manajer investasi adalah pihak yang aktivitas usahanya
mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau kolektif sekelompok nasabah,
kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun dan bank yang melakukan sendiri
kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
b). Penjamin Emisi Efek (Underwriter) adalah pihak yang membuat kontrak dengan
emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau
tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.
b). LKP dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus berdasarkan suatu aturan yang
jelas dan dilaksanakan secara konsisten.
Pada tahun 1914 – 1918, Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang
Dunia I. Pada tahun 1925 – 1942, Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali, bersama
dengan dibukanya Bursa Efek di Surabaya (11 Januari 1925) dan Semarang (1
Agustus 1925 ). Awal tahun 1939, Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya ditutup. Pada tahun 1942 – 1952, Bursa Efek di
Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II. Pecah Perang Dunia II kegiatan
pasar modal berhenti, padahal transaksi mencapai Rp.7 Triliun (kurs pada waktu
itu), dan jumlah efek yang diperdagangkan mencapai 250 macam.
Memberikan status yang sama dengan PMDN, bagi PMA yang 51%
sahamnya dijual di pasar modal, atau minimal 51% sahamnya dimiliki oleh
negara/swasta nasional dan dijual melalui pasar modal.
Pada tanggal 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
Pada tanggal 13 Juli 1992, Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. Pada tanggal
22 Mei 1995 diterapkan otomasi sistem perdagangan di Bursa Efek Jakarta yang
dikenal dengan JATS (The Jakarta Automated Trading System) yang
memungkinkan dilakukannya transaksi harian sebanyak 200.000 kali
dibandingkan dengan sistem lama yang hanya mencapai 3.800 kali transaksi per
hari. Pada tanggal 10 November 1995, Pemerintah mengeluarkan Undang –
Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996.
Pada tanggal 1995, Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya. Pada bulan September 1996, Bursa Efek Surabaya memperkenalkan
sistem S-MART (The Surabaya Market Information and Automated Remote
Trading) yang memungkinkan terlaksananya perdagangan jarak jauh. Pada tahun
2000, Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan
di pasar modal Indonesia. Pada tahun 2007, Penggabungan Bursa Efek Surabaya
(BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Kapitalisasi pasar, sering kali disingkat kap pasar, adalah sebuah istilah
bisnis yang enunjuk ke harga keseluruhan dari sebuah saham perusahaan yaitu
sebuah harga yang harus dibayar seseorang untuk membeli seluruh perusahaan.
Besar dan pertumbuhan dari suatu kapitalisasi pasar perusahaan seringkali adalah
pengukuran penting dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan terbuka.
Semakin besar kapitalisasi pasar sebuah emiten juga akan tercermin dari
meningkatkan kapitalisasi bursa dari sebuah negara.
4). Inflasi
Angka inflasi adalah angka yang mengukur tingkat barang dan jasa yang
dibeli oleh konsumen. Harga-harga yang naik tinggi mendorong naiknya angka
inflasi yang tinggi. Jika angka inflasi tinggi, biasanya BI / Bank Indonesia
cenderung meningkatkan suku bunga. Jika suku bunga naik, maka beban
perusahaan bertambah, terutama perusahaan yang banyak meminjam dari bank.
Nah dengan beban yang semakin bertambah tersebut, akan mengurangi tingkat
keuntungan perusahaan. Selain itu, harga-harga bahan baku yang naik juga akan
menambah beban perusahaan. Akibatnya, jika inflasi naik dan suku bunga
meningkat, harga saham beberapa perusahaan cenderung turun. Karena itulah,
angka inflasi yang berlebihan akan menjadi sentiment negatif bagi para investor
saham.
Sebenarnya inflasi itu tidak selalu buruk. Inflasi dalam batas wajar dan
normal menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi. Jika inflasi wajar, orang
akan terdorong untuk terus bekerja, menabung, dan berinvestasi. Nah inflasi yang
tidak baik adalah inflasi yang berlebihan / HIPERINFLASI sehingga uang
menjadi tidak berharga. HIPERINFLASI juga membuat daya beli masyarakat
merosot tajam. Inflasi disebut ringan jika besarannya kurang dari 10% per tahun.
Inflasi disebut sedang jika besarannya antara 10%-30% per tahun dan tergolong
berat jika besarannya 30%-100% per tahun.
Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan
individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan
dalam suatu periode akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat
pengembalian adalah:
7. a). LPS merupakan lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah
penyimpan dan turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai
kewenangannnya. Simpanan nasabah bank konvensional yang dijamin LPS
berbentuk: tabungan, deposito, giro, sertifikat deposito, dan bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Selain itu, LPS juga menjamin simpanan nasabah bank
syariah yang berbentuk: giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan
deposito mudharabah.
b). KPEI adalah Central Counterparty (CCP) yaitu KPEI bertindak sebagai penjual untuk
setiap pembeli dan sebagai pembeli untuk setiap penjual, dalam setiap penyelesaian
transaksi atas instrumen investasi yang diperdagangkan di bursa efek. Hadirnya KPEI
juga mendorong efisiensi dan kepastian dalam penyelesaian transaksi bursa.
8. a). 1). Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi
pada jenis instrumen investasi pasar uang dangan masa jatuh tempo kurang dari
satu tahun. Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito
berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi
pasar uang lainnya. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.
2). Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang
menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk
efek utang atau obligasi. Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian
yang stabil. Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang.
Melalui reksadana pula investor awam sekalipun dapat ikut merasakan manisnya
keuntungan berinvestasi di pasar modal. Seperti berinvestasi pada saham, dalam hal
menentukan saham-saham apa yang baik untuk dikoleksi bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah. Hal tersebut memerlukan pengetahuan dan keahlian khusus yang tidak
semua investor memilikinya. Dengan berinvestasi di reksadana, investor pun tidak
perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya. Sebab, hal tersebut telah
ditangani oleh manajer investasi profesional yang sudah berpengalaman dalam hal
pengelolaan dana.
Risiko Berinvestasi di Reksadana