Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN KAS DAN SURAT-SURAT BERHARGA

2.1.    Alasan Memegang Kas


         Pengertian kas dimaksudkan adalah terdiri dari mata uang dan rekening Koran/giro
yang dimiliki oleh perusahaan. Ada banyak alasan baik perusahaan maupun perseroan
memiliki uang kas namun secara umum ada empat alasan utama memegang kas atau dana
tunai, yaitu :
1.      Motif transaksi
Motif transaksi adalah untuk memungkinkan perusahaan melaksanakan usaha sehari-hari,
yaitu melakukan pembelian dan penjualan. Pembayaran dilakukan per kas dan penerimaan
kas dilakukan dalam rekening kas. Pembayaran ini dapat berupa gaji pegawai, pembelian
bahan persediaan, pajak, listrik, dan lain-lain.
2.      Motif berjaga-jaga
Penggunaan kas dengan motif berjaga-jaga erat kaitannya dengan tingkat peramalan  arus kas
masuk dan kas keluar. Jika tingkat peramalan tinggi, berarti mudah meramalkan arus keluar
masuknya kas, berarti lebih sedikit kas yang perlu dikeluarkan untuk menghadapi keadaan
darurat dan hal-hal tidak terduga. Faktor lain yang mempengaruhi motif berjaga-jaga adalah
kemungkinan dapat menunjukkan tambahan kas dengan segera.
3.      Motif spekulasi
Penggunaan kas dengan motif spekulasi adalah untuk memungkinkan perusahaan
mamanfaatkan kesempatan menciptakan laba yang mungkin timbul.
4.      Saldo kompensasi yang diisyaratkan oleh bank
Saldo kompensasi merupakan jumlah minimum yang disetujui perusahaan akan
dipertahankan dalam rekening giro-nya di bank.
Keuntungan Memiliki Kas
Disamping empat alasan utama di atas bagi perusahaan yang memiliki kas memadai, juga
memiliki manfaat lain dibandingkan perusahaan lain yang tidak memiliki kas yang memadai.
Keuntungan-keuntungan tersebut adalah :
1.      Perusahaan dapat memanfaatkan potongan tunai yang diberikan oleh rekanan. Potongan ini
tidak dapat dimanfaatkan apabila kita tidak memiliki uang tunai.
2.      Dapat menjaga likuiditas perusahaan.
3.      Memiliki kas yang cukup dapat memenuhi beberapa kondisi yang tidak diinginkan dan tidak
bisa diperkirakan, seperti; pemogokan karyawan.
4.      Dapat memanfaatkan kesempatan bisnis yang sangat menguntungkan bagi perusahaan.
2.2.   Manajemen Arus Kas
Persoalan pokok dalam manajemen arus kas adalah bagaimana perusahaan  mempunyai
cukup uang kas untuk memenuhi kebutuhan pembayaran yang timbul untuk mencapai tujuan
ini, diperlukan dua hal, yaitu:
1.      Perusahaan harus dapat memprediksi secara tepat jumlah saldo kas untuk suatu periode
tertentu.
2.      Melakukan sinkronisasi secara tepat penerimaan dan pengeluaraan kas.
      Prediksi jumlah saldo kas untuk suatu periode tertentu merupakan hal pokok dalam
manajemen kas, karena dari prediksi ini dapat diperkirakan kapan perusahaan akan
mengalami kekurangan kas dan kapan mengalami kelebihan kas. Pada saat perusahaan
diperkirakan akan mengalami kekurangan uang kas, diperlukan dana tambahan misalnya dari
hutang, agar saldo kas tidak negatif. Sebaliknya, jika diperkirakan perusahaan mengalami
kelebihan kas, perusahaan dapat mempergunakan kelebihan kas ini untuk  melakukan
pembayaran-pembayaran hutang atau investasi sementara.
      Sinkronisasi penerimaan dan pengeluaran kas berkaitan dengan masalah ketidakteraturan
dari arus kas masuk dan keluar. Beberapa dari arus kas keluar adalah teratur, sedangkan
beberapa hal lain pola pembayarannya tak teratur. Demikian pula dengan pola penerimaan
kas masuk. Agar pola penerimaan dan pengeluaran kas dapat teratur, perusahaan harus dapat
mengontrolnya. Cara yang dapat dilakukan adalah mempercepat penagihan piutang dan
memperlambat atau mengontrol pengeluaran kas. Jika perusahaan dapat menerapkan cara-
cara ini, maka perusahaan dapat meminimumkan investasinya dalam alat likuid.
2.3.   Model Manajemen Kas dan Surat Berharga
Model – manajeman kas yang akan dijelaskan berikut merupakan alat untuk menentukan
jumlah kas yang ideal dan akhirnya meminimalisir biaya menahan kas.
Model – model manajeman kas ada tiga yaitu:
1.      Model Persediaan

2.      Model Boumol

3.      Model Miller –Orr

Ketiga Model ini berorientasi kepada masalah yang sama yaitu terdapatnya trade off antara
kekurangan dan kelebihan Kas bagi Perusahaan.
a.      Model Kas Sebagai Persediaan Barang
          Metode yang paling mendasar dalam menunjukkan kebutuhan rata rata kebutuhan kas
adalah seperti konsep Economic order quantity (EOQ), adapun tujuan dari model ini adalah
menyeimbangkan pendapatan yang hilang yang dialami oleh perusahaan yang memegang
Kas, bukannya sekuritas yang dapat diperjual belikan dibandingkan dengan biaya transaksi
dalam mengubah sekuritas menjadi kas.
 

                        Gambar : Model Persediaan


       Dalam model kas sebagai persediaan barang terdapat dua macam biaya yang
diperhitungkan. Yang pertama adalah biaya transaksi untuk konversi dari surat berharga ke
dalam kas, dan kedua adalah biaya penyimpanan Kas. Model kas Persediaan berusaha
meminimalkan total kedua biaya ini.
      Secara umum model kas sebagai persediaan barang dapat diuraikan dengan pendekatan
formula sebagai berikut . Notasi yang dipergunakan untuk model ini adalah:
C = Jumalah Surat Berharga Yang dikonversikan ke dalam kas
K = Biaya Penyimpanan Kas.
a  = Biaya tetap untuk setiap konversi surat berharga ke dalam kas
T = Jumlah Kebutuhan kas direncanakan untuk suatu periode tertentu.
TBK =Total Biaya Kas
       Sebagaimana yang dibahas diatas , total biaya kas untuk memelihara suatu tingkat saldo
kas tertentu adalah jumlah biaya konversi surat berharga dan biaya penyimpanan kas. TBK
dapat dinyatakan sebagai berikut

Dimana:

 = Biaya Penyimpanan Kas

 = Total biaya konversi surat berharga ke dalam kas.


           Untuk meminimalkan TBK, komponen biaya kas diatas harus diminimumkan juga.
Dengan kata lain TBK minimum terjadi jika biaya penyimpanan kas sama dengan biaya
konversi surat berharga ke dalam kas. Pernyataan ini dirumuskan sebagai jumlah konversi
surat berharga yang optimal terjadi pada :
 
               C  *  = 
          Untuk ilustrasi tentang model kas sebagai persediaan barang ini misalkan bahwa
kebutuhan kas selama satu tahun adalah Rp. 250000,-  biaya penyimapan kas adalah sebesar
1% untuk setiap Rp. 100,- uang yang disimpan , dan biaya tetap konversi surat berharga ke
dalam kas untuk setiap kali konversi Rp. 50,-
          Jika data di aplikasikan ke dalam model kas untuk mendapatakan jumlah konversi surat
berharga akan di peroleh :
C*  =

C*  =
          =  50.000.-
Jumah C* = Rp 50000,- ini secara grafik dapat diperjelaskan pada gambar berikut

                                    Gambar : Jumlah Kas Optimal

                  Dari Gambar tersebut terlihat jumlah konversi surat berharga optimal sebesar Rp.
50.000,-  terjadi pada total biaya terendah . untuk membuktikan bahwa tingkat konversi surat
berharga sebesar Rp. 50.000,- adalah optimal mempunyai total biaya terendah dapat dilihat
pada table berikut

   
                  Dari table diatas dapat dilihat bahwa jika konversi surat berharga dalam kas
dilakukan selama 5 kali sebesar 50000,- untuk setiap konversi , maka total biayanya akan
minimum dibandingkan dengan jumlah konversi surat berharga lainnya.
b.      Model Persediaan (Model Baumol)
               William Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam
perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas
yang tinggi, perusahaan akan mengalami kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan
dana tersebut pada kesempatan investasi yang lain yang lebih menguntungkan (sebaliknya). 
Maka model kas sebagai persediaan barang dapat dimodifikasi sebagai model baumol.
Dengan demikian model boumel adalah identic dengam model persediaan kecuali untuk
biaya penyimpanan kasnya diganti dengan tingkat suku bunga.
            Jumlah konversi surat berharga yang optimal menurut model Baumol ini adalah:

Sebagai ilustrasi misalkan tingkat suku bunga (i) untuk surat berharga adalah 5% dan
biaya konversi surat berharga adalah Rp 100,- sedangkan jumlah kebutuhan kas selama satu
tahun adalah Rp. 6.000.000,- jumlah persediaan kas  yang optimal adalah :

   = 154.919,-

Dari model ini kita ketahui bahwa jumlah kas optimal yang harus dikonversikan
bervariasi secara langsung dengan akar dari total kebutuhan dan biaya tetap konversi, dan
berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga. Ini menunjukan bahwa dengan semakin
bertambahnya jumlah kebutuhan kas dalam satu periode, semakin bertambah pula jumlah
konversi surat berharga. Sebaliknya kenaikan tingkat suku bunga menyebabkan peluang
untuk mendapatkan pendapatan bungan semakin besar,karena semakin kecil jumlah surat
berharga yang ingin dikonversikan.

c.       Miller dan Orr


Miller and Orr mengasumsikan bahwa aliran kass masuk dan keluar tidak konstan
(berfluktuasi). Miller and Orr menentukan batas pengendalian atas dan batas pengendalian
bawah serta saldo
kas yang ditargetkan.

                                   
Gambar : Fluktuasi Saldo Kas
Formula dari model kas Miller –orr adalah:

Dimana Keterangan :
TK = Titik Kembali yang merupakan saldo kas yang kas optimal
b    = Biaya transaksi pembelian
  = Variance Arus kas harian
i    = Tingkat suku bungan harian pada surat berharga
BB = Batas bawah saldo Kas
Sedangkan jumlah untuk Batas Atas adalah
BA= 3 TK - 2BB
Dimana saldo untuk batas bawah (BB) ditentukan oleh perusahaan sabagia ilustrasi misalkan
perusahaan mempunyai data sebagai berikut:
·         Batas bawah untuk saldo kas adalah Rp.1000

·         Deviasi standar dalam saldo kas harian adalah Rp.800

·         Tingkat suku bunga per tahun 9%

·         Biaya transaksi konversi surat berharga ke dalam kas atau sebaliknya = Rp 50,- untuk setiap
kali transaksi

Dengan data diatas maka besarnya titik kembali dihitung dengan model miller –orr adalah:
            = 493,24 + 1000     = 1.493,24
Sedangkan Nilai Batas Atas adalah :
    BA  = 3 TK – 2BB
             = 3(1.493,24) – 2 (1.000)
= 4.479,72 – 2000
= 2.479,72
         Dari perhitungan ini dapat diketahui keputusan investasi yang harus diambil perusahaan
yaitu : Jika Saldo kas meningkat sampai sebesar Rp 2.479,24 – Rp 1.493,24 = Rp 986,48
sedangkan jika saldo kas berkurang sampai dibatas bawah yaitu Rp 1000 perusahaan harus
menjual surat berharga sebesar  Rp 493,24 agar saldo kas kembali ke tingkat titik kembali ,
yaitu Rp 1.493,24. Jika saldo kas berfluktuasi diantara batas atas dan batas
bawah ,perusahaan tidak perlu melakukan transaksi jual beli.

 
 
                          

 
 
 
 
                               
Gambar : Batas Pengawasan Kas

2.4.   Memperbaiki Efisiensi Manajemen Kas


Banyak cara yang dilakukan dalam rangka memperbaiki efisiensi kas. Beberapa
pendekatan yang telah dijelaskan di atas adalah suatu teknik kuantitatif untuk efisiensi kas.
Namun demikian dalam praktek teknik seperti yang dijelaskan di atas tidak selalu berjalan
seperti yang ideal. Dengan kata lain, diperlukan upaya lain dalam rangka memperbaiki
efisiensi manajemen kas. Paling tidak ada tiga aktivitas untuk bisa meningkatkan efisiensi
manajemen kas, yaitu:
1. Mempercepat penagihan piutang
2. Pengendalian pembayaran.
3. Investasi dalam surat-surat berharga.
Mempercepat penagihan melalui mempercepat pengumpulan dan penyelesaian cek.
Salah satu cara yang paling sederhana untuk meningkatkan arus kas adalah
mempercepat persiapan penagihan. Mempercepat penagihan yaitu mengurangi masa tertunda
antara saat langganan membayar rekeningnya dan saat cek-nya ditagih dan dananya dapat
dipergunakan oleh perusahaan. Beberapa metode yang dapat mempercepat proses penagihan
dan memaksimumkan ketersediaan kas,yaitu:
·         Mempercepat tibanya pembayaran dari langganan ke perusahaan.
·         Mengurangi jangka waktu di mana pembayaran tersebut tersimpan di dalam perusahaan
sebelum terealisasi.
·         Mempercepat penyetoran dana tersebut ke bank.
Untuk mempermudah tiga sasaran di atas dapat dilakukan "Pemusatan Bank" adalah
metode untuk mempercepat arus dana perusahaan dengan memberlakukan pusat-pusat
penagihan yang strategis. Perusahaan tidak mengoperasikan pusat penagihan tunggal yang
bertempat di kantor pusat, melainkan menjalankan sejumlah pusat penagihan. Tujuannya
untuk memperpendek masa antara saat pengiriman pembayaran oleh langganan dengan saat
perusahaan dapat mempengaruhinya sebagai dana yang tersedia. Misalnya langganan yang
berada di kota Curup ia cukup membayar di bank yang berada di kota Curup, tidak mesti di
kantor pusat.
Pengendalian pembayaran
Seperti halnya mempercepat penagihan melalui proses pengumpulan juga akan dapat
memperlambat kekosongan kas. Perusahaan sebenarnya banyak cara untuk memperlambat
pembayaran, pengendalan pembayaran yang efektif dapat menghasilkan perputaran kas yang
lebih cepat. Suatu cara untuk pengendalian pembayaran untuk memaksimumkan ketersediaan
kas, adalah dengan :
·         Memaksimumkan float.
·         Pengaturan pembayaran gaji/upah.
Memaksimumkan faat (tenggang waktu) yaitu berusaha menunda tapi tidak disadari
oleh pelanggan, Float di sini berarti perbedaan antara jumlah kas di menurut catatan di
usahaan, dan saldo di bank menurut laporan bank. Dengan demikian mungkin saja
perusahaan mempunyai saldo kas di bank negatif, tetap aporan bank tetap menunjukkan saldo
yang positif, karena cek yang beredar belum diuangkan oleh pemegang cek tersebut. Sebagai
contoh cek ditulis pada hari sabtu siang, otomatis cek tersebut dapat diuangkan hari senin.
Faatini tidak merubah saldo kas perusahaan menurut catatan bank.
Begitu juga apabila perusahaan membayar gaji dan upah dengan memberikan cek,
maka pembayaran bisa dilakukan pada akhir minggu, sehingga para karyawan tidak bisa
menguangkannya, atau apabila karyawan yang bisa dibayar mingguan diubah menjadi bulan,
sehingga perusahaan mempunyai float yang banyak.
Investasi dalam Surat-surat Berharga
Biasanya kelebihan kas untuk kepentingan likuiditas dilakukan yang biasanya kurang
jangka contoh pembelian dari tahun. Sebagai surat berharga jangka pendek, seperti; paper,
deposito jangka pendek. Investasi sementara dapat juga dalam wujud lain seperti investasi
pada valas (valuta asing). Namun harus diwaspadai jenis ini risiko sangat tinggi, karena
perubahan kurs,Apalagi, apabila kondisi ekonomi dan politik tidak menentu.
2.5.   Investasi Sementara
 Harus diwaspadai sementara seperti surat berharga asing memiliki tingkat risiko yang
Apabila perusahaan mengambil langkah yang keliru, maka investasi sementara ini saja tidak
dapat meningkatkan efisiensi kas,akan dalam berharga dan valuta asing yang tepat akan
berakibat kerugian yang dan valuta asing tersebut dapat mengalami apresiasi atau depresiasi.
Jadi, manajer keuangan mengantisipasi hal ini setiap saat apabila ide kas digunakan untuk itu.
Apabila perusahaan membeli surat-surat berharga untuk memanfaatkan idle kas, maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut ini:
1.      Mudah tidaknya surat berharga tersebut diperjualbelikan. Portfolio surat berharga yang
disediakan untuk cadangan likuid, maka persyaratan ini akan menjadi mutlak. Sebab apabila
surat berharga tersebut tidak likuid, maka akan berakibat likuiditas perusahaan juga menjadi
masalah.
2.      Risiko kegagalan.
Biasanya perusahaan yang bukan bergerak di bidang lembaga keuangan, tidak memiliki
bagian khusus yang menangani investasi ini. Sehingga yang menjadi per-timbangan sekarang
adalah kemudahan surat berharga tersebut diperjualbelikan.Surat berharga yang mudah
diperjualbelikan biasanya memiliki tingkat keuntungan yang rendah, namun demikian surat
berharga seperti ini memiliki tingkat kegagalan yang minimum.
3.      Jatuh tempo.
Ingat motif perusahaan untuk investasi sementara adalah untuk memanfaatkan idle kas,
selanjutnya apabila dibeli dalam bentuk surat berharga kas tersebut akan dapat segera
dicairkan apabila diperlukan. Sehingga akan sangat bijak perusahaan akan memilih surat-
surat berharga dengan jatuh singkat.
4.      Pajak.
Di beberapa negara perlakuan pajak antar surat berharga akan berbeda-beda, sehingga
disamping memperoleh keuntungan juga diperhitungkan besarnya pajak yang akan dibayar.
Namun demikian,ajak bukanlah menjadi pertimbangan utama.
Perusahaan juga dapat memanfaatkan idle kas melalui investasi dalam valuta asing.
Pemilihan valuta asing bermain atau berinvestasi valuta asing hampir sama dengan investasi
dalam surat berharga. Jadi pertimbangan risiko dan kemudahan untuk diperjualbelikan
merupakan hal yang mutlak. Selain itu pertimbangan lain adalah memilih valuta asing yang
memiliki trend akan terjadi apresiasi dalam jangka pendek,Walaupun dalam pergerakan tipis.
Ingat tujuan memanfaatkan idle kas tidak semata-mata keuntungan tetapi juga likuiditas.

Anda mungkin juga menyukai