Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

MANAJEMEN KAS DAN SEKURITAS


(CASH AND SECURITIES MANAGEMENT)

Pendahuluan
Materi Manajemen Kas dan Sekuritas (Cash and Securities Management) akan
menjelaskan mengenai pengertian kas dan sekuritas dan pentingnya manajemen kas dan
sekuritas, serta model-model yang digunakan dalam merencanakan dan mengendalikan
kas dan sekuritas. Sebagaimana telah diketahui bahwa salah satu jenis investasi yang
dilakukan perusahaan adalah investasi pada kas dan sekuritas sebagai salah satu bentuk
investasi jangka pendek. Apakah yang mendasari motif perusahaan untuk
menginvestasikan dananya pada kas dan sekuritas? Apakah keputusan investasi pada kas
dan sekuritas yang akan dilakukan oleh CFO akan diputuskan begitu saja tanpa
perhitungan ? Tentunya tidak!
Manajemen Kas dan Sekuritas dimaksudkan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk
melaksanakan tugas-tugas dalam perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan.
Oleh karena itu, dengan mengikuti materi ini mahasiswa dapat membantu CFO dalam
merencanakan dan mengendalikan investasi kas dan sekuritas perusahaan. Pada materi
ini difokuskan pada sekuritas jangka pendek dengan pertimbangan kesetaraannya
dengan kas.
4.1 Pengertian Kas dan Sekuritas
Kas merupakan uang tunai yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam bentuk kas
dan setara kas. Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, kas dan setara kas
didefinisikan sebagai berikut:
1. Kas (cash) dalam bentuk kas di perusahaan (cash on hand) dan kas yang
ditempatkan di bank (cash in bank) dalam bentuk rekening koran (giro).
2. Setara Kas (cash equivalent) adalah simpanan bank dalam bentuk deposito jangka
pendek yang jatuh tempo tidak lebih dari tiga bulan.
3. Sekuritas adalah investasi jangka pendek sebagai alternatif bagi perusahaan dalam
menggunakan kelebihan kas yang dimiliki.
Motif menahan kas bagi suatu perusahaan menurut John Maynard Keynes:
1. Motif Transaksi
Kas untuk motif transaksi adalah kas yang dibutuhkan untuk kebutuhan operasi
sehari-hari bagi perusahaan.
2. Motif Berjaga-jaga
Kas untuk motif berjaga-jaga adalah kas yang dibutuhkan untuk mengantisipasi
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga.
3. Motif Spekulasi
Kas untuk motif berspekulasi adalah kas yang dibutuhkan untuk mengambil
keuntungan atas kesempatan yang menguntungkan.
Menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe (2005:754) bahwa ada dua alasan utama
bagi perusahaan menahan kas, yaitu:

Bab 4. Manajemen Kas dan Sekuritas 28


1. Motif Transaksi (transaction motive)
Kas diperlukan untuk memenuhi motif transaksi. Dalam hal ini, transaksi yang
berkaitan dengan kebutuhan yang dating dari pengeluaran normal dan aktivitas
pengumpulan kas perusahaan. Pengeluaran kas (cash disbursement) termasuk
pembayaran upah dan gaji, utang dagang, pajak, dan dividen. Pengumpulan kas
(cash collection) berasal dari penjualan hasil operasi, penjualan aktiva, dan
pendanaan baru. Arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow)
tidak sepenuhnya singkron, serta beberapa kas diperlukan sebagai pengaman. Jika
perusahaan mempertahankan kas yang terlalu kecil, boleh jadi kekurangan kas. Jika
demikian, perusahaan harus menjual surat berharga atau meminjam.
2. Kompensasi bagi Bank (compensation)
Alasan lain perusahaan menahan kas adalah untuk kompensasi bagi bank komersil
atas jasa perbankan yang diberikan kepada perusahaan.
4.2 Pentingnya Manajemen Kas dan Sekuritas
Manajemen kas dimaksudkan untuk menentukan kas secara optimal artinya tidak
lebih atau tidak kurang. Apabila kas berlebihan akan menimbulkan dana menganggur
sehingga akan timbul opportunity cost sedangkan apabila kekuarangan kas akan
mengganggu likuiditas operasi perusahaan.
Apabila perusahaan memiliki kas dan setara kas yang cukup maka akan
memperoleh beberapa keuntungan:
1. Untuk mendapatkan potongan perdagangan (trade discount)
2. Untuk menjaga likuiditas perusahaan
3. Untuk mengambil keuntungan atas peluang-peluang bisnis yang menguntungkan
4. Untuk mengantisipasi kebutuhan perusahaan yang bersifat darurat (emergency).
Ruang lingkup manajemen kas mencakup tiga aspek, yaitu (1) Pengumpulan kas
yang efisien, (2) Pengeluaran kas yang efisien, dan (3) Investasi kas secara sementara
(temporary).
Sistem manajemen kas (cash management system) ditunjukkan pada Gambar

PENGUMPULAN PENGELUARAN

KAS

MANAJEMEN
SURAT-SURAT
BERHARGA

PENGENDALIAN MELALUI
PELAPORAN INFORMASI
_________________________________
Gambar 4.1. Sistem Manajemen Kas

Bab 4. Manajemen Kas dan Sekuritas 29


Filosofi manajemen kas adalah mempercepat (speeding up) penerimaan kas dan
memperlambat (slowing down) terhadap pengeluaran kas. Hal ini tentu harus dilakukan
sesuai dengan nilai-nilai etika.
4.3 Model Manajemen Kas dan Sekuritas
Model manajemen kas dan sekuritas dimaksudkan untuk menentukan kas secara
optimal sehingga kas dalam keadaan keseimbangan (cash balance). Beberapa model
yang dapat digunakan untuk mengendalikan kas perusahaan sebagai berikut:
1. Model Persediaan (Inventory Model) atau Model Baumol
Model Persediaan dikembangkan oleh William Baumol yang merupakan suatu
metode yang digunakan untuk menentukan jumlah kas secara optimal dengan asumsi
bahwa biaya penyimpanan (carrying cost) kas sama dengan biaya pemesanan
(ordering cost) kas. Biaya penyimpanan kas merupakan opportunity cost atas
menyimpan kas sedangkan biaya pemesanan kas adalah biaya transaksi untuk
mengubah surat-surat berharga menjadi kas. Model ini digunakan apabila kebutuhan
kas (cash call) relatif konstan setiap periode. Kas optimal dapat dicapai apabila biaya
kas (cash cost) minimum, dimana biaya kas (cash cost) adalah penjumlahan total
biaya penyimpanan kas dengan total biaya pemesanan kas.
Konsep dasar Model Persediaan dalam manajemen kas ditunjukkan pada Gambar
4.2.
Biaya Kas (Rp)

Total Biaya
Biaya Penyimpanan
(opportunity costs)

Biaya Pemesanan
(trading costs)
0
C* Jumlah Kas (Rp)
_____________________________
Gambar 4.2. Model Persediaan dalam Manajemen Kas

Untuk menghitung besarnya kas optimal dengan Model Persediaan dapat digunakan
Persamaan 4.1 sebagai berikut:
2 bT 
C*  (4.1)
i
Keterangan:
C* adalah tingkat kas optimal (Rp)
b adalah biaya transaksi untuk mengalihkan sekuritas menjadi kas (Rp/transfer)
T adalah besarnya kebutuhan kas (cash call) selama periode tertentu (Rp)
i adalah tingkat suku bunga investasi bebas risiko (%)

Selanjutnya untuk menghitung besarnya biaya kas dapat digunakan Persamaan 4.2.
T  C 
TC   b    i   (4.2)
C   2 

Bab 4. Manajemen Kas dan Sekuritas 30


Mekanisme pengendalian kas dengan Model Persediaan ditunjukkan pada Gambar
4.3.
Kas (Rp)

C*

0
t Waktu (hari)
__________________________________
Gambar 4.3. Mekanisme Pengendalian Kas dengan Model Persediaan

Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa perusahaan sebaiknya menyimpan kas


sebesar C* sudah termasuk Kas Pengaman (safety cash). Kas sebesar C* di atas
adalah untuk kebutuhan selama t periode.

Menurut Ross, Westerfield, dan Jeffe (2005:756-758) bahwa untuk menentukan


Keseimbangan Kas (cash balance) ditentukan oleh dua komponen biaya yaitu:
1. Biaya opportunitas (opportunity costs) yang merupakan konsekuensi atas
hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan dari penggunaan kas akibat
memilih untuk menahan kas. Untuk menghitung besarnya
2. opportunity costs dapat digunakan Persamaan 4.3.
C
Opportunity Costs  xK .......... .......... .... (4.3)
2
Keterangan:
C adalah besarnya kas yang ditahan
K adalah opportunity cost dari menahan kas yang merupakan tingkat
suku bungan surat-surat berharga.

3. Biaya perdagangan (trading cost) yang merupakan biaya transaksi untuk mengisi
kas, seperti biaya komisi atas penjualan surat-sarat berharga. Semakin besar kas
maka semakin kecil biaya perdagangan, demikian pula sebaliknya, semakin kecil
kas semakin besar biaya perdagangan. Trading cost dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan 4.4.
T
Trading Cost  xF ........................... ( 4.4)
C
Keterangan:
T adalah total kas yang dibutuhkan untuk tujuan transaksi selama periode
waktu yang direncanakan, misalnya satu tahun.
F adalah biaya tetap atas penjualan surat-surat berharga untuk mengisi
kas.

Berdasarkan kedua komponen biaya di atas dapat ditentukan besarnya total


biaya sebagaimana ditunjukkan oleh Persamaan 4.5.

Bab 4. Manajemen Kas dan Sekuritas 31


Total Cost  Opportunity Costs  Trading Costs
C  T 
  x K    x F  ............................. (4.5)
2  C 

Berdasarkan Persamaan 4.5 di atas dapat ditentukan Kas optimal (cash balance)
dengan menggunakan Persamaan 4.6.
2TF
C*  ......................... ( 4.6)
K

Contoh 4.1.
Perusahaan Madani membutuhkan kas untuk kegiatan transaksi termasuk kas
pengaman sebesar Rp 125 juta per semester, dimana kebutuhan kas relatif stabil
setiap periode. Biaya transaksi untuk mengalihkan kas dari sekuritas ke kas sebesar
Rp 5.000,00 dan opportunity cost yang digambarkan oleh tingkat suku bunga
deposito 8% per tahun. Berapa besar kas yang optimal (cash balance) bagi
Perusahaan Madani? Bagaimana mekanisme pengendalian kas perusahaan tersebut?

Penyelesaian
Berdasarkan Persamaan 4.1 dapat hitung besarnya kebutuhan kas optimal sebagai
berikut:
2 5.000 125.000.000 
C* 
8%
2
 5.590.170

Berdasarkan perhitungaan di atas menunjukkan bahwa kebutuhan kas optimal yang


perlu disiapkan adalah sebesar Rp 5.590.170,00. Dengan demikian frekuensi
pengalihan kas dari sekuritas sebanyak 22 kali per semester (T/C*) atau setiap 8 hari.
Untuk membuktikan bahwa kas sebesar Rp 5.590.170,00 di atas merupakan kas yang
optimal yang menimbulkan biaya yang paling kecil dapat dilakukan simulasi
berdasarkan Persamaan 4.2 sebagai berikut:
Tingkat Biaya
Biaya Penyimpanan Total Biaya Kas
Persediaan Kas Pemesanan Kas
Kas (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
5.500.000 113.636,36 110.000 223.636,36
5.590.170 111.803,40 111.803,4 223.606,80
6.000.000 104.166,67 120.000 224.166,67

Berdasarkan perhitungan di atas menunjukkan bahwa terbukti pada tingkat sebesar


Rp 5.590.170,00 merupakan kas optimal yang menimbulkan biaya kas terkecil.
Namun perlu diketahui bahwa biaya kas tersebut bukan merupakan biaya akuntansi
yang akan mempengaruhi laba rugi perusahaan melainkan hanya sebagai dasar
dalam mengambil keputusan.
Selanjutnya, dengan berdasarkan Gambar 4.3 di atas pengendalian kas dapat
dilakukan dengan menggunakan Gambar 4.4.
Kas (Rp)

5.590.170

Bab 4. Manajemen Kas dan Sekuritas 32


0
8 Waktu (hari)
__________________________________
Gambar 4.4. Mekanisme Pengendalian Kas Perusahaan Madani
dengan Model Persediaan

Berdasarkan Gambar 4.4 di atas dapat dilakukan pengendalian Kas Perusahaan


Madani sehingga kas dapat dicapai secara optimal. Dari gambar tersebut
menunjukkan bahwa kas optimal dibutuhkan sebesar Rp 5.590.170,00. Kas tersebut
akan habis dalam waktu delapan hari sehingga setiap delapan hari perusahaan harus
melakukan penarikan kas dari penjualan surat-surat berharga yang jatuh tempo.
Keterbatasan Model Baumol (Model Persediaan) adalah:
1) Model ini mengasumsikan bahwa perusahaan mempunyai tingkat pengeluaran
kas yang konstan. Dalam praktek, pengeluaran kas dapat dikelola secara parsial
sebab tanggal pelunasan berbeda dan biaya-biaya tidak dapat diprediksi dengan
pasti.
2) Model ini mengasumsikan tidak ada penerimaan kas selama periode yang
diproyeksi. Dalam kenyataannya, kebanyakan perusahaan menghadapi arus kas
masuk dan arus keluar berbasis harian.
3) Tidak ada kas pengaman yang dialokasikan bagi perusahaan. Perusahaan
mungkin ingin menahan kas pengaman (safety stock of cash) yang didesain
untuk mengurangi kemungkinan kekurangan atau kehabisan kas.

2. Model Stokastik (Stochastic Model)


Model ini dikembangkan oleh Merton Miller dan Daniel Orr yang disebut Model
Miller - Orr. Model Stokastik digunakan apabila arus kas bersih (net cash flow)
bersifat fluktuatif secara random (acak) dari hari ke hari. Artinya kadang-kadang
kebutuhan kas sangat besar dan kadang-kadang kebutuhan kas sangat rendah,
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.5 sebagai berikut:

Net Cash Flow (Rp)

Bab 4. Manajemen Kas dan Sekuritas 33


Z

L
0
X Y Waktu (Hari)

Gambar 4.5. Model Miller - Orr

Gambar 4.5 di atas menunjukkan pada H merupakan batas kontrol tertinggi (upper
limit) kas, L merupakan batas control terendah (lower limit) kas, dan Z merupakan
target keseimbangan kas (cash balance). Perusahaan mengizinkan cash balance
menyimpang secara acak dalam batas bawah dan batas atas kas. Selama cash
balance antara H dan L, perusahaan membuat tidak ada transaksi. Ketika cash
balance mencapai H sebagaimana ditunjukkan pada titik Y, kemudian perusahaan
membeli sebesar H – Z unit (satuan moneter) surat-surat berharga (marketable
securities). Dengan cara ini akan menurunkan cash balance sampai mencapai Z.
Dengan cara yang sama, ketika cash balance jatuh sampai mencapai L sebagaimana
ditunjukkan oleh titik X, perusahaan harus menjual menjual sebesar Z – L surat-surat
berharga sehingga akan meningkatkan cash balance mencapai Z. Manajemen
menetapkan batas bawah (lower limit) kas bergantung pada seberapa besar risiko
dari kekuarangan kas dapat ditoleransi.
Seperti pada Model Baumol, Model Miller – Orr bergantung pada trading costs dan
opportunity costs. Biaya per transaksi atas pembelian dan penjualan surat-surat
berharga (F) diasumsikan tetap. Persentase opportunity cost per periode dari
menahan kas (K) adalah tingkat suku bunga harian atas surat-surat berharga. Tidak
seperti Model Baumol, jumlah transaksi per periode adalah variabel acak yang
bervariasi dari waktu ke waktu bergantung pada pola arus kas masuk dan arus kas
keluar.
Sebagai konsekuensi, trading costs per periode adalah bergantung pada expected
jumlah transaksi pada surat-surat berharga selama periode itu. Demikian pula,
opportunity cost dari menahan kas merupakan fungsi dari cash balance yang
diperkirakan per periode.
Secara matematis, untuk menentukan besarnya Z dan H dapat digunakan Persamaan
4.7 dan Persamaan 4.8.
3F 2
Z*  3 + L …………………………… (4.7)
4K
H* = 3Z* - 2L ……………………………….. (4.8)
Jadi rata-rata kas pada Model Miller – Orr dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan 4.9.

Bab 4. Manajemen Kas dan Sekuritas 34


4Z  L
Rata  rata Kas  .......... .......... .......... .......... .. (4.9)
3
Contoh 4.2.
Misalkan diketahui F = Rp 25.000,00; tingkat suku bunga surat-surat berharga 10
persen per tahun; serta deviasi standar arus kas bersih harian adalah Rp 12.000,00.
Hitunglah besarnya kas keseimbangan (Z*), batas atas (upper limit) kas (H*), dan
rata-rata kas.
Penyelesaian:
1) Hitung besarnya K (opportunity cost)
1  K  360  1,0  0,1
1  K  360 1,10
K  360 1,10  1
K  0,000265

Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa tingkat suku bunga


surat berharga harian sebesar 0,000265 atau 0,265%
2) Hitung keseimbangan kas (Z*)
Dengan menggunakan Persamaan 4.7 dapat dihitung besarnya kas optimal
sebagai berikut:

3 x 25.000 x 12.000 
2
Z*  3 0
4 x 0,000265
1,0813
3
1,06  03
 216.790

Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa kas optimal (cash


balance) sebesar Rp 216.790,00.
3) Hitung batas atas kas (H*)
Dengan menggunakan Persamaan 4.8 dapat dihitung besarnya batas atas (upper
limit) kas sebagai berikut:
H* = (3 x 216.790) – (2 x 0)
= 650.370
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa batas atas (upper
limit) kas yang dapat ditolerir perusahaan ini adalah Rp 650.370,00.
4) Hitung rata-rata kas
Dengan menggunakan Persamaan 4.9 dapat dihitung besarnya rata-rata kas
sebagai berikut:
4 x 216.790  0
Rata  rata Kas 
3
 289.053

Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa rata-rata kas pada


perusahaan adalah Rp 289.053,00.

3. Model Anggaran Kas (Cash Budget Model)

Bab 4. Manajemen Kas dan Sekuritas 35


Penggunaan Model Anggaran Kas untuk mengendalikan kas dalam suatu perusahaan
pada dasarnya sama dengan materi pada Manajemen Modal Kerja (Working Capital
Management).

4.4 Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Investasi Sekuritas


Apabila perusahaan memiliki surplus kas yang bersifat sementara, ia dapat
menginvestasikannya ke dalam surat-surat berharga jangka pendek (short-term
marketable securities). Pasar untuk aktiva keuangan jangka pendek, seperti surat-surat
berharga jangka pendek disebut pasar uang. Oleh karena itu, perlu mempertimbangkan
keempat faktor sebagai berikut sebagai dasar dalam mengambil keputusan investasi:
1. Keamanan (safety)
2. Marketabilitas (marketability)
3. Hasil atau keuntungan (yield)
4. Jatuh tempo (maturity)

4.5 Penutup
1. Kesimpulan
Pembahasan Manajemen Kas dan Sekuritas di atas telah memberikan gambaran
tentang kegunaan manajemen kas dan sekuritas, serta bagaimana melakukan
perencanaan dan pengendalian investasi kas dan sekuritas bagi Chief Financial
Officer (CFO). Tujuan manajemen kas tersebut adalah untuk menciptakan
optimalisasi kas dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat terhindar dari
timbulnya opportunity cost.
Terdapat beberapa pendekatan dalam merencanakan dan mengendalikan kas dalam
perusahaan, seperti model persediaan (inventory model), model stokastik (stochastic
model), maupun metode anggaran kas (cash budget model). Di samping itu, juga
terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam investasi surat-surat
berharga jangka pendek antara lain faktor keamanan (safety), marketabilitas
(marketability), hasil (yield), dan jatuh tempo (maturity).

2. Tes Umpan Balik


1) Jelaskan pengertian Manajemen Kas dan Sekuritas?
2) Jelaskan bagaimana melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap
investasi kas dan sekuritas?

3. Studi Kasus
Kasus 4.1
Lisa Taylor, CFO of Purple Rain Co., concluded from the Baumol model that the
optimal cash balance for the firm is $20 million. The annual interest rate on

Bab 4. Manajemen Kas dan Sekuritas 36


marketable securities is 7.5 percent. The fixed cost of selling securities to replenish
cash is $5,000. Purple Rain’s cash flow pattern is well approximated by the Baumol
model. What can you infer about Purple Rain’s average weekly cash disbursement?

Kasus 4.2
The variance of the daily net cash flows for the Tseneg Asian Import Company is
$1.44 million. The opportunity cost to the firm of holding cash is 8 percent per year.
The fixed cost of buying and selling securities is $600 per transaction. What should
the target cash level and upper limit be, if the tolerable lower limit has been
established at $20,000?

Bab 4. Manajemen Kas dan Sekuritas 37

Anda mungkin juga menyukai