A. Pengertian Kas
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling
lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi.
Transaksi tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli
aktiva tetap, membayar hutang, membayar dividen dan transaksi lain yang
diperlukan perusahaan.
Kas ini merupakan aktiva yang tidak dapat menghasilkan "laba", dalam arti
tidak bisa untuk mendapatkan laba secara langsung dalam operasi perusahaan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha pengelolaan (manajemen) kas yang efektif
dan efisien sehingga pemanfaatan kas tersebut dapat optimal.
Pada dasarnya, perusahaan akan membutuhkan/menyimpan uang kas
dengan tiga tujuan. :
Pertama, kebutuhan kas untuk transaksi. Kebutuhan kas untuk transaksi ini
perlukan dalam pelaksanaan operasi usaha perusahaan. Kegiatan perusahaan
sehari-hari seperti pembayaran upah, pembelian bahan baku, biaya administrasi dan
biaya kantor.
Kedua, kebutuhan kas untuk berjaga-jaga. Kebutuhan kas untuk berjaga-
jaga ini dimaksudkan untuk mengantisipasi aliran kas masuk dan keluar yang tidak
kontinyu dan sulit diperkirakan.
Ketiga, kebutuhan kas untuk berspekulasi. Kebutuhan kas untuk spekulasi
dimaksudkan agar perusahaan dapat memanfaatkan kesempatan apabila ada
barang yang dapat dibeli secara lebih murah.
76
77
berupa hutang lancar maupun biaya-biaya baik biaya tetap maupun biaya variabel
yang harus segera harus dibayar untuk kelangsungan operasi perusahaan.
Jumlah uang kas minimal yang harus ada di perusahaan berbeda-beda
antara perusahaan yang satu dengan lainnya. Hal ini sangat tergantung pada besar
kecilnya perusahaan dan kemampuan perusahaan.
Di samping itu kas minimal juga tergantung pada prediksi besarnya aliran kas
masuk dan kas keluar beserta penyimpangannya. Prediksi aliran kas keluar perlu
mempertimbangkan adanya biaya yang keluar secara tunai dan biaya yang tidak
tunai.
Dalam perencanaan kas, biaya yang tidak tunai seperti penyusutan tidak
diperhitungkan dalam menentukan jumlah kas minimal perusahaan.
Akhirnya, hubungan baik dengan pihak perbankan, suplier dan perantara
juga akan mempengaruhi besarnya persediaan kas minimal yang harus dijaga oleh
perusahaan.
Saldo kas Rp
Kas maksimum
sebesar C =
3.000.000,00
Kas rata-rata
sebesarC/2 =
1.500.000,00
2 ( F ) (T )
C =
k
di mana:
C = jumlah kas yang optimal
F = biaya tetap untuk memperoleh pinjaman atau menjual sekuritas
T = jumlah kas untuk transaksi selama periode tertentu
k = biaya kesempatan dari kas yang dimiliki. Biaya kesempatan merupakan
penghasilan yang seharusnya dapat diperoleh dari kas yang menganggur.
79
Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap berupa bunga per tahun sebesar Rp
150.000. Jumlah kebutuhan kas untuk kegiatan perusahaan per minggu sebesar Rp
1.000.000, sehingga setahun = 52 x Rp 1.000.000 = Rp 52.000. 000,-. Besarnya
penghasilan investasi yang diharapkan sebesar 15% per tahun. Sehingga jumlah kas
optimal yang diperlukan perusahaan adalah:
2 ( F ) (T )
C =
k
2 (150.000) (52.000.000)
C =
0,15
= Rp. 10.198.039
Dari contoh di atas, model Baumol jelas terlalu sederhana, terutama dengan
asumsi mengenai aliran kas masuk dan keluar yang dianggap konstan dan diperkirakan
dengan tepat tanpa mengindahkan adanya situasi musiman atau fluktuasi ekonomi.
Untuk mengatasi perubahan aliran kas masuk dan kas keluar yang tidak
konstan, dapat dilakukan dengan model Miller dan Orr. Model Miller dan Orr
merupakan model penentuan persediaan apabila aliran kas masuk dan keluar tidak
konstan.
Konsep Miller dan Orr ini mengatakan bahwa perusahaan harus menetapkan
jumlah saldo kas yang paling tinggi sebagai batas atas dan saldo kas terendah
sebagai batas bawah.
Apabila saldo kas telah mencapai batas atas, maka perusahaan hendaknya
merubah sebagian kas tersebut ke dalam bentuk surat berharga agar saldo kas
kembali pada jumlah yang ideal. Sebaliknya, apabila jumlah saldo kas telah mencapai
batas minimal (batas bawah), maka perusahaan dapat merubah sekuritas yang ada
menjadi kas sehingga mencapai jumlah saldo kas yang ideal.
80
Rumus model Miller dan Orr untuk menentukan jumlah saldo kas yang
optimal adalah sebagai berikut:
1/ 3
3T 2
Z =
4i
di mana:
T = biaya tetap untuk melakukan transaksi.
2 = varian dari aliran kas masuk bersih sebagai penyebaran arus kas.
i = tingkat bunga harian untuk investasi pada surat berharga (sekuritas).
Nilai maksimal sebagai batas atas (diberi notasi H) adalah sebesar 3Z ( H =3Z).
Sedangkan rata-rata saldo kas kurang lebih sebesar (Z + H)/3. Adapun jumlah saldo
kas sebagai batas minimal besarnya adalah nol.
Kas (Rp)
o 0 1 2 3 4 5 Waktu
Batas atas jumlah kas tersebut menunjukkan batas maksimal kas yang
optimal tersedia di perusahaan. Ketika kas mencapai batas atas tersebut (Rp.
1.448.235), maka perusahaan harus merubah sebagian kas tersebut sebesar Rp.
965.490 (Rp.1.448.235 – Rp. 482.745) menjadi surat berharga agar saldo kas
kembali sebesar Rp. 482.475 sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Sedangkan ketika kas perusahaan sampai batas minimal, dalam hal ini nol
rupiah, maka perusahaan harus menjual surat berharganya sebesar Rp. 482.475
agar saldo kas kembali ke jumlah Rp. 482.475 sesuai dengan yang diinginkan
perusahaan.
D. Anggaran Kas
Anggaran kas (cash budget} merupakan skedul yang menyajikan perkiraan
aliran kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan selama periode tertentu pada
waktu yang akan datang.
Periode penyusunan anggaran kas ini dapat disusun untuk waktu tahunan,
triwulanan, bulanan, mingguan atau bahkan harian. Namun;, pada umumnya
perusahaan menggunakan anggaran kas bulanan yang disusun untuk jangka waktu
3 bulan, 6 bulan sampai 12 bulan.
Anggaran kas untuk jangka waktu yang lebih panjang digunakan untuk
perencanaan yang bersifat umum dan menyeluruh, sedangkan anggaran dalam
jangka waktu yang lebih pendek biasanya untuk pengendalian kas yang lebih riil dan
spesifik.
Fokus anggaran kas meliputi dua bagian yaitu penerimaan kas yang
direncanakan dan pengeluaran kas yang direncanakan. Merencanakan aliran uang
kas masuk dan kas keluar akan memberikan saldo posisi awal dan saldo akhir kas
yang direncanakan untuk suatu jangka waktu tertentu.
Perencanaan aliran uang kas masuk dan keluar akan menunjukkan:
1. Kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas yang mungkin terjadi,
atau
2. Kebutuhan terhadap perencanaan investasi atas kelebihan uang pada
penggunaan yang mendatangkan keuntungan.
82
Karena anggaran kas menekankan arus kas masuk dan keluar pada saat
tertentu, oleh karena itu, tujuan adanya anggaran kas ini antara lain:
1. Membuat taksiran posisi kas pada setiap akhir periode dari kegiatan
operasi perusahaan baik periode bulanan ataupun tahunan.
2. Mengetahui adanya kelebihan atau kekurangan kas yang terjadi pada
periode tertentu.
3. Merencanakan besarnya kas untuk menutup kekurangan (defisit) yang
terjadi.
4. Menentukan besarnya kas untuk pembayaran-pembayaran dan kelebihan
kas yang dapat digunakan untuk melakukan investasi.
5. Mengetahui waktu kapan suatu pinjaman atau kewajiban lainnya harus
dibayar.
3.Menyusun anggaran kas final, yaitu meliputi transaksi operasi dan transaksi
fmansial. Di sini terlihat anggaran kas secara keseluruhan dari rencana
penerimaan dan pengeluaran kas.
Contoh :
Pada tahun 2001 perusahaan "AFL" akan menyusun anggaran kas. Rencana
penerimaan dan pengeluaran kas selama enam bulan pertama (bulan Januari s/d
Juni) adalah sebagai berikut:
1. Rencana penerimaan :
Penerimaan dari penjualan yang dilakukan secara tunai sebanyak 25% dan
secara kredit 75% dari penjualan. Dari penjualan kredit, 60% diterima pada satu
bulan setelah bulan penjualan dan sisanya diterima 2 bulan setelah bulan
penjualan.
Total penerimaan piutang bulan Januari dan Pebruari masing-masing
Rp. 1.900.000 dan Rp. 2.600.000. Adapun rencana penerimaannya adalah:
2. Rencana Pengeluaran :
3. Rencana lain :
a. Saldo kas akhir pada bulan Desember tahun sebelumnya Rp 300.000.
b. Apabila terjadi defisit, perusahaan akan melakukan pinjaman ke bank
pada permulaan bulan dan pembayaran bunganya juga pada permulaan
bulan dengan bunga sebesar 2% per bulan.
c. Pinjaman ke bank pada bulan Januari sebesar Rp 1.000.000 dan bulan
Pebruari sebesar Rp 500.000,-. Pembayaran angsuran pinjaman tersebut
akan dilakukan pada bulan April sebesar Rp 600.000, bulan Mei sebesar Rp
300.000 dan sisanya sebesar Rp 600.000 akan dibayar pada bulan Juni
2001.
d. Persediaan besi kas sebesar Rp 200.000
Dari informasi data tersebut di atas dapat disusun anggaran kas untuk bulan Januari
sampai dengan Juni tahun 2001 secara bertahap yaitu anggaran kas untuk transaksi
operasi (transaksi usaha), transaksi finansial dan transaksi secara keseluruhan.
85
Penyelesaiannya:
1. Menyusun Anggaran Kas untuk Transaksi Operasi (transaksi usaha)
Anggaran kas untuk transaksi operasi menggambarkan penerimaan dan
pengeluaran kas dari usaha operasi perusahaan. Penerimaan yang berasal dari
penjualan dibedakan menjadi penjualan tunai dan penerimaan dari penagihan
piutang. Kedua penerimaan tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
Penerimaan dari hasil penjualan tunai setiap bulannya adalah:
Januari 25% x Rp. 4.000.000 Rp. 1.000.000
Pebruari 25% x Rp. 5.500.000 1.375.000
Maret 25% x Rp. 5.600.000 1.400.000
April 25% x Rp. 5.200.000 1.300.000
Mei 25% x Rp. 6.000.000 1.500.000
Juni 25% x Rp. 6.200.000 1.625.000
Penerimaan hasil penjualan tunai dan penagihan piutang dari penjualan kredit
setiap bulannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Dari anggaran penerimaan penjualan (tunai dan piutang) tersebut pada tabel
3.1, maka dapat disusun anggaran kas untuk transaksi operasi (transaksi
penerimaan dan pengeluaran) PT “AFL” yang dapat dilihat pada tabel 3.2. berikut ini.
86
Keterangan Bulan
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
Rencana Penerimaan :
Penjualan tunai 1.000 1.375 1.400 1.300 1.500 1.625
Penerimaan piutang 1.900 2.600 3.675 4.170 4.020 4.260
Penerimaan lain 400 900 1.000 1.200 1.400 1.500
Jumlah Penerimaan 3.300 4.875 6.075 6.670 6.920 7.385
Rencana Pengeluaran :
Pembelian Bahan Mentah 1.000 1.500 1.600 2.200 2.000 2.100
Pemb. Bahan Penolong 200 300 200 500 400 500
Pembayaran Gaji/upah 2.500 2.500 2.600 2.800 3.000 3.200
Pemb. transport/komisi 300 500 400 600 500 500
Pemb.adm dan lainnya 350 550 450 550 450 550
Jumlah Pengeluaran 4.350 5.350 5.250 6.650 6.350 6.850
Surplus (Defisit) (1.050) (475) 825 20 570 535
Keterangan Bulan
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
Saldo kas awal bulan 1) 300 230 225 1.020 422 680
Penerimaan pinjaman 2) 1.000 500 - - - -
Pembayaran angsuran 3) - - - (600) (300) (600)
Kas yang tersedia 4) 1.300 730 225 420 122 80
Surplus (defisit) 5) (1.050) (475) 825 20 570 535
Pembayaran bunga 6) (20) (30) (30) (18) (12) -
Saldo kas akhir bulan 7) 230 225 1.020 422 680 615
Sisa pinjaman kumulatif 8) 1.000 1.500 1.500 900 600 0
Penjelasan tabel :
1)
Saldo kas awal bulan merupakan saldo kas akhir bulan sebelumnya.
2)
Penerimaan pinjaman bulan Januari sebesar Rp 1.000.000 dan Pebruari = Rp 500.000.
Jumlah pinjaman minimal (misalnya X) dapat dihitung sebagai berikut:
Jumlah pinjaman = Persediaan besi + Besarnya defisit - Saldo awal + Bunga
X = Rp 200.000 + Rp 1.050.000 - Rp 300.000 + 0,02 X
87
0,98 X = Rp 950.000
X = Rp 969.388
Jadi besarnya pinjaman bulan Januari 2001 minimal adalah Rp 969.388,-.
3)
Pembayaran angsuran pinjaman dilakukan apabila perusahaan memiliki saldo kas yang
cukup (persediaan besi kas sebesar Rp 200.000). Dalam contoh ini, pembayaran sudah
ditentukan yaitu bulan April sebesar Rp 600.000, bulan Mei sebesar Rp 300.000 dan
bulan Juni sebesar Rp 600.000.
4)
Kas yang tersedia merupakan penjumlahan dari saldo kas awal ditambah penerimaan
pinjaman dikurangi angsuran pinjaman.
5)
Surplus (defisit) berasal dari data tabel transaksi sebelumnya.
6)
Pembayaran bunga sama dengan besarnya bunga (2%) dikalikan dengan sisa pinjaman.
7)
Saldo kas akhir = Kas yang tersedia - surplus (defisit) - pembayaran bunga
8)
Pinjaman kumulatif merupakan sisa pinjaman yang masih ada di perusahaan.
Setelah tabel transaksi operasi dan tabel transaksi finansial dibuat, kemudian
langkah terakhir adalah membuat anggaran kas secara menyeluruh (anggaran final) di
mana dalam tabel tersebut tertera transaksi operasi dan transaksi finansialnya.
Keterangan Bulan
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
Saldo Kas awal bulan 300 230 225 1.020 422 680
Rencana Penerimaan :
Penjualan tunai 1.000 1.375 1.400 1.300 1.500 1.625
Penerimaan piutang 1.900 2.600 3.675 4.170 4.020 4.260
Penerimaan pinjaman 1.000 500 - - - -
Penerimaan lain 400 900 1.000 1.200 1.400 1.500
Jumlah Penerimaan 4.300 5.375 6.075 6.670 6.920 7.385
Jumlah Kas tersedia 4.600 5.605 6.300 7.690 7.342 8.065
Rencana Pengeluaran :
Pembelian Bahan 1.000 1.500 1.600 2.200 2.000 2.100
Pemb. Bahan Penolong 200 300 200 500 400 500
Pembayaran Gaji/upah 2.500 2.500 2.600 2.800 3.000 3.200
Pemb. transport/komisi 300 500 400 600 500 500
Pemb.adm dan lainnya 350 550 450 550 450 550
Pembayaran bunga 20 30 30 18 12 -
Pembayaran angsuran - - - 600 300 600
Jumlah Pengeluaran 4.370 5.380 5.280 7.268 6.662 7.450
Saldo Kas akhir bulan 230 225 1.020 422 680 615
88
F. Pengertian Sekuritas
Sekuritas (marketable security) merupakan surat-surat berharga yang segera
dapat dijual untuk memperoleh uang kas. Alasan kepemilikan surat berharga oleh
perusahaan dimaksudkan untuk menggunakan dana sementara yang lebih guna
diinvestasikan dalam surat berharga yang dijual oleh emiten (perusahaan yang
mengeluarkan saham). Apabila suatu sekuritas telah diperjual belikan di pasar
sekunder (bursa efek), maka jaul-beli sekuritas tersebut dilakukan oleh pialang
(makelar). Karena kepemilikan sekuritas ini hanya sementara saja (kurang dari 1
tahun), maka investasi pada surat berharga dimasukkan dalam investasi jangka
pendek. Sekuritas tersebut dimiliki hanya dalam jangka pendek saja dengan maksud
agar dapat segera diuangkan (dijual) jika sewaktu-waktu perusahaan memerlukan
dana dalam operasinya. Sebenarnya investasi dalam sekuritas ada yang berjangka
panjang (dimiliki lebih dari 1 tahun). Jika investasi pada sekuritas tersebut untuk
jangka panjang, maka investasi tersebut dimasukkan sebagai investasi jangka
panjang yang tertera pada pos investasi (investment) pada neraca.
Alasan lain perusahaan memiliki sekuritas ini adalah untuk menjaga likuiditas
perusahaan dan memperoleh pendapatan dari investasi tersebut. Sekuritas memiliki
sifat yang likuid (mudah diuangkan atau dijual), sehingga apabila perusahaan
kekurangan uang kas maka sekuritas ini dapat segera dijual. Dalam hal ini berarti
pemilikan sekuritas dimaksudkan untuk memperoleh pendapatn berupa
keuntungan. Keuntungan tersebut dapat berupa deviden, bunga, atau capital gain.
Deviden akan diperoleh oleh perusahaan apabila sekuritas tersebut berupa saham
dan dimiliki sampai waktu pembayaran deviden (biasanya deviden dibayarkan sekali
dalam setahun). Sedangkan pendapatan bunga akan diperoleh jika perusahaan
menginvestasikan danannya dengan membeli sekuritas berupa obligasi atau
sertifikat deposito. Sedangkan capital gain akan diperoleh apabila hasil penjualan
suatu sekuritas lebih tinggi daripada harga perolehannya.
akan menentukan besarnya dana yang akan ditanamkan dalam sekuritas (surat
berharga) jangka pendek. Perusahaan akan berusaha memperkecil resiko yang
mungkin dihadapi dengan harapan memperoleh keuntungan (return) yang maksimal.
Resiko keuangan merupakan resiko tidak kembalinya dana yang
diinvestasikan pada sekuritas sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Ketidak
pastian pengembalian dana yang telah diinvestasikan (beserta bunganya jika berupa
obligasi) pada sekuritas kaddang sulit diprediksikan. Adakalanya peminjam
menunggak dalam jangka waktu yang tidak ditentukan apabila peminjam tidak dapat
mengembalikan dananya, maka perusahaan akan mengalami kesulitan likuiditas.
Apalagi jika perusahaan tidak memiliki cadangan kas yang cukup untuk biaya
operasi perusahaannya.
Harga sekuritas yang berupa obligasi sangat terpengaruh dengan naik-
turunnya suku bunga. Obligasi jangka pendek relatif lebih stabil dibanding obligasi
jangka panjang dalam hubungannya dengan suku bunga ini. Apabila suku bungan
naik, para investor cenderung mengalihkan dananya ke instrumen perbankan,
sehingga harga obligasi akan turun. Dan sebaliknya jika suku bunga bank turun,
maka investor akan beramai-ramai menginvestasikan dananya pada obligasi
sehingga harga obligasi akan meningkat.
Resiko likuiditas sekuritas merupakan cepat lambatnya sekuritas yang
bersangkutandapat diperjual belikan. Sekuritas yang likuid berarti sekuritas tersebut
cepat laku terjual. Apabila suatu sekuritas tidak likuid, maka perusahaan atau pihak
yang memiliki sekuritas tersebut akan menurunkan harganya agar laku dijual.
Penurunan harga ini mengakibatkan keuntungan yang diperoleh akan berkurang
atrau bahkan akan menderita kerugian jika penurunan harganya sampai melebihi
harga perolehannya. Makin likiud suatu saham makain kecil resiko likuiditasnya
karena sekuritas tersebut dapat diperjual belikan setiap saat.
Resiko inflasi pada prinsipnya hampir sama dengan resiko tingkat bunga.
Kita tahu bahwa antara tingkat bunga dan inflasi memiliki hubungan yang erat.
Tingkat suku bunga yang tinggi mengakibatkan tingkat inflasi yang tinggi. Inflasi
merupakan kecenderungan naiknya harga barang-barang. Tingginya inflasi akan
menurunkan daya beli masyarakat. Reksiko inflasi ini mengakibatkan pada resiko
penurunan daya beli. Pihak yang lebih merasakan dampak dari resiko inflasi ini
adalah mereka yang memiliki surat berharga dengan pendapatan tetap seperti
90
optimal adalah portofolio yang menghasilkan resiko terkecil (minimal) dengan hasil
tertentu atau memperoleh hasil yang maksimal dengan resiko tertentu. Dari kriteria
pemilihan sekuritas dalam kaitannya dengan hasil yang diharapkan dan portofolio
investasi tersebut di atas, secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
Risiko keuangan
Hasil atau yield Resiko
Risiko tingkat bunga Portofolio sekuritas
atau return vs
Risiko likuiditas return
Risiko inflasi
bank sentral maka T-Bills merupakan sekuritas yang aman dan sangat likuid.
Disamping itu, resiko investasi pada T-Bills sangat rendah atau bahkan hampir
tampa resiko kareena diterbitkan oleh pemerintah. T-Bills ini merupakan sekuritas
jangka pendek sehingga memiliki jangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang.
Pemerintah Amerika juga menerbitkan sekuritas yang disebut federal agency
securities. Sekuritas ini merupakan surat hutang dari perusahaan Amerika. Ada 5
agen besar yang memperjual belikan sekuritas ini yaittu Federal National Mortgage
Association, the Federal Home Land Bank, The Federal Intermediate Credit Bank,
dan The Bank for Cooperatives.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) memiliki prinsip seperti T-Bills di amerika. SBI
ini merupakan surat berharga atas unjuk yang diterbitkan dengan sistem diskonto
oleh bank sentral (bank indonesia) sebagai pengakuan pengakuan hutang berjangka
waktu pendek (kurang dari 1 tahun). Sertifikat bank indonesia diciptakan pertama
kali pada tahun 1970. namun peran SBI tersebut tahun 1971 digantikan oleh
sertifikat deposito yang boleh diterbitkan oleh bank. Adanya kebijakan moneter
tahun 1983, SBI terbit kembali sebagai instrumen yang digunakan untuk
mengendalikan kebijakan moneter dalam operasi pasar seperti memperketat uang
beredar dengan jalan menjual SBI tersebut.
Sertifikat deposito atau negotiable certificate of deposit (disingkat CD)
merupakan instrumen keuangan yang diternitkan oleh bank yang berupa deposito
berjangka. Sekuritas ini biasanya merupakan sekuritas atas unjuk dan menyatakan
sejumlah deposito tertentu dengan tingkat bunga dan jangka waktu tertentu pula.
Sertifat deposito ini memiliki perbedaan dengan deposito berjangka biasa.
Perbedaan tersebut antara lain adalah bahwa CD ini dapat dipindah tangankan atau
diperjual belikan sebelum jatuh tempo karena sertifikat deposito ini atas unjuk.
Sedangkan deposito biasa yang merupakan deposito atas nama tidak dapat
diperjual belikan melalui bank.
Surat berharga pasar uang (SBPU) merupakam surat-surat berharga jangka
pendek yang dapat diperjual belikan secara diskonto dengan bank indonesia atau
lembaga diskonto yang ditunjuk oleh bank indonesia. Surat berharga pasar uang ini
diperkenalkan pertama kali tahun 1985. penerbitan SBPU ini bertujuan untuk
mengendalikan situasi moneter seperti halnya SBI. Apabila SBI digunakan untuk
melakukan kontraksi pasar (pengetatan uang), sebaliknya SBPU ini digunakan untuk
93
1. Kebutuhan kas suatu perusahaan per tahun sebesar Rp. 120.000.000. Kas yang
digunakan per hari besarnya tetap. Biaya transaksi yang dikeluarkan setiap
merubah sekuritas menjadi kas sebesar Rp. 50.000. Tingkat bunga yang
diharapkan dari sekuritas yang dimiliki sebesar 20% per tahun. Berapa jumlah
sekuritas yang harus diubah menjadi kas setiap kali transaksi (sebagai kas
optimal).
A. Rencana Penerimaan :
Penerimaan Penjualan : Penjualan secara tunai dilakukan sebanyak 40%
dan penjualan secara kredit sebanyak 60% .
Dari penjualan kredit, 30% diterima pada satu bulan setelah bulan penjualan
dan sisanya diterima dua bulan setelah bulan penjualan. Total penerimaan
piutang bulan Juli dan Agustus masing-masing sebesar Rp. 2.900.000 dan
Rp. 3.600.000. Adapun rencana penerimaan tersebut adalah:
B. Rencana Pengeluaran :
6. Pajak akan dibayar pada bulan Nopember 2007 sebesar Rp. 1.000.000
C. Rencana Lain-Lain :
Saldo kas akhir pada bulan Juni 2007 sebesar Rp. 400.000
1. Apabila terjadi defisit, perusahaan akan melakukan pinjaman ke bank
pada permulaan bulan sebesar 150% dari besarnya defisit tersebut dan
pengembaliannya akan dilakukan pada akhir bulan ketika persediaan kas
telah cukup. Tingkat bunga pinjaman 2% per bulan.
2. Pembayaran angsuran pinjaman akan dilakukan pada saat saldo kas
perusahaan mencukupi dan selalu menjaga kas minimalnya.
3. Persediaan kas minimal (persediaan besi) sebesar Rp. 250.000
3. Kebutuhan kas suatu perusahaan per tahun sebesar Rp. 12.000.000. Kas yang
digunakan per hari besarnya tetap. Biaya transaksi yang dikeluarkan setiap
merubah sekuritas menjadi kas sebesar Rp. 5.000. Tingkat bunga yang
diharapkan dari sekuritas yang dimiliki sebesar 12% per tahun. Ditanyakan :
a. Berapa jumlah sekuritas yang harus diubah menjadi kas setiap kali transaksi
(sebagai kas optimal) ?
b. Berapakah frekuensi transaksi yang harus dilakukan selama setahun ?
c. Berapakah rata-rata saldo kas nya ?
4. Pada tahun 2008 perusahaan “MAJU MUNDUR” akan menyusun anggaran kas.
Rencana penerimaan dan pengeluaran kas selama enam bulan pertama
(Januari s/d Juni) adalah sebagai berikut :
Rencana Penerimaan :
Penerimaan Penjualan : Penjualan secara tunai dilakukan sebanyak 50%
dan penjualan secara kredit sebanyak 50% .
Dari penjualan kredit, 60% diterima pada satu bulan setelah bulan penjualan
dan sisanya diterima dua bulan setelah bulan penjualan.
Total penerimaan piutang bulan Januari dan Pebruari masing-masing
sebesar Rp. 200.000 dan Rp. 300.000. Adapun rencana penerimaan tersebut
adalah :
1. Besarnya penjualan yaitu:
Rencana Pengeluaran :
1. Pembelian bahan mentah:
Januari Rp. 100.000 April Rp. 220.000
Pebruari 200.000 Mei 150.000
Maret 200.000 Juni 210.000
6. Pajak akan dibayar pada bulan Maret 2008 sebesar Rp. 50.000
Rencana Lain-Lain :
Saldo kas akhir pada bulan Desember 2007 sebesar Rp. 50.000
1. Apabila terjadi defisit, perusahaan akan melakukan pinjaman ke bank
pada permulaan bulan dan pengembaliannya akan dilakukan pada akhir
bulan tanpa bunga pinjaman.
2. Persediaan kas minimal (persediaan besi) sebesar Rp. 60.000
Dari informasi data tersebut di atas susunlah anggaran kas untuk bulan Januari
sampai dengan Juni 2008 secara bertahap yaitu Anggaran Kas untuk transaksi
Operasi, transaksi Finansial dan transaksi secara keseluruhan.
98
30% dalam waktu sisanya dalam bulan itu, dan sisanya membayar dalam
satu bulan berikutnya.
b) Penjualan bulan Mei dan Juni 1999 masing-masing sebesar Rp. 90.000 dan
Rp. 70.000
c) Penerimaan kas lainnya selama bulan Juli sampai Desember diperkirakan :
Juli Rp. 20.000 Oktober Rp. 20.000
Agustus Rp. 25.000 Nopember Rp. 35.000
September Rp. 30.000 Desember Rp. 30.000
d) Rencana pembelian bahan mentah (tunai) setiap bulan :
Juli Rp. 80.000 Oktober Rp. 70.000
Agustus Rp. 80.000 Nopember Rp. 60.000
September Rp. 60.000 Desember Rp. 70.000
e) Pembayaran biaya adminstrasi dan umum masing-masing bulannya selama 6
bulan adalah sbb :
Juli Rp. 5.000 Oktober Rp. 6.000
Agustus Rp. 5.000 Nopember Rp. 4.000
September Rp. 10.000 Desember Rp. 5.000
f) Perusahaan membayar pajak pada bulan September dan Nopember masing-
masing sebesar Rp. 12.000 dan Rp. 10.000
g) Pembayaran tunai lainnya diperkirakan pada bulan Nopember sebesar
Rp.2.000; dan Desember Rp. 3.000
h) Telah dibeli mesin baru seharga Rp. 100.000 dengan syarat pembayaran sbb
: 10% dibayar pada waktu pesan : 80% dibayar pada waktu mesin dating dan
sisanya dibayar setelah mesin selesai dipasang. Mesin dipesan dalan bulan
Juli dan diharapkan mesin datang dalam bulan September dan diperkirakan
selesai dipasang dalam bulan Nopember.
i) Penghapusan aktiva tetap setiap bulannya ditetapkan Rp, 10.000. Dari data
tersebut di atas susunlah skedul pengumpulan piutang dan budget kas untuk
bulan Juli s.d. Desember 1999. Apabila ada keterangan tambahan sbb :
Rencana Pengeluaran :
1. Pembelian bahan mentah:
6. Pajak akan dibayar pada bulan Maret 2008 sebesar Rp. 150.000
Rencana Lain-Lain :
1. Saldo kas akhir pada bulan Desember 2007 sebesar Rp. 100.000
2. Apabila terjadi defisit, perusahaan akan melakukan pinjaman ke bank
pada permulaan bulan dan pengembaliannya akan dilakukan pada akhir
bulan tanpa bunga pinjaman.
3. Persediaan kas minimal (persediaan besi) sebesar Rp. 120.000
Dari informasi data tersebut di atas susunlah anggaran kas untuk bulan Januari
sampai dengan Juni 2008 secara bertahap yaitu Anggaran Kas untuk transaksi
Operasi, transaksi Finansial dan transaksi secara keseluruhan.
104