Anda di halaman 1dari 16

LEMBAGA PENUNJANG PASAR MODAL

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah


“Hukum Pasar Modal”

Dosen Pengampu:
Uswatun Chasanah, S.Ag, MEI..
Disusun Oleh :

1. Dardena Betarania F (C32212082)


2. Choirun Abidin (C72212122)
3. Niamatus Sholikha. (C72212130)

JURUSAN MUAMALAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2015

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan rahmat dan karunia Allah SWT penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Lembaga Penunjang Pasar Modal”. Sholawat serta salam semoga
tetap terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan taklupa pula kepada Ibu
Uswatun Chasanah, S.Ag, MEI. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Hukum Pasar Modal
terima kasih banyak karena tanpa bimbingan beliau tak akan mungkin kami mampu menulis
makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk pemenuhan tugas mata Hukum Pasar Modal.
Agar makalah ini dapat sempurna kami mohon saran dan juga kritik yang membangun agar
kami dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan di hari esok. Syukron katsiron, semoga amal
sholeh mereka yang telah membantu terselesaikanya makalah ini mendapatkan balasan dari
Allah SWT dan juga mendapat ridhanya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah
khasanah keilmuan bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Surabaya, 11 April 2015

Tim penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Peran lembaga penunjang dalam mekanisme pasar modal merupakan salah
satu faktor yang sangat dominan bagi terlaksananya transaksi pasar modal bahkan
memiliki peran penting terhadap pengembangan pasar modal itu sendiri. Lembaga
penunjang ini berperan dalam mempertemukan antara emiten dengan pemodal, dan
dalam menjalankan fungsinya berada di antara kepentingan emiten dan pemodal. Pada
prinsipnya lembaga penunjang menawarkan atau menyediakan jasa baik bagi emiten
maupun investor.1

2. Rumusan masalah
2.1 apa yang dimaksud dengan lembaga penunjang pasar modal ?
2.2 Apa saja lembaga yang termasuk dalam lembaga penunjanng pasar modal ?

1 Andri soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. 1, 2009), hlm. 124.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lembaga Penunjang Pasar Modal


Lembaga penunjang pasar modal adalah lembaga/institusi yang berfungsi didalam
kegiatan pasar modal melalui pasrtisipasi yang bersifat di belakang layar. Setiap
lembaga penunjang pasar modal harus mendapatkan izin dari Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM)-LK.2 Lembaga penunjang ini terdiri atas berbagai macam
lembaga, yaitu custodian, biro administrasi efek, wali amanat, dan pemeringkat Efek.3
2.2 lembaga yang termasuk dalam penunjang pasar modal
2.2.1 Kustodian
Dalam kegiatan pasar modal, salah satu lembaga penunjangnya adalah
custodian. Menurut ketentuan pasal 1 butir 8 Undang-Undang No.8 tahun 1995
tentang pasar modal, dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan custodian adalah
pihak yang memberikan jasa penitipan efek/harta lain yang berkaitan dengan efek
serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan hal-hak lain,
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabah.
Menurut ketentuan pasal 43 ayat (1) Undang-Undang pasar modal tersebut
bahwa yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai custodian adalah
lembaga penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan efek, atau Bank umum yang
telah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
Dari ketentuan di atas, menunjukkan bahwa sebagai lembaga penunjang pasar
modal yang dinamakan custodian tersebut dalam kegiatannya adalah mewakili
pemegang rekening atau penanam modal yang menjadi nasabahnya dalam
kegiatan pasar modal yang bekerja berdasarkan perintah dari nasabahnya
tersebut. Barkaitan dengan itu, sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-
Undang bahwa Bank umum dapat juga menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai
custodian setelah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) disebut bank custodian.4
Kustodian memiliki kewajiban dan tanggungjawab, antara lain:

2 Nor hadi, pasar modal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, cet.1, 2012), hlm. 25.
3 Murdifin Haming, Salim Basalamah, studi kelayakan investasi proyek & bisnis, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. 1, 2010),
hlm. 360.
4 Hermansyah, hukum perbankan nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet.2, 2006), hlm.93

4
1) Kustodian menyelenggarakan kegiatan penitipan bertanggung jawab untuk
menyimpan Efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain
sesuai dengan kontrak antara custodian dan pemegang rekening.
2) Efek yang dititipkan wajib dibukukan dan di catat secara tersendiri.
3) Custodian hanya dapat mengeluarkan Efek atau dana yang tercatat pada
rekening atau pihak yang diberi wewenang untuk bertindak atas namanya.
4) Custodian wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang rekening atas
setiap kerugian yang timbul akibat kesalahannya.5

2.2.2 Biro Administrasi Efek (BAE)


Menurut ketentuan pasal 1 butir 3 Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun
1995, dirumuskan bahwa Biro Administrasi Efek yaitu pihak yang berdasarkan
kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan dengan Efek.6
Biro Administrasi Efek (BAE) adalah badan hukum berbentuk perseroan
terbatas yang khusus didirikan untuk menjalankan tugas administrasi efek yang
diperdagangkan di bursa dan dipercayakan kepadanya oleh pihak yang
berkepentingan.
Biro Administrasi Efek (BAE) memiliki beberapa tugas pokok, yaitu:
1) Melaksanakan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya oleh emiten dan
penjamin emisi Efek dalam pelaksanaan dan penyelesaian emisi Efek.
2) Menatausahakan pemindahan hak atas Efek untuk kepentingan para emiten
dan para pemegang Efek.
3) Melaksanakan kegiatan lain yang diamanahkan, seperti kliring di bursa efek,
penyimpanan efek, dan pembayaran deviden.7
Biro Administrasi Efek juga memilik beberapa tanggung jawab, antara lain:
1) Setiap Biro Administrasi Efek wajib mengadministrasikan, menyimpan dan
memelihara catatan, pembukuan, data dan keterangan tertulis yang
berhubungan dengan emiten yang efeknya diadministrasikan oleh Biro
Administrasi Efek; Jasa Adminitrasi Efek yang diberikan; Manajemen Biro
Administrasi Efek.

5 Nor hadi, pasar modal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, cet.1, 2012), hlm. 26.
6 Ana Rokhmatussa’dyah, Suratman, hukum investasi & pasar modal (Jakarta: Sinar Grafika, Cet.2, 2011), hlm. 177-178.
7
Murdifin Haming, Salim Basalamah, studi kelayakan investasi proyek & bisnis, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. 1, 2010),
hlm. 360.

5
2) Biro Administrasi Efek wajib menjaga sebaik-baiknya setiap efek maupun
catatan pembukuan dalam pengelolaannya dan wajib membuat salinan dari
catatan yang disimpan di tempat yang terpisah dan aman.
2.2.3 Wali Amanat
Wali amanat adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok mewakili dan
melindungi kepentingan para pemegang obligasi sesuai ketentuan yang tercantum
dalam perjanjian perwaliamanatan. Perwaliamanatan dalam emisi obligasi dapat
dilakukan secara bersama-sama dalam bentuk sindikat wali amanat. Kegiatan
yang dilaksanakan oleh wali amanat adalah:
1. Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten.
2. Menilai sebagian atau seluruh harta kekayaan emiten yang diterima olehnya
sebagai jaminan.
3. Memberikan nasihat yang diperlukan oleh emiten.
4. Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan bersama emiten dan
penjamin emisi efek.
5. Mengawasi pelunasan pinjaman pokok serta bunganya yang harus dipenuhi
oleh emiten tepat pada waktunya.
6. Bertindak sebagai agen utama pembayaran.
7. Terus-menerus mengikuti perkembangan pengelolaan perusahaan emiten dan
lain-lainnya.
8. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh wali amanat.8
Supaya tidak terjadi konflik kepentingan maka dalam menjalankan tugasnya
ada beberapa larangan wali amanat, yaitu sebagai berikut:
1. Wali Amanat dilarang mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten kecuali
hubungan Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal
pemerintah.
2. Wali Amanat dilarang mempunyai hubungan kredit dengan Emiten kecuali
dalam jumlah sesuai dengan ketentuan Bapepam yang dapat mengakibatkan
benturan kepentingan antawa wali amanat sebagai kerditor dan wakil
pemegang efek bersifat utan (Pasal 51 ayat (1) dan (3) UUPM).

8
Murdifin Haming, Salim Basalamah, studi kelayakan investasi proyek & bisnis, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. 1, 2010),
hlm. 360-361.

6
3. Wali Amanat dilarang merangkap sebagai penanggung dalam Emisi Efek
bersifat utang atau sukuk yang sama (Pasal 54 UUPM). Larangan ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan Wali
Amanat selaku wakil pemegang Efek bersifat utang atau sukuk dengan
kepentingan Wali Amanat selaku penanggung yang justru wajib memenuhi
kewajiban Emiten terhadap pemegang Efek bersifat utang atau sukuk dalam
hal terjadi wanprestasi oleh Emiten.9
 Kewajiban Wali Amanat
1. Wali Amanat wajib membuat kontrak perwaliamanatan dengan Emiten sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
2. Wali Amanat wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang Efek bersifat
utang atau sukuk atas kerugian karena kelalaiannya dalam pelaksanaan
tugasnya, sebagaimana diatur dalam undang-undang dan atau peraturan
pelaksanaannya serta kontrak perwaliamanatan.
3. Setelah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Wali Amanat wajib memenuhi
kewajiban-kewajiban sebagaimana diatur dalam Peraturan Ketua Otoritas Jasa
Keuangan mengenai Laporan Wali Amanat dan kewajiban penyimpanan
dokumen oleh Wali Amanat.10
 Daftar Wali Amanat
No. Nama No. STTD
1. Bank BRI Syariah 02/BL/STTD-WA/2010
2. BANK BUKOPIN 21/PM/STTD-WA/2005
3. Bank CIMB Niaga 09/STTD-WA/PM/1996
4. BANK MANDIRI 17/STTD-WA/PM/1999
5. Bank Mega 20/STTD-WA/PM/2000
6. Bank Negara Indonesia 01/STTD-WA/PM/1996
7. Bank Pembangunan Daerah 12/STTD-WA/PM/1996
8. Bank Permata 02/STTD-WA/PM/1996
9. Bank Rakyat Indonesia 08/STTD-WA/PM/1996
10. Bank Tabungan Negara 10/STTD-WA/PM/1996

9
Tavinayati, Yulia Qomariyanti, Hukum Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, Cet.2, 2013),
hlm. 31.
10
www.ojk.co.id

7
11. PT Bank Sinarmas 01/BL/STTD-WA/2009

2.2.4 Pemeringkat Efek


Lembaga Pemeringkat Efek adalah badan hukum yang memiliki izin usaha
untuk melakukan analisis dan pemeringkatan atas Efek yang diperdagangkan di
bursa. Informasi yang diberikan dalam bentuk nasihat kepada para investor dalam
memilih Efek atau portofolio Efek yang diperdagangkan di bursa.11
Pemeringkat Efek (rating agencies) mempunyai fungsi utama untuk
memberikan opini atas suatu Efek yang bersifat utang. Opini yang diberikan
melalui berbagai analisa fundamental dan segala informasi yang berhubungan
dengan perusahaan yang menerbitkan efek yang bersangkutan. Pemeringkat ini
dulakukan untuk memberikan informasi kepada investor guna mengetahui
kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pokok pinjaman dan bunganya.
Rating agencie yang terkenal di dunia adalah standard & poor’s dan Moody’s. Di
Indonesia perusahaan pemeringkat efek adalah PT. Pefindo. Pemegang saham PT.
Pefindo saat itu adalah terdiri dari lebih dari 100 pemegang saham yang masing-
masing tidak boleh melebihi 10% dari modal ditempatkan dan di setor penuh.
Pemegang saham PT. Pefindo adalah BEJ, BES (sekarang telah menjadi Bursa
Efek Indonesia), perusahaan sekuritas, Bank-bank pemerintah, yayasan dana
pensiun dan perusahaan asuransi.
Jenis pemeringkat, ditinjau dari jangkauan penilaian yang dilakukan dapat
dibagi atas dua jenis, antara lain:
1. Corporate Rating
Corporate rating adalah pemeringkat yang dilakukan untuk menilai suatu
perusahaan secara menyeluruh.
2. Product Rating
Product rating adalah pemeringkat yang dilakukan terhadap suatu produk
efek yang akan dikeluarkan oleh suatu perusahaan (issuer) yang pada
umumnya berbentuk efek hutang.12

11
Murdifin Haming, Salim Basalamah, studi kelayakan investasi proyek & bisnis, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. 1, 2010),
hlm. 361.
12
Nor hadi, pasar modal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, cet.1, 2012), hlm. 26.

8
 Larangan Pemeringkat Efek
Larangan Perusahaan Pemeringkat Efek sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK
No. V.H.3 tentang Perilaku Perusahaan Pemeringkat Efek antara lain sebagai
berikut:
1. Memberikan rekomendasi yang dapat mempengaruhi keputusan investasi
pemodal.
2. Baik secara implisit maupun eksplisit memberikan kepastian dan atau jaminan
atas hasil Peringkat tertentu sebelum selesainya proses pemeringkatan.
3. Melakukan kegiatan usaha yang tidak berkaitan dengan kegiatan
pemeringkatan, kecuali kegiatan usaha yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
4. Memberikan data dan atau informasi yang bersifat rahasia yang digunakan
untuk melakukan pemeringkatan dan atau untuk tujuan lain selain untuk
keperluan kegiatan pemeringkatan kepada siapapun, kecuali telah memperoleh
persetujuan dari Pihak yang memiliki data dan atau informasi rahasia tersebut
atau dalam rangka pengawasan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan
dan atau Pihak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan atau untuk kepentingan peradilan.
5. Menentukan hasil Peringkat berdasarkan hal lain selain faktor-faktor yang
relevan dengan obyek pemeringkatan.
6. Memberikan rekomendasi mengenai struktur Produk Keuangan Terstruktur
(structured finance product) yang sedang di peringkatnya, antara lain Efek
Beragun Aset, Real Estate Investment (REITs).
7. Melakukan pemeringkatan suatu obyek pemeringkatan apabila:
a. Efek yang akan diperingkat diterbitkan oleh Pihak yang mempunyai
hubungan Afiliasi dengan Perusahaan Pemeringkat Efek, baik langsung
maupun tidak langsung;
b. Perusahaan Pemeringkat Efek, komisaris, atau direkturnya mempunyai
kepentingan atas Efek dan atau entitas yang akan diperingkat dalam waktu
enam (6) bulan terakhir sebelum melakukan kegiatan pemeringkatan dan
atau selama Perusahaan Pemeringkat Efek melakukan pemeringkatan; atau
c. Karyawan yang melakukan analisis pemeringkatan mempunyai kepentingan
atas Efek dan atau Entitas yang akan diperingkat.

9
1) Menetapkan syarat atau tindakan tertentu yang harus dilakukan oleh
Pihak yang meminta untuk diperingkat, agar menghasilkan Peringkat
tertentu.
2) Memberikan kompensasi kepada analis yang melakukan pemeringkatan
dengan mendasarkan pada besarnya biaya pemeringkatan yang dibayar
oleh Pihak yang diperingkat atau Pihak yang Efeknya diperingkat.
 Kewajiban Pemeringkat Efek
1. Kewajiban Perusahaan Pemeringkat Efek sesuai dengan Peraturan Bapepam
dan LK No. V.H.3 tentang Perilaku Perusahaan Pemeringkat Efek antara lain
sebagai berikut:
2. Bersikap obyektif dan independen dalam melaksanakan kegiatan
pemeringkatan.
3. Memiliki prosedur dan metodologi tertulis sebagai pedoman dan prinsip dasar
dalam setiap tahapan pada proses pemeringkatan termasuk jangka waktu
penyelesaiannya.
4. Melakukan kaji ulang secara berkala paling kurang tiga (3) tahun sekali
terhadap prosedur dan metodologi pemeringkatan serta penerapannya, untuk
memastikan kualitas, konsistensi, dan obyektivitas proses pemeringkatan.
Bertanggung jawab atas setiap hasil Peringkat yang dikeluarkan.
5. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah dikeluarkannya
hasil Peringkat yang tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya Pihak yang
diperingkat dan atau Pihak yang Efeknya diperingkat.
6. Melakukan keterbukaan prosedur dan metodologi pemeringkatan dengan pihak
yang diperingkat, investor, partisipan pasar lainnya dan masyarakat.
7. Memantau entitas (company rating) dan atau Efek yang diterbitkan oleh Pihak
yang diperingkat (instrument rating) secara terus menerus sesuai dengan
prosedur standar operasi pemeringkatan.
8. Mengkaji ulang secara berkala hasil Peringkat yang telah dikeluarkan.
9. Mengungkapkan hasil pemutakhiran atas setiap hasil Peringkat yang
dikeluarkannya sesuai dengan yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku atau dalam hal terdapat informasi yang material yang
menyebabkan perubahan hasil Peringkat.

10
10. Mempunyai Komite Pemeringkat dan pejabat kepatuhan. 13
 Daftar Pemeringkat Efek
No. Nama No Izin Perusahaan
1. PT Fitch Ratings Indonesia Kep-02/PM/PI/2006
2. PT ICRA Indonesia KEP- 01/BL/LPE/2010
3. PT Pemeringkat Efek Indonesia 39/PM-PI/1994

Undang-undang Lembaga Penunjang Pasar Modal


BAB VI
LEMBAGA PENUNJANG PASAR MODAL

Bagian Kesatu
Custodian

Paragraf 1
Persetujuan

Pasal 43
(1) Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagi custodian adalah Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah
mendapat persetujuan Bapepam.
(2) Persyaratan dan tata cara pemberian persetujuan bagi Bank Umum sebagai
custodian diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah

Paragraf 2
Efek yang dititipkan

Pasal 44
(1) Custodian yang menyelenggarakan kegiatan penitipan bertanggung jawab untuk
menyipan Efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai
dengan kontrak antara Kustodian dan pemegang rekening yang dimaksud.
(2) Efek yang dititipkan wajib dibukukan dan dicatat secara tersendiri.
(3) Efek yang disimpan atau dicatat pada rekening Efek Kustodian bukan mrupakan
bagian dari harta Kustodian tersebut.

13
www.ojk.co.id

11
Pasal 45

Kustodian hanya dapat mengeluarkan Efek atau dana yang tercatat pada rekening
Efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening atau Pihak yang diberi wewenang
untuk bertindak atas namanya.

Pasal 46

Kustodian wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang rekening atas setiap
kerugian yang timbul akibat kesalahannya.

Pasal 47

(1) Kustodian atau Pihak terafiliasinya dilarang memberikan keterangan mengenai


rekening Efek nasabah kepada Pihak mana pun, kecuali kepada :
a. Pihak yang ditunjuk secara tertulis oleh pemegang rekening atau ahli waris
pemegang rekening;
b. Polisi, Jaksa, atau Hakim untuk kepentingan peradilan perkara pidana;
c. Pengadilan untuk kepentingan peradilan perkara perdata atas permintaan Pihak-
Pihak yang berperkara;
d. Pejabat Pajak untuk kepentingan perpajakan;
e. Bapepam, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Emiten, Biro
Administrasi Efek, atau Kustodian lain dalam rangka melaksanakan fungsinya
masing-masing; atau
f. Pihak yang memberikan jasa kepada Kustodian, termasuk konsultan, Konsultan
Hukum, dan Akuntan.

(2) Setiap Pihak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a sampai dengan huruf f
yang memperoleh keterangan mengenai rekening Efek nasabah dari Kustodian atau
afiliasinya dilarang memberikan keterangan dimaksud kepada Pihak mana pun,
kecuali diperlukan dalam pelaksanaan fungsinya masing-masing.
(3) Permintaan untuk memperoleh keterangan mengenai rekening Efek nasabah
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d diajukan oleh
Kepala kepolisian Republik Indonesia, Jaksa Agung, Ketua Mahkamah Agung atau
pejabat yang ditunjuk, dan Direktur Jenderal Pajak kepada Bapepam untuk
memperoleh persetujuan dengan menyebutkan nama dan jabatan polisi, jaksa,
hakim atau pejabat pajak, nama atau nomor pemegang rekening, sebab-sebab
keterangan diperlukan, dan alasan permintaan dimaksud.

Bagian Kedua
Biro Administrasi Efek
Pasal 48

(1) Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Biro Administrasi Efek
adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

12
(2) Persyaratan dan tata cara perizinan Biro Administrasi Efek sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 49
(1) Pendaftaran pemilikan Efek dalam buku daftar pemegang Efek Emiten dan
pembagian hak yang berkaitan dengan Efek dapat dilakukan oleh Biro Administrasi
Efek berdasarkan kontrak yang dibuat oleh Emiten dengan Biro Administrasi Efek
dimaksud.
(2) Pendaftaran pemilikan Efek dalam buku daftar pemegang Efek Emiten dan
pembagian hak yang berkaitan dengan Efek dapat dilakukan oleh Biro Administrasi
Efek berdasarkan kontrak yang dibuat oleh Emiten dengan Biro Administrasi Efek
dimaksud.

Bagian ketiga
Wali amanat

Pasal 50
(1) Kegiatan usaha Wali Amanat dapat dilakukan oleh :
a. Bank Umum; dan
b. Pihak lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
(2) Untuk dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Wali Amanat, Bank
Umum atau Pihak lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib terlebih
dahulu terdaftar di Bapepam.
(3) Persyaratan dan tata cara pendaftaran Wali Amanat diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 51
(1) Wali Amanat dilarang mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten, kecuali
hubungan Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal
Pemerintah.
(2) Wali Amanat mewakili kepentingan pemegang Efek bersifat utang baik di
dalam maupun di luar pengadilan.
(3) Wali Amanat dilarang mempunyai hubungan kredit dengan Emiten dalam
jumlah sesuai dengan ketentuan Bapepam yang dapat mengakibatkan benturan
kepentingan antara Wali Amanat sebagai kreditur dan wakil pemegang Efek
bersifat utang.
(4) Penggunaan jasa Wali Amanat ditentukan dalam peraturan Bapepam.

Pasal 52
Emiten dan Wali Amanat wajib membuat kontrak perwaliamanatan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam.

Pasal 53
13
Wali Amanat wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang Efek bersifat
utang atas kerugian karena kelalaiannya dalam pelaksanaan tugasnya sebagaimana
diatur dalam Undang-undang ini atau peraturan pelaksanaannya serta kontrak
perwaliamanatan.

Pasal 54
Wali Amanat dilarang merangkap sebagai penanggung dalam emisi Efek
bersifat utang yang sama.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Lembaga penunjang pasar modal adalah lembaga/institusi yang berfungsi didalam
kegiatan pasar modal melalui pasrtisipasi yang bersifat di belakang layar. Setiap
lembaga penunjang pasar modal harus mendapatkan izin dari Badan Pengawas
Pasar Modal (BAPEPAM)-LK
2. Lembaga yang termasuk dalam penunjang pasar modal antara lain:
1. Kustodian
2. Biro administrasi efek
3. Wali amanat
4. Perusahaan pemeringkat efek

15
DAFTAR PUSTAKA

Basalamah Salim, Murdifin Haming,. 2010. studi kelayakan investasi proyek & bisnis.
Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. 1,.
Hadi Nor. 2012. Pasar modal, Yogyakarta: Graha Ilmu, cet.1.
Hermansyah, hukum perbankan nasional Indonesia. 2006. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, Cet.2.
Qomariyanti Yulia ,Tavinayati,. 2013. Hukum Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Sinar
Grafika, Cet.2.

Suratman, Ana Rokhmatussa’dyah. 2011. hukum investasi & pasar modal Jakarta: Sinar
Grafika, Cet.2.

Soemitra Andi, 2009. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, Cet. 1,

16

Anda mungkin juga menyukai