Dosen Pengampu:
Uswatun Chasanah, S.Ag, MEI..
Disusun Oleh :
JURUSAN MUAMALAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2015
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan rahmat dan karunia Allah SWT penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Lembaga Penunjang Pasar Modal”. Sholawat serta salam semoga
tetap terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan taklupa pula kepada Ibu
Uswatun Chasanah, S.Ag, MEI. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Hukum Pasar Modal
terima kasih banyak karena tanpa bimbingan beliau tak akan mungkin kami mampu menulis
makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk pemenuhan tugas mata Hukum Pasar Modal.
Agar makalah ini dapat sempurna kami mohon saran dan juga kritik yang membangun agar
kami dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan di hari esok. Syukron katsiron, semoga amal
sholeh mereka yang telah membantu terselesaikanya makalah ini mendapatkan balasan dari
Allah SWT dan juga mendapat ridhanya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah
khasanah keilmuan bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Tim penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Peran lembaga penunjang dalam mekanisme pasar modal merupakan salah
satu faktor yang sangat dominan bagi terlaksananya transaksi pasar modal bahkan
memiliki peran penting terhadap pengembangan pasar modal itu sendiri. Lembaga
penunjang ini berperan dalam mempertemukan antara emiten dengan pemodal, dan
dalam menjalankan fungsinya berada di antara kepentingan emiten dan pemodal. Pada
prinsipnya lembaga penunjang menawarkan atau menyediakan jasa baik bagi emiten
maupun investor.1
2. Rumusan masalah
2.1 apa yang dimaksud dengan lembaga penunjang pasar modal ?
2.2 Apa saja lembaga yang termasuk dalam lembaga penunjanng pasar modal ?
1 Andri soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. 1, 2009), hlm. 124.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2 Nor hadi, pasar modal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, cet.1, 2012), hlm. 25.
3 Murdifin Haming, Salim Basalamah, studi kelayakan investasi proyek & bisnis, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. 1, 2010),
hlm. 360.
4 Hermansyah, hukum perbankan nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet.2, 2006), hlm.93
4
1) Kustodian menyelenggarakan kegiatan penitipan bertanggung jawab untuk
menyimpan Efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain
sesuai dengan kontrak antara custodian dan pemegang rekening.
2) Efek yang dititipkan wajib dibukukan dan di catat secara tersendiri.
3) Custodian hanya dapat mengeluarkan Efek atau dana yang tercatat pada
rekening atau pihak yang diberi wewenang untuk bertindak atas namanya.
4) Custodian wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang rekening atas
setiap kerugian yang timbul akibat kesalahannya.5
5 Nor hadi, pasar modal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, cet.1, 2012), hlm. 26.
6 Ana Rokhmatussa’dyah, Suratman, hukum investasi & pasar modal (Jakarta: Sinar Grafika, Cet.2, 2011), hlm. 177-178.
7
Murdifin Haming, Salim Basalamah, studi kelayakan investasi proyek & bisnis, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. 1, 2010),
hlm. 360.
5
2) Biro Administrasi Efek wajib menjaga sebaik-baiknya setiap efek maupun
catatan pembukuan dalam pengelolaannya dan wajib membuat salinan dari
catatan yang disimpan di tempat yang terpisah dan aman.
2.2.3 Wali Amanat
Wali amanat adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok mewakili dan
melindungi kepentingan para pemegang obligasi sesuai ketentuan yang tercantum
dalam perjanjian perwaliamanatan. Perwaliamanatan dalam emisi obligasi dapat
dilakukan secara bersama-sama dalam bentuk sindikat wali amanat. Kegiatan
yang dilaksanakan oleh wali amanat adalah:
1. Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten.
2. Menilai sebagian atau seluruh harta kekayaan emiten yang diterima olehnya
sebagai jaminan.
3. Memberikan nasihat yang diperlukan oleh emiten.
4. Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan bersama emiten dan
penjamin emisi efek.
5. Mengawasi pelunasan pinjaman pokok serta bunganya yang harus dipenuhi
oleh emiten tepat pada waktunya.
6. Bertindak sebagai agen utama pembayaran.
7. Terus-menerus mengikuti perkembangan pengelolaan perusahaan emiten dan
lain-lainnya.
8. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh wali amanat.8
Supaya tidak terjadi konflik kepentingan maka dalam menjalankan tugasnya
ada beberapa larangan wali amanat, yaitu sebagai berikut:
1. Wali Amanat dilarang mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten kecuali
hubungan Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal
pemerintah.
2. Wali Amanat dilarang mempunyai hubungan kredit dengan Emiten kecuali
dalam jumlah sesuai dengan ketentuan Bapepam yang dapat mengakibatkan
benturan kepentingan antawa wali amanat sebagai kerditor dan wakil
pemegang efek bersifat utan (Pasal 51 ayat (1) dan (3) UUPM).
8
Murdifin Haming, Salim Basalamah, studi kelayakan investasi proyek & bisnis, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. 1, 2010),
hlm. 360-361.
6
3. Wali Amanat dilarang merangkap sebagai penanggung dalam Emisi Efek
bersifat utang atau sukuk yang sama (Pasal 54 UUPM). Larangan ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan Wali
Amanat selaku wakil pemegang Efek bersifat utang atau sukuk dengan
kepentingan Wali Amanat selaku penanggung yang justru wajib memenuhi
kewajiban Emiten terhadap pemegang Efek bersifat utang atau sukuk dalam
hal terjadi wanprestasi oleh Emiten.9
Kewajiban Wali Amanat
1. Wali Amanat wajib membuat kontrak perwaliamanatan dengan Emiten sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
2. Wali Amanat wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang Efek bersifat
utang atau sukuk atas kerugian karena kelalaiannya dalam pelaksanaan
tugasnya, sebagaimana diatur dalam undang-undang dan atau peraturan
pelaksanaannya serta kontrak perwaliamanatan.
3. Setelah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Wali Amanat wajib memenuhi
kewajiban-kewajiban sebagaimana diatur dalam Peraturan Ketua Otoritas Jasa
Keuangan mengenai Laporan Wali Amanat dan kewajiban penyimpanan
dokumen oleh Wali Amanat.10
Daftar Wali Amanat
No. Nama No. STTD
1. Bank BRI Syariah 02/BL/STTD-WA/2010
2. BANK BUKOPIN 21/PM/STTD-WA/2005
3. Bank CIMB Niaga 09/STTD-WA/PM/1996
4. BANK MANDIRI 17/STTD-WA/PM/1999
5. Bank Mega 20/STTD-WA/PM/2000
6. Bank Negara Indonesia 01/STTD-WA/PM/1996
7. Bank Pembangunan Daerah 12/STTD-WA/PM/1996
8. Bank Permata 02/STTD-WA/PM/1996
9. Bank Rakyat Indonesia 08/STTD-WA/PM/1996
10. Bank Tabungan Negara 10/STTD-WA/PM/1996
9
Tavinayati, Yulia Qomariyanti, Hukum Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, Cet.2, 2013),
hlm. 31.
10
www.ojk.co.id
7
11. PT Bank Sinarmas 01/BL/STTD-WA/2009
11
Murdifin Haming, Salim Basalamah, studi kelayakan investasi proyek & bisnis, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. 1, 2010),
hlm. 361.
12
Nor hadi, pasar modal, (Yogyakarta: Graha Ilmu, cet.1, 2012), hlm. 26.
8
Larangan Pemeringkat Efek
Larangan Perusahaan Pemeringkat Efek sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK
No. V.H.3 tentang Perilaku Perusahaan Pemeringkat Efek antara lain sebagai
berikut:
1. Memberikan rekomendasi yang dapat mempengaruhi keputusan investasi
pemodal.
2. Baik secara implisit maupun eksplisit memberikan kepastian dan atau jaminan
atas hasil Peringkat tertentu sebelum selesainya proses pemeringkatan.
3. Melakukan kegiatan usaha yang tidak berkaitan dengan kegiatan
pemeringkatan, kecuali kegiatan usaha yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
4. Memberikan data dan atau informasi yang bersifat rahasia yang digunakan
untuk melakukan pemeringkatan dan atau untuk tujuan lain selain untuk
keperluan kegiatan pemeringkatan kepada siapapun, kecuali telah memperoleh
persetujuan dari Pihak yang memiliki data dan atau informasi rahasia tersebut
atau dalam rangka pengawasan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan
dan atau Pihak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan atau untuk kepentingan peradilan.
5. Menentukan hasil Peringkat berdasarkan hal lain selain faktor-faktor yang
relevan dengan obyek pemeringkatan.
6. Memberikan rekomendasi mengenai struktur Produk Keuangan Terstruktur
(structured finance product) yang sedang di peringkatnya, antara lain Efek
Beragun Aset, Real Estate Investment (REITs).
7. Melakukan pemeringkatan suatu obyek pemeringkatan apabila:
a. Efek yang akan diperingkat diterbitkan oleh Pihak yang mempunyai
hubungan Afiliasi dengan Perusahaan Pemeringkat Efek, baik langsung
maupun tidak langsung;
b. Perusahaan Pemeringkat Efek, komisaris, atau direkturnya mempunyai
kepentingan atas Efek dan atau entitas yang akan diperingkat dalam waktu
enam (6) bulan terakhir sebelum melakukan kegiatan pemeringkatan dan
atau selama Perusahaan Pemeringkat Efek melakukan pemeringkatan; atau
c. Karyawan yang melakukan analisis pemeringkatan mempunyai kepentingan
atas Efek dan atau Entitas yang akan diperingkat.
9
1) Menetapkan syarat atau tindakan tertentu yang harus dilakukan oleh
Pihak yang meminta untuk diperingkat, agar menghasilkan Peringkat
tertentu.
2) Memberikan kompensasi kepada analis yang melakukan pemeringkatan
dengan mendasarkan pada besarnya biaya pemeringkatan yang dibayar
oleh Pihak yang diperingkat atau Pihak yang Efeknya diperingkat.
Kewajiban Pemeringkat Efek
1. Kewajiban Perusahaan Pemeringkat Efek sesuai dengan Peraturan Bapepam
dan LK No. V.H.3 tentang Perilaku Perusahaan Pemeringkat Efek antara lain
sebagai berikut:
2. Bersikap obyektif dan independen dalam melaksanakan kegiatan
pemeringkatan.
3. Memiliki prosedur dan metodologi tertulis sebagai pedoman dan prinsip dasar
dalam setiap tahapan pada proses pemeringkatan termasuk jangka waktu
penyelesaiannya.
4. Melakukan kaji ulang secara berkala paling kurang tiga (3) tahun sekali
terhadap prosedur dan metodologi pemeringkatan serta penerapannya, untuk
memastikan kualitas, konsistensi, dan obyektivitas proses pemeringkatan.
Bertanggung jawab atas setiap hasil Peringkat yang dikeluarkan.
5. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah dikeluarkannya
hasil Peringkat yang tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya Pihak yang
diperingkat dan atau Pihak yang Efeknya diperingkat.
6. Melakukan keterbukaan prosedur dan metodologi pemeringkatan dengan pihak
yang diperingkat, investor, partisipan pasar lainnya dan masyarakat.
7. Memantau entitas (company rating) dan atau Efek yang diterbitkan oleh Pihak
yang diperingkat (instrument rating) secara terus menerus sesuai dengan
prosedur standar operasi pemeringkatan.
8. Mengkaji ulang secara berkala hasil Peringkat yang telah dikeluarkan.
9. Mengungkapkan hasil pemutakhiran atas setiap hasil Peringkat yang
dikeluarkannya sesuai dengan yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku atau dalam hal terdapat informasi yang material yang
menyebabkan perubahan hasil Peringkat.
10
10. Mempunyai Komite Pemeringkat dan pejabat kepatuhan. 13
Daftar Pemeringkat Efek
No. Nama No Izin Perusahaan
1. PT Fitch Ratings Indonesia Kep-02/PM/PI/2006
2. PT ICRA Indonesia KEP- 01/BL/LPE/2010
3. PT Pemeringkat Efek Indonesia 39/PM-PI/1994
Bagian Kesatu
Custodian
Paragraf 1
Persetujuan
Pasal 43
(1) Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagi custodian adalah Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah
mendapat persetujuan Bapepam.
(2) Persyaratan dan tata cara pemberian persetujuan bagi Bank Umum sebagai
custodian diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah
Paragraf 2
Efek yang dititipkan
Pasal 44
(1) Custodian yang menyelenggarakan kegiatan penitipan bertanggung jawab untuk
menyipan Efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai
dengan kontrak antara Kustodian dan pemegang rekening yang dimaksud.
(2) Efek yang dititipkan wajib dibukukan dan dicatat secara tersendiri.
(3) Efek yang disimpan atau dicatat pada rekening Efek Kustodian bukan mrupakan
bagian dari harta Kustodian tersebut.
13
www.ojk.co.id
11
Pasal 45
Kustodian hanya dapat mengeluarkan Efek atau dana yang tercatat pada rekening
Efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening atau Pihak yang diberi wewenang
untuk bertindak atas namanya.
Pasal 46
Kustodian wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang rekening atas setiap
kerugian yang timbul akibat kesalahannya.
Pasal 47
(2) Setiap Pihak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a sampai dengan huruf f
yang memperoleh keterangan mengenai rekening Efek nasabah dari Kustodian atau
afiliasinya dilarang memberikan keterangan dimaksud kepada Pihak mana pun,
kecuali diperlukan dalam pelaksanaan fungsinya masing-masing.
(3) Permintaan untuk memperoleh keterangan mengenai rekening Efek nasabah
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d diajukan oleh
Kepala kepolisian Republik Indonesia, Jaksa Agung, Ketua Mahkamah Agung atau
pejabat yang ditunjuk, dan Direktur Jenderal Pajak kepada Bapepam untuk
memperoleh persetujuan dengan menyebutkan nama dan jabatan polisi, jaksa,
hakim atau pejabat pajak, nama atau nomor pemegang rekening, sebab-sebab
keterangan diperlukan, dan alasan permintaan dimaksud.
Bagian Kedua
Biro Administrasi Efek
Pasal 48
(1) Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Biro Administrasi Efek
adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam.
12
(2) Persyaratan dan tata cara perizinan Biro Administrasi Efek sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 49
(1) Pendaftaran pemilikan Efek dalam buku daftar pemegang Efek Emiten dan
pembagian hak yang berkaitan dengan Efek dapat dilakukan oleh Biro Administrasi
Efek berdasarkan kontrak yang dibuat oleh Emiten dengan Biro Administrasi Efek
dimaksud.
(2) Pendaftaran pemilikan Efek dalam buku daftar pemegang Efek Emiten dan
pembagian hak yang berkaitan dengan Efek dapat dilakukan oleh Biro Administrasi
Efek berdasarkan kontrak yang dibuat oleh Emiten dengan Biro Administrasi Efek
dimaksud.
Bagian ketiga
Wali amanat
Pasal 50
(1) Kegiatan usaha Wali Amanat dapat dilakukan oleh :
a. Bank Umum; dan
b. Pihak lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
(2) Untuk dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Wali Amanat, Bank
Umum atau Pihak lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib terlebih
dahulu terdaftar di Bapepam.
(3) Persyaratan dan tata cara pendaftaran Wali Amanat diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 51
(1) Wali Amanat dilarang mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten, kecuali
hubungan Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal
Pemerintah.
(2) Wali Amanat mewakili kepentingan pemegang Efek bersifat utang baik di
dalam maupun di luar pengadilan.
(3) Wali Amanat dilarang mempunyai hubungan kredit dengan Emiten dalam
jumlah sesuai dengan ketentuan Bapepam yang dapat mengakibatkan benturan
kepentingan antara Wali Amanat sebagai kreditur dan wakil pemegang Efek
bersifat utang.
(4) Penggunaan jasa Wali Amanat ditentukan dalam peraturan Bapepam.
Pasal 52
Emiten dan Wali Amanat wajib membuat kontrak perwaliamanatan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam.
Pasal 53
13
Wali Amanat wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang Efek bersifat
utang atas kerugian karena kelalaiannya dalam pelaksanaan tugasnya sebagaimana
diatur dalam Undang-undang ini atau peraturan pelaksanaannya serta kontrak
perwaliamanatan.
Pasal 54
Wali Amanat dilarang merangkap sebagai penanggung dalam emisi Efek
bersifat utang yang sama.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Lembaga penunjang pasar modal adalah lembaga/institusi yang berfungsi didalam
kegiatan pasar modal melalui pasrtisipasi yang bersifat di belakang layar. Setiap
lembaga penunjang pasar modal harus mendapatkan izin dari Badan Pengawas
Pasar Modal (BAPEPAM)-LK
2. Lembaga yang termasuk dalam penunjang pasar modal antara lain:
1. Kustodian
2. Biro administrasi efek
3. Wali amanat
4. Perusahaan pemeringkat efek
15
DAFTAR PUSTAKA
Basalamah Salim, Murdifin Haming,. 2010. studi kelayakan investasi proyek & bisnis.
Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. 1,.
Hadi Nor. 2012. Pasar modal, Yogyakarta: Graha Ilmu, cet.1.
Hermansyah, hukum perbankan nasional Indonesia. 2006. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, Cet.2.
Qomariyanti Yulia ,Tavinayati,. 2013. Hukum Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Sinar
Grafika, Cet.2.
Suratman, Ana Rokhmatussa’dyah. 2011. hukum investasi & pasar modal Jakarta: Sinar
Grafika, Cet.2.
Soemitra Andi, 2009. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, Cet. 1,
16