Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN

LSP PIB - MSDM INTEGRITAS

I. PENDAHULUAN

 Upaya pemberantasan korupsi tidak dapat hanya dilakukan melalui upaya-upaya


penindakan pelaku, tetapi juga upaya-upaya pencegahan melalui perbaikan sistem serta
pembangunan perilaku dan budaya antikorupsi. Upaya-upaya tersebut dilakukan KPK
dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Lembaga Sertifikasi Profesi Penyuluh dan Pembangun Integritas Bangsa (LSP
PIB-MSDM Integritas) sebagai organisasi yang memfokuskan pada konsultasi, edukasi,
dan pengembangan jejaring pembelajaran antikorupsi dan integritas berkomitmen
mendorong terbentuknya agen-agen perubahan dari berbagai elemen bangsa sebagai
penyuluh antikorupsi dalam memenuhi berbagai kegiatan pembelajaran antikorupsi yang
diselenggarakan secara mandiri oleh masyarakat.
Agar dapat bekerja dan melakukan fungsi pembangunan integritas dan penyuluh
antikorupsi secara profesional, maka tenaga kerja yang berkecimpung di bidang ini
harus memiliki basis kompetensi berstandar nasional dan internasional. Hal ini dapat
dicapai melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman dalam rangka meningkatkan
kompetensi para pembangunan integritas yang mencakup knowledge (pengetahuan),
skills (ketrampilan), dan attitude (sikap kerja). Selain itu, aspek penting dalam menilai
sampai sejauhmana kompetensi tersebut telah dicapai maka diperlukan sertifikat
kompetensi dari pembangun integritas dan penyuluh antikorupsi.
Peserta didorong untuk memiliki kompetensi dalam pembangun integritas dan
penyuluh antikorupsi sebagai langkah konkret dan strategik dalam mendukung program
pemerintah. Sesuai dengan ISO 37001 mengenai pemahaman anti suap, maka peserta
memerlukan kompetensi pembangunan integritas dan penyuluh antikorupsi untuk
meningkatkan nilai tambah perusahaan. Salah satunya cara menangani konflik kepentingan,
pengertian konflik berdasarkan konsep-konsep Undang-undang anti rasuah adalah;
penyalahgunaan wewenang dan tanggung jawab untuk dan atas dasar kepentingan pribadi
dan kelompok, terutama yang terjadi pada penyelenggara negara. Yang dinamakan
penyelenggara negara adalah: pejabat negara, pejabat publik dan pejabat pelayanan publik
dan mereka yang menjadi pemangku jabatan publik seperti halnya; eksekutif, legislatif,
yudikatif, dan pejabat-pejabat di jajaran BUMN (Badan Usaha Milik Negara) maupun
BUMD (Badan Usaha Milik Daerah).
II. DASAR HUKUM

1. Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No 338 Tahun 2017 Tentang


Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktivitas
Profesional, Ilmiah, dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas Profesional, Ilmiah dan
Teknis Lainnya Bidang Kepatuhan Pada Jabatan Kerja Ahli Pembangun Integritas.
1. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No 303 Tahun 2016
Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori
Aktivitas Profesional, Ilmiah, dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas Profesional,
Ilmiah dan Teknis Lainnya Bidang Penyuluhan Pada Jabatan Kerja Penyuluh
Antikorupsi.
2. Keputusan Pemerintaah ISO 37001 anti bribery management system perihal tata
kelola administrasi yang mengatur gratifikasi, penyuapan dan tindakan anti
rasuah.

III. MAKSUD

Pelaksanaan penanganan Konflik pada proses penyuluhan komptensi pembangun integritas


dan penyuluh antikorupsi bertujuan untuk:
A. Melatih penanganan konflik kepentingan secara terstruktur dan sistematis;
B. Mencari solusi dalam setiap keadaan genting ;
C. Mengoptimalkan pelaksanaan penyuluhan;
D. Memfasilitasi agar program penyuluhan berjalan dengan baik.

IV. TUJUAN

A. Secara bersama-sama maupun individu memiliki kesadaran akan Tata Nilai;


B. Secara beersama-sama maupun individu melakukan perbaikan Sistem;
C. Secara bersungguh-sungguh meningkatkn kesadaran Pribadi;
D. Secara bersama-sama menanamkan Budaya yang bersih dan berintegritas;

V. PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN

A. Mendahulukan keutamaan bagi Kepentingan Publik;


B. Menciptakan budaya transparansi saat menangani dan mengawasi penyimpangan atau
penyalahgunaan wewenang sebagai contoh konflik kepentingan;
C. Menciptakan rasa tanggung jawab pribadi dan sikap ketaladanan bagi lingkungan
D. Menciptakan dan membina budaya organisasi
E. Tidak memberakan toleransi dan ruang bagi terjadinya konflik kepentingan
VI. TAHAPAN DALAM PENANGANAN KONFIL KEPENTINGAN

A. Melakukan perbaikan dalam menyusun formulasi kebijakan


A. Melakukan identifikasi dan analisis terhadap situasi konflik kepentingan
B. Menyusun strategi penanganan konflik kepentingan
C. Merumuskan strategi penyusunan tindakan dalam menanganai konflik kepentingan

VII. ASPEK POKOK TERKAIT

Penyusunan Kerangka Kebijakan:


A. Transparansi informasi yang simetris sepadan saat menangani konfilk kepentingan
D. Identifikasi dan analisis konflik kepentingan yang berpotensi membahayakan integritas
lembaga maupun individu
E. Mendapatkan komitmen pimpinan sebagai penerapan kebijakan konflik kepentingan
F. Kesepakatan pemahaman dan kesadaran tentang konflik kepentingan untuk mensupport
kepatuhan dalam penanganan konfik kepentingan
G. Melibatkan pemangku kepentingan dalam penanganan konflik kepentingan
H. Monitoring dan evaluasi melekat kebijakan penanganan konflik kepentingan
I. Menyusun tata laksana kerja organisasi dan invidu agar terhindar dari konflik
kepentingan
J. Perbaikan berkesinambungan dan perbaikan kebijakan dan prosedur penanganan
konflik kepentingan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi melekat

IDENTIFIKASI SITUASI

A. Dilakukan Identifikasi terhadap situasi yang tergolong konfik kepentingan


K. Pengidentifikasian yang komprehensif perihal situasi hubungan afiliasi dan asosiasi
yang menimbulkan konflik kepentingan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-
masing organisasai terkait
L. Pengidentifikasian kondisi konflik kepentingan diharapkan konsisten berdasarkan ide
dasar
M.Ide dasar akan berbagai situasi dimana pribadi dan hubungan afiliasi penyelenggara
negara dapat menimbulkan konflik kepentingan
PENYUSUNAN STRATEGI PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN

Strategi berupa deklasrasi konflik kepentingan:


A. Laporan pernyataan awal tentang adanya kepentingan pribadi yang bisa bertentangan
dengan pelaksanaan jabatan dengan pelaksanaan jabatan pada saat dia diangkat sebagai
penyelenggara negara
N. Pelaporan dan pernyataan lanjutan bila terjadi perubahan kondisi setelah pelaporan dan
pernyataan awal
O. Pelaporan mencakup informasi yang rinci agar bisa menenatukan tingakat konflik
kepentingan dan cara menangananinya
P. Dukungan kelembagaan dalam bentuk dukungan adinistrasi dan pelaporan

PENYIAPAN SERANGKAIAN TINDAKAN PENANGANAN KONFLIK


KEPENTINGAN
Beberapa tindakan yang dapat disiapkan untuk dijadikan pedoman:
A. Pengurangan kepentingan pribadi penyelenggara negara
Q. Penarikan diri dari prosees pengambilan keputusan dimana seoran penyelenggara
negara memiliki kepentingan
R. Membatasi akses penyelenggara negara atas informasi terentu bila yang bersangkutan
memeiliki kepentingan
S. Mutasi penyelenggara negara ke jabatan lain yang tidak memiliki konfilik kepentingan
T. Mengalih tugasakan tugas dan tanggung jawab yang bersangkutan
U. Pengunduran diri penyelenggaranegara dari jabatan yang menyebabkan konflik
kepentingan
V. Mengintensifkan pengawasan terhadap penyelenggara negara tersebut
W.Memberi yang saksi yang tega kepada penyelenggara negara tersebut

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KONFLIK KEPENTINGAN


A. Komitmen dan keteladanan pemimpin
B. Partisiapasi dan keterlibatan penyelenggara negara
C. Perhatian khusus atas hal tertentu

Contoh:
Gubernur BI yang putrinya memiliki Perusahaan Jual Beli Valuta Asing terbesar di
Indonesia, memiliki akses yang luas dan langsung terhadap informasi tinggi rendah harga
jual kurs valuta asing (insider trading) memiliki asosiasi antara penjual dan pembeli valuta
asing, sehingga mampu mencetak laba usaha yang di luar batas kewajaran.
LANGKAH PREVENTIF

A. Agenda Rapat disamapaikan sebellum rapat berlangsung


X. Tata Tertib Rapat yang mengatur tata cara yang mengatur penarikan diri dari
pengambilan keputusan rapat
Y. Penegakkan kebijakan konflik kepentingan agar berjalan efektif:
Z. Sanksi yang memadai
AA. Mekanisme identifikasi untuk mendeteksi pelanggaran
BB. Instrumen penanganan konflik kepentingan

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Monitoring terhadap kebijakan secara berkala agar tetap efektif dan relevan

VIII. SASARAN KEGIATAN

Terlaksananya kegiatan penyuluhan bagi peserta melalui serangkaian kegiatan pelatihan yang
dilaksanakan secara efektif, efisien, dan terukur dengan sistematis, diantaranya ketrampilan
mengendalikan konflik saat sosialisasi Hal-Hal yang berkualitas dengan penyuluhan
antikorupsi.
A. Mengaktuakisasikan Nilai-nilai Inregritas
B. Memahami materi antikorupsi
C. Menguasai Ketrampilan menyuluh antikorupsi
D. Menganalisis Ketrampilan Pendukung Penyuluhan Antikorupsi
E. Menangani Konflik Kepentingan

Anda mungkin juga menyukai