- 45 -
Akan halnya Inovasi kelembagaan termasuk peraturan tercipta kesejahteraan bagi setiap individu masyarakat.
implementasi menjadi penting untuk menyesuaikan Selain itu, pemerintah juga harus mengefektifkan fungsi
praktik ekonomi syariah dengan kebutuhan layanan sosial untuk kepentingan masyarakat miskin,
masyarakat, sehingga tidak semata-mata berhenti pada serta mengefektifkan belanja pemerintah untuk
labelisasi. Filter nilai yang lebih ketat juga vital agar kepentingan masyarakat miskin (World Bank, 2006: xxi).
ekonomi syariah tidak terlampau meliberalkan inovasi Ketiga, Peningkatan Kesadaran akan pentingnya
lembaga keuangan, sehingga nantinya bisa terjebak Sistem Ekonomi Syariah. Pengembangan produk
kepada kesalahan yang sama dengan sistem lembaga keuangan syariah semakin bervariasi, siapa
kapitalisme. Kecenderungan praktik pengatasnamaan pun boleh menjadi nasabah lembaga keuangan syariah.
syariah yang saat ini marak dilakukan oleh banyak Produk yang dihasilkan pun tidak terbatas, beragam
pihak di Indonesia, termasuk pemerintah. Beberapa dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat, seperti
praktik yang dilabelkan syariah tidak jarang justru tabungan, deposito, asuransi, pembiayaan, hingga KPR
bertentangan dengan hakikat normatif yang digariskan berprinsip syariah. Untuk urusan keuntungan, lembaga
dalam norma agama, seperti kesejahteraan bersama, keuangan syariah bukan mengenal konsep bunga,
kemakmuran dan keadilan. Bank bagi hasil adalah melainkan bagi hasil. Dengan demikian, perbankan
contoh inovasi kelembagaan yang bisa menjadi syariah dapat bersaing, dan terbuka bagi masyarakat
terobosan baik dalam mengatasi maraknya
spekulasi dan keserakahan. Filter nilai
pada inovasi tersebut harus lebih ketat,
agar dalam penerapannya tidak hanya
sekedar akad saja namun pada esensi.
Oleh karenanya, tantangan bagi para
akademisi dan praktisi ekonomi syariah
yaitu membuat suatu teori, rekomendasi
kebijakan, dan lembaga ekonomi Islam
yang dapat diterapkan dalam
perekonomian, terutama dalam situasi
yang masih bercampur antara praktik
syariah dan non syariah.
Kedua, Reaktualisasi prinsip
kebersamaan dan kemandirian untuk penguatan umum, bukan hanya sekedar bagi umat muslim saja. Di
ekonomi riil/UMKM. Penguatan ekonomi riil/UMKM era globalisasi saat ini, tantangan dalam menerapkan
merupakan cara untuk memperkuat perekonomian ekonomi syariah yang paling utama adalah kesadaran
nasional, melalui langkah kebersamaan untuk umat sendiri, sekaligus SDM dan lembaga keuangan
menghadapi ancaman jangka pendek, kebersamaan yang juga harus terus berinovasi, terutama kesadaran
antara pemerintah dan swasta, otoritas fiskal dan tiap individu harus lebih ditingkatkan.
moneter untuk menghadapi terjadinya siklus kritis.
Selain langkah kemandirian yang dijadikan sebagai Pustaka Acuan:
agenda penting untuk memperkuat ekonomi domestik *Penulis adalah Dosen Tetap Fakultas Agama Islam UI-
dan memperluas pasar dalam negeri. Kemandirian juga KA Bogor dan sekaligus peneliti pada bidang Pen-
diperlukan di sektor kebutuhan dasar, seperti beras atau didikan Ekonomi Islam di UIKA Bogor.
gula. Ini sangat penting mengingat pengalaman Nasikhin, Muhammad, Pengembangan Ekonomi Berbasis
terjadinya krisis pangan dan minyak global di Syariah di Era Globalisasi (peluang,tantangan dan
Indonesia, sehingga perlu dibangun ketahanan pangan kendala) Jurnal STAI at-Taqwa Bondowoso, (2014).
dan energi yang bersumber dari sumber daya domestik. Word Bank, Making The New Indonesia Work for The Poor
Orientasi pemerintah kepada pertumbuhan ekonomi (Jakarta: The World Bank Office of Jakarta, 2006
untuk kepentingan masyarakat miskin merupakan Hejazziey, Djawahir. Some Demands Towards Establish-
suatu hal yang harus dilakukan, karena pengentasan ment For Islamic Banking Law In Islamic Perspective,
kemiskinan merupakan tujuan ekonomi Islam, agar dalam Jurnal Cita Hukum, Vol. 1 No. 1 (2013).
‘Adalah; Buletin Hukum dan Keadilan merupakan berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Studi Konstitusi dan Legislasi Nasional
(POSKO-LEGNAS), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penasehat: Prof. Dr. H. Abdul Ghani Abdullah, SH., Prof. Dr. H. A Salman Maggalatung, SH., MH. Pemimpin Redaktur: Indra
Rahmatullah, Tim Redaktur: Nurrohim Yunus, Fathuddin, Mara Sutan Rambe, Muhammad Ishar Helmi, Erwin Hikmatiar. Penyunting:
Latipah, Siti Nurhalimah. Setting & Layout: Siti Romlah
- 46 -