Anda di halaman 1dari 7

Jurnal An-Nahl

p-ISSN: 2355-2573 |e-ISSN: 2723-4053


Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 123 – 129

Keuangan Islam dan Pertumbuhan Ekonomi

Zainur
STAI HM. Lukman Edy Pekanbaru, Indonesia
e-mail: zainur@gmail.com

ABSTRAK. Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara merupakan imbas system ekonomi Islam
yang dilaksanakan pada suatu lembaga keuangan syariah serta dari perkembangan barang dan jasa
yang diproduksi mengalami peningkatan. Beberapa tujuan yang menjadi arah penelitian adalah
sebagai berikut: 1) untuk mengenal model keuangan berbasis syariah dan aplikasinya; 2) untuk
memahami model keuangan Islam dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi yang berkadilan;
dan 3) untuk mengetahui dampak sector keuangan Islam terhadap pembangunan. Berdasarkan
penjelasan yang telah dikemuakan di atas bahwa system keuangan dalam islam memilki dampak
terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya di Indonesia dapat di rasakan tingkat perbedaan anatara
ekonomi konvensional dan ekonomi syariah. Selain factor investasi yang dilakukan oleh investor,
model akad yang diterapkan dengan menanggung resiko bagi kedua belah pihak, karena dengan akad
yang seperti ini tingkat kehati-hatian yang harus dilaksanakan lebih selektif dibandingkan dengan
akad yang lain. Selain perbankan syariah, lembaga keuangan non bank juga memilki peranan yang
sangat signifikan dalam menignkatkan pertumbuhan ekonomi. Diantara lembaga keuangan non
bank yang memilki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adala zakat, baitul maal wattamwil,
wakaf dan lainnya.

Kata kunci: Keuangan Islam, Pertumbuhan Ekonomi, Ekonomi Konvensional, Ekonomi Syariah.

ABSTRACT. Economic growth in a country is an impact of the Islamic economic system implemented in an Islamic
financial institution and from the development of goods and services produced has increased. Some of the objectives that
become the direction of the research are as follows: 1) to get to know the sharia-based financial model and its application;
2) to understand the Islamic financial model in relation to equitable economic development; and 3) to determine the
impact of the Islamic financial sector on development. Based on the explanation that has been presented above, the
financial system in Islam has an impact on economic growth, especially in Indonesia, you can feel the level of difference
between the conventional economy and the Islamic economy. In addition to the investment factor made by investors, the
model of the contract that is applied takes risks for both parties, because with a contract like this the level of prudence
that must be exercised is more selective compared to other contracts. Apart from Islamic banking, non-bank financial
institutions also have a very significant role in enhancing economic growth. Among the non-bank financial institutions
that have an influence on economic growth are zakat, baitul maal wattamwil, waqf and others.

Keywords: Islamic Finance, Economic Growth, Conventional Economics, Islamic Economics.

PENDAHULUAN Aktivitas dan isu dalam ekonomi baru


Era ekonomi dewasa ini di era global mengahapi brbagaimacam isu yang
sering disebut sebagai era ekonomi modern dikembangkan hampir secara keseluruhannya
atau ekonomi baru (the new economy). Secara sama yaitu cepat, memilki jaringan yang cepat
pelaksanaanya dalam ekonomi baru dan ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan
menyangkut padaa keseluruhan industri penggunan teknologi yang semakin canggih.
(dalam arti luas) yang bersaing dalam Hadirnya kembali ekonomi Islam di
tatananan cara yang baru. Ekonomi baru permukaan bumi ini memberikan
tidak hanya menyangkut pada penggunaan memberikan kontribusi yang besar dalam
teknologi yang tinggi, akan tetapi lebih sistem ekonomi baru (Kholis, 2017), dengan
kepada inovasi yang dilakukan terkait dengan model dan inovasi baru yang diterapkan
produk (barang /jasa) dan pemeliharaan. sesuai dengan kondisi yang dilaluinya tanpa

Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 123 – 129 | 123


Zainur

mengurangi nilai-nilai yang harus selanjutnya lahirnya lembaga keuangan Islam


dilaksanakan dalam sistem ekonomi Islam. termasuk Indonesia.
Walaupun demian dpat dipahami bahwa Tahapan keempat ditandai dengan
sistem ekonomi Islam ini bukanlah pendekatan yang lebih mendalam dan
merupakan suatu hal yang baru, akan tetapi spesifikasi untuk membangun secara
mengalami sejarah baru pada era modern keseluruhan teori dan praktik khususnya
seperti yang disampaikan oleh Khurshid yang lembaga keuangan Islam menjadi tumpuan
juga dikenal sebagai bapak Ekonomi bahwa bagi seluruh manusia di atas permukaan bumi
ada empat tahapan dalam wacana pemikiran ini.
ekonomi Islam, diantaranya adalah (Chapra, Pertumbuhan ekonomi pada suatu
(2001): negara merupakan imbas system ekonomi
Tahapan pertama adalah ketika para Islam yang dilaksanakan pada suatu lembaga
ulama yang tidak memiliki pendidikan formal keuangan syariah serta dari perkembangan
di bidang ekonomi akan tetapi memilki barang dan jasa yang diproduksi mengalami
pemahaman tentang persoalan-persoalan peningkatan. Cita-cita dari setiap daerah atau
sosio ekonomi pada waktu itu, berussaha suatu negara tentunya berkeingan memilki
untuk berkonsntrasi tentang persoalan riba, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, karena
dengan mengeundang para ekonom dan gambaran dari tingginya pertumbuhan
bankir, akhirnya dengan hal tersebut yang ekonomi ini menggambarkan suatu daerah
diperkirakan diera 1930-an melahirkan memilki nilai psitif dalam target keberhasilan
lembaga keuangan lokal dan mngalami dalam pembangunan (Sukirno, 2012).
puncak mejauannya di dekade 1950-an. Keberhasilan dalam meningkatkan
Tahapan kedua adalah dimulai pada pertumbuhan akan menjadi sumbe
akhir dasa warsa 1960-an, yang pengingkatan standar hidup penduduk yang
mengkhususkan kajian bagi ekonom muslim jumlahnya terus meningkat.
yang dididik di perguruan tinggi di Amerika Beberapa model yang digambarkan
dan di Eropa mulai mencoba untuk mengkaji dalam penelitian sebelumnya, baik dalam
tentang sistem moneter dalam Islam, bentuk model akad yang digunakan ataupun
melakukan analisa terhadap pelarangan riba dalam bentuk model yang dibuat oleh
dan mengajukan alternati lembaga keuangan lembaga keuangan tersebut dalam rangka
yang bebas dari riba, serta dilaksanakan mendukung pertumbuhan ekonomi. Secara
seminar yang berkaitan dengan permasalahan umum dibeberapa Negara Islam membuat
ekonomi dan bahkan terakhir adanya model-model tertentu untuk mengatasi
keputusan ijtihad para ulama tentang persoalan ekonomi. Begitu juga halnya
ketegasan haram terhadap bunga bank dan dengan kontribusi lembaga keuangan syariah
cara menghapus bunga bank tersebut di dalam bentuk Perbankan Syariah di
lembaga keuangan. Pada masa ini lahir para Indonesia diawali dengan berdirinya Bank
ulama-ulama yang terkenal dalam Muamalah Indonesia (BMI) pada tanggal 01
pembahasan ekonomi seperti Khurshid Mei 1992, yang sebelumnya wacana pendirian
Ahmad, Umar Chapra, A. Mannan, bank tersebut sudah pernah tercetuskan
Nejetullah Shiddiqi, Ahamad Zarqa dan dalam suatu acara Loka karya Bunga Bank
lainnya. dan Perbankan yang dilaksanakan di Cisarua
Tahapan ketiga ditandai dengan upaya Bogor oleh Majelis Ulama Indonesia pada
yang konkrit untuk mengembangkan tanggal 22 s.d 25 Agustus 1990.
lembanga keuangan non riba baik di sektor Dengan berdirinya lembaga keuangan
swasta maupun pemerintah, tahapan ini syariah tersebut merupakan cikal bakal untuk
merupakan sinergi konkrit usaha intelektual mempraktikkan konsep ekonomi syariah
dan material para ekonom, pakar, banker dan yang sesuai dengan kepatuhan syariah.
pengusaha, sehingga berdinya IDB (Islamic
Development Bank) di era 1970-an.,

124 | Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 123 – 129


Keuangan Islam dan Pertumbuhan Ekonomi

HASIL DAN PEMBAHASAN kewajiban melaksanakan apa yang


Penerapan Model Keuangan Berbasis diperintahkan oleh Allah sesuai dengan
Syariah ketentuan-ketuan yang ditetapkan.
Perkembangan lembaga keuangan Seiring dengan perkembangan
Islam pada saat beberapa tahun belakangan globalisasi, maka praktik keuangan islam juga
mengalami peningkatan, hal ini tentunya mengglobal, hal ini dapat diperhatikan dalam
didukung oleh beberapa factor yang salah satu penelitian yang dilakukan oleh
menyebabkan perkembangan yang begitu Ferry & Rahman (2011) dalam penelitian
tinggi diantaranya adalah georafi, teknologi, tersebut disampaikan bahwa polaritas
budaya, idiologi, bahasa yang satu sama lain lembaga keuangan Islam telah dirasakan
saling mendukung (Pronk, 2001). Diantara beberapa Negara bagian Barat, sehingga
faktor yang sangat dominan dalam mereka berupaya untuk memantapkandiri
menetukan pertumbuhan ekonomi adalah sampai pada sumber daya yang ada dan
idiologi, sebab idiologi memberikan makna system yang digunakan, sehingga dengan
yang mendalam bagi manusia yang akan perbaikan hal tersebut bermunculan lembaga
melaksanakan system perekonomiannya. keuangn Islam seperti Islamic Bank
Sebagai contohnya adalah salah satu negara International di Denmark, perusahaan
yang tidak banyak penduduk muslimya Investasi islam di Meulborne, City Ilamic
seperti Itali yang muslinya minoritas, maka Investmen di Bahraian dan lain sebagainya.
diperlukan strategi khusus untuk menerapkan Dengan demikian ini memberikan gambaran
system keuangan Islam dan peluang yang kepada kita bahwa system ekonomi Islam
akan diambilpun sangat minimal tersebut mampu memberikan perubahan
dibandingkan dengan Negara yang dlam perkembangan ekonomi. Secara bagan
menjalankan idiologi Islam (Gimigliano, dapat digambarkan system keuangan Islam
2014). sebagai berikut.
Kehadiran Islam memberikan angin
segar dalam mewujudkan system ekonomi
yang berkeadilan (Kholis, 2017), dengan
memilki pengetahuan, inovasi dianggap
sebagai pendorong utama bagi pembangunan
ekonomi. Tidak bias dinafikan bahwa system
keuangan Islam mehalirkan kesan yang
berbeda bagi sebagian kalangaan, ada yang
memilki kesan yang baik dan memberikan
dampak positif bagi kemajuan ekonomi tetapi
juga ada yang memberikan kesan sebagai
suatu system racikan yang diambil dari
perpaduan konsep kapitalis dan sosialis,
sehingga menghilang nilai fitrah yang ada
dalam system ekonomi Islam itu sendiri.
Umar Chapra menyebutkan bahwa
system ekonomi Islam ini merupakan sebagai
induk ekonomi Islam dengan sebutan Sumber : Roadmap Perbankan Syariah tahun
Ekonomi Tauhid (divine economic) (Chapra, 2015-2019
2009), dengan demikian cerminan yang Sebagai suatu system yang wajib
timbul bagi pelaku ekonomi tentunya dilaksanakan dalam konsep islami, sedikitnya
menggambarkan apa yang dikehendaki oleh memilki beberapa alasan yang dapat
Allah swt. Sebab pada prinsipnya apa yang disampaikan yaitu relegius idiologis yaitu latar
dimilki oleh manusia hanya sebatas titipan belakang yang bersifat fundamental dalam hal
saja dan milik mutalk itu hanya milik Allah ini kaitannya dengan ajaran Islam, dimana
swt, maka sebagai manusia memilki pada saat ini manusia sudah memulai

Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 123 – 129 | 125


Zainur

membiasakan diri untuk melaksanakan bulan Bank Syariah tumbuh, walaupun tidak
system keuangan Islam dengan kata lain terlalu bnyak dengan 4.7 persen.
menjadikan islam sebagai way of life (Kholis, Dalam pertumbuhan yang
2017), selain itu juga manusia banyak melihat menggembirakan diperlukan suatu model
bahwa dalam konsep konvensional banyak yang harus dilaksanakan untuk sempurnanya
hal-hal yang dilanggar yang masuk pada system keuangan syariah pada perbankan,
tataran magrib (maysir, gharar dan riba). sebab dalam penelitian yang dilakukan oleh
Selanjutnya empiris prakmatis, bahwa setelah (Hani Wardani Apriani) bahwa salah satu
masa kebebasan dari kolonialisme Barat yang harus diperhatikan adalah inovasi
(sekitar tahun 40-an), Negara-negara muslim produk perbankan syariah yang menjadi isu
yang memilki penghasilan terutama minyak strategis, selain itu rendahnya variasi produk
juga mengingiknkan merdeka dalam bidang perbankan syariah, skala industri yang kecil,
ekonomi, sehingga dengan keinginan yang efesiensi yang rendah, biaya dana yang mahal,
kuat dan kesiapan dari sumber daya yang ada kualitas dan kuantitas SDM yang belum
maka berdirilah pada waktu itu IDB (Islamic memadai. Padahaal tujuan didirikan bank
Development Bank). Selain itu juga syariah diseluruh dunia adalah untuk
ditemukan dari berbagai kajian akademik mempromosikan, membina,
bahwa system keuangan konvensional yang mengembangkan penerapan prinsip, hukum,
dilakukan selama ini ditemukan adanya membantu tercapainya stabilitas ekonomi,
kesenjangan antara yang kaya dan miskin, serta memastikan distribusi pendapatan dan
menimbulkan instabilias dam krisis ekonomi, sumber daya yang adil yang jauh dari unsur
dan dapat dikatakan secara akademik bahwa magrib (maysir, gharar dan riba) (Khan,
dengan terapan ilmu yang di milki yang akan 2017). Jadi, dalam suatu lembaga keuangan
natinya menciptakan konsep keuangan Islam bank islam tersebut sangat vasriasi yang
yang lebih adil dan harmoni. diberikan dan bagi nasabah seharusya
Model Keuangan Islam yang Berkeadilan mendapatkan informasi tersebut, dengan
Dalam memperoleh hasil yang infomrsi yang berimbang antara kedua belah
maksimal untuk melihat model keuangan pihak.
Islam, maka dalam pemaparan makalah ini Banyak jenis produk yang ditawarkan
akan mencoba untuk menjelaskan model pada lembaga keuangan syariah, masing-
keuangan yang berbasis islam baik lembaga masing dari tawaran produk yang diberikan
Bank maupun non bank sebaai berikut : memilki dampak terhadap masyarakat yang
Lembaga Keuangan Bank Syariah menggunakan produk tersebut. Diantara
Industri keuangan syariah pada saat ini produk utama yang digunakan adalah
di dunia mengalami peningkatan yang luar mudharabah, murabahah, ijarah,
biasa, begitu juga hal nya di Indonesia bahwa musawwamah. Dengan banyaknya produk
tercatat pada pada 2019 merupakan masa yang dimilki oleh perbankan syariah
konsolidasi, meskipun begitu di tengah merupakan suatu cara untuk
perekonomian yang masih enggan mengembangkan system perekonomian yang
menggeliat perbankan syariah masih adil dan jauh dari unsur-unsur magrib
mencatatkan pertumbuhan baik di Bank (maysir, gharar dan riba). Akan tetapi tidak
Umum Syariah (BUS) maupun di Unit Usaha semua perbankan syariah terutama di
Syariah UUS). Aset secara keseluruhan baik Indonesia yang melaksanakan produk yang
BUS maupun USS mencatatkan ditawarkan dalam Islam (Aprianti, 2017).
pertumbuhan asset setahun terakhir, hal ini Berdasarkan dari beberapa penelitian
tentunya berdasarkan data yang dipublikasi yang telah dilaksanakan bahwa ada pengaruh
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada terhadap perkembangan. Dalam jangka
Desember 2018 tercatat Rp. 477,42 triliun, panjang perkembangan keuangan Islam
dan pada Oktober 2020 menjadi Rp. 499.98 berkorelasi positif dan signifikan dengan
triliun, ini berarti dalam jangka waktu sepuluh pertmbuhan ekonomi dan akumulasi modal,
dalam hal ini pembiayaan dalam negeri yang

126 | Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 123 – 129


Keuangan Islam dan Pertumbuhan Ekonomi

disediakan berkontibusi terhadap Asociation Models


pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Abduh Merupakan sebuah model dalam bisnis,
& Omar, 2015). Ini berarti model akad yang dimana dalam suatu masyarakat membentuk
digunakan oleh pihak perbankan memilki asosiasi di lingkungannya , biasay asosiasi ini
pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. terdiri dari kelompok remaja putra dan putri,
Chapra menjelaskan bahwa dengan tujuannya adalah dapat melindungi anggota
adanya bank syariah sebagai instrument asosiasi.
pendukung adalah suatu keniscayaan Bank Guarantees Model
(Inayanti, 2017). Bank syariah dengan system Sebuah model bisnis microfinance,
Coperate Governance dan manajemen yang bahwa bank memberikan jaminan kepada
baik akan memperkuat kondisi keuangan debitur, dengan kata lain jika seandainya bank
Islam dengan catatan harus mampu gagal dalam pembayarannya maka pihak bank
meminimalisir kegagalan dan diharapkan akan mengupayakan untuk menutupinya,
mampu mewujudkan keadilan ekonomi karena sebuah bank garansi memungkinkan
dengan menerapkan hal-hal yang diarahkan pelanggannya untuk mendapatkan barang,
oleh Islam. Peran Cooperative Governance membeli perlengkapan, untuk
yang efektif akan mampu menunjang posisi memperluaskan jaringannya.
perbankan syariah yang cukup kuat, perluasan Community Banking Model
dan menunjukkkan kerja yang lebih efektif. Merupakan pembentukan sebuah
Dalam hal ini setiap lembaga seharusnya lembaga yang semi formal atau formal oleh
mampu memehi kepentingan stockholder masyarakat yang berfungsi menyalurkan dana
(pemegang saham) dengan penerapan kinerja keuangn mikro
yang efektif. Dalam lembaga keuangan Islam Cooperative Model
yang menjadi Stockholder adalah orang Merupakan sebuah model bisnis
Islamnya sendiri, dengan begitu kalau microfinance yang lebih dikenal dengan istilah
seandainya pihak bank tidak mampu koperasi. Koperasi merupan lembaga
menunjukkan kinerja yang baik, maka maka otonom dari orang-orang yang bergabung
sitem Islam yang akan disalahkan dan secara suka rela untuk memenuhi kebutuhan
dianggap buruk. Untuk melindungi dan tujuan bersama.
kepentingan stockholder ada beberpa cara yang Grameen Model
didapatkan yaitu dengan cara disiplin pasar, Lembaga ini focus kepada pengentasan
nilai-nilai social dan masyarakat, peraturan kemiskinan, dalam model ini biasanya
dan pengawasan yang efektif, integrits system dilakaukan dengan beberapa orang pegawan,
peradilan, struktur kepemilkan yang baik dan selanjutnya mereka mengunjungi desa-desa
I’tikad secara politik. utnuk terbiasa dengan lingkungan setempat,
Selain itu, untuk mendukung nah disinilah mereka melihat calon kliens,
perkembangan perbankansyariah penggunan yang menjelaskan ungsi, tujuan kepada
produk yang baik, dalam arti memungkinkan penduduk setempat..
bank syariah untuk meneuju model Group Model
pembiayaan yang lebih beresiko yaitu Merupakan sebuah model bisnis yang
muhdarabah dan musyarakah. Dengan menekankan adanya suatu kekuatan dari
penekanan pada dua akad tersebut maka ini sebuah group, filosofinya adalah seandainya
akan membantu menignkatkan penegakan ada kekurangan dan kelemahan yang dialami
disiplin pasar. oleh seseorang maka akan dikerjaksan secara
Dalam penelitian diberbagai Negara bersama.
ada beberapa model (Efendi, 2017) yang Intermediary Model
diterapkan oleh Bank baik dalam skala besar Lembaga Keuangan Non Bank
dan kecil kaitannya dengan pertumbuhan Lembaga keuangan non bank
ekonomi, diataranya adalah : merupakan sebuah alternatif dalam
pelaksanaannya sama dengan system yang
digunakan oleh bank. Diantara lembaga

Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 123 – 129 | 127


Zainur

keuangan non bank memilki peran yang Selain itu, dalam beberapa penelitian
sangat penting dalam peningkatan ekonomi yang dilakukan oleh Fasih (2012) di India
umat adalah zakat, wakaf dan pengembangan menyebutkan bahwa perbankan Islam
ekonomi Islam melalui baitul maal wattamwil. mampu mengatasi maslah ketimpangan
Kegiatan seperti tersebut di atas memiliki pendapatan yang luas, dalam hal ini sifat
keterkaitan besar dalam pertumbuhan perbankan Islam yng berdasarkan asset riil
ekonomi, terutama pada wilayah menengah dan pembagian resiko. Maka dalam hal ini
ke bawah. dengan model bagi hasil yang terfokus pada
Dengan adanya lembaga keuangan non mudharabah, musyarakah dapat memberikan
bank ini dapat membantu perekonomian keringanan pada masyarakat. Selain itu
nasional khususnya pada pembahasan di mempromosikan perbankan islam akan lebih
UMKM, dengan ketentuan konsep tersebut meningkatkan investasi bagi Negara-negara
benar-benar dijalan sesuai dengan aturan yang yang kaya dengan demikian ini akan
sudah di siapkn oleh Islam. Salah satu yang terkonsentrasi pada penanganan ekonomi
muncu di Indonesia adalah Baitul Maal yang baik.
Wattamwil (BM), kehadiran BMT yang Selain dengan model dan system yang
memilki konsep yang sama dengan dijalankan untuk pertumbuhan ekonomi,
perbankan syariah, hanya sja pada BMT diperluka juga sumber daya yang mumpuni
memilki dua sisi yang dapat dijalankan yaiitu dan menguasai tentang persoalan ekonomi
pada sisi baitul maal nya dengan cara syariah, shingga system ekonomi islam itu
membantu dengan menggunakan akad-akad benar-benar dilaksanakan sesuai dengan
tertentu, menjalankan zakat yang diharapkan konsep kepatuhan syariah.
tidak ada kesenjangan antara yang kaya dan
miskin. KESIMPULAN
Dampak Sektor Keuangan Islam Berdasarkan penjelasan yang telah
terhadap Pembangunan Ekonomi dikemuakan di atas bahwa system keuangan
Sektor keuangan Islam memiliki dalam islam memilki dampak terhadap
peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi, khususnya di
pembangunan ekonomi, hal ini dibuktikan Indonesia dapat di rasakan tingkat perbedaan
dengan banyaknya peneliitian yang dilakukan anatara ekonomi konvensional dan ekonomi
oleh para ahli. Penelitian yang dilakukan oleh syariah. Selain factor investasi yang dilakukan
(Abduh & Omar, 2015) sedikitnya ada tiga oleh investor, model akad yang diterapkan
hubungan kausalitas sector ekonomi dengan menanggung resiko bagi kedua belah
terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu: 1) pihak, karena dengan akad yang seperti ini
Memimpin pasokan, dalam hal ini tingkat kehati-hatian yang harus dilaksanakan
pembentukan lembaga dan instumen lebih selektif dibandingkan dengan akad yang
keuangan diupayakan untuk meransang lain.
pertumbuhan ekonomi, cara yang dilakukan Selain perbankan syariah, lembaga
adalah dengan membuat alokasi modal lebih keuangan non bank juga memilki peranan
efesien dan memberikan insentif untuk yang sangat signifikan dalam menignkatkan
pertumbuhan melalui system keuangan; 2) pertumbuhan ekonomi. Diantara lembaga
Mengikuti permintaan, dalam hal ini keuangan non bank yang memilki pengaruh
hubungan permintaan yang muncul, sebagai terhadap pertumbuhan ekonomi adala zakat,
konsekuensi perkembangan sector riil, maka baitul maal wattamwil, wakaf dan lainnya.
ini akan membukajalan bagi pasar untuk
berkelanjutan; dan 3) Hubungan kausal dua REFERENSI
arah, yang mana produk yang berkembang
membuat disversifikasi resiko yang Abduh, M., & Omar, M. A. (2012). Islamic
diperlukan menjadi lebih efesien, serta banking and economic growth: the
pengendalian biaya transksi yang lebih baik. Indonesian experience. International
Journal of Islamic and middle eastern finance
and management.

128 | Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 123 – 129


Keuangan Islam dan Pertumbuhan Ekonomi

Apriyanti, H. W. (2018). Model Inovasi


Produk Perbankan Syariah di
Indonesia. Economica: Jurnal Ekonomi
Islam, 9(1), 83-104.
Chapra, U. (2001). What is Islamic Economy.
Jeddah: IRTI-IDB.
Effendi, J., Baga, L. M., Beik, I. S., &
Nursyamsiah, T. (2018). Aplikasi
Model Bisnis Microbanking Syariah di
Indonesia. Iqtishadia: Jurnal Kajian
Ekonomi dan Bisnis Islam STAIN
Kudus, 10(2), 120-152.
Fasih, F. (2012). Inclusive growth in India
through Islamic banking. Procedia-Social
and Behavioral Sciences, 3(7), 97-110.
Gimigliano, G. (2014). Regulatory and
legislative landscape for Islamic
financial institutions: the case of
Italy. Journal of Islamic Banking and
Finance, 2(2), 43-66.
Ismail, N. (2009). Ekonomi Islam Perspektif
Teori dan Aspek Hukum. Surabaya, CV.
Putra Media Nusantara.
Khan, H. F. (2017). Islamic banking: On its
way to globalization. International Journal
of Management Research and Reviews, 7(11),
1006-1014.
Kholis, N. (2009). Membedah Konsep
Ekonomi Islam. La_Riba, 3(2), 269-
276.
Kholis, N. (2017). Potret Perkembangan dan
Praktik Keuangan Islam di
Dunia. Millah: Jurnal Studi Agama, 1(1),
1-30.
Nsigh Buletin Ekonomi Syariah. Jakarta;
Komite Nasional Keuangan Syariah
(KNEKS).
Perry, F. V., & Rehman, S. S. (2011).
Globalization of Islamic finance: Myth
or reality. International Journal of
Humanities and Social Science, 1(19), 107-
119.
Pronk, J. (2000). Globalization: a
developmental approach. Global
Futures: Shaping Globalization, 40-52.
Sukirno, S. (2012). Makro Ekonomi (Teori dan
Pengantar). Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Jurnal An-Nahl, Vol. 7, No. 2, Desember 2020, 123 – 129 | 129

Anda mungkin juga menyukai