Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TOKOH DAN ISU KONTEMPORER

NAMA DINTA KARTIKASARI


NIM 07040421030
TOKOH Ir. H. Adiwarman Azwar Karim
ISU Keterlambatan Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia
MATA KULIAH Pemikiran Politik Intelektual Muslim Kontemporer
KELAS PPI- Semester 4

Pembahasan

Dalam perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia masih terbilang cukup lambat. Hal ini
dikarenakan ekonomi Islam di Indonesia masih kalah dengan ekonomi konvensional yang berlaku.
Walaupun Indonesia mayoritas masyarakat Islam, tetapi hal itu tidak menjadi patokan kuat dalam
mengukur pesat tidaknya perkembangan ekonomi Islam di Indonesia. Selain itu, kurangnya
pengetahuan dari masyarakat serta dukungan pemerintah juga menjadi salah satu faktor
penghambat keterlambatan pengembangan ekonomi Islam.

Melihat itu semua, salah satu tokoh pemikir ekonom Indonesia, Adiwarman Azwar Karim
menggagas dan membumikan penerapan ekonomi Islam yang sesuai dengan ajaran syariat Islam
di Indonesia. Beliau beranggapan bahwa Indonesia adalah negara mayoritas Islam yang
seharusnya dalam segi penerapan sistem ekonomi Islam-nya harus lebih berkembang pesat dari
negara minoritas Islam.

Merujuk pada biografinya, beliau adalah Ir. H. Adiwarman Azwar Karim S.E., M.B.A.,
M.A.E.P. Lahir pada 29 Juni 1963 di Jakarta. Beliau ini seorang ekonom pemikir sekaligus praktisi
ekonomi syariah yang telah banyak menjabat di berbagai posisi prestisius. Pada tahun 1992-2000,
beliau menjabat sebagai Presdir di Bank Muamalat Indonesia. Dengan tulisannya, Adiwarman
banyak menebarkan gagasan tentang ekonomi Islam. Salah satu karyanya yakni, “Ekonomi Islam”,
“Ekonomi Mikro Islami dan Ekonomi Islam”, “dan buku yang diberi judul Bank Islam, Analisis
Fiqih dan Keuangan.

Disisi lain beliau juga mengadakan forum nasional sampai internasional untuk
menyampaikan sistem perekonomian Islam seperti, “Konferensi Ekonomi Islam Internasional
Ketiga”, “Konferensi Ekonomi Islam Internasional Keempat”, dan “Konferensi Ekonomi Islam
Internasional Kelima”. Untuk sekarang beliau menjabat sebagai Dewan Syariah Nasional MUI
dan Dewan Pengawas Syariah pada beberapa Lembaga Keuangan Syariah, seperti Asuransi Great
Eastern Syariah, Bank Danamon Syariah, dan HSBC Syariah, serta Dewan Syariah pada BPRS
Harta Insani Karimah.

Dalam menanamkan sistem ekonomi Islam di Indonesia, Adiwarman menggunakan pola


pemikiran ekonomi Islam fundamentalis.1 Yang mana beliau menerapkan nilai universal Islam
yakni, tauhid, keadilan, khilafah, nubuwwah, dan ma’ad. Sehingga dalam menyingkapi
permasalahan ekonomi, beliau lebih menggunakan jalur kekuasaan untuk menegakkan syariat.
Berbeda dengan fundamental radikal yang memilih menggunakan jalur budaya dan
kemasyarakatan. Adiwarman memiliki pola pikir dengan berupaya menyelaraskan antara teori dan
praktik dari ekonomi Islam. Untuk merealisasikan hal itu, beliau aktif dalam gerakan
pemberdayaan ekonomi Islam melalui berbagai institusi praktis (semisal perbankan, menjadi
konsultan, dan sebagainya), sekaligus meletakkan dasar-dasar teoritis bagi pengembangan ilmu
ekonomi Islam di Indonesia.

Selain itu juga, Adiwarman menggunakan tiga metode pendekatan dalam menerapkan dan
mengembangkan ekonomi Islam, yakni pendekatan sejarah, fikih, dan ekonomi dalam
membangun ekonomi Islam. disisi lain, beliau juga menggabungkan teori-teori dari para
cendekiawan muslim klasik dan mencoba merefleksikannya dalam konteks kekinian. Dengan
metode pendekatan Fikih dan ekonomi, beliau juga menyeselasiakan beberapa persoalan yang
bersinggung dengan ekonomi Islam.

Menurut Adiwarman, kemenangan dalam menegakkan ekonomi syariah bukan dilihat dari
modal, tapi dilihat dari seberapa banyak orang yang menerapakan ekonomi tersebut. 2 Hal ini
dikarenakan, sistem ekonomi syariah adalah sistem yang diterapkan sesuai ajaran agama. Serta
upayanya meminimalisir ketimpangan-ketimpangan yang ada dalam bidang perekonomian. Yang
mana banyak dari sebagaian besra masyarakat menerapkan sistem ekonomi konvensional yang
hanya menerapkan keuntungan yang besar. Sehingga mereka secara sengaja maupun tidak sengaja

1
Habibah Moslem, “Analisis Deskriptif Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer di Indonesia”, Taraadin, Vol.3, No.
1, Jakarta, (Desember, 2022), hal 69
2
Majid Kampus UGM, “Indikator Keberhasilan Ekonomi Syariah”, https://youtu.be/FfHB2MAL6pA , Diakses tanggal
2, April 2023
menzalimi masyarakat lemah dan miskin. Bisa kita lihat dari perbedaan antara konsep Bank
Syariah Islam dan Bank Konvesional, yakni:

konsep Bank Syariah Islam:

1. Melakukan investasi-investasi yang halal saja


2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli atau sewa
3. Profit dan falah oriented
4. Hubungan dengan nasabah hubungan kemitraan
5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

Konsep Bank Konvesional:

1. Investasi yang halal dan haram


2. Memakai perangkat bunga
3. Profit oriented saja
4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitor
5. Tidak terdapat dewan sejenis

Sehingga dalam penerapannya, Adiwarman berupaya bergerak secara internal maupun


eksternal dalam mengupayakan ekonomi Islam di Indonesia. Agar masyarakat di Indonesia
terutama Islam lebih semangat untuk belajar maupun bergabung dalam perekonomian Islam di
Indonesia. Sehingga dalam perkembangannya, Indonesia bisa lebih progresif.
DAFTAR PUSTAKA

Moslem. Habibah, “Analisis Deskriptif Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer di Indonesia”, Taraadin,
Vol.3, No. 1, Jakarta, (Desember, 2022)

UGM. Masjid Kampus, “Indikator Keberhasilan Ekonomi Syariah”, https://youtu.be/FfHB2MAL6pA ,


Diakses tanggal 2, April 2023

Anda mungkin juga menyukai