Anda di halaman 1dari 6

ISU KONTEMPORER DALAM SISTEM EKONOMI ISLAM

(Dalam Mata Kuliah Sistem Ekonomi Islam)


DOSEN PENGAMPU: SRI WAHYUNI S.E., M.E

DI SUSUN OLEH :
Kelompok VII :
MAHARDHIKA (105731103821)
NUR FITRI AMALIAH (105731105021)
NURWINDA LESTARI (105731103621)
MIRNAWATI (105731104121)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang,atas nikmat dan karunianya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Sistem Ekonomi Islam yang berjudul Isu Kontemporer dalam
Sistem Ekonomi Islam.Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW
yang mana sesosok manusia sempurna yang telah memperjuangkan agama Islam sehingga
sampai sejaya ini.Dan tak lupa kami berterima kasih kepada dosen pengajar kami SRI
WAHYUNI S.E., M.E yang mana telah membimbing kami selama materi ini berlangsung
dan juga telah mempercayakan tugas ini kepada kami,sehingga kami dapat mengambil
pengetahuan dan pembelajarannya.
Makalah ini dirancang dan ditulis sebagai tugas individu begitu pula bertujuan agar
mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang Isu Kontemporer dalam Sistem
Ekonomi Islam. Sehingga mahasiswa/mahasiswi dapat mengambil kesimpulan atas apa yang
kami bahas pada makalah ini dan kami pun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
yang membacanya khususnya bagi mahasiswa maupun mahasiswi jurusan akuntansi.

Makassar, 28 Juni 2022


Penulis

Kelompok VII
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem ekonomi Islam secara sederhana merupakan sebuah peraturan, dimana
pelaksanaannya berlandaskan dengan berbagai syariat. Yaitu Islam dan selalu
berpedoman pada Al Qur’an maupun AL-Hadis. Hal ini meliputi kegiatan seperti simpan-
pinjam, investasi dan bermacam kegiatan lain.
Sistem ekonomi ini diciptakan agar umat Islam bisa tetap melakukan kegiatan
ekonomi dengan baik dan benar dan terhindar dari semua sifat yang buruk seperti riba,
dzalim, ikhtikar, haram, dan masih banyak lagi. Semuanya dijelaskan dan diatur secara
terperinci dalam sistem ekonomi Islam.
Konsep Islam dalam berbagai persoalan seperti produksi, distribusi, hutang piutang,
pendapatan, serta belanja negara termasuk ke dalam Sistem Ekonomi Islam seperti halnya
yang dibahas dalam buku Sistem Ekonomi Islam dibawah ini.
Ekonomi Islam menjadi sistem alternatif atas sistem ekonomi yang hingga saat ini
masih dipergunakan yakni sistem ekomoni kapitalis dan sistem ekonomi sosialis.
Meskipun masih terbilang baru, yaitu dimulai dari pertengahan abad ke dua puluh.
Namun secara tidak langsung praktik dan tujuan ekonomi Islam sendiri pada dasarnya
sudah diterapkan sejak munculnya Agama Islam di dunia.
Sistem ekonomi dalam pandangan ideologi Kapitalis adalah ekonomi yang hanya
terbatas pada pembahasan mengenai segala sesuatu yang menjadi kebutuhan manusia
dengan alatalat pemuasnya. Sehingga bila dikaji lagi pandangan mereka hanya
menyangkut aspek yang bersifat material dari kehidupan manusia.10 Sementara wilayah
dan dimensi spiritualitas tidak menjadi wilayah yang diperhatikan oleh ideology kapitalis.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa rumusan masalah adalah sebagai berikut ;
1. Apa saja isu-isu kontemporer akuntansi dan keuangan syariah ?
2. Apa yang menjadi penyebab dari isu kontenporer dalam ekonomi islam ?
3. Bagaimanakah cara mencegah isu kontenporer dalam ekonomi islam?

C. TUJUAN
Adapun beberapa tujuan adalah sebagai berikut ;
1. Untuk mengetahui isu-isu kontemporer akuntansi dan keuangan syariah
2. Untuk mengetahui penyebab dari isu kontenporer dalam ekonomi islam
3. Untuk mengetahui cara mencegah isu kontenporer dalam ekonomi islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Isu-Isu Kontemporer Akuntansi Dan Keuangan Syariah
Akuntansi syariah merupakan salah satu bidang kajian dalam lingkup Ekonomi Islam
yang masih terus berkembang. Oleh karena itu, pendalaman dan pengembangan kajian
tersebut harus selalu dilakukan, khususnya oleh kalangan akademisi.
Dalam hal ini, ada banyak isu akuntansi yang masih sangat terbuka untuk dikembangkan,
diantaranya adalah Islamic corporate governance, Islamic cost of capital, Islamic corporate
social responsibility, Islamic capital structure, Islamic earning management,  Islamic
corporate disclosure, dan standard in Islamic accounting. Kesemua isu tersebut masih
membutuhkan berbagai sentuhan kajian Ekonomi Islam, dan civitas akademika di PTKIN
(termasuk diantaranya FEBI IAIN Surakarta) sangat diharapkan kontribusinya. Dengan
demikian adapun beberapa penjelasan mengenai isu tersebut adalah sebagai berikut :

1. Islamic corporate governance, (tata kelola perusahaan Islam,)


Terpisahnya antara kepemilikan dan kontrol dalam perusahaan memunculkan masalah
berbagi risiko (risk sharing). Masalah risk sharing muncul ketika pihak yang
melakukan kerja sama mempunyai sikap yang berbeda terhadap risiko.
2.  Islamic cost of capital, (biaya modal islam)
Cost of Capital atau dapat dikenal dengan biaya modal yaitu adalah suatu biaya nyata
atau riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan demi untuk mendapatkan dan
memperoleh dana yang digunakan untuk mendanai investasi yang dilakukan oleh
perusahaan atau juga bisa digunakan untuk mendanai biaya operasional perusahaan.
3. Islamic corporate social responsibility ( Tanggung jawab sosial perusahaan islam)
CSR adalah singkatan dari Corporate Social Responsibility yang berarti aktivitas
bisnis di mana perusahaan bertanggung jawab secara sosial kepada pemangku
kepentingan dan masyarakat sebagai bentuk perhatian dalam meningkatkan
kesejahteraan serta berdampak positif bagi lingkungan.
4. Islamic capital structure ( Struktur modal islam)
Struktur modal merupakan hal yang penting dalam sebuah perusahaan dan menjadi
salah satu masalah yang sering disoroti. Hal ini tidak lain karena struktur modal
menentukan komposisi modal yang akan digunakan oleh perusahaan. Menurut
Sansoethan & Suryono (2016).

Selain itu, isu-isu kontemporer dalam bidang keuangan syariah juga tidak terlewatkan
menjadi topik diskusi. Pembicaraan tentang akses finansial bagi UMKM, instrumen keuangan
Islam, financial technology, dan kewirausahaan turut dibahas dalam diskusi. Dan di akhir
pemaparan materi, narasumber menyampaikan topik tentang pendekatan yang dapat
digunakan untuk melakukan riset dan keuangan syariah. Ada beberapa pendekatan dan
paradigma yang dapat dipilih oleh para peneliti, sebagaimana disampaikan oleh Sarantakos
(1998), yaitu paradigma positivis, paradigma interpretif, dan paradigma critical.

Anda mungkin juga menyukai