Anda di halaman 1dari 12

LARANGAN UTAMA

Nama moderator : Arga anando (06)


Nama notulen :
• Dewi Fatimatuz Zahro (10)
Sisfarisa Azzahra (26)
CURRENT ISSUES

• Artikel tentang Pelarangan Riba


• Lahirnya sistem ekonomi Islam didasarkan pada pemikiran bahwa sebagai agama yang lengkap dan sempurna, Islam tidak hanya memberikan penganutnya aturan-aturan
soal ketuhanan dan iman, namun juga menjawab persoalan yang dihadapi manusia termasuk ekonomi. Tujuan dari adanya Ekonomi Islam untuk mencapai sukses atau
falah (kebahagiaan, kemenangan) manusia di dunia dan di akhirat. Riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara
batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam.Konsep riba sebenarnya sudah lama dikenal dan banyak mengalami perkembangan dalam pemaknaan. Riba
bukan hanya diperbincangkan oleh umat Islam saja, tapi berbagai kalangan non-Islam (Hindu, Budha, Yahudi, Yunani, Romawi dan Kristen) pun memandang riba sebagai
permasalahan yangserius. Landasan hukum yang digunakan sebagai pedoman atas pelarangan riba bersumber pada Al-Quran, As-Sunnah dan Ijma. Ketiga sumber tersebut
sepakat bahwa riba adalah haram, baik sedikit maupun banyak. Riba merupakan salah satu dari tujuh dosa besar yang harus dihindari.Sebagai alternatif sistem bunga
dalam ekonomi konvensional, ekonomi Islam menawarkan sistem bagi hasil (profit and loss sharing) ketika pemilik modal (surplus spending unit) bekerja sama dengan
pengusaha (deficit spending unit) untuk melakukan kegiatan usaha. (Budiantoro, Sasmita, Widiastuti, 2018)
• Hingga saat ini terdapat dua pandangan terkait bunga bank dan riba yaitu pandangan yang mempersamakan bunga bank dengan riba tanpa melihat besar kecilnya bunga
yang dipungut dan pandangan yang membedakan bunga bank dengan riba yang berimplikasi pada pembolehan bunga bank dalam transaksi perbankan asalkan sesuai
dengan kebijakan tingkat suku bunga yang ditetapkan pemerintah. Indonesia melalui fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia termasuk dalam kelompok
yang mempersamakan bunga bank dengan riba. (Umam, 2017)
• "Umat Islam harus mewujudkan keislamannya dalam segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan ekonomi. Karena sesungguhnya, umat Islam telah memiliki sistem
ekonomi tersendiri dimana garis-garis besarnya telah digambarkan secara utuh dalam Al-Qur'an dan A-Sunnah. Wajarlah kita sebagai umat Islam, melakukan aktivitas-
aktivitas ekonomi sesuai dengan aturan dan kaidah Islam. Haruslah diakui perkembangan peradaban hingga saat ini sangatlah luar biasa. Demikian pula pola kehidupan
sangatlah kompleks. Sehingga umat islam pada umumnya dan ilmuwan.Muslim pada khususnya perlu sangat proaktif dalam upaya melakukan revitalisasi konsep-konsep
muamalah, melalui penggalian nilai-nilai yang ada dalam Al-Quran dan A-Sunnah. Sudah sangat jelas aturan bermuamalah dalam Al-Quran dan Hadist tentang pelarangan
bunga dan sejenisnya dalam setiap apapun transaksi. Terjadinya ketidak seimbangan keuangan (krisis) yang terjadi dewasa ini karena masyarakat Indonesia masih belum
sepenuhnya menerapkan ekonomi secara Islam. Bukan hanya rakyat biasa saja yang belum mengerti tentang sistem ekonomi Islam, melainkan masyarakat yang
berpendidikan tinggipun masih yakin bahwa yang dapat meningkatkan ekonomi di Indonesia hanya sistem bunga. Dengan demikian maka tidak menjadi" (Mashuri, 2017)
CURRENT ISSUES

• Artikel tentang Pelarangan Riba


• Menurut Muhammad Sayyid Thantawi bahwa status hukum bunga bank yang ada pada saat ini di bank konvensional adalah halal dan bukan
termasuk riba yang diharamkan. Metode penetapan hukum atau istinbath al-ahkam istinbath al-ahkam yang digunakan oleh Muhammad
Sayyid Thantawi dalam menetapkan status bunga bank, yaitu berdasarkan mashlahah, qiyas, dan asas konsensual atau prinsip antaradhin,
sedangkan menurut Yusuf al-Qaradhawi bahwa bunga bank hukumnya haram. Yusuf Qaradhâwi yang berpendapat bahwa bunga bank sama
dengan riba yang diharamkan. Pemahaman Yusuf Qaradhâwi dapat berimplikasi terhadap perkembangan peningkatan market share b(pangsa
pasar) bank syariah. hal ini ditunjukkan dengan munculnya bank syariah di Indonesia seperti Bank BNI Syariah, Bank Muamalat, Bank
Mandiri Syariah, Bank Bri Syariah dan sebagainya serta ditunjukkan dengan para tokoh yang mendukung pemahaman Yusuf Qaradhâdawi
melalui jurnal, artikel, dan buku mengenai “keharaman bunga bank”. (Rahayu, Nurhasanah , Ihawnudin, 2021)
• Akses utama pembiayaan untuk modal pengelolaan tambak selama ini umumnya diperoleh dari pembeli yang biasanya adalah pengumpul
(tengkulak) hasil-hasil budidaya tambak dari nelayan-nelayan setempat. Dengan pemberian modal pembiayaan ini, para nelayan akan menjual
hasil tambak mereka kepada pengumpul tempat meminjam modal dengan ketentuan harga yang biasanya lebih rendah dari harga pasar pada
saat jual beli di masa panen. Hasil penjualan ini akan digunakan oleh nelayan untuk melunasi pinjaman. Skema ini mengindikasikan adanya
praktik riba di mana pembeli pinjaman modal mengambil manfaat dari pinjaman tersebut dengan ketentuan penjualan yang harus dipenuhi
oleh nelayan, baik ketentuan untuk menjual hasil tambaknya kepada pemberi pinjaman maupun ketentuan harga yang ditentukan lebih rendah
daripada harga pasar pada saat penyerahan barang. Sebagai saran dari tulisan ini, pemerintah seharusnya berperan dalam membentuk suatu
koperasi syariah yang bersahabat baik dari segi persyaratan dan kemudahan akses. Koperasi syariah ini diharapkan dapat menyediakan
instrumen keuangan syariah di antaranya akad jual beli seperti salam, akad bagi hasil seperti mudharabah, maupun akad tabarru’ seperti
qardhul hasan. Dengan keberadaan lembaga syariah mikro ini, nelayan akan memiliki alternative untuk memperoleh pembiayaan serta
lembaga untuk menjual hasil tambak dengan harga yang wajar. (Arif, Ashari, 2021)
CURRENT ISSUES

• Artikel tentang Pelarangan Riba


• Based on the results of the analysis, the conclusion is all independent variables (Intrinsic education, extrinsic
education, educational learning, family religiosity, friendship religiosity, and organizational religiosity) influence on
the dependent variable represented by behavior in under- standing riba. (Wibowo, Mulantono, 2018)
CURRENT ISSUES

• Artikel tentang Bank Syariah


• Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Perkembangan awal perbankan syariah dalam sistem perbankan nasional
direspon dengan cepat oleh pemerintah dengan disahkannya Undang-Undang
Selain menjadi kehancuran bagi sistem perbankan nasional, krisis ekonomi yang terjadi tahun 1998 juga menjadi titik tolak
perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Beberapa bank konvensional mulai mengembangkan usahanya dengan mendirikan
bank syariah. (Utama, 2018)
• Pertumbuhan keuangan syariah sangat berkaitan dengan erat dengan kepatuhannya terhadap prinsip syariah.Karena keuangan
syariah dibangun oleh prinsip-prinsip syariah, maka harus berjalan dengan beriringan, ibarat dua keping mata uang yang tidak
dapat dipisahkan.
Apalagi keuangan syariah bertujuan menghasilkan output tidak hanya keuntungan materi, tetapi juga keuntungan spiritual yaitu
keberkahan.Semangat dalam mengembangkan produk dan memaksimalkan keuntungan di lembaga keuangan syariah adalah usaha
yang harus ditingkatkan, bahkan diperlukan terobosan baru dalam mengembangkan produk-produk sehingga semakin memberikan
keuntungan yang maksimal dan pilihan beragam bagi nasabah, tetapi semangat tersebut juga harus dibarengi dengan kesadaran
tinggi keselarasan produk dengan prinsip syariah, sehingga lembaga keuangan syariah semakin maju secara materi dan spirit dan
menjadi lembaga keuangan alternatif baik skala nasional maupun internasional.Penguatan prinsip syariah tidak hanya dilakukan
sebelum membuat kebijakan terkait keuangan syariah, tetapi saat proses keuangan syariah berjalan, dengan mengawasi proses
produk yang ditawarkan bank syariah. Sehingga Keuangan syariah berjalan seiring dengan prinsip-prinsip syariah. (Najib, 2017)
CURRENT ISSUES

• Artikel tentang Bank Syariah


• penelitian telah pengujian menemukan bahwa persepsi mahasiswa ekonomi Islam terhadap kualitas produk dan
kualitas pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan sedangkan persepsi nilai syariah berpengaruh secara
positif dan tidak signifikan. Hal tersebut disebabkan karena kebutuhan dasar mahasiswa merujuk menerima transfer
dan adanya tugas perkuliahan sehingga nilainya tidak berpengaruh secara signifikan. Meskipun begitu, dalam
melakukan transaksi bank terkadang harus memikirkan transaksi bunga sudah halal apa belum walaupun belum
membukannya karena sesuai persyaratan harus sesuai prinsip syariah dimana larangan untuk transaksi. (Dinaratu,
Muttaqin, 2017)
CURRENT ISSUES

• Artikel tentang Persaingan Usaha


• Ekonomi Islam memberikan garisan bahwa persaingan usaha harus dilakukan secara sehat (fair play) dengan prinsip kejujuran (honesty), keterbukaan
(transparancy), dan keadilan (justice). Sedangkan menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1999, persaingan usaha merupakan persaingan yang
diperbolehkan, akan tetapi apabila persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang
dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha, maka menurut ketentuan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang
No. 5 Tahun 1999, persaingan usaha tersebut dilarang.(Darania, 2019)
• Berdasarkan uraian sebagaimana disebut diatas maka dapat ditegaskan bahwa peranan KPPU melalui komisi yang dibentuknya dalam menegakakan
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah mengambil tindakan sesuai dengan wewenang komisi sebagaimana diatur dalam Pasal 36 Khususnya
melakukan tindakan sebagai yaitu: melakukan penyelidikan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang ditemukan oleh komisi sebagai hasil dari penelitiannya; memutuskan dan
menetapkan ada atau tidak adnya kerugian di pihak pelaku usaha lain atau masyarakat; pengaturan mengenai monopoli dalam peraturan perundang-
undangan di Indonesia adalah sesungguhnya dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat, monopoli tidak dilarang, yang dilarang adalah praktek monopoli atau penyalahgunaan kekuatan monopoli. Monopoli di Indonesia dalam
Pasal 17 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat merupakan bentuk dari kegiatan yang dilarang ketika kegiatan penguasaan
atas produksi dan atau pemasaran mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat dan dikatakan demikian jika
barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya; atau mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha
barang dan atau jasa yang sama; atau satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai
lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum terhadap konsumen dalam praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat adalah sebagai upaya
untuk melindungi kepentingan konsumen dan individu atas kedudukannya sebagai konsumen/manusia yang mempunyai hak untuk menikmati
martabatnya, denga memberikan kewenangan padanya untuk bertindak dalam rangka kepentingan tersebut. Oleh karena itu Bentuk perlindungan
terhadap konsumen mempunyai banyak dimensi yaitu : Bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh suatu peraturan; Bentuk perlindungan hukum
yang diberikan oleh pemerintah. (Bukido, Bamatraf, 2017)
DIFFERENCES

Perbedaan Artikel :
1. Pembahasan larangan utama yang dipilih berbeda beda setiap orang.
2. Terdapat metode jurnal yang digunakan berbeda.
3. Objek penelitian yang berbeda di setiap jurnal dipilih.
4. Jumlah sampel informasi yang berbeda dan banyak yang tidak terdapat sampel
informasi.
5. Pemilihan teori disetiap jurnal yang memiliki beberapa jenis yang tidak sama.
6. Perbedaan jenis rangking situs jurnal yang diambil
THE BEST ARTICLE

• Judul artikel: Peranan Komisi Pengawas Persaiangan Usaha (KPPU) Dalam Menegakan
UndangUndang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat
• Penulis : 1) Rosdalina Bukido, 2)Laila F. Bamatraf
• Nama jurnal, nomor, halaman : Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah Vol. 15 No. 1 Tahun 2017
• Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk memberitahukan fungsi maupun peranan dari KPPU
sendiri untuk memberantas berbagai macam praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
yang sedang merebak di masyarakat
• Metode : "Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan yuris. Penulis fokus pada peran Komisi Pengawas Persingan Usaha (KPPU) dalam
menegakan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat"
THE BEST ARTIC LE

• Hasil Analisis : "-Maraknya persaingan tidak sehat di era sekarang menjadi salah satu masalah penting yang harus segera ditangani. Institusi yang secara
khusus menyelesaikan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dapat dianggap sebagai suatu alternatif penyelesaian sengketa, sepanjang pengertian
alternatif disini adalah di luar pengadilan. Di Indonesia lembaga yang demikian seringkali dianggap sebagai kuasi yudikatif sudah lama dikenal.-Dampak
berlakunya UU No.5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Pertama pelaku usaha tidak diperbolehkan
menjalankan usaha dengan cara tidak fair atau menjalankan usaha yang merugikan pesaingnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Kedua pelaku
usaha harus sungguh-sungguh bersaing dengan saingannya supaya dapat tetap bertahan dipasar perdagangan, baik dari segi kualitas, harga maupun
pelayanannya karena masing-masing pelaku usaha tidak tahu apa yang dilakukan pesaingnya agar tetap bertahan dalam pasar perdagangan, maka ia harus
melakukan peningkatan mutu yang lebih baik, harga yang lebih murah dan pelayanan yang baik terhadap produk yang dihasilkannya, sebagai suatu bentuk
inovasi. (Wijaya, 1999). Adanya UU No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, pelaku usaha tetap dapat
menjalankan usahanya walaupun tidak diperbolehkan melanggar UU tersebut. Jadi UU No.5 tahun 1999 tersebut ini bukan untuk mematikan perusahaan-
perusahaan besar, asalkan berjuang dengan kemampuannya sendiri dan tidak melakukan praktik persaingan usaha yang tidak sehat. (Wijaya, 1999)-
Perlindungan hukun terdahap konsumen dari praktek monopili dan persaingan usaha tidak sehat diberikan melalui suatu peraturan diatur dalam UU Nomor 8
Tahun 1991 tentang perlindungan konsumen. Dalam Undang Undang ini diatur mengenai hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha yang terdapat dalam
pasal 4 sampai dengan pasal 7 dengan tujuan agar konsumen dan pelaku usaha dapat mengetahui apa saja yang menjadi hak dan kewajibannya. (Muljadi,
2003:81. Perlindungan hukum yang diberikan oleh pemerintah dalam bentuk perlindungan hukum yang bersifat preventif menurut penulis belum seutuhnya
dilaksanakan, preventif yang berarti kesempatan untuk konsumen memberikan keberatannya diharapkan lebih biasa diterapkan oleh pemerintah (Yodo,
2008:5).- TanggungJawab Pelaku usaha Terhadap Kosumen dari Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak SehatDi dalam hukum perlindungan
konsumen konsep tanggung jawab merupakan bagian dari konsep kewajiban hukum yang sangat penting. Dari beberapa sumber hukum formal, seperti
peraturan perundang-undangan dalam praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat sering memberikan pembatasan-pembatasan tanggung jawab yang
dipikul oleh sipelanggar hak konsumen. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentng Perlindungan Konsumen, mengenai tanggung jawab pelaku
usaha diatur dalam pasal 19 yang bunyinya: (Yodo, 2008)a. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atau kerusakan pencemaran dan/atau
kerugian konsumen akibat mengkomsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan oleh pelaku usaha di pasaran; b. Ganti rugi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengambalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan
dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam
tanggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi; d. Pemberian ganti rugi sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghapus
kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasrkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan e. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) tidak berlaku apabilah pelaku usaha dapat (Yodo, 2008).membuktikan bahwa kesalhan tersebut merupakan kesalhan konsumen.- Cara yang
dilakukan oleh pemerintah adalah degan membentuk suaty badan/lemaga antara lain : Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Lembaga
THE BEST ARTICLE

• Saran: Untuk peneliti selanjutnya dapat ditambahkan contoh kasus perusahaan yang
melakukan praktik monopoli persaingan tidak sempurna dan sanksi yang diberikan untuk
menjadi evaluasi bagi diri kita sendiri dan orang lain bagaimana menjadi produsen dan
konsumen yang baik. Terimakasih
• Nama mahasiswa : Fitri Nurul Hidayah
MY UNDERSTANDING ABOUT THIS TOPIC

Nama • Komentar/pemahaman anda tentang topik yang sedang dibahas

mahasiswa: berdasarkan artikel jurnal yang dikumpulkan

Nama • Komentar/pemahaman anda tentang topik yang sedang dibahas

mahasiswa: berdasarkan artikel jurnal yang dikumpulkan

Nama • Komentar/pemahaman anda tentang topik yang sedang dibahas

mahasiswa: berdasarkan artikel jurnal yang dikumpulkan

Nama • Komentar/pemahaman anda tentang topik yang sedang dibahas

mahasiswa: berdasarkan artikel jurnal yang dikumpulkan

Nama • Komentar/pemahaman anda tentang topik yang sedang dibahas

mahasiswa: berdasarkan artikel jurnal yang dikumpulkan

Anda mungkin juga menyukai