Anda di halaman 1dari 16

Teknik Informatika

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

CYBER LAW

Zulafwan, M.Kom
jurisdiction
Trans-national extradition
Yurisdiksi dalam Dunia Siber

• Kata jurisdiction di sini berarti territory.


• Dalam Piagam PBB sering digunakan istilah domestic jurisdiction yang
berarti kewenangan domestik.
• kata yurisdiksi paling sering digunakan untuk menyatakan kewenangan
yang dilaksanakan oleh Negara terhadap orang, benda atau peristiwa.
• Menurut Wayan Parthiana, kata yurisdiksi berarti kekuasaan atau
kewenangan yang dimiliki suatu badan peradilan atau badan-badan
Negara lainnya yang berdasarkan atas hukum yang berlaku. Bila yurisdiksi
dikaitkan dengan Negara maka akan berarti kekuasaan atau kewenangan
Negara untuk menetapkan dan memaksakan (to declare and to enfore)
hukum yang dibuat oleh Negara atau bangsa itu sendiri.
• Dalam bahasa yang lebih sederhana Shaw mengemukakan bahwa
yurisdiksi adalah kompetensi atau kekuasaan hukum Negara terhadap
orang, benda dan peristiwa hukum.
Permasalahan Yurisdiksi dalam Kasus Cybercrime

1. Yurisdiksi legislatif (Jurisdiction to prescribe)

wewenang negara untuk membuat hukum sesuai dengan


masyarakat dan keadaan yang ada .
Dalam keterkaitannya dengan internet, muncul pertanyaan
ialah negara mana yang berwenang terhadap kegiatan
atau orang di dunia cyber? Menimbulkan suatu
permasalahan yaitu “choice of law”.
Permasalahan Yurisdiksi dalam Kasus Cybercrime

2. Yurisdiksi untuk mengadili ( Jurisdiciton to adjudicate)

Yurisdiksi untuk mengadili didefinisikan sebagai wewenang


negara terhadap seseorang untuk melakukan proses
pemeriksaan pengadilan , dalam masalah kriminal. Pada
yurisdiksi ini, masalah yang muncul adalah “choice of forum”.
Permasalahan Yurisdiksi dalam Kasus Cybercrime

3. Yurisdiksi untuk melaksanakan (Jurisdiction to enforce)

Yurisdiksi untuk melaksanakan berhubungan dengan


wewenang suatu negara untuk melakukan penghukuman
terhadap terdakwa sesuai hukum yang berlaku, baik melalui
pengadilan atau melalui tindakan non-hukum lainnya (sanksi
administratif).
Dalam bahasa yang lebih sederhana Shaw mengemukakan
bahwa yurisdiksi adalah kompetensi atau kekuasaan hukum
Negara terhadap orang, benda dan peristiwa hukum.Yurisdiksi
ini merupakan refleksi dari prinsip dasar kedaulatan Negara,
persamaan derajat Negara dan prinsip non intervensi.
Ada tiga macam yurisdiksi yang dimiliki oleh Negara yang
berdaulat menurut John O’Brien, yaitu:
Yurisdiksi yang dimiliki oleh Negara yang berdaulat

1. Kewenangan Negara untuk membuat ketentuan-ketentuan


hukum terhadap orang, benda, peristiwa maupun
perbuatan di wilayah teritorialnya

2. Kewenangan Negara untuk memaksakan berlakunya


ketentuan-ketentuan hukum nasionalnya

3. Kewenangan pengadilan Negara untuk mengadili dan


memberikan putusan hukum.
Prinsip-Prinsip Yurisdiksi dalam Hukum Internasional

Yurisdiksi Teritorial
Setiap Negara memiliki yurisdiksi terhadap kejahatan-kejahatan yang dilakukan di dalam wilayah atau
teritorialnya. dengan pertimbangan:
• Negara dimana kejahatan dilakukan adalah Negara yang ketertiban sosialnya paling terganggu;
• Biasanya pelaku ditemukan Negara dimana kejahatan dilakukan;
• Akan lebih mudah menemukan saksi dan bukti-bukti sehingga proses persidangan dapat lebih
efisien dan efektif;
• Sesroang WNA yang dating ke wilayah suatu Negara dianggap menyerahkan diri pada system HN
Negara tersebut, sehingga ketika ia melakukan pelanggaran HN di Negara yang ia datangi maka ia
harus tunduk pada hokum stempat meskipun mungkin apa yang ia lakukan sah (lawful) menurut
system HN negaranya sendiri.

Ada beberapa perkecualian yang diatur dalam HI dimana Negara tidak dapat menerapkan yurisdiksi
territorialnya diantaranya : pejabat diplomatic negara asing, negara dan kepala negara asing,
kapal public negara asing, organisasi internasional, pangkalan militer negara asing
Prinsip-Prinsip Yurisdiksi dalam Hukum Internasional

Teritorial Subjektif

• Negara memiliki yurisdiksi terhadap seseorang yang


melakukan kejahatan yang dimulai dari wilayahnya, tetapi
diakhiri atau menimbulkan kerugian di Negara lain.
• Contoh : Didekat perbatasan wilayah Indonesia-Malaysia, A
yang berada di wilayah Indonesia menembak B yang
berada di seberang perbatasan (wilayah Malaysia). Dalam
kasus ini, Indonesia memiliki dasar untuk mengadili A
berdasarkan prinsip territorial subjektif karena A melakukan
kejahatan yang dimulai dari wilayah Indonesia meskipun
kerugiannya timbul di wilayah Malaysia.
Prinsip-Prinsip Yurisdiksi dalam Hukum Internasional

Teritorial Objektif

• Suatu Negara memiliki yurisdiksi terhadap seseorang


yang melakukan kejahatan yang menibulkan
kerugian di wilayahnya meskipun perbuatan itu
dimulai dari Negara lain.
• Prinsip territorial objektif muncul pertama dalam
kasus Lotus, dimana kapal Prancis menabrak kapal
Turki yang mengakibatkan kapal Turki
tenggelam.Turki mengklaim memiliki yurisdiksi
terhadap kapal Prancis karena menderita kerugian
yang ditimbulkan oleh kapal (wilayah
eksttrateriotrial) Prancis.
Prinsip-Prinsip Yurisdiksi dalam Hukum Internasional

Nasionalitas Aktif
• Berdasarkan prinsip ini Negara memiliki yurisdiksi
terhadap warga yang melakukan kejahatan di luar
negeri.
• Indonesia memiliki yurisdiksi untuk mengadilil TKI
yang membunuh majikannya di Arab Saudi atas
dasar prinsip ini.Dalam praktik sering terjadi klaim
yang tumpang tindih dari beberapa Negara karena
pelaku kejahatan memiliki kewarganegaraan
ganda.Karenanya sangat penting bagi suatu
Negara untuk membuat aturan tegas siapa yang
berhak mendapatkan kewarganegaraan di
negaranya.
Prinsip-Prinsip Yurisdiksi dalam Hukum Internasional

Nasionalitas Pasif
• Negara memiliki yurisdiksi terhadap warganya yang
menjadi korban kejahatan yang dilakukan orang asing di
luar negeri.
• Dengan prinsip ini maka Indonesia akan memiliki yurisdiksi
berdasarkan prinsip nasionalitas pasif terhadap Philip
(Warga Filipina) yang membunuh Soni (Warga Indonesia)
di Thailand. Dalam kasus US v Yunis 1989, Amerika
mengadili Yunis, warga Libanon yang dituduh terlibat
pembajakan pesawat Yordania di Timur Tengah atas
dasar prinsip nasionalitas pasif.Beberapa warga AS yang
ada dalam pesawat Yordania itu menjadi korban
perbuatan Yunis.
Prinsip-Prinsip Yurisdiksi dalam Hukum Internasional

Prinsip Universal
• Berdasarkan prinsip ini setiap Negara memiliki
yurisdiksi untuk mengadili pelaku kejahatan
internasional yang dilakukan dimanapun tanpa
memperhatikan kebangsaan pelaku maupun
korban.
• Alasan munculnya prinsip ini adalah bahwa pelaku
dianggap orang yang sangat kejam, musuh seluruh
umat manusia, jangan sampai ada tempat untuk
pelaku meloloskan diri dari hukuman, sehingga
tuntutan yang dilakukan oleh suatu Negara
terhadap pelaku adalah atas nama seluruh
masyarakat internasional.
Prinsip-Prinsip Yurisdiksi dalam Hukum Internasional

Prinsip Perlindungan
• Berdasarka prinsip ini Negara memiliki yurisdiksi
trehadap orang asing yang melakukan yurisdiksi
terhadap orang asing yang melakukan kejahatan
yang sangat serius yang mengancam kepentingan
vital Negara, keamanan, integritas dan kedaulatan,
serta kepentingan vital ekonomi Negara.
• Indonesia menyatakan dalam Kitab Undang-
undang Hukum PIdananya bahwa Indonesia
memiliki yurisdiksi terhadap seseorang yang ada di
luar negeri yang melakukan tindakan mengancam
dan kepentingan vital ekonomi Indonesia.
Bentuk Kerja Sama Antarnegara
Dalam Penerapan Yurisdiksi
• Kerja sama penerapan yurisdiksi atau penegakan hokum yang
tertua adalah ekstradisi kemudian diikuti kerja sama penegakan
hokum lainnya seperti, dengan “mutual assistance” (MLAT’s);
“transfer of sentenced person” (TSP); “transfer of criminal
proceedings” (TCP), dan “joint investigation” serta “handing over”

• Ekstradisi menurut pasal 1 UU 1/1979 tentang Ekstradisi adalah


penyerahan oleh suatu Negara kepada Negara yang meminta
penyerahan seseorang yang disangka atau dipidana karena
melakukan suatu tindak pidana di luar wilayah yang menyerahkan
dan di dalam yurisdiksi wilayah Negara yang meminta penyerahan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai