Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 5

ryanto suwarno
rido kurniawan
indra saputra
alfin syahbandi
arif effendy
sony setiawan

cyber vandalism & cyber stalking


Cybervandalism adalah bentuk serangan yang
paling luas dan banyak menyita perhatian
publik. Namun seringkali efek dari insiden
tersebut dibatasi oleh waktu dan relatif tidak
berbahaya

penggunaan teknologi komputer untuk


membuat program yang :
Mengganggu proses transmisi informasi
elektronik
Menghancurkan data di computer
Contoh tindakan cybervandalism
Denial of Service Attack
Serangan tujuan ini adalah untuk memacetkan sistem
dengan mengganggu akses dari pengguna jasa internet
yang sah. Taktik yang digunakan adalah dengan
mengirim atau membanjiri situs web dengan data
sampah yang tidak perlu bagi orang yang dituju

Hate sites
Situs ini sering digunakan oleh hackers untuk saling
menyerang dan melontarkan komentar-komentar yang
tidak sopan dan vulgar yang dikelola oleh para
“ekstrimis” untuk menyerang pihak-pihak yang tidak
disenanginya
CyberStalking adalah kejahatan
menggunakan internet atau alat elektronik
lainnya untuk melecehkan seseorang,
sekelompok orang, atau organisasi.
Cyberstalking dapat mencakup
melecehkan, mengancam atau cabul
email, spamming berlebihan, live chat
pelecehan atau dikenal sebagai chatting ,
pesan yang tidak pantas pada papan
pesan atau buku tamu online, virus
berbahaya elektronik dikirim, email yang
tidak diinginkan, dan pencurian identitas
elektronik.
Tujuan Cyberstalker

1. Mengawasi aktivitas online korban via spyware, yaitu


program yang dirancang untuk memata-matai komputer
atau ponsel seseorang secara jarak jauh.
2. Melacak lokasi korban menggunakan teknologi GPS.
3. Mencegat dengan panggilan ponsel atau SMS
seseorang

Penyebab terjadinya Cyberstalking

1. Terlalu mudah mengungkap informasi pribadi


2. Adanya tekanan sosial remaja
3. Kurang komunikasi dengan orang tua dan keluarga
4. Terlalu excited untuk memamerkan “sesuatu’’.
Definisi dan Ruang Lingkup Pornografi

Berbicara mengenai pornografi, telah ada beberapa undang-undang


yang mengatur substansi yang dimaksud, antara lain:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”);
2. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (“UU ITE”)
3. Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi (“UU
44/2008”)

Diseminasi atau Distribusi Pornografi

Dalam hal pembuatan foto atau video


disetujui oleh para pihak maka penyebaran
oleh salah satu pihak dapat membuat pihak
lain terjerat ketentuan pidana, sepanjang
pihak itu tidak secara tegas memberikan
larangan untuk penyebarannya.

Anda mungkin juga menyukai