Anda di halaman 1dari 16

HUKUM SIBER

PEMBAHASAN TENTANG CYBER TERORISM DAN


INTELEKTUAL PROPERTY

Rizky Zulkarnain
M. Kurniawan
Frans Joksen Turnip
Novrianto
M. Azan Nuara
Andrianto Saputra
PENGERTIAN CYBERTERRORISM
Barry Collin
cyber-terrorism pertama kali
diperkenalkan oleh Barry Collin di tahun
1997. Dia mendefenisikan cyber-
terrorism sebagai gabungan dari hal yang
berhubungan dunia maya dengan
tindakan teroris

Federal Bureau of Investigation


(FBI)
menyatakan sebagai “cyber terrorism
dapat diterjemahkan menjadi serangan
yang telah direncanakan dengan motif
politk terhadap informasi, sistem
komputer, dan data yang mengakibatkan
kekerasan terhadap rakyat sipil dan
dilakukan oleh sub-nasional grup atau
kelompok rahasia”.
Cara Penanganan Cyber Terrorism
▪ Strategi Nasional Pemberantasan
Terorisme
o Mengalahkan organisasi teroris dengan
menghancurkan persembunyiannya,
pemimpinnya, komando, kontrol,
komunikasi, serta dukungan materi dan
keuangan.
o Meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaan
semua komponen bangsa terhadap
ancaman terorisme untuk mencegah
dijadikannya wilayah tanah air Indonesia
sebagai tempat persembunyian para
teroris.
o Menghilangkan faktor – faktor korelatif
yang dapat dieksploitasi menjadi alasan
pembenar aksi teroris seperti kesenjangan
sosial, kemiskinan, konflik politik dari
SARA.
o Melindungi bangsa, warga negara dan
kepentingan nasional.
Cara Penanganan Cyber Terrorism

▪ Strategi implementasi
o Upaya represif
✓ Pembentukan Undang – undang cyber law,
pertukaran informasi dengan negara –
negara lain, merevisi undang – undang
yang kontra-produktif dalam
pemberantasan cyber terrorism.
✓ Investigasi, Melakukan upaya paksa seperti
penangkapan, penahanan, pemeriksaan
sesuai ketentuan hukum dengan
menghindari terjadinya pelanggaran HAM.
✓ Intelejen, Mengembangkan sistem deteksi
dini, pertukaran informasi intelejen dengan
negara lain.
✓ Militer, Serangan ke markas, pembebasan
sandera, pengamanan vip dan instalasi
vital, menyiapkan pasukan khusus anti-
terorisme.
Cara Penanganan Cyber Terrorism

o Upaya preventif dilakukan antara lain


dengan memberikan larangan penyiaran
langsung wawancara dengan teroris,
pelarangan publikasi naskah-naskah dan
pernyataan teroris yang banyak ditemukan
pada website-website kelompok teroris.
o Upaya resosialisasi dan rehabilitasi antara
lain dengan meresosialisasi anggota
kelompok melalui pergaulan sosial yang
normal.
o Upaya pengembangan infrastruktur
pendukung antara lain denmgan
memberikan dukungan berupa bantuan
internasional dan pengadaan peralatan
dan teknologi bagi Polri, Intelejen, TNI dan
fasilitas koordinasi (Desk KPT), peningkatan
satuan-satuan pelaksanaan lapangan dan
jajaran penegak hukum.
Asas – Asas Cyber Law

• Subjective Territoriality yang menekankan


bahwa keberlakuan hukum ditentukan
berdasarkan tempat perbuatan dilakukan
dan penyelesaian tindak pidananya
dilakukan di negara lain.
• Objective Territoriality yang menyatakan
bahwa hukum yang berlaku adalah hukum
dimana akibat utama perbuatan itu terjadi
dan memberikan dampak yang sangat
merugikan bagi negara yang bersangkutan.
• Nationality yang menentukan bahwa
negara mempunyai jurisdiksi untuk
menentukan hukum berdasarkan
kewarganegaraan pelaku.
• Passive Nationality yang menekankan
yurisdiksi berdasarkan kewarganegaraan
korban.
Asas – Asas Cyber Law

• Protective Principle yang menyatakan


berlakunya hukum didasarkan atas
keinginan negara untuk melindungi
kepentingan negara dari kejahatan yang
dilakukan di luar wilayahnya, yang
umumnya digunakan apabila korban
adalah negara atau pemerintah.
• Universality Asas ini selayaknya
memperoleh perhatian khusus terkait
dengan penanganan hukum kasus-kasus
cyber. Asas ini disebut juga sebagai
“universal interest jurisdiction”. Pada
mulanya asas ini menentukan bahwa
setiap negara berhak untuk menangkap
dan menghukum para pelaku pembajakan.
Kesimpulan

Cyber terrorism menyebabkan banyak


kerugian bagi berbagai pihak, tidak hanya
kerugian materil tetapi juga non-materil,
karena menyebarkan isu yang berisi ancaman,
memprovokasi dan mengajak untuk
bergabung dalam aksi terrorisme. Sehingga
diperlukan cyberlaw untuk mengatur etika
dalam aktivitas di dunia maya. Undang-
undang yang digunakan sebagai landasan
untuk menjerat pelaku cyber terrorism adalah
UU Nomor 15 tahun 2003 tentang terrorisme
dan UU Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE.
Saran
Masyarakat sebagai subjek hukum yang akan
menjalankan setiap peraturan hukum positif
di Indonesia, tidak seharusnya hanya bisa
menuntut kepada pemerintah dan juga aparat
tetapi harus memiliki kesadaran untuk taat
hukum.
Kerjasama menyeluruh antara lembaga
pemerintah, aparat penagak hukum, segenap
lapisan masyarakat, dan Negara lain dalam
menanggulangi kejahatan cyberterrorism
dengan jaringan terorisme sangat dibutuhkan
untuk menciptakan resosialisasi dan
rehabilitasi dengan cara meresosialisasi
anggota kelompok kedalam pergaulan sosial
yang norma.
INTELEKTUAL PROPERTY

Pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual


(HaKI)
HAKI merupakan hak eksklusif yang diberikan
negara kepada seseorang, sekelompok orang,
maupun lembaga untuk memegang kuasa
dalam menggunakan dan mendapatkan
manfaat dari kekayaan intelektual yang
dimiliki atau diciptakan. Istilah HAKI
merupakan terjemahan dari Intellectual
Property Right (IPR), sebagaimana diatur
dalam undang-undang No. 7 Tahun 1994
tentang pengesahan WTO (Agreement
Establishing The World Trade Organization).
Pengertian Intellectual Property Right sendiri
adalah pemahaman mengenai hak atas
kekayaan yang timbul dari kemampuan
intelektual manusia, yang mempunyai
hubungan dengan hak seseorang secara
pribadi yaitu hak asasi manusia (human right).
Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual

• Prinsip Ekonomi Adalah hak intelektual


berasal dari kegiatan kretif suatu kemauan
daya piker manusia yang diekspresikan
dalam berbagai bentuk yang akan
memberikan keuntungan kepada pemilik
• Prinsip Keadilan Menciptakan sebuah karya
atau orang yang bekerja membuahkan
suatu hasil dari kemampuan intelektual
dalam ilmu pengetahuan, seni, dan sastra
yang akan mendapa tperlindungan dalam
pemilikannya.
• Prinsip Kebudayaan Perkembangan ilmu
pengetahuan, sastra dan seni untuk
meningkatkan kehidupan manusia.
• Prinsip Sosial Hak yang diakui oleh
hukumdan telah diberikan kepada individu
merupakan satu kesatuan sehingga
perlindungan diberikan berdasarkan
keseimbangan individu dan masyarakat.
Ruang Lingkup Hak atas Kekayaan Intelektual
(HaKI)
• Hak Cipta (Copyrights)
• Hak Paten
• Desain Industri
• Hak Merek
Dasar Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual
(HaKI)
• Perjanjian Internasional
• Berne Convention 1883 – Hak Cipta
• Paris Convention 1886 – Paten, Merek,
Desain Industri
• Perjanjian TRIPs (agreement on Trade
Related Aspects of Intellectual Property
Rights) – WTO 1994
• Dan Konvensi lainnya yang berkaitan
dengan Teknis antara lain: WCT, WPPT,
Madrid Protokol, PCT.
• Undang-Undang Nasional
• UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia
Dagang
• UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain
Industri
• UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu
• UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten
• UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek
• UU no. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta
Pentingnya Hak atas Kekayaan Intelektual
(HaKI)
Secara umum ada beberapa manfaat yang
dapat diperoleh dari sistem HaKI yang baik,
yaitu meningkatkan posisi perdagangan dan
investasi, mengembangkan teknologi,
mendorong perusahaan untuk bersaing
secara internasional, dapat membantu
komersialisasi dari suatu invensi (temuan),
dapat mengembangkan sosial budaya, dan
dapat menjaga reputasi internasional untuk
kepentingan ekspor. Oleh karena itu,
pengembangan sistem HaKI nasional
sebaiknya tidak hanya melalui pendekatan
hukum (legal approach) tetapi juga teknologi
dan bisnis (business and technological
approach) dan sistem perlindungan yang baik
terhadap HaKI dapat menunjang
pembangunan ekonomi masyarakat yang
menerapkan sistem tersebut.
Kesimpulan
Setiap karya-karya yang lahir dari buah pikir
yang cemerlang yang berguna bagi manusia
perlu di akui dan dilindungi. Untuk itu sistem
HaKI diperlukan sebagai bentuk penghargaan
atas hasil karya. Disamping itu sistem HaKI
menunjang diadakannya sistem dokumentasi
yang baik atas segala bentuk kreativitas
manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya
teknologi atau karya lainnya yang sama dapat
dihindari atau dicegah. Dengan dukungan
dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan
masyarakat dapat memanfaatkannya dengan
maksimal untuk keperluan hidupnya atau
mengembangkannya lebih lanjut untuk
memberikan nilai tambah yang lebih tinggi
lagi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai