Disusun oleh :
Kelompok 2
Adhietya septiana 41033732211058
Pitriyani 41033732211042
Raden Darmansyah 41033732211043
Riska Siti Aisyah 41033732211046
Salfadila Reidha Setya 41033732211055
Tegar Mahesa Albani 41033732211049
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan nikmat
kesehatan dan juga kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Hukum Komunikasi Dalam Perspektif UU ITE “. Penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada Bapak Tansah Rahmatullah. ST.,MH selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum
Komunikasi yang senantiasa memberikan ilmu serta arahan dalam proses perkuliahan.
Makalah ini berisikan tentang hukum komunikasi dalam perspektif UU ITE di kalangan
masyarakat pada umumnya, bagaimana masyarakat berkomunikasi atau berinteraksi
khususnya di sosial media agar bisa menggunakan bahasa yang baik dan tidak melanggar
hukum, khususnya hukum komunikasi dalam perspektif UU ITE.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun kepada siapa saja yang
membaca makalah ini guna menjadikan penulisan makalah ini menjadi lebih baik lago. Mudah
– mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri umumnya bagi semua
orang. Aamiin
Penulis
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hukum komunikasi dalam perspektif UU ITE berlangsung di Indonesia ?
2. Bagaimana hukum komunikasi di media soaial ?
3. Apa tujuan UU ITE ?
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah salah satu negara yang menganut
system demokrasi. Dimana semua orang bebas berpendapat, berkomunikasi dan bertukar
pikiran. Hal hal tersebut tidak hanya dilakukan secara face to face saja, namun bisa juga
memalui media, media yang sering kita pakai yaitu media sosial seperti facebook, twitter
dan lain-lain. Namun banyak orang menyalahgunakan sosial media untuk menghujat orang
lain, pencemaran nama baik, pemfitnahan dan pemberitaan Hoax dan yang menarik lagi
ternyata Hukum komunikasi berlaku pada sosial media. Hukum komunikasi media sosial
adalah suatu hukum yang mengatur pada kebebasan dan tanggung jawab seseorang dalam
berkomunikasi menggunakan media sosial agar terciptanya rasa keadilan, ketertiban,
kedamaian dan keamanan dalam berkomunikasi melalui media sosial. Dan wujud dari
hukum komunikasi media sosial adalah UU ITE yang telah berlaku.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Undang – Undang Informasi Transaksi Elektronik ( UU ITE )
Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
(UU ITE). Undang-undang tersebut adalah undang-undang yang pertama yang mengatur
tentang pelaksanaan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Undang-undang
tersebut dibentuk melalui kesepakatan bersama dalam rapat paripurna antara pemerintah
dengan DPR. Hasil dari kesepakatan tersebut mengandung amanat penting bagi masyarakat
agar membangun etika dalam penggunaan media sosial sehingga lebih berhati-hati dan
bijak dalam menggunakan media sosial (Rajab, 2018). Sosial media dalam hal ini secara
tidak langsung memberikan kebebasan untuk berpendapat, berkomunikasi, dan bertukar
pikiran, namun di sisi lain juga menjadi ancaman bagi pengguna karena terdapat aturan
dalam UU ITE yang dianggap mengintai serta membatasi kebebasan tersebut.
Menurut pakar hukum Bagir Manan, menilai merelaksasi penerapan UU ITE oleh aparat
penegak hukum menjadi kebutuhan sambil menunggu hasil Tim Kajian bentukan
pemerintah soal kepastian revisi UU ITE. Perlu ada relaksasi, pengendoran unsur-unsur
yang bersifat dwingend recht. Terdapat beberapa alasan untuk merelaksasi penerapan UU
ITE, antara lain :
Dalam rumusan Pasal 27-29 UU ITE tidak memenuhi asas lex certa dan lex stricta dalam
hukum pidana. Pasalnya dalam rancangan awal UU ITE, ketentuan larangan hanya
mengatur secara spesifik terhadap kejahatan komputer, pornografi/porno aksi, dan
perjudian. Sementara ketentuan larangan lain (pidana konvensional dalam KUHP) baru
mengemuka dalam rapat kerja antara panitia khusus (Pansus) dan pemerintah pada 29 Juni
2007 silam. dalam implementasinya malah menjadi instrumen/alat untuk saling
melaporkan. Problem ini yang kerap menjadi sumber masalah multitafsir dan fleksibelnya
penerapan pasal-pasal tersebut.
Kompleksitas kejahatan siber tetap perlu pembaharuan dalam UU ITE, khususnya te. rkait
pemidanaan agar menjadi jelas dan menjawab permasalahan. Seperti hubungan ketentuan
pidana UU ITE dengan ketentuan pidana di UU lain, pembeda rumusan dan unsur antara
cyber dependent crime dengan cyber enable crime. Selanjutnya proses pembuktian yang
melibatkan dua jenis kejahatan siber tersebut; respon terhadap kejahatan siber aktual.
Misalnya, terkait dengan cyber terorism dan kejahatan siber yang bersifat lintas batas atau
cross border. Dalam merevisi UU 19/2016 merupakan legislative review sebagai kebijakan
hukum terbuka (open legal policy) ketika UUD 1945 sebagai norma hukum tertinggi tidak
mengatur atau tidak memberi batasan jelas mengenai apa dan bagaimana materi tertentu
harus diatur UU. Cara lain menyiapkan dalil dan argumentasi yang konstitusional untuk
menguji kembali ke Mahkamah Konstitusi terhadap pasal-pasal dalam UU ITE yang
dianggap bermasalah dan bertentangan dengan UUD 1945 (judicial review). Selain itu,
penegakan hukum yang dimulai oleh kepolisian harus mengedepankan restorative justice.
5. Manfaat UU ITE
Kehadiran UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
akan memberikan manfaat, beberapa diantaranya;
a. menjamin kepastian hukum bagi masyarakat yang melakukan transaksi secara
elektronik;
b. mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia;
c. sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kejahatan berbasis teknologi
informasi;
d. melindungi masyarakat pengguna jasa dengan memanfaatkan teknologi informasi.
BAB IV
SIMPULAN
Hukum komunikasi adalah hukum yang mengatur kebebasan dan tanggung jawab
antara manusia dalam proses penyampaian pesan baik secara langsung ( non media )
dan atau secara tidak langsung ( dengan media cetak maupun technology
elektromagnetik /telekomunikasi ).Tujuannya agar hak asasi dan kemerdekaan setiap
orang dalam melakukan interaksi social atau berkomunikasi dapat berlangsung dengan
aman dan penuh tanggung jawab , maka diperlukan adanya suatu aturan-aturan yang
mengaturnya agar proses penyampaian pesan antara manusia dapat berjalan dengan
baik dan benar demi mewujudkan rasa keadilan, ketertiban, kedamaian dan keamanan
sebagai bentuk dari demokrasi. Hukum komunikasi media sosial adalah suatu hukum
yang mengatur pada kebebasan dan tanggung jawab seseorang dalam berkomunikasi
menggunakan media sosial agar terciptanya rasa keadilan, ketertiban, kedamaian dan
keamanan dalam berkomunikasi melalui media sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Hadad, A. Al. (2020). Politik Hukum dalam Penerapan Undang-Undang ITE ; untuk
Menghadapi Dampak Revolusi Industri 4.0. Khazanah Hukum, 2(2), 65–72.
https://doi.org/10.15575/kh.v2i2.8662
Sidik, S. (2013). Dampak Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik (Uu
Ite) Terhadap Perubahan Hukum Dan Sosial Dalam Masyarakat. Jurist-Diction, 1(3),
933–948.
LS, Mustika. Makalah Hukum Komunikasi.
https://www.academia.edu/35801268/Hukum_Komunikasi