Disusun Oleh :
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
kehidupan manusia adalah Internet. Kini secara nasional maupun dunia internasional
telah memasuki peradaban baru dimana manusia berada dalam teknologi informasi
Dengan munculnya Internet, muncul jenis dunia yang baru yang sebelumnya tidak
pernah dikenal oleh manusia, yaitu dunia yang disebut virtual world. Munculnya
dunia virtual telah mengubah kebiasaan banyak orang terutama dalam kehidupannya
terbiasa menggunakan Internet. Mulai dari mengubah cara dan sarana transaksi bisnis
dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi
hatian dalam penggunaannya karena bisa saja pendapat maupun informasi yang
disampaikan berbenturan dengan rasa kehormatan orang lain atau yang berdampak
Media sosial menjadi ruang baru dalam kehidupan manusia, dan seolah-olah
menjadi rumah kedua bagi para pengguna. Media sosial atau aplikasi seperti
Google, Yahoo Messenger, dan lain-lain digunakan sebagai sarana menulis, mengirim
foto, video, maupun konten negatif seperti pornografi, asusila, perjudian, ancaman
apapun seperti berita, artikel, video, foto, yang mengandung konten negatif yang
diakses melalui media sosial bisa menyebar dan berlangsung demikian cepat.
sosial penyebarannya sangat cepat. Ketika ditransmisikan atau dikirim ke media sosial
(upload), dalam hitungan beberapa detik saja, tidak bisa dihindari dampak
penyebarannya.
suatu negara demokrasi, maka ketentuan yang mengatur tentang muatan penghinaan
dan/atau pencemaran nama baik di media sosial harus dibuat agar menjadi pedoman
batasan terhadap konten digital dalam bentuk apa saja yang ada di media sosial, yang
dimuat dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa rumusan masalah yang dapat
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
ketentuan yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum
Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di
wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan
kepentingan Indonesia.
informasinya. Pada UU ITE ini juga diatur berbagai ancaman hukuman bagi kejahatan
melalui internet. UU ITE mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan
bukti elektronik dan tanda tangan digital sebagai bukti yang sah di pengadilan.
Dengan demikian setiap konten yang dibuat, baik yang berbentuk gambar dan
atau gabungan gambar dan suara dapat dikategorikan sebagai Informasi Elektronik
ITE:
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail),
telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses,
simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat
ITE:
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau
perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang
Dengan demikian, apabila telah dipahami bahwa konten yang dibuat tersebut
beberapa tindakan yang dilarang oleh UU ITE, yang diatur dalam Pasal 27 UU ITE,
antara lain:
Jika dilihat, ada 3 jenis tindakan yang dilarang dalam ketentuan ini, yaitu
tersebut diartikan lebih lanjut dalam penjelasan pasal 27 ayat (1) UU ITE, sebagai
berikut:
Dokumen Elektronik yang ditujukan kepada satu pihak lain melalui Sistem
Elektronik.
saja tidak dapat menjadikan pelakunya melanggar ketentuan UU ITE ini. Namun
informasi dan/atau dokumen elektronik tersebut dapat diketahui pihak lain atau
publik.
UU ITE ini harus diperhatikan karena konten digital yang dibuat akan
disimpan dan disebarluaskan dalam jaringan komputer atau media elektronik. Dengan
demikian setiap konten digital yang dibuat, baik yang berbentuk gambar dan atau
Ada hal yang sangat perlu kita perhatikan dalam segala aktivitas online yang
dilakukan di internet. Jangan sampai apa yang dilakukan dalam komunikasi online
kita menjadi hal yang berbenturan dengan hukum sehubungan dengan adanya UU No.
sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan banyak konten digital yang tidak
konten digital ini berguna untuk semua orang agar tidak melewati Batasan yang ada
pelakunya dapat dikenakan ancaman pidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah),
transpuan.
membagikan sembako berisi sampah dan batu kepada sejumlah transpuan yang
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Saptono
memenuhi syarat untuk dikenakan dalam Pasal 45 UU ITE. Selain Pasal 45, para
tersangka juga dijerat dengan dua pasal tambahan yaitu Pasal 36 dan Pasal 51 ayat 2
Pasal 45 UU ITE
1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
(1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
rupiah).
2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
(1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda
Pasal 36 UU ITE
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Penutup