Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMBELAJARAN TAHFIZH DI SD, SMP DAN SMA


Ditulis Sebagai Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Pembelajaran Tahfizh
Sekolah Tinggi Agama Islam Yayasan Perguruan Tinggi Pasaman Barat
(STAI YAPTIP) Pasaman Barat

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8:


1. AHMAD SYAIFUDIN
2. AULIA IDOLA SARI
3. FIDIA TAMA MAISARAH

DOSEN PENGAMPU :
SALMAN, M. A

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI - YAPTIP PASAMAN BARAT
1443 H / 2021 M

I
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah – Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana
dengan judul Pembelajaran tahfizh di SD, SMP dan SMA. Semoga makalah ini
dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi
pembacanya.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan
hati mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing Mata Kulliah Pembelajaran
Tahfizh yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi perbaikan laporan selanjutanya. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Simpang Empat, …November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Batasan Masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Pembelajaran tahfizh di SD................................................................................. 2
B. Pembelajaran tahfizh SMP .................................................................................. 4
C. Pembelajaran Tahfizh SMA ................................................................................ 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 8
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an adalah kalamullah yang menjadi pedoman hidup manusia
satu-satunya kitab suci yang dihafalkan oleh banyak manusiawi di dunia. Tak
satupun kitab suci yang dihafalkan oleh banyak orang seperti menghafalkan
AlQur‟an. Al-Qur‟an diingat dalam hati dan pikiran para penghafalnya. Al-
Qur‟an adalah kitab yang terjaga dan telah dijamin oleh Allah. (Muhsin dan
Raghib, 2013: 22).
Keberhasilan dalam Tahfidz Al-Qur’an dipengaruhi juga oleh metode
yang tepat dalam pembelajaran hafalan Al-Qur’an. Metode pembelajaran yang
baik dan efektif adalah metode pembelajaran yang didesain sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran yang didesain
dengan berpijak pada tujuan pembelajaran, akan membantu calon huffadz untuk
menyelesaikan Tahfidz Al-Qur’an sesuai target yang diharapkan (Muhsin dan
Raghib, 2013: 22).
B. Batasan Masalah
1. Bagaimanakah pembelajaran tahfizh di SD?
2. Bagaimanakah pembelajaran tahfizh di SMP?
3. Bagaimanakah pembelajaran tahfizh di SMA?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan tentang pembelajaran tahfizh di SD
2. Mendeskripsikan tentang pembelajaran tahfizh di SMP
3. Mendeskripsikan tentang pembelajaran tahfizh di SMA

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran tahfizh di SD
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, hafalan berasal dari kata dasar
hafal yang artinya telah masuk keingatan dan dapat mengucapkan di luar kepala
(tanpa melihat buku atau catatan lainnya). Sedangkan istilah hafalan
mengandung makna yang dihafalkan atau hasil menghafal.1 Tahfidz Al-Qur’an
terdiri dari dua kata yaitu Tahfidz dan Al-Qur‟an. Kata tahfidz secara
etimologis berasal dari kata “haffaza” berarti menghafal yang dalam bahasa
Indonesia berasal dari kata “hafal” yang berarti telah masuk ingatan, dapat
mengungkapkan di luar kepala, sehingga bermakna suatu usaha untuk
meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.
Jadi, Tahfidz Al-Qur’an berarti usaha terus menerus untuk meresapkan
ayat-ayat Al-Qur‟an ke dalam pikiran dengan sengaja, sadar dan sungguh-
sungguh agar selalu diingat, sehingga dapat mengungkapkan kembali di luar
kepala secara benar dan tepat.
Tahfidz Al-Qur’an adalah kegiatan menyatakan kembali atau
melafalkan kembali materi yang baru saja dipelajari tanpa melihat teks atau
modulnya. Kegiatan Tahfidz Al-Qur’an ini sesuai dengan salah satu teori
belajar yaitu teori asosiasi yang disebut juga Conection Theory. Salah satu teori
belajar, oleh E.L Theordike disebut trial and error yaitu pengetahuan atau
kecakapan yang terbentuk secara berangsur-angsur setelah terjadi pengulangan
berkali-kali karena hubungan antara stimulus respon bertambah erat jika sering
digunakan atau dilatih secara berulangulang dan sebaliknya hubungan antara
stimulus respon berkurang, bahkan dapat lenyap jika tidak digunakan atau
dilatihkan secara berulang-ulang.2
Tahfidz Al-Qur’an terdiri dari dua kata yaitu Tahfidz dan Al-Qur‟an .
Kata Tahfidz merupakan bentuk masdar ghoiru mim dari kata : hafizho yang

1
Rauf, Abdul Aziz. Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah, (Bandung:Asy-Syamil.
2000), hlm. 81.
2
Wijaya, Ahsin Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal AlQuran, (Jakarta:Bumi Aksara.
2009), hlm. 18

2
mempunyai arti menghafalkan. Tahfidz atau menghafal Al-Qur‟an merupakan
suatu perbuatan yang sangat mulia dan terpuji. Sebab, orang yang menghafal
Al-Qur‟an merupakan salah satu hamba yang ahlullah di muka bumi. Dengan
demikian pengertian Tahfidz yaitu menghafal materi baru yang belum pernah
dihafal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program Tahfidz AlQur’an
adalah rencana untuk mengembangkan dan memajukan hafalan AlQur‟an yang
menghimpun beberapa cara dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan.
1. Pelaksanaan Tahfidz Al-Qur’an di Sekolah Dasar
Target hafalan yang diwajibkan dalam setiap tingkatan berbeda.
Hafalan dimulai dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan menghafalkan juz amma
terlebih dahulu agar peserta didik tidak merasa keberatan. Hafalan tersebut
semakin bertambah setelah peserta didik naik ke kelas yang lebih tinggi
tanpa melupakan hafalan yang sudah dihafal dengan cara muraja‟ah yang
continue.
Target dalam tiap-tiap semester ini sangat penting agar Tahfidz Al-
Qur’an terlaksana dengan baik. Hafalan yang tertulis dalam semester 1
harus diselesaikan dalam semester 1. Guru berusaha keras agar peserta didik
dapat menyetor hafalan surah-surah yang sudah ditetapkan. Jika semester
satu selesai dan menginjak semester 2, maka pada semester 2 guru akan
fokus menyelesaikan hafalan semester 2 dan muraja‟ah lagi hafalan surah-
surah semester 1 pada jam muraja‟ah pagi setelah shalat dhuha dan halaqah
qur‟an.3
Adapun guru yang pendamping siswa ketika siswa hafalan di selesar
adalah semua guru yang piket pagi kalua yang hafalan dikelas guru
mendampingnya adalah wali kelas perkelas masing-masing. Proses
pelaksanaan Tahfidz Al-Qur’an Dengan adanya targetan pada tiap semester,
Tahfidz Al-Qur’an dapat terlaksana dengan baik.

3
Yahya Bin Abdurrazak Al-Ghautsani, Cara Mudah Dan Praktis Menghafal Al-Quran,
(Jakarta:Pustaka Imam Syafi’i. 2014), 163.

3
Menurut Abdullah Syukur, dalam proses pelaksanaan suatu program
senantiasa melibatkan tiga unsur penting dan mutlak, yaitu:
a. Adanya program (kebujaksanaan) yang dilaksanakan.
b. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaat dari program
perubahan dan peningkatan.
c. Unsur pelaksanaan baik organisasi maupun perorangan yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pegawasan dari proses
implementasi tersebut.4
2. Materi hafalan
Materi Hafalan ini adalah materi Juz 30, surah-surah pendek juz 30
dari surah Al-Fatihah sampai Al-Lail selama 20 menit. Dalam durasi waktu
30 menit inilah jadwal Qur‟an Time. Peserta didik shalat dhuha dan
membaca Al-qur‟an atau muraja‟ah. Selanjutnya setelah selesai, guru
mempersilahkan peserta didik masuk kelas untuk pelajaran selanjutnya.
B. Pembelajaran tahfizh SMP
Pada dasarnya, seseorang menghafal Al-Qur’an harus mempunyai
prinsip yang sudah dihafal tidak boleh hilang, Selain menghafal Al-Qur’an
dengan benar dan baik Maka perlu penjagaan dalam memelihara hafalan Al-
Qur’an. Penghafal Al-Qur’an ia harus menjaga hafalannya yaitu dengan cara
mengulang-ulang (takrir) hafalan sambil menambah hafalan baru. Cara
menjaga hafalan Al-Qur’an yang sudah ada didalam memori ingatan dapat
dilakukan dengan cara berikut:
1. Takrir Sendiri Hafalan yang baru harus selalu di takrir minimal setiap hari
2 kali dalam jangka 1 minggu. Sedangkan hafalan yang lama harus ditakrir
setiap hari atau 2 hari 1 kali artinya semakin banyak hafalan harus semakin
banyak waktu yang digunakan untuk takrir.
2. Takrir dalam Sholat Seorang yang menghafal Al-Qur’an hendaknya bisa
memanfaatkan hafalanya sebagai bacaan dalam shalat, baik sebagai imam
atau shalat sendiri. Selain menambah keutamaan, cara demikian juga akan

4
Syakur Masih Bocah Tapi Hafal Dan Paham Al-Quran, (Yogyakarta: Kamea Pustaka.
2013), hlm. 43.

4
menambah kemantapan hafalan. Selalu mengulang hafalan Al-Qur’an
dalam shalat sangat efektif, karena saat kita shalat seluruh pikiran
benarbenar harus konsentrasi agar bacaan tidak ada kesalahan.
3. Takrir bersama Seseorang yang menghafal perlu melakukan takrir bersama
dengan dua teman atau lebih. Dalam takrir ini, setiap orang membaca ayat
AlQur’an yang ditetapkan secara bergantian, dan ketika seseorang mulai
membaca ayat Al-Qur’an dengan hafalannya maka yang lain
mendengarkanya.5
Dalam pembelajaran Tahsin Tahfidz Al-Qur’an di SMP mempunyai
targetan hafalan, targetan hafalan Al-Qur’an setiap kelas mempunyai
pencapaian hafalan, seperti kelas 7 pencapaian targetan hafalan 1 juz hafalan
baru, kemudian kelas 8 pencapaian targetan hafalan 1,5 juz hafalan baru,
kemudian kelas 9 pencapaian targetan hafalan 2 juz, menghafal Al-Qur’an di
SMP IT Bina Insani ditentukan juz mana saja yanag akan dihafalkan”.

C. Pembelajaran Tahfizh SMA


Pengelolaan pembelajaran merupakan suatu proses penyelenggaraan
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Abdul Majid (2012:245) kembali berpendapat Jika proses
belajar mengajar ditinjau dari segi kegiatan guru, maka terlihat bahwa guru
memegang peranan prima. Ia berfungsi sebagai pembuat keputusan yang
berfungsi dengan merencanakan, melaksanakan dan menilai.

5
Sa’dulloh, 9 Cara Praktis Mengafal al-Qur'an, (Jakarta: Gema Insani, 2008), hlm. 88.

5
Berdasarkan konsep pengelolaan pembelajaran tahfidz Al-Quran, guru
memiliki peranan dalam mengelola pembelajaran yaitu merencanakan,
melaksanakan, dan menilai pembelajaran. Tahfidz Al-Quran sebagai
pembelajaran tentunya tidakakan terlepas dari fungsi fungsi pengelolaan
pembelajaran, guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.
1. Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al Quran
Pelaksanaan pembelajaran menurut Zain dan Bahri (2010:1)
merupakan kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai
interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. Pelaksanaan pembelajaran
terdiri dari pelaksanaan proses pembelajaran, menurut Majid (2012:122)
Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.
Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Untuk menunjang keberhasilan dari penerapan metode Tikrar dalam
menghafal Al-Qur'an ada beberapa tahapan menurut Sugianto (2004:78)
yang harus dilaksanakan, di antaranya adalah sebagai berikut; Menentukan
batasan materi, Materi hafalan dibaca berkali-kali sampai lancar dan jelas
dengan melihat mushaf Al Quran dan diulang-ulang sebanyak 40 kali,
Materi yang sudah dibaca berulang-ulang, kembali diulang dengan sesekali
melihat mushaf dan sesekali tidak melihat mushaf sebanyak 40 kali, Setelah
hafal, lakukan pengulangan dengan tanpa melihat mushaf sebanyak 40 kali
dan Tasmi.
2. Penilaian Pembelajaran Tahfidz Al Quran
Depdikbud dalam Arifin, mengemukakan bahwa “penilaian adalah
suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah
dicapai siswa.”6
Penilaian pembelajaran berfungsi sebagai:
a. alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional,

6
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda. Hlm. 4.

6
b. umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar
c. dasar dalam menyusun laporan kemajuan siswa kepada orang tuanya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tahfidz Al-Qur’an adalah kegiatan menyatakan kembali atau
melafalkan kembali materi yang baru saja dipelajari tanpa melihat teks atau
modulnya. Kegiatan Tahfidz Al-Qur’an ini sesuai dengan salah satu teori
belajar yaitu teori asosiasi yang disebut juga Conection Theory. Salah satu teori
belajar, oleh E.L Theordike disebut trial and error yaitu pengetahuan atau
kecakapan yang terbentuk secara berangsur-angsur setelah terjadi pengulangan
berkali-kali karena hubungan antara stimulus respon bertambah erat jika sering
digunakan atau dilatih secara berulangulang dan sebaliknya hubungan antara
stimulus respon berkurang, bahkan dapat lenyap jika tidak digunakan atau
dilatihkan secara berulang-ulang.
Pada kesimpulannya pembelajaran tahfizh dilakukan sesuai dengan
tingkatan dan kemampuan anak didik. Dalam mensukseskan yang demikian
perlu diperhatikan berbagai metode serta cara dalam mempertahankan hapalan
anak didik tersebut. Agar pembelajaran tahfizh dapat dicapai sebagaimana yang
diinginkan dalam setiap target berbagai instansi.
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa sebagai insan yang dho’if tidak akan lepas
dari kesalahan dan kekhilafan. Di samping itu barangkali makalah yang kami
sajikan ini masih jauh dari kata sempurna. Maka pemakalah sangat
mengharapkan ide-ide yang cemerlang dari rekan mahasiswa semua untuk
berfartisifasi dalam meningkatkan pengetahuan kami di pertemuan yang akan
dating berupa kritik dan saran.

8
DAFTAR PUSTAKA
Rauf, Abdul Aziz. 2000. Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah.
Bandung:Asy-Syamil.

Wijaya, 2009. Ahsin Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal AlQuran.


Jakarta:Bumi Aksara.

Yahya Bin Abdurrazak Al-Ghautsani, 2014. Cara Mudah Dan Praktis Menghafal
Al-Quran. Jakarta:Pustaka Imam Syafi’i.

Syakur , 2013. Masih Bocah Tapi Hafal Dan Paham Al-Quran. Yogyakarta: Kamea
Pustaka.

Sa’dulloh, 2009. 9 Cara Praktis Mengafal al-Qur'an. Jakarta: Gema Insani.

Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda.

Anda mungkin juga menyukai