Anda di halaman 1dari 62

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai sekolah umum yang mayoritas peserta

didiknya beragama Islam, tentu harus sangat fokus

dengan kegiatan-kegiatan yang berbau ibadah,

khususnya sholat. Para peserta didik diarahkan untuk

melaksnakan sholat berjamaah. Mereka tidak boleh

sholat sendiri-sendiri. Jadwal waktunya telah ditentukan

mengikuti jadwal sholat yang berlaku. Ketika suara

adzan berkumandang, maka para siswa dan siswi

dengan penuh semangat berkumpul di masjid untuk

melaksanakan sholat berjamaah.

Shalat itu sangat penting dalam menumbuhkan perilaku

sosial pada siswa. Hal ini diterangkan dalam firman

Allah:

‫الصال ِة َوإ َّن هَا ل َكبري ٌة إالعَىَل اخل َِاش ِع َني‬ َّ ‫َوا ْست ِعينوا‬
َّ ‫ابلصرْب ِ َو‬

Artinya: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah)

dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan

sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali

bagi orang-orang yang khusyuk”. (QS. Al-Baqarah: 45)


2

Di dalam salat berjamaah, tampak sekali nilai-nilai

kebesaranya. Hal ini, sangat penting sekali untuk

ditumbuhkan dalam lingkungan, baik itu di masyarakat

maupun keluarga. Selain terdapat nilai perilaku sosial,

masih banyak sekali keutamaan yang terkandung dalam

shalat berjamaah. Rasulluah saw bersabda:

ٍ ‫َحد ََّث ان ْحيىي ُبن ْحيىي قا َل َق َرأ ُت عَىل َم‬


ٍ ‫اكل َع ْن انفع‬

ُ ‫َع ْن َمع َر أ َّن‬


‫رس ْو َل هللا صىل هللا عليه و سمل قا َل‬

. ‫َصاَل ُة ال َف ِّذ َبس ْبع ٍ َو ِعرْش ِين دَر َج ًة‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami yahya binn

yahya, katanya; aku menyetorkanhapalan kepada Malik

dari Nafi’dari ibnu Umar, bahwa Rasulluah shallallahu

‘alaihi wasallam bersabda: ‘shalat jama’ah lebih

utama dua puluh tujuh derajat daripada salat sendirian

“(muslim, T.T :122)

Dalam operasionalnya, pendidikan dilaksanakan

melalui dua jalur, yaitu pendidikan sekolah dan jalur

pendidikan luar sekolah.

Jalur pendidikan di sekolah dilakukan di

sekolah-sekolah yang terdiri atas pendidikan dasar,


3

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah salah satu

diantaranya adalah keluarga. Dalam lingkungan

keluarga ini anak didik sejak kecil dengan berbagai

ilmu pengetahuan baik dari segi aqidah, akhlak,

maupun ibadah. Dari segi aqidah ditanamkan iman

dalam jiwa anak, yang tercermin dalam akhlaknya

sehari-hari dan juga ibadahnya kepada Allah SWT.

Dalam segi ibadah anak dilatih untuk shalat, puasa,

membaca Al-Quran dan masih banyak lagi ibadah yang

lainnya.

Berdasarkan hasil observasi di SMPN 1 Ciampel

Karawang, khususnya siswa-siswinya telah

melaksanakan shalat berjama’ah dengan baik dan benar,

telah mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh pihak

sekolah khususnya tentang shalat, baik itu ketetapan

waktu shalat, petugas adzan dan lain sebagainya.

Disamping itu pihak sekolah juga telah mempersiapkan

fasilitas-fasilitas untuk shalat, namun masih ada

ditemukan siswa yang berprilaku kurang baik.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh

Keaktifan Shalat Dzuhur Berjamaah Terhadap


4

Kedisiplinan Belajar Siswa Di SMPN 1 Ciampel

Karawang.

B. Identifikasi Masalah

Setelah melihat latar belakang masalah di atas,

maka penulis dapat mengidentifikasikan permasalahan

yang berkaitan dengan pengaruh keaktifan shalat dzuhur

berjamaah dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII

di SMPN 1 Ciampel Karawang adalah:

1. Kurangnya pendidikan agama khususnya

pendidikan shalat berjamaah pada diri siswa

mengkibatkan keimanan dan kedisiplinan diri mereka

sangat kurang.

2.Keaktifan shalat berjamaah siswa yang kurang baik

dapat mempengaruhi kedisiplinan belajarnya.

3.Kurangnya kedisiplinan siswa di sekolah khususnya

disiplin dalam belajarnya.

C. Rumusan Masalah

Sebagaimana penjelasan di atas, rumusan masalah

penelitian dalam hal ini sebagai berikut:

1. Bagaimana Keaktifan shalat dzuhur berjamaah siswa

kelas VIII di SMPN 1 Ciampel?

2. Bagaimana kedisiplinan belajar siswa kelas VIII di

SMPN 1 Ciampel?
5

3. Adakah pengaruh keaktifan shalat dzuhur berjamaah

terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas VIII di

SMPN 1 Ciampel?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui keaktifan shalat dzuhur

berjamaah siswa kelas VIII di SMPN 1 Ciampel.

2. Untuk mengetahui kedisiplinan belajar siswa kelas

VIII di SMPN 1 Ciampel.

3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan shalat

berjamaah dengan kedisiplinan belajar siswa kelas

VIII di SMPN 1 Ciampel.

E. Kerangka Berfikir

Menurut Sugiono, (2016:60) Kerangka berfikir

dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila

dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau

lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah

variabel atau lebih secara mandiri, maka yang

dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi

teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi

terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.


6

Keaktifan shalat berjamaah adalah suatu

kegiatan melakukan ibadah shalat yang dilaksanakan

secara bersama-sama.

Kedisiplinan belajar bisa diartikan dengan sikap

atau tingkah laku siswa yang taat dan patuh untuk dapat

menjalankan kewajibannya untuk belajar guna

memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan, baik belajar di

sekolah maupun belajar di rumah.

Oleh karenanya keaktifan shalat dzuhur

berjama’ah adalah salah satu diantara aktivitas kegiatan

yang baik untuk siswa dalam melatih kedisiplinan

belajar siswa serta lain sebagainya.

Untuk lebih jelasnya penulis membuat kerangka

pemikirannya sebagai berikut :

Siswa/Siswi Proses Kedisiplinan Belajar Siswa

Perhatian Aktivitas Disiplin

Gambar : Kerangka Berfikir

F. Hipotesis

Menurut Sugiyono, (2016:64) hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan


7

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan

baru didasarkan pada teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat

dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan

masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Sementara itu penulis akan menyoroti dua

variabel yaitu variabel pengaruh keaktifan shalat dzuhur

berjama’ah sebagai variabel independen (yang

mempengaruhi) yang akan dilambangkan dengan (X)

dan kedisiplinan belajar siswa sebagai variabel

dependen (yang dipengaruhi) dilambangkan dengan

(Y). untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di

SMPN 1 Ciampel Karawang, penulis dapat

merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Ha : Ada pengaruh keaktifan shalat dzuhur

berjama’ah terhadap kedisiplinan belajar siswa.

2. Ho : Tidak Ada pengaruh keaktifan shalat dzuhur

berjama’ah terhadap kedisiplinan belajar siswa.


8

G. Langkah-langkah Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode kuantitatif. Metode kuantitatif dinamakan

metode tradisional, karena metode ini sudah cukup

lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai

metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai

metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat

positivisme. Metode ini sebagai metode

ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah

ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional,

dan sistematis. Metode ini juga disebut metode

discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan

dan dikembangkan berbagai iptek baru. Menurut

Sugiyono, (2016:7) metode ini disebut metode

kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka

dan analisis menggunakan statistik.

Alasan penulis menggunakan metode kuantitatif

diantara lain:

a) Masalah yang dipecahkan bersifat actual serta

terjadi ada pada masa sekarang dan memperkaitkan

lagi ke masa yang akan datang.


9

b) Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan

kuesioner sebagai teknik pengumpulan data.

Variabel X data yang akan diteliti masih bersifat

penelitian indikator, dan variabel Y sudah

membentuk nilai (angka-angka) minat belajar

siswa.

Langkah-langkahnya:

a. Menghitung skor tiap indikator penelitian

b. Menghitung Rata-rata skor jawaban responden

pada tiap-tiap indicator.

2. Menentukan lokasi penelitian

Tempat penelitian yang penulis teliti adalah

SMPN 1 Ciampel Karawang yang lokasinya Jl.

Gono Tirtowidjojo, Kutapohaci, Kec. Ciampel,

Kab. Karawang Prov. Jawa Barat.

3. Populasi dan sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono, (2016:215) populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti

untuk di pelajari dan kemudian di Tarik

kesimpulannya. Dalam penelitian ini, maka


10

populasi adalah semua siswa kelas 8 di SMPN 1

Ciampel Karawang yaitu sebanyak 340 orang.

b. Sampel

Sebagaimana dikemukakan Sugiyono,

(2016:215) sampel adalah sebagian dari populasi

itu. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah

tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu,

jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan

sebagainya. Dengan menggunakan taraf kesalahan

5 % sehingga didapatkan sampel 172 orang.

Adapun ukuran sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus Isaac dan Michael (Sugiyono,

2016:86), yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

ƛ2 = dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 5%

N = Ukuran Populasi

P = Q = 0,5

d = 0,05

s = Jumlah Sampel

Berikut adalah penentuan jumlah sampel

dari populasi tertentu yang dikembangkan oleh

Isaac dan Michael, untuk taraf kesalahan 1%, 5%

dan 10% antara lain:


11

S
N
1% 5% 10%

280 197 155 138

290 202 158 140

300 207 161 143

320 216 167 147

340 225 172 151

360 234 177 155

Sumber: Sugiyono, (2016:87)

Berdasarkan populasi sebanyak 340 orang dan

berdasarkan rumus diatas dengan menggunakan

taraf kesalahan 5% didapatkan sample sebanyak

172 orang

3. Teknik Pengumpulan data

Data metode pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara (interview)

Menurut Sugiyono, (2016:137) wawancara

digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan harus diteliti, dan

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal ini

dari responden yang lebih mendalam dan jumlah


12

respondennya sedikit/kecil. Wawancara dalam

penelitian ini dilakukan secara terstruktur Menurut

Sugiyono, (2016:138) wawancara terstruktur

digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui

dengan pasti tentang informasi apa yang telah

diperoleh.

2. Kuesioner

Menurut Sugiyono, (2016:142) Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk di jawabnya. Kesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti

tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan

tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Dalam hal ini, peneliti memberikan pertanyaan

berupa angket kepada responden untuk mendapat

informasi yang diinginkan.

3. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono,

(2016:145). Observasi merupakan suatu proses

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari


13

berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di

antara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan. Dari segi proses

pelaksanaan pengumpulan data, peneliti

menggunakan observasi Nonpartisipan yaitu

peneliti dalam observasi nonpartisipan peneliti

tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat

independen.

KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH DAN KEDISIPLINAN BELAJAR

I. Identitas Diri

Nama :....................................

Kelas :....................................

Jenis Kelamin :

II. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan teliti sebelum


menjawab
2. Kejujuran dari jawaban anda tidak mempengaruhi nilai
pada raport.
3. Berilah tanda ceklist ( √ ) pada kolom yang anda pilih
sesuai dengan situasi dan kondisi serta keadaan anda yang
sebenarnya dengan ketentuan sebagai berikut:
a. SS : Sangat Setuju

b. S : Setuju

c. N : Netral

d. TS : Tidak Setuju
: Sangat Tidak
e. STS Setuju
14

III. ANGKET TENTANG KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH


No Pernyataan SS S N TS STS
Saya setiap hari mengikuti shalat
1
dzuhur berjamaah di sekolah
Saya bersemangat setiap mengikuti
2
shalat dzuhur berjamaah
Saya tidak suka shalat dzuhur
3
berjama’ah di sekolah
Saya setiap hari rutin melaksanakan
4
shalat dzuhur berjamaah di sekolah
Saya terpaksa mengikuti shalat dzuhur
5
berjamaah di sekolah
saya melaksanakan shalat dzuhur
6
berjamaah jika disuruh oleh guru
Saya senang melaksanakan shalat
7 dzuhur berjamaah di sekolah, karena
dapat mempererat silaturrahim
Ketika adzan berkumandang saat
istirahat kedua saya langsung menuju
8
masjid untuk melaksanakan shalat
dzuhur berjamaah
Saya mengikuti shalat berjamaah
9 walaupun tertinggal shalat berjamaah
beberapa rakaat
Ketika tertinggal shalat dzuhur
10 berjamaah saya memilih shalat
sendirian
Ketika shalat dzuhur berjamaah di
11
laksanakan saya bermain-main di kelas
Ketika shalat dzuhur berjamaah saya
12
mengikuti gerakan imam
Ketika shalat dzuhur berjamaah saya
13
tidak serius
Ketika mendengar adzan saya dan
14 teman-teman saya bersiap untuk ke
masjid
Saya mengajak teman bercanda ketika
15
shalat dzuhur berjamaah di sekolah
15

II. ANGKET TENTANG KEDISIPLINAN BELAJAR

No Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya datang ke sekolah tepat waktu
Saya terpengaruh teman untuk membolos
2
sekolah
3 Saya mengerjakan PR di rumah
Saya memakai seragam lengkap dan sepatu
4
hitam pada saat upacara
Saya tidak memakai seragam sekolah sesuai
5
jadwal
6 Saya pulang sesuai dengan jam aturan sekolah
Saya memilih membolos ketika datang
7
terlambat ke sekolah
Saya melaksanakan tugas piket yang telah
8
dijadwalkan oleh guru
Saya tidak mau tahu ketika teman tidak bisa
9
mengerjakan tugas
Saya bercanda dengan teman saat guru
10
menerangkan pelajaran
Saya memperhatikan penjelasan dari guru
11
ketika guru menjelaskan pelajaran
Saya gelisah ketika mencontek pada saat
12
ulangan
Saya mendapat pujian ketika mendapatkan
13
nilai tinggi di kelas
Bertanya kepada guru apabila ada pelajaran
14
yang kurang dimengerti
15 Saya tidak mengerjakan tugas dari guru

4. Pengujian Keabsahan data

a. Uji Validitas

Dalam penelitian ini digunakan konstruk (construct

validity), yaitu untuk menguji apakah pertanyaan-

pertanyaan itu telah mengukur aspek yang sama

atau tidak. Juka koefisien korelasi diatas 0,30, maka

dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari


16

semua pertanyaan merupakan data valid.

Sedangkan jika koefisien korelasi dibawah 0,30

maka data yang diperoleh merupakan data yang

tidak valid. Cara mengukur validitas konstruk yaitu

dengan mencari korelasi antara masing-masing

pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus

teknik korelasi product moment dan menggunakan

program aplikasi SPSS Versi 17.

Data dikatakan valid apabila nilai korelasi

hitung data tersebut melebihi nilai korelasi

tabelnya. Nilai r hitung adalah nilai-nilai yang

berada dalam kolom “corrected item total

correlation”. Jika r hasil positif, dan r hasil > r

tabel, maka butir pertanyaan atau variabel tersebut

valid. Dalam penelitian ini untuk menguji validitas

menggunakan alat bantu SPSS versi 17.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan internal

consistency dengan teknik belah dua (split half)

yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown,

untuk keperluan tersebut maka butir-butir

isntrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok instrumen ganjil dan genap, yang


17

kemudian masing-masing dijumlahkan untuk

mendapatkan skor total setiap kelompok,

selanjutnya skor total antar kedua kelompok

tersebut dicarikan korelasinya yang kemudian

dimasukkan kedalam rumus Spearman Brown

sebagai berikut:

2 xrb
ri=
1+rb

Dimana:

ri = Reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = Korelasi antara belahan pertama dan kedua

Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban

yang diberikan responden terhadap pertanyaan

adalah konsisten. Hubungan tersebut dinyatakan

dengan koefisien “r”. Kriteria pengujian yang

digunakan adalah reliabel jika r> 0,6 artinya butir

pertanyaan atau variabel tersebut adalah reliabel

atau dapat dipercaya. Hal ini artinya data yang

dipergunakan telah layak digunakan pada analisis

berikutnya.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan guna melihat apakah

variable independen maupun variabel dependen

mempunyai distribusi normal Ataukah tidak. Uji


18

normalitas menggunakan metode parametric, Maka

persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data

berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak

berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit

dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka

metode yang digunakan adalah statistic non

parametric. Uji normalitas ini dapat juga dilakukan

dengan melihat pada grafik distribusi normal serta

dengan melakukan pengujian Kolmogorav Smirnov

dengan kriteria sebagai berikut:

1. Angka Signifikan (sig) > 0,05 maka data

terdistribusi normal

2. Angka Signifikan (sig) < 0,05 maka data tidak

terdistribusi normal jika sebuah variabel memiliki

sebaran data yang tidak berdistribusi normal, maka

perlu dilkakukan penyisihan data yang

menyebabkan terjadinya ketidaknormalan data dan

pengujian ini menggunakan SPSS 17.

d. Uji Linearitas

Dalam perhitungan uji linearitas persamaan regresi

variabel Kedisiplinan Belajar Siswa (Y) atas

varibel Keaktifan Shalat Dzuhur Berjama’ah (X),

terlebih dahulu dicari persamaan regresi sederhana.


19

Pengujian linearitas menggunakan program SPSS

17 for Windows.

5. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu suatu metode

pengumpulan untuk memperoleh bahan-bahan

teoritis yang dapat dijadikan dasar bagi pengkajian

masalah. Melalui penelitian ini, penulis

mempelajari buku-buku dan lainnya yang ada

hubungannya dengan masalah yang dibahas, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Teknik

deskiptif yang memberikan informasi mengenai

data yang dimiliki dan tidak termasuk menguji

hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk

menyajikan dan menganalisis data disertai dengan

perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau

karakteristik data yang bersangkutan, pengukuran

yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean,

standar deviasi, maksimum dan minimum. Mean

digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang

bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk

mengetahui seberapa besar yang bersangkutan

bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan

untuk mengetahui jumlah terbesar data yang


20

bersangkutan. Sedangkan Minimum digunakan

untuk mengetahui jumlah terkecil data yang

bersangkutan.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data awalnya mendeskripsikan

data, menggunakan uji kecenderungan data, uji

persyaratan analisis yaitu diantaranya adalah

dilakukan pengujian normalitas digunakan teknik

analisis kolmogorov smirnov, uji linearitas dan

keberartian regresi, dan pengujian hipotesis statistik

digunakan teknik Korelasional Product Momen

Person yakni dengan membandingkan angka pada

nilai koefisien r hitung dan r tabel pada setiap

faktor.

1. Deskripsi Data Penelitian

Untuk mengetahui keadaan data penelitian yang

sudah diperoleh maka terlebih dahulu dihitung

besaran dari median, modus, rata-rata (mean), dan

besaran dari standard deviasi. Seluruhnya dihitung

dengan menggunakan program SPSS 17 for

Windows

2. Uji Hipotesis
21

Untuk mengetahui serta menguji adanya pengaruh

Keaktifan Shalat Dzuhur Berjama’ah terhadap

Kedisiplinan Belajar siswa/siswi Kelas 8 SMP

Negeri 1 Ciampel Karawang maka dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut: a. dengan

mencari koefisien determinasi, b. mencari uji

simultan atau kesamaan antar variabel, dan c.

mencari uji parsial dari kedua variabel tersebut.

Yang keseluruhan uji tersebut menggunakan

program SPSS 17 for Windows.


22

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Keaktifan Shalat Berjamaah

a. Pengertian Keaktifan Shalat Berjama’ah

Menurut Sardiman dalam Restu Ayu Pakerti,

(2017:14) Keaktifan shalat berjamaah merupakan

gabungan dari beberapa kata yang mempunyai arti

kata tertentu, yaitu: keaktifan, shalat dan

berjamaah. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat

fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir

sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat

dipisahkan.

Menurut Aunullah dalam Endang

Wahyuningsih, (2015:18) Pengertian jamaah disini

yaitu berasal dari bahasa Arab jama’ah, yang

berarti kumpulan atau mengumpulkan.

Sedangakan menurut Abdurrahman & Bahri

dalam endang wahyuningsih, (2015:18) shalat

berjamaah adalah shalat yang dikerjakan bersama-


23

sama dengan paling sedikitnya adalah imam dan

seorang makmum.

Menurut Shalih bin Gharim as-Sadlan,

(2012:11) Rukun-rukun khusus, dzikir-dzikir

tertentu, dengan syarat –syarat tertentu, pada

waktu-waktu tertentu atau shalat ialah ucapan

perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri

dengan salam, dengan disertai niat.

Kata ‫ َالْ َج َما َع ُت‬secara Bahasa berasal dari kata ‫َا‬


‫( جلَمْ ُع‬mengumpulkan), yakni mengumpulkan

sesuatu yang berserakan dan menyatukan sesuatu


dengan mendekatkan sebagiannya kepada sebagian

yang lain. Dikatakan, ‫( مَج َ ْع ُت ُه فَ ا ْجتَ َم َع‬Aku


mengumpulkannya sehingga ia pun terkumpul).
Dan jama’ah adalah beberapa orang yang
dikumpulkan oleh satu tujuan. Kata jama’ah ini
juga sering digunakan untuk selain manusia.

Seperti perkataan mereka, ‫مَج َ ا َع ُت ا َّلش َج ِر‬


(kumpulan pepohonan) dan ‫مَج َ ا َع ُت ا ل َّ َب ا ِت‬
(kumpulan tumbuh-tumbuhan). Dengan makna ini,
maka jama’ah dijadikan mutlak pada jumlah atau
banyaknya sesuatu.
Secara etimologi shalat berasal dari Bahasa arab

Salla yang berarti do’a. pengertian ini serupa

dengan pendapat Imam Ahmad bin Husain As-


24

Syahir di dalam kitab Fathul Qorib yang

mengartikan shalat adalah berdo’a. sebagaimana

yang dijelaskan dalam Al Qur’an Surat At Taubah

ayat 103

‫َو َص ِ ّل عَلَهْي ِ ْم ۖ َّن َصلَ ٰوت ََك َس َك ٌن لَّه ُْم ۗ َوٱهَّلل ُ مَس ِ ي ٌع عَ ِلمي‬
‫ِإ‬
Artinya: Dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At

Taubah:103) (Muhamad Basori, 12:2017)

Jadi, pengertian keaktifan shalat berjamaah

menurut penulis adalah suatu kegiatan melakukan

ibadah shalat yang dilaksanakan secara bersama-

sama.

b. Hukum Shalat Berjamaah

Dasar hukum salat berjamaah terdapat dalam

Al Quran, Allah SWT berfirman dalam Quran

surat An Nisa ayat 102 :

‫َوإ ذا ُك ْن َت ِف ِهي ْم فأ ْمق َت لهُ ُم ا َّلصال َة َف لْ َت قُ ْم‬

‫طائ َف ٌة ِم ْن مُه ْ َم َع َك َوليْأخ ُُذوا َأ ْسل َح َت مُه ْ فإذا جَس َدُ وا‬
25

‫َف لْ َي ُكونوا ِم ْن َورائمُك ْ َولتأ ِت طائ َف ٌة ُأخْرى ْمل َيصلوا‬

‫َف لْ َيصلوا َم َع َك َوليْأخ ُُذوا ِح ْذرمُه ْ َوَأ ْسل َح َت مُه ْ َو َّد‬

‫لون َع ْنأ ْسل َحتمُك ْ َوأ ْمت َعتمُك ْ َف‬


َ ‫ا ِذل َين َك َف ُر وا ْلو َت غ ُف‬

‫ناح عَلَ ْيمُك ْ ْإن اَك َن‬


َ ‫يلون عَل ْيمُك ْ َم ْي ًةل َوا ِحدَ ًة َوال ُج‬
َ ِ‫مي‬

ْ ‫ِبمُك ْ أذى ِم ْن َمط ٍر أ ْو ُك ْن ْمت َم ْرىَض أ ْن تضَ عوا ْأسل َح َتمُك‬

‫فرين عَ َذااب ُمهِينا‬ َ ‫َوخ ُُذوا ِح ْذرمُك ْ َّإن‬


َ ‫هللا أع َّد ْلل اَك‬

Artinya: “Dan apabila kamu berada di tengah-

tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak

mendirikan salat bersama-sama mereka, maka

hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat)

besertamu dan menyandang senjata, kemudian

apabila mereka (yang salat btesertamu) sujud

(telah menyempurnakan serakaat), maka

hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk

menghadapi musuh) dan hendaklah datang

golongan yang kedua yang belum bersembahyang,

lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan

hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang


26

senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu

lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu,

lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus.

Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan

senjatasenjatamu, jika kamu mendapat sesuatu

kesusahan karena hujan atau karena kamu

memang sakit; dan siap-siagalah kamu.

Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang

menghinakan bagi orang-orang kafir itu.” (QS.

An-nisa : 102)

Menurut Numair dalam Endang

Wahyuningsih, (2015:19) secara tegas, ayat ini

menunjukkan kewajiban shalat berjamaah

meskipun di saat perang. Pada saat perang tengah

berkecamuk, kita diberi keringanan untuk shalat

sendiri sesuai dengan kemampuan, baik sambil

berjalan maupun menaiki kendaraan, baiak

menghadap kiblat atau tidak. Maka suci Allah,

sesungguhnya kewajiban shalat tidak dapat gugur

dengan alasan apapun, meskipun seorang muslim

saat itu berada di ujung kematian.

Menurut Depag RI dalam Restu Ayu Pakerti,

(2017:17) Ketika Rasulullah SAW tak terlihat di


27

masjid, para jamaah sempat heboh karena tak

pernah Rosulullah SAW, meninggalkan shalat

berjamaah dan harus diganti dengan Abu Bakar.

Tetapi, setelah diketahui bahwa Rasulullah SAW.

benar-benar tidak sanggup menghadiri shalat

berjamaah, mereka pun menangis. Mereka

menangis karena tahu bahwa itu adalah pertanda

bahwa perpisahan dengan Rasulullah SAW. sudah

semakin dekat.

Untuk itulah, di saat sebagian ulama

mengatakan bahwa hukum shalat berjamaah adalah

sunnah muakkad, artinya bahwa itu adalah sunnah

yang benar-benar sangat ditekankan. Ada pula

sebagian ulama yang bahkan mengatakan bahwa

hukum shalat berjamaah adalah wajib khususnya

bagi laki-laki, sedangkan untuk perempuan

disunnahkan atau lebih baik shalat di rumah. Shalat

berjamaah yang sangat ditekankan ini dihukumi

sebagai sunnah yang hampir wajib karena melihat

pertimbangan berikut ini:

Pertama, perintah Allah SWT. untuk rukuk

bersama orang-orang yang rukuk. Allah berfirman

dalam Q.S Al-Baqarah [2]: 43:


28

‫َوَأ ِقميُو ۟ا ٱ َّلصلَ ٰو َة َو َءاتُو ۟ا ٱ َّلز َك ٰو َة َوٱ ْر َك ُعو ۟ا َم َع ٱ َّ ٰلر ِك ِع َني‬

Artinya : Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat

dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.

Menurut Aunullah, dalam Endang

Wahyuningsih, (2015:20) Ulama Mazhab Hanafi

dan Mazhab Maliki berpandangan bahwa hukum

shalat berjamaah dalam shalat fardu selain jumat

adalah sunnah muakad bagi laki-laki yang balig,

berakal, mampu menghadirinya tanpa kesulitan

yang sangat. Adapun Mazhab Syafi’i menyatakan

bahwa shalat berjamaah adalah fardu kifayah bagi

laki-laki yang balig, merdeka dan bukan musafir.

Dengan demikian, dalam suatu kawasan harus

didirikan setidaknya satu shalat berjamaah di

tempat umum seperti masjid sehingga tampak

adanya syiar (tanda aktivitas keagamaan) Islam.

Sementara itu, menurut Zamani dalam Restu

Ayu Pakerti (2017:19) Mazhab Hambali

berpendapat bahwa berjamaah dalam shalat fardu

hukunya adalah fardu ain bagi orang yang tidak

memiliki udzur. Namun demikian, berjamaah

bukanlah syarat sahnya salat Hukum fardhu


29

kifayah ini berlaku bagi shalat ada’ maktubah,

yaitu shalat wajib lima waktu yang dikerjakan pada

(awal) waktunya. Sementara shalat jamaah yang

dihukumi fardhu ‘ain adalah shalat Jumat.

Menurut Shalih bin Gharim as-Sadlan,

(2012:76) Sesungguhnya shalat jama’ah adalah

syarat yang mana shalat tidak akan sah tanpa-Nya

dan ia hukumnya fardhu ain kecuali karena udzur.

Menurut Fadli Ilahi, (2008:108) Al- Hafidz

Ibnu Juzza Al-Gharnathi Al-Maliki menuturkan

tentang hukum shalat jamaah, “berjamaah dalam

shalat-shalat fardhu hukumnya Sunnah muakkad

dan diwajibkan oleh golongan Adz-Dzahiriyyah”.

c. Tujuan Shalat Berjama’ah

Menurut Muhamad Fazil, (2017:17) Tujuan

utama atau sasaran pokok dari shalat adalah agar

manusia yang melakukannya senantiasa mengingat

Allah. Dengan mengingat Allah akan terbayang

dan terlukis dalam hati sanubarinya segala sifat-

sifat Allah yang Maha Esa dan Maha Sempurna.


30

2. Kedisiplinan

a. Pengertian disiplin

Menurut Muhamad Fazil, (2017:20) Disiplin

adalah tata tertib yang dapat mengatur tatanan

kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin timbul

dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk

mentaati tata tertib tersebut. Dengan demikian

dapat dipahami bahwa disiplin adalah tata tertib,

yaitu ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata

tertib dan sebagainya. Berdisiplin berarti mematuhi

tata tertib.

Menurut Elizabeth dalam Restu Ayu Pakerti,

(2017:37) kata disiplin, yang dalam bahasa Inggris

discipline, berasal dari akar kata bahasa Latin yang

sama (discipulus) dengan kata disciple dan

mempunyai makna yang sama: mengajari atau

mengikuti pemimpin yang dihormati.

Sementara itu Menurut Marijan dalam Restu

Ayu Pakerti, (2017:37) kata disiplin dari bahasa

Inggris (discipline) berarti ketertiban. Ketertiban

sangat terkait antara perilaku seseorang dengan

aturan/hukum/adat kebiasaan masyarakat di mana

perilaku seseorang itu berlangsung.


31

Sedangkan menurut Sagala dalam Restu Ayu

Pakerti, (2017:37) belajar adalah kegiatan individu

memperoleh pengetahuan, perilaku dan

ketrampilan dengan cara mengolah bahan belajar.

Sedangkan menurut Djamarah dalam Restu

Ayu Pakerti (2017:37) Slameto juga merumuskan

tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Menurut Djamarah dalam Restu ayu pakerti,

(2017:37) belajar adalah suatu kata yang sudah

akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para

pelajar kata “Belajar” merupakan kata yang tidak

asing lagi. Bahkan sudah merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka

dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan

formal.

Menurut Mukhamd Ilyasin, (2019:50)

menurut pendapat Foucault disiplin merupakan


32

teknologi politis terhadap tubuh untuk menjadikan

individu patuh dan berguna.

Menurut Mukhamd Ilyasin, (2019:51) displin

bukan merupakan plaksanaan kehendak yang

dipaksakan oleh orang lain, tetapi pelaksanaan

kehendak sendiri.

Menurut Penulis berdasarkan definisi

sebelumnya, kedisiplinan belajar bisa diartikan

dengan sikap atau tingkah laku siswa yang taat dan

patuh untuk dapat menjalankan kewajibannya

untuk belajar guna memperoleh sejumlah ilmu

pengetahuan, baik belajar di sekolah maupun

belajar di rumah.

b. Konsep Kedisiplinan Belajar

Menurut Unaradjan dalam Restu ayu

pakerti, (2017:41) Menurut pendapat Hurlock,

terdapat dua konsep tentang disiplin yang berbeda,

yaitu yang mengacu pada konsep negatif dan yang

mengacu pada konsep positif. Menurut konsep

negatif, disiplin berarti pemantauan melalui

otoritas eksternal. Konsep negatif ini merupakan

suatu bentuk pengekangan melalui sesuatu yang


33

tidak disukai atau menyakitkan. Konsep ini

sebenarnya hampir mirip dengan hukuman.

Menurut Unaradjan dalam Restu ayu pakerti,

(2017:42) hukuman tidak selalu melemahkan

kecenderungan seseorang untuk bertindak dalam

cara yang disukai masyarakat, dan tidak juga

menjamin bahwa tindakan salah yang ditinggalkan

oleh perilaku dapat diterima. Konsep disiplin yang

positif serupa dengan konseling dan pendidikan

yang menekankan perkembangan di dalam, yaitu

disiplin diri dan kontrol diri yang mengarah pada

motivasi dari dalam diri. Konsep disiplin negatif

mengarah pada ketidakmatangan individu

sedangkan yang positif mengarah pada kematangan

individu.

Ada empat hal penting yang harus

dipertimbangkan dalam mendisplinkan anak, yaitu:

1) Aturan-aturan (rules)

Aturan-aturan memiliki nilai pendidikan dan

membantu anak untuk menahan perilaku yang

tidak diinginkan oleh masyarakat. Biasanya,

aturan-aturan lebih banyak terdapat dalam situasi


34

sekolah dibanding situasi rumah atau situasi

bermain.

2) Hukuman (punishment)

Beberapa fungsi hukuman dalam menanamkan

disiplin adalah sebagai berikut:

a. Bersifat membatasi

Hukuman akan menghalangi pengulangan

perilaku yang tidak diinginkan oleh masyarakat.

b. Bersifat mendidik

Anak-anak belajar tentang hal baik dan buruk

melalui pemberian/tidak diberikannya hukuman

ketika mereka bertindak tidak sesuai dengan

standar sosial yang berlaku.

c.Sebagai pembangkit motivasi untuk mengindari

perilaku yang ditolak masyarakat.

3) Imbalan (reward)

Imbalan merupakan suatu penghargaan untuk

hasil baik yang telah dicapai. Imbalan tidak

harus berbentuk materi, tetapi bisa juga dalam

bentuk kata-kata yang menyenangkan (pujian),

senyuman, tepukan dan belaian.

4) Konsistensi
35

Konsistensi berarti suatu derajat kesesuaian atau

stabilitas (uniformity or stability). Konsistensi

harus menjadi ciri-ciri seluruh segi dalam

penanaman disiplin. Hukuman diberikan bagi

perilaku yang tidak sesuai dan hadiah untuk

yang sesuai. Fungsi konsistensi yang penting

dalam disiplin adalah sebagai berikut:

a. Konsistensi dapat meningkatkan proses

belajar untuk berdisiplin.

b. Konsistensi memiliki nilai motivasional

yang kuat untuk melakukan tindakan yang

baik di masyarakat dan menjauhi tindakan

yang buruk.

Konsistensi membantu perkembangan anak

untuk hormat pada aturan-aturan dan

masyarakat sebagai otoritas.

c. Tujuan Kedisiplinan Belajar

Menurut Rimm dalam Restu ayu pakerti

(2017:44) tujuan disiplin adalah mengarahkan

anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik

yang merupakan persiapan bagi masa dewasa,

saat mereka sangat bergantung kepada disiplin

diri. Diharapkan, kelak disiplin diri mereka akan


36

membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan

penuh kasih sayang.

Menurut Marijan dalam Restu Ayu

Pakerti, (2017:44), tujuan pendisiplinan anak

adalah agar anak bisa bertingkah laku sesuai

dengan yang diharapkan masyarakat

lingkungannya. Belajar secara disiplin dan

teratur bertujuan untuk membawa keuntungan

baik akademis, fisik maupun mental.

Menurut Tulus Tu’u, (2004:34) displin

diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal

itu disebabkan dimanapun seseorang berada,

disana selalu ada peraturan atau tata tertib.

d. Keutamaan disiplin dalam islam

1. Bentuk ketaatan pada Allah SWT

Allah SWT berfirman:

‫يَٰ َٓأهُّي َا ٱذَّل ِ َين َءا َمنُ ٓو ۟ا َأ ِطي ُعو ۟ا ٱهَّلل َ َوَأ ِطي ُعو ۟ا ٱ َّلر ُسو َل‬

‫َوُأ ۟وىِل ٱَأْل ْم ِر ِمنمُك ْ ۖ فَ ن تَنَٰ َزعْمُت ْ ىِف ىَش ْ ٍء فَ ُردُّو ُه ىَل‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
37

‫ون ِبٱهَّلل ِ َوٱلْ َي ْو ِم ٱ ْل َءا ِخ ِر‬ ‫ٱ ٱ‬


َ ُ‫هَّلل ِ َو َّلر ُسولِ ن ُكنمُت ْ تُْؤ ِمن‬
‫ِإ‬
‫ۚ َذٰكِل َ َخرْي ٌ َوَأ ْح َس ُن تَْأ ِوياًل‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,

taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil

amri di antara kamu. Kemudian jika kamu

berlainan pendapat tentang sesuatu, maka

kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan

Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar

beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang

demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih

baik akibatnya. ”(Q.S.An-Nisa:59)

Allah telah menyuruh kita untuk taat kepada

Allah SWT dan Rasul-Nya, disiplin adalah salah

satu bentuk taat pada peraturan, terutama aturan

yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

2. Mudah dalam mencari rezeki

Sikap disiplin merupakan jalan mendapatkan

keberuntungan, sebagaimana firman Allah

SWT:
38

‫يَٰ َٓأهُّي َا ٱذَّل ِ َين َءا َمنُ ٓو ۟ا َذا ن ُو ِد َى ِل َّلصلَ ٰو ِة ِمن ي َ ْو ِم‬
‫ِإ‬
ٌ ‫ٱلْ ُج ُم َع ِة فَٱ ْس َع ْو ۟ا ىَل ٰ ِذ ْك ِر ٱهَّلل ِ َو َذ ُرو ۟ا ٱلْ َب ْي َع ۚ َذٰ ِلمُك ْ َخرْي‬
‫ِإ‬
َ ‫لَّمُك ْ ن ُكنمُت ْ تَ ْعلَ ُم‬
‫ون‬
‫ِإ‬
Artinya : Hai orang-orang beriman, apabila

diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka

bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan

tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih

baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S. Al

Jumuáh:9)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu sangat penting

sebgai dasar pijakan dalam rangka penyusunan

penelitian ini. Kegunaanya adalah untuk

mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh

peneliti terdahulu sekaligus perbandingan dan

gambaran yang dapat mendukung kegiatan

penelitian berikutnya. Penelitian terdahulu

pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebagai

berikut:
39

RESTU AYU PAKERTI NIM:

133.111.082 (2017) dengan judul Hubungan

keaktifan shalat berjamaah dengan kedisiplinan

belajar siswa kelas VIII MTSN Surakarta II.

Hasil penelitian ini adalah: (1) Keaktifan Shalat

Berjamaah siswa kelas VIII MTs Negeri

Surakarta II Tahun Ajaran 2017/2018 tergolong

sedang dengan prosentase 58%, (2) kedisiplinan

Belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Surakarta

II Tahun Ajaran 2017/2018 tergolong sedang

dengan prosentase 75%. (3) Hasil korelasi

product moment diperoleh 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (0,751) > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒

(0,138) maka 𝐻𝑎 diterima dan 𝐻0 ditolak, artinya

keaktifan shalat berjamaah mempunyai

hubungan positif dengan kedisiplinan belajar

siswa. Artinya semakin tinggi tingkat keaktifan

shalat berjamaah maka semakin tinggi pula

tingkat kedisiplinan belajarnya, dan sebaliknya

jika semakin rendah tingkat keaktifan shalat

berjamaah maka semakin rendah pula tingkat

kedisiplinan belajarnya.

MUHAMMAD FAZIL NIM. 211323897

(2017) dengan Judul Pembiasaan Shalat Dzuhur


40

Berjamaah dalam meningkatkan kedisiplinan

siswa SMAN 1 LHOKNGA ACEH BESAR.

hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan

bahwa tujuan pembiasaan shalat dhuhur

berjamaah supaya siswa shalat tepat waktu dan

siswa akan dapat menghargai waktu, realisasi

pembiasaan shalat dhuhur berjamaah di SMA

Negeri 1 Lhoknga sudah bagus meskipun

terdapat beberapa kendala, terdapat beberapa

kebijakan yang ditempuh guru dalam

melakukan pembiasaan dan sebagian besar

siswa melaksanakan shalat dhuhur berjamaah

tepat waktu. Sementara itu kedisiplinan siswa

sudah sangat memadai. Kemudian dilihat dari

hasil wawancara dan angket yang dibagikan

kepada siswa, penelitian ini menunjukkan

bahwa ada hubungan antara pembiasaan shalat

dhuhur berjamaah terhadap kedisiplinan siswa.

Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi

“terdapat pengaruh antara pembiasaan shalat

dhuhur berjamaah terhadap peningkatan

kedisiplinan siswa SMA Negeri l Lhoknga Aceh

Besar” dapat diterima


41

ENDANG WAHYUNINGSIH NIM.11110023

(2015) dengan judul Hubungan Keaktifan Shalat

Berjama’ah Dengan Perilaku Sosial Santri

Ma’had Putri Kembangarum STAIN

SALATIGA.

Berdasarkan Penelitian di atas, penelitian

ini memiliki perbedaan yang telah dilakukan.

Penelitian oleh Restu Ayu Pakerti lebih

menekankan pada hubungan keaktifan shalat

berjama’ah.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Muhammad Fazil lebih menekankan pada

pembiasaan shalat dzuhur berjamaah di sekolah.

Dan juga penelitian yang dilakukan oleh

Endang Wahyuningsih juga lebih menekankan

pada hubungan keaktifan shalat berjama’ah.

Sedangkan perbedaaan dengan penelitian-

penelitian di atas, penelitian ini membahas

tentang pengaruh keaktifan shalat dzuhur

berjama’ah dengan baik dan benar di

lingkungan sekolah.
42

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Objektif SMPN 1 Ciampel

Karawang

Sejarah Singkat SMPN 1 Ciampel

Karawang

Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 Ciampel

Alamat

jalan/desa :GonoTirtowidjojo/Kutapohaci

Kec./Kab./Kota : Ciampel / Karawang

No. Telp/HP : (0267)  43201

1. NSS / NPSN : 201022107022 / 20217924

2. Longitude              :  -6.365.288

Latitude     :  107.344.934

3. Jenjang Akreditasi : A

4. Tahun Didirikan : 1979

5. Tahun Beroprasi : 1980

6. Kepemilikan Tanah : Sertifikat

a. Status tanah : Milik Pemerintah

b. Luas Tanah : 10.850 m2

7. Status Bangunan : Milik Pemerintah

8. Nomor Rekening : 0000526487100

9. Data Siswa Dalam 3 Tahun Terakhir


43

Pendaftar Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Jumlah Total

Tahun (Calon Jml Jml


Jml Jml
Ajaran Siswa Sisw Jml.Rombel Jml.Rombel Jml.Rombel Sisw Jml.Rombel
Siswa Siswa
Baru) a a

2008/2009 444 429 10 375 8 360 8 1164 26

2009/2010 441 432 9 426 9 366 8 1224 26

2010/2011 426 426 9 430 9 427 9 1283 27

2011/2012 456 434 9 425 9 422 9 1281 27

2012/2013 456 434 9 425 9 397 9 1247 27

10. a. Data Ruang Kelas

Jumlah Ruang Kelas Asli Jumlah R.Lainnya Jumlah


Ruang
Ukuran Ukuran Ukuran yang dipakai Ruang
Kelas Jumlah
7x9 m2 > 63 m2 < m2 R.Kelas Seluruh

1.        Ruang

Lab IPA
23 23 - - 23 23
2.        R.Media

  b) Data Ruang Lainnya

Jumla Jumla
Ukura Ukuran
Jenis Ruangan h Jenis Ruangan h
n (m2) (m2)
(buah) (buah)

1.        1 15 x 9 4.        Lab.Bahasa - -


44

Perpustakaan
15 x 8
2.        Lab.IPA 1 5.        Lab.Komputer 12       
9x7 1
3.        R.Media 1 6.        7
-
R.Keterampilan

11. Data Guru

Jumlah Guru / Staf Jumlah

Guru Tetap (PNS) 16  Org

Guru DPK (PNS)   1  Org

Guru Kontrak -

Guru Sukwan Sekolah 18 Org

Saf TU PNS 2 Org

Staf TU/Pesuruh Honorer 9 Org

         Jumlah 46 Org

12. Visi dan Misi SMPN 1 Ciampel

Karawang

VISI

Berbudi Luhur, Berprestasi Tinggi, Berbudaya Dan

Berwawasan Lingkungan.

MISI

1. Menumbuh Kembangkan Karakter Warga Sekolah Yang

Religius, Cerdas Disiplin Dan Cinta Tanah Air


45

2. Mengembangkan Pembelajaran Yang Aktif, Kreatif dan

Inovatif Dengan Mendayagunakan IPTEK Dan

Lingkungan Sehingga Mampu Meningkatkan Secara

Optimal

3. Membangun Kehidupan Sekolah Yang Demokratis Dan

Berbudaya Nasional

4. Melaksanakan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan

Hidup

Tujuan 

 Meningkatkan Pelaksanaan Kegiatan Pengamalan

Beragama

 Terbentuknya Karakter Warga Sekolah Yang Jujur

Disiplin, Mandiri, Bertanggungjawab Dan Mencintai

Budaya Lokal

 Berkembangnya Sikap Saling Menghargai Dan

Menghormati Seluruh Warga Sekolah

 Terciptanya Proses Pembelajaran Secara Aktif, Kreatif

Dan Inovatif Dengan Mendayagunakan IPTEK Dan

Pendidikan Lingkungan Hidup

 Meningkatkan Potensi Warga Sekolah Dalam

Pengelolaan Dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup Serta

Pencegahan Terjadinya Pencemaran Dan Kerusakan

Lingkungan
46

 Terbangunnya Warga Sekolah Yang Mencintai,

Memelihara, dan Melestarikan Lingkungan Hidup

B. Hasil Penelitian

a. Hasil Pengujian Keabsahan Data

1. Uji Validitas

Dalam pengujian validitas setiap item kuesioner

dianalisis dengan langkah-langkah mengkorelasikan

tiap skor item dengan skor total yang merupakan

jumlah tiap skor item. Item yang mempunyai korelasi

positif dengan skor total dengan korelasi tinggi,

menunjukan bahwa item tersebut dapat dianggap valid

apabila r=0,3 sehingga apabila korelasi antar item

dengan skor item kurang dari 0,3 maka item instrument

tersebut dinyatakan tidak valid.

Tabel dibawah ini adalah hasil pengujian tingkat

validitas dari setiap item kuesioner dan dikelompokan

ke dalam tiap variable yaitu:


47

a. VALIDITAS VARIABEL KEAKTIFAN SHALAT

DZUHUR BERJAMA’AH

Tabel 3.1

Hasil validitas item variable Keaktifan Shalat Dzuhur Berjama’ah

No Pertanyaan r Hitung r Kritis Keterangan

1 0.674 0,3 Valid

2 0.729 0,3 Valid

3 0.743 0,3 Valid

4 0.572 0,3 Valid

5 0.619 0,3 Valid

6 0.650 0,3 Valid

7 0.627 0,3 Valid

8 0.697 0,3 Valid

9 0.635 0,3 Valid

10 0.612 0,3 Valid

11 0.744 0,3 Valid

12 0.668 0,3 Valid

13 0.567 0,3 Valid

14 0.710 0,3 Valid

15 0.435 0,3 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2020.


48

Dari hasil uji validitas variable Keaktifan Shalat

Dzuhur Berjama’ah sebanyak 15 item kuesioner

dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung ≥ 0,3.

b. VALIDITAS VARIABEL KEDISIPLINAN

BELAJAR SISWA

Tabel 3.2

Hasil validitas item variabel kedisiplinan belajar siswa

No Pertanyaan r Hitung r Kritis Keterangan

1 0.548 0,3 Valid

2 0.606 0,3 Valid

3 0.669 0,3 Valid

4 0.563 0,3 Valid

5 0.605 0,3 Valid

6 0.598 0,3 Valid

7 0.500 0,3 Valid

8 0.599 0,3 Valid

9 0.583 0,3 Valid

10 0.619 0,3 Valid

11 0.604 0,3 Valid

12 0.656 0,3 Valid

13 0.559 0,3 Valid

14 0.549 0,3 Valid

15 0.513 0,3 Valid


49

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2020.

Dari hasil uji validitas variable Kedisiplinan Belajar

Siswa sebanyak 15 item kuesioner dinyatakan valid

karena memiliki nilai r hitung ≥ 0,3.

2. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas setiap variable

dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat bantu

SPSS. Dengan menggunakan alat bantu SPSS, peneliti

dapat mengetahui bahwa kuesioner tersebut reliabel

atau tidak reliabel yang artinya r ≥ 0,6 atau ≤ 0,6.

Adapun hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel r Hitung r Kritis Keterangan

Keaktifan Shalat Reliabel


1 0,917 0,6
Dzuhur Berjama’ah

Kedisiplinan Reliabel
2 0,888 0,6
Belajar Siswa

Sumber: Hasil pengolahan data, 2020.

Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa

variable keaktifan shalat dzuhur berjama’ah memiliki

nilai r hitung 0,917 dan variable kedisiplinan belajar


50

siswa memiliki nilai r hitung 0,888. Berdasarkan nilai

tersebut kedua variable dalam penelitian ini dinyatakan

reliabel karena r hitung ≥ r kritis atau r ≥ 0,6.

3. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui

apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak,

untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti

sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai

metode, diantaranya metode Kolmogrov – Smirnov

dengan ketentuan apabila variable memiliki nilai α

hitung lebih besar dari 0,05 maka variable tersebut

terdistribusi normal.

Tabel 3.4
51

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KEAKTIFAN
SHALAT KEDISIPLINAN
DZUHUR BELAJAR
BERJAMAAH SISWA

N 172 172

Normal Parametersa,,b Mean 61.10 61.84

Std. Deviation 6.812 6.077

Most Extreme Differences Absolute .075 .091

Positive .047 .084

Negative -.075 -.091

Kolmogorov-Smirnov Z .985 1.187

Asymp. Sig. (2-tailed) .286 .119

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil pengolahan data, 2020.

Pada tabel 3.4 hasil dari uji Kolmogorov-

Smirnov, menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari

masing-masing variabel yaitu, variabel Keaktifan

Shalat Dzuhur Berjama’ah (X) Sign 0,286, dan variabel

Kedisiplinan Belajar Siswa (Y) Sign 0,119, dimana

nilainya lebih besar dari α = 0,05 (Asymp. Sig = 0,286>

0,05), dan (Asymp. Sig = 0,119 > 0,05), maka data

tersebut terdistribusi secara normal.

4. Uji Linearitas
52

Untuk mengetahui dua variabel, yaitu varibel

Keaktifan Shalat Dzuhur Berjama’ah (X) dan

Kedisiplinan Belajar Siswa (Y) mempunyai hubungan

yang linear secara signifikan atau tidak. Maka lihat

tabel 4.5 berikut.

Tabel 3.5

Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Y*X Between Groups (Combined) 4317.382 29 148.875 10.580 .000

Linearity 3974.069 1 3974.069 282.433 .000

Deviation from Linearity 343.313 28 12.261 .871 .654

Within Groups 1998.060 142 14.071

Total 6315.442 171

Dari tabel 3.5 di atas, maka diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,654 lebih besar dari 0,05, dimana

Asymp. Sig = 0,654 > 0,05 yang artinya terdapat

hubungan linear secara signifikan antara variabel

Keaktifan shalat dzuhur berjama’ah (X) dengan variabel

Kedisiplinan Belajar (Y).

b. Hasil Analisis Data/ Pengujian Hipotesis


53

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan koefisien determinasi (Adjusted R2), uji

simultan (uji F), dan uji parsial (uji t).

1. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (Adjusted R2) mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai Adjusted R2 yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil uji

koefisien determinasi (Adjusted R2) dapat dilihat pada

Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1 .793a .629 .627 3.711

a. Predictors: (Constant), X

Berdasarkan Tabel 3.6 diatas dapat dilihat bahwa

nilai koefisien korelasi (R) mempunyai nilai sebesar

0.793 yang menunjukkan bahwa derajat hubungan


54

(korelasi) antara variabel independen dengan variabel

dependen sebesar 79,3%. Artinya koefisien pengaruh

keaktifan shalat dzuhur berjama’ah mempunyai

hubungan yang lemah terhadap kedisiplinan belajar

siswa, karena diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar

79,3%.

Koefisien determinasi (AdjustedR2) mempunyai

nilai sebesar 0,627. Artinya sebesar 62,7% kedisiplinan

belajar siswa terealisasi oleh variabel keaktifan shalat

dzuhur berjama’ah.

2. Hasil Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan (Uji F) pada dasarnya menunjukan

apakah semua variabel independen yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat

pada Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Simultan


55

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 3974.069 1 3974.069 288.545 .000a

Residual 2341.373 170 13.773

Total 6315.442 171

a. Predictors: (Constant), X

b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan Tabel 3.7 dapat dilihat nilai

signifikan 0,01 < α = 0,05. kesimpulan Hasil analisis ini

diperkuat dengan mencari nilai F tabel dengan nilai df

(n1) = 1, df (n2) = 170, dan taraf signifikansi 0,05 maka

didapatkan nilai F tabel sebesar 3,90. Nilai F hitung

(288.545) > F tabel (3,90) dan nilai signifikan 0,01 < α =

0,05. Hasil uji F menunjukkan bahwa semua variabel

independen (Keaktifan Shalat Dzuhur Berjama’ah)

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Kedisiplinan Belajar Siswa).

3. Hasil Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (Uji t) pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh satu variabel independen secara

individual atau parsial dapat menerangkan variasi


56

variable dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel

4.8 berikut :

Tabel 3.8

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 18.597 2.561 7.261 .000

X .708 .042 .793 16.987 .000

a. Dependent Variable: Y

BerdasBerdasarkan Tabel 3.8 dapat disimpulkan hasil

signifikansi atau pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen bahwa, Nilai t hitung untuk Kegiatan Shalat Dzuhur

berjama’ah adalah 16,987 dengan tingkat signifikansi 0,01 maka

variabel Kegiatan Shalat Dzuhur berjama’ah berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap Kedisiplinan belajar siswa Siswa


57

dengan nilai t hitung (16,987) > t tabel (1,653) dan nilai

signifikan (0,00) < 0,05.

Nilai signifikan variabel Kegiatan Shalat Dzuhur

berjama’ah (X) lebih kecil dari 0,05 yang artinya

berpengaruh signifikan terhadap Kedisiplinan Belajar

Siswa (Y). Variabel Kegiatan Shalat Dzuhur

berjama’ah berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa sehingga dapat

disusun persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 18.597 + 0,708X

Keterangan:

Y = Kedisiplinan Belajar Siswa

X = Keaktifan Shalat Dzuhur Berjama’ah

c. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian hipotesis secara simultan diawali

mencari nilai F tabel dengan nilai df (n1) = 1, df (n2) =

170, dan taraf signifikansi 0,05 maka didapatkan nilai F

tabel sebesar 3.90 Nilai F hitung (288.545) > F tabel

(3,90) dan nilai signifikan 0,01 < α = 0,05. Hasil uji F

(simultan) menunjukkan bahwa semua variabel

independen (Keaktifan Shalat Dzuhur Berjama’ah)

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Kedisiplinan Belajar Siswa).


58

Hasil pengujian hipotesis juga dilakukan secara

parsial dengan signifikansi atau pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen bahwa, Nilai t

hitung (parsial) untuk Keaktifan Shalat Dzuhur

Berjama’ah adalah 2,672 dengan tingkat signifikansi

0,01 maka variabel Keaktifan Shalat Dzuhur

Berjama’ah secara positif dan signifikan terhadap

Kedisiplinan Belajar Siswa dengan nilai t hitung

(16,987) > t tabel (1,653) dan nilai signifikan (0,01) <

0,05 menunjukkan bahwa Keaktifan Shalat Dzuhur

Berjama’ah berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa. Hal ini dapat

dilihat dengan nilai signifikan 0,01 lebih kecil dari α =

0,05. Keaktifan Shalat Dzuhur Berjama’ah akan

mampu meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa

dikarenakan semakin bagus dan baik Keaktifan Shalat

Dzuhur Berjama’ah yang dibuat oleh pihak sekolah,

siswa akan memperoleh peningkatan aspek afektif,

kognitif, dan psikomotorik di dalam kelas. Siswa juga

akan terlihat lebih aktif dan kritis, hal ini yang

menyebabkan berpengaruh positif Keaktifan Shalat

Dzuhur Berjama’ah terhadap Kedisiplinan Belajar

Siswa.
59

Hasil pengujian hipotesis atau hasil penelitian ini

menguatkan dua penelitian yang sebelumnya dilakukan

oleh Restu Ayu Pakerti dan Endang Wahyuningsih

bahwa Keaktifan Shalat Dzuhur Berjama’ah terdapat

pengaruh yang positif Kedisiplinan Belajar Siswa.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil Keaktifan Shalat dzuhur Berjama’ah

Dari uji Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa

nilai signifikansi dari Variabel Keaktifan Shalat Dzuhur

Berjama’ah (X) Sign 0,286 > 0,05 maka data tersebut

terdistribusi secara normal.

2. Hasil Kedisiplinan Belajar Siswa

Dari uji Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa

nilai signifikansi dari Variabel Kedisiplinan Belajar

Siswa (Y) Sign 0,119 > 0,05 maka data tersebut

terdistribusi secara normal.

3. Hasil Pengaruh Keaktifan Shalat Dzuhur Berjama’ah

Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa


60

Hasil analisis ini diperkuat dengan mencari nilai F

tabel dengan nilai df (n1) = 1, df (n2) = 170, dan taraf

signifikansi 0,05 maka didapatkan nilai F tabel sebesar

3,90. Nilai F hitung (288.545) > F tabel (3,90) dan nilai

signifikan 0,01 < α = 0,05. Hasil uji F menunjukkan

bahwa semua variabel independen (Keaktifan Shalat

Dzuhur Berjama’ah) secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen (Kedisiplinan

Belajar Siswa).

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas,

penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Lingkungan orang tua harus selalu mengawasi putra

putrinya dalam beribadah terutama ibadah shalat, paling

tidak diberi waktu antara ibadah dengan bermain sebab

pengaruh bermain dengan lingkungan yang tidak baik akan

sangat luar biasa dampaknya terhadap perkembangan

moral anak.

2. Guru sebagai figur siswa di sekolah hendaknya lebih

mendorong dan membimbing siswanya untuk selalu

disiplin dalam melaksanakan shalat berjamaah maupun

belajar dalam kehidupan sehari hari.


61

3. Para siswa hendaknya memperbanyak mengikuti kajian

kajian keislaman dengan menambah pengalaman melalui

buku-buku keislaman kemudian berusaha mengamalkan

dalam perbuatan, pergunaan waktu sebaik mungkin, dan

tunjukkan prestasi bagi bangsa dan agama serta berhati-

hatilah dengan menetapkan hati dalam keimanan yang

kokoh.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Ilahi Fadhl.2008.Kenapa Harus Shalat

Berjamaah?.Solo:PT. Aqwam Media Profetika.

Ilyasin Mukhamad, M.Pd.2019.Penerapan Disiplin Belajar

Era Modern.Yogyakarta:AR-RUZZ MEDIA.

Shalih bin Ghanim as-Sadlan.2012.Kajian Lengkap Shalat

Jamaah.Jakarta:Darul Haq.

Tu’u Tulus, 2004.Peran Disiplin Pada Perilaku Dan

Prestasi Siswa.Jakarta:PT. Grasindo.

Sugiyono,2016.Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,

dan R&D.Bandung:Alfabeta.

Skripsi:
62

Restu Ayu Pakerti.2017.Hubungan keaktifan shalat

berjama’ah dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII

MTSN Surakarta II.Skripsi.Surakarta:Institut agama islam

Negeri Surakarta.

Muhammad Fazil .2017. Pembiasaan Shalat Dzuhur

berjama’ah dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa

SMAN 1 LHKONGA ACEH BESAR.Skripsi.

Aceh:Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.

Endang Wahyuningsih.2015.Hubungan Keaktifan Shalat

Berjama’ah dengan Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri

Kembangarum. Skripsi. Salatiga: STAIN SALATIGA.

Internet:

https://dalamislam.com/akhlaq/keutamaan-disiplin-dalam-

islam

Anda mungkin juga menyukai