Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TENTANG METODE-METODE KONSELING DALAM ISLAM

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. RIDHO AHMAD GANI (2020502069)


2. YOLANDA ANGGRAINI (2030502080)

DOSEN PENGAMPUH : ZHILA JANNATI, M.pd,I

PRODI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan ini tepat pada
waktunya yang berjudul " METODE-METODE KONSELING DALAM ISLAM ".

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai ASPEK-ASPEK DAN METODE-METODE KONSELING
DALAM ISLAM. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Ucapan terimakasih tidak lupa kami haturkan pada dosen pembimbing mata kuliah ini,
untuk teman-teman dan semua pihak yang telah membantu kami.Semoga makalah ini dapat
berguna sebagai karya dari kita dan untuk semua.

Palembang, 19 Mei 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................i
BAB I........................................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................ii
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................ii
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................ii
1.3 Tujuan............................................................................................................................................ii
BAB II.......................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................1
A. Metode Pembelajaran Langsung..................................................................................................1
1.      Teori Perkembangan Jean Piaget................................................................................................1
2.      Teori Belajar Sosial Albert Bandura...........................................................................................1
Tahap-Tahap Pembelajaran Langsung................................................................................................2
B. Metode Pengingkaran..................................................................................................................3
C. Metode Canda Dan Celoteh.........................................................................................................4
BAB III......................................................................................................................................................4
PENUTUP.................................................................................................................................................4
A. Kesimpulan.................................................................................................................................4
B. Saran...........................................................................................................................................5
Daftar pustaka.....................................................................................................................................6

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konseling Islami telah dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, Sahabat nabi, para ulama,
dan juga pendidik dilingkungan masyarakat dari zaman ke zaman. Pelaksanaan bimbingan
konseling di lingkungan masyarakat beragama secara non formal telah dikenal sebagai suatu
kegiatan bagi orang yang memegang kedudukan pimpinan dalam bidang keagamaan, hanya
saja di dalam kegiatannya belum didasari teori – teori pengetahuan yang berhubungan dengan
teknis serta administrasi pelaksanaannya, serta belum dilembagakan secara normal.
Konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari
kembali esistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan
dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendekatan
merupakan upaya bagaimana konseli diperlakukan dan disikapi dalam penyelenggaraan
konseling Islami yakni pendekatan fitrah, sa’adah mutawazina, kemandirian, keterbukaan,
dan sukarela. Adapun metode bimbingan konseling Islami adalah metode penyesuaian dan
kedinamisan.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana dengan penggunaan metode lansung dalam proses konseling dan bagaimana
menurut pandangan islam ?

 Bagaimana dengan penggunaan metode pengingkaran dalam proses konseling dan


bagaimana menurut pandangan islam ?

 Bagaimana dengan penggunaan metode canda dan celoteh dalam proses konseling
lalu bagaimana menurut pandangan islam ?

ii
1.3 Tujuan
  Mengetahui bagaimana dengan penggunaan metode langsung dalam proses konseling
dalam pandangan islam
   Mengetahui bagaimana dengan penggunaan metode pengingkaran dalam proses
konseling dalam pandangan islam
  Mengetahui bagaimana dengan pnggunaan metode canda dan celoteh dalam proses
konseling dalam pandangan islam

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Pembelajaran Langsung


Pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah (Arends: 2001: 29). Pengetahuan deklaratif
adalah pengetahuan tentang sesuatu yang dapat diungkapkan dengan kata- kata, sedangkan
pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.
 Dalam model Pengajaran langsung juga dikenal dengan sebutan whole Class
Teaching ( pengajaran seluruh kelas), yaitu mengacu pada gaya mengajar dimana dimana guru
terlibat aktiv mengusung isi pelajaran kepada muridnya dengan mengajarkan secara langsung
kepada seluruh kelas.
Diantara teori- teori belajar yang melandasi model pembelajaran Langsung adalah:
1.      Teori Perkembangan Jean Piaget
Menurut Jean Piaget kemampuan untuk bergaul dengan hal-hal yang lebih abstrak  diperlukan
untuk mencernakan gagasan- gasan dalam  berbagai mata pelajaran akademik. Piaget
meyakini bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi
terjadinya perubbahan perkembanagn peserta didik.
Dalam pembelajaran langsung guru menjelaskan materi dan melakukan pelatihan terbimbing
serta memberikan kesempatan siswa untuk mengadakan pelatihan mandiri sehingga siswa
dapat menemukan pengalaman- pengalaman nyata tentang suatu materi tertentu.
2.      Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang digagas Albert Bandura.
Menurut Bandura sbagian besar manusi belajar melalui pengamatan secara selektiv dan
mengingat tingkah laku orang lain.
Seorang belajar menurut Teori ini, dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain
( model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan
pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Dengan
jalan ini memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk mengekspresikan tingkah laku
yang dipelajarinya. Dalam pembelajaran langsung pada fase kedua guru mendemonstrasikan
pembelajaran sehingga siswa mendapat pengalaman pembelajaran yang benar dan pada fase
kedua pengalaman yang telah diperoleh dipraktekkan siswa, meskipun tetap dalam
pengawasan guru.

1|Page
Tahap-Tahap Pembelajaran Langsung
Adapun Tahapan pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai berikut:
 Tahap Pertama : Orientation (Orientasi). Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi
baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan
orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat
berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan
tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan
yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka
pelajaran.
 Tahap Kedua: Presentation (Presentasi). Pada fase ini guru dapat menyajikan materi
pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat
berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat
dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;(2) pemberian contoh-contoh konsep; (3)
pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan
langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
 Tahap Ketiga : Structured Practice (Latihan terstruktur). Pada fase ini guru memandu
siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah
memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap
respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah.
 Tahap keempat: Guided Practice (Latihan terbimbing). Pada fase ini guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing
ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk
melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan
bimbingan jika diperlukan.
 Tahap Kelima: Independent Practice (Latihan mandiri). Pada fase ini siswa melakukan
kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-
tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.1

1 Muijs, Daniel dan David Reynold, Terj. Nelly Prajitno, Effective Teaching,Teori dan
Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008 Hal.8

2|Page
B. Metode Pengingkaran
Rasullah bersabda yang artinya:
“ bagaimana suatu kaum dapat mengakan begini dan begini ? padahal aku adalah oaring yang
sholat, namun aku pun tidur berbuka puasa (makan) dan juga menikahi wanita barang siapa
yang membenci sunnah ku, maka ia tidak termasuk golongan”.
Dari Hadits diatas, maka didapatkan manfaat pengajaran dan konseling sebagai berikut:
a.       Terapi kesalahan dengan system pengingkaran, membuat individu merasa terjagaa
wibawa dan harga dirinya didepan kawan-kawannya, karena system ini tidak menyinggung
masalah yang sedang dihadapinya secara langsung. Hingga ia pun bisa terhindar dari penyakit
kejiwaan yang complicated.
b.      Sesungguhnya metode pengingkaran akan adanya kesalahan, makin mengharmoniskan
hubungan dan kepercayaan yang ada antara konselor dan kliennya. Karna pada saat itu, sang
klien merasa tenang dan lega ketika konselor mengungkapkan satu kesalahan yang hendaknya
di perbaiki tanpa harus menyebutkan dirinya secara langsung di depan orang lain. Hal inilah
yang akhirnya membuat sang klien siap dan bersedia untuk memperbaiki kesalahannya.
c.       Sesungguhnya metode pengingkaran akan adanya kesalahan, turut menjadi terapi bagi
orang yang hadir pada saat itu. Disaat itulah, mereka yang memiliki kesalahan yang sama akan
mencoba memperbaikinya dan mengenyahkan semua prilaku yang tidak di sukai darinya.    
 
Pengingkaran kewajiban adalah kewajiban yang telah diberi kepada seseorang tetapi
orang tersebut tidak menjalankan kewajibannya sebagai mana mestinya.  Pengingkaran
kewajiban sudah sering terjadi di Indonesia. Begitu juga dengan proses konseling ada yang
namaya klien mengingkari komitmen-komitmen yang telah disepakati terlebih dahulu dengan
konselornya akan tetapi hal ini tidak ia jalankan dengan semestinya. Dan terkadang konselor
juga mengingkari jadwal proses konseling dengan kliennya yang tidak sesuai dengan
kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya.2

2 Musfir bin said az-zahrani. 2005. Konseling terapi. Jakarta : Gema Insani hal 37
3|Page
C. Metode Canda Dan Celoteh
Konseling ini hadir akibat perpaduan antara canda dan pengamatan. Hal ini terlaksana
dengan mengoptimalkan pikiran dan membuang kebosanan yang lazim terjadi pada konseling
hingga jiwa pun bergerak unutk memahaminya dengan baik.3
Diriwayatkan oleh muslim dari Anas bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada
Rasullah agar ia bisa mendapatkan seekor unta sebagai sedekah hingga ia bisa meletakkan dan
membawa perhiasan dan pernak-pernik rumahnya diatas punggung unta itu lalu Rasullah pun
berkata, “ aku akan memberi mu anak unta betina.” Laki-laki itu pun lalu berkata, “ ya
rasullah apa yang bisa aku lakukan dengan anak unta betina?”. Lalu Rasullah bersabda, “
bukankan unta tidak akan melahirkan kecuali anak unta?” (HR.Muslim,).
Terapi dengan metode becanda dan celoteh ini mempunyai pengaruh yang besar dalam
terapi mental seorang klien. Karena metode ini jauh dari kesan sok mengajarkan,  sok sosialis,
sok politis, dan publikatis.   

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konseling Islami telah dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, Sahabat nabi, para ulama, dan
juga pendidik di lingkungan masyarakat dari zaman ke zaman. Pelaksanaan bimbingan
konseling di lingkungan masyarakat beragama secara non formal telah dikenal sebagai suatu
kegiatan bagi orang yang memegang kedudukan pimpinan dalam bidang keagamaan, hanya
saja di dalam kegiatannya belum didasari teori – teori pengetahuan yang berhubungan dengan
teknis serta administrasi pelaksanaannya, serta belum dilembagakan secara normal.
Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedur yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

3 Trianto, Model Pembelajaran dalam Teori dan Praktek. jakarta:Prestasi Pustaka Publisher,


2007 Hal.16
4|Page
Pengingkaran kewajiban adalah kewajiban yang telah diberi kepada seseorang tetapi orang
tersebut tidak menjalankan kewajibannya
Terapi dengan metode becanda dan celoteh ini mempunyai pengaruh yang besar dalam
terapi mental seorang klien. Karena metode ini jauh dari kesan sok mengajarkan,  sok sosialis,
sok politis, dan publikatis.   

B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, pemakalah
sangat mengharapkan kritik serta saran yang konstruktif demi memperbaiki makalah ini,
sehingga dapat lebih di sempurnakan dengan lebih baik lagi. Terima kasih.

Daftar pustaka

5|Page
Said Az-Zahrani Bin Musfir. 2005. Konseling  Terapi. Jakarta: Gema Insani.

Muijs, Daniel dan David Reynold, Terj. Nelly Prajitno, Effective Teaching,Teori dan
Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008
Trianto, Model Pembelajaran dalam Teori dan Praktek. jakarta:Prestasi Pustaka Publisher,
2007

6|Page

Anda mungkin juga menyukai