Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan penelitian ini
dengan judul "Pengaruh Kegiatan Ma’had Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa" dengan
baik dan lancar serta kami senantiasa bisa terus mengenyam indahnya ilmu pengetahuan di
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Sholawat serta salam tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW.
Revolusioner Islam, pembawa risalah Al-Qur'an "Al-Amien" sehingga kita masih bisa
merasakan betapa "Dinul Islam" benar-benar agama yang terbaik di duni dan merupakan
kekuatan sentral daripada pergerakan nalar dan fikiran agar dapat menjadi seorang muslim
maupun muslimah yang kaffah. Bukan hal yang mudah bagi penulis dalam menyelesaikan
tugas ini. Akan tetapi, berkat Rahmat Allah SWT. dan dukungan dari berbagai pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, maka penulis dapat menyesaikan laporan ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan meskipun telah berusaha semaksimal


mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Untuk bisa memberikan kontribusi
pengembangan dalam pendidikan formal maupun non formal. Oleh karena itu, segala kritik
maupun saran yang membangun sangan penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat
dan sumbang fikiran untuk masa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah SWT
jualah penulis memohon hidayah dan ma’unah-Nya, karena Dia-lah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Kasih dan Sayang.

i
DAFTAR ISI

ii
Pengaruh Kegiatan Ma’had Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh padatnya kegiatan ma’had pada proses
pembelajaran mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Untuk mengungkapkan hal tersebut peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: (1) Apa
pegaruh padatnya kegiatan di ma’had pada proses pembelajaran? (2) Apa saja faktor yang
menyebabkan terganggunya fokus pembelajaran pada mahasiswa/i? (3) Bagaimana
mahasiswa/I mengatasi padatnya kegiatan di ma’had. Penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian jenis kualitatif deskriptif, yang Teknik pengumpulan datanya menggunakan
metode observasi, wawancara serta dokumentasi. Temuan yang dapat disimpulkan dari
penelitian ini adalah kegiatan ma’had yang terlalu padat ternyata sangat berpengaruh pada
pembelajaran kelas regular serta berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa.

Kata Kunci: Ma’had, motivasi belajar, proses pembelajaran

Abstract

This study aims to determine the effect of the density of ma’had activities on the learning
process of students of the State Islamic University (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. To
express this, the researcher formulated the problem as follows: (1) What effect does the
density of activities on ma’had have on the learning process? (2) What are the factors that
cause disruption of learning focus on students? (3) How do students cope with the density of
activities in ma’had. This research belongs to the type of descriptive qualitative research, the
data collection techniques using observation, interviews and documentation. The finding that
can be concluded from this research is that the activities of ma’had are too dense in fact it is
very influential in regular classroom learning and influences student motivation.

Keywords: Ma’had, learning motivation, learning process

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menjelang kelulusan sekolah menengah akhir, siswa SMA maupun SMK di


seluruh Indonesia berkompetisi dalam memperebutkan kursi perguruan tinggi negeri.
Perguruan tinggi negeri di Malang sering menjadi tujuan utama untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang selanjutnya. Salah satunya Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang. Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang tidak hanya berasal dari kota Malang tetapi berasal dari berbagai
kota di Indonesia. Dengan demikian, hal ini menyebabkan latar belakang mahasiswa
berbeda serta kebudayaan yang berbeda pula. Seperti halnya ada yang sudah memiliki
pengalaman di bidang kesantrian dan ada yang tidak, ada yang sudah menyiapkan bekal
untuk masa perkuliahan, serta kebudayaan sering menunda pekerjaan, kurangnya
manajemen waktu dalam kegiatan sehari hari serta lainnya. Sehingga tidak sedikit
mahasiswa baru yang kewalahan dalam mengatur waktunya ketika mereka sudah
menjadi mahasiswa.

Padatnya jadwal perkuliahan memang tidak bisa dihindari oleh mahasiswa,


khususnya mahasiswa baru yang sedang menjalani masa pengenalan kampus. Seperti
yang kita ketahui Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang tidak
hanya menjalankan pengenalan kampus saja pada mahasiswa barunya. Tetapi Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang juga menerapkan kebijakan yang
mewajibkan mahasiswa barunya untuk tinggal di asrama islami. Kegiatan asrama islami
yang juga disebut dengan ma’had ini memiliki banyak kegiatan-kegiatan bernuansa
islam guna menunjang kerohanian mahasiswa barunya, seperti sholat jama’ah di masjid,
shobahul lughoh, Tasih, bahasa Arab, serta taklim setiap harinya. Di ma’had mahasiswa
baru atau mahasantri juga ditertibkan dengan peraturan khas santri yang di antaranya
dilarang memakai celana pendek ketika hendak keluar kamar, ketika mahasantri hendak
pulang atau menginap di tempat selain ma’had, mahasantri diwajibkan untuk izin kepada
kakak musryf/ah, pihak keamanan, serta murrobi/ah, serta batas maksimal untuk keluar
malam ditentukan pada jam 21.45. Mahasantri yang melanggar aturan ataupun terlalu
sering absen pada kegiatan-kegiatan ma’had akan mendapat hukuman sebagai efek jera
agar tidak mengulangi kesalahan secara terus menerus dari pihak keamanan.

iv
Dari penjelasan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kepada
mahasiswa/i baru tentang pengaruh padatnya kegiatan yang dijadwalkan untuk
mahasiswa/i baru di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Perubahan yang terjadi pada mental mahasiswa/i setelah mengetahui dan menjalani
padatnya kegiatan yang harus mereka lakukan ketika memasuki kehidupan perkuliahan,
membuat peneliti ingin mengetahui bagaimana perubahan mental yang dirasakan dari
dampak padatnya kegiatan kuliah serta ketatnya peraturan ma’had bagi kelancaran pada
masa awal perkuliahan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah,
yaitu:
1. Apa pegaruh padatnya kegiatan di ma’had pada proses pembelajaran?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan terganggunya fokus pembelajaran pada
mahasiswa/i?
3. Bagaimana mahasiswa/i mengatasi padatnya kegiatan di ma’had?

C. Tujuan Penelitian
Dalam sebuah penelitian, tujuan merupakan hal yang sangat penting guna
mengetahui tingkat kegunaanya, sehingga berdasarkan rumusan masalah di atas,
penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh padatnya kegiatan ma’had pada proses pembelajaran.
2. Untuk memaparkan faktor-faktor yang menyebabkan terganggunya fokus
pembelajaran mahasiswa/i.
3. Memberikan solusi kepada mahasiswa untuk mengatasi padatnya kegiatan di
ma’had.

D. Manfaat Penelitian
Sementara manfaat penelitian diharapkan dapat memenuhi beberapa hal, antara
lain:
1. Secara akademis penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas akhir mata
kuliah Sosiologi, jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

v
2. Dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk
meningkatkan kualitas ma’had di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang.

vi
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ma’had
Pesantren secara etimologi berasal dari kata santri yang mendapat awalan pe- dan
akhiran -an sehingga menjadi pe-santria-an yang bermakna kata “shastri” yang artinya
murid. Sedangkan C.C. Berg. berpendapat bahwa istilah pesantren berasal dari kata
shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu,
atau seorang sarjana ahli kitab-kitab suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata
shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku suci agama atau buku-buku tentang ilmu
pengetahuan. Pendapat lain mengatakan, kata santri berasal dari kata cantrik (bahasa
Sansekerta, atau mungkin jawa) yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang
kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang
disebut Pawiyatan. Istilah santri juga ada dalam bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji.
Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata saint (manusia baik) dengan suku kata
tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia
baik-baik.
Menurut pendapat para ilmuwan, istilah pondok pesantren adalah merupakan dua
istilah yang mengandung satu arti. Orang Jawa menyebutnya “pondok” atau “pesantren”.
Sering pula menyebut sebagai pondok pesantren. Istilah pondok barangkali berasal dari
pengertian asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang
terbuat dari bambu atau barangkali berasal dari bahasa Arab “funduq” artinya asrama
besar yang disediakan untuk persinggahan. Sekarang lebih dikenal dengan nama pondok
pesantren. Di Sumatra Barat dikenal dengan nama surau, sedangkan di Aceh dikenal
dengan nama rangkang. Dari pengertian tersebut berarti antara pondok dan pesantren
jelas merupakan dua kata yang identik (memiliki kesamaan arti), yakni asrama tempat
santri, tempat murid atau santri mengaji.
Secara singkat pesantren bisa juga dikatakan sebagai laboratorium kehidupan,
tempat para santri belajar hidup dan bermasyarakat dalam berbagai segi dan aspeknya.
Definisi pesantren yang dikemukakan oleh Imam Zarkasyi (pendiri Pondok Modern
Darussalam Gontor) sama dengan definisi yang dikemukakan oleh Zamakhsyari Dhofier
dalam menentukan elemen-elemen pesantren, seperti: Kiyai, santri, masjid, pondok, dan
pengajaran agama Islam. Walaupun sama dalam menentukan elemen-elemen pesantren,
namun keduanya mempunyai perbedaan dalam menentukan materi pelajaran dan

vii
metodologi pengajaran. Zamakhsyari menentukan materi pelajaran pesantren hanya
terbatas pada kitab-kitab klasik dengan metodologi pengajaran, yaitu sorogan dan
wetonan. Sedangkan Imam Zarkasyi tidak membatasi materi pelajaran pesantren dengan
kitab-kitab klasik serta menggunakan metodologi pengajaran sistem klasikal (madrasi).
Pesantren sebagai suatu lembaga keagamaan mengajarkan, mengembangkan dan
menyebarkan ilmu agama Islam, keadaan semacam ini masih terpusat pada pesantren-
pesantren di pulau Jawa dan pulau Madura yang bercorak tradisional. Namun, pesantren
yang modern tidak hanya mengajarkan agama saja, tetapi juga mengajarkan ilmu-ilmu
umum, ketrampilan dan sebagaimana yang kita ketahui pada peranan Pondok Pesantren
Gontor, yang sudah menerapkan sistem dan metode yang menggabungkan antara sistem
pengajaran non klasikal (tradisional) dan sistem klasikal (sekolah).

B. Mahasantri

Mahasiswa adalah gelar elite yang ada dalam sosio-kultural yang ada di
masyarakat. Dengan kata ‘Maha’ sesungguhnya dia telah ‘meminjam’ sebagian nama
Tuhan. Dengan berbagai pelajaran yang dianggap oleh masyarakat yaitu sebagai ilmu
langit yang belum diterjemahkan dalam masyarakat yang dimana seharusnya pemikiran
seorang mahasiswa ini bukanlah pikiran hanya biasa-biasa saja. Karena mereka telah
menjadi salah satu mutiara ilmu untuk Indonesia.

Dengan semakin berjalannya waktu kini juga berkembang istilah baru bagi para
calon mutiara ini, yaitu istilah “Mahasantri”. Mahasantri adalah seorang mahasiswa yang
mengikuti kuliah seperti biasanya namun dia juga tinggal di satu asrama dengan
peraturan yang ada dan berdasarkan atas agama islam yang kuat.

Seorang mahasantri harus mempunyai pola pikir yang lebih sistematis


dibandingkan sebelumnya karena mereka tak lagi berada di bangku sekolah menengah
ataupun KMI. Dengan aktif dalam berorganisasi, kegiatan non akademik seperti ikut
serta dalam UKM yang ada di kampus. Mereka dapat mengembangkan olah pikir, olah
dzikir, olah raga dan olah rasa mereka yang ditambah dengan adanya sistem asrama
membuat mereka lebih leluasa dalam waktu untuk pelaksanaan seluruh kegiatan yang
ada.

viii
C. Pengertian Fokus Pembelajaran

Fokus adalah kemampuan cara efektif konsentrasi pada sebuah objek tanpa
menambahkan hal-hal lain yang akan mengurangi bahkan menghilangkan kepekatan
konsentrasi. Kegiatan pembelajaran ini menggunakan kemampuan pada ranah-ranah
menurut Bloom dalam Dimyati & Mudjiono (2009 : 25 ):

1) Kognitif yaitu kemampuan yang berkenan dengan pengetahuan, pemahaman,


penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi
2) Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-
reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan,
partisipasi, penilaian/ penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola
hidup.
3) Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutarakan keterampilan jasmani
terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreatifitas.

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman–
pengalaman belajar. (OemarHamalik, 2001: 28). Pembelajaran menurut Agus Suprijono
(2011: 13) diartikan sebagai upaya dosen mengorganisir lingkungan dan menyediakan
fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mempelajarinya. Sedangkan pembelajaran
menurut Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari (2009) yaitu kemampuan dalam mengelola
secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan
pembelajaran, komponen–komponen tersebut antara lain dosen,mahasiswa, sarana
prasarana dan proses pembelajaran. Di dalam pembelajaran terjadi proses interaksi antara
pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan berbagai pendapat di atas yang dimaksud
pembelajaran adalah upaya dosen dalam mengorganisir komponen–komponen
pembelajaran bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga dapat
membantu peserta didik belajar dengan baik.

ix
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekaan dan Jenis Penelitian


Untuk menganalisa data hasil penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif
deskriptif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini
diarahkan pada latar dan individu secara holistic (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh
mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis.
Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) sebagaimana dikutip Moleong
mendefinisikan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau llisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).
Jadi dalam hal ini tidak mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau
hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Sedangkan menurut
Nazir (1988: 63) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Dengan demikian dari jenis penelitian diatas, berarti penelitian yang dilakukan
dalam karya ini tergolong penelitian kualitatif, karena yang ingin diketahui adalah
pengaruh kegiatan ma’had terhadap motivasi belajar mahasiswa.

B. Kehadiran Peneliti
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan
serta, sebab peranan peneliti yang menentukan keseluruhan skenarionya. Untuk itu dalam
penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument kunci, partisipan penuh sekaligus
pengumpul data, sedangkan instrument yang lain sebagai penunjang.

C. Lokasi Penelitian
Lokasi yang akan dijadikan obyek dalam penelitian adalah Mabna Ibnu Sina
lantai dua lorong timur Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

x
D. Data dan Sumber Data
Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah katakata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan
dengan hal itu jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis,
dan foto. Dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua yaitu:
1. Bersifat primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek risetnya. Yang
menjadi data primer dalam penelitian ini adalah mahasantri Mabna Ibnu Sina
lantai dua lorong timur Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang.
2. Bersifat sekunder, yaitu semua data yang tidak diperoleh langsung dari objek
yang ditelitinya. Seperti dokumen-dokumen berupa catatan hasil wawancara,
dan foto kegiatan. Dalam bukunya Suharsimi Arikunto di sebutkan bahwa
yang dimaksud sumber data disini adalah subyek darimana data dapat
diperoleh, dan sumber-sumber tersebut disebut dengan responden penelitian,
sedangkan data lainnya akan diperoleh dari dokumentasi.

E. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam dunia penelitian,
oleh karena itu harus dilakukan secara serius dan sistematis. Adapun teknik yang penulis
lakukan dalam mengumpulan data antara lain:
1. Metode Observasi
Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang
dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar. Metode ini
digunakan agar peneliti dapat mengamati secara langsung terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung di lapangan. Dan metode ini peneliti gunakan
sebagai alat mengumpulkan data atau untuk mengetahui dan mengukur
tingkah laku individu pada saat dilakukannya suatu kegiatan dalam kondisi
sebenarnya.
2. Metode Wawancara
Interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal atau percakapan yang
bertujuan untuk memperoleh informasi. Pertayaan dan jawaban diberikan
secara verbal serta dilakukan dengan keadaan saling berhadapan. Peneliti
menggunakan metode wawancara ini untuk memperoleh data tentang
problematika apa saja yang dihadapi yang berkaitan dengan pengaruh

xi
kegiatan ma’had terhadap motivasi belajar mahasiswa. Adapun sumber
informasi ini dari mahasantri Mabna Ibnu Sina lantai dua lorong timur
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

xii
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Setelah penulis melakukan penelitian di Mabna Ibnu Sina lantai dua Lorong timur
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dengan metode wawancara
dan observasi dapat dipaparkan hasil penelitian sebagai berikut: Motivasi mahasantri dalam
menjalani kegiatan sangat beragam. Hal ini dapat dilihat dari sikap ataupun respon
mahasantri terhadap kegiatan ma’had. Banyak dari mahasantri yang semangat dalam
mengikuti kegiatan ma’had akan tetapi tidak sedikit pula mahasantri yang kurang setuju
terhadap kegiatan ma’had, hal ini disebabkan karena mahasantri mempunyai latar belakang
yang berbeda satu sama lain. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu
mahasantri di Mabna Ibnu Sina lantai dua lorong timur Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang:

“Saya saja yang lulusan pondok juga cukup keberatan dengan padatnya kegiatan di
ma’had ini, karena kita tidak hanya fokus kepada ma’had saja tetapi kita harus fokus
terhadap kelas reguler yang menjadi tujuan utama serta kelas PKPBA sebagai tuntutan dari
kampus. Apalagi mahasantri yang bukan lulusan dari pondok, saya rasa mereka
membutuhkan motivasi yang lebih.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada mahasantri
yang cukup keberatan atau bahkan sangat keberatan dengan padatnya kegiatan ma’had yang
kemungkinan mengganggu fokus pembelajaran mereka. Hal ini diperkuat dengan hasil
observasi yang dilakukan penulis.

Persepsi beberapa mahasantri terhadap kegiatan ma’had yang terasa berat berdampak
pada motivasi mahasantri terhadap fokus pembelajaran kelas reguler mereka. Pengalaman
mereka dari jenjang sebelumnya juga sangat berpengaruh terhadap motivasi mereka.
Mahasantri kurang termotivasi jika pendidikan mereka sebelumnya bukan dari pondok,
namun tak sedikit juga mahasantri yang merupakan lulusan sebuah pondok yang kurang
nyaman berada di ma’had al-jami’ah ini. Mahasantri sudah memahami bahwa ma’had ini
merupakan program penting, karena program ma’had ini merupakan salah satu syarat lulus
dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Selain itu, program ini
bertujuan agar mahasantri mendapatkan bekal spiritual yang lebih. Meski begitu, tetap saja
tidak sedikit mahasantri yang kurang setuju atas diadakannya program ma’had ini.

xiii
Dengan beragamnya motivasi mahasantri yang ada di ma’had al-jami’ah ini sesuai
dengan penjelasan salah satu mahasantri di Mabna Ibnu Sina lantai dua lorong timur
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, penulis akan
mengklasifikasikan motivasi tersebut menjadi tiga yaitu: motivasi rendah, motivasi sedang,
dan motivasi tinggi.

a. Motivasi Rendah
Motivasi rendah dimaksudkan bahwa mahasantri yang motivasinya dalam
menjalani peraturan sangat kurang atau dapat dikatakan rendah, terutama pada
kegiatan ma’had. Pada dasarnya mahasantri yang motivasinya rendah dalam
menjalani peraturan disebabkan tidak adanya dorongan atau rangsangan untuk
menaati peraturan yang dibuat oleh ma’had. Karena jadwal kegiatan yang
seringkali bertabrakan dengan mengerjakan tugas kuliah, mengikuti UKM, atau
kepentingan lainnya sehingga membuat mahasantri sulit untuk mengatur waktu
dengan baik.
b. Motivasi Sedang
Motivasi sedang dimaksudkan bahwa motivasi mahasantri terhadap
kegiatan ma’had pada dasarnya sudah ada. Ketika kegiatan ma’had berjalan silih
berganti, mereka menjalaninya dengan baik. Akan tetapi mahasantri yang
motivasinya sedang dapat terpengaruh atau motivasinya menurun apabila ada
faktor-faktor lain yang menghambatnya. Contohnya kelelahan, banyak tugas
ataupun malas. Wajar saja, mengingat kegiatan ma’had yang dapat dikatakan non-
stop ditambah dengan tugas-tugas kuliah dan kepentingan lainnya.
c. Motivasi Tinggi
Motivasi tinggi adalah dimana mahasantri sangat antusias dengan segala
bentuk kegiatan ma’had, mulai dari kegiatan harian sampai lomba-lomba sangat
disambut baik oleh mereka.

xiv
BAB V
PEMBAHASAN
A. Fokus Pembelajaran
Selain keadaan diatas ada juga ada faktor kebutuhan yang timbul dalam diri
mahasantri, kebutuhan jasmani dan kebutuhan sosial, manusia juga memiliki kondisi
dimana merka berada pada titik jenuh atau bias dibilang titik stress. Dengan demikian,
faktor-faktor yang mendorong manusia tidak fokus dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut :
1. Kurangnya waktu istirahat
2. Terlalu banyak tuntutan dari suatu pihak
3. Kurangnya managemen waktu

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurang fokusnya mahasantri Ibnu Sina lantai


dua Lorong timur Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang cukup
sesuai dengan fakta yang terjadi kepada mahasantri. Seperti halnya mahasantri
mengantuk di kelas regular karena kegiatan ma’had yang berlangsung hingga malam hari
serta melanjutkan mengerjakan tugas yang diberikan pada kelas regular, sehingga
mahasantri kekurangan waktu untuk beristirahat.

B. Faktor yang Mempengaruhi Tidak Fokus Kelas Regular


Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor internal yang mempengaruhi
proses pembelajaran kelas regular adalah dalam lingkungan mabna Ibnu Sina lantai dua
Lorong timur turunnya motivasi mahasantri untuk mengikuti kegiatan ma’had serta
pembelajaran kelas regular. Serta faktor eksternal yang mempengaruhi adalah
menularnya rasa malas dari teman teman satu Lorong timur dan tuntutan dari pihak lain
untuk selalu mengikuti kegiatan ma’had.
Setelah mahasantri memahami faktor-faktor tersebut mereka menjadi mulai
termotivasi agar dapat mengatur waktu antara kegiatan ma’had dengan tugas yang
diberikan di kelas regular. Semua mahasantri memiliki cara untuk mengatasi masalah
mereka dengan cara membiasakan diri dengan kegiatan kampus serta kegiatan ma’had.
Setiap individu memiliki perilaku yang berbeda tergantung budaya lingkungan
dimana mereka dibesarkan. Hal ini membuat mereka harus menyesuaikan diri apabila
datang ke tempat baru yang berbeda budaya dengan asal mereka.

xv
C. Dampak
Dampak yang ditimbulkan dari padatnya kegiatan ma’had bagi mahasantri
Mabna Ibnu Sina lantai dua lorong timur Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang, meliputi:

1. Mengatuk ketika pembelajaran berlangsung


2. Menurunnya antusias terhadap kegiatan
3. Menurunnya motivasi belajar mahasantri
4. Menurunnya kedisiplinan mahasantri
5. Kurangnya waktu istirahat yang berpengaruh pada kesehatan mahasantri

xvi
BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dengan dilakukannya penelitian ini adalah
kegiatan yang terlalu padat bagi mahasantri ternyata sangat berpengaruh pada
pembelajaran kelas regular serta perpengaruh terhadap motivasi motivasi belajar
mahasantri. Sehingga dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap seluruh
mahasantri khususnya mahasantri Mabna Ibnu Sina lantai dua lorong timur Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dapat lebih bijak lagi dalam
mengatur waktunya, serta mahasantri juga dapat mebiasakan diri dengan baik sehingga
motivasi belajar mahasantri tetap akan terjaga.
Dan juga penulis berharap agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi
pusat ma’had selaku pengurus serta penyelenggara kegiatan agar dapat
menyelenggarakan kegiatan ma’had lebih efisien waktu agar tidak mengganggu waktu
istirahat mahasantrinya.

B. SARAN
Dalam beberapa kendala yang telah kami temukan, seharusnya selalu ada
evaluasi untuk mendapatkan solusi terbaik demi berlangsungnya kegiatan itu dengan
baik. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa posisi mahasantri Mabna Ibnu Sina lantai
dua lorong timur juga sebagai mahasiswa diberbagai Fakultas Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, yang memiliki kesibukan berbeda beda dalam
melaksanakan kewajibannya sebagai mahasiswa.
Oleh karena itu sebaiknya pusat ma’had selaku pengurus serta penyelenggara
kegiatan ma’had tidak terlalu membebankan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan-
kegiatannya dengan lebih mengefisienkan waktu sehingga tidak menggangu waktu
belajar maupun istirahat dari mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang. Meskipun hal ini terlihat sulit dilakukan, namun perlu dicoba dengan
melibatkan semua civitas akademika di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang, sehingga dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo Mudjia. Antara Konsep, Proposisi, Teori, Variabel dan Hipotesis dalam
Penelitian, hal 1. Malang: Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang.

Yasmin, M., Zulkarnain, & Daulay, D. A. (2017). Gambaran Homesickness Pada Siswa
Baru di Lingkungan Pesantren. Psikologia: Jurnal Pemikiran & Penelitian
Psikologi, Vol. 12, No. 3, hal. 165-172.

Pusat Ma’had Al-Jami’ah. “PROFIL MSAA UIN MALIKI MALANG”. Diakses dari
http://msaa.uin-malang.ac.id/sample-page/, pada tanggal 2 November 2019
pukul 23.44

http://digilib.uinsby.ac.id/10378/6/bab%203.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/3604/5/Bab%202.pdf
http://etheses.uin-malang.ac.id/5028/1/10110243.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/4640/8/BAB%201.docx
https://eprints.uny.ac.id/8654/3/BAB%202%20-%2008416241010.pdf

xviii

Anda mungkin juga menyukai