Anda di halaman 1dari 33

KESADARAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS


KULIAH

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Studi Islam fakultas
Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitian

Disusun Oleh

20422108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN STUDI ISLAM

FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA
2022

DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................................1
B. Fokus Dan Pertanyaan Penelitian........................................................................................3
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian........................................................................................3
D. Sistematika Pembahasan.....................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI.......................................................................5
A. Kajian Pustaka....................................................................................................................6
B. Landasan Teori...................................................................................................................9
1. Mahasiswa..........................................................................................................................9

2. Disiplin Dan Menghargai Waktu......................................................................................12

3. Kesadaran.........................................................................................................................12

4. Kesadaran Belajar.............................................................................................................14

5. Pentingnya Tugas Bagi Mahasiswa...................................................................................16

BAB III........................................................................................................................................18
METODE PENELITIAN...........................................................................................................18
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan...........................................................................................19
B. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................................19
C. Informan Penelitian..............................................................................................................19
D. Teknik Penentuan Informan.................................................................................................20
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................................21
F. Keabsahan Data....................................................................................................................22
G. Teknis Analisis Data............................................................................................................23
H. Kisi-Kisi Pertanyaan............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mahasiswa adalah sebutan bagi mereka yang tengah menempuh pendidikan di
perguruan tinggi dimana banyak masyarakat yang menyebut mahasiswa sebagai calon
kaum intelektual yang mampu membawa negara ini ke arah yang lebih baik lagi.
Mahasiswa dituntut agar mampu memiliki kemampuan berpikir secara ilmiah, sertamoral
yang baik pula.1

Mahasiswa mempunyai tiga peran, yaitu

1. Mahasiswa berperan sebagai Social Control


yaitu mahasiswa dengan pendidikannya sehingga memiliki kemampuan
intelektual, kepekaan sosial serta sikap kritisnya, kelakdiharapkan akan
mampu menjadi pengontrol sebuah kehidupan sosial dalam masyarakat
dengan cara memberikan saran, kritik, serta solusi untuk permasalahansosial
masyarakat maupun permasalahan bangsa.
2. Mahasiswa berperan sebagai Agen Of Change
mahasiswa bukan hanya penggagas perubahan tetapi sebagai pelakudalam
perubahan tersebut. Sikap kritis yang positif dapat membuat perubahan besar.
3. Mahasiswa berperan sebagai Iron Stock
mahasiswa merupakan cadangan, aset, dan harapan bangsa di masa depan.
Mahasiswa bukan hanya sebagai kaum akademisi intelektual yang yang hanya
duduk mendengarkan dosen, namun mahasiswa harus `mampu memperkaya
dirinya dengan ilmu pengetahuan yang lebih.

Mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan juga harus membekali
dirinya dengan soft skill seperti leardership, kemampuan memposisikan dirinya, serta
sensitivitas yang tinggi Namun banyak yang tidak mengetahui bagaimana kehidupan dari
mahasiswa di perguruan tinggi. Kebanyakan mahasiswa lupa akan perannya sebagai

1
Fatah Yasin. Penumbuhan Kedisiplinan Sebagai Pembentukan Karakter peserta didik di
madrasah. (Jurnal el- Hikmah Fakultas tarbiyah UIN Maliki Malang 2011). Hlm 22
Social Control, Agen Of Change, serta Iron stock. Sehingga banyak juga mahasiswa
yang terlalu santai dalam menempuh pendidikannya di perguruan tinggi. Ini dibuktikan
dengan tindakan tindakan yang melekat di kehidupan mahasiswa meskipun tidaksemua
mahasiswa melakukannya. Salah satu tindakan yang melekat pada mahasiswa adalah
kebiasaan mengerjakan tugas di waktu yang sangat mepet.

Banyak mahasiswa yang mempersepsikan jika tidak mengerjakan tugas diwaktu


mepet, otak mereka tidak akan mampu bekerja dengan baik. Namun sebaliknya jika tugas
dikerjakan pada waktu mepet, otak mereka akan mampu bekerja dengan baik dan lancar.
Dalam pengerjakan tugas, biasanya mahasiswa mengerjakan pada malam sebelum
pengumpulan tugas atau yang lebih parah adalah pada pagi di hari pengumpulan tugas. 2
Tentu saja itu telah menunjukan bahwa mahasiswa saat ini sangat kurang disiplin dalam
mengerjakan tugas yang di berikan oleh dosen. Bagaimana mahasiswa akan mampu
membawa bangsa menjadi lebih baik jika dalam mengerjakan tugas kuliah saja kurang
adanya kesadaran dalam kedisiplinan. PadaHlm dengan disiplin, seseorang akan mampu
mengatur waktunya dengan baik. Oleh karena itu, disipin sangatlah penting dalam
kehidupan mahasiswa.3

Menunda-nunda pekerjaan memang merupakan Hlm yang banyak diketemukan di


negeri kita ini. Tak heran, apabila orang-orang luar dari negara-negara maju
mengomentari orang-orang kita sebagai jenis orang-orang yang santuy. Mungkin
diperlukan insentif luar biasa atau iming-iming apa sehingga dapat mengubah kebiasaan
'buruk' ini dari budaya masyarakat kita.

Sebenarnya akan banyak timbul kekeliruan atau ketidaksempurnaan bila


mahasiswa mengerjakan tugas habis-habisan hanya menjelang deadline. Bisa terjadi
ketidaklengkapan informasi, atau ada beberapa Hlm yang overlooked, terlewatkan.
Menjadikan hasil kerjaan atau paper-nya menjadi kurang sempurna, perfect. Ada
beberapa bolong-bolong, atau loopholes-nya.

2
Audi, N. L. Persahabatan dan Toleransi Pemalasan Sosial pada Mahasiswa Psikologi
Universitas Sumatera Utara. (Psikologia: Jurnal Pemikiran & Penelitian Psikologi 2014) Hlm.
52-56
3
Ali, Muhammad, Asrori, Muhammad, Psikologi Remaja, (Jakarta; PT Bumi Aksara, 2011),
Hlm 161
Dari pentingnya peran mahasiswa untuk negeri, salah satu cara penerapannya
adalah mengerjakan tugas tepat waktu. Dengan begitu mahasiswa akan menjadi generasi
penerus yang intelektual serta disiplin sehingga menjadi peran yang sangat penting bagi
Indonesia. Oleh karena itu peneliti mengangkat judul KESADARAN MAHASISWA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA DALAM
MENYELESAIKAN TUGAS KULIAH.

B. Fokus Dan Pertanyaan Penelitian


1. Fokus Penelitian
Dari latar belakang di atas maka fokus penelitian yang akan peneliti bahas
yaitu
a. Kesadaran be;ajar mahasiswa pendidikan agama islam dalam
menyelesaikan tugas kuliah dan kendala apa saja yang melatar belakangi
hal itu.
2. Pertanyaan Penelitian
a. Apa definisi mahasiswa
b. Apa yang difahami mahasiswa tentang tugas
c. Apa definisi kesadaran belajar
d. Bagaimana mahasiswa bisa bertanggungjawab dengan kewajibannya
sebagai pelajar
e. Seberapa penting tugas kuliah bagi mahasiswa

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa penting mahasiswa
Pendidikan Agama Islam universitas Islam Indonesia dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan dosen di perkuliahan.
2. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat Teoritis
 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
kepustakaan dalam pengetahuan tentang Kesadaran Belajar
Mahasiswa Terhadap Tugas perkuliahan

b. Manfaat Praktis
 Bagi peneliti, sejauh mana kesadaran mahasiswa dalam
menyelesaikan tugas perkuliahan.
 Bagi mahasiswa, untuk pengembangan wawasan ilmu pengetahuan
dan motivasi bahwa tugas kuliah merupakan kewajiban yang harus
diselesikan tepat pada waktunya.
 Bagi dosen, untuk bahan informasi kepada mahasiswa, bahwa
kesadaran mahasiswa terhadap tugas mencakup banyak Hlm.

D. Sistematika Pembahasan
BAB I, dalam Bab I terbagi dalam beberapa sub bab bagian yang peneliti
teliti yaitu terdapat. Pertama, latar belakang yang berisikan dasar pemikiran peneliti
yang ingin dikaji. Kedua, terdapat fokus penelitian yaitu apa saja masalah atau
pembahasan yang ingin peneliti jelaskan yang dimana sebagai fokus dalam penelitian
ini. Ketiga, terdapat rumusan masalah atau pertanyaan masalaha, yaitu pertanyaan-
pertanyaan yang akan peneliti cari dan mengulik mengapa Hlm tersebut menjadi
sebuah pertanyaan atau rumusan yang ingin diteliti. Keempat, yaitu tujuan yang
menjadi sebuah alasan mengapa adanya rumusan atau pertanyaan-pertanyaan yang
ingin peneliti teliti. Kelima, kegunaan penelitian yaitu ditujukan kepada siapa dan
pengaruhnya dalam proses berkelanjutan dalam meneliti penelitian ini. Keenam,
sistematika pembahasan yaitu berisi tentang struktur bagian-bagian yang ada dalam
proposal skripsi secara singkat.

BAB II, dalam Bab II terbagi dalam beberapa sub bab bagian yang peneliti
teliti yaitu. Pertama, kajian pustka yang terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu
yang bersumber dari berbagai skripsi, jurnal, dll yang sesuai dengan judul proposal
skripsi yang peneliti akan teliti, namun juga memiliki perbedaan seperti fokus
penelitian maupun tempat waktu penelitian yang berbeda terhadap penelitian yang
akan diteliti. Kedua, landasan teori yang terdapat berbagai sumber penelitian yang
sesuai dengan judul penelitian dikarenakan semakin banyak sumber atau teori yang
digunakan maka akan semakin baik..

BAB III, dalam Bab III terbagi dalam beberapa sub bab bagian peneliti
teliti yaitu metode penelitian yang terbagi menjadi. Pertama, jenis penelitian dan
pendekatan yaitu yang akan menentukan apakah judul proposal sesuai dengan
kategori yang akan diteliti. Kedua,tempat atau lokasi penelitian yaitu tempat yang
dijadikan sebagai pelaksanaan penelitian yang akan menjadi tempat yang akan
diteliti. Ketiga, informan penelitian yaitu suatu kelompok atau atau individu-individu
yang akan menjadi sumber dalam menggali informasi-informasi yang dibutuhkan
untu mendukung proses penelitian yang akan diteliti. Keempat, teknik penentuan
informan yaitu suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sumber-sumber yang
akan mendukung penelitian. Kelima, teknik pengumpulan data yaitu strategi yang
dilakukan untuk mendapatkan dan mengumpulkan berbagai data-data yang diperoleh
dari berbagai sumber. Keenam, keabsahan data yaitu kegiatan mengecek atau
memastikan kembali data-data yang telah diperoleh agar tidak adanya kesalahan
maupun kekurangan yang dimuat dalam penelitian skripsi yang akan diteliti. Ketujuh,
teknik analisis data yaitu strategi dalam menentukan dan melanjutkan data-data yang
sesuai dari apa yang telah dikumpulkan.

BAB IV, dalam Bab IV berisikan hasil dan pembahasan dimana pada bab
ini akan menjawab fokus dan pertanyaan penelitian. Hasil penelitian akan dijabarkan
berdasarkan dari hasil observasi di lapangan, wawancara serta bukti dokumentasi
yang didapat. Sedangkan pada pembahasan peneliti akan memaparkan dan mengkaji
data-data yang telah didapatkan.

BAB V, dalam Bab V terdapat kesimpulan. Dimana peneliti akan


memberikan kesimpulan terkait penelitian yang telah dilakukan dan memberikan
saran serta masukan perbaikan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA, yaitu menulis kembali berbagai sumber-sumber


data-data yang diperoleh dalam menyusun penelitian ini yang bersumber dari buku-
buku, jurnal, artikel, dll.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dimaksudkan untuk menguraikan secara sistematis tentang hasil
penelitian-penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang hendak dikaji
dalam penelitian ini. Sebelum melakukan penelitian ini, penulis telah mencari terlebih
dahulu beberapa referensi yang dianggap memiliki relevansi dengan penelitian penulis.
Maka, hasil penelitian terdahulu yang telah penulis temukan adalah sebagai berikut:

Skripsi yang ditulis oleh Elisabet Dwi Retno Agustamanesia Jurusan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta tahun 2017 yang berjudul Tingkat kemampuan Mengelola Waktu
Mahasiswa. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa mahasiswa tidak mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan dosen tepat waktu dikarenakan terlalu sibuk dengan
kegiatan organisasi. Oleh karenanya pada penelitian tersebut menawarkan solusi untuk
membuat to do list kegiatan sehingga bisa menyelesaikan di antara keduanya dan juga
bisa mengerjakan tugas sesuai prioritas. Karena cangkupannya adalah mahasiswa sudah
pasti kewajibannya menuntut ilmu (dengan mengerjakan tugas dari dosen tepat waktu)
selebihnya itu adalah tambahan untuk mahasiswa sebagai pengalaman.4

Perbedaan penelitian Elisabet dengan penelitian ini terletak pada judul yang akan
dikaji tetapi unutk fokus permasalahannya tidak jauh berbeda dengan konsep yang akan
dideskripsikan peneliti. Karena judul penelitian ini tingkat kesadaran mahasiswa dalam
mengerjakan tugas yang diberikan dosen tepat waktu, tidak lain Hlmnya dengan
bagaimana mahasiswa bisa membagi waktu diantara kegiatan kegiatan mahasiswa.
Penelitian Elisabet berfokus untuk pembagian waktu mahasiswa yang masih kurang
efeketif karena kebanyakan mahasiswa masih terlalu sibuk dan capek dalam kegiatan
organisasi. Sedangkan penelitian ini berfokus pada, seberapa faham mahasiswa untuk

4
Elisabet, Tingkat kemampuan mengelola waktu mahasiswa (Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017) Hlm. 64
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen sebagai bentuk tanggungjawab menjadi
pelajar di perguruan tinggi.

Skripsi yang di tulis oleh Maria Ulfa, 2009 tentang Motifasi kerja mahasiswa,
(Studi terhadap mahasiswa Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta). Tujuan penelitian
tersebut adalah :

 Untuk mengtahui motif para mahasiswa Universitas Islam Negeri


Sunan Kalaijaga Yogyakarta yang kuliah sambil bekerja
 Mendeskripsikan efek dari mahasiswa yang kuliah sambil bekerja
dalam menjalankan perannya Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa,
motivasi yang mendorong mahasiswa untuk bekerja hanya untuk
mencari pengalaman didunia kerja. Dan hanya ingin mendapatkan
uang lebih, karena uang dari orang tua saja tidak akan cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.5

Perbedaan dari penelitian yang ditulis oleh Maria Ulfa dengan penelitian ini
adalah pada variabelnya yaitu motivasi kerja mahasiswa, penelitian Maria berfokus pada
mahasiswa yang mengerjakan tugas kuliah sambil bekerja untuk memnuhi kebutuhan
hidupnya. Sedangkan penelitian ini berfokus kepada bagaimana kesadaran mahasiswa
dalam mengerjakan tugas kuliah. Jika dikaitkan penelitian ini dengan penelitian maria
terdapat beberapa hal yang sama, pertama : tidak semua mahasiswa mampu berkuliah
sambil bekerja yang kedua : mahasiswa mampu melakukan keduanya (kuliah sambil
kerja). Pada penelitian ini akan dibahas tentang kendala apa saja yang dialami mahasiswa
sehingga tidak mengerjakan tugas sesuai waktu yang telah diberikan dosen. Tentu ada
kegiatan lain dari proses perkuliahan, mungkin salah satunya adalah bekerja sehingga
mahasiswa kurang mampu menyelesaikan tugasnya. Kemudian penelitian ini juga akan
membahas tentang alasan mahasiswa tidak menyelesaikan tugasnya tepat waktu, selain
karena kurangnya keasadaran dari mahasiswa terkait pentingnya tanggungjawab
perkuliahan adalah karena mahasiwa sibuk di luar proses perkuliahan.

Jurnal yang ditulis oleh Gusti Ayu Raiyanti tahun 2013 berjudul Prokrastinasi
Akademik Pada Mahasiswa. hasil dari penelitian tersebut adalah: Prokrastinasi
5
Ulfa Maria, Motifasi Kerja Mahasiswa (Universitas Sunan Kalijaga 2019) Hlm. 85-86
dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu akademik dan non akademik. Lebih khusus lagi,
prokrastinasi akademik adalah perilaku menunda-nunda mengerjakan atau menyelesaikan
tugas akademik. Orang yang melakukan prokrastinasi sering disebut dengan istilah
prokrastinator. Prokrastinasi akademik adalah perilaku menunda-nunda dalam
mengerjakan atau menyelesaikan tugas akademik. Tugas-tugas akademik tersebut
diantaranya tugas menulis, membaca belajar menghadapi ujian, menghadiri pertemuan
(kuliah), tugas administratif, dan kinerja akademik secara keseluruhan. Secara umum
penyebab prokrastinasi akademik adalah, rasa enggan atau ragu-ragu untuk memulai dan
mengerjakan tugas yang dianggap sulit atau tidak menyenangkan. Dan adanya rasa
khawatir atau takut akan konsekuensi yang mungkin timbul dari penyelesaian tugas.
Karakteristik mahasiswa yang melakukan prokrastinasi adalah suka menunda-nunda
mengerjalian tugas sampai batas waktu pengumpulan (deadline) Adapun factor yang
mempengaruhi prokrastinasi akademik adalah factor internal, yang meliputi kondisi fisik
dan psikologis seseorang. Sedangkan factor eksternal yang dapat mempengaruhi prilaku
prokrastinasi yaitu yang berasal dari luar diri seseorang seperti pengasuhan orang tua dan
lingkungan.6

Perbedaan penelitian Gusti dengan penelitian ini adalah subyek atau variabel yang
akan dibahas walaupun ada beberapa konsep yang saling berkaitan. Pada penelitian Gurti
berfokus pada prokrastinasi akademik mahasiswa, jika ada mahasiswa yang menunda-
nunda dalam mengerjakan tugas berarti ada 2 faktor yang mempengaruhi yaitu internal
dan ekxternal. Pada penelitian Gusti juga dijabarkan faktor – faktor tersebut, dalam
penelitian ini akan lebih berfokus terhdapah bagaimana cara mahasiswa memahami
bahwa tugas itu adalah kewajiban terlepas dari adanya dorongan dari faktor internal dan
ekxternal. Karena sejatinya yang menyandang gelar mahasiswa adalam mereka yang
memiliki tingkat intelektual lebih tinggi dari siswa. Akan tetapi peneliti juga akan
mengangkat beberapa pembahasan dari penelitian Gusti dan menggabungkannya dalam
penelitian ini tentang faktor yang membuat mahasiswa menunda-nunda pekerjaannya.
Karena bagaimanapun tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan yang sama, dan

6
Ayu Gusti, Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa. (Jurnal Kesehatan Gigi Vol 1 nomor 2
2013) Hlm. 129
mungkin faktor itu lebih cocok daripada menggunakan kata “malas” terhadap mahasiswa
yang telat mengerjakan tugas dari dosen.

B. Landasan Teori
1. Mahasiswa
a. Definisi Mahasiswa

Definisi Mahasiswa Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar
pada perguruan tinggi.7 Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan
yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir
sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada
usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup. Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa ialah seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun
yang terdaftar dan menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.

Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya


dengan perguruan tinggi yang diharapkan dapat menjadi caloncalon intelektual atau bisa
juga definisi mahasiswa adalah orang yang menuntut ilmu atau belajar di perguruan
tinggi, baik itu di universitas, institut ataupun akademi. Menurut kamus besar bahasa
indonesia, definisi mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Setelah
menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah, sebagaian sebagian siswa yang
menganggur, mencari pekerjaan, atau melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan
tinggi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai
mahasiswa.8 Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu
ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk
perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan
universitas. Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu
ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat
dengan perguruan tinggi.

7
Buku Pedoman Universitas Diponegoro Tahun 2004/2005, Hlm. 94
8
Asshiddiqie, J. Strategi Pendidikan Nasional di Abad Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
(Jakarta: Intermasa 2013) Hlm. 88
Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam
berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan
tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang
merupakan prinsip yang saling melengkapi. Belajar di perguruan tinggi sangan berbeda
dari belajar di sekolah, siswa lebih banyak berperan sebagai penerima ilmu pengetahuan
sementara pengajar berfungsi sebagai fasilitator yang membantu mahasiswa mencapai
tujuan pembelajaran yang telah disepakati.9

b. Ciri-Ciri Mahasiswa

mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain:

a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar diperguruan


tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegansi.
b. Karena kesempatan yang ada, mahasiswa diharapkan nantinya dapat
bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai
pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.
c. Diharapkan dapat menjadi daya penggerakan yang dinamis bagi proses
modernisasi.
d. Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas.

Briton (1991) menguraikan beberapa ciri dari mahasiswa, yaitu sebagai berikut10:

a. Menerima keadaan fisiknya; perubahan fisiologis dan organis yang


sedemikian hebat pada tahun-tahun sebelumnya, pada masa remaja
akhir sudah tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menatap dan
harus diterima sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi fisik
tertentu tidak lagi mengunggu dan sedikit demi sedekit mulai
menerima keadaan.
b. Memperoleh kebebasan emosional; masa remaja akhir sedang pada
masa proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional
dari orang yang dekat dalam hidupnya (orangtua). Kehidupan emosi
9
Putra, S.I. & Pratiwi, A. Sukses dengan Soft Skills. (Bandung: Direktorat Pendidikan Institut
Teknologi Bandung 2005) Hlm.90
10
Britton, B.K & Tesser, A. Effesien of time-management Practice on Collagegendes, (Journal
Of Educational Psycology 1991) Hlm. 22
yang sebelumnya banyak mendominasi sikap dan tindakannya mulai
terintegrasi dengan fungsi-fungsi lain sehingga lebih stabil dan lebih
terkendali. Dia mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya
dengan sikap yang sesuai dengan lingkungan dan kebebasan
emosionalnya
c. Mampu bergaul; dia mulai mengembangkan kemampuan mengadakan
hubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun orang lain yang
berbeda tingkat kematangan sosialnya. Dia mampu menyesuaikan dan
memperlihatkan kemampuan bersosialisasi dalam tingkat kematangan
sesuai dengan norma sosial yamg ada.
d. Menemukan model untuk identifikasi; dalam proses ke arah
kematangan pribadi, tokoh indentifikasi sering kali menjadi faktor
penting, tanpa tokoh identifikasi timbul kekaburan akan model yang
akan ditiru dan memberikan pengarahan bagamana bertingkah laku
dan bersikap sebaikbaiknya.
e. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri; pengertian dan
penelitian yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai terpuruk.
Kekurngan dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan
tidak lagi mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat
prestasi yang ingin dicapai
f. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma; nilai
pribadi yang tadinya menjadi norma dalam melakukan sesuatu
tindakan bergeser ke arah penyesuaian terhadap norma di luar dirinya.
Baik yang berhubungan dengan nilai sosial ataupun moral. Nilai
pribadi adakalanya harud disesuaikan dengan nilai-nilai umum
(positif) yang berlaku dilingkungannya.
g. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kanak-kanakan; dunia
remaja mulai ditinggalkan dan dihadapannya terbentang dunia dewasa
yang akan dimasuki. Ketergantungan secara psikis mulai ditinggalkan
dan ia mampu mengurus dan menentukan sendiri. Dapat dikatakan
masa ini ialah masa persiapan ke arah tahapan perkembangan
berikutnya yakni masa dewasa muda.

2. Disiplin Dan Menghargai Waktu


a. Disiplin merupakan sikap patuh seseorang terhadap peraturan dan
waktu. Disiplin tinggi yaitu seseorang menaati peraturan atau tata
tertib yang telah ditetapkan dalam sebuah lembaga. Pribadi yang
disiplin sangat hati-hati dalam melaksanakan pekerjaan serta penuh
dengan tanggung jawab mematuhi kewajibannya. Mata hati dan
profesinya terarah pada hasil yang akan di raih sehingga mampu
menyesuaikan diri dalam situasi yang menantang.11
b. Kejujuran
Kejujuran adalah salah satu faktor fundamental yang harus dipunyai
seseorang. Kejujuran bukan sebuah keterpaksaan, melainkan
keterpanggilan dari dalam, sebuah keterikatan. seseorang itu harus
jujur terutama kepada dirinya sendiri, bawahannya, perjanjian-
perjanjian dalam menjalankan atau mengelola tugas tersebut, harus
sesuai kata dengan perbuatan.

3. Kesadaran
Kesadaran merupakan salah satu Hlm yang penting dalam kehidupan ini,
khususnya remaja harus sadar akan kehidupanya sendiri, menurut psikolog Dwipayana,
ibu Endah Fajar Puspita, S.Psi., M.Psi remaja akhir yang berkisar antara 18-21 tahun,
mereka sudah bisa memilah informasi yang mereka tangkap secara benar, Dampak
ketidaksadaran yang sangat umum antara lain adalah kebosanan, mudah marah, sering
lupa, kecanduan, luka batin, dan mudah tegang, semua Hlm negatif ini bisa terjadi karena
kita kurang sadar akan apa yang menjadi tujuan kita. Namun kenyataanya semuanya bisa
diatasi dengan latihan dan juga meningkatkan kesadaran secara utuh dan terus menerus.

Kesadaran adalah proses dimana seseorang memahami dan mengertiakan


suatu keadaaan yang menjadikan individu itu sendiri sadar dan paham betul dengan apa
yang terjadi, dan apa yang akan terjadi. Kesadaran diri merupakan proses mengenali

11
P. Siagian, Sondang. Teori Motivasi dan Aplikasinya (Rineka Cipta 1996) Hlm 12
motivasi, pilihan dan kepribadian kita lalu menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas
penilaian, keputusan daninteraksi kita dengan orang lain. Motivasi merupakan suatu
proses emosi dan proses psikologis dan bukan logis.12

Menurut Freud (1964) mengemukakanbahwa kehidupan mental seseorang


terbagi menjadi dua tingkat yaitu, alamsadar dan alam tidak sadar. Alam tidak sadar
terbagi lagi menjadi dua tingkat alam tidak sadar dan alam bawah sadar. Dalam psikologi
Freudian ketiga tingkat kehidupan mental ini dipahami baik sebagai proses maupun
lokasi. Keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis dan tidak nyata
ada di dalam tubuh, sekalipun demikian ketika membahas alam tidak sadar, Freud
melihatnya sebagai suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari. Berikut
uraian lebih rinci dari ketiga alam tersebut.

1. Alam sadar
Alam sadar/kesadaran (conscious) sebagai tingkat kesiagaan individu pada saat
ini terhadap stimuli eksternal dan internal berupa peristiwa-peristiwa lingkungan
dan sensasi tubuh, memori, dan pikiran. Jadi kita sadar ketika kita memantau
lingkungan (internal dan eksternal), tetapi juga saat kita mencoba mengendalikan
diri kita sendiri dan lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa kesadaran melibatkan :
pertama, pemantauan diri sendiri dan lingkungan sehingga persepsi, memori dan
proses berfikir direprensentasikan dalam kesadaran. Kedua, pengendalian diri
sendiridan lingkungan sehingga kita mampu memulai dan menghakhiri aktivitas
perilaku dan kognitif.13
2. Alam bawah sadar
Alam bawah sadar (preconsciuous) memuat semua elemen yang tidak disadari,
tetapi bisa muncul dalam kesadaran dengan cepatatau agak sukar (Freud, 1964).
Isi alam bawah sadar ini berasal dari dua sumber, yang pertama datang dari
persepsi sadar. Segala sesuatu yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu
singkat, akan segera masuk ke alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih
kepemikiran lain. Pikiran yang dapat ke luar masuk antara alam sadar dan alam

12
Abdul Aziz Ahyadi. Psikologi Agama. (Bandung: Sinar Baru 1991) Hlm. 65
13
Jalaludin.. Psikologi Agama (Edisi Revisi), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2016)
Hlm. 109
bawah sadar, umumnya adalah pikiran-pikiran yang bebas dari kecemasan. Antara
gambaran sadar dan dorongan tidak sadar nyaris sama satu dengan yang lainnya.
Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar.
Freud yakin bahwa pikiran bisa menyelinap dari sensor yang ketat dan masuk ke
alam bawah sadar dalam bentukyang tersembunyi. Beberapa dari gambaran ini
tak pernah kita sadarikarena begitu kita menyadari bahwa gambaran-gambaran
tersebut datang dari alam tidak sadar, maka kita akan merasa semakin
cemas,sehingga sensor akhirpun bekerja untuk menekan gambaran yang memicu
kecemasan tersebut dan mendorongnya kembali ke alam tidak sadar.14
3. Alam tidak sadar
Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan,
maupun insting yang tidak disadari tetapi ternyata mendorong perkataan,
perasaan, dan tindakan kita. Kita sadar akan perilaku kita yang nyata, tetapi sering
kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut,
misalnya seorang pria bisa saja mengetahui dirinya tertarik pada seorang wanita
tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja
bersifat tidak rasional. Freud meyakini bahwa keberadaan alam tidak sadar ini
hanya dibuktikan secara langsung. Baginya alam tidak sadar merupakan
penjelasan dari makna yang ada dibalik mimpi, keslahan ucap dan berbagai jenis
lupa yang dikenal dengan resepsi.15

4. Kesadaran Belajar
Kesadaran belajar adalah proses pembentukan kebiasaan – kebiasaan baru atau
perbaikan kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap – sikap dan
kebiasaan – kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras
dengan kebutuhan ruang dan waktu. Uraian tersebut sejalan dengan Slameto yang
mengatakan bahwa “Kesadaran belajar mempengaruhi prestasi belajar antara lain dalam
hal pembuatan jadwal belajar dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan,

14
Caroline, C. Hubungan antara Religiusitas Dengan Tingkat Penalaran Moral Pada Pelajar
Madrasah Mu”Allimat Muhammadiyah Yogyakarta, (Yoyakarta: Fakultas Psikologi UGM
1999) Hlm 230
15
Caroline, C. Hubungan antara Religiusitas Dengan Tingkat Penalaran Moral Pada Pelajar
Madrasah Mu”Allimat Muhammadiyah Yogyakarta, (Yoyakarta: Fakultas Psikologi UGM
1999) Hlm 230
mengulangi pelajaran, konsentrasi serta dalam melaksanakan tugas”. Kesadaran belajar
cenderung menguasai siswa bila melakukan kegiatan belajar. Hal ini disebabkan bila
siswa sudah memiliki kesadaran belajar, kegiatan belajar menjadi sebuah kegiatan yang
menyenangkan, bukan sebuah paksaan dari pihak manapun dan perbuatan kesenangan
cenderung untuk diulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Hal
ini juga didukung oleh Djaali yang menyebutkan bahwa hasil belajar mempunyai korelasi
positif dengan kebiasaan belajar atau study habit. Kebiasaan merupakan cara bertindak
yang diperoleh melalui belajar secara berulang–ulang, yang pada akhirnya menjadi
menetap dan bersifat otomatis. Djaali mengemukakan bahwa: “Cara belajar setiap siswa
berbeda, seperti bagaimana bentuk catatan dan pengaturan waktu belajar, tempat serta
fasilitas belajar lainnya. Cara dalam memahami materi pun juga berbeda - beda, ada yang
hanya dengan membaca, ada yang hanya dengan mendengarkan, ada yang harus dicatat
terlebih dahulu agar bisa dibaca secara berulang - ulang dan sebagainya”.

Selain itu keterampilan mengatur waktu merupakan suatu keterampilan yang


sangat penting, seperti yang dikutip oleh Tyas Arya Kusuma bahwa “Ada ahli
keterampilan studi yang berpendapat bahwa keterampilan mengelola waktu dan
menggunakan waktu secara efisien merupakan hal yang terpenting dalam masa studi
maupun seluruh kehidupan siswa” Menurut seorang ahli yang bernama J. Bigger dalam
buku Psikologi Belajar berpendapat bahwa “Belajar pada pagi hari lebih efektif daripada
belajar pada waktu – waktu lainnya. Di antara siswa ada yang siap belajar pagi hari, ada
pula yang siap pada sore hari, bahkan tengah malam. Perbedaan waktu dan kesiapan
belajar inilah yang menimbulkan perbedaan waktu belajar seorang siswa dengan siswa
lainnya”. Kesadaran belajar merupakan dorongan dari dalam individu siswa yang sedang
belajar untuk mendapatkan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa
indikator yang mendukung.

Menurut Hermianto Sofyan indikator tersebut antara lain:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil;


2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
3. Adanya harapan dan cita – cita masa depan;
4. Adanya penghargaan dalam belajar;
5. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa
dapat belajar dengan baik.

Sumadi Suryobroto (2002: 238) mengatakan bahwa: “Cita – cita merupakan pusat
dari bermacam – macam kebutuhan, artinya kebutuhan - kebutuhan biasanya
disentralisasikan di sekitar cita - cita itu, sehingga dorongan tersebut mampu
memobilisasikan energi psikis untuk belajar. Dengan adanya keinginan untuk
mewujudkan cita - cita ini maka siswa akan lebih terdorong untuk giat belajar tanpa
paksaan dari siapa pun”. Seorang siswa yang memiliki kesadaran dalam belajar akan
memiliki kemauan untuk aktif mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan belajar,
bekerja keras merencanakan setiap kegiatan belajarnya dan berusaha mengatasi kesulitan
belajarnya, baik dengan berusaha sendiri ataupun dengan bertanya kepada orang lain
yang lebih paham. Hal ini juga didukung oleh Syaiful Bahri Djamarah yang mengatakan
bahwa: “Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar. Siswa
yang belajar karena motivasi intrinsik tidak akan cepat terpengaruh oleh lingkungan,
semangat belajar yang dimiliki kuat, tanpa diberikan janji – janji bila mendapat prestasi
yang baik siswa ini akan belajar dengan sendirinya karena ingin memperoleh ilmu yang
sebanyak – banyaknya”. Dari uraian di atas indikator kesadaran belajar dalam penelitian
ini yaitu cara belajar, kesadaran memotivasi diri sendiri dan kesadaran bahwa belajar
adalah bekal untuk masa depan.

5. Pentingnya Tugas Bagi Mahasiswa


Dalam dunia perkuliahan, mahasiswa mempunyai banyak kebiasaan yang
melekat. Salah satunya adalah kebiasaan mahasiswa dalam mengerjakan tugas diwaktu
mepet seperti pada malam sebelum pengumpulan tugas atau yang lebih parahadalah pada
pagi di hari pengumpulan tugas. Tentu saja kebiasaan tersebut tidak menunjukan
kedisiplinan bagi mahasiswa. Banyak mahasiswa yang berpikir jika tidak mengerjakan
tugas di waktu mepet, otak mereka tidak akan mampu berpikir dengan baik. Namun
sebaliknya jika tugas dikerjakan pada waktu mepet, otak merekaakan mampu berpikir
dengan baik dan lancar. Sama seperti orang yang berjalan santaitanpa adanya anjing yang
mengejar dibelakang, maka orang tersebut akan lama sampai pada tempat tujuan. Namun
sebaliknya, jika orang tersebut dikejar anjingmaka orang tersebut akan berlari secepat
mungkin untuk sampai pada tempattujuannya. Hlm tersebut menunjukan, jika ada
konsekuensi maka power akan bertambah.16

Banyak penyebab dari kebiasaan mahasiswa yang mengerjakan tugas di


waktumepet, seperti kesulitan tugas yang membuatnya enggan mengerjakan dan
malas,terlalu asik mengerjakan Hlm lain yang mereka sukai, serta organisasi lain, dan
sebagainya yang membuat tugas tersebut pada akhirnya tidak bisa optimal
karenadikerjakan di waktu mepet. Namun bagaimana pun alasan mahasiswa dalam
mengerjakan tugasnya, tetap saja Hlm tersebut telah menunjukan kurangnya kedisiplinan
dalam diri seorang mahasiswa.17

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat awalan ke dan


akhiran_an. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia mempunyai arti ketaatan dan
kepatuhan pada aturan, tata tertib, dan lain sebagainya. Menurut Keith Davis dalam Drs.
R.A. Santoso Sastropoetro, disiplin diartikan sebagai pengawasan terhadap diri pribadi
untuk melaksanakan sgala sesuatu yang telah disetujui atau diterima sebagai tanggung
jawab. ( Santoso Sastropoetro. 1998:747 ) Sedangkan, menurut Mahmud Yunus dalam
bukunya “At Tarbiyyah wa Ta’lim” mengatakan, disiplin adalah kekuatan yang
ditanamkan oleh para pendidik untuk menanamkan dalam jiwa tingkah laku dalam
pribadi murid dan bentuk kebiasaan dalam diri mereka, tunduk dan patuh dengn sebenar-
benarnya pada aturan-aturan yngsesuai dengan prinsip pendidikan yang sesungguhnya
yaitu inti yang dijalankan padasetiap aktivitas sekolah. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa disiplin merupakan tindakan-tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan
perilaku patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Kedisiplinan bukan merupakan sesuatu yang terjadi secara otomatis tetapi


sikap tersebut terbentuk atas faktor yang mempengaruhinya seperti, kesadaran, pola pikir,
lingkungan, dan sebagainya. Sehingga, seseorang dikatakan menjalanan kedisiplinan jika
orang tersebut menjalankan peraturannya karena pengaruh dari dalam dirinya maupun
dari luar dirinya. Pada mahasiswa pengaruh disiplin yang menunjukan bahwa mahasiswa
tersebut tertib dan patuh adalah jika mahasiswa telah mampu membagi waktunya dengan
16
Fatah Yasin. Penumbuhan Kedisiplinan Sebagai Pembentukan Karakter Peserta Didik.
(Jurnal el-Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang 2019) Hlm 90
17
DwiSiswoyo. IlmuPendidikan. (Yogyakarta: UNY Pers.2007) Hlm 41
baik sehingga tidak mengorbankan Hlm lain, salah satunya mengerjakan tugas yang telah
diberikan oleh dosen.18

Dengan segala kegiatan yang mahasiswa ikuti dalam perkuliahan,


mahasiswa harus tetap ingat dengan perannya sebagai Social Control, Agen Of Change,
serta Iron stock sehingga diharapkan mahasiswa mampu untuk bersikap tertib dan patuh
dalam hidupnya sehinggga bukan hanya dikatakan sebagai kaum intelektual tapi juga
sebagai kaum yang disiplin. Banyak solusi yang dapat dilakukan agar tugas tidak di
kerjakan diwaktu mepet, diantaranya seperti :

a. Buat agenda Jika mahasiswa mempunyai banyak kegiatan, serta sulit


untuk membagiwaktu antara perkuliahan dengan lainya, pembuatan
agenda sangat di perlukan agar dapat mengatur kegiatannya dengan
baik.
b. Pikirkan konsekuensi : Pikirkan akibat yang didapatkan jika menunda-
nunda dalam membuat tugas.Jika tugas dilakukan diwaktu mepet
menjelang deadline maka akibatnya harus pontang-panting untuk
menyelesaiikan tugas, serta hasil yang tidak maksimal.
c. Tidak mencari alasan : Salah satu kebiasaan mahasiswa dalam
mengerjakan tugas adalah banyakmencarri alasan untuk menunda
mengerjakan tugas.
d. Buat motivasi diri : Salah satu cara agar tidak menunda tugas adalah
memotivasi diri sendiri.Setiap orang mempunyai motivasi pada dirinya
sndiri yang membuat dirinya bersemangat untuk melakukan suatu Hlm
seperti tidak menunda-nunda dalammengerjakan tugas sehingga tidak
mengerjakan tugas diwaktu mepet dengan deadline.

BAB III

METODE PENELITIAN
Penelitian Lapangan
18
Oemar Hamalik. MetodaBelajar Dan Kesulitan Kesulitan Belajar (Bandung: Tarsito 2005).
Hlm. 67-80
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan
memaparkan keadaan objek yang diteliti.19

Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang segala sesuatu


yang berkaitan dengan kesadaran mahasiswa pendidikn agama islam dalam
menyelesaikan tugas kuliah. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif metode dekriptif, sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut
secara holistik (utuh). Jadi dalam Hlm ini tidak boleh mengisolasikan individu atau
organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian
dari suatu keutuhan.20

Pendekatan penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang


menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
prilaku yang dapat diamati. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode
deskriptif. Jadi jenis penelitian ini memahami pendekatan kualitatif karena melalui
pendekatan tersebut lebih tepat untuk mengidentifikasikan seberapa penting tugas yang
diberikan dosen kepada mahasiswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Universitas Islam Indonesia jln. Kaliurang Km.
14,5 Sleman Yogyakarta. Waktu penelitian mulai tanggal 15 Desember 2022 – 15
Februari 2023.

C. Informan Penelitian
Informan penelitian biasanya disebut dengan populasi. Jika jumlah populasi
terlalu besar, maka penelitian dapat mengambil sebagian dari jumlah total populasi.

19
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007), Hlm. 92.
20
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
Hlm. 3.
Sedangkan untuk jumlah populasi yang lebih kecil, sebaiknya seluruh populasi digunakan
sebagai sumber pengambilan data.21 Subyek penelitian dalam penelitian disebut juga
sumber data yaitu subyek dari mana data dapat diperoleh.22 Adapun dalam penelitian ini,
penulis mengelompokkan penentuan sumber data menjadi dua yaitu data yang secara
langsung didapatkan di lokasi atau objek penelitian, Data diperoleh dari mahasiswa
Universitas Islam Indonesia Jurusan Studi Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Agama Islam, untuk mengambil data tentang tingkat kesadaran mahasiswa
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen bagi keberlangsungan belajarnya.
Rencana penelitian ini membutuhkan 20 responden mahasiswa.

D. Teknik Penentuan Informan


Dalam menentukan informan, maka peneliti menggunakan pengambilan sampel data
secara Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan melalui
pertimbangan tertentu, dimana pertimbangan tertentu ini seperti partisipan tersebut yang
dianggap lebih mengetahui tentang apa yang diharapkan atau sebagai pemimpin sehingga
akan memudahkan peneliti dalam menjelajahi obyek dan situasi sosial yang akan
diteliti.23

Dengan memiliki kriteria sebagai informan yaitu:


1. Informan mengetahui, menguasai dan memahami tentang sesuatu secara
enkulturasi sehingga pengetahuannya bukan hanya sekedar diketahui namun juga
dihayati.
2. Informan masih dalam golongan yang masih berkecimpung dan terlibat dalam
kegiatan yang diteliti.
3. Informan bersedia dan memiliki waktu untuk dimintai suatu informasi.
4. Informan menyampaikan informasi dengan sebenarnya tanpa rekayasan pribadi.
5. Informan hendaknya memiliki hubungan yang cukup asing dengan peneliti
sehingga akan memberikan informasi secara valid dan dapat dijadikan sebagai
narasumber.24
21
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: PT Bumi Perkasa, 2003) Hlm 55
22
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), Hlm.172.
23
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010),
Hlm. 218.
24
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Hlm. 303.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting
(kondisi alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada
observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Catherine MarsHlml, Gretchen B.
Rossman, menyatakan bahwa “the fundamental methods relied on by qualitative
researchers for gethering information are, participation in the setting, direct observation,
in-depth interviewing, document review”.25 Untuk memperoleh data yang diperlukan
dalam penelitian ini dilakukan berbagai teknik sebagai berikut:

1. Teknik Interview (wawancara) Teknik Interview (wawancara)


adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. 26 Ciri utama dari interview adalah
adanya kontak langsung dengan cara tatap muka antara pencari
informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee)
untuk memperoleh informasi yang tepat dan objektif, setiap
interviewer harus mampu menciptakan hubungan baik dengan
interviewee.27 Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data
dengan cara tanya jawab dengan informan secara langsung
dengan menggunakan alat bantu. Paling tidak, alat bantu tersebut
berupa pedoman wawancara (interview guide).28 Oleh karena
pedoman wawancara ini merupakan alat bantu, maka disebut
juga instrumen pengumpulan data. Untuk memperoleh data dari
informan, peneliti menyusun pedoman wawancara dalam bentuk
daftar pertanyaan wawancara yang disusun secara sistematis.
Pedoman ini dibuat sebelum kegiatan wawancara dilaksanakan
dan berfungsi sebagai panduan selama wawancara berlangsung
sehingga dapat berjalan lancar dan data tentang permasalahan
yang dihadapi mahasiswa yang aktifitasnya kuliah sambil

25
Chisnall, Peter M, Marketing Research, McGraw Hill MarketingSeries, 1992, Hlm 80.
26
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet. 4, Hlm. 72.
27
Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Hlm. 165.
28
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Hlm. 192.
bekerja. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini
meliputi, wawancara dengan mahasiswa UII Yogyakarta tentang
kesadaran mereka dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh dosen.
2. Teknik Dokumentasi Menggali berbagai informasi tentang
problematkan mahasiswa Universitas Islam Indonesia di
Yogyakarta, di samping menggunakan teknik wawancara,
peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi. Teknik
dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mencari data mengenai Hlm-Hlm atau variabel yang
berupa catatan, buku, majalah, surat kabar, notulen rapat dan
sebagainya.29 Teknik dokumentasi ini digunakan untuk
mendapatkan data yang berupa tulisan-tulisan yang berhubungan
dengan objek penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini
serta digunakan sebagai teknik penguat dari hasil teknik
interview. Data yang diambil adalah data dari mahasiswa
Pendidikan Agama Islam di Yogyakarta.

F. Keabsahan Data

Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang


dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiahs ekaligus untuk menguji data yang
diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility,
transferability, dependability, dan confirmability. 30

Untuk menguji kredibilitas atau pengecekan keabsahan data, peneliti


melakukan keabsahan data menggunakan Triangulasi, dan Bahan Referensi untuk
menemukan apakah data yang ditemukan dapat dikatakan valid ataupun tidak.31
1. Triangulasi

29
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Hlm. 274.
30
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007),
Hlm. 270
31
Ibid., Hlm. 272.
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sesuatu selain di luar data yang didapat untuk keperluan
pengecekan ataupun sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh.
Triangulasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Pertama, triangulasi sumber
yaitu dengan membandingkan dan mengecek kilas balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang sama namun dalam
waktu yang berbeda. Kedua, triangulasi metode yaitu setelah data yang
dikumpulkan peneliti dengan menggunakan metode tertentu kemudian
selanjutnya akan dicek dengan metode yang berbeda. Seperti Hlmnya
penelitian ini, data yang akan dikumpulkan dengan menggunakan metode atau
teknik wawancara, maka akan dicek dengan menggunakan metode observasi
ataupun dengan menggunakan menganalisis dokumen. Dan ketiga, triangulasi
waktu yaitu mengecek kebenaran data yang didapat dengan cara
mengumpulkan data dengan waktu yang berbeda.32
2. Bahan Referensi
Bahan referensi merupakan pemeriksaan keabsahan data dengan adanya
pendukung untuk membuktikan bahwa data yang telah diperoleh oleh peneliti.
Seperti Hlmnya hasil data dari wawancara maka perlu didukung dengan
adanya rekaman wawancara, baik berupa gambaran keadaan yang perlu
didukung oleh dokumentasi foto dan sebagainya.33

G. Teknis Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan tehnik pengumpulan data yang bermacam- macam (trianggulasi), menurut
Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa “the aim is not determine the truth about
some social peneomenon, rether the purpose of triangulation is to increase one’s
understanding of what ever is being investigated”.34 dan dilakukan secara terus menerus
sampai data jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan

32
Ibid., Hlm. 330.
33
Ibid., Hlm. 273-275.
34
Emory, Business Reserch Methods, (Richad D. Irwin Inc. 1985). Hlm 99
variasi data tinggi sekali. Data yang di peroleh yaitu data kualitatif. 35 Teknik analisis data
berarti proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam
menganalisis data yaitu data reduction, data display dan Conclusion drawing/
Verification.36 Kemudian agar data yang diperoleh nanti sesuai dengan kerangka kerja
maupun fokus masalah akan ditempuh langkah utama dalam analisis data yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data) Reduksi data berarti merangkum,


memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada Hlm-Hlm yang
penting, kemudian dicari tema dan polanya. Reduksi data
dimaksudkan untuk menentukan data ulang sesuai dengan
permasalahan yang akan penulis teliti, dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya.37 Disini data mengenai problematika dan solusi
mahasiswa yang bekrja bagi keberlangsungan belajarnya yang
diperoleh dan terkumpul, baik dari hasil penelitian atau
kepustakaan kemudian di buat rangkuman.
2. Data Display (Penyajian Data) Data hasil reduksi
disajikan/didisplay ke dalam bentuk yang mudah dipahami. Dalam
penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Sajian data dimaksudkan untuk memilih data yang
sesuai dengan kebutuhan penelitian tentang tingkat kesadaran
35
Sugiyono, metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2009) Hlm 333.
36
Sugiyono, Penelitian Kualitatif dan R & D, Hlm. 246.
37
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif dan R & D, Hlm. 249.
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen,
artinya data yang telah dirangkum tadi kemudian dipilih, sekiranya
data mana yang diperlukan untuk penulisan laporan penelitian
dalam bentuk teks yang berbentuk naratif.
3. Conclusion Drawing/Verification Langkah ketiga yaitu penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan ini akan diikuti dengan
bukti-bukti yang diperoleh ketika penelitian di lapangan. Verifikasi
data dimaksudkan untuk penentuan data akhir dan keseluruhan
proses tahapan analisis, sehingga keseluruhan permasalahan
mengenai tingkat kesadaran mahasiswa terhadap tugas dari dosen
dapat di jawab sesuai dengan kategori data. Teknik ini bertujuan
untuk menyajikan deskripsi (gambaran) secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan fenomena
yang di selidiki.38

Dengan demikian analisis ini dilakukan saat peneliti berada di lapangan dengan
cara mendeskripsikan segala data yang telah di dapat, lalu dianalisis sedemikian rupa
secara sistematis, cermat dan akurat. Dalam Hlm ini data yang digunakan berasal dari
wawancara dan dokumen-dokumen yang ada serta hasil observasi yang dilakukan.
H. Kisi-Kisi Pertanyaan

Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang telah disediakan, yang paling
sesuai dengan keadaan anda. Terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia, yaitu :
SS : Bila Anda Sangat Sesuai dengan pernyataan yang ada
S : Bila Anda Sesuai dengan pernyataan yang ada
TS : Bila Anda Tidak Sesuai dengan pernyataan yang ada
STS : Bila Anda Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan yang ada
No Pertanyaan SS S TS STS Deskripsi
1 Anda memilih mengikuti perkuliahan daripada
meninggalkannya karena ada rapat organisasi

38
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif dan R & D, Hlm. 250- 251.
2 Apakah anda menunda-nunda mengerjakan tugas-
tugas kuliah
3 Apakah anda menahan diri untuk menonton film
kesukaan anda pada saat pekan ujian
4 Apakah anda meluangkan waktu lebih banyak
untuk belajar bersama teman
5 Apakah anda membuat daftar aktifitas yang harus
anda selesaikan
6 Apakah anda melakukan rencana pribadi anda
walaupun suasana hati anda sedang tidak bagus
7 Apakah anda membatasi dalam penggunaan
gadget ketika sedang mengerjakan tugas kuliah
agar dapat lebih berkonsentrasi
8 Apakah anda lebih mementingkan tugas kuliah
daripada nongkrong bermain bersama teman
9 Apakah anda terlibat aktif sebagai aktivis di
lingkungan masyarakat dimana anda tinggal
10 Apakah anda lebih memilih untuk menyelesaikan
tugas kuliah dari tugas di luar perkuliahan
11 Apakah anda meninggalkan perkuliahan agar
dapat menghadiri kegiatan lain
12 Apakah anda mengerjakan tugas perkuliahan
menjelang batas waktu pengumpulan tugas karena
lebih memprioritaskan waktu untuk kegiatan luar
kuliah
13 Jika ada waktu senggang, apakah anda
membiasakan diri untuk membaca buku referensi
di perpustakaan
14 Apakah anda akan tetap menerima tawaran untuk
ikut kegiatan luar kuliah
15 Apakah anda mengikuti perkuliahan sesuai dengan
jadwal yang anda miliki
16 Apakah anda tetap menonton film kesukaan anda
pada saat pekan ujian
17 Apakah anda mengerjakan dan menyelesaikan
tugas-tugas kuliah tepat waktu
18 Apakah ketika anda mengerjakan tugas dengan
mencari sumber-sumber referensi di perpustakaan
19 Apakah anda memilih untuk tidak masuk kuliah
(bolos) demi menghadiri kegiatan lain
20 Jika ada waktu luang apakah anda gunakan untuk
tidur
21 Apakah anda membuat jadwal harian agar
memudahkan anda mengerjakan tugas
22 Rencana pribadi anda berubah berdasarkan
suasana hati
23 Apakah anda mengerjakan aktifitas secara
spontanitas ?
24 Demi mencapai target hidup, apakah anda
membuat prioritas dalam kegiatan anda ?
25 Dari mana anda mengetahui jadwal kuliah
26 Apakah anda mengikuti ajakan teman untuk
bermain meskipun anda tengah mengerjakan tugas
yang segera dedline
27 Apakah anda berjalan-jalan dengan teman anda
dampai larut malam meskipun besok pagi anda
presentasi
28 Jika ada waktu luang, apakah anda pergi ke
perpustakaan untuk membaca novel, majalah atau
buku cerita
29 Apakah anda mengerjakan tugas secara mandiri
tanpa mencari sumber
30 Jika ada materi perkuliahan yang belum jelas
apakah anda hanya diam saja dan tidak bertanya
kepda dosen

DAFTAR PUSTAKA

Fatah Yasin. 2011. Penumbuhan Kedisiplinan Sebagai Pembentukan Karakter


peserta didik di madrasah. Jurnal el- Hikmah Fakultas tarbiyah UIN Maliki Malang. Hlm
22
Audi, N. L. 2014. Persahabatan dan Toleransi Pemalasan Sosial pada
Mahasiswa Psikologi Universitas Sumatera Utara. Psikologia: Jurnal Pemikiran &
Penelitian Psikologi, Hlm. 52-56
Ali, Muhammad, Asrori, Muhammad, 2011, Psikologi Remaja, Jakarta; PT Bumi
Aksara. Hlm. 161
Elisabet, 2017 Tingkat kemampuan mengelola waktu mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Hlm. 64
Ulfa Maria, 2009 Motifasi Kerja Mahasiswa Universitas Sunan Kalijaga. Hlm.
85-86
Ayu Gusti, 2013 Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa. Jurnal Kesehatan
Gigi Vol 1 nomor 2 Hlm. 129
Buku Pedoman Universitas Diponegoro Tahun 2004/2005, h. 94
Asshiddiqie, J. 2003 Strategi Pendidikan Nasional di Abad Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Jakarta: Intermasa. Hlm. 88
Putra, S.I. & Pratiwi, A. 2005 Sukses dengan Soft Skills. Bandung: Direktorat
Pendidikan Institut Teknologi Bandung. Hlm.90
Britton, B.K & Tesser, A. 1991. Effesien of time-management Practice on
Collagegendes, Journal Of Educational Psycology. Hlm. 22
P. Siagian, Sondang. 1996. Teori Motivasi dan Aplikasinya : Rineka Cipta. Hlm
12
Abdul Aziz Ahyadi. 1991. Psikologi Agama. Bandung: Sinar Baru. Hlm. 65
Jalaludin. 20116. Psikologi Agama (Edisi Revisi).Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Hlm. 109
Caroline, C. 1999. Hubungan antara Religiusitas Dengan Tingkat Penalaran
Moral Pada Pelajar Madrasah Mu”Allimat Muhammadiyah Yogyakarta, Yoyakarta:
Fakultas Psikologi UGM. Hlm 230
Caroline, C. 1999. Hubungan antara Religiusitas Dengan Tingkat Penalaran
Moral Pada Pelajar Madrasah Mu”Allimat Muhammadiyah Yogyakarta, Yoyakarta:
Fakultas Psikologi UGM. Hlm 230
Fatah Yasin, 2011. Penumbuhan Kedisiplinan Sebagai Pembentukan Karakter
Peserta Didik. Jurnal el-Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang. Hlm 90
DwiSiswoyo. 2007. IlmuPendidikan.Yogyakarta: UNY Pers. Hlm 41
Oemar Hamalik, 2005. MetodaBelajar Dan Kesulitan Kesulitan Belajar
(Bandung: Tarsito). Hlm. 67-80
Zuriah, Nurul, 2007, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: PT.
Bumi Aksara, Hlm. 92.
Moleong, Lexy J. 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, Hlm. 3.
Sukardi, 2013 Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: PT Bumi Perkasa,
Hlm. 55
Arikunto, Suharsimi, 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi
Revisi Jakarta: Rineka Cipta, Hlm.172.
Sugiyono, 2010 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta, Hlm. 218.
Margono, 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm.
303.
Chisnall, Peter M, 1992 Marketing Research, McGraw Hill MarketingSeries, Hlm
80.
Sugiyono, 2008 Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, cet.4, Hlm.
72.
Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Hlm. 165.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Hlm. 192.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Hlm. 274.
Sugiyono,2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta Hlm. 270.
Ibid., Hlm. 272.
Ibid., Hlm. 330.
Ibid., Hlm. 273-275.
Emory, 1985 Business Reserch Methods, Richad D. Irwin Inc. Hlm 99
Sugiyono, 2009 metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009) Hlm 333.
Sugiyono, Penelitian Kualitatif dan R & D, Hlm. 246.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif dan R & D, Hlm. 249.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif dan R & D, Hlm. 250- 251.

Anda mungkin juga menyukai