Anda di halaman 1dari 4

ISSU yang terjadi di masyarakat

Banyak masyarakat Indonesia yang masih menganggap penggunaan alat kontrasepsi memiliki efek
samping dan stigma-stigma yang kurang tepat. Sehingga, masih banyak mitos yang harus diluruskan
sesuai penelitian atau dunia medis yag telah ada. Salah satu kontrasepsi yang sering salah persepsi
adalah implant. Tak heran, dari sekian banyak pilihan kontrasepsi, implant memang yang tergolong
paling unik cara pemakaiannya sehingga banyak menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran.

Beberapa contoh dari berbagai issu atau mitos yang terjadi di masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Banyak keluar darah saat proses pemasangan implant.

Fakta : Implant dipasang di bawah kulit yang sedikit terdapat pembuluh darah besar, sehingga tak
banyak darah yang keluar. Sebelum pemasangan, Ibu juga akan dibius lokal (Anastesi)
sehingga tidak akan terasa sakit saat implant dipasang.

2. Perubahan pada berat badan.

Fakta : Kebanyakan para akseptor hanya mengetahui bahwa efek samping yang umum terjadi pada
penggunaan alat kontrasepsi akan mengakibatkan pertambahan berat badan saja.
Kebanyakan masyarakat mendapatkan informasi tersebut bukan dari tenaga kesehatan,
melainkan dari tetangga atau orang tua yang pernah menggunakannya sehingga tidak ada
klarifikasi tentang kebenaran dari pengalaman tentang efek samping tersebut.

Berat badan bertambah atau menurun secara cepat dapat diliat dalam waktu 7 bulan
pertama setelah pemasangan implan. Hormon progreston mempermudakan perubahan
karbohidrat dan gula menjadi lemak dan merangsang nafsu makan serta menurunkan
aktifitas fisik, sehingga adanya implan dapat menyebabkan berat badan bertambah.
Penambahan berat badan ini disebabkan karena hormon yang mengandung progesterone
dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan dihipotalamus yang menyebabkan
akseptor makan lebih dari biasanya (Irianto, 2014). Menurut Prawiroharjo (2007) efek
penambahan berat badan dapat disebabkan karena hormon yang terkandung dapat
merangsang pusat pengendali nafsu makan dihipotalamus yang menyebabkan akseptor
makan lebih banyak dari biasanya

3. Implant bisa menghilang dari lengan dengan sendirinya. 

Fakta : Perpindahan benda ke seluruh tubuh, hanya bisa dengan perantara aliran darah. Implant
terpasang di bawah kulit, sehingga tidak memungkinkan untuk masuk ke dalam aliran darah
dan berpindah tempat. 

Secara teori hal ini sesuai dengan penjelasan Suratun, dkk (2008) bahwa impant  merupakan
alat kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit. 
4. Implant menghentikan haid. Jadi kalau tidak haid, darah kotor pasti akan memicu penyakit. 

Fakta : Haid terjadi karena peluruhan dinding rahim akibat sel telur tidak dibuahi. Implant bekerja
dengan menghambat pelepasan sel telur oleh indung telur, sehingga tidak ada sel telur
yang menempel di dinding rahim. Apabila tidak ada sel telur, maka dinding rahim tidak akan
meluruh dan tidak akan terjadi haid.

Menurut Irianto (2014) Gangguan siklus haid terjadi karena ketidak seimbangan hormonal
sehingga endometrium mengalami histologia dan kadar FSH yang tingi dapat
mengakibatkan terjadinya stimulasi ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi) sehingga
dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi). Sedangkan menurut (Sinaga E, 2017)
Polimenorea merupakan kelainan siklus menstruasi yang menyebabkan wanita berkali - kali
mengalami menstruasi dalam sebulan, bias dua atau tiga kali atau bahkan lebih. Normalnya,
siklus menstruasi berlangsung selama 21-35 hari dengan durasi sekitar 2-8 hari. Wanita
yang mengalami polimenorea memiliki siklus menstruasi yang pendek dari 21 hari dengan
pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatife sama atau lebih banyak. Menurut
Astuti (2015) yang mengalami siklus menstruasi kurang dari 21 hari terjadi pada waktu 3
bulan pertama.

5. Tidak bisa bekerja berat jika menggunakan implant, nanti implantnya bisa keluar. 

Fakta : Implant yang dipasangkan dengan baik oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman tidak
akan berpindah maupun keluar apabila melakukan pekerjaan yang berat sekalipun. Implant
biasanya juga dipasangkan di lengan yang tidak aktif, sehingga apabila terjadi rasa nyeri
sementara setelah pemasangan tidak akan mengganggu aktivitas.

6. Harus bolak balik check-up jika menggunakan implant.  

Fakta : Tidak, pengguna implant tidak memerlukan check-up rutin ke tenaga kesehatan setelah


implant dipasang kecuali mengalami keluhan, mempunyai pertanyaan, atau sudah
waktunya implant  untuk dicabut. 

7. Implant menyebabkan kanker.

Fakta : Menurut studi, penggunaan implant tidak menunjukkan peningkatan risiko kanker apapun.

8. Penggunaan implant membahayakan janin.

Fakta : Menurut studi, wanita yang hamil ketika menggunakan implant atau sudah hamil saat
menggunakan implant tidak akan membahayakan ataupun menyebabkan kecacatan pada
janin.

9. Penggunaan implant menyebabkan sulit hamil lagi.

Fakta : Wanita yang telah mencabut implant, dapat segera hamil karena karena pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat. Pola haid juga akan segera kembali, walaupun di beberapa
kasus, ada yang harus menunggu beberapa bulan sampai pola haid kembali normal. 
10. Ibu menyusui tidak bisa menggunakan implant. 

Fakta : Ibu yang baru melahirkan dan sedang menyusui bisa menggunakan implant setelah 6
minggu setelah melahirkan. Sebaiknya ibu menyusui tidak menggunakan kontrasepsi yang
mengandung hormon kombinasi seperti pil KB ataupun suntik KB karena dapat mengganggu
produksi ASI.

Secara teori Mandang (2016) menyatakan bahwa salah satu keuntungan pemakaian implant yaitu
tidak mengurangi produksi ASI

11. Implant tidak cocok untuk perempuan dengan kelebihan berat badan. 

Fakta : Implant bisa digunakan oleh siapa saja, tak terkecuali perempuan dengan berat badan
berlebih.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan akseptor tentang
penggunaan KB implant masih kurang, sehingga peran tenaga kesehatan untuk sosialisasi tentang
penggunaannya serta cara penanganannya sehingga kejadian tersebut tidak menimbulkan kekhawatiran
serta kecemasan yang dapat menyebabkan tidak berkelanjutannya penggunaan kontrasepsi.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatan pengetahuan akseptor KB implant adalah
dengan memberikan pengetahuan tentang KB implant melalui berbagai metode misalnya melalui media
cetak, elektronik, pendidikan kesehatan , konseling KB.
DAFTAR PUSTAKA

Khanza, Y. N. (2016). Mitos dan Fakta Terkait Penggunaan Kontrasepsi Hormonal. Jurnal Farmasi
Komunitas Vol. 3, No. 2, (2016) 94-97, 94-96.

Nurhidayati, Permatasari, A. D., & Tamrin, H. (2020). Manajemen Asuhan Kebidanan Akseptor Baru KB
Implan pada Ny. N dengan Kecemasan. Window ofMidwiferyJournal Vol. 01No.
02(Desember,2020): 76-85, 76-85.

Rachmania, W., Kurniawan, D., & Pertiwi, F. D. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Implan
Pada Wanita Usia Subur di Kelurahan Katulampa Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Vol. 7 No. 1 2019 February-Agustus, hlm 37-46, 5-9.

Siragih, S. B., Indriani, & Sulaiman, S. (2019). Studi Fenomenologi : Pengalaman Ibu Menggunakan Alat
Konstrasepsi Jangka Panjang ( IUD dan Implant ). Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Medisina
AKPER YPIB Majalengka#Volume V Nomor 9 Februari 2019, 6-10.

Wirda, W. (2021). Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Implant Tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi
Implant di Puskesmas Bakung, Kota Jambi Tahun 2021. Volume 2, Issue 4, Maret 2021, 498-499.

Anda mungkin juga menyukai