Anda di halaman 1dari 13

Laporan Tugas Review Artikel Ilmiah dalam Asuhan Kebidanan dengan Tema

“Kompres Bawang Merah Meredakan Demam”

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Reni Pebriani ( 11194862111294 )


Renny Septia Damayanti ( 11194862111295 )
Rini Rahayyu ( 11194862111296 )
Ritna Yulia Sari ( 11194862111297 )
Risqi Amalia ( 11194862111298 )
Rusmiliyanti ( 11194862111299 )
Salna Fitriana ( 11194862111300 )
Sarifah Wilda Eros Tina ( 11194862111301 )
Sasmita Juliae ( 11194862111302 )

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
Informasi Artikel Yang Di Review

Artikel Pertama
Tema : Ekstrak Bawang Merah Terhadap Penurunan Demam
Judul : Efektivitas Ekstrak Bawang Merah (Allium ascalonicum L)
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak dengan Demam Pasca
Imunisasi DPT Pentabio
Penulis : Setiawandari, Eka Deviany Widyawaty
Tahun : Februari 2021
Nama Jurnal, Vol, No., ISSN/ISBN, DOI : 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan, Vol.11,
No.1, Februari 2021, p-ISSN 2089-4686/e-ISSN
2548-5970, DOI: http://dx.doi.org/10.33846/2trik11102
Situs/Website Sumber Data : Google Scooler /
http://2trik.jurnalelektronik.com/index.php/2trik/article/view/481

Artikel Kedua
Tema : Pengaruh Pemberian Tumbukan Bawang Merah Pada Demam
Judul : Pengaruh Pemberian Tumbukan Bawang Merah Sebagai
Penurun Suhu Tubuh Pada Balita Demam di Puskesmas Lubuk
Buaya Kota Padang Tahun 2018
Penulis : Faridah BD, Elda Yusefni, Ingges Dahlia Myzed
Tahun : Oktober 2018
Nama Jurnal, Vol, No., ISSN/ISBN, DOI : Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK), Oktober 2018, Vol.2,
No.1, P-ISSN:2597-8594, E-ISSN:2580-930X
Situs/Website Sumber Data : Google Scooler /
https://scholar.google.com/scholar?start=10&q=bawang+merah%3B+demam
%3B+anak&hl=id&as_sdt=0,5

Artikel Ketiga
Tema : Perbedaan Kompres Hangat dan Kompres Bawang Merah
Judul : Perbedaan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat dan Kompres
Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Usia 0-1
Tahun Yang Mengalami Demam Pasca Imunisasi DPT di Desa
Semboro
Penulis : Harianah Akib, Megawati
Tahun : 2017
Nama Jurnal, Vol, No., ISSN/ISBN, DOI : JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI, Vol.5,
No.1, ISSN:2302-7932
Situs/Website Sumber Data : http://journal.uds.ac.id/index.php/jkds/article/view/77/73 /
Google Scooler
Artikel Keempat
Tema : The Effect Of Onion Compres With Hipertermia
Judul : The Effect Of Onion (Allium ascalonicum L.) Compres Toward
Body Temperature Of Children With Hipertermia In Bougenville
Room DR. Haryoto Lumajang Hospital
Penulis : Pragita Reza Riyady, Liarucha Ria Aridya, Juliningrum Peni
Perdani, Hardiani Ratna Sari, Prasetyorini Dhara Ayu, Zulka
Ayesie Natasa, Flowerenty Dini Dian, Sari Dewa Ayu Eka Chandra
Merta, Sari Dewa Ayu Dwi Chandra Yadnya, Hikmah Devintania
Kurniasti Nurul, Pratiwi Haidar Dwi, Irawan Rosita Debby,
Puspitasari Melinda, Suhariyati
Tahun : 2016
Nama Jurnal, Vol, No., ISSN/ISBN, DOI :Proceeding ICMHS 2016, ISBN:978-602-60569-3-1
Situs/Website Sumber Data : jurnal.unej.ac.id/index.php/prosiding/article/download/3921/3015 /
Google Scooler

Artikel Kelima
Tema : Innovation of Shallot Essential Oil For Fever Reduction
Judul : Innovation of Shallot (Allium ascalonicum L.) Essential Oil for
Fever Reduction in Infants Post-DTaP Immunization
Penulis : Setiawandari, Istiqomah, Marquita Da Silva Ximesnes
Tahun : August 2021
Nama Jurnal, Vol, No., ISSN/ISBN, DOI : JORNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol.14, No.03
(2021), E-ISSN:2477-3948
Situs/Website Sumber Data : https://journal2.unusa.ac.id/index.php/JHS/article/view/2048/1441
https://doi.org./10.33086/jhs.v14i03.2048 / Google Scooler

Isi Review
A. Latar Belakang
Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya, dan
merupakan gejala dari suatu penyakit (Maryunani, 2010). Hipertermi adalah suatu keadaan
dimana suhu tubuh melebihi titik tetap (set point) lebih dari 37C, yang biasanya diakibatkan
oleh kondisi tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih banyak panas daripada yang dapat
dikeluarkan oleh tubuh (Hayuni et al., 2017).
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa jumlah tahunan kasus demam di
seluruh dunia mencapai 16-33 juta, di mana 500-600 ribu kasus kematian di tiap tahunnya.
Tercatat 1.900 kematian balita dalam sehari di dunia diakibatkan infeksi akibat demam. Pada
tahun 2011, angka kematian bayi di berbagai negara mencapai 6,9 juta jiwa. Anak merupakan
yang rentan terkena demam, walaupun gejala yang dialami lebih ringan dari orang dewasa.
Hampir disemua daerah endemik, insidensi demam banyak terjadi pada anak usia 5-19 tahun.
Data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di Brazil terdapat sekitar 19% sampai 30% anak
diperiksa karna menderita demam. Di Indonesia penderita demam sebanyak 465 (91,0%) dari
511 ibu yang memakai perabaan untuk menilai demam pada anak mereka, sedangkan sisanya
46(23,1%) dari 511 ibu yang menggunakan thermometer (Setyowati, 2013).
Di Indonesia, anak yang mengalami demam terdapat 10-30 % orang anak dari jumlah
kunjungan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang, sepanjang tahun 2016 di
Kota Padang tercatat sebanyak 5820 orang anak mengalami demam. Demam bisa
mengakibatkan kejang, kejang demam (febrile convulsion) adalah kejang pada bayi atau anak-
anak yang terjadi akibat demam tanpa adanya infeksi pada susunan saraf pusat atau kelainan
saraf lainnya. Di Indonesia dilaporkan angka kejadian kejang demam 2% - 4% dari anak yang
berusia 6 bulan sampai 5 tahun pada tahun 2012-2013. Sedangkan angka kejadian kejang
demam di Puskesmas Lubuk Buaya sendiri adalah 176 orang anak mengalami kejang demam
sepanjang tahun 2016.
Penanganan demam pada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dapat
dilakukan dengan pemberian obat antipiretik (farmakologi). Antipiretik bekerja menurunkan
pusat pengatur suhu di hipotalamus, yang diikuti respon fisiologis termasuk penurunan produksi
panas, peningkatan aliran darah ke kulit, serta peningkatan pelepasan panas melalui kulit
dengan radiasi, konveksi, dan penguapan. Tetapi penggunaan antipiretik ini memiliki efek
samping yaitu dapat mengakibatkan spasme bronkus, peredaran saluran cerna, penurunan
fungsi ginjal dan dapat menghalangi supresi respons antibodi serum. Antipiretik (parasetamol
dan ibuprofen) tidak harus digunakan secara rutin dengan tujuan hanya untuk mengurangi suhu
tubuh pada anak dengan demam (Cahyaningrum, 2017)
Selain dengan terapi farmakologi, untuk menurunkan suhu tubuh dapat dilakukan dengan
cara non farmakologi seperti penggunaan energi panas melalui metoda konduksi dan evaporasi.
Metode konduksi yaitu perpindahan panas dari suatu objek lain dengan cara kontak langsung.
Ketika kulit hangat menyentuh yang hangat maka akan terjadi perpindahan panas melalui
evaporasi, sehingga perpindahan energi panas akan berubah menjadi gas (Putri & Cahya
ningrum, 2017). Salah satunya yaitu menggunakan obat tradisional.
Obat tradisional pada anak relatif lebih aman karena obat tradisional memiliki toksisitas yang
rendah dibandingkan dengan obat-obatan kimia. Selain itu pemberian obat tradisional kepada
anak lebih aman dan bahkan tidak ada efek samping apabila penggunaannya dilakukan secara
benar. Selain itu obat tradisional harganya murah dan terjangkau oleh setiap kalangan
masyarakat dan mudah didapat karena jumlahnya melimpah (Putri & Cahyaningrum, 2017). Ada
beberapa obat tradisional yang dipercaya mampu menurunkan suhu tubuh pada anak dengan
demam yaitu seperti kompres bawang merah.
Bawang merah adalah herba semusim, tidak berbatang, daun tunggal memeluk umbi lapis,
umbi lapis menebal dan berdaging, warna merah keputihan, perbungaan berbentuk bongkol.
Bawang merah dikenal sebagai obat, kira-kira sejak 5000 tahun yang lalu, bawang merah sudah
dikenal dan digunakan oleh masyarakat mesir kuno. Hampir bersamaan waktunya dengan
bawang putih, bawang merah tidak hanya dikenal sebagai bumbu penyedap masakan saja,
tetapi juga untuk pengobatan. Baik digunakan secara sendirian, artinya hanya dengan bawang
merah saja, maupun bersama bahan lain.

B. Metode
Kajian Literature review ini merupakan rangkuman menyeluruh beberapa studi penelitian /
artikel yang ditentukan berdasarkan tema tersebut. Pencarian literatur ini dilakukan pada bulan
Februari. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan
dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti- peneliti terdahulu. Pendekatan literature review yang digunakan adalah narrative.
Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal bereputasi baik nasional maupun
internasional dengan tema yang sudah ditentukan. Pencarian literatur dalam literature review ini
menggunakan dua data base yaitu google schoolar dan Mendeley dengan kata kunci demam;
kompres bawang merah; suhu tubuh.

Tabel Kriteria Artikel

Kriteria Inklusi Eksklusi

Population Bayi, Balita yang demam Anak pra sekolah tanpa demam

Intervention Kompres Bawang Merah Tanpa di Kompres Bawang Merah

Comparation - -

Tidak berpengaruh terhadap


Outcome Mempercepat Turunnya Demam
penurunan demam

Literatur Review dengan tema


Study Design Quasy Eksperimen
yang sama

Time Antara tahun 2016 sampai 2021 Sebelum tahun 2016

Bahasa lain bukan bahasa


Language Indonesia, English
Indonesia dan English
C. Hasil Kajian Literatur
Hasil pengumpulan artikel dilakukan dengan cara melakukan pemilihan jurnal atau artikel dari 10 jurnal menjadi 5 jurnal yang terdiri dari Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Proses pencarian dilakukan melalui google scholer dan mandeley.
Hasil analisis jurnal yang di review dengan nilai presentasi hasil analisis jurnal yang tinggi dapat dijelaskan dalam table berikut ini :

Tabel Hasil Penilaian Studi Menggunakan The JBI Critical Appraisal Tools (Quasy Experiment)

Kriteria

Sitasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Hasil

Quasi Experimen

Setiawandari, Eka Deviany Widyawaty (2021) √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100 %

Faridah BD, Elda Yusefni, Ingges Dahlia Myzed (2018) √ √ √ √ √ √ √ √ 88,88 %

Harianah Akib, Megawati (2017) √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100 %

Pragita Reza Riyady, Liarucha Ria Aridya, Juliningrum Peni Perdani, Hardiani Ratna
Sari, Prasetyorini Dhara Ayu, Zulka Ayesie Natasa, Flowerenty Dini Dian, Sari Dewa
Ayu Eka Chandra Merta, Sari Dewa Ayu Dwi Chandra Yadnya, Hikmah Devintania
√ √ √ √ √ √ √ √ √ 100 %
Kurniasti Nurul, Pratiwi Haidar Dwi, Irawan Rosita Debby, Puspitasari Melinda,
Suhariyati (2016)

Setiawandari, Istiqomah, Marquita Da Silva Ximesnes (2021) √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100 %


Tabel Hasil Ekstraksi Data
AUTHOR SUMBER JENIS PENGUMPUL POPULASI &
TUJUAN METODE PENELITIAN HASIL / TEMUAN
(TAHUN) ARTIKEL PENELITIAN AN DATA SAMPEL
Setiawandari, http:// Untuk mengetahui Eksperimental Quasi eksperimen Accidental Bayi yang Menunjukkan ada pengaruh yang signifikan
Eka Deviany 2trik.jurnale efektifitas bawang dengan pre and post test sampling mendapat dari bawang merah dalam menurunkan
Widyawaty lektronik.co merah (Allium with control group design imunisasi DPT suhu tubuh anak demam pasca imunisasi
(2021) m/ ascalonicum L) sebanyak 20 DPT Pentabio, dengan p-value 0,000.
index.php/ Terhadap orang responden
2trik/ penurunan suhu
article/ tubuh anak demam
view/481 pasca imunisasi
Google DPT Pentabio.
Scoler
Faridah BD, https:// Untuk mengetahui Eksperimental Quasy eksperiment Purposive Balita demam rata-rata suhu tubuh sebelum dilakukan
Elda Yusefni, scholar.goo pengaruh menggunakan rancangan sampling. yang berobat pemberian tumbukan bawang merah yaitu
Ingges Dahlia gle.com/ pemberian one group pretest postest ke poli anak di 37,91oC dan setelah dilakukan pemberian
Myzed (2018) scholar? tumbukan bawang design Puskesmas tumbukan bawangmerah yaitu 37,42oC.
start=10&q merah pada balita Lubuk Buaya Setelah dilakukan uji t paired sample
=bawang+ demam di Kota Padang / didapatkan rata-rata selisih sebelum dan
merah Puskesmas Lubuk anak demam usia sesudah perlakuan adalah -0,48. p value =
%3B+dema Buaya Kota dibawah 2 tahun 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya
m Padang Tahun bawang merah efektif terhadap penurunan
%3B+anak 2018 suhu tubuh pada balita demam. Kesimpulan
&hl=id&as_ didapatkan, bawang merah efektif sebagai
sdt=0,5 penurun suhu tubuh pada balita demam.
Google
Scoler
Harianah http:// Untuk Eksperimental Quasi Experimental Quota Sampling 14 anak yang Bahwa pada kelompok kompres hangat
Akib, journal.uds. membuktikan dengan Two group pretest mengalami rerata selisih penurunan suhu tubuh
Megawati ac.id/ perbedaan posttest menggunakan demam di Desa sebesar 3ºC dan p-value 0.000 (<0,05)
(2017) index.php/ efektifitas suhu pendekatan Cross- Semboro. sedangkan pada kelompok kompres
jkds/ tubuh anak demam Sectional bawang merah rerata selisih penurunan
article/ antara kompres suhu tubuh sebesar 4,57ºC dan p-value
view/77/73 hangat dan 0.000 (<0,05). Hasil independent t-test
Google kompres bawang menunjukkan p-value 0.232 (>0,05).
Scoler merah. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak
ada perbedaan yang signifikan antara
komprs hangat dan kompres bawang merah
terhadap penurunan suhu tubuh anak yang
mengalami demam, namun pemberian
kompres bawang merah lebih cepat
mencapai suhu tubuh normal dibanding
dengan pemberian kompres hangat.
Pragita Reza Jurnal.unej. Of this study Experiment Quasy experiment with Purposive All patients of The effect of the onion compress to
Riyady, ac.id/ was to analyze the control group pretest and sampling children who are decrease body temperature in the room
Liarucha Ria index.php/ effect of onion posttest design hospitalized in Bougenville dr. Haryato Lumajang is
Aridya, prosiding/ compress therapy Space characteristic of respondents in the age
Juliningrum article/ in patients with Bougenville dr. distribution shows that the age of 1-3 years
Peni download/ hyperthermia Haryato (60 %) more than those with 3-5 years of
Perdani, 3921/3015 treated in Lumajang who age (60 %), there was a drop in body
Hardiani Google Bougenville had signs of temperature after onion compress in the
Ratna Sari, Scoler dr . Haryato Hyperthermia / 20 treatment group with a mean difference: -
Prasetyorini Lumajang. children chosen 1.09, there is a drop in body temperature
Dhara Ayu, who has a sign after applying warm compresses to the
Zulka Ayesie hyperthermia control group with a mean difference: -0.65,
Natasa, there is a difference in body temperature in
Flowerenty the treatment group and the control group
Dini Dian, after compresses onion. These results
Sari Dewa indicate that compresses onion can lower
Ayu Eka body temperature in clients with increased
Chandra body temperature.
Merta, Sari
Dewa Ayu
Dwi Chandra
Yadnya,
Hikmah
Devintania
Kurniasti
Nurul, Pratiwi
Haidar Dwi,
Irawan Rosita
Debby,
Puspitasari
Melinda,
Suhariyati
(2016)

Setiawandari, https:// This study Quasi-experimental The results showed that the mean body
Istiqomah, doi.org./ analyzes the effect Experimental research design, with one Accidental temperature before immunization was 36.57
Research was
Marquita Da 10.33086/ of shallot essential group pre and post-test sampling. all infants aged degrees Celcius, while after the experiment
Silva jhs.v14i03. oil on fever design. 1-12 months was 36.9 degrees Celcius. The statistical
Ximesnes 2048 / reduction in infants who were test results value ρ = 0.000. There was a
(2021) Google post-DTaP enrolled in the significant difference in the mean body
Scoler vaccination infant cohort in temperature from time to time in infants with
2020 at shallot essential oil administration. This
Independent study concludes that shallot essential oil
Midwifery reduces fever in infants post-DTaP
Practice (IMP) immunization. Further research should use
Istiqomah from a control group, more significant samples,
May to August and inclusion criteria limitation.
2020.
Meanwhile,
there were 20
samples
D. Pembahasan
Hasil penelitian Setiawandari, Eka Deviany Widyawaty (2021), disebutkan bahwa
ekstrak bawang merah memiliki efektifitas yang sama untuk menurunkan demam pasca
imunisasi Pentabio dengan terapi farmakologi yaitu sirup antipiretik ( Sirup
Paracetamol ). Dalam proses penelitian ini dilakukan dengan cara membalurkan ekstrak
bawang merah keseluruh tubuh sebagai kompres. Pengompresan ekstrak bawang
merah dilakukan 5 kali dengan interval per 3 jam selama 18 jam setelah imunisasi.
Penurunan demam di ukur menggunakan alat pengukur suhu ( termometer digital ). Dari
penerapan kompres ekstrak bawang merah yang dilakukan 5 kali dengan interval per 3
jam selama 18 jam pada bayi post imunisasi pentabio yang diberi baluran ektrak
bawang merah dengan puncak demam 38ºC, setelah 18 jam mengalami penurunan
suhu dengan rerata 37,2 ºC sedangkan yang diberi sirup parasetamol dengan puncak
demam yang sama yang mengalami penurunan suhu 37,5 ºC.
Hasil Penelitian Faridah BD, Elda Yusefni, Ingges Dahlia Myzed (2018), disebutkan
bahwa tumbukan bawang merah memiliki efektifitas untuk menurunkan demam. Dalam
proses penelitian ini dilakukan dengan cara menumbuk 3 siung bawang merah lalu di
tempelkan disalah satu bagian tubuh yaitu telapak kaki, dada, dan punggung ke setiap
anak. Pengompresan ekstrak bawang merah dilakukan selama 15 menit. Penurunan
demam diukur menggunakan alat termometer raksa. Dari penerapan kompres bawang
merah didapatkan hasil penurunan 0,13 dari rentang suhu sebelum diberi baluran 37,9
ºC kemudian turun menjadi 37,4 ºC.
Hasil penelitian Harianah Akib, Megawati (2017), disebutkan bahwa ekstrak
bawang merah tidak memiliki perbedaan efektifitas dengan kompres air hangat untuk
menurunkan demam pasca imunisasi Pentabio. Dalam proses penelitian ini dilakukan
dengan cara membalurkan ekstrak bawang merah keseluruh tubuh sebagai kompres.
Pengompresan ekstrak bawang merah dilakukan sampai suhu tubuh menurun.
Penurunan demam di ukur menggunakan alat pengukur suhu ( termometer air raksa ).
Dari penerapan kompres ekstrak bawang merah didapatkan suhu demam sebelum
dikompres 37,9 ºC ( 42,8%) setelah dikompres 37,5ºC (28,5%) sedangkan penerapan
kompres air hangat suhu demam 37,9ºC ( 42,8 %) setelah dikompres didapatkan suhu
tubuh terbanyak 37,6ºC (28,5%).
Hasil penelitian Pragita Reza Riyady, Liarucha Ria Aridya, Juliningrum Peni
Perdani, Hardiani Ratna Sari, Prasetyorini Dhara Ayu, Zulka Ayesie Natasa, Flowerenty
Dini Dian, Sari Dewa Ayu Eka Chandra Merta, Sari Dewa Ayu Dwi Chandra Yadnya,
Hikmah Devintania Kurniasti Nurul, Pratiwi Haidar Dwi, Irawan Rosita Debby,
Puspitasari Melinda, Suhariyati (2016), disebutkan bahwa kompres bawang merah dapat
menurunkan suhu tubuh sebanyak 60%. Tidak memiliki perbedaan antara kompres
bawang merah dengan kompres air hangat.
Hasil Setiawandari, Istiqomah, Marquita Da Silva Ximesnes (2021), disebutkan
bahwa Minyak Atsiri Bawang Merah lebih efektifitas untuk menurunkan suhu tubuh.
Dalam prose penelitian ini dilakukan dengan cara dioleskan dan dipijat ringan pada
tubuh kecuali daerah injeksi vaksin,mulai dari leher, dada, perut, punggung, kaki, lipatan
ketiak, paha. Pengompresan ekstrak bawang merah dilakukan 5 kali dengan interval per
3 jam selama 18 jam setelah imunisasi. Penurunan demam di ukur menggunakan alat
pengukur suhu ( termometer digital ) dan lembar observasi. Dari penerapan minyak atsiri
bawang merah didapatkan dari rentang waktu 18 jam terjadi penurunan suhu tubuh dari
suhu 37,7ºC menjadi rata-rata suhu tubuh 36,9ºC

E. Keterbatasan
1. Keterbatasan artikel 1 yaitu tidak menyebutkan cara pembuatan ekstrak bawang
merahnya secara terperinci.
2. Keterbatasan artikel 2 yaitu tidak bekerja lebih maksimal pada saat ditempelkan
karena anak bergerak.
3. Keterbatasan artikel 3 Tidak menyebutkan cara pembuatan ekstrak bawang
merahnya secara terperinci.
4. Keterbatasan artikel 4 Tidak menyebutkan cara pembuatan ekstrak bawang
merahnya secara terperinci, tidak ada pembatasan waktu kompres untuk penurunan
demam.

F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil review dari ke 5 artikel menunjukan bahwa kompres bawang
merah efektif menurunkan suhu tubuh pada bayi,balita. Kompres bawang merah sama
efektifnya dengan terapi farmakologi dan kompres air hangat perbedaannya hanya di
lama waktu penurunan suhu tubuhnya.

G. Referensi

(Bd et al., 2018)Bd, F., Yusefni, E., & Myzed, I. D. (2018). PENGARUH PEMBERIAN
TUMBUKAN BAWANG MERAH SEBAGAI PENURUN SUHU TUBUH PADA BALITA
DEMAM DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA KOTA PADANG TAHUN 2018. 2, 136–142.
DOI: http://dx.doi.org/10.33846/2trik11102 Efektivitas Ekstrak Bawang Merah (. (2021). 11(1), 6–
11.
Pasca, D., Dpt, I., & Desa, D. I. (2014). PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES
HANGAT DAN KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH
ANAK USIA 0-1 TAHUN YANG MENGALAMI. 5(1), 329–333.
Practice, I. M. (2021). A b s t r a c t. 14(03), 187–195.
Riyady, P. R., Merapi, G., & Gambir, S. (2016). THE EFFECT OF ONION ( Allium ascalonicum
L .) COMPRES TOWARD BODY TEMPERATURE OF CHILDREN WITH HIPERTERMIA
IN BOUGENVILLE ROOM DR . HARYOTO LUMAJANG HOSPITAL. 253–256.

(Merah, 2017)Merah, B. (2017). PERBEDAAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM SEBELUM DAN
SETELAH KOMPRES BAWANG MERAH Etika Dewi Cahyaningrum 1 , Diannike Putri 1 1.
15(2), 66–74.

Anda mungkin juga menyukai