Anda di halaman 1dari 32

Laporan Tugas Review Artikel Ilmiah

Dalam Asuhan Kebidanan Komplementer Dengan Tema Kesehatan Reproduksi

“Efektifitas Minuman Kunyit Asam Sebagai Penurunan Disminore Pada Remaja” : Literatur
Review”

Nama Kelompok 1 :

Dhea Putri Arum N (11194862111049)

Izatil Afifah (11194862111052)

Mailinda Sari (11194862111053)

Mukarramah (11194862111054)

Nadiah (11194862111055)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
2022
Informasi Artikel Yang Di Review

Artikel Pertama
Tema : Kesehatan Reproduksi
Judul :The Effectiveness Of Curcuma Longa Drinkson
Decreasing the Intensity Of Dysmonorrhea
Penulis : Utami Rahayu Budi,dkk
Tahun : 2020
Nama Jurnal, Vol, No., ISSN/ISBN, DOI : Jurnal Biomedical & Pharmacology Vol. 13(4), Hal
2055- 2060 https://dx.doi.org/10.13005/bpj/2085
Situs/Website Sumber Data : Mendeley

Artikel Kedua
Tema : Kesehatan Reproduksi
Judul : Pengaruh Pemberian Kunyit Asam Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Haid
Penulis : Shinta Amelia, dkk
Tahun : 2020
Nama Jurnal, Vol, No., ISSN/ISBN, DOI : Indonesia Journal Of Midwifery, Vol. 3 No. 2, ISSN
2615-5095(online) : ISNN 2656-1506(cetak),
http://jurnal.unw.ac.id:1254/index.php/ijm
Situs/Website Sumber Data : Google Scholar

Artikel Ketiga
Tema : Kesehatan Reproduksi
Judul : Efektifitas Minuman Kunyit Asam Sebagai Terapi
Dismenore Primer Terhadap Penurunan Skala Nyeri.
Penulis : Aeni Rezkiyanti & Rusli
Tahun : 2022
Nama Jurnal, Vol, No., ISSN/ISBN, DOI : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Indonesia, Vol.
3 No. 2 (2022) November, 59-64, P-ISSN 2745-6404.
E-ISSN2774-2547,
http//dx.doi.oxg/10.52742/jgxp,ybiz.15500
Situs/Website Sumber Data : Google Schooler
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO, 2014) melaporkan kelompok remaja sebanyak
1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia, dengan rentang usia 10-19 tahun (World
Health Organization, 2014). Di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 25 tahun 2014 usia remaja berada dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24
tahun dan belum menikah (Violita & Hadi, 2019).
Masa remaja merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan yang begitu cepat
baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Remaja merupakan sasaran terpenting
dalam program kesehatan reproduksi (L'Engle al., 2016; Pourkazemi et al., 2020; World
Health Organization, 2019). Sifat khas remaja yaitu memiliki rasa ingin tahu yang besar,
suka berpetualang, menyukai tantangan dan berani mengambil risiko atas perbuatannya
tanpa pertimbangan yang matang, pengambilan keputusan dalam menghadapi permasalahan
tidak tepat membuat remaja akan terjerumus dalam perilaku berisiko yang menimbulkan
dampak jangka pendek dan panjang dalam masalah kesehatan fisik dan psikis (Centers for
Disease Control and Prevention, 2017; Paul Poteat, Russell, & Dewaele, 2019).
Kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi yang menjamin bahwa fungsi
reproduksi, khususnya proses reproduksi, dapat berlangsung dalam keadaan sejahtera fisik,
mental, maupun sosial dan bukan saja terbebas dari penyakit atau gangguan fungsi alat
reproduksi. Berkaitan dengan itu. WHO (2007) menyebutkan kesehatan reproduksi
menyangkut proses, fungsi, dan sistem reproduksi pada seluruh tahap kehidupan. Dengan
demikian, kesehatan reproduksi merupakan unsur yang penting dalam kesehatan umum,
baik perempuan maupun laki-laki. Kesehatan reproduksi juga dapat memengaruhi kesehatan
bayi, anak-anak, remaja, dan orang yang berusia di luar masa reproduksi (menopause).
Pemahaman tentang pengaruh kesehatan reproduksi terhadap kesehatan ini belum dipahami
secara luas. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi yang benar mengenai kesehatan
reproduksi. Kekurangan informasi ini tidak saja terjadi pada kaum remaja, tetapi juga pada
kalangan dewasa dan orang tua. Biasanya orang awam mengartikan kesehatan reproduksi
hanya sebatas hal-hal yang berhubungan dengan organ reproduksi. Padahal, kesehatan
reproduksi seperti diuraikan di atas meliputi banyak aspek kehidupan. Ketidaktahuan
masyarakat mengenai masalah kesehatan reproduksi melahirkan masalah-masalah baru yang
diakibatkan perilaku yang tidak aman, misalnya saja munculnya penyakit menular seksual
(PMS) dan HIV/AIDS
Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk mendapatkan perhatian
terutama dikalangan remaja, karena remaja merupakan generasi penerus bangsa. Kesehatan
reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja tetapi juga menyangkut segala aspek
tentang reproduksinya, terutama remaja putri yang nantinya menjadi seorang wanita yang
bertanggung jawab terhadap keturunannya.
Tingkat kesehatan perempuan mencerminkan pelayanan kesehatan di suatu negara.
Bila angka kematian ibu tinggi maka tingkat pelayanan kesehatan belum baik, sehingga
apapun yang berkaitan dengan kesehatan perempuan selalu menjadi pembahasan yang tidak
ada habisnya, salah satunya adalah masalah menstruasi pada perempuan1. Pemahaman
tentang menstruasi sangat diperlukan untuk dapat mendorong remaja putri yang mengalami
gangguan menstruasi agar mengetahui dan mengambil sikap yang terbaik mengenai
permasalahan reproduksi yang mereka alami.
Tahun-tahun awal menstruasi merupakan periode yang rentan terhadap terjadinya
gangguan, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangaan sistem reproduksi. Masalah remaja merupakan masalah
yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi
karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang berhubungan
dengan masa peralihan dari masa anak ke dewasa. Kebanyakan wanita tidak merasakan
gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil merasa berat di panggul atau merasa
nyeri (dismenore).
Dismenore atau biasa disebut nyeri haid, merupakan gangguan menstruasi yang
sering terjadi pada remaja putri. Masalah ini merupakan keluhan tersering yang
menyebabkan remaja putri menemui dokter. Prevalensi dismenorea di seluruh dunia adalah
pada 90% remaja dan lebih dari 50% wanita yang sedang menstruasi, 10–20% dari antara
mereka mengalami rasa sakit yang berat dan sangat mengganggu. Berdasarkan Badan
Kesehatan Dunia angka kejadian dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50%
perempuan di setiap Negara mengalami dismenore, di Swedia sekitar 72%, Amerika Serikat
diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya
mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan
apapun. Sementara itu di Indonesia sendiri kejadian dismenore cukup besar mencapai 60-
70%. Angka kejadian dimenore tipe primer di Indonesia adalah 54,89%,sedangkan sisanya
45,11% adalah tipe sekunder.
Dismenore didefinisikan sebagai sensasi kram yang parah, nyeri, dan kram di perut
bagian bawah yang sering disertai dengan gejala lain, seperti berkeringat, sakit kepala, mual,
muntah, diare, dan gemetar, semua terjadi sebelum atau selama menstruasi. Selain itu
dismenorea merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling sering terjadi yang
mempengaruhi lebih dari 50% wanita dan menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas selama 1 sampai 3 hari setiap bulannya pada sekitar 10% dari wanita tersebut
sehingga memerlukan waktu untuk istirahat. Selain itu, didapati juga bahwa dismenore
merupakan alasan utama yang menyebabkan remaja putri absen dari sekolah.
Dalam menanggulangi dismenore khususnya remaja perlu diberikan pengetahuan
secara dini mengenai proses pengobatan yang dapat dilakukan yaitu farmakologis dan non
farmakologis. Untuk farmakologis analgesik atau anti nyeri misalnya ibuprofen , asam
mefenamat, parasetamol atau obat golongan non steroid anti prostagaldin seperti
indometasin, aspirin dan juga fenastin ( Nugroho, 2013) Untuk non farmakologis dengan
mengkonsumsi tanaman herbal, senam yoga, kompres air hangat,
istirahat,massase( Puwanto, 2013)
Bahan resep pada makanan yang mempunyai manfaat bagus untuk kesehatan ialah
asam kuyit, yang biasa digunakan sebagai ramuan tradisional pereda disminore. Kunyit atau
Curcuma Domestica val memiliki aksi sebagai antihiperlipidemia, antiinflamasi aktivitas
terhadap repti ulcer, antitoksis dan aktivitas antikanker. Dapat juga sebagai penyembuh
penyakit seperti mual, perut kembung, demam, perut mules, mabuk kendaraan, dismenore
dan keputihan. Sedangkan tamarindus indica atau asam jawa mengandung senyawa kimia
yaitu asam tetrat, asam sitrat, asem appel, asam anggung (Thomas, 2008).
Kandungan Asam jawa, anthocyanin dan tanin yang memiliki efek seperti obat
golongan anti prostaglandin non steroid, untuk mengurangi ketegangan otot, sehingga dapat
mengurangi kram otot pada miometrium ketika menstruasi (Proverawati, 2014)

B. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan artikel ilmiah berupa Literatur review ini adalah untuk mengetahui
Efektifitas Minuman Kunyit Asam Sebagai Penurunan Disminore Pada Remaja.

C. Metode
1. Jenis Metode
Jenis metode yang digunakan dalam penulisan literatur review ini yaitu dengan
melakukan pendekatan komprehensif dan deskriptif melalui pencarian literatur pada
database jurnal penelitian.
2. Sumber Data
Pencarian literatur berupa artikel ilmiah yang dilakukan melalui internet yang
menggunakan database Google Scholar dan Mendeley
3. Langkah
a. Mentukan tema diawali dengan melakukan pencarian jurnal pada situs resmi seperti
Google Scholar dan Mendeley dengan menggunakan kata kunci : komplementer,
remaja, dismenore, kunyit (curcuma longa).
b. Penentuan sub tema, peneliti tertarik dengan Efektifitas Minuman Kunyit Asam
Sebagai Penurunan Disminore Pada Remaja.
c. Pencarian jurnal didapatkan beberapa jurnal yang memenuhi persyaratan
berdasarkan kebaruan jurnal, topik, tujuan, metode dan hasil dari artikel.
d. Jurnal yang didapatkan peneliti berjumlah 3 jurnal dan menggunakan literatur
terbaru dengan rentang tahun 2020 - 2022 yang diakses secara full text dengan
format pdf.
e. Kriteria jurnal yang di review ini adalah jurnal Bahasa Indonesia dan Inggris yang
membahas tentang Efektifitas Minuman Kunyit Asam Sebagai Penurunan Disminore
Pada Remaja.
f. Study literature ini disintesis menggunakan metode literatur review yaitu dengan
memilah data-data dari hasil yang jelas sesuai dengan hasil yang akan digunakan
untuk menjawab tujuan.
g. Jurnal penelitian yang sudah sesuai dengan kriteria kemudian dikumpulkan dan
diringkas yang meliputi judul jurnal, nama penelitian, tahun terbit jurnal, responden
yang diteliti, teori yang digunakan, hasil, pembahasan dan kesimpulan jurnal.
Kemudian dimasukan kedalam table dan diurutkan sesuai tahun terbit jurnal.
h. Peneliti melakukan analisis terhadap tujuan dan hasil yang terdapat di dalam jurnal.
i. Data yang sudah terkumpul dihubungkan dengan intervensi asuhan komplementer
pada kesehatan reproduksi (remaja).
4. Analisis Jurnal
No. Judul/Author/ Metode Hasil
Tahun/Nama Jurnal
1. The Effectiveness Of  Jenis Penelitian Hasil penelitian
Curcuma Longa Quasi Experiment yang menunjukan
Drinkson Decreasing  Desain Penelitian perbedaan yang
the Intensity Of Pretest-Posttest Control signifikan dalam
Dysmonorrhea. Utami Group Desain pemberian
Rahayu Budi, dkk.  Subjek minuman curcurna
2020. Jurnal Perempuan muda di Kota longa terhadap
Biomedical & Pontianak, Kalimantan. pengurangan nyeri
Pharmacology.  Analisis Data disminore pada
(A 1) Uji Paired t-test remaja putri
(p≤0,001).
2. Pengaruh Pemberian  Jenis Penelitian Pemberian kunyit
Kunyit Asam Quasy Eksperiment asam berpengaruh
Terhadap Penurunan  Desain Penelitian secara signifikan
Intensitas Nyeri Haid. Pretest-posttest control group terhadap penurunan
Shinta Amelia, dkk. desain. intensitas nyeri haid
2020. Indonesia  Subjek p-value 0,001.
Journal Of Midwifery Seluruh siswi kelas VII dan
(A 2) VIII sebanyak 327 siswi.
 Pengumpulan Data
Lembar Observasi
 Analisa Data
Uji Wilcoxon
3. Efektifitas Minuman  Jenis Penelitian Hasil analisis dari
Kunyit Asam Sebagai Quasy Eksperiment uji wilcoxon Signed
Terapi Dismenor  Desain penelitian Ranks Test
Primer Terhadap Non-equivalent control diperoleh untuk
Penurunan Skala group kelompok
Nyeri. Aeni  Subjek perlakuan dan
Rezkiyanti & Rusli. 32 mahasiswa kelompok kontrol
2022. Universitas  Pengumpulan Data bahwa pVaule
Sultan Ageng Teknik Purposive sampling 0,000 < 0,05 yang
Tirtayasa menandakan bahwa
 Analisa Data
(A 3) adanya perbedaan
Uji Mann Whitney
yang signifikan
antara skala pre dan
post kedua
kelompok. Pada
analisis uji Mann
Whitney diperoleh
nilai pValue 0.001<
0,05 dinyatakan
adanya pengaruh
minuman kunyit
asam pada kedua
kelompok.
D. Hasil
Didapatkan hasil pada A1 DAN A2 dapat meningkatkan Hb dengan cara meminum rebusan
1. Mapping Data
Tema Sub Tema Kode Artikel
Karakteristik responden dalam - 1,2 dan 3
melakukan intervensi - Karakteristik usia yang
dapat diberikan minuman
kunyit asam
Pelaksanaan pemberian minuman - Cara mengolah minuman - 1
kunyit asam kunyit asam
- Jadwal untuk - 1 dan 2
mengkonsumsi minuman
kunyit asam
- Cara mengkonsumsi - 1 dan 2

minuman kunyit asam

Kandungan kunyit asam - Kandungan pada kunyit - 1,2 dan 3


asam

E. Pembahasan
1. Karakteristik Responden Dalam Melakukan Intervensi
a) Karakteristik usia yang dapat diberikan minuman kunyit asam
Pada artikel A1 minuman kunyit asam diberikan pada 32 siswa di asrama
dengan rentang usia 15-18 tahun, kemudia pada artikel A2 minuman kunyit asam ini
diberikan kepada 14 siswi kelas VII dan VIII dengan rentang usia 14-15 tahun, dan
pada artikel A3 minuman kunyit asam diberikan pada mahasiswi dengan rentang
usia 19-22 tahun.
2. Pelaksanaan Pemberian Minuman Kunyit Asam
a) Cara Mengolah Minuman Kunyit Asam
Pada artikel A1 Proses pembuatan minuman longa Curcuma melibatkan 2
tahap. Pada tahap pertama, kupas kunyit (Curcuma longa) rimpang, dengan berat
sebanyak 250 g, kemudian cuci untuk menghilangkan kotoran yang masih ada pada
kunyit. Selanjutnya potong rimpang kunyit dengan ketebalan 0,2 mm untuk
meningkatkan proses curing. Tambahkan 200 ml air dan blender selama 1 menit
hingga menjadi pasta kunyit. Kemudian langkah kedua, pasta kunyit ditambahkan
dengan 110 ml air dan direbus selama 10 menit. Saat mendidih, masukkan 125
gram asam jawa, 150 gram gula aren, 0,1 gram garam, dan aduk. Selanjutnya
saring rebusan untuk memisahkan ampas dan air matang asam kunyit, sehingga
mendapatkan minuman herbal yang mengandung Curcuma longa.
b) Jadwal Untuk Mengonsumsi Minuman Kunyit Asam
Pada artikel A1 jadwal konsumsi minuman kunyit asam ini diberikan pada
hari pertama menstruasi hingga hari ketiga sebanyak 2 kali sehari, sedangkan pada
artikel A2 jadwal konsumsi minuman kunyit asam ini diminum pada hari pertama
sampai hari ketiga haid diminum sehari sekali.
c) Cara mengkonsumsi Minuman Kunyit Asam
Pada artikel A1 cara mengkonsumsi minuman kunyit asam ini dua kali
sehari sebanyak 100 cc selama menstruasi. Sedangkan pada artikel A2 cara
mengkonsumsi minuman kunyit asam ini diminum satu hari sekali sebanyak 1 gelas
(200 cc).
3. Kandungan Minuman Kunyit Asam
d) Kandungan pada Minuman Kunyit Asam
Dalam artikel A1 kandungan Curcuma longa adalah anggota abadi dari
keluarga zingiberaceae yang dibudidayakan di India dan bagian lain dari Asia
Tenggara. Tanaman yang termasuk dalam genus Zingiberracea adalah bahan
industri utama jamu. Secara alami kunyit dipercaya mengandung bahan aktif yang
dapat mengurasion sebagai antioksidan dan antiinflamasi, kemudia pada artikel A2
Kandungan curcumine pada kunyit dan anthocyanin pada asam jawa akan
menghambat reaksi cyclooxygenase (COX) sehingga mengurangi terjadinya
inflamasi sehingga mengurangi kontraksi uterus yang menyebabkan nyeri haid , dan
pada artikel A3 Kunyit mengandung bahan aktif curcumine yang dapat bertindak
sebagai antioksidan, antianalgesik, antimikroba dan asam mengandung senyawa aktif
anthocyanin yang bersifat antipiretik dan antiinflamasi.

F. Simpulan
Setelah dilakukan review pada beberapa jurnal tentang kunyit asam, maka dapat
disimpulkan bahwa kunyit asam dapat mengurangi nyeri haid pada remaja yang mengalami
disminore. Kunyit asam dapat dikonsumsi pada remaja awal sampai remaja akhir dengan
rentang usia 14-22 tahun.
Kunyit asam (Curcuma longa) yang dipakai seberat 250 gr, dipotong dengan
ketebalan 0,2 mm. Tambahkan 200 ml air dan blender selama 1 menit hingga menjadi pasta
kunyit. Kemudian pasta kunyit ditambahkan dengan 110 ml air dan direbus selama 10
menit. Saat mendidih, masukkan 125 gram asam jawa, 150 gram gula aren, 0,1 gram
garam, dan aduk. Selanjutnya saring rebusan untuk memisahkan ampas dan air matang asam
kunyit, sehingga mendapatkan minuman herbal yang mengandung Curcuma longa.
Berdasarkan hasil review yang dilakukan remaja yang mengalami nyeri haid dapat
mengkonsumsi minuman kunyit asam ini dengan diminum satu hari sekali sebanyak 1 gelas
(200 cc).

G. Saran
Berdasarkan hasil penelitian literature riview yang telah dilakukan, maka peneliti
menyarankan :
1. Institusi Pendidikan
Literature review ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sumber
informasi dan bahan pembelajaran mahasiswa terkait efektifitas minuman kunyit asam
terhadap penurunan dismenore pada remaja.
2. Peneliti Selanjutnya
Literature review ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sumber
informasi dan sumber data mengenai efektifitas minuman kunyit asam terhadap
penurunan dismenore pada remaja.
3. Para pembaca
Literature reviue ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
menambah wawasan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang minuman kunyit
asam terhadap penurunan dismenore yang keberadaannya dapat ditemui dilingkungan
sekitar.

H. Daftar Pustaka
Amelia, S., dkk. (2020). Pengaruh Pemberian Kunyit Asam Terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Haid. Indonesia Journal Of Midwifery, 3(2).
http://jurnal.unw.ac.id:1254/index.php/ijm/article/view/618/pdf
[Diakses: 3 Desember 2022]

Rezkiyanti, A & Rusli. (2022). Efektifitas Minuman Kunyit Asam Sebagai Terapi Dismenore
Primer Terhadap Penurunan Skala Nyeri. Jurnal Gizi Kerja & Produktivitas, 3(2),
59-64
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JGKP/article/download/15500/9720
[Diakses: 3 Desember 2022]

Utami, R. D., dkk. (2020). Efektifitas Minuman Curcuma Longa Dalam Menurunkan
Intensitas Dosmenore. Jurnal Biomedis & Farmakologi, 13(4), hal 2055-2060.
https://www.researchgate.net/publication/
348414269_The_Effectiveness_of_Curcuma_Longa_Drinking_Decreasing_the_I
ntensity_of_Dysmenorrhea/fulltext/6095345592851c490fc27651/The-
Effectiveness-of-Curcuma-Longa-Drinking-Decreasing-the-Intensity-of-
Dysmenorrhea.pdf?origin=publication_detail [Diakses: 3 Desember 2022]
I. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai