Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ririanti

Nim 1810079

Bab 1

Pendahuluan

A. Pengertian Metode Kontrasepsi Implan

Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan
dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga sampai lima tahun, metode ini
dikembangkan oleh the Population Council, yaitu suatu organisasi internasional
yang didirikan tahun 1952 untuk mengembangkan metode kontrasepsi. Implant
merupakan alat kontrasepsi yang dipasangkan di bawah kulit lengan atas yang
berbentuk kapsul silastik yang lentur dimana di dalam setiap kapsul berisi
hormon levernorgestril yang dapat mencegah terjadinya kehamilan. Kontrasepsi
implant ini memiliki cara kerja menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan
selaput lendir endometrium tidak siap dalam menerima pembuahan (nidasi),
mengentalkan lendir dan menipiskan lapisan endometrium dengan efektivitas
keberhasilan kontrasepsi implant sebesar 97-99% (BKKBN, 2014).

Menurut Saifuddin (2010) kontrasepsi implant ini dapat bekerja efektif selama
5 tahun untuk jenis norplan dan 3 tahun untuk jenis jadena, indoplant, dan
implanton. Kontrasepsi implant ini dapat digunakan oleh semua ibu dalam usia
reproduksi serta tidak mempengaruhi masa laktasi, pencabutan serta pemasangan
implant perlu pelatihan, kemudian setelah dilakukan pencabutan implant maka
kesuburan dapat segera kembali, kontrasepsi implant memiliki efek samping
utama terjadinya perdarahan bercak dan amenorhea.

Cara kerja dan efektifitas implant adalah mengentalkan lendir serviks yang
dapat mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga terjadi
implantasi, mengurangi transportasi sperma, menekan ovulasi, serta efektif dalam
mencegah kehamilan yaitu dengan kegagalan 0,3 per 100 tahun (Marliza, 2013).
Mekanisme kerja implant untuk mencegah terjadinya kehamilan melalui beberapa
cara yaitu :a. Mencegah ovulasi Dimana pada kedua jenis implant norplan,
hormon lenovogestrel berdistribusi melalui membran silastik dengan kecepatan
yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah insersi, kadar hormon dalam
plasma darah sudah cukup tinggi untuk mencegah ovulasi, kadar levonorgestrel
yang dipertahankan dalam tubuh klien dengan sistem norplant secara parsial
menekan lonjakan LH dan menghambat ovulasi. Sekresi FSH dan LH tetap
berada pada kadar normal (BKKBN, 2014).b. Perubahan lender serviks Disini
lender serviks menjadi kental dan sedikit sehingga menghambat pergerakan
spermatozoa, implant kemungkinan besar juga menekan poliferasi siklik
endometrium yang dipicu oleh esterogen sehingga endometrium tetap dalam
keadaan atrofi (BKKBN, 2014).c. Menghambat perkembangan sikli dari
endometrium.

Efektifitas implant ini pada jenis norplant akan berkurang sedikit setelah 5
tahun dan pada tahun ke enam kira-kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil.
Kemudian untuk jenis jadena sama efektifnya dengan norplant pada 3 tahun
pertama pemakaiannya, selanjutnya efektifitasnya berkurang namun belum
diketahui penyebabnya, kemungkinan karena kurangnya pelepasan hormon
(BKKBN, 2014).
Bab 11

Pembahasan

A. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Metode Kontrasepsi Implan

 Pengaruh umur

Usia yang baik menggunakan kontrasepsi implant adalah usia reproduksi yaitu 20
– 35 tahun. dalam penelitian ini banyak responden yang berumur 20 – 35 tahun
memilih alat kontrasepsi implant. Namun demikian teori sejalan dengan penelitian ini,
penggunaan kontrasepsi implant maupun non implant digunakan pada usia reproduksi
sehat dibandingkan usia lain. Pada usia 20 – 35 tahun mempunyai kesiapan fisik dan
mental yang lebih baik untuk melaksanakan fungsi reproduksinya. pada usia 20 – 35
tahun termasuk masa reproduksi dan kontrasepsi yang diperlukan adalah untuk
menjarangkan kehamilan tanpa menimbulkan masalah pada ibu dan anak dan dapat
dimungkinkan pada usia 20 – 35 tahun temitivasi untuk memakai alat kontrasepsi
yang efektif dan efesien dan reversibel.

Secara umum tujuan penggunaan kontrasepsi pada setiap kelompok umur


berbeda. Pada kelompok umur dibawah 20 tahun penguunaan alat kontrasepsi
dimaksud untuk menunda kehamilan. Pada kelompok umur 20 – 30 tahun penggunaan
kontrasepsi dimaksud untuk mengatur atau menjarang kelahiran dan pada kelompok
umur diatas 30 tahun dimaksud pengunaan kontrasepsi adalah untuk mengakhiri
kehamilan. Kontrasepsi implant sebaiknya digunakan pada ibu kelompok ibu umur 20
tahun sampai akhir masa reproduksi. jadi umur tidak mempengaruhi ibu untuk
memilih alat kontrasepsi implant.

 Pengaruh paritas

Tidak ada hubungan antara paritas dengan penggunaan kontrasepsi implant. yang
mengatakan bahwa pada awal program KB penggunan alat kontrasepsi adalah mereka
yang mempunyai anak cukup banyak. Dengan berjalanya waktu dan pelaksananya
program maka lebih banyak wanita dengan paritas yang lebih kecil akan
menggunakan alat kontrasepsi implant. Gejala ini melandasi ini melandasi pengaruh
jumlah anak terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Semakin besar jumlah anak yang
hidup > 2 maka akan semakin besar untuk memakai metode kontrasepsi jangka
panjang.
 Pengaruh pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat


diperlukan dan memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berpikir, dengan
kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan
yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru
dibandingkan dengan individu yang berpendidikan rendah. pendidikan dalam arti
formal sebenarnya adalah suatu proses penyampaian materi pendidikan kepada anak
didik guna mencapai perubahan tingkah laku / tujuan.

 Pengetahuan

pengetahuan merupakan salah satu yang penting untuk terbentuknya tindakan


seseorang, Maka semakin tinggi pengetahuan akseptor semakin tinggi minat akseptor
dalam penggunaan kontrasepsi implan. Faktor- faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang yaitu informasi, pendidikan, pengalaman dan sosial ekonomi,
hal tersebut yang membuat kita dapat mengukur pengetahuan seseorang. Semakin
baik pengetahuan seseorang tentang suatu objek maka akan semakin tinggi
kesadarannya untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan pengetahuannya
tersebut.

 Biaya

kontrasepsi implan adalah KB yang mahal tidak responden menjangkaunya.


semua dapat Menurut wawancara yang dilakukan pada saat penelitian ada beberapa
responden mengaku tidak menggunakan kontrasepsi implan karena biayanya yang
sangat mahal bagi pendapatannya yang sangat rendah dan ada juga responden yang
mengaku pendapatannya mencukupi untuk pemasangan kontrasepsi implan, tetapi
mereka tetap tidak menggunakan kontrasepsi implan karena mereka memiliki banyak
anak ataupun untuk memenuhi keperluan lain yang harus dipenuhi seperti biaya
pendidikan anak-anaknya.

 Alasan Kecantikan

Alasan kecantikan atau tidak menginginkan ada bekas luka pada lengannya
sebagai faktor tidak mau menggunakan kontrasepsi implan karena dapat mengurangi
kecantikan pada kulitnya.penyebab kurangnya minat pemakaian kontrasepsi implan
didaerah tersebut. Jadi, bisa dikatakan alasan kecantikan merupakan faktor yang
mempengaruhi rendahnya pemakaian KB implan.

 Efek Samping

Pelayanan kurang berkualitas terbukti dari peserta KB yang berhenti


menggunakan alat kontrasepsi relatif masih banyak dengan alasan efek samping. efek
samping kontrasepsi, seperti mengalami perubahan pola haid dan kenaikan berat
badan yang berlebihan, bahkan responden juga ada yang mengaku ketakutan karena
responden mengira mengalami suatu kelainan atau penyakit karena kurang
pengetahuannya tentang efek samping. Asumsi peneliti faktor efek samping
merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya penggunaan kontrasepsi implan
pada daerah tersebut karena banyak responden mengeluh akan efek samping yang
ditimbulkan oleh kontrasepsi termasuk KB implan.

 Komplikasi Potensial

faktor kontrasepsi implan tidak dipilih oleh akseptor karena takut mengalami
komplikasi dari pemakaian kontrasepsi implan. takut infeksi pada luka bekas
pemasangan implan, ada juga responden yang mengaku takut menggunakan implan
dikarenakan takut hilang ataupun lepas. Ada juga responden merasa ngeri karena ada
pengalaman dari orang-orang terdekat responden yang mengalami infeksi dan
kehilangan implannya pada saat akan dilepas. Asumsi peneliti faktor komplikasi
potensial yang menjadi penyebab kurangnya minat pemakaian kontrasepsi implan
pada daerah ini. Jadi, faktor komplikasi potensial yang mempengaruhi rendahnya
pemakaian kontrasepsi implan.
Daftar Pustaka

https://jurnalstikesluwuraya.ac.id/index.php/eq/article/download/35/26.

https://e-journal.upp.ac.id/index.php/akbd/article/download/1110/810.

Anda mungkin juga menyukai