Anda di halaman 1dari 4

Cara Kerja Implant

menurut BKKBN (2020) cara kerja implant artinya susuk karet yang dipasang dibawah jaringan kulit
area lengan akan mulai melepaskan hormon progesteron. Hormon progesteron akan menghalangi
proses terjadinya ovulasi sebagai akibatnya tidak terjadi kehamilan. Selain itu,
progesteron jua mengentalkan lendir serviks sebagai akibatnya sperma akan sulit buat masuk kedalam
rahim. Hormon progesteron jua akan menipiskan dinding rahim supaya sel telur yg berhasil
dibuahi tak bisa melekat pada dinding rahim.
3. Jenis-jenis Implant
a. Norplant
Jenis implant Norplant merupakan impant yg terdiri asal 6 btg karet silikon lembut yang mengandung
hormon levonogestrol menggunakan jangka pemakaian 5 tahun
b. Implanon
Jenis implant implanon artinya implan yg terdiri asal 1 btg fleksibel berwarna
putih yg mengandung 3 Ketodsogetrel menggunakan jangka pemakian tiga tahun
c. Jadelle atau indoplant
Jenis implant jadelle atau indoplant artinya implant yang terdiri dari 2 btg yg mengandung hormon
levonogestrol menggunakan jangka pemakaian 3 tahun.
4. impak samping Pengguna Kontrasepsi Implant
menurut Farianti (2019), efek samping asal kontrasepsi implant yaitu :
a. Gangguan Haid
impak samping yg acapkali terjadi ialah gangguan haid. Gangguan haid yg dialami artinya amenore
(tidak haid), bercak-bercak haid, menoragia (daur haid yg berkepanjangan).
Ini umumnya terjadi pada tiga- 6 bulan sehabis pemasangan dan secara sedikit demi sedikit akan
hilang
b. Gangguan Berat Badan Pengguna implan sering mengalami gangguan kenaikan berat
badan karena hormon yg terkandung dalam jenis kontrasepsi implan mampu menaikkan nafsu
makan serta penumpukan cairan tubuh yang mengakibatkan kenaikan berat badan.
c. Nyeri Payudara imbas samping berasal penggunaan implan adalah nyeri payudara. Hal
ini disebabkan sebab adanya ketidakseimbangan hormon, tetapi syarat ini akan hilang selesainya 6
bulan pemasangan.
d. Gangguan Jerawat Gangguan jerawat bisa terjadi di akseptor
KB yang menggunakan implan sebab pengaruh hormon progesteron sebagai
akibatnya mensugesti agama diri asal akseptor KB.
lima. Cara Penanganan dari pengaruh Samping
Penanganan asal pengaruh samping dari kontrasepsi
implant merupakan konsultasi di tenaga kesehatan, melakukan diet sehat dan melakukan perawatan
kulit (Kristianti, 2020)
6. pertanda dan pertentangan asal Jenis Kontrasepsi Implant
dari BKKBN (2021), adapun pertanda dan kontradiksi berasal implan ialah:
a. indikasi
1) Usia Reproduksi
dua) mak menyusui
tiga) sudah mempunyai anak serta belum memiliki anak
4) sehabis mengalami keguguran
lima) tidak menginginkan kehamilan lagi namun menolak MOP/MOW
b. Kontraindikasi
1) Hamil atau diduga hamil
dua) Pendarahan di vagina yang tidak diketahui penyebabnya
3) mempunyai penyakit jantung, varises, kencing cantik, hipertensi serta kanker.
7. kawasan Pemasangan Implant
berdasarkan Hanafi (2013), implant dipasang di bagian pada lengan atas atau lengan bawah sekitar 6 –
8 cm diatas atau dibawah siku. Implan dipasang melalui insisi
ringan serta dimasukkan sempurna dibawah kulit.

8. Efektivitas Penggunaan Implant


Implan memiliki nomor kegagalan yang rendah dibandingkan dengan kontrasepsi yang lain.
Implan mempunyai efektiviitas hingga 99% dengan taraf kegagalan 0,05 dari 100 akseptor
KB yg menggunakannya (BKKBN, 2017).
9. Jadwal Kunjungan Implant
berdasarkan Anggraini (2014), akseptor KB implan bisa melakukan kunjungan
ulang selesainya tiga hari sehabis pemasangan implan serta memiliki keluhan seperti:
a. Amenorea (tidak haid) yg diikuti dengan nyeri perut bagian bawah.
b. Perdarahan yg banyak dari kemaluan.
c. Rasa nyeri di lengan.
d. Luka bekas pemasangan implan yang mengeluarkan nanah atau darah.
e. btg implan yg keluar asal daerah pemasangan.
f. Sakit kepala yg hebat serta penglihatan yg kabur.
g. Nyeri dada hebat.
10. Faktor-faktor yang menghipnotis Penggunaan Kontrasepsi Implan
Adapun faktor – faktor yg mampu mensugesti peserta KB pada memakai implant artinya :
a. Faktor Pasangan
1) Umur terdapat beberapa fase umur yg berkaitan dalam hal menentukan penggunaan implan adalah:
a) Fase menunda kehamilan Fase ini, pasangan usia subur (PUS) yg kurang berasal 20 tahun
disarankan buat memakai kontrasepsi yang diutamakan artinya pil, IUD, implan serta kondom.
b) Fase Menjarangkan Kehamilan, tahapan ini ialah tahapan PUS yg memiliki 1 atau dua orang
anak dan ingin menjarangkan kehamilan dan ingin fokus merawat
anak sehingga dianjurkan buat memakai IUD pasca keluarnya ari-ari.
c) Fase Mengakhiri Kehamilan Tahapan ini artinya tahapan umur PUS diatas 35 tahun dan jumlah
anaknya telah ideal sehingga disarankan menggunakan kontrasepsi MOP atau MOW.
2) Jumlah Anak : Jumlah anak dipengaruhi sang :
a) PUS percaya bahwa anak artinya suatu aset yg paling
berharga pada keluargan dan bisa meneruskan keturunan.
b) PUS risi masa tua sebab kesepian
c) PUS memakai kontrasepsi Jika sudah merasa relatif jumlah yang diinginkan.
tiga) Pengalaman Sebelumnya
Pengalaman sebelumnya menggunakan metode kontrasepsi sebelumnya
akan mensugesti pada pemilihan jenis kontrasepsi berikutnya. (Haryoto, 2013).
4) Dukungan Pasangan
Dukungan dari pasangan sangat menghipnotis pemilihan alat kontrasepsi. Hal
ini menunjukan perhatian pasangan, sebagai akibatnya pasangan akan percaya dan konfiden bahwa
pilihan indera kontrasepsi yang mereka pilih artinya pilihan yang tepat
b. Faktor Kesehatan
1) Status Kesehatan Status kesehatan sangat erat kaitannya dengan pemilihan metode kontrasepsi.
Ini memilih apakah calon akseptor KB mampu memakai metode kontrasepsi pilihan mereka.
2) investigasi Fisik pemeriksaan fisik yg dilakukan akan mempengaruhi boleh atau tidaknya calon
akseptor menggunakan kontrasepsi yang dipilihnya. umumnya, pemeriksaan fisik ini dilakukan
tergantung menggunakan kontrasepsi yg akan digunakan.
c. Faktor Metode Kontrasepsi
1) Efektivitas
Efektivitas asal kontrasepsi akan menjadi acuan bagi calon peserta KB buat memiilih
kontrasepsi yg dipergunakan. Calon peserta KB ini menerima informasi berasal petugas kesehatan.
2) Pendapatan Status ekonomi dari calon peserta KB
akan menghipnotis keputusannya pada memilih jenis kontrasepsi.
3) Pendidikan Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan
orang lain menuju ke
aecba9233af93db24f3db6b7799be4ce tertentu yg menemukan insan buat berbuat serta mengisi
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan bisa mensugesti seseorang termasuk sikap seseorang terutama
memotivasi buat perilaku dalam pembangunan (Wawan & Dewi, 2013).
menurut UU Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 perihal sistem pendidikan nasional,
Pendidikan dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu :
a) Pendidikan dasar : SD serta SMP
b) Pendidikan menengah : Sekolah Menengan Atas/SMK/MA
c) Pendidikan tinggi : Diploma, Sarjana, Megister 4
4) Sosial Budaya (Tradisi) Sosial
Budaya pada rakyat bisa menghipnotis asal perilaku dalam penerimaan gosip.
11. evaluasi pemilihan kontrasepsi implant
Pemilihan kontrasepsi implant diukur dengan memakai informasi
lapangan atau menggunakan wawancara. kuesioner tertutup menggunakan pernyataan
terstruktur yg dianjurkan pribadi pada objek, subjek tinggal menentukan jawaban yg telah tersedia
ya dan tidak.
Jumlah responden dari masing-masing pernyataan dijumlahkan dan dihitung menggunakan rumus
dibawah ini :
P = f x 100%
n

kabar :
P = Presentase
f = skor yg diperoleh
n = skor maksimal
kemudian hasilnya dianalisis dan dipersentasikan dengan kriteria :
1. memilih KB implant Bila diperoleh nilai skor >50%
2. tak menentukan KB implant Jika diperoleh nilai skor ≤50%

C. Tinjauan Pustaka tentang Akseptor KB Aktif


1. Definisi Akseptor KB
Akseptor ialah pasangan usia subur yg salah satunya menggunakan alat kontrasepsi buat mencegah
kehamilan baik melalui program juga nonprogram (Hartanto, 2013)
Akseptor merupakan peserta KB, pasangan usia fertile yang keliru satu menggunakan indera atau obat
kontrasepsi (BKKBN, 2021)
menurut manuaba (2013)
akseptor merupakan proses yg disadari oleh pasangan yg memutuskan jumlah serta jarak serta saat kel
ahiran.
asal penerangan diatas dapat disimpulkan bahwa
akseptor merupakan seseorang yang memakai alat atau obat kontrasepsi secara sadar buat mencegah
kehamilan dan menetapkan jumlah, jarak dan waktu kelahiran.
2. Jenis-jenis akseptor KB
a. Akseptor Baru
Pasangan usia fertile yg pertama kali menggunakan keliru satu indera kontrasepsi sesudah berakhir
kelahiran (Hartanto,2013)
b. Akseptor usang
Pasangan usia fertile yg melakukan kunjungan ulang termasuk pasangan
usia fertile yang tiba buat pindah atau ganti kontarepsi lain. (Hartanto,2013)
c. Akseptor Aktif
Pasangan usia subur yg masih di waktu ini memakai indera atau obat kontrasepsi (Hartanto,2013)
d. Akseptor Aktif kembali
Pasangan usia subur yg telah berhenti selama tiga bulan atau lebih tanpa adanya
kehamilan serta kembali memakai kontrasepsi baik menggunakan cara sama atau tidak selaras.
(Hartanto, 2013)

Anda mungkin juga menyukai