Anda di halaman 1dari 9

Available online at: https://journal.uny.ac.id/index.

php/jurnaldiklus

DIKLUS: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Number: 1 (volume: 6), Maret 2022 - 40

UPAYA PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA


(KB) DENGAN PENDEKATAN ANDRAGOGI DI UPTD PPKB
PONDOK GEDE
Anggi Arfianisa 1*, Sutarjo2, Dadang Danugiri3
Universitas Singaperbangsa Karawang
anggiarfianisa@gmail.com1*, sutarjo@staff.unsika.ac.id2, danugiridadang@gmail.com3

Received: 14 July 2021; Revised: 25 February 2022; Accepted: 25 February 2022

Abstrak:Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan: (1) upaya penyuluhan program keluarga berencana (KB)
dengan pendekatan andragogi di UPTD PPKB Pondok Gede, (2) bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya
penyuluhan program keluarga berencana (KB). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif
kualitatif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah upaya penyuluhan program keluarga
berencana (KB) di UPTD PPKB Pondok Gede cukup efektif, menggunakan bentuk penyuluhan secara kelompok,
adanya macam-macam kb memudahkan masyarakat dalam memilih kb yang akan digunakan, bentuk partisipasi
kader membantu pihak plkb dalam kegiatan penyuluhan program kb, media yang diberikan plkb memudahkan kader
dalam melakukan penyuluhan program kb kepada masyarakat, dengan dukungan dari pihak luar, pembagian tugas
sesuai dengan masing-masing sub nya.

Kata Kunci: Penyuluhan, Program KB, Andragogi.

Counseling Efforts of Family Planning Program with Andragogy Approach In


UPTD PPKB Pondok Gede

Abstract: The purpose of this research was to describe: (1) counseling efforts of family planning program (KB) with
andragogy approach in UPTD PPKB Pondok Gede, (2) the forms of community participation in counseling efforts family
planning program. The method used this research is a qualitative descriptive method with a qualitative approach. The
results of this research are the counseling efforts of family planning program (KB) in UPTD PPKB Pondok Gede are
quite effective, using the form of group counseling, there are various types of family planning that makes it easier for
people to choose which family planning program to use, the form of cadre participation helps PLKB in counseling
activities for the family planning program, The media provided by PLKB makes it easier for cadres to conduct family
planning program counseling to the community, with support from outside parties, the division of tasks according to
each sub.
Keywords: counseling, family planning programs, andragogy

How to Cite: Arfianisa, A., Sutarjo, S., & Danugiri, D. (2022). Upaya Penyuluhan Program Keluarga Berencana
(KB) dengan Pendekatan Andragogi di UPTD PPKB Pondok Gede. Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
6(1).40-48. doi: https://doi.org/10.21831/diklus.v6i1.42405

Copyright © 2022, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 1 (6), Maret 2022 – 41
Anggi Arfianisa, Sutarjo, Dadang Danugiri

Tahun 1992 yang disempurnakan lagi dengan


PENDAHULUAN
diterbitkannya UU No. 52 Tahun 2009 yang
Masalah kependudukan di Indonesia mengatur tentang: “Kelahiran anak, jarak
pada umumnya mengenai masalah jumlah kelahiran anak, usia ideal melahirkan,
penduduk yang semakin besar tiap tahunnya mengatur kehamilan yang dilakukan melalui
serta persebaran yang tidak merata dan promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
memiliki kualitas hidup yang rendah. Sebab itu dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
untuk mengurangi serta mengatasi keluarga berencana yang berkualitas dan
perkembangan dalam bidang kependudukan sejahtera.”
perlu adanya suatu kebijakan atau suatu Badan Kependudukan dan Keluarga
rancangan yang harus dibuat oleh pemerintah, Berencana Nasional (BKKBN) itu sendiri ialah
agar pertumbuhan ekonomi dan peningkatan salah satu lembaga Pemerintah Non-
kesejahteraan masyarakat dapat terlaksana Kementerian yang berada dibawah koordinasi
dengan baik dan tepat sasaran. Maka dari itu Menteri Kesehatan Indonesia. Dengan adanya
harus adanya keseimbangan dengan lembaga BKKBN diharapkan mampu
pertumbuhan penduduk yaitu dengan melalui meningkatkan kesadaran masyarakat akan
keberhasilan sebuah program keluarga pentingnya mengikuti progam KB serta ikut
berencana (KB) yang harus dilaksanakan. berpartisipasi dalam mengikuti program
Karena jika program tersebut tidak Keluarga Berencana (KB) melalui Penyuluh
dilaksanakan dengan baik akan mengakibatkan Keluarga Berencana (PKB) yang terdapat
jumlah pertumbuhan penduduk yang tidak disetiap kelurahan dikota-kota besar di
merata dan semakin banyak tiap tahunnya. Indonesia. PKB itu sendiri memiliki peran
Permasalahan jumlah penduduk yang penting dalam setiap kegiatan yaitu sebagai
setiap hari semakin bertambah nyatanya pengelola, penggerak, memberdayakan serta
menjadi sebuah pr bagi pemerintah dalam memberikan pendekatan kepada masyarakat
mengatasi permasalahan ada. Nyatanya dan seluruh pihak-pihak yang ikut serta dalam
permasalahan tersebut bukan hanya ada disatu pelaksanaan program KB.
kota saja tetapi hampir diseluruh kota-kota Program Keluarga Berencana Nasional
besar di Indonesia, dikarenakan masih banyak memiliki visi yaitu “dua anak cukup”. Namun
masyarakat yang kurang dalam memahami hasil data di lapangan yang diperoleh masih
akan pentingnya sebuah Program Keluarga ada saja keluarga yang tidak mengikuti
Berencana Nasional. Jika dilihat lebih Program KB, tidak juga mengikuti isi dari UU
mendalam lagi mengenai masalah No. 52 Tahun 2009. Setidaknya jika ingin
kependudukan dapat disimpulkan bahwa memiliki lebih dari dua anak akan lebih baik
semakin banyak jumlah penduduk dan jika mengikuti isi dari UU tersebut. Jika terjadi
rendahnya tingkat kesadaran masyarakat demikian hal tersebut sangat bertolak belakang
dengan program KB dapat mengakibatkan dengan visi diatas yang bermaksud untuk
jumlah penduduk yang semakin melimpah, mengurangi jumlah pertumbuhan penduduk.
karena tidak di imbangi dengan aspek Upaya penyuluhan program KB yang sudah
mobilitas yaitu seperti aspek kesehatan, aspek terlaksana diharapkan mampu untuk
ekonomi, dan lapangan pekerjaan yang luas. memotivasi masyarakat dalam menerapkan visi
Tahun 1957, terbentuk sebuah organisasi yang sudah di usung oleh Pemerintah guna
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia mengurangi jumlah penduduk yang semakin
atau yang disingkat dengan PKBI yaitu sebuah banyak. Dengan adanya upaya penyuluhan KB
organisasi sosial yang bergerak dalam bidang diharapkan dapat membuat masyarakat
Keluarga Berencana (KB). Namun setalah tertarik, berminat dan bersedia untuk
adanya perkembangan program KB di ambil melaksanakannya didalam kehidupan mereka
alih oleh pihak Badan Kependudukan dan sehari-hari. Dengan adanya penyuluhan KB
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai memberikan mereka akan pemahaman tentang
tindak lanjut dari UU No. 52 Tahun 2009. pentingnya mengikuti program KB dan
Program KB diatur berdasarkan UU No. 10 menambah pengetahuan, informasi-informasi

Copyright © 2022, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 1 (6), Maret 2022 – 42
Anggi Arfianisa, Sutarjo, Dadang Danugiri

juga dapat membentuk sikap perilaku hidup Penduduk di Kelurahan Sungai Dama
sehat guna dalam menerapkan program KB. Kecamatan Samarinda Ilir.” Peneliti
Menurut Samsudin (Nasution 2004:11) menyimpulkan bahwa peran penyuluh
mendeskripsikan bahwa: “Penyuluhan sebagai keluarga berencana (PKB) sangat penting
suatu usaha pendidikan non-formal yang karena sebagai penguhubung dalam
dimaksud untuk mengajak orang untuk sadar menangani permasalahan pertumbuhan
dan mau melakukan ide-ide baru. penduduk dan juga berperan penting dalam
Namun kurangnya partisipasi dan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan
keingintahuan masyarakat di daerah Pondok memberikan pemahaman terhadap masyarakat
Gede dalam pentingnya serta pelaksanaan tentang keluarga berencana. Namun masih
penyuluhan KB nyatanya menjadi suatu kurang saja penyuluh KB dalam pelaksanaanya
permasalahan yang harus diselesaikan oleh mengenai pengelola pelaksanaan kegiatan
pihak UPTD. Karena adanya permasalahan program KB, peran penyuluh KB cukup baik
tersebut masyarakat kurang pemahaman mengenai hal pemberdayaan keluarga dan
mengenai pentingnya Program KB yang masyarakat dalam pelaksanaan program KB.
sebenarnya sangat bermanfaat bagi diri mereka Selain itu penelitian ini berfokuskan mengenai
sendiri, dengan mengetahui program KB kita pengelola pelaksana program kb, partisipasi
dapat mengetahui bagaimana cara hidup sehat masyarakat dalam program kb,
antara suami istri. Selain kurangnya partisipasi mengembangkan kemitraan dalam program
masyarakat dalam kegiatan penyuluhan kb, dan faktor pemghambat dalam peran
program KB, permasalahan lainnya mengenai penyuluh keluarga berencana (PKB) dalam
kurangnya tenaga penyuluh keluarga pengendalian pertumbuhan penduduk.
berencana yang mengakibatkan proses Penelitian lain dilakukan oleh Arief Rizki,
penyuluhan kurang berjalan dengan baik serta dkk (2015) yang berjudul “Peran Penyuluh
proses pendataan masyarakatnya sedikit Keluarga Berencana di Kecamatan Kasemen,
terhambat, tetapi jika tenaga penyuluh Kota Serang.” Peneliti menyimpulkan bahwa
ditambah lagi kegiatan penyuluhan akan lebih peran PKB sebagai pengelola, penggerak,
baik lagi dan menyeluruh. Pendanaan yang memberdayakan kepada masyarakat tentang
diberikan oleh DPPKB untuk UPTD demi pelaksanaan program KB masih sangat
memfasilitasi proses pendataanya ternyata diperlukan apalagi di kota-kota terpencil dan
kurang oleh sebab itu UPTD memakai uang kas kurangnya tenaga PKB di daerah tersebut
pribadi untuk menambah kekurangan yang menjadi salah satu permasalahan yang harus
ada. Dalam kegiatan penyuluhan PLKB lebih diselesaikan. PKB juga dituntut untuk memiliki
banyak menggunakan metode pendekatan ilmu psiklogis, berjiwa kepemimpinan, berjiwa
kelompok perihal faktor pendorong efektivitas luwes sehingga dapat merangkul masyarakat di
penyuluhan yang membutuhkan ruangan yang Kecamatan Kasemen yang sebagian
luas agar masyarakat dapat mengikuti masyarakatnya agamis untuk ikut KB agar
penyuluhan KB namun kurangnya fasilitas program KB ini tidak dinilai menakutkan. Hasil
yang ada membuat kegiatan penyuluhan lain yang didapatkan dalam penelitian ini
kurang maksimal. Selanjutnya, Sarana dan adalah PKB masih kurang maksimal dalam
prasarananya pun disetiap Kelurahan di menggembangkan kemitraan dari berbagai
Kecamatan Pondok Gede kurang memadai pihak dalam pelaksanaan program KB, maka
untuk melaksanakan proses penyuluhan, oleh dari itu sangat diperlukannya kerja sama antara
sebab itu UPTD berharap pemerintah mau PKB dengan Pos KB dan Sub KB dalam
lebih peduli terhadap sarana dan prasarana melakukan sosialiasi program KB disetiap
yang ada agar program yang dibuat pemerintah Kelurahan. Selain itu PKB sudah melakukan
tersebut berajalan sesuai rencana yang ada. beberapa peran diantaranya: mengelola,
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh menggerakkan, memberdayakan masyarakat
Annisa Nurmahdalena (2016) dengan judul atau keluarga dan melakukan kemitraan tetapi
“Peran Penyuluh Keluarga Berencana (KB) masih belum maksimal.
Dalam Mengendalikan Pertumbuhan

Copyright © 2022, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 1 (6), Maret 2022 – 43
Anggi Arfianisa, Sutarjo, Dadang Danugiri

Berdasarkan latar belakang diatas diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu
penelitian ini ingin mendeskripsikan tentang selanjutnya, sehingga jumlah sampel semakin
upaya penyuluhan dan bentuk-bentuk banyak atau sesuai sampel yang diinginkan
partisipasi masyarakat dalam program keluarga peneliti.” Subjek yang akan diteliti pada
berencana (KB) sebagai fokus utama penelitian penelitian ini terdiri dari 5 (lima) orang yaitu 2
dengan judul Upaya Penyuluhan Program orang dari pihak PLKB dan 3 orang dari pihak
Keluarga Berencana Dengan Pendekatan Kader.
Andragogi di UPTD PPKB Pondok Gede. Dari Pada penelitian kualitatif teknik
latar belakang dan judul di atas maka pengumpulan data dilakukan pada setting
didapatkan rumusan masalah ialah bagaimana alamiah (natural setting), sumber data primer
upaya penyuluhan program keluarga dan sumber data sekunder, (Sugiyono,
berencana (KB) dengan pendekatan andragogi 2019:296). Oleh sebab itu teknik pengumpulan
di UPTD PPKB Pondok Gede. data dilakukan dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
METODE Adapun instrumen yang digunakan dalam
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian ini yaitu pedoman observasi,
kualitatif dengan metode desktiptif kualitatif. pedoman wawancara dan pedoman
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dokumentasi. Suharsimi Arikunto..(2010:265)
penelitian ini diharapkan dapat mengetahui menyatakan bahwa “Instrumen penelitian
dan mendeskripsikan suatu gambaran yang adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
jelas mengenai permasalahan dan data tentang oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya
upaya penyuluhan program keluarga untuk mengumpulkan data agar kegiatan
berencana (KB) di UPTD PPKB Pondok Gede. tersebut lebih mudah dan hasilnya lebih baik
Adapun Metode tersebut di nilai cocok untuk serta menjadi sistematis.” Oleh sebab itu
menggambarkan kondisi di lapangan yang instrumen penelitian ini diharapkan dapat
kemudian dipahami secara seksama hingga mempermudah peneliti dalam memperoleh
didapatkan hasil temuan data yang sesuai data.
dengan tujuan penelitian yaitu untuk Teknik analisis data merupakan proses
mendeskripsikan upaya penyuluhan program penyederhanaan data atau informasi yang
keluarga berencana (KB) dengan pendekatan diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan
andragogi di UPTD PPKB Pondok Gede. Waktu dokumentasi selama dilapangan. Analisis yang
penelitian dilakukan selama 1,5 bulan yang digunakan dengan membagi langkah-langkah
bertempat di Jalan Ratna No. 20 Rt 002/Rw. 01 sebagai berikut: (1) Pengumpulan data. Pada
Jatibening, Pondok Gede, Bekasi. pengumpulan data peneliti akan mengolah
Subjek penelitian adalah memberi data yang diperoleh dari hasil observasi,
batasan kepada subjek penelitian sebagai wawancara, dan dokumentasi yang nantinya
benda, atau orang yang memiliki data variabel akan dicatat dalam catatan lapangan yang
penelitian yang dipermasalahkan, (Suharsimi terdiri dari dua aspek yaitu deskripsi dan
Arikonto, 2016:26). Pada penelitian kualitatif refleksi. (2) Reduksi data. Pada proses reduksi
teknik pengambilan subjek dilakukan dengan data peneliti akan merangkum data yang sudah
menggunakan teknik snowball sampling. dikumpulkan pada proses pengumpulan data
Menurut Sugiyono (2019:134) “Teknik snowball yang meliputi dari hasil observasi, wawancara
sampling adalah teknik penentuan sampel yang dan dokumentasi. (3) Display data. Hasil data
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian yang sudah di rangkum pada proses reduksi
membesar. Ibarat bola salju yang data akan disajikan pada proses display data.
menggelinding yang lama-lama menjadi besar. (4) Kesimpulan atau Verifikasi yaitu proses
Dalam penentuan sampel, dipilih satu atau dua penarikan kesimpulan dan pengecekan
orang, namun jika data ke dua orang ini belum, kembali data yang sudah dikumpulkan. Apakah
maka peneliti akan mencari orang lain yang data tersebut sudah lengkap atau masih
lebih memahami infomasi yang ingin diketahui kurang.
oleh peneliti dan dapat melengkapi data yang

Copyright © 2022, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 1 (6), Maret 2022 – 44
Anggi Arfianisa, Sutarjo, Dadang Danugiri

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil wawancara dengan kelima


UPTD PPKB Pondok Gede merupakan responden yaitu dari PLKB dan Kader peneliti
salah satu lembaga yang berfokus menangani mendapatkan jawaban dari setiap indikator
kegiatan Program Keluarga Berencana di dan menghasilkan jawaban yang beragam
bawah naungan lembaga Dinas Pengendalian namun tetap menjadi satu-kesatuan.
Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) 2. Tujuan Penyuluhan
Kota Bekasi. Kegiatan tersebut merupakan Penyuluhan merupakan proses
salah satu kegiatan dari beberapa kegiatan yang penyebarluasan informasi dengan tujuan agar
ada di UPTD. UPTD PPKB Pondok Gede atau masyarakat bisa memperoleh informasi seluas-
yang lebih dikenal dengan sebutan Balai KB luas nya tentang penyuluhan program KB.
sudah dibangun sejak tahun 2014. Yang terdiri Menurut kelima responden, tujuan penyuluhan
dari 6 (enam) orang yaitu ketua dan 5 (lima) yaitu untuk mengetahui cara penggunaan KB,
PLKB tiap Kelurahan yang ada di Kecamatan mengenal macam-macam KB, menambah
Pondok Gede. Berikut ini adalah visi, misi dan pengetahuan keluarga, pasangan usia subur
tujuan UPTD PPKB Pondok Gede. (PUS) tentang pentingnya program
1. Visi UPTD PPKB Pondok Gede: Terbentuk penyuluhan KB sehingga memiliki sikap positif
Keluarga Bahagia dan Sejahtera. yang ditandai dengan penerimaan masyarakat
2. Misi serta Tujuan di dirikan UPTD PPKB terhadap program KB tersebut.
Pondok Gede 3. Faktor Pendorong Efektivitas
a. Mengatur, Mengendalikan Penyuluhan
Pertumbuhan Penduduk Seimbang; Indikator kedua yakni faktor pendorong
b. Meningkatkan Ketahanan dan efektivitas penyuluhan dalam kegiatan
Kesejahteraan Keluarga; program keluarga berencana. Menurut 2
c. Meningkatkan Pengelolaan Potensi responden yaitu PLKB, faktor pendorong
efektivitas memiliki 3 metode pendekatan yang
Keluarga;
dapat digunakan dalam proses penyuluhan
d. Meningkatkan dukungan managemen yaitu metode berdasarkan pendekatan
yang handal dalam Pengendalian perorangan, metode berdasarkan pendekatan
Penduduk, Ketahanan Keluarga dan kelompok dan metode berdasarkan
Keluarga Berencana. pendekatan massal. Namun UPTD PPKB lebih
memilih menggunakan metode pendekatan
Selain menangani tentang program kelompok, dengan memilih metode tersebut
keluarga berencana, UPTD PPKB Pondok Gede dimaksudkan agar kegiatan penyuluhan
juga menangani tentang stunting bagi ibu dan terlaksana secara efektif.
anak, pembinaan kepada pengurus kampung 4. Bentuk-Bentuk Penyuluhan
KB, pembinaan poktan tribina, pembinaan Indikator ketiga yakni bentuk penyuluhan
kerja kepada PLKB atau PPKBD dan sub PPKBD program KB. Ada 3 bentuk penyuluhan yang
se-Kecamatan Pondok Gede. dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan
A. Upaya Penyuluhan Program KB Dengan yakni bentuk KIE perorangan, KIE kelompok
Pendekatan Andragogi di UPTD PPKB dan KIE media massa. KIE adalah komunikasi,
Pondok Gede informasi, dan edukasi. Namun untuk kegiatan
penyuluhan KB, UPTD lebih memilih KIE
Berdasarkan hasl penelitian yang telah kelompok dimana PLKB akan mengumpulkan
dilakukan, upaya penyuluhan program KB masyarakat atau perwakilan kader dalam satu
dengan pendekatan andragogi meliputi ruangan yang selanjutkan akan diberi
indikator sebagai berikut: pengetahuan serta pemahaman tentang
1. Tujuan penyuluhan program KB.
2. Faktor pendorong efektivitas penyuluhan 5. Macam-Macam KB
3. Bentuk-bentuk penyuluhan Kontrasepsi adalah suatu cara atau alat
4. Macam-macam KB yang dapat digunakan untuk menunda
kehamilan maupun mencegah kehamilan.
Copyright © 2022, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 1 (6), Maret 2022 – 45
Anggi Arfianisa, Sutarjo, Dadang Danugiri

Maka karena itu banyak macam-macam KB dalamnya memiliki tujuan untuk


yang boleh digunakan masyarakat. Dari hasil meningkatkan peran serta kepedulian
wawancara kelima responden penggunaan permasalahan masyarakat dan membawa
jenis KB suntik dan pil lebih banyak digunakan masyarakat ke arah lebih mau, sejahtera dan
oleh masyarakat, salah satunya di daerah ihsan dalam rangka mewujudkan keluarga kecil
Jatibening tetapi ada juga yang sudah tidak KB yang berkualitas. Juga memiliki visi “sehat,
lagi dan memilih untuk MOW (Metode aman, nyaman, tentram, rapih, dan indah.”
Operasi Wanita) yaitu metode kontrasepsi 2. Media Yang Digunakan
dengan cara melakukan operasi mengikat atau Partisipasi masyarakat dalam penyuluhan
memotong kedua saluran indung telur, metode tentunya tidak jauh dari media-media yang
ini sangat efektif dan berlangsung seumur mendukung terjadinya partisipasi. Dari hasil
hidup dan rata-rata yang menggunakan wawancara kelima responden, media yang
metode ini berusia 50 tahun keatas. digunakan dalam kegiatan penyuluhan
program
1. TKB kepada msyarakat yaitu dengan
B. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat media lembar balik, buku panduan, alat peraga,
Dalam Upaya Penyuluhan Program dan aplikasi BKKBN (aplikasi silili dan aplikasi
Keluarga Berencana. skata). Dengan media yang ada diharapkan
Partisipasi masyarakat ialah keterlibatan masyarakat lebih memahami akan pentingnya
masyarakat dalam pembangunan diri, mengikuti program KB. Adanya media
kehidupan dan lingkungan mereka. Kekuatan memberikan manfaat tersendiri bagi kader
partisipasi masyarakat terletak sejauh mana maupun calon akseptor karena dengan media
masyarakat mau terlibat dalam suatu kegiatan, akan menambah pengetahuan dan informasi
salah satunya kegiatan penyuluhan yang di yang dapat dilakukan dalam keluarga.
adakan di UPTD PPKB Pondok Gede dalam 3. Dukungan Dari Pihak Luar
mengurangi angka kelahiran anak. Indikator selanjutnya yaitu dukungan dari
Berdasarkan hasl penelitian yang telah pihak luar. Dari hasil wawancara dengan
dilakukan, bentuk partisipasi masyarakat kelima responden, mereka menjawab bahwa
dalam program KB meliputi indikator sebagai partisipasi masyarakat tidak jauh dari
berikut: dukungan pihak terkait yaitu dari pihak RT,
RW, Lurah, Kader posyandu, tokoh agama, Pos
1. Bentuk Partisipasi KB, Pemerintah, dan masyarakat setempat
Menurut Cohen dan Uphoff (1977:58) ada karena tanpa dukungan mereka partisipasi
4 bentuk partisipasi yang dapat digunakan tersebut tidak akan maksimal dan tidak sesuai
dalam kegiatan program KB yaitu (1) Partisipasi harapan. Dukungan tersebut sangat
dalam membuat keputusan, (2) Partisipasi diharapkan bagi lembaga agar dapat
dalam kegiatan operasional, (3) Partisipsi menjangkau penyuluhan program KB kelapisan
dalam memperoleh manfaat, dan (4) Partisipasi masyarakat.
dalam kegiatan evaluasi, tetapi bentuk 4. Pembagian Tugas
partisipasi yang digunakan adalah partisipasi Dari hasil wawancara diperoleh jawaban
dalam memperoleh manfaat dan partisipasi yang beragam. Salah satunya menurut PLKB
dalam kegiatan operasional. Dalam hal ini (responden 1) menjelaskan bahwa pembagian
kader ikut berperan aktif berpartisipasi tugas dilakukan oleh pos KB Desa atau
membantu PLKB dalam setiap penyuluhan Kelurahan, disetiap RW di Kecamatan Pondok
kepada masyarakat dan memperoleh manfaat Gede terdapat sub pos kb dan di RT bagi
dari kegiatan tersebut. Partisipasi masyrakat kemballi menjadi kelompok Kader yang
tentunya sangat membantu pihak PLKB dalam tugasnya mengajak calon akseptor atau
menjalankan semua kegiatan yang sudah masyarakat mengikuti program KB. Dengan
dibuat, salah satunya kegiatan penyuluhan pembagian tugas diharapkan dapat membantu
program keluarga berencana. Kader juga ikut PLKB dalam menyerluaskan penyuluhan
berpartisipasi dalam kegiatan operasional yaitu program KB.
dengan mengurus kampung KB dimana di
Copyright © 2022, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 1 (6), Maret 2022 – 46
Anggi Arfianisa, Sutarjo, Dadang Danugiri

PEMBAHASAN panjang karena tidak dilakukan tiap bulan dan


Berdasarkan hasil observasi, wawancara dapat digunakan dalam jangka waktu yang
dan dokumentasi yang telah peneliti lakukan lama.
selama penelitian. Didapatkan hasil bahwa Informasi yang diperoleh dari hasil
Upaya penyuluhan program keluarga wawancara, observasi dan dokumentasi. Kader
berencana di UPTD PPKB Pondok Gede sudah juga ikut berpartisipasi dalam upaya
cukup efektif karena tiap kader sudah dibekali penyuluhan program keluarga berencana yang
pengetahuan tentang KB dan sebagian sudah dibuat oleh pemerintah yaitu dengan
masyarakat mau ikut berpartisipasi terhadap berperan aktif membantu PLKB dalam setiap
program tersebut. Tiap kader atau akseptor kegiatan penyuluhan program KB kepada
sudah diberikan pengarahan yaitu berupa masyarakat atau PUS (Pasangan Usia Subur)
lembar balik dan alat peraga yang berisikan yang terdapat disetiap RT. Bentuk partisipasi
informasi tentang macam-macam KB serta kader juga dapat dilakukan saat kegiatan
kegunaannya. Bentuk-bentuk penyuluhan posyandu dilaksanakan, perkumpulan arisan
terdiri dari 3 jenis yaitu penyuluhan tatap tiap RT, RW dan dilakukan di dalam grup
muka, penyuluhan kelompok dan penyuluhan Whatsapp. Dengan begitu diharapkan makin
media massa. Dari hasil temuan di lapangan banyak masyarakat yang memahami serta
dalam kegiatan penyuluhan di UPTD PPKB mengetahui adanya program KB makin banyak
Pondok Gede lebih sering menggunakan pula yang ikut untuk menggunakan KB.
bentuk penyuluhan kelompok, yaitu dengan Indikator selanjutnya adalah media yang
mengumpulkan tiap kader atau akseptor digunakan dalam kegiatan penyuluhan. Tiap
berkumpul bersama di Aula Kelurahan atau di kader dibekali dengan pengetahuan mengenai
Pendopo Kelurahan yang selanjutnya diberikan KB serta diberi lembar balik, buku panduan
pengetahuan serta informasi mengenai KB dan program KB, serta alat peraga yang nantinya
informasi perkembangan program KB yang dapat di aplikasikan dengan para calon
sudah berjalan selama ini. Untuk bentuk akseptor atau calon penerima KB. BKKBN juga
penyuluhan tatap muka biasanya dilakukan memiliki aplikasi guna mendukung adanya
oleh kader yang sebelumnya sudah diberikan program keluarga berencana, aplikasi tersebut
arahan, selanjutkan kader tersebut berkunjung bernama Silili dan Skata yang dapat diakses
ke tiap rumah atau mengumpulkan beberapa dengan syarat tertentu. Dengan adanya media
calon akseptor yang selanjutkan kader tersebut berharap masyarakat akan lebih
memberikan penyuluhan mengenai program memahami dan percaya untuk mau
KB. Hal tersebut dapat dipahami bahwa menggunakan KB.
pengembangan manusia dapat dilakukan Adanya program keluarga berencana tidak
melalui pendidikan (Sujarwo, et.al, 2022) terlepas dari dukungan berbagai pihak yaitu
Menurut hasil wawancara, observasi, dan dukungan dari pihak RT, RW, Camat, Lurah,
dokumentasi, jenis-jenis program KB untuk PLKB, kader posyandu tokoh agama serta
saat ini sudah cukup banyak, masyarakat masyarakat itu sendiri. Karena tanpa dukungan
cenderung menggunakan jenis KB jangka dari berbagai pihak program keluarga
pendek yaitu dengan menggunakan jenis KB berencana tidak dapat berjalan dengan lancar
suntik jangka 1 bulan atau suntik jangka 3 bulan dan tidak mencapai target yang seharusnya dan
dan KB jenis pil. Menurut para akseptor jenis program yang sudah diusung oleh pemerintah
KB tersebut tergolong murah dan mudah tidak berjalan dengan baik, maka sebab itu
digunakan daripada jenis KB jangka panjang perlunya dukungan tersebut guna
yaitu IUD atau Implan yang cenderung agak merealisasikan salah satu program Pemerintah.
sedikit mahal. Untuk efek samping itu sendiri Pembagian tugas dalam partisipasi masyarakat
berbeda-beda tiap kader saat menggunkannya, juga dilakukan dalam upaya penyuluhan dan
namun untuk KB jangka pendek efek sudah cukup baik. Pembagian tugas yaitu Pos
sampingnya tidak terlalu memberatkan KB desa atau kelurahan akan membagi tugas
daripada KB jangka panjang, namun PLKB nya kepada Sub Pos KB yang terdapat di setiap
selalu merekomendasikan jenis KB jangka RW yang selanjutnya dibagi kelompok akseptor

Copyright © 2022, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 1 (6), Maret 2022 – 47
Anggi Arfianisa, Sutarjo, Dadang Danugiri

yang ada di RT yang nantinya mereka bertugas Partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan
untuk mencari masayarakat untuk mau ikut masyarakat dalam pembangunan diri,
menggunakan KB dalam meningkatkan kehidupan dan lingkungan mereka.
program pemerintah. Keterlibatan kader dalam bentuk partisipasi
Perilaku masyarakat menjadi salah satu hal nyatanya membantu PLKB dalam kegiatan
yang mempengaruhi ketidakseimbangan penyuluhan ke masyarakat. Dengan dibekali
kehidupan (Sugito, et.al, 2021). Dengan informasi berupa lembar balik, buku panduan
menggunakan pendekatan andragogi selama penyuluhan program KB, alat peraga dan
proses penelitian yaitu peneliti dengan aplikasi BKKBN diharapkan kader mampu
responden yang berstatus dewasa, bersama- untuk membantu PLKB dalam upaya
sama melakukan suatu proses belajar dengan penyuluhan KB dan mengajak calon akseptor
tujuan mencapai perubahan pada nilai, untuk mau menggunakan alat KB.
pengetahuan serta menambah informasi dan
wawasan. Responden pun sudah memenuhi DAFTAR PUSTAKA
semua aspek andragogi yaitu aspek biologis, Ayu Nurchinta, D. T. (2003). Penerapan Model
aspek psikologis dan aspek sosiologi dimana Pembelajaran Andragogi Untuk
semua aspek tersebut berpengaruh kepada Meningkatkan Hasil Mata Diklat
kehidupan sehari-hari serta kegiatan yang Pemetaan Keluarga Sejahtera Di
sedang dilakukan. Bidang Pelatihan Dan Pengembangan
Bkkbn Provinsi Jawa Timur.
SIMPULAN http://sidiquintana.blogspot.com/201
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah 6/07/keaktifan-belajar siswa.html
dilaksanakan dan dianalisis, maka peneliti Badan Kependudukan. (2017). Aman dan
mendapatkan hasil bahwa, upaya penyuluhan Sehat Menggunakan Kontrasepsi,
program keluarga berencana (KB) dengan Jakarta. BKKBN
pendekatan andragogi di UPTD PPKB Pondok Indonesia, R. (2009). Undang-Undang No. 52
Gede sudah cukup efektif. Menggunakan aspek Tahun 2009 tentang Perkembangan
andragogi yaitu biologis, psikologis, dan Kependudukan dan Pembangunan
sosiologis. Dalam setiap kegiatan penyuluhan Keluarga. Lembaran Negara RI.
UPTD PPKB memilih menggunakan bentuk Lunandi, A. G. (1981). Pendidikan orang
penyuluhan secara kelompok guna menghemat dewasa: Sebuah uraian praktis untuk
biaya dan tenaga, namun dengan dibatasi pembimbing, penatar, pelatih dan
jumlah masyarakat yang hadir maka dari itu penyuluh lapangan. Gramedia.
kurangnya penyampaian informasi yang Malik, H. K. (2008). Teori Belajar Andragogi
seharusnya disampaikan pada masyarakat. dan Aplikasinya dalam Pembelajaran.
Kurangnya jumlah tenaga penyuluh KB juga Jurnal Inovasi, 5(2), 1–16.
mengakibatkan kurang maksimalnya proses ejurnal.ung.ac.id
kegiatan penyuluhan, seharusnya lembaga Miftah, R. K., & Huda, N. (2019). Peran Dinas
menambah jumlah tenaga penyuluh KB yang Pengendalian Penduduk, keluarga
memenuhi kriteria agar setiap kegiatan yang Berencana, Pemberdayaan Perempuan
ada tidak membebani satu orang saja tetapi dan Perlindungan Anak(DPPKBP3A)
sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Kabupaten Sukoharjo Dalam
Program penyuluhan KB sangat gencar memberikan Perlindungan Hak Anak
dilakukan guna mengurangi angka kelahiran Pasca Perceraian Perspektif Hukum
dan memperbaiki perkembangan dan keluarga di Indonesia. (Doctoral
perekonomian di Indonesia serta mengurangi dissertation, IAIN Surakarta)
angka kemiskinan dan melantarkan anak. Moleong, Lexy. (2017). Metodologi Penelitian
Partisipasi masyarakat pun sangat diharapkan Kualitatif. Bandung: PT Remaja
dalam kegiatan penyuluhan karena dalam Rosdakarya.
membantu program Pemerintah untuk Nurmahdalena, A. (2016). Peran Penyuluh
merealisasikan visi “dua anak cukup”. Keluarga Berencana (PKB) Dalam

Copyright © 2022, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 1 (6), Maret 2022 – 48
Anggi Arfianisa, Sutarjo, Dadang Danugiri

Pengendalian Pertumbuhan Sugiyono. P (2019). Metode Penelitian


Penduduk Di Kelurahan Sungai Dama Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Ecamatan Samarinda Ilir. Bandung: Alfabeta.
Pertiwi, M. I., Meilani, N., & Retnaningsih, M. Sugito, S., Fauziah, P. Y., Tristanti, T.,
I. P. (2019). Hubungan Penggunaan Kusumawardani, E., Santi, F. U., &
Alat Kontasepsi Hormonal Dengan Dewi, A. A. (2021). Entrepreneurial
Peningkatan Tekanan Darah di Motivation Through Creative
Wilayah Kerja Puskesmas Semanu II Economy for Assisted
Kabupaten Gunung Kidul. (Doctoral Residents. Journal of Nonformal
dissertation, Poltekkes Kemenkes Education and Community
Yogyakarta). Empowerment.
Rizki, A., Winangsih, R., & Praceka, P. A. Sujarwo, S., Tristanti, T., & Kusumawardani,
(2015). Peran Penyuluh Kelauraga E. (2022). Digital literacy model to
Berencana (PKB) di Kecamatan empower women using community-
Kasemen, Kota Serang..(Studi Kasus based education approach. World
pada Penyuluh KB dalam kegiatan Journal on Educational Technology:
Penyuluhan dan Current Issues, 14(1), 175-188.
Konseling) (Doctoral dissertation, Sujarweni, V. Wiratna (2014). Metodologi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa). Penelitian: Lengkap, Praktis, dan
Ruslaini, R. and Avisha, A. (2020). Peran Mudah Dipahami. Yogyakarta:
Penyuluh Dalam Menyebarluaskan Pustaka Baru Press.
Informasi Keluarga Berencana Di U. U. No (10). Tahun 1992 tentang
Aceh Besar. Jurnal Geuthèë: Penelitian perkembangan kependudukan dan
Multidisiplin, 03(03), 509–518. pembangunan keluarga
Sari, H. F. (2015). Hubungan Penggunaan dan sejahtera. Undang Undang
lama penggunaan jenis kontrasepsi Nomor, 52.
hormonal dengan kejadian keputihan V. M. buyanov. (1967). Safe and Healthy
pada akseptor keluarga berencana di Using Contraception. Angewandte
wilayah kerja puskesmas kartasura Chemie International Edition, 6(11),
sukoharjo (Doctoral dissertation, 951–952.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Setiana, Lucie (2005). Teknik Peyuluham dam
Pemberdayaan masyarakat. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Copyright © 2022, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah

Anda mungkin juga menyukai